Membangun kemitraan solusi kebakaran hutan dan lahan

Page 1

Membangun Kemitraan, Solusi Kebakaran Hutan dan Lahan Written by Administrator

Kebakaran hutan merupakan salah satu unsur kerusakan hutan yang paling utama dikenal di Indonesia dan pada umumnya terjadi antarabulan Juli sampai dengan Nopember. Perladangan berpindah yang merupakan cara bercocok tanam paling sederhana/awal dalam sejarah pertanian yang dilakukan di hutan, menggunakan cara pembakaran hutan untuk persiapan lahannya.

Demikan pula dengan sistem HTI yang sampai akhir tahun 1997 masih banyak melakukan pembakaran hutan dalam pekerjaan persiapan lapangannya. Kerugian yang ditimbulkan milyaran bahkan trilyunan rupiah dan mungkin pula dapat dikatakan tak ternilai harganya, karena terdapat beberapa jenis flora maupun fauna yang musnah dimuka bumi ini akibat kebakaran yang terjadi seperti yang telah dikemukakan beberapa ahli.

Melihat karakteristik kebakaran hutan di Indonesia yang terjadi setiap tahun yang sumber masalahnya multi sektor serta implikasinya juga multi dampak, maka dalam penanganannya sangat diperlukan pendekatan yang multi sektor, keterpaduan dan sebagainya. Namun demikian bukan berarti bahwa apabila timbul masalah kebakaran hutan, maka tanggung jawab hanya ada pada satu lembaga saja melainkan tanggung jawab kita bersama.

Kerugian Yang Ditimbulkan :

Nilai kerugian secara ekonomis yang ditimbulkan oleh kebakaran hutan cukup besar. Sebagai

1/8


Membangun Kemitraan, Solusi Kebakaran Hutan dan Lahan Written by Administrator

contoh kebakaran hutan tahun 1997 menimbulkan kerugian sebesar US $ 4,5 milyar dengan rincian sebesar US $ 4,07 milyar dialami Indonesia, US $ 0,32 milyar dialami Malaysia dan US $ 0,08 milyar dialami negara Singapura. Disamping kerugian secara ekonomis, kerugian yang ditimbulkan oleh kebakaran hutan diberbagai aspek cukup besar, misalnya aspek lingkungan, sosial ekonomi, aspek kesehatan, perhubungan dan berbagai aspek lainnya.

Aspek ekologis atau lingkungan, maka menimbulkan kerusakan ekosistem hutan, hancurnya sumber plasma nutfah, lingkungan global mengalami gangguan. Sifat fisik dan kimia tanah dapat berubah dan pada kebakaran dengan intensitas tinggi dapat mematikan tanaman, memusnahkan humus tanah sehingga dari aspek biotik kandungan lahan hutan berubah sifat. Kebakaran hutan tahun 1997/1998 menyebabkan kota-kota besar di pulau tersebut antara lain Pekanbaru, Jambi, Palembang, Pontianak, Palangkaraya dan Samarinda dalam kesehariannya diliputi asap.

Dampak lain berupa terganggunya perhubungan dengan meruginya beberapa bandar udara karena beberapa penerbangan maupun pendaratan tertunda akibat kepulan asap dari kebakaran hutan dan lahan, sehingga secara ekonomis perusahaan penerbangan mengalami kerugian dan penumpangpun ikut menerima akibatnya. Bahkan dilaporkan terdapat beberapa pesawat mengalami kecelakaan berupa jatuhnya pesawat konon disebabkan oleh adanya pengaruh asap yang tebal disamping human error.

Dampak lain berupa terganggunya kesehatan masyarakat dibeberapa wilayah terutama yang langsung berhubungan dengan lokasi kejadian kebakaran seperti iritasi mata, ISPA, bronkhitis dan berbagai penyakit lainnya akibat adanya asap yang melebihi ambang batas yakni 0,26 mg/kubik, sedangkan di Pekan Baru Propinsi Riau contohnya, dilaporkan kandungan asap mencapai 2,02 mg/kubik pada kejadian kebakaran hutan dan lahan tahun 1997 (Suara Karya, 25 September 1997).

2/8


Membangun Kemitraan, Solusi Kebakaran Hutan dan Lahan Written by Administrator

Bukan Tanggungjawab Pemerintah Saja :

Pengendalian Kebakaran hutan bukan merupakan tanggung jawab pemerintah, namun harus melibatkan berbagai pihak dalam hal ini mitra kehutanan yang berada di daerah. Mitra kehutanan dalam konteks pengendalian kebakaran hutan dapat berupa organisasi/kelembagaan pada tingkat kecamatan dan desa, organisasi LSM, Pencinta Alam, Bina Konservasi, kalangan pers, masyarakat dan berbagai pihak yang berada paling depan di daerah.

