Survei Kekerasan Seksual di ITB
Adakah Kekerasan
Seksual di ITB? Tidak terlihat, bukan berarti tidak ada.
Melihat berita di berbagai kanal di berbagai rasanya tak luput kita jumpai frasa: kekerasan seksual. Maraknya kasus kekerasan seksual yang terjadi di lingkungan kampus dan terbitnya Permendikbud No. 30 tahun 2021 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS) mendorong kita untuk berefleksi terhadap keadaan di kampus kita. Bagaimana kondisi aktual penerapan PPKS di ITB?
Kabinet KM ITB melakukan survei mengenai kekerasan seksual yang bertujuan untuk mengetahui kondisi eksisting kasus-kasus kekerasan seksual di kampus ITB. Hasil dari survei ini akan digunakan dalam kajian pembuatan policy brief berisikan rekomendasi untuk rektorat terhadap tindak lanjut Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi No 30 Tahun 2021 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual.
Survei yang dilakukan terdiri atas dua jenis yaitu survei mengenai persepsi mahasiswa ITB terhadap kekerasan seksual di kampus yang dilakukan secara tertutup & survei mengenai pola kejadian kekerasan seksual di lingkungan kampus yang dilakukan secara terbuka.
Demografi umur dan jenis kelamin responden Umur Survei Kasus Kekerasan Seksual di ITB
Survei Persepsi Mahasiswa Kekerasan Seksual
Jenis Kelamin Survei Kasus Kekerasan Seksual di ITB
Survei Persepsi Mahasiswa Kekerasan Seksual
Pada survei terbuka, persentase demografi terbesar adalah responden berusia 21 tahun dan mayoritas besar berjenis kelamin perempuan. Pada survei tertutup, persentase demografi terbesar adalah responden berusia 19 tahun dan berjenis kelamin laki-laki. Survei Kekerasan Seksual di ITB
01
Persepsi Mahasiswa ITB Terhadap Masalah Kekerasan Seksual
Metodologi Survei ini menggunakan metode Stratified Random Sampling, yakni dengan menentukan responden secara random pada setiap jurusan yang kemudian dibagi ke tiga angkatan (2018-2020). Proporsi jumlah responden tiap jurusan dan angkatan ditentukan berdasarkan proporsi populasi dalam strata tersebut terhadap populasi keseluruhan mahasiswa S1 aktif ITB.
Cara menentukan responden survei ini adalah dengan melakukan pemilihan NIM secara random sejumlah target responden tiap strata lalu dicari namanya di NIM Finder, kemudian dihubungi secara personal oleh Tim Teknis. Aoabila terdapat responden yang namanya tidak tercantum dalam daftar nama responden hasil random NIM, maka tidak dianggap valid meskipun identitasnya valid. Untuk responden yang tidak menjawab ketika dihubungi oleh Tim Teknis, akan digantikan dengan responden baru hasil random NIM.
Survei Kekerasan Seksual di ITB
02
Apakah kamu tahu atau pernah mendengar Peraturan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Permendikbud) Nomor 30 Tahun 2021 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS)?
69.3%
Responden laki-laki mengetahui Permendikbud PPKS
75.0%
Pengetahuan Mahasiswa ITB terhadap Permendikbud No. 30 Tahun 2021
Responden perempuan mengetahui Permendikbud PPKS
Berdasarkan survei yang dilakukan, mayoritas responden tahu atau pernah mendengar Permendikbud tentang PPKS. Analisa lebih dalam dilakukan untuk membandingkan tingkat pengetahuan antara laki-laki dan perempuan sehingga disimpulkan baik responden laki-laki maupun responden perempuan, sebagian besar tahu akan keberadaan peraturan ini. Meski begitu, masih terdapat selisih sebesar 5,7% antara laki-laki dan perempuan, sehingga masih perlu dilakukan sosialisasi tentang Permendikbud PPKS kepada mahasiswa ITB.
Survei Kekerasan Seksual di ITB
03
Jumlah Responden (orang)
Seberapa paham kamu mengenai isi Permendikbud PPKS?
Sangat tidak
Skala
Sangat paham
paham
Berdasarkan survei yang dilakukan, mayoritas responden cukup paham akan isi Permendikbud PPKS. Namun, terlihat bahwa sebagian besar responden laki-laki kurang merasa kurang memahami isi dari Permendikbud PPKS jika dibandingkan dengan responden perempuan. Jika kamu tahu, apakah kamu sangat mendukung, mendukung, tidak mendukung
Skala
atau sangat tidak mendukung Permendikbud PPKS?
