Antologi Merawat Puisi di Tubuh Pandemi KMSI 2020

Page 1

KMSI UNY

i


Merawat Puisi di Tubuh Pandemi Kumpulan Puisi KMSI UNY Angkatan 2020

Keluarga Mahasiswa Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2020 ii

KMSI UNY


Merawat Puisi Di Tubuh Pandemi Š Keluarga Mahasiswa Sastra Indonesia, Universitas Negeri Yogyakarta 2020

Penulis

: KMSI UNY Angkatan 2020

Penata Letak

: Astria Sekar Arum

Perancang Sampul

: Sentry Voxdei Rahmi Nurani

Foto

: Arsys Nabella Dwi Lestari Celvin Ramadhan Zaenardi Kind Shela Happy Mashandra

Narendhra Maudyna Syafiqa Ryan Yudha Permana

Hak cipta semua karya (puisi dan foto) adalah milik para pencipta masing-masing. Isi tulisan (karangan) menjadi tanggung jawab penulis.

KMSI UNY

iii


Kata Pengantar Segala puja dan puji kepada Tuhan Yang Maha Esa telah merestui terbitnya buku kumpulan puisi Merawat Puisi di Tubuh Pandemi. Buku ini dinyatakan telah selesai dan kepada para pembaca dipersilakan untuk mencari tempat duduk, meluangkan waktu untuk membacanya. Merawat Puisi di Tubuh Pandemi ditulis oleh mahasiswa baru Sastra Indonesia Universitas Negeri Yogyakarta yaitu angkatan 2020. Buku ini tercipta sebagai bentuk apresiasi kepada anggota keluarga baru. Untuk semua pengisi komponen di buku ini terutama para penulis, kami ucapkan terima kasih sebesar-sebesarnya dan tidak lupa kami ucapkan selamat datang kepada mahasiswa baru Sastra Indonesia angkatan 2020. Semoga kita bertemu dalam keadaan dan kesempatan yang sangat baik ke depannya. Kepada para penggagas buku ini yang telah bekerja secara hebat semoga dilimpahkan kebahagiaan dan kemujuran selalu. Melalui tulisan, kita dapat mencurahkan segala isi hati. Dengan itu, harapan kami dengan hadirnya buku ini menjadi batu loncatan untuk terus mencurahkan isi hati dengan gemerlap semangat yang lebih baru. Dari kami yang meyakini tidak semua pekerjaan dapat dikatakan sempurna. Maka dari itu, kehadiran buku ini terbuka bagi kritik, saran, maupun cibiran─di depan atau belakang. Semoga buku ini bermanfaat dalam mengisi kejenuhan. Suku Sastra! Suku Merdeka! Indonesia, Oktober 2020

iv

KMSI UNY


Daftar Isi Kata Pengantar ♦iv Daftar Isi ♦v

A Aditiya Devi Nuraini: Covid-19 ♦1 Adzana Aqsha: Hapsah Bikinin Buat Chairil ♦2 Ahmad Randi Fardiansyah: Celah Rindu ♦3 Aisyah Az-Zahra Ramadhani: Senja ♦4 Aldila Humairah: Hadirnya Wanita ♦5 Alfa Nichla Salsabila: Cemani ♦8 Alfia Syahrani K: Tentang ♦9 Aliawan Ghozali Isnaen: Belum Ngerti ♦11 Alifah Maharani: Pohon Penantian ♦14 Alifia Torita Dewanti: Usai ♦15 Anelka Almayda Antarsyach: Bangun ♦16 Anggita Pertiwi: Tenggelam ♦17 Aninda Muti’ah: Asmara ♦18 Aninda Yusrina Nur Aini: Untuk Diriku Beberapa Tahun Lagi ♦19 Anistigfar: Ilmu ♦22 Annida Fatinnuha: Di Ruang Sendiri ♦23 Annisya Azzahro Islamy: Pantai ♦24 Arla Mutiara Putri Wibowo: Aku Kamu Kita ♦25 KMSI UNY

v


Arnetta Aulia: Sebuah Surat Rindu ♦26 Arsys Nabella Dwi Lestari: Warna ♦27 Asshifa Tantri Kumala: Arti Kehidupan ♦29 Aulia Mawaddah: Serpihan Senja ♦31 Aulia Nur Haliza: Melodi ♦34 Aulia Rizky Utami: Pelik ♦35 Avivah Ervina Damayanti: Pengganti Hujan ♦36 Azka Aniqah: Makhluk Jingga ♦37

B Berlinda Yohanie: Siapa Aku? ♦40

C Celvin Ramadhan Zaenardi: Secangkir Rindu

Tanpa Ampas Pilu ♦41

D Defiantika Raihan Fadila: Pesona Pantai Biru ♦42 Dellya Salsabila: Rindu ♦43 Deoband Kalabazi: Dalam Doa yang Digantungkan ♦44 Desta Windiani Aflahah: Lautan ♦45 Devie Melia Mutiara: Sampai Hujan Reda ♦46 Devita Sari Ramadhani: Kesendirian ♦47 Donna Adeshinta: Kau dan Aku ♦50 Dwi Fitri Rahma Yani: Potret Suram Generasi ♦51 vi

KMSI UNY


E Eka Prasiptya Ayu Saputri: Seberkas Cahaya ♦52 Emira Shaumayya: Terima Kasih ♦53

F Faiz Hilmy Taqqiudin: Kita dan Hujan ♦54 Fajar Kurnia: Hujan dan Halu ♦55 Fajar Ramadhan: Resah dan Bingung ♦58 Fakhrian Iqbal Ramadhan: Serba Salah ♦59 Farah Fajrin: Penikmat Senja ♦60 Fendi Yogi Purwadi: Inilah Gunung ♦62 Firnanda Dina Puspitasari: Ego ♦63 Florentina Linda Elza Pratiwi: Lembayung ♦64 Frandivon Darma Kusuma: Bidadari Jiwaku ♦65 Fransiska Romana Pude Jari: Sunyi ♦68

G Galih Wahyu Hata Kusumah: Pergi ♦69 Ghina Farihatin Mazidah: Renjana ♦70

H Habibah Cahya Maharani: KepadaMu, Tuhanku ♦71 Hanifah Prihastuti: Dandelion ♦72 Hanun Dinah Syafitri: Bayang Tuan ♦73 Hulwa Salsabila: Lepas ♦74 KMSI UNY

vii


I Iksan Tedi Kurniawan: Redup ♦76 Inas Husnun Nabilah: Kepompong Rahasia ♦77 Indra Asmara: Halu ♦78 Ismatul: Bagaimana Seharusnya ♦80

K Khoirul Nur Widyastuti: Searah ♦81 Kind Shela Happy Mashandra: Rasa ♦82 Krishna Ayu Meythasari: Karya Kartini ♦83

L Lia Ika Agustin: Lentera Pedoman ♦86 Lintang Indhira: Hampa ♦87

M Maria Helen Oktoviani Temongmere: Mengejar Mimpi ♦88 Marshall Maywizzard Almaudy: Juang ♦89 Maya Dewi Tandung Infaindan: Senja ♦90 Muhammad Alvin Revaldi: Sujudku untuk-Mu ♦91 Muhamad Barizal Arraihan: Lapar ♦94 Muhammad Faris Ahlul Firdaus: Titik Juang ♦95 Muhammad Ihsan Habibillah: Aku Debu, Aku Saksi ♦96 Muhammad Iqbal Talkis Afiv: Diri ♦97 Muhammad Raihan Restianto: Berlawanan ♦99 viii

KMSI UNY


N Nadia Larasati: Malam ♦100 Nanda Widya: Jejak Negeriku ♦101 Narendhra Maudyna Syafiqa: Takdir ♦102 Natasya Vira Inggir Aprilia: Rintihan Kamis Siang ♦105 Nico Firmansyah: Senja ♦106 Nila Anjum Al-azkia: Mati Saja ♦107 Nisrina Min Salsabila: Gelap ♦110 Nisrina Luthfi: Hujan, Senja, dan Kamu ♦112 Nurudin Herianto: Ajari Aku ♦113 Nurul Hafizah Eka Putri: Cantik ♦114

P Putri Yasmin Istiazah Adininggar: Waktu Kelabu ♦115 Putriningsih Nuh Pitaningrum: Negeri Kita ♦118

R Raida Syeviana: Penghuni Pasar ♦120 Rani Widyawati Hestina Putri: Hanya Sesaat ♦121 Reisyifa Chantika Purnamasari: Ibu Kartini ♦122 Renny Wulandari: Layang-layang ♦124 Restu Maisaroh: Dunia Sementara ♦125 Rifka Anisa: Benang Merah ♦126 Risma Elsa Tiana: Sosok Sahabat di Dalam Hidupku ♦127 Rizky Rifandi: Langkah Mendarah ♦128 KMSI UNY

ix


Rozana Hariani: SomeOne ♦130 Ruchil Fitroh: Kisah Anak Dunia ♦132 Ryan Yudha Permana ♦133

S Saharani Putri Azzahra: Rindu Saat Senja ♦134 Salma Faqiih Dhiya Ulhaq: Terlambat ♦135 Salma Khansa Fairuza: Kucing Jalanan ♦136 Salsabila Eka Amalia: Senja Tak Pernah Ingkar Janji ♦137 Sanya Nasha Hikmawan: Pagar ♦138 Sheila Rismanda Putri: Mawarku ♦139 Shofia Maharani: Surat Pengantar Tuhan ♦140 Silvi Nur Dianita: Bodoh ♦141 Syahda Aulia Destiana: Anganku ♦144

T Tiara Qonita: Tentang Perjuangan ♦145

U Uut Fatmawati: Senja Tawa ♦146

V Venendra Sanny Nurfajri: Riuh Hati Di Ujung Malam ♦147

x

KMSI UNY


W Weni Indriyani: Rumah ♦149

Y Yazid Kamal: Teduh Tak Berpayung Kini Berpayung ♦150 Yezia Ruthy Gabriela: Cinta Dalam Diam ♦151 Yozi Kartikasari: Relasi Bulan dan Suka ♦154

Z Zain Fauzan Naufal: Malam Fantasi ♦155 Biografi Penulis ♦157

KMSI UNY

xi


Covid-19 (Aditiya Devi Nuraini)

Bumi pertiwi sedang tak sehat sekarang. Pandemi yang melanda negeriku tak kunjung hilang. Apa yang sebenarnya kau inginkan? Sudah banyak pahlawan medis berguguran. Sudah banyak nyawa manusia yang hilang. Covid-19 .. Karena mu kami rela mengurung diri. Kami rela menjauhi kerumunan. Menahan rindu bertemu kawan. Demi menjaga kesehatan. Covid-19 .. Kami sudah muak untuk tetap di rumah. Kami muak dengan aktivitas yang terbatas. Pulanglah kau ke asalmu! Belum puaskah kau berwisata di negeriku?

KMSI UNY

1


Hapsah Bikinin Buat Chairil (Adzana Aqsha) Kau tidak tahu kan? Chairil! Mengabdi pada laki Harus ribet kaya begini Kau tidak tahu kan? Chairil! Kupendam-pendam kegersangan hati ditinggal suami, ngelayap-keluyur sampai pagi Sungguhpun! “Aku ngerti kau kesepian (Chairil) tapi hati perempuan yang tak dimengerti lebih sepi dari kesepian apapun..�

2

KMSI UNY


Celah Rindu (Ahmad Randi Fardiansyah) Teruntuk dirimu sayangku Sebilah kata sederhana yang kutulis kala malam Setiap celah waktu kehidupanku ini, Aku merindukanmu tanpa tau kapan, Dirimu berada, pasti dan tak pasti Aku akan selalu menyayangimu Aku tak tahu semua ini terjadi begitu saja Seperti rumput teki yang tumbuh di sekitar halaman rumah, Rasa itu datang dan tumbuh dengan sendirinya Sayangku... Dengarkan aku... Rasa ini sudah semakin dalam kurasakan Aku terhanyut dalam rasa yang membara Rindu ibarat mencari mutiara di lautan Semakin dalam dan semakin deras Setiap samudera kususuri Hanya untuk mencarimu dan terus mencari Hingga diriku terbentur oleh karang yang besar yaitu Cinta Sayang, Izinkan aku untuk mencintaimu Berikan aku sejuta kesempatan Untuk melindungimu dan membuatmu jadi seorang ratu

KMSI UNY

3


Senja (Aisyah Az-Zahra Ramadhani)

Hai senja.. Gimana dengan kabarnya Apakah dia masih melihat Keindahanmu... Jika iya sampaikan salam Rinduku padanya... Setiap sore menjelang malam Matahari mulai terbenam.. Aku hanya duduk di depan Untuk menanti kehadiranmu.. Setiap aku memandangimu.. Rasa capek, sedih seketika hilang begitu saja.. Hati menjadi adem dan tenang... Oh senja.. Mengapa engkau sangat indah Warna yang sangat sempurna Banyak burung yang beterbangan.. Angin yang berhembus Senja.. Aku berharap kepadamu Aku selalu bisa melihatmu Dengan segala keindahan Yang engkau berikan.

4

KMSI UNY


Hadirnya Wanita (Aldila Humairah)

Layaknya emas, kau mampu memancarkan sinar bagi siapa pun Bagaikan laksana air yang menyejukkan kekeringan jiwa Sosok makhluk yang diciptakan dengan beribu keistimewaan Rahimmu diciptakan untuk menyimpan benih Bahumu diciptakan untuk menjaga anakanakmu kelak Seberapa banyaknya kau disakiti, hatimu Senantiasa menerima dengan senyum lemah Wahai, wanita! Ingat! Hadirmu bukan untuk ditindas, melainkan dilindungi

KMSI UNY

5


Arsys Nabella D. L.

6

KMSI UNY


Arsys Nabella D. L.

KMSI UNY

7


Cemani (Alfa Nichla Salsabila)

Ia berjalan pelan dalam cemani Meraba-raba pinggir ruangan Membuka matanya lebar-lebar Takut-takut terjerembab Lalu datang hati-hati ke sudut Mengikuti ritme pekat Sampai Dengan 'selamat' katanya Ini bukan tentang memilih dua sisi Yang orang bilang kanan-kiri Ia malah disudutkan Bersimpuh-simpuh Habis jatuh Tercekat napas sendiri Mencoba berdiri Duduk lagi 'Ada apa?' Ucapnya entah pada siapa Menarik getir garis bibir Juli 2020

8

KMSI UNY


Tentang (Alfia Syahrani K)

Maka saat ada di kegelapan Sendiri Berbicara pada diri sendiri Sepi Keramaian terasa sepi

Berbeda Aku yang berbeda Berubah Memilih yang lainnya Menatap dari dalam Keluar Melihat orang-orang

Gelap Seperti tak terlihat Berbentuk Tapi hitam warnanya Jadi bayangan Dari yang bersinar di sana

Maka ketika itu Jangan menghilang Setiap kata tanpa majas Cukup di sini jadi diri sendiri Ungkap sisi lain KMSI UNY

9


Tak apa Baik-baik saja Melangkah sendiri Berlari sendiri Berdebat sendiri

Temukan frekuensi Hingga tak perlu menghilang lagi Tak perlu membenci lagi Buat hati untuk diri sendiri

Ini hati untukku Dari kegelapan Sinar yang di sana Temui satu persatu

10

KMSI UNY


Belum Ngerti (Aliawan Ghozali Isnaen)

Untuk beberapa orang huruf dianggap hanyalah huruf tidak lebih dari apa pun Hanya serangkaian garis-garis bodoh yang mengukir dan membentuk sebuah bidang yang tidak berarti apa pun Segitiga, lingkaran, dan apa pun itu terbentuk oleh garis-garis bodoh nan goblok itu Namun, untuk seorang yang harus menjadi pengecut yang memutar garis-garis itu Mereka harus memutar pikiran, saling pukul dengan keadaan agar bisa memperindah garis itu Garis-garis yang dianggap tak berarti itu sangatlah berarti untuk para pengecut tersebut Karena dari garis atau huruf itu mereka bisa mengutarakan perasaan dan pemikiran Dan yang sebenarnya adalah uang yang dicari.

