EDISI
SYA’BAN 1437 H MEI 2016 H
Belanja yang Berpihak
KABAR Da’i-Da’i Ramadhan ke Pelosok Negeri
PAK NATSIR Yang Baik yang Sudah Ditentukan Allah
TELAAH Prioritas Sasaran ZIS
HALAL Yuk Menyeleksi Bumbu Dapur Kita
Jejaring LAZIS Dewan Da’wah
Gedung Menara Da’wah Lt. 1 Jl. Kramat Raya No. 45, Jakarta Pusat - 10450 Telp. 021-31901233 | Fax. 021 390 3291 Gedung Dewan Da'wah Lantai 5, Jalan Panjang No. 12 Arteri Kelapa Dua, Kebon Jeruk, Jakarta Barat - 11530
The Power Of DA’WAH Melintas Negeri untuk Tulus Mengabdi
DAFTAR ISI DARI REDAKSI 3 Ramadhan Saatnya!
MANAJEMEN LAZIS DEWAN DA'WAH Direktur Eksekutif Ade Salamun Pemberdayaan dan Sinergi Program Asrofi Muslikhuddin Administrasi dan Keuangan Fitria Damayanti Humas Nurbowo Fundrising Ahmad Robyansah, M. Idris Hairul Anwar, Ahmad Zuhdi REDAKSI Pemimpin Umum Redaksi Ade Salamun Pemimpin Redaksi Nurbowo Sidang Redaksi KH. Syuhada Bahri Ade Salamun Nurbowo Sekretaris Redaksi Asrofi Muslikhuddin Desain Grafis Senyum Advertising Sirkulasi M. Said Gedung Menara Da’wah Lt. 1 Jl. Kramat Raya No. 45, Jakarta Pusat - 10450 Telp. 021-31901233 | Fax. 021 390 3291 Gedung Dewan Da'wah Lantai 5, Jalan Panjang No. 12 Arteri Kelapa Dua, Kebon Jeruk, Jakarta Barat - 11530
SUARA PEMBACA 4 Dewan Dakwah Kecam Larangan Jilbab Di Prancis 5 Stop Miras Biang Kejahatan SALAM 6 Merajut Kemitraan dengan Qatar KABAR 10 Dewan Dakwah Tangsel Gelar Dialog Dakwah 12 Da’i-Da’i Ramadhan ke Pelosok Negeri 14 Umiyati Kembali ‘tuk Mengabdi 16 Pedulikan Mantan Pendeta 18 Tiga Sumur Air untuk Gaza 19 Warga Pinggir Rel Berobat Gratis 20 Wadah Malaysia Kunjungi Sumur Merapi 22 Yusril Ihza: Ibukota Baik Cermin Negara Baik 24 Balada Keluarga Lipit Angrai 25 Alhamdulillah, Infak Anda Menebus Bayi Kembar Mereka 26 Alhamdulillah, Warga Karing Punya Sumur Air Bersih 28 Dewan Dakwah NTB Bangun Gedung Kantor 30 Dewan Dakwah: Empat Dosa Hubungan Diplomatik dengan Israel TAZKIYATUN NAFS 32 Hikmah dan Kelembutan dalam Da’wah TELAAH UTAMA 36 Belanja yang Berpihak TELAAH 42 Prioritas Sasaran ZIS 44 Resiko Perkawinan Beda Agama PAK NATSIR 52 Yang Baik yang Sudah Ditentukan Allah HALAL 56 Yuk Menyeleksi Bumbu Dapur Kita
DARI REDAKSI
Ramadhan,
Saatnya!
R
asulullah SAW dalam khutbahnya menjelang Ramadhan, menyatakan antara lain: ‘’Sungguh, Ramadhan adalah bulan kesabaran, dan pahala kesabaran yang sejati adalah surga. Inilah bulan yang penuh simpati terhadap sesama manusia, ini juga bulan ketika rizqi seseorang ditambah. Siapa memberi makan orang lain untuk berbuka puasa, dia akan mendapatkan ampunan atas dosa-dosanya dan dijauhkan dari api neraka, dan dia akan mendapatkan pahala seperti orang yang diberinya makan untuk berbuka puasa, tanpa mengurangi pahala orang tersebut sedikitpun. Allah memberi pahala yang sama bagi orang yang membuka puasa orang lain dengan sebuah kurma atau segelas air minum atau seteguk susu.... Siapa memberi minum orang berpuasa untuk berbuka, maka Allah akan memberinya minum dari sumber airku -air yang jika diminum tak akan pernah membuatnya haus hingga pada hari dia memasuki surga. Imam Syafi’i rahimahullah berkata, “Sungguh aku bahagia melihat ada yang bertambah semangat membantu orang lain di bulan Ramadhan karena meneladani Rasulullah SAW. Juga karena manusia saat puasa sangat-sangat membutuhkan bantuan di mana mereka telah tersibukkan dengan amalan puasa dan shalat sehingga sulit untuk mencari nafkah guna memenuhi kebutuhan mereka.” Melalui Sejumlah Program Ramadhan 1437 H, LAZIS Dewan Dakwah siap membantu Anda mengoptimalkan Bulan Suci. Insya Allah.[]
MAN TAZAKKA EDISI SYA’BAN 1437 H / MEI 2016 H
3
SUARA PEMBACA
DEWAN DAKWAH KECAM LARANGAN JILBAB DI PRANCIS
D
ewan Dakwah Islamiyah Indonesia mengecam Perdana Menteri Prancis Manuel Valls yang melontarkan wacana kebijakan pelarangan memakai jilbab oleh komunitas Muslim di Prancis. Mohammad Siddik mengingatkan bahwa Prancis adalah negara demokrasi yang mestinya menjunjung nilai-nilai kebebasan beragama dan hak-hak asasi manusia yang tersimpul dalam nilai-nilai luhur Prancis. Muslim di Prancis adalah penganut agama kedua terbesar. Masyarakat Islam di Prancis datang dari berbagai negeri bekas jajahannya antara lain Aljazair, Maroko, Tunisia, Mauritania, Senegal, New Guinea, Mauritius, dan lain-lain. Akibat jumlah penduduk Prancis
4
MAN TAZAKKA EDISI SYA’BAN 1437 H / MEI 2016 H
khususnya dan Eropa pada umumnya terus mengalami penurunan, maka negeri-negeri di Eropa Barat memerlukan masukan penduduk yang datang sebagai imigran untuk menjalankan roda ekonominya baik sebagai pekerja pabrik, pertanian dan mata pekerjaan lainnya. Sudah tentu aspirasi penduduk Muslim yang datang dengan kebudayaan dan agamanya itu harus diakomodir oleh negeri tuan rumah seperti Prancis. Dewan Dakwah juga menyatakan bahwa sebuah kesalahan jika ada persepsi bahwa wanita yang pakai jilbab akan mengganggu penerapan nilai-nilai demokrasi dan kesetaraan gender. Bahkan wanita yang berjilbab adalah indikasi wanita terhormat dan menjaga nilai-nilai agama yang universal.
Bukankah pakaian wanita di Gereja, upacara-upacara keagamaan di Prancis dan umumnya wanita Kristen juga terlihat memakai pakaian serupa jilbab? Pelarangan memakai jilbab muslimah di Prancis justru dikhawatirkan akan menimbulkan reaksi negatif dan kemarahan publik baik dari kaum muslimin maupun dari warga Prancis sendiri. Sekarang saja sudah ada reaksi yang menolak wacana pelarangan jilbab ini dari berbagai pihak di Prancis. Jakarta, 16 April 2016, Mohammad Siddik Ketua Umum Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia
SUARA PEMBACA
Stop Miras Biang Kejahatan
Aksi yang dilakukan oleh Gerakan Nasional Anti Miras
S
eperti dijelaskan Kapolsek Padang Ulak Tanding, Bengkulu, AKP Eka Chandra, 14 tersangka berpesta minuman keras jenis tuak yang dibeli di salah satu warung di Desa Kasie Kasubun, Rejang Lebong. Ketika mereka tengah mabuk, melintaslah korban Yuyun (14) yang baru pulang dan masih mengenakan
seragam SMP. Mereka lalu menyekap, memerkosa, dan membunuh Yuyun serta membuang jasadnya ke jurang sedalam 5 meter. Kejadian seperti itu akan terus berulang di Indonesia, selama tidak ada larangan terhadap produksi, distribusi dan konsumsi minuman keras. Pengaruh miras memang
menghilangkan akal sehat dan nurani, sehingga peristiwa sekeji itu bisa terjadi. Bayangkan, di kasus Yuyun ini, ada pelaku anak di bawah umur, tega memerkosa berkali-kali hingga korbannya meninggal dan mayatnya dibuang ke jurang. Anak di bawah umur secara akal sehat tidak akan memiliki pemikiran dan keberanian sekeji itu kalau bukan karena pengaruh minuman keras yang dikonsumsi. Penelitan Pusat Kajian Kriminologi UI dan Genam 2013 terhadap 43 responden narapidana anak, menemukan 15 di antaranya meminum alkohol saat melakukan pembunuhan. Untuk kasus Yuyun, ini tidak sekadar kasus kekerasan pada perempuan saja. Melainkan begitu mudahnya mendapatkan minuman keras di Indonesia. Bahkan, kasus-kasus serupa yang juga terbilang sangat keji seakan tidak berhenti terjadi di berbagai tempat di Indonesia, tidak lain karena minuman keras. Saya tidak tahu sampai kapan kita semua sadar bahwa miras itu bencana. Komite III DPD juga akan mendesak para pengambil kebijakan di Bengkulu mulai dari Gubernur, Bupati Rejang Lebong, dan DPRD, untuk bertanggungjawab. Caranya, mereka harus segera merumuskan solusi agar kasus Yuyun dan kasus-kasus lain tidak lagi terjadi dan peredaran miras bisa dihentikan. Jakarta, 3 Mei 2016, Fahira Idris Ketua Umum Gerakan Nasional Anti Miras
MAN TAZAKKA EDISI SYA’BAN 1437 H / MEI 2016 H
5
SALAM
Ustadz Ade Salamun Direktur Eksekutif LAZIS Dewan Da'wah
Merajut Kemitraan dengan Qatar P
ekan akhir April hingga awal Mei lalu, alhamdulillah saya membersamai pimpinan Dewan Dakwah bermuhibah ke Qatar. Perjalanan ini sangat dibantu oleh Mas Heri Kartono, Ketua Permiqa (Persatuan Masyarakat Indonesia di Qatar) periode 2014-2016. Pada hari pertama, Jumat (29/04) kami berjumpa dengan Duta Besar RI di Qatar, Marsekal Madya TNI (Purn) Muhammad Basri Sidehabi. Dubes kelahiran Sengkang, Sulawasi Selatan, ini adalah Mantan Komandan Sesko TNI dan Mantan Pilot F-16 pertama Indonesia. Beliau juga Mantan Irjen TNI dan anggota DPR RI. Selanjutnya pada Sabtu (30/04)
6
MAN TAZAKKA EDISI SYA’BAN 1437 H / MEI 2016 H
pagi waktu setempat, kami menghadiri pertemuan dengan warga Indonesia di Qatar yang berhimpun dalam Permiqa. WNI di Qatar saat ini diperkirakan berjumlah 40 ribu jiwa. Menurut Ketua Permiqa yang baru terpilih, Edwin Kurniawan, Permiqa membawahi sekitar 50 organisasi masyarakat Indonesia di Qatar, antara lain organisasi keagamaan, keluarga alumni, perusahaan, profesi, seni budaya, organisiasi sosial, sosialkeagamaan, sosial-kedaerahan, dan dharma wanita. Dalam forum Permiqa ini, kami melaporkan perkembangan program waqaf sekaligus mensosialisasikan program dakwah. Pada 2014, Permiqa menyerahkan
SALAM
dana waqaf kebun karet yang dikelola Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia. Serah-terima wakaf secara simbolik dilakukan melalui penyerahan bibit karet dari Ketua Permiqa Heri Kartono kepada Muhammad Iqbal, Direktur Holding Company Dewan Dakwah, di areal kebun karet Kalimantan Timur, Ahad (25/5). Kebun wakaf karet Dewan Dakwah itu terletak di Dusun Semoy, Desa Suko Mulyo, Kecamatan Sepaku, Kab Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.
Kemudian pada Sabtu (30/04), malam kami berjumpa seorang allamah mantan Ketua Mahkamah Agung Qatar, Syeh Abdurrahman. Beliau merekomendasikan agar kami menemui beberapa kolega pentingnya di Qatar. Ahad, 01/05 pagi, kami menjumpai Direktur Awqaf Syeh Khalid. Diteruskan menjumpai pejabat divisi multimedia kementrian ini yang mengelola www.islamweb.net. Malamnya, kami menghadiri halaqoh ilmiah para imam di Qatar.
Subhanallah, walaupun saya tidak begitu fasih berbahasa Arab seperti Ketua Umum Dewan Dakwah Ustadz Mohammad Siddik dan Waketum Ustadz Abdul Wahid Alwy, namun aura forum ini sungguh menggetarkan. Senin 2 Mei 2016, kami bersilaturahim kepada Direktur Qatar Charity, Syeh Yusuf Al Kuwari. Malamnya, kami berhimpun bersama masyarakat Indonesia di Distrik Dukhan. Puncaknya, pada Selasa (03/05)
MAN TAZAKKA EDISI SYA’BAN 1437 H / MEI 2016 H
7
SALAM
siang, kami bersilaturahim kepada Syeh Yusuf Qaradhawi. Salah satu karya penting DR Yusuf Qaradhawi adalah buku Fiqh Awliyaat (2001) memberikan rumusan prioritas untuk kehidupan muslim sebagai berikut: Prioritas ilmu atas amal, Prioritas dalam bidang fatwa dan da'wah, Prioritas dalam berbagai bidang amal, Prioritas dalam perkara yang diperintahkan, Prioritas dalam perkara yang dilarang, dan Prioritas dalam bidang reformasi. Stephen R Covey menulis buku populer The Seven Habits of Highly Effective People (1989). Isinya, ada yang agak mirip dengan Kitab Fiqh Awliyaat. Salah satu bab dalam buku
8
MAN TAZAKKA EDISI SYA’BAN 1437 H / MEI 2016 H
Covey adalah Mendahulukan yang Terpenting (First Things First). Disebutkan, ada 4 kuadran waktu, yaitu kuadran: Hal yang penting dan mendesak, Hal yang penting dan tidak mendesak, Hal yang mendesak tetapi tidak penting, dan Hal yang tidak mendesak dan tidak penting. Masya Allah, rangkaian perjalanan ini buat saya merupakan rihlah ruhiyah. Saya menyaksikan sendiri ketrengginasan kedua orangtua kami di Dewan Dakwah dalam bekerja, pagi, siang, malam, hingga ketemu pagi lagi, tanpa terdengar keluhan dari lisan mereka. Kedua orangtua yang sudah cukup sepuh itu selalu bergegas dalam bekerja, berdiskusi,
mengevaluasi pekerjaan setiap hari ketika larut malam. Dan entah kapan mereka tidur, tahu-tahu sudah asyik qiyamul lail saat saya terbangun dan mengira waktu sudah masuk subuh. Ketua Umum dan Waketum sangat mandiri, bahkan lebih sigap dari gerakan saya yang jauh lebih muda. Mereka makan, tidur, hingga mencuci baju sendiri, dan tak pernah meminta saya untuk membantunya, meskipun saya sudah menawarkan diri. Jinjingan tas dan seabreg proposal dalam bebrapa goodybag tak ragu mereka tenteng sendiri sebagai buah tangan bagi tokoh setempat yang kita temui.
