Arih Merdekasari, Pengaruh Pelatihan Membaca Efektif
PENGARUH PELATIHAN MEMBACA EFEKTIF TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN MEMBACA DAN PEMAHAMAN BACAAN Arih Merdekasari (Staf Pengajar STIT Islamiyah Karya Pembangunan Paron Ngawi) ABSTRACTS; Adolescents’ reading ability is required in academic achievement and socialization. Speed reading and reading comprehension required so that adolescents can gather information to make the right decisions in their life. The fact that adolescent literacy education in secondary schools is still inadequate. Has not shown much effort to fix it so necessary an effective reading training to improve the speed reading and reading comprehension. This study aimed to test whether effective reading training can improve speed reading and reading comprehension. Hipotesis are effective reading training can improve speed reading and reading comprehension. The Selection subject of research at students' academic achievement. Categorized in groups of student achievement are very good, good, average, below average and bad. Training participants were 20 students in the seventh grade SMPN1 Kasreman taken at random technique. Namely, 4 students in each category of academic achievement group. From the analysis of data obtained through the Wilcoxon test Z = -3, 993 with a significance level 0.00 on speed reading scores. While the Wilcoxon test Z = 3, 271 with a significance level of 0.001 on reading comprehension scores. This means that there are significant differences in speed reading and comprehension reading scores before effective reading training and after effective reading training. Based on the results of the study concluded that Effective reading training can improve speed reading and comprehensive reading. Keywords : Effective Reading Training, Speed Reading, Reading Comprehension.
PENDAHULUAN Kemampuan membaca adalah kemampuan dasar yang penting dan harus dimiliki setiap siswa di sekolah. Collins dan Collins (1998) berpendapat membaca merupakan hal mendasar yang diperlukan seseorang agar bisa sukses di sekolah dan kehidupan bermasyarakat yang penuh dengan informasi. Siswa yang memiliki kemampuan membaca yang baik akan lebih mudah dalam proses belajarnya sehingga memperoleh prestasi akademik yang lebih baik. Holloway dalam OECD (2009) menyampaikan
bahwa ketrampilan membaca merupakan pondasi yang
penting untuk berprestasi dalam jenjang sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas. Ketika membaca seseorang akan memiliki waktu untuk merenung, berfikir dan mengembangkan kreativitas berfikir. Bagi seorang siswa sebagai kelompok inteIektual perlu memiliki sikap kritis dan kemampuan analisis dalam upaya menguasai ilmu pengetahuan. Salah satu usaha pembentukan sikap itu adalah
AL MURABBI
Vol. 01 No. 02
Januari-Juni 2015 ISSN 2406-775X
77
Arih Merdekasari, Pengaruh Pelatihan Membaca Efektif
dengan cara banyak membaca. Dengan membaca orang membentuk kemampuan berpikir lewat proses menangkap gagasan atau
informasi, memahami,
mengimajinasikan, mengekspresikan, mengalami pencerahan, dan menjadi kreatif (Rehardini dan Yani, 2013). Hal ini tidak diperoleh secara kebetulan tetapi karena proses belajar. Membaca merupakan kemampuan yang dikuasai secara bertahap dan digunakan untuk mengumpulkan informasi. Lebih lanjut, hasil membaca dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan penting dalam kehidupan. Menurut Schoenbach dkk (1999) membaca adalah sebuah problem solving dengan proses kompleks yang mana pembaca membuat sense dari teks bacaan tidak hanya dari kata atau kalimat tapi juga dari ide, memori, dan pengetahuan. Dari sudut pandang remaja, membaca bisa digunakan sebagai alat konformis dalam pergaulan. Fase ini, remaja memiliki kecenderungan untuk terlihat sama dengan teman sekelompoknya. Apabila ingin masuk dalam sebuah kelompok, remaja akan memanfaatkan kemampuan membacanya untuk menambah pengetahuan yang dibutuhkan sehingga bisa diterima dalam kelompok tersebut. Hal ini sesuai pendapat Santrock (2002) bahwa masa remaja memiliki ciri konformitas yang tinggi terhadap kelompoknya. Banyaknya manfaat membaca membuat para peneliti melakukan berbagai penelitian untuk mengetahui hal efektif yang dapat meningkatkan kemampuan membaca secara nyata melalui pemahaman karakteristik pembaca. Hasil yang diperoleh beberapa penelitian menggambarkan
kemampuan