KMSI UNY

11


Celvin Ramadhan Z.

12

KMSI UNY


KMSI UNY

13


Pohon Penantian (Alifah Maharani)

Pada ranting-ranting Pada daun yang berguguran kering Aku ingin tetap menjadi akar Menopangmu walau sukar Pada mentari yang terus bersinar Izinkan hujan membasahi akar Agar pohon tumbuh besar Bunga-bunga kembali mekar Dari semi hingga gugur Aku masih menikmati alur Dari panas hingga dingin Aku masih menunggumu penuh ingin Di bawah pohon tanpa daun Aku masih terduduk melamun Tekun, menantimu sampai kapan pun Lekas pulang jika impian sudah di tangan Aku tetap rumah yang menyambutmu ramah

14

KMSI UNY


Usai (Alifia Torita Dewanti)

Hai teman, Kebersamaan kita telah usai. Kini, saatnya melangkah menuju arah masing-masing. Teringat saat itu, kita saling berbagi kisah, Menghadapi betapa lucunya dunia, Dan menikmati rasa yang tercipta di dalamnya. Atas semua yang terjadi, Semoga itu yang terbaik. Dan aku, Akan selalu menyayangimu. Teruntuk temanku, ini puisi untukmu.

KMSI UNY

15


Bangun (Anelka Almayda Antarsyach)

Pagi itu pandanganku kabur Mengintip dari celah pintu Surya tengah berebut terang dengan kabut Awan seolah bersorak untuk hari yang kelam Tubuh ini masih terbaring kala itu Dengan seduhan kopi yang duduk anggun di sebelahnya Seolah tidak peduli apa yang akan menimpa Otak dibiarkan berpikir sendiri Ditemani rasa khawatir akan hari nanti Bohong jika aku tidak merisaukanya Namun benar, Risau tak akan mengubah apa pun dan sedikit pun Berbenahlah wahai diri, ragamu kini harus segera bangun

16

KMSI UNY


Tenggelam (Anggita Pertiwi)

Menggelap langit di cakrawala Beterbangan menuntun arah Jangan kau tarik paksa aku untuk pergi Kian menggelap Aku tak tahu apa kau masih di situ Ada rasanya ingin menahan Namun langkah terasa berat Lemah kaki ini Tersungkur menatap Kau benar-benar tenggelam Menjerit pun aku tak sanggup Hilang sudah kau dariku

KMSI UNY

17


Asmara (Aninda Muti’ah)

Tempat bertingkat Tempat beruang dan berwaktu Tempat yang tak mewah tapi bermakna bagi penghuninya Berjendela dan berpintu Berjajar dengan rapi bak semut berjalan Bertingkat bak kue ulang tahun Suara bising menyeru dari dalamnya Pertanda ada kehidupan di dalamnya Itulah asrama Tempat belajar makna kehidupan nyata adanya

18

KMSI UNY


Untuk Diriku Beberapa Tahun Lagi (Aninda Yusrina Nur Aini)

Aku penasaran Bagaimana kabarmu? Sudah berapa banyak luka yang kau biarkan melukai hati Sudah seberapa basah kedua pipimu Apa kau masih memegang erat awan-awan mimpi Atau salah satunya sudah tergapai Apa kau masih menjadi seakan bisu, tenggelam dalam halu anganangan Atau menjalani jalan di depan mata Diriku di masa kini, biarkan dia berbicara Maaf.. maaf belum bisa mencintai diri sendiri, seperti seharusnya Maaf sudah banyak membuang tenaga untuk yang tidak seharusnya Tolong selalu ingat pesanku Kamu istimewa, kamu penting, kamu berharga, kamu dicintai Tetaplah baik-baik saja walaupun jatuh Berbahagialah dengan dirimu, selalu

KMSI UNY

19


Arsys Nabella D. L.

20

KMSI UNY


Arsys Nabella D. L.

KMSI UNY

21


Ilmu (Anistigfar)

Kau memberiku wawasan yang luas Kau sangat berarti dalam hidupku Tak ada kata terlambat ku untuk mencarimu Ilmu Tuntunlah aku agar diriku dapat berguna Bagi Nusa dan Bangsa Lewat buku kau tempatku menabur ilmu

22

KMSI UNY


Di Ruang Sendiri (Annida Fatinnuha)

Perihal diri sendiri Tertatih-tatih menghadapi Ruang hampa yang tak pernah peduli Diselimuti oleh dinginnya hati Dan, diapung oleh gelombang sunyi Kutempatkan diriku Dan mengakrabkan diri Pada kekosongan hari ini Menyendiri... Berdampingan dengan kerapuhan Berpura-pura menikmati Dan, terus menikmati Ditemani bayangan dan ilusi Terbayang oleh, cuplikan-cuplikan memori Bersua bersama sepi Menikmati luka yang telah hadir setiap hari

KMSI UNY

23


Pantai (Annisya Azzahro Islamy)

Hamparan air yang luas tak berujung Ikan dan tumbuhan hidup di dasar laut Dedaunan hijau menyenangkan mata Jangan lupa untuk bersyukur Deburan pasir yang berlalu lalang Sinar matahari yang menyinari Suara ombak menenangkan Terlihat hiasan cangkang yang indah Melepaskan beban dan penat yang kurasa Air yang sedikit demi sedikit membasahi kaki Tumbuhan yang berdiri kokoh Membuat angin semakin terasa sejuk Nelayan yang memambah keindahan Membuat merasa ah dunia milikku

24

KMSI UNY


Aku Kamu Kita (Arla Mutiara Putri Wibowo)

Dahulu aku dan kamu Hanyalah dua insan asing Tak saling mengenal Tak saling mengerti Setelah pertemuan kita Aku menyadari Kamu berharga kamu berarti Kamu yang selalu di sampingku Aku sayang padamu sahabat Yang dahulunya aku dan kamu Kini menjadi kita Menjadi dua umat yang tak terpisahkan Menjadi dua sejoli yang selalu bersama Meskipun kita tak satu atap sekolah lagi Namun kau tetap menjadi orang terdekatku Yang selalu menghibur ketika sedih Dan yang selalu membuatku kembali semangat

KMSI UNY

25


Sebuah Surat Rindu (Arnetta Aulia)

Untukmu, Aku tulis ini dengan perasaan rindu Wahai engkau yang aku rindukan Apa kabar? Sudah lama sejak terakhir kita jumpa Akhir-akhir ini aku sering kepikiran Aku sampai pusing, harus aku apakan rindu ini Aku tulis ini dengan perasaan rindu Aku harap kau tahu Bahwa aku merindukanmu Pesona cantikmu yang tak tergantikan Dinginmu yang menyejukkan Semua hal tentang dirimu, menakjubkan Jujur, berat rasanya memikul ini sendirian Meski nanti kau banyak berubah Tak apa, Aku akan tetap mengingat ini Aku yang selalu merindukanmu Aku yang tetap akan mencintaimu Bandung, semoga kita lekas bertemu

26

KMSI UNY


Warna (Arsys Nabella Dwi Lestari)

Biru Birunya terkadang membawa perasaan kelabu hingga terang semua meninggalkan jejak Dingin air yang menyentuh ujung jemari kaki membuat tak ingin beranjak Putih Putihnya menciptakan senyum cerah maha bahagia Walau teriknya matahari membakar kulit Jingga Jingganya memberi kehangatan serta menciptakan kerinduan Ramainya suara tak sedikitpun mengurangi keindahanmu Hitam Hitamnya menciptakan keheningan Hanya suara ombak yang terdengar jelas serta lampu kendaraan sebagai penerang Langit memberikan banyak warna padamu Dan aku menerima warna apapun yang kau tampilkan Tapi dari semua warna yang langit berikan Kesukaanku ada pada saat langit menurunkan hujannya Tetes air yang membasahi pasirmu Serta aroma khas hujan yang membuat candu Saat itu dirimu seakan berbisik “tetaplah disini jangan pergi�

KMSI UNY

27


Aku terdiam sesaat Aku ini tak pandai menunjukkan rasa Yang bisa kulakukan hanya menulis banyak tentangmu Aku pandai berpura-pura agar matahari tetap diam Aku tetap tersenyum agar sang bulan bahagia Aku tak ingin mereka bersedih Jadi kubiarkan ombakmu membawa semua kemalangan serta kesedihanku Nanti ketika aku jauh darimu tolong jangan banyak berubah ya Jaga mereka yang aku sayangi di sini Maaf selalu merepotkanmu Terimakasih sudah ada di bumi wahai pantai yang indah.

28

KMSI UNY


Arti Kehidupan (Asshifa Tantri Kumala) Hidup ini… Tak serumit yang kau bayangkan Tak sepedih yang kau rasakan Ada suka… Ada duka… Yang bercampur jadi cerita

Namun… Kau salahkan hidup ini Kau kutuk langit ibu Pertiwi Sadarkah engkau? Apa tujuan hidupmu? Kau tidak tahu? Berubahlah… Bukan hidupmu yang rumit Tapi dirimulah yang berpikir sempit Seakan-akan kau salahkan sang Pencipta Kau ubah segalanya menjadi derita Ayolah kawan… Berhentilah mencari alasan Berhenti menyalahkan hidupmu Perbaikilah dirimu Ubahlah sikapmu

KMSI UNY

29


Hidup ini… Tak serumit yang kau bayangkan Tak sepedih yang kau rasakan Ada suka… Ada duka… Yang bercampur jadi cerita

Namun… Kau salahkan hidup ini Kau kutuk langit ibu Pertiwi Sadarkah engkau? Apa tujuan hidupmu? Kau tidak tahu? Berubahlah… Bukan hidupmu yang rumit Tapi dirimulah yang berpikir sempit Seakan-akan kau salahkan sang Pencipta Kau ubah segalanya menjadi derita Ayolah kawan… Berhentilah mencari alasan Berhenti menyalahkan hidupmu Perbaikilah dirimu Ubahlah sikapmu Maka kau akan tahu Apa arti dari kehidupan yang sebenarnya Hidup yang mengharap ridho dari-Nya Dengan surga sebagai hadiahnya

30

KMSI UNY


Serpihan Senja (Aulia Mawaddah)

Jingga bersiap menjajah kuasa Hidup enggan berhenti di sini sahaja Jejak kaki kehilangan arah Tercekik panah gelombang asmara Hati elok tak lagi berjaya Manusiawi mata berkaca-kaca Oleh jiwa rupawan nan arogan Pahit cinta ditelan mentah Titik nadir telah usai Bangkit atau terus terungkit Kenangan pahit layak dijahit Agar diri lebih pandai menyendiri Pgk, 01 September 2020

KMSI UNY

31


Arsys Nabella D. L.

32

KMSI UNY


KMSI UNY

33


Melodi (Aulia Nur Haliza)

Sejenak waktuku terhenti Sepintas ragaku melebur Ada apa wahai sanubari? Arti tersurat tanpa ungkapan Kelima indra bekerja bersama Alam bawah sadar mengambil alih Petikan demi petikan Tekanan demi tekanan Kunci selalu hadir menemani Menciptakan harmoni Masuk melewati membran timpani Mengalir deras selaras dengan aliran darah Hingga sampai pada hati Membasuh tiap luka tanpa meninggalkan bekas Maka pintaku, Lepaskan jiwamu Biarkan menyatu dengan udara Dengarkan bisikan mereka Dan jangan mengharapkan apapun Ucapkan salam pertemuan dan perpisahan Layaknya sang pangeran pada putrinya

34

KMSI UNY


Pelik (Aulia Rizky Utami)

Pahit dan sepat yang kukecap hingga putaran labirin yang membuatku tersesat pelik, hidup ini terasa pelik karena masalah yang terlampau rumit dalam sayup kudengar, “sampai kapan kau akan berjuang?� “sampai mawar berubah menjadi ilalang?� kini aku masih ragu dengan mimpi-mimpiku yang masih semu pelik, hidup ini sungguh pelik kini hanya bisa terdiam dalam sendu meratapi nasibku yang masih saja kelabu

KMSI UNY

35


Pengganti Hujan (Avivah Ervina Damayanti)

Di bawah mentari yang mulai turun Hanya terdiam dan merenung Seakan mengamati lalu lalang namun melamun Berusaha memahami namun berujung bingung Seperti tanaman kering yang menunggu hujan Sedangkan hujan masih ingin bersama awan Tak tahu arah dan kehilangan tujuan Terus mencari untuk menemukan jalan Gemercik air datang menyiraminya Itu bukan hujan yang diinginkan Tapi tanaman merasa menemukan jalan Mungkin pengganti hujan telah tiba

36

KMSI UNY


Makhluk Jingga (Azka Aniqah)

Suara itu terus terdengar. Tidak terkecuali saat pagi menjelang. Nyaring, dan juga bising. Saat kau mendengar suaranya, ia seolah tidak ingin kalah dengan kokokkan ayam di pagi buta. Membangunkan siapapun yang masih terlelap. Bahkan kembaran kerbau sekalipun bukan hal yang sulit untuk ia bangunkan. Ia tidak peduli dengan hari yang terpampang di kalender saat itu. Akhir pekan atau pun bukan, semua sama saja. Orang mungkin akan marah kala mimpi indahnya harus terputus, dan terpaksa harus bangun dari tempat mereka berbaring, menghampiri suara bising tersebut. Namun, yang terjadi justru sebaliknya. Semilir angin pagi menerpa permukaan kulit. Bisingnya perkotaan belum dimulai. Tak terdengar suara klakson maupun kekacauan lalu lintas lainnya pada awal hari itu. Tetapi, bisingnya makhluk jingga yang sukses membangunkan seisi rumah telah dimulai sejak pagi ini dimulai. Aku menatap makhluk jingga itu, Ia balas menatapku, dengan pandangan tatapan tanpa rasa berdosa. Seolah ia sangat paham, bahwa itu adalah senjata andalannya agar tak seorang pun merasa kesal dengannya.

KMSI UNY

37


Kind Shela M. H. 38

KMSI UNY


KMSI UNY

39


Siapa Aku? (Berlinda Yohanie)

Pada angin aku bertanya Siapakah aku? Berjalan setapak demi setapak Tanpa tongkat menuntun Tanpa lampu sedikit pun Pada sunyi malam aku bertanya Siapakah aku? Berjalan di atas air Berenang memutari lautan Tak jua kutemui tepian Semua tampak suram Semua tampak terjal Terpapah sendirian bersama bayang Kulit dingin dirasuki kesepian Seperti kapal di tengah lautan Jiwaku terombang-ambing tak karuan Tuhan.. Kemana lagi aku harus berjalan?

