kampREAD | edisi 02 | mei 2011

Page 1


kampREADaksi

Hai kampreaders! Setelah sebulan kita tidak bersua, akhirnya kita dapat bersua kembali di KAMPREAD edisi #2 yang masih dan akan tetap FREE. Rindu rasanya sebulan tak bertemu. Kangenkangenannya nanti aja, sekarang kita focus ke KAMPREAD. Pasti kalian bertanya-tanya apa isi KAMPREAD edisi #2 dan kenapa nama rubriknya ada yang berubah. Sebelum ngebahas lebih lanjut, sudi kiranya KAMPreaders mengijinkan kami untuk memberi sedikit penjelasan. Ada beberapa perubahan, bukan perubahan bentuk loh ya tapi perubahan beberapa nama rubrik di majalah ini. Perubahannya yaitu trararaaaaaa PROFILE menjadi KAMPROFILE TUTORIAL menjadi INOVATORIAL REPORT menjadi CORETAN Karena kami masih MBG alias Majalah Baru Gede, dan banyak ABG alias Anak Baru Gede yang pada labil alias ABABIL, jadi kami mohon maaf apabila kami menjadi

MBABIL. Tapi jangan khawatir, kami MBABIL hanya kali ini. Aduh gak sabar nih pengen buru-buru baca KAMPREAD edisi #2. Apaan sih isinya? KAMPREAD edisi #2 yang masih dan akan tetap FREE ini membahas tentang PINHOLEDAY JakartaBandung, lanjutan inovatorial (yang udah baca KAMPREAD edisi #1 pasti tau), kamprofilenya akang Deni Sugandi, dan masih banyak lagi. Okelah kalo begitu kami pamit undur cukup sekian terimakasih dan selamat mendownload.. @shaniprimashani -- kampREADAKSI --

kampReadaksi editor Dheyanne Q Sanjaya design & layout Ferdiansyah Farhan. Ninna Farty Dyana reporter Intan Primashani, rere (mita) contributor Mario Prasetyo. Dian Permata kurniashani.. Bagus Juang W. Ferdiansyah Fahan. Irieth Larch. Mega Noer Cahyani. Djat Intan Primashani. photo Abdullah Rofii. Anggi Yani. Aziz. Denny Sugandi. Akhmad Yaslim. Andry Kaumsae. Harun Ar Rasyin. Moh. Irwan. Zarul Ibad Denny Anugrah. Dheyanne. Djat. Dian Permata. Dedi Irwanto. Ferdiansyah Farhan. Fetty. Geilandri. Hendri. Laura. Listyanto. Mega Noer. Ninna Farty. Widya. Willy Wildan. Woro.

2 kampread | Edisi #2|2011

Kritik dan Saran

kamerapinjaman@gmail.com

FB : kamera pinjaman tw : @kamerapinjaman www.kamerapinjaman.com


Deni Sugandi, Hobi motret karena ikut rafting “Semua karya lubang jarum adalah negatif, filosofinya adalah bagaimana caranya melihat “negatif” menjadi positif...”

kampread | Edisi #2|2011 3


KAMProfile

Heyah kita jumpa lagi di edisi #2 KAMPREAD! Di KAMPROFILE kali ini, kita bakal liat hasil obrolan KAMPREADAKSI dengan Kang Deni Sugandi. Siapakah dia? Apakah dia manusia ikan? Tentu saja bukan pemirsa. Mau tau? Ceks dong ah! Ga mau tau? Tetep ceks aja dong ah...

Halo halo kang! Kita kenalan dulu yuk kang... Silakan kang.. Walah.. darimana ya? Ehm, dari tadi kang. Hehehe... Ehm.. Jadi saya mulai aktif memotret itu sejak di kampus sama kamera pinjeman yang saat itu ngetop tuh, Pentax K1000. Gara-gara berenang waktu ikut rafting, jadi hobi motret deh... Lah apa hubungannya kang berenang sama hobi motret? Bukan berenang, tapi kameranya nyemplung hehe... Jadi pinjem lagi deh. Kamera Pentax K1000nya almarhum, trus minjem lagi dari kakak ipar, Fujica MPF 105 yang lensanya masih ulir. Oooh gitu kang... Haha... Lanjut kang... Nah saat itu dana di kampus lagi terbatas. Jadilah buka usaha motret

4 kampread | Edisi #2|2011


KAMProfile

pesenan namanya FOTO KAGET. Belajar motret, trus hasilnya “harus” ditebus sama temen-temen. HARUS! Maklumlah macan kampus haha... Dari satu roll, cetak yang sukses 10 gambar, dijualin 2000 perak deh. Nah selanjutnya beli negatif kedua, seterusnya gitu terus deh. Gambar awalnya goyang, ga fokus gitu. Kadang ada yang under, kadang juga over. Tapi ya jual paksa. Hahaha... Jadi berangkatnya dari situ kang? Iya berangkatnya dari situ. Kamera minjem maksa, trus motretin temen di kampus, harus tebus, jadi ada duit, beli roll lagi deh. Kira-kira setahun kurang lah. Nah rada bener motret baru pas motretin acara sodara. Dapet bayaran ala kadarnya dan seterusnya... Jadi semacam tukang foto ya kang pas di kampus? Hahaha.. Iya gitu... sampe selesai urusan perkampusan, dari situ aktif memotret. Magang di travel agent untuk wisata ekologi dari tahun 1999 sampai 2002. Trus bikin usaha jasa foto barengan temen. Nah tahun 2003, saya aktif menggerakan gairah fotografi di Bandung. Pas di tahun 2001 bikin KPB. KPB tuh Komunitas Pemotret Bandung.

“Mulai aktif memotret itu sejak di kampus sama kamera pinjeman yang saat itu ngetop tuh, Pentax K1000.”

