Cakrawala edisi 3

Page 1

DESEMBER 2012 - FEBRUARI

2013

1


2

DESEMBER 2012 - FEBRUARI

2013


DESEMBER 2012 - FEBRUARI

2013

3


dari REDAKSI

P

ara pembaca yang budiman, majalah CAKRAWALA yang Anda baca ini merupakan edisi ke ga yang terbit di penghujung Desember 2012. Sesuai usul, saran dan berbagai masukan dari para pembaca—khususnya anggota HPI Bali yang menjadi pemilik majalah ini, CAKRAWALA edisi 3 ini lebih banyak menyajikan masalah internal HPI. Memang masih ada liputan kawasan s e p u ta r d e st i n a s i d i B a l i , n a m u n jumlahnnya lebih terbatas. CAKRAWALA edisi 3 sengaja mengangkat laporan utama tentang pergolakan Divisi Korea HPI Bali yang melakukan perlawanan terhadap Biro Perjalan Wisata (BPW) yang selama ini dinilai telah memperlakukan para pramuwisata (guide) secara semena-mena. Perjuangan Divisi Korea ini cukup dramatis, karena melibatkan seluruh pramuwisata Korea aktif yang berjumlah sekitar 600 orang. Mereka kompak, sehingga apa yang bisa diperjuangkan bisa terwujud. Dengan dibantu DPD HPI Bali, Divisi Korea akhirnya berhasil memperoleh kata sepakat dengan BPW Korea dan aspirasi para guide akhirnya terjawab seputar hak-hak dasar keprofesian seputar guide fee, pping dan lainnya. Perjuangan ini memang belum selesai, karena apa yang disepaka itu mes terwujud di lapangan. Untuk itu dibutuhkan koordinasi, kekompakan serta kejelian dalam melakukan pengawasan agar MoU tersebut diimplementasikan. CAKRAWALA edisi 3 juga menyajikan berbagai kegiatan Divisi lain yang nan nya diturunkan secara bergilir dalam edisi-edisi berikutnya sesuai dengan event yang digelar di masing-masing Divisi. Kali ini Divisi Korea dan Inggris yang dimuat. Seper biasa, CAKRAWALA juga menyajikan seputar budaya Bali dari pakar guna memberi pengayaan wawasan bagi para pembaca. Tak ke nggalan objek wisata dan seputar info dari DPD HPI. Jajaran Redaksi dan pengelola CAKRAWALA menyadari sepenuhnya bahwa majalah ini masih jauh dari sempurna. Masih dibutuhkan penataan dan pengayaan isi dalam edisiedisi mendatang. Oleh karena itu sangat dibutuhkan usulan dan saran dari para pembaca khususnya anggota DPD HPI Bali. Atas semuanya itu, dengan rendah ha kami, Jajaran Redaksi dan pengelola CAKRAWALA mengucapkan limpah terima kasih. Karena majalah ini terbit di penghujung Desember, ijinkanlah kami menyampaikan ucapan SELAMAT TAHUN BARU 2013. Semoga kita semua makin sukses di masa-masa mendatang. Semoga semua pikiran posi f datang dari segala penjuru! REDAKSI

4

DESEMBER 2012 - FEBRUARI

2013


DESEMBER 2012 - FEBRUARI

2013

5


MAJALAH CAKRAWALA EDISI MEI - AGUSTUS 2012

CONTENTS

BALI

TUAN RUMAH RAKERNAS HPI KE-12

DIKLAT PRAMUWISATA MUDA

9

DI MANGGARAI BARAT

10

PARIWISATA DALAM ANGKA

14

HPI BALI APRESIASI PENGADILAN

TERHADAP PRAMUWISATA ILEGAL

KARAKTER TAMU BERBAHASA

SPANYOL “BADAI DESEMBER” DARI SEKAR TUNJUNG

6

DESEMBER 2012 - FEBRUARI

2013

16 18 20


Pramuwisata Corong Pariwisata

PENANGGUNG JAWAB PEMIMPIN UMUM PEMIMPIN REDAKSI SEKRETARIS REDAKSI REDAKSI

LAYOUT/DESIGN ILUSTRATOR

Sang Putu Subaya, SH, MH I Ketut Warsa, SE Amos Lillo Drs. I Gede Kasna, M.Par Drs. A. A. Gde Mandra, M.Si Gregorius A. Rusmanda Agustinus Apollo dejerie Sang Nyoman Kaler Sutama

PHOTOGRAPHER Drs. I Wayan Dumya IKLAN/ MARKETING  I Nyoman Yohanes I Made Darmada, SH Ir. Ketut Juni Arjana Efendy I Gusti Kompyang Aya KEUANGAN  I Wayan Ruma KONSULTAN HUKUM I Nyoman Nuarta, SH SIRKULASI

Yerimias Aji Tasi, SS Agung Surya, SH PENERBIT  DPD HPI Bali REDAKSI

PERCETAKAN

Gedung DPD HPI Bali Lt. 2 Jalan Sekar Tunjung VII No. 9 Telp. / Fax. (0361) 466300 e-mail: infocakra@hpibali.org website: www.hpibali.org PT. Temprina Grafika (Isi di luar tanggung jawab percetakan)

DPD HPI BALI

DESEMBER 2012 - FEBRUARI

2013

7


INFO HPI

BALI

TUAN RUMAH RAKERNAS HPI KE-12

K

eputusan Rapat Kerja Nasional HPI KE 11 di kota Bukittinggi yang berlangsung dari tanggal 20 – 22 Nopember 2012 membuat delegasi DPD HPI Bali yang diwakili oleh 5 orang Pengurus sumringah. Betapa tidak, hampir seluruh usulan DPD HPI Bali diterima oleh floor. Salah satu keputusan Rakernas yaitu terpilihnya Bali sebagai tuan rumah Rakernas ke 12 yang sekaligus dirangkai dengan peringatan Hari Ulang Tahun HPI ke-25 tanggal 05 Oktober 2013. Ini adalah usulan monumental DPD HPI Bali bahwa setiap Rakernas atau Munas di manapun diselenggarakan kedepannya selalu dirangkai dengan peringatan HUT HPI secara nasional. Satu kebiasaan di setiap Rakernas adalah pengesahan Tata Tertib yang alot sehingga esensi rapat sering

Delegasi DPD HPI Bali di tepi Ngarai Sihanok Bukittinggi

8

DESEMBER 2012 - FEBRUARI

2013

Photo bersama DPP dan Delegasi DPD HPI seluruh Indonesia di Hotel Pusako Bukittinggi.

terabaikan. Nah pada Rakernas ke 11 di kota Bukittinggi pengesahan tata tertib yang sifatnya serimonial dan kurang efisien sudah di pangkas dan sidangsidang komisipun diganti menjadi Rapat Pokja 1, Pokja 2 dan Pokja 3. Hal ini akan menjadi acuan Rakernas berikutnya. Kita datang untuk rapat kerja dan bukan untuk membahas tata tertib yang menjelimet, gumam sebagian besar delegasi Rakernas. Pada Rakernas HPI KE 11 Bukittinggi, Delegasi Bali diwakili oleh Drs. I Gede Kasna, M.Par (Pimpinan Rombongan), I Nyoman Nuarta, SH, I Nyoman Yohanes, I Wayan Ruma dan I Ketut Trikaya Wijaya Manik. Sedangkan sebagai peserta adalah Ida Ayu Alit Kade Ferawati dan I Made Lanang Sayembara, SE. Adapun usulan dari DPD HPI Bali berdasarkan hasil rapat koordinasi Pengurus tanggal 19 Nopember 2012 adalah: Ikut bidding sebagai tuan rumah Rakernas HPI ke 12 yang dirangkai dengan perayaan HUT HPI secara Nasional tanggal 5 Oktober 2013.

Mengingat cikal bakal lahirnya HPI dari Bali dan saatnya tepat jublium perak 25 tahun HPI. Yang terpenting DPD HPI Bali belum pernah mengambil peran baik Rakernas maupun Munas sejak 1988. DPD HPI Bali mengusulkan agar iuran anggota ke DPP ditinjau kembali. Keputusan Munas Rp. 1.000,- per orang per bulan tidak dapat dilaksanakan oleh karena salah satu kesulitan HPI di daerah juga masalah keuangan. Mendorong DPP untuk segera mengurus legalitas organisasi yang berimplikasi kepada DPD-DPD di daerah. Mendorong DPP untuk membentuk Guide Training Centre sekaligus calon pramuwisata mendapatkan sertifikat kompetensi kerja. Semilir sejuknya angin di hotel Pusako Bukittinggi meloloskan seluruh usulan DPD HPI Bali. Menurut ketua rombongan Drs. I Gede Kasna, M.Par yang juga sekretaris DPD HPI Bali bahwa delegasi dari Bali sudah maksimal bahkan bergerelia menemui DPD-DPD lain agar usulannya bisa lolos.


INFO HPI

Berikut adalah hasil Keputusan Rakernas HPI XI di Bukittinggi:

KEPUTUSAN RAKERNAS XI HPI DI BUKIT TINGGI TANGGAL 20-22 NOVEMBER 2012 Rakernas XI berlangsung di hotel Pusako, dan dihadiri

Pariwisata 2009, bahwa UJP adalah usaha yang menyediakan

oleh 11 utusan delegasi DPD diantaranya : DPD Sumbar (3),

jasa pramuwisata untuk Biro Perjalanan Wisata dan

DPD Sumut (2), DPD Kepri (1), DPD Riau (3), DPD Aceh (2),

Wisatawan. Dimana Usaha tersebut dapat dilakukan secara

DPD Bali (5), DPD NTB (2), DPD DKI (2), DPD Jabar (4), DPD

perorangan, berkelompok atau bila mampu bisa dalam

DIY (1), DPD Jatim (1).

bentuk sebuah usaha berijin. Diharapkan juga menjadi

KTA Nasional akan dilaksanakan mulai Januari 2013

salah satu sumber dana organisasi selain iuran anggota.

dengan peng-kode-an Nomer Induk Nasional dari DPD

LDP2I (Lembaga Diklat Profesi Pramuwisata Indonesia)

HPI Jabar, DPD HPI Bali, DPD HPI Sumatera Barat, dan

akan dibentuk untuk peningkatan kwalitas anggota HPI dan

seterusnya. KTA tersebut akan dibuat bertahap dan

pelatihan Pramuwisata, terutama di daerah-daerah yang belum

disesuaikan dengan aturan berlaku di tiap DPD. Ukuran,

mempunyai Perda atau Pergub untuk melaksanakan Diklat

Warna, Format huruf dan Barcode akan ditentukan Tim DPP,

Pramuwisata ber-Lisensi. Diharapkan LDP2I ini akan menjadi

diharapkan selesai Januari 2013.

usaha dan sumber dana bagi DPP , DPD maupun DPC di daerah.

Kesepakatan

membentuk

sebuah

Tim

untuk

LSP Pramindo khusus untuk uji Kepemanduan Wisata dan

menyempurnakan kode Etik. HPI. Yang mana akan bertugas

Tour Leader akan dibentuk dengan bekerjasama antara HPI,

untuk meneliti, menelaah dan mengkaji dari isi kode etik

Asita, Atakpi, Akademisi dan BPW. Diharapkan awa tahun 2013

tersebut agar dapat memenuhi aspirasi yang seimbang antara

mendapat ijin dari BNSP. Perlu dukungan DPD-DPC serta asesor-

Hak dan Kewajiban anggota. Keanggotaan Tim tersebut

asesor anggota HPI agar lembaga ini dapat terbentuk dan

adalah sebagai berikut : Heben Ezer (DKI), Osvian (Sumatera),

berjalan baik dalam tugas uji kompetensi Pramuwisata Indonesia.

Nuarta (Bali), Sang Putu Subaya (Bali), Budi Triono (Jabar), M.

Seragam dan atribut HPI akan dibuat oleh Tim DPP.

Ainuddin (NTB). Diharuskan selesai maret 2013. Uji Kompetensi untuk anggota metodenya akan dilakukan perbaikan, agar tiap LSP mempunyai metode yang sama

Telah disepakati oleh seluruh DPD yang hadir, untuk memberikan kontribusi iuran ke DPP seperti yang diamanatkan AD / ART.

dalam melakukan Uji Kompetensi terhadap Pramuwisata. Jika diperlukan untuk menyempurnakan SKKNI Kepemanduan

Program HPI 2013 yang disepakati :

Wisata, HPI akan bekerjasama dengan Akademisi, Asosiasi dan

Menghadiri Konfrensi WFTGA di Macau (14-18 Januari 2013)

Institusi terkait akan membentuk Pokja untuk penyempurnaan

Seminar Mengelola Blog untuk promosi UJP atau Guide

SKKNI Kepemanduan Wisata di tahun 2013.

Service (Februari 2013)

Waktu Rakernas HPI akan disesuaikan dengan Hari Ulang

Pelatihan WPA Assesor kompetensi dan Training Of Trainer

Tahun HPI yaitu pada tanggal 5 Oktober. Rakernas XII HPI

(Maret 2013)

diputuskan diadakan di Bali, Yaitu pada tanggal 3 - 5 Oktober

National Guide Contest dan HPI Fair (April 2013)

2013. Keputusan tersebut diterima oleh peserta delegasi.

Sosialisasi UJP atau Guide Service (Mei 2013)

Dan nantinya terkait delegasi yang tidak hadir atau yang

Pelatihan WPA Assesor Kompetensi (Juni 2013)

membatalkan secara mendadak kehadirannya akan

Seminar Thematic Interpretation (Juli 2013)

tetap dikenakan biaya pembatalan sebagai Kontribusi

Training Of Trainer EcoTourism (Agustus 2013)

Kewajiban DPD untuk mengikuti Rakernas HPI, yang

Asean Guide Contest (September 2013)

besarnya akan ditentukan kemudian dalam aturan-aturan

Rakernas XII HPI (Oktober 2013)

tentang Pendaftaran Delegasi Rakernas.

Pelatihan WPA Assesor Kompetensi (November 2013)

Perlunya DPD-DPD untuk membentuk UJP (Usaha Jasa Pramuwisata) di daerahnya, sesuai dengan amanat UU

Seminar Manjemen Organisasi (Desember 2013) (Laporan Redaksi/Kas)

DESEMBER 2012 - FEBRUARI

2013

9


INFO HPI

DIKLAT PRAMUWISATA MUDA DI MANGGARAI BARAT

10

DESEMBER 2012 - FEBRUARI

2013


INFO HPI

A

WAL Desember 2012, dua tutor DPD HPI Bali, yaitu Drs. Made Sukadana dan Yerimias Aji Tasi,SS, berangkat ke Labuan Bajo, Kab. Manggarai Barat, NTT. Keduanya tatang mewakili HPI Bali memenuhi undangan Pemkab Manggarai Barat untuk memberikan pendidikan dan pela han (diklat) kepada calon-calon pramuwisata di Labuan Bajo. Kegiatan yang berlangsung tanggal 5 - 7 Desember 2012 ini diselenggarakan dalam rangka mempersiapkan tenaga-tenaga terampil dalam dunia pariwisata khususnya dalam bidang kepramuwisataan. Mengingat posisi pramuwisata sebagai ujung tombak kepariwisataan sangat strategis. Diklat Pramuwisata dibuka oleh Kepala Dinas Pariwisata Kab. Manggarai Barat Theodorus Suardi dan diiku oleh 27 peserta dari berbagai kelompok

Seorang peserta Diklat sedang mempraktekkan ilmu yang didapat dalam Diklat dihadapan kedua tutor

DESEMBER 2012 - FEBRUARI

2 0 1 3 11


bahasa. Dalam pidatonya Theodorus menekankan, pengembangan pariwisata di Labuan Bajo mengarah pada pengembagan jangka panjang. “Selain itu, jangka pendek yang bernuansa lokal serta global. Dan untuk saat ini yang bersifat lokal diutamakan, seper pengembangan desa budaya, penataan obyek wisata dan peningkatan SDM. Kegiatan Diklat

ini adalah salah satu pengembangan yang bersifat lokal,� jelas Theodorus. Selama pelatihan peserta diklat diberikan sejumlah materi yang mendasar bagi pramuwisata. A nta ra l a i n te c h n i q u e o f g u i d i n g , ko d e e t i k p r a m u w i s a t a , t r a n s fe r in/out, handling complaint, useful English terminology in tourism, dan

karakteristik wisatawan. Made Sukadana dari HPI Bali mengatakan, kegiatan ini dalam rangka menyongsong kesiapan pengembangan pariwisata NTT khususnya Labuan Bajo. Sekaligus mengan sipasi kedatangan wisatawan seiring terpilihnya Taman Nasional Komodo sebagai The New Seven Wonders oleh UNESCO. Kini, perkembangan pariwisata Labuan Bajo sedang pesat-pesatnya. Berbagai sarana penginapanpun atau akomodasi telah bermunculan, khususnya hotel berbintang. Antara lain Bintang Flores, La Prima, Jayakarta, Luwansa dan hotel kelas mela . Selain itu, penataan dan pembangunan infrastruktur jalan dan penyediaan air bersih sedang diupayakan Pemkab setempat. Penataan ini pen ng untuk menyambut booming pariwisata di masa depan. Termasuk juga rencana perpanjangan runway Bandara Labuan Bajo agar bisa didara pesawat berbadan lebar. Pada hari terakhir Diklat diisi dengan Field Trip selama satu hari, yakni mengunjungi Taman Nasional Komodo di Pulau Rinca. Para peserta Diltan tampak sangat antusias melakoni Field Trip ini. Sepanjang perjalanan diisi dengan sharing seputar kepramuwisataan dan pariwisata umumnya. yer

SEKILAS TENTANG TAMAN NASIONAL KOMODO Taman nasional komodo melipu 29 pulau (2 berukuran besar, yaitu komodo dan rinca, 27 kecil-kecil) yang mana hanya di empat pulau dihuni komodo dan yang terbanyak terdapat di Pulau Komodo dan Rinca. Total Komodo di TNK 4646, terbanyak di pulau komodo yaitu sekitar 2.400-an ada beberapa yang nggal di Gili Moto dan Gili Badar (populasi hampir punah). Selain komodo yang tinggal di TNK ada juga binatang-binatang lainnya seper kerbau liar, babi hutan, rusa, monyet, ular, kus, burung maleo, kadal, tokek, tikus besar dan serangga. Luas TNK, daratan 603 km2,

12

DESEMBER 2012 - FEBRUARI

2013

perairan 1402 km2.dua pulau besarnya, komodo 337 km2, Rinca 242 km2 . Asal usul keberadaan komodo di pulaupulau tersebut, ada yang mengatakan sekitar 15 ribu tahun yang lalu datang dari Australia karena di sana ditemukan fosil komodo. Pendapat lain mengatakan komodo berasal dari Pulau Jawa pada jaman es komodo berjalan dan berenang ke arah mur dan terdampar di kedua pulau tersebut. Berdasarkan cerita para calon guide yang ikut Diklat, salah seorang putra raja Manggarai yang bernama Najo pergi berburu ke pulau yang sekarang dinamakan