SALAM
Mereka senantiasa bergembira dalam kerja dakwah, selalu mengucap alhamdulillah ketika tugas dakwah telah terlaksana. Suhu udara Qatar yang mencapai 42 derajat Celcius seolah tak mereka rasakan sengatnya. Semua itu kami lakukan untuk kepentingan dakwah. Adapun hasilnya nanti, terserah bagaimana baiknya yang Allah berikan. Tetapi pelajaran terbesar bagi saya pribadi adalah, agar selalu bekerja keras, cerdas, lekas, tuntas, dan tentu saja ikhlas lillahi ta'ala.[]
MAN TAZAKKA EDISI SYA’BAN 1437 H / MEI 2016 H
9
KABAR
Dewan Dakwah Tangsel Gelar Dialog Dakwah
C
erdas, Modern, Religius. Demikian semboyan Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Banten.Namun, kata praktisi pendidikan Tangsel Drs Teguh Yuwono MSi, ''Hendaknya jangan sebatas slogan.'' Hal itu disampaikan Teguh dalam Dialog Dakwah di Bumi Serpong Damai (BSD), Tangsel, Ahad (17/4). Dialog yang diselenggarakan Dewan Dakwah Kota Tangerang Selatan tersebut diikuti puluhan peserta dari berbagai ormas seperti Muhammadiyah, Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), Muslimah HTI, Griya Qur'an As Syafaq, dan lain-lain. Turut hadir pula Direktur Eksekutif LAZIS Dewan Dakwah Pusat Ustadz Ade Salamun dan jajaran pengurus Dewan Dakwah Tangsel seperti Ketua Ustadz Hasanuddin AK, Majelis Syuro Ustadz Farid Hidayat dan Khoeruddin. Menurut Teguh Yuwono yang dosen Universitas Pamulang, Tangsel, berdasarkan pantauannya di tujuh
10
MAN TAZAKKA EDISI SYA’BAN 1437 H / MEI 2016 H
kecamatan di Kota ini, intensitas pendidikan agama dirasa masih belum mencukupi. Hal tersebut tampak dari maraknya penyakit sosial yang juga melanda kalangan remaja dan anak muda, seperti balap liar dan narkoba serta prostitusi yang berisiko pada laju penyebaran HIV/AIDS. Sejumlah kawasan di Tangsel selama ini memang menjadi arena balap liar remaja dan pemuda. Misalnya sejumlah ruas jalan di kawasan BSD, Bintaro, Pondok Aren, dan Pasar Jumat. Kota Tangsel juga sudah menjadi zona merah narkoba. Hal ini diungkapkan Kepala Biro Umum Settama BNN Kombes Pol Teguh Iman Wahyudi usai pertemuan dengan Kepala BNNK Tangsel AKBP Heri Istu, Walikota Airin Rachmi Diany, beserta sejumlah pimpinan SKPD di Setu, 8 Januari lalu (jurnaltangerang.co, 9/01/2016). Menurut catatan Dinas Kesehatan setempat, Kota
KABAR Tangerang Selatan masuk dalam lima kota yang endemis penyebaran penyakit HIV dan AIDS di wilayah kota/kabupaten se-Propinsi Banten (poskotanews.com, 23/04/2015). Data akumulatif pengidap HIV sejak 2009 hingga 2014 mencapai 202 orang. Sedang 89 orang lainnya mengidap AIDS yang kebanyakan akibat menggunakan jarum suntik secara bergantian, kelompok gay, dan pelaku seks bebas yang menularkan penyakitnya kepada ibu rumah tangga. Beberapa situs prostitusi di Tangsel misalnya di Jalan Menjangan Raya Ciputat Timur, Ruko Tua Pasar Cimanggis, Perempatan Duren, Kampung Sawah, Jalan Raya Tegal Rotan, Pondok Kacang Barat, Pondok Jaya, Pondok Pucung, Halte Bundaran BSD, kawasan ruko di BSD, Bantaran Rel Stasiun Serpong, Jalan Raya Viktor, Kawasan Alang-alang di Serpong, sepanjang jalan Raya Puspiptek di Setu, dan Perempatan Gaplek di Pamulang. Mengingat kompleksitas persoalan Tangsel seperti itu, para peserta dialog sepakat untuk lebih intensif berkomunikasi dan bekerjasama dalam dakwah. ''Dakwah untuk menerapkan syariat Islam tidak mungkin dipikul sendiri. Karena itu, kami selalu siap menghadiri undangan dan memberi undangan dakwah,'' tandas Ketua DPD II HTI Tangsel, Muhammad Al Fakkar. Hal senada disampaikan MA Luqman Thoha, da'i dari Muhammadiyah Tangsel. ''Meskipun di Muhammadiyah, saya ini kader Masyumi. Bapak saya aktivis Masyumi. Jadi,
Dewan Dakwah buat saya tidak asing lagi,'' tuturnya, sambil mengajak para peserta untuk meneladani jalan dakwah Mohammad Natsir. Ketua Majelis Syuro Dewan Dakwah Tangsel, Farid Hidayat, mengajak agar lembaga-lembaga dakwah di Tangsel lebih bersinergi dalam dakwah. Untuk itu, Dewan Dakwah siap menjadi tuan rumah diskusi reguler bagi Forum Lembaga Dakwah yang mewadahi kerjasama tersebut.[]
MAN TAZAKKA EDISI SYA’BAN 1437 H / MEI 2016 H
11
KABAR
Da’i-Da’i Ramadhan ke Pelosok Negeri
S
eperti tahun-tahun sebelumnya, Ramadhan tahun 2016 (1437 H) ini Dewan Da'wah kembali akan mengirimkan da'i ke pedalaman. Ketua Umum Dewan Da'wah Islamiyah Indonesia Ustadz Syuhada Bahri mengungkapkan, lembaganya akan mengirimkan sekitar 100 da'i untuk mendampingi masyarakat di daerah minus dalam memakmurkan Ramadhan 1437 H. Para da'i tersebut berasal dari Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah (STID) Mohammad Natsir dan Akademi Dakwah Indonesia (ADI). Ketua Bidang Pendidikan Dewan Da'wah, Dr Imam Zamroji, menjelaskan, pengiriman da'i Ramadhan tersebut melalui Program Kafilah Da'wah STID M Natsir yang
12
MAN TAZAKKA EDISI SYA’BAN 1437 H / MEI 2016 H
merupakan program tahunan di bawah Pembantu Ketua III Bidang Kemahasiswaan dan Pembinaan. ''Kegiatan ini dilaksanakan pada semester V Program Intensif selama 1-2 bulan yang bersifat wajib bagi setiap angkatan. Lokasi program ditentukan berdasarkan masukan dari peserta Kafilah Da'wah dan stake-holder kampus lainnya,'' papar Imam. Ia menambahkan, daerah yang dipilih terkategori daerah pedesaan, pedalaman, muslim minoritas, daerah transmigrasi, perbatasan, dan daerah yang secara umum minus kondisinya. Puluhan da'i mahasiswa STID Natsir Jakarta, akan ditempatkan di delapan titik pedalaman yakni Badui (Banten), Tengger (Jatim), Mentawai (Sumbar), Enggano
KABAR
(Bengkulu), Seruyan (Kalteng), Sintang (Kalbar), Timor Tengah Selatan (NTT), dan Donggala (Sulteng). Sedangkan mahasiswi STID ditempatkan di Sambas, Kalimantan Barat. STID Natsir Surabaya menempatkan belasan da'i di beberapa daerah di Jawa Timur seperti Kediri, Malang, dan Blitar. Adapun da'i mahasiswa ADI Lampung bertugas di pedalaman Lampung Tengah. Sedang ADI Sambas mengirim da'i ke perbatasan Indonesia-Malaysia di Kalimantan Barat bagian utara. Sementara itu, ADI Jawa Barat akan menempatkan da'i di daerah minus di Bandung Barat. ''Mereka bertugas membina spiritual masyarakat setempat, juga melakukan advokasi kebutuhan sosialekonominya. Khusus Ramadhan, mereka mengajak warga setempat menghidupkan Ramadhan dengan amal ibadah,'' terang Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM)
STID Mohammad Natsir, Ustadz M Firdaus. Sebelum diberangkatkan jelang awal Ramadhan nanti, para peserta Program Kafilah Da'wah mengikuti pelatihan pembekalan yang diselenggarakan kampus masing-masing dan LAZIS Dewan Da'wah. Materi pelatihan meliputi orientasi dan pemetaan da'wah, komunikasi massa, penyusunan progress and reporting, dan pelatihan lifeskill praktis. Untuk mendukung kerja da'wah para da'i pedalaman tersebut, LAZIS Dewan Da'wah mengajak masyarakat menyalurkan zakat dan infak melalui program-program seperti ifthor (bukber) Ramadhan, santunan sembako, bingkisan Idul Fitri, wakaf Qur'an, pelatihan ketrampilan, pesantren kilat, dan sebagainya. Partisipasi silakan menghubungi 021-31901233 atau SMS 0858-8282-4343. Rekening Bank Muamalat Indonesia (BMI) no 301-007-1846 atas nama LAZIS Dewan Dakwah.[]
MAN TAZAKKA EDISI SYA’BAN 1437 H / MEI 2016 H
13
KABAR
Penyerahan bantuan kepada Umiyati Nenohai dari LAZIS Dewan Dakwah
Umiyati Kembali ‘tuk Mengabdi “T erima kasih. Saya mau pulang kampung untuk berdakwah di sana. Doakan juga saya mendapat suami muslim,’’ kata Umiyati Nenohai, usai menerima bantuan biaya transportasi di kantor LAZIS Dewan Dakwah, Jakarta Pusat, Kamis (31/3). Umiyati pemudi dari Desa Belle, Kecamatan Amanuban Timur, Kab Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur. Sejak kecil ia galau dengan kehidupan di kampungnya. Di desanya, jumlah keluarga muslim secara statistik memang mencapai 50% (sekitar 45 KK). Tapi, mereka kurang terbina agamanya. Sholat misalnya, hanya ada waktu sholat Jumat. Karena itu, Umiyati bersemangat ketika mendapat
14
MAN TAZAKKA EDISI SYA’BAN 1437 H / MEI 2016 H
beasiswa nyantri di Pondok Pesantren Miftahuddin OeEkam, Amanuban Timur. Pesantren ini didirikan pada 1993 oleh tokoh dakwah NTT seperti M Tamrin Manu, M Akhyar Liunokas, Ali Tatang Sone, Ali Yudha, dan Usman Sole. Lahirnya Pesantren Miftahuddin diawali dengan berdirinya Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Timor pada tahun l982 di Bandung, Jawa Barat. Setahun kemudian organisasi ini ditingkatkan statusnya menjadi Yayasan Kesejahteraan Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Timor (IPMAT). Sepuluh tahun kemudian, yayasan ini membuka Pesantren Miftahuddin Oe-Ekam. Selepas mondok di Miftahuddin, Umiyati melanjutkan ke Tarbiyatul Muallimin Al-Islamiyyah 4 (Putri) Pesantren
KABAR Husnayain Kabandungan, Sukabumi, Jawa Barat. TMI 4 Husnayain ini didirikan oleh KH Ahmad Cholil Ridwan Lc, pimpinan Pesantren Husnayain, pada 1989. Alumni Pesantren Putri Husnayain ini diharapkan menjadi ibu rumah tangga yang ustadzah, da’iyah, sholehah, dan mukhlishoh. Tamat dari TMI Husnayain, Umiyati Nenohai kuliah di Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Tarbiyah, Institut Pembina Rohani Islam Jakarta (IPRIJA). Iprija didirikan pada 1973 oleh Kolonel H. Abjan Solaeman (almarhum), yang saat itu Kepala Dinas Rawatan Rohani Islam Angkatan Darat (Disrohis AD). Pendirian direstui Kepala Staf Angkatan Darat waktu itu yang sekaligus menjadi pembimbing utama. Iprija semula bernama Akademi Ilmu Dinas Rohani (Aidri) yang bernaung di bawah Yayasan Kesejahteraan Disrohis AD atau Yakadi. Selanjutnya mulai 29 Januari 1973, nama Aidri diubah menjadi Akademi Pembina Rohani Islam Jakarta. Sejak 1975 Akprija mendapat status terdaftar untuk Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Ilmu Agama, tingkat Sarjana Muda. Akprija bertujuan mencetak sarjana muslim yang
memiliki kemantapan akidah, menguasai ilmu dan teknologi, berakhlak mulia, dan dewasa dalam bersikap. Juga sarjana muslim yang berwawasan luas dan sanggup mengabdi pada masyarakat sesuai dengan profesinya. Kini, setelah diwisuda dari Akprija, Umiyati ingin segera pulang kampung untuk mengabdikan diri di sana. Sasaran dakwah pertamanya adalah keluarganya sendiri. ‘’Emak saya sudah bertahun-tahun jadi muslimah, tapi belum bisa baca Qur’an. Bukankah saya harus mengajarinya,’’ tutur Umiyati sendu. Ia juga mengisahkan ketiga saudara perempuannya yang sudah berpaling keyakinan. ‘’Saudara-saudara saya menikah dengan pria lain agama, dan mereka akhirnya ikut agama suami,’’ ungkapnya sambil menahan tangis. Tak heran jika gadis ini sangat mohon do’a agar dipertemukan jodoh yang muslim, lebih-lebih yang punya semangat berdakwah. Masih banyak daiyah seperti Umiyati Nenohai. Untuk mendukung ikhtiar dakwah dan kehidupan mereka, silakan menghubungi 021-31901233 atau SMS 0858-8282-4343; Rekening Bank Muamalat Indonesia (BMI) no. 301-0071846 atas nama LAZIS Dewan Dakwah.[]
MAN TAZAKKA EDISI SYA’BAN 1437 H / MEI 2016 H
15
KABAR
Pedulikan Mantan Pendeta R
abu siang, 6 April lalu, LAZIS Dewan Dakwah kedatangan pria tua berpeci lusuh. Mukanya kusut. ''Maaf, Saya minta ongkos transport saja ke Sumedang,'' katanya lirih. Mahmud Faaz, staf LAZIS Dewan Dakwah, lalu membelikannya sebungkus nasi untuk makan siang. Setelah segar, barulah pria ini berkisah. Lelaki tersebut nama lengkapnya Drs H Robby Abdurahman Amabi. Hari itu, ia usai menyambangi saudaranya yang seorang pendeta di Ibukota. Selain bermaksud meminta ongkos pulang ke Sumedang, Robby juga mengajak kerabatnya berdiskusi soal agama. Entah bagaimana diskusinya, ternyata saudara Robby murka. Pria inipun pamit dengan tangan kosong. Ia lalu ke Masjid Istiqlal, berusaha menemui KH Mustafa Yakub yang dikenalnya. Oh, ternyata Pak Kyai
16
MAN TAZAKKA EDISI SYA’BAN 1437 H / MEI 2016 H
sudah bukan lagi Imam Masjid Istiqlal. Gagal lagi Robby mendapat ongkos pulang. Akhirnya, sampailah ia ke Gedung Dewan Dakwah. ''Dulu saya sempat dibimbing KH Rusyad Nurdin di Bandung. Dari beliaulah saya mengenal Dewan Dakwah. Maka saya ke sini,'' tutur Robby. Kok, seorang yang bergelar Drs dan Haji, sampai tak punya ongkos pulang kampung? Robby Abdurahman Amabi, nama asalnya Robby Saul Amabi STh, MTh. Pendeta kelahiran Kupang, 14 Juni 1956, ini memeluk Islam pada 5 Desember 1990. Ia berikrar syahadat di Kantor MUI Mataram, NTB, bersama istri dan kedua anaknya. Istrinya, Ny Rokaesih Elia Sth (kini Ny Rokaesih Zaenab Elia), waktu itu juga seorang paderi. Robby pernah menjadi Ketua Umum Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI) Wilayah Nusa Tenggara,
KABAR juga Ketua Sinode Provinsi Nusa Tenggara Timur di Kupang. Ia juga pernah menjadi Sekretaris Umum Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia CGI) wilayah Jawa Barat Bandung. Robby dan Elia menikah pada 1982 di kantor Catatan Sipil Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat dengan Pemberkatan di Gereja Kerasulan Pusaka di Palalangon Ciranjang, Cianjur, Jawa Barat. Menurut Robby, ia penasaran pada agama Islam setelah berdiskusi dengan Ahmad Salim Badjide, kawan akrab semasa SMP dan SMA. Robby lalu mengajak istrinya untuk coba membuka-buka Al Qur'an dan terjemahannya. Surah Al Ikhlas adalah halaman pertama yang terbuka olehnya. Dari situ, Robby lalu menemui Ulama Muhammadiyah Kupang, H Taher Badjide. Setelah berdiskusi secara ilmiah, Robby pulang dengan keyakinan baru. ''Kita harus masuk Islam, karena itulah agama fitrah kita,'' katanya pada sang istri setiba di rumah. Keluarga ini lalu memeluk Islam. Tentu saja keislaman Ketua Pendeta Kristen Kota Kupang dan Sarjana Terbaik Sekolah Alkitab Kota Batu Malang serta Master Teologi Universitas Satya Wacana Salatiga, ini memicu ''gempa'' di Kupang. Robby lalu mengajak keluarganya hijrah ke Sumedang pada 1990. Di sini mereka banyak dibantu oleh KH Rusyad Nurdin yang juga guru agama mereka. Robby pun mendapat hadiah naik haji dari Pemprov Jawa Barat (1993) sebagai anggota Tim Pembimbing Haji Daerah, dan Kementrian Agama sebagai anggota Tim Pembimbing Haji Indonesia (1995). ''Di Ciranjang, Cianjur, dulu saya mendirikan 4 gereja. Sekarang di sana saya mendirikan TPQ, sambil mendakwahi bekas jemaat saya,'' tutur Robby saat ditemui di rumahnya, Kamis (21/4). Kini, Robby hidup sederhana dengan istri dan 4 anak muslimah mereka. Istri Robby membuka kedai di pondok kecil kayu mereka di lereng lembah Dusun Citali, Pamulihan. Sedang ketiga putri mereka yang lulusan SMA mengajar di Madrasah Diniyah Pamulihan, Sumedang, Jawa Barat. Untuk memperbesar usaha mereka, LAZIS Dewan Dakwah memberikan suntikan modal. ''Alhamdulillah, dengan bantuan ini kami akan jadi pengecer gas tabung 15 kg,'' kata Robby saat menerima bantuan dari Mahmud Faaz.
Guna mendukung ikhtiar dakwah dan kehidupan mereka, silakan menghubungi 021-31901233 atau SMS 0858-8282-4343; Rekening Bank Muamalat Indonesia (BMI) no. 301-007-1846 atas nama LAZIS Dewan Dakwah.[]
MAN TAZAKKA EDISI SYA’BAN 1437 H / MEI 2016 H
17
KABAR
Tiga Sumur Air untuk Gaza
M
enurut Perdana Menteri Palestina, Ismail Haniyah, warga Gaza membutuhkan sekitar 82.000 sumur bor air. Sementara, hingga 2010, sumur yang ada tak sampai seratus buah. ''Agresi militer Israel atas Gaza yang terjadi hampir setiap tahun, membuat sumur di Gaza bukannya bertambah malah berkurang,'' ungkap Mohab Yaser Salama Alamawi, relawan internasional Gaza, saat berkunjung ke LAZIS Dewan Dakwah, Jumat, 1 April lalu. Pria kelahiran Gaza, 4 Januari 1987 ini adalah pakar teknik sipil terutama infrastruktur jalan dan transportasi publik. Alumnus The Islamic University Gaza (2009) dan University Putra Malaysia (2014) ini memimpin proyekproyek kemanusiaan di Gaza bekerjasama dengan NGO-NGO lokal maupun internasional seperti The Islamic Society, El-Wafa Charitable Society, MAPIM (Majelis Perunding Pertubuhan Islam Malaysia) serta sejumlah NGO di Indonesia. Kedatangan Mohab untuk melaporkan penyaluran dana infak Gaza dari masyarakat Indonesia melalui LAZIS
18
MAN TAZAKKA EDISI SYA’BAN 1437 H / MEI 2016 H
Dewan Dakwah. Dana tersebut, bersama indaf dari sumber lain, digunakan untuk membangun sumur air bersih di tiga titik kritis yaitu di Bayt Hanoun Hospital, Al Shiffa Hospital, dan Khadija Yatim School. Ketiga sumur dengan debit 10 meter kubik per jam tersebut dimanfaatkan oleh sekitar 400.000 orang per harinya. ''Air sumur ini sangat bersih, bisa langsung diminum,'' ujar Mohab. Ia juag menjelaskan, sumur menaikkan air dari underground water atau sungai bawah tanah. Aliran air sungai ini tidak terpengaruh oleh cuaca permukaan bumi, baik musim kemarau maupun musim dingin.[]
KABAR
Warga Pinggir Rel Berobat Gratis
B
atuk, bisul, koreng, cacar, gatal-gatal.... Inilah sederet penyakit yang dialami banyak warga RW 22 Kampung Bulu, Desa Setia Mekar, Kecamatan Tambun, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Maklum, warga yang tinggal di pinggir rel kereta api ini, merupakan sasaran pertama setiap banjir melanda. Kawasan ini memang langganan air bah. “Kalau banjir di Tambun, pasti warga kami yang pertama kena,” kata Ny Tuminah, Ketua RT 003. Daftar penyakit tadi diperoleh Rumah Sehat Dewan
Dakwah, saat memberikan layanan gratis bagi warga setempat, 17 April lalu. Layanan yang dimanfaatkan seratusan warga RT 001, 002, dan RT 003 di wilayah RW 22 Kampung Bulu itu bertempat di Mushola Al-Huda RT 003/RW 022. Tim Medis RS Dewan Dakwah yang dipimpin Dokter Khusnul Khuluq dan dibantu relawan dari sekolah perawat serta mahasiswa STID M Natsir, memberikan layanan pemeriksaan kesehatan, pengobatan ringan, juga bekam dan pijat refleksi. ''Selain penyakit kulit, sebagian pasien juga menderita wasir, asam urat, dan thypus,'' ungkap Dokter Khusnul. Bagi warga setempat yang umumnya keluarga dhuafa, pengobatan cuma-cuma ini cukup membantu. ''Syukur alhamdulillah, terima kasih, sering-sering ya ngadain acara kayak gini,'' ucap Ny Aminah (39), salah satu pasien. Kusnata (72), Ketua RW 022, atas nama pribadi dan warga menyampaikan terima kasih atas bantuan kesehatan dari RS Dewan Dakwah. ''Semoga Allah membalas dan memberikan keberkahan kepada kita semua,” ujarnya.[]
MAN TAZAKKA EDISI SYA’BAN 1437 H / MEI 2016 H
19
KABAR
Wadah Malaysia Kunjungi Sumur Merapi
S
ebanyak 27 pengurus dan anggota Wadah Pencerdasan Umat Malaysia (Wadah), mengunjungi Warung Air Merapi di Klaten, Ahad (01/05). Wadah merupakan ormas yang didirikan pada 9 November 2005 di Negeri Selangor Darul Ehsan. Kebanyakan aktivis Wadah adalah alumnus Angkatan Belia Islam Malaysia (ABIM). Namun, keanggotaan Wadah terbuka bagi rakyat muslim Malaysia yang berusia 35 tahun ke atas. Kedatangan kafilah saudara jiran yang dipimpin Mantan Wapres Wadah, Ahmad Azzam Abdurrahman, itu disambut oleh Ketua Dewan Dakwah Klaten Ustadz Rifai Saleh Haryono dan Humas LAZIS Dewan Dakwah, Nurbowo.