KPB itu ngapain aja kang? Bikin apaan? Jadi garapannya tuh bikin pameran foto BANDUNG SEHARI. Itu tuh memotret Bandung 24 jam tanpa henti. Menghimpun lebih dari 80 fotografer dari yang amatir sampai yang serius di Bandung. Hasilnya, dipamerin di Bandung Indah Plaza selama seminggu dengan hasil karya ada 60 karya. Trus garapan selanjutnya itu pameran IBU dan ANAK. Setelah itu setiap tahun membuat kegiatan fotografi di FESTIVAL BRAGA tiap akhir tahun. Beuh keren tuh kang. Oiya, ceritain singkat dong kang perjalanan karier fotografinya tiap tahun... keliatannya asik kang... Tahun 2008-2010 aktif kegiatan sharing tentang fotografi di program PHOTO SPEAK tiap bulan Tahun 2002 ikut workshop pertama lubang jarum oleh Ray Bachtiar di Lembang Bandung Tahun 2002-2004 kegiatan minim Tahun 2007 aktif lagi hingga tahun 2011 ini aktif terus di pinhole Bandung Nah trus sekarang ceritain dong

kampread | Edisi #2|2011 5


KAMProfile

kang gimana awal tertarik dunia pinhole? Dari tahun 2002 sebelumnya saya pernah coba-coba, tapi ga jadi perhatian serius. Yah cuma sekedar tau aja. Semenjak tahun 2002, punya alasan untuk sharing ke temen-temen. Pinhole itu kan sebagai media aja, substansinya lebih penting. Tau dari mana kang tentang pinhole? Saya tau pinhole itu dari Ray Bachtiar yang menyelenggarakan workshop pertama di Bandung. Waktu itu masih dasar, pake kaleng ukuran 1 liter, kertasnya 8r. Kertas ILFORD 20 x 25 cm. Nah setelah itu coba sendiri deh sama tementemen. Dari mulai aktif sampe vakum sampai aktif lagi sampe sekarang karena temen-temennya mulai banyak... Oh jadi sempet vakum juga kang. Vakum cleaner. #abaikan. Ehm, oke kang. Trus selama ini, suka duka berpinhole apa aja kang? Banyak pengalaman lucu, geli dan getir. Kan namanya juga merakit kamera, jadi harus bisa mengkomunikasikan ke orang lain yang terbiasa menggunakan kamera instan. Nah itu tuh tantangannya... Udah berapa banyak emangnya

6 kampread | Edisi #2|2011


KAMProfile

kang ngerakit kamera pinhole? Sejak tahun 2002 hingga 2009 pake kaleng bekas rokok. 2010 awal tuh udah mulai lepas dari mindset kaleng. Sama temen-temen nih mulai mengenalkan, merakit kamera. Jadi tuh ada 2 pilihan, merakit kamera dari bentuk yang sudah ada kemudian dimodifikasi dan merakit kamera, yang awalnya terbuat dari material karton. Awal tahun 2011, mulai melirik menggunakan tetrapak limbah. Itu tuh bekas minuman ringan... Widih lucu tuh kayaknya kang. Bekas kotak teh gitu ya kang? Hmm... semenjak itu jadi berhasil bikin orang-orang tertarik sama dunia pinhole ga kang? Iya, karena kan yang ditransferkan itu ilmu dasar optis sama fotografi, dibungkus sama proses kreatif pas merakit kamera dan imajinatif saat memotret. Kemudian ada proses pemaknaan saat melihat hasil gambarnya. Kan di lubang jarum itu tidak pernah ada karya yang jelek, semuanya bisa dimaknai, meskipun item. Yah kan namanya juga proses kreatif Jadi yang penting mah proses

kampread | Edisi #2|2011 7 


KAMProfile

ya kang? Trus ada pesan-pesan sponsor ga kang buat pembaca KAMPREAD?Buat yang udah main pinhole, baru main, baru tertarik dan baru mau coba? Lubang jarum itu pilihan. Apresiasi seni rekam untuk fotografi. Sebenarnya menawarkan kreatifitas yang tidak berujung, jadi bukan berarti membatasi, tetapi membebaskan. Yah bukan berarti digital itu haram, namun belajar rangkaian proses imajinatif, kreatifitas dalam bentuk merakit, merekam dan memaknai hasil karya. Karena semua karya lubang jarum adalah negatif, filosofinya adalah bagaimana caranya melihat “negatif� menjadi positif... Beuh! Kalimatnya keren euy! Hehehe yaudah makasih ya kang atas wawancaranya... Semoga ga menyesal di kemudian hari kang... mhuahahaha *ketawa setan*

Rangkaian proses imajinatif, kreatifitas dalam bentuk merakit, merekam dan memaknai hasil karya.

8 kampread | Edisi #2|2011


KAMProfile

Nah, sekarang udah tau kan siapa itu kang Deni Sugandi? Bukan manusia ikan, bro! Okelah sekian dulu KAMPROFILE edisi ini. Jika ada salah, mohon diberi maaf. Jika tidak ada salah mohon diberi makan. Terikamasih! Ciao! @dheyanne

kampread | Edisi #2|2011 9 


INOVAtorial

S

ecara teknik fotografi, pemotretan menggunakan kamera pinhole termasuk ke dalam kategori Low Speed yang berarti pemotretan menggunakan pinhole membutuhkan waktu (ekspos) yang relatif lebih lama. Hal ini dikarenakan nilai F-Stop atau dengan bahasa lain Rana/Diafragma yang cukup besar serta kepekaan media rekam (terutama yang menggunakan kertas foto) relatif kurang.

HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM BER”MAIN” PINHOLE Bagian 2

oleh : Abdullah Rofii

Setelah membuat kamera dengan tutorial pada edisi kemarin, lalu bagai mana cara pengambilan gambar dengen munggunakan kamera lubang jarum ini?? berikut adalah penjelasan dari “si tukang kamera” yang telah lama bergulat dengan cahaya dan kaleng-kaleng atau pun duplex yang di sulap menjadi kamera.

Bagaimana cara menentukan lama waktu ekspos yang tepat? Ada beberapa faktor yang mempengaruhi lama waktu ekspos pemotretan menggunakan pinhole, yaitu :

Terang/Intensitas cahaya di lokasi pemotretan Mungkin sebagian dari kita pernah beberapa kali mengalami kejadian seperti ilustrasi di samping ini. Meskipun kondisi cahaya cukup terang bahkan panas, tapi jika anda memotret sebuah obyek yang terlindung dari cahaya langsung

10 kampread | Edisi #2|2011

(misal: di bawah pohon, teras, dll). Maka waktu pemotretan yang kita butuhkan tentu saja akan lebih lama dibandingkan jika obyek itu terkena cahaya secara langsung. Jadi secara lebih tepat, yang mempengaruhi lama waktu pemotretan/ekspos adalah seberapa besar/kuat intensitas cahaya yang langsung mengenai obyek yang kemudian dipantulkan/diproyeksikan masuk ke dalam kamera.

