Program Book
Ok. Pangan 2017
Program Book
Organization & Community Partners
ASEAN
Secretariat Resource Center
Supported by
Media Partners
2
Pengantar introduction
OK. Pangan 2017
Ringkasan Pameran Overview of The Exhibition
O
T
yang terdiri dari pameran karya seni, penampilan
composed of artworks, performances, interventions,
seni, intervensi, teater spesifik, proyek seni, proyek
site-specific actions and artistic projects,
kolaboratif, dan penelitian oleh 25 artis dan 14 residensi
collaborative projects, and research from 25 artists
artis yang berasal dari 13 negara. Pameran tersebut
and 14 Open Lab artists-in-residence from 13
memperkenalkan pangan sebagai sebuah media,
countries. The exhibition introduces food as medium,
teknologi, ideologi, dan representasi. Dibungkus
technology, ideology, and representation. At Gudang
dalam konteks lokal, pameran yang diselenggarakan
Sarinah Ekosistem and in Bogor, a satellite location
di Gudang Sarinah Ekosistem dan Bogor, daerah
in the periphery of the capital, the exhibition reflects
satelit di pinggiran ibukota, tersebut merefleksikan
in its local contexts, its connection to initiatives and
keterkaitannya dengan berbagai inisiatif dan aktor serta
actors, and its participation in regional and global
andilnya dalam wacana tentang seni media dan isu-isu
discourse on media art and food-related issues.
K. Video – Festival Seni Media Indonesia ke-8 berlangsung dari tanggal 22 Juli hingga 16 Agustus
2017. OK. Video mengorganisir beragam pameran
he 8th OK.Video – Indonesia Media Arts Festival
unfolds between the 22nd of July and the 16th
of August. It organizes a multi-layered exhibition
pangan pada tataran regional dan global
New projects Proyek-proyek Baru
Since January 2017, the curatorial team led by Julia
Sejak Januari 2017, tim kuratorial yang dikepalai oleh
Sarisetiati and Renan Laru-an have invited over 30
Julia Sarisetiati dan Renan Laru-an telah berhasil
artists and practitioners to enrich and complicate
mengundang lebih dari 30 artis dan praktisi untuk
the festival’s theme. Half of the invited individuals
memperkaya dan menggali tema festival tahun ini.
and collectives have initiated new research projects
Separuh dari individu dan kelompok yang diundang
and/or have deepened their inquiry to their ongoing
dalam acara ini telah menginisiasi berbagai proyek
projects through commissions and the Open Lab
penelitian baru dan/atau memperdalam penelitian
Artist-in-Residence Program. Results of four Open
mereka pada proyek-proyek yang tengah berjalan
Lab projects will be inaugurated in the exhibition,
melalui beragam komisi dan program residensi
and five projects will utilize Gudang Sarinah
artis Open Lab. Empat hasil proyek Open Lab akan
Ekosistem and its community as sites of research
diresmikan dalam pameran, sementara lima lainnya
and workshops.
akan menggunakan Gudang Sarinah Ekosistem dan komunitas terkait sebagai tempat pelaksanaan riset
New works will be presented by Bakudapan Food
dan lokakarya.
Study Group, Jen Liu, Luinambi Vesiano, Mark Sanchez, Minerva Co-Lab, Saleh Husein, Soemantri
Karya-karya yang baru akan dipresentasikan oleh
Gelar, and Syaiful Garibaldi. The architecture studio
Bakudapan Food Study Group, Jen Liu, Luinambi
pppooolll built a temporary structure that invites
Vesiano, Mark Sanchez, Minerva Co-Lab, Saleh Husein,
diverse publics to engage with artists.
Gelar Agryano Soemantri, dan Syaiful Garibaldi. Studio arsitektur pppooolll mendirikan sebuah bangunan sementara yang akan digunakan untuk memfasilitasi interaksi antara masyarakat dan seniman.
3
4
Penampilan, aksi, dan meditasi
Performance, action and mediation
Penyajian program pameran dalam festival ini telah
The performance program of the exhibition has been
didesain untuk menciptakan sebuah dialog dengan
designed to converse with the site of Jakarta, the
lokasi Jakarta, situasi di Indonesia, dan konteks Asia
situation in Indonesia, and the context of Southeast
Tenggara sesuai dengan ide awal pameran. Ales
Asia in relation to the performances’ initial iterations.
Cermak, Carolina Caycedo, Agung Kurniawan, dan
Ales Cermak, Carolina Caycedo, Agung Kurniawan,
Bakudapan Food Study Group akan mewujudkan
and Bakudapan Food Study Group will realize their
penampilan mereka dalam rangkaian acara pada
performances in a series of events during the
festival tersebut. Dengan menggunakan infrastruktur
festival. Using the existing infrastructures of Gudang
yang tersedia di Gudang Sarinah Ekosistem, Warung
Sarinah Ekosistem, new collaborations between
Ramah, Lintang Panlipuran dan FORKS, dan Kantin
Warung Ramah and Lintang Panlipuran and FORKS
yang Kemaren akan berkolaborasi dalam pengaturan
and Kantin yang Kemaren will mediate in the daily
tata ruang dan kegiatan harian.
operations and mechanisms of the space.
Arsip
Archives
Arsip-arsip yang akan ditampilkan dalam pameran
Archival materials occupy space in the exhibition:
meliputi: proyek ruangrupa yang bertajuk sejarah
ruangrupa’s project on the colonial history of sugar
kolonial gula dan proyek penelitian sejarah seni yang
will be restaged, and a new art historical research
ditugaskan oleh OK.Video. Kolaborasi ruangrupa
project commissioned by OK.Video will be launched
dengan Noorderlicht akan turut berfokus pada
in the exhibition ruangrupa’s collaboration with
peninjauan ulang foto-foto dan berbagai proyek yang
Noorderlicht will review photographs together
dilaksanakan pada tahun 2012 silam. Dua peneliti,
with projects developed in 2012. Researchers
Nastiti Dewanti dan Leonhard Bartolomeus membuat
Nastiti Dewanti and Leonhard Bartolomeus sketch
linimasa tentang sejarah awal seni yang mengikuti
a preliminary art historical timeline that follows
gerakan terkait ‘lingkungan’ dan ‘makanan’ dalam
the movement between ‘environment’ and ‘food’ in
artikulasi dan penciptaan seni di Indonesia. Linimasa
artistic production and articulation in Indonesia. The
tersebut kemudian disandingkan dengan materi-
timeline is juxtaposed with a selection of materials
materi dari ASEAN Secretariat Resource Center dan
from the ASEAN Secretariat Resource Center and
the Sajogyo Institute yang berhubungan dengan
the Sajogyo Institute on the political economy,
ekonomi politik, politik administrasi/manajerial, dan
politico-administrative/managerial, and social
sejarah sosial dari makanan.
histories of food
OK. Pangan 2017
5
6
OK. Pangan 2017
Exhibition Artists Agung Kurniawan (Yogyakarta) Aleš Čermák (Prague) Arne Hendriks (Amsterdam) Ary Sendy & Heru Sukmadana (Jakarta) ASEAN Secretariat Resource Center (Jakarta) & Sajogyo Institute (Bogor) Bakudapan Food Study Group (Yogyakarta) Carolina Caycedo (Los Angeles) Cooking Sections (Daniel Fernández & Alon Schwabe) (London) Gelar Agryano Soemantri & Berto Tukan (Jakarta) Hanne Nielsen & Birgit Johnsen (Aarhus) Jen Liu (New York) Jonathas De Andrade (Recife) Luinambi Vesiano (Yogyakarta) Mark Sanchez (Quezon City) Matteo Guidi (Barcelona) Minerva Co-Lab with Reza Hilmawan (Jakarta) Minja Gu (Seoul) Nastiti Dewanti & Teguah Safarizal (Jakarta) Pinar Yoldas (Ann Arbor) Prajakta Potnis (Mumbai) ruangrupa (Jakarta) & Noorderlicht (Amsterdam) Run Wrake (Ashford, Kent) Saleh Husein (Jakarta) Syaiful ‘Tepu’ Garibaldi (Bandung) Tadasu Takamine (Akita) Ursula Biemann and Paulo Tavares (Zurich/Quito/London) Wapke Feenstra (Amsterdam) Open lab Arne Hendriks (Amsterdam) & Kamil Muhammad (Jakarta) Bakudapan, Luinambi Vesiano, Kiper (Kiprah Perempuan), & Dialita (Yogyakarta) Cooking Sections (UK) & Rahung Nasution (Jakarta) FORKS - Purusha Cooperative Research & @kantinyangkemaren (Jakarta) Julian ‘Togar’ Abraham (Medan) Mark Sanchez (Quezon) & Minerva Co-Lab (Jakarta) PPPOOOLLL studio (Jakarta) Syaiful ‘Tepu’ Garibaldi (Bandung) & Sita Rose Nandiasa (Jakarta) Warung Ramah, Lintang Panglipuran & Budi Prakosa (Yogyakarta)
7
schedule
JadwaL Schedule PERFORMANCEs Agung Kurniawan - Masya Allah Transgenik Wednesday, August 16, 2017 | 19.30 WIB Hall B, Gudang Sarinah Ekosistem Aleš Čermák - The Earth Trembles Sunday, July 23, 2017 | 19.00 WIB Hall B, Gudang Sarinah Ekosistem Sunday, August 6, 2017 | 19.00 WIB Hall B, Gudang Sarinah Ekosistem Carolina Caycedo - Beyond Control Saturday, July 22, 2017 | 20.00 WIB Hall B, Gudang Sarinah Ekosistem Wednesday, August 2, 2017 | 15:20 WIB Hall B, Gudang Sarinah Ekosistem SyMPOSIUM "Food: Between Fiction and Solution" Transfering Technology or Exchanging Knowledge Saturday, July 29, 2017 | 10.00 - 12.30 WIB Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (Auditorium), Bogor
8
Homogeneity or Diversity? The Politics of Seed Saturday, July 29, 2017 | 14.00 – 16.30 WIB Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (Auditorium), Bogor Urban Farming - The Right Solution for Food Availablity in The City? Wednesday, August 2, 2017 | 13.00 - 15.20 WIB Hall B, Gudang Sarinah Ekosistem From Upstream to Downstream - Alternative models along the Food supply chain Wednesday, August 2, 2017 | 15.00 - 18.00 WIB Hall B, Gudang Sarinah Ekosistem Pantry Talk & Draw a Farm with Wapke Feenstra Saturday, August 5, 2017 | 10.00 - 15.00 WIB Rusun Flamboyan, Jl. Pulo Harapan Indah, Cengkareng, Jakarta
Discussions "Food, Media culture, and politics" Food, Sustainability and Economic Friday, July 28, 2017 | 15.00 - 18.00 WIB Hall A1, Gudang Sarinah Ekosistem The Popo, FORKS (Purusha Cooperative Research), Renal Rhinoza, Dholy Husada (Warung Ramah), Berto Tukan (Moderator) The True #instafood Sunday, August 6, 2017 | 16.00 - 18.00 WIB Hall A1, Gudang Sarinah Ekosistem Anton Ismael (Kelas Pagi), Rimbo Gunawan (Universitas Padjajaran). Nastasha Abigail (Moderator) Workshops "SURVIVAL(ISM)" Creating Takakura Basket with Warung Ramah Saturday, July 22, 2017 | 13.00 - 16.00 WIB Kebun Pancoran Workshop Donation. Rp 300.00,-/Maximum 20 Participant Wild Plants Foraging and Preparation with Bakudapan Sunday, July 23, 2017 | 16.00 - 18.00 WIB Ruang Open Lab, pekarangan and Gudang Sarinah Ekosistem’s surroundings Workshop Donation. Rp 300.000,-/Maximum 20 Participant Alternative Fuel Distillation with Warung Ramah Wednesday, July 26, 2017 | 15.00 - 18.00 WIB Kebun Pancoran Workshop Donation. Rp 300.000,-/Maximum 20 Participant Concoting Herbal Medicine with Warung Ramah Sunday, July 30, 2017 | 10.00 - 12.00 WIB Kebun Pancoran Workshop Donation. Rp 300.000,-/Maximum 20 Participant
OK. Pangan 2017
FILM SCREENINGs "Film on food: central and peripheral-internal and external" Forumsinema, Gudang Sarinah Ekosistem Thursday, July 6, 2017 | 19.00 WIB La Terra Trema (atau Bumi Bergolak) Luchino Visconti, 1948, Italy, 2 hours 45 minutes Thursday, July 13, 2017 | 19.00 WIB Riso Amaro (atau Bitter Rice) Giuseppe De Santis, 1949, Italy, 1 hour 48 minutes Thursday, July 20, 2017 | 19.00 WIB Neak Sre (atau The Rice People) Rithy Panh, 1994, Cambodia, 2 hours 5 minutes Thursday, July 27, 2017 | 17.00 WIB FOOD Gordon Matta-Clark, 1972, US, 43 minutes Thursday, July 27, 2017 | 19:00 WIB Asal-Usul Makanan (atau Genèse d’un repas) Luc Moullet, 1979, France, 1 hour 55 minutes Thursday, August 3, 2017 | 19.00 WIB Dongeng Rangkas (Rangkasbitung: A Piece of Tale) Andang Kelana, Badrul Munir, Fuad Fauji, Hafiz Rancajale, Syaiful Anwar, 2011, Indonesia, 1 hour 15 minutes Thursday, August 10, 2017 | 19.00 WIB Kaki Kôba (atau The Oyster Factory) Kazuhiro Soda, 2015, Jepang, 2 hours 25 minute ARTISTS TALKs Sunday, July 23, 2017 | 13.00 - 15.00 WIB Hall A1, Gudang Sarinah Ekosistem Ary Sendy, Tadasu Takamine. Renan Laru-an (Moderator) Monday, July 24, 2017 | 15.00 - 18.00 WIB Hall A1, Gudang Sarinah Ekosistem Aleš Čermák, Saleh Husein, Gelar Agryano Soemantri. Mahardika Yudha (Moderator)
OPEN HOUSE OPEN LAB Friday, July 28, 2017 | 19.30 WIB Open Lab Space, Gudang Sarinah Ekosistem Performative Dinner with Bakudapan Sunday, July 30, 2017 | 14.00 - 18.00 WIB Open Lab Space, Gudang Sarinah Ekosistem Julian Abraham, Warung Ramah, Arne Hendriks, Mark Sanchez. Marcellina Kencana Dwi Putri (Moderator) Sunday, August 6, 2017 | 13.00 - 15.00 WIB Open Lab Space, Gudang Sarinah Ekosistem Syaiful ‘Tepu’ Garibaldi, Minerva Co-Lab, pppooolll. Bellina Erby (Moderator) CURATORS TOUR Friday - Saturday, August 12-13, 2017 15.00 - 18.00 WIB Hall A1, Hall A4, RURU Gallery, Ruang Open Lab, Kebun Pancoran Renan Laru-an & Julia Sarisetiati VIDEO OUT Friday - Saturday. August 12 - 13, 2017 18.00 WIB/19.00 WITA/20.00 WIT Gubuak Kopi (Solok), Rel Air (Padang), Platform61 (Medan), Sayurankita (Pekanbaru), Sinema Kolekan (Jakarta), Mes56 (Yogyakarta), Serbuk Kayu (Surabaya), Serrupa & Forumsudutpandang (Palu), Pasirputih (Lombok Utara), SimpaSio Institute (Larantuka), Yoikatra (Timika). BIT 1.3 - Jam Session Multimedia Performance Saturday, 29 July 2017 | 19.00 WIB Gudang Sarinah Ekosistem TUMPAH RUAH & Ok. Video PASAR TANI KOTA Sunday, August 6, 2017 | 10.00 - 20.00 WIB Alley Way Hall A-B, Gudang Sarinah Ekosistem
9
Lokasi location 10
Panduan Menuju Gudang Sarinah Direction to Gudang Sarinah Gudang Sarinah berada tidak jauh dari mulut Jalan
Gudang Sarinah is located near the mouth of Jalan
Pancoran Timur II. Ujung jalan tersebut berada di
Pancoran Timur II. The mouth of the road is situated
antara gedung LPDB KUMKM RI (Kantor Kementerian
in between LPDB KUMKM RI (Kantor Kementerian
Koperasi dan UKM) dan BNP2TKI (Badan Nasional
Koperasi dan UKM) and BNP2TKI (Badan Nasional
Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia)
Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja
yang berada di Jalan Letjen M.T. Haryono. Posisi mulut
Indonesia) on Jalan Letjen M.T. Haryono. The
Jalan Pancoran Timur II berada di seberang jalan
mouth of the road is also located across the Gelael
Supermarket Gelael, sisi Timur dari perempatan Tugu
Supermarket, on the east side of Tugu Pancoran
Pancoran, Jakarta Selatan.
intersection, Jakarta Selatan.
Dengan angkutan umum
By bus or microbus
Jika Anda dari arah Pasar Minggu, naik bus
If you are coming from Pasar Minggu, take Metromini
Metromini S62 atau S640 yang mengarah ke
S62 or S640 bus that is heading to Manggarai. Please
Manggarai. Katakan kepada kondektur bahwa
inform the bus conductor that you want to get off right
Anda ingin turun tepat sebelum perempatan
before the Tugu Pancoran intersection. Once you get
Tugu Pancoran. Setibanya di lampu merah
off at the Tugu Pancoran intersection, turn right and
perempatan Tugu Pancoran, lalu belok kanan dan
walk along Jalan Letjen M.T. Haryono. Jalan Pancoran
jalan menyusuri Jalan Letjen M.T. Haryono. Jalan
Timur II is on the right side of the road, in between
Pancoran Timur II ada di sebelah kanan jalan, di
LPDB KUMKM RI (Kantor Kementerian Koperasi dan
antara gedung LPDB KUMKM RI (Kantor Kementerian
UKM) and BNP2TKI (Badan Nasional Penempatan dan
Koperasi dan UKM) dan BNP2TKI (Badan Nasional
Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia) buildings. Enter
Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja
Jalan Pancoran Timur II. Gudang Sarinah will be on the
Indonesia). Masuk jalan itu, Gudang Sarinah ada di
left side of the road.
sebelah kiri Anda. If you are coming from Semanggi, take any bus that is Jika Anda dari arah Semanggi, naiklah bus apa
heading to Cawang (one of them is APTB 10). Please
saja yang menuju Cawang (salah satunya bus
inform the bus conductor that you want to get off
APTB 10). Katakan kepada kondektur bahwa Anda
at the Gelael Supermarket. Upon reaching the Tugu
ingin turun di Supermarket Gelael di M.T. Haryono.
Pancoran intersection, get ready. After the intersection,
Siap-siaplah begitu Anda sampai di lampu merah
the bus will enter Jalan Letjen M.T. Haryono. Get off the
perempatan Tugu Pancoran. Setelah lampu merah
bus at the Gelael Supermarket, that is on the left side
itu, bus akan jalan terus memasuki Jalan Letjen
of the road. Then cross the street using a pedestrian
M.T. Haryono. Turunlah di depan Supermarket
bridge nearby. Look to your right and look for Jalan
Gelael, yang ada di sebelah kiri Anda. Lalu naik
Pancoran Timur II, that is situated in between LPDB
jembatan penyeberangan ke seberang jalan.
KUMKM RI (Kantor Kementerian Koperasi dan UKM)
Setelah itu lihat ke kanan Anda dan cari Jalan
and BNP2TKI (Badan Nasional Penempatan dan
Pancoran Timur II, yang berada di antara gedung
Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia), not far from
LPDB KUMKM RI (Kantor Kementerian Koperasi dan
the pedestrian bridge. Enter Jalan Pancoran Timur II.
UKM) dan BNP2TKI (Badan Nasional Penempatan
Gudang Sarinah will be on the left side of the road.
dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia) di dekat jembatan tersebut. Masuk jalan itu, Gudang Sarinah
If you are coming from Cawang, take any bus that is
ada di sebelah kiri Anda.
heading to Jalan Letjen M.T. Haryono (one of them is
OK. Pangan 2017
Gudang Sarinah Jalan Pancoran Timur II No. 4 Jakarta Selatan
Jika Anda dari arah Cawang, naik bus apa saja yang
Mayasari PAC06). Please inform the conductor that you
melewati Jalan M.T. Haryono (salah satunya bus
want to get off before the Tugu Pancoran intersection
Mayasari PAC06). Bilang kepada kondektur Anda
(Gelael Supermarket could be seen from across the
akan turun sebelum perempatan Tugu Pancoran
road, on your right). You could get off right in front
(Supermarket Gelael tampak ada di seberang jalan,
of Jalan Pancoran Timur II. Enter the road. Gudang
di sebelah kanan Anda). Anda dapat turun persis
Sarinah will be on the left side of the road.
di ujung Jalan Pancoran Timur II. Masuk jalan itu, Gudang Sarinah ada di sebelah kiri Anda.
By ojek or taxi Besides the address, please inform the driver that
Dengan ojek maupun taksi
Jalan Pancoran Timur II is located not far from the Tugu
Selain alamat, informasikan sopir ojek atau taksi
Pancoran intersection, across Gelael shopping center, and
bahwa Jalan Pancoran Timur II terletak tidak jauh dari
in between LPDB KUMKM RI and BNP2TKI buildings.
perempatan Tugu Pancoran, di seberang Gelael, dan di antara gedung LPDB KUMKM RI dan BNP2TKI.
If you enter Jalan MT Haryono from Semanggi, Manggarai, or Tebet, you need to make a u-turn
Jika Anda menuju Jalan Letjen M.T. Haryono dari arah
through an underpass, accessible through a small
Semanggi, Manggarai, atau Tebet, Anda harus putar
road on the left side of the road not far from a Shell
balik melewati underpass, lewat jalan kecil di sebelah
gas station.
kiri jalan tidak jauh setelah pom bensin Shell. If you enter Jalan MT Haryono from Pasar Minggu, you Jika Anda menuju Jalan Letjen M.T. Haryono dari
also need to make a u-turn througn an underpass,
arah Pasar Minggu, Anda juga harus putar balik
accessible through a small road on the left side of the
melewati underpass, lewat jalan kecil di sebelah kiri
road not far from a Shell gas station.
jalan tidak jauh setelah pom bensin Shell. If you enter Jalan MT Haryono from Cawang, you don’t Jika Anda menuju Jalan Letjen M.T. Haryono dari
need to make a u-turn. Jalan Pancoran Timur II will be
arah Cawang, Anda tidak perlu putar balik. Jalan
on the left side of the road, before the Tugu Pancoran
Pancoran Timur II ada di sebelah kiri Anda sebelum
intersection, in between LPDB KUMKM RI (Kantor
11
Lokasi location
lampu merah perempatan Tugu Pancoran, di antara
Kementerian Koperasi dan UKM) and BNP2TKI (Badan
gedung LPDB KUMKM RI (Kantor Kementerian
Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja
Koperasi dan UKM) dan BNP2TKI (Badan Nasional
Indonesia). Enter Jalan Pancoran Timur II. Gudang
Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja
Sarinah is on the left side of the road.
Indonesia). Masuk jalan itu, Gudang Sarinah ada di sebelah kiri Anda.
By Transjakarta Get on the Transjakarta route 9 (Pinang Ranti –
Dengan Transjakarta
Cililitan) or 9A (Cililitan – Grogol 2), and get off at
Naik Transjakarta Koridor 9 (Pinang Ranti – Cililitan)
Pancoran Tugu shelter. Jalan Pancoran Timur II could
atau 9A (Cililitan – Grogol 2), turun di Halte Pancoran
be reached:
Tugu. Dari halte tersebut, Jalan Pancoran Timur II bisa ditempuh dengan cara:
On foot, by walking along on the south side of Jalan M.T. Haryono (the side that is facing Pasar Minggu,
Jalan kaki menyusuri Jalan M.T. Haryono di sisi
not the one that is facing Tebet). For further guidance,
Selatan (sisi yang mengarah ke Pasar Minggu, bukan
look at the statue of Tugu Pancoran—it points to the
sisi yang mengarah ke Tebet). Sebagai panduan,
north. Jalan Pancoran Timur II is on the right side
lihatlah patung Tugu Pancoran—patung tersebut
of the road, in between LPDB KUMKM RI (Kantor
menunjuk ke arah Utara. Jalan Pancoran Timur II
Kementerian Koperasi dan UKM) and BNP2TKI (Badan
ada di sebelah kanan jalan, di antara gedung LPDB
Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja
KUMKM RI (Kantor Kementerian Koperasi dan UKM)
Indonesia) buildings. Enter Jalan Pancoran Timur II.
dan BNP2TKI (Badan Nasional Penempatan dan
Gudang Sarinah is on the left side of the road.
Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia). Masuk jalan itu, Gudang Sarinah ada di sebelah kiri Anda.
By ojek/bajaj with the fares ranging from Rp 7.00010.000 or taxi with the fares ranging from Rp
12
Naik ojek/bajaj dengan harga sekitar Rp 7.000-
15.000-25.000. You’ll need to make a u-turn through
10.000 atau taksi sekitar Rp 15.000-25.000. Anda
an underpass, accessible through a small road on the
harus putar balik melewati underpass, lewat
left side of the road not far from a Shell gas station.
jalan kecil di sebelah kiri jalan tidak jauh setelah
You’ll find Jalan Pancoran Timur II on the left side
pom bensin Shell. Anda akan menemukan Jalan
of the road, before the Tugu Pancoran intersection,
Pancoran Timur II yang berada di sebelah kiri
in between LPDB KUMKM RI (Kantor Kementerian
Anda, sebelum lampu merah perempatan Tugu
Koperasi dan UKM) and BNP2TKI (Badan Nasional
Pancoran, di antara gedung LPDB KUMKM RI (Kantor
Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja
Kementerian Koperasi dan UKM) dan BNP2TKI
Indonesia) buildings. Enter Jalan Pancoran Timur II.
(Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan
Gudang Sarinah is on the left side of the road.
Tenaga Kerja Indonesia). Masuk jalan itu, Gudang Sarinah ada di sebelah kiri Anda.
By train/Commuter Line The nearest station is Stasiun Cawang, which is
Dengan kereta Commuter Line
part of four Commuter Line routes: Bogor – Jakarta
Stasiun terdekat adalah Stasiun Cawang, yang
Kota, Depok – Jakarta Kota, Bogor – Jatinegara, and
dilewati empat jalur Commuter Line: Bogor
Depok – Jatinegara. Jalan Pancoran Timur II is on
– Jakarta Kota, Depok – Jakarta Kota, Bogor –
the left side of the road, could be reached by bus,
Jatinegara, dan Depok – Jatinegara. Dari Stasiun
ojek/bajaj, or taxi.
Cawang, Gudang Sarinah bisa dicapai dengan naik angkutan umum, ojek/bajaj, atau taksi.
be t B arat Dal
am
OK. Pangan 2017
Jl.
Pro
f. D r.S o
e po
mo
Jl. Te
U
KFC Gelael
TIS Square Jl. M. T. Haryono Tol Dalam Kota
BNP2TKI (Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia)
Gudang Sarinah Jl. Pancoran Timur II No.4 Jakarta Selatan
Gedung ASKES
Jl. Pancoran Timur II
Jl. Raya Pasar Minggu
LPDB KUMKM RI (Kantor Kementerian Koperasi dan UKM)
Jl. Pancoran Timur Raya
13
14
Riset Kuratorial curatorial riset
Riset dan Demokratisasi Seni sebagai Perluasan Artistiknya Art Research and Democratization as its Artistic Expansion Akbar Yumni Seni Media Sebagai Wadah
Media Art as a Platform
Ranah seni media tentunya lebih luas daripada ranah
The realm of media art is of course broader than
seni media baru. Maka kata kunci yang bisa diusulkan
the realm of new media art. Thus, the keyword
dalam menggagas seni media adalah semacam
that could be used to suggest media art is, more
“materialisme baru”, sebagai sebuah perkembangan
or less, “new materialism.”1 as a development of
medium seni kekiniaan yang tidak lagi merujuk pada
contemporary art medium that doesn’t refer to
pengertian medium-medium “konvensional” pada
the denotation of “conventional” mediums in the
tradisi seni sebelumnya.
previous art tradition anymore.
Kata kunci inilah yang menjadi perspektif praktik
Such keyword can be an art practice’s perspective
seni yang bisa digagas oleh OK. Pangan, dimana
that can be initiated by OK. Pangan, where
konsekuensi dari “materialisme baru” tersebut
consequences of “new materialism”1 gives impact
berdampak pada kerja seni yang membutuhkan
to art practice that needs combination of skills,
kombinasi keterampilan, pengetahuan dan perspektif
knowledge, and critical perception, as well as
kritis, serta pengaturan yang berasal dari beragam
managing variables from various sources. It goes
sumber. Secara tidak langsung, seni media bukan lagi
without saying that media art is no longer exclusively
semata-mata soal kepekaan eksklusif estetis. Seni
about aesthetics. Media art has become an open
media telah menjadi praktik artistik yang terbuka,
artistic practice, involving a network of ideas that
melibatkan jejaring gagasan yang menggunakan
utilize various resources, especially technology.
1
16
beragam sumber daya, khususnya teknologi. The artistic practice of media art that contains a Praktik artistik seni media yang memuat jejaring
network of ideas no longer depends on the individual
gagasan ini juga tidak lagi bergantung kepada individu
as the decision maker for its aesthetics. Media art
sebagai pembuat keputusan estetis. Seni media
requires the participation of many parties, such as
membutuhkan keterlibatan banyak pihak, seperti pakar
technology expert, social issues expert, citizens,
teknologi, pakar isu sosial tertentu, warga, para korban
social and political casualties, and others, which is
sosial politik, dan lainnya, terkait dengan perluasan
related to the expansion of issues that is brought up
isu yang diangkat dari realitas sosial kekiniaan yang
from a more complex contemporary social reality and
semakin kompleks dan melingkupi seni.
encompasses art.
Permasalahan dan isu sosial yang diangkat
The social issues and problems highlighted in a media art
dalam proyek seni media memiliki konstelasi dan
project has a constellation of different medium—which
penggunaan medium yang berbeda—terkait dengan
is related to the social array and the highlighted issue’s
ruang bentangan sosial dan kontingensi tema isu yang
contingency—to push and shift the public perception
diangkat—untuk mendorong dan mengubah persepsi
towards a particular issue through constant dialogues.
Sean Cubitt dan Paul Thomas. “Introduction: The New Materialism in Media Art History”, dalam Relive Media Art History (Edited by Sean Cubbit and Paul Thomas). London: MIT Press 2013, hlm.2.
1
1
Sean Cubitt dan Paul Thomas. “Introduction: The New Materialism in Media Art History”, dalam Relive Media Art History (Edited by Sean Cubbit and Paul Thomas). London: MIT Press 2013, hlm.2.
OK. Pangan 2017
publik terhadap satu isu yang diangkat ke arah dialog
As a result, the boundaries of art and daily reality
yang terus-menerus. Dampaknya, batas seni dan
become thinner. Art and daily reality have also created
realitas keseharian semakin cair. Seni dan realitas
intertwining zones and suggestions between the two.
keseharian juga saling membuat arsiran dan andaian di antara keduanya.
Media art can be a mere framing from a practice that goes on in the daily life of society. Media art can
Seni media bisa jadi hanya semacam bingkai
emphasize the particular objects and subjects inside
(framing) dari praktik yang berlangsung di keseharian
it, so that it creates a new perception and reflection
masyarakat. Seni media bisa memberikan penekanan
of the said daily life. The new materialism in media
pada objek dan subyek khusus di dalamnya, sehingga
art that brings a network of ideas into an artwork
menghasilkan semacam persepsi dan refleksi baru
has made form not just a representation, but more to
dari keseharian tersebut. Materialisme baru dalam
events and presence.
seni media yang membawa jejaring gagasan dalam produk seni ini menjadikan bentuk (form) bukan lagi
The frames of event and presence as an approach
sebagai representasional, (represent), namun lebih ke
have made art no longer an object of “meaning,” but
peristiwa (event) dan kehadiran (present).
also its audience’s experience. This is closely related to the nature of space and contingency from the
Kerangka peristiwa dan kehadiran dalam sebuah
social issues and practices that are brought up in
pendekatan menjadikan seni bukan lagi hanya soal
artworks, where representation is no longer suffice to
“makna”, namun pengalaman penontonnya. Hal ini
resolve the complexity of society’s daily life.
tidak lepas dari sifat spasialitas dan kontingensi dari isu dan praktik sosial yang diangkat dalam karya seni,
Media art—as an art practice with society’s daily life as
dimana perihal representasional sudah tidak memadai
its “ingredients”—can be seen as a contemporary art
untuk mengatasi kompleksitas keseharian masyarakat.
platform in itself. In OK. Pangan, research works are inseparable from art making; art that desires to reach
Seni media—sebagai praktik seni yang “bahan
the complexities of today’s society. Research can be
baku”nya adalah keseharian masyarakat—bisa dilihat
seen as a network of ideas and performers, citizens’
sebagai platform seni kekinaan itu sendiri. Dalam
involvement, or archives gathering to reach the space
OK. Pangan, kerja-kerja riset menjadi penanda dari
and contingency of an event and experience. Research
kerja penciptaan seni itu sendiri; seni yang ingin
can also be seen as an effort to connect art with issues
menjangkau kompleksitas masyarakat kekinian.
of social, history, and technology to be represented—
Riset bisa dilihat sebagai jejaring gagasan dan
be it through performance, installation, or texts—to
pelaku, pelibatan warga, atau pengumpulan arsip
communicate data to the audience.
untuk menjangkau spasialitas dan kontingensi dari sebuah peristiwa dan pengalaman. Riset juga bisa
In contemporary context, researchers have become
dilihat sebagai usaha menghubungkan seni dengan
the art world itself; a part of the network of performers
17
Riset Kuratorial curatorial riset
isu sosial, sejarah, dan teknologi untuk dihadirkan
digging through various kinds of knowledge to
ulang—baik secara performatif, instalatif, ataupun
support the practice of art itself. As art becomes more
tipogratif— untuk mengkomunikasikan data kepada
democratic in media art—which is when the artistic
para penontonnya.
decision making no longer depends on the artist as an individual, the artist no longer becomes the “know-
Dalam konteks kekiniaan, para periset telah menjadi
it-all” when the work discusses the ever complex
medan sosial seni, sebagai bagian dari jejaring pelaku
social issues—then the researchers role’s is a sort of
yang menggali berbagai pengetahuan untuk menopang
collaborator that bridges the relationship between the
praktik seni kekiniaan itu sendiri. Ketika terjadi
artist and the social issues suggested in his work. It
demokratisasi seni di dalam seni media—yaitu ketika
goes without saying that this platform has turned the
putusan-putusan artistik karya tidak lagi tergantung
practice of art into an open lab.
pada individu seniman, karena seniman tidak lagi menjadi ‘orang yang tahu segalanya’ tentang isu-isu
Media Art and Food
sosial masyarakat yang semakin kompleks—maka
It’s really good to live on television, there’s generous
peran periset adalah semacam kolaborator dalam
doctor, green fields, smiling farmers… (It’s Good to Live
menjembatani hubungan antara seniman dan isu sosial
on Television, Widji Tukul)
yang sedang digagas dalam karyanya. Secara tidak langsung, platform ini menjadikan praktik seni sebagai
The theme of “food” carried by the OK. Pangan 2017
sebuah laboratorium terbuka.
festival is the manifestation of the media art spirit itself, which is art responding to the contemporary social and
Seni Media dan Pangan;
political issues as a form of its artistic expansion.
Sungguh enak hidup di televisi, ada dokter dermawan, ada sawah hijau, petani-petani tersenyum…. (Sungguh
Food as a theme reflects a series of events in the
Enak Hidup di Televisi, Widji Tukul)
past, such as the history of the government policy towards food in Indonesia, which of course affected
18
Tema “pangan” yang diusung oleh festiva OK. Pangan
the lives of the society. Society’s responses to
2017 adalah pengejewantahan semangat seni media
the policies have also affected the initiatives and
itu sendiri, yaitu seni merespon isu sosial politik
practices on food as well as the technology.
kekiniaan sebagai bagian dari perluasan artistiknya. In this year’s festival, the food theme includes food Tema pangan merefleksikan sekian peristiwa di
and the country’s policies that cover it, as well as
masa lampau, seperti misalnya sejarah kebijakan
the citizens’ initiatives in responding to the country’s
pemerintah terhadap pangan Indonesia, yang
policies. The spirit of citizens’ initiatives is an element
tentunya sangat berpengaruh terhadap kehidupan
that can be derived in relation to the use of media in
masyarakat. Respon masyarakat terhadap kebijakan
which wealth, diversity, and spread also closely tied
tersebut pun berdampak pada inisiatif praktik pangan
with the various elements among the citizens. Food
beserta teknologinya.
diversity today is the result of the citizens’ public ingenuity in responding to the centralistic policy of
Dalam festival tahun ini, tema pangan meliputi
food in Indonesia. Likewise, the practices of media
makanan dan kebijakan negara yang melingkupinya,
in society are the spread in addressing the beliefs of
serta inisiatif warga dalam merespon kebijakan negara
how daily lives around them work.
tersebut. Semangat inisiatif warga adalah elemen yang bisa diambil terkait dengan penggunaan media yang
In contemporary context, technology has become
notabene kekayaan, keragaman dan pesebarannya
the expansion of reality in society. Technology
juga tidak lepas dari elemen para warga masyarakat.
and the daily actions of society have become
Keragaman pangan yang ada hari ini adalah hasil
inseparable, just like food that is attached to their
kecerdasan publik dan warga dalam merespon
understanding of body.
OK. Pangan 2017
sentralistik kebijakan pangan di Indonesia. Demikian
In essence, food as an issue is very political. The
pula praktik media di masyarakat, yang merupakan
history of power in Indonesia has been close to the
pesebaran dalam menangani anasir-anasir cara hidup
politics of food, as a part of a political control and the
realitas keseharian mereka.
hegemony of power over the citizens. In particular cases, the issue of food has an impact towards
Dalam konteks kekiniaan, teknologi telah menjadi
technology, and vice versa. For instance, the politics
perluasan realitas di kalangan masyarakat. Teknologi
of irrigation, which are still felt to this day, were
dan tindakan keseharian masyarakat menjadi tidak
inherited from colonial times and it has affected the
terpisahkan, seperti halnya pangan yang melekat pada
social and cultural norms of the agricultural society
pengertian tubuh mereka.
in Java. Also, the Green Revolution during the New Order would not have succeeded without the Palapa
Pada dasarnya, isu pangan sangatlah politis. Sejarah
Satellite. Food and technology seem to be identical,
kekuasan di Indonesia pun sebenarnya tidak lepas
because the spread of the two suggested initiatives
dari politik pangan, sebagai bagian dari politik kontrol
from the citizens, because the two have become a
dan hegemoni kekuasaan terhadap para warganya.
part of their daily lives.
Dalam kasus-kasus tertentu, isu pangan memiliki dampak terhadap teknologi, atau sebaliknya. Misalnya, politik irigasi, yang masih terasa hingga hari ini, adalah warisan pertanian zaman kolonial yang mempengaruhi tata sosial dan kultural masyarakat perkebunan di Jawa. Atau Revolusi Hijau di masa Orde Baru, yang tidak akan sukses tanpa adanya Satelit Palapa. Pangan dan teknologi seakan identik, karena pesebaran keduanya mengandaikan inisiatif para warga, dan karena kedua hal tersebut telah menjadi bagian dalam keseharian mereka. 19
Riset Kuratorial curatorial riset
Menengok Praktik Pertanian Kota di Jakarta Kini Looking at Urban Farming in Jakarta Today Renal Rinoza
Duduk Perkara Pertanian Kota
Urban Agriculture Premise
Sebelum menjadi semegapolitan sekarang, kota
Before it became the megapolitan it is today, Jakarta
Jakarta sangatlah subur. Secara ekologis, Jakarta juga
was a fertile land. Ecologically, Jakarta has the
mempunyai daya dukung yang cocok sebagai lahan
necessary elements to become a farmland. No
pertanian. Maka tak heran kalau dulu sebagian besar
wonder many of its citizens planted fields of rice,
warganya mengelola sawah padi, kebun buah, serta
fruits, and conducted other horticultural practices.
menerapkan hortikultura. Praktik-praktik tersebut
Such practices can be traced alongside the
dapat dilacak di sekitar bantaran sungai kawasan
riverbanks in the south, central, east, and northern
selatan, tengah, timur, dan pesisir utara Jakarta.
coast of Jakarta. In short, almost all of Jakarta’s
Singkatnya, hampir seluruh kawasan Jakarta dan
territories were agricultural lands.1
sekitarnya dahulunya adalah kawasan pertanian.1 However, as the city of Jakarta grows, the farming
20
Namun seiring dengan perkembangan kota Jakarta,
practices are fading away. Today, farmlands can
praktik pertaniannya pun ikut terkikis. Sekarang, lahan
only be spotted in few areas in Jakarta, atop small
pertanian hanya dapat dilihat di beberapa titik Jakarta
and limited patches of land. The pressures from
saja, itu pun dengan lahan yang amat sempit dan
urban development, such as population and building
terbatas. Desakan-desakan perkembangan urban—
growth, have made farmlands in Jakarta much
seperti pertambahan penduduk dan bangunan—
different than they used to. In the end, Jakarta can
membuat pertanian di Jakarta sulit untuk menjadi
no longer sustain its own food source. All of the
seperti dulu. Oleh karena itu, Jakarta tidak dapat
city’s foods are supplied from other regions, as well
mandiri dalam memenuhi kebutuhan pangannya.
as other countries.