Komodo. Suatu hari beliau bertemu dengan seorang gadis can k yang menyebut dirinya putri naga (the princess of dragon). Keduanya jatuh cinta pada pandangan pertama. Setelah satu sama lain saling berkenalan mereka melanjutkan ke pelaminan. Lalu, keduanya bersepakat untuk mendiami pulau tesebut sebagai penduduk pertama dari perkawinan pasangan sejoli ini melahirkan seorang anak laki-laki yang diberi nama Gerong dan satu lagi lahir berupa telur. Adanya keanehan ini, telur itu disembunyikan di hutan, tetapi selalu ditengok dan diawasi oleh sang putri. Kemudian telur ini menetas menyerupai bayi yang disebut komodo sekarang, dan diberi nama ora. Suatu hari si gerong bersama ibunya berjalan-jalan di hutan dan bertemu dengan si ora. Melihat si ora, si gerong bermaksud membunuhnya, tetapi dicegah, dilarang oleh ibunya. Ibunya berkata, �Jangan bunuh dia, dia adalah saudara kembarmu!� Berdasarkan ceritra seorang ranger (penduduk lokal yang berfungsi sebagai local guide), sebulan yang lalu ada kejadian di desa yang terletak di pulau Rinca di mana seorang nenek yang sedang bekerja di halaman rumahnya, datanglah seekor komodo yang mau menggigitnya. Mengetahui dirinya hendak digigit komodo, nenek tersebut berkata kepada komodo dalam bahasa lokal yang kalau diterjemahkan: �Ora mengapa kau mau menggigitku, aku kan saudaramu.� Mendengar kata-kata sang nenek , komodo tersebut pergi dan dak jadi menggigit si nenek . Sejak tahun 1982 nama ora diubahbah menjadi komodo oleh UNESCO. komodo terpanjang yang pernah ditemukan mencapai 3,13cm, dan terberat 196 kg. Makanan utama komodo adalah semua daging, termasuk daging manusia dan daging bangkai. Makanan yang tersedia di TNK untuk predator tersebut adalah binatang seper kerbau liar, rusa, kadal, monyet termasuk telur dan sesamanya sendiri. Jadi predator ini termasuk jenis kanibal yang memakan sesamanya. Cara berkembang biaknya adalah dengan cara bertelur.sebelum bertelur dimulai dengan musim kawin yang biasanya antara Juli - Agustus. Para jantan berkelahi untuk memperebutkan be na, karena jumlah be na lebih sedikit dari pada jantan yaitu1 banding 3. Jantan yang

kalah lari, yang menang mengawini be na. Proses perkawinan ini bisa berlangsung selama antara 5-7 jam. Sebelum bertelur komodo be na mencari sarang burung maleo. Burubg maleo biasa membuat sarang dibawah pohon rindang, ukurannya lumayan besar. Komodo akan membuat beberapa lubang tambahan di sekitar sarang tersebut untuk mengelabui dan mencegah komodo yang lain makan telurnya. Sang induk akan menunggui telurnya,dan apabila ia lapar ia akan makan telutnya sendiri. Jumlah telurnya antara 15-30 bu r yang berhasil menetas sangat sedikit antara 1-3 bu r. jenis kelamin yang menetas tergantung suhu. Kalau suhu dingin bayi akan be na, Kalau panas akan menetas jantan. Setelah menetas bayi komodo akan langsung naik ke pohon dan nggal di sana sampai berusai kira-kira 3 tahun. Selama di atas pohon dia akan memangsa serangga. Ke ka dia memakan serangga terbentuklah bakteri beracun dalam mulutnya. Dia ngal di atas pohon untuk menghindari predator-predator antara lain, komodokomodo dewasa, anjing dan juga elang laut “sea eagle�. Dia baru turun ke ka mau minum dengan terlebidah dulu melihat situasi aman, yaitu predator-predator lain dak ada. Semenjak menetas sudah mulai terbentuk bercak-bercak hitam dan kuning pada kulitnya yang nan nya berfungsi sebagai kamuflase. Komodo-komodo dewasa saat berjalan akan selalu menjulurkan lidahnya sebagai alat untuk mendeteksi, mencium bau mangsa sesuai dengan arah mata angin sejauh 5 km. Bila

diperlukan berenang untuk mengejar mangsa, komodopun mampu berenang sejauh 500 m dan menutup hidungnya dengan lidahnya supaya air laut dak masuk. Bila komodo menyerang mangsanya, dia akan berusaha menggigit untuk menyalurkan air liurnya yang mengandung 60 macam bakteri, dan salah satunya adalah septic kimia yang sangat beracun. Setelah menggigit, racun yang masuk ke mangsanya, seper kerbau, babi hutan, rusa, akan bekerja 3-7 hari, sebelum binatang tersebut ma .Tapi bila yang digigitnya adalah manusia, maka hanya akan bertahan 2 kali 24 jam. Bila dak segera mendapat pertolongan, maka akan meninggal dunia akibat racun komodo tadi. Komodo mampu mencium bangkai dari binatang yang ma tersebut dari sejauh 5 km, dan banyak komodo akan datang berebutan menyantap mangsanya yang sudah menjadi bangkai itu. Karena penciuman komodo sangat tajam, maka bagi pengunjung yang sedang datang bulan dilarang berkunjung ke NTK. Penduduk setempat juga menguburkan mayatnya dalam liang yang sangat dalam untuk menghindari komodo. Demikian hasil ragkuman ceritera dari calon-calon peserta diklat pramuwisata muda pada saat Field Trip tanggal 7 Desember 2012 dari Labuhan Bajo menuju Pulau Rinca yang berlangsung selama 1.5jam yang berhasil kami rangkum. Semoga ada manfaatnya! (yer)

DESEMBER 2012 - FEBRUARI

2 0 1 3 13


INFO HPI

PARIWISATA DALAM ANGKA

PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE BALI TAHUN

JUMLAH

1980

146.644

1985

211.244

1990

490.729

1995

1.015.314

2000

1.412.939

2005

1.386.449

2006

1.260.317

2007

1.664.854

2008

1.968.892

2009

2.229.945

2010

2.493.058

2011

2.283.218

2012

2.888.864

14

DESEMBER 2012 - FEBRUARI

2013

10

Pasae Utama Pariwisata Bali

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.

Australia China Jepang Korea Selatan Malaysia Taiwan Singapura Inggris Amerika Serikat Prancis


INFO HPI

PERKEMBANGAN JUMLAH AKOMODASI DI PROPINSI BALI TAHUN 2009 S/D 2011

2019

No Kabupaten/Kota

2010

2011

Jumlah

Total

Jumlah

Total

Akomodasi

Kamar

Akomodasi

Kamar

Jumlah

Total

Akomodasi Kamar

1

Kota Denpasar

250

7,539

250

7539

287

8836

2

Badung

630

26,387

633

25649

1385

37983

3

Bangli

28

239

29

253

29

253

4

Buleleng

218

2,740

215

2653

217

2447

5

Gianyar

608

4,939

611

4956

890

6232

6

Jembrana

60

687

62

627

84

832

7

Klungkung

39

375

40

370

40

370

8

Karangasem

222

2,269

221

2240

285

4394

9

Tabanan

120

839

129

1060

129

1060

46.014

2.190

45.347

3.346

62.407

Total

2.175

DAFTAR JUMLAH AKOMODASI DI PROPINSI BALI TAHUN 2011

Sumber: Data PHRI Bali (2012) D D EE S S EE M MB B EE R R 22 00 11 22 -- FF EE B BR RU UA AR R II

2 0 1 3 15


INFO HPI

HPI BALI APRESIASI PENGADILAN

TERHADAP PRAMUWISATA ILEGAL

Denpasar, Cakrawala Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Provinsi Bali Sang Putu Subaya mengapresiasi proses peradilan salah seorang pemandu wisata ilegal yang telah diputuskan hakim Pengadilan Negeri Denpasar. “Kami mendorong lembaga pengawasan terkait untuk konsisten mengawasi ‘guide’ liar di Bali. Dengan kasus pramuwisata liar sampai diproses di pengadilan, kami harap dapat memberikan efek jera,” katanya di Denpasar, belum lama ini. Hakim di Pengadilan Negeri Denpasar pada awal September 2012 lalu, tepatnya Kamis (6/9) telah menjatuhkan putusan denda Rp 500 ribu kepada Erianto, seorang pramuwisata dari sebuah biro perjalanan wisata di Bali yang kedapatan membawa turis China tanpa kelengkapan sebagaimana yang diatur pada Perda No 5 16

DESEMBER 2012 - FEBRUARI

2013

Sang Putu Subaya tahun 2008 tentang Pramuwisata. Sebelumnya jaksa penuntut umum (JPU) menuntut Erianto denda sebesar Rp800 ribu subsider kurungan satu bulan penjara. “Menurut kami, jika memang ada

yang menyalahi aturan, tentu harus ada pener ban. Sampai disidangkan di pengadilan, kami rasa sebagai sebuah proses awal memberikan ‘shock therapy’ kepada para pramuwisata liar yang semakin banyak di daerah ini,” ujar Sangtu. Harapan ke depan kalau ada lembaga atau individu yang menjalankan pemanduan wisatawan tanpa lisensi sudah semes nya diter bkan. Proses penegakan yang sudah berjalan agar terus dilanjutkan. “Kami melihat selama ini aturan terkait pramuwisata masih lemah dan masih ada lempar tanggung jawab,” ujarnya. Di sisi lain, hingga saat ini jumlah guide berlisensi yang bernaung di bawah HPI Bali mencapai 5.265 orang dengan jumlah terbanyak pada divisi bahasa Inggris 1.360 orang, diiku divisi bahasa Jepang, Mandarin, Korea, Prancis, Jerman dan pramuwisata domes k. gre


ANTARDIVISI

RAMAH TAMAH PRAMUWISATA DIVISI INGGRIS

Membangun kebersamaan dan kekeluargaan antar anggota merupakan bagian pen ng dari satu organisasi. Untuk itulah, Minggu (24/6) lalu, Divisi Inggris HPI Bali menggelar “Ramah Tamah Pramuwisata Divisi Inggris” di areal Barong Catur Eka Budhi, Kesiman, Denpasar. Acara ini diiku lebih dari 600 peserta, terdiri dari anggota, para sesepuh dan keluarga Devisi Inggris. Ketua Divisi Inggris Ketut Wijaya Manik mengaku puas, karena acara yang digagas pengurus mendapat apresisasi dari para anggota, ditandai dengan kehadiran anggota dan keluarganya yang membludak. “Kami sengaja mengundang bukan

hanya anggota, tetapi juga keluarganya untuk berbahagia bersama di sini,” ujar Manik. Mantan Ketua DPP HPI Nyoman Kandia yang berkenan hadir bersama para sesepuh dalam acara ramah tamah itu juga menyampaikan apresiasinya terhadap Divisi Inggris yang berhasil mendatangkan ratusan anggotanya. “Kegiatan seperti ini sangat positif untuk membangun kebersamaan antar anggota, sehingga tercipta rasa kekeluargaan,” ujar Kandia. Kandia menilai, dari segi jumlah pramuwisata berbahasa Inggris di Bali sudah cukup banyak di Bali. Sebagai “sesepuh” dia berharap pramuwisata Bali, khususnya dari Devisi Inggris ke depan makin berkualitas dan memiliki kompetensi. Hanya dengan itu pramuwisata bisa bersaing, baik di ngkat lokal, nasional,

bahkan internasional. Terkait imbauan Nyoman Kandia, Ketua Divisi Inggris Ketut Wijaya Manik mengatakan, sudah menjadi komitmennya untuk menggelar semacam pertemuan periodik di mana para pramuwisata senior membagi (share) ilmu dan pengalaman dengan pramuwisata yunior. Di Sekretariat Divisi Inggris juga tersedia perpusatakaan mini berisi kamus dan buku-buku penunjang. Acara yang diisi dengan berbagai bentuk hiburan itu disambut antusias oleh para anggota dan keluarga besar Divisi Inggris. Sejumlah anggota menyumbangkan acara spontan, baik menyanyi maupun menari. Di akhir acara para peserta “Ramah Tamah Pramuwisata Divisi Inggris” juga mendapat kejutan berupa pengundian berbagai doorprize yang cukup “wah” mulai dari kulkas sampai kipas angin. gre DESEMBER 2012 - FEBRUARI

2 0 1 3 17


ANTARDIVISI ANTARDIVISI

Andres I Wayan Suyadnya, SH. Lahir di Dalung, 17 Desember 1969. Ketua Divisi Bahasa Spanyol dengan anggota 65 pramuwisata berbahasa Spanyol. Lulus sarjana hukum di Universitas MahasaraswaĆ&#x; Denpasar 2009. Kini kuliah Magister Kenotariatan di Universitas Udayana Denpasar.

N

egara-negara berbahasa Spanyol merupakan salah satu pemasok turis yang pen ng bagi negara kita. Jumlah wisatawan Spanyol yang berkunjung ke Bali pada tahun 2011 berjumlah 20.000 orang, belum termasuk turis-turis lain dari 21 negara yang berbahasa Spanyol, yaitu mereka yang berasal dari Meksiko, Kolombia, Venezuela, Chile, Argen na, Uruguay, Paraguay dan negara-negara lain yang berbahasa Spanyol. Di samping itu Bahasa Spanyol yang sangat dekat dalam tata bahasa dan dalam perbendaharaan kata dengan Bahasa Portugis, dapat digunakan untuk melayani tamu-tamu berbahasa Portugis, entah dari Portugal, Brazil, Mozambique, Angola, Timor Leste, dan 18

DESEMBER 2012 - FEBRUARI

2013

beberapa negara lainnya. Dengan kembali normalnya hubungan diploma k antara negara kita dengan Portugal membuat makin banyaknya turis asal negara Cris ano Ronaldo ini berkunjung ke Bali. Bangsa Spanyol dan oraang-orang Amerika La n (Amerika Selatan) sebagaimana bangsa-bangsa yang tergolong keturunan La n, seper Portugis, Perancis dan Italia, memang bangsa yang sangat ramah, cepat akrab, cinta kesenian dan berkebudayaan nggi. Mereka dengan cepat akrab dengan para para pemandu dan sopirnya karena karakternya yang memang hangat. Rasa humornya yang nggi membuat suasana tour sangat menyenangkan dan rileks. Mereka sangat senang bahwa kita belajar bahasa Spanyol dan dak segan-segan memperbaiki pengucapan ataupun mengajari kita

kata-kata baru sehingga pramuwisata berbahasa Spanyol maju dengan cepat dalam penguasaan bahasa melalui praktek langsung ini. Alam Bali dan budaya Bali yang sangat berbeda dengan alam dan budaya negaranya sangat menarik perha an mereka sehingga apapun yang dijelaskan oleh guide (guĂ­a) akan mereka perha kan dengan sungguh-sungguh. Tamu-tamu Spanyol dan Amerika Latin merupakan pencinta seni sehingga mereka selalu menyempatkan diri membeli oleh-oleh kerajinan tangan untuk dibawa pulang bagi handai taulan dan sanak saudara mereka di rumah. Hanya saja krisis berat yang mendera ekonomi Spanyol saat ini membuat daya beli mereka kocar-kacir sehingga semakin jaranglah tamu yang shopping di artshop. Walau demikian tamu Spanyol termasuk ga besar big spenders


ANTARDIVISI ANTARDIVISI

KARAKTERSTAMU A BERBAHA

SPANYOL selain tamu Jepang dan Amerika Serikat sehingga kesempatan untuk memperoleh rejeki masih terbuka di Spa atau di seafood (marisco) karena mereka suka makan enak. Banyaknya tamu Spanyol yang datang ke Bali dan banyaknya orang Spanyol yang berdiam di Bali membuat pemerintah Spanyol memutuskan membuka kantor Konsulat bagi Kerajaan Spanyol dan Republik Portugal di kawasan Sentral Parkir di Kuta dengan konsul Bapak Amir Rabiq. Pemerintah Meksiko pun membuka kantor konsulatnya pada PT As na Tours dengan konsul Bapak I Gus Bagus Yudara. Kerjasama antar bangsa ini makin erat dengan banyaknya wisatawan yang datang berlibur ataupun yang datang untuk menjalin kerjasama bisnis. Memang

sudah sejak dulu, terutama saat Menristek dijabat oleh Prof. Dr. B.J. Habibie, sudah terjalin hubungan kerjasama yang sangat erat antara Republik Indonesia dengan Kerajaan Spanyol terutama dalam bidang kedirgantaraan yaitu kerjasama strategis antara CASA Spanyol dengan PT DI (Dirgantara Indonesia) dalam memproduksi pesawat terbang. Pesawat terbang komersial produksi bersama antara Indonesia dan Spanyol yang paling terkenal adalah pesawat CN 235 (C=Casa, N=Nurtanio (nama PT DI sebelumnya), 235 artinya dua mesin dengan kapasitas angkut 35 penumpang). Sampai saat ini banyak insinyur Spanyol yang berdiam di Bandung bekerjasama dengan para insinyur

dirgantara bangsa kita untuk merancang berbagai jenis pesawat terbang. Pada saat Aceh dilanda tsunami, Kerajaan Spanyol merupakan salah satu negara yang memberikan bantuan untuk membangun kembali Aceh dan Sumatra Utara dari puing-puing kehancuran. Raja Don Juan Carlos dengan Ratu Sofia sudah pernah mengunjungi negara kita bersama dengan putrinya Infanta Cristina. Kita berharap di masa depan kerjasama yang sudah terjalin akan menjadi makin erat bukan saja di level G to G (government to government) melainkan juga di tingkat akar rumput, antara masyarakat Bali dan masyarakat Spanyol sehingga membawa manfaat yang besar bagi kedua bangsa dan negara. **

DESEMBER 2012 - FEBRUARI

2 0 1 3 19


LAPORAN UTAMA

DIVISI KOREA DAN HPI BALI UKIR SEJARAH

“BADAI DESEMBER” Bermula dari rasa tertekan selama lebih dari satu dasa warsa, lalu menghimpun diri, konsolidasi, kemudian unjuk gigi. Semula bersurat, tetapi tak digubris. Jurus pamungkaspun dihunus : ancam mogok!. “Lawan” jadi keder, lalu menyerah dan kata sepakatpun dicapai. Itulah sepenggal perjuangan Divisi Korea yang didukung DPD HPI Bali dalam memperjuangkan kesetaraan industrial di Biro Perjalanan Wisata (BPW) Korea. Bagaimana lika-liku perjaungan para guide Korea sampai akhirnya duduk satu meja dengan BPW Korea? Berikut sekilas laporannya. 20

DESEMBER 2012 - FEBRUARI

2013

DARI SEKAR TUNJUNG TAK mau diperlakukan secara dak professional oleh Biro Perjalanan Wisata (BPW), Devisi Korea HPI Bali unjuk gigi. Disokong oleh DPD HPI Bali, mereka berhimpun diri, mengalang solidaritas dan kekompakan, lantas “melawan” hegemoni Biro Perjalanan Wisata (BPW) Korea. Yang pertama dilakukan adalah melayangkan surat ke BPW Korea yang ditembuskan ke Kantor Dinas Pariwisata Bali dan Ketua Asita Bali pada 7 Oktober 2012. In nya, para guide Korea ingin menuntut hak-haknya norma fnya yang selama ini diabaikan. DPD Asita Bali merespons surat ter-

sebut dengan menggagas pertemuan mediasi. Pertemuan yang berlangsung di Sekretariat Asita di Jln. Pulutan Renin, Selasa (27/11) petang berlangsung tegang. Ada lebih dari seratus guide Korea mengawasi pertemuan dari balik pintu yang terbuka. Wajah tegang membayangi enam orang utusan BPW Korea yang kebetulan semuanya WNA. Setelah Ketua Asita Bali Ketut Ardana memberi pengantar, disusul sambutan Ketua HPI Bali Sangtu Subaya. Tanpa tedeng aling-aling Sangtu menyampaikan rasa ketersinggungannya atas perlakuan bos-


LAPORAN UTAMA

bos dari Korea terhadap guide-guide Bali. ”Ke ka kami mencoba menengahi malah disambut dengan sikap dak e s. Bahkan, ada yang memban ng pintu. Itu ndakan dak sopan. Ada juga yang melecehkan HPI. Saya tersinggung berat,“ kata pria yang bergelar master hukum ini. Semua yang ada dalam ruangan terdiam. Tampak Ketua Asita Bali Ketut Ardana, Ketua Dewan Pengawas Tata Krama Asita Bali Kadek Darmayasa, Koordinator Korean Market Asita Bali Tomy Sutrisno, Ketua Asosiasi Travel Agent Korea di Bali Mrs. Ryu Kia, Waka Bagian Hukum Nyoman Nuarta, Humas HPI Bali Amos Lillo dan Ketua Divisi Korea IGK Winastra yang didamping sekretaris Dewa Ayu Anom. Tibalah Ketua Divisi Korea I Gus Kade Winastra dapat giliran bicara. “Kalau sampai tanggal 3 Desember tak ada respons dari BPW Korea, maka mulai pkl.06.00 tanggal 4 Desember kami akan menarik seluruh guide dari semua BPW Korea. Ini merupakan akumulasi dari kedongkolan

kami yang terlah terjadi bertahun-tahun karena tak diperkakukan secara manusiawi,” tegas Winastra. Winastra secara gamblang menyampaikan pernyataan sikap seputar berbagai perlakuan tak pantas BPW Korea terhadap para guide. Mulai dari terabaikannya hak-hak norma f guide seper guide fee, komisi belanja, pping sampai perlakuan dan kata-kata dak pantas yang disampaikan oleh oknum pengusaha di BPW Korea. “Ada pengusaha Korea yang arogan dan menyatakan bahwa Bali dak ada apaapanya sehingga dak layak untuk dijual. Ini ucapan yang dak pantas dan melukai perasaan kami sebagai putra Bali di mana nenek moyang kami telah menjadi pulau ini termasyur di seluruh dunia. Padahal para investor itu justru hanya cari untung di Bali,” tandas Winastra wajah serius. Adapun tuntutan guide Korea (1) guide fee minimum yang berkisar antara Rp 293.200 – Rp 776.800 sesuai pax dan paket tour-nya. (2) Semua Komidi OPT minimum:

(a) including 5 persen, (b) excluding 10 persen. (3) Komisi Arshop Minimum 16 persen, (4) Tidak ada sistem Tip Collect. Jika p collect dilakukan atas nama guide maka menjadi hak guide sepenuhnya dan (5) Tip include honeymoon package minimum 30 dolar AS /couple dan p include FIT package minimum antara 75 dolar AS – 200 dolar AS. Dalam pertemuan itu Koordinator Korean Market Asita Bali Tomy Sutrisno dan Ketua Asosiasi Travel Agent Korea di Bali Mrs. Ryu Kia mengatakan, hal-hal seper itu sebaiknya disikapi dengan kepala dingin. Apalagi dak semua BPW Korea seper yang digambarkan oleh Divisi Korea. “Mari kita bicara baik-baik, karena kita datang untuk berunding,” ujar Tomy yang disambut protes dari delegasi HPI Bali. Tomy menegaskan, BPW Korea sudah menyepakati agar memberi guide fee sesuai dengan standar yang disepakati HPI Bali dan Asita Bali. Sedang mengenai pendapatan lainnya seper pping dan komisi belanja diatur secara bipar t di masing-masing BPW. Alasannya, masingmasing BPW memiliki kemampuan yang berbeda. Sementara Mrs. Ryu mohon waktu agar tuntutan guide Korea ini dikomunikasikan dengan partner mereka di Korea. Pada kesempatan itu Ketua Asita Bali Ketut Ardana juga mengingatkan agar BPW Korea mematuhi aturan, termasuk Perda No.1 Tahun 2010 tentang Usaha Jasa Perjalanan Wisata, antara lain memakai tenaga asing harus punya ijin dan dak mempekerjakan guide asing. Pertemuan di sekretariat Asita Bali, Selasa (27/11) itu berlangsung tegang, karena ratusan anggota Divisi Mandarin ”mengawal” pertemuan itu dari luar ruangan. Ke ka mereka mendengar pernyataan dari delegasi BPW Korea yang dinilai dak benar, langsung disoraki. Mereka sudah bertekad untuk tidak kompromi lagi dengan BPW Korea yang tak mau mengiku aturan di Bali. ”Kami dak perlu BPW Korea yang banyak-banyak, tetapi yang berkualitas,” ujar Nyoman Nuarta dari HPI Bali.

