Bagian I Participatory Video (VP) In A Nutshell (Video Partisipatif (VP) – Langsung Pada Sasaran)
Anak-anak desa di Ladakh menikmati Video Partisipatif
Apakah VP itu?
Video Partisipatif adalah serangkaian teknik untuk melibatkan suatu kelompok atau komunitas dalam membentu dan menciptakan film mereka sendiri. Ide di belakang ini adalah pembuatan video itu mudah dan bisa di akses (accessible), dan juga merupakan cara yang baik untuk membawa masyarakat bersama-sama mengeksplorasi suatu isu, menyuarakan kepedulian ataupun hanya ingin menjadi kreatif dan bercerita. Proses ini bisa sangat memberdayakan, memungkinkan kelompok atau komunitas untuk mengambil tindakan untuk menyelesaikan masalah mereka sendiri dan juga mengkomunikasikan kebutuhan-kebutuhan dan ide-ide mereka kepada pengambil-kebijakan dan juga ke kelompok atau komunitas lainnya. Dengan sendirinya, VP bisa menjadi alat yang amat efektif untuk melibatkan dan menggerakkan kelompok marjinal dan juga membantu mereka mengimplementasikan bentuk-bentuk pembangunan berkelanjutan dengan format mereka sendiri sesuai kebutuhan lokal.
Bagaimana membedakan VP dari pembuatan dokumenter?
Walaupun ada banyak bentuk pembuatan film dokumenter yang mampu mewakili kenyataan kehidupan para subyeknya dengan sangat sensitif dan bahkan menyuarakan permasalahan mereka, film dokumenter akan tetap menjadi produk “bertandatangan� atau hasil karya si pembuat film dokumenter. Dengan sendirinya, subyek dari dokumenter jarang memiliki kesempatan untuk mengatakan sesuatu (atau mengatakannya dengan sangat terbatas) tentang bagaimana baiknya mereka direpresentasikan/ditampilkan. Sebaliknya, dalam VP subyek membuat film mereka sendiri dimana mereka bisa membentuk isu yang ingin dibicarakan sesuai keinginan mereka sesungguhnya tentang apa yang penting, dan mereka bisa mengontrol bagaimana mereka harus direpresentasikan. Sebagai tambahan, film dokumenter seringkali diharapkan memenuhi standard estetika yang kaku dan biasanya dibuat dengan mengingat nantinya akan ada banyak sekali pemirsa yang akan menonton. Proses VP sebaliknya, tidak begitu kuatir dengan tampilan (gambar atau estetika) dibanding dengan isinya, dan filmfilm nya biasanya dibuat dengan pemirsa khusus dan tujuan yang jelas.
Darimanakah Asal VP?
Eksperimen-eksperimen pertama dengan VP mungkin dilakukan oleh Don Snowden, seseorang pembuat video dari Kanada yang menginisiatifkan ide penggunaan media dengan pendekatan berbasis komunitas. Ini dilakukan di kepulauan Fogo, tahun 1967, dengan komunitas kecil nelayan di daratan timur Newfoundland (Kanada). Dengan menyaksikan masing-masing film, setiap desa yang berbeda di kepulauan itu menyadari kalau mereka berbagi masalah yang sama dan mereka mungkin bisa bekerjasama untuk memecahkan masalah-masalah mereka. Film-film mereka juga dipresentasikan ke politikus yang tinggal jauh dari mereka dan terlalu sibuk untuk mendatangi langsung pulau mereka. Sebagai hasil dari dialog itu, kebijakan dan program pemerintah sudah dirubah. Teknik yang dikembangkan Snowden dikenal sebagai proses Fogo. Snowden terus melakukan proses Fogo ke seluruh dunia sampai kematiannya di India pada tahun 1984. Sejak itu, telah banyak gerakan sama untuk mempromosikan dan mempraktekan VP, dilakukan kelompok atau orang berbeda, biasanya disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi lokal mereka. VP juga telah berkembang dengan meningkatnya akses kepada peralatan video “rumah” (Home-Video). Lihat ke lampiran-7, Referensi, untuk link ke informasi tentang pelopor VP lainnya.
Seberapa Luas Tersebarnya MetodeMetode VP?
VP sudah digunakan di seluruh dunia dan diaplikasikan dalam berbagai situasi yang berbeda, dari advokasi dan memungkinkan partisipasi lebih besar dalam proyek pembangunan, sampai ke menyediakan lingkungan “memulihkan” atau therapeutic dan komunikatif bagi mereka yang “mentalnya” terganggu dan merasa tidak diberdayakan. Metode-metode bervariasi dari praktisi satu ke yang lainnya, sebagian memilih menjaga proses lebih terbuka, dan yang lain lebih memilih metode untuk mengawali subyek lebih dalam, atau bahkan memberikan kamera itu ke mereka langsung.Tidak ada cara yang baku tentang bagaimana penggunaan VP, selain mencoba merangkul si kelompok itu sendiri melakukannya dan itu dilakukan dengan cara yang betul-betul partisipatif dan demokratis. Fleksibility besar seperti ini memungkin VP bisa di aplikasikan dalam berbagai situasi.
Ringkasnya, VP seperti dilakukan Insight, berjalan seperti
Bagaimana cara menggunakan VP?
ini: ! Para peserta (perempuan, laki-laki dan remaja) belajar dengan cepat bagaimana menggunakan peralatan video melalui permainan dan latihan-latihan. ! Fasilitator-fasilitator menolong kelompok-kelompok mengidentifikasikan dan menganalisis isu-isu penting dalam komunitas mereka dengan mengadaptasi beberapa metode PRA atau sejenisnya dengan teknikteknik VP (Contohnya: pemetaan sosial, pencarian aksi atau kegiatan, prioritas, dan lainnya. Lihat ke “Chambers� atau Kamar di Lampiran 7, Referensi). ! Video-video pendek dan pesan-pesannya diatur dan difilmkan oleh para pesertanya sendiri ! Footage diputar untuk komunitas yang lebih luas pada hari pemutaran ! Proses yang dinamis untuk pembelajaran yang dipimpin sendiri oleh masyarakat, sharing dan pertukaran dilakukan sambil berjalan. ! Film yang sudah diselesaikan bisa digunakan untuk mempromosikan kesadaran dan pertukaran diantara kelompok target yang berbeda. Insight sudah bekerja dengan para pastoralis, petani-petani, kelompok marjinal dan pemuda di daerah rural ataupun urban, anak jalanan, pengungsi dan pencari suaka, orang dengan masalah kesehatan mentalnya, kelompok orang cacat yang belajar dengan ketidaksempuranaan fisik dan kesulitannya. (lihat Bagian 5. Studi Kasus). ! Film VP atau pesan-pesan video bisa digunakan untuk menguatkan baik itu komunikasi horizontal (contoh berkomunikasi dengan komunitas lain) dan komunikasi vertikal (contoh berkomunikasi dengan para pengambil kebijakan).
VP yang dilakukan dengan sedemikian rupa bisa menjadi
Mengapa Menggunakan VP?
alat yang kuat untuk mendokumentasikan pengalaman masyarakat lokal, kebutuhannya dan harapannya dengan perspektif mereka sendiri. VP juga menginisiatif proses analisis dan perubahan yang mengutamakan pengetahuan lokal dan praktek, sambil merangsang kreatifitas baik dari dalam atau di luar komunitas itu sendiri. Jika dilakukan dengan benar, VP menyajikan “pendapat internal” dengan cara yang sangat nyata yang bisa diakses oleh semua orang di semua level. Seluruh anggota komunitas memiliki akses setara di dalam proses. Seluruh pendapat yang masuk diekspresikan dan didengar. Media video mudah sekali dipindah-pindahkan, mudah direplikasikan dan juga mudah dibagi (di share); ini juga berdampak pada “efek penyebaran” yang luas. VP memberikan suara dan wajah kepada mereka yan biasanya kurang didengar dan kurang diperhatikan, bahkan dalam program partisipatif yang fokus pada identifikasi inovasi lokal dan meningkatkan pembangunan yang endogenous atau merambah tumbuh dari dalam. Disini kita memperkenalkan keuntungan yang spesifik dalam penggunaan VP dan bagaimana Insight dan juga partner kami merencanakan bagaimana penggunaannya: “Endogenous berarti “berkembang dari dalam”. Pembangunan endogenous adalah pembangunan yang berdasarkan pada kemampuan masyarakat sendiri, strategi mereka dan nilai-nilai mereka sendiri.” Lihat deskripsi dari Compass Programme halaman 118.
VP adalah alat yang memiliki potensi hebat dalam Potensi VP merangsang proses inovasi lokal. Dengan film masyarakat dalam lokal bisa menangkap yang mereka sendiri lakukan untuk sendiri situasi yang mereka hadapi. Ini bisa mempromosi memperbaiki menjadi dasar bagi refleksi dalam komunitas tentang kapasitas internal dan ide-ide mereka. Proses kan inovasi kebersamaan untuk membuat suatu film memberikan lokal dan kesempatan untuk pertukaran ide yang kreatif. Ini juga menstimulasi anggota komunitas untuk pembangunan bisa mem”visualisasikan” apa yang mereka sedang lakukan dan mempertimbangkan secara bersama bagaimana endogenous mereka bisa melakukan pekerjaan dengan lebih baik. Proses ini bisa menguatkan jaringan antar anggota-
Potensi VP dalam‌‌.
anggota komunitas dan membantu mereka membentuk konsensus. Lebih lanjut, baik proses dan juga produknya (film pendek) bisa memberikan pencerahan besar bagi agen pemerintahan dan peneliti formal menuju dinamika pengetahuan masyarakat adat, juga bagi aspirasi-aspirasi lokal dan konsep keberadaan yang lebih baik. Insight, PROLINNOVA dan Compas (lihat Lampiran 6, Partners/Mitra) sangat tertarik untuk mencoba dan mengembangkan pendekatan ini.
Film-film yang dikeluarkan dari proses VP juga bisa Komunikasi digunakan komunitas ke komunitas untuk pertukaran dan horizontal dan penyebaran ide-ide, dan juga bagaimana itu bisa mendorong dan memberi inspirasi juga. Bahkan, hal ini vertikal juga bisa menjadi relevan bagi komunitas lain di negeara lain yang memiliki kondisi dan problem yang sama. VP lebih lanjut meningkatkan kapasitas orang untuk membagi pengetahuan lokal dan inovasi mereka melampaui jarak dan untuk merangsang pembangunan berbasis lokal di negara lain. Film-film itu juga bisa digunakan untuk mengkomunikasikan situasi dan ide-ide masyarakat lokal ke pekerja pembangunan dan peneliti lainnya bahkan juga ke pengambil kebijakan atau pengambil keputusan, contohnya, mereka yang peduli dengan masalah tanah, marketing, pendidikan, penelitian dan pengembangan rural (daerah pertanian). Mohon lihat NORMA studi kasus, halaman 87.
Di
Literatur Visual
banyak daerah-daerah terpencil di dunia, dimana tingkat/level kemampuan membaca sangat rendah, dokumentasi visual dari inovasi lokal melalui VP memberikan material dalam bentuk yang lebih mudah dimengerti. Ini menjadikan VP keuntungan dibanding kata tertulis yang dipakai untuk mendokumentasikan inovasi lokal. GEF SGP (lihat halaman 117) sangat tertarik menggunakan VP untuk meningkatkan portfolio dari proyek mereka terutama berkaitan dengan komunitas masyarakat adat dan yang terpinggirkan. Ini termasuk menggunakan teknik VP untuk mendukung komunitas yang tidak membaca atau semi-membaca dalam membuat proposal video, juga menggunakan video untuk memantau, mendokumentasikan dan mengevaluasi proyek dan membagi pembelajaran yang terjadi diseluruh jaringan global.
Dokumentasi
VP juga sangat berguna untuk memberikan alat kepada kelompok marjinal di komunitas itu –seperti perempuandan komunitas terpinggirkan lainnya seperti para pastor – untuk menunjukkan dan menceritakan situasi mereka, tantangan hidup mereka dan pencapaian yang sudah didapat dalam bahasa dan gambar mereka sendiri.
Apa yang VP bisa tawarkan? Secara ringkas, kita menggunakan teknik ini karena: VP melibatkan: VP memberdayakan: video adalah alat teknologi yang sebuah proses partisipatif yang menarik, yang memberikan hasil sangat menyenangkan tapi sangat tepat juga cepat. memberikan peserta kontrol terhadap suatu proyek VP memperjelas: VP mengintensifikasikan: peserta menemukan suara mereka dan peserta berbagi pendapat mereka fokus pada isu lokal dan kepentingan dengan komunitasnya, termasuk dengan mereka sendiri pengambil kebijakan. VP mengkatalisir atau menyalurkan: VP inklusif dan fleksibel (luwes): peserta menjadi satu komunitas, yang Insight telah bekerja dengan berbagai akan mengambil tindak lanjut ke kelompok luas baik di Inggris maupun depannya. internasional. VP mudah diakses: VP melengkapi masyarakat dengan temuan-temuan, kekuatiran/masalah dan ketrampilan dan sikap positif: cerita kehidupan mereka bisa keahlian yang dikembangkan termasuk “tertangkap� oleh komunitas sendiri ketrampilan bekerja dalam kelompok dalam videonya; proyek-proyek bisa yang baik, ketrampilan mendengarkan, terdokumentasikan dan dievalusi; membentuk percaya diri dan teknik informasi kebijakan dan keputusan bisa motivasi; proyek VP juga mendorong juga ditransfer kembali ke level penyadaran komunitas, identitas dan komunitas melalui VP. tempat yang lebih baik; VP juga mengembangkan peran aktif para peserta dalam pengembangan kualitas hidup mereka sendiri. VP melakukan diseminasi pembelajaran yang baik: banyak sekali inisiatif yang mengesankan dan usulan-usulan bisa didokumentasikan oleh mereka yang langsung terlibat, bisa lebih murah dan efektif dan bisa disharing ke seluruh propinsi kita dan atau bahkan ke luar negeri. Dan para pengambil kebijakan bisa cukup terpengaruh dengan cerita kuat dan gambar yang terekam dengan cara ini, yang tentu saja dilakukan masyarakat sendiri.
Kemungkinan “Kemacetan” Ketika Merintis Pelaksanaan VP Kami merasa sangatlah penting untuk menyebutkan beberapa potensi hambatan atau “kemacetan” yang mungkin terjadi begitu anda memulai melakukan VP ini: ! ! ! ! ! ! ! ! !
Organisasi yang terlibat tidak yakin dengan nilai-nilai dalam VP. Tidak ada staff yang termotivasi untuk percaya pada kekuatan VP atau tidak memiliki keinginan untuk menjadi fasilitator VP. Organisasi atau lembaga dana tidak memerlukan pemberdayaan dan partisipasi untuk kelompok yang ditujunya Organisasi itu kurang strategi komunikasi atau tidak sadar akan pentingnya melakukan kegiatan partisipatif dalam komunikasi Tidak yakin bagaimana berhadapan dengan kurangnya peralatan atau masalah-masalah teknis Kekurangan waktu untuk mengedit “footage”, dan kurangnya ketrampilan untuk menjalankan proyek percontohan (pilot). Kurangnya ketrampilan memfasilitasi untuk menjalankan proyek percontohan VP Pekerjaan jadi mandeg nantinya kalau pelatih sudah tidak ada atau karena handbook/petunjuk yang dimilikinya tidak menjawab pertanyaan mereka (saat ada masalah) Ketika tidak ada budget/biaya yang dialokasikan untuk menyewa peralatan atau untuk membiayai waktu yang terpakai untuk VP.
Proyek Young Roots, Oxford, UK 2005
Bagian II Proses Video Partisipatif (VP) “Prosesnya sendiri begitu menyenangkan karena mampu meningkatkan rasa percaya diri dan memberdayakan. VP membuat orang berada di kursi kemudi dan memberikan perspektif yang berbeda daripada yang biasanya… (menemukan) solusi yang lebih baik karena lebih sedikitnya kesalahpahaman.” Jo Rowlands, Program Kemiskinan Oxfam, UK
‘Twist in frame game’,Pelatihan Insight di Newcastle, UK, 2005
MEMBUAT PROYEK VP 1. Persiapan untuk VP
Katakanlah ada keinginan dari organisasi Anda untuk melaksanakan VP, maka kami sarankan Anda untuk membaca dan mendiskusikan buku panduan ini dengan para kolega. Beberapa contoh dari VP – beberapa tersedia dalam bentuk CD-ROM yang menyertai buku panduan ini, dan banyak contoh proyek yang dirujuk dalam buku panduan ini dapat dilihat di internet: www.insightshare.org/Video/video.htm. Untuk mendapatkan peralatan yang diperlukan (lihat Lampiran 5, Inventaris Peralatan) apakah peralatan tersebut akan disewa atau dibeli. Tanyakan diri Anda sendiri apakah Anda yakin VP adalah pendekatan yang tepat untuk proyek Anda (lihat Hambatan-Hambatan yang Mungkin Terjadi, halaman 15). Bila Anda merasa yakin dengan metode-metodenya namun masih menghadapi hambatan mungkin Anda hanya perlu mencobanya dan membuktikan pada orang-orang skeptis bahwa VP mampu! Anda mungkin dapat mengambil pilihan untuk menggaji pembuat video profesional (seperti yang digunakan untuk membuat film-film pernikahan), yang berperan baik sebagai penasehat teknis untuk komunitas maupun berperan untuk pembuatan film itu secara nyata. Kami tidak merekomendasikan pilihan yang terakhir karena alasan-alasan yang sudah diulas di Bab Pertama dan Ketiga dari buku panduan ini. Bila Anda yakin akan menggunakan VP dan telah mengerti dan menyasar hambatan-hambatannya, maka bersepakatlah dengan para kolega dan para partner dalam workshop atau training untuk mengenalkan VP dan mengeksplorasi kemungkinan dilakukannya proyek pilot.
2. Membuat kunjungan awal
Kunjungan
awal untuk mendiskusikan proses VP dan logistiklogistik dengan para perwakilan komunitas amat berguna jika kunjungan itu mungkin dilakukan. Izin untuk mengunjungi dan bekerja dengan komunitas perlu dikantongi sebelum perencanaan lebih lanjut, dan hal ini dapat dilakukan melalui pihak kedua yang dipercaya seperti NGO atau perwakilan lokal. Kami belajar bahwa penting untuk bekerja sama dengan organisasi lokal atau aktivis yang juga memiliki etos participatori kami (lihat Bab Ketiga). Pertanyaan yang kami tanyakan: Kapankah waktu yang tepat untuk berkunjung? Siapa yang perlu ditemui saat kedatangan, misalnya para pemimpin komunitas dan para tetua, dan siapa yang perlu diundang untuk hadir di pertemuan komunitas? Di mana pertemuan tersebut dapat dilakukan? Apa yang perlu dibawa (misalnya makanan kami sendiri dan tenda)? Berapa lama sebaiknya kami tinggal?
3. Lakukan Penelitian
Cari
tahu sebisa Anda tentang situasi lokal, melalui penelitian dengan dasar data ekologis, antropologis dan geografis – sering tersedia dalam Rencana Kerja Keanekaragaman Hayati, situs-situs web dan laporanlaporan NGO. Meskipun demikian, pendekatan yang paling baik bagi kami adalah tetap menjaga pemikiran tetap terbuka, menggunakan intuisi, berbicara pada semua jenis orang yang ada di lapangan, benar-benar melihat dan mendengar. Jangan berharap untuk mengetahui semuanya begitu Anda datang. Kemungkinannya, informasi tentang suatu komunitas atau tempat marjinal yang dikoleksi secara formal sering salah atau bias
4. Tentukan tujuan tim
Gunakan
pendekatan dan permainan-permainan kunci seperti yang telah dijelaskan di Bab Kedua dengan tim fasilitasi (fasilitator, pemandu, penerjemah, peserta training) sebelum sampai di lapangan. Lakukanlah guna menguatkan tim dan untuk membangun pemahaman terhadap metode-metode dan etos-etos VP. Diskusikan kode etiknya, tujuannya dan niat-niat dari proyek tersebut secara spesifik, dan jelaskan juga proses VP-nya secara umum. Bangunlah kontrak grup bersama.
5. Dapatkan Peralatan
Menyewa atau meminjam peralatan mungkin bisa dilakukan dari NGONGO lokal, universitas, sekolah tinggi, atau perusahan-perusahaan film. Sebaiknya mengalokasikan dana tersendiri untuk membeli peralatan Anda sendiri yang secara spesifik digunakan untuk VP sehingga tidak perlu ada kekhawatiran saat memberikan peralatan itu pada komunitas (Lampiran 5. Inventaris Peralatan) 6. Memeriksa peralatan
Memeriksa peralatan apakah peralatannya bekerja dan apakah Anda memiliki baterai cadangan dalam jumlah yang cukup dan cara yang jelas atau cara untuk mengisi-ulangnya.
7. Kedatangan di lapangan
Atur
pertemuan dengan kelompok kecil yang terdiri dari pengorganisir komunitas lokal dan para tetua untuk menciptakan kesan yang baik, untuk menunjukkan sikap hormat dan untuk membangun kepercayaan. Jelaskan perananmu; berikan penjelasan tahap demi tahap tentang proses dan niat kunjungan; jelaskan tema atau fokusnya bila memang ada – terbukalah dengan agenda-agenda yang dibawa! Diskusikan masalah kepemilikan dan sepakati semua prosedur untuk penggunaan dari semua dokumen yang diambil; dapatkan kesepakatan awal dan terinformasikan. Seringkali responnya akan lebih positif setelah orang dapat menangani kamera itu sendiri. Fasilitasi beberapa permainan kunci VP yang sudah dijelaskan pada buku panduan ini.
8. Peka
Ambil waktu sebanyak yang diperlukan untuk membiasakan diri dengan budaya lokal dan tempo kehidupan sekitar. Kajilah mood yang sedang berkembang di komunitas; cari tahu mengenai kejadian-kejadian yang baru saja terjadi atau kejadian di masa lalu yang mungkin menyebabkan terjadinya mood ini. Pada hari kedua, atau sebagaimana yang telah disepakati dengan para pemimpin komunitas, laksanakanlah workshop pertama menggunakan permainan-permainan VP (yang dijelaskan di Bab Kedua). Pastikan Anda bekerja dengan anggota-anggota komunitas yang beragam, lelaki, perempuan, para tetua dan anak-anak. Beri penekanan bahwa latihanlatihan ini adalah permainan untuk pembelajaran. Transfer semua keterampilan dan bangun kepercayaan dan keyakinan diri di semua level guna meyakinkan bahwa jangkauan dari keprihatinan, ketertarikan dan komitmen komunitas akan terdengar dan masuk dalam proses pembuatan film.
9. Fleksibel
Sesuaikan kecepatan kerja dengan keadaan. Orang dapat saja amat sibuk; beberapa kelompok akan ingin menghabiskan lebih banyak waktu dibandingkan kelompok lainnya. Fleksibel-lah dan cobalah untuk bekerja sesuai dengan tempo masing-masing partisipan.
10. Menonton Dengan Teliti Hasil Pembuatan Film Hari Itu.
Lakukan hal ini pada hari yang sama. Pertama ke para partisipan dan kemudian ke komunitas. Melihat gambar dirinya sendiri dapat menjadi pengalaman yang memberdayakan. Meskipun informal dan sering diisi dengan tawa, diskusinya yang dirangsang oleh hal ini dapat menguntungkan proses VP. Mereka sering mengangkat masalahmasalah sensitif, yang mungkin dapat mempengaruhi efektivitas kegiatan yang diajukan. Adakanlah screening mini di rumah-rumah penduduk dan secara aktif libatkanlah kaum pinggiran juga para pemimpin dan orang-orang yang sudah vokal. Proses ini adalah proses pencairan yang memerlukan beberapa hari ekstra dan dapat dibantu dengan ketersediaannya dua kamera dan dua fasilitator training lokal (seorang perempuan dan seorang lelaki).
PANDANGAN PESERTA TRAINING MEMBUAT PROYEK ! ! ! ! ! ! !
Rencanakan tujuanmu secara seksama dan tuliskan rencanamu. Ketahuilah norma-norma budaya. Persiapkan penerjemah. Sesuaikan dengan kenyataan. Bila Anda menghadapi penolakan, beri kesempatan lain dengan “tetap membiarkan pintunya terbuka�. Ramahlah, senyum, jadi diri sendiri dan terbuka. Jelaskan tujuanmu dengan sederhana (dalam kasus ini, untuk bersenangsenang, untuk membuat dokumen sejarah, untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan). Point-point kunci yang dibuat peserta training Insight di Hungaria
! ! ! ! !
TUJUAN VP Memampukan komunitas untuk menunjukkan prestasi mereka. Menunjukkan pada para penghuni desa bahwa kita perlu belajar dari mereka. Membantu setiap orang untuk mengekspresikan apa yang mereka rasakan dan pengetahuan yang mereka miliki. Meningkatkan kesadaran bahwa setiap individu adalah pemegang kendali atas nasibnya sendiri. Untuk memberdayakan Training Insight di Ghana dengan PROLINNOVA dan Compas, 2004
MEMULAI: PERMAINAN-PERMAINAN KUNCI VP YANG DIGUNAKAN OLEH INSIGHT “Pemutaran ulang langsung memberikan umpan-balik yang cepat, yang meningkatkan proses reflektif antara anak-anak dan orang dewasa.” Gillian Chowrs, pekerja Palliative Care, koordinator proyek Cancer Relief, 2003
Permainan-permainan yang dideskripsikan pada bagian ini menggunakan video kamera untuk mengembangkan keahlian bagaimana bekerja sebagai kelompok secara konstruktif, bagaimana mendengarkan orang lain dan bagaimana mengkomunikasikan pengalaman seseorang dengan jelas. Instruksi-instruksinya telah diadaptasi dari catatan-catatan peserta training tentang bagaimana untuk memulai dan memimpin permainan. Berikut ini ringkasan tip-tip dan pelajaran-pelajaran yang telah dipelajari, dikoleksi selama beberapa pelatihan VP yang dilaksanakan oleh Insight di Inggris, Asia dan Afrika. Penyesuaian metoda-metoda untuk memberdayakan individu-individu, kelompok-kelompok dan komunitas-komunitas ini telah menghabiskan hampir dua puluh tahun lamanya penggabungan pengalaman. Meskipun permainanpermainan ini kelihatannya sederhana, ada beberapa elemen samar yang menjamin permainan-permainan ini menginspirasi kepercayaan diri seseorang alih-alih membuat orang tidak mau terlibat. Ingatlah: nikmati saja, jangan takut menyerahkan kontrol, serta fleksibel-lah dan kreatif! Kita semua membuat kesalahan – dengan cara itulah kita belajar. Kami ingin menyampaikan rasa terima kasih pada Clive Robertson dan Jackie Shaw, sumber dari beberapa permainan di sini dan banyak ide-ide praktis lainnya, dari buku mereka ‘Video Partisipatori’ (lihat Lampiran 7, Referensi).
(1) PERMAINAN SEBUT NAMA Tujuan: memecah kebekuan, memperkenalkan peralatan, pembelajaran berdasarkan pengalaman, menyerahkan kontrol, menyetarakan, mengatasi ketakutan menggunakan kamera. Jumlah Peserta: lebih dari 3 Lamanya Waktu: 20-30 menit Peralatan: video kamera, mikrofon, TV monitor, pengeras suara, kabel audio visual (AV) untuk mengkoneksikan kamera ke TV.
Langkah-langkah: 1. Setiap orang duduk melingkar, semua yang hadir harus turut bagian dalam latihan. Fasilitator pun ikut serta. 2. Serahkan kamera dalam tas dan biarkan kelompok membongkarnya. Fasilitator tidak boleh mengambil kamera sampai tiba gilirannya membuat film. 3. Jelaskan pada A (orang yang duduk di sebelah Anda) tentang bagaimana memegang kamera, memati-hidupkan kamera, dan di mana letak tombol rekam/pause. Penting untuk membiarkan mereka melakukannya sendiri. Tetap lihat keseluruhan peserta untuk melihat apakah setiap orang memperhatikan. 4. Jelaskan pada kelompok bahwa suara juga terekam sebagaimana gambar terekam. Mintalah B untuk mencolokkan mikrofon (mik) dan demonstrasikan bagaimana cara memegangnya sejajar perut dan mengarah ke mulut. 5. Mintalah A untuk membuka layar di sisi kamera dan membuka tutup lensa. Tunjukkan (peragakan) bagaimana cara memegang kamera dengan telapak tangan kiri datar menyangga bagian bawah badan kamera dan sikut lengan kiri menumpu pada dada untuk menjaga kestabilan (lihat gambar di bawah). Biarkan peserta pertama mendemonstrasikannya menggunakan kamera. Bahkan jika para peserta pemalu, mereka akan tertulari oleh keantusiasan dan kepercayaan Anda pada mereka bahwa mereka dapat melakukannya. 6. Katakan pada kelompok bahwa bagian paling rapuh dari kamera adalah lensa dan layarnya – terangkan bahwa itu seperti mata manusia dan dapat rusak karena jari-jari tangan dan kotoran. Karena itu tutup lensa harus ditaruh kembali menutupi lensa dan layar ditutup bila kamera sedang tidak digunakan. Perlu diingat bahwa hanya instruksi ini sajalah instruksi ‘jangan’ yang Anda berikan. Pada langkah permulaan ini, fasilitator harus menunjukkan kepercayaan penuh pada kelompok. Biarkan mereka menangani kamera itu, tanpa berkeliaran dengan cemas di sekitar mereka !
Memegang kamera ! telapak tangan kiri datar untuk menghindari tomboltombol dan mikrofon ! sikut tangan kiri diletakan di depan dada untuk menjaga kestabilan
7. Mintalah si A untuk mencoba membesar-kecilkan gambar – minta mereka untuk hanya mengambil kepala dan bahu orang yang berada di hadapan mereka. Lalu, dengan melakukan kontak mata, mereka harus menanyakan orang di hadapan mereka apakah orang yang bersangkutan siap/tidak. Perhatikan untuk tidak terlalu lama memberikan instruksi - cepatlah masuk ke bagian memfilmkan,- aksinya itu! 8. Si A memfilmkan orang di hadapannya. Orang yang di hadapannya memegang mik, menyebutkan namanya dan satu dua kalimat tentang dirinya, contohnya sesuatu yang mereka sukai, atau mungkin sesuatu yang lucu atau biasa saja seperti apa yang ia makan tadi pagi... 9. Setelah pemfilman, si A menyerahkan kamera pada orang yang duduk di sebelahnya (searah jarum jam) dan orang yang memegang mik juga menyerahkannya pada orang yang duduk di sebelahnya – proses diulangi sampai tiap orang dalam lingkaran mendapat kesempatan untuk memfilmkan dan berbicara, termasuk fasilitatornya. 10. Ketika menyerahkan kamera, peserta (bukan fasilitator) menjelaskan bagaimana cara menggunakannya. 11. Setelah semua orang memfilmkan (termasuk fasilitator), mintalah peserta C untuk memutar ulang kasetnya dan mencolokkan kabel ke monitor lalu memutar film kepada kelompok. Sekarang pelajaran baru dimulai!
POIN-POIN PENTING UNTUK DIINGAT -
-
Pastikan instruksi-instruksinya sederhana dan singkat – tidak terlalu teknis. Langsung ke aksinya. Ukurlah dinamika kelompok dan biarkan dinamika itu yang menentukan kecepatan aktivitas, contoh: jika gugup, masuklah langsung ke bagian menggunakan kamera untuk “memecahkan kebekuan”. Pesan-pesan yang difilmkan harus pendek. Pergunakan waktu untuk diskusi kelompok setelah menonton filmnya. Penting diingat bahwa orang mempunyai reaksi yang berbeda setelah melihat diri mereka di layar pada waktu pertama kali. Bisa jadi salah tingkah, heran, malu, geli, bahkan takjub.
Gambar :Memutar ulang film – fasilitator belajar dari pengalaman
-
Sewaktu Anda menyaksikan film itu, buatlah catatan mental tentang pembelajaran teknis apa yang dapat ditarik dari pengalaman tadi. Dalam diskusi cobalah untuk menarik pembelajaran itu dari peserta.