Semua bahan pangannya disuplai dari wilayah—tak terkecuali negara—lain.
So then, has farming died out in Jakarta? Apparently not, as in recent decades, urban “farming” in Jakarta
Lantas, apakah pertanian di Jakarta mati sama sekali?
is making a comeback through the initiatives of
Sebenarnya tidak, karena dalam beberapa dekade
citizens who engage in various urban farming
belakangan ini, “pertanian” kota di Jakarta kembali
practices. Urban farming is, in fact, a global trend,
marak oleh inisiatif-inisiatif warga yang membuat
currently sprawling in many of the world’s major
beragam praktik pertanian kota. Tren pertanian kota
cities. Some of them include San Fransisco, New
ini sejalan dengan tren global, karena sekarang ini,
York, London, Chicago, Ontario, Rome, Tokyo, Nairobi,
berbagai kota besar di dunia bergeliat melakukannya.
Johannesburg, to Havana.2 This urban farming trend
Sebut saja San Fransisco, New York, London, Chicago, Ontario, Roma, Tokyo, Nairobi, Johannesburg hingga
1 Lea Jelinnek menulis bahwa nama beberapa kawasan di Jakarta seperti Kebon Kacang, Kebon Sirih, Kampung Sawah, dan Kota Bambu menunjukkan karakter asal lingkungannya serta hasil bumi yang tumbuh di daerah tersebut. Lihat Lea Jellinek, Seperti Roda Berputar: Perubahan Sosial Sebuah Kampung di Jakarta, (Jakarta: LP3ES, 1995). Hal. 15.
1 Lea Jellinek wrote that the names of several areas in Jakarta like Kebon Kacang, Kebon Sirih, Kampung Sawah, and Kota Bambu show the characters of their neighborhood and the farm produce growing in those areas. See Lea Jellinek, Seperti Roda Berputar: Perubahan Sosial Sebuah Kampung di Jakarta, (Jakarta: LP3ES, 1995). Pg. 15 2 Chiara Tornaghi dan Barbara Van Dyck (2015), Graeme Thomas [ed.] (2014), N.C. Napawan (2014), Naudé Malan (2015), Eunice Wambui Njogu dalam Mark Redwood (2009), Jennifer Sumner et. al (2010)
OK. Pangan 2017
Havana Kuba.2 Tren pertanian kota ini pun telah
has caught the attention of the UN’s food agency,
menjadi perhatian FAO, lembaga PBB bidang pangan.3
FAO.3
Kota-kota besar di dunia mempunyai banyak alasan
The world’s big cities have all the reasons to
untuk menggiatkan praktik pertanian kota, salah
promote urban farming, among which is the
satunya adalah ancaman krisis pangan akibat
threat of food scarcity, caused by limited land for
semakin terbatasnya lahan pertanian. Pertanian kota
agriculture. Urban farming has even been praised
bahkan digadang-gadang sebagai salah satu bentuk
as one of the forms of sustainable farming, and
model pertanian berkelanjutan sekaligus salah satu
one of the solutions to the ever-complex urban
solusi untuk masalah perkotaan yang kian kompleks.
issues. It comes to no surprise that urban farming
Tak heran kalau pertanian kota menjadi sistem
has become an integrated part of the urban spatial
terpadu tata ruang kota serta bagian dari supporting
system to support a sustainable city alongside other
system penataan kota berkelanjutan, bersama
programs, such as upgrading informal settlements,
dengan sejumlah program lain seperti program
improvements of social and public facilities,
perbaikan kampung (upgrading informal settlements),
sanitation & waste management, climate change-
program peningkatan fasilitas sosial dan fasilitas
tackling settlements, and others.
umum, program sanitasi & pengelolaan limbah (sanitation & waste management), program kampung
What needs to be underlined is that urban farming
iklim, dan sebagainya.
isn’t necessarily government-driven. On the contrary, many urban farming practices were born
Yang perlu digarisbawahi adalah, pertanian kota tidak
out of the citizen’s initiatives, and were driven
melulu di-drive oleh pemerintah. Sebaliknya, praktik
independently apart from government and private
pertanian kota malah banyak yang lahir dari inisiatif
companies’ grants.
warga dan digerakkan secara mandiri—lepas dari pemerintah dan hibah pihak swasta. Di Indonesia sendiri, praktik urban agriculture—dalam pengertian usaha untuk meningkatkan keamanan pangan dan bagian dari sistem terpadu tata ruang 2 Chiara Tornaghi dan Barbara Van Dyck (2015), Graeme Thomas [ed.] (2014), N.C. Napawan (2014), Naudé Malan (2015), Eunice Wambui Njogu dalam Mark Redwood (2009), Jennifer Sumner et. al (2010) 3 FAO mendefinisikan Pertanian Kota (Urban Agriculture) sebagai kegiatan penanaman tanaman pangan dan peternakan hewan untuk pemenuhan kebutuhan pangan yang dimanfaatkan di dalam dan di seluruh kota, serta aktivitas yang berhubungan dengan produksi dan distribusi input, pemrosesan dan pemasaran produk pangan. Lihat www.fao.org/urbanagriculture/fr/
3 FAO defined Urban Agriculture as the growing of plants and raising of animals to sustain the needs for food in and around the city, as well as activities of production, distribution, processing, and marketing of the produce. See www.fao.org/urban-agriculture/en/
21
Riset Kuratorial curatorial riset
kota—masih terbilang baru. Hal ini disebabkan oleh
In Indonesia, the practice of Urban Agriculture, in
paradigma dikotomi desa dan kota yang masih kuat,
terms of efforts to increase food security and as a
dimana desa masih dijadikan pemasok utama pangan
part of the urban spatial system, is still relatively
warga kota.4
new. This is due to the strong paradigm of dichotomy between cities and villages, where the villages are
Meski demikian, usaha untuk menginisiasi praktik
considered as the main food supplier to the cities.4
urban agriculture di Indonesia, terutama di wilayah Jabodetabek, terus tumbuh. Salah satu praktik
However, efforts to initiate the practice of urban
tersebut adalah inisiatif kebun warga (community
agriculture in Indonesia, especially in Jabodetabek,
garden). Tentunya, para kelompok warga kota
continue to grow. One of the practices is the
mempunyai beragam motivasi dalam membuat kebun
community garden initiative. Of course, the groups of
warga. Umumnya, motivasi mereka adalah untuk
urban citizens have various motivations in creating
menyiasati kebutuhan pangan dan mengisi waktu
the community garden. Most of their motives are
luang. Namun ada juga warga yang melihat pertanian
producing food and having a productive pastime.
kota sebagai peluang bisnis, langkah produksi
Nonetheless, there are also those who see urban
swakelola berbasis lokal, dan sebagainya.
agriculture as a business, self-sustained local production measure, and more.
22
Praktik Pertanian Kota di Jakarta Kini dan Cakupannya
Urban Agriculture Practice and Scope in Jakarta
Sebagaimana sudah disinggung di atas, praktik
As mentioned above, the practice of urban agriculture
pertanian kota di Jakarta dan sekitarnya tak terlepas
in Jakarta and its surrounding areas are part
dari tren global. Di seluruh dunia, beragam individu,
of a global trend. Around the world, individuals,
komunitas dan organisasi menjadi semakin peduli soal
communities, and organizations are having more
isu-isu pangan di perkotaan.
concerns over food issues in cities.
4 Bandingkan dengan leburnya batas antara dikotomi desa dan kota, dimana istilah “desakota” masuk ke dalam studi geografi perkotaan kontemporer. Istilah “desakota” yang diciptakan oleh pakar geografi Terry G. McGee ini dipakai untuk menggambarkan sebuah wilayah campuran perkotaanpedesaan yang berdekatan dengan wilayah metropolitan. Istilah “desakota” telah banyak digunakan untuk menggambarkan fenomena urban Asia Tenggara. Lihat Arnisson Andre C. Ortega (2012) Desakota and Beyond: Neoliberal Production of Suburban Space in Manila’s Fringe, Urban Geography, 33, 8, pp. 1118–1143. Terry G. McGee menambahkan, Jabodetabek masuk ke dalam zona “desakota”, sehingga batas antara kota inti dan kota pinggiran yang masih berkarakter pedesaan kian lebur. Bahkan wilayah yang sebelumnya berkarakter desa secara cepat berubah drastis menjadi blok perkotaan baru, dengan integrasi dengan pusat kota serta fasilitas-fasilitas pendukung. Karakter “desakota” menujukkan sebuah karakter laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Hal ini dapat dilihat dari proses komuter sehari-hari dari dan ke pusat kota uang semakin mudah dilakukan, akibat peningkatan jaringan transportasi, komunikasi, serta berbagai prasarana dan sarana. Meski demikian, penggunaan lahan untuk pembangunan kota dan pertanian saling berdampingan dan bercampur satu sama lain. Lihat Terry G. McGee, “The Emergence of Desakota Regions in Asia: Expanding a Hypothesis” dalam The Extended Metropolis: Settlement Transition in Asia, Edited by Norton Ginsburg, Bruce Koppel, T.G. McGee (Honolulu:University of Hawaii Press, 1991) halaman 9. Istilah “desakota” ini menarik untuk menguji tesis dikotomi desa dan kota. Di saat yang sama, kita menemukan sebuah reinterpretasi baru tentang hubungan desa-kota (urbanrural linkages) ini. Tentunya ini berhubungan dengan konteks pangan itu sendiri. Lihat Marcus Moench & Dipak Gyawali http:// www.espa.ac.uk/files/espa/Final%20Report%20Desakota%20 Part%20II%20A%20Reinterpreting%20Urban%20Rural%20 continuum_0.pdf
4 Compare with the merge of lines of dichotomy between the rural and urban, when the term “desakota” was used in the contemporary urban geography study. The term “desakota” coined by geography expert Terry G. McGee is used to describe a mixed territory of urban and rural on the fringes of a metropolitan. The term “desakota” is used in many of Southeast Asia’s urban phenomena. See Arnisson Andre C. Ortega (2012) Desakota and Beyond: Neoliberal Production of Suburban Space in Manila’s Fringe, Urban Geography, 33, 8, pp. 1118-1143. Terry G. McGee added that Jabodetabek fall into “desakota”, making the lines between the nucleus city and the urban fringes with rural characteristics merging over time. Even areas previously having rural characteristics quickly and drastically changed into new urban blocks, integrated to the urban center with supporting facilities. The character of “desakota” shows a fast economic growth.This can be seen from the daily commute to and from the urban center where money lies getting easier to do, thanks to the improvements on the transportation network, communications, and various facilities. However, the use of land to build the urban and agriculture are mixed and side by side to each other. See Terry G. McGee, “The Emergence of Desakota Regions in Asia: Expanding a Hypothesis” in The Extended Metropolis: Settlement Transition in Asia, Edited by Norton Ginsburg, Bruce Koppel, T.G. McGee (Honolulu: University of Hawaii. page 9. The term “desakota” is interesting to test the thesis for the rural and urban dichotomy. At the same time, we found a new reinterpretation of urban-rural linkages. This is certainly related to the food context itself. See Marcus Moench & Dipak Gyawali http:// www.espa.ac.uk/files/espa/Final%20Report%20Desakota%20 Part%20II%20A%20Reinterpreting%20Urban%20Rural%20 continuum_0.pdf
OK. Pangan 2017
Pemetaan pertanian kota di Jabodetabek bisa dibuat
Mapping urban agriculture in Jabodetabek can be
berdasarkan karakteristik ekologi, karakteristik
done through characterization of ecology, territory,
wilayah dan karakteristik permukiman. Berdasarkan
and residential areas. Based on the ecological
karakteristik ekologi, kota Jakarta adalah kota rawa
characteristics, Jakarta is a city of swamps and rivers
dan kota sungai dengan tiga belas sungai yang
with thirteen rivers flowing through it. With such
mengalir di dalamnya. Dengan karakteristik demikian,
characteristic, it is very likely that farming can be
amat memungkinkan jika, misalnya, diterapkan
set alongside the riverbanks. Jakarta also has many
pertanian di sepanjang bantaran sungai. Jakarta
water catchment areas in the form of swamps and
juga mempunyai banyak sumber resapan air yang
gardens. Unfortunately, the condition of the swamps,
terdapat di rawa-rawa dan kebun. Sayangnya, kondisi
gardens, and riverbanks in Jakarta would hinder
rawa, kebun dan sempadan sungai Jakarta sekarang
cultivation efforts, because they have repurposed
ini membuat kultivasi sulit dilakukan, karena ada
to residential, industry, and others. Even if there’s
alihfungsi lahan menjadi kawasan permukiman,
any land for agriculture left, they are already in
industri dan peruntukan lainnya. Pun jika masih
possession of real estate developers.5
terdapat sisa lahan pertanian, lahan tersebut umumnya sudah dikuasai oleh pihak pengembang.5
Nevertheless, there are still agricultural models in some of those areas that have been repurposed.
Meski demikian, masih ada model pertanian di beberapa daerah yang telah beralihfungsi tersebut.
The scarcity and absence of land are the problems of big cities everywhere, making people go around
Keterbatasan lahan dan ketiadaan lahan memang
them to develop urban agriculture. For example,
menjadi persoalan kota besar manapun, sehingga ada
the scarcity and absence of land are overcome by
banyak siasat yang dilakukan untuk mengembangkan
technology-based urban agriculture that develops
pertanian kota. Sebagai contoh, keterbatasan lahan
techniques to allow plants to grow not on land.6
dan ketiadaan lahan diakali dengan mengembangkan model pertanian kota berbasis teknologi serta
However, before we go further, let’s go back to the
mengembangkan teknik yang membuat tanaman
ecological characteristics of Jakarta that is actually
menjadi memungkinkan untuk tidak ditanam di lahan.6
suitable for agriculture. Urban agriculture can still be made not only on the swamps and riverbanks, but
Namun, sebelum jauh kesana, kita kembali dulu ke
also the coastal areas of Jakarta that are currently
karakteristik ekologi Jakarta yang aslinya cocok untuk
being bombarded by development. But is that really
pertanian. Tak hanya di daerah rawa dan jalur sungai,
feasible in practice?
kawasan pesisir Jakarta yang saat ini digempur pembangunan sebenarnya masih memungkinkan
The answer is: yes, as long as there’s an opportunity
untuk pengembangan pertanian kota. Tetapi apakah hal
and initiative from the citizens, like those of Marunda
tersebut bisa dipraktekkan?
Flats, Kampung Lodan, and Kampung Tongkol who are using empty patches of land around the flats or
Jawabannya: bisa, sepanjang ada celah dan inisiatif
their own yards to practice agriculture.7
dari warga, seperti warga di Rusun Marunda, Kampung 5 https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/2008935/ pengembang-kuasai-80-lahan-sawah-di-rorotan-jakarta
5 https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/2008935/ pengembang-kuasai-80-lahan-sawah-di-rorotan-jakarta
6 Sebagai catatan, modus pertanian dalam pemukiman tidak selalu berpijak di atas lahan. Ada beragam teknik tanam seperti aquaponik, hidroponik, vertikultur dan sebagainya. Pertanian kota juga banyak melakukan intervensi ruang, seperti memanfaatkan lorong-lorong gang, sisi tangga rumah susun, hingga membuat pekarangan rumah kecil khusus untuk bercocok tanam.
6 For the record, agriculture in residential don’t always sit on land. There are various techniques like aquaponic, hydroponic, verticulture, and more. Urban agriculture also intervene space, making use of alleyways, side of stairs on flats, to utilizing a small patch of land at home for agriculture. 7 http://www.mongabay.co.id/2016/04/17/mau-tetap-hijau-dilahan-sempit-begini-caranya/
23
Riset Kuratorial curatorial riset
Lodan, serta Kampung Tongkol yang memanfaatkan
The actors of urban agriculture are not just the
lahan kosong di area rumah susun atau pekarangan
middle class citizens, but also the lower class that
rumah mereka untuk berkebun.7
live in the tighter quarters of the capital.8
Aktor pertanian kota tidak melulu dikapitalisasi oleh
Most of them grow various kinds of vegetables,
kalangan kelas menengah, tetapi juga penduduk kelas
fruits, and medicinal herbs. As far as I know, what
bawah yang hidup di sempit-padatnya permukiman
they plant are normally for their own consumption. If
ibukota.8 Kebanyakan dari mereka menanam berbagai
there were extra harvest, then they’d sell it. Such can
jenis sayur, buah, serta tanaman obat. dan buah-
be seen in Kampung Lodan and Kampung Tongkol,
buahan. Setangkap saya, apa yang mereka tanam
where residents harvest their garden’s produce for
utamanya untuk konsumsi sendiri. Kalau ada hasil
their own consumption, or giving them to the nearby
panen yang lebih, baru dijual. Hal tersebut dapat kita
neighbors.9
lihat di Kampung Lodan dan Kampung Tongkol yang memanen hasil kebun mereka untuk konsumsi sendiri,
Besides the characteristics of ecology and residential,
atau dibagi-bagikan kepada tetangga sekitar.9
the practice of urban agriculture can also be viewed based on the territorial characteristic. For areas with
Selain karakteristik ekologi dan pemukiman, praktik
denser population, the urban agriculture model must
pertanian kota juga dapat dilihat berdasarkan
follow the characteristics of a dense neighborhood.
karakteristik wilayah. Untuk kawasan padat penduduk,
For areas along the riverbank, the agriculture model
penerapan model pertaniannya perlu mengikuti
needs to adjust the river’s contours. For coastal
karakteristik hunian padat. Untuk kawasan bantaran
areas, the agriculture model, for example seaweed
sungai, penerapan model pertaniannya perlu
farm, needs to have a look at the ecological condition
menyesuaikan dengan kontur sungai. Untuk kawasan
of the coastal area in the likes of brackish water and
pesisir, penerapan model pertaniannya—misalnya,
mangrove ecosystem.
pertanian rumput laut—perlu melihat kondisi ekologi pesisir seperti air payau dan ekosistem bakau.
Territorial spread pattern closely relates with the urban agriculture model in the nucleus city, urban fringe,
24
Pola persebaran wilayah berkaitan dengan model
and the more suburban. Each territory uses different
pertanian kota yang ada di kawasan kota inti (nucleus
methods and techniques for urban agriculture. One
7 http://www.mongabay.co.id/2016/04/17/mau-tetap-hijau-dilahan-sempit-begini-caranya/
8 In recent decades, the term urban agriculture surfaced as an effort for urban residents to grow plants in every available space. Meanwhile, urban agriculture has broadened its term. The activity of urban agriculture goes beyond planting, to farming, agro forestry, and horticulture. Urban agriculture itself has become a part of an integrated city spatial planning.
8 Dalam beberapa dekade terakhir, muncul istilah urban farming sebagai usaha warga kota bercocoktanam di setiap ruang yang tersedia. Sementara istilah urban agriculture muncul sebagai perluasan cakupan dari istilah urban farming. Kegiatan urban farming tidak hanya menanam, tetapi juga peternakan, wanatani (agroforestry) dan hortikultura. Bahkan urban agriculture sendiri adalah bagian dari sistem terpadu perencanaan dan desain tata ruang kota. 9 Praktik pertanian kota digalakkan di tiga kampung:,Kampung Lodan, Kampung Tongkol dan Kampung Krapu. Awalnya, kegiatan pertanian kota adalah bagian dari penataan kampung secara mandiri,sekaligus sebagai antisipasi penggusuran oleh Pemprov DKI Jakarta tahun 2015. Bersama kalangan aktivis dan arsitek, mereka membuat sebuah rumah contoh untuk menjadi model penataan kampung yang partisipatif. Kegiatan dilanjutkan dengan mengadakan pelatihan merancang fasilitas sosial dan umum, pertanian kota, pengelolaan sampah dan limbah domestik, serta pembuatan kompos. Dalam perkembangannya, praktik urban farming terus dijalankan karena memiliki banyak manfaat, seperti memenuhi nutrisi keluarga, menghemat biaya membeli kebutuhan pangan, menciptakan keindahan kampung, dan mempererat kohesi sosial antar warga.
9 The practice of urban agriculture is encouraged in three villages: Lodan Village, Kampung Tongkol and Kampung Krapu. Initially, the city’s agricultural activities are part of the arrangement of the village independently, as well as anticipation of eviction by the Provincial Government of DKI Jakarta in 2015. Together with the activists and architects, they set up an example house to become a model of participatory village arrangement. The activity was continued by conducting training on designing social and public facilities, urban agriculture, waste management and domestic waste, and composting. In its development, the practice of urban agriculture continues to run because it has many benefits, such as meeting family nutrition, saving the cost of buying food needs, creating the beauty of the village, and strengthen social cohesion among residents.
OK. Pangan 2017
city), pinggiran kota (urban fringe) dan lebih pinggiran
example, in the urban fringe or suburban, there is no
lagi (suburban). Masing-masing wilayah mempunyai
need of plating in small spaces and crevices, because
mode dan teknik yang berbeda dalam pengusahaan
the relatively generous amount of available land.
pertanian kota. Misalnya, di daerah urban fringe atau
Therefore, we need to study the characteristics of space,
suburban, mungkin tidak perlu dilakukan penanaman di
which have different typologies.
celah-celah kecil ruang, karena ketersediaan lahannya masih cukup luas. Dengan demikian, kita perlu
In another patch, the middle class is promoting urban
mempelajari karakter ruang, yang tipologinya tentu
agriculture over various motives, from political to
juga berbeda-beda.
merely following the global trend. In this level, the practice of urban agriculture becomes a discourse.
Di petak yang lain, praktik pertanian kota digiatkan
Why? In short, they’re speaking of urban agriculture
oleh kalangan kelas menengah dengan berbagai motif,
in relation to comprehending the global situation
mulai motif politis hingga sekadar mengikuti tren
surrounding food crisis, food sovereignty, food
global. Pada aras ini, praktik pertanian kota adalah
democratization, supply chain, food justice, and more.
medan diskursus. Kenapa? Hematnya, karena mereka berbicara pertanian kota terkait dengan pembacaan
By the middle class people, urban agriculture has
atas situasi global tentang krisis pangan, kedaulatan
entered the realm of how the production system
pangan, agenda demokratisasi pangan, rantai pasokan,
works including the processes, technology, medium,
keadilan pangan, dan sebagainya.
the seeds, learning model, and the establishment of networks. One of the focal points of this rising is the
Oleh kalangan kelas menengah, praktik pertanian kota
development of its design system.10
sudah masuk ke dalam agenda tentang bagaimana sistem produksinya, prosesnya, teknologinya,
This trend has also given birth to the term “from
mediumnya, benihnya, model pembelajarannya dan
farm to fork,” which recently resound in many places.
pembentukan jejaringnya. Salah satu focal point dari
“From farm to fork”, or “farm-to-table”, is a movement
geliat ini adalah pengembangan design system.10
that promotes eating food taken directly from the natural source. The approach of this movement is
Tren ini juga melahirkan terminologi from farm to
the approach of locavore in the food system, with the
fork, yang belakangan semakin santer di mana-mana.
farm to form practitioners being very keen in food
From farm to fork—atau farm-to-table—adalah sebuah
safety, the use of heirloom seeds, the freshness of the
10 Azri, pendiri Taneuh, mengatakan bahwa sistem rancangan (design system) penting untuk pengembangan pertanian kota. Hematnya, melalui sistem rancangan, pertanian bisa menjadi sesuai dengan lingkungan perkotaan, terutama dalam mengatasi keterbatasan ruang, daya dukung lingkungan (ecological carrying capacity) serta ketersediaan energi. Sistem rancangan merupakan aspek penting karena dapat membuka perspektif baru dalam pengembangan pertanian kota. Terkait dengan hal ini, terdapat sebuah gerakan yang berbasis sistem rancangan, yaitu permakultur. Permakultur adalah sistem pertanian yang mengacu pada tata etika relasi manusia dan alam. Rancangan permakultur berusaha mengintegrasikan semua komponen ekosistem melalui pendekatan holistik terhadap kehidupan dan praktik yang berkelanjutan. Etika merawat bumi, kepedulian terhadap sesama makhluk, serta memiliki kesadaran dan batas pembagian surplus adalah hal yang umum terjadi pada semua permakulturis, walaupun strategi desain dan teknik yang mereka gunakan sangat bervariasi. Permakulturis merancang untuk keberlanjutan jangka panjang, sehingga rancangannya adalah integrasi harmonis antara lansekap, tumbuh-tumbuhan, hewan dan manusia, serta penempatan komponen dalam pola yang dapat dikenali. Rancangan yang benar-benar sukses menciptakan sebuah sistem yang self-managed. Disarikan dari Ross Mars, The Basics of Permaculture Design (Vermont: Chelsea Green Publishing Company, 2005). Hal. 1-2
10 Azri, founder of Taneuh, said that design system is important for the development of urban agriculture. He said, through a design system, agriculture can be suited to the urban environment especially in dealing with limited space, ecological carrying capacity, and availability of energy. Design system is an important aspect as it sheds new perspective in the development of urban agriculture. Consequently, there is a movement based on the design system called permaculture. Permaculture is an agricultural system that is based on the ethical relations of man and nature. Permaculture design tries to integrate the components in an ecosystem through a holistic approach in life and sustainable practices. The ethics of caring for Earth, caring for other living beings, being in full awareness and the distribution of surplus are common among permaculturists, despite the variety of design strategy and techniques they use. Permaculturists design for long term sustainability, so their designs promote harmony between landscape, vegetation, animals and human, and placing the components in recognizable patterns. The design would successfully create a self-managed system. Taken from Ross Mars, The Basics of Permaculture Design(Vermont: Chelsea Green Publishing Company, 2005). pg. 1-2
25
Riset Kuratorial curatorial riset
gerakan yang mempromosikan menyantap makanan
harvest, the harvest season, the nutrition contents of
yang langsung diambil dari sumber mentahnya.
the produce, supply chain and distribution, as well as
Pendekatan dalam gerakan ini adalah pendekatan
the small-medium farmers economy.
locavore pada sistem pangan, dimana para praktisi from farm to fork amat cermat dalam hal keamanan
Conclusion
pangan, penggunaan benih lokal dan organik (heirloom
Nowadays, new innovations and inventions in
seeds), kesegaran hasil panen, musim panen,
agriculture are being developed independently and
kandungan mutu gizi dari pangan yang dihasilkan,
based in communities. In the old days, innovations
rantai pasokan dan distribusi pangan, serta ekonomi
and inventions were done by the state with a
petani kecil-menengah.
developmental paradigm. Today, however, citizens are enthusiastic about the practice of urban agriculture,
Penutup
with one of the examples being the development of
Sekarang ini, inovasi dan invensi baru dalam
collective gardening, which can be the solution for
pertanian dikembangkan secara swadaya dan
food and even healing space for city dwellers.
berbasis kewargaan. Dulu, inovasi dan invensi pertanian dilakukan oleh negara dengan paradigma
Moreover, the practice of urban agriculture can
developmentalistik. Namun kini, warga punya
potentially reveal new knowledge and perspective to
semangat dalam praktik pertanian kota, salah satunya
residents of the city in producing their own food. At
dengan membangun kolekif berkebun, yang bisa
least, urban agriculture can be a part of increasing
menjadi solusi persoalan pangan bahkan ruang healing
small-scale initiatives to grow from the bottom up,
bagi warga kota. Lebih dari itu, praktik pertanian
driven by communities or individuals. Collectively,
kota berpotensi untuk membuka pengetahuan serta
these communities and individuals have the potential
perspektif baru bagi warga kota dalam mengusahakan
to engineer large-scale social change and contribute
pangannya sendiri. Paling tidak, pertanian kota dapat
to a positive environmental change.11
menjadi bagian dari peningkatan jumlah inisiasi 26
berskala kecil dan bersifat bottom-up (bawah ke
This essay only looks at a glance of how urban
atas) yang digerakkan oleh sekelompok masyarakat
agriculture has been surfacing in recent decades,
atau individu. Secara kolektif, kelompok masyarakat
including in Jakarta and its surrounding areas.
atau individu ini memiliki potensi untuk merekayasa
Understanding the movement of this urban
perubahan sosial berskala besar dan berkontribusi
agriculture, it’s safe to say that we are celebrating it
terhadap perubahan lingkungan yang positif.11
as a new ritual for city inhabitants without forgetting that Jakarta was once host to vast agricultural lands.
Tulisan ini pun hanya menengok selintas, bagaimana praktik pertanian kota mengemuka dalam beberapa dekade terakhir ini, termasuk di Jakarta dan sekitarnya. Mencermati geliat pertanian kota ini, sah rasanya jika kita turut merayakannya sebagai ritus baru warga kota, tanpa melupakan bahwa Jakarta dahulunya adalah hamparan lahan pertanian.
11 Lihat Daniela A. Guitart, Jason A. Byrne & Catherine M. Pickering (2015) Greener growing: assessing the influence of gardening practices on the ecological viability of community gardens in South East Queensland, Australia, Journal of Environmental Planning and Management, 58:2, 189-212
See Daniela A. Guitart, Jason A. Byrne & Catherine M. Pickering (2015) Greener growing: assessing the influence of gardening practices on the ecological viability of community gardens in South East Queensland, Australia, Journal of Environmental Planning and Management,58:2, 189-212
11
Open Lab
Open Lab Residency
O
O
pendekatan laboratorium yang kolaboratif untuk
laboratory approach for the production of artworks
produksi artistik yang dilakukan oleh seniman,
by artists, scientists, and practitioners in diverse
ilmuwan, praktisi berbagai ilmu pengetahuan dari
fields of science; these people, who originate from
latar belakang yang berbeda-beda ke dalam satu
different backgrounds, are bound together in a
upaya bersama. Sebagai laboratorium terbuka yang
common attempt. As an open laboratory functioning
dicoba dapat difungsikan sebagai tempat (place) dan
as a meeting place and space for various fields
ruang (space) pertemuan beragam latar belakang
of science, Open Lab tries to encourage both
pengetahuan, Open Lab mencoba mengajak para
participants and general public to work together
partisipan dan juga masyarakat untuk bekerja
toward making Open Lab itself possible through the
bersama berbagi pengetahuan dan pengalamannya
sharing of experiences and knowledge, as well as
untuk mendukung kehadiran Open Lab itu sendiri,
the building of infrastructure and concepts. Open Lab
baik secara infrastruktur maupun gagasan. Open Lab
was initiated by OK. Pangan OK. Video – Indonesia
digagas oleh OK. Pangan OK. Video - Indonesia Media
Media Arts Festival as a continuous platform that
Arts Festival sebagai platform berkelanjutan yang
can be further developed subsequent to the festival.
dapat dikembangkan setelah festival. Program Open
Open Lab programs involve face-to-face and virtual
Lab terbagi menjadi dua; pertama, residensi yang
residencies.
pen Lab bertujuan untuk mengeksplorasi dan menampilkan hubungan antara media,
teknologi dan politik pangan. Open Lab mengusulkan
pen Lab is geared toward exploring and showing the interrelationships of media, technology,
and food politics. It proposes a collaboration-based
membutuhkan kehadiran fisik; kedua residensi yang bersifat virtual.
The face-to-face version of Open Lab Residency acts as a platform to look at the extent to which the
28
Open Lab Residensi Fisik menjadi salah satu cara bagi
presence and actual cooperation among artists and
platform ini untuk melihat sejauh mana kehadiran
practitioners in various fields of science are able to
dan kerjasama fisik antara seniman dan praktisi
create and realize artistic speculations in the 9 art
ilmu pengetahuan lainnya dalam merealisasikan dan
projects. This program is taking place from June to
berspekulasi artistik pada 9 proyek seni. Proyek seni ini
November 2017.
berlangsung Juni-November 2017.
OK. Pangan 2017
SHRINKING LAND FOR SHRINKING MAN? Arne Hendricks & Kamil Muhammad
Manusia memiliki kemampuan adaptasi
Humans posses impressive adaptive
yang cukup mengagumkan, karena bisa
skills, for they are able to adapt to new
menyesuaikan diri terhadap ruang, fisik,
places, spaces, and lifestyles.
hingga cara hidup. For Open Lab residency program in OK. Untuk residensi Open Lab OK. Pangan 2017,
Video 2017, Arne Hendriks collaborates
Arne Hendricks berkolaborasi dengan
with Kamil Muhammad, a young architect
Kamil Muhammad, seorang arsitek muda
whose area of interest includes issues
yang tertarik dengan isu kampung urban,
pertaining to “urban village�. They will
untuk bekerja di Kampung Lodan, bantaran
work together in Kampung Lodan on the
Kali Ciliwung, Jakarta.
riverbanks of Ciliwung River, Jakarta.
Kampung Lodan menjadi terkenal,
Kampung Lodan rose to prominence after
karena usaha warganya memotong
its residents decided to demolish a total
rumah mereka sejauh lima meter,
of 5-meter-long portion of their homes,
demi menyiasati rencana penggusuran
as a tactic to fight the threat of eviction
oleh pemerintah daerah. Usaha ini
by the local government. The attempt
membuahkan hasil, sekaligus juga
brought fruitful result, but also changed
mengubah pola hidup masyarakat di
the resident’s living pattern. Arne is
dalamnya. Arne akan melanjutkan
continuing his Shrinking Man research,
penelitian Shrinking Man dengan melihat
by looking at the interrelationships of
keterkaitannya terhadap pola ruang di
shrinking spatial patterns in Jakarta.
Jakarta yang semakin menyempit. Arne Hendriks adalah perupa dan perancang pameran di Amsterdam, Belanda. Ia lulusan Master of Art dari University of Amsterdam, dan mempunyai minat kerja pada bidang-bidang seperti open-design, peretasan, penelitian spekulatif, pendidikan dan pola kerja memperbaiki. Tinggi tubuhnya hampir 2 meter, dan ia tidak terlalu senang dengan fakta tersebut. Apalagi dengan fakta bahwa semakin tinggi tubuh manusia, semakin berkurang harapan hidupnya.
Arne Hendriks is an artist and exhibition maker, based in Amsterdam, Netherlands. He holds Master of Art degree from University of Amsterdam, and works passionately in the field of open-design, hacking, speculative research, education and the fine culture of repair. He is almost 2 meters tall, but is not too happy about it, especially when he found out that the taller you are, the shorter your life expectation.
29
KONSPIRASI (AIR) SENI Open Lab
Julian “Togar” Abraham
Untuk residensi Open Lab OK. Pangan
For Open Lab residency in OK. Pangan
2017, Togar menggarap sebuah
2017, Togar created a product called
produk yang ia namakan Diabethanol,
Diabethanol, which combines the
yang berasal dari perpaduan kata
word “diabetes” and “bioethanol.” Both
“diabetes” dan “bioethanol”. Kedua hal
components are very much different, but
tersebut sangat berbeda, namun memiliki
they both contains sugar element.
kesamaan elemen energi, atau gula. Diabetes Type II develops when the
30
Kondisi Diabetes Tipe 2 terjadi ketika tubuh
human body is unable to transform
manusia tidak bisa mengolah glukosa yang
glucose into energy, whereas Bioethanol
ada di dalamnya untuk menjadi energi,
is a source of renewed energy produced
sementara Bioethanol adalah sumber
by plants and commonly used to replace
energi terbarukan yang dihasilkan dari
fossil fuels as an alternative source of
tetumbuhan, dan biasa digunakan sebagai
energy. But what happens when the
alternatif dari bahan bakar fosil. Namun
urine of a human with diabetes is used
bagaimana jika Bioethanol dihasilkan dari
to produce Bioethanol? With the help of
air seni manusia penderita diabetes? Togar
experts in nutrition, law, and renewable
akan mencari jawabannya, dibantu oleh
energy, Togar trying to find the answer.
beberapa pakar di bidang nutrisi, hukum, serta energi terbarukan. Julian “Togar” Abraham adalah seorang seniman, musisi, dan ilmuwan gadungan yang berbasis di Medan dan Yogyakarta. Dengan menghubungkan satu hal dengan hal lainnya dalam algoritma-algoritma yang kompleks, Togar berhasil mengombinasikan seni, lingkungan, sains, dan teknologi untuk mengedukasi dan melibatkan beragam seniman serta masyarakat dalam produksi karya-karyanya.
Julian “Togar” Abraham is a Medan/Yogyakarta based artist, musician and pseudo-scientist. Connecting one thing to another in complex algorithms, Togar manages to relate art to such topics as environment, science and technology in order to provide new tools to educate and engage both artists and the society in the creation of his works.
OK. Pangan 2017
OPEN LAB Pppooolll
Untuk OK. Pangan 2017, Ppooolll
For OK. Pangan 2017, Ppooolll erects a
membangun sebuah laboratorium/ruang
laboratory or workshop for the resident
kerja untuk para seniman residen Open
artists of Open Lab OK. Pangan 2017.
Lab. Ppooolll melihat Open Lab sebagai
Since Open Lab is an artists’ workspace
sebuah praktik tentang batas-ambigu,
that is open to the public attention and
karena Open Lab adalah ruang kerja
intervention, Ppooolll views Open Lab as
seniman yang terbuka untuk perhatian
a real example of a “border of ambiguity”.
dan intervensi dari publik. Maka untuk
Therefore, Ppooolll minimizes the use of
ruang kerja ini, ppooolll meminimalisir
iron railings to set the workspace apart
penggunaan rangka besi. Alih-alih, mereka
from the “public” realm. Instead, they use
menggunakan tanaman-tanaman sebagai
plants to replace a much stricter border to
ambang, menggantikan batas yang tegas,
allow both physical and visual transitions
sehingga memungkinkan terjadinya
between the “inside” and the “outside”,
transisi visual dan fisik antara di dalam dan
public and private spheres, fake and real.
di luar, publik dan privat, palsu dan asli. Even so, Open Lab requires the Namun Open Lab membutuhkan partisipasi
participation of its users. To keep the space
para penggunanya. Misalnya, agar ruang
protected, the plants—as borders—need
tetap terlindungi, tanaman-tanaman yang
to be watered. Also, every now and then,
menjadi pembatas harus disiram. Sesekali,
the workspace has to be moved around,
ruang ini juga harus bisa berpindah-pindah,
depending on where the users work.
untuk mengikuti gerak penggunanya. However, users of Open Lab will reap Usaha-usaha tersebut akan menghasilkan
what they sow; the edible plants can be
“buah” yang bisa dipetik; tanaman yang
cooked and enjoyed together by at the end
bisa dimakan di Open Lab akan diolah dan
of the program.
disantap bersama, di akhir masa residensi. Ppooolll adalah sebuah wadah multi-disipliner untuk melakukan desain, riset dan eksperimen arsitektur yang dipimpin oleh Kamil Muhammad dan Brahmastyo Puji.
Ppooolll is a meeting ground for multi-disciplinary research, designs, and experiments in architecture led by Kamil Muhammad and Brahmastyo Puji.
31
The Cookbook Project Open Lab
Bakudapan, Luinambi Vesiano, Kiper, Dialita
32
The Cookbook Project adalah sebuah
The Cookbook Project is a recipe book that
buku resep yang diciptakan berdasarkan
is compiled based on the experiences of
pengalaman para perempuan penyintas
the incarcerated women during Indonesia’s
tragedi politik tahun 1965. Resep-
political tragedy in 1965. The recipes are
resepnya dikumpulkan berdasarkan cerita
constructed based on the survivors’ stories
para penyintas saat berada di dalam
during their detainment. Thus, kitchen and
tahanan. Dengan demikian, dapur dan
food becomes the perspective to capture
masakan menjadi jendela untuk menelisik
broader political issues that happened at
kondisi politik pada masa tersebut serta
that time and the implication. The Cookbook
implikasinya sekarang. The Cookbook
Project is also about gathering survivor
Project juga mengumpulkan narasi para
stories and their subversive action to
penyintas tentang perjuangan mereka
fight against injustice. During the Open
melawan ketidakadilan. Selama Open
Lab residency, Bakudapan forages urban
Lab berlangsung, Bakudapan menjelajah
spaces in search of edible wild plants that
ruang-ruang perkotaan untuk mencari
can be consume. Wild plant considered as
tetumbuhan liar yang dapat dikonsumsi.
alternative food resource by the women
Ketika para penyintas berada di tahanan,
during detainment and it became a symbol
tumbuhan pangan menjadi alternatif
on how they can survive in the most difficult
sumber pangan mereka, sehingga
conditions. Bakudapan present their
tumbuhan liar menjadi simbol kemampuan
findings through a performative dinner
mereka bertahan dalam kondisi tersulit.
during OK. Food 2017 festival’s exhibition.
Bakudapan lalu menyajikan temuan
In the performative dinner, Bakudapan, with
mereka melalui acara makan malam
the help of Dialita members, will prepare
performatif saat pameran OK.Pangan
meals from The Cookbook Project recipes
Festival 2017 berlangsung. Dalam acara
for the audience to taste and tracing down
makan malam performatif tersebut,
the history on how Indonesia’s food politics
Bakudapan dibantu oleh Dialita, dan
are constructed.
mempersilakan hadirin untuk mencicipi masakan mereka, dan menelusuri kembali sejarah politik pangan Indonesia.