Intensitas cahaya di lokasi pemotretan


INOVAtorial

Arah sumber cahaya terhadap obyek dan kamera Perhatikan gambar di atas. Sebenarnya ini adalah teori umum dalam forografi. Memang tidak ada ketentuan mana posisi diantara gambar 1, 2, 3 atau 4 yang lebih tepat dalam melakukan pemotretan karena semua tergantung dari kebutuhan dan atau konsep anda dalam mengambil gambar. Namun setidaknya anda harus mengetahui bagaimana posisi sumber cahaya terhadap obyek dan kamera. Pada gambar 1, posisi sumber cahaya tepat di belakang obyek atau biasa juga disebut dengan istilah backlight. Pada posisi ini foto yang dihasilkan akan berupa siluet obyek dan anda mungkin tidak akan mendapatkan detail foto pada bagian depan obyek. Pemotretan pada posisi 2 akan menghasilkan foto mirip dengan posisi 1 namun dengan bagian kanan obyek sedikit lebih terang.

Arah sumber cahaya

Sedangkan pada posisi 3, foto yang dihasilkan akan cukup terang dengan bayangan yang cukup tajam ke arah kiri obyek. Detail bagian depan obyek juga akan kelihatan. Pada posisi 4 dimana posisi sumber cahaya tepat di belakang kamera akan menghasilkan foto yang sangat terang. Apabila intesitas cahayanya cukup tinggi, detail obyek kurang terlihat karena sumber cahaya yang frontal. Jika misalnya anda sudah memutuskan untuk memotret sebuah obyek dengan sumber cahaya matahari, maka ada baiknya anda melakukan pengamatan terlebih dahulu orientasi arah mata angin

sehingga anda dapat mengetahui dari mana posisi matahari terbit dan tenggelam serta arah jatuhnya bayangan. Hal ini cukup penting untuk dapat tepat menentukan waktu pemotretan.

Orientasi arah mata angin

kampread | Edisi #2|2011 11 


INOVAtorial

Ukuran/diameter lubang jarum pada kamera

Warna dan permukaan obyek pemotretan

Seperti yang pernah kita bahas pada bagian pertama bahwa ukuran/ diameter sebuah lubang jarum adalah kurang lebih 0.2-0.3mm. Namun karena kita membuat kamera dengan manual buatan tangan (handmade) maka ketepatan diameter adalah dengan ilmu kirakira. Cara memastikan ukuran adalah cobalah untuk menerawang lubang yang telah kita bikin ke arah cahaya. Ukuran yang kita dianggap pas/tepat adalah ketika masih terlihat serat-serat logam pada saat lubang kita terawang ke arah cahaya. Semakin besar ukuran lubang berarti nilai F-Stop kamera bertambah kecil (ruang tajam kamera /ketajaman gambar berkurang) akan tetapi waktu ekspose (pemotretan) akan bertambah cepat. Sebaliknya semakin kecil lubang maka nilai F-Stop akan bertambah besar yang berarti ketajaman gambar bertambah tapi waktu pengambilan gambar juga akan bertambah lama.

Warna obyek pemotretan juga akan mempengaruhi lama waktu ekspos. Semakin terang warna obyeknya maka semakin cepat pula waktu ekspos yang dibutuhkan. Demikian juga sebaliknya jika warna obyeknya semakin gelap maka waktu ekspos yang dibutuhkan juga menjadi semakin lama. Hal ini dikarenakan, warna-warna terang akan lebih memantulkan cahaya daripada warna gelap yang justru menyerap cahaya. Selain warna, kondisi permukaan obyek yang halus atau kasar (glossy atau matte/doff) juga berpengaruh. Karena kondisi permukaan yang kasar/matte/doff akan lebih menyerap cahaya daripada yang permukaannya halus.

Perhitungan diameter pinhole

12 kampread | Edisi #2|2011


INOVAtorial

Focal length kamera

Demikian juga halnya jika kita menggunakan film, semakin besar nilai ISO-nya yang berarti semakin peka cahaya maka waktu yang dibutuhkan akan bertambah pendek/ lebih cepat.

Focal length adalah jarak antara lubang dengan media rekam. Pengaruh dari besar-kecil focal length atau jauh-dekat jarak lubang ke media rekam adalah lebar area yang terekam foto, semakin pendek/ kecil focal length maka semakin lebar pula area yang terekam foto (wide) dan semakin jauh/besar focal length maka area yang terekam juga menjadi semakin sempit (sama dengan fungsi lensa tele zoom). Focal length juga akan mempengaruhi waktu pengambilan gambar. Semakin jauh/besar focal length maka waktu pemotretan/ ekspos yang dibutuhkan juga akan bertambah lama

Bagaimana dengan posisi kamera? Apakah juga mempengaruhi?

Jenis media rekam yang digunakan Jenis media rekam akan juga mempengaruhi lama waktu pemotretan karena perbedaan kepekaan masing-masing media tersebut. Misalnya jika kita menggunakan kertas foto (maaf,

Perhitungan focal length

Yang dimaksud dengan posisi kamera adalah kestabilan posisi kamera ketika digunakan untuk mengambil gambar. Karena pemotretan menggunakan kamera pinhole membutuhkan waktu yang relatif lebih lama maka tentu saja kestabilan (diam) kamera menjadi faktor yang cukup penting. saya belum mendapatkan data yang valid berapa ISO kertas foto yang ada dipasaran saat ini), karena kepekaan kertas foto lebih kecil dari pada jika kita menggunakan media film maka waktu ekspos yang dibutuhkan juga bertambah lama. saya belum mendapatkan data yang valid berapa ISO kertas foto yang ada dipasaran saat ini), karena kepekaan kertas foto lebih kecil kampread | Edisi #2|2011 13 


INOVAtorial

dari pada jika kita menggunakan media film maka waktu ekspos yang dibutuhkan juga bertambah lama.

Trus, bagaimana cara membidik obyek foto?

