Kopkun Corner Edisi 1

Page 1

Kopkun.com

Eidisi 1 Mei 2011 Volume I, Issue 1

Kopkun Corner Dinamika RAT IV Kopkun Inside this issue: Dinamika RAT IV Kopkun

1

Belajar Menulis & Wirausaha di Kopkun Aja!

2

Anak Muda & Media Sosial

2

Huawei, Keajaiban China

3

600 Celengan Sudah Disebar!

3

K(e)rea(k)tif

4

R

apat Anggota Tahunan atau kaprahnya disebut RAT tahun ini mengambil tema “Tempat Baru, Semangat Baru”. Tema ini diinspirasi kepindahan gedung Kopkun dari depan kampus Fisip ke Komplek Ruko depan Kantor SKB. RAT IV ini dihadiri 193 anggota dan 22 tamu undangan. Rapat anggota itu dibuka pukul 09.10 menit. Hadir di acara tersebut, Kepala Disperindagkop Kab. Banyumas, Prof. Rubiyanto Misman selaku Pembina, wakil dari Dekopinda, LSM, Pers Mahasiswa, BEM/ UKM/ HMJ dan tamu undangan lainnya.

Pembagian voucher belanja di Kopkun Swalayan khusus untuk anggota pada RAT IV, 31 Maret 2011.

Setelah itu, sidang-sidang dimulai pukul 11.00. Sidang Pleno dipimpin Ari Adjie, Aditya Jiwanggoro dan Junita Wulandari sebagai Presidium Sidang Tetap. Sesi pertama, LPJ Pengurus yang disampaikan M. Arsad Dalimunte yang menegaskan target SHU tahun buku 2010 tercapai. Sedang LPJ pengawas disampaikan Sarwono Adiyanto yang memberi catatan kinerja tahun 2010, perlu peningkatan pelayanan, pengembangan usaha dan lainnya. Setelah sesi LPJ, para anggota memberi pandangan umumnya. Ada yang mengomentari tentang jumlah anggota, tentang simpan-pinjam dan sebagainya. Satu per satu dijawab oleh Pengurus secara bergantian. Dengan tetap memperhatikan berbagai kekurangan dan kerja keras, anggota sepakat bahwa LPJ Pengurus diterima.

Pojok Kopkun • Ada voucher belanja tiap bulan di Kopkun Swalayan. • Ada sekolah menulis & entrepreneur di Kopkun. • Yang jauh jadi dekat, yang dekat jadi jauh. • 100% saham Huawei dimiliki karyawannya. • 600 celengan, bukan angka kecil, bukan? Selengkapnya, baca!

Rapat yang diadakan di Aula Justisia III Fak. Hukum Unsoed itu mulai gayeng saat membahas rekomendasi. Ada enam butir rekomendasi anggota untuk tahun buku 2011: 1. Melakukan pergantian antarwaktu terhadap pengawas yang mengundurkan diri dan menetapkan Bapak Sarwono sebagai Ketua Pengawas. 2. Dalam rangka meningkatkan transaksi anggota, Pengurus mengeluarkan voucher belanja setiap bulan selama setahun totalnya 5 juta rupiah. 3. Target kenaikan SHU 2011 adalah 35% dari tahun sebelumnya. 4. LPJ tahun depan melampirkan lembar evaluasi anggota berdasar poin 5. Pengurus mengeluarkan anggota jika tidak membayar SP/SW selama 12 bulan. 6. Bersama Pengawas dan anggota, Pengurus berusaha meningkatkan jumlah anggota. Rapat itu ditutup pukul 15.20 dengan diakhiri pembagian kalender 2011 dan voucher belanja di Kopkun Swalayan. Kemudian seluruh panitia bersama pengurus foto dan meneguhkan komitmen, “Dalam koperasi tidak ada kata “aku”, yang ada adalah “kita”. Dan kita harus lebih baik di tahun mendatang. Dan harumlah Kopkun!” demikian Pak Arsad menyemangati. []


Page 2

Kopkun Corner

Volume 1, Issue 1

Belajar Menulis & Wirausaha, di Kopkun Aja!

