Lentera Banggai edisi 2 tahun 2014

Page 1

LENTERA |16

Celoteh Anaka

MENCEGAH GEMPA (cerita di SDN Trans Batui 5)

Murid B : “Belanga, Bu.” Guru : berpikir sejenak, belanga itu kan tempat untuk memasak. “Kenapa belanga, Nak?” Murid B : “Kan belanganya sudah rusak, Bu.”

Newsletter Pengajar Muda Banggai

Edisi 2/Tahun 2014

LENTERA

UANG PAPAK DIPEGANG MAMAK! ☺ (cerita di SD Inpres Moilong) Di tengah pelajaran IPS, saya tengah menerangkan dan mencoba menanamkan tentang pentingnya menghargai uang. Guru Murid Murid A Guru Murid A

: “Anak-anak gempa bisa dicegah tidak?” : hening seketika : (dengan bersemangat) “Saya tahu Bu, bisa!” : “Bisa? Bagaimana, Nak?” : “Dengan berdoa, Bu.” *lalu ia senyum dengan polosnya

TEMPAT SAMPAH DI RUMAH (cerita di SDN Trans Batui 5) Guru

: “Anak-anak kalau membuang sampah di mana?” Murid : (serempak) “Di tempat sampah, Bu.” Guru : “Nah, kalau di rumah kalian ada tempat sampah tidak?” Murid : Sebagian menjawab ada, sebagian lainnya tidak. Guru : “Kira-kira kalau di rumah tidak ada tempat sampah, apa yang bisa kita jadikan tempat sampah ya?”

: “Anak-anak, kalau di rumah, misalnya kalian minta uang sama papak, biasanya langsung dikasih tidak?” Murid : “Tidak, Enci!” *Bagus, tepat sasaran pertanyaan saya Saya : “Kira-kira kenapa ya, uangnya tidak langsung dikasih?” Rahmat : “Karena cari uang itu susah, Enci!” Saya : “Jawaban yang bagus sekali, Rahmat. Coba ada yang mau memberi Enci pendapat lain?” Afdal : (dengan muka serius) “Karena cari uang itu nyawa taruhannya, Nci! “ Saya : “Waw, betul yaah. Beberapa pekerjaan orang tua kita bahkan sampai mempertaruhkan nyawa untuk mencari uang untuk keluarganya. Ada yang punya pendapat lain?” Dallo : “Karena uang papak dipegang sama mamak, Nci! Makanya tidak dikasih.”

KELAS INSPIRASI

Tentang Indonesia Mengajar

Iuran Publik Indonesia Mengajar

Saya

Cuti Sehari, Seumur Hidup Menginspirasi

(hal. 2) Tajuk Rencana Pendidikan Untuk Semua: Catatan Tentang ABK di Banggai (hal. 6)

Pertama kali saya menginjakkan kaki untuk mengajar di Pulau Tembang, sebuah pertanyaan yang sangat sederhana saya lontarkan pada murid-murid saya di kelas III. “Anak-anak, coba ceritakan citacita kalian!” Tangan-tangan mungil bermunculan di udara. Mereka dengan antusias menjawab.

Liputan Fandy, Murid SMP 4 Toili, Belajar Toleransi Lewat Pertukaran Pelajar (hal. 8)

Anak pertama dengan semangat berkata, “Saya ingin jadi nelayan, Pak!” Giliran anak kedua menjawab, “Saya ingin jadi pemanah ikan, Pak!”

Profil

Krisyana, si Jago Sains dari Bualemo

Lalu anak ketiga menjawab tak kalah semangatnya, “Kalau saya mau jadi pencari ikan, Pak!”

(hal. 12)

Cerita PM

Merekam Jejak UN di Sekolahku (hal. 14)

Saya terkesima. Sesungguhnya tak ada yang salah dengan menjadi nelayan. Nyatanya, anak-anak di pulau ini memang berkutat dengan pekerjaan melaut seumur hidup mereka. Ayah mereka, kakek mereka, buyut mereka, dan generasi sebelumnya, semua berprofesi sebagai nelayan. Tak heran bila nelayan adalah satu-satunya profesi yang mereka kenal.


