EDISI FEBRUARI 2015/GRATIS
LPM Aspirasi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta Jl. RS. Fatmawati, Pangkalan Jati, Pondok Labu - Jakarta Selatan (12450) THE ISSUES : Info Utama: Minim Sosialisasi, Survey Online Kermawa Kurang Maksimal 1 Jakarta Kebanjiran, Girigahana Dirikan Posko
1
FISIP Siap Awasi Mahasiswa dengan CCTV
3
Banyaknya Kendaraan Menginap Di Kampus, BUU Revisi PROTAP
5
Koleksi Buku Jadi Peluang Usaha
8
Minim Sosialisasi, Survei Online Kermawa Kurang Maksimal UKM rasakan minimnya sosialisasi survey online yang diadakan kermawa terkait pelayanan di Biro Kermawa.
Dalam beberapa kegiatan, kuesioner digunakan untuk alat pengumpulan data. Prosedur yang selama ini dilakukan secara manual kini dapat disederhanakan dengan seiring meningkatnya teknologi informasi prosedur tersebut bisa disederhanakan. Mengenai hal tersebut Biro Kermawa UPNVJ turut membuat software kuesioner online untuk kegiatan yang dicanangkannya. “Pokoknya kegiatan apa saja yang berkaitan dengan kermawa kita buat survey online,” tutur Sargi selaku Kepala Biro Kermawa.
FOTO/KARIKATUR
Survey online yang belum lama dibuat ini kurang disosialisasikan dengan baik oleh pihak Kermawa. “Belum tau tuh, mungkin perlu sosialisasi lebih karena evaluasi kinerja memang butuh,” ungkap Rafly sebagai anggota UKM Uswah.
Ilustrasi : Mevi
(bersambung ke halaman 3)
SELINTAS
Jakarta Kebanjiran, Girigahana Dirikan Posko
Didirikannya posko banjir oleh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) pecinta alam UPN ‘Veteran’ Jakarta, bertujuan untuk membantu warga Jakarta.
UKM pecinta alam UPNVJ yang lebih dikenal dengan Girigahana, Senin (9/1) membangun sebuah posko bencana banjir. Posko ini didirikan karena sedang maraknya bencana banjir yang menghampiri warga Jakarta. Selain itu dalam Tri Darma Perguruan Tinggi juga disebutkan bahwa, pentingnya mengangkat tentang nilai sosial. Kegiatan sosial ini bukan merupakan kali pertama dilakukan, namun sudah berlangsung sejak tahun-tahun sebelumnya. “Memang sudah dari tahun ke tahun, pasti kalo ada bencana kita langsung selalu bikin posko,” Ujar Mu
hammad Syamsuddin selaku penanggung jawab posko. “Mulai Senin siang kita membuat tim untuk membangun posko dan sudah mengurus perizinan dari pihak kampus juga,” tutur pria yang akrab di sapa Mayor. Posko yang dibuka 24 jam ini berpusat dikampus UPNVJ. Kegiatan ini dilakukan bersama seluruh UKM di UPNVJ. Khusus untuk bantuan secara fisik atau kesehatan, pihak Girigahana juga bekerja sama dengan Avicenna dari Fakultas Kedokteran. “Untuk anggota yang turun ke lapangan, kita mengirimkan 2-3 orang per daerahnya,” tegas laki-laki yang mempunyai hobi jalan-jalan tersebut.
q Della mg.
FEBRUARI 2015
1
EDITORIAL
SAPA REDAKSI
Jurnal bulanan pertama di periode baru ini akan membicarakan beberapa topik yang sedang hangat untuk dibahas. Isu yang kami angkat kali ini tentu saja sesuai dengan fakta yang ada dan tanpa intervensi dari pihak manapun. Pada rubrik Info Utama, kami akan mengangkat masalah Kermawa yang mengadakan survey online guna menunjang kinerja. Di Selintas, kami menyajikan berita tentang penambahan fasilitas di FISIP dan bagaimana kegiatan Girigahana selama musim penghujan di Jakarta. Tidak lupa juga di Hot News, kami menyisipkan berita Badan Usaha Universitas (BUU) yang melakukan beberapa kebijakan di kampus. Dan juga beberapa opini dari redaksi yang dapat menambah wawasan pembaca setia ASPIRASI.