APA YANG DIPELAJARI? -
Bagaimana cara menggunakan kamera; memati/hidupkan; merekam/pause; bagaimana memegang; bagaimana mengambil film; merekam suara; percaya diri terhadap kamera. Orang yang memegang kamera memegang kekuasaan dan tanggung-jawab! Ia harus menjamin keadaan tenang dan siap untuk pemfilman, dan menjamin orang yang berbicara juga siap. Belajar lewat pengalaman: kita semua merasakan bagaimana rasanya berada di depan kamera, maka kita semua jadi lebih sensitif. Proses itu menjadi pemecah kebekuan – kita belajar satu sama lain sebagai kelompok. Semuanya fokus pada tugas bersama dan mengalami emosi yang sama ketika permainan berlangsung. Hubungan antara fasilitator dengan kelompok menjadi setara; begitu pun dinamika kelompok menjadi setara dalam konteks kekuasaan. Anggota kelompok mempelajari sendiri semua keahlian teknis yang penting. Begitu banyak hal yang dapat dipelajari dan diambil dari permainan sederhana ini, baik mengenai pembelajaran teknis dan dalam membangun dinamika kelompoknya.
“Orang seringkali merasa tidak nyaman difilmkan dan melihat diri mereka sendiri sewaktu film diputar. Hal ini biasa tapi perlu diketahui dan dibicarakan dalam kelompok.� (Peserta pelatihan pada pelatihan Insight di Newcastle UK, April 2005, diorganisir oleh PEANuT, Universitas Northumbria)
(2) PERMAINAN MENGHILANG Tujuan: bersenang-senang, pembentukan kelompok, belajar bagaimana merekam dan pause Jumlah Peserta: lebih dari 3 Lamanya Waktu: 10-20 menit Peralatan: video kamera, TV monitor, tripod dan kabel AV.
Langkah-langkah: 1. Seluruh anggota kelompok berdiri dalam kelompok seakan-akan sedang berpose untuk pemotretan. 2. Peserta A memfilmkan dan harus meminta yang lain untuk berdiri seperti patung dan diam. Cobalah untuk sedikit humor (contohnya: berdiri dengan pose-pose yang lucu). 3. Peserta A menekan tombol dan menghitung sampai tiga (merekam selama tiga detik). Jika kamera atau tripod bergerak, bahkan sedikit, triknya akan rusak. Belajarlah untuk menekan tombol rekam secara perlahan, bukan menekannya langsung. 4. Peserta A meminta seseorang dalam kelompok untuk keluar – ingat: yang lainnya tidak boleh bergerak. 5. Yang diminta keluar boleh menekan tombol rekam. Orang yang sebelumnya memfilmkan boleh memberikan instruksinya. 6. Ketika orang terakhir keluar, filmkan ruang yang kosong itu selama 5 detik. 7. Sekarang tonton film itu segera. Mainkan, putar balik, majukan (sambil dimainkan) dan buatlah kelompok tertawa. Hasilnya akan tampak seakan-akan orang muncul dan menghilang seperti sihir.
POIN-POIN PENTING UNTUK DIINGAT “Sebaiknya permainan ini tidak dilakukan terlalu lama karena orang akan mulai kehilangan minatnya; tripodnya jangan sampai bergerak; dan jika anggota kelompoknya terlalu banyak, keluarkan beberapa orang sekaligus tiap kali selesai merekam dan pilih seseorang untuk menekan tombol rekamnya.”
APA YANG DIPELAJARI? “Keuntungan dari permainan menghilang: menyenangkan, mengajarkan merekam dan pause, menjamin tiap orang dapat melakukan keahlian fundamental ini. Menunjukkan keanehan dari video dan kemampuannya memanipulasi waktu dan memainkan realita.” Dikutip dari para peserta pelatihan VP Insight di Ghana, diorganisir oleh Compas dan Prolinnova, Desember 2004.
(3) BELITAN DALAM FRAME Tujuan: sebagai pembangkit energi; lucu; memahami pem-frame-an, berlatih mengarahkan. Jumlah Peserta: lebih dari 4 Lamanya Waktu: 20-30 menit Peralatan: sebuah botol/sesuatu yang bisa berputar, sesuatu yang bisa digambar, dadu, kamera, tripod, TV dan kabel AV.
Langkah-langkah 1. Siapkan TV dan koneksikan dengan kamera (di atas tripod) menggunakan kabel AV, sehingga gambar hidup dapat terlihat di TV. Kecilkan volume untuk meredam suara berisik umpan-balik elektrik, dan alihkan layar TV dari hadapan peserta. 2. Buat gambar lingkaran di atas kertas atau tanah dan bagi menjadi empat bagian. Tiap seperempat bagian mewakili bagian tubuh (kita memakai kaki, telinga, tangan dan mata). Pergunakan botol yang dibaringkan pada sisinya untuk diputar di atas lingkaran sampai ujungnya menunjukkan salah satu bagian tubuh. Gunakan dadu untuk menentukan berapa kali bagian tubuh itu harus ditampilkan di layar. Ulangi tiga kali per peserta. 3. Fasilitator mengarahkan kamera pada arah tertentu dan kunci kamera pada posisi itu dengan mengeratkan tripodnya. Ubah sudut kamera untuk masing-masing peserta. 4. Setiap orang bergiliran untuk mengarahkan. Direktur berdiri dekat TV dan menginstruksikan yang lain untuk bergerak dalam posisiposisi yang berbeda (contoh: “gerakkan tanganmu sedikit, turunkan kakimu sedikit, saya memerlukan satu lagi kuping... sekarang tahan�). 5. Setelah merasa puas dengan bagian-bagian tubuh yang tampak dalam frame, direktur merekamnya selama 5 detik. 6. Ulangi untuk tiap peserta. 7. Putar ulang kasetnya dan tonton bersama-sama untuk melihat apakah sukses/tidak.
POIN-POIN PENTING UNTUK DIINGAT -
Arahkan kamera ke atas dan ke bawah untuk menciptakan tantangan yang lebih besar. Permainan ini mungkin tidak cocok untuk suatu kelompok karena membutuhkan banyak kontak fisik antarpeserta.
APA YANG DIPELAJARI? -
Permainan ini membantu membangun kepercayaan dan keintiman dalam kelompok. Membuat peserta terbiasa untuk mem-frame dan melihat lewat “mata” kamera. Tiap orang mengalami tantangan mengarahkan sekelompok orang berdiri dengan posisi yang tertentu. Memperkenalkan sudut pengambilan yang tidak biasa. Memahami bagaimana TV dan kamera terhubung lewat kabel AV.
(4) TEKNIK PAPAN CERITA TUJUAN: mengembangkan kepercayaan diri peserta dan membuat mereka mengendalikan prosesnya; membangun keterampilan kerja kelompok; membagi peran; belajar untuk menceritakan sesuatu dengan gambar-gambar. JUMLAH PESERTA: lebih dari 3 orang LAMANYA WAKTU: 1-3 jam PERALATAN: sesuatu yang dapat digambari, kamera video, tripod, mikrofon, TV, kabel AV.
Langkah-Langkah 1. Bicara dengan para peserta – cari tahu cerita apa yang ingin mereka ceritakan. Anda dapat menggunakan aktivitas yang kreatif untuk menstimulasi ide-ide jika memungkinkan/jika waktunya mengizinkan (lihat halaman 38). Tanyakan, “Film pendek yang bagaimana yang ingin kalian buat?” Bangun kepercayaan diri mereka, dorong dan puji ide-ide mereka. 2. Gambar 4 sampai 6 buah kotak. 3. Tanyakan, “bagaimana kalian memperkenalkan ceritanya?” Gambar suatu sketsa pada kotak petama. Gambar suatu benda yang sederhana (gambar tegas, sketsa kasar, tidak memerlukan detail).
4. Lanjutkan dengan agak cepat ke garis besar cerita: cobalah untuk membuat peserta menggambar sendiri dalam kotak-kotaknya. Pastikan semua orang terlibat. 5. Akhirnya, ulang kembali dan dapatkan detil-detilnya (ditiap kotak): “Siapa yang berbicara di sini?” “ Siapa yang memfilmkan situasi ini?” “Di mana kalian akan memfilmkannya?” 6. Beri ucapan selamat pada mereka. 7. Sekarang kelompok akan mulai memfilmkan gambar-gambar yang terpampang dalam papan cerita. Jelaskan bahwa tiap adegan penting, jadi orang yang mengoperasikan kamera akan mulai merekam hanya pada saat semua orang telah siap.
POIN-POIN PENTING UNTUK DIINGAT: MERENCANAKAN PAPAN CERITA - Berikan banyak dukungan - Mendengar lebih banyak, sedikit bicara. - Tekankan bahwa tiap orang punya cerita untuk dikatakan dan punya hak untuk didengarkan. - Sepakati tema/cerita utama sebelum memulai papan cerita. - Fasilitator boleh menggambar papan cerita jika peserta tidak percaya diri, tapi pastikan bahwa peserta yang harus mengendalikan aktivitas ini. - Libatkan setiap orang dan peka-lah sehingga setiap orang mendapat kesempatan untuk berpartisipasi. - Hindarkan jargon-jargon teknis. - Biarkan mereka memegang papan cerita saat memfilmkan sebagai referensi. Penting juga untuk kembali ke awal bila terjadi interupsi. Hati-hati jangan sampai mereka menggunakan papan cerita sebagai naskah cerita, melihat papan terus menerus saat memfilmkan. Dorong mereka supaya fleksibel! - Segeralah pada proses pembuatan film dan aksi. Mereka boleh kembali melakukan satu dua hal setelah pemfilman pertama. - Buatlah latihan ini sederhana. - Biarkan kelompok memiliki cerita; jangan menginstruksikan atau menyarankan. Dorong para peserta untuk berpikir apa yang sebenarnya mereka ingin komunikasikan pada tiap adegan dan dorong mereka untuk melakukannya dengan singkat. - Akan berhasil dengan baik untuk membuat mereka dapat menceritakan papan cerita mereka pada orang lain dan mendapat reaksi mereka atau membuat mereka berpartisipasi.
“Kadang-kadang saya pikir lebih baik tidak bicara tentang pembuatan film secara langsung tapi bercakap-cakap dulu tentang hal-hal umum dan membiarkan cerita-cerita muncul. Saya mencoba menarik lebih banyak orang dalam tugas pembuatan papan cerita – orang yang berhubungan dengan cerita atau orang yang berada di sekitar. Sebagai contoh, saya menanyakan orang lain yang berada di sekitar: Apa perananmu disini... perempuan, dan anak-anak, kerabat yang lain... dan tetangga. Apakah ada karakter penting lain yang terlibat? Saya mencoba membawa mereka dalam proses perencanaan atau membuat mereka termasuk sebagai suatu wawancara pada salah satu kotak. Metode ini dapat bekerja dengan baik dengan hanya satu orang atau dengan kelompok besar. Kelompok dengan lebih dari delapan orang lebih baik dibagi menjadi kelompok-kelompok lain untuk mengerjakan topiktopik atau cerita-cerita terpisah. (Chris Lunch, bagaimana menggunakan papan cerita di lapangan.)
POIN-POIN PENTING UNTUK DIINGAT MEMFILMKAN PAPAN CERITA - Ingatkan kelompok bahwa tiap orang harus mendapat kesempatan memfilmkan suatu kejadian dan bergantian memegang peranan. - Orang yang memfilmkan saat pengambilan gambarbertanggungjawab, dan disebut Direktur dari gambar yang diambil itu. Ia bertanggung jawab menangkap esensi atau arti dari kotak dalam papan cerita yang ditugaskan pada seorang Direktur ini. Perhatikan orang-orang yang suka mendominasi yang terlalu antusias, orang yang ingin mengambil alih proses pemfilman seluruh papan cerita (lihat halaman XX). - Mungkin penting juga bagi fasilitator untuk membatasi panjangnya tiap pengambilan gambar atau panjang total film (contoh: 1 menit per kotak dalam papan cerita). - Lihat Bab Empat, Tip-tip teknikal, untuk bimbingan lebih lanjut, contoh: untuk pemotongan.
APA YANG DIPELAJARI? - Membantumu mengumpulkan ide-ide, sudut-sudut pandang, metoda-metoda dan pengalamanpengalaman yang berlainan dalam satu cerita di sekitar tema yang sama. Dapat membantu terbentuknya konsensus. - Membantu orang mengkomunikasikan ide-ide dan perasaan-perasaan yang unik secara visual, dengan lokasi dan presenter yang berbeda. - Membantu memahami bagaimana menceritakan suatu cerita menjadi suatu cerita visual (dengan permulaan, pertengahan dan akhir). - Membantumu berpikir tentang bagaimana melibatkan semua orang.
Fasilitator harus berhati-hati untuk tidak memanipulasi cerita, tidak mengizinkan kultur mereka – cara spesifik bagaimana bercerita sampai tersampaikan. Beberapa orang mungkin merasa menggambar itu kekanak-kanakan – terangkan pada mereka bahwa gambar-gambar itu demi memudahkan mereka, untuk membantu memahami situasi dan mengingat semua ide-ide bagus. Memegang pena mungkin bukan hal biasa bagi beberapa orang, jadi fasilitator dapat menggambarkannya untuk mereka. Beberapa peserta mungkin perlu lebih banyak waktu untuk mengerti mengapa bercerita, yang sudah jelas bagi mereka, dapat menguntungkan orang lain. Kadang-kadang peserta melakukan seluruh film langsung sekaligus, tidak berpikir untuk berhenti di antara kotak-kotak atau adeganadegan. Mungkin perlu waktu yang panjang untuk merencanakan dan memfilmkan. Usahakan segala sesuatunya terus berjalan untuk mempertahankan ketertarikan, lakukan pembuatan film di hari lain jika perlu. Cerita bisa menjadi amat panjang. Lebih baik dipotong-potong menjadi potongan-potongan yang teratur. Bahaya-Bahaya/Jebakan-Jebakan – dikutip dari evaluasi para peserta pelatihan di Ghana 2004.
Gambar Contoh sebuah papan cerita
PEKERJAAN LAPANGAN: MENGEMBANGKAN TEKNIK-TEKNIK Di bawah ini kami memberikan daftar beberapa cara untuk mengadaptasi teknik papan cerita dan bagaimana untuk menggunakan teknik-teknik lain untuk memperdalam analisis dan pembelajaran. Banyak hal yang dapat dipelajari di luar sana hanya dengan menggunakan kamera. Peserta perlu mulai berpikir tentang menciptakan cerita menggunakan video. Aktivitas-aktivitas ini menyediakan waktu-waktu tersusun jelas untuk mengeksplorasi menggunakan peralatan mereka sendiri, di luar tempat workshop. Aktivitas ini telah didesain untuk membangun kepercayaan, kepercayaan diri dan keahlian kelompok selain juga keahlian teknis – sebab esensi dari VP adalah proses sosial bukan proses teknis. Akan ada lebih banyak lagi komunitas yang terkesan melihat orang lokal mengontrol peralatan profesional berjalan-jalan di sekitar komunitas. Hal ini mendorong ketertarikan dan partisipasi yang lebih besar dalam proyekmu. Mendemonstrasikan kepercayaanmu dengan menyerahkan kontrol pada kelompok seringkali berbalasan dengan kepercayaan komunitas kepadamu. Tiap aktivitas di bawah ini akan memerlukan waktu sejam atau lebih untuk pelaksanaan dan membutuhkan suatu kelompok dengan tiga atau lebih peserta. Jumlah optimal per kelompok sekitar 8 orang. “Selain keuntungan-keuntungan nyata yang didapat dari belajar tentang realita membuat film di luar, dengan orang-orang asing di sekitar, perlunya minta izin, dll, rasanya enak untuk sekedar mendapat udara segar di luar!� Evaluasi para peserta latihan teknik papan cerita di Insight Oxford UK, November 2005
TANTANGAN TIPE PENGAMBILAN GAMBAR Ajarkan lima tipe pengambilan gambar yang berbeda dari Extreme Close Up sampai Extreme Long Shot . Tantang kelompok untuk menggunakan kelima tipe pengambilan gambaar sedikitnya sekali dalam papan cerita mereka. Masukkan sudut kamera juga. Mengarah pandangan ke atas pada seseorang cenderung meningkatkan kekuatan atau dominasinya, mengarah pandangan ke bawah pada seseorang memberikan efek sebaliknya. Untuk efek yang netral, pegang kamera secara horisontal, selevel dengan mata dari subjek.
STRIP KOMIK VIDEO Gambar sebagai suatu bentuk papan cerita tetapi filmkan tanpa suara atau gerakan dalam setiap pengambilan gambarnya. Tiap pengambilan gambar hanya berlangsung 3 detik saja. Tiap peserta menggambar, mengarahkan dan memfilmkan satu pengambilan gambar. Contohnya, berikan pada kelompok
sebuah kulit pisang dan minta mereka untuk membuat sketsa komedi dari seseorang yang terpeleset ketika menginjak kulit pisang yang dibuang sembarangan itu. Tantangan tipe pengambilan gambar berfungsi baik dengan aktivitas ini.
Gambar Tipe-tipe pengambilan gambar
LATIHAN MENUNJUKKAN DAN BERCERITA Mintalah kelompok untuk memilih satu objek penting (contoh: sesuatu yang berharga bagi mereka untuk ditampilkan dalam film 2 menit). Tujuannya untuk membuat mereka langsung mengerjakan bagian yang memiliki lebih banyak tantangan. Jangan berikan instruksi atau bimbingan lebih lanjut. Mereka mungkin akan menge-zoom terlalu banyak (alih-alih mendekatkan diri mereka), berputar terlalu banyak, berjalan dengan kamera sementara mengambil gambar, dan lupa untuk menekan tombol pause. Ketika Anda menonton filmnya bersama-sama, kesalahan biasanya dengan jelas dapat terlihat, maka tanyakanlah pada mereka apa yang mereka pikirkan setelah melihat film tersebut dan apa yang bisa
diperbaiki sebelum Anda menyebutkan poin-poin teknis yang Anda temukan. Ingatlah untuk murah hati dalam memberi pujian dan dorongan, jangan membuat mereka merasa tidak enak dan menjauh dari pengajaran “tipe guru sekolah”! Biarkan mereka mencobanya lagi (dengan orang yang lain yang memfilmkan) dan tonton lagi: peningkatannya seringkali mencengangkan dan kemajuan yang didapat benar-benar cepat. “Ada potensi konflik antarpeserta yang ingin mengambil kendali. Fasilitator mungkin perlu memediasi beberapa kelompok !” Latihan di pelatihan Insight di Newcastle, UK
BERCAKAP-CAKAP Ini berarti ada dua atau tiga orang berdiskusi tentang suatu hal atau kejadian di depan kamera. Hal ini sebaiknya dilakukan dalam keadaan yang tidak formal dengan demikian membantu orang untuk menjadi relaks/santai, dengan isu-isu yang timbul disaat percakapan berlangsung. Hal ini memposisikan peserta memegang kendali.
METODA WAWANCARA ATAU “JURNALIS” Peserta menanyakan pada anggota komunitas tentang isu-isu setempat. Apa? Bagaimana? Apa saja ide-ide, persepsi-persepsi dan solusi-solusi lokal? Anda dapat mencoba untuk bekerja dengan para perwakilan dari kelompok target yang lain; hal ini berguna untuk mengikutsertakan kelompok-kelompok yang sukar dijamah atau kelompok yang secara sosial termarginalisasi. Tidak perlu memberikan banyak instruksi awal, biarkan mereka pergi ke komunitas tanpa fasilitator dan melaksanakan wawancara percobaan. Ini memberikan waktu bagi fasilitator untuk merencanakan fase selanjutnya, atau untuk bekerja dengan kelompok lain, atau bahkan untuk beristirahat sejenak! Kemudian tonton filmnya bersama-sama dan diskusikan hasilnya. Apakah pertanyaannya membuka pertanyaan lain? Apakah pewawancara mempertahankan kontak mata dengan yang diwawancara (lihat tip-tip wawancara di halaman 36)? Apakah fokusnya benar? Apakah suaranya oke? Apakah cahaya ada di depan si subjek? Biarkan mereka menganalisa film itu dulu dan jika perlu berikan beberapa tip. “Adalah penting untuk membuat peserta mencatat atau mepersiapkan tiga pertanyaan dan kemudian periksa apakah pertanyaan itu bentuk pertanyaan terbuka dan sesuai dengan topik yang dipilih.” Chris Lunch, Direktur Insight
PEMETAAN KOMUNITAS Bekerjalah bersama grup untuk mengambar peta komunitas sebelum anggota kelompok pergi memfilmkan. Gunakan kertas yang lebar (bagian belakang wallpaper atau kertas plano yang disambung) atau gambar di tanah dan gunakan objek-objek lokal untuk menunjukan tempat-tempat. Latihan ini adalah cara
briliant untuk mendapatkan ide-ide mengalir antar-orang sebelum Anda mengeluarkan kamera. Kadang-kadang proses ini difilmkan karena berguna untuk menangkap pembicaraannya. Berguna juga untuk meminta beberapa orang dalam kelompok untuk mempresentasikan peta ke kamera ketika peta itu selesai dibuat. Petanya dapat ditandai dengan “suatu tempat yang saya suka dan suatu tempat yang saya ingin ubah,� dan orang spesifik dalam komunitas dapat ditandai untuk wawancara. Dengan beberapa rute yang digambar pada peta, tim yang berbeda dapat pergi memfilmkan. Perasaan samar adanya suatu kompetisi antar-grup dapat menambah kesenangan! Terkadang menggambar peta membutuhkan waktu seharian, termasuk mewarnai dan menyambungnyambung – yang mungkin bisa disimpan sebagai suvenir bertahun-tahun. Catatan: petanya tidak menunjukan secara nyata tata letak dari suatu desa atau kota, tapi lebih merupakan perwakilan bagaimana peserta melihat lingkungan sekitarnya. Jangan biarkan seorang pun mendominasi atau mengkritik keakuratan peta. Cobalah untuk mengikutsertakan orang seperti itu ke dalam aktivitas kelompok sehingga semua dapat memperoleh manfaat dari pengetahuannya, tapi jelaskanlah bahwa tidak perlu membuat peta yang akurat saat ini. VP juga bisa digunakan dengan model 3-D. Teknik-teknik PRA seperti Pemetaan Sosial juga dapat digunakan, dan kemudian gunakan VP untuk menciptakan pemetaan video (lihat studi kasus NORMA, halaman 87).
Gambar VP belajar dengan melakukan
Hal-hal berikut adalah latihan-latihan dan hanyalah bagian dari proses pelatihan. Adalah perlu untuk membuat daftar beberapa batasan yang mungkin ada:
1. Akan ada halangan bahasa jika pewawancara dan yang diwawancara tidak berbicara bahasa yang sama. 2. Informasi rahasia mungkin tidak terungkapkan. Perlu waktu untuk membangun kepercayaan. Namun orang cenderung menjadi lebih relaks dan terbuka ketika mereka diwawancara oleh orang yang mereka kenal. 3. Umum bagi semua proses baru untuk mendapatkan penerimaan yang buruk, terutama jika bekerja dalam komunitas yang telah “berpartisipasi” dalam lokakarya-lokakarya atau konsultasi-konsultasi (atau seperti yang disebut oleh praktisi berpengalaman, “sudah di-PRA”). Biasanya saat penyerahan kamera memberikan dampak yang cukup besar namun diperlukan waktu untuk membangun kepercayaan dengan komunitas. Faktor kuncinya adalah: siapa yang membawamu ke sana; siapa yang telah Anda pilih untuk bekerja sama; serta sikap dan tingkah laku Anda sendiri. 4. Dalam latihan-latihan ini hanya satu bagian dari populasi yang diwakilkan, biasanya teman-teman dan saudara dari pewawancara. Tetapi, trik-nya adalah untuk mengundang lebih banyak lagi orang yang menjadi peserta. Atau bekerja dengan beberapa kelompok lain. Cobalah untuk menyadari geografi sosial dalam komunitas. Yakinkanlah Anda bekerja dalam semua area yang berbeda, dengan orang dari golongan kekayaan, pekerjaan, jenis kelamin atau umur yang berbeda. “VP menyebabkan orang mempunyai perasaan yang lebih tajam akan siapa diri mereka dan bagaimana mereka dapat berinteraksi dengan dunia. VP adalah media yang kuat sebab membuat orang menceritakan cerita tentang mereka sendiri lebih kuat daripada membuat orang lain menjadi perantara untuk menceritakannya.” Jo Rowlands, Program Kemiskinan, Oxfam, UK
TIP-TIP WAWANCARA Diadaptasi dari “Giving Voice Panos Oral Testimony Programme” ! Tanyakan pada peserta: apakah Anda merasa siap? !
Apakah diperlukan izin spesial?
!
Apakah Anda berbicara dalam bahasa yang tepat?
!
Apakah Anda merasa nyaman dan berada pada posisi yang sama?
!
Apakah Anda menaruh rasa hormat?
!
Apakah Anda memberikan pertanyaan yang jelas dan singkat?
!
Apakah Anda memberikan pertanyaan yang mengarahkan – apakah pertanyaan Anda menyarankan suatu jawaban?
!
Apakah Anda memberikan pertanyaan yang tertutup – apakah pertanyaan-pertanyaanmu hanya mendapatkan jawaban “ya, tidak, saya tidak tahu”?
!
Apakah Anda memberikan pertanyaan lanjutan, pertanyaan menyelidik? Apakah Anda berupaya spontan?
!
Apakah Anda memberi orang waktu yang cukup untuk menjawab?
!
Apakah wawancara mengalir dengan lancar ataukah meloncat-loncat dari subjek yang satu ke subjek yang lain?
!
Bagaimana suaranya? Mungkin layak untuk menguji suara dulu sebelum terlalu banyak merekam. Putar ulang kaset dan dengarkan dengan headphone. Apakah mik-nya cukup dekat atau terlalu dekat? Apakah ada ribut-ribut suara angin? Apakah ada suara statik dari kabel atau mik?
!
Apakah mik terarah pada Anda sewaktu bertanya?
!
Apakah Anda kelihatannya tertarik pada apa yang dikatakan orang itu?
!
Apakah orang-orang kelihatannya menikmati wawancara itu?
!
Apakah Anda terlihat relaks dan apakah Anda mempertahankan kontak mata? Periksalah bahasa tubuh Anda.
INGAT-INGAT !
Pertanyaan terbuka yang dimulai dengan “apa, kapan, di mana, siapa, bagaimana, tolong ceritakan...” cenderung menghasilkan jawabanjawaban yang menarik.
!
Jangan membuat keributan! Memang rasanya tergoda untuk mengeluarkan suara-suara yang menyemangati ketika mendengarkan sebuah jawaban. Ingatlah bahwa suara-suara itu pun masuk dalam mikrofon.
!
mendapatkan pembelajaran eksperimental saat film diputar kembali.
REFLEKSI DAN ANALISIS: KEGIATAN-KEGIATAN KREATIF DAN TERAPIS DENGAN VP “Prosesnya secara positif bersifat menyembuhkan untuk anak-anak, terutama dalam hal kepercayaan diri, penghargaan diri dan peningkatan kapasitas. Mereka belajar menjadi kritis terhadap diri sendiri. Mereka menjadi sangat bangga atas pencapaiannya, meskipun mereka sangat malu-malu pada awalnya. Video juga meningkatkan kepercayaan dan menjadi media perantara komunikasi yang baik.� Gillian Dhowrs, Pekerja Polliative Care, koordinator proyek Cancer Relief, 2003
Pada bagian ini, kami menerangkan tentang bagaimana melaksanakan latihanlatihan yang mendorong respon reflektif dan tingkatan saling berbagi/sharing yang lebih dalam di antara para peserta proyek. Kami menggunakan latihan ini digabung dengan Permainan Kunci yang telah dijelaskan sebelumnya untuk mengembangkan kendali peserta terhadap proyek. Jika Anda ingin menekankan pada keuntungan terapis dari penggunaan VP melalui kemampuan VP yang dapat mengembangkan kepercayaan diri dan penghargaan diri, maka ambillah waktu untuk itu. Banyak dasar kerja kami sebagai fasilitator VP telah melibatkan orang yang menderita masalahmasalah kesehatan mental dan anak-anak muda terkesampingkan yang tinggal di rumah-rumah yang tak layak huni. Kegiatan semacam ini akan lebih efektif bila sumber daya memungkinkan proyek diperpanjang lebih daripada periode minimum biasa yang hanya beberapa hari atau minggu saja, dan bila penyandang dana atau komisioner kegiatan ini tidak mempunyai maksud lain, selain menunjukkan komitmen pasti untuk menyokong perubahan. Tanpa tekanan untuk memberikan hasil-hasil tertentu, fasilitator proyek kreatif ini dapat terbuka pada hal-hal yang tak terduga. Tentu saja hasil terbaik terjadi bila kita fokus pada prosesnya, dan bukan pada produknya. VP memampukan orang menjadi pencipta dan menjadi semacam katalis yang baik bagi pemberdayaan dan perubahan. Video menjadi alat untuk merefleksikan realita peserta dan untuk menekankan potensi mereka untuk mengubah realita ini. Melalui lensa, mereka mempunyai kesempatan untuk memilih apa yang akan mereka fokuskan, untuk mengungkapkan lingkungan mereka dan untuk menyentuh pihak luar. Kami telah menyaksikan proses ini dapat menjadi katalis untuk beraksi dalam lingkup lokal ketika orang-orang, kelompok-kelompok dan komunitas mulai melakukan transformasi. Seperti yang telah dikatakan, kami tidak akan menggunakan beberapa dari aktivitas ini untuk kelompok peserta tertentu
terutama bila dibatasi oleh waktu. Sebagai contoh, dalam suatu lingkup di mana fasilitator berasal dari budaya yang berbeda dan tidak mempunyai cukup waktu untuk membangun kepercayaan dan pengertian, maka mustahillah menggunakan Peta Tubuh atau Visioning. Ukurlah situasinya sendiri dan kalau perlu adaptasikanlah aktivitas-aktivitasnya.
TANGGAL-TANGGAL PENTING Hal ini adalah cara yang menyenangkan untuk mempraktekkan pertanyaan terbuka, dan untuk mengenal satu sama lain dengan lebih baik. Kami belum pernah menggunakan permainan ini bersama kelompok yang buta huruf, tapi merasa yakin dapat disesuaikan untuk memenuhi semua kebutuhan. Cobalah menggunakan simbol-simbol sebagai ganti tanggal-tanggal tertulis untuk melambangkan kejadian-kejadian kunci dalam kehidupan dan untuk menentukan kronologi atau urutan kejadian lewat diskusi kelompok dan meletakkan simbolsimbol itu dalam urutan yang lebih disukai. 1. Berikan tiga carik kertas pada tiap orang dan mintalah pada setiap orang untuk menuliskan tanggal penting dalam kehidupan mereka di tiap carikan kertas. Hari ulang tahun sendiri tidak termasuk. 2. Mintalah seseorang dari kelompok untuk menggambar ular (atau sungai) pada kertas yang besar. 3. Mintalah peserta untuk memperlihatkan tanggal-tanggal mereka dan mengaturnya sesuai urutan waktu di sepanjang badan ular – mulai dari tanggal yang terlama lebih dulu. Tempelkan kertas-kertas mereka (atau gunakan kertas berperekat/post it). 4. Keluarkan pion-pion dan gunakan dadu untuk berpindah dari tanggal ke tanggal. Bila seseorang mendarat pada tanggalnya sendiri, lempar dadu sekali lagi. 5. Orang yang tanggalnya didarati harus menjawab tiga pertanyaan dari pemain yang lain. Para pemain ditantang untuk mengajukan pertanyaan terbuka sehingga mereka dapat menarik informasi sebanyak mungkin. POIN-POIN PENTING UNTUK DIINGAT ! Tanyakan pada anggota kelompok apa yang telah mereka pelajari dari kegiatan ini. ! Dalam permainan ini tidak ada yang menang ataupun kalah. Ingatkan pada kelompok bahwa
mereka bekerja sebagai tim untuk mendapatkan informasi sebanyak mungkin dari tiga pertanyaan itu. PEMBELAJARAN YANG DIDAPAT !
Kualitas dan jumlah informasi yang didapat dari suatu wawancara bergantung pada cara pertanyaan itu difrasekan.
