www.kratonpedia.com
Berkah dari dusun Cetho
www.kratonpedia.com
Di sepanjang jalan bisa ditemui beberapa warung-warung persinggahan untuk rehat sejenak sebelum mencapai lokasi candi , untuk menikmati jajanan ringan seperti ojek baso , sate baso dan teh jewos yang berwarna pekat , atau sekedar berfoto dengan latar belakang kebun teh yang diselimuti kabut dingin.
Dusun Cetho merupakan hamparan perbukitan yang berjarak 34 km dari Solo dan membutuhkan waktu tempuh lewat darat sekitar 1 jam . Di puncak dusun berdiri kokoh Candi Cetho yang bercorak Hindu peninggalan masa akhir pemerintahan Majapahit. Letak candi Cetho berdekatan dengan candi Sukuh di wilayah desa Gumeng Kecamatan Jenawi Kabupaten Karanganyar pada ketinggian 1400m di atas permukaan laut.
www.kratonpedia.com
Jalan menuju lokasi candi yang berada di puncak gunung dengan dikelilingi hamparan kebun teh ijo royo-royo ini sangat menanjak dan berkelok-kelok layaknya permainan seluncur yang merangsang adrenalin.
Gerbang masuk kawasan candi Cetho sangat sederhana , bahkan tidak ada gapura atau tanda yang mencolok kecuali loket kecil dan dua petugas jaga yang akan menarik tiket masuk Rp.5.000 untuk kendaraan roda empat dan Rp.2.500 untuk motor.
www.kratonpedia.com
Saat menapaki anak tangga terakhir dan memasuki beranda candi Cetho , akan disambut oleh sosok patung yang agak unik dengan bentuk seolah bersimpuh tanpa daya , dan uniknya wujud fisik patung bukanlah bentuk “perwajahan� masyarakat Jawa
www.kratonpedia.com
Lokasi yang cukup tinggi di atas permukaan laut membuat hawa sejuk dan www.kratonpedia.com
terkadang dingin yang cukup mencekat mencapai 18 derajat celcius menjadikannya tempat favorit berwisata bagi masyarakat dari luar Karanganyar maupun mancanegara.
www.kratonpedia.com
Pahatan pada bentuk dan relief batuan
pada candi Cetho tergolong masih sederhana yang menurut para ahli arkeologi konon merupakan ciri karya pada masa sebelum Majapahit. Tapi terlepas dari itu , simbol-simbol ini telah meninggalkan cerita kejayaan Nusantara ribuan tahun lalu.
www.kratonpedia.com
Saat mencapai gerbang utama menuju candi Cetho , terdapat “ undakan “ batu yang menjulang tinggi seolah mencapai langit , dan jika berhenti sejenak menengok rumah persis sebelah kanan menjelang anak tangga , , disana tinggalah Laki-laki berumur 40 tahunan yang akrab dipanggil pak Kledun. Pak Kledun merupakan penduduk asli dusun Cetho yang siap menyambut peziarah dengan menu sate kelinci khas dari dusun Cetho yang rasanya mak nyus.
www.kratonpedia.com
Pak Kledun biasa menyiapkan dua ekor kelinci Jowo atau setara dengan 200 tusuk tiap harinya kecuali hari libur yang mencapai 400 tusuk dan bahkan kalo lebaran bisa 2000 tusuk per harinya. Sate kelinci Jowo ini dihargai Rp.8.000 per porsi isi 10 tusuk tanpa lontong , dan tambah Rp.2.000 untuk lontong. Segelas teh jewos yang panas seharga Rp.1.000 akan melengkapi menu khas wisata di daerah ini. Bumbu kacang plus kecap ditaburi irisan cabe ijo dan bawang merah akan membantu menghangatkan tubuh dari dinginnya suhu dusun Cetho.
www.kratonpedia.com
Selain itu beberapa pedagang sate kelinci di sekitar candi ini sering mendapat pesanan
khusus untuk menyediakan kambing atau kerbau untuk ritual bagi beberapa orang dengan jumlah beragam mulai dari satu sampai empat ekor kambing atau satu ekor kerbau tergantung niat dan nadar dari si empunya hajat yang kebanyakan dari kalangan pejabat dan pengusaha. Ini merupakan bentuk ritual penghormatan kepada leluhur serta rasa syukur kepada sang Pencipta atas Kemurahan-Nya.
www.kratonpedia.com
Sungguh sebuah berkah luar biasa dari petilasan karya agung
leluhur yang sampai sekarang masih menebarkan kemaslahatan secara spiritual dan kemasyarakatan.
www.kratonpedia.com
Masyarakat sekitar candi Cetho mayoritas petani sayur dan buruh perkebunan teh , dan kita akan terbiasa melihat pemandangan kaum perempuan dusun berkulit coklat kemerahan dengan sepatu boot di sepanjang jalan maupun sekitar lokasi candi.
www.kratonpedia.com
www.kratonpedia.com
Warisan budaya leluhur yang membuktikan Kebesaran Gusti Ing Murbeng Dumadi selalu memberikan berkah yang berlimpah dari jaman ke jaman khususnya untuk masyarakat dusun Cetho yang setia menjaga kearifan budaya lokal.