menikmati kegiatan membaca yang lebih besar pada anak perempuan daripada laki-laki. Selain itu hal yang sama ditunjukkan oleh anak-anak yang berasal dari kalangan status sosial ekonomi yang lebih baik apabila dibandingkan dengan anakanak yang berasal dari keluarga dengan status sosial ekonomi dibawahnya (DFE, 2012). Berdasarkan paparan DFE (2012) anak laki-laki dan anak-anak yang berasal dari keluarga yang memiliki status sosial ekonomi rendah membutuhkan intervensi yang lebih intensif dalam meningkatkan kemampuan membaca, khususnya kemampuan menikmati kegiatan membaca. Lebih detail, Barton dalam Flowers (2007) menyampaikan faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap prestasi
AL MURABBI
Vol. 01 No. 02
Januari-Juni 2015 ISSN 2406-775X
78
Arih Merdekasari, Pengaruh Pelatihan Membaca Efektif
membaca, yaitu; lingkungan pendidikan, penataan sekolah , karakter fisik dan karakteristik emosional siswa. Guru merupakan salah satu pihak yang memiliki peran penting dalam meningkatkan kemampuan membaca siswa. Menurut penelitian Rehardini dan Yani (2013) di SMA Khemala Bhayangkari 1 Surabaya sikap guru PKn yang aktif memberi tugas membaca, mengecek tugas rumah dan membiasakan siswa pergi ke perpustakaan dapat meningkatkan minat membaca siswa. Terdapat banyak usaha dan tindakan dari kalangan akademis untuk membentuk kemampuan membaca yang baik. Diantaranya, dengan menciptakan lingkungan yang mendukung siswa untuk mengembangkan minatnya dalam membaca melalui berbagai fasilitas yang disediakan pihak sekolah atau lembaga yang berkaitan. Misalnya, perpustakaan yang lengkap dalam bentuk buku fisik dan elektronik. Kolaborasi antara guru, pengembangan perangkat lunak, kajian terhadap hasil penelitian tentang membaca dan siswa dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan membaca siswa yang suka menggunakan secara aktif lingkungan multimedianya (Flowers, 2007). Selain itu, kemampuan membaca pada individu berkebutuhan khusus juga diperhatikan.
Program-program
khusus
dan pengembangan media
untuk
meningkatkan kemampuan membaca terus menerus diteliti dengan intensif untuk individu yang mengalami kesulitan membaca atau disleksia, tuna rungu, tuna netra dan autis. Apabila kegiatan membaca sudah disukai, para siswa akan memperoleh banyak hal positif dalam kehidupannya. Clark dan Runbold dalam DFE (2012) menyatakan
bahwa
seseorang
yang
menikmati
kegiatan
membaca
akan
memperoleh pencapaian yang baik dalam membaca dan menulis, menguasai kemampuan memahami bacaan, tata bahasa dan kosakata. Sikap membaca yang positif, kepercayaan diri yang lebih besar sebagai pembaca, memiliki pengetahuan umum, memahami lebih baik budaya diluar budayanya sendiri, pemahaman yang lebih baik terhadap pengambilan keputusan serta pemahaman terhadap hal-hal yang berkaitan dengan sifat alamiah manusia. Dalam mengakses informasi dengan baik, pembaca harus memiliki keterampilan mengumpulkan data dengan jelas, cepat dan benar. Faktanya,
AL MURABBI
Vol. 01 No. 02
Januari-Juni 2015 ISSN 2406-775X
79
Arih Merdekasari, Pengaruh Pelatihan Membaca Efektif
kemampuan membaca siswa kurang sesuai dengan harapan. Menurut Aritonang (2006) hasil penelitian pada siswa kelas VII SMP Kristen 1 BPK PENABUR hanya 25% yang memiliki kemampuan membaca cepat. Berdasarkan wawancara dengan guru SMPN 1 Kasreman kemampuan membaca siswa masih belum memadai. Hal ini dapat dilihat dari kemampuan siswa dalam menyelesaikan tugas memahami bacaan. Selain itu, berdasarkan kondisi siswanya yang berada di daerah pedesaan dan memiliki sumber daya minimal untuk menempuh pendidikan yg lebih tinggi. Diperlukan pembekalan aplikatif agar siswa mampu menyerap informasi yg diterima dg baik dan bisa mnggunakannya untuk informasi dalam pengambilan keputusan yang tepat dalam kehidupannya. Ditegaskan oleh Twist dkk (2006) Deprivasi sosial memiliki hubungan negatif terhadap pencapaian kemampuan membaca anak. Menambahkan bahwa anak-anak yang berada pada status sosio ekonomi rendah menunjukkan minta membaca yang lebih rendah daripada anak-anak yang berada pada status ekonomi yang lebih baik. Terdapat
beberapa
tekhnik
yang
digunakan
untuk
meningkatkan
kemampuan membaca siswa. Kemampuan membaca dengan pemahaman atau reading comprehension dibutuhkan untuk mendapatkan informasi yang berasal dari teks-teks yang terdiri dari berbagai penemuan dan teori baru (Martini, 2008). Selain itu diperlukan kemampuan membaca cepat agar siswa dapat memanfaatkan waktu yang tersedia untuk membaca dengan efektif. Porter dan Hernackie (2003) menyatakan bahwa membaca efektif dapat dilakukan melalui peningkatan kecepatan membaca dan memahami isi bacaan. Gambaran peserta didik di SMPN 1 Kasreman memerlukan suatu pelatihan yang memberikan ketrampilan membaca dengan cepat dan memahami isi bacaan dengan tepat. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Menurut Saughnessy (2006) penelitian eksperimen dilakukan untuk melaksanakan pengujian empiris terhadap hipotesis yang ditarik dalam teori psikologi.
