2
3
LATAR BELAKANG Tujuan Kota Malang untuk mewujudkan Kota
Potensi berkembangnya perumahan sesuai
Pendidikan
fungsi
yang
peningkatan
Berkualitas
tergolong
sektor industri, perdagangan dan jasa, agar
Kedungkandang Dalam Angka, 2020)
yang
nyaman,
produktif,
seluruh
kepadatan
didukung oleh Sektor penunjang pariwisata serta
kelurahan
rendah
masing
(Kecamatan
dan
berkelanjutan (RTRW Kota Malang Tahin 20102030).
Pintu
Tol
yang
berada
di
Kelurahan
Madyopuro membawa dampak positif untuk
BWP Malang Timur mempunyai fungsi primer
masyarakat sekitar (Putra, 2018). Namun di sisi
sebagai perkantoran, perdagangan dan jasa,
lain juga pengoprasiannya menyebabkan
pusat olahraga, gedung pertemuan, industri, dan
kemacetan di Jalan Ki Ageng Gribig.
perumahan.
Selain
itu,
fungsi
sekunder
BWP
Malang Timur adalah sebagai peradagangan dan
jasa,
peribadatan,
pendidikan,
dan
fasilitas
umum, serta RTH (RTRW Kota Malang Tahun 20102030). Peningkatan hierarki jalan di BWP Malang Timur yakni Jalan Ki Ageng Gribig dan Jalan Danau Toba menjadi hierarki arteri primer (RTRW Kota Malang Tahun 2010-2030).
4
dikarenakan
penduduk
kota
ekonomi
primer
yang
tercipta
pertumbuhan
dengan
Terbangun 39% Non Terbangun 61%
Alluvial, Mediteran
339 - 662,5 m di atas permukaan laut
91.235 Jiwa
0 - 15%
Batuan Gunungapi Kuarter Bawah, Formasi Welang, Tuf Malang
5
Pintu tol di Kelurahan Madyopuro menjadi gerbang Kota Malang untuk mendukung kemudahan aksesibilitas (Putra, 2018)
Pengembangan Terminal Madyopuro menjadi Terminal Wisata yang akan menjadi starting point maupun tempat beristirahat bagi wisatawan yang akan menuju Gunung Bromo ataupun berwisata di sekitar Malang Raya (suryamalang.co.id, 2021)
6
IS
U
IS
Peningkatan hierarki jalan di BWP Malang Timur yakni Jalan Kyai Ageng Gribig dan Jalan Danau Toba menjadi hirarki arteri primer (RTRW Kota Malang 2010-2030)
STRATEG Pengembangan fasilitas umum berupa pendidikan tinggi diarahkan pada sub wilayah Kota Malang Timur yakni di sekitar wilayah Gunung Buring, Kelurahan Kedungkandang dan Lesanpuro (RTRW Kota Malang 2010-2030) Rencana pengembangan kawasan pertokoan baru di sepanjang Jalan Raya Sawojajar (RTRW Kota Malang 2010-2030)
Rencana pengembangan RTH dengan penyediaan jalur hijau dan taman kota pada sub wilayah Malang Timur (RTRW Kota Malang 2010-2030)
TUJUAN PENATAAN BWP Perumusan tujuan penataan BWP didasarkan pada: Arahan kebijakan sebagaimana ditetapkan pada RTRW Kota Malang tahun 2010-2030, RPJPD Kota Malang tahun 2005-2025, serta RPJMD Kota Malang tahun 2018-2023. Isu Strategis BWP Malang Timur, yang didiantaranya berupa potensi, masalah, dan urgensi penanganan di BWP Malang Timur. Karakteristik BWP Malang Timur. Hasil analisis SWOT.
“Mewujudkan BWP Malang Timur sebagai pusat pengembangan permukiman yang strategis yang didukung dengan perdagangan dan jasa, perkantoran, dan pelayanan umum yang berkelanjutan.”
