OK. PANGAN - 8th OK.VIDEO JAKARTA INTERNATIONAL MEDIA ARTS FESTIVAL 2017

Page 1

Program Book

Ok. Pangan 2017

Program Book


Organization & Community Partners

ASEAN

Secretariat Resource Center

Supported by

Media Partners



2

Pengantar introduction


OK. Pangan 2017

Ringkasan Pameran Overview of The Exhibition

O

T

yang terdiri dari pameran karya seni, penampilan

composed of artworks, performances, interventions,

seni, intervensi, teater spesifik, proyek seni, proyek

site-specific actions and artistic projects,

kolaboratif, dan penelitian oleh 25 artis dan 14 residensi

collaborative projects, and research from 25 artists

artis yang berasal dari 13 negara. Pameran tersebut

and 14 Open Lab artists-in-residence from 13

memperkenalkan pangan sebagai sebuah media,

countries. The exhibition introduces food as medium,

teknologi, ideologi, dan representasi. Dibungkus

technology, ideology, and representation. At Gudang

dalam konteks lokal, pameran yang diselenggarakan

Sarinah Ekosistem and in Bogor, a satellite location

di Gudang Sarinah Ekosistem dan Bogor, daerah

in the periphery of the capital, the exhibition reflects

satelit di pinggiran ibukota, tersebut merefleksikan

in its local contexts, its connection to initiatives and

keterkaitannya dengan berbagai inisiatif dan aktor serta

actors, and its participation in regional and global

andilnya dalam wacana tentang seni media dan isu-isu

discourse on media art and food-related issues.

K. Video – Festival Seni Media Indonesia ke-8 berlangsung dari tanggal 22 Juli hingga 16 Agustus

2017. OK. Video mengorganisir beragam pameran

he 8th OK.Video – Indonesia Media Arts Festival

unfolds between the 22nd of July and the 16th

of August. It organizes a multi-layered exhibition

pangan pada tataran regional dan global

New projects Proyek-proyek Baru

Since January 2017, the curatorial team led by Julia

Sejak Januari 2017, tim kuratorial yang dikepalai oleh

Sarisetiati and Renan Laru-an have invited over 30

Julia Sarisetiati dan Renan Laru-an telah berhasil

artists and practitioners to enrich and complicate

mengundang lebih dari 30 artis dan praktisi untuk

the festival’s theme. Half of the invited individuals

memperkaya dan menggali tema festival tahun ini.

and collectives have initiated new research projects

Separuh dari individu dan kelompok yang diundang

and/or have deepened their inquiry to their ongoing

dalam acara ini telah menginisiasi berbagai proyek

projects through commissions and the Open Lab

penelitian baru dan/atau memperdalam penelitian

Artist-in-Residence Program. Results of four Open

mereka pada proyek-proyek yang tengah berjalan

Lab projects will be inaugurated in the exhibition,

melalui beragam komisi dan program residensi

and five projects will utilize Gudang Sarinah

artis Open Lab. Empat hasil proyek Open Lab akan

Ekosistem and its community as sites of research

diresmikan dalam pameran, sementara lima lainnya

and workshops.

akan menggunakan Gudang Sarinah Ekosistem dan komunitas terkait sebagai tempat pelaksanaan riset

New works will be presented by Bakudapan Food

dan lokakarya.

Study Group, Jen Liu, Luinambi Vesiano, Mark Sanchez, Minerva Co-Lab, Saleh Husein, Soemantri

Karya-karya yang baru akan dipresentasikan oleh

Gelar, and Syaiful Garibaldi. The architecture studio

Bakudapan Food Study Group, Jen Liu, Luinambi

pppooolll built a temporary structure that invites

Vesiano, Mark Sanchez, Minerva Co-Lab, Saleh Husein,

diverse publics to engage with artists.

Gelar Agryano Soemantri, dan Syaiful Garibaldi. Studio arsitektur pppooolll mendirikan sebuah bangunan sementara yang akan digunakan untuk memfasilitasi interaksi antara masyarakat dan seniman.

3


4

Penampilan, aksi, dan meditasi

Performance, action and mediation

Penyajian program pameran dalam festival ini telah

The performance program of the exhibition has been

didesain untuk menciptakan sebuah dialog dengan

designed to converse with the site of Jakarta, the

lokasi Jakarta, situasi di Indonesia, dan konteks Asia

situation in Indonesia, and the context of Southeast

Tenggara sesuai dengan ide awal pameran. Ales

Asia in relation to the performances’ initial iterations.

Cermak, Carolina Caycedo, Agung Kurniawan, dan

Ales Cermak, Carolina Caycedo, Agung Kurniawan,

Bakudapan Food Study Group akan mewujudkan

and Bakudapan Food Study Group will realize their

penampilan mereka dalam rangkaian acara pada

performances in a series of events during the

festival tersebut. Dengan menggunakan infrastruktur

festival. Using the existing infrastructures of Gudang

yang tersedia di Gudang Sarinah Ekosistem, Warung

Sarinah Ekosistem, new collaborations between

Ramah, Lintang Panlipuran dan FORKS, dan Kantin

Warung Ramah and Lintang Panlipuran and FORKS

yang Kemaren akan berkolaborasi dalam pengaturan

and Kantin yang Kemaren will mediate in the daily

tata ruang dan kegiatan harian.

operations and mechanisms of the space.

Arsip

Archives

Arsip-arsip yang akan ditampilkan dalam pameran

Archival materials occupy space in the exhibition:

meliputi: proyek ruangrupa yang bertajuk sejarah

ruangrupa’s project on the colonial history of sugar

kolonial gula dan proyek penelitian sejarah seni yang

will be restaged, and a new art historical research

ditugaskan oleh OK.Video. Kolaborasi ruangrupa

project commissioned by OK.Video will be launched

dengan Noorderlicht akan turut berfokus pada

in the exhibition ruangrupa’s collaboration with

peninjauan ulang foto-foto dan berbagai proyek yang

Noorderlicht will review photographs together

dilaksanakan pada tahun 2012 silam. Dua peneliti,

with projects developed in 2012. Researchers

Nastiti Dewanti dan Leonhard Bartolomeus membuat

Nastiti Dewanti and Leonhard Bartolomeus sketch

linimasa tentang sejarah awal seni yang mengikuti

a preliminary art historical timeline that follows

gerakan terkait ‘lingkungan’ dan ‘makanan’ dalam

the movement between ‘environment’ and ‘food’ in

artikulasi dan penciptaan seni di Indonesia. Linimasa

artistic production and articulation in Indonesia. The

tersebut kemudian disandingkan dengan materi-

timeline is juxtaposed with a selection of materials

materi dari ASEAN Secretariat Resource Center dan

from the ASEAN Secretariat Resource Center and

the Sajogyo Institute yang berhubungan dengan

the Sajogyo Institute on the political economy,

ekonomi politik, politik administrasi/manajerial, dan

politico-administrative/managerial, and social

sejarah sosial dari makanan.

histories of food


OK. Pangan 2017

5


6


OK. Pangan 2017

Exhibition Artists Agung Kurniawan (Yogyakarta) Aleš Čermák (Prague) Arne Hendriks (Amsterdam) Ary Sendy & Heru Sukmadana (Jakarta) ASEAN Secretariat Resource Center (Jakarta) & Sajogyo Institute (Bogor) Bakudapan Food Study Group (Yogyakarta) Carolina Caycedo (Los Angeles) Cooking Sections (Daniel Fernández & Alon Schwabe) (London) Gelar Agryano Soemantri & Berto Tukan (Jakarta) Hanne Nielsen & Birgit Johnsen (Aarhus) Jen Liu (New York) Jonathas De Andrade (Recife) Luinambi Vesiano (Yogyakarta) Mark Sanchez (Quezon City) Matteo Guidi (Barcelona) Minerva Co-Lab with Reza Hilmawan (Jakarta) Minja Gu (Seoul) Nastiti Dewanti & Teguah Safarizal (Jakarta) Pinar Yoldas (Ann Arbor) Prajakta Potnis (Mumbai) ruangrupa (Jakarta) & Noorderlicht (Amsterdam) Run Wrake (Ashford, Kent) Saleh Husein (Jakarta) Syaiful ‘Tepu’ Garibaldi (Bandung) Tadasu Takamine (Akita) Ursula Biemann and Paulo Tavares (Zurich/Quito/London) Wapke Feenstra (Amsterdam) Open lab Arne Hendriks (Amsterdam) & Kamil Muhammad (Jakarta) Bakudapan, Luinambi Vesiano, Kiper (Kiprah Perempuan), & Dialita (Yogyakarta) Cooking Sections (UK) & Rahung Nasution (Jakarta) FORKS - Purusha Cooperative Research & @kantinyangkemaren (Jakarta) Julian ‘Togar’ Abraham (Medan) Mark Sanchez (Quezon) & Minerva Co-Lab (Jakarta) PPPOOOLLL studio (Jakarta) Syaiful ‘Tepu’ Garibaldi (Bandung) & Sita Rose Nandiasa (Jakarta) Warung Ramah, Lintang Panglipuran & Budi Prakosa (Yogyakarta)

7


schedule

JadwaL Schedule PERFORMANCEs Agung Kurniawan - Masya Allah Transgenik Wednesday, August 16, 2017 | 19.30 WIB Hall B, Gudang Sarinah Ekosistem Aleš Čermák - The Earth Trembles Sunday, July 23, 2017 | 19.00 WIB Hall B, Gudang Sarinah Ekosistem Sunday, August 6, 2017 | 19.00 WIB Hall B, Gudang Sarinah Ekosistem Carolina Caycedo - Beyond Control Saturday, July 22, 2017 | 20.00 WIB Hall B, Gudang Sarinah Ekosistem Wednesday, August 2, 2017 | 15:20 WIB Hall B, Gudang Sarinah Ekosistem SyMPOSIUM "Food: Between Fiction and Solution" Transfering Technology or Exchanging Knowledge Saturday, July 29, 2017 | 10.00 - 12.30 WIB Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (Auditorium), Bogor

8

Homogeneity or Diversity? The Politics of Seed Saturday, July 29, 2017 | 14.00 – 16.30 WIB Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (Auditorium), Bogor Urban Farming - The Right Solution for Food Availablity in The City? Wednesday, August 2, 2017 | 13.00 - 15.20 WIB Hall B, Gudang Sarinah Ekosistem From Upstream to Downstream - Alternative models along the Food supply chain Wednesday, August 2, 2017 | 15.00 - 18.00 WIB Hall B, Gudang Sarinah Ekosistem Pantry Talk & Draw a Farm with Wapke Feenstra Saturday, August 5, 2017 | 10.00 - 15.00 WIB Rusun Flamboyan, Jl. Pulo Harapan Indah, Cengkareng, Jakarta

Discussions "Food, Media culture, and politics" Food, Sustainability and Economic Friday, July 28, 2017 | 15.00 - 18.00 WIB Hall A1, Gudang Sarinah Ekosistem The Popo, FORKS (Purusha Cooperative Research), Renal Rhinoza, Dholy Husada (Warung Ramah), Berto Tukan (Moderator) The True #instafood Sunday, August 6, 2017 | 16.00 - 18.00 WIB Hall A1, Gudang Sarinah Ekosistem Anton Ismael (Kelas Pagi), Rimbo Gunawan (Universitas Padjajaran). Nastasha Abigail (Moderator) Workshops "SURVIVAL(ISM)" Creating Takakura Basket with Warung Ramah Saturday, July 22, 2017 | 13.00 - 16.00 WIB Kebun Pancoran Workshop Donation. Rp 300.00,-/Maximum 20 Participant Wild Plants Foraging and Preparation with Bakudapan Sunday, July 23, 2017 | 16.00 - 18.00 WIB Ruang Open Lab, pekarangan and Gudang Sarinah Ekosistem’s surroundings Workshop Donation. Rp 300.000,-/Maximum 20 Participant Alternative Fuel Distillation with Warung Ramah Wednesday, July 26, 2017 | 15.00 - 18.00 WIB Kebun Pancoran Workshop Donation. Rp 300.000,-/Maximum 20 Participant Concoting Herbal Medicine with Warung Ramah Sunday, July 30, 2017 | 10.00 - 12.00 WIB Kebun Pancoran Workshop Donation. Rp 300.000,-/Maximum 20 Participant


OK. Pangan 2017

FILM SCREENINGs "Film on food: central and peripheral-internal and external" Forumsinema, Gudang Sarinah Ekosistem Thursday, July 6, 2017 | 19.00 WIB La Terra Trema (atau Bumi Bergolak) Luchino Visconti, 1948, Italy, 2 hours 45 minutes Thursday, July 13, 2017 | 19.00 WIB Riso Amaro (atau Bitter Rice) Giuseppe De Santis, 1949, Italy, 1 hour 48 minutes Thursday, July 20, 2017 | 19.00 WIB Neak Sre (atau The Rice People) Rithy Panh, 1994, Cambodia, 2 hours 5 minutes Thursday, July 27, 2017 | 17.00 WIB FOOD Gordon Matta-Clark, 1972, US, 43 minutes Thursday, July 27, 2017 | 19:00 WIB Asal-Usul Makanan (atau Genèse d’un repas) Luc Moullet, 1979, France, 1 hour 55 minutes Thursday, August 3, 2017 | 19.00 WIB Dongeng Rangkas (Rangkasbitung: A Piece of Tale) Andang Kelana, Badrul Munir, Fuad Fauji, Hafiz Rancajale, Syaiful Anwar, 2011, Indonesia, 1 hour 15 minutes Thursday, August 10, 2017 | 19.00 WIB Kaki Kôba (atau The Oyster Factory) Kazuhiro Soda, 2015, Jepang, 2 hours 25 minute ARTISTS TALKs Sunday, July 23, 2017 | 13.00 - 15.00 WIB Hall A1, Gudang Sarinah Ekosistem Ary Sendy, Tadasu Takamine. Renan Laru-an (Moderator) Monday, July 24, 2017 | 15.00 - 18.00 WIB Hall A1, Gudang Sarinah Ekosistem Aleš Čermák, Saleh Husein, Gelar Agryano Soemantri. Mahardika Yudha (Moderator)

OPEN HOUSE OPEN LAB Friday, July 28, 2017 | 19.30 WIB Open Lab Space, Gudang Sarinah Ekosistem Performative Dinner with Bakudapan Sunday, July 30, 2017 | 14.00 - 18.00 WIB Open Lab Space, Gudang Sarinah Ekosistem Julian Abraham, Warung Ramah, Arne Hendriks, Mark Sanchez. Marcellina Kencana Dwi Putri (Moderator) Sunday, August 6, 2017 | 13.00 - 15.00 WIB Open Lab Space, Gudang Sarinah Ekosistem Syaiful ‘Tepu’ Garibaldi, Minerva Co-Lab, pppooolll. Bellina Erby (Moderator) CURATORS TOUR Friday - Saturday, August 12-13, 2017 15.00 - 18.00 WIB Hall A1, Hall A4, RURU Gallery, Ruang Open Lab, Kebun Pancoran Renan Laru-an & Julia Sarisetiati VIDEO OUT Friday - Saturday. August 12 - 13, 2017 18.00 WIB/19.00 WITA/20.00 WIT Gubuak Kopi (Solok), Rel Air (Padang), Platform61 (Medan), Sayurankita (Pekanbaru), Sinema Kolekan (Jakarta), Mes56 (Yogyakarta), Serbuk Kayu (Surabaya), Serrupa & Forumsudutpandang (Palu), Pasirputih (Lombok Utara), SimpaSio Institute (Larantuka), Yoikatra (Timika). BIT 1.3 - Jam Session Multimedia Performance Saturday, 29 July 2017 | 19.00 WIB Gudang Sarinah Ekosistem TUMPAH RUAH & Ok. Video PASAR TANI KOTA Sunday, August 6, 2017 | 10.00 - 20.00 WIB Alley Way Hall A-B, Gudang Sarinah Ekosistem

9


Lokasi location 10

Panduan Menuju Gudang Sarinah Direction to Gudang Sarinah Gudang Sarinah berada tidak jauh dari mulut Jalan

Gudang Sarinah is located near the mouth of Jalan

Pancoran Timur II. Ujung jalan tersebut berada di

Pancoran Timur II. The mouth of the road is situated

antara gedung LPDB KUMKM RI (Kantor Kementerian

in between LPDB KUMKM RI (Kantor Kementerian

Koperasi dan UKM) dan BNP2TKI (Badan Nasional

Koperasi dan UKM) and BNP2TKI (Badan Nasional

Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia)

Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja

yang berada di Jalan Letjen M.T. Haryono. Posisi mulut

Indonesia) on Jalan Letjen M.T. Haryono. The

Jalan Pancoran Timur II berada di seberang jalan

mouth of the road is also located across the Gelael

Supermarket Gelael, sisi Timur dari perempatan Tugu

Supermarket, on the east side of Tugu Pancoran

Pancoran, Jakarta Selatan.

intersection, Jakarta Selatan.

Dengan angkutan umum

By bus or microbus

Jika Anda dari arah Pasar Minggu, naik bus

If you are coming from Pasar Minggu, take Metromini

Metromini S62 atau S640 yang mengarah ke

S62 or S640 bus that is heading to Manggarai. Please

Manggarai. Katakan kepada kondektur bahwa

inform the bus conductor that you want to get off right

Anda ingin turun tepat sebelum perempatan

before the Tugu Pancoran intersection. Once you get

Tugu Pancoran. Setibanya di lampu merah

off at the Tugu Pancoran intersection, turn right and

perempatan Tugu Pancoran, lalu belok kanan dan

walk along Jalan Letjen M.T. Haryono. Jalan Pancoran

jalan menyusuri Jalan Letjen M.T. Haryono. Jalan

Timur II is on the right side of the road, in between

Pancoran Timur II ada di sebelah kanan jalan, di

LPDB KUMKM RI (Kantor Kementerian Koperasi dan

antara gedung LPDB KUMKM RI (Kantor Kementerian

UKM) and BNP2TKI (Badan Nasional Penempatan dan

Koperasi dan UKM) dan BNP2TKI (Badan Nasional

Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia) buildings. Enter

Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja

Jalan Pancoran Timur II. Gudang Sarinah will be on the

Indonesia). Masuk jalan itu, Gudang Sarinah ada di

left side of the road.

sebelah kiri Anda. If you are coming from Semanggi, take any bus that is Jika Anda dari arah Semanggi, naiklah bus apa

heading to Cawang (one of them is APTB 10). Please

saja yang menuju Cawang (salah satunya bus

inform the bus conductor that you want to get off

APTB 10). Katakan kepada kondektur bahwa Anda

at the Gelael Supermarket. Upon reaching the Tugu

ingin turun di Supermarket Gelael di M.T. Haryono.

Pancoran intersection, get ready. After the intersection,

Siap-siaplah begitu Anda sampai di lampu merah

the bus will enter Jalan Letjen M.T. Haryono. Get off the

perempatan Tugu Pancoran. Setelah lampu merah

bus at the Gelael Supermarket, that is on the left side

itu, bus akan jalan terus memasuki Jalan Letjen

of the road. Then cross the street using a pedestrian

M.T. Haryono. Turunlah di depan Supermarket

bridge nearby. Look to your right and look for Jalan

Gelael, yang ada di sebelah kiri Anda. Lalu naik

Pancoran Timur II, that is situated in between LPDB

jembatan penyeberangan ke seberang jalan.

KUMKM RI (Kantor Kementerian Koperasi dan UKM)

Setelah itu lihat ke kanan Anda dan cari Jalan

and BNP2TKI (Badan Nasional Penempatan dan

Pancoran Timur II, yang berada di antara gedung

Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia), not far from

LPDB KUMKM RI (Kantor Kementerian Koperasi dan

the pedestrian bridge. Enter Jalan Pancoran Timur II.

UKM) dan BNP2TKI (Badan Nasional Penempatan

Gudang Sarinah will be on the left side of the road.

dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia) di dekat jembatan tersebut. Masuk jalan itu, Gudang Sarinah

If you are coming from Cawang, take any bus that is

ada di sebelah kiri Anda.

heading to Jalan Letjen M.T. Haryono (one of them is


OK. Pangan 2017

Gudang Sarinah Jalan Pancoran Timur II No. 4 Jakarta Selatan

Jika Anda dari arah Cawang, naik bus apa saja yang

Mayasari PAC06). Please inform the conductor that you

melewati Jalan M.T. Haryono (salah satunya bus

want to get off before the Tugu Pancoran intersection

Mayasari PAC06). Bilang kepada kondektur Anda

(Gelael Supermarket could be seen from across the

akan turun sebelum perempatan Tugu Pancoran

road, on your right). You could get off right in front

(Supermarket Gelael tampak ada di seberang jalan,

of Jalan Pancoran Timur II. Enter the road. Gudang

di sebelah kanan Anda). Anda dapat turun persis

Sarinah will be on the left side of the road.

di ujung Jalan Pancoran Timur II. Masuk jalan itu, Gudang Sarinah ada di sebelah kiri Anda.

By ojek or taxi Besides the address, please inform the driver that

Dengan ojek maupun taksi

Jalan Pancoran Timur II is located not far from the Tugu

Selain alamat, informasikan sopir ojek atau taksi

Pancoran intersection, across Gelael shopping center, and

bahwa Jalan Pancoran Timur II terletak tidak jauh dari

in between LPDB KUMKM RI and BNP2TKI buildings.

perempatan Tugu Pancoran, di seberang Gelael, dan di antara gedung LPDB KUMKM RI dan BNP2TKI.

If you enter Jalan MT Haryono from Semanggi, Manggarai, or Tebet, you need to make a u-turn

Jika Anda menuju Jalan Letjen M.T. Haryono dari arah

through an underpass, accessible through a small

Semanggi, Manggarai, atau Tebet, Anda harus putar

road on the left side of the road not far from a Shell

balik melewati underpass, lewat jalan kecil di sebelah

gas station.

kiri jalan tidak jauh setelah pom bensin Shell. If you enter Jalan MT Haryono from Pasar Minggu, you Jika Anda menuju Jalan Letjen M.T. Haryono dari

also need to make a u-turn througn an underpass,

arah Pasar Minggu, Anda juga harus putar balik

accessible through a small road on the left side of the

melewati underpass, lewat jalan kecil di sebelah kiri

road not far from a Shell gas station.

jalan tidak jauh setelah pom bensin Shell. If you enter Jalan MT Haryono from Cawang, you don’t Jika Anda menuju Jalan Letjen M.T. Haryono dari

need to make a u-turn. Jalan Pancoran Timur II will be

arah Cawang, Anda tidak perlu putar balik. Jalan

on the left side of the road, before the Tugu Pancoran

Pancoran Timur II ada di sebelah kiri Anda sebelum

intersection, in between LPDB KUMKM RI (Kantor

11


Lokasi location

lampu merah perempatan Tugu Pancoran, di antara

Kementerian Koperasi dan UKM) and BNP2TKI (Badan

gedung LPDB KUMKM RI (Kantor Kementerian

Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja

Koperasi dan UKM) dan BNP2TKI (Badan Nasional

Indonesia). Enter Jalan Pancoran Timur II. Gudang

Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja

Sarinah is on the left side of the road.

Indonesia). Masuk jalan itu, Gudang Sarinah ada di sebelah kiri Anda.

By Transjakarta Get on the Transjakarta route 9 (Pinang Ranti –

Dengan Transjakarta

Cililitan) or 9A (Cililitan – Grogol 2), and get off at

Naik Transjakarta Koridor 9 (Pinang Ranti – Cililitan)

Pancoran Tugu shelter. Jalan Pancoran Timur II could

atau 9A (Cililitan – Grogol 2), turun di Halte Pancoran

be reached:

Tugu. Dari halte tersebut, Jalan Pancoran Timur II bisa ditempuh dengan cara:

On foot, by walking along on the south side of Jalan M.T. Haryono (the side that is facing Pasar Minggu,

Jalan kaki menyusuri Jalan M.T. Haryono di sisi

not the one that is facing Tebet). For further guidance,

Selatan (sisi yang mengarah ke Pasar Minggu, bukan

look at the statue of Tugu Pancoran—it points to the

sisi yang mengarah ke Tebet). Sebagai panduan,

north. Jalan Pancoran Timur II is on the right side

lihatlah patung Tugu Pancoran—patung tersebut

of the road, in between LPDB KUMKM RI (Kantor

menunjuk ke arah Utara. Jalan Pancoran Timur II

Kementerian Koperasi dan UKM) and BNP2TKI (Badan

ada di sebelah kanan jalan, di antara gedung LPDB

Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja

KUMKM RI (Kantor Kementerian Koperasi dan UKM)

Indonesia) buildings. Enter Jalan Pancoran Timur II.

dan BNP2TKI (Badan Nasional Penempatan dan

Gudang Sarinah is on the left side of the road.

Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia). Masuk jalan itu, Gudang Sarinah ada di sebelah kiri Anda.

By ojek/bajaj with the fares ranging from Rp 7.00010.000 or taxi with the fares ranging from Rp

12

Naik ojek/bajaj dengan harga sekitar Rp 7.000-

15.000-25.000. You’ll need to make a u-turn through

10.000 atau taksi sekitar Rp 15.000-25.000. Anda

an underpass, accessible through a small road on the

harus putar balik melewati underpass, lewat

left side of the road not far from a Shell gas station.

jalan kecil di sebelah kiri jalan tidak jauh setelah

You’ll find Jalan Pancoran Timur II on the left side

pom bensin Shell. Anda akan menemukan Jalan

of the road, before the Tugu Pancoran intersection,

Pancoran Timur II yang berada di sebelah kiri

in between LPDB KUMKM RI (Kantor Kementerian

Anda, sebelum lampu merah perempatan Tugu

Koperasi dan UKM) and BNP2TKI (Badan Nasional

Pancoran, di antara gedung LPDB KUMKM RI (Kantor

Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja

Kementerian Koperasi dan UKM) dan BNP2TKI

Indonesia) buildings. Enter Jalan Pancoran Timur II.

(Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan

Gudang Sarinah is on the left side of the road.

Tenaga Kerja Indonesia). Masuk jalan itu, Gudang Sarinah ada di sebelah kiri Anda.

By train/Commuter Line The nearest station is Stasiun Cawang, which is

Dengan kereta Commuter Line

part of four Commuter Line routes: Bogor – Jakarta

Stasiun terdekat adalah Stasiun Cawang, yang

Kota, Depok – Jakarta Kota, Bogor – Jatinegara, and

dilewati empat jalur Commuter Line: Bogor

Depok – Jatinegara. Jalan Pancoran Timur II is on

– Jakarta Kota, Depok – Jakarta Kota, Bogor –

the left side of the road, could be reached by bus,

Jatinegara, dan Depok – Jatinegara. Dari Stasiun

ojek/bajaj, or taxi.

Cawang, Gudang Sarinah bisa dicapai dengan naik angkutan umum, ojek/bajaj, atau taksi.


be t B arat Dal

am

OK. Pangan 2017

Jl.

Pro

f. D r.S o

e po

mo

Jl. Te

U

KFC Gelael

TIS Square Jl. M. T. Haryono Tol Dalam Kota

BNP2TKI (Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia)

Gudang Sarinah Jl. Pancoran Timur II No.4 Jakarta Selatan

Gedung ASKES

Jl. Pancoran Timur II

Jl. Raya Pasar Minggu

LPDB KUMKM RI (Kantor Kementerian Koperasi dan UKM)

Jl. Pancoran Timur Raya

13


14



Riset Kuratorial curatorial riset

Riset dan Demokratisasi Seni sebagai Perluasan Artistiknya Art Research and Democratization as its Artistic Expansion Akbar Yumni Seni Media Sebagai Wadah

Media Art as a Platform

Ranah seni media tentunya lebih luas daripada ranah

The realm of media art is of course broader than

seni media baru. Maka kata kunci yang bisa diusulkan

the realm of new media art. Thus, the keyword

dalam menggagas seni media adalah semacam

that could be used to suggest media art is, more

“materialisme baru”, sebagai sebuah perkembangan

or less, “new materialism.”1 as a development of

medium seni kekiniaan yang tidak lagi merujuk pada

contemporary art medium that doesn’t refer to

pengertian medium-medium “konvensional” pada

the denotation of “conventional” mediums in the

tradisi seni sebelumnya.

previous art tradition anymore.

Kata kunci inilah yang menjadi perspektif praktik

Such keyword can be an art practice’s perspective

seni yang bisa digagas oleh OK. Pangan, dimana

that can be initiated by OK. Pangan, where

konsekuensi dari “materialisme baru” tersebut

consequences of “new materialism”1 gives impact

berdampak pada kerja seni yang membutuhkan

to art practice that needs combination of skills,

kombinasi keterampilan, pengetahuan dan perspektif

knowledge, and critical perception, as well as

kritis, serta pengaturan yang berasal dari beragam

managing variables from various sources. It goes

sumber. Secara tidak langsung, seni media bukan lagi

without saying that media art is no longer exclusively

semata-mata soal kepekaan eksklusif estetis. Seni

about aesthetics. Media art has become an open

media telah menjadi praktik artistik yang terbuka,

artistic practice, involving a network of ideas that

melibatkan jejaring gagasan yang menggunakan

utilize various resources, especially technology.

1

16

beragam sumber daya, khususnya teknologi. The artistic practice of media art that contains a Praktik artistik seni media yang memuat jejaring

network of ideas no longer depends on the individual

gagasan ini juga tidak lagi bergantung kepada individu

as the decision maker for its aesthetics. Media art

sebagai pembuat keputusan estetis. Seni media

requires the participation of many parties, such as

membutuhkan keterlibatan banyak pihak, seperti pakar

technology expert, social issues expert, citizens,

teknologi, pakar isu sosial tertentu, warga, para korban

social and political casualties, and others, which is

sosial politik, dan lainnya, terkait dengan perluasan

related to the expansion of issues that is brought up

isu yang diangkat dari realitas sosial kekiniaan yang

from a more complex contemporary social reality and

semakin kompleks dan melingkupi seni.

encompasses art.

Permasalahan dan isu sosial yang diangkat

The social issues and problems highlighted in a media art

dalam proyek seni media memiliki konstelasi dan

project has a constellation of different medium—which

penggunaan medium yang berbeda—terkait dengan

is related to the social array and the highlighted issue’s

ruang bentangan sosial dan kontingensi tema isu yang

contingency—to push and shift the public perception

diangkat—untuk mendorong dan mengubah persepsi

towards a particular issue through constant dialogues.

Sean Cubitt dan Paul Thomas. “Introduction: The New Materialism in Media Art History”, dalam Relive Media Art History (Edited by Sean Cubbit and Paul Thomas). London: MIT Press 2013, hlm.2.

1

1

Sean Cubitt dan Paul Thomas. “Introduction: The New Materialism in Media Art History”, dalam Relive Media Art History (Edited by Sean Cubbit and Paul Thomas). London: MIT Press 2013, hlm.2.


OK. Pangan 2017

publik terhadap satu isu yang diangkat ke arah dialog

As a result, the boundaries of art and daily reality

yang terus-menerus. Dampaknya, batas seni dan

become thinner. Art and daily reality have also created

realitas keseharian semakin cair. Seni dan realitas

intertwining zones and suggestions between the two.

keseharian juga saling membuat arsiran dan andaian di antara keduanya.

Media art can be a mere framing from a practice that goes on in the daily life of society. Media art can

Seni media bisa jadi hanya semacam bingkai

emphasize the particular objects and subjects inside

(framing) dari praktik yang berlangsung di keseharian

it, so that it creates a new perception and reflection

masyarakat. Seni media bisa memberikan penekanan

of the said daily life. The new materialism in media

pada objek dan subyek khusus di dalamnya, sehingga

art that brings a network of ideas into an artwork

menghasilkan semacam persepsi dan refleksi baru

has made form not just a representation, but more to

dari keseharian tersebut. Materialisme baru dalam

events and presence.

seni media yang membawa jejaring gagasan dalam produk seni ini menjadikan bentuk (form) bukan lagi

The frames of event and presence as an approach

sebagai representasional, (represent), namun lebih ke

have made art no longer an object of “meaning,” but

peristiwa (event) dan kehadiran (present).

also its audience’s experience. This is closely related to the nature of space and contingency from the

Kerangka peristiwa dan kehadiran dalam sebuah

social issues and practices that are brought up in

pendekatan menjadikan seni bukan lagi hanya soal

artworks, where representation is no longer suffice to

“makna”, namun pengalaman penontonnya. Hal ini

resolve the complexity of society’s daily life.

tidak lepas dari sifat spasialitas dan kontingensi dari isu dan praktik sosial yang diangkat dalam karya seni,

Media art—as an art practice with society’s daily life as

dimana perihal representasional sudah tidak memadai

its “ingredients”—can be seen as a contemporary art

untuk mengatasi kompleksitas keseharian masyarakat.

platform in itself. In OK. Pangan, research works are inseparable from art making; art that desires to reach

Seni media—sebagai praktik seni yang “bahan

the complexities of today’s society. Research can be

baku”nya adalah keseharian masyarakat—bisa dilihat

seen as a network of ideas and performers, citizens’

sebagai platform seni kekinaan itu sendiri. Dalam

involvement, or archives gathering to reach the space

OK. Pangan, kerja-kerja riset menjadi penanda dari

and contingency of an event and experience. Research

kerja penciptaan seni itu sendiri; seni yang ingin

can also be seen as an effort to connect art with issues

menjangkau kompleksitas masyarakat kekinian.

of social, history, and technology to be represented—

Riset bisa dilihat sebagai jejaring gagasan dan

be it through performance, installation, or texts—to

pelaku, pelibatan warga, atau pengumpulan arsip

communicate data to the audience.

untuk menjangkau spasialitas dan kontingensi dari sebuah peristiwa dan pengalaman. Riset juga bisa

In contemporary context, researchers have become

dilihat sebagai usaha menghubungkan seni dengan

the art world itself; a part of the network of performers

17


Riset Kuratorial curatorial riset

isu sosial, sejarah, dan teknologi untuk dihadirkan

digging through various kinds of knowledge to

ulang—baik secara performatif, instalatif, ataupun

support the practice of art itself. As art becomes more

tipogratif— untuk mengkomunikasikan data kepada

democratic in media art—which is when the artistic

para penontonnya.

decision making no longer depends on the artist as an individual, the artist no longer becomes the “know-

Dalam konteks kekiniaan, para periset telah menjadi

it-all” when the work discusses the ever complex

medan sosial seni, sebagai bagian dari jejaring pelaku

social issues—then the researchers role’s is a sort of

yang menggali berbagai pengetahuan untuk menopang

collaborator that bridges the relationship between the

praktik seni kekiniaan itu sendiri. Ketika terjadi

artist and the social issues suggested in his work. It

demokratisasi seni di dalam seni media—yaitu ketika

goes without saying that this platform has turned the

putusan-putusan artistik karya tidak lagi tergantung

practice of art into an open lab.

pada individu seniman, karena seniman tidak lagi menjadi ‘orang yang tahu segalanya’ tentang isu-isu

Media Art and Food

sosial masyarakat yang semakin kompleks—maka

It’s really good to live on television, there’s generous

peran periset adalah semacam kolaborator dalam

doctor, green fields, smiling farmers… (It’s Good to Live

menjembatani hubungan antara seniman dan isu sosial

on Television, Widji Tukul)

yang sedang digagas dalam karyanya. Secara tidak langsung, platform ini menjadikan praktik seni sebagai

The theme of “food” carried by the OK. Pangan 2017

sebuah laboratorium terbuka.

festival is the manifestation of the media art spirit itself, which is art responding to the contemporary social and

Seni Media dan Pangan;

political issues as a form of its artistic expansion.

Sungguh enak hidup di televisi, ada dokter dermawan, ada sawah hijau, petani-petani tersenyum…. (Sungguh

Food as a theme reflects a series of events in the

Enak Hidup di Televisi, Widji Tukul)

past, such as the history of the government policy towards food in Indonesia, which of course affected

18

Tema “pangan” yang diusung oleh festiva OK. Pangan

the lives of the society. Society’s responses to

2017 adalah pengejewantahan semangat seni media

the policies have also affected the initiatives and

itu sendiri, yaitu seni merespon isu sosial politik

practices on food as well as the technology.

kekiniaan sebagai bagian dari perluasan artistiknya. In this year’s festival, the food theme includes food Tema pangan merefleksikan sekian peristiwa di

and the country’s policies that cover it, as well as

masa lampau, seperti misalnya sejarah kebijakan

the citizens’ initiatives in responding to the country’s

pemerintah terhadap pangan Indonesia, yang

policies. The spirit of citizens’ initiatives is an element

tentunya sangat berpengaruh terhadap kehidupan

that can be derived in relation to the use of media in

masyarakat. Respon masyarakat terhadap kebijakan

which wealth, diversity, and spread also closely tied

tersebut pun berdampak pada inisiatif praktik pangan

with the various elements among the citizens. Food

beserta teknologinya.

diversity today is the result of the citizens’ public ingenuity in responding to the centralistic policy of

Dalam festival tahun ini, tema pangan meliputi

food in Indonesia. Likewise, the practices of media

makanan dan kebijakan negara yang melingkupinya,

in society are the spread in addressing the beliefs of

serta inisiatif warga dalam merespon kebijakan negara

how daily lives around them work.

tersebut. Semangat inisiatif warga adalah elemen yang bisa diambil terkait dengan penggunaan media yang

In contemporary context, technology has become

notabene kekayaan, keragaman dan pesebarannya

the expansion of reality in society. Technology

juga tidak lepas dari elemen para warga masyarakat.

and the daily actions of society have become

Keragaman pangan yang ada hari ini adalah hasil

inseparable, just like food that is attached to their

kecerdasan publik dan warga dalam merespon

understanding of body.


OK. Pangan 2017

sentralistik kebijakan pangan di Indonesia. Demikian

In essence, food as an issue is very political. The

pula praktik media di masyarakat, yang merupakan

history of power in Indonesia has been close to the

pesebaran dalam menangani anasir-anasir cara hidup

politics of food, as a part of a political control and the

realitas keseharian mereka.

hegemony of power over the citizens. In particular cases, the issue of food has an impact towards

Dalam konteks kekiniaan, teknologi telah menjadi

technology, and vice versa. For instance, the politics

perluasan realitas di kalangan masyarakat. Teknologi

of irrigation, which are still felt to this day, were

dan tindakan keseharian masyarakat menjadi tidak

inherited from colonial times and it has affected the

terpisahkan, seperti halnya pangan yang melekat pada

social and cultural norms of the agricultural society

pengertian tubuh mereka.

in Java. Also, the Green Revolution during the New Order would not have succeeded without the Palapa

Pada dasarnya, isu pangan sangatlah politis. Sejarah

Satellite. Food and technology seem to be identical,

kekuasan di Indonesia pun sebenarnya tidak lepas

because the spread of the two suggested initiatives

dari politik pangan, sebagai bagian dari politik kontrol

from the citizens, because the two have become a

dan hegemoni kekuasaan terhadap para warganya.

part of their daily lives.

Dalam kasus-kasus tertentu, isu pangan memiliki dampak terhadap teknologi, atau sebaliknya. Misalnya, politik irigasi, yang masih terasa hingga hari ini, adalah warisan pertanian zaman kolonial yang mempengaruhi tata sosial dan kultural masyarakat perkebunan di Jawa. Atau Revolusi Hijau di masa Orde Baru, yang tidak akan sukses tanpa adanya Satelit Palapa. Pangan dan teknologi seakan identik, karena pesebaran keduanya mengandaikan inisiatif para warga, dan karena kedua hal tersebut telah menjadi bagian dalam keseharian mereka. 19


Riset Kuratorial curatorial riset

Menengok Praktik Pertanian Kota di Jakarta Kini Looking at Urban Farming in Jakarta Today Renal Rinoza

Duduk Perkara Pertanian Kota

Urban Agriculture Premise

Sebelum menjadi semegapolitan sekarang, kota

Before it became the megapolitan it is today, Jakarta

Jakarta sangatlah subur. Secara ekologis, Jakarta juga

was a fertile land. Ecologically, Jakarta has the

mempunyai daya dukung yang cocok sebagai lahan

necessary elements to become a farmland. No

pertanian. Maka tak heran kalau dulu sebagian besar

wonder many of its citizens planted fields of rice,

warganya mengelola sawah padi, kebun buah, serta

fruits, and conducted other horticultural practices.

menerapkan hortikultura. Praktik-praktik tersebut

Such practices can be traced alongside the

dapat dilacak di sekitar bantaran sungai kawasan

riverbanks in the south, central, east, and northern

selatan, tengah, timur, dan pesisir utara Jakarta.

coast of Jakarta. In short, almost all of Jakarta’s

Singkatnya, hampir seluruh kawasan Jakarta dan

territories were agricultural lands.1

sekitarnya dahulunya adalah kawasan pertanian.1 However, as the city of Jakarta grows, the farming

20

Namun seiring dengan perkembangan kota Jakarta,

practices are fading away. Today, farmlands can

praktik pertaniannya pun ikut terkikis. Sekarang, lahan

only be spotted in few areas in Jakarta, atop small

pertanian hanya dapat dilihat di beberapa titik Jakarta

and limited patches of land. The pressures from

saja, itu pun dengan lahan yang amat sempit dan

urban development, such as population and building

terbatas. Desakan-desakan perkembangan urban—

growth, have made farmlands in Jakarta much

seperti pertambahan penduduk dan bangunan—

different than they used to. In the end, Jakarta can

membuat pertanian di Jakarta sulit untuk menjadi

no longer sustain its own food source. All of the

seperti dulu. Oleh karena itu, Jakarta tidak dapat

city’s foods are supplied from other regions, as well

mandiri dalam memenuhi kebutuhan pangannya.

as other countries.