AL MURABBI
Vol. 01 No. 02
Januari-Juni 2015 ISSN 2406-775X
80
Arih Merdekasari, Pengaruh Pelatihan Membaca Efektif
Penelitian bertujuan mengetahui pengaruh pelatihan membaca efektif terhadap peningkatan membaca cepat dan pemahaman isi bacaan. Partisipan penelitian
adalah siswa SMPN 1 Kasreman Ngawi Jawa Timur. Pemilihan
berdasarkan teknik pengambilan sampling random, dengan cara memilih subjek yang memenuhi kualifikasi yang ditentukan oleh peneliti (purposive sampling), yaitu yang berada dikelas tujuh SMPN 1 Kareman yang berada pada kategori sebagai berikut: 1. Prestasi sangat baik (Ranking Pararel) 2. Prestasi Baik (Ranking Kelas sepuluh besar selain ranking pararel) 3. Prestasi Sedang (Rata-rata Kelas) 4. Prestasi Dibawah Rata-rata Kelas. 5. Prestasi Buruk (Ranking 5 besar nilai terendah ). Pemilihan random dilakukan dengan memilih acak, yaitu 4 siswa dalam setiap kategori prestasi akademik sisiwa sehingga terdapat 20 partisipan penelitian eksperimen. Pengukuran menggunakan tes membaca efektif yang merupakan hasil adaptasi berdasarkan tes membaca Bobbi dan Hernacki (2003) yaitu suatu bahan bacaan dengan penilaian 1 point setiap 5 baris bahan bacaan. Tes membaca efektif dalam penelitian ini menggunakan bahan bacaan dengan hitungan nilai 1 point per 5 baris. Tes ini berisi 2 bahan bacaan sebagai berikut: 1. Berang-berang sang ahli pembuat bendungan dalam (Yahya, H, 2003). 2.
Omar dan sang ikan dalam (Yahya, H. 2003). Kecepatan membaca diukur dari banyaknya point yang dikumpulkan dalam
waktu tertentu. Sedangkan pemahaman diukur berdasarkan nilai dari jawaban benar yang diperoleh dari soal evaluasi bahan bacaan. Jenis eksperimen yang digunakan adalah desain eksperimen ulang ( one group pre test-post test design) yang melakukan pengukuran variabel terukur sebelum dan sesudah perlakuan (Kirk, 2009).
AL MURABBI
Vol. 01 No. 02
Januari-Juni 2015 ISSN 2406-775X
81
Arih Merdekasari, Pengaruh Pelatihan Membaca Efektif
Tabel 1. Rancangan eksperimen Pre Perlakuan Post Jenis test test Kelompok Kelompok Y1 X1 Y2 Eksperimen
Keterangan: Y1 : Pengukuran sebelum diberikan perlakuan Y2 : Pengukuran setelah diberikan perlakuan X1 : Pemberian perlakuan pelatihan membaca efektif Modul Pelatihan membaca efektif disusun berdasarkan teori membaca Bobbi dan Hernacki (2003) yang diterapkan dalam 3 aspek berikut ini: 1. Kognitif a. Materi; menggantikan mitos kuno dengan gagasan baru dalam menciptakan ketrampilan baru membaca b. Tujuan; memberikan pengetahuan dalam bidang membaca serta membentuk sikap yang optimis dalam memiliki kemampuan membaca yang efektif 2. Afektif a. Materi; memberi penegasan positif pada kemampuan membaca peserta b. Tujuan; memberi penegasan positif pada kemampuan membaca peserta 3. Perilaku a. Materi; kiat-kiat membaca yang efektif b. Tujuan; memberikan ketrampilan membaca yang efektif. HASIL PENELITIAN 1. Analisa hasil pelatihan membaca efektif berdasarkan nilai mean Data mean menunjukkan peningkatan kecepatan membaca dari sebelum pelatihan dan sesudah pelatihan membaca efektif. Skor kecepatan membaca menunjukkan peningkatan dari 9.4 menjadi 13.7 point.
