Kabare Magazine edisi Agustus 2013

Page 1

9 772 087 27 567 1




SOWAN DARI REDAKSI

Warnai Kebhinekaan A Oleh sebab itu,

meragukan nilai-nilai kebudayaan dan peradaban yang dilahirkan bangsa Cina adalah tidak mungkin

da pepatah yang berbunyi, “tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina”. Kenapa Cina dan yang disebut bukan bangsa Barat atau yang lain? Itu karena sejak ribuan tahun lalu, bangsa Cina telah memiliki kebudayaan dan peradaban tinggi. Ilmu pengetahuan dan teknologi bangsa Cina sudah sedemikian maju. Mereka telah menguasai ilmu astronomi, membuat ramuan obat-obatan dan sebagainya. Itu juga yang membuat bangsa Cina mampu mengembara sampai ke pelosok negeri. Peradaban dan budaya Cina memang merupakan salah satu yang tertua di dunia. Dimulai dari tahun 7000 SM dan berkembang pesat di tahun 2000 SM. Oleh sebab itu, meragukan nilai-nilai kebudayaan dan peradaban yang dilahirkan bangsa Cina adalah tidak mungkin. Peradaban Cina memang sudah menyumbang banyak hal bagi kehidupan manusia di penjuru negeri. Bangsa Cina pun terkenal sebagai bangsa kuat. Mereka adalah pejuang rantau paling tangguh dan paling berhasil di dunia. Mereka mampu menyesuaikan diri dengan adat dan budaya masyarakat di tempat rantaunya. Dan secara bersamaan, orang-orang Cina juga mampu menjaga adat dan tradisi budaya leluhurnya sendiri. Selain yang lain, orang-orang Cina pun tak ketinggalan mendarat di bumi Nusantara. Di negeri ini, kepandaian ilmu mereka juga telah memberikan sumbangsih tersendiri sejak awal mereka datang. Seperti ilmu atau teknologi membuat kertas, tinta, serta ilmu cetak-mencetak. Mereka datang membawa “oleh-oleh” kebudayaan mereka, di samping berdagang dan menyebarkan agama Islam yang mereka dapat dari tanah Arab. Kini, bangsa Cina yang telah berabad-abad lalu tinggal dan beranak-cucu di Nusantara, masih lestari dengan kebudayannya. Tak menafikan budaya setempat, mereka yang lantas disebut bangsa Tionghoa sejatinya telah menjadi “satu tubuh” dengan kebudayaan dan peradaban Indonesia. Mereka bukan orang lain, melainkan telah menjadi saudara satu ibu, Nusantara. Kehadirannya menambah warna kebhinekaaan Indonesia. Jadi meski ada perbedaan, namun semuanya adalah satu. Lalu, saling menghormati, mencintai, melindungi, adalah satu kebutuhan jiwa yang harus dipenuhi sebagai saudara.+

Salam dari Baciro

Kunjungi website majalah Kabare di: www.kabaremagzine.com

04

Agustus 2013

Dapatkan e-magz Kabare di: www.wayangforce.com

Majalah Kabare/Kabare Magazine Group: Kabare Magazine Community


PERINTIS: Prof. Dr. H Koesnadi Hardjasoemantri, SH, ML (alm) PENASIHAT: GBPH. H. Prabukusumo, S.Psi KBPH. Prabu Suryodilogo Moetaryanto Poerwoaminoto AO KRT. Sugiharto Soeleman Ir. Paulus Warsono Broto, MM PENANGGUNG JAWAB: KRMT. Indro ‘Kimpling’ Suseno, SH DEWAN DIREKSI: Drg. R Eddy Purjanto KRMT. Indro ‘Kimpling’ Suseno, SH Ir. Danang Wibowo DEWAN REDAKSI: KRMT. Indro ‘Kimpling’ Suseno, SH FA Herru Della Yuanita Agus Yuniarso FOTOGRAFI: Budi Prast Albert Taurino ARTISTIK & PRODUKSI: Sutoto Arif Tedja Mukti PEMASARAN IKLAN: Anis Rohmah Nurjanah (Koordinator) M Farid Imawan KEUANGAN & ADMINISTRASI IKLAN: Lulu Z SIRKULASI & PROMOSI: Tegar Hartoko Sutaryo REDAKTUR ONLINE: Agus Yuniarso PERWAKILAN JABODETABEK Herlan Parisa Bambang Kusubyanto

Model : Ganjar Pranowo dan Siti Atikoh Supriyanti Busana & Aksesoris : Koleksi Pribadi Foto : Alberd Desain : Sutoto

PENERBIT: PT. Kabare Jogja Media Pariwara ALAMAT REDAKSI, IKLAN DAN SIRKULASI: Jl. Pacar 67A, Baciro, Yogyakarta, Telp +62 274 562 887, Faks +62 274 558 072 E-mail: info@kabaremagazine.com, kabareyk@indosat.net.id Website: www.kabaremagazine.com ALAMAT PERWAKILAN JAKARTA: Sovereign Plaza Lantai 12 Jl. TB. Simatupang No. 36, Jakarta 12430 Telp: 021 - 294 00 153. Fax: 021 - 294 00 161

Agustus 2013

05


PASUGATAN

DAFTAR ISI

10 Regol Meski secara stereotip lebih dikenal sebagai “pedagang�, warga peranakan Tionghoa di penjuru Nusantara juga dikenal dengan akar budaya, tradisi serta citarasa seni yang kuat. Budaya peranakan Tionghoa di Indonesia lahir sebagai hasil silang pengaruh antara budaya yang dibawa dari tanah leluhurnya di Negeri Tiongkok, budaya asli pribumi, serta tak lepas dari pengaruh budaya Eropa yang dibawa oleh Belanda sebagai penguasa saat itu. Awalnya, pengaruh terbesar budaya Peranakan ini muncul dalam hal bahasa dan kuliner sebagai produk budaya sehari-hari. Belakangan, pengaruh ini meluas dan menjangkau beragam aspek kehidupan, seperti adat istiadat, kesenian, arsitektur, kerajinan, pengobatan, dan masih banyak lagi.

Kondhang 26 Sosok Rudy Hadisuwarno memang sudah tak asing lagi dengan dunia tata rambut tanah air. Namanya merupakan sebuah ikon tersendiri bagi sebuah jaminan tata rambut yang berkualitas. Salon yang juga mengambil nama dirinya telah menjamur di hampir setiap sudut kota di Indonesia. Dialah sang maestro.

42 Canthing Setelah sepatu dan tas, parfum menjadi kebutuhan primer selanjutnya bagi kaum hawa. Bahkan, karena kini banyak bentuk botol parfum yang cantik, memilikinya pun tak cukup hanya sebuah. Namun, parfum bahkan menjadi koleksi bagi para pencintanya. Parfum kini telah menjadi produk lifestyle yang ditawarkan dengan beragam pilihan. Ada yang dibuat khusus untuk wanita, pria maupun uniseks. Tentunya dengan berbagai macam aroma, merek dan harga yang bervariasi.

Pendopo 70 Kelezatan ikan asap mungkin pernah Anda cicipi. Namun, tahukah Anda di mana pusat pengasapan ikan di Jawa Tengah berada? Kali ini kita berkunjung ke kampung pengasapan ikan yang cukup terkenal di Semarang, yakni Desa Kaliasin. Sama halnya dengan perkampungan nelayan pada umumnya, di sana mata kita akan dimanjakan dengan suasana khas pesisiran. Di sanalah sentra pengasapan ikan berada.

06

Agustus 2013


34 Gebyar Berawal dari munculnya ide yang terinspirasi dari warna-warna abadi, muncullah konsep hitam-putih yang diadaptasi dari simbol yin-yang pada bangsa Cina, dan warna-warna keemasan yang mendominasi hampir setiap elemen dalam budaya bangsa timur khususnya Cina dan India (Golden East). Simbolsimbol ini menjadikan keunikan tersendiri dari karya-karya busana Tedjo Laksono dengan sentuhan modern.

Klangenan 82 Namanya hidangan keluarga raja, dapat dipastikan merupakan sajian yang terbaik, tentu saja istimewa, serta terjaga kebersihan dan pengolahannya. Namun begitu, citarasanya sangat membumi. Dan karena itulah, saat ini ragam kuliner keluarga raja tersebut tidak lagi tersembunyi di balik dinding keraton, namun telah dapat dinikmati pula oleh masyarakat umum. Itulah yang kini direalisasikan oleh pewaris Ndalem Kaneman. Dengan meluncurkan nama Kaneman Heritage Royal Cuisine pada awal Juni lalu, Ndalem Kaneman terbuka bagi siapa saja yang ingin merasakan kekayaan rasa kuliner keluarga Keraton Yogyakarta, teristimewa hidangan-hidangan kegemaran para Sultan Hamengkubuwono (HB).

REGULER 30.PEPANGGIHAN 66. NGADI BUSANA 74.PLESIR 78.PESANGGRAHAN

86. PAGUYUBAN 90. DULU KINI 91. LAKON LAKU 92. GUNEMAN

94. JERON BETENG 102. CAWISAN

Agustus 2013

07


PASURYAN CERITA SAMPUL

Ganjar Pranowo dan Siti Atikoh Supriyanti

Mengabdi untuk Republik

Teks: Della Yuanita; Foto: Albert

S

osok Ganjar Pranowo kini menjadi perbincangan hangat. Sosok muda yang terjun di dunia politik ini beberapa waktu lalu terpilih dalam pemilihan calon gubernur Jawa Tengah. Semasa kecil, pria yang lahir di Karang Anyar, 28 Oktober 1968 ini dikenal sebagai pribadi yang cerdas, aktif berorganisasi dan memiliki rasa percaya diri. Maka tak heran jika kualitas Ganjar sebagai sosok yang cerdas mampu membawanya terpilih menjadi gubernur Jawa Tengah periode 2013-2018. Kepada Kabare, Ganjar mengatakan bahwa tak pernah ada motivasi apapun untuk mencalonkan diri menjadi gubernur, namun dirinya hanya mengikuti penugasan dari partai. Karier politik Ganjar memang semakin moncer manakala dirinya resmi bergabung dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) bersama Megawati Soekarno Putri. Kegigihan dan keberaniannya untuk bersuara menjadikan reputasinya meningkat di kancah politik tanah air. Ganjar yang dulu bersekolah di SD dan SMP Kutoarjo, Jawa Tengah, serta menghabiskan masa SMA di BOPKRI 1 Yogyakarta ini dinilai sebagai politikus yang berprinsip. Penggemar musik rock semacam Dream Theather, Metallica dan Led Zeppelin ini pun dipercaya menduduki jabatan wakil ketua Komisi II untuk urusan 08

Agustus 2013

dalam negeri hingga 2014 nanti, serta menjadi panitia angket pengusutan kasus Bank Century. September 2012, kepercayaan diri ayah dari Muhammad Zinedine Alam Ganjar yang juga aktif menekuni pekerjaan lainnya baik di kantor hukum dan bisnis seperti di PT. Prastawana Karya Samitra dan PT. Inti Semeru Realindo Inti ini, semakin tinggi. Politisi yang ikut merampungkan UndangUndang Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta ini memutuskan maju dalam Pemilihan Gubernur Jawa Tengah dengan dukungan jajaran DPD PDIP Jawa Tengah. “Saya tidak memiliki motivasi apapun untuk maju dalam pemilihan ini, tapi saya diperintah oleh partai di mana saya bernaung yakni Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), untuk maju dalam pemilihan gubernur Jateng. Maka saya pun maju. Jadi anggota partai itu tidak bisa memikirkan dirinya sendiri, tapi dia harus memiliki misi, visi dan ideologi yang sama dengan partai yang menaunginya. Istilahnya, jika dia ditugaskan oleh partai, maka harus berangkat. Tapi jika tidak ditugaskan maka dia tidak boleh menangis,� ujarnya kepada Kabare. Menurut Ganjar, ketika dirinya terpilih, maka kemudian partai membuat surveisurvei apa saja persoalan yang ada di Jawa Tengah. Misalkan, berapa jumlah angka

kemiskinan, pengangguran, infrastruktur apa saja yang harus dibenahi, pendidikan, kesehatan, dan lainnya. Persoalan-persoalan itulah yang harus direspon oleh gubernur terpilih nantinya. Ganjar mengatakan bahwa dirinya dan pasangan wakil gubernur terpilih Heru Sudjatmoko sudah menyiapkan program-program kerja yang akan langsung dilakukan begitu dirinya dilantik. Bahkan Ganjar mengatakan bahwa dirinya sudah berdiskusi dengan DPRD Jawa Tengah untuk mengalokasikan anggaran perubahan untuk perbaikan infrastruktur seperti jalan dan saluran irigasi. Menurutnya, inilah hal yang selama ini diinginkan oleh masyarakat. Maka apabila bisa diprioritaskan pada anggaran perubahan, akan sangat terasa kemjuan atas apa yang menjadi kebutuhan rakyat hari ini. Mengalami perubahan tugas yang semula menjadi ketua Komisi IV DPR RI dan kini terpilih menjadi gubernur, rupanya tak membuat alumnus Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada Yogyakarta ini menjadi kaget. Ganjar mengatakan bahwa sebagai orang Jawa, dirinya banyak menerapkan filosofi Jawa untuk membentengi dirinya dari berbagai godaan. “Dalam kehidupan saya sejak dulu, saya berusaha selalu menerapkan sikap ora gumunan, ojo kagetan, ojo dumeh, itu filosofi Jawa yang saya pegang. Sikap berikutnya


Dalam kehidupan saya sejak dulu, saya berusaha selalu menerapkan sikap ora gumunan, ojo kagetan, ojo dumeh, itu filosofi Jawa yang saya pegang. Sikap berikutnya adalah prihatin.

adalah prihatin. Prihatin menjadi keluarga kami sejak dulu. Jujur saja, keluarga saya dulu hidup prihatin dan kurang berkecukupan. Ayah saya yang seorang ABRI dengan gaji yang tidak seberapa harus menghidupi keenam anaknya. Bahkan, orangtua saya pernah berjualan bensin, nanti saya yang bertugas kulakan. Selain filosofi Jawa tersebut, saya juga sering berpuasa Senin Kamis, meski tak serutin dulu,� ujar ayah tiga anak ini. Ganjar pun mengatakan bahwa ketika mendengar dirinya menang dalam pemilihan gubernur, sang ayah mengatakan kepadanya bahwa itulah sebuah pengabdian, sebuah penugasan negara maka hidupmu untuk republikmu. Sang ibu pun berpesan agar selama menjabat dirinya jangan sampai korupsi. Itulah yang terngiang-ngiang di telinga Ganjar. Baginya, inilah amanah yang tidak perlu dikejar-kejar atau direbutrebut. Intinya, ketika partai menugaskan, maka dirinya harus semaksimal mungkin dengan segala daya upaya menunaikan kewajiban yang bisa dilakukan. Sang istri, Siti Atikoh Supriyanti pun mengaku sangat mendukung karier sang suami. Ganjar bahkan menuturkan bahwa sang istrilah yang kerap kali menjadi pengingat dirinya untuk selalu melakukan halhal yang positif. Ganjar tak mau jika dirinya mengalami kekagetan ketika mendapat amanah memimpin Jawa Tengah. Baginya, kekuatan iman serta dukungan dan nasihat dari keluarga menjadi penyemangat dan pengingatnya untuk menjauhi besarnya godaan yang akan menghadang. + Agustus 2013

09


REGOL KABAR UTAMA

Kisah Lestari

Budaya Peranakan Teks: Agus Yuniarso; Foto: Budi Prast

M

eski secara stereotip lebih dikenal sebagai “pedagang�, warga peranakan Tionghoa di penjuru Nusantara juga dikenal dengan akar budaya, tradisi serta citarasa seni yang kuat. Sebagai produk asimilasi, akulturasi dan proses hibrida yang berlangsung alami selama berabad-abad, budaya peranakan Tionghoa di

10

Agustus 2013


Indonesia lahir sebagai hasil silang pengaruh antara budaya yang dibawa dari tanah leluhurnya di Negeri Tiongkok, budaya asli pribumi, serta tak lepas dari pengaruh budaya Eropa yang dibawa oleh Belanda sebagai penguasa saat itu. Awalnya, pengaruh terbesar budaya Peranakan ini muncul dalam hal bahasa dan kuliner sebagai produk budaya sehari-hari. Belakangan, pengaruh ini meluas dan menjangkau beragam aspek kehidupan, seperti adat istiadat, kesenian, arsitektur, kerajinan, pengobatan, dan masih banyak lagi. Motif batik Nusantara misalnya, berkembang seiring tumbuhnya akulturasi etnis yang ada di sekelilingnya, menjadi ujud interaksi sosial warga pribumi dengan para pendatang, termasuk pendatang Tionghoa. Karenanya, mudahlah dipahami jika perkembangan motif batik di luar tembok keraton bermula dari kota-kota pesisir utara Jawa, seperti Indramayu, Cirebon, Pekalongan, Lasem hingga Tuban. Di sanalah motif batik bernuansa Tionghoa dengan mudah dijumpai. Koleksi dan refleksi perkembangan batik Tionghoa di Nusantara ini tersimpan rapi dan dapat disaksikan di Museum Batik Danar Hadi di Surakarta. Kaum peranakan juga menyentuh sudut-sudut ruang seni dengan bentuk ekspresi budayanya yang bercorak khas. Dunia seni rupa Indonesia mencatat dengan baik nama Lee Man Fong, yang bersama Lim Wasim, asistennya, pernah dipercaya oleh Presiden RI pertama Ir. Soekarno sebagai pelukis istana. Di tahun 2010 lalu, balai lelang Sotheby Hong Kong

berhasil melelang salah satu karyanya berjudul “Bali Life� dengan harga fantastis, sehingga menempatkannya sebagai pelukis dengan karya termahal di Asia Tenggara. Sebut pula nama Sidik W. Martowijdjojo atau Ma Yong Qiang, pelukis yang berhasil meraih penghargaan tertinggi dalam kompetisi seni lukis dan kaligrafi tingkat dunia di Beijing (2001) dan Nanjing (2002), hingga menobatkannya sebagai satu dari 10 budayawan yang dianggap berhasil melakukan pembaruan dalam seni budaya di Cina (2006). Di wilayah seni pertunjukan, sentuhan budaya peranakan pun menunjukkan jejaknya. Kong Hu Cu sebagai salah satu keyakinan yang dianut warga peranakan Tionghoa pada awalnya memang memiliki aspek ritual yang akrab dengan bermacam bentuk perayaan dan pertunjukan. Yang menarik, semuanya itu hadir melalui persinggungan intensif dengan tradisi lokal. Pada tahun 1895, Gam Kam, seorang warga Tionghoa, merintis pertunjukan wayang orang keliling yang berlanjut populer hingga tahun 1960-an. Model pertunjukan ini dipandang sebagai babak baru seni pertunjukan di Indonesia, yang tak hanya membawanya dari balik tembok keraton menuju pesta-pesta rakyat, namun juga memindahkan dari gaya pementasan ala pendopo menjadi realitas panggung modern dalam ukuran zamannya. Sementara di pertengahan paruh awal abad ke-20, rombongan drama keliling dengan naskah drama original juga mulai dipelopori oleh Njoo Cheong Seng, seorang tokoh yang belakangan disebut sebagai salah seorang perintis awal teater modern dan perfilman di Indonesia. Warga peranakan Tionghoa tak hanya piawai “menjual�, namun juga memainkannya sendiri, bahkan menciptakan bentuk-bentuk baru yang digubah dari tradisi lokal. Sebut saja kemunculan Wayang Thithi atau wayang kulit Cina-Jawa di tahun 1920-an dan pernah berjaya sekitar tahun 1925 hingga tahun 1967. Kesenian yang lahir di Yogyakarta ini dikembangkan oleh Gan

Thwan Sing, warga peranakan kelahiran Klaten tahun 1885. Lakon Wayang Thithi ditulis dengan bahasa dan aksara Jawa, ditampilkan dengan bahasa dan karawitan Jawa, namun menampilkan mitos dan legenda dari Negeri Tiongkok. Pergelaran wayang ini biasa dilakukan di klentengklenteng sebagai pelengkap ritual persembahan bagi para dewa atau menjadi hiburan yang diundang khusus dalam acaraacara keluarga. Kini, Wayang Thithi hanya tersisa dua set asli di seluruh dunia. Satu set tersimpan di Museum Sonobudoyo Yogyakarta, dan satu lagi menjadi koleksi Dr. Walter Angst yang bertempat tinggal di Jerman. Hampir semua kegiatan seni budaya bernuansa peranakan surut dengan drastis hingga kemudian mati suri selama masa pemerintahan Orde Baru, dan baru menyeruak kembali di tahun 2000, saat Presiden Abdurrahman Wahid mencabut Inpres Nomor 14 Tahun 1967 tentang Agama, Kepercayaan dan Adat Istiadat Cina yang telah membatasi hampir semua bentuk ekspresi seni budaya bernuansa peranakan Tionghoa selama lebih dari 30 tahun lamanya. Wayang potehi adalah satu dari sekian banyak ikon budaya Tionghoa yang ikut menyertai menggeliatnya kembali ekspresi budaya kaum peranakan di Indonesia, meski belum sepopuler samsi (barongsai), liong (naga) atau seni bela diri wushu yang semakin marak dan menjangkau khalayak yang semakin luas. Yang berbeda dengan era sebelumnya, satu-satunya jenis wayang Nusantara yang berbahasa Indonesia ini, belakangan justru banyak dimainkan oleh orang-orang Jawa, baik para sehu atau dalangnya, maupun para pemain musiknya. Dalam kacamata akulturasi dan toleransi akan keberagaman, hal ini tentu menjadi sesuatu yang membanggakan. Sepanjang sejarahnya, Nusantara memang telah menjadi titik temu beragam unsur budaya yang kemudian saling mempengaruhi dan melahirkan bentukbentuk tradisi baru. Keanekaragaman ini menjadi kekayaan yang harus dijaga agar tetap lestari dalam kehidupan bersama yang penuh harmoni. +

Agustus 2013

11


REGOL KABAR UTAMA

Batik Lasem, Coretan Indah M yang

12

elacak jejak sejarah Pecinan tentu tak bisa melewatkan keberadaan sebuah kota kecamatan di pesisir utara Jawa Tengah. Lasem, inilah kota kecamatan yang menyimpan jejak sejarah kultur peranakan di pesisir pantai utara Jawa. Lasem terletak Teks: Della Yuanita; Foto: Budi Prast sekitar 15 kilometer dari kota Rembang ke arah timur. Lokasi kota ini sangat strategis karena ada di tengah-tengah jalan utama yang pada zaman kolonial Belanda disebut grotepostweg atau jalan raya pos karena menghubungkan Surabaya dan Semarang. Simpul sejarah Lasem bisa dikatakan usianya cukup tua. Hal ini tersirat dalam Serat Badra Santi yang ditulis Mpu Santi Badra tahun 1479 dan diterjemahkan dalam bahasa Jawa oleh Kamzah R. Panji. Disebutkan bahwa pada tahun 1273 Saka atau 1351 Masehi, Lasem telah menjadi tanah perdikan Majapahit. Saat itu, Lasem dipimpin seorang perempuan bernama Dewi Indu yang bergelar Bhre Lasem yang masih terhitung keponakan Raja Hayam Wuruk. Namun versi Kitab Negarakertagama, Bhre Lasem waktu itu merupakan putri