ASPIRASI menerima segala macam bentuk kontribusi: artikel dan opini. Serta saran juga kritik. Kirim ke email redaksi kami di online.aspirasi@gmail.com
Akhir kalimat, selamat membaca dan semoga bermanfaat. PELINDUNG : Prof.Dr. Eddy S. Siradj, Msc. Eng | PENASEHAT : Drs. Haryanto | PEMIMPIN REDAKSI : Alfian Putra Abdi | REDAKTUR PELAKSANA : Faizal Rapsanjani | SEKRETARIS REDAKSI : Amalia Sholehah | BENDAHARA REDAKSI : Nadia Sepria Bada | UTUSAN DEWAN REDAKSI : Fitri Permata Sari | DEWAN REDAKSI : Arina, Sony, Puji, Fika, Bunga, Dini, Bagus, Haris, Faiz, Winda, Mevi, Maryam, Helena, Brigita. | KOORD. PRODUKSI : Faiz Irsyad Kamil | KOORD. FOTOGRAFI : Mevi Renanda | KOORD. LIPUTAN : Haris Prabowo | KOORD. SIRKULASI : Siti Puji Astuti | KOORD. ONLINE : Brigita Ferlina | REDAKTUR BAHASA : Dini Reski A. | DIV. USAHA : Yudha Puspa | LITBANG : Ari Firmansyah | USK : Triyogo Handoyo | REPORTER : Maryam, Della mg., Haura mg. | MAGANG : Fahri, Yosua, Rio, Kiki, Reza, Hersa, Haura, Putri, Ratih, Lintang, Della, Ajeng. | KOORD. JURNAL FEBRUARI : Maryam | KOORD. PRODUKSI JURNAL FEBRUARI : Haris
Setiap reporter Aspirasi diberikan tanda pengenal berupa kartu pers. Tidak dianjurkan untuk memberikan insentif atau gratifikasi dalam bentuk apapun ketika reporter kami bertugas.
2
FEBRUARI 2015
....Ketua UKM Girigahana yaitu Rinoto Harto ikut angkat bicara. “Wah gak tau kalau ada survei online, sosialisasinya lebih di perbaiki aja kalau perlu pakai surat karena kita kan organisasi, jadi Kermawa harusnya bisa kasih contoh yang baik juga”. Hal ini terjadi karena Kermawa hanya melakukan sosialisasi lisan untuk survei online ini. (sambungan halaman 1)
“Kita sosialisasi melalui pembina dan kalau ada mahasiswa kesini kita sampaikan, karena survei ini kan tidak mesti semua,” terang Sargi, wanita berkacamata ini. Ia pun mengungkapkan kuota yang dibutuhkan, “Sesuai SOP minimal sepuluh persen dari jumlah keseluruhan, misalkan untuk pengurus UKM itu 150 atau 300 orang keseluruhan pengurus UKM berarti 30 atau 50 orang juga sudah cukup”. q
Maryam
SELINTAS
CCTV Awasi Mahasiswa FISIP Guna menunjang pengawasan, FISIP manfaatkan CCTV untuk memantau mahasiswa. Fakultas yang identik dengan warna unggu, diawal tahun 2015 ini akan mengalami penambahan fasilitas. Yakni dengan memasang CCTV pada 16 titik di lingkuangan fakultas yang berslogan “One Faculty, One Goal” tersebut. Tak hanya melekat di lantai dasar hingga lantai empat, namun juga melekat disetiap ruangan organisasi FISIP. “CCTV aktif dari pagi sampai kegiatan mahasiswa selesai,” ujar Iswahyuni selaku Wakil Dekan II. Setelah dua tahun mengajukan CCTV, penantian pun akhirnya terealisasi. Terlihat dari pemasangan yang dilakukan sejak akhir Januari di gedung Moh Yamin. “Kalau khusus CCTV memang baru mengajukan kurang lebih dua tahun, ya mungkin baru direstui sekarang,” tukas wanita kelahiran Jogja.
