Resonansi 2023

Page 1

Edisi 2023

Energy Transitions & Minerals

for Environmental Sustainability of Indonesia’s Natural Resources

Joint Convention Pangkalpinang 2023


Redaksi Redaksi Resonansi Resonansi Vol. Vol. 11 2023 2023

Penanggung Jawab Randy A. K. Condronegoro

Pembina Aryo Radityo Poetri Monalia

Pemimpin Redaksi Jihan Hardiyanti Arief

Konten & Narasi Yusrin Annisa Hoiriyah Putri Septiani Refsi Dian Paparezzi

Penyunting & Layout Karya Setya Mahendra Luthfan Julian Nugroho Shofi Rahmadini Kusumastuti

02 Resonansi Vol. 1 2023


Contents 05

Sambutan Presiden HAGI Mini Article

Hilirisasi Pertambangan: Tak Hanya Angan, Buktikan Pencapaian

10

06

Salam dari JCP

14 10

Mini Article

Energi Panas Bumi: Membangkitkan Potensi Indonesia sebagai Solusi Energi Berkelanjutan

Student Chapter Corner

23

05

Mini Talks

HAGI Event Recap

16

06

20

16

HAGI Shop Catalog

20 Resonansi Vol. 1 2023

03


04 Resonansi Vol. 1 2023


Sambutan Presiden HAGI Halo sahabat-sahabat HAGI, Selamat berjumpa kembali dengan Majalah Resonansi dari HAGI, dimana di sini akan disampaikan informasi-informasi terkait HAGI dan Geofisika pada umumnya. Majalah Resonansi kembali terbit sebagai bagian dari upaya HAGI untuk mendukung tersebarnya informasi-informasi teknis yang lebih ringan disamping Jurnal Geofisika yang mengkhususkan untuk terbitnya publikasi-publikasi ilmiah Geofisika, dimana informasi dalam Resonansi dapat memiliki pembaca yang lebih umum (masyarakat yang lebih luas). Dalam edisi kali ini, Resonansi akan mengangkat hal-hal yang terkait dengan Transisi Energi, Keberlanjutan Lingkungan, Hilirisasi Industri Mineral dan juga beberapa informasi yang terkait dengan program internal HAGI seperti HAGI Student Chapter. Isu terkait Transisi Energi, Keberlanjutan Lingkungan dan Hilirisasi Mineral adalah hal-hal yang juga akan menjadi tema utama dari Joint Convention Pangkalpinang yang akan diselenggarakan di Kota Pangkalpinang, Bangka Belitung. Selamat membaca!

Randy A. K. Condronegoro Presiden HAGI Periode 2022-2024

Resonansi Vol. 1 2023

05


Gambar oleh: Muhammad Irfan

Hilirisasi Pertambangan:

Tak Hanya Angan, Buktikan Pencapaian Oleh: Refsi Dian Paparezzi

06 Resonansi Vol. 1 2023


Tantangan untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan bagi industri pertambangan dibayang-bayangi dengan risiko yang muncul terhadap lingkungan dan sosial. Munculnya konflik di surat kabar antara perusahaan tambang dan masyarakat sudah kerap terdengar. Keluhan berkurangnya sumber daya dan terdampaknya kualitas hidup masyarakat sekitar terus tersorot. Seolah-olah, peningkatan eksplorasi dan produksi bahan tambang tidak sejalan dengan dampak lingkungan yang terjadi. Transisi energi menjadi gencar diupayakan dan digaungkan dalam menghadapi tantangan tersebut. Kenyataannya, transisi ke energi rendah karbon, masih membutuhkan logam hasil tambang. Dalam Sourcebook United Nations Development Programme(UNDP) (2018) disebutkan, untuk pembuatan baterai penyimpanan elektrik,

meningkatkan kebutuhan terhadap logam aluminum, kobalt, besi, timbal, lithium, mangan, dan nikel. Lantas, dalam Paris Agreement on Climate Change 2015 dijelaskan, antara industri eksplorasi bahan ekstraktif dan komunitas energi bersih harus memiliki visi yang sama terhadap Pembangunan Berkelanjutan. Lantas bagaimana keadaannya di Indonesia? Kontribusi sektor pertambangan dalam Pembangunan Berkelanjutan dapat dilihat dari sudut pandang ekonomi. Pendapatan negara yang meningkat, semakin terbukanya lapangan kerja, dan masifnya pembangunan infrastruktur. Dengan demikian, relevansi industri pertambangan dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan semakin berdampak kuat, tidak hanya dari segi pertumbuhan ekonomi, pun dari segi lingkungan dan inklusi sosial (Gambar 1).