7
PEMBAGIAN SUB BWP & BLOK Pembagian sub BWP pada Malang Timur dilandasi oleh : Batas administrasi Kesamaan guna lahan di masing-masing kelurahan
8
Sumber : Hasil Analisis, 2021
RENCANA PEMBAGIAN BLOK Rencana pembagian blok BWP Malang Timur dilakukan setelah menentukan Sub BWP Malang Timur. Pada pembagiannya dipengaruhi oleh beberapa dasaran seperti persamaan guna lahan dan batas administrativ masing-masing kelurahan. BWP Malang Timur terbagi ke dalam 31 blok. Pembagian blok dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel Blok SBWP Timur
Tabel Blok SBWP Selatan
Sumber : Hasil Analisis, 2021 Sumber : Hasil Analisis, 2021
Tabel Blok SBWP Tengah
Tabel Blok SBWP Barat Laut
Sumber : Hasil Analisis, 2021
Sumber : Hasil Analisis, 2021
9
10
PETA RENCANA STRUKTUR RUANG
11
RENCANA JARINGAN TRANSPORTASI RENCANA PELEBARAN JALAN
RENCANA PERBAIKAN KUALITAS JALAN
RENCANA PENINGKATAN HIERARKI JALAN ARTERI SEKUNDER
4 RUAS
5,76 KM
KOLEKTOR SEKUNDER
1 RUAS
2,6 KM
LOKAL SEKUNDER
7 RUAS
6,78 KM
Pada arteri sekunder dibutuhkan sekurangkurangnya lebar jalan selebar 11 m, pada jalan
kolektor sekunder dibutuhkan lebar sekurangkurangnya 9 m, sedangkan untuk jalan lokal sekunder dibutuhkan lebar jalan sekurang-kurangnya 5 m
12
(Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 2006).
Peningkatan hierarki jalan di BWP Malang Timur adalah pada Jalan Ki Ageng Gribig dan Jalan Danau Jonge. Peningkatan hierarki Jalan Ki Ageng Gribig adalah dari
hierarki arteri sekunder menjadi arteri primer sedangkan Jalan Danau Jonge dari lokal sekunder menjadi lokal primer. Penyebab kenaikan hierarki jalan ini adalah dikarenakan adanya pintu tol Malang-Pandaan.
RENCANA JARINGAN TRANSPORTASI RENCANA PENAMBAHAN JALAN
+
RENCANA PEDESTRIAN
800,000
600,000
400,000
200,000
Ti m ur BW P
Su b
Te ng ah BW P
Su b
Ba ra tL au t
BW P Su b
Su b
BW P
Se la ta n
0
Rencana penambahan jalan di BWP Malang Timur dilakukan seiring bertambahnya jumlah penduduk setiap tahunnya yang
JL. RAYA SAWOJAJAR
2400 M
1 SISI
JL. RANUGRATI
980 M
2 SISI
JL. DANAU JONGE
1400 M
2 SISI
menyebabkan diperlukan rencana penambahan zona perumahan, zona pelayanan umum, dan zona perdagangan jasa di beberapa blok BWP Malang Timur. Rencana penambahan jalan bertujuan untuk mempermudah aksesibilitas.
13
+
RENCANA JARINGAN TRANSPORTASI
RENCANA JARINGAN JALAN TOL
RENCANA JARINGAN JALAN LINGKAR TIMUR
Rencana jaringan jalan tol yang melewati BWP Malang Timur adalah pembangunan tol Malang-Kepanjen. Pembangunan tol ini direncanakan exit tol berada pada Kelurahan Bumiayu di BWP Malang Tenggara. Pembangunan tol ini melewati beberapa kelurahan di BWP Malang Timur, yakni Kelurahan Madyopuro, Kelurahan Lesanpuro, dan Kelurahan Kedungkandang
+ 14
Jalan yang digunakan sebagai jalan lingkar timur di BWP Malang Timur adalah Jalan Ki Ageng Gribig. Adanya rencana jalan lingkar ini nantinya diperlukan peningkatan hierarki serta pelebaran jalan untuk jalan Ki Ageng Gribig. Adanya rencana ini digunakan untuk mengantisipasi permasalahan lalu lintas .