Berdasarkan survei yang dilakukan, terlihat jelas bahwa sebagian besar responden laki-laki maupun responden perempuan yang mengetahui keberadaan peraturan ini, mendukung Permendikbud PPKS ini. Namun, terdapat perbedaan yang signifikan pada jumlah pendukung peraturan ini antara laki-laki dan perempuan, dengan jumlah responden perempuan yang jauh lebih banyak.
Survei Kekerasan Seksual di ITB
04
Jumlah Responden (orang)
Jumlah Responden (orang)
Seberapa Tahu dan Paham Kamu dengan Konsep Consent?
Sangat tidak paham
Sangat paham
Berdasarkan ilustrasi diatas (gambar kiri), lebih dari 95% responden mengetahui bentuk-bentuk kekerasan seksual. Semua gender menunjukkan pemahaman tinggi mengenai bentuk-bentuk seksual yang ada. Pada gambar kanan, terlihat bahwa mayoritas responden memahami konsep consent. Terlihat bahwa responden perempuan lebih merasa memahami konsep consent (skala 3.96 dari 5) daripada responden laki-laki (skala 3.65 dari 5).
Jumlah Responden (orang)
Jumlah Responden (orang)
Hubungan antara Anggapan Pemahaman dan Pemahaman Aktual Responden
mengenai Bentuk Kekerasan Seksual dan Konsep Consent
77.64%
Responden merasa paham dan menjawab dua studi kasus dengan benar
68.94% Responden laki-laki merasa paham dan menjawab dua studi kasus dengan benar
79.5%
Responden perempuan merasa paham dan menjawab dua studi kasus dengan benar
Responden yang menjawab pertanyaan studi kasus dengan benar dapat dianggap benar-benar paham akan konsep consent dan bentuk-bentuk kekerasan seksual. Dari penyocokan antara yang menjawab paham dan kebenaran jawaban studi kasusnya, diketahui bahwa persentase untuk responden laki-laki relatif rendah dibandingkan perempuan. Survei Kekerasan Seksual di ITB
05
Jenis Media/Kegiatan
Apa Bentuk Edukasi yang Paling Efektif?
Jumlah Responden (orang)
Berdasarkan survei yang dilakukan, bentuk edukasi yang paling efektif menurut para responden adalah video/animasi, disusul dengan infografis, dan podcast pada urutan kedua dan ketiga.
Survei Kekerasan Seksual di ITB
06
Menurutmu, seberapa parah masalah kekerasan seksual di lingkungan civitas akademik ITB?
Jumlah Responden (orang)
127
Sangat tidak parah
Skala
Sangat parah
Mayoritas responden menjawab keparahan masalah kekerasan seksual di lingkungan civitas akademik sekitar 3 dari 5, yang berarti mayoritas responden berpendapat bahwa terdapat kasus-kasus kekerasan seksual di lingkungan civitas akademik ITB, tetapi tidak terlalu parah. Rata-rata dari responden perempuan adalah 2.676/5 dan dari responden laki-laki adalah 2.423/5, menunjukkan bahwa jawaban dari responden perempuan dan laki-laki tidak berbeda jauh.
Bentuk Kekerasan Seksual
Apa jenis kekerasan seksual yang paling mungkin dialami di lingkungan civitas akademik ITB?
Sangat tidak mungkin
Skala
Sangat mungkin
Berdasarkan survei yang dilakukan, jenis kekerasan seksual yang paling mungkin dialami oleh responden laki-laki dan responden perempuan adalah candaan yang berbau seksual. Hal yang perlu digarisbawahi dari grafik tersebut adalah persepsi responden perempuan terhadap kemungkinan mengalami kekerasan seksual lebih tinggi daripada laki-laki. Selain itu, terlihat bahwa tingkat kemungkinan perempuan dalam mengalami kekerasan seksual secara verbal hampir dua kali lipat dari laki-laki. Survei Kekerasan Seksual di ITB
07
Lingkungan dan Kegiatan yang Rawan Kekerasan Seksual
Ketika responden ditanya kemungkinan mereka akan mengalami kekerasan seksual di dalam dan di luar kampus, baik responden perempuan dan responden laki-laki menjawab
bahwa
mereka
merasa
lebih
mungkin
untuk
mengalami
kekerasan
seksual di luar kampus daripada dalam kampus, dengan responden perempuan merasa mereka lebih berkemungkinan untuk mengalami kekerasan seksual daripada laki-laki.