BERPIKIR DAN MENDENGARKAN Kegiatan ini berguna sebelum melakukan “brainstorm/curah ide� kelompok karena memberikan waktu bagi tiap orang untuk melihat lebih dalam dan membentuk ide-ide mereka dalam suatu lingkungan yang aman. Banyak orang merasa terintimidasi dalam kelompok yang besar dan oleh karena itu tidak diuntungkan dalam kegiatan brainstorming di kelompok besar. Semua kelompok rugi bila ada yang diam. Pertama-tama sepakatilah suatu topik atau tema. 1. Berpasangan, peserta mencari sudut yang cukup tenang dan duduk berhadapan. 2. Jelaskan bahwa Anda akan menghitung waktunya (izinkan 1-2 menit per orang). Fasilitator memutuskan lama dan ketatnya pembatasan waktu, memberikan waktu yang sama bagi tiap orang dalam pasangan. 3. Orang pertama berbicara sesuai dengan batas waktu. Partnernya mendengarkan secara aktif tapi tidak boleh menginterupsi. Menganggukkan kepala dan mempertahankan kontak mata diizinkan tapi tidak boleh ada suara! 4. Waktu yang diberikan dapat digunakan oleh si “pembicara� dengan hanya duduk diam atau mungkin berpikir keras jika ia menginginkannya. 5. Fasilitator memberikan 10 detik peringatan saat waktu hampir habis. Lalu orang kedua yang berbicara. 6. Boleh memilih untuk dilakukan: berikan pada pasangan satu menit atau lebih untuk mengulang sejenak apa yang telah mereka dengar dari pasangannya dan kemudian memberikan umpan-balik atas nama pasangannya pada kelompok.
POIN PENTING UNTUK DIINGAT !
Dalam tiap kelompok selalu ada orang-orang yang pemalu. Ini bukan berarti mereka tidak mempunyai sesuatu yang berarti yang dapat ditawarkan pada kelompok, namun ini tidak berarti fasilitator harus menyediakan lingkungan yang aman untuk mereka guna berbagi perasaan dan ide-ide mereka.
PEMBELAJARAN YANG DIDAPAT !
Di banyak masyarakat, orang-orang cenderung tidak mendengarkan dengan penuh konsentrasi. Interupsi sering terjadi. Aktivitas ini melalui pengalaman menunjukkan betapa menyenangkannya mendengarkan dan merasa didengarkan.
!
Mendengar secara aktif berarti fokus pada apa yang dikatakan seseorang tanpa mencoba berpikir bagaimana harus menanggapinya.
!
Setiap orang dalam kelompok mempunyai sesuatu yang unik dan berharga untuk ditawarkan.
RODA MARGOLIS Kami mempelajari kegiatan ini dari praktisi permakultur (permanent agriculture), dan menikmati fluiditas dan pergerakan yang disediakan oleh kegiatan ini pada sesi brainstorming. 1. Buatlah lingkaran dalam dan lingkaran luar tempat-tempat duduk yang saling berhadapan, tiap lingkaran mempunyai jumlah yang sama, dengan lingkaran dalam yang lebih ketat dan menghadap keluar. 2. Fasilitator menanyakan satu seri pertanyaan (minimal tiga) yang bertujuan untuk membantu individu-individu dalam kelompok membentuk opini-opini tentang tema atau arah pemfilman. 3. Orang-orang berpasangan mendiskusikan satu pertanyaan selama waktu yang ditetapkan (1-2 menit), kemudian orang yang duduk di lingkaran luar berpindah ke tempat duduk lain searah jarum jam untuk mendiskusikan pertanyaan berikutnya. Mereka yang duduk di lingkaran dalam tidak berganti tempat duduk sehingga tiap pertanyaan didiskusikan dengan partner yang baru.
!
POIN PENTING UNTUK DIINGAT Fasilitator mengatur tempat-tempat duduk sebelum memberikan instruksi.
PEMBELAJARAN YANG DIDAPAT !
Bangkit dari kursi dan berjalan-jalan dapat membantu memberikan energi segar untuk diskusi.
“Memberikan perkembangan yang pesat pada penghargaan diri dan perkembangan diri. Proyek VP secara dramatis membuka wawasan salah seorang peserta. Sebagai hasil dari tumbuhnya kepercayaan diri, ia memutuskan untuk mengambil beberapa kursus dan mendapatkan keahlian dan sekarang ia telah bekerja! Ia sekarang menjadi ibu tunggal yang seorang diri dapat mencukupi kebutuhan mereka, yang menyusun kembali semua keping kehidupannya sendiri.� Conroy Harris, pekerja kesehatan mental, Oxford, UK.
PETA TUBUH Kegiatan ini digunakan untuk mengembangkan tema tentang identitas diri; dan menjadi alternatif yang berguna untuk pemetaan komunitas jika pesertanya berasal dari tempat-tempat yang berbeda. Aktivitas ini telah sukses digunakan oleh para penulis di Inggris kepada orang-orang dewasa yang rapuh secara emosional dan fisik serta di Afrika Barat kepada anak-anak jalanan. 1. Berpasangan, tiap orang menggambar garis dengan hati-hati sepanjang tubuh pasangannya untuk menciptakan suatu bayangan pasangannya yang sedang berbaring. Gunakan kertas dinding atau kertas koran yang panjang (lihat gambar 2.22). 2. Sebagai kelompok putuskan bagaimana membagi tubuh: contoh, kaki adalah asal usul kita, tungkai kaki adalah tempat-tempat yang pernah kita kunjungi, perut adalah tempat kita menaruh ketakutan kita, lengan adalah keterampilan kita, hati adalah apa yang kita paling cintai, kepala berisi mimpi-mimpi kita... 3. Seorang diri, para peserta memakai cat dan guntingan-guntingan kertas (dari majalah tua) untuk melambangkan diri mereka sendiri, yaitu mendekorasi peta tubuh mereka sendiri. 4. Secara berpasangan, lakukan latihan Berpikir dan Mendengarkan untuk mendeskripsikan Peta Tubuh kepada pasanganmu. 5. Bergabunglah dengan pasangan lain dan jelaskan peta tubuh pasanganmu. Berempat, cobalah untuk menemukan tema-tema umum untuk
mengeksplorasi lebih jauh lagi. Gunakan ide-ide ini untuk membangun papan cerita dan kemudian membuat film pendek untuk ditunjukkan pada anggota kelompok yang lain. ATAU 6. Kembali kepada kelompok dan deskripsikan Peta Tubuh pasanganmu. Atau film-kan pasanganmu yang sedang menjelaskan Peta Tubuhnya sendiri. POIN-POIN PENTING UNTUK DIINGAT !
Sediakan majalah bekas yang berwarna-warni dalam jumlah banyak dan/atau cat, lem, kain-kain bekas (tekstil) dan kuas-kuas cat. ! Berikan cukup waktu (lebih dari satu jam) bagi orang-orang untuk mendekorasi peta tubuh mereka sebab mereka sungguh cenderung menikmati aktivitas ini.
!
Tipe kegiatan ini cenderung menghasilkan perubahan yang berarti pada peserta, seringkali bersifat emosional. Hal ini mendorong orang-orang untuk berhubungan satu sama lain lebih intim, yang tentu akan memberikan pengaruh pada kualitas pembuatan filmnya. !
Versi sederhana dari peta tubuh seperti tanda tangan tubuh. Mintalah peserta berbaring di atas kertas dan memposisikan tubuhnya sehingga dihasilkan suatu bentuk yang sesuai dengan pilihannya. Bentuk yang tergambar menjadi “tanda”nya atau tanda tangan-nya dan dapat difilmkan serta juga dipotong dan digantung berkelompok di dinding. Selain peta tubuh, kami juga menggunakan latihan “sungai kehidupan”. Para peserta melambangkan kehidupan mereka dan kejadian-kejadian penting dengan menggambar sungai di atas kertas. PEMBELAJARAN YANG DIDAPAT !
Refleksi diri yang mendalam dapat mengembangkan penghargaan diri dan kepercayaan diri, terutama bila diceritakan kepada orang lain yang perhatian dan menunjukkan rasa tertarik.
!
Membangun kepercayaan dan hormat di antara kelompok. Membantu menciptakan “ruang suci” di mana semua orang tahu bahwa mereka bisa menjadi diri mereka sendiri dan dihargai.
!
Mengembangkan pemahaman tentang perjalanan dan pengalaman hidup masing-masing pribadi, dan mendorong sikap saling menghormati perbedaan sambil menekankan hal-hal yang sama dalam kelompok.
!
Mengembangkan empati – kemampuan untuk mengenali dan memahami perasaan dan kesulitan orang lain.
VISIONING Memampukan orang untuk mengimajinasikan secara kreatif ide mereka tentang bagaimana kelihatannya suatu masa depan yang sempurna. Menjelaskan bahwa tempat yang mereka jalani dalam imajinasi mereka adalah tempat yang sempurna tanpa masalah seperti yang biasanya mereka hadapi. Kegiatan ini juga baik untuk kelompok besar. Telah sukses digunakan oleh penulis kepada anak-anak jalanan di Afrika Barat, sebagai bagian dari hubungan antar sekolah dengan anak-anak di Zimbabwe dan di Inggris, di Kazakstan, dan untuk komunitas pekerja di Inggris. 1. Mintalah semua orang untuk melepaskan sepatu mereka dan berbaring di tempat yang sunyi dan menutup mata mereka. Jelaskan bahwa saat fasilitator (yang menghitung dengan keras-keras dari 1 sampai 10) mencapai angka 10, maka mereka harus membayangkan diri mereka bangun di waktu lima tahun yang akan datang. 2. Fasilitator memberikan komentar-komentar yang dapat didengar dengan suara yang terkendali dan lembut, membawa “para penjelajah waktu” melalui kesehariannya yang terjadi di masa depan mereka yang sempurna. Dimulai dengan, “Kalian terbangun dan sambil masih berbaring di tempat tidur melihat sekeliling ruang tidur. Apa yang kalian lihat?” Jangan berbicara terus menerus. Beri waktu jeda antar kalimat supaya orang-orang dapat mengimajinasikan secara penuh keadaan sekitar mereka. Utarakanlah pertanyaan yang dapat membimbing mereka melalui hari itu, dari bangun sampai kembali lagi tidur di akhir hari itu (memerlukan waktu sekitar 25 menit). Seringlah tanyakan bagaimana perasaan mereka? Apa yang mereka lihat? Mereka sedang bersama siapa? Apa yang mereka lakukan? Cobalah untuk mengikutkan seluruh aspek kehidupan: keluarga, rumah, pekerjaan, teman, tetangga, komunitas, lingkungan dan kebudayaan. Tidak boleh ada orang lain yang berbicara dan tidak boleh ada interupsi sampai saatnya fasilitator membacakan “mantra” penutup dengan menghitung mundur dari 10 sampai 1 – yang dilakukan setelah imaginasi satu hari berakhir. Barulah semua orang membuka mata mereka. 3. Beri selamat datang pada “para penjelajah waktu” yang telah kembali ke masa sekarang dan mintalah mereka untuk duduk dan menghabiskan beberapa menit sendirian untuk merenungkan perjalanan mereka ke masa depan. Mungkin dapat juga dibagikan kertas dan bolpen untuk merekam kesan-kesan – baik dalam bentuk tulisan atau gambar.
4. Gunakan kegiatan Berpikir dan Mendengarkan lalu ceritakan refleksirefleksi itu dalam kelompok yang lebih besar. Doronglah kelompok untuk mempresentasikan visi mereka pada kelompok yang lebih besar dan mintalah reaksi mereka. Mulailah mendaftar dan memberi prioritasprioritas visi dunia yang lebih baik yang umum dalam kelompok (lihat Lampiran 7, Referensi). 5. Fasilitasi diskusi dengan cara-cara yang mungkin sehingga pencapaian itu didapatkan. Berkonsentrasi pada langkah-langkah kecil yang dapat diraih. Hal ini dapat berkembang menjadi rencana kerja kelompok atau komunitas (lihat ‘Ruang-Ruang’, Lampiran 7, Referensi). Gambar 2.22 Detil Peta Tubuh, Pekerja Kesehatan Mental, Oxford, 2003 POIN-POIN PENTING UNTUK DIINGAT !
Gunakan aktivitas ini hanya jika Anda merasakan adanya perasaan saling percaya yang kuat dalam kelompok dan peserta merasa nyaman satu sama lain dan juga terhadap Anda sebagai fasilitatornya. ! Pastikan Anda tidak akan mendapat interupsi atau gangguan selama aktivitas ini. Temukan tempat yang aman, di bawah pohon besar atau di suatu ruangan yang sepi.
PEMBELAJARAN YANG DIDAPAT !
Melihat dunia melalui mata yang baru, mengembangkan empatikemampuan untuk mengenali dan memahami perasaan dan kesulitan orang lain.
!
Berpikir positif, berimajinasi, berefleksi pribadi.
!
Membentuk visi kolektif bagi komunitas, membangun konsensus, mempersatukan komunitas untuk mengatasi hambatan-hambatan, merencanakan aksi lokal.
Gambar Daya Matahari = Daya Komunitas, Proyek Menggambar oleh seorang bocah berumur 12 tahun, Turkmenistan, 2000
MENGORGANISASI PEMUTARAN FOOTAGE BERKALA Berdiskusilah dengan peserta dan tetua komunitas kapan dan di mana menyelenggarakan pemutaran di komunitas/community screening. Waspadalah, rumah seseorang dirasakan jauh oleh beberapa orang tertentu. Lakukanlah pemutaran pendek/mini screening jika perlu sehingga kamu dapat menawarkan tempat yang nyaman bagi semuanya. Pastikan orang-orang yang mengambil gambar untuk film dan yang berbicara dalam kamera telah melihatnya dan mengeceknya terlebih dahulu, dan mereka bersedia orang lain melihatnya. Jika kamu memutar ulang footage kepada peserta langsung setelah pembuatan film, maka hal ini akan lebih mudah (lakukan ini di layar kamera bila tidak ada TV). Pemutaran di komunitas mempunyai beberapa tujuan: !
membina rasa memiliki.
!
mempromosikan ketertarikan akan kegiatan ini kepada komunitas yang lebih luas.
!
meningkatkan kesadaran akan topik yang sedang difokuskan lewat proses, dan akan keseluruhan tujuan proyek.
!
memulai analisa materi yang difilmkan.
!
mendapat kesempatan untuk memperoleh terjemahan kasar footage bagi fasilitator (bila kegiatan dilakukan dalam bahasa yang berbeda).
!
menyenangkan peserta pencapaian mereka.
!
mendemonstrasikan ketransparanan proyek.
!
memberikan kesempatan bagi peserta untuk berpikir tentang pada siapa materi itu dapat ditunjukan, dan mengembangkan keahlian presentasi dan advokasi.
!
mendapat pemahaman penting akan materi yang dianggap sensitif atau tidak layak sehingga hal itu tidak ditampilkan dalam final editan film.
dan
mengembangkan
rasa
bangga
atas
Jika film diedit di luar komunitas, salinannya harus ditunjukan pada komunitas untuk mendapat komentar dan untuk mendapat izin agar dapat menunjukkannya pada orang luar. Fase mengulang kembali ini adalah waktu yang baik untuk: !
mendapatkan opini-opini dan reaksi-reaksi yang lebih luas dari komunitas.
!
membangun konsensus lokal tentang topik-topik kunci.
!
membantu orang desa untuk berpikir tentang bagaimana mereka dapat menggunakan fim mereka sebagai alat advokasi dan alat lobi.
!
fokus pada apa yang mereka pikir hilang atau pada apa yang bisa diperbaiki.
!
mengumpulkan evaluasi peserta tentang proses VP dan kemashalatan dari proyek.
“Nick menunjukkan beberapa film yang diambil hari itu pada monitor yang kecil, hal ini membuat semua orang tersenyum dan berbicara. Rangkaian umpan balik yang tercipta mengundang partisipasi dan refleksi lebih jauh. Saya mulai menyadari betapa saling terkaitnya alat-alat dan pendekatan VP satu sama lain – dan bahkan jika keseluruhan film hilang dan film final tidak pernah terbentuk, campuran memabukkan antara gairah demokratik dan analisa kooperatif telah memulai proses fermentasinya sendiri.� Stephen Hancock, penulis, menemani penulis pertama dalam proyek bersama para nomaden di Ladakh
PEMUTARAN ULANG – BELAJAR DARI KESALAHAN Teknik-teknik pemfilman dan wawancara para peserta meningkat cepat lewat pemutaran ulang secara berkala footage yang mereka filmkan. Metode reflektif, menilai diri sendiri ini adalah jantung dari VP . Hal ini dapat membangun kepercayaan dan penghargaan diri dan memampukan kelompok untuk mengembangkan kontrol atas proyek. Fasilitator harus menggunakan kesempatan ini untuk membawakan pelajaran mengenai elemen-elemen kunci pembuatan film, seperti pemilihan lokasi, bagaimana gambar terlihat (contoh: dalam hal gerakan, pencahayaan, tipe-tipe pengambilan gambar yang berbeda-beda, penggunaan zoom). Jika perlu, tekankan bahwa lebih baik mendekati objeknya daripada menggunakan zoom. Tanyakan pada peserta: Bagaimana kualitas suaranya? Apakah ada terlalu banyak suara latar belakang? Apakah ada bunyi berisik yang ditimbulkan oleh orang yang memindahkan atau memegang kabel?
MENINGGALKAN FILM KEPADA KOMUNITAS Menggunakan teknik papan cerita akan menjamin film yang diambil sudah ringkas dan berkualitas baik. Direkomendasikan semua film yang berkualitas bagus disalin ke dalam pita VHS yang cocok/format DVD dan ditinggalkan untuk komunitas saat tim fasilitasi meninggalkan mereka. Film ini mungkin berdurasi beberapa jam. Lakukan ini walaupun komunitas tidak punya listrik ataupun peralatan TV/video karena seringkali orang-orang mempunyai ikatan dengan saudara atau teman yang tinggal di daerah perkotaan. Beberapa kopi layak ditinggalkan dan disebarkan pada komunitas untuk memperbesar peluang akses mereka (contohnya: mengaksesnya di sekolah, di perpustakaan, dengan “kepala desa�, perawat, dll). Jika film diambil oleh fasilitator untuk diedit, maka perlu diatur kunjungan lanjutan untuk menunjukkan versi editan kepada setiap orang yang terlibat guna mendapatkan umpan balik dan persetujuan tentang bagaimana seharusnya video itu digunakan dan siapa yang sebaiknya menonton. Pengalaman telah mengajari kami bahwa menjaga etos partisipasi di tahapan proses ini amat menantang, saat di mana sumber daya, termasuk waktu dan dana, sudah hampir habis atau sudah habis. Amat baik bila fasilitator dapat kembali dengan kaset (dan juga meninggalkan salinan kaset) tapi bila hal ini tidak mungkin dilakukan, akan amat penting untuk mengatur seseorang yang dipercaya guna memenuhi kewajiban ini pada komunitas. Bisa saja orang tersebut adalah peserta pelatihan lokal yang dapat kembali ke komunitasnya. Minta mereka untuk mencatat umpan-umpan balik dan serahkan catatan itu pada para fasilitator atau para koordinator proyek.
“Empat tahun kemudian (setelah proyek) saya kembali ke Garregul (Turkmenistan) dan bertanya: apakah kalian masih memiliki salinan video yang saya berikan pada kalian? Mereka menggelengkan kepala mereka, dan saya merasa sedih sekali.... tidak, mereka tak punya.... Jabbar menerjemahkan .... tapi mereka bilang kaset itu sekarang berada di sebuah pedesaan yang jaraknya 100 km dari sini dan kaset itu telah diberikan pada saudara-saudara dan temanteman mereka dari satu desa ke desa lain selama enam bulan terakhir...!” Chris Luch, Direktur Insight
MENGEDIT FOOTAGE TIGA TINGKAT KETERAMPILAN YANG BERBEDA Susunan latihan dan permainan VP yang terstruktur mendukung “editing di dalam kamera”, contohnya menyiapkan gambar antara pengambilan gambar yang satu dengan yang lainnya alih-alih merekam dengan gaya bebas yang dapat menghasilkan berjam-jam footage yang tidak perlu. Pendekatan ini mendukung para peserta untuk bekerja bersama guna merencanakan dan memikirkan apa yang mereka ingin filmkan sebelum mereka memfilmkannya. Metode-metode yang telah dijelaskan pada buku pegangan ini seharusnya memampukan para fasilitator untuk membuat para peserta menggunakan kamera secara yakin, melakukan wawancara dan membuat film pendek tentang isu-isu lokal. Footage yang tidak diedit harusnya cukup baik untuk ditonton orang lain, terutama untuk ditonton oleh komunitas-komunitas tetangganya dan para pekerja NGO yang mengerti konteksnya. Tipe penonton seperti ini lebih tidak terlalu peduli akan kualitas film dan lebih tertarik pada isi film. Faktor baru/tidaknya, hasrat menonton sesuatu yang baru di layar yang menggambarkan kenyataan lokallah, yang membuatnya jadi tontonan menarik. Bahkan bila mereka adalah target penontonmu, masih layak untuk menggunakan mikrofon dan tripod karena keduanya tidak mengurangi kecepatan proses serta menambah nilai yang cukup besar bagi karya para peserta. Bahkan sebenarnya, menggunakan mikrofon berarti ada sesuatu hal lain yang dapat dilakukan oleh peserta lain, dengan demikian, ada tambahan orang yang masuk ke dalam proses dan menjaga pemfilman dan presentasinya agar lebih fokus. Hal itu juga membuat produk akhir lebih layak ditonton dan potensial untuk digunakan pada kelompok target yang lebih tajam/kritis – yang disebutkan di bawah. Menunjukkan footage yang masih kasar – yang oleh para peserta dan tim fasilitator telah diseleksi dari beberapa kaset berbeda – akan memerlukan proses putar mundur/mengulang and putar maju/mempercepat guna menemukan suatu adegan tertentu. Hal ini memakan waktu dan memerlukan penonton yang sabar dan mampu terlibat! Bila pemutaran seperti ini akan diulang lagi dengan beberapa kelompok berbeda, mungkin lebih baik mengambil pilihan yang lebih modern.
Merupakan hal yang cukup mudah untuk belajar bagaimana mengedit film menggunakan dua kamera video (menghasilkan kualitas yang bagus dan cukup tajam), atau dari kamera video ke pemutar/perekam video VHS biasa (hasilnya kurang tajam dan kualitasnya lebih rendah, tapi oke). Teknik ini sederhana dan memungkinkan Anda untuk memotong potongan-potongan kecil film yang tidak berguna atau kurang berkaitan. Anda dapat mengembangkan struktur narasi dasar dengan memilih wawancara-wawancara terbaik atau papan cerita yang paling penting dan menyusun semuanya dengan suatu cara sehingga narasinya masuk akal dan membantu penonton untuk fokus pada apa yang dianggap paling berkaitan. Metode ini tidak memerlukan keterampilan teknis yang hebat atau waktu yang banyak dan metode ini membuat film lebih dapat diterima, tepat sasaran dan pemutaran film menjadi lebih pendek. Bila dirasakan perlu untuk menunjukkan material yang difilmkan pada penonton lain, seperti pada pembuat kebijakan atau NGO-NGO lain, Anda dapat memilih seorang profesional lokal yang ada untuk mengeditnya. Memilih editor lokal yang peka pada proses dan berpihak pada VP amatlah penting. Pastikan mereka mengerti dan menghargai etika VP (lihat Bab Tiga). Pelatihan fasilitator Insight (lihat Lampiran 1) mendidik para fasilitator pelatihan VP bagaimana melakukan editing dasar seperti yang dijelaskan di atas dan juga bagaimana untuk memproduksi film-film pendek yang umumnya cepat dan sederhana dengan menggunakan editing komputer. Belakangan ini editing sudah bukan lagi termasuk ranah profesional, kebanyakan komputer-komputer modern dapat dengan cepat menjadi studio editing dan peranti lunak editing yang tepat juga umumnya mudah digunakan (tidak lebih sulit dari belajar menggunakan Power Point). Organisasi-organisasi dilatih menggunakan VP untuk memperluas karya mereka yang sudah ada dengan komunitas lokal, untuk mendukung para penghuni desa dalam melakukan pemfilman mereka sendiri, dll, tapi mereka juga perlu untuk membangun pemahaman yang lebih dalam tentang bagaimana menstrukturkan sebuah film. Hal ini merupakan sesuatu yang dapat diperlihatkan oleh pelatih dengan cukup mudah dan kemudian harus dipraktekan oleh individu-individu yang akan mengembangkan setiap proyek yang mereka lakukan. Bahkan manipulasi terkecilpun dari suatu materi yang difilmkan, seperti menaruh juduljudul di awal dan di akhir serta menambahkan beberapa latar musik lokal di beberapa gambar yang diambil dapat membuat suatu produk kelihatan amat profesional. Kemampuan untuk mengedit film bertujuan agar video-video participatori yang pendek dan dibuat dengan cepat ini dapat diproduksi oleh para penghuni desa, yang dapat dengan mudah diakses dan dengan demikian memiliki potensi “menyebar� yang lebih luas, menyebarkan karya proyek ke desa-desa dan kelompok-kelompok lain serta pada pembuat kebijakan, donordonor internasional, para ilmuwan, para pelajar, khalayak umum dan NGO-NGO lain (lihat Bab Lima, Komunikasi untuk Pembangunan). Tingkatan yang lebih tinggi dari tahapan ini akan melibatkan pembelajaran film-film yang disulih untuk
menerjemahkan kata-kata dalam bahasa lain, atau bahkan dengan menggunakan teks terjemahan (yang tidak dibahas di buku pegangan ini – gunakan fungsi Help di perangkat lunak editing untuk mendapatkan saran tentang teks terjemahan). Contoh film seperti apa yang dapat dibuat oleh peserta pelatihan selama 12 hari waktu pelatihan VP dapat dilihat di CD-ROM yang menyertai buku ini. Film-film di Ghana seluruhnya difasilitasi dan diedit oleh peserta pelatihan dengan dukungan dari pelatih Insight. Saat pekerjaan berlangsung, organisasi-organisasi yang ingin membangun dan mengkonsolidasikan pekerjaan VP mereka sebaiknya bertujuan untuk: !
Memperluas jaringan-jaringan distribusi bagi film-film VP baik itu secara lokal dan lebih luas dari itu, memperkuat potensi pembelajaran dan sharing dari film-film yang diproduksi.
!
Mengembangkan kemampuan untuk menyasar pembuat kebijakan secara lebih sukses.
!
Mengintegrasikan VP dalam pekerjaan proyek secara lebih lengkap dari mulai konsep dan pelaksanaan hingga evaluasi partisipasi dan penyebaran.
Lihat Bab Lima untuk ide-ide serta saran-saran yang lebih banyak. Ketika mengembangkan program-program peningkatan kapasitas untuk partner, Insight mencoba untuk memupuk kemajuan yang nyata di antara tingkatantingkatan yang berbeda yang telah dijelaskan di atas, karena amatlah penting untuk meletakkan dasar yang kuat sebelum membangun struktur yang lebih lengkap dan ambisius. Jangka panjangnya, kami membayangkan peningkatan kapasitas VP akan mengarah pada berdirinya Pusat Media yang dikelola Komunitas.
MENGEDIT DI KOMPUTER MENGGUNAKAN “PINNACLE STUDIO 8� Belakangan ini editing biasanya dilakukan di komputer dan ada banyak sekali pilihan peranti lunak yang tersedia bagi para amatir. Di sini, kami merekomendasikan Pinnacle Studio bagi pengguna komputer, karena program ini cukup mudah digunakan dan memiliki pengantar film yang bagus untuk membuatmu terbiasa. Tapi Anda tidak dapat mempelajari bagaimana mengedit dari buku pegangan seperti ini. Lebih baik mendapatkan instruksi langsung dan kemudian praktek. Panduan berikut akan membantumu untuk memulai.
Mengatur material yang difilmkan Buatlah daftar yang membagi footage Anda ke dalam kategori berikut, hanya memilih footage yang cukup baik untuk dimasukkan dalam film final: 1. Tema utama atau papan cerita yang difilmkan – kesemuanya akan membentuk kerangka kerja film Anda. 2. Kejadian-kejadian kunci; wawancara-wawancara, latihan-latihan pemetaan, dll. 3. Gambar apapun yang diambil dengan bagus, atau musik atau adegan-adegan umum dan gambar-gambar yang mendukung dialog (misalnya. kambing yang berjalan melintas, anak-anak yang sedang bermain, dll.) 4. Gambar apapun yang diambil, yang berisi orang yang sedang memfilmkan sesuatu atau yang sedang menggunakan kamera. Bila tidak ada kamera video kedua mungkin Anda dapat mengambil foto-foto dan memindai foto-foto tersebut ke komputer guna memasukkannya dalam proses editing. Kamera digital akan membuat proses ini lebih mudah lagi. Prioritaskan tema-tema utama dan papan-papan cerita. 1. Film jenis apa yang sedang Anda buat? 2. Siapakah penonton-penonton yang lain? Mungkin ada banyak penonton yang terlayani oleh film yang sama. 3. Apa yang berusaha Anda sampaikan? 4. Apakah tujuan-tujuan Anda? Capture (Pengambilan Gambar) Ini adalah tahapan pertama. Sebelum mulai, masuk ke “capture settings” dan pilih “capture source”. Di bawah pilihan-pilihan scene detection (deteksi adegan), pilih salah satu di antara ini: a) Automatic scene detection based on video content Gunakan bila Anda perlu untuk mengcapture bagian yang cukup panjang selama lebih dari satu menit, atau untuk mengcapture suatu keseluruhan papan cerita. Anda akan terbantu dengan membagi-bagi isi ke dalam adegan-adegan.
b) No automatic scene detection Gunakan bila Anda hanya memiliki satu adegan kecil yang spesifik yang Anda ingin capture pada bagian tertentu dari sebuah kaset. Capture directory Pastikan Anda tahu di mana disimpannya arsip video yang dicapture. Tempat yang biasa adalah di “My Documents>Pinnacle Studio>Captured Material.� Dalam beberapa kasus, Anda mungkin berharap untuk mengcapture material kedalam peranti kasar eksternal atau sekunder (direkomendasikan). Pada kasus ini, pergi ke toolbar dan pilih capture, kemudian klik choose directory dan putuskan di mana Anda ingin menyimpan material tersebut. Kita tidak dapat menulis instruksi untuk mengedit di buku pegangan ini. Perhatikan bagian Tutorial di pilihan Help. Poin-poin kunci untuk diingat adalah: !
Kunci audio atau video pada timeline ketika Anda ingin mengganti salah satunya tanpa mempengaruhi yang lainnya.
!
Pecah adegan-adegan dengan simbol silet, yang terletak dekat rubbish bin pada bagian atas timeline.
!
Ketika Anda ingin menyesuaikan klip di tampilan timeline, pilih dulu dengan meng-kliknya (bagian itu akan berwarna biru), kemudian dengan menggerakan mouse ke pinggir, Anda akan mendapatkan simbol panah, yang, bila Anda klik, tahan dan tarik, akan memungkinkan Anda untuk menyesuaikan lama klipnya.
!
Bila Anda meng-klik di tengah klip, Anda dapat menahan dan memindahkan klip-nya ke posisi baru di timeline (simbol tangan akan muncul).
!
Untuk memanipulasi volume suara, klik pada selected audio clip, gerakan mouse pada garis volume sampai simbol speaker terlihat, klik dan tarik ke atas atau ke bawah untuk merubah voume suara, membuat suara semakin samar, dll. Untuk lebih detil lagi, masuk ke Help dan carilah topiknya!