20
MAN TAZAKKA EDISI SYA’BAN 1437 H / MEI 2016 H
Sambil asyik menikmati jajanan khas daerah setempat seperti ubi rebus, kacang dan jagung rebus serta durian, tetamu mendapat penjelasan dari Ustadz Rifai tentang program dakwah di lereng Merapi. ‘’Untuk mendukung kerja para da’i Dewan Dakwah di pedalaman, kami mengemas program dakwah bil-haal seperti penyediaan sumber air, misalnya Warung Air Merapi ini,’’ tutur Rifai. Warung Air yang dibangun LAZIS Dewan Da’wah dengan dukungan Global Peace Mission (GPM) Malaysia itu terletak di Dusun Ngrancah, Desa Bumiharjo, Kec Kemalang, Klaten, Jawa Tengah. Sumur air tanah-dalam yang terletak di zona 10 km dari puncak Gunung Merapi
KABAR
ini berkedalaman 210 meter dengan debit air optimum 4,2 liter/detik. Diresmikan bertepatan dengan Peringatan Hari Air
Sedunia, 22 Maret 2011, sumber air yang disebut Warung Air Merapi tersebut menyuplai air bagi warga dan masjid serta mushola desa-desa di Kemalang. Pada musim kekeringan September-November 2015, Warung Air Merapi menyuplai sekitar 700 tanki air untuk warga 5 desa di sekitarnya. Jumlah pemanfaat air tersebut kurang lebih 1.000 jiwa. Atas nama rombongan, Ahmad Azzam sangat mengapresiasi kiprah Dewan Dakwah dalam memberikan solusi kehidupan bagi ummat seperti penyediaan sumber air. ‘’Kita terus dukung program Dewan Dakwah,’’ tandasnya.[]
MAN TAZAKKA EDISI SYA’BAN 1437 H / MEI 2016 H
21
KABAR
Yusril Ihza: Ibukota Baik Cermin Negara Baik
I
bukota yang baik merupakan cermin dari negara yang baik. Kita bisa melihat contohnya, bagaimana Rasulullah hijrah dari Makkah ke Yastrib (Madinah) dan kemudian membangun tatanan kehidupan masyarakat yang lebih baik dari Madinah. Sehingga, Madinah kemudian menjadi pusat peradaban dan keagamaan.” Demikian dituturkan Prof Yusril Ihza Mahendra saat bersilaturahim ke Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia di Jalan Kramat Raya 45 Jakarta Pusat, Dewan Da’wah, Selasa (26/4). Yusril yang didampingi Ketua Tim Pemenangan Pemilihan Gubernur DKI, Zulfi Syukur, disambut oleh Ketua
22
MAN TAZAKKA EDISI SYA’BAN 1437 H / MEI 2016 H
Dewan Pembina Dewan Dakwah Prof AM Saefuddin, Anggota Pembina KH Cholil Ridwan, Wakil Ketua Umum Dr Mohammad Noer, dan lain-lain. Salah satu bakal calon gubernur DKI itu menuturkan, Jakarta merupakan kota multikultural, multireligius, multietnis, dan sebagainya. Sehingga, warga Jakarta Jakarta menamai wilayahnya sesuai daerah asal mereka seperti Kampung Melayu, Kampung Bugis, Kampung Ambon, Kampung Makasar, Kampung Bali, dan lain-lain. ‘’Dulu pada tahun 70-an, pemerintah Jepang mengatakan orang Betawi adalah orang Jawa yang menggunakan Bahasa Melayu, tapi bukan orang Jawa dan
KABAR
bukan orang Sunda,” Yusril mencontohkan sifat multietnis Jakarta. Pakar Hukum Tata Negara tersebut menyatakan, visinya sebagai calon pemimpin DKI adalah membangun Ibukota yang kosmopolitan dan religius. “Mudah-mudahan ke depan Jakarta menjadi kota kosmopolitan, religius tentunya, modern, dan menjadi pusat budaya serta perdagangan. Kita tetap mempertahankan situs-situs sejarah dan perekonomian masyarakat yang sudah eksis,” tandas Yusril. Lebih lanjut ia memaparkan kosepnya, bahwa Jakarta akan langsung ditangani oleh pemerintah pusat. ‘’Jadi tidak ada Gubernur Jakarta lagi, yang ada Menteri Urusan Ibukota,’’ katanya. Sekarang ini, Jakarta sebagai Ibukota Negara, tapi diatur oleh Pemda. Sehingga, kebijakan dari pemerintah pusat dengan pemerintah daerah kadang bersebrangan. ‘’Ini sangat lucu, terjadi paradoks. Ke depan bila saya jadi gubernur Jakarta, Jakarta langsung diurus oleh pemerintah pusat.’’
he,” seloroh Yusril. Saat ditanya bagaimana jika Ahok jadi tersangka kasus korupsi, kembali Yusril menjawab dengan candaan, ‘’Oh, jangan dong, nanti saya nggak punya calon tanding lagi, he he he.’’ Dewan Pembina Dewan Dakwah, dalam pertemuan tersebut, sepakat mendukung Yusril Ihza Mahendra sebagai calon gubernur DKI Jakarta. Bahkan, untuk maju ke pilpres berikutnya. ‘’Kita sangat mendukung Pak Yusril untuk maju menjadi Gubernur Jakarta, syukur-syukur bisa menjadi Presiden RI 2019-2024. Kalau Allah takdirkan Pak Yusril jadi Gubernur Jakarta, maka Jalan Kramat Raya seharusnya diganti menjadi Jalan Mohammad Natsir. Ini bagian dari pelurusan sejarah,” tutur Prof AM Saefuddin, yang diaminkan KH Cholil Ridwan. Menjawab pertanyaan Dr Mohammad Noer, Yusril mengungkapkan bahwa pencalonan dirinya untuk maju ke Pilgub DKI, akan dievaluasi pada Mei ini. “Saya sudah datang ke bakal calon gubernur lain. Kami sepakat kita lempar bola. Siapa yang dukungannya paling banyak, dia yang akan maju. Bahkan Bang Adhiyaksa Dault bilang kepada saya, bahwa beliau siap menjadi Ketua Kampanye Pemenangan Pilgub saya jika memang harus saya yang maju,’’ ungkap Yusril. Ia melanjutkan, beberapa partai sudah dia datangi, dan mereka sepakat untuk mengajukan satu calon. ‘’Saya sengaja tidak menonjolkan partai saya sendiri. Saya belajar dari Pak Natsir dalam menggolkan Mosi Integral, bagaimana beliau mengajak DN Aidit, PNI, dan tokoh Kristen dalam penandatanganan Mosi Integral demi NKRI. Akhirnya RIS kembali menjadi NKRI.”[]
Yusril mencontohkan Malaysia, yang memiliki federal teritory yang langsung dipegang pemerintah pusat. Mantan Menteri Sekretaris Negara ini sudah mempunyai kiat untuk menanggulangi masalah Ibukota seperti soal sampah, macet, banjir, dan kawasan kumuh (slum). Namun, Yusril belum bersedia membuka secara detil program-programnya itu. ‘’Tidak mungkin semua program saya jelaskan sekarang, karena nanti bisa ditiru oleh Pak Ahok dan menjadi programnya dia. Akibatnya, nanti bingung Saya kalau jadi gubernur mau ngerjain apa, he he MAN TAZAKKA EDISI SYA’BAN 1437 H / MEI 2016 H
23
KABAR
Balada Keluarga Lipit Angrai
“I
mam, ada masalah apa?'' tanya Ustadz Muhammad Firdaus pada petugas cleaning service STID (Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah) Mohammad Natsir, Tambun, Jawa Barat. Kepala Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) STID M Natsir bertanya begitu, karena belakangan ini Imam kerap minta ijin pulang lebih dini. ''Mmm, anu Tadz, Saya harus merawat bapak Saya,'' katanya. Remaja itu lalu bercerita tentang ayahnya, yang sedang tak berdaya di rumah lantaran sakit. Ustadz Firdaus lalu membesuk Lipit Angrai, ayah Imam. Ia terhenyak demi menyaksikan kediaman keluarga ini, tak jauh dari Kampus STID Natsir. Rumah setengah jadi itu mirip koskosan dengan tiga ruang. Namun penghuninya tiga keluarga sekaligus. Bagian teras disekat sebagai tempat tidur kepala keluarga dan Yanto. Ruang tamu digunakan si sulung
24
MAN TAZAKKA EDISI SYA’BAN 1437 H / MEI 2016 H
Yanto bersama anak-istrinya. Sedang kamar belakang dihuni sang ibu Ny Eli dan Intan anak kedua. Masuk ke bilik teras, Ustadz Firdaus menjumpai sosok paruh baya terbaring tak berdaya. Sebelah kakinya dibungkus perban. Dialah Lipit Angrai, ayah Imam. Ternyata, sudah hampir satu tahun Lipit terkulai di tempat tidurnya. ''Bapak jatuh dan kakinya patah ketika sedang kerja bangunan tahun lalu,'' ungkap Imam. “Kapan ya Pak Ustadz saya bisa ke Masjid lagi?” ujar Lipit, warga asli Kampung Bulusetia Mekar, Tambun, ini. Ustadz Firdaus lalu menenangkan dan menghiburnya. Keharuan tak berhenti di situ. Ternyata, kisah nelangsa juga dialami Intan. Ia ditinggal pergi suaminya entah sampai kapan. Sedang kondisinya saat itu, tengah menahan sakit gejala usus buntu. Derita ini membuatnya tak bisa melakoni pekerjaan memburuh nyuci dan
menyeterika. Penghasilan Yanto sebagai buruh bangunan, tak mencukupi untuk menggantikan peran sang ayah. Sehingga, makan tiga kali sehari menjadi kemewahan bagi seisi penghuni rumah. Setelah memberi bantuan hidup sekadarnya, Ustadz Firdaus menggalang bantuan dari kampus. “Alhamdulillah, terkumpul sedikit dana untuk biaya berobat awal,” katanya belum lama ini. Saat ini, Lipit Angrai tengah menjalani terapi tulang di Cikarang, Jawa\Barat. Ia sudah pasrah, biar Allah yang menanggung kehidupan keluarganya. Uluran tangan Anda semoga menjadi jawaban Allah atas doa kepasrahan Keluarga Lipit Angrai. Silakan menghubungi 021-31901233 atau SMS 0858-8282-4343; Rekening Bank Muamalat Indonesia (BMI) no. 301-007-1846 atas nama LAZIS Dewan Dakwah.[] ruslan
KABAR
Alhamdulillah, Infak Anda Menebus Bayi Kembar Mereka
P
emerintah tidak perlu menutup-nutupi kesulitan ekonomi yang terjadi di Tanah Air kepada masyarakat Indonesia. Pasalnya, masyarakat berhak atas situasi yang sebenarnya terjadi di Indonesia. Demikian disampaikan Presiden Joko Widodo dalam Dialog Publik Bersama Presiden RI di Balai Kartini, Jakarta, Rabu (30/3/2016). Salah satu dari jutaan rumahtangga rakyat Indonesia yang terhimpit kesulitan itu adalah Keluarga Bang Suryadi, warga Kampung Pulo, Kelurahan Kampung Melayu, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur. Sebagai tulang punggung keluarga, Suryadi (48) sehari-hari menjadi petugas kebersihan di sebuah kantor yayasan di Jakarta Pusat. Di balik sosoknya yang tegap, ia berusaha menyembunyikan tangis tak berdaya. ‘’Anak kembar saya masih di rumah sakit, karena belum bayar biaya persalinan,’’ katanya sambil tertunduk, Rabu (30/3) siang. Sang istri melahirkan Jumat (25/3). Dengan fasilitas BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) ia bisa pulang duluan pada Senin (28/3), namun tidak dengan kedua bayinya. Sebab, bayi kembar itu merupakan anak kelima dan keenam, sehingga belum kebagian jatah asuransi BPJS. Sedang keluarganya tak mampu menebus tagihan
persalinan. Apa boleh buat, setiap hari sepanjang Senin-Rabu, istrinya bolak-balik ke sebuah rumah sakit di Rawamangun, untuk menyusui bayi kembar yang baru dilahirkannya itu. Dengan kondisi tersebut, si kembar mendapat perawatan khusus di rumah sakit. Argo tagihan pun makin membesar. Alhamdulillah, dengan infak Anda, Rabu siang itu juga si kembar bisa ditebus lunas. Kedua bayi disambut gembira ria oleh kedua orangtuanya, keempat kakak mereka, serta sang nenek yang tak habis-habisnya bersyukur cucunya bisa pulang. ‘’Alhamdulillah, terima kasih, beruntung sekali dibantu LAZIS Dewan Dakwah. Pasien di sebelah saya sudah sebelas hari belum bisa pulang karena belum ada uang,’’ tutur Dewi Anggraini (38), ibunda si kembar, sambil menangis bahagia. Untuk meringankan hajat saudara-saudara kita yang terhimpit kesulitan semacam itu, silakan menghubungi 021-31901233 atau SMS 0858-8282-4343; Rekening Bank Muamalat Indonesia (BMI) no. 301-007-1846 atas nama LAZIS Dewan Dakwah.[]
MAN TAZAKKA EDISI SYA’BAN 1437 H / MEI 2016 H
25
KABAR
Alhamdulillah, Warga Karing Punya Sumur Air Bersih
A
lhamdulillah, setelah seabad menanti, akhirnya kita punya sumber air bersih,’’ ujar Karimin Silalahi setengah berseloroh. Ustadz kampung itu mensyukuri hadirnya sumur air bersih di Dusun Hutambelang, Desa Karing, Kec Berampu, Kab Dairi, Sumatera Utara, yang diresmikan penggunaannya Sabtu (26/3) sore lalu. Peresmian dilakukan oleh Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah Mohammad Natsir Jakarta, Ahmad Misbahul Anam MA, didampingi Sekretaris Dewan Dakwah Sumut Ustadz Furqon, tokoh dakwah Tanah Karo Ustadz Ilyas
26
MAN TAZAKKA EDISI SYA’BAN 1437 H / MEI 2016 H
Tarigan, dan relawan LAZ Ulil Albab Medan. Sumur berkedalaman sekitar 80 meter itu merupakan wakaf dari H Abdul Razak dan Hj Musni, melalui LAZIS Dewan Dakwah. Mereka adalah orangtua dari Ustadz Darwis Abu Ubaidah, Ketua Bidang Hubungan Dalam Negeri Dewan Dakwah. Rasa syukur senada dikemukakan Muchtar Berampu. Sambil menangis, sesepuh warga ini mengatakan bahwa sumur tersebut merupakan jawaban atas doa-doa dan kesabaran warganya. ‘’Pada pemilu 2014 yang lalu, kami dijanjikan sumur air
KABAR oleh calon anggota DPR dari sebuah partai politik. Tapi janji tinggal janji, sampai kami bosan berharap, hingga Dewan Dakwah yang datang membantu kami. Inilah kiranya jawaban atas doa dan kesabaran kami,’’ tutur Muchtar. Putra Berampu, aktivis setempat, mengungkapkan, selama ini warga Karing memanfaatkan air hujan dan air sungai untuk keperluan dapur. ‘‘Warga setiap hari harus berjalan sekitar 5 km menuruni dan menaiki bukit untuk mengambil air sungai,’’ papar mahasiswa semester VI Sekolah Tinggi Agama Islam Dairi tersebut. Ia menambahkan, sumur air yang terletak di pekarangan Masjid Istiqomah itu dimanfaatkan oleh warga 6 dusun yang berjumlah sekitar 265 keluarga. Selain masyarakat Dusun Hutambelang (45 KK), juga penduduk Dusun Lae Bahul (80 KK), Uruk Gadong (30 KK), Kuta Rahu (30 KK), Kuta Tinggi (30 KK), dan Dusun Barisen (40 KK). ‘’Alhamdulillah, kami sangat senang. Tak perlu lagi ke
sungai untuk ambil air bersih. Apalagi ini airnya bisa langsung diminum,’’ tutur Ny Kusnim, warga Hutambelang. Ustadz Ilyas berpesan agar warga Karing mensyukuri bantuan sumur air tersebut. Caranya, kata pendiri Pesantren Raudhatul Hasanah Medan itu, ‘’dengan merawat fasilitas sumur dan memakmurkan Masjid Istiqomah.’’ Pada kesempatan yang sama, Ustadz Misbahul Anam juga menawarkan beasiswa kuliah di STID Natsir bagi remaja setempat yang akan tamat belajar dari Madrasah Aliyah atau SMA. ‘’Kuliah gratis sampai lulus sarjana, yang penting bersedia menjadi dai atau daiyah untuk membangun kampung halamannya sendiri,’’ terang Ketua STID Natsir, yang langsung disambut gembira warga Karing.[]
MAN TAZAKKA EDISI SYA’BAN 1437 H / MEI 2016 H
27
KABAR
Dewan Dakwah NTB Bangun Gedung Kantor 28
MAN TAZAKKA EDISI SYA’BAN 1437 H / MEI 2016 H
KABAR
A
lhamdulillah, pembangunan gedung Dewan Dakwah Perwakilan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dimulai pada Jumat, 29 April 2016. Hal ini ditandai dengan peletakan batu pertama pembangunan oleh Walikota Mataram H Ahyar Abduh, Ketua DPRD Umar Said, Asisten I Bidang Tata Praja dan Pemerintahan Pemprov NTB Abdul Hakim, dan Ketua Dewan Da'wah NTB Tuan Guru Haji Muharrar Mahfudz yang didampingi Sekretaris H Husni Thamrin.