RENCANA JARINGAN TRANSPORTASI RENCANA TERMINAL
RENCANA JARINGAN TRAYEK BUS
Penambahan fasilitas terminal sesuai dengan peraturan Keputusan Menteri Perhubungan No.31 Tahun 1995. Fasilitas utama untuk terminal penumpang diantaranya: a. jalur pemberangkatan kendaraan umum b. jalur kedatangan kendaraan umum c. tempat parkir kendaraan umum selama menunggu keberangkatan d. bangunan kantor terminal e. tempat tunggu penumpang dan/atau
+
pengantar f. menara pengawas g. loket penjualan karcis h. rambu-rambu dan papan informasi
15
RENCANA JARINGAN JARINGAN AIR AIR MINUM MINUM RENCANA RENCANA PERALIHAN DAN PENAMBAHAN PENGGUNA PDAM
RENCANA PERALIHAN DAN PENAMBAHAN PENGGUNA PDAM
Pengguna Sumber Air Eksisting
Sumur 39.9%
14019
PDAM 50.9%
17883
HIPPAM 9.2% 3231
Pengguna Sumber Air Rencana
Rencana Penambahan Jaringan Perpipaan untuk
Rencana Pengalihan pengguna air bersih sumur dan HIPPAM menjadi PDAM sebanyak 17.250 pengguna
meningkatkan pelayanan PDAM sepanjang 45.039,9 m
16
Pengguna PDAM pada tahun 2041 sebanyak 64.949 pengguna
Rencana Penambahan Pengguna PDAM sebanyak 29.815 pengguna
RENCANA JARINGAN DRAINASE RENCANA NORMALISASI DRAINASE 126.056,07 m Normalisasi drainase diprioritaskan pada titiktitik genangan yang disebabkan karena adanya permasalahan sumbatan dan sedimen pada saluran drainase yang bermasalah.
RENCANA PENAMBAHAN DIMENSI SALURAN 7,530, 06 m Penambahan dimensi saluran drainase dilakukan pada saluran yang tidak memenuhi
RENCANA PENAMBAHAN SALURAN 35484,97 m Pembangunan saluran drainase dilakukan dengan menyesuaikan proyeksi perumahan baru serta penambahan jalan baru di BWP Malang Timur yang direncanakan hingga tahun 2040.
17
RENCANA JARINGAN AIR LIMBAH
Penambahan 48 MCK dan Septictank di periode 1 serta melaksanakan Layanan Lumpur Tinja Terjadwal (LLTT) Membuat kebijakan untuk bangunan baru harus memiliki MCK dan Septictank
IPAL SKALA SKALA KOTA KOTA IPAL
18
RENCANA JARINGAN KELISTRIKAN
19
RENCANA JARINGAN TELEKOMUNIKASI Peningkatan kualitas sambungan telepon dengan perbaikan kabel dan perluasan jaringan telepon
Pengembangan jaringan telekomunikasi dengan jaringan kabel fiber optic
Penambahan 1 unit menara BTS di Kelurahan Kedungkandang SubBWP Selatan
20
RENCANA JARINGAN PERSAMPAHAN RENCANA TPS 1. TPS KEDUNGKANDANG
4. TPS VELODROME
Penambahan TPS baru dan
Tidak ada rekomendasi penambahan
penambahan kapasitas di Kelurahan
kapasitas dan TPS baru untuk Kelurahan
Kedungkandang untuk daerah yang
Madyopuro hanya saja penambahan
tidak terlayani petugas pengumpul
mesin pengolah sampah di TPS
sampah
Velodrome seperti mesin pembuat
2. TPS LESANPURO
kompos dan pencacah plastik yang
Penambahan TPS baru dan penambahan kapasitas TPS untuk
kondisinya sekarang sudah rusak.
5. TPS SAWOJAJAR
daerah yang belum terlayani oleh
Tidak ada rekomendasi untuk TPS
petugas pengumpul sampah dan
Sawojajar karena pengelolaan sampah di
penambahan kapasitas pada TPS
TPS tersebut sudah cukup bagus akan
eksisting
tetapi perlunya penambahan alat untuk
3. TPS BRATAN Penambahan kapasitas TPS untuk mengangkut sampah yang masih tertinggal di TPS Bratan
pengolahan sampah seperti mesin kompos dan pencacah plastik.