Tiga tempat dengan persepsi resiko tertinggi terjadi kekerasan seksual
Berdasarkan
survei
yang
dilakukan
menggunakan
open-ended
questions
dan
keyword extraction, para responden berpendapat bahwa kostan mahasiswa adalah tempat dengan resiko tertinggi terjadinya kekerasan seksual (55.07%). Tempat dengan resiko tertinggi kedua dan ketiga adalah lingkungan kampus (40.92%) dan restoran atau tempat makan lainnya (30.15%).
Survei Kekerasan Seksual di ITB
08
Apakah ada kegiatan/budaya di kampus yang membuat kamu tidak merasa aman dari kekerasan seksual?
Mayoritas reseponden merasa bahwa tidak ada kegiatan atau budaya di kampus yang membuat mereka merasa tidak aman dari kekerasan seksual. Sebanyak 91.7% menjawab tidak ada, dan sebanyak 8.3% menjawab ada. Jika dilihat dari hasil ini, meskipun bukan mayoritas, masih ada beberapa responden yang merasa tidak aman dari kekerasan seksual pada kegiatan atau budaya yang ada di kampus. Sebutkan kegiatan-kegiatan/ budaya kampus yang membuat kamu merasa tidak aman dari kekerasan seksual
Di antara para responden yang merasa tidak aman dari kekerasan seksual di kampus, kegiatan yang paling banyak membuat mereka merasa tidak aman adalah kaderisasi, diikuti oleh candaan mahasiswa dan senioritas. Survei Kekerasan Seksual di ITB
09
Seberapa perlu organisasi kemahasiswaan (Kabinet, Unit, HMJ, dll) mengatur hukuman bagi anggotanya yang menjadi pelaku kekerasan seksual?
Sangat tidak perlu
Sangat perlu
Seberapa perlu organisasi kemahasiswaan (Kabinet, Unit, HMJ, dll) mengatur mekanisme untuk membantu anggotanya yang menjadi korban kekerasan seksual?
Sangat tidak perlu
Sangat perlu
Mayoritas responden menjawab bahwa mereka merasa sangat perlu bagi organisasi kemahasiswaan (Kabinet, Unit, HMJ) untuk pertama, mengatur hukuman bagi anggotanya yang menjadi pelakuk kekerasan seksual dan kedua, mengatur mekanisme untuk membantu anggotanya yang menjadi korban kekerasan seksual.
Apa hukuman yang tepat bagi pelaku kekerasan seksual? Responden Laki-laki
Responden Perempuan
Berdasarkan hasil survei, didapatkan dua jenis hukuman yang tepat bagi pelaku kekerasan seksual, baik menurut responden laki-laki maupun responden perempuan adalah hukuman penjara serta hukuman pidana. Selain kedua respon tersebut, terdapat juga respon signifikan lainnya seperti kebiri, sanksi isosial, serta skorsing.
Survei Kekerasan Seksual di ITB
10
Kemungkinan responden yang pernah menjadi saksi/korban/penerima informasi kekerasan seksual untuk melapor
Sangat tidak
Sangat mungkin
mungkin
Dari 131 responden yang pernah menjadi saksi/korban/penerima informasi kekerasan seksual, sebagian besarnya mungkin dan sangat mungkin akan melaporkan kasus kekerasan seksual.
Perbandingan Responden Korban dan/atau Saksi dan/atau Pendengar Kasus Kekerasan Seksual yang Pernah dan Tidak Pernah menghubungi Lembaga Tertentu
Diagram Responden yang Melaporkan Kasus Kekerasan Seksual
Walaupun
kemungkinan
responden
untuk melaporkan kekerasan seksual nilainya
tinggi,
tetapi
kenyataannya
hanya 10 dari 131 responden yang pernah
menghubungi
lembaga
berwenang.