Bagian III YANG PERLU DIINGAT OLEH FASILITATOR
PROSES PLAYBACK – SIKLUS UMPAN BALIK
Kemampuan
teknologi video untuk memutar kembali gambar-gambar yang diambil secara langsung dan cepat dengan hanya menekan tombol “putar kembali” menciptakan kesempatan untuk memberikan umpan balik. Fungsi ini juga memberikan kesempatan untuk merefleksikan kembali “realitas atau kenyataan kita bersama”. Melihat gambar-gambar mentah yang baru saja diambil menjadi pengalaman kelompok yang mengakrabkan. Video Partisipatoris membawa setiap orang pada satu tingkat dan ruang yang satara. Tingkatan sosial dan batasan status sosial yang berlaku diluar konteks pengambilan gambar dan melihat kembali gambar-gambar tersebut bersama-sama., cenderung untuk pecah dan mencair. Para peserta terus menerus bergiliran mengambil peran-peran berbeda, dari peran menjadi operator kamera hingga menjadi subyek gambar, dari menjadi sutradara menjadi actor. Dinamika kekuasaan antar pesertapun terus berubah. Gambar-gambar yang diambil benar-benar merupakan usaha bersama dalam kesatuan kelompok. Kebersamaan ini kemudian menimbulkan rasa kepemilikan dan tanggung jawab bersama.
Ketika seseorang mengalami perasaan tertekan, lemah dan serba salah ketika mereka sedang difilmkan, maka sesorang akan mengembangkan sensitivitas yang lebih tinggi ketika orang tersebut menggunakan kamera untuk memfilmkan orang lain. Sejalan dengan tumbuhnya keyakinan diri dan rasa percaya terhadap kelompok, persepsi seseorang dapat berganti secara drastis. Hal-hal yang tidak dimungkinkan menjadi mungkin. Sebuah pengalaman baru untuk merasa berdaya dan mampu melakukan apa saja, sebuah proses “pemberdayaan”, yang dapat membawa kelompok ini melakukan intervensi. Contoh intervensi ini, misalnya, usulan dan tindakan untuk meningkatkan kualitas hidup di tempat tinggal mereka. Gambaran ini menerangkan mengapa Video Partisipatoris nampak sebagai salah satu katalis untuk mengambil suatu tindakan untuk sebuah perubahan (Lihat Bagian V, Studi Kasus).
MENCIPTAKAN KESEMPATAN, MENJADI TERBUKA DAN INKLUSIF
Kami menyarankan anda untuk menggunakan gaya oportunistik atau mengambil kesempatan yang ada: bersamaan dengan langkah mengorganisir lokakarya, penting untuk kita semua menggunakan waktu berkeliling, berkunjung
dan mengamati komunitas atau kelompok masyarakat. Bersikaplah terbuka dan ramah dengan mengobrol dengan setiap orang yang anda temui. Mungkin mereka akan mengundang anda mampir ke rumah mereka dan undangan ini kemungkinan akan menjadi kesempatan untuk membuat lokakarya kecil ketika tuan rumah juga mengundang sanak saudara, kerabat dan para tetangga. Sering kali seseorang yang tidak pernah datang ke lokakarya merasa senang sekali untuk bisa bekerja bersama anda di rumah mereka sendiri.
PERSIAPAN AWAL MENCEGAH PENAMPILAN BURUK!
Sebelum
memulai bekerja dengan masyarakat, para fasilitator harus merumuskan tujuan tim. Semua orang harus paham dengan jelas sehingga mereka bisa menerangkan kepada setiap peserta. Sangat penting untuk menjelaskan tujuan anda kepada setiap peserta baru. Anda juga disarankan untuk menggunakan banyak waktu anda untuk mempersiapkan rencana bersana para peserta. Ini adalah kunci keberhasilan pembuatan film dan memperkecil pemborosan bahan dan waktu.
BEKERJA DENGAN PENTERJEMAH DI LAPANGAN
Kami biasanya melatih para penterjemah menjadi fasilitator Video Partisipatoris. Dengan demikian mereka dapat menjalankan pekerjannya dengan sedikit masukan dari kami (biasanya para fasilitator adalah orang dari luar daerah). Idealnya, para penterjemah menterjemahkan dan kami melakukan pengawasan serta pengarahan kegiatan. Berikan keleluasaan bagi penterjemah untuk melakukan kegiatan mereka tanpa disela secara terus menerus. Kami mencari ciri-ciri khas dan penting ketika memilih anggota tim: sebaiknya anggota tim terdiri dari orang setempat, berasal dari suku atau etnis yang sama, atau paling tidak mempunyai ikatan yang kuat dengan kelompok masyarakat yang akan bekerja dengan kami. Para penterjemah dan anggota team sebaiknya orang yang bisa dipercaya dan rendah hati – mereka yang memang benar-benar merasa bahwa mereka sedang mempelajari hal-hal penting dari karya yang sedang dikerjakan bersama dengan masyarakat. Tindakan ini secara khusus menjadi penting artinya ketika bekerja dalam lingkungan pedesaan, dimana kemungkinan besar bisa ditemukan seseorang yang berbicara bahasa Inggris dengan cukup baik. Namun demikian, orang muda yang nampak pintar tinggal di kota-kota kemungkinan besar memiliki pandangan yang menurun dan bias mengenai citra orang desa atau orang pedalaman sebagai kelompok masyarakat yang terbelakang dan lebih rendah. Orang-orang yang nampaknya berpendidikan tinggi kadang-kadang harus membongkar dan mempertanyakan kembali apa yang telah mereka pelajari!
Kami berusaha untuk memilih perempuan sebagai peserta latih terlebih dahulu dan kemudian baru laki-laki sebagai penterjemah cadangan—terutama jika fasilitator utamanya adalah laki-laki dan karena biasanya perempuan lebih mengalami tantangan karena dianggap tidak mampu. Berusahalah selalu melakukan tindakan khusus untuk mengetengahkan dan mengangkat orang dan pihak-pihak yang dipinggirkan. Bekerja dengan dua penterjemah/peserta latihan dan dua kamera banyak memberikan manfaat. Jangan pernah mengganggu dan menyela tanpa alasan yang sangat penting ketika proses fasilitasi sedang berlangsung. Mintalah penterjemah untuk memberikan terjemahan umum ketika para peserta mulai proses pengambilan gambar atau membuat film (dan dengan suara pelan!). Terjemahan yang lebih terinci bisa dilakukan ketika para peserta dan masyarakat berkumpul untuk melihat kembali gambar-gambar yang sudah diambil, dan fasilitator utama duduk disebelah penterjemah atau peserta latih yang akan menjadi penterjemah/pendukung fasilitator. Ingatlah untuk meminta penterjemah untuk menterjemahkan komentar-komentar dari para peserta ketika mereka menonton gambar-gambar mentah tersebut, sehingga fasilitator bisa mendapatkan kesan-kesan dari reaksi peserta latihan masyarakat. Bekerja dengan bahasa yang tidak anda pahami dan kuasai akan sangat sulit dan membuat cepat frustrasi, jadi ambilah waktu dan kecepatan kerja anda untuk mengurangi tekanan dan mencoba untuk santai. Banyak hal bisa dikomunikasikan tanpa kata-kata. MENGHADAPI PARA PENGAMBIL KEPUTUSAN
Video Partisipatoris sering digunakan sebagai alat advokasi untuk membantu kelompok-kelompok yang dipinggirkan untuk menyumbangkan pikiran dan suaranya dalam keputusan-keputusan yang mempengaruhi kehidupan mereka. Sebagian dari pekerjaan kami sebagai fasilitator Video Partisipatoris adalah untuk melatih para peserta dalam membangun keahlian berkomunikasi sehingga mereka bisa membuat suara mereka didengarkan. Ini termasuk latihan mengasah keahlian menyajikan topik dan buah pikir, kemampuan untuk mengatakan sesuatu secara pendek, lugas dan jelas, kejelasan cara berbicara, pemahaman tentang kepentingan dan kekuatan komunikasi visual melalui gambar dan lain sebagainya. Cobalah untuk meyakinkan rekan-rekan, teman dan kerabat termasuk keluarga anda bahwa mereka salah dengan meletakkan mereka sebagai pihak yang bersalah. Kami yakin anda akan gagal untuk membuat mereka mendengarkan anda ataupun mencapai apapun maksud komunikasi anda. Orang yang merasa sedang disalah-salahkan atas sebuah kejadian cenderung untuk melakukan perlawanan untuk mempertahankan diri dengan cara pergi meninggalkan anda atau dengan menyalahkan anda kembali.
Apapun
reaksinya, besar kemungkinannya anda tidak akan merasa telah didengarkan! Dan demikian juga dengan situasi bekerja dengan orang-orang atau kelompok yang memiliki pengalaman panjang dipinggirkan yang sudah lama merasa tak berdaya dan tertekan. Kemungkinan besar masyarakat akan menghadapi masalah yang sedang dihadapi dengan tanggapan emosional dan ekspresi kemarahan, kesakitan, frustrasi dan keputusasaan.
Video Partisipatoris bisa menjadi cara yang aman dan efektif untuk mencairkan perasaan emosional secara kolektif. Namun, ketika kita bersama-sama memutar kembali gambar pada tahap akhir setiap kegiatan, kita membahas bersama bagaimana mengemukakan pikiran, pendapat dan persoalan yang sedang dialami oleh masyarakat atau kelompok. Dengan cara ini, melihat gambargambar yang baru diambil, seperti memunculkan kaca didepan mata kita. Kami menyarankan agar pesan yang sama bisa disampaikan tanpa melekatkan rasa bersalah. Seringkali dengan merubah cara kita membicarakan sebuah masalah dengan berusaha membawa situasi pembicaraan untuk mencari penyelesaian dimasa depan dan tidak menggunakan kerangka waktu lampau. Dengan cara ini maka keluhan-keluhan tentang ketidakadilan dimasa lampau ataupun tindakan korupsi masa lalu bisa dinyatakan dengan sebuah ekspresi kolektif atau pandangan untuk mencapai masa depan yang lebih baik. Situasi ini akan sangat menolong. Melebihi cara berbicara itu sendiri, cara ini memberikan kemungkinan untuk melihat persoalan dengan pandangan kedepan, seperti yang kita inginkan. Banyak para pengambil keputusan akan merasa terinspirasi setelah melihat masyarakat menemukan sendiri penyelesian untuk menghadapi masalah mereka, bagaimana masyarakat bertukar pikiran dan menekankan dengan penuh semangat kemungkinan-kemungkinan masa depan.
Gambar-gambar
seperti diatas membantu kita mengajak para pembuat keputusan terlibat dan mendukung kegiatan atau proyek yang mulai kita laksanakan. Dengan cara ini pula maka anda dapat melibatkan mereka dan berkonsultasi dengan mereka selama proses berjalan. Carilah informasi apa saja yang mereka inginkan, mengapa mereka menginginkannya, dan siapa yang ingin mereka dengarkan. Mereka juga mengetahui “kelompok-kelompok mana yang lebih sulit untuk dicapai�. Hal ini tidak akan membatasi pekerjaan anda, keadaan ini adalah sebuah informasi yang memampukan anda untuk menyusun strategi dengan masyarakat bagaimana caranya kita dapat menyampaikan pesan-pesan kita dapat didengar dengan lebih efektif. Sangat menolong untuk mendapatkan sebanyak mungkin kawan dan pihak pendukung diantara lingkungan para pengambil keputusan yang dapat memastikan atau menjamin pekerjaan anda dan mengajak pihak lain untuk menonton video yang anda buat.
ETIKA SIKAP DAN PERILAKU
Tepat tidaknya atau baik buruknya sikap dan perilaku kita yang dapat membawa keberhasilan dan kegagalan sebuah kegiatan Video Partisipatif. Namun, sikap dan perilaku tidak dapat diajarkan dari sebuah buku panduan! Untuk beberapa orang, ketrampilan ini dengan mudah dapat dikuasai, namun tidak semua orang bisa melakukannya. Kadang-kadang pendidikan, pelatihan dan latar belakang mereka menghalangi beberapa orang untuk mengembangkan ketrampilan ini. Hal yang paling penting untuk diingat adalah untuk selalu bersikap rendah hati dan menghormati orang lain. Bersikap ramah adalah penting, namun sikap ini tidak cukup. Sebagai fasilitator, kita menganggap diri kita sebagai orang yang beruntung karena diundang untuk masuk menjadi bagian dari kehidupan orang lain, untuk menjadi bagian dari perjuangan mereka, dan kita belajar banyak dari pengalaman hidup mereka. Untuk itulah sangat penting bagi kita untuk memperlihatkan rasa terimakasih, untuk menjadi pendengar aktif yang baik, dan belajar dari nol tanpa prasangka, untuk bersabar dan tidak cepat melemparkan kritik, dan benar-benar menggunakan waktu anda untuk belajar. Ketergesagesaan dalam memenuhi sasaran kegiatan dan tengat waktu tidak akan menciptakan suasana yang santai dan menyamankan yang diperlukan untuk mendukung sebuah proses partisipatif. Mohon membaca lebih jauh tentang topik penting ini (lihat Lampiran 7, Referensi).
MENYERAHKAN KENDALI PROSES
Jangan
pernah memulai proses pembuatan film sendiri. Tunggu hingga para peserta kegiatan memulai menggunakan kamera. Tindakan ini akan memberikan pesan jelas bahwa Video Partisipatif berbeda dengan pembuatan film secara tradisional dan bahwa para pembuat film dalam Video Partisipatif adalah Fasilitator dan bukan crew pembuat film. Sejalan dengan kemajuan kegiatan ini, maka batasan antara fasilitator dan peserta dengan cepat akan menipis dan seluruh orang yang terlibat kemudian menjadi satu tim yang saling melengkapi. Pada tingkat ini, maka secara alamiah seorang fasilitator akan menggunakan kamera kadang-kadang saja (misalnya untuk mengambil gambar-gambar pendek tentang anggota masyarakat yang sedang menggunakan kamera untuk memperlihatkan proses kegiatan Video Partisipatif yang sedang berlangsung, atau menghapus beberapa gambar yang telah diambil). Tentu saja fokus kegiatan selalu ditujukan untuk membantu menguatkan keyakinan diri para peserta dalam
menggunakan peralatan dan pada akhirnya para peserta mampu secara penuh mengendalikan sendiri prosesnya.
WASPADALAH TERHADAP PENGGUNAAN KEKUASAAN
Tip ini mengisyaratkan pengakuan dan pemahamanan hubungan kekuasaan dalam peran anda sebagai seorang fasilitator. Para peserta yang terdiri dari anggota masyarakat mungkin ada yang merasa lebih berkuasa dan berwenang mengharapkan untuk menguasai proses Video Partisipatif dan peserta yang merasa tidak memiliki kekuasaan mungkin akan merasa sah saja dengan dominasi seperti ini. Interview atau wawancara video bisa digunakan lebih jauh untuk “memberikan suara” kepada anggota masyarakat yang dianggap penting untuk didengarkan suaranya. Pengambilan gambar-gambar yang sudah dilakukan mungkin akan dipakai dan mungkin juga tidak disertakan dalam produk akhir film. Namun proses pengambilannya sendiri merupakan bentuk latihan untuk praktek wawancara. Dengan melihat masyarakat setempat sendiri yang memegang dan menjalankan kamera dan menanyakan pertanyaanpertanyaan penting, maka tokoh-tokoh kunci yang mampu menggerakan kekuatan untuk merubah keadaan akan sangat terkesan. Adalah penting untuk dapat melibatkan orang-orang berpengaruh ini dalam proses kegiatan dan membiarkan mereka mengemukakan pendapat dan pikirannya. Namun, tetaplah waspada terhadap penggunaan kekuasaan, karena biasanya kekuasaan untuk mengatur biasanya tercurah kepada pihak pewawancara! Video Partisipatoris bertujuan untuk merubah sikap dan dimana memungkinkan digunakan untuk merubah hubungan kekuasaan antar peserta dan anggota masyarakat. Mereka yang mempunyai kekuasaan, “orang-orang diatas” cenderung merasa kesulitan untuk belajar dari orang atau pihak yang tidak memiliki pengaruh. Melihat “orang-orang bawah” terlibat dalam pembuatan film mungkin akan membantu “orangorang diatas” untuk mengalahkan prasangkanya sendiri. Sebagai seorang fasilitator anda harus menggunakan teknik yang halus untuk secara aktif melibatkan orang-orang yang berada di pinggiran lingkar kekuasaan dalam proses pembuatan Video Partisipatif. Dengan pelibatan aktif, dengan cara menyertakan gambar mereka untuk muncul dalam film dan berbagai perspeksi atau pandangan mereka dengan masayarakat lebih luas, anda mungkin bisa membantu membuat pihak yang berwenang mendengarkan suara yang lemah dan belajar dari para narasumber tanpa kuasa namun kaya pengetahuan yang sebelumnya selalu diabaikan.
KEPEMILIKAN
Dimana
kaset-kaset rekaman gambar akan disimpan? Siapa yang akan bertanggung jawab terhadap pemeliharaan dan keamanannya? Apakah anda mendapatkan ijin untuk menggunakan footage atau gambar-gambar mentah yang belum diedit itu untuk keperluan apa saja (termasuk hal-hal yang belum anda pikirkan seperti misalnya untuk mempromosikan kegiatan Video Partisipatoris anda?) Mohon menyimak cerita dari proyek Meringankan Penderita Kanker Macmillan tentang pelatihan film dalam CD-ROM terlampir.
HORMATI KOMITMEN
Jangan
menjanjikan apapun yang tidak dapat anda penuhi. Bekerja di lapangan dalam sebuah proyek yang bertujuan memberdayakan mungkin akan menimbulkan godaan bagi anda untuk memberikan segala macam janji untuk membantu masyarakat dan kemungkinan-kemungkinan yang menimbulkan harapan terhadap hasil dari produk film yang akan diselesaikan. Bahwa film ini akan segera membawa perubahan besar. Jangan pernah melupakan betapa sulitnya untuk mempertontonkan film ini kepada pihak dan orang-orang yang terkait – para pihak yang memiliki wewenang dan kekuasaan untuk membuat keputusan untuk merubah kehidupan mereka. Belum tentu hasil keputusan atau kesannya akan membuahkan hasil sebagaimana kuat pesan film, mengesankan dan bagusnya film tersebut. “Kami melihat bahwa sangat bergunan untuk memperhatikan hasil-hasil nyata dan berdampak apa saja yang dapat kita capai dan tidak dapat kita capai, dan kemudian membicarakannya bersamaan dengan pembahasan tujuan.� Peserta latih dari kunjungan lapang di Ghana
LANGKAH-LANGKAH KECIL MENUJU PERUBAHAN
Daripada
membangun pengharapan tanpa kenyataan, lebih baik membahas bersama masyarakat untuk mengidentifikasi kemungkinan pemecahan masalah. Video Partisipatoris adalah katalis untuk mendorong perubahan keadaan yang dimotori oleh masyarakat setempat. Ini akan merubah pandangan tentang apa yang mungkin dilakukan pada tingkat lokal. Mohon melihat Tenaga Listrik Surya atau Solar Power = Listrik Masyarakat studi kasus.
ETIKA MENYUNTING (EDIT)
Video
Partisipatoris masih jauh dari sempurna sebagai alat untuk mengkomunikasikan “kenyataan�. Citra gambar masih akan dipilih-pilih dan disunting untuk dijadikan film oleh para peserta lokakarya, yang akan memilih apa dan siapa yang akan ditampilkan dalam film. Setelah proses partisipatif menyeluruh dalam proses pembuatan film, seluruh kekuasaan bisa jadi jatuh kearah para fasilitator dan pihak donor ketika memproduksi film akhir. Editing atau proses penyuntingan film adalah proses memanipulasi secara sadar terhadap suara dan gambar untuk mempengaruhi pemirsa. Namun, menulis laporanpun adalah proses mengintrepretasikan dan memanipulasi serangkaian pengamatan dan pernyataan-pernyataan.
Dimana proses penyuntingan video terjadi ditempat yang jauh letaknya dari pada peserta pelatihan, ada kemungkinan berbahaya bahwa pesan akhir dari produk video partisipatoris menjadi bergeser atau diplintir menjadi pernyataan dan ekpresi yang berbeda total atau digunakan untuk sesuatu yang tidak disengaja oleh si pembuat film. Adalah juga berbahaya untuk mempekerjakan penyunting atau pembuat film professional. Mereka ini seringkali tidak dapat menahan diri untuk memasukkan ukuran estetik atau keindahan dan keselarasan film serta seluruh prinsip hasil latihan professional mereka kedalam pekerjaan “para amartir�.
Video
Partisipatoris mencapai hasil terbaik ketika dipergunakan sebagai latihan atau kegiatan kolektif. Melalui siklus kegiatan berkelanjutan pembuatan film dan melihatnya kembali sebagai sebuag kelompok, para peserta dimungkinkan untuk membuat semua keputusan bersama-sama tentang apa saja yang akan dimasukkan dan apa yang tidak akan disertakan. Melalui pencapaian konsensus maka serangkaian gambar dan suara yang lebih seimbang dapat dimunculkan. Tidak seperti laporan tertulis, yang mungkin tidak dapat dibaca oleh kebanyakan orang, masyarakat setempat dapat melakukan verifikasi atau mengganti pesan-pesan dalam videonya. Kami telah belajar bahwa dimana memungkinkan, hasil paling baik dicapai ketika film diedit ditempat itu (versi draft kasar) ditempat dimana pengambilan gambar dilakukan bersama-sama dengan masyarakat dengan menggunakan sebuah lap top. Usahakan untuk memastikan bahwa semua peserta mendaptkan kesempatan langsung dan praktis dalam melakukan pemindahan dan capturing atau menangkap gambar kedalam computer; memotong dan menyuntingnya dan merangkainya kedalam sebuah film dalam garis waktu yang jelas. Menyunting gambar bisa menjadi mudah ketika menyusun tangkain dengan susunan waktu dan kejadian yang mudah dari sebuah permainan (Name Game) atau aktivitas awal lainnya yang
hampir sama, yaitu bekerja dalam pasangan. Tujuannya adalah untuk mengurai proses ini semudah, nyaman sedapat mungkin. Mereka bisa menggambar storyboards atau papan gambar bersama-sama untuk membantu masyarakat yang lebih luas untuk memanipulasi gambargambar kedalam sebuah garis cerita yang sesuai. Tidaklah mungkin untuk mengajak seluruh warga masyarakat terlibat dalam proses penyuntingan gambar dan banyak orang tidak akan tertarik atau mempunyai waktu untuk melakukannya. Namun dengan memanfaatkan sekelompok kecil penasehat yang mewakili masyarakat membantu untuk mengambil alih beberapa wewenang dari editor atau penyunting film.
Akhirnya,
selalu tunjukan versi kasar dari film yang sudah diedit kepada masyarakat atau kelompok yang mewakili mereka yang akan bekerja dengan anda untuk mendapatkan persetujuan. Ini adalah waktu yang sangat penting untuk melakukan tinjauan kembali semua kesepakatan yang telah dibuat pada awal kegiatan tentang hak kepemilikan dan siapa saja yang akan melihat produk akhir. Mungkin hanya pada tahap inilah beberapa peserta menyadari kebenaran kekuatan dari apa yang mereka ciptakan sendiri. Sangat berguna untuk mendiskusikan kembali dengan mereka tentang apa yang mereka pikir akan muncul dalam produk akhir.
APAKAH ANDA AGEN PERUBAHAN? Seperti
mengambil alih kendali dalam pembuatan film video, kami cenderung untuk secara aktif mengajak kelompok dan masyarakat yang bekerja sama dengan kami untuk mengembangkan sendiri wewenang atau kekuasaannya untuk mengendalikan sendiri hidupanya dan lingkungan mereka sendiri. Kami bekerja sebagai agen atau perantara pendorong perubahan. Orang akan memberikan reksi berbeda ketika mereka diberikan peluang untuk memilih. Kadang-kadang orang akan menyampaikan keluhan, atau memberikan sebuah daftar keluhan. Kami percaya bahwa peran fasilitator adalah untuk merubah bagaimana sebuah keadaan bisa dianggap sebagai masalah, dengan cara memperkenalkan beberapa alat yang dapat sekaligus membangun keyakinan diri dan menggabungkan kekuatan kelompok sambil menyediakan pandanganpandangan baru. Melalui cara pandang baru, kita dapat memunculkan kemungkinan untuk menyelesaikan masalah berdasarkan kekuatan lokal. Inisiatif yang sederhana, dengan biaya rendah biasanya tersedia bagi masyarakat untuk meningkatkan mutu kehidupannya. Lebih banyak gagasan dan pengetahuan tepat guna yang diperlukan berada dalam lingkungan masyarakat itu sendiri daripada gagasan dan pengetahuan dari luar. Video Partisipatif adalah salah satu cara untuk membawa gagasan-gagasan ini ke permukaan.
Kami percaya bahwa Video Partisipatif mempunyai banyak manfaat yang dapat disumbangkan sebagai upaya untuk mengembangkan partisipasi yang demokratis secara autentik dan untuk membangun sebuah dunia yang berkeadilan sosial dan berkelanjutan. Pengalaman menunjukkan bahwa proses Video Partisipatif bisa menuntun masyarakat ke arah transformasi atau perubahan yang mengesankan pada tingkat masyarakat. Alat ini juga bisa memicu aksi sosial positif dan persatuan masyarakat dimana terdapat rasa terpuruk, terpinggirkan dan putus asa.
Kami
telah belajar bahwa komunikasi dan pemahaman adalah batu landasan utama untuk upaya perkembangan yang berhasil. Kami percaya bahwa setiap orang mempunyai peran dan kepentingan dalam menentukan masa depan bumi pertiwi. Agenda kami adalah untuk terus mempromosikan keberlanjutan (sustainability), kesempatan yang setara dan perdamaian dengan cara memupuk dan menumbuhkan kekuatan dan pengambilan keputusan pada tingkat akar rumput, dan juga dengan mempromosikan model-model pembangunan alternatif.
Bagian IV TIP TIP TEKNIS
Hal-hal yang harus diingat: !
Baterei dan tape/kaset harus selalu sudah dimasukkan oleh fasilitator sebelum dimulainya sesi pertama. Pastikan itu sudah siap pada saat permainan pertama. Kita biasanya tidak memperlihatkan tape atau mendiskusikan hal-hal teknis sampai ditanyakan dan tidak pernah sebelum melakukan permainan pertama. !
!
Jika memungkinkan, rekam di atas kaset kosong dalam ruangan tenang (lens cap menyala) untuk time code (kode waktu) berjalan terus menerus (periksa kamera video anda secara manual). Ini bisa memakan waktu sekitar satu jam. Rewind (putar ke awal) kaset itu untuk memulai sebelum workshop. !
!
Luangkan waktu untuk mengenal kamera video anda dan fungsi-fungsi dasarnya. Baca instruksi dalam manual. Pergunakan sebanyak mungkin, walaupun untuk keperluan pribadi, sehingga terbiasa untuk menggunakannya.
Untuk mempermudah, jangan lupa pastikan kamera pada posisi “otomatis” untuk tiap kegiatan, jangan mempergunakan seting manual. Mungkin nantinya diperlukan menggunakan seting preset keseimbangan warna putih untuk mengatur warna, atau cara memfokuskan manual atau mengatur bukaannya untuk pencahayaan. Jangan membingungkan peserta, lakukan secara diam-diam. !
!
Ketika membuka kamera untuk memasukkan kaset kondisi kamera sangat rentan (debu, air, pasir dan lain sebagainya bisa merusak), jadi lakukan itu dalam ruangan saja dengan hati-hati.
Jika mengulang kaset untuk menunjukkan gambar/footages ke peserta, setelah selesai memperlihatkan foootage, PASTIKAN UNTUK MENGEMBALIKANNYA KE AKHIR FILM untuk mencegah terjadinya rekaman lagi di atas footage tersebut.Ini berarti footages hanya bisa dimainkan di alat pemutarnya atau VCR/Player sampai saat syuting yang paling terakhir diambil, kemudian menekan “stop” dan pindahkan tombol balik ke “Kamera” untuk merekam. Tunjukkan bagaimana melakukan ini, karena ini cukup sulit untuk dilakukan.
Ketika memulai proyek PV, letakkan sepotong kertas perekat di tombol mikrofon on/off (menyalakan dan mematikan). Ini mencegah tombol dipencet mati pada saat sedang syuting!
!
Beberapa jenis mikrofon memakai baterei di dalamnya; mereka sangat tahan lama, tapi harus selalu diganti tiap 2 tahun sekali. Selalu mencoba (test) mike anda sebelum menggunakan dengan mencoba merekamnya (lalu di putar ulang footagenya). Tunjukkan pada peserta bagaimana melakukannya. !
!
Jika banyak angin, coba melindungan mikrofon karena kalau tidak maka suara malah menjadi distorsi (Kabur/rusak). Kadang menggunakan kaus kaki bisa membantu menjadi pelindung tambahan. !
!
Katakan pada peserta jangan pernah merekam suatu adegan atau subyek kurang dari 10 detik, karena itu bisa terlalu pendek untuk digunakan saat tahap editing nantinya.
Hal pertama bagi pendatang baru di dunia video adalah melakukan zoom atau pan mengarahkan kamera “dekat jauh atau mundur maju kanan kiri “ke semua tempat. Permainan playing the games akan membantu membentuk struktur disiplin. Jika perlu ijinkan peserta melakukan kesalahan, sehingga ketika menonton hasil: mereka bisa menyadari sendiri hasil gambarnya shaky (agak goyang, bergerak tak tentu). Dari situ, anda bisa meminta kesepakatan atau peraturan untuk tidak ZOOMING dan tidak PANNING. Ini harus sangat jelas dari awal kegiatan. Ajari mereka untuk berhenti merekam, menemukan adegan atau gambar baru, lalu mulai untuk merekam lagi. !
!
Jaga agar mikrofon selalu dekat dengan subyek tapi jika menggunakan mike zoom (jarak jauh) mohon dijaga agar selalu diluar gambar (jangan terekam gambarnya).
Jika ada latarbelakang yang sangat terang (seperti langit melalui jendela), walaupun subyek yang diambil sudah ada pencahayaan sedikit, mereka akan tampak gelap (underexposed). Si Kameramen ada orang yang bertanggungjawab untuk pengambilan gambar dan harus mengajak subyek bergerak pindah sehingga cahaya menyinari wajahnya daripada di belakangnya. Namun bisa juga menggunakan fungsi lampu pendukung (lihat petunjuk kamera anda) untuk mengatasi hal itu bila mungkin.
Ketika subyek yang diwawancarai menunjukkan sesuatu atau menceritakan sesuatu (obyek atau tempat) selama wawancara, kameramen harus menunggu sampai pembicaraan selesai baru mengambil gambar itu. Jangan langsung mengikuti arahan tangan dari orang yang menunjukkan pada saat itu juga.
!
Pastikan anda atau peserta mengambil gambar-gambar umum dari desa untuk mengilustrasikan konteks film yang dibuat, atau tambahan adegan yang menyentuh seperti kegiatan kultural ( seperti musisi lokal, lagu-lagu, tarian, aktifitas harian). Ini membantu untuk menegaskan suasana dan menjaga ketertarikan para pemirsa. Dari sudut pandang proses, ini bisa melibatkan lebih banyak orang dan membangun kebanggaan lokal, karena anggota komunitas bisa mempertunjukkan kekayaan dari kebudayaan mereka masing-masing. !
!
Tips untuk menjaga kaset: jaga kaset tetap basah, jauh dari sinaran matahari langsung dan jauh dari kondisi sangat panas dan atau sangat dingin. Kaset perlu perlindungan khusus di wilayah tropis dan kondisi lembab.
Cut-aways (potongan gambar yang dimasukkan pendukung dialog): gambar-gambar atau shot yang umum konteksnya, biasanya tidak diperhatikan dalam proses pengambilan gambar komunitas yang sudah sangat fokus per topik. Sangat penting editor mendapatkan gambargambar ini untuk memvisualisasikan topik yang sedang dibicaraan dan menambahkannya sehingga menarik dan menjadi variasi di film. Contohnya: ketika ada diskusi tentang penggunaan produk yang dihasilkan dari hewan ternak yak di Ladakh (di daerah Tibet), tentu saja butuh gambar yak. Ketika mengambil gambar yak, mereka sedang merumput di dataran yang agak tinggi, sehingga baik meminta tolong penggembala untuk memotret yak tersebut dengan kamera still. Editor menyelipkan gambar itu ke dalam film, ketika ada suara mengenai yak itu. Produk hasilnya juga di ambil gambarnya kemudian dimasukkan juga. !
Terjemahan di lingkungan multi-bahasa: mungkin saja perlu ada penterjemah membantu, bukan pada proses pengambilan gambar di desa saja, tapi juga nantinya pada saat proses editing. Ini harus sangat diperhitungkan ketika merencanakan seluruh prosesnya.