Dewan Dakwah NTB mendidik generasi muda setempat melalui pondok-pondok pesantren yang dikelola oleh para pengurusnya. Misalnya Pesantren Nurul Hakim di Kediri, Lombok Barat, yang dirintis Ketua Majelis Syuro Dewan Dakwah NTB, TGH Shafwan Hakim. Dai terpilih kemudian ditempatkan di desa-desa, termasuk 10 desa di Lombok Barat. Salah satunya adalah Ustadz Suhadi, yang membina komunitas suku Sasak di Segenter, Lombok Utara.[]
MAN TAZAKKA EDISI SYA’BAN 1437 H / MEI 2016 H
29
KABAR
Ketua Umum Dewan Dakwah M Siddik bersama Wamenlu RI Abdurrahman M Fachir
Dewan Dakwah: Empat Dosa Hubungan Diplomatik dengan Israel “Sudah waktunya ada hubungan formal antara Indonesia dan Israel,” kata PM Israel Benjamin Netanyahu kepada 5 wartawan Indonesia yang sowan kepadanya di Yerusalem, 28 Maret 2016. Dalam pandangan Netanyahu, alasan-alasan yang selama ini menghalangi hubungan formal antara Indonesia dan Israel sudah tak relevan lagi. “Lalu mengapa dengan Indonesia harus berbeda? Sudah waktunya hubungan kita juga berubah,” katanya (m.tempo.co, 29/03/2016). Kelima wartawan tersebut adalah: Abdul Rakhim (Jawa Pos), Yustinus Tomi Aryanto (Tempo), James Luhulima (Kompas) dan Margareta (MetroTV), serta wartawan dari
30
MAN TAZAKKA EDISI SYA’BAN 1437 H / MEI 2016 H
Bisnis Indonesia. Ketua Umum Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia, Mohamad Siddik MA, mengecam kunjungan para wartawan itu. ''Kami tidak menyalahkan kunjungan dan wawancara wartawan ke pemerintahan Israel. Yang kami sesalkan adalah terjebaknya para wartawan Indonesia ke dalam politisasi Israel,'' tutur Siddik kepada wartawan, Selasa (29/3). Kunjungan tersebut diungkap pertama kali lewat cuitan akun twitter resmi juru bicara Perdana Menteri @ofirgendelman, Senin (28/3) malam.
KABAR Media-media Israel seperti Israel Times pun kemudian menyiarkan pesan Netanyahu kepada para wartawan dari Indonesia, soal keinginan Israel menjalin hubungan dengan Indonesia. Publikasi serupa juga disuarakan media-media nasional di Tanah Air seperti Tempo dan Kompas. Menurut Siddik, mestinya para wartawan bukan sekadar menjadi ''juru bicara'' pemerintah Israel yang sangat ingin membuka hubungan diplomatik dengan Indonesia. ''Para wartawan, apalagi mereka yang dikatakan sebagai wartawan senior, mestinya dapat mengkritisi pemerintahan Israel terutama dalam soal Palestina,'' tandasnya. Ketua Umum Dewan Dakwah mengingatkan, sikap Indonesia terhadap Israel sejak era Presiden Soekarno hingga kini, sudah jelas. Salah satu contohnya adalah rencana Israel memberi pengakuan kedaulatan penuh kepada Indonesia pada 1950. Saat itu, Bung Hatta hanya menjawab telegram dari Menteri Luar Negeri Israel Moshe Sharett dengan ucapan terimakasih. Bung Hatta tidak menerima pengakuan kedaulatan dari Israel. Bahkan, rencana Israel untuk mengirim misi perdamaian ke Indonesia ditolak mentah-mentah oleh proklamator kemerdekaan RI itu. Penolakan itu disampaikan Hatta dalam sebuah surat balasan yang dikirimkannya kepada Sharett pada Mei 1950. Sikap keras juga ditunjukan oleh Bung Karno terhadap Israel. Bung Karno dengan tegas menyebut Israel sebagai penjajah. Bung Karno dengan tegas mendukung perjuangan bangsa Palestina untuk merebut tanah airnya dari penguasaan negeri Bintang Daud itu. "Selama kemerdekaan bangsa Palestina belum diserahkan kepada orang-orang Palestina, maka selama itulah bangsa Indonesia berdiri menantang penjajahan Israel," kata Bung Karno dalam pidatonya pada 1962. Dalam sidang KTT Luar Biasa OKI (Organisasi Kerjasama Islam) beberapa waktu lalu, Presiden Joko Widodo kembali mempertegas sikap Indonesia tersebut. Bahkan saat itu Presiden Indonesia juga menyerukan untuk memboikot semua produk Israel yang dihasilkan dari tanah penjajahan. Sikap kolonialis Israel ditunjukkan pada 5 Agustus 2012. Saat itu, Menteri Luar Negeri Republik Indonesia
Marty Natalegawa gagal berkunjung ke Ramallah untuk menghadiri pertemuan tingkat menteri GNB (Gerakan Non Blok) mengenai Palestina. Pasalnya, Menlu Marty bersama Menlu Malaysia, Kuna, Aljazair, dan Bangladesh dilarang masuk ke wilayah Ramallah yang hingga kini masih dikuasai Israel. Akibat penolakan ini, pertemuan GNB akhirnya dibatalkan. Peristiwa serupa terjadi bulan lalu kepada pejabat tinggi Indonesia. Saat itu, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi tidak mendapat izin terbang melintasi wilayah udara Israel untuk meresmikan kantor Konsul Kehormatan Indonesia untuk Palestina di Ramallah. Sehingga, peresmian Konsul Kehormatan akhirnya dilakukan di Amman, Jordania. Selanjutnya Mohamad Siddik menegaskan, setidaknya ada empat dosa besar bila pemerintah Indonesia membuka hubungan diplomatik dengan Israel. Pertama, mengkhianati amanat Pembukaan UUD '45, yang menegaskan bahwa Indonesia menentang segala bentuk penjajahan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. Kedua, Israel tidak pernah mau menaati Resolusi Dewan Keamanan PBB Nomor 242 dan 338. Inti kedua resolusi tersebut adalah meminta Israel mundur dari seluruh wilayah yang didudukinya dalam perang tahun 1967. Ketiga, pembukaan diplomatik juga bertentangan dengan prinsip-prinsip Gerakan Non-Blok, di mana Indonesia menjadi salah satu anggotanya. Keempat, pembukaan hubungan tidak sejalan dengan prinsip perjuangan OKI, di mana Indonesia salah satu anggotanya. Dalam KTT OKI Ke-6 di Dakar, Senegal, tahun 1991, misalnya, komunike sidang menegaskan, �Perdamaian hanya dapat ditegakkan dengan memberikan hak menentukan nasib sendiri kepada rakyat Palestina dan penarikan tanpa syarat pasukan pendudukan Israel dari seluruh wilayah Arab yang diduduki, termasuk Al Quds AlSyarif, Dataran Tinggi Golan, dan Lebanon Selatan.�[]
MAN TAZAKKA EDISI SYA’BAN 1437 H / MEI 2016 H
31
TAZKIYATUN NAFS
H. Abdul Kadir Badjuber, M.Pd.I Kepala Perpustakaan Dewan Dakwah
Hikmah dan Kelembutan dalam
Da’wah
Kewajiban Da'wah Menyampaikan dakwah adalah tugas setiap muslim. Maka setiap muslim mempunyai tugas untuk menyampaikan Islam. Dan tentunya tugas ini sesuai dengan ilmu dan kemampuan dan dibidangnya masing-masing. Hikmah dalam da'wah sebagaimana disebutkan Ibnu Manzhur dalam Lisanul Arab sebagaimana dikutif oleh Dr. Zaid Abdul Kariem dalam al-Hikmah fid Da'wah Ilallah 'Dakwah bil Hikmah' disebutkan bahwa hikmah adalah keadilan, ilmu, kelembutan, nubuwah, al-Qur'an ...Kata hikmah dalam al-Qur'an dengan berbagai pengertian yang beragam disebutkan lebih dari dua puluh kali. Disebutkan pula kata hikmah merupakan ungkapan pengetahuan mengenai sesuatu yang paling baik, dengan landasan ilmu yang terbaik. Jadi hikmah menurut pokok bahasan adalah mengisyaratkan pencegahan perbuatan zhalim, membimbing pada kebaikan yang didasarkan pada ilmu pengetahuan. Dapat dikatakan, hikmah pada perinsifnya adalah mencari kebenaran yang didasarkan pada ilmu. Adapun dakwah, secara makna bebas, didefinisi dengan suatu proses penyampaian informasi Ilahiyah kepada para hamba manusia yang merupakan bagian integral dari hidup dan kehidupan setiap individu muslim. Kata dakwah berasal dari bahasa Arab yang berarti seruan, panggilan atau ajakan. Arti demikian sering kita jumpai dalam al-Qur'an al-Kariem. Sebagaimana terdapat dalam al-Qur'an diantaranya terdapat dalam surat Yunus: 25, Yusuf: 33 dan surat al-Baqarah: 221.
32
MAN TAZAKKA EDISI SYA’BAN 1437 H / MEI 2016 H
Oleh karenanya, menyampaikan risalah dakwah tugas setiap muslim. Karena Islam adalah agama dakwah. Maka setiap muslim mempunyai tugas untuk menyampaikan dakwah Islam ini di tengah-tengah umat. Bahkan, dengan terang dan gamlang al-Qur'an menjelaskan bahwa dakwah adalah suatu kewajiban bagi setiap muslim. Allah Swt memerintahkan umat Islam untuk menjadi umat yang menyeru kepada kebaikan dan mencegah kepada kemungkaran (lihat surat al-Imran: 104). Demikian juga Allah Swt memerintahkan agar dakwah yang dilakukan mesti berdasarkan ilmu atau bashĂŽrah (lihat surat Yusuf: 108). Keberhasilah dakwah atau seruan sangat tergantung sejauh mana para juru dakwah memahami seluk-beluk yang berkaitan dengan dakwahnya. Para ulama juga menyebutkan ada beberapa unsur pokok dalam melaksanakan tugas dakwah, antara lain; Juru dakwah, objek dakwah, materi dakwah dan uslub dakwah atau metode dakwah. Allah swt berfirman:
Artinya: Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu
bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. (QS. Al-Imran: 159). Imam al-Baghawi, salah seorang ulama tafsir menjelaskan tentang makna ayat, 'Hendak engkau berlemah lembut terhadap mereka' maknanya adalah engkau bersikap ramah, bijaksana dan tidak cepat marah. Ada pun Imam Qatadah menjelaskan, makna ayat itu adalah engkau bersikap lembut, berakhlak baik dan bersikap bijaksana. Begitu pentingnya sikap bijak dan kelemlembutan dalam mengajak manusia ke jalan Allah ini, Nabi kita yang mulia SAW memberikan tuntunan kepada kita salah satunya adalah sebuah riwayat imam Bukhari dari Aisyah RA. Rasulallah bersabda: “Sesungguhnya tidaklah lemah lembut itu ada pada sesuatu melainkan ia akan menghiasinya (dengan kebaikan itu). Sebaliknya, jika lemah lembut itu dicabut darinya, maka ia menjadi buruk�. (HR. Bukhari). Penuh Hikmah dan Kelembutan Imam Ibnu Katsier menyebutkan dalam kitab tafsirnya bahwa Abdullah bin Amer bin Ash berkata; aku melihat sifat Rasulallah saw itu tidak bertutur kata kasar, tidak juga berhati keras, tidak pernah membalas kejahatan dengan kejahatan. Tetapi, beliau itu senantiasa membari maaf. Nabi melakukan itu semua agar manusia tertarik memeluk Islam. Aisyah RA yang tidak lain istri nabi saw
MAN TAZAKKA EDISI SYA’BAN 1437 H / MEI 2016 H
33
meriwayatkan, Rasulullah saw bersabda; Sesungguhnya, Allah itu Maha Lembut dan menyukai kelembutan dalam segala hal (HR. Bukhari). Syaikh Abdullah al-Bashsham, dalam Syarah Bulughumaram, 'Islam adalah agama yang mengajak pada cinta dan persaudaraan. Bukankah, lemah lembut itu merupakan salah satu nikmat Allah kepada hambahamba-Nya. Rasulullah bersabda; “Jika Allah mengendaki kebaikan pada suatu kaum, Allah akan karuniakan kepada mereka lemah lembut” (HR. Al-Bazzar, Shahih al-Jamie, no. 303). Para ulama menjelaskan, ayat dan hadits Nabi SAW di atas sebagai suatu dasar bahwa kelembutan sikap dan tutur kata dalam melakukan dakwah atau mengajak manusia adalah sebuah keniscayaan. Syaikh Salim bin Ied al-Hilali, ia berkata, hendaknya kita mengajak manusia kepada agama Allah ini dengan al ilmu wal hilm yaitu dengan landasan ilmu dan kelembutan. Tentu kita menyaksikan, tidak sedikit manusia yang lari dari ajakan kita, disebabkan karena kita berlaku, bersikap dan bertutur kata kasar kepada mereka. Allah ta'ala berfirman: Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik”. (QS. An-Nahl: 125). Dalam ayat yang lain Allah ta'ala berfirman: “Dan Tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam”.(QS. Al-Anbiyaa: 107). Allah juga berfirman: “Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran
34
MAN TAZAKKA EDISI SYA’BAN 1437 H / MEI 2016 H
bagimu”.(QS. al-Baqarah: 185). Dalam ayat lain pula, Allah ta'ala berfirman: “Dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan”. (QS. Al-Hajj: 78). Bagaimana Nasehat disampaikan? Menyampaikan nasehat adalah sebuah kewajiban seorang muslim dengan muslim yang lain. Namun, nasehat hendaknya juga dibangun dengan adab dan contoh yang pernah dilakukan nabi saw dan juga dilakukan oleh para sahabat-sahabatnya. Salah satu penjelasan ulama dalam menyampaikan nasehat kepada saudaranya sesama muslim. Salah satunya yang dilakukan oleh Imam Syafei. Imam asy-Syafei rahimahullah menjelaskan bahwa pada umumnya manusia tidak menyukai jika diberi nasehat dihadapan orang lain. Untuk itu, para ulama memberikan nasehat bahwa memberikan nasehat itu harus didasari dengan adab-adab Islam sebagaimana diajarkan oleh Allah dan Rasul-NYA. Beberapa ulama memberikan nasehat tentang hal ini, salah satunya adalah Imam Ibnu Hibban, ia menyebutkan bahwa hendaknya memberi nasehat tidak di depan orang lain. Ibnu Hazm juga berkata; Jika engkau ingin memberi nasehat kepada orang lain, hendaknya nasehat itu diberikan secara empat mata atau secara tidak terbuka. Bahkan, Imam syafei' rahimahullah dengan indah beliau juga memberikan nasehat bahwa umumnya manusia akan menolak kebenaran bila diberi nasehat dihadapan orang banyak. Beliau berkata: Janganlah
TAZKIYATUN NAFS
engkau jengkel apabila nasehatmu tidak didengar atau ditaati. Secara umum manusia tidak suka diberi nasehat secara langsung. Ibnu Hazm memberikan nasehat, bila memungkinkan untuk memberi nasehat secara sindiran, tidak langsung namun tetap penuh dengan kesantunan. Namun, jika tidak mengerti, diberikan secara langsung, tetapi tidak di hadapan manusia lain. Memberikan nasehat seperti itu bagian dari sikap bijaksana dan penuh hikmah. Sebagaimana Allah SWT berfirman: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia lah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”. (QS. an-Nahl: 125). Ummatan Wasatha Di dalam bahasa Arab, kata Wasatha mempunyai beberapa arti antara lain: adil, tengah, baik dan seimbang. Mengajak manusia kepada agama Allah ini hendaknya dengan ilmu dan hikmah serta bijaksana. Dengan menggunakan sikap seperti ini tentunya akan mendatangkan kecintaan manusia kepada kita. Allah SWT berfirman: 'Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu'. (QS. al-Baqarah: 143). Oleh karenanya, ulama memberikan nasehat jadilah keberadaan kita itu dirindukan orang. Adanya kita mendatangkan kehangatan dan kesejutan dan mendatangkan manfaat untuk orang lain dan orang disekitarnya. Allah ta'ala berfirman: “Jadilah Engkau Pema'af dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh”. (QS. al-Baqarah:199).
lagi. Itu semua bisa dilakukan jika dilandasi dengan terus mengharap keridoan dan pahala dari sisi Allah ta'ala. Sebagai contoh dalam kehidupan kita sehari-hari misalnya, orang yang tidak pernah berkunjung dan bersilaturrahim kepada kita, tidak pernah menengok kita, ketika kita sakit, tidak pernah pula berta'ziah ketika keluarga kita ada yang meninggal dunia. Kenyataan ini terkadang menimbulkan dalam hati kita bisikan setan. Kadang timbul pikiran untuk apa kita berkunjung dan silaturrahim kepadanya, untuk apa kita menengoknya, buat apa kita membantunya, dia juga tidak pernah melakukan kebaikan kepada kita. Ini yang dimaksud dengan tidak didasarkan atas kelembutan, cinta dan penuh kebijaksanaan . Tentunya, yang terbaik itu adalah orang yang tidak pernah baik kepada kita, kita berbuat baik padanya, tidak pernah mengunjungi kita, kita kunjungi, tidak pernah menengok kita, kita tengok, tidak pernah menolong dan membantu kita, kita tolong dan kita bantu dan sebagainya. Dalam hal ini Allah ta'ala berfirman: “Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, Maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara Dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia”. (QS. al-Baqarah: 199). Kita harus menyakini dengan sebenar-benarnya kenyakinan kepada Allah ta'ala bahwa yang berbuat baik dan beramal shalih akan mendapat pahala dan yang tidak berbuat baik dan tidak mau beramal shalih, ia tidak akan mendapat apa-apa dari sisi Allah. Semoga Allah memasukan kita pada golongan seperti ini. Amien.[]
Seorang da'i atau penyuluh agama sesungguhnya dituntut menjadi orang yang selalu bersikap arif dan bijaksana serta berusaha menjadi pemaaf. Namun terkadang perkara ini tidaklah mudah dalam prakteknya. Bahkan, berlaku ihsan dan membalas kejahatan dengan kebaikan juga tidaklah lebih mudah
MAN TAZAKKA EDISI SYA’BAN 1437 H / MEI 2016 H
35
TELAAH UTAMA
Belanja yang Berpihak
36
MAN TAZAKKA EDISI SYA’BAN 1437 H / MEI 2016 H
TELAAH UTAMA
Maraknya pasar modern itu juga menjadi penyebab utama makin rendahnya kesejahteraan masyarakat pedesaan. Hal ini akibat ''pelarian uang'' dari desa disedot ke kota-kota besar dan ke luar negeri melalui ekspasi ritel modern yang merangsek ke pedesaan.
