RENYAH BUDAYAKONTEMPORER2016:
KOTADANKUASA/ KOTADANMEMORIKOLEKTIF/ KOTADALAMBUDAYA
EDITOR: LUVITAMMLP
KUASA,KOTADI JAKARTASEBAGAI TEMPAT BERGANTUNG 'Kota adalah suatu tempat bergantungnya mimpi.'
Jakarta adalah ibu kota republik Indonesia yang saat ini dianggap sebagai kota yang sangat besar setara dengan New York yang memiliki julukan sebagai Big Apple Jakarta pula memiliki julukan J-Town atau juga biasa disebut dengan The Big Durian yang merupakan kota dengan memiliki banyak gedung yang tinggi menjulang kareana adanya pembangunan secara berkala pada tahun sekitar tahun 1977-1990 pada masa kepemimpinan Bapak Presiden Soehaeto. Yang merupakan Presiden ke 2 Negara Republik Indonesia (NKRI) pada masa kepemimpinan beliau Indonesia sedang giat membangun pembangunan pusat kota yang terdapat dimana-mana terutama dibagian pusat kota Jakarta banyak sekali pembangunan gedung yang dulu menjadi cikal bakal adanya gedung mencakar langit seperti yang kita lihat sekarang. Kota adalah suatu tempat bergantungnya mimpi, banyak orang akan memimpikan hal yang indah saat memikirkan kota apalagi kota besar seperti Jakarta. Jakarta adalah pusat bergantungnya mimpi selalu saja orang akan berfikir bahwa tempat ia menuju kesuksesan adalah di sebuah kota yaitu kota besar seperti Jakarta. Dari mindset tersebutlah yang menyebabkan munculnya kata ?Gadis Desa? atau ?Perawan Desa? dan juga sebutan lain yaitu ?Kembang Desa? karena desa adalah
sesuatu yang dianggap bukan tempat untuk menggantung mimpi desa adalah seuatu tempat yang asri dan kehidupannya pun sangat berbeda dengan di kota maka dari itu tidak ada sebutan ?Gadis Kota? atau sebutan lainnya untuk gadis yang tinggal di kota karena jangkauan gadis di kota sangat tidak memungkinkan jika di presentasekan gadis dikota sudah tidak sesuci gadis di desa, karena pergaulan yang berbeda antara di desa dan di kota dari mindset tadi juga dapat menimbulkan perubahan yang sangat pesat dari gadis desa yang berekspetasi lebih karena pemikiran mereka adalah sukses sudah pastinya di kota akhirnya terkadang bukannya sukses malah terjebak. Begitulah devinisi kota yang seolah berkuasa terhadap diri seseorang dan dapat merubah kearah yang lebih buruk bisa jadi pula ke arah yang lebih baik. Cobalah untuk saat ini mindset sukses adalah untuk yang tinggal di kota besar dirubah menjadi sukses ada dimana saja dan tempat menggantungkan mimpi bukan hanya dikota tetapi ada pada riri sendiri demi menuju kearah yang lebih baik, tidak perlu menjadi Barat tetapi Timur malah ditinggalkan tapi jadilah Timaur yang mampu berjalan beriringan bersama Barat.
WRITTENBY: ROKHMAHWATI 180810130001
GENERASI 90-AN, SEBUAH MEMORI KOLEKTIF WRITTENBY: WIRDAAZIZIAHYULIANTI 180810130011
Berikut adalah sinopsis yang ditulis untuk buku ini. Generasi 90-an, sebuah buku yang dibuat berdasarkan memori kolektif, dimana berisikan memori-memori mengenai apa-apa saja yang terkenal di akhir tahun 90-an. Dimulai dari musik, tontonan, mainan, pakaian, makanan, hingga bacaan. Sebelum teknologi berkembang seperti saat ini, tidak banyak cara untuk orang-orang agar dapat saling berhubungan dengan orang lain yang menyukai hal-hal yang sama. Hingga akhirnya, para generasi 90-an (sebutan untuk
orang-orang yang besar di akhir tahun 90-an), yang dewasa ini yang menjadi pengguna aktif internet menemukan cara baru untuk saling berhubungan dengan satu sama lain demi mengenang masa lalu. Ide ini bermula lewat akun twitter hingga akhirnya ilustrator buku berpikir untuk menuangkannya melalui gambar dan ilustrasi yang ditambah oleh penjelasan ringkas mengenai hal-hal yang terkenal di tahun 90-an.