MENGELOLA GAMBAR (FOOTAGE) !
Ketika memasukkan atau “log� kaset (lihat diagram 4.3) sangat penting untuk mengontrol apa yang sudah di filmkan di dalam tiap kaset. Termasuk mencatat waktu “R� (remaining atau waktu terpakai). Contohnya waktu kaset terpakai, contoh RO: 34 artinya 34 menit waktu didalam kaset yang terpakai. Kode waktu atau Time Code (contohnya 01m20s15f) akan reset sendiri tiap kali kamera dimatikan (atau dipindahkan ke playback/mode memutar kembali ketika gambar dipertontonkan). Ini bisa dihindari dengan merekam gambar kosong di tiap kaset sebelum memakainya. Langsung ketika timecode di kaset sudah
ada, kamera akan tetap merujuk pada itu walaupun dimatikan atau dinyalakan. !
Mengatur kaset: kami merekomendasikan untuk mencatat isi pendek saja, tentang film yang diambil secara teratur di boks kaset-kaset. Jangan lupa selalu memberikan label di kaset dengan cepat! Tulis judul yang sama di stiker (di pinggiran badan kaset) dengan di boks kasetnya, contoh TAPE 1 (bulan dan tahun juga nama desanya).
!
Ketika sudah kaset sudah selesai, pindahkan tab pelindung menjadi posisi “Save” di pinggirnya untuk melindungi kaset dari kemungkinan di rekam ulang diatasnya tanpa sengaja.
!
Kaset mini-DV bisa dipakai merekam sampai 2 atau 3 kali, walaupun jika memungkinkan lebih baik menyimpan keseluruhan footage sebagai arsip (dalam kaset itu), karena mungkin ke depannya itu bisa berguna bagi kegiatan lain. Dengan kita mengarsip kaset VHS ini tidak bisa digantikan dengan yang lain, baik itu secara kualitas gambarnya maupun kualitas suara. Waktu 00:00 – 02:00 00:00 – 06:00 00:00 00:50 – 01:20 02:40
Deskripsi Kualitas/Catatan Permainan memberi nama/Name Game Jon dan Ayla, Joy dan Memperkenalkan satu Phoebe (gelap), Nelly dan Saleh, Phoebe sama lain (ulang) Latihan Mewawancarai Tidak ada suara Shot 1 Rana Ok, tapi latar bergerak Shot 2 Falguni Shot 3 Chris Sangat pelan
Merekam Suara Suara juga sangat penting didapatkan untuk selaras dengan elemen visual. Walaupun yang menonton pemirsa yang sangat baik sekalipun, kalau suara kurang bagus mereka jadi tidak tertarik. Untuk memastikan suara terekam dengan baik, harus menggunakan mikrofon dengan kualitas baik (contohnya Sennheiser) dan berinvestasi dengan berbagai jenis (lihat lampiran 5, peralatan dan inventaris). Mike yang dipegang, biasanya digunakan untuk wawancara dan pendekatan jurnalisme. Mike kecil yang disisipkan (untuk di sisipkan di baju), berguna untuk wawancara yang harus dilakukan dimana mike itu harus disembunyikan atau tidak terlihat di gambar. Mike “gun” atau zoom digunakan
untuk menangkap pembicaraan diskusi kelompok dari jarak yang cukup dekat. Atau gunakan tripod kecil untuk diletakkan di tanah, sehingga bisa dekat dari sumber suara, tapi tidak terlihat di gambar (frame). Wind sock (penutup dari bahan kaus) bisa digunakan untuk melindungi mike dari suara angin yang bisa mengacaukan perekaman. Sama seperti cut-ways: sangat berguna untuk menangkap suara-suara pendukung (ambient atau biasa disebut wild tracks) untuk mendukung. Ini membantu editor untuk mengisi kekosongan suara, contohnya memasukkan pembicaraan yang diedit, dengan suara suasana natural yang mendukung untuk melatari pembicaraan/diskusi. Sebaiknya, merekam satu atau dua menit suara dari latarbelakang tempat orang itu diwawancarai, didalam ruangan itu atau di sekitarnya (luar) untuk menyelaraskan dengan pembicaraan si subyek tersebut. Jelaskan pada catatan logging anda kalau itu adalah “wild track�.
OPSI SUMBER TENAGA LISTRIK Listrik sangat penting dipikirkan ketika mengerjakan proyek PV di daerah terpencil. Kita berusaha mengeksplorasi beberapa opsi untuk disesuaikan dengan budget berbeda dan situasi yang berbeda juga. Kita lebih suka memilih untuk tinggal, bekerja, makan dan tidur dalam komunitas yang sedang kita ajak bekerjasama dan dengan begini kita harus siap dengan kebutuhan logistik kita seluruhnya. Walaupun begitu, jika anda bepergian untuk bekerja ke desa dan malamnya pulang ke “markas� dimana tersedia listrik tiap malan, makan itu tidak menjadi masalah untuk charge baterei kamera untuk pengambilan gambar esoknya.
Memutar kembali material melalui TV Kita membutuhkan persiapan dan peralatan yang memadai (lihat lampiran 5, Inventaris Peralatan, untuk melihat petunjuk untuk perkiraan harga-harga untuk alat-alat yang diperlukan): 1. Generator: mahal, berisik dan berbau, tapi pilihan yang terpercaya, kalau anda punya dananya. Anda memerlukan kabel power besar yang bisa disambungkan ke TV agak jauh dari tempat generator itu diletakkan. 2. Solar panel (Panel cahaya matahari): Insight sudah beberapa kali melakukan proyek ini dengan menggunakan solar panel kecil berkekuatan 20 Watt, untuk mengisi ulang baterei mobil yang bisa digunakan untuk memasang TV 12 volt atau juga inverter (antara 12 V sampai 220 V) yang bisa dipasangkan ke TV kecil dengan power 220 V. Baterei kamera juga bisa di charge langsung dengan charger mobil. Bagusnya membeli
charger baterei 12 V, karena hanya perlu tenaga sedikit daripada mencharger dengan inverter. 3. Charger dengan baterei mobil (harus memiliki opsi charge yang sangat cepat): bisa digunakan di daerah dengan solar panel untukmengisi baterei mobil itu tiap malamnya ketika memang balik ke daerah yang lebih banyak sumber listrik. 4. Menyalakan mesin mobil dan memasang inventer ke sambungan/colokan cigarette lighter (penyulut rokok) lalu ke TV kecil 220 V, atau langsung menyambungkan kabel TV 12 V ke tempat menyulut rokok. Anda membutuhkan kabel sambung panjang dan juga meletakkan TV cukup jauh dari suara berisik mesin. Note: Semakin besar TV yang dipakai, semakin besar listrik yang diperlukan: TV hitam putih memerlukan listrik sedikit dan mungkin bisa menjadi solusi yang baik di lapangan walaupun tentu saja mengurangi kualitas gambar saat screening (pemutaran). Layar kecil 15 cm sudah cukup jika kalau suaranya cukup keras. Bahkan, kita melihat bahwa sepanjang masyarakat bisa mendengar apa yang dikatakan dan melihat sekilas gambarnya, gambar yang sudah diambil itu tetap akan menarik perhatian mereka sewaktu pemutaran dihadapan komunitas. Karena itu kami usulkan untuk menggunakan speaker aktif yang kecil (Daripada memakai speaker desktop melalui pengeras suara atau amplifier dengan baterei kecil).
Low-tech solution (solusi teknologi simpel) Bisa menyambungkan speaker kecil ke kamera video melalui soket (colokan) headphones (colokan untuk alat pendengar seperti walkman). Speaker harus memiliki sumber tenaga sendiri; karena itu baterei-baterei sangat perlu disiapkan (yang tidak memakai baterei tidak akan menghasilkan suara dan tidak akan cukup keras). Kamera dengan layar flip-out (bisa dibuka tutup) bisa digunakan untuk menunjukkan footage kepada kelompok dengan jumlah anggota sepuluh (bahkan lebih dari itu yang berkerubung). Cara ini cukup baik untuk menyetel ulang gambar/footage yang sudah diambil segera dipresentasikan para pengambil gambar sendiri, biasanya tidak cukup memadai bagi pemutaran di kelompok lebih besar. Note: ketika memilih kamera video, pilih lah dengan model yang memiliki layar flip-out yang cukup besar.
Bagian V VIDEO PARTISIPATORY IN ACTION
Visi INSIGHT Mengenai Komunikasi untuk Pembangunan “Komunikasi benar-benar merupakan detak jantung pembangunan.� Panos London Online
Kami percaya bahwa komunikasi merupakan kunci untuk mengembangkan proyek-proyek yang dipimpin oleh partisipan dengan sukses, dengan dampak yang berkelanjutan dan memiliki jangkauan luas. Komunikasi seharusnya tidak terjadi di akhir suatu proyek, namun harus menyatu di setiap tahapan; dari penyusunan konsep proyek sampai ke penerapan, pengawasan dan evaluasi. Kerja kami sebagai spesialis komunikasi partisipatif pada proyek-proyek di seluruh dunia telah mengajarkan kami bahwa strategi komunikasi yang paling efektif adalah strategi yang datang langsung dari penerima proyek dan dari kerja itu sendiri. Pesan yang kami sampaikan berulang-ulang kepada LSM-LSM, kelompok donor, lembaga-lembaga penellitian, dan extension services yang berkonsultasi kepada kami adalah “biarkan pekerjaan yang dilakukan mengkomunikasikan dirinya sendiri!� Beberapa kerja partisipatif dilaksanakan bersama kelompok-kelompok masyarakat di seluruh dunia. Masalah yang dihadapai oleh banyak pekerja lapangan adalah bagaimana secara akurat mengkomunikasikan energi dan vitalitas yang muncul selama proyek berlangsung tanpa mengesampingkan kelompok yang ingin diberdayakan? Laporan dan dokumen-dokumen yang tidak memuat banyak hal yang mereka tulis, tidak berpengaruh besar pada proses-proses dinamis yang sedang berlangsung. Seringkali, inisiator proyek akhirnya berbicara atas nama masyarakat terkait, menggunakan media tertulis yang kadang tidak dimengerti oleh mereka.
Komunikasi yang Dipimpin oleh Penerima Manfaat Ketika PV diterapkan pada tahapan-tahapan proyek yang berbeda, beberapa obyektif tercapai sekaligus. Tidak hanya meningkatkan kerja dengan masyarakat, PV mendobrak halangan yang ada antara fasilitator dan masyarakat lokal, namun juga secara langsung menyediakan rekaman pekerjaan selama berlangsungnya PV. Pendekatan tersebut saat diterapkan dengan benar, dapat mengangkat suatu proses penyebaran yang kontinu dan rekaman langsung proses partisipatif yang sedang berlangsung.
Jika materi ini disunting menjadi film yang utuh, film-film itu dapat menjadi sumber daya yang kuat yang, dengan izin dan keterlibatan mereka yang membuatnya, dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama setelah penyelesaian program tersebut. Sebagai contoh, film-film tersebut dapat ditayangkan selama workshop atau konferensi bersama: !
Pembuat kebijakan lokal dan nasional untuk menginformasikan pekerjaan yang dilakukan dan untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang dinamika dan hambatan yang dapat memperngaruhi kelompok-kelompok terpinggirkan dan apa yang dapat dilakukan untuk mendukung mereka.
!
Organisasi donor nasional dan internasional untuk menginformasikan mereka mengenai aktivitas-aktivitas organisasi Anda, dan yang paling penting, mengenai kerja inovatif pada tingkat komunitas, sehingga mendorong para donor untuk mendukung kelanjutan dari pendekatan itu.
!
LSM-LSM lokal, penyedia jasa/konsultan pengembangan atau extension services, proyek-proyek pembangunan, lembaga-lembaga pelatihan dan universitas sebagai dokumen informasi dan pelatihan dan contoh kegiatan dengan metode partisipatif.
!
Pemirsa global, dengan menayangkan film tersebut pada konferensikonferensi internasional, festival-festival film, bioskop setempat, pada TV nasional dan internet (semua bergantung pada izin dari para peserta yang terlibat dalam pembuatan film tersebut).
Menggabungkan Alat-alat ICT4D yang Berbeda-beda (Teknologi Informasi dan Komunikasi bagi Pembangunan) Hasil yang sangat baik dapat dicapai dengan menggabungkan PV bersama proyek-proyek radio komunikasi atau internet dan teknnologi komputer. Sebagai contoh, PV cukup cocok dipadu padankan dengan media radio, karena bisa mengadaptasi ide-ide, pesan-pesan dan suara-suara yang difilmkan oleh penduduk desa menjadi siaran radio. Dengan cara ini, proyek-proyek ICT4D dapat menggunakan kemampuan radio dan internet untuk menyebarkan informasi secara luas, serta memakai aksesibilitas dan kemampuan PV yang lebih besar untuk mengikat partisipasi yang lebih luas. Kami merasa bahwa cara ini merupakan pengenalan awal terhadap ICT yang sempurna, lebih dapat didekati dibanding komputer dan lebih mirip ke bentuk tradisional dari komunikasi dan dongeng. “PV menunjukkan kepada saya bahwa programnya sangat sesuai untuk memungkinkan masyarakat pedesaan, setelah sedikit pelatihan dengan biaya yang tidak besar, untuk menciptakan reportase yang nyata dari pengalaman mereka sendiri. Sangat cocok untuk berbagi dengan pihak lainnya di negara ini atau bahkan di luar negeri.� Claire Milne, Konsultan Telecoms ICT
APLIKASI Aplikasi dari metode PV di dalam proyek atau program apapun akan bergantung kepada minat dan kebutuhan dari organisasi-organisasi yang ada, kreativitas mereka dan seberapa jauh mereka ingin melakukannya. Berikut beberapa ide bagaimana PV dapat digunakan untuk menambah nilai dari suatu program dan meningkatkan efektivitasnya saat bekerja dengan masyarakat target dan mencapai pemirsa / audience yang spesifik (khusus). 1. Bekerja dengan Kelompok Terpinggirkan Lembaga penelitian kepada stakeholder/kelompok-kelompok komunitas: sebagai contoh, menyusun suatu PV dengan stakeholder lokal yang mendokumentasikan prioritas-prioritas lokal, kekhawatiran dan harapan pada tahap awal dari perencanaan, sebelum penerapannya. Konsultasi untuk mengukur pandangan-pandangan setempat dan pembangunan konsensus (lihat Lampiran 3, 10 Langkah dalam Menggunakan PV). Kelompok sosial terpinggirkan kepada masyarakat yang lebih luas: menunjukkan sebuah film PV yang dibuat oleh satu kelompok dan menggunakannya sebagai alat untuk memancing diskusi dan partisipasi di antara kelompok-kelompok lain di masyarakat. Para partisipan mungkin ingin melakukan wawancara yang difilmkan untuk mengukur sejauhmana reaksi di antara audience dan merekam umpan balik yang ada. Fasilitator dapat menggunakan penayangan seperti itu untuk mengenali dan menggabungkan kelompok-kelompok baru untuk bekerja menggunakan metode PV yang sama. Komunitas ke komunitas: film yang telah diproduksi ditunjukkan ke masyarakat lain dan digunakan sebagai alat untuk menginspirasi dan memulai proses analisa dan aksi lokal yang sama di dalam masyarakat yang berbeda. Menyebarkan pengaruh pekerjaan tersebut dan menumbuhkan kesadaran, tetapi juga merupakan suatu kesempatan untuk menarik lebih banyak kelompok lain, menunjukkan perbedaan-perbedaan dan juga kesamaan-kesamaan yang ada. Masyarakat ke masyarakat kunjungan pertukaran PV: memperkenalkan PV ke dalam proses ini sebagai alat untuk berbagi yang lebih luas, pertukaran yang setara dan team building (yaitu fokus kepada tugas bersama dan bersenang bersama!). Saling mengunjungi dapat memakan biaya dan biasanya hanya meguntungkan sedikit anggota masyarakat, dengan PV pembelajaran serta pertukaran yang diterima dapat didokumentasikan sehingga memungkinkan masyarakat yang lebih luas untuk memetik keuntungan dari kunjungan itu. Masyarakat ke lembaga penelitian/kebijakan pada skala lokal dan regional: menggunakan film yang telah diproduksi sebelumnya untuk menginspirasi dan mempengaruhi peneliti-peneliti, para pembuat kebijakan, dan yang lainnya. Membangun jembatan antara dunia yang berbeda yang jarang saling mendengarkan (dengan partisipasi dan/atau izin dari kelompok yang membuat film tersebut).
2. Ide-ide untuk Mengikat para pembuat kebijakan/keputusan Respon video terhadap pesan-pesan video masyarakat dari para peneliti dan pembuat kebijakan/keputusan: Kebijakan terhadap kunjungan PV masyarakat: seperti halnya dengan masyarakat ke masyarakat kunjungan pertukaran PV di atas, namun dengan mengajak pembuat kebijakan tersebut ke lapangan. Hal ini mungkin sulit untuk diatur dan mungkin hanya satu atau dua orang yang dapat diajak keluar kantor mereka! Seorang pembuat kebijakan yang membagi tugas dokumentasi PV dengan anggota masyarakat dapat menjadi cara yang baik untuk menyamakan hubungan. Mereka akan berbagi kesenangan bersama dan membuat sesuatu yang dapat ia tunjukkan kepada jaringan rekan kerja atau atasan mereka. (Caption picture 5.3 Pakar penggunaan lahan dan para ilmuwan menonton pesan-pesan PV di Skotlandia, dengan perwakilan petani dan kaum nomaden dari Ladakh, Tibet, 2005) Memfasilitasi workshop multistakeholder dengan menggunakan PV: Suatu cara untuk mengajak kelompok yang berbeda-beda pada posisi setara, memberdayakan masyarakat yang merasa tidak nyaman di dalam workshop, atau buta aksara. Anggota-anggota kelompok mempresentasikan film mereka dan hal ini menjadi titik awal untuk diskusi dan kelompok kerja yang didokumentasikan dengan alat-alat PV alih-alih catatan tertulis. Hal ini juga memungkinkan hasil dari workshop dapat disebarkan lebih luas ke masyarakat, individu dan jaringan profesional dari para peserta workshop dan masyarakat umum (jika relevan). Untuk melihat bagaimana Insight memfasilitasi workshop semacam itu lihat studi kasus NORMA, halaman 87. 3. Kampanye PV memiliki potensi yang sangat besar untuk mengemukakan cerita-cerita pribadi untuk mendukung kampanye dan membangun pemahaman dan konsensus dalam situasi yang berpotensi untuk membebani. Para pembuat keputusan mungkin memberikan respon lebih baik terhadap pendapat masyarakat daripada pendapat organisasi, para akademika, atau aktivis yang berkampanye atas nama mereka sendiri. Video-video partisipatif adalah video yang nyata, langsung dan memperlihatkan gambaran menyeluruh tentang apa yang sedang dipertaruhkan. "Video partisipatif yang kami buat merupakan satu-satunya alat kampanye paling berarti yang digunakan untuk menyelamatkan dermaga kapal. Video tersebut membuat masyarakat terbangun dan mendengarkan. Dengan video itu isu dermaga kapal ini terdengar ke kantor-kantor di mana mereka membuat keputusan.� Adrian Arbib, Environmental Campaigner (Campaigner Lingkungan), Oxford, UK. “Alat yang sangat baik untuk melawan stigma yang mengitari kesehatan mental.� Alison Leverett-Morris, DirekturYayasan Amal Seni dan Kesehatan, UK 4. Penelitian Partisipatif
Cobalah menumbuhkan pengetahuan, mulailah aksi lokal, timbulkan kesadaran, awasi dan sebarkan dengan luas. Untuk diskusi yang lebih dalam tentang penerapannya lihat Lampiran 4, Insight tentang Penelitian Partisipatif. 5. Penelitian oleh Komunitas Mendampingi kelompok-kelompok dalam masyarakat yang menjadi target untuk melaksanakan penelitian mereka sendiri dengan menggunakan video sebagai alat untuk mendokumentasikan pengetahuan dan ide-ide lokal, dan juga menghasilkan pengetahuan dan solusi-solusi baru. Penemuan-penemuan oleh masyarakat lokal dapat diikutkan di dalam laporan dan publikasi multimedia, membawa kemampuan penciptaan mereka ke dalam proses dan mengembangkan sebuah sintesa dari pengetahuan lokal dan sains. Lihat studi kasus “Cowley Road Matters” pada halaman 92. 6. Pengawasan dan evaluasi partisipatif (PME) Penggunaan video dibanding survei sikap untuk mengamati kemajuan selama penelitian dapat menempatkan masyarakat sebagai pemegang kendali. Video merupakan alat visual dan dapat diakses oleh semuanya. Dengan video masyarakat dapat mengangkat isu-isu dan minat-minat yang ada yang tidak dapat kami peroleh sebagai orang luar. Ada hal-hal yang muncul dari film yang mereka produksi yang membuka pengetahuan baru dan juga dapat membantu membentuk jenis-jenis pertanyaan yang quantifiable (berkualitas dan terukur) yang menjadi perhatian mitra kita. Untuk contoh di mana PV digunakan bagi pengawasan dan evaluasi lihat studi kasus “Energi Surya”, halaman 83. Teknik evaluasi “Perubahan Paling Signifikan” (lihat Lampiran 7, Referensi) telah baru-baru ini diadaptasi dan digabungkan dengan teknik PV oleh Insight untuk membantu para penerima mendokumentasi dan membagi cerita-cerita tentang “perubahan yang signifikan”. Footage Pengawasan dan Evaluasi PV dapat digunakan di dalam persiapan laporan akhir dan evaluasi proyek serta dibagi bersama dengan laporan tertullis yang lebih tradisional. 7. Berbagi inovasi dan praktek yang sukses “Kelompok yang terlibat dapat mendokumentasikan dan mengkomunikasikan pencapaian mereka dengan kata-kata mereka sendiri. Penggunaan PV untuk mengumpulkan dan berbagi praktek-praktek terbaik dan pelajaran yang diperoleh. Terkadang selagi mengumpulkan pelajaran yang diperoleh, para staf dan tenaga ahli memperoleh informasi tersebut dari pihak pelaksana proyek tersebut dan dengan menganalisa informasi tersebut mereka lalu dapat menyiapkan panduan dan menyesuaikan visi yang dikemukakan oleh masyarakat setempat sembari mencari data seperti itu dari perspektif profesional mereka sendiri. Ketika menerima keluaran dan perkembangan proyek, LSM-LSM dan masyarakat setempat mungkin mengalami kesulitan untuk memahami dengan baik esensi dari keluaran proyek tersebut. Dengan menggunakan PV masyarakat dapat memiliki interaksi visual dengan kolega dari desa-desa lain. Sembari mereka menonton materi video mereka memperoleh informasi langsung tanpa filter “universitas” dari profesional.”
Stanislav Kim, UNDP SGP National Coordinator, Kazakstan (Caption picture 5.4 Stanislav Kim, Koordinator Nasional UNDP SGP, Kazakstan, memfasilitasi PV saat pelatihan Insight bersama PRAXIS India, 2005) 8. Proposal Video UNDP SGP sedang mengeksplorasi aplikasi ini lebih jauh. PV memungkinkan suatu komunitas yang sebagian besar penduduknya buta aksara untuk mempresentasikan sebuah lampiran dokumenter visual pada proposal proyek (khusus sebagai aplikasi awal, tidak sebagai pengganti proposal proyek). Terkadang keputusan yang berhubungan dengan proposal dana hibah disusun berdasarkan proposal proyek, pendapat pakar dan hanya dalam beberapa kasus anggota Dewan Steering Nasional berkesempatan untuk mengunjungi lokasi proyek yang diusulkan. Dalam kasus-kasus tersebut NSC diwakili oleh 1 atau 2 anggota. Karena itu proposal video sepanjang 10-15 menit yang diserahkan itu dapat menghidupkan keinginan dan visi dari masyarakat serta juga meningkatkan kesempatan dari kelompok-kelompok masyarakat asli dan dan terpinggirkan. 9. Cara-cara baru melakukan penelitian bagi para pelajar PV dapat menjadi alat penelitian yang ampuh dan menjadi suatu cara bagi para pelajar untuk belajar dari masyarakat target itu sendiri. Mitra-mitra Institut Studi Pembangunan DRC dapat bereksplorasi dengan cara Insight memperkenalkan penelitian partisipatif PV dan pendekatan lebih jauh ke dalam lembaga pendidikan yang lebih tinggi. 10. Usaha penyelesaian konflik Insight telah melakukan pengeksplorasian dengan menggabungkan PV dengan metodologi komunikasi tanpa kekerasan (non-violent communication - NVC) untuk membantu membangun jembatan antara kelompok-kelompok yang sedang mengalami konflik. Hal ini dapat menjadi sangat rumit dan Insight beserta mitramitranya akan melaksanakan proyek-proyek percontohan.
STUDI-STUDI KASUS INSIGHT Informasi lebih lanjut mengenai seluruh proyek-proyek ini dapat diperoleh di situs kami www.insightshare.org. Dalam situs ini Anda dapat melihat film-film ini dan juga dapat megunduh laporan dan artikel-artikel yang lebih rinci. Kapan: 2001 – Hari ini Di mana: Padang pasir Karra Kum di Turkmenistan Kata Kunci: Energi terbarukan, aksi komunitas, PV untuk pengawasan dan evaluasi, meningkatkan kesadaran di antara lembaga-lembaga donor
(1) ENERGI SURYA = ENERGI MASYARAKAT Isi/Latar Belakang: Program Aksi masyarakat ini dikembangkan berdasarkan sebuah proyek PV yang dilaksanakan oleh para penulis di wilayah padang pasir Turkmenistan di tahun 1999. Perubahan-perubahan besar dalam politik dan ekonomi telah mengambil kehidupan para gembala. Para penduduk desa merasa bahwa listrik akan memperbaiki hidup mereka dan menggugah masyarakat untuk tetap di padang pasir dibandingkan pindah ke daerah selatan yang teririgasi. "Banyak orang yang telah meninggalkan desa ini, mereka pindah ke selatan karena merasa bahwa hidup lebih baik di sini. Setiap kali satu keluarga meninggalkan daerah padang pasir dan menyerahkan hewan-hewan mereka, bangsa in kehilangan satu kawanan hewan lagi." Tetua Desa Kerja PV kami telah menunjukkan seberapa pentingnya masyarakat mengisi kekosongan yang ada setelah runtuhnya sistem paternalistik Soviet. Hal ini membutuhkan kerjasama yang lebih baik di dalam desa dan kapasitas yang lebih besar bagi aksi masyarakat; hanya pada saat itu penduduk desa dapat menyampaikan isu-isu yang mengancam untuk mengeluarkan lebih banyak keluarga. Program ‘Tenaga surya = energi masyarakat’ bertujuan untuk menyatukan elemen-elemen yang berbeda tersebut. Film PV yang dibuat oleh komunitas gembala itu membantu kita untuk mengumpulkan dukungan dan meningkatkan kesadaran di antara komunitas donor internasional yang berlokasi di Ashgabat.
Apa yang telah dilakukan/kisah Pemasangan panel energi matahari digabungkan dengan membentuk sekawanan domba ternak yang dimiliki bersama. Setiap keluarga menukarkan satu ekor domba jantan dan satu ekor domba betina untuk panel tenaga surya mereka. Hewan-hewan ini menjadi milik kolektif penduduk desa dan digunakan sebagai dana kegiatan masyarakat. Penduduk desa memilih seseorang untuk memelihara kawanan domba itu dan seorang lagi untuk memeriksa pertumbuhan dan kondisinya. Penggembala tersebut harus bisa mencapai angka kelahiran sapi sampai 88% dan berhak memiliki setengah dari jumlah domba yang ada sebagai bayarannya. Semua pihak merasa puas karena pengaturan ini dapat menghindari kesalahpahaman atau ketidakpercayaan.
Bagaimana melakukannya/proses Kerja ini dipimpin oleh masyarakat sendiri, dengan semua keputusan dibuat melalui pertemuan-pertemuan masyarakat untuk menjaga transparansi dan kepemilikan lokal. Struktur program itu sendiri lebih banyak diatur oleh budaya dan tradisi setempat. Fasilitator Insight membantu setiap desa untuk
mengembangkan suatu rencana tindakan komunitas yang menjabarkan perubahan yang ingin mereka laksanakan dalam tiga tahun ke depan dengan bantuan kawanan domba komunitas yang baru dibentuk tersebut. Anggota tiap keluarga terlibat secara menyeluruh dalam pelaksanaan proses itu. Dengan cara ini mereka belajar bagaimana sistem mereka bekerja dan bagaimana menjalankan perawatan rutin. Setiap kali kami memulai kerja di komunitas baru, seorang gembala dari desa sebelumnya menemani kami untuk berbagi pengetahuan teknis yang diperoleh dan untuk membagi pengalamanpengalaman komunitasnya. Ketika program tersebut berada di tahap awal, kami menggunakan PV sebagai alat untuk mendokumentasikan tantangan dan proses-proses pembuatan kebijakan yang terlibat dari sudut pandang pihak penerima. Di dalam kegiatan komunitas apapun, diperlukan keikutsertaan seluruh penduduk desa; yang berarti semua laki-laki, perempuan, orang tua dan anak-anak. PV memegang peranan penting dalam melibatkan kelompokkelompok ini terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan. Sebagai contoh, para perempuan di salah satu bagian Turkmenistan biasanya tidak mengikuti rapatrapat komunitas. Kunjungan dari rumah ke rumah oleh para fasilitator PV memastikan semua pendapat didengar. Terkadang video digunakan untuk mendokumentasikan pertemuan-pertemuan komunitas yang penting dan memungkinkan para perempuan untuk memperoleh umpan balik terhadap ideide dan saran mereka. Seluruh footage termasuk evaluasi dan umpan balik dari kaum perempuan diperlihatkan ke seluruh masyarakat pada pemutaran malam untuk memastikan ide-ide dan pendapat mereka didengar. Sekarang PV digunakan secara periodik untuk tujuan pengawasan dan evaluasi dan untuk berbagi ide dan tindakan secara horizontal (antar desa) dan secara vertikal (dengan pemerintah setempat dan pihak donor). Bagian dari proses pengawasan dan evaluasi ini terdiri dari hasil wawancara antar sesama warga mengenai perasaan mereka dan bagaimana proyek berjalan. Kami menemukan bahwa masyarakat, terutama perempuan, lebih cenderung mengeluarkan pendapat mereka ke sesama warga dibandingkan ke orang luar. "Kami biasanya merajut kaos kaki diterangi oleh cahaya dari lampu minyak tanah yang berasap.. Sekarang kami dapat bekerja lebih baik dan kami tidak terbatuk-batuk oleh asapnya.� Seorang perempuan dari desa Garregul "Listrik sangat membantu. Sangat baik untuk menonton berita; baik untuk pendidikan, baik bagi hidupmu. Jika kamu tidak memiliki radio atau TV kamu tidak mengetahui apa yang sedang terjadi.� Anak muda setempat
Siapa yang terlibat Difasilitasi oleh Chris Lunch dan Jabbar Abdul, Insight associate, Turkmenistan. Kami juga bekerja erat dengan Akimats (pemerintah kabupaten) setempat. “Tahun lalu kami dapat menyewa sebuah traktor untuk menggali Oy (penangkap hujan) kami. Harusnya itu dilakukan setiap tiga tahun, namun selama 15 tahun ini kami tidak
dapat bekerjasama sebagai satu komunitas dan melakukannya. Sekarang dengan adanya gembalaan bersama ini tidak ada lagi argumen siapa yang harus membayar apa.� Kepala keluarga, Desa Garregul “Jika ada sumur yang rusak atau rubuh ataupun kami perlu untuk menggali sumur baru, itulah saatnya kami memanfaatkan ternak ini.� Tetua Desa
Hasil yang dicapai/outcomes Program ini telah berlangsung sejak tahun 2001, memberikan listrik kepada lebih dari 450 orang di enam desa peternak di jantung padang pasir Karra Kum Turkmenistan. Di setiap desa, ketergantungan terhadap solusi-solusi dan dukungan dari luar telah dikurangi serta diberikannya dukungan kepada aksi komunitas serta pengambilan keputusan secara kolektif. Sebuah pekerjaan menggembala juga diadakan. Sebuah film pendek mengenai program tersebut juga telah dibuat. Versi bahasa Turkmenistan juga telah diserahkan kepada Akims (bupati/walikota) setempat untuk membantu mengkomunikasikan pekerjaan ini dan mendapatkan dukungan mereka. Selain itu juga diperlihatkan kepada desa-desa yang baru akan menjalani program ini. Versi bahasa Inggrisnya juga telah diperlihatkan kepada donor-donor internasional dan dapat dilihat di situs kami.