Selain untuk menunjang akreditas dari FISIP sendiri, CCTV tersebut juga untuk mengawasi gerak-gerik mahasiswa. ”Tujuan dengan
q
CCTV yang dipasang di salah satu sudut ruangan di FISIP
adanya CCTV di lingkungan FISIP untuk memantau kegiatan mahasiswa. Jadi, apapun yang dilakukan mahasiswa terekam di kamera CCTV tersebut,” tutur wanita berkacamata. “Harapan saya dengan adanya CCTV, mereka dalam melakukan sesuatu lebih hati-hati sesuai dengan aturan yang ada dalam kampus, kalau memang mahasiswa ya berprilaku sepantasnya sebagai mahasiswa, mudah-mudahan kearah yang lebih baik,” tutupnya.
q
Haura mg.
FEBRUARI 2015
3
KONTEMPLASI berisikan layaknya lagu untuk anak kecil, kebanyakan lagu mereka sudah mengenai percintaan, sungguh miris. Semakin berkurangnya tayangan yang edukatif Kalau dilihat-lihat anak usia 5-12 tahun jauntuk anak-anak, dapat merusak moral bangsa. man sekarang lebih suka menonton film anak SMU Oleh: Hersa Khoirunissa* ketimbang menonton film animasi. Hal ini me Tayangan acara di televisi indonesia sangat mang sudah pasti menjadi tanggung jawab orang beragam. Diantaranya talk show, acara pencarian tua yang berperan dalam pengawasan, tetapi dari bakat, serta review tempat-tempat wisata alam pihak media juga harus turut serta memikirkan naindonesia, acara masak, dan lainnya. Acara-acara sib anak bangsa. Kalau semakin berlanjut otomatis tersebut masih dinilai dapat memberikan informasi ini akan merusak pola pikir anak, sehingga dewasa yang bermanfaat bagi penontonnya. Namun yang lebih dini dan bukan pada waktunya. Dari sudut pandang remaja, cerita sindisayangkan, kini acara untuk anak-anak masih ter- bilang sedikit. Memang kini Indonesia sudah mu- etron yang ditayangkan juga kurang berbobot. lai berani menampilkan animasi buatan lokalnya, Terlalu banyak romansa, jalan ceritanya juga mutetapi sayangnya masih sangat sedikit jam tayang dah ditebak dan episode yang terlalu banyak seharusnya membuat bosan penonton. Namun enuntuk produk lokal tersebut. Sinetron atau film yang ditayangkan diteliv- tah mengapa semakin banyak episodenya malah isi belakangan ini lebih banyak berisikan kisah cinta membuat rating sinetron tersebut semakin tinggi. anak remaja, maupun kehidupan rumah tangga. Dibandingkan dengan dunia nyata pakaian yang Hal ini tentunya kurang edukatif, apalagi dengan dipakai para pemeran tokoh juga berlebihan. Inpenayangan pada prime time. Akibatnya banyak donesia ini negara timur dengan khas sopan dan anak kecil yang suka meniru tingkah orang dewasa, santun, tetapi sering kali pakaian anak sekolah di selain itu juga dapat merusak moral anak. Apala- film mengikuti gaya barat. Secara psikologis anak gi ketika rating sinetron meningkat dan akhirnya remaja suka meniru apa yang dia sukai, tentunya dengan adanya film-film seperti itu dapat merusak produksinya diperpanjang. Sangat berbeda dengan tahun 90-an di- generasi penerus di negara kita ini. mana tayangan kartun dan animasi masih banyak di tayangkan. Selain itu acara untuk anak-anak berupa t juga masih sangat banyak. Tidak ketinggalan lagu-lagu untuk anak sering diputar di televisi maupun radio. Jaman sekarang artis-artis cilik pun kurang diminati dikalangannya. Artis cilik pada za*penulis adalah mahasiswa aktif FIKES Ilmu Gizi 2014. man sekarang juga menyanyikan lagu yang tidak
