Salam Redaksi
SUSUNAN REDAKSI BULETIN DETIK Pimpinan Redaksi : Faruq Hidayat, Sekretaris : Nurul Hidayah, Redaktur berita : Ahmad Afandi, Layouter : Yaumis Salam, Karikatur : Ganda, Fian, Reporter : Manun, Aulia, Fuad, Anas, Rida, Nilam, Mahya, Nisa’, Ifa, Ila, Bisri, Tika, Ibriza, Lusi, Muhtar, Hamam, Atika, Aliya, Intan, Arina, Rusti, Miftahudin, Yusro, Rifa’i, Nikmah, Indah, Rahmatika
2 DETIK Edisi Khusus OPAK
IV/Agustus 2014
Alhamdulillah. Shalawat dan salam untuk Rasulullah beserta keluarga dan sahabatnya, semoga kita mendapat syafa’atnya dihari akhir zaman. Haii pembaca, sholat 5 waktu bagi seorang laki – laki hukumnya wajib jika tidak melaksanakannya maka akan mendapatkan dosa, maka seortang laki-laki harus melaksanakannya. Dan banyak berbagai cara untuk melakukannya seperti tidak ada kamar mandi air mancur pun jadi, dan ada juga panitia juga bisa sakit. Silahkan anda simak halaman per halamannya. Det!k akan setia hadir untuk memberi inspirasi bagi cakma dan cakmi. Terlepas dari adanya kekurangan baik dalam penulisan maupun pemaparan berita. Oleh sebab itu kritik dan saran dari pembaca kami harapkan Selamat membaca ….
Tak Ada Kamar Mandi, Air Mancur pun Jadi
Banyaknya peserta OPAK mengakibatkan antrian berwudlu semakin panjang dan lama, sehingga tempat apa pun itu dijadikan sebagai tampat untuk berwudlu sementara
M
asjid STAIN Kudus yang terbilang bagus dan baru itu mengisahkan polemik baru. Tak tersedianya kamar mandi serta tempat wudlu yang memadai mengakibatkan peserta OPAK kebingungan. Hanya ada menara PAM yang di-
gunakan sebagai tempat wudlu. Itu pun tak didukung dengan penutup ruangan, sehingga banyak peserta OPAK yang perempuan merasa tak nyaman ketika berwudlu. Mereka takut jika berwudlu di PAM maka auratnya terlihat oleh para peserta OPAK yang laki-laki.
DETIK
Edisi Khusus OPAK IV/Agustus 2014
3
Tak hanya itu saja. Waktu shalat yang terbatas ditambah terbatasnya tempat wudlu memaksa sebagian peserta OPAK untuk mencari tempat wudlu di tempat lain. Tak hanya di gedung-gedung perkuliahan, Laboratorium dan Rektorat, peserta OPAK pun mencari tempat wudlu di kran-kran yang berada di luar gedung. Seperti halnya yang dialami oleh Saiful Mujib peserta OPAK yang berasal dari Pati. “ Saya wudhu di sini (air mancur depan Rektorat) karena di Masjid penuh dan airnya mengalirnya se-
dikit, hampir habis,� Tutur Saiful Mujib yang sedang wudlu di air mancur depan Rektorat bersama temannya. Ada pula yang memanfaatkan kran-kran yang tersedia di lapangan kampus untuk berwudhu. Ini yang dilakukan Ali Rodhi peserta OPAK dari Demak. Dia mengaku berwudlu di luar lebih nyaman dari pada di kamar mandi yang tertutup dan pengap. Karena selain berwudlu, Ali Rodhi juga dapat melihat-lihat pemandangan yang ada di luar ruangan. [] Aliya
Kelelahan, Panitia Jatuh Sakit
S
TAIN Kudus - Sabtu (23/8) Sore hari ketika Briefing OPAK hari kedua dilaksanakan, Nurul Ainiyah salah satu panitia (OC) OPAK STAIN Kudus jatuh pingsan. Panitia yang menjabat sebagai Sie Kesekretariatan (Perwakilan KPN) itu jatuh pingsan diduga akibat kelelahan. Namanya juga kesehatan, pasti ada titik lemahnya jika kesehatan itu terus dan terus dikuras dengan kegiatan. Apalagi seorang panitia yang tak henti-hentinya melaksanakan tanggu-
4 DETIK Edisi Khusus OPAK