Perubahan apa yang dihasilkan/dampak Ini merupakan contoh bagaimana PV mengawali kegiatan masyarakat menuju inisiatif komunitas ke depannya. Kerja kami telah menekankan pesan bahwa masyarakat telah memiliki kekuatan untuk memperbaiki situasi mereka sendiri, mentalitas yang menipis, keputusasaan dan ketergantungan. Telah banyak dampak positif dari pekerjaan ini, baik dalam artian penyediaan energi surya dan juga mengembangkan kekuatan masyarakat.
Hal-hal apa saja yang berjalan/faktor-faktor keberhasilan ! ! !
!
Bersikap sensitif dalam bekerja dengan masyarakat, mempersilahkan mereka memimpin kita dan mengembangkan proyek tersebut bersama-sama dalam setiap tahapan. Mengunjungi setiap rumah tangga secara reguler dan berbincang-bincang dengan penghuninya. Pemutaran film dan mengundang perwakilan donor ke desa-desa telah menghubungkan mereka dengan kehidupan nyata di padang pasir dan dengan akar budaya Turkmenistan. Selain itu juga membantu meningkatkan profil dari komunitas padang pasir yang “terlupakan� ini dan memperoleh dukungan bagi kerja yang kita lakukan serta juga pembangunan lokal secara umum. Sistem penukaran domba dengan panel tenaga surya bekerja dengan baik, tidak hanya karena hal itu memungkinkan terciptanya kawanan ternak komunal, namun juga karena penduduk desa menjadi bangga dengan panel
tenaga surya yang mereka miliki. Hal tersebut memastikan panel-panel tersebut akan dirawat dengan baik. “Pendekatan bottom – up yang dilakukan Insight telah menuai keberhasilan nyata di Turkmenistan. Keberhasilan dari proyek tenaga surya telah membuka pintu, tidak hanya bagi proyek-proyek Insight, namun juga bagi pembangunan secara umum di negara ini.” Mahasiswa Studi Pembangunan MA, Universitas Dublin
Tantangan dan Halangan Pendanaan selalu menjadi masalah, karena seringkali dana hanya disediakan untuk periode terbatas (maksimum dua tahun). Kenyataannya community work (kerja sosial) semacam ini berlangsung lebih lama. Hanya melalui komitmen pribadi sehingga kami dapat mengerjakan program ini – dengan menyambungkan dana dari satu donor dengan donor setelahnya dan menjaga hubungan dengan masyarakat setelah dana yang ada berkurang. Dengan cara ini kami telah dapat bergerak dengan lambat menuju tujuan awal kami pada tahun 2002 yaitu menyediakan penerangan tenaga surya untuk 100 rumah tangga (saat ini kami berada di angka 69).
Poin-poin kunci pembelajaran ! ! ! !
Biarkan masyarakat memimpin Anda. Selalu berusaha untuk memastikan keikutsertaan semua (inclusion) dan kepemilikan lokal. Tunjukkan rasa hormat kepada pemerintah setempat dengan terus melibatkan mereka, memantau/ updating secara reguler, dan memperbarui hubungan Menghubungkan pembangunan energi terbarukan dengan usaha pembangunan masyarakat sangatlah efektif.
Pendanaan Hibah kecil dari: Kedutaan Besar Inggris, Kedutaan Besar Jerman di Ashgabat, Kedutaan Besar Selandia Baru di Moscow, Kedutaan Besar Belanda di Islamabad.
(2) NORMA – PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM DI DAERAH PEGUNUNGAN ASIA PERSYARATAN PENELITIAN SWA-MASYARAKAT Kapan: 2004 – 2005 Di mana: India, Cina, Pakistan dan Inggris Kata kunci: Pengelolaan sumber daya alam, penggabungan pengetahuan lokal dan sains, penelitian partisipatif, PV bagi workshop multi-stakeholder, pertukaran dan pembelajaran lintas regional.
Konteks/latar belakang Proyek yang didanai oleh European-Commission ini bertujuan untuk mengidentifikasi persyaratan/kebutuhan penelitian utama bagi pengelolaan sumber daya alam untuk mendukung kebijakan yang ada bagi pembangunan pegunungan terintegrasi yang berkelanjutan di wilayah Karakoram-Hindu KushHimalayan (KHKH). Insight menggunakan teknik PV untuk memungkinkan masyarakat lokal, LSM-LSM dan organisasi akar-rumput untuk menyampaikan pandangan dan ide-ide mereka sendiri, langsung kepada para ilmuwan, para pembuat kebijakan senior dan para donor.
Apa yang telah dilakukan/kisahnya Ada dua tahapan dalam proyek ini: selama tahap pertama, kelompok masyarakat dan LSM-LSM lokal di tiga negara (India, Pakistan dan Cina) mengambil bagian dalam workshop PV. Insight bekerja dengan kaum nomaden di Tibet Timur dan Ladakh serta petani-petani di Pakistan dan Ladakh, dengan memilih komunitas yang cukup terisolasi yang tinggal di dataran tinggi. Tahapan kedua terdiri dari workshop multi-stakeholder yang dilaksanakan di Skotlandia yang dihadiri oleh perwakilan dari oganisasi-organisasi penelitian nasional dan universitas, departemen-departemen di pemerintahan, organisasiorganisasi pembangunan, LSM serta perwakilan lokal dari masyarakat dengan siapa kami telah bekerja. Versi suntingan dari video-video yang dibuat oleh masyarakat dipresentasikan pada workshop yang diadakan oleh perwakilanperwakilan lokal tersebut. Biasanya badan-badan pemerintahan dan badanbadan penelitian menyusun prioritas dan menentukan pengelolaan sumber daya alam di bagian mana yang memerlukan perhatian di negara-negara ini. Pada workshop ini kami menukar cara kerja ini pada pemikirannya.
Bagaimana melakukannya/proses Di setiap negara kami memiliki keinginan untuk bekerja dengan LSM lokal yang mempunyai akar-rumput dan etos partisipatif yang sama serta yang memiliki hubungan yang baik dengan masyarakat dan pemerintah setempat. Pemilihan mitra lokal dimulai dengan rekomendasi dan pencarian melalui internet, diikuti oleh komunikasi melalui e-mail selama beberapa bulan. Dari organisasiorganisasi ini kami melatih dua fasilitator lokal di setiap negara, laki-laki dan perempuan. Para peserta (trainee) ini juga bertugas sebagai penerjemah. Kami menggunakan permainan dan metode yang diterangkan di dalam handbook ini untuk bekerja dengan para peserta yang beragam di dalam setiap komunitas yang berbeda dalam gender, usia dan status. Antara 4 sampai 10 hari dihabiskan untuk setiap komunitas yang melibatkan sebanyak mungkin orang dalam proses pembuatan film, perencanaan atau difilmkan jika dimungkinkan.
“Film tersebut memperlihatkan semua keluarga yang berbeda-beda bagaimana mereka hidup di sini. Film itu menunjukkan realitas, kehidupan sebenarnya.� Dari video Muqu, Cina
Setelah itu footage diterjemahkan dan disunting oleh Insight di Inggris. Versi draft dari film tersebut dikirimkan kembali ke para mitra lokal untuk dipertunjukkan, dan untuk memperoleh umpan balik dari, komunitas yang dimaksud. Pada workshop di Skotlandia perwakilan lokal menunjukkan video-video komunitas mereka. Kami kemudian bekerja dalam kelompok-kelompok kecil dan mixed, menggunakan metode partisipatif untuk memungkinkan suatu pertukaran pandangan yang setara antara semua stakeholders, tidak berhubungan dengan tingkat pendidikan. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi kebutuhan utama penelitian, menyusun strategi bagaimana mencapainya dan memprediksikan kemungkinan keberhasilannya. Workshop tersebut didokumentasikan pada film. Video-video dari kegiatan tersebut (termasuk pesan-pesan PV dari para ilmuwan) diterjemahkan ke dalam bahasa setempat dan kemudian dikirimkan kembali ke komunitas yang dimaksud, beserta versi terjemahan dari beberapa video partisipatif yang telah diproduksi.
Siapa yang terlibat Proyek ini dilaksanakan oleh Insight bekerjasama dengan Macaulay Institute, Aberdeen & ICIMOD, Nepal. Mitra lokal kami adalah: di Cina, Upper Yangtze Organization and Plateau Perspectives (Zhiduo, Qinghai); di India, Women's Alliance and ISEC (Ladakh); di Pakistan, Aga Khan Foundation (Gahkuch). Fasilitator Insight: Nick Lunch, Emilie Flower, Jabbar Abdul, Chris Lunch & Dominic Elliot.
Apa yang dicapai/keluaran !
! !
Lebih dari 40 partisipan, termasuk penduduk desa, pekerja komunitas, ilmuwan, perwakilan LSM dan pemerintahan dari daerah pegunungan KHKH, serta juga partisipan dari Norwegia, Swiss dan Inggris menghadiri workshop itu. Empat film PV dibuat dan satu film mendokumentasikan workshop tersebut. Sebuah film sintesa sepanjang 40 menit juga diproduksi. Masyarakat menyampaikan umpan balik yang positif dan merasa bahwa pengetahuan dan pendapat mereka didengarkan serta memberikan pengaruh. Video yang diproduksi telah ditayangkan secara luas kepada banyak orang, most recently kepada para peneliti yang menghadiri konferensi Perubahan Iklim Global di Wilayah Pegunungan atau Global Climate Change in Mountainous Regions (GLOCHAMORE) di Perth.
Perubahan apa yang ditimbulkan/pengaruh !
Menayangkan video alih-alih memberikan pidato menempatkan perwakilan komunitas lokal pada pijakan yang lebih setara dengan para ilmuwan,
partisipan dari LSM dan yang lainnya, yang mungkin memiliki lebih banyak pengalaman dalam konferensi dan berbicara di depan publik. Mereka bukan hanya berperan dalam membantu agensi-agensi eksternal untuk tidak hanya menghargai masalah yang ada, tapi juga solusi yang dilihat oleh masyarakat lokal bagi pengelolaan sumber daya alam mereka. !
Video-video yang ditayangkan pada workshop di Skotlandia merubah pemikiran para mitra dan ilmuwan terhadap penelitian partisipatif. Mereka menyadari kebutuhan untuk menyampaikan proyek-proyek yang melibatkan pengetahuan lokal dan membuat perubahan kepada masyarakat lokal.
!
Menerjemahkan film-film yang diproduksi ke dalam bahasa setempat telah memaksimalkan potensi berbagi secara lintas-batas dan pembelajaran dari video-video ini ke wilayah KHKH.
!
Pengambilan film pada workshop di Skotlandia memungkinkan penduduk desa untuk melihat pengaruh apa yang diberikan film yang mereka buat terhadap partisipan yang hadir. Adalah penting untuk melengkapi siklus umpan balik ini dan pemberdayaan bagi komunitas yang ikut serta.
!
Pengaruh yang lebih jauh akan timbul dengan penyebaran film-film secara lebih luas di antara LSM dan lembaga-lembaga pemerintahan lokal dan regional, selain juga di antara organisasi-organisasi penelitian dan pengembangan dengan minat terhadap wilayah/topik tersebut.
“Pandangan dan cara berpikir masyarakat berubah seiring dengan berjalannya workshop. Dalam beberapa kasus, terjadi perubahan dramatis.� Dari evaluasi tertulis mengenai workshop
Kami melihat proyek ini sebagai langkah pertama yang belum memberikan pengaruh sepenuhnya. Saat ini kami akan meneruskan apa yang telah kami capai sampai saat ini dan membangun hubungan yang telah dikembangkan dengan masyarakat lokal dan mitra LSM/penelitian. Tujuan kami adalah untuk mengembangkan proyek penelitian dengan jangka waktu yang lebih lama dengan PV sebagai alat penelitian dari aksi yang dipimpin oleh masyarakat sehingga memungkinkan masyarakat, peneliti dan pembuat kebijakan untuk mendokumentasi dan membagi pengetahuan, visi dan inovasi lokal di dalam dan di luar perbatasan nasional.
Hal-hal apa saja yang berjalan/faktor-faktor keberhasilan !
Masyarakat menghargai pendekatan PV kami karena mereka merasa pemikiran dan ide mereka dihargai.
!
Kami berhasil memperoleh dukungan dan partisipasi luas dalam setiap komunitas dalam waktu yang sangan singkat. Banyak komunitas dengan
siapa kami bekerja sama telah membuat kontak dengan para peneliti dan umumnya memiliki kesan yang negative, bahwa mereka tidak pernah melihat hasil dari penelitian itu dan tidak ada pengaruhnya bagi kehidupan mereka. Setelah bekerja dengan kami mereka menjadi pendukung dari penelitian partisipatif. Di Pakistan Utara mitra lokal kami merekam komentar-komentar dari penduduk desa setelah mereka menonton versi draft dari film mereka: “Mereka mendorong saya untuk mengundang para peneliti itu lagi. Mereka berkata bahwa merka adalah Barakaat (berkah) bagi kami” (Ataullah Baiq, Aga Khan Foundation, mitra lokal di Pakistan). Komentar berikut dibuat mengenai workshop di Skotlandia: “Workshop tersebut berhasil dalam menyertakan pandangan dari semua peserta, yang kebanyakan dating dari daerah-daerah terpencil di Karakorum Hindu-Kush Himalaya. Saya ingin berterima kasih kepada Macaulay Institute dan Chris dan Nick Lunch ari Insight untuk fasilitasi yang professional, yang membuat workshop ini memuaskan dan menjadi pengalaman yang berharga.” Astrid Björnsen Gurung "Bentuk dinamis dari workshop ini benar-benar membuat semuanya berjalan baik dan melibatkan banyak orang. " Diambil dari evaluasi tertulis tentang workshop
Tantangan dan Halangan Workshop ini dijadwalkan untuk dilaksanakan di Nepal namun karena adanya ketegangan politik kami harus membuat perubahan tempat secara mendadak. Kesulitan-kesulitan dalam hal administratif dan iklim ikut menambah tantangan logistik dalam mendapatkan perwakilan lokal ke workshop kami di Skotlandia. Di Ladakh, perwakilan kaum nomaden tidak diperbolehkan memperoleh paspor! Menggerakkan para mitra ilmuwan untuk memikirkan cara-cara baru penelitian membutuhkan waktu dan dapat sangat menyusahkan karena cara-cara lama dapat menjadi sudah sangat mengakar. Mungkin berguna untuk membuat mitra kami untuk memiliki komitmen terhadap suatu pendekatan penelitian tertentu yaitu berorientasi pada partisipasi dan pengeruh yang ditimbulkan. Kami merasa bahwa 11 Prinsip kunci yang terdapat di lampiran 4 menjabarkan suatu praktek yang baik bagi penelitian bersama. “Saya merasa terkesan dengan cara kaum nomad yang buta aksara mengekspresikan kepedulian mereka terhadap perubahan lingkungan secara mudah dan jelas. Video-video seperti itu membawa pesan yang melampaui batas bahasa.” Astrid Bjornsen Gurung, Manajer Proyek Ilmiah, Mountain Resource Institute (MRI)
Poin-poin kunci pembelajaran • Melihat penayangan film mereka yang telah disunting, penduduk desa di Pakistan berkomentar: “Kami tidak memiliki sistem pendokumentasian budaya, practices dan sejarah kami – ini akan menjadi sejarah kami dan kemi menyampaikan terima kasih yang tulus kepada para peneliti untuk menolong
kami merekam sejarah yang kami miliki.” Hal ini merupakan hasil yang tidak direncanakan namun merupakan hasil yang konkrit dan valid yang diperoleh masyarakat dari bekerja dengan kami. • Kami menyadari seberapa pentingnya untuk terlibat dalam setiap tahapan proses mulai dari memilih mitra lokal dan komunitas untuk diajak bekerja sama, sampai pada melatih penduduk setempat sebagai fasilitator; mulai dari mencari lokasi workshop yang sesuai sampai pada pengaturan makanan dan akomodasi yang cocok. Pelibatan stakeholder lokal dalam workshop seperti itu membutuhkan sensitivitas yang besar terhadap kebutuhan mereka untuk meyakinkan mereka merasa tenang.
Pendanaan Oleh European Commission (Research DG) INCO di bawah program kerangka kerja keenam.
Press release www.macaulay.ac.uk/news/newsdetails.php?13092005
(3) COWLEY ROAD MATTERS Konteks/latar belakang Waktu: 2003 – 2005 Lokasi: Oxford, Inggris Kata kunci: Konsultasi komunitas, bekerja dengan kelompok yang “sulit dijangkau”, pembuatan model 3 dimensi, pelatihan fasilitator lokal. Satu juta poudsterling dihibahkan oleh departemen Transportasi Inggris bagi skema desain komunitas dan keselamatan di Cowley Road, Oxford.
Apa yang telah dilakukan/kisahnya Proyek ini melibatkan sekitar 40 sukarelawan. Insight bekerja sebagai bagian dari tim program yang lebih luas. Fokus kami adalah mengelola penargetan kelompok yang disebut sebagai kelompok “yang sulit dijangkau” melalui proses PV.
Bagaimana melakukannya/proses Dilakukan perekrutan tim konsultasi lokal dengan seksama dari kelompok target.kemudian dilanjutkan dengan tiga bulan pelatihan, yang menyertakan akreditasi. Tugas pelatihan setelahnya dari penyandang dana, East Oxford Action, membantu membangun kepercayaan diri dan pengetahuan para trainee serta memberikan akses awal kepada beberapa kelompok target sebelum periode konsultasi dimulai. Setelah itu para trainee memfasilitasi konsultasi PV
12 kelompok target (yang diidentifikasi oleh pusat regenerasi East Oxford Action) di bawah bimbingan Insight. Setiap kelompok dikunjungi dua kali dalam dua bulan. Kunjungan kedua berfungsi untuk memungkinkan kelompok-kelompok itu untuk memeriksa footage mereka, memberikan pendapat-pendapat dan komentar-komentar tambahan serta mengamati apa yang dikatakan oleh kelompok lain. Workshop PV bertempat di ruang-ruang yang sering dikunjungi oleh para kelompok target ini untuk kemudahan dalam akses dan membuat masyarakat merasa nyaman. Beberapa pekerjaan memfokuskan pekerjaan seputar model 3D yang transpotable dari daerah dalam pembangunan untuk membantu mengeluarkan pandangan dan menolong para partisipan membuat visualisasi masalah-masalah yang ada serta mengusulkan ide yang ada dan mengusulkan ide-ide mereka untuk adanya perubahan.
Siapa yang terlibat Dilaksanakan oleh Insight sebagai bagian dari proyek regenerasi urban lokal untuk Oxford County Council/Departemen Transportasi. Difasilitasi oleh Nick Lunch dan lima trainee dari masyarakat. “Merubah cara saya mendengarkan orang lain.” Celia Jones, Pejabat perencanaan, Oxfordshire County Council, Inggris
Apa yang dicapai/keluaran Dua belas kelompok “yang sulit diraih” diikutsertakan, jika tidak partisipasi mereka akan dipertanyakan dalam proses perancangan komunitas. Pendapat mereka dapat diketahui dan dilihat melalui penayangan video lokal dan mengupload pesan-pesan video ke internet. Akses bebas ke footage video tersedia melalui sambungan internet lokal. Lima orang dewasa setempat mewakili beberapa kelompok target (pengguna layanan kesehatan mental, pengguna kursi roda, minoritas etnik, orang tua tunggal, tunawisma) dilatih dan diakreditasi dalam fasilitasi PV.
Perubahan yang dihadirkan/pengaruh Kami merasa kegiatan ini memberikan perubahan yang besar, dengan melebarkan keterlibatan dan memastikan suara bagian komunitas yang terpinggirkan didengarkan. Sebagai contoh, pada kegiatan Hari Perancangan Komunitas kelompok minoritas, kaum manula dan pemuda tidak ada yang hadir! Hanya melalui penayangan video mereka kelompok-kelompok tersebuat dapat “terlihat”. Pembangunan konsensus dicapai melalui screening kelompok yang membantu masyarakat memahami pandangan setiap orang. Suatu proses berulang dalam berbagi footage dan merespon reaksi yang ada berarti bahwa proyek dan hasil footage berkembang seiring dengan waktu.
Hal-hal apa saja yang berjalan/faktor-faktor keberhasilan !
Pergi ke tempat di mana masyarakat merasa nyaman, jangan mengharapkan mereka untuk mendatangi kita
!
Tidak ada kuesioner – penting jika bekerja dengan orang-orang dari latar belakang dan budaya yang berbeda yang terkadang buta aksara
!
Kekuatan dari komunikasi visual – melihat wajah-wajah dan emosi di balik the views membuat mereka lebih dapat dijangkau dan immediate
!
Menyenangkan – orang-orang sangat senang menggunakan kamera dan peta tiga dimensi yang ada membantu mengingatkan mereka mengenai isuisu tersebut
!
Penayangan film juga menyenangkan dan meningkatkan kepercayaan diri
!
Terjemahan (dan teks terjemahan) berarti setiap orang dapat ikut serta dan mengekspresikan pandangan mereka dalam bahasa ibu mereka
!
Penyuntingan oleh tim mengurangi resiko manipulasi footage
Tantangan dan halangan Koordinasi dari berbagai aktivitas program yang tidak baik, yang berarti kami tidak mengetahui dengan jelas bagaimana kerja yang kami lakukan masuk dalam gambaran yang lebih besar. Kami kadang merasa bahwa manajer proyek yang lain kurang sensitif terhadap realita masyarakat yang terpinggirkan dan tidak memahami usaha-usaha kami dan hal-hal yang dibutuhkan dalam meraih kelompok-kelompok yang kurang beruntung itu.
Poin-poin kunci pembelajaran ! ! ! ! !
Bersiap menghadapi jeda yang panjang dalam memulai proyek yang kemudian disusul oleh tenggat waktu yang ketat dan permintaan-permintaan yang tidak masuk akal! Jelaskan peran setiap orang dan melibatkan diri pada setiap tahap, hadiri semua pertemuan yang diadakan untuk mengambil keputusan Terus-menerus memberitahukan agenda partisipatif dan kebutuhan untuk aktif dalam merangkul semua pihak di masyarakat Di masa depan harus diatur adanya pemutaran footage draft lebih sering dan mendorong para pembuat keputusan lebih kuat untuk memberikan umpan balik dalam film Kami sekarang menyadari pentingnya memastikan para pembuat keputusan dan stakeholder untuk berkomitmen kepada proses PV pada awal
pelaksanaan program dan memiliki bayangan yang jelas arti dari proses tersebut.
Pendanaan Departemen Transportasi HM, fase awal pelatihan didanai oleh East Oxford Action (Urban Regeneration Fund).
(4) MENDUKUNG ASOSIASI PETANI SUKARELA Konteks/latar belakang Waktu: 2003 – 2004 Lokasi: Turkmenistan Kata kunci: berbagi inovasi dan pengetahuan, dari petani ke petani Antara tahun 2001-2003 lima Asosiasi Petani Sukarela (Voluntary Farmers Associations - VFA) didirikan di Turkmenistan, dengan dukungan dari program TACIS EU (European Union). Perpindahan Turkmenistan dari pertanian kolektif menuju pertanian swasta yang berorientasi pasar telah membuat lubang di sector pertanian. VFA didirikan untuk mendorong para petani sektor swasta untuk bekerja sama dan saling memberikan dukungan dan pengetahuan. Insight diundang untuk melaksanakan sebuah proyek PV yang bertujuan untuk memperkuat dan mendukung struktur VFA.
Apa yang dilakukan/kisahnya Pendekatan yang dilakukan adalah menggunakan PV untuk memungkinkan para anggota dari dua VFA untuk mengkomunikasikan hal-hal apa saja yang dilibatkan dalam pembentukan asosiasi semacam itu serta apa yang mereka anggap sebagai tantangan dan keuntungan. Dengan menjelaskan tujuan dan objektif dari asosiasi petani tersebut secara jelas kepada para pembuat kebijakan,peneliti dan donor internasional lokal dan nasional, ide mengenai inovasi yang dipimpin oleh petani disebarluaskan dan dukungan kepada Asosiasi Petani Sukarela itu pun diperoleh. Proses ini juga membantu penduduk desa untuk mengetahui tantangan dan kesempatan bagi pengembangan dan untuk mengeksplorasi ide-ide untuk masa mendatang.
Bagaimana melakukannya/proses PV dikombinasikan dengan pelaksanaan Participatory Rural Appraisal (PRA) (lihat ‘Chambers’, lampiran 7, Referensi) seperti pemetaan komunitas dan Action Search untuk memungkinkan para anggota untuk mencari solusi lokal terhadap masalah-masalah yang ada, untuk membantu mengembangkan consensus di antara anggota serta untuk menciptakan visi bersama bagi masa yang akan dating. Lebih dari 40 orang memiliki kesempatan untuk menggunakan kamera
dan secara langsung terlibat di dalam prosesnya. Kerja lapangan berlangsung selama 10 hari total, lima hari di setiap komunitas. Tiga orang trainee yang telah ikut serta dalam salah satu workshop pelatihan PV kami di kota tersebut bergabung dengan tim kami untuk memperoleh pengalaman memfasilitasi PV dalam suatu setting komunitas. Film tersebut disunting di Inggris. Kami kembali dalam satu bulan dan menunjukkannya kepada masyarakat yang terkait untuk pertama mengetahui perubahan apa yang mereka ingin lakukan. Kemudian film tersebut digunakan dalam workshop di desa-desa lainnya. Kopi dari video itu ditinggalkan bagi masyarakat di desa-desa tersebut dan juga bagi tempat-tempat penyewaan video. Di Ashgabat, ibukota Turkmenistan, kami mengatur penayangan film yang telah jadi kepada 30 orang undangan di kediaman Duta Besar Inggris. Para undangan tersebut adalah pejabat dari beberapa badan donor internasional, kedutaan besar dan organisasi-organisasi lokal yang aktif di sektor pertanian.
Siapa yang terlibat Insight melaksanakan proyek ini di dalam program TACIS yang berkelanjutan. Difasilitasi oleh Chris Lunch dan Jabbar Abdul (Insight associate Turkmenistan), dengan tiga orang trainee PV perempuan asal Turkmenistan yang bekerja di sektor LSM di Ashgabat.
Apa yang dicapai/keluaran Film yang telah selesai disunting digunakan sebagai alat workshop di sejumlah desa yang memungkinkan suatu pertukaran inovasi dan pengetahuan antar petani serta membantu penyebaran konsep Asosiasi Petani Sukarela. Selain itu film tersebut juga dipertunjukkan kepada organisasi-organisasi donor internasional dan penyusun kebijakan tingkat tinggi di pemerintahan, sehingga menarik dukungan untuk kelanjutan penyebaran VFA di antara desa-desa lain. Pada pemutaran di ibukota reaksi yang dating secara keseluruhan sangat positif, kemudian diadakan suatu diskusi dimana beberapa badan donor berjanji untuk terus mendukung pengembangan Asosiasi Petani di seluruh Turkmenistan.
Perubahan yang dihadirkan/pengaruh Sehari setelah pemutaran film di kediaman Duta Besar Inggris, Organisasi bagi Keamanan dan Kerjasama di eropa atau Organisation for Security and Cooperation in Europe (OSCE) mengundang Insight untuk ikut serta dalam suatu kelompok diskusi di mana dibuat suatu rencana untuk mengembangkan sebuah skema microfinance di komunitas-komunitas yang ada di film itu dan juga komunitas petani lainnya. Hal ini sebagian besar termotivasi oleh film pendek yang dibuat oleh pemuda-pemuda di desa tersebut mengenai rumah kaca serta
keuntungan dan kesulitan dalam mengumpulkan modal untuk membangun suatu rumah kaca sebagai seorang petani muda.
Hal-hal apa saja yang berjalan/faktor-faktor keberhasilan Selain hal-hal di atas, film ini juga berhasil sebagai alat workshop, mendorong evaluasi diri dan analisa situasi ketika ditayangkan di desa-desa lain. Para penduduk desa dapat menghubungkan diri mereka dengan pesan-pesan video yang dibuat oleh mereka yang berada di situasi yang sama. Film tersebut juga ditunjukkan kepada dua pejabat senior di departemen Pertanian Turkmenistan. Mereka sangat tertarik pada hasl yang dicapai oleh program TACIS dan memberikan dukungan mereka untuk perluasan model Asosiasi Petani Sukarela secara kontinu. Bagian utama dari pekerjaan ini sangat tidak diduga dari perspektif kami. Ketika kami bekerja bersama penduduk desa yang menjadi inti permasalahan menjadi jelas, yaitu kurangnya pengetahuan mereka yang sebelumnya bekerja di lahan negara dan sekarang mereka bertanggung jawab untuk membuat keputusan sendiri dalam hal pertanian. Mereka menekankan perlunya untuk belajar dari petani setempat yang lebih berpengalaman. Anggota-anggota dari Asosiasi Petani Sukarela dengan segera mengenali potensi di mana video dapat merekam dan menyebarkan berbagai pengetahuan dan memberikan petanipetani yang kurang berpengalaman untuk belajar dari “pakar� di desa itu, innovator atau orang yang memiliki pengetahuan tradisional. Dalam waktu yang singkat mereka sudah merencanakan dan mengambil film pelatihan mereka sendiri, memperlihatkan alat-alat yang telah mereka kembangkan, menjelaskan bagaimana cara membuatnya, memberikan tips dan nasehat tentang cara merawat tanaman tertentu, dan sebagainya. Mereka mendemonstrasikan secara jelas kemudahan dan keefektifan video yang digunakan dengan cara ini dan menunjukkan kepada kami suatu potensi aplikasi baru bagi PV yang belum kami pikirkan sebelumnya.
Tantangan dan halangan Bergabung dengan program yang telah berjalan memiliki keuntungan dan kerugian tertentu. Pekerjaan yang dilakukan oleh TACIS sebelumnya di komunitas-komunitas ini tidak selalu partisipatif. Terdapat perbedaan politis di dalam VFA dan adanya hubungan yang rumit antara resipien dan donor. Dalam banyak hal, kami mewarisi sejumlah masalah tersebut dan mencari jalan keluar dari masalah-masalah tersebut menciptakan tantangan-tantangan tersendiri.
Poin-poin kunci pembelajaran Para komisaris dari proyek ini mensyaratkan keluaran yang sangat jelas: sebuah film yang dapat ditayangkan ke desa-desa dan politisi lainnya untuk
mengenalkan dan menyebarkan konsep VFA. Hal ini menciptakan sutau tekanan untuk menyunting jenis film tertentu. Anggota-anggota VFA sendiri lebih tertarik dalam membuat film yang menginformasikan ilmu-ilmu pertanian dan pelaksanaan yang baik alih-alih film yang mengenalkan model VFA. Karena itu kami menyunting satu film utama VFA dan sejumlah film “pelatihan” pendek yang telah mereka kembangkan.
Pendanaan Kedutaan Besar Inggris, Ashgabat. Referensi : “Video Partisipatif: Masyarakat pedesaan mendokumentasikan pengetahuan dan inovasi mereka sendiri”, Chris Lunch, Agustus 2004. Catatan World Bank IK No.71.
Bagian VI Lampiran
1. Kegiatan Pelatihan Insight Pilihan pelatihan berikut telah dijelaskan sebelumnya oleh Insight dan bisa dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan dan konteks dari organisasi, program atau proyek yang berbeda. Pilihan A terpusat di sekitar bengkel kelompok belajar dengan peserta paling banyak 12 orang. Pilihan B menggunakan pendekatan yang lebih besar pada Insight untuk menjalankan kegiatan PV dan memberikan hasilnya dengan masih menyediakan pelatihan kerja (on-the-job training) di fasilitas PV untuk 2 – 3 orang pelatih lokal.
