Majalah Dianamika edisi 31

Page 1

Edisi 31 Akhir Tahun 2012

Reportase Khusus

Pelesir

Obrolan

Zona Santai

Edisi 31 Akhir Tahun 2012

1


SALAM REDAKSI

W

alaupun dijuluki dengan kota metropolitan, pemerintah Kota Medan hingga saat ini belum mampu menyelesaikan persoalan pengemis. Merujuk pada data per-April 2012 lalu, gelandangan, pengemis dan anak jalanan di Sumatera Utara mencapai 9.895 orang. Jumlah ini adalah akumulasi dari beberapa kabupaten dan kota, seperti Medan, Pematangsiantar, Sibolga dan Tapanuli Selatan. Fenomena banyaknya profesi pengemis ini menjadi sesuatu yang menarik untuk dianalisis. Apa yang menjadi alasan mereka untuk mengemis? Keterpaksaankah atau sebuah kebutuhan? Undang-undang dan beragam peraturan pun sudah dilayangkan pemerintah untuk menangani hal ini, namun peraturan itu seolah terabaikan begitu saja. Apa pula yang melatarbelakangi pelanggaran peraturan ini?

Masalah inilah yang kami coba angkat menjadi reportase utama pada majalah Edisi 31 Akhir Tahun 2012 ini. Selain itu, berita ketepatan kualifikasi dosen IAIN SU juga kami hadirkan di sini, berharap IAIN SU bisa berefleksi untuk lebih bersiap diri menuju UIN 2013 mendatang. Perpustakaan Automasi yang siap launching juga salah satu agenda IAIN SU dalam waktu dekat. Kamu juga akan diajak untuk menikmati indahnya Pulau Berhala lewat rubrik Pelesir yang kami sajikan. Masih banyak lagi rubrik yang beragam yang kami persembahkan untuk pembaca. Pastinya dengan berita yang informatif, bahasa yang lugas, dan desain yang lebih segar Selamat menikmati lembaran majalah ini. Semoga majalah ini menjadi motivasi untuk menjadi insan yang lebih baik lagi. (Siti Nurjannah Tambunan)

Dinamika Offset Printing Melayani cetak banner, printing makalah dan sertifikat, pin, jilid, snack, parfum dan banyak lagi. CP: 0856 5806 3722 (Endah)

2

Edisi 31 Akhir Tahun 2012


EDITORIAL

M

“Realita pengemis, mencari penghasilan dengan meminta-minta di tempat umum dengan berbagai cara dan alasan untuk mendapatkan belas kasihan orang lain. Profesi ini semakin digeluti saja, bagaimana tidak, dengan hanya duduk dan mengharapkan belas kasihan orang lain mereka bisa meraup rezeki dengan mudah. Lantas, inikah kemauan mereka, atau sebuah keterpaksaan?”

elihat pemberitaan di berbagai media massa haruslah cermat. Tidak semua berita mengedepankan kebenaran fakta dan disiplin verifikasi. Bahkan tak jarang berita mengandung propaganda dan mengada-ada. Tujuannya tak lain dan tak bukan hanyalah untuk meningkatkan pamor perusahaan pers tersebut atau sekedar menuai sensasi dengan membuat berita asal-asalan. Berita ngawur yang sering dimuat dalam ‘Koran Kuning’ pada realitanya masih menjadi konsumsi aktif segelintir masyarakat. Menghibur, tapi mengurangi sisi pendidikannya. Mengedepankan estetika seni namun mengabaikan unsur moral. Seharusnya masyarakat kritis dan cermat sekaligus mengantisipasi hal tersebut. Bagaimana bangsa kita ke depan kalau bahan bacaannya ngawur? Perihal di atas, kewajiban Persma (Pers Mahasiswa) dalam menyampaikan kebenaran kepada publik hanya omong kosong kalau persma tidak memahami intisari jurnalisme, yaitu disiplin verifikasi. Menerapkan disiplin verifikasi dapat membentuk opini publik dengan menyuguhkan berita yang original dan berkualitas, tidak hanya sekedar asumsi. Verifikasi juga yang akan membedakan jurnalisme dengan dunia hiburan yang biasanya diliputi oleh isu-isu belaka, fiksi yang lahir dari imajinasi, dan segala bentuk propaganda. Sudah saatnya Persma memahami dan menerapkan disiplin verikasi. Menyajikan berita yang tidak menipu atau menyesatkan pembaca maupun pendengar apalagi mengumbar sensasi guna membentuk bangsa yang cerdas. (Romi Aswandi Sinaga)

Penertbit: Lembaga Pers Mahasiswa Dinamika IAIN SU Pelindung: Rektor IAIN SU Pembina: Pembantu Rektor III IAIN SU, Drs. Syahruddin Siregar, M.A, H. Ali Murtadho, M.Hum, Sugiatmo Pemimpin Umum: Maulana Muhammad Hasan Plt. Sekretaris Umum: Nuri Aslami Bendahara Umum: Dwi Novi Natalia Pemimpin Redaksi: Romi Aswandi Sinaga Sekretaris Redaksi: Siti Nurjannah Tambunan Redaktur Pelaksana: Haqqy Luthfita Koordinator Fotografer: Murpi Lubis Fotografer: As’ari, Nurul Afifah Hsb, Nasrullah, Rezita Agnesia Siregar Editor: Hindah Sumaiyah, Fitri Laily, Nurul Hilmah, Rohani, Nazlah Khairina, Mardiani Pane, Munjiah Hayati Kontributor Senior: Rina Mentari Lubis, Bambang Edi Susilo, Ismayanti Kontributor Junior: Susanto, Syarifah Maryana, Laily Masrida, Ahmad Hakiki, Raden Fadli Daulay, Rahayu Syahfitri Pemimpin Desain Grafis : Irhas Pulus Sekretaris Desain Grafis: Fitri Sari Layouter: Adjie Pratomo Amry, Muhammad Baiquni, Sri Agus Fajri, Muhammad Zuchri Nasuha Lubis, Fadilatul Rahmah, Desi Artika Sari, Khairina Hazrati, Khairuddin Hasan, Siti Hazar, Siti Saharani, Ilustrator: Ibna Nurul Fuaddina, Bulan Arrafiqa Pemimpin Perusahaan: Syahnena Sekretaris Perusahaan: Desi Nirmaya Sari Manajer Perusahaan: Endah Tri Setiari Staff Perusahaan: Ayu Tifani, Edo Putra, Nurlela Husti, Ummi Kalsum Pemimpin Litbang: Heddy Safriyanto Sekretatris Litbang: Nurul Habibah Pengembangan SDM: M. Almi Hidayat Kepustakaan: Karina Ananda Sebayang, Ummi Kalsum, Muhammad Choir, Penelitian: Vivi Nirmala Sari, Rizky Syahputra, Bahtiar Siregar, Ratna Sari Alamat: Gedung Aula lantai 1 Kampus II IAIN SU Jl. Williem Iskandar Pasar V Medan Estate Kode Pos 20731 Kontak: 0831 9785 9534/ 0853 6000 6183 E-mail: lpmdinamikaiainsu93@gmail.com Blog: lpmdinamikaiainsu93.blogspot.com Facebook: LPM Dinamika IAIN SU

Edisi 31 Akhir Tahun 2012

3


CATATAN MAHASISWA M. Rijali Rais (Fakultas Tarbiyah/ PMM/ III)

Nurul Hamizah (Fakultas Ushuluddin/ AF / III)

Kali ini saya akan menyoroti tentang Penasehat Akademik (PA). Saya berpendapat bahwa PA yang tidak berperan sebagai mana mestinya, hanya mempersulit mahasiswa dalam menjalankan perkuliahan. Dosen PA yang diharapkan mampu membimbing mahasiswa dalam memilih mata kuliah yang akan dijalani dan dapat berkonsultasi tentang permasalahan yang terjadi selama perkuliahan. Saya melihat ketika khususnya menyusun KRS, mahasiswa sangat disulitkan dengan meminta tanda tangan dosen, terlebih lagi dosennya itu jarang berada di kampus. Tetapi saya merasa beruntung dari teman- teman yang lain karena saya mendapatkan Dosen PA yang peduli terhadap perkembangan saya dalam proses perkuliahan.

Kuliah di Indonesia, khususnya di IAIN SU, merupakan pilihan yang efektif untuk melanjutkan program studi S1. Saya kuliah di sini dari semester I. Saya merasakan kenyamanan menuntut ilmu di negeri orang. Baik teman maupun dosen yang ada di sini ramah-tamah dan bersifat terbuka, artinya tidak ada diskriminasi antara mahasiswa Malaysia dengan mahasiswa Indonesia. Untuk sarana dan prasarana dari IAIN SU dinilai baik. Contohnya saja, fasilitas belajar dengan menyediakan ruangan kelas yang cukup untuk tempat belajar para mahasiswa. Dosen menerangkan pelajaran dengan metode diskusi, ada tanya jawab dan hubungan langsung dengan para mahasiswa. Jika di Malaysia, perkuliahan dilakukan di aula dengan

Agus Saputra (Fakultas Syariah/ PHM/ VII) Kita sangat prihatin terhadap kampus kita IAIN SU yang cukup besar lah kita lihat, tetapi di samping itu kampus kita ini masih banyak hal-hal yang perlu diperhatikan. Contohnya saja, seperti kamar mandi di Aula lantai I yang keadaannya sangat tidak layak. Jika kita sebut itu kamar mandi, seperti yang kita ketahui kamar mandi tersebut tidak memiliki lampu, pintu-pintunya rusak, dan sampah-sampah di sana-sini. Selanjutnya, mengenai kondisi air di kampus kita ini, di setiap fakultasfakultas jarang kita temukan air di setiap kamar mandi, khususnya di kamar mandi tempat kita berwudu ketika kita ingin melaksanakan salat, sering sekali kita kesulitan dalam hal ini. Ilustrator: M. Almi Hidayat Jadi kami berharap melalui tulisan Kapankah kamar mandi Aula yang kami rangkai ini, dapat memperbaiki diperbaiki? fasilitas yang ada.

4

metode seminar atau ceramah dimana puluhan mahasiswa dikumpulkan dalam satu ruangan yang besar dengan pembicara seorang dosen. Metode ini menjadikan mahasiswa menjadi pasif. Mahasiswa yang pintar, akan menonjol sendiri. Jarang melakukan diskusi dengan mahasiswa yang lain. Untuk materi perkuliahan, mahasiswa tinggal mempergunakan saja fasilitas yang telah disiapkan dari kampus. Berbeda dengan mahasiswa IAIN yang dituntut mandiri untuk memperoleh materi perkuliahan dan informasi lainnya dari luar kampus.

083194044xxx Mudah2an kalau uda jd UIN, kita sbg mahasiswa/i IAIN dpt lbh nyaman menimba ilmu n lbh smngat lg utk blajar n brkarya. Ayo sama2 kita berpartisipasi untuk mmbangun kampus tercinta.Chayooo... Hidup UIN... 087768448xxx Dsini sy ingin mengkritik ttg fasilitas dan kbersihan kampus. trutama fak. syariah. Saat ini keadaan fak. syariah mnim air dan kurgnya ksadaran mhasiswa utk mnjaga kbersihan area kampus. Dan harapan kami pihak rektorat utk mmperbaiki fasilitas kls di syariah. 085762261xxx udah ada sbulan lwat kipas angin gak idup d’kls, trus lab komputernya pun gk bs d’pakai. Katanya sih kurg arus. Tp gak tau lah, mngkin mw ganti AC kali ya.

Edisi 31 Akhir Tahun 2012


REPORTASE UTAMA

bagi kami yang tak berijazah ini, kecuali mengemis,� ujar pengemis berumur 58 tahun yang sedang duduk di markas pengemis simpang Jalan Juanda Medan. Ucok mengaku berpura-pura buta untuk mendapatkan uang yang banyak. Dia mengaku bisa membiayai hidup dari hasil mengemis. Bukan dia tak ingin bekerja, namun tak ada pekerjaan yang layak untuk seorang tak berijazah sepertinya.

S

ore, waktu yang seharusnya digunakan untuk istirahat santai bersama keluarga di rumah setelah penat bekerja, namun hal ini tidak digunakan oleh pengemis Jalan Juanda Medan, karena waktu ini mereka gunakan untuk mengais rezeki. Sore itu, sekitar pukul 17.00 WIB di Jalan besar dekat Bandara Polonia Medan itu terlihat Ucok dan beberapa teman seprofesinya mulai mengganti pakaian rapi mereka dengan pakaian compang-camping. Kerasnya hidup menuntut mereka memilih profesi ini, beribu alasanpun terlontar dari mulut

Bohong, Dampak dari Mengemis Komplotan pengemis kerap mempunyai cara yang berbedabeda dalam meraup rezeki dari si dermawan. Ada yang memang mengandalkan renta tubuhnya, kecil umurnya, luka cacatnya, hingga berpura-pura cacat ataupun buta. Berbagai alasan mereka jadikan untuk bisa tetap mengemis. Fotografer Murpi Lubis Seperti tidak punya ijazah untuk mendapatkan pekerjaan, cacat fisik, mereka. maupun sudah tidak mempunyai “Saya harus membiayai anak keluarga. dan cucu saya di rumah dan rumah Perempatan Jalan Juanda saya yang jauh. Saya sempat pernah termasuk lokasi yang empuk bekerja mencari butut dan memungut dijadikan sasaran oleh para gepeng sampah di sungai dekat rumah saya, (gelandangan dan pengemis). tapi apa? Itu semua tidak cukup untuk Mengapa tidak, lokasi ini berada memenuhi kebutuhan keluarga saya, di pusat kota dan banyaknya hanya dapat 30 ribu paling banyak, kendaraan yang berlalu lalang dari itupun saya selalu basah-basahan. bandara sangat memungkinkan Tetapi kalau saya dan istri mengemis untuk meminta belas kasihan dengan berpura-pura buta, kami pengendara bermotor. bisa mencukupi semuanya mulai dari “Saya juga pernah pura-pura makan hingga sekolah cucu. Jadi, gak buta, tapi saya sudah tidak berani ada kerjaan yang layak dan mencukupi lagi, karena pernah seseorang

Edisi 31 Akhir Tahun 2012

5


yang mengenal saya meneriaki dari dalam mobilnya bahwa saya tidak buta” ungkap salah satu pengemis wanita yang tidak mau menyebutkan namanya. Dia juga mengatakan bahwa dia dan teman-temannya rela untuk pergi ke Pekanbaru demi uang yang lebih. “Dalam sebulan kami bisa dapat 5-7 juta dengan mengemis” tambahnya. Wow, angka yang fantastis untuk profesi tanpa ijazah. Di tempat lain, di perempatan lampu lalu lintas di Simpang Pondok Kelapa Medan, seorang pengemis buta yang masih berumur sekitar dua puluhan sedang mengemis dengan partner-nya. Setelah lampu hijau, akhirnya mereka duduk di sudut taman jalan dengan segerombolan temannya. Di sana tidak ditemui seorang pun yang buta, termasuk pengemis buta tadi. Ketika dikonfirmasi tentang pengemis yang buta tadi, mereka dengan cepat menjawab, “Enggak lah Bang, kami gak ada lah niat bohong-bohong kek gitu, gak berani kami Bang,” sahut mereka. Itulah yang terlontar dari mulut mereka. Tidak jauh berbeda, keadaan pengemis di pelataran teras Masjid Raya Medan juga diisukan terdapat banyak pengemis yang berpurapura. Mesjid yang menjadi sasaran wisatawan dari luar kota, luar provinsi maupun mancanegara ini juga menjadi sasaran yang tepat dijadikan para pengemis untuk memintaminta. Mengapa tidak, perharinya mereka bisa mendapatkan 50-100 ribu. Apalagi hari Jumat, mereka tak hanya mendapatkan uang lebih dari ratusan ribu, Namun mereka bisa mendapatkan sedekah makan dari para dermawan. Bukan hanya para orang tua, anak-anak diatur mindset-nya untuk berani mengemis, berbohong dan mempersedih keadaan mereka. Seorang ibu berumur sekitar 40 tahunan. Sekarang dia menjadi

6

pemulung, namun dia sudah pernah menjadi gelandangan hingga pengemis yang tidak jujur. Sebut saja namanya Ibu Polan, dia telah bertahun-tahun luntang-lantung untuk memperbaiki nasib. Dia sempat ngomel-ngomel menceritakan kisahnya ketika dia menjadi pengemis yang pura-pura cacat fisik dan pura-pura buta. Hal itu dia lakukan karena sudah tidak tahu harus berbuat apa lagi. “Aku gak tamat sekolah, aku gak punya ijazah. Kaulah dulu Dek, mikir, kerja apa lah aku yang bisa?” teriaknya sambil menunjuk-nunjuk kami. “Aku udah sering ditangkap Satpol PP gara-gara pura-pura buta, Aku digotong ke mobil pamong, dipaksa, dipukuli, dan aku dibiarkan begitu saja di tempat rehabilitasi, dikumpulkan berdesakdesakan di satu tempat. Dari pagi sampai sore, dikumpulkan sama orang gila dan orang kusta, sore baru boleh pulang, atau kalau mau keluar, harus bayar sama petugas yang ada di sana,” tambahnya.

Mengemis, Pekerjaan Enak, Gaji tinggi Semakin banyaknya pengemis membuktikan bahwa profesi mengemis telah memanjakan mereka. Bagaimana tidak, sehari mereka bisa mendapatkan uang hingga ratusan ribu. Jika dihitung, gaji mereka menyerupai gaji PNS, mencapai 3 juta-an. Hal ini dibenarkan oleh Fadli, pengemis anak yang membawa kotak infak di daerah Binjai dan menghidupi dua adik dan neneknya dari hasil mengemis, “Ya enak lah Kak, yang penting bisa sekolah, bisa bantu nenek, paling gak enaknya capek jalan.” Uang yang dia dapatkan hampir seratus ribu perhari menghilangkan rasa takut dan malunya sebagai seorang anak, walaupun dia tetap bersekolah di bangku kelas 6 SD N 9 Jalan Agus Salim Binjai. Dia pun tidak pernah berpikir akan mengubah nasib dan kebiasaannya seperti itu. “Saya belum berpikir untuk ke depannya Kak, apakah saya begini terus atau seperti apa ke depannya,” ungkapnya. Banyak hal yang mereka jadikan alasan untuk mengemis. Alasan tidak dapat perhatian dari pemerintah, tidak punya KTP untuk melamar pekerjaan, ada yang mengatakan tidak sanggup

Edisi 31 Akhir Tahun 2012


bekerja, bahkan ada yang mengatakan ini pekerjaan paling mudah dan enak. Dan ketika ditanya berbeda orang dan berbeda waktu, kebanyakan dari mereka selalu saja mempunyai alasan yang berbeda. Justifikasi tidak boleh adanya pengemis, akankah hanya sekedar larangan? Adakah pengecualian bagi orang-orang yang tidak bisa bekerja lagi atau yang tidak mempunyai

keluarga? Indonesia sendiri telah melakukan banyak hal untuk menangani masalah pengemis, anak terlantar, dan miskin. Seperti yang dikatakan dalam UU No. 34 tentang “Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh pemerintah”. UU ini seolah membeku begitu saja. Nyatanya pengemis, anak terlantar semakin banyak saja. Terbukti, saat Ramadhan tahun 2012, Kepala Dinas Kesejahteraan dan Sosial Sumut, Alexius Purba menyebutkan, merujuk pada data per-April lalu, gelandangan, pengemis dan anak jalanan di Sumut sebanyak 9.895 orang. Jumlah ini tersebar di beberapa kabupaten dan kota, seperti Medan, Pematang Siantar, Sibolga dan Tapanuli Selatan. Pada KUHP 505 dan 506 juga dikatakan bahwa gelandangan tidak dibenarkan ada di jalan. Kesalahan ini tidak diketahui penyebabnya, apakah pemerintah yang belum total bekerja secara maksimal atau memang gaji profesi seorang pengemis yang hanya memasang muka memelas itu tinggi. Peraturan Pun Terpaksa Dilanggar Pasal 504 KUHP ayat 1 tegas menyatakan bahwa pemerintah tidak membenarkan adanya pengemis. Pernyataan “Mengemis dimuka umum” ini menjelaskan bahwasanya tidak boleh mengemis, sebab apa untungnya mengemis di tempat sunyi. Tidak jauh berbeda dengan ayat 1, dalam ayat 2 dinyatakan pula, kalimat “Berumur diatas enam belas tahun” menjadi suatu kejanggalan. Di jalan masih saja banyak terdapat pengemis yang berumur lebih dari 16 tahun. Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia

Edisi 31 Akhir Tahun 2012

Pasal 504 KUHP 1. Barang siapa mengemis di muka umum, diancam karena melakukan pengemisan dengan pidana kurungan paling lama enam minggu. 2. Pengemisan yang dilakukan oleh tiga orang atau lebih, yang berumur di atas enam belas tahun, diancam dengan pidana kurungan paling lama tiga bulan.