Seringkali saya memperhatikan beberapa orang teman-teman memperlakukan kamera pinhole layaknya kamera konvensional, misalnya mereka memegangi kamera selama mengambil gambar. Kecuali jika memang anda menginginkan hasil yang shake/ bergoyang, maka memotret sambil memegang kamera pinhole sama sekali tidak dianjurkan. Hal ini dikarenakan tubuh manusia selalu bergoyang, meskipun kita merasa sudah pada posisi diam namun dengan bernafas pun sebenarnya kita sudah bergoyang. Usahakan untuk mencari sesuatu benda atau posisi dimana kita bisa meletakkan kamera pada posisi yang benar-benar diam dan stabil. Misalnya anda bisa saja mencari sebuah meja, bangku, batu, pagar atau apapun yang sekiranya bisa diam dan stabil selama pengambilan gambar. Tentu saja akan lebih baik lagi jika memang sebelumnya anda sudah mempersiapkan diri dengan membawa tripod sehingga anda dapat lebih bebas lagi untuk mengeksplorasi sudut dan arah pemotretan.

Hal lain yang juga menjadi ciri khas keunikan kamera pinhole adalah proses membidik obyek. Sebagaimana yang kita ketahui, kamera pinhole tidak mempunyai view finder dimana kita bisa membidik sebuah obyek dan menempatkannya pada posisi yang kita harapkan di media rekam.

14 kampread | Edisi #2|2011

“Justru di situlah bedanya memotret dengan kamera pinhole, kita dituntut untuk dapat berkomunikasi dengan kamera sehingga menghasilkan gambar/ foto sesuai dengan yang kita inginkan. Melihat dengan batin, memotret dengan hati.”

Itulah jawaban kang Deni Sugandi, juragan KLJI Bandung setiap kali ada peserta workshop yang menanyakan bagaimana cara memotret dengan kamera pinhole. Namun ada baiknya sebelum kita memotret dengan hati, maka kita mengenal lebih dahulu bagaimana prinsip dasar sebuah proyeksi sinar

yang masuk dapat terekam pada media. Perhatikan ilustrasi di bawah ini.

a – Kamera pinhole b – Media rekam c – Sudut area rekam d – Horizon (garis tengah area yang terekam)

Prinsip proyeksi sinar


INOVAtorial

Jika c adalah sudut area yang terekam yang kemudian akan diteruskan masuk ke dalam kamera dengan sudut yang sama. Sementara d adalah garis horizon area yang terekam kamera dengan posisi tegak lurus media rekam. Perhatikan ilustrasi posisi kamera terhadap obyek samping atas ini (bagian kiri menunjukkan posisi kamera, bagian kanan menunjukkan foto yang dihasilkan). Posisi kamera seringkali dilakukan oleh kita yang baru saja belajar pinhole. Mungkin karena takut menghasilkan gambar yang shake/goyang, seringkali kita ketika pertama belajar akan meletakkan begitu saja kamera di atas tanah. Satu sisi memang foto yang kita hasilkan tidak goyang, tapi tentu saja area yang terekam oleh media menjadi terbatas (terutama sisi vertikal/ ketinggian) sehingga tidak jarang menghasilkan foto dengan obyek yang terpotong pada bagian atasnya.

Bandingkan dengan gambar di tengah ini. Dengan meletakkan kamera pada sebuah benda yang agak tinggi, kita mungkin dapat lebih tepat dalam merekam sebuah obyek secara penuh. Atau alternatif lain jika memang anda tidak membawa atau tidak menemukan benda aga tinggi yang dapat dipakai untuk meletakkan kamera adalah dengan mengganjal bagian depan kamera. Konsekuensi dari trik ini, yaitu karena anda mengangkat garis horizon kamera anda maka foto yang dihasilkan akan nampak seperti gambar perspektif dengan obyek terlihat lebih besar di bagian bawah dan sedikit mengecil pada bagian atas. Namun tentu saja ini dapat merupakan satu nilai tambah keunikan foto yang anda hasilkan. @cakpii Posisi kamera dan hasil

kampread | Edisi #2|2011 15 


Coteran

Cinta segitiga di Kota Tua Giliran gw nih mau ngereport kegiatan hunting kita kali ini, eng-ing-eng….. PINHOLE DAY episode 2… Yeaaay!! Ga kerasa ya, Kampi udah ikutan Pinhole Day yang kedua tahun ini,,,, horeh! Dan udah 2x juga gw ikutan ni acara. Ayeeeh,,,, Mau flashback dikit, boleh yah? Yayayaah? (Ups..kaya iklan kondom nih). Taun kemaren kita tuh ngerayain Pinhole Day di Monas, Istiqlal, Cathedral, ampe kantor berita Antara. Gw seneng banget tuh, gara2 Kampi akhirnya ngerasain juga masuk ke dalem Istiqlal, mejeng-mejeng di Cathedral, sampe nyicipin darkroom yang beneran di Antara… Asiiiik!!

16 kampread | Edisi #2|2011


Coteran

Mau flashback dikit, boleh yah? Yayayaah? (Ups..kaya iklan kondom nih). Taun kemaren kita tuh ngerayain Pinhole Day di Monas, Istiqlal, Cathedral, ampe kantor berita Antara. Gw seneng banget tuh, gara2 Kampi akhirnya ngerasain juga masuk ke dalem Istiqlal, mejeng-mejeng di Cathedral, sampe nyicipin darkroom yang beneran di Antara‌ Asiiiik!! Nah, di lebaran pinhole kali ini, Kampi ngadain di Kota Tua, lagi!! Kenapa lagi?? Itu karna pertama kali gw ikut Kampi juga ngadain hunting disini nih, awal mula kenal sama rekan-rekan Kampiers. Dari yang belum punya buntut sampe udah ada yang beranak.. (ehm, buat ka Intaan, selameeet yaaa‌!!). Makanya kang Arip pilih disini (maap, saya teh ti sunda), sekalian reunian mereun.

