Buletin detik edisi opak ii (23 agustus 2014)

Page 1

23 AGUSTUS 2014


Salam Redaksi

A

lhamdulillah. Shalawat dan salam untuk Rasulullah beserta keluarga dan sahabatnya, semoga kita mendapat syafa’atnya dihari akhir zaman. Haii pembaca… Semangat itu, lahir dari dalam hati seseorang yang kemudian dapat membentuk suatu terjadinya tindakan lho, seperti yang terjadi pada peserta OPAK yaitu sampai dibela-belain menginap dimusola kampus demi mengikuti OPAK. Silahkan anda simak dihalaman 7 dan ada STAIN merangkak maju di halaman 11. Silahkan anda simak halaman demi halaman. Detik akan setia hadir untuk memberi inspirasi bagi cakma dan cakmi. Terlepas dari adanya kekurangan baik dalam penulisan maupun pemaparan berita. Oleh sebab itu kritik dan saran dari pembaca kami harapkan Selamat membaca ….

Det!k Edisi Khusus OPAK I

SUSUNAN REDAKSI BULETIN DETIK Pimpinan : Faruq Hidayat, Sekretaris : Nurul Hidayah, Redaktur berita : Ahmad Afandi, Layouter : Yaumis Salam, Karikatur : Ganda, Fian, Reporter : Manun, Aulia, Fuad, Anas, Rida, Nilam, Mahya, Nisa’, Ifa, Ila, Bisri, Tika, Ibriza, Lusi, Muhtar, Hamam, Atika, Aliya, Intan, Arina, Rusti, Miftahudin, Yusro.

Menginap dimushalla kampus demi OPAK

O

rientasi Pengenalan Akademik dan Kemahasiswaan (OPAK) STAIN Kudus 2014 memunculkan beragam kisah. Salah satunya tentang tempat penginapan peserta OPAK. Demi menghindari hukum..........

2


Hura-Hara OPAK Hari Pertama Semangat pagi untuk mengawali langkah pertama OPAK Seluruh mahasiswa STAIN Kudus

S

TAIN Kudus - Jum’at pagi (22/8), jalan depan kampus STAIN Kudus telah ramai oleh orangorang berpakaian putih – hitam dengan berbagai atribut. Mereka adalah peserta OPAK (Orientasi Pengenalan Akademik dan Kesiswaan) STAIN Kudus 2014. Sementara itu, para panitia telah siap menunggu peserta sejak pukul 04.55 WIB. Mereka telah berada di pintu gerbang kampus timur STAIN Kudus yang merupakan tempat pembukaan dan penutupan OPAK yang berlangsung selama 4 hari berturu-urut. Ada yang bertugas memeriksa kelengkapan atribut dan sebagian lain membawa stempel

Det!k Edisi Khusus OPAK I

bercap OPAK STAIN Kudus 2014 yang distempelkan pada co-card peserta saat memasuki gerbang lokasi OPAK sebagai tanda mengikuti OPAK pada hari itu. “Cepat . . . cepat, waktu kurang 20 menit lagi. Gerbang akan segera ditutup.” Teriakan demi teriakan terus terdengar dari panitia-panitia setiap menitnya, untuk mengingatkan peserta bahwa waktu peserta untuk masuk ke lokasi kian sempit. Namun, hal itu seperti kurang diperhatikan oleh sebagian peserta. Pasalnya banyak dari peserta yang justru sibuk dengan kegiatannya sendiri, bukannya bersiap-siap berbaris untuk masuk lokasi. Banyak diantara