L

ho kok, apa nyambungnya belajar menulis dan wirausaha di Kopkun? Bukankah Kopkun itu koperasi? Memang benar Kopkun itu koperasi dan koperasi itu tak semata mengelola usaha. Tetapi juga sebuah gerakan sosial-budaya.

Suasana belajar di kelas Sekolah Entrepreneur Creativa.

Pada 28 Februari 2011, Kopkun merilis Sekolah Menulis Storia dan Sekolah Entrepreneur Creativa. Storia diperuntukkan kepada para penulis pemula atau siapapun yang ingin belajar menulis. Sedang Creativa diperuntukkan kepada para entrepreneur muda atau siapapun yang ingin belajar berwirausaha. Storia diampu oleh mentor berpengalaman dari para penulis senior di Purwokerto. Creativa diampu oleh para ahli di bidangnya. Ada yang General Manager sampai yang Wakil Direktur perusahaan tertentu. Dua sekolah itu diselenggarakan tiap bulan. Pada Gelombang I ada 23 peserta dan II ada 28 peserta.

Sedang Creativa berturutturut mencapai 14 peserta. Dua sekolah itu terbuka untuk mahasiswa/ pelajar dan umum. Untuk mahasiswa/ pelajar diminta commitment fee sebesar Rp. 25.000. Sedang umum Rp. 50.000. Bagi anggota Kopkun, ada diskon 20%. Fasilitas sekolah itu: makalah, sertifikat & pendampingan. Yang tertarik silahkan langsung daftar! []

Anak Muda & Media Sosial Dalam “Cracking Zone”, Rhenald Kasali membaca paradoks media sosial ini dengan baik, “Yang jauh jadi dekat. Yang dekat jadi jauh”.

Social media, connecting peoples.

P

engguna media sosial seperti twitter, fesbuk atau blog meningkat pesat lima tahun terakhir. Data saling silang.com, pada bulan Januari 2011 menyebut pengguna fesbuk di Indonesia nomor dua di dunia. Pengguna fesbuk di Indonesia mencapai 34.999.080 akun. Sedang, akun twitter menduduki peringkat kedua se-Asia Pasifik dengan 4.883.228 akun. Dan pengguna blog Indonesia saat ini mencapai 4.131.861 akun. Fenomena media sosial benar-benar sudah menjangkiti anak muda Indonesia. Data itu menyebut kebanyakan pengguna fesbuk di Indonesia adalah anak muda

usia 18-24 tahun (41%). Disusul rentang usia 25-34 tahun (24%). Anak muda yang intensif bergelut dengan media sosial melahirkan kebiasaan baru. Kebiasaan itu, bangun pagi hal pertama yang dilakukan: mengambil ponsel, meng-update status atau sekedar melihat news feed di fesbuk. Bahkan saat ini, anak muda lebih suka membaca situs berita online ketimbang teve. Di kafe-kafe, anak muda sibuk dengan laptopnya daripada ngobrol dengan teman atau pacarnya. Sampai titik ini, pengaruh media sosial membuat interaksi secara langsung semakin berkurang. Orang lebih suka menghabiskan waktunya dengan laptop atau ponsel dibanding ngobrol dengan teman. Pola ini membuat anak muda menjadi sibuk dengan dunianya sendiri. Jika tidak diperhatikan dengan baik, tentu saja akan mempertinggi karakter individualisme mereka. Dalam “Cracking Zone”, Rhenald Kasali membaca paradoks media sosial ini dengan baik, “Yang jauh jadi dekat. Yang dekat jadi jauh”. Dan nampaknya pernyataan itu perlu dicermati baik-baik oleh anak muda Indonesia. Anak muda yang sedang keranjingan bermedia sosial, waspadalah, waspadalah! [Fuad Hasan, Siswa Sekolah Menulis Storia Gel. II ]


Page 3

Kopkun Corner

Volume 1, Issue 1

Huawei, Keajaiban China “Perusahaan yang 100 persen sahamnya dimiliki karyawan ini adalah perusahaan yang energik. Aura semangat orang muda meletup-letup di sana.”