IV/Agustus 2014
ng jawabnya. Agar acara yang mereka jalankan dapat berlangsung dengan lancar dan sesuai dengan jadwal. Nurul kelelahan hingga pingsan karena jarak tempuh rumahnya ke kampus yang cukup jauh. Lebih-lebih Nurul selama mengurusi kegiatan OPAK ini, tidak ngekos. Sehingga setiap paginya, ia harus berangkat lebih pagi daripada peserta OPAK. Panitia kesekretariatan sendiri dalam OPAK ini tugasnya mendata hal-hal
Kondisi kurang fit, mengakibatkan panitia sakit dan rubuh
yang berhubungan dengan acara maupun peserta OPAK. Dengan adanya kejadian tersebut, panitia diharap lebih berhati-hati dengan kesibukan masing-masing dan lebih memperhatikan kesehatannya. Kejadian ini, juga bisa diambil pelajaran bagi peserta OPAK, agar tidak menganggap panitia itu kerjanya enak,
bisanya menyuruh-nyuruh saja. Dan terkesan peserta lebih capek daripada panitia OPAK. Padahal sebaliknya, bisa dikatakan panitialah yang lebih capek daripada peserta. [ ] Khoerul Anas
DETIK
Edisi Khusus OPAK IV/Agustus 2014
5
Stan UKM untuk Eksistensi OK
S
TAIN Kudus – Minggu (24/8), agenda pengenalan UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) pada peserta OPAK meriah. Setiap OK diberi kesempatan untuk memperkenalkan profil organisasi mereka. Waktu yang diberikan panitia 30 menit untuk tiap UKM. Selanjutnya, Senin (25/8) setiap UKM juga disediakan stan oleh panitia untuk memperkenalkan lebih lanjut organisasinya. Ditemui Tim Detik di Basecamp PALWA 51, Suprapto, anggota UKM PALWA 51 menuturkan pihaknya akan menunjukkan foto-foto dokument a s i kegiatan PALWA 51 kepada peserta OPAK lewat stan yang disediakan panitia besok. Hal serupa juga akan dilakukan oleh UKM STEC dan UKM OLGA. Bedanya, pada UKM Olga, mereka juga akan memperlihatkan Piala Kejuaraan. “UKM Olga akan menunjukkan piala
6 DETIK Edisi Khusus OPAK
IV/Agustus 2014
kejuaraan yang pernah diraih. Selain itu UKM Olga juga akan mengulas lebih dalam mengenai UKM Olga kepada mahasiswa peserta OPAK yang berkunjung ke stan,” ujar Rokhim, anggota UKM Olga. Sedangkan, Ovi, selaku Ketua STEC, menuturkan selain menunjukkan dokumentasi, UKM STEC juga akan mempersiapkan buku-buku (modul) sebagai panduan belajar Bahasa Inggris. “Saya berharap dengan adanya buku-buku (modul) dapat mempermudah ma- hasiswa baru peserta OPAK untuk belajar Bahasa Inggris,” jelas Ovi saat diwawancarai. Kustami, yang juga Bendahara II STEC, menambahkan bahwa UKM STEC akan menampilkan slide guna mendukung stan STEC. Namun, hal itu dilakukan jika keadaan memungkinkan. Mengenai persiapan yang dilakukan UKM Olga, pihaknya akan menyiapkan almari dan meja sendiri. “Karena panitia OPAK hanya menyediakan tempat, oleh karena itu UKM Olga berini-
siatif untuk menyediakan sendiri lemari dan meja guna mendukung kelancaran pengenalan UKM Olga melalui stan,” tambah Rokhim. Mengantisipasi mahasiswa baru atau peserta OPAK yang bertanya seputar UKM. Sido Mulyono menjelaskan, “Palwa 51 akan membuka sharing sep-
utar kegiatan Palwa 51. Selain itu juga akan menjelaskan foto-foto yang mendukung. Untuk kegiatan outdoor Palwa 51 juga melakukan kegiatan clambing di wall depan masjid, sebagai praktik langsung,” jelasnya. Rusti/Manun
H-1 Stan; Koordinasi Panitia Kurang UKM SMS berlatih untuk menyambut peserta OPAK di hari ke 4.