OK. Pangan 2017
Bakudapan dibentuk pada tahun 2016 dan sekarang beranggotakan tujuh orang yang berasal dari latar belakang ilmu berbeda-beda. Nama Bakudapan berasal dari sebuah kata dalam bahasa Manado “bakudapa” (bertemu), dengan kudapan atau makanan. Maka arti nama Bakudapan adalah bertemu sambil mengudap. Tujuan utama Bakudapan adalah melakukan referensi silang dan riset tentang makanan, yang berkaitan dengan seni, etnografi, riset, dan praktikum. Mereka percaya bahwa makan tidak melulu hanya persoalan memasukkan makanan ke dalam perut. Bagi Bakudapan, makanan dapat dijadikan alat untuk menganalisa isu-isu yang lebih besar, seperti politik, sosial, ekonomi, dan budaya. Proyek yang tengah mereka jalankan adalah, “Please Eat Wildly” yang mengangkat eksplorasi tanaman liar untuk dijadikan makanan dalam konteks urban. Luinambi Vesiano, atau Ves, adalah lulusan jurusan Desain Komunikasi Visual Institut Seni Indonesia, Yogyakarta. Ves tertarik dengan pangan liar dan telah menerbitkan buku berjudul Food Around Us yang berisi berbagai jenis pangan liar serta resep-resepnya. KIPER/Kiprah Perempuan (Women’s Movement) adalah perkumpulan khusus bagi para perempuan mantan tahanan—atau kerabat mantan tahanan—saat tragedi politik Indonesia tahun 1965. Perkumpulan ini dibentuk pada tahun 2005, dan berbasis di Yogyakarta. Anggota KIPER rutin berkumpul untuk melakukan berbagai kegiatan sosial, seperti melakukan pemeriksaan kesehatan, pementasan teater, dan sebagainya. Mereka kerap diundang ke berbagai ajang diskusi seperti di Jogja Biennalle dan Universitas Islam Nasional, Yogyakarta. Dialita/Di Atas Lima Puluh Tahun (Above Fifty Years) merupakan grup vokal yang terdiri dari perempuanperempuan tahanan politik--atau keluarga—dari tragedi politik tahun 1965. Mereka merilis album pertamanya pada tahun 2015.
The Bakudapan Food Study Group was initiated in 2016 and now has seven member from multidisciplinary background. The name Bakudapan originated from a Manadonese “bakudapa,” (“to meet”) and “kudapan” which means snacks. Therefore, Bakudapan means “to meet” while “snacking”. Bakudapan’s main goal is to do cross reference and research on food, in relation to art, ethnography, research and practice. For Bakudapan, food is much more than a mere substance that we eat to relieve our hunger. They believe that food can be an instrument to understand social, political, cultural, and economic issues that takes place within a society. Their ongoing project, titled “Please Eat Wildly,” is focused on exploring edible wild plants in urban context. Luinambi Vesiano, A graduate from the Department of Visual Communication Design, Indonesian Institute of Arts Yogyakarta, Vesiano is largely interested in edible wild plants. He has published a book entitled “Food Around Us,” which tells us of the many kinds of edible wild plants around us, and the recipes for them. KIPER/Kiprah Perempuan (Women’s Movement) is a Yogyakarta-based support group that was set up in 2005 for the incarcerated women—or relatives of the incarcerated—during Indonesia’s political tragedy in 1965. The members of this support group include both direct and indirect victims of the 1965 anti-communist purge. KIPER conducts regular gatherings for various social activities, which include health check-ups, theater performances, and many others. They are also often invited to speak at various discussion forums, such as at Jogja Biennalle and National Islamic University, Yogyakarta. Dialita/Di Atas Lima Puluh Tahun (Above Fifty Years) is a vocal group that consists of incarcerated women during Indonesia’s political tragedy in 1965, or female relatives of the political prisoners. They released their first album in 2015.
33
THE EMPIRE REMAINS PERFORMATIVE DINNER Open Lab
Cooking Sections & Rahung Nasution
Dengan ribuan koleksi resep makanan,
With an overwhelming number of various
praktik memasak, dan bahan makanan
cuisines, cooking practices and food
dari berbagai daerah di Indonesia, susah
ingredients from the vast geographical
menentukan makanan yang paling
stretch of Indonesia, it is impossible
representatif sebagai makanan Indonesia.
to single out one dish to represent
Apalagi membuat kesepatakan tunggal, apa
Indonesian food as a whole, let alone
itu “makanan Indonesia”. Tentunya, hal ini
to properly define what constitutes as
mencerminkan ragamnya suku di Indonesia.
“Indonesian food.” The cuisine diversity is, of course, due to the great number
34
Gagasan ini menjadi titik tolak Cooking
of ethnic groups in Indonesia. This fact
Sections dalam melakukan kolaborasi
becomes Cooking Sections’ point of
dengan Rahung Nasution, yang dua tahun
departure in collaborating with Rahung
belakangan rutin merekam kehidupan suku
Nasution, who has been documenting the
Dayak Iban di Kalimantan Barat.
Dayak Iban tribe in West Kalimantan for the past two years.
Hutan pemukiman suku Dayak Iban banyak tergerus perkebunan kelapa sawit.
A large part of Dayak Iban’s forest has
Padahal jika hutan tersebut hilang, bahan
been converted into palm oil plantations,
makanan di dalamnya—yang sudah sulit
whereas if Kapuas Hulu’s forest the
ditemukan di wilayah Kalimantan lain—
diminishes, the food ingredients that
juga akan hilang. Kehilangan hutan berarti
come from the forest—which are
kehilangan bahan makanan, resep leluhur,
already difficult to find in other parts of
dan identitas. Maka setiap hari, Suku Dayak
Kalimatan—will also disappear. Losing
Iban berjuang merawat budaya adat dan
a forest means losing source of food,
lingkungan alamnya.
traditional recipes, and ultimately, identity. Therefore, the Dayak Iban people fight on
Lewat pintu bahan makanan, Rahung
a daily basis to preserve their customs
Nasution dan Cooking Sections ingin
and environment.
menyelami hubungan antara sub-suku dan tanah leluhur yang terancam laju industri.
Using food ingredients as their framework, Rahung Nasion and Cooking
OK. Pangan 2017
Hasil kolaborasi ini akan disajikan
Sections examine the interrelationship of
dalam sebuah perjamuan makan
sub-tribes and the traditional lands that
malam di bulan November 2017, yang
are on the brink of land conversions, due
menghadirkan masakan dari suku-suku
to the growing industries.
di pedalaman Indonesia. The result of the collaboration will be presented at a performative dinner in November 2017, which will feature various traditional foods from a range of tribal groups in Indonesia.
Cooking Sections Sejak 2012, duo seniman Cooking Sections (Alon Schwabe and Daniel Fernández Pascual) dari London banyak mengeksplorasi sistem yang mengatur dunia lewat sudut pandang makanan. Dengan instalasi, performance, pemetaan, serta video, praktik berbasis penelitian mereka menjelajahi batasan yang tumpang tindih antara seni rupa, arsitektur, dan geopolitik. Cooking Sections menjadi bagian dari Paviliun Amerika Serikat pada 2014 Venice Architecture Biennale. Karya mereka sempat dipamerkan di 13th Sharjah Biennial, Neue Nationalgalerie Berlin, Peggy Guggenheim Collection, TEDx Talks Madrid, 2014 Biennale INTERIEUR Kortrijk, dan banyak lainnya. Cooking Sections juga menjadi bagian dari 2016 Oslo Architecture Triennale dan 2016 Brussels ParckDesign. Pada tahun 2016, mereka membuka The Empire Remains Shop (http://empireremains.net) Rahung Nasution Videografer independen dan aktivis budaya pangan Rahung Nasution menekuni dunia masak-memasak karena kecintaannya kepada masakan ibunya. Baginya, memasak merupakan cara untuk merawat ingatan, dan berkeliling pelosok Indonesia untuk mendokumentasikan tradisi kuliner nusantara merupakan cara untuk memahami keragaman budaya tanah air. Tahun 2009, Rahung Nasution memulai proyek Mentawai Tatoo Revival, sebuah proyek berkelanjutan untuk mendokumentasikan tato tradisi nusantara. Sebagian dari dokumenter ini dipamerkan di Museum Que Braily, Paris. Awal tahun 2016, ia menyelesaikan film dokumenter “Pulau Buru Tanah Air Beta”, mengenai pulau pembuangan tahanan politik Orde Baru pasca Peristiwa 1965.
Cooking Sections Since 2012, the artists duo Cooking Sections (Alon Schwabe and Daniel Fernandez Pascual) from London have been exploring the system that regulates the world through the perspectives of foods. Through installation, performance, mapping, and video, their research-based works explore boundaries that overlap visual arts, architecture, and geo-politics. Cooking Sections became a part of the United States’ pavilion at the 2014 Venice Architecture Biennale. Their have had works displayed at the 13th Sharjah Biennale, Neue Nationalgalerie Berlin, Peggy Guggenheim Collection, TEDx Talks Madrid, 2014 Biennale INTERIEUR Kortjik, and many others. Cooking Sections also took part at the 2016 Oslo Architecture Triennale and the 2016 Brussels ParckDesign. In 2016, the launched The Empire Remains Shop at http://empireremains.net Rahung Nasution Inspired by his mother’s cooking, independent videographer and food culture activist Rahung Nasution ventures into the gastronomic world. For him, cooking keeps memories alive, and travelling around Indonesia to document its rich culinary traditions is a way to understand the diverse cultures of the archipelago. In 2009, Rahung Nasution commenced “Mentawai Tattoo Revival,” a continuous project documenting the archipleago’s traditional tattooing. Parts of the documentary were showcased at Que Braily Museum in Paris. In early 2016, he completed the documentary film “Pulau Buru Tanah Air Beta” (Buru Island My Homeland), which chronicled the exile of the New Order’s political prisoners on the island following the anti-communist surge of 1965.
35
Open Lab 36
COLLECTIVE FOOD STALL AND PARTICIPANT-BASED COMPLEMENTARY EXCHANGE TOOL FOOD FOR FOLKS (FORKS) – Purusha
Bagi FORKS, cara paling realistis untuk
FORKS believes that the most realistic
solusi kedaulatan pangan bukanlah
solution to secure food sovereignty is not
dengan menanam makanan sendiri,
by growing our own food, but by directly
namun dengan mengambil bahan pangan
channeling food supplies from farmers
langsung dari petani, lalu menyuplainya
to food stalls. This method enables the
ke warung makan terdekat. Dengan
consumers to know where and how their
demikian, konsumen jadi tahu persis asal
food is produced; therefore, at least the
makanan mereka dan bagaimana bahan
autonomy of food consumption can be
makanannya diproduksi. Maka setidaknya,
achieved.
otonomi asupan nutrisi ke dalam tubuh bisa tercapai.
The idea developed into a dream of a world system whereby food is available for
Ide tersebut berkembang menjadi sebuah
free—is it possible that we can have meals
mimpi tentang makan gratis—mungkinkah
without spending a single penny? FORKS
kita bisa makan tanpa uang? Maka FORKS
is initiating an experiment in which the
bereksperimen bersama sejumlah
residents of Gudang Sarinah Ekosistem act
penghuni Gudang Sarinah Ekosistem,
as the sample of urban society.
sebagai sampel masyarakat urban. Participants are asked to alternately Pertama, partisipan diajak bergantian
provide food supplies to the food stalls
menyuplai bahan makanan ke warung
they frequent for dining. Then, they are
makan langganan masing-masing. Lalu
encouraged to use a medium of exchange
partisipan diminta membeli makanan
called OK. COIN. The transaction may
dengan sebentuk uang virtual bernama
include goods, services, and values
OK. COIN. Hal yang “dibeli” bisa berupa
of work. The transaction isn’t limited
barang, jasa, atau nilai kerja, dan tidak
to buyers and sellers only; it may be
terbatas antara pembeli dan penjual. Bisa
done between fellow participants. @
juga antara sesama pengikut eksperimen.
kantinyangkemarin, led by Riyan “POPO”
OK. Pangan 2017
Warung yang akhirnya bersedia menjadi
Riyadi and Giri, stepped forward to join in
“laboratorium” eksperimen ini adalah @
the experiment as the food shop.
kantinyangkemaren, yang digawangi Riyan “POPO” Riyadi dan Giri.
If the experiment succeeded—which would potentially earn FOKS the public trust—it
Kalau eksperimen ini berhasil—dan FORKS
means that the dream of creating a market
bisa mendapat kepercayaan orang-orang
without money draws closer to reality.
untuk ikut dalam transaksi tanpa uang ini— maka bayang-bayang tentang pasar tanpa uang berkesempatan menjadi kenyataan.
Food For Folks (FORKS) adalah salah satu unit usaha di bawah Koperasi Riset Purusha, yang hadir untuk memperjuangkan kemandirian pangan bagi anggota dan jejaring koperasi, demi gerakan perubahan sosial. Kehidupan urban yang serba cepat dan instan, kerentanan aspek pekerjaan (status kerja, waktu dan upah), serta arus konsumsi yang berlebihan terhadap pasar menyebabkan kelangkaan otonom individu dan minimnya kegiatan ekonomi berbasis kolektif. Di sisi lain, moda ekonomi di jaringan gerakan kini kerap berbasis pangan. Melihat kondisi ini, tercetuslah ide untuk membangun sebuah unit yang mampu menjejaringkan berbagai simpul moda ekonomi melalui pemenuhan pangan. Akselerasi dari pemenuhan pangan ini membutuhkan gagasan-gagasan yang berkaitan dengan keberlanjutan (sustainability). Namun seperti apa gagasannya, dan bagaimana upaya praktik gagasan tersebut dapat menunjang keberlanjutan perekonomian komunitas, hingga taraf masyarakat luas? Maka pertanyaan tersebut melahirkan pembaruan di setiap aktivitas yang menyangkut pemenuhan pangan. Food For Folks (FORKS) is one of the business units under Purusha Research Cooperative that fights for food sovereignty for its members and network of cooperatives, in hoping to create a social change. @kantinyangkemaren adalah sebuah kantin yang menyediakan berbagai makanan, mulai dari nasi rempah sampai mie instan, serta dan aneka minuman dingin maupun hangat. Motto mereka adalah, “Makanan sehat ada waktunya, MSG adalah segalanya.”
Food For Folks (FORKS) There are three reasons behind the lack of individual autonomy and communitybased economy: face-paced urban life, vulnerability at work (employment status, work duration, and wage), and excessive consumption. On the other hand, the economic modes in today’s community movements are oftentimes based on food fulfillment. Taking this condition into account, Purusha Research Cooperative decided to establish a branch unit to connect the varied modes of economy through activities that creates food fulfillment. The acceleration of food fulfillment needs ideas on sustainability. However, what should the idea be, and how does the idea’s practice can support the sustainability of community economy, up to the level of general society? These questions create changes in every attempt at attaining food fulfillment. @kantinyangkemaren is a canteen that sells various kinds of food, such as nasi rempah (rice with spices) and instant noodles. It also offers a variety of hot and iced drinks. Their motto is, “There will be time for healthy food, MSG is everything.”
37
SANITY MAPPING Open Lab
Mark Sanchez & Minerva Co-Lab
Sanity Mapping (Pemetaan Kesehatan Jiwa)
Sanity Mapping (mapping of the mental
adalah sebuah proyek yang mengklasifikasi
state) is an ongoing project that classifies
dan mendiagnosa tokoh masyarakat, tokoh
and diagnoses public figures, mythical
mitos, bahkan merek makanan/minuman
characters, and even food and drink
tanpa standar metode yang benar-benar
brands without using a scientific method.
ilmiah. Sang seniman hanya mencocokan
The artist only matches the figure with his
kisah sang tokoh dari penelusuran di
Internet findings and psychological health
internet dengan buku pedoman kesehatan
guide ICD-10.
berjudul ICD-10. Sanchez studies the claims, allegations, 38
Sanchez memelajari klaim, dugaan, serta
and opinions of thecharacters on the
pendapat tentang tokoh-tokoh tersebut di
internet. Then Sanchez “diagnosed” and
internet. Sanchez kemudian “mendiagnosa”
matched their behaviours of the characters
dan mencocokan perilaku para tokoh
with the diseases in the ICD-10, the
dengan penyakit-penyakit yang ada
10th revision of the disease and health
dalam ICD-10, revisi ke-10 dari pedoman
problems classification guideline issued by
klasifikasi penyakit dan masalah kesehatan
the World Health Organization (WHO).
yang dikeluarkan oleh World Health Organization (WHO).
The sets of data-images are then mapped into two circle diagrams divided
Kumpulan data tersebut lalu dipetakan
into spaces assigned with indigenous
menjadi dua buah diagram lingkaran, yang
and/or local concepts or constructs of
merupakan representasi dari diagnosis
classification.
intuitif seorang Mark Sanchez terhadap ratusan ikon.
Meanwhile, Minerva Co-Lab created a research study on the anxiety and
Sementara itu, Minerva Co-Lab
depression experienced by millennials
membuat kajian penelitian tentang
and presented their emotional expression
kecemasan dan depresi generasi
in anaudio experiment. Their research
millenial , dan menyuguhkan ekspresi
subjects are “creative workers,” who
emosionalnya lewat eksperimen audio.
either belong to the creative sector, or
OK. Pangan 2017
Objek riset mereka adalah para “pekerja
who embody the stereotypical milennials’
kreatif”, yang merujuk kepada mereka yang
dream lifestyle.
berkarir dalam bidang kreatif, ataupun yang menjalani stereotipe gaya hidup
The work consists of fragments of
impian millennial tersebut.
emotions from six selected subjects. The recordings are organized in three
Seni audio ini terdiri dari potongan-
sections: the depiction of the creative
potongan emosi dari enam subjek terpilih,
worker ideals, the ideals going astray,
dan ditampilkan dalam tiga bagian:
and their mechanisms to cope with this
penggambaran idealisme pekerja kreatif,
situation. The six responses are then
keterasingan dari idealisme itu sendiri,
combined and rearranged with audio
hingga mekanisme mereka dalam
engineering.
menghadapi situasi ini. Enam respons tersebut digabung dan diatur melalui
Based on Lacanian psychoanalytic frame,
proses rekayasa audio.
Minerva Co-Lab believes that anxiety are manifested in various ways in daily life.
Dengan teori psikoanalisis Jacques Lacan, Minerva Co-Lab percaya bahwa kecemasan
Through in-depth interviews with several
bisa termanifestasikan dalam berbagai
creative workers, Minerva Co-Lab
cara di kehidupan sehari-hari.
documented narratives and experiences on career fantasies and the lifestyle of
Melalui wawancara mendalam terhadap
creative workers.
sejumlah pekerja kreatif, Minerva CoLab mendokumentasikan narasi dan
Through Sanchez’ and Minerva Co-Lab’s
pengalaman tentang impian-impian karir
collaboration, a somewhat novel meeting
serta gaya hidup pekerja kreatif.
between rigorous and intuitive research method will ensue. They have the same
Lewat kolaborasi Sanchez dan Minerva
subject, that is, mental state structured by
Co-Lab, akan terjadi pertemuan antara
the society. But how will then they work
metode riset yang ketat dan intuitif.
around their methodical difference?
Keduanya mengusung satu wacana yang sama, yaitu, mental yang terstruktur oleh lingkungannya. Namun bagaimana mereka menyiasati perbedaan metode tersebut? Mark Sanchez adalah seorang seniman yang tinggal dan berkarya di Quezon City, Filipina. Sanchez memperoleh sarjana seni dari University of the Philippines Diliman. Karya-karyanya adalah kumpulan obyek, gambar, dan/atau informasi. Dia menciptakan representasi identitas, nilai-nilai masyarakat melalui sistem klasifikasi unik yang diciptakan sendiri.
Mark Sanchez is an artist who lives and works in Quezon City, Philippines. Sanzhez studied Bachelor in Fine Arts at University of the Philipines Diliman. His works are accumulation of objects, images and/or information. It is through inventing pseudo-standard classification systems that he creates representations of identities, value or society.
Minerva Co-Lab adalah salah satu unit usaha Koperasi Riset Purusha, yang memfokuskan diri pada kajian terapi. Sebagai bentuk praktiknya, Minerva Co-Lab mengembangkan sebuah klinik hipnoterapi untuk mengatasi keluhan-keluhan psikis, mental, dan emosional. Mereka menerapkan terapi berbasis hipnosis konvensional, dilengkapi dengan analisis dari tradisi psikoanalisis.
Minerva Co-Lab is one of the business units of Research Cooperation Purusha, which focuses on therapy studies. Minerva Co-Lab develops a hypnotherapy clinic to help their clients overcome their psychic, mental, and emotional problems. They apply conventional-based hypnosys therapy alongside analysis from the more traditional psychoanalysis.
39
LIFE CYCLE Open Lab
Syaiful “Tepu” Garibaldi & Sita Rose Nandiasa
Untuk proyek residensi Open Lab
For Open Lab residency program in
OK. Pangan 2017, Tepu melakukan
OK. Pangan 2017, Tepu is exploring the
eksplorasi pada proses postmortem,
process of postmortem, or “after death“.
atau “pasca kematian”. Tepu does not want to see human not as
40
Tepu tidak ingin melihat manusia sebagai
the main subject. Instead, he brings the
subjek utama. Alih-alih, audiens diajak
audience to see the work of composer
melihat kerja makhluk pengurai yang
creatures that consume human body once
memakan tubuh manusia setelah mati.
it’s dead.
Ditemani seorang dokter gigi forensik
Accompanied by a dental forensic expert
dan bekerjasama dengan Rumah Sakit
and in collaboration with Melinda Hospital in
Melinda di Bandung, Tepu menjelajahi
Bandung, Tepu explores the possibilities of
kemungkinan melihat langsung proses
looking at human decomposition first-hand.
pembusukan manusia. Ia akan menangkap
Tepu will capture the microscopic visual
keindahan visual tumbuh kembang bakteri
beauty of the process, from the sprawling
dan makhluk pengurai lain dalam skala
of bacteria to the arrival of decomposers on
mikroskopik, lalu menyiarkannya secara
the decomposing human body, and then live
langsung ke ruang pamer.
stream it to the exhibition space.
Live streaming video ini berdampingan
The video live streaming is placed beside
dengan instalasi jamur tiram yang akan
an oyster mushroom installation that will
terus tumbuh dan mati selama pameran
keep on growing and dying during the
berlangsung. Instalasi ini ingin menunjukan
exhibition. This installation aims to show
kerja makhluk pengurai, tanpa bantuan
how decomposition works, without the
mikroskop.
help of a microscope.
Tepu sadar, ini adalah proyek yang sulit dan
Tepu realized this is a risky and difficult
riskan, secara teknis maupun etis, sehingga
project, technically and ethically, and
apa yang akan tampil di ruang pamer tidak
will happen in the exhibition space is
bisa ditebak.
unpredictable.
OK. Pangan 2017
Syaiful “Tepu” Garibaldi adalah lulusan Seni Grafis ITB pada tahun 2010. Sejak tujuh tahun lalu, Tepu mulai tertarik kepada decomposer atau makhluk pengurai. Tepu juga bereksperimen dengan bakteria untuk membuat alfabet “Bahasa Terhah”—bahasa ciptaannya sendiri—dan menciptakan aksen bahasa tersebut dengan medium spora yang jatuh dari payung jamur. Tepu mendapat penghargaan Tokoh Seni Pilihan Tempo di 2016, serta Young Artist Award pada ArtJog #10 di 2017. Sita Rose Nandiasa menempuh pendidikan Profesi Kedokteran Gigi di Universitas Indonesia pada tahun 2007, kemudian melanjutkan pendidikan Magister Kedokteran Gigi Forensik di Universitas Indonesia pada tahun 2013. Sita pernah mengikuti seminar dan kegiatan bertema forensik, termasuk operasi DVI AirAsia QZ8501 tahun 2015. Ia juga anggota Asia Pacific Forensic Odontologists (APFO).
Syaiful “Tepu” Garibaldi is a graduate from ITB’s Graphic Design major in 2010. For seven years now, Tepu has shown interest in decomposers or the critters that decompose dead organic matters. Tepu also experimented with bacteria to create the “Terhah Language” alphabet, a language he created, by using spores falling from mushrooms. Tepu received the Tempo Figure of the Arts in 2016, and the Young Artist Award in ArtJog #10 in 2017. Sita Rose Nandiasa graduated from the Dentistry major in University of Indonesia in 2007, then she took her Masters degree in Dental Forensics in the same university, in 2013. Sita has participated in forensics seminars and activities, including the Disaster Victim Identification of the AirAsia QZ8501 crash in 2015. She is also a member of the Asia Pacific Forensic Odontologists.
41
Open Lab 42
Legume Research & Warung Ramah Installation Warung Ramah, Lintang Panglipuran, Budi Prakosa
Dalam proyek ini, Warung Ramah
Legume Research Project, which is run by
mengumpulkan pengetahuan lokal petani
Warung Ramah and Lintang Panglipuran,
tradisional dalam menjaga keseimbangan
is centered on small research about beans
tanah dengan cara menanam kacang-
or “leguminoseae.” In this project, Warung
kacangan (leguminoseae) setelah panen
Ramah gathers information on how
padi. Sebab, kacang-kacangan ternyata
traditional farmers manage soil fertility by
dapat memperbaiki kualitas tanah. Proyek
growing legume plants (leguminoaseae)
ini sekaligus menjadi sebuah kritik terhadap
after harvesting rice to improve the fertility
Orde Baru, yang menggenjot penggunaan
of the soil. The project at the same time
obat-obatan kimia semasa Revolusi Hijau.
poses a critique toward the New Order
Hasil riset dan pengumpulan pengetahuan
regime, which encouraged farmers to
ini akan ditampilkan dalam bentuk
use chemical substances on a large scale
dokumentasi video.
during the Green Revolution. The finding of this research will be presented in the form
Warung Ramah juga akan membuat
of documentary film.
konsep co-gardening space yang diadopsi dari cara kaum urban berbagi ruang
Additionally, Warung Ramah creates a
di perkotaan. Tujuan karya ini adalah
co-gardening space, inspired by how urban
membuka akses terhadap lahan bercocok
people share their tight land spaces. The
tanam di Jakarta, serta meningkatkan
goal is to pave access for gardening spaces
kemandirian distribusi makanan di
in Jakarta, and to increase autonomy
perkotaan. Isu ini akan dicoba ditangani
for food distribution in urban areas.
dengan menanam makanan di dalam
Additionally, they try to tackle the issue by
planter box yang bisa disewa oleh para
growing edible plants in “planter boxes,”
warga kota. Mereka bekerjasama dengan
which are available for rent for urbanites.
Budi Prakosa dalam membuat diagram
They also collaborate with Budi Prakoso to
sistem penanaman.
create the planting system’s diagram.
OK. Pangan 2017
Warung Ramah adalah sebuah melting pot, ruang berbagi, sekaligus laboratorium eksperimen yang berlokasi di Bausasran, Yogyakarta. Warung Ramah yang didirikan oleh Agus Tri Budiarto (Timbil) dan Mohammad Fadhol (Dholy) ini menyajikan minuman fermentasi racikan mereka sendiri, seperti kombucha dan kefir. Timbil (Agus Tri Budiarto), adalah alumni Teknik Kimia UPN-Veteran yang aktif mendalami permasalahan ekologi lokal dan gerakan biopunk sejak 2003. Sedangkan Dholy (Mohammad Fadhol) mengaku sebagai seorang Acaraki, alias tukang meracik jamu. Selain di Warung Ramah, Timbil dan Dholy juga aktif di Lifepatch, sebuah komunitas yang menggabungkan bidang seni, sains, serta teknologi. Lintang Panglipuran adalah sebuah organisasi berbasis komunitas, yang melakukan konservasi dan diversifikasi tanaman, berbasis di Sleman, Yogyakarta. Koleksi bibit tanaman mereka diantaranya kacangkacangan, buah-buahan, dan rempah. Budi “Iyok” Prakosa adalah seorang programmer otodidak yang mempunyai latar belakang di bidang Teknik Industri. Ia memiliki ketertarikan pada pengolahan citra dan suara, video jockey, seni generatif, pembelajaran mesin, algoritma, data mining, Artificial Intelligence (AI) dan kolaborasi antara sains dan seni. Saat ini Iyok sedang mengembangkan urbancult.net, sebuah dokumentasi pemetaan visual online pada seni jalanan. Iyok juga tergabung dalam Lifepatch, bersama Timbil dan Dholy.
Warung Ramah is a melting pot, a meeting ground, and an experimental laboratory founded by Agus Tri Budiarto (Timbil) and Mohammad Fadhol (Dholy) in Bausasran, Yogyakarta. They sell fermented drinks out of their own experimentation, such as kombucha and kefir. Timbil graduated from Department of Chemical Engineering, University of National Development “Veteran” Yogyakarta, and has been immersed in local ecological issues and biopunk movement since 2003, whereas Dholy purports to be an Acaraki, a.k.a. a person who gathers and uses herbs to cure illness. Timbil and Dholy are also active members of Lifepatch, a community that incorporates arts, science, and technology. Lintang Panglipuran is a community-based organization that is engaged in the conservation and diversification of plants in Sleman, Yogyakarta. Their collections of plant seeds include: beans, fruits, and spices. Budi “Iyok” Prakosa is a self-taught programmer with background in Industrial Engineering. His interests are image and sound processing, video jockey, generative art, machine learning, algorithm, data mining, Artificial Intelligence (AI), and collaboration between science and art. Currently, Iyok is developing urbancult.net, an online visual mapping documentation on street art. He is also a part of Lifepatch, together with Timbil and Dholy.
43
Residensi Virtual Virtual Residency
Residensi Virtual Open Lab Virtual Open Lab Residency 1 July - 30 August 2017
Pengenalan
Introduction
Residensi Virtual Open Lab adalah salah satu program
The Virtual Open Lab Residency is one of the
Festival Seni Media OK. Video – Indonesia yang ke-8.
programs of the 8th Indonesian Media Arts Festival OK. Pangan 2017
Program ini merupakan bagian dari program Residensi Seniman Open Lab, yang pertama kali diadakan pada
This program is a part of the Open Lab Artist
OK. Video 2015. Visi Open Lab sendiri adalah untuk
Residency program, which was first held by OK. Video
memfasilitasi kolaborasi jangka pendek dan panjang
in 2015. The Open Lab itself has a vision to facilitate
antara seniman dengan berbagai pihak.
short and long term collaboration between artists and various parties.
Uniknya, residensi ini dilakukan secara jarak jauh, hanya lewat Internet.
What is unique about this one-month long residency is that it is conducted remotely, via the internet.
Dalam penyelenggarannya tahun ini, OK. Pangan
44
memang tidak berfokus kepada mengumpulkan
In this year’s installment, OK. Pangan is not just
karya seni, tetapi kepada kegiatan eksplorasi. Maka
focusing on gathering artworks, but on exploration.
tujuan besar dari Residensi Virtual Open Lab OK.
Thus, the bigger aim of the OK. Pangan Virtual
Pangan adalah memberikan kesempatan kepada
Open Lab Residency is providing opportunities to
para pesertanya untuk mengeksplorasi kemungkinan,
participants to explore possibilities, obstacles, and
kendala, serta keterbatasan praktik penelitian secara
the limitations of research practices done in long
jarak jauh, melalui Internet.
distance, over the internet.
Latar Belakang
Background
Meskipun Internet memberikan kecepatan komunikasi
Although the internet provides high speed
yang tinggisertainformasi yang membludak,
communication and an abundant source of
sebenarnya konteks yang ada di Internet hanyalah
information, the contexts we find online are mere
konstruksi dari realita, sehingga ada kesenjangan
constructs of reality, so there is a gap between the
antara dunia “virtual” dengan dunia “nyata”.
virtual and the real world.
Dengan demikian, Residensi Virtual Open Lab
Therefore, the Virtual Open Lab Residency questions
mempertanyakan hal berikut: apalagi yang bisa kitap
the following: what else can we believe if all of things
ercayai, kalau semua yang kita konsumsi di Internet
we consume in the internet are mere constructs? If
itu semata konstruksi? Kalau ternyata konteks dari
the contexts we find online are just representations
Internet hanyalah representasi realita, apa yang bisa
of reality, what can we use to justify our actions?
kita jadikan pijakan untuk bertindak? Padahal kita
At the same time, we still need the online contexts,
tetap butuh konteks yang ada di Internet, sebagai
as reasoning to real actions, the foundations of the
patokan untuk aksi nyata, landasan material untuk
future, and a vessel of contemporary events.
rencana masa depan, serta wadah untuk perisitiwa masa kini.
However, the Virtual Open Lab Residency program’s considers that the failure of internet to bridge the virtual and real world can also be potentially
OK. Pangan 2017
Namun program Residensi Virtual Open Lab juga
discussed and explored. The participants for this
menganggap kegagalan Internet dalam menjembatani
Virtual Residency are also expected to understand
dunia “virtual” dengan dunia “nyata” ini berpotensi
the limitations of internet as the main medium on
untuk didiskusikan dan dieksplorasi. Para peserta
their research practices.
Residensi Virtual pun diharapkan bisa memahami keterbatasan internet sebagai medium utama dalam
In addition, the Virtual Residency program pushes
praktik penelitian mereka.
cooperation between the participants of the Virtual Residency and the participants of the Open Lab
Selain itu, program Residensi Virtual juga mendorong
residency, so that they can “shape” each other and
kerjasama antara peserta Residensi Virtual dengan
provide information to one another for this festival.
peserta residensi Open Lab, agar mereka mereka saling “membentuk” dan memberikan informasi satu sama lain untuk festival ini.
Proses Kerja
Work Flow
Program Residensi Virtual Open Lab dilaksanakan
The Virtual Open Lab Residency Program is
dalam tiga tahap—dialog, produksi, dan presentasi.
conducted in three stages: dialogue, production, and
Proses residensi ini dimasukkan kedalam wadah
presentation. This residency processes are carried
daring—termasuk media sosial—OK. Pangan. Hasilnya
in OK. Pangan’s online platforms, including social
sendiri menjadi bagian dari pameran dan/atau
medias. The result itself becomes a part of the
publikasi festival.
festival’s exhibit and/or publication.
Residensi Virtual Open Lab terbuka untuk umum—
The Virtual Open Lab Residency is open for public—
individu maupun kolektif—yang bekerja di bidang seni
individual or group—who are working in the fields
dan teknologi, tanpa batas kewarganegaraan, batasan
of art and technology, across nationalities, all ages,
usia dan wilayah.
and territories.
Mengingat para peserta Residensi Virtual tidak
Considering that the Virtual Residency participants
berada di lokasi penyelenggaraan (Jakarta), otomatis
are not located in the venue (Jakarta), they would
mereka tidak bisa mendapatkan konteks atau latar
not be able to receive the context or background
belakang untuk penelitian mereka dalam program
for their research in this program. Therefore, they
ini. Maka, mereka perlu menelurusi makna dari
must explore the meaning of the context of the
konteks yang melatari situasi yang mereka riset—
things they are researching, especially from the
khususnya konteks Jakarta dan Asia Tenggara—serta
Jakarta and Southeast Asian context, and propose
mengajukan cara-cara untuk memahami konteks
ways to comprehend those related contexts
terkait, melalui teknologi.
through technology.
Dalam program Residensi Virtual Open Lab, para
In the Virtual Open Lab Residency program, the
peserta bisa menggarap proyek artistik, proyek
participants can initiate artistic projects, curatorial
kuratorial, maupun proyek intermedia yang sudah
projects, or inter-media projects that they have been,
45
Residensi Virtual Virtual Residency
pernah, sedang, atau pun baru akan mereka kerjakan.
currently doing, or will be working on. Of course, their
Tentunya, kegiatan mereka dilaksanakan dalam
activities will be conducted within the framework of
kerangka tema festival, dengan pedoman kuratorial
the festival’s theme, with curatorial guidelines set by
dari program Residensi Virtual Open Lab.
the Virtual Open Lab Residency program.
Untuk memperkaya informasi, para peserta
To have sufficient knowledge, the participants of the
Residensi Virtual Open Lab bisa bekerja dekat
Virtual Open Lab Residency may work closely with
dengan para peserta residensi Open Lab di Jakarta,
the Open Lab residency participants in Jakarta, as
serta para mentor dan organisasi mitra OK. Pangan,
well as with the mentors and partner organizations
seperti pad.ma, IVAA, Forum Lenteng, Rizki Lazuardi,
of OK. Pangan, such as pad.ma, IVAA, Forum Lenteng,
dan sebagainya.
Rizki Lazuardi, and others.
Kerjasama dan kolaborasi ini diharapkan bisa
This cooperation and collaboration is hoped to result in
menghasilkan solusi serta prototype terkait isu
the solution and prototypes regarding the issues of food,
pangan, dan bisa diterapkan langsung dalam
and can be directly applied within the festival’s context.
konteks festival.
PESERTA RESIDENSI VIRTUAL OPEN LAB
46
VIRTUAL OPEN LAB RESIDENCE PARTICIPANTS
1. Ahmad Ijtihad (AksaraPangan)
1. Ahmad Ijtihad (AksaraPangan)
Sistem tanam Gogo Rancah, atau penanaman padi
Gogo Rancah planting system, or the cultivation of
di lahan tandus, adalah sebuah sistem tanah yang
rice in arid land, is a planting system that is practiced
dilakukan di Nusa Tenggara Barat, karena diyakini
in West Nusa Tenggara, because it is believed to
mampu mengatasi kegentingan pangan masyarakat
be a solution for the continual food crisis suffered
Sasak yang mengalami krisis pangan berkepanjangan,
by the Sasak people, due to their dry soil texture.
akibat karena tekstur tanah mereka yang kering dan
The success of this planting system rose to public
tandus. Kesuksesan sistem tanah ini terlihat pada
attenton in 1990, when West Nusa Tenggara was
tahun 1990, ketika NTB dianggap sebagai salah satu
deemed as one of the biggest food-supplying areas
daerah penyangga pangan nasional.
on national level.
Namun kemandirian pangan warga masyarakat NTB
However, West Nusa Tenggara’s food sovereignty is
masih dipertanyakan, karena 45% lahan-lahan yang
still questioned as at the time, because 45% of the
digarap oleh petani lokal saat itu bukan lahan milik
lands cultivated by local farmers did not belong to
mereka sendiri. Lahan yang mereka garap merupakan
themselves. The lands belonged to landowners, and
lahan orang lain, dan para petani harus menuruti
farmers had to obey the sharecropping regulations.
sistem bagi hasil antara pemilik lahan dan buruh tani.
This condition, thus, did not guarantee welfare for the
Hal ini belum tentu menjadi jaminan kesejahteraan
people of West Nusa Tenggara. Ironically, the people
pangan masyarakat NTB. Ironisnya lagi, sampai
of West Nusa Tenggara have still received beras
sekarang masyarakat NTB masih menerima subsidi
miskin/beras sejahtera (subsidized rice for low-
raskin/rastra dari pemerintah.
income families) from the government up to this day.
Sebagai gerakan riset, berajahaksara.org merasa
As a research movement, berajahaksara.org is
perlu mengkaji potensi pangan lokal lewat program
compelled to study the potentials of local food
AksaraPangan. Program ini menjadi upaya untuk
through AksaraPangan’s program. The program
memenuhi kebutuhan pengetahuan pangan secara
serves as an attempt to satisfy the people’s personal
pribadi dan warga, serta mencapai kemandirian
and collective needs for knowledge on food, as
OK. Pangan 2017
pangan dari segi pengetahuan, budaya, jowa, ekonomi
well as to achieve food sovereignty in the culture,
dan politik. BerajahAksara juga bermaksud mengarsip
economy, and politics area. BerajahAksara is also
potensi pangan sebagai penunjang kebutuhan
archiving materials that concerns to food potentials
pengetahuan untuk riset-riset selanjutnya.
for future researches.
Profil:
Profile:
Ahmad Ijtihad adalah direktur berajahaksara.org,
Ahmad Ijtihad is the director of berajahaksara.org,
sebuah gerakan riset kolektif-untuk melihat potensi
a collective research movement that is based in
ruang dan peristiwa mass melalui pengarsipan dan
the village of Pemenang, West Nusa Tenggara. The
pembacaan ulang terhadap realitas masyarakat, yang
movement aims to look at the potentials of space
berbasis di Desa Pemenang, Nusa Tenggara Barat.
and mass events through archiving and re-reading
Pembacaan tersebut tertuang dalam bentuk tulisan,
the realities of society. The re-reading process
foto, video dan peristiwa budaya, yang dibingkai
materializes in the forms of writings, photographs,
melalui narasi-narasi kecil warga untuk menghasilkan
videos, and cultural events framed with the people’s
kebaharuan gagasan dan bentuk.
small narratives to create novel ideas and shapes.
