Antologi Tugas Akhir Arsitektur ITB - Juli 2019

Page 1

KINARA ABHIPRAYA

ANTOLOGI TUGAS AKHIR

JULI 2019

Kami Kinara Abhipraya, sang titik-titik penuh harapan. Kami pernah berbaris rapi dengan segenap hati menepi, saling berbagi, meraih angan dalam setiap tantangan. Kini tibalah saatnya kami menuai api dan nyala kami bagi, memantik hati biar tak lagi terusik. Semoga setiap penjuru negeri mengamini babak baru perjuangan kami. Dengan penuh khidmat dan bangga, kami mempersembahkan sebuah antologi tugas akhir yang telah kami rangkai dengan indah.


ANTOLOGI TUGAS AKHIR KINARA ABHIPRAYA JULI 2019 Ketua Tim Redaksi : Adi Nur Khamim Chief Editor Kontributor : Adi Nur Khamim Contributors Anna Maulida Tazkia Ardelia Jessica Cungwin Aries Fadli Prayoga Aryasena Joti Prabawa Christianto Salimanan Eka Kurniawan Kania Atthaya Ulfa Kevin Lanna Elvira Marcella Gandakusumah Marcellina Nathania Tjandra Melvin Taslim Raden Cecylia Permata Costania Tifany Claudia Penata Letak Layout Team

: Adi Nur Khamim

Penyunting Foto : Adi Nur Khamim Photo Editor Kevin Š 2019 Kinara Abhipraya Ikatan Mahasiswa Arsitektur Gunadharma Program Studi Sarjana Arsitektur Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan Institut Teknologi Bandung Architecture Program School of Architecture, Planning, and Policy Development Bandung Institute of Technology


KINARA ABHIPRAYA ANTOLOGI TUGAS AKHIR JULI 2019


Pembimbing Supervisors

Kinara Abhipraya

PEMBIMBING SUPERVISORS

Ir. Achmad Deni Tardiyana, M.U.D.D.

Dr. Allis Nurdini, S.T., M.T.

Dr.Eng. Bambang Setiabudi, S.T., M.T.

Ir. Endang Triningsih, M.S.P., M.L.A.

Dr. Firmansyah, S.T., M.T.

Dr.Ing. Ir. Heru W. Poerbo, M.U.R.P.

M. Jehansyah Siregar, S.T., M.T., Ph.D.

Permana, S.T., M.T.

Ir. Tri Yuwono, M.T.

Ir. Wiwik Dwi Pratiwi, M.E.S., Ph.D.

4

Prof. Dr. Ir. Sugeng Triadi, M.T.


Epilogue July 2019

Mahasiswa Students

MAHASISWA STUDENTS

15215029 Eka Kurniawan

15215047 Aries Fadli Prayoga

1525033 Melvin Taslim

15215039 Adi Nur Khamim

15215040 Marcellina N. Tjandra

15215044 Ardelia J. Cungwin

15215045 Lanna Elvira

15215056 Marcella G.

15215057 Aryasena J. Prabawa

15215066 Christianto Salimanan

15215070 Kevin

15215072 Anna Maulida Tazkia

15215080 Tifany Claudia

15215085 Kania Atthaya Ulfa

15215089 Raden C. P. Costania

5


Daftar Isi Contents

Kinara Abhipraya

antologi tugas akhir arsitektur architecture final project anthology

kinara abhipraya juli 2019

july 2019

6


Epilogue July 2019

daftar isi contents

Daftar Isi Contents

9 Komersial Commercial

pusat perbelanjaan, perkantoran, resor shopping center, office, resort

27 Residensial Residential

apartemen, rumah susun, bangunan fungsi campuran apartment, social housing, mixed-use building

53 Campuran Miscellaneous

perpustakaan, rumah sakit, masjid, galeri, museum library, hospital, mosque, gallery, museum

7


Komersial Commercial

8

Kinara Abhipraya


Epilogue July 2019

komersial

commercial

Komersial Commercial

10 Beyond Habits Eka Kurniawan

14 One-Stop Gateway Lanna Elvira

18 Inside and Outside Concurrence Marcella Gandakusumah

22 Eco-Wild Living Christianto Salimanan

9


Komersial Commercial

Kinara Abhipraya

Beyond Habits:

Pusat Bersantai di Kawasan Perkantoran Dukuh Bawah, Jakarta Selatan Leisure Center in Dukuh Bawah Business District

oleh | by Eka Kurniawan 15215029 pembimbing |supervisor Ir. Tri Yuwono, M.T. tipologi | typology komersial | commercial luas | area 13.102 m2

10

Meningkatnya jumlah perkantoran di Kota Jakarta Selatan dan kemacetan yang tidak terelakkan saat jam pulang kerja membuat tekanan tersendiri bagi para pekerja. Proyek ini merancang sebuah tempat untuk mengurangi tingkat stres akibat pekerjaan dan sebagai tempat pelarian sementara saat jalanan sedang macet sebelum para karyawan kembali ke tempat tinggalnya masing-masing. Tempat ini merupakan penyatu tiga kegiatan yang digemari pekerja kantor, yaitu berbelanja, bersantai, dan rekreasi. Tempat ini diharapkan juga meningkatkan kualitas hidup bagi para penduduk sekitar.

The increasing number of offices in South Jakarta City and the inevitable congestion at the time of work return put pressure on the workers themselves. The project designed a place to reduce stress levels due to work and as a temporary escape when the streets were jammed before employees returned to their homes. This place is a unification of three activities favored by office workers, namely shopping, leisure, and recreation. This place is also expected to improve the quality of life for the surrounding residents.


Epilogue July 2019

Terdapat tiga isu besar dalam perancangan proyek ini, yaitu isu suasana, sirkulasi, dan konektivitas. Disimpulkan dari ketiganya, dikembangkan sebuah proyek dengan konsep dasar ‘Beyond Habits’. Konsep ini dipilih agar menjadi cerita tersendiri bagi pengguna dalam menjelajahi bangunan ini yang memiliki suasana yang kontras dengan apa yang menjadi kebiasaan mereka sehari-hari bekerja di kantor.

Eka Kurniawan

There are three major issues in designing this project, namely the issue of atmosphere, circulation, and connectivity. Concluded from the three, a project was developed with the basic concept of ‘Beyond Habits’. This concept was chosen to be a separate story for users in exploring this building that has an atmosphere that contrasts with what is their daily habit of working in the office.

Beyond Habits Pusat Bersantai di Kawasan Perkantoran Dukuh Bawah, Jakarta Selatan Leisure Center in Dukuh Bawah Business District

11


Komersial Commercial

Beyond Habits Pusat Bersantai di Kawasan Perkantoran Dukuh Bawah, Jakarta Selatan Leisure Center in Dukuh Bawah Business District Eka Kurniawan 15215029

12

Kinara Abhipraya

Suasana Isu suasana dijawab dengan konsep solusi atrium, outside space-in, dan floating walking. Konsep atrium dihadirkan untuk menghadirkan ruangan yang tidak pernah ada di bangunan perkantoran. Konsep outside space-in membawa ruang luar ke dalam bangunan, sehingga pengunjung merasa seperti sudah berada di luar padahal dirinya masih berada di dalam (interior) bangunan. Konsep floating walking dipilih untuk mewujudkan impian banyak manusia untuk dapat berjalan di atas medium air.

Atmosphere The issue of the atmosphere is answered by the concept of the atrium solution, outside space-in, and floating walking. The atrium concept is presented to present a room that never existed in an office building. The concept of outside space-in brings outer space into the building so that visitors feel like they are outside when they are still inside (interior) of the building. The concept of floating walking was chosen to realize the dream of many humans to be able to walk on a water medium.

Sirkulasi Isu sirkulasi dijawab dengan konsep solusi pengaturan jumlah load pada koridor serta penyusunan eskalator yang acak. Pengaturan jumlah load dilakukan untuk memberikan rasa aman pada penyewa agar probabilitas kunjungan tiap tenan kurang lebih sama.

Circulation Circulation issues are answered by the concept of a solution to regulating the number of loads in the corridor and the arrangement of random escalators. Setting the number of loads is done to provide tenants with a sense of security so that the probability of visits per tenant is approximately the same.


Epilogue July 2019

Konektivitas Isu konektivitas dijawab dengan konsep solusi akses berpori menuju zona luar serta adanya viewing deck. Dengan menyediakan sirkulasi yang langsung menghubungkan tapak dengan gedung perkantoran di seberang tapak, konektivitas tercipta serta membangun komunikasi antara area perkantoran dan area permukiman dengan bangunan sebagai perantara. Setelah konektivitas tercipta, memperluas luas permukaan bangunan yang terpapar tapak meningkatkan konektivitas yang terjadi. Peningkatan luas ini dijawab dengan menambah akses yang berimplikasi pada semakin banyaknya cara mengakses tapak.

Eka Kurniawan

Connectivity The issue of connectivity is answered by the concept of porous access solutions to the outer zone and the viewing deck. By providing circulation that directly connects the site with office buildings on the opposite side of the site, connectivity is created and building communication between office areas and residential areas with buildings as intermediaries. Once connectivity is created, expanding the surface area of the building exposed to the site increases the connectivity that occurs. This broad increase is answered by increasing access which has implications for more ways to access the site.

Beyond Habits Pusat Bersantai di Kawasan Perkantoran Dukuh Bawah, Jakarta Selatan Leisure Center in Dukuh Bawah Business District Eka Kurniawan 15215029

13


Komersial Commercial

Kinara Abhipraya

One-Stop Gateway: Fulfilling Needs Through Eco-Cultural Design Pusat Perbelanjaan Tepi Air di Denpasar, Bali Waterfront Shopping Center at Denpasar, Bali

oleh | by Lanna Elvira 15215045 pembimbing |supervisor Dr.Ing. Ir. Heru W. Poerbo, M.U.R.P. tipologi | typology komersial | commercial luas | area 3.64 ha

Gerbang Satu Atap Untuk menjawab tantangan dan tren yang sedang berkembang, pusat perbelanjaan yang dahulu hanya berfungsi sebagai wadah pemenuhan kebutuhan sehari-hari, kini berkembang menjadi sarana rekreasi bagi masyarakat. Oleh karena itu, gagasan besar yang diangkat dalam perancangan pusat perbelanjaan ini adalah ‘one-stop gateway (gerbang satu atap)’. Pusat perbelanjaan tidak hanya berfungsi sebagai tempat berbelanja masyarakat sekitar, tetapi juga dijadikan sarana rekreasi terutama bagi wisatawan.

Volume maksimum bangunan yang dapat dibangun berdasarkan KDB dan KLB

14

Pembentukan massa majemuk dengan pola permeabilitas

One-Stop Gateway To answer the challenges and trends which are developing recently, shopping centers that used as a place to fulfill daily needs, are now developing into recreational facilities for the communities. Therefore, the main idea of this shopping center design is “onestop gateway”, where shopping center not only serves as a shopping place for the surrounding communities but also serves as recreational facilities, especially for tourists.