3


peserta yang masih berada di seberang jalan, mencari perbekalan OPAK yang telah dipesan sehari sebelumnya kepada stan-stan yang menyediakan jasa pemesanan perbekalan OPAK. Ada pula yang sibuk mencari tempat parkir untuk kendaraan yang mereka bawa. Seperti yang dilakukan oleh M. Misbahul Huda, mahasiswa baru jurusan syariah, asal kecamatan Dawe yang terlambat memasuki gerbang karena kesulitan mencari tempat parkir. “Sampai sini tadi belum telat. Tapi karena mencari tempat parkir agak sulit, jadi sampai gerbang sudah ditutup,” ungkap Huda. Padahal pada Technical Meeting (21/8) lalu, panitia telah memperingatkan agar peserta tidak membawa motor sendiri. Ketua SC OPAK STAIN Kudus 2014, Muhammad Faiq mengungkapkan, “panitia telah melarang para peserta membawa motor. Karena kalau membawa motor sendiri resikonya cukup besar. “ “Jika masih membawa motor, itu tanggung jawab peserta sendiri. Panitia sudah mengingatkan. Jangan sampai ada kejadian yang tidak diinginkan terjadi, yang disalahkan panitia. Seperti tahun kemarin, ada peserta yang membawa motor dan hilang, panitia yang dilapori dan dimintai solusi,” tambahnya. Pada pelaksanaan OPAK hari pertama ini, terlihat cukup banyak peserta yang melakukan pelanggaran. Mulai dari keterlambatan, kurang atau salahnya perbekalan dan perlengkapan serta berbagai pelanggaran lainnya. Seperti yang dialami Muhammad Farid dan Taufiqur Rahman, Mahasiswa baru jurusan syari’ah yang harus mendapat satu buah coretan dari panitia sebagai peringatan karena tas OPAK yang dibawa

Det!k Edisi Khusus OPAK I

tidak sesuai dengan ketentuan. “Tadi dihukum, karena tasnya terlalu besar. Padahal kalau lebih besar kan muat lebih banyak,” canda Farid menanggapi. Tak sedikit juga dari peserta OPAK yang harus masuk ruang pembinaan dan mendapatkan teguran dari panitia karena berbagai alasan. Diantaranya, karena mengikuti screening dengan tidak tuntas, tidak membawa bukti screening saat Technical Meeting (TM) dan sebagainya. Sehingga menyebabkan tidak mendapat fasilitas OPAK yang merupakan bagian dari perlengkapan OPAK, seperti buku panduan dan pin OPAK. Uswatun Khasanah, mahasiswi baru asal Pati adalah salah satunya. “kemarin saat TM bukti mengikuti screening ketinggalan di rumah. Jadi tidak mendapat fasilitas. Tadi mendapat pembinaan dan disuruh merangkum materi screening kemarin untuk diserahkan besok. Semuanya tidak memberatkan saya, karena itu semua akibat kesalahan saya sendiri”, ungkapnya. Kejadian-kejadian unik juga mewarnai OPAK hari pertama ini. Seperti terjadinya kesalahpahaman antara panitia dan peserta yang terlambat karena gerbang yang telah ditutup. Peserta menduga dengan ditutupnya gerbang tersebut, peserta benar-benar tidak diperbolehkan masuk. Sehingga terlibat adu mulut antara salah satu panitia dan peserta dan hampir terjadi adu kontak fisik. [] afandi/arina/tika

4


Dilarang Bawa Motor dan Hp, Peserta Opak Resah

Ketertiban sepeda motor menjadi hal utama untuk keamanan bagi seluruh peserta OPAK.

P

ERATURAN dilarangnya membawa motor dan hand phone ternyata membawa kegelisahan bagi para peserta OPAK (Orientasi Pengenalan Akademik dan Kemahasiswaan) yang berdomisili jauh dari kampus. Seperti yang diungkapkan A. Abhar (22) Jurusan Syari’ah/

Det!k Edisi Khusus OPAK I

AS mengaku jika ia membawa motor karena rumahnya agak jauh dan tidak ada yang mengantar ke kampus. “Saya menitipkan sepeda motor dekat dengan pertigaan Ngembal Rejo, soalnya di sana disediakan penitipan motor selama OPAK,� ujarnya.