Metodologi Pelatihan kami dirancang sesuai dengan prinsip pengalaman belajar; mempekerjakan lingkup teknik yang luas yang dapat meningkatkan kreatifitas, rasa berbagi, refleksi dan belajar. Meliputi permainan dan latihan kelompok, dan juga memberikan pengalaman fasilitasi secara langsung (hands-on facilitation). Kami memberikan rekomendasi untuk pelatihan awal yang diikuti dengan tugastugas setelah masa pelatihan dengan dorongan dan dukungan dari Insight.
Hasil Kedua pilihan di atas mengenalkan proses PV ke dalam satu atau dua komunitas dan akan menghasilkan kreasi dan editing dari sejumlah pesan video singkat buatan lokal. Tujuan dari proses ini adalah untuk memperkuat komunitas yang bekerjasama dengan kami dan untuk membangun kapasitas institusional agar organisasi lokal dapat melanjutkan penggunaan metode PV dalam pekerjaan mereka dalam kapasitas yang lebih luas setelah menyelesaikan program ini. Video partisipatif yang dihasilkan selama pelatihan dapat digunakan sebagai alat bantu untuk meningkatkan kepedulian komunitas dan menyebarluaskan pengaruh dari pekerjaan kepada komunitas lainnya, peneliti, NGO, donor dan pembuat kebijakan. Daftar dari jenis proyek-proyek PV yang dapat diambil sebagai bagian dari program pelatihan (dan tugas-tugas setelah pelatihan) dapat dilihat pada Bagian Lima, aplikasi. Jelas bahwa proyek B akan bekerja secara lebih detail dan bisa jadi lebih ambisius.
Pilihan A: 3 Tahapan program pelatihan PV Kegiatan ini dibagi menjadi 3 fase, dengan jarak 1-8 bulan antara setiap fase:
Tahap 1 Pelatihan pada fasilitasi PV !
Pelatihan workshop selama 12 hari awal diselenggarakan di negara sahabat untuk 12 peserta. Peserta dapat diambil dari kelompok komunitas lokal, institut peneliti, badan pemerintah atau LSM. Diakhir masa program pelatihan ini, setiap peserta akan membuat tugas setelah pelatihan PV dengan pengajar dari Insight. Mereka akan mengerjakan tugas ini beberapa bulan setelah pelatihan ini berlangsung dengan dukungan dari Insight.
!
Pelatihan akan melibatkan belajar dari pengalaman secara langsung dengan 5 hari kerja lapangan yang bertujuan untuk memperkuat komunitas yang bekerja sama dengan kita dan membimbing mereka menuju perubahan arah secara lokal.
Tahap 2 Fokus terhadap tugas-tugas setelah pelatihan, belajar bertindak dengan backstopping (backing atau dukungan berkelanjutan) !
Tugas setelah pelatihan fasilitasi PV dalam komunitas dipilih oleh organisasi pelatihan lokal. Fasilitator akan mendapatkan ketrampilan lebih di lapangan.
!
Insight akan menyediakan dukungan backstopping melalui e-mail atau telepon/fax sementara para peserta melanjutkan tugas setelah pelatihan mereka.
!
Pilihan: Pengajar Insight bisa melakukan kunjungan ulang kepada organisasiorganisasi yang berharap dapat berubah lebih cepat dengan menggunakan ketrampilan PV secara penuh dan memiliki strategi berkomunikasi/pengembangan/penelitian yang lebih luas. Dibutuhkan 7-14 hari untuk membantu mitra mengimplementasikan fase ke dua dari pelatihan PV, contohnya, bersama dengan Insight, memberikan fasilitasi workshop multi stakeholders atau mengatur pertukaran PV antara suatu komunitas dan komunitas yang lain, dll. Mitra akan memerlukan ketrampilan untuk menggandakan PV agar bisa membawa mereka kepada tahap lanjutan dari program penelitian mereka. Hal ini juga akan memberikan kesempatan bagi para mitra untuk saling membantu menggunakan PV dalam pekerjaan mereka, membantu tugas setelah pelatihan dan menyediakan pelatihan lanjutan bila dibutuhkan (seperti editing).
Tahap 3 (pilihan) Pertukaran, konsolidasi, berbagi dan diseminasi !
Peserta datang bersama-sama selama 3-5 hari untuk melakukan ulasan bersama atas hasil pembuatan film PV dari hasil tugas paska pelatihan. Dalam kelompok, kami membicarakan masalah-masalah yang muncul, hasil dan pelajaran yang sudah didapat. Ini juga merupakan kesempatan untuk pelatihan editing berikutnya, bekerja untuk film PV mitra yang lain, dan juga memperbaiki strategi komunikasi dan diseminasi. Pelajaran berharga ini dapat dikaitkan dengan workshop yang lebih besar atau dapat dikembangkan menjadi festival film mini PV untuk mitra lokal, pembuat kebijakan, donor dan masyarakat yang lebih luas.
Pilihan B: Pembangunan kapasitas institusi one-to-one Bagian ini merupakan pilihan bagi mitra yang ingin bekerja lebih dekat dengan Insight. Dengan demikian, Insight dapat menjamin produk final akan memiliki kualitas tinggi, baik dalam hal bahwa dampaknya terhadap sekitar maupun dalam hal hasil akhir video. Insight dan mitra akan merencanakan dan menerapkan keseluruhan program PV, proses edit akan dikoordinasikan oleh Insight dan 2-3 orang akan diberi pelatihan mengenai segala aspek fasilitasi PV.
Tahap 1 Bekerja sama di lapangan !
Persiapan kelompok – 2 hari untuk persiapan pelatihan anggota kelompok untuk PV dasar.
!
Sekitar 10 hari di lapangan untuk bekerja kelompok komunitas terpilih.
!
Memasukkan footage, menindaklanjuti hasil edit kasar, refleksi kelompok dan evaluasi
!
Ketika final edit berlangsung, para peserta akan mengerjakan tugas lanjutan dari pelatihan lanjutan dengan backstopping/dukungan dari Insight.
Tahap 2 Kunjungan balasan, diseminasi, tindakan dan merencanakan fase selanjutnya !
Film yang sudah selesai akan dikaji ulang oleh mereka yang terlibat dalam proses PV. Komunitas dan mitra lokal akan memutuskan bagaimana cara terbaik untuk menggunakan film ini, termasuk menggunakan film sebagai alat pada workshop di komunitas sekitar, dll., dan bisa juga ditunjukkan kepada para pembuat kebijakan atau para pengambil keputusan tingkat tinggi lainnya.
!
Fase kedua untuk tugas PV dapat diambil dalam kunjungan ini.
!
Workshop editing dengan menggunakan bahan dari tugas-tugas paska pelatihan.
!
Perencanaan pekerjaan PV lanjutan dapat dilanjutkan kemudian oleh para peserta pelatihan, begitu juga dengan perkembangan dari strategi diseminasi dan komunikasi.
Tahap 3 (Pilihan) Hasil Konsolidasi dan Penyebaran Akhir !
Produksi akan dilakukan oleh Insight dan rekan kerja lokal dari 2-3 film yang sudah selesai dengan menggunakan seluruh material yang dihasilkan oleh Insight dan para peserta pelatihan. Tujuan untuk beberapa variasi target kelompok akan diidentifikasi bersama.
!
Penyebaran akhir di tingkat nasional dan regional akan dilakukan oleh negara mitra.
Program Pelatihan Regular Insight Sebagai tambahan untuk melanjutkan program pelatihan domestik dan proyek PV, Insight mengadakan pelatihan regular di Oxford, Inggris. Beberapa kali kami juga menjalankan program pelatihan PV di Prancis dan Spanyol (untuk pembicara dari Prancis dan Spanyol), ada yang terdiri dari 5 hari pelatihan perkenalan atau pelatihan lanjutan selama 10 hari.
2. Laporan Pribadi dalam menggunakan PV di lapangan Emily Flower, Mitra Insight, menuliskan pengalamannya dalam memfasilitasi Proyek Video Partisipatif Gahkuch pada Juni 2004 Saya membantu dalam proses pembuatan video partisipatif di Gahkuch, Pakistan Utara pada Juni 2004. Proyek yang saya kerjakan merupakan video klasik hybrid, yang dilaksanakan secara seimbang antara video partisipatif yang sangat responsif dan proses konsultasi yang sangat ketat. Film yang dihasilkan merupakan sebagian kecil dari program besar mengenai penelitian sumber daya alam pada daerah pastoralism di Karakoram dan daerah Pegunungan Himalaya. Dengan tujuan dalam benak untuk memberikan hasil penelitian yang relevan dengan masyarakat di daerah sekitar, kelompok video ini dikirim untuk membuat film yang menunjukkan bahwa hasil penelitian sumber daya alam bisa berguna bagi masyarakat setempat. Anda dapat mengartikan hal ini dengan berbagai cara, yang bukan merupakan tugas saya, namun demikian itu yang terjadi pada penduduk desa di Gahkuch.
Maka, dilengkapi dengan beberapa ide, metode, sebuah kamera, penerjemah dan koordinator dari Program Dukungan Pedesaan Agha Khan (Agha Khan Rural Support Programme) untuk daerah tersebut, kami mengunjungi Gahkuch. Kami cukup beruntung karena para penduduk sudah mengetahui dengan pasti apa yang mereka lakukan dan setelah deskripsi singkat tentang pelayanan kami, mereka mulai membuat daftar bahan liputan, struktur film dan mengusulkan beberapa perwakilan. Dalam beberapa jam kami sudah berada di lapangan terlibat pembicaraan dengan penduduk setempat, sementara para ‘kru film’ mengatur interview mereka agar dapat melengkapi penyebaran pupuk yang sedang mereka dokumentasikan melalui film. Ada juga pergantian peran, pemegang kamera baik laki-laki maupun perempuan bergantian menjadi pengamat dan yang sebelumnya menjadi pewawancara kini harus diwawancarai. Sejam kemudian, kami sudah duduk di ruangan depan salah seorang penduduk untuk menyaksikan hasil akhir yang dibuat dengan cukup tergesa. Mereka terlihat senang dan mereka juga memberikan saransaran tambahan untuk menyempurnakan film tersebut. Tantangan yang sudah saya perkirakan untuk meraih bagian yang berbeda dari komunitas seperti bekerjasama dengan para perempuan, adanya karakter dominan dan kekurangan minat untuk berpartisipasi langsung menghilang. Kami bergerak dari satu kelompok ke kelompok yang lain untuk melanjutkan workshop dan membuat gambaran mengenai penggunaan sumber daya alam dan kebutuhan dari setiap daerah tersebut. Kami berhasil untuk memberikan kamera kepada para penduduk dan bergabung bersama mereka untuk melihat hasilnya bersama-sama nanti. Beberapa peserta pelatihan perempuan mengambil kamera untuk membuat film mengenai industri tekstil lokal. Sekelompok pemuda membuat film mengenai proses pelepasan orang tua mereka dalam rangka migrasi musim panas tahunan. Seorang wiraswasta wanita yang kaya raya ikut mengarahkan pembuatan film pendek mengenai produksi madu dan para penerima manfaatnya. Kelompok wanita memberikan gambaran mengenai peran serta mereka dalam masuknya bantuan dari luar untuk desa mereka. Ada beberapa film baru yang muncul, interview, metode baru, dan juga pendekatan baru. Pemutaran film diikuti juga oleh diskusi mengenai isu penting seperti penggunaan hasil penelitian dan akses desa terhadap kumpulan informasi dari luar. Proses partisipasi terjadi dengan baik. Saya meninggalkan semua duplikasi dari film yang kami buat bersama dan juga pengalaman yang dinikmati oleh semua orang. Selama proses editing film, proses hybrid secara alami menjadi lebih nampak. Pemikiran-pemikiran yang sempat tersembunyi dibalik benak saya selama proses pembuatan film harus dicari dalam kumpulan footage yang sangat banyak ini. Tayangan yang berjam-jam ini harus dipotong agar menghasilkan film berdurasi 30 menit untuk konferensi. Bagian film yang didalam desa akan diikutsertakan, namun yang sesuai dengan penelitian sumber
daya alam ternyata merekam banyak kegiatan seperti canda tawa selama proses wawancara, seseorang menari ala India dengan menggigit bunga mawar bak seorang artis Bollywood sementara para perempuan menonton dengan serunya, penyanyi pria lokal bernyanyi dengan diiringi oleh bandnya dengan latar belakang lembah Gahkuch yang hijau, wawancara ala “BBC� mengenai mitologi pabrik es, vox pops dan pengambilan gambar dari para teman, kerabat atau yang sekedar sambil lalu semuanya telah memberikan kontribusi pada pembuatan film ini. Pada akhirnya tidak menjadi masalah, karena hal-hal tersebut termasuk bagian dari proses pembuatan film. Kami mengirimkan duplikasi dari hasil pembuatan film itu ke Gahkuch. Saya menjadi cemas, bagaimana mungkin saya dapat membayar kerja keras mereka dengan adil? Saya berjanji untuk menambah bahan editing lain waktu. Mereka sangat menyukai hasil film tersebut. Kemudian kami mengirimkan dupilikasi film tersebut ke konferensi. Film tersebut menjadi katalis yang luar biasa sebagai bahan diskusi dan sesuai dengan harapan untuk membahas masalah dengan lebih hidup.
Dominic Elliot, Mitra Insight, menulis pengalamannya dalam menggunakan PV di Malawi pada Desember 2005. Saya bekerja bersama komunitas HIV positif di M’beka, yang berlokasi sekitar satu jam di luar Blantyre. Saya mengatur perjalanan ini bersama GOAL, suatu Lembaga Swadaya Masyarakat dari Irlandia yang telah membentuk kelompok ini sebagai sarana untuk membantu penduduk yang terkena HIV+ guna mendukung satu sama lain dan mengubah sikap dari komunitas setempat agar lebih mengerti status mereka. Kelompok ini sudah ada selama enam bulan dan sudah memiliki semacam kegiatan berbasis PRA untuk membantu membangkitkan diri mereka. Pada hari pertama, setelah mengundang mereka untuk ikut serta dalam proyek, kami melakukan permainan ‘nama’ dan menghentikannya untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk melihat ketertarikan mereka untuk maju ke tahap selanjutnya. Tentu saja mereka tertarik dan kami mengatur jadwal untuk datang kembali beberapa hari kemudian ketika pada waktu senggang mereka. Setelah melakukan beberapa permainan PV dasar dan latihan-latihan, kami menerapkan enam bagian story board (kumpulan cerita bergambar) dengan dua orang yang bertugas untuk setiap pengambilan gambar (jumlah kami adalah dua belas pada hari itu). Mereka melakukan sebuah sandiwara sederhana tentang pergi mengunjungi tetangga yang sedang sakit yang lebih memilih untuk mengunjungi dukun daripada pergi ke rumah sakit untuk memeriksakan diri. Pengunjung yang lain berusaha membujuknya untuk pergi ke rumah sakit, dan membantu menyelesaikan beberapa pekerjaan rumah untuk membantunya keluar. Acara ini begitu menghibur dan mengakhiri bagian kedua program kami.
Bagian ketiga dan bagian final, berjalan dengan sangat produktif pada saat-saat terakhir dari kunjungan saya. Ketika saya tiba, mereka sudah mendiskusikan segala hal yang akan mereka filmkan, namun demikian kita tetap perencanaan pembuatan film seperti semestinya. Mereka menyanyikan sebuah lagu, berdoa, memperkenalkan anggota kelompok, menceritakan beberapa cerita pribadi (bagi yang menginginkan) dan merekam seluruh aktifitas mereka yang dilakukan secara berkelompok: pemupukan, menanam sayuran yang menjaga kesehatan mereka, menjual hasil tanaman karet dan menyimpan uang mereka di tempat penyimpanan umum untuk membantu satu sama lain pada saat membutuhkan, mengunjungi yang sedang sakit dan membantu mereka melakukan pekerjaan rumah tangga, menyewa ladang maize dan menggarapnya bersama-sama dengan tujuan saling menjaga kesehatan satu sama lain, mengajari beberapa ketrampilan seperti membaca dan secara umum mendukung satu sama lain, membangkitkan semangat satu sama lain, menciptakan lingkungan yang tidak diskriminatif dan mengubah sikap di dalam komunitas. Mereka merekam semua itu ke dalam film dengan cara yang sangat hidup dimana ketika satu orang berbicara tentang aktifitas mereka, yang lainnya akan melakukan kegiatan tersebut sebagai latar belakang film, misalnya: pemupukan, bekerja di ladang maize, mengajar, membantu mengerjakan pekerjaan rumah bagi yang sedang sakit. Kami bahkan melakukan kunjungan ke rumah penderita, seseorang dalam kelompok tersebut, dan mereka mengatur pengambilan gambarnya meskipun itu adalah kunjungan sungguhan. Saya memperlihatkan kembali seluruh hasil pengambilan gambar kepada mereka untuk mendapatkan pendapat mereka atas film tersebut. Sangat menyenangkan melihat mereka begitu menikmati proses pembuatan film itu. Berikut ini beberapa garis besar dari respon mereka: “Kami sebagai masyarakat pendukung Kelompok Chikondi AIDS sangat menghargai kunjungan anda di sini, kami tidak pernah bermimipi, kami bahkan tidak pernah tahu bahwa suatu saat kami dapat belajar untuk menggunakan, bahkan menyentuh sebuah kamera. Oleh karena itulah hari ini kami sangat senang dan kami meminta anda untuk menyampaikan rasa terima kasih kami di negara anda. Sampaikan pada mereka bahwa kami sudah belajar cukup banyak, hal-hal yang kami tidak pernah harapkan sebelumnya. Sebenarnya kami kehilangan kata-kata untuk mengekspresikan rasa terima kasih kami yang amat dalam.� “Saya ingin menambahkan apa yang telah dikatakannya – selama ini kami berada di dalam kegelapan and sekarang kami sudah mendapat pencerahan, maka kami sangat berterimakasih kepada GOAL Malawi yang telah mengirimkan beliau untuk mengajari kami cara menggunakan kamera. Saat ini, mereka yang masih menyembunyikan status mereka akan iri kepada kami karena kami benar-benar memiliki waktu yang menyenangkan.�
“Saya sangat senang karena selama ini saya hanya melihat orang melalui TV tapi tidak pernah terpikirkan bagaimana caranya membuat mereka berada disana dan kini saya pun akan dapat melihat wajah saya pada layar TV suatu hari nanti. Saya sangat gembira bahkan ketika saya meninggal nanti, saya akan meninggal sebagai orang yang berbahagia.” “Atas nama seluruh kelompok, saya ingin berterima kasih atas kedatangan anda dan seperti anda ketahui, tujuan dari kelompok ini adalah untuk saling menghibur satu sama lain dan menghilangkan diskriminasi. Dan kalian, meskipun kami tidak mengetahui apa status kalian, cara kalian berinteraksi dengan kami adalah salah satu cara untuk menghilangkan diskriminasi. Sekali lagi, anda sudah sangat menghibur kami. Asal anda tahu, betapapun kami berusaha untuk bersatu untuk mengatasi rasa takut kami, ada saat-saat dimana rasa takut itu tetap timbul dan kadang kami saling berselisih pendapat, namun kehadiran anda ditengah-tengah kami dalam beberapa hari terakhir ini benar-benar sangat menyenangkan.”
Hugh Purcell, penulis dan pembuat dokumenter, memberikan respon terhadap pelatihan Insight di Hunggaria pada tahun 2005. Selain rasa ingin tahu saya sebagai pembuat film dokumenter tradisional, saya juga yakin bahwa subyek dari film kami, ‘ordinary people’ (manusia biasa) bisa dipelajari untuk cara penggunaan kamera film dengan hasil yang sangat positif. Teknologi baru dari peralatan rekaman sangat membantu, tetapi teknik pelatihan Insight mengenai ‘video partisipatif’ terbukti sangat berhasil. Apa saja keuntungan yang didapatkan? Tentu saja, belajar menggunakan sebuah kamera dan mengoperasikannya dalam sebuah kelompok sangat luar biasa bagi mereka yang melakukannya. Sangat membantu hubungan antara komunitas. Tetapi bagaimana dengan mereka yang menonton film tersebut? Saya yakin akan film Insight karena dalam kondisi tertentu, masyarakat dapat berbicara lebih bebas dan jujur bila mereka difilmkan dengan cara seperti ini. Saya ingat sebuah film yang di buat oleh anak-anak di Oxford yang memiliki orang tua penderita kanker, mereka bercerita tentang kehidupan keluarga mereka dan bagaimana penyakit orang tua mereka mempengaruhi kehidupan mereka. Benar-benar hasil sebuah film yang banyak menyadarkan saya dan mungkin sangat membantu karena film tersebut dibuat oleh anak-anak itu sendiri. Dapat juga dikatakan, sebagai contoh tentang PV mengenai keluarga berencana yang dibuat oleh kelompok wanita di India, atau video partisipatif mengenai perkembangan yang berkelanjutan yang dibuat oleh para petani di Turkmenistan. Mengamati Chris Lunch ditempat kerjanya, jelas bahwa dia mempunyai metodologi yang sukses untuk mengajar PV. Hasil yang dicapai merupakan kontribusi yang sangat penting untuk perkembangan komunitas dan menyampaikan masalah dari dunia berkembang. Hal ini merupakan cara membuat film secara ‘bottom-up’ karena menggunakan kamera dengan maksud
untuk membantu orang lain membantu diri mereka sendiri; bukan sebagai hasil akhir seperti di dalam film artistik biasa. Hal ini merupakan inovasi yang sangat penting dan Insight berada pada garis paling depan.
Sebuah Kutipan dari Jurnal Nick Lunch pada PRAXIS internasional PRA Pelatihan di India, September 2005. Tugas pembuatan film saya diawali dengan ketulusan dan oleh karenanya saya baru tersadar akan ketakutan saya untuk hanya digunakan sebagai ‘kru film’. Sebelumnya, saya pernah bekerja dengan sebuah kelompok kecil yang berisi para pekerja pembangunan yang penuh semangat dari Afghanistan yang tiba di kampus lebih awal. Saya memperkenalkan Video Partisipatif melalui beberapa permainan sederhana dan memainkan beberapa cuplikan dari hasil kerja saya sebelumnya. Itu awal mulanya, tetapi dengan tidak adanya kesempatan untuk melatih seseorang dengan baik untuk membantu saya, saya harus bisa melanjutkan proses dokumentasi mengenai acara pembukaan dan aktivitasaktivitas awal sendirian. Saya khawatir bahwa cara ini akan memberikan kesan yang salah pada para peserta. Terlalu sering saya melihat PV menjadi ajang kesalahpahaman. Beberapa orang berpendapat bahwa semua ini hanya mengenai pembuat film profesional yang sedang mendokumentasikan suatu kegiatan partisipatif. Pada kenyataannya, kesalahpahaman ini dapat menyebabkan hanya sedikit masyarakat yang ingin terlibat dengan modul PV dan pada akhirnya akan membatalkan keikutsertaannya. Sekarang karena saya sudah berada disini dan memiliki kesempatan untuk mengembangkan kesadaran dan antusiasme mengenai PV, hal terakhir yang saya inginkan adalah untuk melakukan kesalahpahaman lagi dengan memberikan contoh yang buruk!
Sesi Video Partisipatif: Saya menggunakan hampir seluruh waktu luang saya (terbatas hanya dua jam di malam hari, jika beruntung) untuk menawarkan masyarakat kehebatan dari Video Partisipatif. Saya memilih 20 peserta dari jumlah total 49 orang. Saya begitu terkejut oleh peserta tiba-tiba memiliki minat terhadap PV, dan mengartikan hal tersebut sebagai sebuah pertanda bahwa modul PV dapat dan harus dilanjutkan. Pada waktu sesi PV malam kami mengisinya dengan permainan dasar Insight untuk memberikan ketrampilan mengenai penggunaan kamera, dan merangkul orang-orang dalam suatu kelompok kerja untuk mengeluarkan pendapat. Yang paling menyenangkan adalah pada permainan Video Komik dimana saya memperkenalkan cara-cara pengambilan gambar dan storyboarding (perencanaan pada sebuah kertas dengan menggunakan gambar). Sayangnya sesi dan waktu yang disediakan begitu sebentar, sehingga membuat saya menjadi kesal karena kita tidak bisa melanjutkannya lebih jauh lagi. Proses pembuatan film pada modul lainnya cukup baik, jika dibuat sedikit tokenistic. Tidak banyak ruang tersedia untuk mengembangkan kreatifitas para peserta dan juga untuk pengembangan ide-ide yang muncul. Saya merasa tidak nyaman
untuk mengganggu konsentrasi para pelatih dan peserta lainnya, dan diatas semua itu tidak ada ruang untuk mengembangkan kontrol diri para peserta selama proses. Tujuan utama saya adalah menjadi fasilitator PV. Dalam modul, para peserta diminta untuk menggunakan video kamera untuk merekam gambar dari para pemeran dan diskusi-diskusi mereka. Kami merekam banyak kelas Robert’s (Chambers) ABC (Attitudes, Behaviour and Change – Sikap, Perilaku dan Perubahan) dan fitur ini digunakan pada proses akhir pengeditan film. Kami menggunakan video untuk membuat para peserta dapat melihat perilaku dan bahasa tubuh mereka dalam suatu latihan yang diberi nama Dominator. Kelas ini merupakan bagian vital dari proses belajar untuk setiap orang, saya sendiri memperoleh banyak pengalaman dari kegiatan ini.
Perjalanan Lapangan: Saya memiliki waktu yang sangat informatif dan menarik di lapangan. Bersama dengan satu kelompok Peserta Dasar PRA saya memperkenalkan PV sebagai pencair suasana, memfasilitasi Permainan Nama dengan sekelompok perempuan sementara kami menunggu keluarga lain untuk bergabung dengan kami (lihat foto pada sampul muka). Hasilnya begitu fantastis! Saya merasakan perubahan energi dari perasaan tegang karena segala ketidakpastian dan malumalu (banyak orang asing yang muncul di dalam jeep) menjadi persaan dinamis yang ringan dan menyenangkan. Ketika para perempuan menggunakan kamera, suasana dipenuhi tawa dan tepukan tangan dan antisipasi. Begitu kami memutar kembali hasil rekaman film tadi, seluruh peserta berkumpul mengililingi kamera yang diletakkan di tengah lapangan terbuka dan membuat kami ikut bergerak kesana. Para peserta perempuan bergandengan tangan membentuk lingkaran dimana suara dan harmoni mereka begitu menghanyutkan suasana. Seorang pemuda lari menuju tengah-tengah lingkaran dengan menggenggam video kamera sementara orang yang lebih tua menari dan berputar mengelilingi pemuda itu. Nyanyian mereka sangat indah dan diiringi oleh gerakan-gerakan tangan, lengan dan kaki yang anggun. Saya merasa begitu bersemangat karena PV tekah menunjukkan ‘keajaibannya’ dan membuat kami berkumpul bersamaa. PV meruntuhkan batasan dengan memberikan kembali sesuatu (meskipun begitu kecil) kepada komunitas. Latihan PRA yang saya saksikan di kedua lapangan dan semua pengalaman yang saya dengar dari beberapa peserta memperkuat keyakinan saya akan keuntungan yang dihasilkan dari proses kombinasi PRA dan PV. Saya melihat bagaimana PRA dapat berubah menjadi tidak menarik dan manipulatif jika ditangani tanpa kecakapan yang memadai. Saya tidak berniat untuk menghina siapapun karena saya mengerti semua ini merupakan bagian dari pelatihan. Seperti guinea pigs, para penduduk desa terkadang bingung, bosan bahkan marah karena selalu diperlakukan sebagai ‘korban’ pelatihan PRA. Yang saya sangat kagumi dari PV adalah karena kita dapat menawarkan sesuatu dengan segera sebagai balasan atas waktu yang masyarakat berikan dan juga untuk berbagi pengetahuan. Sangat menyenangkan, walau umumnya mereka baru dan tidak terbiasa memegang kamera, setiap orang dapat mencobanya, dan hasilnya begitu cepat dan menakjubkan. Hal ini dapat disimpulkan dari pernyataan
seorang perempuan tua melalui rekaman film sebelum kami pergi: “Kami sangat menikmati diri kami bersama anda, anda gembira dan kami pun gembira. Kami merasa begitu senang dan nyaman.� Pengalaman dilapangan yang kedua merupakan pengalaman berharga untuk saya. Hari itu merupakan pagi terakhir dan para peserta melaporkan kembali hasil dari dua hari pelatihan PRA bersama kelompok yang terdiri dari penduduk desa. Orang-orang ini datang dari suku pedalaman yang biasanya bekerja untuk lahan orang lain. Salah satu dari peserta memberitahu saya bahwa para pemilik lahan garapan mengeluh bahwa mereka hanya membuang-buang waktu dan gaji satu hari mereka hilang karena ikut serta dalam program ini. Saya tidak yakin siapa yang mengatakan kepada mereka bahwa mereka harus berada disana. Saya merasakan ada yang berbeda di sini, saya mengamati adanya rasa frustasi dan kemarahan. Tentu saja saya hanya melihat dari sisi permukaannya saja: para perempuan tidak mengenakan pakaian dan perhiasan khas suku mereka yang dekoratif yang seperti saya lihat di kampung pertama, suasananya terasa lebih berat, dan saya melihat beberapa orang dewasa berselisih pendapat dengan keras. Suasana terasa begitu agresif terhadap perubahan ini. Para peserta tampak begitu bosan ketika pelatih melihat-lihat peta dan gambar yang dihasilkan oleh penduduk desa dengan terburu-buru. Sulit bagi para peserta untuk berharap mereka bisa muncul dengan sesuatu yang jelas dan ‘berguna’ dari 2-3 hari pelatihan. Satu jam sebelum pergi, saya menawarkan kesempatan untuk mendemonstrasikan PV dan mungkin dapat mencairkan suasana agar kita bisa pergi dengan meninggalkan kesan yang baik. Kami memainkan Permainan Nama agar setiap orang yang berminat bisa menggunakan kamera dan muncul dalam cuplikan rekaman film. Kemudian kami melanjutkan tugas berikutnya; percakapan singkat untuk memilih sebuah topik hangat untuk pembuatan film pendek, ternyata didapat suatu konsensus untuk memberantas penggunaan alkohol melalui sandiwara sederhana, dan kemudian kami pergi dari situ! Saya ikut mengambil bagian kecil dalam proses dengan menerangkan bagaimana membuat story board dari ide yang ada dengan menuangkannya dalam suatu ‘kotak karikatur’ di selembar kertas (tidak ada waktu untuk memberikan fasilitasi melalui seorang penerjemah) dan semuanya berlangsung seperti sebuah mimpi. Kelompok ini sangat mengetahui apa yang mereka ingin katakan dan bagaimana berakting melalui sandiwara yang menggambarkan kehidupan mereka seharihari. Agak aneh ketika menonton mereka karena sepertinya mereka pernah melakukan itu sebelumnya. Beberapa dari adegan terasa kasar dan saya harus perlahan memasuki alur cerita mereka untuk menyelesaikan adegan kasar tersebut sebelum perempuan tua itu mulai menyakiti dirinya sendiri. Melihat wanita tua itu gemetar dalam kemarahan memberikan kesan kepada saya bahwa ia benar-benar mengekspresikan deritanya selama bertahun-tahun dalam adegan tersebut. Selanjutnya, ketika saya duduk bersama seorang penterjemah saya menjadi lebih terkejut oleh cerita sesungguhnya: ada seorang pria yang mengalami ketergantungan terhadap alcohol buatan rumah, memerankan dirinya sendiri dan difilmkan oleh istrinya yang setiap malam ia pukuli. Saidama yang
baru berusia 20 tahun kemudian mengambil mikrofon, memandang penduduk desa yang berada disekelilingnya, dan difilmkan oleh suaminya sendiri, kemudian dia berkata: “Suami saya peminum. Setiap hari ia memukuli dan menyiksa saya. Sangat sulit untuk menjalankan keluarga kami. Kami memiliki dua anak laki-laki. Seluruh tanggung jawab ada di pundak saya.” Sandiwara berakhir dengan permohonan dari suaminya yang berkata: “Saya ingin memberitahukan kepada kalian: jangan minum. Bila saya berhenti maka saya dapat menghidupi keluarga saya dengan lebih baik. Bersama-sama kami dapat memperbaiki situasi keluarga kami.” (Sandiwara pendek yang diceritakan diatas bisa dilihat pada CD-ROM yang disertakan dalam buku ini dan bisa digunakan oleh NGO lokal untuk mempromosikan diskusi terbuka mengenai pengaruh alkohol).