6. TPS CEMOROKANDANG Penambahan TPS baru dikarenakan TPS eksisting dibangun untuk melayani
+
masyarakat yang tinggal di Perumahan Satelit Buring dan penambahan kapasitas TPS
21
PETA RENCANA JARINGAN PERSAMPAHAN
22
RENCANA JALUR PRASARANA LAINNYA RENCANA JALUR EVAKUASI BENCANA Rencana jaringan prasarana lainnya merupakan rencana jaringan mengenai jalur evakuasi bencana alam. Menurut RTRW Kota Malang Tahun 2010-2030, kawasan rawan bencana yang ada di BWP Malang Timur adalah Kelurahan Madyopuro, Kelurahan Lesanpuro, dan Kelurahan Kedungkandang. Kawasan-kawasan tersebut memiliki kecenderungan bencana banjir dan tanah longsor. Sehingga kegiatan pencegahan bencana, penanggulangan bencana, tanggap darurat, dan rehabilitasi perli ditetapkan di BWP Malang Timur salah satunya dengan penentuan jalur evakuasi bencana BWP Malang Timur.
Penentuan jalur evakuasi didasarkan pada : Ruas-ruas jalan yang memiliki hirarki baik arteri, atau kolektor Jalur yang dipilih diusahakan agar tidak melewati jembatan Pemilihan jalur evakuasi kemudian harus juga disesuaikan dengan tempat evakuasi agar meminimalisir kemacetan Jalur yang menjauhi aliran sungai
23
PETA RENCANA JALUR EVAKUASI BENCANA
24
25
POLA RUANG EKSISTING
26
RENCANA POLA RUANG
ZONA LINDUNG
Rencana Taman RW
Rencana Taman Kelurahan ZONA PERLINDUNGAN SETEMPAT
ZONA RUANG TERBUKA HIJAU
hanya
terdiri
dari
taman
kelurahan,
dari
terdiri
sungai
bango
Sempadan
amprong
seluas
85,28
dan ha
Sungai sungai
pemakaman
hutan
kota, taman
dengan
taman rw
total
kota,
dan
luas
254,2
ha
27
ZONA PERUMAHAN Penambahan rumah sejumlah 9.528 unit dengan total luas kebutuhan lahan sebesar 159,12 Ha. Pengembangan rumah swadaya diarahkan untuk zona kepadatan sedang (R-3). Sedangkan pengembangan rumah developer diarahkan untuk zona kepadatan rendah (R-4) dan sangat rendah (R-5).
Perumahan Swadaya
28
Perumahan Developer
ZONA PERDAGANGAN DAN JASA Zona perdagangan dan jasa eksisting memiliki luas lahan sebesar 40 Ha. Kemudian, disusun rencana pengembangan zona perdagangan dan jasa berdasarkan kondisi eksisting dan arahan RTRW Kota Malang menjadi seluas 48 Ha. Zona tersebut berada di Jl. Raya Sawojajar, Jl. Ki Ageng Gribig, Jl. Danau Toba, Jl. Danau Kerinci Raya, dan Jl. Danau Bratan.
ZONA PERKANTORAN Zona perkantoran memiliki luas lahan sebesar 3,9 Ha. Zona perkantoran di BWP Malang Timur mayoritas berada di Kelurahan Madyopuro terutama pada blok 65139-MDP-004.
29
ZONA SARANA PELAYANAN UMUM
ZONA INDUSTRI
Zona sarana pelayanan umum terbagi berdasarkan skala pelayanan dan jenis sarananya. Luas eksisting zona SPU adalah 33 Ha. Selanjutnya dilakukan rencana pengembangan zona SPU berdasarkan analisis skala pelayanan dan proyeksi kebutuhan, sehingga luasnya menjadi 43 Ha.
Luas zona industri yang berada di BWP Malang Timur adalah 6,2 Ha. Berdasarkan arahan RTRW Kota Malang, zona industri di BWP Malang Timur tidak terdapat rencana pengembangan.
ZONA PARIWISATA Luas zona pariwisata di BWP Malang Timur adalah 0,06 Ha. Hanya terdapat 1 zona pariwisata di BWP Malang Timur yaitu Makam Ki Ageng Gribig.
30
ZONA TRANSPORTASI
Kondisi eksisting zona transportasi di BWP Malang Timur berupa terminal tipe C. Zona transportasi BWP Malang Timur dengan luas lahan sebesar 1,57 Ha. Zona transportasi ini berada pada sub BWP Pusat dengan blok 65139-MDP-004.