Gambar 1. Pengaruh Industri Pertambangan Terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG’s) (UNDP, 2018)

Resonansi Vol. 1 2023

07


Upaya membawa industri pertambangan menjadi lebih sustainable, tentu tidak lepas dari perhatian pemangku kebijakan. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) telah merilis roadmap hilirisasi di Indonesia, kiat mendorong transformasi ekonomi hingga 2040. Dari 21 komoditas, ada delapan sektor prioritas hilirisasi, yakni minyak bumi, gas bumi, mineral, batubara, perkebunan, kehutanan, perikanan, dan kelautan. Proyeksi investasi hilirisasi sektor mineral dan batubara mencapai USD 431,8 miliar. Hilirisasi disinyalir menjadi salah satu instrumen penting dalam mengakselerasi pertumbuhan ekonomi menuju Indonesia menjadi negara maju 2045. Hal ini dibuktikan dengan hilirisasi komoditas nikel yang mendatangkan keuntungan besar setelah diekspor. Dalam konferensi pers Realisasi Investasi Triwulan IV Tahun 2022, Menteri Investasi dan Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia mengungkapkan, hilirisasi dilakukan dalam rangka menata kembali lingkungan, menciptakan nilai tambah dan kawasan pertumbuhan ekonomi baru, serta memberikan lapangan kerja yang layak. Keuntungan ekspor bijih nikel mentah mulanya sekitar USD 3,3 miliar pada 2017-2018, setelah hilirisasi pada 2022, nilai jual ekspornya meningkat pesat hingga USD 30 miliar. Negara lain, bisa belajar dari Indonesia sebagai pengelola tambang berkelanjutan. Dilansir dalam indonesia.go.id, Ketua Umum Indonesian Mining Association (IMA), Rachmat Makkasau menjelaskan, pengusaha pertambangan Indonesia telah mengusung konsep green economy dalam pengelolaan lahan tambangnya, selaras dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan dan Environmental, Social, and Governance (ESG). Sebagai upaya penyiapan ekosistem industri hilir dalam negeri, salah satu langkah hilirisasi adalah adanya relokasi dan pengondisian smelter di Indonesia. Amman Mineral membangun smelter dengan pembangkit listrik tenaga surya berkapasitas 26 Mega Watt (MW) dan pembangkit listrik tenaga gas berkapasitas 450 MW. Disusul Freeport dan INCO yang berencana tidak lagi menggunakan batubara sebagai pembangkit listrik untuk smelternya.

08 Resonansi Vol. 1 2023

Dalam rangka peningkatan industri timah, Indonesia membuka kesempatan investasi pada industri hilir. Dengan menghentikan ekspor per 2023, timah akan diproses lebih lanjut menjadi tin solder, tin chemical, dan tin plate. Kualitas produksi timah batangan diproyeksikan meningkat signifikan. Industri hilir timah berpotensi besar, karena investasinya cenderung lebih murah dibanding nikel. Peluang ini tentunya mengundang minat investor domestik. Berdasarkan US Geological Survey dalam Mineral Commodity Summaries (2020), total cadangan timah Indonesia mencapai 17% dari total cadangan dunia, dengan produksi mencapai 85.000 ton dari total 800.000 ton produksi dunia. Pulau Bangka