Logo perusahaan Huawei, China. Pencapaiannya benarbenar mengagumkan.

A

wal tahun 2000 Huawei, vendor teknologi komunikasi asal China, masih dipandang sebagai "Daud", perusahaan kecil, yang menantang "Goliath", perusahaan raksasa seperti Ericsson, Nokia dan lainnya. Tapi, "anak bawang" yang didirikan oleh seorang bekas perwira Tentara Pembebasan Rakyat, Ren Zhengfei, pada tahun 1988, kini telah menjelma menjadi "Goliath" baru. Di awal tahun 2000, Huawei mempekerjakan tak lebih dari 20 ribu pegawai di seluruh dunia. Kini, dalam 10 tahun, jumlah pegawainya meningkat hampir 500 persen yaitu mencapai 95 ribu orang, 27 ribu di antaranya tersebar di luar China. Pada tahun 2000 penda-

patan Huawei baru 100 juta dollar Amerika. Pada akhir 2009 pendapatannya melesat mencapai 21,8 miliar dollar Amerika dan ditargetkan meningkat 20 persen pada tahun 2010. Saat ini Huawei melayani 45 dari 50 operator papan atas di seluruh dunia. Teknologi Huawei telah diaplikasikan di lebih dari 100 negara. Ada 30 ribu karyawan bekerja di sana. Mereka tidak hanya warga negara China, tapi juga mancanegara. Mereka menyebut kantor pusat ini sebagai "kampus" karena di sinilah tempat orang belajar, meneliti, mengembangkan, dan menjual berbagai produk teknologi komunikasi informasi. Perusahaan yang 100 persen sahamnya dimiliki karyawan ini adalah perusahaan yang energik. Aura semangat orang muda meletup-letup di sana. Media Relation Manager Huawei Vic Go menyebutkan, jumlah karyawan Huawei di seluruh dunia mencapai 95 ribu orang. Dari jumlah itu, 46 persen atau 43.700 di antaranya bekerja untuk departemen riset dan pengembangan. "Usia rata-rata karyawan Huawei adalah 29 tahun. Sekitar 70 persen dari mereka yang bekerja di departemen ini bergelar Master dan Doktor lulusan luar negeri," jelas Vic. Huawei menginvestasikan 10 persen revenue-nya setiap tahun untuk Departemen Riset dan Pengembangan. Tahun 2009 dana yang digelontorkan untuk departemen ini mencapai 1,95 miliar dollar AS. Angka investasi yang tidak sedikit, bukan? [Dikutip & diringkas dari: Kompas.com]

600 Celengan Sudah Disebar!

A

1.000 celengan yang dibuat oleh relawan Muda, Nabung Yuk!

nak-anak muda Kopkun sedang gila! Mereka ingin memecahkan Rekor MURI 10.000 mahasiswa Unsoed punya celengan di kamarnya masingmasing. Gerakan itu mereka sebut “Muda, Nabung Yuk!”. Berbeda dengan yang lain, gerakan ini tak sebatas kampanye. Tetapi juga memproduksi celengan. Celengan dibuat dengan botol air minum bekas. Setelah dipermak sedemikian rupa dan ditempeli setiker nan menggoda, celengan siap diedarkan. Saat ini sudah 600 celengan tersebar luas. Peminatnya ternyata bukan hanya mahasiswa. Beberapa masyarakat umum pun ingin memiliki. Tentu saja, tidak bisa dilarang. Pasalnya, semangat gerakan ini adalah membangkitkan kembali budaya menabung

yang lamat-lamat ditinggal orang. Gerakan ini membuka diri bagi mahasiswa yang ingin menjadi relawan. Tentu saja, kerja sosial! “Sampai saat ini ada 22 relawan yang siap tempur”, begitu ujar Firman, Koordinator Tim. Terus semangat ya Pak Koordinator![]


Tim Redaksi Penanggungjawab: Ketua Kopkun Redaktur Pelaksana: Renadi Yogantara Editor: Firdaus Putra Layouter: Renadi Yogantara Distribusi: Junita, Fandi dan Firman Sekretariat: Kopkun Lt. 2 Jl. HR. Boenyamin Komplek Ruko Depan SKB Purwokerto (0281) 7647601 | www.kopkun.com | kopkun_unsoed@yahoo.co.id

Enak Diliat, Gampang Dimiliki!