DESEMBER 2012 - FEBRUARI

2 0 1 3 21


LAPORAN UTAMA

Win Win SoluƟon Kadisparda Bali IB Kade Subhiksu sempat kaget mendengar ancaman dari Divisi Korea HPI Bali. Dia membayangkan, kalau mogok jadi dilakukan sedikit banyak akan memberi dampak pada citra Bali sebagai des nasi wisata. Subhiksu lantas memberikan imbauan agar guide Korea tak melakukan mogok. Sebab, kalau mogok benar dilakukan bisa menimbulkan dampak luas, bukan hanya untuk guide dan BPW Korea, tetapi juga terkait maskapai penerbangan hotel, objek wisata dan lainnya. Karena itu dia menggagas pertemuan lanjutan untuk mencari win win soluƟon. “Saya akan coba memediasi melalui suatu pertemuan,” ujar pria yang tengah menempuh Program Doktor Pariwisata di Unud ini. Maka, pada tanggal 3 Desember 2012,digelarlah rapat mediasi di Kantor Disparda Bali yang dipimpin langsung IB Subhiksu. Pertemuan dihadiri antara lain Ketua BTB IB Ngurah Wijaya, Ketua Asita Bali Ketut Ardana, Ketua HPI Bali Sangtu Subaya, Ketua Bidang Hukum HPI Bali Nyoman Nuartha, Ketua Divisi Korea I Gus Kade Winiastra,Ketua Komite BPW Korea Ryu Kia, Koordinator Korean Market Asita Bali Tomy Sutrisno. Yang menarik, pagi itu sekitar 350 pramuwisata Korea juga mendatangi Kantor Disparda Bali—tempat berlangsungnya rapat mediasi antara Divisi Korea HPI Bali dengan Komite BPW Korea. Kedatangan mereka bukan untuk demo tetapi untuk mengawal agar Divisi Korea benar-benar memperjuangkan aspirasi mereka. “Kami datang dengan damai,” ujar Gede salah seorang pramuwisata Korea yang ditemui di halaman Kantor Dispada. Mereka didampingi Sekretaris HPI Gde Kasna yang beberapa kali menjadi “jembatan” antara para guide dengan peserta rapat. Di dalam, di ruang rapat, negosiasi antara pramuwisata Korea dan BPW berlangsung alot. Pertemua berlangsung cukup tegang karena para pihak bersikukuh dengan tuntutannya. Ketua HPI Bali Sangtu Subaya menggambarkan pertemua itu cukup tegang dan Divisi Korea tak sedikitpun mundur. Para pramuwisata

22

DESEMBER 2012 - FEBRUARI

2013

memperjuangkan martabatnya dan ingin agar “penindasan” oleh BPW Korea segera diakhiri. “Inilah akumulasi dari kegalauan kami. Jadi jangan main-main,” ujar salah seorang guide Korea. Setelah hampir 3 jam rapat akhirnya usai. Kadisparda Bali IB Kade Subhiksu keluar ruangan dengan wajah sumringah diikuti satu per satu peserta rapat lainnnya. Subhiksu datang menjumpai ratusan pramuwisata yang sejak pagi menunggu dengan harap-harap cemas. “Selamat siang Bapak-Bapak dan Ibu-Ibu para pramuwisata, saya Kepala Dinas Pariwisata Bali ingin mengabarkan bahwa sudah ada kesepakatan. Jadi, Bapak-Bapak dan Ibu-Ibu tak perlu melakukan mogok atau apapun lagi. Mari kita jaga pariwisata Bali ini agar tetap kondusif,” imbau Subhiksu yang disambut sorak-sorai sekitar 350 pramuwisata Korea yang memada ruang mee ng Disparda Bali. Subhiksu lantas memberi kesempatan kepada Ketua Bidang Hukum HPI Bali Nyoman Nuarta untuk membacakan bu r-burit

kesepakatan yang tertuang dalam SK No. 01/XII/2012 tentang Guide Fee, Tip Colect, Isi dan Komisi Op on. Nuarta lantas membacakan poin per poin dari 13 kesepakatan yang ada. Ternyata kesepakatan hanya berlaku beberapa jam. Ketika kesepakatan itu hendak diterapkan di se ap komisariat, ternyata BPW Korea punya persepsi sendiri tentang masa berlakunya. BPW Korea menganggap kesepakatan itu berlaku per 1 Maret 2013, setelah MoU antara mereka dan whole seller di Korea berakhir masa berlakunya dan membuat kontrak baru. Divisi Korea yang merasa dikibuli lantas menyuarakan mogok dan tak mau kompromi lagi. Namun berkat pendekatan Ketua HPI Bali Sangtu Subaya lalu harapanharapan Kadisparda Bali, kebekuan itu mencair kembali. Muncullah kesepakatan tahap II yang digelar di sekretariat HPI Bali di Jln. Sekar Tunjung, Denpasar. Kesepakatan itu, seesokan harinya disahkan di kantor Disparda Bali. Kali ini, benar-benar happy ending.


LAPORAN UTAMA

Banyak kalangan berharap agar kisruh BPW Korea dan pramuwisata ini menjadi momentum untuk membenah tata niaga Korean Market. Harapan itu meluncur dari Ketua Bali Tourism Board (BTB) Ida Bagus Ngurah Wijaya dan pelaku pariwisata lainnya yang menjunjung sustainable tourism. Disparda Bali selaku pemegang otoritas pengawasan dan pembinaan perlu lebih te-

gas dan responsif terhadap penyimpangan yang terjadi di lapangan, bukan hanya di Korean market, tetapi juga di pasar lainnya. Terlepas dari dinamika yang terjadi, Divisi Korea bersama induk organisasinya DPD HPI Bali yang bersekratariat dari Jln. Sekar Tunjung telah memberi pelajaran pen ng bagi insan pariwisata Bali. Dengan caranya sendiri, mereka ingin mencari solusi dan

kebuntuan selama bertahun-tahun. Ibarat badai, gerakan protes dari Sekar Tunjung di awal Desember 2012 ini membangunkan semua pihak dari dur panjang, yang abai terhadap tata kelola pariwisata Bali. Divisi Korea dan HPI Bali telah menciptakan sejarah! gre

TABIAT BPW DARI “NEGERI GINGSENG” Dalam tes moni yang dilakukan para pramuwisata Korea saat Pertemuan di Mee ng Room DPD Asita Bali, di bilangan Renon Denpasar, Selasa (27/11) sore tampak jelas kegusaran mereka. Para guide dibawah komando Ketua Divisi Korea I Gus Kade Winastra menumpahkan segala uneg-uneg yang dipendam selama ini dan mengungkapkannya secara terbuka. Sore itu, delegasi dari BPW Korea yang beroperasi di Bali terasa ”diadili”. Hujan intrupsi dan saling bentak mewarnai pertemuan yang dipimpin Ketua Asita Bali Ketut Ardana. Sejumlah persoalan sempat diendus CAKRAWALA yang menjadi kebiasaan di lingkungan BPW Korea memperkuat kesaksian para pramuwisata Korea. Antara lain pembayaran guide fee dak mengiku standar guide fee yang disetujui antara Asita dan HPI Bali. Mereka memakai sistem paket sesuai dengan lamanya tamu nggal.Yaitu; 3N/4D di bayar 70rb-100Rb (untuk 4 hari), 4N/5D dibayar antara Rp 100 ribu – Rp 125 ribu (untuk 5 hari). Untuk satu peket kadang kadang guide harus melakukan check in dan check out berkali-kali dengan bayaran yang sama, dak ada penambahan. Selain itu, guide diharuskan meminta p yang kemudian disetorkan ke kantor, walaupun dalam progamnya tertulis untuk guide dan sopir. Kenyataannya guide hanya dipakai sebagai bemper agen.Sering tamu baru datang sudah disuruh untuk kolek pnya.Ini membikin malu sekali.Tip ini dipergunakan untuk menutup minus fee akibat persaingan yang dak sehat di antara BPW Korea.Guide dan sopir hanya diberikan sekadarnya. Tamu atau wisatawan juga diharuskan shoping di di toko toko milik orang Korea. ”Apabila kita dak mentaa , langsung dipecat dan di-black list di semua agen Korea. Dan komisi yang diberikan sangat dak propor onal, sebagian besar agen yang ambil,” ujar seorang guide senior. Masalah lainnya Komisi penjualan op on tour sangat minim,

dan selalu cenderung diturunkan. Sementara penggolongan (grade A, B dan C) terhadap guide sering dak berdasarkan profesionalisme, tetapi berdasarkan like dan dislike. Payahnya, guide yang dikenal patuh dan dak berani protes, oleh BPW dinilai loyal sehingga digolongkan guide kategori A, padahal kemampuan bahasa dan service-nya dak seberapa. Walau dak semua BPW Korea seper itu, namun saatnya dilakukan pengawasan oleh instansi terkait. Koordinator Korean Market Asita Bali Tomy Sutrisno dak mengelak kalau ada BPW Korea yang belum memberlakukan guide fee sesuai kesepakatan HPI – Asita Bali. Namun dia berdalih, sudah ada kesepakatan bahwa seluruh BPW di bawah Asosiasi Travel Agent Korea di Bali segera memberlakukan standar guide fee yang ditetapkan HPI – Asita Bali. Demikian pula mengenai tuntutan Divisi Korea yang lainnya telah ada kesepakatan baru di DPD HPI Jln. Sekar Tunjung Denpasar. Hal yang sama juga disampaikan Ketua Asosiasi Travel Agent Korea di Bali Mrs. Ryu Kia. Menurutnya, apa yang telah disepaka bersama antara Divisi Korea dan BPW menjadi pedoman ke depan. gre DESEMBER 2012 - FEBRUARI

2 0 1 3 23


LAPORAN UTAMA

SEKILAS PASAR KOREA

MENGGEMARI ”RELAXATION” DAN ”SHOPING” KOREA dalam hal ini Korea Selatan merupakan salah satu pasar utama pariwisata Bali. Korea Selatan memiliki populasi sekitar 48,8 juta orang (data tahun 2008). Sekitar 78 persen populasinya nggal di daerah perkotaan. Tiga kota metropolitan terbesar adalah : Seoul, Incheon City, dan Provinsi Kyonggi. Ke ga kota tersebut dihuni oleh sekitar 22,6 juta orang . Perekonomian Korea Selatan termasuk 10 besar dunia dengan GDP 787,5 miliar dolar AS ( UNWTO, 2006 ). Sebanyak lebih dari 10 juta orang Korsel bepergian keluar negeri setiap tahunnya (PATA, 2006). Tujuan kunjungan ke luar negeri ini sebagian besar untuk sight seeing. Jumlah out bound tourism dari Korsel diperkirakan akan semakin meningkat karena meningkatnya waktu luang untuk berlibur karena diterapkannya system lima hari kerja. Walaupun dak ada fariasi waktu kun jungan yang signifikan bagi wisatawan Korsel, namun kunjungan ke luar negeri paling sering dilakukan pada Juli – Agustus yang bersamaan dengan liburan musim panas. Adapun destinasi-destinasi yang popular menjadi tempat kunjungan wisata Korsel di Asia, terdapat di negara

24

DESEMBER 2012 - FEBRUARI

2013

Tiongkok, Jepang, Thailand, Fhilipina dan Hongkong. Walaupun Indonesia tidak termasuk lima besar des nasi wisata bagi wisatawan Korsel, namun Korsel termasuk lima besar pasar utama pariwisata Bali. Jumlah kendatangan Korsel secara langsung ke Bali pada periode beberapa tahun terakhir mengalami peningkatan. Periode Januari – September 2012 tercatat 89.600 wisatawan Korsel yang berkunjung ke Pulau Dewata. Rata-rata lama tinggal wisatawan Korsel di Bali pada tahun 2007 adalah 4,94 hari, dengan rata-rata pengeluaran 174,62 dolar AS per hari atau sebesar 862,83 dolar AS per kunjungan. (Disparda Bali, 2008). Sedangkan data tahun 2008 menunjukkan bahwa lama nggal wisatawan Korsel di Bali adalah 5,37 hari dengan rata-rata pengeluaran 183,33 dolar AS per hari atau sebesar 935,53 dolar AS per kunjungan. (Depbudpar, 2009). Dilihat dari persentase wisatawan Korsel yang datang ke Bali berdasarkan jenis kelamin, ternyata jumlah perempuan dan laki-laki adalah seimbang (50 : 50). Lama nggalnya juga hampir sama, yaitu : 5,41 hari (laki-laki) dan 5,43 hari (perempuan). Wisatawan Korsel yang berjenis kelamin

laki-laki memiliki rata-rata pengeluaran yang lebih nggi disbanding wisatawan perempuan, yaitu sebesar 953,87 dolar AS per kunjungan (laki-laki) dan 927,19 dolar AS per kunjungan (perempuan). Apabila dilihat komposisi usia wisatawan Korsel yang berkunjung ke Bali, terlihat bahwa didominasi oleh wisatawan berusia 25 – 34 tahun sebanyak 63,78 persen, dan disusul oleh wisatawan berusia 15 – 24 tahun sebanyak 17, 86 persen, dan berusia 35 – 44 tahun sebanyak 15,82 persen. Dengan demikian, mayoritas wisatawan Korsel yang datang ke Bali berusia 15 – 44 tahun sebanyak 97,46 persen. Setelah lebih (53, 06 persen) wisatawan Korsel yang berkunjung ke Bali menggunakan paket wisata sedangkan sisanya sebanyak 46,94 persen dak menggunakan paket wisata. Jika diama dari frekwensi kunjungan wisatawan Korsel ke Bali, maka terlihat bahwa sebagian besar dari mereka (80,61 persen) adalah wisatawan Korsel yang baru pertama kali ke Bali, dan sisanya sebanyak 19,39 persen sudah pernah datang ke Bali sebelumnya, yang terdiri dari 14,29 persen datang kedua kalinya, 4,08 persen datang ke ga kalinya, serta

Jro Mangku Pura Pucak Mangu


LAPORAN UTAMA

1,02 persen sudah pernah datang ke Bali lebih dari ga kali. Mereka yang datang ke Bali untuk pertama kalinya memiliki pengeluaran ratarata per hari sebanyak 171,42 dolar AS per hari, sedangkan mereka yang datang untuk kedua kalinya memiliki pengeluaran 175,25 dolar AS per hari, yang datang kega kalinya memiliki pengeluaran 222,16 dolar AS per hari, dan yang sudah datang lebih dari 3 kali memiliki pengeluaran 170,00 dolar AS per hari. Terlihat bahwa terjadi trend peningkatan pengeluaran per hari bagi wisatawan yang datang ke Bali untuk pertama kalinya sampai yang datang untuk ke ga kalinya. Sedangkan mereka yang datang lebih dari ga kali ke Bali memiliki pengeluaran per hari yang

cenderung lebih rendah. Berdasarkan akomodasi yang digunakan selama berada di Bali terlihat bahwa mayoritas wisatawan Korsel menginap di hotel berbintang (76,02 persen), disusul oleh wisarawan yang menginap di hotel non bintang (15,82 persen) dan rumah teman/saudara (1,53 persen), serta di tempat lainnya (6,63 persen). Profesi dari wisatawan Korsel yang datang ke Bali juga beragam yaitu professional (41,33 persen), manajer dan karyawan (masing-masing 17,86 persen), pelajar (9,18 persen), ibu rumah tangga (8,16 persen), pegawai pemerintah (3,06 persen), militer (1,02 persen). Di njau dari tujuan wisatawan Korsel ke Bali ternyata masih didominasi oleh

tujuan berlibur (94,39 persen) dan hanya sebagian kecil saja yang datang dengan tujuan lain seper bisnis (2,04 persen), mengunjungi teman kurang dari 1 persen. Wisatawan Korsel menyukai pemandangan alam (natural sceneries) dan budaya lokal. Namun, beberapa ak vitas seper relaxaĆ&#x;on dan shoping di des nasi pilihan sering menjadi per mbangan untuk sight seeing. Termasuk fasilitas entertainment, shoping yang tersedia, serta ragam restoran. Secara umum wisatawan Korsel cukup banyak mengeluarkan uang untuk shoping, namun umumnya (82 persen wisatawan Korsel) melakukan shoping di Duty Free Shop. gre

DESEMBER 2012 - FEBRUARI

2 0 1 3 25


LAPORAN UTAMA

DENPASAR FESTIVAL KE-5

“Kreta Angga Wihita” (Kotaku Rumahku)

T

idak terasa Denpasar Fesval yang lebih dikenal dengan Denfes kali ini telah memasuki pagelaran yang ke-5. Cikal bakal Denfes berawal dari krea fitas Gajah Mada Town FesƟval se ap tahunnya mengalami penyempurnaan dan penambahan ragam pesona acara sesuai dengan potensi yang telah dan sedang digali di kota Denpasar. Denfes ke-5 kali ini mengangkat tema “Kreta Angga Wihita” yang ar nya “Kotaku Rumahku”. Tema ini mengandung makna kota ini adalah milik semua masyarakat. Masyarakat darimanapun etnis dan latar belakangnya wajib untuk 26

DESEMBER 2012 - FEBRUARI

2013

menjaganya dan memeliharanya layaknya menjaga rumah sendiri. Seper kita ketahui bahwa Denpasar sebagai ibukota Provinsi Bali telah menetapkan visi mewujudkan Kota Berwawasan Budaya. Visi tersebut senan asa diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat kota yang terbalut dalam bentuk keharmonisan dalam keseimbangan. Implementasi pengembangan ekonomi krea f dan pemberdayaan ekonomi kerakyatan tersebut diwujudkan melalui misi pemberdayaan masyarakat yang dilandasi kebudayaan Bali dan kearifan lokal. Begitulah Denpasar dengan karakteris k kota kratif, berwawasan budaya unggulan, sebagai jantungnya pulau Bali, inspira f,

kokoh dalam ja diri berbasis kebudayaan dan kental dengan spirit mul cultural. Denpasar sebagai “the heart of Bali” selama rentang historisnya telah terbuk menjadi pintu gerbang utama bagi dunia Internasional di Nusantara dan sebagai domain yang terbuka bagi berbagai proses kebudayaan (transformasi, akulturasi dan amalgamasi). Kota Denpasar menjalani berbagai tahapan evolusi ekonomi baik agrikultur, industri, informasi dan krea f yang seolah membaur menjadi satu akibat dunia yang makin tak terbatas oleh teknologi informasi kekinian. Denfes Ciptakan Kota Denpasar Berwawasan Budaya


LAPORAN UTAMA

Berikut pe kan wawancara Wali Kota Denpasar IB. Rai Dharmawijaya Mantra seputar Denfes ke-5 2012 : Bahwa Kota Denpasar selalu memberi ruang kehidupan masyarakat urban yang par sipa f dan dinamis dengan nuansa tradisi yang merangkul modernisasi. Denpasar ternyata mampu memberikan representasi kota yang nyaman, layak dan selalu membuka ruang imajinasi khususnya bagi kaum remaja. Model kota yang makin mampu mensinergikan pertumbuhan ekonomi, teknologi, spirit heritage, nuansa es ka dan roh spiritualitas. Kota yang kaya kreasi dan prestasi dengan layanan yang prima di bidang pendidikan, perdagangan, pariwisata, kebudayaan, lingkungan dan kesehatan. Sebagai kota yang berwawasan budaya , Pemerintah Kota Denpasar senan asa konsisten dalam menggali, mengembangkan dan melestarikan potensi budaya lokal masyarakat. Melestarikan dan mengembangkan kesenian Bali serta memberdayakan sekaa kesenian, seniman dan kebudayaan. Melestarikan dan memberdayakan lembaga-lembaga tradisional. Menggali, memelihara dan melestarikan nilai-nilai peninggalan budaya, sejarah kepahlawanan dan potensi warisan budaya yang hidup di masyarakat. Menyelamatkan, mengkaji, merawat, mendokumentasikan dan mengembangkan naskah budaya Bali serta mengembangkan nilai-nilai budaya lokal genius yang adiluhung. Wujud kepedulian tersebut diejawantahkan dalam bentuk Denpasar Fes val yang dikenal dengan nama Denfes yakni sebagai salah satu langkah menggapai visi yaitu terciptanya Kota Denpasar Berwawasan Budaya dengan Keharmonisan dalam Keseimbangan.