Gambar oleh: Fahriansyah Sudirman

Belitung menjadi daerah dengan cadangan timah terbesar, mencapai 9,97 milyar ton. Sangat disayangkan, saat ini Indonesia hanya memiliki 5% industri hilir untuk produksi timah. Pada 2023 ini, Mining Industry Indonesia (MIND ID) bekerja sama dengan PT Timah Tbk, siap mengoperasikan teknologi terbaru untuk pengolahan timah, yakni Ausmelt Furnace’s Top Submerge Lance (TSL). Smelternya didirikan di Bangka Barat, yang berkapasitas hingga 40.000 ton crude tin tiap tahunnya dengan efisiensi mencapai 25 – 34% dibanding teknologi eksisting (Kementerian Investasi, 2023). Hilirisasi menjadi jawaban bagi harapan masyarakat Indonesia mencapai

cita-cita transformasi ekonomi, menuju Indonesia maju 2045. Hilirisasi membawa industri pertambangan menjadi lebih ramah lingkungan dengan optimalisasi dan efisiensi dalam proses pengolahan dan dukungan teknologi rendah emisi karbon. Larangan ekspor dan fokus produksi dalam negeri, mampu menggerakkan ekonomi masyarakat sekitar. Apabila potensi sumber daya mineral Indonesia mampu digarap mulai dari eksplorasi hingga produksi dengan berpatokan pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, tentunya cita-cita itu tidak hanya menjadi angan, tetapi bisa menjadi sebuah pencapaian di masa mendatang.

Resonansi Vol. 1 2023

09


Mini Interview:

Salam dari JCP bersama Fikrizan Andradit (Wakil Ketua Non-technical JCP 2023) Turut andil dalam memeriahkan Joint Convention Pangkalpinang 2023, Himpunan Ahli Geofisika Indonesia memperkenalkan salah satu perwakilan HAGI yang memiliki peran penting pada kegiatan ini. Pada Joint Convention edisi kali ini, Fikrizan Andradit yang biasa disapa dengan panggilan ‘Eki’ berperan sebagai wakil ketua non-technical yang menjadikannya figur dibalik penyelenggaraan Joint Convention Pangkalpinang 2023. Pertama kali berpartisipasi di Joint Convention sebagai salah satu student volunteer pada tahun 2015 dan kemudian aktif di HAGI sejak 2018 menempatkan beliau pada posisi yang strategis sebagai perwakilan HAGI pada JCP 2023. Di rubrik ini Eki akan memperkenalkan dan berbagi informasi mengenai apa saja peran HAGI di JCP dan mengapa sebagai insan muda kita harus ikut berpartisipasi di kegiatan ini.

01.

02.

A: Joint Convention pertama kali diadakan pada tahun 2003 atas inisiasi oleh HAGI dan IAGI yang kemudian diselenggarakan setiap dua tahun sekali, secara bergantian ke berbagai kota dan provinsi di seluruh Indonesia. Seiring berjalannya waktu, konferensi ini semakin berkembang dan menyambut lebih banyak asosiasi profesi lain untuk ikut berpartisipasi dan berkolaborasi bersama. Saat ini terhitung ada lima asosiasi besar yang ikut di antaranya ialah HAGI, IAGI, IATMI, IAFMI, dan PERHAPI. Oleh karena itu, Joint Convention ini menjadi wadah di mana beragam sudut pandang dapat saling berkolaborasi dan berdiskusi untuk dapat merumuskan suatu solusi baru yang dapat diimplementasikan di industri. Adanya keberagaman sudut pandang yang bersatu dalam satu acara ini yang membedakan Joint Convention dari konferensi ilmiah lainnya.

A: Penentuan tempat diadakannya Joint Convention merupakan hasil diskusi bersama lima asosiasi yang berpartisipasi di dalamnya. Pemilihan Pangkalpinang dilatarbelakangi oleh tren industri pertambangan. Timah merupakan komoditas utama pertambangan di Bangka Belitung, terbesar di Indonesia dan salah satu yang terbesar di dunia, di saat yang bersamaan adanya tren transisi energi kebutuhan akan Timah juga semakin meningkat karena Timah merupakan salah satu logam yang menjadi bahan baku baterai dan micro chip. Eki mengatakan, “dengan tema yang diusung oleh JC tahun ini, mempromosikan industri timah di Pangkalpinang cocok dengan tujuan dari acara JC. Pemilihan tempat dan tema saling berhubungan dengan melihat isu dan tren yang lagi hangat dibahas di industri untuk menyediakan tempat yang bisa menjadi media berdiskusi ilmiah agar bisa diimplementasikan kembali di industri.”

Q: Joint Convention sejatinya adalah sebuah konferensi ilmiah yang mana secara rutin diadakan oleh organisasi profesi geosains, lalu apa yang membedakan JCP dari konferensi ilmiah lainnya?

