Inilah Gayo
Kekayaan Flora dalam Kearifan Budaya Gayo
Halaman 24
n I Tetapka Mentan R a Gayo Kud Rumpun
Sekolah Menulis itu Bernama ‘ Lintas Gayo’
Dalam kesederhanaannya, buku ini sangat luar biasa BUKU
Bujang Kampung dan Burung ‘Titok Meragi’
Halaman 15 Halaman 25
BERU BUJANG SARASAGI
Halaman 26
SASTRA
EDISI 19 TAHUN 2 22 Januari 2015
GAYO @lintasgayo
Rp 7.000
TABLOID DWI MINGGUAN WWW.LINTASGAYO.CO ISSN : 2355-7613
UPDATE INFORMASI CERDAS DAN MENCERDASKAN
WWW.LINTASGAYO.CO
Safrin Jailani, Penyuluh Muda Kreatif dan Inovatif Bersama rekan-rekan penyuluhnya, Safrin mempermak semak belukar itu menjadi lahan produktif INSPIRATOR
Halaman 20
Pusat/Balai Pelatihan Kopi Gayo, Perlukah? Telah memicu berbagai kalangan untuk belajar secara intens masalah kopi arabika gayo KOPI GAYO
Halaman 9
Lane; Penghasil Garam Kerajaan Linge Konon sebagian besar kebutuhan garam untuk kerajaan Linge berasal dari Lane ini.
11 TAHUN
BENER
MERIAH LAPORA N UTAMA
Halaman
3
KAMPUNGKU
Halaman 30
“Cak Cerun” Sang Guru Guel
Sada Coffe menjanjikan kopi arabica dengan aroma kopi yang khas, kekentalan (body) yang baik, karakteristik rasa bright nully yang menggoda, sweetness dan caramel yang istimewa.
yang Terlupakan
Sada Coffe Shop Jl. Senangin 21 Lamprit Banda Aceh 081362959000
Halaman 21 SOSOK
H. 2
Redaksi
EDISI 19 lintasgayo
lintasgayoco
lintasgayo
Awan Kul
22 Januari 2015
Oleh Irwansyah
Catatan Redaksi
DIRGAHAYU Sahabat LintasGAYO…
D
I AWAL tahun 2015 ini ada dua hal penting yang kami rasa perlu menjadi catatan khusus. Hal itu terlebih khusus lagi dengan tanggal 7 Januari. Mengapa kami katakan khusus dan tentunya penting untuk dicatat. Pertama, tanggal 7 Januari merupakan HUT ke 11 Kabupaten Bener Meriah. Salah satu kabupaten terbungsu di Gayo setelah dilakukan pemekaran dari kabupaten Induk, yakni Aceh Tengah. Sebelumnya Aceh Tengah juga telah ‘melahirkan’ Kabupaten Aceh Tenggara, dari Aceh Tenggara lahir juga Kabupaten Gayo Lues. Perjalanan 11 tahun bukanlah
hal yang mudah. Dengan segala keterbatasan dan kekurangan, Bener Meriah berusaha bangkit layaknya kabupaten lain di nusantara. Upaya dan kerja keras itu kini sudah mulai membuahkan hasil dan bisa dirasakan bersama. Setidaknya Bener Meriah memiliki bandara yang diberi nama Rembele. Selain itu infrastruktur juga sudah berbenar jauh lebih bagus. Dari sisi keamanan, di Bener Meriah juga berdiri satu markas batalyon infantry TNI dan sejumlah kemajuan lain tentunya. Kedua, pada 7 Januari juga merupakan hari lahirnya Tabloid LintasGayo yang sekarang ada ditangan saudara sekalian. Tabloid ini mer-
upakan cita-cita kami untuk terus bisa mendokumentasikan tentang Gayo ke arah yang lebih jelas. Sehingga tidak ada lagi dongeng tentang Gayo, namun fakta adanya. Tentunya, diusia yang masih sangat belia ini, yakni satu tahun. LintasGayo belum sepenuhnya sempurna, namun kami akan terus berupaya untuk bisa lebih baik dan setidaknya selalu lebih baik dari satu edisi ke edisi selanjutnya. Sebagai “Sekolah Menulis”, meminjam istilah Iranda Novandi, wartawan Harian Analisa yang juga Kepala Sekolah Jurnalisme Indonesia (SJI) Aceh, kami sangat menanti masukan yang membangun dari pembaca sekalian dan kami juga sangat
Pemimpin Umum dan Pimpinan Redaksi: Khalisuddin | Pemimpin Perusahaan: W. Gusyah Putra | Redaktur Senior: Syaiful Hadi. JL, Muhammad Syukri, Sofyan, Jamhuri, Fauzan Azima S, Fakhruddin | Redaktur Pelaksana: Joe Samalanga | Sekretaris Redaksi: Darmawan Masri | Redaktur: Salman Yoga S, Rahmad Sanjaya, Supri Ariu, Yusradi Usman al-Gayoni, Munawardi (foto) | Koordinator Liputan: Dody Al Amsyah | Wartawan: Takengon: Maharadi, Ihwan, Ria Devitariska, Zuliana Ibrahim, Mahbub Fauzie, Rahma Umar – Bener Meriah: Abd Rahman, Zulkarnain, Mukhlis, Ansar Salihin – Gayo Lues: Anuar Syahadat, Susi Susanti – Banda Aceh: Bobi Mulya, Muhammad Rusydi. DR, Zuhra Ruhmi. Medan: Adwin Maulana – Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi: Darwan Hakim, Zuhri Sinatra, Win Wan Nur | Fotografer: Zainal Abidin, Mardiansyah BP, SE | Manajer Umum dan iklan: Yusuf Alfoba Kenawat | Manajer Keuangan: Andi Rahman | Marketing: Fachrul Razi, Isra Yandi, Iwan Melala | Pemasaran: Radian (sipil Banda Aceh), Muzakir (Aceh Tengah), Desy Diana, Junaidi Cosara (Bener Meriah) | Karikatur: Irwansyah, Ihwan Putra | Desainer: Iqbal Ridha, Munawardi. M, Ismid Rihda | Konsultan Media: Ir Andinova | Konsultan Hukum: Hamidah, SH Alamat Redaksi/Kantor Pusat: Jalan Mahkamah No. 05 Kp. Kute Asal Lut Tawar Takengon, Aceh Tengah Telp/Fax (0643) 24542 | Email Redaksi: redaksi.lintasgayo@yahoo.com | CP. Redaksi: 082163432234 (sms), CP. Iklan/Pemasaran: 082368439205 | Perwakilan Banda Aceh: Sada Coffee Shop, Jalan Senangin No. 21 Lampriet – Banda Aceh | Perwakilan Jakarta: Jl.Mardani Raya No.22 Gang S, RT 4, RW 5, Kel. Johar Baru, Kec. Johar Baru, Jakarta Pusat. Telp 021.4260110 | Perwakilan Medan: Jl. Letda Sujono, Gang Ambon No 2, Medan | No. Rek.: 00000145-01-002366-30-1 BRI Cab.Takengon PENERBIT: PT. LINTAS GAYO KORPORA
menanti sumbangan tulisan saudara-saudara sekalian dimanapun berada untuk semua pencerdasan bagi masyarakat terutama masyarakat yang menetap Gayo saat ini. Dalam edisi 19 ini juga, kami banyak menyajikan berbagai informasi dan pendokumentasian tentang Gayo. Semoga tulisan-tulisan yang tercetak ini bisa membawa kita semua ke arah yang lebih baik dimasa mendatang. Akhir ni cerak, terime mi kami kin Hari’e ari urang Gayo ken rakan sudere bebewene. Terimalah persembahan kami dari Gayo untuk para pembaca dimanapun berada. Selamat menikmati, semoga Gayo makin di hati kita semua.***r
Peri Mestike
JONI MN
Awas-awas mujadi songkoten, Kalang pepot mujadi rara, ketol rok mujadi nege “Masalah kecil bisa menjadi besar jika penanganannya tidak tepat”
H. 3
Laporan Utama
EDISI 19 lintasgayo
lintasgayoco
lintasgayo
22 Januari 2015
11 Tahun Bener Meriah Siap Tinggalkan “Induk” Laporan Tim LG | Dodi Al-Amsyah
7
JANUARI 2015, Kabupaten Bener Meriah yang merupakan anak bungsu di bumi Gayo ini sudah berusia 11 tahun. Memang usia yang tergolong masih sangat belia. Namun siapa sangka, di usianya yang teramat muda ini, kabupaten yang dimekarkan dari Kabupaten Induk Aceh Tengah sudah bisa ‘berlari’ mengejar ketertinggalan. Berbagai pembenahan terus dilakukan. Kabupaten yang beribukota Simpang Tiga Redelong dengan mayoritas rakyatnya sebagai petani ini juga kian menatap ke masa depan yang lebih baik dan siap meninggalkan kabupaten induk bahkan kabupaten lainnya yang lebih dulu ada di Aceh. Langkah spektakuler tersebut pada awal tahun ini sudah dibuktikan, dimana Bener Meriah merupakan kabupaten nomor satu tercepat dalam pembahasan APBK tahun 2015 di Aceh serta nomor tujuh di tingkat Nasional. Selain hal tersebut pada tahun 2014 lalu, Pemerintah Kabupaten Bener Meriah melalui APBK telah mengucurkan Program Pembangunan Kampung Belangi (P2KB) dimana saat ini secara Nasional program tersebut dilanjutkan dengan adanya program bantuan dana desa yang persis sama kegiatannya dengan program kabupaten Bener Meriah. “Karenanya terlepas dari serba kekurangan Bener Meriah telah maju selangkah,” kata Bupati Bener Meriah Ruslan Abdul Gani kepada Abdul Rahman dari LintasGayo. Hasil yang diraih sekarang ini tak terlepas dari kerja keras pemimpin sebelumnya, maka tak salah bila Ruslan juga sangat berterima kasih kepada kepemimpinan Bener Meriah sebelumnya, telah banyak melaksanakan program yang bertujuan untuk kesejahteraan masyararakat daerah setempat. Kedepan, ungkap mantan kepala kawasan Sabang ini, berdasarkan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) tahun 2015, Pemerintah Bener Meriah akan lebih fokus pada sektor peningkatan pemberdayaan ekonomi masyarakat dengan memanfaatkan segenap potensi daerah untuk mewujudkan visi misi Bener Meriah menuju masyarakat yang Madani. Keberhasilan tujuan pemekaran Kabupaten Bener Meriah ini juga diakui mantan Penjabat Bupati Bener Meriah, Drs. T Islah. Dimana, tujuan dimekarkannya kabupaten Bener Meriah dari Aceh Tengah sedikit banyaknya sudah terwujud. “Filosofi pemekaran kabupaten Bener Meriah adalah untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang diterjemahkan dalam berbagai aktivitas pembangunan, mempercepat dan mempermudah pelayanan bagi masyarakat, memperpendek rentang kendali pemerintahan serta lebih renponsif terhadap aspirasi masyarakat,” kata T. Islah kepada Khalisuddin dari LintasGayo di Redelong, Rabu malam 7 Januari 2014. Untuk mencapai tujuan tersebut, kata
Bupati Bener Meriah diapit Sekda Ismarisiska Kadisdik Darwin dan Kabag Humas Syarifuddin. (Dok.Lintas Gayo)
mantan Sekda yang menjabat selama lebih kurang 2,3 tahun di kepemimpinan Bupati Ruslan Abdul Gani ini, butuh proses, butuh waktu, pendanaan yang memadai dan keikutsertaan atau partisifasi semua pihak, tentu pemerintah bersama rakyat sesuai dengan tugas dan kemampuan masing-masing. “Ada proses dalam sebuah pembangunan, tidak serta merta membuahkan hasil. Selama 11 tahun dimekarkan banyak hal sudah dicapai,” ujar penjabat Bupati di bulan Maret hingga Juli 2012 ini. Di bidang keagamaan, tokoh masyarakat Bener Meriah Al Adyan mengapresiasi upaya perubahan kearah yang lebih baik yang dilakukan sejauh ini. “Program bidang keagamaan sudah berjalan dengan baik, baik fisik maupun non fisik, peningkatan sarana ibadah serta peningkatan kualitas sumber daya manusianya,” kata Al Adyan. Pembinaan pengajian ba’da maghrib sudah berjalan dan kesejahteraan personil bidang keagamaan juga sangat diperhatikan. “Imam, khadam dan guru mengaji diberi kesejahteraan sebesar Rp. 6 juta perorang dalam satu tahunnya,” ungkap Al Adyan yang juga menjabat sebagai Sekretaris Dinas Syari’at Islam setempat. Anggota DPRK Bener Meriah, Marianto juga mengakui diusianya ke-11 ini, telah banyak mengalami perubahan. Utamanya pembangunan sarana prasarana. Pembangunan ini telah mendukung laju pertumbuhan ekonomi masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan semakin banyaknya aktivitas warga yang bermuara pada tingkat pendapatan keluarga. Selain itu, sektor pendidikan, kesehatan
dan pelayanan rumah sakit umum Muyang Kute Bener Meriah, menjadi salah satu indikator betapa majunya Kabupaten yang dimekarkan Aceh Tengah pada tahun 2003 ini, demikian kata tokoh masyarakat Bener Meriah yang juga anggota DPRK setempat Marianto, Rabu 7 Januari 2014. Selain hal tersebut peningkatan sumber daya manusia melalui sektor pendidikan juga saat ini Bener Meriah telah diakui denan banyaknya lulusan yang diterima pada Perguruan Tinggi Negeri di Indonesia. “Kita harus terus mendukung sektor ini karena pendidikan merupakan investasi Bener Meriah dimasa yang akan datang,” jelas Marianto kepada Munawardi dari LintasGayo. Pembangunan lainnya sebut Ketua Partai Gerinda Bener Meriah ini, bidang sarana transportasi, saat ini Bener Meriah merupakan daerah sentral transportasi dimana saat ini telah dibukanya ruas jalan eks PT. KKA hingga menuju pelabuhan Kreungkeukuh Aceh Utara yang akan mempermudah jalur perdagangan. Selanjutnya Bandara Rembele, dengan ditingkatkannya kapasitas Bandara jelas akan membawa perubahan yang signifikan utamanya dalam hal ekspor impor keluar negeri maupun antar provinsi. “Ini tentu sebuah kemajuan yang tidak dapat dipungkiri, dalam rangka meningkatkan prekonomian masyarakat Bener Meriah,” pungkas Anggota DPRK Bener Meriah ini. Anggota DPRA Adam Mukhlis juga mengapresiasi kemajuan Bener Meriah, terutama dalam hal pembangunan peningkatan Bandar Udara (Bandara) Rembele
Kabupaten Bener Meriah yang dinilainya berjalan dengan baik walau ada kendala pembebasan lokasi yang belum tuntas. “Amatan saya saat berkunjung ke Bandara tersebut bersama bupati Bener Meriah beberapa waktu lalu, pembangunannya berjalan dengan baik, walau ada bagian lokasi yang belum selesai proses ganti ruginya dengan masyarakat,” kata Adam Mukhlis, Sabtu 27 Desember 2014. Menurut Wakil ketua Komisi V DPRA ini, kedepan Bandara Rembele yang dimulai dibangun saat Bupati Aceh Tengah dijabat Mustafa M. Tamy itu sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi dataran tinggi Gayo, Aceh Tengah dan Bener Meriah. “Penting sekali, Bandara tersebut akan menjadi magnet kunjungan ke Gayo terutama pebisnis kopi, wisatawan serta pejabat penentu kebijakan tidak merasa jauh lagi jika hendak ke Gayo,” ujar Adam Mukhlis, politisi Partai Aceh (PA) ini. Berbagai upaya pembangunan dan pembenahan terus dilakukan Pemerintah Kabupaten Bener Meriah. Salah satunya melalui Dinas Perkebunan dan Kehutanan daerah setempat, pada tahun 2015 mendatang akan menjadikan Aboritum Bale Atu Simpang Tiga menjadi Taman Ekowisata Daerah. Kepala Dinas Perkebunan dan Kedutanan (Disbunhut) Bener Meriah Ahmad Riady dalam laporannya pada acara peringatan Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI) dan Bulan Menanam Nasional (BMN) Tahun 2014, yang dipusatkan di lokasi Aboritum Bale Atu, Senin (29/12/2014) dihadapan Bupati Bener Meriah dan unsur Forkopimda daerah setempat, mengatakan pada
H. 4
Laporan Utama
tahun2015 mendatang melaui Dinas yang dipimpinnya telah merencanakan lokasi Aboritum Bale Atu tersebut menjadi Taman Ekowisata. Aboritum yang ada di Kampung Bale Atu merupakan kumpulan jenis pinus dari 23 Negara didunia dan ternyata pinus dari berbagai negara tersebut dapat tumbuh hidup subur di Bener Meriah. “Untuk melestarikan buah tangan dari Joko Widodo yang kini telah menjadi Presiden Republik Indonesia tersebut maka Pemerintah Bener Meriah melalui Disbunhut akan melakukan pemugaran lahan tersebut dan melestarikan tanaman pinus menjadi taman hijau kota terbuka sekaligus akan dijadikan sebagai tempat penelitian bagi pelajar yang mau mengenal berbagai jenis pinus didunia,” pungkasnya. Terlepas dari berbagai program menuju kesejahteraan, pada tahun 2014 dengan dana APBN pada Kementrian Transmigrasi dibantu sharing dana APBK, Pemkab Bener Meriah melalui DinasTenaga Kerja dan Transmigrasi telah menempatkan warga ekonomi lemah berjumlah 35 KK di Teget Sp. Pancar Jelobok kecamatan Pintu Rime Gayo. Program pengembangan wilayah pemukiman ini diharapkan mampu meningkatkan prekonomian masyarakat setempat. Pembangunan pusat pesta rakyat pacuan kuda dan kegiatan lainnya, lapangan Sengeda Kabupaten Bener Meriah juga masih dilanjutkan dengan dana Rp. 3,09 Milyar, kelanjutan pembangunan tribun, tempat atau landasan pacuan kuda, Starting Gate, serta pembangunan pagar lintasan.
Kedepan lapangan ini juga akan dijadikan sport center Kabupaten Bener Meriah dan terlengkap di Aceh. Peningkatan badan jalan tak henti dilakukan diantaranya pembangunan jalan ruas Sp. Teritir-Pondok Baru- Samar Kilang-Tembolon (Aceh Timur) dan ruas Kebayakan-Bandara Rembele hingga Kerueng Geukuh dan peningkatan jalan Nasional batas Bireun-Bener Meriah dan Aceh Tengah. Dan salah satu program unggulan pemkab Bener Meriah, sejak tahun 2014 lalu, telah dicanangkan dan merealisasikan program pembangunan Kampung Belangi (P2KB) yang sangat relevan dengan program pemerintah pusat yakni untuk merealisasikan UU Desa no. 6 tahun 2014 tentang Desa yang tepat posisinya sebagai kelanjutan program Kampung Belangi. Hari ini hampir semua Desa di Bener Meriah memiliki kantor kepala Desa yang resprentatif dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Bidan Lahirnya Bener Meriah Melihat keberhasilan Bener Meriah saat ini, munculah pertanyaan kita. Siapa tokoh yang paling berjasa atas terjadinya pemekaran Kabupaten Bener Meriah dari Aceh Tengah? Benar…! Almarhum Drs. H. Mustafa M. Tamy, bupati Aceh Tengah ke-15 yang berpulang Minggu 7 Oktober 2012 silam. Pengakuan ini sendiri lahir dari mulut Bupati Bener Meriah, Ruslan Abdul Gani saat menyampaikan pidato dihadapan ribuan peserta upacara Hari Ulang Tahun (HUT) Bener Meriah ke-11 di lapangan
EDISI 19 lintasgayo
lintasgayoco
lintasgayo
Sengeda, Rabu 7 Januari 2014. “Kita mesti berterimakasih dan menghargai secara khusus tetesan keringat, kerja keras para pejuang pemekaran Kabupaten Bener Meriah yang secara khusus kita sampaikan doa kepada Almarhum H. Mustafa M. Tamy yang merupakan bidan dalam proses pemekaran kabupaten Bener Meriah yang kita cintai ini,” kata Bupati Ruslan dengan suara lantang. Selain itu, bupati ini juga menghimbau rakyat Bener Meriah agar berterimakasih dan mengirim doa untuk para pejuang lainnya atas pemekaran kabupaten tersebut termasuk kepada para mantan orang nomor satu dan nomor dua yang pernah menjabat Bupati. “Terimakasih kepada para pemimpin yang silih berganti memimpin Bener Meriah. Bapak Husni Bahri TOB telah meletakkan pondasi pertama kabupaten ini. Selanjutnya bapak Saat Isra telah menata ruang untuk lokasi perkantoran, bapak Ir.Tagore Abu Bakar sebagai bupati defenitif pertama bersama wakil bupati bapak Kombes Sirwandi Laut Tawar. Dan terakhir bapak T. Islah sebagai penjabat Bupati saat berlangsungnya Pilkada 2012,” rinci Bupati Ruslan. Dari beberapa sumber LintasGayo.co disebutkan beberapa tokoh selain mantan Bupati Aceh Tengah, Drs, H. Mustafa M. Tamy, sosok yang sangat berjasa lainnya atas pemekaran kabupaten tersebut di tahun 2003-2004 adalah mantan ketua DPRD Aceh Tengah 1999-2004, Almarhum Drs. Tgk. M. Din A Wahab yang dikenal sangat dekat dengan Mustafa M. Tamy. Selain itu nama mantan angggota DPR-
Semarak HUT Bener Meriah dari Baca Puisi hingga Berkuda dan Bersepeda Laporan Tim LG | Dodi Al-Amsyah
I
NILAH sepenggal syair lagu Suluh karya seniman kawakan Gayo AR. Moese. Lagu ini oleh seniman nasional asala Gayo Fikar W Eda diusulkan menjadi lagu daerah bagi Kabupaten Bener Meriah yang pada 7 Januari 2015 genap berusia 11 tahun setelah dimekarkan dari Kabupaten Aceh Tengah. Harapan ini diutarakan Fikar kepada Bupati Ruslan Abdul Gani usai membaca puisi berjudul “Bener Meriah” di upacara Hari Ulang Tahun (HUT) Bener Meriah di lapangan Sengeda, Rabu 7 Januari 2015. “Pak Bupati, tadi sudah kita dengarkan bersama-sama lagu Hymne Bener Meriah berjudul Suluh ciptaan Almarhum AR. Moese, mohon kiranya dijadikan sebagai lagu wajib daerah ini,” ujar Fikar setelah disalami dan dirangkul Bupati Ruslan Abdul Gani. Gagasan ini direspon positif oleh orang nomor satu kabupaten penghasil kopi arabika ini. “Insya Allah, mudah-mudahan lagu Suluh akan segera kita usulkan kepada DPRK sebagai lagu wajib daerah,” kata Bupati Ruslan tersenyum. Sementara itu, di penghujung acara malam resepsi peringatan HUT Bener Meri-
/Musentang belang uten terpancang nenang ku Semer Kilang/ /Tupang ni Enang-Enang Bener Meriah tanoh Nenggeri Antara/ /Buge musara alih musara temas rum nyanya/ /Terangmi bang ko mata lapangmi bang ko nyawa/ Pembukaan pameran. (IST)
22 Januari 2015
RI Alm. Tgk. Baihaki AK juga disebut-sebut, ada juga Muhammad Syukri dan Karimansyah, keduanya yang kini keduanya menjabat sebagai Asisten di Pemkab Aceh Tengah. Nama salahsatu Kepala Dinas di Bener Meriah, Suarman juga disebutkan sebagai tokoh berjasa. Selain nama-nama tersebut juga ada nama sejumlah politisi dan tokoh masyarakat yang berperan membantu Mustafa M. Tamy dan M. Din A Wahab dalam perjuangan pemekaran Kabupaten Bener Meriah tersebut. “Bener Meriah itu terlahir berkat perjuangan masyarakat utamanya para tokoh seperti Alm. Mustafa M Tamy, Alm. M.Din A.Wahab, Alm. Baihaki,AK, dan juga masih banyak pejuang lainnya yang perlu dihargai. Tanpa peran aktif mereka Bener Meriah mungkin masih masuk dalam wilayah Aceh Tengah,” demikian kata Soetrisno, anggota DPRK Bener Meriah yang telah duduk selama 2 periode. Dikatakan lagi, Bener Meriah terlahir dengan cara bedah sesar karena terbentuknya begitu cepat, hal ini merupakan akibat dampak konplik, jauhnya rentang kendali pemerintahan sementara masyarakat butuh pelayanan ketika itu. Soetrisno mengharapkan kepada Pemerintah Kabupaten Bener Meriah agar sejarah tidak hilang tertelan waktu, hal tersebut hendaknya di inventaris agar dikenang oleh anak cucu. “Bila perlu buat tim sehingga nama-nama pejuang pemekaran Kabupaten Bener Meriah terakomodir sehingga tidak ada yang merasa tidak dihargai,” tandas Soetrisno.r
ah, Rabu malam 7 Januari 2015 di Gedung Olah Raga (GOR) setempat, Bupati Bener Meriah memberikan penghargaan kepada keluarga Alm. AR. Moese yang telah mengizinkan lagu ciptaannya untuk dijadikan Lagu Wajib Daerah Bener Meriah. “Kita memberikan penghargaan setinggi-tingginya atas upaya Alm. AR. Moese memarwahkan Gayo termasuk Bener Meriah melalui karya seni lagu hymne Suluh,” kata Sekretaris Daerah Bener Meriah Drs. Ismarisiska, MM didampingi Kabag. Humas Safruddin, S.Pd. Begitulah sekelumit suasana haru biru dari malam resepsi HUT ke 11 Bener Meriah. Meskipun hujan mengguyur Ibu kota Redelong, tidak mengurangi semaraknya acara malam resepsi hari ulang tahun ke-11 Kabupaten Bener Meriah yang berlangsung di Gedung Olah Raga (GOR) daerah setempar, Rabu malam (7/1/15). Tampak hadir Bupati Bener Meriah Ir. Ruslan Abdul Gani dan Ny. Mashita Ruslan Abdul Gani, segenap unsur forkopimda dan forkopimda plus Bener Meriah, Wakil ketua DPRK sementara dan anggota Darwin, SE dan M.Isa Arita, Sekda Bener Meriah Drs. Ismarisiska, MM, para asisten, staf ahli Bupati, sejumlah SKPK, Badan dan Kantor, para camat di lingkungan Pemkab. Bener Meriah, ketua Orsospol dan anggota TPPKK Bener Meriah. Malam resepsi HUT Bener Meriah itu juga dihadiri oleh para Kabag di lingkungan Setdakab Bener Meriah, tampak Kabag Humas Safruddin, S.Pd, Kabag Umum Riswandika Putra, S.S.TP, dan Kabag Pemerintahan dan lainnya. Semaraknya acara juga diisi oleh berbagai kesenian budaya termasuk musisi dan penyair papan atas Nasional Fikar W.Eda, vokalis daerah lokal lainnya termasuk kesenian tradisional Gayo Didong Banan dari
H. 5
Laporan Utama
