Kopkun Corner Edisi 2

Page 1

Kopkun.com

Eidisi 1 Juni 2011 Volume I, Issue 2

Kopkun Corner Kami Gathering di Yogyakarta

P Inside this issue: Kami Gathering di Yogyakarta

1

Para Jenius yang Terbuang

2

Undian Vocer Belanja Khusus Anggota

2

Muhammad Yunus dan Grameen Bank

3

Homo Ludens

4

Pojok Kopkun •

Semarak gathering Kopkun di Yogyakarta.

Para jenius itu sayang sekali tidak diberdayakan di tanah air.

Ada vocer belanja tiap bulan di Kopkun Swalayan.

Grameen Bank, pengentasan kemiskinan melalui kredit.

Perlu sesekali kita bermain agar tetap sehat. Selengkapnya, baca!

agi-pagi betul kami memasuki kawasan Gunung Kidul. Bukit-bukit gamping terlihat di kanankiri. Jalanan itu mendaki, kadang menurun. Pukul lima bus kami meluncur ke arah Pantai Krakal. Krakal kami pilih karena relatif tak terjamah. Dia 65 kilometer jauhnya dari pusat Yogyakarta. Api unggun dan pentas seni di Bus sampai. Meliuk-liukkan badan sejenak dan pantai Baron - Yogyakata. mulai melantai. Pantai itu berpasir putih. Itupun kalau pantas disebut “pasir”. Miliaran pecahan karang-kerang yang putih itu menutupi sepanjang pantai. Nampaklah bak pasir putih. Kami tak hirau, kami bermainmain di atasnya. Satu per satu dari kami mementaskan lakon tertentu. Ada yang monolog, baca puisi, menyanyi bahkan ada yang berjoget a la Briptu Norman. Di antara dentuman ombak besar, tawa kami menyisipinya.

Di pantai ini kami adakan kompetisi tiru Norman. Beberapa peserta ikut dengan gayanya masing-masing. Pemenang dinilai dari kemiripan geraknya. Juga dari ekspresi wajah serta kegokilannya. Muncullah tiga pemenang: 1. Sadeli, 2. Firman dan 3. Teguh. Masing-masing mereka disuruh memilih hadiah berupa kado yang disediakan. Kang Soni, GM Kopkun, begitu akrab disapa mengatakan, “Jangan terkecoh oleh besar-kecilnya kado!”. Sadeli memilih kado terkecil, Firman sedang dan Teguh mau tak mau kebagian yang paling besar. Kemudian dibuka. Dan ternyata, Teguh memperoleh boneka paling besar dibanding lainnya. Semuanya tertawa merasa kena kibul Kang Soni. Satu per satu peserta gathering di lempar ke laut. Pertanda mandi pagi dimulai. Pasca bilas dan sarapan, kami lanjutkan gathering ke Prambanan. Di Prambanan kami menyebar ke penjuru arah. Menemukan dan memasuki saban candicandi di sana. Sayangnya pasca gempa Yogya, candi utama ditutup. Tapi, kami tak habis akal. Kami dekati seorang satpam dan dia menawari kami masuk ke candi utama. Akhirnya sepuluh orang berhasil menjepret Roro Jonggrang atau Dewi Durga yang melegenda itu. Ada juga Ganesha si anak Siwa dan patung dewa lainnya. Sore hari kami lanjutkan perjalanan ke Malioboro. Ya, belanja ini-itu. Melihat, memilih dan menawar barang murah-murah. Puas belanja, kami susuri jalan ke Purwokerto. Peserta nampak lelah. Kami habiskan waktu untuk rehat di bus sampai di depan Kopkun tengah malam. 1 Mei 2011, gathering itu menambah memori di antara kami. Tentang kebersamaan, kekeluargaan dan kehangatan. Esoknya kami mulai kerja dengan semangat baru. Semangat membangun koperasi milik semuanya. []


Page 2

Kopkun Corner

Volume 1, Issue 2

Para Jenius yang Terbuang

B

Karolinska Institute, Swedia membeber hasil penelitian, katanya cara kerja otak jenius sama dengan otak orang gila.

“Bayangkan saja kalau mereka berkumpul di tanah air, apa yang bisa mereka lakukan untuk negeri ini? Berbagai paten internasional akan kita borong�.