Siaran Televisi untuk Anak Bangsa
4
FEBRUARI 2015
HOT NEWS
Minimalisir Pencurian, BUU Revisi Protap q Kendaraan bermotor pada malam hari di depan gedung FIK
BUU revisi Protap (Prosedur Tetap) untuk menegaskan peraturan mahasiswa yang menginapkan kendaraannya
Banyaknya kendaraan bermotor yang menginap di kampus, membuat BUU merancang kembali konsep Protap perihal pelaksanaan kerja parkiran di UPNVJ. Jika Protab baru sudah selesai direvisi dan ditandatangani, maka akan dilakukan sosialisasi kepada mahasiswa. Pembuatan Protap baru dilakukan karena Protap lama dianggap belum memadai. “Protap yang lama dibuat pada tahun 2012 tapi belum menampung secara keseluruhan peraturan yang semestinya,” ujar Suroso. Awal 2015 ini beberapa kasus pencurian helm masih terjadi. Meski tingkat pencurian helm menurun dari tahun sebelumnya, tetap akan ada sanksi tegas jika memang terjadi kasus pencurian. “Dalam Protab yang baru sudah ditetapkan aturan-aturan,sanksi-sanksi dan hukuman moral yang mempunyai tujuan membuat jera para pelaku jika ada yang melakukan pencurian,” tambah ketua BUU tersebut. Untuk kendaraan yang menginap di dalam kampus, pihak BUU tidak akan bertanggung jawab jika terjadi kehilangan. Hal ini berlaku untuk jam parkir pukul 06.00-22.00 WIB. Sosialisasi untuk jam parkir juga sudah dilakukan sejak tahun 2012. “BUU sendiri memang tidak mengizinkan adanya kendaraan bermotor yang menginap di dalam kampus,” tegas laki-laki berbadan tinggi itu. q
Della mg.
Parkiran Fisip Tutup, BUU Optimalkan Lahan Yang Ada Habisnya kontrak penyewaan lahan berimbas pada ketidakteraturan kendaraan roda dua. q
Ada pemandangan yang berbeda dari parkiran FISIP awal Februari ini. Lahan parkir yang menjadi persinggahan kendaraaan roda dua bagi civitas kampus tersebut, kini sudah tak berfungsi lagi.
Pemicunya adalah kontrak lahan yang tak lagi diperpanjang. Suroso selaku pihak dari BUU membenarkan hal ini, “secara fisik saya belum lihat tetapi secara lisan saya sudah sampaikan untuk tidak digunakan.” Tentu hal ini menimbulkan masalah baru bagi civitas kampus, pasalnya pembangunan parkir berlantai dua masih dalam tahap pengerjaan.
Parkir motor sembarangan di wilayah FISIP.
Untuk mengatasi membludaknya jumlah kendaraan, pihak BUU sudah menyiapkan solusinya. Diantara lain dengan mengoptimalkan beberapa lahan seperti disamping Masjid, FK, dan FE. Penyewaan lahan parkir di FISIP sudah berlangsung sejak 5 tahun lalu sekitar 20092010. Kapasitas di area tersebut memang dapat menampung banyak motor dibandingkan area parkiran yang sedang dibangun. “Untuk kapasitas parkiran di FISIP jika dipadatkan mencapai 700 motor, tetapi kalau ditempat yang lagi dibangun saya engga yakin muat 700,” tukas pria yang memiliki dua orang anak. q
Della mg.