S
udah menjadi kebiasaan, swalayan Carrefour buka hingga tengah malam pada malam takbiran (malam Idul Fitri). Pembelinya tetap berjubel, dan tentu sebagian besar Muslim. Padahal, ritel ini ''berbau'' Yahudi. Koor Industries Ltd, perusahaan Israel, menjadi pemegang saham terbesar kedua setelah memborong saham Carrefour. Pembelian saham itu senilai US$ 886 juta atau 3,5 miliar Shekel (mata uang Israel). Pemilik Koor Industries Ltd adalah Eli Hurvitz, pengusaha asli Israel yang sangat pro pembangunan permukiman Yahudi di Palestina dan tentunya sangat anti soal Kemerdekaan Bangsa Palestina. Carrefour hanya salah satu dari banyak ritel asing di Tanah Air. Hingga 2014, menurut Kementerian Perdagangan (Kemendag), jumlah pasar modern di Indonesia yang tercatat mencapai 23.000 unit. Jumlah tersebut mengalami peningkatan sebesar 14 persen dalam tiga tahun terakhir. "Pasar modern ada 23.000 dan dari jumlah itu sebanyak 14.000 lebih di antaranya merupakan kelompok usaha minimarket, sedangkan sisanya adalah supermarket," papar Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag, Srie Agustina di Jakarta (7/8/2014). Menurut Ketua Umum DPP Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia, dr Ali Mahsun, Mbiomed, keberadaan 23 ribu pasar modern legal dan ribuan lainnya yang ilegal, telah menyebabkan lebih 3500 pasar tradisonal dan 3 juta
PKL kelontong gulung tikar. Maraknya pasar modern itu juga menjadi penyebab utama makin rendahnya kesejahteraan masyarakat pedesaan. Hal ini akibat ''pelarian uang'' dari desa disedot ke kota-kota besar dan ke luar negeri melalui ekspasi ritel modern yang merangsek ke pedesaan. ''Hal ini mengakibatkan kesenjangan kota-desa semakin menganga dan memicu derasnya laju urbanisasi,'' tutur Ali. Kecurangan Swalayan Coba ketik key word di mesin pencari google kalimat: "kecurangan dan pelanggaran indomart alfamart". Niscaya, keluarlah belasan ribu beritanya. Demikian pila jika kita ketik kata kunci "kecurangan dan pelanggaran swalayan modern". Modus yang umum terjadi adalah: 1. Struk tidak dicetak, sehingga konsumen tidak tahu detil pengeluarannya. Termasuk tidak tahu kalau ada potongan harga promo yang sudah diprogram di komputer kasir. 2. Hadiah tidak diberikan, dengan dalih persediaan kosong. 3. Uang kembalian diganti permen secara sepihak. 4. Harga barang dibulatkan ke atas, sehingga lebih mahal dari harga bandrol. 5. Ditawari menyumbangkan uang kembalian, tanpa menjelaskan program sumbangan tersebut. Misalnya MAN TAZAKKA EDISI SYA’BAN 1437 H / MEI 2016 H
37
TELAAH UTAMA
disumbang ke mana, oleh siapa. Jangan-jangan sumbangan konsumen ini diklaim sebagai dana CSR yang sejatinya merupakan kewajiban pengusaha. Itu baru kecurangan teknis. Eksistensi pasar modern juga bermasalah setidaknya dalam beberapa hal. Pertama, dominasi pasar oleh swalayan yang merugikan pedagang kecil dan lokal selama ini sudah sangat parah. Kerakusan pebisnis swalayan ini mengakali regulasi dengan menghalalkan segala cara mulai melanggar jarak dgn pasar traditional, memalsukan nama. Kedua, dalam praktiknya, gerai yang illegal tetap beroperasi dengan main buka tutup jika ada hari penertiban; Ketiga, swalayan berjejaring tidak membayar pajak di daerah tetapi di Jakarta sehingga dapat dikatakan tidak banyak memberikan manfaat bagi daerah. Swalayan berjejaring modern ini bertentangan dengan spirit trisakti yaitu tidak menjadikan daerah dan masyarakat berdikari karena trilyunan omset bisnis ini dilarikan keluar daerah. Keempat, berbagai praktik koruptif penyuapan dalam pendirian gerai swalayan modern-berjejaring telah
38
MAN TAZAKKA EDISI SYA’BAN 1437 H / MEI 2016 H
merusak moral masyarakat dan mengembangkan mentalitas menerabas (permisif). Selain itu, salah satu keluhan masyarakat adalah bahwa swalayan jenis ini tidak bertanggungjawab atas sampah dan masalah lingkungan (sampah) akibat kegiatan bisnisnya tersebut. Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) Pengurus Wilayah Muhammadiyah DIY telah melakukan kajian perihal keresahan sosial dan potensi persoalan hadirnya swalayan modern berjejaring khususnya di DI Yogyakarta. Sebagai tindak lanjutnya, LHKP mengadukan kasus ini ke lembaga ombudsman DIY. Yang dipersoalkan antara lain swalayan tak berizin dan jarak yang terlalu dekat dengan pasar tradisional, serta beroperasinya swalayan tanpa nama untuk menghindari pajak. Belanja di Tetangga Tak hanya memprotes kenakalan swalayan, LHKP Muhammadiyah Yogyakarta juga mempelopori gerakan “Ayo Belanja di Warung Tetangga�. Gerakan ini bertujuan untuk menggalang kekuatan dan
TELAAH UTAMA berkampanye dalam berbagai komunitas yang bergerak dari akar rumput. Melalui media sosial, gerakan ini terus berkampanye secara massif untuk menyadarkan masyarakat dan mengajak kembali belanja ke warung tradisional. Dengan pesan moral santun, masyarakat disadarkan bahwa dengan berbelanja di warung tetangga jauh lebih murah, lebih manusiawi, serta lebih efektiff dan efisien, menumbuhkan ekonomi, memberdayakan masyarakat, dan terkandung nilai silaturahmi antar tetangga. Kepedulian M. Taufiq Hidayattulloh, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Cilacap, memberikan contoh dalam gerakan “Ayo Belanja di Warung Tetangga”. Hampir dua dasawarsa, ia mengaku selalu melarang anak-istri dia belanja Paket Lebaran dan kebutuhan harian di Rita Departemen Store, karena Taufiq memandang Rita adalah bagian dari kekuasan hegemonik, paling tidak di bidang ekonomi, yang kian meminggirkan peran pribumi dalam bidang ekonomi. Taufiq lebih memilih belanja segala kebutuhan lebaran di Toserba yang pemiliknya, H. Makhasin, adalah pribumi asli, orang Islam dan NU, sehingga kalaupun ada keuntungan, tentu ada yang dinikmati oleh sesama Warga NU. Paling tidak, H. Makhasin adalah donatur utama di Yayasan Miftahul Huda Kroya yang membawahi
Madrasah/Sekolah dan Pondok Pesantren, walaupun secara personal, Taufiq tidak kenal baik dengan beliau. Taufiq juga selalu melarang anak istri belanja kebutuhan harian di Toko Modern Alfamart dan Indomart yang bertebar di seantero Cilacap, sepanjang belanjaan tersebut ada di warung tradisional. Sampai sekarang. Taufiq selalu tekankan kepada anak-istri, bahwa dengan belanja di warung tetangga, artinya kita telah beramal solih, karena kian menghidupkan perekonomian masyarakat desa, menyambung silaturrahmi, dan sebagai bagian dari “jihad ekonomi”, agar warung-warung tradisional tidak makin terpinggirkan dengan hadirnya toko modern. “Toh kalau kita sakit, tidak pernah ada Alfamart dan Indomart yang menjenguk kita. Kalau kita meninggal dunia, tidak pernah ada Alfamart dan Indomart yang ta'ziyah ke kita”. Itu alasan yang kerap Taufiq sampaikan kepada anak-istri. Ketika membeli perhiasan emas untuk istri, pantang rasanya Taufiq membeli di toko emas milik etnis tertentu, bahkan membeli emas di toko emas milik aliran tertentu. Selalu Taufiq yakinkan istri untuk beli emas di Toko Emas Baru Adipala, Milik H. Usman, teman rutinan Manaqiban Taufiq, padahal jarak rumah Taufiq lebih jauh ke Adipala, dari pada ke Toko Emas di Lebeng atau Kesugihan. Begitu pula dengan pakaian, sepeda, dan lainnya. Sepanjang masih ada yang jelas milik orang NU, walaupun harganya sedikit lebih mahal, Taufiq selalu mengutamakan
.....bahwa dengan belanja di warung tetangga, artinya kita telah beramal solih, karena kian menghidupkan perekonomian masyarakat desa, menyambung silaturrahmi, dan sebagai bagian dari “jihad ekonomi”, agar warung-warung tradisional tidak makin terpinggirkan dengan hadirnya toko modern.
MAN TAZAKKA EDISI SYA’BAN 1437 H / MEI 2016 H
39
TELAAH UTAMA
belanja di sana. Maka, ketika muncul gerakan Bangga Produk Indonesia, Gerakan Beli Produk Lokal, Bangga Belanja di Warung Tetangga, Taufiq merasa sangat bahagia, dan merasa memiliki tambahan teman untuk melakukan sesuatu yang Taufiq yakini kebenarannya sejak sebelum reformasi, dan masih Taufiq pegang teguh sampai sekarang. Taufiq harus meminta maaf kepada etnis dan aliran tertentu, jika sikapnya ini dipandang rasial, tetapi inilah affirmative action (tindakan afirmatif). Yakni kebijakan yang diambil yang bertujuan agar kelompok/golongan tertentu (gender ataupun profesi) memperoleh peluang yang setara dengan kelompok/golongan lain dalam bidang yang sama. Inilah upaya konsisten Taufiq untuk membela kepentingan perekonomian rakyat. Walaupun dampaknya tidak dapat diukur secara kuantitatif, tetapi Taufiq yakin, kalau banyak yang melakukan ini, akan berdampak signifikan bagi bangkitnya ekonomi ummat.
40
MAN TAZAKKA EDISI SYA’BAN 1437 H / MEI 2016 H
Tips Belanja Peduli Secara teknis, memang tak terelakkan kita berbelanja di tempat yang berbeda. Yang penting, selalu ada prioritas berdasarkan kepentingan ummat dan pribadi. 1. Pedagang Keliling. Ada yang dipikul, pakai gerobak dorongan, sepeda pancal dan sepeda motor. Ada pemuda, ibu-ibu hingga kakek-kakek yang berjualan. Ada yang jual ubi, sayuran, buah-buahan, perabot rumah tangga seperti saput lidi, dll. Mari cukupi kebutuhan rumah dari para pedagang keliling ini. Jadikan langganan. Bilang supaya besok datang lagi. Mereka adalah pekerja keras yang mencoba mengais rezeki setiap hari dengan cara halal. Kalau perlu, tidak perlu menawar. Atau jika menawar, jangan sadis. Rupiah yang kita keluarkan sangat berarti bagi berputarnya roda kehidupan mereka. Untuk menghidupi satu keluarga. Jadi, ada misi kepedulian sosial di sana. 2. Warung Tetangga. Biasanya berjualan kebutuhan pokok seperti minyak goreng, beras, sabun mandi, dll. Juga ada warung sayur, warung jajanan anak-anak dan penjual masakan matang. Penuhi sebagian kebutuhan rumah tangga kita dari sini. Apalagi kebutuhan pokok yang sifatnya kontinyu. Seperti beras, air galon, minyak goreng, terigu, gula pasir dll. Jadilah pelanggan warung tetangga. Selain membuka pintu rezeki bagi keluarga tersebut, yakni untuk menghidupkan satu keluarga tersebut, juga ada misi silaturahmi. Tentunya harus didasari saling membutuhkan. Misal, perhatikan adab jual beli. Hindari utang, karena modal mereka tidak besar, akan terus diputar. Kalau kita belanja ke mal saja selalu bayar tunai, masak belanja ke warung tetangga yang jumlahnya lebih kecil malah ngutang? 3. Pasar Tradisional. Semodern-modern manusia, tetap saja memiliki ketergantungan dengan pasar tradisional. Meski dikesankan kuno, becek, jorok dll, tetap saja kita rindu menyusuri lorong-lorong pedagang di pasar tradisional. Sekali atau dua kali sebulan, silakan belanja kebutuhan di pasar tradisional. Terutama produk-produk yang tidak dijual oleh pedangan keliling dan warung tetangga. Misalnya rempah-rempah, bumbu-bumbu giling, cemilan kiloan, bahan-bahan pembuat kue, dll. Belanja di pasar tradisional ini juga ada misi sosial, yakni menjadi pintu rezeki bagi para pedagang yang secara personal mereka adalah tulang punggung bagi keluarganya. Mereka
TELAAH UTAMA bukan para pemilik modal besar atau kapitalis yang mengeruk rupiah dari banyak cabang. Betul-betul mengandalkan pembeli hari itu. 4. Pasar Modern. Ada pasar modern seperti minimarket, supermarket hingga hypermarket. Yang menjadi magnet disini adanya tempat yang bersih, terang, nyaman, ber-AC dan produknya yang relatif lengkap. Juga, pembeli bebas melihat-lihat, memegang dan menimangnimang berbagai produk yang dipajang. Di era modern, belanja di pusat perbelanjaan adalah bagian dari rekreasi. Ibu-ibu biasanya ke sini sekalian cuci mata. Sudah puas walau cuma window shopping. Tapi, gara-gara liha-lihat, kerap kali barang yang dibeli melebihi daftar yang dibawa dari rumah. Maka, jika sesekali berkunjung ke mal besar, buatlah daftar belanja. Batasi rupiah di dompet. Atau belilah hanya produk yang memang tidak dijual di pasar tradisional, warung tetangga dan pedagang keliling. Misal barang elektronik, furnitur, gadget atau peralatan masak. Walaupun, ini jugaini juga bisa saja dibeli di pasar tradisional atau toko-toko di pinggir jalan raya lainnya. 5. Online Shop. E-commerce, yaitu mal-mal besar di
internet, membuat praktis belanja. Ibu-ibu cukup duduk manis di depan laptop atau bahkan gadgetnya. Browsingbrowsing, lihat-lihat foto dna tinggal klik yang dimau. Habis itu, transfer juga cukup via mobile phone. Pokoknya serba praktis. Hemat waktu. Hemat tenaga. Disini online shop kebanyakan personal. Jadi ada tawar menawar. Tapi hati-hati, rawan penipuan juga. Sebab sifatnya seperti lapak pedagang kaki lima, modalnya relatif kecil, kadang hanya sebagai marketer atau dropshipper. Tapi jangan takut, karena kadang produknya bisa lebih murah. Nah, jika belanja di sini, pilih penjual yang benarbenar amanah. Tiset dan cari testimoninya. Kenali reputasinya. Cari rekomendasi dari teman. Bahkan, jika perlu yang satu harokah saja. Insyaa Allah aman. Sekaligus, memberi rezeki teman seperjuangan. Nah, dengan tips belanja tersebut, ibu-ibu diajak membagi-bagi uang belanja untuk berbagi rezeki pada sesama. Jadi tidak ngumpul semua belanja ke mal, sehingga pemilik mal yang kaya raya itu saja yang makin kaya.[]
MAN TAZAKKA EDISI SYA’BAN 1437 H / MEI 2016 H
41
TELAAH
Prioritas
Sasaran ZIS
Hal ini dipertegas lagi dalam hadits Nabi SAW. ''Siapakah orang mukmin paling cerdas?'' Menjawab pertanyaan seorang lelaki Anshar ini, Nabi Muhammad SAW berkata, ''Yang paling banyak mengingat mati (muhasabah), kemudian paling baik dalam mempersiapkan kematian, itulah orang yang paling cerdas'' (HR Ibnu Majah, Thabrani, dan Al Haitsamiy dari Ibnu Umar ra).
sedekah untuk siapa? Ibnu Qudamah dalam Kitab Mukhtasor Minhajul Qoshidin menyebutkan prioritas sasaran sedekah berdasarkan sejumlah kriteria. Yang utama adalah mereka (mustahik) yang bertakwa dan berilmu, bukan ahli maksiat. Rasulullah SAW telah memberi isyarat dengan melarang mengundang orang fasiq dalam jamuan makan yang kita adakan: “Janganlah berteman kecuali dengan seorang mukmin, dan jangan makan makananmu (yang kau sediakan) kecuali orang bertakwa” (HR Abu Daud). Memberikan sedekah kepada orang yang bertakwa dan berilmu, akan memudahkannya dalam melaksanakan amal ibadah dan juga penyebaran ilmunya. Sebaliknya, memberikan sedekah kepada orang yang ahli maksiat, hanya akan menambah amunisi baru baginya dalam bermaksiat. Tentu hal yang paling kita takutkan adalah jika harta kita turut membantu memperluas kemaksiatannya. Allah SWT sudah memperingatkan: “Janganlah tolongmenolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran“ (QS Al Maidah: 2). Bukan main tingginya penghargaan bagi para ilmuwan. ''Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan, beberapa derajat.'' ( Al-Mujadilah: 11). Tinta ilmuwan, bahkan dinilai lebih mulia ketimbang darah syuhada. Sampai-sampai, setan pun tak berani menggoda orang yang sedang sholat di masjid karena di sampingnya sedang tidur seorang ilmuwan. Dan, ''Barangsiapa yang menempuh jalan untuk menuntut ilmu, Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga.''
Sedekah, jelas salah satu bekal kematian, guna menyongsong kehidupan yang lebih baik. Lalu sebaik-baik
Ilmu, menurut Imam Al Ghazali dalam Ihya Ulumuddin, Bab Ilmu, terdiri ilmu fardu a'in (atau
T
entu, banyak beramal itu baik. Tapi, lebih utama amal yang baik (ahsan) ketimbang yang asal banyak (aktsar). Demikianlah pesan Allah SWT dalam Al Qur'an di Surah Al Mulk (67) ayat 2: ''Dialah yang telah menciptakan kematian dan kehidupan untuk menguji kamu, siapakah antara kamu yang terbaik amalnya, dan Dia Maha Kuasa, lagi Maha Pengampun.''
42
MAN TAZAKKA EDISI SYA’BAN 1437 H / MEI 2016 H
TELAAH
istilahnya ilmu agama) dan ilmu fardu kifayah (atau disebut ilmu dunia). Walhasil prioritas menuntut ilmu bagi setiap diri adalah ''ilmu agama''. Kemudian Imam Nawawi berpesan: “Hal pertama yang harus diperhatikan oleh seorang penuntut ilmu adalah menghafal Al Quran, karena dia adalah ilmu yang terpenting, bahkan para ulama salaf tidak akan mengajarkan hadits dan fiqh kecuali bagi siapa yang telah hafal Al Quran'' (Imam Nawawi, Al Majmu', Beirut, Dar Al Fikri, 1996 Cet. Pertama, Juz : I, hal : 66). Berilmu juga dalam arti mampu mengelola harta, bukan pemboros yang hanya menghabiskan uang dalam seketika, tanpa jejak sama sekali dalam kehidupannya. Allah SWT berfirman: “dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang bodoh (belum sempurna akalnya), harta (mereka yang ada dalam kekuasaanmu) yang dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan” (QS AnNisa 6). Tentu kita semua menginginkan bahwa harta sedekah kita bisa berkah dan berbuah pada waktu-waktu berikutnya, bisa digunakan untuk modal usaha atau halhal produktif lainnya. Sedekah juga diprioritaskan untuk mustahik yang mempunyai harga diri dan tahu hakikat rejeki. Artinya tidak meminta-minta secara berlebihan, apalagi jika tidak dalam kondisi yang membutuhkan. Di sekitar kita budaya meminta-meminta sudah terlalu mengakar, padahal hal tersebut adalah sesuatu yang dimakruhkan dalam Islam. Begitu pula kita memilih mereka yang tahu akan hakikat rejeki, dalam arti tidak menganggap kita sebagai 'dewa penolong', tapi menyadari bahwa pemberian kita adalah rejeki dari Allah SWT kepadanya yang dititipkan kepada kita. Firman Allah SWT: “(Berinfaqlah) kepada orang-orang fakir yang terikat di jalan Allah; mereka tidak dapat (berusaha) di bumi; orang yang tidak tahu menyangka mereka orang Kaya karena memelihara diri dari mintaminta. kamu kenal mereka dengan melihat sifat-sifatnya, mereka tidak meminta kepada orang secara mendesak”
(QS Al Baqoroh 273). Sedekah juga diutamakan kerabat dekat terlebih dulu. Secara umum sedekah bisa kita berikan kepada siapa saja, dengan prioritas sebagaimana diisyaratkan dalam AlQuran: “Mereka bertanya tentang apa yang mereka nafkahkan. Jawablah: "Apa saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu-bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orangorang yang sedang dalam perjalanan" (QS Al Baqoroh 215). Secara khusus memberikan sedekah kepada kaum kerabat mempunyai keutamaan ganda, sebagaimana diisyaratkan dalam hadits Rasulullah SAW, beliau berwasiat: ''Sedekah kepada orang miskin mendapatkan satu pahala, sedangkan sedekah kepada kerabat mendapatkan dua pahala; pahala bersedekah dan pahala bersilaturahim'' (HR At-Tirmidzi). Orang yang terdekat bagi kita lainnya adalah para tetangga kita. Sedekah kita semestinya juga diprioritaskan bagi para tetangga, jangan sampai kita termasuk dalam gambaran wasiat Rasulullah SAW: ''Bukanlah orang yang beriman bagi orang yang kenyang perutnya, sedangkan tetangganya kelaparan hingga tampak tulang rusuknya'' (HR Bukhari dari Ibnu Abbas ra).[]
MAN TAZAKKA EDISI SYA’BAN 1437 H / MEI 2016 H
43
TELAAH
Resiko
Perkawinan Beda Agama 44
MAN TAZAKKA EDISI SYA’BAN 1437 H / MEI 2016 H
TELAAH
P
ada 1 Juni 1980, Majelis Ulama Indonesia (MUI) menerbitkan fatwa tentang perkawinan pemeluk agama Islam dengan non-Islam.
