Lampung Post Minggu, 7 Februari 2016

Page 1

PENTAS Hlm.18

lampost.co

Barongsai, Tradisi Sekaligus Hiburan

facebook.com/lampungpost @lampostonline @buraslampost

BARONGSAI bukan melulu ten­tang kebudayaan Tionghoa. Kini tarian singa ini justru ba­nyak ditarikan orangorang di luar Tionghoa.

No. 13712 | TAHUN XLI Terbit Sejak 1974

Rp3.000

TERUJI TEPERCAYA

l 32 Hlm.

MINGGU, 7 februari 2016

n DOK.

Lampung Diincar

Pengusaha MEA Lampung memberi karpet merah terhadap kedatangan era MEA karena sumber daya lokal tidak akan kalah saing. RUDIYANSYAH

H

ERMAN Gani bertolak dari Jakarta menuju Lampung dengan menumpang sebuah pesawat, beberapa bulan lalu. Dalam penerbangan komersial itu, ia memanfaatkan waktu untuk berbincang dengan beberapa penumpang. Dengan menggunakan bahasa Inggris, ia bertanya alasan warga asing datang ke Bumi Ruwa Jurai. Dari obrolan singkat itu, pengusaha Tionghoa yang tinggal di Bandar Lampung ini mengetahui bahwa Lampung mulai dilirik warga negara Asia Tenggara untuk melebarkan sa­yap bisnisnya. “Saya kalau di pesawat suka ngobrol dengan penumpang lain. Dari pada diam, lebih baik tanya-tanya pe­n umpang. Akhirnya mere­k a mengaku bahwa se­d ang melihat peluang bis­n is di Lampung,” kata Her­man kepada Lampung Post, Rabu (3/2). Menurutnya, ada yang me­mang datang langsung, ta­p i ada yang mengirim utusan untuk mengamati pa­sar di Lampung. Mereka ber­asal dari Singapura, Vietnam, Malaysia, dan ada yang

dari Korea. “Mereka sangaja datang karena sebentar lagi MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN),” kata dia. Lampung, kata dia, menjadi daerah yang dilirik pengusaha-pengusaha Asia Tenggara untuk mengembangkan bisnis dan melihat potensi pasarnya. Kondisi ini juga menguntungkan pengusaha lokal Lampung untuk menjalin kerja sama dan menjajaki pasar ASEAN. Pengusaha properti tersebut optimistis Lampung bisa bersaing di MEA. Dari sisi produk dan kerajinan, banyak yang bisa dijual ke negera-negara Asia Tenggara. Namun, memang perlu intervensi pemerintah terhadap industri kecil yang belum bisa bersaing. “MEA membuka pasar baru bagi pengusaha lokal,” ujar pemilik Lecaza Biliar and Cafe itu. Rinaldi, pengusaha kopi asal Lampung, menilai persaingan dengan perusahaan asing sudah terasa sejak MEA diberlakukan. Ia pun menyambut positif adanya MEA. “Harus kita lihat sebagai peluang,” kata dia. (PAD/M1) rudiyansyah@lampungpost.co.id

SOROT I Hlm.21

Kepada masyarakat Tionghoa se-Provinsi Lampung, Segenap karyawan Lampung Post mengucapkan: Harta akan datang seperti datangnya musim semi yang memberi pertanda dimuDji lainya kehidupan bahagia. Keberuntungan pun datang seperti lautan Preview Chelsea vs Manchester United luas yang melimpah, itulah Imlek yang dinantikan. Foto di Foto hari ini di folder Bola, Minggu (7 Februari Gong Xi Fa2016) Cai,

Han Yuan, Cheng Guo Dong

Crop Diego Costa (Chelsea, AFP/GLYN KIRK), crop Anthony M headshot Guus Hiddink (Chelsea, AP/KIRSTY WIGGLESWORT AP/JON SUPER), logo Liga Inggris, logo kedua tim

Rekor Pertemuan SEHUBUNGAN 29 Des 2015 Liga Primer Man United 0–0 Chelsea dengan peringatan Tahun Baru Imlek 2567 yang ditetapkan 18 Apr 2015 Liga Primer Chelsea 1-0 Man United Pemerintah sebagai hari libur nasional, Lam­ pung Post tidak terbit pada Senin (8/2). Harian ini akan ter­ 26 Okt 2014 Liga Primer Man United 1–1 Chelsea n LAMPUNG POST/ZAINUDDIN bit kembali pada Selasa (9/2). Anda masih dapat meng­ikuti 19 Jan 2014 Liga Primer Chelsea 3–1 Man United SAMBUT IMLEK. Suasana Wihara Bodhisattva yang dihiasi dengan pernak-pernik lampion di Telukbetung berita-berita aktual melalui Lampost.co. Kepada pemba­ca 27 Agu 2013 Liga Primer Man United 0–0 Chelsea Selatan, Bandar Lampung, Sabtu (6/2). Untuk menyemarakkan menyambut perayaan Tahun Baru Imlek 2567, dan relasi harap maklum. n Penerbit wihara tersebut memasang 1.000 lampion. Lima Laga Terakhir Chelsea 4 Feb 2014 Liga Primer Watford 0-0 Chelsea 31 Jan 2016 Piala FA MK Dons 1-5 Chelsea 24 Jan 2016 Liga Primer Arsenal 0–1 Chelsea 16 Jan 2016 Liga Primer Chelsea 3–3 Everton 14 Jan 2016 Liga Primer Chelsea 2–2 West Bromwich

Momen MU Hapus Kutukan Stamford Bridge MANCHESTER United akan menyambangi markas Chelsea pada lanjutan pekan 25 Liga Primer Inggris, Minggu (7/2). Penampilan inkonsisten The Blues musim ini menjadi momentum bagi The Red Devils untuk membawa pulang tiga poin sekaligus menghapus kutukan stadion tuan rumah, Stamford Bridge. Dalam lima laga terakhir, Setan Merah tidak pernah meraih kemenangan atas Chelsea. Bahkan saat pertandingan dihelat di Stamford Bridge, MU selalu dipecundangi musuh bebuyutannya tersebut ma­sing-masing dengan skor 1-0 dan 3-1. Penampilan tim tamu yang mulai membaik usai meraih kemenangan beruntun atas Derby County 3-1 dan membungkam Stoke City 3-0 akan menjadi modal penting meraup tiga poin di kandang Chelsea. MU kini bertengger di posisi lima klasemen sementara dengan poin 40, sedang-

01_070216 UMUM.indd 1

Xin Nian Kuai Le

SIARAN LANGSUNG SCTV, Minggu (7/2) Pukul 23.00 WIB CHELSEA (4-2-3-1)

MAN UNITED (4-2-3-1)

13-Courtois, 2-Ivanovic, 26-Terry, 5-Zouma, 28-Azpilicueta,12-Mikel, 21-Matic, 4-Fabregas, 22-Willian, 8-Oscar, 19-Costa

1-De Gea, 36-Darmian, 12-Smalling, 17-Blind, 43-Borthwick-Jackson, 16-Carrick, 27-Fellaini, 35-Lingard, 8-Mata, 9-Martial, 10-Rooney

Pelatih: Guus Hiddink

Pelatih: Louis van Gaal

Diego Costa � AFP/GLYN KIRK

kan The Blues terdampar di posisi 13 dengan 29 angka. Pelatih MU Louis van Gaal diperkirakan bakal menginstruksikan anak asuhnya untuk bermain agresif. Di lini depan, tiga penyerang, yakni Mata, Martial, dan Rooney, akan menjadi pendobrak barisan pertahanan

Anthony Martial

� AFP/OLI SCARFF

tim tuan rumah yang digalang Terry dkk. Tiga poin menjadi harga mati bagi Setan Merah jika tidak i­ngin tertinggal jauh dalam perburuan gelar musim ini. Sementara bagi Chelsea, mengha­ dapi MU bukanlah perkara mudah. Terlebih grafik permainan tim tamu

Lima Laga Terakhir Man United

OASIS

Jam Tidur dan Diabetes

kini mulai menanjak. Namun, The 3 Feb 2016 Liga Primer Man United 3-0 Stoke MENGHABISKAN akhir Blues punya senjata ampuh untuk 30 Jan 2016 Piala FA Derby County 1–3 Man United pekan untuk berlibur meredam kegarangan para pemain 23 Jan 2016 Liga Primer Man United 0–1 Southampton memang mengasyik­ Setan Merah. Tuah Bridge 17 Stamford Jan 2016 Liga Primer Liverpool 0–1 Man United kan, tetapi tidak ada dan dukungan para fan2016 akanLiga menja13 Jan Primer Newcastle 3–3 Man United salahnya jika kita di pemicu semangat anak asuh Guus Prakiraan Pemain mengisi weekend de­ Hiddink untuk tampil ngotot. ngan beristirahat. Tidak hanya itu, kemenangan atas Penelitian teranyar yang dilakukan University of Chicago, Arsenal 1-0 pekan lalu juga membuat Amerika Serikat, mengungkapkan bahwa menambah jam para pemain Chelsea kini memiliki tidur pada akhir pekan dapat mengurangi risiko diabetes. kepercayaan diri yang tinggi untuk Penelitian tersebut melibatkan 19 pria sehat. membungkam Setan Merah. Pada empat hari pertama, para peserta diminta tidur 8,5 Diego Costa sepertinya akan jam setiap malam. Dalam empat hari kedua, seluruh peserta dijadikan Hiddink sebagai penye­ hanya diberikan 4,5 jam tidur per malam. Setelah mengalami rang tunggal pada laga ini. Mantan kurang tidur, mereka diperbolehkan tidur lebih lama pada pemain Atletico Madrid itu akan didua malam berikutnya, yaitu 9,7 jam setiap malam. topang tiga gelandang kreatif, yakni Selama penelitian dilakukan, para ilmuwan memantau Fabregas, Willian, dan Oscar. sensitivitas insulin dan indeks disposisi untuk mem­ Menilik kekuatan dan gengsi prediksi diabetes para partisipan. Hasilnya, ilmuwan kedua tim, laga bigmatch pekan ini menemukan setelah empat hari kurang tidur, sensitivitas dipastikan bakal berlangsung seninsulin peserta menurun sebanyak 23% dan risiko diabe­ git. Adu taktik dua menir juga akan tes mereka meningkat 16%. Ketika diberikan tambahan menjadi penentu siapa tim yang jam tidur pada dua hari berikutnya, kedua parameter akan tersenyum di akhir pertan­ tersebut kembali normal. (MI/R5) dingan. n IYAR JARKASIH (R5)

07/02/2016 0:24:33


POLITIK MINGGU, 7 februari 2016 LAMPUNG POST Hlm. 2

Kepala BKKBN Pusat Ajak Mahasiswa Lampung Sukseskan Program KKBPK

LAMPUNG POST/WIWIK HASTUTI DISAMBUT IRINGAN MUSIK PERKUSI. Kepala BKKBN Pusat Surya Chandra Surapaty didampingi istrinya, Retna Mahriani S, dan Sekkab Pringsewu Budiman disambut lagu mars KB dengan iringan musik perkusi para siswa SMAN 1 Pringsewu, saat memasuki gedung STKIP Muhammadiyah Pringsewu, Sabtu (6/2).

K

EPALA Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Pusat Surya Chandra Surapaty mengajak mahasiswa Lampung ikut menyukseskan program Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) melalui revolusi mental berbasis keluarga. “Di tengah persoalan stagnannya program KB, BKKBN juga menghadapi tantangan banyaknya remaja yang menikah dini. Karena itu, diperlukan rev-

olusi mental para mahasiswa. Kita harus optimistis. Kita ajak seluruh komponen masyarakat untuk bersatu padu kita hidupkan kembali program kependudukan dan KB ini melalui revolusi mental,” ujar Surya Chandra, saat memberikan kuliah umum di Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah Pringsewu, Sabtu (6/2). Kuliah umum bertajuk Generasi Berencana (GenRe) sebagai Wahana Dimulai dengan Pembangunan Berwawasan Kependudukan ini

LAMPUNG POST/WIWIK HASTUTI Kepala BKKBN Pusat Surya Chandra Surapaty memberikan cendera mata kepada Sekkab Pringsewu Budiman.

diikuti ratusan mahasiswa dan siswa di Pringsewu. Hadir Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Lampung Paulina JS, Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Pringsewu Budiman, Kepala BKKBN Pringsewu Endang Budiarti, istri kepala BKKBN Pusat Retna Mahriani S, Ketua STKIP Muhammadiyah Pringsewu A Rachman. Pada acara tersebut juga dilaksanakan pengukuhan Forum Mahasiswa Peduli Kependudukan oleh Ketua STKIP Muhammadiyah Pringsewu A Rachman. Selanjutnya Surya Chan-

dra menjelaskan dengan revolusi mental tersebut akan tersimpan karakter manusia Indonesia seutuhnya. Sebab, meningkatkan kualitas manusia Indonesia tidak pernah sia-sia. Revolusi mental akan menjamah ke arah Indonesia yang lebih baik. Pada kesempatan itu, Surya Chandra juga berdialog langsung dengan para mahasiswa yang disambut antusias undangan. Sebelumnya, Jumat (5/2), Surya Chandra memberikan pembekalan kepada tim KB desa di 15 kabupaten/kota di Lampung di aula BKKBN Lampung. Dalam kesempatan tersebut, ia mengajak kepala desa, petugas lapangan KB, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) dan Badan Pemusyawaratan Desa (BPD) untuk melakukan revolusi mental berbasis keluarga harus dilakukan mulai dari diri sendiri dengan menjalankan delapan fungsi keluarga. “Jika sebuah keluarga telah memiliki dua anak, tapi belum bahagia sejahtera, ayah dan ibunya harus melakukan revolusi mental, harus berubah pola pikir, sikap, dan tindakannya,” ujarnya. (AST/U10)

LAMPUNG POST/WIWIK HASTUTI Kepala BKKBN Pusat Surya Chandra Surapaty didampingi Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Lampung Paulina JS foto bersama jajaran BKKBN Pringsewu dan PLKB.

n ANTARA/RENO ESNIR

PERINGATAN HUT GERINDRA. Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto (tengah) didampingi Sekjen Ahmad Muzani (kedua kanan), Wakil Ketua Umum sekaligus Wakil Ketua DPR Fadli Zon (kanan), dan Ketua Harian Laksamana Madya TNI (Purn) Muklas Sidik (kedua kiri) ketika menghadiri acara peringatan HUT ke-8 Partai Gerindra di Jakarta, Sabtu (6/2).

PDIP Bentuk Tim Penjaringan Calon PDIP memberikan kesempatan kepada masyarakat yang berminat untuk mencalonkan diri dalam Pemilukada 2017. TRIYADI ISWORO

M

ENJELANG pemili­ han umum kepala daerah (pemilu­ kada) serentak di lima kabu­ paten di Lampung pada 2017, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) memben­ tuk tim penjaringan untuk memetakan potensi calon, baik internal dan eksternal, yang bakal maju dalam pesta demokrasi tersebut. Namun, sebelum mem­ bentuk tim tersebut, partai kepala banteng itu bakal menggelar rapat koordinasi (rakor) dengan pengurus dan Badan Pemenangan

Pemilu (Bapilu) di lima dae­ rah tersebut. “ S e b e l u m k a m i b u at pemetaan dan tim pen­ jaringan, kami adakan rakor dulu dengan ketua, sekretaris, bendahara, dan Bapilu di lima kabupaten. Insya Allah, rakor tersebut kami gelar di kan­ tor DPD PDIP Provinsi Lam­ pung, Jalan Soekarno-Hatta, Tanjungseneng, Bandar Lam­ pung,” kata Ketua Bapilu De­ wan Pimpinan Daerah (DPD) PDIP Lampung Buyung Suhadi, saat dihubungi, Sabtu (6/2). Pihaknya akan melaksana­ kan tugas sesuai aturan par­ tai. Tetapi, ia belum berani menyebutkan gambaran me­

ngenai siapa saja kader partai yang akan maju. Setelah rakor nanti, pihaknya baru bisa me­ nyebutkan siapa saja kader yang bakal maju dalam pesta demokrasi tersebut. “Sekarang saya belum bisa cerita, nantilah setelah rakor baru kita mengetahui­ nya. Kalau dari kami, yang mau maju sih banyak. Tapi kan keseriusannya kami be­ lum tahu,” kata Suhadi. Selanjutnya ia menjelas­ kan ada tiga syarat penting yang harus dimiliki kader untuk maju pemilukada. Pertama, harus dikehendaki dan diinginkan masyarakat. Kedua, kader tersebut di­ dukung oleh finansial yang cukup. Ketiga, kader tersebut memilki keseriusan untuk maju dan berjuang. (U1) triyadiisworo@lampungpost.co.id


MINGGU, 7 februari 2016 LAMPUNG POST Hlm. 3 n

Terjemahan tulisan kanji halaman 1

Berbaur, Kita Semua Bersaudara

Cheng Guo Dong SUDAH lebih dari 400 tahun masyarakat Tionghoa tinggal di Bumi Lampung. Mereka kebanyakan ber­ asal dari Provinsi Guang Dong serta Provinsi Fu Jian yang ada di pesisir laut. Masyarakat yang tinggal di pesisir umumnya memiliki jiwa petu­ alang dan pengarung sehingga mem­ punyai keberanian untuk merantau ke luar daerah mereka untuk mencari penghidupan yang lebih baik lagi. Keberadaan yayasan-yayasan warga Tionghoa yang ada di Lampung pun memiliki sejarah yang panjang. Sep­ erti Yayasan Dharma Bhakti, Metta Sarana, dan Suaka Insan yang sudah ada sejak 100 tahun lalu. Ada juga seperti Budiluhur, Persatuan Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI), Kembang Lampung, Perkumpulan Tio Ciu, Perhimpunan Penulis Tiong­ hoa, Persatuan Wushu, Persatuan Barongsai, dan yayasan lain yang tak dapat disebutkan satu per satu oleh penulis, semuanya memiliki sejarah dan berfungsi di bidangnya masingmasing.

Setiap suku Tionghoa memiliki sifat dan budaya yang berbeda. Sifatnya orang Fu Jian seperti yang tertera dalam lagu berbahasa Fu Jian ber­ judul Ai Pin Cai Hui Ying (Jika ingin menang harus kerja keras) yang terkenal sedunia, berkisah orang Fu Jian yang tahan banting dan penuh perhitungan. Suku Hakka atau Khek memiliki sifat rajin, jujur, tulus, mandiri, pintar, dan selalu berusaha untuk maju. Keuletan dan sifat hemat suku ini membuat harum orang Hakka. Sedangkan orang Guang Dong memiliki jiwa loyal, lapang dada, antusias, ramah tamah, dermawan yang menjadi teladan bagi suku Tionghoa. Suku Tionghoa memiliki sejarah panjang dan cukup lama, mereka banyak berpindah-pindah dari satu daerah ke daerah lain. Hal itulah yang membuat jiwa masyarakat Tiong­ hoa bisa menerima siapa saja dan berbaur. Orang Tiongkok di Indonesia yang datang dari Guang Dong dan Fu Jian sudah mengalami pembauran terlebih dahulu di tanah leluhurnya. Oleh karena itu, masyarakat Tiongkok yang ada di Lampung telah membaur dengan suku Lampung, baik dalam kebiasaan maupun budayanya, se­ hingga menjadi bagian tak terpisah­ kan dari masyarakat Nusantara. Dan suku Tiong­hoa juga telah memberikan banyak prestasi bagi negeri ini. Sejak abad ke-21, suku Tionghoa ikut berkontribusi dalam bidang ekonomi, politik, budaya, dan pendidikan, yang mengalami perbaikan demi kemajuan. Mereka juga mengikuti kebijakan yang

n LAMPUNG POST/HENDRIVAN GUMAY

BERBAUR. Suasana perayaan Imlek tahun lalu di Wihara Thay Hin Bio, Telukbetung, Bandar Lampung. Selain masyarakat Tionghoa, masyarakat pribumi juga berbaur dalam perayaan tersebut, terutama untuk menikmati pertunjukan seni barongsai. diterapkan pemerintah Indonesia agar berjalan selaras demi kemajuan bersama. Setiap suku memiliki sifat dan kelebihan yang berbeda, tetapi mereka tetap mengedepankan kebersamaan dan persaudaran demi kemajuan bersama di negeri ini. Pembauran inilah yang akhirnya

mampu memajukan negeri ini. Hari ini, tidak memandang orang Fu Jian, Hakka, atau Guang Dong, mereka semua adalah masyarakat Lampung. Sempurnakan­ lah kota ini serta ciptakan lingkungan dan keluarga yang lebih indah untuk keberlanjutan, itu menjadi kewajiban bagi masyarakat Lampung. Terima kasih kepada Lampung Post

atas dukungan selama ini kepada suku Tionghoa. Menjelang Tahun Baru Im­ lek, Lampung Post menerbitkan edisi khusus perayaan Imlek, sama sep­ erti tahun sebelumnya. Kami selaku masyarakat Tionghoa mengapresiasi Lampung Post. (R7) (Han Yuan, Cheng Guo Dong)


olahraga MINGGU, 7 februari 2016 LAMPUNG POST Hlm.4

Irmad Tunda Bilabong ke Divisi Utama

n LAMPUNG POST/ASRUL SEPTIAN MALIK

ANTISIPASI BOLA. Barisan pertahanan Irmad (baju putih) mengantisipasi bola tendangan bebas pemain Bilabong pada pertandingan Divisi Remaja Liga Askot di Stadion Pahoman, Bandar Lampung, Sabtu (6/2). Pada laga itu Irmad menang 1-0.

Gol semata wayang Irmad dicetak Fahrul Apriandi lewat tendangan bebas spektakuler dari jarak 20 meter. ASRUL S MALIK

T

IM Sekolah Sepak Bola (SSB) Irmad menundukkan SSB Bilabong 1-0 pada lanjutan pertandingan sepak bola Divisi Remaja Liga Askot di Stadion Pahoman, Bandar Lampung, Sabtu (6/2). Dengan hasil itu, ambisi Bilabong untuk langsung meraih tiket ke Divisi Utama untuk sementara tertunda. Bagi Irmad, ini merupakan kemenangan pertamanya di Liga Askot musim ini. Sementara bagi Bilabong, kekalahan

dari lawannya itu adalah yang pertama dari empat laga yang telah dilakoni. Jalannya pertandingan kedua tim berlangsung menarik sejak awal laga. Namun, Irmad mampu mendominasi jalannya pertan­ dingan. Hal itu terlihat dari penguasaan bola mereka yang lebih unggul. Pada menit ke-28, Irmad mampu memecah kebuntuan setelah tendangan bebas yang dilepaskan Fahrul Apriandi dari jarak 20 meter menembus gawang Bilabong. Skor 1-0 pun berakhir hingga jeda.

Di babak kedua, Irmad masih tampil mendominasi. Namun, lini pertahanan Bilabong kini tampil lebih taktis. Beberapa kali peluang Irmad mencetak gol melalui M Alief, Ivan Fahdila, dan Fahrul berhasil dimentahkan barisan pertahanan Bilabong. Meskpun kedua tim saling menyerang, hingga peluit panjang berbunyi tidak ada gol tambahan yang tercipta pada laga tersebut.

Peluang Tipis Manajer Irmad Faisal mengatakan permainan timnya kali ini sangat baik hingga akhirnya berbuah kemenang­ an perdana. “Alhamdulillah akhirnya tim kami memetik kemenangan pertama. Anak-

anak sudah menemukan bentuk permainannya, koordinasi antarlini sangat baik, sayangnya hanya satu peluang dari tendangan bebas yang bisa menjadi gol,” kata Faisal, usai pertandingan, kemarin. Faisal mengaku peluang timnya untuk menembus Divisi Utama relatif sangat kecil. “Tim kami terlambat panas, poin empat di ­minggu keempat sepertinya sulit untuk menembus dua besar,” kata dia. Di laga lainnya, Bandar Lampung FC bermain imbang melawan BLK Madya dengan skor 2-2, sedangkan Way Halim FC menyerah 1-3 dari Pahoman United. (K1) asrul@lampungpost.co.id


OLAHRAGA MINGGU, 7 februari 2016 LAMPUNG POST Hlm.5

Sasana Saburai Bangkit dari Kevakuman PERKEMBANGAN cabang wushu tidak bisa dilepaskan dari peran sasana atau klub tempat menampung atlet. Menjalankan sebuah sasana untuk membina atlet tidaklah mudah. Sasana Saburai, contohnya, yang sempat vakum beberapa tahun. Namun, di akhir 2009 dan secara resmi awal 2010, dua penggiat wushu, Surya Hasan dan Harianto Tan, mencoba membangkitkan lagi sasana sebagai tempat melatih para atlet wushu di Bandar Lampung. Harianto mengatakan saat pertama kali menghidupkan kembali Sasana Saburai bersama Surya hanya memiliki dua murid. “Saya coba memulai agar wushu di Lampung tetap bertahan. Saya dan Surya memulai melatih dengan dua orang. Namun, berkat ketekunan dan ke­ sabaran, sekarang Sasana Saburai makin ramai. Kini ada sekitar 45 murid yang

berlatih dari berbagai usia, TK, SD, SMP, SMA hingga pekerja,” ujarnya saat diwawancari di GOR Saburai, Kamis (4/2) malam. Dia menyebut wushu memiliki daya tarik sendiri sehingga orang tertarik untuk menekuninya. “Ba­ nyak yang tertarik dengan wushu karena sebagai olahraga beladiri mengusung keindahan dan keluwesan bergerak layaknya seni tari budaya dipadu dengan berbagai macam jurus. Selain itu, wushu juga mendapat julukan master of weapon, berbagai senjata tradisional, seperti golok, toya, tombak, dan sebagainya bisa dipelajari dengan berbagai macam jurus yang ada,” ujarnya. Sasana Wushu Saburai berharap ke depannya bisa terus eksis sebagai salah satu sasana wushu di Lampung dengan me­ rekrut banyak anggota hingga meraih prestasi di tingkat nasional maupun internasional. (*11/O1)

n LAMPUNG POST/M UMARUDDIN MAKOWAGOW

LAMPUNG WUSHU OPEN CHAMPIONSHIP. Suasana pembukaan Lampung Wushu Open Championship 2015 di GOR Saburai, Agustus tahun lalu.

Pemerataan Wushu Digalakkan

n LAMPUNG POST/M UMARUDDIN MAKOWAGOW

PESERTA. Peserta wushu saat mengikuti Lampung Wushu Open Championship 2015 di GOR Saburai, Agustus tahun lalu.

Cabang wushu harus bisa dipertandingkan di ajang Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) 2017. Asrul Septian Malik

W

USHU kini menjelma menjadi salah satu cabang olahraga yang mulai digemari. Itu menjadi tantangan bagi Pengurus Provinsi (Pengprov) Wushu Indonesia (WI) Lampung menggencarkan pembinaan terhadap olahraga asal Tiong­kok itu. Sejak dilantik Agustus tahun lalu, berbagai upaya dilakukan Pengprov WI agar wushu benar-benar berkembang dan menjadi cabang andalan Lampung. Untuk itu dibutuhkan pemerataan pembinaan di seluruh daerah Sang Bumi Ruwa Jurai. Itulah yang kini sedang digarap Pengprov WI dengan membentuk pengkot dan pengkab. Hal itu sejalan de­ ngan keinginan Ketua Umum Pengprov TI Lampung Indara Halim yang ingin olahraga asli Tiongkok itu bisa dipertandingkan di Porprov.

“Saya punya target mendirikan setidaknya lima pengkot/ pengkab wushu di Lampung. Hal itu bukan tanpa alasan karena cita-cita saya agar olahraga sekaligus seni asal Tiongkok ini bisa dipertandingkan di ajang Pekan Olah­raga Provinsi (Porprov) VIII yang rencananya akan digelar pada 2017,” ujarnya saat ditemui di Olala Cafe, Selasa (2/1). Indra menambahkan untuk sementara baru ada satu pengkot yang telah berdiri, yaitu Bandar Lampung. Ke depannya diusahakan pa­ ling lama akhir 2016 sudah ada 5 pengkot/pengkab. “Sudah ada Pengkot Bandar Lampung dengan Sasana Saburainya, kemudian kepengurusan Pengkot WI Metro juga sudah dibentuk. Mudah-mudahan akhir bulan ini dilantik. Selain itu Tulangbawang, Pringsewu, dan Lampung Selatan juga menjadi target kami, sudah ada konsolidasi dengan pemerintah setempat. Semoga bisa berdiri segera,” ujar

pria yang kerap disapa Koh Abun itu. Selain itu, Pengprov WI berencana mendirikan sasana untuk memperkenalkan dan memasyarakatkan olahraga sekaligus budaya Negeri Tirai Bambu ini. “Beberapa sasana di Bandar Lampung, seperti Hakamertasa dan Suaka Insan, akan kami bentuk. Para remaja di Bandar Lampung bisa mengikuti olahraga ini agar terhindar dari unsur negatif,” ujarnya.