Hampir Punah

Agustus 2013


seorang penguasa bernama Sri Rajasaduhitendudewi, adik perempuan Hayam Wuruk. Arti Bhre adalah gelar untuk penguasa daerah di bawah kekuasaan Majapahit. Pada masa itu, Lasem menjadi kota pelabuhan yang ramai dan memegang peranan penting. Pelabuhannya sendiri terletak di daerah Kiringan, Regol dan Bonang Binangun. Bhre Lasem Duhitendu Dewi kemudian menikah dengan Raja Rajasa Wardhana dari Kerajaan Mataun. Dari pernikahan itu, mereka mempunyai keturunan yakni Pangeran Badrawardhana yang kemudian berputra Pangeran Wijayabadra, lalu Wijayabadra memiliki anak yakni Pangeran Badranala. Sang pangeran kemudian menikah dengan putri asal Campa bernama Bi Nang Ti. Dari perkawinan tersebut lahirlah dua putra bernama Pangeran Wirabraja dan Santibadra. Sepeninggal Badranala, yang menggantikan penguasa daerah Lasem adalah Pangeran Wirabraja. Sementara Pangeran Santibadra pergi ke Majapahit. Ia menyaksikan jatuhnya kota Majapahit ke tangan tentara Kadiri yang

Pada zaman kolonial Belanda, Lasem masih menjadi bagian dari wilayah Mataram yakni pada masa pemerintahan Pakubuwono II (1726-1749)

dipimpin olej Girindrawarddhana Dyah Ranawijaya. Pada masa Kerajaan Mataram Islam, Lasem menjadi wilayah yang disebut sebagai Pasisiran, setelah ditundukkan oleh Sultan Agung antara tahun 1613 hingga 1645. Penguasanya bernama Ngabehi Martananta, bekas penguasa Jepara hingga Pati. Pada zaman kolonial Belanda, Lasem masih menjadi bagian dari wilayah Mataram yakni pada masa pemerintahan Pakubuwono II (1726-1749). Pada waktu itu, terjadi pemberontakan etnis Cina yang meluas hingga wilayah Semarang yang dipimpin oleh Mas Garendi atau yang sering disebut sebagai Sunan Kuning. Sunan Kuning kemudian berhasil menyingkirkan PB II sampai ke Ponorogo. Lasem kemudian dikuasai oleh Ingabehi Anggajaya pada tahun 1749. Dia adalah bupati yang membawahi wilayah Rembang, Juwana, Pati dan Kudus atas bantuan Belanda. Lasem pun kian berkembang sebagai kota pelabuhan yang cukup tenar. Bahkan karena banyaknya orang Cina yang masuk Agustus 2013

13


REGOL KABAR UTAMA dan bermukim ke Lasem, kota ini kemudian disebut sebagai “The Little Beijing Old Town�. Lasem disebut oleh orang Prancis sebagai “Le Petit Chinois� atau Tiongkok Kecil. Sebuah referensi lainnya yakni Carita Lasem, Ki Kamzah 1863, menyebutkan bahwa Kerajaan Lasem pada tahun 1351 hingga 1863 adalah bagian dari wilayah Majapahit yang menjadi sentra peradaban multikultur dan perdagangan internasional. Memang, bayangan masa lalu kota kecil Lasem dengan kultur peranakan dan reputasi perdagangan internasionalnya terungkap bukan saja dari pustaka maupun cerita. Namun, ketika kita memasuki kawasan pecinan di Lasem, kita akan

Batik Lasem merupakan produk hasil akulturasi budaya Cina dan Jawa. Untuk melacak sejarah batik Lasem sangat sulit dilakukan karena ahli-ahli sejarah yang menelaah batik Lasem sangat langka menemukan bahwa jejak sejarah masa lampau itu masih terekam dengan jelas. Memasuki kawasan pecinan, kita dapat melihat rumah-rumah tinggi besar berarsitektur langgam Cina yang dibungkus tembok, menyiratkan kemampuan ekonomi pemiliknya yang sejahtera. Melihat banyaknya etnis Tionghoa yang masuk ke Lasem, produk akulturasi pun mau tak mau hadir di tengah-tengah masyarakat Lasem. Batik, kain yang dilukis dengan canting ini memang menyimpan segudang cerita. Batik Lasem merupakan produk hasil akulturasi budaya Cina dan Jawa. Untuk melacak sejarah batik Lasem sangat sulit dilakukan karena ahli-ahli sejarah yang menelaah batik Lasem sangat 14

Agustus 2013


langka. Salah satu sumber sejarah yang menyebutkan tentang awal mula dilakukan pembatikan di Lasem adalah Serat Badra Santi dari Mpu Santi Badra yang ditulis pada tahun 1479 Masehi dan diterjemahkan oleh U.P. Ramadharma S. Reksowardojo pada tahun 1966. Serat ini

CP-X3030WN | 3200 ANSI Lumens

menyebutkan bahwa pada tahun 1335 Saka (1413 Masehi), salah seorang nakoda dari armada laut Cheng Ho yang bernama Bi Nang Un mendarat bersama istrinya yang bernama Na Li Ni di pantai Regol, Kadipaten Lasem yang sekarang disebut sebagai Pantai Binangun. Bi Nang Un adalah seorang nakoda yang berasal dari Campa (Indocina) yang saat itu menjadi wilayah kekuasaan


REGOL KABAR UTAMA Dinasti Ming. Na Li Ni adalah seorang wanita yang memiliki bakat seni terutama seni tari dan batik. Ketika putri Na Li Ni memulai kehidupannya di Lasem, ia melihat sebagian besar masyarakat Lasem hidup dalam kondisi yang memprihatinkan. Oleh karenanya, Na Li Ni berupaya memperbaiki kehidupan masyarakat Lasem dengan cara mengajarkan seni membatik dan seni tari kepada putra-putrinya serta para gadis di Taman Banjar Mlati Kemadhung. Putri Na Li Ni juga mulai mengembangkan seni batik dengan metode dan motif yang lebih bervariasi, dengan tujuan meningkatkan ekonomi masyarakat Lasem. Dalam perkembangannya, masyarakat Lasem terutama masyarakat keturunan Cina banyak yang menjadi pengusaha batik. Adalah Sigit Witjasksono, salah seorang pengusaha batik Lasem sekaligus tokoh pembauran masyarakat yang hingga di usianya yang sudah senja masih tetap bersemangat menekuni usaha batik tulis Lasem. Di usianya yang ke 84 tahun, Sigit masih terlihat bugar, meski pendengaran

16

Agustus 2013

Batik Lasem pernah mengalami masa kejayaan di abad XIX hingga tahun 1940, sampai-sampai pada tahun 1970an diperkirakan sebagian besar wanita di Lasem berprofesi sebagai pembatik

beliau agak sedikit tergangggu karena faktor usia. Sigit terlahir dengan nama Njo Tjoen Hian yang berarti kebaikan dan kebijaksanaan itu merupakan satu dari segelintir generasi tua peranakan yang masih menetap di Lasem. Awalnya, batik Sekar Kencana yang dimilikinya merupakan warisan usaha dari sang ayah Njo Wat Djiang. Kepada Kabare, Sigit berkisah bahwa andai saja dirinya tak menderita sakit radang selaput otak, kemungkinan besar dirinya tak akan pernah mewarisi usaha sang ayah. Ketika tengah mengerjakan skripsi, Sigit terkena radang selaput otak yang memaksanya harus drop out dari bangku kuliah. Sigit kemudian tergerak untuk melanjutkan usaha sang ayah untuk membesarkan batik Lasem. “Batik Lasem pernah mengalami masa kejayaan di abad XIX hingga tahun 1940. Sampai-sampai pada tahun 1970-an diperkirakan sebagian besar wanita di Lasem berprofesi sebagai pembatik,� ujar Sigit. Sigit menjelaskan motif-motif batik Lasem terlihat cukup rumit. Namun itulah ciri khas dari kain batik yang konservatif


tradisional. Motif khas batik Lasem banyak menampilkan motif flora dan fauna, seperti burung hong, naga, bunga peony, seruni, teratai dan liong. Tambahan oranamen kawung, gunung ringgit, latohan, watu pecah atau watu krecak dan parangan juga menjadi corak khas dari batik Lasem ini. “Batik Lasem memiliki warna-warna dominan merah yang menyerupai darah ayam. Warna merah membuktikan bahwa inilah suatu tanda pertautan akulturasi budaya Jawa dan Tionghoa. Selain itu, warna-warna kuning, biru dan hijau pesisir juga merupakan warna khas dari Batik Lasem. Kombinasi beberapa warna akan menghasilkan keseimbangan (yin - yang), seperti merah yang melambangkan kebahagiaan dan kegembiraan (yang), putih melambangkan kesucian, kesempurnaan (yin). Biru atau hijau melambangkan pertumbuhan, perkembangan (yang), kuning melambangkan kesimbangan (yin dan yang) dan hitam melambangkan kemunduran, kehancuran atau kematian (yin),� paparnya. Menurut pria yang pernah bermain film Ca Bau Kan ini, keunikan dari batik Lasem


REGOL KABAR UTAMA adalah warna merah darah ayam pada batik Lasem atau abang getih pithik. Warna seperti ini konon sulit ditiru dan hanya bisa dibuat oleh para pembatik di Lasem. Awalnya banyak yang tak mengerti mengapa warna merah ini sulit ditiru, namun belakangan Sigit mengetahui apa sebabnya. Menurutnya, ketika itu dirinya dipertemukan dengan seorang profesor asal Jepang yang meneliti kandungan air tanah di Lasem. Rupanya, profesor tersebut menemukan bahwa air tanah di Lasem mengandung senyawa mineral tertentu. Hasilnya adalah warna merah yang cenderung gelap namun cantik. Sigit pun berinovasi dengan membuat kaligrafi tulisan Cina pada batik karyanya, dan batik tersebut mendapat respon yang sangat luar biasa dari para pelanggannya. “Batik Lasem pernah berjaya dan masuk enam besar kota penghasil batik di Indonesia. Bahkan Suriname termasuk pengimpor terbanyak. Dulu ayah saya bisa mengirimkan 500 lembar kain batik setiap bulannya. Saya sekarang semakin tua, jadi bisnis saya sekarang banyak dipegang oleh istri. Semoga nanti di antara keempat anak saya ada yang berminat meneruskan bisnis ini,� paparnya. Melihat potensi bisnis yang luar biasa besar, Sri Winarti, salah seorang pribumi yang sejak kecil membatik akhirnya memberanikan membuat usaha batik Lasem. Sri mengatakan bahwa dirinya membatik sejak usia 5 tahun. Ketika itu sang nenek merupakan pembatik di salah satu pengusaha peranakan di Lasem. Pada akhirnya, Sri pun membuka usaha batik Sumber Rejeki. Usahanya pun maju pesat karena istri sang bupati sangat mendukung program UKM di Lasem. Di bawah usaha Batik Lasem Sumber Rejeki yang didirikannya, Sri kini banyak membawahi pengrajin batik kecil yang menyetor batik ke tokonya. Sri juga sangat aktif mengikuti berbagai pameran untuk memperkenalkan bahwa Batik Lasem tidak pernah punah. +

18

Agustus 2013



REGOL KABAR UTAMA

Potehi Klasik di

Tersisa

Tanah Jawa H Teks: Agus Yuniarso; Foto: Albert

embusan angin malam di tepi Kali Berantas tak menyurutkan keasyikan sejumlah orang yang duduk di depan sebuah rumah panggung berwarna merah di halaman Klenteng Tjoe Hwie Kiong. Malam itu adalah satu dari sekian malam ketika klenteng yang berada Jl. Yos Sudarso, Kediri, ini menggelar pertunjukan wayang potehi selama hampir dua bulan penuh, hingga awal Juli 2013 lalu. Purwanto, pria asal Jombang yang berdomisili di Kediri, tampil sebagai dalang, yang dalam istilah potehi disebut sebagai sehu. Ia begitu lihai memainkan boneka sembari melantunkan suluk dalam sebuah lakon tentang Jenderal Sie Djin Kwie, satu dari sekitar 30-an lakon yang dikuasainya. Selain sang sehu, masih ada empat orang lagi yang sibuk di belakang panggung. Satu orang menjadi jiju atau asisten yang mempersiapkan dan menata boneka berikut propertinya, sementara tiga orang lainnya duduk di bagian belakang memainkan sejumlah musik tradisional Tiongkok seperti tong ko (tambur), piak ko (bilah kayu), ua lo dan sio lo (gembreng besar dan kecil), tua jwee (terompet), hian na (rebab) serta gwee khim (mandolin). Suasana malam itu cukup memberi gambaran bagaimana lazimnya suasana pertunjukan wayang potehi yang belakangan kembali marak digelar. Pertunjukan wayang potehi biasanya digelar untuk memeriahkan peringatan ulang tahun dewa yang menjadi tuan rumah suatu klenteng. Ongkos pertunjukannya ditanggung oleh para donatur dari berbagai kota yang membiayai beberapa lakon atau sejumlah hari pertunjukan tertentu. 20

Agustus 2013

Umumnya, dalam sehari dipentaskan dua kali, sekitar pukul 15.30 dan pukul 19.00, masing-masing dengan kisaran durasi selama dua jam. Lakon yang ditampilkan pada setiap pementasan selalu berbeda, namun tetap dalam satu rangkaian cerita panjang. Tentang lakon apa yang akan dipentaskannya, sang sehu bergantung sepenuhnya pada permintaan sang pemesan. “Tidak semuanya cerita klasik. Bisa juga cerita garapan yang lebih nge-pop seperti Sam Pek Eng Tay, cerita silat karya Kho Ping Hoo atau kisah Kera Sakti,� tutur Purwanto. Sebagai salah satu ikon budaya peranakan Tionghoa di Indonesia, wayang potehi kembali muncul ke permukaan sejak


tahun 2000, setelah Presiden Abdurrahman Wahid mencabut Inpres No. 14 Tahun 1967 tentang Agama, Kepercayaan dan Adat Istiadat Cina. Lebih dari tiga dasawarsa hanya terkungkung di balik tembok klenteng, sosok Jenderal Sie Djin Kwie kini bebas tampil dan dikisahkan di mana saja. Tak sebatas di klentengklenteng, namun juga merambah berbagai ruang publik, seperti galeri seni dan pusat perbelanjaan di berbagai kota besar di Indonesia. Tidak ada catatan pasti bagaimana asal mula berkembangnya seni pertunjukan ini di Indonesia. Bahkan di negeri leluhurnya sendiri, tidak cukup tersedia sumber referensi yang dominan, sehingga memunculkan beragam versi tentang sejarah seni teater boneka, khususnya wayang potehi. Di negeri asalnya, teater boneka konon telah dikenal sejak masa kejayaan Dinasti Han (206-220 Masehi) dan semakin berkembang di masa Dinasti Tang (618-907 Masehi). Kaisar Minghuang yang memerintah tahun 713-756 Masehi, tercatat

sebagai penggemar pertunjukanpertunjukan boneka yang pementasannya kerapkali diadakan di dalam istananya. Kota Zhangzhou dan Quanzhou di Provinsi Fujian, sejak berabad lampau telah menjadi pusat perkembangan teater boneka, di mana para seniman mencipta dan berkarya. Bentuk teater boneka itu sendiri bermacam-ragam, baik yang berbentuk dua dimensi maupun tiga dimensi. Bentuk dua dimensi berupa pertunjukan bayang-bayang dari boneka tipis yang terbuat dari kulit (shadow puppet), serupa dengan wayang yang dikenal di Jawa. Sementara bentuk tiga dimensi berupa boneka bertangkai (rod puppet), boneka yang digerakkan dengan tali (string puppet atau marionette) serta boneka sarung tangan (glove puppet). Salah satu boneka sarung tangan ini dikenal dengan nama “pouw tee hie”, sebuah istilah dalam dialek Hokkian (Fujian) atau dalam Bahasa Mandarin dikenal dengan istilah “budaixi”. Di Taiwan, bentuk serupa disebut sebagai “tjiang tiong hie” atau boneka telapak tangan. Bentuk inilah yang di Indonesia belakangan dikenal sebagai

Sebagai salah satu ikon budaya peranakan Tionghoa di Indonesia, wayang potehi kembali muncul ke permukaan sejak tahun 2000, setelah Presiden Abdurrahman Wahid mencabut Inpres No. 14 Tahun 1967 tentang Agama, Kepercayaan dan Adat Istiadat Cina

Agustus 2013

21


REGOL KABAR UTAMA

wayang potehi. Tentang wayang potehi, David Kwa, seorang pemerhati budaya Tionghoa, menuliskan tentang bagaimana riwayat muasalnya. Menurut Kwa, sejarah wayang potehi diawali oleh Nio Peng Lin, seorang terpelajar di kota Quanzhou, pada paruh awal abad ke-17. Berulang kali gagal dalam ujian pegawai negeri, membuatnya berputar haluan, mencoba keberuntungan sebagai pembuat boneka sarung tangan, sekaligus melatih kepandaian untuk memainkannya. Tak sebatas membuat dan memainkan, dirintisnya pula serangkaian pertunjukan boneka, lengkap dengan musik dan nyanyian pengiringnya. Cerita rakyat dan cuplikan sejarah Tiongkok pun dikembangkan sebagai lakon yang ditampilkan dalam setiap pertunjukan. Ketekunan Nio Peng Lin berbuah hasil. Penampilan unik berikut kisah-kisah menarik dari setiap pertunjukan bonekanya berhasil memikat hati setiap orang yang 22

Agustus 2013

menyaksikan, hingga mendatangkan ketenaran yang meluas hingga seluruh pelosok Hokkian. Ia baru menyadari ramalan seorang tua yang pernah hadir dalam mimpinya dan menorehkan katakata "kong beng kui ciang siang" yang artinya

Wayang potehi yang berkembang di Jawa belakangan justru lebih terjaga originalitasnya, baik dari sisi bentuk maupun tradisi yang menyertainya

"ketenaran dan kejayaan kembali ke telapak tangan". Sebuah isyarat yang sempat hanya dianggap sebagai bunga tidur dan diabaikannya, karena tetap saja tak membuatnya sukses menjadi pegawai negeri. Belakangan disadarinya berbeda

makna. Pertunjukan boneka pun menjadi mata pencarian yang ditekuni hingga akhir hayatnya. Sepeninggal Nio Peng Lin, pertunjukan boneka ini tetap lestari dan diwariskan secara turun-temurun sebagai bentuk penghormatan terhadap warisan leluhur. Seiring tradisi merantau warga Hokkian, seni pertunjukan ini pun turut menyebar luas, mengikuti arus migrasi menuju negeri-negeri di arah Laut Selatan (Lam-yang), seperti Taiwan, Malaysia dan Indonesia. Di Indonesia, tak banyak catatan yang menjelaskan dengan lengkap bagaimana awal mula perkembangan wayang dari Negeri Tiongkok ini, meskipun naskah kuno seperti Nawaruci yang ditulis sekitar paruh pertama abad ke-14 sempat menyinggung adanya pertunjukan wayang Cina, sebagaimana tertulis; “Anggambuh, amancangah, allangkarn mwang awayang Cina�. Artinya, semasa dengan awal kemunculan di negeri asalnya pada awal abad ke-17,


Wayang potehi yang berkembang di Jawa belakangan justru lebih terjaga orisinalitasnya, baik dari sisi bentuk maupun tradisi yang menyertainya. “Di negeri leluhurnya, kesenian ini justru menyurut drastis tergerus perubahan zaman akibat revolusi kebudayaan yang terjadi, dan belakangan berubah ke pendekatan modern yang lebih fokus pada sisi akrobatik dengan kisah-kisah baru.� ungkap Ardian Purwoseputro, seorang pemerhati budaya Nusantara yang belakangan aktif memasyarakatkan kembali eksotisme wayang potehi. Bicara tentang kebangkitan wayang potehi pun dengan segera menyebar hingga masuk ke wilayah Indonesia. Kota Batavia diyakini menjadi gerbang masuknya Wayang Potehi ke pulau Jawa, sebelum akhirnya merambah komunitas Tionghoa di kota-kota lain. Edmund Scoot, pemimpin loji Inggris di Banten (1603-1604) sempat mencatat sering dipertunjukkannya boneka sarung tangan ini di lingkungan kelenteng dalam suatu ritual keagamaan. Sementara dalam naskah Riwajat Semarang Dari Djamannja Sam Poo Sampe Terhapoesnja Kongkoan, Liem Thian Joe mengisahkan pertama kalinya wayang potehi dimainkan di Semarang sekitar tahun 1772. Kala itu, serombongan wayang potehi sengaja diundang dari Batavia untuk memeriahkan selesainya pembangunan Kelenteng Tay Kak Sie di gang Lombok. Pertunjukan hampir selama dua bulan itu mendapatkan sambutan yang meriah dari khalayak ramai. Wayang potehi pun terus berkembang dan semakin mengakar dari waktu ke waktu, terutama di klenteng-klenteng sepanjang pesisir utara Pulau Jawa, dari Banten hingga Surabaya. Tak hanya diwariskan secara turun-temurun, panggung teater boneka ini juga makin diramaikan dengan hadirnya para perantau baru, termasuk di antaranya sejumlah sehu profesional yang datang langsung dari Negeri Tiongkok. Acapkali, mereka datang bersama dengan para pemain musik atau pembuat bonekanya. Kotak-kotak boneka, properti serta panggung pun dibawa langsung dari negeri asalnya untuk menemaninya menetap di Jawa, sembari merinitis kehidupan baru.