kampread | Edisi #2|2011 17 


Coteran

Hhahihahiihi… Sekarang kita menuju lokasi pendeprokan alias tempat untuk duduk ngedeprok yakni DPR (dibaca : di bawah pohon rindang). Pas gw dateng baru sih baru ada 3-4 ekor penghuni DPR. Biasalah…. Ngareeet cyiiiin!! Jakarta gituh… (Nengok ke langit) Perkiraan cuaca hari ini tuh cerah (sok tau ih!). Secerah nama gw (lho?). Tapi yah, ternyata cuaca hari ini ga bisa di prediksi, bentar-bentar panas, semenit kemudian mendung, panas lagi, mendung lagi, eh ujaaan deh!! Beda banggeet sama taun kemaren yang cuacanya stabil. Ceraaaahnya ampuwn beibeh, oleh-oleh hunting pokoknya kulit belangblang!! Tapi biarpun cuaca sentiment gini, kita tetep ngelanjutin hunting ko. Gw rencananya mau bikin kamera lagiii… Ehm, berhubung nemu duplex baru semalem sebelum hari-X, makanya ga sempet buat baru deh! Eh nyampe kota, ternyata kang Arip udah bawa banyaaak duplex.. Temen-temen juga akhirnya pada buat kamera baru! Kalo Pinhole Day taun kemaren kameranya musim pake kaleng, nah taun ini musimnya pake duplex. Taun besok

18 kampread | Edisi #2|2011


Coteran

musim apa lagi yaah?!! (musim ujan? apa musim rambutan?) Hmm.. Tapi yah, setelah gw amati dan gw perhatikan, gara-gara pake duplex, jadi nyampah kita!! Hahaaa.. Okeh. Sekarang waktunya mengikir, merusak kuku, manyunmanyun, monyong-monyong, mata melotoot, konsentrasi tinggi alias NGAMPLAAAAS buat lensa. Pekerjaan yang penuh dengan, dengan, dengan kesabaran, tekad yang kuat dan bulat. Ooooo‌..!! Next, setelah proses mengamplas,

kampread | Edisi #2|2011 19 


Coteran

tiba saatnya tahap lubangmelubangi, intip-intipan, centilcentilan.. Uhuuuy! Sebelum buat lensa, jangan lupa kamera lu dikelir yak (dibaca: pylox), khan ngeringinnya butuh waktu tuh jadi bisa nyambi ngamplaaas dah. Trus pasang lensa lu di kamera tersayang. Trus jadi deh kamera lubang jarum. Trus reload deh. Trus nembak deh Teruuus?? Ngitung-ngitung deh perkiraan waktu tuk ngambil gambar.

20 kampread | Edisi #2|2011


Coteran

Awalnya waktu perkiraan gw semenitan, malah om Bajuus ngasih perkiraan waktu 3 menitan, eh ternyata? Sureeem, gelaaap-gelapan hasilnya! Hah.. Dan selanjutnya waktu perkiraan gw turunin jadi 40 detik, 35 detik, 20 detik, 17 detik, sampe 7 detik. Dan hasilnya?? Ahaaaa….. Kalo kata Irieth mah ”geseng Noer”! dengan nada yang flat bangeet. GAgalTOTal. Gw masih membesar-besarkan hati, ehm.. Mungkin gara2 gw ga nyuci sendiri kali yaa?! Gara-gara nitip ma orang? Mungkin ketuker kali yaaa? Ngareeep…..!! Uh memuaskan hasrat (beuh…sereem). Akhirnya gw nyobain nyuci sendiri hasil gw di darkroom portable. Info lagi nih, dikiit, beda sama taun sebelumnya yang pake darkroom beneran, nah taun ini pake darkroom jadi-jadian…. Heheheee! Ini masih lebih baik sih, kalo dibandingin ma darkroom portable yang dipake waktu hunting di TMII. Kenapa lebih baik? Pertama, katanya muat untuk 2 orang (itu kalo

kampread | Edisi #2|2011 21


lu kuat, pengaaaap ampuwn). Kedua, ga perlu nungging-nungging. Ketiga, ga perlu jinjit-jinjit. Keempat, berarti lu ga ngerasain sakit pinggang. Kelima?? Udah, cukup 4 aja!! Oia, diliat-liatin ko ternyata rame amaat yak?? Sampe puyeng ni liat orang mundar-mandir depan gw! (lagian ga ada kerjaan yaa, liatin orang-orang??) Gara-gara itu tuh, acara penutup kita, poto keluarga KAMPI, harus sampe mpet-mpetan!! Ngeeek….(kegencet). “TEMPEEEEE”………….cekreeeek!! (berhubung lagi pengen meningkatkan produk dalam negri). @meganoer

22 kampread | Edisi #2|2011


Coteran

Perayaan hari kebersamaan ini disebut Pinhole Day, sesuai dengan semangat berbagi kegembiraan, tanggal 24 April 2011 lalu, dirayakan pula hari jadi lubang jarum se-dunia. Untuk kota Bandung, dipusatkan di Braga bawah, depan bangunan bekas pertokoan Sarinah yang dibiarkan tidak terurus. Perayaan barengbareng ini dibungkus dengan judul Bandung Festive on Pinhole Day, bentuk kegiatan yang mengundang seluruh penggemar, antusias bahkan pemain lubang jarum di Bandung.

LEBARAN GAYA LUBANG JARUM oleh : Deni Sugandi

LEBARAN GAYA LUBANG JARUM kampread | Edisi #2|2011 23 


Tepat pukul enam pagi, sesuai dengan perjanjian di SMS, beberapa kawan-kawan dari kampus, mahasiswa dan mahasiswi telah berkumpul di depan bangunan bekas Sarinah. Di seberang depan New Majestic Braga bawah, walikota Bandung sedang berpidato, dalam rangkaian gerak jalan yang menempuh rute sepanjang jalan protokol kota dan berakhir di SMU 3 Bandung. Dalam waktu yang bersaman pula, titik kumpul para penyuka kamera rakitan tanpa lensa ini diharap kumpul di tempat yang sama, jadi beberapa kawan-kawan terkecoh. “Hebat juga perayaan lubang jarum dirayakan bersama orang nomor satu di Bandung” gumam beberapa partisipan workshop lubang jarum. Begitu seremonial selesai, wadya bala komunitas lubang jarum Bandung menggiring para partisipan untuk menempati lokasi “bekas” Pak Dada Rosada berpidato, trotoar seberang New Majestic. Beberapa kawan-kawan mulai hadir, terbilang riuh, karena acara hari mempunyai agenda yang padat dengan waktu pendek; merakit kamera, pelatihan proses film hitam putih, gelar karya dadakan dan rekam bareng susur Asia Afrika. Seperti yang