Tabel 2 Mean skor kecepatan membaca Pretest (3 mnt) 9.4
AL MURABBI
Vol. 01 No. 02
Posttest1 (3 mnt) 13.7
Januari-Juni 2015 ISSN 2406-775X
82
Arih Merdekasari, Pengaruh Pelatihan Membaca Efektif
Kemampuan
memahami
bacaan
mengalami
peningkatan
sesudah
mendapatkan materi pelatihan membaca efektif, yaitu dari 66.67% menjadi 83.33 %.
Tabel 3 Mean skor pemahaman bacaan Materi 1 8.388889 (66.67%)
Materi 2 10.05556 (83.33%)
2. Analisa hasil pelatihan membaca efektif berdasarkan uji wilcoxon Hasil pelatihan dianalisa melalui uji wilcoxon yang diuraikan dalam tabel dibawah ini. Tabel 4. Uji wilcoxon skor kecepatan membaca
Z Asymp. Sig. (2-tailed)
M3Post1 - M3Pre -3.933a .000
Tabel 5. Uji wilcoxon skor pemahaman isi bacaan M3Post1 - M3Pre Z 3.271a Asymp. Sig. (2-tailed) .001
3. Analisa hasil pelatihan membaca efektif berdasarkan evaluasi tertulis Semua peserta menyatakan kemampuannya membaca meningkat. Mereka merasakan bahwa mereka lebih cepat membaca, lebih konsentrasi membaca, lebih memahami isi bacaan, lebih menyenangkan serta berusaha menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Disisi lain, terdapat dua peserta yang merasakan hal
berbeda, salah satu subyek
merasa pemahamannya terhadap bacaan tidak
betambah sedangkan subyek lainnya merasa bahwa kecepatannya membaca tidak bertambah. Hasil
evaluasi
tertulis
menunjukkan
bahwa
keunikan
individu
mempengaruhi hasil pelatihan membaca efektif.
AL MURABBI
Vol. 01 No. 02
Januari-Juni 2015 ISSN 2406-775X
83
Arih Merdekasari, Pengaruh Pelatihan Membaca Efektif
PEMBAHASAN Analisa statistik uji wilcoxon menunjukkan taraf signifikansi sebesar 0.00 yang berarti
terdapat perbedaan signifikan skor kecepatan membaca dan
pemahaman bacaan sebelum diberi pelatihan membaca efektif dan sesudah diberi pelatihan membaca efektif. Pada pelaksanaan training peserta diberikan pengetahuan mengenai hal-hal yang dapat menghambat kemampuan membacanya sehingga membentuk sebuah pemikiran baru (aspek kognitif) mengenai pengetahuan membaca yang benar. Menurut Weir dan Khalifa (2008) proses kognitif dimulai dengan menentukan tujuan membaca sehingga seorang individu dapat memilih model membaca yang tepat untuk tujuannya. Piaget dalam (Makmun:2003) menjelaskan bahwa pada tahap remaja, anak dapat mengembangkan teknik akomodasi yang dimiliki, yaitu mengubah structure cognitif yang dimiliki untuk menghadapi permasalahan yang dihadapi. Selanjutnya, disampaikan oleh Gage dan Barliner dalam (Makmun, 2003), bahwa praktik pendidikan hendaknya dapat memberikan pengalaman baru dan hal-hal yang bersifat konkret untuk bisa mengembangkan fungsi kognitif
bagi
remaja. Dalam pelatihan membaca efektif, anak juga dilatih untuk memiliki ketrampilan dalam taraf psikomotorik melalui intruksi trainer dan taraf perilaku membaca pada tahap evaluasi. Sekaligus pengembangan fungsi afektif pada pengenalan cara membaca yang dirasakan peserta lebih menyenangkan. Hasil yang dicapai dalam training sesuai dengan apa yang diungkapkan Azwar (2005) bahwa korelasi positif antara aspek kognitif dan afektif dapat mengarahkan hal yang senada pada aspek attitude sehingga membentuk kemampuan menunjukkan perilaku yang selaras. Adanya penurunan pada durasi membaca yang lebih panjang pada dua subyek penelitian
menunjukkan, bahwa peserta
mengalami perbedaan
kemampuan adaptasi dalam menggunakan teknik membaca. Hal ini bisa disebabkan oleh kemampuan fisiologi dan motivasi internal peserta training. Kemampuan untuk terus memotivasi diri dan menciptakan minat pada bahan bacaan disertai kemampuan fisiologis yang baik, terutama organ mata akan membentuk kemampuan membaca yang optimal. (Porter dan Hernacki:2003)
AL MURABBI