Semua bahan pangannya disuplai dari wilayah—tak terkecuali negara—lain.

So then, has farming died out in Jakarta? Apparently not, as in recent decades, urban “farming” in Jakarta

Lantas, apakah pertanian di Jakarta mati sama sekali?

is making a comeback through the initiatives of

Sebenarnya tidak, karena dalam beberapa dekade

citizens who engage in various urban farming

belakangan ini, “pertanian” kota di Jakarta kembali

practices. Urban farming is, in fact, a global trend,

marak oleh inisiatif-inisiatif warga yang membuat

currently sprawling in many of the world’s major

beragam praktik pertanian kota. Tren pertanian kota

cities. Some of them include San Fransisco, New

ini sejalan dengan tren global, karena sekarang ini,

York, London, Chicago, Ontario, Rome, Tokyo, Nairobi,

berbagai kota besar di dunia bergeliat melakukannya.

Johannesburg, to Havana.2 This urban farming trend

Sebut saja San Fransisco, New York, London, Chicago, Ontario, Roma, Tokyo, Nairobi, Johannesburg hingga

1 Lea Jelinnek menulis bahwa nama beberapa kawasan di Jakarta seperti Kebon Kacang, Kebon Sirih, Kampung Sawah, dan Kota Bambu menunjukkan karakter asal lingkungannya serta hasil bumi yang tumbuh di daerah tersebut. Lihat Lea Jellinek, Seperti Roda Berputar: Perubahan Sosial Sebuah Kampung di Jakarta, (Jakarta: LP3ES, 1995). Hal. 15.

1 Lea Jellinek wrote that the names of several areas in Jakarta like Kebon Kacang, Kebon Sirih, Kampung Sawah, and Kota Bambu show the characters of their neighborhood and the farm produce growing in those areas. See Lea Jellinek, Seperti Roda Berputar: Perubahan Sosial Sebuah Kampung di Jakarta, (Jakarta: LP3ES, 1995). Pg. 15 2 Chiara Tornaghi dan Barbara Van Dyck (2015), Graeme Thomas [ed.] (2014), N.C. Napawan (2014), Naudé Malan (2015), Eunice Wambui Njogu dalam Mark Redwood (2009), Jennifer Sumner et. al (2010)


OK. Pangan 2017

Havana Kuba.2 Tren pertanian kota ini pun telah

has caught the attention of the UN’s food agency,

menjadi perhatian FAO, lembaga PBB bidang pangan.3

FAO.3

Kota-kota besar di dunia mempunyai banyak alasan

The world’s big cities have all the reasons to

untuk menggiatkan praktik pertanian kota, salah

promote urban farming, among which is the

satunya adalah ancaman krisis pangan akibat

threat of food scarcity, caused by limited land for

semakin terbatasnya lahan pertanian. Pertanian kota

agriculture. Urban farming has even been praised

bahkan digadang-gadang sebagai salah satu bentuk

as one of the forms of sustainable farming, and

model pertanian berkelanjutan sekaligus salah satu

one of the solutions to the ever-complex urban

solusi untuk masalah perkotaan yang kian kompleks.

issues. It comes to no surprise that urban farming

Tak heran kalau pertanian kota menjadi sistem

has become an integrated part of the urban spatial

terpadu tata ruang kota serta bagian dari supporting

system to support a sustainable city alongside other

system penataan kota berkelanjutan, bersama

programs, such as upgrading informal settlements,

dengan sejumlah program lain seperti program

improvements of social and public facilities,

perbaikan kampung (upgrading informal settlements),

sanitation & waste management, climate change-

program peningkatan fasilitas sosial dan fasilitas

tackling settlements, and others.

umum, program sanitasi & pengelolaan limbah (sanitation & waste management), program kampung

What needs to be underlined is that urban farming

iklim, dan sebagainya.

isn’t necessarily government-driven. On the contrary, many urban farming practices were born

Yang perlu digarisbawahi adalah, pertanian kota tidak

out of the citizen’s initiatives, and were driven

melulu di-drive oleh pemerintah. Sebaliknya, praktik

independently apart from government and private

pertanian kota malah banyak yang lahir dari inisiatif

companies’ grants.

warga dan digerakkan secara mandiri—lepas dari pemerintah dan hibah pihak swasta. Di Indonesia sendiri, praktik urban agriculture—dalam pengertian usaha untuk meningkatkan keamanan pangan dan bagian dari sistem terpadu tata ruang 2 Chiara Tornaghi dan Barbara Van Dyck (2015), Graeme Thomas [ed.] (2014), N.C. Napawan (2014), Naudé Malan (2015), Eunice Wambui Njogu dalam Mark Redwood (2009), Jennifer Sumner et. al (2010) 3 FAO mendefinisikan Pertanian Kota (Urban Agriculture) sebagai kegiatan penanaman tanaman pangan dan peternakan hewan untuk pemenuhan kebutuhan pangan yang dimanfaatkan di dalam dan di seluruh kota, serta aktivitas yang berhubungan dengan produksi dan distribusi input, pemrosesan dan pemasaran produk pangan. Lihat www.fao.org/urbanagriculture/fr/

3 FAO defined Urban Agriculture as the growing of plants and raising of animals to sustain the needs for food in and around the city, as well as activities of production, distribution, processing, and marketing of the produce. See www.fao.org/urban-agriculture/en/

21


Riset Kuratorial curatorial riset

kota—masih terbilang baru. Hal ini disebabkan oleh

In Indonesia, the practice of Urban Agriculture, in

paradigma dikotomi desa dan kota yang masih kuat,

terms of efforts to increase food security and as a

dimana desa masih dijadikan pemasok utama pangan

part of the urban spatial system, is still relatively

warga kota.4

new. This is due to the strong paradigm of dichotomy between cities and villages, where the villages are

Meski demikian, usaha untuk menginisiasi praktik

considered as the main food supplier to the cities.4

urban agriculture di Indonesia, terutama di wilayah Jabodetabek, terus tumbuh. Salah satu praktik

However, efforts to initiate the practice of urban

tersebut adalah inisiatif kebun warga (community

agriculture in Indonesia, especially in Jabodetabek,

garden). Tentunya, para kelompok warga kota

continue to grow. One of the practices is the

mempunyai beragam motivasi dalam membuat kebun

community garden initiative. Of course, the groups of

warga. Umumnya, motivasi mereka adalah untuk

urban citizens have various motivations in creating

menyiasati kebutuhan pangan dan mengisi waktu

the community garden. Most of their motives are

luang. Namun ada juga warga yang melihat pertanian

producing food and having a productive pastime.

kota sebagai peluang bisnis, langkah produksi

Nonetheless, there are also those who see urban

swakelola berbasis lokal, dan sebagainya.

agriculture as a business, self-sustained local production measure, and more.

22

Praktik Pertanian Kota di Jakarta Kini dan Cakupannya

Urban Agriculture Practice and Scope in Jakarta

Sebagaimana sudah disinggung di atas, praktik

As mentioned above, the practice of urban agriculture

pertanian kota di Jakarta dan sekitarnya tak terlepas

in Jakarta and its surrounding areas are part

dari tren global. Di seluruh dunia, beragam individu,

of a global trend. Around the world, individuals,

komunitas dan organisasi menjadi semakin peduli soal

communities, and organizations are having more

isu-isu pangan di perkotaan.

concerns over food issues in cities.

4 Bandingkan dengan leburnya batas antara dikotomi desa dan kota, dimana istilah “desakota” masuk ke dalam studi geografi perkotaan kontemporer. Istilah “desakota” yang diciptakan oleh pakar geografi Terry G. McGee ini dipakai untuk menggambarkan sebuah wilayah campuran perkotaanpedesaan yang berdekatan dengan wilayah metropolitan. Istilah “desakota” telah banyak digunakan untuk menggambarkan fenomena urban Asia Tenggara. Lihat Arnisson Andre C. Ortega (2012) Desakota and Beyond: Neoliberal Production of Suburban Space in Manila’s Fringe, Urban Geography, 33, 8, pp. 1118–1143. Terry G. McGee menambahkan, Jabodetabek masuk ke dalam zona “desakota”, sehingga batas antara kota inti dan kota pinggiran yang masih berkarakter pedesaan kian lebur. Bahkan wilayah yang sebelumnya berkarakter desa secara cepat berubah drastis menjadi blok perkotaan baru, dengan integrasi dengan pusat kota serta fasilitas-fasilitas pendukung. Karakter “desakota” menujukkan sebuah karakter laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Hal ini dapat dilihat dari proses komuter sehari-hari dari dan ke pusat kota uang semakin mudah dilakukan, akibat peningkatan jaringan transportasi, komunikasi, serta berbagai prasarana dan sarana. Meski demikian, penggunaan lahan untuk pembangunan kota dan pertanian saling berdampingan dan bercampur satu sama lain. Lihat Terry G. McGee, “The Emergence of Desakota Regions in Asia: Expanding a Hypothesis” dalam The Extended Metropolis: Settlement Transition in Asia, Edited by Norton Ginsburg, Bruce Koppel, T.G. McGee (Honolulu:University of Hawaii Press, 1991) halaman 9. Istilah “desakota” ini menarik untuk menguji tesis dikotomi desa dan kota. Di saat yang sama, kita menemukan sebuah reinterpretasi baru tentang hubungan desa-kota (urbanrural linkages) ini. Tentunya ini berhubungan dengan konteks pangan itu sendiri. Lihat Marcus Moench & Dipak Gyawali http:// www.espa.ac.uk/files/espa/Final%20Report%20Desakota%20 Part%20II%20A%20Reinterpreting%20Urban%20Rural%20 continuum_0.pdf

4 Compare with the merge of lines of dichotomy between the rural and urban, when the term “desakota” was used in the contemporary urban geography study. The term “desakota” coined by geography expert Terry G. McGee is used to describe a mixed territory of urban and rural on the fringes of a metropolitan. The term “desakota” is used in many of Southeast Asia’s urban phenomena. See Arnisson Andre C. Ortega (2012) Desakota and Beyond: Neoliberal Production of Suburban Space in Manila’s Fringe, Urban Geography, 33, 8, pp. 1118-1143. Terry G. McGee added that Jabodetabek fall into “desakota”, making the lines between the nucleus city and the urban fringes with rural characteristics merging over time. Even areas previously having rural characteristics quickly and drastically changed into new urban blocks, integrated to the urban center with supporting facilities. The character of “desakota” shows a fast economic growth.This can be seen from the daily commute to and from the urban center where money lies getting easier to do, thanks to the improvements on the transportation network, communications, and various facilities. However, the use of land to build the urban and agriculture are mixed and side by side to each other. See Terry G. McGee, “The Emergence of Desakota Regions in Asia: Expanding a Hypothesis” in The Extended Metropolis: Settlement Transition in Asia, Edited by Norton Ginsburg, Bruce Koppel, T.G. McGee (Honolulu: University of Hawaii. page 9. The term “desakota” is interesting to test the thesis for the rural and urban dichotomy. At the same time, we found a new reinterpretation of urban-rural linkages. This is certainly related to the food context itself. See Marcus Moench & Dipak Gyawali http:// www.espa.ac.uk/files/espa/Final%20Report%20Desakota%20 Part%20II%20A%20Reinterpreting%20Urban%20Rural%20 continuum_0.pdf


OK. Pangan 2017

Pemetaan pertanian kota di Jabodetabek bisa dibuat

Mapping urban agriculture in Jabodetabek can be

berdasarkan karakteristik ekologi, karakteristik

done through characterization of ecology, territory,

wilayah dan karakteristik permukiman. Berdasarkan

and residential areas. Based on the ecological

karakteristik ekologi, kota Jakarta adalah kota rawa

characteristics, Jakarta is a city of swamps and rivers

dan kota sungai dengan tiga belas sungai yang

with thirteen rivers flowing through it. With such

mengalir di dalamnya. Dengan karakteristik demikian,

characteristic, it is very likely that farming can be

amat memungkinkan jika, misalnya, diterapkan

set alongside the riverbanks. Jakarta also has many

pertanian di sepanjang bantaran sungai. Jakarta

water catchment areas in the form of swamps and

juga mempunyai banyak sumber resapan air yang

gardens. Unfortunately, the condition of the swamps,

terdapat di rawa-rawa dan kebun. Sayangnya, kondisi

gardens, and riverbanks in Jakarta would hinder

rawa, kebun dan sempadan sungai Jakarta sekarang

cultivation efforts, because they have repurposed

ini membuat kultivasi sulit dilakukan, karena ada

to residential, industry, and others. Even if there’s

alihfungsi lahan menjadi kawasan permukiman,

any land for agriculture left, they are already in

industri dan peruntukan lainnya. Pun jika masih

possession of real estate developers.5

terdapat sisa lahan pertanian, lahan tersebut umumnya sudah dikuasai oleh pihak pengembang.5

Nevertheless, there are still agricultural models in some of those areas that have been repurposed.

Meski demikian, masih ada model pertanian di beberapa daerah yang telah beralihfungsi tersebut.

The scarcity and absence of land are the problems of big cities everywhere, making people go around

Keterbatasan lahan dan ketiadaan lahan memang

them to develop urban agriculture. For example,

menjadi persoalan kota besar manapun, sehingga ada

the scarcity and absence of land are overcome by

banyak siasat yang dilakukan untuk mengembangkan

technology-based urban agriculture that develops

pertanian kota. Sebagai contoh, keterbatasan lahan

techniques to allow plants to grow not on land.6

dan ketiadaan lahan diakali dengan mengembangkan model pertanian kota berbasis teknologi serta

However, before we go further, let’s go back to the

mengembangkan teknik yang membuat tanaman

ecological characteristics of Jakarta that is actually

menjadi memungkinkan untuk tidak ditanam di lahan.6

suitable for agriculture. Urban agriculture can still be made not only on the swamps and riverbanks, but

Namun, sebelum jauh kesana, kita kembali dulu ke

also the coastal areas of Jakarta that are currently

karakteristik ekologi Jakarta yang aslinya cocok untuk

being bombarded by development. But is that really

pertanian. Tak hanya di daerah rawa dan jalur sungai,

feasible in practice?

kawasan pesisir Jakarta yang saat ini digempur pembangunan sebenarnya masih memungkinkan

The answer is: yes, as long as there’s an opportunity

untuk pengembangan pertanian kota. Tetapi apakah hal

and initiative from the citizens, like those of Marunda

tersebut bisa dipraktekkan?

Flats, Kampung Lodan, and Kampung Tongkol who are using empty patches of land around the flats or

Jawabannya: bisa, sepanjang ada celah dan inisiatif

their own yards to practice agriculture.7

dari warga, seperti warga di Rusun Marunda, Kampung 5 https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/2008935/ pengembang-kuasai-80-lahan-sawah-di-rorotan-jakarta

5 https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/2008935/ pengembang-kuasai-80-lahan-sawah-di-rorotan-jakarta

6 Sebagai catatan, modus pertanian dalam pemukiman tidak selalu berpijak di atas lahan. Ada beragam teknik tanam seperti aquaponik, hidroponik, vertikultur dan sebagainya. Pertanian kota juga banyak melakukan intervensi ruang, seperti memanfaatkan lorong-lorong gang, sisi tangga rumah susun, hingga membuat pekarangan rumah kecil khusus untuk bercocok tanam.

6 For the record, agriculture in residential don’t always sit on land. There are various techniques like aquaponic, hydroponic, verticulture, and more. Urban agriculture also intervene space, making use of alleyways, side of stairs on flats, to utilizing a small patch of land at home for agriculture. 7 http://www.mongabay.co.id/2016/04/17/mau-tetap-hijau-dilahan-sempit-begini-caranya/

23


Riset Kuratorial curatorial riset

Lodan, serta Kampung Tongkol yang memanfaatkan

The actors of urban agriculture are not just the

lahan kosong di area rumah susun atau pekarangan

middle class citizens, but also the lower class that

rumah mereka untuk berkebun.7

live in the tighter quarters of the capital.8

Aktor pertanian kota tidak melulu dikapitalisasi oleh

Most of them grow various kinds of vegetables,

kalangan kelas menengah, tetapi juga penduduk kelas

fruits, and medicinal herbs. As far as I know, what

bawah yang hidup di sempit-padatnya permukiman

they plant are normally for their own consumption. If

ibukota.8 Kebanyakan dari mereka menanam berbagai

there were extra harvest, then they’d sell it. Such can

jenis sayur, buah, serta tanaman obat. dan buah-

be seen in Kampung Lodan and Kampung Tongkol,

buahan. Setangkap saya, apa yang mereka tanam

where residents harvest their garden’s produce for

utamanya untuk konsumsi sendiri. Kalau ada hasil

their own consumption, or giving them to the nearby

panen yang lebih, baru dijual. Hal tersebut dapat kita

neighbors.9

lihat di Kampung Lodan dan Kampung Tongkol yang memanen hasil kebun mereka untuk konsumsi sendiri,

Besides the characteristics of ecology and residential,

atau dibagi-bagikan kepada tetangga sekitar.9

the practice of urban agriculture can also be viewed based on the territorial characteristic. For areas with

Selain karakteristik ekologi dan pemukiman, praktik

denser population, the urban agriculture model must

pertanian kota juga dapat dilihat berdasarkan

follow the characteristics of a dense neighborhood.

karakteristik wilayah. Untuk kawasan padat penduduk,

For areas along the riverbank, the agriculture model

penerapan model pertaniannya perlu mengikuti

needs to adjust the river’s contours. For coastal

karakteristik hunian padat. Untuk kawasan bantaran

areas, the agriculture model, for example seaweed

sungai, penerapan model pertaniannya perlu

farm, needs to have a look at the ecological condition

menyesuaikan dengan kontur sungai. Untuk kawasan

of the coastal area in the likes of brackish water and

pesisir, penerapan model pertaniannya—misalnya,

mangrove ecosystem.

pertanian rumput laut—perlu melihat kondisi ekologi pesisir seperti air payau dan ekosistem bakau.

Territorial spread pattern closely relates with the urban agriculture model in the nucleus city, urban fringe,

24

Pola persebaran wilayah berkaitan dengan model

and the more suburban. Each territory uses different

pertanian kota yang ada di kawasan kota inti (nucleus

methods and techniques for urban agriculture. One

7 http://www.mongabay.co.id/2016/04/17/mau-tetap-hijau-dilahan-sempit-begini-caranya/

8 In recent decades, the term urban agriculture surfaced as an effort for urban residents to grow plants in every available space. Meanwhile, urban agriculture has broadened its term. The activity of urban agriculture goes beyond planting, to farming, agro forestry, and horticulture. Urban agriculture itself has become a part of an integrated city spatial planning.

8 Dalam beberapa dekade terakhir, muncul istilah urban farming sebagai usaha warga kota bercocoktanam di setiap ruang yang tersedia. Sementara istilah urban agriculture muncul sebagai perluasan cakupan dari istilah urban farming. Kegiatan urban farming tidak hanya menanam, tetapi juga peternakan, wanatani (agroforestry) dan hortikultura. Bahkan urban agriculture sendiri adalah bagian dari sistem terpadu perencanaan dan desain tata ruang kota. 9 Praktik pertanian kota digalakkan di tiga kampung:,Kampung Lodan, Kampung Tongkol dan Kampung Krapu. Awalnya, kegiatan pertanian kota adalah bagian dari penataan kampung secara mandiri,sekaligus sebagai antisipasi penggusuran oleh Pemprov DKI Jakarta tahun 2015. Bersama kalangan aktivis dan arsitek, mereka membuat sebuah rumah contoh untuk menjadi model penataan kampung yang partisipatif. Kegiatan dilanjutkan dengan mengadakan pelatihan merancang fasilitas sosial dan umum, pertanian kota, pengelolaan sampah dan limbah domestik, serta pembuatan kompos. Dalam perkembangannya, praktik urban farming terus dijalankan karena memiliki banyak manfaat, seperti memenuhi nutrisi keluarga, menghemat biaya membeli kebutuhan pangan, menciptakan keindahan kampung, dan mempererat kohesi sosial antar warga.

9 The practice of urban agriculture is encouraged in three villages: Lodan Village, Kampung Tongkol and Kampung Krapu. Initially, the city’s agricultural activities are part of the arrangement of the village independently, as well as anticipation of eviction by the Provincial Government of DKI Jakarta in 2015. Together with the activists and architects, they set up an example house to become a model of participatory village arrangement. The activity was continued by conducting training on designing social and public facilities, urban agriculture, waste management and domestic waste, and composting. In its development, the practice of urban agriculture continues to run because it has many benefits, such as meeting family nutrition, saving the cost of buying food needs, creating the beauty of the village, and strengthen social cohesion among residents.


OK. Pangan 2017

city), pinggiran kota (urban fringe) dan lebih pinggiran

example, in the urban fringe or suburban, there is no

lagi (suburban). Masing-masing wilayah mempunyai

need of plating in small spaces and crevices, because

mode dan teknik yang berbeda dalam pengusahaan

the relatively generous amount of available land.

pertanian kota. Misalnya, di daerah urban fringe atau

Therefore, we need to study the characteristics of space,

suburban, mungkin tidak perlu dilakukan penanaman di

which have different typologies.

celah-celah kecil ruang, karena ketersediaan lahannya masih cukup luas. Dengan demikian, kita perlu

In another patch, the middle class is promoting urban

mempelajari karakter ruang, yang tipologinya tentu

agriculture over various motives, from political to

juga berbeda-beda.

merely following the global trend. In this level, the practice of urban agriculture becomes a discourse.

Di petak yang lain, praktik pertanian kota digiatkan

Why? In short, they’re speaking of urban agriculture

oleh kalangan kelas menengah dengan berbagai motif,

in relation to comprehending the global situation

mulai motif politis hingga sekadar mengikuti tren

surrounding food crisis, food sovereignty, food

global. Pada aras ini, praktik pertanian kota adalah

democratization, supply chain, food justice, and more.

medan diskursus. Kenapa? Hematnya, karena mereka berbicara pertanian kota terkait dengan pembacaan

By the middle class people, urban agriculture has

atas situasi global tentang krisis pangan, kedaulatan

entered the realm of how the production system

pangan, agenda demokratisasi pangan, rantai pasokan,

works including the processes, technology, medium,

keadilan pangan, dan sebagainya.

the seeds, learning model, and the establishment of networks. One of the focal points of this rising is the

Oleh kalangan kelas menengah, praktik pertanian kota

development of its design system.10

sudah masuk ke dalam agenda tentang bagaimana sistem produksinya, prosesnya, teknologinya,

This trend has also given birth to the term “from

mediumnya, benihnya, model pembelajarannya dan

farm to fork,” which recently resound in many places.

pembentukan jejaringnya. Salah satu focal point dari

“From farm to fork”, or “farm-to-table”, is a movement

geliat ini adalah pengembangan design system.10

that promotes eating food taken directly from the natural source. The approach of this movement is

Tren ini juga melahirkan terminologi from farm to

the approach of locavore in the food system, with the

fork, yang belakangan semakin santer di mana-mana.

farm to form practitioners being very keen in food

From farm to fork—atau farm-to-table—adalah sebuah

safety, the use of heirloom seeds, the freshness of the

10 Azri, pendiri Taneuh, mengatakan bahwa sistem rancangan (design system) penting untuk pengembangan pertanian kota. Hematnya, melalui sistem rancangan, pertanian bisa menjadi sesuai dengan lingkungan perkotaan, terutama dalam mengatasi keterbatasan ruang, daya dukung lingkungan (ecological carrying capacity) serta ketersediaan energi. Sistem rancangan merupakan aspek penting karena dapat membuka perspektif baru dalam pengembangan pertanian kota. Terkait dengan hal ini, terdapat sebuah gerakan yang berbasis sistem rancangan, yaitu permakultur. Permakultur adalah sistem pertanian yang mengacu pada tata etika relasi manusia dan alam. Rancangan permakultur berusaha mengintegrasikan semua komponen ekosistem melalui pendekatan holistik terhadap kehidupan dan praktik yang berkelanjutan. Etika merawat bumi, kepedulian terhadap sesama makhluk, serta memiliki kesadaran dan batas pembagian surplus adalah hal yang umum terjadi pada semua permakulturis, walaupun strategi desain dan teknik yang mereka gunakan sangat bervariasi. Permakulturis merancang untuk keberlanjutan jangka panjang, sehingga rancangannya adalah integrasi harmonis antara lansekap, tumbuh-tumbuhan, hewan dan manusia, serta penempatan komponen dalam pola yang dapat dikenali. Rancangan yang benar-benar sukses menciptakan sebuah sistem yang self-managed. Disarikan dari Ross Mars, The Basics of Permaculture Design (Vermont: Chelsea Green Publishing Company, 2005). Hal. 1-2

10 Azri, founder of Taneuh, said that design system is important for the development of urban agriculture. He said, through a design system, agriculture can be suited to the urban environment especially in dealing with limited space, ecological carrying capacity, and availability of energy. Design system is an important aspect as it sheds new perspective in the development of urban agriculture. Consequently, there is a movement based on the design system called permaculture. Permaculture is an agricultural system that is based on the ethical relations of man and nature. Permaculture design tries to integrate the components in an ecosystem through a holistic approach in life and sustainable practices. The ethics of caring for Earth, caring for other living beings, being in full awareness and the distribution of surplus are common among permaculturists, despite the variety of design strategy and techniques they use. Permaculturists design for long term sustainability, so their designs promote harmony between landscape, vegetation, animals and human, and placing the components in recognizable patterns. The design would successfully create a self-managed system. Taken from Ross Mars, The Basics of Permaculture Design(Vermont: Chelsea Green Publishing Company, 2005). pg. 1-2

25


Riset Kuratorial curatorial riset

gerakan yang mempromosikan menyantap makanan

harvest, the harvest season, the nutrition contents of

yang langsung diambil dari sumber mentahnya.

the produce, supply chain and distribution, as well as

Pendekatan dalam gerakan ini adalah pendekatan

the small-medium farmers economy.

locavore pada sistem pangan, dimana para praktisi from farm to fork amat cermat dalam hal keamanan

Conclusion

pangan, penggunaan benih lokal dan organik (heirloom

Nowadays, new innovations and inventions in

seeds), kesegaran hasil panen, musim panen,

agriculture are being developed independently and

kandungan mutu gizi dari pangan yang dihasilkan,

based in communities. In the old days, innovations

rantai pasokan dan distribusi pangan, serta ekonomi

and inventions were done by the state with a

petani kecil-menengah.

developmental paradigm. Today, however, citizens are enthusiastic about the practice of urban agriculture,

Penutup

with one of the examples being the development of

Sekarang ini, inovasi dan invensi baru dalam

collective gardening, which can be the solution for

pertanian dikembangkan secara swadaya dan

food and even healing space for city dwellers.

berbasis kewargaan. Dulu, inovasi dan invensi pertanian dilakukan oleh negara dengan paradigma

Moreover, the practice of urban agriculture can

developmentalistik. Namun kini, warga punya

potentially reveal new knowledge and perspective to

semangat dalam praktik pertanian kota, salah satunya

residents of the city in producing their own food. At

dengan membangun kolekif berkebun, yang bisa

least, urban agriculture can be a part of increasing

menjadi solusi persoalan pangan bahkan ruang healing

small-scale initiatives to grow from the bottom up,

bagi warga kota. Lebih dari itu, praktik pertanian

driven by communities or individuals. Collectively,

kota berpotensi untuk membuka pengetahuan serta

these communities and individuals have the potential

perspektif baru bagi warga kota dalam mengusahakan

to engineer large-scale social change and contribute

pangannya sendiri. Paling tidak, pertanian kota dapat

to a positive environmental change.11

menjadi bagian dari peningkatan jumlah inisiasi 26

berskala kecil dan bersifat bottom-up (bawah ke

This essay only looks at a glance of how urban

atas) yang digerakkan oleh sekelompok masyarakat

agriculture has been surfacing in recent decades,

atau individu. Secara kolektif, kelompok masyarakat

including in Jakarta and its surrounding areas.

atau individu ini memiliki potensi untuk merekayasa

Understanding the movement of this urban

perubahan sosial berskala besar dan berkontribusi

agriculture, it’s safe to say that we are celebrating it

terhadap perubahan lingkungan yang positif.11

as a new ritual for city inhabitants without forgetting that Jakarta was once host to vast agricultural lands.

Tulisan ini pun hanya menengok selintas, bagaimana praktik pertanian kota mengemuka dalam beberapa dekade terakhir ini, termasuk di Jakarta dan sekitarnya. Mencermati geliat pertanian kota ini, sah rasanya jika kita turut merayakannya sebagai ritus baru warga kota, tanpa melupakan bahwa Jakarta dahulunya adalah hamparan lahan pertanian.

11 Lihat Daniela A. Guitart, Jason A. Byrne & Catherine M. Pickering (2015) Greener growing: assessing the influence of gardening practices on the ecological viability of community gardens in South East Queensland, Australia, Journal of Environmental Planning and Management, 58:2, 189-212

See Daniela A. Guitart, Jason A. Byrne & Catherine M. Pickering (2015) Greener growing: assessing the influence of gardening practices on the ecological viability of community gardens in South East Queensland, Australia, Journal of Environmental Planning and Management,58:2, 189-212

11



Open Lab

Open Lab Residency

O

O

pendekatan laboratorium yang kolaboratif untuk

laboratory approach for the production of artworks

produksi artistik yang dilakukan oleh seniman,

by artists, scientists, and practitioners in diverse

ilmuwan, praktisi berbagai ilmu pengetahuan dari

fields of science; these people, who originate from

latar belakang yang berbeda-beda ke dalam satu

different backgrounds, are bound together in a

upaya bersama. Sebagai laboratorium terbuka yang

common attempt. As an open laboratory functioning

dicoba dapat difungsikan sebagai tempat (place) dan

as a meeting place and space for various fields

ruang (space) pertemuan beragam latar belakang

of science, Open Lab tries to encourage both

pengetahuan, Open Lab mencoba mengajak para

participants and general public to work together

partisipan dan juga masyarakat untuk bekerja

toward making Open Lab itself possible through the

bersama berbagi pengetahuan dan pengalamannya

sharing of experiences and knowledge, as well as

untuk mendukung kehadiran Open Lab itu sendiri,

the building of infrastructure and concepts. Open Lab

baik secara infrastruktur maupun gagasan. Open Lab

was initiated by OK. Pangan OK. Video – Indonesia

digagas oleh OK. Pangan OK. Video - Indonesia Media

Media Arts Festival as a continuous platform that

Arts Festival sebagai platform berkelanjutan yang

can be further developed subsequent to the festival.

dapat dikembangkan setelah festival. Program Open

Open Lab programs involve face-to-face and virtual

Lab terbagi menjadi dua; pertama, residensi yang

residencies.

pen Lab bertujuan untuk mengeksplorasi dan menampilkan hubungan antara media,

teknologi dan politik pangan. Open Lab mengusulkan

pen Lab is geared toward exploring and showing the interrelationships of media, technology,

and food politics. It proposes a collaboration-based

membutuhkan kehadiran fisik; kedua residensi yang bersifat virtual.

The face-to-face version of Open Lab Residency acts as a platform to look at the extent to which the

28

Open Lab Residensi Fisik menjadi salah satu cara bagi

presence and actual cooperation among artists and

platform ini untuk melihat sejauh mana kehadiran

practitioners in various fields of science are able to

dan kerjasama fisik antara seniman dan praktisi

create and realize artistic speculations in the 9 art

ilmu pengetahuan lainnya dalam merealisasikan dan

projects. This program is taking place from June to

berspekulasi artistik pada 9 proyek seni. Proyek seni ini

November 2017.

berlangsung Juni-November 2017.


OK. Pangan 2017

SHRINKING LAND FOR SHRINKING MAN? Arne Hendricks & Kamil Muhammad

Manusia memiliki kemampuan adaptasi

Humans posses impressive adaptive

yang cukup mengagumkan, karena bisa

skills, for they are able to adapt to new

menyesuaikan diri terhadap ruang, fisik,

places, spaces, and lifestyles.

hingga cara hidup. For Open Lab residency program in OK. Untuk residensi Open Lab OK. Pangan 2017,

Video 2017, Arne Hendriks collaborates

Arne Hendricks berkolaborasi dengan

with Kamil Muhammad, a young architect

Kamil Muhammad, seorang arsitek muda

whose area of interest includes issues

yang tertarik dengan isu kampung urban,

pertaining to “urban village�. They will

untuk bekerja di Kampung Lodan, bantaran

work together in Kampung Lodan on the

Kali Ciliwung, Jakarta.

riverbanks of Ciliwung River, Jakarta.

Kampung Lodan menjadi terkenal,

Kampung Lodan rose to prominence after

karena usaha warganya memotong

its residents decided to demolish a total

rumah mereka sejauh lima meter,

of 5-meter-long portion of their homes,

demi menyiasati rencana penggusuran

as a tactic to fight the threat of eviction

oleh pemerintah daerah. Usaha ini

by the local government. The attempt

membuahkan hasil, sekaligus juga

brought fruitful result, but also changed

mengubah pola hidup masyarakat di

the resident’s living pattern. Arne is

dalamnya. Arne akan melanjutkan

continuing his Shrinking Man research,

penelitian Shrinking Man dengan melihat

by looking at the interrelationships of

keterkaitannya terhadap pola ruang di

shrinking spatial patterns in Jakarta.

Jakarta yang semakin menyempit. Arne Hendriks adalah perupa dan perancang pameran di Amsterdam, Belanda. Ia lulusan Master of Art dari University of Amsterdam, dan mempunyai minat kerja pada bidang-bidang seperti open-design, peretasan, penelitian spekulatif, pendidikan dan pola kerja memperbaiki. Tinggi tubuhnya hampir 2 meter, dan ia tidak terlalu senang dengan fakta tersebut. Apalagi dengan fakta bahwa semakin tinggi tubuh manusia, semakin berkurang harapan hidupnya.

Arne Hendriks is an artist and exhibition maker, based in Amsterdam, Netherlands. He holds Master of Art degree from University of Amsterdam, and works passionately in the field of open-design, hacking, speculative research, education and the fine culture of repair. He is almost 2 meters tall, but is not too happy about it, especially when he found out that the taller you are, the shorter your life expectation.

29


KONSPIRASI (AIR) SENI Open Lab

Julian “Togar” Abraham

Untuk residensi Open Lab OK. Pangan

For Open Lab residency in OK. Pangan

2017, Togar menggarap sebuah

2017, Togar created a product called

produk yang ia namakan Diabethanol,

Diabethanol, which combines the

yang berasal dari perpaduan kata

word “diabetes” and “bioethanol.” Both

“diabetes” dan “bioethanol”. Kedua hal

components are very much different, but

tersebut sangat berbeda, namun memiliki

they both contains sugar element.

kesamaan elemen energi, atau gula. Diabetes Type II develops when the

30

Kondisi Diabetes Tipe 2 terjadi ketika tubuh

human body is unable to transform

manusia tidak bisa mengolah glukosa yang

glucose into energy, whereas Bioethanol

ada di dalamnya untuk menjadi energi,

is a source of renewed energy produced

sementara Bioethanol adalah sumber

by plants and commonly used to replace

energi terbarukan yang dihasilkan dari

fossil fuels as an alternative source of

tetumbuhan, dan biasa digunakan sebagai

energy. But what happens when the

alternatif dari bahan bakar fosil. Namun

urine of a human with diabetes is used

bagaimana jika Bioethanol dihasilkan dari

to produce Bioethanol? With the help of

air seni manusia penderita diabetes? Togar

experts in nutrition, law, and renewable

akan mencari jawabannya, dibantu oleh

energy, Togar trying to find the answer.

beberapa pakar di bidang nutrisi, hukum, serta energi terbarukan. Julian “Togar” Abraham adalah seorang seniman, musisi, dan ilmuwan gadungan yang berbasis di Medan dan Yogyakarta. Dengan menghubungkan satu hal dengan hal lainnya dalam algoritma-algoritma yang kompleks, Togar berhasil mengombinasikan seni, lingkungan, sains, dan teknologi untuk mengedukasi dan melibatkan beragam seniman serta masyarakat dalam produksi karya-karyanya.

Julian “Togar” Abraham is a Medan/Yogyakarta based artist, musician and pseudo-scientist. Connecting one thing to another in complex algorithms, Togar manages to relate art to such topics as environment, science and technology in order to provide new tools to educate and engage both artists and the society in the creation of his works.


OK. Pangan 2017

OPEN LAB Pppooolll

Untuk OK. Pangan 2017, Ppooolll

For OK. Pangan 2017, Ppooolll erects a

membangun sebuah laboratorium/ruang

laboratory or workshop for the resident

kerja untuk para seniman residen Open

artists of Open Lab OK. Pangan 2017.

Lab. Ppooolll melihat Open Lab sebagai

Since Open Lab is an artists’ workspace

sebuah praktik tentang batas-ambigu,

that is open to the public attention and

karena Open Lab adalah ruang kerja

intervention, Ppooolll views Open Lab as

seniman yang terbuka untuk perhatian

a real example of a “border of ambiguity”.

dan intervensi dari publik. Maka untuk

Therefore, Ppooolll minimizes the use of

ruang kerja ini, ppooolll meminimalisir

iron railings to set the workspace apart

penggunaan rangka besi. Alih-alih, mereka

from the “public” realm. Instead, they use

menggunakan tanaman-tanaman sebagai

plants to replace a much stricter border to

ambang, menggantikan batas yang tegas,

allow both physical and visual transitions

sehingga memungkinkan terjadinya

between the “inside” and the “outside”,

transisi visual dan fisik antara di dalam dan

public and private spheres, fake and real.

di luar, publik dan privat, palsu dan asli. Even so, Open Lab requires the Namun Open Lab membutuhkan partisipasi

participation of its users. To keep the space

para penggunanya. Misalnya, agar ruang

protected, the plants—as borders—need

tetap terlindungi, tanaman-tanaman yang

to be watered. Also, every now and then,

menjadi pembatas harus disiram. Sesekali,

the workspace has to be moved around,

ruang ini juga harus bisa berpindah-pindah,

depending on where the users work.

untuk mengikuti gerak penggunanya. However, users of Open Lab will reap Usaha-usaha tersebut akan menghasilkan

what they sow; the edible plants can be

“buah” yang bisa dipetik; tanaman yang

cooked and enjoyed together by at the end

bisa dimakan di Open Lab akan diolah dan

of the program.

disantap bersama, di akhir masa residensi. Ppooolll adalah sebuah wadah multi-disipliner untuk melakukan desain, riset dan eksperimen arsitektur yang dipimpin oleh Kamil Muhammad dan Brahmastyo Puji.

Ppooolll is a meeting ground for multi-disciplinary research, designs, and experiments in architecture led by Kamil Muhammad and Brahmastyo Puji.

31


The Cookbook Project Open Lab

Bakudapan, Luinambi Vesiano, Kiper, Dialita

32

The Cookbook Project adalah sebuah

The Cookbook Project is a recipe book that

buku resep yang diciptakan berdasarkan

is compiled based on the experiences of

pengalaman para perempuan penyintas

the incarcerated women during Indonesia’s

tragedi politik tahun 1965. Resep-

political tragedy in 1965. The recipes are

resepnya dikumpulkan berdasarkan cerita

constructed based on the survivors’ stories

para penyintas saat berada di dalam

during their detainment. Thus, kitchen and

tahanan. Dengan demikian, dapur dan

food becomes the perspective to capture

masakan menjadi jendela untuk menelisik

broader political issues that happened at

kondisi politik pada masa tersebut serta

that time and the implication. The Cookbook

implikasinya sekarang. The Cookbook

Project is also about gathering survivor

Project juga mengumpulkan narasi para

stories and their subversive action to

penyintas tentang perjuangan mereka

fight against injustice. During the Open

melawan ketidakadilan. Selama Open

Lab residency, Bakudapan forages urban

Lab berlangsung, Bakudapan menjelajah

spaces in search of edible wild plants that

ruang-ruang perkotaan untuk mencari

can be consume. Wild plant considered as

tetumbuhan liar yang dapat dikonsumsi.

alternative food resource by the women

Ketika para penyintas berada di tahanan,

during detainment and it became a symbol

tumbuhan pangan menjadi alternatif

on how they can survive in the most difficult

sumber pangan mereka, sehingga

conditions. Bakudapan present their

tumbuhan liar menjadi simbol kemampuan

findings through a performative dinner

mereka bertahan dalam kondisi tersulit.

during OK. Food 2017 festival’s exhibition.

Bakudapan lalu menyajikan temuan

In the performative dinner, Bakudapan, with

mereka melalui acara makan malam

the help of Dialita members, will prepare

performatif saat pameran OK.Pangan

meals from The Cookbook Project recipes

Festival 2017 berlangsung. Dalam acara

for the audience to taste and tracing down

makan malam performatif tersebut,

the history on how Indonesia’s food politics

Bakudapan dibantu oleh Dialita, dan

are constructed.

mempersilakan hadirin untuk mencicipi masakan mereka, dan menelusuri kembali sejarah politik pangan Indonesia.


