Salam Redaksi
S
EMANGAT pemerintahan baru bagi mahasiswa STAIN Kudus. Dalam bulan Desember ini DPM berhasil melaksanakan PEMIRA(Pemilihan Umum Raya). Pemilihan ini untuk merebutkan kursi pemerintahan Presiden mahasiswa BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) dan pemilihan ketua DPM (Dewan Perwakilan Rakyat). Walaupun acara pemilihan ini bertaberakan dengan UAS(Ulangan Akhir Semester) bagi mahasiswa jurusan tarbiyah dan ushuludin. Akan tetapi tidak mengurangi semangat dari para mahasiswa untuk melaksanakan pemilihan pada hari Rabu(10/12)kemarin.
Acara pada hari Rabu itu terkesan tertib dan berjalan dengan lancar. Tidak ada kegaduhan saat acara berlangsung dimulai pagi jam 08.00 sampai malam hari jam 21.00 WIB. Untuk presiden mahasiswa yang baru terpilih memiliki tugas yang berat yang harus dihadapi secara langsung. Seperti menghidupkan kembali BEM yang telah mati suri. Kehidupan dalam kegiatan mahasiswa itu `baik manakala dalam pemerintahanya itu hidup(aktif). Hal yang terpenting dalam pemerintahan ini adalah berusaha agar memiliki sifat tanggung jawab dan memiliki nilai-nilai solidaritas terhadap kalangan mahasiswa pada umumnya.
Memang saat hunting(pencarian berita) untuk anggota detik yang mengikuti hanya sedikit. Karena anggota detik pada hari selasa dan rabu memiliki kesibukan masing-masing.
Kerja Total KPUM
Daftar Isi :
Dua minggu sebelum hari H pelaksanaan pemilihan, KPUM sudah melakukan berbagai tugas. Harapannya yakni agar PEMIRA.......
Salam Redaksi,2 Karikatur,3 Fokus 1. Pemira 2014 Kurang Tersosial isasikan, 4 2. Kerja Total KPUM,5 3. Banyak Snack Politik Beredar,7 4. Harapan Mahasiswa,9 Cerpen, 12 Esai Foto, 16
Pemira 2014 Kurang Tersosialisasikan Mungkin karena bertepatan dengan semesteran, jadi pertisispasi mahasiswa berkurang. .................... SANG PECUNDANG Sebagai seorang Presiden mahasiswa, ia adalah sosokyang all-out. Bangku kuliah ia korbankan untuk profesionalisme............
Pimpinan redaksi : Yaumis Salam, Redaktul Pelaksana : Ahmad Afandi, Editor : Ayu, Arif, Fotografer: Fandi, Layouter : salam, Reporter:Fuad, Lusi, Ibriza, Rida, Karikatur : Muhtar
Detik Edisi Khusus PEMIRA
2
Desember 2014
Karikatur
Muhtar Detik Edisi Khusus PEMIRA
3
Desember 2014
PEMIRA 2014
EDISI KHUSUS
S
T
A
I
N
K
U
D
U
S
Pemira 2014 Kurang Tersosialisasikan
Afandi /Detik
CAPRESMA sedang memperkenalkan diri dan menyampaikan visi dan misinya.
P
EMIRA (Pemilu Raya Mahasiswa) STAIN Kudus dilaksanakan pada tanggal 10 Desember 2014 lalu. Pesta demokrasi tahunan kampus hijau itu ternyata belum tersolialisasi dengan baik. Terbukti masih banyak dari mahasiswa yang tidak mengetahui profil CAPRESMA (Calon Presiden Mahasiswa) dan partai-partai yang menjadi peserta Pemilu. Ita dan Alfi misalnya, mahasiswa semester satu ini hanya di sms unuk mendukung salah satu partai dan calon presiden mahasiswa.