Dr Budi Handrianto, Peneliti INSIST dan Dosen UIKA Bogor
Apabila seseorang melakukan perkawinan tidak memenuhi syarat-syarat yang diminta oleh Islam maka perkawinannya tidak sah. Sebagai contoh, seorang muslimah kawin dengan pria nonmuslim menurut Islam perkawinan tersebut tidak sah karena syarat agama tidak dipenuhi
Menurut fatwa yang ditandatangani Prof Dr Hamka selaku Ketua Umum MUI dan Drs H Kafrawi sebagai sekretaris, itu, perkawinan wanita muslimah dengan lakilaki non muslim adalah haram hukumnya. Demikian pula seorang laki-laki muslim diharamkan mengawini wanita bukan muslim. Sedangkan tentang perkawinan laki-laki muslim dengan wanita ahli kitab, terdapat perbedaan pendapat. Setelah mempertimbangkan bahwa mafsadatnya lebih besar daripada maslahatnya, maka MUI memfatwakan perkawinan tersebut hukumnya haram. Perkawinan beda agama sebenarnya juga merupakan hal yang tidak disukai di dalam ajaran Kristen. Menurut Kitab Hukum Kanonik tahun 1983, perkawinan campur beda agama termasuk yang diprihatinkan gereja (Dr P Go O Carm Suharto SH, Kawin Campur Beda Agama dan Beda Gereja, hal 78-79). Penghayatan perkawinan sendiri diandaikan lebih dapat diharapkan bila ada landasan bersama dalam iman yang sama. Namun, gereja dapat memberi ijin perkecualian, dengan beberapa syarat terutama untuk pengamanan iman Kahtolik. Karena itu mempelai Katholik harus berjanji : (a) menjauhkan segala hal yang membahayakan imannya dan (b) berusaha sekuat tenaga membaptiskan dan mendidik anaknya dalam Gereja Katholik.
MAN TAZAKKA EDISI SYA’BAN 1437 H / MEI 2016 H
45
TELAAH
Jadi, janganlah menganggap perkawinan beda agama, terutama bagi muslimah dengan pria nonmuslim sebagai suatu hal yang biasa. Mereka tengah melakukan dosa besar yang sudah pasti Allah akan murka.
Banyak orang tidak menyadari resiko dari sebuah perbuatan, berkenaan dengan hukum Islam. Hal tersebut bisa dipahami karena hukum Islam sekarang ini memang tidak diterapkan. Artinya, baik hukum Islam yang menyangkut masalah pidana apalagi perdana tidak dikenakan sanksi apabila ada yang melanggar. Buktinya, kita menyaksikan di depan mata kepala kita sehari-hari hampir setiap kali perkawinan beda agama terus berlangsung. Bahkan tidak sedikit yang terangterangan mengakui bahwa perbuatannya itu tidak apa-apa. Kemungkinan orang yang melakukan perbuatan maksiat tidak mengerti resiko hukum yang akan terjadi. Misalnya, ada seorang muslim yang sudah berhaji agak kaget ketika dikatakan padanya bahwa Paus Johannes Paulus, Romo Mangun atau Bunda Theresa nanti di akhirat masuk neraka. Pikirnya, karena mereka orang baik atau suci mustahil masuk neraka. Bukankah Bunda Theresa wanita yang sangat peduli dengan sesama dan mengabdikan seluruh hidupnya untuk orang-orang miskin. Apa iya orang yang sebegitu suci masuk neraka ? Pengetahuan seseorang kadang tidak menyentuh hal esensial. Kalau seseorang tidak memeluk agama Islam, pasti akan masuk neraka. Allah sudah menyebutkannya dalam Al Quran, “Sesungguhnya orang kafir, yaitu dari golongan ahli kitab dan orang-orang musyrik (nanti) berada di dalam neraka, kekal di dalamnya.� (QS Al Bayyinah : 6) Setelah mengetahui hukum dan resiko yang bakal terjadi maka barulah mereka sadar bahwa
46
MAN TAZAKKA EDISI SYA’BAN 1437 H / MEI 2016 H
penyimpangan atas hal-hal prinsip dalam agama akibatnya berat. Demikian pula dengan perkawinan beda agama yang tidak sah. Maka pelakunya akan menghadapi berbagai resiko baik secara hukum maupun sosial kemasyarakatan. Ada beberapa akibat yang timbul, diantaranya yang pasti adalah : Perzinahan Apabila seseorang melakukan perkawinan tidak memenuhi syarat-syarat yang diminta oleh Islam maka perkawinannya tidak sah. Sebagai contoh, seorang muslimah kawin dengan pria nonmuslim menurut Islam perkawinan tersebut tidak sah karena syarat agama tidak dipenuhi. Perkawinan yang tidak sah berarti tidak ada ikatan perkawinan di antara kedua sejoli tersebut. Di dalam agama Islam sepasang manusia yang tidak terikat perkawinan melakukan hubungan biologis hukumnya berzina. Sebuah dosa yang sangat besar dalam ukuran hukum Islam. Al Quran menyebut hukuman untuk orang yang berzina yaitu : “Dan (terhadap) para wanita yang mengerjakan perbuatan keji (zina) hendaklah ada empat orang saksi di antara kamu (yang menyaksikannya). Kemudian apabila mereka telah memberikan persaksian maka kurunglah mereka (wanita-wanita itu) dalam rumah sampai menemui ajalnya atau sampai Allah memberi jalan yang lain
TELAAH
kepadanya.” (QS An Nisa : 15) Jalan lain yang dimaksud pada terakhir ayat tersebut adalah hukuman yang ditetapkan pada ayat berikut : “Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina maka deralah (cambuklah) tiap-tiap seorang dari keduanya seratus kali dera dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah dan hari akhirat dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan dari orang-orang yang beriman.” (QS An Nur : 2) Jadi orang yang berzina dalam agama Islam hukumannya dicambuk seratus kali di depan umum. Bagaimana jika seseorang melakukan perkawinan yang tidak sah, sementara setiap waktu ia melakukan hubungan biologis hukumnya sama dengan berzina. Dia bisa menghitung selama hidupnya berapa kali melakukan perbuatan itu dan berapa cambuk yang seharusnya ia terima. Apabila ia tidak bertaubat, sungguh berat nian azab Allah di akhirat kelak. Ada seseorang bertanya, “Anak perempuan saya pacaran dengan seorang pemuda Kristen. Kalau saya tidak merestui perkawinan mereka saya takut mereka kawin lari atau samen leven (hidup bersama tanpa ikatan perkawinan). Manakah yang harus saya pilih, merestui perkawinan mereka yang berbeda agama atau tidak merestui mereka dan membiarkan mereka hidup
bersama.” Kedua alternatif tersebut tentunya bukan pilihan. Sebab keduanya sama saja. Orang tua yang tidak merestui hubungan perkawinan tersebut mengkhawatirkan anaknya terjerumus dalam perzinahan karena samen leven. Sehingga terbersit di dalam benaknya untuk merestui saja perkawinan mereka. Dalam pikirannya, dan mungkin pikiran banyak orang di jaman sekarang, kalau mereka direstui melakukan perkawinan apakah di masjid maupun di gereja, perkawinan jadi sah dan tidak terjadi perzinahan. Padahal sesungguhnya perkawinan yang tidak sah sama saja dengan perzinahan. Jadi apakah samen leven atau kawin beda agama pada kasus di atas sama saja, yaitu perzinahan. Yang harus dilakukan sang orang tua adalah memisahkan anaknya dengan pasangan pilihannya tersebut. Ia juga wajib mencarikan pasangan yang terbaik bagi putrinya, yaitu seorang pria muslim yang shaleh. Apabila sang anak tidak mau karena sudah terlanjut cinta, maka orang tua harus memberikan punishment (hukuman) agar sang anak menurut atau setidaknya orang tua berlepas tangan dari perbuatan anaknya. Misalnya jika hubungan tetap berlangsung, maka sang anak tidak lagi diakui sebagai anaknya dan hak-haknya sebagai anak di dalam rumah tangga tersebut harus dilepas. Kalau perlu tidak diajak bicara atau diusir dari rumah tersebut. Terhadap hal seperti itu sang orang tua, terutama ibu, harus tega dalam memberikan hukuman. Semoga dengan ancaman tersebut anak menjadi sadar. Atau kalaupun tidak sadar dan tetap melangsungkan hubungan dengan pacar Kristennya itu maka orang tua sudah tidak lagi bertanggung jawab. Perkawinan yang tidak sah seperti dilakukan oleh artis Yuni Shara dengan Henry Siahaan yang Kristen, Nurul Arifin dengan Mayong Suryoleksono yang Katholik, Ira Wibowo dengan Katon Bagaskara yang Katholik dan pasangan lainnya hukumnya sama dengan zina. Setiap kali mereka melakukan hubungan biologis, mereka telah berzina. Belum lagi dosa-dosa yang timbul di luar hubungan tersebut seperti satu rumah dengan pria asing yang dalam Islam juga dilarang. Sebab Islam tidak saja melarang zina, tapi juga hal-hal yang mendekatkan diri kepada zina, sebagaimana firman-Nya : “Dan janganlah kamu mendekati zina. Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” (QS Al Isra' : 32)
MAN TAZAKKA EDISI SYA’BAN 1437 H / MEI 2016 H
47
TELAAH
Jadi perbuatan mendekati zina juga termasuk kategori dosa. Termasuk yang dilakukan suami istri tidak sah kategori ini tentu banyak sekali. Seperti khalwat (berduaan) di tempat yang sepi, berciuman, berpegangan, rayu merayu dan sebagainya. Semua yang dianggap sah oleh pasangan tersebut ternyata adalah dosa yang amat berat dosanya. Apalagi dilakukan dengan tanpa perasaan berdosa. Dan yang paling berat adalah apabila ia mengetahui hukum yang telah ditetapkan dalam Islam sedang ia meremehkannya. Biasanya untuk mengakali pihak keluarga atau catatan sipil, sang suami pura-pura masuk Islam. Orang tua akan merasa senang karena sang anak bisa menarik calon suaminya memeluk agama Islam, demikian pula dengan keluarganya. Hal yang demikian ini juga tidak selalu mulus karena belum tentu keluarga pasangan pria menerima murtadnya salah satu anggota keluarga mereka. Setelah selesai menikah beberapa bulan atau tahun sang suami pindah ke agama semula. Perbuatan pindah agama sementara itu, apakah hanya untuk melegalisasi perkawinannya atau punya tujuan lain seperti kristenisasi, tidak akan berhasil andaikata sang istri yang muslimah punya pendirian. Apabila pasangan bersedia masuk Islam, tentu alhamdulillah. Namun kalau dalam perjalanan kehidupan rumah tangga kemudian sang suami pindah agama perkawinan tersebut harus segera dibatalkan. Sebab murtadnya sang suami ke agama semula telah merusak dan membatalkan perkawinan mereka. Artinya, apabila suami pindah agama dan mereka tetap mejalin hubungan suami istri, maka perbuatan tersebut jatuh kepada zina. Banyak kasus terjadi, pria atau wanita muslimah ditipu oleh pasangannya yang pura-pura masuk Islam kemudian setelah berlalu mereka kembali ke agama semula. Pasangannya yang muslim dengan berbagai pertimbangan seperti malu atau hatinya sudah terikat dengan suami/istri dan anak-anak tidak bersedia menceraikannya. Padahal Islam telah membatalkan perkawinan tersebut. (lihat bab mengawini wanita murtadah). Jadi kalau perkawinan itu tetap diteruskan, mereka telah berzina dengan hukuman yang sudah ditetapkan dalam Islam. Jadi, janganlah menganggap perkawinan beda agama, terutama bagi muslimah dengan pria nonmuslim sebagai suatu hal yang biasa. Mereka tengah melakukan dosa besar yang sudah pasti Allah akan murka. Membicarakan perbuatan mereka dengan gosip seperti dilakukan media
48
MAN TAZAKKA EDISI SYA’BAN 1437 H / MEI 2016 H
yang meliput perkawinan mereka memang mengasyikkan. Tapi jangan lupa, itu adalah sebuah kemaksiatan yang maha besar. Mendatangi perkawinan mereka apalagi memberikan selamat kepada mereka akan mendatangkan murka Allah kepada siapa saja yang melakukannya. Naudzubillah min dzalik. Warisan Bagi suami istri yang berbeda agama, yang perlu diketahui oleh khalayak umum adalah mereka tidak saling menerima harta waris. Meskipun pasangannya kaya raya dengan harta melimpah dan yang dia tidak punya saudara lain kecuali istrinya (baik sah maupun tidak) maka pasangannya tidak berhak mewarisi hartanya. Rasulullah saw sudah bersabda mengenai hal itu : “Tidak saling menerima waris orang yang beda agama.� (HR Muslim) Sepasang suami istri yang merasa hubungannya sah hanya karena ada tali perkawinan, padahal secara hukum Islam tidak sah, bila salah satunya meninggal yang lain mewarisinya. Juga anak-anaknya dianggap sebagai ahli waris. Hal tersebut jelas salah kaprah. Karena perkawinannya tidak sah maka sang suami bukan suaminya yang sah. Juga anak-anaknya bukan anak-anak bapaknya karena bapaknya bukan bapaknya yang sah. Jadi istri maupun anak-anaknya tidak berhak menerima harta waris. Konsekwensinya adalah harta waris yang
Sementara dalam Islam urutan wali hanya mengacu pada garis Bapak. Jadi, kalau perempuan tadi tidak mempunyai bapak yang sah bagaimana ia bisa dikawinkan oleh walinya ?