ZONA PERUNTUKAN LAIN
Tempat Evakuasi sementara di BWP Malang Timur berjumlah satu unit yang merupakan lahan tak terbangun dengan luas 0,38 ha. Instalasi Pengolahan Air Minum berjumlah satu unit dengan luas 2,15 ha terletak di Sub BWP Tengah Sebaran pergudangan yang paling banyak terdapat pada Kelurahan Madyopuro. Total luas pergudangan adalah sebesar 0,79 ha
31
Mewujudkan BWP Malang Timur sebagai pusat pengembangan permukiman yang strategis yang didukung dengan perdagangan dan jasa, perkantoran, dan pelayanan umum yang berkelanjutan ditandai dengan proses pemenuhan kebutuhan ekonomi secara terencana dan sistematis untuk generasi selanjutnya
1. Pengembangan perumahan yang didukung dengan adanya ketersediaan lahan, daya dukung dan daya tampung lahan, serta kemudahan aksesibiltas untuk menunjang aktivitas masyarakat. 2. Pengembangan fasilitas pelayanan umum yang berskala regional untuk menunjang kebutuhan masyarakat. 3. Pengembangan sarana, prasarana, dan blok/kawasan perdagangan dan jasa dengan skala regional untuk menunjang kebutuhan masyarakat. 4. Pengembangan terminal wisata guna meningkatkan aksesibilitas
32
SUB BWP TENGAH
Kelurahan Madyopuro
33
PROGRAM PERWUJUDAN RENCANA STRUKTUR RUANG Program pengembangan pemerataan sub pusat pelayanan di seluruh wilayah BWP Malang Timur Program rencana jaringan jalan, perbaikan kualitas jalan, peningkatan hierarki jalan, penambahan jalan, rencana pedestrian, dan rencana jaringan transportasi lainnya. Program penambahan menara BTS, peningkatan kualitas telepon
dengan
perbaikan
kabel
serta
perluasan jaringan telepon, dan pengembangan jaringan telekomunikasi dengan jaringan kabel fiber optic. 1.Program normalisasi saluran drainase yang bermasalah, program penambahan dimensi saluran drainase, serta program pembangunan saluran drainase baru. Program terkait penambahan unit MCK, penambahan unit pengembangan
layanan
Lumpur
pengembangan
kawasan
sempadan sungai Menjaga ketersediaan RTH Pembangunan zona perumahan baru yang diiringi dengan kesesuaian intensitas pemanfaatan ruang Sub BWP Pengembangan zona perkantoran Pembangunan dan pemeliharaan sarana pelayanan umum skala RW, kelurahan, kecamatan, dan kota. Penambahan
Program penambahan jaringan air bersih
septictank,
dan
Pengembangan perdagangan dan jasa skala BWP dan
Program penambahan daya listrik serta jaringan istrik sambungan
Pemeliharaan
Tinja
Terjadwal (LLTT), serta program IPAL Terpadu Kota Malang. Program pembangunan sarana TPS baru, sosialisasi
sarana
kesehatan
dengan
skala
kelurahan dan kecamatan. Penambahan sarana peribadatan skala RW dan kelurahan. Penambahan sarana sosial budya dengan skala RW dan Kelurahan Mempertahankan
keberadaan
zona
pariwisata
sebagai salah satu lokasi penunjang sosial ekonomi di BWP Malang Timur. Program jaringan transportasi lainnya, rencana
terhadap petugas terkait pengolahan persampahan,
terminal, rencana jalan tol, rencana jalan lingkar,
penambahan
kapasitas
TPS,
penambahan
serta rencana bus kota dan bus pelajar.
pengumpulan
sampah,
modifikasi
gerobak
alat dengan
Pengalokasian tempat evakuasi sementara sebagai
pemberian sekat, serta penambahan kontainer pada TPS
antisipasi bencana alam.
baru.
Penetapan zona pergudangan untuk menunjang
34
aktivitas industri.
TABEL INDIKASI PROGRAM STRUKTUR RUANG
35
TABEL INDIKASI PROGRAM POLA RUANG
36
KETENTUAN INTENSITAS BANGUNAN KOEFISIEN DASAR BANGUNAN
KOEFISIEN LANTAI BANGUNAN
KOEFISIEN DASAR HIJAU
Rata-rata jenis kegiatan perumahan memiliki KDB
Rata-rata jenis kegiatan perumahan memiliki KLB maksimum 1,2.