kampus hijau itu seolah hanya milik mereka yang tergabung dalam organisasi kampus. Hal ini tercermin dari pengakuan Rini, mahasiswa semester tiga “saya tahu partaipartai dan CAPRESMA karena saya ikut PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) dan LDK (Lembaga Dakwah Kampus),� ujar mahasiswi Manajemen Bisnis Syariah itu. Kurangnya antusian mahasiswa STAIN Kudus ini diengaruhi karena kondisi kampus yang kebetulan sedang melaksanakan Ujian Akhir Semester (UAS) untuk jurusan Tarbiyah dan Ushuluddin. “ Mungkin karena bertepatan dengan semesteran, jadi pertisispasi mahasiswa
Dari ribuan mahasiswa STAIN Kudus, pemahaman terkait pesta demokrasi di
Detik Edisi Khusus PEMIRA
4
Desember 2014
PEMIRA 2014
EDISI KHUSUS
S
T
A
I
N
K
U
D
U
S
waktu lalu, pihak KPUM memang sengaja tidak ada sosialisasi khusus. “Tidak ada sosialisasi khusus. Kami hanya sosialisasi melalui pamflef-pamflef, mengingat jumlah mahasiswa yang sangat banyak jadi itu cara paling efektif menurut kami,” ujar Selamet Sukirno, anggota KPUM.
berkurang. Karena banyaka yang memikirkan semesteran daripada ikut pemilu,” ujar Uli, mahasiswa Tarbiyah.
Tidak ada sosialisasi khusus. Kami hanya sosialisasi melalui pamflef-pamflef, mengingat jumlah mahasiswa yang sangat banyak jadi itu cara paling efektif menurut kami,”
Katidaktahuan akan informasi terkait Pemira, ternyata tak lantas menjadikan semua mahasiswa acuh. Sebut saja Atmim, mahasiswa semester lima ini selalu menanyakan kepada teman-temannya partai mana yang punya visi-misi baik. Calon mana yang punya dedikasi kepedulian terhadap mahasiswa STAIN nantinya. sayangnya mahsiswa seperti Atmim tidak banyak ditemukan di kampus hijau ini.[]
Minimnya sosialisasi yang dilakukan Komisi Pemiliha Umum Mahasiswa (KPUM) juga disinyalir menjadi salah salah salah satu penyebabnya. Menurut pemaparan salah satu anggota KPUM yang ditemui redaksi beberapa
(Khoridatul Jannah dan Fuad Hasan)
Kerja Total KPUM
D
PM sudah membahas matang tentang konsep penyelenggaraan PEMIRA, hal ini tertuang dalam Undang-Undang DPM No. 2 Tahun 2014 tentang penyelenggaraan pemilihan umum. Mulai dari pembentukan Komisi Pemilihan Umum Mahasiswa (KPUM) sampai Panitia Pengawas Pemilu Mahasiswa (Panwaslu). Anggota KPUM dan PANWASLU terdiri atas tujuh anggota. Masing-masing perwakilan Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) tiga orang dan masing-masing dari Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) satu orang.
Detik Edisi Khusus PEMIRA
Penyelenggaraan Pemira tahun ini berjalan lancar tanpa aksi anarkis dari pihak tertentu seperti yang pernah terjadi dua tahun silam. Hal tersebut tak lepas dari kerja total KPUM. Pihak-pihak terkait seperti KPUM dan Panwaslu telah berusaha maksimal untuk kelancaran hajatan akbar STAIN Kudus. “Selama ini kami berusaha semaksimal mungkin agar PEMIRA tahun ini berjalan lancar”, Ujar Ahwani ketua KPUM. Setelah KPUM dan Panwaslu disahkan, mereka segera bekerja sesuai dengan amanat yang diberikan oleh DPM. Termasuk untuk 5
Desember 2014
PEMIRA 2014
EDISI KHUSUS
S
T
A
I
N
K
U
D
U
S
(Afandi /Detik)
PARA anggota KPPS dan saksi partai menghitungan masing-masing suara partai pada TPS di gedung timur.
siapan sudah 90 persen” imbuhnya.
segera membentuk KPPS. Ketua KPUM Ahwani mengatakan bahwa selama disahkan menjadi KPUM, mereka segera menjalankan amanat yang diberikan oleh DPM.