Buku ini terbagi menjadi dua bagian, dengan buku pertama berfokus pada musik, tontonan, pakainan, serta bacaan. Sedangkan buku kedua berfokus pada mainan, makanan, serta kegiatan apa saja yang lazim dilakukan oleh generasi 90-an. Sesuai dengan sinopsis yang diberikan, buku ini dapat menjadi mesin waktu yang tepat untuk bernostalgia dengan semua kenangan yang pernah dimiliki oleh para generasi 90-an melalui memori kolektif berupa ilustrasi-ilustrasi dari hal-hal yang terkenal pada akhir tahun 90-an hingga awal tahun 2000-an.
'Kebahagiaan itu sederhana, nostalgia salah satunya, dan di sini mesin waktunya.'
KISAHDAN REALITAKOTA WRITTENBY: AMBARSARIBAYUNINGTYAS 180810130016 Kota adalah tempat yang menjanjikan kebahagiaan untuk mereka yang memiliki bekal kehidupan yang mencukupi sesuai dengan daya saing kehidupan. Namun akan menjadi tempat paling menyiksa terhadap mereka yang tak memiliki apa apa untuk selanjutnya menjadi penghuni Kota yang tak jauh berbeda dengan tumpukkan sampah. - W. Trich
Menurut kamus tata bahasa pengertian kota ialah pemukiman yang berpenduduk relatif besar, luas area terbatas, pada umumnya bersifat non-agraris, dan kepadatan penduduk relatif tinggi. Hal ini sesuai dengan realita akan wajah kota diberbagai wilayah Indonesia. Kota juga dinamakan sentral dalam perekonomian yang mewakilkan pergerakan sosial ekonomi suatu wilayah maupun propinsi. Dilain sisi Kota merupakan lingkup hidup yang memiliki struktur sosial dan perekonomian yang lebih tertata dibandingkan daerah lain seperti halnya desa. Hal ini lah yang menjadi sorotan akan persepsi masyarakat bahwa Kota menawarkan kehidupan yang lebih baik untuk disinggahi. Pada awal mulanya pembentukan suatu wilayah menjadi sebuah Kota adalah perkembangan dan pengalih fungsian lahan untuk dijadikan suatu lingkup sosial yang tak hanya dijadikan sebagai lingkup hidup, namun juga kawasan dengan sistem pemerintahan dalam mengembangkan beberapa aspek pentik kemasyarakatan seperti halnya aspek perekonomian. Sesuai dengan konsesi yang telah ditetapkan oleh pemerintahan, maka sedemikian rupalah wajah wilayah yang awalnya dipenuhi dengan pepohonan dan tanaman lainnya disulap menjadi kawasan kehidupan yang akrab dengan modernitas yang kini dikenal dengan sebutan Perkotaan. Sebagian besar masyarakat perkotaan adalah kalangan masyarakat yang hidup dalam lingkup perekonomian yang dapat dikatakan menyulitkan, dimana rupa masyarakat perkotaan memiliki ragam dalam menjalani aktivitas sosial yang dipenuhi dengan keterikatan dan tekanan sosial yang menjadikan masyarakatnya harus bekerja lebih untuk mendapatkan
kelayakan hidup yang diinginkan. Dewasa ini kota merupakan pusat peradaban yang memiliki beragam akses pertukaran dan pembauran beberapa hal yang menyangkut pada pola hidup masyarakat didalamnya. Seperti halnya penyebaran beberapa barang dan benda yang diimport dari luar negeri yang mengakibatkan gaya hidup lebih konsumtif kepada masyarakat kota kebanyakan. Atau dapat juga seperti penyebaran informasi yang dengan mudahnya dikonsumsi oleh masyarakat Kota menjadikan akulturasi kebudayaan yang bergerak sangat cepat, sehingga pada akhirnya menghasilkan masalah akan pengikisan kebudayaan dan menjadi sorotan. Masyarakat Kota yang dulunya dianggap sebagai kalangan masyarakat yang memiliki kualitas hidup yang tinggi, kini tak sama lagi. Banyak diantara masyarakat Kota kini hanyalah menjadi beban dan tanggugan dikarenakan minimnya bekal kehidupan yang dimiliki.