10

Resonansi Vol. 1 2023

Q: Dari banyak kota yang ada Indonesia, mengapa tahun ini dipilih Pangkalpinang sebagai tuan rumah diadakannya Joint Convention?


03.

Q: Apa tema besar yang diusung JCP tahun ini dan isu apa yang ingin dijadikan topik bahasan utama? A: Tema yang diangkat tahun ini ialah “Energi Transition and Mineral for Environmental Sustainability of Indonesia’s Natural Resources”. Jika dibedah lebih lanjut ada tiga topik utama yang ingin diangkat dan dibahas yaitu, transisi energi dari fosil ke energi baru terbarukan, hilirisasi mineral, serta kelestarian lingkungan dan hubungannya dengan emisi karbon. Topik mengenai transisi energi ini akan membahas tidak hanya dari segi teknis dan inovasi, tetapi juga dari segi regulasi serta strategi. Apa saja yang perlu dilakukan dalam proses transisi energi, bagaimana, dan kapan. Topik mengenai hilirisasi mineral ini merupakan topik yang diangkat mengingat saat ini kebanyakan di bidang pertambangan, ekspor yang dilakukan masih ekspor bijih mineral. Sedangkan, harga ekspor bijih lebih murah daripada ekspor bahan baku setengah jadi. Hal inilah yang menjadi latar belakang diangkatnya topik hilirisasi mineral, mengingat di Pangkalpinang juga saat ini sudah mulai banyak dibangun smelter yang dapat memproduksi timah menjadi bahan baku setengah jadi untuk dapat dijual dan diekspor dengan harga yang lebih tinggi. Adapun topik environmental sustainaibility yang membahas apapun yang berkaitan dengan emisi karbon merupakan topik hangat yang didiskusikan mengingat saat ini pemerintah memiliki target net zero emission pada tahun 2060. Sehingga harapannya diskusi yang berjalan di JCP dapat memberikan solusi yang dapat mengeskalasi dipenuhinya tujuan dan target tersebut.

04. Q: Kalau begitu, bagaimana susunan acara dari JCP agar bisa mencapai tujuan acara? A: Secara umum susunan acaranya seperti konferensi pada umumnya terdiri dari pre-event, main event, dan post event, yang membedakan adalah detail pembahasan dan topik diskusi di tiap acara. Pada

Gambar 1. Logo Joint Convention Pangkalpinang 2023

tahun ini ada beberapa hal baru yang diusung, salah satunya ada dalam kegiatan pre-event. Jika sebelumnya pembahasan dan topik utama dilakukan saat main event yang kemudian detailnya dilakukan dari diskusi-diskusi kecil setelahnya, di JCP melakukan terobosan baru dengan menciptakan diskusi-diskusi awal melalui virtual invited session yang dilakukan sebelum seri main event. Pembahasan teknis akan dibahas di pre-event sehingga panel utama saat main event bisa langsung mendiskusikan mengenai strategi yang dapat diambil dari keseluruhan materi yang sebelumnya sudah dibahas. Virtual invited session yang diadakan pun dibahas dari lima sudut pandang yang berbeda tetapi tetap saling berintegrasi. Kegiatan lain yang dilakukan di antaranya ada Geophoto, fun running, diskusi panel, presentasi poster, exhibition, field trip, dan corporate social responsibility (CSR). Selain itu diadakan juga acara Leader Sharing Session dengan mengundang salah satu pimpinan perusahaan tambang menjadi pembicara. Adapun field trip yang dilakukan nantinya adalah mendatangi open pit salah satu tambang yang tidak lagi beroperasi di Pangkalpinang dan ke beberapa situs singkapan granit. Kegiatan CSR tahun ini yang akan dilaksanakan ialah penanaman bakau.

05.