2. Lia Carreira, Alex Yang, Frederik Becher
2. Lia Carreira, Alex Yang, Frederik Becker
Proyek ini bertujuan untuk mengatasi berbagai isu
The project proposes to address current issues and
dan inisiatif terkini yang berkaitan dengan distribusi
initiatives related to food waste and distribution by
dan sampah makanan melalui konsep “berbagi.”
exploring the concept of sharing. Food waste has become
Sampah makanan telah menjadi salah satu masalah
one of the major issues of our times, with big social,
terbesar di era sekarang, dengan dampak sosial,
economical and environmental impacts. Many initiatives
ekonomi, dan lingkungan yang signifikan. Dalam
have risen over the past decade aiming to tackle these
satu dekade terakhir, muncul banyak inisiatif yang
issues, from food banks to less institutional approaches,
bertujuan untuk mengatasi permasalahan tersebut,
such as dumpster diving practices. All, however, are
mulai dari bank makanan, hingga pendekatan-
grounded on the basic notions of sharing. Likewise, the
pendekatan yang lebih bersifat informal, seperti
Internet can be seen as a potentially open and diverse
dumpster diving, yakni memilah-milah dan mengambil
platform not only for content distribution, but also for the
barang di tempat sampah yang masih dapat
exchange of knowledge and experiences.
dimanfaatkan. Semua kegiatan tersebut didasarkan pada ide “berbagi”. Internet pun berpotensi menjadi
Within this framework, the project will invite artists
platform yang terbuka dan beragam, bukan hanya
and activists to share their experiences through
untuk pendistribusian konten, tetapi juga untuk
the screens, creating an online dialogue between
pertukaran pengetahuan dan pengalaman.
people from different backgrounds and encouraging them to discuss pressing issues from within their
Dalam kerangka ini, proyek ini akan mengundang
diverse scenarios. From sharing a meal via Skype
berbagai seniman dan aktivis untuk bertukar
to live video feeds of ongoing activities, they are
pengalaman melalui layar dalam sebuah dialog daring
invited to address this global concern by exposing
antara orang-orang dari beragam latar belakang,
local differences and similitudes. Through an act of
serta mendorong mereka untuk berdiskusi tentang
displacement, and motivated by the core principle of
isu-isu yang mendesak dalam bidang-bidang mereka.
sharing, we encourage them to seek solutions and
Mulai dari berbagi makanan melalui Skype, hingga
new perspectives on food systems.
menayangkan secara langsung aktivitas-aktivitas yang tengah berlangsung, mereka diajak untuk mengatasi
Profile:
isu global tersebut dengan membahas persamaan
Lia Carreira is a Brazilian media artist and researcher,
maupun perbedaan lokal. Melalui tindakan pemindahan
currently based in Karlsruhe, Germany. She is currently
47
Residensi Virtual Virtual Residency
(displacement) dan didorong oleh prinsip dasar
a visiting researcher at the Zentrum für Kunst und
“berbagi”, proyek ini mengajak mereka untuk mencari
Medien (ZKM), where she develops her thesis on
solusi dan perspektif baru terkait sistem pangan.
curatorial and project management strategies for online-based initiatives—including artworks, exhibitions,
Profil:
platforms, labs and residencies—at ZKM. Her artistic
Lia Carreira adalah seorang seniman seni media dan
practice addresses issues in contemporary web culture
peneliti yang saat ini berbasis di Karlsruhe, Jerman. Ia
and explores the disruptive potentials of ubiquitous
tengah menjadi peneliti tamu di the Zentrum für Kunst
platforms and devices.
und Medien (ZKM), dimana ia mengembangkan tesis tentang kuratorial dan strategi manajemen proyek
Alex Yang mainly destabilizes categories. Other
untuk inisiatif berbasis daring—termasuk karya seni,
interests: ethnography, do-it-yourself projects, bio,
pameran, platform, lab, dan residensi—di ZKM. Praktik
citizen science, hacker spaces.
artistik yang ia geluti membahas isu-isu kontemporer terkait budaya Internet dan mengeksplorasi potensi-
Frederik Becker mainly works with film, video art
potensi mengganggu yang disebabkan oleh platform,
and multimedia installation. With a background
perangkat, dan gawai yang kini ada dimana-mana.
in film directing, direction of photography and experimental film, Frederik currently explores
Alex Yang tidak ingin dikategorikan secara spesifik.
spatial and material aspects of video art through
Ketertarikannya meliputi bidang etnografi, DIY, bio,
both theory and artistic research.
citizen science, dan hackerspaces. Frederik Becker utamanya bekerja dalam bidang film, seni video, dan instalasi multimedia. Dengan pengalaman di bidang pengarahan film, fotografi, dan film eksperimental, Frederik tengah mengeksplorasi aspek-aspek spasial dan material dari seni video 48
melalui teori dan riset seni.
3. Ferry Gelluny
3. Ferry Gelluny
Keberhasilan Indonesia menjadi penghasil sawit
Indonesia’s success as the world’s biggest palm-oil
terbesar di dunia mengorbankan banyak hal, seperti
producer comes at a cost: it sacrifices the lands of
lahan masyarakat, sumber daya alam, masalah
communities and natural resources, and it incites
ekologi, dan konflik horizontal. Masalah-masalah
ecological problems and horizontal conflicts. Such
ini dikenal dengan sebutan “konflik kelapa sawit”
problems are collectively called “Konflik Kelapa
(Palm Oil Conflict). Sejak beberapa tahun terakhir,
Sawit” or Palm Oil Conflict. For the past few years,
konflik kelapa sawit mendapatkan banyak sorotan
conflicts surrounding palm oil production have come
internasional. Bagi media dan lembaga swadaya
under international attention. To media and NGOs,
masyarakat, industri sawit adalah kejahatan ekologi.
palm oil industries are an ecological crime.
Namun Ferry Gelluny tidak melihat konflik kelapa
However, Ferry Gelluny refuses to look at ‘palm
sawit sebagai sesuatu yang hitam putih, apalagi media
oil conflicts’ in white-black binary. Moreover,
luar jarang membedakan industri sawit ilegal milik
international medias rarely see the difference
perusahaan multinasional dengan perkebunan kecil
between legal, multinational palm oil companies and
milik warga. Masyarakat lokal yang sejak lahir sudah
small-scale plantations owned by local communities.
melihat orang tuanya bekerja sebagai penggerek sawit
The local people, who grew up seeing their families
melihat sawit sebagai sumber penghidupan.
work the jobs on the palm tree plantations for
OK. Pangan 2017
Olahan kelapa sawit sendiri merupakan bahan baku di
generations, now have view palm trees as a source
hampir semua hal yang kita konsumsi, seperti minyak
of living.
goreng, margarin, kosmetik, sandang, baja, kawat, obat-obatan dan banyak lagi. Ferry percaya, banyak
Refined palm oil is present in almost every product
masyarakat yang tidak paham bahan baku barang-
that we consume, such as frying oil, margarine,
barang yang mereka konsumsi, darimana bahan itu
cosmetics, clothing, steel, wires, medicine and many
berasal, dan apa konsekuensi dalam mengonsumsinya,
more. Ferry believes that the vast majority of people
termasuk kelapa sawit.
are not aware of the basic materials in the products they consume, where those products are originated
Untuk proyek residensi virtual OK. Pangan, Ferry
from, and the consequences of consuming them.
mempertanyakan kembali relasi antara konsumen dengan barang yang mereka konsumsi, khususnya
For OK. Pangan’s virtual residency project, Ferry
sumber barang tersebut. Dalam hal ini, olahan dari
rethinks the relations between consumers with the
kelapa sawit.
products they consume, especially the products’ origins. In this case, the products that are made of
Profil:
palm oil.
Ferry Gelluny adalah seorang seniman berlatar belakang pendidikan Ilmu Komunikasi yang saat
Profile:
ini berbasis di Banda Aceh, Sumatera, Indonesia.
Ferry Gelluny is an artist currently based in Banda
Ia tertarik dengan topik-topik seputar interaksi
Aceh, Sumatra, Indonesia, with Communication as
manusia dan konsep ruang. Karya-karyanya meliputi
his education background. His main interests are
desain visual, gambaran, foto, video, instalasi, hingga
human interactions and concept of space. His works
eksperimen sosial dengan pendekatan interaktif dan
ranges from visual design, drawing, photo, video,
partisipatori dalam seni. Ia merupakan anggota pendiri
installation, to social experiment with interactive
Akar Imaji Artist Collective, programer di Kotak Hitam,
and participatory approach in art. He’s the founding
Banda Aceh.
member of Akar Imaji Artist Collective, programmer in Kotak Hitam, Banda Aceh.
49
Residensi Virtual Virtual Residency
Profil Mitra Organisasi dan Kolaborator Partner Organizations and Collaborators Forum Lenteng
Forum Lenteng
didirikan pada tahun 2003, oleh sekelompok
Forum Lenteng was established in 2003 by a group
mahasiswa komunikasi, seniman, peneliti dan
of communication students, artists, researchers
pengamat kebudayaan. Forum ini didirikan untuk
and cultural observers. The forum was built to
mengembangkan pengetahuan para anggotanya
develop its members’ knowledge on media and art
terkait media dan seni melalui produksi, dokumentasi,
through production, documentation, research and
penelitian serta distribusi terbuka. Perkembangan dari
open distribution. The knowledge’s development
pengetahuan tersebut kemudian menjadi landasan
then becomes the community’s foundation to
bagi komunitas ini untuk membicarakan tentang isu-
discuss about social issues through art and media.
isu sosial melalui seni dan media. Setelah 14 tahun
After 14 years of existence, Forum Lenteng has
berdiri, Forum Lenteng telah sukses berkembang,
successfully evolved, by developing many programs
dengan mengembangkan program-program bersama
with the support and cooperation from various local
dukungan dan kerjasama dari beragam institusi dan
and global institutions and communities. http://
komunitas, baik dari Indonesia maupun mancanegara.
forumlenteng.org
http://forumlenteng.org
50
Pad.ma
Pad.ma
singkatan dari Public Access Digital Media Archive
Pad.ma—short for Public Access Digital Media
(Akses Publik Arsip Media Digital)—merupakan arsip
Archive—is an online archive of densely text-
materi video dengan catatan teks yang padat, terutama
annotated video material, primarily footage and not
arsip video berupa potongan video dan film-film yang
finished films. The entire collection is searchable and
belum terselesaikan. Seluruh koleksinya dapat dicari,
viewable online, and is free to download for non-
ditonton secara online, serta diunduh secara gratis untuk
commercial use. Pad.ma was initiated by a group
penggunaan nonkomersil. Pad.ma dibentuk oleh sebuah
consisting of CAMP (Mumbai), 0x2620 (Berlin), and
kelompok yang terdiri dari CAMP (Mumbai), 0x2620
the Alternative Law Forum (Bangalore). Two other
(Berlin,) dan Alternative Law Forum (Bangalore). Dua
organisations from Mumbai, Majlis and Point of View
organisasi lain dari Mumbai, Majlis serta Point of View,
were part of its initiation. http://pad.ma
juga andil dalam pendirian Pad.ma. http://pad.ma
IVAA
IVAA
Kegiatan utama Indonesian Visual Art Archive (IVAA)
Indonesian Visual Art Archive (IVAA) actively collects
adalah mengumpulkan arsip seni secara aktif melalui
art archives through documentation and exploration,
dokumentasi dan eksplorasi, serta memfasilitasi
and facilitates research through their online archive
penelitian lewat arsip daring dan ruang fisik mereka
and physical space in Yogyakarta. They advance
di Yogyakarta. Mereka menjalankan konsep ruang
the idea of an alternative space that distinguishes
alternatif yang mencirikan dinamika seni kontemporer
contemporary art dynamics in the post-Reformation
di era pasca reformasi. IVAA juga mendokumentasikan
era. IVAA also documents the growth of alternative
perkembangan praktik-praktik seni alternatif di
art practices in cities that may have otherwise been
berbagai kota yang dibiarkan terabaikan oleh
left unrecognized by the government. They position
pemerintah. IVAA memposisikan diri mereka sebagai
themselves as a partner for education institutions,
mitra untuk institusi pendidikan dalam upaya mencatat
in an attempt to annotate practices of disseminating
OK. Pangan 2017
praktik-praktik menyebarkan pengetahuan lewat seni.
knowledge through art.
http://ivaa-online.org
http://ivaa-online.org
Rizki Lazuardi
Rizki Lazuardi
Rizki Lazuardi (Indonesia, 1982) adalah seorang
Rizki Lazuardi (Indonesia, 1982) is an artist and
seniman dan kurator yang bekerja secara luas di
curator who works extensively with moving images.
bidang gambar bergerak. Arsip-arsip terbengkalai
Abandoned archive and orphaned films are constant
dan film menjadi bagian dari praktik seninya. Karya-
part of his artistic practice. His works and programs
karya dan programnya telah dilibatkan dalam banyak
have been involved in many Indonesian and
proyek dan festival seni di Indonesia dan luar negeri,
international art projects and festivals, such as OK
seperti OK. Video Jakarta (2011), European Media Art
Video Jakarta (2011), European Media Art Festival
Festival Osnabrück (2014), Threading Pacific Zagreb
Osnabrück (2014), Threading Pacific Zagreb (2007),
(2007), IFFR Rotterdam (2005), dan Image Forum
IFFR Rotterdam (2005), and Image Forum Festival
Festival Tokyo (2016). Rizki adalah anggota sebuah
Tokyo (2016). Rizki is a member of Jakarta based
inisiatif laboratorium film analog yang berbasis di
analog film laboratory initiative, Lab Laba-Laba. He
Jakarta, Lab Laba-Laba. Ia mendapatkan beasiswa
received a fellowship from Berlinale Talent Campus
dari Berlinale Talent Campus for Visual Arts (2009)
for Visual Arts (2009), and currently studies in HFBK
dan saat ini tengah belajar di HFBK Academy of Fine
Academy of Fine Arts Hamburg, Germany.
Arts Hamburg, Jerman. 51
Michelle Wong
Michelle Wong
Michelle Wong adalah peneliti di Asia Art Archive. Ia
Michelle Wong is a researcher at Asia Art Archive.
menetap di Hong Kong dan memimpin proyek penelitian
Based in Hong Kong, she leads Asia Art Archive’s
Asia Art Archive di kota tersebut, termasuk Hong Kong
research projects in the city, including the Hong
Art History Research Project, yang diselenggarakan
Kong Art History Research Project, organized in
bekerjasama dengan Hsong Kong Museum of Art.
collaboration with the Hong Kong Museum of Art. It
Proyek ini adalah sebuah upaya jangka panjang yang
is a long-term endeavor started in 2013 to create a
dimulai sejak tahun 2013 untuk mengembangkan
publicly available resource platform to support art
platform sumber daya yang mendukung penelitian
historical research on recent art in Hong Kong.
sejarah seni terkait seni kontemporer di Hong Kong, serta dapat diakses oleh publik.
Her other projects include the Ha Bik Chuen Archive project (2013-ongoing), which maps out exhibition
Proyek lain Wong adalah proyek Arsip Ha Bik Chuen
documentation from 1960-2000 taken by late Hong
(2013- sekarang), yang memetakan dokumentasi
Kong artist Ha Bik Chuen (1925-2009), alongside other
pameran dari tahun 1960-2000 yang dibuat seniman
materials that were previously unavailable to the public.
Hong Kong Ha Bik Chuen (1925-2009), bersama
This was accompanied by the exhibition “Excessive
materi-materi lain yang sebelumnya tidak bisa diakses
Enthusiasm: Ha Bik Chuen and the Archive as Practice.”
publik. Proyek ini didampingi oleh pameran Excessive
Wong is also a part of “Ambitious Alignments: New
Enthusiasm: Ha Bik Chuen and the Archive as Practice.
Histories of Southeast Asian Art”, a research program
Wong juga bagian dari Ambitious Alignments: New
funded through the Getty Foundation’s Connecting
Residensi Virtual Virtual Residency
Histories of Southeast Asian Art, sebuah program
Art Histories initiative. Her ongoing research focuses
penelitian yang didanai oleh Getty Foundation
on mapping international exchanges in the ‘60s,
melalui inisiatif Connecting Art Histories. Saat ini,
documentation as artistic practice, independent artist-
penelitian Wong berfokus pada pemetaan pertukaran
led initiatives, and art magazines.
internasional di tahun 60-an, dokumentasi sebagai praktik artistik, inisiatif yang diprakarsai oleh seniman independen, serta majalah seni.
Hafiz Rancajale
Hafiz Rancajale
Hafiz lulus dari Fakultas Seni Rupa Institut
Hafiz graduated Fine Arts at Jakarta Institute of
Kesenian Jakarta (IKJ) pada tahun 1994. Ia adalah
Arts (IKJ) in 1994. He is an artist, curator, founder
seorang seniman, kurator, pendiri Forum Lenteng
of Forum Lenteng and Ruangrupa. Editor in Chiet
dan Ruangrupa serta pemimpin redaksi di www.
at www.jurnalfootage.net. He is also the Artistic
jurnalfootage.net. Dia juga menjadi Direktur Artistik
Director of OK. Video – Jakarta International Video
OK. Video - Jakarta International Video Festival (2003-
Festival (2003-2011). Since 2013, Hafiz is The Head
2011). Sejak 2013, Hafiz adalah Komite Utama Seni
Commissioner of Visual Arts at Jakarta Arts Council.
Rupa di Dewan Kesenian Jakarta.
52
An Xiao Mina
An Xiao Mina
Xiao Mina adalah seorang teknolog dan penulis
An Xiao Mina is a technologist and a writer who
yang mengamati isu-isu internet global dan jaringan
looks at issues of the global internet and networked
kreativitas. Mina memimpin tim produk di Meedan,
creativity. Mina leads the product team at Meedan,
di mana mereka membangun alat-alat digital untuk
where they are building digital tools for journalists
para wartawan dan penerjemah. Ia adalah salah
and translators. She is co-founder of The Civic Beat,
satu pendiri The Civic Beat, sebuah kolektif penelitian
a research collective focused on the creative side of
yang berfokus pada sisi kreatif teknologi perkotaan.
civic technology. She has spoken at venues like the
Ia pernah menjadi pembicara di Personal Democracy
Personal Democracy Forum, ACM SIGCHI, Creative
Forum, ACM SIGCHI, Creative Mornings, the Aspen
Mornings, the Aspen Institute, RightsCon and the
Institute, RightsCon dan the Institute for the Future,
Institute for the Future, and she has contributed
serta pernah menulis untuk Los Angeles Review of
writing to publications like the Los Angeles Review of
Books, Fusion, The New Inquiry, Nieman Journalism
Books, Fusion, the New Inquiry, Nieman Journalism
Lab, Places Journal dan sebagainya.
Lab, Places Journal and others.
Dalida María Benfield
Dalida María Benfield
Dalida María Benfield adalah seorang seniman,
Dalida María Benfield is an artist, researcher, and
peneliti, dan penulis yang memproduksi video,
writer who produces videos and installations,
instalasi, kolektif, arsip, buku seniman, lokakarya, serta
alongside collectives, archives, artists’ books,
kegiatan-kegiatan pedagogis lainnya yang melintasi
workshops, and other pedagogical actions crossing
platform dalam jaringan (online) maupun luar jaringan
online and offline platforms. Alongside her teaching
(offline). Selain mengajar di program Seni Visual VCFA,
in the VCFA Visual Arts program, she is a Visiting
Benfield adalah seorang peneliti tamu di futuremaking.
Researcher in the futuremaking.space at Aarhus
space di Aarhus University, Denmark. Pada tahun
University, Denmark. From 2011-2013, she was a
2011-2013, ia adalah Research Fellow, sementara
Research Fellow and from 2013-2015, a Faculty
pada tahun 2013-2015 ia adalah Faculty Associate
Associate, at the Klein Berkman Center for Internet
OK. Pangan 2017
di Klein Berkman Center for Internet and Society di
and Society at Harvard University, researching forms
Harvard University, yang meneliti bentuk kerjasama
of online cooperation, identity, gender, and activist
daring, identitas, gender, dan seni video aktivis.
video art. From 1994 – 2007, she was a member of
Pada tahun 1994-2007, Benfield adalah anggota
the artists collective, Video Machete, which created
kolektif para seniman, bernama Video Machete, yang
open access media centers and free workshops as a
menciptakan pusat media akses terbuka dan lokakarya
practice of liberatory media pedagogy.
gratis sebagai praktik pembinaan media pembebas.
Ho Tzu Nyen
Ho Tzu Nyen
Ho Tzu Nyen berkutat dalam produksi film, video,
Ho Tzu Nyen works primarily in film, video,
pertunjukan, dan baru-baru ini ia mengembangkan
and performance, and has recently developed
instalasi multimedia lingkungan. Ia meraih gelar
environmental multimedia installations. He earned a
sarjana Seni Rupa dari Victorian College of Arts,
BA in Creative Arts from Victorian College of the Arts,
University of Melbourne (2001), dan gelar Master
University of Melbourne (2001), and an MA in Southeast
dalam bidang Studi Asia Tenggara dari National
Asian Studies from the National University of Singapore
University of Singapore (2007). Pada tahun 2006, Ho
(2007). In 2006, Ho completed Sejarah Singapura, a
menyelesaikan Sejarah Singapura, sebuah proyek
commission for the National Museum of Singapore
komisi untuk National Museum of Singapore yang
that features an immersive, panoramic audiovisual
menampilkan representasi audio visual mendalam
representation of precolonial Singapore. Ho has
tentang Singapura pada masa prakolonial. Ho pernah
had solo exhibitions at Substation Gallery, Singapore
berpameran tunggal di Galeri Substation, Singapura
(2003); Contemporary Art Centre of South Australia,
(2003), Pusat Seni Kontemporer Australia Selatan,
Adelaide (2010); and Mori Art Museum, Tokyo (2012).
Adelaide (2010), serta Mori Art Museum, Tokyo
He has participated in numerous international film
(2012). Ia juga pernah berpartisipasi dalam Director’s
festivals including the 41st Directors’ Fortnight at the
Fortnight di Cannes International Film Festival (2009)
Cannes International Film Festival in France (2009) and
dan Sundance Film Festival (2012).
Sundance Film Festival in Park City, Utah (2012).
53
54
Residensi Virtual Virtual Residency
Pameran & Pertunjukan exhibition & Performance
Pameran & Pertunjukan Exhibition & Performance Dear ______,
Dear ______,
Kami akan membuat tulisan ini singkat saja: festival
We want to keep this text short: the festival we call
yang kami namakan OK. Pangan ini belum dapat
OK. Pangan is incomplete. It reads like a series
dikatakan selesai. Festival ini seperti sebuah esai
of unfinished sentences about food. Littered with
dengan serangkaian kalimat-kalimat tak selesai
punctuations, pauses. You will feel this when you go
tentang makanan. Terdapat jeda-jeda dan tanda
around the exhibition. We hope you don’t feel any
baca-tanda baca yang berceceran mengotori
discomfort. Food, as most of us have experienced (or
sekujur pameran ini. Anda akan merasakannya
have been privileged to experience), is familiar. It is
ketika berkeliling di pameran ini. Semoga ini
the daily. Food is ordinary. [representation]
tidak membuat anda merasa tidak nyaman. Makanan bukanlah hal yang asing, paling tidak
We don’t want you to get lost in the exhibition. But
bagi kebanyakan dari kita (atau orang-orang yang
when we immersed ourselves with research and
beruntung), yang selalu dapat dengan mudah
conversations through food, we realized how much
mendapatkannya. Makanan adalah keseharian.
we drifted away from it. We thought we could know
Makanan adalah [representasi] sehari-hari.
food. As a whole and its parts. It is like a long, dizzying night where we struggle to find the warmth
Kami tidak ingin Anda tersesat di pameran ini.
of food we used to eat. Food becomes the unknown:
Namun ketika kami menerjunkan diri dalam riset dan
a cold territory owned by someone else, held hostage
percakapan tentang makanan, kami menyadari bahwa
by greed, and kept in secrecy by fear. [regimes]
kami justru semakin terseret jauh darinya. Kami 56
mengira bahwa kami dapat memahami makanan.
To be honest, the festival is harmless. We trust
Secara menyeluruh dan mendalam sampai ke bagian
food. What we don’t really trust is its journey, how it
sumsum-sumsumnya. Perjalanan kami terasa seperti
reaches our taste buds, when it seduces our tradition,
sebuah malam yang begitu panjang ketika berusaha
how it convinces us to work harder. We don’t want to
keras mendapatkan kehangatan sepiring makanan
lie, of course. Our old and new friends together with
yang biasa disantap. Makanan lantas terasa tidak
their artworks wouldn’t commit to that either. But
lagi dapat dikenali: sebuah kawasan dingin yang
what if food itself deceives us? How can we trust food
dikuasai oleh orang lain, ditawan oleh kerakusan dan
again? [politics]
disembunyikan oleh [rezim] ketakutan. Now, that you’re here, please don’t feel anxious, Sejujurnya, festival ini tidak berbahaya. Kami menaruh
frustrated, or helpless. Cynicism—how avant-garde
kepercayaan pada makanan. Yang tidak terlalu
it seems to be—still killed curiosity. With food, we
kami percaya ialah perjalanan yang harus ditempuh
celebrate: a fleeting gathering of aspirations. We
makanan, bagaimana ia bisa sampai mendarat di lidah
refuse our individual loss. We toast and propose with
kita dan bagaimana ia meyakinkan kita agar bekerja
it. There is no shortage of possibilities in food. We
lebih keras untuk bisa mendapatkannya. Kami tidak
know capitalism will tell us otherwise. But maybe we
ingin memperdaya anda. Begitu pula dengan teman
can come closer as you enter this exhibition until we
lama dan teman baru kami bersama karya seni-karya
reclaim joy and criticality. [crisis]
seni mereka. Namun bagaimana jika di sini justru makananlah yang memperdaya kita? Bagaimana kita dapat kembali menaruh kepercayaan pada [politik] makanan?
OK. Pangan 2017
Nah, berhubung Anda sudah di sini, tolong jangan
We wish you return to us. With us. We will nourish
merasa cemas, frustrasi, atau tak berdaya. Sinisme—
each other (and maybe eat our enemies).
betapapun terlihat sangat avant-garde —dapat membunuh rasa keingintahuan. Dengan makanan, kita merayakan: sebuah perkumpulan singkat antar berbagai aspirasi. Kami menolak tunduk pada
In solidarity,
kekalahan yang mesti dihadapi tiap-tiap individu. Kami bersulang dan mempertanyakannya. Makanan
Julia Sarisetiati and Renan Laru-an
tak habis-habisnya menyajikan kemungkinan yang berlimpah. Kami tahu kapitalisme akan selalu mengatakan yang sebaliknya. Namun mungkin kita dapat saling mendekatkan diri seturut Anda memasuki pameran ini, sampai lantas kita dapat memperoleh kembali segala kegembiraan dan [kekrisisan] kekritisan. Kami berharap Anda akan kembali pada kami. Bersama kami. Kita akan saling memberi makan (dan mungkin memakan musuh-musuh kita).
57
Dengan solidaritas, Julia Sarisetiati dan Renan Laru-an
MASYALLAH TRANSGENIK Pameran & Pertunjukan exhibition & Performance
Agung “Leak” Kurniawan
2013 Seni pertunjukkan 16 Agustus 2017, 19.30 WIB Hall B Gudang Sarinah Ekosistem 2013 Performance art
58
August 16, 2017, 7.30 PM Hall B Gudang Sarinah Ekosistem
Dalam seni pertunjukkan ini, Agung Leak
In this performance art, Agung Leak
meminta hadirin mengikuti doa makan,
asks the audience to follow an eating
yang akan dibawakan dalam format
prayer, which is presented in the form
adzan dengan naskah pidato Presiden
of “adzan” (Islamic prayer call) with
Soekarno di tahun 1952 tentang kedaulatan
ex-President Soekarno’s speech in 1952
pangan di Indonesia. Lewat doa dan
about food sovereignty in Indonesia.
makan bersama, para hadirin secara
Through praying and eating together,
tidak sadar telah menjadi bagian dari
the audience inadvertently becomes a
sebuah pertunjukkan seni. Lewat sebuah
part of an art performance. Through an
kerumunan artistik yang tidak disengaja,
inadvertent artistic crowd, audience is
hadirin diajak untuk berpartisipasi
asked to participate in conveying the issue
menyampaikan isu Genetically Modified
of Genetically Modified Organism (GMO),
Organism (GMO), sebuah pertarungan
a battle between science-technology
pangan antara ilmu pengetahuan dan
with the connection of living things
teknologi dengan keterhubungan sesama
in an ecology cycle to produce food.
makhluk hidup dalam siklus ekologi
After praying together, audience will be
untuk memproduksi pangan. Setelah
presented with food like tempeh, which
memanjatkan doa bersama, hadirin
ingredient is tightly modified, patented
disajikan makanan seperti tempe, yang
and controlled by the industry and
bahan bakunya telah dimodifikasi secara
transnational biotech company with the
ketat, dipatenkan, serta dikontrol oleh
pretext of “feed the world”.
industri dan perusahaan bioteknologi transnasional dengan dalih feed the world. Agung “Leak” Kurniawan (1968, Indonesia) Setelah mengenyam pendidikan di jurusan Arkeologi Universitas Gajah Mada, Agung Kurniawan—atau Agung Leak—meneruskan studinya di jurusan Seni Grafis, ISI Yogyakarta. Pada tahun 2003, Agung dan Yustina Neni mendirikan sebuah galeri, restoran, sekaligus ruang seni pertunjukkan bernama Kedai Kebun Forum. Saat ini, Agung Leak menjabat sebagai direktur Indonesia Visual Art Archive (IVAA), yang mengolah arsip dari kegiatan serta penelitian seni rupa.
Agung “Leak” Kurniawan (1968, Indonesia) After studying in Archeological major in Gadjah Mada University, Agung Kurniawan—atau Agung Leak—continues his study in Graphic Art major, ISI Yogyakarta. In 2003, Agung and his wife established Kedai Kebun Forum (KKF), a gallery, restaurant, and performance art space. Currently, Agung Leak is the director of Indonesia Visual Art Archive (IVAA), an organization that processes archives of visual art activities and researches.
OK. Pangan 2017
THE EARTH TREMBLES Aleš Čermák
2017 Video, pertunjukan, naskah, dan instalasi multivariabel
Pertama diproduksi dan ditampilkan
First produced and staged in 2015, the
pada 2015, versi terkini The Earth
new iteration of The Earth Trembles
Trembles di Jakarta mempertontonkan
in Jakarta displays the rhythmic and
keruntuhan ritmik bertahap sebuah sistem
gradual collapse of a system next to the
ditengah gambaran kehidupan sehari-
contemporary panorama of everyday
hari, dimana pusat-pusat evakuasi dan
life: evacuation centers and displaced
Minggu, 23 Juli, 2017 | 19.00 WIB Hall B, Gudang Sarinah Ekosistem
korban masyarakat berusaha selamat.
communities grappling for survival. The
Instalasi video ini menunjukkan kerapuhan
video installation shows the fragility of
infrastruktur kita, dan pertunjukkannya
infrastructures that humans are used
menguak kecemasan dalam alam bawah
to, while the performance reveals the
sadar manusia yang kerap melihat tanda-
subconscious anxiety of people in the
tanda akhir zaman. Dalam karyanya,
daily stream of apocalyptic signs. In
Cermak menentukan durasi bencana, dan
Cermak’s work, he inscribes the duration
memberi sorotan pada kaitan makanan dan
of catastrophe, providing a precursor to the
kondisinya kelak saat bencana melanda.
question of how food has been tied to the
Minggu, 6 Agustus 2017 | 19.00 WIB Hall B, Gudang Sarinah Ekosistem 2017 Video, performance, script, and multivariable installation Sunday, July 23, 2017 | 19.00 WIB Hall B, Gudang Sarinah Ekosistem Sunday, August 6, 2017 | 19.00 WIB Hall B, Gudang Sarinah Ekosistem
rhetoric and actual status of catastrophe.
Aleš Čermák (1984, Republik Ceko) adalah seniman asal Praha, sutradara teater, editor, dan pendiri penerbit independen Ausdruck Books. Pekerjaan seninya menyoroti pergerakan dan sistem di masyarakat dengan menggunakan tubuh manusia sebagai tempat dan subyek sebuah pertunjukan. Eksebisi dan pertunjukan terkini olehnya digelar di London, Zilina, Wina, dan Bratislava. Edisi kedua karyanya, The Earth Trembles, di Jakarta akan menyambung pencariannya terhadap implikasi sosial ruang hidup dan potensi kehidupan utopis, dengan menggarisbawahi hubungan antara bencana, makanan, sistem, dan krisis.
Aleš Čermák (1984, Czech Republic) is a Praguebased artist, theatre director, editor, and founder of the independent publishing house Ausdruck Books. His artistic practice traces the movements and systems in the society with and through the human body as the locus of performance and as a subject. His recent exhibitions and perfomances have been presented in London, Zilina, Vienna, and Bratislava. The second edition of his work, The Earth Trembles, in Jakarta continues his inquiry on the social implication of space and its utopian potential, underlining how notions of catastrophe contribute to the understanding of food systems and crises.
59
THE INCREDIBLE SHRINKING MAN Pameran & Pertunjukan exhibition & Performance
Arne Hendricks
2014 Video kanal tunggal, kartu pos, poster In loop 2014 Single-channel video, post card, poster In loop
60
Dalam karya ini, Arne Hendriks mengangkat
In this work, Anne Hendriks exposes the
fenomena perkembangan tubuh manusia.
phenomena of the human body growth.
Penelitian visual yang ia lakukan sejak 2008
He conducted this visual observation since
ini mencoba menganalisis, mengapa fisik
2008 in a bid to analyze how the human
manusia bisa membesar atau mengecil,
body can grow bigger or smaller, and
juga memperlihatkan bagaimana manusia
to show the human obsession to grow
terobsesi untuk menjadi besar, namun juga
bigger, but also the advantages of having a
keuntungan memiliki tubuh kecil. Salah
smaller body. One of Hendriks’ interesting
satu temuan Hendriks yang menarik adalah
findings is the correlation between body
hubungan antara tinggi badan dengan
height and life expectancy: the taller a
tingkat harapan hidup: semakin tinggi tubuh
peson is, the lower his/her life expectancy
manusia, semakin berkurang harapan
will be. A person taller than 170cm would
hidupnya. Temuan Hendriks disajikan
have half a year less in life expectancy.
dalam bentuk video kanal tunggal. Video
Hendriks’ findings are displayed in a single
tersebut menampilkan anatomi manusia
channel video. The video showcases a
yang mengalami pengerdilan, dengan
shrunken human anatomy, with several
beberapa anggota tubuh yang ukurannya
body parts still in their normal size such
masih standar—seperti kepala, tangan,
the head, hands, and legs, looking like a
ataupun kaki—sehingga terlihat seperti
sort of deformity. Hendriks also displays
deformasi. Hendriks juga menampilkan
posters and post cards consisting of the
poster serta kartu pos berisi gambar serta
pictures and texts he found.
teks temuannya.
Arne Hendriks (1971, Belanda) Arne Hendriks adalah perupa dan perancang pameran di Amsterdam, Belanda. Ia lulusan Master of Art dari University of Amsterdam, dan mempunyai minat kerja pada bidang-bidang seperti open-design, peretasan, penelitian spekulatif, pendidikan dan pola kerja memperbaiki. Tinggi tubuhnya hampir 2 meter, dan ia tidak terlalu senang dengan fakta tersebut. Apalagi dengan fakta bahwa semakin tinggi tubuh manusia, semakin berkurang harapan hidupnya.
Arne Hendriks (1971, The Netherlands) Arne Hendriks is an artist and exhibition maker, based in Amsterdam, Netherlands. He holds Master of Art degree from University of Amsterdam, and works passionately in the field of open-design, hacking, speculative research, education and the fine culture of repair. He is almost 2 meters tall, but is not too happy about it, especially when he found out that the taller you are, the shorter your life expectation.
OK. Pangan 2017
PRESSURE COOKER Bakudapan Food Study Group
2017 Instalasi media campuran (mixed media) 2017 Mixed media installation
Bakudapan memilih medium sulaman dan
Bakudapan chose the medium of knitting
ilustrasi tangan untuk menyajikan hasil
and hand illustration to showcase their
riset yang mereka lakukan bersama eks
research conducted with the former
tahanan politik 1965. Medium kain serta
female political prisoners of 1965.The use
teknik sulam di atas gambar tanaman
of fabric and knitting on pictures of wild
pangan liar menjadi representasi bahwa
edible plants represent the two activities
kedua hal ini adalah cara bagi ibu-ibu
the surviving women were doing to
penyintas tersebut untuk bertahan dalam
withstand the toughest mental challenges,
kondisi jiwa tersulit, baik ketika mereka
both when they were still in prison, and
berada di tahanan maupun setelah
after their release. Knitting is also one of
mereka dibebaskan. Kegiatan menyulam
the ways for the surviving women to recall
juga menjadi cara bagi ibu-ibu penyintas
their fragile memories, as well as a sort
untuk mengingat kembali ingatan-ingatan
of meditation to enable them to be more
yang rapuh, sekaligus menjadi aktivitas
relaxed in telling the stories from their
meditatif agar mereka bisa rileks dalam
traumatic past. The hand illustration in
menyampaikan cerita masa lampau yang
black ink becomes a historical metaphor
traumatis. Ilustrasi tangan dengan tinta
that is always perceived in black and
hitam menjadi metafora sejarah yang
white, while the paper represents their
selalu dilihat secara hitam putih, sementara
fragile memories.
medium kertas mewakili ingatan mereka yang rapuh. Bakudapan (2016, Indonesia) Kelompok belajar Bakudapan dibentuk pada tahun 2016 oleh Elia Nurvista dan Khairunisa. Nama Bakudapan berasal dari sebuah kata dalam bahasa Manado “bakudapa” (bertemu), dengan akhiran “-an.” Maka arti nama Bakudapan adalah bertemu sambil mengudap. Mereka percaya bahwa makan tidak melulu hanya persoalan memasukkan makanan ke dalam perut. Bagi Bakudapan, makanan dapat dijadikan alat untuk menganalisa isu-isu yang lebih besar, seperti politik, sosial, ekonomi, dan budaya.
Bakudapan (2016, Indonesia) The food study group Bakudapan was initiated in 2016 by Elia Nurvista and Khairunnisa. The name Bakudapan originated from a Manadonese “bakudapa,” (“to meet”) and the Indonesian suffix “-an”. Therefore, Bakudapan means “to meet” while “snacking”. For Bakudapan, food is much more than a mere substance that we eat to relieve our hunger. They believe that food can be an instrument to understand social, political, cultural, and economic issues that takes place within a society.
61
SHARING ANXIETY Pameran & Pertunjukan exhibition & Performance
Ary Sendy & Heru Sukmadana
2015 Proyeksi video dua kanal 19 menit, 28 detik
2015 Two channel sync video projection 19 minutes, 28 seconds
Sharing Anxiety adalah proyek video yang
Sharing Anxiety is a video project that
melibatkan sepuluh ibu rumah tangga
involves ten housewives, who were invited
yang diundang untuk mengikuti “casting”,
to attend a TV advertisement casting. The
atau seleksi peran, untuk sebuah iklan
casting uses the exact same format of an
TV. Casting ini menggunakan format
actual advertisement casting process, and
dan prosedur yang sebenarnya, seperti
every housewife was asked to articulate a
yang dilaksanakan oleh agensi iklan.
script that was made by a real copywriter.
Setiap ibu rumah tangga pun diminta untuk membaca naskah yang dibuat oleh
The advertisement itself was to inform
penulis sungguhan.
a number of little-known facts about the palm oil industry. Housewives were
62
Iklannya sendiri berisi informasi dan
chosen as subjects, because they hold an
fakta-fakta yang jarang diketahui mengenai
important role in determining their family’s
industri kelapa sawit. Ibu rumah tangga
consumption patterns; yet, many of them
dipilih menjadi subyek utama, karena
do not understand the environmental
mereka berperan penting dalam mengatur
impact of their consumption choices,
pola konsumsi keluarga. Namun banyak ibu
including palm oil products.
rumah tangga yang tidak menyadari akibat dari pilihan konsumsi mereka, termasuk
Sendy and Sukmadana’s hypothesis is
produk kelapa sawit.
that, as citizens, we’re less critical in finding alternate solutions of a shared
Hipotesa Sendy dan Sukmadana adalah,
problem, simply because we’re not aware
sebagai warganegara, kita menjadi kurang
of its existence. Therefore, many people
kritis dalam mencari sebuah solusi
don’t share the same anxieties. In this
masalah bersama, hanya karena kita
case, those who are living in big cities and
kurang menyadari keberadaannya. Oleh
far from the reality of palm oil plantations.
karena itu, banyak orang tidak memiliki dan berbagi kecemasan yang sama. Dalam
In this project, the artists wish to share
kasus ini, orang-orang tersebut adalah
the problem—and perhaps the anxiety—
warga kota besar, yang tinggal jauh dari
of palm oil industry with others. The
realitas perkebunan kelapa sawit.
more people know about them, the more
OK. Pangan 2017
Dalam proyek ini, Sendy dan Sukmadana
likely the problems can continue to be
ingin berbagi permasalahan—dan juga
discussed in sequence.
kecemasan—yang ditimbulkan oleh industri kelapa sawit. Semakin banyak orang mengetahui masalahnya, maka pintu diskusi untuk membahasnya juga terbuka semakin lebar. Ary Sendy, alias Jimged (1978, Indonesia) mempelajari fotografi di Fakultas Film dan Televisi, Institut Kesenian Jakarta. Sebagai seorang seniman, dia berkarya melalui media foto dan video. Isu-isu yang menjadi minatnya antara lain globalisasi, konsumsi, tata kota, dan tantangan pembangunan di negara berkembang, yang dilihat dari konteks sosial, geografis, politis, serta historis.