Pembentukan pola sirkulasi dan massa bangunan yang dinamis berbentuk dasar lingkaran

Penambahan sky bridge yang menghubungkan ke-4 massa bangunan dari lantai 2


Epilogue July 2019

Fluiditas dalam Gerak Konsep ini dilatarbelakangi oleh lokasi tapak tepi air yang ‘mengalir’ (fluid) dan konsep pergerakan yang dinamis untuk menghasilkan suatu nuansa rekreatif yang memberikan keunikan tersendiri bagi pengunjung. Konsep dinamis ini juga dipilih karena kesadaran akan peran suatu citra dalam arsitektur perbelanjaan yang sangat penting. Pusat perbelanjaan yang dihasilkan diharapkan mampu menampilkan budaya lokal Bali dan modern (arsitektur regionalisme), serta mampu memanfaatkan potensi tapak tepi air secara maksimal.

Lanna Elvira

Fluidity in Motion This concept is based on the location of the waterfront site which is flowing ‘fluid’ and the concept of dynamic movement to produce a recreational nuance that provides unique characteristics for visitors. This dynamic concept was chosen because the realization of the ‘building image’ role in commercial architecture is very important. The shopping center is expected to be able to show Bali and modern culture (regionalism architecture) and be able to maximize the potential of the waterfront site itself.

One-Stop Gateway: Fulfilling Needs Through Eco-Cultural Design Pusat Perbelanjaan Tepi Air di Denpasar, Bali One-Stop Gateway: Fulfilling Needs Through Eco-Cultural Design Waterfront Shopping Center at Denpasar, Bali

Penambahan elemen lanskap di seluruh area terbuka serta perpaduan atap khas Bali dan atap kaca

15


Komersial Commercial

One-Stop Gateway: Fulfilling Needs Through Eco-Cultural Design Pusat Perbelanjaan Tepi Air di Denpasar, Bali One-Stop Gateway: Fulfilling Needs Through Eco-Cultural Design Waterfront Shopping Center at Denpasar, Bali Lanna Elvira 15215045

Kinara Abhipraya

Suasana dan Tangkapan Mata Permainan ruang dalam dan luar yang menarik merupakan daya tarik tersendiri bagi pengunjung. Ditambah lagi dengan permainan cahaya, jamuan luar ruangan, serta ruang-ruang terbuka dan menyatu dengan alam, berbeda dari pusat perbelanjaan pada umumnya yang kaku dan monoton. Selain itu, bangunan juga dilengkapi dengan ampiteater untuk menampilkan pertunjukan budaya. Ampiteater ini terletak di tengah tapak sehingga dapat dilihat dengan mudah oleh seluruh pengunjung. Zonasi Ruang Zonasi bangunan dibuat menyesuaikan dengan faktor lingkungan di sekitar bangunan terutama kebutuhan terhadap pemandangan. Area restoran memiliki akses visual langsung ke arah luar agar pengunjung dapat menikmati pemandangan tepi air, Taman Hutan Raya, maupun pertunjukan di ampiteater.

16

The Ambiance and Eye Engagement An interesting fusion of inside and outside space is the main attraction for the visitors. The lighting design at night; alfresco dining; and open space which blend with nature beautifully make it different from shopping centers in general which are usually stiff and monotonous. In addition, this shopping center also has an amphitheater as a place for cultural performances. This amphitheater is located in the middle of the site so that it can be seen easily by all visitors. Zoning The zoning is made to adjust to environmental factors around the site, especially based on the need for a good view outside. The restaurant area has direct visual access to the outside so that visitors can enjoy the waterfront view, the Forest Park, or the cultural performances at amphitheater.


Epilogue July 2019

Pemilihan Material dan Efisiensi Energi Material alami seperti nipah dan alangalang membutuhkan perawatan esktra dan perlu diganti secara berkala. Oleh karena itu, material penutup atap yang dipilih adalah atap sintetis yang memiliki tampilan seperti alang-alang tetapi jauh lebih tahan lama. Selain itu, jarak antarlantai yang cukup tinggi serta lantai 3 yang seluruhnya terbuka memungkinkan terjadinya pencahayaan alami saat siang hari sekaligus meniadakan penggunaan pendingin ruangan pada area sirkulasi.

Lanna Elvira

Material Selection and Energy Efficiency Natural materials such as ‘Nipah’ and reeds need extra care and need to be replaced regularly. Therefore, the roof cover material is a synthetic roof that looks like reeds but much more durable. In addition, the high distance of floorto-floor and the open-air third floor allow natural lighting during the day and also help to reduce the use of an air conditioner in the circulation area.

One-Stop Gateway: Fulfilling Needs Through Eco-Cultural Design Pusat Perbelanjaan Tepi Air di Denpasar, Bali One-Stop Gateway: Fulfilling Needs Through Eco-Cultural Design Waterfront Shopping Center at Denpasar, Bali Lanna Elvira 15215045

17


Komersial Commercial

Kinara Abhipraya

Inside and Outside Concurrence:

Kantor Sewa Berbasis Bangunan Hijau di Kawasan Pusat Bisnis Bumi Serpong Damai Green-Based Rental Office Park in BSD City CBD

oleh | by Marcella Gandakusumah 15215056 pembimbing |supervisor Ir. Endang Triningsih, M.S.P., M.L.A., Ph.D. tipologi | typology komersial | commercial luas | area 11.726 m2

18

Kantor yang Berubah Perekonomian di Indonesia terus meningkat. Begitu juga kebutuhan akan ruang kantor dengan sumber permintaan tidak hanya berasal dari perusahaan besar, tetapi juga dari perusahaan perintis. Preferensi pengguna pun sudah jauh berbeda dengan dulu. Pengguna menginginkan perkantoran yang fleksibel, terjangkau, dan berbudaya komunitas. Keinginan ini diikuti dengan semakin sadarnya manusia akan lingkungan sehingga bangunan yang berprinsip hijau lebih diminati, terutama untuk lingkungan yang terkenal monoton seperti perkantoran.

The Ever-Changing Office With Indonesian economics keep getting better, the needs for office space now comes not from only big corporates, but also from the start-up level. As its user variance increases, office design criteria are also different from the old times. Users now demand their office to be more flexible, more affordable, and has a community culture. Not only those, with the increasing consciousness towards the environment, users also prefer green buildings for offices, as they are more healthy in a monotone working style usually found in offices.


Epilogue July 2019

Konkurensi Luar-Dalam Menjawab berbagai tuntutan desain dalam perkantoran masa kini, maka gagasan ‘inside and outside concurrence’ (konkurensi luar-dalam) diangkat. Concurrence memiliki arti sebagai ‘sesuatu yang terjadi bersamaan’, sehingga inside and outside concurrence berarti ‘bagian dalam dan luar yang terjadi bersamaan’, serta memiliki maksud menjadikan suasana dalam dan luar bangunan serupa melalui elemen lanskap dan penerapan prinsip hijau.

Marcella Gandakusumah

Inside and Outside Concurrence To answer all design requirements and also user preferences, a grand concept called ‘Inside and Outside Concurrence’ is adapted. ‘Concurrence’ means an event that happens simultaneously, thus ‘Inside and Outside Concurrence’ means the condition inside and outside the building feels the same—natural. This is achieved by making the interior of the building ‘connects’ with the exterior through various landscape elements and the application of green principals —traditional of modern.

Inside and Outside Concurrence: Kantor Sewa Berbasis Bangunan Hijau di Kawasan Pusat Bisnis Bumi Serpong Damai, Tangerang Selatan Green-Based Rental Office Park in BSD City CBD, Tangerang Selatan

19


Komersial Commercial

Inside and Outside Concurrence: Kantor Sewa Berbasis Bangunan Hijau di Kawasan Pusat Bisnis Bumi Serpong Damai, Tangerang Selatan Green-Based Rental Office Park in BSD City CBD, Tangerang Selatan Marcella Gandakusumah 15215056

Kinara Abhipraya

Pendinginan Malam Hari Adanya material berat yang lama dalam menyimpan/memancarkan panas/dingin, memungkinkan sistem pendinginan pasif malam hari terjadi dalam bangunan. Pada malam hari, terdapat kisi otomatis yang membuka dibalik fasad aluminium terperforasi (material ringan), mendinginkan material berat (slab dan balok serta kolom beton, dinding bata). Dingin yang disimpan akan diradiasikan di pagi hari sehingga memungkinkan penggunaan penghawaan buatan dapat sedikit lebih terlambat dibanding bangunan yang tidak menggunakan sistem pendinginan malam hari. Kantor Komersial Bangunan terdiri dari dua lantai komersil semi terbuka, delapan lantai perkantoran yang terdiri dari berbagai unit untuk mengakomodasi berbagai jenis pengguna, serta tiga lantai basement untuk utilitas dan parkir. Area komersil didesain terbuka dan memiliki banyak area duduk sebagai sarana kolaborasi pengguna.

20

Night-Cooling Heavyweight materials tend to slowly store/radiate heat/cold. The opposite character applies to lightweight materials. Thus, these two materials make night-cooling feasible. At night, automated louvers will open behind the perforated aluminum facade which is a lightweight material. Air will flow in and cool the heavyweight material such as concrete slabs and beams, and brick walls. In the morning, the slabs, beams, and walls will radiate the cool they receive during the night. This can delay the activation of the central air conditioner and save energy. Commercial Office The building consists of a two-story semi-open commercial area, eightstory office area made of various units to accommodate all kinds of users. All utility and parking needs are accommodated in the three-story basement area. The commercial area is designed semi-open and made of much open space for collaboration.


Epilogue July 2019

Massa Terasering Sebagai upaya memasukkan ‘inside and outside concurrence’ pada bagian bangunan di lantai atas, maka massa bangunan dibuat menjadi sejenis terasering. Bagian yang menonjol ini dijadikan atap hijau yang dapat diakses dari dalam. Pengguna area perkantoran dapat terhubung langsung dengan bagian luar—tidak hanya sebatas akses visual semata. Pembuatan area terbuka di lantai-lantai atas ini juga bertujuan menghalau sengat matahari karena atap hijau berada di bagian barat atau timur bangunan.

Marcella Gandakusumah

Terracing Mass As a solution to introduce ‘Inside and Outside Concurrence’ to the upper part of the building, the mass of the building is made in accordance with terracing. The prominent part of the terracing is made into an accessible green roof for office users. This makes direct outside contact feasible from the upper floors. Terracing is also a solution to shield the inner part of the building from direct sun ray as the green roofs are located either on the west or east.

