Mu 105

Page 1

Edisi 105, 7 -27 Rajab 1434 H/ 17 Mei - 6 Juni 2013

72% RAKYAT INDONESIA

Harga Rp. 6000,- Luar jawa Rp. 7500,-

DUKUNG SYARIAH (Survey Pew Research Center)

www.mediaumat.com

Sosok: dr Muhammad Amanullah, Sp BS

Mancanegara

Ghirah dan Kepedulian Islam jadi Konsentrasi Saya

Hikmah

Siyasah Syar’iyyah

Ustadz Menjawab

Dokter Ahli Bedah Syaraf

Cara Khilafah Menyelesaikan Perbudakan Modern

Mengapa Israel Membom Damaskus Orang-orang Terlaknat Talak Kinayah


2

Salam

Media Umat | Edisi 105, 7 -27 Rajab 1434 H/ 17 Mei - 6 Juni 2013

Media Pembaca

Salam Redaksi Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuhu Salam Perjuangan! Alhamdulillah, kami bisa hadir kembali di ruang baca Anda. Semoga Anda sehat dan dalam lindungan Allah SWT. Dan kami berharap Anda tetap bersemangat dalam menyebarkan dakwah di tengah-tengah manusia. Pembaca yang dirahmati Allah, tanpa terasa kita sudah memasuki bulan Rajab 1434 H. Setiap Rajab, perhatian sebagian besar kaum Muslim pasti tertuju pada peringatan Isra' dan Mi'raj Nabi Muhammad SAW. Melalui peristiwa tersebutlah, kewajiban shalat lima waktu diperintahkan oleh Allah SWT. Tapi tahukah Anda, selain peristiwa itu ada peristiwa lain yang cukup besar di bulan tersebut? Tepat tanggal 27 Rajab 583 H, Shalahuddin Al-Ayubi membebaskan bumi al-Quds dengan tanpa sedikitpun perlawanan dari kaum salibis dan mereka dibiarkan. Kondisi ini sangat bertolak belakang ketika kaum salibis menjarah al-Quds, banyak anak-anak, orang tua, perempuan yang dibantai. Rupanya, kaum kafir memendam rasa dendam membara untuk menghancurkan Islam. Hingga akhirnya, pada 28 Rajab 1342 H, bertepatan dengan 3 Maret 1924, seorang pengkhianat kaum Muslim, Mustafa Kemal at-Turk, meruntuhkan Khilafah Islamiyyah (Islamic Caliphate). Akibatnya, kaum Muslim ibarat ayam telah kehilangan induk. Pembaca yang dirahmati Allah, keberadaan institusi khilafah adalah vital bagi kaum Muslim karena khilafahlah pelaksana hukum syariah. Tanpa khilafah, syariah tak diterapkan secara kaffah. Dan para sahabat Rasulullah SAW telah berijma' bahwa kaum Muslim tidak boleh kosong dari khilafah dalam tiga hari. Tidak boleh lebih dari itu. Lebih dari itu menanggung dosa, kecuali mereka yang memperjuangkannya. Nah, menjelang bulan Rajab ini sebuah lembaga survei dari Amerika Serikat mengeluarkan temuannya. Berdasarkan survei, ternyata 72 persen kaum Muslim di Indonesia menginginkan penerapan syariah Islam. Tentu ini sangat menggembirakan di tengah gempuran ide-ide kufur yang terus melingkupi kehidupan kaum Muslim sekarang. Bagaimana kita melihat data temuan itu dan apa yang harus kita lakukan ke depan? Itulah yang kami angkat dalam Media Utama kali ini. Satu hal yang pasti, kembalinya khilafah adalah hal yang pasti. Allah berfirman: "Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang shalih bahwa Dia sungguh- sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” (TQS. An-Nur: 55). Dan di rubrik Fokus, kami sajikan liputan Muktamar Khilafah dari berbagai kota di Indonesia. Muktamar ini menjadi momentum yang pas untuk membangkitkan kembali kesadaran kaum Muslim akan kewajiban melaksanakan syariah Islam secara kaffah dalam naungan khilafah. Akhirnya, selamat membaca! Tetap semangat! Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuhu

JELAJAHI

www.mediaumat.com

Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) menggelar aksi menolak kenaikan harga BBM, Jum’at (3/5). Aksi berawal di depan kantor Kementrian ESDM kemudian longmarch ke Istana Presiden, Jalan Medan Merdeka Jakarta.