Denfes Sebagai Sarana Promosi Pariwisata Menurut Kepala Dinas Pariwisata Kota Denpasar Drs. I Putu Budiasa, M.Si Defes kali ini menampilkan berbagai ragam seni budaya, ragam kuliner, ragam tex le, ragam florikultura, ragam krea vitas komunitas dan ragam potensi unggulan kota Denpasar. Denfes ini juga dalam rangka mewujudkan ibukota Provinsi Bali sebagai tujuan wisata dengan menjadikan acara ini sebagai sarana promosi wisata. Disisi lain harapan prak si pariwisata bahwa Denfes ini bisa berkelanjutan dan dikemas dalam sebuah paket liburan akhir tahun disamping untuk menggairahkan kembali program city tour kota Denpasar. Lesunya City Tour kota Denpasar kedepan agar dicarikan solusi karena seja nya semua objek wisata yang berlokasi di kota Denpasar sampai saat ini masih di kelola Pemprov. Bali. (Redaksi/Kas) DESEMBER 2012 - FEBRUARI

2 0 1 3 27


Denfest 2012

‘KRETA ANGGA WIHITA’ PADA penghujung tahun 2012, kawasan Patung Catur Muka (titik nol kilometer Kota Denpasar) kembali menjadi pusat berlangsungnya perhelatan besar Denpasar Festival. Denpasar Festival (Denfest) adalah ajang penampilan puncak-puncak kebudayaan dan krea vitas masyarakat Kota Denpasar yang dirancang dak eksklusif. Masyarakat ikut menikmati dan berperan secara aktif, sehingga pemilihan tempat penyelenggaraannya menggunakan jalan atau on street di seputaran Patung Catur Muka, yakni Jalan Gajah Mada dan Jalan Veteran serta sekitar Lapangan Puputan Badung. Dengan mengadakan festival setahun sekali di jalanan, Pemkot Denpasar ingin mengajak masyarakat Kota Denpasar untuk berinteraksi dalam menampilkan hasil-hasil kreasi terbaik mereka. Denpasar Fes val merupakan perayaan akhir tahun, terbuka untuk umum, yang 28

DESEMBER 2012 - FEBRUARI

2013

menampilkan keragaman dan kekayaan ekspresi serta krea vitas yang lekat dengan masyarakat Kota Denpasar. Diharapkan, Denfest akan memberikan nuansa yang berbeda dan tercipta suasana harmonis yang begitu dekat antara berbagai komunitas di Kota Denpasar, mulai dari Pemerintah Kota Denpasar, masyarakat, seniman, UKM hingga kalangan pelajar dan pemuda serta anak-anak. Untuk menghilangkan kesan monoton, Denpasar Festival tiap tahun terus menampilkan tema yang berbeda dan pengemasan yang lebih kreatif. Tema Denfest tahun 2012 yakni ‘’Kreta Angga Wihita’’ yang kalau diindonesiakan berar ‘’Kotaku Rumahku’’. Tema ini mengandung makna bahwa kota ini adalah milik semua masyarakat. Oleh karenanya, masyarakat dari mana pun etnis dan latar belakangnya wajib untuk menjaganya dan memeliharanya layaknya menjaga rumah sendiri.

Denpasar Festival dilaksanakan tanggal 28 - 31 Desember 2012, dengan menampilkan ragam seni budaya, ragam kuliner, ragam teks l, ragam florikultura, ragam kreativitas komunitas dan ragam potensi unggulan Kota Denpasar. Dalam rangka mewujudkan ibu kota Provinsi Bali ini sebagai tujuan wisata dengan menjadikan acara itu sebagai sarana promosi wisata, sekaligus aset berharga menunjang bidang tersebut. Panitia Denfest bekerja sama dengan berbagai instansi terkait guna menyukseskan kegiatan itu. Selama empat hari digelar Denfest, beragam kegiatan digelar mulai dari tarian kolosal, launching game on line, peragaan busana, lomba burung perkutut, penobatan Duta Endek, bursa tanaman hias, parade drum band, pameran komputer Braile hingga b e r b a ga i h i b u ra n m u l a i d a r i s e n i tradisional dan modern. (rls)


TAMPIL DENGAN BERAGAM KREASI, ENDEK PANCARKAN PESONANYA Denpasar, ACKRAWALA Melalui “Malam Mahakarya Wastra” Denpasar Fes val V yang digelar di Main Stage Patung Catur Muka Denpasar, kain tradisional endek disambut begitu antusias oleh masyarakat Denpasar. Tampil dengan beragam kombinasi hasil rancangan dari designer-designer kawakan dengan puluhan model can k, kain tradisional endek benarbenar mempesona. Turut menyaksikan peragaan busana kemarin Walikota Denpasar IB Rai D. Mantra, Wawali IGN Jaya Negara, Sekda Rai Iswara, Ketua Dekranasda Nyonya Selly D. Mantra, DPRD, Pimpinan SKPD dan undangan lainnya, Minggu (30/12). Ketua Dekranasda Denpasar IA Selly D. Mantra, Kota Denpasar selain terkenal dengan seni dan budayanya juga dikenal kaya akan produk perdagangan dan industri texle terutama kain tradisional endek yang kini makin digemari. Untuk itu Pemerintah Kota Denpasar bekerjasama dengan Dekranasda serta dibantu para pengusaha, perajin serta perancang mode, berkomitmen untuk terus mengembangkan kain tradisional endek sebagai produk unggulan masa depan Kota Denpasar. “Selain terkenal dengan keindahannya, kain tradisional endek juga kaya akan corak, mo f dan warna. Produk ini juga cocok dikenakan disegala situasi baik formil maupun santai mulai anak-anak hingga orang tua,” terang Nyonya Selly. Berkat krea fitas dan inovasi yang dikembangkan, kini permintaan akan produk ini terus alami peningkatan. Kenyataan ini tentu merupakan

sebuah peluang yang patut disyukuri sekaligus disikapi dengan baik. Terutama bagi para pengusaha, perajin maupun para perancang untuk selalu berinovasi melalui karya yang kreatif. Sehingga mampu menghasilkan produk-produk yang berkualitas disamping kaya akan motif, corak maupun warna disamping harga yang terjangkau. Dengan mengangkat tema “Kreasi Kriya Wastra” dengan tag line Wonderful To Night, diharapkan event ini mampu menggairahkan para perajin dan para perancang mode untuk terus menghasilkan karya-karya terbaru dan bermutu. Guna memperluas peluang usaha serta

meningkatkan produk fitas para perajin. Disamping sebagai wahana untuk menarik minat masyarakat untuk dak ragu-ragu mengenakan kain endek sebagai busana pilihan sekaligus gaya hidup. Dengan ciri khas dan inovasi yang dikembangkan oleh para perajin wastra binaan Disperindag dan Dekranasda Kota Denpasar, wastra Kota Denpasar diharapkan bisa menjadi ikon fashion dan teks l bagi generasi mendatang. Di penghujung acara Ketua Dekranasda Ny Selly D. Mantra didampingi Ny Antari Wijaya dan Ny Ker Iswara berkesempatan menyerahkan kenangkenangan serta foto bersama dengan para model dan designer. (rls)

DESEMBER 2012 - FEBRUARI

2 0 1 3 29


PROFILE & LIFESTYLE

IDA BAGUS MARKA

MUSIBAH DAHULU, BERKAH KEMUDIAN

iapa yang tak tahu Gallery Marka? Semua pasti mengenal, apa lagi di kalangan pramuwisata (guide). Namun, barangkali hanya sedikit yang tahu, bahwa dibalik kesuskesannya, pendiri Gallery Marka--yakni Ida Bagus Marka— telah melalui perjuangan hidup yang panjang. Tak ada yang menyangka, sahabat Pak Harto ini pernah mendapat pengalaman pahit di awal perjuangannya. Bahkan, pengalaman pahit itulah yang memacunya untuk kemudian secara perlahan bisa sukses seper sekarang. Ida Bagus Marka mengaku hidupnya mengalir begitu saja laksana air. Tak pernah terpikirkan untuk menjadi seniman, apalagi sukses memiliki gallery seperti sekarang ini. Semula Pak Marka hanyalah seorang guru Sekolah Dasar (SD) di salah satu desa kecil di Gianyar. Berbekal ijazah sekolah guru pertama, dia mulai mengajar sejak tahun 1955. Menjadi guru pada masa sulit seper itu, menjadi tantangan tersendiri. Mengabdi, dengan bayaran seadanya. Sepuluh tahun mengabdi sebagai guru, Pak Marka akhirnya menyerah juga. “Menjelang G 30 S tahun 1965 saya bosan jadi guru, mohon berhenti. Setelah berhen itulah dak tahu arah, ke mana saya melangkah, karena pendidikan hanya sekolah guru dasar saja, dak punya keahlian apa-apa,� ujar Marka dengan mata

S

30

DESEMBER 2012 - FEBRUARI

2013

menerawang di Gallery-nya megah, belum lama ini. Dia menerawang mengenang masa sulit dalam hidupnya. Pertengahan tahun 1965 dia merantau

ke Ibukota Jakarta dan mulai coba-coba menjadi makelar seni. Dia tahu daerahnya merupakan daerah industri kerajinan. Banyak perajin di sana, sementara dia


PROFILE & LIFESTYLE

sendiri belum menjadi perajin. “Di sini, perajinan adalah pekerjaan pokok selain bertani. Jadi, banyak perajin di Kemenuh. Saya lalu pinjam barang pada perajin-perajin saya coba bawa ke Jakarta, mulai tahun 1965,” papar Pak Marka. Ternyata orang-orang Jakarta sangat memina barang-barang seni yang dibawanya. “Mereka sangat senang dan tertarik. Tolong cariin saya lagi, saya lagi, begitu terus,” papar Marka menirukan permintaan pelanggannya di Ibukota. Akhirnya dia menekuni pekerjaannya dan mendapat kepercayaan para pencinta seni di Jakarta. Lalu pada suatu saat tahun 1966, ada langganan dari Jakarta, yakni seorang bos besar meni pkan uang untuk pemahat terkenal di Gianyar. Pemahat terkenal dimaksud adalah Ida Bagus Tilem. Pak Marka di pi Rp 10 juta oleh bos besar itu. Tahun 1966, uang sebesar itu bukan main besarnya, setara dengan miliran rupiah sekarang. Namun bukan keuntungan yang didapat, Pak Marka malah di mpa nasib sial. “Uang Rp 10 juta itu dipinjam oleh teman, padahal bukan uang saya. Ternyata uang itu tak pernah dikembalikan. Wah, ini beban berat bagi saya waktu itu,” tandasnya. Bayangkan, dia sudah berhenti jadi guru, sedang merintis bisnis, tak punya apa-apa lagi, ba- ba terkena musibah begitu. Dia merasa terbebani. Ke Jakarta juga tak berani karena uang orang tak nyampe. “Saat itu saya nggak tahu harus ke mana, Dari sanalah ada hikmahnya, sehingga saya seolah-olah dipaksa saat itu menjadi seorang perajin,” ungkap Marka. Karena di sini komunitas perajin, ya dia ikut saja dan mulai berlatih memahat. Walau masih dari keturunan seniman, dia dak pernah belajar, seke ka memahat, ya karena beban harus mengembalikan uang orang Rp 10 juta yang waktu itu bukan main besarnya. Kalau dibanding sekarang mungkin sama dengan miliaran rupiah. “Kebetulan, barangkali ada nasib baik,” gumamnya. Apa yang terjadi kemudian? Semua yang dipakatnya selalu digemari orang. Dia membuat patung siang dan malam malamnya, lalu besok pagi selesai. Patung-patung itu, pagi-pagi sudah dijajakan istrinya ke Denpasar. Jualnyapun dengan susah payah, karena transpotasi belum lancar. Nyonya Marka terpaksa menumpang truk-truk yang membawa pasir. Dia lalu menjualnya di Toko Suci di Denpasar, toko khusus untuk jual souvenir dan took souvenir lainnya. Di Denpasar patungnya laku bukan main. “Mereka bilang ke istri saya, ayo bikin lagi, bikin lagi. Saya tambah semangat, sehingga pada waktu itu, saya bisa mengajak tukang enam orang. Mereka yang finishing. Saya kerja satu berbanding enam. Saya kerja keras, siang malam, sampai kurus kering,” kenang perajin sukes ini dengan mata berkaca-kaca. Patung-patungnya menjadi benda seni favorit di Denpasar dan dimina para turis. Kebetulan saat itu, jumlah turis asing ke Bali makin meningkat. Patung waktu itu harganya Rp 500 per buah, kurang lebih setara dengan satu karung beras. Dia bisa buat 12 biji batung per hari. Dia kerja siang malam, sampai makan di tempat kerja, karena jengah luar biasa untuk membayar utang Rp 10 juta. Dia bersyukur, karyanya disenangi pedagang patung di Denpasar. “Kalau orang lain yang bawa, mereka bilang jangan bawa ke sini.

Tetapi kalau istri saya yang bawa, mereka bilang sini, sini. Mereka senang dengan patung yang saya buat. Tidak ada mobil, jalan kaki, sampai di Batu Bulan baru dapat truk. Itulah yang mengubah hidup saya dari seorang guru menjadi perajin. Kebetulan, orang tua saya tukang ukir juga,” papar pria kelahiran 1936 ini. Luar biasa. Berkat kerja kerasnya, dalam waktu enam bulan, semua utangnya sudah bisa dilunasi. Sejak itu, dia sudah mulai berani ke Jakarta lagi. “Kalau sebelumnya, begini Pak, karena tersangkut utang itu, kalau orang bicara utang, saya mudah tersinggung. Saya sampai takut ke luar rumah. Badan saya sampai kurus kering, makan sudah dak keruan, kerja terus menerus. Syukurlah akhirnya selesai juga,” ujarnya. Saat itu Pak Marka juga dipercaya sebagai kepala dusun di kampungnya. Dia juga organized barong di kampungnyasejak tahun 1968. Biasanya, setelah nonton barong , para turis mampir ke tempat Marka. Jadi, mulai dari rumah sendiri, mulai pajang beberapa patung, lalu terus berkembang menjadi gallery seper sekarang. Artshop mulai tahun 1979. Tahun 80-an mulailah para guide mulai datang ke Marka Gallery. Waktu itu orang bilang di sini dak cocok untuk artshop, tetapi ternyata orang asing suka di sini, kebetulan alamnya masih asli walau akses jalan belum baik. Justru itu yang disenangi turis. Temboktembok masih dari tanah, atapnya masih alang-alang, jalannya masih

DESEMBER 2012 - FEBRUARI

2 0 1 3 31


PROFILE & LIFESTYLE

lubang-lubang, pokoknya seper kampong di pedalaman Bali. Dia mulai buka gallery mulai tahun 1979 dan mulai tampung pengrajin-pengrajin. Dia pertama yang memulai. Kalau tamu-tamu negara lewat, pas ke sana. Juga kalau ada kapal-kapal pesiar. Mulai jaman Pak Harto, banyak, menteri ke Marka Gallery. Waktu itu Kepala Rumah Tangga Istana Jenderal Sampurno, belakangan Jop Ave. Baik Jenderal Sampurno maupun Jop Ave suka bertemu Marka. Sebagian besar souvenir Istana di Jakarta diambil dari Marka Gallery. “Sehingga saya sering diundang ke istana. Kalau ada patung yang rusak, saya perbaiki. Jadi sudah dikenal oleh keluarga dan pengawal-pengawal istana. Jadi kalau saya datang, ooo ini Pak Marka, sikalan Pak, jadi dak diperiksa lagi. Masuk aja ke Istana. Dari sana, kalau ada tamu negara, ditunjuk aja ke sini,” ujar Marka bangga. Ida Bagus Marka sempat menjadi Ketua Perhimpunan Pengrajin, karena itu dia mendapat kepercayaan dari Jakarta untuk menyiapkan bahan baku, seperti kayu 32

DESEMBER 2012 - FEBRUARI

2013

eboni, kayu sahang dari Kalimantan dan kayu cendana dari Timor. Dia yang menyiapkan untuk seluruh pengrajin. Dalam posisinya itu, Marka sempat melang lang buana ke berbagai pulau, seperti ke Kalimantan, Sulawesi, Timor dan Papua yang dulu disebut Irian Jaya. Tahun 1985, ada rencana Pak Harto (Presiden RI waktu itu) mau bertatap muka dengan para pengrajin. Biasanya waktu itu para menterinya harus membuat Pak Harto senang. “Saya langsung dipanggil Menteri Perindustrian ke Jakarta. Dia bilang, Pak Harto tanggal sekian akan ke Bali, kamu siapkan itu supaya tidak ada keluhan pengrajin terhadap bahan baku. Apa yang kurang di Bali. Saya bilang, sekarang kayu eboni sulit Pak. Berapa kamu perlu uang untuk eboni? Saya waktu itu, tahun 1985 itu dikasih Rp 100 juta untuk bahan baku atas nama koperasi,” kisahnya. Dia langsung terbang ke Palu, dari Surabaya sudah diikut kapal Pelni untuk angkut kayunya. Dia memiilih kayu di Batu Suya di Palu, langsung diangkut buru-buru

ke Bali. Waktu Pak Harto datang ke Bali, Pak Harto tanya pada Pak Marka, bagaimana ada keluhan pengrajin? Ndak ada Pak. Bahan baku cukup? Cukup Pak. Wah, menterinya senang. Dia juga sempat pergi ke Kupang, tepatnya di Soe waktu jaman Gubernur NTT-nya Pak Ben Boi. Dia bawa 37,5 ton kayu cendana dan dia carter Herkules. “Waktu itu, saya bawain Pak Ben Mboi patung Wisnu dari kayu cendana. Waduh, dia senang sekali. Komentar beliau, kok kayu saya bisa jadi begini ya. Luar biasa! Dia heran sekali,” kenang Pak Marka. Kini, dalam kehidupannya yang serba mapan, Pak Marka tetap tampak bersahaja. Dia mengaku memiliki hubungan batin dengan para guide, terutama yang seniorsenior. Menurutnya, guide memilki andil besar untuk membesarkan usahanya. Para pelanggannya sangat beragam, mulai dari turis asing berkantong tebal samai yang biasa saja. Mulai dari peminat seni sampai para Kepala Negara. (gre)


PROFILE & LIFESTYLE

KETUT ARDANA:

ANDAI BALI SEPERTI DKI

ADA fakta menarik dibalik euforia kemenangan Jokowi-Ahok dalam Pilgub DKI Jakarta beberapa waktu lalu. Ternyata, sesuai UU No.29 Tahun 2007 semua walikota di Ibukota diangkat oleh Gubernur DKI. Kenda ini bukan sesuatu yang baru, namun tetap saja menarik, karena selama ini fakta tersebut kurang gencar diekspos di media massa. Fenomena ini juga dicerma Ketua Asita Bali I Ketut Ardana, SH. ”Saya membayangkan, betapa bagusnya kalau apa yang terjadi di DKI Jakarta itu berlaku di Bali. Di mana bupa /wali kota di Provinsi Bali ditunjuk langsung oleh Gubernur Bali. Angan-angan saya ini mungkin sulit terwujud, karena menyangkut aturan main (Undang-Undang) dan kepen ngan poli k dari aktor-aktor di kabupaten/kota,” ujar Ardana yang dalam Musda Asita, 22