Tentang Indonesia Mengajara

LENTERA | 2

LENTERA |15

Cerita PM

IURAN PUBLIK INDONESIA MENGAJAR

•

Mengajarkan

siswa

untuk

mengatur

waktu

mereka. Persiapan ujian tidak bisa dimulai H-1 atau yang biasa dikenal dengan sistem kebut semalam. Banyak sekali materi yang diujikan sehingga siswa mesti bersiap belajar lebih awal, tentunya dengan bimbingan guru di sekolah. •

Mengajarkan siswa untuk bekerja keras. Apa yang mereka usahakan, maka itu pula yang akan mereka tuai. Siswa belajar untuk menimbang dampak sebelum terjadi. Jika ingin berhasil melewati tantangan ujian maka harus semangat belajar. Teringat kembali saat saya sekolah dulu, menjelang ujian adalah masa-masa paling sibuk

____________________

untuk belajar tambahan di sekolah dan latihan

Sumber foto: indonesiamengajar.org

mengerjakan soal bersama teman. Sudah cukup

REDAKSI Indonesia Mengajar percaya bahwa kontribusi masyarakat adalah salah satu pilar penting bagi sebuah gerakan publik. Kontribusi iuran masyarakat yang signifikan menunjukkan bahwa sebuah gerakan memang dipercaya oleh publik secara luas untuk mengemban dan mengejar sebuah misi dan cita-cita bangsa. Seiring pergerakan Indonesia Mengajar yang hampir memasuki tahun kelima, gerakan ini menjadi semakin kaya dengan banyaknya orang yang semakin turut terlibat dengan memberikan iuran (kontribusinya) masingmasing. Hal ini menunjukkan bahwa semakin banyak orang yang percaya bahwa mendidik adalah kewajiban orang terdidik, bahwa berhenti mengeluh tidaklah cukup, bahwa hanya berkata-kata indah dengan penuh semangat juga tidak akan pernah cukup untuk mengubah masa depan bangsa ini. Bagi kami para Pengajar Muda kami, mengambil peran untuk mendedikasikan diri selama setahun sebagai tenaga pengajar di daerah. Lalu bagaimana dengan peran-peran yang lain?

keraskah usaha saya untuk belajar? Sudah berapa banyak soal yang bisa saya kerjakan? Materi apa

Editor: Ade Sri Rahayu

yang belum saya kuasai? Bagaimana caranya ya mengejar materi yang tertinggal itu? Pak Tasmin, Kepala Sekolah SDN Transbatui 5

Kontributor: Fransisca C Ade Sri Rahayu Ade Susilo Rahayu Pratiwi Ahmad Frenki Eva Bachtiar

•

Nilai ujian adalah salah satu parameter yang bisa digunakan sekolah untuk mengetahui kualitas

Di samping itu, beliau berpendapat bahwa kejujuran

seluruh komponen sekolah. Evaluasi menjadi

dalam pelaksanaan ujian menjadi penting karena

penting dilakukan untuk mendesain program

nilai hasil ujian akan terus siswa bawa di tiap jenjang

sekolah agar terus terjadi perbaikan positif di

karier dalam hidupnya. Di sinilah guru memegang

tahun berikutnya. Ingin kualitas lulusan sekolah

peranan

yang seperti apa? Maka program seperti apa

penting

untuk

memastikan

kejujuran

yang sesuai untuk mencapai target tersebut? dan

Tata Letak: Eva Bachtiar

diterapkan.

Kontak redaksi: lentera.banggai @gmail.com

Berkaca dari peristiwa tersebut, ada beberapa hal

skala lebih luas, pembenahan kualitas pendidikan

yang dapat kita jadikan pembelajaran bersama.

merupakan

sebagainya. Hal tersebut merupakan pekerjaan besar bagi para guru dan kepala sekolah. Dalam dari

pembenahan

kualitas

bangsa di berbagai bidang. •

Redaksi menerima kontribusi artikel & opini terkait pendidikan di Banggai

awal

Mengajarkan siswa untuk menanamkan kejujuran dalam dirinya.

Nah, itulah sekilas cerita tentang pelaksanaan UN di sekolah tempat saya bertugas. Bagaimana dengan pelaksanaan UN di sekolahmu? (ASR)


LENTERA |14

Cerita PM

MEREKAM JEJAK UN DI SEKOLAHKU Teng teng teng! Bel tanda pulang berbunyi. Tidak

dengan hari ini, karena dewan guru di sekolahku -

biasanya Bapak Kepala Sekolah mempersilahkan

SDN Trans Batui 5 akan melakukan rapat persiapan

murid-murid untuk pulang lebih cepat. Berbeda

pelaksanaan Ujian Nasional (UN).

“Budaya jujur sudah diterapkan sejak 12 tahun yang lalu dan akan terus berlanjut, dengan atau tanpa Pengajar Muda di sekolah ini. Seluruh guru dilarang kasih tunjuk ½ nomor pun pada siswa, atau saya persilahkan keluar dari ruang ujian.” Pak Kepala sekolah mengawali rapat dengan kalimat

Hari yang telah ditunggu pun tiba. Semua siswa,

pembuka yang membuat saya bangga menjadi

guru, kepala sekolah, serta pengawas melaksanaakan

bagian dari sekolah ini. Sekolah yang menghargai

tugasnya dengan baik. Pelaksanaan UN di sekolah ini

dan menanamkan nilai kejujuran dalam diri siswa.

lancar tanpa kendala berarti.