Ary Sendy a.k.a Jimged (1978, Indonesia) Ary Sendy studied photography at the Jakarta Arts Institute, Faculty of Film and Television. As an artist, he worked through the medium of photos and videos. His interest are issues in globalization, consumption, urban planning, and development challenges in developing countries, seen through various observation in the social, geographical, political and historical context.
Heru Sukmadana (1978, Indonesia) alias Ureh, belajar di Fakultas Film dan Televisi di Institut Kesenian Jakarta, dengan konsentrasi di bidang penyutradaraan (2005). Dia mengawali kiprah di dunia audio-visual sebagai asisten sutradara, dan kini telah menyutradarai sejumlah film dokumenter, video musik, dan video iklan. Tahun 2013, video iklan karyanya bersama Leo Burnett Indonesia, Hemaviton Modal Cari Peluang, meraih anugrah Perunggu Citra Pariwara kategori Best Use of Integrated Media.
Heru Sukmadana (1978, Indonesia) Heru Sukmadana Surya, or Ureh, studied at the Faculty of Film and Television in Jakarta Art Institute, with a specialization in the field of directing (2005). Starting his career in the audio-visual world as an assistant director, he now has directed several documentaries, music videos, and advertisement videos. In 2013, the advertisement video he made with Leo Burnett Indonesia, “Hemaviton Modal Cari Peluang”, earned Citra Pariwara’s Bronze award for Best Use of Integrated Media.
63
Modular Life Pameran & Pertunjukan exhibition & Performance
ASEAN Secretariat Resource Center & Sajogyo Institue
64
Bahan-bahan yang diambil dari ASEAN
Materials taken from the ASEAN
Secretariat Resource Center (Jakarta) dan
Secretariat Resource Center (Jakarta) and
Sajogyo Institute (Bogor) ini secara khusus
Sajogyo Institute (Bogor) are specifically
dimasukkan dalam linimasa sejarah
included in the timeline of Indonesian art
seni rupa Indonesia. Kedua lembaga ini
history. Both institutions are committed
berkomitmen dalam peangembangan
to the development of social, economic,
kehidupan sosial, ekonomi, dan politik
and political life for citizens and nations,
bagi warga dan bangsa yang disajikan
presented in their collections: knowledge
dalam koleksi mereka: pengetahuan
and technology that are accessible and
dan teknologi yang dapat diakses dan
can be used by the public.
digunakan oleh publik. In our realm, art institutions and social Dalam ranah kita, lembaga seni rupa dan
development institutions rarely meet.
lembaga pengembangan sosial jarang
But what if we place the history of art
sekali bertemu. Tapi bagaimana jika kita
and the history of (social) development in
meletakkan sejarah seni dan sejarah
one timeline? What do we get by placing
perkembangan (sosial) dalam satu linimasa?
eating as a meeting point between art
Apa yang kita dapat dengan menempatkan
history and social development?
makan sebagai titik temu antara sejarah seni dan perkembangan sosial?
Images of findings, charts, statistics, advertisements, news snippets,
Gambar temuan, bagan, statistik, iklan,
processes, as well as other memories
potongan berita, proses, dan juga
of development are arranged and
kenangan lain dari pembangunan disusun
redesigned in the history of exhibitions,
dan dirancang ulang dalam sejarah
artists, works, and cultural events. This
pameran, seniman, karya, dan peristiwa-
attempt seeks to close the gap between
peristiwa budaya. Usaha ini berupaya
discipline and methodology. Relocating
untuk menutup celah antara disiplin dan
these materials temporarily in a media art
metodologi. Meletakkan ulang materi-
festival still rooted in art history, allows
materi ini secara sementara dalam
questions related to social and art history
sebuah festival seni media yang masih
to be displayed outside its scope.
OK. Pangan 2017
berakar pada sejarah seni, memungkinan
This brief approach releases them from
pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan
their social, administrative-political
dengan sosial dan sejarah seni
modules, and artistic breaths collectively
ditampilkan di luar ruang lingkupnya.
seeking food.
Pendekatan singkat ini melepaskan mereka dari modul-modulnya sosial, administratifpolitik, dan napas artistik secara kolektif berjuang mencari makan.
ASEAN Secretariat Resource Center (2006, Indonesia) didirikan oleh Sekretaris Jenderal ASEAN Ong Keng Yong sebagai bagian dari jasa layanan informasi dan pengetahuan Sekretariat ASEAN di Jakarta, Indonesia. Saat ini, ARC terdiri dari Unit Perpustakaan dan Unit Arsip. Unit Perpustakaan menyimpan dan memelihara buku (hasil publikasi Sekretariat ASEAN maupun buku-buku lain), jurnal, majalah, surat kabar, dan materi audio visual. Koleksinya mencakup berbagai isu yang relevan dengan ASEAN, mulai dari pembangunan sosial, ekonomi, sains dan teknologi, perdagangan, politik, hubungan luar negeri, kependudukan dan budaya. Unit Arsip bertindak sebagai pemelihara berbagai macam dokumen penting seperti Pakta ASEAN, Perjanjian, Instrumen Perjanjian, Nota Kesepahaman, dan sebagainya, serta tempat menyimpan dan mengklasifikasikan setiap laporan pertemuan ASEAN. Sajogyo Institute (2005, Indonesia) hadir sebagai lembaga nirlaba yang bergerak dalam bidang penelitian, dokumentasi, pendidikan, pelatihan dan advokasi kebijakan untuk mencapai cita-cita keadilan agraria, kemandirian desa-desa, serta persamaan hak perempuan dan laki-laki dalam penguasaan, pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah dan sumberdaya alam. Sajogyo Institute bergerak dalam produksi dan layanan pengetahuan untuk kemajuan gerakan sosial dan perbaikan kebijakan agraria, dan pembangunan pedesaan di Indonesia. Yayasan ini didirikan atas inisiatif para murid dan kolega Prof. Sajogyo, peletak dasar Ilmu Sosiologi Pedesaan Indonesia.
ASEAN Secretariat Resource Center (2006, Indonesia) was established by the then SecretaryGeneral Ong Keng Yong. At present, ARC consists of two main sections: the Library and Archives. The Library keeps and maintains books (both ASEAN Secretariat publications and other publications), journals, periodicals, newspapers, and audio-visual materials relevant to ASEAN. The collection covers a wide range of issues, from social development, economics, science and technology, trade, politics, foreign relations, population and culture. The Archives meanwhile acts as the custodian of ASEAN Treaties, Agreements, Instruments, Memorandums of Understanding, and many others, as well as keeping and classifying ASEAN meeting reports. Sajogyo Institute (2005, Indonesia) is a non-profit organization that engages in research, documentation, education, training and policy advocacy to achieve the goals of agrarian justice, rural self-reliance, and also equality of women and men in control, ownership, use, and utilization of land and natural resources. Sajogyo Institute focuses on the production and service of knowledge for the advancement of social movements and improvement of agrarian policies, and rural development in Indonesia. The foundation was established by Prof. Sajogyo’s students and colleagues’ initiative. Prof. Sajogyo is known as the founder of Rural Sociology in Indonesia.
65
BEYOND CONTROL Pameran & Pertunjukan exhibition & Performance
Carolina Caycedo
2013-2017 Koreografi berbasis lokasi, pertunjukan, aksi, orasi Sabtu, 22 Juli, 2017 | 20.00 WIB Hall B, Gudang Sarinah Ekosistem Wednesday,
66
2 Agustus 2017 | 15:20 WIB Hall B, Gudang Sarinah Ekosistem
2013-2017 Site-specific choreography, performance, action, oration Saturday, July 22, 2017 | 20.00 WIB Hall B, Gudang Sarinah Ekosistem Wednesday, August 2, 2017 | 15:20 WIB Hall B, Gudang Sarinah Ekosistem
Beyond Control adalah serangkaian
Beyond Control is a series of context-specific
koreografi dan pertunjukan kontekstual
and transnational social choreography
dan transnasional yang didasari hubungan
and collective performances based on
ideologis dan visual dari representasi
ideological and visual relationships that
bendungan, proses menampung air,
materialize dams, containment of water, and
dan kontrol sosial. Beyond Control di
the all-encompassing control of the social
Jakarta melanjutkan eksplorasi gestur
body. Beyond Control in Jakarta continues
dan koreografi dari kekuasaan yang
to explore the gestures and choreographies
mempengaruhi air dan makanan,
of power that collocate the issues of water
menghubungkan konteks di Indonesia
and food, linking an Indonesian context to
dengan tempat lain, seperti Kolombia.
another ground, such as Colombia. Using
Dengan menggunakan naskah orasi
the same oratorical script performed
yang telah dibacakan di tempat lain oleh
elsewhere and enunciated by a local actor,
orator lokal, pertunjukan ini menyoroti
the performance proclaims local experience
agresifitas pembangunan atas nama
with global urgency in providing statistics of
lingkungan dan makanan. Beyond Control
development aggression and in naming the
menunjukkan bagaimana tubuh-tubuh
victims of environmental and food violence.
yang terfragmentasi dan termanipulasi
Beyond Control shows how fragmented
bersatu, dan bagaimana bentuk-bentuk
and manipulated bodies unites, and how
perlawanan baru dimungkinkan melalui
new modes of resistance could be possible
resonansi aural dan kerjasama baik
through aural resonance and within the
semua pihak berkepentingan.
affective and temporal network of bodies.
Carolina Caycedo (1978, Inggris) adalah seniman dengan koneksi di berbagai komunitas dan inisiatif warga di Kolombia. Partisipasinya dalam gerakangerakan menentang proyek-proyek pembangunan menginspirasi karya pertunjukan, gambar, foto, dan video buatannya. Proyek jangka panjang karyanya, yang berupa kritik kontruksi bendungan dan swastanisasi air, telah digelar di Bogota, Quezon City, Sao Paulo, Mexico, dan Tijuana. Karyanya menempatkan makanan sebagai bagian dari timbulnya kekerasan dan akumulasi berbagai sistem pengendali.
Carolina Caycedo (1978, UK) is an artist with connections in communities and citizen initiatives in Colombia. Her participation in movements against developmental projects inform her performances, drawings, photographs, and videos. Her long-term projects on the construction of dams and privatization of water have been instantiated in cities, such as Bogota, Quezon City, Sao Paulo, Mexico, and Tijuana. Her practice situates food as a node in interrelated production of violence and accumulation of control systems.
OK. Pangan 2017
CAMP KITCHEN
Hanne Nielsen & Birgit Johnsen
2014 Instalasi Video 21 Menit 2014 Video installation 21 Minutes
Camp Kitchen terdiri dari sebuah dapur dan
Camp Kitchen consists of a kitchen and a
konstruksi gaya hidup dunia Barat sebagai
staged Western lifestyle as its backdrop.
latarnya. Ini adalah tempat seseorang
It is a place to barricade oneself in;
dapat membentengi diri, berlindung dari
repressing and protecting against the
permasalahan dunia, dan memperkuat
world’s problems, while simultaneously
kepercayaan diri.
maintaining a belief in control.
Kita berdiri sebagai penonton sebuah
We stand as spectators in a kitchen scene
peristiwa yang terjadi diantara dapur
midway between war and cuisine, where
dan peperangan, dimana suara radio dan
the sound from radio and TV fills the
televisi memenuhi ruangan. Sebagai reaksi
space. In a reaction to the world we are
terhadap kejadian dunia, sesekali adegan
a part of, abrupt and unexpected kitchen
dapur menyeruak. Camp Kitchen melihat
scenes pop up. Camp Kitchen deals with
sisi ketidakberdayaan seseorang, caranya
the powerlessness of the individual—how
menghadapi masalah. Konflik, peperangan,
to handle the problems of world. The
masalah iklim, pengungsi dan imigran,
conflicts, the wars, the climate problems,
semua itu adalah bagian realita dan masa
the refugees and immigrant, all these are
depan kita semua.
a part of our common reality and future.
Birgit Johnsen (b. 1959, Aarhus) and Hanne Nielsen (b. 1958, Aarhus) adalah duo seniman dari Aarhus, Denmark, yang banyak bekerja dengan video, dokumenter, dan instalasi. Mereka adalah lulusan Jutland Art Academy, dan telah berkolaborasi sejak 1993. Johnses dan Nielsen melihat video dan seni media sebagai tempat dimana realita dan eksistensi dapat ditelaah dan didiskusikan, bekerja seiringan dan berseberangan pada saat yang sama. Bagi mereka, seni video dapat menjadi ajang diskusi politik di media televisi, dan berpotensi untuk mengungkap permasalahan dan konflik dengan cara-cara baru yang menghubungkan perseorangan dengan isu-isu politik besar.
Birgit Johnsen (b. 1959, Aarhus) and Hanne Nielsen (b. 1958, Aarhus) are an artist duo from Aarhus, Denmark, who primarily works with video, documentary and installation. They graduated from Jutland Art Academy and have collaborated since 1993. Johnsen and Nielsen view video and media art as a place where reality and existence can be investigated and discussed, working with parallelism and displacement at the same time. For them, art video can play up to and discuss the political images in the TV media, and have the possibilities to unfold problems and conflicts in new ways that connect personal with major political issues.
67
UNDER THE SEA THERE IS A HOLE Pameran & Pertunjukan exhibition & Performance
Cooking Sections
68
2015 Instalasi Lima meja makan, terbuat dari kayu tripleks, penjepit, kawat
2015 Installation Five dining tables made of plywood, tweezers, wires
Karya Instalasi Under The Sea There Is
Under The Sea There Is A Hole discusses
A Hole berbicara tentang ribuan lubang
the thousands of sinkholes along the coast
runtuhan (sinkholes) di sepanjang garis
of the Dead Sea in Jordan and Israel.
pantai Laut Mati, Yordania, Israel. The sinkholes occur because of the Lubang-lubang tersebut terjadi karena
drastic drop in salinity in the Dead Sea
berkurangnya kadar garam di air Laut Mati
and the rapid decrease of the water
serta penurunan permukaan air dengan
level. Fresh water from the mountains
cepat. Air tawar dari gunung meresap ke
permeate underground, causing the upper
bawah tanah, sehingga akhirnya lapisan
layers of the soil collapsing and creating
atas tanah kolaps dan menyebabkan 4000-
some 4,000 sinkholes in the past 20 years.
an lubang muncul dalam 20 tahun terakhir. This phenomena is caused by the Fenomena ini disebabkan oleh bendungan
construction of dams alongside the
yang dibangun di sepanjang Sungai
Jordan river, the lost ground water due to
Yordan, sumber air tanah yang hilang
the date plantation in Palestine, and the
akibat perkebunan kurma di Palestina,
mineral extraction for the construction of
serta ekstraksi mineral untuk pembuatan
evaporation pools.
kolam evaporasi. For OK. Pangan, there are five tables Dalam karya ini, terdapat lima buah meja
with perforated surfaces with a pattern
yang permukaannya dilubangi, dengan
resembling the positions of the sinkholes
pola yang menggambarkan lubang-lubang
alongside the coast lines of the Dead
runtuhan sepanjang garis pantai Laut
Sea. The tables are deliberately made
Mati. Meja-meja ini sengaja dibuat tidak
to be inconvenient to eat on, because
nyaman untuk menyantap makan, karena
plates can hardly be placed properly. The
sulit menaruh piring di atasnya. Posisi meja
tables position are also unstable due to
juga tidak stabil, karena kondisinya terus
the constant swing. This inconvenience
berayun. Ketidaknyamanan ini sepertinya
represent what Cooking Sections felt as
mewakili apa yang dirasakan Cooking
they witness the sinkholes of the Dead
Sections saat melihat langsung lubang-
Sea, and finding out what caused them.
OK. Pangan 2017
lubang runtuhan Laut Mati, serta saat
Cooking Sections are also collaborating
mengetahui penyebab terjadinya.
with Rahung Nasution for a performative dinner in mid October and early
Cooking Sections juga akan berkolaborasi
November 2017, using these tables for a
dengan Rahung Nasution untuk
performative dinner.
mengadakan pertunjukan makan malam pada pertengahan Oktober dan awal November 2017, dan meja-meja ini akan menjadi tempat perjamuannya.
Cooking Sections (2012, UK) Sejak 2012, duo seniman Cooking Sections (Alon Schwabe and Daniel FernĂĄndez Pascual) dari London banyak mengeksplorasi sistem yang mengatur dunia lewat sudut pandang makanan. Dengan instalasi, performance, pemetaan, serta video, praktik berbasis penelitian mereka menjelajahi batasan yang tumpang tindih antara seni rupa, arsitektur, dan geopolitik. Cooking Sections menjadi bagian dari Paviliun Amerika Serikat pada 2014 Venice Architecture Biennale. Karya mereka sempat dipamerkan di 13th Sharjah Biennial, Neue Nationalgalerie Berlin, Peggy Guggenheim Collection, TEDx Talks Madrid, 2014 Biennale INTERIEUR Kortrijk, dan banyak lainnya. Cooking Sections juga menjadi bagian dari 2016 Oslo Architecture Triennale dan 2016 Brussels ParckDesign. Pada tahun 2016, mereka membuka The Empire Remains Shop (http://empireremains.net)
Cooking Sections Since 2012, the artists duo Cooking Sections (Alon Schwabe and Daniel Fernandez Pascual) from London have been exploring the system that regulates the world through the perspectives of foods. Through installation, performance, mapping, and video, their research-based works explore boundaries that overlap visual arts, architecture, and geo-politics. Cooking Sections became a part of the United States’ pavilion at the 2014 Venice Architecture Biennale. Their have had works displayed at the 13th Sharjah Biennale, Neue Nationalgalerie Berlin, Peggy Guggenheim Collection, TEDx Talks Madrid, 2014 Biennale INTERIEUR Kortjik, and many others. Cooking Sections also took part at the 2016 Oslo Architecture Triennale and the 2016 Brussels ParckDesign. In 2016, the launched The Empire Remains Shop at http://empireremains.net
69
4 SEHAT 6 SEMPURNA Pameran & Pertunjukan exhibition & Performance
Soemantri Gelar & Berto Tukan
2017 Instalasi Digital 2017 Digital Installation
70
Sebuah kolaborasi antara Soemantri
A collaboration between Soemantri Gelar
Gelar dan Berto Tukan, 4 Sehat 5
and Berto Tukan, 4 Sehat 6 Sempurna
Sempurna adalah sebuah instalasi
is a diorama installation that highlights
diorama ini mengangkat salah satu
the paradox of one of the most popular
makanan instan paling populer di
instant foods in Indonesia, the Indomie
Indonesia—mie instan Indomie.
instant noodles.
Indomie sudah populer sejak 1980-an,
Indomie has been popular since the
namun tidak masuk dalam narasi pangan
1980s, but it did not enter the New Order
Orde Baru. Padahal, kehadiran Indomie
narrative. Moreover, Indomie’s presence
tidak lepas dari monopoli impor gandum
is closely tied to the wheat monopoly
dari Amerika Serikat yang diberikan rezim
import from the United States, enabled
Orde Baru kepada Salim Grup. Artinya,
by the New Order regime to Salim Group.
Indomie adalah warisan Orde Baru, yang
Indomie is a New Order legacy, which
sampai sekarang masih menjadi solusi
substitutes as a feasible food solution for
pangan masyarakat Indonesia.
many Indonesians.
Indomie tidak termasuk dalam 4 sehat
Indomie does not fit into the ‘4 sehat
5 sempurna, lima unsur makanan yang
5 sempurna’ food elements that were
dikampanyekan Orde Baru bisa memenuhi
campaigned by the New Order to promote
kebutuhan tubuh yaitu makanan pokok
a healthy body, which consists of rice,
(nasi), protein, sayur, buah, dan susu.
protein, vegetable, fruit, and milk. Yet,
Namun Indomie tetap mengisi kebutuhan
Indomie still suffices the need of food for
pangan masyarakat.
the people.
Kedigdayaan Indomie juga ditunjang oleh
The mightiness of Indomie is also
konsep iklannya, yang sesuai dengan
supported by its advertisement concept
salah satu narasi utama Orde Baru, yakni
that complies with one of the New Order’s
portret keluarga Indonesia. Orde Baru
narratives: the portrait of an Indonesian
memetaforakan negara sebagai keluarga,
family. The New Order metaphorically
dimana kepala keluarga (pemimpin negara)
positions the state as a family, where the
OK. Pangan 2017
memberikan tuntunan, sehingga anggota
head of the family (head of state) gives
keluarganya (masyarakat) harus tunduk
guidance, and therefore have control of
kepadanya. 4 Sehat 6 Sempurna melihat
the family members (citizens). 4 Sehat
imajinasi keluarga Indonesia warisan Orde
6 Sempurna looks at the imaginative
Baru tersebut masih ada sampai sekarang.
Indonesian family that the New Order left and continues to haunt the contemporary
Untuk melengkapi karya diorama ini,
Indonesian society
Soemantri Gelar mengajak Berto Tukan merespon arsip-arsip seputar perihal
Soemantri Gelar asked Berto Tukan to
Indomie, dalam rupa tulisan semi fiksi/
respond to the files regarding Indomie in
semi fakta.
the form of semi-fiction/semi-fact writings.
Soemantri Gelar (1986, Indonesia) adalah seorang seniman video dan pembuat film. Lulusan jurusan Jurnalistik, IISIP Jakarta ini tergabung dalam Forum Lenteng dan kini berperan sebagai koordinator Halaman Papua. Videonya yang berjudul Ketika Aku Pulang Tidak Ada Mamah Di Depan Pintu berhasil memasuki Festival Film Rotterdam. Kini Gelar sedang mengembangkan proyek laboratorium seni bernama Turn Left After Sunday Market, bersama rekan-rekan seniman.
Soemantri Gelar (1986, Indonesia) is a video artist and filmmaker. With background in journalism from IISIP Jakarta, he is a member of the Forum Lenteng and acts as the coordinator for the Papua Pages. His video titled Ketika Aku Pulang Tidak Ada Mamah Di Depan Pintu was selected for the Rotterdam Film Festival. Gelar is currently developing an art laboratory project called Turn Left After Sunday Market alongside fellow artists
Berto Tukan (1985, Indonesia) Seorang peneliti dan penulis, Berto menyelesaikan S1-nya di Program Filsafat, STF Driyarkara, dan kini sedang menempuh studi Magister Filsafat di perguruan tinggi yang sama. Selain menulis fiksi (cerpen dan puisi), Berto juga rutin menulis esai di media massa cetak maupun online. Buku tunggalnya yang pertama adalah Seikat Kisah Tentang Yang Bohong: Kumpulan Cerpen (Alpha Centaury, 2016). Berto sempat menjadi periset beberapa program Dewan Kesenian Jakarta. Kini, ia aktif di IndoProgress dan ruangrupa sebagai editor pada www.jurnalkarbon.net.
Berto Tukan (1985, Indonesia) A researcher and writer, Berto finished his BA in Philosophy at STF Driyarkara, and is now pursuing a Masters of Philosophy at the same institute. In addition to writing fiction (short story and poetry), Berto also regularly writes essays in print and online mass media. His first published book was titled Seikat Kisah Tentang Yang Bohong: Kumpulan Cerpen (Alpha Centaury, 2016). Berto has participated as researcher at the programs initiated by the Jakarta Arts Council. Today he is active in IndoProgress and ruangrupa as the editor at www. jurnalkarbon.net
71
THE PINK DETACHMENT Pameran & Pertunjukan exhibition & Performance
Jen Liu
The Pink Detachment adalah bacaan dan
The Pink Detachment is a contemporary
visualisasi kontemporer dari “The Red
reading and visualization of “The Red
Detachment of Women” (1964), sebuah Model
Detachment of Women” (1964), a Model
Opera yang dibuat saat revolusi budaya di
Opera created during China’s Cultural
Cina. Dalam rangka “menghidupkan kembali
Revolution. In “re-motivating the archival
semangat artefak,” The Pink Detachment
artifact”, The Pink Detachment stitches
merangkai fantasi yang belum terpenuhi
the unfulfilled fantasy of the past and the
dari logika neoliberal buruh, produksi, dan
neoliberal logic of labor, production, and
konsumsi. Karakter-karakter dalam karya
consumption. The characters of the work
ini mewakili sosok masa lampau, kini, dan
comprise figures that occupy the past,
masa depan: seorang pekerja ceroboh dan
present, and future scenarios: an accident-
seorang manajer balerina. Representasi
prone worker and a ballerina-manager. The
gambar-gambarnya berfokus pada warna
vivid representation of images concentrate
merah muda, yang bisa berarti banyak. Di
on the pink, a combination of red and white,
sini, warna merah muda juga direkayasa
which provoke multiple meanings. Here,
dan diposisikan sebagai makna konotatif:
the color pink signals here a simultaneous
2015-2016 Single-channel video 19 minutes 39 seconds
“pinko” sebuah simbol komunisme yang
discussion of its connotations: “pinko” as
pudar atau warna lebih liberal dari ‘merah,’
watered down Communism or liberal Red
merah muda sebagai solusi masa depan
sympathies, pink as the future solution to
produksi daging dan bentuk korupsi industri
meat production and as form of corruption
makanan, hingga merah muda sebagai
in food intervention, and pink as femininity—
Opening: August 10, 2 pm Venue: Museum Zoology Bogor
sesuatu yang feminin.
engineered and synthetic.
Jen Liu (1976, Amerika Serikat) adalah seniman yang karya “fiksi berbasis riset”-nya menghasilkan karakter dan narasi fiksi. Medium karyanya kebanyakan video, pertunjukan, dan lukisan di atas kertas. Risetnya berkisar antara kritik dan solusi imajiner alternatif hingga proposal arus sosialpolitik dengan pendekatan tradisional kiri. Karya Liu mengenai standardisasi feminin dalam perburuhan dan rezim neoliberal mempertegas kritik terhadap kondisi produksi makanan dan praktek pertanian melalui otomatisasi dan perbudakan gaya baru.
Jen Liu (1976, USA) is an artist whose “researchbased fictions” produce new fictional characters and narratives. Working primarily with video, performance, and painting on paper, her research lies in the critique and alternative imagination to current solutions and proposals in socio-political currents including traditional leftist approaches. Liu’s work on the standardization and erasure of the feminine in labor and neoliberal regimes sail through the state of food production and agricultural practices through automation and new modes of slavery.
2015-2016 Video satu kanal 19 menit 39 detik Pembukaan : 10 Agustus, 14.00 WIB Tempat: Museum Zoologi Bogor
72
Pemutaran Film: 29 Juli Tempat: Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian, Bogor
Screening: July 29 Venue: Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian, Bogor
OK. Pangan 2017
THE RED DETACHMENT: BAI WEI’S NATURAL HISTORY Jen Liu
2017 Video kanal tunggal HD, papan cetak digital Durasi bervariasi 2017 HD single-channel video, digitallyprinted placards Varying duration
The Red Detachment: Bai Wei’s Natural
The Red Detachment: Bai Wei’s Natural
History adalah sebuah media karya yang
History is a new site-specific mediation
digelar di museum sejarah alam di Bogor
in a natural history museum in Bogor
(Museum Zoologi Bogor), sebagai bagian
(Museum Zoologi Bogor), which comes
keempat dari instalasi The Red Detachment
as the fourth form and installation of The
(2015) yang pertama digelar di New York.
Red Detachment (2015) first presented
Karya ini berangkat dari imajinasi dua
in New York. The work departs from
dunia yang hampir terwujud yaitu surga
the re-imagination of two worlds that
tropis di film balet tahun 1970 berjudul
almost exist: a tropical paradise based
The Red Detachment karya Madame
on Madame Mao’s The Red Detachment
Mao, dan sebuah pabrik pengolahan
of Women, a ballet film in 1970, and an
daging babi yang canggih dengan seluruh
all-women state-of-the-art industrial pork
pekerjanya wanita. Sebuah sistem bahwa
processing plant. The systematization of
kekerasan menghasilkan produktifitas
violence for greater productivity ties all
tinggi merupakan benang merah seluruh
versions of The Red Detachment. For Bai
versi The Red Detachment. Pada Bai Wei’s
Wei’s Natural History, the work speculates
Natural History, karya tersebut berkutat
on the blurry line that differentiates the
di garis batas kabur yang memisahkan
woman’s body as actant and carcass. In
tubuh wanita sebagai pemilik peran dan
the natural history museum, Bai Wei’s
seonggok daging. Di dalam museum
words are temporarily adopted by the
sejarah alam, kata-kata Bai Wei
stuffed animals, they come alive for a
diterjemahkan sementara dalam bentuk
moment. Their melancholy is mixed with
binatang diawetkan yang hidup untuk
the awareness that their bodies were
sementara waktu. Suasana melankolis
long ago transformed into the material of
diperkuat dengan bayangan bahwa tubuh
knowledge, capital, and empire.
binatang-binatang tersebut digunakan untuk kepentingan pengetahuan, uang, dan kekaisaran.
73
O PEIXE (THE FISH) Pameran & Pertunjukan exhibition & Performance
Jonathas De Andrade
2016 Instalasi video 37 menit 2016 Video installation 37 minutes
74
Jonathas de Andrade merekam para
Jonathas de Andrade filmed fishermen
nelayan di sebuah desas di pantai timur
from a village on the northeast coast of
laut Brazil yang masih menggunakan jaring
Brazil who still use traditional nets and
dan harpun tradisional. Andrade meminta
harpoons. Andrade had the fishermen hold
para nelayan mendekap ikan tangkapan
a caught fish to their chests, embracing
mereka, menimangnya, mengelus
and cradling it, stroking their scales and
sisik dan mencium insangnya hingga
kissing their gills until it takes its last
nafas terakhir si ikan. Video ini adalah
breath. The video is an intimate depiction
gambaran intim kehidupan, kematian,
of life, death and the relationship of
dan hubungan pemburu dan mangsa,
predator and prey—but also a reminder of
namun juga mengingatkan akan hubungan
our connection with other species—a fact
kita dengan spesies lain, sebuah fakta
that gets lost in the hyper-industrialized
yang memudar di dunia industrialis ini.
world. The affectionate gesture that
Gerakan penuh kasih yang menemani saat
accompanies the passage of death is
kematian adalah saksi dari hubungan antar
a testament to a relationship between
spesies yang dipenuhi dengan kekuatan,
species that is imbued with strength,
kekerasan, dan dominasi. Para nelayan
violence and domination. These men are
ini adalah orang-orang yang mengasihi
lovers as well as hunters, and their gesture
sekaligus pemburu, dan polah mereka
disguises violence as benevolence and
menyamarkan kekerasan dengan kebaikan,
suggests a symmetry between the power
dan menyiratkan hubungan simetris antara
that humans wield over other life forms
kekuatan manusia atas makhluk hidup lain
and the power they wield over one another.
dan atas sesama manusia. Jonathas de Andrade (1982, Brazil) belajar ilmu komunikasi di Universidade Federal de Pernambuco Recife. Sepuluh tahun terakhir, de Andrade telah mengembangkan karya-karya fotografi, video, dan instalasi yang berasal dari observasi kehidupan sehari-hari di Brazil. Banyak karya de Andrade fokus kepada identitas nasional Brazil dan kondisi buruh yang dikonstruksikan dalam realita pengalaman kolonialisme dan perbudakan.
Jonathas de Andrade (1982, Brazil) He studied communications at the Universidade Federal de Pernambuco, Recife. Over the last decade, de Andrade has developed works in photography, video, and installation that stem from observations of everyday life in Brazil. In particular, many of de Andrade’s works consider how Brazilian national identity and labor conditions have been constructed against a backdrop of colonialism and slavery.
OK. Pangan 2017
FOOD AROUND US Luinambi Vesiano
2017 Cetak pada kanvas 2017 Print on Canvas
Food Around Us mepresentasikan potensi
Food Around Us re-presents the potential
tumbuhan liar sebagai sumber pangan di
of wild plants in the urban area as
perkotaan menggunakan fotografi.
potential food source using photography.
Daya tarik pangan liar yang berada di
The alluring wild food sources in
tanah yang terbengkalai, misalnya, bisa
abandoned pieces of land, for example,
dipanggungkan dengan teknik fotografi.
are staged with photography techniques.
Berbekal pengetahuan dari para penggiat
Gaining knowledge from wild plants
tumbuhan liar serta internet, Ves mendapati
enthusiasts as well as the internet, Ves
bahwa tumbuhan liar merupakan sumber
found that wild plants can be a proper
pangan yang sama layaknya dengan bahan
food source as the ones that are now
makanan yang tersedia di pasar. Ves juga
available in the market. Ves also realized
menyadari bahwa pemilihan menu serta
that the selection of menu and recipe
resep dari tanaman liar adalah hal penting
from wild plants are important to convey
dalam menyampaikan pesan bahwa
the message that wild plants have bigger
tanaman liar sebenarnya punya fungsi lebih
purpose than we previously thought.
besar dari yang kita kira. Luinambi Vesiano (1991, Indonesia) Luinambi Vesiano, atau Ves, adalah seorang desainer komunikasi visual di Yogyakarta. Beberapa tahun lalu, Ves terlibat dalam festival desain Diskomfest 6 “Future Food”. Sejak itu, ia menekuni isu seputar pangan. Ves tertarik pada bagaimana menghasilkan pangan dengan cara yang paling sederhana dan dengan bahan baku yang paling mudah didapat. Untuk mengkomunikasikan gagasannya, Ves biasa menggunakan metode desain komunikasi visual. Bersama teman-temannya, Ves mengumpullkan pengetahuan tentang nutrisi pada pangan liar, lalu dikembangkan menjadi sebuah buku berjudul Food Around Us. Ia juga sedang bereksperimen dengan buah dan bunga yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku minuman yang ia sebut “soda liar”.
Luinambi Vesiano (1991, Indonesia) or Ves, is a visual communications designer based in Jogjakarta. Several years ago, Ves was a part of the Diskomfest 6 festival dubbed “Future Food.” Since then, he has been working on issues around food. Ves is interested in how to produce food through the simplest means with resources that are easy to acquire. To communicate his ideas, Ves uses visual communication designs. Alongside his friends, Ves gathered the knowledge about nutrition on wild food sources, then compiled them into a book titled “Food Around Us.” He is also experimenting on fruits and flowers that can be used as the materials for a drink he calls “wild soda.”
75
SANITY MAPPING (VARIATIONS 5 & 6) Pameran & Pertunjukan exhibition & Performance
Mark Sanchez
76
2017 Akrilik dan gambar kain terpal pada papan kertas. Diameter 3,6 meter. Instalasi 2017 Acrylic and digitally-printed images on vinyl and , 3.6 meters in diameter Installation
Sanity Mapping (Pemetaan Kesehatan Jiwa)
Sanity Mapping (mapping of the mental
adalah sebuah proyek yang mengklasifikasi
state) is an ongoing project that classifies
dan mendiagnosa tokoh masyarakat, tokoh
and diagnoses public figures, mythical
mitos, bahkan merek makanan/minuman
characters, and food and drink brands
tanpa standar metode yang benar-benar
without using a scientific method. The
ilmiah. Sang seniman hanya mencocokkan
artist only matches the figures with his
kisah sang tokoh dari penelurusan di
internet findings and psychological health
internet dengan buku pedoman kesehatan
guide ICD-10. Sanchez studies the claims,
berjudul ICD-10. Sanchez memelajari
allegations, and opinions of the characters
klaim, dugaan, serta pendapat tentang
on the internet. Then Sanchez ‘diagnosed’
tokoh-tokoh tersebut di internet. Sanchez
and matched their behaviours of the
kemudian “mendiagnosa” dan mencocokan
characters with the diseases in the ICD-10,
perilaku para tokoh dengan penyakit-
the 10th revision of the disease and health
penyakit yang ada dalam ICD-10, revisi ke-
problems classification guideline issued by
10 dari pedoman klasifikasi penyakit dan
the World Health Organization (WHO). The
masalah kesehatan yang dikeluarkan oleh
sets of data-images are then mapped into
World Health Organization (WHO). Kumpulan
two circle diagrams divided into spaces
data tersebut lalu dipetakan menjadi dua
assigned with indigenous and/or local
buah diagram lingkaran dengan diameter
concepts or constructs of classification.
masing-masing 3,6 meter. Diagram ini merupakan representasi dari diagnosis intuitif seorang Mark Sanchez terhadap ratusan ikon. Mark Sanchez (1987, Filipina) adalah seorang seniman yang tinggal dan berkarya di Quezon City, Filipina. Sanchez memperoleh sarjana seni dari University of the Philippines Diliman. Karya-karyanya adalah kumpulan obyek, gambar, dan/atau informasi. Dia menciptakan representasi identitas, nilai-nilai masyarakat melalui sistem klasifikasi unik yang diciptakan sendiri.
Mark Sanchez (1987, The Philippines) is an artist who lives and works in Quezon City, Philippines. Sanzhez studied Bachelor in Fine Arts at the University of the Philipines Diliman. His works are accumulation of objects, images and/or information. It is through inventing pseudostandard classification systems that he creates representations of identities, value or society.
OK. Pangan 2017
RETOMAR SONIDOS (TAKE-BACK SOUNDS) Matteo Guidi
Bagian dari proyek Cooking in Maximum Security Serial audio-video Durasi bervariasi A part of the project Cooking in Maximum Security Audio-video series Varying duration
Retomar Sonidos (Take-Back Sounds) adalah
Retomar Sonidos (Take-Back Sounds) is
bagian dari proyek jangka panjang Cooking
a part of the long-term project Cooking
in Maximum Security, sebuah studi artistik
in Maximum Security, an artistic and
dan antropologis mengenai dinamika
anthropological study of the dynamics
rumah tahanan sebagai tempat rehabilitasi,
between the penitentiary as a space for
dan kegiatan memasak dan berbagi
rehabilitation, and cooking and sharing a
maknanan sebagai proses pengembangan
meal as a process of personal development
diri dan penebusan dosa. Dalam Retomar
and redemption. In Retomar Sonidos,
Sonidos, transformasi makanan dalam
food transformation in the prison cell
penjara lebih menantang, karena para napi
was challenged by the utensil limitation.
tidak boleh memiliki alat masak dasar.
The audio-video work documents the
Karya audio-video ini mendokumentasikan
invention of improvised cooking utensils
penemuan alat masak improvisasi dari alat
using camping toolkit. Through workshops,
berkemah. Melalui sejumlah lokakarya, para
inmates produced sounds of original and
napi mampu memainkan bunyi-bunyian
usual cooking utensils found in the kitchen
layaknya alat umum di dapur dengan alat
using their DIY tools. Here, the inmates
improvisasi mereka. Di sini, para napi
gives a complex preview of the capacity of
berbagi kisah kompleks selama rehabilitasi,
rehabilitation, the potential of imagination,
potensi imajinasi, dan peningkatan harga
and the renewal of dignity through
diri dengan penggunaan alat dapur yang
their tactical use of the kitchen and the
layak untuk memproduksi makanan.
conviviality of producing a meal.
Matteo Guidi (1978, Italia) adalah seniman dengan latar belakang di bidang etno-antropologi. Riset artistik lintas disiplin olehnya berkutat seputar mempelajari struktur tertutup yang terkendali— seperti rumah tahanan keamanan tinggi dan dan pusat pengungsian—dengan pendekatan seni dan antropologi. Riset jangka panjang Guidi yaitu Cooking in Maximum Security (sejak 2009) mengamati “metode memasak” para narapidana di Italia dan Spanyol. Proyek tersebut membahas potensi memasak di lingkungan yang terbatas, rekonstruksi peran pria di dapur, dan politik rehabilitasi dan penebusan dosa.
Matteo Guidi (1978, Italy) Matteo Guidi’s background in ethno-anthropology. His cross-disciplinary artistic research is anchored in the study of highly-controlled and closed structures—such as high-security penitentiaries, and refugee camps—using art and anthropology. Guidi’s long-term research Cooking in Maximum Security (since 2009) investigates the “cooking methods” of inmates in Italy and Spain. The project discusses the potential of cooking in limited environment, the reconstruction of traditional male roles in kitchen practices, and the politics of rehabilitation and redemption.
77
MILLENIAL CREATIVE WORKERS ANXIETY Pameran & Pertunjukan exhibition & Performance
Minerva Co-Lab with Reza Hilmawan
78
2017 Rekaman audio, dokumentasi, wawancara Audio, 3 menit 30 detik 2017 Audio recording, documentation, interview Audio, 3 minutes 30 seconds
Minerva Co-Lab membuat kajian penelitian
Minerva Co-Lab created a research
tentang kecemasan dan depresi generasi
study on the anxiety and depression
milenial, dan menyuguhkan ekspresi
experienced by millennials and presented
emosionalnya lewat eksperimen audio.
their emotional expression in anaudio
Objek riset mereka adalah para “pekerja
experiment. Their research subjects are
kreatif”, yang merujuk kepada mereka
“creative workers,” who either belong to
yang berkarir dalam bidang kreatif,
the creative sector, or whoembody the
ataupun yang menjalani gaya hidup impian
stereotypical milennials’ dream lifestyle.
millennial tersebut. The work consists of fragments of Seni audio ini terdiri dari potongan-
emotions from six selected subjects. The
potongan emosi dari enam subjek terpilih
recordings are organized in three sections:
dan ditampilkan dalam tiga bagian:
the depiction of the creative worker
penggambaran idealisme pekerja kreatif,
ideals, the ideals going astray, and their
keterasingan dari idealisme itu sendiri,
mechanisms to cope with this situation.
hingga mekanisme mereka dalam
The six responses are then combined and
menghadapi situasi ini. Enam respons
rearranged with audio engineering.
tersebut digabung dan diatur melalui proses rekayasa audio.