Group Dinkes Bener Meriah. Ratusan para pengunjung untuk menyaksikan acara malam resepsi juga memenuhi kursi undangan dalam ruangan GOR Redelong. Bupati Bener Meriah Ruslan Abdul Gani dalam sambutannya mengatakan semarak HUT Bener Meriah ke-11 2015, tampil beda dengan tahun sebelumnya. Dimana pada tahun ini kegiatan acara dalam rangkaian HUT dipusatkan dilapangan Sengeda yang merupakan nama saudara kandung Bener Meriah yang menjadi nama Kabupaten tersebut. Pada kesempatan itu Ruslan juga menyampaikan salam kepada para tamu undangan dari Wakil Bupati Bener Meriah Drs. Rusli M Saleh yang kondisinya masih dalam perawatan paska berobat ke Rumah Sakit Malaka dan mohon do’a semoga tuhan memberikan kesembuhan sehingga dapat berkumpul mengikuti agenda-agenda selanjutnya. Bupati juga mengucapkan terima kasih kepada panitia dan semua pihak telah berpartisipasi dalam penyelenggaraan HUT tersebut. Sementara Ketua Panitia HUT ke 11 Bener Meriah Drs Ismarisiska dalam laporannya mengatakan rangkaian kegiatan dalam rangka HUT ke 11 Bener Meriah pada umumnya telah selesai dilaksanakan kecuali beberapa aitem lagi hingga saat ini masih berlangsung seperti pelaksanaan pacuan kuda tradisional Gayo, Pameran Pembangunan Bener Meriah, voly Ball tingkat pelajar, dan senam kesehatan, sebutnya. Dihadapan Bupati dan para tamu undangan mantan pejabat karir segudang pengalaman ini mengatakan dari hasil survey yang dia terima menyebutkan pelaksanaan HUT ke 11 Bener Meriah sangat mendapat dukungan rakyat terutama dari daerah marginal seperti Syiah Utama dan beberapa daerah lainnya di Bener Meriah. Dikatakan, dukungan semua pihak utamanya para sponsor serta seluruh panitia pelaksana turut andil dalam rangka menyukseskan kegiatan HUT ke-11 Bener Meriah tahun 2015 ini. Dari panatauan Abdul Rahman dari LintasGayo, diakhir acara malam resepsi Pemerintah Daerah Bener Meriah memberikan penghargaan kepada keluarga Alm. AR. Moese yang telah mengijinkan lagu ciptaan Alm, untuk dijadikan Lagu Wajid Daerah Bener Meriah. Antusias warga juga terlihat dua hari sebelumnya. Dimana, ribuan masyarakat Bener Meriah, tumpah ruah di lapangan Pacuan Kuda Sengeda Bener Meriah, Senin (5/1/2015). Kehadiran warga yang terdiri dari segenap unsur ini bukan untuk sekedar menyaksikan pembukaan event pacuan kuda saja, melainkan untuk turut berdzikir bersama dalam rangka peringatan HUT ke 11 Bener Meriah. Panitia pelaksana Dzikir Akbar Drs. Nasri Lisma, MM kepada LintasGayo.co mengatakan peserta Dzikir Akbar terdiri dari berbagai kalangan termasuk Bupati Bener Meriah, anggota Forkopimda dan Fokopimda plus, para kepala SKPK, Badan dan Kantor beserta Staf, Jajaran Kemenag Bener Meriah, organisasi wanita Bener Meriah, Majlis Taklim, para Camat dan pelajar tingkat SLTA sederajat. Pelaksanaan Dzikir Akbar dipandu oleh Tgk. Khusnul dari Majlis Permusyawaratan Ulama (MPU) dan Tausiah disampaikan oleh ketua MPU Bener Meriah Tgk. Almujani. Bupati Bener Meriah Ruslan Abdul Gani dalam sambutannya mengajak memasuki tahun ke-11 Kabupaten Bener Meriah yang hampir berbarengan dengan tahun baru Masehi tersebut agar segenap mas-
yarakat Bener Meriah lebih meningkatkan Ketaqwaan kepada Allah SWT sembari meningkatkan kinerja dalam menyongsong hari esok Bener Meriah yang lebih baik. Bener Meriah sesuai visi dan misinya terus melakukan upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat agar tujuan pembangunan dapat dirasakan bersama. Ruslan Abdul Gani, juga mengharapkan agar peserta Dzikir Akbar dapat memanjatkan do’a kepada Allah SWT agar Bener Meriah terhindar dari Bencana. Pada acara lainnya untuk menyemarakan HUT Bener Meriah, Bupati Ruslan Abdul Gani juga mengajak anggota Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) dan para kepala SKPK,Badan dan Kantor serta seluruh pegawai dilingkungan Pemkab setempat untuk menggunakan sepeda di hari Jum’at setiap minggunya. Tujuannya, untuk kesehatan serta membiasakan budaya menghemat bahan bakar minyak (BBM) Hal tersebut diungkapkan Ruslan dihadapan peserta Musara Pakat Fun Bike dalam rangka HUT Kabupaten Bener Meriah ke -11 yang mengambil start dan finish di komplek perkantoran Bupati Serule Kayu dengan diikuti ribuan pesepeda termasuk para anggota Forkopimda, anggota DPRK, dan para pejabat Pemkab Bener Meriah, Minggu (4/1/15). Ketua Panitia pelaksana Musara Pakat Fun Bike HUT ke 11 Bener Meriah, Riswandika Putra, kepada lintasGayo.co menyebutkan kegiatan Musara Pakat Fun Bike tersebut berjalan tertib dan sukses dan diharapkan kedepan pesertanya akan lebih banyak lagi. “Kita berharap di tahun mendatang agar perencanaan sepeda santai ini lebih matang lagi sehingga peserta dapat lebih banyak lagi,” harap Riswandika. Dirinya juga mendukung ajakan Bupati Bener Meriah untuk membiasakan diri bersepeda karena selain menghemat BBM dan untuk kesehatan juga merupakan ajang siraturrahim, sesama pegawai, keluarga dan masyarakat. Dalam kesempatan tersebut Kabag Umum Setdakab Bener Meriah ini juga menyebutkan hadiah undian yang disediakan panitia dengan total Rp 50 juta lebih. Salah satu olahraga tradisonal dan tradisi di Gayo yakni Pacu Kuda. Maka, tak salah bila HUT Bener Meriah ini juga disemarakan dengan Pacuan Kuda Tradisional Gayo. Sebanyak 282 ekor kuda pacu berlaga di lapangan Sengeda. Kuda pilihan tersebut berasal dari tiga daerah kabupaten diantaranya Aceh Tengah 113 ekor,
EDISI 19 lintasgayo
lintasgayoco
22 Januari 2015
lintasgayo
Gayo Lues 49 ekor dan tuan ruman Kabupaten Bener Meriah 120 ekor kuda. Lomba olahraga berkuda memperebutkan total hadiah sebesar Rp 113 juta termasuk tropy. Kadis Perhubungan , Parawisata dan Telekomunikasi Bener Meriah, Aswad selaku ketua panitia mengatakan pada pelaksanaan event pacuan kuda tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya, dimana pada HUT ke 11 Kabupaten Bener Meriah ini lomba pacuan kuda diawali dengan Dzikir akbar yang diprakarsai oleh Dinas Syari’at Islam. “Adanya Dzikir Akbar tersebut diharapkan pelaksanaan pacuan kuda tradisional Gayo dan pembangunan kabupaten Bener Meriah yang kita cintai ini akan berjalan lancar, terib dan aman,“ beber Aswad pada Abdul Rahman dari LintasGayo. Bukan itu saja, Persatuan Tenis Seluruh Indonesia (PELTI) Cabang Bener Meriah, menggelar lomba tenis di lapangan Komplek Kantor Bupati setempat. Perlombaan yang diikuti oleh kalangan elite dan para atlet berbakat dari berbagai instansi di daerah tersebut diselenggarakan dalam rangka HUT ke 11 Kabupaten Bener Meriah. Ketua PELTI Bener Meriah Sayutiman, SE,MM didamping ketua panitia penyelenggara Abdul Kader, Sabtu (3/1/2015) kepada LintasGayo.co menyebutkan pertandingan tenis tersebut diadakan dalam rangka memeriahkan HUT Bener Meriah ke -11 dan
diikuti oleh para atlet dari berbagai kalangan baik beregu maupun single. Perlombaan olahraga tenis lapangan tersebut akan berlangsung selama lima hari sejak tanggal 26 Januari 2015 dan memperebutkan hadiah tropy ditambah uang pembinaan. Ditambahkan Abdul Kader , bagi para atlet yang meraih juara, baik singel maupun Dable Putra hadiahnya akan dibagikan pada malam resepsi HUT Bener Meriah ke-11 di Pendopo Bupati daerah setempat. Tampak peserta lomba dilapangan tenis pemda tersebut Wakapolres Bener Meriah, Pabung Kodim 0106 Aceh Tengah, Danyon 114 SM , Asisten III Setdakab Bener Meriah, Mantan Sekda Bener Meriah T.Islah ,MSi, Kepala Dinas Kesehatan dan sejumlah kepala SKPK, kepala Bagian setdakab Bener Meriah dan atlet putri dari utusan SKPK, Badan dan Kantor didaerah tersebut. Bagi kalangan pelajar, dalam rangka memeriahkan HUT ke 11 Bener Meriah, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan setempat menggelar lomba menulis features untuk tingkat SMA sedejarat di Kabupaten Tersebut. Kegiatan ini terselenggara atas kerjasama dengan Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMA dan media LintasGayo. co, demikian disampaikan Kadis Dikbud Bener Meriah, Darwin, SE, Selasa 30 Desember 2014 di ruang kerjanya. Disampaikan pada lomba menulis ini akan memperebutkan hadiah senilai R. 3.000.000,- dan masalah teknis diserahkan sepenuhnya kepada LintasGayo.co selaku penyelenggara. “Masalah teknis dan lainnya termasuk penjuarian kami telah serahkan sepenuhnya kepada media ini,” sebut Darwin. Dikatakan, lomba ini bertujuan untuk mengasah kemampuan siswa SMA sederajat di Kabupaten Bener Meriah dalam hal menulis. “Tadi waktu berbicara dengan pihak LintasGayo.co mereka mengatakan temanya adalah “Sahabatku Hebat”, dimana nantinya setiap peserta akan menulis halhal menarik dari sahabat terdekatnya, baik itu prestasi, kelebihan dan lainnya dari sang sahabat,” ungkapnya. Darwin juga menambahkan, pengumuman pemenang dan penyerahan hadiah nantinya akan dilangsungkan pada saat HUT Bener Meriah. “Waktu dan tempat nanti akan disampaikan lebih lanjut,” demikian Darwin kepada Darmawan Masri dari LintasGayo.r
93.00 FM SEKALI DI UDARA TETAP DI UDARA
PROGRAM RUTIN RRI
HP: 085296914933
20.30 - 21.30
Setiap Malam Kamis Acara Kin Sinten (Berbalas Pantun bahasa Gayo)
23.00 - 24.00
Rutin Setiap Hari
21.30 - 23.00
Malam Minggu
Didong Gayo (Rekaman)
Lagu-lagu Gayo
Alamat: Jalan Lembaga Kemili Takengon
H. 6
Keber Ari Ranto Nama Kabupaten Bener Meriah dan Aceh Tengah Diusulkan Ganti
Laporan Khalisuddin dari Banda Aceh
P
RAKTISI hukum di Unsyiah Banda Aceh, Darmawan mengungkapkan gagasan agar nama 2 kabupaten di dataran tinggi Gayo di ganti. “Sudah saatnya nama kabupaten Bener Meriah dan Aceh Tengah diganti,” kata
Darmawan kepada LintasGayo di Banda Aceh beberapa waktu lalu. Menurutnya, Kabupaten Bener Meriah karena Bener Meriah itu adalah nama orang yang dibunuh karena kedengkian terkait kekuasaan. “Selain itu tidak ada nama kabupaten dimanapun yang memakai nama orang. Dan Aceh Tengah diganti agar lebih spesifik menunjukkan identitas urang Gayo,” ujar Darmawan. Untuk calon nama pengganti tersebut, kata Darmawan, dilakukan pengkajian serta diseminarkan agar diperoleh nama yang tepat. Namun untuk Aceh Tengah dia mengusulkan nama “Kabupaten Tanoh Gayo”. ‘Saya kira Tanoh Gayo tepat untuk pengganti Aceh Tengah, dan untuk Bener Meriah kita cari nama yang tepat, begitu juga dengan Gayo Lues,” ujar kandidat Doktor dibidang ilmu hukum ini. Selain itu, Kabupaten Aceh Tenggara juga sebaiknya diganti juga sesuai dengan identitas kabupaten tersebut.r
Fopmat Gelar Simulasi Masuk Perguruan Tinggi di Gayo Laporan Joe Samalanga dari Banda Aceh
F
ORUM pendidikan mahasiswa takengon (FOPMAT) akan menggelar simulasi masuk perguruan tinggi di dataran tinggi Gayo, yakni Aceh Tengah, Bener Meriah, d an Gayo Lues. Kegiatan direncana dilaksanakan 25 Januari 2015 di Takengon dan Bener Meriah, sedangkan di Gayo Lues tanggal 27 Januari 2015. “Ini acara rutin yang dilakaukan Fopmat setiap tahun,” kata Reny Fharina, panitia yang membidangi bagian acara simulasi kepada LintasGayo.co di Banda Aceh, beberapa hari lalu. Ketua panitia Pati Keumala dalam rilisnya mengatakan, kegiatan ini sangat ber-
guna bagi adik-adik yang akan menuju ke Universitas. Materi yang diberikan bukan cuma menjawab soal, dan peserta simulasi akan mendapatkan sertifikat, dan snack. “Yang paling penting pembahasan mengenai soal-soal yang diujiankan,” kata Pati keumala. Disebutkan, siswa akan dilatih mandiri agar tidak bingung ketika mengikuti tes yang sebenar nya. “kami harapkan dukungan dari sekolah-sekolah tida kabupaten tersebut untuk mengerahkan siswanya mengikuti kegiatan ini.” demikian Pati keumala. Fopmat merupakan organisasi yang dibentuk oleh mahasiswa asal Gayo di Banda Aceh yang khusus bergerak dibidang pendidikan.r
Sanggar "Emun Beriring" Lhokseumawe Butuh Perhatian Pemkab Gayo Laporan Supri Ariu dari Lhokseumawe
H
IMPUNAN Mahasiswa Gayo dan Alas (HIMAGA) Kota Lhokseumawe-Aceh Utara baru-baru ini membentuk Sanggar yang diberi nama Emun Beriring. Kesepakatan membentuk HIMAGA sebagai upaya mahasiswa Gayo dan Alas dalam mengembangkan keseniannya di Lhokseumawe dan Aceh Utara. Ketua Umum HIMAGA, Armi Arija ke-
pada LintasGayo.co beberapa waktu lalu mengungkapkan, selama ini di Lhokseumawe dan Aceh Utara mahasiswa pengurus HIMAGA yang berasal dari Aceh Tengah, Aceh Tenggara, Gayo Lues dan Bener Meriah aktif dan kerap diundang untuk menampilkan kesenian Gayo dan Alas di berbagai acara. Namun, lanjutnya, selama ini mereka cukup kesulitan dalam melengkapi kebutuhan mereka seperti alat musik dan kostum tari.
EDISI 19 lintasgayo
lintasgayoco
lintasgayo
22 Januari 2015
Irmawan; Mahasiswa Gayo di Jakarta mesti Tampil Beda
NGGOTA DPR RI H. Irmawan meminta mahasiswa Gayo Lues yang berada di Jakarta harus bisa lebih dari mahasiswa Gayo yang ada di daerah lain. Mahasiswa Gayo di Jakarta harus bisa lebih aktif dan cerdas dalam mengangkat identitasnya di Ibu Kota Negara sekaligus berani tampil di organisasi tingkat nasional. Demikian dinyatakan Irmawan dihadapan pengurus dan anggota Ikatan Mahasiswa Gayo Lues (IMGL) se-Jabodetabek, Minggu 18 Januari 2015 di di Aula PMI Jakarta Timur. ”Selama ini mahasiswa Gayo di Jakarta terlalu fokus dengan organisasi daerah, padahal kegiatan di Jakarta lebih berpotensi dikenal dan berkembang, baik dalam hal memperkenalkan budaya Gayo, pariwisata, dan lain-lain. Kedepan maha-
siswa Gayo harus mampu tampil di organiasi bertaraf nasional,” kata Irmawan. Namun meskipun begitu, lanjut Irmawan, kuliah tetaplah hal yang utama. Menjadi mahasiswa harus gigih dan tidak cengeng. “Berusaha untuk menyelesaikan kuliah secepatnya, mendapat pengalaman dan jaringan di luar agar nanti cepat mendapat pekerjaan,” kata Irmawan bernada nasehat. Dalam acara tersebut, mahasiswa Jakarta juga sempat meminta agar Irmawan membantu mengusulkan ke Pemerintah Kabupaten Gayo Lues agar membangun asrama mahasiswa Gayo Lues di Jakarta,”Tadi Teman-teman mahasiswa juga sempat meminta dibangun asrama Gayo Lues di Jakarta. Saya berjanji akan menyampaikan ini ke Pemerintah Gayo Lues, karena masalah ini adalah wewenang dari Pemkab Gayo Lues,” tutup Irmawan. Dalam kesempatan itu anggota DPR RI asal Gayo ini melantik pengurus harian Ikatan Mahasiswa Gayo Lues (IMGL) Jabodetabek periode 2015-2016 menggantikan Bupati Gayo Lues, Ibnu Hasyim yang berhalangan hadir. Ketua IMGL, Kaharudin kepada LintasGayo.co mengatakan selain acara pelantikan, pada hari ini juga pengurus IMGL langsung menggelar rapat kerja dan membahas program-program pengurus IMGL dama satu tahun kedepan. Turut hadir di acara tersebut puluhan mahasiswa Gayo Lues se-Jabodetabek serta sejumlah tokoh masyarakat Gayo Lues di Jakarta.r
”Selama ini ketika tampil kami harus menyewa kostum dan tidak jarang penampilan disajikan dengan kostum apa adanya. Kami berharap Pemerintah daerah dapat memperhatikan ini dan rencananya dalam waktu dekat kami akan kedaerah untuk menyampaikan hal,” terang Armi. Armi menjelaskan, selama ini para penari di Sanggar Emun Beriring yang mereka bentuk pada 8 November 2014 tersebut aktif menggelar latihan seperti latihan tari Saman, Didong, Vocal Group,
Belo Mesusun dan sejumlah tarian lainnya. Sambil menambahkan bahwa rencananya HIMAGA pada bulan Maret nanti akan menggelar pentas seni mahasiswa dengan menampilkan kesenian musik tradisional Gayo dan Alas juga kesenian moderen. “Teman-teman mahasiswa begitu antusias dalam mempromosikan keseniannya. Saya sangat berharap nanti Pemerintah Daerah dapat mendukung dalam penyediaan kostum dan perlengkapan kita,” demikian Armi.r
Laporan Supri Ariu dari Jakarta
A
Museum Aceh Belum Punya Dokumentasi Temuan Manusia Pra Sejarah Gayo Laporan Joe Samalanga dari Banda Aceh
D
OKUMEN penemuan manusia pra sejarah di Ujung Karang, Mendale, Kebayakan, Aceh Tengah beberapa waktu lalu belum satupun terpajang di museum Aceh, baik foto maupun bentuk benda lainnya. Aulia,Salah satu staf koleksi dan hubungan edukasi Museum Aceh ketika
ditemui LintasGayo.co, Museum Aceh di Jalan STA Mahmudsyah, Banda Aceh, beberapa waktu lalu mengatakan di Museum belum ada satupun dokumentasi menyangkut kerangka manusia yang dijumpai di Takengon, walau sebenranya pihak Museum pernah berkunjung kesana. “Belum ada karena pengadaan dokumentasi soal itu bukan ranah museum,” kata Aulia. Pantauan LintasGayo.co, di Museum
H. 7
Keber Ari Ranto
memang belum menyiapkan dokumentasi terkait sejarah per kabupaten/kota, dan benda-benda sejarah yang dipamerkan lebih banyak menyangkut sejarah Islam, Isknadar Muda, dan semasa penjajahan Belanda. Dan ada beberapa tengkorak manusia purba. “Di Museum yang dipamerkan hanya 10 bidang saja,” ujarnya. Kesepuluh benda itu antara lain Geologika 48 buah, biologika 217 buah, Etnografika (budaya tenun) 1.869 buah, Arkeologika 366 buah , Historika (ben-
da-benda sejarah seperti foto) 380 buah, Numismatika (mata uang), Folologika (naskah kuno) 595 buah,Keramologika (lukisan dan ukiran kayu),dan tehnologika (radio zaman dan tehnologi zaman). Ada terlihat juga beberapa jenis kendi, termasuk kendi dari Gayo. Saat ini tercatat pengujung Musium paling banyak di kalangan pelajar, dan diwaktu libur serta musim haji. Pengunjung luar negeri di dominasi turis asal Malaysia.r
EDISI 19 lintasgayo
lintasgayoco
lintasgayo
Leuser sejak lama, bahkan masyarakat sampai lupa kalau mereka merupakan lembaga yang punya programdi Leuser. “Ini harus segera ada tindakan audit,apalagi masyarakat mulai geram kepada lembaga yang mengatasnakanan Leuser tetapi tidak memberi manfaat pada mas-
22 Januari 2015
yarakatnya,” jelas Amru. Wakil Sekretaris Fraksi Partai Aceh di DPR Aceh ini juga meminta kepada pihak terkait agar audit dilakukan kepada semua lembaga yang bermain di Leuser, agar publik mengetahui informasi terkait agenda dikawasannya.r
L.K Ara siapkan buku kumpulan puisi kekejaman Belanda di Gayo Lues Laporan Supri Ariu dari Banda Aceh
P
Foto Irmawan Meniti Lumpe Foto Reses Terbaik PKB se-Indonesia Laporan Supri Ariu dari Banda Aceh
F
OTO Anggota DPR RI asal Gayo H. Irmawan saat mengunjungi Desa Simpur, Aceh Tenggara terpilih sebagai salah satu foto reses terbaik Anggota DPR RI PKB se- Indonesia oleh Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Pusat. Foto tersebut di ambil oleh Ramadhan WR pada Kamis (18 Desember 2014) saat Irmawan melakukan kunjungan perdananya di Barat Selatan dan Tengah Tenggara Aceh. Ramadhan WR kepada LintasGayo. co, mengaku senang hasil fotonya terpilih sebagai foto terbaik. Ramadhan WR berharap, semoga foto itu menjadi awal yang baik dan menjadi perhatian khusus
bagi para politisi dan Menteri yang berasal dari PKB,”Mudah-mudahan ini menjadi awal yang baik. Seperti yang disampaikan Bapak Irmawan bahwa Menteri Desa dan Daerah Tertinggal berasal dari PKB. Tentunya itu akan memudahkan beliau dalam memperjuangkan desa-desa tertinggal di Aceh khususnya di Gayo,” ungkap Ramadhan WR. Lanjutnya, H. Irmawan beserta foto miliknya akan diberi penghargaan secara langsung oleh Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar sekaligus disaksikan langsung oleh seluruh politisi PKB se-Indonesia dalam acara Pameran Foto Reses Anggota DPR RI FPKB pada 12 - 15 Januari 2015 di Gedung Nusantara, Jakarta.r
H. Muhammad Amru minta Yayasan Leuser Internasional di audit Laporan Joe Samalanga dari Banda Aceh
A
NGGOTA Komisi II DPR Aceh H Muhammad Amru meminta kepada pihak terkait untuk segera melakukan audit kepada organisasi lingkungan Yayasan Leuser International yang selama ini banyak melakukan aktifitas di kawasan
Taman Nasional Gunung Leuser, namun secara keseluruhan tidak diketahui oleh masyarakat. “YLI harus segera di Audit, karena program mereka paling getol menjual isyu Leuser,” kata HM Amru di ruang Komisi II DPR Aceh di Banda Aceh, awal Januari 2015 lalu. Menurut H Amru Yayasal Leuser International telah melakukan pekerjaan dikawasan
ENYAIR Nasional asal Gayo, L.K Ara dalam waktu dekat akan kembali meluncurkan buku kumpulan puisi yang khusus mengangkat kisah masa penjajahan Belanda di Gayo Lues sekaligus cerita tentang perjuangan masyarakat Gayo disejumlah daerah di Kabupaten Gayo Lues. Penyair senior Gayo ini kepada LintasGayo.co, awal Januari 2015 lalu mengungkapkan, Gayo Lues merupakan salah satu saksi besar tentang kekejaman masa penjajahan Belanda. Tidak sedikit masyarakat Gayo yang gugur dalam memperjuangkan Indonesia dan menjadi korban kekejian Belanda pada masa itu,”Mengingat sejarah itu, saya ingin menuliskannya dalam bentuk sastra. Saya ingin Pahlawan-pahlawan di Gayo Lues terus diingat dan tidak terlupakan oleh waktu,” terang penyair berumur 77 tahun ini. Lanjutnya, dalam penulisan puisi karyanya, L.K Ara terlebih dahulu sudah membaca sejumlah buku terkait perjuangan masyarakat Gayo pada masa penjajahan Belanda, juga tambah L.K Ara, dirinya akan meminta salah satu Tokoh Masyarakat Gayo Lues yakni H. M. Salim Wahab untuk menemaninya mengunjungi langsung
daerah-daerah di Gayo Lues yang dulunya sebagai lokasi terjadinya pembantaian oleh tentara Belanda terhadap Masyarakat Gayo Lues. “Saya sudah konfirmasi kepada beliau (Salim Wahab), dalam waktu dekat saya akan kembali datang ke Gayo Lues dan Pak Salim Wahab akan ikut menemani dan membantu saya dalam pembuatan buku puisi ini,” jelas L.K Ara. Khusus kepada LintasGayo.co, L.K Ara mengirimkan sekilas puisi yang akan dia masukan dalam buku kumpulan puisinya tentang sejarah perjuangan masyarakat Gayo di Gayo Lues. Berikut salahsatu puisi karya L.K Ara:
Benteng Rikit Gaib 1904 Di lembar buku tua itu Kutemu gambarmu Kampung yang senyap Hanya tumpukan mayat mayat Dan tiang bambu yang lurus dan layu Seperti tersedu Benteng Rikit Gaib telah rubuh Pagar bambu berduri runtuh Para pejuang negeri Telah dihabisi Oleh Van Daalen dengan keji Lelaki perempuan Orang tua anak anak bahkan Dibunuh secara kejam Tanpa perikemanusiaan Van Daalen memang mengirim utusan Meminta pejuang agar suka perdamaian Tapi pimpinan pejuang Aman Linting dan Reje Kemala Darna Menolak saat itu juga Karena didada sudah ditanam Pohon berbuah tabah Lebih baik mati syahid daripada menyerah Banda Aceh, 29 Januari 2012
EDISI 19
H. 8
lintasgayo
lintasgayoco
lintasgayo
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TENGAH Mengucapkan
Selamat Milad Ke
1
TABLOID 7 Januari 2014 - 7 Januari 2015 “Semoga Semakin Cerdas dan Mencerdaskan” Ir.H. Nasaruddin, MM Bupati
Drs. H. Khairul Asmara Wakil Bupati
SELURUH SMA NEGERI KABUPATEN BENER MERIAH Mengucapkan
Dirgahayu
BENER MERIAH Ke
7 JANUARI 2004
11
7 JANUARI 2015
Semoga Tetap Jaya dan Menuju Masyarakat Madani Nama Sekolah
Kepala Sekolah
Nama Sekolah
Kepala Sekolah
Nama Sekolah
SMA N 1 Bukit Sukardi, S.Pd
SMA N 2 Bandar
Alimin Sutoyo, S.Pd
SMA Pers. N 1 Mesidah Mudaris, S.Pd
SMA N 1 Permata Dahlan, S.Pd SMA N 1 Timang Gajah Drs. M. Yunus SMA N 1 Bandar Rezkansyah, S.Pd SMA N 2 Timang Gajah Drs. Badrun SMAN. Unggul Binaan Razali, S.Pd BM SMA N 2 Bukit Ikhsan Purnama, S.P
SMA N 3 Timang Gajah SMA N 1 Pintu Rime Gayo SMA N 2 Pintu Rime Gayo SMA N 1 Syiah Utama SMA Pers. N 3 Bukit
Zuchriyan, S.Pd. Hardi, S.Pd.