REGOL KABAR UTAMA kembali wayang potehi, tak bisa lepas dari keberadaan kelenteng Hong San Kiong di Gudo, Kabupaten Jombang. Tak sebatas di Jawa Timur, kelenteng ini yang menjadi markas Paguyuban Wayang Potehi Fu He An ini, boleh jadi merupakan satu-satunya pusat pelestarian wayang potehi di Indonesia. Adalah Toni Harsono, terlahir dengan nama Tok Hok Lay, ketua klenteng Hong San Kiong sekaligus ketua Paguyuban Wayang Potehi Fu He An, tokoh pelestari di balik geliat wayang potehi di Gudo. Buah tak jatuh jauh dari pohonnya, Toni adalah generasi ketiga seniman potehi di Indonesia. Tok Su Kwie, kakeknya, adalah seorang sehu yang datang langsung dari Negeri Tiongkok. Bersama Tan Hing Gie, salah seorang pemain musik yang setia mengiringinya, mereka mendarat di pantai utara pulau Jawa di pengujung abad ke-19 dan menetap di Gudo hingga akhir hayatnya. Tok Hong Kie, ayah Toni Harsono, menjadi penerus jejak sehu Tok Su Kwie melestarikan tradisi potehi hingga

24

Agustus 2013

Peninggalan sang kakek, kini menjadi salah satu koleksinya yang paling berharga, berupa puluhan wayang potehi asli berusia tak kurang dari 150 tahun, lengkap dengan dekorasi panggungnya.

masa-masa sulit ketika Pemerintah Orde Baru memberangus segala sesuatu yang berbau Tionghoa di paruh kedua tahun 1960-an. Namun, meski menjadi keturunan langsung seniman-seniman potehi, Toni Harsono justru tidak melanjutkan profesi sebagai seorang sehu, mengikuti wasiat sang ayah yang tidak menghendaki keturunannya untuk melanjutkan profesi ini, mengingat pengalaman hidupnya sebagai seorang sehu yang penuh dengan keprihatinan dan keterbatasan. Karenanya, ungkapan cinta dan kepeduliannya akan wayang potehi diwujudkannya dengan perhatian dan berbagai upaya demi lestarinya wayang potehi di Indonesia, khususnya di Jombang,

tempat kelahiran yang sangat dicintainya. Peninggalan sang kakek, kini menjadi salah satu koleksinya yang paling berharga, berupa puluhan wayang potehi asli berusia tak kurang dari 150 tahun, lengkap dengan dekorasi panggungnya. Koleksi bersejarah yang telah melintasi samudera luas, dari Negeri Tiongkok ke Tanah Jawa. Meski sebagian dengan kondisi rusak, sisa-sisa keindahannya masih tampak. Koleksi asli yang di negeri asalnya bahkan telah jarang dijumpai ini, memandunya untuk menciptakan bonekaboneka baru. Pengukir kayu andal sengaja didatangkan dari Jepara. Tak sebatas mengukir kepala boneka potehi, mereka juga membuat duplikat properti dan


dekorasi panggung yang sesuai dengan aslinya. Busana mini warna-warni yang menghiasi tubuh boneka potehi diserahkan kepada tukang bordir dan penjahit khusus di Jombang dan Tulungagung. Sementara pengecatan ekspresi wajah dan pembentukan akhir ujud boneka lebih banyak dilakukannya sendiri. Obsesi yang ingin diraihnya, menyediakan paling tidak 10 kotak yang berisi tak kurang dari 150 boneka potehi, lengkap dengan alat musik berikut panggungnya. “Semua ini dilakukan untuk memudahkan para sehu agar bisa mementaskan wayang potehi kapan saja dan di mana saja, mengingat tak semua sehu mampu membuat boneka sendiri,� ungkap Toni Harsono di sela kesibukannya merias wajah boneka potehi. Memang, tak setiap sehu selalu memiliki kotak boneka sendiri dan selama ini mereka biasa menggunakan koleksi yang dimilikinya tanpa dipungut biaya sepeser pun. Posisi Toni sebagai salah satu pengusaha sukses di Jombang memungkinnya untuk mengemban posisi

penting dalam pelestarian seni tradisi ini. Bukan sebagai sehu sebagaimana ayah dan kakeknya, namun menjadi seorang maecenas lokal dengan perhatian spesifik terhadap kelestarian wayang potehi. Sebuah posisi unik yang tergolong langka. Obsesi lain yang menjadi impiannya adalah menjadikan Gudo sebagai pusat pelestarian dan sumber informasi wayang potehi di Indonesia, bahkan di tingkat dunia. Salah satunya dengan membangun sebuah museum khusus wayang potehi yang pembangunannya telah dimulai, tak jauh dari klenteng Hong San Kiong di Jalan Raya Gudo, Kabupaten Jombang. +

Agustus 2013

27


KONDHANG TOKOH

26

Agustus 2013


S

ang maestro, telah tersemat pada sosok Rudy Hadisuwarno. Ia memang telah menjadi ikon tersendiri di dunia salon dan tata rambut di negeri ini. Puluhan tahun menjalani dunianya ini hingga akhirnya berhasil mengembangkan usaha dan kemampuan diri, sukses memang layak menjadi hak miliknya. Di kala telah mendapatkan itu, lantas nilai apakah yang dapat diserap Rudy dari perjalanannya selama ini? Sosok Rudy Hadisuwarno dikenal tidak

Tak hanya maestro tata rambut. Ia pun rasanya pantas dinamai mahaguru tata rambut dan juga pengusaha hebat di bidangnya

Rudy Hadisuwarno

Jalan Maestro

Sang

Teks: FA Herru; Foto: Budi Prast

hanya sebagai penata rambut profesional. Tapi ia juga dikenal sebagai pengajar dan pengembang jaringan lembaga pendidikan tata rambut, serta pembuat produk kosmetika rambut. Salon yang mengambil nama dirinya telah tersebar di setiap sudut kota di seluruh Indonesia. Ia pun rasanya pantas dinamai mahaguru tata rambut dan juga pengusaha hebat di bidangnya. Semua sandangan nama yang layak baginya itu, tentu tak didapatnya dengan mudah dan cepat. Pastinya ada awal, kreativitas, inovasi, dan kemampuan mengembangkan, serta kesabaran, atau halhal lain yang musti dilalui untuk dapat memetik buah keberhasilan. Baginya, semua itu adalah proses yang butuh waktu. Sejak mula, ia pun tak memusingkan kendala, rintangan dan hal-hal lain yang bakal dilaluinya selama menjalankannya. Dan apa yang telah dicapainya saat ini adalah buah dari kesabaran dan kerja kerasnya. Rudy Hadisuwarno lahir di Pekalongan, Jawa Tengah, 64 tahun yang lalu. Ia mengawali karier di dunia salon dan tata Agustus 2013

27


KONDHANG TOKOH rambut sejak tahun 1968 di Jakarta, terdorong oleh keadaan ekonomi keluarga serta pekerjaan sang ibunda yang memang pernah membuka usaha salon rumahan di Pekalongan. “Waktu itu saya selesai SMA, dan ekonomi sedang sulit sekali. Saya ingin melanjutkan pendidikan tapi tidak punya

putra tertua empat bersaudara dari pasangan Iskandar dan Tresna Lestari ini. Selagi menunggu saat-saat masuk kuliah, Rudy menyempatkan kursus pada seorang penata rambut terkenal bernama Robby (Vivian Rubianty - red) di daerah Blok M selama satu tahun. Selang tiga tahun berjalan, salon perdana Rudy yang tanpa nama di bilangan Roxy, Jakarta Barat,

usaha yang dirintisnya melaju pesat. Dalam perjalanannya, ia membuka kursus pelatihan tata rambut, juga membuka cabang pertamanya di Duta Merlin, shopping center paling mewah waktu itu dengan nama salon persis seperti namanya. Nama Rudy Hadisuwarno lantas semakin dikenal dengan kreasi-kreasi tata rambut yang modern. Apalagi di saat ia dapat menangani tata rambut para model, bintang film, dan orang-orang kaya ketika itu. Bahkan, Rudy

Rudy Hadisuwarno Organization (RHO) mengelola 140 outlet yang terdiri dari salon, sekolah kecantikan, spa dan kosmetika di Indonesia

biaya untuk kuliah. Jadi akhirnya, saya harus mencari jalan supaya mendapatkan uang dan bisa kuliah. Saya lalu buka salon di rumah. Karena paling tidak, dari kecil saya sudah tau dunia salon dari ibu. Pikiran saya waktu itu, usaha ini bisa disambi sekolah, dan tidak harus full time,� cerita 28

Agustus 2013

tepat di gang buntu, bertambah maju. Rudy pun dilematis antara terus kuliah atau bekerja. Namun keputusan akhirnya jatuh pada yang kedua. Ia berhenti kuliah dan menerusakan menjalankan usaha salonnya. Hasil yang didapat dari usahanya waktu itu lumayan. Ia bisa membantu biaya sekolah adik-adiknya serta bisa membuatnya berangkat ke Inggris untuk belajar lebih lanjut mengenai tata rambut. Selama enam bulan di Inggris, Rudy belajar di dua institusi pendidikan terbaik di sana. Sepulang dari Inggris dan melanjutkan usahanya di Jakarta, di saat itu pulalah

Hadisuwarno dapat lanjut mempertajam keahliannya menata rambut di Tokyo, Paris, dan San Fransisco. Di tahun 1977, Rudy Hadisuwarno berhasil mendapat pengakuan internasional pertama atas kreasi-kreasi tata rambutnya. Ia diangkat menjadi anggota Intercoiffure, perhimpunan ahli-ahli tata rambut profesional sedunia yang berpusat di Paris, Prancis. Pengakuan internasional yang didapat di tahun-tahun selanjutnya, ia juga menjadi salah satu anggota ComitÊ Artistique de la Coiffure Française (CACF), suatu wadah organisasi bagi para penata rambut dengan reputasi tinggi di Paris. Kemudian, memperoleh Medaille de Chevalier de la Chevalerie Intercoiffure Mondial, suatu penghargaan terhormat untuk kontribusinya mengembangkan profesi tata rambut di dunia dari ICD Mondial. Penghargaan World Master of the Craft Award dari The Art & Fashion Group International, sebuah wadah organisasi dunia dalam bidang tata rambut yang berpusat di New York, juga didapatnya dan berbagai penghargaan lainnya. Tak hanya dari luar negeri. Di Indonesia pun Rudy Hadisuwarno mendapat penghargaan dari Departemen Pendidikan


dan Kebudyaan, dan Satya Lencana Pembangunan dari Presiden Soeharto atas kiprahnya mengembangkan pendidikan luar sekolah. “Belakangan, saya ikut juga mendirikan satu yayasan yang pusatnya di Paris untuk memberikan pendidikan, sponsor buat anak-anak muda untuk belajar tata rambut. Jadi menyekolahkan anak muda ke Paris, bukan hanya untuk belajar rambut, tapi juga budaya mengenai rambut secara internasional. Saat ini saya menjabat sebagai wakil ketua untuk organisasi ini se-Asia,” ujarnya. Kini pula, Rudy Hadisuwarno telah berhasil menjalankan dan mengembangkan bisnis salonnya melalui Rudy Hadisuwarno Organization (RHO) yang mengelola 140 outlet yang terdiri dari salon, sekolah kecantikan, spa dan kosmetika, di seluruh Indonesia. Begitulah sang waktu membawa Rudy. Kerja keras, kegigihan dan keinginannya untuk terus berkembang, akhirnya berbuah demikian. Tak terhitung rasanya kontribusi yang diberikannya pada perkembangan

ilmu. Berkali-kali ia keliling Indonesia untuk mengajarkan sesuatu perihal rambut kepada masyarakat, seperti melalui seminarseminar. “Kalau kita bicara mengenai kehidupan, untuk hidup yang dikatakan berhasil dan membawakan kebahagiaan, kedamaian, itu tidak cukup sukses di karier saja. Terkenal saja tidak cukup. Tapi yang penting, dengan reputasi nama yang kita miliki, sudah seharusnya kita berbagi kepada orang lain. Bagaimana pengetahuan yang saya miliki dibagikan kepada masyarakat,” kata Rudy. Seperti yang dikatakan Rudy, semakin banyak kita memberi kepada orang lain,

semakin banyak juga kita mendpatkan rezeki. Hidup manusia memang seperti bejana yang isinya harus selalu dialirkan dan salurkan, supaya bejana itu tetap diisi dan selalu terjaga kepenuhannya. “Kita ini sebenarnya mirip saluran. Bagikan apa yang kita punya, dan dengan sendirinya kita pun akan menerima. Bisa jadi misalnya mendapat visi-visi baru ataupun ide-ide baru. Karena manusia hidup tidak hanya kebutuhan fisik yang musti dipenuhi, emosionalnya pun harus ada kepuasan. Jadi, inilah kenapa di usia saya saat ini, saya mau capek-capek keliling Indonesia,” tuturnya, menutup.+

Terkenal saja tidak cukup. Tapi yang penting, dengan reputasi yang kita miliki, sudah seharusnya kita berbagi kepada orang lain. dunia tata rambut di tanah air. Namun demikian, ia tak pernah berhenti berkarya. Terus mengembangkan usahanya dan terutama mau berbagi pada orang lain. Di usianya yang tak lagi muda, Rudy memang tidak lagi terjun secara langsung mengurus usahanya. Ia tentu saja melakukan regenerasi kepada orang-orang terdekat, seperti pada keponakankeponakannya. Dan di saat-saat sekarang inilah, Rudy Hadisuwarno justru lebih mengedepankan kegiatan untuk berbagi

Agustus 2013

29


PEPANGGIHAN

30

PROFIL SUKSES

Agustus 2013


Prof. Peter Carey

Melengkapi

Kepincangan Teks: FA Herru; Foto: Albert

I

ndonesia, baginya adalah rumah kedua. Di sinilah pria kelahiran Burma (Myanmar) tahun 1948 ini menemukan satu sisi hidup yang dianggapnya sangat penting bagi kehidupannya. Tradisi dan budaya timur yang banyak dipahaminya di Indonesia, membuatnya mengerti akan kehidupan spiritual. Pria bernama lengkap Peter Brian Ramsey Carey ini mengenyam pendidikannya di Inggris. Saat ini, ia dikenal sebagai seorang sejarawan, yang memang telah lama mengenal Indonesia. Di tahun 1970, Peter Carey datang ke Indonesia untuk menyelesaikan thesisnya. “Saat itu saya datang pertama kali ke Palembang untuk belajar bahasa Indonesia. Waktu saya dari S1 mau ke S2 dan S3, saya memang disarankan untuk ambil kebijakan di areal Asia Tenggara khusus pulau Jawa, untuk membuat judul skripsi mengenai zaman Raffles dan Daendels,” katanya, menceritakan awal mula ia mengenal Indonesia. Akunya, di saat menyelesaikan tugasnya itu, Peter lantas mengenal sosok Diponogoro, seorang pangeran yang masuk daftar pahlawan bagi bangsa Indonesia. Kemuudian, Peter juga serius membuat penelitian tentang sosok Pangeran Diponegoro hingga akhirnya berujung menjadi sebuah buku. Bukan hanya sehubungan dengan penelitian thesisnya saja Peter Carey menjejakkan kaki di Indonesia. Sejak ia mengambil pensiun muda dari Oxford

dunia spiritual. Dunia yang melengkapi sebagai dosen di Trinity College pada sesuatu yang instan di Barat,” tambahnya. Oktober 2008, Peter lantas datang lagi ke Wawasan batiniah warisan leluhur Indonesia dalam rangka menjadi country bangsa Indonesia, khususnya Jawa, director dan project director Cambodia Trust, menurutnya merupakan satu keunggulan sebuah yayasan yang bergerak budaya timur, kecerdasan manusia Jawa. memperjuangkan hak-hak orang cacat. Di Dan wawasan dan gagasan batiniah inilah samping itu, ia juga menjadi asisten yang menurutnya sangat penting bagi profesor di Fakultas Ilmu Budaya hidup, sebab manusia tidak hanya hidup Universitas Indonesia. dari roti duniawi, tapi juga dari roti Memang bukanlah sejarah yang singkat Peter Carey mengenal Indonesia. Selama spiritual. bersinggungan dengan budaya ketimuran, “Jadi kita bukan hanya orang yang Peter Carey mengaku mendapatkan “roti berorientasi pada materi atau hanya hidup hidup” dari Indonesia, khususnya saat mendalami budaya Jawa di Dan waktu saya datang ke kala ia mendalami penelitiannya Indonesia, saya seperti ada tentang sosok Diponegoro. “Boleh dikatakan waktu saya pikiran yang agak aneh. Saya pergi sebagai anak muda dari merasa seperti pulang ke Oxford ke Amerika, saya dibuka dengan wawasan politik, di mana rumah sendiri. Dan ini saya mulai mengerti dunia luar. pembukaan saya secara batin Dan waktu saya datang ke Indonesia, saya seperti ada pikiran yang agak aneh. Saya merasa seperti pulang dari suatu karier, tapi sejatinya ada inner life yang sebenarnya harus diberi makanan juga ke rumah sendiri. Dan ini pembukaan saya agar berkembang. Wawasan dan gagasan secara batin,” akunya. batiniah, seperti filsafat hidup orang Jawa, Di Indonesia, Peter Carey menyatakan itu melengkapi gagasan saya untuk dapat diri mulai mengenal dan bersinggungan lebih mengerti hidup dan apa tegesipun urip. dengan kehidupan spiritual atau batiniah. Dari ini, kita punya kesempatan dalam satu Selama ini dia hanya mengenal kehidupan hidup untuk pencerahan. Melengkapi lahiriah yang didapatnya dari kehidupan di pemahaman logika atau hidup yang logis barat, di mana semua diukur dari logika. “Pemahaman hidup di barat, everything is very dengan wawasan spiritual. Semua agar hidup menjadi lengkap dan tidak pincang,” logical. Jadi saya betul-betul berkembang di pungkas pria yang fasih berbahasa Indonesia. Bukan gagasan politik atau Indonesia ini.+ ilmiah, tapi gagasan dengan penyentuhan

Agustus 2013

31


PEPANGGIHAN

32

PROFIL SUKSES

Agustus 2013


I Ketut Mardjana

Tularkan Teks: Della Yuanita; Foto: Albert

S

epak terjang I Ketut Mardjana dalam mengembangkan PT. Pos Indonesia dapat dibilang cukup membanggakan. Meski harus berakrobat agar perseroannya dapat mencetak laba, namun kini dirinya dan seluruh anak buah yang ada di dalam PT. Pos Indonesia dapat menuai buah yang manis atas kerja keras mereka selama dua tahun lebih ini. Ketut dinilai mampu melakukan berbagai terobosan baru untuk mengembangkan salah satu perusahaan BUMN ini sehingga mampu bertahan ditengah terpaan masalah. Ketika Ketut diberi amanah memegang kendali PT. Pos Indonesia pada Agustus 2009, dirinya pun menyiapkan sejumlah langkah revitalisasi termasuk memperbaiki infrastruktur perseroan. Ketut melakukan perbaikan infrastruktur secara fisik dan virtual. Perbaikan fisik dilakukan untuk mendongkrak citra perusahaan di antaranya dengan merenovasi gedung-gedung kantor pos yang kurang terawat. Tentunya, hal ini sengaja dilakukan untuk meningkatkan brand perusahaan sekaligus mengirim sinyal bahwa PT. Pos telah berubah warna menjadi kian modern dan dinamis. Upaya Ketut tak hanya sebatas tampilan fisik saja, namun juga infrastruktur teknologi informasi juga diperbaiki. Kini, semua kantor pos yang berjumlah lebih dari 3.000 di Indonesia, kini terhubung dengan jaringan online.

Tiga Kunci

Sukses

Selain itu juga sikap sebagai entrepreneur “Sebenarnya saya mengembangkan PT. kreatif, inovatif dan berani mengambil Pos dengan satu pola yakni bagaimana risiko juga saya pertahankan. Saya ingin melibatkan para bawahan untuk terlibat membuat suatu sikap kepemimpinan yang memberikan kontribusi terhadap selalu mendengungkan perubahan. Dan di pengambilan suatu keputusan. Jadi semua situ harus ada keberanian dan semua kita berdayakan. Ini akan berlawanan elemen harus ikut terlibat,” papar pria yang dengan otoritatif management style. Karena saya menganut nanajemen patisipatif, maka terpilih menjadi CEO BUMN Pilihan langkah-langkah saya memang banyak ke Tempo 2012 ini kepada Kabare. lapangan untuk melakukan berbagai sosialisasi internal dan Dalam mengembangkan PT. Pos, eksternal,” ujar Ketut. Ketut mengatakan bahwa saya mengomunikasikan tiga hal, awalnya banyak orang mengatakan yakni entrepreneurship spirit, bahwa PT. Pos adalah sunset industry business owner mentality and seiring bermunculannya email. Namun dengan berjuang, memiliki behavior, serta transcommisioner visi, disiplin dan kerja keras, Ketut leadership justru menjadikan tantangan tersebut sebagai motivasi untuk kembali bangkit menjadi sunrise Untuk ke depannya, Ketut mengatakan industry. Pada akhirnya, pria kelahiran 18 bahwa BUMN yang dipimpinnya ini kini Maret 1951 ini berhasilkan membangunkan sedang bergerak dari postal company menuju raksasa tidur ini. Pada tahun 2008 tercatat network company. Jaringan bisnis yang kerugian perseroan mencapai Rp. 70.749 diperluas akan membuat pergeseran miliar, namun di tangan Ketut perseroan menuju ke arah yang positif. PT. Pos juga langsung mencetak laba sebesar Rp. 98.266 membuka peluang bagi masyarakat umum miliar dan tahun 2012 perseroan mencatat yang ingin menjalin kemitraan bisnis laba Rp. 212 miliar. dengan perusahaan BUMN ini. “Dalam mengembangkan PT. Pos, saya “Yang pasti, untuk menjadi besar kita mengomunikasikan tiga kunci sukses, yakni harus memiliki visi dan misi yang sama, entrepreneurship spirit, business owner mentality nilai-nilai yang baik dan keberanian,” and behavior, serta transcommisioner leadership. tutupnya. +

Agustus 2013

33


GEBYAR

FESYEN

Fusion, dari

Hitam-putih ke Keemasan B

erawal dari munculnya ide yang terinspirasi dari warna-warna abadi, muncullah konsep hitam-putih yang diadaptasi dari simbol yin-yang bangsa Cina, dan warna-warna keemasan yang mendominasi hampir setiap elemen dalam budaya bangsa timur khususnya Cina dan India (Golden East). Simbol-simbol ini menjadikan keunikan tersendiri dari karya-karya busana Tedjo Laksono dengan sentuhan modern.

34

Agustus 2013


Evening dress bernuansa keemasan terlihat anggun dalam balutan China look berbahan textile tenun India dengan aksen long train, menjadi paduan selaras dalam konsep Asia yang keemasan (Golden East).

Agustus 2013

35


GEBYAR

FESYEN

Dari hitam-putih ke keemasan, layaknya sebuah perjalanan. Kesan Asia yang glamour, terefleksikan dalam penggunaan kain textile tenun India berwarna keemasan dalam bentuk cape, namun masih tetap simple dan chic.

36

Agustus 2013


Glamour sekaligus maskulin terangkum harmonis dalam paduan busana antara bolero pendek dengan oversize shawl collar dan long pants terbuat dari textile tenun India. Namun memiliki keunikan tersendiri saat adanya penambahan aksen long train yang memberi sedikit sentuhan feminim pada keseluruhannya. Agustus 2013

37


GEBYAR

FESYEN

Celana palazo dalam motif tartan hitamputih dipadukan dengan blouse beraksen ruffles, ditambah suspender, seolah memperlihatkan sisi maskulinitas dalam konsep yin-yang.

38

Agustus 2013


Hitam-putih dalam motif tartan, dipadu dengan brocade hitam terolah apik. Penambahan finishing berupa sequins pada brocade, menjadikan keseluruhan tampilan simple namun elegant pada cocktail dress kali ini.

Agustus 2013

39


GEBYAR

FESYEN

Sisi maskulin dalam konsep yin-yang masih menjadi pilihan sang desainer pada padupadan busana kali ini. Dengan memadukan celana palazo dan bolero yang terbuat dari bahan brocade hitam berfinishing sequin, membuatnya terlihat semakin chic.