Sedini mungkin. Sebulan setelah pelaksanaan ujian, hasilnya pun “Tidak cuma di sini, tapi guru sekolah ini yang pergi

keluar. Nilai yang terpampang beragam sekali. Ada

mengawas juga harus menjunjung tinggi budaya

siswa yang berhasil meraih nilai tertinggi di semua

sekolah kita dengan tetap menghormati pimpinan di

pelajaran, ada pula siswa yang nilainya rendah sekali

tempat bertugas.” tegas Bapak Kepala Sekolah.

di beberapa mata pelajaran.

Selain itu siswa di sekolah saya tidak mengeluarkan

Meskipun begitu, Pak Kepala Sekolah menanggapi

dana apapun untuk ujian, sehingga para guru yang

bahwa berapapun nilai anak didik kita, tetap kita

siap

untuk

bangga, bangga dengan kejujuran. Namun dibalik

hal

nilai tersebut ada tugas bersama bagi seluruh dewan

pelaksanaan ujian. Nuansa kekeluargaan terasa sekali

guru untuk lebih menaruh perhatian pada kualitas

di sekolah ini.

pemahaman siswa, terutama siswa Kelas 6.

sedia

menyiapkan

bekerjasama segala

turun

kebutuhan

tangan dalam

Tentang Indonesia Mengajara

Indonesia Menyala, adalah salah satu kanal dari Gerakan Indonesia Mengajar yang memberikan akses bagi siapa saja yang ingin memberikan donasi berupa buku pelajaran dan bacaan bagi anak-anak di daerah yang dituju oleh Gerakan Indonesia Mengajar. Kanal Indonesia Menyala (indonesia-menyala.org) ini memiliki misi agar anak di seluruh Indonesia memiliki minat baca yang tinggi, selain memperoleh pengetahuan baru. Kemudian Ruang Belajar (belajar.indonesiamengajar.org), adalah salah satu kanal di website Indonesia Mengajar yang memberikan akses bagi siapa saja yang mau berbagi ilmu seputar ide dan metode belajar mengajar bagi anak usia sekolah dasar. Sedangkan bagi mereka kaum profesional di bidangnya yang juga memiliki semangat untuk berbagi cerita di depan kelas namun memiliki waktu yang terbatas, Gerakan Indonesia Mengajar juga membuka akses melalui Kelas Inspirasi ( www.kelasinspirasi.org ) yang sampai hari ini sudah berhasil menjangkau beberapa kota & kabupaten di luar Jawa. Kelas Inspirasi merupakan salah satu cara dari Indonesia Mengajar untuk membuka jalan bagi mereka masyarakat Indonesia meluangkan waktunya dalam 1 hari menjadi bagian dari semangat menginspirasi. Lalu siapa yang memberikan bantuan yang digunakan untuk menjalankan Gerakan Indonesia Mengajar sampai hari ini yang sudah memberangkatkan 8 angkatan? Kembali lagi kepada semangat Gerakan Indonesia Mengajar melalui iuran publik, Gerakan Indonesia Mengajar mengajak masyarakat selain

LENTERA | 3

upaya partisipasi di atas yakni dengan menjadi donatur (www.indonesiamengajar.org/iuran). Baik individu maupun korporat, Gerakan Indonesia Mengajar memberikan akses untuk bekerjasama agar semangat untuk menginspirasi ini terus berjalan.

Sampai saat ini, Gerakan Indonesia Mengajar berkomitmen untuk menjalin kerjasama tanpa melibatkan pihak asing dan tetap bebas kepentingan tertentu. Oleh karenanya, Gerakan Indonesia Mengajar memang berkomitmen untuk membangun Indonesia juga dari tangan-tangan masyarakat Indonesia, dan dikelola secara transparan oleh orang Indonesia pula. Agar semangat berbagi dan menginspirasi ini terus berjalan, kami mengajak Anda yang menjadi bagian dari masyarakat Indonesia untuk mengambil peran dalam pengembangan dan kemajuan pendidikan di Indonesia. Sudah siapkah Anda mengambil peran? Mari bergabung bersama 12.000 orang lainnya yang sudah menjadi bagian dari Gerakan Indonesia Mengajar untuk mengambil peran penting dalam membangun masa depan Indonesia yang lebih baik. (FC)


LENTERA | 4

Aktivitas

KELAS INSPIRASI Cuti Sehari, Seumur Hidup Menginspirasi – sambungan dari hal.1

Tapi jauh di lubuk hati terdalam, saya ingin mengenalkan dunia luas di luar sana. Membuka cakrawala anak-anak bahwa kalau mereka mau berusaha lebih keras, tak ada yang mustahil untuk mereka capai.

Harapannya sederhana, semoga cerita yang mereka dengar tersebut bisa menginspirasi anakanak ini untuk terus bersekolah, semangat belajar, dan menggapai cita-cita.