November lalu terpilih jadi ketua periode 2012 - 2016. Kenda demikian, sebagai wacana layak untuk disuarakan ke ruang publik karena bagaimanapun juga penunjukkan seper itu dalam konteks Bali sangat pen ng. Selama ini jelas terlihat koordinasi antar Provinsi dan Kabupaten/Kota banyak yang dak nyambung bahkan bertentangan. Contoh paling aktual, Pemprov Bali sudah mendorong agar diadakan penghen an sementara (moratorium) pembangunan sarana akomodasi wisata di Bali selatan, namun Pemkab Badung memiliki pendapatnya sendiri. Kenda akhirnya ada wacana untuk melakukan kajian, toh sarana akomodasi sudah telanjur menjamur. Contoh lain, kabupaten/kota di Bali cenderung melakukan promosi sendiri ke event-event pariwisata internasional, padahal sudah jelas-jelas bahwa nama Balilah yang diusung. “Mengapa dak melakukan koordinasi dengan provinsi agar kabupaten/kota menjadi bagian dari pavilion atau stand Provinsi Bali? Bukankah itu lebih efisien dan efek f,” gagah Ardana. Peserta kursus travel agent di Sydney, Australia ini menambahkan, kalau diundang Gubernur Bali, malah Bupa /Wali Kota mengutus bawahan yang terkadang levelnya tak sepadan. Jelas untuk memutuskan sesuatu bawahan tersebut harus melapor terlebih dahulu kepada atasannya. Kemungkinan terjadi distorsi informasi sangat besar yang pada akhirnya bisa menghambat pengambilan keputusan. Menurut pria kelahiran Karangasem, 56 tahun lalu ini, masih banyak contoh lain yang menunjukkan bahwa Pemprov dan Pemkab/Pemkot se-Bali tak segenderang sepenarian. Padahal, dengan karekternya yang khas dan khusus, yakni kecil dan pariwisata menjadi leading sector, Bali mes nya dikelola dalam kerangka manajemen satu pulau (One Management Island). Dia menambahkan, tanda-tanda bahwa Bali akan mengalami kesulitan di masa depan akibat lemahnya penegakan hukum (law enforcement) semakin jelas. Ke mpangan pembangunan pariwisata antar daerah, kemacetan, semrawutnya manajemen persampahan, alih fungsi lahan, krisis energi dan terpuruknya Bali menjadi cheap desƟnaƟon. “Deretan permasalah yang saya ungkapkan tadi hanyalah puncak gunung es dari selaksa permasalahan Bali. Jadi masih banyak masalah lain yang makin hari makin kompleks,” ujar Guide Terbaik Provinsi Bali tahun 1998 ini. Ketut Ardana mengingatkan, kalau dak ada langkah radikal dan solu f, bukan dak mungkin pariwisata Bali tak berkelanjutan dan menjadi des nasi yang hanya patut dikenang (the desƟnaƟon of yesterday). “Sebelum itu terjadi, tak ada salahnya kalau kita mulai mewacanakan agar penunjukkan Bupa /Walikota oleh Gubernur sebagaimana terjadi di DKI Jakarta. Siapa tahu itu bisa menjadi salah satu solusi!,” gre

DESEMBER 2012 - FEBRUARI

2 0 1 3 33


OBJEK WISATA

DESA TENGANAN CIKAL BAKAL REPUBLIK DI BALI

D

E S A Te n g a n a n d i Kabupaten Karangasem dalam berbagai literatur Ilmu Budaya disebut Desa Tenganan Pegringsingan. desa Tenganan merupakan salah satu dari sejumlah desa kuna di Bali. Pola kehidupan masyarakatnya merupakan satu contoh kebudayaan desa-desa Bali Aga (pra

34

DESEMBER 2012 - FEBRUARI

2013

Hindu) yang berbeda dengan desa-desa lain di Bali dataran. Sebagai objek wisata, desa Tenganan menyuguhkan berbagai hal yang unik dan sangat menarik yang menambah variasi bagi keragaman objek dan daya tarik wisata di Bali. Kekhasan yang tercakup dalam objek wisata desa Tenganan terdiri dari (1) Pola perkampungan seragam yang

bersifat linear, (2) Struktur masyarakat bilateral yang berorientasi pada kolek f dan senioritas, (3) Sistem ritual khusus dalam frekwensi yang tinggi dengan menyuguhkan perpaduan agama, seni dan solidaritas sosial yang mekanis, (4) Tradisi Mekare-kare sejak bulan Juni yaitu tradisi perang pandan dan konteks ritual, nilai religious, semangat perjungan


OBJEK WISATA

dan uji ketangguhan fisik yang diiringi oleh gamelan tradisional selonding. (5) Seni kerajinan tenun ikat kain geringsing dengan desain dan tata warna khas, serta memiliki bentuk, fungsi dan makna este s yang nggi. Masyarakat dan kebudayaan orang Tenganan dengan akar pra sejarah dan sejarah yang panjang dari masa megali k, a ga m a H i n d u d a n t ra d i s i m o d e r n menyimpan berbagai warisan budaya (cultural heritage) yang mengandung nilai sejarah, seni dan ilmu pengetahuan. Warisan budaya tersebut mencakup : warisan budaya benda (tangible) seper

pola pemukiman, bangunan tradisional, kain feringsing, gamelan selonding, aksara Bali dan gambar dalam daun lontar, dan warisan budaya tak benda (intangible) seper : seni tari renjang, lembaga desa adat, system musyawarah desa, tradisi upacara daur hidup dan sebagai kearifan lokal. Masyarakat dan kebudayaan Tenganan merupakan lapangan subur bagi kajian ilmu antropologi, arkeologi, hukum adat, sejarah dan sastra. Di desa Tenganan dipertahankan secara berkelanjutan berbagai jenis kearifan lokal terkait dengan pelestarian lingkungan dan sumber daya alam seper

perlindungan hutan, dan perlindungan tanah ulayat, perawatan sumber air, sistem irigasi persawahan, perawatan diversifikasi plasma nu ah. Masyarakat Tenganan juga terus mengembangkan kearifan lokal terkait dengan pelestarian nilai-nilai religius dan nilai-nilai budaya, seperti tradisi “Metrunya Nyoman� (pendidikan tradisional terhadap anakanak), berbagai upacara keagamaan, tradisi berceritera (folklore), sampai dengan sistem perkawinan yang menekankan endogamy desa. Keseluruhan kearifan lokal itu tertuang dalam awig-awig desa atau terpelihara sebagai tradisi budaya

DESEMBER 2012 - FEBRUARI

2 0 1 3 35


OBJEK WISATA

yang hidup (living culture). Desa Tenganan berlokasi di antara desa perbukitan, bukit bagian barat dan bagian mur. Desa ini termasuk kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem, terdiri atas ga banjar, yaitu : Banjar Kauh, Banjar Tengah dan Banjar Pande. Wilayah desa terdiri dari ga bagian utama : kompleks pemukiman, perkebunan dan kompleks persawahan. Kompleks pemukiman merupakan areal tertutup dan sangat terstruktur. Desa Tenganan terletak pada jarak 17 km dari Kota Amlapura atau 65 km dari Kota Denpasar. Desa ini pada tahun 2000 berpenduduk sekitar 550 jiwa dengan sumber daya manusia yang mengintegrasikan basis tradisional dan wawasan modern. Objek wisata Tenganan terletak sangat berdekatan dengan kawasan wisata Candi Dasa, yaitu berjarak 2 km. Sejarah Desa Tenganan terungkap dalam beberapa versi : versi pertama menurut cerita rakyat, disebutkan bahwa penduduk desa Tenganan berasal dari desa Penages, sebuah desa dekat Bedahulu di Kabupaten Gianyar. Mobilitas penduduk ini dihubungkan dengan cerita Once Serawa, kuda raja Bedahulu yang hilang dan ma di wilayah desa Tenganan. Dengan menelusuri keberadaan kerajaan Bedahulu, maka diperkirakan desa Tenganan didirikan sekitar abad XIV. Versi kedua, temuan arkelog R.Goris yang menyatakan bahwa kata Tenganan dikenal dalam salah satu prasas Bali dengan kata Tranganan. Prasas ini menunjukkan angka tahun sekitar abad XIV dan XV. Versi ketiga, menurut lontar Usana Bali, bahwa penduduk desa Tenganan bersembahyang ke Pura Bukit Lempuyang, berjalan menyusuri pantai Candi Dasa ke arah mur sekitar abad X dan XI. Kata Tenganan dianggap berasal dari akar kata Tengah yang dapat berar arah ke tengah (mobilitas dari pantai ke pedalaman) atau berada di tengah (maksudnya di tengah-tengah perbukitan). Pengringsingan, merupakan suatu jenis kain tenun ikat khas produksi penduduk desa Tenganan. Struktur pemukiman desa Tenganan terbangun secara linear yang terdiri atas enam leret yang dipisahkan oleh ga jalan atau awangan : awangan barat, awangan tengah dan awangan mur. Pembagian oleh ga jalan tersebut telah membentuk enam leret pemukiman. Pemukiman A (paling barat) merupakan satu leret, pemukiman B dan C bertolak belakang sebagai leret kedua dan ke ga, pemukiman D dan E juga bertolak belakang sebagai leret keempat dan kelima, dan terakhir leret keenam adalah pemukiman F pada lokasi paling timur. Tiap leret terdiri atas beberapa pekarangan dengan luas, bentuk bangunan yang rela f seragam, keberadaan kios-kios cendramata telah merubah beberapa bentuk asli pemukiman tersebut.

36

DESEMBER 2012 - FEBRUARI

2013


OBJEK WISATA

Semua tradisi tersebut masih hidup dan berkembang dalam tatanan hukum adat dan awig-awig desa yang merefleksikan adanya keharmonisan hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia dan manusia dengan lingkungan sesuai dengan konsepsi Tri Hita Karana. Objek wisata Tenganan tetap menarik sepanjang masa, baik sebagai objek wisata budaya, wisata alam (eko wisata) dan agrowisata. Desa yang ramai dikunjungi pada siang dan sore harinya juga dilengkapi fasilitas parkir, artshop cendramata, workshop penulisan aksara Bali pada daun lontar dan museum etnografi desa Tenganan. Kompleksitas kehidupan masyarakat Tenganan yang khas, dan berazas musyawarah dengan kekuasaan ada di tangan rakyat, ahli orientalis V.E. Kron menyebut desa Tenganan sebagai Republic of Tenganan. gre Sumber : Buku Panduan Pramuwisata)

DESEMBER 2012 - FEBRUARI

2 0 1 3 37


FESTIVAL

Festival Danau Batur ke-2

TARGET TINGKATKAN Kunjungan

Wisatawan

F

estival Danau Batur (FDB) ke 2 tahun 2012, secara resmi dibuka oleh Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Pariwisata dan Ekonomi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Krea f Republik Indonesia, Prof. Dr. I Gede Pitana di areal Dermaga Penyeberangan Danau Batur di Desa Kedisan, Sabtu (20/10). Dalam pembukaan yang dihadiri sejumlah pejabat Kementerian Parekraf dan stake holder pariwisata lainya ini, Prof. Pitana mengatakan, 38

DESEMBER 2012 - FEBRUARI

2013

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Krea f sangat mendukung pelaksanaan Fes val Danau Batur. Bahkan Pitana mengaku secara khusus diberikan mandat oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Marie Elka Pangestu untuk menjadikan Fes val Danau Batur sebagai ikonik pariwisata di Bali. Lebih lanjut disampaikan, ada tujuan tujuan yang ingin diraih dengan penyelenggaraan Fes val Danau Batur yakni in event objec ve dan beyond event objec ve.

in event objec ve ar nya setelah event ini diselenggarakan, pergerakan ekonomi warga akan tumbuh serta berkembangnya animo di kalangan generasi muda untuk mencintai budayanya. beyond event objec ve ar nya setelah event ini diselenggarakan, akan muncul citra positif terhadap pariwisata di Bangli. Karena membangun citra posi f merupakan pekerjaan jangka panjang. pada kesempatan itu, Pitana juga sangat mendukung jika Fes fal Danau Batur bisa dijadikan event tahunan,


FESTIVAL

oleh karenanya Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif akan selalu memberikan mo fasi kepada Pemkab Bangli. Bupati Bangli I Made Gianyar pada kesempatan itu mengemukakan, pelaksanaan Festival Danau Batur merupakan salah satu upaya Pemerintah Kabupaten Bangli untuk menggali potensi yang dimiliki khususnya potensi pariwisata. Menurutnya, penyelenggaraan Fes val Danau Batur tahun ini jauh lebih baik dari tahun sebelumnya, karena dari kegiatan maupun antusias dari masyarakat untuk menyaksikan fes val ini jauh lebih banyak.

Pada Festival Danau Batur mendatang , kita ingin melibatkan wisatawan mancanegara untuk ikut ambil bagian dalam lomba-lomba yang diselenggarakan, sehingga akan lebih fariatif. Segala kekurangan dari penyelenggaraan Festival Danau Batur tahun ini akan dijadikan bahan evaluasi untuk penyempurnaan kegiatan yang sama di tahun mendatang. “Festival Danau Batur akan dijadikan event tahunan, sehingga penyelenggaraanya pun harus terus ditingkatkan�ucapnya.

Sementara itu Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bangli yang juga ketua pani a penyelenggara Wayan Gobang Edy Sucipto mengatakan, Festival Danau Batur tahun ini digelar selama tiga hari, yang diisi dengan berbagai lomba seperti lomba baleganjur, Photography, membuat gebogan, fruit carving, perahu hias, kuliner tradisional dan festival anjing kintamani. penyelenggaraan Fes val Danau Batur ke 2 tahun 2012 juga dimeriahkan oleh penampilan artis Ibu kota Nugie dan drama kolosal kolaborasi 70 seniman Bangli. (HKB)

DESEMBER 2012 - FEBRUARI

2 0 1 3 39


BANGLI

PANGLIPURAN RESMI JADI DESA WISATA BERBASIS MASYARAKAT

Bangli, CAKRAWALADalam rangka Pengembangan Pengelolaan Desa Wisata yang Berbasis Masyarakat, Sabtu (15/12), Dirjen Pengembangan Distinasi Pariwisata Ir. Firmansyah Rahim meresmikan Desa Penglipuran Sebagai salah Satu Desa Wisata Yang berbasis Masyarakat, ditandai dengan pemukulan Gong, dan dilanjutkan dengan penandatanganan prasas Desa Wisata Penglipuran. Pada kesempatan tersebut turut hadir perwakilan Gubernur Bali yaitu Kepala BPMPD Provinsi Bali Putu Astawa, Bupa Bangli, Unsur Muspida, Kepala Bank BI, forum Pimpinan Daerah Kab Bangli dan Undangan pengelola wisata di kab Bangli. Dalam laporan Bendesa Adat Desa Pekraman Penglipuran I Wayah Supat menyampaikan bahwa salah satu tujuan dari kegiatan ini adalah sebagai modal dalam upaya pengembangan Desa Wisata. Arahnya tentu menuju pemberdayaan 40

DESEMBER 2012 - FEBRUARI

2013

masyarakat dan untuk memperkokoh ikatan dalam bermayarakat. Di mana harapan setelah lounching ini nama Pe n g l i p u ra n s e m a k i n d i ke n a l d a n menggema di kancah pariwisata dunia. Meskipun sejatinya Desa Penglipuran dari konsep awal pelestariannya adalah bukan untuk pariwisata akan tetapi lebih pada upaya pelestarian seni arsitektur dan struktur bangunan termasuk awigawik Desa. Seiring dengan berjalannya waktu ya n g ke b e t u l a n j u ga ke b e ra d a a n Desa Tradisioal sangat digemari oleh wisatawan maka hal tersebut harus terus dikembangkan dan dikelola secara lebih op mal. ”Desa penglipuran punya konsep pariwisata adalah untuk Penglipuran bukan penglipuran untuk pariwisata” tegas Supat. Berangkat dari hal tersebut dengan semangat kegotong royongan warga Desa Penglipuran dan peran serta semua

pihak akhirnya pada Sabtu (15/12) desa ini berhasil diresmikan sebagai Desa Wisata dengan anggaran kurang lebih Rp 14 juta yang diposkan untuk biaya. ”Meski anggaran tersebut tidaklah cukup akan tetapi berkat kerjakeras dan semangat gotongroyong warga Desa Kami akhirnya acara ini dapat terselenggara terimakasih diucapkan kepada semua pihak terutamanya kepada Bapak Dirjen,” ujar Supat. Sementara itu Bupati Bangli Made Gianyar dalam sambutannya mengucapkan selamat datang pada m rombongan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Krea f yang dalam hal ini berkenan hadir Bapak Dirjen Pengembangan Destinasi Pariwisata Ir. Firmansyah Rahim. Apalagi kedatangan Dirjen sudah tidak bisa dihitung lagi untuk bersama membangun Bangli. “Orangbali mempercayai kedatangan tamu adalah berkah, apalagi yang datang ke Bangli adalah seorang


BANGLI

Dirjen” ujar Bupa Made Gianyar. G i a nya r m e n g i n gat ka n , d a l a m konsep Tri Semaya dikatakan kita tidak boleh lupa dengan sejarah masa lalu dari Desa Penglipuran di mana hal yang kita sudah perbuat di masa lalu akan dapat mempengaruhi masa yang sekarang sehingga komitmen harus terus dilaksanakan untuk kebaikan bersama. Di masa yang akan datang manusia yang maju adalah manusia yang dapat membangun jejaring. Salah satunya dalah melakukan MoU dengan Bank Indoesia di mana telah terealisasi bahwa BI sudah menjembatani Kabupaten Bangli untuk mengekspor kopi ke Korea Selatan. Infrastruktur untuk pariwisata harus terus dibangun, salah satu upaya adalah dengan membangun guest house dan home stay. Pada jaman dahulu Penglipuran memang sudah terkenal namun belum menjadi “Dewi” Desa Wisata. Dengan diresmikannya Penglipuran sebagai Desa Wisata diharapkan dapat mendongkrak pariwisata di Kabupaten Bangli. Kunjungan wisatawan juga sudah meningkat rata-rata mencapai 100 orang lebih per hari. ” Mudah mudahan tahap demi tahap dan termasuk upaya menjadikan Penglipuran sebagai salah satu Gio Site dari Geopark Batur dapat terwujud sehingga target kunjungan 1,5 juta wisatawan dapat tercapai. Selamat untuk Penglipuran karena telah menjadi salah satu ikon Bangli,” ucap Bupa Bangli. S a m b u ta n G u b e r n u r B a l i ya n g dibacakan oleh Kepala BPMPD Provinsi Bali Putu Astawa, menyambut dengan gembira dan sangat berbangga karena program Desa Wisata merupakan salah satu program unggulan yang nantinya diharapkan dapat memberi dampak untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat. Provinsi Bali tidaklah seperti provinsi lainnya yang memiliki sumber daya alam yang potensial seper pertambangan , minyak dan lain sebagainya. Akibatnya, Provinsi Bali hannya bertumpu pada tiga sektor unggulan yaitu sektor pertanian dalam arti luas, sektor pariwisata dan sekitor industri kecil dan menengah. Pariwisata merupakan sumber devisa terbesar dan telah terbuk mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat dan pariwisata juga menjadi

lokomo f dalam pembangunan ekonomi di Bali. “Oleh karena itu sudah menjadi kewajiban bagi semua pihak untuktetap menjaga, memelihara dan menggali potensi pariwisata agar tetap berkembang sesuai dengan filosofi Pariwisata Budaya” tegas Gubernur Pas ka. Kemiskinan memang masih menjadi kendala utama dalam pembangunan Bali. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah provinsi dan kabupaten/kota untuk mengurangi jumlah kemiskinan di Provinsi Bali. Namun untuk dapat menanggulangi hal tersebut memang memerlukan strategi yang komprehensif, terpadu dan berkelanjutan dengan melibatkan semua unsure masyarakat. “Melalui lounching Desa Wisata Penglipuran yang berbasis masyarakat ini akan menjadi jembatan untuk mewujudkan masyarakat Bali yang maju, aman damai dan sejahtera sehingga tujuan untuk menciptakan Bali yang Mandara dapat cepat diaktulaisasikan serta dirasakan manfaatnya oleh masyarakat” ungkap Pas ka. Pada kesempatan yang sama Dirjen Pengembangan Destinasi Pariwisata Ir. Firmansyah Rahim mengatakan permohonan maaf karena Menparekraf Ibu Mari Elka Pangestu tak bisa hadir secara langsung karena

ada kesibukan yang tak bisa di nggalkan. Dirjen sangat kagum dengan Penglipuran di mana pada awalnya upaya yang dilakukan adalah bertujuan untuk melestarikan seni Arsitektur serta Struktur Bangunan tradisional yang ada di Desa ini telah mampu memberi dampak posi f. Dengan kekuatan Awig-awignya bisa tetap bertahan dan terus dilestarikan sehingga dapan menarik minat wisatwana bukan hanya lokal tetapi mancanegara. Dikatakan juga dirinya akan menduplikasi pola-pola yang diterapkan di Desa Penglipuran untuk diadopsi di daerah lain. Sebelum itu dilakukan, bagaimana agar pola yang sudah ada di Desa Penglipuran ini melalui Bupa Bangli agar bisa diadopsi oleh desa-desa yang ada disebelahnya terlebih dahulu sehingga kedepan akan tumbuh lagi penglipuran-penglipuran yang lainnya. Kaitanya dengan ditetapkannya Gunung Batur masuk dalam GGN (Global Geopark Network) diharapkan kepada Bupati Bangli, agar mengupayakan masyarakat agar tidak lagi melakukan pengrusakan lingkungan seperti yang telah dikri si oleh m Geopark Unesco. “Oleh karena itu bagaimana kita dapat mengalihkan dan memberi peluang pekerjaan lain untuk tetap menjaga predikat GGN” harap Firmasyah. (HPB)

DESEMBER 2012 - FEBRUARI

2 0 1 3 41


BANGLI

INTERNATIONAL WORKSHOP ON ASPIRING GEOPARK OF INDONESIA

UPAYA MENSOSIALISASIKAN GEOPARK SECARA NASIONAL

Bangli, CAKRAWALA Untuk mensosialisasikan konsep geopark (taman bumi) di seluruh Indonesia, Pemerintah Kabupaten Bangli bekerjasama dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Krea f (Kemenparekraf), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Badan Geologi, Kamis (15/11) lalu menggelar acara Interna onal Workshop On Aspiring Geopark Of Indonesia. Acara yang dipusatkan di Museum Gunung Api Batur Kintamani, dibuka langsung oleh Kepala Badan Geologi Dr. R. Sukyar. Acara ini juga dihadiri oleh Bupati Bangli I Made Gianyar, SH.,M.Hum, Direktur Jenderal Pengembangan Destinasi Pariwisata Kemenparekraf Ir. Firmansyah Rahim, Interna onal Expert Global Geopark Network (GGN) Unesco Prof. Guy Mar ni, Chief Of Global Earth Observa on Unesco Prof Patrick McKeever, Interna onal Expert Asia Fasifik Geopark Network Prof. Dato