40

KMSI UNY


Secangkir Rindu Tanpa Ampas Pilu (Celvin Ramadhan Zaenardi)

Secangkir kopiku malam ini, Kasih. Kuminum tiga tegukan Tegukan pertama, kutemui wajahmu merona merah Tegukan kedua, kulihat senyummu merekah Tegukan ketiga, kau menjelma cinta yang indah Dan pada tegukan terakhir itu, Aku terkapar tak sadar Sedetik setelah kuingat wajahmu Meronta memanggil rindu Yang sukar adanya pilu

KMSI UNY

41


Pesona Pantai Biru (Defiantika Raihan Fadila)

Kuberdiri di bibir pantai Menatap biru ke arah laut Semakin jauh kulihat Seakan tiada batas untukku memandang Ombak melambai kepadaku Burung-burung bernyanyi berirama Angin membiarkan rambutku menari Langit nampak cerah memikat Kurasakan hantaman air di sela jari Seakan hanyut dalam harmonisasi Biru cantik pantai itu Kudimanjakan oleh suasana Air mata membasahi pipiku Melihat begitu besar ciptaanmu Bertanya sampai kapan ini usai Hanya engkau yang tahu

42

KMSI UNY


Rindu (Dellya Salsabila)

Di kala senja mulai meredup Bintang berhamburan Angin berterbangan Lihatlah langit pada malam itu Ada coretan rindu yang baru kuukir Rindu yang selama ini tak bisa kuucap Lihatlah, ada namamu disana Bisakah kau melihatnya?

KMSI UNY

43


Dalam Doa yang Digantungkan (Deoband Kalabazi)

Telah tiba jatah malam untuk berjaga, juga jatah berdoa bagi mereka yang percaya Bercerita bagaikan sahabat lama kepada Yang Esa Coba-coba beruntung memanjatkan doa kepada-Nya Sambil harap-harap cemas semoga tidak cuma digantungkan doanya

44

KMSI UNY


Lautan (Desta Windiani Aflahah)

Kau tak pernah mengerti seberapa dalam laut lautan Seberapa banyak misteri yang ia simpan Ia menyimpan beberapa kenangan untuk orang Dan ia menyimpan kebahagiaan bagi orang Sungguh mulia lautan, ia selalu menyimpan berbagai rahasia Duduk menikmati maupun berlari menikmati Merasakan indahnya alam yang disajikan oleh-Nya Menciptakan kebahagiaan bagi diri sendiri Lihatlah! angin membawa ombak yang memecah karang Terdengar indah suara gemuruh Melepas segala penat dari hiruk pikuknya dunia Lihatlah angin yang membawa ombak ke tepian itu Dengarkan suara lautan itu dengan tenang Beristirahatlah sejenak sebelum kembali dengan kesibukanmu Hembusan angin itu seolah olah membuat pohon kelapa itu melambai lambai Nikmatilah selagi ada waktu Jangan cuma habiskan waktu untuk bergelut dengan kesibukanmu

KMSI UNY

45


Sampai Hujan Reda (Devie Melia Mutiara)

Kognisinya mengabur Ingatannya melayang jauh membelah galaksi Sepasang manik yang biasanya berbinar, kini menatap redup Tangannya cekatan menutup telinga, saat langit berteriak marah Rintik air mulai membasahi kaca jendela Andai saja kau ada di sisinya Tolong tawarkan hangat dengan memberinya dekap Sapa dia, dia butuh kau untuk dijadikan teman bicara Setidaknya sampai hal yang dibencinya pergi Sampai hujan reda

46

KMSI UNY


Kesendirian (Devita Sari Ramadhani)

Waktu berlalu begitu cepat Ujian dan cobaan datang bergantian Dulu semuanya menyatu dalam kebersamaan Kini semua ter pelan-pelan Ada banyak sensasi Ada banyak prediksi Namun semuanya hanya sebatas opini Tak memberikan perubahan yang berarti Sendiri berjalan mengahadapi tantangan Lebih baik dari pada berada dalam kemunafikan Sendiri dalam pemikiran Lebih baik dari pada diskusi dalam perdebatan

KMSI UNY

47


Kind Shela M. H.

48

KMSI UNY


KMSI UNY

49


Kau dan Aku (Donna Adeshinta)

Semburat senja pada sore itu Melukisakan cakrawala menggugah rasa Tak khayal, netra terpukau memandanginya Seakan-akan tahu, jikalau hatiku sedang bergembira Ombak yang menderu kian menambah iringan ro mantisnya suasana Tatkala pada saat yang sama kau dan aku menyenand ungkan kasidah-kasidah cinta Seakan hanya dirimu dan diriku yang ada di atas tanah ini Tiada nestapa apalagi durjana Lebur cinta kita berdua Kau dan aku

50

KMSI UNY


Potret Suram Generasi (Dwi Fitri Rahma Yani)

Hingga kini aku tak tahu Apa arti menuntut ilmu Apa guna generasi negeriku Tak seperti yang ayah ceritakan dulu Hingga kini aku tak mengerti Pola pikir generasi negeri ini Menjadi liar tak terkendali Pandai membenci dan menyakiti Benarkah mereka adalah siswa? Benarkah mereka punggawa bangsa? Siswa seharusnya santun Punggawa bangsa seharusnya tekun Tapi kini bukan lagi sekolah tempat mereka Tetapi halte dan pos-pos khusus menjadi markasnya Menyakiti, tawuran bahkan membunuh guru ia lakukan Ibu pertiwi ku tahu engkau menangis Melihat potret suram generasimu Generasi yang tak lagi berbudi Jauh dari akhlak terpuji

KMSI UNY

51


Seberkas Cahaya (Eka Prasiptya Ayu Saputri)

Seperti angin di keheningan malam Mungkin sepi ini menyayat kalbu Menyisakan guratan wajah di sisa cahaya lampu Kurasa kau hadir kembali Tepat dimana senja mulai beranjak pergi Entahlah…… Kau hadir dengan puisi atau kata janji Namun, menurutku janjimu tak pernah ada Hanya saja, ketika kau pergi Sajakmu tak pernah mati Mungkin saat ini aku bahagia Bisa menatapmu puas tertawa Mendekapku…… Hingga desiran angin malam menyentuh kalbu Sunyi……

52

KMSI UNY


Terima Kasih (Emira Shaumayya)

Senyuman itu sudah hilang Wajah keriputmu sudah tak nampak lagi Perhatianmu, dan semua kekhawatiran itu semua hilang begitu saja Terima kasih, untuk semuanya Ada rindu yang selalu mengasih Ada aku yang selalu menyayangimu Ayah

KMSI UNY

53


Kita dan Hujan (Faiz Hilmy Taqqiudin)

Jikalau kita berkawan dengan hujan Awan mendung kan cemburu Jikalau kita membenci hujan Pelangi kan bernada sendu Jikalau kita mencintai hujan Kilat dan badai akan menjadi candu

54

KMSI UNY


Hujan dan Halu (Fajar Kurnia)

Rintikan hujan mulai terdengar, mengisi kekosongan pikiranku Mengingatku pada hari itu, hari di mana engkau meninggalkanku Senyum dinginmu, membekas di pikiranku Dinginnya angin malam ini mulai menusuk tubuhku Sampai aku tersadar kopiku sudah mulai dingin karena rindu Kuhabiskan secangkir kopiku dan tersadar semua ini hanyalah halu :v.

KMSI UNY

55


Kind Shela M. H.

56

KMSI UNY


KMSI UNY

57


Resah dan Bingung (Fajar Ramadhan)

Hujan turun di pagi hari Kicaunya burung berbunyi lagi Jika dini hari nanti kau pergi Kecuplah keningku dan kembali nanti Hujan turun di pagi hari Kicaunya burung kini kian henti. Sedari dirimu kutunggu Entah kapan aku tak tahu Tetapi dirimu lah yang ku mau Jadi biarkan aku yang tulus mencintaimu Untuk tidak mendustaimu. Mengejar bayang-bayang keindahanmu Kau lenyap hatiku hancur. Lihatlah di sana Kata orang senja menenangkan Bagiku tidak Bagiku salah Semua terasa hampa Bila kau tak di sana

58

KMSI UNY


Serba Salah (Fakhrian Iqbal Ramadhan)

Melihat waktu, salah Memutar waktu, salah Yang Ngomong begini, salah Ngomong begitu pun juga salah Lalu siapa yang benar? Orang yang memiliki kuasa di negeri ini Hanya orang-orang seperti merekalah Mereka yang mempunyai kebenaran Mereka yang selalu menganggap salah Kapan yang salah menjadi benar? Hanya jika menjadi seperti mereka Tapi ingat, Kebenaran hanya milik yang Mahakuasa

KMSI UNY

59


Penikmat Senja (Farah Fajrin)

Waktu yang indah kau hadir. Menghiasi langit sore itu. Diam di tengah angin yang bungkam. Aku merasa nyaman bersamamu. Oh senja... Sejuta keindahan yang kau miliki. Sejuta kenikmatan yang kau kasih. Berpisah darimu pernah mudah. Tanpamu hidup tak ada artinya. Tepat di luar matahari terbenam. Ada hati yang dihibur. Dan kau merasa dengan mesra. Kau hadir bagi lentera. Menyambung hidupku yang dirundung duka.

60

KMSI UNY


Kind Shela M. H. KMSI UNY

61


Inilah Gunung (Fendi Yogi Purwadi)

Di saat membuka mataku Kutercengang melihat keindahanmu Panoramamu menghipnotis pikiranku Sampai aku terdiam dan membisu Lihatlah di sekeliling tubuhmu Daun-daun hijau menyelimutimu Tak lupa kabut yang selalu membungkusmu Dari hawa dingin yang menusukmu Ketika Mentari terbangun dari tidurnya Nyanyian burung menyambut datangnya pagi Membangunkan kesunyian dalam kepenatan Hingga membakar semangat yang telah padam Langkah kaki yang mempunyai mimpi Tuk menapaki tanah tertinggi Namun waktu terlalu kejam Menarik paksa tuk kembali pulang Terima kasih gunung Dengan segala pesonamu Telah membiarkan puisiku Terlahir dari rahimmu

62

KMSI UNY


Ego (Firnanda Dina Puspitasari)

Ada apa denganmu? Kemarin kau berpinta untuk ditunggu Sayang, nyamanku semakin jauh karenamu Kecewaku semakin menjadi terhadapmu Lantas siapa yang bertanggung jawab? Kau dengan tameng tanda tanya, Atau aku yang tak becus jadi penerima Entahlah.. terserah..aku kalah t Tidak, Tidak ada yang pantas dianggap salah Mungkin hanya aku yang terlalu jauh melangkah Aku yang tidak peduli tentang arah, Dan tetap saja lari dari ke jurang masalah Kau mau tahu apa yang keliru? Ya, aku.. aku dan egoku Aku terlalu percaya diri seolah bayumu tak mampu menandingi Dan aku.. Aku yang terlalu sungkan mengaku malu, Malu terhadap fakta bahwa berhentiku selalu dikamu.

KMSI UNY

63


Lembayung (Florentina Linda Elza Pratiwi)

Sang jingga datang Senyum manisnya tak tertebak Pada jingga yang elok Tak ada yang bisa mengelak Padanya semua orang jatuh hati Sang jingga perlahan-lahan meghilang Lamunanya pun kembali datang Banyak hal yang dikenang Dari jumpa hingga perpisahan Disampaikanya isyarat kerinduan pada sang jingga Kini semuanya telah sirna Sang jingga sudah hilang Matanya pun mulai memejam Mengisyaratkan dirinya sudah hilang tenggelam.

64

KMSI UNY


Bidadari Jiwaku (Frandivon Darma Kusuma)

Indah mata elok bergaya Panjang terurai indah mahkota Lentik bulu mata lengkapi cantiknya Manusia pertama yang membuatku terpana Kutatap dia tergambar anindita Hembusan anila tebarkan benih rasa Sinar purnama ingatkan pertama kali aku menatapnya Entah mengapa hati berdebar rasanya Simfoni harpa hangatkan suasana Merdu suara selaraskan nada Untaian kata sampaikan makna Dariku sang pemuja kepadanya bidadari kupuja Dengan pena... Aku mampu berkarya Aku mampu tuangkan segala rasa Asal kau selalu ada jadikan inspirasinya Aku rela pertaruhkan raga Laksana unta yang berkelana Dihujam teriknya surya Tuk pastikan kau selalu dalam naungan bahagia Hadirmu bak hujan basahi tanah gersang

KMSI UNY

65


Kau datang berikan jalan terang Meraih jemari tangan Kala hampir terperosok ke jurang keputusasaan Malam yang dulunya mencekam Kini indah setelah kau datang Pagi yang tak pernah kurasakan Kini jadikanku semangat jalani kehidupan Kau bidadari jiwa..... Teruslah di sampingku, bidadariku Teruslah tenangkanku di setiap waktu Iringi langkahku sepanjang usiaku Izinkan aku tuk terus menjagamu Izinkan aku tuk terus berikan yang terbaik untukmu Takkan kusia-siakanmu bidadariku Kau anugerah terindah bagiku ~~~~~~~~~ Cantikmu kalahkan segalanya Senyumanmu cairkan seluruh baja Tawamu sejukkan dada Pujianku gambarkan sebenarnya Bahwa... Cintamu anugerah penerimanya

66

KMSI UNY


Celvin Ramadhan Z. KMSI UNY

67


Sunyi (Fransiska Romana Pude Jari)

Adalah dua orang yang kini saling menyunyi. Bersama harapan yang katanya telah mati. Apakah takdir adalah nyata? Apakah aku adalah kamu? adakah kita? Dulu, ada mimpi yang tersusun rapi, dilaci kenangan. Menyeruak keluar bersama angin-angin yang berbau rindu. Apa yang kupunya hari ini, benar-benar menguras tenaga. Sunyi. Kita sudah tak punya lagi waktu. Entah rindu atau rasa bersalah. Dunia tak lagi untuk kita. Di dinginnya sore sesuai hujan, di ramainya jalan hari ini. Aku memungut kenangan sepanjang jalan. Aku menitipkan rindu pada angin. Tanyaku, pada buih-buih kenangan yang meluap “Apakah kita sudah boleh jadi teman? Hanya jadi teman.� Tak ada jawab. Yang ku dapat adalah sunyi.