(PEKAPOLRI) No. 14 tahun 2007 tentang penanganan gelandangan dan pengemis, bahwa keberadaan gelandangan dan pengemis dipandang tidak sesuai dengan norma kehidupan bangsa Indonesia, Pancasila, UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia 1945, dan merupakan gejala penyimpangan sosial yang laten dan kompleks yang harus ditanggulangi secara bersama. Kata Dinas Sosial Sumatera Utara Drs. Amir Sidabutar, Ketua Bidang Pelayanan Rehabilitasi Sosial, Dinas Kesejahteraan Provinsi Sumatera Utara menanggapi hal ini, “Kalau UndangUndang itu memang Undang-Undang yang ada ya oke-oke saja, tapi kan kita dari dinas sosial ini tugasnya membina, kalau tidak bisa ditangkap, mau gimana lagi, mereka bukan penjahat, mereka bukan perampok, mereka cari nafkah. Hanya kita mengalihkan mereka ke arah yang lebih baik lagi. Karena pada dasarnya mereka rawan di sana, bisa kesenggol kendaraan, bisa ketabrak, bahkan bisa melakukan pelecahan seksual,” ujarnya. Ia juga mengatakan bahwa sudah menjadi rahasia umum kalau pengendara mobil tidak memberikan uangnya, mobil bisa digores. Walaupun seperti itu, dinas Kota Medan berusaha melakukan razia terus menerus dengan cara

7


mengadakan rapat dengan instansi terkait seperti Satpol PP dan kepolisian agar menyamakan persepsi dan menghindari kecelakaan di jalan di saat mengejar mereka. Jadwal razia seperti ini biasanya dilakukan per triwulan. “Tidak bisa perbulan karena biaya operasionalnya besar itu Dek,” jelas Amir. Amir juga berkata “Mengemis itu adalah hak asasi manusia, sebenarnya kalau dibilang tidak boleh gak bisa juga, karena nanti kita bisa dituntut. Artinya, sejauh mana kita melakukan pencegahan mereka di jalan, karena mereka itu rawan masalah, yang akhirnya terjadi kecelakaan, pemerkosaan, dan lain-lain,” ungkapnya. Oleh karena itu, Dinas Sosial mengamankan melalui razia yang dilakukan bekerja sama dengan kabupaten atau kota dan melalui Satpol PP. Setelah dirazia, pengemis tersebut dikirim ke Panti Pungau yang ada di Kota Binjai. Panti Pungau adalah tempat yang disediakan pemerintah Sumatera Utara sejak tahun 60-an untuk menampung para pengemis, gelandangan, anak terlantar dan miskin lainnya. Di sana semua kebutuhan mereka dipenuhi, baik sandang, pangan, maupun papan. Berbeda dengan sepengakuan para pengemis, Dinas Sosial Kota Medan menyatakan bahwa di Panti Pungau mereka dilatih bertani. Dengan harapan setelah mereka terdidik dan menguasai masalah pertanian, mereka bisa kembali ke kampungnya masingmasing dan menerapkan apa yang telah mereka dapatkan. Dan untuk anakanak, mereka dibina dengan orang tuanya membuat pernyataan supaya jangan ke jalan lagi, sebab mereka masih urusan orang tua. Walapun masih saja sering terjadi mereka turun lagi ke jalan. Di Panti Pungau terdapat koperasi untuk menyimpan hasil yang mereka dapatkan dari pelatihan. Hasil dari panen yang mereka dapatkan

8

dijual kembali dan uangnya mereka simpan untuk mereka ketika suatu saat ingin pulang kampung. Khusus bagi anak-anak yang ikut mengemis, Dinas Sosial sudah melakukan pendekatan dengan membujuk mereka untuk disekolahkan di sekolah khusus di Kabanjahe, Dairi, Siborong-borong dan Pulau Nias sampai tingkat SMA. Tapi jarang mereka yang mau. Namun, Dinas Sosial tidak mengadakan pendekatan kembali. “Sebenarnya pengajakan secara berkala itu tidak ada, Dinas Sosial menangani masalah sosial dengan sukarela. Ketika kita longgar kita lihat, diajak ngobrol, dan mereka bilang mereka masih sekolah, lalu kita ajak ke panti. Mereka tidak betah, sebab selama ini mereka sudah merasakan enaknya meminta-minta, sedangkan di panti kan sudah ada aturan, jam sekian harus bangun, berangkat ke sekolah, jam sekian ada pembinaan panti, semua ada jadwalnya,” ungkapnya. Karena seringnya terjadi penolakan, maka Dinas Sosial mengembalikan hal ini kepada pengemis, bagaimana mereka mendidik dan menjaga keharmonisan di dalam keluarga mereka. Karena kalau mereka benar-benar mau memperjuangkan anaknya, mereka tidak akan mengemis, masih banyak usaha lain yang mereka bisa lakukan. Dinas Sosial juga berharap para gelandangan dan pengemis memahami bahwa mencari nafkah di jalanan itu bahaya. “Semoga mereka bisa meninggalkan pekerjaan itu, karena masih banyak pekerjaan lain, seperti bisa jadi pembantu.” Tak hanya itu saja, Dinas Sosial juga menghimbau kepada masyarakat agar tidak memberikan uangnya kepada pengemis dijalanan, “Ya kalau bisa sebenarnya gak usah memberi, karena kadang kalau kita lihat, kalau udah sore itu mereka mau minum-minum bahkan mau nge-lem, dan hal ini sudah banyak terjadi. Jadi kalau bisa, sumbangkan

saja melalui yayasan jika ingin memberi bantuan,” tutup Amir. Penanganan Gepeng (PEKAPOLRI) Nomor 14 tahun 2007 mengatur masalah penanganan gepeng bahwa penanganan gelandangan dan pengemis wajib menghormati hak asasi manusia dan diarahkan agar gelandangan dan pengemis mampu mencapai taraf hidup dan penghidupan yang layak sebagai warga Negara Indonesia. Penanganan masalah gepeng mengedepankan fungsi Bimbingan Masyarakat (Bimmas) mulai dari tingkat Polda, Polwiltabes, Polwil, Poltabes, Polres/ta, dan Polsek/ta. Cara penanganan adalah dilaksanakan secara terprogram dan berkelanjutan bersama-sama dengan pihak terkait secara lintas fungsi maupun lintas sektoral sesuai peraturan perundang-undangan. Yang dilakukan dengan menggunakan tindakan preventif dan penegakan hukum yang disesuaikan dengan tingkat kepentingan dan permasalahan yang berkembang di lapangan. Tindakan preventif dilaksanakan untuk mencegah atau mengurangi timbulnya masalah gepeng di lingkungan masyarakat. Kegiatan tindakan preventif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 dilaksanakan dengan cara: Penyuluhan, bimbingan sosial dan pembinaan sosial. Kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dikoordinasikan dengan instansi terkait pada tingkatan masing-masing dan tokoh organisasi sosial kemasyarakatan setempat sesuai peraturan perundang-undangan. Koordinator Liputan: Siti Nurjannah Tambunan Reporter: Nurul Habibah Muhammad Baiquni Vivi Nurmala Sari

Edisi 31 Akhir Tahun 2012


U

Mengemis dalam Pandangan Islam

ntuk melengkapi pembahasan lebih rinci mengenai topik Reportase Utama dalam edisi kali ini, kami juga mendatangi salah seorang dosen Fakultas Tarbiyah IAIN SU lulusan AlAzhar Kairo, Zulfahmi, L.C. Berikut hasil wawancara eksklusif kami: Bagaimana Islam memandang pengemis? Islam tidak menghalalkan adanya meminta-minta, artinya meminta-minta adalah pekerjaan yang haram yang akibatnya berdosa jika mengerjakannya. Terkecuali dalam tiga kondisi: fakir yang sangat, hutang yang melilit, serta musibah dan bencana. Selain tiga hal itu, seseorang tidak diperbolehkan untuk memintaminta. Apalagi berbohong demi mendapatkan hasil dari memintaminta. Dosanya sudah berlipat ganda. Dalam Islam, barang siapa yang mintaminta berarti dia meminta kepada Allah untuk menjadi miskin atau menutup pintu rezekinya. Lalu, apa solusi untuk mengatasi menjamurnya pengemis? Ada dua hal, yaitu zakat dan ilmu. Kefakiran dituntaskan dengan zakat. Zakat di sini bukan berarti semerta-merta memberikan uang kepada pengemis setiap bulan. Islam tidak mengajarkan seperti itu, itu hanya akan menimbulkan kemalasan. Misalnya, rasul tidak memberikan uang kepada peminta-minta tersebut, namun rasul memberi pekerjaan untuk mencari dan menjual kayu bakar kepadanya. Hingga pada akhirnya peminta-minta tersebut bisa memenuhi kehidupan sehariharinya. Jadi dengan hal itu ada pesan moral yang penting bahwa meminta minta itu tidak baik. Selanjutnya, lebih baik kita memberi pancing daripada

ikan. Artinya, kita jangan memberikan uang kepada peminta-minta. Kalau kita memberi uang, seumur hidupnya, dia akan meminta-minta. Rasulullah bersabda: “Barang siapa yang ditimpa kesulitan lalu ia mengadukan kepada manusia, maka tidak akan tertutup kefakirannya. Dan siapa yang mengadukan kesulitasnnya itu kepada Allah, maka Allah akan memberikannya salah satu di antara dua kecukupan: kematian yang cepat atau kecukupan yang cepat.�

Kedua, ilmu. Karena dengan ilmulah pintu rezeki itu terbuka. “Siapa yang menghendaki dunia dia harus berilmu. Siapa menghendaki akhirat, dia juga harus berilmu. Dan siapa yang menghendaki dunia dan akhirat dia juga harus berilmu.� Pemerintah harus memberikan keterampilan kepada pengemis, sehingga mereka tidak bergantung kepada dermawan. Pemerintah juga memberikan ilmu kepada pengemis dan membuka lapangan

Edisi 31 Akhir Tahun 2012

pekerjaan. Dalam agama Islam, yang mendustakan agama adalah orang yang tidak menganjurkan memberi makan orang miskin. Jadi solusinya adalah, memberikan pendidikan, memberikan alat untuk mencari. Jadi, bolehkah memberikan uang kepada pengemis? Sekali atau dua kali memberikan uang bisa lah, tapi kalau selalu memberikan uang itu membuat pengemis ketagihan. Bagaimana kita mau mengangkat harkat dan martabat bangsa ini, kalau kita mendidik mereka dengan kemalasan. Kita mempunyai Badan Amil Zakat Infak dan Shodaqah (Bazis), kita harapkan kepada Bazis untuk membuat pelatihan dan pengarahan bagaimana mencari duit. Misalnya ada yang bisa menjahit atau narik becak maka diberi mesin jahit atau becak. Pemulung juga bisa dibantu, yaitu dengan dibuatkan pabrik recycle. Apa himbauan untuk umat muslim mengenai masalah ini? Untuk umat muslim dan para dermawan, gemarlah berzakat ke Bazis. Sedangkan untuk Bazis, lebih piawailah untuk mengelola dana zakat, berikanlah pelatihan untuk pengemis. Mari kita saling bersinergi untuk memperhatikan sesama dan peduli sesama demi kemaslahatan umat. (Siti Nurjannah Tambunan)

9


REPORTASE KHUSUS

Kualifikasi Dosen: Benarkah Sudah Tepat? Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentranfomasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Barang tentu dari penjelasan ini di setiap perguruan tinggi harus memiliki dosen yang ilmunya mumpuni di setiap bidang studinya. Melihat problematika yang terjadi di perguruan tinggi khususnya kampus IAIN SU, proses pengangkatan dosen setiap fakultas memiliki masalah yang cukup rawan.

M

elirik salah satu sistem yang diterapkan pihak kampus mengenai kebijakan terhadap dosen sebagai staf pengajar, secara struktural ternyata sudah tertata rapi. Baik untuk dosen tetap maupun dosen tidak tetap. Keduanya harus menjalani beberapa proses penyeleksian hingga akhirnya dapat menjadi staf pengajar. Dan tentunya dengan standar kualifikasi akademis yang telah ditentukan. Secara struktural, sangatlah baik melihat sebuah kampus menghadirkan dosen yang sangat berkualitas dalam hal proses belajar mengajar, terdiri dari guru besar, dosen tetap, dosen tidak tetap dan dosen pengganti atau asisten dosen (Asdos). Namun disayangkan jika pada realita di kelas tidak selamanya demikian. Sesuai pernyataan H. Sori Monang selaku Dosen Sejarah Peradaban Islam Fakultas Ushuluddin saat kami wawancarai, “Masih banyak ditemui dosen yang memegang mata kuliah yang tidak sesuai dengan disiplin ilmunya, bertentangan. Makanya tidak terwujud kemaksimalan. Biasanya dosen yang seperti itu banyak memberikan tugas kepada mahasiswa. Dibaginya mahasiswa dalam kelompok untuk kemudian

10

menyampaikan materi. Jadi meskipun dosen tersebut itu tidak mampu, dapat tertutupi kelemahannya. Kalau ada sedikit kendala-kendala dalam diskusi, baru dia jawab.” Hal serupa juga diungkapkan oleh para mahasiswa. “Banyak kita dapati dosen yang mengajarkan mata kuliah tidak sesuai dengan pendidikan akademis yang ditempuhnya. Kita sadari bahwasannya jika orang yang tidak paham dengan mata kuliah yang diajarkan, itu yang membuat kebobrokan kepada mahasiswa. Bagaimana mahasiswa IAIN ini mau maju kalau dosen yang mengajarkan tidak ahli dalam hal apa yang disampaikannya,” ucap Khairul Fahmi Harahap (Fakultas Syariah/AS/V). “...Ketika mahasiswa ingin membahas lebih dalam mengenai suatu permasalahan materi mata kuliah, pasti tidak puas dengan jawaban yang diberi dosen. Alasannya, nanti kita diskusikan lagi di lain waktu,” ucap Ahmad Muhaisin Tanjung (Fakultas Syariah/AS/VII). Masalah yang terjadi pada penetapan dosen tetap yang tidak sesuai dengan bidangnya cukup menyedot perhatian civitas kampus khususnya mahasiswa. Dari penetepan dosen tetap sampai Asdos di kampus IAIN SU sebenarnya sudah mempunyai Standar Operasional Prosedur (SOP).

Sistem Pengangkatan Dosen Meninjau kebijakan IAIN SU, soal ini telah diatur dalam sistem pengangkatan dosen oleh pemerintah dan kampus terkait. Sebagaimana yang telah diatur dalam UU No.14 Tahun 2005. Dalam bagian keempat UU tersebut diatur secara gamblang mengenai pengangkatan, penempatan, pemindahan dan pemberhentian dosen di sebuah Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Di sana memang telah dijelaskan bahwa pengangkatan dosen tetap dilakukan oleh pemerintah sebagaimana yang tercantum dalam pasal 63 ayat 2. Sedangkan pengangkatan dosen tidak tetap diatur dalam pasal 48 ayat 4. Bagi dosen yang akan menjadi dosen tetap, pihak biro ikut campur dalam formasi pengangkatannya. Tentunya tidak terlepas dari proses penyeleksian. Pihak biro akan meminta kepada setiap fakultas, dosen apa saja yang dibutuhkan di fakultas tersebut. Setelah itu, pihak biro akan mengajukan permohonan kebutuhan dosen di IAIN SU tersebut kepada pemerintah pusat. Pemerintah pusatlah yang akan membuka formasi calon dosen dan menentukan kelulusan sebagai dosen.

Edisi 31 Akhir Tahun 2012


“Pihak biro hanya menangani masalah permintaan dosen yang dibutuhkan oleh setiap fakultas untuk diajukan ke pemerintah pusat. Dan itu selalu ada permintaan dari pemerintah ke setiap kampus,” tutur Subhan Dawawi selaku Kasubbag Mutasi Kepegawaian. Setelah itu, dosen yang dianggap sesuai dan lulus persyaratan permohonan kebutuhan dosen yang diajukan dari pihak IAIN SU akan ditempatkan sebagai dosen IAIN SU oleh pemerintah pusat setelah dikeluarkannya SK dosen dari pihak biro. Berbeda dengan dosen tetap, pengangkatan dosen tidak tetap dilakukan oleh masing-masing

pihak fakultas. Hal ini biasa terjadi dikarenakan kurangnya staf pengajar yang dibutuhkan oleh fakultas. Pengangkatan ini tidak terlepas dari penyeleksian, namun kali ini hanya dilakukan oleh pihak fakultas. Seleksi yang dilakukan biasanya berupa seleksi berkas, wawancara, dan menempuh proses belajar mengajar selama satu sampai dua minggu agar pihak fakultas ataupun jurusan dapat menilai dosen tersebut dinyatakan layak atau tidak. Dosen yang dianggap mampu mengemban mata kuliah terkait yang dibutuhkan di fakultas tersebut akan ditempatkan sebagai dosen tidak tetap. Di sinilah terkadang terjadi ketidaksinkronan antara mata kuliah yang diemban seorang dosen dengan

disiplin ilmu yang dimilikinya. Terlebih lagi pada mata kuliah institusi, seperti Pancasila, Bahasa Inggris dan lain sebagainya. Karena kurangnya staf pengajar itulah sering kali pihak fakultas hanya menggunakan dosen yang ada untuk mengisi kekosongan dosen pada beberapa mata kuliah. Belum lagi karena dalam dua tahun terakhir, pemerintah menetapkan moratorium. “Masalahnya adalah kuota dosen yang diberi pemerintah belum sesuai dengan yang kita inginkan. Tetapi harus dipahami bahwa kekurangan dosen itu bukan tidak ada dosen, tetapi dosen negeri sebagai dosen tetap,” tutur Azhari Akmal Tarigan selaku Kepala Jurusan (Kajur) EKI. Hal serupa juga diutarakan oleh Subhan Dawawi, “Jumlah dosen yang diberikan oleh pemerintah biasanya tidak memenuhi semua permintaan, namun hanya sebagian saja. Sehingga memang terjadi kekurangan dosen di kampus kita”. Yang lebih miris adalah apa yang terjadi di Fakultas Tarbiyah. Realitanya, meskipun peraturan telah menetapkan

Ilustrator: Ibna Nurul Fuaddina

Edisi 31 Akhir Tahun 2012

11


bahwa standar kualifikasi dosen adalah S2, namun masih saja ditemukan dosen yang masih S1 dan atau sedang menjalankan S2. Dan ini biasa terjadi pada dosen tidak tetap. “Untuk dosen, memang peraturannya harus S2. Tapi dosen yang tidak tetap, ada yang masih S1 dan sedang menjalankan S2 tapi sudah bisa mengajar, ” tutur H. Khalida Jalil selaku Kasubbag Kepegawaian dan Keuangan Fakultas Tarbiyah. Penggunaan Asdos Selanjutnya dari hasil penelusuran, dosen sering menggunakan jasa dari Asdos. Realitanya Asdos merupakan pengganti dosen tetap yang sering dihadirkan bilamana dosen tetap tersebut mendapat tugas lain atau berhalangan. Masalah datang pada proses pergantian dosen tetap dengan Asdos itu sendiri. Sesuai Standar Operasional Prosedur dan peraturan instansi yang menyebutkan Asdos merupakan tenaga pendidik yang ahli pada konsentrasi ilmunya dan telah melewati jenjang pendidikan yang tinggi minimal sudah S2. Namun, yang terjadi adalah ditemukannya Asdos di kampus kita ini yang juga masih menjalankan S2-nya. Bahkan di Fakultas Tarbiyah, dijumpai mahasiswa yang belum mendapat gelar sarjana sudah menggandeng gelar sebagai Asdos. Biasanya Asdos seperti ini minimal sudah pada tahap mahasiswa nonaktif. “Memang beberapa kasus ada masalah, walaupun kita memahami proses. Karena masuknya Asdos hanyalah bagian dari proses. Umumnya alumni-alumni kita sedang menjalankan S2, namun ada yang tesisnya gagal, sehingga tidak bisa mengajar. Yang seperti itu dibina dulu. Namun tetap tidak kita perkenankan Asdos yang mandiri, harus tetap dipantau,” tutur Azhari Akmal Tarigan.