5


Dengan alas an yang sama, Awalul (18) Jurusan Tarbiyah juga mengaku jika ia membawa motor karena rumahnya juga agak jauh dengan kampus. “Kalau pun diantar bisa, tetapi kalau pulangnya saya tidak ada yang jemput,” ungkap Awalul. Dia juga merasa keberatan jika ada peraturan dilarang membawa hp, “saya diserahi tanggung jawab baru dari orang tua teman saya untuk memberitahu kalau teman saya tersebut sudah pulang atau belum,” tambah Awalul. Menanggapi peraturan panitia yang tidak memperbolehkan peserta OPAK membawa motor, dan jika peserta tetap membawa motor ke kampus, maka peserta tidak boleh memarkirkan motornya di tempat parker kampus, harus di luar kampus, Awalul mengaku keberatan. Menurutnya, hal itu malah membuat boros kerena tarif yang dikenakan yaitu Rp 5.000,00/motor. “Boros banget, soalnya uangnya kan sudah habis buat membeli pembekalan,” ujar Awalul. Lain halnya dengan Awalul, Abhar mengaku tidak masalah dengan peraturan yang diberikan panitia. “Gak masalah, kan menguntungkan setempat untuk menerima rizqi, hitung-hitung beramal. Tapi kan gak semua orang punya uang,” tutur Abhar. Ia juga menambahkan bahwa alasan memilih STAIN kan memang mencari yang murah. “Setidaknya dicarikan lahan parkir yang luas, soalnya penitipan montornya agak jauh dari kampus,” tambahnya. Menurut Afifuddin selaku pani-

Det!k Edisi Khusus OPAK I

tia pembinaan membenarkan jika para peserta OPAK dilarang untuk membawa motor maupun hp karena dikhawatirkan kalau ada kehilangan barang pada saat OPAK berlangsung. Selain itu, Yosep yang menjabat sebagai panitia pembinaan sekaligus delegasi dari UKM MENWA juga menambahkan bahwa keberadaan satpam tidak bertangung jawab terhadap pemarkiran motor, karena satpam merupakan satuan pengamanan nasional, bukan pengaman berjalannya OPAK berlangsung. Dalam hal penertiban ini, peserta OPAK yang berada terpisah dengan kampus timur, tetap diberlakukan peraturan yang sama. Dalam hal ini seksi pembinaan sepakat untuk pemusatan ruang pembinaan di gedung N kampus timur. “Awalnya pembinaan dibagi menjadi 2, tetapi setelah dilakukan rapat dan dikhawatirkan ada miss communication, maka ruang seksi pembinaan dipusatkan di gedung N kampus timur. Selain itu, ruangannya juga nyaman dan dekat dengan ruang kesekertariatan, jadi lebih enak,” ujar Afif. Ada dua efek dari penertiban yang dilakukan panitia, bukan hanya sekedar membuat peserta tertekan dan gelisah, tapi juga membuat peserta nyaman dan aman saat melaksanakan OPAK.[] Faruq Hidayat dan Ifatun nikmah

6


Menginap di Mushola Demi OPAK

Tidak menyurutkan semangat dan minat untuk peserta OPAK meski tidur di tempat seadanya.

O

rientasi Pengenalan Akademik dan Kemahasiswaan (OPAK) STAIN Kudus 2014 memunculkan beragam kisah. Salah satunya tentang tempat penginapan peserta OPAK. Demi menghindari hukuman panitia, banyak peserta OPAK yang rela merogok kocek lebih untuk ngekos. Agar ngirit, beberapa peserta rela menginap di mushola kampus Barat STAIN Kudus. Zaenal Muttaqin, mahasiswa baru jurusan Tarbiyah adalah salah satu yang menginap di mushola kampus barat STAIN Kudus bersama teman-temannya yang berjumlah sekitar 9 orang. Alasan utama peserta yang berasal dari Ngaringan Purwodadi ini adalah tempat tinggalnya yang jauh dan tidak memungkinkanya untuk sampai tepat waktu. Tekad yang