68

KMSI UNY


Pergi (Galih Wahyu Hata Kusumah)

Tiba sudah saatnya Waktu berjalan begitu cepat Sudah saatnya untuk mengakhirinya Hubungan kita yang begitu hebat Kau tahu aku sangat menginginkanmu Kau pun begitu kepadaku Aku pergi mencari sesuatu yang baru Bukan ingin meninggalkanmu Aku ingin mencari sesuatu yang baru Pengalaman baru untuk masa depanku nanti Bersabarlah kamu Ku akan kembali suatu hari nanti

KMSI UNY

69


Renjana (Ghina Farihatin Mazidah)

Kau diam bak patung menghadap hamparan luas Langit melihat semua dari atas Semua rasa sakit yang kau sembunyikan Pisau yang tertanam dalam hatimu Kaki melangkah maju Berniat mengakhiri segala rasa sakit Agar ikut hilang ditelan ombak Tetiba waktu serasa berhenti Teringat manusia yang selalu berharap padamu Menangislah Tidak apa-apa untuk berhenti sejenak Namun jangan pernah terpikir untuk selamanya Angin kan memelukmu erat Mentari akan menuntun dalam cahaya Aku disini selalu ada Senang akan datang Sabar, sebentar

70

KMSI UNY


KepadaMu, Tuhanku (Habibah Cahya Maharani)

KepadaMu, Tuhanku Doa kutuju dalam hati Berharap tersampai ke atas langit Dengan suara lirih dari sanubari KepadaMu, Tuhanku Jangan hukum hamba ini yang mengeluh Selama hidup, sepanjang umur Yang selalu lupa untuk bersyukur KepadaMu, Tuhanku Kugores tinta di lembar ini Panjatan doa-doa terangkai indah di atas putih Sebagai harapan tuk hari-hari nanti

KMSI UNY

71


Dandelion (Hanifah Prihastuti)

Perpisahan bukanlah ucapan selamat tinggal Perpisahan adalah pengkhianatan Pengkhianatan bukanlah cinta yang diduakan Pengkhianatan adalah kepercayaan yang diingkari Kepercayaan bukanlah hal yang sekeras baja Kepercayaan adalah suatu hal yang serapuh berlian Sangat indah, meski rapuh Sekali retak, keindahan itu hilang Lenyap, tanpa bekas Seakan tak pernah ada Pelipur lara Bukanlah teman yang ada di kala suka dan duka Ialah orang yang menerima kita Apapun keadaannya Penenang jiwa Bukanlah seorang terkasih yang menemani Ialah orang yang memberi pelukan Di saat tersesat

72

KMSI UNY


Bayang Tuan (Hanun Dinah Syafitri)

Yang ditatap mata Namun yang nestapa hati Padahal sudah tak ada lagi temu Yang tersisa hanyalah sebuah rindu Tuan Binar matamu selalu menyejukkan Senyum simpulmu manis merekah Tetap untaian demi untaian kata yang terucap darimu selalu menenangkan Jiwamu hidup Dan akan selalu hidup bersama mimpi-mimpiku Ragamu memang telah tiada Namun sajak-sajakmu akan abadi Tuan Selamat jalan Semoga banyak hal baik untukku selepas kehilanganmu Karena aku terpaksa merelakanmu

KMSI UNY

73


Lepas (Hulwa Salsabila)

Raga runtuh tak bersisa Jiwa pun meraung berputus asa Retak hati ini terasa Seakan semesta terus menerus bercanda Hidup bak panggung sandiwara Tersamar oleh topeng pada muka Terbiasa berpura-pura Hingga akhirnya mati rasa Duduk dan rehatlah sejenak Tataplah cakrawala laksana kanvas senja Hembusan angin lembut meraba Ciptaan-Nya memanjakan mata Arungi hidup bak bahtera Kemudikanlah wahai nahkoda Walau badai terus melanda Teruslah berjalan anak muda

74

KMSI UNY


KMSI UNY

75


Redup (Iksan Tedi Kurniawan)

Ribuan bintang menemani Mendengar nyanyian malam Begitu keras sunyi terdengar Mendorong ke dalam silam Ribuan bintang tak berarti Menemani detik jam Mencari tiga belas Hanya lilin walau redup

76

KMSI UNY


Kepompong Rahasia (Inas Husnun Nabilah)

Milyaran kepompong raksasa Merekah jadi lipatan kupu-kupu pekat Ke langit mengudap gurihnya cahaya matahari Malam tak pernah jadi pagi lagi Seakan bumi dikantongi keresek hitam lalu dilempar ke galaksi lain Tak satupun bermaksud mencari Dihentakannya kaki sejuta kaki tiada yang dengar Disayatnya tubuh sejuta tubuh tiada yang bingar Mungkin memang kita sudah hilang dari semesta Peradaban usang tak pernah berhasil diterka Siklus menjadi abadi seiring berakhirnya era Sampai jumpa di kehidupan kedua

KMSI UNY

77


Halu (Indra Asmara)

Sendirian... Memeluk nadi tanpa kawan Sembari mengintip malam berhias rembulan Merajut benang berlambang kesepian Mentari hinggap di ufuk cakrawala Bersinar terang merekah senja Sontak asa tersulut gembira Lantas sosokmu kutemui di depan mata Saat aku dan kau menjadi kita Melukis lembaran tentang cinta Terukir asa berbagai aksara Memuja semesta berlabuh asmara Hitam putih cerita masa lalu Seberes aku bercengkrama denganmu Dipandu beragam tangis pilu Sebegitukah kau menganggapku seperti benalu? Sudikah kau kembali menggenggam jemariku? Masihkah kau luapkan hembusan rindu? Mestikah kau lenyap dariku? Wahai bidadari surgaku? Jiwamu berkutat di sekitar angan-angan Pamitmu terbilang pahit kau ucapkan Meneteskan serpihan timbunan kenangan Kata kita kota ini terbalut manis Ibarat raga ini berjuluk raja bisnis 78

KMSI UNY


Awalnya tertulis kisah romantis Perlahan kian mengikis Nahas, semua berlalu tragis Merangkai kisah, pengundang tangis Tanpamu, aku teriris...

KMSI UNY

79


Bagaimana Seharusnya (Ismatul)

Satu dasawarsa ditambah satu windu Eksistensiku di bumi ternyata masih lama Namun belum jua sampai tujuannya Tujuan aku diciptakan di dunia Rasa egois yang meraga Membuatku sibuk mencari rahsa harsa Hingga lupa bagaimana seharusnya

80

KMSI UNY


Searah (Khoirul Nur Widyastuti)

Ingar suara kereta sudah bising dari utara Semakin mendekat, semakin riuh Seiring dengan degap berpuluh rupa manusia Wajah-wajah letih, suram, dan penuh Kepala-kepala berisik menerka Luka-luka tak lekas sembuh sempurna Penantian yang tak kunjung menyapa Semua bertatap tajam ke arah datang kereta Pulang, Sudah malam

KMSI UNY

81


Rasa (Kind Shela Happy Mashandra)

Kutunggu kau ditempat biasa Di ruang paling dalam,di sela terik siang, di sudut paling dalam Di saat paling tegang Kutunggu kau di tempat biasa Di saat paling lenggang, di waktu makan siang,di cemas paling lantang Kutunggu kau di tempat biasa Di senggang paling riang menunggumu pulang Kutunggu kau di tempat biasa Aku menunggu, kau tak pernah sempat , seperti biasa Kau kira mudah? Cobalah di bidangku biar lebih tau Apa itu Roso Pangroso Lalu di posisimu, cobalah menjadi bodoh

82

KMSI UNY


Karya Kartini (Krishna Ayu Meythasari)

Beratus tahun kaummya dipingit Beragam ketidakadilan terlewati Kehidupan tanpa sesuatu yang pasti Bagai pungguk merindukan bulan Kartini mendamba kesetaraan Bukan semata-mata untuk bualan Tetapi untuk kesetaran ia berjuang Habis Gelap Terbitlah Terang Karya indahnya mengubah segala Waktu berjalan begitu cepat Berpuluh tahun telah terlewat Tapi takkan sirna citanya Akan selalu terjaga selamanya

KMSI UNY

83


84

KMSI UNY


KMSI UNY

85


Lentera Pedoman (Lia Ika Agustin)

Al-Qur’an Bukan sekadar kumpulan lembaran sastra Bukan pula sekadar untaian kata yang merajut aksara Bukan hanya alunan sajak yang berirama Bukan pula syair dari pujangga biasa Al-Qur’an Berkah dari Sang Maha Karya untuk butala Lantunan ayatnya menggetarkan sukma nan lara Maknanya begitu kaya akan hikmah mulia Raga pun tak bisa berdusta Inilah kitab yang paling sempurna Kitabku Al-Qur’an Ialah titik awal dari pengetahuan Pembuka jalan setiap insan Pedoman kala tersesat di penghujung jalan Kitabku, cahaya gerbang asa kebahagiaan

86

KMSI UNY


Hampa (Lintang Indhira)

Tiada kata tiap hembusan nafas Hanya suara hati dan angin merasuk ke dalam Bermalam malam aku tenggelam Dalam keheningan malam Renungan malam tiada henti Masih terpaku dalam pergulatan hati mencari sebuah makna kehidupan Dari diri yang tak memiliki perasaan Berjauh jauh diri ini mencari Lama berkelana hingga diri mengaduh meringsut pilu dengan hati beku merasuk dalam kalbu kelabu

KMSI UNY

87


Mengejar Mimpi (Maria Helen Oktoviani Temongmere)

Tinggal di desa jauh dari kota Sejuta mimpi dalam pikiran Bulatkan tekad tuk gapai harapan Demi mencari impian Setiap jerih payah pasti terbayar Beasiswa dekatkan pada impian Ringankan semua beban Berikan banyak harapan Doa orang tua mengiringi Kepergian tidak usah ditangisi Karena kelak pasti akan kembali Wujudkan mimpi bukan halusinasi Lewati sungai, membelah hutan Takkan surut karena suatu hambatan Harapan terus terngiang-ngiang dalam pikiran Sebagai bahan bakar hadapi segala cobaan

88

KMSI UNY


Juang (Marshall Maywizzard Almaudy)

Kejar, kau lari Tembak, kau mati Takut, kau lindungi Kau hancur, kautakpeduli Tangis memilu jerit memerih Aku rasa tak tahan merintih Gelap kudatang danaku membisu Malam, hilang, dan kelam, ia saksimu Surya melambung emas, bersiap untuk bebas Gentarkan hentakkan serang, buang penyerang Dengan berdarah-darah kau tak menyerah Karena hanya untuk satu, untukmu Indonesiaku

KMSI UNY

89


Senja (Maya Dewi Tandung Infaindan)

Engkau menjadi saat yang paling aku tunggu walaupun engkau tak pernah memintaku untuk menunggu engkau hadir dalam sesaat namun membuat jiwaku terasa tenang engkau menjadi bukti bahwa segala sesuatu yang aku jalani semua dapat berakhir dengan indah Hadirmu menjemput malam datang membuatku rindu padamu Cahayamu membuat banyak orang mengagumimu Engkau membuat orang-orang berebut untuk menikmatimu Mengagumi matahari terbenam seperti Mengagumi kegagalan yang kita alami Engkau sungguh membuat hariku Terasa lebih indah

90

KMSI UNY


Sujudku untuk-Mu (Muhammad Alvin Revaldi)

Ingin ku remehkan hadir-Mu Tapi ku tak mampu Karna haru menyeruak dalam kalbu Yang kian sendu telah berubah rindu Dadaku sesak Hatiku terkoyak Batinku terisak Sedang raga tak kuasa bergerak Saat ku mulai tertatih Pada-Mu ku merintih Hingga hilang luka lara Walau hamba seorang pendosa Hanya sujud yang ku mampu Tuk berserah diri pada-Mu

KMSI UNY

91


92

KMSI UNY


KMSI UNY

93


Lapar (Muhamad Barizal Arraihan)

Matanya menatap jeli silau cahaya layar Yang meraba kelopak, mencoba berontak Yang mencolek pupil, menahan gelak Dan terus ditatap hingga membengkak Belum waktunya terpejam Selagi ada yang terus bergerak Dari cahaya Sampai ke kepalanya Jemarinya belum usai bicara Melayangkan nasihat-nasihat Menjabarkan wasiat-wasiat Menyodorkan kritik-kritik pada yang (katanya) sesat Belum waktunya terdiam Selagi ada yang belum bungkam Tak-tik-tak-tik Tak-tik-tak-tok! Bunyi perutnya yang kosong.

94

KMSI UNY


Titik Juang (Muhammad Faris Ahlul Firdaus)

Dibawah rembulan untaian harapan ku ucapkan Memekar pada ingatan di masa yang akan datang Tak pernah ku menyerah pada rintangan Maupun halangan yang terus menghadang Semangatku berkobar laksana cahaya bintang-bintang Bagaikan bunga-bunga yang memamerkan bau mereka Buku-buku usang yang menjadi saksi kobaran api itu Melahap paksa waktu-waktuku ketika sedang berjuang Saat titik juang lari entah ke mana Saat api di dalam diri padam entah mengapa Rasa untuk menyudahinya timbul begitu saja Kucari Ia, di semua tempat yang pernah ku singgahi Di buku-buku motivasi, di bawah rak lemari Namun ternyata selama ini aku tak pernah menyadari Bahwa Ia, ada di dalam diriku sendiri

KMSI UNY

95


Aku Debu, Aku Saksi (Muhammad Ihsan Habibillah)

Sungguh aku adalah saksi Di kala ramai maupun sepi Makhluk yang tak berarti Akan bicara di akhirat nanti Sungguh aku takkan berhenti Ribuan tahun telah kulalui Dengan pertikaian tiada mati Dan penyesalan yang menghantui Sungguh aku adalah saksi Jadi tolonglah untuk berhenti Berbuat seakan Tuhan itu mati Padahal senantiasa mengawasi

96

KMSI UNY


Diri (Muhammad Iqbal Talkis Afiv)

Hal-hal sunyi kian malam Entah jadi alasan paling dalam Ada hal yang ingin diutarakan Ya, mungkin sekiranya paham Di balik sisi menguak sebuah arti Adalah diri yang ingin terus dipahami. Dan untuk saling mengerti Adalah sebuah opsi yang harus kita sadari.

KMSI UNY

97


98

KMSI UNY


Berlawanan (Muhammad Raihan R.)

Termenung kuberangan-angan Namun di sini terlalu banyak jeratan Jaring yang tersulam dari tangan Tak terbuai oleh ingatan Wahai dikau dengarlah daku Apakah menurutmu Janjiku hanyalah janji palsu Jikalau memang begitu Baiklah namun ku kan tetap menunggu Setiap baitku mungkin janggal Mungkin sumpah serapahmu juga terkabul Merusak sistem dan sel-selku Apakah harus kukoyak dulu agar kau sadar Atau ku harus menghilangkan diri Aku tak tau Pergi tanpa pamit Mengambil namun tak dikembalikan Diangkat lalu dijatuhkan Masa berjalan Tapi kita berhenti

KMSI UNY

99


Malam (Nadia Larasati)

Gemerlap lampu kota Begitu indah dipandang mata Hiruk pikuk dedaunan yang disambar angin Dingin yang menusuk menembus kain Obrolan yang hangat dari mulut orang lain Membuatku semakin enggan berpaling Harum uap kopi menghalau diri Seakan ikut bercengkrama Mengalun mengikuti nada Tak hentinya bercanda Hingga ingin menikmatinya Merdu serak suara penyanyi Nyaring gitar mengiringi Indah langit menjadi saki Gelap malam menemani Tak lupa bintang yang seolah ikut bernyanyi Malam ini... Terasa lebih cepat dari biasanya Pemandangan yang indah ini... Tawa ria penikmat lampu kota Dan orang-orang yang lama tidak bersua Melebur menjadi satu Menampakkan kebahagiaan Seolah tidak ada permasalahan

100

KMSI UNY


Jejak Negeriku (Nanda Widya)

Sang surya mulai menampakkan sinarnya Menyapa seluruh ciptaan sang ilahi Diiringi lantunan lagu burung yang bernyanyi Ditemani bunga-bunga yang menari ke sana-kemari Memberikan nikmat yang patut disyukuri Gunung nan tinggi menjulang Beralaskan hamparan padi yang menguning Sungai-sungai nan jauh terbentang Menjadi memori yang takkan hilang Aku berlari jauh memandang Sawah dan sungai nan jauh terbentang Dengan orang-orang yang bergotong-royong Diiringi suara gemercik air sungai Hiasi eloknya negeri tersayang Sang surya mulai tenggelam Bersiap kembali ke peraduan Digantikan sang dewi malam Berikan pesona yang takkan pernah padam

KMSI UNY

101


Takdir (Narendhra Maudyna S.)

Bingung Aku termenung Tak tahu ingin berbuat apa Sebab ku dihadapkan Pada pilihan kehidupan yang tak kuinginkan Ingin menangis Meratapi nasib Marah, sesal, berpadu dalam benak Akibat kebodohan, kelalaian, dan kenaifan Yang kala itu kuperbuat Membuatku berpikir, Rasanya hidup sudah tak lagi guna Aku pun berandai-andai, Jika saja aku bisa memutar waktu Ke masa yang telah berlalu Namun itu teramat mustahil Sebab waktu tak dapat kembali Seperti halnya aliran air di kali Yang selalu bergerak maju tak terhenti Sebuah suara menghampiri Memecah lamunan Berkata ia, “Hai anak manusia! Tak usahlah engkau berlarut-larut dalam sesal Ini adalah takdir, yang mestinya kau hadapi.