12

Dalam hal ini kami berhasil mewawancarai Asdos yang bersangkutan. “Untuk Asdos peraturannya tidak mewajibkan dia harus sarjana dan tidak ada peraturannya harus S2, tapi kalau dosen memang harus S2. Karena yang diutamakan itu adalah skill. Dan penggunaan Asdos ini bukan karena kekurangan dosen, hanya saja dosendosen honor yang memiliki banyak kesibukan, makanya dia pakai Asdos. Untuk standar dosen yang dapat menggunakan Asdos sendiri harusnya ada, tapi beberapa waktu terakhir tidak dipakai karena kalau dosen tersebut sibuk, maka dia bisa pakai Asdos,” ungkap Florinta Ginting selaku Asdos mata kuliah Matematika Ekonomi di Fakultas Tarbiyah. Dosen secara fungsional, memang telah membina dan memberikan pengajaran dengan materi yang baik, namun bukan hanya itu yang diharapkan dari para mahasiswa melainkan pengajaran yang sesuai dengan mata kuliah yang diajarkan terlebih lagi jurusan yang mereka ambil. Seperti penjelasan yang tertuang dalam UU No. 14 Tahun 2005 Bab III pasal 7 ayat 1. Rencana Evaluasi Dari permasalahan yang timbul di sistem manajemen dan operasional tentang pengangkatan dosen tetap dan dosen tidak tetap serta Asdos menjadi kendala yang harus dipikirkan bersama untuk mencari solusi atau penyelesaian masalah tersebut. Dari beberapa fakultas yang masih dianggap relevan akan hal pemasalahan ini, ada beberapa fakultas yang rutin melakukan halhal yang menyangkut penyelesaian masalah yang timbul di setiap fakultas masing-masing. “Untuk itu selalu kita adakan evaluasi tentang dosen. Kami menilai dari kepribadian, pedagogi dan juga

interaksinya dengan mahasiswa, kemudian hasilnya kita publikasi kepada para dosen untuk menjadi perbaikan, “ tutur Dekan Fakultas Dakwah, Dr. H. Abdullah, M.Si. Hal ini juga ditanggapi oleh pihak Fakultas Ushuluddin. “Di Ushuluddin dibuat diskusi dosen setiap Selasa dan Kamis. Diskusi dosen ini diisi dengan mendiskusikan mata kuliah yang dibawa dosen, biasanya dalam bentuk persentase kemudian tanya jawab. Ini dibuat untuk meningkatkan kualitas para dosen. Bukan itu saja, guru besar juga sangat diharapkan. Terkadang kami yang masih baru, mengajak guru besar untuk sharing ilmu,” harap Drs. H. Indra Harahap, M.A., selaku Sekretaris Jurusan Perbandingan Agama Fakultas Ushuluddin. “Guru kencing berdiri, murid kecing berlari”. Pepatah ini dapat memberi kita pemahaman bahwa betapa besarnya peran guru dalam dunia pendidikan. Pada saat masyarakat mulai menggugat kualitas pendidikan yang dijalankan di Indonesia maka akan banyak hal terkait yang harus dibenahi. Masalah sarana dan prasarana pendidikan, sistem pendidikan, kurikulum, kualitas tenaga pengajar, dan lain sebagainya. Secara umum, dosen merupakan faktor penentu tinggi rendahnya kualitas hasil pendidikan. Namun demikian, posisi strategis dosen untuk meningkatkan mutu hasil pendidikan sangat dipengaruhi oleh kemampuan profesional, ketepatan penempatan tugas, faktor kesejahteraannya, dan lainnya. Koordinator liputan: Nuri Aslami Reporter: Murpi Lubis Desi Nirmaya Sari Rizki Syahputra M. Almi Hidayat

Edisi 31 Akhir Tahun 2012


KAMPUSIANA

B

erlabel akreditasi A merupakan impian setiap universitas, tak terkecuali IAIN SU. Nilai akreditas suatu jurusan pada setiap universitas melambangkan kualitas dari jurusan itu sendiri. Semakin tinggi kualitas jurusan tersebut maka semakin tinggi pula nilai akreditas yang dicapai. Namun amat disayangkan, sampai saat ini belum ada jurusan di IAIN SU yang mencapai akreditasi A. Di Fakultas Tarbiyah misalnya, tiga diantara enam jurusannya berakreditasi C. Perihal ini dikarenakan kurangnya tenaga dosen ahli pada bidang tersebut. “Maka dari itu, pihak akademik mulai mengusulkan perubahan akreditasi pada jurusan PBI yang telah mengalami perubahan pada sumber daya dosen,� tutur Dr. Mardianto, M.Pd. selaku PD 1 Fakultas Tarbiyah. Mardianto juga mengungkapkan usaha yang dilakukan untuk memperbaiki akreditasi, yakni dengan belajar dari pengalaman, memacu tenaga pendidik untuk menyelesaikan S2, melengkapi sarana dan prasarana serta menjalin kemitraan dengan

lembaga- lembaga lain. Fakultas Syariah patut berbangga hati. Meskipun belum mendapat akreditasi A, seluruh jurusannya dalam posisi aman, yakni B. Azhari Akmal Tarigan selaku Ketua Jurusan Ekonomi Islam menuturkan bahwa proses penilaian untuk mendapatkan akreditasi yang baik dilakukan dengan melengkapi borang (formulir) yang berisikan 100 poin, berkaitan dengan akademik dan jurusan. Semua itu akan dirangkum pada 100 pertanyaan melalui tulisan narasi dan deskripsi, lalu dikirim ke BAN-PT. Setelah menjawab semua pertanyaan yang telah disediakan pihak BAN-PT, kemudian dilakukan survei untuk membuktikan kebenaran yang telah kita jawab pada borang 100 poin, misalnya pada borang disebutkan dosen tetap Fakultas Syariah berjumlah 30 maka pada saat disurvei harus 30, jika apa yang kita tuliskan tidak sesuai maka poin akan berkurang. Lain halnya dengan Fakultas Ushuluddin. Fakultas Ushuluddin pernah mendapat akreditasi A pada jurusan Perbandingan Agama (PA), namun sekarang akreditasinya

Edisi 31 Akhir Tahun 2012

menurun menjadi C. Jurusan PA merupakan jurusan yang dulunya banyak diminati, tapi semua itu berubah ketika peluang lulusan PA sulit mendapatkan pekerjaan, sehingga berdampak pada kemerosotan minat masyarakat untuk memilih jurusan ini. “Kurangnya mendokumentasikan karya-karya para mahasiswa merupakan salah satu faktor yang menjadi penilaian akreditasi,� ungkap Adnan Ritonga selaku PD 2 Ushuluddin. Adapun akreditasi yang diperoleh semua jurusan di Fakultas Dakwah, yaitu B. Saat ditanya mengenai kendala apa saja yang menyebabkan jurusanjurusan ini belum berakreditasi A, Pembantu Dekan 1 Fakultas Dakwah menyebutkan bahwa salah satu faktornya ialah perpustakaan yang tidak memadai dan penerbitan jurnal yang sering macet dikarenakan minimnya anggaran untuk penerbitan jurnal. Padahal, keduanya itu cukup menunjang mahasiswa dalam memperluas wawasannya. (Isma Yanti dan Rina Mentari Lubis)

13


TABEL AKREDITASI SELURUH JURUSAN DI IAIN SU

1. Fakultas Tarbiyah No

3. Fakultas Syariah

Akreditasi

No

1.

Pendidikan Agama Islam (PAI)

Jurusan

B

1.

Akhwal Syakhsiyah (AS)

B

2.

Pendidikan Bahasa Inggris (PBI)

C

2.

Pendidikan Matematika (PMM)

B

Perbandingan Hukum dan Mazhab (PHM)

B

3. 4.

Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)

C

3.

Jinayah Siyasah (JSH)

B

4.

Muamalah (MUA)

B

5.

Manajemen Pendidikan Islam (MPI)

C

5.

Ekonomi Islam (EKI)

B

6

Bimbingan Konseling Islam (BKI)

B

6.

Pendidikan Bahasa Arab (PBA)

B

DIII MPKS (Manajemen Perbankan Keuangan Syariah)

B

7.

Jurusan Aqidah Filsafat (AF)

B

2.

Perbandingan Agama (PA)

C

3.

Tafsir Hadits (TH)

B

4.

Filsafat Politik Islam (FPI)

B

erpustakaan termasuk kebutuhan primer bagi mahasiswa. Selain sebagai gudang ilmu, perpustakaan juga menjadi pusat informasi. Dalam era teknologi kini, banyak perpustakaan sudah dilengkapi dengan teknologi terbaru guna memaksimalkan fungsi perpustakaan, namun belum dengan perpustakaan IAIN SU. Menilik kondisi perpustakaan IAIN SU, terkadang banyak mahasiswa melontarkan keluhan akibat ketersediaan buku yang tidak memadai. Selain itu, kurang teraturnya penyusunan klasifikasi jenis buku mempersulit mahasiswa dalam mencari referensi tugas akademik mereka. Sehingga tak jarang dijumpai buku pendidikan berada di rak jenis buku

14

Akreditasi

1.

P

Akreditasi

4. Fakultas Dakwah

2. Fakultas Ushuluddin No

Jurusan

No

Jurusan

Akreditasi

1.

Komunikasi Penyiaran Islam (KPI)

B

2.

Bimbingan Penyuluhan Islam (BPI)

B

3.

Pengembangan Mayarakat Islam (PMI)

B

4.

Manajemen Dakwah (MD)

B

sosial. Meski belum mampu mengadakan perpustakaan online karena biaya yang dibutuhkan cukup besar, IAIN SU bakal meluncurkan perpustakaan automasi (automation library) pada tahun 2013. Perpustakaan automasi adalah sebuah pengelolaan perpustakaan dengan bantuan teknologi informasi (IT). Dengan menggunakan perpustakaan automasi, proses pengolahan data koleksi perpustakaan menjadi lebih akurat dan cepat untuk ditelusuri kembali. Perpustakaan automasi juga merupakan pemanfaatan IT untuk kegiatan-kegiatan perpustakaan meliputi pengadaan, pengolahan, penyimpanan, dan menyebarluaskan informasi serta mengubah sistem

perpustakaan manual menjadi perpustakaaan yang terkomputerisasi. “Sangat bagus pengadaan perpustakaan automasi, saya sangat setuju kalau dibuat itu. Karena membantu belajar mahasiswa yang lebih kreatif dan inovatif. Jadi enggak membosankan, karena di zaman sekarang IT itu sangat berperan penting dalam mencerdaskan anak bangsa,� ungkap Dermawan Putra Mahari mahasiswa D3-MPKS, Fakultas Syariah. Adanya perpustakaan automasi dinilai sangat perlu diterapkan. “Rencananya, awal bulan 2013 akan di-launching perpustakaan automasi di IAIN SU. Hal ini merupakan salah satu program dari IT Institut dan Perpustakaan, karena selama tahun

Edisi 31 Akhir Tahun 2012


Fotografer rezita Agnesia Siregar 2012 ini pihak perpustakaan menjalin hubungan dengan IT Institut dalam mengupayakan program tersebut,” kata Ahmad Muas selaku staf bagian perencanaan.

banyak pertimbangan. Karena pendigitalisasian itu membutuhkan dana yang besar. Begitu banyak koleksi yang mau didigitalisasi,” tambah Retno Sayekti, M.Lis.

Pendigitalisasi Koleksi Perpustakaan rencananya akan mendigitalisasi koleksi yang berupa hasil penelitian berbentuk tesis dan disertasi. Hal ini diharapkan seluruh koleksi penelitian nantinya menjadi bahan bacaan para calon sarjana dalam menyelesaikan tugas akhirnya. “Dari segi dana, sebenarnya sudah ada anggarannya. Kendalanya hanya kesulitan dalam administrasi pencairan dana. Karena untuk pencairan dana harus menyodorkan proposal ke tangga birokrasi. Ini dirasa cukup sulit dan memerlukan

Harapan untuk perpustakaan Seluruh civitas akademika menginginkan perpustakaan, karena perpustakaan adalah tempat yang paling dicari mahasiswa ketimbang tempat lain di kampusnya. Bahkan Rektor IAIN SU, Prof. Dr. Nur Ahmad Fadhil Lubis pernah berkata, ”Kalau orang masuk perguruan tinggi, yang dilihat itu perpustakaannya dan kalau bisa perpustakaan lebih besar dari biro”. Namun atensi pimpinan dengan kenyataan di lapangan sangat berbeda.

Perpustakaan membutuhkan orang-orang yang ahli di bidang perpustakaan, karena pengelolaan dan administrasi tidak diperoleh pada jurusan yang bukan pendidikan di bidang perpustakaan sehingga penerapan manajemen perpustakaan tidak sepenuhnya berjalan. (Adjie Pratomo Amry, Bambang Edi Susilo, Sri Agus Fazry, dan Karina Ananda Sebayang)

Almh. Fitriani

(Staff Perpustakaan LPM Dinamika IAIN SU periode 2011-2012)

Edisi 31 Akhir Tahun 2012

15


D

alam rangka transformasi menjadi universitas, IAIN SU bersama IAIN Raden Fatah Palembang, IAIN Walisongo Semarang, dan IAIN Mataram mengadakan seminar dan workshop Penyusunan Blueprint Pengembangan Akademik yang diselenggarakan pada 12 sampai 15 November lalu di Hotel Mikie Holiday Brastagi. Kegiatan tersebut diikuti oleh Project Management Unit, Project Implementation Unit, dan Pokja Akademik empat IAIN dan seluruh guru besar IAIN SU dengan narasumber: Prof. Dr. Abdul Aziz Berghout selaku Deputi Rektor International Islamic University Malaysia, Prof. Dr. Azyumardi Azra, M.A.­sebagai Direktur Sekolah Pascasarjana UIN Jakarta, Prof. Dr. M. Amin Abdullah sebagai mantan Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Prof. Dr. Mulyadi Kartanegara sebagai guru besar UIN Syarif Hidayatullah, Prof. Dr. Nur A. Fadhil Lubis, M.A. dan Prof. Dr. Amiur Nuruddin, M.A. perwakilan dari IAIN SU dan Dr. Makhlani sebagai Perwakilan IDB (Islamic Development Bank) untuk Indonesia. Ketua Panitia, Dr. Phil. Zainul Fuad yang juga sebagai Ketua Project Implementation Unit IDB menyatakan kegiatan ini adalah kegiatan perdana dari empat kegiatan persiapan proyek pengembangan empat IAIN yang didanai oleh IDB. Kegiatan

16

selanjutnya adalah workshop Blueprint Pengembangan Kemahasiswaan di Palembang, Blueprint Pengembangan Teknologi Informasi di Semarang dan Blueprint Manajemen di Mataram. Kegiatan ini juga didukung oleh Internasional Institute of Islamic Thought (IIIT) yang berupaya mengembangkan keilmuan Islam.

Jakarta. Kota besar selalu menarik. Bukan berarti Medan tidak bisa. Dalam pengembangan IAIN SU, Nur A. Fadhil memaparkan pendekatan transdisipliner dalam studi Islam. “Sistem pembelajaran kita masih banyak bergaya piramid. Di IAIN masih banyak reproduksi belum recreate,” ungkapnya.

PARADIGMA KEILMUAN KEISLAMAN Berbagai pandangan menyangkut model studi keislaman menjadi fokus diskusi pada seminar dan workshop. Abdul Aziz memaparkan paradigma studi Islam tidak hanya bertujuan mentranformasi ilmu pengetahuan tetapi juga menciptakan karakter dan mindset para mahasiswa yang diharapkan menjadi pembaharu (mujaddid) yang mampu mengatasi masalah umat Islam. Amin Abdullah menyajikan sebuah kerangka konseptual integratif-interkonektif dalam studi keislaman. Ada empat hubungan ilmu dan agama: Konflik, Independen, Dialog dan Integrasi.

MENGEMBANGKAN KEUNGGULAN IAIN SU Proyek pengembangan empat IAIN menekankan keunggulan masingmasing. IAIN SU pada Ekonomi Islam (EKI), IAIN Semarang pada Astronomi Islam, IAIN Palembang pada Peradaban Melayu, dan IAIN Mataram pada Studi Quran. Dalam pengembangan keunggulan IAIN SU, Amiur mengemukakan langkahlangkah yang akan ditempuh. Pertama, penguatan SDM. Kedua, penguatan jaringan kerjasama dengan lembaga pendidikan EKI terkemuka dalam dan luar negeri. Ketiga, penyediaan prasana dan fasilitas program studi. Keempat, pengembangan keilmuan dan kurikulum EKI. Dr. Makhlani optimis dengan kemajuan kajian EKI di IAIN, karenanya beliau membantu memperkuat jaringan IAIN SU dengan IRTI IDB yang memberi perhatian besar dalam pengembangan kajian dan riset EKI.

PERUBAHAN MENUJU UIN Azyumardi Azra memaparkan pengalamannya dalam transformasi IAIN Jakarta menjadi UIN. Menurutnya, kemajuan UIN saat ini ternyata ‘Beyond Imagination’, melebihi perkembangan perguruan tinggi umum. Kebesaran UIN Jakarta memang karena posisinya ada di

(Romi Aswandi Sinaga dan Haqqy Luthfita)

Edisi 31 Akhir Tahun 2012


OPINI DOSEN

pejuang penyebaran keislaman dengan mengorbankan harta dan waktunya. Di akhir hayatnya, Rasul sangat sedih sebab kehilangan sosok Siti Khadijah, istri yang sempurna mendampinginya.