PON XIX Meski baru berjalan sekitar enam bulan, Pengprov WI Lampung mampu menorehkan prestasi mumpuni. Tiga atlet putra wushu yang turun di nomor sanda lolos ke Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX Jawa Barat, September mendatang. Ketiga atlet itu, yakni Saeful Anwar di kelas 65 kg, Rudi Sunaryo (70 kg), dan Andhy Cahyo (75 kg). Untuk memantapkan persiapan, Pengprov WI menyiapkan lima program yang sudah diajukan ke KONI Lampung. (O1) asrulseptian@lampungpost.co.id


BANDAR LAMPUNG

MINGGU, 7 februari 2016 LAMPUNG POST Hlm. 6

Autopsi Iptu Syahir Diduga Bunuh Diri

Brigjen Ike Edwin Kapolda Lampung KEPALA Unit Tindak Pidana Korupsi Satuan Reserse Kriminal Polresta Ban­ dar Lampung Iptu Syahir Perdana Lubis ditemukan tewas di dalam kamar ru­ mah dinasnya di kawasan Jalan MH Thamrin, Gang Mayjen Sutoyo, Gotong­ royong, Tanjungkarang Pusat, Bandar Lampung, Sabtu (6/2), sekitar pukul 16.30. Anggota Polri lulusan Akademi Kepolisian tahun 2012 itu ditemukan tidak bernyawa dengan luka tembak di bagian kepala sebelah kanan hingga tem­ bus kepala bagian kiri. Berdasarkan hasil autopsi,

diduga kuat Iptu Syahir tewas bunuh diri. Kapolda Lampung Brigjen Ike Edwin menjelaskan ber­ dasarkan hasil autopsi luar sementara yang dilakukan tim forensik, anggotanya tersebut meninggal karena luka tembak yang menem­ bus kepalanya. “Diduga ang­ gota tersebut menembakkan kepalanya sendiri dengan cara menutup kepala dan pistolnya dengan bantal dan selimut sehingga suara tembakan tidak terdengar,” kata Kapolda, saat ditemui di RS Bhayangkara, kemarin malam. Ike menjelaskan keja­ dian tersebut berawal dari kecurigaan pacar korban yang beberapa kali mene­ lepon, tetapi tidak diangkat sejak Jumat (5/2). Kemu­ dian, rumah korban dida­ tangi tiga anggota Reskrim Polresta Bandar Lampung, yaitu Brigpol Giantama, Aiptu Ian, dan Brigpol Jimi, untuk mengecek ke­ beradaan korban.

“Setelah mengetuk pintu berkali-kali dan tidak ada jawaban, ketiganya lalu melihat dari jendela kaca dan melihat korban dalam posisi tidur. Mereka akhir­ nya mendobrak pintu dan menemukan korban su­ dah tidak bernyawa,” kata ­Kapolda. Saat ditemukan, lan­ jut Kapolda, di samping jenazah Syahir ditemukan senjata api jenis Glock-19 nomor senpi 691637 WMN 081 warna hitam. Kor­ ban kemudian langsung dilarikan ke RS Bhayang­ kara. Setelah dilakukan autopsi, jenazah kemudian di­pindahkan ke RSUD Ab­ dul Moeloek. Dari hasil autopsi semen­ tara, kata Kapolda, ang­ gotanya itu telah meninggal dunia sejak Jumat malam. Dugaan sementara, Syahir nekat menghabisi nyawanya sendiri lantaran mengalami depresi akibat menderita sakit yang tidak kunjung sembuh. (DEN/K1)

n LAMPUNG POST/ZAINUDDIN

RAZIA. Anggota Satlantas Polreta Bandar Lampung memeriksa kendaraan saat razia lalu lintas di Jalan ZA Pagaralam, Rajabasa, Bandar Lampung, Sabtu (6/2). Razia tersebut sebagai bentuk penekanan angka pencurian kendaraan bermotor (curanmor) serta mengecek kelengkapan surat-surat kendaraan.

Warga Kecam PLN Para pejabat di Lampung diminta mengambil langkah tegas dan melakukan intervensi agar PLN dapat benar-benar meningkatkan pelayanannya. Iyar Jarkasih

S

EJUMLAH warga di Bandar Lampung m e ­n g e l u h k a n p e ­ madaman listrik yang ter­ jadi dalam sepekan terakhir. Me­reka mengecam kinerja PT PLN (Persero) yang dini­ lai buruk dan selalu mem­ bebani masyarakat. Melly, warga Rawalaut, Bandar Lampung, menilai pemadaman listrik yang dilakukan PT PLN sudah sangat keterlaluan dan se­ olah tidak lagi memikirkan nasib masyarakat sebagai pelanggan. “PLN sudah keterlaluan. Lampu mati dari pagi sampai malam. Terbengkalai semuanya,”

kata Melly di status pesan BlackBerry miliknya, Sabtu (6/2). Hal senada diungkapkan Rahma, warga Sukarame. Menurutnya, pemadaman listrik sudah terjadi sekitar sepekan terakhir. “Paling parah hari ini, mati lampu dari pagi sampai malam. Kami ini bayar, bukan gra­ tis. Tolong PLN perbaiki pelayanan,” kata dia. Dwi, warga Way Kandis, mengaku pemadaman lis­ trik secara rutin yang di­ lakukan PT PLN sudah sa­ ngat mengganggu aktivitas masyarakat. Ia meminta para pejabat di Lampung, seperti kepala daerah dan DPRD, untuk bisa mengam­

bil langkah tegas dan melakukan intervensi agar perusahaan BUMN tersebut benar-benar dapat mening­ katkan pelayanannya. “Kalau terus-menerus seperti ini, apa gunanya rakyat punya pimpinan dan wakilnya. Harus berani dong menyuarakan aspirasi kami. Kondisi listrik seka­ rang ini sudah sangat meng­ ganggu,” ujarnya. Berdasarkan pengamatan Lampung Post, kemarin, sekitar pukul 18.30, pemada­ man listrik juga mengganggu kelancaran arus lalu lintas di Jalan Soekarno-Hatta (bypass), mulai dari Way Halim hingga Rajabasa, lantaran lampu pengatur lalu lintas atau traffic light mati.

Tersambar Petir Manajer Humas dan Hu­ kum PT PLN (Persero) Lam­ pung Ketut Darpa mengatakan seringnya pemadaman listrik

di Lampung karena adanya gangguan teknis di Bukit­ kemuning, Lampung Utara. “Tadi pagi ada gangguan penghantar di wilayah Baturaja, Bukitkemuning, jadi listrik padam beberapa jam. Saat ini masih dalam perbaikan,” kata Ketut, mela­ lui telepon, kemarin malam. Pemadaman menyeluruh yang sempat terjadi beberapa kali, kata Ketut, juga karena penghantar arus listrik milik PT PLN tersambar petir. “Un­ tuk melakukan perbaikan membutuhkan waktu tidak sebentar,” ujarnya. Ia mengaku pada Agustus mendatang Lampung akan kembali mendapat tambah­ an daya listrik setelah PLTP 3 akan mulai difungsikan. “Dengan tambahan daya tersebut, nantinya tidak ada gangguan listrik di Lam­ pung,” kata dia. (EBI/R5) iyar@lampungpost.co.id


DAERAH MINGGU, 7 februari 2016 LAMPUNG POST Hlm. 7

Ledakan Penduduk Tak Kalah Dahsyat dari Bencana Alam Tanpa pengelolaan yang baik di bidang kependudukan, ledakan jumlah penduduk akan mendatangkan banyak masalah sosial. WIWIK HASTUTI

K

n LAMPUNG POST/WIWIK HASTUTI

MAHASISWI KRITIS. Salah seorang mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes) Muhammadiyah Pringsewu melontarkan pertanyaan kepada Kepala BKKBN RI Surya Chandra Surapaty. Ia menanyakan korelasi revolusi mental dalam program Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) dalam kuliah umum di STKIP Pringsewu, Sabtu (6/2).

Massa Rusak Rumah Oknum Polisi GARA-GARA persoalan anak, oknum polisi ang­ gota Satuan Sabhara Polres Lampung Selatan (Lamsel) dilaporkan polisi. Pasalnya, oknum polisi berpangkat brigadir kepala (bripka) itu memukul kepala desa (kades) dan guru. Dari informasi yang ber­ hasil dihimpun Lampung Post, kejadian berawal ketika anak oknum bin­ tara polisi itu mengikuti Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) di SDN Desa Agom, Kecamatan Ka­ lianda, Sabtu (6/2), sekitar pukul 09.00. Pada waktu istirahat, ­raket bulu tangkis anak ok­ num itu diambil siswa lain

dan membuat beberapa senarnya putus sehingga terjadi percekcokan antara mereka. Kejadian itu terdengar oleh sang ayah, lalu men­ datangi sekolah tersebut. Di sana sudah ada kades Agom, kepala SD, dan para guru. Terjadi perdebatan di antara mereka, sekitar pu­ kul 12.00. Karena tidak da­ pat menahan emosi, oknum polisi berangkat bripka itu memukul kades dan guru. Karena merasa dianiaya, Kades Agom, Muksin Syu­ kur, melaporkan kejadian tersebut ke Mapolres Lam­ sel. Sekitar pukul 15.00, massa yang berjumlah pu­ luhan mendatangi rumah

oknum polisi yang terletak di Dusun Banyumas, desa tersebut. Akibatnya, selu­ ruh kaca jendela pecah, isi rumah berantakan karena massa yang beringas tidak menemukan tuan rumah. Meski tidak ada korban jiwa dari kejadian itu, ok­ num polisi menderita keru­ gian jutaan rupiah karena perabotan rumahnya han­ cur dirusak warga. Sampai berita ini ditu­ runkan belum ada pihak terkait yang memberikan keterangan resmi. Namun, menurut salah satu sumber tepercaya, setelah peris­ tiwa itu dilaporkan, oknum polisi itu ditahan di Mapol­ res Lamsel. (HAN/U1)

EPALA Badan Kepen­ dudukan dan Kelu­ arga Berencana Na­ sional (BKKBN) RI Surya Chandra Surapaty menga­ takan bencana kependudu­ kan seperti ledakan jumlah penduduk tidak kalah ber­ bahayanya dengan bencana alam. Tanpa pengelolaan yang baik di bidang kepen­ dudukan, ledakan jumlah penduduk akan mendatang­ kan banyak masalah sosial. “Mulai dari pengangguran, tindak kriminalitas, kemiski­ nan, dan rendahnya mutu kualitas penduduk. Ini sangat berbahaya,” kata Surya Chan­ dra saat memberikan kuliah umum di Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidik­ an (STKIP) Muhammadiyah Pringsewu, Sabtu (6/2). Kuliah umum bertajuk Ge­ nerasi Berencana (GenRe) se­ bagai Wahana Dimulai dengan Pembangunan Berwawasan Kependudukan ini diikuti 300an mahasiswa dan siswa di Pringsewu. Hadir Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Lampung Paulina JS, Se­ kretaris Kabupaten (Sekkab) Pringsewu Budiman, Kepala BKKBN Pringsewu Endang

Budiarti, Retna Mahriani S (istri Surya Chandra), dan Ketua STKIP Muhammadiyah Pringsewu A Rachman. Jumlah penduduk yang terlampau besar akan ber­ dampak pada peningkatan penggunaan energi yang berujung pada kelangkaan, kerusakan lingkungan, dan kerawanan pangan. Potensi gesekan dan konflik sosial dalam masyarakat pun lebih besar apalagi jika diperparah distribusi kemakmuran yang tidak merata. “Untuk itu, jum­ lah penduduk perlu dikelola dengan baik melalui program KKBPK (Kependudukan Ke­ luarga Berencana dan Pem­ bangunan Keluarga, red)” katanya. Ia menyampikan laju pen­ duduk Indonesia yang kini mencapai 1,49% terlalu ting­ gi. Karena itu, pemerintah melalui BKKBN mengingat­ kan angka laju pertumbuh­ an penduduk Indonesia bisa ditekan pada angka 1,1%. “Dengan laju 1,49 persen tersebut, penduduk Indonesia akan bertambah sebanyak 4,5 juta orang. Itu sama dengan satu negara Singapura. Jadi kalau 10 tahun ya 10 negara Singa­ pura,” ujar Surya Chandra.

Menurutnya, yang dikha­ watirkan adalah penduduk Indonesia itu tidak berkua­ litas karena kebanyakan berada di daerah-daerah slum (miskin). Itu sebabnya, lanjut Surya, salah satu pro­ gram BKKBN adalah mem­ bangun Kampung KB. Dalam paparannya, Kepala BKKBN juga mene­ kankan urgensi peran serta generasi muda, khususnya mahasiswa, untuk turut serta mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera. Mahasiswa, dilihat dari sudut pandang demografi, juga merupakan kelompok

u s i a ya n g m e n e nt u k a n berhasil tidaknya pem­ bangunan bangsa. Me­reka adalah penduduk usia produktif yang memberi­ kan kontribusi akan ter­ manfaatkan atau tidaknya bonus demografi. Pada puncak periode bonus de­ mografi yang diperkirakan terjadi tahun 2020—2030, Indonesia akan memi­ liki tenaga kerja yang ber­ limpah, sementara usia nonproduktif (anak-anak dan lansia) cenderung sedikit. (R6) wiwikhastuti@lampungpost.co.id


RAGAM MINGGU, 7 februari 2016 LAMPUNG POST Hlm. 8

BURAS

H. Bambang Eka Wijaya Add on: facebook.com/buraslampost Follow on: @buraslampost

Novel Baswedan Itu Messi-nya KPK! KPK—Komisi Pemberantasan Korupsi—beru­ paya melancarkan strategi agar kasus yang menjerat penyidiknya, Novel Baswedan, bisa dihentikan. Wakil Ketua KPK Saut Situmorang membenarkan bahwa ada opsi untuk memin­ dahkan Novel dari KPK. “Novel Baswedan itu fleksibel. Oleh sebab itu, diyakini akan bisa menyesuaikan diri di mana saja dan tetap relevan dengan keahliannya,” ujar Saut Situmorang. (Kompas.com, 4/2) Kalau syarat pembebasan Novel Baswedan dari penyanderanya dalam kasus krimina­ lisasi terhadap gugus kekuatan inti KPK itu dipenuhi, Novel Baswedan dibebaskan dari kasusnya tapi harus keluar dari KPK, maka

tujuan para penyandera untuk melemahkan KPK berhasil seribu persen. Karena ibarat tim sepak bola, Novel itu “Messi”-nya KPK, yang banyak membuat gol buat KPK lewat posisiposisi sulit sekalipun. Tanpa Messi, bisa dibayangkan tim Barca maupun Tim Nasional Argentina yang mung­ kin belum berhasil juara dunia. Demikian pula tanpa Novel Baswedan, mungkin banyak kasus korupsi besar, terutama di kalangan petinggi Polri, yang tidak “gol” kasusnya. Jadi, sebaiknya pimpinan KPK berpikir seperti manajer tim sepak bola yang harus membayar dengan harga amat mahal untuk mendapat­ kan pemain bintang di timnya, selain sebagai

pencetak gol juga sebagai inspirator bagi semua anggota timnya. Mengenai kasusnya sendiri, meski telah dilimpahkan ke pengadilan, dalam prosesnya telah mendapat rekomendasi dari Ombudsman yang menyebutkan adanya maladministrasi dalam penyidikan kasus Novel. Karena itu, untuk sebuah kasus pembunuhan adanya rekomendasi lembaga negara independen yang membidangi penilaian kebenaran proses administrasi dalam kenegaraan dan pemerintahan itu, semestinya mendapat perhatian saksama dari hakim. Apalagi sebagai atasan dalam kasus itu, sebelumnya Novel telah mendapat putusan sanksi sidang etik di lembaga kepolisian

atas kesalahan yang dilakukan bawahannya. Hal ini tentunya juga menjadi faktor yang meringankan—juga mengingat prinsip double jeopardi—seseorang tak boleh dihukum dua kali untuk kasus yang sama. Dengan semua itu, tentu amat dihargai ­upaya pimpinan KPK untuk membebaskan Novel Baswedan dari jerat kriminalisasi ter­ hadap gugus kekuatan inti KPK. Namun, sebai­ knya pimpinan KPK menyadari bahwa krimina­ lisasi tersebut merupakan bagian penting dari usaha pelemahan KPK. Dengan itu, diharapkan pimpinan KPK tidak terjebak pada pilihan yang justru membuat usaha pelemahan KPK lewat kriminalisasi itu terwujud dengan telak. ***

Puluhan Ribu Buruh

Demo di Istana Negara Pemerintah lebih fokus terhadap MEA. Akhirnya buruh berdemo menuntut keadilan dari pemerintah. Nova Lidarni

P

ULUHAN ribu buruh yang tergabung dalam Federal Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) dan Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) menggelar demonstrasi di depan Istana Negara, Sabtu (6/2). Demo para buruh dari beberapa perusahaan multinasional itu karena maraknya gelombang PHK yang menimpa rekanrekan mereka. Ketua KSPI Said Iqbal mengatakan demo buruh ini tidak hanya dilakukan di satu wilayah, tetapi akan dilakukan di sejumlah kota di Indonesia. Menurutnya, aksi unjuk rasa diikuti oleh kelompok buruh yang ber­ asal dari Bogor, Karawang, Cikarang, Tangerang, Surabaya, Batam, Bandung, Medan, Aceh, dan Makasar. “Demo buruh ini melibatkan kurang lebih 20 ribu buruh Indonesia yang ber­ asal dari pabrik elektronik dan juga otomotif. Buruh yang mengikuti demo ini adalah perwakilan dari 12 perusahaan di Indonesia,” kata Iqbal kepada wartawan dalam keterangan rilisnya, Sabtu (6/2). Tak jauh berbeda dengan aksi sebelumnya, dalam demo kemarin para buruh menuntut penghapusan sistem kerja

kontrak atau outsourcing dan peninjauan kembali Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2015 tentang Pengupahan. Sejumlah perusahaan yang menyatakan menutup usahanya di Indonesia, di antara­ nya PT Panasonic Lighting

Silakan unjuk rasa, tapi sopan dan baik. Yang melanggar, akan ditindak oleh aparat keamanan. Karena itu untuk kepentingan buruh sendiri. di Cikarang, Jawa Barat, dan Pasuruan, Jawa Timur, serta PT Toshiba Indonesia di Cikarang. Diperkirakan sebanyak 2.500 buruh bakal terkena PHK dari penutupan kedua pabrik elektronik itu. Kedua pabrik Panasonic Lighting ini resmi ditutup. Pabrik Toshiba di Cikarang, Bekasi, pun mengumumkan ditutup pada pertengahan Januari lalu. Saat ini pekerja tengah dalam proses negosiasi pesangon. Perusahaan akan resmi berhenti ber­ operasi Maret mendatang. Iqbal juga menjelaskan wajar jika demo buruh ini dilakukan, sebab kebijakan yang dikeluarkan pemerintah

tidak berpihak kepada mereka. “Pemerintah lebih fokus terhadap MEA. Akhirnya demo buruh ini dilakukan untuk menuntut keadilan dari pemerintah,” kata Said.

Sesuai Aturan Menanggapi demo buruh tersebut, Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan sepanjang tidak melanggar hukum dan tidak mengganggu keamanan, silakan saja demo sebab negara ini demokratis. “Demo silakan, ini negara demokratis. Asal jangan melanggar hukum, mengganggu keamanan, keluar dari jalur, harus sesuai aturan,” ujar JK usai menghadiri syukuran dan peluncuran buku ensiklopedi pemikiran Yusril Ihza Mahendra di Hotel Bidakara, Jakarta, kemarin. Menurutnya, jika ada demonstran yang melanggar aturan akan ditindak kepolisian. Ia berharap para buruh tidak membuat aksi demonstrasi yang rusuh karena hal itu justru akan membuat masalah besar lainnya, bukan untuk kepentingan buruh sendiri. “Buruh kan alami kesulitan kalau ekonomi turun. Jangan pula demo sambil sebabkan masalah lebih besar lagi. Silakan unjuk rasa tapi sopan dan baik. Yang melanggar, akan ditindak oleh aparat keamanan. Karena itu untuk kepentingan buruh sendiri,” kata dia. (MI/K1) nova@lampungpost.co.id

n ANTARA/ANIS EFIZUDIN

LONGSOR PURWOREJO. Tim SAR gabungan mencari korban yang tertimbun tanah longsor di Dusun Suwinong, Penungkulan, Gebang, Purworejo, Jawa Tengah, Sabtu (6/2). Tanah longsor yang terjadi akibat hujan deras sepanjang hari Jumat (5/2) menyebabkan tiga rumah hancur dan sedikitnya tujuh warga tewas tertimbun tanah longsor.

n ANTARA/WAHYU PUTRO A

TOLAK PHK BURUH. Buruh yang tergabung dalam Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) melakukan aksi di depan Istana Merdeka, Jakarta, Sabtu (6/2). Aksi yang diikuti ribuan buruh itu untuk menolak pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap buruh serta menuntut pemerintah mengantisipasi terjadinya PHK akibat tutupnya sejumlah pabrik di Indonesia.

HPN 2016, Kesempatan Promosikan Wisata Lombok MELALUI peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2016 yang digelar di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), diharapkan bisa mengembangkan intelektualitas pemuda di provinsi tersebut. “HPN memberi cakrawala baru dan membuka mata anak muda NTB bahwa pers penting untuk kemajuan,” ujar Gubernur NTB Zainul Majdi, saat peresmian pa­ meran HPN 2016 di Lom-

bok City Center, Mataram, NTB, Sabtu (6/2). Selain itu, ia juga mengatakan HPN 2016 berperan penting bagi sektor pariwisata NTB. Penyelenggaraan acara tersebut merupakan kesempatan untuk menyampaikan hal-hal baik di Lombok-Sumbawa. Sementara itu, pameran HPN 2016 kemarin diresmikan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkom-

info) Rudiantara yang dihadiri Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Margiono, Kepala Dinas Penerangan TNI AL Laksamana Pertama (Laksma) TNI M Zainudin, dan tokoh pers Bagir Manan. “Tujuan pameran ini adalah membawa perkembangan pers ke NTB, dan agar insan pers membuat NTB diwartakan keluar,” kata Rudiantara.

Pameran HPN 2016 memajang puluhan stan yang terdiri dari beberapa kategori, seperti perusahaan media, pemerintah daerah, dan objek pariwisata. Pameran ini merupakan salah satu agenda guna memeriahkan HPN 2016 yang puncak acaranya akan digelar 9 Februari di kawasan Mandalika Resort, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah. (MI/R5)

Presiden Diminta Tegas Tolak Revisi UU KPK

Asoka Luxury Promosi Paket Imlek

PRESIDEN Joko Widodo (Jokowi) diminta tegas untuk menolak rencana DPR yang akan melakukan revisi ter­ hadap UU No. 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Ketegasan Jokowi dibutuhkan agar sikap pemerintah dalam menolak usulan revisi UU KPK benar-benar membulat sehingga bisa membatalkan upaya pelemahan KPK. Politikus Partai Gerindra yang juga Ketua Badan Legislasi DPR, Supratman Andi Atgas, mengatakan DPR mempunyai kewenangan dalam membentuk atau mengubah UU. Namun, kewenangan tersebut tidak bisa dilakukan sewenang-wenang. Kewenangan baru bisa dilakukan jika ada persetujuan dari pemerintah. Jika pemerintah tegas menyatakan ketidaksetujuan-

MERAYAKAN Tahun Baru Imlek 2567, Asoka Luxury Hotel di Jalan Pulau Morotai No. 168, Bandar Lampung, me­n yiapkan berbagai promosi sebagai penghargaan dan p e l aya n a n ke p a d a t a munya. Vice Manager Asoka Luxury Hotel Lampung Tiara mengatakan Tahun Baru Imlek ini pihaknya mempersembahkan spesial promosi Gong Xi Fa Cai. Dalam promosi ini, konsumen bisa mendapatkan berbagai produk dengan harga terjangkau. “Penawaran menarik yang hanya bisa Anda dapatkan pada perayaan Imlek, pada 7 dan 8 Fe­ bruari 2016,” kata dia kepada Lampung Post, kemarin (6/2). Dalam promosi spesial

nya atas rencana perubahan UU KPK yang dinilai hanya akan melemahkan lembaga antirasywah tersebut, pembahasan revisi bisa segera dihentikan. “Presiden itu pemegang kekuasaan tertinggi. Walaupun para menteri yang membantunya menyatakan setuju, tapi presiden tidak bisa lepas tangan begitu saja,” ujar Supratman dalam sebuah acara diskusi di Jakarta, kemarin (6/2). Supratman melanjutkan Presiden harus bisa meng­atasi dinamika politik yang berada di internal pemerintahan kabinetnya. Sikap para menteri seperti Menkopolhukam Luhut Binsar Pandjaitan ataupun Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly yang berbeda pandangan dengan Presiden harus bisa disikapi. (MI/R5)

Gong Xi Fa Cai ini, Asoka Luxury Hotel Lampung menawarkan antara lain p a ke t I m l e k Su p e r i o r Room Promo hanya dengan Rp575 ribu sudah termasuk makan malam dan sarapan pagi untuk dua orang. “Selain itu, Anda juga bisa mendapatkan dimsum gratis dengan membeli promosi spesial food and beverage berupa chinese set menu seharga Rp480 ribu untuk empat orang,” kata dia. Tidak hanya itu, malam pe r aya a n Ta hun Ba r u Imlek akan semakin meriah dengan hadirnya angpau tree atau pohon angpau diiringi alunan chinese live music dan juga atraksi barongsai yang bisa dinikmati secara gratis. (AJI/R5)


WAWAN CARA LAMPUNG POST I MINGGU, 7 Februari 2016 I 9

REFLEKSI

Memaknai Monyet Api MENJELANG perayaan Imlek atau Tahun Baru Tionghoa (China) tahun 2567 pada 8 Februari 2016, negeri ini menerima kabar berita yang tidak mengenakkan untuk didengar. Dua perusahaan elektronik raksasa asal Jepang, yakni Panasonic dan Toshiba, menutup pabriknya di Indonesia. Akibatnya, lebih dari 2.500 karyawan bakal menjadi korban pemutuISKANDAR san hubungan kerja (PHK) dalam kurun ZULKARNAIN waktu Januari—Maret 2016. Wartawan Lampung Post Tak hanya dua perusahaan itu saja yang tutup pada bulan ini, sebuah perusahaan otomotif milik Amerika Serikat, Ford, juga menutup kerajaan bisnisnya di negeri ini. Ada apa denganmu? Akankah Indonesia tidak kondusif lagi untuk berinvestasi. Atau memang persaingan dagang yang terus mengglobal membuat perusahaan tersebut menjadi keok. Keterpurukan bisnis elektronik dan otomotif di atas tidak membuat Indonesia ikut bangkrut. Jika dihubungkan dengan shio (zodiak) Tahun Baru Tionghoa (China) 2267—monyet api, zodiak menurut astrologi Tiongkok; sebuah simbol ingin bangkit dari kekalahan. Monyet yang senang hidup di pohon menggambarkan bahwa hewan itu berusaha ingin berprestasi dan selalu menuju puncak kemenangan. Sedangkan api diyakini sebagai simbol energi kesuksesan. Shio monyet itu memaknai bahwa setiap orang memiliki sifat alami lain—ingin selalu muncul, lalu tanpa disadari berusaha mencapai tujuan dan prestasi. Sementara unsur api yang terdapat dalam tubuh manusia melambangkan tekad yang kuat. Begitulah Tiongkok menginspirasi bangsanya untuk berbuat lebih baik menuju kesuksesan. Pergantian Tahun Baru Imlek sering dijadikan sebagai momen penting untuk memprediksi nasib dan keberuntungan masa depan. Dalam banyak sikap dan tingkah laku dari hewat monyet menjadi lambang—pengaruh atas orang yang memercayai dan meyakininya. Kelincahan monyet itu menginspirasi perkembangan diri berfluktuatif yang relatif sangat cepat. Di balik itu, monyet memiliki sifat buruk, terkadang tidak komunikatif dan membisu. Perasaan malas dan cemas menghantuinya. Artinya, ia akan bisa bersikap oportunis dan cerdik berpetualang untuk mendapatkan sesuatu. Benarkah? Itu hanya sebuah ramalan untuk memotivasi diri agar pada 2016 ini tumbuh benih kesuksesan yang tidak direncanakan bisa menuju kesuksesan. Pesan tersirat dari shio itu, anak bangsa di negeri ini tak perlu bernostalgia dan membahas masa lalu kalau ingin menggapai kesuksesan. Shio itu diyakini oleh warga Tionghoa pada ribuan tahun. Menjelang Imlek, Sang Buddha mengundang seluruh hewan untuk menghadiri suatu pertemuan. Undangan itu dihadiri 12 binatang, yakni tikus, kerbau, macan, kelinci, naga, ular, kuda, kambing, monyet, ayam, anjing, dan babi. Kedua belas binatang itu juga memiliki sifatnya masing-masing. Kedua belas simbol binatang itu dipadukan dengan lima unsur alami atau komponen dasar yang menentukan alam semesta. Lima komponen dasar itu adalah besi (emas), air, kayu, api, dan bumi (tanah). Dengan perpaduan menjadi siklus 60 tahunan, itu dianggap warga Tionghoa memberi warna bagi kehidupan manusia di muka bumi. *** Banyak hal yang harus diketahui dari kelihaian warga Tionghoa. Kata Nabi, uthlubul ilma walau bishin (carilah ilmu sampai ke negeri Tiongkok). Walau hadis Nabi Muhammad saw itu derajatnya dinilai lemah oleh sebagian ulama, patut diambil makna dari titah Rasulullah. Tiongkok sangat unggul dalam peradaban ilmu pengetahuan dan kebudayaan. Tiongkok dengan sukses membuat uang koin dari besi pada tahun 200 sebelum Masehi (SM). Negeri itu juga memunculkan kesuksesanan Laksamana Cheng Ho sudah mengelilingi dunia pada 1500 M. Sedangkan Colombus—penemu Amerika—baru melakukan lawatan setelah 80 tahun Cheng Ho merajai maritim. Sedangkan kesuksesan di daratan, bangsa Tiongkok dengan bangga mempersembahkan sebuah tembok yang panjangnya ribuan kilometer membentang di pegunungan. Tembok yang masih berdiri kokoh itu dibangun pada 100 SM. Kesuksesan bangsa yang beradab pada ribuan tahun lalu itu, menjadikan perayaan Imlek 2016 sebagai momentum merajuk persaudaraan. Paling penting membangun relasi sosial di tengah bangsa yang terkena krisis global. Hal itu tidak terlepas dari pengaruh ajaran Konghucu yang dianut warga Tionghoa—penuh kekeluargaan dan kesantunan. Imlek juga merupakan wujud budaya dari etika kehidupan yang diturunkan nabinya bernama Konghucu. Mungkin dengan alasan itulah, bangsa ini baru sadar dari tidurnya selama 25 tahun—membuka kran kebebasan warga Tionghoa untuk membangun Indonesia. Maka pada masa pemerintahan Presiden Gus Dur dicabutlah larangan bagi warga Tionghoa untuk berpartisipasi dalam bernegara dan berbangsa. Kwik Kian Gie adalah warga keturunan pertama yang dinobatkan sebagai Menteri Perekonomian. Lalu pada era pemerintahan Megawati, Hari Raya Imlek ditetapkan sebagai hari libur nasional hingga sekarang ini. Gong Xi Fat Cai. n