102

KMSI UNY


Dan ingatlah, yang selama ini kau angankan Bilamana dikehendaki, Belum tentu menghantarkan manfaat bagimu. Rencana-Nya tentu akan membawamu Menuju kegemilangan.” Aku tersadar Adalah benar segala yang ia katakan! Aku bangkit Bangkit, tegak berdiri Menyucikan diri dari segala penyesalan Dan angan-angan nan hampa Memekik, “Aku sudah siap!” Benar, aku sudah selesai bersiap Untuk menghadapi kenyataan “Ini adalah takdir.” Suara detak jam, kudengarkan begitu saksama Menatap angkasa, aku bertanya Ke manakah garis takdir akan membawaku? Cilacap, 4 September 2020

KMSI UNY

103


Celvin Ramadhan Z. 104

KMSI UNY


Rintihan Kamis Siang (Natasya Vira I. A.)

Awan memudar Langit membiru Semilir angin diam membisu Surya pun menunjukkan eloknya Perhatianku teralih Di tengah jejeran sampah Wanita itu terduduk Satu karung di punggungnya Ia kembali termenung Menatap sang langit Lalu kudengar rintihan Terucap dari bibirnya Diriku pun mendekat Kuraih tangan lembutnya “Mari, berteduh di rumah saya!�

KMSI UNY

105


Senja (Nico Firmansyah)

Dunia yang indah Menghibur kesendirian di dalam diriku Warna langit kala senja datang Akan menutupiku dalam ketenangan Sumilir angin di tepi pantai Membuat diriku terasa santai Matahari yang semakin menghilang Disitu kebahagian pun terasa punah

106

KMSI UNY


Mati Saja (Nila Anjum Al-azkia)

Luka tak terbuka Raga tak ingin bernyawa Jiwa masih tertawa Dasar gila! Mau mu apa? Hidup sengsara? Sudah cukup aku rasa. Mati saja‌ Nyawamu pun tak berharga September 2020

KMSI UNY

107


108

KMSI UNY


KMSI UNY

109


Gelap (Nisrina Min Salsabila)

Di sini aku berdiri Berhasil mencapai satu dari sekian mimpi Dengan segala perjuangan dan keberuntungan Harapan kusempat hanyut ditelan ombak Kepercayaan diri terguncang hebat Bertanya-tanya mengapa masih bertahan Mimpiku perlahan menguap bersama embun Kuperhatikan cahaya matahari perlahan redup Lalu hilang ditelan gelap malam Bertanya pada diri sendiri Apakah ini saatnya aku hilang ditelan kegelapan? Apakah sudah saatnya menyerah? Namun saat aku lihat kembali langit malam itu Malam tidak sepenuhnya gelap. Ada cahaya indah yang menghiasinya Ya! Aku harus seperti itu Tetap bersinar walaupun tujuanku masih sangat jauh Tetap bersinar walaupun gelap mulai menghampiriku

110

KMSI UNY


Aku susun kembali segala tekad dan perasaan Tak peduli apa yang akan menyambutku kedepannya Apakah aku akan diterjang oleh badai atau terbang bersama para kunang-kunang Entah bagaimana kedepannya Bahkan jika segalanya menjadi gelap, kelam Aku masih punya cahaya dari segala mimpi dan harapanku

KMSI UNY

111


Hujan, Senja, dan Kamu (Nisrina Luthfi)

Hujan Sedang mendukung mataku Mengeluarkan buliran sendu Yang tak henti menyayat kalbu Kosong Ruang samping itu Seperti mengikatku untuk masuk Diamku tak bergeming Suaraku tak bisa sedikit lantang Alunan rindu mulai datang Bayangmu menyelimuti malam Mata sayup itu menatapku Bertemu dalam satu pandang Tidak menyapa lalu menghilang Pantaskah aku bersanding menjadi senja di malammu

112

KMSI UNY


Ajari Aku (Nurudin Herianto)

Ajari aku untuk menyapa Seperti caramu yang hangat saat menyapaku Ajari aku untuk tersenyum Agar bisa tersenyum manis sepertimu Ajari aku untuk bicara Sehingga aku bisa bertutur kata sepertimu Ajari aku untuk jujur Agar kamu tak perlu ragu untuk percaya padaku Ajari aku untuk tetap kuat Agar aku bisa menjadi tempat bersandarmu untuk jatuh Ajari aku untuk bahagia Agar aku mampu melewati sedihku Namun jangan lupa mengajarku untuk ikhlas Agar aku bisa merelakan kepergianmu Jangan lupa mengajarku untuk mandiri Agar aku bisa menyapa esok meski tanpamu Jangan lupa mengajarku untuk percaya pada takdir Agar aku bisa meyakinkan diri bahwa perpisahan saat ini akan menjadi pertemuan nanti Jangan lupa ya.. Ajari aku

KMSI UNY

113


Cantik (Nurul Hafizah Eka Putri)

Bukan seberapa elok rupa Percaya diri kunci utama Otak selalu terbata kata Mana cantik mana buruk rupa Padahal Tuhan mahakuasa Menciptakan wujud manusia berbeda-beda Berhenti mengikuti standar yang bukan porsi kita Standar cantik hanya diciptakan manusia Semua wanita cantik pada porsinya

114

KMSI UNY


Waktu Kelabu (Putri Yasmin Istiazah Adininggar)

masih dalam bab rindu: apa bisa kita berpegang bahu? di atas gelombang tak berhulu sakit namun tidak membiru mengingat semua yang lalu bertarung dan bermadu menjadi kecapan masa dulu akankah semua menjadi aku dan kamu? tanpa bantuan orang baru? kau, kutunggu diruang tamu.

KMSI UNY

115


Ryan Yudhan P.

116

KMSI UNY


KMSI UNY

117


Negeri Kita (Putriningsih Nuh Pitaningrum)

Siluet terang merekah Aku bertanya masih berapa lama jatahku Aku ingin bilang kepada Bapak Apakah beliau dan kawan seperjuangannya dapat berbahagia Aku percaya Engkau dapat melihat generasi kami Negrimu dulu tengah digenggam lawan Perang senjata memang tlah usai Yang lain makin pecah Kini kami turut melawan Bu Kami juga berjuang Nona Tapi musuh punya tipu siasat baru Tanpa menembak,tidak lagi dengan peluru Kok berhasil buat kami sengsara Ragu permata Putramu Gagal tumbuh dewasa Si nyaman terlalu meninabobokkan Terus hilang rasa sadar Entah setan semakin banyak Atau keduniawian yang berlebihan Proses hidup ia lupa caranya

118

KMSI UNY


Takut permata Tanahmu Tidak lagi dimiliki negeri kita Hanya secuil orang dengan seenak pusarnya Kok bisa Kok tega, mengambil milik saudaranya Bukankah dulu yang merampas milikmu adalah orang lain Maafkan kami Bapak Restumu Bapak Biar kami tak menyiakan keringat, tangis, dan darah perajuritmu dahulu

KMSI UNY

119


Penghuni Pasar (Raida Syeviana)

Terasa panasnya terik matahari Menahan dahaga dan lunglai Mata mata melirik kesana kemari Mencari kebutuhan yang sesuai Suara bersautan begitu nyaring Demi menawar ikan dalam keranjang Saling berebut saling bersaing Mencari penjual yang diam? Jarang! Kaki kaki yang mencari kebutuhan, mulai melangkah Dari kecil ataupun besarnya kebutuhan Mereka terus mencari dan tak ada kata lelah Karena kebutuhan keluarga adalah kepentingan Barang dagangan memang tersebar Tawar menawar itu pasti ada Ya...disitulah tempat penghuni pasar Yang rela berjuang demi keluarga tercinta

120

KMSI UNY


Hanya Sesaat (Rani Widyawati Hestina Putri)

Lembayung senja kian memerah Menyurutkan senyumku yang merekah Entah ke mana perhatianku tercurah Hanya satu kata yang teringat ‘pulang’ Sementaranya menyakitkan Sedikitnya mampu mengecewakan Dunia dan perhiasannya yang membutakan Serupa kita tak pernah tahu Kapan pulang ke kampung yang sebenarnya Menuju singgasana abadi Di nirwana bersua, semoga

KMSI UNY

121


Ibu Kartini (Reisyifa Chantika Purnamasari)

Indah, kau dari dalam hati Teringat, perjuanganmu kala itu Tak terhingga semua pengorbananmu yang takkan terlupakan Akan selalu di hati Dan takkan pernah terlupa Tak lekang oleh waktu semua karya pengabdianmu Kartini, berusaha tanpa lelah Kartini, putri yang sejati Tak terhingga semua pengorbananmu yang takkan terlupakan Akan selalu di hati Dan takkan pernah terlupa Tak lekang oleh waktu semua karya pengabdian Ibu Kartini Jangan pernah takut menjadi yang kau mau, mencipta tuk bangsa Jangan pernah lelah, kau tak sendiri tuk jadi dirimu sendiri

122

KMSI UNY


Kind Shela M. H

KMSI UNY

123


Layang-layang (Renny Wulandari)

Di atas pematang sawah Aku menengadah Menatap langit yang begitu indah Namun, cukup sulit tuk kujamah Di antara langit biru Benang layang kuikatkan pada selembar kertas berangka Lantas, kuterbangkan dengan bantuan angin Agar bisa menyentuh cakrawala Di sela angin berembus Aku tercengang Benangku putus Sedangkan layang-layangku terbang Sementara di seberang pengairan Seorang anak berkaos abu menggerutu Layang-layangnya tak mau beranjak dari dua meter di atas padi Lantas mencium lumpur kala angin bergeming Namun, anak itu tak merengek atau mengadu pada ibu Dia kembali pada langkah pertama Dengan menarik benang itu Di kala kesempatan mengetuk pintu Aku pun tersenyum Layang-layang itu terbang bersama impian yang telah diperjuangkan

124

KMSI UNY


Dunia Sementara (Restu Maisaroh)

Hidup itu tak selamanya Dunia hanya sekejap mata Tidak terasa kita pasti Harus pergi meninggalkannya Dunia memang penuh perkara Makhluk lupa akan habitatnya Kemaksiatan meraja lela Hanya Tuhan Yang Maha Kuasa Sang penyelamat kita Semua ini memang sudah menjadi nyata Manusia lalai akan semua Tak berpegang pada agama Terlena dengan kesenangan dunia yang hanya sementara Wahai manusia! Penyesalan itu tiada guna Ajal pasti akan tiba Dosa akan menghantuimu Siksa akan menghampirimu Dan ingatlah bahwa mereka pasti datang kepadamu

KMSI UNY

125


Benang Merah (Rifka Anisa)

Benang merah terjalin Tak terlihat mata telanjang Walau tak terlihat Terasa dalam jiwa Gelora asmara bergelebar Seperti daun gugur terterpa angin Terombang-ambing tanpa arah Namun mengakar kuat dalam hati Walau terpisah jarak dan waktu Benang merah tetap terjalin

126

KMSI UNY


Sosok Sahabat di Dalam Hidupku (Risma Elsa Tiana)

Aku bukanlah manusia hebat Hati terbuat dari kaca Raga yang tak jarang sering mengeluh Dan pikiran yang dipenuhi dengan ketakutan Manusia rapuh sepertiku ini Tak akan bisa bangkit dari persoalan duniawi Tanpa adanya sosok yang selalu setia menemani Baik disaat suka maupun duka yang kualami Saat aku berada pada titik terendah Dia hadir untuk menguatkanku Bahkan saat aku memilih untuk menyerah Dia juga hadir untuk mengembalikan semangatku Hanya rasa syukur yang bisa terucap Karena telah dipertemukan dengannya Meskipun nanti kita akan jarang bertemu Tetapi kenangan bersamamu akan selalu kuingat Selamat berjuang di kehidupan barumu Masih banyak mimpi yang harus kau perjuangkan Aku tak sabar untuk mendengar kabar kesuksesanmu Kau akan selalu menjadi sahabat yang selalu kubanggakan

KMSI UNY

127


Langkah Mendarah (Rizky Rifandi)

Entah, Entah, mengawali suatu hal terasa berat Sedang, waktu justru berputar cepat Tak ingin hal buruk kembali terlihat Mendarah tusuk kepercayaan berlapis kawat Bahkan suara-suara kasar yang ikut menyayat Serta nada-nada yang mendayu jahat

Satu, dua, tak ada cara dapat kubuat Tak ada hibur kata atau untaian nasihat Tak ada balas kata atau sekadar melawat Tak kusadari semua tak lagi erat Walau telah kucoba jabat penuh niat Sedang, saat kuingin bicara dalam dekat Namun, mengapa justru kamu menjauh dalam sekat? Apakah aku ini benar-benar tersesat?

Tidak, Tidak akan secepat itu kuasumsikan Secercah cahaya pun muncul di gulita kegelapan Cahaya kecil yang membuka arah dan tujuan Yang menggerakkan kakiku secara perlahan Walau dengan deras darah bercucuran Terseok-seok langkah penuh beban Risiko-risiko yang terngiang di angan

128

KMSI UNY


Terselimut ragu, dilema, namun kuyakinkan Bahwa itu selanjutnya, harapan Yang terus mengisi tuju, bertahan Mendarah dan terus kulangkahkan __________

KMSI UNY

129


SomeOne (Rozana Hariani) Kumengenalmu memang lewat media Namun kumenyayangimu secara nyata Pertemuan pertama Ingin rasanya saling sapa Namun mulut serasa beku tak bisa bersuara Mungkin hanya mata yang dapat mengutarakan rasa di dada pertemuan kita memang tak disangka Takdirlah yang bisa mempertemukan kita Dan pada akhirnya kau bisa menjadi seseorang yang sangat berharga Kutak perlu takut lagi menghadapi Ketakutan-ketakutanku di dunia ini Karena kau lagi dan lagi Seseorang yang dapat melindungi Seseorang yang dapat memahami Seseorang yang dapat menemani Sosok diriku yang sangat manja ini Dengan kehadiranmu bisa menemani Kesunyian di hati

130

KMSI UNY


Celvin Ramadhan Z

KMSI UNY

131


Kisah Anak Dunia (Ruchil Fitroh) Jejak kakinya terpatri sendu. Mengikuti monokromatik semburat hitam di ujung padang. Tapi, senja masih mengagumi sosok bertelanjang kaki itu. Menahan awan hitam untuk lebih lama berpaling agar sosoknya, bisa dipandangi sampai membuat rindu.