Oleh Muhammad Syukri Albani Nasution*

Sahabat bertanya: Siapakah orang yang paling berhak mendapatkan cinta kasih dari diriku? Jawab Rasul : ibumu, lalu siapa lagi, ibumu, lalu siapa lagi ibumu, lalu siapa lagi , bapakmu. (Hadis Nabi) alam Islam, ketika membicarakan masalah perempuan dan perjalanan serta statusnya dalam kehidupan ini, maka tidak akan pernah terlepas dari ungkapan Alquran dalam Surat anNisa’ ayat 34 yang menjelaskan, “Kaum laki-laki adalah pemimpin bagi kaum wanita, karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (pria) atas sebagian yang lain (wanita)�. Ayat ini selanjutnya sering diasumsikan sebagai kekuatan pria yang mutlak terhadap wanita, nilai kepatuhan dan ketaatan wanita terhadap pria, memberi kesan akan ketidakberdayaan wanita memikul beban dan tanggung jawab kehidupan. Saat ini sosok wanita sudah menjadi bagian yang setara dengan pria dalam hal peran dan tanggung jawab, kepemimpinan, kemandirian serta keuletan dalam bekerja. Oleh karenanya bagi kaum perempuan haruslah menjadi sosok wanita ideal. Banyak sosok wanita yang sudah mengawali pembuktian tersebut dan menjadi ikon bagi wanita selanjutnya untuk bisa seperti mereka. Siti Khadijah, istri Rasulullah SAW, adalah sosok wanita yang tetap mengerti kodratnya dengan melayani Rasul sebagai suaminya, sebagai

Menjadi Sosok Wanita Ideal Wanita ideal adalah sosok yang sangat diidam-idamkan pria. Sosok yang diharapkan menjadi pendamping hidup bukan sebagai pelengkap beban, namun sebagai peringan beban. Ada beberapa harapan dan kriteria untuk menjadi wanita ideal yang juga sesuai dengan bunyi hadis Nabi, “Wanita dinikahi karena 4 hal , karena hartanya, nasabnya, kecantikan dan agamanya ( H.R. Muslim ), yaitu : 1. Wanita yang berpendidikan Salah satu yang membedakan seseorang dengan orang lainnya adalah ilmu yang dimilikinya. Wanita yang menjadi sosok ideal adalah wanita yang tidak mau tertinggal dengan kemajuan keilmuan, wanita yang selalu haus dengan nuansa keilmuan sehingga tidak memberikan celah perbedaan antara pria dan wanita. Dengan ilmu dan pendidikan akan meningkatkan kualitas kewibawaan yang akhirnya menghilangkan kesan rendah dan sebelah mata terhadap sosok wanita. 2. Wanita yang memiliki keluarga serta kepribadian yang terhormat Wanita yang berasal dari keluarga yang menjaga kehormatan serta kewibawaan keluarganya adalah bagian dari wanita yang memiliki keluarga yang terhormat. Wanita yang memiliki kepribadian yang terhormat juga akan menjadi salah satu tolok ukur untuk menjadi sosok wanita ideal. Wanita yang jika ditanya tetangga tentang kepribadiannya maka tidak akan ada

Edisi 31 Akhir Tahun 2012

kata yang terungkap kecuali pujian sikap, tingkah laku, serta kepribadian yang baik. 3. Wanita yang cantik lahir batin Sosok wanita yang ideal juga tercermin dengan kecantikan yang terpancar padanya. Tidak selamanya kecantikan wajah mencerminkan kecantikan diri yang sesungguhnya, sebab wanita yang benar-benar cantik adalah wanita yang mampu mencerminkan kecantikannya secara lahir maupun batin. 4. Wanita yang taat beragama Sosok wanita yang paling ideal adalah ketika ia mampu membahasakan tubuhnya dengan bahasa agama dan kepribadian yang beragama. Wanita yang telah dibalut dengan nuansa keislaman akan menjadi balutan penyempurna di antara kriteria wanita ideal lainnya. Ibarat sepotong kue yang dijual. Jika kue itu tidak diberi bungkus maka akan banyaklah serangga yang mencicipinya, akan basilah kue tersebut sebab masuk angin dan sebagainya. Tapi jika tetap pada bungkusannya, maka terjagalah kue tersebut. WANITA DAN HARAPAN Saat ini tidak ada lagi pembatasan secara khusus tentang tingkatan antara pria dan wanita. Wanita harus mampu membuktikan pernyataanpernyataan yang seolah meletakkan posisinya terbelakang. Bukan masanya lagi membicarakan masalah tersebut. Wanita ideal prinsipnya mampu mengakses kodratnya sebagai wanita yang dipimpin oleh seorang pria serta ibu dari anak-anak yang dilahirkannya. Keberadaan wanita bukan hanya sekedar pelengkap pria. Namun lebih dari itu, wanita menjadi bagian yang berkontribusi aktif bagi pemberdayaan umat secara nyata, baik dalam bidang sosial kemasyarakatan dan tentunya untuk agama Islam secara kaffah. Amin. *Penulis adalah Dosen Fakultas Syariah IAIN SU dan Penulis Buku Heart Book Series

17


OPINI MAHASISWA

Oleh Rahmah Nurfitriani*

ahasa merupakan konektor multidimensi dalam berkomunikasi. Jati diri bangsa tercermin dari bahasa yang digunakannya. Jenis bahasa di dunia ini beraneka ragam. Mulai dari bahasa suku, bahasa bangsa bahkan bahasa dunia atau lebih dikenal dengan istilah bahasa internasional. Salah satu negara yang memiliki keanekaragaman bahasa daerah di samping bahasa nasionalnya adalah Indonesia. Keanekaragaman bahasa daerah di Indonesia merupakan simbol kekayaan budaya dengan potensi unik yang tidak ditemukan di negara lain. Dari 33 provinsi di Indonesia, telah berkembang sekitar 700 bahasa daerah. Sungguh hal yang menakjubkan sehingga warga Indonesia patut bersyukur dengan cara menjaganya dari kepunahan. Fenomena yang ada dalam dinamika kehidupan sekarang ini seakan memberi sinyal kepada kita untuk lebih serius memperhatikan kelestarian bahasa daerah. Hal ini dapat dilihat dari berkurangnya peminat bahasa daerah, khususnya di kalangan generasi muda. Sebagai gambaran umum yang telah diteliti oleh penulis sendiri, telah didapatkan data dari sepuluh remaja bersuku Jawa, hanya empat diantaranya yang dapat

18

berbicara menggunakan bahasa Jawa. Sungguh miris melihat fakta yang ada, remaja yang dianggap sebagai pemegang tonggak masa depan seakan tidak mampu mewariskan budaya bahasa daerahnya. Kaum remaja lebih cenderung tertarik untuk bisa berbahasa asing, seperti bahasa Inggris, Arab, Jepang, dan Korea. Hal tersebut lebih membanggakan mereka karena dikenal keren bisa berbahasa asing di kalangan teman-temannya. Bahasa daerah juga terlihat semakin ditindas oleh kemajuan zaman. Kuatnya arus globalisasi menuntut warga di dunia untuk mampu berbahasa Inggris, sebagai sarana berinteraksi di dunia internasional. Dari tujuan tersebut, sejak mengenyam pendidikan di SD atau bahkan di TK, generasi bangsa wajib belajar bahasa Inggris karena merupakan mata pelajaran wajib bahkan diikutsertakan dalam Ujian Nasional. Sejak kecil generasi bangsa telah dijejali pendidikan bahasa asing, diperparah lagi dengan minimnya pembiasaan bahasa daerah di lingkungan keluarga. Orang tua modern berharap agar anaknya berbicara bahasa Inggris atau bahasa Arab di lingkungan keluarga sebagai bukti penerapan atas keberhasilan

belajar anak di sekolahnya. Maraknya bahasa gaul di kalangan artis juga menjadi konsumsi terbaik menurut kalangan remaja. Remaja yang masih memiliki jiwa labil sangat mudah menjadi konsumer bahasa, sehingga memang pantas jika label masyarakat konsumtif pun sulit dihapuskan dari kepribadian bangsa Indonesia. Keluwesan bahasa gaul semakin menyerang posisi pokok bahasa daerah di jiwa generasi muda. Mereka yang tidak menggunakan bahasa gaul akan merasa tersingkir dan dianggap kampungan, cupu atau bahkan kurang trendi. Berbagai fakta ini menjadi cermin bagi kita untuk merenungkan nasib bahasa daerah yang semakin memudar. Jika kepudaran bahasa daerah tidak dihiraukan, maka perlahan ia akan punah. Dan jika kepunahan melanda, maka bahasa daerah pun akan menempah gelar almarhum. Sehingga kita akan kehilangan karismatik dan jati diri sebagai bangsa yang kaya akan keanekaragaman budaya. Melihat fenomena yang ada, hendaklah kita membiasakan diri menggunakan bahasa daerah, menanamkan rasa bangga dan percaya diri menggunakan bahasa daerah dan yang paling penting mencintai bahasa daerah kita. Selain itu, kepada pemerintah agar lebih menegaskan kembali Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 40 Tahun 2007 tentang Pelestarian, Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Nasional dan Bahasa Daerah, baik itu dengan cara membuat kebijakan di dunia pendidikan, misalnya menetapkan mata pelajaran bahasa daerah ataupun penegasan penggunaan bahasa di daerah dalam kehidupan sehari-hari tanpa mengenyampingkan bahasa nasional kita. *Penulis adalah Mahasiswi Fakultas Tarbiyah Jurusan PGMI Semester V

Edisi 31 Akhir Tahun 2012


ARTIKEL MAHASISWA

Oleh Qoriza Saumiddin Lubis*

anusia merupakan zoon politicon. Dimana manusia selalu berkumpul dan menyampaikan pendapatnya satu sama lain, tentunya secara demokrasi. Demokrasi berarti setiap manusia bebas memberikan pendapat ataupun menerima pendapat secara lugas dan beretika. Tapi apakah setiap manusia dapat memberikan pendapat secara lugas dan beretika? Jawabannya, belum tentu. Maka di sinilah peran lingkungan kampus agar dapat menjadi tempat pembelajaran yang ideal sehingga para mahasiswa dapat menjadi manusia-manusia yang kritis dan lugas, tetapi elegan dan beretika dalam menyampaikan aspirasinya. Rektorat yang memimpin institusi pendidikan dan mahasiswa berada dalam naungan institusi pendidikan ini. Dalam hal ini, rektorat diharapkan pula mampu memandang mahasiswa sebagai insan akademis yang dewasa, dimana ia bebas berpikir dan berpendapat dalam rangka keterlibatannya untuk menyukseskan tujuan pendidikan di institusi pendidikan. Proses komunikasi yang tepat untuk membangun kerjasama yang tepat antara rektorat dan mahasiswa harus mampu

M

diformulasikan dengan baik agar tumbuh kepercayaan antara mahasiswa dan rektorat sehingga pencapaian menuju center of exellent islamic university dapat terwujud. Usaha awal tentunya berasal dari mahasiswa, dimana mahasiswa diharapkan mampu menahan ego dan mempunyai kualitas individu yang baik. Hal ini biasa dikaitkan dengan kecerdasan, intelektualitas, kreatifitas, moralitas, idealis, serta santun ketika berbicara dengan yang lebih tua. Diiringi kajian dan data yang valid sehingga kebenaran ilmiah bisa kita perjuangkan. Juga perlu dibangun adanya kepercayaan satu sama lain bahwa mahasiswa akan berjuang dan memberikan yang terbaik untuk kemajuan institusi pendidikan. Pada tahap lebih lanjut mahasiswa juga harus bisa menaikkan bargain position di mata rektorat dengan kerja nyata dan tekanan yang bisa diberikan kepada rektorat oleh mahasiswa. Dengan adanya daya tawar yang cukup dari mahasiswa diharapkan rektorat bisa lebih melihat mahasiswa secara dewasa dan mahasiswa juga memiliki kemampuan untuk menekan rektorat dengan proporsional. Mahasiswa tidak boleh merasa ‘dibawah ketiak’ rektorat dalam aktifitasnya, mahasiswa harus mampu memainkan opini dan menekan kebijakan dari rektorat yang tidak sesuai serta mengusulkan kebijakan yang dibutuhkan oleh mahasiswa. Pihak eksekutif mahasiswa tidak boleh “dekat� dengan rektorat secara pribadi saja, akan tetapi

Edisi 31 Akhir Tahun 2012

juga dituntut untuk mendekatkan mahasiswa pula kepada rektorat. Jangan sampai terjadi tidak adanya transparansi, prasangka buruk serta adanya ketidakadilan dalam setiap kebijakan. Jika mahasiswa dapat menahan egonya untuk bisa berkomunikasi dengan baik kepada rektorat, maka diharapkan pula rektorat mampu menjemput bola kepada mahasiswa dengan usaha-usaha yang sederhana, yakni diskusi terbuka dengan mahasiswa, memberikan pemahaman sebelum suatu kebijakan diambil, dan keberadaan fisik rektorat di tengah-tengah mahasiswa. Bagaimana pun rektorat adalah pemimpin institusi yang mana mahasiswa juga ada didalamnya. Sehingga menjadi pemimpin yang dicintai oleh rakyatnya. Mahasiswa dan rektorat harus bersinergi untuk saling mendukung satu sama lain dengan berlandaskan apresiasi dan penghormatan terhadap kedewasaan sebagai insan akademis. Mahasiswa tidak boleh merasa lebih baik, akan tetapi tidak perlu selalu menurut. Serta rektorat diharapkan mampu transparan dan rasional terhadap kebijakan yang ada. Mahasiswa tentu sangat berharap bisa menjadi partner yang proporsional dalam mewujudkan center of exellent islamic university. *Penulis adalah Bendahara Dewan Mahasiswa Fakultas Dakwah IAIN SU

19


ARTIKEL DOSEN

Masih Pantaskah Mahasiswa Disebut Calon Cendekiawan? Oleh Cahaya Permata, S.H.I, M.H*

C

endekiawan dalam KBBI adalah orang cerdik pandai; orang yang memiliki intelektualitas; orang yang memiliki sikap hidup yang terus-menerus meningkatkan kemampuan berpikirnya untuk dapat mengetahui atau memahami sesuatu. Mahasiswa adalah kandidat terkuat untuk disebut sebagai cendekiawan. Karena mahasiswa menempati perguruan tinggi yang merupakan tempat melatih dan mendidik calon sarjana yang ahli dalam suatu disiplin ilmu. Kehidupan mahasiswa berada pada tiga siklus alam kehidupan, yaitu kepemudaan, kependidikan, dan keilmuan. Alam kehidupan kepemudaan tentang proses kehidupan tidak saja dibatasi oleh waktu, usia, tetapi juga mencerminkan puncak dinamika dalam semangat perjuangannya. Nuansa tersebut mengandung sifatsifat seperti kepeloporan, keberanian, siap mengambil risiko, kritis, progresif, dan dinamis. Alam kehidupan kependidikan adalah proses nyata dan utama dalam kehidupan kemahasiswaan. Tidak dapat dibayangkan jika tidak ada proses pendidikan. Pendidikan berarti suatu proses kehadiran yang mempersiapkan manusia hari ini menjadi lebih baik pada hari esok. Alam kehidupan keilmuan adalah wujud budaya yang tumbuh dan berkembang sebagai hasil dari usaha pendidikan. Pendidikan tidak

20

semata sebagai sistem persekolahan tetapi merupakan segala proses kegiatan berpikir, berpengetahuan, berpotensi akal dan hati manusia dalam upaya mencari, menemukan, dan mewujudkan nilai-nilai kebenaran ke dalam kehidupan mahasiswa yang masih berada dalam proses pengembangan diri. Jika ketiga siklus tersebut berhasil dilewati dengan baik maka tidak ada keraguan apakah mahasiswa benarbenar pemimpin masa depan, sarjana yang berkualitas dan cendekiawan. Tapi sejenak lihat apa yang dilakukan oleh mahasiswa sekarang. Kebiasaan berdiskusi, seminar, debat publik masih dilakukan oleh mahasiswa tetapi hanya beberapa yang hadir karena ingin meningkatkan pemahaman dan ilmu pengetahuan, sisanya datang karena sertifikat. Alasan dalam hal membeli buku, mulai dari dipaksa dosen, membeli karena sesuai dengan mata kuliah dan membeli karena sadar bahwa buku adalah kebutuhan pokok mahasiswa. Belum lagi pertanyaan tentang membaca buku. Jangankan membaca buku yang lain, buku untuk materi yang didiskusikan pada hari itu juga tidak dibaca. Bahkan ada mahasiswa yang tidak tahu apa materi yang akan didiskusikan pada hari tersebut, meski silabus sudah diberikan. Gerakan menulis, tentu mahasiswa pasti melakukannya, karena ada tugas makalah dari dosen. Tetapi tugas yang biasanya dikerjakan kelompok, seringkali hanya dikerjakan

oleh satu orang, sisanya “nebeng” nama. Kalau mendapat tugas individu, daripada pusing, bisa copy-paste dari teman, buku dan internet. Bahkan, hasil tulisan copy-paste dari internet itu diserahkan dalam kondisi tidak diedit. Berdiskusi, membaca dan menulis adalah kegiatan yang tidak bisa dilepaskan dari mahasiswa. Semua kenyataan itu dapat dilihat dalam kehidupan mahasiswa dikampus dan memberikan gambaran bahwa betapa jauhnya mahasiswa dari kehidupan yang seharusnya dijalani. Hal itu juga memperlihatkan betapa rendahnya kesadaran akan tanggung jawab moral sebagai mahasiswa, yang tidak hanya bertanggungjawab pada diri sendiri tetapi juga masyarakat. Maka pertanyaan “Apakah mahasiswa sekarang masih pantas disebut calon cendekiawan?”, tidak bisa dijawab dengan menggeneralisir keadaan. Sebab, masih ada mahasiswa yang peduli dengan kehidupan masyarakat, mau mengkritik pemerintah, idealis, bergumul dengan buku, berdiskusi dan menulis. Tetapi persentasenya jauh lebih kecil. Terakhir tanyalah pada diri masing-masing “Apakah kita pantas disebut calon pemimpin, sarjana dan cendekiawan?”. *Penulis adalah Dosen Fakultas Syariah IAIN SU

Edisi 31 Akhir Tahun 2012


sEMANGAT senja

LANSKAP

ekerja dengan tujuan mencari nafkah secara halal tidak terbatas bagi siapapun, contohnya seorang kakek berumur 71 tahun, Suhadi yang tetap semangat dalam menjalani aktifitasnya bekerja sebagai penjual rokok keliling di Pajak Brayan. Kegigihan dan kemauan yang membuatnya tetap semangat dan tidak pernah mengeluh walaupun umur sudah tidak semestinya untuk bekerja seperti ini, namun inilah sebuah kehidupan. Fotografer: Murpi Lubis dan Nasrullah

Edisi 31 Akhir Tahun 2012

21


PELESIR

Fotografer: Nasrullah agi anak muda Medan yang suka pelesir, jangan bilang suka pelesiran kalau belum pernah mencicipi sensasi destinasi wisata yang pamornya akhir-akhir ini sedang naik daun. Beragam keunikan wisata laut tersuguh di sana. Meski kerap dikatakan angker, pulau ini tetap menawan. Berlagak Keren di Pulau Berhala Perjalanan menuju ke sana cukup memacu adrenalin kawula muda seperti kami. Bagaimana kok bisa memacu adrenalin? Lihat saja peta navigasi, kita dapat melihat Pulau Berhala berada di titik ekstrem zona terluar Sumatera tepat di tengah Selat Malaka. Hal ini lah yang membuat sebagian pelancong akan merasa keren jika berada di sana. Ditambah lagi Pulau Berhala masih berada di Kecamatan Tanjung Beringin, Kabupaten Serdang Bedagai, sebagai orang Sumatera Utara, kita jadi merasa beruntung karena Sergai punya objek wisata tidak kalah dengan Belitung. Untuk mencapai Berhala, kami menempuh perjalanan darat dan laut. Perjalanan darat dari Medan ke Simpang Bedagai memakan waktu