Mulai dari penyusunan peraturan KPUM, menyeleksi partai yang msuk, sosialisasi kepada mahasiswa, serta membuat Komisi Panitia Pemungutan Suara (KPPS) “sejak dua minggu yang lalu sudah mulai pasang pamflet, banner KPUM serta memosting di grup facebook DPM STAIN Kudus,” pungkasnya.[]
Dua minggu sebelum hari H pelaksanaan pemilihan, KPUM sudah melakukan berbagai tugas. Harapannya yakni agar PEMIRA tahun ini berjalan dengan lancar dan sukses, sesuai dengan apa yang diinginkan. Ketika ditemui satu hari sebelum pemungutan suara, ahwani menjelaskan, “hingga hari ini (red selasa) pe-
Detik Edisi Khusus PEMIRA
(Ahmad Afandi/Fakta/*)
6
Desember 2014
PEMIRA 2014
EDISI KHUSUS
A
S
T
A
I
N
K
U
D
U
S
Banyak Snack Politik Beredar
ROMA politik nampaknya sudah membaur dengan udara STAIN Kudus. Partai- partai sibuk berkampanye. Tak ketinggalan dari dua kandidat Calon Presiden Mahasiswa (Capresma) yaitu Iqbal Abdu Rouf dan Muhammad Nawa Syarif. Mereka juga sedang sibuk mengkampanyekan diri mereka dengan menunjukan visi-misi terbaiknya untuk kemajuan STAIN Kudus dan juga mahasiswanya. Berbagai kampanye telah dilakukan baik penempelan poster-poster, blusukan ke kelas-kelas, mendekati teman lama, sampai ke sosial media. Kampanye seperti itu wajar dilakukan, namun tersiar kabar tak sedap dari beberapa partai. Menurut pengakuan mahsiswa jurusan Syariah dan Ekonomi Islam yang tidak mau disebutkan namanya, ada partai yang berkampanye dengan cara kotor. Mereka akan memberikan imbalan jika mau memilih partainya.
(Lusi /Detik)
Gerobak Cimol : tempat salah satu partai membagi snack politik kepada pendukungnya.
Jika nanti kamu memilih partai nomer 14 kamu akan mendapat bakso, caranya tinggal kamu ngasih KTM dan juga nomer hp setelah pencoblosan kamu akan di sms dan di ajak makan bakso.ini omongan apa sms???
biasa pada saat Pemira berlangsung ,hampir semua partai melakukan hal seperti itu. Sebagaimana yang di ungkapkan oleh salah satu anggota partai Macan. “Banyak partai yang menggunakan snack politik tak terkecuali partai saya. Namun dalam benak hati, saya kurang setuju dengan yang namanya snack politik,� ujarnya.
Bukan hanya partai pendukung partai nomer urut 14 saja yang memberikan snack politik, partai lain juga berlaku serupa. Sebagaimana yang diungkap oleh mahasiswi Tarbiyah semester tiga yang sekaligus anggota dari partai PSK, “kalau kamu pilih partai PSK nanti ada kontribusi snack buat kamu asalkan nanti habis nyoblos konfirmasi ke aku.�
Setelah pencoblosan selesai para koalisi partai tidak malu ataupun takut untuk terang-terangan memberikan snack politik tersebut. Terlihat di depan kampus barat
Snack politik seakan sudah menjadi hal Detik Edisi Khusus PEMIRA
7
Desember 2014
PEMIRA 2014
EDISI KHUSUS
S
STAIN Kudus terdapat gerobak yang berisikan cimol, disana para mahasiswa-mahasiswi yang memilih partai Puisi akan mendapat satu plastik cimol dan juga chocolatos dari tempat tersebut.
MAWAR
87
55
142
HAM
26
46
72
PMI
59
13
72
PK3
104
30
134
MACAN
51
35
86
PNT PRAGMATIS
21
75
96
65
45
110
25
6
31
74
69
143
2
10
12
12
14
26
PDM
151
36
187
PMM
93
9
102
PUISI
120
17
137
PSK
158
22
180
7 8 PPCM 9 PKM I 10 PKM II 11 12 13 14 15
AL ITTIHAD
Detik Edisi Khusus PEMIRA
TOTAL
TPS 1 TPS2
I
N
K
U
D
U
S
Lusi dan Ibriza
Perolehan Suara Partai Partai
A
Menaggapi hal tersebut, Anam, ketua Panitian Pengawas Pemilu (Panwaslu) mengaku kesulitan mengapus snack politik yang sudah membudaya itu. “Ini termasuk pelanggaran, namun ingin menghapus dan menghilangkannya itu sangat susah. Sebab itu sudah seperti budaya yang mendarah danging dan sudah dilakukan pada setiap diadakannya Pemira pada tahun sebelum-sebelumnya ”, ujarnya[]
Bungkus coklat juga nampak berserakan di sekitar Tempat Pemungutan Suara (TPS). Kejadian ini lumrah juga. Pada tahun-tahun sebelumnya hal semacam ini selalu terjadi. “Tahun lalu saya mendapat coklat dari partai yang saya pilih,” ujar Isna mahasiswa semester tiga jurusan Tarbiyah.