REALITAKEHIDUPANSOSIAL MASYARAKATMETROPOLIS DALAMPENGARUHMEDIA SOSIAL
WRITTENBY: ARTI RIZKI ASTARI 180810130035
Dimanakah jati diri bangsa kita saat ini? Apakah bangsa kita sekarang lebih mementingkan jumlah like di Facebook, jumlah followers dan love di Instagram, jumlah followers di Twitter, atau jumlah subscriber di Youtube? Miris, memang miris kehidupan saudara sebangsa kita saat ini. Hal itu terlihat sangat jelas ketika melihat begitu banyaknya wanita-wanita Indonesia bersaing menjajakkan dirinya demi menaikkan jumlah followers dan tawaran endorse dari berbagai produk, para pria berlomba memamerkan kekayaan dan kehidupannya agar menjadi pria yang paling populer dan yang paling didambakan wanita, anak-anak kecil yang dijual keluguan dan tingkah lucunya agar dapat menjadi sumber dana untuk keserakahan orang tuanya, dan para pembual semakin bebas melancarkan fitnah-fitnahnya dan mengumbar aib seseorang dengan berlindung dibawah hak asasi kebebasan mengeluarkan pendapat tanpa memikirkan keadaan orang-orang yang terkena imbas dari mulut busuknya. Seks, alkohol dan pesta pora menjadi hal yang lazim dalam potret kehidupan yang tercermin dalam unggahan akun media sosial masyarakat metropolis saat ini. Dibalik semua fakta diatas dimanakah letak moral, etika, kepekaan, rasa prihatin, sikap-sikap dan budaya ketimuran yang dibayangkan oleh para pejuang inginkan ada pada bangsa ini? Semuanya bagai hilang ditelan zaman. Ditelan oleh zaman yang mengagungkan gaya hidup, zaman modern yang penuh dengan ?kebudayaan sampah? yang digaungkan oleh para kapitalis, zaman dimana masyarakat cinta akan kosmetik, operasi plastik, body building, dan pensil alis.
Kita seakan lupa akan makna dari bangsa yang maju. Bangsa yang maju bukanlah bangsa yang memiliki gaya hidup tinggi, melainkan bangsa yang mampu bertahan dari hilangnya makna kehidupan yang telah dikuasai oleh kepalsuan dunia.
'Kita seakan lupa akan makna dari bangsa yang maju.'
MARGINALISASIPERKOTAAN WRITTENBY: LUVITAMEIARTI MLP 180810130042
Marginalisasi berasal dari kata serapan margin[Inggris]; artinya batas, pinggir, atau tepi. Marginal menunjukan karakteristik yang berhubungan dengan batas suatu tepi atau piggir dari pusat; misalnya dalam dimensi budaya atau geografis. Marjinalitas mempunyai arti yang menunjuk pada suatu kondisi atau situasi dari seseorang atau kelompok atau sesuatu yang berada pada posisi marjinal atau berada pada wilayah pinggiran dari komunitas atau struktur atau sistem yang di dalamnya seseorang atau kelompok atau sesuatu itu ada atau hidup. Marjinalitas untuk menjelaskan bahwa seseorang atau kelompok atau sesuatu memiliki keadaan marjinal. Wilayah perkotaan merupakan bagian dari tujuan penghidupan masyarakat ke arah lebih baik. Masyarakat banyak merantau ke kota untuk mendapatkan penghidupan yang lebih layak. Namun pada hasilnya tidak selalu demikian.
Ada yang dibunuh. Ada yang membunuh. Ada peraturan. Ada undang-undang. Ada pembersar, polisi dan militer. Hanya satu yang tidak ada: Keadilan. ? Pramoedya Ananta Toer
Bentuk marginalisasi dalam perkotaan terbentuk dari perencanaan yang terstruktur rapi yang dilakukan oleh mereka yang berkuasa dengan berkolaborasi dengan kelompok-kelompok tertentu. Alat atau pengakat yang digunakan sebagai sarana marginalisasi perkotaan adalah politik, perencanaan pembangunan, intuisi pendidikan, organisasi massa, kelompok etnis, termasuk umat beragama. Perkotaan merupakan santapan yang manis untuk dijadikan marginalisasi. Dengan banyaknya keanekaragaman Indonesia, maka semakin mudah marginalisasi muncul karena perbedaan yang dianggap tidak sejalan satu dengan yang lainnya. Marginalisasi perkotaan bukan hanya sebuah trend dalam kehidupan bermasyakarat, namun sudah menjadi bagian dari masyarakat perkotaan itu sendiri.
www.website.com