OK. Pangan 2017

Bakudapan dibentuk pada tahun 2016 dan sekarang beranggotakan tujuh orang yang berasal dari latar belakang ilmu berbeda-beda. Nama Bakudapan berasal dari sebuah kata dalam bahasa Manado “bakudapa” (bertemu), dengan kudapan atau makanan. Maka arti nama Bakudapan adalah bertemu sambil mengudap. Tujuan utama Bakudapan adalah melakukan referensi silang dan riset tentang makanan, yang berkaitan dengan seni, etnografi, riset, dan praktikum. Mereka percaya bahwa makan tidak melulu hanya persoalan memasukkan makanan ke dalam perut. Bagi Bakudapan, makanan dapat dijadikan alat untuk menganalisa isu-isu yang lebih besar, seperti politik, sosial, ekonomi, dan budaya. Proyek yang tengah mereka jalankan adalah, “Please Eat Wildly” yang mengangkat eksplorasi tanaman liar untuk dijadikan makanan dalam konteks urban. Luinambi Vesiano, atau Ves, adalah lulusan jurusan Desain Komunikasi Visual Institut Seni Indonesia, Yogyakarta. Ves tertarik dengan pangan liar dan telah menerbitkan buku berjudul Food Around Us yang berisi berbagai jenis pangan liar serta resep-resepnya. KIPER/Kiprah Perempuan (Women’s Movement) adalah perkumpulan khusus bagi para perempuan mantan tahanan—atau kerabat mantan tahanan—saat tragedi politik Indonesia tahun 1965. Perkumpulan ini dibentuk pada tahun 2005, dan berbasis di Yogyakarta. Anggota KIPER rutin berkumpul untuk melakukan berbagai kegiatan sosial, seperti melakukan pemeriksaan kesehatan, pementasan teater, dan sebagainya. Mereka kerap diundang ke berbagai ajang diskusi seperti di Jogja Biennalle dan Universitas Islam Nasional, Yogyakarta. Dialita/Di Atas Lima Puluh Tahun (Above Fifty Years) merupakan grup vokal yang terdiri dari perempuanperempuan tahanan politik--atau keluarga—dari tragedi politik tahun 1965. Mereka merilis album pertamanya pada tahun 2015.

The Bakudapan Food Study Group was initiated in 2016 and now has seven member from multidisciplinary background. The name Bakudapan originated from a Manadonese “bakudapa,” (“to meet”) and “kudapan” which means snacks. Therefore, Bakudapan means “to meet” while “snacking”. Bakudapan’s main goal is to do cross reference and research on food, in relation to art, ethnography, research and practice. For Bakudapan, food is much more than a mere substance that we eat to relieve our hunger. They believe that food can be an instrument to understand social, political, cultural, and economic issues that takes place within a society. Their ongoing project, titled “Please Eat Wildly,” is focused on exploring edible wild plants in urban context. Luinambi Vesiano, A graduate from the Department of Visual Communication Design, Indonesian Institute of Arts Yogyakarta, Vesiano is largely interested in edible wild plants. He has published a book entitled “Food Around Us,” which tells us of the many kinds of edible wild plants around us, and the recipes for them. KIPER/Kiprah Perempuan (Women’s Movement) is a Yogyakarta-based support group that was set up in 2005 for the incarcerated women—or relatives of the incarcerated—during Indonesia’s political tragedy in 1965. The members of this support group include both direct and indirect victims of the 1965 anti-communist purge. KIPER conducts regular gatherings for various social activities, which include health check-ups, theater performances, and many others. They are also often invited to speak at various discussion forums, such as at Jogja Biennalle and National Islamic University, Yogyakarta. Dialita/Di Atas Lima Puluh Tahun (Above Fifty Years) is a vocal group that consists of incarcerated women during Indonesia’s political tragedy in 1965, or female relatives of the political prisoners. They released their first album in 2015.

33


THE EMPIRE REMAINS PERFORMATIVE DINNER Open Lab

Cooking Sections & Rahung Nasution

Dengan ribuan koleksi resep makanan,

With an overwhelming number of various

praktik memasak, dan bahan makanan

cuisines, cooking practices and food

dari berbagai daerah di Indonesia, susah

ingredients from the vast geographical

menentukan makanan yang paling

stretch of Indonesia, it is impossible

representatif sebagai makanan Indonesia.

to single out one dish to represent

Apalagi membuat kesepatakan tunggal, apa

Indonesian food as a whole, let alone

itu “makanan Indonesia”. Tentunya, hal ini

to properly define what constitutes as

mencerminkan ragamnya suku di Indonesia.

“Indonesian food.” The cuisine diversity is, of course, due to the great number

34

Gagasan ini menjadi titik tolak Cooking

of ethnic groups in Indonesia. This fact

Sections dalam melakukan kolaborasi

becomes Cooking Sections’ point of

dengan Rahung Nasution, yang dua tahun

departure in collaborating with Rahung

belakangan rutin merekam kehidupan suku

Nasution, who has been documenting the

Dayak Iban di Kalimantan Barat.

Dayak Iban tribe in West Kalimantan for the past two years.

Hutan pemukiman suku Dayak Iban banyak tergerus perkebunan kelapa sawit.

A large part of Dayak Iban’s forest has

Padahal jika hutan tersebut hilang, bahan

been converted into palm oil plantations,

makanan di dalamnya—yang sudah sulit

whereas if Kapuas Hulu’s forest the

ditemukan di wilayah Kalimantan lain—

diminishes, the food ingredients that

juga akan hilang. Kehilangan hutan berarti

come from the forest—which are

kehilangan bahan makanan, resep leluhur,

already difficult to find in other parts of

dan identitas. Maka setiap hari, Suku Dayak

Kalimatan—will also disappear. Losing

Iban berjuang merawat budaya adat dan

a forest means losing source of food,

lingkungan alamnya.

traditional recipes, and ultimately, identity. Therefore, the Dayak Iban people fight on

Lewat pintu bahan makanan, Rahung

a daily basis to preserve their customs

Nasution dan Cooking Sections ingin

and environment.

menyelami hubungan antara sub-suku dan tanah leluhur yang terancam laju industri.

Using food ingredients as their framework, Rahung Nasion and Cooking


OK. Pangan 2017

Hasil kolaborasi ini akan disajikan

Sections examine the interrelationship of

dalam sebuah perjamuan makan

sub-tribes and the traditional lands that

malam di bulan November 2017, yang

are on the brink of land conversions, due

menghadirkan masakan dari suku-suku

to the growing industries.

di pedalaman Indonesia. The result of the collaboration will be presented at a performative dinner in November 2017, which will feature various traditional foods from a range of tribal groups in Indonesia.

Cooking Sections Sejak 2012, duo seniman Cooking Sections (Alon Schwabe and Daniel Fernández Pascual) dari London banyak mengeksplorasi sistem yang mengatur dunia lewat sudut pandang makanan. Dengan instalasi, performance, pemetaan, serta video, praktik berbasis penelitian mereka menjelajahi batasan yang tumpang tindih antara seni rupa, arsitektur, dan geopolitik. Cooking Sections menjadi bagian dari Paviliun Amerika Serikat pada 2014 Venice Architecture Biennale. Karya mereka sempat dipamerkan di 13th Sharjah Biennial, Neue Nationalgalerie Berlin, Peggy Guggenheim Collection, TEDx Talks Madrid, 2014 Biennale INTERIEUR Kortrijk, dan banyak lainnya. Cooking Sections juga menjadi bagian dari 2016 Oslo Architecture Triennale dan 2016 Brussels ParckDesign. Pada tahun 2016, mereka membuka The Empire Remains Shop (http://empireremains.net) Rahung Nasution Videografer independen dan aktivis budaya pangan Rahung Nasution menekuni dunia masak-memasak karena kecintaannya kepada masakan ibunya. Baginya, memasak merupakan cara untuk merawat ingatan, dan berkeliling pelosok Indonesia untuk mendokumentasikan tradisi kuliner nusantara merupakan cara untuk memahami keragaman budaya tanah air. Tahun 2009, Rahung Nasution memulai proyek Mentawai Tatoo Revival, sebuah proyek berkelanjutan untuk mendokumentasikan tato tradisi nusantara. Sebagian dari dokumenter ini dipamerkan di Museum Que Braily, Paris. Awal tahun 2016, ia menyelesaikan film dokumenter “Pulau Buru Tanah Air Beta”, mengenai pulau pembuangan tahanan politik Orde Baru pasca Peristiwa 1965.

Cooking Sections Since 2012, the artists duo Cooking Sections (Alon Schwabe and Daniel Fernandez Pascual) from London have been exploring the system that regulates the world through the perspectives of foods. Through installation, performance, mapping, and video, their research-based works explore boundaries that overlap visual arts, architecture, and geo-politics. Cooking Sections became a part of the United States’ pavilion at the 2014 Venice Architecture Biennale. Their have had works displayed at the 13th Sharjah Biennale, Neue Nationalgalerie Berlin, Peggy Guggenheim Collection, TEDx Talks Madrid, 2014 Biennale INTERIEUR Kortjik, and many others. Cooking Sections also took part at the 2016 Oslo Architecture Triennale and the 2016 Brussels ParckDesign. In 2016, the launched The Empire Remains Shop at http://empireremains.net Rahung Nasution Inspired by his mother’s cooking, independent videographer and food culture activist Rahung Nasution ventures into the gastronomic world. For him, cooking keeps memories alive, and travelling around Indonesia to document its rich culinary traditions is a way to understand the diverse cultures of the archipelago. In 2009, Rahung Nasution commenced “Mentawai Tattoo Revival,” a continuous project documenting the archipleago’s traditional tattooing. Parts of the documentary were showcased at Que Braily Museum in Paris. In early 2016, he completed the documentary film “Pulau Buru Tanah Air Beta” (Buru Island My Homeland), which chronicled the exile of the New Order’s political prisoners on the island following the anti-communist surge of 1965.

35


Open Lab 36

COLLECTIVE FOOD STALL AND PARTICIPANT-BASED COMPLEMENTARY EXCHANGE TOOL FOOD FOR FOLKS (FORKS) – Purusha

Bagi FORKS, cara paling realistis untuk

FORKS believes that the most realistic

solusi kedaulatan pangan bukanlah

solution to secure food sovereignty is not

dengan menanam makanan sendiri,

by growing our own food, but by directly

namun dengan mengambil bahan pangan

channeling food supplies from farmers

langsung dari petani, lalu menyuplainya

to food stalls. This method enables the

ke warung makan terdekat. Dengan

consumers to know where and how their

demikian, konsumen jadi tahu persis asal

food is produced; therefore, at least the

makanan mereka dan bagaimana bahan

autonomy of food consumption can be

makanannya diproduksi. Maka setidaknya,

achieved.

otonomi asupan nutrisi ke dalam tubuh bisa tercapai.

The idea developed into a dream of a world system whereby food is available for

Ide tersebut berkembang menjadi sebuah

free—is it possible that we can have meals

mimpi tentang makan gratis—mungkinkah

without spending a single penny? FORKS

kita bisa makan tanpa uang? Maka FORKS

is initiating an experiment in which the

bereksperimen bersama sejumlah

residents of Gudang Sarinah Ekosistem act

penghuni Gudang Sarinah Ekosistem,

as the sample of urban society.

sebagai sampel masyarakat urban. Participants are asked to alternately Pertama, partisipan diajak bergantian

provide food supplies to the food stalls

menyuplai bahan makanan ke warung

they frequent for dining. Then, they are

makan langganan masing-masing. Lalu

encouraged to use a medium of exchange

partisipan diminta membeli makanan

called OK. COIN. The transaction may

dengan sebentuk uang virtual bernama

include goods, services, and values

OK. COIN. Hal yang “dibeli” bisa berupa

of work. The transaction isn’t limited

barang, jasa, atau nilai kerja, dan tidak

to buyers and sellers only; it may be

terbatas antara pembeli dan penjual. Bisa

done between fellow participants. @

juga antara sesama pengikut eksperimen.

kantinyangkemarin, led by Riyan “POPO”


OK. Pangan 2017

Warung yang akhirnya bersedia menjadi

Riyadi and Giri, stepped forward to join in

“laboratorium” eksperimen ini adalah @

the experiment as the food shop.

kantinyangkemaren, yang digawangi Riyan “POPO” Riyadi dan Giri.

If the experiment succeeded—which would potentially earn FOKS the public trust—it

Kalau eksperimen ini berhasil—dan FORKS

means that the dream of creating a market

bisa mendapat kepercayaan orang-orang

without money draws closer to reality.

untuk ikut dalam transaksi tanpa uang ini— maka bayang-bayang tentang pasar tanpa uang berkesempatan menjadi kenyataan.

Food For Folks (FORKS) adalah salah satu unit usaha di bawah Koperasi Riset Purusha, yang hadir untuk memperjuangkan kemandirian pangan bagi anggota dan jejaring koperasi, demi gerakan perubahan sosial. Kehidupan urban yang serba cepat dan instan, kerentanan aspek pekerjaan (status kerja, waktu dan upah), serta arus konsumsi yang berlebihan terhadap pasar menyebabkan kelangkaan otonom individu dan minimnya kegiatan ekonomi berbasis kolektif. Di sisi lain, moda ekonomi di jaringan gerakan kini kerap berbasis pangan. Melihat kondisi ini, tercetuslah ide untuk membangun sebuah unit yang mampu menjejaringkan berbagai simpul moda ekonomi melalui pemenuhan pangan. Akselerasi dari pemenuhan pangan ini membutuhkan gagasan-gagasan yang berkaitan dengan keberlanjutan (sustainability). Namun seperti apa gagasannya, dan bagaimana upaya praktik gagasan tersebut dapat menunjang keberlanjutan perekonomian komunitas, hingga taraf masyarakat luas? Maka pertanyaan tersebut melahirkan pembaruan di setiap aktivitas yang menyangkut pemenuhan pangan. Food For Folks (FORKS) is one of the business units under Purusha Research Cooperative that fights for food sovereignty for its members and network of cooperatives, in hoping to create a social change. @kantinyangkemaren adalah sebuah kantin yang menyediakan berbagai makanan, mulai dari nasi rempah sampai mie instan, serta dan aneka minuman dingin maupun hangat. Motto mereka adalah, “Makanan sehat ada waktunya, MSG adalah segalanya.”

Food For Folks (FORKS) There are three reasons behind the lack of individual autonomy and communitybased economy: face-paced urban life, vulnerability at work (employment status, work duration, and wage), and excessive consumption. On the other hand, the economic modes in today’s community movements are oftentimes based on food fulfillment. Taking this condition into account, Purusha Research Cooperative decided to establish a branch unit to connect the varied modes of economy through activities that creates food fulfillment. The acceleration of food fulfillment needs ideas on sustainability. However, what should the idea be, and how does the idea’s practice can support the sustainability of community economy, up to the level of general society? These questions create changes in every attempt at attaining food fulfillment. @kantinyangkemaren is a canteen that sells various kinds of food, such as nasi rempah (rice with spices) and instant noodles. It also offers a variety of hot and iced drinks. Their motto is, “There will be time for healthy food, MSG is everything.”

37


SANITY MAPPING Open Lab

Mark Sanchez & Minerva Co-Lab

Sanity Mapping (Pemetaan Kesehatan Jiwa)

Sanity Mapping (mapping of the mental

adalah sebuah proyek yang mengklasifikasi

state) is an ongoing project that classifies

dan mendiagnosa tokoh masyarakat, tokoh

and diagnoses public figures, mythical

mitos, bahkan merek makanan/minuman

characters, and even food and drink

tanpa standar metode yang benar-benar

brands without using a scientific method.

ilmiah. Sang seniman hanya mencocokan

The artist only matches the figure with his

kisah sang tokoh dari penelusuran di

Internet findings and psychological health

internet dengan buku pedoman kesehatan

guide ICD-10.

berjudul ICD-10. Sanchez studies the claims, allegations, 38

Sanchez memelajari klaim, dugaan, serta

and opinions of thecharacters on the

pendapat tentang tokoh-tokoh tersebut di

internet. Then Sanchez “diagnosed” and

internet. Sanchez kemudian “mendiagnosa”

matched their behaviours of the characters

dan mencocokan perilaku para tokoh

with the diseases in the ICD-10, the

dengan penyakit-penyakit yang ada

10th revision of the disease and health

dalam ICD-10, revisi ke-10 dari pedoman

problems classification guideline issued by

klasifikasi penyakit dan masalah kesehatan

the World Health Organization (WHO).

yang dikeluarkan oleh World Health Organization (WHO).

The sets of data-images are then mapped into two circle diagrams divided

Kumpulan data tersebut lalu dipetakan

into spaces assigned with indigenous

menjadi dua buah diagram lingkaran, yang

and/or local concepts or constructs of

merupakan representasi dari diagnosis

classification.

intuitif seorang Mark Sanchez terhadap ratusan ikon.

Meanwhile, Minerva Co-Lab created a research study on the anxiety and

Sementara itu, Minerva Co-Lab

depression experienced by millennials

membuat kajian penelitian tentang

and presented their emotional expression

kecemasan dan depresi generasi

in anaudio experiment. Their research

millenial , dan menyuguhkan ekspresi

subjects are “creative workers,” who

emosionalnya lewat eksperimen audio.

either belong to the creative sector, or


OK. Pangan 2017

Objek riset mereka adalah para “pekerja

who embody the stereotypical milennials’

kreatif”, yang merujuk kepada mereka yang

dream lifestyle.

berkarir dalam bidang kreatif, ataupun yang menjalani stereotipe gaya hidup

The work consists of fragments of

impian millennial tersebut.

emotions from six selected subjects. The recordings are organized in three

Seni audio ini terdiri dari potongan-

sections: the depiction of the creative

potongan emosi dari enam subjek terpilih,

worker ideals, the ideals going astray,

dan ditampilkan dalam tiga bagian:

and their mechanisms to cope with this

penggambaran idealisme pekerja kreatif,

situation. The six responses are then

keterasingan dari idealisme itu sendiri,

combined and rearranged with audio

hingga mekanisme mereka dalam

engineering.

menghadapi situasi ini. Enam respons tersebut digabung dan diatur melalui

Based on Lacanian psychoanalytic frame,

proses rekayasa audio.

Minerva Co-Lab believes that anxiety are manifested in various ways in daily life.

Dengan teori psikoanalisis Jacques Lacan, Minerva Co-Lab percaya bahwa kecemasan

Through in-depth interviews with several

bisa termanifestasikan dalam berbagai

creative workers, Minerva Co-Lab

cara di kehidupan sehari-hari.

documented narratives and experiences on career fantasies and the lifestyle of

Melalui wawancara mendalam terhadap

creative workers.

sejumlah pekerja kreatif, Minerva CoLab mendokumentasikan narasi dan

Through Sanchez’ and Minerva Co-Lab’s

pengalaman tentang impian-impian karir

collaboration, a somewhat novel meeting

serta gaya hidup pekerja kreatif.

between rigorous and intuitive research method will ensue. They have the same

Lewat kolaborasi Sanchez dan Minerva

subject, that is, mental state structured by

Co-Lab, akan terjadi pertemuan antara

the society. But how will then they work

metode riset yang ketat dan intuitif.

around their methodical difference?

Keduanya mengusung satu wacana yang sama, yaitu, mental yang terstruktur oleh lingkungannya. Namun bagaimana mereka menyiasati perbedaan metode tersebut? Mark Sanchez adalah seorang seniman yang tinggal dan berkarya di Quezon City, Filipina. Sanchez memperoleh sarjana seni dari University of the Philippines Diliman. Karya-karyanya adalah kumpulan obyek, gambar, dan/atau informasi. Dia menciptakan representasi identitas, nilai-nilai masyarakat melalui sistem klasifikasi unik yang diciptakan sendiri.

Mark Sanchez is an artist who lives and works in Quezon City, Philippines. Sanzhez studied Bachelor in Fine Arts at University of the Philipines Diliman. His works are accumulation of objects, images and/or information. It is through inventing pseudo-standard classification systems that he creates representations of identities, value or society.

Minerva Co-Lab adalah salah satu unit usaha Koperasi Riset Purusha, yang memfokuskan diri pada kajian terapi. Sebagai bentuk praktiknya, Minerva Co-Lab mengembangkan sebuah klinik hipnoterapi untuk mengatasi keluhan-keluhan psikis, mental, dan emosional. Mereka menerapkan terapi berbasis hipnosis konvensional, dilengkapi dengan analisis dari tradisi psikoanalisis.

Minerva Co-Lab is one of the business units of Research Cooperation Purusha, which focuses on therapy studies. Minerva Co-Lab develops a hypnotherapy clinic to help their clients overcome their psychic, mental, and emotional problems. They apply conventional-based hypnosys therapy alongside analysis from the more traditional psychoanalysis.

39


LIFE CYCLE Open Lab

Syaiful “Tepu” Garibaldi & Sita Rose Nandiasa

Untuk proyek residensi Open Lab

For Open Lab residency program in

OK. Pangan 2017, Tepu melakukan

OK. Pangan 2017, Tepu is exploring the

eksplorasi pada proses postmortem,

process of postmortem, or “after death“.

atau “pasca kematian”. Tepu does not want to see human not as

40

Tepu tidak ingin melihat manusia sebagai

the main subject. Instead, he brings the

subjek utama. Alih-alih, audiens diajak

audience to see the work of composer

melihat kerja makhluk pengurai yang

creatures that consume human body once

memakan tubuh manusia setelah mati.

it’s dead.

Ditemani seorang dokter gigi forensik

Accompanied by a dental forensic expert

dan bekerjasama dengan Rumah Sakit

and in collaboration with Melinda Hospital in

Melinda di Bandung, Tepu menjelajahi

Bandung, Tepu explores the possibilities of

kemungkinan melihat langsung proses

looking at human decomposition first-hand.

pembusukan manusia. Ia akan menangkap

Tepu will capture the microscopic visual

keindahan visual tumbuh kembang bakteri

beauty of the process, from the sprawling

dan makhluk pengurai lain dalam skala

of bacteria to the arrival of decomposers on

mikroskopik, lalu menyiarkannya secara

the decomposing human body, and then live

langsung ke ruang pamer.

stream it to the exhibition space.

Live streaming video ini berdampingan

The video live streaming is placed beside

dengan instalasi jamur tiram yang akan

an oyster mushroom installation that will

terus tumbuh dan mati selama pameran

keep on growing and dying during the

berlangsung. Instalasi ini ingin menunjukan

exhibition. This installation aims to show

kerja makhluk pengurai, tanpa bantuan

how decomposition works, without the

mikroskop.

help of a microscope.

Tepu sadar, ini adalah proyek yang sulit dan

Tepu realized this is a risky and difficult

riskan, secara teknis maupun etis, sehingga

project, technically and ethically, and

apa yang akan tampil di ruang pamer tidak

will happen in the exhibition space is

bisa ditebak.

unpredictable.


OK. Pangan 2017

Syaiful “Tepu” Garibaldi adalah lulusan Seni Grafis ITB pada tahun 2010. Sejak tujuh tahun lalu, Tepu mulai tertarik kepada decomposer atau makhluk pengurai. Tepu juga bereksperimen dengan bakteria untuk membuat alfabet “Bahasa Terhah”—bahasa ciptaannya sendiri—dan menciptakan aksen bahasa tersebut dengan medium spora yang jatuh dari payung jamur. Tepu mendapat penghargaan Tokoh Seni Pilihan Tempo di 2016, serta Young Artist Award pada ArtJog #10 di 2017. Sita Rose Nandiasa menempuh pendidikan Profesi Kedokteran Gigi di Universitas Indonesia pada tahun 2007, kemudian melanjutkan pendidikan Magister Kedokteran Gigi Forensik di Universitas Indonesia pada tahun 2013. Sita pernah mengikuti seminar dan kegiatan bertema forensik, termasuk operasi DVI AirAsia QZ8501 tahun 2015. Ia juga anggota Asia Pacific Forensic Odontologists (APFO).

Syaiful “Tepu” Garibaldi is a graduate from ITB’s Graphic Design major in 2010. For seven years now, Tepu has shown interest in decomposers or the critters that decompose dead organic matters. Tepu also experimented with bacteria to create the “Terhah Language” alphabet, a language he created, by using spores falling from mushrooms. Tepu received the Tempo Figure of the Arts in 2016, and the Young Artist Award in ArtJog #10 in 2017. Sita Rose Nandiasa graduated from the Dentistry major in University of Indonesia in 2007, then she took her Masters degree in Dental Forensics in the same university, in 2013. Sita has participated in forensics seminars and activities, including the Disaster Victim Identification of the AirAsia QZ8501 crash in 2015. She is also a member of the Asia Pacific Forensic Odontologists.

41


Open Lab 42

Legume Research & Warung Ramah Installation Warung Ramah, Lintang Panglipuran, Budi Prakosa

Dalam proyek ini, Warung Ramah

Legume Research Project, which is run by

mengumpulkan pengetahuan lokal petani

Warung Ramah and Lintang Panglipuran,

tradisional dalam menjaga keseimbangan

is centered on small research about beans

tanah dengan cara menanam kacang-

or “leguminoseae.” In this project, Warung

kacangan (leguminoseae) setelah panen

Ramah gathers information on how

padi. Sebab, kacang-kacangan ternyata

traditional farmers manage soil fertility by

dapat memperbaiki kualitas tanah. Proyek

growing legume plants (leguminoaseae)

ini sekaligus menjadi sebuah kritik terhadap

after harvesting rice to improve the fertility

Orde Baru, yang menggenjot penggunaan

of the soil. The project at the same time

obat-obatan kimia semasa Revolusi Hijau.

poses a critique toward the New Order

Hasil riset dan pengumpulan pengetahuan

regime, which encouraged farmers to

ini akan ditampilkan dalam bentuk

use chemical substances on a large scale

dokumentasi video.

during the Green Revolution. The finding of this research will be presented in the form

Warung Ramah juga akan membuat

of documentary film.

konsep co-gardening space yang diadopsi dari cara kaum urban berbagi ruang

Additionally, Warung Ramah creates a

di perkotaan. Tujuan karya ini adalah

co-gardening space, inspired by how urban

membuka akses terhadap lahan bercocok

people share their tight land spaces. The

tanam di Jakarta, serta meningkatkan

goal is to pave access for gardening spaces

kemandirian distribusi makanan di

in Jakarta, and to increase autonomy

perkotaan. Isu ini akan dicoba ditangani

for food distribution in urban areas.

dengan menanam makanan di dalam

Additionally, they try to tackle the issue by

planter box yang bisa disewa oleh para

growing edible plants in “planter boxes,”

warga kota. Mereka bekerjasama dengan

which are available for rent for urbanites.

Budi Prakosa dalam membuat diagram

They also collaborate with Budi Prakoso to

sistem penanaman.

create the planting system’s diagram.


OK. Pangan 2017

Warung Ramah adalah sebuah melting pot, ruang berbagi, sekaligus laboratorium eksperimen yang berlokasi di Bausasran, Yogyakarta. Warung Ramah yang didirikan oleh Agus Tri Budiarto (Timbil) dan Mohammad Fadhol (Dholy) ini menyajikan minuman fermentasi racikan mereka sendiri, seperti kombucha dan kefir. Timbil (Agus Tri Budiarto), adalah alumni Teknik Kimia UPN-Veteran yang aktif mendalami permasalahan ekologi lokal dan gerakan biopunk sejak 2003. Sedangkan Dholy (Mohammad Fadhol) mengaku sebagai seorang Acaraki, alias tukang meracik jamu. Selain di Warung Ramah, Timbil dan Dholy juga aktif di Lifepatch, sebuah komunitas yang menggabungkan bidang seni, sains, serta teknologi. Lintang Panglipuran adalah sebuah organisasi berbasis komunitas, yang melakukan konservasi dan diversifikasi tanaman, berbasis di Sleman, Yogyakarta. Koleksi bibit tanaman mereka diantaranya kacangkacangan, buah-buahan, dan rempah. Budi “Iyok” Prakosa adalah seorang programmer otodidak yang mempunyai latar belakang di bidang Teknik Industri. Ia memiliki ketertarikan pada pengolahan citra dan suara, video jockey, seni generatif, pembelajaran mesin, algoritma, data mining, Artificial Intelligence (AI) dan kolaborasi antara sains dan seni. Saat ini Iyok sedang mengembangkan urbancult.net, sebuah dokumentasi pemetaan visual online pada seni jalanan. Iyok juga tergabung dalam Lifepatch, bersama Timbil dan Dholy.

Warung Ramah is a melting pot, a meeting ground, and an experimental laboratory founded by Agus Tri Budiarto (Timbil) and Mohammad Fadhol (Dholy) in Bausasran, Yogyakarta. They sell fermented drinks out of their own experimentation, such as kombucha and kefir. Timbil graduated from Department of Chemical Engineering, University of National Development “Veteran” Yogyakarta, and has been immersed in local ecological issues and biopunk movement since 2003, whereas Dholy purports to be an Acaraki, a.k.a. a person who gathers and uses herbs to cure illness. Timbil and Dholy are also active members of Lifepatch, a community that incorporates arts, science, and technology. Lintang Panglipuran is a community-based organization that is engaged in the conservation and diversification of plants in Sleman, Yogyakarta. Their collections of plant seeds include: beans, fruits, and spices. Budi “Iyok” Prakosa is a self-taught programmer with background in Industrial Engineering. His interests are image and sound processing, video jockey, generative art, machine learning, algorithm, data mining, Artificial Intelligence (AI), and collaboration between science and art. Currently, Iyok is developing urbancult.net, an online visual mapping documentation on street art. He is also a part of Lifepatch, together with Timbil and Dholy.

43


Residensi Virtual Virtual Residency

Residensi Virtual Open Lab Virtual Open Lab Residency 1 July - 30 August 2017

Pengenalan

Introduction

Residensi Virtual Open Lab adalah salah satu program

The Virtual Open Lab Residency is one of the

Festival Seni Media OK. Video – Indonesia yang ke-8.

programs of the 8th Indonesian Media Arts Festival OK. Pangan 2017

Program ini merupakan bagian dari program Residensi Seniman Open Lab, yang pertama kali diadakan pada

This program is a part of the Open Lab Artist

OK. Video 2015. Visi Open Lab sendiri adalah untuk

Residency program, which was first held by OK. Video

memfasilitasi kolaborasi jangka pendek dan panjang

in 2015. The Open Lab itself has a vision to facilitate

antara seniman dengan berbagai pihak.

short and long term collaboration between artists and various parties.

Uniknya, residensi ini dilakukan secara jarak jauh, hanya lewat Internet.

What is unique about this one-month long residency is that it is conducted remotely, via the internet.

Dalam penyelenggarannya tahun ini, OK. Pangan

44

memang tidak berfokus kepada mengumpulkan

In this year’s installment, OK. Pangan is not just

karya seni, tetapi kepada kegiatan eksplorasi. Maka

focusing on gathering artworks, but on exploration.

tujuan besar dari Residensi Virtual Open Lab OK.

Thus, the bigger aim of the OK. Pangan Virtual

Pangan adalah memberikan kesempatan kepada

Open Lab Residency is providing opportunities to

para pesertanya untuk mengeksplorasi kemungkinan,

participants to explore possibilities, obstacles, and

kendala, serta keterbatasan praktik penelitian secara

the limitations of research practices done in long

jarak jauh, melalui Internet.

distance, over the internet.

Latar Belakang

Background

Meskipun Internet memberikan kecepatan komunikasi

Although the internet provides high speed

yang tinggisertainformasi yang membludak,

communication and an abundant source of

sebenarnya konteks yang ada di Internet hanyalah

information, the contexts we find online are mere

konstruksi dari realita, sehingga ada kesenjangan

constructs of reality, so there is a gap between the

antara dunia “virtual” dengan dunia “nyata”.

virtual and the real world.

Dengan demikian, Residensi Virtual Open Lab

Therefore, the Virtual Open Lab Residency questions

mempertanyakan hal berikut: apalagi yang bisa kitap

the following: what else can we believe if all of things

ercayai, kalau semua yang kita konsumsi di Internet

we consume in the internet are mere constructs? If

itu semata konstruksi? Kalau ternyata konteks dari

the contexts we find online are just representations

Internet hanyalah representasi realita, apa yang bisa

of reality, what can we use to justify our actions?

kita jadikan pijakan untuk bertindak? Padahal kita

At the same time, we still need the online contexts,

tetap butuh konteks yang ada di Internet, sebagai

as reasoning to real actions, the foundations of the

patokan untuk aksi nyata, landasan material untuk

future, and a vessel of contemporary events.

rencana masa depan, serta wadah untuk perisitiwa masa kini.

However, the Virtual Open Lab Residency program’s considers that the failure of internet to bridge the virtual and real world can also be potentially


OK. Pangan 2017

Namun program Residensi Virtual Open Lab juga

discussed and explored. The participants for this

menganggap kegagalan Internet dalam menjembatani

Virtual Residency are also expected to understand

dunia “virtual” dengan dunia “nyata” ini berpotensi

the limitations of internet as the main medium on

untuk didiskusikan dan dieksplorasi. Para peserta

their research practices.

Residensi Virtual pun diharapkan bisa memahami keterbatasan internet sebagai medium utama dalam

In addition, the Virtual Residency program pushes

praktik penelitian mereka.

cooperation between the participants of the Virtual Residency and the participants of the Open Lab

Selain itu, program Residensi Virtual juga mendorong

residency, so that they can “shape” each other and

kerjasama antara peserta Residensi Virtual dengan

provide information to one another for this festival.

peserta residensi Open Lab, agar mereka mereka saling “membentuk” dan memberikan informasi satu sama lain untuk festival ini.

Proses Kerja

Work Flow

Program Residensi Virtual Open Lab dilaksanakan

The Virtual Open Lab Residency Program is

dalam tiga tahap—dialog, produksi, dan presentasi.

conducted in three stages: dialogue, production, and

Proses residensi ini dimasukkan kedalam wadah

presentation. This residency processes are carried

daring—termasuk media sosial—OK. Pangan. Hasilnya

in OK. Pangan’s online platforms, including social

sendiri menjadi bagian dari pameran dan/atau

medias. The result itself becomes a part of the

publikasi festival.

festival’s exhibit and/or publication.

Residensi Virtual Open Lab terbuka untuk umum—

The Virtual Open Lab Residency is open for public—

individu maupun kolektif—yang bekerja di bidang seni

individual or group—who are working in the fields

dan teknologi, tanpa batas kewarganegaraan, batasan

of art and technology, across nationalities, all ages,

usia dan wilayah.

and territories.

Mengingat para peserta Residensi Virtual tidak

Considering that the Virtual Residency participants

berada di lokasi penyelenggaraan (Jakarta), otomatis

are not located in the venue (Jakarta), they would

mereka tidak bisa mendapatkan konteks atau latar

not be able to receive the context or background

belakang untuk penelitian mereka dalam program

for their research in this program. Therefore, they

ini. Maka, mereka perlu menelurusi makna dari

must explore the meaning of the context of the

konteks yang melatari situasi yang mereka riset—

things they are researching, especially from the

khususnya konteks Jakarta dan Asia Tenggara—serta

Jakarta and Southeast Asian context, and propose

mengajukan cara-cara untuk memahami konteks

ways to comprehend those related contexts

terkait, melalui teknologi.

through technology.

Dalam program Residensi Virtual Open Lab, para

In the Virtual Open Lab Residency program, the

peserta bisa menggarap proyek artistik, proyek

participants can initiate artistic projects, curatorial

kuratorial, maupun proyek intermedia yang sudah

projects, or inter-media projects that they have been,

45


Residensi Virtual Virtual Residency

pernah, sedang, atau pun baru akan mereka kerjakan.

currently doing, or will be working on. Of course, their

Tentunya, kegiatan mereka dilaksanakan dalam

activities will be conducted within the framework of

kerangka tema festival, dengan pedoman kuratorial

the festival’s theme, with curatorial guidelines set by

dari program Residensi Virtual Open Lab.

the Virtual Open Lab Residency program.

Untuk memperkaya informasi, para peserta

To have sufficient knowledge, the participants of the

Residensi Virtual Open Lab bisa bekerja dekat

Virtual Open Lab Residency may work closely with

dengan para peserta residensi Open Lab di Jakarta,

the Open Lab residency participants in Jakarta, as

serta para mentor dan organisasi mitra OK. Pangan,

well as with the mentors and partner organizations

seperti pad.ma, IVAA, Forum Lenteng, Rizki Lazuardi,

of OK. Pangan, such as pad.ma, IVAA, Forum Lenteng,

dan sebagainya.

Rizki Lazuardi, and others.

Kerjasama dan kolaborasi ini diharapkan bisa

This cooperation and collaboration is hoped to result in

menghasilkan solusi serta prototype terkait isu

the solution and prototypes regarding the issues of food,

pangan, dan bisa diterapkan langsung dalam

and can be directly applied within the festival’s context.

konteks festival.

PESERTA RESIDENSI VIRTUAL OPEN LAB

46

VIRTUAL OPEN LAB RESIDENCE PARTICIPANTS

1. Ahmad Ijtihad (AksaraPangan)

1. Ahmad Ijtihad (AksaraPangan)

Sistem tanam Gogo Rancah, atau penanaman padi

Gogo Rancah planting system, or the cultivation of

di lahan tandus, adalah sebuah sistem tanah yang

rice in arid land, is a planting system that is practiced

dilakukan di Nusa Tenggara Barat, karena diyakini

in West Nusa Tenggara, because it is believed to

mampu mengatasi kegentingan pangan masyarakat

be a solution for the continual food crisis suffered

Sasak yang mengalami krisis pangan berkepanjangan,

by the Sasak people, due to their dry soil texture.

akibat karena tekstur tanah mereka yang kering dan

The success of this planting system rose to public

tandus. Kesuksesan sistem tanah ini terlihat pada

attenton in 1990, when West Nusa Tenggara was

tahun 1990, ketika NTB dianggap sebagai salah satu

deemed as one of the biggest food-supplying areas

daerah penyangga pangan nasional.

on national level.

Namun kemandirian pangan warga masyarakat NTB

However, West Nusa Tenggara’s food sovereignty is

masih dipertanyakan, karena 45% lahan-lahan yang

still questioned as at the time, because 45% of the

digarap oleh petani lokal saat itu bukan lahan milik

lands cultivated by local farmers did not belong to

mereka sendiri. Lahan yang mereka garap merupakan

themselves. The lands belonged to landowners, and

lahan orang lain, dan para petani harus menuruti

farmers had to obey the sharecropping regulations.

sistem bagi hasil antara pemilik lahan dan buruh tani.

This condition, thus, did not guarantee welfare for the

Hal ini belum tentu menjadi jaminan kesejahteraan

people of West Nusa Tenggara. Ironically, the people

pangan masyarakat NTB. Ironisnya lagi, sampai

of West Nusa Tenggara have still received beras

sekarang masyarakat NTB masih menerima subsidi

miskin/beras sejahtera (subsidized rice for low-

raskin/rastra dari pemerintah.

income families) from the government up to this day.

Sebagai gerakan riset, berajahaksara.org merasa

As a research movement, berajahaksara.org is

perlu mengkaji potensi pangan lokal lewat program

compelled to study the potentials of local food

AksaraPangan. Program ini menjadi upaya untuk

through AksaraPangan’s program. The program

memenuhi kebutuhan pengetahuan pangan secara

serves as an attempt to satisfy the people’s personal

pribadi dan warga, serta mencapai kemandirian

and collective needs for knowledge on food, as


OK. Pangan 2017

pangan dari segi pengetahuan, budaya, jowa, ekonomi

well as to achieve food sovereignty in the culture,

dan politik. BerajahAksara juga bermaksud mengarsip

economy, and politics area. BerajahAksara is also

potensi pangan sebagai penunjang kebutuhan

archiving materials that concerns to food potentials

pengetahuan untuk riset-riset selanjutnya.

for future researches.

Profil:

Profile:

Ahmad Ijtihad adalah direktur berajahaksara.org,

Ahmad Ijtihad is the director of berajahaksara.org,

sebuah gerakan riset kolektif-untuk melihat potensi

a collective research movement that is based in

ruang dan peristiwa mass melalui pengarsipan dan

the village of Pemenang, West Nusa Tenggara. The

pembacaan ulang terhadap realitas masyarakat, yang

movement aims to look at the potentials of space

berbasis di Desa Pemenang, Nusa Tenggara Barat.

and mass events through archiving and re-reading

Pembacaan tersebut tertuang dalam bentuk tulisan,

the realities of society. The re-reading process

foto, video dan peristiwa budaya, yang dibingkai

materializes in the forms of writings, photographs,

melalui narasi-narasi kecil warga untuk menghasilkan

videos, and cultural events framed with the people’s

kebaharuan gagasan dan bentuk.

small narratives to create novel ideas and shapes.