ukan hanya kaya sumber daya alam, Indonesia pun punya banyak orang jenius. Tapi seperti sumber daya alam, mereka tidak diberdayakan dengan baik. Adalah BJ. Habibie yang kejeniusannya kita tahu. Dan nama-nama di bawah ini mungkin jarang ada yang tahu, meski sama-sama terbuang. 1. March Boedihardjo mencatatkan diri sebagai mahasiswa termuda di Universitas Baptist Hong Kong yang bergelar sarjana sains ilmu matematika sekaligus master filosofi matematika. Karena keistimewaannya itu, perguruan tinggi tersebut menyusun kurikulum khusus untuknya dengan jangka waktu penyelesaian lima tahun (2007-2012). 2. Prof. Nelson Tansu pakar teknologi nano. Dengan teknologi nano beliau mampu mengupayakan sinar laser dengan listrik superhemat. Laser biasanya perlu listrik 100 watt, di tangannya cuma perlu 1,5 watt. Tak mengherankan bila pada Mei lalu, di usia yang belum 32 tahun, Nelson diangkat sebagai profesor di Universitas Lehigh. 3. M. Arief Budiman seorang lelaki Jawa. Menurut BusinessWeek, ia merupakan satu dari enam eksekutif kunci perusahaan Orion Genomic. Genetika adalah cabang ilmu biologi yang mempelajari gen, pembawa sifat pada makhluk hidup. Peran ilmu ini bakal makin sentral di masa depan: dalam peperangan melawan penyakit, rehabilitasi lingkungan, hingga menjawab kebutuhan pangan dunia. 4. Prof. Dr. Khoirul Anwar ilmuwan top di Jepang. Pria dari Dusun Jabon, Desa Juwet, Kecamatan Kunjang, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, itu memegang dua paten penting di bidang teleko-

munikasi. Prof Dr. Khoirul Anwar adalah pemilik paten sistem telekomunikasi 4G berbasis Orthogonal Frequency Division Multiplexing dan kini bekerja di Nara Institute of Science and Technology, Jepang. 5. Dr. Warsito P. Taruno pendiri dan pemilik Edwar Technology. Mereka berhasil membuat robot bernama Sona CT x001. Selain Sona, Edwar Technology mendapat pesanan dari Departemen Energi Amerika Serikat. Bahkan Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) pun memakai teknologinya. Itulah beberapa nama jenius Indonesia yang terbuang. Bayangkan saja kalau mereka berkumpul di tanah air, apa yang bisa mereka lakukan untuk negeri ini? Berbagai paten internasional akan kita

Undian Vocer Belanja Khusus Anggota Mulai 1 Juni 2011 sampai Maret 2012 ada undian vocer belanja tiap bulan. Besarnya mulai @Rp. 150.000 - Rp. 400.000. Oh iya, program ini tidak berlaku untuk Pengurus, Pengawas, Karyawan/ Parttimer Kopkun atau keluarganya. Vocer juga tidak bisa diuangkan atau ditambah menjadi tabungan, khusus vocer belanja! Caranya: setiap belanja kelipatan Rp. 10.000* kamu akan dapat satu poin undian. Di akhir bulan akan diundi. Kalau beruntung, lumayan belanja gratis di Kopkun Swalayan. Ayooo tingkatin loyalitasmu, raih vocer belanjamu!


Page 3

Kopkun Corner

Volume 1, Issue 2

Muhammad Yunus & Grameen Bank “Yunus tidak setuju bahwa orang miskin itu pemalas dan tidak punya keahlian. Dia percaya bahwa orang miskin hanya tidak memiliki kesempatan.�

Muhammad Yunus dan Grameen Bank

N

amanya mulai terdengar ketika beliau dan Grameen Bank menerima Hadiah Nobel Perdamaian tanggal 13 Oktober 2006 silam. Muhammad Yunus merupakan seorang Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Chittagong, Bangladesh. Ia merupakan seorang akademisi dengan perhatian sosial yang tinggi. Awalnya, dia memperhatikan ibuibu yang demi 40 sen dolar sehari rela bekerja 10 jam di sawah. Dia tidak setuju bahwa orang miskin itu pemalas dan tidak punya keahlian. Dia percaya bahwa orang miskin hanya tidak memiliki kesempatan. Yunus seringkali berjalan-jalan mengelilingi desa dan mencoba untuk lebih dekat dengan kaum miskin desa. Suatu kesempatan dia dia terperanjat atas kenyataan seorang perempuan desa meminjam 5 taka (22 sen dolar) untuk membeli bahan baku membuat bangku dari anyaman bambu dan harus menjualnya kepada rentenir seharga 5 taka 50 poysha. Keuntungannya hanya 50 poysha dan itu setara 2 sen dollar! Kemudian Yunus