Det!k Edisi Khusus OPAK I

kuat untuk menjadi peserta OPAK yang disiplin, namun tetap ingin berhemat yang menjadikannya memilih untuk menginap di mushola. “Saya dari keluarga sederhana, jadi dari pada saya ngekos takut kemahalan jadi mending nginep di mushola,” dalihnya. Alasan yang sama juga disampaikan oleh Ahmad Affuan Musthoffa mahasiswa baru jurusan Tarbiyah asal Ngojo Sarang. Ada beberapa alasan yang membuat ia memilih tidur di mushola. Pertama, karena jarak rumah yang jauh dan mustahil jika ditempuh setiap pagi dari rumah ke kampus. Selain itu di Kudus, ia belum mendapatkan tempat tinggal yang sesuai, ditambah harga kos yang rata-rata dibandrol dengan harga yang sangat tinggi yaitu 175ribu/bulan. Tidak ada penyewaan tempat tidur hanya selama OPAK berlangsung. “jumlah segitu belum termasuk biaya makan. Maka dari itu saya memilih untuk tinggal sementara di sini,” bebernya. Affandi, selaku pengurus mushola, mengijinkan para peserta OPAK menginap di mushola asal mereka bisa menjaga ketertiban dan menjaga kesopanan. “syarat yang kami ajukan hanya agar mereka tertib dan sopan, mengingat tentang fungsi utama mushola yakni sebagai tempat beribadah,” tandas Affandi. [] Khoerul Anas

7


Seputar Asrama Untuk Mahasiswa Asrama Mahasiswa sangat dibutuh kan bagi Peserta OPAK yang Kurang Mampu

S

TAIN KUDUS - Banyak yang belum tahu mengenai progam “Mahasiswa Asrama” di STAIN Kudus. Progam ini hasil kerjasama dengan “Bidikmisi” (Beasiswa Pendidikan Miskin Berprestasi). Dalam hal pendaftaran mahasiswa. STAIN Kudus khusus menyebar surat rekomendasi pendaftaran kepada sekolah-sekolah yang dibidik, STAIN juga memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi. Selain harus berprestasi, orang tua pendaftar harus berpenghasilan di bawah Rp.3.000.000,- dan tidak berstatus PNS (Pegawai Negeri Sipil). Harus ada pengajuan dari pihak sekolah agar siswanya dapat mendaftar jalur ini di STAIN Kudus. Khusus “Mahasiswa Asrama”, pendaftarnya harus melalui jalur Bidikmisi. Dengan berbagai kriteria dan proses seleksi yang ketat. Sehingga membuat pihak STAIN dan tim harus bekerja ekstra dengan survei langsung kondisi ekonomi calon penerima beasiswa. Agar mahasiswa yang tersaring benar-benar memenuhi

Det!k Edisi Khusus OPAK I

kriteria jalur Bidikmisi. Progam Mahasiswa Asrama di STAIN Kudus telah dimulai sejak Tahun Ajaran 2013 kemarin. Jadi baru ada satu generasi yang berjumlah 20 orang, meliputi 12 mahasiswa dan 8 mahasiswi, “Mereka bebas uang kuliah dan biaya hidup berasal dari dana Bidikmisi yang tentunya digunakan untuk menunjang kebutuhan akademis mahasiswa,” jelas wakil ketua (Waket) III STAIN Kudus, Agus Retnanto yang juga pembimbing “Mahasiswa Asrama”. Mahasiswa Asrama memiliki berbagai fasilitas yang telah disiapkan oleh STAIN Kudus disertai dana suntikan dari Bidikmisi. 12 mahasiswa kini menempati gedung asrama yang berada di belakang GOR Kampus Timur STAIN Kudus dengan fasilitas kamar dan ruangan-ruangan yang menunjang kegiatan asrama maupun kebutuhaan pribadi mahasiswa. Sementara untuk 8 mahasiswi tinggal di kos-kos sekitar Kampus karena belum ada asrama untuk putri. Namun, mereka tetap mengikuti