40

Agustus 2013


B

erawal dari asisten desainer Poppy Dharsono di Jakarta selama 15 tahun (1986-2001), Tedjo Laksono akhirnya membuka usaha sendiri dan mendirikan Rumah Mode Classic di Jl. Kalingga No. 14, Magelang. Tergabung dalam anggota APPMI Jawa Tengah sejak tahun 2008, ciri khas desain Tedjo Laksono yang simpel dan klasik namun tetap mempunyai keunikan tersendiri, membuatnya tetap eksis di dunia fesyen hingga saat ini. Di samping untuk kegiatan fashion show, dia juga banyak menerima pesanan baju dari berbagai kota, seperti Semarang, Bandung, Jakarta, Magelang, Kedu, maupun Jogja. +

Busana & Aksesoris: Rumah Mode Classic by Tedho Laksono Fotografer: Budi Prast Asst. fotografer: Sutoto Stylist: Tyas Santhi Fatmasari Make Up & Hair Do: Arimmbi Salon & Bridal Koordinator: Farid Imawan Editing: Sutoto Lokasi: Sasanti Resto & Lounge


CANTHING ARTIKEL LEPAS

Teks: Della Yuanita; Foto : Ist.

Keharuman dupa sebenarnya yang menjelaskan asal-usul dari parfum. Mesir menggunakan parfum awalnya hanya untuk ritual keagamaan. Mereka memperlakukan parfumnya dengan penuh hormat, seperti dengan memproduksi wadah yang indah untuk menaruh parfumnya. Mereka pun menggunakan bahan-bahan eksotis seperti alabaster, eboni kayu, dan porselen. Ketika orang-orang Yunani dan Romawi pindah ke Mesir, mereka menyukai minyak wangi dan salep yang digunakan oleh orang Mesir. Mereka cepat mempelajari bagaimana cara membuat minyak wangi tersebut. Bahkan, dikatakan jika orang-orang Yunani adalah yang pertama kali membuat parfum cair. Orang Yunani menambahkan aroma bunga lili

42

Agustus 2013

ww

w. lu

sh

bli ng .co

m

S

etelah sepatu dan tas, parfum menjadi kebutuhan primer selanjutnya bagi kaum hawa. Bahkan, karena kini banyak bentuk botol parfum yang cantik, memilikinya pun tak cukup hanya sebuah. Namun, parfum kini bahkan menjadi koleksi bagi para pencintanya. Istilah parfum pertama kalinya berasal dari bahasa Latin per fumus atau per fume yang berarti asap. Awal dari penggunaan parfum dimulai dari Mesir.


Kini, parfum telah bertransformasi menjadi sentuhan akhir untuk melengkapi aroma visual.

http://3.bp.blogspot.com

www.effigymagazine.com

dan mawar sebagai campuran wangi parfum yang mereka buat. Dan praktik penggunaan minyak wangi ini pun menyebar ke bangsa Romawi yang kemudian menggunakan parfum pada binatang piaraan mereka. Namun, orang-orang Arab merupakan masyarakat yang memainkan peran penting dalam perkembangan industri parfum di dunia. Dalam buku bertajuk Book of the Chemistry of Perfume and Distillations karya Al Kindi, yang ditulis pada abad ke-9, sastrawan populer Timur Tengah tersebut memaparkan secara mendetail ratusan resep cara pembuatan minyak harum, salep dan air yang memiliki wangi ditambah obat-obatan. Kesemuanya ia untai menjadi rangkaian cerita yang enak dibaca. Al Kindi pun bertutur tentang Bapak Kedokteran Dunia Ibnu Sina yang melakukan eksperimen dengan mencampurkan minyak bunga mawar, herbal dan daun bunga yang menghasilkan wewangian yang tak biasa. Sejak itu, gaung parfum pun terus berkembang hingga ke

Prancis yang notabene menjadi negara penghasil parfum dunia. Kini, parfum telah bertransformasi menjadi sentuhan akhir untuk melengkapi aroma visual. Liquid itu tak hanya diekstrak dari tumbuhan, bunga, buah atau rempah semata, namun ada juga yang dibuat sintetis. Wewangian ini kemudian dapat dipilih sesuai karakter dan kepribadian masing-masing individu. Parfum kini telah menjadi produk lifestyle yang ditawarkan dengan beragam pilihan. Ada yang dibuat khusus untuk wanita, pria maupun uniseks. Tentunya dengan berbagai macam aroma, merek dan harga yang bervariasi. Karena telah menjadi bagian dari lifestyle dan pelengkap fesyen, maka tak heran ada banyak sekali produsen parfum dari yang termurah hingga yang termahal di dunia. Sudah tentu, harga sebotol parfumnya pun menjadi gilagilaan. Melihat parfum memiliki peluang yang cukup besar untuk dikoleksi para sosialita, maka selebriti dunia dan tanah air pun ramai-ramai membuat brand parfum yang mencirikan karakteristik mereka. Sebut saja, Jennifer Lopez, Paris Hilton, Katty

Baccarat trilogie

Agustus 2013

43


CANTHING ARTIKEL LEPAS

DKNY Golden Delicious

Perry, Marc Jacobs, Lady Gaga, Justin Bieber hingga Agnes Monica pun memproduksi parfum untuk dipasarkan dengan harga yang beragam. Memiliki parfum produksi selebritis dan merek ternama di dunia, pasti menjadi prestise tersendiri bagi si pemakainya. Namun tahukah Anda bahwa Chanel No. 5 merupakan parfum terpopuler di dunia? Ya, parfum ini merupakan paduan warna-warni ylangylang, mayrose dan melati, yang diluncurkan oleh Gabriella Coco Chanel sebagai produk pertama Chanel. Produk ini diluncurkan pada 5 Mei 1921 khusus dipersembahkan kepada wanita-wanita pencinta wewangian. Harganya? Anda “hanya� perlu merogoh kocek Rp. 23.000.000,- untuk dapat memiliki 100 ml parfum ini. Baccarat Les Larmes Sacrees De Thebes menjadi produk parfum 44

Agustus 2013

dunia. Bentuknya pun sangat cantik karena botolnya terbuat dari termahal selanjutnya di dunia. Aroma kristal murni dengan mahkota yang dari parfum yang dibuat limited edition diberikan oleh Ratu Victoria. Pada leher dan dibandrol dengan harga Rp. botol terdapat berlian putih cemerlang 66.000.000,- ini merupakan kombinasi 5 karat yang dilapisi emas 18 karat. Per dari merica, melati, bunga geranium, ons parfum mewah ini memiliki harga ylang-ylang, kapulaga, kemangi, Rp. 127.218.900,- dengan berat total 17 sandalwood dan musk. ons, harga yang ditaksir dari parfum Clive Christian's No. 1 Imperial berlabel Clive Christian's No. 1 Imperial Majesty menjadi parfum yang sangat Majesty ini ditaksir mencapai harga Rp. limited di dunia. Siapa Clive Christian? 1,9 miliar. Very fantastic! Dia adalah seorang desainer yang Namun rupanya harga fantastis beralih profesi menjadi pembuat parfum Clive Christian's No. 1 Imperial parfum, dan pada tahun 2007, dirinya Majesty masih belum seberapa jika masuk ke dalam Guinness of World dibandingkan dengan DKNY Golden Record karena menciptakan sesuatu Delicious. Parfum beraroma apel yang untuk kaum imperialis yang paling mahal yang pernah dibuat. Betapa tidak, dipadu dengan bunga jeruk dan buah plum Mirabelle ini merupakan hasil parfum unisex beraroma paduan jeruk nipis yang dipetik di pagi hari, kapulaga, kerjasama DKNY, Donna Karan bunga carnation, lemon, bergamot dan dengan desainer perhiasan Amerika bernama Martin Katz. Jika melihat ben-zoin ini hanya ada 10 botol di


Clive Christian's No. 1 Imperial Majesty

http://cdn.pouted.com

botolnya, bisa ditebak bahwa keunggulam minyak wangi ini terdapat pada botolnya yang dirancang oleh Martin Katz. Kemasan parfumnya yang berlapiskan emas 14 karat dan ditaburi dengan 2.700 berlian putih, 183 batu safir serta 2,43 karat berlian kuning menambah elegan tampilan parfum berkelas ini. Logam-logam tersebut mencakup batu safir yang berasal dari Sri Lanka, kristal Brazil dan berlian pink dari Australia. Batu-batu permata tersebut dibuat layaknya kota Manhattan, yang dibentuk menyerupai gedung-gedung pencakar langit yang indah berhiaskan langit yang cerah. Menariknya, hasil penjualan parfum ini oleh Donna Karan akan disumbangkan ke yayasan kemanusiaan bidang penanggulangan kelaparan dunia. Nah, apakah Anda berminat membeli? +


CANTHING ARTIKEL LEPAS

Budaya Maritim dalam

Seni

Kontemporer ART|JOG|13 Teks: Veronika Sekar; Foto: Budi Prast

46

Agustus 2013

R

atusan lempengan plat besi dari drum bekas menutupi bagian depan Taman Budaya Yogyakarta (TBY), membentuk layaknya dinding kapal. Di depannya tampak komidi putar berdiameter 5 meter dengan tinggi 8 meter dihiasi dengan tujuh boneka besar berputar di lingkaran luar komidi putar. Tujuh boneka besar tersebut menggambarkan petualang, pedagang, ahli agama, ahli gambar, juru masak, ploitisi atau diplomat, dan ahli bahasa. Bagian dalam komidi putar dikelilingi oleh boneka-boneka berukuran sedang dengan sesosok boneka kecil sebagai pusatnya. Itulah “Finding Lunang�, karya Iwan Effendi yang berkolaborasi dengan Papermoon Puppet Theatre. Lunang, dimaksudkan sebagai simbolisasi Nusantara yang masih polos dan belum terjamah. Sementara ketujuh petualang tersebut adalah perwujudan dari mereka yang pernah mengisi sejarah Nusantara.


Masuk ke dalam gedung TBY, ratusan karya dari seniman baik lokal maupun mancanegara yang terlibat dalam ART|JOG|13 dipajang. Pameran seni ini terbagi menjadi 3 kategori yaitu Commision Work, Special Presentation, dan Art Fair. Dari 1.400 karya yang diajukan, setelah diseleksi, terpilih 158 karya dari 115 seniman di antaranya terdiri dari lukisan, patung, instalasi, video art, dan gabungan seni instalasi dan platform. ART|JOG|13 merupakan bursa seni

rupa kontemporer yang unik dan berbeda dengan art fair pada umumnya karena melibatkan seniman secara aktif untuk menghadirkan karya seni rupa berkualitas dari beragam medium. Ajang pameran seni yang diselenggarakan 6 - 20 Juli Agustus 2013

47


CANTHING ARTIKEL LEPAS 2013 di TBY ini mengangkat tema “Maritim Culture”. Tema ini dimaksudkan sebagai pintu masuk pada pola pikir maritim yang sebenarnya sangat lekat dengan bangsa Indonesia dan bangsa lain yang mempunyai wilayah laut, namun sekarang secara terstruktur mulai dilupakan. Maritim Culture tersebut salah satunya tertuang dalam karya Sri Astari yang bertajuk “Permisi”. Dalam karya tersebut, Sri Astari menampilkan sebuah kapal dan di atasnya terdapat layar yang bergambar Betty Bob yang mengenakan sarung dan kebaya nasional Indonesia. “Permisi” menjadi sebuah permohonan maaf atas keadaan maritim Indonesia yang luput perhatian dan nyaris terabaikan. Selain itu, tentu saja masih banyak karya lain yang memukau. Dari kategori Special Presentation, di antaranya, terdapat karya video dari Stefan Sagmeister, seorang warga negara Amerika Serikat. Stefan sudah mendesain beberapa merek, grafis, dan kemasan untuk kliennya, seperti Time Warner, The Rolling Stones, Guggenheim Museum, dan HBO. Sebagai pameran seni yang rutin digelar tiap tahun, Art Jog menjadi semacam outlet untuk melihat kecenderungan artistik terkini karya-karya seni rupa kontemporer Indonesia. Selain menikmati karya seni dalam

ART|JOG|13, pengunjung yang tertarik dengan karya-karya tersebut juga memungkinkan untuk membelinya langsung dari seniman pembuatnya. +

48

Agustus 2013



CANTHING ARTIKEL LEPAS

102 Wayang Orang

Tahun

Sriwedari Teks: Herlan; Foto: Ist.

S

emua bermula saat grup panggung wayang milik Lie Sien Kuan direkrut oleh Paku Buwono X untuk mengisi pentas di Taman Sriwedari pada tahun 1899. Pada waktu itu, pementasan yang dilakukan belum tetap atau memiliki jadwal yang rutin, dan masih mengikuti upacaraupacara yang ada. Dalam perjalanannya, kemudian pada tahun 1911, pementasan wayang oleh grup ini mulai tampil tetap di Kebon Raja (Taman Sriwedari). Pada tahun 1912, didirikan sebuah Persatuan Wayang Orang Sriwedari yang masih terdiri dari beberapa grup wayang orang. Persatuan ini dikepalai oleh seorang direktur, rademaker, yang konon diangkat oleh Sunan Paku Buwono X sendiri. Masa jaya Wayang Orang Sriwedari adalah sekitar tahun 1956-1980. Ketika itu kondisi ekonomi sulit dan banyak orang ingin mencari hiburan tontonan, sementara tidak ada pilihan hiburan lain. Dan pada 21 Juni 2013 adalah tahun ke 102 Wayang Orang Sriwedari berdiri. Pada tahun ini, Wayang Orang

50

Agustus 2013


Sriwedari mencoba untuk semakin memperkenalkan budaya seni wayang orang khas Sriwedari. Tidak hanya di kota Surakarta melainkan di ibukota Jakarta. Hal ini dilakukan agar masyarakat perkotaan semakin mengenal dan menyukai seni budaya wayang orang. Di samping itu juga untuk mengembalikan kejayaan grup seni wayang orang Sriwedari yang sempat meredup karena terdesak kemajuan zaman dan semakin banyaknya alternatif hiburan modern yang bisa dipilih masyarakat. Dengan pementasan seni semacam ini, keindahan seni dan budaya dapat tetap termuat di tengah maraknya kehidupan metropolitan dan canggihnya teknologi. Selain itu dapat pula memperkaya wawasan kita dalam berkesenian, sekaligus menyajikan sebuah pergelaran seni yang menarik ditonton. Yang tidak kalah penting, semua ini adalah upaya untuk pelestarian seni dan budaya. Mengambil Judul “Arjuna Tinandhing�, pentas seni wayang orang oleh grup Sriwedari kali ini banyak diminati. Hal ini ditunjukkan dengan penuhnya kursi penonton yang ada di Gedung Kesenian Jakarta. Pementasan ini merupakan garapan dari seorang sutradara muda, Agus Prasetyo, yang juga merupakan pimpinan grup Wayang Orang Sriwedari saat ini. +


CANTHING ARTIKEL LEPAS

201 TahunHadeging Praja Teks: Agus Yuniarso,Foto: Albert, Budi Adi

Kadipaten Pakualaman

2

01 tahun yang lalu, tepatnya pada tanggal 22 Juni 1812, Pangeran Notokusumo diangkat dan dinobatkan oleh Gubernur-Jenderal Sir Thomas Raffles sebagai Pangeran Merdiko, yakni pangeran yang memperoleh status kemerdekaan dari kekuasaan Kraton Kasultanan Ngayogyakarta. Sejak saat itu, salah satu putra Sri Sultan

58

Agustus 2013

Hamengkubuwono I ini mulai menyandang gelar sebagai Kanjeng Gusti Pangeran Adipati (KGPA) Paku Alam I, sekaligus menandai berdirinya Kadipaten Pakualaman Ngayogyakarta. Peringatan 201 tahun berdirinya salah satu dari empat pewaris Kerajaan Mataram ini diperingati dengan berbagai kegiatan bernuansa budaya yang telah terselenggara sejak bulan Mei 2013 lalu dan akan berlangsung hingga bulan Agustus 2013. Peringatan 201 Tahun Hadeging Praja Kadipaten Pakualaman, momentum tahun ini secara khusus dimanfaatkan untuk menggugah kembali gairah kegiatan budaya di lingkungan Kadipaten Pakualaman. Berbagai kegiatan digelar untuk menghidupkan kembali kekayaan budaya Pakualaman yang bersifat terbuka dan dapat dinikmati masyarakat umum. Sebagai wujud rasa syukur ke hadrat ilahi, Kadipaten Pakualaman mengambil bagian sebagai tuan rumah penyelenggaraan Majelis Mujahadah Akbar dan Sema'an Al-Qur'an yang secara rutin digelar setiap Ahad Legi di wilayah DIY, 15-16 Juni 2013. Sepekan kemudian, pada 22 Juni 2013, peringatan 201 tahun

jumenengan KGPA Paku Alam I digelar dalam sebuah resepsi di Kagungan Dalem bangsal Sewotomo. Sejumlah kerabat serta tamu kehormatan hadir dalam acara ini, termasuk di antaranya Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) RI, KRMT. Roy Suryo, yang juga merupakan salah satu kerabat Kadipaten Pakualaman. Menpora juga menyempatkan hadir dalam Lomba Jemparingan Gaya Mataraman yang diselenggarakan di Lapangan Kestalan, Pura Pakualaman, keesokan harinya. Selain itu, acara peringatan ini juga dimeriahkan dengan beragam kegiatan bernuansa budaya yang telah digelar sejak akhir Mei 2013, seperti lomba macapat, lomba tari klasik gaya Yogyakarta, lomba berbusana Mataraman gaya Yogyakarta, lomba lukis pelajar, pentas seni tradisional, dan diakhiri dengan penyelenggaraan Lomba Pacuan Kuda yang berlangsung pada 24-25 Agustus 2013. Meski bukan yang terakhir, prosesi kirab budaya mengelilingi kompleks Kadipaten Pakualaman menjadi agenda yang menarik perhatian masyarakat setiap tahunnya. Acara ini diselenggarakan pada 30 juni 2013.+





CANTHING ARTIKEL LEPAS

Borobudur

International Festival 2013

Teks: Veronika Sekar; Foto: Budi Prast

S

ebuah perhelatan budaya kelas dunia bertajuk “Borobudur International Festival (BIF) 2013� kembali digelar 14 - 17 Juni lalu. Acara dua tahunan yang bertujuan sebagai ajang pertukaran dan promosi budaya tersebut berlangsung sangat meriah di Taman Wisata dan Budaya Lumbini, Borobudur. BIF pertama kali dimulai tahun 2007 lalu, sehingga tahun ini merupakan tahun ketiga penyelenggaraannya. Panitia penyelenggara BIF tahun ini mengajak para seniman dari 35 kota dan kabupaten di seluruh provinsi Jawa Tengah. Ada pula seniman dari berbagai daerah di Indonesia yang hadir, seperti Gorontalo, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jakarta, Jawa Timur, Jawa Barat, Kalimantan Tengah, Bangka Belitung dan lain sebagainya. Selain itu, 4.000 seniman dari tujuh negara, yakni Belanda, Belgia, Slovakia, Brazil, Chili, Thailand, Brunei, dan RRC turut unjuk kebolehan dan menghibur pengunjung yang hadir. Dalam BIF tahun ini diselenggarakan pula pertunjukan Seni dan Budaya,

54

Agustus 2013

Pameran Produk Unggulan, Borobudur Travel Mart, serta Bakti Sosial. Menurut Bibit Waluyo, BIF 2013 dapat menjadi ajang untuk memperkuat kerjasama antarkepala daerah di Indonesia. Selain itu, juga dapat menjadi sarana promosi yang baik bagi Provinsi Jawa Tengah. "Kami berharap BIF bisa berdampak positif pada pariwisata di Jawa Tengah. Kegiatan ini untuk menyukseskan program Visit Jateng 2013 yang berlangsung sampai 11 November mendatang," ujar Bibit. Alasan diselenggarakan BIF awalnya


adalah sebagai upaya untuk mengenalkan budaya Indonesia kepada dunia luar. Apalagi Borobudur merupakan candi Budha terbesar di dunia yang sudah sangat terkenal di penjuru dunia. Walaupun tidak lagi masuk dalam tujuh keajaiban dunia, namun pesona dan kemegahan Candi Borobudur masih tetap menarik bagi para turis baik domestik maupun mancanegara. Penyelenggaraan BIF tahun ini bisa terbilang sukses, hal ini bisa dilihat dari lonjakan penonton yang mencapai 100 ribu orang lebih. Hal ini diutarakan oleh Prasetyo Ari Wibowo, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah. Angka itu termasuk ribuan turis yang menyaksikan berbagai acaranya dari 14-17 Juni 2013. +


CANTHING ARTIKEL LEPAS

Infobank Award 2013

Apresiasi untuk Kinerja Bank P Teks&Foto: Herlan

ada tanggal 4 dan 5 Juli 2013, Majalah Infobank menyelenggarakan �Infobank Award� yang merupakan penghargaan bagi para pelaku ekonomi di sektor perbankan Indonesia. Acara ini juga merupakan bukti kepedulian dan kesetiaan Infobank dalam memberikan informasi serta mengkritisi dan mengawasi dunia perbankan Indonesia. Hal ini disampaikan oleh Direktur/Wakil Pemimpin Redaksi Infobank, Eko B. Supriyanto dalam sambutannya. Acara hari pertama dimulai dengan Infobank BPR Award yang diselenggarakan di Hotel Red Top Jakarta pada 4 Juli 2013 yang lalu. Pada acara tersebut, Infobank memberikan penghargaan terhadap beberapa Bank Perkreditan Rakyat yang termasuk ke dalam predikat sangat baik dalam kinerja perbankan di tahun 2013. Bank Perkreditan Rakyat yang mendapat predikat sangat baik dalam Infobank BPR Award 2013, di antaranya BPR Supra Wahana Arta Bogor, BPR Prima Kredit Utama Surabaya, BPR Giri Suka Dana Wonogiri, BPR Mitra Jaya Mandiri Jember, dan BPR Danagung Abadi Sleman. Pada hari kedua, acara kembali dilaksanakan di Grand Ballroom Hotel Shangrila Jakarta dan ini merupakan acara puncak dari Infobank Award 2013. Dalam acara puncak ini, Infobank memberikan penghargaan terhadap bank-bank umum di Indonesia, baik bank BUMN dan bank swasta, yang mendapat

56

Agustus 2013

predikat terbaik dalam kinerja perbankan di tahun 2013. Pemberian penghargaan ini dimulai dari bank yang memiliki modal awal mulai dari di bawah 1 triliun sampai dengan di atas 5 triliun atau di bawah 30 triliun rupiah. Dalam acara Infobank Award 2013, Bank Mandiri dan Bank BCA menjadi salah satu bank yang termasuk ke dalam bank yang memiliki predikat sangat baik dalam kinerjanya serta melayani para nasabah dengan baik di tahun 2013.A cara juga dimeriahkan oleh tarian Seribu Tangan dan atraksi sulap dari Jennifer Aiko.+