Q: Dari acara ini harapannya siapa saja yang dapat ikut berpartisipasi? Apakah ada target audiensi yangsecara khusus ingin dicapai? A: Setiap acara pasti ingin mengakomodasi sebanyak mungkin kalangan. Siapa saja bisa ikut dan berpartisipasi di JCP mulai dari aktivis, mahasiswa, akademisi, praktisi, bahkan pejabat boleh ikut. JCP ditujukan

Resonansi Vol. 1 2023

11


Gambar 2. Dokumentasi acara Pre-Joint Convention Pangkal Pinang 2023

untuk menjadi wadah banyak orang dengan beragam latar belakang dapat berkolaborasi dan membuka selebar mungkin wawasan yang harapannya bisa memantik banyak ide yang kemudian bisa lahir dan nantinya menjadi solusi. Dengan isu dan topik yang diangkat oleh JCP besar harapannya banyak pemuda dan mahasiswa yang kemudian dapat terekspos dengan informasi mengenai isu-isu industri yang ada. Ide-ide dan kolaborasi yang nantinya lahir antara mahasiswa, akademisi, dan praktisi industri kemudian bisa disampaikan dengan lebih tepat sasaran kepada pemangku kebijakan untuk kemudian dibahas strateginya dengan regulasi yang ada. JCP ditargetkan dapat menyambut audiensi yang seimbang antara profesional dan mahasiswa serta anak muda. Oleh karena itu, di JCP pun diadakan banyak kegiatan student event yang dapat mengundang mahasiswa-mahasiswa untuk hadir dan berpartisipasi dalam JCP baik

12

Resonansi Vol. 1 2023

melalui kegiatan perlombaan maupun melalui kegiatan student volunteer. Undangan resmi juga diberikan kepada universitas setempat sehingga semakin banyak lagi kalangan yang dapat dirangkul oleh kegiatan JCP ini.

06.

Q: Untuk kepanitiaan sendiri, seberapa besar peran HAGI di JCP? A: Sebagai salah satu inisiator Joint Convention dua puluh tahun lalu, otomatis HAGI memiliki peran yang besar dalam pengambilan keputusan. Eki memaparkan, “saat ini HAGI ada di posisi yang strategis seperti di bagian non-technical, dan ada di beberapa pos di technical. Selain itu, HAGI juga merupakan kontributor anak muda terbesar untuk aktif dan berkontribusi di acara Joint Convention yang menyalurkan ide-ide baru yang brilian, termasuk di antaranya penyelenggaraan leader sharing


session yang bekerja sama dengan PT Antam Tbk., anak-anak muda HAGI ini berhasil mengundang CEO PT Antam itu sendiri. Sehingga meskipun tidak menjadi host utama, HAGI tetap memiliki peran yang krusial di JCP tahun ini.”

07.

Q: Mengadakan acara sebesar JCP apa tantangan terbesar yang dihadapi? A: Tantangan yang datang kebanyakan merupakan tantangan teknis acara konferensi ilmiah pada umumnya yang kebanyakan sudah diperkirakan dalam risk table panitia. Selain itu, tantangan paling besar dan paling utama adalah menyatukan, mengintegrasikan, dan mengondisikan ide dari lima sudut pandang kelima asosiasi yang berbeda. Eki mengatakan, “bagaimana panitia mampu mengakomodasi tujuan bersama dan kolaborasi dari lima asosiasi inilah tantangan yang sebenarnya.”

08.

Q: Apa output yang ingin dicapai oleh JCP dan apa pesan dari Eki untuk insan muda HAGI? A: JCP dapat menjadi tempat yang membuka lebar wawasan anak muda serta meningkatkan kepercayaan diri yang berguna untuk pengembangan diri ke depannya. Kehadiran anak muda bersama dengan para ahli dalam suatu forum ilmiah dapat melahirkan banyak ide-ide baru untuk diimplementasikan nantinya. Joint Convention Pangkalpinang merupakan konferensi yang mengakomodasi banyak sudut pandang, besar harapannya beragam partisipasi dari banyak kalangan bisa saling menyatu dan berkolaborasi untuk mendapat satu solusi yang terintegrasi dan kembali lagi di implementasikan di industri. Hal ini pada akhirnya ialah untuk bersama-sama mencapai tujuan dan target negara.