8


segala kegiatan Mahasiswa Asrama di gedung asrama. Maka untuk rencananya ke depan baru akan dibuatkan asrama putri untuk mahasiswi. Fasilitas yang mereka terima berbanding lurus dengan segala yang harus ditempuh. Mereka memiliki agenda khusus kegiatan di Asrama. Mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi. Status sebagai Mahasiswa Asrama tentu lekat dengan kesan ketat. Mahasiswa tidak sembarangan untuk diijinkan keluar kampus. Mereka harus tetap berada di area asrama untuk mengikuti jadwal kegiatan di asrama. “Selain kuliah, kegiatan Mahasiswa Asrama sangat padat. Mulai dari jadwal untuk Muadzin, kebersihan di Asrama, Tadarus dan Khataman Al-Qur’an, mendengarkan ceramah keagamaan, pengisian materi-materi keislaman, serta pendalaman Bahasa Arab dan Bahasa Inggris. Mahasiswa Asrama diwajibkan untuk mengikuti kegiatan-kegiatan kemahasiswaan, semisal Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) agar mereka dapat pula aktif di kampus. Mahasiswa Asrama juga memiliki agenda khusus terkait pengembangan diri, semisal rencana pergi ke Pare untuk belajar Bahasa Inggris.” tukas Bapak Agus Retnanto. Jadwal Mahasiswa Asrama lainnya yakni saat bulan Ramadhan. Meski masa kuliah telah berakhir unruk berganti semester baru, Mahasiswa Asrama tetap menempati asrama dan menjalankan kegiatan-kegiatan asrama seperti biasa dan kegiatan lainya khusus di bulan Ramadhan, sementara mahasiswa nonasrama tengah menikmati masa liburan di rumah mereka masing-masing. Mengenai masalah akademik,

Det!k Edisi Khusus OPAK I

Mahasiswa Asrama memiliki kriteria tersendiri. Indeks Prestasi (IP) Mahasiswa Asrama minimal harus 3,00 dan tidak boleh turun di semester berikutnya. Jika nilai turun sedikit, masih dapat dipertimbangkan dan ditoleransi. Namun jika penurunan nilai IP drastis. Mahasiswa bersangkutan dapat dicopot dari status Mahasiswa Asrama. Maka setidaknya mahasiswa harus dapat mempertahankan nilai IP yang tinggi dan diharapkan dapat meningkatkan IP-nya. Mengenai kondisi akademik Mahasiswa Asrama sendiri, pihak kampus sudah menyiapkan tim khusus. Sehingga penyebab turunnya nilai akademik segera bisa diatasi. “Untuk tahun ajaran ini diharapkan kami dapat menerima lebih banyak lagi Mahasiswa Asrama, kami menargetkan 35 mahasiswa,” lanjut beliau yang sebentar lagi akan menuju Thailand untuk membawa serta mahasiswa Thailand belajar ke STAIN Kudus. Yang sebenarnya kami mendapat kuota Bidikmisi kurang dari itu, tapi tengah mengajukan untuk mendapat penambahannya. Pengumuman Mahasiswa Asrama baru akan diketahui pada pertengahan semester, karena proses seleksi yang panjang. Jadi para peserta OPAK tahun ini yang mendaftar jalur Bidikmisi masih dalam kondisi was-was menunggu kepastian apakah lolos menjadi Mahasiswa Asrama atau tidak.[] Faruq, Nisa’, Nurul

9


Sholat Jumat di Awal OPAK Masjid ramai kebersamaan terjalin saat pesertaOPAK selesai Sholat Jum’ah

S

TAIN Kudus – Jum’at (22/08) Peserta Orientasi Pengenalan Akademik dan Kemahasiswaan (OPAK) kemarin melakukan Sholat Jum’at pertama kali di masjid STAIN Kudus. Sholat di laksanakan di dalam Masjid berjalan dengan hikmat dan tertib. Bagi peserta OPAK yang baru pertama kali melakukan sholat jum’at di STAIN Kudus, mempunyai kesan tersendiri karena suasana yang berbeda. Bagi Nauladzakiatur Royyana salah satu peserta OPAK, Sholat Jum’at di masjid STAIN Kudus mempunyai pengalaman yang berbeda. Ia mengaku senang bisa menjalankan Sholat Jum’at di STAIN Kudus. Karena baginya itu pengalaman baru. Suasana dan teman baru menjadi hal