MEA, Peluang bagi yang Gesit M

ASYARAKAT Ekonomi ASEAN atau MEA mulai dibuka pada awal 2016. Era ini menandai terbukanya pasar di seluruh negara-negara Asia Tenggara. Barang dan sumber daya manusia dari negara lain bisa masuk dengan bebas ke Indonesia. Pengusaha di Lampung menyambut positif adanya MEA ini. Lampung memiliki potensi untuk menjangkau pasar yang selama ini tidak pernah tersentuh. Barang dan kerajinan asal Lampung bisa dipasarkan ke sejumlah negara ASEAN. MEA juga memungkinkan banyak investasi masuk ke Lampung. Investor asing bisa mempertimbangkan Bumi Ruwa Jurai karena upah buruhnya tidak terlalu tinggi dibandingkan Jakarta. Pengusaha Tionghoa di Lampung, Herman Gani, sangat optimistis Lampung bisa mengimbangi persaingan di era MEA. Namun, ia mengkhawatirkan maraknya produk asing membuat masyarakat makin konsumtif. Wartawan Lampung Post Padli Ramdan dan fotografer Zainuddin mewawancarai Herman Gani di kediamannya, Rabu (3/2). Herman yang merupakan pengusaha properti dan pemilik Lecaza Biliar and Cafe ini menceritakan pengalamannya bertemu dengan sejumlah orang asing asal Malaysia, Singapura, dan Vietnam yang mulai menjajaki bisnis di Lampung. Berikut wawancara lengkap Lampung Post dengan Herman Gani. Bagaimana Anda sebagai pengusaha asal Lampung melihat dimulainya MEA? Jujur saja bagi Indonesia adanya MEA akan lebih baik. Yang pertama dari segi kesempatan pengusaha kita bisa memasarkan produk ke daerah ASEAN. Cukup banyak produk yang bisa dipasarkan ke masyarakat di ASEAN. Kendala yang dihadapi untuk ekspor adalah menjangkau orang di Asia Tenggara yang kebetulan satu line bisnis dengan mereka. MEA membuat Indonesia membuka diri sehingga pengusaha ASEAN bisa masuk dan berkolaborasi dengan pengusaha lokal. Di samping itu, kita bisa dapatkan produk lain yang selama tidak terjangkau karena dimonopoli oleh pengusaha besar. MEA membuka peluang bagi pengusaha lokal untuk maju dengan syarat bagi mereka yang gesit yang bisa mengambil kesempatan. Di Lampung yang datang dari ASEAN sudah banyak. Mereka sudah mulai survei ke sini untuk melihat potensi pasar dan membuka kantor dan menempatkan orang-orangnya termasuk merekrut sumber daya manusia lokal staf. Bagi kita tentu lebih banyak positifnya. Pemerintah perlu membantu pengusaha yang produknya agak sulit berasing di luar, karena ongkos produksi tidak terlalu murah. Kita bisa bersaing ekspor kalau harga murah. Kadang kita lebih tinggi karena ada beban pajak dan tanaga kerja. Bagaimana ada melihat daya saing produk asal Lampung? Banyak peroduk asal Lampung yang sudah masuk ekspor. Misalnya Wong Coco, PT Great Giant Pineapple, dan Bumi Waras. Dengan masuknya MEA, kita punya kesempatan yang lebih besar. Yang harus kita waspadai adalah maraknya produk asing yang masuk sehingga memancing orang untuk semakin konsumtif. Misalnya, banyak barang elektronik yang lebih murah. Pemerintah hanya bisa mengimbau masyarakat agar tidak terlalu konsumtif. Apalagi, ekonomi sekarang tidak terlalu baik sehingga cobalah hemat dan pergu-

nakan uang sesuai kebutuhan. Yang Anda sebutkan kebanyakan produk industri besar. Bagaimana peluang industri kecil atau usaha kecil di Lampung dalam menghadapi MEA? Industri kecil seperti kerajinan tangan tidak kalah. Selama ini hasik kerajinan mau ekspor tidak bisa karena tidak tahu harus ke mana. Dengan adanya MEA, kita bisa mencoba masuk ke negara lain melalui kedutaan bsar atau Dekranasda. Jika ada tekad untuk berkembang dan maju, kita bisa menikmati sedikit pasar yang selama ini tidak bisa kita nikmati. Saya tidak ragu sama sekali kita akan kalah. Saya yakin masih punya harapan. Di bawah pemerintahan Jokowi saya yakin sudah dipersiapakan dengan baik adanya MEA. Apalagi, menteri orangorang muda sehingga lebih memperhatikan dan lebih gesit. Cuma sejauh mana keberhasilannya, ini wallahualam, tidak tahu. Tergantung prajin kita sendiri. Anda menemukan sudah ada perwakilan asing yang masuk ke Lampung untuk menjajaki bisnis? Cukup banyak yang saya temui. Mereka masuk dari Jakarta ke Lampung. Mereka dari Malaysia, Thailand, Singapura, dan Vietnam. Ada juga dari Korea. Saya ketemu di pesawat dan saya ajak ngobrol. Mereka mengaku hanya visit ke Lampung karena sebentar lagi MEA. Mereka diutus perusahaan untuk melihat keadaan dan menjajaki pasar di Lampung. Bisa saja invertasi nanti makin meningkat. Saingan berat kita itu Vietnam karena tanaga kerja lebih murah tapi produktivitasnya cukup baik. Bukan sedikit perusahaan yang masuk ke sana karena tenaga kerja lebih murah. Tenaga kerja di tempat kita yang mempunyai keterampilan masih kurang. Harus kita tingkatkan lagi. Lapangan kerja di luar negeri sangat banyak dan terbuka. Misalnya di Singapura butuh tenaga konstruksi dan mereka impor tenaga kerja. Dari Indonesia pun ada, tapi jumlahnya terbatas. Pembantu rumah tangga juga makin banyak dari Filipina. Mereka masuk ke Singapura dan Hong Kong karena menguasai bahasa Inggris. Kita masih terkendala bahasa. Padahal, bekerja di Singapura gajinya lebih tinggi dan majikannya lebih baik. Sementara pembatu rumah tangga asal Indonesia memilih ke Malaysia dan Timur Tengah karena faktor bahasa, padahal banyak terjadi kasus kekerasan di sana. Apa peluang usaha pengusaha Tionghoa dan pengusaha lokal di Lampung sama dalam menghadapi MEA? Prospek sama, pribumi dan Tinghoa. Kami di Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Lampung tekadnya cuma satu membantu saudara yang belum beruntung. Kami bukan memberi uang, tapi pengetahuan dan keterampilan. Mengapa sedikit warga Tionghoa di Lampung yang tertarik ke politik? Ada, tapi tidak banyak. Yang muncul baru Hartarto Lojaya dan Sudin. Ini soal keluarga. Saya dari kecil tidak dididik politik. Kakek saya hidup sosial. Saya didorong untuk ikut bergerak di bidang sosial. Ini

bergantung pada pribadi masing-masing. Ada juga yang maju mencalonkan diri, tapi gagal. Bagaimana perlakuan yang diterima warga Tinghoa saat ini dibandingkan saat Zaman Orde Baru? Apa masih ada diskriminasi? Sekarang jauh lebih berubah. Perubahan paling besar terjadi saat masa Presiden Gusdur. Ia malah mengaku darahnya Cina. Dampaknya cukup baik. Dia yang mengizinkan perayaan Imlek, padahal dahulu dilarang. Peranan masyarakat Tionghoa dalam bidang apa saja makin membaik. Selama ini yang baru dikenal Ahok (Gubernur Jakarta). Pada zaman Suharto yang menikmati perlakuan khusus kelompok elite Tionghoa yang jumlahnya sangat sedikit. Yang di bawah tetap sengsara. Terakhir saat era SBY yang mengeluarkan Keputusan Presiden agar tidak boleh lagi memakai kata Cina. Kami pun diangkat sebagai salah satu suku di Indonesia. Hal ini memang layak diterima karena ada peran orang Tionghoa dalam membantu kemerdekaan Indonesia. (PADLI/M2)

BIODATA:

Nama : Herman Gani Kelahiran : Padang, 22 juni 1954 Pendidikan : Sarja Teknik Sipil STTN Jakarta Pengalaman : Dewan Pembina PSMTI Lampung Sekretaris Pembina STIE Gentiaras Ketua Dewan Penasihat Apresi Lampung

n LAMPUNG POST /DOK

PARTISIPASI OPINI

Lampung Post menerima opini orisinal dan tidak dikirim ke media lain, tak lebih dari 5.000 karakter. Kirim via e-mail ke redaksi@lampungpost.co.id dan redaksilampost@yahoo.com dengan mencantumkan nomor kontak dan rekening bank. Kami mengutamakan tulisan yang mengkaji fenomena aktual di lingkungan masyarakat Lampung. Setiap artikel/tulisan, foto atau materi apa pun yang telah dimuat di Lampung Post dapat dipublikasikan atau dialihwujudkan kembali dalam format digital dan atau nondigital tetap merupakan bagian dari harian ini.

Direktur: Usman Kansong. Pemimpin Umum: Bambang Eka Wijaya. Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab: Iskandar Zulkarnain. Pemimpin Perusahaan: Prianto A. Suryono. Dewan Redaksi Media Group: Bambang Eka Wijaya, Djadjat Sudradjat, Elman Saragih, Gaudensius Suhardi, Laurens Tato, Lestari Moerdijat, Najwa Shihab, Putra Nababan, Rahni Lowhur Schad, Saur Hutabarat, Suryopratomo, Usman Kansong. Kepala Divisi Pemberitaan: D. Widodo. Kepala Divisi Content Enrichment: Iskak Susanto. Kepala Divisi Percetakan: Kresna Murti. Kepala Divisi Radio: Iwan Marliansyah. Asisten Kepala Divisi: Nova Lidarni, Musta’an Basran, Umar Bakti, Sri Agustina. Sekretariat Redaksi: Nani Hasnia.

09_070216 WAWANCARA.indd 1

Redaktur: Muharram Candra Lugina, Padli Ramdan, Rinda Mulyani, Vera Aglisa, Wiwik Hastutii.

Desain Grafis/Foto Redaktur: Hendrivan Gumala, Asisten Redaktur: Sugeng Riyadi, Nurul Fahmi, Ridwansyah.

Asisten Redaktur: Abdul Gofur, Aris Susanto, Delima Natalia Napitupulu, Dian Wahyu Kusuma, Eka Setiawan, Fathul Mu’in, Iyar Jarkasih, Ricky P. Marly, Susilowati, Wandi Barboy.

Staf Khusus Biro Daerah: M. Natsir (Koordinator).

Liputan Bandar Lampung: Adi Sunaryo, Deni Zulniyadi, Febi Herumanika, Firman Luqmanul Hakim, Ikhsan Dwi Satrio, M Umarudinsyah Mokoagow, Nur Jannah, Umar Wira Hadi Kusuma, Zainuddin, . Liputan Jakarta: Hesma Eryani. Radio SAI-LAMPOST.CO. Redaktur: Isnovan Djamaludin. Asisten Redaktur: Gesa Vitara. Publishing (Tabloid, Majalah, Buku): Rahmat Hidayat, Djadi Satmiko. Content Enrichment Bahasa: Wiji Sukamto (Asisten Redaktur), Chairil, Kurniawan, Aldianta.

Biro Wilayah Utara (Lampung Utara, Way Kanan, Lampung Barat): Mat Saleh (Kabiro), Aripsah (Asisten Kabiro), Eliyah, Hari Supriyono, Hendri Rosadi, Yudhi Hardiyanto, Candra Putra Wijaya, Yon Fisoma, Fajar Nafitra. Biro Wilayah Tengah (Lampung Tengah, Metro, Lampung Timur): Chairuddin (Kabiro), M. Wahyuning Pamungkas (Asisten Kabiro), Agus Chandra, Agus Susanto, Andika Suhendra, Djoni Hartawan Jaya, Ikhwanuddin, M. M. Lutfi, Suprayogi, Musannif Effendi Y. Biro Wilayah Timur (Tulangbawang, Mesuji, Tulangbawang Barat): Juan Santoso Situmeang (Kabiro), Merwan, Rian Pranata. Biro Wilayah Barat (Tanggamus, Pringsewu, Pesawaran): Widodo (Kabiro), Abu Umarali, Mif Sulaiman, Sudiono, Ahmad Amri.

Biro Wilayah Selatan (Lampung Selatan): Herwansyah (Kabiro), Aan Kridolaksono, Juwantoro, Usdiman Genti. Business Development: Amiruddin Sormin. Senior Account Manager Jakarta: Pinta R Damanik. Senior Account Manager Lampung: Syarifudin. Account Manager Lampung: Edy Haryanto. Account Manager Iklan Biro: Siti Fatimah. Manager Sirkulasi: Indra Sutaryoto. Manager Keuangan & Akunting: Rosmawati Harahap. Alamat Redaksi dan Pemasaran: Jl. Soekarno Hatta No.108, Rajabasa, Bandar Lampung, Telp: (0721) 783693 (hunting), 773888 (redaksi). Faks: (0721) 783578 (redaksi), 783598 (usaha). http://www.lampost.co e-mail: redaksi@ lampungpost.co.id, redaksilampost@yahoo.com. Jakarta: Gedung Media Indonesia, Kompleks Delta Kedoya, Jl. Pilar Raya Kav. A-D, Kedoya Selatan, Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Telp: (021) 5812088 (hunting), 5812107, Faks: (021) 5812113. Kalianda: Jl. Soekarno-Hatta No. 31, Kalianda, Telp/Fax: (0727) 323130. Pringsewu: Jl. Ki Hajar Dewan-

tara No.1093, Telp/Fax: (0729) 22900. Kotaagung: Jl. Ir. H. Juanda, Telp/Fax: (0722) 21708. Metro: Jl. Diponegoro No. 22 Telp/Fax: (0725) 47275. Kotabumi: Jl. Pemasyarakatan Telp/Fax: (0724) 26290. Liwa: Jl. Raden Intan No. 69. Telp/Fax: (0728) 21281. Penerbit: PT Masa Kini Mandiri. SIUPP: SK Menpen RI No.150/Menpen/SIUPP/A.7/1986 15 April 1986. Percetakan: PT Masa Kini Mandiri, Jl. Soekarno - Hatta No. 108, Rajabasa, Bandar Lampung Isi di Luar Tanggung Jawab Percetakan. Harga: Eceran per eksemplar Rp3.000 Langganan per bulan Rp75.000 (luar kota + ongkos kirim).

DALAM MELAKSANAKAN TUGAS JURNALISTIK, WARTAWAN LAMPUNG POST DILENGKAPI KARTU PERS DAN TIDAK DIPERKENANKAN MENERIMA ATAU MEMINTA IMBALAN DENGAN ALASAN APA PUN. Member of Media Group

06/02/2016 14:43:00


KULINER MINGGU, 7 februari 2016 LAMPUNG POST Hlm.10

n LAMPUNG POST/ZAINUDDIN

Kue keranjang yang baru selesai dicetak.

n LAMPUNG POST/ZAINUDDIN

Rere, reporter cilik Lampung Post, menunjukkan kue keranjang yang siap dipasarkan.

Kue Keranjang Bermakna Persaudaraan dan Kegembiraan P

ERAYAAN Imlek yang merupakan tradisi turun-temurun kaum Tionghoa ini tidak lengkap tanpa sajian kue keranjang. Mengapa disebut kue keranjang, karena kue ini dicetak dalam keranjang dan hanya dibuat secara banyak setahun sekali, yakni menjelang Imlek. Di Indonesia, kue keranjang memiliki sebutan yang berbeda–beda. Misalnya, di daerah Banten dikenal dengan kue tutun, sedangkan di Jawa Barat disebut dodol cina. Oleh orang Tionghoa disebut nian gao atau ni-kwe. Dengan begitu, kue keranjang telah diproduksi di berbagai kota di Indoensia, seperti Tangerang, Bogor, Palembang, Bandung, Surabaya, Medan, bahkan di Lampung. Di Sai Bumi Ruwa Jurai, menjelang Imlek, masyarakat Tionghoa terlihat mulai membuat kue keranjang yang terbuat dari tepung ketan dan gula. Ditemui di sela-sela pembuatan kue keranjang di rumah Auw Sin Kiauw, kue keranjang tampak sudah siap menghiasi Imlek. Menurut Auw Sin Kiauw yang biasa dipanggil Kiauw, nama ini menjadi label dari kue keranjang buatannya. “Saya sudah 20 tahun membuat kue keranjang yang saya kasih lebel Kiauw. Pembuatan kue ini menjadi turun-menurun dalam keluarga kami,” katanya. Menyaksikan langsung proses

n LAMPUNG POST/ZAINUDDIN

Kue keranjang yang sudah jadi dikemas dan siap dikirim ke pemesan. pembuatan kue keranjang terdapat beberapa pekerja laki-laki. Mereka mengolah adonan tepung ketan dan gula menggunakan mesin. Ada pula yang mengaluskannya menggunakan tangan. Setelah adonan tersebut jadi, lalu dibiarkan selama 7—8 jam. Kemudian, mereka mempersiapkan

PENYEMBUHAN SPEKTAKULER

SHIN SHE INTI SEHAT

SPECIAL KANKER DAN DIABETES TANPA OPERASI DAN AMPUTASI IZIN DINKES 500/41/DKK/XI/2010 KEJARI : NO. B.21/N-7-10/DPS.5/02/2011 ALAMAT PRAKTEK MENETAP : Jl. Pangeran Antasari (Samping GIANT) Gg Waru No. 1 No.7 RT.010/003 Kel. Kali Balok Kencana - Kec. Sukabumi Bandar Lampung

INFORMASI PELAYANAN : 0821 3141 5198

shin she

INTI SEHAT

TIDAK BUKA CABANG

BUKA PRAKTEK : HARI SENIN - SABTU PAGI JAM : 08.00 s.d. 12.00 SORE JAM : 14.00 s.d. 20.00

HARI MINGGU / HARI LIBUR TUTUP

ANDA DATANG SAKIT,

10_070216 PENTAS.indd 1

keranjang cetakan yang disusun rapi dan sudah dialasi plastik berminyak agar tidak lengket. Barulah adonan yang sudah diolah itu dicetak dalam keranjang tersebut. Setelah dicetak, lalu diberi label pada bagian tengahnya. Saat itu kue tersbut masih halus atau belum mengeras.

“Kue yang masih halus ini bisa langsung dinikmati. Jika ingin yang keras, harus menunggu selama tiga hari,” ujar Kiauw atau biasa disapa Mbah oleh masyarakat sekitar. Perayaan Imlek mengandung berbagai filosofi, mulai dari lampion, warna merah, cheongsam, dan kue

Banyak cara ditawarkan pada saat ini mengenai penyembuhan alternatif dan anda sudah banyak berobat tapui belum mendapatkan hasil yang memuaskan. kami memberikan bukti dengan tingkat penyembuhan ceopat dan maksimal, dengan sistem yang telah teruji secara klinis. Kami mengobati penyakit yang parah / menahun baik lama maupun baru dengan menggunakan metode khusus tanpa operasi sistem penyembuhan ini diterapkan langsung pada penyakit yang anda rasakan.

Penyakit Ganas Mematikan KANKER KANKER KANKER KANKER KANKER KANKER KANKER KANKER

/ TUMOR PAYUDARA MIOM / KISTA MATA TULANG USUS RAHIM HATI PARIKOKER

ANDA PULANG MINUM OBAT

keranjang. Kue keranjang memiliki filosofi atau makna yang sudah ada secara turun-menurun. Makna kue keranjang begitu detail mulai dari pembuatannya dari tepung ketan, yang hasilnya lengket ini menggambarkan persaudaraan yang erat. Bila menggigit kue keranjang, yang pertama dirasakan adalah rasanya sangat manis, hal ini diyakini memiliki makna kegembiraan. Ditemui di berbagi tempat mana pun, kue keranjang berbentuk bulat, hal ini melambangkan pesan kekeluargaan. Keunggulan lainnya dari kue keranjang ialah memiliki daya tahan yang sangat lama, bahkan bisa bertahan lebih dari satu tahun, ini mengartikan suatu hubungan kekerabatan yang abadi. “Dalam kue keranjang menyimpan berbagai makna, seperti pembuatannya yang membutuhkan waktu 7 hingga 8 jam, hal ini melambangkan kesabaran dan keteguhan,” kata Kiauw. Jadi, kue keranjang tak pernah tertinggal dalam acara Imlek. Cara penyajiannya dibuat dengan berbagai aneka kreasi bergantung selera masing–masing. Kue keranjang ada yang goreng secara langsung karena rasanya yang sudah manis, ada pula yang diolah kembali digoreng atau dikukus. (*1/M2)

DIABETES KEMBALI Ramuan pakar herbal memperbaiki NORMAL fungsi pankreas menurunkan kadar gula darah beriut komplikasinya speeti : ganguan mata, ujung jari kesemutan, lemas, jantung, hipertensi, ginjal, lever, kulit dan syarat dan terus menurunnya Amputasi stamina bila tidak diobati terjadilah kelumpuhan..!!

STOP..!

Penyakit Mata MATA KATARAK MATA RABUN MATA MIN/PLUS

Siphilis / Raja singa Kurang Gairah Lemah Syahwat

MATA MERAH TUMOR MATA SYARAF MATA

Menetralisir akibat suntikan silikon Membuat pria perkasa

Penyakit Umum MAAG/ LAMBUNG REUMATIK ASAM URAT

KEPUTIHAN SINUSITIS AMANDEL DLL

INSYA ALLAH SEHAT SEMPURNA

06/02/2016 0:16:02


KOMU NITAS

MINGGU, 7 februari 2016 LAMPUNG POST Hlm.11

Berpikir Global Bertindak Lokal Traveling ke berbagai daerah dan ke luar negeri adalah salah satu kegiatan Komunitas Cangkir. RUDIYANSYAH

D

I penghujung 2015, sepuluh orang pegiat Komunitas Cangkir Kamisan beranjak menuju Malaysia dan Singapura. “Pikiran melangit, hati membumi”, demikian disampaikan Erik Pujianto menggambarkan keikutsertaannya dalam jalan-jalan ke luar negeri bersama Komunitas Cangkir akhir tahun 2015 lalu. Erik, pegiat bank sampah, adalah satu dari 10 orang pegiat Komunitas Cangkir yang ikut traveling ke Malaysia dan Singapura. Erik mengaku menabung selama setahun dari sampah yang kemudian membawanya terbang pertama kalinya ke luar negeri. “Hampir seluruh kawan-kawan yang berangkat itu ya pertama kalinya ke luar negeri, malah ada yang pertama kali naik pesawat,” kata dia. Buat Erik, ini adalah perjalanan pertamanya ke luar negeri sekaligus pertama kalinya naik pesawat. “Ke-

marin sempat mau diutus komunitas ke Makassar naik pesawat, tapi enggak jadi. Eh akhirnya jadi juga naik pesawat, ke luar negeri malah,” kata dia. Erik dan kawan-kawannya merencanakan perjalanan ini, mulai dari membuat paspor, memesan tiket sejak jauh-jauh hari, hingga merencanakan keberangkatan, makan, dan akomodasi, semua direncanakan dengan baik. Erik mengaku hanya menghabiskan biaya Rp2,5 juta, mulai dari mengurus paspor, tiket pulang pergi, akomodasi perjalanan, plus membeli oleh-oleh selama empat malam lima hari di Singapura dan Malaysia. Erik mengaku pengalaman mempersiapkan perjalanan untuk rombongan adalah pengalaman yang mengasyikkan. “Karena bujet yang minim, kami terpaksa belajar cermat mengatur penginapan, makan, dan itu sekaligus membantah anggapan bahwa jalan-jalan ke luar negeri itu mahal,” kata pemuda yang didaulat sebagai bendahara perjalanan. Di samping itu, menurut Erik, selama mempersiapkan perjalanan dirinya melakukan riset di internet mengenai rute, penginapan murah, tempat makan murah untuk kemudian dibagikan kepada rekan-rekannya untuk didiskusikan. Lain dengan Erik, Diyan Ahmad

n DOK KOMUNITAS CANGKIR

JALAN-JALAN. Sejumlah pegiat Komunitas Cangkir, Kota Metro, yang traveling ke Malaysia dan Singapura, beberapa waktu lalu. Selain mengunjungi tempat wisata, mereka juga membawa misi mempromosikan produk dan brand-brand lokal asal Metro. Kusuma mengaku mengikuti berbagai lomba menulis untuk biaya perjalanan. ‘Alhamdulillah jelang keberangkatan saya memenangkan hadiah lomba menulis yang hadiahnya cukup untuk membayar tiket perjalanan,” kata Diyan. Di Malaysia tentunya selain mengunjungi objek-objek wisata, Erik dan rekan-rekannya juga mengunjungi Universitas Kebangsaan Malaysia (UKM). “Kebetulan ada teman kami yang studi di sana dan kami mengunjunginya. Kalau di Singapura kami lebih banyak jalan-jalannya,” ujar Erik. Selain melakukan traveling, para pegiat komunitas itu juga membawa misi mempromosikan produk dan brandbrand lokal asal Metro. “Ada yang titip kaus, kresbag, CD dan lain-lain untuk diminta berfoto sebagai bahan promosi, jadi sebenarnya enggak murni jalan-jalan juga sih,” kata Erik. Traveling ke berbagai daerah dan ke luar negeri adaah salah satu kegiatan Komunitas Cangkir. “Pertengahan 2015 kami belajar ke Bandung dan akhir

tahun kami ke Malaysia dan Singapura, di awal 2016 ada dua rekan kami yang kembali melakukan perjalanan ke Thailand dan Vietnam,” ujar Dharma Setyawan, dosen STAIN Metro yang juga pegiat Komunitas Cangkir. Dharma menuturkan traveling ini adalah salah satu cara mereka belajar, menambah wawasan dan inspirasi. “Kami sepakat dengan slogan semua orang itu guru dan semua tempat adalah sekolah.” Lebih lanjut Dharma menjelaskan program belajar sambil traveling ini mewajibkan setiap pesertanya menuliskan pengalamannya selama traveling, ada banyak cerita menarik tentunnya. “Ada yang menuliskan pengalamannya di imigrasi, persoalan tata kota dan ruang hijau, persoalan bahasa hingga hal-hal unik selama perjalanan,” kata dia. Hal senada dikatakan Rinaldi, yang mengaku bertambah luas wawasannya. “Dengan melihat dunia luar, kami tentu bertambah wawasan, jejaring, dan yang paling penting adalah pen-

galaman.” Rinaldi mengaku mengumpulkan uang lewat berjualan kaus untuk mengikuti perjalanan ini. Meskipun tak menguasai bahasa Inggris, Rinaldi mengaku semakin percaya diri setelah mengikuti perjalanan ke luar negri. “Di samping percaya diri, saya merasa mengalami kemajuan cara berpikir, bertemu dengan orang banyak dan berbagai latar belakang membuat saya merasa menjadi pribadi yang lebih terbuka dan mudah beradaptasi. Hal ini tentu sangat berguna ketika sudah terjun di dunia kerja,” kata mahasiswa pascasarjana STAIN Metro. Sementara Arif mengaku pengalaman yang ia dapatkan selama perjalanan adalah bagaimana tepat waktu. Tepat waktu adalah hal utama yag tidak boleh dilanggar oleh traveler. Terlambat satu menit saja, bisa membuat rencana perjalanan jadi berantakan. “Budaya tepat waktu ini akan menjadi kebiasaan yang baik yang saya pelajari,” ujarnya. (RLS/M1) rudiyansyah@lampungpost.co.id

n DOK KOMUNITAS CANGKIR

11_070216 KOMUNITAS.indd 1

06/02/2016 17:00:40


DUNIA ANAK

MINGGU, 7 februari 2016 LAMPUNG POST Hlm.12

Adik Baru Mohamad Thobi

“AKU pulang!” kataku sambil meletakkan tas. Heran deh, semua ke mana sih?! Kok rumah sepi banget. “Grace! Mama! Papa! Kakak!” Aku memanggil adikku, mama, papa, dan kakakku. Mereka semua ke mana sih? Aku mencari ke manamana tetap aja enggak ketemu. Sampai ketika aku tiba di ruang makan. “Mereka pergi?!” Aku terkejut menemukan surat yang menempel di kulkas. Surat itu mengatakan bahwa kakak sedang pergi dan Mama, Papa, serta Grace, adikku ke rumah sakit. Siapa yang sakit? Grace enggak pernah sakit selama ia hidup. Mama? Aku tidak percaya. Bukan, bukan Mama! Papa? Ohh.... apa jadinya kalau Papa sakit? “Dik?” sebuah suara mengejutkan aku. Ternyata itu kakakku, Nindy. “Kamu sudah pulang, ya?” tanya kakakku. “Iya ini aku,” jawabku. “Kamu di mana?” tanya kakakku lagi. “Di ruang makan,” jawabku. Suara langkah kaki kakakku terdengar hingga akhirnya kakakku sampai di ruang makan. Tepat di depanku. “Kamu di sini rupanya. Kok, belum ganti baju?” tanyanya. “Kak, siapa sih yang sakit?” tanyaku tidak memedulikan pertanyaannya. “Eh, Kakak juga enggak tahu. Memang ada yang sakit, ya?” tanya kakakku. “Kak Nindy jangan pura-pura enggak tahu! Kakak pergi ke mana tadi?” tanyaku tegas. Kakakku terlihat bingung. Ia hendak berbalik, tapi aku menahannya. “Sumpah! Kakak enggak tahu Marsha,” jawab kakakku. “Kak Nindy, surat ini bilang bahwa Papa, Mama, dan Grace pergi ke rumah sakit. Jawab dulu pertanyaan aku, Kak! Siapa yang sakit. Kalau berita gembira, aku janji akan tersenyum. Janji,” ujarku. “Tapi siapa yang sakit?” “Mama. Mama...” Kakakku berlari ke kamarnya. Aku mengejar Kak Nindy, tapi pintu kamarnya dengan cepat tertutup sebelum aku sempat memasukinya. “Apa yang terjadi sama Mama. Apa Mama hamil?” Aku tersenyum membayangkan Mama hamil. Tapi... Kring! Kring! Kring! “Halo?” Aku pun segera mengangkat telepon rumah yang berbunyi. “Sayang, kamu sudah pulang, kan?” ternyata yang telepon itu Papa. “Iya Pa. Ada apa Papa di rumah sakit? Kawan