Mitra Kehutana yang berkecimpung di bidang pengendalian kebakaran hutan tergolong masih langka dan pola yang diterapkan pun masih jauh yang diharapkan. Kebanyakan mereka berorientasi ekonomi, sehingga penerapan di lapangan masih dibatasi ketersediaan dana dari pemerintah, padahal pola yang diharapkan dari mitra kehutanan di bidang kebakaran hutan dimana misi mereka dilandasi kepedulian terhadap bahaya kebakaran atas kesadaran sendiri bukan karena motivasi lainnya.

Perlu kerja sama yang baik antara pihak pemerintah dan masyarakat yang dilandasi kepedulian terhadap lingkungan sehingga masing-masing pihak akan bekerja secara maksimal dalam pengendalian kebakaran hutan di Indonesia.

3/8


Membangun Kemitraan, Solusi Kebakaran Hutan dan Lahan Written by Administrator

Kurangnya Partisipasi Aktif Mitra :

Kurangnya partisipasi aktif mitra kehutanan dalam pengendalian kebakaran hutan di Indonesia dicirikan dengan masih minimnya motivasi positif dari mitra dalam keterlibatannya pada kegiatan pengendalian kebakaran hutan di Indonesia.

Mitra kehutanan yang bergerak di pengendalian kebakaran hutan masih relatif sangat sedikit, begitu pula mental mereka masih dilandasi adanya motivasi lain. Mitra yang sudah ada belum optimal karena pembentukannya masih diprakarsai oleh pemerintah dan belum ide murni dari mitra sendiri.

Berbagai bentuk kegiatan yang bertujuan untuk pengendalian kebakaran hutan di Indonesia telah dilakukan namun hasil yang diperoleh belum sesuai yang diharapkan. Masih terdapat ketimpangan disana sini, lahan yang terbakar setiap tahun masih cukup luas dengan nilai kerugian yang masih cukup besar, penyebab kebakaran juga belum sepenuhnya diketahui sehingga penanganan pasca kebakaran hutan ikut terhambat, saling melempar tanggung jawab dalam hal pengerahan massa dalam kegiatan pemadaman kebakaran.

Lalu kebakaran hutan dan lahan sebenarnya tanggung jawab siapa? maka untuk menjawab pertanyaan tersebut tidaklah mudah, sebab terdapat banyak pihak yang terkait di dalamnya. namun persepsi masyarakat tentunya selalu dicitrakan menjadi tanggung jawab Departemen Kehutanan. Persepsi ini tentunya tidaklah benar karena kebakaran tidak selalu berada pada kawasan hutan dan juga penyebabnya tidak selalu dari dalam kawasan hutan melainkan sebahagian besar dari luar kawasan hutan, sehingga tanggung jawab sebenarnya tentunya lembaga yang terkait dengan kebakaran tersebut dan secara umum kebakaran hutan dan lahan merupakan tanggung jawab dari seluruh masyarakat.

4/8


Membangun Kemitraan, Solusi Kebakaran Hutan dan Lahan Written by Administrator

Upaya mencari solusi dari permasalahan diatas, maka pemerintah beserta mitra dalam hal ini lembaga–lembaga dalam masyarakat maupun perorangan harus duduk bersama dan terbuka untuk mendiskusikan permasalahan tersebut dengan belajar dari pengalaman masa lalu untuk selanjutnya membangun komitmen untuk berkarya lebih baik lagi dimasa yang akan datang.

Upaya Yang Harus Dilakukan :

Dengan melihat berbagai penyebab terjadinya kebakaran hutan dan lahan, maka dapat diupayakan tindakan pencegahan secara dini, sehingga kebakaran hutan dan lahan tidak terulang setiap tahun dalam skala besar seperti yang terjadi setiap tahun.

Upaya tindak lanjut yang perlu ditempuh Pemerintah dalam mengatasi masalah kebakaran hutan dan lahan ini adalah : 1. Pemberdayaan masyarakat dan lembaga masyarakat adat terutama yang berada di sekitar kawasan hutan 2. Menetapkan suatu batas kawasan dan redeliniasi dengan melibatkan tokoh masyarakat, tokoh adat, sehingga batas kawasan tersebut betul-betul diakui sepenuhnya oleh masyarakat 3. Menggalakkan program Pemerintah dalam pemanfaatan hutan oleh masyarakat di sekitar kawasan hutan lindung yang telah banyak memberi hasil yan positif 4. Perlu ada suatu pola pengelolaan kawasan hutan lindung dan hutan produksi terbatas yang merupakan zone penyangga bagi taman nasional dengan melibatkan masyarakat 5. Meningkatkan kegiatan rehabilitasi lahan di luar kawasan hutan dengan berorientasi kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat dimasa yang akan datang

5/8


Membangun Kemitraan, Solusi Kebakaran Hutan dan Lahan Written by Administrator

6. Meningkatkan pendapatan masyarakat dengan berbagai pola seperti pola hutan rakyat dengan sistem kerjasama dengan masyarakat 7. Kegiatan lain yang tujuannya untuk mensejahterakan masyarakat namun berpihak kepada aspek pencegahan kebakaran hutan.