Media Pembaca Berkibarlah Bendera Rasul Bismillah. Berkibarlah liwa rayahku, hitam putih warna kainmu, di seluruh wilayah khilafah, kau tetap kebanggaan umat, siapa yang berani menggantikan engkau serentak mujahid membela. Sang hitam putih bertauhid, berkibarlah selama-lamanya. Teruslah di ujung tiang tertinggi, di bumi Allah ini. Allaahu Akbar. Wardi Abu Hafidzh. Konawe-Sultra. +6287843818xxx

Kebenaran Pasti Menang Ikhwanul kiram, ayo kita suarakan dengan merdu ke seluruh lapisan umat bahwa Islam adalah kebenaran yang mutlak serta akan menjadikan hidup bahagia dunia dan akhirat. Inilah kemenangan yang juga mutlak dari Sang Pencipta alam semesta karena itu. Ayo segera kita tegakkan syariah dan khilafah. H Sofyan. Pasuruan. +6289678273xxx

Mohon Perlindungan Ya Allah mohon bimbingan dan petunjuk-Mu, agar lisan para pejuang fasih dalam menyampaikan Islam, serta lindungilah dari virus-virus kapitalis yang senantiasa mengintai. Ummu Syamilah. Medan. +6285760574xxx

Momentum Muktamar Khilafah Gaung khilafah semakin meluas. Dulu ide khilafah hanya tumbuh pada satu tempat, namun dalam waktu singkat, ide itu telah mewabah ke seantero Indonesia, terbentang dari Aceh sampai Papua. Ide ini telah diterima dan diperjuangkan oleh seluruh lapisan rakyat Indonesia: ulama, akademisi, politisi, plajar, buruh, petani dll. Mereka merindukn khilafah dan gigih memperjuangkannya setelah mereka paham dan tercerahkan dengan ideologi Islam dan setelah apa yang mereka rasakan. Lihat dan saksikan dengan tidak diterapakan sistem khilafah, mereka semakin menderita, jauh dari rasa aman, tenteram dan bahagia serta akidah mereka semakin terancam dari

kemaksiatan dan kekufuran. Momentum Mukhtamar khilafah yang diselenggarakan di berbagai daerah Indonesia merupakan seruan tegas HTI kepada seluruh umat bahwa Indonesia dan dunia bisa terbebas dari keterpurukan dan kehancuran manakala syariat Islam diterapkan kepada mereka melalui institusi negara yaitu khilafah, metode kenabian. Ahmadiji. Kendari. +6285239602xxx

Ganti jadi Dinar Untuk memakmurkan rakyat NKRI secepatcepatnya maka kita harus progresif dalam mengubah mata uang rupiah jadi dirham perak atau dinar emas, karena saat merdeka tahun 45 harga 1 dinar itu 7 rupiah kini 68 tahun kita merdeka 1 dinar atau 4,5 gram emas murni 24 karat seharga rupiah 2,4 juta. Jadi telah terjadi inflasi 330 ribu kali. Dari sisi ekonomi telah terjadi pemiskinan NKRI 330 ribu kali, dan ini tak disadari oleh para pemikir masa depan NKRI. Ganti rupiah menjadi dinar dirham maka kita akan jadi bangsa yang makmur tiada tara. Pranowo. Luwuk-Sulteng. +6285691115xxx

Kebobrokan Pendidikn Indonesia Assalamualaikum. Wahai generasi sang penakluk, fakta menunjukkan bahwa di hari pendidikan ini harapan pemerintah dalam mewujudkan pendidikan bermutu dan berkualitas mencetak generasi cemerlang hanya tinggal mimpi di siang bolong, kenapa? Karena lihat saudara-saudara salah satu contoh dari kegagalan sistem pendidikan kapitalisme pada saat UN, di berbagai sekolah-sekolah di kabupaten. Kekurangan soal bahkan keterlambatan, tawuran di sekolah masih sering terjadi. Di berbagai kampus di Makassar pekan sebelum hari pendidikn terjadi bentrok antar fakultas. Walapun kurikulum setiap tahun diganti kalau bukan sistem pendidiknya yang diganti maka jangan harap pendidikan indonesia akan menghasilkan generasi cemerlang. Daulah Khilafahlah yang mampu melahirkan

SMS Media Pembaca/Komentar untuk MU: 08998206844. SMS Redaksi: 081288020261. Sertakan Nama dan Asal Sertakan Nama dan Asal daerah.