Masih terjadi simpang siur berita tentang rencana adanya stan-stan UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) sampai hari ketiga pelaksanaan OPAK. Semua pesiapan tentang stan UKM sudah dikonsepkan SC, hanya tinggal menunggu pelaksanaannya dari pihak OC. Seperti yang dituturkan Muhammad Khaerul Anam, panitia SC, “Kami dari panitia SC sudah mempersiapkan konsep dan segala sesuatunya. Tinggal
menunggu panitia OC yang bagian pelaksanaan saja.” Namun, ketika tim Detik mengkonfirmasi kepada pihak OC ternyata belum ada kejelasan. “Nggak tau yaa...kita nunggu dari SC gimana untuk besok...,” ujar Khaerul Abidin, panitia OC. Lepas dari kebingungan antar OC dan SC, kesibukan tetap terlihat dari beberapa UKM seperti SMS (Stain Musik Studio) dan Teater Satoesh terkait rencana adanya stan.
DETIK
Edisi Khusus OPAK IV/Agustus 2014
7
UKM SMS sudah mempersiapkan dengan matang untuk stan UKM-nya meski hanya seadanya. ”Untuk stan besok, kita hanya membuka konsultasi bagi Cakma-cakmi yang nantinya ingin bergabung dengan UKM kami,” terang Muna Assibith, kondaktur SMS. Meski mengaku sudah melakukan persiapan, namun mereka sedikit kecewa. Tidak tersedianya alat untuk latihan menjadi kendala. Lain hal dengan SMS, teater Satoesh memiliki konsep tersendiri soal apa yang akan disuguhkan di stan. Mereka akan menampilkan hasil karya
teater Satoesh. “Untuk stan, dari kami akan ada pameran lukisan, pameran topeng, pembacaan puisi, dan karyakarya lain dari anggota teater,” ungkap Abdul Halim, salah satu anggota teater saat kami temui di basecamp teater. Saat ditanya mengenai tentang fungsi diadakannya stand, Halim tak dapat menjawab karena tidak terlalu paham. “Kami belum terlalu paham fungsi diadakannya stan, karena koordinasi dan informasi dari panitia kurang,” tambahnya. [ ] Nuril & Rahmatika
RACANA, MENWA DAN KOPMA; SIAP PAMER STAN
P
engenalan dilaksanakan UKM kepada CAKMA-CAKMI dalam ruangan di hari ke tiga OPAK. Racana turut unjuk gigi dalam acara pengenalan UKM. Dalam aksinya, Racana telah menjelaskan mengenai progam kerja, kegiatan rutin dan prestasi-prestasi yang telah diraih Racana. Disinggung mengenai respon dari para peserta OPAK saat wawancara, Luqman, selaku ketua Racana mengaku banyak yang menanyakan tentang prosedur pendaftaran untuk menjadi anggota Racana. Luqman memaparkan bahwa Racana bukan sekedar tentang baris
8 DETIK Edisi Khusus OPAK
IV/Agustus 2014
berbaris. “Kami tidak hanya terfokus pada kegiatan baris-berbasris Pramuka, tapi juga memiliki progam kerja turun di lapangan. Seperti saat ada bencana alam atau membina adik-adik pramuka,” lanjut Luqman. Hal tersebut diyakini menjadi salah satu daya tarik tersendiri untuk menyaring minat mahasiswa baru. Disinggung tentang akan digelarnya stan untuk UKM yang baru pertama kali pada edisi OPAK tahun ini, Racana mempunyai kesiapan meski belum menerima konfirmasi detail dari panitia. “ Kami baru akan menerima konfirmasi detail tentang stan siang ini. Keunikan
Semangat UKM RACANA setelah perkenalan UKM dan menunggu pelaksanaan STAN yang akan dilaksanakan pada OPAK terakhitr
yang akan ditampilkan oleh Racana masih dalam proses,� ungkap Luqman saat diwawancarai tim Detik (24/8). Meski mengaku belum tahu dengan pasti akan detail stannya, tapi direncanakan akan ada piala-piala, miniatur, yang siap menghiasi stan Racana untuk menarik para peserta OPAK. “ Kami sudah siap jika nantinya