Based on Lacanian psychoanalytic frame, Minerva Co-Lab believes that anxiety are
Dengan teori psikoanalisis Jacques Lacan,
manifested in various ways in daily life.
Minerva Co-Lab percaya bahwa kecemasan bisa termanifestasikan dalam berbagai
Through in-depth interviews with several
cara di kehidupan sehari-hari.
creative workers, Minerva Co-Lab documented narratives and experiences
Melalui wawancara mendalam terhadap
on career fantasies and the lifestyle of
sejumlah pekerja kreatif, Minerva Co-
creative workers.
Lab mendokumentasikan narasi dan pengalaman tentang impian-impian karir serta gaya hidup pekerja kreatif.
OK. Pangan 2017
Minerva Co-Lab (2016, Indonesia) adalah salah satu unit usaha dari Koperasi Riset Purusha. Mereka memfokuskan diri pada kajian terapi seputar fenomena dan potensi bawah sadar manusia, dalam kaitannya dengan faktor lingkungan sosial-masyarakat. Minerva Co-Lab mengembangkan sebuah klinik hipnoterapi untuk mengatasi keluhan-keluhan psikis, mental, dan emosional. Mereka menerapkan terapi berbasis hipnosis konvensional, dilengkapi dengan analisis dari tradisi psikoanalisis. Minerva Co-Lab memiliki berbagai produk atau metode layanan, mulai dari lucid dreaming, partner imajiner, dunia fantasi, sampai pengalamanpengalaman halusinogenik dan sensual berbasiskan augmented reality via hipnosis. Reza Hilmawan (1992, Indonesia) Hasrat Reza pada eksperimen audio muncul sejak ia masih kuliah, sampai akhirnya lima tahun lalu, ia mendirikan studio musiknya sendiri bernama MRH. Reza pernah berperan sebagai music scorer untuk film, komposer musik / penulis lirik, hingga produser untuk sejumlah grup musik. Pada tahun 2016, Reza memproduksi musik untuk kampanye kesehatan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
Minerva Co-Lab (2016, Indonesia) Minerva Co-Lab is one of the business units of Research Cooperation Purusha. They focus on the study of therapy surrounding the phenomena and sub conscious potentials of humans in relation to the social environment. Minerva Co-Lab develops a hypnotherapy clinic to overcome complaints of psychic, mental, and emotional. They apply conventional-based hypnosys therapy alongside analysis from the more traditional psychoanalysis. Minerva Co-Lab has various products and service methods, from lucid dreaming, imaginary partners, fantasy land, to hallucinogenic and sensual experiences based on hypnosis-induced augmented reality. Reza Hilmawan (1992, Indonesia) Reza’s passion on audio experiments began in his college years, until he finally established his own music studio, MRH, five years ago. Reza produced music scores for films, composed music and wrote lyrics, and produced several music videos. In 2016, Reza produced music for a health campaign by the Ministry of Women Empowerment and Child Protection.
79
OK. Pangan 2017
AN ECOSYSTEM OF EXCESS Pinar Yoldas
2014 Gambar, poster, lightbox 2014 Drawing, found poster, lightbox
An Ecosystem of Excess megajukan sebuah
An Ecosystem of Excess puts forward
pertanyaan “jika kehidupan dimulai hari
a simple question: “If life started today
ini di samudera tercemar plastik, bentuk
in our plastic debris filled oceans, what
kehidupan apa yang akan keluar dari zat
kinds of life forms would emerge out
primordial kontemporer ini?” Karya berupa
of this contemporary primordial ooze?”
desain distopia biologis dan fisiologis yang
The seductive, multi-color biological and
seduktif dan penuh warna ini membuka
physiological designs for dystopia invites
jalan ke masa depan yang distopia namun
a dystopic yet functional future. In Jakarta,
fungsional. Di Jakarta, Yoldas menyajikan
Yoldas presents two striking images closing
dua gambar kuat yang menutup jarak
the gap between the past and the future,
antara masa lampau dan masa depan, yang
which is a reproduction of LIFE Magazine’s
merupakan reproduksi dari artikel majalah
article titled “Throwaway Living” (August
LIFE berjudul “Throwaway Living” (Agustus
1955), and an array of pigmentation of
1955), dan serangkaian pigmentasi yang
birds in plastisphere, a speculative scenario
menggambarkan burung-burung di dunia
where animals adapt to a plastic-filled and
plastik, sebuah skenario bayangan ketika
extreme environment.
binatang beradaptasi dengan lingkungan ekstrim yang penuh dengan plastik.
Pinar Yoldas (1979, Turki) adalah desainer, seniman, dan periset ‘infradisipliner’ asal Ann Arbor, Michigan. Karyanya berkutat diantara ilmu biologi dan teknologi digital melalui instalasi arsitektur, struktur kinetik, suara, video, dan gambar dengan fokus pos-humanis, eko-nihilis, antroposena, dan feminis tekno-sains. Ia menggelar eksebisi dan memberikan kuliah di kancah internasional. Proyeknya yang melibatkan riset intensif yaitu Great Pacific Garbage Patch membuka banyak pembahasan mengenai masa depan fisiologis dan nutrisi manusia berdasarkan rekaannya mengenai kondisi biologi hewan di lingkungan ekstrim akibat ulah manusia.
Pinar Yoldas (1979, Turkey) is an ‘infradisciplinary’ designer, artist, and researcher based in Ann Arbor, Michigan. Her work develops within biological sciences and digital technologies through architectural installations, kinetic sculpture, sound, video and drawing with a focus on post-humanism, eco-nihilism, anthropocene and feminist technoscience. She exhibits and gives lectures internationally. Her research-intensive project that started in the Great Pacific Garbage Patch opens up discourses on the future of human physiology and nutrition based on her speculative biologies of animals in man-made extreme environment.
81
Pameran & Pertunjukan exhibition & Performance 82
Tracing the Nature in Indonesian Art Movement Nastiti Dewanti & Teguh Safarizal
Telusuran waktu ini hadir karena sebuah
This time search was created to respond
pertanyaan: sejauh mana bahasan pangan
the question: to what extent do food
berlangsung dalam jagad seni rupa di
discussions take place in the universe of
Indonesia? Apakah wacana ini hadir begitu
art in Indonesia? Is this discourse exists
saja sebagai bentuk tekanan yang paling
simply as a form of pressure that is most
mungkin ditemukan selain politik dan
likely to be found other than political and
sosial? Linimasa ini merupakan upaya
social? This timeline is an attempt to find
untuk menemukan motif tersebut melalui
the motive through the findings of events,
penelurusan peristiwa, karya, serta
works, and phenomena that occurred in
fenomena yang terjadi dalam sejarah seni
the history of Indonesian art.
rupa Indonesia. In this time search’s development, there Dalam perkembangannya, ada banyak hal
are many things that later arise and affect
yang kemudian muncul dan mempengaruhi
this history reading. For example, being
pembacaan sejarah ini. Misalnya, menjadi
aware of the presence of institutions that
sadar akan hadirnya institusi-institusi yang
appear within a certain time frame. The
muncul dalam rentang waktu tertentu.
institutions turned out to be important
Institusi ini menjadi penting karena menjadi
because it becomes a forum for issues
wadah pengendapan isu dan tenaga kreatif
and creative forces’ disposition before
sebelum akhirnya melahirkan peristiwa,
finally giving birth to events, figures, and
tokoh, serta ruang yang berpengaruh
influential spaces in the development of
dalam perkembangan seni rupa.
fine arts.
Telusuran ini juga berusaha melihat
This search also tries to see the reflection
refleksi sejarah sosial dan seni rupa
of social history and art as a contextual
sebagai kesatuan yang kontekstual. Usaha
unity. This attempt is an early identification
ini merupakan identifikasi awal yang
that allows ideas to develop, and becomes
memungkinkan gagasan berkembang, dan
a new way of looking at art history.
menjadi sebuah cara baru melihat sejarah
Perhaps the questions present at the
OK. Pangan 2017
seni rupa. Barangkali pertanyaan yang
beginning are not to be answered through
hadir di awal bukan untuk dijawab melalui
this span of history, but as a consciousness
rentang sejarah ini, namun hadir sebagai
that we can consume together.
kesadaran yang dapat kita santap bersama.
Teguh Safarizal (1988, Indonesia) menyelesaikan studinya di DKV Institut Teknologi Nasional, Bandung. Teguh bekerja di Proad Communication Bandung pada tahun 2014-2016, dan pada tahun 2017, ia bergabung sebagai desainer RURU Corps yang mengelola sebuah ruang komunitas di Jakarta bernama Gudang Sarinah Ekosistem. Nastiti Dewanti (1994, Indonesia) Nastiti Dewanti adalah seorang peneliti yang juga aktif terlibat dalam berbagai proyek seni bersama ruangrupa. Saat ini, Nastiti bekerja sebagai peneliti lepas di Departemen Antropologi Universitas Indonesia di Jakarta.
Teguh Safarizal (1988) graduated from DKV National Institute of Technology, Bandung. Teguh worked at Proad Communication Bandung in 2014-2016, and in 2017, he joined as a designer at RURU Corps, which runs a community space in Jakarta called Gudang Sarinah Ekosistem. Nastiti Dewanti is a researcher who is also actively involved in various art projects with ruangrupa. Now she works as a freelance researcher at Anthropology Department of Universitas Indonesia in Jakarta.
83
Pameran & Pertunjukan exhibition & Performance
THE SWEET AND SOUR STORY OF SUGAR: Historical Photographs from Indonesia Noorderlicht & ruangrupa
2017 Foto-foto Arsip, Instalasi Video 2017 Photographic Archives, Video Installation
Peta pabrik-pabrik dan perkebunan gula
The early 20th century map of Java’s
di Jawa pada awal abad 20, serta lokasi
sugar factories and plantations, and the
geografis studio-studio foto komersil
geographical location of commercial photo
di pulau tersebut berada menunjukkan
studios operating on the island indicate that
bahwa keduannya saling terkait. Hal ini
the two were indeed interconnected. Thus,
menguatkan asumsi bahwa dalam periode
it validates the assumption that during that
tersebut, kemakmuran industri gula juga
period, the sugar industry’s wealth fuelled
menggerakkan industri fotografi.
an associated industry in photography.
Keterkaitan tersebut menjabarkan kondisi
The interconnection explains the socio-
sosial-ekonomi yang membentuk industri
economic basis of the photographic
fotografi di koloni Hindia-Belanda. Pada
industry in the Dutch East Indies colony.
saat yang sama, keterkaitan ini juga
At the same time, it also explains how the
menjelaskan peran penting industri
industry played an instrumental role in
fotografi dalam penciptaan dan peredaran
the creation and circulation of popular and
pencitraan koloni, baik di Hindia Timur
typological imagery of the colony, both in
maupun di Belanda.
the Indies and The Netherlands.
Walau awalnya dipesan oleh kaum
Originally commissioned by industrialists,
industrialis sebagai tanda kesuksesan
the mythologizing of the photos fed the
mereka, pencitraan yang diperkuat oleh
colonial imagery and knowledge of the
foto-foto tersebut seakan mempertegas
Dutch East Indies colony. This is indicated
kondisi koloni Hindia Belanda. Hal ini
in the circulation of certain iconic themes
ditunjukkan dari beredarnya tema-tema
in different photo albums, and the shifting
yang mirip dalam album berbeda, dan
use of those photographs in different
hadirnya pembuatan foto untuk konteks
contexts and purposes.
84
dan tujuan berbeda.
OK. Pangan 2017
Kini, album-album foto tersebut menjadi
Today, the photo albums provide valuable
bahan utama para kurator dan akademisi
visual material to curators and scholars to
untuk melihat praktek kolonial Belanda.
contextualize Dutch colonial practices.
Selain foto-foto bersejarah, nstalasi “The
In addition of the historical photography,
Sweet And Sour Story of Sugar” di OK.
“The Sweet And Sour Story Of Sugar”
Pangan juga terdiri dari dua video karya
presentation also features two videos;
dua seniman Indonesia: Nastasha Abigail
each one is the work of two Indonesian
Koetin (berjudul Padoean Soeara) dan
artists, Nastasha Abigail Koetin (titled
Raslene (berjudul Bleach). Kedua video
Padoean Soeara) and Raslene (titled
tersebut adalah hasil dari workshop video
Bleach). The two videos are the result of
yang diadakan ruangrupa pada 2012
ruangrupa’s2012 video workshop, entitled
berjudul “Sugar Fiction.”
“Sugar Fiction”.
Di tahun yang sama, ruangrupa
In that same year, ruangrupa collaborated
berkolaborasi dengan Noorderlicht
with Noorderlicht and invited several
dan mengundang sejumlah seniman
artists to respond the historical photo
untuk merespon foto-foto sejarah arsip
archive of sugar trade and industry in
perdagangan dan industri gula di Jawa.
Java. The collaboration result was then
Hasil kolaborasi tersebut kemudian
presented in the same year, in an exhibition
disajikan di tahun yang sama, dalam
called Sugar Town, Inc. in Jakarta.
eksebisi berjudul Sugar Town, Inc. di
85
Jakarta. ruangrupa (2000, Indonesia) ruangrupa adalah sebuah organisasi seni rupa kontemporer yang didirikan pada 2000 oleh sekelompok seniman di Jakarta, yang bergiat memajukan gagasan seni rupa dalam konteks urban dan lingkup luas kebudayaan, melalui proyek seni, pameran, festival, laboratorium seni rupa, lokakarya, penelitian, serta penerbitan buku, majalah dan jurnal. Noorderlicht (1991, Belanda) Noorderlicht mencurahkan perhatiannya pada fotografi dunia fotografi dengan cara mengorganisir festival fotografi tahunan, memprogram berbagai pameran di galerinya, mengorganisir berbagai penugasan kepada para fotografer, dan dengan mensponsori beragam kegiatan untuk memperluas pemahaman, keterampilan serta apresiasi dalam bidang fotografi, seperti kegiatan diskusi, kuliah umum dan master classes. Noorderlicht juga menerbitkan berbagai buku dan katalog fotografi berkualitas tinggi.
ruangrupa (2000, Indonesia) ruangrupa is a contemporary art organization established in 2000 by a group of artists in Jakarta. It is a non-profit organization that strives to support the idea of art within urban and cultural context through art projects, exhibition, festival, art lab, workshop, research, as well as book, magazine and online-journal publication. Noorderlicht (1991, The Netherlands) Noorderlicht pays attention to the world of photography by organizing annual photography festivals, programming exhibitions in their photo gallery, organizing photographic commissions to photographers, and by sponsoring various activities to broaden understanding, skills, and appreciation in the field of photography, such as discussions, lectures, and master classes. In addition, Noorderlicht also publishes a variety of high quality photo books and catalogues.
THE KITCHEN DEBATE Pameran & Pertunjukan exhibition & Performance
Prajakta Potnis
2014 Video, transkrip, buku 2014 Video, found transcript, book
86
the kitchen debate adalah serangkaian
the kitchen debate is a set of inanimate
benda mati yang umumnya terdapat
objects extracted from a familiar household
di rumah. Jika diamati, kita akan
space. Inspecting the materials closely,
menemukan bahwa Potnis mengatur
Potnis’ arranges three materials (a close-up
tiga benda (sebuah rekaman close-up
recording of a cauliflower inside a freezer,
kembang kol di dalam freezer, buku
a copy of the book “Electrical Cooking”, and
berjudul “Electrical Cooking”, dan
an exchange between two people known
percakapan dua orang yaitu “the Kitchen
as “the Kitchen Debate”) taken out from a
Debate”) dengan latar Perang Dingin, saat
specific timeline of Cold War history—the
diadakannya American National Exhibition
1959 American National Exhibition in
di Moskow pada tahun 1959, ketika alat-
Moscow, where the most progressive and
alat dapur mutakhir mulai diperkenalkan
“liberating” kitchenware were displayed to
ke masyarakat umum. Kontras dengan
the public. In contrast to the heated dialogue
debat antara Nixon dan Khrushchev yang
between Nixon and Khrushchev, Potnis’
panas, the Kitchen Debate karya Potnis
the kitchen debate is muted, a careful
justru sunyi, hanya kejadian domestik dari
excavation of the edges of a Cold War
sisi sejarah Perang Dingin. Ia menjadikan
history and a domestic space. It allows the
ruangan dapur, barang rumah tangga,
space of the kitchen, household materials,
dan media yang menggambarkannya
and the indeterminate medium of image
berbicara mengenai kondisi politik dan
speak about the political biography and the
perubahan konvensi budaya.
transformation of cultural conventions.
Prajakta Potnis (1980, India) adalah seniman asal Mumbai yang berkiprah melalui media lukisan, instalasi dan seni pahat, serta kegiatan publik. Keintiman ruang hidup seseorang dan selubung eksterior dunia yang lebih luas menjadi menggambarkan ketertarikannya terhadap hal-hal yang mampu mengekpresikan perasaan dan kondisi politik yang ada. Hubungannya dengan makanan berangkat dari risetnya di Kunstlerhaus Bethanien mengenai dialog antara Wakil Presiden Nixon dan Perdana Menteri Soviet Khrushchev di American National Exhibition di Moskow pada tahuntahun awal Perang Dingin.
Prajakta Potnis (1980, India) is a Mumbai-based artist straddling between the paradigms of painting, site-specific sculptural installations, and public interventions. The intimacy of the individual’s dwelling space and the world exterior to it animates her study on the wall as an affective and political subject and condition. Her relationship with food departs from her research at Künstlerhaus Bethanien on the exchange between then Vice President Nixon and Soviet Minister President Khrushchev at the American National Exhibition in Moscow during the early years of Cold War.
OK. Pangan 2017
RABBIT Run Wrake
2005 Instalasi Video 9 menit 2005 Video installation 9 Minutes
Rabbit menceritakan tentang sebuah kisah
Rabbit tells a tale of lost innocence,
keluguan yang hilang, keserakahan, dan
greed and the random justice of nature
hukuman oleh alam melalui gambar-
by using curious images from a distant
gambar dari masa kecil yang lampau.
childhood. When a boy and girl find an idol in
Seorang anak lelaki dan perempuan
the stomach of a rabbit, its magical abilities
menemukan sebuah berhala dalam perut
lead to riches—but for how long?
seekor kelinci, yang dapat mewujudkan impian kekayaan—tapi sampai kapan?
In this adult fairytale, a selection of 1950s educational stickers—which was used to help
Unsur utama dalam dongeng dewasa ini
teaching British children the alphabet during
adalah sejumlah stiker dari tahun 1950an,
the 1950s and 1960s—provide the main
yang dulu digunakan untuk mengajarkan
ingredients. It simultaneously challenges
anak-anak di Inggris huruf-huruf alfabet.
some of the implied moral and behavioral
Karya ini mencoba mengangkat isu moral
expectations of the children during that era,
dan perilaku yang kita harapkan dari anak-
who, like many of us now, have grown up and
anak zaman tersebut, yang saat ini—seperti
faces a more complex meaning.
kebanyakan dari kita sekarang—telah menjadi dewasa, dan harus menghadapi hal-hal yang lebih kompleks. Run Wrake (1965-2012, UK) Setelah meraih gelar MA untuk Animasi dari Royal College of Art pada 1990, Run Wrake bekerja sebagai animator lepas. Dia memproduksi sejumlah film pendek dengan modal sendiri, selain iklan-iklan, film, dan video musik termasuk untuk musisi ternama seperti Howie B., U2, dan The Charlatans. Wrake juga menjadi kontributor ilustrasi untuk majalah NME selama bertahun-tahun.
Run Wrake (1965-2012, UK) After graduating from the Animation MA course at the Royal College of Art in 1990, Run Wrake worked as a freelance animator. He produced several self-financed short films alongside commercials, titles, and music videos, notably for Howie B., U2 and The Charlatans. For many years, he regularly contributed illustrations to NME magazine.
87
ELEMEN SURGA Pameran & Pertunjukan exhibition & Performance
Saleh Husein
2017 Instalasi video beserta gambar pada kertas Dimensi bervariasi 2017 Video Installation and images on paper Varying sizes
88
Agama berpengaruh besar dalam banyak
Religion has a huge impact in many
aspek hidup manusia, salah satunya
aspects of the human life, one of which
dalam urusan pangan. Bagi banyak aliran
revolves around food. For many of the
kepercayaan dan keyakinan di dunia,
world’s faiths and beliefs, matters of food
perihal pangan dianggap cukup krusial
are considered crucial and regulated
dan diatur secara teliti dalam kitab-kitab
meticulously in their holy books. In Islam,
sucinya Dalam Islam, perkara pangan
matters pertaining food are talked about
dibicarakan dalam banyak ayat Al Quran.
in many of the Quran verses. One of the
Salah satu yang paling menarik adalah
more interesting verses is Al Insan verse
surat Al-insan ayat 17, yang menyebutkan
17, which discusses about the food and
makanan dan minuman yang disediakan
drinks for those in heaven. The verse
untuk para ahli surga, salah satunya
specifically mentions zanjabil (ginger),
adalah zanjabil (jahe). Menilik vegetasi di
as one of the foods available in heaven.
daerah Arab, jahe adalah tanaman yang
Looking at the vegetation in the Arabian
sukar sekali tumbuh di daerah gurun
region, ginger is a plant that would’ve
dan panas. Lalu mengapa jahe menjadi
been hard to grow in the hot desert. Then
salah satu makanan yang dijanjikan akan
why is ginger one of the promised foods
disediakan di surga? Adakah kaitannya
in heaven? Does it have something to do
dengan pola penyebaran makanan secara
with the global food spread pattern? In his
global? Dalam penelusurannya, Saleh
search, Saleh Husein especially gathered
Husein mengundang pendapat seorang ahli
the perception of an expert in the holy
tafsir kitab suci, serta mendokumentasikan
book interpretation, and document the
ekspresi orang-orang yang diajak mencicipi
expressions of people trying the supposed
panganan surgawi, seperti yang disebutkan
heavenly foods, as mentioned in Al Insan.
dalam surat Al-Insan. Saleh Husein (1982, Indonesia) Dalam berkarya, Saleh Husein gemar berkutat pada penyibakan sejarah tersembunyi. Sejarah keluarga dan jejak budaya Arab kerap menjadi fokus perhatian karyakaryanya. Saleh menempuh pendidikan di jurusan Seni Lukis, Institut Kesenian Jakarta. Ia juga dikenal sebagai gitaris grup musik White Shoes & The Couples Company dan The Adams.
Saleh Husein (1982, Indonesia) Throughout his works, Saleh Husein invokes the minds via historical unraveling of things. His family’s history and traces of the Arab culture often became the focus on his works. Saleh studied painting at the Faculty of Visual Arts, Jakarta Arts Institute. He is also known as the guitarist in the bands White Shoes & The Couple’s Company and The Adams.
OK. Pangan 2017
JAPAN SYNDROME: MITO, KANSAI, YAMAGUCHI Tadasu Takamine
2012 Tiga video, peta, gambar pada dinding Mito 49 menit Kansai 31 menit Yamaguchi 46 menit 2012 Three singlechannel videos, map, wall drawing Mito 49 minutes Kansai 31 minutes Yamaguchi 46 minutes
Japan Syndrome (2012) adalah sebuah
Japan Syndrome (2012) is a video
instalasi video karya Tadasu Takamine
installation by Tadasu Takamine based on
yang diambil dari tiga kota di Jepang –
fieldworks conducted in three Japanese
Mito, Kyoto, dan Yamaguchi. Sang seniman
cities —Mito, Kyoto and Yamaguchi.
memilih kota-kota tersebut didasari jarak
The artist chose the cities in relation
ketiganya dari Fukushima, reaktor nuklir
to their distance to Fukushima, where
yang mengalami insiden pada 2011. Di
the 2011 nuclear power plant accident
kota-kota tersebut, Takamine merekam
occurs. In those cities, the artist records
obrolan antara para pemilik toko kelontong
conversations between grocery shop
dengan pelanggan mereka, dan mengubah
owners and customers, then transforms
dialog-dialog tersebut menjadi lakon-lakon
the dialogues into a series of short theater
pendek yang direka ulang dan direkam
plays that are reenacted and recorded
melalui video. Secara halus, obrolan
on video. Subtly, the banal conversations
basa-basi di toko-toko kelontong tersebut
in the various shops capture the serious
menangkap rasa cemas masyarakat akan
anxiety about finding reliable information
informasi simpang siur mengenai dampak
about the Fukushima nuclear disaster,
radiasi nuklir Fukushima, dan efek radiasi
and the effect of radiation on the groceries
terhadap barang-barang belanjaan yang
people are about to buy. The work
mereka beli. Karya ini mempertanyakan
questions the relevance of information
integritas informasi yang diedarkan oleh
circulated by the authorities, by mass
pihak berwenang, media massa, media
media, by social media and by other kinds
sosial, dan oleh berbagai macam gosip lain
of gossip existing in the networked society.
di masyarakat yang kian terhubung. Tadasu Takamine (1968, Jepang) Seorang seniman visual dan pertunjukan, Takamine tinggal dan bekerja di Akita, Jepang. Dia juga berprofesi sebagai asisten profesor di Akita University of Art, Jepang. Takamine meraih gelar sarjana seni murni dari Kyoto City University of Arts & Music (1990), belajar di institut Advanced Media Arts and Sciences (IAMAS) di Gifu, Jepang (1999), dan mempelajari seni rupa di Kyoto City University of Arts and Music.
Tadasu Takamine (1968, Japan) A visual and performance artist, Takamine lives and works in Akita, Japan. He is also currently an assistant professor at the Akita University of Art, Japan. He earned a BA in fine arts from Kyoto City University of Arts & Music (1990), studied at the institute of Advanced Media Arts and Sciences (IAMAS) in Gifu, Japan (1999), and studied lacquer work at Kyoto City University of Arts and Music.
89
BARATURTU KRIKLOS (LIFECYCLE PROJECT) Pameran & Pertunjukan exhibition & Performance
Syaiful “Tepu” Garibaldi & Sita Nandiasa
90
2017 Spesimen biologi, video, plaster, jamur Dimensi bervariasi 2017 Biological specimen, live streaming video, plaster, mushroom Dimensions Variable, real-time video streaming
Dalam karya BaraTurtu Kriklos, Tepu tidak
In BaraTurtu Kriklos, Tepu does not want
ingin melihat manusia sebagai subjek
to see human not as the main subject.
utama. Alih-alih, audiens diajak melihat
Instead, Tepu brings the audience to see
kerja makhluk pengurai yang memakan
the work of composer creatures that
tubuh manusia setelah mati.
consume human body once it’s dead.
Ditemani seorang dokter gigi forensik
Accompanied by a dental forensic expert,
dan bekerjasama dengan Rumah Sakit
Tepu explores the possibilities of looking
Melinda di Bandung, Tepu menjelajahi
at human decomposition first-hand. Tepu
kemungkinan melihat langsung proses
will capture the microscopic visual beauty
pembusukan manusia. Ia akan menangkap
of the process, from the sprawling of
keindahan visual tumbuh kembang bakteri
bacteria to the arrival of decomposers on
dan makhluk pengurai lain dalam skala
the decomposing human body, and then
mikroskopik, lalu menyiarkannya secara
live stream it to the exhibition space.
langsung ke ruang pamer. The video live streaming is placed beside Live streaming video ini berdampingan
an installation of oyster mushroom that
dengan instalasi jamur tiram yang
will keep on growing and dying during the
akan terus tumbuh dan mati selama
exhibition. This installation aims to show
pameran berlangsung. Instalasi ini ingin
how decomposition works, without the
menunjukan kerja makhluk pengurai,
help of a microscope.
tanpa bantuan mikroskop. Tepu realized that since he’ll be dealing Tepu sadar, ini adalah proyek yang sulit dan
with a body, it is a risky and difficult
riskan, secara teknis maupun etis, sehingga
project technically and ethically, and what
apa yang akan tampil di ruang pamer tidak
to expect on the exhibition space is still
bisa ditebak.
unpredictable.
OK. Pangan 2017
Syaiful “Tepu” Garibaldi (1985, Jakarta) adalah lulusan Seni Grafis ITB pada tahun 2010. Sejak tujuh tahun lalu, Tepu mulai tertarik kepada decomposer atau makhluk pengurai. Belakangan, karya Tepu sering bermain dengan decomposer seperti bakteri, cacing, atau jamur. Tepu juga bereksperimen dengan bakteria untuk membuat alfabet “Bahasa Terhah”— bahasa ciptaannya sendiri—dan menciptakan aksen bahasa tersebut dengan medium spora yang jatuh dari payung jamur. Tepu mendapat penghargaan Tokoh Seni Pilihan Tempo di 2016, serta Young Artist Award pada ArtJog #10 di 2017. Sita Rose Nandiasa menempuh pendidikan Profesi Kedokteran Gigi di Universitas Indonesia pada tahun 2007, kemudian melanjutkan pendidikan Magister Kedokteran Gigi Forensik di Universitas Indonesia pada tahun 2013. Sita pernah mengikuti seminar dan kegiatan bertema forensik, termasuk operasi DVI AirAsia QZ8501 tahun 2015. Ia juga anggota Asia Pacific Forensic Odontologists (APFO). Rumah Sakit Melinda (2004, Indonesia) berlokasi di Bandung, Jawa Barat, Indonesia. Mereka dilengkapi dengan fasilitas dan layanan berstandar internasional, serta menghadirkan suasana dengan sentuhan seni.
Syaiful “Tepu” Garibaldi (1985, Jakarta) is a BA graduate from ITB’s Graphic Design major in 2010. For seven years now, Tepu has shown interest in decomposers or the critters that decompose dead organic matters. Recently, Tepu also experimented with bacteria to create the “Terhah Language” alphabet, a language he created, by using spores falling from mushrooms. Tepu received the Tempo Figure of the Arts in 2016, and the Young Artist Award in ArtJog #10 in 2017. Sita Rose Nandiasa (1989, Bogor) graduated from the Dentistry major in University of Indonesia in 2007, then she took her Masters degree in Dental Forensics in the same university, in 2013. Sita has participated in forensics seminars and activities, including the Disaster Victim Identification of the AirAsia QZ8501 crash in 2015. She is also a member of the Asia Pacific Forensic Odontologists. Rumah Sakit Melinda (2004, Indonesia) Melinda Hospital is located in Bandung, West Java, Indonesia. It is equipped with international standard facilities and services, and presents artistic touches in its ambiance.
91
FOREST LAW Pameran & Pertunjukan exhibition & Performance
Ursula Biemann & Paulo Tavares
92
2014 Instalasi video dua kanal, video, peta, cetakan 38 menit 2014 Two-channel video installation, found videos, map, publication 38 minutes
Proyek ini berasal dari riset yang
The project draws from research carried
dilakukan di daerah industri minyak dan
out in the oil-and-mining frontier in the
pertambangan di sisi Ekuador dari Sungai
Ecuadorian Amazon— one of the most
Amazon, salah satu daerah yang kaya akan
biodiverse and mineral-rich regions on
keanekaragaman hayati dan cadangan
Earth, currently under pressure from
mineral di Bumi, namun saat ini sedang
the dramatic expansion of large-scale
dalam tekanan besar dari upaya ekstraktif
extraction activities. At the heart of Forest
banyak pihak. Jantung dari karya Forest
Law is a series of landmark legal cases
Law ini adalah serangkaian tuntutan
that bring the forest to court and plead
hukum yang telah diajukan ke pengadilan
for the rights of nature. One particularly
untuk membela hak-hak alam. Salah satu
paradigmatic trial that has recently been
contoh pengadilan berdasarkan paradigma
won by the indigenous people of Sarayuku
hubungan kosmologis suku setempat
based on their cosmology of the living
dengan alam telah dimenangkan oleh suku
forest. Similar cases rampant in islands
Sarayuku. Sejumlah kasus serupa juga
of Indonesia occur, where the video points
terjadi di pulau-pulau di Indonesia, dan
to the global relationship of violence to
video ini menunjukkan hubungan antara
indigenous communities.
kekerasan dengan suku asli. Ursula Biemann (1955, Swiss) adalah seorang seniman, penulis, dan pembuat video asal Zurich. Praktik seni berdasarkan riset olehnya melibatkan pekerjaan lapangan di daerah-daerah terpencil, dimana ia menyelidiki perubahan iklim dan ekologi minyak, es, dan air. Pekerjaan lapangan telah membawanya ke Amazon dan Arktik untuk proyek-proyek seperti Forest Law, Deep Weather, dan Subatlantic yang kesemuanya juga melihat imbas perubahan iklim di Indonesia.
Ursula Biemann (1955, Switzerland) is an artist, a writer, and a video essayist living in Zurich. Her research-oriented artistic practice involves fieldwork in remote locations where she investigates climate change and the ecologies of oil, ice and water. Her field works that brought her to the Amazon and Arctic regions explored in projects such as Forest Law, Deep Weather, and Subatlantic resonates in the impact of climate change in Indonesia.
Paulo Tavares (1980, Brazil) adalah arsitek dan pakar perkotaan, serta profesor budaya visual dan desain landskap di University of Brasilia, serta direktur layanan spasial Autonoma. Menggabungkan desain, kartografi dari media, dan tulisan, ia menilik lebih lanjut hubungan dan konlik antar ruang di perkotaan, wilayah-wilayah, dan ekologinya.
Paulo Tavares (1980, Brazil) is an architect and urbanist, and also a professor of visual cultures and landscape design at the University of BrasĂlia, and the director of the spatial practice Autonoma. Combining design, media-based cartographies, and writing, he investigates the intersections of conflict and space in cities, territories, and ecologies.
OK. Pangan 2017
DRAW A FARM Wapke Feenstra
Masih terus berjalan Koleksi Gambar Ongoing Collection of Drawing
Draw a Farm adalah sebuah koleksi
Draw a Farm is a collection of drawings
gambar bertema pedesaan dan peternakan
made in art-settings, which concentrates
yang dibuat oleh sejumlah seniman,
on the rural and farming knowledge of
pengunjung museum, peserta lokakarya,
artists, museum and workshop visitors,
dan pelajar. Instruksi menggambarnya
and students. The task was, “Draw a
berbunyi, “Gambarkan peternakan, dan
farm for me, and state where it is”. In
sebutkan ia berada di mana.” Selama
the past years, the task has resulted
beberapa tahun belakangan, tugas
in a whole spectrum of farm images.
tersebut telah menghasilkan berbagai
Whereas one drawing might be based on
jenis gambar peternakan. Seseorang
childhood memories, another might make
mungkin menggambar berdasarkan
a political statement. “Draw a Farm” is a
pengalaman masa kecilnya, sementara
part of the Myvillages project “Images of
orang lain mungkin mengekspresikan
Farming”, which observes the evolving
pernyataan politisnya. Draw a Farm adalah
relationship between the rural and the
bagian dari proyek Myvillages berjudul
urban, by looking at different forms of
Images of Farming, yang melihat hubungan
production, pre-conceptions, and power
antara pedesaan dan perkotaan dengan
relationships. OK. Pangan 2017 exhibition
mempertimbangkan berbagai bentuk
shows a selection of these drawings,
produksi, asumsi, dan hubungan kekuasaan.
while also asking the public to add their
Pameran OK. Pangan 2017 menyajikan
own drawings, to see the conflicts in the
gambar-gambar pilihan tersebut, sambil
perception as we create our own internal
meminta pengunjung untuk menambahkan
images of farming.
gambar mereka sendiri. Wapke Feenstra (1959, Belanda) adalah anggota Myvillages, kelompok seniman perempuan dengan latar belakang pedesaan dan peternakan. Selama satu dekade, mereka tinggal di London, Berlin, dan Rotterdam. Namun sebagian besar karya mereka bertempat di pedesaan terpencil. Myvillages percaya bahwa pedesaan bukanlah topik yang aneh, sebab peternakan manajemen air, pembangkitan energi, dan ekstraksi bahan mentah banyak terjadi di sana.
Wapke Feenstra (1959, Netherlands) is a part of Myvillages, a group of three female artists with village and farming roots. For a decade, they have been living in London, Berlin and Rotterdam, but a great deal of their work takes place in remotely situated villages. Myvillages believes that the village cannot be such outlandish topics, as farming, water management, energy generation, and raw material extraction primarily takes place there.
93
94
Pameran & Pertunjukan exhibition & Performance
Simposium
Banyak Jalan Menuju Pangan: Antara Fiksi dan Solusi Many Roads Lead to Food: Between Fiction and Solution 29 July - 5 August 2017
S
T
perspektif mengenai tema festival, secara intens.
platform for intensive exchanges of ideas through
imposium adalah salah satu program Festival Seni Media Indonesia OK. Pangan 2017. Program
ini hadir sebagai wadah berdiskusi serta berbagi
he Indonesian Media Arts Festival OK. Pangan 2017 features a range of symposiums as one
of its main programs. The symposiums serve as a discussions on the festival’s theme—food.
Tidak seperti sebelumnya, sesi-sesi simposium tahun ini diselenggarakan di berbagai lokasi, dengan format
Unlike last year, this year’s symposiums are
yang lebih interaktif dan non-formal, serta menjunjung
scheduled to take place in different locations, with
kolaborasi yang lebih luas.
a more interactive and non-formal format, and put greater emphasis on fostering wider collaboration.
96
I. Latar Belakang
I. Background
Pemenuhan pangan selalu menjadi isu yang rumit.
Meeting the food demand has always been a
Penyebabnya, pertama, karena krisis ekologi dan
complicated task for the nation. This is due to,
tantangan populasi yang terus meningkat. Kedua,
firstly, the ecological crisis and population growth.
karena Indonesia berada di benua Asia, yang
Secondly, Indonesia’s location in Asia, which is home
merupakan tempat tinggal dari 60% populasi dunia.
to around 60% of the world’s population. Thirdly, the
Ketiga, karena isu pangan sangat erat hubungannya
intertwinement of food issue with a host of other
dengan isu lingkungan, budaya, sains, teknologi,
issues, spanning from environment, culture, science
hingga sejarah, sehingga menjadikannya wacana
and technology, to history, complicating the discourse
yang kompleks.
of food.
Untuk mengatasi masalah pemenuhan pangan,
Technology often plays a major role in food fulfillment.
manusia seringkali menggunakan kemajuan
For example, during the Green Revolution under the
teknologi, seperti pada Revolusi Hijau yang
New Order regime, Indonesia utilized technology
dilakukan Indonesia semasa Orde Baru. Dalam
in a wide range of aspects in agriculture, including
gerakan ini, Indonesia memanfaatkan teknologi
irrigation system, fertilization, and pest contol, in order
dalam berbagai aspek pertanian—termasuk sistem
to accelerate crop growth and food production.
irigasi, pemupukan, pengendalian hama, dan sebagainya—untuk mempercepat pertumbuhan dan produksi pangan.
On one hand, Green Revolution’s agricultural methods—such as large-scale monoculture1—was proven to be successful in driving a dramatic
Di satu sisi, Revolusi Hijau dengan segala
increase of food supplies, thus strengthening the
metodenya—seperti monokultur1 dalam skala
nation’s food security and sovereignty. On the other
industri—sukses menaikkan pasokan pangan secara
hand, the policy also brought negative impacts. For
dramatis, sehingga memperkuat ketahanan dan
instance, the intensive use of chemical substances
kedaulatan pangan Indonesia. Tetapi di sisi lain,
and pesticide led to the declining biodiversity and
Monokultur atau penanaman tunggal adalah penanaman satu jenis tanaman dalam suatu urutan musim pada tanah yang sama.
1
1
Monoculture is the cultivation of a single crop in a given area in a sequence of season
OK. Pangan 2017
gerakan ini menimbulkan dampak negatif. Misalnya,
soil fertility. Not to mention the impacts that it had on
keanekaragaman hayati serta kualitas tanah menurun
economic, social, and cutural structures of society.
akibat penggunaan pupuk kimia dan pestisida. Belum lagi dampak terhadap tata kelola ekonomi, sosial,
Another problem stemmed from the differing
hingga budaya masyarakat.
perceptions of “food sovereignty” between farmers and the government. For the farmers, food
Masalah lain ada pada perbedaan pemahaman
sovereignty means they could have the freedom
kedaulatan pangan (Food Sovereignty) antara petani
to select the planting and soil cultivation methods
dengan pemerintah. Bagi para petani, kedaulatan
on their own accord, and also more freedom in
pangan berarti mereka bisa lebih bebas dalam
controlling food distributions. For the government,
menentukan metode tanam, cara mengolah lahan,
however, “food sovereignty” only means that the
serta lebih mandiri dalam mengendalikan distribusi.
country is capable of meeting the nation’s food demand. Adequate domestic food supply—and
Sementara bagi pemerintah, kedaulatan pangan
therefore the absence of need to import food—were
hanya berarti bahwa negara bisa memenuhi pasokan
the government’s indicator of food sovereignty’s
pangan untuk kebutuhan domestik. Bagi pemerintah,
success, but the government remained heedless of
indikator utama keberhasilan kedaulatan pangan
the policy’s negative impacts on both environment
adalah pasokan pangan yang cukup, sehingga
and farmers.
negara tidak perlu mengimpor. Tetapi pemerintah
97
tidak terlalu memedulikan dampak-dampak usaha
As such, the problem of food security goes beyond
pemenuhan pasokan pangan yang mereka lakukan,
keeping the chain of ‘production, distribution, and
baik dampak untuk lingkungan maupun untuk petani.
consumption’ going, because there are strong political aspects attached to it.