CANTHING ARTIKEL LEPAS

201 TahunHadeging Praja Teks: Agus Yuniarso,Foto: Albert, Budi Adi

Kadipaten Pakualaman

2

01 tahun yang lalu, tepatnya pada tanggal 22 Juni 1812, Pangeran Notokusumo diangkat dan dinobatkan oleh Gubernur-Jenderal Sir Thomas Raffles sebagai Pangeran Merdiko, yakni pangeran yang memperoleh status kemerdekaan dari kekuasaan Kraton Kasultanan Ngayogyakarta. Sejak saat itu, salah satu putra Sri Sultan

58

Agustus 2013

Hamengkubuwono I ini mulai menyandang gelar sebagai Kanjeng Gusti Pangeran Adipati (KGPA) Paku Alam I, sekaligus menandai berdirinya Kadipaten Pakualaman Ngayogyakarta. Peringatan 201 tahun berdirinya salah satu dari empat pewaris Kerajaan Mataram ini diperingati dengan berbagai kegiatan bernuansa budaya yang telah terselenggara sejak bulan Mei 2013 lalu dan akan berlangsung hingga bulan Agustus 2013. Peringatan 201 Tahun Hadeging Praja Kadipaten Pakualaman, momentum tahun ini secara khusus dimanfaatkan untuk menggugah kembali gairah kegiatan budaya di lingkungan Kadipaten Pakualaman. Berbagai kegiatan digelar untuk menghidupkan kembali kekayaan budaya Pakualaman yang bersifat terbuka dan dapat dinikmati masyarakat umum. Sebagai wujud rasa syukur ke hadrat ilahi, Kadipaten Pakualaman mengambil bagian sebagai tuan rumah penyelenggaraan Majelis Mujahadah Akbar dan Sema'an Al-Qur'an yang secara rutin digelar setiap Ahad Legi di wilayah DIY, 15-16 Juni 2013. Sepekan kemudian, pada 22 Juni 2013, peringatan 201 tahun

jumenengan KGPA Paku Alam I digelar dalam sebuah resepsi di Kagungan Dalem bangsal Sewotomo. Sejumlah kerabat serta tamu kehormatan hadir dalam acara ini, termasuk di antaranya Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) RI, KRMT. Roy Suryo, yang juga merupakan salah satu kerabat Kadipaten Pakualaman. Menpora juga menyempatkan hadir dalam Lomba Jemparingan Gaya Mataraman yang diselenggarakan di Lapangan Kestalan, Pura Pakualaman, keesokan harinya. Selain itu, acara peringatan ini juga dimeriahkan dengan beragam kegiatan bernuansa budaya yang telah digelar sejak akhir Mei 2013, seperti lomba macapat, lomba tari klasik gaya Yogyakarta, lomba berbusana Mataraman gaya Yogyakarta, lomba lukis pelajar, pentas seni tradisional, dan diakhiri dengan penyelenggaraan Lomba Pacuan Kuda yang berlangsung pada 24-25 Agustus 2013. Meski bukan yang terakhir, prosesi kirab budaya mengelilingi kompleks Kadipaten Pakualaman menjadi agenda yang menarik perhatian masyarakat setiap tahunnya. Acara ini diselenggarakan pada 30 juni 2013.+



CANTHING ARTIKEL LEPAS

Ketua Keluarga Besar Alumni Padmanaba Dr. Supriyantoro menghibur pengunjung

Koordinator angkatan alumni Padmanaba

Empat orang pemena ng

lomba rambut tipis

Padmanaba dari Jawa Barat

Kumpul

Gayeng Padmanaba Teks&Foto: BK

G

elaran reuni lintas angkatan SMA 3 Padmanaba (SMAN 3 Yogyakarta) yang berlangsung pada tanggal 22 Juni 2013 lalu, bertempat di Aula Kemenkes, Kuningan, Jakarta berjalan sukses. Di bawah pimpinan Ketua Keluarga Besar Alumni Padmanaba (SMAN 3 Yogyakarta), dr. Supriyantoro, acara yang menjadi ajang temu kangen alumni pun berlangsung meriah. “Sesuai tajuknya ‘Kumpul Gayeng Padmanaba’, target kita hanya sekitar 250 undangan saja yang bisa hadir, tapi kenyataannya lebih dari 500 alumni yang datang di acara ini. Hal ini tentu sangat membanggakan karena di tengah-tengah kita hadir juga para Pengurus KBP dan koordinator angkatan serta para sesepuh alumni. Kehadiran mereka sudah tentu sangat menyemangati kita sebagai generasi penerus,” papar dr. Supriyantoro. Ketua Panitia Aslam Muhtar, Pad 85, menyampaikan bahwa kesuksesan ajang temu konco ini menunjukkan betapa kuatnya rasa persaudaraan di antarara alumni Padmanaba. Aslam menambahkan bahwa acara ini sekaligus sebagai launching website

manaba Penampilan angkatan 81 Pad

60

Agustus 2013


www.padmanaba.com yang dibuat oleh Saga Ikranegara, sebagai suatu bentuk pengembangan akses, network, data, dan referensi bagi alumni di seluruh penjuru dunia, sehingga semakin memudahkan mereka untuk saling bertukar informasi. “Kaderisasi pengelolaan alumni Padmanaba telah berjalan dengan baik, tongkat estafet kepemimpinan yang sekarang dipegang dr. Supriyantoro telah memperlihatkan gairah dan semangat persaudaraan gaya Padmanaba,” papar Nikentari Musdiono dalam sambutannya. Dalam reuni tersebut tampak hadir alumni tertua yang lulus angkatan 1956 sampai angkatan 2000-an. Pertemuan ini memunculkan kesan akrab, guyub dan kompak

Angkatan 63, 64, 65 Alumni Padmanaba

Sesepuh pengur us memberikan we Alumni Padmanaba, Niken Ta ri Musdiono jan dan Menpora KR gan diapit Ririen Roy Suryo MT Roy Suryo

Penampilan angkatan 84

Banjaransari, mantan Ketua Pengurus Alumni Nikentari Musdiono dan Latief Malangyudo, menunjukkan kekompakan lintas angkatan. Acara yang dipandu oleh Dyah Kutut Farmasita (mantan vokalis DAC Band) dan Indro ‘Kimpling’ Penampilan Angkatan 80 Penampilan Angkatan 87 Suseno pun sukses memadukan kemeriahan sehingga para spontanitas berbagai angkatan dan mengondisikan suasana undangan pun pembagian doorprize dengan menarik.+ sangat menikmati temu kangen ini. Banyak pula alumni yang kini berdomisili Anggito Abimanyu di Balikpapan, Papua, Makassar, Medan, Pekanbaru, Bontang hingga Jeddah pun menyempatkan hadir memeriahkan acara. Kehadiran beberapa tokoh alumni seperti Menpora KRMT Launching padmanaba.com Roy Suryo, Dirjen Haji Anggito Abimanyu, Direktur Bursa Efek Indonesia Kiki Widyasari, mantan Sekmil Presiden RI Syaukat

Agustus 2013

61


CANTHING ARTIKEL LEPAS

Sewindu

JFW

“Simfoni Khatulistiwa” Teks: Veronika Sekar; Foto: Budi Prast

D

unia fesyen sepertinya mempunyai daya tarik tersendiri bagi masyarakat. Tren fesyen yang selalu berputar dibarengi dengan inovasi dan kreasi dari para perancang busana membuat produk-produk fesyen tidak pernah membosankan. Event fesyen seperti karnaval dan peragaan busana juga semakin kerap digelar di beberapa daerah, salah satunya Jogja Fashion Week 2013 (JFW). Pergelaran busana yang digelar tiap tahun ini tak terasa sudah memasuki tahun ke-8 penyelenggarannya. JFW tahun ini diselenggarkaan mulai 3 - 7 Juli 2013 di Jogja Expo Center (JEC), Yogyakarta. Pada Rabu, 3 Juli 2013 lalu, JFW resmi dibuka oleh Sri Paduka Paku Alam IX. Dengan mengambil tema “Simfoni Khatulistiwa”, JFW diharapkan mampu mengangkat kekayaan alam Indonesia, 62

Agustus 2013


keragaman budaya Nusantara sebagai penyangga kerekatan serta perekat dalam persatuan bangsa yang disuarakan sebagai pijakan dasar membangun citra bangsa yang besar dan kuat. “Simfoni Khatulistiwa sesuai dengan kondisi Indonesia yang beragam. Sangat disayangkan bila tidak dilestarikan,” ucap Sri Paduka Paku Alam IX dalam sambutannya. Acara pembukaan juga diramaikan oleh persembahan tarian yang apik dari Bala Mahardika bertajuk Zamrud Khatulistiwa kemudian disusul oleh peragaan busana dengan tema Mahakarya Batik Bantul. JFW kali ini menggelar beberapa kegiatan seperti pameran, peragaan busana, dan karnaval di jalan (fashion on the street). Sebanyak 150 perancang busana dari seluruh Indonesia turut serta memamerkan hasil karyanya. Bahkan brand ternama seperti Sophie Paris turut serta dalam pekan mode ini. Dalam sesi peragaan busana Sophie Paris memamerkan koleksi terbaru spesial Lebaran dengan model Teuku Zacky bersama sang istri Ilmira Usmanova dan keluarganya. Dalam kesempatan ini, Sophie Paris juga mengadakan program Fashion & Beauty yaitu panduan berbusana sesuai tipe tubuh dan juga panduan make up yang dikemas dalam bentuk talkshow. Berita duka juga datang dari JFW tahun ini, desainer kondhang Tomy Tri Wahyudi tutup usia sebelum menyaksikan karyanya dipamerkan di catwalk JFW. Karya terakhir Tomy bertajuk “Samudera” terinspirasi dari kekayaan dan keindahan alam bawah laut Indonesia. Dituangkan dalam nuansa batik modern klasik Jogja dengan motif laut seperti kerang, ikan, koral, ubur-ubur, dan


CANTHING ARTIKEL LEPAS

keindahan sosok putri legenda. Kemeriahan JFW tahun ini semakin lengkap dengan diadakannya Karnaval Jogja Fashion Week di sepanjang jalan Malioboro pada Minggu, 7 Juli 2013 lalu. Karnaval dengan titik start dari Kantor Dinas Pariwisata DIY hingga Benteng Vredeburg ini, mampu menarik perhatian dan antusiasme pengunjung di seputaran Malioboro. Sebanyak 25 grup dari berbagai komunitas dan sanggar seni turut serta dalam karnaval dengan dandanan dan busana yang unik. Seluruh peserta karnaval diwajibkan menggunakan bahan lokal dan alami dari Indonesia. Selain itu banyak peserta karnaval yang menampilkan tema busana sesuai dengan cerita legenda dari tanah air. Diharapkan dengan adanya JFW ini menjadikan Jogja sebagai pintu gerbang fesyen Indonesia. JFW juga membawa misi sebagai pekan mode yang merepresentasikan tren etnik sekaligus sebagai ikon budaya nasional guna meningkatkan rasa cinta dan bangga terhadap produk bangsa. +

64

Agustus 2013



NGADI BUSANA TOKOH & FESYEN

Trie Utami di Antara

Kain-Kain yang

Bercerita Teks: Della Yuanita; Foto: Budi Prast

L

ama tak terdengar kabarnya, bukan berarti kesibukan penyanyi mungil bersuara emas Trie Utami menjadi berkurang. Justru aktivitasnya di berbagai bidang masih sangat menyita waktunya. Selain sebagai penyanyi, Trie Utami juga menjalani hari-harinya sebagai dosen serta salah satu anggota dari masyarakat adat. Sosok yang akrab disapa Iie ini bahkan dalam waktu dekat ini sedang menyiapkan sebuah proyek besar bersama Krakatau. Krakatau merupakan sebuah band beraliran jazz yang digawangi oleh Indra Lesmana, Dwiki Dharmawan, Gilang Ramadhan, Prabudi Dharma, Donny Suhendar dan Iie sendiri. Iie mengatakan bahwa proyek ini berawal dari reuni, namun rupanya ini bukan sekadar reuni biasa. Tapi akhirnya Krakatau Band memutuskan untuk membuat album lagi karena rupanya respon dari penggemar sangat luar biasa. Sehingga akhirnya membuat album lagi bahkan tur keliling Indonesia untuk menyapa para penggemar setia mereka. Iie mengatakan bahwa Krakatau memang bukan sekadar ada, tapi harus hadir kembali di blantika musik tanah air. “Selain kesibukan off air yang masih berjalan, saya juga masih bekerjasama dengan salah satu toko waralaba dan baru saja saya memproduseri album Sparkling, di mana terdiri dari empat perempuan yang dibentuk dan dilatih secara khusus untuk menyanyi tapi bukan girlband. Selain kesibukan di dunia entertain, kegiatan saya di penguatan masyarakat adat juga masih terus berjalan,� papar Iie ketika bertemu Kabare beberapa waktu lalu. Keterlibatan Iie di penguatan masyarakat adat berawal dari keprihatinannya akan betapa banyak sistem dan nilai budaya yang kian tergusur oleh arus modernisasi dan kebijakan pemerintah. Menurut wanita kelahiran 8 Januari 1968 ini, ada banyak kebijakan pemerintah yang tidak pernah berpihak pada keberadaan masyarakat adat sebenarnya menghancurkan hukum positif yang sudah berjalan. Iie

66

Agustus 2013


Blouse berbahan chiffon berwarna putih dan kain persahabatan dari Ambon Blouse berbahan chiffon shocking pink dipadu dengan kain dari Pulau Adonara

mengatakan bahwa hukum positif masyarakat adat pasti sesuai dengan lingkungannya, karena sudah dibangun selama beratus-ratus tahun turun temurun oleh masyarakat di daerah tersebut. Ketika hadir hukum negara di mana hukum tersebut masih diambil dari hukum Belanda pada masa kolonial yang tidak fit in di masyarakat adat, tentunya, hal itu pelanpelan menggerogoti dan menghancurkan masyarakat. “Nah, saya di sini, sebagai anggota

masyarakat adat saya di Jawa Barat, merasakan hal yang sama, sehingga saya bersinergi dengan teman-teman sesama masyarakat adat dari belahan bumi manapun untuk saling bertukar cerita. Saya meyakini bahwa kekuatan masyarakat itu merupakan satu-satunya jalan untuk dapat mempertahankan kekuatan mereka. Jadi kita tidak bisa bergantung dengan hukum pemerintah, namun bukan berarti hukum pemerintah itu tidak boleh diikuti, tapi tidak selalu fit in di kehidupan lingkungan

masyarakat tertentu,� paparnya. Iie kemudian mencontohkan jika dulu ketika ada maling ayam, kejadian tersebut dapat menyadarkan masyarakat bahwa ada kelompok yang keadaan ekonominya masih kekurangan. Tapi kondisi yang terjadi kini malah memprihatinkan. Masyarakat seperti diajari untuk menyerang dan melawan saudaranya sendiri. Seharusnya sanksi moral sudah cukup diberikan, karena sebenarnya hukum positif masyarakat adat itu yang mengikat orang dalam komunitas. Iie menyayangkan sikap orang-orang yang kadang justru melihat komunitas masyarakat adat sebagai suatu agama. Dalam hukum positif terdapat budaya dan nilai-nilai tradisi yang harus dijaga kelestariannya. “Banyak hal positif yang saya dapatkan melalui kegiatan ini. Di sela-sela kesibukan saya sebagai dosen di Institut Hindu Dharma Nasional di Bali dan dosen terbang di Universitas Jember, saya mendapat kesempatan untuk datang berkunjung ke berbagai tempat untuk mengenal budaya, lingkungan hingga masyarakatnya tanpa menjadi Trie Utami sebagai penyanyi. Dari sinilah saya juga mendapat banyak sekali kain persahabatan. Kain yang tidak hanya indah, namun memiliki nyawa untuk bercerita tentang kehidupan,� ujar wanita yang juga suka mengoleksi batu alam ini. Kain Nusantara memang terkenal keindahannya, memiliki banyak corak, kain itu tak hanya sekadar indah dipakai namun juga memiliki banyak cerita terpendam di dalam motifnya. Tak hanya kain batik saja yang memiliki banyak filosofi, namun kainkain dari penjuru Nusantara banyak yang memiliki makna yang mendalam. Kepada Kabare, Iie mengatakan jika kain-kain indah itu didapatnya dari hasil lawatannya ke berbagai daerah di Indonesia. Iie pun lebih suka menyebutnya kain persahabatan. “Saya punya banyak kain persahabatan dari berbagai daerah di Nusantara. Banyak pula di antaranya yang berasal dari Indonesia Timur, seperti dari gugusan pulau-pulau kecil di Flores Timur. Saya punya kain persahabatan dari Pulau Adonara, Nusa Tenggara Timur. Ini merupakan kain tenun ikat yang merupakan simbol persahabatan antara saya dengan dua

Agustus 2013

67


NGADI BUSANA TOKOH & FESYEN orang suster di sebuah biara di sana. Kain ini tidak datang dengan sendirinya, namun sayalah yang mendatangi kain ini. Ketika saya memakai kain ini, ada banyak cerita di dalamnya yang seringkali saya bagi ke penggemar atau teman-teman saya. Karena merupakan simbol persahabatan, maka kain ini sangat tak ternilai harganya,� jelas Iie kepada Kabare. Mungkin banyak yang tidak tahu bahwa pemberian kain persahabatan sudah merupakan kebiasaan masyarakat sejak dahulu kala. Kain bisa juga berarti pengikat, dan masing-masing warna serta corak pun memiliki filosofi tersendiri. Iie menurutkan jika wanita di beberapa daerah seperti Timor menjadi kekuatan masyarakatnya. Kebiasaan mereka menenun dapat dikatakan sebagai yoga karena gerakannya yang konstan dan kain yang ditenun pun merupakan cerita kehidupan mereka seharihari. Motif seperti ikan, perahu menggambarkan kehidupan mereka sebagai keluarga nelayan. Selain dari Pulau Adonara, Iie pun memiliki ratusan kain lagi dari berbagai daerah seperti Lamalera Pulau Lembata, Pulau Ende, dan masih banyak yang lainnya. Kain-kain ini dipakainya untuk show di berbagai penjuru dunia. Iie tak hanya memakai namun juga menceritakan makna di balik motif kain yang dipakainya, sehingga masyarakat lokal dan dunia kian mengenal ragam keindahan kain Nusantara. “Mungkin bisa dikatakan saya antimainstream. Hidup saya suka bereksperimen, musiknya pun begitu. Ada hal-hal yang harus dibuka sekat-sekatnya, pada intinya setiap manusia itu hidup merdeka. Itu masuk ke dalam apapun, terutama muncul untuk tidak mengikuti yang mainstream. Nah, pilihan-pilihan itu yang pada akhirnya membuat saya tampil original. Sebagai diri saya sendiri, saya tidak terkait dengan musim fesyen, karena saya membangun diri atas nama kemerdekaan dan keberdaulatan saya sebagai manusia. Artinya saya bebas Black tanktop dibalut kain persahabatan dari Pulau Ende Blouse berbahan chiffon berwarna hijau daun dipadu dengan kain persahabatan dari Pulau Adonara Kain persahabatan dari Pulau Lamalera

68

Agustus 2013


mencampur ini-itunya sejauh itu tidak mengurangi nilai-nilainya. Hidup itu suatu proses asimilasi dan akulturasi satu sama lain selama itu tidak saling mengganggu. Busana menurut saya bagian dari pola budaya yang di dalamnya mengandung unsur filosofi. Busana harus pas pada tempatnya dan seharusnya mencerminkan pribadi sesorang. Pilihan itu sudah dipengaruhi pikiran. Entah A atau B, itu merupakan suatu kedaulatan,� pungkasnya. +

Agustus 2013

69


PENDOPO

ESAI FOTO

Kampung

Ikan Asap Semarang Teks:Della Yuanita; Foto: Budi Prast

K

elezatan ikan asap mungkin pernah Anda cicipi. Namun, tahukah Anda di mana pusat pengasapan ikan di Jawa Tengah berada? Kali ini kita berkunjung ke kampung pengasapan ikan yang cukup terkenal di Semarang, yakni Desa Kaliasin. Sama halnya dengan perkampungan nelayan pada umumnya, di sana mata kita akan dimanjakan dengan suasana khas pesisiran. Memang, sepintas suasana di desa ini tak jauh berbeda dengan perkampungan nelayan biasa. Di tepian sungai, kita bisa melihat banyak perahu-perahu nelayan yang ditambatkan, itulah tanda mereka belum mulai melaut. Kesibukan khas perkampungan nelayan pun bisa kita lihat. Aktivitas penduduknya yang terkadang sedang memperbaiki perahu atau membuat jala. Ada pula beberapa nelayan yang sedang mengisi minyak untuk lampu petromak yang bisa menjadi dian di kala melaut malam nanti. Tak kalah

Sama halnya dengan perkampungan nelayan pada umumnya, di sana mata kita akan dimanjakan dengan suasana khas pesisiran 70

Agustus 2013


seru, kita bisa melihat keceriaan anak-anak nelayan yang terlihat bermain di tepi sungai. Ada yang sedang memancing, naik perahu sekaligus menikmati proses pengasapan ikan di seberang sungai. Ya, inilah sentra pengasapan ikan yang terkenal di Semarang. Di sini, banyak sekali rumah-rumah pengasapan berjajar di pinggiran sungai. Bentuk rumah pengasapan yang dilengkapi cerobong asap raksasa mungkin mengingatkan kita akan rumah-rumah di Eropa yang rata-rata memiliki perapian. Namun jangan salah, ini bukan sembarang perapian. Inilah Agustus 2013

71


PENDOPO

ESAI FOTO

tempat untuk mengasapi ikan. Pada awalnya, pengasapan ikan dilakukan di rumah-rumah penduduk, namun karena asap akibat pembakaran terhirup terus menerus, akhirnya pemerintah daerah Semarang memindahkan lokasi pengasapan yang terpisah agar kesehatan para penduduk tetap terjaga. Rumah-rumah pengasapan yang dibangun, letaknya memang tak terlalu jauh dari pemukiman penduduk. Para penduduk desa ini memang mayoritas bekerja sebagai pengasap ikan. Sebagian besar dari mereka adalah para ibu rumah tangga. Proses pengasapan sepertinya tak terlalu membutuhkan waktu yang

72

Agustus 2013

Para penduduk desa ini memang mayoritas bekerja sebagai pengasap ikan. Sebagian besar dari mereka adalah para ibu rumah tangga


Setiap harinya, berbagai jenis ikan laut dalam hitungan ton diasap di sini. Ikan yang biasanya diasapi antara lain ikan manyung, ikan juwi, ikan pari, ikan brembeng dan lainnya cukup panjang, meski masih dilakukan secara tradisional. Mula-mula ikan dijemur di para-para bambu kemudian diasapi di atas tungku berisi bara sabut kelapa. Setiap harinya, berbagai jenis ikan laut dalam hitungan ton diasap di sini. Ikan yang biasanya diasapi antara lain ikan manyung, ikan juwi, ikan pari, ikan brembeng dan lainnya. Dengan pengasapan, ikan pun akan terjaga dari kebusukan dan nilai gizi ikan tak terbuang percuma. Di Semarang, ikan yang diasap seringkali disebut ikan mangut, dan menjadi makanan kegemaran keluarga. Karena nama Desa Kaliasin sudah cukup populer sebagai penghasil ikan asap, maka tak jarang para pembeli datang langsung ke kampung ini untuk membeli ikan asap. Selain harga yang ditawarkan lebih murah, para pembeli pun dapat memilih beragam ikan yang baru selesai diasapi.+