42

DESEMBER 2012 - FEBRUARI

2013

Ibrahim Komoo dan Prof. Shafeea Leman, Perwakilan Aspiring Geopark Merangin Jambi, Raja Ampat, Danau Toba, Gunung Sewu, Gunung Rinjani dan Pimpinan SKPD Kabupaten Bangli. Ketua Panitia Penyelenggara yang juga Sekretaris Badan Geologi Yunus Kusuma Brata mengatakan, dengan tema “Celebrating Earth Heritage, Sustaining Local Communi es” tujuan dari penyelengaraan Interna onal Workshop On Aspiring Geopark Of Indonesia adalah untuk memperkenalkan dan mensosialisasikan konsep Geopark ke seluruh wilayah Indonesia. Sealain itu menumbuhkan mo vasi bagi kawasan yang memiliki potensi untuk dikebangkan menjadi kawasan geopark. Dengan demikian daerah-daerah yang memiliki potensi geopark bisa segera mempersiapkan geopark yang ada untuk dikembangkan menjadi kawasan Geopark Nasional. Selanjutnya membangun jaringan

melalui Global Geopark Network. Melalui workshop ini perwakilan aspiring geopark nasional akan diberikan pembekalan oleh Internasional Expert Unesco untuk menyempurnakan geopark yang dimiliki. “Penetapan Geopark Kaldera Batur masuk sebagai anggota GGNmerupakan kebanggaan Pemerintah Indonesia karena dapat membuk kan kepada dunia Internasional, bahwa pemerintahIndonesia telah mendapat pengakuan akan keseriusanya dalam upaya pemanfaatan dan pelestarian akan sumber daya alam (khususnya sumber daya geologi) yang berbasis pada konservasi, pendidikan dan kesejahteraan masyarakat” ungkap Yunus Kusuma Brata. Sementara itu perwakilan GGN Unesco yang juga Koordinator Asia Fasifik Geopar Network Prof. Dato Ibrahim Komoo mengatakan, GGN sangat menginginkan adanya Geopark diseluruh negara di dunia. Namun sebagai ahli geopark kita terikat dengan


BANGLI

per mbangan antara mengigingkan banyak geopark di dunia dengan kepen ngan untuk menjaga kualitasgeopark tersebut. Ar nya jika kualitas geopark belum bisa dicapai, maka ini akan menyulitkan kita untuk memas kan bahwa geopark-geopark terbaik saja yang akan diusulkan ke dalam

GGN Unesco. Kita melihat banyak daerah di Indonesia yang berpotensi dikembangkan menjadi kawasan geopark. Namun untuk mewujudkan geopark yang berkualitas diperlukan keseriusan dari semua pihak. “Semakin sukar sesuatu dihasilkan, maka semakin manis pula rasa yang dihasilkan,”

ujar guru besar asal negeri jiran ini. Bupati Bangli I Made Gianyar pada kesempatan itu menyampaikan, setelah Geopark Kaldera Batur diakui sebagai anggota Global Geopark Network (GGN) dibawah bendera Unesco, maka tugas dan tanggung jawab besar sudah menanti. Karena setelah mendapatkan pengakuan, kita harus mampu menata dan mengelola kawasan geopark ini sesuai dengan konsep dan indikator yang tertuang dalam Global Geopark Network Unesco. “Kedepan kita ingin menggunakan konsep pembangunan dunia melalui GGN untuk menata dan mengelola pembangunan di Kabupaten Bangli, sehingga bisa bersaing dan bersanding dengan Kabupaten lainya di Bali” ungkap Bupati Bangli Made Gianyar. Saat pembukaan Workshop On Aspiring Geopark Of Indonesia berlangsung, Bupa Bangli I Made Gianyar juga me-launching website Geopark Kaldera Batur, www. baturglobalgeopark.com. (HPB)

DESEMBER 2012 - FEBRUARI

2 0 1 3 43


BANGLI

UCAPAN SELAMAT – Bupati Bangli memberikan ucapan selamat datang dan mengalungkan bunga kepada para wisatawan yang berkunjung ke Kintamani.

BUPATI BANGLI LUNCURKAN

POS PEMUNGUTAN RETRIBUSI

Bangli, CAKRAWALA Menindaklanjuti pengakuan dunia tentang warisan budaya dunia dan Batur Global Geopark sehingga Kintamani menjadi perha an dunia, dan secara langsung dipromosikan oleh UNESCO, maka Bupa Bangli melakukan sejumlah pembenahan, diantaranya Pos Pemungutan Retribusi. Didampingi Plh Sekda Kabupaten Bangli, DPD Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Bali, Polisi Pariwisata, dan pimpinan SKPD Kabupaten Bangli, Bupa I Made Gianyar meluncurkan Pos Pemungutan Retribusi tempat rekreasi dan olahraga di Desa Sekardadi Kintamani, Selasa (1/1). Kesempatan itu, Plt Kepla Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bangli Drs. I Wayan Lawe, MM menyampaikan program ini terselenggara atas petunjuk Bupa Ban44

DESEMBER 2012 - FEBRUARI

2013

gli sehingga beberapa SKPD yang terkait melakukan pengelola daya tarik wisata agar Pos Pemungutan Retribusi di Desa Sekardadi untuk segera berfungsi. Oleh karena itu, Wayan Lawe mengatakan pihaknya telah mengambil langkah–langkah serta melaksanakan koordinasi dengan petugas pemungut. “Pada hakekatnya, mereka siap melaksanakan tugas di manapun ditugaskan, walaupun dengan keterbatasan dan kekurangan yang ada. Namun ke depan diharapkan dapat diwujudkan Pos Retribusi yang representa f, sehingga faktor keamanan dan kenyamanan menjadi sesuatu yang pen ng diperha kan, untuk dapat memberikan pelayanan yang op mal kepada wisatawan,” papar Lawe. Pihaknya berharap adanya lokasi

pemungutan yang baru ini dapat meningkatkan pelayanan yang lebih baik sebagai bentuk kerjasama dari semua intansi terkait, sehingga Kintamani menjadi kenangan yang dak terlupakan dan dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke Kabupaten Bangli. Sekaligus mendukung Batur Global Geopark. Bupa Bangli, I Made Gianyar menandaskan setelah pembenahan tempat pemungutan retribusi terpadu itu nan nya dilaksanakan pembenahan dalam bidangbidang lain untuk menunjang kenyamanan para wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Bangli. “Pemungutan retribusi melalui sikap keramahantamahan, sopan santun, dan profesional akan menjadi kesan bagi para wisatawan,” ujar Made Gianyar. rls


BANGLI

Menparekraf Mari Pangestu :

GEOPARK BATUR JADI CONTOH DI INDONESIA MENTERI Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Mari Pangestu menyambut baik keberhasilan Geopark Nasional Kaldera Batur yang resmi diterima menjadi anggota Jaringan Geopark Global (JGG) UNESCO. Keberhasilan ini menjadikan Indonesia tercatat sebagai anggota ke 89 dari 90 JGG yang tersebar di 27 negara. Keanggotaan JGG diberikan saat penutupan acara Konferensi Internasional Jaringan Geopark Eropa ke-11 di Arouca, Portugal, pada 20 September 2012 lalu. “Keanggotaan ini memiliki ar penting karena untuk tergabung dalam anggota JGG prosesnya panjang dan harus melalui persyaratan yang ketat. Kita telah melakukan prosesnya sejak 2008 dan baru pada tahun ini Indonesia berhasil menda arkan Geopark Nasional Kaldera Batur menjadi salah satu dari 90 JGG,” jelas Mari Pangestu saat pengukuhan Batur Global Geopark sebagai anggota JGG di Lapangan Midita Kab. Bangli, Bali. Pengukuhan ini juga dihadiri oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik. Kesuksesan Batur Global Geopark diharapkan dapat menjadi contoh dan penyemangat untuk geopark lain di Indonesia yang ingin bergabung dalam JGG. Lebih dari itu, Mari Pangestu menambahkan, pengukuhan Batur Global Geopark sangat bermakna bagi pengembangan kepariwisataan Indonesia terutama dikaitkan dengan strategi pemerintah untuk mengembangkan 16 KSPN dan wisata minat khusus untuk meningkatkan jumlah dan kualitas wisatawan yang berkunjung ke Indonesia. Lokasi geopark yang berada Kintamani-Batur juga memberi nilai tambah tersendiri mengingat Kemenparekraf telah menetapkan 16 Kawasan Strategis Pembangunan Nasional (KSPN) di mana salah satu daerah yang akan dikembangkan adalah kawasan Kintamani-Danau

Batur dan sekitarnya.”Selain menetapkan 16 KSPN, Kemenparekraf juga mengembangkan 7 wisata minat khusus untuk bukan hanya meningkatkan jumlah wisatawan, tapi yang terpen ng kualitasnya. Wisata alam dan ekowisata adalah salah satu dari 7 wisata minat khusus,” papar Mari Pangestu. Geopark atau Taman Bumi merupakan salah satu konsep pembangunan kawasan secara berkelanjutan dan akhirnya dipilih oleh Indonesia menjadi model untuk pengembangan sumberdaya alam secara holis k. Tiga unsur utama sumberdaya alam yaitu geologi, biologi dan budaya dikemas secara utuh dan terpadu di dalam konsep geopark. Tujuan pembangunan geopark berpilar pada tiga sasaran utama yaitu konservasi, edukasi dan penumbuhan nilai ekonomi lokal melalui pemanfaatan pariwisata. “Sejalan dengan prinsip-prinsip pariwisata berkelanjutan yang diterapkan di seluruh dunia, program geo-educaƟon, geo-conservaƟon dan pertumbuhan nilai ekonomi lokal melalui pariwisata harus terus di ngkatkan dan direalisasikan sesuai dengan tujuan dan sasaran membangun sebuah geopark. Konsep geopark menjadi salah satu instrumen yang tepat untuk membangun suatu kawasan secara berkelanjutan melalui kepariwisataan.” “Pembangunan Geopark Global Batur dapat dijadikan sebagai contoh nasional tentang bagaimana mengelola sumberdaya alam yang terdiri dari situs-situs geologi, biologi, budaya dan warisan tangible-intangible lainnya secara holis k (terpadu, lintas-sektor), sebesar-besarnya untuk meningkatkan nilai ekonomi, sosial dan budaya masyarakat setempat. Sarana yang paling cepat dan populer adalah melalui pariwisata (geowisata), tanpa menutup kemungkinan peningkatan ekonomi lokal melalui agro-industri,” imbuh Mari Pangestu Dirjen Pengembangan Destinasi

Pariwisata Kemenparekraf Firmansyah Rahim menambahkan bahwa Indonesia bertekad membangun Geopark di beberapa tempat sekaligus seper di provinsi Sumatera Utara (Geopark Toba), Jambi (Geopark Merangin), DIY-Jawa TengahJawa Timur (Geopark Gunung Sewu, termasuk Geo-area Pacitan yang sudah ditetapkan menjadi Geopark Nasional Pacitan), Nusa Tenggara Barat (Geopark Lombok, termasuk Geo-area Rinjani) dan Papua Barat (Geopark Raja Ampat). Upaya tersebut diiku dengan pembentukan Komite Nasional Geopark yang diprakarsai oleh Kementerian Parekraf, ESDM dan Kemendikbud melalui Komite Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU). “Untuk mewujudkannya itu diperlukan kerjasama antarpemangku kepentingan yang akan mampu mewujudkan geopark yang tersebar di seluruh Indonesia untuk menjadi anggota JGG UNESCO,” kata Firmansyah. Menurut data persebaran anggota JGG, sampai dengan 2012 RRT adalah negara anggota JGG yang memiliki jumlah global geopark terbanyak yakni sebanyak 27. Pertumbuhannya sejak 2000 sampai dengan 2012 juga signifikan mengingat saat ini RRT telah memiliki 138 geopark di level lokal dan nasional, dengan 27 diantaranya masuk menjadi JGG. RRT juga menjadi contoh bahwa keberadaan JGG mampu memberi nilai tambah terhadap pertumbuhan ekonomi melalui pariwisata. Pada tahun 2000 jumlah kunjungan wisatawan di kawasan Geopark Yuntaishan sekitar baru 200.000 wisatawan dengan devisa USD 3 juta. Setelah menjadi anggota JGG pada 2004, kunjungan semakin meningkat hingga mencapai 1.250.000 wisatawan dengan devisa USD 90 juta. Ditambah pula dalam jangka waktu empat tahun tersebut, telah dibangun 400 hotel dan restoran baru, serta 250 family inn yang membuka lapangan kerja bagi 5000 orang. gre DESEMBER 2012 - FEBRUARI

2 0 1 3 45


OPINI

MENGAPA UMAT HINDU MELAKSANAKAN UPACARA NGABEN

MAMUKUR SEBAGAI RANGKAIAN UPACARA NGABEN Prof.Dr. I Made TiƟb, Ph.D Rektor Ins tut Hindu Dharma Negeri Denpasar

P

elaksanaan upacara Pitrayajña di Bali dak jauh maknanya dengan upacara Pitrayajña di India. Di India upacara bagi orang yang baru meninggal dan langsung dikremasi disebut upacara antyesti atau ativahika sangat dekat maknanya dengan upacara ngaben, upacara pitrapinda dekat maknanya dengan upacara Nyekah. Dalam upacara Nyekah atau Mamukur, persembahan in juga berupa bubur beras yang disajikan sedemikian rupa dak terlalu banyak dan juga ditujukan kepada roh yang diupacarai dan yang telah lebih dahulu mencapai alam Pitraloka yang disebut Sangge. Upacara Sraddha dekat dengan upacara devapitrapraƟstha (Nuntun Dewa Hyang setelah upacara Nyekah atau

46

DESEMBER 2012 - FEBRUARI

2013

Mamukur untuk di-sthana-kan di pamarajan). Upacara Sraddha secara besar-besaran dilaksanakan pada zaman Majapahit oleh raja Hayam Wuruk untuk neneknya, yakni Tri Bhuvana Tungadevi dan tempat pelaksanaan upacara tersebut kini dikenal dengan Hyang in Palah yakni kini Candi Panataran, Jawa Timur (Ti b, 2004:310, Soekmono, 1977:24, Wiana, 1998:76). Sangge juga berar leluhur yang sengaja dimohon untuk menjemput roh-roh yang belum sampai di alam Pitra (Pitraloka). Menurut Ida Bagus Purwita dalam bukunya upacara Mamukur (1996:4) is lah ngaroras (maparoras) dan nyekah yang umum digunakan oleh umat Hindu di Bali sebenarnya kurang tepat, karena kedua is lah di atas sering membingungkan masyarakat. Kata


OPINI

nyekah yang berasal dari kata sekah bukan saja digunakan dalam upacara Mamukur, tetapi juga dalam upacara Ngaben, oleh karena itu kedua is lah itu sebaiknya dak digunakan lagi. Memang sekah atau sekar merupakan simbol pengganti roh orang yang telah meninggal. Dalam sumber sastra digunakan is lah mamukur atau maligya. Ida Bagus Purwita dalam bukunya tersebut di atas menyatakan kata mamukur dari kata bukur yang merupakan akronim dari kata bu (bhu) ar nya alam, dan kata ur (yang berasal dari urdhah) ar nya atas dan mamukur ar nya menuju alam atas, svahloka atau swargaloka. Pada masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk di Majapahit upacara Mamukur telah dilaksanakan. Hal ini dapat diketahui dari kitab Nagarakritagama pupuh 63.4 dan pupuh 66.1 sebagai berikut. ‘............................ dudwang malad wawan bhojana buku-bukuran mwang tapel saprakara’ (63.4). ‘........................... mwang sang ksatriya sang padadhika penuh yasa buku-bukuran rinembat asusun’(66.1). (‘.......................... bukan saja melagukan Malat namun juga membawa makanan, bukur-bukur dan topeng selengkapnya’ (63.4). ‘.......................... juga para Ksatriya dan pejabat nggi memberikan penghormatan sepenuhnya dengan membawa bukurbukur yang atapnya bersusun-susun serta membentang’). Berdasarkan uraian dan ku pan tersebut di atas, maka Upacara Mamukur

adalah upacara tahap kedua dari Upacara Pitrayajña untuk menyucikan roh sehingga diharapkan dapat mencapai alam sorga. Kata bukur-bukur dalam jaman Majapahit di atas rupanya yang dimaksud adalah sarana untuk mengusung ‘puspasarira’ simbol dari roh yang disucikan yang berbentuk bangunan dengan atap bertumpang tampaknya seper sebuah meru yang sifatnya sementara. Di Desa Pakraman Muncan bukur tersebut dinamakan madia yang kiranya lebih tepat disebut bukur seper tersebut di atas.

RANGKAIAN UPACARA MAMUKUR Seper telah disebutkan di atas, se ap upacara memiliki ngkatan sesuai dengan

besar dan kecilnya sarana atau bahan yang diperlukan. Walaupun demikian, secara ringkas rangkaian upacara Mamukur dapat dijelaskan sebagai berikut. Ngangget Don Bingin. Sebelum upacara Ngangget Don Bingin biasanya didahului dengan upacara Ngulapin, Mamendak atau NgedeƟn yang dapat dilakukan di tepi pantai, di tepi sungai atau di pempatan agung. Upacara lainnya adalah Nunas Bhatara Lingga, dan Nunas Tirtha ke Kahyangan Jagat yang berkaitan dengan upacara tersebut. Upacara Ngangget Don Bingin adalah prosesi memohon daun beringin dengan jalan memotong daun beringin di tempat yang dipandang suci untuk itu. Jumlah daun beringin disesuaikan dengan jumlah ‘puspasara’ atau ‘puspalingga’ yang akan dibuat. Cabang pohon beringin ke ka jatuh dari pohonnya langsung disangga dengan kain pu h beralaskan kar kelasa dan disunggi beramai-ramai menuju tempat upacara yang disebut Payajñan. Nunas Bhatara Lingga adalah memohon kehadiran Dewa Siva untuk berkenan turun ke dunia serta nan nya menganugrahkan waranugraha-Nya berupa memperkenankan atau mengizinkan roh yang telah disucikan menuju Pitraloka atau alam sorga. Mendak Tirtha bertujuan untuk memohon air suci sekaligus memohon kehadiran para Devata dan leluhur yang telah suci yang disimbolisasikan dengan air suci tersebut. Semua upacara tersebut mengDESEMBER 2012 - FEBRUARI

2 0 1 3 47


OPINI

gunakan sesajen yang selayaknya untuk upacara tersebut. Nusuk atau Ngiket Don Bingin. Nusuk don Bingin adalah merangkai daun beringin dengan jumlah dan posisi tertentu. Jumlahnya yang UƩama sebanyak 108 lembar, Madhyama sebanyak 54 lembar, dan Kanistama 27 lembar. Posisi daun untuk simbol laki-laki adalah tengkurap (Bahasa Bali malinggeb) dan posisi untuk simbol wanita adalah tengadah (Bahasa Bali nungkayak). Daun beringin yang sudah dirangkai dililitkan pada kerangka dari bambu buluh yang bagian ujungnya berisi penutup menur terbuat dari kayu cendana atau majagau, kemudian bagian luarnya dibungkus kain pu h yang tampak seper sebuah tumpeng dilengkapi dengan prerai atau wajah, busana, tongkat dan perlengkapan lainnya. Ngajum Puspasarira. Upacara ini berupa prosesi untuk mensthana-kan roh pada puspasarira yang baru dibuat sebagai simbol bahwa puspasarira itu telah berfungsi atau hidup untuk dilanjutkan dengan prosesi upacara lainnya. Ngarereh toya ning. Upacara ini berupa prosesi memohon air suci ke tempat yang dinilai suci atau mata air yang disebut beji 48 48

