1 minute read
Kelas Bahasa Mandarin Jembatan Menuju Negeri Tirai Bambu
awarkan dua program gratis di setiap semester, Pusat Bahasa Mandarin Universitas Negeri Malang (UM) semester ini selenggarakan lagi kelas bahasa Mandarin dan kebudayaan Cina. Kedua program ini sudah berlangsung sejak 2011. Semester ini, kelas tersebut berlangsung sejak 27 Januari hingga semester genap berakhir. Selagi masih berstatus sebagai civitas akademika UM, baik mahasiswa, dosen, maupun staf, semua bisa bergabung dalam kelas tersebut.
Advertisement
Selama program berlangsung, total ada 18 kelas yang dibuka, terdiri dari 6 kelas kebudayaan Cina dan 12 kelas bahasa Mandarin. Di kelas kebudayaan Cina peserta mempelajari chinese dance, chinese culture course, chinese classical music, chinese knot, chinese paper-cutting, dan chinese calligraphy. Sedangkan di kelas bahasa Mandarin ada 10 kelas pemula dan 2 kelas lanjutan. Peserta yang mengikuti program ini mendapatkan pelatihan atau kursus seminggu sekali. Kelas dibimbing langsung oleh native speaker sebanyak 7 orang, di antaranya 6 orang tutor volunteer dan 1 orang didatangkan langsung dari Cina.
Antusias peserta yang mengikuti kedua program ini mengalami peningkatan sebanyak 50% dari tahun ke tahun. “Respons untuk kedua program ini sangat besar. Ada sekitar 400 peserta yang mendaftar, tetapi ketika melakukan tahapan konfirmasi banyak peserta yang gugur sehingga yang terdaftar dan bisa mengikuti kedua program tersebut hanya 320 peserta,” ujar Lely Tri Wijayanti selaku staf kantor Hubungan Internasional (HI) UM. Setiap peserta yang mengikuti program ini pada akhir semester akan mendapatkan sertifikat pelatihan. Beberapa siswa atau selected participation sebanyak 20 orang berhak mendapatkan beasiswa parsial untuk menempuh winter camp ke Cina.
Bukannya tanpa tujuan, program ini diselenggarakan sebagai upaya personal development dan professional development untuk mempersiapkan mahasiswa dalam menghadapi dunia kerja. “Kita tidak bisa menyangkal perkembangan Cina dan peranan Cina dalam hal industri, politik, dan produk yang kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari. Proyek hubungan Cina dan Indonesia juga banyak, sehingga kita harus melakukan akomodasi dalam perkembangan ini,” tegas Evi Eliyanah, Direktur Kantor HI UM. Pihak HI berharap program ini akan terus berkembang dan pesertanya semakin meningkat setiap semesternya. Nurul