FEBRUARI 2015
5
KONTEMPLASI
ASEAN Economic Community:
PELUANG ATAU PERANG ? Oleh: Alfian Putra Abdi*
Dua bulan pertama pada 2015 akan segera habis. Di tengah drama Polri dan KPK saat ini, prokontra hari Valentine, dan sederet konflik agraria yang kembali luput dari pemberitaan media nasional. Ada hal yang luput lagi dari masyarakat Indonesia kini, yakni ASEAN Community dan bagaimana progresivitas Indonesia dalam menghadapinya ? ASEAN Community adalah komunitas yang terdiri dari 10 negara yang tergabung dalam ASEAN antara lain Indonesia, Myanmar, Thailand, Malaysia, Singapura, Brunai Darussalam, Philipina, Laos, Kamboja, dan Vietnam. Pembentukan ASEAN Community didasari komitmen para pemimpin ASEAN yang mencitacitakan ASEAN sebagai suatu komunitas yang berpandangan maju, hidup dalam lingkungan yang damai, stabil dan makmur, serta dipersatukan oleh hubungan kemitraan. Selain itu, adanya ASEAN Community diharapkan mampu mempererat integrasi antara negara ASEAN dalam menghadapi perkembangan konstelasi politik internasional. Ada tiga pilar khusus yang menjadi pondasi utama dalam ASEAN Community ini, yaitu Komunitas Keamanan ASEAN (ASEAN Security Community/ASC), Komunitas Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Community/AEC), dan Komunitas Sosial-Budaya ASEAN (ASEAN Socio-Cultural Community/ASCC). Dari ketiga pilar tersebut, Indonesia saat ini mengedepankan pembangunan ASEAN Economy Community (AEC). Tujuan AEC tercermin dari empat poin: (1) ASEAN sebagai aliran bebas barang, bebas jasa, bebas investasi, bebas tenaga kerja terdidik, dan bebas modal (single market and production base); (2) ASEAN sebagai kawasan dengan daya saing tinggi (a highly competitive economic region); (3) ASEAN sebagai kawasan dengan pengembangan ekonomi yang merata dengan elemen pengembangan usaha kecil menengah (a region of equitable economic development); dan (4) ASEAN sebagai kawasan terintegrasi (a region fully integrated in to the global economy).
6
FEBRUARI 2015
Dengan harapan mampuh menciptakan pasar tunggal dan basis produksi yang stabil, makmur, berdaya saing tinggi, dan secara ekonomi terintegrasi dengan regulasi efektif untuk perdagangan dan investasi. Itu artinya 9 negara anggota ASEAN akan dengan mudah serta bebas tanpa tarif (cukai) dan non-tarif menyerbu Indonesia dengan barang, jasa, investasi, modal, dan juga para pekerja terampil. Begitu pula sebaliknya dengan Indonesia. Para anggota ASEAN akan menjunjung tinggi prinsip pasar terbuka dan ekonomi yang digerakkan oleh pasar. Jika menelaah kembali, hal ini bukanlah pertama kali terjadi pada Indonesia. Pada 2002 silam, Indonesia bersama ASEAN telah sepakat mengadakan kerjasama dengan Cina yang kemudian dikenal sebagai ASEAN-China Free Trade Agreement (ACFTA). Sehingga saat ini rakyat Indonesia dapat merasakan gempuran produk-produk Cina. Adapun dampak dari perjanjian ACFTA, Indonesia cukup kewalahan bersaing dengan produkproduk Cina. Seperti pada tahun 2012 lalu, Aria Bima yang menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi VI DPR RI kala itu mengatakan kinerja sektor industri, pertanian dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) perlahan justru mengkhawatirkan. Hal tersebut diikuti oleh fenomena deindustrialisasi yang berujung tak sedikitnya industri dalam