SMA Pers. N 2 Permata SMA Terp. Bustanul Arifin SMA Terp. Bustanul Ulum SMA Terp. Semayoen Nusantara
Sukardi, S.Pd Ketua MKKS
Drs. Yusli Murman, S.Pd Sumpeno, S.Pd
Dahlan, S.Pd Sekretaris MKKS H. Darwi, M.H. ,SE Kadis Dikbud
Kepala Sekolah
Sabirin, S.Pd Saidi Nurdin, S.Pd Jailani, S.Ag Abu Bakar
Drs. M. YUNUS Bendahara MKKS Drs. Sjamsuardi Kabid Dikmen
22 Januari 2015
H. 9
Kopi Gayo
EDISI 19 lintasgayo
lintasgayoco
Pusat/Balai Pelatihan Kopi Gayo, Perlukah? Oleh: Fathan Muhammad Taufiq*
D
ATARAN Tinggi Gayo yang terdiri dari 2 kabupaten yaitu Aceh Tengah dan Bener Meriah, merupakan daerah penghasil kopi arabika dengan areal perkebunan kopi terluas di Indonesia, 93.616 Ha dengan rincian 48.300 Ha di Aceh Tengah dan 45.316 Ha di Bener Meriah (sumber : Aceh Tengah Dalam Angka dan Bener Meriah Dalam Angka, 2013). Komoditi perkebunan yang telah dikembangkan di Gayo sejak tahun 1908 ini, sekarang telah berkembang menjadi primadona komoditi unggulan, hampir 90% penduduk di kedua kabupaten ini menggantungkan hidupnya dari usaha tani kopi khususnya varieatas arabika. Kualitas dan aroma spesifik yang tidak dimiliki oleh kopi dari daerah lain, kopi arabika gayo melaju di barisan depan dengan produk specialtynya. Apalagi sudah dikembangkannya berbagai varietas unggul yang telah disahkan oleh pemerintah seperti varietas Gayo 1, Gayo 2 dan P-88 (sumber: BPTP Aceh dan Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Aceh Tengah) Sejak diterbitkannya sertifikat Indikasi Geografis (IG) kopi arabika gayo melalui Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 51 tahun 2007 lalu, kopi arabika gayo semakin dikenal dunia luar. Konsumen kopi lokal maupun luar negeri yang selama ini hanya mengenal kopi arabika Mandailing Coffee dan Toraja Coffee, telah melirik dan beralih ke kopi arabika gayo. Banyaknya pemberitaan tentang kopi Arabika gayo di media cetak maupun media online, telah memicu berbagai kalangan di beberapa daerah untuk belajar secara intens masalah kopi arabika gayo. Dari informasi yang penulis dapatkan dari instansi terkait dan beberapa NGO yang konsens terhadap kopi arabika gayo seperti IOM-SEGA dan CII, sudah banyak orang yang datang baik secara perorangan maupun kelompok datang ke Gayo khusus untuk belajar tentang kopi, mereka berasal dari Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, Jawa Barat dan sebagainya. Beberapa penyuluh yang ada di Kabupaten Aceh Tengah juga sudah sering diminta bantuannya untuk membimbing dan mendampingi mereka yang ingin belajar kopi gayo. Sayangnya minat dan antusiasme tersebut belum terfasilitasi dengan baik, karena belum adanya pusat atau balai pelatihan kopi di daerah ini. Kalau orang yang ingin belajar tentang
hortikultura, sudah ada tempat dan fasilitasnya di Balai Pelatihan Pertanian di Lembang Bandung atau di Ketindan Malang Jawa Timur, bagi yang ingin belajar intens tentang ternak juga sudah ada Balai Besar Pelatihan Peternakan di Batu, Jawa Timur, Kupang Nusa Tenggara Timur dan Maros Sulawesi Selatan, bagi yang ingin mempelajari usaha tani karet dan kelapa sawit, sudah ada Balai Besar Pelatihan Pertanian Binuang, Kalimantan Selatan. Sementara bagi mereka yang ingin belajar tentang kopi, saat ini hanya ada Pusat Penelitian dan Pengembangan Kopi dan Kakao di Jember Jawa Timur, namun karena institusi ini berbentuk lembaga penelitian, sehingga tidak menyelenggarakan pelatihan secara khusus. Fakta-fakta itulah yang mendasari penulis untuk mengangkat wacana perlunya Gayo memiliki Pusat atau Balai Pelatihan Kopi Arabika, karena sampai dengan saat ini belum ada satupun balai pelatihan khusus untuk memfasilitasi pembelajaran kopi arabika. Wilayah Gayo sangat memungkinkan untuk didirikannya sebuah pusat atau balai pelatihan kopi arabika, mengingat banyaknya pakar dan praktisi kopi di daerah ini, selain itu Gayo juga memiliki ribuan hektare “laboratorium alam” berupa hamparan kebun kopi rakyat yang akan sangat mendukung keberadaan balai pelatihan ini nantinya, demikian juga dengan lahan untuk bangunan fisik balai juga bukan masalah karena masih banyak lahan-lahan kosong yang dapat dimanfaatkan untuk lokasi pembangunan balai. Untuk mendirikan sebuah balai pelatihan bagi suatu daerah bukanlah hal yang terlalu sulit, karena peluang itu ada di pusat maupun di daerah masing-masing. Hanya saja diperlukan berberapa persyaratan baik teknis maupun administratif. Perencanaan yang matang disertai data yang valid, uji ke-
KOMANDAN SUB DENPOM ACEH TENGAH/BENER MERIAH Mengucapkan Selamat
Hari Ulang Tahun KABUPATEN BENER MERIAH Ke
11
7 Januari 2004 - 7 Januari 2015
layakan dan analisis dampak serta kesiapan sumberdaya manusia dan anggaran adalah sebuah keniscayaan. Ada beberapa opsi yang coba penulis wacanakan. Opsi pertama, pemerintah kabupaten (Aceh Tengah dan Bener Meriah) melakukan pengkajian, pengujian, analisis dampak dan perencanaan bersama, kemudian mengajukan rencana penganggarannya melalui APBK khususnya dari Alokasi Dana Khusus (DAK). Dengan skenario ini, balai pelatihan yang didirikan akan berstatus Unit Pelaksana Teknis dari salah satu SKPK yang ada, atau bisa saja berbentuk Badan yang berdiri sendiri dibawah koordinasi kepala daerah. Opsi kedua, pemerintah kabupaten membuat kajian dan perencanaan dan mengajukannya kepada pemerintah provinsi Aceh untuk dapat dialokasikan anggarannya melalui APBA atau dana OTSUS. Dengan opsi ini, nantinya balai pelatihan ini akan berstatus Unit Pelaksana Teknis dari sebuah SKPA sebagaimana keberadaan Balai Diklat Pertanian yang ada di Saree, Aceh Besar. Opsi ketiga, pemerintah kabupaten memuat kajian, perencanaan dan proposal yang kemudian diajukan kepada Menteri Pertanian melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumer Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP). Jika proposal tersebut dianggap layak, maka akan ditindaklanjuti dengan uji kelayakan dan analisis dampak, selanjutkan akan diajukan anggarannya melalui APBN pada Kementerian Pertanian. Dengan rancangan seperti itu, balai pelatihan ini akan berstatus sebagai Unit Pelaksana Teknis Kementerian Pertanian, sama seperti Balai Pelatihan Pertanian Lembang, Balai Pelatihan Peternakan Batu dalan balai-balai pelatihan lain yang berada dibawah Kementerian Pertanian.
KODIM 0106
ACEH TENGAH/BENER MERIAH Mengucapkan Selamat
Hari Ulang Tahun KABUPATEN BENER MERIAH Ke
11
7 Januari 2004 - 7 Januari 2015
tertanda
tertanda
Dansubdenpom Takengon Kapten CPM Yudho Ari Irawan NRP.11050027680681
Letnan Kolonel Inf. Lalu Habibburrahim W.D.S.I.P NRP.11950043020972
22 Januari 2015
lintasgayo
Opsi keempat adalah memadukan ketiga scenario diatas yaitu adanya perencanaan dan sharing anggaran dari pemerintah kabupaten, pemerintah provinsi dan pemerintah pusat. Dengan opsi ini status balai bisa saja sebagai unit pelaksana teknis kementerian pertanian, unit pelaksana teknis SKPA maupun Badan yang berada dibawah koordinasi kepala daerah. Selanjutnya untuk pengelolaan dan manajemen balai, bisa saja oleh pemerintah pusat, pemerintah provinsi maupun pemerintah kabupaten. Kalau saja “mimpi” penulis ini dapat terwujud, nantinya akan semakin banyak orang-orang dari seluruh Indonesia yang akan datang ke Gayo untuk memanfaatkan balai pelatihan ini sebagai wahana menimba pengetahuan dan keterampilan tentang kopi arabika gayo. Dengan adanya fasilitas balai pelatihan, nantinya para peserta akan dapat mempelajari teknik budidaya, penanganan panen dan pasca panen serta pemasaran kopi arabika gayo secara komprehensif, terprogram dan memilki kurikulum yang jelas serta mendapat pengakuan (sertifikasi) secara formal berstandar nasional, karena keberadaan balai ini akan menjadi satu-satunya balai pelatihan kopi arabika di Indonesia. Kedatangan orang-orang dari berbagai daerah yang ingin belajar tentang kopi arabika ke Gayo tentunya akan menimbulkan dampak positif ikutan pada bidang pariwisata, perdagangan dan jasa, karena selain untuk mendapatkan pengetahuan dan ketrampilan tentang kopi arabika gayo, para peserta dapat dipastikan akan memanfaatkan momentum pelatihan untuk menikmati keindahan alam Gayo, dan ini dapat menjadi peluang bisnis bagi masyarakat Gayo. Disamping itu keberadaan balai ini juga akan mengakomodir para pakar dan praktisi kopi Gayo untuk direkrut menjadi nara sumber maupun widya iswara pada balai pelatihan ini. Di akhir tulisan ini, penulis ingin menyampaikan “mimpi kecil” yang menyisakan pertanyaan “perlukah Gayo memiliki Pusat/ Balai Pelatihan Kopi?”, sebuah pertanyaan yang terlalu dini untuk dijawab, karena masih membutuhkan kajian-kajian selanjutnya serta masukan dari semua kalangan.r *Penulis adalah Kasubbid. Pelatihan pada Badan Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Aceh Tengah.
PEMERINTAH KABUPATEN BENER MERIAH
BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK Mengucapkan Selamat
Hari Ulang Tahun KABUPATEN BENER MERIAH Ke
11
7 Januari 2004 - 7 Januari 2015 tertanda M. Nasir, S.H. Kepala
H. 10
Keber Ari Gayo
EDISI 19 lintasgayo
lintasgayoco
lintasgayo
22 Januari 2015
Perjuangan ALA Perlu Penyegaran Laporan Darmawan Masri dari Takengon
U
NTUK mewujudkan terbentuknya Provinsi Leuser Antara, perlu dilakukan penyegaran pejuang ALA dari semua lini, demikian disampaikan Ketua Komite Panitia Persiapan Provinsi Aceh Leuser Antara (KP3ALA) Aceh Tengah Syukur Kobath beberapa waktu lalu. Disampaikan, penyegaran itu sangat perlu mengingat saat ini KP3ALA Pusat vakum, dan segera harus dibenahi. “Jika saya juga di nilai tidak mampu lagi, saya pun siap digantikan, saat ini KP3ALA Pusat juga vakum,” ungkapnya. Dilanjutan, perjuangan pembentukan Provinsi ALA tidak bisa diwujudkan tanpa ada dukungan dari semua pihak. “Keenam Kabupaten ini harus kompak, tokoh-tokoh nya juga, karena ini suatu perjuangan,”
ucap Syukur Kobath. Menurut grand design Menteri Dalam Negeri Indonesia lanjutnya lagi di tahun 2025 Indonesia akan memiliki 45 provinsi, dan dari grand design itu pula di tahun 2016 Provinsi Aceh akan dimekarkan. “Namun tidak disebutkan apakah yang dimekarkan adalah ALA nantinya, maka dari itu butuh perjuangan lebih jauh lagi,” harapnya. Dengan adanya keterwakilan dari wilayah ALA di DPR-RI, mantan Rektor Universitas Gajah Putih ini menimpali para anggota DPR-RI tersebut harus bisa memperjuangkan aspirasi masyarakat tengah-tenggara Aceh. “Saat ini ada empat orang wakil kita disana, hal ino positif untul percepatan pembentukan provinsi baru, semoga itu akan terwujud,” demikian Syukur Kobath.r
Lobster. (Munawardi)
Lobster Sumber Penghasilan Baru Nelayan Lut Tawar Laporan Munawardi dari Takengon
MPU Bener Meriah akan Lakukan Pengkaderan Ulama Laporan Abdul rahman dari Redelong
P
ENGURUS Majlis Permusyawaratan Ulama (MPU) Bener Meriah akan melakukan pengkaderan ulama dengan melaksanakan pelatihan-pelatihan kepada para khatib dan imam-imam kampung tentang hukum Islam. Ketua MPU Bener Meriah, Tgk Almujani menyatakan, ini dinilai perlu dan menjadi program prioritas MPU priode lima tahun ke depan. Karena ada satu hal yang harus ditangani MPU Bener Meriah saat ini yakni menyelesaikan adanya pengaruh aliran sesat yang berkembang di kabupaten yang baru berumur 11 tahun, pada 7 Januari lalu. “Masih banyak persoalan-persoalan yang menyangkut pelaksanaan hukum islam untuk disosialisasikan kepada masyarakat,” ujar Tgk Almujani pada sidang paripurna MPU Bener Meriah, Selasa (13/1/15). Ketua MPU Bener Meriah, Tgk Almujani lebih lanjut mengatakan, sidang paripurna MPU merupakan agenda rutinitas tahunan dalam rangka melakukan evaluasi terhadap realisasi program dan anggaran tahun 2014 dan mensosialisasikan rencana kerja MPU di tahun 2015. MPU Bener Meriah telah melakukan kegiatan-kegiatan baik dalam bentuk kerjasama maupun yang dilaksanakan oleh jajaran MPU Kabupaten dan kecamatan-kecamatan dalam wilayah lingkup Bener Meriah. Selanjutnya MPU Bener Meriah kedepan akan terus melakukan pendekatan-pendekatan kepada masyarakat khususnya terkait dalam pelaksanaan Shalat Jum’at berjama’ah dan lain sebagainya yang membutuhkan bimbingan dan penyuluhan. Berkaitan dengan sarana pendukung dalam rangka melancarkan kegiatan MPU
Bener Meriah, pada kesempatan tersebut Tgk Almujani mengusulkan kepada pupati untuk membangun aula dan ruang anggota MPU Bener Meriah sehingga menjadi lembaga yang resprentatif. Bupati Bener Meriah Ir Ruslan Abdul Gani mengucapan terima kasih atas dukungan para ulama utamanya dalam melaksanakan pembangunan di daerah tersebut dalam upaya mewujudkan visi dan misi pemerintah daerah setempat menuju kabupaten yang madani. Dihadapan para Dewan Kehormatan Ulama dan anggota MPU Bener Meriah, Ruslan menyebutkan bahwa peran serta ulama dalam membangun Bener Meriah , sangat diharapkan. Hal tersebut termaktub dalam butir-butir misi Pemerintah Daerah Bener Meriah yang ditempatkan sebagai langkah pertama. untuk itu sebut Bupati Bener Meriah ini, kepada para ulama tentunya melalui lembaga MPU diberi kesempatan seluas luasnya dalam melaksanakan peran sesuai bidang dan fungsinya sebagai panutan masyarakat. “Pemerintah Daerah juga memberi kesempatan untuk mengusulkan anggaran lebih untuk kegiatan MPU Bener Meriah, karenanya mari kita bermusyawarah dalam rangka mewujudkan visi misi ini,” ujar bupati. Kepala Sekretariat MPU Bener Meriah Tgk Mustafa, S.Pt dalam laporannya menyebutkan tentang dasar pelaksanaan kegiatan sidang paripurna MPU Bener Meriah, maksud dan tujuan kegiatan tersebut untuk melakukan evaluasi program kegiatan tahun 2014, sosialisasi program 2015 dan perumusan kegiatan tahun 2016 yang akan datang. Dalam kesempatan tersebut Tgk Mustafa juga melaporkan realisasi program dan serapan anggaran tahun 2014 sebesar Rp.1.507.605.858,-.r
M
ENINGKATNYA populasi sumberdaya ikan jenis Lobster yang biasa dikenal dengan lobster air tawar (LAT) atau Serak di Danau Lut Tawar, menambah jenis hasil tangkapan bagi nelayan sekitar sebagai sumber pendapatan baru. Seorang nelayan di Danau Lut Tawar, Ruhdan, Sabtu 17 Januari 2015 mengatakan biasanya lobster ini sering ditangkap menggunakan “serue” yaitu sejenis alat tangkap bubu khas danau lut tawar. “Penangkapan lobster menggunakan serue ini biasa dilakukan pada sore hari, kemudian diangkat pada pagi keesokan harinya. Adapun jumlah tangkapan lobster setiap bubu yang dipasang berkisar antara satu hingga tiga ekor tiap bubu yang terpasang, dan sering juga bubu tidak berisi atau tidak tertangkap,” kata Ruhdan saat ditemui LintasGayo.co pada Sabtu, 17 Januari 2015 di Takengon. Adapun harga jual lobster ini dibandrol sekitar Rp.80.000,- hingga Rp.150.000,per kilogramnya. Ada juga yang menjual
eceran dengan takaran per ekor lobster yang dihargai bervariasi, mulai Rp.20.000,hingga Rp.30.000,- per ekornya, “tergantung ukuran lobsternya” sebut Ruhdan yang juga merupakan sebagai pedagang ikan Depik keliling di Aceh Tengah. Lobster air tawar dari Danau Lut Tawar ini tidak ditemui dipasar di Kota Takengon, melainkan harus mencarinya di beberapa tempat yang ada menjual lobster ini seperti di dekat jembatan Tan Saril dan di kawasan kampung One-one, yang biasa dijual oleh para pembudidaya ikan Keramba Jaring Apung yang kerap menangkap lobster ini disekitar lahan keramba miliknya. Hal senada juga diutarakan Erwan seorang warga kampung Jongok Meluem Kebayakan, beliau mengaku sering menangkap lobster ini untuk dikonsumsi sendiri. Menggunakan bubu buatan sendiri berbahan kawat kasa anti karat, dia biasa menangkap di kawasan utung-utung, dan paling sering dilakoninya di kawasan oneone sambil memancing ikan. “Dikawasan one-one lobsternya lebih banyak, karena sering tertangkap”, sebut Erwan.r
Lintas Mendale-Oregon-Kute Kering, Alternatif Elakkan Longsor Laporan Khalisuddin dari Redelong
L
ONGSOR yang nyaris terjadi setiap hari sejak beberapa pekan ini di ruas jalan Takengon-Bireuen (Takbir) sudah sangat meresahkan dan mengganggu aktivitas warga di dua Kabupaten, Aceh Tengah dan Bener Meriah. Solusi persoalan ini, menurut seorang warga Takengon yang bekerja di Bener Meriah, Iwan adalah dengan mempercepat pembangunan jalan alternatif yang menghubungkan kedua kabupaten serta penghubung utama menuju Bireuen tersebut. “Perlu disegerakan peningkatan badan jalan lain, misalnya dari Bukit Sama-Simpang Suka Rame, Kelupak Mata-Merie Satu Simpang Teritit,” ujar Iwan kepada LintasGayo.co sabtu 17 Januari 2015.
Namun yang paling utama menurut Iwan, adalah ruas jalan bekas PT.Kertas Kraft Aceh (PT.KKA-Persero) Mendale Takengon-Kute Kering Redelong. “Ruas jalan PT.KKA yang melintas Bur Oregon ini kami kira sangat penting disegerakan pembangunannya, sebagai bagian jalan Simpang KKA Aceh Utara, Burni Telong Bener Meriah hingga Owaq Linge Aceh Tengah,” kata Iwan. Seperti sering diberitakan media ini, longsor di ruas jalan Takbir hampir setiap hari terjadi dalam beberapa bulan terakhir, dan hari ini dilaporkan longsor kembali terjadi di kilometer 92 atau daerah perbatasan Aceh Tengah dan Bener Meriah yang menyebabkan antrian panjang kenderaan sejak pukul 04.00 Wib dinihari. Mengantisipasinya, dilaporkan salah
H. 11
Keber Ari Gayo
seorang warga, Rahman dari lokasi longsor, hanya satu unit alat berat yang bekerja membersihkan timbunan tanah ke badan jalan. “Mestinya kedua Pemkab memberi
perhatian khusus terkait persoalan ini, masyarakat butuh pelayanan dari pemerintah, tidak faham mau awal tahun atau akhir tahun, yang jelas itu tugas pemerintah,” ujar Rahman.r
Mobil tertimpa longsor di jalan Takbir. (Lintas Gayo/Khalisuddin)
EDISI 19 lintasgayo
lintasgayoco
lintasgayo
Sementara itu pihak Humas proyek PLTA Peusangan saat dihubungi untuk konfirmasi lebih lanjut ke nomor kontak yang ada pada LintasGayo.co dalam kondisi tidak aktif. Seperti diberitakan media ini, ratusan warga Kampung Burni Bius Utama Kecamatan Silihnara Kabupaten Aceh Tengah, Selasa 13 Januari 2015 mengamuk dan merusak fasilitas kantor PT Hyundai E&C Co Ltd menyusul dugaan pelarangan menggunakan pengeras suara saat warga setempat menggelar peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Minta Ma’af PT. Hyundai E&C CO LTD melalui project manager Mr. Kim Do Gyoong akhirnya menyatakan permohonan maaf secara terbuka di depan publik kepada ummat Islam dan menyesali kejadian itu secara mendalam dan bersedia memberhentikan karyawan yang melakukan tindakan yang di anggap telah melakukan intimidasi terhadap
22 Januari 2015
ummat Islam, Pernyataan ini diutarakan Mr. Kim di Burni Bius Utama, Kamis siang 15/01/2015. Dia juga berjanji akan mematuhi hukum-hukum adat dan norma yang berlaku dan akan melaksankan kegiatan sesuai dengan AMDAL di proyek PLTA Peusangan. Kedepan, kata dia, perusahaan akan menjalin komunikasi yang baik dengan masyarakat dan akan membangun fasilitas ibadah dan perbaikan jalan serta menjaga lingkungan dengan sebaik-baiknya, demikian yang disampaikan dalam surat pernyataan yang dibacakan di depan masyarakat yang turut dihadiri Bupati Aceh Tengah Ir. H. Nasaruddin MM, beserta unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda). Surat pernyataan tersebut juga ditandatangani oleh project manager PT. Hyundai E&C CO LTD, unsur muspida plus beserta unsur mahasiswa dan beberapa Reje kampung yang berada di seputaran proyek pembangunan PLTA Peusangan 1 dan 2.r
Ratusan Warga Silihnara Rusak Kantor PT Hyundai Laporan Feri Yanto dari Takengon
R
ATUSAN masyarakat Kampung Burni Bius Utama Kecamatan Silihnara Kabupaten Aceh Tengah, Selasa 13 Januari 2015 mendatangi dan merusak fasilitas Kantor Work Shop Batching Plant PT Hyundai E&C CO LTD, Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Peusangan. Ratusan warga tersebut melakukan penyerangan dipicu adanya permintaan pihak PT. Hyundai yang disampaikan oleh cleaning service kepada Reje kampung, Samsuddin untuk tidak memakai pengeras suara saat masyarakat meggelar maulid Nabi Muhammmad SAW sebelum insiden tersebut terjadi. Informasi yang dihimpun LintasGayo.co di lokasi kejadian, awalnya Reje Kampung merahasiakan larangan dari pihak Hyundai tersebut kepada masyarakatnya, namun saat Reje Kampung itu menyampaikan sambutannya terlihat menitikkan air mata, pada saat itulah tokoh pemuda setempat yang mengetahui berita mengenai pelarangan tersebut. Spontan marah warga mencuat dan mobilisasi massa terjadi dan serta merta menyerang kantor Hyundai. Kejadian itu terjadi sekitar pukul 12.00 WIB. “Warga tidak terima pihak Hyundai menghalangi prosesi acara keagamaan tersebut,” kata Reje Kampung Bius Utama Samsuddin kepada Lintas Gayo.co. Amukan warga tersebut berhenti setelah polisi dari Mapolres Aceh Tengah tiba di lokasi. Kapolres Aceh Tengah Dodi Rahmawan SIK , dan Wakil Bupati Aceh Tengah Khairul Asmara memberikan penjelasan dan berjanjii akan memproses permasalahan ini melalui pendekatan hukum. Kapolres Aceh Tengah; Jangan Ada Fitnah Satu hari paska kejadian penyerbuan massa yang merupakan warga Kampung Burni Bius Utama Kecamatan Silihnara Kabupaten Aceh Tengah, Selasa 13 Januari 2015 ke Kantor Work Shop Batching Plant PT
Hyundai E&C CO LTD, Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Peusangan dan sempat merusak fasilitas kantor tersebut, kondisi relatif kondusif. “Situasi hari ini kondusif, dan saat ini sedang dilakukan upaya-upaya pertemuan antara pihak rekanan proyek PLTA Peusangan tersebut dengan masyarakat beserta unsur Forkopimda (Forum Komunikasi Pimpinan Daerah-red),” kata Kapolres Aceh Tengah, Dodi Rahmawan SIK kepada LintasGayo. co sehari setelah kejadian, Rabu 14 Januari 2015. Selain itu, kata Kapolres, pihak Korea (PT. Hyundai E & C Co Ltd) juga sudah menyatakan ma’af kepada masyarakat. “Mereka sudah menyatakan permintaan ma’af kepada masyarakat, tidak ada maksud melecehkan warga setempat,” ujar Kapolres Dodi Rahmawan. Dan hari ini, timpalnya, ada dengar pendapat di gedung DPRK Aceh Tengah. Ditanya apakah ada yang ditahan di kepolisian atas kasus ini, Kapolres menegaskan tidak ada yang ditahan. “Sejauh ini tidak ada yang ditahan, tidak berharap persoalan ini selesai dengan damai dan tidak ada fitnah,” tandas Kapolres Aceh Tengah Dodi Rahmawan, SIK. AMPA Gelar Unjuk Rasa Sejumlah organisasi mahasiswa di Takengon Aceh Tengah hari ini, Rabu 14 Januari 2015 diinformasikan akan menggelar unjukrasa terkait aksi amuk massa ke kantor PT. Hyundai E&C Co Ltd. “Massa sudah mulai berkumpul di halaman GOS (Gedung Olah Seni-Red) Takengon,” kata Feri Yanto, wartawan LintasGayo. co dari lokasi tersebut. Massa tersebut, lanjutnya, menamakan diri Aliansi Mahasiswa Peduli Agama (AMPA) akan melakukan aksi unjukrasa di bundaran Simpang Lima Takengon yang dilanjutkan ke gedung Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Tengah. “Massa menuntut pihak PT. Hyundai E&C Co Ltd meminta ma’af didepan publik termasuk media massa,’ ujar Feri Yanto.