TELAAH diterimanya bukan harta yang halal. Harta waris seperti itu tidak bisa dipakai dan dimanfaatkan karena bukan haknya. Resiko bahwa 'ahli waris' tidak dapat menerima warisan ini tidak disadari oleh pasangan suami istri yang tidak sah. Mereka menganggap anak mereka adalah ahli waris yang sah sehingga bisa menerima warisan. Sang anakpun merasa bahwa ayah mereka adalah ayahnya sehingga berhak mendapatkan harta waris bila sang ayah meninggal. Demikian pula dengan sang istri yang merasa mewarisi harta suami jika meninggal dan sebaliknya. Islam sudah menetapkan bahwa harta tersebut tidak bisa diwariskan mengingat perbedaan agama. Apabila tetap dilaksanakan pembagian warisan tersebut maka harta yang diterima bukan harta yang halal. Statusnya tidak jauh beda dengan harta rampasan atau curian, meskipun dimanfaatkan untuk kebaikan tidak menunjukkan kehalalan dari harta tersebut. Nashab Anak Sebagaimana warisan, nashab anakpun tidak bisa disandarkan kepada ayahnya. Perkawinan yang tidak sah, anak yang dihasilkan sama dengan anak hasil perzinahan. Nashabnya (garis keturunan) hanya bisa disandarkan kepada ibunya telah mengandung dan melahirkannya. Bapak kandungnya, apakah muslim maupun kafir bukan bapak yang sah karena perkawinannya tidak sah. Adapun konsekwensinya adalah apabila anak
pasangan tersebut perempuan, sang bapak tidak bisa menjadi wali dalam perkawinan anaknya kelak. Karena hasil perzinahan, bapak bukan wali yang bisa mengawinkan sang anak. Juga saudara-saudaranya, maupun wali-wali yang lain karena ia nashabnya hanya bersandar pada garis ibunya. Sementara dalam Islam urutan wali hanya mengacu pada garis Bapak. Jadi, kalau perempuan tadi tidak mempunyai bapak yang sah bagaimana ia bisa dikawinkan oleh walinya ? Sementara semua wali yang dapat menikahkan semuanya dari jalur bapak. Islam menetapkan wali yang bisa mengawinkan sebagai berikut : 1. Bapak 2. Kakek dari bapak 3. Saudara laki-laki sekandung (ia tidak punya saudara laki-laki sekandung karena tidak punya bapak) 4. Saudara laki-laki sebapak 5. Anak laki-laki dari saudara laki-laki sekandung 6. Anak laki-laki dari saudara laki-laki sebapak 7. Paman sekandung (saudara laki-laki dari bapak yang sekandung) 8. Paman sebapak (saudara laki-laki dari bapak yang sebapak) 9. Anak laki-laki dari paman sekandung 10. Anak laki-laki dari paman sebapak
MAN TAZAKKA EDISI SYA’BAN 1437 H / MEI 2016 H
49
TELAAH
Dengan tiadanya wali yang bisa mengawinkan anak perempuan tadi maka untuk menikah ia harus meminta wali hakim (dari kantor urusan agama yang mewakili pemerintah) untuk mengawinkannya. Dengan demikian maka khalayak umum akan mengetahui bahwa ia adalah anak yang tidak sah dari kedua orang tuanya yang perkawinannya tidak sah. Apabila karena tidak tahu atau karena dipaksakan supaya tidak malu (padahal mereka mengetahui hukumnya) maka perkawinan sang anak tersebut tidak sah. Pasangan wanita dikawinkan oleh walinya yang tidak sah maka perkawinannya pun tidak sah. Konsekwensinya adalah sama dengan orang tuanya yang perkawinannya tidak sah, yaitu zina, tidak bisa saling mewarisi dan anaknya bukan keturunan dari mereka. Ini adalah sebuah dosa yang beruntun. Satu dosa besar dilaksanakan, akan mengakibatkan dosa-dosa lain baik pada diri sendiri maupun orang lain (anak dan istri). Pengurusan Jenazah Pengurusan jenazah bagi salah satu pasangan perkawinan tidak sah yang meninggal memang bukan hal yang krusial dalam masalah hukum Islam. Apabila ia masih beragama Islam maka dimakamkan secara hukum dan tata cara Islam. Tidak peduli dosa sebesar apapun yang telah dilakukan seorang muslim, umat Islam wajib mengurusnya sebagai bentuk kewajiban umum (fardhu kifayah). Meskipun perbuatannya melakukan hubungan suami istri terhitung zina entah seberapa banyaknya, tidak menjadikan dirinya keluar dari Islam. Hanya saja ia termasuk orang yang fasik, tukang berbuat maksiat. Mengapa pengurusan jezanah perlu dikemukakan di sini ? Sebab tidak semua orang tahu apabila ada perkawinan beda agama salah satu pasangan yang beragama Islam meninggal. Biasanya kalau pasangan beda agama sudah menjalani perkawinan bertahun-tahun, orang sudah tidak peduli ia beragama apa. Pada saat pasangan yang muslim meninggal, sementara orangorang di sekelilingnya beragama non-Islam tidak ada yang mengurusnya. Bahkan, jangan-jangan penguburannya dilaksanakan dengan tata caraa non-Islam. Tidak jarang seorang muslim menikah dengan pasangannya yang beragama Kristen, anak-anaknya semuanya ikut pasangan Kristen tersebut. Sampai usia tua hanya dirinyalah yang beragama Islam di antara anggota keluarga lain yang Kristen. Pada saat sakaratul maut, tidak
50
MAN TAZAKKA EDISI SYA’BAN 1437 H / MEI 2016 H
ada seorangpun yang akan membantunya menalqin (mengucapkan kalimat laa ilaaha illallah muhammadar rasulullah). Dirinya hanya dibiarkan meninggal sebagai layaknya orang mau mati. Padahal ia mempunyai dosadosa yang besar yang telah dia lakukan sehubungan dengan perkawinan yang tidak sah itu, dan ia masih punya satu kesempatan sebelum meninggal untuk bertobat, mengucapkan syahadat dan meninggal secara khusnul khatimah. Namun peluang tersebut menjadi terkunci dengan lingkungan yang tidak mendukung dia melakukan hal itu. Setelah dia meninggal, anggota keluarganya menjadi bingung bagaimana mengurus jenazah seorang muslim. Masih untung kalau ada saudara dekat atau tetangga yang baik-baik. Namun kalau tidak ada dan tidak ada yang tahu agama orang tersebut, bisa jadi keluarganya mengurus pemakamannya dengan tata cara mereka sendiri. Naudzubillah min dzalik. Interaksi Sosial-Kemasyarakatan Bagi seorang muslim yang menjalani perkawinan yang tidak sah, masyarakat akan mengucilkan dirinya dan
TELAAH
keluarganya. Masyarakat muslim saat ini, terutama di pedesaan masih sangat sensitif kalau ada pasangan beda agama. Apalagi jika pasangan muslim tersebut sampai pindah agama ikut suami atau istrinya. Masyarakat masih mengaggap hal tersebut sebagai aib baginya. Kalaupun tidak mengucilkan, mungkin masyarakat tidak akan mempergaulinya dengan baik. Seorang muslimah yang rela dikawini oleh pemuda kafir, biasanya sudah tidak dianggap muslim oleh masyarakat. Ia menjadi bahan cemoohan karena lebih mementingkan faktor lain ketimbang menjaga aqidahnya. Misalnya, kesan yang timbul adalah wanita tersebut materialistis. Namun demikian pada masyarakat kota dirasakan akhir-akhir ini orang semakin tidak peduli. Bahkan tokoh agama yang seharusnya membentengi umat dari perbuatan kawin beda agama seolah diam melihat beberapa pasangan tersebut terpampang di media. Sangat berbeda kondisinya tatkala ulama besar Hamka masih hidup. Ketika terjadi perkawinan antara artis Emilia Contessa yang muslimah dengan Rio Tambunan yang Kristen, beliau langsung bereaksi dengan mengatakan perkawinan mereka tidak sah. Meskipun catatan sipil
mengesahkannya ia juga mengkritik keras aparat lembaga itu yang seolah menghalalkan perkawinan yang tidak sah tersebut. Memang usaha-usaha untuk 'membuat biasa' perkawinan beda agama, terutama wanitanya yang muslimah sekarang sedang gencar dilaksanakan. Bahkan ada sebagian dari kelompok umat Islam yang menyokong kampanye tersebut. Arus globaliasi dan pluralisme yang sedang menggejala dimanfaatkan oleh pihak Kristen untuk memperbanyak umat dengan perkwinan beda agama. Masyarakat digiring untuk memahami bahwa semua agama sama saja. Masyarakat harus menolak dan peduli dengan kampanye-kampanye seperti itu. Sebab kalau masyarakat sudah tidak peduli, maka kontrol terhadap kasus ini tidak bisa dilakukan oleh masyarakat. Hubungan sosial kemasyarakatan seharusnya bisa menjadi penghalang seseorang untuk melakukan perkawinan beda agama. Karena masyarakat akan marah apabila ada saudaranya seaqidah dipersunting oleh pasangannya yang lain agama.[]
MAN TAZAKKA EDISI SYA’BAN 1437 H / MEI 2016 H
51
PAK NATSIR
Yang Baik yang Sudah Ditentukan
Allah
Amlir Syaifa Yasin, Wakil Ketua Umum Dewan Dakwah
S
aya mengenal Pak Natsir pertama kali pada 1968. Waktu itu saya masih klas V SD. Setahun setelah Dewan Dakwah berdiri pada 1967, Pak Natsir ke Sumatera Barat. Waktu itu ada kegiatan pasca Gestapu PKI namanya Didikan Subuh. Setiap Subuh anakanak dibangunkan untuk Shalat Subuh di Masjid kemudian setelah itu
52
MAN TAZAKKA EDISI SYA’BAN 1437 H / MEI 2016 H
ada pelajaran agama yang praktispraktis. Pada saat itu ada Festival Didikan Subuh se-Kabupaten Agam. Pak Natsir sedang berada di Bukittinggi dan beliau hadir di Festival Didikan Subuh di kampung saya, bahkan mampir ke rumah orangtua saya. Saya saya bertanya-tanya, siapa sih bapak ini? Lalu orang-orang
PAK NATSIR menceritakan bahwa tamu itu seorang tokoh besar dunia Islam. Pak Natsir datang ke Sumatera Barat dalam rangka menggalang kembali teman-teman lama beliau aktivis Masyumi, kebetulan keluarga saya anggota Masyumi. Pak Natsir menyuruh teman-teman beliau menanam pohon Murbai, untuk pembibitan ulat sutra dan menanam semacam daun pandan untuk bahan anyaman tikar. Beliau datang ke rumah orangtua saya meresmikan mesin pembuat tikar dan home industri lainnya.
I. Pada waktu saya tamat dari Akabah dengan nilai sangat memuaskan, saya disarankan oleh direktur Akabah waktu itu Moeslim Aboud Ma'ani untuk kuliah di Universitas Islam Madinah. Saya kemudian ke Jakarta bersama beliau tahun 1982, bertemu Pak Natsir untuk ketiga kalinya bersama Pak Adnan Syamni yang menyiapkan dokumen perjalanan saya untuk dikirim ke Madinah. Sambil menunggu panggilan dari Madinah, saya membantu beberapa pekerjaan di Dewan Dakwah. Rencana
mengambil program diploma Metodologi Pengajaran Bahasa Arab Untuk Orang Asing, selama 2 tahun. Karena gagal kuliah di Madinah, oleh Moeslim Aboud Ma'ani saya diajak menemui Pak Natsir ( pertemuan ketiga ) untuk bekerja di Dewan Dakwah. Pak Natsir menyatakan, kerja di Dewan Dakwah itu kerja sosial, tak ada gaji, tak ada civil effect. Saya menjawab, “Yang penting saya bisa bersama-sama di Dewan Dakwah� Dalam hati saya ingin dekat bersama Pak Natsir. Akhirnya saya pun bekerja di Dewan Dakwah pada
kuliah di Madinah ini akhirnya memang gagal karena Rektor Universitas Islam Madinah Dr. Abdullah Zaid diganti dengan Dr. Abdullah Ubaid. Rektor baru ini mengeluarkan kebijakan baru yang membatasi umur mahasiswa baru tidak boleh lebih dari 22 tahun. Sedangkan saya tamat Akabah sudah 26 tahun. Bersamaan dengan itu berdiri LIPIA di Jakarta. Kebijakan baru ini dimaksudkan agar setiap mahasiswa yang akan kuliah di Madinah haruslah melalui LIPIA. Akhirnya saya masuk LIPIA hanya
tahun 1982 di bagian fotocopy, Clipping dan distribusi buku-buku. Pak Natsir meminta agar sebahagian buku-buku yang diterbitkan oleh Toko Buku Media Dakwah dibagikan secara gratis. Buku-buku itu umumnya ditulis oleh orang-orang Ikhwanul Muslimin, seperti Maududi, Hassan Al-Banna, Sayyid Qutub, dan sebagainya, yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Ada sejumlah alamat yang atas perintah Pak Natsir dikirim secara rutin, kampus-kampus negeri, kampus swasta, pesantren. Buku-
Buku-buku yang dibagi-bagikan inilah yang pada gilirannya menjadi pembaruan pemikiran Islam di Indonesia. Temanteman dari Tarbiyah banyak merujuk pada buku-buku tersebut.
Pada waktu PRRI di Sumatera Barat, Rumah (gadang) keluarga saya termasuk yang dibakar tentara Soekarno karena dianggap keluarga PRRI. Tamat SD saya masuk Tawalib Parabek Bukittinggi, kemudian masuk Akademi Agama dan Bahasa (Akabah) Bukittinggi yang didirikan oleh tokoh-tokoh Masyumi. Disinilah pertemuan yang kedua dalam kuliah umum (Studium General) pembukaan kuliah tahun akademi 1976 di Akabah Bukittinggi. Saya baru masuk tingkat
MAN TAZAKKA EDISI SYA’BAN 1437 H / MEI 2016 H
53
PAK NATSIR buku yang dibagi-bagikan inilah yang pada gilirannya menjadi pembaruan pemikiran Islam di Indonesia. Temanteman dari Tarbiyah banyak merujuk pada buku-buku tersebut. Dari setiap buku-buku yang dicetak dan di distribusikan gratis oleh Dewan Dakwah itu saya usulkan untuk menyisihkannya 5 exemplar di simpan untuk perpustakaan Dewan Dakwah meskipun waktu itu belum ada perpustakaan. Akhirnya saya ditunjuk merintis dan mengurus bagian perpustakaan Dewan Dakwah. Saya kemudian dikursuskan di Perpustakaan Idayu. Disamping bertugas di perpustakaan, saya juga sering diminta Pak Natsir untuk menyiapkan bahan-bahan Perpustakaan, dan data keperluan beliau. Saya ingat Pak Natsir menyuruh saya antara lain membaca satu buku berjudul “Ilaqat dauliah fi Islam” atau Hubungan Internasional menurut Ajaran Islam, untuk sebuah makalah beliau. Saya juga sering diminta menterjemahkan berita-berita bahasa Arab dan Inggris ke dalam bahasa Indonesia untuk dimuatkan ke dalam Majalah Media Dakwah atau Suara Masjid, misalnya ketika Pak Natsir diangkat sebagai Dewan Pendiri di Oxford Center for Islamic Studies beliau minta supaya di Indonesiakan, Kadang-kadang saya juga diminta datang ke rumah di jalan Cokroaminoto. Ada beberapa pekerjaan yang harus diselesaikan. Pekerjaan itu dimulai ba'da Ashar sampai jam 8 malam. Pak Natsir senantiasa memperhatikan hal-hal yang kecil-kecil, termasuk ongkos saya ketika mau pulang dari rumah beliau malam itu. Ada pengalaman saya yang berkesan, yaitu ketika Pemilu 1992. Ketika itu partai politik sudah difusikan menjadi 3 parpol, yaitu PPP, Golkar dan PDI. PPP waktu itu dipimpin oleh Ismail Hassan Metareum. Kampanye PPP tinggal
54
MAN TAZAKKA EDISI SYA’BAN 1437 H / MEI 2016 H
satu putaran lagi, sementara PDI dengan jurkam Guruh Sukarnoputra menjadikan Jakarta 'Metal' (Merah Total). Pak Natsir kemudian membuat statement politik mendukung PPP, sesuatu yang tidak pernah dilakukannya ketika PPP dipimpin DR. J. Naro 5 tahun sebelumnya. Statement politik Pak Natsir itu harus dicetak ratusan ribu exemplar, dan harus didistribusikan ke seluruh Indonesia dalam waktu masa kampanye yang hanya tinggal sepekan. Teman-teman disebar ke daerah-daerah membawa 2 rim sekalipun dengan pesawat Hal ini berhasil mendulang suara untuk PPP. Pengalaman lain, ketika saya berniat menikah setelah lulus dari LIPIA. Niat saya ini saya sampaikan kepada Pak Natsir dan juga kepada direktur LIPIA waktu itu syeikh Abdul Aziz al-Amar. Kelaziman di LIPIA, bagi mahasiswa yang mau menikah mendapatkan bantuan dari lembaga. Pak Natsir disamping memberikan bantuan dana, juga berkenan membuatkan Khutbah Nikah. Meskipun pada hari 'H' nya Pak Natsir tidak bisa hadir karena kurang sehat dan meminta Pak Buchari membacakan Khutbah Nikah tersebut. Pak Natsir khusus menelpon saya meminta maaf karena sakit dan tidak bisa membacakan sendiri khutbah nikahnya tersebut. Ini menjadikan saya sangat terharu. Sampai kemudian saya punya anak pertama. Pak Natsir berkenan memberi nama anak pertama saya, dalam sampul amplop tertutup yang baru boleh saya buka jika sudah sampai di rumah. Bersama istri, saya buka amplop nama anak saya pemberian Pak Natsir itu. Ternyata namanya Lukmanul Hakim. Di kantor Pak Natsir kemudian menguraikan kisah Lukmanul Hakim yang termuat dalam Al-Qur'an. Kemudian, suatu saat Buya Datuk
Panglimo Kayo (Mantan Ketua MUI Sumatera Barat dan Mantan Duta Besar RI di Irak di era Pak Natsir) datang ke Jakarta karena akan diberangkatkan haji oleh Ir. Azwar Anas. Beliau menginap di rumah anaknya di belakang gedung CTC Kramat Raya, Buya Datuk mengatakan ingin bertemu dengan Pak Natsir. Maka saya sampaikanlah keinginan Buya Datuk ini, kepada Pak Natsir '”Kapan Pak Natsir ada waktu? Pak Natsirpun menjawab, “Biarlah saya yang menemuinya karena dia lebih tua dari saya.” Begitulah Pak Natsir. Dia senantiasa menghormati orang yang lebih tua, meskipun ketika Pak Natsir menjadi Perdana Menteri, Buya Datuk ditunjuk sebagai Duta Besar Republik Indonesia di Irak. Ini adalah proses pembelajaran yang baik buat saya. Kemudian, saya kembali
PAK NATSIR
mendapatkan kesempatan beasiswa di Lucknow, India, dari Syeikh Saleh Husain, salah seorang Dewan Kurator Universitas Madinah. Saya berkesempatan menemani Syeikh Saleh Husain ketika berkunjung ke Indonesia. Saya ceritakanlah pengalaman saya gagal kuliah di Universitas Madinah karena masalah umur. Syeikh Saleh Hussain kemudian menawari saya untuk kuliah di Universitas Darul Ulum, Lucknow, India yang dipimpin oleh Dr. Abul Hassan Ali A-Nadwi, sahabat Syeikh Saleh Husain, dan juga sahabat dekat Pak Natsir yang sama-sama mendapat penghargaan King Faisal Prize. Tawaran ini saya sampaikan kepada Pak Natsir, beliau setuju dan bahkan menulis surat kepada Dr. Abul Hassan Ali An-Nadwi. Tak berapa lama kemudian datang jawaban, saya
bisa diterima kuliah di Universitas Darul Ulum Lucknow jurusan Hadits, tapi tidak ada beasiswa. Masalah beasiswa ini kemudian disanggupi akan ditanggung oleh Syeikh Saleh Husain dari Makkah. Saya kemudian mengurus masalah administrasi, pasport dan sebagainya bersama Pak Adnan Syamni, sampai tiket pun sudah dibeli. Pada hari 'H' ketika mau berangkat, tiba-tiba visa dibatalkan. Kedutaan India tidak mengizinkan saya masuk ke India. Sayapun berdebat dengan pihak Kedutaan India, saya tidak mempunyai permasalahan apa-apa, bukan persona non-grata. Kedutaan India menjelaskan bahwa persoalannya tidak pada pribadi saya, bukan masalah hubungan Indonesia dengan India, tapi memang ada kebijakan Departemen Dalam Negeri India.
Belakangan saya ketahui dari Pak Adnan Syamni bahwa India memang mempersulit umat Islam baik yang di dalam India, maupun yang akan masuk ke India. Untuk kedua kalinya saya gagal kuliah di luar negeri. Gagal ke Universitas Madinah karena batasan umur, dan gagal ke Universitas Darul Ulum Lucknow karena tidak mendapatkan visa. Sebagai anak muda waktu itu, saya kecewa sekali, dan ini saya sampaikan kepada Pak Natsir maupun Pak Buchari. Keduanya memberi nasihat dan menghibur saya dengan kalimat bahwa, ”Yang Baik itu adalah yang sudah ditentukan oleh Allah” Dengan nada menghibur Pak Natsir berkata kepada saya, ”Mungkin saudara masih perlu membantu saya.” []
MAN TAZAKKA EDISI SYA’BAN 1437 H / MEI 2016 H
55
HALAL
Yuk
Menyeleksi Bumbu Dapur Kita
“To discover what You really believe, pay attention to the way You act -- and to what You do when things don't go the way You think they should. Pay attention to what You value. Pay attention to how and on what You spend your time. Your money. And pay attention to the way You eat." Begitu nasehat Geneen Roth dalam bukunya yang berjudul ''Women Food and God An Unexpected Path to Almost Everything'' (New York Time, 2010).