ada yang bertanya seluk beluk Racana saat Stan di buka esok,� Lanjut Luqman. Racana menyambut baik inovasi baru pihak panitia yang menyiapkan stan untuk tiap UKM agar mahasiswa baru bisa lebih dekat mengenal dan menentukan pilihan UKM yang akan diikuti nantinya. Masih seputar persiapan stan, Menwa (Resimen Mahasiswa) menga-
DETIK
Edisi Khusus OPAK IV/Agustus 2014
9
ku akan pamer keahlian tiap anggotanya di depan peserta OPAK. Seperti Taekwondo, dan Karate. Saat ditemui di markas Menwa, Muhammad Aufa selaku komandan menyatakan “Kami telah menampilkan Taekwondo dan Pencak Silat di acara perkenalan UKM siang tadi,” ungkap Aufa. Tentang kesiapan Menwa untuk Stan di hari ketiga OPAK dirasa sudah cukup. Foto-foto kegiatan Menwa akan dipajang di Stan. Koperasi Mahasiswa (Kopma) akan tetap berjualan saat hari terakhir OPAK. Termasuk saat stan UKM besok. “Kami akan menarik peserta OPAK den-
gan menjual minuman di Stan, karena background kami adalah jual beli,” tuturnya Ketua Kopma, Frisna. Fisnaa menambahkan bahwa Kopma menyambut baik tentang adanya stan OPAK, karena pengenalan di dalam ruangan peserta OPAK cukup singkat dengan penanya yang dibatasi pula. “Stan akan menjawab rasa penasaran mahasiswa baru yang ingin mengetahui lebih dalam lagi tentang Kopma,” lanjutnya. [ ] Nilam/Nurul
UKM JQH dan Al-Izza Siapkan Lomba Bagi Peserta OPAK Detik – minggu (24/08) Stan merupakan program baru yang diadakan oleh panitia OPAK. Tahun 2014 ini, untuk melonggarkan peserta OPAK agar mengenal lebih dalam tentang UKM yang berada di STAIN. Di tahun-tahun sebelumnya panitia belum pernah mengadakannya. Stan berupa tempat pameran yang dipersipkan panitia untuk setiap UKM agar mempermudah UKM untuk mempromosikan unit kegiatannya. “Kami dari pihak panitia sudah
10 DETIK Edisi Khusus OPAK
IV/Agustus 2014
mempersiapkan fasilitas berupa tenda– tenda dan tempat untuk menampung para UKM agar tidak kepanasan. Untuk startnya mutar dari belakang Rektorat sampai ke Gedung I. Tujuan diadakan stan yaitu untuk memperluas pengetahuan mahasiswa baru terhadap UKM, karena pada waktu pengenalan UKM di gedung, mahasiswa dibatasi oleh waktu yang sangat singkat. Untuk itu panitia berharap dengan diadakannya stan bisa membantu mahasiswa baru agar lebih mengerti dan memahami setiap
Peserta yang mengikuti lomba boleh mempersiapkan teks untuk dijadikan bahan pembantu dalam berpidato UKM yang ada, sekaligus mahasiswa dapat bertanya langsung tanpa perlu dibatasi oleh apapun, setiap UKM berhak menampilan keunikannya masing– masing untuk menarik perhatian para peserta OPAK,” tutur Ahwani, Sekretaris OC semester V. Persiapan UKM pun telah direncanakan matang. Unit Kegiatan Mahasiswa Jam’iyyah Qurro’ wal Huffadh (UKM JQH), misalnya, mereka telah mempersiapkan lima lomba untuk para peserta, diantaranya qiro’atul Qur’an, manajemen vokal, kaligrafi, tartil Al– qur’an, dan rebana. Masing–masing dari kelompok small group harus mengirimkan satu anggota untuk mengiku-