Hutan Pinus Gayo Lues dari udara. (Lintas Gayo/Khalisuddin)
Uyem di Gayo Lues Terancam Ludes Laporan Anuar Syahadat dari Blangkejeren
P
OHON Pinus (Uyem : Gayo-red) dibeberapa Kecamatan Kabupaten Gayo Lues mulai kering setelah diserang hama, batang pohon Pinus yang biasa dijadikan untuk papan dan kayu bakar Sere wangi itu terjangkit hama sejak tiga bulan terakhir hingga menyebabkan banyak yang mati. Ridwan salah satu warga Blangkejeren Minggu (18/1) mengatakan, pohon Pinus banyak yang mati di Kecamatan Blangkejeren, Dabun Gelang, Pining, Kota Panjang, Blangjeranggo, Tripe Jaya dan Kecamatan Terangun, bahkan hutan pinus yang semula hijau dan sejuk kini berubah hitam. “Ada ribuan pohon yang mati diserang hama ulat berbulu, hingga saat ini daunnya tak mau pulih, bahkan sebagian cabang dan ranting pohon pinus sudah kering,” katanya. Fenomena alam di Kabupaten Gayo Lues akibat serangan hama ini sedikit berbeda dari tahun sebelumnya, hutan terjal yang dipenuhi pohon pinus malah kering
seperti baru dibakar, dan pemandanganya sudah jauh berbeda saat melihat sekeliling Gayo Lues. “Hama ulat yang bergelantungan di pohon Pinus sebelumnya sempat mengkhawatirkan petani, kebanyakan warga takut kalau ulat itu menyerang pohon Pisang, Coklat, Kopi dan tanaman lainnya yang menjadi mata pencaharian masyarakat,” ucapnya. Dari sekian banyak jenis tanaman yang ada di Gayo Lues, ulat berbulu tersebut hanya memakan habis daun pohon pinus dan kelapa, sedangkan tanaman lainya tidak ada di makan ulat tersebut meski sempat berada di pohon-pohon lainya yang ditiup anggin kencang. “Menurut cuaca yang kini musim penghujan, seharusnya daun pohon pinus sudah tumbuh kalau memang masih hidup, tetapi kenyataanya hanya sebagian pohon pinus yang kembali tumbuh daunya dan hijau kembali,” ucapnya. Akibat diserang hama tersebut, kini ribuan batang Pinus yang mati hanya bisa dijadikan sebagai kayu bakar, sedangkan jika dijadikan untuk papan pembuatan rumah sudah tidak bagus lagi.r
H. 12
Keber Ari Gayo
EDISI 19 lintasgayo
lintasgayoco
lintasgayo
pesanan tidak diambil oleh pemesan. “Kan batu cincinnya sama saya, jadi mau tak mau mesti diambil jika pembuatannya sudah selesai,” kata sosok yang terlihat peramah ini sambil menyebutkan nomor kontaknya 085277636743. Ditanya sejak kapan dia mengenal batok kelapa sebagai bahan kerajinan, dia mengaku saat diberangkatkan ke Banda Aceh oleh Pemerintah Bener Meriah tahun 2012 silam. “Di pelatihan tersebut saya tidak tertarik dengan kerajinan berbahan batok kelapa, namun saat demam giok saya coba ide pembuatan gagang cincin, dan inilah hasil-
Alat Bantu Pendaratan Pesawat di Bandara Rembele di Kalibrasi
S
EBAGIAN masyarakat kabupaten Bener Meriah dalam 4 hari ini bertanya-tanya dengan kehadiran pesawat terbang yang berputar-putar di atas kabupaten tersebut. “Hari ini ada pesawat yang berputar-putar, banyak yang bertanya-tanya sekaligus khawatir, ada apa dengan pesawat tersebut, apakah rusak dan tidak bisa mendarat, kami khawatir terjadi kecelakaan karena terbangnya cukup rendah,” kata seorang warga Pondok Baru Bener Meriah, Yusuf kepada LintasGayo.co, Sabtu 17 Januari 2015. Menanggapi tanda tanya warga terse-
but, Humas Bandar Udara (Bandara) Rembele Bener Meriah, Iwan Mulya membenarkan selama 4 hari ini memang ada pesawat jenis King Air BE 20 dengan registrasi PKCAK yang berputar-putar di atas Kabupaten tersebut. “Ada pesawat milik Balai Kalibrasi Fasilitas Penerbangan dari Kementerian Perhubungan yang kita minta untuk kalibrasi disini selama empat hari sejak Rabu kemarin,” ujar Iwan Mulya. Tujuannya, kata Iwan, untuk kegiatan kalibrasi peralatan yang terkait dengan penerbangan memang dilakukan dengan cara berputar diatas udara, lepas landas serta mendarat untuk mengecek signal maupun ketepatan alat bantu pendaratan yang dilakukan kalibrasi.r
Berok jadi Gagang Cincin Giok, datanglah ke Ponok Baru Laporan Zulkarnain dan Khalisuddin dari Redelong
B
ATOK kelapa (Berok-Gayo:red) dijadikan bahan utama kerajinan tentu sudah biasa, namun jika jadi gagang cincin mungkin masih sangat asing di telinga. Penasaran?, mari temui Syaifuddin (38) warga Kampung Bahgie Bertona Kecamatan Bandar, Bener Meriah. Belum lama, persis di hari pertama tahun 2015, 1 Januari, Syafuddin yang sehari-hari sebagai petani kopi ini iseng-iseng mencoba membuat gagang cincin berbahan batok kelapa untuk batu mulia yang dikoleksinya. “Saya sudah lama pehobi batu mulia, giok malah masih belum dikenal saat itu di tahun 1994,” kata Syaifuddin yang punya koleksi beberapa batu mata cincin saat ditemui LintasGayo.co dirumahnya, Selasa 13 Januari 2015. Karya gagang cincin Syaifuddin ternyata diminati teman-teman yang melihatnya dan langsung minta dibuatkan. Hingga pertengahan Januari 2015, hampir setiap hari
Syaifuddin membuat gagang cincin, seiring dengan makin meluasnya demam “giok” di kalangan masyarakat Gayo khususnya. “Pekerjaannya rumit, saya hanya mampu membuat dua gagang perharinya,” ujar Syaifuddin yang membandrol per buahnya Rp. 50.000,“Satu gagang cincin harganya Rp50 ribu dan bila ada yang berminat harus antri karena telah banyak pesanan orang, apalagi dalam satu hari saya hanya bisa mengolah dua gagang cincin”, sebut Syaifuddin. Dikatakan Syaifuddin, berbeda dengan gagang cincin lain yang terbuat dari logam, memasang batu cincin di gagang batok kelapa mesti ditanam permanen. apabila sudah di pasang batu tidak dapat dibuka lagi kecuali merusak gagangnya. Dan jika berminat dibuatkan gagang cincin, maka batunya mesti dibawa serta diberikan kepada Syaifuddin. “Syarat pembuatan gagang cincin batok kelapa kepada saya adalah jadwal rampung pembuatannya tergantung saya, jadi mesti sabar,” ujar Syaifuddin sambil tertawa. Dia juga mengaku tidak khawatir jika
nya,” ujar Syaifuddin sambil menunjukkan semua hasil karyanya. Peralatan milik Syaifuddin juga sangat sederhana, gergaji bermata kecil manual, kertas pasir (amplas), lem dan cat clear. Soal kerajinan tangan, nama Syaifuddin memang tidak asing lagi, beberapa karyanya berupa miniatur kerap dipamerkan baik di Bener Meriah maupun di Aceh Tengah dan baru-baru ini pihak Museum Takengon membeli miniatur Roda (peralatan menumbuk padi dengan kincir air) darinya. Syaifuddin yang juga mahir melukis ini sering diminta membuat kaligrafi dan bingkai foto dan lukisan berbahan kayu.r
Master Limbad : Giok Gayo Good
Pesawat PK-CAK milik Balai Kalibrasi Departemen Perhubungan RI. (IST)
Laporan Khalisuddin dari Redelong
22 Januari 2015
Limbad bersama pecinta batu giok Gayo di Takengon. (Lintas Gayo/Khalisuddin)
Laporan Kha A Zaghlul dari Takengon
G
IOK Gayo good, demikian disampaikan sang akrobatis nasional Master Limbad yang disampaikan oleh Haji Basri selaku penerjemah pembicaraan sang master, di HR Coffee, Kamis 8 Januari 2014 malam. Master Limbad yang dikenal publik sebagai sosok yang jarang berbicara diminta oleh wartawan untuk memberikan ungkapan terhadap batu giok Gayo. Nanum karena memiliki kekhususan sang master pun memilih untuk membisikkan kepada Haji Basri seorang warga Aceh yang telah
dianggapnya sebagai saudara sendiri. “Dia sudah seperti adik saya, kemana saya pergi dia juga ikut, dan dia memiliki kekhususan dalam berbicara, jadi dia membisikan kepada saya bahwa giok Gayo good,” ujarnya. Master Limbad bersama rombongan tiba di Takengon untuk berwisata, pada hari ini juga dia berkesempataj datang ke kampung Lumut untuk melihat langsung batu giok Gayo yang telah terkenal. Moment tersebut ditangkap oleh Gayo Gemstone Community (GGC) untuk melakukan ngopi bareng, sambil meminta kepada Limbad agar lebih mempromosikan giok Gayo.r
Lankgar Pertanyakan Penyaluran JKN di Agara Laporan Zulfan dari Kutacane
L
EMBAGA Swadaya Masyarakat Lembaga Anti Korupsi Aceh Tenggara (LANKGAR) Aceh Tenggara (Agara) mempertanyakan penyaluran program dana Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) untuk program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan tahun 2014 di masing-masing Puskesmas di Agara, Dana itu diduga tidak transparansi dan terindikasi adanya penyimpangan. Aktivis Nawi Sekedang SE Sabtu (10/1) Kepada LintasGayo.co menyebutkan besar dana JKN 2014 senilai Rp 10 miliar
untuk 18 Puskesmas di Agara. Berdasarkan hasil investigasi pihaknya, kata Nawi, penyaluran dana program JKN di sejumlah Puskesmas di kabupaten tersebut tidak transparan dan dinilai rawan penyimpangan pada pola kapitasi JKN. “Kita menduga dana JKN itu ada indikasi penyimpangan. LSM LANKGAR dan akan melaporkan kasus itu kepada aparat penegak hukum,” ujar Nawi Sekedang SE selaku Ketua LSM LANKGAR. Sementara itu, pihak terkait yang dicoba dikonfirmasi hingga berita ini diterbitkan tidak berhasil ditemui. Konfirmasi via seluler juga tidak membuahkan hasil.r
H. 13
Keber Ari Gayo PLTMH di Gayo Lues Terkena Banjir Bandang
Laporan Anuar Syahadat dari Blangkejeren
S
EJUMLAH Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) di Gayo Lues terkena banjir bandang. Akibatnya sejumlah desa di Kabupaten berjuluk Seribu Bukit itu gelap gulita. Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Gayo Lues Ir. Rasidin Porang yang dikonfirmasi, Selasa 13 Januari 2015 membenarkan adanya sejumlah PLTMH diterjang banjir bandang, dan saat ini pihaknya tengah mengupayakan perbaikan agar listrik tetap bisa dinyalakan. “Ada beberapa PLTMH yang diterjang banjir bandang, dan ini murni musibah aki-
bat curah hujan tinggi, sehingga PLTMH tidak bisa difungsikan, bahkan sebagian PLTMH sudah terancam hanyut dibawa arus sungai,” katanya. Ditambahkan, PLTMH yang kini mengalami kerusakan adalah PLTMH Badak Uken Kecamatan Dabun Gelang, Aih Selah, dan PLTMH Putri Betung, sedangkan sisanya hingga saat ini masih normal. “Intake PLTMH yang di Badak Uken terancam hanyut, soalnya arus sungai sudaj dekat mesin PLTMH, dan kami sudah mengerahkan alat berat agar sungai bisa dikembalikan keposisi semula, dan kami belum bisa pastikan kapan akan bisa dioperasikan kembali, karena arus sungai masih sangat deras,” tukas Rasidin Porang.r
Aih Palok mengamuk, Padi Gagal Panen Laporan Anuar Syahadat dari Blangkejeren
H
UJAN deras yang melanda kawasan dataran tinggi Gayo Lues Rabu (7/1) hingga Kamis (8/1) menyebabkan sungai Aih Palok yang mengarah ke Kala Pinang meluap. Puluhan hektar padi warga yang hendak di panen dan sudah usai panen digenangi air. Kabag Humas Pemkab Gayo Lues Syafrudin Kamis (8/1) sekitar pukul 03:00 Wib yang menghubungi wartawan mengatakan, sungai Aih Palok yang berlokasi di Desa Badak tiba-tiba meluap mencapai jembatan setempat. “Saat ini sedang banjir di Desa Badak Kecamatan Dabun Gelang, puluhan rumah warga yang berlokasi agar rendah juga digenangi air, begitu juga dengan persawahan warga yang saat ini ditutupi lumpur dan digenangi air,” kata Kabag Humas.
Pantauan LintasGayo.co Kamis siang puluhan hektar sawah milik warga yang digenangi air tersebut dimulai Aih Kul, Desa Badak, dan Desa Leme. “Airnya sekarang sudah susut, tinggal sisa-sisa lumpur lagi yang menutupi sawah, bahkan sebagian padi tidak bisa di panen karena hanyut dihantam air tadi malam,” kata Idin salah satu warga Desa Badak. Idin melanjutkan, luapan air sungai tadi malam juga menyebabkan sebagian sawah warga tidak bisa ditanami kedepan, pasalnya, alur sungai yang sebelumnya lurus kini membuat alur lain hingga sawah warga terkena abrasi yang cukup dalam. “Kami berharap Pemerintah Daerah memperhatikan nasib petani di Desa Badak dan Desa lainnya yang ditimpa musibah ini. Sungai ini terkenal ganas, kedepan kiranya perlu dibangun tanggul atau beronjong,” pinta Idin.r
EDISI 19 lintasgayo
lintasgayoco
lintasgayo
tersisa satu unit kantor kepala kampong lagi yang belum terbangun, terang M.Daud. Selain pembangunan kantor Desa melalui P2KB tahun 2014 ini, juga ada 4 (empat ) Kampung melaksanakan pembangunan sanpras dan mobile serta penyusunan profil kampong untuk 12 Desa yang ada di wilayah tersebut. “Alhamdulilllah tem kegiatan tersebut telah final seratus persen,” ucap Camat Bener Kelipah ini. Sementara Bupati Bener Meriah Ir. Ruslan Abdul Gani dalam arahannya mengharapkan agar seluruh kepala kampung (reje) maupun Beldel (Sekdes) serta aparatur Kampung dapat memfungsikan kantor desa yang diresmikan itu guna meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dimasing-masing kampung.
22 Januari 2015
“ Saya berharap agar sarana umum yang dibangun oleh pemerintah ini dijaga , dirawat dan difungsikan sehingga bermanfaat untuk masyarakat,” pintanya. Sebelum kepala kampung melaksanakan tugasnya di kantor yang baru dibangun tersebut para tokoh adat dan ulama setempat melaksanakan do’a dan menyajikan pulut kuning kepada tamu dan undangan yang hadir. Hadir dalam acara Munik ni Reje dan peresmian kantor kepala Kampung di kecamatan Bener Kelipah segenap unsur Forkopimda dan Forkopimda plus, ketua MAA Bener Meriah dan anggota, para kepala SKPK, Badan dan Kantor, para Camat dan perwakilan masyarakat Bener Kelipah.r
Bupati Bener Meriah Minta “Bedel” Urusi Kantor Desa Laporan Abdul Rahman dari Redelong
S
ALAH satu tujuan dari pembangunan Kantor Desa adalah untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Dengan diresmikannya pusat pelayanan ini diharapkan seluruh Bedel (Sekretaris Desa) dapat berperan aktif dan melayani masyarakat terkait urusan administrasi maupun melaksanakan musyawarah di ruangan kantor desa. Hal tersebut diungkapkan Bupati Bener Meriah Ir. H. Ruslan Abdul Gani, Dipl,SE, dalam setiap kunjungan kerjanya maupun
pada acara adat munikni reje yang dirangkai dengan peresmian pembangunan Kantor Desa program Kampung Belangi di daerah tersebut. Dikatakan Ruslan Abdul Gani, kantor desa bukan hanya diduduki oleh reje atau kepala kampung semata, namun para Bedel maupun aparat kampung lainnya dapat memanfaatkan ruangan kantor untuk urusan segala administrasi masyarakat. “Saya berharap kantor desa yang telah dibangun dan difasilitasi dengan sarana serta mobiler ini dapat dijaga dan dimanfaatkan untuk keperluan masyarakat, “ jelas Bupati Bener Meriah Ruslan Abdul Gani.r
Bupati Bener Meriah Ruslan Abdul Gani bersama kepala kampung. (Lintas Gayo/Abdul Rahman)
Program Kampung Belangi di Kecamatan Bener Kelipah Final Laporan Abdul rahman dari Redelong
C
AMAT Bener Kelifah M.Daud Wih Ilang, SE mengatakan kegiatan Program Pembangunan Kampung Belangi ( P2KB) tahun 2014 di wilayah tersebut telah final dilaksanakan kendatipun sedikit mengalami keterlambatan dari agenda atau jadwal yang di rencanakan sebelumnya. Hal tersebut disampaikan Camat Bener Kelipah pada acara peresmian 8 unit kantor kepala Kampung oleh Bupati Bener Meriah Ir. Ruslan Abdul Gani, yang dipusatkan secara simbolis di Kampung Bandar Jaya kecamatan Bener Kelipah, belum lama ini. Dalam laporannya M.Daud Wih Ilang,
SE menyebutkan jumlah kampung yang ada dalam wilayah kecamatan Bener Kelifah sebanyak 12 Kampung. Pada tahun 2014 ini melalui program Kampung Belangi telah dibangun 8 (delapan) Unit Kantor Kepala Kampung, sedangkan pada tahun sebelumnya yakni 2011 -2013 melalui sunber dana APBA yang dilaksanakan oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat (BPN) telah membangun 3 unit kantor desa dan saat ini telah difungsikan. Ketiga Kantor Desa yang dibangun BPM tersebut antara lain kantor kepala Kampung BKU, kantor Kepala Kampung Jongok Muluem dan kantor kepala Kampung Kala Tenang, dengan demikian di wilayah kecamatan Bener Kelipah hanya
Selundupkan 60 Kg Ganja, Pers Kodim Gayo Lues Amankan Dua Warga Binjai Laporan Anuar Syahadat dari Blangkejeren
A
NGGOTA TNI Pers Intel Kodim 0113/Gayo Lues yang melakukan patroli di ke bagian Desa Bengkik Kecamatan Blangpegayon mencurigai
adanya gerak-gerik mencurigakan dari pedagang Sapu Ijuk, Kain Pel Sapu Lidi menuju Medan, pasalnya, penjual barang kelontong yang menggunakan satu unit Mobil Pick-Up Grand Max tersebut tidak pernah terlihat di Gayo Lues. Merasa curiga, anggota TNI Pers In-
H. 14
Keber Ari Gayo
tel Kodim 0113/GL melakukan pengejaran hingga 5 Km lebih, dan berhasil menyetop kendaraan itu di Km 12 Desa Palok Kecamatan Blangkejeren, dari hasil penggeledahan yang dilakukan di dalam Bak mobil, anggota TNI menemukan Ganja kering yang hendak diselundupkan ke Medan, serta mengamankan Dua orang pelaku. “Kedua Pelaku tersebut adalah Mulyadi (34) warga Binjai dan Zulkarnaen (29) warga Binjai yang mengeluti usaha wiraswasta. Kedua pelaku itu mencoba menyelundupkan Ganja kering Dua Goni yang dibungkus rapi menggunakan plastic, dengan berat 60 Kg” kata Andi salah satu anggota Polisi Pol-
EDISI 19 lintasgayo
res Gayo Lues yang melaporkan kepada wartawan. Setelah anggota Kodim berhasil menggagalkan penyelundupan Ganja tersebut, kedua TSK kemudian di amankan di Kantor TNI guna diserahkan kepada Polres Gayo Lues bagian Satuan Narkoba yang menangani kasus Ganja di Gayo Lues. “Di Polres Gayo Lues nantinya akan diselidiki lagi lebih lanjut terkait penyelundupan Ganja itu, dan ini baru informasi awal yang di dapatkan, nanti akan dikembangkan lagi oleh anggota Kepolisian terkait kepemilikan barang dan sumber barangnya,” katanya.r
Bandara Senubung Tunggu Izin Dirjen Perhubungan Udara Laporan Anuar Syahadat dari Blangkejeren
J
ANJI Bupati Gayo Lues H Ibnu Hasyim yang mengatakan di awal Januari 2015 sudah dioprasikan Bandar Udara (Bandara) Perintis Senubung masih menyisakan tanda tanya, pasalnya, hingga saat ini belum ada informasi jelas kapan dimulai penerbangan dari Gayo Lues ke Medan dan Gayo Lues menuju Banda Aceh. Sekretaris Dinas Perhubungan Gayo Lues, Syamsudin Ali S Pd Rabu (14/1)
lintasgayoco
22 Januari 2015
lintasgayo
Blangkejeren ke Medan dan dari Blangkejeren ke Banda Aceh dijadwalkan 2 kali dalam seminggu, tetapi usulan itu baru bisa terwujud jika disetujui oleh Dirjen Perhubungan Udara Pusat. “Kalau masalah Terminal tidak ada, ada perumahan warga yang menghalangi, dan masalah pagar pengaman, itu tidak ada kaitannya, saat ini tinggal izin dari Dirjen lagi, kalau sudah ada izin, dengan segera bisa dijadwalkan penerbangan dan ongkos pesawatnya,” katanya. Kepastian pengoperasian Bandara Senubung tinggal menunggu hasil dari Kabid yang saat ini berada di Jakarta. Timpal Syamsudin. Meyangkut pembangunan Terminal dan lainnya, Syamsudin Ali juga mengatakan di tahun 2014 yang lalu telah diusulkan kepada Mentri Perhubungan seban-
yak Rp 50 Milyar, anggaran yang diajukan tersebut akhirnya dikabulkan dan akan dikucurkan pada tahun 2014 itu juga. Yang menjadi masalah waktu itu, setiap instansi dipotong anggaran 30 Persen, terakhir anggaran Rp 50 Milyar itu tidak jadi dicairkan karena potongan menyangkut masalah BBM itu, terpaksa di usulkan lagi di tahun ini,” katanya anggaran yang dibutuhkan untuk penyempurnaan Bandara Senubung harus ke bagian teknis langsung. Seperti diberitakan media ini sebelumnya, pengoperasian Bandara Senubung tidak bisa beroperasi jika beberapa faktor teknis keamanan penerbangan belum dipenuhi, diantaranya tenaga teknis komunikasi, terminal, pagar dan pemindahan rumah warga yang dinilai berdekatan dengan Bandara tersebut.r Proving Flight di Bandara Senubung. (IST)
saat ditemui di ruang kerjanya mengatakan kepastian pengoperasian Bandara Senubung masih belum ada kapan dan berapa ongkos pesawat ke Medan dan Banda Aceh. “Saat ini Kepala Dinas sedang berada di Medan, sedangkan Kabid yang menagani masalah Bandara sedang berada di Jakarta untuk mengurus surat izin penerbangan beserta kode penerbangan untuk Kabupaten Gayo Lues,” ungkap Syamsudin. Dalam surat usulan ke Dirjen Udara, kata Syamsudin Ali, penerbangan dari
INNALILLAHI WA INNA ILAIHI RAJI’UN
JAJARAN PT. LINTAS GAYO KORPORA DAN REDAKSI LINTASGAYO mengucapkan turut berduka sedalam-dalamnya atas berpulangnya ke Rahmatullah
Alm. Usman Umar (Ayah dari Yusradi Usman al-Gayoni)
Selasa 13 Januari 2015 pukul 13.00 Wib di RSU Bunda Lhokseumawe. Dan telah dikebumikan di Pekuburan Keluarga Jeret Dele Pediwi Bebesen, Rabu 14 Januari 2015 Semoga amal ibadah Alm. Usman Umar diterima Allah SWT dan keluarga yang ditinggalkan diberi kesabaran
Maharadi Wakil Direktur
Khalisuddin Pemimpin Redaksi
H. 15
Sara Sagi
EDISI 19 lintasgayo
lintasgayoco
lintasgayo
P
ADA suatu malam, persisnya saya tidak tahu, tapi pastinya di tahun 2011. Saya diperkenalkan kepada seseorang oleh Pak Muhammad Syukri, orang pemerintahan di Kabupaten Aceh Tengah yang pada hari itu menjadi juara I lomba menulis yang diselenggarakan Walhi Aceh. Disebuah restoran berlebel Amerika Serikat dikawasan Simpang Limong Banda Aceh, sambil menikmati jus segar, mengawali perkenalan saya dengan seseorang yang bernama Khalisuddin. Sosok sederhana dimata saya, meskipun ia menjabat posisi penting di sebuah media (komunitas) online di dataran tinggi Gayo, yang diberi nama LintasGayo.com yang sejak 2013 ‘terpaksa’ membangun satu media online lagi bernama LintasGayo.co. Dari cerita malam yang juga dihadiri seorang seniman yang duluan saya kenal dengan panggilan Joe Samalanga. Cerita malam itu mengalir
Iranda Novandi.
Sekolah Menulis itu Bernama ‘Lintas Gayo’ menyejukan bagaikan, aliran sungai Peusangan yang mengairi lima kabupaten/kota di Aceh. Berbagai cerita, ide, harapan terbangun dalam percakapan kami ber-empat. Intinya bagaimana bisa memberi pencerahan dan pencerdasan kepada masyarakat Gayo secara luas, baik di Aceh Tengah, Bener Meriah, Gayo Lues dan Aceh Tenggara, juga terhadap masyarakat Gayo perantauan dimanapun berada dibelahan bumi ini. Selepas pertemuan tersebut. Mulai malam itu, salah satu situs yang selalu saya buka setiap harinya adalah LintasGayo.com dan LintasGayo. co setelah dibangun Khalisuddin dan kawan-kawan disamping web atau situs lain yang saya gunakan untuk memperkuat referensi saya sebagai seorang wartawan. Meskipun hanya sebentar, setiap hari selalu saja saya lirik apa yang disajikan oleh tim kreatif LintasGayo. Kondisi ini terus berulang setiap harinya. Hingga suatu saat tanpa sebab, tiba-tiba LintasGayo tidak bisa di akses. Error tersebut sampai berapa hari terjadi. Anehnya, saya merasa kehilangan, seakan ada yang kurang, saat saya berhadapan dengan monitor Laptop. Rasa rindu yang mendalam itu sirna, saat LintasGayo kembali online dan bisa di akses. Sejak saat itu, saya intens mengikuti perkembangan LintasGayo, baik sekedar ingin mengetahui apa yang terjadi dikampung
Iranda Novandi
halaman, atau apa saja aktivitas masyarakat Gayo dibelahan dunia ini. Hingga suatu hari, sayapun merasa ingin ikut berbagi di LintasGayo ini. Hal itu saya lakukan lewat diskusi via HP, chat facebook, atau kopi darat sama teman Khalisuddin saat ia ke Banda Aceh dan kedekatan saya dengan tim kreatif LintasGayo semakin terasa, saat mereka datang ke Banda Aceh untuk mengisi sebuah acara di Aceh TV dalam acara Keberni Gayo yang diasuh seorang tokoh Gayo di Banda Aceh Jamhuri. Hubungan yang intens tersebut terus terbangun, bukan saja dengan Khalisuddin, namun juga dengan yang lainnya seperti Darmawan Masri. Salah satu tulisan lelaki lajang ini membuat saya terpincut yakni tentang Matematika (maaf saya tak ingin persis judulnya), lalu ada juga Win Ruhdi Bathin, yang lebih dahulu saya kenal lewat tulisan dan foto-fotonya, baru orangnya. Ada juga penulis perempuan yang bernama Ria Devitariska. Tulisan cewek satu ini, saya sukai, karena cara penyajiannya yang bertutur atau cerita yang mengalir, ringan dan mudah dipahami. Kian lama, makin banyak yang saya kenal, secara karakter skillnya. Sebut saja, Salman Yoga, yang kerab saya kenal puisinya di harian Analisa tempat saya bekerja. Sedangkan oran-
gnya baru saya kenal, sejak mengenal LintasGayo. Begitu juga anak muda jenius dimata saya yakni Salihin, ahli IT, yang juga web master dari LintasGayo ini. Kenapa jenius, karena ide-ide segarnya kerab muncul untuk memperkenalkan Gayo kepada dunia lewat dunia maya. Terakhir saya berbincang dengannya saat usai pendaftaran Fauzan Azima sebagai calon Dewan Perwakilan Daerah, April lalu. Satu ide brilian yang saya tangkap, ia ingin ada atau membuat pustaka online tentang Gayo dan satu lagi membuat GPS atau Gayo Map. Sehingga siapa saja yang datang ke Gayo bisa dibantu dengan GPS atau Gayo Map itu. Selain tim kreatif LintasGayo, saya juga mulai mengenal satu per satu mahasiswa, guru, dosen, masyarakat, tokoh Gayo yang cerdas, pintar dan mempunyai cita-cita luhur untuk mencerdaskan masyarakat Gayo. Mereka itu saya kenal lewat tulisan-tulisan mereka yang senantiasa memberikan kontribusi positif bagi masyarakat Gayo lewat ide-ide segarnya lewat tulisan yang selalu di muat di LintasGayo. Tanpa sadar, saya berpikir bahwa LintasGayo ini adalah sekolah menulis bagi masyarakat Gayo, bahkan bagi masyarakat Indonesia. Sebab, bukan saja urang Gayo, namun banyak juga penulis dari berbagai daerah di Indonesia ikut menulis di media ini, meski tanpa ada honor, layaknya sebuah media massa umum lainnnya. Bagai ruang terbuka, LintasGayo
22 Januari 2015
membuka lebar kesempatan untuk siapa saja untuk mau menulis di media ini, tanpa mengenal dari mana (belah: Gayo-pen), suku apa, bahkan tingkat atau status sosial dari penulis tersebut. Kesempatan menulis yang terbuka lebar ini, saya pikir tidak pernah akan ada di media manapun. Sungguh beruntung rasanya urang Gayo, jika mampu memanfaatkan media ini sebagai batu loncatan menuju jenjang menulis professional, tidak mesti jadi wartawan yang sesunggunya. Sederhanya, berapa biaya yang harus dikeluarkan, jika ingin mengikuti sekolah khusus menulis? Tentu sulit untuk bisa menjawabnya dengan angka pasti. Makanya, saat beberapa hari lalu, LintasGayo kembali error, hati saya kembali menangis. Sebab, betapa banyak urang Gayo diberbagai daerah di Indonesia bahkan luar negeri ingin berbagi informasi lewat tulisan terhenti semangatnya. Terakhir, marilah kita terus berbagi lewat tulisan, jadikan LintasGayo ini jadi sekolah sekaligus guru “spiritual” untuk awal menulis. Memang, tidaklah sesempurna layaknya sebuah universitas atau Perguruan Tinggi atau sekolah jurnalitik/menulis yang memang sudah professional. Namun, apa yang dilakukan LintasGayo ini sudah teramat besar. Kreativitas anak-anak muda Gayo ternyata tidak hanya mentok pada karya online saja, tepatnya setahun lalu, 7 Januari 2014 (yang kebetulan hari lahir saya) Tabloid LintasGayo resmi terbit dan beredar di tengah masyarakat Gayo, Aceh dan nasional. Kehadiran Tabloid LG ini menjadi referensi tentang Gayo di tengah derasnya arus informasi dari berbagai daerah dan dunia. Sajian Tabloid ini juga tergolong unik, sebab banyak menyajikan tentang berbagai hal tentang daerah yang dikemas menarik menjadi isu yang bisa menasional. Selain itu nilai pelestarian budaya dan tradisi juga sangat kental di tabloid ini. Disisi lain, rasa kepedulian terhadap daerah juga diperlihatkan. Salah satu buktinya, saat gempa 6,2 SR yang melanda Gayo (Aceh Tengah dan Bener Meriah) media ini secara intens menyajikannya baik online dan cetak. Keberpihakan media akan bencana ini memang mutlak dibutuhkan. Sebab ini sesuai dengan fungsi per situ sendiri yakni unsur mendidik dan kontrol sosial. Terakhir, selamat kepada Tabloid LintasGayo yang sudah berusia satu tahun. Ibarat baik, ia sudah mulai tengkurap dan merangkak. Maka merangkaklah dengan gesit dan cepat berjalan. Tentunya di jalur utama arus media meinstrem di bumi Gayo. Terimakasih LintasGayo.r Penulis, wartawan Harian Analisa di Banda Aceh/Direktur Diklat PWI Aceh Priode 2010-2015/Kepala Sekolah Jurnalisme Indonesia (SJI) Aceh.