3. 10 langkah Insight untuk menggunakan PV dalam konsultasi publik 1. Melatih sebuah tim lokal mengenai keterampilan video dan fasilitasi, lalu menyebarkan ketrampilan-ketrampilan tersebut kepada komunitas dan meningkatkan kapasitas mereka. 2. Kepercayaan. Tim tersebut memiliki hubungan dengan grup yang “sulit dicapai” yang sudah teridentifikasi. Mereka mengadakan proses konsultasi yang bisa membuat orang-orang merasa nyaman: pusat komunitas atau tempat pertemuan, tempat persinggahan, kafe, rumah penampungan, pusat penampungan air, tempat cuci dan lainnya. 3. Kelompok tersebut melatih dan memberikan dukungan bagi kelompok untuk merekam apa yang mereka lihat. Mereka yang bertugas dalam proses konsultasi tersebut dapat memutuskan untuk memberikan pertanyaanpertanyaan yang umum untuk wawancara video, yang dapat dicocokkan dengan apa yang tertulis dalam kuesioner. Kemungkinan lain, hal ini dapat diserahkan kepada masyarakat setempat untuk memilih sendiri ketika mereka mulai membuat film. 4. Draf hasil edit video diproduksi dalam beberapa tingkat dan ditonton oleh masyarakat setempat agar para fasilitator bisa mendapatkan umpan balik untuk membantu mereka menciptakan gambaran yang nyata mengenai berbagai macam perbedaan pendapat dalam hasil video akhir nanti. 5. Dengan mengunjungi kelompok tersebut secara berulang-ulang, maka kepercayaan dan rasa percaya diri akan muncul dan membuat mereka dapat belajar mengenai proses perundang-undangan, mengerti bagaimana dan mengapa sebuah keputusan diambil, dan juga untuk menjaga perkembangan proyek. 6. Hasil akhir video akan menggambarkan keanekaragaman yang kaya dalam sebuah komunitas, yang bisa menyumbangkan suara bagi mereka yang jarang terdengar.
7. Pertemuan seseorang dengan masyarakat lokal secara tatap muka yang direkam sebagai suatu footage benar-benar menangkap perasaan seseorang dan kepribadian hebat dari suatu komunitas. Kuesioner serta statistik saja tidak dapat menggambarkan hubungan antara manusia secara jelas untuk bisa mengerti apa yang sebenarnya mereka ingingkan. 8. Seluruh footage juga dicatat, diketik dan ditambahkan ke dalam data yang dikumpulkan dari proses konsultasi secara keseluruhan, agar gambarangambaran yang terekam dalam film dapat dilihat secara lengkap bersama gambaran-gambaran yang dikumpulkan dari kuesioner, konsultasi dari rumah ke rumah, atau metode-metode lain. 9. Video tersebut dapat dipertontonkan kepada pihak terkait, insinyur, dan juga perwakilan rakyat untuk mempengaruhi pengambilan keputusan secara langsung. 10. Dengan memutar ulang footage, orang-orang dapat menyumbangkan ide-ide mereka dan juga dapat saling berbagi pendapat. Sejalan dengan proses pencarian kata mufakat, hal ini akan mengembangkan pemahaman sudut pandang dari para stakeholder lainnya.
4. Insight dalam Penelitian Partisipatif Kami merasa bahwa 11 prinsip yang dikembangkan oleh KFPE (1998) sangat berguna dalam membimbing proyek penelitan bersama kami, terutama ketika bekerjasama dengan mitra pada tahap desain dan meyakinkan bahwa setiap orang yang terlibat telah memiliki pemahaman dasar yang sama. Berikut kami berikan daftar dari 11 prinsip tersebut dan menjelaskan bagaimana PV dapat membantu untuk meningkatkan efektifitas dari komunikasi dan penerapan dalam semua tingkat. Keterlibatan yang lebih besar dari masyarakat setempat dalam mendapatkan pengetahuan juga akan meningkatkan kualitas dan pengesahan akan hasil penelitian dan juga akan membantu untuk menstimulasi dan mendukung perubahan yang dimotori sendiri oleh masyarakat setempat 1. Memutuskan tujuan secara bersama PV dapat mengukur suatu pandangan dan pendapat dari seluruh kelompok stakeholder (melalui individu). PV yang dihasilkan oleh stakeholder setempat mampu, sebagai contoh, memberikan pelayanan dasar untuk menentukan prioritas penelitian yang user-driven. 2. Mengembangkan kepercayaan bersama PV menyediakan gambaran atas kenyataan-kenyataan yang ada di masyarakat yang tidak bisa dituangkan dalam kata-kata. Metode ini sendiri membantu pencapaian pemahaman bersama dan kepercayaan diantara pencetus PV, para peneliti/fasilitator, dan kelompok-kelompok lain yang terkait.
3. Saling berbagi informasi, serta mengembangkan jaringan PV merupakan suatu metode yang berbiaya rendah dengan tujuan untuk memberikan manfaat kepada ahli-ahli lokal dan juga untuk saling berbagi informasi jarak jauh (dengan membagikan DVD dan CD, ataupun dengan mengambil data dari situs internet). Informasi-informasi yang ada dapat disebarkan secara horisontal; diantara kelompok stakeholder dan diantara para mitra peneliti, dan secara vertikal: kepada badan-badan donor dan pembuat kebijakan. 4. Pembagian tanggung jawab Komunitas dan kelompok-kelompok mengatur masalah komunikasi bersamasama dan tidak secara pribadi. Hal ini akan merangsang timbulnya minat akan proyek penelitian, memberikan dukungan atas kegiatan-kegiatan, menyebarkan kesadaran, membangun persetujuan bersama, dan meningkatkan keterlibatan aktif dalam proses tersebut. 5. Menciptakan keterbukaan (transparency) PV dapat membuat konsep kerjasama diantara peneliti dan stakeholder agar lebih terbuka. Begitu suatu footage ditunjukkan kepada para stakeholder yang terlibat dalam pembuatan film, maka proses saling berbagi yang dinamis dapat dilihat dalam kumpulan gambar tersebut. 6. Melakukan monitoring dan evaluasi atas sistem kerjasama PV merupakan suatu alat monitoring dan evaluasi yang baik yang dapat ditempatkan secara langsung kepada para penerima proyek dan para kelompok stakeholder itu sendiri. Materi-materi yang sudah diedit dapat diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa dan disediakan dalam situs internet, serta digabungkan bersama bahan-bahan pendukung media untuk publikasi dan buku-buku tertentu, yang akan menyuarakan suatu populasi yang menyandang pendidikan formal rendah, namun sangat kaya akan informasi. 7. Penyebaran Hasil Penyebaran hasil dengan menggunakan metode PV mempunyai potensi pembelajaran dan dampak yang hebat. Video yang digunakan dengan cara ini tidak hanya mendokumentasikan hasil dari proyek penelitian namun juga mampu menunjukkan contoh nyata akan proses partisipatif atas suatu tindakan. 8. Menerapkan Hasil Hasil yang didapat akan diterapkan apabila para stakeholder setempat berminat pada penelitian tersebut, yaitu jika mereka terlibat dalam proses pengaturan prioritas pada awal proyek. PV menyampaikan pesan-pesan dari masyarakat yang biasanya tidak terdengar, atau masyarakat yang biasanya tidak bisa berpartisipasi dalam workshop dan dalam banyak kasus
kebanyakan dari mereka bahkan tidak dapat membaca atau menulis. Biar bagaimanapun, mereka adalah ahli-ahli dari masyarakat lokal, dengan segala pengetahuan dan sudut pandang yang bisa memberikan warna baru untuk masalah-masalah lama. 9. Berbagi keuntungan dengan adil Menggunakan sistem PV dalam setiap langkah dari setiap fase proyek akan memberikan akses lebih kepada masyarakat untuk mendapatkan pengetahuan dan informasi baru. 10. Meningkatkan kapasitas penelitian Sistem kerja PV kami selalu melibatkan pelatihan lokal dan peningkatan kapasitas. Situasi pada saat itu akan menentukan apakah peneliti, staf LSM, badan pemerintahan, atau anggota masyarakat yang telah terlatih untuk menjadi fasilitator PV 11. Membangun dari pencapaian Untuk jangka panjang, bisa diprediksikan bahwa peningkatan kapasitas dalam PV akan mengarah pada pembangunan pusat-pusat media yang didukung oleh lembaga-lembaga penelitian atau mitra organisasi LSM. Masyarakat setempat akan mengatur media sambil berkomunikasi dengan masyarakat didalam maupun diluar kelompok mereka. Dikembangkan bersama Astrid BjĂśrnsen GurĂźng, Scientific Project Manager, Mountain Resource Institute (MRI)
5. Inventorisasi Peralatan PV Pengembangan teknologi bersifat sangat kompetitif dan berubah dengan cepat dimana setiap perusahaan terus meluncurkan berbagai model dan fungsi yang baru. Pada umumnya hal ini akan memberikan manfaat kepada para praktisi PV karena teknologi untuk video menjadi lebih murah, dengan bentuk yang lebih kecil dan lebih mudah untuk digunakan. Menyadari bahwa harga yang sudah diperkirakan akan berubah dalam waktu beberapa bulan saja, maka kami akan memberikan gambarannya sebagai panduan untuk menyusun anggaran, dan lain sebagainya. Video Kamera Mini DV Digital dengan DV in/out, microphone input, dan layar lipat yang cukup besar. Merk yang terbaik adalah Panasonic dan Sonny. Untuk level harga yang cukup rendah ($500-600), masih mungkin selama masih wajar dan memiliki fitur-fitur diatas. Level harga menengah ($700-800), sedangkan untuk kualitas tinggi adalah kamera 3CCD (sekitar $1000 keatas). Kami baru saja membeli Panasonic NV-GS400 dan hasilnya sangat memuaskan. Pilihan Insight: lebih baik membeli dua kamera kelas menengah dibandingkan dengan hanya satu kamera dengan harga tertinggi. (lihat keterangan berikut)
(pilihan) Sebuah video kamera bekas atau sebuah kamera foto digital ($200) Tujuannya adalah untuk mengabadikan suatu proses, contohnya, merekam siapa yang membuat film (anggota masyarakat). Idealnya, dilakukan secara tersembunyi oleh salah satu fasilitator dengan menggunakan video kamera bekas (hanya diperlukan sekitar 10-20 detik footage, dan tidak boleh menggangu peserta yang lain maupun proses itu sendiri). Dapat berguna juga untuk bekerja dengan dua kelompok secara bersamaan. Memotret juga baik untuk sebuah proses dokumentasi; digital semacam ini adalah yang paling mudah karena dapat direkam dengan mudah untuk proses editing (lihat ‘Editing dengan Pinnacale’). Speaker yang disambungkan pada video camera ($30-$50 ) Setiap speaker pasti memiliki sumber daya masing-masing, maka baterai sangat diperlukan (speaker yang tidak menggunakan baterai biasanya tidak bisa memberikan suara yang baik dan memiliki suara yang tidak cukup keras) Baterai video tambahan Cantumkan biaya tambahan ini pada anggaran anda; memang jumlahnya besar tetapi penting untuk bekerja di daerah pedalaman. Pilihlah satu jenis yang cocok dengan standar kamera anda, dan pilih yang paling besar kapasitasnya, contohnya, baterai dengan daya tahan sampai 5 jam ($100180) Microphone yang tepat Kualitas suara yang baik bisa meningkatkan atau malah merusak suatu film (lihat halaman 71). Ada dua jenis yang diperlukan: sebuah microphone dengan sistem hand-held sudah cukup baik dan murah (sekitar $30-50), selain itu diperlukan juga microphone dengan zoom yang baik dan gagang yang panjang dan minitripod agar bisa berdiri dengan baik di tanah. Microphone yang berada didalam kamera tidak memiliki kualitas yang bagus. Microphone yang dilengkapi dengan zoom harganya cukup mahal: produk dari Hama atau Sennheiser memiliki kualitas yang terbaik ($150-$250+). Tripod Kamera Pilih tripod yang cukup kokoh untuk menyangga kamera video, dan yang tidak mudah patah. Seharusnya tripod memiliki gelembung untuk menunjukkan tingkatannya. Pilihan terbaik adalah merk Manfrotto ($250), tetapi ada juga beberapa barang bagus yang berharga $100 keatas. TV Untuk menunjukkan footage kepada masyarakat (jika anggaran memungkinkan maka sebuah proyektor sangat lebih baik! $1500). Jika tidak ada generator, maka TV sebaiknya yang berukuran kecil saja – antara 12 volts atau 220 volt ($120). Semakin kecil layarnya maka akan semakin
rendah energi yang dibutuhkan (sangat perlu menggunakan energi solar- lihat keterangan dibawah).
diperhitungkan
jika
Perekam Video VCR ($100) Diperlukan dalam untuk sistem pengeditan dasar dan penggandaan. VCD dan DVD dengan cepat telah menggantikan peran kaset VHS, namun demikian mencetak diatas VHS masih merupakan media yang dominan dalam berbagai pekerjaan di daerah pedalaman tempat kita bekerja. Mempunyai alat perekam diperlukan untuk sistem pengeditan dasar dan penggandaan footage yang masih mentah untuk peserta maupun untuk menggandakan hasil film akhir untuk disebarkan secara lebih luas. Sumber Energi Untuk bekerja di daerah pedesaan, keberadaan generator sangat diperlukan, namun peralatan ini cukup mahal, pilihan-pilihan yang ada; pilihan yang lebih murah perlu menggunakan baterai mobil ($15-$40), yang di-charge dengan menggunakan charger baterai mobil ($50) atau sebuah panel solar kecil dengan daya 20 watt ($100-$150). Salah satu pilihan tersebut dapat digunakan untuk menjadi sumber listrik pada televisi berdaya 12V, atau dengan menggunakan tambahan inverter ($50-$80) untuk merubah tegangan 12V menjadi 220V, untuk sebuah TV dengan daya 220V( lihat halaman 72). Alat tambahan Kaset-kaset Mini DV kosong untuk kamera video (@ $6-$8), diperkirakan membutuhkan 4-6 kaset untuk proyek PV selama 3 hari; sebuah kaset VHS kosong untuk penggandaan yang akan diberikan kepada masyarakat setempat, atau lebih banyak lagi untuk pendistribusian film; CD-ROM untuk pendistribusian film yang sudah digandakan; beberapa buah baterai untuk microphone atau speaker, dan lain sebagainya.
KEPERLUAN KOMPUTER UNTUK PROSES EDITING Diperkirakan dengan harga $1000 dapat membeli sebuah PC (komputer) untuk mengedit (untuk laptop dibutuhkan harga $1800). Jika tidak, bisa juga meng-upgrade kapasitas dengan biaya yang relatif lebih murah (kadang hanya perlu untuk menambah firewire card dan menambah kapasitas penyimpanan hard disk). Spesifikasi komputer yang diperlukan : ! Pentium 4 Processor ! Sistem operasi: Windows XP ! Min. 1.2Ghz processing speed (lebih baik lebih) ! 512Mb RAM (lebih baik lebih)
! ! ! !
Hard drive setidaknya 40 gigabytes (Gb). Anda akan perlu meng-install hard drive kedua setidaknya 80Gb ($100), atau sebuah firewire hard drive eksternal (80Gb seharga $180, lebih mudah di-install) Sebuah firewire card (IEEE 1394) diperlukan karena akan mempermudah perekaman video footage kedalam komputer anda ($50 atau kurang) Dibutuhkan 2x14 pin untuk 6 pin kabel firewire and 1x 6pin untuk 6pin kabel firewire (@ $14) 64Mb or 128Mb video card (biasanya sudah ada disetiap komputer)
Catatan: Proses editing akan berhasil jika file-file yang anda rekam disimpan drive yang berbeda (bukan dalam drive C), maka sebuah external hard drive dengan firewire atau USB2 (dilengkapi dengan koneksi yang cepat, periksa juga apakah komputer anda memiliki USB2 port) itu penting. Proses editing memakan waktu, terutama bagi para pemula, jadi cukup pantas bila sebuah organisasi menyediakan sebuah komputer yang akan digunakan hanya untuk proses ini. Laptop merupakan pilihan yang baik karena memudahkan editor untuk membawa pekerjaan ke rumah dan melanjutkannya semalaman jika diperlukan. Laptop juga dapat dibawa ke lapangan dan memungkinkan peserta untuk bisa terlibat dalam proses editing atau untuk merevisi film mereka.
6. Penjelasan singkat mengenai para mitra UNDP GLOBAL ENVIRONMENT FACILITY SMALL GRANTS PROJECT (GEF SGP) – (Fasilitas Lingkungan Global – Dana Hibah Kecil) Sejak tahun 1992, GEF SGP telah memperkenalkan tindakan grassroot untuk menyampaikan keprihatinan lingkungan global. SGP mengalokasikan anggaran hingga mencapai $50.000 – dengan rata-rata pemberian hibah berkisar antara US$10-20.000 – untuk diberikan secara langsung kepada lembaga non pemerintah, Community-Based Organizations/CBOs dan organisasi masyarakat adat setempat untuk mendukung usaha-usaha mereka dalam melindungi lingkungan sambil menciptakan penghidupan yang berkelanjutan. Program ini beroperasi melalui sistem manajemen yang didesentralisasikan dalam 95 negara berkembang di Afrika, Saudi Arabia, Asia Pasifik, Eropa dan CIS, Amerika Latin dan Karibia. Beberapa kriteria khusus telah ditentukan dalam kerangka strategis global untuk mengarahkan proses persetujuan dana hibah pada tingkat nasional yang membuat GEP SGP lebih tepat untuk disebut sebagai program yang dipengaruhi oleh kebutuhan (demand-driven) dan bukan oleh persediaan (supply-driven).
Kegiatan di setiap Negara diarahkan oleh National Steering Commitees / NSC (Komite Pengarahan Nasional) yang mayoritas terdiri dari wakil lembaga non pemerintah dari LSM lokal, lembaga pendidikan, Badan Donor, Lembaga PBB, sektor swasta, dan juga wakil dari masyarakat adat. Untuk memfasilitasi proses penghibahan dana untuk LSM lokal, CBOs serta masyarakat adat, program di setiap negara sering menyelenggarakan workshop dan “writeshops� untuk membantu komunitas membuat draf proposal dana hibah untuk menyampaikan keinginan mereka agar bisa memenuhi kriteria dari GEF SGP. Untuk persetujuan akhir proyek, NSCs akan mempertimbangkan apakah proposal yang diterima mungkin untuk dilakukan, memenuhi kriteria GEF SGP, dan bisa mengenali daerah yang memerlukan dukungan tambahan yang berpotensi untuk dijadikan mitra. Sejak tahun 2003, GEF SGP telah memberikan inovasi-inovasi dalam pembuatan video partisipatif dalam program-program di beberapa negara. Publikasi yang ada saat ini memberikan panduan penting kepada program nasional disetiap negara mengenai langkah-langkah yang perlu diikuti oleh para mitra untuk mendaftarkan video proposal untuk mendapatkan dana dari GEF SGP. HURIST (PROGRAM KERJASAMA ANTAR UNDP DAN OHCHR) Program ini mendukung pelaksanaan peraturan UNDP mengenai hak asasi manusia. Tujuan utamanya adalah untuk menguji setiap panduan dan metodologi serta untuk mengidentifikasi pengalaman-pengalaman paling sukses dan kesempatan untuk belajar dalam mengembangkan kapasitas nasional untuk mempromosikan dan melindungi hak asasi manusia dan dalam penerapan pendekatan dengan menggunakan hak asasi manusia untuk program pengembangan. THE CIVIL SOCIETY ORGANISATIONS (CSO) DIVISION – Organisasi Penduduk Sipil Berlokasi di Bureau for Resources and Strategic Partnership (BRSP), tempat yang mengarahkan usaha-usaha yang dilakukan oleh UNDP untuk menerapkan komitmennya untuk bekerja sama dengan CSOs. Divisi ini bertanggung jawab untuk memperkuat peraturan-peraturan dalam UNDP dan berbagai metode prosedural lainnya agar dapat bekerja sama dengan lebih efektif dan sistematis dengan CSOs. Badan ini juga menyediakan dukungan dan panduan akan program ini untuk wakil-wakilnya disetiap negara untuk meningkatkan kapasitas mereka untuk bekerja sama dengan CSOs. Dengan memiliki kerjasama yang baik dengan biro UNDP lainnya, divisi ini juga mendukung proses strategis mengenai civic engagement pada tingkat lokal, regional dan global.
COMPAS Compas (COMPAring and Supporting endogenous development) berjuang untuk pemahaman lebih lanjut akan cara praktis untuk menyampaikan kemiskinan dalam suatu kultur yang sensitif. Sebuah grup yang terdiri dari 20 NGO dan lima universitas tersebar diseluruh Asia, Amerika Latin, Sub Sahara Afrika, dan Eropa bekerja sama untuk mengembangkan metode-metode yang mendukung pembangunan endegenous. Program ini memiliki 4 kantor di wilayah regional dan satu unit koordinator di tingkat internasional. Endogenous berarti “growing from within�. Pembangunan endegenous adalah proses pembangunan yang berdasar kepada sumber daya manusianya sendiri, strategi, dan nilai-nilai kehidupan. Solusi yang dikembangkan bersama dengan masyarakat grass root menghasilkan antara lain materi, dimensi kebudayaan sosial dan keagamaan, dan juga berdasarkan kepada sistem pasar keuangan dan non-keuangan. Mendukung pembangunan endegenous berarti memperkuat sumber daya yang berdasarkan kepada populasi penduduk setempat dan meningkatkan kemampuan mereka untuk menggabungkan elemen-elemen luar kedalam praktek lokal. Tujuannya adalah pembangunan yang berdasarkan kepada kebutuhan dan kapasitas lokal untuk mengembangkan pilihan-pilihan yang tersedia dalam masyarakat, tanpa melupakan sudut pandang dan pola praktek mereka sendiri. Tujuan dari pembangunan endogenous ini antara lain adalah untuk memperkuat sistem pasar setempat, organisasi setempat dan jua pengetahuan mereka. Kegiatan-kegiatan: ! ! ! ! ! ! ! ! !
Mendukung komunitas lokal dalam setiap kegiatan mereka untuk mengurangi kemiskinan material, sosial dan spiritual. Mengembangkan metode untuk mendukung terciptanya kesadaran atas pembangunan endegenous. Bertukar pendapat dan bekerja sama mengenai proses dan metodologi untuk mendukung pembangunan endegenous Melatih para pekerja lapangan mengenai metode operasional Membuat dokumentasi dan sistemisasi mengenai pengalaman dari jaringan mitra Publikasi mengenai majalah Compas yang terbit setiap 6 bulan, baik secara regional maupun lokal Meningkatkan kerja sama antara lembaga-lembaga yang berbasis di lapangan dan universitas (melalui University Consortium) Penelitian mengenai tema-tema yang berkaitan dengan keanekaragaman budaya serta pembangunan endegenous Pengembangan pola mengajar dan kurikulum untuk mahasiswa
!
Meningkatkan teori-teori yang berkaitan dengan dengan pembangunan endegenous, evaluasi mengenai co-evaluation, dan dialog antar kebudayaan www.compasnet.org
THE INSTITUTE OF DEVELOPMENT STUDIES (IDS) Participation, Power and Social Change Team, UK Participation, Power and Social Change Team, UK adalah suatu variasi tim yang terdiri dari para peneliti dan para praktisi yang bekerja dengan jaringan mitra yang lebih luas diseluruh dunia untuk meningkatkan konsep-konsep serta penerapan mengenai social inclusion, kewarganegaraan, pemerintahan partisipatif, dan hak asasi dasar manusia. Tujuan utama kami adalah mendapatkan pemahaman, kritik, dan terobosan dan metode mengenai partisipasi lanjutan yang lebih baik yang menempatkan suara dan keprihatinan masyarakat didalam pusat pembuat keputusan. Program serta bentuk kerjasama kami kebanyakan diarahkan pada program jangka panjang untuk mutual learning dan menambah pengetahuan, yang didukung oleh serangkaian tema strategis. Pada saat ini, tema-tema yang ada masih berada di seputar tantangan untuk memperkuat kewarganegaraan hak yang terkait, pendekatan untuk berpartisipasi di pemerintahan dan segala proses mengenai peraturan, dan berbagai metode untuk memfasilitasi proses pembelajaran baik individual maupun dalam lembaga. Tema ini didukung oleh kegiatan-kegiatan yang lain yang dapat menjembatani penelitian secara konsep maupun teori, praktek pembelajaran mengenai kasus-kasus yang ada, metode, dan kebutuhan akan peraturan. Kegiatan-kegiatan ini meliputi penelitian, advisory work, workshop yang tematis, kegiatan belajar mengajar, mencari jaringan kerja, serta bertukar komunikasi dan sumber daya yang dimiliki. Participation, Power and Social Change Team, UK merupakan satu dari enam tim penelitian tematis di Institute of Development Studies, Universitas Sussex, di Inggris. PROLINNOVA PROLINNOVA adalah suatu program internasional yang dipelopori oleh NGOs untuk mempromosikan inovasi lokal dan proses partisipatif dalam mengembangkan inovasi tersebut. Fokusnya mengenai cara mengenali kedinamisan dari pengetahuan adat dan mempelajari bagaimana cara untuk memperkuat kapasitas pengguna sumber daya lokal, untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan kondisi; untuk mengembangkan dan beradaptasi dengan sistem tepat lokasi (site-appropriate) dan institusi pengelolaan sumber daya untuk memperoleh makanan yang layak, penghidupan yang berkelanjutan, dan menjaga lingkungan.
PROLINNOVA sekarang sudah beroperasi di 9 negara: Kamboja, Ethiopia, Ghana, Nepal, Nigeria, Afrika Utara, Sudan dan Tanzania. PROLINNOVA berkembang dan meningkatkan praktek-praktek sukses – banyak diantaranya dimulai oleh NGO – dalam penelitian dan pengembangan (R&D) partisipatif yang fokus untuk mempromosikan inovasi lokal: ! Mencari tahu bagaimana petani menjalankan pengalaman informal mereka dan bagaimana mereka mengembangkan serta menguji ide-ide baru untuk memanfaatkan sumber daya alam dengan lebih baik. ! Mendukung insiatif yang ada melalui percobaan gabungan dengan petani yang merupakan suatu proses dari pengembangan inovasi partisipatif, yang menyatukan pengetahuan dari dalam dan luar daerah ! Meningkatkan pengaruh petani dalam R&D dengan menempatkan mereka dalam pusat perencanaan, penerapan dan pemerintahan www.prolinnova.net
7. Sumber Referensi Chambers, R (2003) Participatory Workshops – a sourcebook of 21 sets of ideas and activities (Earthscan) Davies, R. and Dart, J. The”Most Significant Change Technique”. Download : www.mande.co.uk/docs/mscguide.htm KFPE (1998) Guidelines for Research in Partnertship with Developing Countries, 11 Principles (Commission for Research Partnership with Developing Countries) Lunch, C. (2004) “Particpatory Video : Rural People Document their Knowledge and Innovations”, in IK Notes, August, No.71. Download : www.worldbank.org/afr/ik/iknotes.htm Panos, (2003), Giving Voice – Practical guidelines for implementing coral testimony projects. Contact : www.panos.org.uk Robertson, C and Shaw, J (1997) Participatory Video : A Practical Approach to Using Video Creatively in Group Developmental Work (Routledge) Snowden, D Eyes see; ears hear By Memorial University, Newfoundland, Canada. Download : www.fao.org/waicent/faoinfo/sustdev/cddirect/cdre0038.htm
8. Bacaan Lanjutan Buku-buku yang menjadi sumber inspirasi kami: Berry, T. (1998) The Great Work, Our way into the future (Bell Tower) Chambers, R (2005) Ideas for Development (Earthscan) Freire, P. (1990) Pedagogy of the Oppresed (Harmondworth, Penguin) Fleischman, P. (1990) Cultivating Inner peace (Pariyatti Press) Macy, J. and Brown, M (1998) Coming Back to Life: Practise to Recconect Our Lives, Our World (New Society Publisher) Rosenburg, M (2003) Nonviolent Communication: A language of Compassion (Puddledancer Press)
Bacaan Lanjutan untuk PV Braden, S (1998) Video for Development. A casebook for Vietnam (Oxfam) Braden, S Participation – A Promise unfulfilled? Building Alliance between people and government: Action research for Participatory Representation. Download : www.chroniclepoverty.org/pdfs/conferencepapers/Braden.pdf Gilbert, B. Speaking of Fish. Exploring the use of Popular Education in Rural Newfoundland. Download : www.ryakuga.org/library/fish.html Gomez-f. M. A. (2006) Evaluation of the Uses and Benefits of Particpatory Video Download : www.insightshare.org Huber, B (1998) Communicative aspects of participatory video projects : An Explanatory Study. Download : www.zanzibar.org/maneno/New%20Pages/articles.htm Johansson, L. (1999) ‘Participatory Video and PRA: Acknowledging the politics of Empowerment’, in Forests, Trees and People, Newsletter No. 40/41, December 1999, pp. 21-23. Johansson, L (1999) Particpatory Video and PRA in development planning Download : www.zanzibar.org/maneno/pvideo/PV_PRA.html Killough, S and Abbas, D (1996) recording and using indigenous knowledge: Participatory Video. Download : www.panasia.org.sg/iirr/ikmanual/video.htm
Lunch, C. (2004) ‘Participatory Video: Rural People Document their Knowledge and Innovations’, in IK Notes, August, No. 71 Download : www.worldbank.org./afr/ik/iknotes.htm Nathanials, N.Q (2006) Implementation of Cocoa IPM in West Africa. Participatory Video. A guide to getting started (CABI) Contact: www.cabi-bioscene.org Okahashi, P. (2000) ‘The potential of Participatory Video’, in Rehabilitation Review 11 (1) January, 2000, pp.1-4 Download : www.vrri.org/rhb0100.htm Olmos, G (2005) Participant Authored Audiovisual Stories (PAAS): “Giving the Camera Away or giving the camera a way?” Download: www.lse.ac.uk/collections/methodologyInstitute/Qualitative Papers.htm Quarry, W. (1984) ‘The Fogo Process: An Interview with Don Snowden’ in Interaction, Vol. 2(3), pp. 28-63 Robertson, C. and Shaw, J. (1997) Participatory Video: A Practical Approach to Using Video Creatively in Group Developmental Work (Routledge) Satheesh, P. V (?) Participation and Beyond: Handing Over the Camera (Deccan Development Society, Hyderabad, India). Contact: www.ddsindia.com Sateesh, P. V (1999) ‘An alternative to literacy?’ in Forests, Trees and People Newsletter No. 40/41, December 1999, pp.9-31 Snowden, D.Eyes see; ears hear By Memorial University, Newfoundland,Canada. Download : www.fao.org/waicent/faoinfo/sustdev/cddirect/cdre0038.htm White, S (2003) (ed) Participatory Video : Images that transform and Empower (London, Sage)
Situs-situs yang menarik untuk melihat kegiatan-kegiatan PV diseluruh dunia Baca berlusin-lusin artikel-artikel yang menarik dan tonton film-film PV pada situs-situs berikut: Deccan Development society (Community Media Trust) www.ddsindia.com (didirikan oleh PV Sateesh, Pelopor PV) www.insightshare.org, website dari pencipta buku ini
Maneno Mengi www.zanzibar.org/maneno, pelopor PV di Tanzania (lihat Lars Johansson) One World TV: htttp://tv.oneworld.net/ Positive Futures, UK, www.londonmultimedia.org/positive_futures.htm (lihat Gonzalo Olmos) Real Time: www.real-time.org.uk Right Angle Production (RAP) : www.rapaction.org.uk UK dan global youth projects, (didirikan pada tahun 1997 oleh Nick Lunch) Video in the Villages, www.videonasaldeias.org.br merupakan pelopor PV di Brazil, yang bekerja sama dengan masyarakat adat (lihat Vincent Carelli).