2. Lia Carreira, Alex Yang, Frederik Becher

2. Lia Carreira, Alex Yang, Frederik Becker

Proyek ini bertujuan untuk mengatasi berbagai isu

The project proposes to address current issues and

dan inisiatif terkini yang berkaitan dengan distribusi

initiatives related to food waste and distribution by

dan sampah makanan melalui konsep “berbagi.”

exploring the concept of sharing. Food waste has become

Sampah makanan telah menjadi salah satu masalah

one of the major issues of our times, with big social,

terbesar di era sekarang, dengan dampak sosial,

economical and environmental impacts. Many initiatives

ekonomi, dan lingkungan yang signifikan. Dalam

have risen over the past decade aiming to tackle these

satu dekade terakhir, muncul banyak inisiatif yang

issues, from food banks to less institutional approaches,

bertujuan untuk mengatasi permasalahan tersebut,

such as dumpster diving practices. All, however, are

mulai dari bank makanan, hingga pendekatan-

grounded on the basic notions of sharing. Likewise, the

pendekatan yang lebih bersifat informal, seperti

Internet can be seen as a potentially open and diverse

dumpster diving, yakni memilah-milah dan mengambil

platform not only for content distribution, but also for the

barang di tempat sampah yang masih dapat

exchange of knowledge and experiences.

dimanfaatkan. Semua kegiatan tersebut didasarkan pada ide “berbagi”. Internet pun berpotensi menjadi

Within this framework, the project will invite artists

platform yang terbuka dan beragam, bukan hanya

and activists to share their experiences through

untuk pendistribusian konten, tetapi juga untuk

the screens, creating an online dialogue between

pertukaran pengetahuan dan pengalaman.

people from different backgrounds and encouraging them to discuss pressing issues from within their

Dalam kerangka ini, proyek ini akan mengundang

diverse scenarios. From sharing a meal via Skype

berbagai seniman dan aktivis untuk bertukar

to live video feeds of ongoing activities, they are

pengalaman melalui layar dalam sebuah dialog daring

invited to address this global concern by exposing

antara orang-orang dari beragam latar belakang,

local differences and similitudes. Through an act of

serta mendorong mereka untuk berdiskusi tentang

displacement, and motivated by the core principle of

isu-isu yang mendesak dalam bidang-bidang mereka.

sharing, we encourage them to seek solutions and

Mulai dari berbagi makanan melalui Skype, hingga

new perspectives on food systems.

menayangkan secara langsung aktivitas-aktivitas yang tengah berlangsung, mereka diajak untuk mengatasi

Profile:

isu global tersebut dengan membahas persamaan

Lia Carreira is a Brazilian media artist and researcher,

maupun perbedaan lokal. Melalui tindakan pemindahan

currently based in Karlsruhe, Germany. She is currently

47


Residensi Virtual Virtual Residency

(displacement) dan didorong oleh prinsip dasar

a visiting researcher at the Zentrum für Kunst und

“berbagi”, proyek ini mengajak mereka untuk mencari

Medien (ZKM), where she develops her thesis on

solusi dan perspektif baru terkait sistem pangan.

curatorial and project management strategies for online-based initiatives—including artworks, exhibitions,

Profil:

platforms, labs and residencies—at ZKM. Her artistic

Lia Carreira adalah seorang seniman seni media dan

practice addresses issues in contemporary web culture

peneliti yang saat ini berbasis di Karlsruhe, Jerman. Ia

and explores the disruptive potentials of ubiquitous

tengah menjadi peneliti tamu di the Zentrum für Kunst

platforms and devices.

und Medien (ZKM), dimana ia mengembangkan tesis tentang kuratorial dan strategi manajemen proyek

Alex Yang mainly destabilizes categories. Other

untuk inisiatif berbasis daring—termasuk karya seni,

interests: ethnography, do-it-yourself projects, bio,

pameran, platform, lab, dan residensi—di ZKM. Praktik

citizen science, hacker spaces.

artistik yang ia geluti membahas isu-isu kontemporer terkait budaya Internet dan mengeksplorasi potensi-

Frederik Becker mainly works with film, video art

potensi mengganggu yang disebabkan oleh platform,

and multimedia installation. With a background

perangkat, dan gawai yang kini ada dimana-mana.

in film directing, direction of photography and experimental film, Frederik currently explores

Alex Yang tidak ingin dikategorikan secara spesifik.

spatial and material aspects of video art through

Ketertarikannya meliputi bidang etnografi, DIY, bio,

both theory and artistic research.

citizen science, dan hackerspaces. Frederik Becker utamanya bekerja dalam bidang film, seni video, dan instalasi multimedia. Dengan pengalaman di bidang pengarahan film, fotografi, dan film eksperimental, Frederik tengah mengeksplorasi aspek-aspek spasial dan material dari seni video 48

melalui teori dan riset seni.

3. Ferry Gelluny

3. Ferry Gelluny

Keberhasilan Indonesia menjadi penghasil sawit

Indonesia’s success as the world’s biggest palm-oil

terbesar di dunia mengorbankan banyak hal, seperti

producer comes at a cost: it sacrifices the lands of

lahan masyarakat, sumber daya alam, masalah

communities and natural resources, and it incites

ekologi, dan konflik horizontal. Masalah-masalah

ecological problems and horizontal conflicts. Such

ini dikenal dengan sebutan “konflik kelapa sawit”

problems are collectively called “Konflik Kelapa

(Palm Oil Conflict). Sejak beberapa tahun terakhir,

Sawit” or Palm Oil Conflict. For the past few years,

konflik kelapa sawit mendapatkan banyak sorotan

conflicts surrounding palm oil production have come

internasional. Bagi media dan lembaga swadaya

under international attention. To media and NGOs,

masyarakat, industri sawit adalah kejahatan ekologi.

palm oil industries are an ecological crime.

Namun Ferry Gelluny tidak melihat konflik kelapa

However, Ferry Gelluny refuses to look at ‘palm

sawit sebagai sesuatu yang hitam putih, apalagi media

oil conflicts’ in white-black binary. Moreover,

luar jarang membedakan industri sawit ilegal milik

international medias rarely see the difference

perusahaan multinasional dengan perkebunan kecil

between legal, multinational palm oil companies and

milik warga. Masyarakat lokal yang sejak lahir sudah

small-scale plantations owned by local communities.

melihat orang tuanya bekerja sebagai penggerek sawit

The local people, who grew up seeing their families

melihat sawit sebagai sumber penghidupan.

work the jobs on the palm tree plantations for


OK. Pangan 2017

Olahan kelapa sawit sendiri merupakan bahan baku di

generations, now have view palm trees as a source

hampir semua hal yang kita konsumsi, seperti minyak

of living.

goreng, margarin, kosmetik, sandang, baja, kawat, obat-obatan dan banyak lagi. Ferry percaya, banyak

Refined palm oil is present in almost every product

masyarakat yang tidak paham bahan baku barang-

that we consume, such as frying oil, margarine,

barang yang mereka konsumsi, darimana bahan itu

cosmetics, clothing, steel, wires, medicine and many

berasal, dan apa konsekuensi dalam mengonsumsinya,

more. Ferry believes that the vast majority of people

termasuk kelapa sawit.

are not aware of the basic materials in the products they consume, where those products are originated

Untuk proyek residensi virtual OK. Pangan, Ferry

from, and the consequences of consuming them.

mempertanyakan kembali relasi antara konsumen dengan barang yang mereka konsumsi, khususnya

For OK. Pangan’s virtual residency project, Ferry

sumber barang tersebut. Dalam hal ini, olahan dari

rethinks the relations between consumers with the

kelapa sawit.

products they consume, especially the products’ origins. In this case, the products that are made of

Profil:

palm oil.

Ferry Gelluny adalah seorang seniman berlatar belakang pendidikan Ilmu Komunikasi yang saat

Profile:

ini berbasis di Banda Aceh, Sumatera, Indonesia.

Ferry Gelluny is an artist currently based in Banda

Ia tertarik dengan topik-topik seputar interaksi

Aceh, Sumatra, Indonesia, with Communication as

manusia dan konsep ruang. Karya-karyanya meliputi

his education background. His main interests are

desain visual, gambaran, foto, video, instalasi, hingga

human interactions and concept of space. His works

eksperimen sosial dengan pendekatan interaktif dan

ranges from visual design, drawing, photo, video,

partisipatori dalam seni. Ia merupakan anggota pendiri

installation, to social experiment with interactive

Akar Imaji Artist Collective, programer di Kotak Hitam,

and participatory approach in art. He’s the founding

Banda Aceh.

member of Akar Imaji Artist Collective, programmer in Kotak Hitam, Banda Aceh.

49


Residensi Virtual Virtual Residency

Profil Mitra Organisasi dan Kolaborator Partner Organizations and Collaborators Forum Lenteng

Forum Lenteng

didirikan pada tahun 2003, oleh sekelompok

Forum Lenteng was established in 2003 by a group

mahasiswa komunikasi, seniman, peneliti dan

of communication students, artists, researchers

pengamat kebudayaan. Forum ini didirikan untuk

and cultural observers. The forum was built to

mengembangkan pengetahuan para anggotanya

develop its members’ knowledge on media and art

terkait media dan seni melalui produksi, dokumentasi,

through production, documentation, research and

penelitian serta distribusi terbuka. Perkembangan dari

open distribution. The knowledge’s development

pengetahuan tersebut kemudian menjadi landasan

then becomes the community’s foundation to

bagi komunitas ini untuk membicarakan tentang isu-

discuss about social issues through art and media.

isu sosial melalui seni dan media. Setelah 14 tahun

After 14 years of existence, Forum Lenteng has

berdiri, Forum Lenteng telah sukses berkembang,

successfully evolved, by developing many programs

dengan mengembangkan program-program bersama

with the support and cooperation from various local

dukungan dan kerjasama dari beragam institusi dan

and global institutions and communities. http://

komunitas, baik dari Indonesia maupun mancanegara.

forumlenteng.org

http://forumlenteng.org

50

Pad.ma

Pad.ma

singkatan dari Public Access Digital Media Archive

Pad.ma—short for Public Access Digital Media

(Akses Publik Arsip Media Digital)—merupakan arsip

Archive—is an online archive of densely text-

materi video dengan catatan teks yang padat, terutama

annotated video material, primarily footage and not

arsip video berupa potongan video dan film-film yang

finished films. The entire collection is searchable and

belum terselesaikan. Seluruh koleksinya dapat dicari,

viewable online, and is free to download for non-

ditonton secara online, serta diunduh secara gratis untuk

commercial use. Pad.ma was initiated by a group

penggunaan nonkomersil. Pad.ma dibentuk oleh sebuah

consisting of CAMP (Mumbai), 0x2620 (Berlin), and

kelompok yang terdiri dari CAMP (Mumbai), 0x2620

the Alternative Law Forum (Bangalore). Two other

(Berlin,) dan Alternative Law Forum (Bangalore). Dua

organisations from Mumbai, Majlis and Point of View

organisasi lain dari Mumbai, Majlis serta Point of View,

were part of its initiation. http://pad.ma

juga andil dalam pendirian Pad.ma. http://pad.ma

IVAA

IVAA

Kegiatan utama Indonesian Visual Art Archive (IVAA)

Indonesian Visual Art Archive (IVAA) actively collects

adalah mengumpulkan arsip seni secara aktif melalui

art archives through documentation and exploration,

dokumentasi dan eksplorasi, serta memfasilitasi

and facilitates research through their online archive

penelitian lewat arsip daring dan ruang fisik mereka

and physical space in Yogyakarta. They advance

di Yogyakarta. Mereka menjalankan konsep ruang

the idea of an alternative space that distinguishes

alternatif yang mencirikan dinamika seni kontemporer

contemporary art dynamics in the post-Reformation

di era pasca reformasi. IVAA juga mendokumentasikan

era. IVAA also documents the growth of alternative

perkembangan praktik-praktik seni alternatif di

art practices in cities that may have otherwise been

berbagai kota yang dibiarkan terabaikan oleh

left unrecognized by the government. They position

pemerintah. IVAA memposisikan diri mereka sebagai

themselves as a partner for education institutions,

mitra untuk institusi pendidikan dalam upaya mencatat

in an attempt to annotate practices of disseminating


OK. Pangan 2017

praktik-praktik menyebarkan pengetahuan lewat seni.

knowledge through art.

http://ivaa-online.org

http://ivaa-online.org

Rizki Lazuardi

Rizki Lazuardi

Rizki Lazuardi (Indonesia, 1982) adalah seorang

Rizki Lazuardi (Indonesia, 1982) is an artist and

seniman dan kurator yang bekerja secara luas di

curator who works extensively with moving images.

bidang gambar bergerak. Arsip-arsip terbengkalai

Abandoned archive and orphaned films are constant

dan film menjadi bagian dari praktik seninya. Karya-

part of his artistic practice. His works and programs

karya dan programnya telah dilibatkan dalam banyak

have been involved in many Indonesian and

proyek dan festival seni di Indonesia dan luar negeri,

international art projects and festivals, such as OK

seperti OK. Video Jakarta (2011), European Media Art

Video Jakarta (2011), European Media Art Festival

Festival Osnabrück (2014), Threading Pacific Zagreb

Osnabrück (2014), Threading Pacific Zagreb (2007),

(2007), IFFR Rotterdam (2005), dan Image Forum

IFFR Rotterdam (2005), and Image Forum Festival

Festival Tokyo (2016). Rizki adalah anggota sebuah

Tokyo (2016). Rizki is a member of Jakarta based

inisiatif laboratorium film analog yang berbasis di

analog film laboratory initiative, Lab Laba-Laba. He

Jakarta, Lab Laba-Laba. Ia mendapatkan beasiswa

received a fellowship from Berlinale Talent Campus

dari Berlinale Talent Campus for Visual Arts (2009)

for Visual Arts (2009), and currently studies in HFBK

dan saat ini tengah belajar di HFBK Academy of Fine

Academy of Fine Arts Hamburg, Germany.

Arts Hamburg, Jerman. 51

Michelle Wong

Michelle Wong

Michelle Wong adalah peneliti di Asia Art Archive. Ia

Michelle Wong is a researcher at Asia Art Archive.

menetap di Hong Kong dan memimpin proyek penelitian

Based in Hong Kong, she leads Asia Art Archive’s

Asia Art Archive di kota tersebut, termasuk Hong Kong

research projects in the city, including the Hong

Art History Research Project, yang diselenggarakan

Kong Art History Research Project, organized in

bekerjasama dengan Hsong Kong Museum of Art.

collaboration with the Hong Kong Museum of Art. It

Proyek ini adalah sebuah upaya jangka panjang yang

is a long-term endeavor started in 2013 to create a

dimulai sejak tahun 2013 untuk mengembangkan

publicly available resource platform to support art

platform sumber daya yang mendukung penelitian

historical research on recent art in Hong Kong.

sejarah seni terkait seni kontemporer di Hong Kong, serta dapat diakses oleh publik.

Her other projects include the Ha Bik Chuen Archive project (2013-ongoing), which maps out exhibition

Proyek lain Wong adalah proyek Arsip Ha Bik Chuen

documentation from 1960-2000 taken by late Hong

(2013- sekarang), yang memetakan dokumentasi

Kong artist Ha Bik Chuen (1925-2009), alongside other

pameran dari tahun 1960-2000 yang dibuat seniman

materials that were previously unavailable to the public.

Hong Kong Ha Bik Chuen (1925-2009), bersama

This was accompanied by the exhibition “Excessive

materi-materi lain yang sebelumnya tidak bisa diakses

Enthusiasm: Ha Bik Chuen and the Archive as Practice.”

publik. Proyek ini didampingi oleh pameran Excessive

Wong is also a part of “Ambitious Alignments: New

Enthusiasm: Ha Bik Chuen and the Archive as Practice.

Histories of Southeast Asian Art”, a research program

Wong juga bagian dari Ambitious Alignments: New

funded through the Getty Foundation’s Connecting


Residensi Virtual Virtual Residency

Histories of Southeast Asian Art, sebuah program

Art Histories initiative. Her ongoing research focuses

penelitian yang didanai oleh Getty Foundation

on mapping international exchanges in the ‘60s,

melalui inisiatif Connecting Art Histories. Saat ini,

documentation as artistic practice, independent artist-

penelitian Wong berfokus pada pemetaan pertukaran

led initiatives, and art magazines.

internasional di tahun 60-an, dokumentasi sebagai praktik artistik, inisiatif yang diprakarsai oleh seniman independen, serta majalah seni.

Hafiz Rancajale

Hafiz Rancajale

Hafiz lulus dari Fakultas Seni Rupa Institut

Hafiz graduated Fine Arts at Jakarta Institute of

Kesenian Jakarta (IKJ) pada tahun 1994. Ia adalah

Arts (IKJ) in 1994. He is an artist, curator, founder

seorang seniman, kurator, pendiri Forum Lenteng

of Forum Lenteng and Ruangrupa. Editor in Chiet

dan Ruangrupa serta pemimpin redaksi di www.

at www.jurnalfootage.net. He is also the Artistic

jurnalfootage.net. Dia juga menjadi Direktur Artistik

Director of OK. Video – Jakarta International Video

OK. Video - Jakarta International Video Festival (2003-

Festival (2003-2011). Since 2013, Hafiz is The Head

2011). Sejak 2013, Hafiz adalah Komite Utama Seni

Commissioner of Visual Arts at Jakarta Arts Council.

Rupa di Dewan Kesenian Jakarta.

52

An Xiao Mina

An Xiao Mina

Xiao Mina adalah seorang teknolog dan penulis

An Xiao Mina is a technologist and a writer who

yang mengamati isu-isu internet global dan jaringan

looks at issues of the global internet and networked

kreativitas. Mina memimpin tim produk di Meedan,

creativity. Mina leads the product team at Meedan,

di mana mereka membangun alat-alat digital untuk

where they are building digital tools for journalists

para wartawan dan penerjemah. Ia adalah salah

and translators. She is co-founder of The Civic Beat,

satu pendiri The Civic Beat, sebuah kolektif penelitian

a research collective focused on the creative side of

yang berfokus pada sisi kreatif teknologi perkotaan.

civic technology. She has spoken at venues like the

Ia pernah menjadi pembicara di Personal Democracy

Personal Democracy Forum, ACM SIGCHI, Creative

Forum, ACM SIGCHI, Creative Mornings, the Aspen

Mornings, the Aspen Institute, RightsCon and the

Institute, RightsCon dan the Institute for the Future,

Institute for the Future, and she has contributed

serta pernah menulis untuk Los Angeles Review of

writing to publications like the Los Angeles Review of

Books, Fusion, The New Inquiry, Nieman Journalism

Books, Fusion, the New Inquiry, Nieman Journalism

Lab, Places Journal dan sebagainya.

Lab, Places Journal and others.

Dalida María Benfield

Dalida María Benfield

Dalida María Benfield adalah seorang seniman,

Dalida María Benfield is an artist, researcher, and

peneliti, dan penulis yang memproduksi video,

writer who produces videos and installations,

instalasi, kolektif, arsip, buku seniman, lokakarya, serta

alongside collectives, archives, artists’ books,

kegiatan-kegiatan pedagogis lainnya yang melintasi

workshops, and other pedagogical actions crossing

platform dalam jaringan (online) maupun luar jaringan

online and offline platforms. Alongside her teaching

(offline). Selain mengajar di program Seni Visual VCFA,

in the VCFA Visual Arts program, she is a Visiting

Benfield adalah seorang peneliti tamu di futuremaking.

Researcher in the futuremaking.space at Aarhus

space di Aarhus University, Denmark. Pada tahun

University, Denmark. From 2011-2013, she was a

2011-2013, ia adalah Research Fellow, sementara

Research Fellow and from 2013-2015, a Faculty

pada tahun 2013-2015 ia adalah Faculty Associate

Associate, at the Klein Berkman Center for Internet


OK. Pangan 2017

di Klein Berkman Center for Internet and Society di

and Society at Harvard University, researching forms

Harvard University, yang meneliti bentuk kerjasama

of online cooperation, identity, gender, and activist

daring, identitas, gender, dan seni video aktivis.

video art. From 1994 – 2007, she was a member of

Pada tahun 1994-2007, Benfield adalah anggota

the artists collective, Video Machete, which created

kolektif para seniman, bernama Video Machete, yang

open access media centers and free workshops as a

menciptakan pusat media akses terbuka dan lokakarya

practice of liberatory media pedagogy.

gratis sebagai praktik pembinaan media pembebas.

Ho Tzu Nyen

Ho Tzu Nyen

Ho Tzu Nyen berkutat dalam produksi film, video,

Ho Tzu Nyen works primarily in film, video,

pertunjukan, dan baru-baru ini ia mengembangkan

and performance, and has recently developed

instalasi multimedia lingkungan. Ia meraih gelar

environmental multimedia installations. He earned a

sarjana Seni Rupa dari Victorian College of Arts,

BA in Creative Arts from Victorian College of the Arts,

University of Melbourne (2001), dan gelar Master

University of Melbourne (2001), and an MA in Southeast

dalam bidang Studi Asia Tenggara dari National

Asian Studies from the National University of Singapore

University of Singapore (2007). Pada tahun 2006, Ho

(2007). In 2006, Ho completed Sejarah Singapura, a

menyelesaikan Sejarah Singapura, sebuah proyek

commission for the National Museum of Singapore

komisi untuk National Museum of Singapore yang

that features an immersive, panoramic audiovisual

menampilkan representasi audio visual mendalam

representation of precolonial Singapore. Ho has

tentang Singapura pada masa prakolonial. Ho pernah

had solo exhibitions at Substation Gallery, Singapore

berpameran tunggal di Galeri Substation, Singapura

(2003); Contemporary Art Centre of South Australia,

(2003), Pusat Seni Kontemporer Australia Selatan,

Adelaide (2010); and Mori Art Museum, Tokyo (2012).

Adelaide (2010), serta Mori Art Museum, Tokyo

He has participated in numerous international film

(2012). Ia juga pernah berpartisipasi dalam Director’s

festivals including the 41st Directors’ Fortnight at the

Fortnight di Cannes International Film Festival (2009)

Cannes International Film Festival in France (2009) and

dan Sundance Film Festival (2012).

Sundance Film Festival in Park City, Utah (2012).

53


54

Residensi Virtual Virtual Residency



Pameran & Pertunjukan exhibition & Performance

Pameran & Pertunjukan Exhibition & Performance Dear ______,

Dear ______,

Kami akan membuat tulisan ini singkat saja: festival

We want to keep this text short: the festival we call

yang kami namakan OK. Pangan ini belum dapat

OK. Pangan is incomplete. It reads like a series

dikatakan selesai. Festival ini seperti sebuah esai

of unfinished sentences about food. Littered with

dengan serangkaian kalimat-kalimat tak selesai

punctuations, pauses. You will feel this when you go

tentang makanan. Terdapat jeda-jeda dan tanda

around the exhibition. We hope you don’t feel any

baca-tanda baca yang berceceran mengotori

discomfort. Food, as most of us have experienced (or

sekujur pameran ini. Anda akan merasakannya

have been privileged to experience), is familiar. It is

ketika berkeliling di pameran ini. Semoga ini

the daily. Food is ordinary. [representation]

tidak membuat anda merasa tidak nyaman. Makanan bukanlah hal yang asing, paling tidak

We don’t want you to get lost in the exhibition. But

bagi kebanyakan dari kita (atau orang-orang yang

when we immersed ourselves with research and

beruntung), yang selalu dapat dengan mudah

conversations through food, we realized how much

mendapatkannya. Makanan adalah keseharian.

we drifted away from it. We thought we could know

Makanan adalah [representasi] sehari-hari.

food. As a whole and its parts. It is like a long, dizzying night where we struggle to find the warmth

Kami tidak ingin Anda tersesat di pameran ini.

of food we used to eat. Food becomes the unknown:

Namun ketika kami menerjunkan diri dalam riset dan

a cold territory owned by someone else, held hostage

percakapan tentang makanan, kami menyadari bahwa

by greed, and kept in secrecy by fear. [regimes]

kami justru semakin terseret jauh darinya. Kami 56

mengira bahwa kami dapat memahami makanan.

To be honest, the festival is harmless. We trust

Secara menyeluruh dan mendalam sampai ke bagian

food. What we don’t really trust is its journey, how it

sumsum-sumsumnya. Perjalanan kami terasa seperti

reaches our taste buds, when it seduces our tradition,

sebuah malam yang begitu panjang ketika berusaha

how it convinces us to work harder. We don’t want to

keras mendapatkan kehangatan sepiring makanan

lie, of course. Our old and new friends together with

yang biasa disantap. Makanan lantas terasa tidak

their artworks wouldn’t commit to that either. But

lagi dapat dikenali: sebuah kawasan dingin yang

what if food itself deceives us? How can we trust food

dikuasai oleh orang lain, ditawan oleh kerakusan dan

again? [politics]

disembunyikan oleh [rezim] ketakutan. Now, that you’re here, please don’t feel anxious, Sejujurnya, festival ini tidak berbahaya. Kami menaruh

frustrated, or helpless. Cynicism—how avant-garde

kepercayaan pada makanan. Yang tidak terlalu

it seems to be—still killed curiosity. With food, we

kami percaya ialah perjalanan yang harus ditempuh

celebrate: a fleeting gathering of aspirations. We

makanan, bagaimana ia bisa sampai mendarat di lidah

refuse our individual loss. We toast and propose with

kita dan bagaimana ia meyakinkan kita agar bekerja

it. There is no shortage of possibilities in food. We

lebih keras untuk bisa mendapatkannya. Kami tidak

know capitalism will tell us otherwise. But maybe we

ingin memperdaya anda. Begitu pula dengan teman

can come closer as you enter this exhibition until we

lama dan teman baru kami bersama karya seni-karya

reclaim joy and criticality. [crisis]

seni mereka. Namun bagaimana jika di sini justru makananlah yang memperdaya kita? Bagaimana kita dapat kembali menaruh kepercayaan pada [politik] makanan?


OK. Pangan 2017

Nah, berhubung Anda sudah di sini, tolong jangan

We wish you return to us. With us. We will nourish

merasa cemas, frustrasi, atau tak berdaya. Sinisme—

each other (and maybe eat our enemies).

betapapun terlihat sangat avant-garde —dapat membunuh rasa keingintahuan. Dengan makanan, kita merayakan: sebuah perkumpulan singkat antar berbagai aspirasi. Kami menolak tunduk pada

In solidarity,

kekalahan yang mesti dihadapi tiap-tiap individu. Kami bersulang dan mempertanyakannya. Makanan

Julia Sarisetiati and Renan Laru-an

tak habis-habisnya menyajikan kemungkinan yang berlimpah. Kami tahu kapitalisme akan selalu mengatakan yang sebaliknya. Namun mungkin kita dapat saling mendekatkan diri seturut Anda memasuki pameran ini, sampai lantas kita dapat memperoleh kembali segala kegembiraan dan [kekrisisan] kekritisan. Kami berharap Anda akan kembali pada kami. Bersama kami. Kita akan saling memberi makan (dan mungkin memakan musuh-musuh kita).

57

Dengan solidaritas, Julia Sarisetiati dan Renan Laru-an


MASYALLAH TRANSGENIK Pameran & Pertunjukan exhibition & Performance

Agung “Leak” Kurniawan

2013 Seni pertunjukkan 16 Agustus 2017, 19.30 WIB Hall B Gudang Sarinah Ekosistem 2013 Performance art

58

August 16, 2017, 7.30 PM Hall B Gudang Sarinah Ekosistem

Dalam seni pertunjukkan ini, Agung Leak

In this performance art, Agung Leak

meminta hadirin mengikuti doa makan,

asks the audience to follow an eating

yang akan dibawakan dalam format

prayer, which is presented in the form

adzan dengan naskah pidato Presiden

of “adzan” (Islamic prayer call) with

Soekarno di tahun 1952 tentang kedaulatan

ex-President Soekarno’s speech in 1952

pangan di Indonesia. Lewat doa dan

about food sovereignty in Indonesia.

makan bersama, para hadirin secara

Through praying and eating together,

tidak sadar telah menjadi bagian dari

the audience inadvertently becomes a

sebuah pertunjukkan seni. Lewat sebuah

part of an art performance. Through an

kerumunan artistik yang tidak disengaja,

inadvertent artistic crowd, audience is

hadirin diajak untuk berpartisipasi

asked to participate in conveying the issue

menyampaikan isu Genetically Modified

of Genetically Modified Organism (GMO),

Organism (GMO), sebuah pertarungan

a battle between science-technology

pangan antara ilmu pengetahuan dan

with the connection of living things

teknologi dengan keterhubungan sesama

in an ecology cycle to produce food.

makhluk hidup dalam siklus ekologi

After praying together, audience will be

untuk memproduksi pangan. Setelah

presented with food like tempeh, which

memanjatkan doa bersama, hadirin

ingredient is tightly modified, patented

disajikan makanan seperti tempe, yang

and controlled by the industry and

bahan bakunya telah dimodifikasi secara

transnational biotech company with the

ketat, dipatenkan, serta dikontrol oleh

pretext of “feed the world”.

industri dan perusahaan bioteknologi transnasional dengan dalih feed the world. Agung “Leak” Kurniawan (1968, Indonesia) Setelah mengenyam pendidikan di jurusan Arkeologi Universitas Gajah Mada, Agung Kurniawan—atau Agung Leak—meneruskan studinya di jurusan Seni Grafis, ISI Yogyakarta. Pada tahun 2003, Agung dan Yustina Neni mendirikan sebuah galeri, restoran, sekaligus ruang seni pertunjukkan bernama Kedai Kebun Forum. Saat ini, Agung Leak menjabat sebagai direktur Indonesia Visual Art Archive (IVAA), yang mengolah arsip dari kegiatan serta penelitian seni rupa.

Agung “Leak” Kurniawan (1968, Indonesia) After studying in Archeological major in Gadjah Mada University, Agung Kurniawan—atau Agung Leak—continues his study in Graphic Art major, ISI Yogyakarta. In 2003, Agung and his wife established Kedai Kebun Forum (KKF), a gallery, restaurant, and performance art space. Currently, Agung Leak is the director of Indonesia Visual Art Archive (IVAA), an organization that processes archives of visual art activities and researches.


OK. Pangan 2017

THE EARTH TREMBLES Aleš Čermák

2017 Video, pertunjukan, naskah, dan instalasi multivariabel

Pertama diproduksi dan ditampilkan

First produced and staged in 2015, the

pada 2015, versi terkini The Earth

new iteration of The Earth Trembles

Trembles di Jakarta mempertontonkan

in Jakarta displays the rhythmic and

keruntuhan ritmik bertahap sebuah sistem

gradual collapse of a system next to the

ditengah gambaran kehidupan sehari-

contemporary panorama of everyday

hari, dimana pusat-pusat evakuasi dan

life: evacuation centers and displaced

Minggu, 23 Juli, 2017 | 19.00 WIB Hall B, Gudang Sarinah Ekosistem

korban masyarakat berusaha selamat.

communities grappling for survival. The

Instalasi video ini menunjukkan kerapuhan

video installation shows the fragility of

infrastruktur kita, dan pertunjukkannya

infrastructures that humans are used

menguak kecemasan dalam alam bawah

to, while the performance reveals the

sadar manusia yang kerap melihat tanda-

subconscious anxiety of people in the

tanda akhir zaman. Dalam karyanya,

daily stream of apocalyptic signs. In

Cermak menentukan durasi bencana, dan

Cermak’s work, he inscribes the duration

memberi sorotan pada kaitan makanan dan

of catastrophe, providing a precursor to the

kondisinya kelak saat bencana melanda.

question of how food has been tied to the

Minggu, 6 Agustus 2017 | 19.00 WIB Hall B, Gudang Sarinah Ekosistem 2017 Video, performance, script, and multivariable installation Sunday, July 23, 2017 | 19.00 WIB Hall B, Gudang Sarinah Ekosistem Sunday, August 6, 2017 | 19.00 WIB Hall B, Gudang Sarinah Ekosistem

rhetoric and actual status of catastrophe.

Aleš Čermák (1984, Republik Ceko) adalah seniman asal Praha, sutradara teater, editor, dan pendiri penerbit independen Ausdruck Books. Pekerjaan seninya menyoroti pergerakan dan sistem di masyarakat dengan menggunakan tubuh manusia sebagai tempat dan subyek sebuah pertunjukan. Eksebisi dan pertunjukan terkini olehnya digelar di London, Zilina, Wina, dan Bratislava. Edisi kedua karyanya, The Earth Trembles, di Jakarta akan menyambung pencariannya terhadap implikasi sosial ruang hidup dan potensi kehidupan utopis, dengan menggarisbawahi hubungan antara bencana, makanan, sistem, dan krisis.

Aleš Čermák (1984, Czech Republic) is a Praguebased artist, theatre director, editor, and founder of the independent publishing house Ausdruck Books. His artistic practice traces the movements and systems in the society with and through the human body as the locus of performance and as a subject. His recent exhibitions and perfomances have been presented in London, Zilina, Vienna, and Bratislava. The second edition of his work, The Earth Trembles, in Jakarta continues his inquiry on the social implication of space and its utopian potential, underlining how notions of catastrophe contribute to the understanding of food systems and crises.

59


THE INCREDIBLE SHRINKING MAN Pameran & Pertunjukan exhibition & Performance

Arne Hendricks

2014 Video kanal tunggal, kartu pos, poster In loop 2014 Single-channel video, post card, poster In loop

60

Dalam karya ini, Arne Hendriks mengangkat

In this work, Anne Hendriks exposes the

fenomena perkembangan tubuh manusia.

phenomena of the human body growth.

Penelitian visual yang ia lakukan sejak 2008

He conducted this visual observation since

ini mencoba menganalisis, mengapa fisik

2008 in a bid to analyze how the human

manusia bisa membesar atau mengecil,

body can grow bigger or smaller, and

juga memperlihatkan bagaimana manusia

to show the human obsession to grow

terobsesi untuk menjadi besar, namun juga

bigger, but also the advantages of having a

keuntungan memiliki tubuh kecil. Salah

smaller body. One of Hendriks’ interesting

satu temuan Hendriks yang menarik adalah

findings is the correlation between body

hubungan antara tinggi badan dengan

height and life expectancy: the taller a

tingkat harapan hidup: semakin tinggi tubuh

peson is, the lower his/her life expectancy

manusia, semakin berkurang harapan

will be. A person taller than 170cm would

hidupnya. Temuan Hendriks disajikan

have half a year less in life expectancy.

dalam bentuk video kanal tunggal. Video

Hendriks’ findings are displayed in a single

tersebut menampilkan anatomi manusia

channel video. The video showcases a

yang mengalami pengerdilan, dengan

shrunken human anatomy, with several

beberapa anggota tubuh yang ukurannya

body parts still in their normal size such

masih standar—seperti kepala, tangan,

the head, hands, and legs, looking like a

ataupun kaki—sehingga terlihat seperti

sort of deformity. Hendriks also displays

deformasi. Hendriks juga menampilkan

posters and post cards consisting of the

poster serta kartu pos berisi gambar serta

pictures and texts he found.

teks temuannya.

Arne Hendriks (1971, Belanda) Arne Hendriks adalah perupa dan perancang pameran di Amsterdam, Belanda. Ia lulusan Master of Art dari University of Amsterdam, dan mempunyai minat kerja pada bidang-bidang seperti open-design, peretasan, penelitian spekulatif, pendidikan dan pola kerja memperbaiki. Tinggi tubuhnya hampir 2 meter, dan ia tidak terlalu senang dengan fakta tersebut. Apalagi dengan fakta bahwa semakin tinggi tubuh manusia, semakin berkurang harapan hidupnya.

Arne Hendriks (1971, The Netherlands) Arne Hendriks is an artist and exhibition maker, based in Amsterdam, Netherlands. He holds Master of Art degree from University of Amsterdam, and works passionately in the field of open-design, hacking, speculative research, education and the fine culture of repair. He is almost 2 meters tall, but is not too happy about it, especially when he found out that the taller you are, the shorter your life expectation.


OK. Pangan 2017

PRESSURE COOKER Bakudapan Food Study Group

2017 Instalasi media campuran (mixed media) 2017 Mixed media installation

Bakudapan memilih medium sulaman dan

Bakudapan chose the medium of knitting

ilustrasi tangan untuk menyajikan hasil

and hand illustration to showcase their

riset yang mereka lakukan bersama eks

research conducted with the former

tahanan politik 1965. Medium kain serta

female political prisoners of 1965.The use

teknik sulam di atas gambar tanaman

of fabric and knitting on pictures of wild

pangan liar menjadi representasi bahwa

edible plants represent the two activities

kedua hal ini adalah cara bagi ibu-ibu

the surviving women were doing to

penyintas tersebut untuk bertahan dalam

withstand the toughest mental challenges,

kondisi jiwa tersulit, baik ketika mereka

both when they were still in prison, and

berada di tahanan maupun setelah

after their release. Knitting is also one of

mereka dibebaskan. Kegiatan menyulam

the ways for the surviving women to recall

juga menjadi cara bagi ibu-ibu penyintas

their fragile memories, as well as a sort

untuk mengingat kembali ingatan-ingatan

of meditation to enable them to be more

yang rapuh, sekaligus menjadi aktivitas

relaxed in telling the stories from their

meditatif agar mereka bisa rileks dalam

traumatic past. The hand illustration in

menyampaikan cerita masa lampau yang

black ink becomes a historical metaphor

traumatis. Ilustrasi tangan dengan tinta

that is always perceived in black and

hitam menjadi metafora sejarah yang

white, while the paper represents their

selalu dilihat secara hitam putih, sementara

fragile memories.

medium kertas mewakili ingatan mereka yang rapuh. Bakudapan (2016, Indonesia) Kelompok belajar Bakudapan dibentuk pada tahun 2016 oleh Elia Nurvista dan Khairunisa. Nama Bakudapan berasal dari sebuah kata dalam bahasa Manado “bakudapa” (bertemu), dengan akhiran “-an.” Maka arti nama Bakudapan adalah bertemu sambil mengudap. Mereka percaya bahwa makan tidak melulu hanya persoalan memasukkan makanan ke dalam perut. Bagi Bakudapan, makanan dapat dijadikan alat untuk menganalisa isu-isu yang lebih besar, seperti politik, sosial, ekonomi, dan budaya.

Bakudapan (2016, Indonesia) The food study group Bakudapan was initiated in 2016 by Elia Nurvista and Khairunnisa. The name Bakudapan originated from a Manadonese “bakudapa,” (“to meet”) and the Indonesian suffix “-an”. Therefore, Bakudapan means “to meet” while “snacking”. For Bakudapan, food is much more than a mere substance that we eat to relieve our hunger. They believe that food can be an instrument to understand social, political, cultural, and economic issues that takes place within a society.

61


SHARING ANXIETY Pameran & Pertunjukan exhibition & Performance

Ary Sendy & Heru Sukmadana

2015 Proyeksi video dua kanal 19 menit, 28 detik

2015 Two channel sync video projection 19 minutes, 28 seconds

Sharing Anxiety adalah proyek video yang

Sharing Anxiety is a video project that

melibatkan sepuluh ibu rumah tangga

involves ten housewives, who were invited

yang diundang untuk mengikuti “casting”,

to attend a TV advertisement casting. The

atau seleksi peran, untuk sebuah iklan

casting uses the exact same format of an

TV. Casting ini menggunakan format

actual advertisement casting process, and

dan prosedur yang sebenarnya, seperti

every housewife was asked to articulate a

yang dilaksanakan oleh agensi iklan.

script that was made by a real copywriter.

Setiap ibu rumah tangga pun diminta untuk membaca naskah yang dibuat oleh

The advertisement itself was to inform

penulis sungguhan.

a number of little-known facts about the palm oil industry. Housewives were

62

Iklannya sendiri berisi informasi dan

chosen as subjects, because they hold an

fakta-fakta yang jarang diketahui mengenai

important role in determining their family’s

industri kelapa sawit. Ibu rumah tangga

consumption patterns; yet, many of them

dipilih menjadi subyek utama, karena

do not understand the environmental

mereka berperan penting dalam mengatur

impact of their consumption choices,

pola konsumsi keluarga. Namun banyak ibu

including palm oil products.

rumah tangga yang tidak menyadari akibat dari pilihan konsumsi mereka, termasuk

Sendy and Sukmadana’s hypothesis is

produk kelapa sawit.

that, as citizens, we’re less critical in finding alternate solutions of a shared

Hipotesa Sendy dan Sukmadana adalah,

problem, simply because we’re not aware

sebagai warganegara, kita menjadi kurang

of its existence. Therefore, many people

kritis dalam mencari sebuah solusi

don’t share the same anxieties. In this

masalah bersama, hanya karena kita

case, those who are living in big cities and

kurang menyadari keberadaannya. Oleh

far from the reality of palm oil plantations.

karena itu, banyak orang tidak memiliki dan berbagi kecemasan yang sama. Dalam

In this project, the artists wish to share

kasus ini, orang-orang tersebut adalah

the problem—and perhaps the anxiety—

warga kota besar, yang tinggal jauh dari

of palm oil industry with others. The

realitas perkebunan kelapa sawit.

more people know about them, the more


OK. Pangan 2017

Dalam proyek ini, Sendy dan Sukmadana

likely the problems can continue to be

ingin berbagi permasalahan—dan juga

discussed in sequence.

kecemasan—yang ditimbulkan oleh industri kelapa sawit. Semakin banyak orang mengetahui masalahnya, maka pintu diskusi untuk membahasnya juga terbuka semakin lebar. Ary Sendy, alias Jimged (1978, Indonesia) mempelajari fotografi di Fakultas Film dan Televisi, Institut Kesenian Jakarta. Sebagai seorang seniman, dia berkarya melalui media foto dan video. Isu-isu yang menjadi minatnya antara lain globalisasi, konsumsi, tata kota, dan tantangan pembangunan di negara berkembang, yang dilihat dari konteks sosial, geografis, politis, serta historis.