ti lomba. UKM JQH telah penyiapkan strategi dan konsep untuk menarik para peserta, seperti adanya promosi dari macam divisi tersebut. “Kita sudah koordinasi dengan pengurusnya yang sudah diumumkan kepada masing masing UKM, dan kita sudah menyiapkan beberapa lomba. Untuk stan sendiri kami bertempat di pinggir lapangan, tapi kalau untuk tempat lombanya masih direncanakan,” ungkap Nur Saidah dari divisi tiwalah UKM JQH. Persiapan UKM Al-Izzah, UKM yang konsen dengan pengembangan kemampuan berbahasa Arab ini juga telah mempersiapkan lomba pidato untuk di ikuti peserta OPAK. Dalam lomba tersebut para peserta bebas menentukan tema. Dan masing – masing dari small group harus mengirimkan perwakilan anggotanya. Anwar, penasehat UKM Al-Izzah berkata, “peserta yang mengikuti lomba boleh mempersiapkan teks untuk dijadikan bahan pembantu dalam berpidato tapi lebih baik tidak menggunakan teks agar mendapat tambahan nilai dari juri. Lomba ini sendiri diadakan di gedung J. [ ] ”Siti Khomsatun Ni’mah/Aulia Melani
DETIK
Edisi Khusus OPAK IV/Agustus 2014
11
COBAAN OPAK HARI KE-3 Banyak yang mengem-
balikan nasi bungkusnya ke kami dan minta tukar karena lauknya basi
H
ari ke 3 OPAK bukan semakin ringan malah semakin berat untuk dijalani. Tidak hanya dari segi pembekalan yang semakin susah, makanpun semakin tak terurus. Terbukti dengan adanya makanan basi yang ditemukan di GOR STAIN Kudus. Menurut Ali Mubarok (20) Jurusan Tarbiyah mengaku nasi yang dimakan basi. “Lauknya yang basi mbak, kalau gak laper gak aku makan,” ujarnya. “Tidak hanya itu, akibat dari makan makanan yang basi itu perut saya menjadi mules akibat kepedasan,” tambahnya. Seperti halnya Ali, Dwi Laelatul Qodriyah (18) Jurusan Syari’ah mengaku makanan yang ia makan juga basi. “Baunya anyir, soalnya makanannya tercampur dengan mie yang udah basi,
12 DETIK Edisi Khusus OPAK
IV/Agustus 2014
jadi makannya ya separuh,” ujarnya saat ditanya Tim Detik. Beberapa peserta OPAK terpaksa mengembalikan makanannya kepada panitianya dan minta ganti. Seperti yang akui Lina Ihyani (19) Jurusan PAI mengaku merasa kesal dengan panitia. “Kita udah capek, masak dikasih lauk yang basi. Selain itu, dari hari pertama sampai hari ketiga masak lauknya mie terus, kan bosen,” ujarnya. Menanggapi hal itu, panitia tidak tinggal diam. Seperti yang diungkapkan M. Alfi Ni’am selaku panitia OC yang sekaligus membagikan konsumsi di GOR STAIN Kudus bahwa memang banyak nasi yang sudah basi. “Banyak yang mengembalikan nasi bungkusnya ke kami dan minta tukar karena lauknya
basi. Mungkin nasi yang masih panas langsung dibungkus dengan lauk tanpa dipisah-pisah. Jadinya kan pengap,” ujarnya Ia juga menambahkan bahwa nasi bungkus yang dipesan di Warung Bu Yum di Desa Dersalam hanya basi 2 karung yang berukuran kecil yang berada di GOR. Adapun di gedung yang lain tidak ada yang basi. Selama OPAK baru di hari ke 3 ada tragedi nasi basi. Ia sudah melapor kepada koordinator seksi konsumsi agar menegur kepada Mbak Yum.
Walaupun ada beberapa peserta yang meminta untuk diganti nasinya, tapi berbeda dengan Dwi, ia mengaku masih tetap memakannya. “Ngikut panitianya saja, soalnya takut kalau membantah dibawa ke pembinaan,”ujarnya. Ketegasan panitia bukannya membuat peserta lebih baik, tetapi membuat rasa tertekan dan rasa takut. Panitia yang semestinya disegani berbalik arah menjadi panitia yang ditakuti. [ ] Rida/ Ifa
Serba Salah!!!