Vol. 01 No. 02
Januari-Juni 2015 ISSN 2406-775X
84
Arih Merdekasari, Pengaruh Pelatihan Membaca Efektif
KESIMPULAN DAN SARAN Hasil training Membaca Efektif menunjukkan peningkatan membaca cepat dan pemahaman isi bacaan. Adanya perbedaan hasil yang tidak signifikan pada individu peserta dipengaruhi kemampuan fisiologi dan motivasi internal. Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk melakukan penelitian dengan menggunakan kelompok kontrol sehingga mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai pengaruh pelatihan membaca efektif dibandingkan dengan kelompok yang lain. Bagi pihak sekolah diharapkan dapat mengadakan sebuah training lanjutan yang lebih melatih pada tingkat pemahaman dan kecepatan membaca pada bahan bacaan pelajaran
sehingga akan bermanfaat lebih optimal dalam memahami
pelajaran yang diterima para siswa. Selain itu, penggunaan metode didalam kelas secara klasikal bisa digunakan sebagai alternatif untuk membentuk kebiasaan membaca cepat siswa SMPN 1 Kasreman. DAFTAR PUSTAKA Aritonang, K. T. Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Membaca Cepat. Jurnal Penabur No 6/Th V/ 2006. Azwar, S. 2005. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta:Pustaka Pelajar Collins, D dan Collins, A. 1998. Advancing Reading Achievement Becoming Effective Theachers of Reading Theory Collective Study. Serve (www) DFE. 2012. Research Evidence on Reading for Pleasure Education Standard Research Team. Crown. Flowers, L.A. 2007. Reccommendation for Research to Improve Reading Achievement for American Students. Reading Research Quarterly. 42 (3): 424-428. Doi: 10.1598/RRQ.42.3.8 Kirk,R.E. 2009. Experimental Design. In R.Millsap & A. Maydeu-Olivares (Eds). Sage Handbook of quantitative methodes in psychology (pp. 23-45). Thousands Oaks. CA:Sage. Makmun, A. S. 2003. Psikologi Kependidikan. Edisi revisi cetakan ke-6. Bandung: Remaja Rosda Karya. Martini. 2008. Pengembangan Kemampuan Membaca dengan Pemahaman Mahasiswa Jurusan Akuntansi Politekhnik Negeri Padang. Jurnal Akuntansi & Manajemen 3(2):107-118. Mulyati, Y. 2003. Kecepatan Efektif Membaca. Disajikan dalam Diklat Membaca, Menulis dan Apresiasi Sastra Bagi Guru-guru SLTP se-Indonesia, Tanggal 1 s.d 14 Oktober 2003 di PPPG Bahasa Jakarta OECD. 2009. Assesment Framework Key Competencies In Reading, Mathematics And Science Programme For International Student Asesment (PISA). Paris: OECD Publisher AL MURABBI
Vol. 01 No. 02
Januari-Juni 2015 ISSN 2406-775X
85
Arih Merdekasari, Pengaruh Pelatihan Membaca Efektif
Porter, D dan Hernackie, M. 2003. Quantum Learning. Bandung:Kaifa Rehardini, N.F. dan Yani, M.T. 2013. Peran Guru PKN dalam Menumbuhkembangkan Minat Baca Siswa (di SMA Kemala Bhayangkaru I Surabaya). Kajian Moral dan Kewarganegaraan. 1(2):505-517. Saughnessy, J.J., Zechmeister, E. B dan Zeichmeister. J. S. 2006. Metodologi Penelitian Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Santrock, J. W. 2002. Life Span Development Jilid II. Jakarta:Airlangga Scoenbach, R. Greenleaf, C.C. Cziko, C dan Hurwitz, L. 1999. Reading for Understanding: A Guide to Improving Reading in Middle and high School Classrooms. San Fransisco: Jossey-Bass Publisher. Twist, L. Schagen, I dan Hodgson, C. 2006. Readers and Reading National Report for England. Slough: NFER. Wheir, C dan Khalifa, H. (2008) A Cognitive Processing Approach Toward Defining Reading Comprehension. Research Notes Cambridges ESQL. 31:1-36 Yahya, H.2003. Berang-berang Sang Ahli Pembuat Bendungan. Jakarta: PT Global Media Cipta Publishing. Yahya, H.2003. Cerita untuk Anak Cerdas 2. Bagalar:Secil Offset.
AL MURABBI
Vol. 01 No. 02
Januari-Juni 2015 ISSN 2406-775X
86