Dia hanyalah Anak Dunia yang kesepian. Yang selalu berlarian ke arah hitam di ujung padang. Yang selalu dikagumi sepoi angin dan jingga cakrawala. Tawanya berkesiur seperti menyampaikan berita “Aku Anak Dunia yang rindu hujan, aku Anak Dunia yang rindu hujan.�

Bertahun-tahun. Senja pada akhirnya mengirim kerelaan karena cintanya. Angin kering menyerahkan Anak Dunia pada sembab jelaga langit. “Aku mencintai Anak Dunia yang senantiasa menanti. Aku mencintainya dengan sangat. Karena itu, aku ingin melihat tawa membahananya di kidung rinduku.�

Berita tersampaikan. Bersamaan jejak berlumpur, Anak Dunia menggenggam sebutir benih bunga. Di padang ilalang basah, dia bersenandung untuk mentari yang tak terlihat. Meski cintanya tak terbalas, Meski dia hanyalah Anak Dunia yang kesepian. 132

KMSI UNY


(Ryan Yudha Permana) Malam ini langit terlihat sangat damai, Dihiasi bintang dengan ramai, Dan awan sesekali melewatinya dengan gemulai, Hatiku cemburu, mulutku menyeringai, Niatku terus membuai, Namun ragaku lunglai, semangatku terkulai, Cemburu, melihat langit, Membuai, demi mimpi yang melangit, Terkulai, melihat kondisi yang terlalu pahit, Kenapa umatku tak bisa sedamai ini? Pertanyaan itulah yang mendasari kecemburuanku ini. Membawa damai ke bumi ini, Itulah mimpi yang kulangitkan selama ini. Semua itu bertambah sulit karena keadaan ini. Namun aku tak akan berhenti di sini! Aku tak ingin berhenti, Dan tak akan pernah berhenti, Semoga Semesta Memberkati.

KMSI UNY

133


Rindu Saat Senja (Saharani Putri Azzahra)

Senja datang dan menampakkan dirinya. Aku teringat akan sosok dirimu yang dulu pernah menemaniku. Ingin sekali menanyakan kabar dirimu di sana. Dan aku menanyakan kabarmu lewat senja. Rasa rindu saat senja sering datang menghampiriku. Aku sangat merindukan sosok dirimu, wahai kasihku. Tapi, kita tak akan bisa berjumpa lagi. Kamu masih berada di dalam pikiranku. Sosok mu masih menghiasi semua jiwa dan ragaku. Aku berharap kau bahagia dengan caramu. Aku juga akan berusaha tersenyum dan menahan rinduku.

134

KMSI UNY


Terlambat (Salma Faqiih Dhiya Ulhaq)

Raganya terbaring lemah Diantara selang-selang kehidupan Bunyi monitor saling bersahutan Menarik perhatian di keheningan malam Lantas hari beranjak fajar Tak henti mataku menatap layar Segenap doa terus ku langitkan Berharap Tuhan mengabulkan Nyatanya takdir berkata lain Dia pergi tanpa sepatah kata Menyisakan beberapa rasa penyesalan Aku pun tak sempat mengucap perpisahan Tuhan, apa aku terlambat?

KMSI UNY

135


Kucing Jalanan (Salma Khansa Fairuza)

Ada seekor tikus, Aku mengejar Aku melompat, Tanpa melihat kaki Aku ini binatang, Yang terbuang dari kumpulannya Tanpa kasih sayang manusia “Aku lapar” Namun Pukulan, hentakkanlah, yang aku terima Takut dan luka kubawa pergi Berlari Sampai sirna rasa pedih “Apa salahku?” “Aku hanya ingin sesuap”

136

KMSI UNY


Senja Tak Pernah Ingkar Janji (Salsabila Eka Amalia)

Ia selalu datang setiap hari Meskipun hanya sesaat, Ia selalu menabur kebahagiaan Ia menabur keindahan Semua terkagum olehnya Tak hanya aku, kau pun pasti sama Ada satu hal yang aku tak suka dari senja, Ia selalu mengingatkanku dengan perpisahan Mengingatkanku pada apa yang datang akan pergi Namun tak apa, Meskipun begitu, Ia tak pernah ingkar Ia selalu berjanji untuk kembali ketika datang Dan benar saja, Ia selalu menepati janjinya Senja tak pernah ingkar janji

KMSI UNY

137


Pagar (Sanya Nasha Hikmawan)

Di depan singgasana ada kau yang mengeluh Katamu harapan untuk keluar semakin abu-abu “Hidup di luar pagar ini kian semu.” Aku diam-diam mengatakan setuju Semua ini tidak membuahkan titik temu Yang lahir hanyalah amarah yang menggebu Lalu aku tanya kepada penyamun “Apa kau bisa mencuri agar aku punya waktu?” Dengan suara lantang ia berseru, “Tidak bisa, toh pintumu telah tertutup.”

138

KMSI UNY


Mawarku (Sheila Rismanda Putri)

Pagi ini yang dingin dan berembun Bunga pun dipenuhi oleh air embun Setiap pagi ku memandang mawar yang indah Tak bosan bosannya aku memandang Bau yang harum memasuki hidungku Duri yang taja menghiasi batangmu Rasanya ingin sekali ku memetiknya Namun sayang tak tega rasanya Mawar biasa dijadikan lambang Yaitu lambang cinta dan sayang Dan banyak digunakan untuk sepasang kekasih Yang mengungkapkan rasa cinta dan sayangnya

KMSI UNY

139


Surat Pengantar Tuhan (Shofia Maharani)

Seperti lakuna gelap yang mengharap cahaya Seperti pagi hampa yang merindu embunnya Keputusasaan ini menginginkan pengabulan-Mu Berbagai penolakan telah aku lalui Kegagalan demi kegagalan harus kuhadapi Tangan mulai lemas menengadah Dengan air mata yang turut jengah Namun hati ini masih terus berseru memanggil-Mu Karena aku percaya, tiada seruan yang sia-sia Engkau memanggilku, membelaiku Seraya tersenyum atas usaha dan kesabaranku Pada akhirnya, Surat pengantar ini telah kuterima dari-Mu

140

KMSI UNY


Bodoh (Silvi Nur Dianita)

Sang dewi malam bersinar terang Menelusup masuk lewat celah Angin menerpa wajahku yang pias Pintu rumah berderit, nyaring Timbulkan suasana mencekam Wajahku pucat pasi Tak bisa kukendalikan diri Aku sibak tirai jendela Dadaku berdegup kencang Air sungai mengaliri pipi Sejenak aku terdiam Apa yang kulakukan sudahlah benar?

Kau tahu? Bayangmu tak pernah hilang Senyummu lekat dalam ingatan Tuturmu mendayu terdengar Sayang apa kau disana? Lagi. Hanya kegelapan Berkali seperti ini Kenapa juga tak kunjung menyadari Kau telah berlalu pergi

KMSI UNY

141


Ryan Yudha P.

142

KMSI UNY


KMSI UNY

143


Anganku (Syahda Aulia Destiana)

Sudah kubuktikan dengan buku-buku yang kubaca Sudah kujelaskan dengan lagu-lagu yang kudengar Sudah kutunjukkan dengan nada-nada sumbang yang enggan bernyanyi Sudah aku rasakan dengan titik yang kembali menyatu pada garis Aku perlahan mulai sadar Akan hati yang bernaung pada mimpi Akan angan yang terjebak dalam euforia khayal Sejauh ini aku mencoba, sejauh itu pula aku sakit Setinggi aku mencari, setinggi itu pula aku terjatuh Sakit Hingga angin tertawa Menertawakan aku dengan segala egoku Mengasihani diri ini dengan tiupan-tiupan lembut di pipi Dengan itu pula akhirnya aku tersadar Tentang hati yang berdiri sendiri Tentang rasa yang bergantung pada luka Tentang perasaan yang tidak kunjung menemukan titik terangnya Ini semua tentang anganku Bergelayut manja pada khayalku

144

KMSI UNY


Tentang Perjuangan (Tiara Qonita)

Di saat tubuh mulai merasa lelah Disertai pikiran yang mulai gelebah Di saat teman seperjuangan telah pergi berkelana Mencari ilmu sampai negeri China Diriku masih sama Masih mengharapkan wijaya Tuhan, apa diriku pernah berbuat kesalahan fatal? Sehingga seringkali kau buat diriku gagal Namun, aku tidak menyerah begitu saja Tubuhku boleh lelah pikiranku boleh gelebah Tapi seluruh bagian dari diriku sepakat Bahwa kami harus menuju matlamat Bahwa seluruh awan kelabu ini Akan berubah menjadi senyum haru nanti Bahwa seluruh perjuangan Pasti akan terbayar dengan kejayaan

KMSI UNY

145


Senja Tawa (Uut Fatmawati)

Deburan ombak kala itu Mengingatkanku arti kebebasan Tak kenal lelah Dan tak kenal waktu Terdengar riak air laut Diiringi canda tawa kebersamaan Suara akan tawa yang begitu lepas Jejak kaki kegembiraan Detik demi detik Waktu terus berjalan Tak terasa waktu sudah petang Adzan magrib mengingatkan waktunya untuk pulang

146

KMSI UNY


Riuh Hati Di Ujung Malam (Venendra Sanny Nurfajri)

Kuharap kau adalah. Titik akhir perjalanan ini Tanpa koma. Tanpa kata setelahnya Harapku adalah suar Yang menghangatkan Hanya saja selama ini Ia kehilangan pelitanya Konon cinta itu. Selalu butuh pengorbanan Dan tintaku. Tak habis kutumpahkan Habis kata, habis rasa, habis raba Hanya melata, berjalan dan berdusta Kilau ini, kalau saja milikmu Kamu ini, kalau saja milikku Seandainya pudar bisa dipilih Aku mau memudar Dan tak lagi sadar Tak terlacak radar

KMSI UNY

147


Hanya bersandar di bumi Yang tak bisa dicari Sendiri dan tak apa tak dimengerti Jika saja waktu bisa diputar kembali Mungkin kuputar ke tempat Waktu tercipta, menghancurkannya Hingga mengagumimu Tak lelah karna hanya ada selamanya

148

KMSI UNY


Rumah (Weni Indriyani)

Pintu rumah berderit merdu Suara reyotnya adalah lagu Pemiliknya adalah rindu Rumahku pada sisi pintu tua Pemiliknya kaya hati muda Bersemangat tak kenal menyerah Rumahku pada sisi pintu tua Pemiliknya berani gagah perkasa Biarlah reyot tampak terbengkalai Harta miskin tapi kaya hati Jika pintu tua menagih baru Kan kuberi dengan rindu Dan menetap di satu pintu

KMSI UNY

149


Teduh Tak Berpayung Kini Berpayung (Yazid Kamal)

Teduh tak berpayung Pada pohon yang kini berpaku Terpasang plang bertuliskan “jaga alammu� Sedang dalam malam sang pohon mengeluh padaku Aku sakit! Benar-benar sakit dengan apa yang mereka paku di badanku Hingga pagi tadi... Kala kaki melangkah ke kebun belakang rumah Pantas saja sang pohon tak berhenti menangis malam tadi Yang kujumpai hanyalah deretan rumah di bising gunung Mercu-huni mercu-huni pencakar langit di lereng hutan Pun dengan gedung bertingkat di penat pohon Dari cerita sang pohon malam tadi Aku sadari bahwa ternyata kini Gunung bukan lagi tempat bersemedi sekedar menenangkan diri Hutan pun tak lagi hanya berisi habitat alami Sebab pohon yang teduh kini telah berpayung ambisi manusiawi

150

KMSI UNY


Cinta Dalam Diam (Yezia Ruthy Gabriela)

Aku adalah malam Yang dingin dan tak tersentuh Ramai namun kesepian Penuh bintang tapi merasa sendirian Dan kamu adalah bintang Indah namun tak tergapai Dekat layaknya berjarak Begitu gemerlap di langitku yang hitam Frasa-frasa itu yang membuatku jatuh Gemerlapmu tak sebanding dengan gelapku Seolah aku telah kalah, dibuat diam Menjagamu dari kejauhan Mencintaimu seperti malam

KMSI UNY

151


Ryan Yudha P.

152

KMSI UNY


KMSI UNY

153


Relasi Bulan dan Suka (Yozi Kartikasari)

Geram aku pada diriku pada diriku yang terlalu dungu Bebal aku tak mampu menuliskan apapun malam ini bayangan selembar karya pengubah dunia sekonyong-konyong lesap justru bayangan kucing tetangga yang tertayang di luar jendela Ini ratapan? Iya Aku bodoh bukan manusia sastra yang mencoba menyusun kata-kata Waktuku yang berharga hanya berakhir menatap bulan dari jendela Sembari berulang memutar di kepala, Apakah dia juga melihatnya? sesekali juga terpikir Apakah dia akan mengerti kalau pencuci batu dari Timur mengatakan, “Bulannya indah, ya?� untuk sebuah maksud romansa? Aku tak bekerja akhirnya berpikir tentang cinta mengantuk dan melupakan segalanya Bagaimana bisa? Tugasku yang pertama tersisih tiga malam karena terselip olehnya

154

KMSI UNY


Malam Fantasi (Zain Fauzan Naufal)

Malam tiba dengan kereta kencana Melangkah perlahan dengan sepatu kaca Sepatu yang dikenakan cinderela Malam punya basahnya sendiri Seperti luka yang punya sembuhnya sendiri Gelap ini jangan kau merasa sepi Telah kukirimkan sejuta negeri dongeng Dan peri peri yang membawamu dalam mimpi Serta para raksasa yang menjaga tempat peraduanmu Dibawahnya putri kecil bersembunyi mengantarkan lelapmu Aku selipkan pula pangeran tampan Dalam doa yang kukirimkan semalam Di sini Berharap tidurmu layak dan nyenyak Lupa akan pedihnya hari ini Jadi izinkan aku sekali lagi Menceritakan dongeng fantasi pengantar mimpi

KMSI UNY

155


Celvin Ramadhan Z. 156

KMSI UNY


Biografi Penulis Aditiya Devi Nuraini, lahir di Sragen, 04 November 2002. Merasa sangat bersyukur bisa menjadi salah satu bagian dari Mahasiswa Baru Sastra Indonesia Universitas Negeri Yogyakarta. Adzana Aqsha, lahir di Jogja, tanggalnya 5 hari sebelum kematian Chairil Anwar. Ahmad Randi Fardiansyah, biasa dipanggil Rendi. Lahir tanggal 11 Februari 2002 di Rembang. Memiliki hobi mengarang dan bermain musik, terutama kendang. Selama SMA, sering mengikuti lomba OSN Matematika tingkat SMA. Bercita-cita menjadi seorang penulis dan pebisnis yang hebat, selain itu juga bercita-cita sebagai musisi. Aisyah Az-Zahra Ramadhani, lahir di Jakarta, 12 November 2002. Mempunyai cita-cita untuk menjadi jurnalistik atau membangun usaha. Mempunyai hobi adalah membaca dan menulis. Karena kegemarannya menulis dan membaca ia memilih untuk melanjutkan perguruan tinggi di Yogyakarta yaitu Universitas Negeri Yogyakarta dengan prodi Sastra Indonesia. Aldila Humairah, anak kedua dari tiga bersaudara yang lahir pada tanggal 27 April 2002 di Cirebon. Hobi menulis cerita sejak kelas 6 SD. Saat ini tercatat sebagai mahasiswa jurusan sastra Indonesia di Universitas Negeri Yogyakarta. Alfa Nichla Salsabila, Lahir di Pemalang, 3 Februari 2002. Besar dan tinggal di Bekasi. Lulusan ponpes MA Al-Tsaqafah 2019. Memiliki hobi yang hanya sekedar mendengakan musik, atau sesekali menulis puisi. Memiliki moto hidup yaitu “Saya hanya ingin hidup untuk diri saya sendiri�.