Inside and Outside Concurrence: Kantor Sewa Berbasis Bangunan Hijau di Kawasan Pusat Bisnis Bumi Serpong Damai, Tangerang Selatan Green-Based Rental Office Park in BSD City CBD, Tangerang Selatan Marcella Gandakusumah 15215056

21


Komersial Commercial

Kinara Abhipraya

Eco-Wild Living:

Perancangan Resor Berbasis Olahraga Surfing di Kawasan Pantai Batu Karas Surfing Based-Resort at Batu Karas Beach

oleh | by Christianto Salimanan 15215066 pembimbing |supervisor Dr. Firmansyah, S.T, M.T. tipologi | typology komersial | commercial luas | area 2.5 ha

22

Batu Karas yang terletak di Desa Batukaras, Kabupaten Pangandaran, dikenal dengan keindahan alamnya terutama kondisi ombak yang disukai oleh peselancar domestik maupun mancanegara. Kawasan Batu Karas juga merupakan salah satu objek wisata yang akan dikembangkan oleh Kementerian Pariwisata Indonesia dan telah dijadikan sebagai salah satu destinasi wisata di Jawa Barat. Perancangan resor pada kawasan ini merupakan stimulan untuk mewadahi kebutuhan masyarakat akan fasilitas rekreasi, interaksi serta edukasi yang menyenangkan dan juga bentuk apresiasi keindahan wisata bahari Pantai Batu Karas.

Batu Karas beach is an area located in Batukaras Village, Pangandaran Regency. This beach is known for its natural beauty, especially the wave conditions loved by domestic and foreign surfers. Batu Karas area is also one of the projects that will be developed by the Indonesian Ministry of Tourism and will be named as one of the tourist destinations in West Java. Design of the resort in this area is one of the stimulants to accommodate the community’s needs for recreational facilities, interaction, fun education and also become a form of appreciation for the beauty of marine tourism in the Batu Karas Beach Area.


Epilogue July 2019

Perancangan resor ini diharapkan mampu meningkatkan nilai kawasan, serta mampu mewadahi kebutuhan para peselancar maupun komunitas terhadap hunian sekaligus sarana pariwisata. Isu perancangan ini adalah efisiensi energi dalam kinerja kawasan, pengalaman ruang yang disajikan, serta isu arsitektur hijau agar kawasan ini tetap mampu mendukung aspek arsitektur yang berkelanjutan. Konsep desain yang dibawa adalah eco–wild living (hunian ramah lingkungan), agar kawasan ini diharapkan mampu mengusung gaya hidup para komunitas surfing serta memberikan ambience spesial bagi para pengunjung dengan preferensi gaya hidup komunal.

Christianto Salimanan

The design of the resort is expected to be able to increase the value of the region and be able to accommodate the needs of surfers and the community towards housing and tourism facilities. This design issue is energy efficiency in regional performance, space experience presented, and green architecture issues so that the region is still able to support sustainable architectural aspects. The design concept brought is eco-wild living, so that this area is expected to be able to carry out the lifestyle of the surfing community and provide special ambiance for visitors with a communal lifestyle preference.

Eco-Wild Living: Perancangan Resor Berbasis Olahraga Surfing di Kawasan Pantai Batu Karas Surfing Based-Resort at Batu Karas Beach

23


Komersial Commercial

Eco-Wild Living: Perancangan Resor Berbasis Olahraga Surfing di Kawasan Pantai Batu Karas Surfing Based-Resort at Batu Karas Beach Christianto Salimanan 15215066

Kinara Abhipraya

Vila komunal memiliki konsep arsitektur berupa bungker yang mampu mewadahi 24 orang sekaligus. Vila ini memiliki ranjang susun untuk alasan efisiensi tempat, serta toilet komunal yang terletak pada bagian luar bangunan. Vila ini juga memiliki atap yang dapat menunjang kegiatan komunal seperti kegiatan makan bersama, menari maupun ruang diskusi. Terdapat juga cabana pada bagian atap yang diperuntukan bagi mereka yang ingin menikmati suasana alam pada kawasan tersebut. Bangunan terbagi menjadi beberapa fungsi utama, yaitu unit hunian resor, bangunan kantin, bangunan edukasi selancar, dan fasilitas komersial. Kawasan ini juga didesain dengan menggunakan bantuan perangkat lunak EDGE (Excellence in Design for Greater Efficiency) baik dari segi efisiensi energi, air, dan energi yang terkandung pada material bangunan yang paling ideal sesuai dengan konteks tapak.

24

Communal villas have an architectural concept in the form of bunkers that can accommodate 24 people at once. This villa has bunk beds for efficiency reasons, as well as communal toilets located on the outside of the building. This villa also has a roof that can support communal activities such as joint eating, dancing and discussion rooms. There is also a cabana on the roof that is intended for those who want to enjoy the natural atmosphere in the area. The building is divided into several main functions, namely residential units, food and beverages buildings, surf education buildings, and commercial facilities. This area is also designed using the help of EDGE (Excellence in Design for Greater Efficiency) software both in terms of energy efficiency, water, and energy contained in the most ideal building materials according to the site context.


Epilogue July 2019

Komposisi arsitektural pada tapak didasari oleh pembagian fungsi zoning dari masing–masing ruang yang dibuat. Vila komunal diletakan pada bagian Selatan kawasan dengan metode cluster. Vila yang bersifat privat dengan golongan vila keluarga diletakkan pada bagian Utara dekat dengan lobi resor. Vila ini memiliki ruang terbuka dapat digunakan oleh rombongan besar. Fungsi publik berupa restoran dan sekolah selancar diletakkan pada bagian tengah dan pinggir kawasan yang masing–masing dapat melayani tamu menginap dan tidak menginap.

Christianto Salimanan

The architectural composition on the site is based on the division of zoning functions from each space made. Communal villas are located in the southern part of the area with cluster methods. A private villa with a family villa class located in the North near the resort lobby. This villa with open space can be used by large groups. Public functions in the form of restaurants and surfing schools are placed in the middle and edge of the area, each of which can serve guests staying and not staying overnight.

Eco-Wild Living: Perancangan Resor Berbasis Olahraga Surfing di Kawasan Pantai Batu Karas Surfing Based-Resort at Batu Karas Beach Christianto Salimanan 15215066

25


Residensial Residential

26

Kinara Abhipraya


Epilogue July 2019

residensial residential

Residensial Residential

28 Intimate and Healthy Life Melvin Taslim

32 Konektor Urban Adi Nur Khamim

36 Porositas dalam Pluralisme Aries Fadli Prayoga

40 Climate-Adaptive Living Aryasena Joti Prabawa

44 The City Home Kevin

48 Urban Paradise Kania Atthaya Ulfa

27


Residensial Residential

Kinara Abhipraya

Intimate and Healthy Life:

Hunian Lansia di Kota Baru Parahyangan Senior Living in Kota Baru Parahyangan

oleh | by Melvin Taslim 15215033 pembimbing |supervisor Ir. Tri Yuwono, M.T. tipologi | typology residensial | residential luas | area 2.4 ha

28

Kurangnya fasilitas yang dapat memenuhi kebutuhan lansia di Kota Bandung menyebabkan nilai kehidupan masyarakat lansia yang kurang berkualitas. Selain itu, kehidupan hiruk-pikuk perkotaan menurunkan tingkat kenyamanan para lansia. Oleh karena itu, dibangun proyek kompleks hunian lansia di Kota Baru Parahyangan yang terdiri dari hunian lansia dan fasilitas hunian lansia. Lokasi di daerah perbuktan ini mewadahi potensi pemandangan ke lingkungan alam yang indah. Kompleks hunian lansia dengan luas total bangunan 60.265 m2 akan dibangun pada lahan sebesar 2,4 hektar.

The lack of facilities that can meet the needs of the elderly in the city of Bandung causes the life value of the poorer quality of the elderly. In addition, urban hustle and bustle reduce the comfort level of the elderly. For this reason, an elderly residential complex project was built in Kota Baru Parahyangan consisting of elderly residents and elderly residential facilities. This location in the area of evidence provides a potential view of a beautiful natural environment. The elderly residential complex with a total building area of 60,265 m2 will be built on a land of 2.4 hectares.


Epilogue July 2019

Terdapat tiga isu utama dalam proyek ini yaitu sosial kekeluargaan, kebugaran fisik dan psikis, serta suasana. Berdasarkan isu-isu tersebut, dibentuknya suatu konsep dasar perancangan yakni Intimate and Healthy Life (kehidupan akrab dan sehat). Konsep akrab bertujuan meningkatkan hubungan sosial kekeluargaan antarpenghuninya. Konsep hidup sehat berusaha untuk meningkatkan kualitas kebugaran fisik dan psikis para lansia. Selain itu, konsep suasana alam dan homey yang dibangun akan menyebabkan terjadinya hubungan intim dan peningkatan kebugaran fisik dan psikis tersebut.

Melvin Taslim

There are three main issues in this project, for instance, social family, physical and psychological fitness, and atmosphere. Based on these issues, the establishment of a basic design concept is Intimate and Healthy Life. The familiar concept aims to improve family social relations between its inhabitants. The concept of healthy living seeks to improve the quality of physical and psychological fitness of the elderly. In addition, the concept of the natural and homey atmosphere that is built will cause an intimate relationship and an increase in physical and psychological fitness.

Intimate and Healthy Life: Hunian Lansia di Kota Baru Parahyangan Senior Living in Kota Baru Parahyangan

29


Residensial Residential

Intimate and Healthy Life: Hunian Lansia di Kota Baru Parahyangan Senior Living in Kota Baru Parahyangan Melvin Taslim 15215033

Kinara Abhipraya

Intimasi Masyarakat lansia menengah ke atas saat ini dihadapkan pada kondisi sering ditinggalkan di rumah. Hal ini karena kurang sesuainya minat mereka terhadap kehidupan anak maupun cucunya. Hal ini tentunya menimbulkan masalah sosial yang membuat mereka kesepian sendirian. Intimasi menjadi salah satu faktor utama yang diperhatikan pada perancangan hunian lansia ini. Fasilitas yang ditawarkan berupa tempat-tempat bagi para lansia untuk berbicara dengan santai menikmati suasana yang asri. Alami Hiruk-pikuk kota yang ricuh dan tidak kondusif berpotensi meningkatkan tingkat stres pada lansia. Ketenangan dan menikmati alam adalah salah satu hal yang diinginkan setiap orang pada saat tua. Hal ini menjadi poin utama pada desain hunian lansia ini. Hunian ini memilih tempat yang masih asri dan memanfaatkan potensi pemandangan.