No. 1 2 3 4 5 6
T
TIDAK SAH
129
82
211
TOTAL
1177
564
1741
PEROLEHAN SUARA PRESMA TPS 2
Total
644
344
988
M. NAWA SYARIF
300
129
429
TIDAK SAH
233
91
324
TOTAL
1177
564
1741
NAMA CALOM
1
IQBAL ABDUL ROUF
2
8
TPS 1
No.
Desember 2014
PEMIRA 2014
EDISI KHUSUS
S
T
A
I
N
K
U
D
U
S
Harapan Mahasiswa urut pertama dipegang oleh Iqbal Abdul Rouf. Sedangkan pada nomor urut dua dipegang oleh M. Nawa Syarif. Kedua kandidat adalah mahasiswa jurursan Tarbiyah semester tujuh. Pada perebutan kursi DPM terdapat 15 partai. Dengan nomor urut Pertama dengan nama partai Mawar (Mahasiswa Revolusi), nomor urut kedua partai HAM ( Hak Asasi Mahasiswa), nomor urut ketiga PMI (Partai Mahasiswa Islam), nomor urut keempat PK 3 (Partai Kesatuan Keadilan Kemahasiswaan), nomor urut kelima partai MACAN ( Mahasiswa Cerdas dan Militan), nomor urut keenam PNT (Partai NahdlotutTullab), nomor urut ketujuh PRAGMATIS ( Partai Revolusi Gerakan Mahasiswa Kritis), nomor urut Kedelapan PPCM (Partai Pencerahan Cakrawala Mahasiswa), nomor urut kesembilan PKM 1 (Partai Kebangkitan Mahasiswa), nomor urut kesepuluh PKM 2 (Partai Kesejahteraan Mahasiswa), nomor urut kesebelas Partai Al Ittikhad, nomor urut keduabelas PDM (Partai Demokrasi Mahasiswa), nomor urut Ketigabelas PMM (Partai Mahasiswa Merdeka), Nomor urut keempatbelas PUISI (Partai Ukuwah Islamiah), nomor urut terakhir dengan nomer urut 15 PSK (Partai Solidaritas Kampus).
(Afandi /Detik) Gambar bahagia saat Iqbal Abdul Rouf , dinyatakan menang dalam PEMIRA (10/12) saat tim detik berkunjung ke komisariat PMII.
P
EMILIHAN calon ketua BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) dan Ketua DPM( Dewan Perwakilan Mahasiswa) di STAIN Kudus dilaksanakan Rabu (10/12) lalu. Pemilihan ini bertujuan untuk, mencari pemimpin yang bisa bertanggungjawab dalam mengemban amanah pemerintahan bagi mahasiswa dalam satu tahun kedepannya.
