Indonesia Safety Magazine, Indosafety Magazine

Page 1

SAFETY

01 2013

I N D O N E S I A

T

O W

A

R

D

Z E

R

O

A C

C

I

D

E

N

T

22 Building Safety

Manajemen Kebakaran Mengurangi Resiko 26 Kesehatan Kerja

Jangan Abaikan Sakit Punggung! 50 Kepemimpinan

Kunci Keberhasilan Keselamatan Kerja 54 Mancanegara

Rp 30 .00 0

Sulitnya Mendapatkan SIM di Eropa 56 Konsultasi

Kiat Aman Menggunakan Tabung Elpiji

1 dari 5 Gedung Bertingkat di Jakarta

TIDAK AMAN



MODERN BUSINESS MUST FOCUS ON HOW TO MANAGE CRISIS AND CHANGE THIS INTO OPPORTUNITIES AND GROWTH Jim Truscott the author of Dancing with The Tiger will lead a discussion based on his book

Crisis leadership specialist Jim Truscott with three decades experience will share strategies and insights proved to assist Executives, Directors to grab opportunities and profit during crisis. INDONESIA SAFETY MAGAZINE

proudly organizes this inspiring networking discussion

TUESDAY, MARCH 26th 2013

FROM 7-10.00 PM

OAKWOOD PREMIER COZMO

Lingkar Mega Kuningan Blok E4.2 no 1 Jakarta TICKET PRICE 3.000.000

IDR

Reservation and payment: INDONESIA SAFETY Gedung Warta Jalan Kramat 4 no 11 Jakarta Phone: 021-3162108 Fax: 021-3162108 ANGGIARDINI (082111626384)


DariRedaksi

SAFETY I N D O N E S I A

T

SAFETY UNTUK SEMUA Saat seseorang menyebut kata ‘safety’ selain muncul padanan kata ‘keselamatan’, juga akan segera muncul gambar pabrik atau rig di benak. Ya, safety sering diidentikan dengan keselamatan kerja. Domain safety dianggap hanya penting di industri padat modal, seperti migas, konstruksi, manufaktur, dan sebagainya. Padahal, safety harus ada di seluruh sendi-sendi kehidupan manusia. Berawal dari rumah, sebelum berangkat bekerja kita akan menikmati sarapan pagi. Sebelum makanan terhidang di meja, kita harus memperhatikan safety di dapur, mulai dari penggunaan pisau sampai urusan elpiji. Begitu pula dengan peralatan listrik. Jangan sampai batita – yang baru bisa merangkak, menyentuh stop kontak terbuka yang berada di bawah. Di perjalanan, kita harus selalu menaati segala peraturan lalu lintas sekaligus mempraktekkan defensive driving. Ketika jalur dipotong bus mikro berwarna oranye, kita tidak perlu membalasnya dengan pamer kemampuan mengemudi ala Pembalap F1. Keselamatan di jalan raya adalah tanggung jawab bersama. Di tempat kerja, safety bukan sekadar slogan. Safety harus selalu diperhatikan dan dilaksanakan. Alat lindung diri harus selalu dikenakan di lokasi yang mewajibkan para karyawan memakainya, tanpa terkecuali. Namun, siapa bilang pekerja kantoran tak butuh safety? Kabel-kabel yang menjulur di bawah meja juga bisa berpotensi mencelakai para pekerja di ruangan tersebut. Majalah Indonesia Safety hadir untuk mengedukasi dan memasyarakatkan safety. Sebab safety bukan hanya urusan orang field atau orang pabrik. Safety adalah tanggung jawab kita semua. Ada tiga pilar bahasan utama di majalah ini, yakni Safety at Home, Safety on the Road, dan Safety at Work. Namun, selain itu masih banyak rubrik yang patut dibaca. Pada edisi pertama, Majalah Indonesia Safety menyoroti keselamatan gedung-gedung bertingkat di Jakarta. Dari data Dinas Kebakaran terlihat bahwa 25% dari seluruh tempat hiburan di Jakarta abai dengan standar keselamatan kebakaran, begitu juga 1 dari 5 gedung bertingkat di kota ini. Buruknya data bukan berarti kita harus saling tunjuk hidung. Lebih baik kita memulainya dari diri sendiri, dengan cara paling sederhana. Bukan begitu? Salam,

Naning Sudjatmoko editor in chief

4 Indonesia safety TOWARD ZERO ACCIDENT edisi 01

O

W

A R

D

Z

E R

O

A C

C

I

D

E

N

T

President of Pinpoint Publication Mario Alisjahbana Publishing Director Risa Praptono Content Director/Editor in Chief Naning Sudjatmoko Expert Editor in Chief Soehatman Ramli SKM., Dipl. SM., MBA Expert editors DR Fatma Lestari MSc. Ph.D DR FA Gunawan MM Agung Kussuwardhono Editor Azman Muchtar Contributor Agus Dwi Sundoro Eka Fitti Paldi Utami Wardhani Secretary Anggiardini Designer Andy Nugroho Business Development Wusda Hetsa Ribawa Heru Indra Prakasa CONTACT US Address Indonesia Safety Gedung Warta Jl. Kramat IV No. 11 Jakarta Pusat 10430 Telp : 021-316 2108 Faks : 021-316 2108 e-mail : redaksi@indosafetymagazine.com iklan@indosafetymagazine.com Website www.indosafetymagazine.com Account Number PT Dian Rakyat Bank DKI 501-08-01275-0

DISCLAIMER Majalah Indonesia Safety menjunjung tinggi nilai integritas dan kode etik wartawan Indonesia. Untuk itu, dalam menjalankan setiap tugasnya seluruh staf majalah Indonesia Safety dilengkapi dengan Kartu Pers dan tidak dibenarkan menerima atau meminta imbalan dalam bentuk apapun dari narasumber atau relasi. Majalah Indonesia Safety dalam melakukan peliputan dan penulisan secara independen serta melaporkan hasilnya secara adil dan objektif. Peliputan mengenai produk atau perusahaan yang dimuat di majalah sama sekali tidak ada kaitannya dengan iklan maupun hubungan bisnis dengan pihak manapun. Indonesia Safety magazine supports the integrity and ethics of Indonesian journalists. For that, in performing each task, all editors and journalists of Indonesia Safety magazine are equipped with Press Card and not allowed to receive or request any compensation in any form from the sources or contacts. Indonesia Safety magazine does report independently, fair, and objective. Reports of products or companies which are covered by magazine not connected with any advertising or business relationship interests with any party.


Indonesia safety TOWARD ZERO ACCIDENT edisi 01

5


DAFTARISI edisi 01 - 2013

Liputan Utama Safety Building

1 dari 5 Gedung 12Bertingkat di Jakarta

TIDAK AMAN

4

Dari Redaksi

6

Daftar Isi

8

Top 10

44

Produk dan Teknologi

58 Agenda 62

Resensi Buku

64

How to

66 Ekstra

SAFETY AT WORK

26

Kesehatan Kerja

Jangan Abaikan Sakit Punggung! Meski terlihat sepele, proses mengangkat dan mengangkut barang dengan cara yang salah bisa menimbulkan potensi gangguan kesehatan.

28

Keselamatan Publik

Jika Sudah Celaka, Salah Siapa? Kebakaran Kilang 30 Minyak

Belajar dari Kebakaran Kilang Minyak Venezuela

COVER Desain: Andy Nugroho

6 Indonesia safety TOWARD ZERO ACCIDENT edisi 01

Gedung pencakar langit sering diidentikan dengan tingginya peradaban manusia. Tapi, pengelola dan masyarakat sebagai pengguna gedung bertingkat harus memahami pengetahuan keselamatan dasar dan kesehatan gedung.

SAFETY ON THE ROAD Defensive 36 Driving

Ketika Hukum Rimba Berlaku di Jalan Raya Konsep Defensive Driving mengajak kita untuk selalu berpikir jauh dan selalu siap dengan apapun yang mungkin terjadi. Namun, pada kenyataannya masih banyak pengendara di Indonesia yang asal menggeber kendaraan di jalanan.


OPINI

46

KECELAKAAN KERJA

Mahalnya Nilai Sebuah Keselamatan

KOLOM DAN KONSULTASI

47

KECELAKAAN LALU LINTAS

54

SAFETY AT HOME

Bencana di Jalan Raya Mencemaskan

TOY SAFETY 38 STANDARD

50 KEPEMIMPINAN

Tips Memilih Mainan Anak yang Aman

41 ELPIJI

Tabung Gas Idealnya di Luar Rumah Adanya konversi minyak tanah ke elpiji mengharuskan adanya edukasi bagi para pemilik kompor gas baru. Dapur yang sempit dan dijejali alat listrik memiliki potensi bahaya tinggi.

Kunci Keberhasilan Keselamatan Kerja

Mengelola perusahaan pada jaman Majapahit, di saat belum banyak teknologi modern yang tercipta, tingkat risikonya pasti berbeda dengan mengelola risiko di era gadget seperti saat ini. Analogi mudahnya begini, sebelum ditemukan teknologi bernama pesawat terbang, maka tidak ditemukan risiko pesawat jatuh. Ketika bisnis migas belum secanggih saat ini, maka tidak akan ditemukan risiko semburan liar seperti yang terjadi di teluk Meksiko, beberapa waktu lalu.

Kolom Luar Negeri

Susahnya Mendapatkan SIM di Eropa Jerman terkenal sebagai negara yang paling sulit mendapatkan SIM (F端hrerschein). Berdasarkan data statistik, di negara dengan tingkat populasi 81,7 juta orang ini terjadi 2,3 juta kali kecelakaan, sepanjang 2011. Turun 2,1% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Data ini termasuk kecelakaan minor yang hanya menyebabkan kendaraan tergores tipis, yang di Indonesia kejadian semacam ini jarang (atau bahkan tidak pernah) dilaporkan ke pihak kepolisian.

Kecelakaan 56 Bukan Hanya Karena Kelalaian Pengemudi

Kiat Aman 57 Menggunakan

Tabung Elpiji

Indonesia safety TOWARD ZERO ACCIDENT edisi 01

7


TOP10

Top Bencana Yang Mempengaruhi Dunia 1. BP Macondo

20 April 2010. Ledakan dan kebakaran yang terjadi di Transocean Rig Deepwater Horizon ini menyebabkan 11 orang tewas dan 16 orang terluka. Selain kerusakan fasilitas, kecelakaan ini juga menyebabkan 4,9 juta barrel minyak menggenangi Teluk Meksiko, dekat pantai Lousiana, pada 20 April 2010. Pada saat kejadian, terdapat 126 pekerja di tempat itu. Kejadian ledakan Macondo terbilang sulit untuk diatasi. Selama berminggu-minggu, setiap upaya untuk menyumbat sumur 5.000 feet (1.500 meter) di bawah permukaan laut seakan tidak cukup, selagi minyak menyebar mengotori ratusan mil garis pantai, menutup tempat memancing, dan mengancam ekosistem yang

8 Indonesia safety TOWARD ZERO ACCIDENT edisi 01

rapuh. BP membutuhkan 36 jam setelah ledakan pertama untuk menghentikan api di rig dan 87 hari untuk memasang tutup raksasa di atas sumur yang kemudian berhasil menghentikan aliran minyak. Kendati sumur minyak Mocando kemudian dimatikan, BP masih menghadapi pertempuran panjang dan berat untuk membersihkan pencemaran lingkungan. Perusahaan ini berjanji akan terus memperbaiki kerusakaan yang ditimbulkan tumpahan terhadap Teluk Meksiko, lingkungan pantai teluk, dan mata pencaharian warga di sekitar wilayah kejadian. Akibat kejadian ini, BP dijatuhi denda miliaran dolar dan harus menghadapi kemarahan pemegang saham karena ketidakstabilan perusahaan setelah harga saham jatuh lebih dari separuhnya. Secara finansial, kejadian ini nyaris membuat BP bangkrut. 2. Piper Alpha 6 Juli 1988. Meledaknya pertambangan minyak dan gas lepas pantai Piper Alpha. Saat itu ada 224 pekerja yang bekerja di Piper Alpha, yang sudah beroperasi

sejak tahun 1976. Occidental Petroleum menjadi pemilik platform Piper Alpha ketika bencana itu terjadi.

Jaringan pipa yang saling tersambung antara Piper Alpha dengan beberapa platform lain serta di berbagai fasilitas pantai menyebabkan bencana ini. Awalnya Piper Alpha dikhususkan pada pertambangan minyak, tapi kemudian mengalami modifikasi sesuai dengan tuntutan bisnis menjadi pertambangan minyak dan gas. Kebakaran dimulai saat pipa A bocor dan sedang mengalami perbaikan. Seharusnya ini merupakan prosedur perbaikan yang aman tapi ketika perpindahan giliran antara malam ke siang ada komunikasi yang gagal disampaikan dari para pekerja. Pipa A yang seharusnya tidak dioperasikan malah dioperasikan,


mengakibatkan gas bocor. Sayangnya kebocoran ini juga gagal dihentikan segera sehingga kebakaran dan ledakan terjadi. Ratusan pekerja mencemburkan diri ke laut sedangkan yang lain terperangkap. 167 pekerja tewas. Peristiwa ini jadi pelajaran pahit yang sangat penting dalam pengelolaan penambangan minyak dan gas lepas pantai. Prosedur keselamatan kerja serta sistem komunikasi ditambah kelemahan manusia yang harusnya bisa menjadi perhatian sistem menjadi sebuah catatan penting. 3. Ledakan Pesawat Ulang Alik Challenger Selasa, 28 Januari 1986. Masih jelas gambaran mengerikan ketika

pesawat ulang alik yang meluncur indah ke angkasa tiba-tiba meledak, saat orbitor pesawat pecah. Senyum kebanggaan orang-orang yang menyaksikan peluncuran misi ke 25 pesawat ulang alik ini diganti segera dengan wajah shock dan akhirnya tangisan. Ini terjadi 73 detik setelah pesawat lepas landas menewaskan 7 awak pesawatnya. Sebuah kisah yang mencoreng hitam Program Antariksa Amerika. Yang menyedihkan adalah salah satu awak pesawat adalah seorang guru, yang harusnya jadi guru pertama dalam sejarah yang berada

di ruang angkasa. Masalah teknis sederhana peyebab ledakan sebenarnya bisa dicegah. Masalah pada seal o ring di right solid rocket booster (SRB) saat mengangkasa menyebabkan tekanan gas panas dalam mesin roket keluar. Seterusnya ini mengakibatkan masalah beruntun dan akhirnya mengganggu struktur tangki bahan bakar hidrogen yang kemudian menyalakan hidrogen. Ledakan dan tekanan aerodinamis segera menghancurkan orbitor. Bencana ini terjadi akibat luputnya perhatian para manajer NASA untuk memperbaiki kekurangan teknis dari o ring yang didesain oleh Morton Thiokol. Termasuk kekhawatiran para insinyur yang sudah memperingati adanya bahaya jika melakukan peluncuran di suhu udara yang rendah. Laporan NASA di tahun 1988 yang berkaitan dengan kecelakaan dan keselamatan serta keamanan ada konklusi penting yang ditemukan dengan manajemen sistem kontrol. Pada satu sisi manajer dipaksa mematuhi jadwal peluncuran, sedang di sisi lain program antariksa AS ditekankan pada inovasi. Inilah yang membuat tak jalannya komunikasi antara manajer di tingkat atas dengan para pekerja, sehingga mengabaikan aturan-aturan pentingnya. 4. Chernobyl 26 April 1986. Bencana mengerikan ini adalah bencana nuklir di kota Chernobyl yang dianggap sebagai bencana nuklir terburuk. Reaktor nuklir Chernobyl terletak di Ukraina yang sebelumnya bagian dari Soviet, dekat kota Pripyat. Ini menjadi bencana raktor nuklir terbesar dalam sejarah. Sekitar 300

ribuan orang yang dievakuasi dan dipindahlokasikan akibat radiasi nuklir hingga Desember 2000 dari daerah-daerah yang paling parah terkena dampaknya. Belarus dan Ukraini adalah daerah yang paling parah. Hingga 70 persen radiasi jatuh di Belarus, menurut data dari pemerintah Soviet setelah kejadian. Kejadian terjadi saat ada tes sistem yang tidak terpantau, menyebabkan robeknya “nadi� reaktor dan mengakibatkan ledakan yang menyemburkan radioaktif ke angkasa serta daerah sekitarnya termasuk Pripyat. Radioaktif menyebar ke bagian barat Soviet dan banyak Negara Eropa. Informasi tepat dan menyeluruh tentang bencana termasuk efek radiasi di berbagai daerah yang bertetanggaan dengan Chernobyl tetap rahasia dan tak lengkap karena saat itu daerah bencana masih di bawah kekuasaan Uni Soviet. Kematian langsung terjadi saat kebakaran dan ledakan. Tapi lebih dari 4000 tewas lainnya akibat efek radiasi yang menyebabkan kanker dan banyak gangguan kesehatan fatal. Di Amerika Serikat juga terjadi kecelakaan sama di Three Mile Island tahun 1979, yang efeknya tidak sebesar Chernobyl. Kecelakaan di dua tempat ini

Indonesia safety TOWARD ZERO ACCIDENT edisi 01

9


mengubah banyak keselamatan reaktor seluruh dunia.

regulasi nuklir di

5. Bhopal 2 Desember 1984. Awan uap yang mengandung MIC bocor dari pabrik pestisida. Methyl isocyanate sangat beracun, merusak segera mata, mulut, sistem pernafasan dan saraf. Menewaskan ribuan dan puluhan ribu lainnya mengalami gangguan kesehatan yang fatal. Tepatnya jumlah korban tewas tidak diketahui akibat banyaknya daerah kumuh yang terkena sebaran racun uap MIC. Ada laporan menyebutkan 8000 orang tewas dan 50.000 korban cedera serta cacat. Pabrik pestisida ini milik Union Carbide India Limited di kota Bhopal, India. Peristiwa terjadi malam hari, saat angin membawa awan gas beracun ke kota Bhopal yang sedang nyenyak. Lima ratus ribu lebih penduduk kota terpapar tanpa ampun.

luar untuk penyediaan kebutuhan rakyatnya. Sayangnya, ini tidak dibarengi dengan kematangan operasional, serta keterbukaan pemerintah supaya bisa memberi respon yang terbuka dan efektif. Rendahnya maintenance peralatan di pabrik menyebabkan indikator gagal membaca tingginya tekanan udara di tangki MIC yang telah bereaksi dengan air. Pembersihan rutin yang harusnya merupakan prosedur rutin yang aman malah menyebabkan air salah masuk ke dalam salah satu tangki MIC. Warren Anderson CEO yang bertanggungjawab atas pabrik ini meninggalkan India setelah ditahan beberapa saat dan membayar tinggi untuk bisa bebas. Sayangnya para pekerja, manajer yang berkebangsaan India harus mendapat hukuman penjara dan denda yang lebih berat. Bhopal adalah saksi mengerikan atas tidakadanya sistem keselamatan kerja yang efektif.

saja menyebabkan 53 penduduk di luar pabrik cidera. Bencana ini terjadi dari beberapa keputusan tak teliti dan kejadian kecil lainnya yang menyebabkan keluarnya awan gas dan ledakan beruntun. Bocoran ini terjadi dari pipa yang dibypass karena adanya retakan besar. Insinyur yang harusnya mengerjakan ini tidak punya cukup pengalaman dan tidak ada mendapat dukungan teknis serta tidak didampingi oleh insinyur yang lebih berpengalaman. Hasil investigasi paska kecelakaan membuat pemerintah Inggris melakukan banyak revisi regulasi terutama yang berkaitan dengan pabrik kimia, sistem tanggap darurat, dan banyak hal lainnya di bidang keselamatan kerja. 7. Teluk Texas

6. Pabrik Kimia Fixborough

Ini adalah contoh mengerikan dari ketidakpedulian pebisnis dan pemerintah, tidak adanya komunikasi dan perhatian pada segi keselamatan baik terhadap pekerja, penduduk sekitar bahkan lingkungan.Pabrik pestisida

ini dibangun sesuai program pemerintah untuk swasembada dan tidak mau tergantung pada pihak

10 Indonesia safety TOWARD ZERO ACCIDENT edisi 01

1 Juni 1974. Asap tebal ledakan terlihat hingga setengah mil dari Flixborough. Ledakan pabrik kimia ini mengakibatkan 28 korban tewas dan mencederai 36 lainnya. Pabrik kimia ini dimiliki dan dioperasikan oleh Nypro, yang memproduksi bahan mentah untuk pembuatan Nylon 6. Meskipun lokasi pabrik di daerah yang cukup terpencil tetap

April 16, 1947, di Teluk Texas terjadi kebakaran di SS Grandcamp yang menyebabkan ledakan 2.300 ton ammonium nitrat. Korban tewas akibat kejadian ini 581 orang. Kapal SS High flyer didekatnya yang juga membawa amonimum nitrat, terkena cipratan api dan ikut meledak. Penyebab kebakaran hingga kini tak teridentifikasi. Saat itu karung- karung berisi ammonium nitrat dalam kapal tidak diberi tanda berisi bahan kimia berbahaya, sehingga para awak tak paham.


Kemungkinan bencana terjadi ketika awak yang tak hati-hati merokok dan membuang puntung rokok didekatnya sehingga menimbulkan kebakaran. Gudang bahan kimia yang ada di lokasi juga kena percikan besar api dan juga ikut meledak. Bencana ini memberikan pemahaman perlunya rancana tanggap darurat, komunikasi, dan eksekusi kesalamatan yang lebih baik.

juga menimbulkan gelombang besar yang menyapu pelabuhan sehingga menambah jumlah korban tewas. Setelah itu pemerintah melakukan banyak perbaikan dalam pemadaman kebakaran dan penyediaan fasilitas medis di daerah-daerah yang beresiko. 9. Teater Iroquois

8. Ledakan Halifax

6 Desember, 1917, jam 8.55 pagi. SS Mont-Blanc, kapal kargo Perancis yang penuh muatan amunisi bertabrakan dengan Norwegian SS Imo yang sedang menurunkan kargonya di pelabuhan Halifax. Banyak orang menyaksikan dari kejauhan ledakan ini, tanpa menyadari bahwa bahaya juga mengejar mereka. Jam 9. 04, sebuah ledakan terbesar dalam sejarah menerbangkan pecahan kaca, benda tajam, menghancurkan semua bangunan hingga jangkauan 2 kilometer persegi di pelabuhan. Dua ribu korban tewas akibat pecahan benda, runtuhnya bangunan, dan kebakaran. Orang-orang yang menonton dari bangunan juga tanpa ampun terkena pecahan setelah ledakan. Korban cedera dan cacat hingga 9.000 orang. Ledakan besar ini

30 Desember 1903, sebuah teater baru Iroquois dipenuhi penonton. Sekitar 2000 penonton, kebanyakan wanita dan anakanak memadati ruangan teater, berdesakan untuk pembukaan acara musim Natal. Sayangnya, teater ini belum disiapkan dengan berbagai rute keluar yang aman jika terjadi kebakaran. Ditengah sesi ke dua terjadi korsleting yang segera menjalarkan api tanpa ampun. Standar pengamanan kebakaran saat itu sangat rendah, hanya beberapa pemadam api yang tersedia serta semacam tirai yang didesain sebagai penghalang api antara panggung dengan penonton. Api juga menyapu ke atas ke balkon, membakar habis. Penonton yang panik tak bisa keluar dan sebagian besar tertimpa dekorasi bangunan teater. Korban tewas sekitar 602 orang. 10. Titanic 12 April 1912. Kapal terbesar

dan super mewah saat itu, R.M.S. Titanic meninggalkan Southampton, England pada pelayaran perdananya. Sekitar 2.227 penumpang berada di kapal naas itu. Sebelumnya, Titanic dianggap sangat canggih, tak mungkin tenggelam, karena kapal ini merupakan perkawinan antara teknologi dan mesin mutakhir. Titanic dipersiapkan dengan 4 perahu darurat tapi saat pelayaran hanya tersedia 2 perahu. Jika peraturan baru bahwa setiap kapal harus mempersiapkan 4 perahu darurat dipaksakan oleh pemerintah kemungkinan korban yang jatuh tidak sampai 1.517. Tubrukan Titanic dengan bongkahan besar gunung es menenggelamkan Titanic, mengambil korban tewas hingga 1.517 orang. Amerika Serikat dan Inggris melakukan investigasi setelah bencana dan mengeluarkan laporan di konvensi internasional pertama keamanan kelautan (Safety of Life at Sea –SOLAS) di London bulan November 2013. Treaty pembentukan Ice Patrol Intenasional ditandatangani. Pengawas yang bertugas memantau pergerakan gunung es dan patahan es di Atlantik Utara tetap beroperasi hingga saat ini. Regulasi SOLAS tetap menjadi regulasi penting di organisasi Maritim Internasional.

Indonesia safety 11 TOWARD ZERO ACCIDENT edisi 01


LiputanUtama

Hutan Beton Jakarta

MENJULANG TINGGI BUKAN BERARTI TAK SELAMAT Gedung pencakar langit sering diidentikan dengan tingginya peradaban manusia. Tapi, pengelola dan masyarakat sebagai pengguna gedung bertingkat harus memahami pengetahuan keselamatan dasar dan kesehatan gedung.

12 Indonesia safety TOWARD ZERO ACCIDENT edisi 01


pa yang ada di benak Anda pertama kali, ketika ditanya soal Jakarta? Jawaban mudahnya, Jakarta adalah Ibu Kota negara Republik Indonesia tercinta. Tambahkan lagi, Jakarta adalah kota dengan setumpuk permasalahan yang kompleks di dalamnya. Salah satu yang menjadi perhatian adalah semakin rimbunnya hutan beton di kota ini ketimbang hutan pepohanan. Menyandang gelar pusat pemerintahan juga pusat bisnis dan perekonomian, rupanya membuat siapa pun yang berkantong tebal berlomba-lomba membangun gedung pencakar langit.

Derasnya air seketika memenuhi ruangan basement tersebut, yang tanpa disangka masih menyisakan beberapa pekerja di dalamnya. Sayangnya, dua pekerja tidak selamat dalam peristiwa tersebut. Kedua korban ini tak sempat menyelamatkan diri akibat terperangkap dalam ruangan yang dipenuhi air. Pada saat kejadian tersebut terjadi, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berjanji akan melakukan

Tengok saja puluhan bangunan tinggi di sepanjang ruas segitiga bisnis. Katanya, gedung-gedung pencakar langit, memang menjadi simbol kemajuan peradaban manusia. Semakin tinggi menjulang, semakin menyiratkan ambisi sang pemilik akan sebuah pengakuan. Elok memang rupanya, indah dipandang mata. Tapi, apa iya gedung-gedung jangkung ini sudah lulus status aman, nyaman dan selamat? Ironisnya, ada pepatah mengatakan semakin tinggi gedungnya maka akan semakin tinggi pula tingkat kecelakaan yang dapat timbul. Si gedung jangkung ini, tak segan mengambil nyawa para perawatnya, atau pengunjungnya bahkan penghuninya. Ada yang coba realistis, bahwa itulah harga sebuah kemajuan, tapi bagi mereka yang kritis, rendahnya mutu bangunan dan lalainya segi perawatan, adalah penyebab dilihat sebagai suatu yang tak terelakkan. Artinya, mutu dan perawatan harus ditingkatkan dan itu tanggung jawab pengelola. Jika ditilik ke belakang, tak terhitung jumlahnya kasus-kasus kecelakaan yang terjadi pada bangunan pencakar langit ini. Masih segar dalam ingatan kita pada Januari lalu, basement gedung UOB Plaza dipenuhi air setinggi 3 meter akibat jebolnya tanggul Latuharhari, ditambah hujan deras yang mengguyur Ibu Kota tanpa henti.

Tata cara mendirikan bangunan juga harus mengatur tentang syarat mendasar menyangkut struktur dan bahan bangunan yang harus dipakai.

evaluasi terhadap sistem keamanan gedung UOB Plaza. “Kalau banjirnya sudah selesai, kita akan evaluasi sistem keamanan gedung ini,� kata Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) di Gedung UOB Plaza, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Sabtu (19/1). Menurut Jokowi, Pemprov DKI akan mengevaluasi sistem keamanan yang diterapkan di gedung tersebut, di antaranya terkait pengamanan basement, sistem pemadam kebakaran, dan sumur resapan. Jokowi merasa perlu mengevaluasi ulang keselamatan gedung-gedung bertingkat di Jakarta. Mengingat makin sempitnya lahan, pembangunan dilakukan secara vertikal untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan tempat tinggal dan pusat bisnis. Namun, apakah karena pemenuhan kebutuhan yang sesegera mungkin harus menggadaikan keselamatan dan keamanan penghuninya?

Indonesia safety 13 TOWARD ZERO ACCIDENT edisi 01


LiputanUtama

Standar Keselamatan Selain kasus yang terjadi di basement gedung UOB Plaza, peristiwa yang menyebabkan korban jiwa akibat kelalaian maupun aksi bunuh diri di gedung pencakar langit masih terus terjadi. Seperti dikutip dari Viva.co.id, seorang perempuan jatuh dari lantai 10 Apartemen Sudirman Park, Jakarta Pusat, Rabu pagi, 8 Februari 2012. Wanita yang belakangan diketahui pembantu rumah itu jatuh akibat terpeleset saat sedang menjemur pakaian.