Ary Sendy a.k.a Jimged (1978, Indonesia) Ary Sendy studied photography at the Jakarta Arts Institute, Faculty of Film and Television. As an artist, he worked through the medium of photos and videos. His interest are issues in globalization, consumption, urban planning, and development challenges in developing countries, seen through various observation in the social, geographical, political and historical context.

Heru Sukmadana (1978, Indonesia) alias Ureh, belajar di Fakultas Film dan Televisi di Institut Kesenian Jakarta, dengan konsentrasi di bidang penyutradaraan (2005). Dia mengawali kiprah di dunia audio-visual sebagai asisten sutradara, dan kini telah menyutradarai sejumlah film dokumenter, video musik, dan video iklan. Tahun 2013, video iklan karyanya bersama Leo Burnett Indonesia, Hemaviton Modal Cari Peluang, meraih anugrah Perunggu Citra Pariwara kategori Best Use of Integrated Media.

Heru Sukmadana (1978, Indonesia) Heru Sukmadana Surya, or Ureh, studied at the Faculty of Film and Television in Jakarta Art Institute, with a specialization in the field of directing (2005). Starting his career in the audio-visual world as an assistant director, he now has directed several documentaries, music videos, and advertisement videos. In 2013, the advertisement video he made with Leo Burnett Indonesia, “Hemaviton Modal Cari Peluang”, earned Citra Pariwara’s Bronze award for Best Use of Integrated Media.

63


Modular Life Pameran & Pertunjukan exhibition & Performance

ASEAN Secretariat Resource Center & Sajogyo Institue

64

Bahan-bahan yang diambil dari ASEAN

Materials taken from the ASEAN

Secretariat Resource Center (Jakarta) dan

Secretariat Resource Center (Jakarta) and

Sajogyo Institute (Bogor) ini secara khusus

Sajogyo Institute (Bogor) are specifically

dimasukkan dalam linimasa sejarah

included in the timeline of Indonesian art

seni rupa Indonesia. Kedua lembaga ini

history. Both institutions are committed

berkomitmen dalam peangembangan

to the development of social, economic,

kehidupan sosial, ekonomi, dan politik

and political life for citizens and nations,

bagi warga dan bangsa yang disajikan

presented in their collections: knowledge

dalam koleksi mereka: pengetahuan

and technology that are accessible and

dan teknologi yang dapat diakses dan

can be used by the public.

digunakan oleh publik. In our realm, art institutions and social Dalam ranah kita, lembaga seni rupa dan

development institutions rarely meet.

lembaga pengembangan sosial jarang

But what if we place the history of art

sekali bertemu. Tapi bagaimana jika kita

and the history of (social) development in

meletakkan sejarah seni dan sejarah

one timeline? What do we get by placing

perkembangan (sosial) dalam satu linimasa?

eating as a meeting point between art

Apa yang kita dapat dengan menempatkan

history and social development?

makan sebagai titik temu antara sejarah seni dan perkembangan sosial?

Images of findings, charts, statistics, advertisements, news snippets,

Gambar temuan, bagan, statistik, iklan,

processes, as well as other memories

potongan berita, proses, dan juga

of development are arranged and

kenangan lain dari pembangunan disusun

redesigned in the history of exhibitions,

dan dirancang ulang dalam sejarah

artists, works, and cultural events. This

pameran, seniman, karya, dan peristiwa-

attempt seeks to close the gap between

peristiwa budaya. Usaha ini berupaya

discipline and methodology. Relocating

untuk menutup celah antara disiplin dan

these materials temporarily in a media art

metodologi. Meletakkan ulang materi-

festival still rooted in art history, allows

materi ini secara sementara dalam

questions related to social and art history

sebuah festival seni media yang masih

to be displayed outside its scope.


OK. Pangan 2017

berakar pada sejarah seni, memungkinan

This brief approach releases them from

pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan

their social, administrative-political

dengan sosial dan sejarah seni

modules, and artistic breaths collectively

ditampilkan di luar ruang lingkupnya.

seeking food.

Pendekatan singkat ini melepaskan mereka dari modul-modulnya sosial, administratifpolitik, dan napas artistik secara kolektif berjuang mencari makan.

ASEAN Secretariat Resource Center (2006, Indonesia) didirikan oleh Sekretaris Jenderal ASEAN Ong Keng Yong sebagai bagian dari jasa layanan informasi dan pengetahuan Sekretariat ASEAN di Jakarta, Indonesia. Saat ini, ARC terdiri dari Unit Perpustakaan dan Unit Arsip. Unit Perpustakaan menyimpan dan memelihara buku (hasil publikasi Sekretariat ASEAN maupun buku-buku lain), jurnal, majalah, surat kabar, dan materi audio visual. Koleksinya mencakup berbagai isu yang relevan dengan ASEAN, mulai dari pembangunan sosial, ekonomi, sains dan teknologi, perdagangan, politik, hubungan luar negeri, kependudukan dan budaya. Unit Arsip bertindak sebagai pemelihara berbagai macam dokumen penting seperti Pakta ASEAN, Perjanjian, Instrumen Perjanjian, Nota Kesepahaman, dan sebagainya, serta tempat menyimpan dan mengklasifikasikan setiap laporan pertemuan ASEAN. Sajogyo Institute (2005, Indonesia) hadir sebagai lembaga nirlaba yang bergerak dalam bidang penelitian, dokumentasi, pendidikan, pelatihan dan advokasi kebijakan untuk mencapai cita-cita keadilan agraria, kemandirian desa-desa, serta persamaan hak perempuan dan laki-laki dalam penguasaan, pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah dan sumberdaya alam. Sajogyo Institute bergerak dalam produksi dan layanan pengetahuan untuk kemajuan gerakan sosial dan perbaikan kebijakan agraria, dan pembangunan pedesaan di Indonesia. Yayasan ini didirikan atas inisiatif para murid dan kolega Prof. Sajogyo, peletak dasar Ilmu Sosiologi Pedesaan Indonesia.

ASEAN Secretariat Resource Center (2006, Indonesia) was established by the then SecretaryGeneral Ong Keng Yong. At present, ARC consists of two main sections: the Library and Archives. The Library keeps and maintains books (both ASEAN Secretariat publications and other publications), journals, periodicals, newspapers, and audio-visual materials relevant to ASEAN. The collection covers a wide range of issues, from social development, economics, science and technology, trade, politics, foreign relations, population and culture. The Archives meanwhile acts as the custodian of ASEAN Treaties, Agreements, Instruments, Memorandums of Understanding, and many others, as well as keeping and classifying ASEAN meeting reports. Sajogyo Institute (2005, Indonesia) is a non-profit organization that engages in research, documentation, education, training and policy advocacy to achieve the goals of agrarian justice, rural self-reliance, and also equality of women and men in control, ownership, use, and utilization of land and natural resources. Sajogyo Institute focuses on the production and service of knowledge for the advancement of social movements and improvement of agrarian policies, and rural development in Indonesia. The foundation was established by Prof. Sajogyo’s students and colleagues’ initiative. Prof. Sajogyo is known as the founder of Rural Sociology in Indonesia.

65


BEYOND CONTROL Pameran & Pertunjukan exhibition & Performance

Carolina Caycedo

2013-2017 Koreografi berbasis lokasi, pertunjukan, aksi, orasi Sabtu, 22 Juli, 2017 | 20.00 WIB Hall B, Gudang Sarinah Ekosistem Wednesday,

66

2 Agustus 2017 | 15:20 WIB Hall B, Gudang Sarinah Ekosistem

2013-2017 Site-specific choreography, performance, action, oration Saturday, July 22, 2017 | 20.00 WIB Hall B, Gudang Sarinah Ekosistem Wednesday, August 2, 2017 | 15:20 WIB Hall B, Gudang Sarinah Ekosistem

Beyond Control adalah serangkaian

Beyond Control is a series of context-specific

koreografi dan pertunjukan kontekstual

and transnational social choreography

dan transnasional yang didasari hubungan

and collective performances based on

ideologis dan visual dari representasi

ideological and visual relationships that

bendungan, proses menampung air,

materialize dams, containment of water, and

dan kontrol sosial. Beyond Control di

the all-encompassing control of the social

Jakarta melanjutkan eksplorasi gestur

body. Beyond Control in Jakarta continues

dan koreografi dari kekuasaan yang

to explore the gestures and choreographies

mempengaruhi air dan makanan,

of power that collocate the issues of water

menghubungkan konteks di Indonesia

and food, linking an Indonesian context to

dengan tempat lain, seperti Kolombia.

another ground, such as Colombia. Using

Dengan menggunakan naskah orasi

the same oratorical script performed

yang telah dibacakan di tempat lain oleh

elsewhere and enunciated by a local actor,

orator lokal, pertunjukan ini menyoroti

the performance proclaims local experience

agresifitas pembangunan atas nama

with global urgency in providing statistics of

lingkungan dan makanan. Beyond Control

development aggression and in naming the

menunjukkan bagaimana tubuh-tubuh

victims of environmental and food violence.

yang terfragmentasi dan termanipulasi

Beyond Control shows how fragmented

bersatu, dan bagaimana bentuk-bentuk

and manipulated bodies unites, and how

perlawanan baru dimungkinkan melalui

new modes of resistance could be possible

resonansi aural dan kerjasama baik

through aural resonance and within the

semua pihak berkepentingan.

affective and temporal network of bodies.

Carolina Caycedo (1978, Inggris) adalah seniman dengan koneksi di berbagai komunitas dan inisiatif warga di Kolombia. Partisipasinya dalam gerakangerakan menentang proyek-proyek pembangunan menginspirasi karya pertunjukan, gambar, foto, dan video buatannya. Proyek jangka panjang karyanya, yang berupa kritik kontruksi bendungan dan swastanisasi air, telah digelar di Bogota, Quezon City, Sao Paulo, Mexico, dan Tijuana. Karyanya menempatkan makanan sebagai bagian dari timbulnya kekerasan dan akumulasi berbagai sistem pengendali.

Carolina Caycedo (1978, UK) is an artist with connections in communities and citizen initiatives in Colombia. Her participation in movements against developmental projects inform her performances, drawings, photographs, and videos. Her long-term projects on the construction of dams and privatization of water have been instantiated in cities, such as Bogota, Quezon City, Sao Paulo, Mexico, and Tijuana. Her practice situates food as a node in interrelated production of violence and accumulation of control systems.


OK. Pangan 2017

CAMP KITCHEN

Hanne Nielsen & Birgit Johnsen

2014 Instalasi Video 21 Menit 2014 Video installation 21 Minutes

Camp Kitchen terdiri dari sebuah dapur dan

Camp Kitchen consists of a kitchen and a

konstruksi gaya hidup dunia Barat sebagai

staged Western lifestyle as its backdrop.

latarnya. Ini adalah tempat seseorang

It is a place to barricade oneself in;

dapat membentengi diri, berlindung dari

repressing and protecting against the

permasalahan dunia, dan memperkuat

world’s problems, while simultaneously

kepercayaan diri.

maintaining a belief in control.

Kita berdiri sebagai penonton sebuah

We stand as spectators in a kitchen scene

peristiwa yang terjadi diantara dapur

midway between war and cuisine, where

dan peperangan, dimana suara radio dan

the sound from radio and TV fills the

televisi memenuhi ruangan. Sebagai reaksi

space. In a reaction to the world we are

terhadap kejadian dunia, sesekali adegan

a part of, abrupt and unexpected kitchen

dapur menyeruak. Camp Kitchen melihat

scenes pop up. Camp Kitchen deals with

sisi ketidakberdayaan seseorang, caranya

the powerlessness of the individual—how

menghadapi masalah. Konflik, peperangan,

to handle the problems of world. The

masalah iklim, pengungsi dan imigran,

conflicts, the wars, the climate problems,

semua itu adalah bagian realita dan masa

the refugees and immigrant, all these are

depan kita semua.

a part of our common reality and future.

Birgit Johnsen (b. 1959, Aarhus) and Hanne Nielsen (b. 1958, Aarhus) adalah duo seniman dari Aarhus, Denmark, yang banyak bekerja dengan video, dokumenter, dan instalasi. Mereka adalah lulusan Jutland Art Academy, dan telah berkolaborasi sejak 1993. Johnses dan Nielsen melihat video dan seni media sebagai tempat dimana realita dan eksistensi dapat ditelaah dan didiskusikan, bekerja seiringan dan berseberangan pada saat yang sama. Bagi mereka, seni video dapat menjadi ajang diskusi politik di media televisi, dan berpotensi untuk mengungkap permasalahan dan konflik dengan cara-cara baru yang menghubungkan perseorangan dengan isu-isu politik besar.

Birgit Johnsen (b. 1959, Aarhus) and Hanne Nielsen (b. 1958, Aarhus) are an artist duo from Aarhus, Denmark, who primarily works with video, documentary and installation. They graduated from Jutland Art Academy and have collaborated since 1993. Johnsen and Nielsen view video and media art as a place where reality and existence can be investigated and discussed, working with parallelism and displacement at the same time. For them, art video can play up to and discuss the political images in the TV media, and have the possibilities to unfold problems and conflicts in new ways that connect personal with major political issues.

67


UNDER THE SEA THERE IS A HOLE Pameran & Pertunjukan exhibition & Performance

Cooking Sections

68

2015 Instalasi Lima meja makan, terbuat dari kayu tripleks, penjepit, kawat

2015 Installation Five dining tables made of plywood, tweezers, wires

Karya Instalasi Under The Sea There Is

Under The Sea There Is A Hole discusses

A Hole berbicara tentang ribuan lubang

the thousands of sinkholes along the coast

runtuhan (sinkholes) di sepanjang garis

of the Dead Sea in Jordan and Israel.

pantai Laut Mati, Yordania, Israel. The sinkholes occur because of the Lubang-lubang tersebut terjadi karena

drastic drop in salinity in the Dead Sea

berkurangnya kadar garam di air Laut Mati

and the rapid decrease of the water

serta penurunan permukaan air dengan

level. Fresh water from the mountains

cepat. Air tawar dari gunung meresap ke

permeate underground, causing the upper

bawah tanah, sehingga akhirnya lapisan

layers of the soil collapsing and creating

atas tanah kolaps dan menyebabkan 4000-

some 4,000 sinkholes in the past 20 years.

an lubang muncul dalam 20 tahun terakhir. This phenomena is caused by the Fenomena ini disebabkan oleh bendungan

construction of dams alongside the

yang dibangun di sepanjang Sungai

Jordan river, the lost ground water due to

Yordan, sumber air tanah yang hilang

the date plantation in Palestine, and the

akibat perkebunan kurma di Palestina,

mineral extraction for the construction of

serta ekstraksi mineral untuk pembuatan

evaporation pools.

kolam evaporasi. For OK. Pangan, there are five tables Dalam karya ini, terdapat lima buah meja

with perforated surfaces with a pattern

yang permukaannya dilubangi, dengan

resembling the positions of the sinkholes

pola yang menggambarkan lubang-lubang

alongside the coast lines of the Dead

runtuhan sepanjang garis pantai Laut

Sea. The tables are deliberately made

Mati. Meja-meja ini sengaja dibuat tidak

to be inconvenient to eat on, because

nyaman untuk menyantap makan, karena

plates can hardly be placed properly. The

sulit menaruh piring di atasnya. Posisi meja

tables position are also unstable due to

juga tidak stabil, karena kondisinya terus

the constant swing. This inconvenience

berayun. Ketidaknyamanan ini sepertinya

represent what Cooking Sections felt as

mewakili apa yang dirasakan Cooking

they witness the sinkholes of the Dead

Sections saat melihat langsung lubang-

Sea, and finding out what caused them.


OK. Pangan 2017

lubang runtuhan Laut Mati, serta saat

Cooking Sections are also collaborating

mengetahui penyebab terjadinya.

with Rahung Nasution for a performative dinner in mid October and early

Cooking Sections juga akan berkolaborasi

November 2017, using these tables for a

dengan Rahung Nasution untuk

performative dinner.

mengadakan pertunjukan makan malam pada pertengahan Oktober dan awal November 2017, dan meja-meja ini akan menjadi tempat perjamuannya.

Cooking Sections (2012, UK) Sejak 2012, duo seniman Cooking Sections (Alon Schwabe and Daniel FernĂĄndez Pascual) dari London banyak mengeksplorasi sistem yang mengatur dunia lewat sudut pandang makanan. Dengan instalasi, performance, pemetaan, serta video, praktik berbasis penelitian mereka menjelajahi batasan yang tumpang tindih antara seni rupa, arsitektur, dan geopolitik. Cooking Sections menjadi bagian dari Paviliun Amerika Serikat pada 2014 Venice Architecture Biennale. Karya mereka sempat dipamerkan di 13th Sharjah Biennial, Neue Nationalgalerie Berlin, Peggy Guggenheim Collection, TEDx Talks Madrid, 2014 Biennale INTERIEUR Kortrijk, dan banyak lainnya. Cooking Sections juga menjadi bagian dari 2016 Oslo Architecture Triennale dan 2016 Brussels ParckDesign. Pada tahun 2016, mereka membuka The Empire Remains Shop (http://empireremains.net)

Cooking Sections Since 2012, the artists duo Cooking Sections (Alon Schwabe and Daniel Fernandez Pascual) from London have been exploring the system that regulates the world through the perspectives of foods. Through installation, performance, mapping, and video, their research-based works explore boundaries that overlap visual arts, architecture, and geo-politics. Cooking Sections became a part of the United States’ pavilion at the 2014 Venice Architecture Biennale. Their have had works displayed at the 13th Sharjah Biennale, Neue Nationalgalerie Berlin, Peggy Guggenheim Collection, TEDx Talks Madrid, 2014 Biennale INTERIEUR Kortjik, and many others. Cooking Sections also took part at the 2016 Oslo Architecture Triennale and the 2016 Brussels ParckDesign. In 2016, the launched The Empire Remains Shop at http://empireremains.net

69


4 SEHAT 6 SEMPURNA Pameran & Pertunjukan exhibition & Performance

Soemantri Gelar & Berto Tukan

2017 Instalasi Digital​ 2017 Digital Installation

70

Sebuah kolaborasi antara Soemantri

A collaboration between Soemantri Gelar

Gelar dan Berto Tukan, 4 Sehat 5

and Berto Tukan, 4 Sehat 6 Sempurna

Sempurna adalah sebuah instalasi

is a diorama installation that highlights

diorama ini mengangkat salah satu

the paradox of one of the most popular

makanan instan paling populer di

instant foods in Indonesia, the Indomie

Indonesia—mie instan Indomie.

instant noodles.

Indomie sudah populer sejak 1980-an,

Indomie has been popular since the

namun tidak masuk dalam narasi pangan

1980s, but it did not enter the New Order

Orde Baru. Padahal, kehadiran Indomie

narrative. Moreover, Indomie’s presence

tidak lepas dari monopoli impor gandum

is closely tied to the wheat monopoly

dari Amerika Serikat yang diberikan rezim

import from the United States, enabled

Orde Baru kepada Salim Grup. Artinya,

by the New Order regime to Salim Group.

Indomie adalah warisan Orde Baru, yang

Indomie is a New Order legacy, which

sampai sekarang masih menjadi solusi

substitutes as a feasible food solution for

pangan masyarakat Indonesia.

many Indonesians.

Indomie tidak termasuk dalam 4 sehat

Indomie does not fit into the ‘4 sehat

5 sempurna, lima unsur makanan yang

5 sempurna’ food elements that were

dikampanyekan Orde Baru bisa memenuhi

campaigned by the New Order to promote

kebutuhan tubuh yaitu makanan pokok

a healthy body, which consists of rice,

(nasi), protein, sayur, buah, dan susu.

protein, vegetable, fruit, and milk. Yet,

Namun Indomie tetap mengisi kebutuhan

Indomie still suffices the need of food for

pangan masyarakat.

the people.

Kedigdayaan Indomie juga ditunjang oleh

The mightiness of Indomie is also

konsep iklannya, yang sesuai dengan

supported by its advertisement concept

salah satu narasi utama Orde Baru, yakni

that complies with one of the New Order’s

portret keluarga Indonesia. Orde Baru

narratives: the portrait of an Indonesian

memetaforakan negara sebagai keluarga,

family. The New Order metaphorically

dimana kepala keluarga (pemimpin negara)

positions the state as a family, where the


OK. Pangan 2017

memberikan tuntunan, sehingga anggota

head of the family (head of state) gives

keluarganya (masyarakat) harus tunduk

guidance, and therefore have control of

kepadanya. 4 Sehat 6 Sempurna melihat

the family members (citizens). 4 Sehat

imajinasi keluarga Indonesia warisan Orde

6 Sempurna looks at the imaginative

Baru tersebut masih ada sampai sekarang.

Indonesian family that the New Order left and continues to haunt the contemporary

Untuk melengkapi karya diorama ini,

Indonesian society

Soemantri Gelar mengajak Berto Tukan merespon arsip-arsip seputar perihal

Soemantri Gelar asked Berto Tukan to

Indomie, dalam rupa tulisan semi fiksi/

respond to the files regarding Indomie in

semi fakta.

the form of semi-fiction/semi-fact writings.

Soemantri Gelar (1986, Indonesia) adalah seorang seniman video dan pembuat film. Lulusan jurusan Jurnalistik, IISIP Jakarta ini tergabung dalam Forum Lenteng dan kini berperan sebagai koordinator Halaman Papua. Videonya yang berjudul Ketika Aku Pulang Tidak Ada Mamah Di Depan Pintu berhasil memasuki Festival Film Rotterdam. Kini Gelar sedang mengembangkan proyek laboratorium seni bernama Turn Left After Sunday Market, bersama rekan-rekan seniman.

Soemantri Gelar (1986, Indonesia) is a video artist and filmmaker. With background in journalism from IISIP Jakarta, he is a member of the Forum Lenteng and acts as the coordinator for the Papua Pages. His video titled Ketika Aku Pulang Tidak Ada Mamah Di Depan Pintu was selected for the Rotterdam Film Festival. Gelar is currently developing an art laboratory project called Turn Left After Sunday Market alongside fellow artists

Berto Tukan (1985, Indonesia) Seorang peneliti dan penulis, Berto menyelesaikan S1-nya di Program Filsafat, STF Driyarkara, dan kini sedang menempuh studi Magister Filsafat di perguruan tinggi yang sama. Selain menulis fiksi (cerpen dan puisi), Berto juga rutin menulis esai di media massa cetak maupun online. Buku tunggalnya yang pertama adalah Seikat Kisah Tentang Yang Bohong: Kumpulan Cerpen (Alpha Centaury, 2016). Berto sempat menjadi periset beberapa program Dewan Kesenian Jakarta. Kini, ia aktif di IndoProgress dan ruangrupa sebagai editor pada www.jurnalkarbon.net.

Berto Tukan (1985, Indonesia) A researcher and writer, Berto finished his BA in Philosophy at STF Driyarkara, and is now pursuing a Masters of Philosophy at the same institute. In addition to writing fiction (short story and poetry), Berto also regularly writes essays in print and online mass media. His first published book was titled Seikat Kisah Tentang Yang Bohong: Kumpulan Cerpen (Alpha Centaury, 2016). Berto has participated as researcher at the programs initiated by the Jakarta Arts Council. Today he is active in IndoProgress and ruangrupa as the editor at www. jurnalkarbon.net

71


THE PINK DETACHMENT Pameran & Pertunjukan exhibition & Performance

Jen Liu

The Pink Detachment adalah bacaan dan

The Pink Detachment is a contemporary

visualisasi kontemporer dari “The Red

reading and visualization of “The Red

Detachment of Women” (1964), sebuah Model

Detachment of Women” (1964), a Model

Opera yang dibuat saat revolusi budaya di

Opera created during China’s Cultural

Cina. Dalam rangka “menghidupkan kembali

Revolution. In “re-motivating the archival

semangat artefak,” The Pink Detachment

artifact”, The Pink Detachment stitches

merangkai fantasi yang belum terpenuhi

the unfulfilled fantasy of the past and the

dari logika neoliberal buruh, produksi, dan

neoliberal logic of labor, production, and

konsumsi. Karakter-karakter dalam karya

consumption. The characters of the work

ini mewakili sosok masa lampau, kini, dan

comprise figures that occupy the past,

masa depan: seorang pekerja ceroboh dan

present, and future scenarios: an accident-

seorang manajer balerina. Representasi

prone worker and a ballerina-manager. The

gambar-gambarnya berfokus pada warna

vivid representation of images concentrate

merah muda, yang bisa berarti banyak. Di

on the pink, a combination of red and white,

sini, warna merah muda juga direkayasa

which provoke multiple meanings. Here,

dan diposisikan sebagai makna konotatif:

the color pink signals here a simultaneous

2015-2016 Single-channel video 19 minutes 39 seconds

“pinko” sebuah simbol komunisme yang

discussion of its connotations: “pinko” as

pudar atau warna lebih liberal dari ‘merah,’

watered down Communism or liberal Red

merah muda sebagai solusi masa depan

sympathies, pink as the future solution to

produksi daging dan bentuk korupsi industri

meat production and as form of corruption

makanan, hingga merah muda sebagai

in food intervention, and pink as femininity—

Opening: August 10, 2 pm Venue: Museum Zoology Bogor

sesuatu yang feminin.

engineered and synthetic.

Jen Liu (1976, Amerika Serikat) adalah seniman yang karya “fiksi berbasis riset”-nya menghasilkan karakter dan narasi fiksi. Medium karyanya kebanyakan video, pertunjukan, dan lukisan di atas kertas. Risetnya berkisar antara kritik dan solusi imajiner alternatif hingga proposal arus sosialpolitik dengan pendekatan tradisional kiri. Karya Liu mengenai standardisasi feminin dalam perburuhan dan rezim neoliberal mempertegas kritik terhadap kondisi produksi makanan dan praktek pertanian melalui otomatisasi dan perbudakan gaya baru.

Jen Liu (1976, USA) is an artist whose “researchbased fictions” produce new fictional characters and narratives. Working primarily with video, performance, and painting on paper, her research lies in the critique and alternative imagination to current solutions and proposals in socio-political currents including traditional leftist approaches. Liu’s work on the standardization and erasure of the feminine in labor and neoliberal regimes sail through the state of food production and agricultural practices through automation and new modes of slavery.

2015-2016 Video satu kanal 19 menit 39 detik Pembukaan : 10 Agustus, 14.00 WIB Tempat: Museum Zoologi Bogor

72

Pemutaran Film: 29 Juli Tempat: Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian, Bogor

Screening: July 29 Venue: Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian, Bogor


OK. Pangan 2017

THE RED DETACHMENT: BAI WEI’S NATURAL HISTORY Jen Liu

2017 Video kanal tunggal HD, papan cetak digital Durasi bervariasi 2017 HD single-channel video, digitallyprinted placards Varying duration

The Red Detachment: Bai Wei’s Natural

The Red Detachment: Bai Wei’s Natural

History adalah sebuah media karya yang

History is a new site-specific mediation

digelar di museum sejarah alam di Bogor

in a natural history museum in Bogor

(Museum Zoologi Bogor), sebagai bagian

(Museum Zoologi Bogor), which comes

keempat dari instalasi The Red Detachment

as the fourth form and installation of The

(2015) yang pertama digelar di New York.

Red Detachment (2015) first presented

Karya ini berangkat dari imajinasi dua

in New York. The work departs from

dunia yang hampir terwujud yaitu surga

the re-imagination of two worlds that

tropis di film balet tahun 1970 berjudul

almost exist: a tropical paradise based

The Red Detachment karya Madame

on Madame Mao’s The Red Detachment

Mao, dan sebuah pabrik pengolahan

of Women, a ballet film in 1970, and an

daging babi yang canggih dengan seluruh

all-women state-of-the-art industrial pork

pekerjanya wanita. Sebuah sistem bahwa

processing plant. The systematization of

kekerasan menghasilkan produktifitas

violence for greater productivity ties all

tinggi merupakan benang merah seluruh

versions of The Red Detachment. For Bai

versi The Red Detachment. Pada Bai Wei’s

Wei’s Natural History, the work speculates

Natural History, karya tersebut berkutat

on the blurry line that differentiates the

di garis batas kabur yang memisahkan

woman’s body as actant and carcass. In

tubuh wanita sebagai pemilik peran dan

the natural history museum, Bai Wei’s

seonggok daging. Di dalam museum

words are temporarily adopted by the

sejarah alam, kata-kata Bai Wei

stuffed animals, they come alive for a

diterjemahkan sementara dalam bentuk

moment. Their melancholy is mixed with

binatang diawetkan yang hidup untuk

the awareness that their bodies were

sementara waktu. Suasana melankolis

long ago transformed into the material of

diperkuat dengan bayangan bahwa tubuh

knowledge, capital, and empire.

binatang-binatang tersebut digunakan untuk kepentingan pengetahuan, uang, dan kekaisaran.

73


O PEIXE (THE FISH) Pameran & Pertunjukan exhibition & Performance

Jonathas De Andrade

2016 Instalasi video 37 menit 2016 Video installation 37 minutes

74

Jonathas de Andrade merekam para

Jonathas de Andrade filmed fishermen

nelayan di sebuah desas di pantai timur

from a village on the northeast coast of

laut Brazil yang masih menggunakan jaring

Brazil who still use traditional nets and

dan harpun tradisional. Andrade meminta

harpoons. Andrade had the fishermen hold

para nelayan mendekap ikan tangkapan

a caught fish to their chests, embracing

mereka, menimangnya, mengelus

and cradling it, stroking their scales and

sisik dan mencium insangnya hingga

kissing their gills until it takes its last

nafas terakhir si ikan. Video ini adalah

breath. The video is an intimate depiction

gambaran intim kehidupan, kematian,

of life, death and the relationship of

dan hubungan pemburu dan mangsa,

predator and prey—but also a reminder of

namun juga mengingatkan akan hubungan

our connection with other species—a fact

kita dengan spesies lain, sebuah fakta

that gets lost in the hyper-industrialized

yang memudar di dunia industrialis ini.

world. The affectionate gesture that

Gerakan penuh kasih yang menemani saat

accompanies the passage of death is

kematian adalah saksi dari hubungan antar

a testament to a relationship between

spesies yang dipenuhi dengan kekuatan,

species that is imbued with strength,

kekerasan, dan dominasi. Para nelayan

violence and domination. These men are

ini adalah orang-orang yang mengasihi

lovers as well as hunters, and their gesture

sekaligus pemburu, dan polah mereka

disguises violence as benevolence and

menyamarkan kekerasan dengan kebaikan,

suggests a symmetry between the power

dan menyiratkan hubungan simetris antara

that humans wield over other life forms

kekuatan manusia atas makhluk hidup lain

and the power they wield over one another.

dan atas sesama manusia. Jonathas de Andrade (1982, Brazil) belajar ilmu komunikasi di Universidade Federal de Pernambuco Recife. Sepuluh tahun terakhir, de Andrade telah mengembangkan karya-karya fotografi, video, dan instalasi yang berasal dari observasi kehidupan sehari-hari di Brazil. Banyak karya de Andrade fokus kepada identitas nasional Brazil dan kondisi buruh yang dikonstruksikan dalam realita pengalaman kolonialisme dan perbudakan.

Jonathas de Andrade (1982, Brazil) He studied communications at the Universidade Federal de Pernambuco, Recife. Over the last decade, de Andrade has developed works in photography, video, and installation that stem from observations of everyday life in Brazil. In particular, many of de Andrade’s works consider how Brazilian national identity and labor conditions have been constructed against a backdrop of colonialism and slavery.


OK. Pangan 2017

FOOD AROUND US Luinambi Vesiano

2017 Cetak pada kanvas 2017 Print on Canvas

Food Around Us mepresentasikan potensi

Food Around Us re-presents the potential

tumbuhan liar sebagai sumber pangan di

of wild plants in the urban area as

perkotaan menggunakan fotografi.

potential food source using photography.

Daya tarik pangan liar yang berada di

The alluring wild food sources in

tanah yang terbengkalai, misalnya, bisa

abandoned pieces of land, for example,

dipanggungkan dengan teknik fotografi.

are staged with photography techniques.

Berbekal pengetahuan dari para penggiat

Gaining knowledge from wild plants

tumbuhan liar serta internet, Ves mendapati

enthusiasts as well as the internet, Ves

bahwa tumbuhan liar merupakan sumber

found that wild plants can be a proper

pangan yang sama layaknya dengan bahan

food source as the ones that are now

makanan yang tersedia di pasar. Ves juga

available in the market. Ves also realized

menyadari bahwa pemilihan menu serta

that the selection of menu and recipe

resep dari tanaman liar adalah hal penting

from wild plants are important to convey

dalam menyampaikan pesan bahwa

the message that wild plants have bigger

tanaman liar sebenarnya punya fungsi lebih

purpose than we previously thought.

besar dari yang kita kira. Luinambi Vesiano (1991, Indonesia) Luinambi Vesiano, atau Ves, adalah seorang desainer komunikasi visual di Yogyakarta. Beberapa tahun lalu, Ves terlibat dalam festival desain Diskomfest 6 “Future Food”. Sejak itu, ia menekuni isu seputar pangan. Ves tertarik pada bagaimana menghasilkan pangan dengan cara yang paling sederhana dan dengan bahan baku yang paling mudah didapat. Untuk mengkomunikasikan gagasannya, Ves biasa menggunakan metode desain komunikasi visual. Bersama teman-temannya, Ves mengumpullkan pengetahuan tentang nutrisi pada pangan liar, lalu dikembangkan menjadi sebuah buku berjudul Food Around Us. Ia juga sedang bereksperimen dengan buah dan bunga yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku minuman yang ia sebut “soda liar”.

Luinambi Vesiano (1991, Indonesia) or Ves, is a visual communications designer based in Jogjakarta. Several years ago, Ves was a part of the Diskomfest 6 festival dubbed “Future Food.” Since then, he has been working on issues around food. Ves is interested in how to produce food through the simplest means with resources that are easy to acquire. To communicate his ideas, Ves uses visual communication designs. Alongside his friends, Ves gathered the knowledge about nutrition on wild food sources, then compiled them into a book titled “Food Around Us.” He is also experimenting on fruits and flowers that can be used as the materials for a drink he calls “wild soda.”

75


SANITY MAPPING (VARIATIONS 5 & 6) Pameran & Pertunjukan exhibition & Performance

Mark Sanchez

76

2017 Akrilik dan gambar kain terpal pada papan kertas. Diameter 3,6 meter. Instalasi 2017 Acrylic and digitally-printed images on vinyl and , 3.6 meters in diameter Installation

Sanity Mapping (Pemetaan Kesehatan Jiwa)

Sanity Mapping (mapping of the mental

adalah sebuah proyek yang mengklasifikasi

state) is an ongoing project that classifies

dan mendiagnosa tokoh masyarakat, tokoh

and diagnoses public figures, mythical

mitos, bahkan merek makanan/minuman

characters, and food and drink brands

tanpa standar metode yang benar-benar

without using a scientific method. The

ilmiah. Sang seniman hanya mencocokkan

artist only matches the figures with his

kisah sang tokoh dari penelurusan di

internet findings and psychological health

internet dengan buku pedoman kesehatan

guide ICD-10. Sanchez studies the claims,

berjudul ICD-10. Sanchez memelajari

allegations, and opinions of the characters

klaim, dugaan, serta pendapat tentang

on the internet. Then Sanchez ‘diagnosed’

tokoh-tokoh tersebut di internet. Sanchez

and matched their behaviours of the

kemudian “mendiagnosa” dan mencocokan

characters with the diseases in the ICD-10,

perilaku para tokoh dengan penyakit-

the 10th revision of the disease and health

penyakit yang ada dalam ICD-10, revisi ke-

problems classification guideline issued by

10 dari pedoman klasifikasi penyakit dan

the World Health Organization (WHO). The

masalah kesehatan yang dikeluarkan oleh

sets of data-images are then mapped into

World Health Organization (WHO). Kumpulan

two circle diagrams divided into spaces

data tersebut lalu dipetakan menjadi dua

assigned with indigenous and/or local

buah diagram lingkaran dengan diameter

concepts or constructs of classification.

masing-masing 3,6 meter. Diagram ini merupakan representasi dari diagnosis intuitif seorang Mark Sanchez terhadap ratusan ikon. Mark Sanchez (1987, Filipina) adalah seorang seniman yang tinggal dan berkarya di Quezon City, Filipina. Sanchez memperoleh sarjana seni dari University of the Philippines Diliman. Karya-karyanya adalah kumpulan obyek, gambar, dan/atau informasi. Dia menciptakan representasi identitas, nilai-nilai masyarakat melalui sistem klasifikasi unik yang diciptakan sendiri.

Mark Sanchez (1987, The Philippines) is an artist who lives and works in Quezon City, Philippines. Sanzhez studied Bachelor in Fine Arts at the University of the Philipines Diliman. His works are accumulation of objects, images and/or information. It is through inventing pseudostandard classification systems that he creates representations of identities, value or society.


OK. Pangan 2017

RETOMAR SONIDOS (TAKE-BACK SOUNDS) Matteo Guidi

Bagian dari proyek Cooking in Maximum Security Serial audio-video Durasi bervariasi A part of the project Cooking in Maximum Security Audio-video series Varying duration

Retomar Sonidos (Take-Back Sounds) adalah

Retomar Sonidos (Take-Back Sounds) is

bagian dari proyek jangka panjang Cooking

a part of the long-term project Cooking

in Maximum Security, sebuah studi artistik

in Maximum Security, an artistic and

dan antropologis mengenai dinamika

anthropological study of the dynamics

rumah tahanan sebagai tempat rehabilitasi,

between the penitentiary as a space for

dan kegiatan memasak dan berbagi

rehabilitation, and cooking and sharing a

maknanan sebagai proses pengembangan

meal as a process of personal development

diri dan penebusan dosa. Dalam Retomar

and redemption. In Retomar Sonidos,

Sonidos, transformasi makanan dalam

food transformation in the prison cell

penjara lebih menantang, karena para napi

was challenged by the utensil limitation.

tidak boleh memiliki alat masak dasar.

The audio-video work documents the

Karya audio-video ini mendokumentasikan

invention of improvised cooking utensils

penemuan alat masak improvisasi dari alat

using camping toolkit. Through workshops,

berkemah. Melalui sejumlah lokakarya, para

inmates produced sounds of original and

napi mampu memainkan bunyi-bunyian

usual cooking utensils found in the kitchen

layaknya alat umum di dapur dengan alat

using their DIY tools. Here, the inmates

improvisasi mereka. Di sini, para napi

gives a complex preview of the capacity of

berbagi kisah kompleks selama rehabilitasi,

rehabilitation, the potential of imagination,

potensi imajinasi, dan peningkatan harga

and the renewal of dignity through

diri dengan penggunaan alat dapur yang

their tactical use of the kitchen and the

layak untuk memproduksi makanan.

conviviality of producing a meal.

Matteo Guidi (1978, Italia) adalah seniman dengan latar belakang di bidang etno-antropologi. Riset artistik lintas disiplin olehnya berkutat seputar mempelajari struktur tertutup yang terkendali— seperti rumah tahanan keamanan tinggi dan dan pusat pengungsian—dengan pendekatan seni dan antropologi. Riset jangka panjang Guidi yaitu Cooking in Maximum Security (sejak 2009) mengamati “metode memasak” para narapidana di Italia dan Spanyol. Proyek tersebut membahas potensi memasak di lingkungan yang terbatas, rekonstruksi peran pria di dapur, dan politik rehabilitasi dan penebusan dosa.

Matteo Guidi (1978, Italy) Matteo Guidi’s background in ethno-anthropology. His cross-disciplinary artistic research is anchored in the study of highly-controlled and closed structures—such as high-security penitentiaries, and refugee camps—using art and anthropology. Guidi’s long-term research Cooking in Maximum Security (since 2009) investigates the “cooking methods” of inmates in Italy and Spain. The project discusses the potential of cooking in limited environment, the reconstruction of traditional male roles in kitchen practices, and the politics of rehabilitation and redemption.

77


MILLENIAL CREATIVE WORKERS ANXIETY Pameran & Pertunjukan exhibition & Performance

Minerva Co-Lab with Reza Hilmawan

78

2017 Rekaman audio, dokumentasi, wawancara Audio, 3 menit 30 detik 2017 Audio recording, documentation, interview Audio, 3 minutes 30 seconds

Minerva Co-Lab membuat kajian penelitian

Minerva Co-Lab created a research

tentang kecemasan dan depresi generasi

study on the anxiety and depression

milenial, dan menyuguhkan ekspresi

experienced by millennials and presented

emosionalnya lewat eksperimen audio.

their emotional expression in anaudio

Objek riset mereka adalah para “pekerja

experiment. Their research subjects are

kreatif”, yang merujuk kepada mereka

“creative workers,” who either belong to

yang berkarir dalam bidang kreatif,

the creative sector, or whoembody the

ataupun yang menjalani gaya hidup impian

stereotypical milennials’ dream lifestyle.

millennial tersebut. The work consists of fragments of Seni audio ini terdiri dari potongan-

emotions from six selected subjects. The

potongan emosi dari enam subjek terpilih

recordings are organized in three sections:

dan ditampilkan dalam tiga bagian:

the depiction of the creative worker

penggambaran idealisme pekerja kreatif,

ideals, the ideals going astray, and their

keterasingan dari idealisme itu sendiri,

mechanisms to cope with this situation.

hingga mekanisme mereka dalam

The six responses are then combined and

menghadapi situasi ini. Enam respons

rearranged with audio engineering.

tersebut digabung dan diatur melalui proses rekayasa audio.

