![](https://assets.isu.pub/document-structure/210810070805-e35f5db1f577781689ffc50c5bec32d8/v1/6c4f6c1347b998f110b44dfa0947e0e1.jpeg?width=720&quality=85%2C50)
5 minute read
Kualitas Padi
Advertisement
Diketahui bahwa kesehatan tanaman padi di Desa Ngadirejo dominan normal dan baik sehingga hanya sebagian kecil yang masuk dalam kategori buruk.
1. Tidak menggunakan VUB / Varietas Unggul
Baru. 2. Penggunaan benih tidak bermutu. 3. Tidak dilakukan pemupukan berimbang. 4. Pengendalian gulma, hama, dan penyakit tidak terpadu.
(BKPPP & BPTP, 2009 )
![](https://assets.isu.pub/document-structure/210810070805-e35f5db1f577781689ffc50c5bec32d8/v1/390ddfcfb80861ccd46a04f21a460ed4.jpeg?width=720&quality=85%2C50)
Cara Meningkatkan Kualitas Padi
1. Menggunakan VUB / Varietas Unggul Baru.
Gunakan VUB (varietas unggul baru) yang mampu beradaptasi dengan lingkungan untuk menjamin pertumbuhan tanaman yang baik, hasil tinggi, kualitas baik, serta rasa nasi diterima pasar. Tanam VUB secara bergantian untuk memutus siklus hidup hama dan penyakit. Contoh VUB yang dapat dikembangkan di Jawa Tengah yaitu : Ciherang, IR-64, Bagendit, Mekongga.
2. Menggunakan Benih Bermutu dan Berlabel.
Benih bermutu adalah benih dengan vigor tinggi dan bersertifikat. Pemilihan benih bermutu dilakukan dengan cara:
• Merendam benih dalam larutan garam dengan menggunakan indikator telur. Telur diletakkan di dasar air dan masukkan garam sampai telur mulai terangkat ke permukaan, kemudian telur diambil dan benih dimasukkan ke dalam air garam, selanjutnya benih yang mengambang dibuang.
3. Pemupukan berimbang.
Pemupukan berimbang, yaitu pemberian berbagai unsur hara dalam bentuk pupuk untuk memenuhi kekurangan hara yang dibutuhkan tanaman berdasarkan tingkat hasil yang diinginkan dan hara yang tersedia dalam tanah. Agar efektif dan efisien, penggunaan pupuk disesuaikan dengan kebutuhan tanaman dan ketersediaan hara dalam tanah. Kebutuhan N tanaman dapat diketahui dengan cara mengukur tingkat kehijauan warna daun padi menggunakan Bagan Warna Daun (BWD). Bagan Warna Daun atau BWD adalah alat bantu pengukuran dosis pemupukan yang terbuat dari plastik yang mempunyai 4 atau 6 skala warna yang dijadikan dasar penilaian kualitatif warna daun padi.
![](https://assets.isu.pub/document-structure/210810070805-e35f5db1f577781689ffc50c5bec32d8/v1/390ddfcfb80861ccd46a04f21a460ed4.jpeg?width=720&quality=85%2C50)
Penggunaan BWD
a. Berdasarkan waktu yang telah ditetapkan.
Biasanya berdasarkan pertumbuhan tanaman yaitu pertumbuhan awal (0-14 HST), Pembentukan anakan aktif (21-28 HST) dan primordial (pada padi hibrida dan padi tipe baru atau PTB dilanjutkan pada fase 10% berbunga). Dengan cara ini petani hanya perlu melakukan 2-3 kali pengukuran warna daun. Berikan 50-75 kg urea/ha sebagai pemupukan dasar atau pemupukan N pertama, sebelum tanaman berumur 14 HST. Pada saat ini BWD belum diperlukan.
![](https://assets.isu.pub/document-structure/210810070805-e35f5db1f577781689ffc50c5bec32d8/v1/b1fe8334cc08bdd78f6679b06e8f46df.jpeg?width=720&quality=85%2C50)
Penggunaan BWD
Pada saat pemupukan susulan 2 dan 3 bandingkan skala warna daun dengan BWD. 1. Bila warna daun berada pada skala 3 atau kurang, berikan 75 kg urea/ha, bila target hasil adalah 5 ton/ha
GKG. Tambah 25 kg urea setiap kenaikan target hasil 1 ton/ha. 2. Bila warna daun mendekati skala 4, berikan 50 kg urea/ha pada target hasil 5 ton/ha GKG dan tambahkan urea 25 kg urea/ha untuk setiap kenaikan target hasil 1 ton/ha. 3. Bila warna daun pada skala 4 atau mendekati 5 tanaman tidak perlu dipupuk untuk target hasil 5-6 ton/ha. Tambahkan urea 50 kg/ha untuk target hasil di atas 6 ton/ha.
![](https://assets.isu.pub/document-structure/210810070805-e35f5db1f577781689ffc50c5bec32d8/v1/c2a49a0b14372359b265327a5728824f.jpeg?width=720&quality=85%2C50)
Gulma dikendalikan dengan cara pengolahan tanah sempurna, secara manual dengan menggunakan kosrok, mengatur air di petakan sawah, menggunakan benih padi bersertifikat, menggunakan kompos sisa tanaman dan kompos pupuk kandang, dan menggunakan herbisida apabila infestasi gulma sudah tinggi.