Tak hanya pengelola gedung, masyarakat sebagai pengguna gedung bertingkat juga harus membekali diri dengan pengetahuan safety dan kesehatan gedung bertingkat.

Kemudian pada tanggal yang sama, sebuah gondola kembali meluncur jatuh. Kali ini, jatuh di Gedung Multivision Tower, di Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan. Beruntung tidak ada korban jiwa. Sebelumnya, pada 26 Oktober 2011, pekerja jatuh setelah tali gondola yang dinaikinya putus di Menara Batavia di Jalan KH Mas Mansyur, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Aksi nekad terjadi pada awal tahun 2011, dilakukan Agus Wartono, 35 di Blok M Square pada Senin, 3 Januari 2011. Warga Cipete Selatan, Cilandak, Jakarta Selatan itu, diduga kuat lompat dari lantai 6 mal lantaran tidak tahan dengan penyakit stroke ringan yang sudah lama dideritanya.

14 Indonesia safety TOWARD ZERO ACCIDENT edisi 01

Sementara 4 Desember 2011 lalu, seorang pria bernama Kevin (35) melompat dari lantai 10 Mal Grand Indonesia, Jakarta Pusat. Sementara bunuh diri dengan cara yang sama dilakukan Willy Sadoko Wibowo. Lelaki 30 tahun ini lompat dari Apartemen Istana Hormoni, Jakarta Pusat, pada Selasa, 22 Februari 2011. Catatan Polda Metro Jaya seperti dikutip dari Viva.co.id, kasus bunuh diri dengan cara menggantung diri masih yang terbanyak. Disusul kemudian cara mengakhiri hidup dengan terjun bebas di pusat perbelanjaan dan lompat dari apartemen. Hingga November 2011, ada 102 orang yang mengakhiri hidup karena berbagai masalah. Entah mengapa, godaan untuk mengakhiri hidup dari bangunanbangunan bertingkat menjadi pilihan orangorang yang putus asa ini. Lalu, coba tengok ini. Peristiwa yang terjadi di pusat belanja Ratu Plaza di kawasan Senayan Jakarta Pusat pada 2007. Belasan karyawan Hypermart Carrefour yang ada di dalam mall tersebut, dilarikan ke rumah sakit dalam keadaan lemas karena terhirup karbon monoksida, sejenis gas buang kendaraan bermotor, yang diduga berasal dari areal parkir di bawah Carrefour. Peristiwa terjadi karena padamnya listrik, yang menghentikan fungsi AC sebagai pengatur sirkulasi udara di ruang Carrefour. Saat itulah gas karbon monoksida terhirup. Buntut kejadian ini, petugas Dinas P2B DKI Jakarta langsung turun dan melakukan tindakan penyegelan tempat belanja ini, karena menganggap kondisi gedung tidak aman buat mereka yang hendak masuk ke dalamnya. Apalagi, menurut catatan P2B DKI Jakarta, ini kali kedua kasus keracunan terjadi di tempat ini. Lantas, apa dan siapa yang salah? Jika merunut pada hasil riset YLKI, menilai peraturan daerah Nomor 7 Tahun 1991 mengenai tata cara mendirikan bangunan memang harus direvisi lebih banyak mengatur ukuran bangunan, tapi tidak rinci mengatur tentang syarat mendasar menyangkut struktur


dan bahan bangunan yang harus dipakai. Sayangnya, dari data Dinas Pemadam Kebakaran DKI Jakarta (2008), sebanyak 15% dari 1.100 gedung tinggi di Jakarta tidak memenuhi standar keselamatan kebakaran. Sebanyak 20 gedung di antaranya telah diperkarakan di pengadilan. Sayangnya, tak ada yang dipidanakan. Karena mereka menyerah dan berjanji segera memperbaiki kerusakan. Dari data yang sama, sebanyak 25% dari 1.200 tempat hiburan di Jakarta juga tidak mengindahkan standar keselamatan. Pemeriksaan di lima wilayah di Jakarta, gedunggedung itu tidak melakukan pemeliharaan sarana jalan keluar dan hidran. Begitu pula dengan 115 pasar tradisional yang dikelola PD Pasar Jaya. Padahal, menurut Peraturan Daerah Nomor 8 tahun 2008 tentang penanggulangan dan pencegahan kebakaran, Dinas Pemadam Kebakaran berwenang membentuk organisasi resmi untuk memelihara peralatan keselamatan gedung. “Ke depan, pengelola gedung wajib melakukan pemeriksaan sendiri dan menunjuk konsultan perencanaan. Nantinya, konsultan itu yang akan melaporkan ke dinas,” kata Kepala Dinas Kebakaran DKI Jakarta Paimin Napitupulu, seperti dikutip viva.co.id. Sementara itu, Kementerian Pekerjaan Umum menyayangkan lambannya pemerintah daerah menyelesaikan kewajiban menyusun Perda tentang Bangunan Gedung yang berfungsi sebagai pengendalian dan keselamatan gedung bertingkat di daerah. Dari 498 Kabupaten dan Kota yang ada di Indonesia, baru 104 Kota yang memiliki Perda tersebut. Dirjen Cipta Karya Budi Yuwono mengkritisi Pemerintah Kabupaten dan Kota yang belum menyelesaikan Perda tersebut karena bisa berdampak terhadap keselamatan publik terkait keberadaan gedung yang tidak aman secara teknis. “Setelah 10 tahun Undang-undang Bangunan Gedung dikeluarkan, baru 21% dari Kabupaten/ Kota yang sudah ada perda-nya. Sekarang

mereka harus didorong untuk menyelesaikan perda itu,” kata Budi Yuwono, dalam Rapat Koordinasi Awal Pendampingan Penyusunan Rancangan Perda Bangunan Gedung seperti dikutip situs Kementerian Pekerjaan Umum. Upaya percepatan tersebut sangat penting karena UU Bangunan Gedung dan Peraturan Pemerintah No. 36/2005 mengamanatkan pengaturan penyelenggaraan bangunan gedung di daerah harus mengacu pada Perda Bangunan Gedung. Menurut Budi, secara eksplisit pasal 119 pada Peraturan Pemerintah No. 36/2005 menyatakan paling lambat dalam lima tahun atau pada 2010, seluruh bangunan gedung wajib memiliki Sertifikat Laik Fungsi (SLF) yang diatur dalam Perda. Artinya, Pemda telah abai terhadap amanat peraturan yang mewajibkan Pemda sudah harus memiliki Perda tersebut paling lambat 2010. Lebih lanjut Budi mengemukakan bahwa keberadaan Perda Bangunan Gedung penting sebagai instrumen pengendali penyelenggaraan bangunan gedung di daerah. Hal itu mengingat cukup tingginya potensi bahaya dan bencana karena lokasi Indonesia yang terletak pada tiga lempeng aktif. Selain itu, iklim tropis lembab dengan curah hujan yang tinggi menimbulkan kerawanan terhadap banjir dan longsor serta kerusakan bangunan. “Banyak alasan mengapa masih sedikit pemda yang sudah punya Perda-nya di antaranya Bangunan Gedung tidak menjadi prioritas, ketidakmengertian, ataupun aspek DPRD yang lambat merespon,” keluh Budi. Adapun Dyah Ekowati, Staf Binwasnaker Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Jawa Timur, mengatakan yang perlu dipahami bahwa bahaya pada gedung bertingkat

Indonesia safety 15 TOWARD ZERO ACCIDENT edisi 01


LiputanUtama

menciptakan budaya K3 yang efektif dan dapat menjangkau keselamatan masyarakat sebagai tamu atau pengunjung yang berada di tempattempat tersebut, kiranya perlu adanya suatu gerakan sadar Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang dicanangkan oleh para pengelola tempat tersebut dengan cara pemantapan pemahaman Keselamatan dan Kesehatan Kerja dimulai dari tingkat Top Manajemen Perusahaan tersebut.

Budi Yuwono: Indonesia menyimpan potensi bahaya dan bencana karena terletak pada tiga lempeng aktif.

sangat beragam. Mulai dari bencana alam (gempa bumi, angin puting beliung, banjir, petir, dlsb), tindakan manusia atau aktivitas kerja (dapur/memasak, housekeeping, admin. dan perkantoran), kegagalan dan perilaku struktur bangunan, kegagalan instalasi dan sarana pendukung (gas, listrik, lift orang dan barang, pencahayaan, tata udara, sistem komunikasi, sanitasi dan kebersihan, pengoperasian peralatan dan perlengkapan pendukung kerja, sarana evakuasi dan darurat lainnya tidak memadai atau bahkan tidak tersedia, tidak cukup waktu bagi penghuni melakukan evakuasi secara aman, tidak cukup waktu bagi pasukan pemadam kebakaran memasuki lokasi untuk memadamkan api, tidak dapat menghindari kerusakan pada properti lainnya. “Dampak dari bahaya pada gedung bertingkat pun beragam bentuknya seperti bangunan runtuh atau ambruk, kebakaran, ledakan, terperangkap dalam lift atau lift jatuh, atau terpapar gas berbahaya,� ujar Dyah memaparkan.

“Memang sudah waktunya, mulai detik ini kita konsentrasikan pembinaan K3 terus menerus, sejalan dengan tumbuh kembangnya gedunggedung bertingkat dan bertambahnya tempattempat hiburan (mal) di kota-kota besa,� pinta Dyah. Meski faktor manusia cukup dominan , tapi jika standar kelayakan semua fasilitas diikuti dengan ketatnya pengawasan pihak terkait, setidaknya insiden-insiden yang terjadi pada gedung-gedung pencakar langit ini bisa diminimalkan. Oleh karenanya, bukan hanya menuntut pengelola gedung untuk meningkatkan keamanan serta kontrol keselamatan, tapi masyarakat umum sebagai pengguna juga perlu membekali dirinya dengan pemahaman keselamatan dan kesehatan gedung bertingkat. Kita selamat, keluarga di rumah pun tenang. D. UTAMI WARDHANI (KONTRIBUTOR) DAN NANING SUDJATMOKO

Fakta Mengejutkan Seputar Gedung Tinggi 15% dari 1.100

gedung tinggi di Jakarta tidak memenuhi standar keselamatan kebakaran.

(Data Dinas Pemadam Kebakaran DKI Jakarta, 2008)

25% dari 1.200

tempat hiburan di Jakarta tidak mengindahkan standar keselamatan. (Data Dinas Pemadam Kebakaran DKI Jakarta, 2008)

Menurut Dyah, kecelakaan pada gedunggedung bertingkat ini, timbul akibat masih rendahnya kesadaran pengguna dan pengelola gedung akan pentingnya keselamatan. Untuk

16 Indonesia safety TOWARD ZERO ACCIDENT edisi 01

104 dari 498

Kabupaten/Kota di Indonesia sudah memiliki Perda Bangunan Gedung (Dirjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum, 2012)


Indonesia safety 17 TOWARD ZERO ACCIDENT edisi 01


LiputanUtama

Safety Building

Membumikan Peraturan Safety Building Sudah saatnya Pemerintah membentuk bagian atau biro khusus yang menangani keselamatan publik dan mengaudit keselamatan gedung-gedung yang ada di Indonesia. ukul 03.30 WIB kobaran api terlihat menjulur dari lantai sembilan Hotel Harmoni Batam. Empat orang terjebak di dalam api dan asap tebal. Sulaiman, yang menyaksikan kejadian mengatakan ada beberapa orang melompat dari lantai sembilan. Petugas kebakaran Nursal Luis menjelaskan korban meninggal karena melompat akibat panik dan ketakutan melihat asap hitam. Korban meninggal yaitu Nurzein yang berusia 42, Juli Riayanto, 39 (Sekretaris DPRD Kabupaten Siak, Riau), lalu seorang, 29, warga negara Singapura yang belum diketahui identitasnya, dan seorang wanita asal tempat hiburan di Batam bernama Rani. Setelah berupaya keras, api baru bisa padam sekitar pukul 06.30 WIB. Kejadian kebakaran gedung itu terjadi pada 2005. Namun, berita itu sepertinya tak pernah basi. Masih ada saja kejadian serupa yang berlangsung di penjuru Indonesia hingga saat ini. Kejadian tersebut seakan mengindikasikan angka kecelakaan akibat kebakaran gedung masih tinggi di negeri ini. Sejurus itu, Balai Sains Bangunan-Puslitbang Permukiman mengatakan 40% penyebab utama kebakaran adalah arus pendek atau korsleting. Kasus kebakaran pernah menimpa berbagai bangunan mulai dari gedung BI di jalan Thamrin, kantor pusat PLN, Pertamina, gedung BPKP, studio RCTI, hotel Borobudur, gedung Sarinah, pasar Blok M, Tanah Abang, dan rentetan bangunan lainnya. Disamping kebakaran, kasus kecelakaan juga banyak terjadi mulai dari ledakan kompresor AC, jatuh dari gondola, terjepit eskalator, anak jatuh dari lantai atas, mobil jatuh dari tempat parkir, terkurung dalam lift, dan terakhir keracunan gas di Ratu Plaza. Berdasarkan klasifikasi yang dibuat Standar Konstruksi Bangunan Indonesia tahun 1987, bangunan dengan ketinggian lebih dari 40 meter (8 lantai) diharuskan memasang sprinkler (sistem pemadaman otomatis) mulai dari lantai satu kecuali untuk ruang mekanikal dan kontrol. Sebab Dinas Pemadam Kebakaran tidak mampu menjangkau bangunan dengan ketinggian lebih dari 25 meter.

18 Indonesia safety TOWARD ZERO ACCIDENT edisi 01

Sistem pendeteksian merupakan komponen paling awal dari keseluruhan sistem pengamanan bahaya kebakaran. Bangunan di atas 4 lantai wajib menyediakan sistem deteksi manual dan otomatis. Bangunan harus memiliki fixed heat detector (di dapur), rate of rise detector (di tempat parkir) dan detektor asap ionisasi di unit sewa, koridor, lobi, ruang mesin, dan kontrol. Dalam sebuah makalahnya, Soehatman Ramli, ketua Ikatan Ahli Keselamatan Kerja Indonesia (IAKKI) menyebutkan bahwa semua kejadian yang menyebabkan kerugian material dan nyawa manusia ini menunjukkan rendahnya standar keselamatan dan kesehatan kerja (safety) di Indonesia. Hal ini disebabkan kurangnya kepedulian dan budaya safety di masyarakat. “Kalau kita jujur, hampir sebagian besar bangunan umum di negara kita ini tidak memenuhi standar keselamatan. Bahkan gedung pemerintahan dan departemen termasuk gedung-gedung Pemda DKI sendiri belum tentu seluruhnya memenuhi persyaratan keselamatan,� kata Soehatman. Masalah keselamatan jangan dilihat hanya dari kaca mata teknis saja karena bisa sangat menyesatkan. Seorang ahli bangunan atau arsitek pasti telah merencanakan bangunan dan gedung dengan standar teknis yang baik dan memenuhi persyaratan keselamatan. Namun keselamatan bangunan justru dimulai dan ditentukan setelah bangunan selesai dibangun dan diserahkan kepada pemiliknya untuk selanjutnya dioperasikan. Dari sinilah sebenarnya masalah keselamatan dimulai. “Keselamatan ditentukan oleh bagaimana bangunan tersebut dipergunakan, dirawat dan di kelola keselamatannya. Disinilah terletak pemasalahannya, karena aspek keselamatan dalam pengelolaan gedung sangat kurang mendapat perhatian. Hampir tidak ada bangunan umum yang memiliki building safety officer yang bertanggung jawab mengelola aspek keselamatan dalam penggunaan suatu bangunan,� papar Soehatman. Pernyataan tersebut itu selaras dengan Undang-undang No.28 Tahun 2002 Tentang Bangunan gedung. UU No. 28 menjelaskan bahwa Keseluruhan maksud dan tujuan


pengaturan tersebut dilandasi oleh asas kemanfaatan, keselamatan, keseimbangan, dan keserasian bangunan gedung dengan lingkungannya, bagi kepentingan masyarakat yang berperikemanusiaan dan berkeadilan. Masyarakat diupayakan untuk terlibat dan berperan secara aktif bukan hanya dalam rangka pembangunan dan pemanfaatan bangunan gedung untuk kepentingan mereka sendiri, tetapi juga dalam meningkatkan pemenuhan persyaratan bangunan gedung dan tertib penyelenggaraan bangunan gedung pada umumnya. Selanjutnya UU itu juga menjelasakan, perwujudan bangunan gedung juga tidak terlepas dari peran penyedia jasa konstruksi berdasarkan peraturan perundang-undangan di bidang jasa konstruksi baik sebagai perencana, pelaksana, pengawas atau manajemen konstruksi maupun jasa-jasa pengembangannya, termasuk penyedia jasa pengkaji teknis bangunan gedung. Oleh karena itu, pengaturan bangunan gedung ini juga harus berjalan seiring dengan pengaturan jasa konstruksi sesuai dengan peraturan perundangundangan. Secara detil UU No.28 memberikan persyaratan keselamatan yang berada di Pasal 17, yaitu: (1) persyaratan keselamatan bangunan gedung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat 1 meliputi persyaratan kemampuan bangunan gedung untuk mendukung beban muatan, serta kemampuan bangunan gedung dalam mencegah dan menanggulangi bahaya kebakaran dan bahaya petir. (2) Persyaratan kemampuan bangunan gedung untuk mendukung beban muatannya sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 merupakan kemampuan struktur bangunan gedung yang stabil dan kukuh dalam mendukung beban muatan. (3) Persyaratan kemampuan bangunan gedung dalam mencegah dan menanggulangi bahaya kebakaran sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 merupakan kemampuan bangunan gedung untuk melakukan pengamanan terhadap bahaya kebakaran melalui sistem proteksi pasif dan/atau proteksi aktif. (4) Persyaratan kemampuan bangunan gedung dalam mencegah bahaya petir sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) merupakan kemampuan bangunan gedung untuk melakukan pengamanan terhadap bahaya petir melalui sistem penangkal petir. Secara teknis UU No.28 ini mengatur mengenai persyaratan kesehatan bangunan gedung meliputi persyaratan sistem penghawaan, pencahayaan,sanitasi, dan penggunaan bahan bangunan gedung. Selain itu diatur pula persyaratan kenyamanan bangunan gedung yang meliputi kenyamanan ruang gerak dan hubungan antar ruang, kondisi udara dalam ruang, pandangan, serta tingkat getaran dan tingkat kebisingan. Yang juga tak

Kebakaran gedung: 40% penyebab utama kebakaran adalah arus pendek (korsleting

kalah penting adalah mengatur mengenai akses evakuasi dalam keadaan darurat yang harus disediakan di dalam bangunan gedung meliputi sistem peringatan bahaya bagi pengguna, pintu keluar darurat, dan jalur evakuasi apabila terjadi bencana kebakaran dan/atau bencana lainnya. Audit Safety Meningkatnya angka kecelakaan pada bangunan umum harus segera diantisipasi. Jika tidak korban kecelakaan akan terus terjadi. Lantas, bagaimana memperbaikinya? Menurut Soehatman, awal pembenahan harus dimulai dari instansi pemerintah. Sebagai catatan penting, sampai saat ini masih sangat sedikit pegawai Pemda yang memiliki keahlian kusus dalam bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (safety engineer). Padahal berbagai masalah yang berkaitan dengan keselamatan terus bermunculan khususnya keselamatan publik (public safety). Berkaca dari negara maju yaitu Amerika Serikat, aspek keselamatan publik ditangani oleh bagian khusus yaitu Department of Public Safety. Karena itu sudah saatnya Pemerintah membentuk bagian atau biro khusus yang menangani keselamatan publik. Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja akan dapat membantu pemerintah daerah dalam penentuan kebijakan dan pelaksanaan program pembangunan yang lebih berwawasan keselamatan. Untuk mengetahui standar keselamatan di kantor-kantor pemerintahan, kita bisa melihat dan mengunjunginya sendiri, bagaimana kondisi keselamatan mulai dari ruang bawah tanah, tempat parkir, ruang kerja dan fasilitas lainnya. Termasuk tata ruang, kondisi lift, tangga darurat, alat pemadam kebakaran, lantai parkir, instalasi listrik, ventilasi, dan penanggulangan keadaan darurat. Jika semua gedung pemerintahan telah memenuhi standar keselamatan, barulah ditularkan kepada masyarakat umum. Sepertinya, Indonesia sudah harus melakukan audit safety di tiap gedung, baik pemerintahan dan swasta. Setidaknya, ada Komite Keselamatan Gedung yang akan mengevaluasi dan menjalankan program keselamatan di lingkungan masing-masing.

Berdasarkan Standar Konstruksi Bangunan Indonesia, bangunan dengan ketinggian lebih dari 40 meter (8 lantai) diharuskan memasang sprinkler (sistem pemadaman otomatis) karena Dinas Pemadam Kebakaran tidak mampu menjangkau bangunan dengan ketinggian lebih dari 25 meter.

AZMAN MUCHTAR

Indonesia safety 19 TOWARD ZERO ACCIDENT edisi 01


LiputanUtama

Sistem Peringatan Dini

Saat Nyawa Berkejaran dengan Waktu

Keselamatan gedung tidak hanya melulu soal kebakaran, pondasi ambruk, atau kelalaian manusia, tapi juga faktor vencana alam. Oleh sebab itu, pengelola gedung harus menempatkan sebanyak mungkin alat peringatan dini terhadap bencana.

Jakarta tergenang Banjir: Persoalan safety tak hanya berasal dari bencana bersifat teknis atau kelalaian manusia, tapi juga faktor alam yang tak diantisipasi dengan baik.

afa Muhammad sedang berada di pos parkir Lantai Dasar 1 UOB Plaza, Jalan MH Thamrin No 9, Jakarta Pusat, Kamis (17/1), ketika ia mendengar teriakan untuk menyelamatkan diri. ”Ada air, ada air,” katanya, menirukan teriakan yang didengarnya kala itu. Tanpa pikir panjang, Rafa langsung berlari menuju pintu keluar di bagian barat gedung. Waktu itu, ketinggian air masih sekitar 50 sentimeter sehingga ia bisa lewat. ”Saat itu air belum tinggi, baru sebetis,” ujarnya di Jakarta, Jumat keesokan harinya. Rafa, pelayan sebuah restoran di Plaza UOB, menyatakan, arus air saat itu sangat deras. Bersamanya, ada lima orang lain yang turut menyelamatkan diri. Kala itu, ia mengatakan, dirinya tak mendengar alarm tanda bahaya. ”Yang saya dengar cuma teriakan untuk lari,” katanya. Pria berusia 22 tahun itu mengaku menyelamatkan diri sekitar pukul 10.30. Sebelumnya, ia menyatakan, tak ada

20 Indonesia safety TOWARD ZERO ACCIDENT edisi 01

pemberitahuan dari pengurus restoran maupun pengurus gedung yang memerintahkan evakuasi. Rafa tidak sendirian, kejadian yang sama juga dialami Ook, pegawai sebuah bank swasta yang berkantor di Plaza UOB. Saat itu, ia sedang berada di lantai 26. ”Kondisi saat itu, beberapa alat listrik, seperti lampu dan AC, mati, tapi komputer dan sambungan internet masih hidup,” kata pria berusia 30 tahun ini. Sekitar pukul 10.00, manajemen bank tempatnya bekerja meminta pekerja segera pulang. ”Dibilang waktu itu dikhawatirkan ada air yang masuk,” katanya. Ook menambahkan, saat itu kepanikan sangat terasa. Para karyawati yang hendak menyelamatkan diri terlihat panik dan menangis. ”Saat itu, saya lihat lampu tanda bahaya menyala, tapi alarmnya tidak berbunyi,” ujarnya. Tiga tahun berkantor di Plaza UOB, Ook mengaku belum pernah mendapatkan pelatihan evakuasi bencana. Sedangkan Rafa mengaku pernah mendapatkan pelatihan evakuasi banjir dan kebakaran. Aman dan Nyaman Pengamat Kebijakan Publik Lisman Manurung mengungkapkan, tragedi banjir di area basement Plaza UOB harus jadi pukulan hebat bagi pemerintah daerah agar ketat menerapkan konsep green bulding yang selama ini sebatas teori. Pada kasus Plaza UOB itu, dia menilai ada persoalan serius pada konsep gedung. Tidak memperhatikan tata kelola lingkungan yang harusnya diperhatikan sekali. Tata kelola lingkungan pada gedung tak boleh diremehkan. Lisman mengakui persoalan gedung yang aman, nyaman dan sesuai peruntukan di Indonesia masih menyimpan persoalan. Tak jarang kontrol aturan yang lemah menjadi pemicunya. Bahkan terkesan banyak yang dipaksakan. ’’Plaza UOB itu hanya satu dari ratusan gedung yang ada di Jakarta tanpa konsep green building. Jadi masih banyak gedung lain yang bisa menjadi lokasi tragedi itu,” tuturnya. Dia berharap Pemerintah Provinsi DKI


Jakarta dapat segera menata gedung di Jakarta agar lebih ramah lingkungan dan memperhatikan aspek keamanan, kenyaman dan fungsi gedung. Tanpa harus mengurangi nilai estetikanya. Persoalan keamanan dalam wilayah kerja tak hanya berasal dari bencana bersifat teknis seperti robohnya gedung, kebakaran akibat disfungsi peralatan atau kelalaian manusia dan lain-lain, namun bisa juga disebabkan oleh fenomena alam yang tak diantisipasi dengan baik. Kasus banjir di basement Gedung United Overseas Bank ini menjadi pelajaran penting bagi pemerintah dan masyarakat dalam kaitannya dengan keselamatan manusia di dalam bangunan gedung. Beragam alasan mengemuka dari stake holder menyangkut peristiwa yang terjadi, akan tetapi tetap wajib dicatat bahwa kegagalan dalam antisipasi dini telah menghilangkan nyawa orang lain. Beberapa hal yang bisa diingat dari kejadian ini berasal dari pengelola gedung, tenant, karyawan dan pihak terkait lainnya yang jika ditelaah bermuara pada kejanggalan dalam sistem pengamanan baik pengamanan gedung perkantoran maupun peringatan terhadap manusia yang beraktivitas diwilayah tersebut. Thamrin Nine Complex selaku pengelola gedung Plaza UOB Jakarta enggan disalahkan atas banjir yang merendam basement tiga lantainya yang berdampak sejumlah pekerja terjebak dan dua orang tewas pada 17 Januari 2013. Mereka mengklaim sistem saluran pembuangan air atau drainasenya berjalan baik. Menurut pihak pengelola, seluruh sistem drainase dan pengelolaan gedung sudah sesuai dengan prosedur dari Dinas Pengawasan dan Penertiban Bangunan DKI Jakarta. Tidak hanya itu, pengelola gedung juga sudah menyiapkan sembilan mesin pompa yang dipakai untuk membuang air bila banjir tiba. Mereka pun menuding kejadian yang terjadi saat hujan dahsyat hari itu disebabkan kiriman air dari tanggul Banjir Kanal Barat (BKB) yang jebol dan dari bagian belakang gedung air juga terlalu deras. “Kejadian ini murni bencana. Semua tahu Jakarta sedang dilanda banjir dan yang menyebabkan adalah pecahnya tanggul (BKB) di Latuharhary. Secara drainase, gedung kami berjalan normal, berjalan baik. Tapi karena kondisi seperti itu, pompa tak sanggup menahan derasnya air,” ujar General Manager Thamrin Nine Complex, Bangga Nirwanjaya, dalam jumpa pers, di Plaza UOB, Jalan MH.Thamrin, Jakarta Pusat. Bangga Nirwanjaya tampaknya ingin mengkambinghitamkan hujan deras yang menyebabkan debit air di BKB meningkat sehingga tanggul yang dibangun tahun 2002 itu jebol lalu menggenangi basement gedung UOB. Pengelola gedung UOB memang tidak bisa ditimpakan seluruh kesalahan. Pernyataan

Pemprov DKI Jakarta diharapkan segera menata gedung di wilayahnya agar lebih ramah lingkungan serta memperhatikan aspek keamanan, kenyaman dan fungsi gedung. Tanpa harus mengurangi nilai estetikanya.