Survei Kekerasan Seksual di ITB
11
Diagram Persebaran Jenis Lembaga yang Pernah Dihubungi Responden Sehubungan dengan Kasus Kekerasan Seksual Dari 10 responden yang pernah menghubungi lembaga berwenang,
7
responden
Responden (orang)
pernah menghubungi komnas perempuan,
2
responden menghubungi Bimbingan Konseling ITB
4
menghubungi pihak
responden
kepolisian
menghubungi organisasi luas
1
kampus terkait
3
responden
responden menghubungi Direktorat Kemasiswaan Rektorat ITB
menghubungi HopeHelps ITB
menghubungi pengurus ekstrakulikuler.
Alasan Tidak Menghubungi Lembaga Apapun Apabila Responden Menjadi Saksi atau Korban Kekerasan Seksual
107
137 213
Alasan Responden
122 4 3 4 7 10 6 2 8
Jumlah Responden (orang)
Setelah melalui proses pengelompokkan jawaban dari responden yang memilih untuk tidak menghubungi lembaga apapun apabila responden menjadi saksi atau korban kekerasan seksual, didapati bahwa alasan terbanyak yang dipilih adalah “Takut”. Dengan urutan kedua adalah “Malu”. Lalu, diikuti dengan “Trauma”.
Survei Kekerasan Seksual di ITB
12
Apakah kamu mengetahui bagian dari pihak kampus yang menerima laporan korban/ saksi kekerasan seksual?
Demografi Pengetahuan Responden
Persebaran Respon “Ya”
Berdasarkan Jenis Kelamin
Dari diagram-diagram di atas, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden masih tidak mengetahui pihak kampus yang menerima laporan korban/saksi kekerasan seksual. 21.5% dari total responden menjawab “Ya” untuk pertanyaan ini, dan 78.5% menjawab “Tidak”. Berdasarkan persebaran jenis kelamin, dapat disimpulkan bahwa jawaban “Ya” untuk pertanyaan ini paling banyak dijawab oleh responden perempuan, dengan persentase 52.9% dari total responden yang menjawab “Ya”. Apakah kamu mengetahui bagian dari pihak kampus yang memberikan bantuan advokasi terhadap korban/saksi kekerasan seksual? Demografi Pengetahuan Responden
Persebaran Respon “Ya” Berdasarkan Jenis Kelamin
Sebagian besar responden masih tidak mengetahui pihak kampus yang memberikan bantuan advokasi terhadap korban/saksi kekerasan seksual. 20.0% dari total responden menjawab “Ya” untuk pertanyaan ini, dan 80.0% menjawab “Tidak”. Berdasarkan persebaran jenis kelamin, dapat disimpulkan bahwa jawaban “Ya” untuk pertanyaan ini paling banyak dijawab oleh responden perempuan, dengan persentase 46.2% dari total responden yang menjawab “Ya”.
Survei Kekerasan Seksual di ITB
13
Apakah kamu mengetahui bagian dari pihak kampus yang memberikan bantuan psikologis terhadap korban/saksi kekerasan seksual?
Demografi Jawaban Responden
Persebaran Respon “Ya” Berdasarkan Jenis Kelamin
Sebagian besar responden masih tidak mengetahui bagian mana dari pihak kampus yang memberikan bantuan psikologis terhadap korban/saksi kekerasan seksual. Apakah kamu tahu tindak lanjut pihak kampus terhadap laporan kekerasan seksual?
Demografi Jawaban Responden
Persebaran Respon “Ya” Berdasarkan Jenis Kelamin
Hampir seluruh responden tidak mengetahui tindak lanjut kampus terhadap laporan kekerasan seksual. Meskipun sebagian besar responden memang tidak pernah melaporkan kasus kekerasan seksual, data ini tetap menunjukan kurangnya sosialisasi tentang penanganan kekerasan seksual di ITB.
Survei Kekerasan Seksual di ITB
14
Jumlah Responden (orang)
Menurutmu, seberapa berpengaruh kasus kekerasan seksual terhadap performa akademik korban?
Sangat tidak berpengaruh
Sangat berpengaruh
Skala
Berdasarkan survei yang dilakukan, mayoritas responden berpendapat bahwa kasus kekerasan seksual sangat berpengaruh terhadap performa akademik korban yang bersangkutan. Pendapat tersebut pun seragam dari semua gender responden.
Menurutmu, seberapa peduli pihak kampus terhadap kasus kekerasan seksual?
Jumlah Responden (orang)
Jumlah Responden (orang)
Menurutmu, seberapa peduli rektor (pimpinan ITB) terhadap kasus KS?