LENTERA |13

Profil

Keyakinan dan dukungan dari orangtua beserta guru

Tidak hanya tes tulis, saya juga mengikuti banyak

di sekolah menjadikan Krisyana semakin percaya diri

kegiatan

saat semifinal. Anak yang sempat dua kali maju

sains” seraya menunjukkan medali penghargaan yang

sampai

babak

OSK 2014 juga memberikan penghargaan kepada SDN

cukup mudah dan hanya ragu dengan beberapa soal

2 Bualemo berupa alat

saja.

selalu

penghargaan

harus

mengikuti OSK 2014.

belajar

dengan

giat,

lantaran bahkan

Krisyana seringkali

Keberangkatan Himran

Djawaba

A.Ma.Pd

selaku

Kepala

Sekolah

yang

bersemangat

Osin

didukung

oleh

banyak

pihak.

Mulai dari guru-guru sekolah tempat ia belajar, KUPT Dikpora

ada anak didik yang lolos sampai tingkat nasional.

Banggai. Wabup Herwin Yatim memberikan apresiasi

Hal

atas prestasi yang dicapai Osin. Beliau menyempatkan

ini

membuktikan

bahwa

dengan

terbatasnya

Bualemo

dan

juga

Dikpora

Kabupaten

sarana dan prasarana yang ada, anak–anak pelosok

bertemu

mampu bersaing dengan sekolah yang memiliki semua

bantuan sebelum keberangkatan Osin ke Jakarta. (AS)

Hal

dan

kemudahan

senada

Pendidikan

sebagai

sarana

penunjang

juga dan

diungkapkan Olahraga

oleh

KUPT

Bualemo,

Dinas

Syamsurizal

Labolo, S.Pd. KUPT Dikpora Bualemo ini mengaku sangat

bangga

karena

Krisyana

merupakan

satu–

satunya peserta dari Kabupaten Banggai yang berhasil mencapai babak Final OSK 2014 di Jakarta. Sebuah prestasi besar yang dihantarkan oleh anak pelosok Bualemo yang berbakat di bidang sains atau biasa yang lebih dikenal dengan Ilmu Pengetahuan Alam. Selama

di

Jakarta,

Osin

mengikuti

serangkaian

kegiatan. Mulai dari ujian tulis Sains Kuark hingga

Setelah sukses diselenggarakan di puluhan kota di Indonesia, kini Kelas Inspirasi perdana hadir di Banggai. Hari Inspirasi dilaksanakan hari Rabu, tanggal 10 September 2014, yang bertempat di 4 SD di Luwuk Utara, yaitu di SD Inpres Buon, SDN Kamumu, SDN Salodik, dan SDN Lenyek.

percobaan sains sebagai

sekolah

menyatakan kebanggaan tersendiri bagi para guru,

untuk berprestasi.

Maka berawal dari semangat inilah, lahir gerakan Kelas Inspirasi. Kelas Inspirasi adalah sebuah kegiatan sehari mengajar yang melibatkan para profesional, untuk menjadi guru di SD. Di satu hari yang kami sebut sebagai Hari Inspirasi ini, mereka hadir di kelas, bercerita tentang profesi mereka, memukau anak-anak, dan yang terpenting: mengajak generasi masa depan bangsa ini untuk berani bermimpi.

terhadap

diingatkan ketika waktu makan tiba.

akses

Siswa SD Inpres Buon terpukau dengan cerita Ali Sofyan

eksperimen

ia dapatkan sebagai finalis OSK 2014. Panitia Pusat

diucapkan

menceritakan

seperti

kepada

ini

ini

menyenangkan

orangtuanya bahwa soal OSK Semifinal tahun ini Hal

semifinal

yang

percobaan atau eksperimen sains. Selain itu, juga ada malam

penghargaan

Finalis

OSK

2014

di

Kebun

Wisata Pasirmukti, Bogor, Jawa Barat. Dimana pada kegiatan

ini,

Osin

bersama

pendampingnya

mengenakan pakaian adat Banggai sebagai identitas kedaerahan yang dibanggakan. Dengan

senyum

pengalamannya

manis,

selama

di

Osin Jakarta.

menceritakan “Saya

senang

sekali. Disana saya berkenalan dengan banyak teman.

langsung

dengan

Osin

dan

memberikan


LENTERA |12

Profil

KRISYANA Si Jago Sains dari Bualemo Matahari sudah terbenam

Olimpiade

di ufuk barat. Bersamaan

yang

dengan

Sains

digelar

Kuark

di

SDN

mendaratnya

Pembina Luwuk 26 April

pesawat dari Jakarta yang

2014 lalu, Krisyana, satu–

ditumpangi oleh Krisyana,

satunya yang lolos dalam

finalis

dari

Final

OSK.

telah

turut

serta

tiga

serangkaian

siswa

SD

lainnya

OSK

Banggai.