Bangga juga ada benarnya. Jakarta, sejak lama memang tidak mampu menyalurkan air yang datang dari arah Bogor menuju muara karena tidak memiliki sistem drainase yang baik. Terlebih lagi sebagian wilayah Jakarta memiliki kontur yang lebih rendah dari permukaan laut. Akibatnya air bersarang di Jakarta. Walhasil, bila hujan lebat datang, Jakarta berubah menjadi danau raksasa. Pengamat Perkotaan Yayat Supriatna, menilai tak berfungsinya KBT dan KBB karena soal pengawasan dan perawatan. Bisa juga akibat volume kanal tak terlalu besar. Apalagi, diganggu oleh halhal lain. “Saya melihat kala itu ada pekerjaan konstruksi terkait reklame,” kata Yayat. Dia mengatakan, penanganan struktural saja tak akan mempan untuk soal banjir. Misalnya, soal drainase yang tidak optimal. Hal itu sebagian besar akibat tersumbat, alias penyempitan karena banyaknya sampah. Pendekatan struktural tanpa aspek penataan ruang di kawasan hulu Ciliwung itu, kata Yayat, tak akan efektif. Apalagi sodetan. Soalnya, air yang tumpah di Puncak membawa efek tambahan run off . KBT dan KBB pun tak kuat menampung limpahan air. Tengoklah, kata Yayat, apalagi kini sedimentasi amat tinggi di kedua tempat itu. Artinya, kata Yayat, pendekatan non struktural, yang melibatkan masyarakat perlu diperbesar. Sejak zaman Belanda, pendekatan struktural itu gagal terus. Selain itu, perlu dibuat peta mikrodrainase di Jakarta lebih rapi. Apalagi, kini pemukiman kian pesat berkembang. Bagi pengamat kebijakan publik Andrinof Chaniago, soal solusi banjir sudah kerap dibicarakan. Pemerintah tinggal mewujudkan rencana itu. “Sekarang kita tinggal menunggu aksinya saja,” kata dia. Dia menyarankan, ada pembagian peran antara pemerintah pusat dan DKI untuk mengatasi banjir. Misalnya, daerah aliran sungai itu adalah urusan pemerintah pusat. Termasuk mengeruk sungai, dan memelihara waduk. Lalu Pemprov DKI mengurusi warga, dan relokasi untuk menormalisasi sungai. Namun diluar persoalan itu, pihak pengelola gedung sebenarnya tidak boleh lepas tanggung jawab. Semua orang sudah mahfum bahwa Jakarta langganan banjir, oleh karena itu yang perlu di lakukan adalah meningkatkan kewaspadaan dengan menempatkan sebanyak mungkin alat peringatan dini terhadap bencana. Dalam hal ini pengelola gedung UOB telah lalai memberikan peringatan dini ancaman bahaya banjir tersebut secara luas dan cepat. AZMAN MUCHTAR

Indonesia safety 21 TOWARD ZERO ACCIDENT edisi 01


LiputanUtama

Manajemen Kebakaran

Mengurangi Risiko Risiko kebakaran dan ledakan baik disebabkan oleh manusia, peralatan, atau alam tidak dapat dieliminasi secara total. Tapi bisa dikurangi.

inggu, 6 Januari 2013 bisa dikatakan sebagai salah satu hari tersibuk pasukan Pemadam Kebakaran Jakarta. Selain terjadi kebakaran besar di Cililitan, kebakaran juga menimpa salah satu gedung Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham), Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan. Kegaduhan pun muncul di twitter. Mengutip akun twitter milik TMC Polda Metro, @ TMCPoldaMetro, melaporkan “Pukul 19:39 WIB Terjadi kebakaran di salah satu Gedung di Kantor Kemenkumham Jl. Rasuna said.� Laporan dalam kicauan pendek itu masih berlanjut. “Saat ini, mobil pemadam kebakaran (PMK) DKI Jakarta sedang dikerahkan ke sana untuk memadamkan api. Laju kendaraan di sepanjang Kuningan tersendat gara-gara sebagian jalan dijadikan parkir mobil PMK.� Padahal, beberapa menit sebelumnya akun yang sama baru saja melaporkan adanya kebakaran di kampung padat penduduk di Cilitan, Jakarta Timur, dekat Kompleks Dinas Kebersihan. Kobaran api berasal dari sebuah rumah di Jl. Mandala 5, RT/RW 02/02, Cililitan, Jakarta Timur. Kobaran api bermula pada pukul

18.54. Selain @TMCPoldaMetro, akun twitter Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, @bpbdJakarta juga melaporkan hal yang sama. Sejurus kemudian, running text di beberapa stasiun televisi swasta melaporkan adanya kobaran api di Gedung Kementerian Hukum dan HAM. Api bermula di lantai 9 yang merupakan ruang arsip. Tim Pemadam Kebakaran harus menggunakan mobil Snorkle unit untuk membantu evakuasi korban kebakaran di gedung yang berada di Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan itu.

Pengenalan Api Kelas A Api yang disebabkan oleh benda-benda padat, misalnya kayu, plastik, karet busa dan lain-lain. Media pemadam kebakaran ini berupa air, pasir, karung goni yang dibasahi dan alat pemadaman kebakaran racun api tepung kimia. Kelas B Api yang disebabkan oleh benda-benda yang mudah terbakar berupa cairan, misalnya bensin, solar, minyak tanah, spritus, alkohol dan lainlain. Media pemadaman api ini berupa pasir dan alat pemadam racun api tepung kimia kering, dilarang memakai air untuk jenis ini karena berat jenis air lebih berat dari pada berat jenis bahan terbakar sehingga apabila dipergunakan air maka kebakaran akan merambat dan melebar. Kelas C

Kebakaran: Proses terjadinya api dapat dijelaskan dari teori segi tiga api, yaitu pertemuan tiga elemen bahan, panas dan oksigen

22 Indonesia safety TOWARD ZERO ACCIDENT edisi 01

Api yang disebabkan oleh listrik. Media pemadaman kebakaran ini berupa alat pemadam kebakaran racun api tepung kimia kering. Matikan dahulu sumber listrik agar aman dalam memadamkan api.


Peralatan Pencegahan Kebakaran

Mengurangi Risiko Api adalah fenomena yang dapat diamati melalui sifatnya yaitu memendarkan cahaya yang diikuti energi panas. Sifat itu sebetulnya adalah proses perubahan suatu zat tertentu menjadi zat baru melalui reaksi kimia oksidasi eksotermal. Api terbentuk karena adanya interaksi beberapa unsur/elemen yang pada kesetimbangan tertentu. Api dapat dikategorikan menjadi api jinak dan liar. Jenis api jinak artinya api yang dapat dikendalikan manusia atau bahkan api itu digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia, sedang jenis api liar adalah api yang tidak bisa dikendalikan manusia. Kebakaran adalah peristiwa yang ditimbulkan oleh api yang tidak bisa dikendalikan sehingga keberadaan api itu menjadi ancaman bagi manusia. Proses terjadinya api dapat dijelaskan dari teori segi tiga api, yaitu pertemuan tiga elemen bahan, panas dan oksigen. Tanpa salah satu dari ketiga unsur tersebut, api tidak akan muncul. Api bisa muncul apabila kandungan Oksigen di udara diatas 10%. Sumber panas bisa bisa muncul dari beberapa sebab antara lain Sumber Api Terbuka yaitu penggunaan api yang langsung dalam beraktifitas seperti memasak, mengelas, dll; Listrik Dinamis yakni panas yang berlebihan dari sistem peralatan/rangkaian listrik seperti setrika, atau karena adanya korsleting; Listrik Statis yaitu panas yang ditimbulkan akibat loncatan ion negatif dengan ion positif seperti petir; atau Mekanis yakni panas ditimbulkan akibat gesekan/benturan benda seperti menggerinda atau memaku. Risiko kebakaran dan ledakan baik disebabkan oleh manusia, peralatan, atau alam tidak dapat dieliminasi total. Oleh karena itu, diperlukan Sistem Manajemen Penanggulangan Kebakaran yang berguna untuk mengatur dan mengawasi secara mandiri dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran usaha secara aman, efisien dan tanpa merusak lingkungan. Upaya tersebut adalah bagian yang mendasar. Sedangkan pemadaman kebakaran bisa dilakukan dengan tiga cara, yakni menurunkan

1. APAR (Fire Extingushers) Peralatan ini merupakan paralatan reaksi cepat yang multi guna karena dapat dipakai untuk jenis kebakaran jenis A, B, C peralatan ini mempunyai berbagai tujuan dan ukuran berat sehingga dapat ditempatkan sesuai dengan besar kecilnyaruangan serta resiko kebakaran yang timbul. 2. Hidran Peralatan ini merupakan reaksi cepat yang efesien dan dipakai untuk jenis A. Peralatan ini mempunyai 3 jenis yaitu hydran gedung, halaman dan kota. 3. Detektor asap (smoke detector) Peralatan ini memungkinkan secara otomatis memberitahu kepada setiap orang apabila ada asap. 4. Alarm Kebakaran (Fire Alarm) Peralatan ini dipergunakan untuk memberitahu kepada setiap orang akan adanya bahaya kebakaran pada suatu tempat. 5. Mekanisme Alat Pemadam Otomatis. Alat pemadam otomatis sangat peka terhadap perubahan kenaikan suhu ruangan. Tanpa memerlukan bantuan manusia, alat ini dapat melakukan pencegahan sebelum timbul kebakaran. Dan apabila suhu sekitar meningkat karena timbulnya kebakaran, maka bahan obat dalam ampul kaca melarut dan mulai melembung. Apabila suhu kamar 40 째C tenaga penyemprotan akan mencapai batas maksimal. Suhu kamar diatas 150 째 C maka batas daya tahan ampul kaca terlampaui, kaca pecah dari bagian dalam lalu bahan obat pemadam kebakaran tersemprot ke api.

suhu dibawah suhu kebakaran, menghilangkan zat asam, dan menjauhkan barang-barang yang mudah terbakar. Pemahaman tentang bahaya yang terjadi disekitar tempat kerja tak cukup hanya diwacanakan akan tetapi tindakan kongkrit harus dilakukan. Ada beberapa cara yang dilakukan sebagai tindakan preventif, seperti pelatihan menggunakan Alat Pemadam Api Ringan (APAR), Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK), dan simulasi kebakaran. Adapun pengelola gedung wajib menyediakan prosedur tanggap darurat; perlengkapan keadaan darurat seperti APAR, kotak PPPK, jalur evakuasi, dan assemby hall; melakukan inspeksi perlengkapan keadaan darurat secara berkala; dan mengadakan pelatihan dan simulasi keadaan darurat secara berkala. AZMAN MUCHTAR

Kategori Program Pencegahan Kebakaran Program engineering; yaitu program yang meliputi perencanaan bangunan yang yang aman dari kebakaran dan perencanaan proses yang aman dari kebakaran, misalnya instalasi fire detection system (aktif) dan instalasi fire protection system (pasif). Program edukasi; yaitu program untuk meningkatkan kesadaran pekerja terhadap kebakaran, yaitu dengan cara memberikan pelatihan-pelatihan tentang kebakaran, identifikasi penyebab kebakaran, bahaya kebakaran, pencegahan kebakaran dan evakuasi jika terjadi kebakaran. Pogram Penegakkan Sistem; program penegakkan sistem adalah program untuk memastikan bahwa semua sistem pencegahan kebakaran sesuai dengan fire code atau regulasi yang ada. Maka harus dilakukan inspeksi terhadap semua fasilitas pencegahan kebakaran secara berkala.

Indonesia safety 23 TOWARD ZERO ACCIDENT edisi 01


LiputanUtama

Evakuasi Kebakaran

Jangan Panik! Bersikaplah aman dan terkendali saat kebakaran terjadi. Ikuti instruksi komandan kebakaran agar nyawa selamat.

Latihan memadamkan api: Cara sederhana memadamkan api bisa menggunakan karung goni basah, handuk, pasir, lumpur, dan sebagainya.

ktivitas pegawai perusahaan minyak internasional yang berada di lantai 10 gedung bertingkat 15 di Jakarta mendadak gaduh. Alarm kebakaran meraung keras. Seseorang telah menekan tombol alarm kebakaran setelah melihat ruang server komputer yang berada di paling ujung ruangan mengepulkan asap putih. Kepanikan terjadi namun segera tenang setelah petugas keamanan gedung menginstruksikan tahapantahapan penyelamatan dari bahaya kebakaran. Walau khawatir namun sikap pegawai kantor itu tetap tenang. Alarm pertama yang telah berbunyi itu seperti memberikan aba-aba agar pegawai kantor melakukan tindakan pertama dalam menghadapi bahaya kebakaran. Semua pegawai secara otomatis melakukan tindakan mengunci semua lemari dokumen atau file, berhenti memakai telepon intern maupun extern, mematikan semua peralatan yang menggunakan listrik, memindahkan keberadaan benda-benda yang mudah terbakar dan menyelamatkan dokumen penting. Setelah tindakan pertama itu

24 Indonesia safety TOWARD ZERO ACCIDENT edisi 01

dilakukan pegawai bersiaga dan siap menanti instruksi dari Fire Commander maupun Safety Representative. Alarm kedua tiba-tiba menjerit keras lagi. Itu artinya tindakan evakuasi. Dua kali membunyikan alarm adalah standar internasional untuk tahapan penyelamatan diri dari bahaya kebakaran. Beberapa orang petugas kebakaran telah berada di ruang itu untuk mengarahkan pegawai agar segera berbaris di depan pintu darurat kantor secara teratur dan bersiaga untuk menerima instruksi. Evakuasi yang dipandu oleh petugas ini bertujuan mengantarkan pegawai tersebut ke tempat berhimpun di luar gedung. Sebelum pegawai berbaris di depan pintu darurat, beberapa orang yang menempati ruangan khusus dan pintu utama harus menutup pintu agar api dan asap tidak meluas tapi jangan menguncinya agar petugas kebakaran bisa masuk dan memadamkan api. “Tetap tenang, jangan panik dan terus berjalan agak cepat tapi jangan berlari dan jangan sekali-sekali berhenti atau kembali untuk mengambil barang-barang milik


Pencegahan Bahaya Kebakaran pribadi yang tertinggal,� petugas kebakaran mengingatkan pegawai-pegawai itu. Petugas juga mengingatkan agar pegawai wanita melepaskan sepatu hak tinggi serta tidak membawa barang yang lebih besar dari tas kantor atau tas tangan . Sebagian pegawai yang telah terlatih dalam menghadapi bahaya kebakaran bergerak untuk memberitahu tamu yang berada di ruang atau lantai tersebut untuk mengikuti instruksi evakuasi bersama pegawai yang lain. Petugas kebakaran juga menginstruksikan agar mengambil nafas pendek-pendek bila terjebak di kepulan asap kebakaran dan terus berjalan cepat menuju tangga darurat. Di sebagian ruangan beberapa barisan merayap atau merangkak untuk menghindari asap yang semakin tebal. Mereka diinstruksikan untuk tidak berbalik arah agar bertabrakan dengan orang-orang yang berada di belakang. Mendadak suasana menjadi tegang ketika salah seorang pegawai terkena api dan terbakar. Ia menjerit keras, namun secara reflek ia berhenti lalu menjatuhkan diri ke lantai, berguling dan menutup wajah dan mulut dengan telapak tangan. Ia terus berguling sampai api padam. Petugas yang melihat kejadian itu ikut membantu dengan menyemprotkan cairan pemadam. Akhirnya api padam dan korban segera dilarikan ke paramedis untuk mendapatkan perawatan. Evakusi terus berlansung. Karyawan terus dihimbau untuk berjalan dan tidak menonton kejadian agar barisan tidak tersendat. Kordinasi antar petugas semakin ditingkatkan agar setiap rombongan pegawai yang bertemu dengan pegawai lainnya di lantai bawah

1. Jagalah agar alat pemadam kebakaran siap digunakan dan diletakkan di tempat yang mudah terlihat dan terjangkau. 2. Jangan buang puntung rokok yang masih menyala ke dalam tempat pembuangan sampah. Rokok harus selalu dimatikan di tempat abu rokok. 3. Gunakan tabung bahan bakar cair sesuai petunjuk. 4. Jangan menggunakan listrik melebihi beban arus listrik. Gunakan satu alat listrik pada satu stop kontak yang ada di dinding. 5. Periksalah semua alat listrik secara teratur demi keamanan. 6. Jangan tinggalkan alat-alat listrik yang dapat menghasilkan panas tanpa pengawasan. 7. Matikan semua alat listrik apabila sudah tidak diperlukan

Cara menggunakan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) 1. Perhatikan jenis pemadam, dari label yang tertera pada dinding tabung. 2. Cabut pen pengaman 3. Pegang tabung pengaman dengan kuat 4. Ambil jarak secukupnya lalu arahkan corong pemadam pada api yang akan dipadamkan. 5. Tekan tuas pembuka dan lakukan gerakan menyapu dari sisi ke sisi lain hingga api padam.

tetap terkordinir sehingga tidak menimbulkan kepanikan. Setelah setengah jam evakuasi, dari atas gedung terlihat barisan pegawai telah keluar menuju pusat berkumpul yang telah ditentukan. Walau telah keluar gedung karyawan diminta agar senantiasa tertib dan teratur. Petugas evakuasi dari setiap kantor kemudian mencatat karyawan yang menjadi tanggung jawabnya. Setelah berada di tempat yang ditentukan, karyawan dihimbau agar tidak kembali ke dalam gedung sebelum tanda aman diumumkan Safety Representative. Beberapa petugas melapor kepada First Aider dan petugas medis tentang kondisi karyawan yang terluka agar segara mendapatkan pengobatan. AZMAN MUCHTAR

Indonesia safety 25 TOWARD ZERO ACCIDENT edisi 01


Safety at Work

Kesehatan Kerja

Jangan Abaikan Sakit Punggung! Meski terlihat sepele, proses mengangkat dan mengangkut barang dengan cara yang salah bisa menimbulkan potensi gangguan kesehatan.

ewi, seorang ibu rumah tangga, setiap hari harus mengurus rumah tangga dan dua anak yang masih balita. Sudah satu bulan terakhir Dewi mengeluhkan nyeri di punggung dan pinggang. Kendati terlihat seperti penyakit ‘sepele’, perempuan ini mengaku rasa sakitnya mengganggu kegiatan sehari-hari. Ia sudah berusaha memanggil tukang pihat langganan. Tapi, rasa sakit tak juga menghilang. Keluhan yang sama juga dilontarkan Bayu, seorang insinyur arsitek. Selain sudah ke tukang pijat langganan, ia juga sudah mengoleskan krim pengurang rasa sakit dan mengasup suplemen kesehatan. Tapi, tetap saja, nyeri di punggung tetap dirasakannya. Menurut dr. M. Arief Novianto, MKK, SpOk, Spesialis Okupasi/Kesehatan Kerja gangguan kesehatan seperti ini bisa terjadi pada setiap orang. “Mengangkat dan mengangkut merupakan kegiatan sehari-hari setiap orang, tak cuma pekerja pabrik atau kuli panggul,” kata dr. Arief. Seorang ibu rumah tangga seperti Dewi

Mengangkat barang: Kegiatan mengangkat bisa membahayakan jika dilakukan secara tidak aman.

26 Indonesia safety TOWARD ZERO ACCIDENT edisi 01

seringkali mengangkat barang, seperti mengangkut ember cucian, mengangkat kursi saat hendak mengepel lantai, atau menggendong anak. Seorang pekerja pabrik tentunya akan lebih banyak mengangkat barang berat dari satu titik ke titik lain. Pekerjaan pengangkatan secara manual untuk barang-barang sering terjadi di kantor, gudang, maupun workshop konstruksi. Pekerjaan mengangkat dan mengangkut ternyata menyimpan potensi risiko terhadap kecelakaan kerja, seperti low back pain. Selain itu ada juga risiko lain yang mengintai, seperti terpeleset atau terjatuh pada saat mengangkat dan mengangkut barang. “Kegiatan mengangkat dan mengangkut bisa membahayakan seseorang jika mereka melakukannya secara tidak aman,” ucap dr. Arief, mengingatkan. Dalam bidang health and safety, keselamatan dalam kegiatan mengangkat dan mengangkut ini masuk bidang ergonomi. Bila tidak hati-hati akan terjadi kerusakan tulang belakang. “Bagian luar lempeng antar ruas tulang yang sering dihinggapi rasa sakit akan menjadi lembek dan tidak kuat. Kalau sudah begini kadar air akan berkurang, kekuatan tulang menurun, dan bagian luar lempeng lekas patah,” urai dr Arief. Pembebanan tulang secara tiba-tiba akan menyebabkan pecahnya bagian luar lempeng dan bagian dalam akan menonjol keluar yang dikhawatirkan akan menekan syaraf-syaraf di sekitarnya. Kondisi ini disebut Hernia Nucleus Pulposus. “Kelainan seperti ini sering ditemukan pada pekerja yang melakukan pekerjaan mengangkat dan mengangkut beban berat,” imbuh dr. Arief. Adalah hal penting untuk mengetahui metode pengangkatan yang aman sehingga bisa mengurangi risiko dihinggapi penyakit akibat kerja. Sebagai tahap awal sebelum melakukan pengangkatan, kita perlu melakukan beberapa analisa sederhana terhadap barang yang akan diangkat. Misalnya apakah ada bagian yang bergerak dari barang yang akan diangkat? Jika ada, jangan gunakan bagian tersebut untuk mengangkat. Kemudian, apakah barang yang akan diangkat


memiliki dimensi besar? Bila ya, segera mencari bantuan. Lalu, apakah barang terlalu berat? Untuk mengetahuinya, goyangkan barang tersebut agar kita bisa mengestimasi beban dan kemampuan untuk mengangkat. “Jangan memaksakan diri mengangkat barang berat seorang diri. Cari bantuan orang lain atau mengangkatnya bersama-sama,” kata dr. Arief. Kegiatan mengakat dan mengangkut selain berkaitan dengan berat beban yang diperkenankan, juga berkaitan dengan jarak angkut, intensitas pembebanan, keadaan medan (licin, kasar, naik, turun), keterampilan si pengangkat, peralatan kerja, serta faktor keamanannya.

Punggung Lurus Pada dasarnya cara mengangkat dan mengangkut yang baik harus memenuhi dua prinsip kinetis, yakni penekanan beban dan momentum gerak badan. Saat mengangkat beban, usahakan beban menekan otot tungkai yang kuat sehingga dapat membebaskan otot tulang belakang dari pembebanan. Kemudian, momentum gerak badan dapat dimanfaatkan untuk mengawali gerakan. Untuk menerapkan kedua prinsip kinetis tersebut, imbuh dr. Arief, setiap kegiatan mengangkat harus dilakukan secara aman. Hal pertama yang harus diperhatikan adalah posisi tangan ketika memegang barang yang akan diangkat. Usahakan memegang barang dengan tangan penuh. Memegang barang hanya dengan beberapa jari dapat menyebabkan ketegangan statis lokal pada jari. “Pastikan memegang pada pangkal jari dan telapak tangan. Ini demi menjaga beban terdistribusi merata ke seluruh tubuh,” kata dia. Berikutnya perhatikan posisi lengan saat mengangkat. Sebisa mungkin lengan berada dekat dengan tubuh saat mengangkat dan berada dalam posisi lurus. Fleksi pada lengan untuk mengangkat dan mengangkut bisa menyebabkan ketegangan otot statis yang melelahkan. “Lengan yang menempel pada tubuh bisa mengurangi kelelahan pada otot tangan dan bahu. Selain itu, barang yang diangkat seolah-olah menjadi bagian dari berat tubuh,” ucap dr. Arief. Tak lupa perhatikan posisi punggung. “Biasakan saat mengangkat punggung dalam kondisi tegak,” tegas dr. Arief. Bila ada kemiringan (condong) tidak lebih dari 15 derajat. Kemiringan yang tidak terlalu besar ini untuk mengurangi tekanan terhadap perut dan punggung, serta mengurangi kerusakan diskus. Beban yang diangkut bisa dimanfaatkan untuk menarik dan mendorong, memberikan gaya untuk gerakan dan perimbangan. Usahakan beban berada dalam garis vertikal yang melalui pusat gravitasi tubuh. Selain itu, posisi dagu harus segera ditarik setelah kepala bisa ditegakkan lagi, seperti pada permulaan gerakan. “Dengan posisi kepala dan dagu yang tepat, seluruh tulang belakang akan berada di posisi lurus,” tutur dr. Arief. Posisi dagu yang

tepat bisa mengurangi cidera tulang punggung. Gunakan berat tubuh saat mengangkat ke posisi pengangkatan serta gunakan untuk mengendalikan pergerakan barang. Kemudian, perhatikan pula posisi kaki. Saat berancang-ancang mengangkat barang, renggangkan kedua kaki. Letakkan salah satu kaki di depan. Posisi ini akan memberikan keseimbangan yang lebih baik. “Salah satu kaki berada ke arah gerakan yang dituju, sedangkan kaki yang lain ditempatkan sedemikian rupa sehingga bisa mendorong tubuh pada gerakan pertama,” saran dr. Arief. Sebelum memulai proses pengangkatan, bersihkan jalur agar tidak menghalangi jalan. Kemudian, tinggi maksimum tempat pemegangan beban dari lantai adalah 35 cm. Jika lebih dari itu, dr. Arief menyarankan untuk menggunakan alat bantu mekanis, seperti kait atau katrol. “Kelihatannya gerakan mengangkat dan mengangkut tampak sepele, karena sering dilakukan sehari-hari. Tapi, kalau salah melakukannya, punggung bisa sakit,” ungkap dr. Arief. Untuk itu ia mewanti-wanti para pekerja untuk mengikuti tata cara mengangkat dan mengangkut dengan baik dan sesuai ergonomi. NANING SUDJATMOKO

Tips Mengangkat yang Aman dan Ergonomis 1. Naikkan dan turunkan barang secara perlahan. Usahakan sebisa mungkin tanpa melakukan gerakan mengejutkan atau membungkuk. 2. Mengangkat atau menurunkan beban yang berat, sebaiknya menggunakan alat bantu mekanis. Namun kadang-kadan para pekerja harus membawa barangnya secara manual. Pekerjaan mengangkat dan menurunkan barang merupakan aktivitas yang melelahkan yang dapat mengakibatkan kecelakaan dan cedera, sehingga pekerjaan harus dilakukan dengan metoda yang tepat, dengan teknik mengangkat menggunakan kekuatan otot kedua kaki. 3. Angkat dan turunkan beban dengan perlahan, tanpa melakukan gerakan memutar dan membungkukkan badan. Posisi badan dapat lebih stabil dan mengurangi resiko cedera punggung yang disebabkan oleh gerakan yang tidak mantap. 4. Mengangkat beban didepan tubuh, mengurangi faktor kelelahan dan akan memelihara produktivitas. Sumber: Dr. M. Arief Novianto, MKK, SpOk (2013)

Indonesia safety 27 TOWARD ZERO ACCIDENT edisi 01


Safety at Work

Keselamatan Publik

Jika Sudah Celaka, Salah Siapa? Keselamatan publik seakan menjadi barang langka di negeri ini. Mulai dari transportasi umum hingga produk yang dikonsumsi masyarakat seolah menyimpan potensi petaka.

eselamatan dan keamanan seolah telah menjadi barang langka di negeri ini. Bagaimana tidak, hampir setiap hari pada headline surat kabar dapat kita temukan berita mengenai kecelakaan. Jika, kecelakaan itu menyangkut keselamatan publik, maka tak jarang tuding-menuding keselahan menjadi akhir dari drama yang akan terus berulang. Lantas, bagaimana dengan penerapan keselamatan dan keamanan di Indonesia? Sayangnya, keselamatan dan keamanan publik masih terabaikan. Komitmen pemerintah atau penyedia jasa layanan publik dalam meningkatkan keselamatan dan keamanan dinilai masih rendah. Hal ini senada dengan apa yang disampaikan oleh Institut Studi Transportasi, bahwa pada tahun 2012 komitmen pemerintah rendah pada aspek keselamatan diberbagai moda transportasi di Indonesia. “Pada 2012 komitmen pada safety rendah, pesawat jatuh bahkan terakhir listrik di bandara Soekarno Hatta mati. Penumpang kapal tetap naik meskipun sudah penuh [melebihi kapasitas],� ujar Direktur Eksekutif Institut Transportasi (INSTRAN), Dharmaningtyas dalam diskusi Transportasi Indonesia yang bertajuk Refleksi 2012 dan Harapan 2013. Selain itu, Institut Studi Transportasi Indonesia mencatat jumlah kecelakaan lalu lintas darat di Indonesia banyak menimbulkan korban jiwa dan kemacetan lalu lintas yang terjadi menyebabkan pemborosan BBM, polusi udara, dan polusi suara.

Penerbangan Indonesia mendesak Pemerintah meningkatkan aspek keselamatan penerbangan nasional mengingat sepanjang 2012 terjadi beberapa kecelakaan pesawat di Indonesia. Menurut, Sekretaris Jenderal Asosiasi Perusahaan Penerbangan Indonesia (Inaca) Teungku Burhanudin, seperti dikutip dari okezone.com mengatakan, pemerintah perlu meningkatkan manajemen sumber daya manusia yang bekerja sebagai tenaga pelayanan lalu lintas udara (air traffic services). Pernyataan Teungku ini selaras dengan tingginya tingkat kecelakaan udara di Indonesia, yang secara tidak langsung ikut memperburuk citra maskapai Tanah Air. Beberapa negara bahkan memperingkatkan warganya (travel warning) untuk hati-hati dalam memilih maskapai penerbangan di Indonesia. Berdasarkan data yang ada, pada umumnya standar keselamatan maskapai penerbangan Indonesia dinilai sangat buruk. Misalnya saja, Garuda Indonesia diberi peringkat D sedangkan

Keselamatan Transportasi Massal Mayoritas penduduk Indonesia, masih mengandalkan kendaraan umum sebagai moda transportasi mereka sehari-hari. Sayangnya, kebutuhan yang tinggi ini tidak dibarengi dengan ketersediaan armada angkutan umum yang aman dan nyaman. Bisa dibayangkan apa yang terjadi bila tetap dioperasikannya armada dengan kondisi yang tak layak guna ini. Maka, kecelakaan angkutan umum baik di darat, laut maupun udara tidak dapat dihindari lagi. Sementara itu, Asosiasi Perusahaan

28 Indonesia safety TOWARD ZERO ACCIDENT edisi 01

Kapal Karam: Sering terjadi karena kelebihan muatan.