22

2 jam. Tidak jauh dari Simpang Bedagai, angkot kami masuk lagi ke perkampungan nelayan. Jangan heran, jika tiba di pelabuhan yang terlihat hanya kapal kayu nelayan yang biasa dipakai melaut untuk mencari ikan. Kapal inilah yang akan mengantar sampai di Pulau Berhala dikarenakan belum ada angkutan khusus ke sana. Kapal nelayan punya muatan 30 orang dalam sekali jalan. Karena perjalanan jauh dan memakan waktu 4,5 jam. Kapal tidak akan pergi jika tidak menyampai kuota penumpang, kecuali kita sewa khusus untuk rombongan. Lumayan ciut juga melihat perjalanan hanya ditemani kapal nelayan, tapi ternyata laut bersahabat dengan angkutan ini. Akhirnya kami menginjak pasir putih Berhala saat hampir petang. Begitu melangkahkan kaki ke dermaga, ada gapura Selamat Datang. Tak segan seluruh anggota rombongan langsung berlari ke arah gapura sambil bergaya dan mengatakan“cheeesss� di depan kamera sebagai bukti pernah berlibur di pulau ini. Selesai berfoto, kami pun diberi sambutan hangat oleh beberapa marinir yang memang ditugaskan

memandu setiap pelancong yang datang. Dimulai dari ucapan selamat datang sampai dengan aturan-aturan menggunakan fasilitas yang ada di Pulau Berhala. Maklum, Pulau Berhala hanya dihuni dan dijaga oleh TNI, Maritim serta Petugas Navigasi. Jadi, mereka sangat bertanggung jawab terhadap kenyamanan dan keselamatan pelancong. Pulau Berhala memang memiliki keeksotisan melalui pasir putih dan batu-batu besarnya. Tak sedikit pelancong yang menjadikan Pulau Berhala sebagai lokasi pengambilan gambar. Di bibir pantainya pun pelancong bisa menggunakan pelampung dan kaca mata air (snorkeling) untuk melihat keindahan biota lautnya. Karena sebagian besar dari rombongan kami memiliki hasrat yang tinggi untuk bermain air, begitu mendapat kamar untuk meletakkan barang-barang, bibir pantai pun langsung menjadi fokus utama kami. Bibir pantai seketika dirubungi orang-orang dari rombongan kami. Ingin tahu bagaimana rasanya melihat pemandangan biota laut, kami celupkan sesekali kepala ke arus yang lumayan tenang, mata kami melotot kesana-kemari mencari ikan-ikan

Edisi 31 Akhir Tahun 2012


karang di balik koral sambil menahan napas. Ajaibnya koral dan ikan-ikan kecil lainnya mampu mengalihkan salah satu dari kami yang awalnya takut nyebur jadi ketagihan. Saat itu Pulau Berhala sedang dikunjungi 190 pelancong. Jumlah yang lumayan padat. Pulau ini memang belum dilengkapi fasilitas wisata, namun pelancong dapat menyewa barak marinir sebagai tempat istirahat. Biasanya kedatangan setiap pelancong telah diketahui marinir setempat sebelumnya, agar semuanya mendapat jatah ruangan, kalau tidak terpaksa harus tidur di pantai. Untungnya kedatangan kami terdata, kami dapat jatah dua kamar. Keduanya diisi kaum hawa. Maklum jumlah wanita lebih dominan ketimbang pria. Sedangkan untuk pria-prianya tidur berselimutkan langit malam Berhala. Sekedar foto dan snorkeling saja tidak cukup, malamnya kami ditawari untuk melihat penyu bertelur. “Pukul 12 malam ke atas biasanya penyupenyu naik ke pantai untuk bertelur�, kata Darma, salah seorang marinir. Tapi sayang sekali selang beberapa menit sebelum sampai di lokasi, Darma bilang penyunya sudah pergi lagi karena tadi sudah terganggu dengan kedatangan pelancong lain yang berfoto-foto. Jadinya kami hanya melihat bekas galian telur penyu. Tapi kata Darma kami masih bisa lihat tukik (anak penyu) di dapur umum marinir yang tersisa. Aktivitas ini menutup petualangan kami di hari pertama ini. Atraksi-Atraksi Menakjubkan Langit gelap kian menjingga. Suara burung-burung membangunkan kami. Dengan wajah-wajah kusut, kami melangkahkan kaki menuju dermaga. Di ujung dermaga, banyak nelayan sedang sibuk dengan aktivitas masing-masing di atas kapal mereka. Dan aktivitas yang paling menarik perhatian kami adalah memancing. Nelayan-nelayan yang kapalnya kami sewa ini, memancing tanpa

menggunakan joran, hanya benang dan kail yang disangkuti umpan udang atau cumi potong. Sebelum ritual memancing dilakukan, Edi, seorang nelayan menaburi nasi di laut supaya ikan-ikan berkumpul di satu titik. Lalu, kail siap dilemparkan ke dalam laut yang sudah dirubungi ikan-ikan karang. Ikan pertama yang berhasil diangkat ke atas adalah Kerapu. Kata Edi, ikan yang secara fisik meyeramkan ini memiliki cita rasa yang enak, tak jarang restoran-restoran ternama menjadikannya menu andalan. Yang kedua, ikan Sirip-sirip. Ikan ini bertubuh lebar menyerupai ikan Bawal, dengan warna kebiru-biruan. Edi kembali memancing, dan berhasil mengangkat ikan Dayan, ikan berwarna biru tua, yang bagian kepalanya dipenuhi garis-garis jingga. Kata Edi, “Malaysia ngambil Pulau Datuk karena Ikan Dayan ini.� Pulau Datuk adalah pulau terluar Indonesia yang berada di Selat Malaka. Kondisi pulau tersebut juga memiliki kekayaan alam yang sama dengan Pulau Berhala. Selesai bermancing ria, sebagian anggota kelompok kami memilih menapaki 777 anak tangga menuju Menara Navigasi. Panorama Pulau Berhala, Sokong Nenek, dan Sokong Simbah yang dikelilingi birunya air laut semakin indah dilihat dari atas menara tersebut. Sedangkan kami, snorkeling lagi. Kami bersama menyisiri pantai yang dipenuhi koral-koral indah. Kami dibuat takjub lagi oleh keindahan bawah laut Pulau Berhala. Teripang cukup banyak ditemukan di Berhala. Beberapa negara, salah satunya Korea Selatan, sudah memanfaatkan teripang sebagai sumber protein. Meskipun beberapa wilayah di Indonesia sudah mengelola teripang, tapi sepertinya belum gencar dilakukan di Pulau Sumatera. Biota laut lainnya yang kami temukan adalah buluh babi. Hati-hati, hewan berbentuk bola hitam berduri ini mengandung bisa diujung durinya. Penasaran dengan buluh babi, kami

Edisi 31 Akhir Tahun 2012

mencoba menariknya keluar dari selasela koral. Sayangnya, ini tak berhasil, hanya duri-duri buluh babi yang menancap di lengan kami. Kami semakin menjauhi bibir pantai, koral-koralnya semakin beragam. Seperti bunga yang hidup di dalam air. Tiba-tiba sekawanan ikan yang berukuran cukup besar melewati kami, sebuah atraksi yang menakjubkan. Ditambah satu suguhan lagi, ikan-ikan kecil warna-warni yang malu-malu bersembunyi di sela-sela karang. Ternyata arus air semakin deras di pagi menjelang siang ini. Darma mengingatkan kami untuk selalu waspada. Sesekali kami terbawa arus air laut, kami berpegangan erat dengan koral. Walhasil beberapa koral rusak. Sadar perbuatan ini salah dan resiko hanyut cukup besar, kami menyudahi aktivitas ini. Belum puas bermain di pantai, kami menyewa perahu karet marinir untuk mengelilingi pulau yang luasnya 2,6 ha itu. Sensasi ber-banana boat belum seberapa ketimbang naik perahu karet. Ombak-ombak laut mengguncang-guncang tubuh kami. Kami semakin erat memegang tali agar tidak kecebur di laut. Teriakan-teriakan kencang pun membahana. Benar-benar seru. Petualangan mengarungi laut kembali mengacu adrenalin kami. Ditemani ombak yang menggoyangkan kapal, Edi mengajak kami untuk membakar ikan Koti, yang masih sejenis Pari dengan ukurun mungil dan merebus kepiting laut. Mmm...Lezat. Saat menyantap sea food, sekawanan ubur-ubur menari-nari di permukaan laut. Bagai beratraksi mengantar kepulangan kami di tengah laut. Lalu, kami menolehkan pandangan ke belakang, Pulau Berhala tinggal siluet. (Haqqy Luthfita dan Romi Aswandi Sinaga)

23


BINGKAI

asrulla

fer: N Fotogra h

Fotogra

fer: Murp

i Lubis

Persma) swa (Pena si a atul h a M di Shafiyy l Pers n Nasiona 12 setelah workshop a h ti la e P SU 20 Peserta amika IAIN LPM Din 4/11) (2 Amaliyyah

LPM Din amika IA IN SU a Ekspedis da i Pulau B erhala (2 kan 9/9)

namika IAIN

Dok. LPM Di SU

Kr u LPM Dinamika IAIN SU Ikuti Workshop Jurnalistik Dewan Pers Na sional (15/10)

Dok. LPM Dinam

ika IAIN SU

IN SU dengan LPM a LPM Dinamika IA tar an i ns ete mp Ko Studi (15/11) a di Denpasar, Bali Universitas Udayan

24

Akademika

Edisi 31 Akhir Tahun 2012


BE SMART

B

erawal dari motto hidupnya “hamasah” yang berarti semangat. Bayu Nugroho, mahasiswa semester IX, Jurusan Akuntansi dan Keuangan Syariah ini telah melakonkan banyak peran di dunia kemahasiswaannya. Baik itu sebagai aktivis, motivator bahkan entrepreneur. Untuk edisi kali ini, Dinamika berkesempatan mewawancarai

BIODATA PENGALAMAN ORGANISASI: - Ketua MPK MAN 1 Medan 2006 - Korbid Dakwah OSIS MAN 1 Medan 2007 - Angbid Kewirausahaan IKAMAN 1 Medan 2008 - Angbid Dakwah HMJ Ekonomi Islam 2009 - Presidium LDK Al-Izzah IAIN SU 2010 - Wapres DEMA IAIN SU 2011 - Ketum Pusat FKN Indonesia 2012 PENGALAMAN TRAINING: MOS Club | YSTC | BKPRMI | RZI | My Club IBH | ATMI | MASTER | LDK | MSQ | DLL PENGALAMAN BISNIS: • CEO Adeka Corporation • Manager Marketing Koperasi Syariah 368 • General Manager Maestro Entertainment • Executive Marketing CV. Harum Mania Group Faktanya, Bayu seorang yang: - Meracik parfum aromatherapi usahanya di rumah sendiri. - Salah satu dari 57 tokoh pembaharu versi Indonesian Young Islam Leader Awards. - Sudah menghasilkan dua album lagu nasyid. - Merahasiakan siapa nama murobbinya.

salah satu mahasiswa teraktif dan terproduktif di IAIN SU. Sosok ikhwan dengan senyuman lebar ini dibesarkan namanya dari berbagai aktivitas yang digelutinya. Diantaranya, bergabung dengan organisasi intra kampus yang berbasis keagamaan, membuat kelas motivasi, serta usaha kecil sampai besar di bawah naungan ADEKA Manajemen. Ia juga tidak ragu untuk unjuk kebolehan, berdakwah melalui lirik-lirik lagu yang dibawakan Maestro Nasyid. Yuk, simak wawancara singkat kami bersama pria berkacamata ini: Apa saja kesibukan akhi sekarang ini selain kuliah? Saat ini sedang membentuk Koperasi Syariah 368 di Jalan Darussalam. Dari internal kampus sendiri, amanah jabatan sudah berkurang. Dulu sempat di LDK dan DEMA. Di LDK sekarang saya sebagai Badan Pertimbangan Organisasi, memberikan nasehatnasehat, dan kalau di DEMA sebagai menteri. Kalau dari eksternal, lumayan banyak, salah satunya ADEKA Corporation. Sebenarnya, itu perusahaan yang saya dirikan bersama teman-teman. Apa yang membuat akhi berpikir untuk melakukan banyak kegiatan selain kuliah? Biar banyak menuai manfaat untuk diri sendiri dan orang lain, caranya perbanyak link, jaringan dan teman melalui silaturahmi. Apakah ada trik jitu membagi waktu dengan banyaknya kegiatan versi akhi? Gampang saja. Buat skala prioritas. Pertama kita list dulu agenda kita secara keseluruhan. Terus buat parameter urgensi masing-masing agenda. Kemudian urutkan dari

Edisi 31 Akhir Tahun 2012

yang paling penting sampai yang tidak penting. Ketika ada kegiatan yang sama, kita lihat lagi, kita lebih dibutuhkan dimana. Apa yang paling akhi prioritaskan? Prioritas saya adalah belajar dari mana saja untuk mencari ilmu agar sukses dunia akhirat. Apakah target yang belum terwujud dan ingin diwujudkan? Menikah di usia muda. Untuk karir biarlah berjalan dengan sendirinya dari apa yang ada sekarang. Siapa saja yang menjadi inspirasi dalam hidup akhi? Muhammad SAW, sang maestro peradaban, sang murobbi dakwah kalau ini namanya privacy. Allah itu murobbinya Muhammad, kalau saya ada tapi namanya hidden. Orang yang paling berpengaruh saat ini adalah orang tua dan murobbi tapi yang paling menentukan ya saya sendiri. Apa pesan akhi untuk mahasiswa? Tak ada manusia yang terlahir sempurna, namun jangan pernah letih untuk menjemput kesempurnaan itu dari Yang Maha Sempurna. (Haqqy Luthfita dan Endah Tri Setiari)

25


KOTA KITA

Generasi yang lahir di alam kemerdekaan tentu tidak banyak mengetahui penderitaan dan perjuangan yang dirasakan oleh nenek moyang mereka di masa penjajahan,” kata Drs. H. Muhammad TWH, salah seorang pasukan perang kemerdekaan ‘45 RI. Agar perjuangan itu dapat dirasakan oleh pemuda bangsa sekarang adalah dengan melestarikan bangunan sejarah. Di antaranya ada Gedung Juang ‘45 dan Gedung Fujidori. Nama Gedung Juang ‘45 dan Gedung Fujidori kurang akrab di telinga kita. Karena sekarang kita sedang disibukkan dengan teknologi canggih yang menuntut kita untuk mengikuti arus zaman. Kita harus mengimbangi tuntutan zaman dengan merambah ilmu di segala aspek, seperti sejarah. Berbicara soal sejarah, berikut sejarah Gedung Juang ‘45 yang akan dikupas oleh Drs. H. Muhammad TWH. Di masa penjajahan Belanda, Gedung Juang ‘45 adalah sebuah rumah panggung biasa dan belum banyak difungsikan. Kemudian di masa Jepang, rumah itu digunakan oleh masyarakat setempat, para pemuda berkumpul secara sembunyi-sembunyi untuk mengusung ide, menyatukan visi dan menyusun strategi kemerdekaan RI khususnya Kota Medan. Gedung itu akhirnya dihancurkan oleh pihak pengusaha pemilik bangunan tersebut, dengan alasan kondisi bangunan yang kurang terawat dan terkait finansial yang dikucurkan sangat sedikit. Agar gedung tersebut dibangun kembali oleh pemerintah, mereka menggencarkan aksi heroik secara kontiniu. Kesakralan dan kepentingan dalam rangka menggalang kekuatan mempersiapkan kemerdekaan adalah faktor utamanya. Achmad Tahrir merupakan tokoh yang sangat berperan dalam perjuangan ini.

26

Namun sayangnya peninggalan peninggalan bersejarah seperti peralatan perang, dan bahan-bahan lainnya dialihkan ke museum negeri, karena masih digerayangi ketakutan akan adanya penghancuran gedung kembali. Dulu gedung itu berada di Jalan Istana, yang sekarang berganti nama menjadi Jalan Pemuda. Gedung Fujidori juga menjadi sasaran titik kumpul para pemuda. Sekarang bangunan itu tak lagi bisa kita lihat, karena sudah dihancurkan dan dialihkan menjadi Hotel Dirgasurya. Begitu pula Gedung Juang ‘45 yang kondisinya tak sama dengan yang dulu. Gedung itu sekarang dialihfungsikan menjadi kantor dan dikelola oleh Dewan Harian Angkatan 45. Pemerintah juga membuka satu kantor lagi khusus untuk Legiun Veteran (laskar perang) yang dibentuk berdasarkan UU oleh Departemen Hankam. Mewariskan nilai-nilai perjuangan dengan mengadakan diskusi kepada pemuda, serta kegiatan-kegiatan yang sifatnya perjuangan merupakan aktivitas utama mereka. Sekarang sudah seharusnya pemerintah berperan dalam hal ini. Drs. H.

Muhammad TWH menuturkan, pemerintah memang memberi bantuan dana pembinaan baik personil maupun pemeliharaan gedung dari Pemda setempat (APBD), namun sifatnya mengusulkan ke DPR. Dan bergantung pada organisasinya dalam melakukan pendekatan kepada pemerintah agar gedung ini terus berfungsi. Terbukti bahwa selama ini Gedung Juang ‘45 selalu digunakan untuk berkumpul, lebih dari 400 murid yang diberi pengetahuan mengenai nilai-nilai kejuangan ‘45. “Kalau melihat dari masyarakatnya sendiri kurang merespon, karena bagi mereka yang hidup di zaman penjajahan dulu memang sudah ditakdirkan. Kalau harus berjuang ya berjuang walaupun harus mati.” Sebagai masyarakat yang hidup di zaman pasca kemerdekaan, kita patut menghargai nilai-nilai heroisme dengan memperdalam khazanah pengetahuan (sejarah). Karena diri kita juga bagian dari sejarah. (Dwi Novi Natalia dan Ayu Tifany)

Edisi 31 Akhir Tahun 2012


RESENSI

Judul buku : Komedi Putar Penerbit : AG Publishing Cetakan : Pertama, September 2012 Penulis : @Pokun _agp Halaman : 129 hal i kasir aku melihat Al-Qur’an yang persis dengan yang ada di tasku. Aku bertanya “Itu belanjaan siapa, Bah?,” kataku kepada abah. “Kita, abah beliin untuk Lulu, makin rajin ya baca Al-Qur’annya.” Aku lemas mendengar kata-kata abah. Selesai dari kasir aku langsung lari ke rak dan mengembalikan Al-Qur’an. Mengelus dada sambil berkata dalam hati, “Untung saja aku tidak jadi mencuri AlQur’an”. Itulah cuplikan salah satu kisah yang berjudul “Mencuri Al-Qur’an” yang ditulis oleh Haqqy Luthfita, mengisahkan tentang pengalaman penulis yang ingin menjadi seorang kolektor Al-Qur’an, sampai-sampai ia berniat mengambil Al-Qur’an yang unik ketika sedang ke toko buku bersama abahnya. Berpikir bahwa abahnya pasti tak mengizinkan untuk membeli Al-Qur’an lagi karena sudah banyak di rumah. Buku ini memotret hal-hal yang konyol, lugu, dan unik.