membuat daftar para korban rentenir. Jumlahnya 42 orang dengan total pinjaman 27 dollar dan dikeluarkannya dari kantungnya sendiri untuk membayar 27 dollar ini kepada rentenir. Orang-orang yang dibantu hanya dengan 27 dollar sangat gembira. Dari sinilah lahir ide untuk membuat suatu bank untuk kaum miskin; Bank Grameen (Grameen artinya pedesaan). Yunus kemudian membicarakan mengenai kredit untuk kaum miskin kepada manajer bank di samping universitas. Usulnya tidak disetujui karena kaum miskin dianggap tidak layak menerima kredit, bahkan keuntungannya pun tidak mampu menutupi biaya administrasi. Yunus mengajukan diri sebagai penjamin kredit. Usulnya disetujui. Suatu hal yang menggembirakan, orang-orang miskin itu membayar pinjamannya tepat waktu. Bagi kaum miskin, kredit itulah menjadi kesempatan untuk mengubah keadaan, dan tidak membayar pinjaman sama halnya untuk tidak mendapat pinjaman selanjutnya. Inilah letak jaminan yang sesungguhnya. Tahun 2006, Grameen telah mengucurkan pinjaman kredit ke hampir 7 juta orang miskin di 73.000 desa Bangladesh, 97 persen adalah kaum perempuan. Grameen memberikan kredit bebas agunan untuk mata pencaharian, perumahan, sekolah, dana pensiun, asuransi, dan usaha mikro untuk keluarga-keluarga miskin. Sejak diperkenalkan 1984, KPR telah dipakai untuk membangun 640.000 rumah. Secara kumulatif, kredit yang diberikan mencapai angka 6 milyar dollar. Tingkat pengembalian 99 persen. Dan yang lebih membanggakan, Grameen sejak 1995 telah mandiri secara finasial dan tidak lagi mengandalkan donor. Yunus juga menitik beratkan pada pendidikan, dengan 30.000 beasiswa tiap tahunnya. Terdapat kredit perkuliahan dengan 13.000 mahasiswa yang telah menerima kredit tersebut. Beberapa di antaranya telah bergelar Ph.D dan banyak lagi yang menapaki jenjang pendidikan tinggi; menjadi dokter, insinyur, dosen dan profesi-profesi lain. Grameen telah melampui kredit mikro, Grameen telah mengembangkan sayap ke bidangbidang lain. Fisheries Foundation di bidang perikanan, Grameen Uddog sebagai penghubung


Tim Redaksi Penanggungjawab: Ketua Kopkun Redaktur Pelaksana: Renadi Yogantara Editor: Firdaus Putra Layouter: Renadi Yogantara Distribusi: Junita, Fandi dan Firman Sekretariat: Kopkun Lt. 2 Jl. HR. Boenyamin Komplek Ruko Depan SKB Purwokerto (0281) 7647601 | www.kopkun.com | kopkun_unsoed@yahoo.co.id

Enak Diliat, Gampang Dimiliki!

Jadi Anggota & Keuntungannya

B

anyak yang bertanya bagaimana menjadi anggota Kopkun? Edisi kali ini akan kami beberkan mudahnya menjadi anggota: 1. Mengisi formulir pendaftaran 2. Mengikuti Pendidikan Dasar (wajib) 3. Menyelesaikan administrasi termasuk membayar Simpanan Pokok Rp. 1.000 dan Simpanan Wajib Rp. 10.000. Kelengkapan yang perlu disiapkan: foto kopi KTP/ KTM dan pas foto 4x6/ 3x4 dua lembar. Keuntungan jadi anggota Kopkun: 1. Diskon untuk produk tertentu di Kopkun Swalayan 2. Diskon 20% untuk Sekolah Menulis Storia & Entrepreneur Creativa. 3. Belajar berwirausaha, kepemimpinan dan manjerial. 4. Berpeluang menjadi parttimer dan atau fasilitator 5. Kemanfaatan dalam bentuk sosial-budaya lainnya. Lebih lengkapnya datang langsung ke

Kopkun Lt.2. Kami tunggu ya!

Homo Ludens Oleh: Firdaus Putra, S.Sos. (Manager Organisasi Kopkun)

F

itrah manusia yang satu ini jarang disinggung. Manusia sebagai Homo Ludens atau manusia yang bermain. Bermain adalah keluar dari kehidupan biasa. Dan bermain itu, keluar dari kategori benar/ salah. Artinya, setua apapun usia adalah pantas untuk bermain. Bermain merupakan satu dari sekian banyak kebutuhan kita di dunia fana ini. Jangan dilupakan, sekaliber Einstein pun senantiasa menyisihkan waktu untuk bermain. Untuk menjaga akal sehat. Dan tentu saja, merawat kualitas kehidupan. Bermain membuat manusia kembali segar, seperti suntikan adrenalin pada tubuh. Bermain menyuplai vitamin-vitamin yang tak ditemukan di berbagai zat. Bermain adalah sepenting bekerja. Bekerja membuat otot menegang untuk menyusun kehidupan. Bermain, merelaksasikan otot-otot itu agar tetap hidup.

Kreatifitas sering disimbolkan “bohlam lampu”. Ia

Selain itu, bermain erat kaitannya dengan laku kreatif. Permainan selalu mengakar pada kreativitas manusia. Dalam laku kreatif ada proses imajinasi. Imajinasi dapat mengadakan apa-apa yang tak pernah ada. Permainan merembeskan imajinasi ke dalam kenyataan. Saat kecil, orang tua senantiasa mendorong untuk

bermain. Saat bermain, berbagai kecerdasan terlatih. Kecerdasan kinestetik/ fisik, berbahasa, bersosialisasi dan seterusnya. Bahkan Lucian Blaga (1895-1961), seorang filosof bilang “Permainan adalah kebijaksanaan dan cinta bagi si kecil”. Hari ini, di saat kita mulai menua nampaknya kita perlu sesekali waktu bermain di sela-sela rutinitas hidup. Agar hidup kembali mempesona dan menggairahkan. Huizinga, filosof Belanda dalam risetnya malah mengatakan, “Play is older than culture”. Permainan itu lebih tua dari kebudayaan. []


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.