24 kampread | Edisi #2|2011

direncanakan sebelumnya, Wili menggusur tiga puluh partisipan yang pernah tergabung dalam workshop dasar sebelumnya, merekam seputaran depan gedung Konperensi Asia Afrika, alun-alun dan sepanjang jalan Cikapundung Timur. Pinhole Bandung, yang tergabung dari Komunitas Lubang Jarum Indonesia-Bandung/KLJI Bandung dan kamerapinjaman. com, diataranya DeniSugandi, Roni, Gungun, Vera, mang Odon Budimansyah, Dede Gondrong, Deni galing, Abe, Deni Rahadian, Benny, Roni, Iman dan kawan kawan lainya bergabung, mempersiapkan kamar gelap, menyusun gelar karya dan persiapan workshop proses film. Meskipun ruang trotoar yang tidak terlalu lebar, namun pas untuk pemasangan karya dan tempat merakit kamera. Beberapa orang yang hendak merakit kamera dari bahan limbah, semenjak tadi sudah siap dan kawan-kawan komunitas, sehari sebelum telah mempersiapkan limbah tetra pak, bekas kemasan minuman ringan, yang menjadi material kamera. “Kang, kalau ini bias jadi kamera?” antusias seorang


partisipan, yang menyodorkan tetrapak yang ia pungut dari tong sampah. Bahkan Adrian, salah satu yang tanpa sengaja hadir hari itu bersama keluarganya, masih bias menyempatkan diri bergabung, merakit kamera dari material bekas. Segudang pertanyaan, menghinggapi lebih dari tiga puluh orang yang mengikuti pelatihan singkat merakit kamera lubang jarum.Hingga singkat waktu, Adrian berhasil merakit kamera, yang kemudian di uji coba. “Kang gelap nih” katanya, ketika berhasil mencoba kamar gelap portabel. Memang namanya juga kotak gelap. Untuk ukuran partisipan dadakan, Adrian sangat antusias, bahkan berhasil merakit, merekam dan proses. Binar gembira menghiasi wajahnya, ketika ibunya turut mendukung usahanya belajar merakit kamera. “Lain kali saya ikut lagi ya” tutup Adrian, disambut baik orang tuanya yang sengaja hadir pada acara ini. Menurut orang tuanya, kegiatan seperti ini sungguh sangat bermanfaat, selain mengajarkan kreatifitas, juga turut memanfaatkan kembali limbah tetra pak bekas.“Kalau pihak produsen tetra pak tahu, kalau limbahnya bisa kampread | Edisi #2|2011 25


Coteran

jadi kamera, pasti bisa menjadi alternative lain, re-use bahan yang dianggap sampah � sergah orang tua Adrian, sekaligus berpamitan, sambil membawa kamera rakitan dan hasil foto. Menjelang siang, rombongan Wili hadir, maka semakin semarak saja, ditingkahi polah partisipan yang berebut proses kamar gelap. Akhirnya diputuskan, karya hasil ekspos dikumpulkan untuk di proses oleh Gungun dan Dede gondrong. Acara semakin seru, ketika komunitas penggemar sepeda tua, yang tergabung dalam Paguyuban Sapedah Heubeul Bandung bergabung. “Teknologi ini jauh lebih tua dari sepedah bapak� kata Roni pada sesepuh penggemar sepeda tua, yang disambut tandatanya, karena belum mengerti bagaiamana kamera lubang jarum dirakit dan menghasilkan gambar. Hingga pukul sebelas siang, lebih dari 70 karya, telah dihasilkan hari itu, diantaranya karya-karya hasil pelatihan singkat merakit kamera, selebihnya adalah partisipan yang pernah tergabung di acara merakit kamera dasar

26 kampread | Edisi #2|2011

beberapa waktu yang lalu. Nampak Wili dan Deni galling tidak ingin kalah meriah, merekam sepedah tua lengkap dengan model! Tanpa rasa menyesal, Wili memberikan aba-aba pada model untuk bertahan selama 30 detik tanpa bergerak! Acara ditutup dengan pelatihan proses cuci untuk film negative hitam putih oleh Deni galing, dilanjutkan teknik dasar merakit kamera menggunakan roll 135mm dan dituntas kandengan evaluasikarya danpembagian tanda mata; t-shirt, pin, blok note dan stiker dari indonesiakreatif.net, sumbangan dari Tri Damayantho.


Tercatat lebih dari enam puluh lebih partisipan yang bergabung dalam acara hari jadi lubang jarum, yang dirayakan oleh antusias, klub, individu maupun nkomunitas yang tersebar diseluruh dunia. Mari bergabung kembali di tahun depan! (denisugandi@gmail.com)

kampread | Edisi #2|2011 27 


Coteran

Pinhole Day di Gresik, Pertama dan [semoga] bukan yang terakhir Pagi itu tepat hari Minggu tanggal 24 April 2011, hari lebaran pinhole yang diperingati oleh seluruh umat pinhole di dunia, hari yang ditunggu oleh segenap kaum pecinta potret dengan teknik rekam jadul telah tiba. Bersama keponakan (Fidho) yang masih SD saya bergegas menuju ke lokasi yang telah di tentukan, yaitu di Pendopo Kabupaten Gresik yang terletak tepat di sebelah selatan alun-alun Gresik. Lagi-lagi saya datang terlambat, beberapa orang teman, Yaslim, Teguh bersama temannya, Harun dan Ria ternyata sudah menunggu di sana. Setelah sedikit basa-basi saling berkenalan, segera saja acara dimulai. Tak lama kemudian beberapa teman lain, Irwan, Ibad dan andry yang khusus datang dari Surabaya datang bergabung. Dimulai dengan sedikit pengantar tentang apa itu Pinhole alias Kamera Lubang Jarum plus sedikit penampakan contoh kamerakamera lubang jarum yang sudah

28 kampread | Edisi #2|2011


Coteran

ada beserta hasil-hasilnya melalui perangkat kamera jinjing. Beberapa pengunjung lain yang kebetulan berada di pendopo juga sempat tertegun dan tertarik bagaimana sebuah kaleng dan kotak kardus dapat digunakan untuk merekam gambar alias memotret. Fuad, salah seorang pengunjung dari kota tetangga yaitu Lamongan kemudian ikut bergabung bersama.