D

Pesan Moral di Balik Kisah-Kisah Inspiratif

Judul

: Jalan Menjadi Cangkir yang Indah Pengarang : Mahendra Sucipto Penerbit : Cakrawala Tahun Terbit : 2012 Cetakan : Pertama, 2012 Tebal : 108 halaman

S

ukses merupakan impian setiap orang. Kebanyakan orang mengatakan bahwa sukses adalah mendapatkan yang kita inginkan. Segala cara akan dilakukan untuk sukses, mulai dari mengikuti training hingga membaca bukubuku motivasi. Berbicara mengenai buku motivasi, seorang penulis kelahiran Jakarta, Mahendra Sucipto telah berhasil meluncurkan sebuah buku motivasi yang menggugah jiwa yaitu Jalan Menjadi Cangkir yang Indah. Dalam buku ini, kamu akan mendapatkan energi yang akan membangkitkan kekuatan positif dalam diri kamu. Jalan Menjadi Cangkir yang Indah adalah buku sederhana yang berisi kisah-kisah inspiratif yang dibagi menjadi beberapa bagian berdasarkan tema-tema khusus, disertai

34 ragam kisah gokil ditulis dengan gaya mengalir akan membuat kita semakin menikmati satu persatu cerita di buku ini. Kepiawaian para penulis mengekspresikan momen gokil baik rekaan maupun kisah nyata yang pernah dialaminya, membuat kamu manggut-manggut, geleng-geleng kepala dan tergelak ketika membacanya. Isi buku ini juga menghantarkan 2 tema yang berbeda, bukan hanya seputar Komedi Putar tetapi juga memiliki cerita yang menghantarkan kita kepada kisah humor lain yang bertema Kisah Percintaan Kuntilanak dengan Pocong. Mindset bahwa dunia pocong dan kunti selama ini terasa seram, mencekam dan menakutkan akan terasa beda ketika membaca buku ini. Kamu tidak akan merasa takut, justru kamu akan tertawa dengan ramuan cerita pendek nan lucu yang ditulis oleh para penulis. Walaupun ada kesalahan EYD dan ketidakefektifan bahasa maupun kosakata, namun buku ini tetap menarik untuk dibaca sebagai penawar humor bagi yang sedang galau. (Nazlah Khairina) kata-kata bijak orang-orang sukses dan pesan moral yang berisi kalimat-kalimat penggugah jiwa. Selain itu, desain sampulnya yang menarik dengan balutan warna-warna lembut yang menyejukkan mata menambah nilai plus dari buku ini. “Lihat cangkir itu,” kata si nenek kepada suaminya. “Kau benar, inilah cangkir terindah yang pernah aku lihat,” ujar si kakek. Sepenggal kutipan di atas merupakan salah satu kisah yang paling menarik dalam buku ini, judulnya adalah ‘Cangkir yang Indah’. Awalnya cangkir ini adalah seonggok tanah liat yang tidak berguna. Setelah mengalami proses tempaan dan rasa sakit, akhirnya ia berhasil menjadi cangkir yang indah dan dikagumi. Sayangnya, ornamen background yang terdapat dalam tiap lembaran isi kurang jelas sehingga terkesan kusam. Sahabat, dari berbagai kisah dalam buku ini sebenarnya secara tidak langsung penulis ingin menyampaikan kepada kita bahwa apapun masalah yang kita hadapi, sebesar dan seberat apapun itu yang kita butuhkan adalah menyadari bahwa segala penderitaan dan air mata tersebut merupakan cara Tuhan untuk membentuk kita agar menjadi pribadi yang kuat dan indah dalam kehidupan ini. Selamat membaca dan temukan kisah-kisah inspiratif yang dapat menggugah jiwamu. (Rohani)

Edisi 31 Akhir Tahun 2012

27


DELICIOUS

Gurih, lembut dan pastinya kata yang akan keluar setelah menikmati menu yang satu ini adalah maknyusss. Bagaimana tidak, aromanya yang menggugah selera, tampilannya yang unik dan bergaya masakan internasional ditambah rasanya yang lezat, dijamin membuat para penikmat Tahu Jepang ini akan mau dan mau lagi untuk berkunjung mencari si Tahu Jepang. Kita sudah sangat familiar dengan makanan yang bernama ‘tahu’. Ya, pasalnya makanan yang berbahan dasar kacang kedelai yang penuh dengan gizi dan kaya protein ini sangat mudah ditemukan di pasar. Bahkan kita dapat dengan mudah membelinya di warung dekat rumah, harganya pun sangat terjangkau. Nah, ternyata ada yang beda dengan makanan berbahan dasar tahu yang disajikan oleh Istana Hot Plate & Sea Food kali ini. Menu yang diberi nama Tahu Jepang ini membawa ketertarikan tersendiri bagi para pengunjungnya. “Kami memang sengaja menyebutnya Tahu Jepang, biar sedikit aneh, unik, dan konsumennya juga penasaran untuk segera mencicipinya,” jelas Daniel, selaku pemilik usaha sekaligus yang menjalankan usaha tersebut. Tahu yang disajikan Istana Hot Plate & Sea Food ini merupakan tofu yang menyerupai tahu, hanya saja bahan dasarnya didominasi oleh telur dan sedikit kedelai. Bentuknya bulat panjang dan sangat kenyal. Bicara soal rasa, menu yang satu ini akan membuat penikmatnya bisa-bisa ketagihan. “Konsumen bisa request masalah rasa, pedas atau manis, dan kami akan memberikannya sesuai selera konsumen,” ujar Daniel. Tahu yang disiram dengan saus pedas manis yang kental ini akan menimbulkan cita rasa tersendiri ketika sampai di lidah. Cara memasaknya, terlebih dahulu tahu dipotong menjadi beberapa bagian lalu digoreng ke dalam minyak panas yang berkisar 120° C. Kuahnya terbuat dari campuran saus tomat,

28

potongan bawang bombay, daging cincang dan bawang goreng. Daun bawang mempercantik tampilan menu dengan taburannya di atas saus dan disajikan dengan hot plate. Hmm... dari aromanya saja sudah menggiurkan. Selain itu, menu ini juga sangat pas jika disandingkan dengan nasi panas. Menikmati hidangan ini ketika masih panas atau hangat akan menambah kelezatannya. Oleh sebab itulah, Tahu Jepang menjadi salah satu menu andalan Istana Hot Plate & Sea Food. Selain Tahu Jepang, usaha yang berdiri sejak 30 September 2011 oleh Daniel dan Sandi ini memiliki 34 menu masakan, seperti Nasi Goreng Kare, Ayam Penyet, Rolade Ayam, Beef Steak, Nasi Sapi Lada Hitam dan menu lainnya yang mempunyai cita rasa khas yang berbeda-beda. Harga yang ditawarkan pun sangat terjangkau. Terutama bagi para mahasiswa dan anak sekolah serta masyarakat umum usia 30 tahun ke bawah yang memang menjadi target usaha, yakni berkisar antara Rp 10.000 sampai Rp 15.000. Usaha yang mendapat ide dari pengalaman sang pemilik ketika bekerja di salah satu restoran di Medan ini juga berniat menambah lagi menunya di awal tahun nanti. Mereka juga menyuguhi minuman segar gratis untuk pembeli. Dan kamu dapat menikmati berbagai menu ini mulai dari jam 11.00-23.00 WIB di Jln. Prof. HM. Yamin No. 231A. Dijamin puas deh! (Syahnena & Dede Putri) Dok. LPM Dinamika IAIN SU

Edisi 31 Akhir Tahun 2012


GAYA HIDUP

eiring dengan menanjaknya perkembangan IT, kebutuhan akan internet meningkat pesat. Mulai dari mencari informasi sampai bersosialisasi, seolah menjadi kebutuhan pokok bagi mahasiswa untuk terus bergantung pada internet. Seperti tak ingin ketinggalan, dunia bisnis pun ikut-ikutan mengembangkan sayapnya ke zona maya. Taufik Akbar misalnya, mahasiswa Tarbiyah semester VII Pendidikan Agama Islam (PAI) IAIN SU itu mengaku terjun ke bisnis online karena gampang, mudah dan menyenangkan. “Awalnya sih karena coba-coba aja, saat pertama jual, eh langsung cepat laku, jadi ketagihan deh,” aku Taufik dalam wawancara online. Lain lubuk, lain ikannya. Lain Taufik, lain juga dengan Febri. Sarjana Strata Satu Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia dari salah satu universitas swasta Medan ini mengatakan, “Tertarik awalnya itu karena peluang untuk suksesnya ya, untuk lebih mendapatkan keuntungan gitu lebih. Karena, kita cuma modal online ya, laptop langsung OL tiap hari. Kita share barang-barang kita, tag sama teman-teman. Mereka bisa

tahu produk apa yang kita jual. Tanpa memikirkan untuk sewa toko, misalnya pada kehidupan nyata, belum lagi keuntungannya dibagi lagi sama harga produk jualnya sendiri kan pakai modal, itu bisa dibilang kurang kalau misalnya di kehidupan nyata harus mikir sewa tokonya perbulan, belum tentu untung kan. Makanya lebih enak bisnis online itu, selain penyebarannya luas, tidak hanya di tempat kita aja. Jadi, tidak monoton gitu orang yang datang ke kita, tapi kita juga bisa datangi orang untuk jual produk kita ke semua kalangan, semua wilayah yang lihat produk kita bisa tertarik.” Resikonya, paling tidak tingkat kepercayaan konsumen yang paling riskan. Risma Dona (Fakultas Tarbiyah/ PBI/ VII) misalnya, ia mengaku belanja online itu mudah, kelemahannya cuma satu terkadang kualitas barang menipu. Febri mempunyai trik untuk meyakinkan konsumen, “Kalau pun ada yang mengecewakan seperti jahitan rusak, barang dapat dikembalikan asalkan sebelumnya membuat perjanjian dengan pedagang online tersebut.” Bila ditanya kapan mereka mulai menggandrungi alihan dunia bisnis yang baru ini, mereka tak bisa

Edisi 31 Akhir Tahun 2012

memberikan jawaban yang pasti. “Sejak orang ramai menggunakan jejaring sosial dan tertarik dengan jual beli online,” kata Taufik singkat. Sedangkan menurut Febri, “Sebenarnya kalau ditanya kapan, gak bisa dipastikan karena awalnya tidak di online sih, awalnya di dunia nyata gini. Cuman sharing produk aja ke teman-teman, aku jual aksesoris, aku jual jilbab gitu yang berkaitan dengan muslimah gitu. Terakhir kita mikir, gak mungkin juga teman kita tiap hari beli, jadinya kita butuh konsumen yang lain, yang mau melihat dagangan kita, makanya aku coba share di Facebook dan Twitter, seingatku setahun yang lalu. Tahun 2011.” Agar tidak mudah tertipu dalam bisnis online, menurut Febri, “Sebelum kita memilih satu grosir yang akan kita ambil, kita cari tahu dulu bagaimana sih jangkauan dia selama dia buka online gitu kan. Misalnya ada teman kita yang masuk atau banyak testimoni-testimoni dari si pengirim yang udah beli duluan. Kan ada lampirannya, ada resinya. Sehingga kita juga bisa memilah dan memilih yang mana sih yang murah dari banyaknya grosir-grosir yang lain.” (Hindah Sumaiyah)

29


TIPS

Oleh: Juli Armita* Seringkali kebutuhan harian menjadi masalah utama bagi mahasiswa indekos. Apalagi uang kiriman dari orang tua yang pas-pasan, atau malah kurang karena banyak kebutuhan dadakan. Ini menjadi tantangan buat mahasiswa indekos untuk belajar mengelola keuangan secara maksimal. Berikut cara cerdas plus mujarab supaya mahasiswa indekos tidak kehabisan uang:

Penting buat kamu membuat perencanaan keuangan untuk mengetahui budget keuangan dan batasan-batasan pengeluaran tiap bulan. Tujuannya yaitu memberikan rambu-rambu yang jelas tentang bagaimana mengelola uang tiap bulannya. Tidak perlu susah payah, kamu cukup menggambarkan dengan jelas mengenai alokasi pengeluaran seperti, uang sewa kos, uang makan, uang transportasi, uang pulsa, dan uang biaya tugas-tugas kuliah.

Sistem yang satu ini akan memudahkanmu mengatur pengeluaran. Caranya gampang, ambil amplop sebanyak pengeluaran wajibmu. Pengeluaran wajib maksudnya pengeluaran yang tidak dapat ditunda dan bersifat rutin. Contohnya, sewa kos, listrik, makan, dan transportasi. Kemudian beri nama pada setiap amplop sesuai dengan nama pengeluaran wajib. Cara ini membantu agar pengeluaran keuanganmu tidak bercampur baur. Sedangkan pengeluaran tidak wajib yaitu pengeluaran yang dapat ditunda dan bersifat sesekali seperti pakaian dan rekreasi, satu amplop saja sudah cukup.

30

Kebutuhan-kebutuhan harianmu bisa diminimalisir dengan berbelanja secara grosir (skala besar). Ini bertujuan untuk lebih menghemat biaya pengeluaranmu. Sebab, berbelanja dalam skala besar lebih hemat daripada beli kemasan kecil seperti, sabun, pasta gigi, sampo, dan detergen.

Buat kamu yang susah menabung jangan pesimis. Apalagi melihat jumlah tabunganmu dalam jumlah yang kecil. Jika sudah terbiasa, selanjutnya akan lebih mudah meningkatkan jumlah setoran tabunganmu.

Untuk mendapatkan penghasilan tambahan, kamu bisa mengandalkan keahlian atau kreatifitasmu. Dan berusahalah mendapatkannya sendiri, itu lebih baik. Misalnya, membuka jasa pengetikan skripsi/makalah bersama teman-temanmu atau bahkan mengajar. Mahasiswa sekarang banyak kok bekerja part time sebagai guru privat salah satunya. Sehingga kamu tidak perlu bergantung sepenuhnya pada uang kiriman orang tua dan bisa meringankan keduanya, is it right? *Penulis adalah Mahasiswi Fakultas Tarbiyah jurusan Pendidikan Bahasa Inggris Semester VII

Edisi 31 Akhir Tahun 2012


OBROLAN

Ekonomi Islam dewasa ini mengalami perkembangan yang sangat signifikan. Masyarakat dunia pun mulai melirik ekonomi Islam. Bagaimana dengan perkembangan ekonomi Islam di Indonesia? Berikut cuplikan wawancara kami mengenai perkembangan ekonomi Islam di Indonesia bersama salah satu guru besar sekaligus profesor ekonomi Islam pertama Indonesia, Prof. Dr. Amiur Nuruddin, M.A.

Secara gamblang, apa sih maksud dan tujuan dari ekonomi Islam?

Bagaimana perkembangan ekonomi Islam saat ini ?

Nah, hakikat ekonomi Islam itu adalah membawa Tuhan dalam seluruh aktivitas ekonomi. Jadi kesadaran ketuhanan, akhirnya akan membawa pada kesadaran halalharam, kesadaran boleh tidaknya untuk mengelola hubungan manusia dengan harta. Dalam konteks ini, ekonomi itu bukanlah urusan sekelompok orang. Semua orang, suka atau tidak suka harus mencari uang kemudian membelanjakannya untuk sandang, papan, dan pangan. Oleh karena itu, di dunia ini siapa yang bisa menguasai ekonomi, dialah yang berkuasa. Mengapa Amerika bisa unggul? Karena negerinya dijadikan pusat perdagangan dunia.

Kalau melihat perkembangan sekarang, apalagi saya baru mengikuti pertemuan tahunan DPS (Dewan Pengawas Syariah) se-Indonesia. Menteri Koordinator Bidang Ekonomi (Menkoekuin), Hatta Rajasa secara tegas mengatakan bahwa perbankan syariah itu bukanlah alternatif tapi solusi. Melihat pertumbuhan bank syariah ke depan sangat mempunyai peluang di Indonesia, walau market share-nya masih 4,7. Namun pertumbuhan keuangannya di Indonesia jauh lebih besar dari bank konvensional. Hanya saja karena bank konvensional itu sudah terlanjur besar, ibarat orang berlari sudah jauh di depan, kita masih di belakang walaupun kita juga lari, tapi harus terjadi lompatan agar mengimbangi. Bagaimana dampak bank syariah terhadap kecenderungan masyarakat kita untuk menabung di bank syariah?

Apakah Indonesia bisa menerapkan sistem ekonomi Islam sepenuhnya? Sangat bisa. Pertama, Indonesia itu 90% umat Islam. Nah, sebagai Islam yang kaffah, tentu Islam itu bukanlah hubungannya dengan Tuhan dalam pengertian ibadahnya saja, namun muamalahnya juga. Bahkan bukan hanya ekonomi saja, tapi politik pun harus syariah. Sangat mungkin sekali Indonesia menjadi pusat keunggulan ekonomi dunia. Apalagi sekarang ekonomi kapitalis itu sudah mengalami banyak tantangan, krisis dan tidak bisa meramalkan masa depan dengan baik. Jadi baik pada skala nasional maupun global, dunia sedang mengarah menerapkan ekonomi Islam.

Jadi yang perlu kita lakukan adalah sosialisasi. Bagaimana memasyarakatkan ekonomi Islam dan mengekonomi-islamkan masyarakat. Saat ini masyarakat sudah terlanjur larut dengan sistem yang sudah melekat. Oleh karena itu, kita harus melakukan diskusi, baik itu kaitannya dengan enterpreneur, dan kajian yang terkait dengan aktivitas ekonomi Islam. Kalau masih kecil itu memang kondisinya, ibaratnya kalau kita mengisi air di gelas ini, tidak langsung penuh. Akan bergerak dari bawah ke atas. Jadi masyarakat Indonesia diharapkan seperti itu. (Dwi Novi Natalia dan Romi Aswandi Sinaga)

Edisi 31 Akhir Tahun 2012

31


SOSOK

Menjadi dosen dan peneliti adalah santapan kesehariannya. Dengan bekal semangat mencari ilmu beserta pengalaman di masa muda membuatnya menjadi sosok yang dikagumi di kalangan mahasiswa maupun masyarakat. Berbagai pengalaman sebagai peneliti baik di lingkungan kampus maupun masyarakat membuatnya menjadi ikon peneliti handal bagi banyak kalangan. eneliti dan menjadi terhadap orang lain. Faktanya, banyak peneliti adalah hal orang yang menilai orang lain dari yang menyenangkan standar yang dimilikinya. Misalnya, baginya. Setelah menyelesaikan studi dosen menilai mahasiswa sesuai dengan magister-nya di Leiden University, standar kedosenannya. Hasilnya, beliau diminta bergabung di lembaga muncullah penghakiman dan kata penelitian PKPA dan menjadi peneliti penghujatan. Di dalam dunia penelitian, di IAIN Sumatera Utara. Dari sinilah hal itu diharamkan. Penelitian itu lebih beliau banyak meneliti tentang sosial fokus terhadap pengungkapan fakta, keagamaan, wanita dan anak-anak bukan menilai. serta diundang menjadi narasumber di Sejak tahun 1998 sampai sekarang, beberapa seminar. Rustam selalu mempublikasikan hasil Rustam yang pernah melakukan karyanya baik berupa buku monograf training dan research di Kamboja maupun artikel. Contohnya saja menambahkan bahwa dunia penelitian seperti ‘Night Life in Pnomphen’ yang bukanlah seperti mempelajari mata dipublikasikan pada tahun 2006 dan kuliah Manajemen Pendidikan ataupun ‘Religious Education of Muslim Children in statistik yang mungkin pengaruhnya Great Britain’ yang diterbitkan pada tahun tidak terlalu besar dalam kehidupan 1999 membuktikan bahwa kemampuan pribadi. Penelitian berbeda dengan beliau dalam melakukan penelitian tidak prasangka kebanyakan orang yang perlu diragukan. menduga bahwa penelitian itu tidak Rustam menanggapi bahwa berpengaruh dalam kehidupan dosen yang hanya sibuk mengajar, sehari-hari. “Fakta yang saya alami namun tidak menyisakan waktu untuk berkata lain. Dalam pandangan dan melakukan penelitian, secara normatif pengalaman, saya memahami dunia dosen tersebut mengingkari Tri Dharma penelitian itu sangat mempengaruhi Pendidikan. Bagaimana mungkin sebuah bagaimana seseorang bersikap dalam perguruan tinggi menjadi Center of kehidupan. Peneliti cenderung lebih Excellent kalau dosennya tidak meneliti. rasional dan mudah memahami dunia Apabila para dosen tidak menyesuaikan orang lain,” ujarnya. levelnya untuk melakukan penelitian, Satu ungkapan menarik ketika maka perguruan tinggi ini akan menjadi beliau mengatakan bahwa salah satu pincang dan kepincangan itu akan prinsip yang mendasar di dalam terlihat dari tidak berkembangnya ilmu penelitian adalah ‘non-judge mental’, pengetahuan pada mata kuliah tertentu. artinya kita tidak memberikan “Karena penelitian adalah proses penilaian atau penghakiman terhadap mengembangkan ilmu pengetahuan,” orang lain sesuai dengan standar kita. tutupnya mengakhiri perbincangan. Setiap orang pasti punya penilaian (Laili Masyrida dan Syarifah Maryana)

M Biodata Nama: Rustam, M.A. TTL: Kp. Toba, 20 September 1968 Alamat: Jl. Pembangunan Gg. AlBarkah Bandar Setia Kec. Percut Sei Tuan, Deli Serdang. Pendidikan formal: SD Muhammadiyah, Silau Laut MTs. Negeri Medan MAS Falahiyah, Kisaran Pendidikan Agama IAIN SU (S1) Religious Studies (Islamic Education) Leiden University, Netherland (S2) Manajemen Pendidikan UNIMED (S3) Pendidikan nonformal: Dutch Course (Netherland) English Course (Netherland) Research Training (Jakarta) Cambodian Course (Kamboja) Summer Institut Training on Children Abuse (Filiphina) Karir: Dosen IAIN-SU Peneliti di Pusat Penelitian IAIN-SU Peneliti di Pusat Kependidikan dan Perlindungan Anak (PKPA) Peneliti di Pusat Pendidikan Wanita di IAIN-SU

32

Edisi 31 Akhir Tahun 2012


MEMOAR

Kota sedinamis Medan, tentunya tidak bisa dipisahkan dari perjalanan sejarahnya. Bahkan banyak orang yang sama sekali tidak mengetahui bagaimana sejarah terbentuknya Kota Medan, hingga bermunculan berbagai persepsi yang salah mengenai sejarah lahirnya Kota Medan. Berangkat dari hal ini, kita perlu menganalisa lebih jauh mengenai kebenaran sejarah lahirnya Kota Medan.