Malaysia Airlines dan Singapore Airlines memperoleh peringkat A (terbaik). Peringkat Garuda ini setara dengan Ethiopia Airlines dan Philipine Airlines yang sama sama memperoleh peringkat D. Oleh karenanya, Teungku menjelaskan pemerintah juga harus memperbaharui fasilitas peralatan air traffic services sesuai dengan kemajuan teknologi pesawat berbagai maskapai penerbangan. “Masalah keselamatan, pertama perlu memperbaiki air traffic services, peralatan harus di up to date sesuai teknologi pesawat dan SDM di upgrade dan manajemen dari pemerintah harus ditingkatkan,” ujarnya seperti dikutip pada okezone.com. Ditambahkan Teungku, berbagai kecelakaan pesawat yang terjadi di Tanah Air selain karena disebabkan kesalahan pilot juga bisa dipengaruhi oleh kurangnya fasilitas dan peralatan air traffic services di bandara. Di sisi lain, kecelakaan transportasi darat juga menjadi momok tersendiri bagi para pengguna moda transportasi. Pada awal Maret 2013, dalam sepekan saja, lebih dari 20 orang tewas dan puluhan orang lainnya mengalami luka serius maupun luka ringan akibat kecelakaan transportasi di jalan raya. Oleh karenanya, anggota Komisi V DPR, Marwan Jafar meminta antar instansi pemerintah meningkatkan kerjasamanya demi terwujudnya transportasi publik yang aman dan nyaman dengan harga terjangkau. Menurutnya, baik penyelenggara, penanggung jawab, dan pengawas transportasi darat tidak semata berada di pundak Kemenhub, seperti dikutip dari inilah.com. Marwan juga menilai, kecelakaan angkutan darat umumnya disebabkan empat faktor yakni sarana, prasarana, human error, dan faktor alam. Karena itu, jika pangkal kecelakaan darat tidak segera dibenahi dan dievaluasi secara total, maka kecelakaan akan terulang. Oleh karenanya, Marwan meminta Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) beserta pihak terkait segera bertindak cepat dan secara serius menginvestigasi penyebab kecelakaan. Sehingga pengemudi tak selalu disalahkan dalam kasus kecelakaan. “Peraturan perundang-undangan tentang transportasi darat saat ini, sudah cukup baik untuk menjamin terciptanya zero accident. Hanya saja dalam pelaksanaannya masih kurang optimal. Untuk itu, saya mendesak penegakan hukum yang tegas di jalan raya, termasuk menindak pengusaha transportasi darat yang lalai menjalankan kewajibannya,” tegas Marwan. Salah satu kecelakaan yang belum lama terjadi yakni bus pariwisata Mustika Mega Utama jurusan Jakarta-Bandung menabrak tebing di kawasan Ciloto, Cianjur, Rabu 27 Februari sekitar pukul 11.30 WIB. Penumpang bus maut itu merupakan rombongan jamaah majelis taklim yang akan berziarah. Sebanyak 17 orang meninggal dalam insiden itu. Polisi kemudian menetapkan sopir bus bernama Pandi sebagai tersangka.

Kesalamatan Produk Konsumsi

Sementara itu, Indonesia dengan posisinya

Produk Kosmetik Berbahaya: Beredarnya obat dan makanan ilegal berpotensi menimbulkan risiko terhadap kesehatan masyarakat.

yang strategis, menjadi sasaran empuk bagi masuknya barang-barang impor. Derasnya produk impor khususnya produk konsumsi (makanan & minuman) serta obat-obatan, membuat pemerintah agaknya keteteran untuk menyeleksi mana produk yang aman atau pun tidak untuk dikonsumsi. Akibatnya, para pengimpor atau pun produsen sering kecolongan oleh produk-produk ilegal yang sudah terlanjur beredar luas di pasaran. Tentu saja, kita tidak bisa serta merta menuduh, adanya unsur kesengajaan dalam mengimpor atau memproduksi barang konsumsi yang tak aman. Padahal aneka produk ilegal ini, jelas berbahaya bagi kesehatan jika dikonsumsi secara terus menerus oleh konsumen. Menurut Menteri Kesehatan RI, dr. Nafsiah Mboi, seperti dikutip pada tribunnews.com, baik produsen obat maupun makanan ilegal punya trik yang cerdik untuk memikat konsumennya. Menkes pun mengakui tidak mudah mencegah peredaran obat ilegal tersebut. “Mereka mempunyai trik dengan memanfaatkan kelemahan masyarakat. Menawarkan obat untuk menjadi seksi atau putih. Itu kan titik kelemahan masyarakat yang menyebabkan tergoda untuk menggunakan,” tutur dr. Nafsiah Mboi saat peluncuran Gerakan Nasioanal Waspada Obat dan Makanan Ilegal di BPOM, Jalan Percetakan Negara, beberapa waktu yang lalu. Lebih lanjut Menkes menyampaikan, beredarnya obat dan makanan ilegal perlu menjadi perhatian karena hal ini berpotensi dapat menimbulkan risiko terhadap kesehatan masyarakat dikarenakan tidak adanya jaminan atas keamanan, manfaat atau khasiat serta mutu. Merujuk pada laporan Badan POM bahwa selama tahun 2012 ditemukan 451 kasus pelanggaran dan 134 kasus di antaranya telah ditindak-lanjuti secara pro justitia. Hal ini mengindikasikan masih banyak produk obat dan makanan ilegal yang beredar di Tanah Air. Oleh karena makin luasnya peredaran produk obat dan makanan ilegal, Menkes pun melakukan pembentukan satgas, yang fungsinya secara aktif mengawasi peredaran obat dan makanan yang kerap dijual secara ilegal kepada masyarakat. Menariknya, Menkes juga mengingatkan bahwa bukan hanya produk ilegal saja yang perlu diawasi dan diwaspadai, tapi juga produk legal. “Kita juga harus mengawasi produk-produk legal. Karena banyak produk legal yang juga ternyata bisa membahayakan kesehatan,” ujarnya seperti dikutip pada okezone.com. UTAMI WARDHANI (KONTRIBUTOR)

Indonesia safety 29 TOWARD ZERO ACCIDENT edisi 01


Safety at Work

Kebakaran Kilang Minyak

Belajar dari Kebakaran Kilang Minyak Venezuela Berdasarkan hasil investigasi, insiden kilang Amuay disebabkan oleh kurangnya pemeliharaan infrastruktur dan adanya ‘salah urus’ pengoperasian kilang tersebut.

Kebakaran Kilang Amuay Venezuela: Petugas Pemadam Kebakaran membutuhkan waktu tiga hari untuk memadamkan api.

ecelakaan kerja sejatinya dapat terjadi dalam setiap sektor industri. Apa pun jenis pekerjaannya, jika para pekerjanya terbukti lalai baik di sengaja atau tidak, kecelakaan kerja dengan cepat menghampiri. Kerugian materil dan immateril pun tak terhindarkan. Hal mengerikan terjadi jika dampak dari kecelakaan itu ikut menimpa warga masyarakat sipil yang kebetulan memang bermukim di sekitar wilayah kerja. Tengok saja

30 Indonesia safety TOWARD ZERO ACCIDENT edisi 01

bagaimana kelalaian pengeboran minyak oleh PT Lapindo Brantas, berakhir pada hilangnya desa-desa di sekitar lokasi, menghilangkan sebuah peradaban, akibat tertimbun luapan lumpur. Salah satu sektor industri yang memiliki potensi bahaya yang tinggi adalah pada sektor minyak dan gas, juga sektor pertambangan. Khusus pada sektor industri minyak dan gas, bahaya kecelakaan kerja berupa kebakaran kilang/tangki menjadi perhatian khusus,


mengingat banyaknya bahan baku yang memang mudah terbakar. Kelalaian atau kesalahan sedikit saja, akibatnya fatal. Jika ditilik dari kasus-kasus kebakaran kilang minyak yang pernah terjadi, insiden kebakaran kilang minyak Amuay di Venezuela menjadi salah satu kecelakaan terburuk dalam sektor industri minyak dan gas. Insiden kebakaran itu terjadi pada Agustus silam, terjadi sekitar pukul 01.11 dini hari, dan diduga disebabkan oleh pelepasan gas dalam jumlah besar. “Gas itu membentuk awan yang kemudian meledak dan menimbulkan kebakaran di dua tangki kilang dan di daerah sekitarnya,” ujar Rafael Ramirez, Presiden perusahaan minyak milik negara Venezuela, PDVSA seperti dilansir CNN. Berdasarkan data yang ada, kebakaran tersebut melanda fasilitas kilang minyak di Venezuela menyebar hingga ke tangki-tangki bahan bakar lainnya. Bahkan selama tiga hari petugas pemadam kebakaran berjuang memadamkan api yang menewaskan setidaknya 41 orang, melukai 150 orang, dan menghanguskan lebih kurang 200 rumah. Kilang minyak Amuay diketahui merupakan salah satu kilang minyak terbesar di dunia dan merupakan bagian dari kompleks Paraguana di negara bagian Falcon. Sementara itu, Venezuela sendiri adalah salah satu anggota pendiri dari Organisasi Negara Pengekspor Minyak, dan menjadi salah satu eksportir terbesar minyak dunia. Venezuela memiliki kapasitas kilang lebih dari 1 juta barel per hari. Akibat buruknya dampak dari ledakan tersebut, Presiden Venezuela, Hugo Chavez – yang baru saja menghembuskan nafas terakhirnya pada Selasa, 5 Maret 2013 ini, bahkan sempat menyatakan hari berkabung nasional selama tiga hari. Ia memerintahkan pengusutan mendalam atas musibah yang menimpa fasilitas pengolah minyak terbesar di negara tersebut. Chavez berjanji menggelar investasi atas tragedi yang terjadi pada Sabtu (25/8) itu.

Disinyalir kurangnya pemeliharaan Kilang Amuay dikarenakan ketidaktersediaan biaya yang memadai untuk keperluan itu.

Dia menyalahkan laporan yang menyebutkan adanya kurangnya perawatan dan pemeliharaan kilang minyak terbesar di dunia itu. “Beberapa ahli memang mengungkapkan demikian, saya tidak mengetahui siapa, tapi kehidupan harus jalan terus,” kata Chavez. Lantas, apa sebenarnya penyebab ledakan kilang minyak Amuay tersebut? Kilang Minyak dan Konflik Kepentingan

Setelah ledakan besar yang terjadi pada Kilang Amuay Venezuela, sejumlah spekulasi merebak di kalangan pakar industri minyak dan gas, mengenai penyebab sesungguhnya dari kecelakaan kerja itu. Sejumlah pakar menyebutkan kejadian tersebut sebagai salah satu kejadian paling mematikan dalam sejarah industri perminyakan Venezuela. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil investigasi kantor berita CNN, insiden kilang Amuay disebabkan oleh kurangnya

Hugo Chaves: Membantah tudingan pihak yang menyebutkan Kilang Amuay sebagai ‘sapi perah’ untuk memuluskan karir politiknya.

Indonesia safety 31 TOWARD ZERO ACCIDENT edisi 01


pemeliharaan infrastruktur dan adanya ”salah urus” pengoperasian kilang tersebut. Kurangnya pemeliharaan ini dikarenakan ketidaktersediaan biaya yang memadai untuk keperluan itu. Kabarnya, kilang ini memang dijadikan sapi perah oleh Presiden Chavez untuk memuliskan jalan karir politik dan pemerintahannya. Maka, tak heran jika dana yang sejatinya untuk keperluan peremajaan fasilitas atau infrastruktur serta pengoperasian kilang, terkuras untuk kepentingan sang Presiden. Tentu saja, Presiden Chavez membantah kabar tersebut. “Bisa saja orang-orang berkata demikian. Namun, pernyataan tersebut sangat tidak bertanggung jawab, karena penyelidikan akan insiden ledakan tersebut masih terus berjalan,” ujar Presiden Chavez seperti dikutip CNN. Hasil penyidikan lain mengatakan, ternyata pemeliharaan kilang-kilang Amuay terakhir dilakukan pada 2009. Itu pun dilakukan dengan seadanya akibat minimnya dana yang diperlukan. Padahal, seharusnya pemeliharaan tanki dan pipa-pipa adalah wajib dan berada pada level ‘Penting dan Darurat’. Kacaunya manajemen internal disinyalir juga menjadi penyebab tidak becusnya pengoperasian dan pemeliharan tangki Amuay. Rendahnya investasi untuk pengembangan wilayah kerja pengoperasian tangki-tangki tersebut, mengakibatkan mandeknya sistem kontrol keselamatan pada kilang itu. Belum lagi, rupanya sang Presiden kerap memecat sejumlah tenaga ahli yang bekerja di Amuay. Kabarnya hal ini dilakukan agar kilang tersebut dapat ia kuasai dengan mudah. ”Amuay dikendalikan oleh banyak kepentingan. Mereka tidak punya uang untuk melakukan investasi yang memang diperlukan. Apalagi menjelang pemilu presiden, Chaves ‘menarik’ dana untuk kampanye pemilunya dari kas Amuay. Pada akhirnya, Amuay hanyalah sapi perah bagi pemerintahan Chavez,” beber Grais - Targow seorang pengamat industri perminyakan Venezuela. Hasil penyidikan lebih lanjut menyampaikan, bahwa sebanyak 46 laporan mengenai tindakan pemeliharaan yang harus dilakukan pada tangki-tangki Amuay, hanya 19 berkas yang menyatakan pemeliharaan telah dijalankan. Sisanya, tidak jelas. Sedangkan dari 222 laporan kecelakaan yang terjadi, termasuk 100 insiden kebakaran yang terjadi pada dua kilang yang ada di Amuay, hanya sedikit

32 Indonesia safety TOWARD ZERO ACCIDENT edisi 01

yang berhasil diselidiki penyebabnya sampai tuntas. Seolah, pemerintah serta pejabat setempat berupaya mengaburkan kecelakaankecelakaan yang tejadi di Amuay. Dari hasil riset juga diketemukan penyebab sering terjadinya insiden kebakaran atau kecelakaan pada kilang Amuay. Pipa-pipa yang sudah tak layak pakai, kebocoran gas hidrogen, kurangnya kontrol pada bahan-bahan kimia yang mudah terbakar, serta kurang perhatiannya pada penanganan pertama kebakaran, serta manajemen yang buruk, merupakan penyebab utama dari tingginya tingkat kecelakaan kerja di Amuay. Amatlah disayangkan jika kilang minyak sebesar Amuay mendapatkan perlakuan tak layak hanya karena adanya benturan kepentingan dengan pejabat yang tengah berkuasa. Lantas, bagaimana dengan kilangkilang minyak di Indonesia? Ledakan Depo Plumpang Berkaca dari kasus kebakaran kilang minyak di Kilang Amuay Venezuela, sektor industri minyak dan gas di Indonesia pun tak luput dari kejadian serupa. Kebakaran dahsyat sempat menimpa tangki No. 24 di Depot


Kebakaran Depo Plumpang: Kebakaran disebabkan oleh tekanan dari dalam tangki yang tidak mampu diantisipasi oleh sistem pengamanan tangki.

Plumpang Januari 2009 silam. Spekulasi berkembang merunut penyebab terjadinya kebakaran ini. Menariknya, ada yang mengaitkan insiden ini dengan aksi terorisme dan pergantian direksi Pertamina kala itu. Semuanya telah dibantah dan polisi menegaskan bahwa kejadian tersebut murni kecelakaan Berdasarkan hasil penyidikan, tangki No.24 Plumpang berisi premium. BBM jenis ini memiliki flash point sangat rendah lebih kurang -430C sehingga sangat mudah membentuk uap. Tangki ini berukuran sekitar 34 meter dan kapasitas 10.000 KL. Pada saat kejadian, tangki berisi premium sekitar 2500 KL karena sedang dalam proses pengisian dari kapal. Dengan demikian, di dalam tangki terdapat ruangan kosong sekitar 75% dari volume tangki. Ruang kosong inilah yang berpotensi menimbulkan ledakan. Menurut keterangan dari beberapa saksi mata, kejadian tersebut didahului dengan ledakan keras dan langsung terjadi api yang sangat besar (pool fire). “Kebakaran disebabkan oleh tekanan dari

dalam tangki yang tidak mampu diantisipasi oleh sistem pengamanan tangki,� ujar juru bicara Markas Besar Polri, Inspektur Jenderal Abubakar Nataprawira, di Markas Besar Polri, Jakarta Selatan, Selasa, 20 Januari 2009, seperti dikutip viva.co.id. Kebakaran hebat itu terjadi pada Minggu, 18 Januari 2009, sekitar pukul 21.00 WIB. Api baru bisa dipadamkan pada Senin, 19 Januari 2009, sekitar pukul 06.00 WIB. Kebakaran itu menimpa tanki raksasa yang terbesar dan modern. Kapasitas Depo Plumpang sendiri menjadi pusat suplai bahan bakar untuk wilayah Jabodetabek dan sekitarnya. Oleh karena, tangki timbun berisi minyak atau bahan kimia lainnya yang mudah terbakar, sepatutnya harus dikelola dan diperlakukan secara hati-hati dan penuh kewaspadaan. Hal ini berlaku juga pada warga dengan area pemukimannya berdekatan dengan instalasi perminyakan atau industri kimia. Selain itu, sistem pengamanan pada tangki timbun yang berisi produk ringan baik hidrokarbon atau bahan kimia lainnya perlu ditingkatkan. Salah satu diantaranya dengan memasang detektor gas (gas detector), sehingga jika ada akumulasi gas di luar tangki dengan segera dapat diketahui. Untuk meminimalisir dampak kecelakaan kerja pada warga sipil, hendaknya kesiapan masyarakat terhadap keselamatan akibat kecelakaan industri perlu ditingkatkan. Umumnya di negara-negara maju, telah diterapkan komunikasi dua arah antara pelaku industri dengan masyarakat umum mengenai potensi kecelakaan kerja di industri. Masyarakat diberikan sosialisasi mengenai kegiatan industri dan potensi bahaya yang dapat ditimbulkannya. Ke depan, dengan semakin banyaknya pembangunan tangki timbun di berbagai kawasan industri baik untuk BBM maupun bahan kimia, kiranya sistem pengamanan serta kontrol untuk tangki timbun perlu lebih ditingkatkan. Dimulai dengan kesiapan dan ketelitian pada tahap rancang bangun, pembangunan, pengoperasian hingga pemeliharaannya. Sejatinya, jika dikelola dengan baik dan benar dengan berpegang teguh pada prinsip keselamatan dan kesehatan kerja, kecelakaan kerja pada industri minyak dan gas dapat terus berkurang di masa mendatang. UTAMI WARDHANI (KONTRIBUTOR)

Indonesia safety 33 TOWARD ZERO ACCIDENT edisi 01


Kasus Kecelakaan Kilang/Tangki Minyak Berikut kasus-kasus kecelakaan kilang/ tangki minyak, serupa insiden kilang Amuay Venezuela, di seluruh dunia yang terjadi dalam kurun waktu 25 tahun terakhir:

14 Agustus 2003 - Spanyol. Tujuh orang pekerja tewas akibat ledakan pada kilang Repsol di Puertollano, Spanyol 30 Oktober 2004 - Cina. Terjadi ledakan di Daqing, Utara Cina. Tujuh pekerja dikabarkan tewas saat mereka tengah memperbaiki pipa yang penuh dengan bahan baker hydrogen. 23 Maret 2005 - Amerika Serikat. Terjadi ledakan besar pada kilang minyak terbesar di Amerika yang dioperasikan oleh British Petroleum, Inggris. Ledakan ini juga ikut menghancurkan bangunan di sekitar lokasi. Lima belas orang dikabarkan tewas dan lebih dari 70 orang terluka akibat insiden tersebut.

14 September 1997 - India. Setidaknya 30 orang tewas akibat ledakan kilang Hindustan Petroleum Corporation Limited (HPCL) di Visakhapatnam, Selatan India. Api berasal dari ledakan yang terjadi di beberapa tangki penyimpanan. Pejabat berwenang setempat mengevakuasi sebanyak 150.000 penduduk dari lima desa yang memang bermukim di sekitar lokasi terjadinya ledakan. 25 Juni 2000 - Kuwait. Sebanyak empat orang pekerja tewas dan 50 orang lainnya terluka akibat terjadinya ledakan pada sebuah kilang yang berada di Selatan dari Ibu Kota negara tersebut. Ledakan disebabkan oleh adanya kebocoran gas.

34 Indonesia safety TOWARD ZERO ACCIDENT edisi 01

7 September 2012 - Meksiko. Dua orang tewas akibat adanya kebocoran gas yang mengakibatkan ledakan pada tangki Petroles Mexicanos (Pemex) di Cadereyta, Meksiko. 2 Juni 2011 - Inggris. Empat pekerja tewas akibat ledakan kilang minyak milik Chevron, di Wales, Inggris. Menurut petugas kepolisian setempat, ledakan terjadi pada saat pekerja sedang melakukan perawatan kilang. Kilang tersebut merupakan salah satu tempat penampungan minyak terbesar di Eropa dan telah mempekerjakan 1.4000 karyawan. 25 Agustus 2012 - Venezuela. Ledakan besar terjadi di kilang Amuay, Venezuela. Sedikitnya 43 orang tewas dan lebih dari 80 orang mengalami luka berat.


Indonesia safety 35 TOWARD ZERO ACCIDENT edisi 01


Safety on the Road

Defensive Driving

Ketika Hukum Rimba Berlaku di Jalan Raya Konsep Defensive Driving mengajak kita untuk selalu berpikir jauh dan selalu siap dengan apapun yang mungkin terjadi. Namun, pada kenyataannya masih banyak pengendara di Indonesia yang asal menggeber kendaraan di jalanan.

Pengendara Motor di Bawah Umur: Orang tua yang memberikan keleluasaan anak di bawah umur mengendarai kendaraan bermotor bisa dituntut secara hukum.

Masih ingatkah kita saat kecil dulu, orang tua kita berpesan untuk menengok ke kanan dan ke kiri sebelum menyeberang jalan? Kata bijak itu harusnya tetap berlaku

hingga kini. Ada data yang menyebutkan bahwa korban tewas akibat kecelakaan lalu lintas di Indonesia pertahunnya menyentuh angka 32.000 jiwa. Tapi itu tidak seberapa, masih relatif kecil. Puncaknya ada di angka 40.000. Itu data dari pihak kepolisian dalam kurun lima tahun belakangan ini. Berartikah bagi Anda? Nilai sebuah nyawa di

36 Indonesia safety TOWARD ZERO ACCIDENT edisi 01

Indonesia sangatlah terlalu murah. Bahkan ada anekdot yang mengatakan bahwa para korban tersebut adalah bagian dari pengendalian jumlah pertumbuhan penduduk Indonesia. Miris. Rasanya, lalu lintas di Indonesia semakin semrawut. Bukan tidak ada aturan yang menjadikan semua terkendali demi keselamatan pengguna jalan. Tapi kalau ditelusuri, pihak berwenang seperti kepolisian dan Departemen Perhubungan yang punya kuasa untuk mengendalikan lalu lintas terlihat tak berdaya. Aturan ada, tapi mengapa tidak bisa dilaksanakan? Kalau semua pihak mau melaksanakan Undang-Undang Lalu Lintas no. 22 tahun 2009 dilaksanakan, seharusnya kita tidak perlu kehilangan nyawa 32.000 saudara kita. Sesimpel itu. Ketidakberdayaan para penegak hukum sangat terlihat ketika terjadi ledakan penjualan kendaraan bermotor dalam kurun waktu lima tahun belakangan juga. Kita lihat penjualan mobil. Di 2009 penjualan mobil nasional hanya di angka 489.000 unit. Sedangkan pada 2012, pertumbuhannya yang mencapai lebih dari 2 kalinya, mencapai 1.160 juta unit. Bayangkan bagaimana eksplosifnya penjualan sepeda motor dengan penjualan setahunnya yang menyentuh angka 8 juta unit pertahunnya. Hebatnya sekitar 60% penjualan mobil ada di Ibukota (baca, Jabodetabek). Bagaimana padatnya Jakarta. Semua berlomba mencari jalannya sendiri untuk mencapai lokasi tujuan. Ketidaksabaran itulah yang memicu ketidakdisiplinan di mana petugas sudah tidak bisa menguasai medan. Susah sudah menerapkan road sharing yang seharusnya bisa mengalirkan lalu lintas. Bahkan porsi buat pedestrian dihajar habis oleh pengendara kendaraan bermotor. Pedestrian semakin tersingkirkan. Padahal di Negara maju, pejalan kaki begitu terhormat, tak ada yang berani mengganggunya. Pengguna kendaraan bermotor harus mengalah.


Konsep Berkendara Dalam konsep berkendara, seharusnya para pengguna kendaraan bermotor memahami arti defensive driving. Sikap ini mutlak diperlukan untuk mencapai keseimbangan berlalu lintas demi mengoptimalkan keselamatan bagi semua pengguna jalan. Konsep ini mengajak kita untuk selalu berpikir jauh dan selalu siap dengan apapun yang mungkin terjadi. Demi pencapaian itu, ada empat komponen yang wajib diperhatikan. Pertama adalah alertness, yaitu kewaspadaan kita terhadap segala kondisi yang berkembang selama berkendara. Berikutnya, ada awareness alias kesadaran, attitude atau mental kita, dan terakhir anticipation. Keempat komponen itu sendiri tidak mudah diciptakan. Seperti kita tahu, hampir semua orang dapat mengendarai mobil dan motor. Tapi untuk mengemudi dengan konsep yang safety itu tidak mudah. Tetap perlu ada knowledge, skill, dan pengalaman. Anak SD sekarang sudah banyak yang bisa mengendarai sepeda motor. Tapi, apa akibatnya? Mereka sering celaka atau memicu terjadinya kecelakaan. Kalau begini caranya bukan saja anak yang salah, tapi orang tua yang memberikan keleluasaan anaknya untuk menggunakan sepeda motor bisa dituntut secara hukum. Mengendarai kendaraan bermotor wajib hukumnya memiliki surat ijin mengemudi. SIM memang bukan menjamin akan menghilangkan kecelakaan, tapi paling sudah ada saringan demi pencapaian safety yang lebih baik. Defensive driving berarti kita taat terhadap peraturan lalu lintas dan berusaha untuk menjalankan prosedur dengan baik dan benar. Tidak ada keinginan untuk melanggarnya. Contoh sikap itu antara lain tidak ngebut, tidak mengambil jalur orang, mentaati lampu lalu lintas dan sebagainya. Masih ingatkah kita saat kecil dulu, orang tua kita berpesan untuk menengok ke kanan dan ke kiri sebelum menyeberang jalan? Kata bijak itu harusnya tetap berlaku hingga kini. Tapi ternyata tak sepenuhnya bisa diterapkan. Banyak pengendara motor, bahkan pengemudi mobil yang melawan arus. Defensive driving mengajarkan kita untuk mendahulukan kepentingan umum dan pemaaf. Di dalamnya juga terdapat sikap yang mau bekerjasama dengan pengguna jalan lainnya. Suasana yang tercipta tidak akan tegang. Yang paling mudah contohnya adalah saat kita berada di perempatan, ada atau tidak ada bundaran di tengahnya. Di beberapa persimpangan jalan protokol, ada yang namanya yellow box. Itu harus kita ketahui maksudnya. Seperti adanya bundaran, setiap orang yang sudah lebih dahulu ada di dalamnya maka mendapat prioritas untuk berjalan. Dengan pengertian seperti itu maka persimpangan akan selalu cair, minimal lebih

Yellow Box di Jalan Thamrin: Masih banyak yang tidak mengetahui fungsi yellow box di jalan raya.

mudah untuk dilalui. Kita tidak merasa dipotong atau memotong hak orang lain. Bila pengetahuan ini tidak ada maka sering kali emosi yang bicara tanpa menyelesaikan masalah, jalan tetap macet bahkan sering terjadi tabrakan. Belakang yang paling sering dikampanyekan dalam masalah keselamatan berkendara adalah berkendara tanpa menggunakan alat komunikasi. Kita semua tahu alat komunikasi semakin canggih dan fiturnya sangat menggoda untuk digunakan, sekalipun di kala macet. Ngobrol lewat ponsel saat berkendara saja sudah dilarang, kok masih banyak yang masih berani menulis pesan (texting) dikala mengemudikan mobil. Gilanya pengendara motor juga berani melakukan hal yang sama. Ini bagaikan sirkus jalan raya dengan resiko celaka yang berkali lipat lagi. Penyebab kecelakaan banyak faktornya. Distraction atau gangguan bisa datang dari mana saja. Ponsel adalah pengganggu utama yang membuat konsentrasi berkendara kita menurun. Saat ada panggilan masuk, kita harus mengarahkan pandangan kita mencari lokasi ponsel, belum lagi kalau kita berusaha menjawabnya. Komunikasi dua arah sangat berbahaya yang bisa menyebabkan terganggunya konsentrasi. Tidak saja konsentrasi saat berkomunikasi, masa setelah itu juga bisa terpengaruh. Katakanlah kita mendapat berita tentang kecelakaan orang terdekat. Otomatis emosi kita terganggu. Dan itu juga menurunkan kualitas konsentrasi kita. Ada masa kita nge-blank karena kondisi galau. Itu berbahaya. Jadi drive now, talk later. Kepadatan lalu lintas memang membuat kita kehilangan kesabaran tapi jangan sampai harus kehilangan akal sehat. Dengan selalu menjaga self control maka safety driving dapat tercapai. Semua yang dilakukan dalam berkendara berdasarkan keputusan obyektif demi keselamatan berkendara, untuk diri kita dan orang lain. AGUS DWI SUNDORO (KONTRIBUTOR)

Indonesia safety 37 TOWARD ZERO ACCIDENT edisi 01


Safety at Home

Toy Safety Standard:

Tips Memilih Mainan Anak yang Aman Pilih mainan sesuai dengan kelompok usia anak Anda. Tingkatan usia untuk mainan ditentukan oleh faktor keamanan, bukan intelegensia.