EDISI 19
H. 16
lintasgayo
lintasgayoco
www.lintasgayo
22 Januari 2015
PARA CAMAT DAN STAF KECAMATAN
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BENER MERIAH Mengucapkan
Dirgahayu
BENER MERIAH
11
Ke
7 JANUARI 2004
7 JANUARI 2015
Semoga Tetap Jaya dan Menuju Masyarakat Madani TTD
Mukhtar, BA Camat Pintu Rime Gayo
Armiza, A.Ma.Pd Camat Gajah Putih
Sasmanto, SE Camat Timang Gajah
Mawardi, S.Ag Camat Wih Pesam
Syarahdin, SE Camat Bukit
Drs. Munawar, SH, MM Camat Bandar
Lukman, SE Camat Mesidah
M. Daud Wih Ilang Camat Bener Kelipah
Adli Salim, SE Camat Permata
Kamaruddin, BA Camat Syiah Utama
MUSYAWARAH KELOMPOK KEPALA SEKOLAH (MKKS)
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN BENER MERIAH Mengucapkan Selamat dan Sukses
Dirgahayu
BENER MERIAH Ke
7 JANUARI 2004
11
7 JANUARI 2015
Semoga Tetap Jaya dan Menuju Masyarakat Madani Nama Sekolah
Kepala Sekolah
KECAMATAN BUKIT SMP Negeri 1 Bukit Fajriati, S. Pd SMP Negeri 2 Bukit Kamaruddin, S.Pd SMP Negeri 3 Bukit Mokmeli. S.Pd SMP Negeri 4 Bukit Drs. Samsuddin SMP Negeri 5 Bukit Raudhah, S. Pd SMP Terpadu Bustanul Safriadi, S. Pd Arifin SMP Terpadu Semayoen Maswandi, S.Pd Nusantara SMP Swasta Blang Masrura Panas
Nama Sekolah Teritit SMPLB Pante Raya
Kepala Sekolah Nur Aini
KECAMATAN TIMANG GAJAH SMP Negeri 1 Timang Sistiarti, S.Pd Gajah SMP Negeri 2 Timang Dra. Zuraini Gajah SMP Negeri 3 Timang Nurdin, S.Pd.I Gajah SMP Negeri 4 Timang Sabardi, S.Pd Gajah SMP Negeri 5 Timang Abdullah MD, S. Ag KECAMATAN WIH PESAM Gajah SMP Negeri 1 Wih M. Ali, S.Pd SMP Negeri 6 Timang Mulyadi, S. Pd Pesam Gajah SMP Negeri 2 Wih Jaliman, S.Pd SMP Negeri 8 Satap Zilry. S.Pd Pesam Cekal SMP Negeri 3 Wih Idris. S.A. Md. Pd SMP Negeri 7 Satap Sulman. S.Pd Pesam Pantan Kemuning SMP Muhammadiyah 11 Ridwan SMPLB Restu Permata
Nama Sekolah
Kepala Sekolah
Bunda KECAMATAN PINTU RIME GAYO SMP Negeri 1 Pintu Drs. Mulwin Rime Gayo Sulistio SMP Negeri 2 Pintu Hairi, S. Pd Rime Gayo SMP Negeri 3 Pintu Wahyudi Safutra, Rime Gayo S. Pd SMP Negeri 4 Pintu Drs. Alam Midi Rime Gayo SMP Negeri 3 Satu Atap Dra. Idaryani Pintu Rime Gayo SMP Negeri 4 Satu Atap Armayansyah Pintu Rime Gayo SMP Negeri 5 Satu Atap Yusri Pintu Rime Gayo KECAMATAN BANDAR SMP Negeri 1 Bandar Jasman.S.Pd SMP Negeri 2 Bandar Ngatijo, S. Pd
Nama Sekolah
Kepala Sekolah
SMP Negeri 3 Bandar Mus Indrianin grum,S. Pd SMP Negeri 4 Bandar Drs. Husni SMP Negeri 5 Bandar Sunarto, S. Pd SMP Negeri Satap 6 Bahtiar, A.Ma. Pd Bandar SMP Swasta Janarata Asmawati, BA SMP Muhammadiyah 13 Jemelah Janarata SMP Terpadu Syafi’i Darussa'adah SMP Swasta Haqqul Amiruddin, S.Pd Mubin SMPLB Pondok Gajah Wahdah, S.Pd
Nama Sekolah
Kepala Sekolah
SMP Negeri 6 Satu Atap Muslim Hakim, S.Pd Wih Tenang Toa SMP Negeri Satap 5 Talib, S. Pd Penosan Jaya SMP Terpadu Bustanul Tgk Abd. RahUlum man, S. HI SMPS Terpadu Rohmah Khazanatul Hikam KECAMATAN SYIAH UTAMA SMP Negeri 1 Syiah Saiful Bahri, S. Pd Utama SMP Negeri 2 Syiah Jamaluddin, S. Pd Utama SMP Negeri 3 Syiah Ramlan, S. Pd KECAMATAN PERMATA Utama SMP Negeri 1 Permata Rahmaddin, S.Pd SMP Negeri 5 Satap Wih Abd. Rahman, S. Pd SMP Negeri 2 Permata Sufirman, S.Pd Resap SMP Negeri 3 Permata Drs. Zulyadi SMP Negeri 3 Rusip Muklis. S.Pd SMP Negeri 4 Satu Atap Arjuansyah, S. Pd SMP Negeri 4 Satap Muhdan Aula, S.Pd Permata Cemparam
MKKS Wilayah I Bandar
MKKS Wilayah II Wih Pesam
Jasman, S.Pd Ketua
M. Ali S.Pd Ketua
EDISI 19
H. 17
lintasgayo
lintasgayoco
lintasgayo
PEMERINTAH KABUPATEN GAYO LUES Mengucapkan
Selamat Milad Ke
1
TABLOID 7 Januari 2014 - 7 Januari 2015 “Semoga Semakin Cerdas dan Mencerdaskan” H. Ibnu Hasyim, S.Sos, MM Bupati
Adam, SE, M.AP Wakil Bupati
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TENGAH
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA PEMUDA DAN OLAHRAGA Mengucapkan
Selamat Milad Ke
1
TABLOID 7 Januari 2014 - 7 Januari 2015 “Semoga Semakin Cerdas dan Mencerdaskan” Drs. Amir Hamzah, MM Kepala Dinas
22 Januari 2015
H. 18
Aceh Tengah
EDISI 19 lintasgayo
lintasgayoco
lintasgayo
22 Januari 2015
Pengulu Gayo dan Pengulu Kemili serahkan Tanah Paya Ilang kepada Pemkab Aceh Tengah “Kegiatan hari ini memiliki makna yang dalam, yaitu meneruskan nilai-nilai luhur dari ahli waris Pengulu Gayo dan Pengulu Kemili agar tanah ini dikelola untuk kepentingan masyarakat luas”, imbuh dia. Nasaruddin berjanji akan berpegang teguh pada amanah yang diberikan pemerintah daerah hanya akan membangun fasilitas untuk kepentingan umum. “Penyerahan ini bukan terjadi secara tiba-tiba, tetapi sudah melewati musyawarah dari kedua keluarga besar baik Pengulu Gayo maupun Pengulu Kemili. Oleh karenanya kami memegang teguh amanah ini”,
Bupati Aceh Tengah menerima berkas penyerahan tanah Paya Ilang dari pemilik tanah. (IST)
A
SET tanah milik Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah bertambah setelah Pengulu Gayo dan Pengulu Kemili melalui ahli waris masing-masing menyerahkannya tanah Paya Ilang untuk dipergunakan bagi kepentingan masyarakat. Prosesi serah terima tanah Paya Ilang ini berlangsung sederhana,Rabu, 31 Desember 2014 di halaman gedung KIUR kompleks terminal bus terpadu Paya Ilang dengan dihadiri Bupati Aceh Tengah, Nasaruddin, Wakil Bupati Khairul Asmara serta sejumlah tokoh yang tergabung dalam Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda). Dalam kesempatan tersebut, ahli waris Pengulu Gayo oleh H. Zainal Abidin dengan suara bulat menyatakan kesediaannya menyerahkan tanah miliknya kepada pemerintah daerah.”Selaku ahli waris Pengulu Gayo menyerahkan tanah Paya Ilang kepada pemerintah daerah”, ucapnya. Meski telah menyerahkan tanah milik keluarganya, Haji Zainal meminta agar Pemerintah Daerah tetap menjalin komunikasi dengan pihaknya apabila akan mendirikan bangunan di atas tanah yang baru saja diserahkan. Secara spesifik ia juga meminta sejumlah syarat yang harus dipenuhi setiap kali pemerintah hendak mendirikan bangunan di kawasan Paya Ilang.”Harus untuk kepentingan umum, bukan kepentingan pribadi atau golongan. Ini amanah dari Muyang Datu saya”, ujar Haji Zainal. Senada dengan Haji Zainal, Ahli waris Pengulu Kemili Usman AR juga dengan suara meyakinkan menyatakan kesediaannya menyerahkan tanah warisan kepada Pemerintah Daerah. “Atas nama Pengulu Kemili menyerahkan tanah irigasi Paya Ilang kepada pemerintah daerah”, ucapnya. Sama dengan Pengulu Gayo, Usman AR juga meminta agar pemerintah daerah
senantiasa menjalin kerja sama dengan pihak ahli waris dan masyarakat kampung sehingga apapun program pemerintah di atas tanah wakaf tidak akan menimbulkan masalah apapun. Acara tersebut diwarnai dengan penandatanganan surat pernyataan penyerahan tanah tamak dari para ahli waris disertai penyerahan surat pernyataan dari ahli waris kepada pemerintah daerah yang langsung diterima oleh Nasaruddin. Saat memberikan arahan, Nasaruddin mengatakan penyerahan aset dari kedua ahli waris merupakan momen penting.”Ini penting, bukan hanya saat ini, tapi juga untuk masa yang akan datang”, ujar Nasaruddin.
ujarnya. “Tanah Paya Ilang ini hanya boleh untuk kepentingan masyarakat yang manfaatnya langsung dapat dirasakan manfaatnya, seperti terminal, pasar dan kedepan juga ada untuk pertapakan kantor imigrasi”, tegasnya. Sesaat sebelum turun podium, Nasaruddin mengajak segenap hadirin untuk berdoa kepada Allah agar Pengulu Gayo dan Pengulu Kemili diberikan pahala, juga kepada para ahli waris yang telah menyerahkan tanah mereka untuk kepentingan umum.r
Paya Ilang Jadi Pusat Kawasan Pelayanan Publik Di Takengon
R
ENCANA Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah untuk menjadikan kawasan Paya Ilang Kecamatan Bebesen menjadi pusat pelayanan aktivitas masyarakat secara terpadu di kota Takengon mulai terealisasi, terlebih lokasi yang dulunya rawa ini telah diserahkan empunya melalui ahli waris Pengulu Gayo dan Pengulu Kemili menjadi aset Pemda Aceh Tengah. Saat ini, pemerintah daerah terus meleng-
kapi berbagai fasilitas dan prasarana untuk menunjang pelayanan kepada masyarakat seperti Terminal Terpadu, pasar, gudang dan pasar lelang kopi serta perkantoran perhubungan. Sejalan dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat Aceh Tengah dewasa ini, pemerintah daerahpun berencana menambah kembali pusat layanan informasi dengan menempatkan Kantor Radio Republik Indonesia (RRI) dan Kantor Imigrasi di Paya Ilang.r
Kantor Imigrasi dan RRI akan Dibangun di Paya Ilang
K
ANTOR Kemigrasian Takengon yang masih menempati bangunan sementara di bekas kantor UPTD Pendidikan Kebayakan rencananya akan dibangun secara permanen lokasi Paya Ilang. Rencana ini dicetuskan Bupati Aceh Tengah, Ir. H. Nasaruddin, MM usai mengikuti acara serah terima tanah warisan Pengulu Gayo dan Pengulu Kemili di Paya Ilang, Rabu, 31 Desember 2014. Kepada sejumlah wartawan, Nasaruddin mengatakan Paya Ilang memang kawasan yang cocok untuk dijadikan sebagai kawasan perkantoran. “Kita akan bangun kantor Imigrasi di sini
(Paya Ilang, red), mengingat kebanyakan yang mengurus pasport di daerah kita terdiri dari orang tua yang berniat menunaikan ibadah haji dan umrah”, ujar Nasaruddin. Bahkan orang nomor satu di Aceh Tengah itu mengatakan akan menyediakan lahan untuk RRI Takengon yang saat ini masih menempati ruangan sempit di kawasan Kemili. “Untuk RRI juga kita siapkan sejumlah lahan yang nantinya bisa dibangun kantor RRI yang lebih representatif”, imbuh Nasaruddin. Lebih lanjut dikatakan Bupati, pihaknya akan terus berkonsentrasi untuk mengurus dokumen tanah yang baru saja diserahter-
imakan dari keluarga ahli waris Pengulu Gayo dan Pengulu Kemili, termasuk dengan mengurus sertifikat ke Badan Pertanahan Nasional (BPN). Aset berupa tanah milik Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah bertambah setelah Pengulu Gayo dan Pengulu Kemili melalui ahli waris masing-masing menyerahkannya kepada pemerintah daerah untuk dipergunakan bagi kepentingan masyarakat. Sejumlah pimpinan daerah tampak hadir, mulai dari Bupati Aceh Tengah, Nasaruddin, Wakil Bupati Khairul Asmara serta sejumlah tokoh yang tergabung dalam Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda).r
H. 19
Opini
EDISI 19 lintasgayo
lintasgayoco
lintasgayo
Mengapa Harus Bernama Bener Meriah?
Hammaddin*
K
ABUPATEN Bener Meriah merupakan hasil pemekaran dari kabupaten Aceh Tengah dengan jumlah penduduk ±115.569 jiwa yang tersebar di 10 kecamatan. Kabupaten ini termasuk masih muda di dalam wilayah pemerintahan Aceh. Setelah resmi menjadi daerah otonomi pada tahun 2003 berdasarkan UU No 41 tahun 2003 tentang pembentukan kabupaten Bener Meriah tanggal 18 Meret 2003 yang sekarang memasuki usia yang XI. Terbentuknya kabupaten Bener Meriah merupakan langkah awal untuk memulai percepatan pembangunan menuju masyarakat yang lebih sejahtera. Tujuan pembentukannya adalah untuk mempercepat proses pembangunan sehingga dalam waktu yang cukup singkat dapat berdiri sejajar dengan kabupaten lainnya di Provinsi Aceh. Kabupaten yang seluruh wilayahnya berada di kawasan penggunungan ini mayoritas penduduknya beretnis Gayo yang masih mengandalkan sektor pertanian sebagai mata pencaharian utama, budidaya wortel, kentang, bawang, cabe, coklat, vanila dan lain sebagainya. Sementara di sektor perkebunan, kopi merupakan komoditi unggulan. Sejarah Bener Meriah Menurut suatu sumber, kata Bener Meriah berasal dari bahasa Gayo yang terdiri dari 2 buah kata, Bener artinya dataran yang luas. Sedangkan Meriah artinya senang. Jadi dapat disimpulkan bahwa arti Bener Meriah adalah sebuah dataran yang luas dan menyenangkan. Ada juga yang mengatakan Bener Meriah adalah pangeran pada masa kerajaan Linge yang makamnya diyakini terletak di daerah Samarkilang, kecamatan Syiah Utama, kabupaten Bener Meriah. Pendapat lain mengatakan Bener Meriah memiliki hubungan dengan legenda “Gajah Putih”. Yaitu di ambil dari nama abang kandung Segenda yang berhasil membawa Gajah Putih dari Negeri Linge ke Kute Reje (Banda Aceh sekarang) yang bernama Meria. Mereka adalah putra raja Linge XIII (M. Saleh Bukit) yang beribukan puteri keluarga Sultan Malaka. Ayahanda mereka (Raja Linge XIII) wafat ketika menjalankan tugas sebagai wakil Kerajaan Aceh dalam pemerintahan Sultan Johor (Tahun 938 H-1533 M) yang dipimpin Sultan Alaoedin Mansoer Syah Bin Sultan Mahmud Syah dan beliau juga ditugasi memimpin sebuah pulau dekat Selat Malaka dengan program pokok mengembangkan kerajaan Johor dalam menghadapi Portugis (lihat
Ketika kabut tipis masih membalut perbukitan. Ufuk timur masih berupa hamparan kabut putih. Semilir angin gunung yang sejuk. Cahaya mentari mulai menjilati pucukpucuk pepohonan. Bumi Bener Meriah mulai tergugah. Telah banyak menjadi saksi bisu perjalanan sejarah. Menghiasi kebesaran bangsa dan negara ini. Anak negerimu santai bersahaja. Lentuman budayamu yang sahdu menggugah semangat. Hasil bumi negerimu mulai dilirik mata dunia. Kopimu terunik di dunia. Pinusmu terbaik di dunia. Tehmu terharum di dunia. Engkau dijuluki ; Bumi Gajah Putih. Miniatur Negeri Eropa Pedalaman. Engkau pecahkan rekor MURI ; Didong melibatkan 2013 orang. Minum kopi terbanyak. Riuhnya kicauan canda burung. Dipucuk pepohonan tinggi. Lambaian daun pinus dan kopi. Saat mentari mengecup horizon. Gelap cepat menyergap. Dingin mulai bersahabat dengan tubuh.
master buku Visiklopedia Bumi Gajah Putih hal 9). Kabupaten Rimba Raya Yang menjadi pertanyaan, mengapa nama kabupaten pemekaran dari Aceh Tengah itu bernama Bener Meriah? Kenapa tidak bernama kabupaten Rimba Raya yang telah begitu mendunianya ? Kalau hanya beralasan pada sebuah legenda semata. Menurut hemat penulis, merasa tidak cukup beralasan sehingga nama tersebut diresmikan sebagai nama sebuah kabupaten. Kita mungkin mengetahui secara filsafat sehingga sesuatu dianggap menjadi sebuah kebenaran secara ilmiah harus melalui proses berpikir yang sistematis (baca ; nagasi-thesa-hipotesa-anti thesa-nagasi baru). Efek psikologis yang ditimbulkanya adalah ada rasa tidak memiliki emosi sebagai wilayah Bener Meriah. Contoh kasus ; ketika ada orang yang menelpon temannya, tapi dia nelponnya (baca ; di Rakal, Timang Gajah, Lampahan, Pante Raya, Teritit, dan Pondok Baru ). Dia tanya, di mana posisi sekarang. Kawannya menjawab, aku sudah di Bener Meriah (baca ; Simpang Tiga). Timbul sebuah pertanyaan. Memangnya ; Rakal, Timang Gajah, Lampahan, Pante Raya, Teritit, dan Pondok Baru bukan wilayah Bener Meriah. Apa Bener Meriah hanya Simpang Tiga. Dan hal ini sering terjadi. Kita terkadang secara membabi-buta mengklim bahwa yang berbau legenda maupun mitos menjadi sebuah kebenaran. Hal ini sebabkan terjadi pengulangan-pengulangan yang terus menerus dari satu ke generasi ke generasi selanjutnya. Apa lagi yang menuturkannya memiliki kharisma atau memiliki akses ke lingkaran kekuatan politik. Pernah dalam suatu acara seminar yang diadakan di Bukit Tinggi-Sumatra Barat, yang kebetulan penulis menjadi salah satu nara sumber sebagai seorang Antropolog. Kita penulis memperkenalkan diri berasal dari Aceh-Bener Meriah. Para audien kurang begitu mengenalnya. Tapi, ketika penulis menyinggung Rimba Raya. Audien langsung dengan spontan menyebut Radio Rimba Raya (baca : R3). Dalam session break, ada seorang peserta seminar bertanya kepada penulis. Mengapa harus Bener Meriah namanya, kenapa tidak Rimba Raya? Penulis hanya menceritakan sesuai dengan cerita di atas. Dia mengomentari, Aceh khan syaria’at Islam, kok masih percaya kepada hal-hal yang berbau takhyul. Dalam Islam jelas masalah ruh adalah urusan tuhan, sesuai den-
gan firman Allah dalam surat Al Israa’ ayat 85 yang berbunyi : Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh, katakanlah roh itu termasuk urusan tuhanku dan tidaklah kamu diberi pengetahuanan melainkan hanya sedikit. Memang harus kita akui secara jujur, kalau nama Rimba Raya dulu ditapalkan sebagai nama kabupaten Bener Meriah. Otomatis kata Rimba Raya sudah begitu menasional, malahan sangat mendunia. Dan banyak kata tersebut tercantum dalam bukubuku sejarah kemerdekaan Indonensia. Dan Negara Republik Indonesia bisa eksis kembali adalah karena jasa kiprah R3. Radio Rimba Raya Siapapun tidak akan dapat membantah, bahwa Indonesia Merdeka karena jasa Radio Rimba Raya (R3), yang terletak di Daerah Dataran Tinggi Tanah Gayo atau tepatnya dikecamatan Pintu Rime, yang sekarang menjadi wilayah bagian kabupaten Bener Meriah (pemekaran dari Kabupaten Aceh Tengah), yang jaraknya ±20 km dari Kota ibu kota Kabupaten yaitu Redelong atau ±39 km jaraknya dari Kota Takengon yang merupakan ibu kota Kabupaten Aceh Tengah, dan ± 61 km jaraknya dari Kota Bireuen. Daerah Rimba Raya ini pada masa Pemerintahan Darurat Republik Indonesia tahun 1948-1949 menjadi tempat pemancar radio. Dan dari sanalah disiarkan pesan-pesan perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Karena pada saat itu Yogyakarta yang merupakan ibu kota Pemerintahan Darurat Republik Indonesia telah dikuasai Belanda. Signal Colling “Suara Radio Republik Indoneia”, “Suara Indonesia Merdeka”, “Radio Rimba Raya”, “Radio Divisi X”, “Radio Republik Indonesia”. R3 sangat berperan sangat besar terhadap kelangsungan pemerintahan Republik Indonesia. Pada Saat itu Belanda telah menguasai ibu kota pemerintahan Indonesia. Dan mengumumkan lewat radio Hiverson (miliki Belanda) kepada dunia, bahwa Negara Indonesia tidak ada lagi. Tapi dengan suara yang sayup lantang dari Dataran Tinggi Tanah Gayo, Radio Rimba Raya mengcansel berita tersebut dan mengatakan bahwa Indonesia masih ada. Akhirnya, akibat berita yang di suara itu, banyak negara dunia dengan serta merta mengakui kemerdekaan Indonesia. Dan dengan ada berita yang disiarkan R3 merupakan pukulan “KO” bagi Pemerintahan Belanda. Ada beberapa alasan yang mendorong didirikan pemancar di belantara hutan tanah Gayo yang di beri nama Radio Rimba Raya.
22 Januari 2015
Pertama; untuk meng-counter suara Radio Belanda yang dipancarkan dari Medan dan Sabang, yang hampir setiap malam melancarkan “psywar” (perang urat syaraf) terhadap para pejuang dan penduduk di daerah republik di Sumatera bagian Utara yakni Aceh dan Sumatera Utara. Perang suara di udara antara R3 yang kadang-kadang menamakan dirinya Suara Indonesia Merdeka dipancarkan semula dari desa Krueng Simpur, terus berlangsung seru dengan radio milik Belanda di Medan, radio Batavia, bahkan juga radio Hilversium di Holland. Debat ini dipantau oleh kepala perwakilan RI di India Dr. Sudarsono lewat radio Penang di Malaya dan meneruskannya kepada kepala perwakilan RI di PBB, L. N. Palar. Inilah dasarnya pihak Belanda memburu dan ingin menghancurkan pemancar ini secepatnya. Karena pengalaman ini pula yang menyebabkan lokasinya selalu berpindahpindah. Dari desa Krueng Simpur, kemudian ditarik ke pengunungan Cot Gue di Aceh Besar. Ternyata di sini pun pemancar ini tidak aman. Akhirnya diinstruksikan lagi oleh GM untuk diamankan di pengunungan Rimba Raya yang terkenal strategis dan punya hutan lebat yang sulit ditembus pesawat terbang Belanda. Kedua; Dengan terpilihnya Dataran Tinggi Tanah Gayo sebagai terugval basis gerilya jangka panjang, sudah tentu diperlukan sebuah pemancar yang memiliki tekanan tinggi dengan kekuatan yang dapat diandalkan. Waktu itu seluruh ibukota provinsi di seluruh Jawa dan Sumatera sudah diduduki Belanda. Suara RRI pun tidak kedengaran lagi. Hanya Radio Rimba Raya ini dalam situasi tranisi yang sulit itu dapat berfungsi sebagai alat perjuangan, yang mampu menyalurkan aspirasi nasional. Kevakuman itu segera dapat diisi, sehingga rakyat Indonesia tidak mudah diombang-ambing oleh isuisu yang menafikkan perjuangan Republik, baik di dalam maupun di luar negeri. Ketiga. R3 yang mempunyai daya pancar dengan kekuatan 300 watt telegrafi dan 300 watt telefoni, memelihara komunikasi dengan pemimpin pusat perjuangan di sekitar pedalaman Yogyakarta dan Surakarta. Dan R3 inilah yang menyiarkan (dikutip dari master buku Visiklopedia Bumi Gajah Putih hal 34-36). Penutup Ini penulis ungkapkan semua bertujuan hanya sebagai wujud kepedulian penulis terhadap keberadaan kabupaten Bener Meriah yang sekarang lagi menggeliat membangun diri dengan gaya kepemimpinan R2. Ditambah lagi dengan Sekda baru yang merupakan mantan kepala dinas ditingkat provinsi dan pernah menjadi dekan selama 2 periode. Untuk membawa tanah kabupaten Bener Meriah kita ke hari depan yang penuh tantangan, yang hanya dapat kita atasi dengan selamat, dengan sebesar mungkin sikap ilmiah, rasional, keterbukaan, kesediaan menerima kritikan dan koreksi, dengan pola yang horizontal dan egaliter agar terbuka, kemungkinan mengeluarkan pikiran-pikiran alternatif lewat proses kreatif yang bebas oleh sebanyak mungkin orang dalam stuktur yang benar-benar demokrasi dengan tidak mengenyampingkan hak-hak azasi manusia sebagai landasan yang kuat untuk mengwujudkan daerah yang maju dan diberkati Allah swt.r *Penulis adalah antropolog, waksek bid. Kurikulum di SMAN 1 Timang Gajah, dan Ketua P3M Fisip UGP – Takengon.