Dalam pemilihan CAPRESMA semua mahasiswa harus bisa bijak dan selektif dalam memilih, agar dapat terpilihnya pemerintah yang baik dan bisa bertanggung jawab. “Mahasiswa tidak boleh acuh tak acuh dalam pemilihan ini, karena jika hasil pemerintahan tahun ini buruk, maka yang akan kena imbasnya adalah mahasiswa sendiri. Akan tetapi jika hasil pemerintahan baik maka yang akan
Pada pemilihan tahun ini ada dua Capresma( Calon Presiden Mahasiswa). Pada nomor Detik Edisi Khusus PEMIRA
9
Desember 2014
PEMIRA 2014
EDISI KHUSUS
S
T
A
I
N
K
U
D
U
S
Istimewa terpenting adalah dapat bertanggung jawab. Baik dalam hal perkataan maupun perbuatan. Selain itu harus sering-sering mengadakan acara yang bertujuan untuk menumbuhkan dan membangun intelektualitas mahasiswa. Bisa membaur antar sesama, karena menjadi pemimpin adalah orang yang paling penting dan sentral dalam sebuah pemerintahan. Jika presidennya kurang bertanggung jawab dan tidak memiliki sifat kekeluargaan. Maka dalam menjalankan tugas pemerintahan tidak dapat menjalankan amanahnya dengan baik.[]
menikmati adalah mahasiswa sendiri. Sehingga peran mahasiswa sangat dibutuhkan,� kata Ahmad Alimul Hasan, mahasiwa semester sembilan jurusan Tarbiyah. Baik buruknya pemerintahan tahun depan bergantung pada partisipasi mahasiswa dalam memilih. Lebih lanjut ia mengungkapkan kriteria pemimpin yang diharapkannya. “Sebenarnya kriteria untuk menjadi ketua BEM adalah mampu untuk menjalin kebersamaan untuk semua mahasiswa, menjadi figur mahasiswa dan menjadi fasilitator,� ungkapnya
(Yaumis Salam/Detik)
Menurutnya, menjadi ketua BEM yang
Bagi mahasiswa-mahasiswi yang berkeinginan untuk mengirimkan karyanya untuk dimuat di buletin Detik atau majalah Paradigma. Nanti bisa dikirim ke E-mail lpmparadigma@gmail. com atau bisa dikirim langsung di kantor LPM Paradigma di kampus barat.
Detik Edisi Khusus PEMIRA
10
Desember 2014
Puisi
Negeri Tanda Tanya
oleh : Ahmad Afandi
Apakah pemuda sekarang masih mencintai bangsa ini? Bangsa yang gengsi dan malu dengan negara tetangga Merdeka duluan tapi jayanya belakangan Apakah pemuda masih gandrung dengan bangsanya? Semua masih tanda tanya.
1928 adalah hari dimana Pemuda-pemuda berkumpul Ya, berkumpul untuk mengucapkan sebuah janji Janji yang menjadi simbol kelahiran sebuah bangsa Indonesia Bertumpah darah satu, tanah air Indonesia Itu janji pertama mereka Ya, mereka para pemuda yang merasa memiliki tanah air Indonesia Mereka yang mencintai dan bangga dengan tanah air Indonesia Mereka yang mulai sadar akan tindasan kincir angin Eropa Itu dulu, Sekarang? Apakah pemuda sekarang masih peduli dengan keadaan negeri ini? Negeri yang mulai diombang ambingkan oleh penguasa-penguasa dunia Apakah pemuda masih bangga dengan Negaranya?
Berbahasa yang satu, Bahasa persatuan Indonesia Itu janji ketiga mereka Bahasa yang lagi-lagi dihancurkan oleh kincir angin Eropa Kemudia mereka mulai sadar dan harus menyatukan bahasa mereka Dan menjadikan satu suara yaitu MERDEKA Itu dulu, Sekarang? Apakah pemudanya masih bangga dengan bahasa persatuan Indonesia? Bahasa yang mulai dirobek-robek oleh adi daya Semua masih tanda tanya. Mampukah kita seperti Cina? Yang sangat mencintai negerinya Yang sangat mencintai bangsanya Yang hanya mau menggunakan bahasanya sabagai bahasa persatuannya. Semua masih tanda tanya.