Peringatan Toy Safety Standard: Setiap tahun, puluhan anak harus dirawat di Unit Gawat Darurat (UGD) karena cidera yang diakibatkan mainan

embelikan mainan untuk anak terlihat sepele. Tapi, Anda harus selalu memperhatikan unsur keselamatan (safety) dari produk untuk anak Anda. Setiap tahun, puluhan anak harus dirawat di Unit Gawat Darurat (UGD)

38 Indonesia safety TOWARD ZERO ACCIDENT edisi 01

karena cidera yang diakibatkan mainan. Padahal, mainan seharusnya jadi hal yang menyenangkan bagi anak-anak. Bagi anak usia tiga tahun atau lebih muda, tersedak adalah risiko utama karena mereka cenderung menempatkan objek di mulut mereka.


Produk mainan anak-anak yang tersedia di pasar belum sepenuhnya aman. Untuk itu penting bagi orang tua untuk memperhatikan standar keamanan produk yang hendak dibelinya. Berbeda dengan Indonesia yang belum memiliki peraturan khusus yang mengenai keamanan mainan anak (toy safety standard), di Amerika Serikat ada badan yang bernama Komisi Keamanan Produk Konsumen (Consumer Product Safety Commission, CPSC) yang memantau dan mengatur mainan. Setelah 1995, setiap mainan anak yang dibuat di dalam atau di impor ke AS harus memenuhi standar CPSC. Berikut adalah beberapa petunjuk umum untuk diingat ketika berbelanja produk untuk mainan anak : - Mainan terbuat dari kain harus diberi label sebagai tahan api atau flame retardant. - Mainan Stuffed harus dicuci. - Mainan Painted harus ditutup dengan cat bebas timah. - Mainan seni harus bebas bahan beracun. - Krayon dan cat harus mengatakan ASTM D-4236 pada paket, yang berarti bahwa mereka telah dievaluasi oleh American Society for Testing dan Material. Selain itu, pastikan mainan tidak terlalu berbunyi keras untuk anak Anda. Suara beberapa mainan kerincingan, mainan berdecit, dan musik atau mainan elektronik dapat sekeras klakson mobil. Hal ini dapat berpotensi merusak pendengaran, Pastikan Anda memberikan mainan sesuai kelompok usia. Biasakan untuk membaca label yang menunjukkan mainan tersebut sesuai untuk usia anak. Kendati panduan yang diterbitkan CPSC dan kelompok lain dapat membantu Anda membuat keputusan membeli, Anda harus mempertimbangkan kebiasaan, perilaku, atau temperamen anak Anda sebelum membeli mainan baru. Jangan pernah berpikir bahwa anak akan lebih cepat pintar bila memainkan mainan untuk kelompok usia yang lebih tua.

Tingkatan usia untuk mainan ditentukan oleh faktor keamanan, bukan intelegensia. Berikut beberapa panduan untuk memilih mainan sesuai usia.

Untuk Bayi, Balita, dan Prasekolah 1. Pilih mainan yang cukup kuat untuk menahan tarikan atau gigitan bayi dan balita. Pastikan bagian-bagian mainan, seperti tombol, mata, hidung, atau bagian lain yang menonjol aman dan kuat terpasang. 2. Pastikan mainan kerincingan atau teethers (mainan untuk digigit) cukup besar dan tidak akan tersangkut di mulut atau tenggorokan anak. 3. Hindari mainan dengan tali panjang, yang bisa berpotensi membelit leher anak. 4. Hindari mainan plastik tipis yang mudah pecah menjadi potongan-potongan kecil atau meninggalkan tepi bergerigi. 5. Hindari kelereng, koin, bola, dan permainan dengan bola yang berdiameter kurang dari 4,4 cm karena berpotensi tersangkut di tenggorokan anak (tersedak).

Indonesia safety 39 TOWARD ZERO ACCIDENT edisi 01


Safety at Home

Toko Mainan: Penting bagi orang tua untuk memperhatikan mainan anak yang dibelinya.

Untuk TK, SD (awal) 1. Lengkapi dengan helm, pelindung siku, dan pelindung lutut jika Anda membelikan sepeda, skuter, skateboard, atau nline skate. 2. Mainan anak yang berbasis listrik harus memiliki label UL, yang berarti telah uji standar safety dari Underwriters Laboratories. 3. Jika membelikan mainan dengan jaring, pastikan jaring terikat kuat agar tidak membahayakan anak. 4. Jika membelikan senjata mainan, pilih yang berwarna cerah agar tidak tertukar dengan senjata nyata. Ajarkan anak untuk tidak menjadi sasaran tembak senjata atau panah. 5. Jika membelikan panah pilih yang memiliki cangkir isap di ujung, bukan titik tajam.

40 Indonesia safety TOWARD ZERO ACCIDENT edisi 01

Banyak produk yang tidak tergolong sebagai mainan anak, tapi menyimpan bahaya bagi anak-anak karena produk ini berada di dalam rumah, di antaranya gunting, korek api, kompor dan oven, terminal kuningan atau colokan listrik, piring atau gelas beling. Setelah Anda membeli mainan yang aman, juga penting untuk memastikan anakanak tahu bagaimana menggunakannya. Cara terbaik untuk melakukannya adalah dengan mengawasi bermain. Bermain dengan anakanak Anda mengajarkan mereka cara bermain aman saat bersenang-senang. Ajarkan anakanak untuk menyimpan mainan setelah selesai digunakan, memisahkan mainan yang telah rusak yang bisa membahayakan anakanak untuk kemudian dibuang atau segera diperbaiki, dan berperilaku aman ketika bermain, misalnya tidak memukulkan mainan ke teman sepermainan. NANING SUDJATMOKO


Elpiji

Tabung Gas Idealnya di Luar Rumah Adanya konversi minyak tanah ke elpiji mengharuskan adanya edukasi bagi para pemilik kompor gas baru. Dapur yang sempit dan dijejali alat listrik memiliki potensi bahaya tinggi.

erurusan dengan kompor sama dengan berhadapan dengan risiko kebakaran. Ibu rumah tangga yang bertugas memasak setiap hari harus memahami pentingnya mengantisipasi risiko kebakaran yang terjadi di dapur. Salah satu pencegahan yang perlu diperhatikan adalah penempatan kompor di dalam rumah. Dalam workshop Safety at Home yang digelar Indonesian Fire & Rescue Challenge (IFRC) beberapa saat silam, International Assessor Jeff Simskin, mengungkapkan kompor paling aman ditempatkan di dekat dinding. Sedangkan tabung gas elpiji idealnya berada di luar rumah. “Tidak ada batasan ideal antara dinding rumah dan tabung gas di luar rumah sepanjang selang tersambung dengan baik,� kata Jeff. Untuk mengantisipasi tikus dan gangguan kehilangan, Jeff menyarankan untuk memasang kassa atau gembok. Kendati sudah memiliki alat pemadam api portable di rumah, Jeff menyarankan jika api kebakaran sudah mulai berkobar lebih baik cepat menghubungi petugas Pemadam Kebakaran dengan nomor telepon 113 dan segera tinggalkan rumah. Beberapa tahun terakhir, media di Indonesia banyak mengabarkan mengenai meledaknya tabung gas elpiji, khususnya yang berukuran 3 kg – sering disebut tabung melon karena warnanya hijau muda. Mengenai hal ini kemudian muncul pertanyaan, apakah elpiji aman digunakan? Mengapa ledakan ini terjadi dan siapa yang harus bertanggung jawab? Untuk menjawab hal ini kita harus melihat

Dapur: Jika tak memungkinkan meletakkan tabung gas di luar, letakkan di tempat yang banyak aliran anginnya.

ke masa awal penggunaan elpiji di Indonesia, pada 1960-an. Semula elpiji ditujukan untuk kalangan menengah atas yang tidak mau berkotor-kotor memakai kompor minyak tanah yang sering meninggalkan jelaga berwarna hitam. Pada waktu itu, harga elpiji dan perlengkapannya, kompor gas, masih tergolong mahal dan hanya mampu dibeli oleh orang-orang tertentu saja. Kampanye elpiji pun dikaitkan dengan bahan bakar bersih, efisien, memiliki nilai kalori lebih, dan elit. Namun, sejalan dengan kebijakan konversi minyak tanah ke elpiji, maka format pengguna elpiji berubah 180 derajat.

Indonesia safety 41 TOWARD ZERO ACCIDENT edisi 01


Safety at Home

Elpiji tidak lagi dikaitkan dengan status sosial. Namun, telah menjadi bahan bakar semua kalangan, dari penjual nasi goreng keliling hingga pengusaha restoran di hotel mewah, dari masyarakat yang menghuni gang sempit hingga masyarakat yang menghuni lingkungan elit. Perbedaan keduanya bisa jadi terletak pada kualitas peralatan. Masyarakat kelas atas menggunakan peralatan berkualitas tinggi, baik untuk kompor, selang, atau regulaor. Sedangkan masyarakat level bawah memilih menggunakan peralatan murah meriah – yang mungkin hasil pembagian gratis pada saat program konversi minyak tanah ke elpiji dilakukan. Dari sisi pilihan tabung gas juga ada perbedaan. Mereka yang berkantong tebal lebih memilih membeli elpiji 12 kg yang tabungnya berwarna biru, sedangkan yang lain lebih memilih tabung gas melon berkapasitas 3 kg.

Pengisian Elpiji: Harus melewati mata rantai yang panjang sebelum sampai ke tangan konsumen.

42 Indonesia safety TOWARD ZERO ACCIDENT edisi 01

Ada perbedaan harga yang cukup mencolok. Harga elpiji 12 kg saat ini menembus harga Rp120.000, bahkan di luar Jawa mencapai Rp170.000. Adapun elpiji 13 kg harganya berkisar antara Rp14.000 hingga Rp15.000 untuk wilayah Jakarta dan sekitarnya. “Elpiji 12 kg tidak perlu disubsidi karena lebih banyak dinikmati kalangan mampu,� tutur Hanung Budya, Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina, saat kunjungan ke terminal BBM di Plumpang, akhir tahun lalu. Perbedaan harga yang tinggi ini kemudian disinyalir menjadi pemicu kegiatan pengoplosan tabung. Tentu saja, kondisi ini berperan terhadap tingkat keselamatan elpiji di tengah masyarakat.

Perjalanan Panjang Elpiji alias liquid petroleum gas (LPG) berasal dari campuran gas butan dan propan yang dicairkan dengan tekanan antara 4-9 kg/cm2. Di lingkungan internasional, elpiji digolongkan ke dalam kelas bahan berbahaya dan mudah meledak. Kategori bahayanya sangat tinggi sehingga peredarannya dikontrol dengan ketat. Fenomena ledakan elpiji dimulai dari bocornya tabuh atau perlengkapan elpiji lainnya yang kemudian mengisi ruangan sekitarnya, dan pada suatu saat akan mencapai titik rendahnya. Jika terdapat sumber api misalnya ketika menghidupkan sakelar lampu maka ledakan akan terjadi. Untuk mencapai dapur konsumen, elpiji harus melalui perjalanan cukup panjang. Dimulai dari kilang-kilang minyak, elpiji diangkut dengan kapal dan truk tangki ke tempat pengisian tabung yang disebut SPPBE (Stasiun Pengisian dan Pendistribusian Bulk Elpiji). Tabung sendiri berasal dari dua sumber yaitu eks pabrik tabung dalam negeri dan tabung impor. Aspek keselamatan sebenarnya sudah dimulai dari pabrik tabung yang bertugas memenuhi pesanan Pertamina sebagai pengguna tunggal - untuk saat ini- di Indonesia. Semua tabung yang diproduksi seharusnya sudah memenuhi standar keselamatan yang


ditentukan. Setiap tabung harus melalui proses uji kualitas dan teknis dan kemudian memperoleh.sertifikat yang dikeluarkan oleh pihak Depnaker. Untuk itu setiap tabung akan ditempel dengan nomor seri dan tanggal pengujian dan masa berlakunya. Jika persyaratan ini dipenuhi tentulah semua tabung yang dihasilkan akan cukup aman. Berbeda dengan tabung ilegal yang tentu tidak mengikuti proses tersebut sehingga tidak terjamin keselamatannya. Selanjutnya tabung diisi di stasiun pengisian elpiji atau SPPBE. Seharusnya disini dilakukan pengujian dan pemeriksaaan ulang baik secara visual maupun dengan pengetesan khusus untuk memastikan bahwa tabung dalam keadaan baik. Tabung yang tidak baik akan ditarik dari peredaran dan akan diganti oleh Pertamina. Di SPBE ini juga dilakukan pemeriksaan dan penggantian seal karet jika ditemukan rusak atau hilang. Namun disini dapat saja terjadi penyimpangan atau kekurang telitian sehingga tabung yang tidak baik atau tabung ilegal tidak terdeteksi sehingga kembali beredar. Dengan meningkatkan jumlah tabung yang beredar yang mencapai sekitar 60 juta dapat dibayangkan betapa meningkatnya beban kerja yang harus dilakukan petugas pemeriksa sehingga masih terdapat kemungkinan lolosnya tabung yang tidak baik atau tabung ilegal. Selesai diisi, tabung diangkut dan disalurkan ke pasar. Mulai agen besar, agen kecil, hingga pengecer di tingkat warung sebelum akhirnya sampai ke tangan konsumen.

Nah, dalam mata rantai ini banyak terjadi kemungkinan penyimpangan. Tabung yang baik, dengan sengaja dirusak atau dibuka untuk memindahkan isinya. Tabung juga diangkut secara sembarangan dengan cara dilempar atau dibanting sehingga mengalami kerusakan. Tabung ilegalpun dimanfaatkan sehingga akhirnya tabung yang beredar di masyarakat sudah tidak memenuhi persyaratan yang ditentukan. Masalah berakhir? Ternyata belum. Masyarakat harus berhadapan dengan peralatan penggunaan seperti kompor, selang, dan regulator. Kebijakan memasarkan elpiji dengan harga terjangkau harus diimbangi dengan tersedianya alat dengan harga terjangkau pula. Untuk itu produsen menyiasati produk agar sesuai daya beli konsumen. Salah satu caranya adalah menurunkan standar kualitas minimum yang diisyaratkan. Belum lagi melimpahnya produk impor yang harganya sangat murah – dengan kualitas keselamatan yang amat sangat diragukan pula. Kembali ke soal dapur, mata rantai terakhir elpiji adalah pengguna. Berbeda dengan dapur masyarakat elit yang biasanya berukuran besar, dapur yang berada di rumah-rumah sederhana biasanya berukuran tak terlalu luas. Itu pun dijejali dengan produk dan peralatan listrik, seperti kompor. Ada kebocoran sedikit saja, ruangan telah penuh dengan gas yang siap meledak. NANING SUDJATMOKO

Indonesia safety 43 TOWARD ZERO ACCIDENT edisi 01


Produk & Teknologi

Home Safety Gadgets

Alat Mungil Penyelamat Rumah etika seseorang mendengar frasa “home safety gadget�, kebanyakan orang segera membayangkan kamera, sensor gerak, emergency lamp, dan sebagainya. Tak perlu menjadi miliader eksentris yang memasang teknologi tingkat tinggi untuk keamanan rumah Anda, berikut ini adalah empat must have safety gadget untuk keluarga Anda.

LCD Peephole Viewers Di daun pintu biasanya ada lubang kecil (peephole) untuk melihat siapa tamu di depan pintu. Namun, terkadang, saat hari gelap kita tidak bisa melihat apapun. Hanya sesosok wajah buram yang berukuran kecil. Adanya LCD Peephole Viewer memungkinkan seseorang di dalam ruangan melihat tamu di depan pintu. Fasilitas yang didapatkan selain layar besar dan penerangan cukup apik, alat ini juga mampu merekam.

LED TV Simulator Cara mudah untuk mengelabui para maling yang menyusup ke dalam rumah salah satunya dengan menyalakan TV sepanjang malam, ketika rumah ditinggalkan pemiliknya. Sebab, biasanya, para maling ini akan mencari mangsa di rumah-rumah yang gelap, sunyap, dan tak ada tanda-tanda kehidupan. Akan tetapi, menyalakan TV sepanjang hari juga akan menghabiskan energi – yang pada akhirnya akan membengaruhi tagihan listrik bulanan Anda. LED TV Simulator merupakan alat kecil yang memakan energi lebih kecil dari TV, tapi mampu mengeluarkan warna seakanakan ada orang sedang menonton TV. 44 Indonesia safety TOWARD ZERO ACCIDENT edisi 01


Fingerprint Door Lock Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mencari kunci yang terselip di dalam tas? Dengan adanya Fingerprint Door Lock, Anda bisa masuk rumah hanya dengan memindai sidik jari. Gadget ini menjadi favorit karena mampu menggabungkan antara kenyamanan dan keamanan. Alat ini juga memudahkan anak atau anggote keluarga lain memiliki akses untuk memasuki rumah, tanpa harus mengkhawatirkan mereka menghilangkan kunci yang telah Anda berikan. Anak kunci merupakan benda yang mudah ‘ditaklukkan’ oleh para penjahat.

Door Stop Alarm Entah berapa lapis alat keamanan yang sudah dipasang, si maling masih bisa membongkar pintu. Kalau sudah begini, satu-satunya alat penyelamat adalah Door Stop Alarm. Letakkan alat ini di dekat pintu, seperti memasang door stop. Begitu pintu terbuka dan mengenai alat ini, tanpa mematikan sensor alarm, maka alarm akan meraung-raung kencang. Setidaknya hal ini akan menakutkan para penjahat. Safety gadget ini berbentuk portable, mudah dibawa ke mana saja. Bahkan, saat Anda travelling dan menginap di hotel yang belum terjamin keamannya, dengan memasang alat ini di dekat pintu seakan Anda menaruh satpam di depan pintu. HERU INDRA PRAKASA

Indonesia safety 45 TOWARD ZERO ACCIDENT edisi 01


Opini

Kecelakaan Lalu Lintas

Bencana di Jalan Raya MENCEMASKAN Oleh: Soehatman Ramli *

i awal 2013, tepatnya pada Februari lalu, terjadi beberapa kasus kecelakaan yang sangat memprihatinkan. Kecelakaan menimpa bus pariwisata Mustika Mega Utama, Rabu (27/2) di Jalan Raya Puncak, Desa Ciloto Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur. Kecelakaan itu menewaskan 17 orang. Keesokan harinya, kecelakaan menimpa truk trailer di Jl Raya Sukabumi, Kampung Babakan, Gekbrong, Cianjur. Kali ini korbannya 16 orang. Kecelakaan tidak hanya di jalan, tetapi juga terjadi di pelintasan kereta api. Seperti pada 3 Maret 2013 yang melibatkan sebuah angkutan umum mikrobus KOPAJA dengan Kereta Rel Listrik (KRL) yang terjadi di perlintasan Kereta Api (KA), di daerah Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Akibat peristiwa ini, delapan dari 25 penumpang yang diangkut dalam Kopaja tersebut mengalami luka-luka. Semua korban ini sebenarnya hanyalah setitik dari lebih 30.000 korban tewas di jalan raya setiap tahun, atau rata-rata 3 orang setiap hari. Kecelakaan lalu lintas di Indonesia telah menjadi pembunuh ketiga. Sungguh luar biasa. Namun telah dianggap sebagai hal biasa karena sebentar lagi akan terlupakan sampai kejadian serupa terulang kembali. Sebagai contoh selama proses mudik lebaran tahun lalu, sebanyak 753 orang tewas di jalan raya namun kemudian dilupakan sampai kasus kecelakaan berikutnya terulang

Korban kecelakaan merenggut 30.000 nyawa di jalan raya setiap tahun atau rata-rata 3 orang setiap hari. kembali. Masalah keselamatan transportasi bukan hal baru dan telah menjadi perhatian semua pihak. Berbagai seminar dan acara telah diadakan. Semua teori dan konsep mengenai keselamatan

46 Indonesia safety TOWARD ZERO ACCIDENT edisi 01

transportasi telah ditampailkan. Semua berbicara mengenai penyebab kecelakaan yang akhirnya terkesan sebagai klise. Berbagai lembaga dan institusi telah didirikan untuk menangani masalah keselamatan transportasi khususnya kecelakaan di jalan raya. Presiden sempat membentuk tim untuk menangani keselamatan transportasi, bahkan salah satu anggota tim diangkat sebagai menteri perhubungan. Namun masalah keselamatan transportasi juga belum tuntas teratasi. Besarnya kematian akibat kecelakaan lalu lintas itu menjadikan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Bank Dunia memberi perhatian pada masalah itu dengan mengeluarkan laporan berjudul World Report on Road Traffic Injury Prevention pada 14 April 2010, atau sepekan setelah peringatan Hari Kesehatan Sedunia. Untuk pertama kalinya badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) itu memberi perhatian serius pada masalah ini. Indonesia juga menetapkan Dekade Keselamatan lalu Lintas Jalan sebagai peta jalan menuju keselamatan lalu lintas yang lebih baik. Namun semuanya belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Kecelakaan lagi-lagi terjadi seakan tiada terhenti. Apa sebenarnya yang salah. Mengurai masalah keselamatan transportasi memang tidak mudah karena menyangkut berbagai aspek yang sangat kompleks. Semuanya ujung-unjungnya mengarah kepada unsur


manusia sebagai penyebab utama kecelakaan. Namun kita sering lupa melihat lebih mendalam siapa saja yang terkait dengan keselamatan transportasi. Selama ini semua pihak terfokus kepada pelaku di belakang kemudi yaitu unsur pengemudi yang selalu menjadi kambing hitam semua kasus kecelakaan. Pengemudi disalahkan karena kurang hati-hati , melanggar peraturan lalu lintas, ngebut dan sebagainya. Karena itu tidak heran semua kasus kecelakaan berakhir di pengadilan dengan hukuman pidana bagi pengemudinya karena unsur kelalaian yang menghilangkan nyawa manusia. Namun kita tidak pernah peduli atau berupaya mengatasi hal yang berada dibalik kesalahan pengemudi tersebut. Pengemudi hanya merupakan bagian kecil dari sistem transportasi nasional. Bahkan pengemudi hanyalah subjek yang sering jadi sapi perahan dari kebobrokan sistem transportasi. Mulai dari kejaran setoran, gaji yang rendah, tidak ada kesejahteraan, jam kerja yang tidak memenuhi persyaratan, sopir tembak, pungutan liar di jalan semuanya dapat mempengaruhi perilaku sopir di jalan raya. Selama orientasi dan pola pikir kita seperti ini maka masalah keselamatan transportasi tidak akan pernah terselesaikan. Masalah keselamatan transportasi sangat komplek dan bersifat multidisiplin serta menyangkut semua unsur dalam masyarakat. Oleh karena itu, langkah awal dalam membangun transportasi yang aman adalah dengan menetapkan akuntabilitas dan tanggung jawab yang jelas dari semua stake holder yang terkait dengan sistem transportasi nasional. Hal inilah yang selama ini rancu dan tidak jelas sehingga terjadi area abu-abu atau ketidak efektifan dalam menangani keselamatan transportasi. Dua Sisi Mata Uang Lihatlah tumpang tindih penertiban jalan raya yang sering jadi polemik antara petugas polantas dan petugas LLAJ. Petugas polisi mengijinkan kendaraan masuk ke dalam jalur bus way, dan dilain pihak petugas LLAJ menangkap dan melarangnya. Siapa saja pihak terkait dengan keselamatan transportasi. Sangat banyak yang dimulai dengan pihak pemerintah baik sebagai regulator atau pembuatan kebijakan transportasi nasional. Kebijakan tata ruang yang keliru, kebijakan perindustrian yang tidak tepat, manajemen lalulintas yang kurang baik, mental petugas dan instansi penentu kebijakan dan penegak hukum yang kurang baik semuanya memiliki kontribusi dan menjadi cikal bakal semua permasalahan

keselamatan transportasi. Lihatlah kemacetan di jalan raya yang awal-awalnya disebabkan kebijakan angkutan umum yang keliru dan tidak tepat. Pemerintah mengijinkan berbagai moda angkutan mulai bus kota, angkot, taksi, kereta api, becak, bahkan sekarang telah menjamur angkutan ojek. Jumlah kendaraan yang meningkat pesat tidak seimbang dengan perkembangan jalan, mengakibatkan terjadinya kemacetan di berbagai kota dan ujung-ujungnya angka kecelakaan semakin tinggi. Penanganan keselamatan transportasi yang baik harus memiliki akuntabilitas yang jelas. Polisi misalnya saat ini berfungsi mengeluarkan BPKB dan STNK bagi kendaraan bermotor. Makna dari surat ini adalah untuk mamastikan bahwa semua kendaraan yang beroperasi di jalan raya tercatat dan terdaftar dengan baik sekaligus dijamin keamanannya. Polisi seharusnya tidak mengeluarkan STNK bagi kendaraan yang tidak layak operasi di jalan raya. Selanjutnya polisi juga berperan melakukan pengujian calon pengemudi dan kemudian mengeluarkan Surat Ijin Mengemudi (SIM). Maknanya adalah bahwa semua pengemudi di Indonesia telah dijamin kompetensinya oleh pihak kepolisian. Karena itu kalau ada pengemudi yang tidak kompeten seharusnya yang perlu diminta pertanggungan jawab adalah polisi yang mengeluarkan ijin mengemudi. Masalah lain adalah peran luas yang diemban oleh polisi mulai fungsi pengujian, pengeluaran ijin sekaligus sebagai penegak hukum di jalan raya. Hal ini dapat mengaburkan azas akuntabilitas yang baik. Seharusnya fungsi sebagai penegak hukum dipisahkan dengan tugasnya mengetes dan menguji pengemudi. Hal serupa juga terjadi terhadap kelaikan angkutan umum yang diuji dan dinyatakan

Pengemudi angkutan umum hanyalah subjek yang sering jadi sapi perahan dari kebobrokan sistem transportasi. Mulai dari kejaran setoran, gaji yang rendah, tidak ada kesejahteraan, jam kerja yang tidak memenuhi persyaratan, sopir tembak, pungutan liar di jalan semuanya dapat mempengaruhi perilaku sopir di jalan raya.