Setelah pengantar singkat, segera saja acara dilanjutkan dengan proses pembuatan kamera dengan menggunakan kaleng dan tetra pack bekas teh kot*k. Beberapa peserta sempat malu-malu karena mereka belajar membuat kamera lubang jarum dengan dipandu oleh Fidho yang masih kelas 5 SD hehehe. Tenang teman, kenapa harus malu kalo kita emang tidak bisa!

kampread | Edisi #2|2011 29 


Coteran

Sementara teman-teman menyelesaikan pembuatan kamera, saya beserta Ibad dan Yaslim yang pernah ikutan workshop Pinhole di Surabaya segera menyiapkan kamar gelap yang menggunakan pos penjagaan tempat parkir. Beberapa kenalan di sekitar pos parkiran yang kebetulan sedang membuka lapak cutting stiker banyak membantu dengan meminjamkan terpal dan kain tenda untuk menutupi jendela pos parkiran yang disulap jadi kamar gelap. Tidak sempurna memang kamar gelap kali ini, banyak kebocoran di sana-sini namun itu semua tidak mengurangi semangat teman-teman untuk mencoba teknik rekam baru tapi jadul ini. Segera setelah kamera sudah jadi, beberapa teman langsung mencoba untuk memotret dan memproses

30 kampread | Edisi #2|2011


Coteran

dalam kamar gelap. Bahkan akhirnya beberapa kenalan lain yang kebetulan juga sedang lewat ikut serta mencoba untuk mencari jawaban atas rasa penasaran memotret dengan kaleng dan kotak bekas minuman. Siang segera saja terlewatkan tanpa terasa dan sore pun menjelang. Meskipun sempat terpotong sejenak akibat hujan yang turun mendadak, Teguh, Andry, Irwan, Fidho dan Yaslim tetap saja bersemangat untuk merekam obyek di sekitar alun-alun Gresik. Sementara Ibad berusaha mentransfer ilmu pembuatan kamera kepada Ayi yang datang terlambat. Matahari yang semakin meredup karena mendung dan sore hari akhirnya memaksa kami untuk berhenti memotret dan keluar masuk kamar gelap. Sharing singkat meliputi proses pembuatan kamera dan hasil-hasil foto segera digelar sebagai penutup acara Pinhole Day yang untuk pertama kalinya dilaksanakan di Gresik ini sebelum akhirnya kita berfoto bersama dan saling bertukar nomer kontak untuk memudahkan komunikasi seputar kegiatan pinhole di Gresik.

kampread | Edisi #2|2011 31 


Coteran

Semoga Pinhole sebagai alternative teknik rekam (foto) dapat lebih dikenal di Gresik, semoga! @cakpii

32 kampread | Edisi #2|2011


KAMPredaksi menerima tulisan atau foto, baik itu karya maupun ulasan mengenai pinhole. tinggal email ke kamerapinjaman@gmail.com jumlah karakter tulisan bebas. kualitas foto dengan maximal terpanjang 2000 pixel

tungguin...

kampread edisi #03 denga tema “DARK ROOM: di bulan JUNI 2011

kampread | Edisi #2|2011 33 


Opini

M

MEMAKSIMALKAN YANG MINIMAL

ungkin kalimat dari forum sebelah yaitu memaksimalkan yang minimal juga berlaku untuk benda yang satu ini. Dengan bermodalkan kaleng rokok tanpa rokok, pylox hitam dop, kaleng soft drink tanpa isi, peniti, amplas kasar nan sadis, seoonggok lakban, dan tangan cekatan yang tidak gampang cantengan, sudah bisa disulap menjadi sebuah kamera. Iya sebuah kamera. Hebat bukan? Nama benda tersebut adalaaaah #jengjet! Kamera Lubang Jarum atau Pinhole Camera. Ketertarikan gw dengan dunia lubang jarum ini berawal dari terbatasnya dana dalam equipment fotografi. Selain itu juga, karena uniknya dunia fotografi alternatif ini. Coba bayangkan men, hanya dgn kaleng hitam elo-elo semua udah bisa menghasilkan foto. Keren nggak tuh gw? #abaikan. Terus kebetulan juga gw suka sama yang namanya foto, motoin & difoto. Dulu gw pernah denger yang namanya camera obscura. Itu lho band yang pernah manggung di Indonesia. Oke nggak lucu, maap.

34 kampread | Edisi #2|2011

Dan akhirnya gw menjamahi dunia maya tanpa ampun untuk mencari dunia fotografi. Disana gw dapet beberapa pilihan media fotografi yang cukup di kantong mahasiswa kaya gw yang notabene adalah anak kostan. Singkat cerita, ketika gw sedang membeli roll film di pasar baru dan akhirnya mampir di gedung Antara untuk melihat pameran foto, ternyata Kamera Pinjaman (KAMPI) dan KLJI sedang mengadakan acara Pinhole Day 2010. Bermula dari situ, akhirnya gw mengikuti acara hunting pinhole KAMPI berikutnya yaitu di Terminal Blok M. Disana gw membuat satu kamera lubang jarum pertama kalinya. Jangan tanya perasaan gw ketika itu. Jujur bangga juga bisa menciptakan kamera. Berasa kaya kerja di pabrik Canon atau Nikon. Kamera pertama gw itu sangatlah maco, atletis dan keren bak model iklan susu L-men. Dengan dibalut beberapa lakban hitam legam yang eksotis, kamera tersebut menghasilkan 3 foto ketika itu. Yang paling seru dari memotret dengan kamera lubang jarum adalah mengamplas lensa dan kamar gelapnya. Saat mengamplas lensa, sangat