Papa sakit? Atau apa? Kak Nindy di kamar Pa. Tidur,” jawabku berbohong. “Jadi Nindy sudah pulang? Oh iya, sebentar lagi Papa ke rumah mau jemput kamu buat ke rumah sakit. Pertanyaan kamu akan terjawab setelah kamu berada di rumah sakit,” ujar Papa. “Hah, pergi ke rumah sakit? Mau apa?” ta­ nyaku heran. “Sudah. Papa cuma memastikan kamu ada di rumah. Ya sudah, Papa berangkat dulu ya sayang!” telepon ditutup. Aku menggigit bibir. Sepertinya Papa sedang riang ketika menelepon tadi! *** “Papa!” aku berlari keluar karena mende­ ngar klakson mobil Papa. Papa keluar dari mobil dengan wajah penuh senyum. Aku heran dengan sikap Papa, tapi aku tetap tersenyum menyongsong Papa. “Mana Kak Nindy?” tanya Papa. “Di kamar,” jawabku.

SAHABAT

Shafina dan Shafana Ingin Jadi Artis dan Polwan ASSALAMUALAIKUM, salam kenal sahabat. Perkenalkan, kami adalah dua bersaudara kembar bernama Feiruza Shafina Putri Ralia yang biasa dipanggil Shafina dan kakak Feiruza Shafana Putri Ralia atau Shafana. Kami berdua lahir di Bandar Lampung, 31 Juli 2006, dari ayah bernama Subadra Yani Moersalin dan ibu Lia Yuliana Margaretha. Sekarang kami bersekolah di SD Persit Kartika Jaya, Bandar Lampung, kelas IVF. Kata teman-teman, kami seperti Upin-Upin-nya sekolahku. Kami ini kembar identik, untuk membedakannya Shafana agak cadel dan sulit mengucapkan huruf R. Oh iya, meski kembar, kami memiliki cita-cita yang berbeda. Shafina yang agak feminin ingin menjadi artis karena senang menyanyi, karaoke, main alat musik, menari, fashion show sampai berakting di depan kaca. Kalau Shafana yang agak tomboi ingin menjadi polisi wanita (polwan) karena suka olahraga taekwondo. Buat sahabat yang ingin kenal lebih dekat dengan kami berdua, jangan ragu untuk main ke rumah kami ya di Jalan Terusan Way Umpu, Pahoman, Bandar Lampung. Salam. (M1)

12_7 2016 DUNIA ANAK.indd 1

“Panggil sana! Kita ajak Kak Nindy sekalian!” perintah Papa. “Siap Pa!” aku melesat ke kamar kak Nindy. “Kak Nindy, ayo keluar, ada Papa. Kita mau ke rumah sakit!” panggilku. Kak Nindy pun keluar dengan tersenyum. Ada apa sih, semuanya pada senyum? Pikirku kebingungan. “Ayo kita keluar!” ajak Kak Nindy. “Bukannya aku yang ajak pertama kali?” tanyaku. “Sudahlah, yuk!” ujar Kak Nindy. “Okelah.” Kami berdua pun menyusul Papa keluar. Papa sudah masuk lagi ke mobil, jadi aku dan Kak Nindy tinggal masuk ke mobil saja. Akhirnya mobil meluncur ke jalan. Aku menatap kak Nindy yang tersenyum penuh rahasia. “Ada apa, sih, Kak?” tanyaku akhirnya. “Rahasia!” jawab Kak Nindy. “Ih! Sebal deh, yang jujur. Ada apa sebenarnya?” tanyaku sedikit kesal.

“Rahasia!” jawab Kak Nindy lagi. “Bukannya tadi kakak sedih?! Uh, kak Nindy aneh-aneh saja. Tadi sedih sekarang girang banget! Ada apa sih?!” tanyaku kini lebih memperjelas bahwa aku benar-benar tidak tahu dan Kakakku tahu. “Rahasia ah!” jawab Kak Nindy. Kenapa sih, Kak Nindy tutup mulut? Perlu dicurigai nih! Pikirku. Akhirnya tiba juga di rumah sakit... “Kamar nomor 204!” ujar Papa memberi tahu. Maksudku memberi tahu Kak Nindy. Bukan memberi tahu aku. Huh! Papa mulai membuat “tanda-tanda” nih! Tiba di kamar 204... “Grace, kamu di dalam?” tanyaku sambil mengetuk pintu. “Iya Kak Marsha!” jawab Grace dari dalam. “Kakak masuk, ya?” tanyaku kepada Grace. “Aku bukakan pintu untuk Kakak!” langkah kaki kecil Grace terdengar menuju pintu. Pintu pun terbuka. Aku, Kak Nindy, dan Papa masuk. “Mama?” Aku melihat Mama berbaring di ranjang. “Iya sayang. Maaf ya, Mama dan semuanya membohongi kamu. Kami hendak mengerjai kamu. Mama hamil sayang,” jawab Mama sambil tersenyum. “Hamil?! Ha ha ha! Cewek apa cowok?” ta­ nyaku gembira. “Belum tahu,” jawab Mama. “Oh iya ya!” tawaku. “Berapa bulan?” “Baru 1. Jalan 2,” jawab Mama. “Duh penasaran, nih!” Papa ikut-ikutan. “Iya!” Aku mengiyakan. “Kamu sudah makan sayang?” tanya Mama. “Belum,” jawabku. “Ini ada makanan buat kamu sama Kakak.” Mama menunjuk meja yang ada tiga bungkus makanannya. “Terima kasih, ya, Ma!” Aku mencium pipi Mama dengan penuh kasih sayang dan riang gembira. Delapan bulan kemudian... “Yes! Aku punya adik!” seruku. “Senangnya!” Grace melompat-lompat kegirangan. “Iya.” Kak Nindy mencium adik kami, Nicyta Alfa Aususan. Namanya Susan. Bayi perempuan menambah kegembiraan kerajaan kami. Keraja­ an kasih sayang yang tidak pernah terlupakan. Kerajaan cinta. Istana adalah rumah kami. Se­perti “Rumahku adalah istanaku.” Di situlah kami tinggal. Senangnya punya adik baru. n

MEWARNAI

TEMAN-teman, yuk mengasah kreativitas kita dengan mewarnai. Hasil mewarnai teman-teman bisa dikirimkan ke: Redaksi Lampung Post di Jalan Soekarno-Hatta No. 108 Rajabasa, Bandar Lampung. Ditunggu ya.

06/02/2016 1:32:23


REporter cilik

MINGGU, 7 februari 2016 LAMPUNG POST

13

n LAMPUNG POST/ZAINUDDIN

Tiga reporter cilik Lampung Post, yakni Al Rafie Putra Rico Suud dan Melaicka Meiroe dari SD Taman Siswa, serta Calista Rere Agusti dari SDN 1 Rajabasa Raya mewawancarai Sekretaris Umum Wihara Thay Hin Bio, Bapak Johan Swandi Wangsa, di Wihara Thay Hin Bio di Jalan Ikan Kakap No. 35, Telukbetung, Bandar Lampung.

Mengunjungi Wihara Tertua di Lampung

H

ALO sahabat reporter cilik (repcil) Lampung Post. Senang sekali dapat kembali menyapa dan berbagi informasi kepada kalian semua. Pada edisi pekan ini ada yang spesial lo! Spesial bagi mereka yang merayakan Tahun Baru Imlek 2567, penanggalan Tionghoa, atau Senin (8/2). Berkaitan dengan Imlek, tiga repcil Lampung Post, yakni Al Rafie Putra Rico Suud dan Melaicka Meiroe dari SD Taman Siswa, Telukbetung, Bandar Lampung, serta Calista Rere Agusti dari SDN 1 Rajabasa Raya, bebe­ rapa waktu lalu, berkesempatan mengunjungi Wihara Thay Hin Bio di Jalan Ikan Kakap No. 35, Telukbetung, Bandar Lampung. Wihara Thay Hin Bio adalah salah satu wihara atau tempat peribadatan umat Buddha dan masyarakat Tionghoa yang tertua di Lampung. Saat mengunjunginya, kami langsung merasa­ kan nuansa Imlek yang sangat semarak. Ada banyak lampion yang tergantung di langit-langit bangunan dengan dominasi warna merah. Kami juga melihat lilin-lilin raksasa berwarna merah berbaris rapi dalam wihara. Untuk mengetahui persiapan dan makna pe­ rayaan Imlek, kami berkesempatan bertemu dan mewawancarai Sekretaris Umum Wihara Thay Hin Bio, Bapak Johan Swandi Wangsa. Berikut hasil wawancara kami: Selamat pagi Pak, kami reporter cilik ­Lampung Post. Pak, kami ingin mengetahui ­se­benarnya apa sih Imlek itu? Selamat pagi. Terima kasih atas kunjungan adik-adik reporter cilik Lampung Post. Imlek merupakan pergantian tahun dalam penanggalan Tionghoa. Jadi sebenarnya Imlek adalah perayaan tahun baru yang dilakukan seluruh etnis Tionghoa

yang ada di seluruh dunia, termasuk di sini. Biasanya acaranya adalah makan malam bersama keluarga, bersama ayah dan ibu, saling berkumpul, dan setelah itu baru pergi ke wihara seperti Thay Hin Bio ini, untuk beribadah pada malam pergantian tahun. Biasanya mereka saling mengucapkan “Gong Xi Fat Cai, Sin Nien Khuai Le” yang artinya selamat tahun baru, semoga rezeki selalu bertambah. Begitu adik-adik. Oh ya Pak, wihara ini didirikan sejak ­kapan? Baik, wihara atau tempat ibadah umat Buddha ini didirikan sekitar 1890 dan menjadi salah satu wihara tertua di Lampung. Dulu tempat ini didi­ rikan saat masih masa pemerintah Belanda dan telah mengalami beberapa kali pemugaran. Dan saat ini selain untuk ibadah, wihara ini juga sudah ditetapkan pemerintah menjadi salah satu cagar budaya yang harus terus dilestarikan, adik-adik. Lalu apa saja persiapan Imlek yang dilakukan di wihara ini, Pak? Persiapan menjelang Imlek yang dilakukan di wihara ini, di antaranya seperti pemasangan lilin-lilin. Lilin adalah lambang penerangan dan doa supaya di tahun yang baru seseorang selalu diterangi dalam kehidupannya. Ada yang besar dan yang kecil, sesuai kemampuan seseorang. Lilin-lilin itu akan dihidupkan pada malam pergantian tahun hingga akhir Imlek, yaitu saat perayaan capgome, tanggal ke-15 dalam penang­ galan Tionghoa. Apa saja tradisi-tradisi yang biasa dilakukan saat merayakan Imlek, Pak?

n LAMPUNG POST/ZAINUDDIN

Reporter cilik Lampung Post diajak Bapak Johan untuk berkeliling melihat tempat persembayangan.

Ya banyak sekali tradisi Imlek atau juga di­sebut dengan Sin Cia. Bukan hanya barongsai dan angpau, melainkan tahun baru ini juga menjadi hari besar. Seperti muslim ada hari raya Idulfitri atau Natal bagi Nasrani. Biasanya masyarakat Tionghoa akan saling mengunjungi atau ber­ silaturahmi. Memang terkadang ada angpau. Selain itu, ada tradisi makan bersama keluarga. Ada makanan-makanan khusus seperti bakmi mi. Mi itu memiliki makna panjang umur, jadi memakannya sambil berdoa supaya terus diberi­ kan umur panjang. Kemudian ada jeruk kuning, melambangkan emas atau kekayaan dan lainnya. Di wihara ini sangat didominasi warna merah dan banyak simbol naga. Memangnya apa makna warna merah dan naga-naga itu? Oh iya betul sekali. Warna merah itu bermakna gembira. Jadi karena tahun baru, maka semua­nya harus bergembira. Seperti itu maknanya adikadik, jadi kalian juga harus bergembira ya. Kalau naga itu dalam budaya Tionghoa diper­ cayai sebagai binatang langit. Naga itu penjaga langit. Biasanya Imlek juga identik dengan atraksi barongsai, lalu apa makna barongsai, Pak? Wah benar sekali. Nanti saat malam perayaan Imlek memang akan banyak atraksi barongsai di sini dan wihara lainnya. Barongsai itu sim­ bol singa langit. Itu adalah permainan dan atraksi yang ada di masyarakat Tionghoa dan saat ini barongsai bahkan sudah termasuk olahraga oleh KONI (Komite Olahraga Na­ sional ­Indonesia). Jadi selain tradisi, ini sudah menjadi olahraga kesenian. Kalian pasti suka melihat atraksi barongsai kan?

n LAMPUNG POST/ZAINUDDIN

Rere mencoba memukul tambur di salah satu tempat persembahyangan.

Lalu siapa saja Pak yang akan beribadah dan merayakan Imlek di wihara ini? Wah banyak masyarakat Tionghoa yang akan beribadah di sini. Bahkan bisa mencapai 2.000 lebih yang datang secara bergantian. Bukan hanya dari Lampung, bahkan ada dari daerahdaerah lain yang beribadah dan merayakan tahun baru Imlek di sini. Setelah sesi mewawancarai, kami bertiga juga diajak oleh Pak Johan Swandi Wangsa untuk mengelilingi wihara ini lo temanteman. Ternyata di dalam wihara banyak terdapat patung dewa-dewi yang dipercayai masyarakat Tionghoa, seperti Dewi Kwan Im sebagai dewi welas asih, Dewa Satya Dharma atau Dewa Perang, Machopo Dewi Pelindung Samudera, dan patung Buddha Siddhartha Gautama. Setelah mengelilingi wihara tertua di Lam­ pung ini, Pak Johan juga berpesan supaya anak-anak Lampung terus rajin belajar dan mengukir prestasi serta menjaga toleransi antarumat beragama yang sudah terbangun dengan baik di Bumi Lampung ini temanteman. Demikian laporan dari kami bertiga, selamat Tahun Baru Imlek untuk teman-teman yang merayakannya. Gong Xi Fat Cai, Sin Nien Khuai Le. Sampai Jumpa! RUDIYANSYAH (M1)

n LAMPUNG POST/ZAINUDDIN

Reporter cilik Lampung Post berpose di depan Wihara Thay Hin Bio.

n LAMPUNG POST/ZAINUDDIN

Reporter cilik Lampung Post meneriakkan yel-yel.

n LAMPUNG POST/ZAINUDDIN

Reporter cilik Lampung Post sedang merekam saat wawancara di lokasi persembayangan.


APRE SIASI

MINGGU, 7 februari 2016 LAMPUNG POST Hlm.14

Kwee Tek Hoay, Sastra, Kita Novel dan drama garapan Kwee Tek Hoay sulit dicari di pasaran buku atau perpustakaan. Publik sastra kesulitan mencari buku-buku KTH sebagai warisan besar dalam arus kesusastraan di Indonesia. Buku-buku itu cuma dimiliki secara terbatas oleh sedikit perpustakaan, kolektor, dan peneliti dengan cap buku langka. BANDUNG MAWARDI

S

EJARAH kesusastraan modern di Indonesia pantas mencatat Kwee Tek Hoay (KTH) sebagai pe­n garang penting dan berpe ­ ngaruh besar. Kita memberi julukan pengarang penting dengan pertim­ bangan misi pengabdian literasi dan ketekunan menggarap teks-teks sastra. Warisan teks-teks sastra dari KTH (1885—1952) tak bernasib mu­ jur seperti buku-buku terbitan Balai Poestaka, sejak masa 1920-an. Kita masih gampang menemukan novelnovel garapan Marah Roesli, Abdoel Moeis, Merari Siregar, atau Nur Su­ tan Iskandar. Novel-novel itu masih dicetak ulang untuk dijual di toko atau disimpan di perpustakaan. Novel dan drama garapan KTH sulit dicari di pasaran buku atau perpustakaan. Publik sastra kesuli­ tan mencari buku-buku KTH sebagai warisan besar dalam arus kesusas­ traan di Indonesia. Buku-buku itu cuma dimiliki secara terbatas oleh sedikit perpustakaan, kolektor, dan peneliti dengan cap buku langka. Kita berkesempatan membaca lagi dalam edisi cetakan baru setelah Kepusta­ kaan Populer Gramedia menerbitkan serial Kesastraan Melayu Tionghoa dan Kebangsaan Indonesia, sejak ta­ hun 2000. Kita berjumpa lagi dengan se­kian teks sastra dari KTH: Boenga Roos dari Tjikembang, Drama dari Krakataoe, Drama dari Boven-Digoel, Nonton Tjapgomeh, Zonder Lentera,

n ANTARA/ABRIAWAN ABHE

PERTUNJUKAN SENI MAHASISWA. Mahasiswa yang tergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Seni dan Budaya Talas Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar melakukan pertunjukan teater berjudul Cerita Negeriku di kampus Unismuh Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (2/2) malam. Pertunjukan tersebut sebagai rangkaian acara Malam Inaugurasi Workshop Art yang menampilkan sejumlah pertunjukan dan pameran seni. Korbannja Kong Ek, dan Pendekar dari Chapei. Daftar semua teks sastra KTH masih panjang. Semua tentu belum bisa diterbitkan lagi sebagai apresiasi atas kerja sastra atau peng­ abdian literasi. Penghormatan bagi KTH pernah diwujudkan dalam penerbitan buku berjudul 100 Tahun Kwee Tek Hoay: Dari Penjaja Tekstil sampai ke Pendekar Pena (Sinar Harapan, 1989) dengan editor oleh Myra Sidharta. Buku memuat tiga artikel mengenai KTH sebagai sastrawan. Pengakuan atas kontribusi besar dan peran penting KTH diajukan oleh Jakob Sumardjo. Kerja bersas­ tra KTH dimulai sejak awal abad XX. Ketekunan menulis teks-teks sastra berlanjut sampai masa 1940-an. Kerja bersastra KTH membuktikan “fenomena luar biasa dalam sejarah sas­t ra Indonesia.” Warisan teks sastra menjelaskan KTH sebagai pengarang moderat: menghormati asal leluhur di negeri Tiongkok dan mengekspresikan cinta tanah air bernama Indonesia. KTH tak cuma sastrawan terbuai imajinasi. Sekian teks sastra membuk­ tikan kepekaaan dan tanggapan atas situasi zaman berkaitan pendidikan, identitas, modernisasi, nasionalisme, perempuan, dan spiritualitas. Pe­ ngalaman sebagai wartawan mem­ buat KTH membuat pertimbanganper­timbangan matang dalam garapan

teks sastra agar “tak terlalu dongeng” atau “sekumpulan berita tak berceri­ ta.” Sidharta adalam artikel berjudul Kwee Tek Hoay: Pengarang Serbabisa, dimuat di buku Sastra Peranakan Tionghoa Indonesia (1996) susunan Leo Suryadinata, mengakui bahwa pembacaan atas teks-teks sastra KTH mesti mengacu ke konteks zaman saat teks ditulis. Sekian teks terkesan “menggurui” dan “kolot”. Sekian teks juga infor­ matif mengenai pelbagai peristiwa politik dan bencana alam. Anjuran ini justru memungkinkan kita bisa membuka kembali sejarah melalui suguhan cerita. Indonesia pada masa 1920-an dan 1930-an tercerita­ kan oleh KTH. Kita membaca sastra ibarat membaca episode-episode se­ jarah sesuai adonan fakta-fiksi dari KTH. Kemungkinan itu belum tam­ pak pada sajian buku-buku sejarah di Indonesia. Buku-buku KTH masih jarang jadi acuan untuk menjadi ku­ tipan bandingan atas situasi sejarah Indonesia. Publik sastra pun belum tampak berkepentingan mengerti Indonesia masa 1920-an dan 1930an dengan membaca buku-buku KTH. Mereka terbiasa menggunakan acuan buku-buku garapan Abdoel Moeis, Marah Roesli, Sutan Takdir Alisjahbana, dan Armijn Pane. KTH tak cuma menggarap novel dan drama. KTH juga penerjemah dan pengulas sastra berbasis spiritualitas.

Kompetensi kesastraan, kebahasaan, dan pengetahuan agama semakin men­ guatkan kehendak KTH sebagai peng­ gerak literasi mumpuni di Indonesia. Kerja besar dilakukan selama puluhan tahun meski kurang mendapat apre­ siasi dari publik sastra saat telanjur mengerti sastra Indonesia melalui buku-buku sejarah “resmi” dengan meminggirkan kontribusi pengarang keturunan Tionghoa. Di sekolah dan kampus, nama KTH masih asing dan para pengajar kesulitan menjelaskan berkonteks sejarah dan perkembangan sastra di Indonesia. Vishaka Gunadharma (1989) men­ gungkapkan kebiasaan KTH saat ber­ sastra: “KTH lebih senang mengarang pada tengah malam hingga pagi hari, karena itu ia sering terlambat ban­ gun pagi. Biasanya apabila ia sedang sibuk mengarang buku, ia tidak tidur pada malam hari, tetapi pada pagi hari hingga siang hari. Menurutnya, inspirasi datang bila hari telah jauh malam.” Kita mendapat informasi itu mirip “mitos” sastrawan. Malam adalah dunia bergelimang kata dan makna. Pagi adalah “musuh” bagi militansi sastrawan saat bekerja de­ ngan kata-kata. KTH itu pembaca “rakus” bukubuku dalam pelbagai bahasa. Buku bacaan KTH meliputi tema filsafat, sastra, spiritual, sejarah, dan pen­ didikan. Belanja buku tak pernah terganggu oleh harga mahal. Bukubuku harus dibeli untuk dibaca dan dipelajari. KTH adalah referensi untuk meng­ ingat sejarah sastra di Indonesia. Sekarang, kita memiliki hak mem­ buka kembali lembaran sejarah dan melakukan “perbaikan: agar ada keu­ tuhan sejarah tanpa diskriminasi. Kita tentu mesti menempatkan dua buku garapan Claudine Salmon sebagai referensi penting: Sastra Peranakan dalam Bahasa Melayu (1985) dan Sastra Indonesia Awal: Kontribusi Orang Tionghoa (2010). KTH menjadi bagian dari penggerak sejarah sastra dan mengabdikan diri untuk perkem­ bangan literasi di Indonesia. Penghormatan bagi KTH dan in­ gatan atas sejarah sastra mungkin diejawantahkan dengan kerja apre­ siastif: membaca dan menilai. Kita adalah ahli waris dan apresiator. Kita pun bisa turut memperingati Imlek dengan membaca dan men­ gapresiasi lagi buku-buku garapan KTH. Begitu. n

GALERI Diary Dagelan 2015 Ibrahim Aziz Sutansyah KPG Januari 2016, 192 hlm MUNGKIN selama ini Dudu dan kawan-kawan hanya terlihat menghibur kalian semua lewat Instagram, tapi sebenernya di INFIA World (planet asal mereka), Dudu dan kawankawan punya profesi sebagai reporter INFIA World, lo. Selama tahun 2015, Dudu, Bimo, dan Sisi yang dibantu Mike dan Demi menghibur kalian sambil meliput berbagai berita dan tren menarik di bumi, khususnya ngebahas soal meme (bacanya “mim” ya) di Instagram yang lucu-lucu dan nyeleneh. Penasaran apa aja keseruan meme yang mungkin kalian lewatkan pada 2015? Baca aja buku ini!

Memoar Pulau Buru I Hersri Setiawan KPG Januari 2015, 544 hlm MEMOAR Pulau Buru berkis ah te nt an g mereka yang tertimpa nasih “kalah”. Bicara tentang pergulatan seorang manusia atau s e ke l o m p o k manusia untuk bisa bertahan hidup dari siksaan, pelecehan, kebengis­ an, dan kekejaman yang dilakukan sesamanya. Berkat kemampuan penuturan yang runtut, apa adanya dan menarik, buku ini membuat pembaca sesekali meneteskan air mata atau tersenyum geli; sebaliknya pada saat bersamaan diajak merenung tentang jati diri kemanusiaan, terutama dari sisi lain kemanusiaan, yakni setan iblisnya. Hersri tidak memvonis, tidak juga menyalahkan. Ia hanya bercerita. Penuturannya membuat kita merenung: inikah yang pernah terjadi di sebuah negeri dengan pengagungan nilai-nilai Pancasila dan religiositas tinggi?