Dengan demikian, perihal pangan tidaklah sesederhana menjalankan rantai makanan “produksi – distribusi – konsumsi”, karena ada unsur politik yang kuat di dalamnya.
Simposium
II. Bicara Soal “Solusi”
II. Talking About “Solution”
Ada banyak tantangan dalam menciptakan sistem
There are multiple challenges that we face in
pangan yang bisa memberikan kemaslahatan untuk
establishing a food system that can deliver welfare
semua kalangan masyarakat. Alhasil, dari hulu
to every section of society. Consequently, from top-to-
ke hilir, berbagai pihak—baik pemerintah, swasta,
bottom, various parties—either the government, private
maupun warga—memiliki solusi masing-masing untuk
parties, or the general populance—are advancing their
tantangan-tantangan tersebut.
own solutions to tackle those challenges.
Misalnya, warga kota membuat inisiatif urban farming,
One example for this is the urban farming initiative,
sebagai usaha mereka menjamin ketersediaan
which the society started to secure the availability
pangan dalam skala lingkungan terdekat, meskipun
of adequate food supplies. The effectiveness of this
keefektifitasannya masih dipertanyakan. Sementara
initiative, however, remains questioned.
pemerintah juga menerapkan berbagai kebijakan
98
yang diyakini bisa mencapai ketahanan pangan,
The government also works toward a number of
seperti kebijakan tentang teknologi padi ‘Jarwo
strategies that are believed to be effective in attaining
Super’ serta kebijakan demi mengejar target skala
food security on a national scale, such as increasing the
nasional. Padahal kebijakan-kebijakan tersebut tidak
production of ‘Jarwo Super’ rice. However, such policies
memecahkan masalah-masalah mendasar, seperti
have yet to solve the fundamental problems affecting
masalah ketersediaan lahan pangan atau pemenuhan
food security, for instance, the availability of agricultural
kebutuhan pangan skala lokal/daerah.2
land and adequate food supplies on local levels.2
Sekarang ini, ada banyak alternatif dari pertanian
Today, there are a number of supposedly-sustainable
skala industri yang mengusung keberlanjutan.
alternatives for industrial-level agriculture. However,
Tetapi seberapa utuh prinsip keberlanjutan ini bisa
to what extent can the idea of sustainability be
diterapkan? Lalu apakah prinsip sustanability yang
implemented? And are those alternatives, which
diusung cara-cara alternatif tersebut sudah pasti tidak
suppose to carry the principle of sustainability, assured
akan berdampak kepada kelestarian alam?
to not have negative impacts on nature conservation?
Berdasarkan persoalan pangan yang diilustrasikan di
Looking at the complexity of food security issues spelled
atas, simposium OK. Pangan ingin mengolah wacana
out above, OK. Pangan Symposiums are intrigued to
“solusi”. Apa yang dimaknai sebagai “solusi” dalam
delve on the discourse of ‘solution.’ What is meant by
isu pangan? Untuk siapakah “solusi” ini diterapkan?
‘solution’ in the context of food issues? For whom does
Bagaimana proses sebuah “solusi” dicetuskan dan
the solution is for? How does the solution formulated
diujicoba? Sejauh mana “solusi” alternatif yang pernah
and tested? To what extent can the alternative solutions
dirumuskan dapat diterapkan di wilayah/konteks lain?
be implemented in different areas or contexts?
Simposium OK. Pangan 2017 berupaya menjadi wadah
The purpose of OK. Pangan 2017 Symposiums is to be a
untuk bertukar pengetahuan, praktik baik, serta
meeting ground for an intensive exchange of knowledge,
pembelajaran bagi berbagai pihak, demi membaca
good practices, and learning for all communities. The
wacana “Solusi” dengan lebih kritis, dan menggali
program also aims to read the solution of the issues
“Solusi” yang potensial dengan terbuka.
critically, and seek out more potential solutions.
“Catatan Aliansi untuk Desa Sejahtera,petani Indonesia dalam 2003-2013 “menghilang” 5.07 juta rumah tangga. Ditambah dengan 2,2 juta nelayan tradisional berkurang lahan produksi 110.000 hektar pangan per tahun, atau wilayah tangkap dan pemijahan ikan akibat konversi dan reklamasi.” (http://www.mongabay. co.id/2016/10/28/bagaimana-kedaulatan-pangan-dalam-duatahun-pemerintahan-jokowi-berikut-pandangan-mereka/ )
2
2
The Alliance for Prosperous Villages notes that the number of farmers in Indonesia between 2003—2013 decreased by 5.07 million households. Around 2.2 million traditional fishermen lost productive area of 110,000 ha per year or fishing and spawning grounds due to conversion and reclamation.” (http://www.mongabay. co.id/2016/10/28/bagaimana-kedaulatan-pangan-dalam-dua-tahunpemerintahan-jokowi-berikut-pandangan-mereka/ )
OK. Pangan 2017
III. Tema Sesi Simposium OK. Pangan
III. OK. Pangan Symposium Themes
Urban Farming: Solusi Pangan Perkotaan? Tanggal : 2 Agustus 2017
Urban Farming: Solution to Urban Food Supply Issue?
Waktu
: 13.00 - 15.20
Date
: August 2, 2017
Lokasi
: Gudang Sarinah Ekosistem (Hall B)
Time
: 13.00 — 15.20
Location : Gudang Sarinah Ekosistem (Hall B) Selama ini, warga perkotaan mengandalkan desa sebagai pemasok utama kebutuhan pangan. Namun
Up to this point, urbanites heavily relies on food
belakangan, warga perkotaan mulai berusaha
imports from rural areas. However, they are now
swasembada, misalnya dengan urban farming dan
trying to be more self-sufficient, for instance, by
taman warga (community garden).
practicing urban farming and community garden.
Kemunculan berbagai inisiatif pertanian kota seperti ini
Urban farming were initiated out of different
dilandasi motivasi yang berbeda-beda, dengan bentuk
motivations, take various forms, and operate on
dan skala yang beragam juga. Ada yang melihat urban
different scales. Some people view urban farming
farming sebagai siasat kebutuhan pangan, peluang
as a solution to the urbanites’ immense dependance
bisnis, bahkan bagian dari tata ruang perkotaan.
to rural areas for food supplies. Others see it as a business opportunity, or even as a part of urban
Selain pasokan pangan, permintaan warga perkotaan
spatial planning.
terhadap bahan makanan organik juga meningkat. Kebutuhan tersebut menambah dimensi persoalan
In addition to general food supplies, the demand for
dalam rantai pasokan pangan di perkotaan, karena
organic food among urban people is also growing.
tidak semua warga kota mampu mengakses bahan
This adds up another dimension to the already
makanan organik.
complicated issues surrounding food distribution chain in urban areas, as not all people have access
Apakah urban farming dapat menjawab berbagai
for organic food.
tantangan tersebut? Pendekatan apa saja yang telah diaplikasikan dalam praktik-praktik urban farming?
Can urban farming solve those problems? Which
Bentuk urban farming seperti apa yang paling sesuai,
approaches have been applied in urban farming
khususnya pada konteks Jakarta?
practice? Which urban farming model is the most suitable in Jakarta context?
99
Simposium
Dari Hulu ke Hilir: Eksperimen Model Alternatif dalam Rantai Pangan
From Top to Bottom: Experimenting on Alternative Models in Food Supply Chain
Tanggal : 2 Agustus 2017
Date
: August 2, 2017
Waktu
: 13.00 - 15.20
Time
: 13.00 — 15.20
Lokasi
: Gudang Sarinah Ekosistem (Hall B),
Location : Gudang Sarinah Ekosistem (Hall B)
Dalam rantai pasokan pangan, idealnya, semua pihak
Ideally, in a food chain supply system, all parties gain
diuntungkan. Demi mewujudkan sistem pangan yang
benefit from it. To make this possible, all parties tries
menguntungkan tersebut, berbagai pihak berusaha
to come up with a myriad of solutions to ensure food
menciptakan berbagai macam “solusi” ketahanan dan
security and sovereignty.
kedaulatan pangan. As a result, a wide variety of initiatives that seek to Alhasil, lahirlah berbagai macam inisiatif ketahanan
ensure food security and sovereignty are continuing to
dan kedaulatan pangan dari masyarakat lokal, seperti
emerge in local society, such as Pasar Organik (Organic
misalnya kehadiran Pasar Organik di Yogyakarta,
Market) in Yogyakarta, Pasar Tani (Farmers Market) in
Pasar Tani di Jakarta, serta beragam aplikasi gawai
Jakarta, and various online applications that serve as a
yang menjadi perantara langsung antara produsen
direct channel between producers and consumers.
dengan konsumen. This discussion wants to look at how those Sesi diskusi ini ingin melihat, bagaimana berbagai
experiments and innovations can intervene—
eksperimen dan inovasi tersebut bisa mengintervensi
and possibly lead—the food production system,
sistem atau alur produksi, distribusi, serta konsumsi
distribution, and consumption toward a better
pangan ke arah yang lebih baik, khususnya dalam
direction, particularly in urban context.
konteks perkotaan.
100
OK. Pangan 2017
Tanggal : 29 Juli 2017
Transfer Teknologi atau Bertukar Pengetahuan?
Transfer of Technology or Exchange of Knowledge?
Waktu
: 10.00 – 12.30
Date
: July 29, 2017
Lokasi
: Pusat Perpustakaan dan Penyebaran
Time
: 10.00 — 12.30
Teknologi Pertanian (Auditorium)
Location : Indonesian Center for Agricultural Library
and Technology Dissemination (Auditorium).
Dengan Revolusi Hijau, pemerintah melakukan “transfer ilmu teknologi” kepada petani, demi
During the Green Revolution, Indonesian government
mendorong penggunaan teknologi dalam pertanian.
did ‘technology transfers’ to farmers, to encourage
Sayangnya, usaha edukasi ini dilakukan dengan
them using technology in agriculture. The knowledge-
“satu arah”, dari atas ke bawah. Ketika para peneliti
sharing strategy, however, adopted a one way top-to-
dan praktisi memberikan penyuluhan-penyuluhan
bottom approach. In other words, the researchers and
teknologi kepada petani, mereka belum berkolaborasi
practitioners involved only instructed—but did not
dengan pengetahuan dari para petani, meskipun
collaborated—with the farmers, although the farmers
petani memiliki ilmu empiris yang akan berpengaruh
possessed empirical knowledge that can influence
terhadap penggunaan teknologi tersebut.
the use of agriculture technology.
Pada akhirnya, transfer teknologi pada era tersebut
Eventually, the technology transfer wasn’t too
tidak berjalan terlalu mulus, seiring dengan
succesfull, as only a small number of farmers
rendahnya partisipasi petani dalam mengaplikasikan
participated in applying the technology.3 This experience
teknologi tersebut.
raised awareness among researchers and scientists
3
on the importance of an approach that emphasized on Berdasarkan pengalaman ini, sejumlah peneliti dan
farmers’ collaboration and participation.
ilmuwan mulai menyadari perlunya pendekatan yang mengutamakan pengetahuan dan partisipasi petani.
This discussion aims to talk about how the process of knowledge exchange and development of
Sesi diskusi ini ingin menunjukkan, bagaimana
technological innovation—which are deemed as
proses pertukaran pengetahuan dan pengembangan
‘solutions’—in agricultural industry need to incorporate
inovasi teknologi—yang dianggap sebagai “solusi”—
the encompass both researchers and farmers.
perlu memberdayakan baik pihak peneliti maupun pihak petani.
Another fact is thet we need data to find solutions to any problems, including problems in food security.
Selain itu, ketika kita mencari solusi untuk isu apapun,
We need data for the basis of arguments, the main
kita selalu memerlukan data, tak terkecuali saat
source of information that supports research, and for
mencari solusi untuk sistem pangan. Data diperlukan,
shedding light on certain situations.
di antaranya, sebagai landasan argumen, untuk menggambarkan situasi, dan untuk menunjang riset.
This discussion then questions on how data can be utilized as the ground food system improvement,
Sesi diskusi ini juga mempertanyakan, bagaimana data
and how it is related to the implementation of
bisa digunakan sebagai pijakan dalam memperbaiki
agricultural technology.
sistem pangan, dan bagaimana kaitannya dengan penerapan teknologi.
Pimbert, Michel. 1994. The Need for Another Research Paradigm. (https://www.grain.org/article/entries/511-the-need-for-anotherresearch-paradigm)
3
Pimbert, Michel. 1994. The Need for Another Research Paradigm. (https://www.grain.org/article/entries/511-the-need-foranother-research-paradigm)
3
101
Simposium
Politik Benih : Seragam atau Beragam?
Seed Politics: Uniformity or Diversity?
Tanggal : 29 Juli 2017
Date
: July 29, 2017
Waktu
: 14.00 – 16.30
Time
: 14.00—16.30
Lokasi
: Pusat Perpustakaan dan Penyebaran
Location : Indonesian Center for Agricultural Library
Teknologi Pertanian (Auditorium)
and Technology Dissemination (Auditorium).
Benih adalah komponen dasar dalam produksi pangan.
Seed is the fundamental component of food
Isu benih bisa menyangkut berbagai aspek, dari mulai
production. The issue of seed can be linked to a range
kedaulatan dan ketahanan pangan, tradisi sosial
of other issues, from food security and sovereignty,
budaya, hingga keanekaragaman hayati.
socio-cultural traditions, to biodiversity.
Ada sejumlah isu politis menyangkut benih. Salah
There are several political issues surrounding seed
satunya, dominasi pasokan benih oleh segelintir
provision. One example is seed supplies’ domination
perusahaan multinasional, sehingga petani tidak
by a handful of multinational corporations, which
leluasa dalam menentukan benih serta pupuk yang
narrow down the range of seed and fertilizer options
bisa mereka gunakan. Pasalnya, permintaan tinggi
available to farmers. The increasing demand for
atas pasokan pangan memaksa proses produksi
food supplies has prompted farmers to produce a
untuk menggenjot dan mempercepat hasil panen.
larger quantity of food at a shorter period of time. As
Benih hibrida termodifikasi—atau GMO (Genetically
such, Genetically Modified Organisms (GMO) seeds
Modified Organisms)—keluaran perusahaan
produced by the multinational corporations are
multinasional pun dianggap sebagai solusinya,
deemed as a solution to the growing demand for food
karena bisa lebih cepat dipanen.
supplies, as they can be harvested in a short period of time.
Namun karena ketergantungan terhadap benih GMO
102
keluaran perusahaan multinasional ini, petani jadi
The reliance on GMO seeds, however, give the
kesulitan melestarikan benih varietas lokal yang
farmers difficulties in preserving the local seeds of
beragam.
diverse varieties. Moreover, the increased demand for high-quality organic food could urges the farmers
Selain itu, meningkatnya permintaan atas bahan
to re-implement the organic methods. But how do
makanan organik yang berkualitas bisa mendorong
farmers get around with such increasing demand?
para petani untuk kembali menerapkan metode
And are organic methods aligned with the attempt to
organik. Tetapi bagaimana para petani menyiasati
preserve local seeds of diverse varieties?
permintaan organik? Dan apakah metode organik sejalan dengan pelestarian varietas benih lokal?
It is hoped that this session can map out the seed industries in Indonesia, as well as view at the
Sesi ini diharapkan mampu memetakan industri benih di Indonesia, sekaligus melihat posisi petani dalam pemetaan ini.
farmers’ position on the map.
OK. Pangan 2017
Obrolan Dapur (Pantry Talk)
Pantry Talk
Sesi Outdoor
Outdoor Session
Tanggal : 5 Agustus 2017
Date
: August 5, 2017
Waktu
: 10.00 – 15.00
Time
: 10.00 — 15.00
Lokasi
: Rusun Flamboyan, Jl. Pulo Harapan Indah,
Location : Rusun Flamboyan, Pulo Harapan Indah St
RT. 16 / RW. 10, Cengkareng Barat,
RT.16/RW.10. West Cengkareng,
Cengkareng, Jakarta
Cengkareng, Jakarta
Sesi luar ruangan (outdoor) ini melibatkan
This outdoor session involves Wapke Feenstra, a
seniman Belanda, Wapke Feenstra, yang sudah
Dutch artist who has many experience in working on
lama berpengalaman menggarap karya seni
artworks that revolve around the theme of food. On
bertopik pangan. Dalam kesempatan ini, Feenstra
this occasion, Feenstra throws a lunch gathering with
menyelenggarakan acara makan bersama di kebun
the residents of Flamboyan Flat in Cengkareng, East
komunitas warga rusun Flamboyan, Cengkareng.
Jakarta, at their community garden.
Alih-alih presentasi satu arah konvensional seperti
Unlike other symposiums in which presentations
dalam simposium pada umumnya, sesi ini dibuka
are delivered through one-way communication, this
dengan dialog antar partisipan, tentang hal-hal yang
session is commenced with dialogues between the
tumbuh di dalam dan sekitar kawasan kebun warga.
participants on types of plants that grow in and
Sesi ini tidak hanya akan membahas tentang pangan
around the community garden. This session goes
di area tersebut, tetapi juga kompleksitas produksi
beyond discussing the food production in the area,
pangan lokal dan konsumennya, proses rantai
to include topics such as the complexity of local food
makanan di wilayah perkotaan, serta cara warga
production and its consumers, food chain process in
menyiasati tantangan pangan di perkotaan.
urban areas, and how urban people deal with food problems in cities.
Selain warga rusun Flamboyan, sesi ini juga melibatkan para pengurus kebun warga, dan
Apart from Flamboyan Flat’s residents, the
memanfaatkan bahan-bahan dari kebun tersebut untuk
symposium also invites gardeners the community
diolah lalu disantap bersama.
garden. The symposium is going to be concluded by cooking the plants gathered from the garden and dined it together.
*Sesi ini terbatas untuk 20 peserta
*This session is limited to 20 participants only
103
104
Residensi Virtual Virtual Residency
Program Pendukung supporting program
Program Belajar / Learning Program
“Makanan, Budaya Media, Dan Politik.” “Food, Media Culture, and Politics.” July – November 2017
T
T
tema yang sangat besar, sehingga OK. Video merasa
too broad, so it needs to be broken down into smaller
perlu mengadakan beberapa program, agar bisa
topics then be carried out through several interrelated
memberikan pemahaman mengenai tema tersebut
programs, so the public would acquire holistic and in-
dengan menyeluruh. Salah satu program tersebut
depth understandings of them. One of the said programs
adalah Program Belajar.
in this festival is the Learning Program.
Ada anggapan bahwa pengetahuan berbentuk seperti
To explain about human knowledge simply, we can
jaring laba-laba. Di pusat jaring laba-laba ini, terdapat
use a spider’s web as a metaphor. The center of the
ilmu matematis. Di ruas kedua, terdapat ilmu eksakta/
web is the area of mathematical knowledge, and the
ilmu alam. Di ruas terluar jaring tersebut, terdapat
second layer of the web is the area of natural or exact
pengetahuan umum. Ruas terluar ini dipengaruhi
sciences. Meanwhile, the outer layer of the web is the
oleh berbagai ruas di dalam jaring tersebut, dan kita
area of so-called general knowledge. This outer area
mengenalnya dengan istilah pengetahuan awam.
is influenced by the many segments in the web, and it
ahun ini, Festival Seni Media Indonesia OK. Video mengangkat tema “Pangan” serta berbagai hal
yang berkaitan dengannya. Tema “Pangan” adalah
his year, the Indonesian Media Arts Festival OK. Video 2017 brings up the theme of “Pangan,” or food, and
its related topics. However, the theme “Food” is simply
is also usually known as “common knowledge.” Kebenaran pengetahuan tidak bisa dibuktikan oleh
106
pengetahuan awam. Sebagai contoh, masyarakat
The truths of knowledge cannot be proven by
sering berdiskusi mengenai apa itu bahan pangan
common knowledge. For instance, among the society,
organik, apa itu unsur kimia, dan sebagainya. Lalu
there is an ongoing discussion pertaining to organic
timbul anggapan populer seperti, “Jauhilah makanan
foods, chemical substances, and so on. Subsequently,
yang mengandung unsur kimia”. Anggapan tersebut
popular assumption emerges. For example, “We
tidak masuk akal, karena sebenarnya, tidak ada unsur
should keep away from food containing chemical
di alam semesta ini yang tidak mengandung zat kimia.
substances.” However, such assumption is downright nonsensical, because every existing element in the
Maka pengetahuan awam seringkali keliru dan bersifat
universe contains some chemical substances in it.
desas-desus. Sebagai contoh, masyarakat biasanya tahu, makanan sehat itu apa saja. Tetapi mereka kerap
Therefore, common knowledge oftentimes proves to be
tidak tahu, mengapa makanan tersebut sehat. Dari
incorrect and tainted with rumors. Take for an example;
situ, bisa dilihat bahwa pengetahuan di ruas terdalam
most people know which kinds of food are healthy, but
(ilmu pengetahuan) seolah berjarak dari pengetahuan
only few of them know why they are healthy. Referring
di ruas terluar (pengetahuan umum). Jarak ini perlu
to the spider’s web metaphor, what we can learn that
dijembatani, agar tidak mudah dimanfaatkan oleh
knowledge in the center part of the web (science) is
pihak-pihak berkepentingan.
separated, or is at distance, from the knowledge in the outer segment (general knowledge). This gap should
Karena OK. Video adalah sebuah institusi seni media,
be bridged, so there will not be loopholes that can be
pintu untuk mengkaji persoalan ini tentunya seni
exploited by irresponsible parties.
media. Namun di Indonesia, belum banyak karya seni yang bersinggungan dengan wacana pangan.
OK. Pangan 2017
Program Belajar berupaya menjawab dua hal di atas,
Since OK. Video is a media arts institution, it naturally
yaitu a) menjembatani pengetahuan ruas dalam
uses media arts as an instrument to examine the said
dengan ruas luar (pengetahuan awam), serta b)
issue. However, there are still very few artworks that
mempertebal wacana pangan—sebagai tema festival
focuses on the theme of “food.”
tahun ini—di dalam seni media. The Learning Program attempts to address those two Mengingat luasnya perihal pangan, pembahasan
issues, by a) bridging the center and outer segment of
dalam Program Belajar ini dibatasi dengan kerangka
knowledge (science and common knowledge), and by
tema “Makanan, Budaya Media, dan Politik.” Tema ini
b) putting the discourse of food—which is the theme
dipilih agar selaras dan berkesinambungan dengan
this year’s OK. Video—at the center of attention in the
keseluruhan kuratorial OK. Pangan 2017.
media arts.
Program Belajar OK. Pangan terbagi menjadi tiga
Considering that “food” can be an overwhelmingly
kegiatan—Diskusi, Lokakarya, dan Pemutaran Film.
broad theme, our discussions will be framed within the theme of “Food, Media Culture, and Politics.”
Diskusi bertujuan menjadi wadah utama untuk
The theme is selected and tailored to align with the
menerjemahkan tema “Makanan, Budaya Media, dan
entirety of OK. Pangan 2017’s curation.
Politik”, pemutaran film berupaya melihat pangan dari kacamata sinema, sementara lokakarya ingin
The OK. Pangan Learning Program is divided into
mengeksplorasi berbagai pengetahuan seputar pangan
three main activities—discussions, workshops, and
dari para partisipannya, lalu mengajak publik untuk
film screenings.
mempraktekkan pengetahuan tersebut. The discussion sessions are meant to spell out the theme “Food, Media Culture, and Politics.” The film screening program endeavors to look at “food” from the lens of cinema, whereas the workshops are designed to help us explore the knowledge on “food” and engage the public in putting the knowledge into practice.
107
Program Belajar / Learning Program
Diskusi Discussion Program Pendukung supporting program
July – November 2017
D
T
saling menyajikan dan mendiskusikan berbagai
speakers. The discussion puts forward and reflect on
hal menarik seputar “Makanan, Budaya Media,
issues related to “Food, Media Culture, and Politics,”
dan Politik.” Misalnya, bagaimana antropologi
for instance: how anthropologists view food, how to
memandang makanan, bagaimana cara memasak
cook certain foods, and the studies on instant foods.
iskusi dalam Program Belajar OK. Pangan 2017 ini disajikan dalam bentuk bincang-bincang
santai. Dalam program ini, pembicara dan peserta
he discussion program in OK. Pangan 2017 Learning Program takes the form of a casual
conversation between the participants and the
makanan tertentu, hingga kajian tentang makananmakanan instan.
In every session, practitioners, artists, observers, and experts from an array of fields are invited to the
Di dalam setiap sesi, program Diskusi ini mengundang
discussion on “Food, Media Culture, and Politics”,
praktisi, pemerhati, seniman, serta pakar dari bidang
bringing diverse perspectives to the table. The
yang beragam, namun pembahasannya tetaplah
discussion might be concluded with an agreement,
seputar silang sengkarut makanan, budaya media,
but it might also leave questions to ponder.
serta politik, sesuai latar belakang dan cara pandang masing-masing partisipan. Setiap diskusi bisa jadi
The discussion program is broken down into eight
menghasilkan sebuah kesimpulan bersama, bisa jadi
sessions, commencing on May 2017 and continuing
menyisakan tanda tanya untuk dipikirkan oleh semua
on to November 2017. Up until July 2017, two
hadirin diskusi ini.
sessions have been conducted. The first was “Food in the Glance of Arts,” which explored the
108
Program Diskusi terbagi ke dalam delapan sesi, mulai
relation between arts and food, and the second was
dari Mei 2017 hingga November 2017. Hingga Juli
“Remembering Healthy Four Perfect Five,” which
2017, dua sesi yang sudah terlaksana adalah sesi
discussed food, politics, and the impacts that they
diskusi “Makanan dalam Lirikan Seni” yang membahas
have had on history, anthropology, and media.
keterkaitan seni dengan makanan, serta sesi diskusi “Mengenang Empat Sehat Lima Sempurna” yang
All of the discussion sessions are held at Gedung
membahas makanan, politik dan dampaknya dengan
Sarinah Ekosistem, Jakarta.
perspektif sejarah, antropologi dan media. Setiap pelaksanaan program Diskusi bertempat di Gudang Sarinah Ekosistem, Jakarta.
OK. Pangan 2017
Sesi-Sesi Program Diskusi OK. Pangan 2017 OK. Pangan 2017 Discussion Sessions Makanan dalam Lirikan Seni Rupa
Food from the Glance of Visual Arts
14 Mei 2017, Waktu: 15.00 - 18.00 WIB
May 14, 2017, Time: 15.00 - 18.00 WIBHall A1, Gudang
Hall A1, Gudang Sarinah Ekosistem
Sarinah Ekosistem
Pembicara: Saras Dewi, Leonhard Bartolomeus,
Speakers: Saras Dewi, Leonhard Bartolomeus,
Dirdho Adithyo
Dirdho Adithyo
Moderator: Berto Tukan
Moderator: Berto Tukan
Mengenang “Empat Sehat Lima Sempurna”
Remembering “Healthy Four Perfect Five”
28 Mei 2017, Waktu: 15.00 - 18.00 WIB
May 28, 2017, Time: 15.00 - 18.00 WIB
Hall A1, Gudang Sarinah Ekosistem
Hall A1, Gudang Sarinah Ekosistem
Pembicara: Reza Hilmawan, Gelar Agryano Soemantri,
Speakers: Reza Hilmawan, Gelar Agryano Soemantri,
Bellina Erby
Bellina Erby
Moderator: Marcellina Dwi Kencana Putri
Moderator: Marcellina Dwi Kencana Putri
Artists Talk: Tadasu Takamine, Wapke Fenstra, Ari Sendi
Artists Talk: Tadasu Takamine, Wapke Fenstra, Ari Sendi
23 Juli 2017, Waktu: 13.00 – 15.00 WIB
July 23, 2017, Time: 13.00 - 15.00 WIB
Hall A1, Gudang Sarinah Ekosistem
Hall A1, Gudang Sarinah Ekosistem
Moderator: Renan La-Ruan
Moderator: Renan La-Ruan
Artists Talk: Ales Cermak, Soemantri Gelar,
Artists Talk: Ales Cermak, Soemantri Gelar,
Saleh Husain
Saleh Husain
24 Juli 2017, Waktu: 15.00 - 18.00 WIB
July 24, 2017, Time: 15.00 - 18.00 WIB
Hall A1, Gudang Sarinah Ekosistem
Hall A1, Gudang Sarinah Ekosistem
Moderator: Mahardika Yudha
Moderator: Mahardika Yudha
Makanan, Kebertahanan, dan Ekonomi
Food, Survival, and Economy
28 Juli 2017, Waktu: 15.00 – 18.00 WIB
July 28, 2017, Time: 15.00 – 18.00 WIB
Tempat: Hall A1, Gudang Sarinah Ekosistem
Hall A1, Gudang Sarinah Ekosistem
Pembicara: The Popoh (@kantinyangkemarin), FORKS
Speakers: The Popoh (@kantinyangkemarin), FORKS
(Purusha Cooperative Research), Renal Rhinoza, Dholy
(Purusha Cooperative Research), Renal Rhinoza,
Husada (Warung Ramah)
Dholy Husada (Warung Ramah)
Moderator: Reza Hilmawan
Moderator: Reza Hilmawan
Open House Open Lab: Performance Dinner dan
Open House Open Lab: Performance Dinner and
Diskusi Bakudapan
Discussion with Bakudapan
28 Juli 2017, Waktu: 19.30 WIB – selesai
July 28, 2017, Time: 19.30 WIB – finish
Open Lab Workspace, Gudang Sarinah Ekosistem
Open Lab Workspace, Gudang Sarinah Ekosistem
Open House Open Lab: Mark Sanchez, Julian Abraham,
Open House Open Lab: Mark Sanchez, Julian
Arne Hendriks, Warung Ramah
Abraham, Arne Hendriks, Warung Ramah
30 Juli 2017, Waktu: 14.00 - 18.00 WIB
July 30, 2017, Time: 14.00 - 18.00 WIB
Open Lab
Open Lab
Moderator: Marcellina Dwi Kencana Putri
Moderator: Marcellina Dwi Kencana Putri
109
Program Pendukung supporting program 110
Open House Open Lab dan Artists Talk: Syaiful ‘Tepu’
Open House Open Lab dan Artists Talk: Syaiful
Garibaldi, Pppooolll, Minerva
‘Tepu’ Garibaldi, Pppooolll, Minerva
6 Agustus 2017, Waktu: 13.00 -15.00 WIB
August 6, 2017, Time: 13.00 - 15.00 WIB
Open Lab
Open Lab
Moderator: Erby Berlina
Moderator: Erby Berlina
#instafood yang Hqq
How to Create the True #instafood
6 Agustus 2017, Waktu: 16.00 – 18.00 WIB
August 6, 2017, Time: 16.00 - 18.00 WIB
Hall A1, Gudang Sarinah Ekosistem
Hall A1, Gudang Sarinah Ekosistem
Pembicara: Anton Ismael, Hestu Prahara
Speakers: Anton Ismael, Hestu Prahara
Moderator: Nastasya Abigail
Moderator: Nastasya Abigail
Memasyarakatkan Molecular Gastronomy
Socializing Molecular Gastronomy
16 September 2017, Waktu: 15.00 - 18.00 WIB
September 16, 2017, Time: 15.00 - 18.00 WIB
Hall A1, Gudang Sarinah Ekosistem
Hall A1, Gudang Sarinah Ekosistem
Peraga: Renatta Moeloek (koki) (TBC)
Demonstrator: Renatta Moeloek (chef)
Komentator/moderator: Bellina Erby
Commentator/moderator: Bellina Erby
Keangkuhan Penikmat Kopi
The Pretentiousness of Coffee Lovers
14 Oktober 2017, Waktu: 15.00 - 18.00 WIB
October 14, 2017, Time: 15.00 - 18.00 WIB
Hall A1, Gudang Sarinah Ekosistem
Hall A1, Gudang Sarinah Ekosistem
Pembicara: Herdiansyah Suteja (Philocoffee),
Speakers: Herdiansyah Suteja (Philocoffee),
Perwakilan SCAI, Anggara Rizki (One Fifteenth coffee)
Perwakilan SCAI, Anggara Rizki (One Fifteenth coffee)
Moderator: Gesyada Siregar
Moderator: Gesyada Siregar
Fundamentalisme Makanan
Food Fundamentalism
11 November 2017, Waktu: 15.00 - 18.00 WIB
November 11, 2017, Time: 15.00 - 18.00 WIB
Hall A1, Gudang Sarinah Ekosistem
Place: Hall A1, Gudang Sarinah Ekosistem
Pembicara: Donni Herdaru (Animal Defenders
Speakers: Donni Herdaru (Animal Defenders
Indonesia), Davina Veronica (Garda Satwa Indonesia),
Indonesia), Davina Veronica (Garda Satwa Indonesia),
Dede Mulyanto (Antropolog)
Dede Mulyanto (Anthropologist)
Moderator: Reza Hilmawan
Moderator: Reza Hilmawan
OK. Pangan 2017
111
Program Pendukung supporting program
Program Belajar / Learning Program
Lokakarya “Ketahanan Hidup” Workshop Program “Survival” 23 July – 12 August 2017
P
T
karena isu pangan yang paling dasar adalah isu
the most fundamental part of life; humans absolutely
kebutuhan pokok—manusia mutlak membutuhkan
need food in order to survive. Thus, the “Survival”
makanan untuk bertahan hidup. Lokakarya “Ketahanan
workshops try to bring food back to the aforesaid
Hidup” ini berupaya mengembalikan masalah pangan
basic level—as a survival tool.
rogram Lokakarya dalam Festival Seni Media Indonesia OK. Video 2017 mengangkat tema
“Ketahanan Hidup” atau “Survival.” Tema ini diangkat
he workshop program in the Indonesian Media Arts Festival OK. Pangan 2017 carries the theme
of “Survival”. The theme was chosen because food is
ke tingkat paling dasar tersebut. With the “Survival” theme, the workshop program Dengan tema “Ketahanan Hidup”, lokakarya ini
envisions an ideal natural condition, in which
mengandaikan adanya kondisi alamiah (natural state)
everything in the world is necessary or absolute. Such
yang ideal, dimana segala sesuatu di dunia ini hanyalah
natural condition only exists on our mind and cannot
hal-hal yang bersifat niscaya (necessary/mutlak).
materialize in the real world; however, the program
Kondisi alamiah seperti ini hanya terjadi di tingkat
try to reconstruct that particular condition, through a
konseptual—alias tidak bisa terjadi di kehidupan nyata—
series of programs that ultimately help us understand
namun lokakarya ini berupaya merekonstruksi kondisi
things that are absolute or necessary in life.
tersebut melalui serangkaian program, agar kita bisa lebih memahami hal-hal yang niscaya dalam hidup.
In order to do so, the “Survival” workshop program picks up a fictional Apocalypse scenario, where the
112
Skenario yang diadopsi lokakarya “Ketahanan Hidup”
world is abruptly destructed and humans are forced
adalah peristiwa hari kiamat, dimana manusia dipaksa
to live basic lives, where only the most fundamental
untuk kembali ke tataran tataran kebutuhan yang
needs can be fulfilled. On this level, there would not
paling mendasar. Dalam tataran ini, tidak ada smoothie
be meals such as smoothie bowls, ice lattes, and
bowl, kopi susu, frozen yogurt, dan sebagainya, karena
frozen yoghurts, because those are only “possible
hal-hal yang hanya bersifat mungkin (possible) tersebut
things” and are not actually needed for human
sebenarnya tidak diperlukan. Hal-hal tersebut hadir
survival. Such luxurious meals are invented in order
karena tuntutan hasrat saat manusia hidup dalam
to gratify humans’ desire that emerges as we live a
kenyamanan. Padahal, manusia yang bisa bertahan
comfortable life, whereas humans who can survive
lama adalah manusia yang mampu hidup dengan
longer are those who can live on minimal sources.
penunjang minimal.
Although the Apocalypse does not seem to happen anytime soon, we should be able to start living on
Namun meski hari kiamat yang diskenariokan tersebut
minimal support, in order to increase our flexibility
belum tampak, kita tetap harus bisa hidup dengan
and toughness.
hal-hal niscaya, agar dapat bertahan jika kita sampai berada dalam kondisi terjepit.
This program attempts to invite the participants, as well as general public, to look at the fact that a vast
Program ini ingin membuka mata masyarakat
majority of people in parts of Indonesia have—and
umum dan partisipan lokakarya, bahwa kebanyakan
able—to live on minimal sources. The program also
penduduk Indonesia hidup sekenanya, dengan
wants to widen people’s knowledge on how to survive
hal-hal niscaya. Program ini juga ingin memperluas
by living in a simple manner, by discussing what are
wawasan mengenai cara bertahan hidup paling
absolute or necessary things, and what are possible
sederhana. Hal ini dilakukan dengan mengangkat
things, in the “Survival” scenario. The program does
OK. Pangan 2017
wacana apa saja hal yang niscaya (necessary/
not imply that we should omit the discussions on
mutlak) dan apa saja hal yang mungkin (possible),
how to brew coffee, the world without trash, or urban
dalam skenario “Ketahanan Hidup�. Bukan berarti
farming; it is just that we can postpone them.
wacana-wacana seperti teknik menyeduh kopi, dunia tanpa sampah, atau urban farming harus kita buang.
The workshops are not only focused on food and
Hanya saja, semua itu bisa ditunda.
beverage, but also touch various topics related to them. For example, a workshop on Ethanol distillation
Tidak hanya mencakup hal-hal yang menyangkut
to make it a fuel, instead of a drink.
makanan dan minuman, program lokakarya ini juga mengangkat hal-hal yang terasosiasi dengan pangan. Maka, sebagai contoh, ada lokakarya penyulingan etanol yang bukan untuk diminum, melainkan untuk dijadikan bahan bakar.
113
Program Pendukung supporting program
Program Belajar / Learning Program
Jadwal Program Lokakarya OK. Pangan 2017
OK. Pangan 2017 Workshop Schedules
BAKUDAPAN:
BAKUDAPAN:
Bakudapan adalah sebuah kelompok belajar yang
Bakudapan is a learning community initiated by Elia
dibentuk oleh Elia Nurvista dan Khairunnisa. Mereka
Nurvista and Khairunnisa. They set out to explore
mengupas masalah-masalah pangan beserta wacana
issues related to food and food security, and they
seputarnya, seperti budaya, politik, seni, dan lain
analyze them in broader contexts, such as culture,
sebagainya. Nama “Bakudapan” sendiri tercipta dari
politics, and arts. The name “Bakudapan” comes
permainan kilatan dari sebuah kata dalam bahasa
from a Manadonese word “bakudapa”—meaning “to
Manado, “bakudapa” (bertemu) dengan penambahan
meet”—and the Indonesian suffix “-an.” Therefore,
akhiran “-an.” Maka arti nama “Bakudapan” adalah
Bakudapan means “to meet” while “snacking”.
bertemu sambil mengudap.
During the OK. Pangan 2017 workshop program, Bakudapan share their knowledge to the participants
Dalam program lokakarya OK. Pangan 2017,
about edible wild plants. Bakudapan then invites the
Bakudapan akan mengadakan sebuah penyuluhan
participants to search for edible wild plants around
mengenai tetumbuhan liar yang dapat dimakan.
Gedung Sarinah and cook them according to the
Lokakarya ini bertujuan untuk saling berbagi
recipes they have invented.
pengetahuan mengenai tetumbuhan liar yang ada di sekitar kita. Bakudapan akan mengajak para peserta
The workshop will be carried out by:
untuk mencari tumbuhan liar di sekitar Gudang Sarinah, untuk lalu dimasak sesuai resep-resep yang
Elia Nurvista
telah dikembangkan oleh Bakudapan.
Elia is an artist who is engaged in the issues surrounding food. She is also the initiator of
Lokakarya Bakudapan akan dilaksanakan oleh:
Bakudapan Food Study Group, which she founded along with Khairunnisa back in 2015. Elia is
114
Elia Nurvista
interested to look at ‘food’ from multiple dimensions,
Elia adalah seniman yang banyak bekerja dengan
such as eating as daily acivity, and the political
isu makanan, sekaligus inisiator Bakudapan Food
aspects attached to food.
Study Group yang didirikan pada 2015 bersama Khairunnisa. Elia tertarik kepada isu pangan, mulai
Gloria Mario Virginia
dari aktivitas makan sebagai kegiatan sehari-hari,
A member of Bakudapan Food Study Group, Gloria
hingga dimensi politiknya.
holds a degree from the Department of Anthropology, Gadjah Mada University, Yogyakarta. She is interested
Gloria Mario Virginia
in observing the food culture that is connected with
Anggota Bakudapan Food Study Group ini merupakan
the society’s food consumption. Along with other
lulusan jurusan Antropologi Budaya Universitas
Bakudapan members, Gloria is currently doing
Gadjah Mada, dan memiliki ketertarikan akan budaya
research on food made from wild plants, in the
pangan yang berhubungan dengan pola konsumsi
project Please Eat Wildly.
masyarakatnya. Bersama Bakudapan, Gloria sedang melakukan riset tentang pangan liar, dalam proyek
Luinambi Vesiano
berjudul “Please Eat Wildly”.