30

Intimacy Middle-aged to upper-middle-aged people are currently faced with conditions where they are often left at home. This is because of their lack of interest in the lives of their children and grandchildren. This certainly creates social problems that make them lonely alone. This intimacy is one of the main factors that is considered in the design of this elderly residence. The facilities offered in the form of places where the elderly can talk casually enjoy the beautiful atmosphere. Natural The hustle of the city that is chaotic and not conducive has the potential to increase stress levels in the elderly. Tranquility and enjoying nature is one of the things that every elder need in their life. This residence chooses a place that closes to nature and utilizes the potential of the landscape.


Epilogue July 2019

Hidup Sehat Penuaan merupakan yang tidak dapat dihindari oleh setiap makhluk hidup di bumi ini. Kondisi fisik lansia merupakan salah satu bukti nyata dalam proses penuaan. Degradasi kemampuan motorik akan terus meningkat seiring bertambahnya usia. Oleh karena itu, isu kebugaran fisik merupakan isu utama lainnya pada perancangan ini. Pada hunian lansia ini, para lansia tanpa sadar akan dilatih gerak. Penggunaan ramp dengan potensi pemandangan yang baik menjadi daya tarik utama pada hunian lansia ini.

Melvin Taslim

Healthy Life Aging is something that cannot be avoided by every living thing on this earth. The physical condition of the elderly is one of the concrete evidence in the aging process. Degradation of motor skills will continue to increase with age. Therefore, the issue of physical fitness is another major issue in this design. In this elderly occupancy, the elderly will unconsciously be trained in motion. The use of a ramp with good landscape potential is the main attraction of this elderly residence.

Intimate and Healthy Life: Hunian Lansia di Kota Baru Parahyangan Senior Living in Kota Baru Parahyangan Melvin Taslim 15215033

31


Residensial Residential

Kinara Abhipraya

Konektor Urban:

Apartemen Rakyat di Kelurahan Babakan Ciamis, RW 03, Bandung

Urban Connector: The Application of ‘Apartemen Rakyat’ Scheme on Mixed-Use Development as a Redevelopment Process of Babakan Ciamis, Bandung oleh | by Adi Nur Khamim 15215039 pembimbing |supervisor Ir. Achmad Deni Tardiyana, M.U.D.D. tipologi | typology residensial | residential luas | area 3.46 ha

32

Konektor Urban Babakan Ciamis diharapkan menjadi tempat pertemuan bagi warga Kota Bandung untuk mengaktifkan kegiatan sosial-budaya-ekonomi-rekreasi pada daerah yang belum berkembang. Pembangunan kembali diwujudkan dalam bentuk penerapan skema apartemen rakyat dengan membangun apartemen multistrata kelas sosial pada hamparan yang sama. Proses pembangunan kembali ini juga akan menata lingkungan menjadi lebih baik sehingga dapat meningkatkan daya guna lahan, serta menjadi jawaban atas masalah kurangnya perumahan yang terjadi di Bandung.

Urban Connector Babakan Ciamis is expected to be a meeting place for residents of Bandung City to activate sociocultural-economy-recreational activities in undeveloped areas. The redevelopment is manifested in the form of the application of ‘apartemen rakyat’ schemes by building apartments for social class multi-strata on the same stretch. This redevelopment process will also organize the environment for the better so as to increase the usability of the land, as well as being the answer to the problems of housing backlogs that occurred in Bandung.


Epilogue July 2019

Koneksi, Aktivasi, dan Interaksi Konsep konektor urban yang diusung memiliki tiga subkonsep. Subkonsep koneksi berkaitan dengan isu konektivitas. Kawasan dirancang agar memiliki aksesibilitas dan permeabilitas yang tinggi sehingga meningkatkan koneksi antara tapak dengan tempat di sekitarnya. Subkonsep aktivasi berhubungan dengan isu peningkatan daya guna lahan. Kawasan dirancang agar meningkatkan daya guna lahan sehingga mengaktifkan kegiatan ekonomi kawasan. Subkonsep interaksi ditujukan guna meningkatkan rasa kebersamaan.

Adi Nur Khamim

Connection, Activation, and Interaction The concept of urban connector that is carried has three sub-concepts. The connection sub-concept is related to connectivity issues. The area was designed to have high accessibility and permeability so as to increase the connection between the site and the surrounding area. The activation sub-concept relates to the issue of increasing land use. The area was designed to increase land usability so as to activate regional economic activities. The interaction sub-concept is intended to enhance a sense of community.

Konektor Urban: Apartemen Rakyat di Kelurahan Babakan Ciamis, RW 03, Bandung

Urban Connector:The Application of ‘Apartemen Rakyat’ Scheme on Mixed-Use Development as a Redevelopment Process of Babakan Ciamis, Bandung

33


Residensial Residential

Konektor Urban: Apartemen Rakyat di Kelurahan Babakan Ciamis, RW 03, Bandung

Urban Connector: The Application of ‘Apartemen Rakyat’ Scheme on Mixed-Use Development as a Redevelopment Process of Babakan Ciamis, Bandung Adi Nur Khamim 15215039

34

Kinara Abhipraya

Apartemen Rakyat Apartemen rakyat menjawab kebutuhan masyarakat asli Babakan Ciamis sebagai penduduk yang terkena dampak. Penduduk (MBR) mendapat unit sesuai dengan kondisi sebelumnya. Masyarakat juga mendapatkan fasilitas sosial dan publik yang memadai. Fasilitas ekonomi juga disediakan sehingga kondisi kesejahteraan rakyat akan meningkat. Kualitas apartemen sosial juga dipastikan sama dengan apartemen komersial, tetapi dengan sedikit perbedaan untuk meningkatkan efisiensi. Secara tidak langsung, kualitas hidup komunitas Babakan Ciamis juga akan meningkat.

Social Apartments Social apartments answer the needs of the indigenous people of Babakan Ciamis as affected residents. As part of the law of correspondence, residents who are mostly low-income people get units that are in accordance with their previous conditions. Communities also get adequate social and public facilities. Economic facilities are also provided so that the welfare conditions of the people will increase. The quality of social apartments is also confirmed to be the same as commercial apartments, but with little difference to improve efficiency. Indirectly, the quality of life of the Babakan Ciamis community will also increase.


Epilogue July 2019

Adi Nur Khamim

Konektor Urban: Apartemen Rakyat di Kelurahan Babakan Ciamis, RW 03, Bandung

Urban Connector: The Application of ‘Apartemen Rakyat’ Scheme on Mixed-Use Development as a Redevelopment Process of Babakan Ciamis, Bandung Adi Nur Khamim 15215039

Apartemen Komersial Apartemen komersial menjawab permasalahan kurangnya paparan kawasan ini. Adanya apartemen yang menarik dan fasilitas komersial akan mengundang warga Kota Bandung untuk datang ke Babakan Ciamis. Babakan Ciamis akan menjadi area yang aktif. Apartemen komersial disediakan untuk masyarakat menengah ke atas untuk menciptakan komunitas multistrata dengan apartemen rakyat. Komunitas multistrata ini juga akan mendorong interaksi yang lebih inklusif terutama pada zona transisi (plaza dan taman tepi air) tanpa mengesampingkan kelas sosial.

Commercial Apartments Commercial apartments are the answer to the issue of lack of exposure in this region. With the existence of attractive apartments and commercial facilities, it indirectly attracts residents of Bandung City to come to Babakan Ciamis. Babakan Ciamis will be an active area. Commercial apartments are reserved for middle-upper society to create a multi-strata community with social apartments. This multi-level community will also encourage more inclusive interactions without putting aside social classes. Thus provided transition zones in the form of plazas, street-food areas, and social-public facilities to support the activities of the two different strata.

35


Residensial Residential

Kinara Abhipraya

Porositas dalam Pluralisme:

Perancangan Bangunan Fungsi Campuran Banceuy, Bandung Porosity in Pluralism: Mixed-Use Redevelopment in Banceuy, Bandung

oleh | by Aries Fadli Prayoga 15215047 pembimbing |supervisor Dr. Allis Nurdini, S.T., M.T. tipologi | typology residensial | residential luas | area 2.24 ha KDB | BCR 70% (1.57 ha) KLB | GFA 3.6 (8.09 ha) KDH | GCR 20% (0.49 ha)

36

Kecenderungan pembangunan kota yang difokuskan pada jalur utama menyebabakan terbentuknya area kantong “terbelakang” di balik jalur tersebut sehingga produktivitas menurun. Area terbelakang tersebut merupakan area permukiman penduduk yang terisolasi, dikeliling tembok yang rapat dari bangunan pertokoan pinggir jalan. Oleh karena itu, proses pembangunan kembali area tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan pemberian kesempatan tinggal dari penduduk setempat, keadilan ruang bagi semua penghuni dan calon penghuni, serta kesempatan yang sama bagi semua pihak untuk emangkses ruang.

The tendency of urban development to be focused on the main pathway has led to the formation of “backward” enclaves behind this path so that productivity decreases. The backward area is an isolated residential area, surrounded by a dense wall of roadside shopping buildings. Therefore, the process of redevelopment the area was carried out by considering providing opportunities to live from the local population, justice for all residents and prospective residents, and equal opportunities for all parties to access space.


Epilogue July 2019

Salah satu area terbelakang namun berada di area strategis adalah Kawasan Banceuy. Perancangan ini menjawab isu prinsip korespondensi dan pluralisme. Konsep desain “Porositas dalam Pluralisme” diwujudkan melalui perancangan tipe unit secara diversifikasi, ekspansi, dan zonasi letak unit. Selain itu, bangunan juga memiliki area-area komunal, transisi, dan spatio-temporal untuk memicu interaksi mutualisme antarpenghuni.

Aries Fadli Prayoga

One of the backward areas in the strategic area is the Banceuy area. This design answers the issue of the principle of correspondence and pluralism. The design concept of “Porosity in Pluralism” is realized through unit type design by diversifying, expanding, and zoning unit location. In addition, buildings also have communal, transitional, and spatiotemporal areas to trigger interpersonal interaction.

Porositas dalam Pluralisme: Perancangan Bangunan Fungsi Campuran di Banceuy, Bandung

Porosity in Pluralism: Mixed-Use Redevelopment in Banceuy, Bandung

37


Residensial Residential

Porositas dalam Pluralisme: Perancangan Bangunan Fungsi Campuran di Banceuy, Bandung

Porosity in Pluralism: Mixed-Use Redevelopment in Banceuy, Bandung Aries Fadli Prayoga 15215047

38

Kinara Abhipraya

Orientasi bangunan mengarah ke sungai dengan perancangan tapak memusatkan ruang terbuka hijau pada bagian tepi sungai. Massa bangunan dibentuk berpori dengan fungsi komunal pada lubang-lubang massa bangunan. Ketinggian bangunan dirancang berundak demi menyesuaikan jaringan kota yang ada di Banceuy. Area komersial dirancang untuk berorientasi ke luar menyesuaikan potensi pembayangan dari bentukan massa.