LAMPUNG TUMBAI

Raffles, Lelievre, dan Raden Intan Frieda Amran Penyuka sejarah, Bermukim di Belanda

S

UMBANGAN seri tulisan dari Arman AZ mengenai pengalamannya melacak dokumentasi mengenai Lampung di Negeri Belanda menutup Lampung Tumbai 2015. Di awal tahun, teriring harapan paling baik, kita mulai lagi membaca tulisan EB Kielstra. Banyak hal yang diuraikannya akan terasa sebagai pengulangan dari artikel-artikel lain yang pernah dimuat di dalam Lampung Tumbai. Memang demikian halnya karena tulisan Kielstra pada dasarnya merupakan analisis historis pertama mengenai perilaku politik dan militer Belanda di Lampung. Kita lanjut. Pada Maret 1818, Raffles mulai menjabat sebagai Letnan-Gubernur Bengkulu. Lelaki Inggris ini sangat paham bahwa kekuasaan atas Selat Sunda dan Selat Malakka merupakan hal yang sangat diperlukan untuk keberhasilan penjajah­ an. Ia segera saja menuntut hak atas Lampung bagian barat. Kapal-kapal dagang Inggris memerlukan pelabuhan untuk kapal-kapalnya yang berangkat menuju Tiongkok dan Eropa. Dalam sebuah surat yang tidak bertanda tangan tertera bahwa kepalakepala adat di Semangka (pada 1801) membuat perjanjian dengan Inggris, yaitu bahwa pelabuhan dan tanah di Semangka di­serahkan untuk digunakan oleh perusa-

14_070216 APRESIASI.indd 1

haan dagang British East India Company. Pada 24 September 1801, Raffles menulis bahwa bendera Inggris dikibarkan di tempat itu. Bila memang hal itu benar, pada 1818, perjanjian itu sudah tidak berarti sama sekali. Dalam perjanjian yang dibuat di Amiens, Prancis, seluruh wilayah yang dulu dikuasai oleh Belanda—kecuali Ceylon—diserahkan kembali ke Belanda. Dan Traktat 1814 pun tidak menyebutkan adanya pengecualian untuk daerah Lampung. Dengan kata lain, dalam perjanjian di antara orang-orang bule itu, Lampung kembali ke tangan Belanda. Meski demikian, Raffles tetap mengungkapkan tuntutannya atas Lampung—hal ini tentu saja ditolak mentah-mentah oleh Belanda. Pada 15 Mei, ketika penolakan itu disampaikan di Batavia, Belanda dibuat tercengang ketika mendengar kabar bahwa di Lampung, tepatnya di Semangka, seorang utusan Raffles dan beberapa serdadu Inggris mengerek bendera Inggris. Mereka juga mencoba—walau tak berhasil—membujuk kepala-kepala adat di sana untuk menandatangani kontrak kerja sama. Meskipun Belanda mengajukan protes keras atas tindakan-tindakan itu, tak banyak yang terjadi. Markas Inggris di daerah itu tetap bertahan sampai Raffles menyadari bahwa membuat markas di daerah yang letaknya lebih ke selatan— di daerah Kalambajang (di sebelah timur Teluk Semangka)—lebih baik. Inggris meninggalkan Semangka dan pada 31 Agustus 1818, seorang perwira Inggris dan

pasukan yang terdiri dari 60 orang tentara menempatkan diri di Kalambajang. Belanda protes lagi, tanpa mengambil tindakan lain. Kielstra berpendapat bahwa di Lampung, Belanda terlalu berhati-hati menghadapi tindakan Inggris. Berbeda halnya dengan yang dilakukan oleh Muntinghe di Palembang. Di kota itu, pada bulan Juli, Muntinghe menangkap perwira Inggris yang membuat kontrak kerja sama dengan Sultan Palembang dan kemudian mengibarkan bendera Inggris di keraton Palembang. Perwira Inggris itu dikirim

ke Batavia dengan pengawalan ketat. Di pedalaman, Muntinghe mengejar sisasisa laskar Inggris sampai ke perbatasan dengan Bengkulu. Kekuasaan tidak dapat dipertahankan dengan surat-menyurat belaka. Sejarah lepasnya Singapura dari tangan Belanda membuktikan hal itu. Begitu tulis Kielstra. Pemerintah Hindia-Belanda khawatir bahwa bila Inggris, yang sudah menguasai Selat Malakka, berhasil menguasai pula Selat Sunda, mereka akan dapat memon-

opoli perdagangan di seluruh nusantara, kecuali di Batavia (yang dipegang oleh Belanda). Untung bagi Belanda, protes keras yang diajukan kepada Gubernur-Jendral Inggris di Bengal mendapat sambutan baik. Raffles diperintahkan untuk segera meninggalkan Lampung. Perebutan antara Inggris dan Belanda atas Lampung dianggap selesai. Hindia-Belanda berkuasa lagi. Walau memiliki pasukan-pasukan pembantu yang terdiri dari tentara-tentara bersuku bangsa Bugis, Belanda sebetulnya berharap kekuasaan itu diharapkan dapat diperoleh dengan membina kewibawaan dan dukungan moral penduduk Lampung dan bukan dengan kekuatan militer. Menurut Kielstra, harapan itu merupakan hal yang tak masuk akal. Nyatanya, seseorang yang disebutnya “begundal”—yang dibenci oleh masyarakat dan ingkar pada segala janji-janjinya untuk setia pada Hindia-Belanda—justru diangkat sebagai kepala. Kerusuhan-kerusuhan yang disebabkan oleh orang-orang dari Palembang di sebelah utara Lampung menuntut perhatian militer Belanda di daerah itu. Karena itu, mereka terpaksa membiarkan saja aksi-aksi yang dilakukan oleh “begundal” tadi. Di sebelah tenggara Lampung, di sekitar Gunung Radjabasa, setelah tahun 1820-an, Raden Intan dan pengikutnya meneruskan aksi-aksi mereka. Pejabat Belanda di Telokbetong membiarkan saja. Beberapa tahun kemudian, pada 1825, semakin banyak yang mengeluhkan aksi-aksinya dan ia mengambil

sikap yang semakin memusuhi Belanda. Belanda tak dapat lagi mengabaikan kehadirannya di panggung politik Lampung. Lelievre, pejabat tertinggi di Lampung, berangkat menuju tempat tinggal Raden Intan. Lelievre diiringi oleh Letnan Migorius yang memimpin pasukan yang terdiri dari 35 tentara dan 7 anggota kepolisian. Panggilan untuk menghadap Lelievre dijawab dengan permintaan untuk menunda pertemuan selama seminggu, selama dua hari dan satu hari. Permintaan-permintaan itu dikabulkan oleh Lelievre, yang menurut Kielstra merupakan lelaki yang cenderung cepat percaya kepada orang lain. Keputusan itu ternyata berakibat fatal bagi Lelievre. Pada suatu malam, mereka diserang oleh sejumlah besar lelaki-lelaki bersenjata. Lelievre dan beberapa orang tentara tewas. Letnan Migorius dan enam orang lainnya terluka parah. Ekspedisi militer itu—aksi militer Belanda yang pertama di Lampung—dapat dianggap gagal total. Di Pulau Jawa, Belanda memusatkan perhatian pada perang yang sedang berlangsung di Jawa tengah. Pemerintah Hindia-Belanda tidak mampu mengirimkan pasukan tambahan untuk mengatasi kegagalan militer di Lampung.

Pustaka Acuan: EB Kielstra. De Lampongs, dalam Onze Eeuw, jaargang 15. 1919 (hl. 244-267)

06/02/2016 0:44:44


SASTRA MINGGU, 7 februari 2016 LAMPUNG POST Hlm.15

Sincia di Mata Mei Cerpen Elly Dharmawanti

“Meski harimu penuh darah dan air mata, tak boleh ada duka di hari Sincia.”

S

INCIA telah tiba, seperti biasa ada kemeriahan di mana-mana di rumah-rumah, mal-mal atau bahkan di pelosok desa dan benua lain. Entahlah mungkin ini hanya tradisi bagi keluarga atau tepatnya perayaan, ungkapan rasa syukur kepada semesta atas apa yang telah kami capai di tahun sebelumnya pun berisi doa dan harapan untuk kehidupan yang lebih baik pada tahun berikutnya. Bagi mereka, terutama kanakkanak, Sincia selalu istimewa, penuh tawa, makanan manis nan lezat, baju baru, saku penuh angpau. Selain itu, nyala lampion dan kemeriahan pertunjukan ba­ rongsai juga ada, sungguh tak ada duka, begitulah seharusnya. Tapi tidak bagiku dan Mei, gadis kecil berambut cokelat dengan lesung pipit di kedua pipi putihnya. Meski dalam keriuhan perayaan Sincia, aku tahu apa yang dilafalkan mulut mungilnya setiap berada di depan altar keluarga setiap harinya, setiap tahunnya, tepatnya lima tahun belakangan ini, hingga aku hafal kalimat pembuka ketika ia berdoa: Mei gadis kecilku yang baik, aku tahu pasti itu, ia tak ingin membuat semua orang mengkhawatirkannya, ia bahkan tidak ingin membuat keributan sekecil apa pun, bahkan sekadar membantah kalimat yang aku ucapkan. Tidak pernah, ia gadis yang penurut, menyimpan duka di setiap tatap matanya, aku tau itu, aku sadar itu. ** Tiga minggu menjelang Sincia biasanya Mei sudah rewel pun heboh mempersiapkan baju baru yang akan ia kenakan nanti, berikut pita rambut dan alas kaki, serbamerah tentunya. Ahh...gadis kecil itu selalu terpesona dengan kemeriahan Sincia, dia akan berlari menyusuri tiap sudut mal atau pasar tradisional mencari pernak-pernik berlambang sio, cokelat, jeli, permen, dan tentu saja aneka kue lain disertai ceracauan bibir mungil yang seolah tak ada letihnya. Belum lagi ketika Sincia tinggal hitungan hari, oh sungguh ia akan menjelma menjadi gadis yang supersibuk di dalam rumah. Semua harus bersih dan rapi, tak boleh ada laba-laba bersarang, bahkan di sudut paling tersembu-

n FERIAL

nyi sekalipun. Dan ketika harinya tiba, jangan tanya betapa riang gembiranya ia. Betapa cantiknya dengan balutan gaun dan pita merah menghiasi rambut panjangnya. Dengan senyum lebar dan binar bahagia ia akan soja ke hadapan seluruh anggota keluarga yang lebih tua. Kemudian ia dan para teman sebaya keliling mengunjungi rumah demi rumah, soja kepada penghuninya yang dengan senang hati akan menyiapkan angpau ke genggaman tangan-tangan mungil mereka disertai doa agar slalu diberkati semesta. Kesibukan masih berlanjut bahkan hingga menjelang tidur. Gadis kecil itu kembali disibukkan de­ngan angpau yang ia dapatkan, ia akan mengingat siapa saja yang telah menyelipkan amplop merah tersebut ke tangan mungilnya, menghitung jumlah hingga menyusun rencana akan digunakan untuk apa. Duuuhh... sungguh ia lambang

semangat yang sempurna. Sebelum bencana itu tiba, bencana yang menghancurkan mimpi indahnya, semangatnya, juga binar indah di matanya. Duka itu bukan hanya ketika Sincia tiba, tapi selamanya... ya... selamanya. *** “Ma, maafkan Papa, baru bisa pulang menjelang malam perayaan Sincia, ada yang harus Papa selesaikan dulu sebelumnya,” percakapan telepon dua hari menjelang Sincia. “Papa akan tiba di rumah satu jam sebelum kita makan bersama, Papa janji,” lelaki itu berusaha menyakinkan putrinya yang merajuk meminta ia segera kembali. Pekerjaan mengharuskan aku dan Mei terpisah dari Papanya. Kami hanya bisa berkumpul seminggu sekali. Kecuali ketika Sincia tiba, ia akan cuti untuk beberapa hari. Tapi tidak kali ini. Meski sedikit merajuk, Mei tetap semangat menyiapkan segala sesuatunya. Barangkali karena

ia yakin Papanya akan kembali, bahkan ketika jam makan bersama sudah lama berlalu, ia masih setia menunggu di depan pintu, berharap yang membuka pagar adalah lelaki itu. **** Berawal dari sebuah berita, seketika dunia runtuh di atas kepalaku juga Mei. Tak ada keluarga, teman atau siapa pun juga yang bisa menghibur kami bahkan sekadar menenangkan pun tak ada yang bisa. Semua larut dalam keputusasaan dan duka. Lelaki berpakaian jas lengkap itu datang di pagi hari Sincia, ia memperkenalkan diri sebagai utusan salah satu maskapai penerbangan nasional. Meski sempat heran dengan kedatangan orang asing tersebut, aku masih bisa menahan diri untuk tidak banyak bertanya sebelum ia menyampaikan alasan kehadirannya di rumah ini. Lelaki itu datang dengan berita tentang kecelakaan pesawat tadi

malam dan sampai saat ini posisi pesawat, seluruh penumpang dan kru belum diketahui keberadaannya. Selanjutnya aku tidak tahu apalagi yang ia jelaskan, pandanganku mulai buram, kakiku pun tidak kuat lagi menahan tubuhku yang mendadak kehilangan tenaga, aku pingsan seketika. Hari berlalu tanpa harapan, entah menyenangkan atau menyedihkan, tapi aku tahu Mei selalu berharap Papanya bisa ditemukan dalam kondisi apa pun. “Setidaknya masih ada guci Papa di altar keluarga, Ma” itu yang sering ia ratapkan. ***** Meski harimu penuh darah dan air mata, tak boleh ada duka di hari Sincia. Ini pesan yang sering didongengkan oleh para sesepuh, turun temurun. Karena itu, setiap Sincia tiba aku dan Mei selalu menyembunyikan air mata. Meski aku tahu, doa yang ia lafalkan setiap harinya, tiap tahunnya; “Tuhan, tolong kembalikan Papa.” n

SAJAK

Sajak- Sajak Dahta Gautama Mengunci Nian di Kuil Thay Hin Bio* Berburu Nian Pagi Sabtu, sebelum matahari mengambang ke tengah, kami menyusuri Telukbetung dengan kaki telanjang. Kami memburu Nian*, makhluk pemangsa ternak dan Anak-anak nelayan. Menggiringnya ke pojok jalan ikan kakap kemudian menangkap kepalanya dan mengikat kuku-kukunya yang panjang menekuknya ke belakang. Sebab Nian akan muncul dengan wajah yang bertutul itu, pada pagi pertama Imlek.

Pasar Kangkung

15_070216 SASTRA.indd 1

Kami terhenti di Pasar Kangkung. orang-orang bergerak ke sana kami pasti menemukan Nian di antara ratusan orang yang terjaga sejak jam dua malam. Orang-orang yang wajahnya menyimpan ketergesa-gesaan. Wajah-wajah yang mengumpulkan sipit di matanya, namun tanpa cemas, sebab senyum yang mengatup itu. Sepertinya, mereka meyakini Nian tak akan mengganggu anak-anak mereka yang merdeka.

Hongjun Lao Tze di Kuil Thay Hin Bio Ya, sampai juga kami di Thay Hin Bio. Gerimis turun, sore hampir tamat. Dewi Kuan Im menyilang dekat

gorden dan lilin merah. Kami pernah memasuki tempat ini sebelumnya. entah kapan? namun kami pernah ke tempat ini meski belum pernah singgah. Kami yakin, Hongjun Lao Tze, masuk ke roh kami mengajak berkelana ke Dinasti Han. Cahaya tembus dari balik gorden asap terbit dari tangkai-tangkai sio. Orang-orang yang berada di rumah dan pasar membawa tubuhnya ke Thay Hin Bio, mereka bertemu Dewi Kuan Im dan bercakap-cakap dengan Buddha. Kami melihat, dengan terang benar Hongjun Lao Tze tersenyum dan mengembangkan tangan,

mendekap pundak kami. Hongjun Lao Tze*, menyaksikan orang-orang yang diselamatkan Shidarta Gautama.

Sembahyang Imlek Kami, Khek, Hokian, Konghu, dan Coucu bukan sedang membakar sio dan dupa. Kami sedang membakar marah yang selalu muncul. membakar dengki yang jahat. membakar serakah yang laknat. membakar dusta yang curang. membakar fitnah yang kejam. membakar syahwat yang salah. membakar nafsu yang rakus. membakar sial, karena lelaku yang jauh dari Buddha.

Kami Sembahyang Imlek untuk mengalahkan keserakahan jiwa.

untuk menaklukkan dendam dan rencana jahat. untuk memusnahkan sial yang membuntuti nasib kami, ke mana pun kami pergi. Sial yang kami cipta sendiri karena roh yang belum dibasuh. roh yang masih dirasuki makhluk Nian. Sebab itu, kami sembahyang kepada Thian, menjamu lelulur, agar menjaga anak-anak kami dari kejahatan. Dan menjaga kami agar tak jahat.

Nian Tertangkap Demikianlah, usai sembahyang dan menyembahkan makanan pada malam itu. Nian masuk dalam sarangnya dan kami menguncinya menggunakan gembok berwarna merah.

Taman Gunter, 1 Februari 2016 *Kuil Thay Hin Bio: Wihara tertua di Lampung, terletak di Jalan Ikan Kakap, Telukbetung, Bandar Lampung. *Nian: Makhluk yang dimitoskan etnis Tionghoa, sebagai makhluk jahat yang gemar memangsa hewan ternak, memakan hasil pertanian dan bahkan penduduk, terutama anak-anak. * Hongjun Lao Tze: Seorang Pendeta Ta pada masa Dinasti Han yang berhasil menangkap Nian pada malam Imlek.

Dahta Gautama. Lahir di Hajimena, Natar, 24 Oktober 1974. Menekuni sastra sejak 1993. Dua buku puisinya yang telah terbit; Ular Kuning (2011) dan Manusia Lain (2013).

06/02/2016 0:54:34


LENTERA MINGGU, 7 februari 2016 LAMPUNG POST Hlm.16

Komisaris Lulusan SD Lunto Hasan merupakan potret sukses dari kerja keras dan ketekunan. Pria yang hanya menempuh sekolah dasar ini kini menjadi komisaris Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Utomo Lampung. PADLI RAMDAN

P

UTRA pasangan Hasan dan Haiesa ini meng­ alami masa sulit saat masih anak-anak. Ayah­ nya meninggal saat Lunto berusia 8 tahun dan ia pun harus tinggal bersama neneknya. Dia tidak sempat menerima ijazah sekolah dasar Tionghoa di Pangkal Pinang, Bangka Belitung, karena tutup. Penutu­ pan sekolahnya dipicu peristiwa Gerakan 30 September (G30S) PKI tahun 1965. Saat berusia 16 tahun, pada 1968, Lunto memutuskan untuk pergi merantau ke Lam­ pung. Lampung dipilih kare­ na pamannya lebih dahulu menetap di Bukitkemuning, Lampung Utara. Ia bekerja di toko milik pamannya yang menjual barang ke­

Lunto Hasan FOTO: DOK.

16_070216 LENTERA.indd 1

butuhan pokok. Setelah bekerja selama satu tahun, Lunto remaja berpikir untuk memiliki keahlian. Menurutnya, tanpa keterampilan sulit untuk bertahan hidup dan mencari makan. Ia pun kemudian belajar membuat perhiasan emas di salah satu toko di Kotabumi. Lunto diperbolehkan menginap dan makan di toko tersebut, tapi tidak mendapat gaji. Setelah menguasai keahlian membuat aneka perhiasan, ia menyampaikan keinginannya untuk pergi dan men­ cari pekerjaan lain yang lebih menghasilkan. “Dua tahun setelah bekerja, saya sampaikan bahwa ingin cari pekerjaan lain supaya dapat uang,” ujar pria kelahiran Pangkal Pinang, 1 November 1952 itu. Sang majikan menawarkan gaji kepada Lunto sebe­ sar Rp10 ribu/bulan. Ia pun diberi uang Rp100 ribu sebagai imbalan atas kerja selama dua tahun. Pria yang hobi memancing itu memutar otak agar uangnya bisa menghasilkan uang lagi. Setelah bertanya ke beberapa kenalan di Pasar Kotabumi, ia memutuskan untuk membeli becak dari Serang. Harga becak per unitnya sebesar Rp45 ribu. Lunto membeli tiga unit becak seharga Rp135 ribu. Karena uang­ nya kurang, ia meminjam Rp35 ribu ke pemilik toko emas tempatnya bekerja dengan kesepakatan gaji dipotong. Tiga becaknya disewakan ke orang lain. Ia mendapat uang dari penyewaan be­ caknya sebesar Rp15 ribu/ bulan. Saat itu usia Lunto masih 19 tahun. “Bayang­ kan saya bekerja dari pagi sampai malam hanya da­ pat Rp10 ribu. Ini saya tidak ngapa-ngapain dapat Rp15 ribu,” kata dia. Pengalaman tersebut membuatnya berpikir bah­ wa bekerja mengandalkan tenaga hanya menghasilkan uang sedikit. Menurutnya, uang harus diputar agar bisa menghasilkan, lewat berbagai jalan dan inovasi. Setelah usaha becak, perlahanlahan Lunto menggeluti berbagai bisnis lain, seperti p e m b u at a n roster atau lubang angin. Ia mengajak salah satu kenalannya un­

tuk membuat lubang angin dan keuntungannya dibagi dua. Keahlian membuat perhiasan emas ternyata mem­ bantunya saat ada kesempatan untuk membuka toko. Ia mengambil peluang membuka toko emas setelah ada orang yang menawarkan kiosnya. Toko Emas Garuda masih beroperasi hingga saat kini. Kemauannya untuk terus belajar membuat ins­ ting bisnis Lunto makin terasah. Ia tidak pernah berhenti pada satu titik. Bisnis selalu berkembang dan jangan pernah terlena pada kenyamanan. Itulah yang membuatnya tidak pernah mandek dalam satu usaha. “Jangan keenakan dan terlena di satu titik. Jika tidak, akan terisih oleh peradaban,” kata suami dari Lenny ini. Sukses di bisnis emas, ia membuka kredit sepeda motor dan kemudian mengembangkan sayap ke usaha penggilingan padi. Usaha padinya bertahan hingga 25 tahun dan berkembang menjadi salah satu pemasok beras terbesar di Lampung Utara. Semua usaha yang digeluti terbilang sukses. Namun, ada satu bisnis yang bisa tidak berkembang, penjualan mobil. Meski tidak memiliki pengalaman dalam dunia per­ bankan, Lunto bersama empat rekannya memberani­ kan diri membuat bank perkreditan rakyat dengan nama Candimas Adipratama pada 1992. Pertimbangan membuka bank ini karena ada kesempatan. “Saat itu modal membuka BPR hanya Rp50 juta. Kalau sekarang harus punya modal Rp6 miliar,” kata dia. BPR Candimas Adipratama bersama tiga bank lain, yakni BPR Langgeng Sewuarta, BPR Sidomulyo Sa­ rana Raharja, dan BPR Kota Liman, melebur menjadi PT BPR Utomo Manunggal Sejahtera Lampung atau Utomo Bank pada 2008. Utomo Bank yang berpusat di Bandar Lampung kini memiliki cabang di beberapa kabupaten/kota. Hingga kini Lunto tercatat sebagai salah satu komisaris Utomo Bank. Meski tidak sekolah perbankan, Lunto sudah lulus sertifikasi serta fit and proper test sebagai komisaris. “Saya mengikuti tes bersama rekan yang memang bekerja di bank. Cuma saya yang lolos ujian,” katanya. Perjalanan hidup Lunto dari anak yang tidak memi­ liki apa-apa dan menjadi salah satu pengusaha sukses membuatnya selalu bersyukur dan merasa cukup. Ia pun terkenang dengan apa yang disampaikan Buya Hamka, bahwa dalam rezeki yang kita dapat ada hak orang lain. “Jadi jangan sampai hak orang lain itu kita ambil juga,” ujar Lunto yang kini menjajaki bisnis sta­ siun pengisian bahan bakar umum (SPBU) ini. Ayah tiga anak itu mengaku sering mendengar ceramah Buya Hamka saat masih disiarkan di TVRI. Hampir setiap subuh ini mendengar ceramah ulama besar tersebut. Ia juga gemar mengikuti seminar ke­ wirausahaan dan pengembangan diri. (M2) padliramdan@lampungpost.co.id

06/02/2016 1:10:33


HIJAB LAMPUNG POST I MINGGU, 7 februari 2016 I 17

TUTORIAL

Tampil Beda dengan

Warna Berani

M

EMADUKAN warna pakaian yang tepat dengan hijab menjadi sebuah pilihan. Bagaimana dengan warna yang berani, seperti merah. Anda berani mencoba? Tentu saja. Warna merah artinya berani mendorong agar lebih berse­ mangat. Sebagai muslimah, tampil santun dalam berpakaian, tampil lebih bersemangat sebagai wujud tanda syukur. Daya tarik warna merah memikat dan mengandung kekuatan yang luar biasa. ketika hari ini Anda kurang bersemangat, mengenakan pakaian dengan warna merah akan menghasilkan efek yang luar biasa, Anda akan tampil lebih berani dan percaya diri. Menurut Eka Kartika, wanita yang telah mengenakan hijab sejak di bangku sekolah, bila ingin tampil beda pakailah pakaian atau hijab warna merah. “Dengan memakai warna merah, akan terlihat tampil beda karena warna ini sangat men­ colok di mata,” ujar lulusan Bahasa Inggris itu. Jilbab merah dapat digunakan dalam berbagai acara, baik formal maupun santai. Tergantung Anda mengombinasikannya dengan paka­ ian yang dikenakan. Misalnya ke acara pesta, Anda ingin tampil lebih menarik dan memukau dapat meng­ gabungkan dress panjang dengan warna merah hati yang diselaraskan dengan balutan kombinasi warna krem dan merah pada jilbab. “Tampil fashionable berani untuk mencoba memadukan warna–warna cerah dan berani,” kata Eka, wanita yang memi­ liki hobi mendengarkan musik. Jilbab yang dikenakan Eka ba­ han diamond untuk warna krem dan dikombinasikan dengan hijab paris

payet warna merah memberikan ke­ san yang memukau. Pada hijab paris merah terdapat kotak–kotak silver yang berkilau terkesan glamor, tetapi tetap sopan dalam meng­ hadiri suatu acara pesta atau acara formal lainnya. Perpaduan hijab yang didominasi dengan warna merah memancarkan kecantikan pemakain­ ya, hingga bisa digu­ nakan untuk keg­ iatan sehari–hari. Misalnya memadu­ kan warna merah dengan hitam, ini perpaduan yang cocok. Gunakan blazer warna hitam dan hi­ jab merah. Menghasilkan penampilan yang tegas dan berkarakter. Bagi kalangan mahasiswa, menurut Eka, menggunakan war­ na merah polos pada hi­ jab dipadukan dengan jins biru, tambahkan pula aksesori seperti kalung agar terliat lebih trendi. “Mahasiswa memilih warna merah polos, tan­ pa ada motif apa pun. Sederhana tapi tetap anggun.” S e b a g a i wa n i t a mu­s limah yang ak­ tif di berbagai ke­ giatan, akan sema­ kin menonjol de­ ngan tampil beda d e ­n g a n w a r n a me­r ah. (GES/M2)

MENGOMBINASIKAN hijab memang bisa menjadi pilihan agar tak bosan dan semakin kreatif bisa mencoba berbagai gaya hijab terbaru. Menggabungkan hijab haidsya wardrobe bahan pashmina warna krem dengan hijab paris payet warna merah bisa menambah penampilan Anda lebih menarik. Berikut tutorialnya:

1. Gunakan pashmina untuk dalaman kerudung.

2. Tarik pashmina yang sudah diberi jarum pentul. Dari yang sebelah kanan ke sebelah kiri.

3. Kombinasikan hijab paris payet warna merah dipasang di sebelah kiri.

4. Rentangkan hijab paris warna merah di sebelah kiri 5. Setelah itu buatkan jarum petul di bagian kepala sebelah kiri pada hijab paris merah. 6. Hijab kombinasi selesai, mudah bukan?

n LAMPUNG POST/ZAINUDDIN.

17_070216 HIJAB.indd 1

Selamat mencoba.

06/02/2016 21:24:11


PENTAS MINGGU, 7 februari 2016 LAMPUNG POST Hlm.18

n LAMPUNG POST/ZAINUDDIN

Tiga barongsai sedang melakukan tarian.

n LAMPUNG POST/ZAINUDDIN

Para pemain barongsai dari Perkumpulan Suaka Insan Mandiri sedang foto bersama seusai melakukan latihan.