Indonesia safety 47 TOWARD ZERO ACCIDENT edisi 01


Opini

Sudah saatnya iklan kendaraan roda dua diperlakukan sama dengan iklan rokok yang wajib menyertakan peringatan pada iklannya, misalnya “Motor bisa berbahaya jika dikendarai orang yang tidak kompeten.�

layak oleh pihak LLAJ dan kemudian mereka juga melakukan pengawasan dan penindakannya. Sistem yang baik adalah pembinaan dan pengujian dilakukan oleh pihak independen diluar instansi pemerintah. Pemerintah hanya bertindak sebagai regulator pembina dan penegak hukum sehingga tidak terjadi conflics of interest. Sudah saatnya pengujian dan sertifikasi kelaikan kendaraan dikeluarkan oleh badan independen misalnya bengkel yang ditunjuk dan diakreditasi oleh pemerintah. Demikian juga dengan kompetensi pengemudi sudah saatnya polisi melibatkan lembaga independen di luar kepolisian. Sisi lain adalah kebijakan perindustrian yang mendorong produsen meningkatkan produk kendaraan bermotor di Indonesia. Produsen jelas hanya memikirkan keuntungan bisnis tanpa peduli apakah produk yang dijualnya akan menimbulkan efek negatif seperti kecelakaan, kemacetan lalu lintas dan lainnya. Untuk mengenjot produksinya produsen dan pengusaha melakukan berbagai cara misalnya dengan pemberian kredit yang sangat mudah dan ringan. Dengan DP Rp 500.000 seseorang sudah dapat membawa kendaraan pulang kerumah. Hal ini mendorong kepemilikan kendaraan yang sangat pesat. Iklan mengenai kendaraanpun semakin riuh yang lebih menonjolkan kemampuan dan kecepatan kendaraan ngebut di jalan raya, tetapi tidak pernah mengingatklan sisi negatifnya. Sudah saatnya iklan kendaraan roda dua diperlakukan sama dengan iklan rokok yang wajib menyertakan peringatan pada iklannya, misalnya “Motor bisa berbahaya jika dikendarai orang yang tidak kompeten.� Dampaknya jelas, bahwa jumlah kendaraan meningkat dengan pesat, Jumlah motor diperkirakan telah mencapai 20 juta unit sehingga Indonesia menduduki tiga besar dunia setelah Cina dan India. Jumlah ini juga beriringan dengan meningkatnya angka kecelakaan. Karena itu sudah waktunya dipikirkan untuk membatasi produksi kendaraan bermotor sesuai dengan daya dukung masing-masing wilayah atau kota seperti halnya yang dilakukan di Singapura.

48 Indonesia safety TOWARD ZERO ACCIDENT edisi 01

Mereka membatasi tahun kendaraan dan menetapkan pajak tinggi bagi pemilik kendaraan, sehingga jumlah kendaraan dapat dikendalikan. Seharusnys pihak produsen kendaraan memiliki tanggung jawab, setidaknya secara moral bahwa produk yang dijualnya merupakan benda berbahaya dan mematikan jika dipergunakan oleh mereka yang tidak kompeten. Mereka juga harus sadar bahwa produk yang dijualnya telah menimbulkan masalah sosial dan kemacetan di berbagai kota. Kita tentu tidak anti produsen, tetapi membiarkan produk yang membanjiri pasar juga perlu memperhatikan kepentingan publik yang lebih luas. Lihatlan Cina walaupun memiliki berbagai pabrik sepeda motor, ternyata menerapkan aturan melarang penggunaan sepeda motor beroperasi di Kota Beijing. Motor Cina diekspor kenegara lain, namun di negerinya sendiri penggunaannya justru dibatasi. Budaya Tradisional Masyarakat Modern

Aspek lain adalah kesiapan masyarakat Indonesia memasuki modernisasi. Masyarakat Indonesia dalam proses perubahan dari masyarakat agraris menuju masyarakat modern yang memiliki perbedaaan sangat mendasar. Masyarakat modern sarat dengan penggunaan teknologi tinggi, peralatan, mesin-mesin yang canggih, bahan-bahan kimia berbahaya namun dilain pihak memiliki risiko bahaya dan kecelakan yang tinggi. Ternyata dalam proses transisi ini masyarakat tidak siap dengan nilai dan budaya safety yang diperlukan. Berada dalam masyarakat modern atau masyarakat industri dengan menggunakan budaya tradisional sangat membahayakan. Hal ini terlihat dalam industri penerbangan yang sarat teknologi, modern, canggih dan tingkat risiko tinggi. Mengelola industri penerbangan dengan mental dan budaya safety yang rendah dari regulator, pelaku usaha, pekerja dan konsumen sangat membahayakan. Lihatlah bandara yang berubah menjadi terminal bus. Lihatlah budaya pengelola penerbangan yang bermental angkutan kota. Semuanya menjadi sumber penyebab kecelakaan transportasi.


Dalam mengatasi permasalahan keselamatan transportasi ini ada beberapa langkah strategis yang perlu dilakukan. Jangka pendek adalah penertiban dan pengawasan. Upaya law enforcement bagi semua pihak baik pengemudi, petugas dan pengusaha harus dilakukan secara terpadu dan tegas. Sebagai contoh penegak hukum harus menyelidiki dugaan pencaloan dalam pengurusan SIM, STNK, surat KIR kendaraan bahkan sampai ke Ijin Trayek yang banyak dikomersialkan. Melalui penegakan hukum yang tegas, minimal pelanggaran dapat dicegah sehingga peluang kecelakaan dapat ditekan. Untuk penegakan hukum pemerintah harus membentuk tim gabungan karena jika dilakukan oleh individu polisi lalulintas atau petugas Dephub hanya akan membuka peluang untuk denda damai atau negosiasi. Melalui tim gabungan , peluang damai dapat dicegah sehingga hukum dapat benar-benar ditegakkan. Lebih lanjut sistem denda tilang yang ada sekarang tidak membuat jera, terutama kalangan mampu yang merasa dapat membayar setiap pelanggaran yang dilakukannya. Perlu dipikirkan alternatif lain misalnya membentuk Pusat Rehabilitasi Pelanggar Lalu Lintas seperti pusat rehabilitasi Narkoba yang ada sekarang. Semua pelanggar lalu lintas, seperti anak muda kebut-kebutan, pengemudi angkutan umum yang melanggar atau mendapat kecelakaan diberi hukuman tambahan yaitu dimasukkan ke pusat rehabilitasi. Di pusat rehabilitasi selama tiga hari, mereka diberi pembinaan tentang keselamatan lalu lintas dan perilaku aman mengemudi yang dilengkapi dengan pembinaan mental. Biaya rehabilitasi harus ditanggung oleh pelanggar dari denda

tilang yang harus dibayarnya sesuai dengan sifat pelanggaran. Langkah berikutnya adalah dengan membentuk Dewan Keselamatan Lalu Lintas di setiap tingkat mulai dari kecamatan, kabupaten, propinsi dan nasional. Dewan ini diisi dengan berbagai unsur yang terkait dengan keselamatan lalu lintas yang dapat memberikan saran, kajian dan pengawasan terhadap pelaksanaan keselamatan lalu lintas di daerah masing-masing. Program jangka panjang harus dilakukan secara strategis dan berdampak luas. Langkah utama adalah menetapkan kebijakan keselamatan transportasi nasional yang jelas, transparan dengan memperhatikan dan melibatkan semua unsur terkait dengan keselamatan transportasi misalnya unsur perhubungan, perindustrian, penegak hukum, pendidikan dan sektor industri. Kebijakan ini harus mencakup setidaknya mengenai peran dan tanggungjawab masingmasing unsur, standar keselamatan transportasi nasional, peran serta masyarakat, kebijakan industri transportasi nasional dan struktur pengelolaan keselamatan transportasi nasional yang jelas. Kebijakan keselamatan transportasi nasional ini harus dimulai dari pimpinan negara tertinggi dan dijabarkan sampai ketingkat terendah di masyarakat luas. Untuk kendaraan umum, sesuai dengan ketentuan dalam fasal 200 UU Lalu Lintas Jalan no 22 tahun 2009, diwajibkan menerapkan sistem manajemen keselamatan (SMK). Sistem ini jika dilakukan dengan baik dan konsisten dapat meningkatkan keselamatan sekaligus menekan angka kecelakaan dalam operasi angkutan. Sayang sekali sampai saat ini, perusahaan yang menerapkan SMK ini masih sangat minim tanpa ada tindakan nyata dari pemerintah misalnya dengan mencabut ijin operasinya. Program jangka panjang lainnya adalah membangun budaya keselamatan (safety culture) di tengah masyarakat. Pelanggaran lalu lintas dan perilaku di jalan raya adalah cerminan disiplin dan budaya keselamatan masyarakat yang tidak disiplin, tidak taat aturan, mau menang sendiri bahkan tidak peduli keselamatan dirinya sendiri, keselamatan orang lain dan masyarakat luas. Budaya keselamatan harus dibangun sejak dini melalui pendidikan formal dan informal di tengah masyarakat. Tanpa didasari budaya keselamatan, pelanggaran dan ketidak-tertiban di jalan akan terus terjadi dan kecelakaan tidak akan pernah berhenti. * Penulis adalah ketua Ikatan Ahli Keselamatan Kerja Indonesia (IAKKI), anggota International Association of Safety Professional (IASP). dosen, dan penulis beberapa buku mengenai safety.

Indonesia safety 49 TOWARD ZERO ACCIDENT edisi 01


Opini

Kepemimpinan

Kunci Keberhasilan Keselamatan Kerja Oleh: F.A.Gunawan Ph.D*

engelola perusahaan pada jaman Majapahit, di saat belum banyak teknologi modern yang tercipta, tingkat risikonya pasti berbeda dengan mengelola risiko di era gadget seperti saat ini. Analogi mudahnya begini, sebelum ditemukan teknologi bernama pesawat terbang, maka tidak ditemukan risiko pesawat jatuh. Ketika bisnis migas belum secanggih saat ini, maka tidak akan ditemukan risiko semburan liar seperti yang terjadi di teluk Meksiko, beberapa waktu lalu. Masalahnya, masih banyak pemimpin perusahaan yang kurang menyadari tingginya risiko yang dihasilkan oleh teknologi yang

50 Indonesia safety TOWARD ZERO ACCIDENT edisi 01

makin tinggi. Di sisi lain, paham bisnis yang banyak dianut perusahaan adalah Kapitalis, di mana tujuan utama perusahaan secara umum adalah mendapatkan laba sebesarbesarnya dalam jangka waktu singkat. Alhasil, banyak penghamatan biaya di pos-pos yang tidak tepat. Akibatnya, beberapa keputusan pemimpin perusahaan justru menimbulkan kerawanan operasi yang setiap saat berpotensi menimbulkan insiden yang sangat merugikan perusahaan. Kenyataan menunjukkan, bahwa perusahaan-perusahaan yang mengejar laba jangka pendek dan sering mengabaikan risiko kerawanan operasi yang ditimbulkan, terbukti


mengalami kerugian yang sangat besar, seperti yang dialami BP pada kasus semburan liar di teluk Meksiko, pada 2010. Saat ini, BP sudah mengubah cara pandang perusahaan. Sebaliknya, perusahaan yang memiliki misi mulia – dalam hal ini tidak hanya mengejar laba jangka pendek – dan mengelola operasi perusahaan secara mantap dan profesional, dapat memperoleh laba secara terus menerus untuk jangka panjang, tanpa mengalami insiden yang sangat merugikan, seperti yang dilakukan DuPont dan banyak perusahaan unggul yang lain. Oleh karena itu, untuk mengelola perusahaan di jaman gadget seperti saat ini, tidak mungkin melalaikan pengelolaan risiko operasi melalui Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Agar dapat diwujudkan K3 unggul dimana operasi dapat terlaksanaan tanpa gangguan, termasuk insiden yang sangat merugikan, diperlukan adanya budaya sadar K3. Budaya sadar K3 merupakan hasil dari kesungguhan dan konsistensi para pimpinan perusahaan dalam menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3), serta kemampuan para pimpinan untuk menarik keterlibatan tenaga kerja dalam upaya melaksanaan pekerjaan secara aman. Di sinilah faktor kepemimpinan keselamatan kerja (Safety Leadership) akan sangat menentukan keberhasilan upaya tersebut. Sedangkan, kepemimpinan keselamatan kerja sangat ditentukan oleh kesadaran dan keyakinan para pimpinan terhadap pentingnya keselamatan kerja, serta rasa tanggung jawab pimpinan terhadap keselamatan pekerjanya. Dengan kesadaran, keyakinan dan rasa tanggung jawab ini, maka para pimpinan dapat mewujudkan komitmennya untuk menjadikan

K3 sebagai tata nilai inti perusahaan, menerapkan SMK3 secara konsisten, menjadi contoh (role model), serta terlibat dalam kegiatan keselamatan kerja dengan sepenuh hati, dan bukan hanya bicara keselamatan kerja tanpa tindakan nyata, alias komat kamit saja, seperti yang masih banyak terjadi di perusahaan sampai saat ini. Kepemimpinan keselamatan kerja (safety leadership) merupakan suatu kemampuan yang dimiliki pemimpin untuk menggerakkan anggota organisasi atau perusahaan agar bersemangat dalam upaya mengendalikan risiko kerja dan operasi, sehingga dapat dicegah terjadinya insiden yang merugikan (manusia, harta, lingkungan). Tanpa kepemimpinan keselamatan kerja ini, maka tidak mungkin SMK3 dapat berjalan dengan mantap, dan tanpa kepemimpinan keselamatan kerja ini, tidak mungkin dapat ditarik keterlibatan para pekerja untuk aktif dalam upaya K3. Kepemimpinan inilah yang menjadi kunci keberhasilan upaya K3 yang mendukung operasi unggul yang berkelanjutan. Sudah banyak kerugian perusahaan, penderitaan pekerja & keluarganya, penderitaan masyarakat dan kerusakaan lingkungan yang timbul karena keputusan pimpinan yang kurang mempertimbangkan kerawanan operasi tersebut. Oleh karena itu, pada bulan K3 yang jatuh setiap Maret, sebagai pemimpin, mari kita tingkatkan kesadaran bahwa operasi perusahaan di jaman modern mengandung risiko yang sangat tinggi, yang dapat dikendalikan dengan menerapkan SMK3 secara konsekuen dan konsisten. Semua harus dimulai dari para Pemimpin Perusahaan.

Mengelola perusahaan pada jaman Majapahit, di saat belum banyak teknologi modern yang tercipta, tingkat risikonya pasti berbeda dengan mengelola risiko di era gadget seperti saat ini.

* penulis adalah dosen Pasca Sarjana Universitas Paramadina Jakarta

Indonesia safety 51 TOWARD ZERO ACCIDENT edisi 01


Opini

Kecelakaan Kerja

Mahalnya Nilai Sebuah KESELAMATAN Oleh: Soehatman Ramli *

ada hari Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang jatuh tepat pada 12 Januari 2013, Menteri Tenaga Kerja RI, Muaimin Iskandar menyampaikan angka kecelakaan di Indonesia mencapai 20 fataliti untuk setiap 100.000 pekerja. Data ini diperoleh dari hasil studi ILO di berbagai negara dunia. Tak ayal, angka ini menempatkan Indonesia pada rangking ke26 dari 27 negara yang diteliti oleh ILO, sebagai salah satu negara dengan tingkat kecelakaan kerja yang tinggi. Tentunya, kita menyadari jika kecelakaan bisa menghampiri siapa saja dan terjadi kapan saja. Khusus untuk kecelakaan kerja, musibah ini bisa menimpa pada tenaga kerja sektor formal dan informal. Jamsostek sendiri telah mencatat, bahwa sekitar 80.000 kasus kecelakaan per tahun telah terjadi pada dunia kerja tanah air. Masih segar diingatan kita pada kasus kecelakaan kerja proyek bangunan gedung The Manhattan Square yang dikerjakan oleh kontraktor Waskita di Jalan TB Simatupang, Kelurahan Cilandak Timur, Jakarta Selatan (Jaksel) hingga menewaskan lima orang pekerja. Meski penyidik telah menyatakan kasus tersebut adalah murni kecelakaan, bukan berarti kita dapat mengabaikannya. Bagaimana dengan kasuskasus kecelakaan kerja lainnya, seperti tewasnya para TKI kita di luar negeri akibat kecelakaan kerja? Sementara itu, kecelakaan apa pun itu penyebabnya hanyalah menyisakan kerugian untuk para korban sendiri atau keluarga korban. Entah meninggalkan luka cacat seumur hidup bahkan mengakibatkan hilangnya nyawa seseorang. Tidak hanya itu, tingginya angka kematian akibat kecelakaan, ternyata memiliki

Di negara berkembang, kerugian akibat kecelakaan mencapai 4-5% GNP. Tingginya nilai kerugian ini bisa dikatakan kecelakaan turut memiskinkan negara-negara berkembang.

52 Indonesia safety TOWARD ZERO ACCIDENT edisi 01

dampak yang sangat besar pada kehidupan dan kesejahteraan masyarakat. Pada salah satu riset WHO, menyebutkan kecelakaan lalu lintas menjadi pembunuh nomor satu di jalanan. Kecelakaan lalu lintas merenggut nyawa kaum muda berusia antara 10 hingga 24 tahun. Di mana hampir 400.000 pemuda ini, setiap tahunnya meninggal dunia karena kecelakaan lalu lintas dan jutaan lainnya mengalami luka atau cacat. Dari hasil riset tersebut, WHO menyimpulkan terjadinya pemiskinan di tengah masyarakat akibat hilangnya generasi muda usia produktif akibat kecelakaan lalu lintas. Tidak hanya itu, kecelakaan juga membawa kerugian ekonomis baik pada skala domestik yaitu keluarga korban/korban maupun skala nasional yaitu negara. Hasil riset ILO dan WHO memperkirakan total kerugian akibat kecelakaan baik kerugian material, kesehatan maupun pengeluaran yang lain, mencapai US$518 miliar per tahun.

Kecelakaan Memiskinkan Negara Sementara itu, di negara-negara berpendapatan rendah dan menengah, kerugian akibat kecelakaan dapat mencapai 4-5% dari Gross National Product (GNP). Oleh karena nilai kerugian yang tinggi, kecelakaan lalu lintas berdampak pada terjadinya kemiskinan di negara-negara berkembang. Oleh karena tingginya nilai kerugian akibat kecelakaan lalu lintas, mengganjal langkah pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan dan pertumbuhan ekonomi. Sayangnya, angka-angka kecelakaan ini ternyata masih belum mampu menggugah masyarakat, pelaku bisnis dan pemerintah untuk lebih sadar akan pentingnya keselamatan. Kita masih terkungkung pada rendahnya budaya keselamatan. Contoh kecilnya dapat kita temui pada perilaku pengemudi kendaraan bermotor di jalan raya. Pengendara motor melintas di jalur Transjakarta, menerabas lampu merah atau ugalugalan, bukti bahwa keselamatan masih belum menjadi prioritas utama dalam beraktivitas. Sejatinya, budaya keselamatan ini berbanding lurus dengan tingkat kecelakaan atau musibah


yang terjadi di masyarakat. Jika semakin rendah kepedulian masyarakat akan keselamatan, maka risiko kecelakaan atau musibah juga semakin tinggi. Begitu pun pula jika terjadi sebaliknya. Banjir yang sempat melumpuhkan Ibu Kota beberapa waktu lalu, bukti betapa masih rendahnya kepedulian kita akan keselamatan lingkungan. Penyebabnya, apa lagi kalau bukan kita yang “rajin� membuang sampah ke selokan atau sungai. Atau giatnya kita membangun gedung pencakar langit tapi bukan taman resapan air. Oleh karenanya, saat ini seruan akan pentingnya keselamatan telah menjadi kesadaran masyarakat global. Tidak hanya itu, di berbagai negara dunia, membangun budaya keselamatan rupanya juga telah menjadi tujuan dalam pembangunan milenium (MDG). Amerika telah mewujudkannya lewat Sustainable America. Gerakan ini dilahirkan pada masa kepemimpinan Presiden Bill Clinton pada tahun 1998. Tujuannya adalah menuju Amerika yang maju dan lestari. Lewat gerakan ini, pemerintah Amerika memastikan tiap warga negaranya dapat menikmati udara dan air yang bersih, serta lingkungan yang sehat baik di rumah mereka sendiri, di tempat kerja juga di taman bermain. Untuk melaksanakan tujuan ini, pemerintah Amerika melandaskan pada ketentuan yang ketat mengenai aspek keselamatan dan lingkungan, agar bisa diterapkan dalam kehidupan seharihari. Kelak, standar keselamatan di Amerika dapat terus meningkat. Lantas, bagaimana dengan Indonesia? Apakah negeri ini akan mampu terus lestari pada 20 hingga 50 tahun mendatang? Atau justru

sebaliknya, negeri ini hancur akibat kerusakan lingkungan, kecelakaan juga gangguan sosial? Akankah kita mau terus menerus dianggap sebagai salah satu negara dengan tingkat kecelakaan kerja yang tinggi? Atau kita masih mau terus dijejali oleh headline surat kabar mengenai berita kecelakaan lalu lintas? Bukan masanya lagi untuk saling menyalahkan. Masyarakat, pelaku usaha dan pemerintah harus saling bersinergi. Gerakan keselamatan dan kesehatan atau gerakan Menuju Indonesia Bersih, sudah selayaknya bukan sekedar simbolisasi semata. Contoh teladanlah yang kita perlukan, untuk kemudian kita tularkan pada anak cucu kita kelak. Membangun budaya peduli keselamatan adalah tugas kita bersama. Mulailah dari hal kecil, seperti tertib dan disiplin lalu lintas seperti. menyebrang di jembatan penyebrangan atau pada zebra cross. Lalu, untuk para pekerja, seyogyanya memakai pakaian keselamatan kerja yang telah ditentukan jika diperlukan. Berawal dari sinilah, kita berharap angka kecelakaan lalu lintas dan kecelakaan kerja bisa ditekan. Kecelakaan memang tidak dapat dihindari. Tapi setidaknya jika kita mau sedikit saja disiplin dan menyadari arti dari sebuah keselamatan, bukan mustahil kita bisa mewujdkan Indonesia menjadi negara yang aman dan selamat sampai akhir jaman. Semoga. * Penulis adalah ketua Ikatan Ahli Keselamatan Kerja Indonesia (IAKKI), anggota International Association of Safety Professional (IASP). dosen, dan penulis beberapa buku mengenai safety.

Indonesia safety 53 TOWARD ZERO ACCIDENT edisi 01


Kolom Luar Negeri

Lalu Lintas

Susahnya Mendapatkan SIM di Eropa

Eka Fitti Paldi Project Engineer, Technical Expert Office Wind Energy SGS Germany GmbH., Vice President Ikatan Ahli Sarjana Indonesia (IASI) Jerman

54 Indonesia safety TOWARD ZERO ACCIDENT edisi 01

elajar mengemudi bukan hal rumit. Secara teknis, seseorang hanya perlu mengetahui fungsi instrumen peralatan di dalam mobil serta mengetahui cara menginjak gas, rem, kopling, serta paham cara menggerakkan tuas perseling. Di Indonesia, jika seseorang sudah memahami teknis mengemudi dan mampu menjalankan kendaraannya, maka ia sudah “boleh” mengendarai mobil di jalan raya. Saya memberi tanda kutip pada kata “boleh” karena yang bersangkutan harus diam-diam melakukannya karena belum memiliki Surat Ijin Mengemudi (SIM). Selain itu, banyak juga masyarakat yang mendapatkan SIM lewat jalur tak resmi (calo). Tak heran jika makin banyak kejadian kecelakaan lalu lintas di Tanah Air. Kondisi ini sungguh berbeda dengan kondisi di tempat saya bermukim saaat ini, Jerman. Kendati sudah paham teknik mengendalikan kendaraan, bukan berarti seseorang bisa membawa mobil. Bahkan, seseorang yang sudah dikatakan bisa menyetir di Indonesia, bahkan memiliki SIM Internasional yang dikeluarkan pihak Kepolisian negeri ini, tidak otomatis bisa membawa kendaraan di negara-negara Eropa, terutama Jerman. Jerman terkenal sebagai negara yang paling sulit mendapatkan SIM (Führerschein). Berdasarkan data statistik, di negara dengan tingkat populasi 81,7 juta orang ini terjadi 2,3 juta kali kecelakaan, sepanjang 2011. Turun 2,1% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Data ini termasuk kecelakaan minor yang

Kondisi Jalanan di Jerman: Jerman terkenal sebagai negara yang paling sulit mendapatkan SIM.

hanya menyebabkan kendaraan tergores tipis, yang di Indonesia kejadian semacam ini jarang (atau bahkan tidak pernah) dilaporkan ke pihak kepolisian. Penyebab utama kecelakaan lalu lintas di Jerman adalah melebihi batas kecepatan yang diizinkan, pengaruh alkohol dan obat-obatan, salah menggunakan jalur jalan, pendeknya jarak antarkendaraan, kurang mengerti rambu lalu lintas, dan mendahului tanpa memperhatikan pengguna lalu lintas lainnya. Untuk menekan angka kecelakaan, pihak Kepolisian Negara Federal Jerman selalu meningkatkan standar keamanan berkendara dengan cara memperbaiki pembangunan Jalan (Straßenbautechnische Maßnahme), memperketat Undang Undang lalu lintas (Straßenverkehrsrechts), keamanan kendaraan (Fahrzeugsicherheit), serta pendidikan dan penjelasan tentang lalulintas (Erzieherische und aufklärende Maßnahme).


Perkembangan keamanan lalu lintas (StraĂ&#x;enverkehrssicherheit) di negara tersebut sudah berlangsung sejak 1903 dan terus berlangsung sampai saat ini, seiring dengan perkembangan otomotif. Di negara tersebut langkah-langkah safety di jalan raya sudah diawali sejak 1912 dengan penganturan kontrol tekanan ban, penemuan airbag oleh perusahaan otomotif Mercedes-Benz (1967), penemuan sabuk pengaman dengan empat titik oleh Gustave-DÄ›sirÄ› Leveau, lalu sistem rem ABS (1978) dan sistem rem otomatis (2002). Kini, ilmuwan di negara tersebut tengah mengembangkan teknologi radar sensorik yang memungkinkan kendaraan bisa berjalan tanpa dikendalikan oleh pengendara (Adaptive Cruise Control, ACC). Teknologi ACC dikembangan karena faktor tingginya angka kecelakaan akibat pengendara kurang memperhatikan jarak aman antarkendaraan. Menurut peraturan lalu lintas negara tersebut, jarak aman (dari sisi samping) yang diijinkan untuk mendahului minimal 1 meter (untuk mobil); 1,5 meter (untuk kendaraan roda dua, termasuk sepeda); dan 2 meter untuk bus. Pengaturan jarak aman sisi samping ini untuk menghindari senggolan yang bisa mengakibatkan kejadian fatal saat satu kendaraan mendahului kendaraan lainnya. Sedangkan jarak kendaraan dari sisi depan yang diatur UU lalu lintas memiliki rumus Faustformel.

Jarak aman dari sisi depan (meter) = kecepatan kendaraan (km/jam)10 x 3 Misalnya maksimal kecepatan yang diijinkan untuk wilayah dalam kota adalah 50 km/jam, maka minimal jarak aman antara kendaraan dengan kendaraan depan adalah 15 m atau sekitar tiga kali panjang kendaraan. Sedangkan untuk wilayah luar kota (Autobahn) atau jalan bebas hambatan dengan kecepatan maksimal 100 km/jam maka jarak aman antara satu kendaraan dengan kendaraan lain adalah 50 m. Di Indonesia tentu saja ada aturan seperti ini, tapi tidak ada hukuman bagi mereka yang melanggarnya. Tidak hanya safety di bidang teknis kendaraan (Fahrtechnik) yang di kembangkan namun juga dari peraturan penguna pengendara lalu lintas diperketat. Pada 1951, misalnya, pemerintah setempat mendirikan institusi khusus yang memeriksa kesehatan dan psikologi pengendara yang bermasalah dengan alkohol dan obatobat terlarang (Medizinisch-Psychologische Untersuchung), termasuk membatasi kadar

Ujian Teori: Sebelum melakukan praktek mengemudi di jalan raya, calon pengemudi harus lulus ujian teori.

alkohol 0,03% dalam darah yang berlaku sejak 1998. Batasan kadar alkohol dalam darah ini berkurang dari sebelumnya, 0,08% yang diberlakukan sejak 1973. Puncaknya, pada 1984 pemerintah setempat memperketat aturan untuk mendapatkan SIM. Untuk mendapatkan SIM, para pengendara harus belajar mengemudi di sekolah mengemudi. Persyaratan umum untuk mendapatkan SIM seperti di Indonesia, misalnya usia minimal 17 tahun. Tapi, ada beberapa peraturan tambahan. Sebelum mendapatkan SIM kendaraan roda empat, seorang calon pengendara harus didampingi seorang yang berusia di atas 30 tahun dan memiliki pengalaman mengendarai kendaraan minimal lima tahun. Ketika belajar di sekolah mengemudi, para calon pengendara harus mengikuti ‘mata pelajaran’ Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK) dan mengikuti tes penglihatan. Segala persyaratan awal ini akan diperiksa oleh kantor pusat pendaftaran untuk kendaraan. Nantinya, seorang calon pengendara harus mengikuti kelas teori sebanyak 14 tema, yang terbagi atas 12 tema lalu lintas dan sisanya tema tambahan. Setelah lulus kelas teori, calon pengendara harus mengikuti praktek lapangan minimal 8 x 45 menit. Praktek lapangan ini terdiri atas mengendarai kendaraan di jalan dalam kota, ruas luar kota, ruas tol, serta mengendarai di saat senja dan malam hari. Semua teori dan praktek wajib dijalani calon pengendara. Karena tingkat kelulusan mendapatkan SIM yang cukup rendah karena saking ketatnya peraturan, hampir setiap sekolah mengemudi menyediakan belajar teori via online yang dilengkapi latihan soal untuk mengikuti ujian teori. Dengan dikembangkannya sistem safety kendaraan dan ketatnya peraturan mendapatkan SIM, keamanan dan kenyamanan para pengendara di jalan raya juga meningkat.