PLESIR

WISATA

V

merupakan rumah para Tsar. Pada tahun 1712-1728 dan 1732-1918, kota ini menjadi ibu kota Kekaisaran Rusia. Sebuah kota yang dibangun dengan tata lanskap yang rapi. Banyak jembatan megah

elaro RUS atau lebih dikenal dengan sebutan Sapsan, melaju dari Moskow menuju St. Petersburg. Selama lebih kurang 4 jam, rombongan

Penuh lapisan emas

Citarasa Seni Teks: Indro ‘Kimpling’ Suseno; Foto: Nining

Monumen Patung Peter the Great, 1782

Moetaryanto, Uti, Nining, dan Vic Halim menumpang kereta api supercepat ini, sambil menikmati suasana alam akhir musim dingin di Rusia. Di sepanjang perjalanan, rombongan pun berharap sempat melihat beruang merah melintas. Setibanya di Stasiun St. Petersburg yang berjarak 401 mil atau lebih kurang 641 kilometer dari Moskow, sensasi suasana cita 74

Agustus 2013

rasa seni langsung menghadang rombongan. Semua tatanan lanskap, eksterior, dan interior yang ada di sana serba didesain secara artistik. St. Petersburg didirikan oleh Peter yang Agung pada tahun 1703,

New Hermitage Small

Skylight Room


melintasi sungai dan kanal-kanal, yang seringkali membuat decak kagum para wisatawan. Mereka pun menyebut kota berjuluk “the Venice of the north” ini sebagai salah satu yang terindah di dunia. St. Petersburg memanglah kota tujuan wisata yang cukup fantastis. Berpenduduk satu juta orang, St. Petersburg berada di paling utara dunia. Karena itu, kota monumen yang dibangun di

berdiri hingga saat ini. Ada hal yang membuat darah berdesir kencang ketika kita menemukan Perpustakaan Nasional Rusia yang memiliki koleksi beberapa manuskrip Melayu, termasuk Sejarah Melayu yang dibawa oleh Laksamana I.F. Kruzenshtern dalam pelayarannya pada tahun 1798! Selain itu, St. Petersburg juga memiliki 47 museum, antara lain Museum Hermitage yang kaya akan koleksi lukisan, patung, dan permadani dari seluruh penjuru dunia; Museum Russky Muzey yang menyimpan koleksi seni lukis Rusia; Museum Antropologi dan Etnologi (dulu disebut Kunstkammer) yang memiliki koleksi etnografi Indonesia; dan Museum Catharine Palace Memorial Pushkin. Selain itu, beberapa landmark terpampang indah dan megah. Antara lain, Patung Peter yang Agung (1782), Istana Musim Dingin (1754-1762), Benteng Petropalovskaya di Pulau Zayachy (1703), Taman Musim Panas, Patung tentara kekaisaran Rusia dan Katedral Isaakievskiy (18181858). Di kota ini, selain Istana Peterhof yang memiliki taman indah dan penuh air mancur, Anda musti berkunjung ke The Hermitage Museum yang merupakan primadona St. Petersburg. Museum ini terletak di pusat kota, menempati sebuah istana megah dan memajang tiga juta karya seni para seniman terkenal, seperti Rembrandt, Leonardo Da Vinci, Michaelangelo, dan berbagai nama seniman old master lainnya. Selain itu, ada pula salah satu museum paling besar di dunia yaitu Naval Museum.

atas rawa ini juga terkenal dengan julukan “window to Europe” atau jendela ke Eropa. Ada ratusan objek yang dapat dilihat dan dikunjungi di Beraksi di Hermitage Mu seum sana, seperti museum, teater, landmark, pertunjukan budaya, dan lain-lainnya. Yang juga tampak cukup menarik perhatian dan amat bercitarasa seni tinggi, adalah bangunan-bangunan bergaya Rennaissance, saksi sejarah kebesaran bangsa Rusia yang masih

Mereka pun menyebut kota berjuluk “the Venice of the north” ini sebagai salah satu yang terindah di dunia

Agustus 2013

75


PLESIR

WISATA

Catharine Palace

Hermitage Museum

Tempat ini berisi runutan sejarah ketentaraan Rusia, termasuk peninggalan Perang Dunia II. Untuk urusan belanja oleh-oleh, ada pasar suvenir yang berada di dekat Church of the Saviour. Pasar tradisional ini menjual Lorong misteri Hermitage Museum beragam suvenir dan pernak-pernik khas Rusia, termasuk boneka Matrioska yang terkenal. Di pasar ini juga terdapat penjual crepe yang Kunjungan “wisata magis” kadang terkenal, yang wajib tercetus juga oleh wisatawan, karena Anda cicipi. aura St. Petersburg yang begitu Kunjungan “wisata magis” kadang tercetus mempesona juga oleh wisatawan, karena aura St. Petersburg yang begitu Begitu juga Church of the Saviour. Katedral ala abad mempesona seperti pertengahan yang dibangun persis di tempat terbunuhnya Tsar menghipnotis siapapun Alexander II pada 1881 silam. Dengan luas bangunan 6.000 meter yang berkunjung. Ini persegi, gereja ini berinterior sangat indah. Di Pulau Vasilievsky ada akan terbukti ketika kita Andreyevsky Cathedral. Dibangun pada 1780 silam, katedral cantik mengunjungi Saint ini dikelilingi oleh tiga menara lancip. Dari kejauhan, tampat ini Isaac's Cathedral, gereja seperti suasana negeri dongeng. berkubah tertinggi ketiga Berkunjung ke kota yang sangat cantik seperti St. Petersburg ini, di dunia. Di gereja itu, akan kurang berarti jika tak mengabadikan perjalanan kita di sana. ada 400 anak tangga Jangan lupa Anda persiapkan kamera dengan sebaik-baiknya, karena untuk mencapai dek banyak tempat bermanja mengambil gambar, ”bernarsis”, dengan Church on the Sp illed Blood panorama tertinggi. latar belakang objek-objek yang indah. Klik..klik..klik.+ 76

Agustus 2013



PESANGGRAHAN

INFO HOTEL

D

i tengah bermunculannya hotel-hotel baru di Yogyakarta dan persaingan yang begitu ketat, The Jayakarta Yogyakarta Hotel & Spa adalah salah satu hotel yang tetap bertahan. Hotel ini kian berbenah untuk lebih dapat memuaskan tamu-tamunya. Romantisme dan keindahan budaya Jawa dan Bali tampaknya menjadi estetika yang akan mencuri kesan baik para tamu. Satu ciri khas yang membedakan hotel ini dengan hotel lainnya, yaitu kentalnya nuansa etnik di

sudah sangat terasa. Ornamen ukiran Jawa-Bali yang sangat indah tampak menghiasi berbagai sudutnya. Dengan gaya desain etnik ini, The Jayakarta Yogyakarta Hotel & Spa tentu saja juga menampilkan sejumlah keunggulan dalam pelayanannya. Tidak saja romantisme etnik yang

THE JAYAKARTA YOGYAKARTA HOTEL & SPA

Modern Sentuhan dengan

Jawa Bali

Etnik

Spa

Teks: FA Herru;Foto: Istimewa

hampir seluruh area hotel. Corak budaya Jawa dan Bali yang dipadu kental merupakan konsep yang coba diketengahkan hotel berbintang empat ini untuk mengangkat budaya daerah menjadi aset di tengah maraknya era modernisasi saat Mini Golf ini. Corak budaya tersebut diwujudkan dalam sentuhan elemen interior hotel, seperti pada ruang dan ragam hiasnya. Selangkah saja kaki menginjak area lobi, kesan etnik 78

Agustus 2013

ditampilkan untuk menghadirkan kenyamanan bagi para tamu, tapi juga menciptakan atmosfer yang homy, ditunjang dengan suasana hotel yang tenang dan asri. Motto yang dikedepankan


hotel ini adalah “well located and friendly hotels�. Lokasi yang cukup strategis pun jadi satu bentuk pelayanan bagi tamu. Memang, Jayakarta Yogyakarta sangat strategis karena berjarak 1,5 km saja dari bandara Adisutjipto dan hanya sekitar 15 menit dari Malioboro. Selain itu, keramahtamahan semua staf dan lengkapnya fasilitas akan

Selangkah saja kaki menginjak area lobi, kesan etnik sudah sangat terasa. Ornamen ukiran JawaBali yang sangat indah tampak menghiasi berbagai sudutnya.

menarik hati para tamu untuk semakin betah tinggal di sana. Berlokasi di Jalan Laksda Adisutjipto (Jl. Solo) Km. 8 Yogyakarta, hotel yang berdiri sejak tahun 1992 ini memiliki 129 kamar dengan 6 tipe. Kamar-kamar itu meliputi 11 Standard, 50 Deluxe Garden View, 54 Deluxe Pool View, 2 Executive, 10 Junior

Suite, dan 2 Suite. Selain kamar yang bersih dan nyaman, The Jayakarta Yogyakarta Hotel & Spa juga dilengkapi dengan dua restoran, yaitu Rayamana Restaurant dan Tamansari Restaurant, serta Pendopo Bar. Setiap harinya, makan pagi disiapkan di Ramayana Restaurant dengan menu yang sangat

lengkap. Menu a la carte juga bisa dinikmati dengan pilihan yang bervariasi. Bagi penggemar makanan tradisional, bisa menuju ke Tamansari Restaurant. Sebuah restoran open air dengan harga yang sangat terjangkau bagi semua kalangan. Sementara

Pendopo Bar merupakan tempat di mana biasanya para tamu kongkowkongkow sambil makan dan minum, serta menikmati live music yang disajikan setiap malam. The Jayakarta Yogyakarta Hotel & Spa pun mempunyai fasilitas yang sangat lengkap, baik untuk tamu yang Agustus 2013

79


PESANGGRAHAN

INFO HOTEL

Ramayana Restaurant

berkunjung untuk keperluan bisnis, MICE maupun liburan. Bagi perusahaan atau instansi yang membutuhkan ruangan untuk keperluan pertemuan atau seminar, tersedia empat ruang meeting dengan kapastitas 20 sampai dengan 200 orang. Semua ruangan dilengkapi dengan fasilitas sound system dan LCD yang memadai. Bagi tamu yang menginap, disiapkan fasilitas antar-jemput gratis dari atau ke bandara, stasiun kereta api dan Malioboro. Fasilitas wi-fi juga bisa diakses di semua area, baik di kamar, lobi, meeting room, restoran maupun outdoor. Club Arena Spa & Fitnes Center yang

terletak di ground floor disiapkan untuk para tamu yang membutuhkan relaksasi dan kebugaran. Terapis dan instruktur yang berpengalaman selalu siap melayani dengan selalu mengutamakan kepuasan tamu. Selain fasilitas-fasilitas itu, di hotel ini juga terdapat sarana olahraga dan rekreasi yang sangat dibutuhkan tamu, terutama saat liburan. Fasilitas tersebut meliputi kolam renang baik untuk dewasa maupun anak-anak, lapangan mini football, lapangan volleyball, lapangan tenis, tenis meja, dan aneka permainan. Ada pula paint ball di back yard, di mana para tamu bisa

melakukan permainan perang-perangan yang akan memacu adrenaline. Begitulah, The Jayakarta Yogyakarta Hotel & Spa begitu lengkap sebagai sarana menginap dan tinggal ketika mengunjungi Yogyakarta. Sisi modernitas memang ditunjukkan dari berbagai fasilitasnya sebagai bagaian dari pelengkap pelayanan hotel, di samping nuansa etnik yang menenangkan jiwa para tamunya.+

Candle Light

Suite Room Pendopo Bar

80

Agustus 2013



KLANGENAN KULINER

KANEMAN HERITAGE ROYAL CUISINE

Nuansa Baru Bersantap

Hidangan

Kerajaan

Teks: FA Herru; Foto: Budi Prast

S

Ratu Anom, putri pertama mendiang Sri Sultan HB IX dari istri ebagai yang dianggap sumber kebudayaan Jawa, Keraton pertamanya. Dan dibukanya Ndalem Kaneman Heritage Royal Yogyakarta tentu saja menyimpan begitu banyak warisan yang sangat bernilai. Buah warisan itu salah satunya terdapat Cuisine merupakan bentuk pelestarian budaya Keraton Yogyakarta melalui kuliner, sekaligus pelestarian ndalem tersebut yang telah pada seni dan ragam kulinernya. Citarasa Jawa sangat kental ditetapkan sebagai cagar budaya. padanya, meski tersentuh pula oleh budaya bangsa barat, Melayu “Kami membuka dan juga Cina. Masing-masing makanan yang tercipta dari budaya diri seluas-luasnya bagi masa lalu itu, memiliki keunikan dan rasa tersendiri. masyarakat atau Namanya hidangan keluarga raja, dapat dipastikan merupakan wisatawan baik lokal sajian yang terbaik, tentu saja istimewa, serta terjaga kebersihan maupun mancanegara dan pengolahannya. Namun begitu, citarasanya sangat membumi. Oleh karena itulah, saat ini ragam kuliner keluarga raja Namanya hidangan tersebut tidak lagi keluarga raja, dapat tersembunyi di balik dinding keraton, namun telah dapat dipastikan merupakan dinikmati pula oleh sajian yang terbaik, masyarakat umum. Itulah yang kini tentu saja istimewa, direalisasikan oleh pewaris serta terjaga kebersihan Ndalem Kaneman. Dengan meluncurkan nama Kaneman dan pengolahannya Heritage Royal Cuisine pada awal Juni lalu, Ndalem yang ingin merasakan Kaneman terbuka bagi siapa saja yang ingin merasakan kekayaan keagungan tradisi dan rasa kuliner keluarga Keraton Yogyakarta, teristimewa hidanganbudaya Yogyakarta, hidangan kegemaran para Sultan Hamengkubuwono (HB). khususnya dari Ndalem Kaneman merupakan rumah berusia lebih dari satu abad yang sejak tahun 1991 menjadi tempat tinggal Gusti Kanjeng Keraton Yogyakarta,� Gecok Genem

82

Agustus 2013


ujar putra GKR Anom, RM. Aryo Santigi, pewaris ndalem dan pengelola Kaneman Heritage Royal Cuisine. Ndalem Kaneman selama ini juga menjadi tempat diselenggarakannya pelatihan budaya khususnya tari klasik Yogyakarta serta gamelan di bawah Yayasan Siswo Among Bekso. Dengan ini, selain dapat mencicip hidangan-hidangan khas keluarga besar Keraton Yogyakarta, pengunjung pun dapat secara langsung melihat kegiatan pelatihan tari tersebut di

Manuk Nom

waktu-waktu tertentu. “Bahkan, jika menginginkan, pengunjung juga dapat ikut serta menari,� tambah RM. Aryo Santigi. Selain itu, Ndalem Kaneman yang berlokasi di Jalan Kadipaten Kidul No. 44 Yogyakarta ini juga telah membuka diri untuk tempat meeting atau pertemuan, tempat penyelenggaraan perhelatan pernikahan dengan budaya Yogyakarta, serta acara-acara budaya lainnya. Sejarah dan nilai-nilai budaya

Ndalem Kaneman pun dapat pengunjung ketahui, seperti melalui museumnya. Kaneman Heritage Royal Cuisine menyajikan lebih kurang 30 hidangan yang terdiri dari main

merupakan menu favorit Sri Sultan HB IX. Orang Jawa sering menyebut menu ini Bebek Suwar Suwir, yang merupakan hidangan dari paduan irisan daging bebek yang kemudian diolah dengan kedondong parut. Citarasanya cukup unik, dapat menjadi santapan utama pengunjung. Ada pula Bestik Srong, salah satu hidangan pembuka yang spesial, jadi favorit Sri Sultan HB IX dan KGPA Mangkubumi. Hidangan ini dibuat dari daging sapi giling dengan kuah semur, disajikan bersama kentang yang ditumbuk halus dan tumis sayuran. Pengunjung pun Bestik Srong dapat menikmati rasa unik hidangan Gecok Sejarah dan nilai-nilai budaya Genem. Menu ini mirip dengan Garang Asem. Ndalem Kaneman pun dapat Yang membedakan, pengunjung ketahui, seperti Gecok Genem menggunakan irisan melalui museumnya daging sapi, sedangkan Garang Asem menggunakan daging course, desert dan appetizer, serta bermacam ayam. Ini pula hidangan kegemaran Sri minuman, yang dapat pengunjung pilih. Sultan HB IX. Bebek Zwaat Zuur, misalnya, yang Kemudian, selain itu, pengunjung juga Agustus 2013

83


KLANGENAN KULINER dapat mencicip hidangan favorit Sri Sultan HB VII dan Sri Sultan HB VIII, yaitu Manuk Nom. Menu semacam puding khas Keraton yang diolah dari tape ketan hijau dan telur. Manuk Nom lezat sebagai hidangan penutup. Sebagian dari Anda mungkin pernah merasakan menu-menu tersebut. Namun bagi yang belum, hidangan-hidangan kegemaran Sultan Hamengkubuwono ini dapat menjadi santapan Anda yang berbeda daripada yang lain.

Kemudian, selain itu, pengunjung pun dapat mencicip hidangan favorit Sri Sultan HB VII dan Sri Sultan HB VIII, yaitu Manuk Nom Pastinya, dengan bersantap di pringgitan, bagian depan Ndalem Kaneman, di bawah atap rumah Jawa yang besar, akan memberi Bebek Zwaat Zuur pengalaman baru bagi Anda. Sambil menyaksikan tarian klasik Jawa di pendoponya, suasana bersantap Anda menjadi berkesan sangat romantic traditional. Bila Anda ingin berkunjung, Kaneman Heritage Royal Cuisine dibuka setiap hari dari pukul 10.00 - 21.00. Selain menambah khasanah kuliner Yogyakarta, kehadiran restoran ini, tentu saja sekaligus memberi warna tersendiri bagi dunia kepariwisataan. Dengan segala yang disajikan, Kaneman Heritage Royal Cuisine diharapkan dapat menarik kunjungan wisatawan lebih besar ke Yogyakarta. +

Trancam Ayam

Warung Makan Bu Mayar Teks: FA Herru; Foto: Budi Prast

“

M

ak nyus�, kalau kata Bondan Winarno menandai makanan yang rasanya spesial. Tapi, entah si ahli kuliner itu pernah bertandang atau belum ke warung ini, yang terang, Nasi trancam ayam di warung Bu Mayar ini layak dilontari ucapan semacam itu. Satu lagi menu tradisional yang mungkin sudah jarang lagi Anda rasakan di kota-kota besar. Trancam adalah makanan khas Jawa yang terbuat dari sayuran. Semacam urap. Jadi, trancam tidak mengerikan bagi kesehatan, tidak juga mengancam satabilitas perut bahkan dompet. Dia justru sahabat bagi para vegetarian dan memang sangat murah. Hanya dengan Rp. 18.000,- Anda sudah dapat merasakan nasi trancam ayam kampung di warung Bu Mayar yang mak nyus. Disajikan dengan nasi yang masih mengepul, plus pilihan ayam goreng atau bakar, menu satu ini pas untuk santapan siang. Bila Anda rindu pada rasa tradisional khas masakan ibu, silakan tandangi Warung Makan Bu Mayar di Jl. Raya Cawas-Klaten, kompleks Pasar Cawas. Selain menu itu, menu-menu lain pun tersedia, seperti opor ayam, lele, nasi rames kikil, nasi gudeg ayam opor atau ayam goreng, dan sebagainya. Warung Makan Bu Mayar, selain di tempat itu, cabang-cabangnya terdapat juga di beberapa tempat. Salah satunya di Jl. Jogja-Solo Km. 4, Ngaran Mlese, Klaten. Dengan citarasa yang juara, warung ini bisa jadi alternatif wisata kuliner ketika Anda berwisata ke Yogyakarta.+

84

Agustus 2013



PAGUYUBAN BERITA KOMUNITAS

Pembukaan ART | JOG | 13

Pameran Seni Rupa

Kontemporer

Teks: Veronika Sekar; Foto: Budi Prast

P

erhelatan akbar pameran seni rupa kontemporer ART|JOG|13 telah digelar di Taman Budaya Yogyakarta (TBY). Pameran yang berlangsung dari tanggal 6 hingga 20 Juli 2013 lalu ini menghadirkan 158 karya dari 115 seniman, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Hal ini membuat perhelatan ini menjadi salah satu pameran seni dengan level internasional yang patut diperhitungkan. Pameran seni rupa yang sudah digelar dari tahun 2008 ini, rupanya dari tahun ke

86

Agustus 2013

tahun selalu menarik antusiasme pengunjung. Terbukti pada saat pembukaan, halaman TBY dipadati masyarakat yang ingin melihat langsung karya-karya besar seniman dari berbagai daerah dan negara. Dalam pembukaan, hadir Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa. Tampak pula seniman, seperti Eros Djarot, Djaduk Ferianto, Oei Hong Djien dan seniman dari berbagai negara, di antaranya Jepang dan Australia. Hatta Rajasa dalam sambutannya berjanji akan menganggarkan dana untuk

pembiayaan ajang ini ke depannya. Ia berharap dengan adanya bantuan itu, pameran mendatang dapat diselenggarakan dengan lebih meriah, mengundang seniman-seniman dunia. “Kami juga berharap, dengan adanya ajang ini, seniman-seniman Indonesia semakin berkembang,” ujarnya. Tema “Maritim Culture” diangkat sebagai upaya untuk menunjukkan bahwa budaya kelautan adalah salah satu ciri khas yang dimiliki negara kepulauan, seperti Indonesia.+


Edwin Raharjo, Listia Raharjo, Mr. Kenneth Choe Oei Hong Djien, Bapak & Ibu Ridwan

Mella

Hatta Rajasa & istri

Haryono Budiyono Ni Luh Sekar, Rob Daniel Simone, Andre

Didi Kasi, Lien Chei Wei, Pungky

Eros Djarot

Melani Setiawan, Dedy Kusuma, Susi

Henny, Simon

Taka

Aditya Novali, Lorenzo

Stefan Sagmeister

Ashley Bickerton, Stevan

Agustus 2013

87


PAGUYUBAN BERITA KOMUNITAS

Bersama MODA, Saling Berkreasi

Teks: Della Yuanita; Foto: Tegar Hart.