Based on Lacanian psychoanalytic frame, Minerva Co-Lab believes that anxiety are

Dengan teori psikoanalisis Jacques Lacan,

manifested in various ways in daily life.

Minerva Co-Lab percaya bahwa kecemasan bisa termanifestasikan dalam berbagai

Through in-depth interviews with several

cara di kehidupan sehari-hari.

creative workers, Minerva Co-Lab documented narratives and experiences

Melalui wawancara mendalam terhadap

on career fantasies and the lifestyle of

sejumlah pekerja kreatif, Minerva Co-

creative workers.

Lab mendokumentasikan narasi dan pengalaman tentang impian-impian karir serta gaya hidup pekerja kreatif.


OK. Pangan 2017

Minerva Co-Lab (2016, Indonesia) adalah salah satu unit usaha dari Koperasi Riset Purusha. Mereka memfokuskan diri pada kajian terapi seputar fenomena dan potensi bawah sadar manusia, dalam kaitannya dengan faktor lingkungan sosial-masyarakat. Minerva Co-Lab mengembangkan sebuah klinik hipnoterapi untuk mengatasi keluhan-keluhan psikis, mental, dan emosional. Mereka menerapkan terapi berbasis hipnosis konvensional, dilengkapi dengan analisis dari tradisi psikoanalisis. Minerva Co-Lab memiliki berbagai produk atau metode layanan, mulai dari lucid dreaming, partner imajiner, dunia fantasi, sampai pengalamanpengalaman halusinogenik dan sensual berbasiskan augmented reality via hipnosis. Reza Hilmawan (1992, Indonesia) Hasrat Reza pada eksperimen audio muncul sejak ia masih kuliah, sampai akhirnya lima tahun lalu, ia mendirikan studio musiknya sendiri bernama MRH. Reza pernah berperan sebagai music scorer untuk film, komposer musik / penulis lirik, hingga produser untuk sejumlah grup musik. Pada tahun 2016, Reza memproduksi musik untuk kampanye kesehatan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.

Minerva Co-Lab (2016, Indonesia) Minerva Co-Lab is one of the business units of Research Cooperation Purusha. They focus on the study of therapy surrounding the phenomena and sub conscious potentials of humans in relation to the social environment. Minerva Co-Lab develops a hypnotherapy clinic to overcome complaints of psychic, mental, and emotional. They apply conventional-based hypnosys therapy alongside analysis from the more traditional psychoanalysis. Minerva Co-Lab has various products and service methods, from lucid dreaming, imaginary partners, fantasy land, to hallucinogenic and sensual experiences based on hypnosis-induced augmented reality. Reza Hilmawan (1992, Indonesia) Reza’s passion on audio experiments began in his college years, until he finally established his own music studio, MRH, five years ago. Reza produced music scores for films, composed music and wrote lyrics, and produced several music videos. In 2016, Reza produced music for a health campaign by the Ministry of Women Empowerment and Child Protection.

79



OK. Pangan 2017

AN ECOSYSTEM OF EXCESS Pinar Yoldas

2014 Gambar, poster, lightbox 2014 Drawing, found poster, lightbox

An Ecosystem of Excess megajukan sebuah

An Ecosystem of Excess puts forward

pertanyaan “jika kehidupan dimulai hari

a simple question: “If life started today

ini di samudera tercemar plastik, bentuk

in our plastic debris filled oceans, what

kehidupan apa yang akan keluar dari zat

kinds of life forms would emerge out

primordial kontemporer ini?” Karya berupa

of this contemporary primordial ooze?”

desain distopia biologis dan fisiologis yang

The seductive, multi-color biological and

seduktif dan penuh warna ini membuka

physiological designs for dystopia invites

jalan ke masa depan yang distopia namun

a dystopic yet functional future. In Jakarta,

fungsional. Di Jakarta, Yoldas menyajikan

Yoldas presents two striking images closing

dua gambar kuat yang menutup jarak

the gap between the past and the future,

antara masa lampau dan masa depan, yang

which is a reproduction of LIFE Magazine’s

merupakan reproduksi dari artikel majalah

article titled “Throwaway Living” (August

LIFE berjudul “Throwaway Living” (Agustus

1955), and an array of pigmentation of

1955), dan serangkaian pigmentasi yang

birds in plastisphere, a speculative scenario

menggambarkan burung-burung di dunia

where animals adapt to a plastic-filled and

plastik, sebuah skenario bayangan ketika

extreme environment.

binatang beradaptasi dengan lingkungan ekstrim yang penuh dengan plastik.

Pinar Yoldas (1979, Turki) adalah desainer, seniman, dan periset ‘infradisipliner’ asal Ann Arbor, Michigan. Karyanya berkutat diantara ilmu biologi dan teknologi digital melalui instalasi arsitektur, struktur kinetik, suara, video, dan gambar dengan fokus pos-humanis, eko-nihilis, antroposena, dan feminis tekno-sains. Ia menggelar eksebisi dan memberikan kuliah di kancah internasional. Proyeknya yang melibatkan riset intensif yaitu Great Pacific Garbage Patch membuka banyak pembahasan mengenai masa depan fisiologis dan nutrisi manusia berdasarkan rekaannya mengenai kondisi biologi hewan di lingkungan ekstrim akibat ulah manusia.

Pinar Yoldas (1979, Turkey) is an ‘infradisciplinary’ designer, artist, and researcher based in Ann Arbor, Michigan. Her work develops within biological sciences and digital technologies through architectural installations, kinetic sculpture, sound, video and drawing with a focus on post-humanism, eco-nihilism, anthropocene and feminist technoscience. She exhibits and gives lectures internationally. Her research-intensive project that started in the Great Pacific Garbage Patch opens up discourses on the future of human physiology and nutrition based on her speculative biologies of animals in man-made extreme environment.

81


Pameran & Pertunjukan exhibition & Performance 82

Tracing the Nature in Indonesian Art Movement Nastiti Dewanti & Teguh Safarizal

Telusuran waktu ini hadir karena sebuah

This time search was created to respond

pertanyaan: sejauh mana bahasan pangan

the question: to what extent do food

berlangsung dalam jagad seni rupa di

discussions take place in the universe of

Indonesia? Apakah wacana ini hadir begitu

art in Indonesia? Is this discourse exists

saja sebagai bentuk tekanan yang paling

simply as a form of pressure that is most

mungkin ditemukan selain politik dan

likely to be found other than political and

sosial? Linimasa ini merupakan upaya

social? This timeline is an attempt to find

untuk menemukan motif tersebut melalui

the motive through the findings of events,

penelurusan peristiwa, karya, serta

works, and phenomena that occurred in

fenomena yang terjadi dalam sejarah seni

the history of Indonesian art.

rupa Indonesia. In this time search’s development, there Dalam perkembangannya, ada banyak hal

are many things that later arise and affect

yang kemudian muncul dan mempengaruhi

this history reading. For example, being

pembacaan sejarah ini. Misalnya, menjadi

aware of the presence of institutions that

sadar akan hadirnya institusi-institusi yang

appear within a certain time frame. The

muncul dalam rentang waktu tertentu.

institutions turned out to be important

Institusi ini menjadi penting karena menjadi

because it becomes a forum for issues

wadah pengendapan isu dan tenaga kreatif

and creative forces’ disposition before

sebelum akhirnya melahirkan peristiwa,

finally giving birth to events, figures, and

tokoh, serta ruang yang berpengaruh

influential spaces in the development of

dalam perkembangan seni rupa.

fine arts.

Telusuran ini juga berusaha melihat

This search also tries to see the reflection

refleksi sejarah sosial dan seni rupa

of social history and art as a contextual

sebagai kesatuan yang kontekstual. Usaha

unity. This attempt is an early identification

ini merupakan identifikasi awal yang

that allows ideas to develop, and becomes

memungkinkan gagasan berkembang, dan

a new way of looking at art history.

menjadi sebuah cara baru melihat sejarah

Perhaps the questions present at the


OK. Pangan 2017

seni rupa. Barangkali pertanyaan yang

beginning are not to be answered through

hadir di awal bukan untuk dijawab melalui

this span of history, but as a consciousness

rentang sejarah ini, namun hadir sebagai

that we can consume together.

kesadaran yang dapat kita santap bersama.

Teguh Safarizal (1988, Indonesia) menyelesaikan studinya di DKV Institut Teknologi Nasional, Bandung. Teguh bekerja di Proad Communication Bandung pada tahun 2014-2016, dan pada tahun 2017, ia bergabung sebagai desainer RURU Corps yang mengelola sebuah ruang komunitas di Jakarta bernama Gudang Sarinah Ekosistem. Nastiti Dewanti (1994, Indonesia) Nastiti Dewanti adalah seorang peneliti yang juga aktif terlibat dalam berbagai proyek seni bersama ruangrupa. Saat ini, Nastiti bekerja sebagai peneliti lepas di Departemen Antropologi Universitas Indonesia di Jakarta.

Teguh Safarizal (1988) graduated from DKV National Institute of Technology, Bandung. Teguh worked at Proad Communication Bandung in 2014-2016, and in 2017, he joined as a designer at RURU Corps, which runs a community space in Jakarta called Gudang Sarinah Ekosistem. Nastiti Dewanti is a researcher who is also actively involved in various art projects with ruangrupa. Now she works as a freelance researcher at Anthropology Department of Universitas Indonesia in Jakarta.

83


Pameran & Pertunjukan exhibition & Performance

THE SWEET AND SOUR STORY OF SUGAR: Historical Photographs from Indonesia Noorderlicht & ruangrupa

2017 Foto-foto Arsip, Instalasi Video 2017 Photographic Archives, Video Installation

Peta pabrik-pabrik dan perkebunan gula

The early 20th century map of Java’s

di Jawa pada awal abad 20, serta lokasi

sugar factories and plantations, and the

geografis studio-studio foto komersil

geographical location of commercial photo

di pulau tersebut berada menunjukkan

studios operating on the island indicate that

bahwa keduannya saling terkait. Hal ini

the two were indeed interconnected. Thus,

menguatkan asumsi bahwa dalam periode

it validates the assumption that during that

tersebut, kemakmuran industri gula juga

period, the sugar industry’s wealth fuelled

menggerakkan industri fotografi.

an associated industry in photography.

Keterkaitan tersebut menjabarkan kondisi

The interconnection explains the socio-

sosial-ekonomi yang membentuk industri

economic basis of the photographic

fotografi di koloni Hindia-Belanda. Pada

industry in the Dutch East Indies colony.

saat yang sama, keterkaitan ini juga

At the same time, it also explains how the

menjelaskan peran penting industri

industry played an instrumental role in

fotografi dalam penciptaan dan peredaran

the creation and circulation of popular and

pencitraan koloni, baik di Hindia Timur

typological imagery of the colony, both in

maupun di Belanda.

the Indies and The Netherlands.

Walau awalnya dipesan oleh kaum

Originally commissioned by industrialists,

industrialis sebagai tanda kesuksesan

the mythologizing of the photos fed the

mereka, pencitraan yang diperkuat oleh

colonial imagery and knowledge of the

foto-foto tersebut seakan mempertegas

Dutch East Indies colony. This is indicated

kondisi koloni Hindia Belanda. Hal ini

in the circulation of certain iconic themes

ditunjukkan dari beredarnya tema-tema

in different photo albums, and the shifting

yang mirip dalam album berbeda, dan

use of those photographs in different

hadirnya pembuatan foto untuk konteks

contexts and purposes.

84

dan tujuan berbeda.


OK. Pangan 2017

Kini, album-album foto tersebut menjadi

Today, the photo albums provide valuable

bahan utama para kurator dan akademisi

visual material to curators and scholars to

untuk melihat praktek kolonial Belanda.

contextualize Dutch colonial practices.

Selain foto-foto bersejarah, nstalasi “The

In addition of the historical photography,

Sweet And Sour Story of Sugar” di OK.

“The Sweet And Sour Story Of Sugar”

Pangan juga terdiri dari dua video karya

presentation also features two videos;

dua seniman Indonesia: Nastasha Abigail

each one is the work of two Indonesian

Koetin (berjudul Padoean Soeara) dan

artists, Nastasha Abigail Koetin (titled

Raslene (berjudul Bleach). Kedua video

Padoean Soeara) and Raslene (titled

tersebut adalah hasil dari workshop video

Bleach). The two videos are the result of

yang diadakan ruangrupa pada 2012

ruangrupa’s2012 video workshop, entitled

berjudul “Sugar Fiction.”

“Sugar Fiction”.

Di tahun yang sama, ruangrupa

In that same year, ruangrupa collaborated

berkolaborasi dengan Noorderlicht

with Noorderlicht and invited several

dan mengundang sejumlah seniman

artists to respond the historical photo

untuk merespon foto-foto sejarah arsip

archive of sugar trade and industry in

perdagangan dan industri gula di Jawa.

Java. The collaboration result was then

Hasil kolaborasi tersebut kemudian

presented in the same year, in an exhibition

disajikan di tahun yang sama, dalam

called Sugar Town, Inc. in Jakarta.

eksebisi berjudul Sugar Town, Inc. di

85

Jakarta. ruangrupa (2000, Indonesia) ruangrupa adalah sebuah organisasi seni rupa kontemporer yang didirikan pada 2000 oleh sekelompok seniman di Jakarta, yang bergiat memajukan gagasan seni rupa dalam konteks urban dan lingkup luas kebudayaan, melalui proyek seni, pameran, festival, laboratorium seni rupa, lokakarya, penelitian, serta penerbitan buku, majalah dan jurnal. Noorderlicht (1991, Belanda) Noorderlicht mencurahkan perhatiannya pada fotografi dunia fotografi dengan cara mengorganisir festival fotografi tahunan, memprogram berbagai pameran di galerinya, mengorganisir berbagai penugasan kepada para fotografer, dan dengan mensponsori beragam kegiatan untuk memperluas pemahaman, keterampilan serta apresiasi dalam bidang fotografi, seperti kegiatan diskusi, kuliah umum dan master classes. Noorderlicht juga menerbitkan berbagai buku dan katalog fotografi berkualitas tinggi.

ruangrupa (2000, Indonesia) ruangrupa is a contemporary art organization established in 2000 by a group of artists in Jakarta. It is a non-profit organization that strives to support the idea of art within urban and cultural context through art projects, exhibition, festival, art lab, workshop, research, as well as book, magazine and online-journal publication. Noorderlicht (1991, The Netherlands) Noorderlicht pays attention to the world of photography by organizing annual photography festivals, programming exhibitions in their photo gallery, organizing photographic commissions to photographers, and by sponsoring various activities to broaden understanding, skills, and appreciation in the field of photography, such as discussions, lectures, and master classes. In addition, Noorderlicht also publishes a variety of high quality photo books and catalogues.


THE KITCHEN DEBATE Pameran & Pertunjukan exhibition & Performance

Prajakta Potnis

2014 Video, transkrip, buku 2014 Video, found transcript, book

86

the kitchen debate adalah serangkaian

the kitchen debate is a set of inanimate

benda mati yang umumnya terdapat

objects extracted from a familiar household

di rumah. Jika diamati, kita akan

space. Inspecting the materials closely,

menemukan bahwa Potnis mengatur

Potnis’ arranges three materials (a close-up

tiga benda (sebuah rekaman close-up

recording of a cauliflower inside a freezer,

kembang kol di dalam freezer, buku

a copy of the book “Electrical Cooking”, and

berjudul “Electrical Cooking”, dan

an exchange between two people known

percakapan dua orang yaitu “the Kitchen

as “the Kitchen Debate”) taken out from a

Debate”) dengan latar Perang Dingin, saat

specific timeline of Cold War history—the

diadakannya American National Exhibition

1959 American National Exhibition in

di Moskow pada tahun 1959, ketika alat-

Moscow, where the most progressive and

alat dapur mutakhir mulai diperkenalkan

“liberating” kitchenware were displayed to

ke masyarakat umum. Kontras dengan

the public. In contrast to the heated dialogue

debat antara Nixon dan Khrushchev yang

between Nixon and Khrushchev, Potnis’

panas, the Kitchen Debate karya Potnis

the kitchen debate is muted, a careful

justru sunyi, hanya kejadian domestik dari

excavation of the edges of a Cold War

sisi sejarah Perang Dingin. Ia menjadikan

history and a domestic space. It allows the

ruangan dapur, barang rumah tangga,

space of the kitchen, household materials,

dan media yang menggambarkannya

and the indeterminate medium of image

berbicara mengenai kondisi politik dan

speak about the political biography and the

perubahan konvensi budaya.

transformation of cultural conventions.

Prajakta Potnis (1980, India) adalah seniman asal Mumbai yang berkiprah melalui media lukisan, instalasi dan seni pahat, serta kegiatan publik. Keintiman ruang hidup seseorang dan selubung eksterior dunia yang lebih luas menjadi menggambarkan ketertarikannya terhadap hal-hal yang mampu mengekpresikan perasaan dan kondisi politik yang ada. Hubungannya dengan makanan berangkat dari risetnya di Kunstlerhaus Bethanien mengenai dialog antara Wakil Presiden Nixon dan Perdana Menteri Soviet Khrushchev di American National Exhibition di Moskow pada tahuntahun awal Perang Dingin.

Prajakta Potnis (1980, India) is a Mumbai-based artist straddling between the paradigms of painting, site-specific sculptural installations, and public interventions. The intimacy of the individual’s dwelling space and the world exterior to it animates her study on the wall as an affective and political subject and condition. Her relationship with food departs from her research at Künstlerhaus Bethanien on the exchange between then Vice President Nixon and Soviet Minister President Khrushchev at the American National Exhibition in Moscow during the early years of Cold War.


OK. Pangan 2017

RABBIT Run Wrake

2005 Instalasi Video 9 menit 2005 Video installation 9 Minutes

Rabbit menceritakan tentang sebuah kisah

Rabbit tells a tale of lost innocence,

keluguan yang hilang, keserakahan, dan

greed and the random justice of nature

hukuman oleh alam melalui gambar-

by using curious images from a distant

gambar dari masa kecil yang lampau.

childhood. When a boy and girl find an idol in

Seorang anak lelaki dan perempuan

the stomach of a rabbit, its magical abilities

menemukan sebuah berhala dalam perut

lead to riches—but for how long?

seekor kelinci, yang dapat mewujudkan impian kekayaan—tapi sampai kapan?

In this adult fairytale, a selection of 1950s educational stickers—which was used to help

Unsur utama dalam dongeng dewasa ini

teaching British children the alphabet during

adalah sejumlah stiker dari tahun 1950an,

the 1950s and 1960s—provide the main

yang dulu digunakan untuk mengajarkan

ingredients. It simultaneously challenges

anak-anak di Inggris huruf-huruf alfabet.

some of the implied moral and behavioral

Karya ini mencoba mengangkat isu moral

expectations of the children during that era,

dan perilaku yang kita harapkan dari anak-

who, like many of us now, have grown up and

anak zaman tersebut, yang saat ini—seperti

faces a more complex meaning.

kebanyakan dari kita sekarang—telah menjadi dewasa, dan harus menghadapi hal-hal yang lebih kompleks. Run Wrake (1965-2012, UK) Setelah meraih gelar MA untuk Animasi dari Royal College of Art pada 1990, Run Wrake bekerja sebagai animator lepas. Dia memproduksi sejumlah film pendek dengan modal sendiri, selain iklan-iklan, film, dan video musik termasuk untuk musisi ternama seperti Howie B., U2, dan The Charlatans. Wrake juga menjadi kontributor ilustrasi untuk majalah NME selama bertahun-tahun.

Run Wrake (1965-2012, UK) After graduating from the Animation MA course at the Royal College of Art in 1990, Run Wrake worked as a freelance animator. He produced several self-financed short films alongside commercials, titles, and music videos, notably for Howie B., U2 and The Charlatans. For many years, he regularly contributed illustrations to NME magazine.

87


ELEMEN SURGA Pameran & Pertunjukan exhibition & Performance

Saleh Husein

2017 Instalasi video beserta gambar pada kertas Dimensi bervariasi 2017 Video Installation and images on paper Varying sizes

88

Agama berpengaruh besar dalam banyak

Religion has a huge impact in many

aspek hidup manusia, salah satunya

aspects of the human life, one of which

dalam urusan pangan. Bagi banyak aliran

revolves around food. For many of the

kepercayaan dan keyakinan di dunia,

world’s faiths and beliefs, matters of food

perihal pangan dianggap cukup krusial

are considered crucial and regulated

dan diatur secara teliti dalam kitab-kitab

meticulously in their holy books. In Islam,

sucinya Dalam Islam, perkara pangan

matters pertaining food are talked about

dibicarakan dalam banyak ayat Al Quran.

in many of the Quran verses. One of the

Salah satu yang paling menarik adalah

more interesting verses is Al Insan verse

surat Al-insan ayat 17, yang menyebutkan

17, which discusses about the food and

makanan dan minuman yang disediakan

drinks for those in heaven. The verse

untuk para ahli surga, salah satunya

specifically mentions zanjabil (ginger),

adalah zanjabil (jahe). Menilik vegetasi di

as one of the foods available in heaven.

daerah Arab, jahe adalah tanaman yang

Looking at the vegetation in the Arabian

sukar sekali tumbuh di daerah gurun

region, ginger is a plant that would’ve

dan panas. Lalu mengapa jahe menjadi

been hard to grow in the hot desert. Then

salah satu makanan yang dijanjikan akan

why is ginger one of the promised foods

disediakan di surga? Adakah kaitannya

in heaven? Does it have something to do

dengan pola penyebaran makanan secara

with the global food spread pattern? In his

global? Dalam penelusurannya, Saleh

search, Saleh Husein especially gathered

Husein mengundang pendapat seorang ahli

the perception of an expert in the holy

tafsir kitab suci, serta mendokumentasikan

book interpretation, and document the

ekspresi orang-orang yang diajak mencicipi

expressions of people trying the supposed

panganan surgawi, seperti yang disebutkan

heavenly foods, as mentioned in Al Insan.

dalam surat Al-Insan. Saleh Husein (1982, Indonesia) Dalam berkarya, Saleh Husein gemar berkutat pada penyibakan sejarah tersembunyi. Sejarah keluarga dan jejak budaya Arab kerap menjadi fokus perhatian karyakaryanya. Saleh menempuh pendidikan di jurusan Seni Lukis, Institut Kesenian Jakarta. Ia juga dikenal sebagai gitaris grup musik White Shoes & The Couples Company dan The Adams.

Saleh Husein (1982, Indonesia) Throughout his works, Saleh Husein invokes the minds via historical unraveling of things. His family’s history and traces of the Arab culture often became the focus on his works. Saleh studied painting at the Faculty of Visual Arts, Jakarta Arts Institute. He is also known as the guitarist in the bands White Shoes & The Couple’s Company and The Adams.


OK. Pangan 2017

JAPAN SYNDROME: MITO, KANSAI, YAMAGUCHI Tadasu Takamine

2012 Tiga video, peta, gambar pada dinding Mito 49 menit Kansai 31 menit Yamaguchi 46 menit 2012 Three singlechannel videos, map, wall drawing Mito 49 minutes Kansai 31 minutes Yamaguchi 46 minutes

Japan Syndrome (2012) adalah sebuah

Japan Syndrome (2012) is a video

instalasi video karya Tadasu Takamine

installation by Tadasu Takamine based on

yang diambil dari tiga kota di Jepang –

fieldworks conducted in three Japanese

Mito, Kyoto, dan Yamaguchi. Sang seniman

cities —Mito, Kyoto and Yamaguchi.

memilih kota-kota tersebut didasari jarak

The artist chose the cities in relation

ketiganya dari Fukushima, reaktor nuklir

to their distance to Fukushima, where

yang mengalami insiden pada 2011. Di

the 2011 nuclear power plant accident

kota-kota tersebut, Takamine merekam

occurs. In those cities, the artist records

obrolan antara para pemilik toko kelontong

conversations between grocery shop

dengan pelanggan mereka, dan mengubah

owners and customers, then transforms

dialog-dialog tersebut menjadi lakon-lakon

the dialogues into a series of short theater

pendek yang direka ulang dan direkam

plays that are reenacted and recorded

melalui video. Secara halus, obrolan

on video. Subtly, the banal conversations

basa-basi di toko-toko kelontong tersebut

in the various shops capture the serious

menangkap rasa cemas masyarakat akan

anxiety about finding reliable information

informasi simpang siur mengenai dampak

about the Fukushima nuclear disaster,

radiasi nuklir Fukushima, dan efek radiasi

and the effect of radiation on the groceries

terhadap barang-barang belanjaan yang

people are about to buy. The work

mereka beli. Karya ini mempertanyakan

questions the relevance of information

integritas informasi yang diedarkan oleh

circulated by the authorities, by mass

pihak berwenang, media massa, media

media, by social media and by other kinds

sosial, dan oleh berbagai macam gosip lain

of gossip existing in the networked society.

di masyarakat yang kian terhubung. Tadasu Takamine (1968, Jepang) Seorang seniman visual dan pertunjukan, Takamine tinggal dan bekerja di Akita, Jepang. Dia juga berprofesi sebagai asisten profesor di Akita University of Art, Jepang. Takamine meraih gelar sarjana seni murni dari Kyoto City University of Arts & Music (1990), belajar di institut Advanced Media Arts and Sciences (IAMAS) di Gifu, Jepang (1999), dan mempelajari seni rupa di Kyoto City University of Arts and Music.

Tadasu Takamine (1968, Japan) A visual and performance artist, Takamine lives and works in Akita, Japan. He is also currently an assistant professor at the Akita University of Art, Japan. He earned a BA in fine arts from Kyoto City University of Arts & Music (1990), studied at the institute of Advanced Media Arts and Sciences (IAMAS) in Gifu, Japan (1999), and studied lacquer work at Kyoto City University of Arts and Music.

89


BARATURTU KRIKLOS (LIFECYCLE PROJECT) Pameran & Pertunjukan exhibition & Performance

Syaiful “Tepu” Garibaldi & Sita Nandiasa

90

2017 Spesimen biologi, video, plaster, jamur Dimensi bervariasi 2017 Biological specimen, live streaming video, plaster, mushroom Dimensions Variable, real-time video streaming

Dalam karya BaraTurtu Kriklos, Tepu tidak

In BaraTurtu Kriklos, Tepu does not want

ingin melihat manusia sebagai subjek

to see human not as the main subject.

utama. Alih-alih, audiens diajak melihat

Instead, Tepu brings the audience to see

kerja makhluk pengurai yang memakan

the work of composer creatures that

tubuh manusia setelah mati.

consume human body once it’s dead.

Ditemani seorang dokter gigi forensik

Accompanied by a dental forensic expert,

dan bekerjasama dengan Rumah Sakit

Tepu explores the possibilities of looking

Melinda di Bandung, Tepu menjelajahi

at human decomposition first-hand. Tepu

kemungkinan melihat langsung proses

will capture the microscopic visual beauty

pembusukan manusia. Ia akan menangkap

of the process, from the sprawling of

keindahan visual tumbuh kembang bakteri

bacteria to the arrival of decomposers on

dan makhluk pengurai lain dalam skala

the decomposing human body, and then

mikroskopik, lalu menyiarkannya secara

live stream it to the exhibition space.

langsung ke ruang pamer. The video live streaming is placed beside Live streaming video ini berdampingan

an installation of oyster mushroom that

dengan instalasi jamur tiram yang

will keep on growing and dying during the

akan terus tumbuh dan mati selama

exhibition. This installation aims to show

pameran berlangsung. Instalasi ini ingin

how decomposition works, without the

menunjukan kerja makhluk pengurai,

help of a microscope.

tanpa bantuan mikroskop. Tepu realized that since he’ll be dealing Tepu sadar, ini adalah proyek yang sulit dan

with a body, it is a risky and difficult

riskan, secara teknis maupun etis, sehingga

project technically and ethically, and what

apa yang akan tampil di ruang pamer tidak

to expect on the exhibition space is still

bisa ditebak.

unpredictable.


OK. Pangan 2017

Syaiful “Tepu” Garibaldi (1985, Jakarta) adalah lulusan Seni Grafis ITB pada tahun 2010. Sejak tujuh tahun lalu, Tepu mulai tertarik kepada decomposer atau makhluk pengurai. Belakangan, karya Tepu sering bermain dengan decomposer seperti bakteri, cacing, atau jamur. Tepu juga bereksperimen dengan bakteria untuk membuat alfabet “Bahasa Terhah”— bahasa ciptaannya sendiri—dan menciptakan aksen bahasa tersebut dengan medium spora yang jatuh dari payung jamur. Tepu mendapat penghargaan Tokoh Seni Pilihan Tempo di 2016, serta Young Artist Award pada ArtJog #10 di 2017. Sita Rose Nandiasa menempuh pendidikan Profesi Kedokteran Gigi di Universitas Indonesia pada tahun 2007, kemudian melanjutkan pendidikan Magister Kedokteran Gigi Forensik di Universitas Indonesia pada tahun 2013. Sita pernah mengikuti seminar dan kegiatan bertema forensik, termasuk operasi DVI AirAsia QZ8501 tahun 2015. Ia juga anggota Asia Pacific Forensic Odontologists (APFO). Rumah Sakit Melinda (2004, Indonesia) berlokasi di Bandung, Jawa Barat, Indonesia. Mereka dilengkapi dengan fasilitas dan layanan berstandar internasional, serta menghadirkan suasana dengan sentuhan seni.

Syaiful “Tepu” Garibaldi (1985, Jakarta) is a BA graduate from ITB’s Graphic Design major in 2010. For seven years now, Tepu has shown interest in decomposers or the critters that decompose dead organic matters. Recently, Tepu also experimented with bacteria to create the “Terhah Language” alphabet, a language he created, by using spores falling from mushrooms. Tepu received the Tempo Figure of the Arts in 2016, and the Young Artist Award in ArtJog #10 in 2017. Sita Rose Nandiasa (1989, Bogor) graduated from the Dentistry major in University of Indonesia in 2007, then she took her Masters degree in Dental Forensics in the same university, in 2013. Sita has participated in forensics seminars and activities, including the Disaster Victim Identification of the AirAsia QZ8501 crash in 2015. She is also a member of the Asia Pacific Forensic Odontologists. Rumah Sakit Melinda (2004, Indonesia) Melinda Hospital is located in Bandung, West Java, Indonesia. It is equipped with international standard facilities and services, and presents artistic touches in its ambiance.

91


FOREST LAW Pameran & Pertunjukan exhibition & Performance

Ursula Biemann & Paulo Tavares

92

2014 Instalasi video dua kanal, video, peta, cetakan 38 menit 2014 Two-channel video installation, found videos, map, publication 38 minutes

Proyek ini berasal dari riset yang

The project draws from research carried

dilakukan di daerah industri minyak dan

out in the oil-and-mining frontier in the

pertambangan di sisi Ekuador dari Sungai

Ecuadorian Amazon— one of the most

Amazon, salah satu daerah yang kaya akan

biodiverse and mineral-rich regions on

keanekaragaman hayati dan cadangan

Earth, currently under pressure from

mineral di Bumi, namun saat ini sedang

the dramatic expansion of large-scale

dalam tekanan besar dari upaya ekstraktif

extraction activities. At the heart of Forest

banyak pihak. Jantung dari karya Forest

Law is a series of landmark legal cases

Law ini adalah serangkaian tuntutan

that bring the forest to court and plead

hukum yang telah diajukan ke pengadilan

for the rights of nature. One particularly

untuk membela hak-hak alam. Salah satu

paradigmatic trial that has recently been

contoh pengadilan berdasarkan paradigma

won by the indigenous people of Sarayuku

hubungan kosmologis suku setempat

based on their cosmology of the living

dengan alam telah dimenangkan oleh suku

forest. Similar cases rampant in islands

Sarayuku. Sejumlah kasus serupa juga

of Indonesia occur, where the video points

terjadi di pulau-pulau di Indonesia, dan

to the global relationship of violence to

video ini menunjukkan hubungan antara

indigenous communities.

kekerasan dengan suku asli. Ursula Biemann (1955, Swiss) adalah seorang seniman, penulis, dan pembuat video asal Zurich. Praktik seni berdasarkan riset olehnya melibatkan pekerjaan lapangan di daerah-daerah terpencil, dimana ia menyelidiki perubahan iklim dan ekologi minyak, es, dan air. Pekerjaan lapangan telah membawanya ke Amazon dan Arktik untuk proyek-proyek seperti Forest Law, Deep Weather, dan Subatlantic yang kesemuanya juga melihat imbas perubahan iklim di Indonesia.

Ursula Biemann (1955, Switzerland) is an artist, a writer, and a video essayist living in Zurich. Her research-oriented artistic practice involves fieldwork in remote locations where she investigates climate change and the ecologies of oil, ice and water. Her field works that brought her to the Amazon and Arctic regions explored in projects such as Forest Law, Deep Weather, and Subatlantic resonates in the impact of climate change in Indonesia.

Paulo Tavares (1980, Brazil) adalah arsitek dan pakar perkotaan, serta profesor budaya visual dan desain landskap di University of Brasilia, serta direktur layanan spasial Autonoma. Menggabungkan desain, kartografi dari media, dan tulisan, ia menilik lebih lanjut hubungan dan konlik antar ruang di perkotaan, wilayah-wilayah, dan ekologinya.

Paulo Tavares (1980, Brazil) is an architect and urbanist, and also a professor of visual cultures and landscape design at the University of BrasĂ­lia, and the director of the spatial practice Autonoma. Combining design, media-based cartographies, and writing, he investigates the intersections of conflict and space in cities, territories, and ecologies.


OK. Pangan 2017

DRAW A FARM Wapke Feenstra

Masih terus berjalan Koleksi Gambar Ongoing Collection of Drawing

Draw a Farm adalah sebuah koleksi

Draw a Farm is a collection of drawings

gambar bertema pedesaan dan peternakan

made in art-settings, which concentrates

yang dibuat oleh sejumlah seniman,

on the rural and farming knowledge of

pengunjung museum, peserta lokakarya,

artists, museum and workshop visitors,

dan pelajar. Instruksi menggambarnya

and students. The task was, “Draw a

berbunyi, “Gambarkan peternakan, dan

farm for me, and state where it is”. In

sebutkan ia berada di mana.” Selama

the past years, the task has resulted

beberapa tahun belakangan, tugas

in a whole spectrum of farm images.

tersebut telah menghasilkan berbagai

Whereas one drawing might be based on

jenis gambar peternakan. Seseorang

childhood memories, another might make

mungkin menggambar berdasarkan

a political statement. “Draw a Farm” is a

pengalaman masa kecilnya, sementara

part of the Myvillages project “Images of

orang lain mungkin mengekspresikan

Farming”, which observes the evolving

pernyataan politisnya. Draw a Farm adalah

relationship between the rural and the

bagian dari proyek Myvillages berjudul

urban, by looking at different forms of

Images of Farming, yang melihat hubungan

production, pre-conceptions, and power

antara pedesaan dan perkotaan dengan

relationships. OK. Pangan 2017 exhibition

mempertimbangkan berbagai bentuk

shows a selection of these drawings,

produksi, asumsi, dan hubungan kekuasaan.

while also asking the public to add their

Pameran OK. Pangan 2017 menyajikan

own drawings, to see the conflicts in the

gambar-gambar pilihan tersebut, sambil

perception as we create our own internal

meminta pengunjung untuk menambahkan

images of farming.

gambar mereka sendiri. Wapke Feenstra (1959, Belanda) adalah anggota Myvillages, kelompok seniman perempuan dengan latar belakang pedesaan dan peternakan. Selama satu dekade, mereka tinggal di London, Berlin, dan Rotterdam. Namun sebagian besar karya mereka bertempat di pedesaan terpencil. Myvillages percaya bahwa pedesaan bukanlah topik yang aneh, sebab peternakan manajemen air, pembangkitan energi, dan ekstraksi bahan mentah banyak terjadi di sana.

Wapke Feenstra (1959, Netherlands) is a part of Myvillages, a group of three female artists with village and farming roots. For a decade, they have been living in London, Berlin and Rotterdam, but a great deal of their work takes place in remotely situated villages. Myvillages believes that the village cannot be such outlandish topics, as farming, water management, energy generation, and raw material extraction primarily takes place there.

93


94

Pameran & Pertunjukan exhibition & Performance



Simposium

Banyak Jalan Menuju Pangan: Antara Fiksi dan Solusi Many Roads Lead to Food: Between Fiction and Solution 29 July - 5 August 2017

S

T

perspektif mengenai tema festival, secara intens.

platform for intensive exchanges of ideas through

imposium adalah salah satu program Festival Seni Media Indonesia OK. Pangan 2017. Program

ini hadir sebagai wadah berdiskusi serta berbagi

he Indonesian Media Arts Festival OK. Pangan 2017 features a range of symposiums as one

of its main programs. The symposiums serve as a discussions on the festival’s theme—food.

Tidak seperti sebelumnya, sesi-sesi simposium tahun ini diselenggarakan di berbagai lokasi, dengan format

Unlike last year, this year’s symposiums are

yang lebih interaktif dan non-formal, serta menjunjung

scheduled to take place in different locations, with

kolaborasi yang lebih luas.

a more interactive and non-formal format, and put greater emphasis on fostering wider collaboration.

96

I. Latar Belakang

I. Background

Pemenuhan pangan selalu menjadi isu yang rumit.

Meeting the food demand has always been a

Penyebabnya, pertama, karena krisis ekologi dan

complicated task for the nation. This is due to,

tantangan populasi yang terus meningkat. Kedua,

firstly, the ecological crisis and population growth.

karena Indonesia berada di benua Asia, yang

Secondly, Indonesia’s location in Asia, which is home

merupakan tempat tinggal dari 60% populasi dunia.

to around 60% of the world’s population. Thirdly, the

Ketiga, karena isu pangan sangat erat hubungannya

intertwinement of food issue with a host of other

dengan isu lingkungan, budaya, sains, teknologi,

issues, spanning from environment, culture, science

hingga sejarah, sehingga menjadikannya wacana

and technology, to history, complicating the discourse

yang kompleks.

of food.

Untuk mengatasi masalah pemenuhan pangan,

Technology often plays a major role in food fulfillment.

manusia seringkali menggunakan kemajuan

For example, during the Green Revolution under the

teknologi, seperti pada Revolusi Hijau yang

New Order regime, Indonesia utilized technology

dilakukan Indonesia semasa Orde Baru. Dalam

in a wide range of aspects in agriculture, including

gerakan ini, Indonesia memanfaatkan teknologi

irrigation system, fertilization, and pest contol, in order

dalam berbagai aspek pertanian—termasuk sistem

to accelerate crop growth and food production.

irigasi, pemupukan, pengendalian hama, dan sebagainya—untuk mempercepat pertumbuhan dan produksi pangan.

On one hand, Green Revolution’s agricultural methods—such as large-scale monoculture1—was proven to be successful in driving a dramatic

Di satu sisi, Revolusi Hijau dengan segala

increase of food supplies, thus strengthening the

metodenya—seperti monokultur1 dalam skala

nation’s food security and sovereignty. On the other

industri—sukses menaikkan pasokan pangan secara

hand, the policy also brought negative impacts. For

dramatis, sehingga memperkuat ketahanan dan

instance, the intensive use of chemical substances

kedaulatan pangan Indonesia. Tetapi di sisi lain,

and pesticide led to the declining biodiversity and

Monokultur atau penanaman tunggal adalah penanaman satu jenis tanaman dalam suatu urutan musim pada tanah yang sama.

1

1

Monoculture is the cultivation of a single crop in a given area in a sequence of season


OK. Pangan 2017

gerakan ini menimbulkan dampak negatif. Misalnya,

soil fertility. Not to mention the impacts that it had on

keanekaragaman hayati serta kualitas tanah menurun

economic, social, and cutural structures of society.

akibat penggunaan pupuk kimia dan pestisida. Belum lagi dampak terhadap tata kelola ekonomi, sosial,

Another problem stemmed from the differing

hingga budaya masyarakat.

perceptions of “food sovereignty” between farmers and the government. For the farmers, food

Masalah lain ada pada perbedaan pemahaman

sovereignty means they could have the freedom

kedaulatan pangan (Food Sovereignty) antara petani

to select the planting and soil cultivation methods

dengan pemerintah. Bagi para petani, kedaulatan

on their own accord, and also more freedom in

pangan berarti mereka bisa lebih bebas dalam

controlling food distributions. For the government,

menentukan metode tanam, cara mengolah lahan,

however, “food sovereignty” only means that the

serta lebih mandiri dalam mengendalikan distribusi.

country is capable of meeting the nation’s food demand. Adequate domestic food supply—and

Sementara bagi pemerintah, kedaulatan pangan

therefore the absence of need to import food—were

hanya berarti bahwa negara bisa memenuhi pasokan

the government’s indicator of food sovereignty’s

pangan untuk kebutuhan domestik. Bagi pemerintah,

success, but the government remained heedless of

indikator utama keberhasilan kedaulatan pangan

the policy’s negative impacts on both environment

adalah pasokan pangan yang cukup, sehingga

and farmers.

negara tidak perlu mengimpor. Tetapi pemerintah

97

tidak terlalu memedulikan dampak-dampak usaha

As such, the problem of food security goes beyond

pemenuhan pasokan pangan yang mereka lakukan,

keeping the chain of ‘production, distribution, and

baik dampak untuk lingkungan maupun untuk petani.

consumption’ going, because there are strong political aspects attached to it.