H. 20
Inspirator
Catatan Fathan Muhammad Taufiq*
B
ALAI Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP3K) Linge merupakan salah satu dari 14 BP3K yang ada di lingkungan Badan Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Aceh Tengah, letaknya di kampung Peregen, kurang lebih 5 kilometer dari Isaq, ibukota kecamatan Linge arah ke Jagong Jeget. Balai Penyuluhan tingkat kecamatan ini memiliki bangunan yang cukup besar serta lahan yang cukup luas dan potensial untuk dijadikan lahan percontohan. Awalnya bangunan BP3K Linge yang dibangun pada tahun 2010 ini seperti sebuah bangunan terlantar yang dikelilingi pohon-pohon pinus dan semak belukar, karena letaknya yang memang jauh dari pemukiman warga, pada saat itu para penyuluh juga enggan bertempat tinggal di komplek yang juga menyediakan beberapa rumah dinas itu. Pada waktu itu warga pun enggan menyambangi tempat itu karena hanya akan disuguhi hamparan ilalang dan rumput-rumput liar. Perubahan drastis mulai terlihat ketika pada tahun 2012 yang lalu, seorang penyuluh muda Safrin Jailani, SP ditunjuk untuk memimpin Balai Penyuluhan ini. Anak muda yang lahir di Kebayakan 9 Pebruari 1979 itu langsung membuat gebrakan “revolusioner” di tempat tugas barunya, bersama rekan-rekan penyuluhnya, Safrin pun mulai mempermak semak belukar itu menjadi lahan produktif, traktor dikerahkan, kotoran ternak yang banyak berserakan di sekitar balai dikumpulkan untuk dijadikan pupuk dan bibit-bibit tanaman seperti cabe, tomat, kentang pun disiapkan. Tak jarang Safrin harus meninggalkan keluarganya di Kebayakan demi usahanya merubah image balai yang selama ini terlanjur di cap negatif oleh masyarakat khususnya di kecamatan Linge, dia sadar untuk menjawab itu semua bukanlah dengan kata-kata tapi dengan karya. Rumor yang mengatakan bahwa lahan disitu gersang, tandus dan tidak produktif diabaikannya, karena dia berprinsip bahwa tidak ada tanah yang tidak subur kalo kita mampu mengolah dan merawatnya dengan baik. Sebuah keuntungan bagi Safrin, semua penyuluh yang dikoordinirnya mendukung sepenuhnya upaya yang dilakukan oleh peimpinan mereka, karena mereka juga berprinsip selain bisa menjadi lahan percontohan yang baik, usaha mereka itu juga akan mendatangkan kesejahteraan bagi mereka, sikap trasparan yang ditunjukkan Safrin kepada “anak buah”nya membuat setiap usahanya mendapat respon positif dari semua rekan kerjanya. Upaya Safrin dan kawan-kawan tidak sia-sia, meski harus merogoh kantong pribadinya sebagai modal dan bermandi keringat mengolah
EDISI 19 lintasgayo
lintasgayoco
lintasgayo
22 Januari 2015
Safrin Jailani, Penyuluh Muda Kreatif dan Inovatif
Safrin Jailani.
tanah, menanam dan merawat tanaman tapi dia telah mampu menyulap semak belukar itu menjadi hamparan tanaman cabe, tomat dan kentang yang terlihat hijau dan subur. Obsesinya merubah image negatif yang terlanjur beredar sebelumnya mulai menampakkan hasil, banyak petani di sekitar Isaq mulai berdatangan ke balai penyuluhan itu untuk belajar bagaimana berusaha tani dengan baik. Tentu dengan senang hati Safrin akan melayani tamu-tamunya dengan berbagai pembelajaran tentang pertanian, rata-rata pengunjung merasa puas dengan penjelasan yang dia belikan, karena selain mendapatkan pelajaran secara teori, para petani juga dapat melihat langsung lahan percontohan yang terawat dengan baik. Disamping terus memoles lingkungan balai penyuluhan dengan membuat lahan percontohan yang sangat baik, Safrin juga tidak
lupa dengan tugas pokoknya sebagai penyuluh pertanian, semua desa dan kelompok tani yang ada di kecamatan Linge dikunjunginya secara berkala, gayanya yang bersahaja dan humoris membuat Safrin cepat beradaptasi dengan masyarakat Linge. Keberhasilan Safrin merubah image BP3K Linge akhirnya tercium juga oleh instansi terkait baik di tingkat kabupaten dan propinsi, beberapa kali Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Aceh mengkhususkan diri untuk mengunjungi wilayah kerja penyuluh muda kreatif ini, beberapa komunitas petani dan penyuluh dari kabupaten lain di Aceh juga pernah mengunjungi BP3K sebagai obyek study banding, sayangnya keberhasilan ini nyaris tidak pernah terekspose oleh media,tapi itu bukanlah halangan bagi Safrin dan kawankawan untuk terus menunjukkan karya-karya yang bermanfaat. Apresiasi positif akhirnya datang
Rumor yang mengatakan bahwa lahan disitu gersang, tandus dan tidak produktif, diabaikannya, karena dia berprinsip bahwa tidak ada tanah yang tidak subur kalo kita mampu mengolah dan merawatnya dengan baik.
dari Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Aceh, melihat pretasi Safrin yang dianggap luar biasa ini, akhirnya pemegang otoritas penyuluh di provinsi Aceh itu mengganjar Safrin dengan predikat “Penyuluh Teladan Aceh Tahun 2014” yang kemudian membawanya sebagai salah satu peserta Pekan Nasional (Penas) XIV Petani Nelayan di Malang, Jawa Timur, sebuah prestasi yang sangat membanggakan bagi warga Gayo. Di tingkat provinsi nama Safrin Jailani juga bukan nama yang asing lagi, tidak kurang dari seorang Hasanuddin Dardjo, mantan Kepala Badan Ketahanan dan Penyuluhan Aceh, juga sangat mengagumi dan sangat akrab dengan tokoh yang satu ini, beliau memang sangat presiasif kepada para penyuluh yang dianggapnya kreatif dan berprestasi, beberapa kali pak Dardjo menyempatkan diri untuk mampir bahkan menginap di BP3K Linge, katanya bertemu dengan Safrin sangat menyenangkan dan mengesankan. Meski sudah tidak lagi menjabat sebagai Kepala Badan lagi, namun mantan Sekretaris Daerah Kabupaten Aceh Tenggara ini masih intens berkomunikasi dengan Safrinn Seperti tidak mengenal lelah, anak Kebayakan ini terus berkiprah membenahi sitem pertanian di wilayah bekas kerajaan Linge itu, dan secara perlahan pola pikir konvensional masyarakat di sana mulai berubah berkat keja keras dan motivasi yang diberikan oleh Safrin dan kawankawan. Kemampuannya memanage lembaga penyuluhan di tingkat kecamatan itu layak diacungi jempol dan diberikan apresiasi yang layak, meski dia sendiri tidak peduli apakah karyanya akan dihargai atau tidak, tapi dia akan terus berkarya dan berkarya. Bekerja dengan ikhlas itu prinsip putra dari seorang “upes api” Jaya.S dan menantu dari pemilik resto miso “Samalero” yang terkenal itu. Semoga apa yang sudah dilakukan oleh alumni Fakultas Pertanian Gajah Putih ini bisa menjadi inspirasi bagi anak-anak muda lainnya, karena masa depan Negeri Antara ini akan ditentukan oleh sosok-sosok anak muda kreatif dan inovatif seperti Safrin Jailani ini.r *Pemerhati bidang pertanian dan perkebunan di Aceh Tengah dan Bener Meriah
H. 21
Sosok
EDISI 19 lintasgayo
lintasgayoco
lintasgayo
22 Januari 2015
Darmawan Masri
D
ATARAN tinggi tanoh Gayo dikenal memiliki seniman-seniman berbakat di Aceh. Tak jarang dari seniman asal Gayo mampu menembus kancah nasional seperti Ibrahim Kadir, Ar Moese, LK Ara, Fikar W Eda, Salman Yoga dan masih banyak lagi seniman-seniman Gayo yang sukses. Namun ada seorang seniman yang namanya hampir terlupakan saat ini. Ceh Sahak atau lebih dikenal dengan nama pena “Cak Cerun” seakan dilupakan masyarakat Gayo saat ini. Padahal Cak Cerun merupakan generasi pertama dalam berkesenian Gayo terutama seni Guru Guel atau sekarang lebih dikenal dengan sebutan tari Guel. Tidak ada data otentik kapan Cak Cerun aman Saimah terlahir. Namun dari penulusan LintasGAYO Cak Cerun merupakan warga Kayukul (Dulu masih wilayah administratif Kampung Kute Lintang) Kecamatan Pegasing Aceh Tengah. Grup Guru Guel asal Kampung Kute Lintang ternyata dikenal hampir seluruh masyarakat Aceh Tengah. Grup yang dikomandoi Cak Cerun sebagai guru Guel ini beranggotakan Aman Jaya, Aman Kardiah dan beberapa rekannya yang lain selaku pengguel (penabuh) gegede, canang dan alat musik tradisional Gayo lainnya. Grup guru Guel asal Kampung Kute Lintang Tersebut eksis di era 70-an, grup ini sering diundang di acara-acara pesta pernikahan seantero Aceh Tengah hingga ke Pondok Baru (saat ini Kabupaten Bener Meriah). Salah seorang murid Cak Cerun, Mustafa Rasyid kepada LintasGAYO menceritakan Cak Cerun dikenalnya sebagai sosok humoris dan peramah. Namun dibalik itu semua, Cak Cerun dikenal sebagai sosok yang tegas tat kala memimpin latihan. Rasyid yang kala itu masih kanak-kanak selalu mengikuti grup ini latihan hingga belajar menari Guru Guel, ayahnya juga merupakan personil grup ini. Pernah Menyambut Presiden Soeharto Kemasyuran grup Guru Guel Kute Lintang saat itu membuat grup ini dipersiapkan menyambut orang nomor satu di Indonesia saat itu Presiden Soeharto yang berkunjung ke bumi Gayo saat meresmikan pabrik gula di kawasan Blang Mancung pada tahun 80-an. “Saat itu saya juga ikut kesana, dan saya lihat langsung ama (bapak) Cak Cerun berhadapan langsung dengan Soeharto dan Presiden itu pun diajak menari mengikuti gerak guel yang dimainkan Cak Cerun,” kenang Mustafa Rasyid. Tak hanya sampai disitu, grup ini juga disiarkan langsung oleh TVRI pada saat penyambutan Presiden RI yang kedua itu. “Di tahun itu, masuk TV adalah kebanggaan yang tak terperi lagi, mungkin tidak pernah ada bumi Gayo masuk TV sekalipun kalau tidak Presiden yang berkunjung kesini. Pesawat TV nya pun hanya satu dua orang yang memiliki,” katanya menyambung cerita. Sejak itu, tari Guru Guel yang dimainkan Cak Cerun bersama rekan-rekannya sering ditampilkan di sebuah acara budaya TVRI. Bahkan seingat Rasyid waktu dirinya duduk dibangku SMA pun acara tersebut masih sering di putar. Ikut Berpartisipasi Pada PKA-I dan II Jauh sebelum kedatangan Presiden Soeharto, nama Cak Cerun sudah dikenal dikalangan seniman di ACeh. Gerak tubuh yang meliuk-liuk bak seekor Gajah yang menjadi
“Cak Cerun” Sang Guru Guel yang Terlupakan
Cak Cerun.
tari andalan dalam guru Guel ternyata menjadi pementasan favorit pada Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) I. Dan dia pun terpilih menjadi juara istimewa pada ajang kebudayaan Aceh yang pertama diselenggarakan itu pada tahun 1958. Saat itu tidak banyak Kabupaten di Aceh yang ikut sehingga pelaksanaan PKA yang seharusnya digelar empat tahun sekali harus molor dan dilaksanakan kembali pada tahun 1972 bertajuk PKA ke-II. Pada PKA ke-II Cak Cerun kembali menjadi andalan kontingen Kabupaten Aceh Tengah, dia pun berhasil menyabet juara satu untuk kategori perlombaan tari se-Aceh. Saat itu namanya semakin dikenal dikalangan seniman di Gayo secara khusus dan Aceh secara umum. Pepongoten dengan Suara Merdu
Grup guru Guel Kampung Kute Lintang merupakan grup tari pertama di Aceh Tengah, menurut keterangan Mustafa Rasyid yang pernah didengarnya dari Cak Cerun, saat itu hanya di Pegasing saja yang terdapat grup tari Guru Guel, sedangkan daerah lainnya di Aceh Tengah belum berkembang. Rasyid juga menambahkan, selain lincah bertari diatas sebuah papan mengikuti irama gegedem, canang, gong dan teganing, ternyata Cak Cerun masih memiliki kelebihan lain. Beliau bisa mengalunkan pepongoten dengan suara yang merdu. Para penonton yang menyaksikan pepongoten yang dilantunkan, sering merasakan hawa mistis (Gayo : Sesur Jangut). Gerakan Guru Guel, Ketua Grup Didong Lakiki Hingga Pencipta Syair Didong Gerakan tari guru Guel yang dimainkan Cak Cerun seakan menambah kesan mistis saat memainkan tari tradisional Gayo ini. Dengan menyanyikan sebuah lirik syair Gayo “Kulak le kulak//Ulung ni Panang//Ari Sedemak Kudue Jai//Sidah Kerlang//Kin Kasih Ni Biak//Ari Sejemat Kudee Hari//, Cak Cerun pun memulai gerakan tari Guru Guel, mulai dari gerakan nalo, reje (tari gerakan Gajah), cincang nangka hingga sining selalu diperagakan seorang Cak Cerun. Muridnya yang lain, Aden mengatakan setiap kali melihat pertunjukkan Cak Cerun dirinya selalu mendengat syair tersebut. “Hingga saat ini saya belum tahu arti syair itu apa, tapi saya selalu mengingatnya hingga saat ini,” ucapnya.
Diceritakan, Gerakan sining dari seorang Cak Cerun merupakan gerakan yang banyak digemari oleh penonton, karena beliau melakukannya sambil menyanyikan lirik syair pepongoten tadi. Selain mahir dalam olah tari Guru Guel, Cak Cerun juga dikenal sebagai ketua pertama klop didong Lakiki asal Kampung Kute Lintang. Sosok kepemimpinannya sering dijadikan suri tauladan bagi masyarakat sekitar. “Saya ingat betul beliau dalam memimpin, selain humor dan peramah dia juga teguh memegang prinsip, sampai akhirnya dipercaya memimpin grup didong Lakiki untuk pertama kalinya, zaman itu klop ini tengah menanjak popularitasnya, sering diundang hampir kesemua pelosok Aceh Tengah,” kenang Aden. Selain itu pula, lanjut Aden awan (Kakek) Cak Cerun juga memiliki keahlian dalam membuat lirik syair didong. Saat itu pembuatan lirik dan syair dilakukan bersama-sama dengan ceh lainnya. “Awan juga pandai membuat lagu didong meski dilakukan bersama-sama dengan ceh-ceh yang lainnya seperti M Basyir Lakiki, M. Des dan ceh tue lainnya, namun sampai saat ini yang terkenal hanya awan Basyir dan awan M. Des saja, seingat saya mereka membuat syair maupun lirik secara bersama-sama, namun kekurangan dari awan Cak Cerun tak mampu menyanyikan lagu didong, spesialisnya hanya di pepongoten dan guru Guel saja,” demikian Aden.r
H. 22
Sekulahku
EDISI 19 lintasgayo
lintasgayoco
lintasgayo
22 Januari 2015
SMA Negeri 2 Pintu Rime Gayo
Cetak Generasi Cemerlang B3 lam melaksanakan kegiatan belajar masih serba terbatas, dari pengakuan Kepala Sekolah Drs. Yusli, di SMA Negeri 2 ini hanya ada 5 ruang belajar (RKB), satu ruang Laboratorium IPA, dan ruang perpustakaan. Sementara ruang yang dibutuhkan adalah ruang kepala sekolah, ruang lab. Kimia, ruang lab. Multi study, ruang lab. Computer dan UKS. Di SMA Negeri 2 ini juga belum ada tempat sarana ibadah seperti musala dan kantin sekolah.r
STRUKTUR ORGANISASI Kepala Sekolah Drs. Yusli, Wakasek Kurikulum Murniati, S.Pd, Wakasek Humas Sandri Leni, S.Pd, Wakasek. Sanpras Kasumi, S.Pd dan Wakasek Kesiswaan Basuki Mujiono, S. Pd. STAF DAN TENAGA PENGAJAR Drs. Yusli, Murniati, S.Pd, Sandri Leni, S.Pd, Kasumi, S.Pd, Basuki Mujiono, S. Pd, Abd. Rahman S.Pd, Erna Julita, ST, Nova Radhi, S.Pd, Hayatima, ST, Dony Surya Degam, S.Pd, Muammar Putra Hujaji, S,Pd, Yanti, Evi Asmiza, A.Pd, Leni Mustika, S.Pd, Roslinda, S.Pd, Fitriani, S.Pd, Nurma Fitri, S.Pd, Masnah, S.Pd.I, Nuraini My, Eli Suriyani, Wira Novita Sari dan Suroto.
Laporan A.Rahman & Junaidi
M
ENDIDIK generasi muda sebagai calon pemimpin masa depan, bukanlah perkara yang mudah. Karena kita sangat mengharapkan sosok yang cemerlang dilandasi dengan faktor Berilmu pengetahuan, Berkeimanan dan sosok yang bertaqwa ( B3 ) kepada Allah SWT. Hal inilah yang menjadi visi SMA Negeri 2 Pintu Rime Gayo Kabupaten Bener Meriah, beralamat di Kampung Blang Kuyu atau kilo meter 40 jalan Bireuen- Takengon. Sebagai wanaha pendidikan tingkat menengah atas didaerah perbatasan pintu gerbang menuju daerah dataran tinggi Gayo, SMA Negeri 2 Pintu Rime Gayo dibawah pimpinan sekolah Drs. Yusli inipun terus berbenah untuk mewujudkan visi yang menjadi tujuan. Untuk mengupayakan hal tersebut Drs. Yusli melaksanakan misi SMA Negeri 2 Pintu Rime Gayo dengan melaksanakan proses belajar mengajar, mendidik siswanya berdisiplin, bekerja dan berkarya penuh percaya diri. Menumbuhkan rasa persatuan dan kesatuan serta tanggung jawab yang tinggi kepada anak didik maupun kepada tenaga pendidik. Selain itu, Yusli bersama dewan guru juga mengajarkan kepada anak
Komposisi status tenaga Pendidik di SMA Negeri 2 Pintu Rime Gayo adalah 11 orang PNS termasuk Kepala Sekolah, 7 orang guru honorer,Tata Usaha 3 orang.
Kepala Sekolah Drs. Yusli.
didiknya meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT dengan berbagai kegiatan yang bernilai ibadah, mengajak seluruh siswa dan tenaga pengajar untuk menunaikan shalat berjama’ah, melatih siswa berbicara didepan umum dengan memberikan waktu tujuh menit sebelum dan sesudah shalat berjama’ah di dalam ruangan kelas yang digunakan sebagai tempat ibadah dan menciptakan pembelajaran dengan menggunakan ICT. SMA Negeri 2 Pintu Rime Gayo, berdasarkan surat edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, pada tahun ajaran 2015 atau memasuki tahun
catur wulan / semester II mendatang akan menerapkan kurikulum 2006. Dimana sebelumnya untuk kelas X dan XI menggunakan kurikulum 2013 sedangkan untuk kelas XII tetap menerapkan kueikulum 2006. Dari data sekolah SMA Negeri 2 PRG ini, tercatat ada 59 siswa/siswi yang aktif mengikuti proses belajar mengajar sedangkan selain kepala sekolah di SMA yang baru dinegerikan pada bulan pebruari 2014 ini berjumlah 22 orang termasuk penjaga sekolah (PJS) dimana baru 11 orang tenaga pengajar yang berstatus PNS. Sedangkan sarana pendukung da-
SLA FM - 105,6 MHz PT. RADIO SUARA LOUSER ANTARA LOKASI LAPANGAN TEMBAK KALANG SHOOTING CLUB PROGRAM UNGGULAN GAYO DIDONG (GADONG) u SETIAP HARI u 06.30 – 09.00 WIB KARAOKE GAYO DIDONG (KROKGADONG) u SENIN u 20.00 – 22.00 WIB ACARA DANGDUTAN u SETIAP HARI u 11.00 – 12.00 WIB DENANG SENYE IYO LAO u SENIN, RABU, KAMIS u 16.00 – 18.00 WIB KEKITIKEN GAYO u RABU u 20.00 – 22.00 WIB BINTANG KECIL (PROGAM ANAK) u MINGGU u 10.00 – 12.00 WIB PANTUN GAYO u JUM’AT u 16.00 – 18.00 WIB MELENGKAN GAYO u RABU u 16.00 – 18.00 WIB
Jl. Takengon Bireuen - Paya Tumpi Takengon Telp : 0643 - 23238 | Info Iklan : 0852 7659 2575 e-mail : ddcool_city@yahoo.co.id
H. 23
Jurnalis Warga
EDISI 19 lintasgayo
lintasgayoco
lintasgayo
22 Januari 2015
akhirnya ia berada kote dingin sebagai Dosen di STAIN Gayah Putih. Diskusi semakin pecah ketika Ust. Harun menanyakan banyak hal tentang publikasi dan cara menulis kepada Pemred LGco, sementara Hambali juga sangat penasaran dengan media ini sehingga ia terus menggali informasi dari sekretaris yang duduk berhadapan dengannya. Dalam pertemuan singkat itu kembali membuka kenangan di Cairo pada saat hendak kuliah harus berdesakan naik 80 coret dan kegiatan talaqqi selama di Cairo diceritakan oleh M Din yang merupakan salah satu warga IKAT dari Ketol yang terkena musibah gempa Gayo dua tahun lalu. Waktu terus berjalan malam semakin dingin, banyak hal yang dibahas, tiba-tiba rasa kangen ke kota Seribu Menara itu timbul, teringat masa-masa kuliah, Talaqqi, musim dingin, musim semi, musim panas, transportasi, jalan kaki, takmiah, ful, easy, bukrah, thabur, damghah, Nil, kibdah, syai, KMA, atabah, qatameah, asyir, matarea, sabik dan moment-moment indah lainnya. Teringat kata-kata pendulu kami, barangsiapa yang telah minum air Nil maka
Nasril*
P
ERJALANAN kali ini tanpa persiapan bahkan tidak dalam perencanaan, menjelang keberangkatan rombongan keluarga dan istri tercinta dari Aceh Utara ke Gayo Lues, saya bingung antara ikut rombongan atau tidak, dalam kegalauan itu saya memutuskan untuk ikut saja rombongan keluarga tapi tujuannya belum pasti entah sampai Bireuen, Takengon atau sampai Gayo Lues. Saat tiba di Bireuen saya putuskan untuk melanjutkan perjalanan ke Takengon saja, mengingat kalau ke Gayo Lues tidak cukup waktu menikmati keindahan kota Seribu Bukit itu kalau cuma 2 hari. Menikmati perjalanan dan saling berbagi cerita dengan keluarga, tiba-tiba saya ingin menghubungi seorang teman kuliah dulu, sekarang ia menetap di Kecamatan Ketol Aceh Tengah, namun ia tidak bisa jumpa siang hari, ia mengajak jumpa malam setelah ia kembali ke Takengon, karena pada saat itu ada hal yang tidak bisa ia tinggalkan mengingat tempat ia beraktifitas dengan kota Takengon lumayan jauh. Tiba di mesjid Agung Ruhama yang terletak di ibu kota Aceh Tengah itu kami shalat dan keluarga bersiap-siap berangkat ke kota Seribu Bukit. Saya mencoba hubungi seorang guru dan juga kawan dari alumni al-Azhar Cairo yaiu Ust. Harun Usman,Lc. beliau sedang ada kegiatan, setelah Ashar janjian untuk bertemu. Akhirnya saya naik becak ke Simpang Wariji untuk menikmati nikmatnya kopi Gayo bersama seorang teman yang sudah duluan menunggu disana. Sedang asyik berbincang-bincang dengan kawan ini, muncul ust. Harun bersama dua orang temannya yang masih pudar siapa orang tersebut, saya bangun untuk langsung menjumpai mereka, ternyata dua teman ini juga anggota Ikatan Alumni Timur Tengah (IKAT) Aceh Ust. Zakiul Fuadi, LC. MA dan Ust. Hambali, LC. Masih teringat memory beberapa tahun yang lalu ketika di Mesir, bersalaman, mujamalah dan cupika cupiki, terasa lebih akrab. Zakiul yang baru sekitar 3 bulan tinggal di kota dingin mulai membuka lem-
Nostalgia Cairo di Kota Dingin Semoga dengan bersilaturahmi dengan media LintasGayo.co gerakan da’wah yang dipelopori IKAT di Tanoh Gayo bisa langsung menyentuh kepada masyarakat.
baran-lembaran lama semasa di Cairo, ia mulai menanyakan tempat tinggal saya terakhir karena ia duluan pulang Tanah Rencong. “Sebelum pulang ke Aceh, saya tinggal di Qatamea bang, bersama bang Fadilah, tapi saya lebih sering di Hay-sabi’ bersama kawan-kawan Mypost,” saya menjelaskan panjang lebar Ust. Harun yang merupakan putra Gayo ikut nyambung dengan pembahasan yang sedang di kenang semasa di Cairo, ia menanyakan siapa yang pakai selimut “hijau” nya di Matarea, ia juga menjelaskan panjang lebar bagaimana mereka awal-awal tinggal di Materea. Satu persatu cerita kenangan Cairo pecah, apalagi disaat Hambali mengenang tentang musim dingin dan ujian di al-Azhar. Setelah kami pesan minuman kesukaan masing-masing, cerita terus berlanjut, kali ini mengenai kampus tercinta dan tentang
Duktur serta masyikh Azhar, lagi, memori lama semakin terbuka, tak terasa waktu menjelang magrib, kami hendak berpisah, ust. Harun kembali mengajak untuk jumpa dan mengajak kawan-kawan lainnya untuk ngumpul lagi setelah Isya di tempat yang telah ditentukan yaitu di tepi sungai Nil Takengon “Lut Tawar”. Saya kembali menjumpai kawan saya yang juga baru selesai rapat dengan teman-temannya, lalu saya diajak kerumahnya untuk silaturrahim, seusai isya kami menuju ke tempat yang telah disepakati tadi sore, makan bersama di One-One, namun ust. Harun mengabarkan bahwa tempat tersebut Muqlak “tutup” karena malam, mengutip informasi dari orang sekitar tempat tersebut, kami langsung putar haluan ke tempat nongkrong baru, yaitu terminal lama kota Takengon. Kali ini kawan-kawan IKAT tidak hanya berjumpa dengan teman-temannya yang dari Cairo tapi kami juga bersilaturrahim dan diskusi dengan redaksi LintasGayo. co (LGco) yang dihadiri langsung oleh pak Khalis, Pemimpin Redaksi (Pemred) LGco dan Sekretaris redaksi pak Darmawan Masri. (ungkapan terimakasih kami kepada LGco yang telah meluangkan waktunya untuk bersilaturrahim dengan kami). Pertemuan kali ini tidak hanya dibahas kenangan kenangan semasa di Cairo, tapi juga tentang pengalaman-pengalaman beraktifitas di aceh, Zakiul lagi yang mulai menceritakan pengalamannya masa-masa paling tegang yaitu pada saat ia menjadi pemateri di acara mahasiswa baru dihadapan guru besar dari universitas tersebut. Ia juga menceritakan selama ini ia pindah-pindah terus tempat sampai
ia akan kembali, kata-kata ini saya ungkap ke forum, satu persatu mereka menjawab, betol pingin kembali ke Mesir, al Azhar, tapi kalau bisa tidak ikut ujian Azhar, canda hambali. Akhir pertemuan ust. Harun juga berterimakasih kepada Pemred LGco yang telah meluangkan waktu dan dan telah banyak membagikan informasi informasi baru kepada anggota IKAT di Tanoh Gayo, semoga kedepan kegiatan-kegiatan IKAT baik di Aceh maupun di tanoh Gayo bisa dinikmati oleh semua kalangan. Anggota IKAT putra asli Gayo, Harun Usman, Lc, mengatakan selama ini da’wah-da’wah yang dilakukan alumni timur tengah di Gayo sama sekali belum tersentuh media. Semoga dengan bersilaturahmi dengan media LintasGayo.co gerakan da’wah yang dipelopori IKAT di Tanoh Gayo bisa langsung menyentuh kepada masyarakat. Sebelum berpisah, Darmawan sekretaris LGco juga merasa senang bisa bersilaturrahim dan mendengarkan cerita Al Azhar dan Cairo serta keiklasan masyayikh dan muhsinin dari Mesir, al-Azhar tempat belajar bagi semua umat Islam di seluruh penjuru dunia, tidak dikutip biaya melainkan al Azhar memberikan beasiswa kepada mahasisswanya. Ia berharap ke depan, aktifitas-aktifitas alumni Cairo ditanoh Gayo dipublikasikan supaya bisa dinikmati semua kalangan di masyarakat. Perjalanan ke kota dingin Takengon 20 Januari 2014 begitu berkesan tidak terbayang sebelumnya akan ada Nostalgia Cairo disini.r *Anggota Ikatan Alumni Timur Tengah (IKAT) tinggal di Aceh Utara
Inilah Gayo
H. 24
Khalisuddin
K
EBERADAAN kuda di dataran tinggi Gayo telah ditetapkan oleh Menteri Pertanian RI, Suswono sebagai Rumpun Kuda Gayo dengan terbitnya SK Nomor : 1054/Kptes/SR.120/10/2014 tanggal 13 Oktober 2014. Pernyataan ini diungkapkan Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Aceh Tengah, drh. Rahmandi kepada LintasGayo.co, pertengahan Desember 2014 lalu di Takengon. “Benar, dan atas penetapan ini, artinya kuda Gayo adalah sebagai salahsatu kekayaan sumber daya genetik hewan lokal di Indonesia yang harus dilindungi dan dilestarikan karena kuda Gayo mempunyai bentuk fisik yang khas dengan kuda lain,” terang Rahmandi. Adapun deskripsi rumpun kuda Gayo, sesuai disebutkan dalam SK tersebut, kuda Gayo mempunyai nilai strategis yang dipelihara secara turun temurun sebagai kuda pacu dan mempunyai nilai ekonomi dan budaya serta telah menyatu dengan kehidupan masyarakat. Disebutkan juga bahwa kuda Gayo sudah ada sejak abad ke-18 yang beradaptasi di Gayo, kemudian diperbaiki dengan kuda thoroughbred dengan sebaran asli geografis meliputi kabupaten Aceh Tengah, Gayo Lues dan Bener Meriah. “Atas penetapan ini, seperti halnya sapi Bali, kuda Gayo tentunya mengangkat nama Gayo, selain memiliki nilai ekonomi dan budaya yang harus dilestarikan,” tandas Rahmandi. Terdaftar di FAO “Badan dunia FAO sudah mengakui keberadaan rumpun kuda Gayo setelah ditetapkan oleh Menteri Pertanian,” kata Kabid Produksi di Dinas Kesehatan Hewan dan Peternakan Provinsi Aceh, Drh. Amiruddin.S dihadapan Bupati Aceh Tengah di ruang kerja Bupati Aceh Tengah beberapa waktu lalu. Sebaran populasi rumpun kuda Gayo terdiri 3 kabupaten yakni Aceh Tengah, Bener Meriah dan Gayo Lues. Timpal Amiruddin.