2014

Krisyana

mengikuti kegiatan

Final

Sains

Kuark

21-22

Juni

Mulya

Sulawesi

Olimpiade 2014

di

dari

pada School

orang

Tengah

Kota

Donggala

Prasetya

Business

Bersamanya dari yakni

Palu

dan

yang lolos ke

Jakarta.

(PMBS) di Cilandak Jakarta Selatan

dan

di

Santi

Kebun

Wisata Pasirmukti, Bogor,

ibunda

Jawa

akrab

Barat.

kegiatan, ditemani

Selama

Tuamadji,

Osin

–panggilan Krisyana,

menceritakan,

Krisyana oleh

Sasmita

memang

ibunda,

anaknya

seorang

Tuamadji,

buku.

Hampir

dan Kepala Sekolah SDN

waktu

yang

2

selain

Santi

Sasmita Bualemo,

Himran

Djawaba, A.Ma.Pd.

tak

ada

dilewatinya

untuk

“Sepulang

kutu

belajar.

sekolah

memilih

mengerjakan

yang terbaik setelah melewati babak penyisihan dan

pekerjaan rumah yang diberikan guru-gurunya,” ucap

semifinal di Luwuk dengan menyisihkan sekitar 22 ribu

Santi

peserta

Sebuah

meskipun Osin seorang kutu buku, namun dirinya

kebanggaan tersendiri karena Krisyana adalah siswa

tetap aktif mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, baik di

yang pertama dan satu–satunya peserta yang berhasil

internal

lolos hingga ke babak Final dari kabupaten Banggai

dilombakan oleh pemerintah setempat.

OSK

dari

seluruh

Indonesia.

saat

ditemui

sekolah

di

maupun

Luwuk.

Menurut

kegiatan

lainnya

Terdapat 13 relawan inspirator dari berbagai ragam profesi yang terlibat, antara lain marketing, penerjemah bahasa Rusia, aktivis pemerhati perempuan dan anak, pesulap, guru seni, penyiar radio, anggota DPR, pekerja sosial, petani kelapa profesional, staff komunikasi perusahaan, hingga manajer operasional. 13 inspirator ini juga berasal dari berbagai daerah, antara lain dari Jakarta, Gorontalo, Palu, Poso, dan dari Banggai sendiri. Kegiatan ini juga menggugah anggota DPR RI, Pak Murad Nasir yang turut berpartisipasi hadir menjadi relawan inspirator dan berbagi cerita tentang pengalaman masa kecilnya hingga sukses seperti sekarang ini. Di Hari Inspirasi, para inspirator mengajar anak SD dengan berbagai metode belajar kreatif yang menyenangkan. Anak-anak dan pihak sekolah juga terlihat sangat antusias menyambut baik hadirnya Kelas Inspirasi di sekolah mereka.

SDN Lenyek dengan pelepasan balon cita-cita, SDN Salodik dengan penanaman bibit pohon kelapa, dan SD Inpres Buon dengan membuat toples impian. Fikri, seorang aktivis LSM di Thailand, mengungkapkan bahwa ia memang mengajar di kelas, tapi sesungguhnya ia yang lebih banyak belajar. Asri, seorang petani kelapa profesional, juga dengan antusias berkata bahwa ia sangat senang karena dapat membuat anak-anak semakin mencintai dunia pertanian. Dalam evaluasi ini, panitia meyakini bahwa Kelas Inspirasi bisa menjadi wadah bagi semua orang dari berbagai kalangan untuk turun tangan langsung memajukan pendidikan. Harapannya, setelah Kelas Inspirasi akan banyak lagi inisiatif-inisiatif yang digalang oleh relawan untuk terlibat lebih banyak dalam dunia pendidikan. (EB)

dia

bahkan lupa makan, lebih Krisyana berhasil menjadi

LENTERA | 5

Aktivitas

ibunya,

yang

tahun ini. “Dari kelas satu sampai kelas enam dia selalu juara Krisyana merupakan salah satu dari 100 orang yang

kelas. Dia juga aktif ikut kegiatan di sekolah dan

lolos dalam Final OSK 2014. Olimpiade Sains Kuark

meraih juara,” tuturnya. Prestasi itu, diraih karena

dibagi dalam tiga level. Level satu untuk siswa kelas I

Osin tak mengenal waktu belajar, baik pelajaran di

dan II, level dua diikuti siswa SD kelas III dan IV,

sekolah maupun sekedar membaca buku. ”Jika meraih

serta level tiga diikuti anak siswa SD kelas V sampai

juara, Osin selalu meminta dibelikan buku sebagai

kelas VI. Di Kabupaten Banggai, dari 393 semifinalis

hadiah, terutama buku cerita,” ujar sang ibu.