Barongsai, Tradisi Sekaligus Hiburan B

ARONGSAI bukan melulu tentang kebudayaan Tionghoa. Kini tari­ an singa ini justru banyak ditari­ kan orang-orang di luar Tionghoa. Merawat tradisi, juga menghidupkan hiburan yang semakin diterima masyarakat. Memasuki gedung dua lantai di Jalan Ikan Tenggiri Nomor 158, Telukbetung Selatan, Bandar Lampung, kami menyaksikan aktivitas tiga barongsai ber­ warna merah menyala dan kuning sedang berlenggok centil. Bergerak mengikuti alunan musik khas de­ ngan mata yang terus berkedip. Tak ada alat tabuh tambur yang dipukul juga suara simbal yang meng­ gelegar di lapangan tertutup, tempat biasa ber­l ­a ­

tih barongsai-barongsai kelompok Yayasan Suaka Insani Mandiri. “Maju mundur-maju mundur cantik,” sebuah lagu dangdut justru mengiringi dari sebuah pengeras suara. Singa-singa pun mengikuti ritme lagu dengan gerakan bergo­ yang. Sebuah sajian barongsai kreasi. Usai menyaksikan tarian barongsai modern. Tarian tersebut seluruhnya dilakukan oleh pe­main barongsai wanita. Bahkan sebagian mereka adalah bukan etnis Tionghoa. Chantika (16), salah seorang pemain barongsai, menuturkan ketertarikannya mempelajari barongsai karena kesukaannya menonton tarian singa ini. “Seru saja, jadinya tertarik gabung dan se­karang bisa jadi pemain barongsai,” ujar sis­wa SMA Taman Siswa Telukbetung itu. Tidak hanya Chantika, Ayu Lestari (16), pemain barongsai wanita lainnya, mengaku ingin turut melestarikan kesenian, meski ia bukan etnis Tionghoa. “Supaya terus berkembang, kalau selama ini laki-laki yang menarikan, kenapa perempuan tidak bisa,” ujar gadis mengenakan jilbab itu. Usai menyaksikan tarian barongsai kreasi, kami juga melihat atraksi dua pria yang me­

mainkan barongsai secara akrobatik. Mele­ wati tiang-tiang besi dengan ketinggian be­ ragam. Hingga memainkan hulahop dengan kaki barongsai di atas tiang besi tersebut. Musik tambur dan simbal khas barong­ sai mengiringi. Sang singa pun bergerak mengikuti ritme musik. Bergerak cepat ke­ tika musik meninggi, dan berhenti ketika musik lemah. Dua remaja, Ridwan (15) dan Daniel (20), adalah pemain barongsai akrobatik. Menu­ rut Daniel yang merupakan etnis Tionghoa, kekompakan, konsentrasi, dan keseimbang­ an adalah kunci dalam akrobatik yang ia mainkan. “Biasanya kami pakai kode gera­ kan tubuh, kalau pemain belakang meng­ goyangkan tubuh pemain di depan, berarti kita bergerak,” ujar Daniel yang berposisi sebagai ekor. Daniel pun seperti pemain lainnya ingin terus melestarikan kebudayaan nenek moyangnya tersebut. “Kalau bukan kita, anak-anak muda siapa lagi, di sini kami juga tidak membedakan, semua boleh bermain,” ujar Daniel. Kami juga berkesempatan mewawancarai koordinator sekaligus pelatih barongsai di Yayasan Suaka Insan Mandiri, Lie Ayen (35). Dengan detail pria yang menggeluti ba­ rongsai sejak umur 9 tahun ini menjelaskan beberapa kekhasan barongsai. “Ada barongsai jantan (fok san) dan betina (hok san), kalau jantan gerakannya lebih tegas, sementara betina lebih centil,” kata Lie. Lie menjelaskan untuk membedakan barongsai jantan dan betina dapat dilihat dari tanduk dan bentuk mulut barongsai. “Kalau tanduk jantan runcing, sementara batina bulat, jantan juga mempunyai taring dan mulutnya agak bulat,” kata Lie. Selain itu, gerakan barongsai diilhami dari sebuah gerakan alami singa dan gerak barongsai sangat bergantung dari musik yang dimainkan. Seperti musik ci hua to, menurut Lie, akan terdengar ketika atraksi barongsai baru dimulai. Gerakan menggaruk kepala mengangkat badan menggelegar seolah adalah singa baru bangun dari tidurnya. Selain itu, musik sho tim dengan ritme patah-patah biasa digunakan saat barongsai berjalan pelan-pelan, seolah singa sedang mengawasi tempat. Hingga musik cung cim dengan tabuhan keras dan cepat, dan barongsai atau singa siap menari saat musik ini dimainkan. (*1/M2)

n LAMPUNG POST/ZAINUDDIN

Barongsai melakukan atraksi tangga bertingkat yang sudah menjadi standar internasional (perlombaan).

18_070216 KELUARGA.indd 1

06/02/2016 20:52:50


esai foto

MINGGU, 7 februari 2016 LAMPUNG POST Hlm.19

Persiapan Menyambut Imlek Musim Semi Telah Tiba

Wihara Amurwa Bhumi Graha siap menyambut perayan Imlek dengan lilin dan lampion bernuansa merah.

W

ARNA merah menyala itu mendominasi lampionlampion yang bergelantungan di halaman Wihara Amurwa Bhumi Graha, yang berada di Jalan Ikan Bawal No. 09/52, Telukbetung, Bandar Lampung. Memasuki Wihara Amurwa Bhumi Graha, kita disambut sebuah patung Bodhisattva Maitreya (Mi Le Phu Sat) dan halaman yang dipenuhi lampion merah. Memasuki altar persembayangan, terdapat lima patung Buddha yang terdiri dari patung Ticang Wang, Buddha Amitofo, Buddha Sakyamuni, Biddha Yau Se Fo, dan Dewi Kwan Im. Sejumlah pengurus wihara sedang

mempersiapkan lilin untuk dibakar pada acara perayaan Imlek yang jatuh pada 8 Februari 2016 dengan shio monyet api. Shio moyet memiliki peruntungan baik di tahun ini, yakni kesempatan emas pada karier maupun bisnis. Namun, peruntungan ini juga dapat membuat mereka yang lahir di 1956, 1968, dan 1980 menjadi congkak. Disarankan, menggunakan warna cat kuning, putih, cokelat, biru, oranye, dan atau merah agar hati tetap rendah. Menurut Suhu Riki (biksu Dharma Rakhita) tahun moyet api berunsur emas sebagai simbol kecerdasan. Monyet itu liar dan prinsipnya keras, sehingga penuh dengan lika-liku dan

sering beradu argumen. “Disarankan, bagi kita semua, terutama umat Buddha, untuk saling mengerti, memberi pengertian, dan membawa kebahagian mengalah untuk menang. Jangan saling berpecah belah,� ujarnya. Perayaan Imlek dimulai pukul 06.30 dengan doa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, para Buddha Budhi Satwa, Dewa-Dewi Pelindung Darma. Lalu, memanjatkan pertobatan sutra intan dengan tujuan semoga negara makmur sentosa dengan tujuan negara makmur. Dilanjutkan dengan berbagai hiburan seperti pesta kembang api dan atraksi barongsai. (ZAINUDDIN)

Pekerja mempersiapkan perayaan Imlek. foto: lampung post/zainuddin

19_070216 ESAI FOTO.indd 1

06/02/2016 21:08:32


PARIWARA

MINGGU, 7 FEBRUARI 2016

INDOCOOL, AC baru. Pasang Service, Sparepart, Tirtayasa 07218013130.0851-01581133/ Antasari 0852-66133838 WINDA AC 0721-257556, 02174866 /0812-7921648 / 0852.79542465 PI-N2A483AB9. MINGGU BUKA

AHLI GIGI RAMA DENTAL psng gigi palsu, psng kawat gigi Jl. Antasari dpn bioskop sinar & Jl. Urip Sumoharjo no.104 bdl Hub. 0812.7945122

BIMBEL

Brkat Filter, Psta Grosir & Eceran alat-2 depot air minum terlkp & termurah. Mulai hrg 9 Jt Berkualitas & bergaransi. Kami agennya, ut mengatasi air coklat, kuning, kapur dll, Jl. Purnawirawan Rayon 89 A Gunter 0821.8537.9610 PIN BB 5A9CE147/ 0896.9371.6333.

FASHION CITY GALERY menyambut Natal & Tahun Baru memberikan Disc. 50 % utk Tas Gobelini & produk lain, telp. 0721-475.121 Jl. Wolter Monginsidi No.159 G/H Teluk Betung.

FURNITURE

Telah dibuka bimbel siap tes CPNS 2016 terbukti & terpercaya materi lengkap instruktur ok, tmpt terbatas. Hub. Prima quantum Jl. Bunga Sedap Malam 121 Prumnas Way Kandis smpng SD 3 Pwk T.Seneng telp.(0721) 786067 CP. 0812.7902177

DEPOT AIR MINUM

Penjualan & pemesanan futniture jati Jepara dgn berbagai model koleksi a/l: mini bar, partisi, kursi tamu, lemari & berbagai lukisan kaligrafi & aksesories. Hub. Oya Gallery 0812.7201.7850, Jl. Agus Salim Kompl Ruko Perum Tugu Duren, Sukadanaham

KEHILANGAN

STNK BE 4064 RF, Nk. MH328D40CBJ011542, Ns. 28D3011472, an. Eli Setiawan. S T N K B E 4 9 3 1 O W, N k . MH3SE8810FJ18655 Ns. E3R2E0162881 an. Hertina STNK BE 2154 YQ, Noka. MHKM1BA2JDK035860 Nosin. MC30927 an. Puji Rahayu

KOLAM RENANG Dunia Kolam Renang mlyani prncangan kolam renang, pmbuatan, prawatan & mnydiakn pralatn & bhn2 prwatan air kolam. Jl.Hayam Wuruk komplek ruko kdamaian asri blok. i No.8 Hub.0851.0309.2567

MESIN FOTOCOPY CV. MitraAbadi. Jual s ewa p e r b a i k a n s u k u cadang & tinta photo copy. H u b . 0 8 1 2 . 7 9 0 9 . 8 9 8 / 0851.0880.5050

MOBIL PENGANTIN ELEGANT,NYAMAN.MERCY, B M W, C A M R Y, A L P H A R D , ABADIKN MOMENT ANDA DG MNGGUNKN MBL PGNTN KAMI, HU BU NGI :081369695051 / 082182032964

MUKENA GROSIR MCM2 MUKENA, Djmn Bhn Bgs, Adem & Tdk Luntur, Perum Bukit Bilabong Jaya Blok C1 No. 1-2, Tlp. 0812.7217.7449 & 0823.0734.4000 & 0896. 3080.7689

PELUANG USAHA Dicari Partner Bisnis Umroh & Haji Plus, izin resmi Depag, komisi menarik. Berminat hub: 0721.472.235/ 0812.7217.8899 INCOME 20 JT – 100 JT/ Bln atau jd Dewan Kota/Kabupaten th 2019, Garansi !!! Hub. 0813.6860.5435 / 0857.8305.4689

PENGINAPAN

PONDOK PALAPA, Harga Mulai Dari 95.000/Hari, Di Pusat Kota, Fas : Ac, Tv, Km Pribadi, Breakfast, Parkir Luas, JL. P.E.M NUR 7623158, 7188333, 087899764477, 085380151888

PLAYSTATION ANTORO GAME’S PLAYSTATION stiap Blnj & Service min. 50rb, mndptkn 1 (satu) poin, kmplkn poin trsbt utk dpt dtkrkn dgn hdiah menarik sprti: PS 2 Fat/Slim, Tv LG 32/42”, PS 3 Slim, PS 4 (NB: Untuk berlaku selama 1 tahun) Hub. 0812.8622.1221

PRIVATE RANKING 1 PRIVAT guru datang ke rumah semua pelajaran SD, SMP, SMA. Paket Sukses UN & UAS & siap TEMBUS sekolah favorit. Hub. 0821.8260.0101/ 0896.8993.0713. ALIFA COURSE Private Semua Pelajaran SD s/d Umum, Mengaji, Hub. 0821.8192.6579 / 0895.2719.2164

PERUMAHAN

Dijual 2 Ruko, 1 Toko, Rumah Tinggal, SHM, Lok. Samping kantor Kejaksaan Kotabumi – Lampung Utara, Hub. 0811.721532

MINJAYA SERVICE Kulkas,Frezer Box, Showcase, AC, Dispenser, Mesin Cuci, Pompa Air, Hub. 0813.7992.9560 Kami siap dtng, Bergaransi

SOFTWARE Mnydiakn software toko, apotek & rmh mkn, hrg 1,5 Jt trmsk Instal, training 3x, konversi data. Hub. 0721-273453 PT. Andaglos, Jl. Pramuka, trminal Kemiling Blok R3 No.7/www. andaglos.com

ACS LAMPUNG menyediakan Produk Polycarbonate dgn merk twin lite, solar lite, x lite, solite. Solar tuff, solar flat, flexil0n, laser coor, produksi PT IINPARK PRATAMA Jl. P.Antasari No.84 Tj Karang telp.0721-260884, 08217622.5515 (distributor Lampung).

PT. ARMINAREKA PERDANA penyelenggara perjalanan umroh, haji plus, umroh plus. Wujudkan niat anda ke tanah suci dgn mendaftar ke PT. ARMINAREKA PERDANA Jl. Sultan Agung No. 46 A Way Halim. Hub. 0811.794.551.

TOUR & TRAVEL GO-JAB (Jemput Antar Bandara) Travel pribadi B. Lampung, Boking 2 (dua) jam sblm Pesawat take Off/Landing, Hub. 0812.9480.480 EXECUTIVE CLASS-RENTAL MBL, AVANZA, INNOVA,PAJERO SPORT, FORTUNER DOBEL CABIN ,ALPHARD, MERCY, BMW, CAMRY, BUS WISATA, ELF(JG MLYNI ANTAR JMPT BNDRA)081369695951082182932964 Global Surya Insani Tour & Travel mmdhkn anda mnj Baitullah, bnyk pkt plhn yg mnguntungkn & mngutmakn plynan trbaik utk anda dlm beribadah, Hub. 0812.7415.6117

DKNTRKN RMH 2 LT, lgkp dgn mebel air/perabot, 4 KT (2 KT + Ac), 2 KM, Car Port, Pln 2.200W, PAM & S.Bor, Tel & I’net, Lok. Citra Garden Lpg/ Terrace Garden C2-55, Hrg. 40 Jt/thn, Cp. Susila 0811.619383

Dijual Cpt Tanah uk. 290m, SHM, hg. 50 Jt & 185m, hg. 50 Jt, SHM, dkt dgn IAIN & pntu keluar Tol, Lok. di Sabah Balau, Hub. 0853.7994.0177

Dijual Cepat : Perumahan Bumi Sukarame Asri, Blok A, No. 22, RT. 09, LK. II, Kel. Sukarame Baru, Kec. Sukarame, B. Lampung. 2 KT, 1 KM, 1 Dapur dan 1 Ruang Serbaguna. LT/LB : 88/64. Sumur Bor (Banyak Air). Listrik 1300 Watt. Keamanan 24jam. Siap Huni. Harga : 275.000.000 (Nego) Atau Bisa Over Kredit. Tanpa Pelantara CP : Ifan 081280541010

Dijual Tanah dkt Pom bnsin Candi Natar, msk dr jln bsr 500m, uk. 175m (10x17,5), hr. 38,5 Jt/Ngo, Hub. 0853.6956.1973 Dijual tnah cantik dan murah L. 20 htr Wilayah Natar dekat jln tol pas dataran Flyover, 12 Km dr bandara. Bagi yg serius hub. Bpk. Adi 0813.7949.9923.

URGENTLY SOPIR, Sim B1 mx 38th, pnddkn SMP, Mtc SMK jur Tkj/Listrik, SPG pnmpln mnrik pnddkn SMU/K, dtg lgsng gdn lmrn lngkp Jl. Tembesu No.8 Campang Raya BDL

JUAL CEPAT TANAH dbelakang Puskesmas Kaliawi, Ls. 500 m2, Ramai Rumah Warga, cck dibuat Kos2an, Hp: 0812.7457.0478 (Firman)

Klinik Hosea mmbthkn tnga Paramedis Adper Fisioterapis wanita, krm lmrn ke Jl. Way Sekampung 50 Bdl, Hub. 0811.790.380

PERUSAHAAN PT. GELAEL LAMPUNG YANG BERGERAK DIBIDANG RETAIL & RESTAURANT KFC MEMBUTUHKAN TENAGA KERJA PRIA/ WANITA USIA MAX. 25 THN, UNTUK JABATAN ACCOUNTING & ASST REST MANAGER DENGAN PERSYARATAN SBB :

1. S1 EKONOMI/D3 PERHOTELAN

Jual cepat rmh (TP) lok. Strategis cocok untuk komtrakan rumah SHM, LT 308 m2, Jl. Permata No. 48 B/C Perum Giant Kedamaian. Hub. 0813.6652.9717 /0812.7966.7878

D i j u a l Ta n a h 3 0 . 0 0 0 m , Lok. Padang Cermin, Punduh, cck utk Tambak & Pariwisata, Hrg. 25.000/m Hub. 0815.4088.5590.

Jual cepat rumah (TP) lokasi strategis Hayam Wuruk Gg. Jl. Permata No. 6 Kedamaian LT 130 m2 jl. Aspal, SHM, 3KT, 2KM, ruang tamu & keluarga, dapur, Lt 2 utk jemuran full kramik ada garasi. Hub.0813.6652.9712/ 0812.7966.7878

JABATAN ASST REST MANAGER KFC

JABATAN STAFF KANTOR PUSAT

2. S1 ACCOUNTING

SURAT LAMARAN DITUNJUKAN LANGSUNG KE KANTOR

PT. GELAEL LAMPUNG JL. JEND. SUDIRMAN NO.11-15 ENGGAL B. LAMPUNG

TANAH KAVLING

TANAH DIJUAL

RM. Padang bth Krywn P/W, dmsili Rj.Basa – Bdl, mmpu mlyani pmbli, mtr sndiri, mmliki Sim C, Hub. 0813.7413.8279

LOWONGAN

775 jt nego

JUAL CEPAT Rumah di Perum Villa Bukit Tirtayasa Estate, Ls. Tnh 90, Hrg. 250 Jt/Nego, Hub. 0878.9934.7373

Dijual Tanah Jl. Imam Bonjol Gg. Hj. Halijah, dkt jlr 2 BKP (Bukit Kemiling Permai), L. 2.395 m2, SHM, Hub. 0813.6576.1150

HARGA NEGO

Dijual Rumah Tua di B. Lampung, 200/364m, SHM, Jl. Raden Patah No.41 dkt Jl. Kartini, Hub. 0821.2550.0175

1,5 M Nego

Pe r u m a h a n p r o m o s s i a p bangun lokasi bnyk pilihan Rajabasa, Sukabumi, Way Halim, dll type 36 & 45. Minat hub. 0812.7366.3789 Pin BB 5BAE694E.

RUMAH DIJUAL

HARGA NEGO

Jual pagar panel beton system knock down a/t: Kota Metro. Hub: 0812.1800.2417. 0897.1403.256

SERVICE ELEKTRONIK

UMROH

PALING LAMBAT 2 MINGGU SEJAK IKLAN INI DITERBITKAN.

Dijual Tanah kav dblkng Prmhn Bataranila, Tata Mbl, Unila, Trminal Rj.Bsa, uk. 120-148 m2, Hrg. 40 Jt, bs cash/ Tempo/ Kredit, Hub. 0822.8165.7114/ Pin 5A373F4E

870 JT NEGO

PAGAR PANEL BETON

CV. CAHAYA ABADI. Menjual berbagai apar+pengisian ulang Jl. Yos Sudarso 138 C(dpn Budi Wahana Motor). Hb. 085107520099, 081278001238.

TOKO

LOWONGAN

650 jt nego

Disewakan gudang & kantor gudang tertutup 4000 m2, lahan terbuka 4000 m2 kantor 2 lantai 9 x 9 & 6 x 6, ada timbangan truk 40 MT di Jl. Ir. Sutami No. 223 sebelah Charoen Phokphan 9 km dr Panjang. Hub. 0813.6993.1333

Private profesi guru dtg kerumah, smua pljrn TK, SD, SMP, SMA, Umum, Mengaji, Sempoa, Hub. 0856.58957909/ 0813.6915.2541 Profesional, Sabar & siap UN

RACUN API

PROPERTY GUDANG DISEWAKAN

BANCAR 0812.7960.7819. PIN 269DF1DO WENI 0812.8568.2530, 0896.9501.6419 TIARA 0822.8256.9696, 0899.5646.379

IKLAN

STNK BE 5867 D, Nk. MH1JFD214DK567125 Ns. JFD2E-1667994 an. Ahmad Sairin

20

0721-783.593, 783.679 Ext.1065

PEMASANGAN

PARIWARA AC

LAMPUNG POST

Jual cepat rumah siap huni luas tanah 447m2, ls bangunan 100, 75m2, SHM (kotamadya), garasi, sumur gali, listrk 1300watt, bebas banjir. hub: 085267374385(lisa)

OTOMOTIF BAN & OIL Jual ban Good Year & Oli Total, all size & type. Hub. PT. KSA Jl. Soekarno Hatta, Komp. Ruko Putra Kedaton Residence No. 13/16 B.Lampung telp.0822.8119.3201 (Eka Sanjaya).

MOBIL DIJUAL

VARIASI

MODERN MOTOR, PUSAT MOBIL BEKAS BERKUALITAS HUB: 0822.8068.1228

CARISCO VARIASI mnrm kc flm, Audio mbl, Alarm mbl,Cntrl lock,Pwr wndow dll, Jl. Sultan Agung jlr 2 Way halim smping RM Puspa Minang 3 Hub. 0821.84890747/ 0857.68087476.

HONDA Jual: Honda Jazz’04, Jazz Rs’08, Jas RS’10, Honda Accord’08, Innova 2.50’11, Mazda 2 ‘13, Brio Sport’13, Innova 2.0 G’15, Innova 2,5 G’13, Innova 2.0 G’13, Land Cruiser’11, Hardtop’82, Merci C.200’10, Agya’14, Innova 2,0 G’05/Plat JKt-Lmpg. Hub. 0823.0689.9997 (Teguh – Motor).

HONDA

BR-V OTR MULAI

245 JT

MOBILIO RS DP MULAI

26 JT

DP & ANGSURAN ANDA YANG TENTUKAN

WANDI 0813.7947.7792

DP 6Jt-an

MAS IKIN

0853 7788 2111 AYLA

DP 11Jt-an

GRANMAX

PickUp

Telp Ajah Monica

MONICA 0822-8297-9676

CARRY PU DP 9 JT-an

0853 8455 5587

Datsun GO+ (T Option) DP 11 Jt-an OTR 117.5 Jt

PROSES CEPAT GAK RIBET

3Jt-an

Datsun GO (T Active) DP 11 Jt-an OTR 115.1 Jt

Angs.

AYLA

1,8Jt-an

Angs.

Grand Livina DP 18 Jt-an

GRANMAX

SUDAH ADA POWER WINDOW BELAKANG

PIN BB 5B1C403D

2,6Jt-an

Angs.

PROSES CEPAT DAN MUDAH

PROMO IMLEK

DP.7Jt-an/ 2015 DP.10 Jt-an/ 2016

Angs 5Jt-an

GRANMAX

AYLA DP.6Jt-an

ADHA

0812-7111-2995

GRANMAX

DP.6Jt-an

Angs 2,7Jt-an

TERIOS DP.23Jt-an

AYLA

MAS JOKO RUDIAN 0812.7431.3000 0812.7914.672

DP11Jt-an

TONY

0852-6987-0888

HR-V

JAZZ

MOBILIO RS

DP 17 jt Angs 2 jt-an

PROSES CEPAT NEGO SAMPAI JADI

SWIITA NADIA

0821.8309.2333 0823.7324.0004 PIN BB 521COEAA

HONDA LAMPUNG RAYA

L 300 DP 20 juta Jt-an angs.

Colt Diesel

10Jt

WAGON R DP 14 JT-an

0853 6651 3377

2

DP

KARIMUN

LEK HENDRI MEIN MEIN

T120ss

GRANMAX PU

All New ERTIGA DP 20 JT-an

CEPAT, MUDAH & DATA BISA DIBANTU

DP 10 juta Jt-an angs.

10Jt

0852 1131 7679

DP 10Jt-an

4

DP

EKI

HONDA ARISTA RAJABASA

FE HDV 12 SPS DP 25 juta Jt-an angs.

7

HONDA LAMPUNG RAYA

GRANMAX DP 7Jt-an

AYLA

DP 9Jt-an

DP 5Jt-an

DP

INFO PEMBELIAN HONDA

6

Jt

BRV

AYLA DP

GILANG ROHMAN ARI.Y 0852.6916.1110 0811.7281.101 0877.9877.0707 0812-7894-6666 HARGA PAS PASTI PUAS

0812.7456.1101

TERIMA TUKAR TAMBAH

TERIOS

ANIK

9Jt

PIN 538CAF94

DP 6Jt-an/ Angs. 3,6Jt-an

0822 8152 0330

HRV

DP 23Jt-an/ Angs. 4,5Jt-an

HARGA NEGO DISCOUNT

DP 7Jt-an/ Angs. 2,1Jt-an DP 7Jt-an/ Angs. 2,7Jt-an

BISA TUKER TAMBAH PROSES CEPAT

SENDY

0813 1992 3442

New

MOBILIO RS

AYLA

GRANMAX PU

BRIO

HR-V

ANGSURAN RINGAN PROSES CEPAT BERKAS DI JEMPUT & DATA DIBANTU TUKER TAMBAH MOBIL LAMA

HENDRA ANDI 0812 7895 5985 0811.725.5050

All New ERTIGA DP 17 JT-an KARIMUN

WAGON R DP 13 JT-an

CARRY PU DP 9 JT-an Prioritas dalam & luar kota BERKAS KITA JEMPUT LAYANAN SEPENUH HATI

ILHAM

0853.7751.1000

DIKA

0853.67.333.233 PIN BB : 5BA9B799


SOROT MINGGU, 7 februari 2016 LAMPUNG POST Hlm.21

Memoles Destinasi Wisata Rohani

n LAMPUNG POST/ZAINUDDIN

Salah satu toko yang menyediakan pernak-pernik Imlek di Pasar Kangkung, Telukbetung. Toko Sukaraja ini merupakan milik warga Tionghoa.

Kopi Lampung Berjaya di MEA Ulubelu dipakai sebagai merek dagang agar dunia makin mengenal Lampung sebagai daerah penghasil kopi terbaik. RUDIYANSYAH

P

ENGUSAHA Tionghoa Lam­ pung optimistis menyam­ but Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) di awal tahun 2016 ini. Produk lokal Lampung, teru­ tama kopi, diyakini akan semakin go international setelah dibukanya kran perdagangan bebas Asia Tenggara. Pemilik Ulubelu Coffee, Rinaldi, menilai persaingan dengan peru­ sahaan asing sudah terasa sejak MEA diberlakukan. Ia menyambut positif adanya MEA. “Harus kita li­ hat sebagai peluang,” kata dia saat ditemui di tempat usahanya, di Jalan WR Supratman, Telukbetung, Bandar Lampung, Rabu (3/2). Menurutnya, sebagai daerah penghasil kopi, Lampung harus

tetap menonjolkan kopi kualitas terbaik. Pengusaha lokal harus menjaga produk supaya tetap kualitas nomor satu dan mening­ katkan nilai jual dengan mengek­ spor kopi olahan seperti roasted (kopi goreng), ground (kopi bubuk), dan mengurangi ekspor green bean atau biji kopi. Pria yang menjalankan usaha­ nya sejak 2010 ini menjadikan nama Ulubelu sebagai merek da­ gangnya sebagai cara memperke­ nalkan daerah penghasil kopi di Kabupaten Tanggamus ke dunia. Pihaknya mengekspor lebih dari 500 ton kopi per tahun ke kawasan Eropa. Ia menambahkan sudah mengembangkan tujuan ekspor ke di negara-negara di kawasan Timur Tengah. Ia juga menggen­ carkan pemasaran secara lokal, dengan memasukkan kopi ke pusat perbelanjaan hingga membuka kafe-kafe. “Kami sejak awal teriak-teriak Ulubelu, sekarang luar negeri tahu, ada kopi Ulubelu. Indonesia ada­ lah negara ke-4 di dunia sebagai penghasil kopi, terutama robusta. Dan 80% sebenarnya ada di Lam­ pung,” kata Rinaldi.