The orientation of the building leads to the river with the design of the site concentrating green open space on the banks of the river. The mass of buildings is formed porous with communal functions in the mass-holes of the building. The height of the building is designed terraces in order to adjust the city network in Banceuy. Commercial areas are designed to be oriented outward adjusting the potential for imagery of mass formation.


Epilogue July 2019

Aries Fadli Prayoga

39


Residensial Residential

Kinara Abhipraya

Climate-Adaptive Living:

Apartemen Bertingkat Rendah di Kawasan Landasan Udara Sulaiman Low-Rise Apartment near Sulaiman Airbase Area

oleh | by Aryasena Joti Prabawa 15215057 pembimbing |supervisor Dr. Allis Nurdini, S.T., M.T. tipologi | typology residensial | residential luas | area 2.1 ha

40

Pertumbuhan Penduduk di Bandung Raya semakin meningkat. Tidak tersedianya lahan di kawasan pusat kota membuat pengembang perumahan melebarkan bisnisnya ke pinggiran kota. Pinggiran kota yang merupakan daerah nonpermukiman berkembang menjadi daerah permukiman dengan penambahan kelengkapan fasilitas hunian dan fasilitas penunjang dalam satu kawasan yang sama. Proyek tugas akhir ini berupa rancangan apartemen bertingkat rendah di Kawasan Kabupaten Bandung dengan sasaran pengguna generasi milenial.

The population at Greater Bandung is growing fast. Lack of usable land at the center of Bandung City makes housing developer grow its business to city outskirt. The rural area of city outskirt transformed into the suburban area by the addition of facility comprehensiveness for housing and other amenities in the same area. This final project is the design of low-rise apartment at Bandung Regency with target user as the millennial generation.


Epilogue July 2019

Apartemen dirancang dengan pendekatan arsitektur bioklimatik, dengan elemen-elemen klimatik pada tapak menjadi isu utama perancangan. Tapak dikelilingi oleh sejumlah fasilitas penunjang seperti rumah sakit, sekolah, dan kawasan pertokoan. Selain itu, tapak juga dikelilingi oleh beberapa moda transportasi seperti Landasan Udara Sulaiman dan Jalan Tol Soroja. Akibatnya, apartemen ini tidak dapat didirikan melebihi batas keamanan penerbangan, yaitu 16 meter. Siasat yang dilakukan adalah dengan menambahkan lantai rubanah sebagai tempat bagi fasilitas umum dan sosial di bawah lantai dasar.

Aryasena Joti Prabawa

The apartment was designed with bioclimatic architecture approach, thus climatic elements of the site become the main design issue. This site surrounded by facilities and amenities such as hospital, school, and business area. Furthermore, this site surrounded by some transportation modes such as Sulaiman Airbase and Soroja Toll Road. The result is this apartment can’t be designed to be more than 16 meters of height. Design strategy to accommodate this is making semibasement as a social and public facility below the ground floor.

Climate-Adaptive Living: Apartemen Berlantai Rendah di Kawasan Lapangan Udara Sulaiman Low-Rise Apartment near Sulaiman Airbase Area

41


Residensial Residential

Climate-Adaptive Living: Apartemen Berlantai Rendah di Kawasan Lapangan Udara Sulaiman Low-Rise Apartment near Sulaiman Airbase Area Aryasena Joti Prabawa 15215057

42

Kinara Abhipraya

Aspek bioklimatik lainnya yang diperhatikan adalah angin. Angin yang berembus pada tapak berubah seiring bergantinya siang dan malam, dengan kecepatan sekitar 1-5 m/s. Solusi desain yang dibangun adalah dengan membuat susunan massa bangunan secara padat-kosong, sehingga angin dapat melalui sela-sela bangunan. Selain itu, menambahkan saf kosong setiap 2 kamar juga menjad solusi lainnya. Saf kosong setiap lantai ini memberikan pencahayaan dan penghawaan alami ke dalam koridor dan ruang dalam. Panel fasad yang digunakan pun tembus udara untuk mendukung konsep tersebut.

Another bioclimatic aspect to note is the wind. Winds that blow on the site change with the changing day and night, with a speed of about 1-5 m/s. The design solution that is built is to make the mass arrangement of buildings dense so that the wind can pass between buildings. In addition, adding a void every 2 rooms is also another solution. The voids each floor provide natural lighting and ventilation into the corridors and inner spaces. The facade panel used is translucent to support the concept.

Panel fasad aluminum yang dapat digeser memberikan kesempatan pengguna mengatur privasi sesuai kebutuhan. Panel ini dapat digeser karena terdapat rel pada pelat lantai, sehingga panel dapat berseluncur pada rel tersebut. Panel aluminum diwarnai seperti kayu karena mendapatkan material kayu dalam jumlah besar sudah sulit dilakukan.

Slideable aluminum panel facade gives the user the ability to control their own privacy as needed. These panels can be slid with rail at every floor plate, makes them can slide along the rail. Those aluminum panels painted with timber color because finding said material these days is quite scarce.


Epilogue July 2019

Tapak yang berada di Kabupaten Bandung memiliki koordinat pada 6,97° Lintang Selatan dan 107,55° Bujur Timur. Akibatnya, iklim di tapak ini adalah muson dengan 3 musim, yaitu musim hujan, kemarau, dan pancaroba. Iklim pada tapak memiliki perbedaan curah hujan dan kelembaban yang signifikan setiap tahun nya. Suhu pada tapak ini relatif lebih dingin daripada kota-kota beriklim muson lainnya karena berada di 666 meter diatas permukaan laut.

Aryasena Joti Prabawa

This site located at Bandung Regency with the coordinate of 6.97°S and 107.55°E. This means climate of the site is monsoon, which is having 3 seasons such as rainy, dry, and transition. Site’s climate has a significant difference in humidity and rainfall through every year. The temperature of the site is colder than most monsoon cities, because being at 666 meters above sea level.

Climate-Adaptive Living: Apartemen Berlantai Rendah di Kawasan Lapangan Udara Sulaiman Low-Rise Apartment near Sulaiman Airbase Area Aryasena Joti Prabawa 15215057

43


Residensial Residential

Kinara Abhipraya

The City Home:

Apartemen Mewah di Kawasan Dukuh Atas, Jakarta Luxury Apartment at Dukuh Atas Area, Jakarta

oleh | by Kevin 15215070 pembimbing |supervisor M. Jehansyah Siregar, S.T., M.T., Ph.D. tipologi | typology residensial | residential luas | area 12.600 m2

44

The City Home Apartemen Mewah di Kawasan Dukuh Atas, Jakarta merupakan sebuah perwujudan dari sebuah pemikiran untuk memunculkan kembali elemen-elemen yang terlupakan pada apartemen. Ide mengapa perlu membangun hunian vertikal adalah pertumbuhan penduduk Jakarta yang mencapai 1% tiap tahun berdampak pada keterbatasan lahan, tidak efisiennya pergerakan manusia dan efek-efek lainnya.

The City Home Luxury Apartment at Dukuh Atas Area, Jakarta is a masterpiece where the forgotten elements of a home are revived. The idea of designing vertical housing (apartment) is because of Jakarta’s population growth of 1% rate annually that leads to land scarcity, inefficient mobility (urban sprawl), and another domino effect.


Epilogue July 2019

Kemewahan dan Eksklusivitas Elemen yang sering terlupakan seperti tempat menanam tumbuhan, jendela yang besar, serta balkon yang luas menjadi perwujudan desain unit apartemen. Fitur-fitur mewah yang melengkapi adalah mahkota bangunan, bentuk yang tidak biasa, fasilitas lengkap, serta view yang ditawarkan menjadi titik penawaran utama dari apartemen ini. Ketiga bagian dari apartemen dimulai dari kaki, badan, dan kepala memiliki fitur kemewahannya sendiri.

Kevin

Luxury and Exclusivity Private gardens, wide opening, and spacy balcony are the forgotten element that applied to the units. The luxury feature like building crown, dynamic form, completeness of amenities, and the nice view of Jakarta are applied to make the apartment more valuable. The luxury features are not limited to a certain section, but also on every section such as foot, body, and head section.

The City Home: Apartemen Mewah di Kawasan Dukuh Atas, Jakarta Luxury Apartment at Dukuh Atas Area, Jakarta

45


Residensial Residential

The City Home: Apartemen Mewah di Kawasan Dukuh Atas, Jakarta Luxury Apartment at Dukuh Atas Area, Jakarta Kevin 15215070

46

Kinara Abhipraya

Tapak dan Bangunan Tapak dirancang dengan akses yang terbatas sehingga timbul rasa aman dan eksklusif. Bentuk rancangan terlihat padat dan pendek dikarenakan batasan rancangan dan luasan yang diperbolehkan. Tapak yang tidak terbangun dimaksimalkan untuk ruang hijau dengan maksud memberi energi positif kepada lingkungan sekitar dan kota. Denah menara berbentuk persegi dengan inti bangunan ditengahnya dengan maksud memaksimalkan pemandangan/bukaan untuk unit apartemen.

The Site and The Building Site is designed with limited access for the public in order to create a sense of security, and exclusivity. The building looks short, and huge because of the regulation limit, and permitted built area. The unbuilt area is maximized for the green area to spread positive energy to the environment around, and the city itself. The typical floor plan is designed to be square-shaped with a core in the middle, intend to maximize the city view and larger opening for the apartment resident.


Epilogue July 2019

Suasana Suasana yang diciptakan sebisa mungkin menunjukkan kemewahan, ketenangan, dan sederhana secara maksimal (simplicity). Ketiga poin tersebut diwujudkan melalui material, bentuk, potensi pandangan yang ditawarkan, serta elemen-elemen hijau disekitar bangunan. Perwujuan ini dapat dilihat mulai dari tapak, lantai dasar, podium, hingga unit-unit yang ada di masing-masing menara. Semua lantai pada bangunan ini mengakomodasi ketiga suasana tersebut sehingga berdampak maksimal terhadap hidup keseharian penghuni.

Kevin

Atmosphere The atmosphere is designed to have luxury, calm, and simple maximally. Those three points are realized through the material, form, potential view, and green element in the designed area. Those elements can be seen starting from the site/park area, ground floor, podium floor, and apartment units on each tower. Every floor of the apartment contains those atmosphere elements to gain the maximal effect for resident’s daily life.