Semua masih tanda tanya. Berbangsa yang satu, bangsa Indonesia Itu janji kedua mereka Ya, mereka yang mencintai bangsa ini dengan seluruh gugusan pulaunya Mereka yang mulai sadar bahwa bangsanya selalu dihancurkan oleh kincir angin Eropa Itu dulu, Sekarang? Detik Edisi Khusus PEMIRA
11
Desember 2014
Cerpen
B
SANG PECUNDANG
angunan itu masih berdiri megah, setidaknya sama dengan sepuluh tahun yang lalu. Jendela, keramik, papan nama dan kotak berkaca tidak ada yang berubah. Hanya taman kecil di depan gedung yang sudah berganti menjadi halaman berpaving. Meski ada perasan tak menentu, rindu bercampur kecewa dan malu, ia tetap melangkahkan kaki mantap. Ia ingin kelihatan professional, m e n jalankan pekerjaannya dengan baik. Langkah kakinya tercegat oleh sebuah tulisan berbungkus isolatif putih “batas suci�. Satu hal yang berbeda dengan sepuluh tahun lalu, menyebabkan ia tampak canggung. Ia pun melepas alas kaki. Dikeluarkannya bungkusan persegi dari tas Detik Edisi Khusus PEMIRA
punggung yang ia kenakan. Pintu dalam posisi terbuka, ketika ia mengangukkan kepala, sambil megucap salam dengan ragu. Belum ada balasan. Tampaknya tidak ada seorangpun di dalam. Ia menyisir pandangannya ke sekitar ruangan. Ya, sebuah ruangan yang tidak asing. Dulu ia pernah bergumul dengan ruangan lima kali enam meter ini dengan setia. Pandangannya tercekat pada satu foto berbingkai yang terpampang di sudut ruangan sebelah kanan atas. Foto pemuda yang gagah tampan, mengenakan jas almameter cokat terang, tampak menyembul dasi warna m e rah-hitam bermotif polkadot. Sosok yang sangat tidak asing bagi dirinya, bahkan sangat intim. Seakan memandang cermin waktu, sosok dengan senyum tipis itu seolah mengejek dirinya. Ia merasa bahwa kegagahan dan 12
Desember 2014
Cerpen kebesaran foto yang dibawahnya tertulis “Presiden mahasiswa’’ itu kontradiksi dengan keadaan dirinya saat ini. Ya, foto dirinya sepuluh tahun yang lalu tersebut, berderet berjejer dengan foto-foto yang memakai jas almamater yang sama. Di sebelah kanannya ada sepuluh bingkai yang semakin ke kanan semakin asing bagi dirinya. Lamunannya tiba-tiba terbang menjelajah waktu. Ia masih ingat, sepuluh tahun yang lalu ia adalah sosok hebat yang tidak hanya disegani oleh mahasiswa, namun juga pihak pimpinan yang ada di rektorat. Terpilihnya ia menjadi orang nomor satu dalam politik mahasiswa adalah bencana bagi birokrasi kampus. Dengan kemampuan orasi yang tangkas berapi-api, ia menjadi orator ulung di zaman dan di kampusnya. Tidak hanya itu, keberanian dan kecerdasan khas mahasiswa kritis menjadikan ia benar-benar lain dari pada yang lain. Berbicara tentang debat, ia lah kampiumnya. Bahkan Pembantu Rektor 3 terkadang harus diam-kalah oleh logika-retorikanya.
dan jiwanya. Ia masih ingat, pada semester dua, ia rela menyisihkan tabungannya demi untuk mendapatkan buku terjemahan “Das Capital”, magnum opus dari sang bapak sosialisme Karl Marx. Buku tersebut merupakan “kitab babon” bagi para marxis. Atau, bagaimana ia rela membaca berulang-ulang dan membawanya kemana-mana buku “Pemikiran Karl Marx” tulisan Frans Magnis Suseno, yang menurutnya lebih mudah dipahami dari pada Das Capital versi terjemahan tersebut. Meskipun selanjutnya ia agak pesimis dengan Marx, setelah perkenalannya dengan Antonio Gramsci, seorang Marxian yang memilih jalan “damai” dalam pemikiran revolusinya. Bahkan “Gramsci” ia selipkan di tengah dua kata namanya, Sohibul “Gramsci” Anam. Sebagai seorang Presiden mahasiswa, ia adalah sosokyang all-out. Bangku kuliah ia korbankan untuk profesionalisme seorang Presma. IPK nya tidak hanya turun, namun jebol dan hancur. Meskipun di kemudian hari, ia mengakui sangat menyesal atas tragedi IPK tersebut. Namun aktifitas di gerakan mahasiswa intra kampus tidak diragukan lagi. Pernah, untuk memperjuangkan aspirasi mahasiswa, ia menggalang aksi sampai memboikot UAS. Sekretariat UAS disabotasi. Semua pegawai dan dosen dipaksa keluar. Pintu sekretariat ia gembok, padahal semua soal dan administrasi berada di dalam. Praktis, UAS gagal total. Meskipun beberapa dosen menyiasati dengan ujian lesan. Semua itu hanya karena isu, akan ada kenaikan uang SPP mahasiswa. Dan luka codet di bawah telinga kanan adalah saksi bisu keberanian melawan kesewenag-wenangan penguasa.