Kegiatan ini juga didukung penuh oleh Dinas Dikpora Kab. Banggai, yaitu Haris Dayanun selaku Kepala Dinas dan Paiman Karto selaku Kepala Bidang Pendidikan Dasar, yang menyempatkan untuk hadir dan menyaksikan langsung pelaksanaan Kelas Inspirasi. Di akhir pelaksanaan, tiap sekolah menutup kegiatan dengan cara yang unik. SDN Kamumu dan Acara Pelepasan Balon Cita-cita di SDN Kamumu


LENTERA | 6

Tajuk Rencana

Galeria

PENDIDIKAN UNTUK SEMUA

LE ENTERA |11

KELAS INSPIRASI BANGGAI 10 SEPTEMBER 2014

Catatan Kecil Tentang Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) Di Banggai i Berbicara tentang ABK tak lepas dari wacana sekolah inklusi, yakni sekolah biasa yang menerima ABK di kelas normal yang materi pelajaran dan tenaga pengajarnya memang telah disesuaikan untuk ABK juga. Seiiring berjalannya waktu, wacana tersebut kemudian lebih banyak digulirkan di perkotaan yang secara infrastruktur cukup siap. Namun, kondisi di Banggai ini cukup jauh dari apa yang saya bayangkan dengan kondisi ideal. Saya mendapati data yang menyebutkan terdapat 58 ABK dari berbagai jenjang pendidikan, SD, SMP hingga SMA, yang saat ini bersekolah di SLBN Luwuk (2014). Sayangnya, selain ke-58 anak tersebut masih terdapat anak–anak lain yang juga butuh fasilitas dan perhatian khusus.

Sumber gambar: amavola.wordpress.com

Apakah Anda setuju dengan pernyataan bahwa untuk membangun sebuah negara, yang pertama-tama harus dibangun adalah manusianya? Membangun manusianya berarti melalui jalur pendidikan termasuk perangkat di dalamnya, yakni guru dan fasilitas penunjangnya. Untuk itu, saya mencoba menulusuri apa yang terjadi di lingkungan saya saat ini. Sesungguhnya pendidikan di Indonesia bukan hanya hak bagi anak–anak yang normal saja. Realita di lapangan berbicara bahwasanya, terdapat anak berkebutuhan khusus (ABK) yang juga memiliki hak yang sama untuk mengenyam pendidikan.

Kali ini, saya bertemu Mila (9). Sekilas ia tampak seperti murid normal lainnya. Ia selalu bersemangat ketika datang ke sekolah. Namun, ketika saatnya menerima pelajaran, Mila selalu merasa kesulitan meski materi yang disampaikan cukup sederhana untuk anak lain seusianya.

Ningsih menceriakan hari siswa SDN Lenyek

Penerjemah Bahasa Rusia, Renu, memperkenalkan profesinya ke murid SDN Salodik

Murad Nasir, berbagi cerita dan motivasi kepada anak-anak anak SDN Kamumu

Mila juga menemui kendala dalam calistung (baca, tulis, hitung). Semakin diperhatikan, Mila ternyata memiliki keterbatasan yaitu tidak bisa menulis tanpa meniru, dan saat diminta membaca pun suaranya terlampau lirih hingga nyaris tak bersuara. Gadis kecil ini memang sulit menerima materi pelajaran yang disampaikan meski disampaikan berkali–kali. Usut punya usut, bisa dikatakan Mila termasuk dalam kategori slow learner (lambat dalam belajar).

Andi dan Inal mengajak anak-anak anak simulasi siaran radio

Perayaan Hari Inspirasi Banggai 10 September 2014


Ruang Belajar

LENTERA |10

BERMAIN - PERPINDAHAN PANAS Macam dan pengertian perpindahan panas pada benda bisa diajarkan kepada siswa secara menarik dengan metode roleplay (drama). Saya meminta beberapa anak untuk maju kedepan kelas dan mereka akan bermain peran di sana.

Konduksi: Kata kuncinya adalah “Menular” maksudnya bahwa panas ditularkan dari partikel satu ke partikel lain tanpa perpindahan partikel itu sendiri. Beberapa anak saya minta untuk berdiri berdekatan, seorang anak yang paling dekat dengan sumber panas (api) saya minta membawa kertas bertuliskan panas, nah lama kelamaan kertas itu akan terus berpindah ke teman di sampingnya dan terus begitu hingga seluruh teman membawa kertas bertuliskan panas. Drama ini cukup menggambarkan konsep perpindahan panas secara konduksi yaitu perpindahan panas tanpa pergerakan partikel.