Koefisien dasar hijau minimum pada setiap jenis kegiatan adalah 10%.
maksimum 60%. Rata-rata kegiatan perdagangan dan jasa memiliki KDB maksumum 80%. Seluruh kegiatan perkantoran memiliki KDB maksimum 60%, Seluruh kegiatan SPU memiliki KDB maksimum 60%. Seluruh kegiatan industri dan pergudangan memiliki KDB maksimum 50%.
Rata-rata kegiatan perdagangan dan jasa memiliki KLB maksumum 1,6. Seluruh kegiatan perkantoran memiliki KLB maksimum 1,2, Seluruh kegiatan SPU memiliki KLB maksimum 1,8. Seluruh kegiatan industri dan pergudangan memiliki KLB maksimum 1.
37
KETENTUAN TATA BANGUNAN KETINGGIAN BANGUNAN MAKSIMUM
GARIS SEMPADAN BANGUNAN
JARAK ANTAR BANGUNAN Garis batas bangunan
Perumahan tinggi
yang dapat didirikan
tersusun ialah 20 meter
pada bagian samping
atau
terhadap
berkepadatan setara
dengan
8
batas
lantai.
pekarangan
Perumahan
samping dengan luas
berkepadatan tinggi dan
sempadan
tidak tersusun adalah 10
minimal 2 meter.
meter (setara dengan 2
Letak garis sempadan
lantai).
pondasi
Jarak vertical dari lantai
terluar belakang yang
dasar ke lantai di atasnya
berbatasan
dengan
tidak boleh lebih dari 7
rumah
lainnya
meter.
ditentukan
dengan
Bangunan yang memiliki
jarak minimal 2 meter
luas mezanin lebih dari
dari batas kavling.
50% dari luas lantai dasar akan dianggap sebagai
38 lantai penuh.
bagian samping
bangunan
TAMPILAN BANGUNAN Pada
kawasan
perumahan
yang
memiliki
sejarah
lama,
bentuk
bangunan
tetap
dipertahankan, tetapi
fungsinya
boleh
berubah
menjadi
non
hunian. Pada suatu persil kawasan perumahan dapat diadakan perubahan struktur bangunan yang digunakan.
akan
39
KAWASAN RAWAN BENCANA 1.Peruntukan ruang zona dengan tingkat kerawanan tinggi diutamakan sebagai kawasan lindung (tidak kayak untuk bangunan fisik) 2.Pada kawasan dengan tingkat kerawanan sedang tidak layak untuk kegiatan industri 3.Peruntukan ruang zona berpotensi longsor di tingkat kerawanan rendah diarahkan sebagai kawasan budidaya terbatas. 4.Dalam menetapkan jenis bangunan atau konstruksi lebih dahulu harus dilakukan penyelidikan geologi teknik, analisis kestabilan lereng, dan daya dukung tanah.
40
TEMPAT EVAKUASI SEMENTARA 1.Tersedianya ruang untuk menampung pengungsi sementara ketika terjadi bencana sebelum mendapat arahan lebih lanjut 2.Jarak tempuh TES sekitar 400-600 meter dari pusat permukiman atau aktivitas masyarakat 3.Jenis tempat evakuasi dapat berupa RTH, lapangan sekolah, lapangan kantor, lapangan olahraga, serta lapangan parkir.
PERTAHANAN DAN KEAMANAN
KAWASAN KESELAMATAN OPERASI PENERBANGAN (KKOP)
1.Memperhatikan kebijakan sistem pertahanan dan keamanan nasional 2.Memperhatikan kebijakan pemerintah yang menunjang pusat pertahanan dan keamanan nasional 3.Memperhatikan ketersediaan lahan sesuai dengan kebutuhan bidang pertahanan keamanan beserta prasarana dan sarana penunjangnya 4.Aksesibilitas yang menghubungkan zona pertahanan dan keamanan adalah jalan kolektor, tidak berbatasan langsung dengan zona perumahan dan komersial.