negeri yang akhirnya gulung tikar karna tak mampu bersaing. Bila melihat fakta ironis tersebut. Tentu dapat dijadikan cerminan kembali untuk Indonesia. Sehingga, dapat mempertanyakan sejauh mana kesiapan Indonesia dalam menghadapi AEC di tahun depan nanti. Karna akan menjadi mungkin, persaingan dalam segala sektor akan semakin sengit. Terlebih lagi, menurut Dyah Winarni Poedjiwati selaku Staff Ahli Menteri Bidang Sumber Daya Industri Dan Terknologi, Indonesia menempati posisi ke-9 dalam urutan susunan daya saing. Berada di bawah Thailand, Malaysia, dan Singapura. Sementara itu dalam hal kualitas infrastruktur Indonesia menempati posisi ke-82
KONTEMPLASI dari 148 negara atau berada pada peringkat kelima diantara negara-negara ASEAN lainnya. Merujuk pula pada data World Economy Forum (WEF), daya saing Indonesia berada di urutan 55 dunia pada 2008 dan kemudian berada di peringkat 50 pada 2012. Indonesia tertinggal jauh dari Singapura di peringkat 3 dunia, Malaysia ke-25, dan Thailand pada urutan ke-38. Meski begitu mau tidak mau, AEC sudah didepan mata. Tidak ada celah untuk melarikan diri. Entah bagaimana juga, semua lapisan masyarakat harus bersedia menghadapi kenyataan bahwa pasar bebas ASESESIAP APA KITA MENYAMBUT ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (AEC) ? Satu-satunya modal Indonesia dalam menghadapi AEC ialah jumlah penduduk terbesar di kawasan Asia Tenggara. Menurut hasil sensus penduduk pada tahun 2010 yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah penduduk Indonesia mencapai 237,6 juta jiwa atau bertambah 32,5 juta dari sensus penduduk tahun 2000. Kenapa dikatakan modal ? Hal ini merujuk pada poin pertama yang tercatat dalam situs resmi Kementerian Sekretariat Negara: Indonesia merupakan pasar potensial yang memiliki luas wilayah dan jumlah penduduk yang terbesar di kawasan (40% dari total penduduk ASEAN). Hal ini dapat menjadikan Indonesia sebagai negara ekonomi yang produktif dan dinamis yang dapat memimpin pasar ASEAN di masa depan dengan kesempatan penguasaan pasar dan investasi. Hal tersebut ditaksir dapat membawa Indonesia kedalam persaingan. Dengan perspektif, Indonesia tidak akan kekurangan Sumber Daya Manusia (SDM). Tentu, penakaran berlandaskan kuantiitas belum mampuh dijadikan acuan Indonesia untuk mampuh bersaing, bagaimana jika dilihat secara kualitas ? Apakah Indonesia sudah cukup mumpuni ? Rendahnya angka pendidikan di Indonesia membuat daya saing melemah. Merujuk data yang diperoleh dari ASEAN Productivity Organization (APO) tercatat dari 1000 tenaga kerja Indonesia hanya ada kurang dari 5% yang terampil. Hal tersebut didukung dengan fakta bahwa lapangan pekerjaan saat ini didominasi oleh pekerja lulusan SD (80%) sementara lulusan Perguruan Tinggi hanya 7%. Jumlah penduduk yang besar dan ditambah tingkat pendidikan yang rendah mampuh memicu para korporasi multi-nasional mendirikan usahanya di Indonesia, karna bagi mereka hal tersebut sama dengan upah yang rendah. Belum lagi faktor melimpahnya Sumber Daya Alam di Indonesia, sehingga pasokan bahan baku bagi para korporasi terjamin tingkat ketersediaannya. Merujuk kembali kepada apa yang Kementerian Sekretariat Negara tulis dalam situs resminya, In-