KMSI UNY

157


Alfia Syahrani Kusumawardani, biasa di panggil Alfia, Alfi, atau Fia. Lahir pada tanggal 14 Januari 2002. Alamat rumah di Perum Depkes blok D2 nomor 31, Kota Magelang. Saat ini, sedang tidak mempunyai hobi tertentu. Hanya di waktu luang sesekali membaca, menulis, mendesain baju, berselancar di internet untuk mencari tahu fakta dunia, atau menonton drama asing untuk belajar bahasa. Mempunyai ketertarikan pada bahasa dan kebudayaan, baik Indonesia maupun asing. Menyukai bidang editing teks atau cerita. Aliawan Ghozali Isnaen, lahir di Bantul pada tanggal 26 Februari 2001. Biasa dipanggil Ali oleh teman-teman. Saya memiliki hobi yaitu bermain musik baik itu gitar, bas, maupun drum. Sejak SMP senang memainkan musik dan alat musik pertama yang dipelajari adalah gitar. Alifah Maharani, lahir pada tanggal 11 Februari 2001 di Kabupaten Gunungkidul, salah satu kabupaten di sisi tenggara Yogyakarta. Kini menjadi mahasiswa baru Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta, Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia. Sekitar bulan Februari 2018, mulai menulis novel pada aplikasi Wattpad dan kini sudah menyelesaikan sebuah novel. Walau baru dibaca sekitar 2.300 orang saja. Saat ini juga masih berproses menulis novel kedua. Menjadi mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta program studi Sastra Indonesia adalah jalan menuju impian menjadi seorang penulis. Alifia Torita Dewanti, biasa dipanggil Torita. Lahir di Bantul, 09 Juli 2001. Beralamat di Jl. Monjali 19A Nandan, Sariharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta. Anelka Almayda Antarsyach, lebih sering dipanggil Dida. Lahir di Wonogiri pada tanggal 08 Agustus 2002. Menekuni hobi futsal dan sepakbola. Saya juga punya ketertarikan dengan karya-karya sastra seperti puisi dan novel.

158

KMSI UNY


Anggita Pertiwi, lahir di Padang 04 Juli 2002. Berasal dari Kota Padang, Sumatera Barat. Memiliki moto hidup “Tidak ada yang tidak mungkin selama kita masih mau mencoba�. Memiliki hobi membaca dan menulis puisi. Annida Muthi’ah, berasal dari Bantul, Yogyakarta. Tinggal di Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta untuk mempelajari dan mendalami ilmu agama. Dulu tertarik buku yang berbau sastra dan sejarah khususnya tentang negara Indonesia. Memiliki hobi membaca buku dan lari. Aninda Yusrina Nur Aini, biasa dipanggil Anin, lahir di Sleman, 11 Desember 2001. Kini gadis yang mempunyai hobi membaca, menulis, dan menggambar ini melanjutkan pendidikan di Universitas Negeri Yogyakarta jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Anistigfar, lahir di Magelang, 01 Februari 2002. Beralamat di Cabean, Panggung Harjo Sewon, Bantul. Annida Fatinnuha, bisa dipanggil Annida atau Nida. Berasal dari Sidoarjo. Sebelum memutuskan untuk melanjutkan ke Perguruan Tinggi, pernah berpikir untuk melanjutkan tahfidz di salah satu pondok tepatnya di Malang. Pernah mengikuti lomba menulis cerpen disekolah. Annisya Azzahro Islamy. bisa dipanggil Ines. berasal dari Kota Jepara. Suka berbaur dengan orang orang baru dan lebih suka mendengarkandari pada berbicara. Saya juga senang bermain basket. Arla Mutiara Putri Wibowo, bisa dipanggil Rara. Lahir di Bantul, 21 Juli 2002. Beralamat di Bulu RT 01 Trimulyo, Jetis, Bantul. Memiliki hobi mendengarkan musik. Arnetta Aulia, biasa dipanggil Junet. Lahir di Bandung pada tanggal 29 Juni 2001. mempunyai hobi mendengarkan lagu, menulis cerita,

KMSI UNY

159


dan terkadang saya juga menghabiskan waktu dengan bermain game online. Arsys Nabella Dwi Lestari, orang orang biasa memanggil saya dengan sebutan “Sis�. Lahir dan dibesarkan di Sumatra provinsi Bengkulu. Memiliki kegemaran dalam mempelajari bahasa dan akhirnya bisa diperdalam dengan masuk jurusan Sastra Indonesia. Senang mengisi waktu luang dengan menulis. Asshifa Tantri Kumala, biasa disapa Asshifa. Lahir di Klaten, 25 Februari 2001. Bercita-cita menjadi seorang penulis. Untuk mencapai cita-cita tersebut, memilih jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia adalah hal yang tepat. Aulia Mawaddah, pencinta sajak kelahiran Pangkalpinang, 13 September 2002. Berdomisili di Pangkalpinang. Karyanya termaktub dalam Potret Kehidupan dan Merajut Bisik Merdumu. Dapat ditemui di Email : auliamwdh@gmail.com dan Instagram : @auliamwdh. Aulia Nur Haliza, atau biasa dipanggul Aul oleh orang-orang sekitarnya. Lahir di Sleman pada tanggal 16 Maret 2001 dan sekarang tinggal bersama orangtuanya di daerah Cilacap, Jawa Tengah. Gadis keturunan Yogjakarta ini memiliki moto “Pantang menyerah, terus berusaha, tanggung jawab, jujur, rendah hati, setia kawan, sabar, dan menghormati yang lebih tua.�. Ia memiliki hobi yang kebanyakan orang juga sukai, yaitu menyanyi dan main musik. Sedangkan menggambar adalah bakat terpendam yang sekarang sudah menjadi kegiatan sehari-hari yang ia lakukan untuk mengisi waktu luang. Aulia Rizky Utami, beralamat di Ngaglik Atas, Sawangan, Magelang, Jawa Tengah. Lahir di Magelang, 18 Mei 2002. Memiliki hobi membaca buku.

160

KMSI UNY


Avivah Ervina Damayanti, biasa dipanggil Avivah. Lahir di Sleman, DIY pada tanggal 21 Mei 2002. Memiliki hobi mendengarkan lagu dan menggambar. Namun, masih pemula dalam menggambar. Bercita-cita saya menjadi script writer. Azka Aniqah, akrab disapa Azka. Lahir pada akhir bulan Juli di kota Jakarta, tepatnya 31 Juli 2002. Saat ini tinggal di kota yang sering disebut kota dawet ayu yaitu Banjarnegara. Sejak duduk di bangku sekolah dasar, ia sudah menyukai hobi membaca dan sudah beberapa kali mencoba menulis karya fiksi. Selain itu, juga sangat hobi menggambar terutama gambar karakter manga atau anime favoritnya. Terhitung sejak pertengahan bulan Agustus 2020, Azka saat ini sedang melanjutkan pendidikannya di salah satu universitas negeri ternama di Yogyakarta, yaitu Universitas Negeri Yogyakarta. Adapun jurusan yang ia geluti yakni Sastra Indonesia. Berlinda Yohanie, lahir pada tanggal 23 Agustus 2001 di sebuah kota kecil di Jawa Tengah yaitu Kota Sragen. Pada tahun 2019, dengan beberapa teman-teman SMK pernah memenangkan Lomba Cerdas Cermat Undang-Undang Dasar NKRI 1945 tingkat kabupaten. Memiliki moto hidup yaitu, “apabila kamu berani bermimpi maka, kamu harus berani mewujudkannya�. Celvin Ramadhan Zaenardi, biasa dipanggil Celvin. Lahir pada 26 November 2001 di Kota Grobogan, kota sederhana dengan kearifan lokal dan budaya yang unik. Biasa meluangkan waktu luang untuk menulis, membaca, mendengarkan musik, dan berkelana. Berkelana dan mendengarkan musik untuk melepas bosan. Sedangkan menulis dan membaca untuk melepas bosan sekaligus menambah wawasan. Memiliki moto “Man Jadda Wajada�, yang artinya siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan berhasil.

KMSI UNY

161


Defiantika Raihan Fadila biasa dipanggil Rere, umursaya 19 tahun lahir di Temanggung pada tanggal 5 Juni 2001. Mempunyai cita-cita sebagai pengusaha. Memiliki hobi menggambar, menari, mendengarkan musik dan jalan-jalan. Tokoh idola saya adalah BTS karena bisa mengubah hidup dan mencintai diri sendiri sampai sekarang. Delya Salsabila, lahir di Bandung, 9 November 2020. Deoband Kalabazi, biasa dipanggil Deo, atau Ben mungkin untuk panggilan kerennya. Merupakan mahasiswa baru Sastra Indonesia Universitas Negeri Yogyakarta angkatan korona. Lahir di Pekalongan hari Minggu tanggal 18 Agustus 2002 jam 1pagi. Hobi membaca webtoon dan menghafalkan sepatu orang-orang. Desta Windiani Aflahah, lahir di kota sragen pada tanggal 25 Desember 2001. Bertempat tinggal di Dempul Rt.22 Rw.03, Ngembatpadas, Gemolong, Sragen. Devie Melia Mutiara, lahir di Kebumen, 3 September 2002. Sejak kecil tinggal di Kebumen bersama orang tua saya. Devita Sari Ramadhani, biasa dipanggi Idjo. Lahir di Bekasi pada tanggal 1 Desember 2001. Tinggal di Bekasi yang udaranya sudah sangat tercemar oleh limbah pabrik dan asap kendaraan, tetapi tetap bangga lahir dan besar di Bekasi. Donna Adeshinta, perempuan kelahiran Bantul, 05 januari 2002. Berasal dari Yogyakarta dan sekarang bertempat tinggal di Dusun Priyan RT 01, Trirenggo, Bantul, Yogyakarta. Mempunyai hobby bernyanyi dan bermain alat musik gitar. Dwi Fitri Rahma Yani, orang-orang biasa memanggil dengan sebutan Dwi, Fitri, Fira, Fifi, maupun Rahma. Lahir pada tanggal 13 April

162

KMSI UNY


2002 di Kabupaten Sleman. Bertempat tinggal di Dusun Kadilangu RT 03 / RW 32, Sumberadi, Mlati, Sleman Yogyakarta. Eka Prasiptya Ayu Saputri, atau lebih sering disapa Puput, lahir di Wonogiri, 11 Mei 2002.Wonogiri, sebuah kota kecil dengan sejuta keindahan alam yang menakjubkan. Mempunyai hobi membaca dan menulis. Mulai tertarik untuk menulis puisi sejak lima tahun yang lalu. Menulis adalah cara untuk mengungkapkan isi hati dan perasaan. Emira Shaumayya, Lahir di Surakarta pada tanggal 6 Desember 2000. Faiz Hilmy Taqiuddin, lahir di Kulonprogo pada tanggal 12 November 2001. Sekarang tinggal di Lendah, Kulonprogo. Fajar Kurnia, biasa dipanggil Fajar. Lahir di Dayamurni tanggal 28 Februari 2002. Beralamat Jl.Danau Batur,Ds. Dayamurni, Kec. Pelepatilir, Kab. Bungo, Prov. Jambi. Fajar Ramadhan, Lahir di Palu tanggal 10 Desember. Beralamat di Palu, Sulawesi Tengah. Mempunyai hobi ketawa. Tokoh yang di idolakan adalah Nabi Muhammad SAW. Fakhrian Iqbal Ramadhan, lahir pada 28 November 2000 di Kulonprogo. Tinggal di Bantul tepatnya di Kecamatan Kasihan. Sejak kecil menekuni kegiatan olahraga sepak bola. Farah Fajrin Muliani, lahir di Klaten,12 Oktober 2002. Farah adalah panggilan akrab. Memiliki hobi memasak. Fendi Yogi Purwadi, biasa dipanggil Fendi. Lahir di Sleman, 18 Mei 2002. Memiliki hobi bermain sepak bola, voli, dan bermain

KMSI UNY

163


game e-sport. Jika mempunyai waktu luang, memilih untuk naik gunung. Mungkin sekarang mendaki gunung sudah menjadi hobi banyak orang. Firnanda Dina Puspitasari, biasa dipanggil Dina. Aku dilahirkan di keluarga kecil pada 1 Desember 2001. Selain suka menulis, karena dilahirkan dan dibesarkan di Ponorogo kota Reog tercinta membuatku juga memiliki hobi menari. Tetapi tidak terlalu berminat untuk mengembangkannya, hanya melakukannya ketika ingin atau ketika ada event reog. Florentina Linda Elza Pratiwi, lahir di Kulonprogo, 27 Januari 2002. Berasal dari Kulon progo, Yogyakarta. Memiliki hobi memasak, bersepeda, jalan-jalan. Frandivon Darma Kusuma, lahir di Bantul 16 September 2003. Memilik hobi bermain catur dan menulis. Sangat mencintai catur dan dunia kepenulisan. Prestasi tertinggi di olahraga catur adalah Juara 1 Catur Kilat Beregu Putra POPDA DIY 2020. Mempunyai moto hidup yaitu hidup adalah perjuangan. Fransiska Romana Jade Putri, lahir di Atawatung, 30 April 2002. Berasal dari Paser, Kalimantan Timur. Galih Wahyu Hata Kusumah, biasa dipanggil Galih. Lahir pada tanggal 29 Januari 2002 di kota yang dijuluki Kota Hujan yaitu Kota Bogor. Memiliki hobi hampir sama seperti kebanyakan lelaki pada umumnya yaitu olahraga seperti sepakbola, futsal, dan sebagainnya. Selain itu, juga menonton film, mendengarkan musik, dan yang terakhir bermain game online. Ghina Farihatin Mazidah, biasa dipanggil Zida. Bertempat tinggal di Wates, Kulon Progo. Kegiatan sehari-hari membaca novel, komik, dan menonton film untuk mengisi waktu luang.

164

KMSI UNY


Habibah Cahya Maharani, lahir di Jakarta pada tanggal 27 Desember tahun 2001. Tinggal dan besar di Cinere sampai umur 6 tahun, Pada tahun 2007, pindah ke Bekasi. Hanifah Prihastuti, suka mengekspresikan apa yang dipikirkan, dirasakan, dan diinginkan dalam bentuk tulisan. Ingin menggerakkan orang-orang lewat tulisan saya. Hanun Dinah Syafitri, memiliki nama pena Semesta. Pemilik zodiac Cancer. Wanita yang lahir di bulan Juni. Penyuka hujan, dan tentunya pengagum senyummu. Lahir di Pamekasan dan pastinya besar disana. You find me at Instagram: @hanundsyftr, Thank you! Hulwa Salsabila, lahir di Bandung 20 tahun silam pada 16 April dari keluarga sederhana. . Memiliki hobi membaca, menari dan olahraga. Melalui hobi tersebut, menjadikan gemar membaca beragam buku dan sering menjurai lomba Dance Cover Kpop. Walaupun suka Kpop, dulu pernah masuk pesantren selama setahun dan Alhamdulillah hafal 1 juz lebih. Iksan Tedi Kurniawan, lahir pada tanggal 21 Mei 2001 di Semarang. Inas Husnun Nabilah, lahir di Ngawi pada tanggal 27 Juli 1999. Sejak lahir saya tinggal di Ngawi. Pernah menjuarai berbagai perlombaan menggambar, mulai dari Juara II FLS2N Desain Batik se-Kabupaten, Juara II FLS2N Melukis se-Kabupaten, Juara 1 Desain Newspaper Fashion se-Karesiden Madiun, Juara II Desain Poster FLS2N seProvinsi Jawa Timur, dan masih banyak lagi. Saat memasuki usia remaja, selain menggambar dan menonton film juga memiliki hobi koleksi buku fiksi dan dari situ saya mulai sedikit-sedikit menulis cerpen meskipun tak pernah ada yang selesai. Indra Asmara, mempunyai nama pena bernama “Aksara Asmara�, kelahiran Oktober 2000. Berdomisili di Semarangan, Sidokarto, Godean, Sleman, Yogyakarta.Tidak heran mengagumi karya sastra KMSI UNY

165


dan hobi mendaki gunung bertujuan untuk membuka pikiran tentang dunia luar. Dapat dihubungi melalui akun media sosial Instagram: indraasm_ dan Whatsapp: 081246955354. Ismatul, Seorang perempuan kelahiran tahun 2002 yang berasal dari keluarga sederhana dengan mimpi besar di tangannya. “Menjadi orang yang berguna� adalah moto hidupnya. Khoirul Nur Widyastuti, lebih sering dipanggil Widy. Lahir di Magelang pada 28 Juli, 19 tahun lalu. Menekuni hobi membaca, gemar berdiskusi tentang topik terkini, dan sedikit suka memasak. Sangat suka mendengarkan musik genre apapun kecuali jazz. Kind Shela Happy Mashandra, lahir di Ponorogo, tanggal 05 September 2001. Dulu saya bercita-cita sebagai pemain bola karena dulu sangat senang memainkannya, 3 tahun di Sekolah Menengah Pertama berganti kesenangan keseharian yakni dengan menari, dengan menari diberikan kesempatan untuk mewakili berbagai perlombaan. Khrisna Ayu Meythasari, biasa dipanggil Ayu oleh keluarganya dan dipanggil Khrisna oleh teman-temannya.Ia lahir di Klaten pada 1 Mei 2003. Setelah lulus kuliah berencana akan mengambil bidang jurnalistik dan ingin menjadi seorang jurnalis. Lia Ika Agustin, biasa dipanggil Lia. Lahir di Yogyakarta, tepatnya di Kulon Progo pada tanggal 24 Agustus 2001. Sekarang bertempat tinggal di Klipuh, Gulurejo, Lendah, Kulon Progo. Lintang Indhira Shafa Susanto, biasa dipanggil Lintang. Lahir di Klaten, 1 Juli 2002. Memiliki hobi menonton anime, membaca dan menggambar.