B

anyak yang mengatakan bahwa Kota Medan berkembang dari sebuah kampung yang terletak di daerah pertemuan Sungai Deli dengan Sungai Babura. Kemudian daerah tersebut dibuka menjadi Kampung Medan oleh seorang tokoh yang bernama Guru Patimpus. Lantas, sekarang tempat itu dijadikan sebuah nama jalan yang ada di Medan yaitu Jalan Guru Patimpus. Seperti yang diterjemahkan dari buku Deli: In Woord en Beeld ditulis oleh N. Ten Cate, mengatakan bahwa dahulu Kampung Medan merupakan benteng berbentuk bundaran yang terdapat di pertemuan antara dua sungai yakni Sungai Deli dan Sungai Babura. Sementara rumah Administrateur terletak di seberang sungai dari kampung Medan. Kalau kita lihat bahwa letak dari Kampung Medan ini adalah di Wisma Benteng sekarang dan rumah Administrateur tersebut adalah kantor PTP IX Tembakau Deli yang sekarang ini. Sumber lain juga mengatakan bahwa Guru Patimpus adalah orang bersuku Karo. Namun pernyataan tersebut dapat ditepis. Dalam Hikayat Guru Patimpus dikatakan bahwa Guru Patimpus bersuku Batak Toba.

Hal tersebut mempunyai alasan yang kuat karena dari hikayat itu sendiri dikatakan bahwa Guru Patimpus adalah keturunan Sisingamangaraja XII, yang notabene bersuku Batak Toba. Dengan itu dipastikanlah bahwa menurut versi ini, suku Batak Toba-lah yang menginjakkan kakinya pertama

kali di Medan. “Untuk menghindari konflik itu sebaiknya Guru Patimpus ditempatkan sebagai tokoh agama yang sesuai dengan martabatnya,� kata Ichwan Azhari dengan mimik serius. Ichwan Azhari adalah pendiri Pusra (Perpustakaan Humaniora) sekaligus ketua Pusat Studi Sejarah dan IlmuIlmu Sosial (PUSSIS) UNIMED. Dengan pernyataan tersebut, sebuah teori terbentuknya Medan, telah terpatahkan. Teori yang lebih rasional juga dikemukakan oleh Ichwan Azhari. Menurut Ichwan, sejarah perkembangan Kota Medan diawali dengan penemuan tembakau yang ditanam oleh Sultan Deli. Hasil

Edisi 31 Akhir Tahun 2012

panen tembakau tersebut membuat pemerintah Belanda tertarik untuk mengekspansi kekuasaannya di daerah kekuasaan Sultan Deli tersebut. Dalam hal ini, pemerintah Belanda melalui Herman Williem Daendels tidak setuju jika tempat tersebut dijadikan wilayah jajahan (kolonial). Mereka lebih suka bila tempat tersebut dijadikan kota agroindustri bagi mereka. Mulai saat itu, berubahlah sejarah tempat tersebut. Didatangkanlah alat-alat industri ke daerah tersebut. Belanda mendirikan kantorkantornya yang masih bisa kita lihat saat ini seperti Kantor Pos, Stasiun Kereta Api Besar Medan. Mengenai penamaan Medan, sejarawan tidak menemukan arti kata Medan. Mereka hanya menafsirkan sebagai kawasan yang luas sesuai dengan kosa kata Melayu. Selain itu, fakta sejarah mengungkapkan bahwa Medan adalah Kota yang mempunyai dua ulang tahun. Di awal kemerdekaan, ulang tahun Medan dirayakan tiap 1 April. Namun, berdasarkan Hikayat Hamparan Perak diperkirakan bahwa 1 Juli adalah ulang tahun Medan karena tidak mau ulang tahun Kota Medan berbau Belanda. Jadi, ditetapkan 1 Juli adalah ulang tahun Kota Medan yang terkesan menebak-nebak daripada memilih kenyataan sejarah. Meskipun demikian, kita tidak menginginkan bila Medan melupakan sejarahnya. (Endah Tri Setiari dan M. Zuchri Nasuha Lubis)

33


INFOTEK PowerPoint adalah aplikasi yang sudah sangat familiar. Aplikasi yang satu ini umumnya digunakan untuk membuat slide presentasi. Dalam PowerPoint 2010 terdapat fitur tambahan yang sangat berguna bagi kamu yang ingin memaksimalkan slide presentasi. Berikut ini lima jurus jitu mengubah slide menjadi video:

Buka slide yang ingin diubah menjadi video dengan menggunakan Ms. Office PowerPoint 2010 Pada bagian Computer & HD Display pilih kualitas video yang diinginkan berdasarkan media pemutarnya, apakah di komputer, DVD player atau di portable media seperti smartphone

Klik menu File, kemudian pilih Save & Send, dan selanjutnya klik Create Video

Pada bagian Second to spend on each slide tentukan durasi untuk tiap slide ketika diputar sebagai video

Terakhir klik ikon Create Video dan sekarang kalian sudah bisa memutar video kalian dengan aplikasi video player

34

(Siti Saharani, dari berbagai sumber)

Edisi 31 Akhir Tahun 2012


EKSPRESI

M

asih ingat dengan salah satu bintang laga era 70-an yang sangat mahir menggunakan nunchaku atau di Indonesia dikenal dengan sebutan double stick? Siapa lagi kalau bukan Bruce Lee. Ternyata kepiawaian Bruce Lee dalam bermain nunchaku, alat yang terdiri dari dua tongkat pendek yang berbeda ukuran panjangnya dan disambungkan dengan rantai atau tali, mampu menghipnotis masyarakat Indonesia, khususnya daerah Medan sendiri. Pada 16 September 2011, Indonesian Nunchaku Club (INC) Region Medan diresmikan. “INC Region Medan bisa dikatakan sebagai sebuah komunitas, club olahraga maupun kelompok free style. Disini tidak ada gap antara anggota yang memiliki latar belakang kegiatankegiatan lain seperti taekwondo, karate, silat, dan lainnya,” ungkap Toni Manahan Purba, selaku kapten INC Region Medan. Awalnya nunchaku berasal dari Pulau Okinawa, Jepang. Nunchaku ini digunakan para petani untuk memecah padi-padian karena pada waktu itu para petani yang bukan seorang samurai dilarang membawa benda tajam. Benda tajam itu disebut katana. Namun, akibat terdesak oleh kebutuhan untuk mempertahankan diri dari perampok, pencuri, atau orang jahat, para petani kemudian mengembangkan

alat penumbuk padi menjadi sebuah senjata. Karena nunchaku itu panjang makanya dimodifikasi agar mudah dibawa kemana-mana. Masingmasing panjang tongkat dari sebuah nunchaku berbeda-beda. Satu bagian berukuran 40 cm dan satu lagi 70 cm. Tongkat yang panjangnya 40 cm dipegang dan yang 70 cm digunakan untuk memukul. Namun, dalam perkembangannya nunchaku lebih disesuaikan oleh kegunaan dan kenyamanan para pemakainya. Berdirinya INC Region Medan awalnya digagas oleh Mazza Rajula Yantoba dan Simon Petrus Kembaren. Sedangkan yang menaungi komunitas ini adalah Dodit Setiyohadi. Komunitas ini terus memperkenalkan nunchaku kepada kaum muda Medan, meskipun banyak tantangan yang dituai. “Jumlah anggota yang pertama kali latihan sekitar 13 orang. Walaupun begitu, kami berusaha untuk lebih memperkenalkan nunchaku kepada semua kalangan, kami juga pernah memperkenalkannya di Lapangan Merdeka. Waktu itu kami bermain firechuck (nunchaku fire/ nunchaku api) pada malam hari di sana. Kemudian ada dua orang satpol PP kebetulan lewat. Mereka sempat melihat-lihat atraksi kami sebentar. Karena mereka takut rumputnya terbakar, mereka menegur kami supaya jangan main api di sana,” ungkap Alvin Rizki selaku

Edisi 31 Akhir Tahun 2012

sekretaris INC Region Medan. Walaupun baru seumur jagung, club ini sudah tampil di berbagai event seperti Pekan Semarak Akutansi Kreatif USU, Muda Creativity 5th Anniversary yang diadakan Kompas Muda, event yang diadakan SAHIVA. “Dan untuk ke depannya, kami bakal ikut serta dalam event drama musical dari SAHIVA,” ungkap Alvin lagi. Toni mengungkapkan bahwa belajar bermain nunchaku tidak memakan waktu yang cukup lama asalkan tekun dan serius dalam berlatih. Bermain nunchaku cukup bervariasi. Bagi yang sudah mahir dapat memainkan memainkan nunchaku secara ekstrem yaitu dengan memakai firechuck. Sesuai namanya, nunchaku ini dimainkan dengan api. Bagian ujung nunchaku diberi sumbu yang terbuat dari kain biasa atau Kevlar tipe K1. Lalu bagian sumbu itulah yang dibakar. Adapun teknik-teknik yang dilakukan ketika memainkan stick ini adalah teknik tornado, hurricane, figure 8, aerial, finger roll, thumb roll, asaku dan lain-lain. Komunitas ini dinilai kreatif karena stick yang mereka gunakan ada yang hasil karya mereka sendiri. “Kalau stick-nya, kami buat sendiri, tapi ada juga yang kami beli secara online. Barangnya itu dari Jawa. Stick-nya ada juga dijual di toko olahraga, tapi itu hanya jenis fighting,” sambung Toni. Toni juga mengaku resah melihat teman-teman seusianya kurang selektif dalam memilih hobi. “Buat temanteman yang candu dengan hobi-hobi yang melalaikan seperti game online, hobi itu sebaiknya dikurangi. Boleh bermain game online tapi jangan sampai enggak tahu waktu yang pada akhirnya melupakan kewajiban kita sebagai seorang manusia,” ungkapnya miris. (Nurul Hilmah, Susanto, dan Fitri Sari)

35


BLAK-BLAKAN

Reka Syahputra (Fakultas Syariah/ EKI/VII) “Menurut saya, pengangkatan dosen di IAIN SU kebanyakan karena ada hubungan kekeluargaan dan kekerabatan antara si calon dosen dengan pihak yang telah memiliki wewenang di IAIN SU, atau karena faktor kesamaan organisasi tertentu. Ditambah lagi tidak adanya transparansi terhadap mahasiswa tentang sistem pengangkatannya, sehingga hampir 80% mahasiswa tidak tahu tentang itu.”

Zikri Akbar (Fakultas Dakwah/ KPI/III) “Ada salah satu dosen yang tak perlu saya sebut namanya, dia tamatan Perbandingan Hukum dan Mazhab, saat ini dia mengajar Filsafat Ilmu, jadi apa yang dia ajarkan sama sekali gak enak, jadi kami mahasiswa menjadi acuh tak acuh, dan main-main di belakang. Seharusnya para pengajar ditempatkan sesuai dengan tempatnya (the right man on the right place). Artinya disiplin ilmu yang kita pelajari aturannya itulah yang kita kembangkan kepada mahasiswa.”

36

“Jurusan Matematika kok ngajar Kimia??,” celetuk mahasiswi Pendidikan Matematika IAIN SU, sebut saja Dinda. Memang tak jarang kita mendapati dosen yang mengajarkan mata kuliah, tidak sesuai dengan jurusan sewaktu menamatkan pendidikan formalnya. Dosen dengan kualifikasi seperti ini terkadang bisa mengajar dengan oke kok! Tapi bagaimana kalau ngajarnya jadi ngawur? Lalu bagaimana komentar mahasiswa ya... Syahrun Mubarok Tanjung (Fakultas Tarbiyah/PMM/III) “Pasti tidak maksimal mengajarnya, karena dia tidak menguasai ilmunya secara keseluruhan. Kalau pun ia kuasai, pasti hanya sebatas materi yang sedang diajarkannya. Kalau begini, bagaimana ia bisa menjadi fasilisator? Saya tidak menyalahkan orangnya (dosen-red) tapi sistem, kalau seperti ini caranya akan menutup kesempatan orang-orang yang dapat mengajar sesuai bidangnya.”

Juli Fathimah Nasution (Fakultas Tarbiyah/PMM/III) “Itu sudah resiko masing-masing, mengapa dia mengambil mata kuliah yang diajarkan itu tidak sesuai dengan mata kuliah yang dulu dipelajarinya. Saya tidak setuju dengan dosen yang tidak sesuai jurusan, memang kurang maksimal untuk mengajarkan mata kuliah yang tidak sesuai dengan kemampuan yang dia miliki.”

Arminsyah (Fakultas Syariah/ PHM/V) “Sebenarnya kalau secara SK, dosen itu sudah memang sesuai kemampuan dia mengajar, tetapi yang menjadi masalah, ketika dosen itu masuk ke dalam lokal seorang dosen itu tidak pandai menyampaikan materi yang seharusnya ia sampaikan, jadi saya melihat ini dari pihak institut ataupun pihak fakultas harus pandai-pandai untuk meletakan dosen yang memang mampu mengajar pada bidangnya. Karena terkadang kekurangan dosen, salah satu yang memfaktori dosen tersebut seolaholah dipaksa masuk mata kuliah yang tidak sesuai. Kalau kita menyalahkan dosen sepenuhnya itu tidak mungkin, sebenarnya ini tugas penting bagi institut untuk menentukan kemana arah kemampuan dosen tersebut.” Sumber: Divisi Penelitian dan Pengembangan LPM Dinamika IAIN SU

Edisi 31 Akhir Tahun 2012


REFLEKSI

L

idah, salah satu dari lima indera yang dimiliki manusia. Fungsinya tidak sekedar untuk mengecap atau bisa saja melenyapkan selera makan, tapi lidah juga membantu manusia untuk mengucapkan kata-kata. Beberapa abjad dalam alfabet juga huruf dalam hija’iyah membutuhkan lidah dalam pengucapannya. Bagaimana mau mengucapkan huruf “l” kalau tidak ada lidah? Dan bagaimana bisa mengucapkan “ra” tanpa bantuan lidah? Para qari dan qariah, penyanyi-penyanyi terkenal itu, pidato-pidato presiden, apapun yang diucapkan, apapun yang dinyanyikan, dan apapun yang dibaca, sebagus apapun suara mereka, tidak akan bisa dimengerti maksudnya oleh si pendengar jika tanpa bantuan lidah. Meski lidah merupakan nikmat besar, namun perlu disadari, jika lidah tidak dikendalikan oleh pemiliknya maka dia bisa menjadi sesuatu yang lebih tajam dari pedang. Jika ketajaman pedang yang menggoreskan luka, maka luka itu masih bisa sembuh dan bisa dilupakan. Nah, kalau ketajaman lidah yang menggoreskan luka (di hati orang lain), tidak tahu sampai kapan luka itu bisa sembuh. Lidah bisa menyambung tali silaturahim dan bisa juga memutuskan tali silaturahim. Perkelahian sering terjadi karena ucapan. Orang terlalu sering merasa sakit hati lewat ucapan.

Siapa yang menjamin kalau semua kata yang meluncur dari mulut masing-masing itu bebas dari kata-kata yang menyakiti hati orang lain? Banyak orang yang tidak menyadari tentang apa yang diucapkannya. Siapapun, mulai dari yang memiliki jabatan paling tinggi sampai yang paling rendah, mulai dari yang paling alim sampai yang paling hina, berpotensi menciptakan sakit hati untuk orang lain. Sakit hati banyak ditimbulkan melalui candaan. Bercanda memang menjadi bagian yang dapat membuat seseorang merasa terhibur dan merasakan kesegaran dalam hidupnya. Hidup tentu membutuhkan humor yang dapat menghadirkan keceriaan, kebahagiaan, canda tawa. Tetapi tidak selamanya bercanda harus dengan jalan menyakiti hati orang lain. Mungkin baginya, ucapannya itu biasa saja atau sekedar candaan. Tapi tidak semua orang itu sama. Dia terus saja bicara sambil tertawa dan ternyata tidak tahu kalau lawan bicaranya sudah sangat sakit hati. Kalau begitu, bukankah itu sudah termasuk menganiaya lawan bicara? Dan pasti setiap muslim tahu kan kalau doa orang yang teraniaya itu diijabah oleh Yang Maha Kuasa? Ada orang yang mungkin hanya diam saja saat dia diejek tapi apakah si pengejek sadar kalau yang diejek itu sudah merutukinya dalam hati. Mungkin si pengejek itu harus berhati-hati kepada orang yang memegang prinsip, “sakit hati maka dukun bertindak!”

Edisi 31 Akhir Tahun 2012

Sebagai orang yang beriman kita tidak boleh menghina, mencela dan melaknat seseorang. Bukankah Allah sudah melarang hal itu sebagaimana firman-Nya: “Hai orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum memperolok kaum yang lain, karena boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka yang mengolok-olok, dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok) wanitawanita lain, karena boleh jadi wanitawanita (yang diolok-olok itu) lebih baik dari wanita yang mengolok-olok, dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah panggilan buruk sesudah iman dan barang siapa tidak bertaubat maka mereka itulah orang-orang yang zalim”. (QS. 49 :11). Kita tidak pernah tahu isi hati orang lain. Tidak perlu terlalu banyak bicara yang tidak berguna. Maka terkadang lebih baik diam. Rasulullah berpesan: “Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia mengatakan yang baik atau diam saja.” (HR. Bukhari). Karena memang banyak bicara yang tidak bermanfaat akan menumpuknumpuk dosa, hal itu tidak disadari sehingga walaupun amalnya setinggi gunung akan sia-sia karena amalnya akan terhapus dan diakhirat termasuk orang yang bangkrut/ merugi. Naudzubillah. (Fitri Laily)

37


ZONA SANTAI Pertanyaan: Mendatar: 1. Negara di benua Afrika 6. Seri cerita 9. Novel ... (Wakil Ketua Satgas kasus simulator SIM KPK) 10. Kejam; Buas; Ganas 12. Sejenis burung 15. Satuan luas 16. Membaca huruf satu demi satu 17. Alat pemeriksa LJK 18. Anak Buah Kapal 19. Rakyat (Ing.) 20. Kakak laki-laki 23. Terjangkit 26. Hubungan suami-istri 29. Menculik (Ing.) 31. Ungu 32. Primata besar 35. Kursi panjang 36. Tingkah laku 38. Jenis komputer 39. Perusakan pada tulang/gigi 40. Football Association 41. Ekspedisi Muatan Kapal Udara 42. Ilmu Alam 44. Kasihan 45. Nomor kendaraan Sumut 46. Kereta Api 48. Super Bike

49. Romi Aswandi ... (Pemred LPM Dinamika) 50. Buku pelajaran yang disusun oleh dosen atau guru 51. Pendakwah 52. Tempat duduk 55. Golongan bangsa 57. Memimpin (Ing.) 59. Buah 61. Jurusan di Fakultas Syariah IAIN SU 62. Akal budi 64. Dokter 66. Nabi 67. Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia 68. Nenek (Bel.) 69. Madrasah Aliyah Negeri 70. Kota di NTB 71. Kepala Kepolisian Republik Indonesia

Syarat dan ketentuan: 1. Tulis jawaban pada selembar kertas beserta nama, fakultas, jurusan dan nomor hp 2. Kirim jawaban ke sekretariat LPM Dinamika IAIN SU, aula lantai 1 3. Bagi pemenang yang beruntung dan menjawab benar akan mendapatkan: -16 buku Catatan 100 Hari untuk 16 orang pemenang 4. Pemenang diundi dan akan diumumkan lewat sms dan pengumuman di mading-mading fakultas 5. Keputusan berada di tangan redaksi LPM Dinamika IAIN SU dan tidak dapat diganggu gugat.