S

Busana karya Donna Assegaf

ekumpulan desainer busana muslim yang tergabung di dalam MODA (Moslem Fashion Designer of Jogja) hadir meramaikan dunia komunitas di Jogja. Komunitas yang beranggotakan 22 desainer ini awal-nya dipertemukan ketika berpartisipasi pada event Jogja Fashion Week 2012, kemudian disatukan oleh Afif A Syakur dalam wadah arisan untuk keakraban dan menyatukan visi serta mengembangkan diri secara bersama. Setelah memperkenalkan diri melalui melal soft launching kepada publik tanggal 27 Oktober 2012, pada Jogja Fashion Week 2013, MODA melakukan grand launching pada tanggal 4 Juli 2013. tang MODA sengaja dibentuk untuk meningkatkan kreasi para fa BCH Pinsa Putih, Ul ddesainer daerah yang fokus berkarya di bidang busana muslim. Menurut Afif, busana muslim Indonesia berpotensi menjadi M ttrend setter dunia karena selain memenuhi kaidah-kaidah busana muslim, juga mampu berkompromi dengan budaya. Busana muslim tak lagi sekadar menjadi identitas religi mayoritas warga negara Indonesia saja, melainkan sudah menjadi identitas busana yang sarat dengan budaya santun. “Keberadaan MODA diharapkan dapat lebih memperkenalkan busana muslim Indonesia yang sarat pengaruh budaya bangsa, baik dari garis rancangannya, sampai pemberdayaan sumber daya lokal. Melalui MODA, kami ingin dapat menjalin hubungan positif dengan Mel Busana karya saling salin meningkatkan silaturahmi, komunikasi dan memotivasi,� ujar Lima Afif Luthfi Luth Majid, salah satu anggota MODA dalam jamuan santap siang di Syakur Balai Ayu Timoho Yogyakarta, Jumat, 5 Juli 2013 lalu. Semoga MODA Busana dapat menginspirasi para desainer busana muslim lainnya.+ karya Lily Gunawan

Busana karya Lisa & Iin Sumarno

Lima Luthfi, Lettytia

Yukky Pratama, Indah Syoraya

Uti Nareswari, Ayu Jehan

Tya Fitriasari, Tuti Ak Akbarr Maisha, Hasna Dahlan

88

Agustus 2013


Pertemuan 2 Tahunan

Paguyuban

Trah Teks&Foto: Herlan

P

HB VI

o, Wid Bpk. Nugroho,Ibu Wis Nugroh

ada 30 Juni 2013 lalu, Paguyuban Trah Hamengku Buwono VI se-Jabodetabek menyelenggarakan pertemuan para kerabat mereka. Kegiatan silaturahmi ini diselenggarakan setiap dua tahun sekali, dan tahun ini merupakan pertemuan yang ketigakalinya.Bertempat di Gedung Pertemuan Departemen Pekerjaan Umum Jakarta, pertemuan ini sekaligus bertujuan untuk memperingati Jumenengan Dalem, Ngarso Dalem Sampeyan Dalem Hingkang Sinuwun Kanjeng Sultan Hamengku Buwono VI. Dalam acara tersebut, ditampilkan kegiatan-kegiatan berbau seni-budaya, seperti prosesi upacara Supitan yang merupakan khas keluarga keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Tampak hadir para sesepuh keluarga besar trah HB VI dan Siswono Yudohusodo.+

Sambutan Ketua Panitia Ir. Nus Purnandya

Sambutan Ketua Trah Paguyuban HB VI Niken Tari Musdyono

Sambutan Siswono Yudhohusodo

Septo.P, Danur,

Guritno Kusumo, Titiek Guritno Kusumo

Tari Donolobo, GBRAy.Murywati Darmokusumo, Indra Bambang

Suryo

Sinangjono Hadinegoro, Ibu Hadinegoro

Agustus 2013

89


BIYEN SAIKI DULU & KINI

Hotel Savoy-Homann Bandung, Jawa Barat

Foto: Tidak diketahui (1950)

Foto: Albert (2013)

90

Agustus A gusttus 2013


KONSULTASI

LAKON LAKU

MASALAH KESEHATAN Ibu Rina di Malang Membaca majalah Kabare saya jadi sangat tertarik ingin konsultasi mengenai penyakit yang saya derita. Saya berkeluarga dengan dua orang anak. Sejak 3 tahun lalu saya menderita sakit migren. Hampir setiap hari pusing luar biasa, sampai terasa nyeri di mata dan telinga. Saya sudah berobat kemana-mana tidak ditemukan obat yang dapat menyembuhkan. Hasil laboratorium saya semua baik, dan dilakukan MRI tapi tidak ditemukan kelainan di syaraf maupun di tulang leher. Setiap hari saya meminum obat antimigren yang menyebabkan lambung terkena maag. Semakin hari semakin parah, bahkan tangan saya mulai tersa kesemutan. Saya bingung, bahkan saya berobat ke orang pintar dikatakan saya terkena santet. Namun hampir semua jenis benda yang dikeluarkan dari kepala saya, yang dikatakan barang-barang karena santet, tidak mengurangi rasa sakit bahkan semakin parah. Mohon bantuan bapak, sebelutnya saya sakit apa dan bagaimana pengobatanya. Sebelumnya saya haturkan banyak terima kasih. Jawaban Ibu Rina yang sedang pusing dan bingung, melihat foto dan hasil laboratorium serta gambar MRI, dapat saya haturkan beberapa hal. Dari hasil laboratorium yang lengkap, tidak ada kelainan. Dari gambar MRI terlihat ada kelainan pada rahang (Maxilla madibula) yaitu terdapat kelainan gigi. Pertumbuhan gigi tidak muncul menembus gusi tetapi tumbuh miring tertanam di gusi (impacted) yang semakin hari tumbuh mendesak gigi lainya. Gigi tersebut di graham bawah dan atas, pada gigi molar. Pertumbuhan ini, selain mendesak, membuat tekanan pada saraf gigi lainya dan terjadi inveksi. Akibatnya menyebabkan terjadinya migren dan tangan yang kesemutan. Jadi sangat jelas sekali bahwa Ibu sakit wajar, bukan karena disantet. Satu-satunya pengobatan yang biasa dilakukan adalah oprasi pengambilan gigi yang ada di dalam gusi. Sebaiknya Ibu datang ke ahli bedah mulut. Demikian saran saya, dan apabila sudah dilakuan oprasi saya akan membantu untuk memulihkan saraf-saraf yang rusak akibat gigi yang tertanam tadi. Terima kasih. MASALAH KELUARGA Ibu WHY di Semarang Pak Gembong yang terhormat, saya ingin konsultasi mengenai masalah keluarga. Saya sudah 4 tahun berkeluarga dan mempunyai 1 orang anak. Sebelum punya anak, saya berkerja di bank swasta. Setelah punya, suami melarang saya berkerja. Namun setelah saya keluar berkerja, ternyata suami tidak seperti yang saya harapkan. Kebutuhan setiap bulan diberikan sangat minim, digunakan untuk semua kebutuhan anak dan makan setiap bulan. Bahkan kadang, suami tidak memberikan. Sebagai seorang istri, kehidupan rumah tangga saya mulai goncang karena persoalan ekonomi. Padahal saya tau penghasilan suami cukup besar. Alasannya ditabung untuk masa depan sekolah anak nanti serta untuk memembantu orangtua suami. Saya minta suami untuk diizinkan kerja kembali, tapi dia justru mengancam menceraikan saya kalau nekad berkerja. Untuk menutupi kebutuhan, saya selalu meminta bantuan orangtua dan saudara saya. Pernah suami saya dinasihati dan ditegur oleh orangtua saya, tetapi terjadi kesalahpahaman. Suami memaki-maki mereka dan bersumpah tidak mau datang lagi ke rumah orangtua saya. Kedua orangtua saya dan saudara- suadara sudah tidak mau membantu lagi karena sikap suami itu. Dalam kondisi seperti itu, kadang saya mengambil uang di dompetnya tanpa sepengetahuan. Ini terpaksa, karena untuk keperluan anak. Tapi akibatnya, suami marah besar dan saya dimaki sangat kasar karena saya dianggap pencuri. Keluarga besar suami saya ikut campur memaki saya karena laporan suami, serta memaksa suami untuk menceraikan saya. Demi Tuhan, saya melakukan untuk membeli susu. Saat ini saya dipulangkan oleh suami saya. Mohon bantuan bapak, apa yang harus saya lakukan. Sebelumnya saya haturkan banyak terima kasih. Jawaban IBU WHY yang sedang diasingkan, memlihat foto ibu dan suami, serta membaca surat ibu, dapat saya haturkan bahwa apa yang akan dilakuan suami untuk menceraikan sebetulnya hanya merupakan alasan saja. Akibat perbuatan ibu, secara hukum ibu tidak bersalah. Dalam hukum, pencurian dalam kelurga yang masih berkaitan suami atau anak, tidak dapat dituntut. Yang jelas, sebetulnya suami dan kelurganya memang tidak menyukai ibu cuma untuk mencari alasan menceraikan. Perbuatan suami yang tidak bertangung jawab pada keluraga merupakan tindakan KDRT, karena suami tidak bertangung jawab penuh malah mentelantarkan istri dan anak. Apabila ibu masih ingin memperthankan perkawinan ini sudah sangat sulit dan tidak akan nyaman karena kelurga telah ikut campur oleh karena itu biarkalah suami ibu melakuakan tuntutan gugat cerai dan apabila setelah itu ibu dipulangkan ke orang tua dan suami tidak memberi nafkah lahir dan batin selama lebih dari 3 bulan maka ibu dapat menuntut suami dan melaporkan suami kepada yang berwajib atas tidakan KDRT yaitu menelantarakan anak dan isteri. Demikan saran saya, jika kurang lengkap datang di praktik saya Senin-Selasa, pukul 08.00- 16.00 di Jl. Sugeng Jeroni, Pojok Beteng Kulon Yogyakarta. MASALAH USAHA Bapak HRD di Cirebon Pak Gembong yang baik saya seorang pensiunan pegawai swasta dan dalam pensiunan saya mendapat pesangon karean saya masih mengkuliahkan anak – anak sebagai besar uang saya saya gunakan usah bersama dengan teman – teman di bidang kontraktor bagunan namun hasilnya saya bukan mendapat untung tetapi modal saya amblas dengan alasan bahwa usaha bersama ini merugi namun tidak pernah ada catatan yang jelas bagaimana rugi bagaimana untung karena setiap saya mengontrol proyek – proyek yang dilakuan teman saya ini ternyata proyekproyek yang fiktif yang bukan proyeknya namun diakui sebagai proyeknya dan sekarang teman saya lari entah kemana dengan membawa modal saya dan teman – teman saya. Oleh karena itu saya trauma untuk kerja sama. saya ingin sekali usaha sendiri namun saya belum tahu harus usaha di bidang apa. saya lahir pada tanggal 16 juni 1954 mohon petunjuk bapak usaha apa yang harus saya lakukan demikan saya haturkan banyakn terima kasih. Jawaban Bapak HRD yang sedang dirugikan membaca surat bapak dan melihat foto bapak dan melihat tanggal lahir bapak maka dapat saya haturkan sebabgai berikut. Bahwa usaha yang cocok bapak adalah usaha dibidang kuliner usaha ini sangat cocok dengan bapak dan mempunyai potensi untuk berkembang. Misalnya bapak mendirikan restoran atau warung makan yang mempunyai spesifik(khas) misalnya warung makan ayam goreng kampong restoran jamuran dari jamur – jamur yang di lengkapi minuman – minuman buah alami yang organik. Namun untuk usaha ini bapak haru belajar untuk biasa menangani managemen restoran dan belajar secara sunguh sungguh serta profesional. Saya akan membantu bapak untuk memberikan kursus tentang managemen restoran. Silahkan datang bapak datang di praktek saya di jogja sehingga dalam melangkah nanti betul-betul bapak sudah memahami dan profesional. Demikian saran saya. Saya tunggu kehadiran bapak terimakasih.

Diasuh oleh: KRMH Ir Gembong Priyatmo Danudiningrat Tak ada kehidupan yang berjalan tanpa problema. Namun selalu ada jalan keluar. Kirimkan problema yang Anda hadapi lengkap dengan data diri dan foto, lebih baik surat ditulis dengan tangan. Pak Gembong akan membantu memecahkan problema Anda. Surat dapat dikirimkan ke: Redaksi Majalah Kabare Jl. Pacar 67A Baciro,Yogyakarta Telp. +62 274-562887, Fax. +62 274-558072 e-mail: info@kabaremagazine.com www.kabaremagazine.com

Agustus 2013

91


GUNEMAN OBROLAN SINGKAT

EMERALDO B. PARENGKUAN (Vice Director of Operations Metropolitan Golden Management)

P

ertumbuhan properti di Indonesia khususnya di bidang perhotelan akhir-akhir ini cukup signifikan. Seiring maraknya pertumbuhan tersebut, kebutuhan akan pengelolaan manajemen yang profesional pun semakin meningkat pula. Tren yang berkembang akhir-akhir ini, investor menyerahkan sepenuhnya properti yang ia miliki untuk dikelola operator lain. Untuk mengelola sebuah properti, kuncinya bukan hanya profesionalisme saja. Namun, harus dibekali dengan konsistensi agar properti yang dikelola semakin berkembang. Hal itu diungkapkan Emeraldo B. Parengkuan, Vice Director of Operations Metropolitan Golden Management yakni perusahaan operator hotel dan building management yang dipercaya mengelola brand Horison, @Hom dan Aziza. Pria kelahiran Jakarta keturunan Manado ini cukup bangga dengan perusahaan tempatnya bernaung. Meski MGM

CATERINA HAPSARI (Desainer)

“Batik Juga Bisa

Modis” Teks&Foto: Herlan

92

Agustus 2013

B

Manajemen Lokal Mampu

Bersaing dengan Teks&Foto: Anis

Asing

merupakan manajemen lokal, namun mampu bersaing secara internasional. Kemampuan tersebut didasari dengan penerapan standar MGM bagi staf yang akan bergabung melalui program service excellent, sebagai cikal bakal untuk memenej secara high service beyond expectation. Service yang diberikan semua unit mampu melebihi standar service yang sudah dilakukan. “Bedanya manajemen lokal dan internasional sebenarnya hanya dalam hal pengelolaannya saja. Namun untuk service, kita bisa bersaing,” ungkap Aldo. Lulusan Program Managing Director San Diego Amerika ini mengatakan, selama dipercaya sebagai operator building dirinya tidak banyak menemukan kesulitan. Kuncinya, mampu mengenali pangsa pasar termasuk juga dengan kompetitor, tahu selling point dari unit properti, apa yang membedakan unit properti ini dengan yang lain. Dan yang terpenting, selalu melakukan inovasi agar pasar tidak jenuh. “Create something different-lah,” kata Aldo.+

atik tidak hanya sebuah kain yang hanya dapat digunakan untuk momen resmi dan selalu beraksen klasik atau kuno. Tetapi, menurut desainer muda yang lahir dan besar di Jogja ini, batik adalah sebuah mahakarya bangsa yang memiliki nilai dan keunikan yang cukup tinggi. Dari sebuah batik, kita bisa menciptakan berbagai macam inovasi desain yang dapat bersaing dengan desain para perancang kelas dunia. Batik, menurut Caterina Hapsari, juga dapat dipakai dengan penampilan yang modis dan seksi, tetapi tidak meninggalkan keciriannya sebagai karya tradisional bangsa Indonesia. “Dengan desain yang lebih modis dan unik, batik dapat lebih diminati oleh para kaum muda dan remaja di Indonesia. Itu merupakan salah satu cara untuk memperkenalkan dan menyebarkan keunikan budaya batik Indonesia kepada banyak orang dan mungkin seluruh dunia, serta seluruh lapisan masyarakat,” tuturnya. Dari kecil, ia dibesarkan oleh keluarga yang mencintai dan mengagumi batik. Inilah yang menjadikan batik sebagai sumber inspirasi utama dan dasar filosofi rancangannya.+


S

ebagai salah satu bank milik pemerintah yang terbesar di Indonesia, Bank Rakyat Indonesia (BRI) yang mempunyai tagline “melayani dengan sepenuh hati” ini mempunyai visi untuk mengutamakan kepuasan nasabah. “Untuk itu, maka acara ini diselenggarakan untuk mengukur kualitas layanan ke nasabah. Juga untuk menghargai nasabah dan memberikan informasi yang update,” ungkap Felix update, Fe Loho, Head of Product Priority Banking Department BRI, Development Pri dalam acara BRI Prioritas 'Living in Harmony' di Ruang Gadri, Hotel R Ho Royal Ambarrukmo Yogyakarta, Y Yog yakarta, 14 Juni 2013 lalu. kepala bagian pengembangan bisnis, Sebagai ke mengembangkan produkia bertugas untuk u BRI, layanan, dan privilege. Hal produk BR juga mengharuskannya untuk keluar tersebut ju dalam mengembangkan bisnis-bisnis kota da BRI. Salah satu kota yang disinggahinya adalah Jogja. Felix mengaku tidak begitu sering ke JJogja, namun dia menilai bahwa

KEIZO OKUE (Presiden Direktur PT. Mazda Motor Indonesia)

FELIX LOHO (Head of Product Development Priority Banking Department BRI)

Kota Jogja yang Unik Teks: Veronika Sekar; Foto: Albert

Jogja kota yang unik. “Jogja pasti kotanya unik karena saya suka sekali dengan hal-hal yang ada unsur sejarahnya. Seperti tadi saya datang ke hotel, saya masuk ke dalam museum (Royal Ambarrukmo - red),” jelasnya kepada Kabare. Selain itu, menurut Felix, keunikan Jogja sangat terlihat dengan unsur-unsur budaya dan sakralnya yang begitu kentara. “Mungkin kota lain belum punya unsur yang seperti itu,” ujarnya menambahkan.+

Butuh

Jeli Membidik Market

Teks&Foto: Anis

M

embawahi perusahaan yang bergerak di bidang otomotif membutuhkan kejelian. Kejelian itu bertujuan agar market yang akan dibidik sesuai dengan target. Meskipun produk yang ditawarkan sedikit berbeda dengan produk-produk sejenis, namun dengan kejelian maka akan tercipta market yang potensial. Sejak dipercaya menjabat sebagai Presiden Direktur Mazda Motor Indonesia lebih kurang dua tahun ini, Keizo Okue menyadari bahwa produk di bawah kepemimpinannya memiliki keunikan dibanding produk otomotif sejenis. Keunikan itulah yang membuat Okue yakin bahwa produknya memiliki market yang unik pula, yakni mereka yang senang berkendara dan senang mengendarai kendaraan mereka. Terlebih jika mereka memiliki emosi kuat dengan apa yang mereka kendarai. Ditemui di sela-sela pembukan showroom Mazda Jogja, Okue mengungkapkan, visi yang ditanamkan MMI adalah memposisikan produk Mazda sebagai produk yang unik dan berada di kelas premium. “Premium bukan berarti mahal. Namun lebih berarti bahwa image dan harga sesuai dengan apa yang konsumen dapatkan,” tutut Okue. Menurut pandangan Okue, Indonesia memiliki market yang cukup bagus untuk perkembangan bisnis otomotif. Sebagai contoh di Jakarta, banyak customer yang menyukai produknya karena premium positioning, model unik dan nyaman saat dikendarai. Okue yakin di bawah kepemimpinannya, produknya akan terus berkembang dan penjualan akan terus meningkat. “Dibanding brand Jepang lain, Mazda memang unik,” pungkas Okue.+

Agustus 2013

93


JERON BETENG BERITA SINGKAT

Bersepeda Wisata Bersama dan

B

Royal Ambarrukmo

Polygon

Teks&Foto: Anis

ersepeda menyusuri jalan sembari menikmati pemandangan sekitar menjadi keasyikan tersendiri. Terlebih jika kegiatan bersepeda itu dilakukan bersama-sama dengan kawan. Selain menyehatkan badan, kegiatan bersepeda juga telah menjadi sebuah tren dan gaya hidup. Jenis sepeda pun menjadi sebuah simbol kebanggan bagi sang pemakainya. Royal Amabrrukmo Yogyakarta bersama Polygon, pada Sabtu, 6 Juli 2013, meluncurkan kegiatan bersepeda wisata. Kegiatan perdana diikuti oleh semua media dan relasi bisnis serta diikuti atlet sepeda nasional Nur Hayati. Peserta menyusuri rute, mulai dari pendopo Royal Ambarrukmo menuju Alun-alun Selatan, kemudian menikmati salah satu kuliner Yogyakarta, dan kembali lagi menuju hotel. L Sudarsana, General Manager Royal Ambarrukmo, mengatakan bahwa kegiatan bersepeda ini akan menjadi program rutin di Royal Ambarrukmo Yogyakarta. “Banyak tempat-tempat wisata di Jogja yang bisa dijangkau dengan bersepeda. Setelah puasa, kami juga sudah siapkan paket-paket istimewa untuk tamu. Bagi tamu yang akan pinjam sepeda, akan kita pinjamkan gratis,� ungkapnya. Ditambahkannya, kegiatan bersepda di Royal Ambarrukmo Yogyakarta didukung oleh Polygon dengan memberikan lebih kurang 25 sepeda yang dapat digunakan untuk tamu dan komunitas lainnya.+

Grand Opening

Teks: Anis RN Foto :Ist

Griya Yunika Homestay

Y

ogyakarta masih memiliki potensi untuk pengembangan bisnis penginapan. Permintaan tempat menginap yang selalu penuh selama masa liburan menjadi indikator bahwa Jogja masih membutuhkan sarana di sektor ini. Yunika Tour and Travel menangkap peluang tersebut dengan membuka Griya Yunika Boutique Homestay di Jalan Gatotkaca 10 B, Wirobrajan, Yogyakarta, 6 Juli 2013 yang lalu. Purwani Retno Andalas, selaku pemilik mengatakan, dibukanya homestay ini merupakan pengembangan dari bisnis yang sudah ada sebelumnya yakni Yunika Tour and Travel dan Villa Yunika Kaliurang. Tujuan dibukanya homestay ini, menurutnya, sebagai ujud dukungan kepada kota Yogaykarta sebagai daerah tujuan wisata. Pihaknya berharap, dengan dibukanya homestay ini nantinya di sekitar lokasi homestay akan menjadi semacam kampung yang sama-sama mendukung pariwisata Jogja. Pembukaan Griya Yunika Boutique Homestay bersamaan dengan peringatan 10 tahun Yunika Tour and Travel. Di bawah naungan PT. Yunika Putra Dewata selain tour and travel, homestay dan villa, juga memiliki usaha di bidang rumah makan dan event organizer. Pembukaan dihadiri oleh Ketua PHRI Yogyakarta, Istidjab M. Danunegoro ditandai dengan pemotongan pita. Istidjab dalam sambutannya menyampaikan bahwa pihaknya sangat gembira dengan kehadiran homestay Griya Yunika, sebab dapat

94

Agustus 2013

menambah sarana akomodasi di daerah barat Jogja dan sebagai ujud mendukung pariwisata. Sepanjang tahun 2012 sampai dengan 2013, sudah ada penambahan sekitar 30 hotel di Yogyakarta. Hal tersebut tentunya selain dapat menyejahterakan masyarakat, mengurangi pengangguran dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi juga dapat menambah pendapatan asli daerah.+