Resonansi Vol. 1 2023

13


HAGI EVENT January

February 18 - Webinar :

27 - Webinar Hazard Mitigation SMCO : Active Tectonics and Earthquake Sources in West Java, Indonesia

Getting Your Geoscience Postgraduate Degree in the UK

28 to 3 March - HAGI Course, Bandung Rock Physics for Seismic Quantitative Interpretation

28 - HAGI Road Show to Universitas Indonesia

July

June

5 to 13 - HAGI SC Week Registration 5 to 8 - HAGI Course, Bali

1 - Halal Bihalal HAGI 5 to 8 - HAGI Course, Bali

Fundamentals of Conventional & Unconventional Reservoir Geomechanics

AVO and Seismic Inversion for Improved Field Development and Exploration

15 - Training HAGI SC

17 - Training HAGI SC

Fundamental Principles in Oil and Gas Industry

Fundamental Principles and Application to Energy Technology

17 to 21 - Python Course for Geoscientist Batch VII

August

September

5 - HAGI SC Sharing Session with HAGI 7 - Webinar Collaboration HAGI and Upstream Innovation PHE

9 - HAGI SC Week Summit Leadership 11 to 15 - HAGI Course, Bali

Metocean Survei & Penggunaannya dalam Mendukung Kegiatan Eksplorasi & Produksi Hulu Migas

Exploring Unconventional Plays: Enriching New Ideas/Concepts

12 - Training HAGI SC How Do I Get My Research Paper Published?

14 to 18 - HAGI SC Week Webinar and Software Training

25 - Leader Sharing Session “Levelling Up Yourself in VUCA Environment”

14

25 - Sertifikasi Keinsinyuran untuk Legitimasi Proyek

Resonansi Vol. 1 2023

18 to 21 - HAGI Course, Bali Overpressure in Sedimentary Basins: Mechanism, Prediction, Its Application to Geo-Hazard and Petroleum System Analysis, and Case Study from Some Indonesia’s Sedimentary Basins


RECAP March

1 - HAGI SC Socialization 14 to 17 March - HAGI Course, Jogja Integrated Formation Evaluation from Best Practice Perspective

18 - Pengukuhan HAGI SC 20 - Penjaringan Bakal Calon Presiden HAGI 21 - HAGI SC Training : Reaching the Agile Organization Network

25 - Webinar Hazard Mitigation SMCO #2 : Kenali Sistem IBF (Impact-Based Forecast) Bencana Hidrometeorologi

May

April

8 - Open Recruitment Student Volunteer JCP 2023 23 to 26 - HAGI Course, Jogja

1 - KGT Webinar Series ERT Application for Nickel Laterite Exploration

Gravity Data Utilization in Oil and Gas Industry

23 to 26 - HAGI Course, Bandung Risk and Volume Assessment in Exploration

October 1 - HAGI Scholarship Open Submission 23 - Podcast Pemilu HAGI

23 - 26 October

Resonansi Vol. 1 2023

15


Energi Panas Bumi: Membangkitkan Potensi Indonesia sebagai Solusi Energi Berkelanjutan Oleh: Muhammad Exel Putra (Mahasiswa Teknik Geofisika Institut Teknologi Sumatera)

Kebutuhan energi di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Proyeksi hingga tahun 2050 mengindikasikan bahwa negara ini akan memerlukan energi sekitar 2,9 miliar setara barel minyak (Badan Pusat Statistik, 2021). Saat ini, Indonesia masih sangat bergantung pada energi fosil untuk memenuhi kebutuhan nasional. Namun, kita tidak boleh mengabaikan fakta bahwa energi fosil adalah sumber daya terbatas dan berisiko bagi lingkungan karena emisi karbonnya. Indonesia memiliki beragam sumber energi terbarukan, salah satunya adalah energi panas bumi. Keunikan geografi Indonesia sebagai

negara kepulauan di Cincin Api menghasilkan potensi panas bumi yang melimpah, terutama karena gunung-gunung berapi aktif. Hal ini tercermin dalam fakta bahwa dari total cadangan panas bumi dunia, 285 titik dengan total cadangan sekitar 40% atau setara 29.215 GWe, terdapat di Indonesia (Badan Geologi Kementerian ESDM, 2011). Di Pulau Jawa sendiri terkonsentrasi sekitar 35% cadangan panas bumi Indonesia. Dalam tabel di bawah ini, disajikan sebaran potensi energi panas bumi di Indonesia berdasarkan data dari Badan Geologi Kementerian ESDM pada tahun 2010.