A graduate from the Department of Visual Communication Design, Indonesian Institute of Arts,
Luinambi Vesiano
Yogyakarta, Vesiano is largely interested in food made
Lulusan jurusan Desain Komunikasi Visual ISI
from wild plants. He has published a book entitled
Yogyakarta yang akrab dipanggil Ves ini tertarik dengan
OK. Pangan 2017
pangan liar, dan telah menerbitkan buku berjudul
Food Around Us, which tells the many kinds of edible
“Food Around Us” yang berisi berbagai jenis pangan liar
wild plants around us, along with the recipes.
beserta resep-resepnya. Lokakarya: Memulung dan Meramu Tetumbuhan Liar
Workshop: ‘Scavenging’ and Cooking Wild Plants
Dalam lokakarya ini, Bakudapan memandu sebuah
In this workshop, Bakudapan invites the participants
lawatan ke sekeliling Gudang Sarinah Ekosistem
to search for edible wild plants around Gudang
untuk mencari tumbuhan liar. Tumbuh-tumbuhan
Sarinah Ekosistem, which will be cooked at the end of
liar tersebut nantinya akan dimasak di penghujung
the workshop.
lokakarya ini. Tanggal : 23 Juli 2017
Date
: July 23, 2017
Tempat : Gudang Sarinah Ekosistem (pekarangan
Venue
: Gudang Sarinah Ekosistem
Time
: 16.00—19.00 WIB
Pukul
(vacant space behind Hall A3)
belakang Aula A3 dan sekelilingnya) : 16.00 – 19.00
WARUNG RAMAH:
WARUNG RAMAH:
Warung Ramah adalah sebuah melting pot, ruang
Warung Ramah is a melting pot, a meeting ground, as
berbagi, sekaligus laboratorium eksperimen yang
well as an experimental laboratory founded by Agus
berlokasi di Bausasran, Yogyakarta. Warung Ramah
Tri Budiarto (Timbil) and Mohammad Fadhol (Dholy)
yang didirikan oleh Agus Tri Budiarto (Timbil) dan
in Bausasran, Yogyakarta. They sell their self-made
Mohammad Fadhol (Dholy) ini menyajikan minuman
fermented drinks, such as kombucha and kefir. They
fermentasi racikan mereka sendiri, seperti kombucha
have also held workshops on making fermented drinks.
dan kefir, dan beberapa kali melakukan lokakarya minuman-minuman fermentasi tersebut.
Warung Ramah often held knowledge-sharing events for the public, in which they share various know-
Warung Ramah juga sering mengadakan kegiatan
hows—such as how to make yoghurt, or how to write
berbagi ilmu pengetahuan, mulai dari ilmu
Javanese—free of charge.
membuat yoghurt sampai ilmu Aksara Jawa, tanpa pungutan biaya.
Timbil (Agus Tri Budiarto) is an alumnus of Department of Chemical Engineering, University of
Timbil (Agus Tri Budiarto), adalah alumni Teknik Kimia
National Development “Veteran” Yogyakarta, who has
UPN-Veteran yang aktif mendalami permasalahan
been exploring local ecological issues and biopunk
ekologi lokal dan gerakan biopunk sejak 2003.
movement since 2003, whereas Dholy (Mohammad
Sedangkan Dholy (Mohammad Fadhol) mengaku
Fadhol) declares that he is an Acaraki, or a person
sebagai seorang Acaraki, alias tukang meracik jamu.
who creates and mixes traditional jamu drinks from
Selain di Warung Ramah, Timbil dan Dholy juga aktif
herbs. Timbil and Dholy are also active members
di Lifepatch, sebuah komunitas yang menggabungkan
of Lifepatch, a community that incorporates and
bidang seni, sains, serta teknologi.
engages in arts, science, and technology.
115
Program Belajar / Learning Program
Lokakarya Warung Ramah akan dilaksanakan oleh:
Representatives of Warung Ramah to the OK. Pangan
Program Pendukung supporting program
2017 Workshop Program include:
116
Agus Tri Budiarto (Timbil) Sehari-hari, Timbil senang melakukan eksperimen,
Agus Tri Budiarto (Timbil)
mungkin sebagai kelanjutan praktik kuliahnya di Teknik
Timbil enjoys doing experiments on daily basis,
Kimia UPN-Veteran. Sejak 2003, Timbil aktif mendalami
perhaps as a continuation of his studies. He is
permasalahan ekologi lokal dan gerakan biopunk.
engaged in the local ecological issues and biopunk
Ia pernah bereksperimen dalam memperkenalkan
movement since 2003. He now splits his time
burung hantu sebagai predator alamiah tikus, demi
between Warung Ramah and Lifepatch, a community
menghindari penggunaan pestisida berbahaya untuk
that seeks to blend arts, science, and technology.
hama tikus. Timbil juga aktif di inisiatif Lifepatch. Mohammad Fadhol (Dholy Husada) Mohammad Fadhol (Dholy Husada)
Dholy claims to be an herbalist who gains his
Dholy mengaku sebagai seorang peramu tradisional
knowledge through multiple experiments. Apart
yang ilmunya didapat melalui praktik. Selain meramu
from making jamu—or traditional drinks made from
jamu, Dholy juga ahli mencampur minuman alkohol.
herbs—he is also an expertise in mixing alcoholic
Bersama Timbil, ia mendirikan Warung Ramah.
drinks. Along with Timbil, he founded Warung Ramah.
Lokakarya I: Membuat Keranjang Takakura
Workshop I: Making Takakura Basket
Dalam lokakarya ini, Warung Ramah akan membagi
In this workshop, Warung Ramah shows the
cara membuat keranjang Takakura, yang merupakan
participants how to make a Takakura Basket, which
keranjang pembuatan kompos. Kompos tersebut
is used to make compost. The compost produced by
dapat digunakan sebagai pupuk dalam pertanian
Takakura Basket can be employed as a fertilizer for
domestik. Materi ini akan disampaikan oleh Agus Tri
our domestic cultivation. The workshop is led by Agus
Budiarto (Timbil).
Tri Budiarto (Timbil).
Tanggal : 22 Juli 2017
Date
: July 22, 2017
Tempat : Gudang Sarinah
Venue
: Gudang Sarinah Ekosistem
Pukul
Time
: 13.00—16.00 WIB
: 13.00 – 16.00
Lokakarya II: Penyulingan Bahan Bakar Alternatif
Workshop II: Refining Alternative Fuels
Dalam sesi ini, Warung Ramah akan memberikan
In this session, Warung Ramah talks about Ethanol
informasi seputar penyulingan etanol untuk kebutuhan
distillation for alternative energy source. The
bahan bakar. Lokakarya ini akan dipandu oleh Agus Tri
workshop is led by Agus Tri Budiarto (Timbil).
Budiarto (Timbil).
Date
: July 26, 2017
Tanggal : 26 Juli 2017
Venue
: Gudang Sarinah Ekosistem
Tempat : Gudang Sarinah
Time
: 15.00—18.00 WIB
Pukul
: 15.00 – 18.00 WIB
Lokakarya III: Meramu Jamu
Workshop III: Making Herbal Medicine
Dalam sesi ini, Warung Ramah akan memandu
In this session, Warung Ramah shows the
sebuah lokakarya membuat jamu dengan bahan
participants how to make herbal medicine from
tumbuh-tumbuhan dari sekitar Gudang Sarinah
available plants surrounding Gudang Sarinah
Ekosistem. Lokakarya ini akan dipandu Mohammad
Ekosistem. The workshop is led by Mohammad
Fadhol (Dholy Husada).
Fadhol (Dholy Husada).
Tanggal : 30 Juli 2017
Date
: July 30, 2017
Tempat : Gudang Sarinah
Venue
: Gudang Sarinah Ekosistem
Pukul
Time
: 10.00—11.00 WIB
: 10.00 – 11.00
OK. Pangan 2017
117
Program Pendukung supporting program
Program Belajar / Learning Program
Pemutaran Film “Sentral dan Periferal, Internal dan Eksternal” Film Screening “Central and Peripheral, Internal and External” July 6 – August 10, 2017
K
T
Pertama, mengajak audiens festival OK. Pangan
First and foremost, inviting the audience to put ‘pangan’
untuk meletakkan tema “Pangan” sebagai kerangka
or ‘food’ as the contextual framework, allowing audience
kontekstual, demi memaksimalkan peluang eksplorasi
to explore various artistic and aesthetic perspectives
sudut pandang artistik dan estetika mengenai
pertaining to the development of media technology. In
perkembangan teknologi media.
this program’s context, film—and its use of language—
urasi Pemutaran Film dalam Program Belajar OK. Pangan 2017 ini mempunyai tiga perhatian utama.
he film screening program’s curatorial in the OK. Pangan 2017 Learning Program has three main goals:
embodies the said media technology. Dalam konteks program ini, teknologi media tersebut adalah film, termasuk “bahasa”-nya.
The film screening program aims at presenting films that employ diverse “language styles”. This is because
Tujuan Pemutaran Film OK. Pangan 2017 adalah
the development of media technology should also be
menyajikan tontonan dengan “gaya bahasa”
measured by the technology’s “utterance style”. The
yang beragam. Alasannya adalah, signifikansi
development of media technology should translate to
perkembangan teknologi media seharusnya juga
not only being able to present “new forms” in terms
diukur dari “gaya tutur” teknologi tersebut, sebab
of function and physicality, but also being able to give
perkembangan teknologi media bukan berarti hanya
us a new way of understanding an issue.
menampilkan teknologi dalam “bentuk baru” secara 118
fisik dan fungsi, namun juga memberikan cara baru
Secondly, the film screening program’s curatorial
bagi kita untuk memahami suatu isu.
is intended to widen and deepen the audience’s understanding of food, so the public would not see
Kedua, kuratorial program Pemutaran film ini juga
food only as something we put on our mouth, but also
berupaya untuk memperluas pemahaman audiens
as something connected to a much larger contexts,
mengenai pangan, dengan sudut pandang “pangan
such as culture and politics. ‘Pangan’ or ‘food’ can be
bukan hanya persoalan makanan”. Artinya, “pangan”
a keyword to categorize occurrences or concepts that
sebenarnya terkait dengan aneka persoalan yang jauh
are closely associated with how humans socialize
lebih besar daripada sekedar memasukkan makanan
with each other, or with their environment.
ke mulut. Thirdly, the program’s curatorial also supports the “Pangan” bisa menjadi kata kunci untuk
main agenda of Forumsinema—a screening space that
mengkategorisasikan berbagai peristiwa ataupun
lends its venue for OK. Pangan 2017 Film Screening
konsep yang berhubungan erat dengan cara manusia
Program—which is creating an “alternative education
berinteraksi dengan sesamanya atau lingkungannya.
space” and “dialogue space” about film and cinematic culture. Thus, the films curated in this program are
Ketiga, kuratorial ini juga berupaya mendukung
deliberately selected as the subject-matter. It is hoped
agenda utama Forumsinema—venue program
that the films can trigger the audience to discuss the
Pemutaran Film OK. Pangan 2017—dalam
history and development of cinema.
mewujudkan “ruang pendidikan alternatif” dan “ruang dialog” tentang film dan kebudayaan sinema. Maka
Based on the said curatorial, the films in this program
film-film yang dikurasi dalam program ini sengaja
are selected based on their story-telling styles. The
OK. Pangan 2017
dipilih sebagai subject matter. Harapannya, film-film
main attention is, how far the film directors are
ini bisa memicu proses saling berbagi mengenai
able to implement their ‘visual literature’ to enrich
sejarah dan perkembangan sinema.
our vocabulary and articulation. For example, this film screening program selects films from both
Mengacu kepada kurasi di atas, film-film dalam
documentary and fictional genre, to emphasize that
program ini dipilih berdasarkan eksplorasi gaya
aside from presentation format, films are also about
tutur ceritanya. Pokok perhatiannya ialah, sejauh apa
styles of visual language.
wawasan “kesusasteraan visual” sang sutradara— yang diimplementasikan lewat karya filmnya—bisa
In addition, although the selected films in this
memperkaya kosakata dan artikulasi kita. Misalnya,
program do not put the ‘food’ theme at the center of
program Pemutaran Film ini mencampur karya
their narration, they have references to a myriad of
dokumenter dan karya fiksi, untuk menegaskan bahwa
sociopolitical events that become the background of
film adalah persoalan gaya bahasa visual, terlepas dari
issues associated with food, which is in line with OK.
format penceritaannya.
Pangan 2017’s main theme.
Selain itu, sejalan dengan konsep tema OK. Pangan 2017, film-film yang dipilih untuk program ini bukanlah film-film yang meletakkan “makanan” sebagai sentral narasinya, namun film-film yang memiliki referensi terkait peristiwa-peristiwa sosiopolitik yang melatarbelakangi isu “pangan”.
119
Program Pendukung supporting program
Program Belajar / Learning Program
Jadwal Pemutaran Film OK. Pangan 2017
OK. Pangan 2017 Film Screening Schedules
La Terra Trema (atau Bumi Bergolak)
La Terra Trema (“Earth Trembles”)
Luchino Visconti, 1948, Italia, 2 jam 45 menit
Luchino Visconti, 1948, Italy, 2 hours 45 minutes
Sinopsis : Di pedesaan Sisilia, para nelayan hidup
Synopsis: In rural Sicily, fishermen live at the mercy of
prihatin akibat para pedagang dan tengkulak
the greedy wholesalers. One family risks everything to
yang serakah. Sebuah keluarga mempertaruhkan
buy their own boat and operate it independently.
segalanya untuk membeli kapal mereka sendiri dan
Venue
mengoperasikannya secara mandiri.
Date and Time : Thursday, July 6, 2017 at 19.00 WIB
: Forumsinema
Tempat : Forumsinema Waktu
: Kamis, 6 Juli 2017, 19.00 WIB
Luchino Visconti (1906—1976) was an Italian film director. He was one of the first people to advance
Luchino Visconti (1906-1976) adalah sutradara Italia.
Italian neorealism. His famous works include Rocco
Ia termasuk salah satu penggerak awal sinema
and His Brothers (1960), The Leopard (1963), and
neorealisme Italia. Karya-karyanya yang terkenal
Death in Venice (1971).
antara lain Rocco and His Brothers (1960), The Leopard (1963), dan Death in Venice (1971).
120
Riso Amaro (atau Bitter Rice)
Riso Amaro (“Bitter Rice”)
Giuseppe De Santis, 1949, Italia, 1 jam 48 menit
Giuseppe De Santis, 1949, Italy, 1 hour 48 minutes
Sinopsis : Mengisahkan tentang dua kriminal,
Synopsis: Francesca and Walter are two-bit
Francesca dan Walter, yang menyusup ke dalam camp
criminals in Northern Italy. Francesca, in an effort
pertanian di Po Valley, Italia Utara, demi menghindari
to avoid the police, joins a group of women rice
kejaran polisi. Pertemuan mereka dengan Silvana dan
workers in Po Valley, North Italy, where she meets
Marco mengubah orientasi mereka. Hal ini membawa
the voluptuous peasant rice worker, Silvana, and the
mereka masuk ke dalam hubungan dan konflik rumit
soon-to-be-discharged soldier, Marco. Walter follows
yang melibatkan perampokan berencana, kegembiraan
her to the rice fields, and the four characters become
hasil panen, percintaan segitiga, dan pembunuhan.
involved in a complex plot involving robbery, love
Tempat : Forumsinema
triangle, and murder.
Waktu
Venue
: Kamis, 13 Juli 2017, 19.00 WIB
: Forumsinema
Date and Time : Thursday, July 13, 2017 at 19.00 WIB Giuseppe De Santis (1917-1997) adalah sutradara Italia. Ia dikenal sebagai salah satu pembuat film
Giuseppe De Santis (1917–1997) was an Italian film
neorealist paling idealis pada tahun 1940-an dan
director. He was one of the most idealistic neorealist
1950-an. Ia menulis dan menyutradarai film yang
filmmakers of the 1940s and 1950s who wrote and
mengangkat isu-isu reformasi sosial.
directed films punctuated by ardent cries for social reforms.
OK. Pangan 2017
Neak sre (atau The Rice People)
Neak Sre (“The Rice People”)
Rithy Panh, 1994, Kamboja, 2 jam 5 menit
Rithy Panh, 1994, Cambodia, 2 hours 5 minutes
Sinopsis : Situasi kehidupan pasca rezim otoriter di
Synopsis: Life after the fall of the authoritarian
Kamboja memaksa pasangan suami-istri, Om dan
regime in Cambodia was hard and unsettling. This
Po, untuk bertahan dengan kesulitan ekonomi. Usaha
condition forced a couple, Om and Po, to survive
pertanian yang mereka miliki pun mengalami krisis.
amidst the economic downfall. Their agricultural
Om, sang ibu, mengalami gangguan jiwa tatkala
business was on decline, and Om, the mother, was
ditinggal mati suaminya. Si sulung, Sakha, akhirnya
suffering from mental disorder following the death of
menjadi tulang punggung keluarga yang terus
her husband. Sakha, her first child, finally became the
mengusahakan eksistensi lahan pertanian mereka,
family’s breadwinner who relentlessly endeavored to
sembari merawat ibu dan adik-adiknya.
keep their agricultural business going, while taking
Tempat : Forumsinema
care of her mother and siblings.
Waktu
Venue
: Kamis, 20 Juli 2017, 19.00 WIB
: Forumsinema
Date and Time : Thursday, July 20, 2017 at 19.00 WIB Rithy Panh (1964) adalah sutradara Kamboja yang diakui di lingkungan kritikus dan pengamat film
Rithy Panh (1964) is an internationally-acclaimed
tingkat internasional. Karya-karyanya sering kali
Cambodian film director. Most of his works are focused
berfokus pada situasi masyarakat pasca-rezim
on the post-Khmer Rouge conditions in Cambodia.
Khmer Merah di Kamboja.
Food
Food
Gordon Matta-Clark, 1972, Amerika Serikat, 43 menit
Gordon Matta-Clark, 1972, United States, 43 minutes
Sinopsis : Film ini mendokumentasikan sebuah
Synopsis: This film documents a legendary
restoran legendaris di SoHO, New York, bernama FOOD,
restaurant in SoHo, New York, called FOOD. The
yang dikelola oleh sejumlah seniman pada tahun 1971-
restaurant as operated by a group of artists from
1974, sebagai bagian dari proyek seni konseptual.
1971 to 1974 as a part of a conceptual art project.
Seniman-seniman tersebut aadlah Gordon Matta-Clark,
The artists are Gordon Matta-Clark, Carol Goodden,
Carol Goodden, dan Tina Girouard. Restoran ini dikelola
and Tina Girouard. Owned and operated by Caroline
sebagai tempat pertemuan para seniman dan aktor
Goodden, FOOD was designed and built largely by
kebudayaan, serta dijadikan tempat penyelenggaraan
Matta-Clark, who also organized art events and
berbagai acara kebudayaan. Film ini menampilkan
performances there. As a social space, meeting
rekaman aktivitas restoran, mulai dari kegiatan
ground, and ongoing art project for the emergent
berbelanja bahan masakan di pasar, menyiapkan
downtown artists’ community, FOOD was a landmark
hidangan, hingga kegiatan bersih-bersih menjelang
that still resonates in the history and mythology of
restoran tutup. Sebagai proyek di sebuah daerah yang
SoHo in the 1970s.
tengah berkembang kala itu, FOOD masih bergema
Venue
dalam sejarah mitologi SoHO tahun 1970-an.
Date and Time : Thursday, July 27, 2017 at 17.00 WIB
: Forumsinema
Tempat : Forumsinema Waktu
: Kamis, 27 Juli 2017, 17.00 WIB
Gordon Matta-Clark (1943—1978) was an American artist best known for his site-specific artworks he
Gordon Matta-Clark (1943-1978) adalah seniman
made in the 1970s. FOOD was one of his conceptual
Amerika yang terkenal dengan karya-karya seni site-
art projects, run along with Carol Goodden. FOOD has
121
Program Pendukung supporting program
Program Belajar / Learning Program
122
specific-nya pada era ‘70-an. FOOD adalah salah satu
continued to inspire quite a lot of experiments in the
proyek seni konseptualnya bersama Carol Goodden
realm of performance art and public art to this day.
yang hingga kini menginspirasi cukup banyak ragam eksperimen di ranah seni performans dan seni publik.
Asal-Usul Makanan (atau Genèse d’un repas)
The Origin of a Meal (“Genèse d’un repas”)
Luc Moullet, 1979, Prancis, 1 jam 55 menit
Luc Moullet, 1979, France, 1 hour 55 minutes
Sinopsis : Karya dokumenter yang menginvestigasi
Synopsis: This documentary traces the chain of
rantai produksi pangan oleh perusahaan-perusahaan
food production by companies in three continents
di tiga benua (Prancis, Eropa Barat; Senegal, Afrika
(France in Western Europe, Senegal in West Africa,
Barat; dan Ekuador, Amerika Selatan). Moullet
and Ecuador in South America). Moullet analyzes
menganalisa dampak globalisasi dan diskriminasi
the impacts of globalization and race-based
rasial yang terjadi di era masyarakat konsumeristik,
discrimination that take place amid consumerist
sehubungan dengan eksploitasi buruh yang terjadi di
societies, in relation to labor exploitation across the
negara-negara “Dunia Ketiga”. Film ini hadir sebagai
Third World countries. This film maps the geopolitics
esai yang memetakan geopolitik pangan, sekaligus
of food, and also a self-critic of the state, corporation,
otokritik terhadap negara, korporasi, moral publik, juga
public morals, and even Moullet’s profession as a film
terhadap profesi sang sutradara sendiri.
director himself.
Tempat : Forumsinema
Venue
Waktu
Date and time : Thursday, July 27, 19.00 WIB
: Kamis, 27 Juli 2017, 19.00 WIB
: Forumsinema
Luc Moullet (1937) adalah kritikus dan sutradara
Luc Moullet (1937) is a French critic and film director
Prancis, juga anggota gerakan New Wave Prancis.
and is a member of the Nouvelle Vague or French
Meskipun tidak pernah sukses secara komersil,
New Wave. Although he has never reaped significant
karya-karya Moullet dianggap sebagai salah satu
commercial success, his works are deemed as one of
yang terpenting dalam perkembangan sinema
the most important in French and the world cinemas.
Prancis dan dunia.
Dongeng Rangkas (atau Rangkasbitung: A Piece of Tale)
Dongeng Rangkas (“Rangkasbitung: A Piece of Tale”)
Hafiz Rancajale, 2011, Indonesia, 1 jam 15 menit
Hafiz Rancajale, 2011, Indonesia, 1 hour 15 minutes
Sinopsis : Secuil kisah dari Rangkasbitung
Synopsis: This film tells of the lives of two tofu sellers,
yang aktivitas masyarakatnya diwakili oleh
Kiwong and Iron, who live in Rangkasbitung around the
sosok dua penjual tahu; Kiwong dan Iron. Dua
Reformation era (post-19980). Living at the heart of a
tokoh ini merupakan dua pemuda yang hidup di
slowly developing town amid the hustle and bustle of
Rangkasbitung, pada masa pasca-Reformasi 1998. Di
rapid national development, Kiwong and Iron make a
tengah kota yang tumbuh lambat di antara hingar-
living out of selling tofu. Though the future looks bleak
bingar pembangunan pasca-Reformasi ini, Kiwong
and unsettling, the two still believe that one day their
dan Iron hidup sederhana sebagai pedagang tahu,
dreams will come true. Kiwong envisions a better life
namun tetap memegang teguh mimpi-mimpi mereka.
for himself and his family, while Iron discovers that to
Kiwong bermimpi menjadi pemuda yang lebih baik,
him, music is a God-given treasure. He is determined
dan membuat keluarganya juga hidup lebih baik.
to further explore and unleash his potentials through
Sedangkan Iron percaya, musik adalah anugrah
the ‘underground music.’
Tuhan, dan ia ingin terus mengembangkan fantasi
Venue
musiknya di jalur ‘underground’.
Date and time : Thursday, August 3, 2017 at 19.00 WIB
: Forumsinema
OK. Pangan 2017
Tempat : Forumsinema
Hafiz (1971) is an Indonesian artist, actor, and film
Waktu
director. After completing his studies at Jakarta
: Kamis, 3 Agustus 2017, 19.00 WIB
Institute of Arts in 1994, he co-founded Forum Hafiz (1971) adalah seniman, kurator, dan sutradara
Lenteng and Ruangrupa. Hafiz is a prominent figure
Indonesia. Menamatkan studi seninya di Institut
in the development of experimental and documentary
Kesenian Jakarta tahun 1994, ia adalah salah satu
films in Indonesia and Southeast Asia.
pendiri Forum Lenteng dan ruangrupa. Hafiz adalah salah satu figur penting dalam perkembangan sinema dokumenter dan eksperimental di Indonesia dan Asia Tenggara.
Kaki Kôba (atau The Oyster Factory)
Kaki Kôba (“The Oyster Factory”)
Kazuhiro Soda, 2015, Jepang, 2 jam 25 menit
Kazuhiro Soda, 2015, Japan, 2 hours 25 minutes
Sinopsis : “Oyster Factory” (Kaki Kôba) adalah film
Synopsis: “Oyster Factory” (Kaki Kôba) is a
dokumenter yang mengamati dan menggambarkan
documentary film that observes and portrays the
kompleksitas dari pabrik kecil yang memproduksi
complexities of a small oyster processing factory,
tiram, termasuk kehidupan para nelayan dan buruh
including the lives of the factory’s laborers and
pabrik itu. Di Ushimado, Jepang, kekurangan tenaga
fishermen. In the Japanese town of Ushimado, labor
kerja yang diakibatkan oleh krisis kependudukan
shortage is a serious problem due to its population’s
merupakan masalah serius. Secara tradisional, industri
rapid decline. Traditionally, oyster shucking has
tiram telah menjadi industri utama penduduk lokal.
been a job for the local townsmen, but for the last
Namun beberapa tahun belakangan, beberapa pabrik
few years, some of the factories have had to employ
tiram harus mempekerjakan pekerja asing agar
foreigners in order to keep functioning. Hirano’s
industri ini tetap berjalan. Pabrik tiram Hirano tidak
oyster factory has never employed any outsiders, but
pernah mempekerjakan orang luar, namun akhirnya
finally decides to bring in two workers from China.
memutuskan untuk membawa dua pekerja dari Cina.
Will all the employees get along? This documentary
Akankah semua karyawan bisa bergaul? Dokumenter
follows their everyday lives, which is undergoing
ini mengikuti kehidupan keseharian mereka, yang
gradual and inevitable changes, due to globalization
harus menghadapi perubahan bertahap yang tak
and urban depopulation.
terelakkan, akibat globalisasi dan depopulasi kota.
Venue
Tempat : Forumsinema
Date and time : Thursday, August 10, 2017 at 19.00 WIB
Waktu
: Forumsinema
: Kamis, 10 Agustus 2017, 19.00 WIB Kazuhiro Soda (1970) is a Japanese film director
Kazuhiro Soda (1970) adalah sutradara asal Jepang
who is based in New York. He is well known for his
yang berbasis di New York, Amerika. Ia dikenal dengan
observational style in film production. His works
gaya “observasional”-nya dalam memproduksi film.
include Campaign (2007), Mental (2008), Peace (2010),
Karya-karyanya antara lain Campaign (2007), Mental
Theatre 1 and 2 (2012), and Campaign 2 (2013).
(2008), Peace (2010), Theatre 1 and 2 (2012), dan Campaign 2 (2013).
123
Program Pendukung supporting program
Program Belajar / Learning Program
124
BINCANG SENIMAN dan OPEN HOUSE - OPEN LAB ARTIST TALKS and OPEN HOUSE – OPEN LAB July 23 – August 06 2017
P
T
Lab, untuk berbagi pengalaman artistiknya selama
with the audience their experiences working with
ini, terutama karya-karya yang membahas persoalan
Open Lab in Indonesia, or experiences in art world,
pangan, dan atau membagi pengalamannya selama
particularly about the artworks that bring up the
bekerja bersama Open Lab di Indonesia.
theme of food.
rogram Bincang Seniman dan Open House Open Lab mengundang beberapa seniman yang terlibat
di dalam program Pameran, Pertunjukan, dan Open
he Artist Talk and Open House – Open Lab programs are inviting the artists involved in the
exhibitions, performances, and Open Lab to share
Bincang Seniman
Artist Talks
Minggu, 23 Juli 2017, pukul 13.00-15.00 WIB
Sunday, July 23, 2017 at 13:00 – 15:00 WIB
Hall A1, Gudang Sarinah Ekosistem
Hall A1, Gudang Sarinah Ekosistem
Pembicara: Ary Sendy, Tadasu Takamine.
Speakers: Ary Sendy, Tadasu Takamine.
Moderator: Renan Laru-an
Moderator: Renan Laru-an
Senin, 24 Juli 2017, pukul 15.00-18.00 WIB
Monday, July 24, 2017 at 15:00 – 18:00 WIB
Hall A1, Gudang Sarinah Ekosistem
Hall A1, Gudang Sarinah Ekosistem
Pembicara: Ales Cermak, Saleh Husein, Gelar Agryano
Speakers: Ales Cermak, Saleh Husain, Gelar Agryano
Soemantri. Moderator: Mahardika Yudha
Soemantri. Moderator: Mahardika Yudha.
Open House Open Lab
Open House Open Lab
Jumat, 28 Juli 2017, pukul 19.30-selesai WIB
Friday, July 28, 2017 at 19:30 – finished WIB
Ruang Open Lab
Open Lab Room
Performans dan Pembicara: Bakudapan
Performer and speaker: Bakudapan
Minggu, 30 Juli 2017, pukul 14.00-18.00 WIB
Saturday, July 30 at 14:00 – 18:00 WIB
Ruang Open Lab
Open Lab Room
Pembicara: Julian Abraham, Warung Ramah, Arne
Speakers: Julian Abraham, Warung Ramah, Arne
Hendriks, Syaiful ‘Tepu’ Garibaldi.
Hendriks, Syaiful ‘Tepu’ Garibaldi.
Moderator: Marcellina Dwi Kencana Putri
Moderator: Marcellina Dwi Kencana Putri
Minggu, 6 Agustus 2017, pukul 13.00-15.00 WIB
Sunday, August 6, 2017 at 13:00 – 15:00 WIB
Ruang Open Lab
Open Lab Room
Pembicara: Mark Sanchez, Minerva Co-Lab, pppooolll.
Speakers: Mark Sanchez, Minerva, Pppooolll.
Moderator: Bellina Erby
Moderator: Bellina Erby
OK. Pangan 2017
TUR BERSAMA KURATOR TOUR WITH CURATORS August 12-13, 2017
Jumat - Sabtu, 12 - 13 Agustus 2017,
Friday to Saturday, August 12 – 13, 2017
pukul 15.00 - 18.00 WIB
at 15:00 – 18:00 WIB
Hall A4, RURU Gallery, Ruang Open Lab, Kebun
Hall A4, RURU Gallery, Open Lab Room, Kebun
Pancoran
Pancoran
Pembicara: Renan Laru-an & Julia Sarisetiati
Speakers: Renan Laru-an & Julia Sarisetiati
P
T
OK. Pangan OK. Video - Indonesia Media Arts Festival
of OK. Pangan OK. Video - Indonesia Media Arts
2017, Renan Laru-an dan Julia Sarisetiati. Program
Festival 2017, Renan Laru-an, and Julia Sarisetiati.
ini menjadi ruang dialog, baik tentang tema pangan
The program is meant to be a venue for the dialog
di Jakarta, Indonesia, regional, maupuj global,
on food, media arts and other topics that intersect
tentang seni media, dan juga gagasan-gagasan
with the theme of the festival, which are pertinent
lain yang beririsan dengan tema besar festival.
in Jakarta, Indonesia, the region and the world.
Dialog terbuka ini diharapkan akan terjadi interaksi
The open dialog is expected to create space for
langsung antara pengunjung festival, kurator, dan
direct interactions among visitors, curators, and the
penyelenggara festival.
committee of the festival.
rogram Tur Bersama Kurator akan menelusuri gagasan artistik kuratorial yang disajikan dalam
program Open Lab dan Pameran, bersama kurator
he Tour with Curator program explores the art ideas of the curatorial practice presented in Open
Lab and Exhibitions in cooperation with the curators
BIT 1.3 - Jam Session Multimedia Performance BIT 1.3 – Jam Session Multimedia Performance July 29, 2017 Sabtu, 29 Juli 2017, pukul 19:00 WIB-selesai
B
IT - Jam Session Multimedia Performance merupakan program pertunjukan multimedia
yang diselenggarakan oleh OK. Video sejak Februari 2017. Program ini menjadi ruang percobaan untuk
Saturday, July 29, 2017 at 19:00 – finished
B
IT – Jam Session Multimedia Performance is a multimedia performance held by OK. Video;
it has been running since February 2017. This
melakukan eksplorasi dan spekulasi narasi mekanis
program serves as an experimental platform for
dan narasi teknologis terhadap keterbatasan,
the exploration and speculation of mechanical and
kelebihan, atau kemungkinan-kemungkinan lain dari
technological narratives on the limits, advantages,
visual, bunyi, bau, dan bentuk-bentuk lainnya yang
or other possibilities in terms of vision, sound, smell,
dihasilkan oleh sistem komputasi informasi dan
and other forms produced by the computational
komunikasi, pertukaran sistem, maupun kombinasi
system of information and communication, exchange
dari peranti lunak, peranti keras dan peranti periferal
of systems, or the combination of softwares,
dari komputer, teknologi, mesin-mesin, dan manusia.
hardwares, and peripheral devices of computer, technology, machines, and humans.
125
Program Residensi Kurator
G
oethe-Institute menawarkan kesempatan
Evolution, serta Hybrid Layers. Menurut Sabiha, hal
bagi para pelaku seni di Jerman untuk
yang menarik dari pekerjaannya sebagai kurator seni
mewujudkan proyek-proyek di luar Jerman
kontemporer adalah mendapatkan kesempatan untuk
yang berhubungan dengan Goethe-Institute, sekaligus
menunjukkan perkembangan sosial dan politik terkini,
membangun jejaring artistik. Melalui pertukaran
merefleksikannya melalui berbagai kanal dan bentuk,
langsung dengan skena kesenian lokal, rencana
sekaligus membuka perspektif dan pemikiran baru.
dan/atau produksi proyek dapat dikembangkan dan diimplementasikan secara konkret. Program ini juga
Selama masa residensi, Sabiha akan berusaha lebih
akan memperdalam keberlangsungan jejaring dengan
dalam memahami Jakarta, di luar penggambaran
institusi budaya dan seniman, membuka percakapan
media-media barat: sebuah megacity yang semrawut
antar budaya, serta memperkaya wawasan pelaku seni
dan kompleks, atau posisinya sebagai pusat ekonomi,
terpilih serta skena kesenian lokal.
politik, dan pendidikan di Asia Tsenggara. Melalui kontak dan pertukaran langsung dengan para warga
Melalui program ini, kurator Sabiha Keyif terpilih untuk
Jakarta—seniman, musisi, periset dan masyarakat dari
tinggal selama 4-6 minggu di Jakarta, Indonesia mulai
berbagai latar belakang pekerjaan—Sabiha tertarik
pertengahan Oktober 2017, dengan OK. Video sebagai
untuk fokus di bidang budaya, tradisi, globalisasi,
mitra residensi.
arsitektur, teknologi dan infrastruktur baru, serta mengatasi kesenjangan informasi berbasis media dan
Setelah menamatkan pendidikan sejarah seni di Kiel
realita sehari-hari.
dan Braunschweig dan terlibat dalam proyek pameran di Wolfsburg dan New York, Sabiha mulai bekerja untuk
Beragam impresi dan perspektif multidimensional
ZKM (Zentrum fĂźr Kunst und Medientechnologie),
ini akan menjadi basis bagi Sabiha untuk menyusun
Pusat Teknologi Seni dan Media di Karlsruhe di
sebuah presentasi akhir, misalnya pameran, publikasi,
departemen penelitian untuk studi global. Ia mulai
atau presentasi berbasis daring dan mengintegrasikan
menjadi kurator pada tahun 2015. Beberapa pameran
dengan praktik kuratorialnya.
yang pernah ia kurasi adalah aCtIVISm global, Exo-
Festival UK/ID
F
estival UK/ID adalah bagian dari Inggris/ Indonesia 2016-18, sebuah program tiga tahun yang sedang berjalan untuk membangun
hubungan-hubungan baru antara para penggiat kreativitas muda di Inggris dan Indonesia. Festival Inggris/Indonesia pertama ini mempertemukan beberapa pemikiran kreatif terbaik dari anak-anak muda Inggris dan Indonesia. Antara tanggal 18 Oktober sampai 10 Desember 2016, kami mendengar kembang api sonik dan seni pop 8-bit, kami melihat sisi lo-fi hi-tech dan masa depan alternatif dari dunia mode, kami mendengar kisah-kisah kuno yang dikreasikan ulang menjadi kisah versi abad 21, serta perspektif yang berbeda tentang disabilitas. Pada intinya, kerjasama Inggris dan Indonesia bisa menghasilkan hal-hal yang menakjubkan. Dan ini baru permulaannya. Dengan membangun ratusan hubungan baru, kita akan melihat Inggris dan Indonesia bekerja sama lebih erat selama bertahuntahun ke depan.
OK. Pangan 2017
ORGANIZATION Artistic Board
Program
Catalog
Volunteers
ruangrupa
Workshop
Editor in Chief
Adhina Nur Faeratina
Dirdho Adityo
Laila Achmad
Adinda Octavia
Executive Director
Film Screening Curator
Translators
Anggun Yulia
Mahardika Yudha
Manshur Zikri
Yoga Prasetyo Lordason
Barlyant Vici Wijaya
Discussion
Yos Kusuma
Dian Pratiwi Willyarti
Reza Hilmawan
Layout
Emir Kharisma
Zulfikar Arief
Farhan Ramadhan
Managing Director Afra Ramadhan
Symposium Program
Gilang Pebrian
Administrator
Coordinator
Communication
Indira Febriany
Febriati
Afra Ramadhan
Media Relation Officer
Irene Aprillia
Symposium Team
Dita K Raharjo
Database
Renal Rinoza Kasturi
Jasmine Bunga Mahardhika
Samuel Bagas
Dirdho Adityo
Social Media Administrator
Ignatius Hernandi
Gadis Fitriana
Jasmine Khairiah Josephine Constance Ken Ratri Hayuningtyas
Artworks Ayu Dila Martina
Production Manager
Sponsorship Officer
Laras Silfia
Hauritsa
Serrum Studio
Dara Hanafi
Larissa Atmawati
Art Handling Team
Volunteer Coordinator
Ma’arij Gheffiro
Zulfikar Arief
Serrum Studio
Nadine Gabrielle
Marvin Fitzgeorge
Rizki Pasadana
Sinema Kolekan
Lili Pertiwi Desainer
Curators
Electronic Equipment
Julia Sarisetiati
Gelar Agryano Soemantri
Renan Laru-an
Open Lab Program Assistant Curators Leonhard Bartolomeus
Coordinator Raslene
Renal Rinoza Kasturi Marcellina Dwi Kencana Putri Bellina Erby
Learning Program Coordinator Berto Tukan
Performance Program Gema Laksmi Festival Guide Editor Laila Achmad
Manager
Web Programmer and Administrator
Diah Kusumawardani
JJ & Andang Kelana
Maura Mak Hospitality Coordinator
Mercy Cornelia
Aditya Murti
Muthi Ashriyanti Mutiara Choiriyah F
Opening Coordinator
Niskala Utami
Irvin Domi
Pandu Hariyadi Putri Rezekina
Photo and Video Documentation
Rara Manda
Coordinator
Rizky Gaby Audi Vidya
Panji Purnama Putra
Sri Yulianti
Documentation Team
Talitha Assyura
Angga Rekhsa Ramadhan
Taufiq
Ade Priyatna Kusuma
Yosh Hafidh
Farid Burhan Video Performance Sinema Pinggiran
Restika Nurdelia
131
MENGENAI OK.VIDEO Getting To Know OK. Video
O
O
dimulainya pertama pada tahun 2003, festival
the festival has remained intact since its birth in
ini bertujuan untuk mengamati,, merekam dan
2003, that is, to observe, document, and examine the
mempelajari perkembangan teknologi media, yang
developments of technological culture and media
telah mengubah perspektif dan perilaku masyarakat
that have altered our attitudes and shaped our views
terhadap pandangan sekitarnya mereka. Seiring
of the phenomena in our surroundings. Aside from
dengan festival seni media dua tahunan ini, OK.
this binneal festival, OK. Video is also running several
Video juga menjalankan program lainnya, termasuk;
other programs that include workshops, archives,
produksi, dokumentasi, penelitian, arsip, lokakarya dan
research, as well as the production, documentation,
distribusi karya seni seni media di Indonesia.
and distribution of media artworks in Indonesia.
K. Video - Festival Seni Media Indonesia adalah acara seni media dua tahunan yang dilakukan
oleh OK. Video, sebuah divisi dari ruangrupa. Sejak
K. Video – Indonesian Media Arts Festival is a binneal media art event administered by OK.
Video, a division of ruangrupa. The core purpose of