EDISI 19 lintasgayo
Populasi Kritis, Butuh Penangkaran Walau sudah ditetapkan sebagai Rumpun, populasi kuda Gayo saat ini diambang kritis karena populasi di tiga kabupaten di dataran tinggi Gayo jauh di bawah angka aman. “Dari data yang kami peroleh, jumlah populasi Kuda Gayo yang ada di 3 kabupaten di dataran tinggi Gayo hanya 1685 ekor dengan jumlah terbanyak di Aceh Tengah, disusul Gayo Lues dan paling sedikit di Bener Meriah,” kata Drh. Amiruddin. S. Menurut pakar ternak kuda di Indonesia, Profesor Prabowo, lanjutnya, jumlah ini sudah masuk dalam kategori kritis. “Jumlah yang aman idealnya diatas 10.000 ekor,” Antisipasi kepunahan plasma nutfah Kuda Gayo, disarankan Amiruddin agar dilakukan penanganan khusus sehingga Kuda Gayo tidak justru hilang dari permukaan bumi. “Perlu penangkaran yang dikelola secara baik, sehingga kuda Gayo tetap eksis dan terjaga kelestariannya. Upaya ini dapat dilakukan dengan kerjasama Pemerintah Pusat, Provinsi dan Pemerintah kabupaten tempat sebaran Kuda Gayo berada,” ujarnya. Selain penangkaran, lanjutnya, baik juga dibentuk Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) yang khusus menangani Kuda Gayo. “Di Penangkaran atau di UPTD dilakukan pemeliharaan kuda Gayo yang terpilih keasliannya sebagai Kuda Gayo. Dilakukan penanganan khusus sehingga turunannya berkualitas baik,” kata Amiruddin. Dan untuk tahun 2015, salah satu bentuk upaya pelestarian Kuda Gayo, Aceh Tengah sudah ditetapkan sebagai tuan rumah Expo Ternak se-Aceh, Kuda Gayo untuk pertama kalinya akan disertakan dalam kontes ternak Kuda Gayo dengan peserta 3 kabupaten. Tutup Amiruddin. Keistimewaan Kuda Gayo Sementara penjelasan ketua Tim Peneliti tersebut, DR. Ir. Eka Meutia Sari, M.Sc dari Unsyiah menyatakan bahwa latar belakang penelitian dan pengusulan penetapan rumpun kuda Gayo tersebut didasarkan atas data FAO tahun 2007 silam yang menyatakan kuda Gayo merupakan satu dari delapan ternak kuda lokal dan salah satu kekayaan plasma
BAGIAN KESEJAHTERAAN BIRO KEISTIMEWAAN DAN KESRA SETDA ACEH
KANTOR URUSAN AGAMA (KUA) LAMPAHAN
Mengucapkan Selamat
Mengucapkan Selamat
Hari Ulang Tahun
Hari Ulang Tahun
KABUPATEN BENER MERIAH
KABUPATEN BENER MERIAH
Ke
11
KABUPATEN BENER MERIAH
Ke
11
7 Januari 2004 - 7 Januari 2015
7 Januari 2004 - 7 Januari 2015
tertanda
tertanda
Ichwanul Fitri, S.Ag. (Iwan Serule) Kepala
Darwinsyah, S.Ag Kepala
lintasgayoco
www.lintasgayo
22 Januari 2015
Mentan RI Tetapkan Rumpun Kuda Gayo
Bupati Aceh Tengah Ir H Nasaruddin MM dan Kuda Gayo. (Lintas Gayo/Khalisuddin)
nutfah Indonesia. Dan dari penelitian yang dilakukan ditemukan sejumlah keistimewaan kuda Gayo diantaranya memiliki naluri kesetiaan terhadap pemeliharanya, merupakan tipe ternak pekerja yang kuat serta jenis kuda pacu yang tangguh di kelas kuda lokal. Kuda Gayo juga relatif memiliki daya tahan terhadap serangan penyakit, memiliki variasi warna bulu mulai dari hitam, merah, abu-abu, putih, belang, kuning langsat dan campuran. “Kuda Gayo juga memiliki tekstur daging yang rapuh dan empuk serta memiliki cita rasa yang lezat, tentu bagi pengkonsumsi daging kuda,” kata akademisi Unsyiah ini sambil menimpali hasil penelitian timnya menyatakan Kuda Gayo secara maternal genetik memiliki hubungan yang dekat dengan kuda Batak. “Hasil ini didukung oleh peneliti yang telah melaporkan bahwa nenek moyang kuda (Equus caballus-red) Indonesia adalah kuda Sandel Wood dan kuda Batak,” tandas DR. Ir. Eka Meutia Sari, M.Sc. Bupati Nasaruddin beri Apresiasi Bupati Aceh Tengah, Ir. H. Nasaruddin menyatakan apresiasinya atas upaya keras dari tim peneliti dan pengusul penetapan Rumpun Kuda Gayo oleh Pemerintah RI dan FAO. Bupati menilai sangat cepat proses pengumpulan data, pengusulan hingga penetapan Rumpun Kuda Gayo oleh Menteri Pertanian RI atas kegigihan tim yang terdiri dari akademisi Unsyiah, Dinas Kesehatan Hewan dan Peternakan Aceh dan pihak terkait di Aceh Tengah, Bener Meriah dan Gayo Lues. “Terima kasih kepada tim yang telah bekerja dengan sangat baik dan dalam waktu yang sangat singkat dari awal hingga terbitnya SK Penentapan Rumpun Kuda Gayo” ujar Bupati Aceh Tengah yang terlihat sangat senang dengan penetapan Rumpun
Kuda Gayo tersebut. Diuraikan orang nomor satu Aceh Tengah ini, surat usulan dari pak Gubernur Aceh tanggal 4 September 2014, tanggal 7 Oktober dilakukan pembahasan dan menghasilkan berita acara, dan setelah itu hanya 6 hari, 13 Oktober 2014 terbit SK Menteri. Bupati membandingkan dengan alpokat Gayo memerlukan waktu pengusulan varietas unggulan dari Gayo yang butuh waktu selama 3 tahun. Lalu kopi Gayo 1 dan Gayo 2 butuh sekitar 6 tahun, dan terakhir proses pengurusan IG (Identifikasi Geografis) Kopi Gayo yang lebih dari 5 tahun. “Sangat cepat sekali proses penetapan Rumpun Kuda Gayo ini, terimakasih untuk semua pihak yang telah terlibat,” puji Bupati Nasaruddin sambil menekan bahwa wilayah sebaran Kuda Gayo perlu direvisi dengan menambahkan Kabupaten Aceh Tenggara sebagai wilayah Rumpun Kuda Gayo. Menanggapi problema kritisnya jumlah populasi Rumpun Kuda Gayo, Bupati Aceh Tengah merespon usulan pembentukan Penangkaran atau UPTD Kuda Gayo tersebut. “Kondisi ini perlu penanganan dan kepada pihak terkait agar segera merencanakan apa-apa yang perlu ditempuh agar Kuda Gayo tidak punah,” tandas Bupati Aceh Tengah, Ir. H. Nasaruddin,MM. Adapun pihak-pihak yang terlibat dalam proses penetapan Rumpun Kuda Gayo oleh Menteri Pertanian tersebut diantaranya akademisi dari Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Banda Aceh yang diketuai DR. Ir. Eka Meutia Sari, M.Sc dengan anggota dua profesor putra Gayo, Prof. Jema’at Manan dan Prof. Abdi Wahab. Pendanaan kegiatan ini dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Aceh yang didukung sepenuhnya oleh Dinas Peternakan dan Perikanan Aceh Tengah serta pihak terkait di Pemerintah Gayo Lues dan Bener Meriah.r
H. 25
Buku
EDISI 19 lintasgayo
Kekayaan Flora dalam Kearifan Budaya Gayo Salman Yoga S
P
EMANFAATAN tumbuhan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Gayo sudah ada sejak lama, bahkan mungkin seusia dengan peradaban manusia Gayo itu sendiri. Bukan saja sebagai bahan bangunan untuk tempat tinggal, tetapi juga sebagai ramuan sekaligus sebagai obatobatan penawar berbagai penyakit, simbol filosofi adat, senjata serta bumbu masakan hingga nama tempat (kampung), wilayah (teritorial), penyangga mata air dan lain sebagainya. Celala, Batang Teguh, Sesampe dan berbagai jenis tetumbuhan lainnya adalah contoh terdekat bagaimana filosofi pemanfaatan kekayaan flora yang digunakan dalam adat dan budaya Gayo sebagai media “tepung tawar” dalam berbagai moment dan peruntukannya. Irisan buah labu sebagai penanggkal sakit kepala, tembakau “sugi” sebagai pencegah gigitan pacat-lintah, lasun putih sebagai anti biotik kuman pada gigi, Asam Pepok sebagai param bagi ibu yang baru melahirkan hingga ganja sebagai pelunak masakan daging adalah bagian dari local geunius Gayo yang pernah ada. Buku “Nama-nama kayu, kerpe dan tumbuhan yang dapat dimakan dalam budaya Gayo” karya Tgk. Sali Tan yang terbit pada tahun 2005, adalah sebuah
hasil interaksi, kontemplasi dan emprisme sang penulis sepanjang usianya sejak 1930. Kehidupan sang penulis yang masih turunan Ceh Raden dan Penggulu Kebet ini ternyata terekam jelas dalam ingatannya. Interaksi serta kedekatannya dengan alam lingkungan kehidupan telah memberinya kearifan sekaligus manfaat melebihi dari mujarab dan paten-nya obat-obatan modren. Kearifan dan ingatan itulah yang dituangkan oleh Tgk. Sali Tan dalam bukunya tersebut. Berbagai jenis dan nama-nama kayu, rerumputan hingga berbagai spesies flora lainnya ia abadikan sebagai bentuk lain dari keintelektualitasannya dalam mengapresiasi kekayaan alam dan mentransformasikannya kepada masyarakat luas. Sungguh Tgk. Sali Tan adalah orang tua bijak diantara jutaan orang tua Gayo lainnya yang mengakrapi dan mengenali lingkungan alam sekitarnya dengan baik. Mensyukuri sekaligus mengapresiasinya. Tidak cukup sampai disitu, juga menuliskannya. Dalam literatur akademik, buku Tgk. Sali Tan yang alumnus Pesantren Pulo Kitun ini dapat digolongkan kepada penulisan Etnobotani. Yaitu suatu bidang ilmu yang mempelajari hubungan timbal-balik secara menyeluruh antara masyarakat lokal dan alam lingkungannya, meliputi sistem pengetahuan tentang sumber daya alam dan tumbuhan. Seperti kajian keanekaragaman Flora Tau Taa Wana Bulang hutan lindung di Kabupaten Tojo Una-una, Banggai dan Morowali Sulawesi Tengah.
lintasgayoco
22 Januari 2015
lintasgayo
Seperti dalam pengantarnya, Tgk. Sali Tan menyatakan ide kepenulisan ini lahir setelah ia memandang seberkas fajar merekah dari dari ujung Danau Lut Tawar, Bintang hingga negeri Serule yang membentang belantara hijau, dipenuhi dengan plasma nutfah terhampar di antara bukit dan lembah Dataran Tinggi Gayo mengelilingi lembah Bernung Burbiah. Buku sederhana dengan “kemewahan” kandungan ini tipis saja, hanya 31 halaman. Tetapi isi dan muatannya seratus kali lipat lebih tebal dalam konteks local geunius Gayo. Disajikan dengan sangat sederhana, juga dengan ukuran fond huruf yang kecil. Materi nama pohon dan tetumbuhan, tempat hidup dan ukurannya, manfaat berikut dengan keterangan singkatnya ditampilkan dalam bentul tabel lima kolom. Dalam kesederhanaannya, saya sebutkan buku ini sangat luar biasa dalam mengeksplorasi kekayaan alam lingkungan Gayo, meski tanpa International Series Book Number (ISBN). Hal ini dapat dimaklumi disaat usia senja dan pengetahuan Tgk. Sali Tan tentang pentingnya sebuah “lesensi” dalam dunia perbukuan. Lebih disayangkan lagi buku dengan objek kajian yang langka dengan kekayaan flora Gayo ini tidak ditangani dengan baik dan serius dalam proses layout, cetak serta pencantuman nama penerbitnya. Sehingga tampilan ukuran serta cover buku tidak
Judul Buku
: “Nama-nama Kayu,
Kerpe dan
Tumbuhan Yang
Dapat dimakan
Dalam Budaya
Gayo”
Penulis
: Tgk. Sali Tan
Tebal Buku
: 31 Halaman
Tahun Terbit
: 2005
demikian “empowered to sell” dan menarik sebagai sebuah refrensi berharga dalam mengaktualisasikan dan mendokumentasikan hazanah local wisdom kekayaan budaya Gayo. Tgk. Sali Tan Aman Seberdi tentu hanya sebatas menyiapkan materi isi buku. Produksi dan penggandaannya tentu sangat bergantung pada nominal anggaran yang dialokasikan dan disahkan oleh dua pimpinan daerah yang turut memberi pengantar di dalamnya. Yaitu Ketua DPRK dan Bupati Aceh Tengah saat itu. Selayaknya kualitas buku jauh lebih lux, karena dipengantari oleh dua pucuk pimpinan daerah yang juga dengan sumber anggaran dari APBD. Terlepas dari itu, Tgk. Sali Tan jauh lebih bijak dalam hal ini dari sekedar jabatan publik sebagai pengambil kebijakan.r
Your Complete Air Transport Solution For All of Indonesia
Tgk. Sali Tan
Tgk. Sali Tan
www.susiair.com
H. 26
Sastra
EDISI 19 lintasgayo
lintasgayoco
lintasgayo
22 Januari 2015
Bujang Kampung dan Burung ‘Titok Meragi’ Diceritakan kembali oleh : Yusuf Alfoba K-Win Wan Nur
D
I LERENG gunung Meurah Mulie daerah Uber-Uber tinggallah seorang pemuda yang bekerja bercocok tanam dan memelihara kerbau. Namanya Paga, umurnya 25 tahun, seorang pemuda yang baik serta rajin bekerja. Sejak kanak sudah hidup sebatang kara, ibunya meninggal ketika melahirkannya sedangkan ayahnya meninggal diserang harimau dalam perjalanan pulang menjual kerbau dari pesisir. Ayahnya mewarisi kerbau yang lumayan banyak dan tinggal seorang diri di sebuah gubuk kecil di tengah belang peruweren. Setiap pagi melepaskan kerbau-kerbau untuk merumput dan sore hari pulang karena tahu akan diberi garam oleh Paga. Sebenarnya Bebujang Kampung ini sudah saatnya untuk menikah, harta dia punya, badan tegap dan kekar, ciri khas orang yang suka bekerja. Wajahnya juga tidak jelek-jelek amat. Tapi karena tempat tinggalnya terpencil ia jarang bertemu dan berkenalan dengan perempuan. Tidak memiliki sanak keluarga yang bisa mencarikannya pendamping hidup. Tapi karena Paga hanya hidup sebatang kara. Sehingga begitulah hidup kesehariannya sepanjang hari, minggu, bulan dan tahun. Memelihara kerbau, sembari bercocok tanam untuk keperluannya sehari-hari dan kalau berlebih dia menjualnya. Kadang ia berburu rusa dan menangkap ikan. Pada hari-hari tertentu Paga ke kota untuk membeli segala kebutuhannya, garam untuk kerbau-kerbau dan juga menjual hasil panen seperti cabai, terong belanda, sayur-sayuran dan juga ikan hasil tangkapannya. Kota terdekat bernama Redelong, perjalanan pulang pergi membutuhkan waktu satu hari. Berangkat ketika fajar dan kembali sebelum matahari terbenam. Pengaturan waktu berpergian sangat penting, berbahaya kalau hari mulai gelap, sebab harimau penghuni hutan dan padang rumput Uber-Uber mulai keluar mencari mangsa. Pada suatu ketika Paga pemuda sebatang kara ini berangkat ke Redelong menjual hasil panen, ikan hasil tangkapannya serta daging rusa hasil perburuannya yang sudah dikeringkan. Sebelum berangkat ia menyiapkan semua barang yang akan dibawa dalam sebuah keranjang rotan yang dipanggul di punggung. Tidak lupa menyiapkan tombak dan parang sebagai senjata bila ada bahaya mengancam di perjalanan. Tombak yang bergagang rotan ‘Mano’sekaligus sebagai tongkat dan parang terselip di pinggang. Tidak ada yang istimewa dalam perjalanannya menuju dan tiba di Redelong, ia menemui toke langganan yang membeli bawaannya dengan harga pantas. Dengan uang yang didapat Paga membeli segala keperluannya mulai dari garam, tembakau,
ikan asin, minyak goreng, gula dan bumbu-bumbu lainnya. Kota Redelong terbilang ramai, banyak gadis muda yang cantik, tapi Bebujang Kampung yang lugu ini terlalu pemalu untuk berkenalan. Di samping gadis kota memandang sebelah mata pada pemuda dari pelosok. Dari bahasa tubuh seolah mereka mengatakan tidak pantas pemuda kampung menjadi pendampingnya. Selesai berbelanja ia memanggul keranjangnya dan bergegas pulang, dalam perjalanan ia merasa lapar dan mencari pohon untuk berteduh. Saat membuka bekal makan siangnya ia mendengar suara lemah seperti berbisik meminta tolong. Mendengar itu Paga melihat ke kanan-ke kiri mencari sumber suara, namun tidak menemukan siapa-siapa tapi suara itu terus terdengar meminta tolong dengan suara yang semakin melemah. Bulu kuduknya meremang “Apakah ada hantu di tempat ini”?, pikirnya. Refleks ia mencengkeram erat tombak dan parang yang terselip di pinggangnya. Beberapa saat kemudian suara itu kembali terdengar “tolong….tolong”!. Paga semakin penasaran, tapi tetap tidak melihat satupun manusia. Di sekelilingnya hanya rumput dan pohon yang tumbuh jarang-jarang. Ketika suara itu kembali terdengar Paga bangkit mencari asal suara dan melihat seekor burung ‘Titok Meragi’ dengan sayap terluka, terkapar dan tergolek lemah di atas tanah. Paga menatap mata burung ‘Titok Meragi’ yang terlihat sayu, tampaknya sudah cukup lama tergolek di tempat itu, kelaparan dan haus terpanggang cahaya matahari. Melihat burung itu ia merasa iba dan langsung mengambilnya tanpa memperdulikan pada suara yang dia dengar tadi. Ia beri minum dalam wadah daun. Burung itu minum dengan susah payah dan Paga dengan sabar membantunya hingga memberikan nasi dan pisang miliknya. Setelah kenyang Paga merawat luka dengan merobek kain sarungnya dan mengikat luka di sayap burung itu. Saat sedang membalut luka burung itu memperhatikan Paga dengan matanya yang sayu seolah mengatakan terima kasih. Setelah selesai dengan hati-hati Paga meletakkan burung ‘Titok Meragi’ itu di tempat paling empuk dalam keranjang lalu bergegas melanjutkan perjalanan. Malam mulai menjelang, Paga menyalakan obor dari kayu pinus tua bergetah. Suara auman harimau mulai terdengar sayup-sayup di kejauhan. Paga mempercepat langkah sementara burung ‘Titok Meragi’ meringkuk di dalam keranjangnya. Suara auman harimau terdengar semakin jelas, Paga mencengkeram tombaknya semakin erat, berjaga-jaga kalau ada yang tiba-tiba menyerang. Tiba di rumah ia menyalakan lampu dan
Titok Meragi. (IST)
mengambil burung ‘Titok Meragi’ dengan hati-hati. Beberapa hari kemudian burung ‘Titok Meragi’ mulai membaik keadaannya. Paga semakin sayang dengan membuatkannya sangkar yang sangat besar seperti sebuah kamar untuk manusia. Ia berpikir seandainya sayap burung sudah sembuh bisa belajar terbang di dalamnya. Seperti biasa setiap pagi Paga keluar rumah untuk mengurus ternak dan tanamannya, sementara sang burung dibiarkannya di dalam sangkar. Siang hari ia pulang untuk menanak nasi, sayur dan ikan. Selesai makan ia kembali lagi ke kebun dan kadang di tengah hutan dan padang rumput untuk mengawasi kerbau-kerbau peliharaannya. Sebelum pergi ia menyempatkan menyuapi ‘Titok Meragi’ dengan penuh kasih sayang yang memang belum sembuh benar. Suatu ketika Paga pulang langsung ke tempat penyimpanan beras untuk memasak, ia kaget makanan sudah terhidang. Peralatan dapur bersih dan rapi di tempatnya. Rumahnya juga bersih dan tertata rapi. Sejak lahir dan ditinggal ibunya Paga belum pernah rumahnya serapih dan senyaman ini. Siapa gerangan yang melakukan ini semua. Selain nasi, ada masakan ikan kering hasil tangkapannya yang dimasak
dengan bumbu ‘masam jing’, dengan sayur daun pucuk labu. Dia mencicipi masakan, rasanya benar-benar lezat dan istimewa. Seumur hidupnya belum pernah merasakan masakan selezat ini, mengalahkan makanan paling lezat yang pernah dia cicipi di kota. Hari demi hari kejadian itu terus terulang, dengan masakan yang berganti-ganti. Hari ini ‘masam jing’, besok ‘pengat’ kadang ikan panggang. Apapun bahan makanan yang disiapkan berubah menjadi makanan yang siap santap dan luar biasa lezat. Gubuk mungil itu juga terlihat bersinar dan bersih, tak ada lagi sarang laba-laba di langit-langit, tak ada lagi pakaian yang berserak sembarangan. Semua tertata rapi, bahkan pakaian kotor yang biasanya ia cuci seminggu sekali, kini dalam keadaan bersih ketika dia pulang. Anehnya, tidak ada satupun manusia yang ada di sana, benar-benar misterius. Sementara burung ‘Titok Meragi’ yang diselamatkannya tetap berada di dalam sangkar besar, meski sudah sehat tampaknya belum bisa terbang. Dengan penuh kasih sayang Paga memberinya makan. Suatu hari Paga membuat rencana untuk mengetahui siapa yang melakukan semua ini, ia berangkat ke ladang seper-
H. 27
Sastra
ti biasa dengan membawa cangkul, parang dan peralatan lainnya. Tapi kali ini ia bersembunyi di semak belukar dekat gubuknya. Kira-kira matahari naik sepenggalahan Paga melihat seberkas cahaya berpendar dari dalam gubuknya. Dengan mengendap-endap Paga mendekati gubuknya mengintip apa gerangan yang terjadi. Jantung Paga berdegup kencang ketika ia melihat seorang perempuan cantik seperti bidadari dengan rambut hitam sepinggang sedang mengambil beras dari penyimpanan, mencuci dan menanaknya. Paga menahan nafas, dia masih belum bereaksi menunggu apalagi yang akan terjadi. Perempuan itu keluar memetik daun labu dan memasaknya bersama dengan ikan hasil tangkapan Paga, membersihkan rumah dan mencuci semua peralatan. Mengambil pakaian dan ke sumur untuk mencuci. Saat perempuan cantik itu melangkah keluar saat itulah Paga datang menampakkan diri. Perempuan jelita nan misterius yang tepat berada di hadapannya kaget luar biasa, keranjang cucian yang dia bawa terjatuh. Dia menatap Paga dengan mata yang jernih, bersinar bak bintang kejora tanpa bisa mengeluarkan kata-kata. Ketika jarak mereka begitu dekat, Paga bisa merasakan harum bau rambutnya. Dari jarak sedekat itu Paga bisa melihat dengan jelas betapa indahnya kulit perempuan itu, putih bersih bak pualam. Paga dengan jelas merasakan nafas gadis ini memburu dengan dada yang naik turun karena kaget. Paga terpana, diam dan kehilangan kata-kata bahkan gadis paling cantik yang pernah dia lihat di kota pun tidak ada apa-apanya, terlalu jauh bedanya untuk bisa dibandingkan dengan kecantikan gadis misterius yang tepat berada kurang sejengkal dari wajahnya. Mustahil rasanya perempuan sejelita ini berasal dari dusun di sekitar peruweran Uber-Uber. Setelah terdiam dan senyap beberapa lama, dengan gugup bercampur rasa penasaran, Paga bertanya “Ssss siapa kamu sebenarnya?”. Perempuan jelita di depannya menunduk, pipinya memerah, merona karena malu. Paga kembali mengulangi pertanyaannya, “Siapa kamu, tolong ceritakan kenapa kamu melakukan ini semua untukku”, tanya Paga lagi. Kini dia sudah lebih bisa menguasai keaadaan. Masih menundukkan wajah, gadis berdiri di hadapannya menjawab dengan suara yang halus dan bening, sebening mata air yang keluar dari bebatuan di tengah hutan. “Aku, sebenarnya burung ‘Titok Meragi’ yang kamu selamatkan”. Paga terdiam, tidak bisa berkata-kata, jantungnya berdetak semakin kencang tidak dapat di pungkiri kalau ia telah jatuh cinta seketika. “Sejak aku kamu selamatkan dan merawatku dengan penuh kasih dan perhatian, setiap hari aku berdo’a kepada Allah untuk menjadikanku manusia dan bisa mengabdikan diri untuk melayanimu dengan sepenuh jiwaku, sepanjang hidupku”, lanjut gadis jelita itu. Setitik air menetes dari matanya yang indah bak bintang kejora yang memancarkan sinar cemerlang di langit malam. “Aku mencintai kamu, melebihi cintaku pada diriku sendiri”, lanjutnya lagi. Mendengar itu Paga tidak dapat berkata-kata. Apa yang baru dia dengar dan lihat terlalu luar biasa. Jauh melebihi imajinasinya yang paling liar sekalipun. Dia menatap wajah gadis jelita yang ada di hadapannya itu. Tanpa menunggu waktu lama, hari itu juga Paga mengajaknya menemui tetua kampung untuk ijab qabul. Mereka menikah pada hari itu juga, dan hidup bahagia sampai ke anak cucu.r[SY]
EDISI 19 lintasgayo
Al-Adyan
Sastra Gayo
lintasgayoco
lintasgayo
22 Januari 2015
Fikar W. Eda
Puisi
Bener Meriah Elang terbang di Samar Kilang Hamparan hutan hijau tenang
Lambang Daerah
Langit Jernih Kerawang membentang Tentang Sengeda tentang Gajah Putih
Tabi mulo ama, ma’af mulo ine Si paling mulie, oya bapak bupati Kadang ara salah, ma’af kutiro Iwan ni riah rie, ulang tahun ni Ike kite baca iwan sejarah Indonesia megah ku luer negeri Oya kati ubun kin lambang daerah i atas teridah, tugu RRI Olok pedi megah baur Cempege Iwan lao iyo temas muniri Rahmat ni Tuhen turah kite jege Kati enti mubele Bener Meriah ni Lambang Daerah Bener Meriah Insya Allah Nenggeri Madani Lambang Daerah ketige oyale Gajah Iwani sejarah turah kite ingeti Kerejeen Linge oya kati megah Gajah Putih i emah ari Bener Meriah ni Kite murip ni i atas denie Ke nge sawah hinge ulak ku Illahi Reta paling jeroh si gere terhinge Jasa budinte kin buah peri Kite betih gajah, hewan paling setie Ike ara bele murum bererami Ara peri mestike ari jema tue Ike pantas berulo lemem berai
Puncak Bur ni Telong Menjulang di balik genangan awan Jejeran Pinus di Utara dan Selatan Bersusun panjang sampai pematang Harum kopi memenuhi tiap ruang Dipetik jemari lentik perempuan Gayo Dari perkebunan Wih Ilang Buntul Kemumu, Wih Pesam sampai Tunyang Desau angin lembah Enang-Enang Mengabarkan harapan Bener Meriah tanahmu subur tanahmu gembur Tempat Menyemai impian Bener Meriah Bener Meriah Jangan biarkan sendirian Jangan disia-siakan Bener Meriah Bener Meriah Tiba saatnya memetik kemenangan Elang terbang hamparan hutan Desau angin harum kopi Lembah Enang-Enang Bener Meriah Bener Meriah Disini kita menjejakkan kaki dan hati Redelong, Januari 2014 “Dibacakan saat peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-11 Kabupaten Bener Meriah di lapangan Sengeda, 7 Januari 2014 oleh Fikar W. Eda bersama Komunitas Rangkaian Bunga Kopi dan Paduan Suara Belang Panas”
Lambang Daerah Bener Meriah Insya Allah Nenggeri Madani Redelong, 7 Januari 2015 Dilagukan untuk pertama kali usai upacara HUT ke-11 Bener Meriah, 7 Januari 2015 di lapangan Sengeda Bener Meriah oleh biduanita Gayo, Ru dan Sya’diah. FIKAR W. EDA Lahir di Takengon 1966. Alumni Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala (Unsyiah, Banda Aceh, dan Program Pascasarjana Institut Kesenian Jakarta (IKJ). Menggeluti sastra dan teater. Tampil dalam berbagai kegiatan baca puisi di sejumlah kota di Indonesia dan Malaysia, seperti Jakarta, Jogjakarta, Solo, Surabaya, Bandung, Kuala Lumpur dalam Pengucapan Puisi Dunia Ke-9 2002, Banda Aceh dan lain-lain. Menghadiri Forum Puisi Indonesia ‘87 di Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta, Refleksi Peringatan 50 Tahun Indonesia Merdeka di Solo, Pertemuan Penyair Sumatera di Lampung, Medan, Batam dan sebagainya. Bersama grup musikalisasi puisi Deavies Sanggar Matahari, menggelar acara “Tour Salam Damai” di sejumlah kota terpenting Indonesia dalam rangka Kampanye Hak Asasi Manusia Aceh. Menyusun antologi sastra “Aceh Mendesah Dalam Nafasku” AL-ADYAN
bersama Lian Sahar dan Abdul Wachid BS (Kasuha, 1999), dan buku “Aceh Menggugat”
Warga kampung Kenawat Redelong, selain petani kopi Arabika Gayo juga sebagai
(Pustaka Sinar Harapan, 1999) bersama S Sastya Dharma. Menulis buku “FORBES dan
Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Dinas Syari’at Islam Kabupaten Bener Meriah
Jejak Lahirnya Undang Undang Pemerintahan Aceh” (Forbes, 2008), “SABANG, Menyusur
dengan jabatan Sekretaris Dinas.
Jejak Pelabuhan Bebas” (BPKS, 2008).