Tabel 1. Sebaran Potensi Energi Panas Bumi di Indonesia (MWe)

16

Resonansi Vol. 1 2023


Saat ini, Indonesia bahkan menduduki peringkat kedua dunia dalam hal produksi energi panas bumi. Indonesia berpotensi untuk menjadi salah satu produsen energi panas bumi terbesar di dunia, setelah Amerika Serikat. Grafik perkembangan energi panas bumi di Indonesia menunjukkan tren yang meningkat sejak tahun 2011. Peluang ini tentunya dapat diwujudkan dengan formulasi kebijakan energi yang menciptakan lingkungan yang mendukung pengembangan dan pemanfaatan sumber daya panas bumi secara maksimal.

Melimpahnya sumber daya energi panas bumi Indonesia, namun hingga saat ini hanya sekitar 1.200 GWe yang telah dimanfaatkan. Kebijakan Energi Nasional untuk pemenuhan energi nasional dengan pemanfaatan sumber daya panas bumi sekitar 5% pada tahun 2025, realitanya saat ini baru mencapai 1%, dengan perkembangan yang berjalan cukup lambat. Kendala dalam pengembangan panas bumi ini disebabkan oleh sejumlah faktor, termasuk kualitas sumber daya manusia yang belum optimal, hambatan dalam kebijakan dan regulasi, serta isu-isu terkait tata kelola.

Gambar 1. Road Map Pengembangan Panas Bumi 2006-2025

Gambar oleh: Carly Zeiser (2019)

Resonansi Vol. 1 2023

17


Gambar oleh: Bella Chew (2018

18

Resonansi Vol. 1 2023


Untuk mengatasi hal ini, berbagai kebijakan telah diterapkan. Pemerintah Indonesia berupaya giat dalam memajukan sektor energi ramah lingkungan, termasuk di dalamnya energi panas bumi. Contohnya, Keputusan Presiden Nomor 5 Tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional (KEN) telah memaparkan target ambisius pada tahun 2025, di mana pasokan listrik dari energi panas bumi diharapkan dapat mencapai 9.500 Permasalahan lainnya adalah efisiensi biaya dan alokasi anggaran yang diperlukan. Para investor kurang berminat untuk mendanai proyek-proyek energi panas bumi. Dalam proses pengembangan, investasi yang diperlukan tidaklah sedikit. Sebagai contoh, biaya untuk membangkitkan 1 MWe listrik panas bumi mencapai 2,5 juta hingga 3 juta Dolar AS. Hal ini disebabkan oleh risiko tinggi dalam investasi panas bumi, terutama pada tahap eksplorasi dan pengembangan. Namun, pada tahap pembangkitan sendiri, risiko tersebut berkurang secara signifikan. Untuk mengatasi tantangan biaya dalam pembangkitan energi panas bumi, peran pemerintah menjadi sangat penting. Kebijakan konkret dan implementatif dapat menarik minat para investor dengan memberikan kemudahan dalam proses perizinan. Keberhasilan ini dapat membawa manfaat besar bagi Indonesia, meningkatkan peluang keberhasilan sektor pembangunan nasional yang terkait erat dengan bidang energi. Dalam konteks ini, kesimpulan yang dapat diambil adalah Indonesia merupakan dengan potensi energi panas bumi

terbesar di dunia, memiliki tanggung jawab untuk mengoptimalkan sumber daya ini guna mengurangi ketergantungan pada energi fosil. Oleh karena itu, peran pemerintah menjadi sangat krusial dalam mengembangkan regulasi yang merangsang pertumbuhan industri ini dan menarik minat investor. Mengingat biaya pengembangan pembangkit listrik panas bumi yang masih cukup tinggi, peraturan yang mendukung serta insentif untuk investasi menjadi penting. Meskipun saat ini biaya pengembangan panas bumi masih relatif tinggi, menjadikannya sebagai alternatif yang lebih berkelanjutan akan menghasilkan keuntungan jangka panjang yang tak ternilai. Selain manfaat ekonomi, pengembangan energi panas bumi juga memberikan dampak positif pada lingkungan. Dengan beralih ke sumber energi yang lebih bersih, Indonesia dapat berkontribusi pada upaya global dalam mengurangi emisi gas rumah kaca. Komitmen terhadap penurunan emisi yang telah disepakati oleh negara-negara dunia dapat diwujudkan dengan mengoptimalkan potensi panas bumi yang dimiliki Indonesia. Keberhasilan pengembangan energi panas bumi juga akan menjadikan Indonesia sebagai pusat keunggulan di bidang ini. Dengan mengoptimalkan potensi panas bumi yang melimpah, Indonesia berpotensi menjadi rujukan dalam pemanfaatan energi bersih ini. Semua usaha ini akan membawa dampak positif bagi negara, baik dalam aspek energi, lingkungan, maupun keberlanjutan ekonomi di masa depan.