donesia memang benar-benar pasar yang potensial. Jumlah penduduk yang besar berbanding lurus dengan tingkat konsumerisme yang tinggi. Membuat Indonesia adalah rumah ternyaman bagi korporasi multinasional. Maka tak salah apabila, jauh sebelum AEC berlaku perusahaan asing seperti Chevron, Freeport, Nestle, Bayer, Mosanto, Petronas, Unilever, dan masih banyak lagi perusahaan asing yang sudah belasan bahkan puluhan tahun mendiami tanah garuda ini. Dampaknya yang disebabkan-pun cukup serius mulai dari kesejahteraan masyarakat yang jauh dari kata layak hingga eksploitasi kekayaan alam Indonesia. Jika jauh sebelum AEC berlaku, kehidupan penduduk Indonesia sudah sedemikian memperhatikannya. Bagaimana kelak AEC resmi bergulir ? Perlu adanya perubahan signifikan dalam sektor pendidikan di Indonesia, agar semua lapisan masyarakat khususnya golongan kurang mampu dapat terfasilitasi oleh pendidikan yang murah dan merata. Sehingga ke depannya, masyarakat lokal memiliki “daya jual� tinggi dihadapan korporasi multinasional dan mampuh bersaing dengan para pekerja trampil dari negara ASEAN lainnya. Tidak hanya itu, pemerintah pun perlu meninjau ulang sistem pengupahan di Indonesia dan harus sesuai dengan Kebutuhan Hidup Layak (KHL) yang rasional serta sesuai dengan daerah masing-masing. Yang mana hal tersebut masih menjadi masalah internal yang belum terselesaikan oleh bangsa ini. Karna jika tidak segera dibenahi, besar kemungkinan Indonesia tidak akan mampu menjadi main player. Justru sebaliknya, menjadi ‘kudapan’ lezat bagi negara ASEAN lainnya. Tentu hal tersebut bukan sesuatu yang kita sama-sama harapkan dari terselenggaranya AEC ini, bukan ?
*penulis adalah mahasiswa aktif FISIP Ilmu Komunikasi 2012.
FEBRUARI 2015
7
JENDELA
Koleksi Buku Jadi Peluang Usaha Teras Buku, menyediakan berbagai jenis bacaan didirikan oleh kolektor buku menjadi peluang yang menguntungkan.
q
TEBU, tampak dari depan.
Penyewaan buku yang bernama Teras Buku (TEBU) bertempat di daerah Jl. Raya Pondok Betung, Bintaro. TEBU berdiri sejak 2010 hingga sekarang. Di dalamnya terdapat komik dan novel yang lengkap. Buku-buku tersebut selalu diperbaharui setiap minggunya. “Awal mulanya, pemilik saya memang hobi mengoleksi buku sehingga menjadi berkembang untuk mendirikan usaha ini,“ ujar Veronica salah satu karyawan TEBU. Penyewaan buku ini buka pukul 11.00 WIB hingga 20.00 WIB. Tak hanya untuk dijual dan disewa, semua buku disini pun dapat dibaca ditempat dengan membayar seharga Rp 5000. Keuntungannya, dengan membeli buku sebesar Rp 300.000, pembeli akan mendapatkan potongan harga sebesar 30% yang berlaku setiap
hari. Harga sewa komik dan novel pun beragam. Untuk komik berkisar Rp 1.500 hingga Rp 4.500 sedangkan novel Rp 3.500 sampai Rp 19.000. Adapun persyaratan untuk menyewa buku-buku tersebut dengan fotocopy KTP, isi formulir dan membayar administrasi sebesar Rp 15.000. ”Ketika menjadi member pun bisa menitip barang dagangan seperti Alat Tulis Kantor (ATK), aksesoris dan yang berhubungan dengan buku. Kecuali makanan, karena bisa mengotori buku-buku yang berada disini,” tutur wanita kelahiran Ujung Pandang. “Target kedepannya mungkin lebih banyak orang yang menyukai buku karena buku itu bagus dan membaca komik itu tidak selalu dianggap seperti anak-anak. Bagi saya yang pasti kedepannya agar lebih maju saja,” harapnya. q
8
FEBRUARI 2015
Haura mg.