Radiasi: Seorang anak akan naik diatas kursi dengan membawa tulisan/gambar matahari. Disitu ia akan berperan sebagai matahari, sementara murid-murid lain yang duduk menjadi manusia yang merasakan panas. Drama ini membuat saya mudah menjelaskan bahwa panas matahari memancar secara radiasi dimana ia tidak memerlukan perantara untuk membawa Konveksi: Kata kuncinya adalah “Bergerak”. panas tersebut sampai ke bumi. Beberapa anak saya minta untuk membuat formasi mengumpul di depan kelas. Seorang anak yang dekat dengan sumber panas (api) akan membawa kertas panas, lama kelamaan anak ini akan bergerak menjauh dari sumber panas, digantikan teman yang lain, terus teman tersebut mendapat kertas panas, dia akan bergerak menjauh (dengan pola melingkar) demikian seterusnya hingga semua anak mendapat kertas bertuliskan panas. Drama ini membantu anak memahami bahwa perpindahan panas secara konveksi adalah perpindahan panas dengan pergerakan partikel. (FC)

LENTERA | 7

Tajuk Rencana

Kondisi ini membuat saya berpikir, apa yang bisa dilakukan oleh para orangtua murid dan kami para tenaga pengajar? Sebagian dari kami mungkin tidak cukup akrab dengan kondisi anak-anak yang sebenarnya membutuhkan perhatian dan perlakuan khusus saat sekolah. Bagi orangtua yang paham, muncul keengganan untuk menyekolahkan anak mereka di SLB kota Luwuk, pertimbangannya adalah soal jarak dan stigma yang akan muncul di masyarakat jika diketahui anak mereka bersekolah di SLB. Menangani ABK memang bukan perkara mudah, karena menyangkut kesiapan guru dan fasilitas penunjang yang harus diadakan untuk menunjang kelangsungan proses belajar mengajar. Terdapat berbagai klasifikasi ABK, yang masing–masing membutuhkan penanganan khusus. Materi pelajaran dan kurikulum yang diterapkan pun juga tidak sama dengan yang digunakan untuk anak–anak normal, terkait juga dengan standar nilai ketuntasan juga tak bisa disamakan dengan standar normal. Munculnya wacana sekolah biasa untuk merangkap menjadi sekolah inklusi ini adalah salah satu solusi yang ditawarkan pemerintah untuk menjangkau anak–anak berkebutuhan khusus sehingga mereka dapat bergabung dengan teman–temannya di sekolah normal. Solusi ini juga yang dirasa paling menjanjikan untuk kabupaten Banggai saat ini. Bagaimana pun anak anak seperti Mila tidak bisa terus terusan terkurung dalam sistem pendidikan yang jelas-jelas tampak kedodoran untuk mereka. Dicanangkannya sekolah biasa yang menjadi sekolah inklusi juga dimaksudkan agar mengeliminasi stigma negatif yang muncul di masyarakat atas ABK.

Sumber gambar: tholearies.blogspot.com

Orangtua merasa percaya diri untuk menyekolahkan anaknya, anak-anak yang terindikasi ABK bisa mendapatkan kesempatan untuk menerima pendidikan yang sesuai, serta anak yang normal bisa mulai belajar menghargai keterbatasan dan kelebihan para anak ABK. Melihat kondisi demikian, saya ingin mengajak semua pihak untuk bersama–sama menyikapi persoalan ini dengan bijak. Orangtua siswa tidak perlu ragu apalagi malu menceritakan kondisi anaknya jikalau dirasa anak–anaknya diharuskan menerima perlakuan khusus ketika bersekolah. Saya juga ingin mengajak masyarakat untuk menyadari kondisi ABK dan perlahan mengeliminasi stigma negatif yang muncul di masyarakat. Anak–anak ini berhak mendapatkan haknya untuk mengenyam pendidikan yang bebas dari rasa takut dan ketidakpercayaan diri. Pun dengan pihak regulator pendidikan yang saya harapkan mampu membaca situasi dan kebutuhan anak–anak istimewa ini agar mereka dapat bersekolah dengan normal seperti temantemannya yang lain. Saya berharap para pemimpin agar mampu menjangkau anak–anak di setiap sudut negeri kita tercinta. Menciptakan pendidikan Indonesia tanpa deskriminasi tentunya. Semoga cerita dari Luwuk ini memberikan secercah harapan baru bagi anak–anak spesial di Indonesia. Salam. (FC)


LENTERA | 8

Liputan

FANDY, MURID SMP 4 TOILI Belajar Toleransi Lewat Program Pertukaran Pelajar

Selama 2,5 minggu, berbagai aktivitas dijalani Fandy. Diantaranya berkunjung ke Sanggar Kesenian KunoKini untuk belajar cara memainkan alat musik tradisional, berkeliling ke Universitas Indonesia untuk melihat berbagai fakultas dan berdialog langsung dengan mahasiswa berprestasi di sana, mengenal lebih jauh budaya Indonesia di Taman Mini Indonesia Indah, serta menonton film di Teater Keong Emas. Selanjutnya Fandy dan temantemannya diajak ke Balai Kota Jakarta untuk berbincang dengan Pak Ahok, Wakil Gubernur Jakarta. Setelah itu, mereka mampir ke Gedung KPK dan berbincang dengan Abraham Samad, Ketua KPK. Pak Abraham Samad yang juga orang asli Sulawesi ini menceritakan tentang masa kecil beliau hingga masa ia menjabat sebagai Ketua KPK.