166

KMSI UNY


Maria Helen Oktaviani Temongmere, lahir di Brongkendik, 06 Oktober 2001. Mempunyai moto “Hidup sederhana adalah kunci kebahagiaan”. Marshal Maywizzard Almaudy, lahir di Yogyakarta,19 Mei 2002. Memiliki hobi basket dan fotografi. Maya Dewi Tandung Infaindan, lahir pada tanggal 30 Desember 2002 di kota kecil terbersih di Indonesia yaitu Kabupaten Biak Numfor provinsi Papua. Muhammad Barizal Arraihan, adalah nama yang diberikan oleh kedua orang tua saat seluruh orang di dunia sedang diperbolehkan untuk berbohong atau memberi lelucon kepada orang lain tanpa dianggap bersalah. Ya, di tangerang,1 April 2002 ia dilahirkan ke dunia. Menjuarai lomba band dan Lomba Monolog di FLS2N. Muhammad Faris Ahlul Firdaus, lahir di Terentang, sebuah desa kecil di kecamatan Kelapa, kabupaten Bangka Barat, provinsi kepulauan Bangka Belitung pada tanggal 31 mei 2002 pada hari Jumat. Memiliki minat pada bidang Fotografi dan Videografi sejak SMP. Sering mengikuti lomba-lomba videografi dengan masih sedikit prestasi yang dimiliki. Muhammad Ihsan Habibillah, lahir di Sleman pada tanggal 25 September 2001. Satu kalimat yang membawanya hingga saat ini, “Your now is not your forever”. Muhammad Iqbal Talkis Afiv, lahir di Gunungkidul 08 Desember 2001. Muhammad Raihan Restianto, biasa dipanggil Rere atau Han. Lahir di Bantul pada tanggal 30 Maret 2002. Saat ini saya tinggal di Gunungkidul. Adapun moto hidupnya yaitu, “Semua sudah ada jalannya masing-masing”. KMSI UNY

167


Nadia Larasati, lahir di Gunungkidul pada 08 November 2001. Nanda Widya Utami, biasa dipanggil Nanda. Lahir di Sleman, 23 Desember 2002. Memiliki hobi membaca buku. Narendhra Maudyna Syafiqa, kalian bisa menyapanya dengan sebutan Aren, Rendhra, atau Dun. Dilahirkan di Cilacap pada tanggal 20 Oktober 2002. Entah sudah berapa kali berganti hobi dan ketertarikan. Mulai dari membaca, menggambar, fotografi, mempelajari ilmu-ilmu baru, mengoleksi komik dan mainan, hingga berkhayal. Untuk saat ini, hobi yang sedang Aren tekuni adalah bermain rubik. Natasya Vira Inggir Aprilia, lahir di Klaten, 11 April 2002. Aktif di MRI (Masyarakat Relawan Indonesia) sebagai anggota Cluster Media serta Cluster Pemberdayaan. Pernah mengikuti Lomba Cerdas Cermat, Lomba FLS2SN, Lomba Lari, Lomba Jalan Cepat, Lomba Membaca Puisi, dan Musikasasi Puisi. Nico Firmansyah, berasal dari Wonogiri Lahir pada tanggal 04 maret 2002. Pemuda ini sejak kecil menyukai sepakbola karena nya pada saat SD,SMP,SMA dia mengikuti klub sepakbola dari sekolahnya. Pernah mengikuti lomba sepak bola di berbagai tingkat. Mempunyai prinsip “Seseorang yang sukses tidak akan didapatkan dengan instan segala halangan kegagalan apapun itulah yang membuat suatu keberhasilan dan akan selalu perbaiki diri sampai ajal menjemput�. Nila Anjum Al-azkia, lahir di Tulang Bawang, Lampung, 21 Januari 2002. Biasa dipanggil Anjum. Nisrina Min Salsabila, lahir di Kota Pontianak, pada tanggal 29 November 2001. Mempunyai hobi mendengarkan musik, bernyanyi dan menari. Di samping itu juga suka membaca cerita, novel remaja maupun cerita anak-anak. Sehingga pada akhirnya ia memberanikan diri untuk menulis dan ternyata merasa nyaman dengan hal tersebut. Sehari-hari aktif di media sosial Twitter:@rinsoajaib dan Instagram:@ 168

KMSI UNY


cabilaaaaa_. Nisriinaa Luthfi, bisa dipanggil Nisrina. Saya lahir pada tanggal 19 Desember 2001 di Yogyakarta. Nurudin Herianto, orang-orang di sekitarku biasa memanggilku Rian. seorang remaja yang terlahir setelah Indonesia merdeka 56 tahun lamanya, yakni pada tahun 2001. Lebih tepatnya, saya lahir tanggal 07 Oktober 2001. Pernah menjuarai Lomba Menghafal Juz 30 Tingkat Kecamatan, Lomba Pidato pada Hari Peringatan Kemerdekaan Indonesia, Lomba Baca Puisi Tingkat Kecamatan, Lomba Tilawah Tingkat Kecamatan, Lomba Melukis, Lomba LKKB Pramuka Tingkat Kabupaten. Nurul Hafizah Eka Putri, lahir di Kulonprogo,11 September 2000. Beralamat di Salam, Salamrejo, Sentolo, Kulonprogo. Memiliki hobi memasak dan bermain gitar. Putri Yasmin Istiazah Adininggar, lahir di Bandar Lampung, 19 September 2001. Berdomisili di Lampung Putriningsih Nuh Pitaningrum, biasa disapa Putri. Gadis kelahiran Gunungkidul lahir di hari ke-19 bulan April ini, sekarang telah berusia 18 tahun. Kalau mau kenalan dengan Putri bisa kunjungi akun Instagram-nya @nuinghss_ptr. Raida Syeviana, dari Yogyakarta. Lahir di Bantul, 30 Maret 2002. Kelebihannya adalah dalam hal menggambar dan aktivitas seni lainnya, Sedangkan kekurangannya adalah dalam hal keolahragaan. Rani Widyawati Hestina Putri, biasa dipanggil Rani. Lahir di Sleman, 17 Juni 2001. Saya tinggal di Sempu, Wonokerto, Turi, Sleman. Memiliki hobi menulis. Reisyifa Chantika Purnamasari, biasa dipanggil Syifa, tetapi ibunya meminta untuk menggantinya dengan Sifa karena teori baru dari KMSI UNY

169


rekannya. Memiliki hobi menulis dan membaca, tepatnya, menulis diary dan membaca novel. Selain menulis dan membaca, juga suka bernyanyi. Renny Wulandari, beralamat di Gunungsaren Lor, Trimurti, Srandakan, Bantul, Yogyakarta. Saya bercita-cita menjadi editor dan penulis. Restu Maisaroh, berasal dari Sidomukti, Ambal, Kebumen. Rifka Anisa, lahir di Wonogiri, 7 November 2001. Beralamat di Pangkah RT/RW 01/08, Baleharjo, Eromoko, Wonogiri. Di tengahtengah kegiatan sekolah, hobi membaca masih tetap dilakukan. Setelah sering membaca, tertarik untuk menulis dan menuangkan imajinasinya. Risma Elsa Tiana, seorang perempuan kelahiran Provinsi Jawa Tengah, tepatnya di Kabupaten Purworejo. Dilahirkan pada tanggal 03 November 2002. Tetapi, saat ini aku tinggal di Kota Tangerang. Rizky Rifandi, biasa dipanggil Rizky. Saya tinggal di Dusun Mersan RT 30, Donotirto, Kretek, Bantul. Mempunyai hobi menulis dan menggambar. Rozana Hariani, biasa dipanggil Rozana atau Ana. Lahir di Wonogiri pada tanggal 14 Oktober 2001. Beralamat di Jatipurno, Wonogiri, Jawa Tengah. Mempunyai hobi membaca wattpad, menulis diary, shopping, dan jalan-jalan. Ruchil Fitroh, panggil saja Neptunus karena begitulah teman-teman terdekat saya menjuluki saya. Memiliki hobi membaca novel fiksi dan menulis kisah fiksi. Moto hidupnya selalu berubah-ubah. Namun, untuk saat ini motonya adalah “Hiduplah untuk hidupmu, lihat yang dapat kamu lihat dan jangan mengubah dirimu hanya karena ingin terlihat istimewa di hadapan manusia lain.�

170

KMSI UNY


Ryan Yudha Permana, saat ini usianya menginjak 20 tahun. Menghargai momen dengan segenap kemampuannya, maka dari itu lebih berminat dalam hal fotografi. Kegiatan 2 tahun belakangan ini, mengikuti Komunitas Perpus Jalanan Klaten. Saharani Putri Azzahra, biasa dipanggil Rani. Berasal dari kota pecel yaitu Kota Madiun. Lahir pada bulan Juli tahun 2002. Memiliki hobi memasak, nonton drama Korea dan rebahan. Salma Faqiih Dhiya Ulhaq, orang-orang kerap memanggil Salma. Namun, berbeda dengan teman-temannya, mereka memanggil Faqiih. Lahir pada 28 Juni 2002 di kota yang khas dengan pecel pincuk, yakni kota Madiun. Salma Khansa Fairuza, biasa disebut dengan panggilan Salma. Lahir di Sleman pada 19 September 2000. Gemar mempelajari bahasa asing dan daerah. Mempunyai hobi mengoleksi berbagai jenis buku, seperti novel, komik, puisi, maupun kumpulan cerpen. Salsabila Eka Amalia, lahir di Semarang, 5 Oktober 2001. Sangat menyukai bidang sastra dan jurnalistik. Ia mempunyai cita-cita menjadi penulis yang karyanya bisa bermanfaat bagi orang lain. Selama hidupnya, dia mempunyai prinsip “Tetap berbuat baik kepada orang lain meskipun orang lain jahat kepada kita�. Sanya Nasha Hikmawan, lahir pada tanggal 4 Mei 2003. Selama pandemi sering kebingungan dengan apa yang harus ia lakukan esok hari saat matahari kembali menjemput sekali lagi. Beruntungnya, berbaring menjadi kunci kecil agar ia tidak lagi kebingungan. Sheila Rismanda Putri, lahir di Klaten, 12 November 2001. Beralamat di Poloharjo, Sobayan, Pedan, Klaten. Memiliki hobi berenang, bersepeda, dan membaca. Moto hidupnya “Pertahankan apa yang membuatmu bahagia�.

KMSI UNY

171


Shofia Maharani, kelahiran 17 Mei 2002, Tegal. Mempunyai dua nama panggilan. Di lingkungan asing, orang memanggilnya Shofia. Sedang di lingkungan akrabnya, biasa dipanggil Rani. Selain gemar membaca dan menulis, mempunyai hobi lain yaitu bernyanyi. Silvi Nur Dianita, biasa dipanggil Silvi. Lahir di Magelang, 21 April 2002. Selama sekolah, sering ikut Lomba Cipta Puisi baik tingkat Kabupaten ataupun Nasional. Syahda Aulia Destiana, kelahiran 11 Desember 2001 ini akrab disapa Desti, asli Sleman Yogyakarta. Hobinya menulis dan membaca, membawanya untuk ingin menekuni dunia sastra. Mahasiswi baru ini dapat dihubungi via Whatsapp 081328036323. Tiara Qonita Hayashi Fazrin, nama yang cukup panjang, kalian hanya perlu memanggil saya dengan nama panggilan, Tiara. Lahir pada tanggal 23 Mei 2001 di Bekasi dan besar di Bekasi. Uut Fatmawati, perempuan yang lahir di Sragen, 21 Mei 2002. Dia bersama orang tuanya tinggal di Jetis, Sragen, Jawa Tengah. Memiliki cita-cita sebagai anak indie. Venendra Sanny Nurfajri, dilahirkan pada 26 Desember 2002 di kota dengan sebutan Kota Satria atau yang lebih dikenal dengan Purwokerto. Weni Indriyani, perempuan yang lahir 04 Oktober 2001 biasa dipanggil Weni. Perempuan ini memiliki hobi membaca dan menulis. Jika ingin kenal lebih dekat bisa mengunjungi Instagram @weni936 dan Facebook Weni Indri. Yazid Kamal, lahir di Batang, 17 September 2002. Pernah mengikuti dan mendapat medali perunggu pada Olimpiade Bahasa Indonesia. Pernah memerankan tokoh kepala penjara dalam teater berjudul “Hanya Satu Kali� karya John Galsworthy di ajang Festival Teater 172

KMSI UNY


Remaja Nusantara tahun 2019 di ISI Yogyakarta. Yezia Ruthy Gabriela, banyak orang yang memanggilnya Yezia dan adapula yang memanggilnya Ruthy. Lahir di Kota Gaplek, kota penuh seni, bernama Wonogiri. Tepatnya jam 10 malam di hari Selasa tanggal 2 April 2002. Memiliki hobi menulis dan yang lain adalah memasak dan berhalusinasi. Membenci film horor dan menunggu. Yozi Kartikasari, lahir di Purworejo pada tanggal 23 Juni 2002, dan tumbuh berkembang sampai saat ini di kota yang sama. Kegiatannya di waktu senggang adalah menonton film, menyanyi, dan tentu saja sebagai anak sastra juga menyukai membaca. Kebanyakan yang dibaca adalah novel, dengan genre yang bermacam-macam. Zain Fauzan Naufal, lahir di Banyumas 19 Oktober 2001. Saat SMP mulai tertarik pada dunia seni teater dan musik. Pernah mengikuti Lomba FLS2N mewakili Banyumas di Jawa Tengah. Menjadi juara umum Jambore Teater 2017 dan menjuarai musikalisasi puisi dalam acara Festival Literasi Nasional tahun 2019.

KMSI UNY

173


174

KMSI UNY


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.