Jadi Anggota & Keuntungannya

B

anyak yang bertanya bagaimana menjadi anggota Kopkun? Edisi kali ini akan kami beberkan mudahnya menjadi anggota: 1. Mengisi formulir pendaftaran 2. Mengikuti Pendidikan Dasar (wajib) 3. Menyelesaikan administrasi termasuk membayar Simpanan Pokok Rp. 1.000 dan Simpanan Wajib Rp. 10.000. Kelengkapan yang perlu disiapkan: foto kopi KTP/ KTM dan pas foto 4x6/ 3x4 dua lembar. Keuntungan jadi anggota Kopkun: 1. Diskon 5% untuk produk tertentu di Kopkun Swalayan 2. Diskon 20% untuk Sekolah Menulis Storia & Entrepreneur Creativa. 3. Belajar berwirausaha, kepemimpinan dan manjerial. 4. Berpeluang menjadi parttimer dan atau fasilitator 5. Kemanfaatan dalam bentuk sosial-budaya lainnya. Lebih lengkapnya datang langsung ke

Kopkun Lt.2. Kami tunggu ya!

Jl. HR. Boenyamin 78A (Samping Jl. G. Cerme) | FB:

K(e)rea(k)tif Oleh: Firdaus Putra, S.Sos. (Manager Organisasi Kopkun)

K

ata di atas hasil “perkawinan silang” yang sering kita pakai dalam canda. Gen asalnya, “kere” dan “aktif”. Kere dalam bahasa Jawa artinya “miskin”. Aktif menunjuk suatu kondisi “berusaha”.

mengingatkan, perubahan pola pikir (mind set) akan melahirkan perubahan besar.

Kondisi miskin setara dengan kondisi terbatas. Terbatas itu laksana terperangkap di sebuah kotak, di sebuah keadaan. Ia dibatasi sekat-sekat tertentu.

Perubahan pola pikir seperti merubah pondasi suatu bangunan. Bila pondasi melengkung, maka dinding dan lain sebagainya akan mengikuti. Dan di sinilah orang-orang kreatif unggul.

Pola pikir kere-aktif setara dengan berpikir “out of the box”. Ia aktif keluar dari ke-kere-an. Artinya aktif keluar dari kondisi-kondisi yang membatasi. Sering orang bilang berawal dari ke-kere-an atau kondisi terbatas, kita menjadi kreatif. Tak ada rotan, akar pun jadi, kata pepatah. Karena keterbatasan, kita dituntut mendayagunakan apa-apa yang ada. Tentu saja, proses ini menyiratkan agar kita lebih fokus pada potensi daripada masalah. Kreatifitas sering disimbolkan “bohlam lampu”. Ia memberi terang.

Potensi merupakan segala ihwal yang kita punya. Sedang masalah adalah jarak antara harapan dengan kenyataan. Orang kreatif fokus pada bagaimana mendayagunakan segala ihwal untuk mewujudkan harapannya. Potensi yang jelas ada adalah pikiran. Dalam pikiran terkandung pola-pikir. John Naisbit, seorang futurolog,

Kreativitas bukan sesuatu yang terberi. Kreativitas dapat dilatih. Misalnya, biasakan mencari dan menyiapkan alternatif dalam pemecahan masalah. Sederhananya, jika hari ini hujan, ada payung, rain coat, daun pisang dan seterusnya. Tinggal kita pilih yang mana. []


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.