Dengan demikian, perihal pangan tidaklah sesederhana menjalankan rantai makanan “produksi – distribusi – konsumsi”, karena ada unsur politik yang kuat di dalamnya.


Simposium

II. Bicara Soal “Solusi”

II. Talking About “Solution”

Ada banyak tantangan dalam menciptakan sistem

There are multiple challenges that we face in

pangan yang bisa memberikan kemaslahatan untuk

establishing a food system that can deliver welfare

semua kalangan masyarakat. Alhasil, dari hulu

to every section of society. Consequently, from top-to-

ke hilir, berbagai pihak—baik pemerintah, swasta,

bottom, various parties—either the government, private

maupun warga—memiliki solusi masing-masing untuk

parties, or the general populance—are advancing their

tantangan-tantangan tersebut.

own solutions to tackle those challenges.

Misalnya, warga kota membuat inisiatif urban farming,

One example for this is the urban farming initiative,

sebagai usaha mereka menjamin ketersediaan

which the society started to secure the availability

pangan dalam skala lingkungan terdekat, meskipun

of adequate food supplies. The effectiveness of this

keefektifitasannya masih dipertanyakan. Sementara

initiative, however, remains questioned.

pemerintah juga menerapkan berbagai kebijakan

98

yang diyakini bisa mencapai ketahanan pangan,

The government also works toward a number of

seperti kebijakan tentang teknologi padi ‘Jarwo

strategies that are believed to be effective in attaining

Super’ serta kebijakan demi mengejar target skala

food security on a national scale, such as increasing the

nasional. Padahal kebijakan-kebijakan tersebut tidak

production of ‘Jarwo Super’ rice. However, such policies

memecahkan masalah-masalah mendasar, seperti

have yet to solve the fundamental problems affecting

masalah ketersediaan lahan pangan atau pemenuhan

food security, for instance, the availability of agricultural

kebutuhan pangan skala lokal/daerah.2

land and adequate food supplies on local levels.2

Sekarang ini, ada banyak alternatif dari pertanian

Today, there are a number of supposedly-sustainable

skala industri yang mengusung keberlanjutan.

alternatives for industrial-level agriculture. However,

Tetapi seberapa utuh prinsip keberlanjutan ini bisa

to what extent can the idea of sustainability be

diterapkan? Lalu apakah prinsip sustanability yang

implemented? And are those alternatives, which

diusung cara-cara alternatif tersebut sudah pasti tidak

suppose to carry the principle of sustainability, assured

akan berdampak kepada kelestarian alam?

to not have negative impacts on nature conservation?

Berdasarkan persoalan pangan yang diilustrasikan di

Looking at the complexity of food security issues spelled

atas, simposium OK. Pangan ingin mengolah wacana

out above, OK. Pangan Symposiums are intrigued to

“solusi”. Apa yang dimaknai sebagai “solusi” dalam

delve on the discourse of ‘solution.’ What is meant by

isu pangan? Untuk siapakah “solusi” ini diterapkan?

‘solution’ in the context of food issues? For whom does

Bagaimana proses sebuah “solusi” dicetuskan dan

the solution is for? How does the solution formulated

diujicoba? Sejauh mana “solusi” alternatif yang pernah

and tested? To what extent can the alternative solutions

dirumuskan dapat diterapkan di wilayah/konteks lain?

be implemented in different areas or contexts?

Simposium OK. Pangan 2017 berupaya menjadi wadah

The purpose of OK. Pangan 2017 Symposiums is to be a

untuk bertukar pengetahuan, praktik baik, serta

meeting ground for an intensive exchange of knowledge,

pembelajaran bagi berbagai pihak, demi membaca

good practices, and learning for all communities. The

wacana “Solusi” dengan lebih kritis, dan menggali

program also aims to read the solution of the issues

“Solusi” yang potensial dengan terbuka.

critically, and seek out more potential solutions.

“Catatan Aliansi untuk Desa Sejahtera,petani Indonesia dalam 2003-2013 “menghilang” 5.07 juta rumah tangga. Ditambah dengan 2,2 juta nelayan tradisional berkurang lahan produksi 110.000 hektar pangan per tahun, atau wilayah tangkap dan pemijahan ikan akibat konversi dan reklamasi.” (http://www.mongabay. co.id/2016/10/28/bagaimana-kedaulatan-pangan-dalam-duatahun-pemerintahan-jokowi-berikut-pandangan-mereka/ )

2

2

The Alliance for Prosperous Villages notes that the number of farmers in Indonesia between 2003—2013 decreased by 5.07 million households. Around 2.2 million traditional fishermen lost productive area of 110,000 ha per year or fishing and spawning grounds due to conversion and reclamation.” (http://www.mongabay. co.id/2016/10/28/bagaimana-kedaulatan-pangan-dalam-dua-tahunpemerintahan-jokowi-berikut-pandangan-mereka/ )


OK. Pangan 2017

III. Tema Sesi Simposium OK. Pangan

III. OK. Pangan Symposium Themes

Urban Farming: Solusi Pangan Perkotaan? Tanggal : 2 Agustus 2017

Urban Farming: Solution to Urban Food Supply Issue?

Waktu

: 13.00 - 15.20

Date

: August 2, 2017

Lokasi

: Gudang Sarinah Ekosistem (Hall B)

Time

: 13.00 — 15.20

Location : Gudang Sarinah Ekosistem (Hall B) Selama ini, warga perkotaan mengandalkan desa sebagai pemasok utama kebutuhan pangan. Namun

Up to this point, urbanites heavily relies on food

belakangan, warga perkotaan mulai berusaha

imports from rural areas. However, they are now

swasembada, misalnya dengan urban farming dan

trying to be more self-sufficient, for instance, by

taman warga (community garden).

practicing urban farming and community garden.

Kemunculan berbagai inisiatif pertanian kota seperti ini

Urban farming were initiated out of different

dilandasi motivasi yang berbeda-beda, dengan bentuk

motivations, take various forms, and operate on

dan skala yang beragam juga. Ada yang melihat urban

different scales. Some people view urban farming

farming sebagai siasat kebutuhan pangan, peluang

as a solution to the urbanites’ immense dependance

bisnis, bahkan bagian dari tata ruang perkotaan.

to rural areas for food supplies. Others see it as a business opportunity, or even as a part of urban

Selain pasokan pangan, permintaan warga perkotaan

spatial planning.

terhadap bahan makanan organik juga meningkat. Kebutuhan tersebut menambah dimensi persoalan

In addition to general food supplies, the demand for

dalam rantai pasokan pangan di perkotaan, karena

organic food among urban people is also growing.

tidak semua warga kota mampu mengakses bahan

This adds up another dimension to the already

makanan organik.

complicated issues surrounding food distribution chain in urban areas, as not all people have access

Apakah urban farming dapat menjawab berbagai

for organic food.

tantangan tersebut? Pendekatan apa saja yang telah diaplikasikan dalam praktik-praktik urban farming?

Can urban farming solve those problems? Which

Bentuk urban farming seperti apa yang paling sesuai,

approaches have been applied in urban farming

khususnya pada konteks Jakarta?

practice? Which urban farming model is the most suitable in Jakarta context?

99


Simposium

Dari Hulu ke Hilir: Eksperimen Model Alternatif dalam Rantai Pangan

From Top to Bottom: Experimenting on Alternative Models in Food Supply Chain

Tanggal : 2 Agustus 2017

Date

: August 2, 2017

Waktu

: 13.00 - 15.20

Time

: 13.00 — 15.20

Lokasi

: Gudang Sarinah Ekosistem (Hall B),

Location : Gudang Sarinah Ekosistem (Hall B)

Dalam rantai pasokan pangan, idealnya, semua pihak

Ideally, in a food chain supply system, all parties gain

diuntungkan. Demi mewujudkan sistem pangan yang

benefit from it. To make this possible, all parties tries

menguntungkan tersebut, berbagai pihak berusaha

to come up with a myriad of solutions to ensure food

menciptakan berbagai macam “solusi” ketahanan dan

security and sovereignty.

kedaulatan pangan. As a result, a wide variety of initiatives that seek to Alhasil, lahirlah berbagai macam inisiatif ketahanan

ensure food security and sovereignty are continuing to

dan kedaulatan pangan dari masyarakat lokal, seperti

emerge in local society, such as Pasar Organik (Organic

misalnya kehadiran Pasar Organik di Yogyakarta,

Market) in Yogyakarta, Pasar Tani (Farmers Market) in

Pasar Tani di Jakarta, serta beragam aplikasi gawai

Jakarta, and various online applications that serve as a

yang menjadi perantara langsung antara produsen

direct channel between producers and consumers.

dengan konsumen. This discussion wants to look at how those Sesi diskusi ini ingin melihat, bagaimana berbagai

experiments and innovations can intervene—

eksperimen dan inovasi tersebut bisa mengintervensi

and possibly lead—the food production system,

sistem atau alur produksi, distribusi, serta konsumsi

distribution, and consumption toward a better

pangan ke arah yang lebih baik, khususnya dalam

direction, particularly in urban context.

konteks perkotaan.

100


OK. Pangan 2017

Tanggal : 29 Juli 2017

Transfer Teknologi atau Bertukar Pengetahuan?

Transfer of Technology or Exchange of Knowledge?

Waktu

: 10.00 – 12.30

Date

: July 29, 2017

Lokasi

: Pusat Perpustakaan dan Penyebaran

Time

: 10.00 — 12.30

Teknologi Pertanian (Auditorium)

Location : Indonesian Center for Agricultural Library

and Technology Dissemination (Auditorium).

Dengan Revolusi Hijau, pemerintah melakukan “transfer ilmu teknologi” kepada petani, demi

During the Green Revolution, Indonesian government

mendorong penggunaan teknologi dalam pertanian.

did ‘technology transfers’ to farmers, to encourage

Sayangnya, usaha edukasi ini dilakukan dengan

them using technology in agriculture. The knowledge-

“satu arah”, dari atas ke bawah. Ketika para peneliti

sharing strategy, however, adopted a one way top-to-

dan praktisi memberikan penyuluhan-penyuluhan

bottom approach. In other words, the researchers and

teknologi kepada petani, mereka belum berkolaborasi

practitioners involved only instructed—but did not

dengan pengetahuan dari para petani, meskipun

collaborated—with the farmers, although the farmers

petani memiliki ilmu empiris yang akan berpengaruh

possessed empirical knowledge that can influence

terhadap penggunaan teknologi tersebut.

the use of agriculture technology.

Pada akhirnya, transfer teknologi pada era tersebut

Eventually, the technology transfer wasn’t too

tidak berjalan terlalu mulus, seiring dengan

succesfull, as only a small number of farmers

rendahnya partisipasi petani dalam mengaplikasikan

participated in applying the technology.3 This experience

teknologi tersebut.

raised awareness among researchers and scientists

3

on the importance of an approach that emphasized on Berdasarkan pengalaman ini, sejumlah peneliti dan

farmers’ collaboration and participation.

ilmuwan mulai menyadari perlunya pendekatan yang mengutamakan pengetahuan dan partisipasi petani.

This discussion aims to talk about how the process of knowledge exchange and development of

Sesi diskusi ini ingin menunjukkan, bagaimana

technological innovation—which are deemed as

proses pertukaran pengetahuan dan pengembangan

‘solutions’—in agricultural industry need to incorporate

inovasi teknologi—yang dianggap sebagai “solusi”—

the encompass both researchers and farmers.

perlu memberdayakan baik pihak peneliti maupun pihak petani.

Another fact is thet we need data to find solutions to any problems, including problems in food security.

Selain itu, ketika kita mencari solusi untuk isu apapun,

We need data for the basis of arguments, the main

kita selalu memerlukan data, tak terkecuali saat

source of information that supports research, and for

mencari solusi untuk sistem pangan. Data diperlukan,

shedding light on certain situations.

di antaranya, sebagai landasan argumen, untuk menggambarkan situasi, dan untuk menunjang riset.

This discussion then questions on how data can be utilized as the ground food system improvement,

Sesi diskusi ini juga mempertanyakan, bagaimana data

and how it is related to the implementation of

bisa digunakan sebagai pijakan dalam memperbaiki

agricultural technology.

sistem pangan, dan bagaimana kaitannya dengan penerapan teknologi.

Pimbert, Michel. 1994. The Need for Another Research Paradigm. (https://www.grain.org/article/entries/511-the-need-for-anotherresearch-paradigm)

3

Pimbert, Michel. 1994. The Need for Another Research Paradigm. (https://www.grain.org/article/entries/511-the-need-foranother-research-paradigm)

3

101


Simposium

Politik Benih : Seragam atau Beragam?

Seed Politics: Uniformity or Diversity?

Tanggal : 29 Juli 2017

Date

: July 29, 2017

Waktu

: 14.00 – 16.30

Time

: 14.00—16.30

Lokasi

: Pusat Perpustakaan dan Penyebaran

Location : Indonesian Center for Agricultural Library

Teknologi Pertanian (Auditorium)

and Technology Dissemination (Auditorium).

Benih adalah komponen dasar dalam produksi pangan.

Seed is the fundamental component of food

Isu benih bisa menyangkut berbagai aspek, dari mulai

production. The issue of seed can be linked to a range

kedaulatan dan ketahanan pangan, tradisi sosial

of other issues, from food security and sovereignty,

budaya, hingga keanekaragaman hayati.

socio-cultural traditions, to biodiversity.

Ada sejumlah isu politis menyangkut benih. Salah

There are several political issues surrounding seed

satunya, dominasi pasokan benih oleh segelintir

provision. One example is seed supplies’ domination

perusahaan multinasional, sehingga petani tidak

by a handful of multinational corporations, which

leluasa dalam menentukan benih serta pupuk yang

narrow down the range of seed and fertilizer options

bisa mereka gunakan. Pasalnya, permintaan tinggi

available to farmers. The increasing demand for

atas pasokan pangan memaksa proses produksi

food supplies has prompted farmers to produce a

untuk menggenjot dan mempercepat hasil panen.

larger quantity of food at a shorter period of time. As

Benih hibrida termodifikasi—atau GMO (Genetically

such, Genetically Modified Organisms (GMO) seeds

Modified Organisms)—keluaran perusahaan

produced by the multinational corporations are

multinasional pun dianggap sebagai solusinya,

deemed as a solution to the growing demand for food

karena bisa lebih cepat dipanen.

supplies, as they can be harvested in a short period of time.

Namun karena ketergantungan terhadap benih GMO

102

keluaran perusahaan multinasional ini, petani jadi

The reliance on GMO seeds, however, give the

kesulitan melestarikan benih varietas lokal yang

farmers difficulties in preserving the local seeds of

beragam.

diverse varieties. Moreover, the increased demand for high-quality organic food could urges the farmers

Selain itu, meningkatnya permintaan atas bahan

to re-implement the organic methods. But how do

makanan organik yang berkualitas bisa mendorong

farmers get around with such increasing demand?

para petani untuk kembali menerapkan metode

And are organic methods aligned with the attempt to

organik. Tetapi bagaimana para petani menyiasati

preserve local seeds of diverse varieties?

permintaan organik? Dan apakah metode organik sejalan dengan pelestarian varietas benih lokal?

It is hoped that this session can map out the seed industries in Indonesia, as well as view at the

Sesi ini diharapkan mampu memetakan industri benih di Indonesia, sekaligus melihat posisi petani dalam pemetaan ini.

farmers’ position on the map.


OK. Pangan 2017

Obrolan Dapur (Pantry Talk)

Pantry Talk

Sesi Outdoor

Outdoor Session

Tanggal : 5 Agustus 2017

Date

: August 5, 2017

Waktu

: 10.00 – 15.00

Time

: 10.00 — 15.00

Lokasi

: Rusun Flamboyan, Jl. Pulo Harapan Indah,

Location : Rusun Flamboyan, Pulo Harapan Indah St

RT. 16 / RW. 10, Cengkareng Barat,

RT.16/RW.10. West Cengkareng,

Cengkareng, Jakarta

Cengkareng, Jakarta

Sesi luar ruangan (outdoor) ini melibatkan

This outdoor session involves Wapke Feenstra, a

seniman Belanda, Wapke Feenstra, yang sudah

Dutch artist who has many experience in working on

lama berpengalaman menggarap karya seni

artworks that revolve around the theme of food. On

bertopik pangan. Dalam kesempatan ini, Feenstra

this occasion, Feenstra throws a lunch gathering with

menyelenggarakan acara makan bersama di kebun

the residents of Flamboyan Flat in Cengkareng, East

komunitas warga rusun Flamboyan, Cengkareng.

Jakarta, at their community garden.

Alih-alih presentasi satu arah konvensional seperti

Unlike other symposiums in which presentations

dalam simposium pada umumnya, sesi ini dibuka

are delivered through one-way communication, this

dengan dialog antar partisipan, tentang hal-hal yang

session is commenced with dialogues between the

tumbuh di dalam dan sekitar kawasan kebun warga.

participants on types of plants that grow in and

Sesi ini tidak hanya akan membahas tentang pangan

around the community garden. This session goes

di area tersebut, tetapi juga kompleksitas produksi

beyond discussing the food production in the area,

pangan lokal dan konsumennya, proses rantai

to include topics such as the complexity of local food

makanan di wilayah perkotaan, serta cara warga

production and its consumers, food chain process in

menyiasati tantangan pangan di perkotaan.

urban areas, and how urban people deal with food problems in cities.

Selain warga rusun Flamboyan, sesi ini juga melibatkan para pengurus kebun warga, dan

Apart from Flamboyan Flat’s residents, the

memanfaatkan bahan-bahan dari kebun tersebut untuk

symposium also invites gardeners the community

diolah lalu disantap bersama.

garden. The symposium is going to be concluded by cooking the plants gathered from the garden and dined it together.

*Sesi ini terbatas untuk 20 peserta

*This session is limited to 20 participants only

103


104

Residensi Virtual Virtual Residency



Program Pendukung supporting program

Program Belajar / Learning Program

“Makanan, Budaya Media, Dan Politik.” “Food, Media Culture, and Politics.” July – November 2017

T

T

tema yang sangat besar, sehingga OK. Video merasa

too broad, so it needs to be broken down into smaller

perlu mengadakan beberapa program, agar bisa

topics then be carried out through several interrelated

memberikan pemahaman mengenai tema tersebut

programs, so the public would acquire holistic and in-

dengan menyeluruh. Salah satu program tersebut

depth understandings of them. One of the said programs

adalah Program Belajar.

in this festival is the Learning Program.

Ada anggapan bahwa pengetahuan berbentuk seperti

To explain about human knowledge simply, we can

jaring laba-laba. Di pusat jaring laba-laba ini, terdapat

use a spider’s web as a metaphor. The center of the

ilmu matematis. Di ruas kedua, terdapat ilmu eksakta/

web is the area of mathematical knowledge, and the

ilmu alam. Di ruas terluar jaring tersebut, terdapat

second layer of the web is the area of natural or exact

pengetahuan umum. Ruas terluar ini dipengaruhi

sciences. Meanwhile, the outer layer of the web is the

oleh berbagai ruas di dalam jaring tersebut, dan kita

area of so-called general knowledge. This outer area

mengenalnya dengan istilah pengetahuan awam.

is influenced by the many segments in the web, and it

ahun ini, Festival Seni Media Indonesia OK. Video mengangkat tema “Pangan” serta berbagai hal

yang berkaitan dengannya. Tema “Pangan” adalah

his year, the Indonesian Media Arts Festival OK. Video 2017 brings up the theme of “Pangan,” or food, and

its related topics. However, the theme “Food” is simply

is also usually known as “common knowledge.” Kebenaran pengetahuan tidak bisa dibuktikan oleh

106

pengetahuan awam. Sebagai contoh, masyarakat

The truths of knowledge cannot be proven by

sering berdiskusi mengenai apa itu bahan pangan

common knowledge. For instance, among the society,

organik, apa itu unsur kimia, dan sebagainya. Lalu

there is an ongoing discussion pertaining to organic

timbul anggapan populer seperti, “Jauhilah makanan

foods, chemical substances, and so on. Subsequently,

yang mengandung unsur kimia”. Anggapan tersebut

popular assumption emerges. For example, “We

tidak masuk akal, karena sebenarnya, tidak ada unsur

should keep away from food containing chemical

di alam semesta ini yang tidak mengandung zat kimia.

substances.” However, such assumption is downright nonsensical, because every existing element in the

Maka pengetahuan awam seringkali keliru dan bersifat

universe contains some chemical substances in it.

desas-desus. Sebagai contoh, masyarakat biasanya tahu, makanan sehat itu apa saja. Tetapi mereka kerap

Therefore, common knowledge oftentimes proves to be

tidak tahu, mengapa makanan tersebut sehat. Dari

incorrect and tainted with rumors. Take for an example;

situ, bisa dilihat bahwa pengetahuan di ruas terdalam

most people know which kinds of food are healthy, but

(ilmu pengetahuan) seolah berjarak dari pengetahuan

only few of them know why they are healthy. Referring

di ruas terluar (pengetahuan umum). Jarak ini perlu

to the spider’s web metaphor, what we can learn that

dijembatani, agar tidak mudah dimanfaatkan oleh

knowledge in the center part of the web (science) is

pihak-pihak berkepentingan.

separated, or is at distance, from the knowledge in the outer segment (general knowledge). This gap should

Karena OK. Video adalah sebuah institusi seni media,

be bridged, so there will not be loopholes that can be

pintu untuk mengkaji persoalan ini tentunya seni

exploited by irresponsible parties.

media. Namun di Indonesia, belum banyak karya seni yang bersinggungan dengan wacana pangan.


OK. Pangan 2017

Program Belajar berupaya menjawab dua hal di atas,

Since OK. Video is a media arts institution, it naturally

yaitu a) menjembatani pengetahuan ruas dalam

uses media arts as an instrument to examine the said

dengan ruas luar (pengetahuan awam), serta b)

issue. However, there are still very few artworks that

mempertebal wacana pangan—sebagai tema festival

focuses on the theme of “food.”

tahun ini—di dalam seni media. The Learning Program attempts to address those two Mengingat luasnya perihal pangan, pembahasan

issues, by a) bridging the center and outer segment of

dalam Program Belajar ini dibatasi dengan kerangka

knowledge (science and common knowledge), and by

tema “Makanan, Budaya Media, dan Politik.” Tema ini

b) putting the discourse of food—which is the theme

dipilih agar selaras dan berkesinambungan dengan

this year’s OK. Video—at the center of attention in the

keseluruhan kuratorial OK. Pangan 2017.

media arts.

Program Belajar OK. Pangan terbagi menjadi tiga

Considering that “food” can be an overwhelmingly

kegiatan—Diskusi, Lokakarya, dan Pemutaran Film.

broad theme, our discussions will be framed within the theme of “Food, Media Culture, and Politics.”

Diskusi bertujuan menjadi wadah utama untuk

The theme is selected and tailored to align with the

menerjemahkan tema “Makanan, Budaya Media, dan

entirety of OK. Pangan 2017’s curation.

Politik”, pemutaran film berupaya melihat pangan dari kacamata sinema, sementara lokakarya ingin

The OK. Pangan Learning Program is divided into

mengeksplorasi berbagai pengetahuan seputar pangan

three main activities—discussions, workshops, and

dari para partisipannya, lalu mengajak publik untuk

film screenings.

mempraktekkan pengetahuan tersebut. The discussion sessions are meant to spell out the theme “Food, Media Culture, and Politics.” The film screening program endeavors to look at “food” from the lens of cinema, whereas the workshops are designed to help us explore the knowledge on “food” and engage the public in putting the knowledge into practice.

107


Program Belajar / Learning Program

Diskusi Discussion Program Pendukung supporting program

July – November 2017

D

T

saling menyajikan dan mendiskusikan berbagai

speakers. The discussion puts forward and reflect on

hal menarik seputar “Makanan, Budaya Media,

issues related to “Food, Media Culture, and Politics,”

dan Politik.” Misalnya, bagaimana antropologi

for instance: how anthropologists view food, how to

memandang makanan, bagaimana cara memasak

cook certain foods, and the studies on instant foods.

iskusi dalam Program Belajar OK. Pangan 2017 ini disajikan dalam bentuk bincang-bincang

santai. Dalam program ini, pembicara dan peserta

he discussion program in OK. Pangan 2017 Learning Program takes the form of a casual

conversation between the participants and the

makanan tertentu, hingga kajian tentang makananmakanan instan.

In every session, practitioners, artists, observers, and experts from an array of fields are invited to the

Di dalam setiap sesi, program Diskusi ini mengundang

discussion on “Food, Media Culture, and Politics”,

praktisi, pemerhati, seniman, serta pakar dari bidang

bringing diverse perspectives to the table. The

yang beragam, namun pembahasannya tetaplah

discussion might be concluded with an agreement,

seputar silang sengkarut makanan, budaya media,

but it might also leave questions to ponder.

serta politik, sesuai latar belakang dan cara pandang masing-masing partisipan. Setiap diskusi bisa jadi

The discussion program is broken down into eight

menghasilkan sebuah kesimpulan bersama, bisa jadi

sessions, commencing on May 2017 and continuing

menyisakan tanda tanya untuk dipikirkan oleh semua

on to November 2017. Up until July 2017, two

hadirin diskusi ini.

sessions have been conducted. The first was “Food in the Glance of Arts,” which explored the

108

Program Diskusi terbagi ke dalam delapan sesi, mulai

relation between arts and food, and the second was

dari Mei 2017 hingga November 2017. Hingga Juli

“Remembering Healthy Four Perfect Five,” which

2017, dua sesi yang sudah terlaksana adalah sesi

discussed food, politics, and the impacts that they

diskusi “Makanan dalam Lirikan Seni” yang membahas

have had on history, anthropology, and media.

keterkaitan seni dengan makanan, serta sesi diskusi “Mengenang Empat Sehat Lima Sempurna” yang

All of the discussion sessions are held at Gedung

membahas makanan, politik dan dampaknya dengan

Sarinah Ekosistem, Jakarta.

perspektif sejarah, antropologi dan media. Setiap pelaksanaan program Diskusi bertempat di Gudang Sarinah Ekosistem, Jakarta.


OK. Pangan 2017

Sesi-Sesi Program Diskusi OK. Pangan 2017 OK. Pangan 2017 Discussion Sessions Makanan dalam Lirikan Seni Rupa

Food from the Glance of Visual Arts

14 Mei 2017, Waktu: 15.00 - 18.00 WIB

May 14, 2017, Time: 15.00 - 18.00 WIBHall A1, Gudang

Hall A1, Gudang Sarinah Ekosistem

Sarinah Ekosistem

Pembicara: Saras Dewi, Leonhard Bartolomeus,

Speakers: Saras Dewi, Leonhard Bartolomeus,

Dirdho Adithyo

Dirdho Adithyo

Moderator: Berto Tukan

Moderator: Berto Tukan

Mengenang “Empat Sehat Lima Sempurna”

Remembering “Healthy Four Perfect Five”

28 Mei 2017, Waktu: 15.00 - 18.00 WIB

May 28, 2017, Time: 15.00 - 18.00 WIB

Hall A1, Gudang Sarinah Ekosistem

Hall A1, Gudang Sarinah Ekosistem

Pembicara: Reza Hilmawan, Gelar Agryano Soemantri,

Speakers: Reza Hilmawan, Gelar Agryano Soemantri,

Bellina Erby

Bellina Erby

Moderator: Marcellina Dwi Kencana Putri

Moderator: Marcellina Dwi Kencana Putri

Artists Talk: Tadasu Takamine, Wapke Fenstra, Ari Sendi

Artists Talk: Tadasu Takamine, Wapke Fenstra, Ari Sendi

23 Juli 2017, Waktu: 13.00 – 15.00 WIB

July 23, 2017, Time: 13.00 - 15.00 WIB

Hall A1, Gudang Sarinah Ekosistem

Hall A1, Gudang Sarinah Ekosistem

Moderator: Renan La-Ruan

Moderator: Renan La-Ruan

Artists Talk: Ales Cermak, Soemantri Gelar,

Artists Talk: Ales Cermak, Soemantri Gelar,

Saleh Husain

Saleh Husain

24 Juli 2017, Waktu: 15.00 - 18.00 WIB

July 24, 2017, Time: 15.00 - 18.00 WIB

Hall A1, Gudang Sarinah Ekosistem

Hall A1, Gudang Sarinah Ekosistem

Moderator: Mahardika Yudha

Moderator: Mahardika Yudha

Makanan, Kebertahanan, dan Ekonomi

Food, Survival, and Economy

28 Juli 2017, Waktu: 15.00 – 18.00 WIB

July 28, 2017, Time: 15.00 – 18.00 WIB

Tempat: Hall A1, Gudang Sarinah Ekosistem

Hall A1, Gudang Sarinah Ekosistem

Pembicara: The Popoh (@kantinyangkemarin), FORKS

Speakers: The Popoh (@kantinyangkemarin), FORKS

(Purusha Cooperative Research), Renal Rhinoza, Dholy

(Purusha Cooperative Research), Renal Rhinoza,

Husada (Warung Ramah)

Dholy Husada (Warung Ramah)

Moderator: Reza Hilmawan

Moderator: Reza Hilmawan

Open House Open Lab: Performance Dinner dan

Open House Open Lab: Performance Dinner and

Diskusi Bakudapan

Discussion with Bakudapan

28 Juli 2017, Waktu: 19.30 WIB – selesai

July 28, 2017, Time: 19.30 WIB – finish

Open Lab Workspace, Gudang Sarinah Ekosistem

Open Lab Workspace, Gudang Sarinah Ekosistem

Open House Open Lab: Mark Sanchez, Julian Abraham,

Open House Open Lab: Mark Sanchez, Julian

Arne Hendriks, Warung Ramah

Abraham, Arne Hendriks, Warung Ramah

30 Juli 2017, Waktu: 14.00 - 18.00 WIB

July 30, 2017, Time: 14.00 - 18.00 WIB

Open Lab

Open Lab

Moderator: Marcellina Dwi Kencana Putri

Moderator: Marcellina Dwi Kencana Putri

109


Program Pendukung supporting program 110

Open House Open Lab dan Artists Talk: Syaiful ‘Tepu’

Open House Open Lab dan Artists Talk: Syaiful

Garibaldi, Pppooolll, Minerva

‘Tepu’ Garibaldi, Pppooolll, Minerva

6 Agustus 2017, Waktu: 13.00 -15.00 WIB

August 6, 2017, Time: 13.00 - 15.00 WIB

Open Lab

Open Lab

Moderator: Erby Berlina

Moderator: Erby Berlina

#instafood yang Hqq

How to Create the True #instafood

6 Agustus 2017, Waktu: 16.00 – 18.00 WIB

August 6, 2017, Time: 16.00 - 18.00 WIB

Hall A1, Gudang Sarinah Ekosistem

Hall A1, Gudang Sarinah Ekosistem

Pembicara: Anton Ismael, Hestu Prahara

Speakers: Anton Ismael, Hestu Prahara

Moderator: Nastasya Abigail

Moderator: Nastasya Abigail

Memasyarakatkan Molecular Gastronomy

Socializing Molecular Gastronomy

16 September 2017, Waktu: 15.00 - 18.00 WIB

September 16, 2017, Time: 15.00 - 18.00 WIB

Hall A1, Gudang Sarinah Ekosistem

Hall A1, Gudang Sarinah Ekosistem

Peraga: Renatta Moeloek (koki) (TBC)

Demonstrator: Renatta Moeloek (chef)

Komentator/moderator: Bellina Erby

Commentator/moderator: Bellina Erby

Keangkuhan Penikmat Kopi

The Pretentiousness of Coffee Lovers

14 Oktober 2017, Waktu: 15.00 - 18.00 WIB

October 14, 2017, Time: 15.00 - 18.00 WIB

Hall A1, Gudang Sarinah Ekosistem

Hall A1, Gudang Sarinah Ekosistem

Pembicara: Herdiansyah Suteja (Philocoffee),

Speakers: Herdiansyah Suteja (Philocoffee),

Perwakilan SCAI, Anggara Rizki (One Fifteenth coffee)

Perwakilan SCAI, Anggara Rizki (One Fifteenth coffee)

Moderator: Gesyada Siregar

Moderator: Gesyada Siregar

Fundamentalisme Makanan

Food Fundamentalism

11 November 2017, Waktu: 15.00 - 18.00 WIB

November 11, 2017, Time: 15.00 - 18.00 WIB

Hall A1, Gudang Sarinah Ekosistem

Place: Hall A1, Gudang Sarinah Ekosistem

Pembicara: Donni Herdaru (Animal Defenders

Speakers: Donni Herdaru (Animal Defenders

Indonesia), Davina Veronica (Garda Satwa Indonesia),

Indonesia), Davina Veronica (Garda Satwa Indonesia),

Dede Mulyanto (Antropolog)

Dede Mulyanto (Anthropologist)

Moderator: Reza Hilmawan

Moderator: Reza Hilmawan


OK. Pangan 2017

111


Program Pendukung supporting program

Program Belajar / Learning Program

Lokakarya “Ketahanan Hidup” Workshop Program “Survival” 23 July – 12 August 2017

P

T

karena isu pangan yang paling dasar adalah isu

the most fundamental part of life; humans absolutely

kebutuhan pokok—manusia mutlak membutuhkan

need food in order to survive. Thus, the “Survival”

makanan untuk bertahan hidup. Lokakarya “Ketahanan

workshops try to bring food back to the aforesaid

Hidup” ini berupaya mengembalikan masalah pangan

basic level—as a survival tool.

rogram Lokakarya dalam Festival Seni Media Indonesia OK. Video 2017 mengangkat tema

“Ketahanan Hidup” atau “Survival.” Tema ini diangkat

he workshop program in the Indonesian Media Arts Festival OK. Pangan 2017 carries the theme

of “Survival”. The theme was chosen because food is

ke tingkat paling dasar tersebut. With the “Survival” theme, the workshop program Dengan tema “Ketahanan Hidup”, lokakarya ini

envisions an ideal natural condition, in which

mengandaikan adanya kondisi alamiah (natural state)

everything in the world is necessary or absolute. Such

yang ideal, dimana segala sesuatu di dunia ini hanyalah

natural condition only exists on our mind and cannot

hal-hal yang bersifat niscaya (necessary/mutlak).

materialize in the real world; however, the program

Kondisi alamiah seperti ini hanya terjadi di tingkat

try to reconstruct that particular condition, through a

konseptual—alias tidak bisa terjadi di kehidupan nyata—

series of programs that ultimately help us understand

namun lokakarya ini berupaya merekonstruksi kondisi

things that are absolute or necessary in life.

tersebut melalui serangkaian program, agar kita bisa lebih memahami hal-hal yang niscaya dalam hidup.

In order to do so, the “Survival” workshop program picks up a fictional Apocalypse scenario, where the

112

Skenario yang diadopsi lokakarya “Ketahanan Hidup”

world is abruptly destructed and humans are forced

adalah peristiwa hari kiamat, dimana manusia dipaksa

to live basic lives, where only the most fundamental

untuk kembali ke tataran tataran kebutuhan yang

needs can be fulfilled. On this level, there would not

paling mendasar. Dalam tataran ini, tidak ada smoothie

be meals such as smoothie bowls, ice lattes, and

bowl, kopi susu, frozen yogurt, dan sebagainya, karena

frozen yoghurts, because those are only “possible

hal-hal yang hanya bersifat mungkin (possible) tersebut

things” and are not actually needed for human

sebenarnya tidak diperlukan. Hal-hal tersebut hadir

survival. Such luxurious meals are invented in order

karena tuntutan hasrat saat manusia hidup dalam

to gratify humans’ desire that emerges as we live a

kenyamanan. Padahal, manusia yang bisa bertahan

comfortable life, whereas humans who can survive

lama adalah manusia yang mampu hidup dengan

longer are those who can live on minimal sources.

penunjang minimal.

Although the Apocalypse does not seem to happen anytime soon, we should be able to start living on

Namun meski hari kiamat yang diskenariokan tersebut

minimal support, in order to increase our flexibility

belum tampak, kita tetap harus bisa hidup dengan

and toughness.

hal-hal niscaya, agar dapat bertahan jika kita sampai berada dalam kondisi terjepit.

This program attempts to invite the participants, as well as general public, to look at the fact that a vast

Program ini ingin membuka mata masyarakat

majority of people in parts of Indonesia have—and

umum dan partisipan lokakarya, bahwa kebanyakan

able—to live on minimal sources. The program also

penduduk Indonesia hidup sekenanya, dengan

wants to widen people’s knowledge on how to survive

hal-hal niscaya. Program ini juga ingin memperluas

by living in a simple manner, by discussing what are

wawasan mengenai cara bertahan hidup paling

absolute or necessary things, and what are possible

sederhana. Hal ini dilakukan dengan mengangkat

things, in the “Survival” scenario. The program does


OK. Pangan 2017

wacana apa saja hal yang niscaya (necessary/

not imply that we should omit the discussions on

mutlak) dan apa saja hal yang mungkin (possible),

how to brew coffee, the world without trash, or urban

dalam skenario “Ketahanan Hidup�. Bukan berarti

farming; it is just that we can postpone them.

wacana-wacana seperti teknik menyeduh kopi, dunia tanpa sampah, atau urban farming harus kita buang.

The workshops are not only focused on food and

Hanya saja, semua itu bisa ditunda.

beverage, but also touch various topics related to them. For example, a workshop on Ethanol distillation

Tidak hanya mencakup hal-hal yang menyangkut

to make it a fuel, instead of a drink.

makanan dan minuman, program lokakarya ini juga mengangkat hal-hal yang terasosiasi dengan pangan. Maka, sebagai contoh, ada lokakarya penyulingan etanol yang bukan untuk diminum, melainkan untuk dijadikan bahan bakar.

113


Program Pendukung supporting program

Program Belajar / Learning Program

Jadwal Program Lokakarya OK. Pangan 2017

OK. Pangan 2017 Workshop Schedules

BAKUDAPAN:

BAKUDAPAN:

Bakudapan adalah sebuah kelompok belajar yang

Bakudapan is a learning community initiated by Elia

dibentuk oleh Elia Nurvista dan Khairunnisa. Mereka

Nurvista and Khairunnisa. They set out to explore

mengupas masalah-masalah pangan beserta wacana

issues related to food and food security, and they

seputarnya, seperti budaya, politik, seni, dan lain

analyze them in broader contexts, such as culture,

sebagainya. Nama “Bakudapan” sendiri tercipta dari

politics, and arts. The name “Bakudapan” comes

permainan kilatan dari sebuah kata dalam bahasa

from a Manadonese word “bakudapa”—meaning “to

Manado, “bakudapa” (bertemu) dengan penambahan

meet”—and the Indonesian suffix “-an.” Therefore,

akhiran “-an.” Maka arti nama “Bakudapan” adalah

Bakudapan means “to meet” while “snacking”.

bertemu sambil mengudap.

During the OK. Pangan 2017 workshop program, Bakudapan share their knowledge to the participants

Dalam program lokakarya OK. Pangan 2017,

about edible wild plants. Bakudapan then invites the

Bakudapan akan mengadakan sebuah penyuluhan

participants to search for edible wild plants around

mengenai tetumbuhan liar yang dapat dimakan.

Gedung Sarinah and cook them according to the

Lokakarya ini bertujuan untuk saling berbagi

recipes they have invented.

pengetahuan mengenai tetumbuhan liar yang ada di sekitar kita. Bakudapan akan mengajak para peserta

The workshop will be carried out by:

untuk mencari tumbuhan liar di sekitar Gudang Sarinah, untuk lalu dimasak sesuai resep-resep yang

Elia Nurvista

telah dikembangkan oleh Bakudapan.

Elia is an artist who is engaged in the issues surrounding food. She is also the initiator of

Lokakarya Bakudapan akan dilaksanakan oleh:

Bakudapan Food Study Group, which she founded along with Khairunnisa back in 2015. Elia is

114

Elia Nurvista

interested to look at ‘food’ from multiple dimensions,

Elia adalah seniman yang banyak bekerja dengan

such as eating as daily acivity, and the political

isu makanan, sekaligus inisiator Bakudapan Food

aspects attached to food.

Study Group yang didirikan pada 2015 bersama Khairunnisa. Elia tertarik kepada isu pangan, mulai

Gloria Mario Virginia

dari aktivitas makan sebagai kegiatan sehari-hari,

A member of Bakudapan Food Study Group, Gloria

hingga dimensi politiknya.

holds a degree from the Department of Anthropology, Gadjah Mada University, Yogyakarta. She is interested

Gloria Mario Virginia

in observing the food culture that is connected with

Anggota Bakudapan Food Study Group ini merupakan

the society’s food consumption. Along with other

lulusan jurusan Antropologi Budaya Universitas

Bakudapan members, Gloria is currently doing

Gadjah Mada, dan memiliki ketertarikan akan budaya

research on food made from wild plants, in the

pangan yang berhubungan dengan pola konsumsi

project Please Eat Wildly.

masyarakatnya. Bersama Bakudapan, Gloria sedang melakukan riset tentang pangan liar, dalam proyek

Luinambi Vesiano

berjudul “Please Eat Wildly”.