SMS Berlangganan: 0857 8013 7043

Penerbit: Pusat Kajian Islam dan Peradaban. Dewan Penasihat : KH Ma'ruf Amien, KH Nazri Adlani, KH Amrullah Ahmad, KH Syukron Makmun, KH Muhammad Arifin Ilham , KH Athian Ali M Dai, Achmad Michdan SH, H Azwir, KH dr Muhammad Utsman, H Hari Moekti, Ustadz Abu Bakar Baa'syir, AGH Sanusi Baco, Lc, KH DR Miftah Faridl, Dra Hj Nurdiati Akma M.Si, Dra Hj Nurni Akma, Prof Dr Ir Zoer’aini Djamal Irwan MS, KH Husin Naparin, Lc, MA. Penasihat Hukum: Achmad Michdan SH. Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi: Farid Wadjdi. Pemimpin Perusahaan: Anwar Iman. Sidang Redaksi: Hafidz Abdurrahman, MR Kurnia, Harist Abu Ulya, Muhammad Ismail Yusanto, Rochmat S. Labib. Redaktur Pelaksana: Mujiyanto. Redaksi: W almaroky, Zulkifli, Joko Prasetyo, Iwan Setiawan, Zulia Ilmawati, Nanik Wijayati, Febrianti Abbasuni, Kholda. Kontributor Daerah: Rifan (Jatim), Fakhruddin (Babel), Apri Siswanto (Riau), Rikhwan Hadi (Sumbar), Kurdiyono & Ahmad Sudrajat (DIY), Eko (Sultra), Nazar Ali & Handani (Jabar), Bahrul Ulum (Sulsel), Abduh (Kalsel), Budianto Haris (Sumsel), Dani Umbara Lubis (Sumut), Dadan Hudaya (Banten) Desain dan Pracetak: Kholid Mawardi. Keuangan: Budi Darmawan . Marketing: Muhammad Ihsan. Sirkulasi: W Wahyudi. Iklan: Aris Rudito, M Rosyid Aziz. Alamat Redaksi: Jl. Prof. Soepomo No. 231, Jakarta Selatan 12790. Email: pembaca.tabloidmu@gmail.com. Iklan Pemasaran: Jl. Prof. Soepomo No. 231, Jakarta Selatan 12790. Email Iklan: iklan.tabloidmu@gmail.com . Email Marketing: marketing.tabloidmu@gmail.com Hunting Pemasaran: 085711044000, sms: 089650202478. Hunting Iklan: 085780137043. Rekening: Bank Muamalat No Rek 9064150699 a.n Budi Darmawan.


Media Umat | Edisi 105, 7 -27 Rajab 1434 H/ 17 Mei - 6 Juni 2013

Editorial

3

pendidikan yang bermutu dan berkualitas dengan sistem pendidikan Islam, mencetak generasi cemerlang. Karena salah satu tujuan umum pendidikan negara khilafah adalah membangun kepribadian Islami, pola pikir aqliyah dan jiwa nafsiyah. Sari Bulan. Kab.Pangkep-Sulsel. +628234961xxx

Menyambut Fajar Khilafah Assalamualaikum. Kepada pejuang syariah dan khilafah, mari kita jemput fajar yang sebentar lagi terbit. Dan tentunya mempercepat robohnya demokrasi yang makin bobrok. Sebagai gantinya kita tegakkan sistem khilafah. Semoga Allah memberi kesabaran bagi kita semua, karena kesabaran bukan berarti diam, dari kemaksiatan. Allah sangat sayang pada orang yang penyabar. Allahu Akbar. Acep Ali Bongas. Tasikmalaya. +6282317508xxx

Semakin Kejam Pemerintah semakin kejam, dengan menaikkan harga BBM semakin jelas bahwa penguasa Indonesia saat ini lebih tunduk ke asing dibanding memelihara rakyatnya. BBM naik rakyat panik, rakyat buntung asing untung. Itulah kapitalisme yang harus dihancurkan diganti dengan sistem khilafah yang akan menyejahtrakan umat. Allahu Akbar. Abu Fikri. Garut. +6285222260xxx

Syarat Perubahan Tiga syarat perubahan besar dunia menuju khilafah. Pertama, perubahan itu Lillah (semata karena Allah, bila tidak ikhlas akan tereliminasi). Kedua, perubahan itu Billah (dengan cara-cara Allah, menafikan cara demokrasi). Ketiga, perubahan itu Ila Llah (untuk tegaknya syariah Allah secara kaffah). Indo Etung. Makassar. +6285257781xxx