LAMPUNG harus memoles potensi wisata yang memiliki hubungan emosional dengan wisatawan asing. Jika bisa dioptimalkan, makin banyak warga negara asing yang berkunjung ke Bumi Ruwa Jurai. Pengamat ekonomi Universitas Lampung, Asrian Hendi Caya, menilai MEA membuka peluang bagi Lam­ pung untuk meningkatkan pendapat­ an, khususnya dari sektor pariwisata. Bumi Ruwa Jurai memiliki banyak spot yang bisa dijadikan wisata ro­ hani, salah satunya bagi warga Tiong­ hoa. Namun, Lampung hingga kini belum berhasil mengembangkan potensi tersebut. Asrian mencontohkan klenteng atau wihara yang terletak di daerah Telukbetung, Bandar Lampung, yang bisa dijadikan objek wisata rohani. Dinas Pariwisata dan masyarakat lokal semestinya bisa memoles dan mengemas kawasan tersebut agar menarik bagi wisatawan domestik dan mancanegara. Guna menarik wisatawan luar Lampung dan mancanegara, kata dia, perlu dilakukan dibangun pendekatan emosional sehingga warga negara ASEAN mau berkunjung. “Sejarah harus dipaparkan, ke­ napa ada klenteng di Lampung dan perkembangan etnis Tionghoa seh­ ingga nantinya ada ketertarikan dari warga ASEAN untuk datang ke sini,” ujarnya. Untuk tenaga kerja, kata dia, Lam­ pung masih terbilang baik sebab peng­ usaha Tionghoa masih menggunakan tenaga kerja lokal. Perlu diwaspadai adalah pendekatan investasi dari luar

negeri yang mempersyaratkan untuk mempekerjakan orang dari negara asal mereka. Ia memperkirakan bisa saja terhadi perusahaan dari luar berinvestasi di Lampung tapi mempekerjakan pegawai dari negara asalnya. Mereka mendapat keuntungannya, investasi berhasil, dan warga negara asalnya mendapat pekerjaan. Menurutnya, kondisi ini akan meng­ ganggu kebudayaan masyarakat lokal karena mereka datang dalam jumlah banyak dan adat istiadat pun berbeda. Investasi ini justru hanya menguntungkan asing sebab mereka mengurangi jumlah penduduk dan keuntungannya juga berlapis. Asrian mengatakan masih ada peluang dan kesempatan untuk mem­ persiapkan diri dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). “Untuk konteks Lampung porsinya masih kecil untuk bersaing mem­ persiapkan MEA,” kata dia kepada Lampung Post, kemarin. Dia menjelaskan MEA tidak terlalu berdampak sebab hanya beberapa jenis profesi yang bisa masuk. Di MEA belum semuanya bebas, maka jangan terlalu overestimate karena penjualan produk dan jasa masih terbatas. Tidak ada yang luar biasa justru yang besar adalah transaksi ekspor impor dari negara di luar ASEAN. Namun, lanjutnya, harus diwaspadai jangan sampai kebutuhan masyarakat dipenuhi oleh negara-negara anggota ASEAN. Tentu kita mengetahui selera dan kebutuhan masing-masing. Seka­ rang yang perlu diperhatikan adalah produk yang dipasarkan. (AJI/M1)

Saat ini ia telah memberdayakan sekitar 1.500 petani kopi binaan di daerah Ulubelu. Salah satu cara untuk mempertahankan kualitas kopi dengan membina petani. Pihaknya mencoba memberikan pelatihan-pelatihan dan pendamp­ ingan. Ini salah satu upaya yang di­ lakukan sebagai pengusaha, bukan hanya mementingkan pendapatan, melainkan harus keberlanjutan. Ia juga mengatakan salah satu kunci keberhasilan di MEA adalah masyarakat Lampung juga harus mencintai produk lokal. Produk yang diekspor sebenarnya bukan kopi-kopi kualitas satu. Pihaknya justru ingin masyarakat Lampung yang semakin menyukai kopi lokal dan mengonsumsi produk-produk kualitas satu. Dari sisi pengolahan kopi, kata dia, juga harus semakin efisien dan inovatif. Pengolahan kopi me­ mang memerlukan keahlian, tapi perlu melakukan efisiensi dengan menggunakan berbagai teknologi. Dari hasil kreasi Renaldi, kopi asal Ulubelu telah diolah menjadi bela­ san varian kopi berkualitas nomor satu. (M1) rudiyansyah@lampungpost.co.id n LAMPUNG POST/ZAINUDDIN

Pasar Tengah, Bandar Lampung, merupakan salah satu pasar yang banyak dihuni warga Tionghoa.

n LAMPUNG POST/ZAINUDDIN

Lokasi pasar Telukbetung.

21_070216 SOROT.indd 1

06/02/2016 23:14:26


IPTEK MINGGU, 7 februari 2016 LAMPUNG POST Hlm.22

Memaksimalkan Produksi Genting dengan Hidrolik P

n ANTARA

22_070216 IPTEK.indd 1

ARA perajin genting di Lampung masih memakai alat manual yang memak­ simalkan tenaga manusia. Perlu tenaga besar untuk mencetak genting de­ngan baik. Sementara pa­ra perajin, seperti di Pringsewu, ba­nyak yang sudah tua dan tidak la­gi kuat untuk menggerakkan alat pencetak. Berawal dari keprihatinan terha­ dap sektor usaha rumah tangga itu, dosen Jurusan Teknik Mesin Uni­la, Yanuar Burhanuddin dan Sur­ yadiwansa Harun, membuat alat pencetak genting dengan memakai me­sin hidrolik. Mesin hidrolik dengan sumber te­naga dari listrik ini tidak lagi membutuhkan tenaga manusia yang besar. Cukup dengan mengge­ rakkan tuasnya saja, maka mesin pun akan bekerja dan mencetak genting dengan sendirinya. Daya yang dibutuhkan untuk meng­ gerakkan mesin pun tidak besar, hanya 300 watt, atau setara seperti setrika listrik. Meski daya yang dibutuhkan sedikit, alat mampu menghasilkan te­kanan yang besar hingga 80 ribu new­ton atau setara dengan berat 8 ton. Selain tenaga yang besar, teka­ nan yang dihasilkan mesin pun le­bih merata. Hasilnya, genting yang dibuat lebih padat dan kuali­ tasnya baik. Ya n u a r m e n j e l a s k a n a l a t pencetak konvensional yang dipak­ ai perajin genting selain membu­ tuhkan tenaga besar, hasilnya pun terbatas. Sekali cetak untuk sa­tu genting. Sedangkan dengan me­sin hidrolik, sekali cetak bisa meng­ hasilkan dua genting. Cara kerja alat pencetak dengan te­naga listrik memiliki cara kerja yang sederhana. Tabung yang be­ risi motor listrik menggerakkan pompa hidrolik yang selanjutnya mengalirkan cairan hidrolik su­ paya masuk ke piston. Piston pun bergerak menekan alat cetak. Secara perlahan-lahan piston pun me­nekan secara merata.

Surya mengatakan perpaduan motor listrik dengan mesin hidro­ lik membuat gaya tekan perlahanlahan tidak sekaligus. Tekanan per­lahan-lahan itu membuat hasil ceta­kan genting yang lebih maksi­ mal karena daya tekan lebih me­ rata. “Alat yang lama tidak meng­ hasilkan bata yang kepadatannya ra­ta,” kata Surya, doktor lulusan Kobei Universiti, Jepang. Kepadatan rata ini dipercaya menghasilkan genting dengan kuali­ tas tinggi. Dampaknya, genting pun tidak mudah berjamur. Soal harga, mesin hidrolik jauh lebih mahal dibandingkan dengan alat konven­ sional. Mesin hidrolik seharga Rp40 juta, sedangkan alat cetak lama seharga Rp10 juta. Namun, Yanuar menjelaskan harga yang lebih mahal tersebut akan kembali dalam jangka waktu tiga tahun. Dengan total produksi mencapai 60 ribu genting dalam delapan bulan. “Alat ini bisa me­ maksimalkan produksi kare­n a tidak bergantung pada tenaga manu­sia. Untuk membuat genting dalam jumlah besar, perajin tidak perlu bekerja keras,” kata dia. Dengan mesin hidrolik, sekali cetak bisa manghasilkan dua genting. Kapasitas produksi bisa dua kali lipat dibandingkan de­ ngan alat konvensional. “Perajin hanya perlu beralih den­ gan memakai mesin. Mereka perlu dibekali pengetahuan soal pemakai­ an teknologi yang baru dan melaku­ kan perawatan mesin dengan baik,” kata Yanuar yang merupakan doktor lulusan Universitas Kebangsaan Malaysia (UKM). Ia menambahkan mesin hidro­ lik pencetak genting juga dapat dipakai untuk membuat genting beton dari bahan semen. Selama ini perajin hanya mengandal­ kan tanah liat untuk bahan baku genting. Jika musim hujan sulit membuat genting dari tanah liat sehingga bisa dicari alternatif de­ ngan memanfaatkan semen. “Dalam satu tahun ada sekitar

empat bulan yang musim hujan sehingga sulit untuk menjemur. Jika musim hujan, produksi pun berhenti. Dengan memakai ba­ han baku semen, perajin bisa ber­ produksi meskipun musim hujan,” katanya. Kebutuhan akan genting beton dan tanah liat sama-sama besar. Terutama untuk daerah Banten dan Jakarta yang lebih banyak membu­ tuhkan genting beton. Pe­rajin, kata Yanuar, tidak perlu takut untuk memasarkan genting beton karena masih banyak kebutuhan akan atap beton yang lebih kuat. Selain pemakaian mesin hidrolik, perajin juga perlu memperbarui tungku pembakaran genting. Selama ini tanpa dilengkapi dengan cerobong dan dibiarkan terbuka. Kondisi ini membuat pemanasan tidak maksimal dan waktu yang diperlukan untuk memanaskan genting setelah dijemur hingga lima jam. Yanuar menjelaskan untuk me­ maksimalkan produksi, mesin hidrolik perlu ditambahkan de­ ngan penggunaan tungku yang lebih baik. Dengan tungku pema­ nas yang lebih efisien, pemakaian kayu bakar bisa lebih dihemat hingga 50 persen. Sekali pembakaran ditungku un­ tuk 10 ribu hingga 12 ribu genting. Waktu yang diperlukan hingga 5 jam dengan kebutuhan kayu hingga 100 kg. Dengan tungku yang dimodifikasi dengan dilengkapi cerobong asap dan ditutup pada bagian atap, pemanasan lebih maksimal dan kayu bakar yang dipakai hanya 50 kg. “Tungku yang dipakai perajin di Pringsewu masih konvensioanl tanpa cerobong dan penutup sehingga banyak panas yang terbuang per­ cuma. Ke depan bisa dikembangkan pemakaian limbah pertanian, sep­ erti jerami sebagai pengganti kayu bakar. Kayu bakar makin lama sulit didapat,” kata Yanuar. Untuk saat ini mesin hidrolik pencetak genting dan tungku pemanas masih dalam tahap rancangan. RUDIYANSYAH (M2)

06/02/2016 23:15:58


PERJA LANAN

MINGGU, 7 februari 2016 LAMPUNG POST Hlm.23

n LAMPUNG POST/DOK.

Romantisme di Pulau Kemaro Pulau Kemaro tidak pernah terendam banjir meskipun Sungai Musi meluap. Gesa Vitara

P

ULAU Sumatera memiliki berbagai destinasi wisata yang unik dan menyimpan legenda di masyarakat. Salah satunya, yakni Pulau Kemaro di Palembang, Sumatera Selatan. Pulau ini memiliki legenda tentang seorang putri raja bernama Siti Fatimah yang disunting saudagar Tionghoa. Jika dari Lampung, perjalanan ke Pulau Kemaro tidak memakan waktu lama dan biaya pun hemat. Salah satu alat transportasi hemat yang bisa dipakai adalah kereta api. Anda bisa memulai perjalanan dari Stasiun Tanjungkarang. Harga tiket ekonomi Rp35 ribu dan eksekutif Rp175 ribu. Setelah 12 jam naik kereta api, kita akan sampai di Stasiun Kertapati, Palembang. Wisatawan bisa langsung meluncur ke Jembatan Ampera yang merupakan salah satu lambang Kota Palembang. Untuk mencapai Pulau Kemaro dapat melintasi Sungai Musi. Mengitari sungai ini, Anda bisa memilih menggunakan perahu ketek atau perahu boat. Ongkos perahu ketek hanya Rp100 ribu dengan waktu perjalanan 30 menit. Wisatawan yang ingin cepat sampai bisa memakai boat dan hanya butuh waktu 15 menit. Menurut Akbaranda, warga Palembang, jika datang ke Pulau Kemaro saat hari raya Imlek, tidak dipungut biaya. “Biasanya gratis menyusuri Sungai Musi menggunakan perahu ketek atau boat saat

tahun baru Imlek,” ujar mahasiswa Universitas Sriwijaya itu. Angin dan percikan air membawa ketenangan selama perjalanan menuju Pulau Kemaro. Menyusuri Musi, Anda bisa melihat kegiatan yang dilakukan masyarakat pinggiran sungai. Dari kejauhan mulai tampak pagoda berlantai sembilan yang menjulang tinggi. Bangunan ini memiliki ciri khas warna merah dan kuning. Memandang Pulau Kemaro dari perahu sangat menakjubkan, seperti merasa ada di Negeri Tiongkok. Menginjakkan kaki di Pulau Kemaro atau dikenal dengan nama Pulau Kemarau karena tidak pernah banjir walaupun Sungai Musi meluap. Di pulau ini juga terdapat klenteng, pohon cinta, yang semuanya memiliki cerita melengenda. Ada batu besar yang bertuliskan sejarah Pulau Kemaro. Tulisan itu menceritakan kisah cinta antara putri Raja Palembang Siti Fatimah dan saudagar kaya sekaligus pangeran asal Tiongkok, Tan Bun Ann. Keduanya saling jatuh cinta dan sepakat untuk menikah. Siti Fatimah mengajukan syarat pada Tan Bun Ann untuk menyediakan sembilan guci berisi emas. Tan Bun Ann kemudian mengirim seorang pengawalnya pulang ke Tiongkok untuk meminta emas dan restu pada orang tuanya. Tentu saja permintaan ini disetujui orang tua Tan Bun Ann. Untuk menjaga emas tersebut dari bajak laut, guci berisi emas tersebut ditutupi dengan asinan sawi. Sesampainya di dekat Pulau Kemaro, Tan Bun Ann terdorong untuk memeriksa isi guci. Melihat isinya hanya asinan sawi, ia pun

n LAMPUNG POST/DOK.

23_070216 PERJALANAN.indd 1

kesal dan membuang guci-guci itu ke sungai. Namun, guci terakhir yang ia lempar tidak sengaja pecah. Di situlah ia melihat keping-keping emas. Rasa kecewa dan menyesal membuat sang anak raja memutuskan untuk menerjunkan diri ke sungai dan tenggelam. Sang putri pun ikut menerjunkan diri ke sungai dan juga tenggelam. Sang putri dikuburkan di Pulau Kemaro tersebut dan untuk mengenangnya dibangunlah kuil. Tak hanya hari biasa, Pulau Kemaro ramai dikunjungi saat tahun baru Imlek dan capgome (15 hari setelah perayaan Imlek) karena terdapat kuil atau klenteng Hok Tjing Rio (Kuan Im) yang digunakan masyarakat Tionghoa untuk beribadah. “Pengunjungnya pun tidak hanya dari Palembang, tapi juga dari luar kota hingga luar negeri datang untuk beribadah di pulau ini,” kata Akbaranda . Jika datang menjelang Imlek, Anda dapat menikmati keindahan ribuan lampion dan berbagai ornamen yang menghiasi rangkaian acara tahun baru. Ada salah satu bagian yang unik di pulau ini, yaitu keberadaan pohon cinta. Pohon ini merupakan pohon beringin yang sudah cukup tua, yang memiliki ranting yang sangat rimbun. Konon, bila seseorang menuliskan namanya dan pasangannya di pohon tersebut, jalinan cinta mereka akan semakin langgeng. Bila yang belum memiliki pasang­ an menuliskan namanya dan orang yang ia sukai, suatu saat nanti bisa menjadi kekasih. Pohon cinta saat ini sudah dibatasi dengan pagar sehingga wisatawan hanya dapat melihatnya dari kejauhan. (M1) gesavitara@lampungpost.co.id

n LAMPUNG POST/DOK.

n LAMPUNG POST/DOK.

n LAMPUNG POST/DOK.

n LAMPUNG POST/DOK.

n LAMPUNG POST/DOK.

06/02/2016 20:07:48


DESAIN MINGGU, 7 februari 2016 LAMPUNG POST Hlm.24

Pesona Keindahan Tradisional Cheongsam K

EMERIAHAN Tahun Baru Tiongkok (Imlek) dihiasi dengan rangkaian warna merah yang melambangkan keselamatan dan keberuntungan. Warna merah menjadi daya tarik yang khas dari pakaian tradisional Tiongkok, cheongsam. Tampil memikat dengan mengenakan cheongsam bagi para wanita Tionghoa men­ jadi salah satu agenda yang wajib. Mengena­ kan cheongsam memperlihatkan keindahan tubuh wanita dan membuat setiap mata yang memandang terpesona. Kreasi cheongsam mulai dari kerah yang didesain panjang, membuat leher terlihat jen­ jang. Bagian potongan lengan dapat memberi­ kan kesan bahu yang lebar. Sementara yang

Kecantikan lain dari cheongsam terda­ pat pada motif yang beraneka ragam, yang mengandung arti di dalamnya. Seperti motif naga diartikan sebagai lambang kekuat­ an, motif ikan diartikan sebagai lambang keberuntung­a n, sedangkan motif peony diartikan sebagai lambang keberuntungan dan kesejahteraan, atau terdapat lambang kecantikan pada motif bunga lotus. “Kain cheongsam memiliki motif atau corak tersendiri, seperti naga, ikan, dan bunga peony atau lotus. Dari corak tersebut memiliki makna yang berbeda-beda,” ujar wanita kelahiran 1992 itu. Motif yang terdapat pada cheongsam didu­ kung dari bahan yang biasanya sutra, latin,

n LAMPUNG POST/ZAINUDDIN

menjadi keunggulan ciri khas dari cheongsam ialah kancing di sisi kanan yang merupakan simpul cantik yang menjadi daya tarik. Menurut Saeyori Cici Lampung 2015, khas cheongsam terdapat pada kerah, kancing, dan didominasi dengan warna merah. “Kancing simpul itu merupakan salah satu kerajinan khas Tionghoa dan digunakan pada cheong­ sam, biasanya warna merah. Namun, karena sudah modernisasi ada warna lainnya, sep­ erti biru, ungu, atau emas,” kata dia.

dan brokat. Bahan tersebut akan membuat pakaian tradisional Tiongkok ini tampak mewah dan menawan. Tidak hanya itu, cheongsam di desain slim pit dan terdapat belahan di bagian samping kanan atau kiri, bergantung pada model cheongsam yang akan dikreasikan. Cheongsam yang kini sudah terkenal dan disukai di berbagai bangsa di dunia, bahkan cheongsam gambaran kesuksesan inspirasi fashion Tiongkok di dunia internasional.

Inovasi dari para desainer pun terus ber­ munculan, setiap tahunnya terdapat model cheongsam terbaru yang dikreasikan menjadi berbagai model, seperti model kebaya cheongsam, batik dengan gaya cheong­ sam, atau bahkan gaya cheongsam Shanghai yang klasik. Menurut Cici Lampung 2015 ini, dikreasikan semenarik apa pun yang menjadi daya tarik dan selalu ada pada cheon­ gsam ialah kerah dan kan­ cing. “Khasnya dari cheong­ sam di desain seperti apa pun terdapat pada kanc­ ing dan kerah. Sebab, ini sudah menjadi ciri khas yang turunmenurun semenjak Dinasti Qing.” Model cheongsam yang digunakan Saey­ ori merupakan salah satu model yang simpel yang ia kenakan saat bertugas sebagai Cici Lampung, berbentuk slim pit dan terdapat belahan di bagian kanan dan kiri. Sementara model cheongsam yang di­ gunakan oleh Putri Indonesia Lampung 2016, Felicia, memadukan warna merah dan biru, dengan balutan motif tradisonal khas Tiongkok, didesain lebih modern lagi dengan belahan yang tampak di bagian depan sebelah kiri, tetapi tetap khas dengan kerah tinggi dan tertutup. “Saat perayaan Imlek mengena­ kan kreasi cheongsam sebagai suatu tradisi,” kata wanita yang biasa di panggil Licya, yang mewakili Lam­ pung dalam ajang pemilihan Putri Indonesia yang akan diadakan pada 19 Februari 2016. (GES/M2) n LAMPUNG POST/ZAINUDDIN

24_070216 DESAIN.indd 1

06/02/2016 15:09:06


MINGGU, 7 februari 2016

LAMPUNG POST

25

Optimistis di Tahun Baru Imlek T

AHUN baru memberikan harapan baru bagi setiap insan. Berharap agar Tuhan Yang Maha Esa memberikan kemurahan hati-Nya agar di tahun yang akan dijalani diberikan kebaikan, keberkahan, kedamaian, kesehatan, keselamatan, kesejahteraan, dan kebahagiaan. Begitu juga dengan datangnya Tahun Baru Imlek, yang bertepat­ an pada 8 Februari 2016, harapan kebaikan di muka bumi ini bisa terwujud. Sejumlah tokoh Tionghoa di Lampung pun menyambut Tahun Baru Imlek 2567 dengan secercah harapan dan optimistis menjadi lebih baik dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, dan juga bernegara. Indra Halim, ketua wushu Provinsi Lampung, menyatakan optimistis Tahun Baru Imlek yang bertepatan dengan tahun monyet api bisa lebih baik lagi buat perekonomian dan pembangunan di Lampung. “Harapan lebih baik lagi, apala­ gi kalau melihat indikator yang mendukung seperti jalan tol yang sudah mulai dikerjakan, juga rencana peningkatan Bandara Radin Inten menjadi bandara internasional, ini akan mempercepat laju pertumbuhan ekonomi,” kata Indra, yang akrab disapa Ko Abun itu, Jumat (5/2). Infrastruktur ikut memberikan andil besar dalam percepatan pembangunan dan perekonomian di daerah. “Di Bandar Lampung juga telah dibangun banyak jalan

layang (flyover) untuk mengatasi kemacetan lalu lintas sehingga transportasi menjadi lebih lancar,” kata Indra yang juga pengurus Yayasan Hakka Metta Sarana Lampung. Hartarto Lojaya, anggota DPRD Provinsi Lampung, juga beranggapan sama. Ia optimistis di Tahun

Baru Imlek ini perekonomian Lampung dan juga negara bisa lebih baik lagi. Namun, tentu saja harus ada perjuangan, yakni be­ kerja lebih baik lagi. “Dengan memiliki karakter kemandirian yang tinggi, energik, kreatif, dan berprestasi, serta memiliki jiwa kepemimpinan un-

tuk melakukan perubahan besar, semua harapan tahun ini bisa lebih baik lagi akan terwujud,” kata Hartarto, Jumat (5/2). Sementara itu, Ketua Maje lis Buddhayana Indinesia (MBI) Provinsi Lampung Gunawan Hendra melihat tahun ini persaingan akan lebih berat lagi, terlebih

dengan dibukanya kran keterbukaan seperti Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), maka selain berusaha keras, masyarakat juga harus lebih mampu menahan diri. “Persaingan global akan lebih terbuka sehingga gesekan memungkinkan bisa terjadi sewaktuwaktu. Oleh karena itu, selain bekerja keras dan cerdas, setiap insan harus mampu menjaga diri dan menahan emosi,” kata dia. Imlek merupakan tahun baru yang dirayakan segenap masyarakat tanpa melihat agama dan juga kesukuan. Namun, berdasarkan kepercayaan masyarakat Tionghoa, tahun monyet menggambarkan kelincahan fluktuatif. Tahun 2016 merupakan tahun monyet api, dan unsur elemen api ini banyak sekali menyimpan misteri. Api dijadikan simbol energi yang besar dan kuat bagi orang-orang ber-shio monyet. Mereka akan berusaha untuk jadi pemenang dan berkeinginan agar prestasi mereka selalu diakui. Prediksinya, tahun 2016 berujung pada tahun bahwa apa pun bisa terjadi. Jika ingin sukses dalam hidup, sebaiknya hindari kegiatan kelompok yang bersifat memprovokasi sesuatu, ikut dalam pergolakan: politik, revolusi ataupun diskriminatif. Serta tetap harus ekstrahatihati dalam memilih teman atau kelompok atau komunitas. Tentu saja nilai-nilai optimisme menyongsong tahun baru lebih baik lagi dari tahun sebelumnya harus tetap digelorakan. Selamat Tahun Baru Imlek, Gong Xi Fa Cai. (SAG/R7)


MINGGU, 7 februari 2016

LAMPUNG POST

26

Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia Provinsi Lampung

P

Menjadi Wadah Masyarakat Tionghoa dan Pemersatu NKRI

AGUYUBAN Sosial Marga Tionghoa (PSMTI) merupakan wadah atau organisasi Tionghoa yang mempunyai lingkup nasional untuk menyerap aspirasi dan mendialogkan dengan pemerintah dan pihak-pihak terkait. Wadah berskala nasional ini menegaskan nonpartisan atau bukan organisasi politik maupun partai politik. Hal itu diungkapkan Ke­ tua PSMTI Provinsi Lampung Tarmizi Tanjungan, diwakilkan oleh Wakil Ketua Bidang Organisasi Gunawan Hendra, di Sekretariat PSMTI Lampung, Jalan Mayor Salim Batubara, Telukbetung, Kamis (4/2). Menurutnya, PSMTI menjadi wadah bagi paguyuban marga Tionghoa yang ada di wilayah Lampung. PSMTI sendiri dideklarasikan pada 28 September 1998, yakni beberapa bulan pascareformasi setelah terjadi kerusuhan rasial. PSMTI pusat terdaftar di Dirjen Sospol Depdagri No. 132 Tahun 1998. Atas surat PSMTI No. 155/PP/PSMTI/XI/1999, tanggal 16 Nopember 1999, pemerintah mengakomodasinya dengan membahas bersama di kantor Sekretariat Negara bersama PSMTI, dan akhirnya terbit Keppres No. 6 Tahun

n LAMPUNGPOST/DOK

2000, menyatakan inpres yang membatasi pelaksanaan adat istiadat, budaya Tionghoa dan agama dicabut. “Untuk pertama kalinya, atraksi barongsai yang merupakan budaya Tionghoa resmi digelar pada acara kenegaraan, yakni HUT ke-55 Proklamasi RI tahun 2000,” kata dia. Tak cuma itu, lanjut Gun a wa n , P S M T I j u g a m e layangkan surat No. 109/PP/ PSMTI/2000 pada 8 Nopember 2000 soal libur Imlek dibahas dengan Tim Litbang Departemen Agama RI atas dukungan semua komunitas Tionghoa. Lalu mulai tahun 2001, Imlek

dinyatakan sebagai hari libur fakultatif oleh Menteri Agama sesuai Surat Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia No. 13 Tahun 2001. Banyak kontribusi masyarakat Tionghoa dalam perjuangan dan pembangunan negara Indonesia. Pada Hari Pahlawan, 10 November 2009, Susilo Bambang Yudhoyono yang kala itu menjabat sebagai Presiden RI menetapkan mendiang Laksamana Muda John Lie sebagai Pahlawan Nasional. Laksamana John Lie (Dharma Daniel Yahya atau Lie Tjeng Tjoan) lahir pada 11 Maret 1911 di Manado, wafat pada usia 87 tahun, dimakam-

kan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta. Presiden SBY menganugerah­ kan gelar Pahlawan Nasional dan Bintang Mahaputera Adiperdana kepada almarhum Laksda John Lie yang diterima oleh Ny Margaretha Dharma Angkuw sebagai istri almarhum pada 10 November 2009. Pengamat sejarah, Anhar Gonggong dari Universitas Indonesia, mengatakan sudah ada 160 tokoh yang telah menerima gelar Pahlawan Nasio­ nal, dan Laksamana John Lie merupakan Pahlawan Nasional pertama dari suku Tionghoa. PSMTI terus menyuarakan

pembauran dan membuahkan hasil. Menkumham Hamid Awaludin menyebut dengan tegas bahwa UU 12/2006 membuat keturunan Tionghoa Indonesia menjadi suku Tionghoa Indonesia. Esensi UU No. 12/2006 antara lain mencuci cara pandang tentang kewarganegaraan Indonesia dan bahwa UU No. 12 telah menihilkan diskriminasi etnik. Kiprah PSMTI Lampung pun demikian. Meski sempat vakum selama beberapa tahun, PSMTI bangkit kembali pada 2014 dengan kepengurusan baru di bawah kepemimpinan Tarmizi Tanjungan selaku ketua dan sekitar 40 pengurus lainnya.

PSMTI Lampung juga menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari Kepaksian Pernong, yakni marga adat yang ada di Lampung. Seluruh pengurus dan anggota PSMTI memiliki ikatan persaudaraan dengan Pangeran Edward Syah Pernong dan seluruh masyarakat adat Kepaksian Pernong. David Herman Jaya, ketua PSMTI Pusat, mengatakan paguyubannya adalah wadah yang menggalang warga Tionghoa untuk sama-sama berkiprah membangun menuju masyarakat adil, makmur, dan memperjuangkan hak sebagai warga negara. (SAG/R7)


MINGGU, 7 februari 2016

LAMPUNG POST

27

n LAMPUNGPOST/DOK

Perkumpulan Sosial Dharma Bhakti

Memperluas Kegiatan Sosial yang Bermanfaat

P

ERKUMPULAN Sosial Dharma Bhakti Lampung di Jalan Ikan Kakap Telukbetung, Bandar Lampung, telah memasuki usia lebih satu abad, tepatnya 114 tahun. Wadah yang dahulunya bernama Hok Kian Hwee Kwan ini dibentuk sekitar tahun 1902 oleh tokoh pendiri yang terlibat, di antaranya Lim Giok Keng (pemimpin kehormatan Hok Kian Hwee Kwan), Joa Tjiam, Lie Kong Kan, dan Lim Tjie Moi. Maksud dan tujuan dibentuknya Perkumpulan Sosial Hok Kian Hwee Kwan adalah menumbuhkan rasa kebersamaan antara sesama pendatang keturunan Hok Kian yang waktu itu sudah menetap dan mencari nafkah di Lampung. Perjalanan wadah perkumpulan ini, berdasarkan catatan sejarah perjalanan Kenangan Satu Abad Perkumpulan Sosial Dharma Bhakti, sempat pasang surut terkait dengan

suhu politik yang terjadi pada saat itu. Namun, pada era 1922, kepengurusan perkumpulan cukup solid dan bisa dipertanggungjawabkan, yakni di bawah kepemimpinan Lim Khe Kie. Ia sosok warga Tionghoa keturunan Hok Kian yang cukup dikenal dan telah menetap di Lampung sejak 1915. Waktu itu Lim Khe Kie bekerja pada seorang pengusaha selama tiga tahun, kemudian mengembangkan usaha wiraswasta sebagai pengelola warung kopi hingga akhirnya memiliki toko kelontong. Di bawah kepemimpinan Lim Khe Kie, beberapa tokoh lainnya yang masih ikut mendukung Perkumpulan Sosial Hok Kian Hwee Kwan di antaranya Tjoa Tjiam, Lie Kong Kan, dan Lim Tjie Moi. Perjalanan perkumpulan ini pada masa kolonial Belanda hingga penjajahan Jepang banyak mengalami serentetan peristiwa yang bisa dijadikan sejarah tersendiri.