Gambar 2. Pengembangan Energi Panas Bumi Sejak 2011-2020

Resonansi Vol. 1 2023

19


Student Chapter

CORNER

Sekilas Tentang HAGI SC Oleh : Rio Sebayang, Annisa Mutiara Badri, Al Salang Ressy B A

HAGI SC terbentuk pada tahun 2021 dengan tujuan dan nilai kuat untuk

menjadi bagian dari sistem kaderisasi untuk menyiapkan insan-insan muda HAGI yang tangguh dan berkompeten. Saat ini, HAGI SC berjumlah 16 Chapter yang tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia, diantaranya: 9. HAGI SC ITB 1. HAGI SC UNHAS 10. HAGI SC UNIB 2. HAGI SC UP 11. HAGI SC UNNES 3. HAGI SC UI 12. HAGI SC UIN MALANG 4. HAGI SC UNPAD 13. HAGI SC UB 5. HAGI SC ITS 14. HAGI SC UNILA 6. HAGI SC UNDIP 15. HAGI SC UNP 7. HAGI SC UPN 16. HAGI SC UNTAD 8. HAGI SC UNS

20 Resonansi Vol. 1 2023


HAGI SC telah melakukan beberapa kegiatan pada tahun 2023, di antaranya: 1. Training HAGI SC 2. HAGI SC WEEK 3. HAGI SC Scholarship

DEEP DIVE MENGENAI HAGI SC Peran mahasiswa tentunya sangat diharapkan bagi keberlangsungan organisasi, sistem kaderisasi sangat dibentuk dan disusun dengan rapi sebagai dasar utama. Tentunya disini mahasiswa diberikan ruang wadah untuk berekspresi dan mengembangkan potensi diri untuk membentuk etika dan tanggung jawab dalam tingkat keprofesian khususnya pada bidang Geofisika. Dengan demikian, antusias dan rasa tanggung jawab mahasiswa terbentuk dengan sendirinya dan selalu memberikan kontribusi yang tinggi bagi HAGI. HAGI SC sadar akan pentingnya sinergitas antar Student Chapter, oleh karenanya HAGI SC juga mengusung kolaborasi antar Student Chapter yang berupa kegiatan charity atau open donasi untuk korban bencana. Kolaborasi ini dilakukan antar SC yang berada dalam area yang sama. HAGI SC Week hadir sebagai Big Event yang pernah dilaksanakan HAGI SC yang terdiri dari Fieldtrip, Student Competition, Student Leadership Summit, serta Musyawarah bersama. Pada tahun 2023, acara tersebut diadakan di Yogyakarta dengan UPN selaku tuan rumah. Pemilihan tuan rumah HAGI SC Week berdasarkan Best Student Chapter tahun sebelumnya.

HARAPAN UNTUK HAGI & HAGI SC Sebagai Kader HAGI, HAGI SC diharapkan bisa lebih agile dalam situasi apapun. Mendukung hal tersebut, tentunya Professional HAGI dapat lebih aware dengan keberadaan HAGI SC yang merupakan tonggak kepengurusan HAGI selanjutnya.

Resonansi Vol. 1 2023

21

Gambar oleh: Tyler Callahan (2018)

Hadirnya HAGI SC tentunya menghasilkan kolaborasi yang baik dengan stakeholder HAGI itu sendiri. Salah satu kolaborasi yang terjalin juga tertuang dalam acara HAGI SC Week. Selain itu, HAGI juga kerap kali bekerja sama dengan HAGI SC Uper yang lokasinya berada di Jakarta. Hubungan yang terjalin antara lain pengadaan Webinar maupun pelaksanaan Podcast HAGI.


Geophotos Gallery

22 Resonansi Vol. 1 2023


Resonansi Vol. 1 2023

23


Coming Soon Resonansi 2024


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.