R
asa capek, ngantuk, harus bangun pagi dan lain sebagainya. Itulah ungkapan perasaan yang diungkapkan oleh peserta OPAK dihari ke 3. Seperti yang diungkakan oleh Zakiyatul Amalia (18) Mahasiswa baru Jurusan Ushuludin itu mengaku kecapekan saat OPAK karena rumahnya jauh. “Tidur aja 2 jam, garap tugas, nulis terus,” ujarnya. Lain halnya dengan Zakiya, Fauzul Himayah, peserta OPAK dari Jurusan Syari’ah mengaku nyaman-nyaman saja dan menikmatiya. “Tak kirain pas OPAK ngasih sanksinya agak berat, ternyata tidak,” ujarya. OPAK yang sudah berlangsung sampai hari ke-3, tak menjadikan pembekalan OPAK semakin ringan. Seperti yang diungkapkan oleh Zakiya. Ia men-
gaku tidak pesan perbekalan OPAK dari lapak-lapak yang berjualan. “Yang paling sulit itu cari ayamnya soalnya rumah saya jauh. Jadi kalau pulang kemalaman ya sulit untuk mencarinya di pasar,” ujarnya. Selain itu, Ia mengaku ingin menikmati sebuah proses, tidak ingin langsung instan. Berbeda dengan Zakiya, Latifah Jurusan Ushuluddin mengaku terpaksa membeli pembekalan kepada lapaklapak yang berjualan. “Sulitnya itu nyari timunnya di pasar, selain itu kemarin saya pulang ke Pati jadi kesulitan kalau harus nyari pembekalan sendiri,” ujarnya. Tema OPAK kali ini, yang katanya hendak membumikan mahasiswa yang berkarakter, membuat Muhmmad Riza (18) Jurusan Dakwah penasaran. Lan-
DETIK
Edisi Khusus OPAK IV/Agustus 2014
13
taran ia merasa praktik pelaksanaan OPAK jauh dari upaya untuk mencapai hal tersebut. Kepada Sugi Haryadi selaku pemateri Kemahasiswaan di GOR STAIN Kudus, Sabtu (23/8) kemarin, Riza mengatakan “OPAK kan disuruh ini dan itu, memakai hal-hal yang tidak wajar. Apakah itu bisa membentuk karakter mahasiswa?” ceritanya saat ditanya Tim Detik untuk menjelaskan pertanyaannya. Menanggapi pertanyaan tersebut, Sugi Haryadi selaku pemateri menjelaskan bahwa hal-hal dalam OPAK bertujuan untuk melatih siswa agar bisa beradaptasi dengan situasi dan kondisi apa pun. “Mahasiswa itu harus mampu mengadaptasikan diri, menjadi manusia yang mandiri, cerdas dan beradaptasi,” ujarnya. Selaras dengan Riza, Anggit Saputro Jurusan Dakwah juga beranggapan bahwa antara tema yang diangkat dengan pelaksanaan OPAK tidak sesuai. Ia mencontohkan tentang tuntutan agar membawa berbagai bekal yang sulit dicari. “Katanya membentuk karakter yang berkualitas, tapi realitanya tidak sesuai. Pembekalan yang tidak logis. Katanya dituntut untuk berkualitas, tapi disuruh ini dan itu. Jika Ketua SC ibarat presidennya dan pesertanya ibarat rakyatnya, aku yakin senior bermain politik,” ujarnya. Sependapat dengan Anggit, Zakiya memprotes kepada panitia yang berjualan. Ia berpendapat bahwa panitia
14 DETIK Edisi Khusus OPAK
IV/Agustus 2014
seharusnya tidak berjualan, dan membiarkan peserta mencari sendiri segala keperluannya. “Panitia kok ikut jualan, harusnya membiarkan pesertanya untuk berproses,” ujarnya. Anggit juga menambahkan bahwa otak manusia itu seperti awan (maksudnya cepat hilang), tidak seperti Rasulullah. Menurutnya, peserta yang tak membawa bekal karena lupa itu tidak salah, karena dalam Islam lupa itu tidak berdosa. Justru yang dihukum itu seharusnya yang pesan perbekalan. Hal ini malah menyebabkan mahasiswa kesusahan dan terpaksa korupsi terhadap orang tuanya hanya untuk membeli pembekalan. “Lawan, lawan, lawan, l a wan, lawan hai…” itulah penggalan nyanyian Kedaulatan Mahasiswa yang dijadikan Muhammad Faiq untuk memprovokasi pesertanya bahwa menjadi peserta tidak harus selalu tunduk dengan aturan Panitia. Jika panitia bersalah maka peserta wajib melawan. Menanggapi hal itu, Anggit sependapat dengan Faiq, kalau mahasiswa harus berani melawan, tapi realitanya? “Bentak malah diseneni. Kena sanksi juga,” protesnya. Semua serba salah!!! Ifatun nikmah