The City Home: Apartemen Mewah di Kawasan Dukuh Atas, Jakarta Luxury Apartment at Dukuh Atas Area, Jakarta Kevin 15215070

47


Residensial Residential

Kinara Abhipraya

Urban Paradise:

Apartemen Kelas Atas di Tangerang Selatan Upper-Class Apartments in Tangerang Selatan

oleh | by Kania Atthaya Ulfa 15215085 pembimbing |supervisor Ir. Wiwik Dwi Pratiwi, M.E.S., Ph.D. tipologi | typology residensial | residential luas | area 1.4 ha

48

Pertumbuhan Kota Tangerang Selatan diikuti dengan meningkatnya kebutuhan akan hunian. Peluang pasar tersebut melatarbelakangi pengembangan proyek apartemen kelas atas baru di lahan sebesar 14.100 m2 yang terletak di pusat kegiatan perkotaan di kawasan Bumi Serpong Damai (BSD) City. Konteks yang dititikberatkan pada proyek ini ialah karakteristik dan perilaku calon penghuni yang merupakan masyarakat kelas atas. Dari hasil berbagai analisis, didapatkan empat isu utama yaitu isu elements of unusuality, isu gaya hidup mewah, isu kenyamanan, dan isu sistem bangunan.

The growth of South Tangerang City was followed by an increasing demand for housing. The market opportunity lies behind the development of new upscale apartment projects on the land of 14,100 m2 located in the center of urban activities in the area of Bumi Serpong Damai (BSD) City. The context emphasized in this project is the characteristics and behavior of prospective residents who are upperclass society. From the results of various analyzes, four main issues were obtained, namely the issue of elements of unusuality, issues of luxury lifestyle, issues of comfort, and issues of building systems.


Epilogue July 2019

Untuk mengatasi keempat isu tersebut, konsep “Urban Paradise” diterapkan dalam perancangan proyek. Berdasarkan konsep tersebut, proyek ini dirancang menjadi hunian yang sangat ideal, menawarkan gaya hidup mewah, dan dekat dengan alam. Bangunan pada proyek terdiri dari massa podium setinggi dua lantai, dua massa menara setinggi tiga puluh lantai, dan ruang bawah tanah empat lantai. Konsep Urban Paradise dalam hasil rancangan dapat ditemui pada desain premium pada setiap unit, ruang terbuka komunal di berbagai level, dan citra bangunan yang eksklusif.

Kania Atthaya Ulfa

To overcome these four issues, the concept of “Urban Paradise” is applied in project design. Based on this concept, this project is designed to be an ideal residence, offering a luxurious lifestyle, and being close to nature. The building on the project consists of a mass of two-story podiums, two thirty-story tall towers, and a four-story basement. The concept of Urban Paradise in design results can be found in premium designs in each unit, communal open spaces at various levels, and exclusive building imagery.

Urban Paradise: Apartemen Kelas Atas di Tangerang Selatan Upper-Class Apartments in Tangerang Selatan

49


Residensial Residential

Urban Paradise: Apartemen Kelas Atas di Tangerang Selatan Upper-Class Apartments in Tangerang Selatan Kania Atthaya Ulfa 15215085

50

Kinara Abhipraya

Kualitas ruang premium tersebut dicapai dengan menghadirkan ruangruang hunian yang luas dan dapat diperluas, mendekatkan penghuni dengan elemen alami, dan akses ke pemandangan terbaik serta cahaya matahari terbit dari sebelah timur. Sementara itu, fasilitas apartemen juga perlu dirancang untuk menjawab isu gaya hidup mewah dan isu unusuality. Untuk itu, fasilitas apartemen dibuat terdiri dari fitur-fitur yang berbeda dari yang menapak di tanah hingga berada di level atas (from backyard, rooftop, to skybridge).

The quality of the premium space is achieved by presenting extendable living spaces, bringing residents closer to natural elements, and access to the best scenery and sunrise from the east. Meanwhile, apartment facilities also need to be designed to address the issue of luxury lifestyles and the issue of unusuality. For this reason, the apartment facilities are made up of different features than those on the ground to be at the top level.


Epilogue July 2019

Citra bangunan yang ditunjukkan ialah citra eksklusif dan istimewa, serta menunjukan teknologi maju. Citra tersebut dicerminkan pada komposisi massa bangunan dan fasad bangunan. Fasad disusun berdasarkan komposisi bukaan yang fungsional dari dalam ke luar dan penekanan pada ruangruang terbuka di lantai atas. Ruangruang terbuka di level atas dijadikan aksen pada fasad bangunan sehingga memecah komposisi monoton dan memberikan sedikit irama. Struktur menggunakan sistem portal dan sistem inti. Skybridge menggunakan sistem truss yang menghubungkan kolomkolom pada kedua menara.

Kania Atthaya Ulfa

The building image shown is exclusive and distinctive and shows advanced technology. The image is reflected in the mass composition of buildings and building facades. Facades are arranged based on the composition of openings that are functional from the inside out and emphasis on open spaces on the upper floors. Open spaces at the top are used as accents on the facade of the building so that the composition breaks down monotone and gives a little rhythm. The structure uses a portal system and core system. Skybridge uses a truss system that connects columns in both towers.

Urban Paradise: Apartemen Kelas Atas di Tangerang Selatan Upper-Class Apartments in Tangerang Selatan Kania Atthaya Ulfa 15215085

51


Campuran Miscellaneous

52

Kinara Abhipraya


Epilogue July 2019

campuran

miscellaneous

Campuran Miscellaneous

54 Disappearing from Reality Marcellina Nathania Tjandra

58 The Heal-Dwelling Ardelia Jessica Cungwin

62 Masjid Situ Ciburuy Anna Maulida Tazkia

66 Wastra Dewata Tifany Claudia

70 Tropical Behaviour Raden Cecylia Permata Costania

53


Kultural Cultural

Kinara Abhipraya

Disappearing from Reality:

Perpustakaan Komik di Bandung Comic Library in Bandung

oleh | by Marcellina Nathania Tjandra 15215040 pembimbing |supervisor Ir. Achmad Deni Tardiyana, M.U.D.D. tipologi | typology kultural | cultural luas | area 12.270 m2

54

Citra perpustakaan yang monoton dan membosankan sudah tertanam di benak masyarakat dan menjadi salah satu alasan rendahnya kunjungan masyarakat ke perpustakaan. Selain itu, kurangnya adaptasi fungsi perpustakaan seiring dengan perkembangan jaman juga menyebabkan kunjungan ke perpustakaan semakin rendah, sehingga perlu dilakukan perubahan pada citra perpustakaan agar perpustakaan menjadi tempat yang menyenangkan dan interaktif. Oleh karena itu, proyek ini berencana untuk menyediakan suatu perpustakaan dengan koleksi buku komik dengan konsep suasana yang menyenangkan.

The monotonous and boring library image that has been embedded in the minds of the people is one of the reasons for the low public visit to the library. In addition, the lack of adaptation of library functions along with the development of the times also led to lower visits to the library. So, it is necessary to change the image of the library so that the library becomes a fun and interactive place. Therefore, this project plans to provide a library with a collection of comic books with the concept of a pleasant atmosphere.


Epilogue July 2019

Konsep dasar dari perancangan perpustakaan komik di Bandung adalah “Disappearing from Reality”. Konsep ini diaplikasikan pada fungsi dan bentuk bangunan. Pada umumnya, perpustakaan yang sudah ada berfungsi sebagai sumber ilmu pengetahuan, Namun pada perpustakaan komik ini, perpustakaan hanya menampung buku komik yang memiliki fungsi utama menghibur. Diharapkan perpustakaan komik ini bisa menjadi tempat bagi orang-orang untuk melepaskan kepenatan dan tenggelam dalam dunia imajinasi komik.

Marcellina Nathania Tjandra

The basic concept of designing this comic library in Bandung is “Disappearing from Reality”. This concept is applied mainly to the function and the shape of the building. In general, the existing library functions as a source of knowledge, but in this comic library, the library only accommodates comic books that have entertainment as their main functions. It is hoped that this comic library can be a place where people can let go of their fatigue and be immersed in the world of the comic.

Disappearing from Reality: Perpustakaan Komik di Bandung Comic Library in Bandung

55


Kultural Cultural

Disappearing from Reality: Perpustakaan Komik di Bandung Comic Library in Bandung Marcellina Nathania Tjandra 15215040

56

Kinara Abhipraya

Perpustakan ini dirancang untuk ditenggelamkan ke dalam tanah sehingga bangunan ini menjadi bangunan bawah tanah. Penenggelaman ini dilakukan karena tapak bangunan yang terletak di Taman Maluku sebagai upaya mempreservasi suasana Taman Maluku yang sudah terbentuk sejak awal. Namun, agar para pengunjung dapat tetap menemukan bangunan dengan mudah, maka terdapat satu lantai yang muncul di atas permukaan tanah.

This library is designed to be submerged into the ground so that the building becomes an underground building. This sinking was done because the building site located in Maluku Park was an attempt to preserve the atmosphere of the Maluku Park that had been formed from the beginning. However, so that visitors can still find buildings easily, there is one floor that appears above the ground.

Terdapat satu buah massa utama yang menampung fungsi nonperpustakaan dan enam buah massa bangunan kecil sebagai ruang baca perpustakaan. Ruang baca ini dipisahkan berdasarkan genre dari buku yang terdapat di dalamnya yaitu horor, fantasi, kehidupan sehari-hari, aksi, perpustakaan anak, dan perpustakaan referensi.

There is one main mass that accommodates non-library functions rooms and six smaller mass which are the library reading rooms. This reading room is separated by genre from the books contained therein, namely horror, fantasy, a slice of life, action, children’s library, and reference library.


Epilogue July 2019

Isu suasana yang menjadi fokus utama proyek ini, perlu diperhatikan untuk dapat mengubah paradigma perpustakaan yang monoton. Suasana dalam perpustakaan haruslah bersifat ramah dan mengundang. Selain itu, perpustakaan juga harus memiliki suasana yang menyenangkan dan interaktif agar pengunjung ingin untuk berlama-lama di perpustakaan dan ingin datang kembali. Untuk menyediakan suasana yang variatif dan menyenangkan, tiap massa perpustakaan dirancang sesuai dengan genrenya melalui rancangan interior dan tata letak furniturnya.

Marcellina Nathania Tjandra

The issue of the atmosphere is the main issue that is the focus of this project. This issue needs to be considered carefully to be able to change the monotonous library paradigm. The atmosphere in the library must be friendly and inviting. In addition, the library must also have a pleasant and interactive atmosphere, so that visitors want to linger in the library for a long time and want to come back again. Therefore, to provide a varied and pleasant atmosphere, each library mass is designed according to its genre through the interior design and layout of the furniture.