1.Kawasan di Bawah Permukaan Transisi, batas-batas ketinggian ditentukan oleh ketinggian kemiringan 14,3% arah ke atas dank e luar, dimulai sisi panjang dan pada ketinggian yang sama seperti Permukaan Utama serta Permukaan Ancangan Pendaratan dan Lepas Landas menerus sampai memotong permukaan horizozntal dalam pada ketinggain +45 m di atas ketinggian ambang landas pacu 35 atau pada jarak mendatar 315 m dari sisi panjang permukaan utama. 2.Kawasan di bawah Permukaan Horizontal Luar, batasbatas ketinggian ditentukan +150m di atas ketinggian ambang landas pacu 35.
41
42
BLOK 65139-MDP-005
43
BLOK 65139-MDP-005
44
BLOK 65139-MDP-005
45
BLOK 65139-MDP-005
46
BLOK 65139-MDP-005
47
ZONING TEXT BLOK 65139-MDP-005 ZONA LINDUNG
ZONA BUDIDAYA
Zona : Ruang Terbuka HIjau
Zona : Sarana Pelayanan Umum
Sub Zona : Taman Kota (RTH-2) Kegiatan-kegiatan
berikut
Sub Zona : SD/MI (SPU-3.1) adalah
1. Kegiatan-kegiatan yang diizinkan (I) di sub zona SD/MI adalah Kegiatan
jenis kegiatan yang diizinkan (I) di zona
perdagangan dan jasa berupa jasa fotocopy, Kegiatan SPU berupa TK/PAUD, SD/MI,
ruang terbuka hijau berupa taman kota
SMP/MTs, SMA/MA, pondok pesantren, perguruan tinggi, musholla, gereja, gedung
adalah hutan kota, taman kota, taman
serbaguna, gedung olahraga, dan lapangan olahraga, Kegiatan RTH berupa
kelurahan,
sempadan atau penyangga.
1.
taman
RW,
sempadan/penyangga,
kawasan
dan
tempat
diizinkan
secara
evakuasi sementara 2.
Kegiatan
yang
terbatas (T) di zona ruang terbuka hijau berupa taman kota adalah warung, pasar loak, jasa ATM, dan lapangan olahraga dengan batasan: •
Kegiatan
–
kegiatan
tersebut
mendukung fungsi RTH dan merupakan kesatuan dari zona RTH •
Tidak
Mematuhi
yang
a. Kegiatan perumahan berupa rumah tunggal, asrama, rumah kost, panti asuhan, dan rumah dinas diizinkan secara terbatas dengan batasan KDB maksimum sebesar 60%, KLB maksimum sebesar 1,2, KDH minimum sebesar 10%, Luasan maksimal dari keseluruhan persil dengan kegiatan tersebut adalah 40% dari luas keseluruhan persil yang ada di blok tersebut b. Kegiatan perdagangan dan jasa berupa warung, toko buku dan alat tulis, serta koperasi diizinkan secara terbatas dengan batasan KDB maksimum sebesar 80%, KLB maksimum sebesar 1,6, KDH minimum sebesar 10%, Luasan maksimal dari keseluruhan persil dengan kegiatan tersebut adalah 30% dari luas keseluruhan persil yang ada di blok tersebut
mengganggu
lingkungan
sekitarnya •
2. Kegiatan yang diizinkan secara terbatas (T) di zona ini, adalah:
c. Kegiatan SPU berupa masjid diizinkan secara terbatas dengan batasan KDB maksimum sebesar 60%, KLB maksimum sebesar 1,8, KDH minimum sebesar 20%,
peraturan
berkaitan
perundangan
dengan
kegiatan
Luasan maksimal dari keseluruhan persil dengan kegiatan tersebut adalah 30% dari luas keseluruhan persil yang ada di blok tersebut
tersebut, dan
3. Kegiatan yang diizinkan secara bersyarat (B) untuk dilakukan di zona ini yaitu
• Berada pada lokasi khusus yang telah
kegiatan perdagangan dan jasa berupa kolam renang diizinkan dengan syarat
ditetapkan untuk kegiatan tersebut
memperoleh persetujuan dari Ketua RT dan Ketua RW setempat, memperoleh
48
persetujuan
dari
masyarakat
setempat,
menyesuaikan
dengan
peraturan
perundang-undangan terkait, Kegiatan tidak menganggu lingkungan sekitarnya, memiliki IMB (Izin Mendirikan bangunan), memiliki bukti pemeriksaan laboratorium PAM pemerintah daerah setempat
PETA ZONASI BLOK 65139-MDP-005
49