56
MAN TAZAKKA EDISI SYA’BAN 1437 H / MEI 2016 H
Pay attention to the way You eat, bukan ''makhluk asing'' bagi kaum muslimin. Mengonsumsi produk halal adalah harga mati buat umat Islam. Allah SWT berfirman dalam Al Qur'an Surat Al-Maidah ayat 88: ''Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepadanya.'' Hal tersebut dipertegas Rasulullah SAW yang berwasiat antara lain: ''Menuntut yang halal wajib atas setiap muslim'' (HR Ibnu
Mas'ud). Tak boleh luput dari kewaspadaan kita, adalah bumbu dapur. Memang, memasak sendiri lebih ''aman'' ketimbang ngudap. Apalagi, masih sangat terbatas resto atau catering yang bersertifikat halal. Di Bandung misalnya, hingga tahun 2012 tak sampai 2% dari seluruh resto yang sudah terjamin kehalalannya. ”Dari semua restoran yang tersebar hampir kurang lebih 12 ribuan, baru 20 yang tersertifikasi Halal di Bandung,” kata Ketua Bidang Ekonomi dan Produk Halal MUI Jawa
HALAL Barat, Mustopha Djamaluddin (tempo.co, 26 Juli 2012). Sedang di Kepulauan Riau, hingga akhir 2009 baru 5% dari ribuan resto yang sudah mengantongi sertifikat halal. Namun, jika tak disertai ilmu, jangan-jangan masakan keluarga yang keluar dari dapur rumah kita tercemar bahan haram tanpa kita sadari. Karena itu, kita harus cermat betul soal bumbu dapur. Klasifikasi Bumbu Bumbu (herb), adalah bahan tambahan pangan untuk meningkatkan kualitas makanan. Bersama rempah (spices), bumbu berfungsi memberikan citarasa masakan, aroma, warna, dan mengawetkan masakan. Berdasarkan asal-usulnya, bumbu terdiri bumbu hewani dan nabati, serta buatan. Yang hewani misalnya ebi dan terasi, serta kaldu. Sedangkan bumbu buatan misalnya pengembang, pencampur, pengaroma, perasa, dan pewarna. Adapun bumbu nabati dapat berasal dari buah (cabai, asam, petai, merica, dll), bunga (kecombrang, bunga telang, cengkih, dll), batang dan kulit (kayu manis, kayu secang, dll), daun (pandan, salam, daun bawang, daun jintan, kemangi, dll), akar dan umbi (bawang, jahe, kencur, lengkuas/laos, serai, kunyit, dll), bijibijian (jintan, wijen, kapulaga, kemiri, pala, dll). Kehalalan Bumbu Nabati Hampir semua jenis bumbu nabati tidak bermasalah, kecuali sedikit saja seperti daun ganja dan
pala. Ganja (Cannabis sativa) di Aceh dikenal sebagai bakong ijo. Sewaktu menjabat Wakil Gubernur (Wagub) Nangroe Aceh Darussalam, Azwar Abubakar pernah mengakui bahwa tradisional daun ganja biasa dipakai sebagai penyedap masakan di daerahnya. Hal itu dinyatakan Wagub Abubakar ketika melantik 40 pengurus Badan Narkotika Kota di Banda Aceh, 28 September 2004. Menurut Wagub, sebelum putau mewabah, masalah narkoba di Aceh semula hanya sebatas ganja yang dipakai untuk bumbu masak. ''Supaya kuahnya enak dan dagingnya empuk,'' kata dia. Abubakar melanjutkan, "Seorang nenek, kalau melihat cucunya fly di rumah, paling cuma berucap enteng nyan jih ka keunong gelek (dia sudah kena ganja)." Pala (Myristica fragrans) dipanen
biji, salut bijinya (arillus), dan daging buahnya. Daging buah pala dinamakan myristicae fructus cortex. Buah pala rasanya pedas, sehingga tidak bisa dikonsumsi secara langsung. Alternatifnya adalah dengan mengolah pala menjadi kudapan, misalnya manisan pala. Sepanjang bahan lainnya halal, manisan buah pala tetap halal. Dalam konferensi Lembaga Fiqih Kedokteran (An-Nadwah Al-Fiqhiyyah AlThibbiyyah) yang ke-8 mengenai “Pandangan Islam dalam Beberapa Masalah-masalah Kesehatan” dengan sub-bahasan “Bahan-bahan yang Haram dan Najis dalam Makanan dan Obat-obatan” yang diselenggarakan di Kuwait, 22-24 Dzulhijjah 1415H (22-24 Mei 1995), para ulama berpendapat, tidaklah mengapa menggunakan buah pala sebagai penyedap rasa suatu masakan, selama dalam jumlah yang sedikit, dan tidak memabukkan atau
MAN TAZAKKA EDISI SYA’BAN 1437 H / MEI 2016 H
57
HALAL
menghilangkan kesadaran akal. Adapun biji pala mengandung minyak atsiri 7-14%. Bubuk pala dipakai sebagai penyedap untuk roti atau kue, puding, saus, sayuran, dan minuman penyegar. Minyaknya juga dipakai sebagai campuran parfum atau sabun. Dalam perdagangan, salut biji pala dinamakan fuli, atau dalam bahasa Inggris disebut mace, dalam istilah farmasi disebut myristicae arillus atau macis. Selaput dan biji buah pala ternyata mengandung zat halusinogen yang disebut miristisin dan elemisin. Dalam konsumsi takaran 5-15 gram (1-3 biji) akan menimbulkan efek halusinasi setelah 3-6 jam kemudian. Efek lainnya adalah mual, muntah dan gangguan terhadap sistem saraf pusat. Menurut DR Yusuf Qaradhawi dalam bukunya Fatwa-fatwa Kontemporer (GIP, 2008), zat-zat yang
58
MAN TAZAKKA EDISI SYA’BAN 1437 H / MEI 2016 H
tergolong mukhaddirat (narkotik) seperti ganja, baik berbentuk padat maupun cair, diharamkan untuk dikonsumsi. Sebab, mereka termasuk kategori khamar menurut batasan yang dikemukakan Umar bin Khattab ra: "Segala sesuatu yang dapat menutup akal." Seandainya pun tidak termasuk khamar, narkotika tetap haram dari segi "melemahkan" (menjadikan loyo). Imam Abu Daud meriwayatkan dari Ummu Salamah, bahwa Nabi Saw melarang segala sesuatu yang memabukkan dan melemahkan (al mufattir). Atau, kalaupun tidak termasuk zat yang memabukkan dan melemahkan, narkoba termasuk jenis khabaits (sesuatu yang jijik atau buruk) dan membahayakan, yang statusnya haram. Allah SWT berfirman: "Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang
kepadamu." (an-Nisa': 29). "... dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri kedalam kebinasaan ..." (Al Baqarah: 195). Kehalalan Bumbu Hewani Bumbu hewani yang berasal dari laut semisal terasi dan ebi, aman dari segi bahan bakunya. Bahkan jika udang rebon dan ikan yang digunakan sudah menjadi bangkai sekalipun. Sebab, Rasulullah SAW berwasiat, “Air laut suci mensucikan airnya lagi halal bangkainya�(HR Ad Daraquthny dari Abu Hurairah ra). Masalahnya, seringkali produk bumbu hewani laut diawetkan dengan bahan yang tidak thayyib seperti formalin dan pewarna tekstil. Akibatnya, bumbu menjadi haram lantaran sangat destruktif terhadap kesehatan. Rhodamin B adalah pewarna merah yang sering ditambahkan pada pembuatan terasi. Bahan kimia ini
HALAL memang memberi warna merah yang ngejreng. Namun, sangat berbahaya bagi kesehatan. Sebab, Rhodamin B tergolong pewarna sintetis yang biasa digunakan pada industri tekstil dan kertas (bahan kimia non food-grade).
menambahkan asam sitrat. Sedang Departemen Teknologi pengolahan Hasil Perikanan IPB, menawarkan chitosan sebagai pengganti bahan-bahan kimia seperti formalin, klorin dan sianida.
Formalin (formadehida), tergolong zat anti-septik (pengalkil) yang digunakan untuk memecah protein kuman sehingga terhambat aktivitasnya dalam membusukkan. Ia juga salah satu desinfektan, yaitu bahan kimia untuk mencegah terjadinya infeksi atau pencemaran jasad renik seperti bakteri dan virus, serta untuk membunuh kuman penyakit lainnya. Jadi, formalin termasuk zat kimia keras. Ia biasa digunakan untuk industri tekstil, plastik, kertas, cat, konstruksi, dan mengawetkan mayat. Sebaliknya, formalin dilarang keras digunakan pada makanan. Penggunaan formalin pada produk pangan melanggar UndangUndang No. 7/1996 tentang Pangan dan Peraturan Pemerintah No. 28/2004 tentang Keamanan, Mutu, dan Gizi Pangan. Pelakunya dapat dikenai pidana enam tahun penjara dan denda sampai Rp 1 miliar. Alternatif pengganti formalin yang aman sudah ditemukan Universitas Gajah Mada (UGM) dan Institut Pertanian Bogor (IPB), serta Institut teknologi Surabaya (ITS). Pada tahun 2006 sejumlah peneliti UGM memperkenalkan asap cair hasil pendinginan dan pencairan asap dari tempurung kelapa yang dibakar sebagai bahan pengawet makanan, terutama ikan. Ia bisa mengawetkan ikan sampai 25 hari tanpa efek samping seperti racun. Dalam versi ITS, bahan pengawet tersebut dibuat dengan
Chitosan merupakan produk turunan dari polimer chitin, yakni produk samping (limbah) dari pengolahan industri perikanan, khususnya udang dan rajungan. Ketika dicoba pakai untuk mengawetkan ikan asin seperti ikan jambal roti, teri, dan cumi, hasilnya bagus. Chitosan mencegah serbuan lalat, meningkatkan penampilan, dan menekan pertumbuhan bakteri pembusuk. Kaldu Hewani Kaldu digunakan untuk menimbulkan citarasa dan aroma daging, misalnya kaldu sapi dan ayam. Bumbu ini dibuat dari ekstrak tulang dan daging hewan yang diperkaya dengan bahan tambahan lainnya seperti perasa dan pengaroma Karena itu, kaldu dipertanyakan kehalalan bahan bakunya. Tak cukup sapi atau ayam yang pada dasarnya hewan halal untuk dikonsumsi, tapi apakah sudah disembelih secara halal. Selain itu, titik kritisnya adalah pemakaian bahan tambahan seperti perasa (flavor) dan pengaroma. Lapcong atau lapdu adalah contoh kaldu yang jelas haram. Ia dibuat dari minyak babi, dikemas seadanya dengan botol plastik bekas kemasan air minum, dan dijual secara gelap di sejumlah pasar. Kaldu haram ini pernah dipergoki di Pasar Bogor, dan biasanya dibeli oleh
sebagian penjual mie ayam. Alhamdulillah, pada Juni 2011, produsen Inggris Essential Cuisine telah memproduksi 4 varian produk kaldu halal rasa ayam, sayuran, daging sapi, dan daging domba. Keempatnya dikemas dengan warna yang berbeda-beda. Kaldu ayam bubuk ini juga memiliki kandungan yang lebih menyehatkan selain lebih alami dan juga low fat serta tidak mengandung MSG (monosodium glutamat). Waspada Bumbu Buatan Bumbu buatan kebanyakan berstatus syubhat. Misalnya yang disebut Bahan Tambahan Makanan (BTM). Bumbu-bumbu dapur instan, tak luput dari menggunakan BTM. BTM fungsinya macam-macam, misalnya sebagai pewarna, pelarut, pengemulsi, pemisah, pengembang, penyedap, dan penstabil. Secara tata boga mereka sangat, bahkan sebagian mutlak, diperlukan. Tapi ditinjau dari kehalalannya, ada yang bukannya menambah tapi malah mengurangi kualitas makanan. Menjadikan makanan syubhat atau bahkan haram dikonsumsi. Khamar, misalnya. Ia sering digunakan sebagai pelarut atau pengaroma pada sejumlah produk seperti es krim, cake, bolu, tart, kuekue dan praline, obat-obatan berbentuk sirup, obat penguat (tonikum), masakan matang, dan lainlain. Namanya bisa angciu, etanol, mirin, sake, atau rum. BTM lain adalah emulsifier, yang berperan mengikat emulgator (zat pengemulsi), menyatukan zat-zat yang sulit bersatu semisal air dan minyak. Zat pengemulsi seperti
MAN TAZAKKA EDISI SYA’BAN 1437 H / MEI 2016 H
59
HALAL Mono dan Diglycerida (E 471 dan E 472), dapat berasal dari lemak tanaman dan hewan. Yang kedua ini tentu rawan, karena konsumen tidak bisa mengetahui asal muasal hewan dan penyembelihannya. Lecitin (E 322), bisa berasal dari nabati (kedele, kacang atau jagung), tapi dapat juga dari bahan hewani (terutama ayam dan sejenisnya). Bahan pengembang seperti Natrium karbonat, Kalium karbonat, fosfat, tidak selamanya aman. Sebagian justru syubhat atau tidak halal, misalnya kalium nitrat yang dibuat dari limbah hewani. Garam tartarat biasanya hasil sampingan industri wine. Bahkan, bahan yang biasa digunakan untuk membuat kue yakni cream of tartar, sebenarnya adalah garam tartarat. Lalu ada edible bone phosphate, yang berasal dari tulang hewan. Bahan penyedap rasa seperti MSG, tidak mungkin diketahui status kehalalannya hanya dengan melihat daftar ingredien. Karena untuk mengetahuinya harus diperiksa cara pembuatannya. Kebanyakan
60
MAN TAZAKKA EDISI SYA’BAN 1437 H / MEI 2016 H
penyedap rasa seperti MSG, IMP, GMP dibuat dengan cara fermentasi sehingga kehalalannya tergantung kepada media yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme yang mampu menghasilkan bahan dasar yang diperlukan. Demikian juga asam sitrat, yang terkandung misalnya dalam bahan pewarna, umumnya dibuat dengan fermentasi. Kehalalannya tergantung media yang digunakan pada tahap fermentasi utama, di mana biasanya digunakan bahan-bahan dari tanaman. Penyedap rasa lain yang termasuk dalam kategori savoury flavour (flavor untuk menimbulkan rasa lezat dan gurih), rawan kehalalannya. Peluang ketidakhalalan perisa (disebut juga flavor) dapat disebabkan oleh: 1) pelarut yang digunakan diantaranya etanol dan gliserol, 2) bahan dasar pembuatannya, 3) asal bahan dasar yang digunakan. Ternyata, perisa bisa mengandung banyak bahan yang berasal dari hewan. Bahkan bisa berasal dari rambut manusia, seperti L-sistein.
Gelatin, yang multiguna itu, dihasilkan dari tulang-tulang hewani dan jaringan-jaringan pengikat hewani yang merupakan bagianbagian terbuang (sisa) dari pemotongan hewan. Di Jerman, babi menduduki ranking cukup tinggi sebagai bahan gelatin. Sejumlah BTM tampaknya sengaja disembunyikan karena tidak biasa dicantumkan dalam daftar ingredien produk pangan. Misalnya susu whey. Ia sering digunakan, tapi yang ditulis sebagai whey saja. Padahal, jika proses pembuatannya melibatkan enzim maka di sinilah titik kritisnya karena enzim dalam pembuatan whey bisa hewani. Contoh lain perisa coklat artifisial, yang pada label produk pangan hanya diinformasikan sebagai flavor coklat. Padahal, di dalam perisa coklat terkandung puluhan bahan. Emulsifier dan asam lemak yang digunakannya, juga bisa dibuat dari bahan hewani, meskipun yang nabati juga ada.[]
1. Penyaluran Sedekah (Kontak: Mahmud Faaz 085224047966)
Takjil on the Street (TOTS) Sajian pembuka puasa bagi musafir di sebagian ruas
jalan Jakarta-Bekasi Rp 15.000/Paket *
Paket Romadhon untuk Da'i (PARODI) Amal jariyah berupa seperangkat alat sholat (gamis, sarung, sajadah, peci) bagi para da'i pedalaman untuk mendukung pengabdiannya selama Ramadhan. Rp 525.000,-/Paket * Dikirimkan kepada para da'i yang sedang bertugas di berbagai daerah di Nusantara Paket Berbuka Bersama (PAKBUKBER) Sajian buka puasa bersama bagi jamaah dhuafa/mualaf binaan para da'i Dewan Dakwah di Nusantara Rp 1.000.000,-/Paket Bukber untuk 25-50 orang * Kado Anak Yatim & Dhuafa (KADO AYAD) Sempurnakan ibadah Ramadhan dengan berbagi
kebahagiaan Idul Fitri kepada anak-anak yang tak berpunya nun jauh di pelosok sana. Rp 375.000,-/Kado * Mukena untuk Mualaf (Mumu) Hadiah penguat iman bagi mualaf muslimah binaan dai di pedalaman Nusantara Mukena diproduksi oleh rumah yatim-dhuafa binaan Dewan Dakwah di Painan, Padang Panjang, Sumbar Rp 450.000/mukena * (termasuk biaya kirim)
2. Layanan Muzakki Konsultasi Fiqih dan ZIS (Ustadz Syamsul Bahri:
08128390963) Konsultasi Kiat Memilih Halal (Nurbowo: 081317027042) Konsultasi Self-Healing Diabetes dan Stroke oleh Mantan
Pendeta Penderita Diabet dan Stroke Akut (Robby: 085796876770) Jemput Zakat ke Rumah/Kantor Senilai Minimum Rp 1 juta (Said: 081311035966) Request Imam Tarawih + Kultum (Robby: 085796876770) Request Bincang Halal untuk Majelis Taklim di Kantor/Perumahan (Robby: 085796876770) Request Penceramah Kultum Dhuhur/Bukber (Robby: 085796876770) Ifthor Jama'i di Masjid Al Furqon Dewan Da'wah Kuliah Shubuh, Kultum Dhuhur, tarawih selama Ramadhan 1437 H dan Mabit (I'tikaf), tanggal 21-29 Ramadhan 1437 H di Masjid Al Furqon Jl Kramat Raya 45 Jakpus, Masjid Pusdiklat Tambun Bekasi, Masjid Muslimat Center Cipayung Jaktim, Masjid Menara Dakwah 2 Jl Panjang Kebon Jeruk Jakbar. Shalat Idul Fitri 1 Syawal 1437 H di Masjid Al Furqon Jl Kramat Raya 45 Jakpus, Masjid Pusdiklat Tambun Bekasi, Masjid Muslimat Center Cipayung Jaktim. *) include biaya operasional
Selamatkan INDONESIA
dengan
Dakwah Kami siap menjemput, menghimpun dan menyalurkan zakat Anda.
REKENING ATAS NAMA LAZIS DEWAN DA’WAH Zakat Bank Muamalat Indonesia Bank Mega Syariah Indonesia Bank Syariah Mandiri BRI Syariah BNI Syariah BCA Syariah Bank Mandiri BRI Bank Bukopin Syariah BCA (a.n Dewan Da’wah)
Waqaf Al-Qur’an 301 007 1846 100 0000 312 700 132 7539 100 123 87 48 012 7544 426 001 100 200 2 122 000 7755 666 0418 01000 150 303 8800 405 107 342 30388 09
Bank Mega Syariah Indonesia
301 007 1845 1000 117 744 700 132 7733 0184 463 322 8800 408 106 122 000 7766 333 342 30488 55
Bank Syariah Mandiri
358 000 1174 122 0000 0443 32
ATAS NAMA LAZIS DEWAN DA’WAH QQ INFAQ CLUB
Infaq Bank Muamalat Indonesia Bank Mega Syariah Indonesia Bank Syariah Mandiri BNI Syariah Bank Bukopin Syariah Bank Mandiri BCA (a.n Dewan Da’wah)
100 000 4108
Sumur Air Bank Muamalat Indonesia
358 000 1176
Beasiswa Pendidikan Da’i BCA Syariah
01 100 300 4
REKENING ATAS NAMA LAZIS DEWAN DA’WAH QQ WAQAF 70 777 555 88
REKENING INFAQ CLUB ATAS NAMA DEWAN DA’WAH QQ INFAQ CLUB Bank Syariah Mandiri
701 566 1237
Da’wah Pedalaman Bank Muamalat Indonesia Bank Mandiri
Bank Mega Syariah Indonesia
Qurban Bank Muamalat Indonesia Bank Syariah Mandiri Bank Mandiri
10 000 222 66
301 007 1856 702 739 1917 122 000 588 1985
Kemanusiaan Bank Muamalat Indonesia BNI Syariah
358 000 1175 0184 462 114
www.lazisdewandakwah.co