Det!k Edisi Khusus OPAK I

yang berbeda dalam menjalankan Sholat Jum’at. Nauladzakiatur Royyana juga memaparkan tentang kondisi Masjid yang menurutnya kurang memadai, Baik dari segi kenyamanan maupun fasilitas. Terutama tempat wudlu yang kurang efektif dan tidak ada kamar mandinya. Banyaknya sepatu yang sama membuat para peserta OPAK kebingungan untuk menaruh sepatu, karena takut ketukar dengan sepatu yang lainnya. Masjid STAIN Kudus memang belum menyediakan tempat khusus (misal: rak sepatu). Memang sepatu tidak ada tempat khusus dan berserakan di halaman Masjid menjadikan pemandangan terlihat tidak rapi dan tidak nyaman. Tak hilang akal, Nauladzakiatur Royyana pun memi-

10


lih untuk menaruh sepatunya di tempat yang berbeda dengan teman-temanya, yang di anggap lebih aman dan agar tidak tertukar. Meski begitu, ia mengaku Sholat Jum’at pertama kali di STAIN Kudus menyenangkan sebab tempatnya bagus dan sejuk Tak Ikuti Sholat Jum’at Di balik kehidmatan Sholat Jum’at yang berlangsung di dalam Masjid, ternyata saat shalat jum’at berlangsung banyak peserta OPAK yang tidak mengikutinya. Mereka justru terlihat duduk santai di belakang gedung Rektorat. Salah satu diantarnya adalah Qurrotul ‘ain, CAKMA dari jurusan Ahwalus Syahsiyah. Peserta asal Karawang, Jawa Barat berdalih menganggap dirinya sebagai musafir, demi menghalalkan dirinya agar tidak mengikuti sholat jumat. “Di sini saya hanyalah seorang musafir, dan setahu saya seorang musafir itu tidak diwajibkan melaksanakan shalat jum’at. Selain itu saya lihat masjidnya juga penuh,” ucapnya.

Menanggapi hal tersebut, panitia OPAK tak mau disalahkan. Agus Kurniawan, salah seorang panitia OPAK menjelaskan bahwa para panitia sudah berusaha menghimbau para peserta CAKMA agar semuanya ikut melaksanakan shalat jumat. “Kalau pun ada yang tidak ikut melaksanakan shalat jumat itu bukan sepenuhnya salah panitia, karena Panitia tidak mungkin mengikuti satu persatu CAKMA,” ungkapnya. Dalih lain yang diungkapkan panitia yakni semua CAKMA diyakini sudah dewasa, jadi mereka menganggap para CAKMA sudah mengerti tanggungjawabnya. Seperti yang diungkap Ahwani, panitia OC, “mereka juga sudah dewasa, seharusnya mereka tahu apa yang harus ia lakukan”. [] Fuad,Farichatul Ibriza,

STAIN Kudus Merangkak Maju

W

acana perubahan status STAIN Kudus dari Sekolah Tinggi menjadi Institut atau Universitas, nantinya diharapkan tidak hanya berubah sekedar namanya saja, Namun juga dari segi kualitas, seluruh civitas akademika yang ada di STAIN Kudus juga dapat meningkat. Seperti yang

Det!k Edisi Khusus OPAK I

diungkapkan Wakil Ketua I STAIN Kudus, Saekan Muchith, yang termuat di koran Jawa Pos, Radar Kudus, edisi tanggal 14 Agustus 2014 bahwa perubahan status dari STAIN menjadi UIN diharapkan mampu memberikan kontribusi nyata terhadap penyelesaian berbagai problematika yang dihadapi masyarakat