Bakti Sosial Teks&Foto: Ist

P Showroom

3S S

Pertama Teks: Anis RN ; Foto :Ist

ebagai wujud komitmen untuk memberikan pelayanan terbaik kepada customer, Mazda membuka showroom 3S pertama di Yogyakarta. Berlokasi di Jalan Laksda Adisutjipto Km. 9, No. 6, Sorogenen Purwomartani Yogyakarta, 26 Juni 2013. Showroom 3S Mazda merupakan showroom pertama di Yogyakarta dengan menerapkan layanan penuh 3S yaitu sales, service dan spareparts. Showroom ini merupakan pengembangan dari showroom Mazda dengan layanan 1S, yaitu sales yang sudah ada sebelumnya di Yogyakarta. Johanes Handoko, Direktur PT. Automobil Jaya Abadi, selaku pengelola Mazda Jogja, mengatakan, kehadiran Mazda Jogja merupakan suatu kebutuhan. Sebab sekarang customer Mazda Jogja sudah semakin banyak. Oleh karena itu, Mazda perlu memberikan pelayanan terbaik. Pihaknya berharap kehadiran Mazda Jogja yang dilengkapi dengan fasilitas seperti ruang tunggu, wifi, internet, playground, ruang training, perpustakaaan dan workshop tercanggih, akan membuat customer semakin nyaman.+

M

emuda Pancasila Majelis Pimpinan Cabang (MPC) Sleman, mengadakan acara bakti sosial dilokasi tanah longsor di Kelurahan Pilangrejo, Kecamatan Nglipar, Kabupaten Gunungkidul, Minggu, 7 Juli 2013. Didukung juga oleh Pemuda Pancasila MPC Bantul, MPC Kota, MPC Gunung Kidul, dan MPO Pemuda Pancasila. Acara Baksos ini didahului oleh konvoi 200 motor serta 9 mobil dari anggota Pemuda Pancasila perwakilan dari berbagai MPC di DIY. “Selain untuk mewujudkan serta menunjukan kepedulian para anggota Pemuda Pancasila terhadap sesama, baksos ini juga diharapkan lebih mempererat rasa persaudaraan di antara para kader Pemuda Pancasila, serta membangun sinergi untuk berpartisipasi aktif dalam membantu masyarakat DIY,” papar Ervin Arifianto, Ketua MPC PP Sleman.+

esaStila merupakan sebuah komplek hotel and resort yang terletak di desa Losari, Grabag, Magelang, Jawa Tengah. Berada di sekitar kebun kopi, bangunan MesaStila sungguh indah dengan gayanya yang berdesain bangunan Jawa. Keindahan bangunan dan lanskap yang menyertainya, membuat seorang master lukis sketsa bernama Solichin tertarik mengabadikannya dengan goresan tangannya. Ia memang piawai memainkan goresan sketsa khususnya wajah seseorang. Ketertarikan Solichin pada MesaStila dimulai pada tahun 2007. Ia melukis setiap sisi bangunan hotel and resort tersebut dalam lembar-lembar sketsa yang kemudian dibuat booklet. Dan kini, selama satu bulan, dari 19 Juli – 19 Agustus 2013, Solichin akan menunjukkan kepiawaiannya menjelajahi konsep MesaStila yang baru, yaitu “wellness”. Selama periode tersebut, kumpulan lukisan, gambar dan sketsa hasil goresan tangannya dipamerkan ke khalayak untuk dinikmati keindahannya. Kegiatan pameran lukisan Solichin adalah dalam rangka mengembangkan salah satu potensi pariwisata yang dihasilkan melalui goresan tangan sang pelukis. Dan pada 19 Juli lalu, MesaStila mengadakan pembukaan pameran tersebut sebagai pertanda dimulainya perhelatan sekaligus menginformasikan kegiatan ini kepada khalayak dan pencinta seni..+

Pameran Lukisan

di

MesaStila Teks&Foto: Anis RN

Agustus 2013

95


JERON BETENG BERITA SINGKAT

R

Launching Fashion Line

Bertiga Teks&Foto: Della Yuanita

C

amadhan menjadi momen penting bagi setiap insan untuk menyambutnya dengan penuh kebahagiaan. Di momen ini pula, tiga desainer yang terdiri dari Keke, Dewi Ranaya serta Vina Viola meluncurkan fashion line berlabel “Bertiga�. Ketiganya merupakan desainer busana muslim yang sudah populer di Yogyakarta. Bertepatan dengan acara Pengajian Samara yang diikuti berbagai majelis taklim se-Yogyakarta, Bertiga pun resmi dilaunching. Acara yang digelar di Ballroom The Sahid Rich Jogja Hotel di Jalan Magelang, Kamis, 27 Juni 2013 lalu ini menampilkan berbagai koleksi Bertiga, setelah sebelumnya para hadirin mendengarkan tausiyah dari Ustadz Koko Liem. Mulai dari desain busana yang chic namun elegan, simpel hingga yang cocok digunakan untuk cocktail party, semua ditampilkan oleh para model yang merupakan anggota Pengajian Samara. Dalam kesempatan tersebut, istri Walikota Yogyakarta, Hj. Tri Kirana Muslidatun atau yang akrab disapa Ana Haryadi menyempatkan hadir dan memberikan sambutan. Ana berharap karya-karya dari Bertiga semakin menyemarakkan industri fesyen tanah air. Karena Bertiga menggunakan kain tradisional sebagai bahan busananya, maka diharapkan akan semakin mengangkat keindahan kain Nusantara.+

lassic Auto Fest untuk kedua kalinya digelar di Yogyakarta pada tanggal 22-23 Juni 2013 dan bertempat di Jogja Expo Center (JEC). Acara tersebut digagas oleh Perhimpunan Penggemar Mobil Kuno Indonesia (PPMKI) yang tergabung dalam Pengurus Daerah Ikatan Motor Indonesia (Pengda IMI) DIY. Dalam event ini, dipamerkan sekitar 80 unit mobil, 50 unit motor dan 25 unit sepeda onthel. Ketua PPMKI DIY Ir. Amiseno Sanjaya mengatakan, pameran mobil antik ini sengaja dibuat berbeda dengan sebelumnya, di mana mobil-mobil istimewa juga dipertontonkan dan dinilai oleh dewan juri dan para audiens yang hadir. Mobil-mobil tua seperti mobil RI 1 milik mantan Presiden Soekarno dan RI 2 milik Sri Sultan HB IX tak sekadar dipamerkan namun mobil-mobil tersebut juga mengikuti konvoi dengan rute tertentu. Ketua Panitia Classic Auto Fest 2013, Ari Prabowo, SS, menambahkan bahwa ada banyak acara pendukung dalam event ini, di antaranya lomba fotografi, jumpa berbagai komunitas dan juga ada sekitar 60 stand spare part serta 10 distro yang turut meramaikan acara tersebut. Selain itu, ada undian memperebutkan mobil Mecedes Benz klasik tahun 1970-an persembahan dari PPMKI DIY bagi para penonton yang dating ke event tersebut. Classic Auto Fest 2013 kali ini sengaja dikemas dengan sentuhan lifestyle anak muda yang enerjik dan kreatif. Harapannya, agar para generasi muda semakin tertarik melestarikan mobil klasik yang merupakan asset bangsa.+

96

Agustus 2013

Classic

Auto Fest

2013

Teks: Della Yuanita;Foto: Budi Prast


Syukuran

Satu Tahun

& Pembukaan

Outlet Baru Hotel Pyrenees Jogja Teks&Foto: Veronika Sekar

Hyatt Gelar

Corporate Gathering &Buka Puasa

Bersama

Teks&Foto: Veronika Sekar

J

umat, 12 Juli 2013 lalu, Hyatt Regency Yogyakarta mengadakan corporate gathering sekaligus buka puasa bersama di Bogey's Teras. Di tempat yang memadukan konsep joglo tradisional Jawa dengan open bar bergaya modern tersebut, lebih kurang 100 top clients Hyatt Regency Yogyakarta diundang untuk menikmati hidangan berbuka puasa ala Hyatt. Acara tersebut juga digunakan untuk melepas waktu bersama dengan berbuka puasa dan ajang apresiasi bagi semua relasi yang sudah mendukung Hyatt Regency Yogyakarta selama ini. Sejumlah tamu penting Yogyakarta hadir dalam acara tersebut, seperti Bupati Sleman Sri Purnomo, Pimpinan BNI UGM Wisnaldi, dan Pimpinan BPD DIY Nano Tirta. Selain buka bersama, acara petang itu juga dimeriahkan dengan pembagian voucher dan doorprize menarik seperti 1 buah LED TV yang diberikan kepada relasi Hyatt Regency Yogyakarta yang beruntung. Dalam menyambut hari raya Idul Fitri, Hyatt Regency Yogyakarta memberikan harga spesial untuk Garden View room Rp 1.588.000 nett termasuk breakfast, berlaku untuk tanggal 7 - 10 Agustus 2013.+

S

ebagai destinasi wisata, kota Yogyakarta seakan tak pernah sepi dari kunjungan wisatawan, apalagi pada musim liburan ini. Hal ini didukung oleh pembangunan hotel-hotel berbintang di kawasan Malioboro, salah satunya Hotel Pyrenees Jogja. Hotel yang terletak di seputar Malioboro, Jalan Sosrowijayan No.1 Yogyakarta ini, pada Jumat, 28 Juni lalu genap satu tahun membuka pintu bagi para wisatawan dan tamu. Perayaan ulang tahun malam itu ditandai dengan pemotongan tumpeng oleh pihak hotel kemudian dilanjutkan dengan jamuan makan malam. Pada perayaan ulang tahun tersebut, Hotel Pyrenees Jogja juga membuka outlet baru yaitu D'Aneto Sky Lounge. Lounge berkonsep outdoor yang terletak di lantai teratas Hotel Pyrenees menjadi tempat yang ideal dan nyaman bagi tamu untuk menikmati suasana dan panorama Jogja di langit terbuka. Jika cuaca cerah, view Merapi yang indah akan tampak di sebelah utara. Pengunjung dan tamu hotel juga dapat menikmati hidangan dan musik ringan bahkan santap malam romantis di outlet ini. Untuk memudahkan akses menuju D'Aneto Sky Lounge, telah dibangun lift kaca transparan yang pertama di kawasan Malioboro. Hotel Pyreenes Jogja memiliki 28 kamar dengan tipe Superior, Deluxe, dan Junior Suite, dan dilengkapi ruang rapat serbaguna serta Andorra Cafe & Restaurant.+

Agustus 2013

97


JERON BETENG BERITA SINGKAT

MGM Menggelar

Table Top di

@Hom Platinum Teks: Anis RN ; Foto:Ist

M

etropolitan Golden Management sebagai operator brand Horison, @Hom dan Aziza belum lama ini menggelar table top mengambil lokasi di @Hom Platinum, Gowongan, Yogyakarta, 3 Juli 2013. Table top untuk lebih mendekatkan ketiga brand yang dioperatori MGM kepada konsumen. Kegiatan MGM Table Top terbilang cukup unik. Pesertanya merupakan bermacam brand MGM yang tersebar dari Sumatera hingga Papua. Masing-masing peserta menggunakan pakaian adat dari masing-masing daerah. Selain untuk memanjakan customer, table top dengan tema “The Real Indonesia” juga bertujuan untuk sosial, humanity dan membangun hubungan personal antar masingmasing unit. Agus Effendi, Corporate GM Sales & Marketing MGM mengatakan, Jogja dipilih sebagai kota pertama dikarenakan dalam kurun waktu satu tahun sejak kehadiran @Hom Premiere kemudian @Hom Platinum, tingkat huniannya cukup bagus, bahkan pada saat liburan terjadi high ocuppantion. “Nantinya di Jogja bakal ada 3 properti yang

akan kami operasikan, diantaranya @Hom Premiere, @Hom Platinum dan Horison Riss Jogja,” ungkap Agus. Benk Mintosih, selaku Regional GM Central Java and DIY menambahkan, kegiatan ini merupakan kegiatan pertama di mana para GM Horison seluruh Indonesia berkumpul sekaligus mengadakan roadshow. Kegiatan ini rencananya akan rutin diadakan selama 3 bulan sekali dengan lokasi yang berbeda. “Sebelumnya kami sudah mengunjungi sekitar 20 klien di Jogja dan Solo. Tanggapan mereka cukup bagus, bahkan dari masing-masing unit telah terjadi transaksi bisnis,” ungkap Benk.+

D

alam rangka memperingati hari ulang tahun yang ke-37, Museum Tekstil Jakarta menggelar pameran dan seminar Batik bertajuk “Mengungkap Pola Nitik dalam Wastra Batik”. Seminar dan pameran ini dibuka pada tanggal 28 Juni 2013 yang lalu oleh istri Wakil Gubernur DKI Jakarta, Veronica Basuki Cahaya Purnama. Satu di antara puspa ragam pola batik klasik yang menyimpan makna luhur di dalam kehidupan manusia adalah corak “nitik” atau disebut juga dengan “cakar” atau “cakra”. Bentuknya menyerupai delapan arah mata angin. Kata nitik merupakan bahasa Jawa, yang artinya membuat titik. Pola nitik, terbentuk dari kumpulan titik-titik yang beraturan. Dimulai dari bagian tengah bribilan dilanjutkan menepi ke berbagai penjuru. Asal usul motif nitik ditengarai merupakan inspirasi dari kain tenun patola yang berasal dari Gujarat, India. Dalam seminar tersebut, banyak sekali terdapat informasi mengenai sejarah, jenis pola dan pemakaian batik nitik dalam acara-acara tertentu di lingkungan keraton. Sebagai agen pelestari budaya wastra, Museum Tekstil Jakarta memandang penting dan utama untuk memberikan titik berat perhatian pada upaya pewarisan nilai-nilai atau makna simbolik di balik wastra batik ini kepada masyarakat khususnya generasi muda melalui berbagai aktivitas bermuatan edukasi dan budaya.+

98

Agustus 2013

Pameran dan Seminar Batik Nitik Teks&Foto: Herlan



JERON BETENG BERITA SINGKAT

Laguna Spring JogjaBanyak Diminati Masyarakat J Teks: Anis RN; Foto:Ist

ogjakarta potensial untuk pengembangan bisnis property khususnya perumahan kelas premium. Sejak beberapa tahun terakhir, munculnya perumahan di kelas ini cukup banyak diminati masyarakat. Hal tersebut dibuktikan dengan penjualan yang terus meningkat. PT.Sumber Baru Residence salah satu pengembang perumahan di kelas premium dengan brand Laguna Spring Jogja telah membuktikannya. Sejak diluncurkan, dari sekitar 70 property yang ditawarkan, lebih dari 60 % terjual. “Target kami kurang dari 12 bulan lagi semua akan terjual,” ungkap Hendra Kurniawan Direktur Utama PT.Sumber Baru Residence. Ditemui di sela-sela pameran property bertajuk “Property Waahh” di Ground Floor Ambarrukmo Plaza 16 Juli 2013 Hendra mengatakan bahwa Jogja memang cukup bagus untuk pengembangan bisnis ini.”Dari sekian persen yang sudah terjual, sekitar 70% konsumen berasal dari luar Jogja dan 30% nya dari Jogja.Setelah Laguna Spring Jogja proyek kami selanjutnya membuat Laguna Spring Hill dengan jumlah 75 kavling yang akan kami bangun sekitar Oktober 2013 dan Laguna Spring Resort yang akan dibangun pada Januari 2014 dengan jumlah 70 kavling,”imbuhnya. Untuk mempermudah konsumen dalam transaksi, PT.Sumber Baru Residence bekerjasama dengan beberapa pihak perbankan antara lain, Mandiri,BCA dan Permata. Dengan bunga KPR yang cukup kompetitif dan terjangkau. Property milik PT.Sumber Baru Residence secara keseluruhan dirancang oleh arsitek dan interior designer ternama Indonesia. +

UGM Gelar The 22ndAmic

Annual

Conference

Teks: Veronika Sekar; Foto: Budi Prast

100

Agustus 2013

P

ada tanggal 4-7 Juli 2013 lalu, jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta menggelar The 22nd Asian Media Information and Communication Annual Conference (AAC 2013). Bertempat di Hotel Melia Purosani Yogyakarta, konferensi tahunan ini mengambil tema “Transformational Communication and The New Asia”. Tema ini dianggap sangat kontekstual bagi Indonesia dan Asia serta berelasi kuat dengan UGM. Dalam konferensi tersebut juga dibahas mengenai transformasi media dan tantangan dalam perkembangannya di masa mendatang, serta peranan penting media yang merupakan salah satu kunci pendorong kemajuan Asia sebagai pilar kebudayaan dunia. Konferensi yang digelar tiap tahun ini, diadakan secara bergantian di negara-negara Asia dan Pasifik. Konferensi ini juga menjadi ajang pertukaran gagasan serta memetakan perkembangan yang telah dicapai di bidang ilmu komunikasi dan media antara para akademisi, praktisi, dan pemerhati bidang komunikasi dan media di kawasan Asia Pasifik dan Internasional. Konferensi AMIC dihadiri lebih kurang 400 peserta dan presenter internasional dengan beragam latar belakang. Kali ini melibatkan 24 negara di Asia Pasifik, Eropa, Kanada dan Amerika dengan melibatkan jurusan Ilmu Komunikasi UGM sebagai mitra. Konferensi tersebut juga dihadiri tokohtokoh penting di bidang media massa, seperti pendiri dan komisaris Trans TV Indonesia Ishadi SK, President Radio Republik Indonesia Rosarita Niken Widiastuti, dan Senior Editor Kompas Gramedia Group Dr. Ninok Leksono.


BRAy Untari Hadiwinoto

Helat Syukuran Tambah Usia Teks: FA Herru; Foto: Albert

J

Soft Opening

Dafam Fortuna Malioboro Teks&Foto: Anis

M

unculnya hotel-hotel di Yogyakarta beberapa tahun terakhir ini tentu saja memunculkan banyak persaingan di antara para pelaku bisnis di bidang ini. Namun persaingan tersebut dirasakan masih sehat. Salah satu indikatornya adalah okupansi yang sangat bagus. Indikasi ini membuktikan bahwa bisnis di bidang perhotelan di Yogyakarta berkembang sehat. Hal tersebut disampaikan M. Tazbir, MHum, Kepala Dinas Pariwisata DIY pada saat soft opening Dafam Fortuna Malioboro, 12 Juli 2013. “Kami berharap kehadiran Dafam Fortuna Malioboro dapat bersinergi dengan pemerintah dan industri pariwisata dan semua pihak yang bergerak di bidang pariwisata, sebagai bentuk dukungan untuk Jogja,” kata Tazbir. Hotel yang berlokasi di Jalan Dagen 60 Yogyakarta, hadir dengan konsep hotel bintang tiga. Berjumlah lima lantai dengan jumlah kamar 100, dilengkapi restoran 24 jam, mini bar untuk menikmati kopi, swimming pool dan sky lounge bar serta free internet 7MB. Doni Avianto selaku general manager Dafam Fortuna Malioboro mengatakan, pihaknya siap ikut berpartisipasi dalam melayani tamu-tamu yang ke Jogja dengan suasana khas berupa sajian makanan Jogja dari chef terbaik dan memberikan layanan kepada tamu dengan skala internasional. “Kami menyediakan minuman-minuman terbaik untuk tamu di sky lounge dan di mini bar. Kami berharap tamu akan nyaman. Dengan lokasi strategis di area Malioboro, seratus persen kami percaya bahwa Dafam Fortuna Malioboro akan selalu penuh dan menjadi tujuan utama tamu,” ujarnya. Hadir dalam soft opening Dafam Fortuna Malioboro, Ketua PHRI DIY Istidjab M Danunegoro, Ketua Asita DIY, Edwin Ismedi Himna, tokoh masyarakat setempat dan keluarga Agung Hartono selaku pemilik hotel.+

uni lalu, tepatnya tanggal 23, The Karaton Ballroom di lantai 8 Hotel Royal Ambarrukmo, Yogyakarta, tampak begitu ramai. Sekitar seratus orang berkumpul dalam sebuah pesta yang diselenggarakan keluarga KGPH Hadiwonoto. Sejenak kemudian, suasana ballroom mendadak bertambah semarak setelah berkumandang lagu-lagu dengan iringan organ tunggal yang menjadi penghibur pehelatan itu. Itulah saat di mana keluarga KGPH Hadiwinoto menghelat syukuran ulang tahun ke-62 Ibu BRAy Untari Hadiwinoto, sekaligus syukuran atas kesembuhannya dari sakit yang telah lama di derita. Meskipun diselenggarakan dengan sederhana, namun nuansa yang tercipta begitu santun dan akrab. Para tamu yang terdiri dari para pengusaha dan sosialita Jogja, sahabat, serta teman keluarga KGPH Hadiwinoto, satu persatu menghaturkan salam dan selamat, sebelum kemudian larut dalam suasana pesta perayaan tersebut. Di antara para tamu, tampak hadir Konsul Kehormatan Republik Tunisia di Yogyakarta, Moetaryanto Poerwoaminoto; Perwakilan Konsul Republik Ceko di Yogyakarta, Eddy Tjia; pengusaha, Soegiharto Soeleman dan Soekeno; tim dokter RS Pantirapih yang menyembuhkan penyakit BRAy Untari; dan lain-lain. Pada kesempatan berlangsungnya acara, ternyata BRAy Untari tak sendiri berulang tahun. Diumumkan pula kepada para undangan bahwa pesta tersebut juga dipersembahkan untuk sahabatnya, mantan Kapolda DIY Irjen Pol (Purn) Yohanes Wahyu Saronto yang bulan itu juga merayakan ulang tahun ke65. Hangatnya persahabatan pun tampak dalam pesta tersebut, terlebih saat membahana lagu Selamat Ulang Tahun yang menambah warna pesta tersebut.+

Agustus 2013

101


CAWISAN EDISI DEPAN

KONDHANG

Ishadi SK.

Foto: Ist

REGOL

Mustika Batu

B

atu-batu candi ibarat puzzle yang tak ternilai harganya. Batu yang tersusun dengan indahnya memang banyak diburu para pencinta seni. Jika kita bepergian ke arah Magelang, maka dengan mudahnya kita menemukan para pemahat batu candi di sepanjang Muntilan. Seperti apa kelebihan dari batu candi? Dan bagaimana perkembangan usaha batu candi? Simak di Kabare edisi berikutnya.+

102

Agustus 2013

S

iapa tak kenal Ishadi SK? Pakar televisi yang disegani banyak Foto: Ist kalangan berkat pengalaman dan keberhasilannya dalam membesarkan Trans TV ini memang dikenal mumpuni dalam bidangnya, Peraih gelar Master of Sicence dari Ohio University, Amerika Serikat ini memulai kariernya di TVRI sebagai reporter berita. Kariernya kini kian menanjak seiring dengan pengalamannya di bidang industry emdia. Kisah lengkap mengenai Ishadi SK., dapat disimak di Kabare edisi September 2013 mendatang.+

CANTHING

Gaya dengan

Kacamata

K

Foto: Budi Prast

acamata kini sudah menjadi bagian dari fashion. Penampilan kita tampaknya belum lengkap tanpa adanya kacamata trendy dengan berbagai merek ternama. Banyak selebritis dan kaum sosialita yang terlihat sering mengenakan kacamata hitam saat berjalan-jalan santai di luar ruangan. Mereka terlihat lebih stylish dengan mengenakan kacamata yang memiliki banyak model. Seperti apa tren kacamata kini? Jawabannya hanya ada di Kabare edisi September 2013 nanti.+




Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.