Fandy bersama pak Ahok (Wakil Gubernur DKI Jakarta) dan pak Abraham Samad (Ketua KPK)

Ada yang berbeda dari libur sekolah Fandy kali ini. Jika biasanya ia menghabiskan liburan sekolahnya dengan membantu orangtuanya bersih-bersih rumah dan halaman, kali ini siswa kelas IX SMPN 4 Toili ini mengikuti program Sabang Merauke selama 2,5 minggu. Sabang Merauke (Seribu Anak Bangsa Merantau untuk Kembali) merupakan program pertukaran pelajar antar daerah di Indonesia, dengan tujuan membuka cakrawala anak-anak Indonesia untuk memahami pentingnya pendidikan bagi masa depan dan menanamkan nilai ke-Bhinneka-an, sehingga anak-anak Indonesia dapat memahami, menghargai, serta menerima keanekaragaman yang dimiliki bangsa Indonesia.

Nilai akademis Fandy yang baik di sekolah, dilengkapi dengan sikapnya yang supel dan percaya diri dalam bergaul, membuat Fandy berhasil lolos seleksi program ini, bersama 14 siswa SMP dari seluruh Indonesia. Ketika harus berangkat ke Jakarta sendirian, Fandy sempat khawatir karena ia belum pernah sekalipun naik pesawat. Akan tetapi ia mengaku sangat semangat dan antusias. Di Jakarta Fandy tinggal bersama keluarga angkat yang telah ditunjuk, Pak Fajar seorang wiraswasta, Bu Nita dosen di Universitas Indonesia, serta kedua anak mereka. Keluarga ini dianggap memiliki nilai-nilai yang luhur dan pencapaian penghidupan yang baik sehingga bisa menjadi panutan nyata bagi para peserta.

LENTERA | 9

Liputan

Natsir, Bellatrix Mannuputi, Greysia Polli dan masih banyak lagi. Selain itu ia juga bertemu dua atlit bulutangkis kebanggaan Indonesia, yakni Rexy Mainaky dan Ricky Subagja. Kak Rexy dan Kak Ricky lalu bercerita tentang masamasa perjuangannya meraih juara dunia serta menyempatkan melatih dan bermain bulu tangkis bersama para peserta.

Peserta ASM bersama Rexy Mainaky dan Ricky Subagja di PBSI

Esoknya anak ASM belajar tentang indahnya perbedaan dan toleransi dengan berkunjung dan berdialog ke berbagai rumah ibadah di Jakarta, yaitu: Sikh Temple, Gereja Katedral, dan Masjid Istiqlal. Dalam hal pendidikan, Fandy juga diajarkan tentang konsep wirausaha, berkunjung ke perusahaan makanan terkemuka di Jakarta – Nutrifood, dimana mereka belajar tentang berbagai profesi, belajar mencintai bumi dengan berkunjung ke Kawasan Eko Wisata Mangrove untuk belajar tentang pentingnya fungsi mangrove/bakau lalu langsung menanam bibit bakau di sana, serta ikut kampanye SaveSharks yang merupakan upaya perlindungan hiu di Indonesia. Tapi bagi Fandy, yang paling berkesan adalah saat ia dan teman-temannya berkunjung ke PBSI (Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia). Di sana Fandy sangat bahagia karena dapat melihat langsung para atlit jagoannya yang sedang berlatih, seperti: Tontowi Ahmad, Liliana

Testimoni orang-orang di sekitar Fandy mengatakan, Fandy merupakan sosok yang sangat ramah, suka mengeksplorasi dan belajar hal baru, peka dengan kondisi disekitarnya, cepat belajar, serta cerdas baik secara akademik dan emosional. Selama jauh dari keluarga, Fandy juga menampakkan dirinya sebagai anak yang mandiri dan mampu menyelesaikan masalah dengan baik. Fandy pulang ke rumahnya di Toili dengan membawa banyak momen berkesan, pengalaman berharga, dan pelajaran penting untuk diterapkan dalam hidupnya. Fandy tak segan-segan menegaskan bahwa ia merasa sangat beruntung bisa terpilih menjadi salah satu bagian dari Anak Sabang Merauke. Kini Fandy telah kembali dan melanjutkan rutinitasnya sebagai murid SMP, tapi kini telah tersemat sebuah tugas di pundaknya: menyebarkan virus toleransi, pendidikan, dan ke-Indonesia-an pada teman-temannya. (EB)



Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.