1 minute read
Suku Duri Dalam Dusun Karangan
Mengulik Pegunungan Latimojong tidak lepas dari kebudayaan masyarakatnya terutama tengtang suku yang tinggal disana yaitu Suku Duri dan Suku Toraja yang memiliki kemiripan. Secara bahasa yang digunakan oleh Suku Duri dan Toraja hampir mirip tetapi agama yang dianut berbeda dimana Suku Duri menganut agama Islam sedangkan Suku Toraja sebagian besar menganut agama Kristen dan animisme (Aluk To Dolo). Dahulu Suku Duri juga memiliki budaya yang sama sebelum Islam datang, rumah rumah yang ada di daerah tersebut juga sama yaitu rumah panggung yang terbuat dari kayu yang dibangun secara gotong royong oleh warga dusun. Jejak-jejak kebudayaan sebelum agama Islam masuk suku duri sudah hilang dan ditinggalkan sejak lama berganti dengan anjaran agama islam, pada saat pendakian mencapai pos 2 ditemukan mushola syekh yusuf. Syekh yusuf mungkin orang wali karena orang-orang dulu percaya informasi seperti ada dalam mimpi. Mayoritas pekerjaan masyarakat di desa ini merupakan petani petani kopi dan sayur-sayuran, sementara itu dengan adanya jalur pendakian disini turut membantu perekonomian masyarakat sekitar.
Advertisement
Menurut kepala Dusun Karangan terbentuknya Desa Karangan memiliki hubungan dengan adanya suku duri, dulunya di dusun karangan hanya memiliki 2 penduduk saja, 2 penduduk tersebut berasal dari “buntubatu” dan suku duri disini dan merasa aman disini hingga akhirnya mereka menertap dan berdomisili di desa karangan dan berkembang menjadi warga hingga saat ini, yang dulunya hanya satu pasang, atas dasar tersebut yang membuat desa tersebut menjadi Dusun Karangan. Karangan memiliki arti bertambah terus menerus, (karanganan).
Seiring berjalanannya waktu, manusia selalu dibawa menuju perubahanperubahan mengikuti perkembangan zaman, seperti halnya suku duri. Tidak banyak informasi mengenai Suku Duri yang tersisa hingga saat ini, baik dari silsilah adat maupun budaya khusus.