Disappearing from Reality: Perpustakaan Komik di Bandung Comic Library in Bandung Marcellina Nathania Tjandra 15215040

57


Kesehatan Health

Kinara Abhipraya

The Heal Dwelling: A Blissful Embrace of Tech-nature Rumah Sembuh di Metland Cyber City Kota Tangerang

General Hospital in Metland Cyber City, Tangerang City

oleh | by Ardelia Jessica Cungwin 15215044 pembimbing |supervisor Prof. Sugeng Triyadi S. tipologi | typology kesehatan | health luas | area 2.75 ha

58

Rumah Sembuh: Menuju Kesembuhan, Membangun Gaya Hidup Sehat Terletak di kawasan Central Business District, yaitu Metland Cyber City, Rumah Sembuh ini bukan hanya menjanjikan pelayanan kesehatan yang profesional, melainkan juga turut mempromosikan gaya hidup sehat. Bertajuk mengutamakan kebutuhan segala kategori pengguna, Rumah Sembuh ini menjadi solusi dari paradigma negatif yang selalu menempel pada bangunan rumah sakit. Rumah Sembuh ini mencakup berbagai aspek kehidupan, mulai dari kebugaran tubuh, kesehatan mental, kebahagiaan, dan kepedulian antarsesama.

The Heal-Dwelling: Towards Healing, Promoting Healthy Lifestyle Located in Central Business District, namely Metland Cyber City, this HealDwelling guarantees professional healthcare and also a healthy lifestyle by providing a diverse choice of facilities and activities inside the building. Focusing on providing all types of building users, this Heal-Dwelling become the solution of the usually negative paradigm stuck on any hospital buildings. The Heal-Dwelling design covers whole aspects of life, starting from physical health, psychological health, happiness, and social care.


Epilogue July 2019

Halaman Dalam, Lanskap Utama Bangunan memiliki halaman dalam yang berfungsi sekaligus sebagai taman penyembuhan. Inner court ini memberikan suasana ruang luar di seluruh bagian Rumah Sembuh, menciptakan ruang dengan tingkat privasi tinggi bagi para pasien yang ingin menikmati udara luar dan tetap merasa aman. Fasad yang Ceria Komponen fasad vertikal dengan warna hangat di bagian IRNA memberikan kesan nyaman, sementara warna cerah dan bervariasi di bagian pelayanan kesehatan serta area publik memberikan kesan ceria dan aktif.

Ardelia Jessica Cungwin

Inner court as Main Landscape Feature The building has an inner court which also functions as a healing garden. This inner court gives open space vibes in all parts of the heal dwelling, creating high-privacy spaces for the patients who want to enjoy the fresh air and still feels safe.

The Heal Dwelling: A Blissful Embrace of Tech-nature Rumah Sembuh di Metland Cyber City, Kota Tangerang General Hospital in Metland Cyber City, Tangerang City

Homey and Playful Facade Elements Vertical facade components with warm colors placed on inpatients area are meant to emit homey ambiance. Meanwhile, the more bright and merry colors placed on healthcare services and public areas are to give happiness and active feeling.

59


Kesehatan Health

The Heal Dwelling: A Blissful Embrace of Tech-nature Rumah Sembuh di Metland Cyber City, Kota Tangerang General Hospital in Metland Cyber City, Tangerang City Ardelia Jessica Cungwin 15215044

60

Kinara Abhipraya

Rekreasi, Komersial, dan Residensial Dengan tema utama “Playful: Leisure and Recreation”, rumah sembuh ini dilengkapi dengan berbagai fungsi yang dapat menampung kebutuhan pengguna bangunan untuk lebih rileks ketika sedang berobat di rumah sembuh. Fasilitas yang disiapkan adalah rekreasi seperti tempat perawatan anak dan ruang audio visual bagi keluarga pasien dan petugas medis, terletak di lantai 1 dan 4; fasilitas komersial seperti minimarket dan toko cinderamata bagi yang ingin menjenguk, terletak di lantai 2 dan 3; serta fungsi residensial bagi keluarga pasien dan petugas medis terletak di lantai 4 dan 5.

Recreation, Commercial, and Residential With the main theme “Playful: Leisure and Recreation”, this heal-dwelling has lots of functions that can fulfill users’ needs to be more relaxed when taking healing treatment at the heal-dwelling. Provided facilities are recreation such as child care and audio-visual room for patients’ family and medical staff, located on the 1st floor and 4th floor, then commercial such as minimarket and souvenir shop for people visiting patients, located on the 2nd floor and 3rd floor, and finally residential area for patients’ family and medical staff on the 4th and 5th floor.

Pandangan Maksimal Denah IRNA dirancang secara inovatif yang mampu memberikan pemandangan maksimal. Sisi luar ruang yang melengkung menambah perimeter bagi view, dengan susunan yang tepat, 3 dari 4 tempat tidur dapat memiliki pemandangan tersebut.

Extensive View The inpatient room is designed innovatively, providing an extensive view. The outer part of the room is cursive to add length to the perimeter for the view, and with the right arrangement, 3 out of 4 beds can have the view outside.


Epilogue July 2019

Interior dan Eksterior yang Bersih, Memikat dengan Kesegaran Alami Sebagai rumah sembuh yang mendukung proses penyembuhan melalui desain, rancangan interior dan eksterior memiliki tema bersih untuk menunjukkan profesionalitas pelayanan kesehatan, memikat dengan warna untuk membawa kesan ramah dan ceria, disertai dengan elemen vegetasi di berbagai lokasi seperti di lobi utama, jembatan penghubung, taman atap, dan ruang-ruang luar lainnya. Adanya elemen vegetasi ini juga dirancang agar mampu memberikan terapi kesehatan fisik dan mental bagi pasien.

Ardelia Jessica Cungwin

Cleand and Catchy Interior and Exterior Design with Natural Freshness As heal-dwelling which support healing treatment through design, the interior, and exterior design have 3 themes: clean, to show professionality in healthcare services; catchy with color, to bring warmth and cheerfulness; and green elements on various spots such as the main lobby, connecting bridge, rooftop garden, and other open spaces. The vegetation elements are designed to give benefits to physical and mental health to patients with vegetation therapy.

The Heal Dwelling: A Blissful Embrace of Tech-nature Rumah Sembuh di Metland Cyber City, Kota Tangerang General Hospital in Metland Cyber City, Tangerang City Ardelia Jessica Cungwin 15215044

61


Religi Religion

Kinara Abhipraya

Masjid Situ Ciburuy:

Masjid di Kawasan Wisata Situ Ciburuy, Jalan Raya Padalarang, Kabupaten Bandung Barat

Situ Ciburuy Mosque: Mosque at the Tourist Area of Situ Ciburuy, Padalarang Highway, West Bandung Regency

oleh | by Anna Maulida Tazkia 15215072 pembimbing |supervisor Permana, S.T., M,T. tipologi | typology religi | religion luas | area 1 ha

62

Masjid Situ Ciburuy Situ Ciburuy merupakan kawasan wisata yang yang cukup terkenal dan strategis. Namun, seiring berjalannya waktu, kawasan ini menjadi kumuh dan sepi pengunjung. Pada kasus ini, arsitektur dapat menjadi salah satu stimulan dalam pengembangan dan perbaikan kawasan. Untuk menarik perhatian pengunjung, pada kawasan ini dibangun sebuah masjid yang memiliki desain yang unik. Masjid Situ Ciburuy diharapkan dapat menjadi magnet pengunjung dan juga tempat beribadah yang merespon fungsi kawasan sebagai tempat wisata, yang kemudian menghadirkan pengalaman baru dalam berwisata dan beribadah.

Situ Ciburuy Mosque Situ Ciburuy is a tourist area that is quite famous and strategic. However, as time went on, this area became a slum and get fewer visitors. In this case, architecture can be one of the stimulants in the development and improvement of the area. To attract visitors’ attention, the mosque will be built in a unique design. Situ Ciburuy Mosque is expected to be a magnet for visitors and a place of worship as well as responding to the function of the area as a tourist spot and presents new experiences in travel and worship.


Epilogue July 2019

Wisata Rohani Masjid Situ Ciburuy berfungsi sebagai pusat kegiatan peribadatan dan sarana wisata rohani pada kawasan Situ Ciburuy. Sebagai masjid yang merespon kegiatan pada kawasan wisata, tetap terdapat batasan tertentu pada akses bangunan bagi pengunjung, seperti akses terbatas kedalam masjid bagi pengunjung nonmuslim. Untuk merespon hal tersebut, masjid ini menyediakan atap sebagai area umum yang dapat diakses oleh seluruh kalangan dan dapat menjadi sarana wisata bagi pengunjung. Masjid ini pula menyediakan sarana wisata air bagi pengunjung, seperti perahu, sampan, dan sepeda air.

Anna Maulida Tazkia

Spritual Tourism Situ Ciburuy Mosque serves as the center of worship activities and spiritual tourism facilities in the Situ Ciburuy area. As a mosque that responds to activities in tourist areas, there are still certain restrictions on access to buildings for visitors, such as limited access to mosques for non-Muslim visitors. As a response to issues, the mosque provides a rooftop as a public area that can be accessed by all people and can be a tourist facility for visitors. This mosque also provides water tourism facilities for visitors, such as boats, canoes, and water bikes.

Masjid Situ Ciburuy: Masjid di Kawasan Wisata Situ Ciburuy, Jalan Raya Padalarang, Kabupaten Bandung Barat

Situ Ciburuy Mosque: Mosque at the Tourist Area of Situ Ciburuy, Padalarang Highway, West Bandung Regency

63


Religi Religion

Masjid Situ Ciburuy: Masjid di Kawasan Wisata Situ Ciburuy, Jalan Raya Padalarang, Kabupaten Bandung Barat

Situ Ciburuy Mosque: Mosque at the Tourist Area of Situ Ciburuy, Padalarang Highway, West Bandung Regency Anna Maulida Tazkia 15215072

Kinara Abhipraya

Bangunan Ikonis Lahan proyek terletak di pulau tengah Situ Ciburuy. Lokasi pembangunan masjid terletak di sebelah utara pulau yang terletak di tengah Situ Ciburuy. Peletakkan bangunan berada di tengah-tengah situ, yang selaras dengan salah satu legenda kawasan tersebut, yaitu terdapat pusaran air di tengah situ. Letak bangunan yang berada di sebelah utara pulau juga dapat menjadikan bangunan tersebut sebuah bangunan ikonis yang dapat dilihat dengan mudah, serta memberi rasa keingintahuan pengunjung. Pusaran Air Konsep desain masjid cukup unik. Konsep bentuk melambangkan lokalitas dari tempat wisata, yang merupakan metafora dari legenda Situ Ciburuy, yaitu pusaran air. Selain melambangkan lokalitas dari kawasan, desain masjid diharapkan dapat merubah paradigma masyarakat terhadap bagaimana sebuah bangunan masjid terlihat.

64

Iconic Building The project located on the central island of Situ Ciburuy. The location of the mosque is located to the north of the island, which is located in the middle of Ciburuy Situ. Placing the building in the middle of the lake, which is in harmony with the legends of the area, it is a whirlpool in the middle of the lake. The location of the building on the north side of the island can also make the building can be seen as an iconic building and gives visitors a sense of curiosity. Whirpool The design concept of the mosque is quite unique. The concept of form symbolizes the locality of the area, a metaphor of the legend of Situ Ciburuy, which is a whirlpool. In addition to symbolizing the locality of the area, mosque design is expected to be able to change the people paradigm of how a mosque building should look.