Kurun waktu hingga masa kemerdekaan 1945, kegiatan Perkumpulan Sosial Hok Kian Hwee Kwan ini sedikit demi sedikit bisa beraktivitas kembali. Kepemimpinan Lim Khe Kie masih bisa mempertahankan keberadaan Hok Kian Hwee Kwan, apalagi ia juga masih dibantu Liauw Giok Tjiang, Lim Tjie Moi, dan Tjoa Siong Lim. Selain itu, muncul beberapa tokoh yang ikut mengembangkan aktivitas sosial kemasyarakatan perkumpulan ini, yakni Tang Seng Beng, Ang Tiau Bi, Lie Kwa Tiet, Po Sun Seng. Tanpa mengubah dan mengurangi daripada maksud dan tujuan dibentuknya perkumpulan sosial ini, yakni sosial kematian dan sebagai wadah untuk menyambung tali persaudaraan serta mengikat rasa kekeluargaan di antara warga Tionghoa keturunan Hok Kian, perkumpulan ini bisa berjalan sebagaimana mestinya. Namun, tahun 1965—1967, perjalanan organisasi ini

sempat vakum menyusul pecahnya pristiwa G30SPKI. Kemudian, secara bertahap Perkumpulan Sosial Hok Kian Hwee Kwan diganti menjadi Perkumpulan Sosial Budhi Dharma, lalu diganti kembali menjadi Perkumpulan Sosial Dharma Bhakti. Perubahan yang dilakukan para pengurus waktu itu sekaligus memperhatikan dan menunjukkan kepada publik bahwa perkumpulan sosial ini mengedepankan sifat organisasi yang lebih terbuka. Terbukti penetapan susunan para pengurus dan anggotanya saat ini sudah melibatkan semua golongan masyarakat dari seluruh lapisan. Kemudian atas inisiatif beberapa pengurus, di antaranya Lim Heng Tia, Oey Tjan Tang, Lim Hok Beng, dan Lie Kwa Tiet, gedung milik Perkumpulan Sosial Dharma Bhakti mulai direnovasi disesuaikan dengan tuntutan kebutuhan. Renovasi ini mendapatkan

dukungan dari para dermawan yang peduli, seperti Ngadiman Winata (Oey In Teng). Begitu selesai pelaksanaan renovasi, gedung Perkumpulan Sosial Dharma Bhakti ini tidak hanya terbatas pada pelayanan sosial kematian, tetapi juga melayani kegiatan upacaraupacara seperti pernikahan dan lain sebagainya, termasuk pendidikan. Saat ini di usia 114 tahun Perkumpulan Sosial Dharma Bhakti terus komitmen menjadi wadah yang menumbuhkan kepedulian sosial yang lebih luas lagi, tidak hanya sekadar bagi-bagi sembako atau pemberian sumbangan kepada panti jompo maupun korban bencana alam, kata Ketua Dharma Bhakti, Tanto Nugroho, kepada Lampung Post, Jumat (29/1), di Bandar Lampung. “Saat ini yayasan juga memiliki kelompok atraksi barongsai dan juga terdapat lembaga kursus bahasa dan Mandarin,� kata Tanto yang akrab di sapa Cunhai ini. (SAG/RIN/R7)


MINGGU, 7 februari 2016

LAMPUNG POST

28

Yayasan Hakka Metta Sarana Lampung

Wadah Sosial bagi Para Perantau Y

AYASAN Hakka Metta Sarana Lampung merupakan wadah perkumpulan bagi warga suku Hakka atau Khek yang meru­ pakan orang perantauan yang ada di Lampung. Di yayasan ini, mereka

bisa saling bertemu dan berbagai informasi mengenai berbagai hal yang sifatnya sosial kemasyarakat­ an untuk menyongsong masa de­ pan yang lebih baik. Yayasan Hakka Metta Sarana berdiri sejak 121 tahun lalu di bumi Lampung. Pada 2014 lalu, yayasan ini merayakan HUT ke-120 sekali­ gus meresmikan gedung serbaguna serta menjadi tuan rumah Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Hakka. Hakka berarti kaum pendatang. Kaum Hakka merupakan satu ­kelompok etnis yang unik dan ulet. Mereka merupakan pekerja keras dan berusaha lebih keras dari penduduk lokal untuk mengim­ bangi posisi sosialnya. Kondisi ini men­ jadikan orang Hak­ ka lebih berpikir bebas, lebih mu­ dah melepaskan diri dari tradisi, dan menang­ kap ide baru untuk hidup. Tak heran, orang Hakka termasuk orang Tionghoa yang cepat meng­ adopsi ide-ide Barat dibanding yang lainnya. Bahkan, kepahitan hidup yang

n LAMPUNGPOST/DOK

dirasakan membentuk mereka lebih mudah menjadi kaum re­ volusioner, lebih progresif, dan lebih berani maju untuk menuntut pembaruan. Banyak pelopor pem­ baruan yang berasal dari Hakka. Menurut Ketua Yayasan Hakka Metta Sarana Lampung (YHMS) Alesius Bunawan, keberadaan suku Hakka menyebar di 26 negara di dunia, bahkan hingga ke negara kecil seperti Mauritius. Di Indonesia, suku Hakka terse­ bar di Sumatera, Jawa, dan Kalim­ antan. Populasi terbesar terdapat di Kalimantan Barat (Pontianak dan Singkawang) dan Bangka Belitung. Sementara di Lampung, keberadaan suku Hakka banyak terdapat di Kotabumi, Lampung Utara, dan Telukbetung. Kedatangan suku Hakka ke Lam­ pung, khususnya di Telukbetung, sudah dimulai sejak 1894. Mereka datang untuk merantau dan men­ cari penghidupan. Guna memudah­ kan mencari informasi terhadap

sesama kaum Hakka, mereka mem­ bentuk paguyuban yang kini terus berkembang seiring kemajuan za­ man dan teknologi. Menelusuri sebelum pendirian perkumpulan, orang Hakka Lam­ pung, Luo Shenglin, Xie Fangmei, Wu Shengbo, Xie Sanbo, Xu Chun­

lin, Zhang Shifu, dan Li Yawu, demi kerukunan warga sesuku, saling menjaga dan membantu, mengusulkan membentuk dan mendirikan Pusat Klenteng Hakka Bai Shi Ci. Bangunan kelenteng itu untuk menyejahterakan sesama

perantau. Lalu pada 1922, Xie Fangmei dan tokoh Hakka lainnya mendirikan Perkumpulan Hakka Lampung dengan tujuan keakraban dan kesejahteraan sesama warga Hakka perantauan. Pada 1933, Liang Junjiu dan tokoh lainnya kembali mendirikan Per­ kumpulan Reuni Keluarga Perantau Tionghoa Lampung. Aktivitas per­ kumpulan ini berkembang pesat dengan menghimpun dana, lalu mendirikan sekolah Hua Qiao Gong Xue, dan membantu ekonomi sesama perantau dan juga sumbangan jasa lainnya. Selain itu, juga melakukan kebajikan dan kebaikan. Seiring perjalanan waktu, memasu­ ki abad 21, pada 2005 perkumpulan mengusulkan pembangunan gedung baru dengan bantuan segenap tokoh dan warga Hakka. Hal itu terwujud dengan berdirinya gedung serbaguna sebagai penanda keberadaan suku Hakka di Lampung yang diresmikan pada 2014, bersamaan dengan Raker­ nas suku Hakka. (SAG/S1)


MINGGU, 7 februari 2016

LAMPUNG POST

29

Yayasan Suaka Insan Mandiri

Fokus Melestarikan Budaya

Y

AYASAN Suaka Insan Mandi­ ri pada awal berdirinya di Lampung pada 1905 yang merupakan wadah berkumpulnya etnis Tionghoa yang berasal dari suku Konghu. Kala itu perkumpul­ an ini terbentuk di Gang Kotok, Telukbetung, kemudian pindah ke Jalan Tenggiri, Telukbetung, Ban­ dar Lampung. Ketua Yayasan Suaka Insan Mandiri, Yonathan Toyib, menga­ takan pada awal mulanya yayasan ini masih bersifat kesukuan. Yang berfungsi menampung para peran­ tau pada zaman dahulu yang meru­ pakan satu suku. Namun, seiring perkembangan zaman, wadah ini tak cuma menampung satu suku, tetapi lebih terbuka. “Sesuai perkembangan zaman, kami tidak mungkin eksklusif lagi. Jadi kami buka untuk semua suku, siapa pun yang datang boleh masuk anggota kami,” kata Yonathan, Kamis (4/2). Perkumpulan ini merupak­ an tempat silaturahmi antara masyarakat Tionghoa dan tempat curahan hati, baik menceritakan

n LAMPUNGPOST/DOK

aktivitas sehari-hari hingga meng­ agendakan kegiatan yang dianggap penting. Seperti membantu teman yang mengalami kesulitan, sepan­ jang bisa diajak kompromi. “Nah, sampai saat ini masih kami laku­ kan, cuma tidak setiap hari, tetapi sebulan sekali kami berkumpul,” kata dia. Yonathan mengatakan jumlah suku Tionghoa sangat banyak bisa mencapai ratusan, tapi untuk suku besar dan di perantauan hanya beberapa, seperti suku Hokkian, Khee (Hakka), Tio Ciu, Konghu, Han, dan Hokchia. Setelah 32 tahun masa Orde Baru, suku Tionghoa ini sudah hampir hilang, bahkan antara orang Konghucu tidak saling kenal

karena saat itu kebudayaan Tiong­ hoa dilarang. “Selain itu, pendidikan mem­ pelajari bahasa Tiongkok juga tidak ada, bahkan kebudayaannya juga dihapus. Tetapi saat ini sudah bebas,” ujar Yonathan. Yayasan Suaka Insan Mandiri ini lebih mengedepankan kegiatan sosial meskipun belum maksimal. Tetapi paling tidak ketika ada suatu kejadian, mereka akan keluarkan semacam bantuan, baik berupa logistik makanan dan pakaian, tapi pihaknya tidak terjun langsung ke lapangan, tetapi lewat perantara. “Kalau untuk kegiatan rutin, kami lebih menekankan kepada olahraga mengembangkan budaya, seperti barongsai, wushu, dan ba­

hasa Mandarin,” ujarnya. Sebenarnya yang menjadi pri­ oritas perkumpulan saat ini yaitu berupaya semaksimal mungkin melestarikan budaya Tionghoa agar tidak hilang. Karena jika kebudayaan sudah hilang, akan sulit dikembangkan lagi. Ia men­ contohkan undangan pernikahan saat ini tidak lagi menggunakan bahasa Mandarin. Bahkan, generasi saat ini jika ditanya­kan dari marga mana, me­ reka tidak tahu. Untuk mengatasi permasalahan yang terjadi, pihaknya terus beru­ paya memberikan pemahaman kepada masyarakat Tionghoa bahwa kebudayaan merupakan hal yang sangat penting bagi asal usul mereka. Yonathan berharap pemerin­ tah baik kota maupun provinsi untuk lebih memberikan ruang kepada masyarakat Tionghoa untuk mengeksplorasi yang dimi­ liki. Jangan sampai ada perbedaan antaragama yang ada. “Saya rasa pemerintah sudah memberikan ruang itu kepada kami, seperti di hari Imlek saja sudah diliburkan, ini artinya pemerintah sudah bijak dalam hidup berbudaya dan bersuku-su­ ku,” kata dia yang menyebut pada perayaan Imlek kali ini yayasan memberikan bakti sosial serta ada atraksi Barongsai yang menghibur masyarakat. (WIR/R7)

Paduan Suara Xin Hua Selalu Kompak PADUAN Suara Xin Hua berdiri sejak 2000 dan kerap tampil di berbagai acara, termasuk di kantor Peme­ rintah Provinsi Lampung. Ketua Grup Bagian Wanita, Ruiling (59), mengata­ kan pertama kali Xin Hua tampil pada acara ulang tahun kemerdekaan RI tahun 2000. “Awalnya dulu kami dikasih guru dari pemda, makanya kami bentuk Xin Hua. Karena tak punya guru, dikasih guru dari Kesbangpol dan disuruh nyanyi saat peringatan kemerdekaan,” kata Ruiling, Kamis (4/2). Dimentori oleh dokter Popo Mandala, sejak 2003 Xin Hua sempat menjelma menjadi paduan suara yang cukup besar dan terkenal pada masanya. “Pertama pentas kami bisa tembus sampai 80 orang anggota. Kalau sekarang kurang lebih 30 orang yang masih rutin latihan. Latihannya di dekat wihara,” kata Ruiling. Ia menceritakan Xin Hua didirikan oleh tiga orang, yaitu Thiu Kim Chung, Tan Cun Hai, Cew dan Han Chien. Sementara untuk mengisi kegiatan saat Imlek, Ruiling mengatakan biasanya tidak ada kegiatan. “Kalau Imlek sih enggak ada, biasanya kami tampil di acara capgome di pendopo gubernur,” ujarnya. Paduan suara pria diketuai Lunto Hasan. Bagi masyarakat etnis Tionghoa yang ingin mengikuti paduan suara ini bisa lang­ sung datang ke base camp di Yayasan Dharma Bhakti di Telukbetung. “Tak ada batasan usia,” ujarnya yang berharap Xin Hua dapat tampil kompak. “Semoga semuanya tetap kompak untuk bangsa kita. Kita berdarma, cari uang kalau dapat untuk kebersamaan menolong orang banyak. Sekaligus untuk melestarikan kebudayaan Tiong­ hoa,” kata Ruiling. (MAN/R7)


MINGGU, 7 februari 2016

LAMPUNG POST

30

Metamorfosis Barongsai dari Ritual Menjadi Olahraga Barongsai yang awalnya berfungsi menyucikan rumah dari roh-roh jahat, kini menjadi cabang olahraga yang menghasilkan atlet di pentas dunia.

S

EJAK era reformasi, atraksi barongsai kerap digelar dalam berbagai event, baik perayaan Tahun Baru Imlek, pembukaan toko, hingga perayaan ulang tahun dan sebagainya. Barongsai pun kian membumi dan banyak digemari semua kalangan karena mengandung unsur atraksi budaya dan olah tubuh. Ketua Umum Federasi Olahraga Barongsai Indonesia (FOBI) Lampung Yendiawan Toyip mengatakan awalnya barongsai merupakan alat penjagaan dari serangan musuh di zaman kerajaan, karena itu bentuk barongsai dibuat menyeramkan dan menakutkan. Barongsai dikeluarkan pada musim awal musim semi untuk menakuti-nakuti musuh agar tidak menyerang wilayah kerajaan. Namun, seiring perkembangan zaman, barongsai kemudian menjadi ritual untuk mengusir setan dan roh-roh jahat agar tidak mengganggu manusia. “Tradisi itu dibawa sampai saat ini, tapi fungsi awal barongsai sebagai alat penjagaan dari musuh akan kami bina lewat olahraga barongsai yang menghasilkan atlet sehingga kehadiran barongsai akan lebih bermakna,” kata Yendiawan saat diwawancara di rumahnya, di Natar, Lampung Selatan, Rabu (3/2). Dia menjelaskan sejak generasi awal hingga kini, barongsai memiliki dua versi, yaitu barongsai utara yang berbentuk singa menyeramkan dan menakutkan, serta barongsai selatan yang

dimodifikasi lebih cantik dan menarik. Menurut Yendiawan, perbedaan barongsai utara dan selatan tampak pada gaya main, cara memukul tambur, dan bentuk barongsainya. Namun, jumlah tim tidak ada perbedaan, yaitu satu tim dibutuhkan 10 orang yang masing-masing memegang tonggak setinggi 2,75 m. “Nah, kalau dulu untuk kepala barongsai terbuat dari semen yang beratnya mencapai 10 kg. Saat ini diubah, kepala barongsai terbuat dari bambu yang beratnya hanya 4,5 kg,” kata dia. Untuk memesan kepala barongsai ini hanya bisa di Bogor dan Semarang.

Festival Barongsai Fungsi barongsai terus mengalami perubahan. Barongsai sudah masuk festival dan dipertandingkan. Laga antarbarongsai ini membutuhkan ketahanan fisik yang kuat dan bela diri yang mumpuni. Bahkan, tidak jarang, pertandingan barongsai menyebabkan pemainnya terluka. Di zaman modern, barongsai yang identik dengan seni dan budaya masyarakat Tionghoa itu mulai ba­ nyak dikenal masyarakat sehingga pemerintah menjadikannya sebagai salah satu cabang olahraga. Ketika barongsai masuk cabang olahraga, lanjut Yendiawan, yang diadu bukan kekuatan barongsainya, melainkan lebih kepada kedisiplinan dan keindahan gerakan/atraksi. “Jadi, pada festival barongsai, waktu atraksi sudah diatur, yaitu minimal 8 menit dan maksimal 12 menit untuk

n LAMPUNGPOST/DOK

atraksi tonggak. Jika melanggar batas waktu itu dianggap kalah,” katanya. Dia menjelaskan atraksi semakin ba­ nyak kreasi, maka akan semakin tinggi nilai yang didapatkan. Agar bisa melakukan kreasi dan variasi atraksi, dibutuhkan banyak latihan dan mental yang kuat. “Mengenai waktu latihan tidak bisa ditentukan, sebab tidak semua orang berani melakukan atraksi barongsai. Semua tergantung kekuatan mental dan ketekunan, tapi juga ada anak yang memiliki bakat khusus sehingga memudahkan dalam pelatihan,” ujarnya. Kini ada sekitar 30 murid yang rutin berlatih atraksi barongsai. Se-

bagian besar muridnya merupakan anak-anak muda dan pelajar, tapi setelah lulus sekolah biasanya tidak aktif lagi berlatih. “Murid-murid kami terus beregenerasi,” katanya. Menurutnya, tidak ada kriteria atau syarat khusus untuk menjadi murid di FOBI. Cukup dengan niat dan ketertarikan untuk belajar atraksi barongsai. Namun, jika ada anak yang memang sudah bisa berolahraga wushu, akan lebih mudah melatihnya karena dasar latihan wushu dan barongsai mirip. (WIR/S1) wira@lampungpost.co.id


MINGGU, 7 februari 2016

LAMPUNG POST

31

n LAMPUNGPOST/DOK

Yayasan Bodhisattva Bandar Lampung

Mengedepankan Pendidikan dan Kebermanfaatan

Y

AYA S A N B o d h i s a t t v a y a n g mengedepankan pelajaran dan juga tradisi serta puja bakti agama Bud­ dha ini sudah ada berkiprah sejak lebih dari 50 tahun lalu. Hingga saat ini sudah ada sekolah mulai dari PAUD/TK hingga SMA. Bahkan, tak menutup kemungkinan hadirnya sekolah tinggi atau universitas. Romo Hayang, pengurus Wihara Ban­ ten (Ban Tek Yan), menyebut Yayasan Bodhisattva memang tak hanya tempat ibadah sesuai tradisi, tetapi juga tempat puja bakti dan mempelajari atau bidang pendidikan. Oleh karena itu, Yayasan Bodhisattva memiliki sekolah mulai dari PAUD dan TK hingga SMA. Yayasan yang dipelopori perkembangan­ nya oleh Bhante Ashin Jinarakkhita ini juga memiliki krematorium atau tempat peng­ abuan jenazah yang berada di Lempasing. Selain sebagai tempat ibadah dan juga pengembangan bidang pendidikan, kegiatan di Yayasan Bodhisattva maupun Wihara Ban Tek adalah kegiatan sosial kemasyarakat­ an. “Bahkan, kegiatan kami untuk sosial dan bermanfaat bagi masyarakat sekitar

juga menjadi kegiatan utama,” kata Romo Hayang di Wihara Banten, Jumat (29/1). Kegiatan sosial seperti membagikan sem­ bako dan pakaian layak pakai dilakukan setiap Imlek bulan ke-7. “Tidak cumat umat Buddha, tetapi masyarakat sekitar wihara juga turut dilibatkan, sebagai bentuk hidup berdampingan dan memberikan manfaat,” ujarnya yang menyebut dana kegiatan sosial itu berasal dari para donatur. Sejarah Yayasan Bodhisattva ini berawal pada 1942 di Kampung Bugis, dekat sungai kecil di tepi pantai Telukbetung, berdiri sebuah rumah ibadah yang sederhana ter­ buat dari kayu bernama Ban Tek Yan atau dikenal dengan nama Wihara Banten. Bangunan sederhana itu berada di atas tanah seluas 2.667 meter persegi. Dalam rumah ibadah tersebut terdapat rupang Kwan Im (Avalokitevara) yang selalu dipuja. Rupang buatan negeri Tiongkok itu dibawa dari daerah Banten oleh Lim Kie Nio. Mereka yang memuja rupang dengan ketulusan hati akan mendapat­ kan berkah berupa penyembuhan dari penyakit serta petunjuk hidup.

Pada 1950, datang seorang Anagarika yang dikenal dengan Ashin Jinarakkhita atau Bhante Ashin yang mengembangkan agama Buddha dan menjadi tokoh perintis kebangkitan agama Buddha di Nusantara. Bhante Asin menyebarkan darma, ajaran Sakyamuni Buddha mulai hidup dan dikembangkan kembali untuk me­ nerangi jalan hidup semua makhluk agar terbebas dari belenggu penderitaan. Lalu pada 1951, Wihara Ban Tek Yan mengalami pemugaran. Pada 1975, dibangun tempat pengabuan atau kre­ matorium Bodhisattva di Lempasing. Pengembangan bidang pendidikan juga menjadi prioritas, pada era tahun 1980 hingga 1990 tepatnya, SD Bodhisat­ tva berdiri pada 1981 dan SMP tahun 1987 di Jalan Dr Setia Budi, Kuripan, Telukbetung. Kemudian sekolah lanjutan atas (SMA) hadir tahun 1997, bersamaan dengan sekolah pendidikan anak usia dini (PAUD) serta taman kanak-kanak. Seiring bertambahnya umat Buddha dan juga siswa, maka Yayasan Bodhisat­ tva melakukan beberapa kali pemugaran,

baik sekolah maupun wihara pada 2000. Berita duka menyelimuti umat Bud­ dha, termasuk Wihara Ban Ten Yan, kare­ na tokoh penyebar agama Buddha dan juga perintis berkembangnya yayasan ini, Bhante Ashin Jinarakkhita, tutup usia pada usia 80 tahun pada 2002. Kondisi pada saat itu, Wihara Ban Tek Yan masih dalam tahap pemugaran sehingga sebelum dikremasi jasad Bhante Ashin dise­ mayamkan di Wihara Thay Hin Bio. Tahun 2006, sekolah PAUD, TK, dan SD Bodhisattva dipindahkan di areal Wihara Banten, sedangkan SMP dan SMP tetap di lokasi lama sekolah. Pemugaran wihara di­ lanjutkan pada 2008 dan selesai pada 2011 yang ditandai dengan kirab rumpang Kwan Im. Setiap menjelang perayaan Tahun Baru Imlek, Wihara Banten berubah menjadi me­ riah dengan ribuan lampion terpasang, serta digelarnya atraksi barongsai yang disukai segenap masyarakat di sekitarnya. “Imlek adalah tahun baru dengan penanggalan bulan, jadi perayaannya harus semarak dan semua orang ikut menyambut tahun baru,” kata Romo Hayang. (SAG/R7)


MINGGU, 7 februari 2016

LAMPUNG POST

32

Majelis Buddhayana Indonesia Provinsi Lampung

Membina Umat dan Sosial Kemasyarakatan

M

AJELIS Buddhaya­ na Indonesia (MBI) Provinsi Lampung merupakan organisasi yang bergerak di bidang keagamaan dan sosial kemasyarakatan, serta menjadi majelis umat Buddha terbesar di Lampung. Pengurus MBI di Provinsi Lampung cukup eksis, baik di tingkat provinsi maupun kota/ kabupaten, karena hingga kini sudah terbentuk 11 cabang MBI di kabupaten dan kota, yakni Bandar Lampung, Metro, Lam­ pung Tengah, Lampung Timur, Lampung Selatan, Lampung Ba­ rat, Lampung Utara, Pesawaran, Pringsewu, Tulangbawang, dan Way Kanan. Ketua MBI Lampung Gunawan Hendra, Kamis (4/2), menyebut­ kan ada sekitar 112 wihara di bawah binaan Majelis Buddhaya­ na Indonesia Provinsi Lampung dan Sangha Agung Indonesia (Sagin) Lampung. Wihara terse­ but tersebar di seluruh kapuaten/ kota di Lampung. Kegiatan MBI Provinsi Lam­ pung meliputi kegiatan dalam bidang keagamaan, seperti menyebarkan agama Buddha, membina umat Buddha agar menjadi manusia yang berpikir dan bertindak sesuai dengan Buddha Dharma, melaksana­

kan kegiatan pembinaan umat Buddha, antara lain menyeleng­ garakan kebaktian rutin, upa­ cara hari besar agama Buddha, meditasi dan ceramah darma, juga pelayanan umat mencakup upacara pernikahan, upacara pemberkahan dan upacara kematian. Sedangkan dalam bi­ dang sosial, MBI kerap mengadakan bakti sosial kesehatan berupa operasi katarak, bibir sumbing, dan pengobat­ an gratis kepa­ da masyarakat kurang mampu. “MBI juga membagi­ kan kursi roda bagi mereka y a n g m e m ­ butuh­ kan,”ujar Gunawan yang telah dua periode menjabat sebagai ketua MBI Lampung. Tak cuma itu, MBI juga mem­ berikan perhatian sosial kepa­ da masyarakat kurang mampu dengan membagikan sembako serta berkunjung ke sejumlah panti asuhan dan panti jompo. “Tak cuma buat umat Buddha,

tetapi masyarakat luas yang memang membutuhkan,” kata Gunawan. Sebagai umat di muka bumi yang hidup berdampingan dalam keberagaman, MBI melihat bahwa keragaman budaya atau cultural diversity adalah keniscayaan yang ada di bumi Indonesia. “Dalam pandangan agama ­B uddha, keanekaraga­ man kebudayaannya Indonesia memiliki keunggulan diband­ ingkan negara lainnya. Indonesia mempunyai potret kebudayaan yang lengkap dan ber variasi, dan tak k a l a h penting secara sosial budaya dan politik masyarakat In­ donesia mempunyai jalinan sejarah dinamika interaksi antarkebudayaan yang dirang­ kai sejak dulu,” ujarnya. M e n u r u t n ya , i n t e r a k s i antarkebudayaan dijalin tidak hanya meliputi antarkelompok suku bangsa yang berbeda, tapi juga meliputi antarper­

adaban yang ada di dunia. Terkait dengan perayaan Imlek 2567 BE, MBI melihat bahwa Imlek adalah salah satu tradisi umat Tionghoa yang berciri khas dengan perayaan musim semi. Tahun Baru Imlek ini sudah lama dikenal orang, tapi masih banyak yang tidak tahu dari mana asalnya, apa maknanya dan upacara-upacara apa yang ada di sekitar perayaan Tahun Baru Imlek. “Sering tahun Imlek disebut orang sebagai Tahun Baru Tiongkok, padahal tak cuma orang Tiongkok yang meraya­ kan, tetapi seluruh masyarakat dan bangsa-bangsa di Asia Timur ikut merayakan sistem penanggalan berdasarkan bulan, yaitu pada 1 bulan 1 Imlek,” kata Gunawan. Pemeluk agama Buddha di Indonesia meliputi tra­ disi Jawa dan tradisi Tionghoa, maka dari itu perayaan Imlek ini sering dirayakan di wiharawihara oleh umat Buddha da­ lam tradisi Tionghoa. “Begitu juga sebaliknya, dalam tradisi Jawa yang menganut agama Buddha tidak merayakan Im­ lek, melainkan merayakan 1 Sura dalam tradisi Jawa,” kata dia. (SAG/R7) n LAMPUNGPOST/DOK


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.