Indonesia safety 55 TOWARD ZERO ACCIDENT edisi 01


Konsultasi

Kecelakaan Bukan Hanya Karena Kelalaian Pengemudi Pertanyaan: Pertama, saya mengucapkan selamat atas terbitnya majalah Indonesia Safety yang fokus menyuarakan aspek safety dalam setiap aspek kehidupan. Saya memiliki bisnis yang bergerak di jasa angkutan umum. Akhir-akhir ini sering terjadi kecelakaan menyangkut kendaraan penumpang. Saya sendiri sudah berusaha melakukan pembinaan kepada para pengemudi. Saya selalu berpesan untuk berhatihati ketika berada di jalanan. Namun, data yang kami miliki mengatakan bahwa kecelakaan tak hanya terjadi karena faktor kelalaian pengemudi kami. Tapi juga karena kondisi jalan yang rusak atau ulah pengguna jalan lain yang sembrono. Menurut Anda, upaya apalagi yang perlu saya dan manajemen perusahaan untuk meningkatkan keselamatan? Wahyudi Jakarta Jawaban:

Penyebab kecelakaan lalu lintas di jalan biasanya tidak bersifat tunggal tetapi bersifat multi faktor, seperti faktor manusia, faktor kendaraan, faktor jalan dan alam.

56 Indonesia safety TOWARD ZERO ACCIDENT edisi 01

Pak Wahyudi, Terima kasih untuk ucapannya. Apa yang Anda sampaikan sering menimpa perusahaan yang bergerak di bidang transportasi umum. Dewasa ini angka kecelakaan lalu lintas memang sudah dalam taraf mengkhawatirkan. Menurut data Polri, setiap tahun lebih 30.000 orang tewas di jalan raya. Ini berarti ada sekitar 100 nyawa melayang sia-sia akibat kecelakaan lalu lintas. Penyebab kecelakaan lalu lintas di jalan biasanya tidak bersifat tunggal tetapi bersifat multi faktor seperti faktor manusia, faktor kendaraan, faktor jalan, dan alam. Faktor manusia biasanya dianggap sebagai faktor dominan yang mencapai lebih 80% sebagai penyebab. Manusia ini sangat luas dan komplek. Biasanya yang dituding sebagai penyebab adalah pengemudi karena dialah sebagai ujung terakhir dari mata rantai kecelakaan. Pengemudi bisa disebabkan karena kurang terampil, kelelahan, kondisi fisik (tidak sehat), dan faktor perilaku pengemudi.

Namun unsur manusia lainnya juiga terlibat dalam kecelakaan seperti unsur manajemen, petugas pemeriksa kendaraan, montir, penegak hukum dan lainnya. Sebagai contoh, terjadinya rem blong, bisa jadi karena petugas yang harus melakukan pemeriksaan kelaikan kendaraan tidak melakukannya dengan baik. Bisa juga terjadi karena manajemen ingin menekan biaya operasi sehingga menunda penggantian suku cadang atau menggunakan suku cadang yang tidak asli. Bisa juga terjadi karena petugas yanga bertanggung jawab dengan muatan, mengisi kendaraan berlebihan sehingga melampaui daya muatnya. Berbicara mengenai aspek kendaraan banyak faktor terkait, misalnya sistem perawatan, pemeliharaan dan pengujian kendaraan sebelum digunakan. Faktor jalan jiuga menentukan. Jalan yang tidak aman, rambu-rambu kurang memadai atau tikungan sangat tajam ndapat memicu terjadinya kecelakaan. Terakhir adalah faktor alam seperti hujan, kabut dan banjir atau tanah longsor, juga dapat mengakibatkan kecelakaan. Melihat kondisi yang sangat komplek ini, maka sebagai pengusaha angkutan, hendaknya aspek keselamatan dikelola dan dilaksanakan dengan baik. Dalam Undangundang No 22 tahun 2009 tentang Lalu lintas Jalan, pasal 204 disebutkan bahwa perusahaan angkutan umum wajib membuat, melaksanakan dan menyempurnakan sistem manajemen keselamatan dengan berpedoman pada rencana umum keselamatan lalu lintas dan angkutan jalan. Dari uraian di atas maka kami menyarankan kepada bapak untuk menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dalam perusahaan bapak sehingga tingkkat keselamatan dapat ditingkatkan. Upaya keselamatan yang baik tentu akan menekan kecelakaan yang merugikan yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi, kepuasan pelanggan dan tentunya juga meningkatkan keuntungan.


Kiat Aman Menggunakan Tabung Elpiji Pertanyaan: Sebagai perempuan pekerja sekaligus ibu rumah tangga, saya sering mendengar banyaknya ledakan dari tabung gas Elpiji. Bahkan, salah satu rumah di kompleks sebelah mengalami kebakaran akibat meledaknya tabung gas Elpiji ukuran 3 kg. Padahal, si pemakai juga memiliki tingkat pendidikan cukup tinggi. Tapi, kecelakaan tetap terjadi. Mohon saran agar kami bisa merasa aman dan nyaman ketika berada di dapur. Terima kasih. Siti Fajriyah Depok

Jawaban: Ibu Siti Fajriyah yang baik, Saya turut bangga ternyata ibu rumah tangga juga peduli terhadap keselamatan. Betul sekali Elpiji sangat berbahaya jika tidak digunakan dengan cara yang aman. Pertama kita harus mengenal terlebih dahulu karakteristik Elpiji. Bahan bakar Elpiji atau LPG adalah singkatan dari Liquid Petroleum Gas atau gas minyak yang dicairkan dengan komponen utama adalah senyawa hidrokarbon yaitu propan dan butan. Elpiji memiliki sifat mudah menguap di udara terbuka dan sangat mudah menyala. Gas ini tidak berwarna dan tidak berbau dengan berat jenis lebih besar dari udara sehingga jika terjadi kebocoran maka gas akan cenderung turun ke bawah dan merayap di permukaan. Karena tidak berbau, maka di pasaran ditambahkan zat pembau sehingga

memudahkan deteksi bila terjadi kebocoran. Gas ini akan terbakar jika terkena sumber api atau panas. Sumber api di sekitar kita, khususnya di dapur sangat banyak, misalnya listrik, percikan api atau dari kompor berdekatan. Upaya keselamatan paling utama dalam menggunakan Elpiji adalah mencegah terjadinya kebocoran atau penyebaran gas. Aspek pertama yang diperhatikan adalah kondisi tabung agar tidak bocor. Pada saat menerima tabung Elpiji, perhatikan apakah tutup katup atau seal dalam kondisi baik. Jika ada keraguan, gunakan air sabun untuk mendeteksi kebocoran pada katupnya. Bila ada kebocoran segara keluarkan dan kembalikan untuk ditukar dengan botol yang baik. Di samping faktor tabung, kebocoran juga dapat terjadi di selang penghubung, regulator, atau kompor. Untuk itu kami menyarankan Anda untuk memeriksa kondisi selang secara berkala. Jaga agar jangan sampai terkena panas atau benda lain yang dapat mengakibatkan kerusakan, termasuk gigitan tikus. Hal yang tak kalah penting, jika terjadi kebocoran gas, jangan panik. Amankan tabung, lepaskan selang, dan jangan menyalakan atau menghidupkan aliran listrik.

Redaksi menerima pertanyaan seputar safety. Silakan mengirim pertanyaan via e-mai redaksi@indosafetymagazine.com dengan subject: Konsultasi

Pada saat menerima tabung Elpiji, perhatikan apakah tutup katup atau seal dalam kondisi baik. Jika ada keraguan, gunakan air sabun untuk mendeteksi kebocoran pada katup.

Indonesia safety 57 TOWARD ZERO ACCIDENT edisi 01


Agenda

Safe Storage Tank Operation (Kode: SFTO)

Latar Belakang: Tangki Timbun (roof storage tank) merupakan peralatan vital pada proses produksi industri perminyakan yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan dan penimbunan bahan cair, baik berupa minyak mentah, produk BBM, hasil minyak olahan, maupun bahan-bahan kimia lainnya. Sayangnya, sering terjadi kecelakaan yang menimpa tangki timbun dalam industri migas, petrokimia, dan kimia. Kerugian yang diderita pun amat besar. Berdasarkan data yang dihimpun dari perusahaan asuransi, selama 30 tahun terakhir, hampir sekitar 16$ kecelakaan besar dalam industri perminyakan terkait kebakaran atau meledaknya tangki timbun. Ratarata kerugian yang diderita mencapai US$42,7 juta tiap kecelakaan. Tujuan Pelatihan 1. Memberikan pemahaman kepada peserta training mengenai prinsip-prinsip dalam keselamatan pengoperasian tangki. 2. Memberikan pemahaman terhadap konsep dan standar peralatan proteksi kebakaran pada tangki beserta potensi bahaya dalam pengoperasian tangki. Materi Pelatihan Modul I : Hazard in Storage Tank Operational hazards Fire hazards Environmental hazards Modul III : Type of Storage Tank Storage tank categories Floating roof Fixed roof Internal floating roof Basic consideration

Modul II : Storage Tank Incident Type of incident Construction incident Maintenance incident Fire & explosion Modul IV : Design and Construction Tank design Tank accessories Safe distance Area classification

Modul V : Safe Operation Discharge & Un-discharge Tank gauging system Safe handling of product Emergency procedures Maintenance & inspection Principle of maintenance Preparation for maintenance Tank inspection procedures Permit & hot work procedures Metode Pelatihan Class lecturing Case Study and Film Interactive sharing information and experience Group discussion Durasi Pelatihan 3 Hari Kerja, 24 Jam Efektif dengan durasi 8 jam/hari. Investasi Pendaftaran per peserta US$1.000* (tiap peserta mendapatkan training kit, modul, sovenir (tas eksklusif dan flashdisk yang berisi materi), dan Prosafe Institute Membership Card) Pelunasan 1 minggu sebelum pelatihan mendapat potongan harga sebesar US$75 Perusahaan yang mengirimkan 4 orang peserta mendapat potongan harga sebesar US$150/ peserta. * Harga belum termasuk Pajak. ** Bagi peserta yang ingin mendapatkan paket training beserta penginapan dan akomodasi silahkan menghubungi pihak panitia. Sertifikasi Sertifikat International dari ENDURRA Consultant Singapore dan Prosafe Institute.

Certified Safety Officer Course (Kode: CSOC)

Pengantar: Program CSO dirancang mengacu kepada Standar Nasional Indonesia yaitu SKKNI MIGAS dan tersertifikasi oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) melalui Lembaga Sertifikasi resmi yang ditunjuk yaitu LSP MIGAS CEPU. Setiap selesai mengikuti program pelatihan maka peserta yang bersangkutan wajib untuk mengikuti ujian Sertifikasi yang akan dilaksanakan pada akhir sesi pelatihan. Setelah dinyatakan lulus ujian maka peserta akan memperoleh 3 sertifikat yaitu Sertifikat Safety Officer dari Prosafe Institute, Sertifikat dari BSC (Binawan Safety Center) dan Sertifikat K3 Migas dengan level Pelaksana. Keunggulan Program Pelatihan CSO yang kami selenggarakan: 1. Mendapat Sertifikasi Profesi dari LSP K3 MIGAS dan BNSP 2. Setiap menyelesaikan Program Pelatihan dan dinyatakan lulus ujian CSO maka peserta bersangkutan akan mendapatkan Sertifikat dari Prosafe Institute, LSP K3 MIGAS dan BNSP. Sertifikat ini berlaku 3 tahun dan dapat diperpanjang sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. 3. Modul Pelatihan Memiliki Kredit Poin dalam bentuk Sistem Kredit Semester (SKS) (a) Setelah selesai mengikuti kedua level pelatihan CSO (Basic dan Intermediate Level) maka peserta akan mendapatkan sertifikat dari Binawan Safety Center yang memiliki nilai Kredit Poin (Nilai SKS) sesuai dengan modul pelatihan yang telah diikuti. (b) Kredit poin atau nilai SKS tersebut dapat digunakan bilamana peserta bersangkutan ingin melanjutkan jenjang pendidikan S1 yaitu sebagai Sarjana Science Terapan K3 (SST.K3) di STIKes Binawan dengan sistem integrasi modul. Nilai kredit poin/SKS tersebut berlaku selama 2 tahun dengan minimal pendidikan SMA. Pendaftaran Program Pendidikan S1 (strata-1) ini akan difasilitasi oleh Prosafe. Tujuan Pelatihan Program Certified Safety Officer Course (CSO) dirancang untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman peserta khususnya mengenai konsep dan Manajemen Resiko dalam bidang K3 baik bagi praktisi K3 maupun non K3 sehingga mampu mengembangkan Sistem Manajemen K3 dan Manajemen K3 di perusahaannya masing-masing. Materi Pelatihan Health and Safety Foundations Basic Safety Management Hazards Identification and risk control Safe Working Practices Industrial Hygiene and ergonomic Workplace monitoring Construction Hazards Accident Investigation and reporting Plant Inspection Group Communication Basic Fire Prevention and control Chemical and physical Hazards Metode Pelatihan Ujian CSO (Basic & Intermediate Level) akan diselenggarakan 4 kali dalam setahun. Ujian diberikan dalam bentuk tertulis dan pemahaman. Biaya ujian sudah termasuk biaya pelatihan dan untuk peserta yang belum lulus maka dapat mengikuti ujian selanjutnya sesuai dengan agenda yang ditetapkan. Peserta yang belum lulus ujian dapat mengikuti ujian perbaikan dan hanya dikenakan biaya ujian. Pelaksanaan 40 jam efektif (5 hari kerja).

Pendaftaran Anggiardini Indonesia Safety Gedung Warta Jl. Kramat IV No. 11 Jakarta Pusat Telp/Faks : 021-316 2108 e-mail : pelatihan@indosafetymagazine.com

Kriteria Peserta Program CSO terbuka bagi semua pihak yang ingin menguasai dan mampu menerapkan konsep K3 dalam perusahaan masing-masing antara lain P2K3, Ahli K3, Petugas K3, Pengawas Operasi, Pengawas K3 dan lainnya.

Instruktur Pelatihan

Investasi Pendaftaran per peserta Rp7.500.000* (tiap peserta mendapatkan training kit, sertifikat, break fast, coffee break, lunch, Prosafe Institute Membership Card) Pelunasan 1 minggu sebelum pelatihan mendapat potongan harga sebesar Rp250.000 Perusahaan yang mengirimkan 4 orang peserta mendapat potongan harga sebesar Rp500.000/ peserta * Harga belum termasuk pajak (Ppn, PPh)

Soehatman Ramli, SKM, MBA, Dipl Safety Management, Prosafe Senior Instructors. (Experienced in the field of Occupational Health, Safety and Environment for over than 35 years. He had ever served as HSE Manager, Marketing and Trading Pertamina. He is currently active in providing training and consultancy in the field of HSE at various companies. Clients handled include: BP MIGAS, Indonesia Power, Nippon Shokubai, Pertamina, Dupont, Blue Scope Steel and so many others. He has served as Chairman of the Association of Occupational Safety Indonesia (IAKKI) and Chairman of the Preparation of Safety and Health in Indonesia Competency Standards. He is also a Lead Auditor OHSAS 18001 and ISO 14001) Ramaraju, Senior Instructor from ENDURRA Singapore (Has more than 17 years in Insurance and Risk Assessment with his career working in FM Global Insurance (Head office Norwood, USA) for their Asia operations based in Singapore - as Regional coordinator for Special Chemical Risk (SCR) clients for FM Global throughout Asia. He also served as the Senior Vice President for Marsh Risk Consulting Asia Operations and later as Regional Executive Director for Willis based out of Singapore office. Currently he is the Principal Consultant of ENDURRA Risk Consulting) Ramasami Sundaresan, Athena HESS Consultants, Singapore (Has some 39 years in experience in various Environment, Health & Safety (EHS) roles in both government and industrial sectors. The bulk of his career has been with the Oil & Gas industry, specializing in the areas of emergency response & management at petroleum refineries, storage terminals and in marketing operations; contingency planning and fire protection. His industry tenure has associated him with most of the major oil companies operating in the region, namely Shell, BP, Caltex and Chevron and he is well acquainted with their corporate EHS philosophies and practices)

58 Indonesia safety TOWARD ZERO ACCIDENT edisi 01

Sertifikasi Peserta yang telah selesai mengikuti pelatihan dan dinyatakan lulus ujian kompetensi akan mendapatkan sertifikat dari Prosafe Institute dan PUSDIKLAT MIGAS CEPU.

Catatan: - Bagi peserta yang ingin mendapatkan paket training beserta penginapan dan akomodasi silahkan menghubungi pihak panitia - Pelatihan berjalan dengan persyaratan minimal 15 dan maksimal 20 Peserta. Pendaftaran Anggiardini Indonesia Safety Gedung Warta Jl. Kramat IV No. 11 Jakarta Pusat Telp/Faks : 021-316 2108 e-mail : pelatihan@indosafetymagazine.com


Contractor Safety Management

Certified Overhead Crane Operator

Tujuan: Untuk memperkenalkan program CSMS, elemen serta persyaratannya Membantu kontraktor untuk mempersiapkan diri dan memenuhi persyaratan CSMS Membantu membina kontraktor dalam meningkatkan Sistem Manjemen K3

Pengantar: Pada Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per.01/ MEN/1989 telah ditetapkan kualifikasi dan syarat-syarat operator Overhead Crane (hoist crane). Setiap operator Overhead Crane harus memiliki sertifikat yang diperoleh melalui pelatihan. Operator yang memiliki sertifikat memegang peranan penting dalam mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja dalam mengoperasikan Overhead Crane, karena operator mengetahui dan memahami prosedur pengoperasian yang aman. Karena itu pencegahan kecelakaan kerja dapat dilakukan melalui berbagai pendekatan, salah satu pendekatan yang sering digunakan adalah melalui pendidikan dan pelatihan. Melalui pendidikan dan pelatihan dapat ditingkatkan pengetahuan dan keterampilan, tanggung jawab dan disiplin, pemahaman dan pengertian tentang persyaratan keselamatan dan kesehatan kerja.

(Kode: CSMS)

Materi Pelatihan Pengenalan CSMS Konsep CSMS Tujuan CSMS Proses CSMS (yang terdiri dari Risk Assessment, Pre-Qualification Process, Selection and Job Awarded, Pre Job Activity, Work in Progress, Final Evaluation) Durasi Pelatihan 24 Jam Efektif (3 Hari Kerja) Kriteria Peserta HSE Manager/Supervisor/Superintendent, Operation/Production Manager, HRD Manager, Training and Development Manager, Management Representative (MR), Superintendent/Supervisor, dan semua yang terkait dalam pengembangan Health, Safety, Environment (HSE) di perusahaan. Investasi Pendaftaran per peserta Rp4.500.000* (tiap peserta mendapatkan training kit, sertifikat, breakfast, coffee break, lunch, Prosafe Institute Membership Card) Pelunasan 1 minggu sebelum pelatihan mendapat potongan harga sebesar Rp. 250.000,Perusahaan yang mengirimkan 4 orang peserta mendapat potongan harga sebesar Rp. 500.000/ peserta. * Harga belum termasuk pajak (Ppn, PPh) ** Bagi peserta yang ingin mendapatkan paket training beserta penginapan dan akomodasi silahkan menghubungi pihak panitia. Sertifikasi Sertifikat dari Prosafe Institute Instruktur Pelatihan Soehatman Ramli, SKM, MBA, Dipl. Safety Management Kusnoto, BE Pendaftaran Anggiardini Indonesia Safety Gedung Warta Jl. Kramat IV No. 11 Jakarta Pusat Telp/Faks : 021-316 2108 e-mail : pelatihan@indosafetymagazine.com

(kode: COCO)

Tujuan Pelatihan Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam mengoperasikan overhead crane sehingga operator akan bertanggung jawab, berdisiplin, serta memahami dan mengerti persyaratan keselamatan & kesehatan kerja (K3) dalam mengoperasikan overhead crane yang lebih efisien produktif dan aman. Materi Pelatihan Undang - Undang No.01 Tahun 1970 Kebijakan Depnaker Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.09 Tahun 2010 Pengetahuan Dasar Overhead crane Penggerak Mula (motor bakar) Dasar-dasar hidrolik Penyebab kecelakaan pada pengoperasian overhead crane Pengoperasian yang aman Dasar pengukuran kapasitas & signal (aba - aba) Tali kawat baja & alat bantu angkat Perawatan dan pemeliharaan crane Praktek Durasi Pelatihan 20 jam efektif (2 hari) Sertifikasi Bagi peserta yang memenuhi kriteria kelulusan akan diberikan Sertifikat dan Surat Ijin Operator (SIO) yang diterbitkan oleh Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi R.I. Investasi Pendaftaran per peserta Rp3.000.000* (tiap peserta mendapatkan training kit, sertifikat, breakfast, coffee break, lunch, Prosafe Institute Membership Card) Pelunasan 1 minggu sebelum pelatihan mendapat potongan harga sebesar Rp250.000 Perusahaan yang mengirimkan 4 orang peserta mendapat potongan harga sebesar Rp500.000/peserta. * Harga belum termasuk pajak ** Bagi peserta yang ingin mendapatkan paket training beserta penginapan dan akomodasi silahkan menghubungi pihak panitia. Pendaftaran Anggiardini Indonesia Safety Gedung Warta Jl. Kramat IV No. 11 Jakarta Pusat Telp/Faks : 021-316 2108 e-mail : pelatihan@indosafetymagazine.com

Indonesia safety 59 TOWARD ZERO ACCIDENT edisi 01


Agenda

Disaster Management Course

Professional Accident Investigator Training

Pengantar: Dalam setiap kejadian kondisi darurat atau bencana, cenderung terjadi kepanikan sehingga upaya penanggulangan menjadi macet, tidak efektif dan bahkan malah memperparah kondisi darurat tersebut. Biasanya dalam kondisi bencana setiap orang atau unit kerja tidak terkoordinasi dengan baik dimana hal ini dapat mengakibatkan kerugian dan kerusakan bencana menjadi semakin parah. Untuk itu diperlukan suatu strategi bagi organisasi atau unit kerja yang ditunjuk untuk mengelola dan membuat suatu perencanaan dalam menghadapi kemungkinan setiap kondisi darurat dan bencana yang mungkin terjadi secara terpadu, terstruktur, sistematis, terkoordinasi dan terlatih yaitu melalui pelatihan “Disaster Management”. Dalam mengembangkan Sistem tanggap darurat didasarkan atas filosofi: “Plan for the best , but prepared for the worst” Rencanakan yang terbaik, tetapi bersiap menghadapi kondisi terburuk. Kita selalu berusaha membuat rencana yang terbaik, namun kita juga harus siap menghadapi kondisi terburuk yang mungkin terjadi. Untuk itu dalam penyusunan Sistadarnas yang baik, harus di pertimbangkan seluruh kemungkinan yang dapat terjadi dengan melakukan pendekatan proaktif.

Latar Belakang: Kecelakaan di tempat kerja dapat membahayakan keselamatan manusia, merusak properti (aset) perusahaan, hilangnya jam kerja hingga kerusakan lingkungan sekitar perusahaan. Selain itu, kecelakaan yang terjadi akan memberikan kerugian kepada perusahaan baik secara langsung dan maupun tidak langsung yang tentu saja pada akhirnya akan memberikan kerugian yang besar bagi perusahaan. Sebagian besar perusahaan kurang memperhatikan akan pentingnya melakukan investigasi terhadap setiap kecelakaan baik yang kejadian hampir celaka atau telah menimbulkan kerugian sehingga seringkali kecelakaan serupa cenderung terjadi kembali bahkan memberikan efek yang lebih besar. Salah satu upaya untuk mengurangi kerugian akibat kecelakaan adalah dengan mengadakan analisa terhadap setiap kecelakaan dan melakukan tindakan perbaikan agar kecelakaan serupa tidak terulang kembali. Melalui proses investigasi kecelakaan yang tepat dan menggunakan metode yang sesuai akan memudahkan tim investigasi dalam menemukan penyebab dasar (root cause) dari setiap kecelakaan sehingga hasil rekomendasi akan lebih tepat dan efektif dalam mencegah terjadinya kecelakaan serupa selain untuk menumbuhkan kesadaran K3 bagi semua karyawan dan mengurangi kerugian akibat kecelakaan.

(kode: DMC)

Tujuan Pelatihan 1.Memahami konsep Penanggulangan Keadaan Darurat secara efektif sehingga pengendalian bisa dilakukan secara cepat dan tepat. 2.Memahami Konsep Emergency Preparedness Process & System, sehingga mampu menyusun Emergency Preparedness System di tempat kerja. 3.Mencegah kesimpangsiuran dalam menghadapi keadaan emergency (tidak gugup atau panik). 4.Sebagai upaya untuk meminimalkan dan mencegah terjadinya korban jiwa, kerusakan harta benda/aset perusahaan dan lingkungan kerja akibat kecelakaan atau bencana. 5.Peserta mampu untuk membuat analisa terhadap kebutuhan akan situasi gawat darurat diperusahaan. 6.Mampu mempersiapkan skenario serta peralatan pendukung baik pasif dan aktif didalam mengendalikan kondisi darurat atau bencana. 7.Mengkoordinasikan upaya Penanggulangan Keadaan Darurat baik secara internal dan eksternal sehingga tercapai efisiensi dan efektifitas dalam pengendaliannya. Materi Pelatihan Disaster Management Workshop dimaksudkan untuk melatih dan membangun kemampuan eksekutif perusahaan dalam menghadapi bencana meliputi berbagai aspek antara lain: Konsep Dasar Bencana Regulasi Bencana di Indonesia Jenis-jenis Bencana (bencana alam, non alam) Standar Manajemen Bencana NFPA 1600 Elemen Disaster Management Strategi Pengembangan Disaster Management Analisa Risiko Bencana (ARISCANA) Organisasi dan Komunikasi Emergency Emergency Response Plan Tugas dan Tanggung jawab Petugas Tanggap Darurat Pre-Planning Penyusunan Prosedur Tanggap Darurat Audit Manajemen Bencana Table Exercise Simulation Case Study Metode Pelatihan 24 Jam Efektif ( 3 hari) Kriteria Peserta Workshop ditujukan untuk para perencana dan pelaksana tanggap darurat di instansi pemerintah (BNPBD), Pemda atau perusahaan seperti Tim Tanggap Darurat Pemda, Organisasi Tanggap Darurat Rumah Sakit, Manager, Perusahaan Hotel, Pabrik, Safety Manager, Production Manager, Pemadam Kebakaran dan lainnya. Investasi Pendaftaran per peserta Rp4.500.000* (tiap peserta mendapatkan training kit, sertifikasi, breakfast, coffee break, lunch, Prosafe Institute Membership Card) Pelunasan 1 minggu sebelum pelatihan mendapat potongan harga sebesar Rp250.000 Perusahaan yang mengirimkan 4 orang peserta mendapat potongan harga sebesar Rp500.000/peserta * Harga belum termasuk pajak (PPn, PPh) * Bagi peserta yang ingin mendapatkan paket training beserta penginapan dan akomodasi silahkan menghubungi pihak panitia. Sertifikasi Sertifikat dari Prosafe Institute Instruktur Pelatihan Disaster Management Workshop dipandu oleh para ahli dan praktisi lapangan yang memahami konsep Manajemen Bencana baik bencana alam maupun bencana industri, berpendidikan dalam dan luar negeri Pendaftaran Anggiardini Indonesia Safety Gedung Warta Jl. Kramat IV No. 11 Jakarta Pusat Telp/Faks : 021-316 2108 e-mail : pelatihan@indosafetymagazine.com

60 Indonesia safety TOWARD ZERO ACCIDENT edisi 01

(kode: PAIT)

Tujuan Pelatihan Dalam pelatihan ini peserta akan diberikan pemahaman mengenai konsep dasar investigasi kecelakaan secara komprehensif sehingga dapat melakukan investigasi kecelakaan dengan praktis dan memiliki kemampuan yang baik didalam menganalisa penyebab kecelakaan serta melakukan tindakan perbaikan yang efektif dan efisien. Adapun maksud dan tujuan pelatihan ini antara lain: Untuk mendapatkan kronologi kecelakaan yang benar dan menetapkan faktor-faktor bahaya Untuk menentukan akar penyebab kejadian kecelakaan kerja (mencari apa yang salah sehingga menyebabkan kecelakaan) Menetapkan rekomendasi tindakan perbaikan Memperbaiki kualitas keselamatan kerja Mengurangi kesempatan terjadinya kecelakan kerja serupa dimasa datang Menyediakan atau membangun tempat atau lingkungan kerja yang aman Materi Pelatihan Introduction of Accident Concept Accident Prevention Techniques Introduction CLC Process CLC Elements (Basic Causes) Accident Investigation – Techniques Group Exercises / Discussions /Presentations Loss Causation Models Accident Investigation – Introduction CLC Elements (Immediate Causes) CLC Element ( Corrective Action) Human Factors in Accident Investigation Metode Pelatihan Pelatihan akan dilaksanakan selama 3 hari (total 24 jam pelatihan), dengan menggunakan media safety films/VCD Shows. Pelatihan juga akan diawali dan diakhiri dengan pre-test, post-test, course evaluation. Instruktur Pelatihan Tenaga Ahli yang dilibatkan adalah tenaga Instruktur dari Prosafe Institute yang sangat berpengalaman dalam industri Migas khususnya dalam bidang K3 yang memiliki sertifikasi baik di dalam maupun di luar negeri. Sertifikasi Sertifikat dari Prosafe Institute. Investasi Pendaftaran per peserta Rp5.500.000* (tiap peserta akan mendapatkan training kit, modul pelatihan (hard copy dan soft copy), sertifikat, coffee break, lunch, sovenir, Prosafe Institute Membership Card) Pelunasan 1 minggu sebelum pelatihan mendapat potongan harga sebesar 5% dari harga pelatihan. Perusahaan yang mengirimkan 4 orang peserta mendapat potongan harga sebesar 10%/peserta. * Harga belum termasuk pajak Pendaftaran Anggiardini Indonesia Safety Gedung Warta Jl. Kramat IV No. 11 Jakarta Pusat Telp/Faks : 021-316 2108 e-mail : pelatihan@indosafetymagazine.com


Certified Gas Safety Inspector

Behaviour Based Safety Training

Latar Belakang: Industri Perminyakan merupakan industri beresiko tinggi yang melibatkan berbagai bahan kimia berbahaya yaitu bahan Hidrokarbon yang beracun, mudah terbakar dan meledak. Oleh sebab itu, sudah menjadi suatu kewajiban bagi perusahaan untuk memberlakukan persyaratan dan standar keselamatan yang tinggi dalam proses operasi perminyakan khususnya dilingkungan instalasi kilang minyak, gas dan petrokimia. Salah satu penyebab kecelakaan yang sering terjadi pada lingkungan pengilangan adalah akibat pekerjaan pemeliharaan yang tidak memenuhi standar keselamatan khususnya pada beberapa daerah berbahaya dan beberapa critical point area yang menyangkut peralatan proses vital industri perminyakan.