Sangat tidak peduli
Sangat peduli
Skala
3.0492
Weighted Average
Sangat tidak peduli
Skala
Sangat peduli
3.2308
Weighted Average
Di tengah ketidaktahuan mahasiswa terkait penanganan kekerasan seksual di ITB, rektor dan pihak kampus lainnya juga dianggap tidak cukup peduli. Hal tersebut terlihat dari nilai rata-rata yang menunjukan skala 3 dari 5.
Survei Kekerasan Seksual di ITB
15
Seberapa besar kemungkinan Anda akan membantu/mengintervensi jika ada temanmu yang mengalami kekerasan seksual?
Sangat tidak mungkin
Sangat mungkin
Berdasarkan survei yang dilakukan menggunakan pertanyaan dengan 5 Point Likert Scale, didapatkan bahwa mayoritas responden bersedia membantu temannya yang menjadi korban kekerasan seksual (skor Likert 4.34 dari 5).
Survei Kekerasan Seksual di ITB
16
Seberapa besar kemungkinan Anda untuk melaporkan kasus kekerasan seksual? (sebagai korban ataupun saksi)
Berdasarkan survei yang dilakukan menggunakan pertanyaan dengan 5 Point Likert Scale, didapatkan bahwa mayoritas responden cukup bersedia untuk melaporkan kasus kekerasan seksual yang dialami atau disaksikan (skor Likert 3.84 dari 5). Jika kamu menjadi korban/saksi kekerasan seksual, tetapi tidak menghubungi lembaga apapun, apa alasan yang membuatmu tidak menghubungi?
Berdasarkan
survei
yang
dilakukan
menggunakan
multiple
choices
question,
perasaan takut, trauma, dan rasa malu menjadi penyebab dominan responden yang menjadi korban/saksi kekerasan seksual tidak melaporkan ke lembaga yang berwenang. Ini berlaku khususnya untuk para perempuan.
Survei Kekerasan Seksual di ITB
17
Hubungan antara mereka yang pernah menjadi saksi/korban/penerima informasi kekerasan seksual dengan fakta pelaporan di lapangan
Berdasarkan survei tertutup yang dilaksanakan, mayoritas responden tidak pernah mengalami, menyaksikan, atau menjadi korban dari kekerasan seksual. Kami mencoba korban
untuk
&
melaporkan
saksi
melihat
hubungan
kekerasan
kasus
antara
seksual
kekerasan
persepsi
(131/325)
seksual
dengan
responden
terhadap
yang
merupakan
kemungkinan
pengalaman
mereka
responden
dalam
menghubungi lembaga berwenang terkait dengan kasus kekerasan seksual. Walaupun kemungkinan responden untuk melaporkan kekerasan seksual nilainya tinggi, namun dalam realita hanya 10 dari 131 responden yang pernah menghubungi lembaga berwenang.
Perbandingan Responden Korban dan/atau Saksi dan/atau Pendengar Kasus Kekerasan Seksual yang Pernah dan Tidak Pernah menghubungi Lembaga Tertentu
Di
antara
kekerasan kekerasan
responden seksual seksual
yang
pernah
dan/atau dan/atai
menjadi
menyaksikan mendapat
informasi dari korban kekerasan seksual di lingkungan kampus, berikut adalah diagram pie chart persebaran responden yang pernah dan tidak pernah menghubungi pihak terkait kekerasan seksual.
Survei Kekerasan Seksual di ITB
18
205 55,1%
40,3%
29,8%
Pola Kejadian Kekerasan Seksual
di Lingkungan ITB
Kekerasan Seksual
Ada Di Sekitar Kita
205 55,1%
Survei ini dilakukan secara terbuka dan sukarela yang dilakukan kepada seluruh mahasiswa ITB. Terdapat 173 responden yang mengisi survei ini yang diberikan berbagai pernyataan dan pertanyaan yang harus dijawab menyangkut dengan topik40,3% topik seperti pengalaman kekerasan seksual, kesehatan mental, dan peristiwa menyedihkan yang mungkin pernah dialami.
Survei kasus kekerasan 29,8% seksual ini bertujuan untuk mengetahui kondisi eksisting kasus-kasus kekerasan seksual di kampus ITB. Hasil dari survei ini digunakan dalam kajian pembuatan policy brief berisikan rekomendasi untuk rektorat terhadap tindak lanjut Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi No 30 Tahun 2021 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual.