Sebagai seorang Presiden mahasiswa, ia adalah sosokyang all-out. Bangku kuliah ia korbankan untuk profesionalisme seorang Presma. Sebagai seorang aktifis, ideologi marxis seakan mengalir ke dalam darah Detik Edisi Khusus PEMIRA
13
Desember 2014
Cerpen Sabetan sangkur dari aparat menggores menjadi luka permanen. Saat itu ia adalah Korlap aksi mahasiswa menolak kenaikan BBM di gedung gubernur, yang berdiri di barisan muka. Entah mengapa, massa tiba-tiba rusuh dan chaos. Bentrokan pun tidak bisa dielakkan. Satu malam ia harus meringkuk di balik jeruji tahanan. Sebuah harga mahal untuk sebuah kata, aktifis. “Cari siapa Mas?” suara lirih dari belakang membuyarkan lamunannya, padahal ia masih ingin menikmati nostalgia masa keemasanya. Ia tersigap kaget. Seorang anak muda bertubuh kecil menyapanya. ‘Ini ada kiriman paket dari Jakarta”, jawabnya agak gugup. “O iya mas.. Terima kasih,” jawaban singkat anak muda tersebut, seolah ia sedang mengingat-ingat sesuatu. Anam memicingkan mata. Wajah pemuda kecil tersebut seakan pernah dilihatnya, belum lama. Ia tidak mau terlibat dalam buaian memori. Lamunannya tadi sudah mengganggu kerjanya yang bergumul dengan waktu. Ia bergegas, setelah pamitan singkat. Lamunan tadi telah membuka lagi kepedihan hatinya. Kegagahan dan keberanian masa lalu, harus ia tukar dengan tuntutan hidup. Tiba-tiba ia teringat kembali SMS dari Ibunya “Le, kapan kamu diwisuda? Ahmad seangkatanmu saja sudah beberapa tahun lalu wisuda. Dan sekarang ia sudah jadi PNS.” Sebenarnya itu SMS standar dari seorang Ibu. Namun baginya, tidak lebih SMS terror yang selalu menghantuinya. Detik Edisi Khusus PEMIRA
Tiga tahun lalu, ia harus merelakan diri melepas predikat mahasiswa, setelah sepucuk surat DO dari rektorat ia terima. IPK nya benar-benar merah terbakar, menjadikan ia tak tertolong lagi. Sejak tiga tahun lalu ia tidak pernah pulang ke rumah. Lewat SMS ia mengabarkan kalau dia sudah selesai kuliah dan sekarang sudah bekerja mapan. Ia hanya bisa berkilah, “Maaf bu, undangan wisudanya lupa saya antar”, ketika ibunya menanyakan mengapa keluarga tidak diajak ikut wisuda. Ia benar-benar tidak bisa untuk tidak berbohong. Dengan hanya berbekal ijasah SMA, akhirnya ia bisa bekerja pada sebuah kantor Ekspedisi. Pekerjaanya sebagai kurir antar surat dan paket, adalah bekerjaan yang tidak pernah ia bayangkan dalam hidupnya. Idealismenya benar-benar telah runtuh. Di Kantor BEM, anak muda kecil itu masuk kantor dengan gontai. Ia masih saja penasaran dengan orang yang baru saja mengantarkan paket. “ Siapa ya? Sepertinya aku sering melihatnya,” pikirnya penasaran. Sambil melangkah masuk, ia sesekali mendongakkan wajahnya ke atas. Pada titik sisiran pojok kanan, ia tercekat. Buncahan hatinya mengalir deras. Ia girang. Persis seperti ketika Archimides berlari dari bak mandi dan berteriak “Eurika…”. Kedungbanteng, 7-12-14 08:10 Oleh: Muhamad Mustaqim, Penulis adalah dosen STAIN Kudus
14
Desember 2014
Esai Foto KONDISI dan partisipasi setiap partai, saat KPPS menghitung hasil pencoblos pada putaran pemilihan untuk menjadi DPM di STAIN Kudus.
SEMANGAT yang tercurahkan saat KPPS menghitung hasil pemilihan PRESMA pada malam hari di depan gedung kantor jurusan.
Detik Edisi Khusus PEMIRA
15
Desember 2014