Tujuan Pelatihan Pelatihan bertujuan untuk melatih dan meningkatkan kemampuan peserta dalam memahami konsep dan strategi implementasi behaviour based safety(BBS) dalam perusahaan secara sistematis dan komprehensif. Selanjutnya melalui pelatihan ini peserta dapat menjalankan program kerja K3 secara maksimal dan mampu untuk melakukan implementasi behaviour based safety (BBS) di perusahaan melalui pendekatan-pendekatan yang efektif.

(kode: CGSI)

Tujuan Pelatihan Pelatihan GSI atau Gas Safety Inspector dimaksudkan untuk memberikan bekal pengetahuan dan kemampuan bagi petugas yang ditujuk sebagai Petugas Pengawas Gas atau Gas Tester Officer diperusahaan agar mampu memberikan safety precaution yang tepat dan aman pada saat kegiatan proses operasi khususnya dalam menjaga keselamatan petugas yang akan bekerja dan menjaga peralatan/ asset perusahaan. Selain itu, petugas pengawas yang ditunjuk dapat menerapkan berbagai upaya preventif dalam rangka mencegah kecelakaan yang dapat berakibat fatal khususnya yang berkaitan dengan gas-gas berbahaya yang timbul dari kegiatan atau aktifitas kerja pada industri seperti pada aktifitas pengolahan minyak dan atau bahan kimia berbahaya. Selain itu, setelah mengikuti pelatihan ini peserta bersangkutan akan mengikuti Ujian Kompetensi yang diselenggarakan oleh Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK) dan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) K3 untuk mendapatkan Sertifikat dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Materi Pelatihan Modul pelatihan ini telah disesuaikan dengan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) khususnya Standar MIGAS. Materi Pelatihan mencakup topik sebagai berikut : 1. Konsep dasar Pencegahan Kecelakaan (Explosion theory and prevention). 2 .Memberikan pemahaman bagaimana proses terjadinya kecelakaan dan bagaimana strategi pencegahan dengan menerapkan metode eliminasi, substitusi, isolasi dan lainnya. 3. Identifikasi bahaya dan Penilaian Resiko. Memberikan pengetahuan dan pemahaman dasar mengenai teknik identifikasi bahaya yang dapat dilakukan oleh GSI dan Gas Tester sebelum memberikan ijin melakukan pekerjaan berbahaya. Dalam sesi ini akan dberikan berbagai contoh dan studi kasus melakukan identifikasi bahaya dalam berbagai situasi dan kondisi. 4. Fire Prevention Concept (Flammability and fire concepts). Memahami konsep terjadinya api dan implementasi aktual di lingkungan kerja, misalnya dalam pekerjaan berbahaya di tangki timbun atau unit proses. Dipelajari juga bagaimana konsep pengendalian gas berbahaya yang dapat menyebabkan kebakaran atau keracunan serta tata cara pencegahannya. 5. Sistem Ijin Kerja (Safety procedures). Mempelajari bagaimana konsep dasar sistim ijin kerja, seperti ijin kerja panas, ijin kerja dingin serta peran dari semua pihak dalam pengeluaran ijin kerja. 6. Safe Working Practices. Membahas mengenai berbagai jenis pekerjaan dan langkahlangkah pengamanan yang diperlukan (Safety Precaution), misalnya Tank Cleaning, pengelasan (welding and cutting), entry to confined spaces, bekerja dengan bahan Kimia berbahaya (chemical Hazard) 7. Gas Tester (Introduction to gas detector equipment). Memberikan pengetahuan dan pemahaman mengenai teknik melakukan gas test, termasuk gas mudah terbakar dan gas beracun dengan menggunakan berbagai peralatan pengukuran. Dalam sesi ini akan diberikan simulasi dan praktek menggunakan berbagai alat gas detector yang bekerjasama dengan instansi terkait. 8. Gas test practices/Drill dan Studi Kasus. Akan dibahas dalam diskusi kelompok berbagai kejadian kecelakaan dalam melakukan pekerjaan berbahaya di kilang. Materi lain yang akan dibahas antara lain: Tugas & tanggung jawab GSI Alat-alat gas test Teknik melakukan gas tes Jenis gas berbahaya Pemeliharaan alat gas test dan Mekanisme Kalibrasi Praktek pengukuran gas berbahaya Metode Pelatihan Pelatihan akan dilaksanakan selama 4 hari kerja (32 jam pelatihan). Kriteria Peserta Pelatihan dirancang untuk semua pekerja yang terlibat dalam berbagai pekerjaan berbahaya di lingkungan perminyakan, industri kimia, petrokimia dan gas antara lain: Supervisor Operasi,Operator pabrik, Safety supervisor/safety man, Maintenance supervisor, Contractor tangki, Tank cleaning supervisor, Shipping supervisor, Laboratory Officer, dll. Instruktur Pelatihan Tenaga Ahli yang dilibatkan adalah tenaga Instruktur dari Prosafe Institute yang sangat berpengalaman dalam industri Migas khususnya dalam bidang K3 yang memiliki sertifikasi baik didalam dan diluar negeri. Sertifikasi Peserta yang telah mengikuti pelatihan akan mengikuti Ujian Kompetensi sebagai Gas Test Inspector yang diselenggarakan oleh LSK dan LSP K3. Peserta yang lulus Ujian akan mendapatkan Sertfikat dari BNSP sebagai Gas Safety Inspector. Investasi Pendaftaran per peserta RP7.500.000* (tiap peserta akan mendapatkan training kit, modul pelatihan (hard copy dan soft copy), coffee break, lunch, peralatan praktek, biaya ujian dan sertifikasi BNSP, Prosafe Institute Membership Card, dan sovenir menarik) Pelunasan 1 minggu sebelum pelatihan mendapat potongan harga sebesar 5% dari harga pelatihan. Perusahaan yang mengirimkan 4 orang peserta mendapat potongan harga sebesar 10%/ peserta. Perusahaan yang menginginkan pelatihan secara Inhouse akan mendapatkan harga khusus dengan minimal peserta 15 dan maksimal 25 orang. * Harga belum termasuk pajak ** Bagi peserta yang ingin mendapatkan paket training beserta penginapan dan akomodasi silahkan menghubungi pihak panitia. Pendaftaran Anggiardini Indonesia Safety Gedung Warta Jl. Kramat IV No. 11 Jakarta Pusat Telp/Faks : 021-316 2108 e-mail : pelatihan@indosafetymagazine.com

(Kode: BBST)

Materi Pelatihan Principles of behavioral safety Development of critical behavioral checklist Communication skills Statistical analysis of observation data Behavioral analysis Observation methodology Coaching skills BBS process implementation models Metode Pelatihan Pelatihan akan dilaksanakan selama 3 hari kerja (total 24 jam pelatihan). Kriteria Peserta Manajer Perusahaan, Manajer K3 Perusahaan, Petugas / Staff Profesional K3LH dan tenaga profesional lainnya, Team Pengawas dan Tenaga Industri yang perlu memahami aspek – aspek psikologis keselamatan dan kesehatan di tempat kerja sehingga dapat berjalan secara efektif dengan campur tangan untuk meningkatkan standar keselamatan melalui penggunaan pendekatan berbasis perilaku. Instruktur Pelatihan Soehatman Ramli, SKM, MBA. Dipl. Safety Management Ir. Komar Adiwijaya, MM Sertifikasi Sertifikat dari Prosafe Institute. Investasi Pendaftaran per peserta Rp4.500.000* (tiap peserta akan mendapatkan training kit, sertifikat, breakfast, coffee break, lunch, Prosafe Institute Membership Card) Pelunasan 1 minggu sebelum pelatihan mendapat potongan harga sebesar Rp250.000 Perusahaan yang mengirimkan 4 orang peserta mendapat potongan harga sebesar Rp500.000/peserta * Harga belum termasuk pajak * Bagi peserta yang ingin mendapatkan paket training beserta penginapan dan akomodasi silahkan menghubungi pihak panitia. Pendaftaran Anggiardini Indonesia Safety Gedung Warta Jl. Kramat IV No. 11 Jakarta Pusat Telp/Faks : 021-316 2108 e-mail : pelatihan@indosafetymagazine.com

Indonesia safety 61 TOWARD ZERO ACCIDENT edisi 01


Agenda

Operator Forklift

Basic Fire Training

Pendahuluan: Dalam usaha pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja, maka pendidikan dan pelatihan keselamatan kerja (K3) bagi semua level karyawan merupakan hal yang sangat penting dilakukan. Keharusan tersedianya personil dengan kompetensi sebagai operator pesawat angkat angkut di perusahaan berdasarkan Keputusan Meteri Tenaga Kerja No. Per-05/MEN/1985 tentang Pesawat Angkat dan Angkut. Salah satu pesawat angkat angkut adalah forklift. Sebagaimana diketahui bahwa saat ini pada umumnya muatan sudah dikemas dalam bentuk unitisasi sehingga penanganann dibutuhkan alat mesin dan umumnya digunakan forklift. Dalam mengoprasikan pesawat angkat forklift dengan aman dan benar maka dibutuhkan tenaga-tenaga operator yang mempunyai skill yang tinggi, dan mempunyai pengetahuan yang cukup tentang dasar-dasar pesawat angkat forklift.

Tujuan: Peserta akan memahami pentingnya upaya pencegahan kebakaran melebihi upaya penanggulangannya Mengerti bagaimana kebakaran terjadi, penjalarannya, dan bagaimana cara pencegahan dan penanggulangannya Memberikan kesadaran tentang pentingnya meningkatkan perilaku keseharian dalam pencegahan kebakaran. Mengenal beberapa sarana dan prasarana peralatan pencegahan dan penanggulangan kebakaran. Mengantisipasi dan mengurangi kerugian akibat kebakaran, dengan membentuk organisasi peran kebakaran.

(Kode: OF)

Tujuan Pelatihan Memberikan bekal pengetahuan tentang Regulasi dalam Pengoperasian Memberikan bekal pengetahuan tentang Pengoperasian Forkilft yang aman, produktif dan efisien Sebagai pemenuhan terhadap peraturan dan perundang-udangan yang berlaku Menentukan jenis forklift yang benar untuk memindahkan barang Mengerti istilah-istilah asing yang ada dalam forklift Mengetahui cara mengoprasikan bagian-bagian yang penting dari forklift Materi Pelatihan Peraturan perundang-undangan K3 di ruang terbatas. Dasar-dasar K3 di ruang terbatas. Pengenalan karateristik bahan kimia berbahaya di ruang terbatas. Prosedur ijin kerja di ruang terbatas. Program memasuki ruang tebatas/tertutup (work permit system). Teknik pengukuran dan deteksi gas di ruang terbatas. Prosedur Log Out – Tag Out. Rencana dan Prosedur Tanggap Darurat (ERP) dan Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K). Program memasuki ruang terbatas. Alat pelindung diri untuk pekerjaan di ruang terbatas. Praktek Lapangan Evaluasi Metode Pelatihan 21 jam efektif (3 hari) Sertifikasi Bagi peserta yang memenuhi kriteria kelulusan akan diberikan Sertifikat dan Surat Ijin Operator (SIO) yang diterbitkan oleh Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi R.I. Investasi Pendaftaran per peserta Rp2.500.000* (tiap perserta akan mendapatkan training kit, sertifikat, breakfast, coffee break, lunch, Prosafe Institute Membership Card) Pelunasan 1 minggu sebelum pelatihan mendapat potongan harga sebesar Rp250.000 Perusahaan yang mengirimkan 4 orang peserta mendapat potongan harga sebesar Rp500.000/peserta * Harga belum termasuk pajak ** Bagi peserta yang ingin mendapatkan paket training beserta penginapan dan akomodasi silahkan menghubungi pihak panitia. Pendaftaran Anggiardini Indonesia Safety Gedung Warta Jl. Kramat IV No. 11 Jakarta Pusat Telp/Faks : 021-316 2108 e-mail : pelatihan@indosafetymagazine.com

62 Indonesia safety TOWARD ZERO ACCIDENT edisi 01

(Kode: BFT)

Materi Pelatihan Fenomena api / konsep terjadinya kebakaran. Jenis alat pemadam api Alat Pemadam Kebakaran dan cara penggunaannya. Karakteristik bahan bakar Bahaya Ledakan dan pengendaliannya Bahan cair mudah terbakar Ijin kerja didaerah mudah terbakar Kebakaran ruangan Analisa resiko kebakaran Tanggap darurat kebakaran Manajemen penanggulangan kebakaran Pengetahuan umum mengenai bahan dan klasifikasi kebakaran Praktek Penggunaan Alat pemadam Api Ringan (kegiatan simulasi) Praktek Pemadaman Kebakaran dengan APAR Metode Pelatihan Pelatihan akan dilaksanakan selama 2 hari (total 14 jam pelatihan) dimana terdapat dua sesi selama pelatihan, yaitu pembahasan teori dan praktek (kegiatan simulasi). Kriteria Peserta Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Semua Anggota P2K3, Semua jajaran Manajer dan Supervisor Perusahaan mulai dari Bagian Produksi, Pemeliharaan, Engineering, Analis, Personalia, Pelatihan dan Pengembangan sampai dengan Sekuriti, Semua karyawan yang terkait dan diharapkan dapat membantu melakukan analisa kecelakaan didaerah kerjanya masing-masing. Instruktur Pelatihan Tenaga instruktur adalah tenaga ahli dan senior Prosafe yang berpengalaman. Sertifikat Sertifikat dari PROSAFE INSTITUTE (Akreditasi DEPNAKERTRANS RI) Investasi Pendaftaran per peserta Rp3.000.000* (tiap peserta akan mendapatkan training kit, sertifikat, breakfast, coffee break, lunch, Prosafe Institute Membership Card) Perusahaan yang mengirimkan 5 orang peserta mendapat potongan harga sebesar Rp200.000/peserta * Harga belum termasuk pajak ** Bagi peserta yang ingin mendapatkan paket training beserta penginapan dan akomodasi silahkan menghubungi pihak panitia. Pendaftaran Anggiardini Indonesia Safety Gedung Warta Jl. Kramat IV No. 11 Jakarta Pusat Telp/Faks : 021-316 2108 e-mail : pelatihan@indosafetymagazine.com


SAFETY I N D O N E S I A

T o w a r d Z e r o A c c i d e n t

www.indosafetymagazine.com

Indonesia safety 63 TOWARD ZERO ACCIDENT edisi 01


How To

Kebakaran

Cara Evakuasi di Gedung Bertingkat eadaan darurat kebakaran ditandai dengan bunyi alarm dan pengumuman dari pengelola gedung mengenai kondisi kebakaran. Bila Anda berada di dalam gedung, langkah yang harus dilakukan adalah: 1. TETAP TENANG. Semakin kita tenang, semakin kita bisa berpikir dan tanggap. Mengikuti latihan tanggap darurat di tempat kerja masing-masing atau di fasilitas publik lainnya (atau bahkan di rumah), bisa membuat kita semakin tenang dan tahu apa yang harus dilakukan. 2. PADAMKAN API BILA TERLATIH. Bila melihat api, segera beritahu orang terdekat di sekitar anda. Dan apabila Anda terlatih menggunakan alat pemadam api ringan (APAR),

maka raihlah APAR terdekat dan padamkan api tersebut. Mintalah orang lain yang terdekat dengan Anda untuk menghubungi petugas sekuriti atau petugas tanggap darurat ketika anda memadamkan api. Bila tidak terlatih, segera beritahu orang terdekat di sekitar Anda dan menjauhlah dari sumber api. Orang terdekat (yang terlatih), petugas sekuriti ataupun petugas tanggap darurat akan memadamkan api tersebut. 3. BERKUMPUL DI AREA LOBI LIFT LANTAI dan tetaplah tenang. 4. TIDAK MENGGUNAKAN LIFT Meskipun berkumpul di area lobi lift, anda DILARANG menggunakan lift. Perilaku berisiko apabila masih menggunakan lift saat kebakaran, saat gempa, atau saat gedung belum menyatakan lift aman untuk digunakan! Di gedung yang mengikuti standar keselamatan gedung bertingkat, lift orang tidak dioperasikan pada saat keadaan darurat. Lift barang –karena peruntukannya untuk barang – punya disain teknis yang lebih kuat. Saat keadaan darurat, hanya digunakan untuk mengevakuasi mereka yang mengalami gangguan kesehatan, ditemani oleh petugas evakuasi gedung dan lantai. Penggunaan lift barang berada di bawah pengawasan penuh tim tanggap darurat dari Gedung. 5. IKUTI PETUNJUK PETUGAS TANGGAP DARURAT.

Tangga Darurat

64 Indonesia safety TOWARD ZERO ACCIDENT edisi 01

Nah, Anda beruntung apabila saat keadaan darurat, ada petugas tanggap darurat lantai yang membimbing anda. Umumnya, mereka memakai rompi warna merah, hijau, atau bandaid berwarna di lengannya. Sangat mudah untuk dikenali dan dimintai bantuan. Petugas tidak akan mengijinkan kita untuk meninggalkan barisan di


lobi lift sampai instruksi itu diberikan. Saat itu, petugas dan komandannya menunggu instruksi dari Gedung – apakah dilakukan evakuasi atau tetap di tempat. 6. EVAKUASI LEWAT TANGGA DARURAT. Pola barisan mengikuti besar ruangan tangga darurat, ada yang berbaris 2-2, ada yang cukup satu barisan. Ikuti saja instruksi Komandan tanggap darurat (floor warden). Pekerja/tamu perempuan di barisan paling depan, diikuti oleh pekerja laki-laki. Di barisan paling depan, ada petugas pemadam api (fire warden/fire suppressor) dan petugas kesehatan (first aider). Di barisan paling belakang, juga ada kedua petugas tersebut, plus Komandan petugas. Selama berbaris, TETAP TENANG. 7. BERJALAN TERTIB, TIDAK BERLARI. Ketika menuruni tangga darurat, berjalanlah menuruni tangga darurat dengan tertib, cepat, tapi tidak berlari. Perilaku Anda yang tergesagesa, berteriak-teriak, dan menyusul orang di depan Anda, dapat membuat panik orang lain. Yang dapat terjadi adalah tercipta kerumunan masal bergerak sangat cepat, yang saling berebut menuruni tangga darurat, saling mendorong, lalu ada yang terjatuh, lemas, dan terinjakinjak. Korban yang tercatat adalah sebagian besar berasal dari korban dari tangga darurat yang terinjak-injak dan lemas. Maka dari itu, TETAPLAH DI DALAM BARISAN, DAN IKUTI PETUGAS TANGGAP DARURAT. 8. BERJALAN MENUJU (TEMPAT BERKUMPUL).

MUSTER

POINT

Ikuti saja orang yang berjalan di depan Anda dan petugas tanggap darurat. Tetaplah dalam barisan. 9. LAPORKAN DIRI ANDA PADA SAAT PENGHITUNGAN ORANG (HEAD COUNT). Petugas akan mengabsen nama-nama orang yang turun bersamanya. Gunanya adalah untuk memastikan tidak ada orang-orang yang tertinggal di gedung. 10.TETAP DI MUSTER POINT. Di muster point, petugas tanggap darurat menunggu instruksi dari petugas Gedung apakah Gedung telah aman atau masih berbahaya untuk dimasuki. Apabila dinyatakan telah aman, petugas akan mempersilahkan anda untuk kembali ke gedung.

Evakuasi Kebakaran

Penting Saat Evakuasi 1. Di dalam proses evakuasi di atas, apabila mengalami gangguan kesehatan (keringat dingin, sesak napas, pusing, sakit kepala, mual, muntah), maka pisahkan diri dari barisan dan TENANGKAN DIRI ANDA. Panggillah petugas first aider atau orang terdekat di sekitar anda. Petugas first aider akan menenangkan anda. Anda tidak akan ditinggal oleh petugas. 2. Bila menemukan ada orang yang pingsan, segera panggil petugas first aider atau petugas tanggap darurat lainnya. Ketiga petugas (first aider, fire suppressor, floor warden) memiliki keterampilan memadamkan api dan memberikan first aid. Namun, apabila anda terlatih untuk menolong orang yang pingsan, maka lakukan pertolongan pertama dan tetaplah tenang. Minta orang terdekat di sekitar anda untuk memanggil petugas tanggap darurat. 3. Hindari membawa barang-barang yang bisa menghambat proses evakuasi diri anda dan diri orang lain. Prioritas utama adalah jiwa, bukan materi. Di dalam proses evakuasi, kita diharapkan sekali untuk saling menjaga ketenangan dan membuat tenang orang lain. Bawaan barang yang besar bisa membuat orang lain tidak tenang karena proses menuruni tangga darurat menjadi lebih lama, belum lagi risiko tertimpa barang itu (bila barang tiba-tiba jatuh). Sumber: Cara Evakuasi di Gedung Bertingkat (http://blog.uad.ac.id/fiskahardiana)

Indonesia safety 65 TOWARD ZERO ACCIDENT edisi 01


Nomor Telepon Penting (DKI Jakarta dan Sekitarnya) KEPOLISIAN 112

SAR 115

SMS 1717 Traffic Management Center (TMC) 021-527-6001 Pelayanan Masyarakat 021-523-4313 Pelayanan Masyarakat 021-523-4046 Pelayanan Masyarakat 021-523-4555 Pelayanan Masyarakat 021-570-7992 Penerangan POLDA 021-523-4000 Direktorat Lalu Lintas 021-570-8013 Piket Lantas 021-523-4244 Patroli Jalan Raya (PJR) 021-8570-4164 PJR Tol Cikampek 021-849-71122 PJR Tol Janger 021-591-3648 PJR Tol Jagorawi 021-877-93621 ATCS (Gangguan Lampu Lalu Lintas) 021-384-4022

Badan SAR Nasional Badan SAR Jakarta Posko SATKORLAK Posko Banjir Komando Armada Barat TNI AL (MARINIR)

PEMADAM KEBAKARAN

113

Sudin Jakarta Pusat 021-634-4215 Sudin Jakarta Utara 021-439-31063 Sudin Jakarta Barat 021-568-2284 Sudin Jakarta Selatan 021-769-4519 Sudin Jakarta Timur 021-858-2150 Sudin Kota Depok 021-772-12004 Sudin kota/Kabupaten Tangerang 021-558-2144 Sudin Kota Bekasi 021-889-57805 Sudin Kabupaten Bekasi 021-883-36732 PLN 123 PLN Cabang Gambir PLN Cabang Kota PLN Cabang Kemayoran PLN Cabang Jatinegara PLN Cabang Tanjung Priuk PLN Cabang Tangerang PLN Cabang Kramat Jati

021-384-9301 021-660-0121 021-720-1316 021-850-4428 021-651-0117 021-552-6719 021-809-3636

Penerangan Jalan Umum (PJU) PJU Jakarta Timur PJU Jakarta Utara PJU Jakarta Barat PJU Jakarta Selatan PJU Jakarta Pusat

66 Indonesia safety TOWARD ZERO ACCIDENT edisi 01

021-851-9252 021-430-8871 021-707-14611 021-726-1984 021-231-4444

021-352-1111 021-550-1111 021-382-2212/ 081-192-0203 021-424-3000 021-426-3329

PALANG MERAH INDONESIA PMI DKI Jakarta PMI Jakarta Pusat PMI Jakarta Utara PMI Jakarta Timur PMI Jakarta Selatan PMI Jakarta Barat PMI Kota Depok PMI Kota Tangerang PMI Kabupaten Tangerang PMI Kota Bekasi PMI Kabupaten Bekasi PMI Unit Tranfusi Darah

021-390-9422 021-384-1474 021-439-35630 021-861-1832 021-798-0332 021-560-0378 021-875-0772 021-553-1310 021-552-3582 021-881-7243 021-884-1712 021-390-6666

PDAM PDAM Wilayah Barat (Palyja) 021-579-86555 PDAM Wilayah Timur (TPM) 021-577-2010 PDAM Wilayah Depok (Cibinong) 021-752-0897 PDAM Wilayah Tangerang 021-552-3338 PDAM Bekasi 021-884-1901

Langkah-langkah Saat Menelepon untuk Meminta Bantuan A. Hubungi nomor telepon yang akan dituju. Apabila sulit terhubung segera hubungi nomor telepon alternatif lainnya. B. Berikan identitas penelepon (nama dan nomor ponsel) untuk memudahkan Petugas menghubungi kembali apabila hubungan telepon terputus karena gangguan sinyal maupun pulsa tidak mencukupi. C. Tetap tenang dan jangan gugup dalam memberikan informasi. D. Memberikan keterangan yang jelas kepada Petugas mengenai lokasi kejadian. E. Catat nama Petugas yang menerima telepon.


SAFETY I N D O N E S I A

T

o

w

a

r

d

Z

e

r

o

A

c

c

i

d

e

n

MEDIAKIT

t

Target Reader

Magazine name: INDONESIA SAFETY Publishing Period: Monthly Type of paper Cover : Art paper 120 gram Isi : Art paper 100 gram

Mining, Oil, and Gas Company Plantation Company Construction Company Food and Beverage Company Transportation Company Banking and Financial Consultant Government NGO

Reader Age < 25 years 25 – 50 years > 50 years

15% 65% 20%

Amount of Readers

25,000 person (Assumption 1 copy read by 5 people)

Publisher: PT Dian Rakyat

Segment Column Liputan Utama Liputan Khusus Safety at Work Safety on the Road Safety at Home

Readers Segment

Gender

Board of Director Manager Supervisor Staff Government College Student Others

Male Female

12% 23% 20% 20% 12% 8% 5%

Riset Profil Perusahaan Profil Tokoh Resensi Buku Produk dan Teknologi Kolom Opini

75% 25%

Income > 20 million 10 – 20 million 5 – 10 million 2 – 5 million

35% 50% 10% 5%

Readers Education Doctoral Degree Master Degree Bachelor Degree Diploma Degree Senior High School

5% 25% 55% 10% 5%

Area Distribution

Konsultasi

Digital Magazine

Worldwide

Tips dan Panduan Safety

Printed Magazine

Jabodetabek, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Bali, Mataram, Medan, Palembang, Balikpapan, Banjarmasin, Palangkaraya, Samarinda, Makassar, Manado, Timika, Jayapura, dll

TARIF IKLAN NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

HALAMAN Gate Fold Cover 2 + Page 3 Facing Page Cover II Cover III Cover IV Advertorial Page 3 / 5 Full Page 2/3 Page Sisipan (120 gram) + Kuping 1/2 Page 1/3 Page 1/6 Page Flag Cover / Logo, 9 cm (L) x 27,5 cm (T) Flag Cover / Logo, @ 9 cm x 21 cm

HARGA FULL COLOUR Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp

69,000,000 56,000,000 51,000,000 32,000,000 32,000,000 41,000,000 32,000,000 30,000,000 28,000,000 20,050,000 40,000,000 17,000,000 11,000,000 9,000,000 43,000,000 27,000,000

HARGA BLACK & WHITE

Rp 32,000,000

Rp 27,000,000 Rp 20,000,000 Rp 12,600,000 Rp 11,000,000 Rp 8,000,000 Rp 7,000,000



Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.