Survei Kekerasan Seksual di ITB
19
Demografi umur dan jenis kelamin responden survei terbuka Umur Korban
Saksi
Jenis Kelamin Korban
Persentase terbesar umur untuk korban dan saksi dari kasus adalah usia 21 tahun. Sebagian besar dari korban kasus kekerasan seksual berjenis kelamin perempuan pada 89,6% kasus, sedangkan pada jenis kelamin yang menjadi saksi kasus kekerasan seksual relatif imbang antara perempuan dan laki-laki. Survei Kekerasan Seksual di ITB
20
Bentuk Kekerasan Seksual
Bentuk Kekerasan Seksual yang Pernah Dialami
Jumlah Responden (orang)
Berdasarkan survei yang dilakukan, bentuk kekerasan seksual yang umumnya dialami oleh responden adalah candaan berbau seksual.
Bentuk Kekerasan Seksual
Bentuk Kekerasan Seksual yang Pernah Disaksikan
Jumlah Responden (orang)
Berdasarkan survei yang dilakukan, bentuk kekerasan seksual yang paling sering disaksikan oleh responden adalah candaan berbau seksual. Survei Kekerasan Seksual di ITB
21
Responden (orang)
Pelaku Kekerasan Seksual Dari Kasus yang Pernah Dialami
Pelaku Kekerasan Seksual (orang)
Berdasarkan kasus yang terdapat dalam survei yang dilakukan, pelaku kekerasan seksual paling banyak adalah dari kalangan mahasiswa.
Responden (orang)
Tempat Terjadinya Kekerasan Seksual Kasus yang Pernah Disaksikan
Tempat Terjadi Kekerasan Seksual
Berdasarkan kasus yang terdapat dalam survei yang dilakukan, pelaku kekerasan seksual yang pernah disaksikan paling banyak terdapat di lingkungan kampus, dilanjutkan dengan tempat kos.
Survei Kekerasan Seksual di ITB
22
Siapa pelaku yang kamu alami/saksikan dan dimana kamu mengalami/menyaksikan
kekerasan seksual tersebut?
*Note: Dari 6 tenaga non-pendidik yang menjadi pelaku KS, 5 disebutkan adalah kuli bangunan.
Dari sunburst diagram di atas, pelaku KS yang paling sering ditemukan oleh mahasiswa ITB adalah sesama mahasiswa. Mahasiswa menjadi pelaku utama bentuk KS yang paling sering ditemui oleh mahasiswa, yaitu candaan berbau seksual, disentuh/berkontak fisik tanpa persetujuan, penyebaran dan pengambilan foto/ video tanpa izin, dan ujaran berbau seksual. Dari diagram tersebut juga didapatkan bahwa tempat kejadian yang paling umum terjadi adalah di lingkungan kampus, dengan mayoritas pelaku adalah mahasiswa dan beberapa tenaga pendidik serta tenaga non-pendidik. Jika kita lihat dari persepsi responden mengenai kekerasan seksual di lingkungan civitas akademik ITB , kita dapat melihat bahwa persepsi mahasiswa berbeda dengan keadaan aktualnya. Mahasiswa merasa lebih berkemungkinan mengalami kasus kekerasan seksual di luar kampus daripada di dalam kampus, tetapi data menunjukkan bahwa lebih banyak kasus kekerasan seksual yang terjadi di dalam kampus. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa perlu edukasi lebih lanjut mengenai bahayanya kekerasan seksual di dalam lingkungan kampus. Survei Kekerasan Seksual di ITB
23
Hubungan jumlah kasus kekerasan seksual berdasarkan jenis kekerasan seksual
dan hubungan berpacaran
Apa jenis kekerasan seksual yang pernah kamu alami/saksikan?
Apakah pelaku dan korban berpacaran?
Berdasarkan matriks diatas, dapat dilihat dari kasus yang tercatat bahwa lebih banyak kekerasan seksual terjadi dimana korban dan pelaku tidak dalam hubungan pacaran. Kasus yang paling sering terjadi dimana korban dan pelaku tidak berpacaran adalah candaan berbau seksual, kontak fisik tanpa persetujuan, dan ujaran berbau seksual. Sedangkan kasus yang paling sering terjadi dimana korban dan pelaku berpacaran adalah kontak fisik tanpa persetujuan, pameran bagian anggota tubuh tanpa persetujuan, dan penyebaran foto/video tanpa izin.