Mario Prasetya (22 thn, mahasiswa Univ.Trisakti) @mariooboot

dibutuhkan kesabaran anda. Ilmu sabar dibulan Ramadhan sangatlah berguna. Jadi kalo lagi ngamplas lensa, gw suka ngebayangin siang hari dibulan puasa terus didepan gw ada warung es buah. Eh, maksudnya biar semangat ngamplasnya. Kalo kamar gelap yang paling seru. Bener kata orang dewasa, kalo gelap-gelap bisa menghasilkan sesuatu. Apalagi kalo dicelup terus digoyang-goyang. Eits jangan ngeres dulu boi. Di kamar gelap elo bisa nyetak foto dari kertas foto. Hingga hari ini, rasa asik sendiri nungguin kaleng hitam ditengah terangnya cuaca, masih suka gw lakuin sendirian dikampus ataupun pas acaranya KAMPI. Tapi paling enak memang kalo KAMPI ngadain acara. Para peserta tidak dipungut biaya. KAMPI bagaikan membuat ombak diatas daratan. Disaat banyak kursus menawarkan fotografi dengan media digital, KAMPI menawarkan alternative fotografi untuk semua kalangan. Dan karna KAMPI, gw bisa mengeksplor dunia lubang jarum lebih luas lagi. Terus bisa memaksimalkan barang-barang minimal disekitar untuk dijadikan kamera ataupun objek kamera. Namun hingga detik ini, gw belom juga bisa menemukan tata cara menjadi pinholers yang sholeh. Naik sampan ke kota malang, cukup sekian opini abang. Salam lubang jarum!


PUCUK DICINTA ULAM PUN TIBA W

aktu pertama kali gue denger ‘KAMERA LUBANG JARUM’. WOW! It sounds great!! Emm, tapi apa ya itu? Kalau dianalisa dari kata-katanya sih kamera yang lubangnya kayak jarum, atau kamera yang dilubangnya ada jarum. Daripada terus-terusan penasaran, mending gue browsing langsung cari gambar kamera lubang jarum. Eh gue malah tambah bingung, karena yang muncul foto hitam putih sama gambar kaleng. Apa sih ini kamera lubang jarum?!! Hasil foto hitam putih? Apa kamera kaleng? Kamera kok kaleng, ada-ada aja. Gue semakin penasaran karena tiap orang yang gue tanya apa itu kamera lubang jarum enggak ada yang tau. @atadianpermata

Masa iya kamera lubang jarum hanya tinggal nama seperti dinosaurus. Lanjut web browsing cara membuat kamera lubang jarum. Pas gue baca bahannya: kaleng, kaleng bekas soda, lakban, pylox. Alatnya: amplas, gunting, jarum. Nah lo! Gue mikir, kayaknya kamera lubang jarum ini beneran kamera kalengan deh. Semenjak itu gue punya jadwal baru tiap browsing, mencari tahu cara membuat kamera lubang jarum. Gue simpen semua artikel-artikelnya. Masalah bakalan gue praktekin apa enggak itu belakangan, yang penting punya referensinya dulu. Suatu saat gue nemuin artikel yang menceritakan tentang hunting kamera lubang jarum bareng beserta workshopnya.

Dian Permata (21 thn, mahasiswa UIN Jakarta)

Tapi sayang, lokasi workshopnya jauh, maklum anak rumahan, daaan berbayar pula. Memang sih yang namanya belajar itu engga ada yang sia-sia, tapi kan gue udah punya cara membuatnya, kenapa enggak coba buat sendiri aja dulu. Itung-itung ngiritlah. Mulailah gue mencoba ngumpulin bahannya, dimulai dari kaleng rokok. Entah kenapa ngedapetin kaleng rokok itu susah banget! Bukan susah sih sebenernya, karena gue enggak tau kemana carinya aja, jadi susah. Tibatiba gue nemuin event ‘pinhole day 2010’ di facebook! Kali ini gue bener-bener very excited, GRATIS MEEEN!! Acaranya hari minggu mas, lokasinya di monas, cuacanya panas. Entah apalah acaranya nanti yang penting gue dateng dulu bawa kaleng yang kira-kira muat untuk kertas ukuran 3R. Oke, gue ke salah satu swalayan besar beli cemilan yang kalengnya bisa dipake. Langsung berangkat ke Monas sama kakak gue. How lucky I am! Ternyata acara itu adalah acara besar pinhole, dimana seluruh dunia merayakan dengan hunting bareng dikota masing-masing.

Opini

Sampe Monas, perkenalan dikit, dibagiin kaleng rokok, terus ngamplas potongan bekas kaleng soda, kemudian ngamplas lagi, lagi lagi ngamplas lagi, ngamplas terus sampai kaleng bekas soda jadi setipis alumunium foil. Nah, si bekas kaleng soda ini ditusuk pake jarum untuk jadi lensa. Makanya namanya kamera lubang jarum. Saat yang paling gue suka, hunting! Objek pertama gue saat itu tugu monas. Objek paling besar dan paling mudah diambil gambarnya saat hunting pertama. Dan saat dicetak, wuuw it’s amazing! Muncul gambar si tugu monas dari kamera kalengan gue! Finally¸ berhasil juga membuat sendiri dan menggunakan kamera lubang jarum. Bahkan, mencetak hasil foto sendiri. Itu hal yang paling gue suka dari kamera lubang jarum. Sekarang, gue bisa hunting tiap bulan. Karena Kamera Pinjaman selalu ngadain hunting bareng setiap bulannya. GRATIS!! Itu yang enak. Hehee. Semangat Melubang Kawan-Kawan!

kampread | Edisi #2|2011 35


GALLERY PINHOLE DAY Gresik

36 kampread | Edisi #2|2011


Moh. Irwan Kamera Silinder kampread | Edisi #2|2011 37 


Akhmad Yaslim Kamera Trapesium

38 kampread | Edisi #2|2011


Andry Kaumsae Kamera Silinder 1 lubang kampread | Edisi #2|2011 39 


Moh. Irwan Kamera Silinder 40 kampread | Edisi #2|2011


Andry Kaumsae Kamera Silinder 2 lubang kampread | Edisi #2|2011 41 


Harun Ar Rasyid Kamera Tetra Pack Teh Kot*k 42 kampread | Edisi #2|2011


Andry Kaumsae Kamera Silinder 2 lubang kampread | Edisi #2|2011 43 


Akhmad Yaslim Kamera Silinder 44 kampread | Edisi #2|2011


Zahrul Ibad Kamera Silinder kampread | Edisi #2|2011 45 


Zahrul Ibad Kamera Tetra Pack Teh Kot*k

46 kampread | Edisi #2|2011


www.kamerapinjaman.com Tidak Punya Tidak Berarti Tidak Bisa ------------------------------------------------kamerapinjaman@gmail.com


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.