11


Perkembangan dan kemajuan semakin terasa dan tampak

saat ini. “Dengan UIN, STAIN Kudus dapat mengkaji semua disiplin ilmu. Sehingga dapat memberikan solusi akademik dan aplikatif atas problem masyarakat yang saat ini semakin kompleks,� ungkapnya. Upaya peningkatan kini sedang diusahakan STAIN Kudus. Hal ini tampak dari berbagai perubahan yang coba dilakukan oleh STAIN Kudus. Perubahan itu misalnya, registrasi online, pembayaran uang kuliah melalui bank dan penerimaan mahasiswa baru melalui jalur online. Meski pada tahap permulaan ini banyak

Det!k Edisi Khusus OPAK I

menimbulkan keluhan dari sebagian mahasiswa, karena dinilai cukup ribet dan menyulitkan. Pasalnya, pada tahun-tahun sebelumnya berbagai kegiatan tersebut dilakukan secara manual (dengan datang langsung ke STAIN Kudus). Namun pihak STAIN tetap kukuh dengan berbagai hal tersebut, guna lebih memudahkan berbagai pihak di kemudian hari dan peningkatan kualitas. Berbagai informasi mengenai STAIN Kudus kini juga lebih mudah didapat. Hal ini karena pihak STAIN Kudus tidak hanya memberikan informasi melalui papan-papan pengumuman yang ada

12


di sudut-sudut kampus. Akan tetapi juga melalui berbagai media seperti website resmi STAIN Kudus, media masa, juga media sosial seperti facebook. Semua itu agar berbagai pihak dapat memperoleh informasi yang dibutuhkan dengan lebih mudah. Seperti mengenai pengumuman hasil seleksi penerimaan mahasiswa baru jalur lokal yang diumumkan pada tanggal 14 Agustus lalu. Pihak STAIN Kudus tidak hanya menempelkan hasil seleksi tersebut pada papan pengumuman di gedung GOR kampus timur STAIN. Akan tetapi, juga diumumkan melalui website STAIN Kudus, facebook, dan diumumkan pula melalui koran Jawa Pos Radar Kudus. STAIN Kudus memang telah lama bekerja sama dengan Radar Kudus. “STAIN Kudus dan Radar Kudus telah lama menjalin kerja sama. Maka, hasil seleksi mahasiswa baru 2014 jalur lokal ini dimuat di Radar Kudus,” ungkap Nova, staf bagian pemasaran Radar Kudus yang pada Kamis (14/8) lalu sedang memasarkan media cetak wilayah ekskarisidenan Pati tersebut. Hal tersebut dibenarkan oleh Wakil Ketua III STAIN Kudus Agus Retnanto, “STAIN Kudus telah menjadi mitra utama Radar Kudus sejak tahun 2004. Berbagai

Det!k Edisi Khusus OPAK I

kegiatan STAIN Kudus telah banyak yang dimuat di Radar Kudus. Selain itu, dosen-dosen STAIN Kudus juga banyak yang telah menulis di kolom-kolom Radar Kudus, misalnya Serambi Jum’at.” Namun, adanya pengumuman hasil seleksi tersebut yang termuat di Radar Kudus rasanya kurang banyak diketahui oleh mahasiswa baru STAIN Kudus. Hal ini terlihat dari Koran Radar Kudus yang coba dijual di STAIN Kudus oleh Nova tersebut. Namun, sampai siang belum habis terjual. “Pagi tadi dari kantor menyuruh saya untuk menjual di STAIN Kudus, tapi karena sampai siang tidak habis. Ya, dibagikan secara gratis saja dari pada dibawa balik masih banyak,” ungkap Nova. Hal tersebut Nampak pula dari pernyataan Suharti (40), warga Terban Jekulo Kudus, salah satu orang tua yang mengantarkan anaknya untuk screening. Ia baru tahu kalau pengumuman hasil seleksi tersebut dimuat di Radar Kudus setelah diberitahu adiknya yang menjadi guru di sebuah sekolah dasar di Jekulo. “Awalnya anak saya tahu kalau lulus itu dari laptop (website , red) mbak. Terus siangnya ditelfon Pak lek-nya kalau namanya ada di Koran Radar Kudus,” ujarnya. [] Faruq/Arina