Pengendalian hama dan penyakit terpadu (PHT) merupakan pengendalian yang memperhatikan dan memperhitungkan faktor ekologi sehingga keseimbangan alam tetap terjaga dan tidak menimbulkan kerugian besar.
![](https://assets.isu.pub/document-structure/210810070805-e35f5db1f577781689ffc50c5bec32d8/v1/9d28e47bc229042266fb355bec2012fa.jpeg?width=720&quality=85%2C50)
Jenis Hama dan Cara Pengendaliannya
• Keong Mas : Ambil keong mas, bersihkan saluran air dari tanaman air seperti kangkung,
Pasang saringan pada saluran masuk air,
Pasang ajir agar siput bertelur pada ajir, dan gembalakan itik setelah padi panen.
• Wereng Coklat : Gunakan varietas tahan wereng coklat seperti Ciherang, Berikan pupuk
K untuk mengurangi kerusakan, Bila populasi hama di bawah ambang ekonomi gunakan insektisida nabati atau jamur entomopatogenik (Metarhizium annisopliae atau
Beauveria bassiana). Bila populasi hama di atas ambang ekonomi gunakan insektisida kimiawi yang direkomendasi.
![](https://assets.isu.pub/document-structure/210810070805-e35f5db1f577781689ffc50c5bec32d8/v1/33e64e3c1553e0b7d2005dbeb2572c17.jpeg?width=720&quality=85%2C50)
![](https://assets.isu.pub/document-structure/210810070805-e35f5db1f577781689ffc50c5bec32d8/v1/4641bcf17a4807dc0f4d8a1d4bda62d7.jpeg?width=720&quality=85%2C50)
Jenis Hama dan Cara Pengendaliannya
• Penggerek Batang : Ambang ekonomi penggerek batang. adalah 10% anakan terserang; 4 kelompok telur per rumpun. Bila populasi tinggi (di atas ambang ekonomi) aplikasikan insektisida. Bila genangan air dangkal aplikasikan insektisida butiran seperti karbofuran dan fipronil, dan bila genangan air tinggi aplikasikan insektisida cair seperti dimehipo, bensultap, amitraz dan fipronil.
• Tikus : Pengendalian tikus ditekankan pada awal musim tanam untuk menekan populasi awal tikus sejak awal pertanaman sebelum tikus memasuki masa reproduksi. Kegiatan tersebut meliputi gropyok masal, sanitasi habitat, pemasangan TBS (Trap Barrier System) dan
LTBS (tinierTrap Barrier System).
![](https://assets.isu.pub/document-structure/210810070805-e35f5db1f577781689ffc50c5bec32d8/v1/9090eaf4db52be918c6a670159af1e5d.jpeg?width=720&quality=85%2C50)
![](https://assets.isu.pub/document-structure/210810070805-e35f5db1f577781689ffc50c5bec32d8/v1/e45c9244937f6ba03c5bfb77d9c23128.jpeg?width=720&quality=85%2C50)
Jenis Hama dan Cara Pengendaliannya
• Walang Sangit : Pupuk lahan secara merata agar pertumbuhan tanaman seragam, Tangkap walang sangit menggunakan umpan ikan yang sudah busuk / daging yang sudah rusak / kotoran ayam, bila populasi di atas ambang ekonomi maka lakukan penyemprotan insektisida pada pagi sekali atau sore hari ketika walang sangit berada di kanopi.
![](https://assets.isu.pub/document-structure/210810070805-e35f5db1f577781689ffc50c5bec32d8/v1/fd8a7b1863cec7c2430f610c46a30a98.jpeg?width=720&quality=85%2C50)
Jenis Penyakit dan Cara Pencegahannya
• Penyakit Blast. Blast dapat menginfeksi tanaman padi pada semua stadia pertumbuhan. Gejala khas pada daun yaitu bercak berbentuk belah ketupat –lebar ditengah dan meruncing di kedua ujungnya. Bila infeksi terjadi pada ruas batang dan leher malai (neck blast), akan merubah leher malai yang terinfeksi menjadi kehitam-hitaman dan patah. Cara pencegahan : Gunakan pupuk nitrogen sesuai anjuran, Upayakan waktu tanam yang tepat agar waktu awal pembungaan tidak banyak embun dan hujan terus menerus, Gunakan fungisida yang berbahan aktif metil tiofanat atau fosdifen dan kasugamisin.
![](https://assets.isu.pub/document-structure/210810070805-e35f5db1f577781689ffc50c5bec32d8/v1/54272e57dc98bf336800e7f476b5b0fe.jpeg?width=720&quality=85%2C50)
Jenis Penyakit dan Cara Pencegahannya
• Penyakit Hawar Daun Bakteri / HDB. Penyakit HDB disebabkan oleh bakteri Xanthomonas campesti-is pv oryzae dengan gejala penyakit berupa bercak berwarna kuning sampai putih berawal dari terbentuknya garis lebam berair pada bagian tepi daun. Cara pencegahan : Gunakan pupuk nitrogen sesuai dengan kebutuhan tanaman, Bersihkan tunggul-tunggul dan jerami-jerami yang terinfeksi, Jarak tanam jangan terlalu rapat, dan Gunakan benih atau bibit yang sehat.
![](https://assets.isu.pub/document-structure/210810070805-e35f5db1f577781689ffc50c5bec32d8/v1/ba79754c32c74e1d7d612087f32cd669.jpeg?width=720&quality=85%2C50)