Kasus kekerasan seksual berat seperti percobaan perkosaan dan kasus pemerkosaan baik itu dengan penetrasi atau tanpa penetrasi terjadi pada kasus tidak pacaran dan berpacaran, dengan kasus yang tidak berpacaran lebih banyak dibandingkan yang berpacaran. Ini menunjukkan bahwa kasus kekerasan seksual berat tidak hanya terjadi pada korban yang berstatus pacaran.
Survei Kekerasan Seksual di ITB
24
Top 5 Pola Kejadian
Kekerasan Seksual #1
Candaan Berbau Seksual Mahasiswa 14 Kasus
#2
Lingkungan Kampus
Mahasiswa
Tempat Kos
Candaan Berbau Seksual Mahasiswa 6 Kasus
#5
Mahasiswa
Disentuh atau diberikan kontak fisik tanpa persetujuan 7 Kasus
#4
Lingkungan Kampus
Penyebaran Foto/Video Tanpa Izin 8 Kasus
#3
Mahasiswa
Mahasiswa
Tempat Kos
Penyebaran Foto/Video Tanpa Izin 6 Kasus
Mahasiswa
Survei Kekerasan Seksual di ITB
Tidak Mau Menjawab
25
Tempat mana yang memiliki risiko tinggi untuk terjadi kekerasan seksual?
205 55,1%
40,3%
29,8%
Dari 116 kasus yang tercatat, tempat yang paling banyak terjadi kekerasan seksual menurut responden adalah Lingkungan Kampus (43), Kosan (21), Tempat Makan (3). Namun, masih banyak responden yang tidak mau menjawab tempat kejadian dari kasus kekerasan tersebut (23). Dari grafik diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa lingkungan kampus masih belum aman dari ancaman kekerasan seksual.
Survei Kekerasan Seksual di ITB
26
Diagram Pihak Tempat Bercerita bagi Korban/Saksi Kekerasan Seksual (per Kasus) Dari 116 kasus,
Jumlah Responden (orang)
58
48
9
9
4
58 58 4
kasus diceritakan
kepada teman kasus tidak diceritakan
kepada siapapun. kasus diceritakan kepada HopeHelps ITB sebagai tempat bercerita. kasus diceritakan kepada keluarga
Tujuan Pelaporan (Lembaga)
Diagram Pihak Tempat Pelaporan Korban/Saksi Kekerasan Seksual (per Kasus) Dari 116 kasus,
105 Jumlah Responden (orang)
Sebagian besar tidak menjawab
11
3
11
3
kasus dilaporkan kepada HopeHelps ITB kasus diceritakan kepada Hope Helps ITB sebagai tempat bercerita.
Tujuan Pelaporan (Lembaga)
Survei Kekerasan Seksual di ITB
27
Diagram Alasan Tidak Menghubungi Lembaga Apapun Apabila Responden Menjadi Saksi atau Korban Kekerasan Seksual
Jumlah Responden (orang)
Setelah melalui proses pengelompokkan jawaban dari responden yang memilih untuk tidak
menghubungi
lembaga
apapun
apabila
responden
menjadi
saksi
atau
korban
kekerasan seksual, didapatkan diagram bar horizontal yang menunjukkan bahwa alasan terbanyak yang dipilih adalah “Takut”. Dengan urutan kedua adalah “Tidak Tahu”. Lalu, diikuti
dengan
“Malu”.
Pada
pertanyaan
ini,
banyak
juga
responden
yang
tidak
mau
menjawab alasan tidak melaporkan kasus ke lembaga manapun.
Survei Kekerasan Seksual di ITB
28
Tim Survei Kementerian Koordinator Komunikasi Kreatif dan Informasi Shifa Salsabiila I.B Raditya Avanindra Mahaputra Handy Zulkarnain Kevin Kencana Salimatussholati Az Zahra Gede Prasidha Bhawarnawa
Ahmad Alfani Handoyo Aristina Marzaningrum David Christopher
IF’19 STI’19 STI’19 STI’19 STI’20 IF’20 IF’20 TL’17 DKV’18
Kementerian Koordinator Sosial Politik Muhammad Reza Rahmaditio Humaira Fathiyannisa Iman-Budi Pranakasih
Survei Kekerasan Seksual di ITB
TL’17 TL’18 MA’18
29