13


KSR Siap Membantu Membantu secara kebersamaan sudah menjadi tugas wajib UKM KSR dalam penyelenggaraan OPAK

D

atang pagi pulang sore membuat daya tahan tubuh peserta OPAK menurun sehingga banyak dari mereka yang jatuh sakit, peranan KSR (Korp Suka Rela) sangat di butuhkan untuk membantu peserta OPAK, menyikapi hal itu dari pihak KSR sendiri mempersiapkan segala sesuatu nya mulai dari obat-obatan antara lain obat FOR A (pembau badan), SPASMAL, Kapas, Canamol (paracetamol), Caviplex (supleman makanan), Antangin, Minyak angin, Omeprazole, Salbotamol,Insto (obat tetes mata), dan masih banyak lagi

Det!k Edisi Khusus OPAK I

yang lainnya.� Obat-obatan itu merupakan resep obat yang telah di sarankan oleh Dokter Yuli� ungkap Laili, salah satu anggota KSR PMI. Peran KSR PMI sangat diperlukan, hal ini terasa saat berada di lapangan. Tim KSR PMI dengan cermat dan cekatan membawa cakma-cakmi yang sakit agar segera mendapat penanganan di ruang isolasi yang berada di Laboratorium. Pembagian peran dari tim KSR PMI yang hadir berjumlah kurang lebih 20 orang, yakni 15 orang di tempatkan di lapangan untuk menangani

14


atau membawa cakma-cakmi yang sakit secara cekatan, dan 5 orang di dampingi dengan seorang dokter dan dua orang perawat bertugas di ruang isolasi untuk mengobati peserta yang sakit. Meskipun begitu, ada juga peserta OPAK yang datang ke ruang isolasi sendiri untuk mendapat perawatan, karena menyadari dirinya perlu mendapat perawatan atau sebelumnya memang sakit dari rumah, “seperti peserta OPAK yang kakinya terkilir dari rumah sebelumnya sudah mendapatkan penanganan di rumah mengaku tidak kuat berdiri di lapangan” ungkapan Laili dari tim KSR PMI. Dari data yang kami peroleh dari tim KSR PMI tercatat peserta OPAK yang mendapat perawatan sudah mencapai 27 orang. Laili Noor Hartatik, salah satu tim KSR PMI yang merupakan mahasiswi semester 5 jurusan tarbiyah PAI juga menambahkan “Jumlah peserta yang masuk ruang isolasi sampai saat ini adalah 27 orang, 25 putri dan 2 putra.” ungkapnya. Terbantu “Sebelumnya saya sakit Diare dari rumah dan sudah minum oralit, maupun obat diare kapsul. Sesampainya saya mengikuti arahan dari panitia agar jongkok. Tim KSR pun membantu saya menuju ruang isolasi untuk mendapat penanganan. Saya di beri balsam dan Alhamdulillah perut saya sekarang sudah baikan” ungkap Winda Nawangsari, peserta OPAK “Sampai saat ini kami dari tim medis tidak mengalami kesulitan pen-

Det!k Edisi Khusus OPAK I

anganan para pesertaOPAK yang sakit, karena mayoritas sakit mereka hanya pusing, magg, lambung, dan psikis akibat kecemasan dan rasa takut yang berlebihan. Khusus untuk yang kesurupan itu tidak ada hubungannya dengan medis dan sudah ada yang menangani tersendiri dari pihak STAIN” ungkap Dr.Ika dari klinik STAIN Kudus yang hari ini bertugas di ruang isolasi. []

Bagi peserta yang membutuhkan perawatan lebih lanjut dan sudah mendapat rekomendasi dari dokter, peserta bisa pulang dengan meminta surat dari KSR untuk diberikan kepada panitia sebagai tanda bukti bahwa peserta itu benar-benar sakit. Intan Siska Santoso dan Muchtar

15



Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.