D IE -S EAMGBUESRT U 2 0S1 22 0 - 1F2E B R U A R I ME

2013

(permandian) dan yang dipandang suci. Dalam upacara yang Madhyama dan Uttama Upacara Ngerereh Toya Ning ini diiku dengan prosesi Mejiang Lis dan Puspasarira. Mapurwadaksina. Mapurwadaksina asalnya dari kata pradaksina yang ar nya menuju ke kanan, yakni prosesi menjunjung puspasarira mengelilingi Payajñan ga kali mengiku arah jarum jam dari Timur ke Selatan. Dalam upacara yang Madhyama dan Uttama, prosesi didahului dengan mengiku jejak kaki seeokor seekor Lembu yang tanduknya dilapisi emas. Melaspas bukur, madia, atau janggawari. Upacara ini bertujuan menyucikan sarana pengusung puspasarira menuju laut atau sungai yang mengalir ke laut. Setelah upacara Melaspas bukur, madia, atau janggawari tersebut ditempatkan berdekatan dengan Payajñan. Puncak Upacara (Pamuput Upacara). Sejak pagi para pandita sudah menempa bale pawedaan untuk melakukan puncak upacara. Saat itu sesajen berupa banten Caturwedya sudah ditempatkan pada sanggar tawang. Para pandita mulai memuja, mangastuƟ, mempersiapkan Tirtha, menyucikan roh (puspasarira), mempersem-

bahkan tarpana, sang yajamana melakukan pamuspan (persembahyangan), ngelepas atma dan pralina puja, dan sebagainya. Upacara selanjutnya adalah Ngeliwet, yakni memasak bubur di atas bale gading (dari pohon bambu gading beratap ilalang) untuk dipersembahkan kepada Sang Hyang Widhi, Para Dewa, Roh Suci Leluhur yang berkenan turun dari Pitraloka dan roh suci yang sedang diupacarakan. upacara Ngaliwet ini biasanya dilakukan tengah malam. Pembacaan Putrusaji. Putrusaji sering disebut Putrupasaji adalah sebuah teks (lontar) dalam bentuk prosa yang berisi uraian keutamaan persembahan serta uraian berbagai jenis sorga yang akan dicapai oleh roh yang telah disucikan. Pembacaan Putrusaji ini sebaiknya berdekatan dengan para pandita melakukan pemujaan dan dilakukan saat pandita mulai mempersembahkan tarpana dan rangkaian upacara lainnya.. Pralina Puspasarira. Upacara merupakan tahapan akhir perubahan status dari Pitra menjadi Dewa Pitara atau Dewa Hyang berupa Pralina Puspasarira yang didahului dengan upacara Ngantukang Bhatara Lingga. Upacara ini diiku dengan Ngaturang Papendetan atau Rejang Dewa


OPINI

yang dilakukan di depan Sanggar Tawang. Ngeseng Puspasarira. Puspasarira yang tadinya sudah di-pralina (secara spiritual sudah diangkat menuju alam sorga) dilanjutkan dengan ‘ngeseng’ yakni membakar puspasarira hingga menjadi abu kemudian ditumbuk dihaluskan dan dimasukkan ke dalam kelapa gading yang sudah di-kasturi (dilobangi) dan dibungkus dengan kain puh. Api pembakaran diberikan oleh pandita dengan pengucapan mantram untuk itu. Pembakaran ini wajib dilakukan oleh sang yajamana atau anak cucu dari yang diupacarakan itu. Pada prosesi pembakaran ini diiringi dengan angklung, kakawin, kidung Tantri atau Panji Amalatrasmi. Abu puspasarira yang sudah dimasukkan dalam kelapa gading yang telah dibungkus dengan kain pu h ditempatkan pada bukur, madia, atau janggawari untuk selanjutnya akan dihanyut menuju laut atau sungai menuju laut. Nganyut Abu Puspasarira. Abu puspasarira yang sudah ditempatkan pada menara berupa bukur, madia, atau janggawari diberangkatkan menuju pantai (laut) atau sungai menuju laut. Prosesi ini didahului dengan sesajen sebagaimana mes nya, kemudian diiku oleh angsa pu h yang terbuat dari kertas, diiku oleh bukur, madia, atau janggawari dan yang paling akhir adalah padmasana sthana atau tapakan Bhatara Lingga. Kelengkapan upacara tersebut berlaku untuk Upacara Mamukur Utama dan Madhyama, sedang Mamukur Kanistama atau alit dak menggunakan sarana tersebut. Abu puspasarira setelah didoakan dengan puja atau mantra untuk memohon perkenan Dewa Varuna oleh pandita atau pinandita kemudian dihanyut ke laut atau sungai menuju laut. Dengan demikian berakhirlah Upacara Mamukur tersebut.

yang dilaksanakan oleh umat Hindu, namun ajaran Hindu memiliki argumentasi yang realis s-rasionalis s. Salah satu argumentasi realis s-rasionalis s dalam penggunaan simbol-simbol adalah; bahwa penggunaan simbol-simbol terkait dengan metodologis psikologis pedagogis. Simbol justru memiliki kedudukan yang sangat pen ng untuk memvisualisasikan konsep yang abstrak. Mungkin bagi orang yang telah memiliki pengetahuan yang nggi dan telah melampaui kesadaran biasa, bisa saja ia dak membutuhkan simbol. Tetapi manusia di dunia ini mayoritas berada pada ring dan level kesadaran biasa, sehingga sebagian besar manusia masih terikat dengan penggunaan simbol. Itulah sebabnya alasan mengapa ajaran Hindu membenarkan penggunaan simbol. Adapun makna filosofis penggunaan dari setiap sarana upacara tersebut : Daun beringin dalam upacara Pitrayajña adalah simbol dari perwujudan badan halus (suksmasarira) adalah bahwa badan halus tersebut masih terikat oleh keinginan (ber-ingin atau kalpavriksa) yang diwujudkan dengan daun beringin berjumlah 108 lembar. Posisi telungkup dan tengadah menunjukkan simbol bapa langit dan ibu akasa, sebagai alam atas dan bawah atau purusa dan pradhana. Nusuk atau Ngiket Don Bingin. Nusuk (menusuk) don (daun) beringin memiliki makna filosofi bahwa melalui ak vitas itu manusia mampu menembus atau melewa

keinginan-keinginan yang demikian banyak. Jumlah daun beringin sebanyak 108, 54, dan 27 semuanya bermuara pada makna filosofi yang hendak menyatakan bahwa para praƟsantana berkeinginan agar roh yang diupacarai itu dapat menunggal dengan Tuhan Yang Maha Esa (Sang Hyang Widhi Wasa). Oleh sebab itu para praƟsantananya juga harus mengupayakan pemusatan pikirannya. Filosofi bilangan-bilangan 108 itu dapat dijelaskan dengan menjumlahkan deret bilangan tersebut sebagai berikut: (108 → 1 + 0 + 8 = 9). Angka 9 mengingatkan kita kepada konsep Dewata Nawa Sangga (dalam is lah Bali) atau Astadikpalaka yaitu manifestasi Tuhan Yang Maha Esa yang menguasai segala penjuru dunia. Sebagaimana telah diuraikan di atas bahwa ada dua macam posisi daun beringin yang digunakan pada acara persiapan upacara Pitrayajña tersebut. Kedua posisi itu yaitu posisi telungkup dan terlentgang tengadah. Kedua posisi tersebut memiliki makna simbolis yang bersifat umum, yaitu bahwa di dunia makro dan dunia mikro terdapat dua potensi yang nampak bertentangan namun keduanya saling bergantungan satu sama lainnya. Dalam sastra Hindu di Bali dikenal sebagai simbol rwa bhineda atau dalam sastra Hindu pada umumnya di India (sebagai asal mula Hindu) dikenal dengan is lah raga dvesa (dalam bahasa sains bineri). Hal itu juga sebagai simbol bahwa di dunia ini akan selalu terdapat dua macam hal yang selalu

MAKNA FILOSOFIS Dari sekian agama yang ada di muka bumi ini, maka Agama Hindu paling unggul dan paling banyak menggunakan simbol-simbol. Bahkan pihak lain yang tidak mengetahui fungsi simbol-simbol mengatakan bahwa Agama Hindu adalah agama penyembah simbol atau bahkan dipandang agama simbol. Walaupun pihak luar sah-sah saja berpendapat dengan apa

D E S E M B E R M2 E 0 I1 2- -A G F EUBSRTUUASR 2 I 0 20 3 1 21 49

49


OPINI

berbeda namun hadir sebagai keniscayaan. Walaupun keduanya berbeda tetapi masingmasing tidak dapat saling meniadakan, sebab apabila yang satu dak ada maka yang lainnya juga dak ada. Keberadaan itu hanya akan “ada” ke ka keduanya itu hadir. Dunia ini juga terjadi oleh ak vitas rwa bhineda tersebut. Sakala-niskala, prthivi-akasa, dan sebagainya adalah wujud dari rwa bhineda. Sehingga penggunaan daun beringin dengan cara tertelungkup dan tengkurap juga dapat diar kan bahwa atman manusia yang tadinya terbungkus oleh badan materi dapat bebas dari pengaruh materi kasar (prithivi) dan menyatu dengan unsur materi yang lebih halus (akasa) sebagai simbol Tuhan. Ada juga yang menafsirkan makna filosofi dari posisi daun beringin itu sebagai simbol laki-laki dan perempuan belaka. Hal itu semuanya benar sejauh pandangan filsafat itu bermaksud menunjukkan adanya dua hal yang berbeda tetapi berpasangan. Dalam proses simbolisasi tersebut daun beringin yang sudah dirangkai dililitkan pada kerangka dari bambu buluh yang bagian ujungnya berisi penutup menur terbuat dari kayu cendana atau majagau, kemudian

50

DESEMBER 2012 - FEBRUARI

2013

bagian luarnya dibungkus kain pu h yang tampak seper sebuah tumpeng dilengkapi dengan prerai atau wajah, busana, tongkat dan perlengkapan lainnya. Semua itu mengandung makna filosofis agar segalanya berjalan secara dan tanpa halangan serta mengharumkan perilaku manusia. Makna filosofis di balik Ngajum Puspasarira adalah memotivasi (memohon) agar roh orang yang telah meninggalkan badannya yang terkubur itu, kini berkenan hadir mengiku prosesi penyucian atau penyempurnaan. Karena badannya yang telah terkubur dak lagi utuh seper masih hidup, maka dibuatkan tubuh simbolik berupa puspasarira yang terbuat dari materi-materi yang memiliki nilai kharisma s dan secara material memiliki harga. Roh itu dibujuk agar berkenan ber-sthana masuk ke dalam puspasarira yang baru dibuat. Ke ka diyakini roh itu sudah masuk kedalam puspasarira itu, maka puspasarira itu dipandang telah berubah menjadi sesuatu gambaran bahwa roh orang yang diupacarai itu telah hidup kembali dan siap untuk dilanjutkan dengan prosesi upacara lainnya. Ngarereh toya ning yang dilaksanakan

dengan prosesi memohon air suci ke tempat yang dinilai suci berupa tempat mata air yang disebut beji (permandian) dan juga tempat-tempat lain yang dipandang suci. Dalam upacara yang Madhyama dan UƩama Upacara Ngerereh Toya Ning ini diiku dengan prosesi Mejiang Lis dan Puspasarira. Hal ini memiliki makna simbolis seper seorang yang masih hidup ke ka hendak dibuatkan upacara, maka kepadanya harus menyiapkan diri dalam keadaan bersih secara fisik dan suci secara mental. Hal ini juga mengandung makna bahwa untuk memperoleh kesucian niskala (rohani) harus dimulai dengan kesucian sakala (fisik). Hal ini relevan dengan teori sakral dan profan, bahwa sesuatu yang mulanya profan namun karena melalui proses sakralisasi maka statusnya berubah menjadi sakral. Mapradaksina sering salah sebut mapurwadaksina. Kata pradaksina artinya menuju ke kanan, yakni prosesi menjunjung puspasarira mengelilingi Payajñan tiga kali mengiku arah jarum jam dari Timur ke Selatan. Hal ini mengandung filosofi bahwa diharapkan roh yang diupacarai itu memperoleh petunjuk yang sesuai dengan kondisinya yang sudah berbentuk badan rohani. Petunjuk yang sesuai dan benar secara rohani untuk tujuan spiritual adalah perputaran ke kanan. Arah perputaran ke kiri dan ke kanan secara matema s dan spiritual dapat ditunjukkan oleh hubungan matemas antara konsep kwadran matema s dan konsep kwadran yuga pada caturyuga yang ditunjukkan oleh sistem perputaran swasƟka. Perputaran searah dengan jarum jam (ke arah kanan) sebagai simbol arah perputaran rohani dan perputaran ke kiri sebagai simbol perputaran material (Donder, 2004:21-36). Mapradaksina dimaksudkan untuk menurunkan Bhatara Siva yang disimbolkan dengan turunnya Lembu Nandini (lembu pu h) yang akan menganugrahkan kesejahteraan dan kemakmuran bagi umat-Nya. Dengan turunnya Bhatara Siva diharapkan roh yang diupacarakan tersebut nan nya dapat mengiku Bhatara Siva menuju Pitraloka. Pada saat puncak upacara berlangsung sangat baik dibacakan dan dilantunkan kakawin atau cerita Ramayana dan bagian-bagian dari Mahabharatasep-


er Swargarohanaparva, sebab pembacaan tersebut memberikan pahala utama berupa sorga bagi roh yang diupacarakan, yang mendengarkan pembacaan tersebut, dan berpahala utama bagi yang menyelenggarakan acara tersebut. Melaspas bukur, madia, atau janggawari. Upacara ini memiliki makna filosofis untuk menyucikan sarana pengusung puspasarira yang akan digunakan waktu menuju laut atau sungai yang mengalir ke laut. Setelah upacara Melaspas bukur, madia, atau janggawari dan telah dianggap suci kemudian ditempatkan berdekatan dengan PayajĂąan. Melaspas itu secara filosofi merupakan proses legi masi terhadap sesuatu yang dapat dinyatakan resmi untuk digunakan menurut aspek spiritual. Puncak Upacara (Pamuput Upacara). Sejak pagi para pandita sudah menempa bale pawedaan untuk melakukan puncak upacara. Pada tahap ini secara filosofis dan teologis kedudukan seorang pandita menjadi sangat sentral. Sebab sudah menjadi dogma bahwa upacara itu hanya sah bila dilaksanakan oleh seorang pandita yang mampu melakukan ndakan sebagai manifestasi Tuhan Yang Maha Esa (Siwa Sakala) yang akan memproses agar roh seseorang itu mengalami penyempurnaan. Sesajen banten Caturwedya mengandung filosofi bahwa segala pengetahuan yang dimiliki oleh manusia kini pada saat prosesi puspasarira semuanya diserahkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang disimbolkan dengan sanggar tawang. Sebagaimana dijelaskan di atas bahwa prosesi itu dimulai oleh para pandita memuja, mangastuti, mempersiapkan Tirtha, menyucikan roh (puspasarira), mempersembahkan tarpana, sang yajamana melakukan pamuspan (persembahyangan), ngelepas atma dan pralina puja, dan sebagainya. Upacara selanjutnya adalah Ngeliwet, yakni memasak bubur di atas bale gading (dari pohon bambu gading beratap ilalang). Bubur tersebut dipersembahkan kepada Sang Hyang Widhi, Para Dewa, Roh Suci Leluhur yang berkenan turun dari Pitraloka dan roh suci yang sedang diupacarakan. Upacara Ngaliwet ini biasanya dilakukan tengah malam. Semua ini sebagai simbol

bahwa atma yang diupacarai itu telah dilakukan proses penyucian. Persembahan bubur sebagai ungkapan terima kasih dan anak cucunya dimohonkan amerta (kehidupan yang sejahtera dan bahagia). Pembacaan Putrusaji. Putrusaji sering disebut Putrupasaji adalah sebuah teks (lontar) dalam bentuk prosa yang berisi uraian keutamaan persembahan serta uraian berbagai jenis sorga yang akan dicapai oleh roh yang telah disucikan. Pembacaan Putrusaji ini sebaiknya berdekatan dengan para pandita melakukan pemujaan dan dilakukan saat pandita mulai mempersembahkan tarpana dan rangkaian upacara lainnya. Makna filosofis yang terkandung di dalam pembacaan lontar putrupasaji itu adalah bahwa kelak apabila roh itu menjelma lagi ke dunia bisa lahir sebagai anak yang penuh dengan pengetahuan yang seja . Yaitu sebuah pengetahuan tentang atman yang bisa membebaskan dirinya dari segala ikatan yang menyebabkan dak lahir kembali. Ada dua jenis Putrusaji, yakni Putrusaji untuk mendoakan binatang korban pada waktu upacara Mapapada dan Putrusaji pada waktu upacara puncak untuk mendoakan roh mencapai alam sorga.

Pembacaan Putrusaji pada saat pelaksanaan upacara PitrayajĂąa itu secara filosofis telah membuk kan bahwa masyarakat Hindu di Bali sejak dahulu telah mengupayakan agar se ap orang yang ikut atau menyaksikan upacara itu menyadari bahwa pengetahuan itu memiliki nilai yang sangat utama bagi kehidupan manusia. Hanya pengetahuan yang sempurnalah yang dapat membebaskan manusia dari penderitaan sebagaimana disebutkan dalam Gaguritan Sucita Pupuh Ginan I.VIII.1-3, juga dalam Bhagavadgita XIII. 2, 11. Pralina Puspasarira. Upacara ini merupakan tahapan akhir perubahan status dari Pitra menjadi Dewa Pitara atau Dewa Hyang berupa Pralina Puspasarira yang didahului dengan upacara Ngantukang Bhatara Lingga. Upacara ini diiku dengan Ngaturang Papendetan atau Rejang Dewa yang dilakukan di depan Sanggar Tawang. Ngeseng Puspasarira. Puspasarira yang tadinya sudah di-pralina (secara spiritual sudah diangkat menuju alam sorga) dilanjutkan dengan ‘ngeseng’ yakni membakar puspasarira hingga menjadi abu kemudian ditumbuk dihaluskan dan dimasukkan ke dalam kelapa gading yang sudah di-kasturi DESEMBER 2012 - FEBRUARI

2 0 1 3 51


(dilobangi) dan dibungkus dengan kain puh. Api pembakaran diberikan oleh pandita dengan pengucapan mantram untuk itu. Pembakaran ini wajib dilakukan oleh sang yajamana atau anak cucu dari yang diupacarakan itu. Pada prosesi pembakaran ini diiringi dengan angklung, kakawin, kidung Tantri atau Panji Amalatrasmi. Abu puspasarira yang sudah dimasukkan dalam kelapa gading yang telah dibungkus dengan kain pu h ditempatkan pada bukur, madia, atau janggawari untuk selanjutnya akan dihanyut menuju laut atau sungai menuju laut. Nganyut Abu Puspasarira. Abu puspasarira yang sudah ditempatkan pada menara berupa bukur, madia, atau janggawari

52

DESEMBER 2012 - FEBRUARI

2013

diberangkatkan menuju pantai (laut) atau sungai menuju laut. Prosesi ini didahului dengan sesajen sebagaimana mes nya, kemudian diiku oleh angsa pu h yang terbuat dari kertas, diiku oleh bukur, madia, atau janggawari dan yang paling akhir adalah padmasana sthana atau tapakan Bhatara Lingga. Kelengkapan upacara tersebut berlaku untuk Upacara Mamukur Utama dan Madhyama, sedang Mamukur Kanistama atau alit dak menggunakan sarana tersebut. Abu puspasarira setelah didoakan dengan puja atau mantra untuk memohon perkenan Dewa Varuna oleh pandita atau pinandita kemudian dihanyut ke laut atau sungai menuju laut. Dengan demikian bera-

khirlah Upacara Mamukur tersebut. Nuntun Dewa Hyang (Atma PraĆ&#x;stha) Setelah Upacara Ngaben, dilanjutkan dengan Mamukur yang diakhiri dengan upacara nuntun atau men-sthana-kan roh yang baru disucikan dan ke ka kembali dari nuntun yang kini pada umumnya memohon ke dalam pura Dalem Puri Besakih dilanjutkan dengan upacara persembahan sesuai dengan petunjuk pada teks Leburgansa untuk membebaskan leluhur dari karma buruk. Menurut teks Leburgangsa upacara ini bernama nilapaĆ&#x; (Wiana, 1998:87). Seper halnya dengan upacara-upacara yang lainnya, Upacara Nuntun Dewa Hyang ini juga


TRAVEL TALK

‘Upacara Ngajum Daksina Palinggih’ yang dilengkapi dengan benang penuntunan serta sesajen sebagaimana mes nya. Nunas Atma di Pura Dalem Puri dan Mapiuning di kompleks Pura Penataran Agung Besakih dengan susunan prosesi sebagai berikut. (1) Upacara Nunas Atma dilakukan di Pura Dalem Puri. (2) Mapiuning ke Pura Ti Gonggang, Manik Mas, Ulun Kulkul, Goa Raja, Basukihan, Prajapa Hyang Haluh, Pura Gelap, dan Pura Padharman. (3) Mapiuning dan Mapamit di Pura Penataran Agung (Padma Tiga) Besakih yang diakhiri dengan sembahyang di Pura Pemuputan Besakih. (4) Mapekelem di Segara dan Mapiuning di pura Goalawah. Nangkilang ke pura-pura tertentu tempat memohon Tirtha utama seper Pura Ulundanu, Pura Dasar Bhuana Gelgel, dan lain-lain dan terakhir ke tempat memohon Bhatara Lingga. (5) Mepiuning ka Pura Kahyangan Tiga (yang dimulai dari Pura Dalem, Puseh, dan Desa) dan (6) Ngalinggihang di Pura Pamarajan atau Pura Dadia masing-masing. Upacara Maajar-ajar. Prosesi ini merupakan rangkaian akhir upacara Nuntun Dewa Pitara yang dapat dilakukan sebelum dan sesudah Ngalinggihang Dewa Hyang di Pamarajan atau Pura Dadia. Sering kali upacara Maajarajar sekaligus dilaksanakan bersamaan dengan Nangkilang ke berbagai pura yang terkait dengan leluhur masing-masing.