Epilogue July 2019

Interior Masjid Konsep yang digunakan untuk ruang utama masjid merupakan konsep yang juga merespon dari riak air. Interior masjid akan dibuat mengalir dan juga menimbulkan kaligrafi-kaligrafi pada plafon yang sebelumnya tidak terlihat sama sekali pada eksterior bangunan. Tinggi bangunan utama masjid yang mencapai 11 meter, menimbulkan kesan megah, khusyuk, dan menimbulkan kesan bahwa manusia itu kecil dibandingkan dengan dunia yang diciptakan oleh Allah Swt.

Anna Maulida Tazkia

Mosque Interior The concept used for the main hall of the mosque is a concept that also responds to the whirlpool form. The mosque’s interior will be flowed and also Islamic symbol, calligraphy on the ceiling, which was not seen at all on the exterior of the building. The height of the main building of the mosque which reaches 11 meters, creates a magnificent, solemn impression, and gives the impression that humans are small compared to the world created by God.

Masjid Situ Ciburuy: Masjid di Kawasan Wisata Situ Ciburuy, Jalan Raya Padalarang, Kabupaten Bandung Barat

Situ Ciburuy Mosque: Mosque at the Tourist Area of Situ Ciburuy, Padalarang Highway, West Bandung Regency Anna Maulida Tazkia 15215072

65


Kultural Cultural

Kinara Abhipraya

Wastra Dewata: House of Ethnic Fashion Galeri Mode di Kawasan Seminyak, Bali Fashion Gallery in Seminyak District, Bali

oleh | by Tifany Claudia 15215080 pembimbing |supervisor Dr. Firmansyah, S.T, M.T. tipologi | typology kultural | cultural luas | area 11.000 m2 fasilitas | facilities gallery, restaurant, cafe, rooftop bar, boutique, business & designers’ hub pemrakarsa | clients Indonesian Fashion Chamber Badan Ekonomi Kreatif pengguna | users tourists, socialites, designers, businessman

66

Wastra Dewata Berlokasi di pusat perbelanjaan di Kawasan Seminyak, Wastra Dewata merupakan usulan proyek sebuah galeri mode yang bertujuan melestarikan tren mode etnik lokal. Kata ‘wastra’ diambil dari Bahasa Sansekerta, yang berarti kain. Wastra Dewata diartikan sebagai ruang bagi kain di Pulau Bali. Dengan konsep ‘tarik sebagai tekstil’, ragam kain rang rang bali diaplikasikan sebagai elemen fasad dan kanopi halaman luar. Kain yang unik dengan warna yang mencolok ini ditujukan menjadi ikon galeri serta sebagai bagian dari bentang jalan di Kawasan Seminyak.

Wastra Dewata Located at the heart of Seminyak Shopping District, Wastra Dewata is a project proposal of a fashion gallery aims to set trends for the ethnic local fashion. The word ‘wastra’ is taken from the Sanskrit in which means for fabric. Wastra Dewata is taken as the place for fabric of Bali Island. As the concept ‘Tensile as Textile’, a variety of Balinese fabric Rang Rang is applied as a membrane for facade and courtyard canopy. This unique and colorful fabric aims to be an icon for the gallery, as well as part of the streetscape in Seminyak.


Epilogue July 2019

Konteks Kawasan Seminyak Kawasan ini dikenal sebagai pusat rekreasi dan gaya hidup bagi turis internasional. Untuk mempertahankan karakter bentang jalan, fungsi komersial dipertimbangkan saat perencanaan program ruang. Setelah menganalisis konteks kota, massa bangunan kemudian diletakkan rapat dengan sempadan jalan. Jalur pejalan kaki yang lebar dilengkapi dengan furnitur jalan berfungsi sebagai ruang luar kafe dan ruang duduk pada etalase butik. Untuk memaksimalkan eksposur, gerbang utama ditempatkan pada bagian sudut dari kedua jalan.

Tifany Claudia

Context of Seminyak District This area is known as a recreation and lifestyle center for international tourists. To maintain the landscape character, commercial functions are considered when planning space programs. After analyzing the city context, the mass of the building was then placed tightly with a road border. A wide pedestrian path equipped with street furniture serves as an outdoor cafe space and a sitting room on a boutique storefront. To maximize exposure, the main gate is placed on the corner of both roads.

Wastra Dewata: House of Ethnic Fashion Galeri Mode di Kawasan Seminyak, Bali Fashion Gallery in Seminyak District, Bali

67


Komersial Commercial

Wastra Dewata: House of Ethnic Fashion Galeri Mode di Kawasan Seminyak, Bali Fashion Gallery in Seminyak District, Bali Tifany Claudia 15215080

68

Kinara Abhipraya

Pameran Mode Proyek ini bertujuan sebagai fasilitas atau ruang bagi pebutik dan desainer lokal untuk memamerkan koleksi busana terbaru. Proyek ini juga menjadi tempat bagi pebisnis dan pelaku kreatif mode untuk memamerkan produk kerajinan lokal. Proyek ini merupakan galeri tematik atau temporer sehingga menyediakan beragam pilihan ruang pameran yang adaptif: ruang pameran semiterbuka atau Hall of Fame (558 m), dan ruang pameran tertutup antara lain Galeri Endek (600 m), Galeri Gringsing (310 m), Galeri Poleng (221 m).

Fashion Showcase This project aims to be a facility or space for local boutiques and designers to showcase the latest fashion collections. This project is also a place for business people and creative actors to showcase local handicraft products. This project is a thematic or temporary gallery so as to provide a wide choice of adaptive exhibition spaces: semi-open exhibition space or Hall of Fame (558 m), and closed exhibition spaces including Endek Gallery (600 m), Gringsing Gallery (310 m), Gallery Poleng (221 m).


Epilogue July 2019

Ruang Luar yang Interaktif Untuk menunjang berbagai kegiatan publik, ruang luar dapat dimanfaatkan sebagai kafe luar maupun sebagai stage untuk kegiatan peragaan busana. Halaman di tengah menjadi pusat orientasi bangunan dengan elemen arsitektur lanskap Bali, seperti batu paras bali, pohon kamboja, dan kolam lotus. Lanskap Bali dipadukan dengan elemen air yang atraktif seperti air mancur dan sistem pencahayaan yang interaktif pada kanopi membran. Ditambah lagi, adanya landaian besar dan jembatan layang, serta perbedaan elevasi dapat menciptakan pengalaman ruang bagi pengunjung.

Tifany Claudia

Interactive Outdoor Space To support a variety of public activities, the courtyard can be used as an outdoor cafe as well as a stage for the fashion show event. The central courtyard becomes the building orientation with elements of Balinese landscape architecture, such as Balinese paras stone, Frangipani tree, and lotus pond. Local Balinese landscape is combined with an attractive water feature like a water fountain and interactive lighting system on membrane canopy. The presence of grand ramp, skywalk, and variation in elevation help create a sequence for the guests, as a fashion gallery and public recreational place.

Wastra Dewata: House of Ethnic Fashion Fashion Gallery in Seminyak District, Bali Tifany Claudia 15215080

69


Kultural Cultural

Kinara Abhipraya

Tropical Behaviour:

Museum Seni Kontemporer di Bumi Serpong Damai, Tangerang Selatan Museum of Contemporary Art in Bumi Serpong Damai

oleh | by Raden Cecylia Permata Costania 15215089 pembimbing |supervisor Dr.Eng. Bambang Setiabudi, S.T., M.T. tipologi | typology kultural | cultural luas | area 1.4 ha

70

Proyek ini dikonstruksi atas latar belakang kepedulian akan seni Indonesia, khususnya seni kontemporer, yang sedang mengalami peningkatan. Museum ini memiliki konsep yang mewujudkan tropical behaviour dan mewadahi adanya jalin sosial antar pengunjung dan peseni. Dengan mengikutsertakan pertimbangan lokasi dan struktur, muncul massing setback yang membuat suasana welcoming pengunjung.

This project was constructed on the background of concern for Indonesian art, especially contemporary art, which is on the rise. This museum has a concept that embodies tropical behavior and embodies the existence of social relationships between visitors and artists. With consideration of location and structure, the massing setback emerged that made the atmosphere welcoming of visitors.


Epilogue July 2019

Isu utama proyek ini adalah infrastruktur museum dan berkembangnya seni kontemporer saat ini. Kriteria untuk mewujudkan museum ini adalah koneksi sosial, keamanan, desain universal, dan sesuai dengan iklim tropis. Konsep tropical behaviour kemudian dituangkan ke dalam konsep sculptural, penggunaan material bata, penyediaan ruang publik, dan pemaksimalan cahaya alami.

Raden Cecylia Permata Costania

The main issues of this project are museum infrastructure and the development of contemporary art. The criteria for realizing this museum are social connections, security, universal design, and in accordance with the tropical climate. The tropical behavior concept is then poured into sculptural concepts, the use of brick materials, the provision of public space, and maximizing natural light.

Tropical Behaviour: Museum Seni Kontemporer di Bumi Serpong Damai, Tangerang Selatan Museum of Contemporary Art in Bumi Serpong Damai, Tangerang Selatan

71


Kultural Cultural

72

Kinara Abhipraya


Epilogue July 2019

Pemillihan material pada selubung bangunan ingin menghadirkan sosok alam sehingga mayoritas menggunakan material bata. Balkon dibuat untuk menyediakan “outdoor space” bagi pengunjung. Berbagai pertimbangan tersebut menjadikan Museum Seni Kontemporer ini tidak hanya sekedar tempat yang sangat berkaitan dengan sejarah-sejarah perkembangan manusia, budaya, dan lingkungan, tetapi museum adalah wadah bagi orang-orang untuk bereksplorasi dan berelasi.

Raden Cecylia Permata Costania

Material selection on the building envelope wants to present a natural figure so that the majority use brick material. Balconies are made to provide “outdoor space” for visitors. These considerations make the Museum of Contemporary Art not only a place that is closely related to the histories of human development, culture, and the environment, but this museum is a place for people to explore and relate.

Tropical Behaviour: Museum Seni Kontemporer di Bumi Serpong Damai, Tangerang Selatan Museum of Contemporary Art in Bumi Serpong Damai, Tangerang Selatan Raden Cecylia Permata Costania 15215089

73


Galeri Foto Photo Gallery

74

Kinara Abhipraya


Epilogue July 2019

Galeri Foto Photo Gallery

75


Kinara Abhipraya IMA Gunadharma 2016 Program Studi Arsitektur Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan Institut Teknologi Bandung


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.