S
MENGENAL LEBIH DALAM OPAK
TAIN Kudus - Dari tahun ke tahun pelaksanaan Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus (OSPEK) di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Kudus cenderung monoton. Hal itu dapat dilihat dari sejumlah agenda yang dirancang oleh panitia. Bedanya tahun ini dinamai dengan OPAK (Orientasi Pengenalan Akademik Kemahasiswaan). Terlepas dari diubahnya nama untuk orientasi kali ini, kegiatan OPAK sepertinya tidak jauh berbeda dengan agenda ketika masih berjuluk OSPEK. Sehingga memunculkan pertanyaan apakah hanya sekedar nama yang diubah. Tentu dengan nama yang berbeda, berpengaruh juga dalam penyusunan konsep OPAK tahun ini. Muhammad Faiq, ketua SC (Sterring Commitee) menuturkan OPAK lebih berhubungan dengan birokrasi kampus dan kegiatan kemahasiswaan, sedangkan OSPEK hanya mengenalkan tentang akademik kampus. “Dengan mengenalkan lebih dalam kegiatan kemahasiswaan, kita mengharapkan peserta tertarik untuk berpartisipasi dalam berbagai kegiatan kemahasiswaan.” Ungkap Faiq. Dapat ditelisik dari OSPEK 2013 agenda yang disuguhkan diantaranya presentasi materi, small group dan pengenalan UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa). Begitu pula dengan agenda OPAK 2014, perbedaan hanya terletak pada nama, tema dan susunan kepanitiaan. Pada tahun lalu, panitia mengambil tema “Rekonstruksi Gerakan Mahasiswa dalam Menyikapi Dinamika Bangsa”. Yang pada intinya membangun kembali mental mahasiswa untuk mempunyai jiwa pergerakan yang nantinya mampu menjadi motor penggerak dalam proses perubahan bangsa dan Negara, serta mengerti akan
manfaat sebuah nilai pergerakan. Sedang OPAK 2014 mengangkat tema “Membangun Mahasiswa Berkarakter Nasionalis, Islami dan Transformatif,”. Ketika ditemui tim Detik, Agus Retnanto, Wakil Ketua 3 menyatakan bahwa maraknya faham islam radikal yang akhir-akhir ini sedang hangat diperbincangkan yaitu ISIS (Islamic State of Iraq and Syam). Menjadi alasan utama untuk menanamkan rasa Nasionalis, berwawasan Islam dan Transformatif dalam diri mahasiswa, agar tidak mudah terprovokasi oleh faham-faham yang menyesatkan, yang dapat mengancam keutuhan NKRI, dan juga mampu membenahi diri dan lingkungan ke arah yang lebih baik. Pada dasarmya tujuan diadakannya OSPEK ataupun OPAK sama, yaitu sebagai wahana untuk memperkenalkan mahasiswa baru tentang bagaimana sistem belajar di perguruan tinggi, mengenalkan beragam OK (Organisasi Kemahasiswaan) di kampus, serta yang terpenting adalah mengubah mental mahsiswa baru. Ketika ditanyai, apakah dengan adanya OPAK dan sejenisnya mental mahasiswa berhasil dirubah. Agus Retnanto menjawab, “sedikit banyak, kegiatan OPAK telah mengubah mental Mahasiswa Baru, dari sifat penakut, malas, pasif, dan kekanak-kanakan menjadi mahsiswa yang aktif dalam OK yang terdapat di lingkungan perguruan tinggi, serta kritis dalam menyikapi isu-isu sosial yang berkembang di masyarakat.” “Kegiatan OPAK yang sering kali diselipi dengan bentakan, tidak lain untuk membangun mental, sehingga mahasiswa baru mampu bertahan menghadapi tantangan-tantangan di dunia perkuliahan.” Tambah Agus Retnanto. [] Khoirun Nisa’ dan Nurul Hidayah
DETIK
Edisi Khusus OPAK IV/Agustus 2014
15
Ganda 16 DETIK Edisi Khusus OPAK
IV/Agustus 2014