A graduate from the Department of Visual Communication Design, Indonesian Institute of Arts,

Luinambi Vesiano

Yogyakarta, Vesiano is largely interested in food made

Lulusan jurusan Desain Komunikasi Visual ISI

from wild plants. He has published a book entitled

Yogyakarta yang akrab dipanggil Ves ini tertarik dengan


OK. Pangan 2017

pangan liar, dan telah menerbitkan buku berjudul

Food Around Us, which tells the many kinds of edible

“Food Around Us” yang berisi berbagai jenis pangan liar

wild plants around us, along with the recipes.

beserta resep-resepnya. Lokakarya: Memulung dan Meramu Tetumbuhan Liar

Workshop: ‘Scavenging’ and Cooking Wild Plants

Dalam lokakarya ini, Bakudapan memandu sebuah

In this workshop, Bakudapan invites the participants

lawatan ke sekeliling Gudang Sarinah Ekosistem

to search for edible wild plants around Gudang

untuk mencari tumbuhan liar. Tumbuh-tumbuhan

Sarinah Ekosistem, which will be cooked at the end of

liar tersebut nantinya akan dimasak di penghujung

the workshop.

lokakarya ini. Tanggal : 23 Juli 2017

Date

: July 23, 2017

Tempat : Gudang Sarinah Ekosistem (pekarangan

Venue

: Gudang Sarinah Ekosistem

Time

: 16.00—19.00 WIB

Pukul

(vacant space behind Hall A3)

belakang Aula A3 dan sekelilingnya) : 16.00 – 19.00

WARUNG RAMAH:

WARUNG RAMAH:

Warung Ramah adalah sebuah melting pot, ruang

Warung Ramah is a melting pot, a meeting ground, as

berbagi, sekaligus laboratorium eksperimen yang

well as an experimental laboratory founded by Agus

berlokasi di Bausasran, Yogyakarta. Warung Ramah

Tri Budiarto (Timbil) and Mohammad Fadhol (Dholy)

yang didirikan oleh Agus Tri Budiarto (Timbil) dan

in Bausasran, Yogyakarta. They sell their self-made

Mohammad Fadhol (Dholy) ini menyajikan minuman

fermented drinks, such as kombucha and kefir. They

fermentasi racikan mereka sendiri, seperti kombucha

have also held workshops on making fermented drinks.

dan kefir, dan beberapa kali melakukan lokakarya minuman-minuman fermentasi tersebut.

Warung Ramah often held knowledge-sharing events for the public, in which they share various know-

Warung Ramah juga sering mengadakan kegiatan

hows—such as how to make yoghurt, or how to write

berbagi ilmu pengetahuan, mulai dari ilmu

Javanese—free of charge.

membuat yoghurt sampai ilmu Aksara Jawa, tanpa pungutan biaya.

Timbil (Agus Tri Budiarto) is an alumnus of Department of Chemical Engineering, University of

Timbil (Agus Tri Budiarto), adalah alumni Teknik Kimia

National Development “Veteran” Yogyakarta, who has

UPN-Veteran yang aktif mendalami permasalahan

been exploring local ecological issues and biopunk

ekologi lokal dan gerakan biopunk sejak 2003.

movement since 2003, whereas Dholy (Mohammad

Sedangkan Dholy (Mohammad Fadhol) mengaku

Fadhol) declares that he is an Acaraki, or a person

sebagai seorang Acaraki, alias tukang meracik jamu.

who creates and mixes traditional jamu drinks from

Selain di Warung Ramah, Timbil dan Dholy juga aktif

herbs. Timbil and Dholy are also active members

di Lifepatch, sebuah komunitas yang menggabungkan

of Lifepatch, a community that incorporates and

bidang seni, sains, serta teknologi.

engages in arts, science, and technology.

115


Program Belajar / Learning Program

Lokakarya Warung Ramah akan dilaksanakan oleh:

Representatives of Warung Ramah to the OK. Pangan

Program Pendukung supporting program

2017 Workshop Program include:

116

Agus Tri Budiarto (Timbil) Sehari-hari, Timbil senang melakukan eksperimen,

Agus Tri Budiarto (Timbil)

mungkin sebagai kelanjutan praktik kuliahnya di Teknik

Timbil enjoys doing experiments on daily basis,

Kimia UPN-Veteran. Sejak 2003, Timbil aktif mendalami

perhaps as a continuation of his studies. He is

permasalahan ekologi lokal dan gerakan biopunk.

engaged in the local ecological issues and biopunk

Ia pernah bereksperimen dalam memperkenalkan

movement since 2003. He now splits his time

burung hantu sebagai predator alamiah tikus, demi

between Warung Ramah and Lifepatch, a community

menghindari penggunaan pestisida berbahaya untuk

that seeks to blend arts, science, and technology.

hama tikus. Timbil juga aktif di inisiatif Lifepatch. Mohammad Fadhol (Dholy Husada) Mohammad Fadhol (Dholy Husada)

Dholy claims to be an herbalist who gains his

Dholy mengaku sebagai seorang peramu tradisional

knowledge through multiple experiments. Apart

yang ilmunya didapat melalui praktik. Selain meramu

from making jamu—or traditional drinks made from

jamu, Dholy juga ahli mencampur minuman alkohol.

herbs—he is also an expertise in mixing alcoholic

Bersama Timbil, ia mendirikan Warung Ramah.

drinks. Along with Timbil, he founded Warung Ramah.

Lokakarya I: Membuat Keranjang Takakura

Workshop I: Making Takakura Basket

Dalam lokakarya ini, Warung Ramah akan membagi

In this workshop, Warung Ramah shows the

cara membuat keranjang Takakura, yang merupakan

participants how to make a Takakura Basket, which

keranjang pembuatan kompos. Kompos tersebut

is used to make compost. The compost produced by

dapat digunakan sebagai pupuk dalam pertanian

Takakura Basket can be employed as a fertilizer for

domestik. Materi ini akan disampaikan oleh Agus Tri

our domestic cultivation. The workshop is led by Agus

Budiarto (Timbil).

Tri Budiarto (Timbil).

Tanggal : 22 Juli 2017

Date

: July 22, 2017

Tempat : Gudang Sarinah

Venue

: Gudang Sarinah Ekosistem

Pukul

Time

: 13.00—16.00 WIB

: 13.00 – 16.00

Lokakarya II: Penyulingan Bahan Bakar Alternatif

Workshop II: Refining Alternative Fuels

Dalam sesi ini, Warung Ramah akan memberikan

In this session, Warung Ramah talks about Ethanol

informasi seputar penyulingan etanol untuk kebutuhan

distillation for alternative energy source. The

bahan bakar. Lokakarya ini akan dipandu oleh Agus Tri

workshop is led by Agus Tri Budiarto (Timbil).

Budiarto (Timbil).

Date

: July 26, 2017

Tanggal : 26 Juli 2017

Venue

: Gudang Sarinah Ekosistem

Tempat : Gudang Sarinah

Time

: 15.00—18.00 WIB

Pukul

: 15.00 – 18.00 WIB

Lokakarya III: Meramu Jamu

Workshop III: Making Herbal Medicine

Dalam sesi ini, Warung Ramah akan memandu

In this session, Warung Ramah shows the

sebuah lokakarya membuat jamu dengan bahan

participants how to make herbal medicine from

tumbuh-tumbuhan dari sekitar Gudang Sarinah

available plants surrounding Gudang Sarinah

Ekosistem. Lokakarya ini akan dipandu Mohammad

Ekosistem. The workshop is led by Mohammad

Fadhol (Dholy Husada).

Fadhol (Dholy Husada).

Tanggal : 30 Juli 2017

Date

: July 30, 2017

Tempat : Gudang Sarinah

Venue

: Gudang Sarinah Ekosistem

Pukul

Time

: 10.00—11.00 WIB

: 10.00 – 11.00


OK. Pangan 2017

117


Program Pendukung supporting program

Program Belajar / Learning Program

Pemutaran Film “Sentral dan Periferal, Internal dan Eksternal” Film Screening “Central and Peripheral, Internal and External” July 6 – August 10, 2017

K

T

Pertama, mengajak audiens festival OK. Pangan

First and foremost, inviting the audience to put ‘pangan’

untuk meletakkan tema “Pangan” sebagai kerangka

or ‘food’ as the contextual framework, allowing audience

kontekstual, demi memaksimalkan peluang eksplorasi

to explore various artistic and aesthetic perspectives

sudut pandang artistik dan estetika mengenai

pertaining to the development of media technology. In

perkembangan teknologi media.

this program’s context, film—and its use of language—

urasi Pemutaran Film dalam Program Belajar OK. Pangan 2017 ini mempunyai tiga perhatian utama.

he film screening program’s curatorial in the OK. Pangan 2017 Learning Program has three main goals:

embodies the said media technology. Dalam konteks program ini, teknologi media tersebut adalah film, termasuk “bahasa”-nya.

The film screening program aims at presenting films that employ diverse “language styles”. This is because

Tujuan Pemutaran Film OK. Pangan 2017 adalah

the development of media technology should also be

menyajikan tontonan dengan “gaya bahasa”

measured by the technology’s “utterance style”. The

yang beragam. Alasannya adalah, signifikansi

development of media technology should translate to

perkembangan teknologi media seharusnya juga

not only being able to present “new forms” in terms

diukur dari “gaya tutur” teknologi tersebut, sebab

of function and physicality, but also being able to give

perkembangan teknologi media bukan berarti hanya

us a new way of understanding an issue.

menampilkan teknologi dalam “bentuk baru” secara 118

fisik dan fungsi, namun juga memberikan cara baru

Secondly, the film screening program’s curatorial

bagi kita untuk memahami suatu isu.

is intended to widen and deepen the audience’s understanding of food, so the public would not see

Kedua, kuratorial program Pemutaran film ini juga

food only as something we put on our mouth, but also

berupaya untuk memperluas pemahaman audiens

as something connected to a much larger contexts,

mengenai pangan, dengan sudut pandang “pangan

such as culture and politics. ‘Pangan’ or ‘food’ can be

bukan hanya persoalan makanan”. Artinya, “pangan”

a keyword to categorize occurrences or concepts that

sebenarnya terkait dengan aneka persoalan yang jauh

are closely associated with how humans socialize

lebih besar daripada sekedar memasukkan makanan

with each other, or with their environment.

ke mulut. Thirdly, the program’s curatorial also supports the “Pangan” bisa menjadi kata kunci untuk

main agenda of Forumsinema—a screening space that

mengkategorisasikan berbagai peristiwa ataupun

lends its venue for OK. Pangan 2017 Film Screening

konsep yang berhubungan erat dengan cara manusia

Program—which is creating an “alternative education

berinteraksi dengan sesamanya atau lingkungannya.

space” and “dialogue space” about film and cinematic culture. Thus, the films curated in this program are

Ketiga, kuratorial ini juga berupaya mendukung

deliberately selected as the subject-matter. It is hoped

agenda utama Forumsinema—venue program

that the films can trigger the audience to discuss the

Pemutaran Film OK. Pangan 2017—dalam

history and development of cinema.

mewujudkan “ruang pendidikan alternatif” dan “ruang dialog” tentang film dan kebudayaan sinema. Maka

Based on the said curatorial, the films in this program

film-film yang dikurasi dalam program ini sengaja

are selected based on their story-telling styles. The


OK. Pangan 2017

dipilih sebagai subject matter. Harapannya, film-film

main attention is, how far the film directors are

ini bisa memicu proses saling berbagi mengenai

able to implement their ‘visual literature’ to enrich

sejarah dan perkembangan sinema.

our vocabulary and articulation. For example, this film screening program selects films from both

Mengacu kepada kurasi di atas, film-film dalam

documentary and fictional genre, to emphasize that

program ini dipilih berdasarkan eksplorasi gaya

aside from presentation format, films are also about

tutur ceritanya. Pokok perhatiannya ialah, sejauh apa

styles of visual language.

wawasan “kesusasteraan visual” sang sutradara— yang diimplementasikan lewat karya filmnya—bisa

In addition, although the selected films in this

memperkaya kosakata dan artikulasi kita. Misalnya,

program do not put the ‘food’ theme at the center of

program Pemutaran Film ini mencampur karya

their narration, they have references to a myriad of

dokumenter dan karya fiksi, untuk menegaskan bahwa

sociopolitical events that become the background of

film adalah persoalan gaya bahasa visual, terlepas dari

issues associated with food, which is in line with OK.

format penceritaannya.

Pangan 2017’s main theme.

Selain itu, sejalan dengan konsep tema OK. Pangan 2017, film-film yang dipilih untuk program ini bukanlah film-film yang meletakkan “makanan” sebagai sentral narasinya, namun film-film yang memiliki referensi terkait peristiwa-peristiwa sosiopolitik yang melatarbelakangi isu “pangan”.

119


Program Pendukung supporting program

Program Belajar / Learning Program

Jadwal Pemutaran Film OK. Pangan 2017

OK. Pangan 2017 Film Screening Schedules

La Terra Trema (atau Bumi Bergolak)

La Terra Trema (“Earth Trembles”)

Luchino Visconti, 1948, Italia, 2 jam 45 menit

Luchino Visconti, 1948, Italy, 2 hours 45 minutes

Sinopsis : Di pedesaan Sisilia, para nelayan hidup

Synopsis: In rural Sicily, fishermen live at the mercy of

prihatin akibat para pedagang dan tengkulak

the greedy wholesalers. One family risks everything to

yang serakah. Sebuah keluarga mempertaruhkan

buy their own boat and operate it independently.

segalanya untuk membeli kapal mereka sendiri dan

Venue

mengoperasikannya secara mandiri.

Date and Time : Thursday, July 6, 2017 at 19.00 WIB

: Forumsinema

Tempat : Forumsinema Waktu

: Kamis, 6 Juli 2017, 19.00 WIB

Luchino Visconti (1906—1976) was an Italian film director. He was one of the first people to advance

Luchino Visconti (1906-1976) adalah sutradara Italia.

Italian neorealism. His famous works include Rocco

Ia termasuk salah satu penggerak awal sinema

and His Brothers (1960), The Leopard (1963), and

neorealisme Italia. Karya-karyanya yang terkenal

Death in Venice (1971).

antara lain Rocco and His Brothers (1960), The Leopard (1963), dan Death in Venice (1971).

120

Riso Amaro (atau Bitter Rice)

Riso Amaro (“Bitter Rice”)

Giuseppe De Santis, 1949, Italia, 1 jam 48 menit

Giuseppe De Santis, 1949, Italy, 1 hour 48 minutes

Sinopsis : Mengisahkan tentang dua kriminal,

Synopsis: Francesca and Walter are two-bit

Francesca dan Walter, yang menyusup ke dalam camp

criminals in Northern Italy. Francesca, in an effort

pertanian di Po Valley, Italia Utara, demi menghindari

to avoid the police, joins a group of women rice

kejaran polisi. Pertemuan mereka dengan Silvana dan

workers in Po Valley, North Italy, where she meets

Marco mengubah orientasi mereka. Hal ini membawa

the voluptuous peasant rice worker, Silvana, and the

mereka masuk ke dalam hubungan dan konflik rumit

soon-to-be-discharged soldier, Marco. Walter follows

yang melibatkan perampokan berencana, kegembiraan

her to the rice fields, and the four characters become

hasil panen, percintaan segitiga, dan pembunuhan.

involved in a complex plot involving robbery, love

Tempat : Forumsinema

triangle, and murder.

Waktu

Venue

: Kamis, 13 Juli 2017, 19.00 WIB

: Forumsinema

Date and Time : Thursday, July 13, 2017 at 19.00 WIB Giuseppe De Santis (1917-1997) adalah sutradara Italia. Ia dikenal sebagai salah satu pembuat film

Giuseppe De Santis (1917–1997) was an Italian film

neorealist paling idealis pada tahun 1940-an dan

director. He was one of the most idealistic neorealist

1950-an. Ia menulis dan menyutradarai film yang

filmmakers of the 1940s and 1950s who wrote and

mengangkat isu-isu reformasi sosial.

directed films punctuated by ardent cries for social reforms.


OK. Pangan 2017

Neak sre (atau The Rice People)

Neak Sre (“The Rice People”)

Rithy Panh, 1994, Kamboja, 2 jam 5 menit

Rithy Panh, 1994, Cambodia, 2 hours 5 minutes

Sinopsis : Situasi kehidupan pasca rezim otoriter di

Synopsis: Life after the fall of the authoritarian

Kamboja memaksa pasangan suami-istri, Om dan

regime in Cambodia was hard and unsettling. This

Po, untuk bertahan dengan kesulitan ekonomi. Usaha

condition forced a couple, Om and Po, to survive

pertanian yang mereka miliki pun mengalami krisis.

amidst the economic downfall. Their agricultural

Om, sang ibu, mengalami gangguan jiwa tatkala

business was on decline, and Om, the mother, was

ditinggal mati suaminya. Si sulung, Sakha, akhirnya

suffering from mental disorder following the death of

menjadi tulang punggung keluarga yang terus

her husband. Sakha, her first child, finally became the

mengusahakan eksistensi lahan pertanian mereka,

family’s breadwinner who relentlessly endeavored to

sembari merawat ibu dan adik-adiknya.

keep their agricultural business going, while taking

Tempat : Forumsinema

care of her mother and siblings.

Waktu

Venue

: Kamis, 20 Juli 2017, 19.00 WIB

: Forumsinema

Date and Time : Thursday, July 20, 2017 at 19.00 WIB Rithy Panh (1964) adalah sutradara Kamboja yang diakui di lingkungan kritikus dan pengamat film

Rithy Panh (1964) is an internationally-acclaimed

tingkat internasional. Karya-karyanya sering kali

Cambodian film director. Most of his works are focused

berfokus pada situasi masyarakat pasca-rezim

on the post-Khmer Rouge conditions in Cambodia.

Khmer Merah di Kamboja.

Food

Food

Gordon Matta-Clark, 1972, Amerika Serikat, 43 menit

Gordon Matta-Clark, 1972, United States, 43 minutes

Sinopsis : Film ini mendokumentasikan sebuah

Synopsis: This film documents a legendary

restoran legendaris di SoHO, New York, bernama FOOD,

restaurant in SoHo, New York, called FOOD. The

yang dikelola oleh sejumlah seniman pada tahun 1971-

restaurant as operated by a group of artists from

1974, sebagai bagian dari proyek seni konseptual.

1971 to 1974 as a part of a conceptual art project.

Seniman-seniman tersebut aadlah Gordon Matta-Clark,

The artists are Gordon Matta-Clark, Carol Goodden,

Carol Goodden, dan Tina Girouard. Restoran ini dikelola

and Tina Girouard. Owned and operated by Caroline

sebagai tempat pertemuan para seniman dan aktor

Goodden, FOOD was designed and built largely by

kebudayaan, serta dijadikan tempat penyelenggaraan

Matta-Clark, who also organized art events and

berbagai acara kebudayaan. Film ini menampilkan

performances there. As a social space, meeting

rekaman aktivitas restoran, mulai dari kegiatan

ground, and ongoing art project for the emergent

berbelanja bahan masakan di pasar, menyiapkan

downtown artists’ community, FOOD was a landmark

hidangan, hingga kegiatan bersih-bersih menjelang

that still resonates in the history and mythology of

restoran tutup. Sebagai proyek di sebuah daerah yang

SoHo in the 1970s.

tengah berkembang kala itu, FOOD masih bergema

Venue

dalam sejarah mitologi SoHO tahun 1970-an.

Date and Time : Thursday, July 27, 2017 at 17.00 WIB

: Forumsinema

Tempat : Forumsinema Waktu

: Kamis, 27 Juli 2017, 17.00 WIB

Gordon Matta-Clark (1943—1978) was an American artist best known for his site-specific artworks he

Gordon Matta-Clark (1943-1978) adalah seniman

made in the 1970s. FOOD was one of his conceptual

Amerika yang terkenal dengan karya-karya seni site-

art projects, run along with Carol Goodden. FOOD has

121


Program Pendukung supporting program

Program Belajar / Learning Program

122

specific-nya pada era ‘70-an. FOOD adalah salah satu

continued to inspire quite a lot of experiments in the

proyek seni konseptualnya bersama Carol Goodden

realm of performance art and public art to this day.

yang hingga kini menginspirasi cukup banyak ragam eksperimen di ranah seni performans dan seni publik.

Asal-Usul Makanan (atau Genèse d’un repas)

The Origin of a Meal (“Genèse d’un repas”)

Luc Moullet, 1979, Prancis, 1 jam 55 menit

Luc Moullet, 1979, France, 1 hour 55 minutes

Sinopsis : Karya dokumenter yang menginvestigasi

Synopsis: This documentary traces the chain of

rantai produksi pangan oleh perusahaan-perusahaan

food production by companies in three continents

di tiga benua (Prancis, Eropa Barat; Senegal, Afrika

(France in Western Europe, Senegal in West Africa,

Barat; dan Ekuador, Amerika Selatan). Moullet

and Ecuador in South America). Moullet analyzes

menganalisa dampak globalisasi dan diskriminasi

the impacts of globalization and race-based

rasial yang terjadi di era masyarakat konsumeristik,

discrimination that take place amid consumerist

sehubungan dengan eksploitasi buruh yang terjadi di

societies, in relation to labor exploitation across the

negara-negara “Dunia Ketiga”. Film ini hadir sebagai

Third World countries. This film maps the geopolitics

esai yang memetakan geopolitik pangan, sekaligus

of food, and also a self-critic of the state, corporation,

otokritik terhadap negara, korporasi, moral publik, juga

public morals, and even Moullet’s profession as a film

terhadap profesi sang sutradara sendiri.

director himself.

Tempat : Forumsinema

Venue

Waktu

Date and time : Thursday, July 27, 19.00 WIB

: Kamis, 27 Juli 2017, 19.00 WIB

: Forumsinema

Luc Moullet (1937) adalah kritikus dan sutradara

Luc Moullet (1937) is a French critic and film director

Prancis, juga anggota gerakan New Wave Prancis.

and is a member of the Nouvelle Vague or French

Meskipun tidak pernah sukses secara komersil,

New Wave. Although he has never reaped significant

karya-karya Moullet dianggap sebagai salah satu

commercial success, his works are deemed as one of

yang terpenting dalam perkembangan sinema

the most important in French and the world cinemas.

Prancis dan dunia.

Dongeng Rangkas (atau Rangkasbitung: A Piece of Tale)

Dongeng Rangkas (“Rangkasbitung: A Piece of Tale”)

Hafiz Rancajale, 2011, Indonesia, 1 jam 15 menit

Hafiz Rancajale, 2011, Indonesia, 1 hour 15 minutes

Sinopsis : Secuil kisah dari Rangkasbitung

Synopsis: This film tells of the lives of two tofu sellers,

yang aktivitas masyarakatnya diwakili oleh

Kiwong and Iron, who live in Rangkasbitung around the

sosok dua penjual tahu; Kiwong dan Iron. Dua

Reformation era (post-19980). Living at the heart of a

tokoh ini merupakan dua pemuda yang hidup di

slowly developing town amid the hustle and bustle of

Rangkasbitung, pada masa pasca-Reformasi 1998. Di

rapid national development, Kiwong and Iron make a

tengah kota yang tumbuh lambat di antara hingar-

living out of selling tofu. Though the future looks bleak

bingar pembangunan pasca-Reformasi ini, Kiwong

and unsettling, the two still believe that one day their

dan Iron hidup sederhana sebagai pedagang tahu,

dreams will come true. Kiwong envisions a better life

namun tetap memegang teguh mimpi-mimpi mereka.

for himself and his family, while Iron discovers that to

Kiwong bermimpi menjadi pemuda yang lebih baik,

him, music is a God-given treasure. He is determined

dan membuat keluarganya juga hidup lebih baik.

to further explore and unleash his potentials through

Sedangkan Iron percaya, musik adalah anugrah

the ‘underground music.’

Tuhan, dan ia ingin terus mengembangkan fantasi

Venue

musiknya di jalur ‘underground’.

Date and time : Thursday, August 3, 2017 at 19.00 WIB

: Forumsinema


OK. Pangan 2017

Tempat : Forumsinema

Hafiz (1971) is an Indonesian artist, actor, and film

Waktu

director. After completing his studies at Jakarta

: Kamis, 3 Agustus 2017, 19.00 WIB

Institute of Arts in 1994, he co-founded Forum Hafiz (1971) adalah seniman, kurator, dan sutradara

Lenteng and Ruangrupa. Hafiz is a prominent figure

Indonesia. Menamatkan studi seninya di Institut

in the development of experimental and documentary

Kesenian Jakarta tahun 1994, ia adalah salah satu

films in Indonesia and Southeast Asia.

pendiri Forum Lenteng dan ruangrupa. Hafiz adalah salah satu figur penting dalam perkembangan sinema dokumenter dan eksperimental di Indonesia dan Asia Tenggara.

Kaki Kôba (atau The Oyster Factory)

Kaki Kôba (“The Oyster Factory”)

Kazuhiro Soda, 2015, Jepang, 2 jam 25 menit

Kazuhiro Soda, 2015, Japan, 2 hours 25 minutes

Sinopsis : “Oyster Factory” (Kaki Kôba) adalah film

Synopsis: “Oyster Factory” (Kaki Kôba) is a

dokumenter yang mengamati dan menggambarkan

documentary film that observes and portrays the

kompleksitas dari pabrik kecil yang memproduksi

complexities of a small oyster processing factory,

tiram, termasuk kehidupan para nelayan dan buruh

including the lives of the factory’s laborers and

pabrik itu. Di Ushimado, Jepang, kekurangan tenaga

fishermen. In the Japanese town of Ushimado, labor

kerja yang diakibatkan oleh krisis kependudukan

shortage is a serious problem due to its population’s

merupakan masalah serius. Secara tradisional, industri

rapid decline. Traditionally, oyster shucking has

tiram telah menjadi industri utama penduduk lokal.

been a job for the local townsmen, but for the last

Namun beberapa tahun belakangan, beberapa pabrik

few years, some of the factories have had to employ

tiram harus mempekerjakan pekerja asing agar

foreigners in order to keep functioning. Hirano’s

industri ini tetap berjalan. Pabrik tiram Hirano tidak

oyster factory has never employed any outsiders, but

pernah mempekerjakan orang luar, namun akhirnya

finally decides to bring in two workers from China.

memutuskan untuk membawa dua pekerja dari Cina.

Will all the employees get along? This documentary

Akankah semua karyawan bisa bergaul? Dokumenter

follows their everyday lives, which is undergoing

ini mengikuti kehidupan keseharian mereka, yang

gradual and inevitable changes, due to globalization

harus menghadapi perubahan bertahap yang tak

and urban depopulation.

terelakkan, akibat globalisasi dan depopulasi kota.

Venue

Tempat : Forumsinema

Date and time : Thursday, August 10, 2017 at 19.00 WIB

Waktu

: Forumsinema

: Kamis, 10 Agustus 2017, 19.00 WIB Kazuhiro Soda (1970) is a Japanese film director

Kazuhiro Soda (1970) adalah sutradara asal Jepang

who is based in New York. He is well known for his

yang berbasis di New York, Amerika. Ia dikenal dengan

observational style in film production. His works

gaya “observasional”-nya dalam memproduksi film.

include Campaign (2007), Mental (2008), Peace (2010),

Karya-karyanya antara lain Campaign (2007), Mental

Theatre 1 and 2 (2012), and Campaign 2 (2013).

(2008), Peace (2010), Theatre 1 and 2 (2012), dan Campaign 2 (2013).

123


Program Pendukung supporting program

Program Belajar / Learning Program

124

BINCANG SENIMAN dan OPEN HOUSE - OPEN LAB ARTIST TALKS and OPEN HOUSE – OPEN LAB July 23 – August 06 2017

P

T

Lab, untuk berbagi pengalaman artistiknya selama

with the audience their experiences working with

ini, terutama karya-karya yang membahas persoalan

Open Lab in Indonesia, or experiences in art world,

pangan, dan atau membagi pengalamannya selama

particularly about the artworks that bring up the

bekerja bersama Open Lab di Indonesia.

theme of food.

rogram Bincang Seniman dan Open House Open Lab mengundang beberapa seniman yang terlibat

di dalam program Pameran, Pertunjukan, dan Open

he Artist Talk and Open House – Open Lab programs are inviting the artists involved in the

exhibitions, performances, and Open Lab to share

Bincang Seniman

Artist Talks

Minggu, 23 Juli 2017, pukul 13.00-15.00 WIB

Sunday, July 23, 2017 at 13:00 – 15:00 WIB

Hall A1, Gudang Sarinah Ekosistem

Hall A1, Gudang Sarinah Ekosistem

Pembicara: Ary Sendy, Tadasu Takamine.

Speakers: Ary Sendy, Tadasu Takamine.

Moderator: Renan Laru-an

Moderator: Renan Laru-an

Senin, 24 Juli 2017, pukul 15.00-18.00 WIB

Monday, July 24, 2017 at 15:00 – 18:00 WIB

Hall A1, Gudang Sarinah Ekosistem

Hall A1, Gudang Sarinah Ekosistem

Pembicara: Ales Cermak, Saleh Husein, Gelar Agryano

Speakers: Ales Cermak, Saleh Husain, Gelar Agryano

Soemantri. Moderator: Mahardika Yudha

Soemantri. Moderator: Mahardika Yudha.

Open House Open Lab

Open House Open Lab

Jumat, 28 Juli 2017, pukul 19.30-selesai WIB

Friday, July 28, 2017 at 19:30 – finished WIB

Ruang Open Lab

Open Lab Room

Performans dan Pembicara: Bakudapan

Performer and speaker: Bakudapan

Minggu, 30 Juli 2017, pukul 14.00-18.00 WIB

Saturday, July 30 at 14:00 – 18:00 WIB

Ruang Open Lab

Open Lab Room

Pembicara: Julian Abraham, Warung Ramah, Arne

Speakers: Julian Abraham, Warung Ramah, Arne

Hendriks, Syaiful ‘Tepu’ Garibaldi.

Hendriks, Syaiful ‘Tepu’ Garibaldi.

Moderator: Marcellina Dwi Kencana Putri

Moderator: Marcellina Dwi Kencana Putri

Minggu, 6 Agustus 2017, pukul 13.00-15.00 WIB

Sunday, August 6, 2017 at 13:00 – 15:00 WIB

Ruang Open Lab

Open Lab Room

Pembicara: Mark Sanchez, Minerva Co-Lab, pppooolll.

Speakers: Mark Sanchez, Minerva, Pppooolll.

Moderator: Bellina Erby

Moderator: Bellina Erby


OK. Pangan 2017

TUR BERSAMA KURATOR TOUR WITH CURATORS August 12-13, 2017

Jumat - Sabtu, 12 - 13 Agustus 2017,

Friday to Saturday, August 12 – 13, 2017

pukul 15.00 - 18.00 WIB

at 15:00 – 18:00 WIB

Hall A4, RURU Gallery, Ruang Open Lab, Kebun

Hall A4, RURU Gallery, Open Lab Room, Kebun

Pancoran

Pancoran

Pembicara: Renan Laru-an & Julia Sarisetiati

Speakers: Renan Laru-an & Julia Sarisetiati

P

T

OK. Pangan OK. Video - Indonesia Media Arts Festival

of OK. Pangan OK. Video - Indonesia Media Arts

2017, Renan Laru-an dan Julia Sarisetiati. Program

Festival 2017, Renan Laru-an, and Julia Sarisetiati.

ini menjadi ruang dialog, baik tentang tema pangan

The program is meant to be a venue for the dialog

di Jakarta, Indonesia, regional, maupuj global,

on food, media arts and other topics that intersect

tentang seni media, dan juga gagasan-gagasan

with the theme of the festival, which are pertinent

lain yang beririsan dengan tema besar festival.

in Jakarta, Indonesia, the region and the world.

Dialog terbuka ini diharapkan akan terjadi interaksi

The open dialog is expected to create space for

langsung antara pengunjung festival, kurator, dan

direct interactions among visitors, curators, and the

penyelenggara festival.

committee of the festival.

rogram Tur Bersama Kurator akan menelusuri gagasan artistik kuratorial yang disajikan dalam

program Open Lab dan Pameran, bersama kurator

he Tour with Curator program explores the art ideas of the curatorial practice presented in Open

Lab and Exhibitions in cooperation with the curators

BIT 1.3 - Jam Session Multimedia Performance BIT 1.3 – Jam Session Multimedia Performance July 29, 2017 Sabtu, 29 Juli 2017, pukul 19:00 WIB-selesai

B

IT - Jam Session Multimedia Performance merupakan program pertunjukan multimedia

yang diselenggarakan oleh OK. Video sejak Februari 2017. Program ini menjadi ruang percobaan untuk

Saturday, July 29, 2017 at 19:00 – finished

B

IT – Jam Session Multimedia Performance is a multimedia performance held by OK. Video;

it has been running since February 2017. This

melakukan eksplorasi dan spekulasi narasi mekanis

program serves as an experimental platform for

dan narasi teknologis terhadap keterbatasan,

the exploration and speculation of mechanical and

kelebihan, atau kemungkinan-kemungkinan lain dari

technological narratives on the limits, advantages,

visual, bunyi, bau, dan bentuk-bentuk lainnya yang

or other possibilities in terms of vision, sound, smell,

dihasilkan oleh sistem komputasi informasi dan

and other forms produced by the computational

komunikasi, pertukaran sistem, maupun kombinasi

system of information and communication, exchange

dari peranti lunak, peranti keras dan peranti periferal

of systems, or the combination of softwares,

dari komputer, teknologi, mesin-mesin, dan manusia.

hardwares, and peripheral devices of computer, technology, machines, and humans.

125



Program Residensi Kurator

G

oethe-Institute menawarkan kesempatan

Evolution, serta Hybrid Layers. Menurut Sabiha, hal

bagi para pelaku seni di Jerman untuk

yang menarik dari pekerjaannya sebagai kurator seni

mewujudkan proyek-proyek di luar Jerman

kontemporer adalah mendapatkan kesempatan untuk

yang berhubungan dengan Goethe-Institute, sekaligus

menunjukkan perkembangan sosial dan politik terkini,

membangun jejaring artistik. Melalui pertukaran

merefleksikannya melalui berbagai kanal dan bentuk,

langsung dengan skena kesenian lokal, rencana

sekaligus membuka perspektif dan pemikiran baru.

dan/atau produksi proyek dapat dikembangkan dan diimplementasikan secara konkret. Program ini juga

Selama masa residensi, Sabiha akan berusaha lebih

akan memperdalam keberlangsungan jejaring dengan

dalam memahami Jakarta, di luar penggambaran

institusi budaya dan seniman, membuka percakapan

media-media barat: sebuah megacity yang semrawut

antar budaya, serta memperkaya wawasan pelaku seni

dan kompleks, atau posisinya sebagai pusat ekonomi,

terpilih serta skena kesenian lokal.

politik, dan pendidikan di Asia Tsenggara. Melalui kontak dan pertukaran langsung dengan para warga

Melalui program ini, kurator Sabiha Keyif terpilih untuk

Jakarta—seniman, musisi, periset dan masyarakat dari

tinggal selama 4-6 minggu di Jakarta, Indonesia mulai

berbagai latar belakang pekerjaan—Sabiha tertarik

pertengahan Oktober 2017, dengan OK. Video sebagai

untuk fokus di bidang budaya, tradisi, globalisasi,

mitra residensi.

arsitektur, teknologi dan infrastruktur baru, serta mengatasi kesenjangan informasi berbasis media dan

Setelah menamatkan pendidikan sejarah seni di Kiel

realita sehari-hari.

dan Braunschweig dan terlibat dalam proyek pameran di Wolfsburg dan New York, Sabiha mulai bekerja untuk

Beragam impresi dan perspektif multidimensional

ZKM (Zentrum fĂźr Kunst und Medientechnologie),

ini akan menjadi basis bagi Sabiha untuk menyusun

Pusat Teknologi Seni dan Media di Karlsruhe di

sebuah presentasi akhir, misalnya pameran, publikasi,

departemen penelitian untuk studi global. Ia mulai

atau presentasi berbasis daring dan mengintegrasikan

menjadi kurator pada tahun 2015. Beberapa pameran

dengan praktik kuratorialnya.

yang pernah ia kurasi adalah aCtIVISm global, Exo-


Festival UK/ID

F

estival UK/ID adalah bagian dari Inggris/ Indonesia 2016-18, sebuah program tiga tahun yang sedang berjalan untuk membangun

hubungan-hubungan baru antara para penggiat kreativitas muda di Inggris dan Indonesia. Festival Inggris/Indonesia pertama ini mempertemukan beberapa pemikiran kreatif terbaik dari anak-anak muda Inggris dan Indonesia. Antara tanggal 18 Oktober sampai 10 Desember 2016, kami mendengar kembang api sonik dan seni pop 8-bit, kami melihat sisi lo-fi hi-tech dan masa depan alternatif dari dunia mode, kami mendengar kisah-kisah kuno yang dikreasikan ulang menjadi kisah versi abad 21, serta perspektif yang berbeda tentang disabilitas. Pada intinya, kerjasama Inggris dan Indonesia bisa menghasilkan hal-hal yang menakjubkan. Dan ini baru permulaannya. Dengan membangun ratusan hubungan baru, kita akan melihat Inggris dan Indonesia bekerja sama lebih erat selama bertahuntahun ke depan.


OK. Pangan 2017

ORGANIZATION Artistic Board

Program

Catalog

Volunteers

ruangrupa

Workshop

Editor in Chief

Adhina Nur Faeratina

Dirdho Adityo

Laila Achmad

Adinda Octavia

Executive Director

Film Screening Curator

Translators

Anggun Yulia

Mahardika Yudha

Manshur Zikri

Yoga Prasetyo Lordason

Barlyant Vici Wijaya

Discussion

Yos Kusuma

Dian Pratiwi Willyarti

Reza Hilmawan

Layout

Emir Kharisma

Zulfikar Arief

Farhan Ramadhan

Managing Director Afra Ramadhan

Symposium Program

Gilang Pebrian

Administrator

Coordinator

Communication

Indira Febriany

Febriati

Afra Ramadhan

Media Relation Officer

Irene Aprillia

Symposium Team

Dita K Raharjo

Database

Renal Rinoza Kasturi

Jasmine Bunga Mahardhika

Samuel Bagas

Dirdho Adityo

Social Media Administrator

Ignatius Hernandi

Gadis Fitriana

Jasmine Khairiah Josephine Constance Ken Ratri Hayuningtyas

Artworks Ayu Dila Martina

Production Manager

Sponsorship Officer

Laras Silfia

Hauritsa

Serrum Studio

Dara Hanafi

Larissa Atmawati

Art Handling Team

Volunteer Coordinator

Ma’arij Gheffiro

Zulfikar Arief

Serrum Studio

Nadine Gabrielle

Marvin Fitzgeorge

Rizki Pasadana

Sinema Kolekan

Lili Pertiwi Desainer

Curators

Electronic Equipment

Julia Sarisetiati

Gelar Agryano Soemantri

Renan Laru-an

Open Lab Program Assistant Curators Leonhard Bartolomeus

Coordinator Raslene

Renal Rinoza Kasturi Marcellina Dwi Kencana Putri Bellina Erby

Learning Program Coordinator Berto Tukan

Performance Program Gema Laksmi Festival Guide Editor Laila Achmad

Manager

Web Programmer and Administrator

Diah Kusumawardani

JJ & Andang Kelana

Maura Mak Hospitality Coordinator

Mercy Cornelia

Aditya Murti

Muthi Ashriyanti Mutiara Choiriyah F

Opening Coordinator

Niskala Utami

Irvin Domi

Pandu Hariyadi Putri Rezekina

Photo and Video Documentation

Rara Manda

Coordinator

Rizky Gaby Audi Vidya

Panji Purnama Putra

Sri Yulianti

Documentation Team

Talitha Assyura

Angga Rekhsa Ramadhan

Taufiq

Ade Priyatna Kusuma

Yosh Hafidh

Farid Burhan Video Performance Sinema Pinggiran

Restika Nurdelia

131


MENGENAI OK.VIDEO Getting To Know OK. Video

O

O

dimulainya pertama pada tahun 2003, festival

the festival has remained intact since its birth in

ini bertujuan untuk mengamati,, merekam dan

2003, that is, to observe, document, and examine the

mempelajari perkembangan teknologi media, yang

developments of technological culture and media

telah mengubah perspektif dan perilaku masyarakat

that have altered our attitudes and shaped our views

terhadap pandangan sekitarnya mereka. Seiring

of the phenomena in our surroundings. Aside from

dengan festival seni media dua tahunan ini, OK.

this binneal festival, OK. Video is also running several

Video juga menjalankan program lainnya, termasuk;

other programs that include workshops, archives,

produksi, dokumentasi, penelitian, arsip, lokakarya dan

research, as well as the production, documentation,

distribusi karya seni seni media di Indonesia.

and distribution of media artworks in Indonesia.

K. Video - Festival Seni Media Indonesia adalah acara seni media dua tahunan yang dilakukan

oleh OK. Video, sebuah divisi dari ruangrupa. Sejak

K. Video – Indonesian Media Arts Festival is a binneal media art event administered by OK.

Video, a division of ruangrupa. The core purpose of


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.