Mitra kehutanan yang bergerak dibidang pengendalian kebakaran hutan masih tergolong sedikit dan pesan aktif dari mitra yang sudah ada juga belum maksimal, sehingga dirasakan perlu untuk menentukan pola yang tepat dalam operasional dari mitra dan akhirnya peran mitra dapat membantu kestabilan gangguan terhadap hutan khususnya kejadian kebakaran hutan dan lahan yang setiap tahun terjadi.

Berbagai upaya pengendalian kebakaran hutan yang Pemerintah telah lakukan dalam menggalang kekuatan diantaranya adalah kerja sama dengan pihak luar, baik atas nama pemerintah negara tertentu maupun organisasi yang bergerak di dunia internasional, dimana beberapa diantaranya telah beberapa lama melakukan kegiatan pengendalian kebakaran hutan di Indonesia.

Berbagai negara maupun organisasi telah mengambil bagian dalam pengendalian kebakaran hutan di Indonesia sejak lama dan beberapa diantaranya sudah memberikan hasil yang nyata dan cukup menggembirakan, diantaranya JICA Jepang di TN Gunung Palung, Way Kambas, Berbak, Bukit Tiga Puluh serta pengadaan sapras di berbagai propinsi, GTZ di Kalimantan Timur, Uni Eropa di Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, UNDP, ADB di berbagai propinsi, USDA, EU, CIDA Canada di Kalimantan Barat, ITTO di TN Betung Kerihun, Kalimantan Barat dan berbagai organisasi lainnya.

6/8


Membangun Kemitraan, Solusi Kebakaran Hutan dan Lahan Written by Administrator

Bentuk-bentuk kegiatan yang telah dilakukan adalah berupa penyediaan sarana dan pra sarana pengendalian kebakaran hutan seperti pembangunan satelit pemantauan hot spot maupun asap yang banyak membantu selama ini, pengadaan sarana pemadaman kebakaran, peningkatan kuantitas dan kualitas petugas, pembinaan kepada masyarakat khususnya masyarakat sekitar hutan, penyuluhan pada media massa maupun pada sekolah-sekolah, pilot project pencegahan kebakaran hutan pada beberapa daerah rawan kebakaran, kegiatan penelitian dan kegiatan pencegahan dini kebakaran hutan serta berbagai kegiatan yang lain yang pada intinya akan mencegah dan menanggulangi kejadian kebakaran hutan di Indonesia.

Beberapa jenis kegiatan yang telah dilakukan oleh pihak luar yang patut ditiru oleh para pengambil kebijakan di tanah air yang diyakini mampu mencegah terjadinya kebakaran hutan diantaranya peningkatan peran serta masyarakat dalam mengelola hutan serta pemberdayaan masyarakat dalam mengelola lahan mereka. Bentuk kegiatan yang disponsori oleh pihak luar khususnya yang langsung terkait dengan masyarakat sekitar hutan adalah : 1. Pembuatan jalur hijau yang membatasi kawasan hutan dengan lahan miliknya dengan menanam tanaman yang bermanfaat ganda seperti tanaman pinang, sengon, lamtoro, asam yang dapat membatasi meluasnya kebakaran dan dapat pula dimanfaatkan tumbuhannya 2. Pembuatan parit tanggul yang berfungsi sebagai penghalang meluasnya kebakaran dan dapat pula sebagai sumber air untuk mengaliri kebun mereka 3. Pembuatan pagar pengaman yang berfungsi sebagai pengaman hama binatang agar tanaman masyarakat terhindar dari serangan hama 4. Pemberian bantuan berbagai macam bibit yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat, sehingga masyarakat tidak tergantung kepada hutan yang sudah barang tentu resiko terjadinya kebakaran cukup tinggi

Kesimpulan :

7/8


Membangun Kemitraan, Solusi Kebakaran Hutan dan Lahan Written by Administrator

1. Dalam upaya menggalang mitra kehutanan yang akan bekerja secara volunteer dalam mencegah dan menanggulangi kebakaran hutan, maka berbagai pihak harus duduk bersama mendiskusikan secara terbuka langkah-langkah yang akan ditempuh dengan belajar dari pengalaman masa lalu. 2. Peningkatan peran serta mitra kehutanan masih membutuhkan peran pihak luar sebagai penyandang dana untuk penyempurnaan sarana dan prasarana dan sebagai umpan dalam memotivasi kegiatan pengendalian kebakaran hutan, disamping itu perlu penganekaragaman kegiatan yang positif yang berbasis pencegahan kebakaran hutan 3. Penggalangan mitra kehutanan pada kegiatan pengendalian kebakaran hutan sudah seharusnya direkrut dari lembaga atau perorangan dimana motivasi mereka pada basis kesadaran sendiri dan bukan karena motivasi lain

Samuel P.

.

8/8


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.