H. 28
Bener Meriah
EDISI 19 lintasgayo
lintasgayoco
lintasgayo
22 Januari 2015
Program Pembangunan Kampung Belangi (P2KB) Bangun 200 Kantor Desa di Bener Meriah
P
EMERINTAH Kabupaten Bener Meriah tahun 2014 lalu telah membangun 200 unit Kantor Kepala Desa melalui Program Pembangunan Kampung Belangi (P2KB), dan sebanyak 232 Kampung di daerah ini telah memiliki data profil desa, begitu juga dengan sarana pendukung kelengkapan administrasi untuk pelayanan masyarakat. Demikian diungkapkan Bupati Bener Meriah H. Ir. Ruslan Abdul Gani, DiplSE, ketika memberikan sambutan pada prosesi pengukuhan 29 kepala kampung menjadi “Reje” dan peresmian 26 Kantor Kepala Kampung di Kecamatan Bukit melalui program Kampung Belangi tahun 2014. Dihadapan segenap unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) dan Forkopimda Plus dan Perwakilan anggota DPRK setempat serta para kepala Satuan Kerja Perangkat Kabupaten (SKPK), Badan dan Kantor, para Camat dan masyarakat yang hadir mengikuti prosesi pengukuhan dan peresmian kantor desa di Kampung Karang Rejo, Sabtu (17/1/2015), Bupati Bener Meriah menyebutkan Program Kampung Belangi yang dikucurkan di daerah Bener Meriah tersebut mendapat apresiasi dari Gubernur Aceh, sehingga menjadi salah satu motivasi untuk dilaksanakannya kegiatan tersebut. Dijelaskan Ruslan, dalam program Kampung Belangi (Belangi: bagus, cantik, dan sejenisnya:Gayo-Red) sesuai dengan prinsip dasar musyawarah di masing-masing Kampung untuk melaksanakan kegiatan sesuai kebutuhan dan skala prioritas maka selain pembangunan kantor desa sebagai pusat pelayanan masyarakat di kampung juga telah tersedianya informasi data masing-masing kampung dalam bentuk Profil Kampung sehingga kedepan mempermudah untuk melakukan penataan desa. Hal lainnya melalui program ini adanya pemerataan yang dirasakan oleh seluruh kampung dengan melaksanakan kegiatan bersama untuk membangun sarana prasarana (Sanpras) yang dibutuhkan. “Aktualisasi dari program Kampung Belangi diharapkan dapat menjadi pondasi dan sebagai rujukan dari masing-masing kampong, untuk membenahi atau mengatur tata laksana desa baik dalam hal pengelolaan
Bupati Bener Meriah Munik ni Reje di Kampung Musara 58 Kecamatan Pintu Rime Gayo. (IST)
keuangan maupun administarsi dan pelayanan bagi masyarakat masa kini dan masa datang,” harap Ruslan. “Saya dan tentunya kita bersama mengharapkan agar program Kampung Belangi bukan hanya tercantum pada namanya saja melainkan segala aktivitas di kampung tersebut dapat membanggakan,“ pinta Bupati Bener Meriah tersebut. Lebih-lebih, lanjut orang nomor satu di Bener Meriah ini, pada tahun 2015 ini, pemerintah pusat akan menerapkan UU tentang Desa dan akan mengucurkan bantuan Desa dengan jumlah yang jauh lebih besar bila dibanding dengan program Kampung Belangi. Dalam kesempatan tersebut, Bupati Bener Meriah dihadapan para Reje dan Bedel Kampung juga mengatakan kedepan, peran para Reje kampung akan menjadi ujung tombak pembangunan daerah, sementara Camat dan Bupati serta Forkopimda dibatasi perannya sebagai koordinator atau dengan kata lain sebagai mandor. Sementara Camat Bukit, Sarahdin, SE dalam laporannya mengatakan ucapan terimakasih kepada Pemerin-
Bupati Bener Meriah resmkan Kantor Kepala Kampung BandarJaya Kecamatan Bener Kelipah. (IST)
tah Daerah Bener Meriah yang telah mengkucurkan program Kampung Belangi. Disebutkannya untuk kecamatan Bukit jumlah kampung sebayak 40 desa, pada tahun ini mendapatkan alokasi pembangunan kantor desa sebanyak 26 unit, sementara desa lainnya ada yang telah dibangun pada ta-
hun sebelumnya ada juga yang belum sama sekali. “Kita berharap bagi kampung yang belum memiliki kantor desa agar memprogramkannya kedepan, sehingga pusat pelayanan akan tersedia bagi masyarakat kampung yang bersangkutan,” Kata Camat Bukit, Sarahdin, SE.r
H. 29
Parlementaria
EDISI 19 lintasgayo
lintasgayoco
lintasgayo
bencana dan kepentingan masyarakat banyak, tutur Wakil Ketua Komisi V di DPRA ini, hendaknya pihak pemerintah Provinsi Aceh maupun pemerintah daerah di dua Kabupaten yang ada di dataran tinggi Gayo yakni Aceh Tengah dan Bener Meriah, juga harus peduli dan Musara Pakat (bekerjasama, bahu membahu-red) untuk membersihkan material dari badan jalan sehingga jalur Takbir dapat segera terakses. Kendatipun demikian, dirinya akan menghubungi pihak Balai Besar Departemen PU Wilayah Sumbagut agar mengirimkan amunisi (dana-red) tambahan kepada petugasnya disana, seperti alat berat dan truk pengangkut bahan material. Longsorannya dibuang kemana? Sementara pihak penanggung jawab
Longsor di Merie Satu, Bener Meriah. (Lintas Gayo/Khalisuddin)
22 Januari 2015
PK-5 ruas Jalan Nasional Bireun-Takengon, Misbah kepada LintasGayo.co mengatakan pihaknya dengan segala upaya akan terus membersihkan dan mengangkut bahan material akibat longsor yang menimbuni jalan tersebut, namun ada kendala yang perlu mendapat kerjasama dari pemerintah daerah yakni tempat atau lokasi pembuangan material reruntuhan tersebut. “Pada prinsipnya dilapangan petugas kami, siap bekerja siang malam untuk membersihkan badan jalan tersebut dari timbunan longsor, namun kami terkendala dengan kemana material itu dibuang, akibatnya kami mengalami sedikit kesulitan dalam membersihkan tanah longsor disepanjang jalan Nasional ruas Takbir dititik KM 91-92, tersebut,� ungkap Misbah. Dalam kesempatan tersebut, Misbah selaku penanggungjawab ruas jalan Tak-
Wakil Rakyat Minta Pihak Terkait “Musara Pakat� Tangani Longsor Jalan Takbir Laporan Abdul Rahman
J
IKA selama ini air menggenangi daerah dataran rendah di seantero Aceh, selama itu juga dataran tinggi Gayo meliputi Aceh Tengah, Bener Meriah dan Gayo lues dikepung tanah longsor. Di beberapa titik ruas jalan Nasional Bireuen-Takengon (Takbir), badan jalan kerapa tertimbun longsor akibatnya kemacetan lalulintas tidak terhindarkan begitu juga pengguna jalan yang mengendarai
Oleh Win Wan Nur
B
EBERAPA hari belakangan ini, Irwan Djohan, salah seorang anggota DPRA yang berasal dari Daerah Pemilihan Aceh Besar dan Banda Aceh, mempublikasikan program usulan masyarakat dari daerah pemilihannya yang akan dibiayai oleh dana aspirasi yang akan dia terima sebagai anggota Dewan. Menarik melihat proyek-proyek yang diusulkan ini. Mulai dari proyek gaya-gayaan seperti pembangunan tugu di persimpangan jalan dilengkapi dengan air mancur, pembuatan tempat ibadah, kegiatan budaya dan olah raga, sampai untuk proyek produktif seperti pembangungan dan perbaikan jalan desa dan pemberian modal usaha. Nilai total program usulan masyarakat itu mencapai 7 milyar lebih. Bahkan Irwan kemudian menambahkan bahwa dia dikabarkan oleh anggota dari salah satu komisi, bahwa Dinas Cipta Karya memberikan hak usulan program untuk setiap pimpinan DPRA sejumlah 1 Milyar ditambah 15 unit rumah dhuafa yg boleh disalurkan kepada rakyat di dapil masing-masing dan juga ada tambahan 1 Milyar dari Dinas Pengairan, dan 1 Milyar dari Dinas Bina Marga. Jadi Total ada 10 Milyar untuk tiap anggota Dewan. Tapi sayang sekali, menurut Irwan dia tidak sempat lagi menambah usulan sehingga dia menyerahkan saja pada ketiga
roda dua banyak yang tergelincir karena licin. Terkait keluhan masyarakat pengguna ruas jalan di Aceh Tengah dan Bener Meriah, salah satu wakil rakyat di DPRA angkat bicara, Adam Mukhlis saat dikonfirmasi LintasGayo.co beberapa waktu lalu mengatakan bahwa ruas jalan Takengon-Bireuen (Takbir) merupakan wewenang Balai Besar Departemen Pekerjaan Umum (PU) Wilayah Sumatera Bagian Utara (Sumbagut). Namun karena hal ini menyangkut
bir PK-5 mengharapkan agar pemerintah daerah setempat dapat menunjukan tempat pembuangan material sehingga pekerjaan pembersihan badan jalan tersebut berjalan lancar. Seperti diberitakan media ini, ruas jalan Takbir, khususnya dikawasan perbatasan Aceh Tengah dan Bener Meriah dalam beberapa bulan ini selelau tertimbun longsor, selain mengganggu kelancaran transportasi juga sangat mengancam keselamatan pengguna jalan dan warga setempat.r(Rahman|Kh)
Dana Aspirasi Anggota DPRA Asal Gayo, Disalurkan Kemana?
Pada dasarnya, setiap usulan program haruslah berasal dari masyarakat (bisa melalui kepala desa/keuchik).
dinas tersebut untuk membuat program dan menyalurkannya kepada daerah atau rakyat yang membutuhkan. Tapi menurut Irwan pada dasarnya, setiap usulan program haruslah berasal dari masyarakat (bisa melalui kepala desa / keuchik). Apa yang disampaikan oleh Irwan ini menarik sekali bagi kita Warga Gayo.
Karena ada banyak sekali program yang dibutuhkan oleh warga Gayo yang bisa didanai oleh dana aspirasi dewan ini. Seperti daerah pemilihan yang diwakili Irwan. Kita juga memiliki beberapa anggota DPRA yang mewakili dapil-dapil di Gayo. Ada puluhan milyar dana aspirasi anggota Dewan asal Gayo yang kalau dimanfaatkan dengan benar oleh masyarakat akan menjawab berbagai permasalahan yang menghambat kemajuan Gayo selama ini. Sebut saja misalnya buruknya infrastruktur ke sentra-sentra produksi pertanian. Yang sebagaimana kita ketahui beberapa waktu yang lalu membuat puluhan ton kentang milik petani di Bener Meriah membusuk karena tidak bisa diangkut keluar. Ini mungkin tidak perlu lagi terjadi di masa depan kalau Masyarakat bisa mengajukan dana perbaikan jalan ini diambil dari dana aspirasi Ramdhana Lubis yang berasal dari daerah itu. Para petani kopi di Berawang Dewal yang terpaksa mengangkut hasil panennya dengan menempuh berkilometer naik turun dengan berjalan kaki bisa menga-
jukan dana pembuatan jalannya kepada Bardan Sahidi. Masyarakat Gayo yang terganggu mobilitasnya akibat putusnya jembatan Aih Poteh yang menghubungkan Pining dengan Lokop bisa mengajukan dana perbaikannya kepada Mansyur Nur Hakim. Olahraga yang kekurangan fasilitas, seni yang hidup segan mati tak mau, yang mau mengadakan lomba menulis kekeberen sampai panitia yang akan mengadakan pertemuan untuk membentuk Dewan Adat Gayo bisa mengajukan anggaran pendanaannya pada Ismaniar, Iberamsyah, Adam Mukhlis atau Alaidin Abu Abbas yang semuanya mewakili Gayo. Jalan dan peluang sudah ada, dana sudah ada. Sekarang semua tinggal kepada masyarakat Gayo sendiri, mau atau tidak menuntut anggota DPRA asal Gayo untuk mempublikasikan peruntukan dana aspirasi mereka secara transparan sebagaimana dilakukan T. Irwan Djohan dan kemudian mengajukan program yang memang sesuai dengan kebutuhan.r *Pengamat Politik, tinggal di Bali
H. 30
Kampungku
EDISI 19 lintasgayo
lintasgayoco
lintasgayo
22 Januari 2015
/ter sihen.....ter sihen dene ku Gayo/ /ter Lane.....ter Lane.....ter Lane renye ku Ise Ise/ Khalisuddin
B
EGITULAH syair lagu AR.Moese tentang Lane, nama salah satu Kampung di Kecamatan Linge berlokasi sekira 78 kilometer disisi jalan Takengon-Blangkejeren, berdampingan langsung dengan kawasan pengembangan peternakan sapi Bali yang diprogramkan Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah sejak tahun 2004 lalu. Kampung ini menyimpan sejarah penting, saat Kerajaan Linge berdiri sekitar 1025 Masehi (416 Hijriah), masa kehadiran Belanda sejak tahun 1902, pemberontakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/ TII) yang pecah pada tahun 1953 hingga penebangan pinus Merkusii oleh PT.KKA (Persero) untuk bahan baku kertas yang dimulai tahun 1985. Lane, menurut saksi sejarah kelahiran 1936, M. Yusuf Aman Darma, warga Kala Empo Kampung Lane berasal dari kata Lan dan ne. Lan berarti material penyebab air keruh, air menjadi tidak jernih. berarti “nya�. Lanne berarti lumpurnya. Nenek moyang warga Gayo menyebut Lane karena ditempat tersebut ada dua sumber mata air yang airnya tampak keruh, berasa asin kepahit-pahitan. Lanne ini menurut warga setempat yang berubah menjadi garam setelah dimasak, prosesnya persis seperti membuat garam di pesisir pantai. Jika ada pertanyaan bernada heran kenapa air yang dimasak menjadi garam, mereka menjawab Lanne yang menjadi garam. Sumber mata air itu jaraknya sekitar 2 kilometer dari sisi kanan jalan menuju Blangkejeren dari arah Takengon. Mereka menamainya Lancang Rawan (Laki-laki-Gayo:red) dan Lancang Banan (Perempuan:Gayo-red). Jarak kedua Lancang ini sekitar 300 meter, Lancang Rawan berlokasi di arah timur di perbukitan dibawah rerimbunan pohon rotan dan jenis semak belukar lainnya sementara Lancang Banan di arah barat dipersawahan milik warga Lane. Dataran tinggi Gayo umumnya termasuk kawasan Linge cukup jauh dari tepi laut, hingga ratusan kilometer. Dulu, butuh waktu berhari-hari berjalan kaki untuk mendapatkan garam. Kondisi ini menyebabkan warga Gayo “dulu� berpikir mencari solusi bagaimana cara memproduksi garam sendiri. Mereka kemudian memanfaatkan air asin yang bersumber dari Lancang Rawan dan Lancang Banan. Konon sebagian besar kebutuhan garam untuk kerajaan Linge berasal dari Lane ini. M. Yusuf Aman Darma mengaku tidak pernah melihat pembuatan garam di zaman Belanda, namun turut menjadi pekerja pembuat garam paska kemerdekaan Republik Indonesia, di masa-masa sulit, persisnya saat pecahnya pemberontakan Darul Islam/ Tentara Islam Indonesia (DI/TII) di tahun 1950an. Dalam ingatan M. Yusuf Aman Darma pada tahun 1955 hingga 1958. Saat itu, pembuatan Garam di Lane dikoordinir oleh salah seorang tokoh DI/TII, Pang Alim. Pada tahun 1959, DI/TII sudah tidak eksis di kawasan tersebut dan pembuatan garam pun terhenti. Proses Pembuatan Garam Lane Dalam ingatan M. Yusuf Aman Darma, pembuatan garam dilakukan dalam beber-
Suatu keanehan atau tanda tanya yang belum terjawab adalah air yang diolah menjadi garam mesti berasal dari kedua Lancang tersebut dengan volume yang sama. Lancang Banan. (Lintas Gayo/Khalisuddin)
Lane; Penghasil Garam Kerajaan Linge apa belanga (wajan) besar dengan volume maksimal hingga 12 kaleng air atau setara dengan 480 liter (1 kaleng 40 liter). Suatu keanehan atau tanda tanya yang belum terjawab adalah air yang diolah menjadi garam mesti berasal dari kedua Lancang tersebut dengan volume yang sama. Jika yang dimasak atau diolah menjadi garam hanya bersumber dari salah satu Lancang baik Banan atau Rawan maka jangan diharap setelah di masak akan menjadi garam. Pengalaman M. Yusuf Aman Darma, sebanyak 10 kaleng air yang dimasak akan menghasilkan garam sebanyak 3 are (bambu) garam dengan jangka waktu pemasakan sekira satu hari satu malam (24 jam). Garam yang dihasilkan dibagi-bagikan kepada masyarakat yang memerlukan, tidak ada jual beli saat itu. Catatan C. Snouck Hurgronje Dalam catatan Muhammad Syukri di kompasiana.com, Lane berada di ketinggian 600 meter dari permukaan laut. C. Snouck Hurgronje dalam bukunya berjudul Het Gajoland ez Zijne Bewoners (1903) yang telah diterjemahkan Hatta Hasan (1996) menjelaskan tentang Lane. Menurut dia, kondisi Lane saat itu (sekitar tahun 1901) selain pondok-pondok Peruweren (kawasan penggembalaan ternak khususnya kerbau) terdapat pondok pemasak garam sebagai tempat bermalam selama bekerja. Di daerah itu terdapat dua buah sumur garam yang bernama lancang, sumur yang berisi air keruh dan mengelegak, Snouck mencatat, garam Lane rasanya agak tawar, tetapi kalau terlalu banyak menjadi pahit. Di tempat pembuatannya, harga garam Lane untuk 8 are (16 liter) senilai 1 ringgit. Pada tahun 1901, Jansen seorang insinyur tambang telah membeli sedikit sampel garam Lane. Dia kemudian meminta Professor Dr. P. van Romburgh menganalisis garam Lane. Hasilnya terdiri dari air (22,39%); pasir dan
Lancang Rawan. (Lintas Gayo/Khalisuddin)
lain-lain (7,50%); CO2 (15,40%); SIO2 (0,40%); Cloor atau CL (18,20%); Alumunium atau Al2O2 dan Fe2O2 (2,90%); Kapur (15,75%); Magnesia atau MgO (5,18%); Natron atau Na2O (17,10%); dan Kali atau K2O (0,20%). Hal Aneh Ada yang dianggap aneh dan belum terjawab hingga sekarang. Menurut warga setempat termasuk M. Yusuf Aman Darma, pernah terjadi dari Lancang ini keluar benda-benda yang lazim dipakai oleh manusia berupa pakaian dan benda-benda lainnya. Kondisi ini menurut cerita yang berkembang sempat membuat resah warga setempat dan berupaya menutup mata air Lancang tersebut. Situs Sejarah Gayo
Lokasi sumber air Lane, Lancang Rawan dan Lancang Banan adalah situs sejarah yang semestinya diselamatkan dan sangat berpotensi sebagai tujuan wisata sejarah. Sayangnya, hingga saat ini samasekali belum disentuh terlebih dikelola dengan baik sebagai kekayaan daerah. Kondisi tempatnya memprihatinkan, tidak ada akses jalan, selain jalan setapak menuju persawahan warga. Saat dikunjungi, sebagian lokasi Lancang Banan dipagar, ternyata adalah bagian dari Uwer (kandang ternak-Gayo;red). Di tempat masih terlihat bekas aktivitas masa lalu. Ada tonggak kayu yang menancap kuat kedalam tanah. Sementara Lancang Rawan, sulit ditemukan jika tanpa penunjuk jalan. Lokasinya di dalam hutan kecil, mesti merunduk dan membawa sejenis parang untuk bisa mencapai lokasinya.r
H. 31
Tafakur
EDISI 19 lintasgayo
lintasgayoco
lintasgayo
Islam Dibandingkan? Siapa Takut? Oleh: Muhammad Ramadhan, S.Pd. I. MA
Ilustrasi. (IST)
“
ISLAM itu tinggi, tidak ada yang mampu melampaui ketinggian Islam”, demikianlah isi sabda Rasulullah SAW yang sering kita jadikan hujjah bahwa Agama Islam adalah agama yang paling mulia, yang paling pantas untuk dijadikan sebagai pegangan dan pedoman untuk memperoleh keselamatan dunia dan akhirat sesuai dengan makna kata Islam itu sendiri yang berasal dari kata “salima” yang berarti selamat. Hal ini sejalan dengan Firman Allah SWT “Sesungguhnya agama (yang benar) di sisi Allah ialah Islam… (Ali ‘Imran: 19). Sangat jelas menegaskan bahwa Agama yang “diterima dan benar” di sisi Allah adalah agama Islam. Dalam Ayat lain Allah SWT juga menegaskan bahwa “Maka mengapa mereka mencari agama yang lain selain agama Allah, padahal apa yang ada dilangit dan di bumi berserah diri kepada-Nya, (baik) dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada-Nya-lah mereka dikembalikan?” (Qs. Ali ‘Imran: 83). Jelas dalam ayat ini Allah SWT menegaskan bahwa semua yang ada didunia ini tunduk kepada Allah SWT baik suka maupun terpaksa, mengapa ada orang yang mencari agama selain agama Allah (agama Islam)?. Berdasarkan dari ayat dan hadits yang telah terkemukakan di atas secara normative jelaslah bagi kita bahwa agama Islam itu paling mulia, paling benar dan satu-satunya Agama di sisi Allah tidak akan ada agama lain yang bisa menandingi kesempurnaan dan ketinggian agama Islam meskipun kita hendak mencarinya dengan suka atau terpaksa sekalipun. Jika Allah SWT telah menegaskan demikian mengapa kita harus ragu?
Intinya Allah SWT memerintahkan agar kita mengutamakan kebijaksanaan dalam berdakwah. Sesuai dengan situasi dan kondisi tempat kita berdakwah. Namun demikian untuk memperkuat dan menambah keyakinan tersebut yang didasarkan pada dalil (penguat) naqli (nash) tidak salahnya juga kita bisa memperkuat keyakinan kita tersebut dengan didukung oleh dalil-dalil ‘aqli yang secara fitrah tidak pernah bertentangan dengan “kebenaran” yang didasarkan pada keterangan dalil Naqli. Dalam kajian metodologi studi Islam selain melalui pendekatan normatif atau pendekatan tekstual yaitu menekankan signifikansi teks-teks sebagai sentral kajian Islam dengan merujuk pada sumber-sumber suci dalam Islam, terutama Al-Quran dan Hadits serta sumber syari’at lainnya sebagaimana yang sering kita gunakan dan praktikkan selama ini, masih terdapat berbagai pendekatakan lainnya
yang dapat kita gunakan untuk dapat memahami Islam agar pemahaman Islam kita semakin lengkap dan akan lebih mempermudah kita dalam mendakwahkan agama Islam. Salah satu pendekatan yang bisa digunakan dalam upaya memahami Islam secara komperhensif adalah dengan menggunakan pendekatan komparatif yaitu dengan membandingkan antara satu objek dengan objek lainnya. Dalam konteks kajian Islam dengan pendekatan ini kita akan memahami Islam dengan membandingkan Islam dengan agama selain Islam. Misalnya dengan membandingkan Tuhan yang disembah ummat Islam dengan Tuhan yang disembah oleh penganut agama lain, kitab suci yang dijadikan pegangan oleh ummat Islam dengan kitab suci yang digunakan oleh agama selain Islam, cara beribadah yang berlaku dalam agama Islam dengan cara beribadah yang digunakan oleh Agama selain Islam, tata cara perkawinan yang berlaku dalam Islam dengan aturan perkawinan yang ada dalam agama lainnya, system pewarisan (Faraid) yang di atur dalam Islam dengan system pewarisan yang diterapkan dalam agama selain Islam, hubungan laki-laki dengan perempuan dalam agama Islam dengan hubungan laki-laki dengan perempuan yang berlaku dalam agama lain. Dalam menggunakan pendekatakan komparatif ini kita harus mengetahui terlebih dahulu bagaimana Islam memperlakukan dan memandang semua itu dengan mengacu pada syari’at dan aturan yang ada dalam Islam dengan didasarkan pada sumber ajaran Islam yaitu Alquran dan Hadits maupun pada Ijma’ ulama (Ijtihad kolektif). Setelah kita mengkaji dan mengenal Islam dari sumber aslinya baru kemudian kita menkomparasikan masing-masing aspek baik dari keyakinan maupun dalam aspek mu’amalah yang berlaku dalam Islam dengan aturan dan norma yang berlaku dalam ajaran selain Islam, sehingga kita benar-benar menemukan kelebihan ajaran Islam yang selama ini kita yakini dan kelemahan yang ada dalam ajaran selain Islam, sehingga kita semakin yakin akan ajaran Islam bukan hanya didasarkan pada keterangan teks semata, tapi kita juga bisa menemukan kelebihan ajaran Islam atas ajaran agama lainnya secara lebih nyata dalam kehidupan sehari-hari atau secara lebih kontekstual, yang apada akhirnya akan semakin mepertebal keyakinan kita akan kebenaran ajaran Islam yang kita anut. Pengetahuan yang kita dapat setelah melakukan studi komparatif tersebut bisa kita gunakan untuk mempermudah pekerjaan kita untuk mendakwahkan non muslim untuk memeluk agama Islam tentunya dengan mengajukan berb-
22 Januari 2015
agai argument yang dapat meyakinkan mereka bahwa Islam benar-benar merupakan agama yang paling pantas, paling tinggi dan paling kuat kebenarannya yang akan bisa memberikan keselamatan dunia dan akhirat, sehingga non muslim yang akan kita dakwahkan tersebut akan memeluk Islam. Intinya kebenaran yang didukung oleh dalil ‘aqli (nalar) hasil dari studi komparatif ini akan sangat bermanfa’at bagi kita ketika kita hendak mendakwahkan agama Islam kepada non muslim, bukankah itu merupakan sebuah kelebihan yang akan kita dapatkan setelah membandingkan Kelebihan ajaran islam dengan kelemahan ajaran agama selain Islam? Dalam ayat lain Allah SWT juga berfirman: “Serulah kejalan Tuhanmu dengan bijaksana (hikmah) dan mau’idhah hasanah” (Qs An-Nahl: 125). Demikianlah seruan Allah SWT kepada manusia agar senantiasa berdakwah ke jalan Allah SWT dengan bijaksana. Untuk menyahuti seruan Allah SWT dalam berdakwah tersebut kiranya sudah seharusnya kita terus berupaya mencari pendekatan yang paling tepat agar kita dapat semaksimal mungkin mendakwahkan agama Islam kepada non muslim, sebijaksana dan seefektif mungkin agar seruan Allah SWT untuk berdakwah tersebut bisa kita penuhi secara maksimal dan sebaik mungkin. Intinya Allah SWT memerintahkan agar kita mengutamakan kebijaksanaan dalam berdakwah. Sesuai dengan situasi dan kondisi tempat kita berdakwah. Dalam konteks Aceh hari ini, kita dihebohkan oleh berita tentang adanya dosen yang mengajak mahasiswanya belajar gender di gereja, meskipun mungkin tujuannya untuk memberikan perbandingan kepada mahasiswa agar para mahasiswanya dapat memahami bagaimana perlakuan laki-laki dan perempuan menurut agama selain Islam untuk dibandingkan dengan pandangan Islam terhadap laki-laki dan perempuan (gender), sehingga dapat menemukan betapa islam jauh lebih bijaksan mengatur hubungan manusia yang berbeda jenis kelamin tersebut, yang pada akhirnya akan memepertebal keimanan kita bahwa islamlah agama yang paling benar serta kita dapat mengetahui kekuarangan (kelemahan) agama lain dalam memandang hubungan laki-laki dan perempuan tersebut, yang pada khirnya menuai kecaman dari berbagai fihak, seharusnya untuk mengkaji hal tersebut bisa digunakan cara atau pendekatan yang lebih sesuai dengan kondisi di Aceh hari ini, namun dikarena kurang tepat dalam memilih metode maka maksud dan tujuan yang diinginkan dari pendidikan tersebut tidak tercapai, yang ada malah sebaliknya fitnah yang di tuai dan hal ini sekiranya sebisa mungkin harus dihindari oleh seorang da’i (pendakwah) atau dengan makna yang lebih kontekstualnya yaitu oleh seorang pendidik baik guru, dosen maupun tenaga pengajar lainnya. Akhirnya penulis berharap sebagai muslim kita bisa lebih bijaksana dalam berdakwah, bisa lebih bijaksana dalam menyikapi setiap persoalan yang terjadi di sekitar kita, hanya dengan kebijaksaanlah Insya Allah Islam yang rahmatan li’alamin akan dapat kita nikmati bersama dan Islam serta Muslimnya benar-benar akan menempati posisi yang paling tinggi, paling mulia di dunia dan akhirat. Wallahu a’lam bisshawaab!r *Pemerhati pendidikan yang berdomisili di Banda Aceh.
ADAM MUKHLIS Mengucapkan Selamat
Hari Ulang Tahun
KABUPATEN BENER MERIAH KE 11
&
Milad
LINTAS GAYO KE 1