dibedakan atas kategori seper yang telah disebutkan di atas, yakni kecil, menengah, dan besar. Upacara ini merupakan suatu kewajiban bagi anak cucunya supaya roh suci leluhurnya tersebut dapat disembah dari Pura Pamarajan atau Pura Dadia yang bersangkutan. Rangkaian Rangkaian Upacara Nuntun Dewa Hyang ini sangat bervariasi dari yang sederhana sampai yang besar, namun demikian, in nya dapat dijelaskan sebagai berikut. Mendak Atma di tepi segara atau tepi sungai menuju laut yang dilakukan oleh pandita dengan terlebih dahulu melakukan

Makna Filosofis Adapun makna filosofis Upacara Nuntun Dewa Pitara atau Dewa Hyang adalah untuk menegaskan bahwa setelah roh suci leluhur disucikan melalui Upacara Mamukur, maka kepada mereka dimohon perkenannya untuk secara formal sudah berkenan bersthana di Pura Pamarajan atau Pura Dadia, dan selanjutnya dimohon perlindungan dan wara nugrahanya. Penstanaan roh para leluhur yang telah dianggap suci kemudian disembah dan disejajarkan dengan menghora roh para leluhur bahkan sejajar dengan para dewa mapun Tuhan. Ar nya bahwa jika manusia mempunyai kewajiban menyembah kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Para Dewa, maka demikian pula terhadap penyembahan Roh Suci Leluhur. Oleh

karena itu penyembahan terhadap roh para leluhur bukan sesuatu perbuatan yang tercela, bahkan hal itu merupakan perbuatan yang sangat mulia. Memang ada berbagai pertanyaan yang muncul, antara lain apakah orang yang berbuat buruk selama hidupnya, lalu hanya dengan dibuatkan upacara akan segera menjadi roh leluhur yang suci dan layak disembah oleh para santana-nya. Jawabannya adalah bahwa karma ‘anakcucu’nya juga sangat menentukan apakah leluhurnya tersebut akan mencapai sorga atau tidak, oleh karena itu setiap pelaksanaan upacara yajña hendaknya diikuti dengan perubahan diri, menjadi lebih baik, lebih arif dari sebelum upacara dilaksanakan upacara tersebut dengan jalan selalu dan meningkatkan diri untuk berbuat baik. Upacara walaupun tidak otomatis menjadikan roh seseorang yang diupacarai segera mencapai ngkat kesucian se ngkat para dewa. Kesucian roh itu lebih ditentukan oleh karma baiknya. Walaupun demikian niat bhakƟ atau penyembahan terhadap yang sesuatu yang luhur tidak pernah meleset. Pemujaan dan yang dipuja sama seper seekor anak sapi dan induk sapi, seekor anak sapi akan dapat mengenali induknya dan pas akan sampai kepada induknya. Demikian juga penyembahan yang dilakukan oleh umat Hindu pada roh leluhurnya, akan sampai kepada yang pantas menerimanya. Jika ada roh leluhur yang disembah, namun belum pantas, maka roh itu sendiri dak bersedia disembah dan roh lain yang akan menggan kannya. Hakikat pemujaan roh suci leluhur adalah juga pemujaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Demikian mengapa umat Hindu melaksanakan Upacara Ngaben yang merupakan bagian dari Upacara Pitrayajña, dan selesai melaksanakan Upacara Ngaben mesnya dilanjutkan dengan Upacara Mamukur dan Nuntun Dewa Hyang. Masalah besar kecil upacara atau upakara yang diperlukan tergantung pada kondisi umat, yang terpenting dari se ap pelaksanaan upacara Yajña hendaknya dilandasi ha yang tulus ikhlas. Keikhlasan dalam melaksanakan upacara akan menjadikan upacara tersebut berpahala sesuai dengan yang dimohonkan. **

DESEMBER 2012 - FEBRUARI

2 0 1 3 53


TRAVEL TALK

ONLY ONE IN THE WORLD (SIMBOL TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA Oleh : Ramanda

K

onsepsi Bhineka Tunggal Ika yang menjadi konsepsi Negara Kesatauan Republik Indonesia (NKRI), di Bali tepatnya di Nusa Dua difisualisasi dalam wujud tempat pemujaan bersama dalam satu areal yang diberi nama Puja Mandala, merupakan symbol kerukunan, toleransi antar umat beragama bahkan dapat dikatakan sebagai simbol kedamaian. Mungkin hanya satu di dunia dan perlu ditata untuk dijadikan sebagai World Peaceful Tourism atau Spiritual Tourism. Bali yang penduduknya sebagaian besar beragama Hindu, dengan keunikan budayanya diberi berbagai macam julukan oleh masyarakat kawasan Ero Amerika seper : The Island Of Gods, The Island Of Paradise, The Island Of Thousand Temple, The Las Paradise on Earth bahkan oleh pemimpin India Mahatma Gandhi diberi julukan , “ The Morning Of The World.” Pengakuan masyarakat luar atas keunikan Bali membius masyarakat manca Negara untuk berkunjung ke Bali. Sadar atau dak sadar semua julukan yang diberikan kepada pulau Bali yang mungil memiliki nilai-nilai filofsois dengan vibrasi kedamaian. Mereka yang datang ke Bali dak saja sekedar untuk melihat apa sesungguhnya yang ada di Bali tetapi dibalik itu mereka merasakan kedamaian yang belum pernah mereka rasakan di negerinya sendiri. Pernah penulis menangani beberapa kali rombongan road show dari Jepang yang dikoordinir oleh Mr. Hasegawa, seorang pengusaha besar pakaian kimono, mengatakan bahwa apa yang sebenarnya dia cari setelah berkeliling di lima puluh negara dengan acara yang sama, baru dia temukan 54

DESEMBER 2012 - FEBRUARI

2013

di Bali. Apakah itu ? Jawabannya, “kedamaian.” Saya coba menjelaskan beberapa konsepsi Hindu yang terkait dengan kedamaian yang dia rasakan. Saya jelaskan konsepsi Tri Hita Karana yaitu konsepsi tentang keharmonisan hubungan antara manusia dengan Sang Pencipta (Tuha Yang Maha Esa), hubungan manusia dengan sesama dan hubungan manusia dengan alam lingkungan. Khusus terkait dengan hubungan manusia dengan sesama saya jelaskan tentang konsepsi Tat twam asi yang ar nya secara singkat, “ia adalah kamu, saya adalah kamu dan segala mahluk adalah sama sehingga menolong orang lain berar menolong diri sendiri dan menyaki orang lain berar menyaki diri sendiri.” Bila engkau merasa bahagia aku turut merasakan kebahagiannya dan bila engkau bersedih aku juga turut merasakan kesedihanya. Saya katakan selanjutnya bahwa bila kedua konsepsi Hindu itu bisa dipahami dan dihaya serta dijabarkan dalam kehidupan sosial maka masyarakat di atas bumi ini semuanya akan menemukan kedamaian yang sesunggunya yang menjadi

idaman se ap insan manusia. Setelah Mr. Hasegawa mendengar penjelasan seper itu langsung seke ka itu dia menggan tema dari Kimono Shownya yang telah tertulis dalam spanduk yang semula berjudul,” Worl Peaceful ,” dengan, “ Tat twam asi.” Saat itu saya berpikir bahwa filsafatfilasafat Hindu dengan nilai-nilai kedamaiannya memiliki vibrasi yang sangat kuat dan bisa diterima oleh setiap . Taksu Bali sebagai sebuah destinasi kepulauan sulit ditemukan di belahan bumi ini.

PUJA MADALA Pura, Wihara, Gereja Protesta, Gereja Katolik dan Mesjid di Nusa Dua, diberi nama dalam satu kalimat yaitu, “Puja Mandala.” Dari sebutan dalam satu kalimat seper itu saja sudah dapat mencerminkan ada unsur kedamaian di dalamnya. Tidak ada yang menolak ataupun menggugat nama itu sehingga nama tersebut tetap eksis sampai sekarang karena dapat mendorong tumbuhnya benih-benih kedamaian


TRAVEL TALK

diha sanubari se ap insan manusia. Konsepsi Tri Hita Karana, Tat twam asi, Tri kaya parisudha yang merupakan dasar dari susial masyarakat Hindu akan teruji di Puja mandala ini. Pengujian ini kelihatan ke ka dilangsungkan persembahayangan yang kebetulan pada waktu yang bersamaan. Dikala itu terjadi pemandangan yang sangat indah atas berbaurnya antar umat agama yang berbeda dengan a ribute yang berbeda pula disatukan oleh senyum kedamaian bersama. Siapapun penggagasnya tentu keluar dari pikiran yang jernih memiliki jiwa kemanusiaan yang nggi dan tentu cinta pada kedamaian. Patut diberikan apresiasi karena dizaman modern sekarang ini masih ada orang konsern terhadap kedamaian, bebas dari permusuhan, pertengkaran apalagi kekerasan. Asah asih asuh, salunglung sabayantaka, adalah konsepsi kebersamaan orang Bali dalam menciptakan situasi dan kodisi yang aman, nyaman, saling memberi dan menerima baik dalam keadaan suka maupun duka. Pola pikiran yang mengutamakan kedamaian pada masyarakat Bali sering diucapkan oleh para pejabat baik di pusat maupun pejabat daerah. Katanya toleransi kehidupan beragama di Bali perlu dicontoh, demikian sering dimuat di mess media. Wacana seper ini telah menjadi kenyataan yaitu dengan berdirinya tempat pemujaan bagi agama Hindu, Budha, Gereja Katolik, Protestan dan Mesjid di dalam satu area di Nusa Dua. Berdiri berjejer dari mur ke barat pada satu komplek, areal halaman bersama. Sungguh luar biasa, karena ini merupakan symbol dari wujud toleransi menuju kedamaian. Konsepsi keseimbangan Tri Hita Karana dan konsepsi toleransi Tatwam Asi bagi orang Bali memang demikian kenyataannya dalam kehidupan sosial. Dimulai dari berpikir yang baik, berbicara yang baik dan berbuat yang baik semuanya akan brakhir pada kedamaian. Pariwisata memerlukan pengembangan obyek agar tidak monotun

terutama bagi wisatawan yang sudah datang berkali-kali ke Bali (repeater) , oleh karena itu perlu terobosan untuk mengembangkan obyek baru yang lebih menarik baik dari segi viewnya maupun dari segi pemaknaannya. Tempat persembahyangan dalam satu area atau Puja Mandala di Nusa Dua bila dilihat dari segi pemaknaannya merupakan cermin dari kehidupan yang rukun dan damai antar umat dari agama yang berbeda, bila dikemas dengan baik akan menjadi daya tarik wisatawan. Bila hal itu akan dijadikan obyek atau daya tarik wisata perlu ditata kembali pelatarannya agar kelihatan menyatu, turun satu tangga pelataran bersama dibuat untuk areal parkir. Pintu gerbang dengan wujud Candi Bentar masuk/keluar, dibuat lebih besar dan lebih indah untuk semua jenis kendaraan. Papan nama,”Puja mandala,” yang ar sk ditempatkan ditempatkan di tempat yang strategis, mudah dan jelas dilihat. Pokoknya penataan phisik dari komplek tersebut dapat memberikan gambaran secara jelas atas wujud kebersamaan dan memberi kesan kedamaian kepada wisatawan yang berkunjung. Dapat dipaketkatkan dengan tour Uluwatu atau menjadi paket khusus sebagai,” Pariwisata kedamaian (World Peaceful tourism) atau Pariwisata Spiritual (Spiri-

tual tourism).” Banyak manfaat yang bisa diperoleh baik yang bersifat kejiwaan maupun yang bersifat kebendaan, yang pen ng ada komitmen bersama. Difisualisasi dalam bentuk Maket

Paket Tour : Uluwatu Tour • Departure hotel for Uluwatu tour. • Visi ng : > World peaceful tourism obyect > Garuda Wisnu Kencana monument > Hindu tample of Uluwatu > Seeing the Kecak dance willing enjoy beau ful sunset • Dinner sea food at restaurant Kedongan beach/local restaurant. • Back to the hotel. Paket Tour : Greendland Tour • Departure hotel for Greendland tour • Visiting World peaceful tourism obyect • Enjoy Greendland beach • Dinner sea food at Kedongan restaurant beach/local restaurant • Back to the hotel Jadi sebagai daya tarik wisata dapat dibuat beberapa paket tour dan dua diantaranya seper contoh tersebut di atas. (mdr) DESEMBER 2012 - FEBRUARI

2 0 1 3 55


SEBAIKNYA

ANDA

TAHU

2050

PANTAI KUTA DAN SANUR

TENGGELAM?

A

NACAMAN serius pemanasan global yang belakangan ini dicemaskan adalah mencairnya es di kutub secara masif. Implikasinya tentu saja kenaikan permukaan air laut sehingga ada sebagian daratan yang hilang. Bahkan, sudah banyak pulau kecil di dunia, termasuk di Indonesia yang tenggelam. Mengu p Laporan Konvensi Perubahan Iklim (UNFCC) tahun 2005, kenaikan permukaan laut satu meter akan menyebabkan Maladewa (Maldive) tenggelam. Di Grenada, kenaikan 50 cm saja akan menenggelamkan 60 persen pantainya. Di Indonesia pun beberapa pulau kecil terancam tenggelam. Sebagian kawasan pantai di Balipun diprediksi bakal tenggelam. Bahkan, Nusa Dua diproyeksikan akan menjadi “pulau� terpisah dengan Bali. Prediksi ini disampaikan ahli perubahan iklim dari Ins tut Teknologi Bandung (ITB), Dr. rer.nat. Armi Susandi, MT. Dalam orasi ilmiah di Sasana Budaya Ganesha (Sabuga) ITB, Bandung, beberapa waktu lalu, Dr. rer.nat. Armi Susandi, MT mengungkapkan, anomali cuaca dan iklim ini akan menimbulkan dampak yang lebih dramatis seperti yang akan terjadi pada Pulau Bali. Dia mengungkapkan, luas Pulau Bali 56 56

D IE -S EAMGBUESRT U 2 0S1 22 0 - 1F2E B R U A R I ME

2013

saat ini sekitar 5.632 kilometer persegi. Pada tahun 2050 kawasan yang akan terendam seluas 489 kilometer persegi. Rendamannya akan semakin luas pada tahun 2070, hingga mencapai 557 kilometer persegi. Dan yang lebih mencengangkan, kerendaman wilayah ini akan mengakibatkan terpisahnya Pulau Bali menjadi dua bagian. Tanah gen ng yang selama ini menjadi penghubung sebagian besar

Pulau Bali dengan Nusa Dua, diantaranya terdapat Pantai Kuta dan Sanur, akan ternggelam. "Nusa Dua akan menjadi pulau tersendiri yang terpisah dari Pulau Bali,� ujar Dr. rer.nat. Armi Susandi, MT. Apakah prediksi ahli perubahan iklim ITB ini bakal terbuk ? Sang waktulah yang akan membuk kannya. Yang jelas, tanda-tandanya mulai jelas: abrasi pantai di Bali makin mengganas. gre


SEGENAP JAJARAN PENGURUS

DPD HPI BALI

MENGUCAPKAN SELAMAT KEPADA

BAPAK I KETUT ARDANA, SH SEBAGAI KETUA DPD ASITA BALI PERIODE: 2012 - 2016

SEMOGA SUKSES KETUA SANGTU SUBAYA, SH, MH

SEKRETARIS DRS. I GEDE KASNA, M.Par

D E S E M B E R M2 E 0 I1 2- -A G F EUBSRTUUASR 2 I 0 20 3 1 21 57

57


R

HUM Baru Belajar Bahasa Inggris

Ada seorang muda baru mengikuti kursus bahasa Inggris. Hari itu saat dia berjalan di jalanan, dengan tak sengaja menginjak kaki seorang turis asing. Orang itu segera berkata: “I am sorry.” Turis asing itu menjawab dengan sopan santun sambil tersenyum: “I am sorry too…” Begitu mendengar omongan ini, orang muda itu dengan buru-buru berkata: “I am sorry three.” Turis asing itu terbengong-bengong mendengar ucapan orang itu, maka ia menanya lebih lanjut: “What are you sorry for?” Orang itu tak bisa berbuat apa-apa lagi kecuali berkata: “I am sorry five.” Namun turis ini penasaran dan bertanya: “Are you sick?” Karena sudah kehabisan kata-kata, orang itu lari sambil berteriak: “I am sorry seven!!!”

58

DESEMBER 2012 - FEBRUARI

2013

Pakai Ferari Malam itu seperti biasa Putu duduk sendiri di Bar. Beberapa saat setelah Putu memesan minuman masuklah Wayan, teman lama Putu. Wayan ditemani 5 orang cewek cantik di sekelilingnya. Wayan terlihat seperti seorang pangeran bersama dayang- dayangnya. Putu merasa nelangsa melihat hal tersebut. “Kapan yah saya bisa kayak Wayan, punya pacar aja ngga punya.” Lalu pada saat Wayan berjalan menuju bar, Putu tidak ingin menyianyiakan kesempatan untuk bertanya: “Yan, gimana sih cara kamu bisa dapatkan cewek cewek cantik begitu”? Dengan tenang Wayan menjawab: “Gini Tu, saya kasih tau rahasianya. Kalau kamu besok masuk ke cafe atau bar, saat kamu baru duduk di bar, lemparin kunci mobil di atas meja bar, pasti cewek cewek akan datang dengan sendirinya”. Putu menghela napas kemudian bicara: “Tapi saya nggak punya mobil, cuman motor butut.” Wayan tersenyum : Kamu cuman butuh gantungan kuncinya doang, nih liat saya punya gantungan kunci Jaguar. Hanya itu kok taktiknya. Keesokan harinya Putu seperti biasa datang ke cafe, dia sekilas memandang Wayan di sudut bar bersama 3 cewek di sekelilingnya. Putu dengan percaya diri berjalan menuju bar lalu melemparkan kunci dengan gantungan mobil Ferrari di atas meja bar. Dia menunggu beberapa menit namun tidak ada reaksi apapun. Di masukan kembali kuncinya, dan saat ada cewek-cewek cantik lewat dia melempar lagi kuncinya ke bar. Tetap tak ada reaksi, malah mereka tertawa ngakak. Putu bingung. Melihat itu Wayan akhinya mendekati dan berbisik: “Putu, kamu bikin malu, kalau kamu mau lempar kunci mobil di bar, helm motor kamu dibuka dulu doooong …” Hahahahaaaa….


HUMOR

Bahasa Inggris itu Lucu KALAU dipikir-pikir Bahasa Inggris itu lucu dan rumit juga. Bagaimana tidak? misalnya huruf dobel oo dibaca u, seperti BOOK dibaca BUK. Nggak hemat huruf. Kadang-kadang huruf yang sama malah dibaca berbeda, misalanya CUT (dibaca KAT), sedangkan PUT dibaca tetap PUT juga, kenapa ngga PAT? Sedangkan AIR malah artinya UDARA, PUPPY (baca papi) artinya anak anjing. Kalau BUFFALO (baca bafalo atau bapak lo) artinya kerbau. Kalau COW (baca KAU) artinya sapi. Jadinya: Papi anak anjing, bapaklo kerbau, kau sapi hahaha… Contoh lainnya: mau bilang satu buku dalam bahasa inggrisnya adalah a book, kalau dua buku harus bilang two books. Mengapa kok ditambah s segala? Sedangkan tomato jika lebih dari satu tidak boleh tomatos harus ditambah es menjadi tomatoes. Setahu saya kalo tomat ditambah es menjadi es tomat!

Indonesia Pandai Ngeles Orang Amerika kalau ketahuan kentut, pasti bilang, EXCUSE ME. Orang British kentut bilang , PARDON ME. Orang SINGAPORE kentut bilang I‛M SORRY. Kalau Orang Indonesia kentut, pasti bilang NOT ME!! NOT ME!! Tinju Vs Lari Seorang atlet tinju buru-buru ke Toilet Umum. Ia meletakkan tasnya diluar WC sambil meninggalkan tulisan… JANGAN DIGANGGU . MILIK PETINJU NASIONAL … Sekeluarnya dari WC . Si Petinju sudah tidak mendapati tasnya di tempat semula. Yang tinggal cuma sebuah kertas dengan tulisan : JANGAN DIKEJAR . YANG NGAMBIL PELARI NASIONAL. DESEMBER 2012 - FEBRUARI

2 0 1 3 59


LENSA FOTO

60 60

D E S E M B E R 2 0 1 2 -MFEEI B-R A UG AU RS I T2 U0S1 32 0 1 2


LENSA FOTO

D E S E M B E R M2 E 0 I1 2- -A G F EUBSRTUUASR 2 I 0 20 3 1 21 61

61


62 62

DESEMBER 2012 - FEBRUARI

2013


DESEMBER 2012 - FEBRUARI

2 0 1 3 63


64

ALAMAT: KEMENUH SUKAWATI GIANYAR


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.