38

Menurun: 1. Ikan 2. Zaman 3. Ketidakhadiran 4. Salah satu jenis lari 5. Pengacara 6. Bersemangat 7. Anak (Ing.) 8. Nilai benar atau salah yang dianut masyarakat 10. Runner up Indonesian Idol 2012 11. Tak bergerak 13. Bijaksana 14. Tua 21. Hasrat dan keinginan yang kuat 22. Drama tradisional suku Karo

Kupon TTS Zona Santai Majalah Dinamika Edisi 31

24. Perubahan berangsur-angsur 25. Bagan; Rangka 27. Ukuran semen 28. Perintah (ulang) 30. Penerangan yang bertujuan untuk meyakinkan orang agar menganut suatu aliran 31. Pemeriksaan tentang kebenaran laporan, perhitungan uang, dsb. 33. Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus 34. Berongga lekung 35. Nama depan istri Nabi Muhammad SAW 37. Meretas (Ing.)

40. Sarana untuk melaksanakan fungsi 43. Ilmu tentang perbintangan 45. Bagian isi buku 47. Tanding 51. Striker Man. City 53. Benua 54. Bagian tubuh 56. Nuri ... (Gelandang Liverpool) 58. Sulit;celaka 60. ... Muthalib (Kakek Nabi Muhammad SAW.) 63. Hari setelah besok 65. Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan

Edisi 31 Akhir Tahun 2012


ARUS SASTRA

Oleh Dewi Larasati*

D

engan tergesa-gesa aku membawa kotak bekal berisi lengkap nasi dengan lauk pauk yang telah dipersiapkan oleh ibu. “Huh, setiap hari begini terus, bosan parah!�, celetukku dalam hati sambil memperhatikan bekal makanan yang kemudian kumasukkan ke dalam tasku. Tas yang kubawa sudah penuh dengan banyak buku pelajaran maka akan semakin berat dengan tambahan bekal makanan serta minuman. Itulah yang kurasakan setiap harinya. Bagi orang lain mungkin ini adalah hal biasa yang kebanyakan pelajar juga mengalaminya tapi tidak bagiku yang sudah sejak dari duduk di bangku sekolah dasar hingga sekarang sudah kelas XII, aku harus

selalu membawa bekal makanan yang dipersiapkan oleh ibu, membuatku merasa bahwa kebiasaan ini tak perlu dilakukan lagi sebab aku merasa sekarang sudah dewasa dan merasa malu untuk melakukan kebiasaan yang memang kebanyakan anak-anak lakukan. Apalagi sejak dua tahun lalu aku sudah merasakan indahnya jatuh cinta dan cinta pertama kutemukan di sekolah saat duduk di kelas XI sehingga aku merasa tak pantas jika masih membawa bekal makanan lagi ke sekolah dan menikmatinya sendirian saat istirahat tiba dimana kebanyakan teman-temannya pergi ke kantin karena memang tidak ada yang membawa bekal makanan seperti diriku.

Edisi 31 Akhir Tahun 2012

*** Hari ini aku menolak membawa bekal dengan alasan buku yang kubawa lebih berat dari hari kemarin tetapi ibu yang tak kehilangan akal menyiasatinya dengan menyuruhku membawa tas tangan sehingga bekal makanan yang memang tidak cukup diletakkan di dalam tas bisa dengan mudah dibawa tanpa harus mengurangi buku yang telah dibawa. Aku merasa bahwa alasan klise ini dapat dijadikan alibi agar libur barang sehari saja untuk tidak membawa bekal makanan tetapi ternyata sia-sia. Lain waktu aku beralasan bahwa aku ingin makan di kantin sekolah sebab penasaran dengan rasanya tetapi ibuku melarang dan tetap memaksa membawa bekal makanan. Aku mencoba kembali berdalih. Kali ini alasannya tidak main-main aku bilang aku akan pulang cepat karena ada rapat guru di sekolah berharap ibu mempercayai alasanku tapi tetap saja aku harus bawa bekal makanan. Sepertinya aku kehabisan akal. *** Entah kenapa istirahat kali ini aku tidak menolak diajak oleh temantemanku untuk makan di kantin padahal hari itu aku sedang tidak lupa membawa bekal makanan tetapi aku memutuskan untuk mengiyakan ajakan teman-temanku.�Memangnya kamu enggak bawa bekal makanan, Kal? Kok enggak biasa-biasanya sih?� tanya salah seorang temanku merasa keheranan. “Ibuku tidak masak hari ini jadi aku diminta untuk makan di kantin aja daripada enggak makan entar lapar lagi.� jawabku meyakinkan. Saat makan di kantin aku memesan sepiring nasi lengkap dengan lauknya. Rasanya benar-benar biasa, bahkan aku merasa masakan ibuku lebih enak daripada masakan di kantin ini, tapi karena aku memang sedang lapar dan mengaku bahwa hari ini tidak membawa bekal, jadi kuhabiskan saja. Tanpa babibu aku melahapnya

39


dalam hitungan kurang dari lima menit, jadilah aku yang melupakan bekal makanan yang telah dibawa dari rumah, tapi saat perjalanan pulang ke rumah aku melihat seekor kucing sedang menjilat-jilati sehelai daun pisang, terlihat sisa-sisa duri ikan masih menempel pada daun pisang itu di sebelah tong sampah yang isinya sudah penuh, sehingga banyak sampah yang jatuh dari tong sampah itu. Mungkin si manis kelaparan, pikirku. Langsung saja kukeluarkan bekal makanan yang tidak sempat kumakan, tepatnya sengaja tidak kumakan. Sekejap melihat kucing yang lahap memakan bekal makananku, aku langsung bergegas meninggalkan tempat itu dan mempercepat langkahku untuk sampai di rumah. *** Kuulangi lagi kebohonganku hingga hari ketujuh, aku tak hanya berbohong pada teman-temanku tetapi juga pada ibuku yang mengira setiap hari aku menghabiskan bekal makananku, padahal aku memberinya pada kucing bahkan membuangnya tanpa dimakan sedikitpun oleh kucing. Mulai bosan dengan makanan kantin yang itu-itu saja, maka aku memutuskan untuk berdiam diri di kelas. Aku kangen dengan masakan ibuku, dengan cermat aku melihat sekeliling kelas, ya tidak ada satu orangpun saat ini di dalam kelas. Sesaat aku hendak mengeluarkan kotak bekal makananku tiba-tiba salah seorang temanku, Arena, yang duduk di bangku paling pojok dekat pintu masuk dan mengeluarkan sesuatu dari tasnya, kuperhatikan dari jauh, penasaran dengan benda itu yang ternyata adalah kotak bekal makanan. Arena yang mengetahui bahwa sejak tadi aku memperhatikannya kemudian menghampiriku sambil membawa bekal makanannya. Ia duduk di sebelahku dan menawarkan makanannya padaku. Aku hanya tersenyum manis sambil geleng-geleng

40

kepala kemudian berkata, “Tidak, terima kasih�. Saat itu kami banyak mengobrol tentang bekal makanan favorit kami. Sejak berada di kelas aku menahan tangisku, maka saat perjalanan pulang ke rumah, air mataku menetes deras dan tidak hanya sekadar membasahi pipiku, tapi keseluruhan wajahku juga mengenai jilbabku. Aku bukan tidak punya sapu tangan dan aku juga tidak lupa dimana meletakkan sapu tanganku, hanya saja aku membiarkan tetes demi tetes air mata itu jatuh sebagai bukti rasa penyesalanku terhadap perbuatanku yang menyia-nyiakan bekal cinta ibu. Dari kejauhan aku melihat ibu sudah pulang bekerja dan sedang duduk di teras rumah menghadap arah samping rumah yang ditanami pepohonan rimbun. Aku sangat terenyuh melihat wajah kecapean ibu sambil melamun memikirkan sesuatu. Aku memeluk ibu dengan tibatiba, ibu kaget. Kaget ibu bertambah saat tangisku semakin kencang dan terisak-isak. Ibu bertanya mengapa aku seperti ini. Aku mengakui semua perbuatan bodohku serta kesalahanku yang telah membuang cinta ibu tanpa menghargai masakanya. Ibu menatapku kaget dan nyaris marah, kemudian ibu melihat arah lain, mungkin kesal berkecamuk dalam hati ibu. Posisiku yang sedang berlutut pada ibu harus agak sedikit mendongakkan kepala yang tetap tak henti menangis dan masih tak lepas memperhatikan wajah ibu. Kemudian ibu menarik nafas dan tersenyum tulus padaku lalu melihat arah pepohonan rimbun itu lagi lalu ibu berkata, “Mungkin ibu hanyalah orang biasa yang sangat sederhana, setiap pagi saja harus membekali makanan untuk anak-anaknya, bukan ibu tidak punya uang untuk kamu makan di kantin, tapi ibu senang melakukan sesuatu baik buat anak ibu. Memang, ibu bukanlah seorang artis

yang bisa kamu banggakan di hadapan orang-orang, ibu bukanlah seorang direktur atau manajer perusahaan besar yang pekerjaannya sangat terhormat sehingga memiliki kehidupan yang prestisius dan elegan, ibu juga bukanlah seorang anggota DPR/ pejabat atau seorang yang bergelar profesor doktor sehingga kamu dapat mendengar pujian orang-orang bahwa kamu seorang anak yang terkenal dan disegani oleh orang banyak, tapi ibu hanyalah seorang pedagang yang memiliki dua anak perempuan bernama Kalila dan Kailani. Ibu hanya bisa memberi perhatian kecil dengan harapan besar agar anak-anaknya bisa menjadi seseorang yang lebih dari sekadar pedagang seperti ibu. Di dalam sebuah bekal makanan yang kamu anggap sebagai bentuk rasa malu dan sebagai penambah beban saja tersirat cinta di dalamnya, sederhana memang tapi ini harapan serta doa seorang ibu. Seorang ibu sangat bahagia jika pemberiannya sekecil apapun diterima dengan bahagia juga oleh anaknya.� Tangisku terhenti dan di dalam hati membenarkan perkataan Arena saat berada di sekolah tadi: “Kulihat kamu tidak pernah membawa bekal makanan, sejak kapan?� tanyaku. “Aku sudah seminggu ini membawa bekal makanan, sebenarnya aku sudah dari dulu ingin dibuatkan bekal makanan oleh mama tapi mama tidak pernah sempat jadi mama menyuruhku makan di kantin saja,� jawabnya. Ya, mama, Arena memang salah satu anak orang yang berkecukupan alias orang tajir di kelas ini, setiap hari ia diantar dan dijemput oleh supirnya dengan mobil mewah. “Memangnya kamu tidak malu membawa bekal secara kita sudah SMA?� kepenasarananku kembali muncul. “Tentu saja tidak bahkan aku sangat senang sekali karena ini adalah salah satu bentuk perhatian kecil dari seorang ibu. Tidakkah kamu tau bahwa di dalam bekal makanan ini terdapat kasih dan cinta ibu? Sembari ibu menyiapkan bekal ini ibu sudah

Edisi 31 Akhir Tahun 2012


meniatkan di dalam hatinya menyiapkan bekal ini untuk anak-anaknya atau orang yang dikasihinya agar sehat selalu, menurutku semua ibu itu adalah orang yang serba kekurangan.” Alisku naik sebelah merasa keheranan atas pernyataannya dan meminta penjelasan padanya “Mengapa?” tanyaku lagi. “Ya, ini sebuah istilah bagi ibu, ibu memanglah orang yang serba kekurangan, ibu kurang pintar dalam menghitung kesalahan anak-anaknya, ibu kurang mampu mengingat beban hidup

akibat perbuatan anak-anaknya, ibu kurang waktu untuk mengurus dirinya sendiri, karena seluruh waktunya adalah milik anak-anaknya dan kupikir masih banyak kekurangan-kekurangan ibu yang bersifat positif bagi anaknya, mungkin istilah di atas hanya diperuntukkan bagi ibu yang memiliki seorang balita tapi sadarilah kasih sayang dan cinta ibu tetaplah ada tidak hanya saat kita masih dalam kandungan dan balita saja tetapi juga selama-lamanya.”

Yang Terindah

Untuk Sang Motivator

Kepada yang terindah Yang kutambatkan hatiku padanya Usahkan bicara Melihatmu aku kehilangan kata Diamnya aku bukanya tak ingin Aku pun tak sanggup melawan bunyi hati Terkatung-katung dalam buaian angan dan mimpi Namun... Kusimpan pundi-pundi cinta sayang dan rasa Kuikhlaskan Allah menjaganya Bayangkan dalamnya cintaku nanti Selepas bertahun kusimpan tenggelam di hati Bayangkan besarnya cintaku nanti Lantaran belum dan tak pernah ku bagi Ini cinta hakiki Amat teramat suci Kian hari, kian besar, kian membumbung tinggi

Meramu butiran kata keajaiban Lunakkan hati teguhkan jiwa Laksana tangan kanan Tuhan Padamu ribuan manusia patuh percaya Kau menjawab segala tanya Kata-katamu mahal adanya Membuka jalan dalam kebuntuan Sahabat karib jiwa-jiwa pendamba kemapanan Tapi tak semudah senantiasa Terkadang ucapanmu melangkahi logika Mudah dalam kata Sukar terlaksana Kawan... Mari dengarkan guru kita Mungkin dia benar Semoga dia benar

Dalam diam aku memegang tangan ibu sambil tersenyum dan berkata “Maaf dan terima kasih ibu, aku akan terus mencintai bekal ibu.” Kemudian kupeluk ibu dengan erat. *Penulis adalah Mahasiswi Fakultas Syariah Jurusan Ekonomi Manajemen Syariah Semester V

Assalamu’alaikum wr. wb. Salam Pers! Redaksi LPM Dinamika IAIN SU membuka kesempatan kepada kamu, mahasiswa IAIN SU untuk berpartisipasi dalam penerbitan majalah Dinamika edisi selanjutnya. Rubrik-rubrik yang bisa kamu sertai: Artikel (1 halaman) Opini (1 halaman) Catatan Mahasiswa (1/2 halaman) Cerpen (2 halaman) dan Puisi Syarat: Naskah harus original dengan panjang naskah 3.500-4.000 karakter dengan spasi per 1 halaman. Kirim naskah via e-mail: lpmdinamikaiainsu93@gmail.com Terima kasih

*Penulis adalah Mahasiswa Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris Semester VII

Atas Wisuda Kakanda Kami (Sekretaris Umum LPM Dinamika IAIN SU periode 2010-2011 dan 2011-2012) “Semoga Ilmu yang Diperoleh dapat Dipergunakan dengan Sebaik-baiknya” Dari Keluarga Besar LPM Dinamika IAIN SU

Edisi 31 Akhir Tahun 2012

41


POJOK

Tahun 2008 adalah tahun dimana saya diakui sebagai seorang mahasiswa di kampus IAIN SU. Tidak berselang lama, di akhir tahun 2008 saya telah resmi menjadi kru di Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Dinamika IAIN SU. Sejak itu, layaknya seorang jurnalis, saya mulai memahami apa, kenapa, dan bagaimana persoalan-masalah di lingkungan kampus saya sendiri.

M

engikuti perkembangan IAIN SU beberapa tahun belakangan ini, sepertinya tidak ada yang berubah secara signifikan. Kalaupun dikatakan ada, pembangunan infrastruktur sangat jarang diikuti dengan pemeliharaan yang baik. Lihat saja lapangan futsal, sama sekali tak terurus. Begitu juga beberapa air mancur yang malah memperburuk pemandangan. Smoking area di Fakultas Syariah dinilai gagal, karena masih banyak terlihat mahasiswa yang merokok di koridor fakultas. Lalu, lihat saja Masjid Al-Izzah. Bangunannya sudah indah, namun sangat disayangkan pengelolaan air dan kamar mandi, sangat mengecewakan. Situasi ini terus-menerus terjadi tanpa ada tanggapan teknis yang serius. Saya jadi berpikir, mungkin Rektor IAIN SU tidak pernah menginjakkan kakinya di kamar mandi Masjid Al-Izzah. Karena, kalau seandainya beliau pernah singgah dan melihat kondisi kamar mandi Masjid Al-Izzah, mungkin ia akan malu dan marah. “Ini merusak citra IAIN SU sebagai kampus islami yang mencintai kebersihan.� Saya berkhayal sekaligus berharap rektor mengucapkan kalimat ini. Selanjutnya, mari kita lihat nasib UKK/UKM IAIN SU. Setelah mengalami pemotongan anggaran setahun yang lalu, realisasi gedung utama UKK/UKM belum juga terwujud. Aula utama yang

42

difungsikan sebagai sekretariat UKK/ UKM sangat tidak proporsional dan efisien. Sekretariat terlihat lebih mirip ‘kandang’ dibandingkan sekretariat. Bagaimana tidak, jika hujan, beberapa sekretariat pasti mengalami kebanjiran. Toilet yang tak kunjung direnovasi, persis rumah untuk para jin. Kotor, tanpa air, dan bocor dimana-mana. Ketidaknyamanan sekretariat sudah pernah diajukan oleh UKK/ UKM kepada pihak birokrat secara tertulis. Namun, sejauh ini belum ada tanggapan serius dari pemangku wewenang di kampus ini. Di wilayah akademik, banyak persoalan yang perlu dijawab dan dibenahi oleh para dekanat fakultas. Banyak mafia skripsi yang bukan hanya didalangi mahasiswa, tapi juga para dosen. Bahkan, di Fakultas Tarbiyah ada dosen tamatan S1 yang sudah bisa mengajar. Yang lebih parah, ada dosen pembimbing skripsi yang meminta hal di luar kewajaran. Tidak sepantasnya seorang dosen meminta fasilitas karaoke kepada mahasiswa yang dibimbingnya. Nah, beranjak dari berbagai masalah di atas, euforia kita menjelang transformasi IAIN SU menjadi UIN SU patut kita pertanyakan lagi, melihat berbagai persoalan yang menjerat IAIN SU sekarang, belum mampu diselesaikan secara serius. Idealnya, jika seseorang ingin naik kelas, maka ia haruslah lulus dari ujian-ujian akademik sebagai tanda kepantasannya untuk duduk

di level yang lebih tinggi. Nah, tidak berbeda halnya dengan IAIN SU yang ingin naik level menjadi UIN SU. Pertanyaannya, sudahkah sarana dan prasarana dibenahi dan dipelihara dengan baik? Sudahkah aparatur birokrasi IAIN SU menegakkan asas legalitas dan asas diskresi secara profesional? Dan sudahkah ada prestasi IAIN SU sejauh ini yang dapat dibanggakan? Coba saja lihat di Google, begitu banyak link media yang memberitakan seputar isu korupsi IAIN SU. Isu ini terus bergulir mulai 2011 hingga penghujung 2012 ini. Walaupun belum ada status tersangka dicetuskan pihak kepolisian, seharusnya rektorat harus cepat mengklarifikasi dan membersihkan nama baik institusi Islam ini, seperti harapan banyak pihak. Jika wacana UIN SU memang sudah di depan mata, sudah sepantasnya birokrasi dan rektorat IAIN SU memperlihatkan kinerja yang baik, transparan dan profesional, bukan sekedar berorientasi pada proyek belaka. (Maulana M. Hasan)

Edisi 31 Akhir Tahun 2012


Pengemis Elit

SINDBAD

Ilustrator: Bulan Arrafiqa

Edisi 31 Akhir Tahun 2012

43


44

Edisi 31 Akhir Tahun 2012


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.