Komentar untukMU Jadwal Imsakiyah Assalamualaikum. Sedikit saran untuk MU mungkin untuk edisi yang akan datang. Saya mohon bisa menambahkan jadwal imsakiyah bagi yang ingin melaksanakan puasa sunnah dan jadwal shalat wajib dimasing-masing daerah di Indonesia dalam dua minggu ke depan sampai terbit edisi terbaru. Karena menurut saya ada sebagian umat yang belum tahu waktu imsakiyah di setiap wilayahnya. Mau mencari di media elektronik atau radio belum tentu juga ada yang menyiarkanya dan andaikata ada belum tentu juga itu waktu wilayahnya, khususnya untuk daerah terpencil. Defit Irwanto Bangsal. Mojokerto. +6285707051xxx

Terima Kasih MU MU makasih atas info aktual buat menyambut kedatangan khilafah, terus di perbaharui info agar masyarakat tetap tahu dan tenang. Acara Perbukers ANTV mohon dimuat kebiadabannya, karena bukan humor tapi malah seks yang ada. Sulhan. Ciamis. +6285317193xxx

Pengaduan ke KPI Assalamualaikum, redaksi MU, semoga di berkahi Allah SWT. Materi MU terkadang sering dipakai menjadi bahan untuk pengajian. Menarik sekali MU edisi 104, saya mau tanya. Kalau ingin mengajukan ketidaksetujuan terhadap siaran-siaran televisi ke KPI seperti apa prosedurnya. Adakah no layanan KPI yang bisa dihubungi, karena saya termasuk orang yang khawatir dengan tayangan pertelevisian sekarang. Terima kasih atas jawabannya. Aisyah. Rancaekek. +6285795201xxx

Koreksi MU Assalamu'alaikum. Koreksi pada hal 20 rubrik cermin edisi 104. Saat perang Mu'tah, ketika itu Nabi menujuk Usamah bin Zaid, seharusnya Zaid bin Haritsah sebagai panglima, jika dia gugur, maka Jaffar bin Abi Thalib yang menggantikannya, jika dia gugur maka Abdullah bin Rawahah yang menggantikannya. Jazakallah khairan katsira. Nasiroh. Cilacap. +6282134457xxx Wassalamualaikum wr wb. Terima kasih atas usulan, masukan, dan koreksnya. Untuk jadwal shalat dan imsakiyah, nanti kami diskusikan terlebih dahulu. Untuk pengaduan ke KPI, silakan membuka lamannya www.kpi.go.id, di sana ada lembar pengaduannya. Redaksi.

Muktamar Khilafah 2013:

Perubahan Besar Dunia

Menuju Khilafah

K

hilafah adalah kepemimpinan umum bagi seluruh kaum Muslimin di dunia untuk menegakkan syariat Islam dan mengemban dakwah ke segenap penjuru dunia. Selama lebih dari 1300 tahun, khilafah telah berhasil menaungi dunia Islam, menyatukan umat Islam seluruh dunia dan menerapkan syariah Islam secara kaffah. Dengan itu, Islam sebagai rahmat benar-benar dapat diwujudkan. Will Durant, dalam The Story of Civilization, vol. XIII, menulis: Para khalifah telah memberikan keamanan kepada manusia hingga batas yang luar biasa besarnya bagi kehidupan dan kerja keras mereka. Para khalifah itu juga telah menyediakan berbagai peluang untuk siapa pun yang memerlukannya dan memberikan kesejahteraan selama berabad-abad dalam wilayah yang sangat luas. Fenomena seperti itu belum pernah tercatat (dalam sejarah) setelah zaman mereka. Kegigihan dan kerja keras mereka menjadikan pendidikan tersebar luas, hingga berbagai ilmu, sastra, filsafat dan seni mengalami kemajuan luar biasa, yang menjadikan Asia Barat sebagai bagian dunia yang paling maju peradabannya selama lima abad. Syariah dan khilafah bagaikan dua sisi dari sekeping mata uang. Tepat sekali ketika Imam Ghazali dalam kitab al-Iqtishâd fi al-I'tiqâd menggambarkan eratnya hubungan antara syariah dan khilafah dengan menyatakan : ”al-dîn uss wa al-shulthân hâris – agama (al-dîn) adalah pondasi (ussun) dan kekuasaan (as sulthon) adalah penjaga (hârisun). Lebih lanjut ditegaskan Imam Al Ghazali : ”Wa mâ lâ ussa lahu fa mahdûm wa mâ lâ hârisa lahu fa dhâ'i' – apa saja yang tidak ada pondasinya akan roboh dan apa saja yang tidak ada penjaganya akan hilang”. Tapi sayang sekali, payung dunia Islam itu kini telah tiada. Pada 1924, Musthafa Kemal Pasha keturunan Yahudi dengan dukungan Inggris, secara resmi menghapuskan Khilafah Islamiyyah yang berpusat di Turki. Akibatnya, umat Islam hidup bagaikan anak ayam kehilangan induk, tak punya rumah pula. Maka, berbagai persoalan, penindasan, penjajahan dan penistaan umat terus berlangsung hingga saat ini. Maka, tepat sekali ketika para ulama menyebut hancurnya khilafah sebagai ummul jarâim (induk dari segala kejahatan). Menyadari arti pentingnya khilafah dan betapa vitalnya bagi izzul Islam wal muslimin, umat Islam tidak pernah tinggal diam. Sejak keruntuhannya, umat Islam terus berjuang keras untuk menegakkan kembali khilafah Islam hingga sekarang. Di sepanjang bulan Mei – Juni 2013, bertepatan dengan bulan Jumadil Akhir – Rajab 1434 H, Hizbut Tahrir Indonesia menyelenggarakan Muktamar Khilafah (MK) di 31 kota di seluruh Indonesia. Puncaknya pada 2 Juni di Gelora Bung Karno, Jakarta yang insya Allah akan diikuti sekitar 100 ribu peserta. Acara ini diselenggarakan sebagai medium untuk mengokohkan visi dan misi perjuangan umat untuk tegaknya kembali kehidupan Islam. Visi dan misi ini penting untuk terus ditegaskan dan dikokohkan terlebih di tengah arus perubahan besar yang tengah terjadi di berbagai belahan dunia. Lihatlah apa yang tengah terjadi di Timur Tengah, juga di kawasan Asia Tengah, Asia Selatan, juga Eropa dan Amerika Serikat (AS). Tema Perubahan Besar dunia Menuju Khilafah itu diambil untuk mengingatkan bahwa perubahan sesungguhnya adalah sebuah keniscayaan. Akan tetapi, perubahan tanpa arah yang benar tidak akan memberi manfaat, seperti yang selama ini terjadi, termasuk di negeri ini. Melalui muktamar itu, HTI ingin menunjukkan arah perubahan yang semestinya adalah menuju tegaknya khilafah. Pesan utama yang ingin disampaikan adalah bahwa umat harus turut serta dan semestinya menjadi motor penggerak utama perubahan politik dimanapun ia berada, termasuk di negeri ini. Perubahan menuju tegaknya khilafah. Berkenaan dengan acara tersebut, Hizbut Tahrir Indonesia melalui Juru bicara Ismail Yusanto, dalam pernyataan pers (05 Mei 2013/24 Jumadil Akhir 1434 H) menyerukan beberapa poin penting. Pertama, menyerukan kepada seluruh umat Islam, khususnya para pimpinan ormas, orpol, ulama, wakil rakyat, anggota TNI/Polri, wartawan, cendekiawan, para pengusaha, para pekerja serta para pemuda dan mahasiswa untuk secara sungguh-sungguh mengamalkan syariah dan berjuang bagi tegaknya syariah di negeri ini. Juga menjadikan perjuangan penegakan syariah sebagai agenda utamanya. Sesungguhnya mengamalkan syariah dalam kehidupan pribadi dan menerapkannya dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara merupakan kewajiban setiap Muslim dan merupakan realisasi dari ibadah kepada Allah SWT. Kedua, mengundang masyarakat untuk hadir dalam acara itu. Jadilah saksi bagi bergeloranya keinginan umat membawa perubahan yang saat ini terjadi menuju terwujudnya kembali kehidupan Islam di bawah naungan khilafah yang akan menerapkan syariah secara kaffah. Ketiga, menyerukan kepada pemerintah untuk memandang acara ini sebagai bagian dari ekspresi dan aspirasi umat Islam yang dijamin oleh undang-undang serta mengajak aparat keamanan untuk mengamankan acara ini hingga bisa berlangsung dengan aman dan tertib. Hasbunallah wa ni'mal wakiil, ni'mal maula wa ni'man nashiir. [] farid wadjdi


4

Media Umat | Edisi 105, 7 -27 Rajab 1434 H/ 17 Mei - 6 Juni 2013

Media Utama

Mayoritas Muslim Indonesia Dukung Syariah Keinginan 72 persen kaum Muslim Indonesia ini tidak terlalu mengejutkan. Banyak survei serupa yang hampir bersamaan waktunya juga menunjukkan angka yang kurang lebih sama.

S

ebuah lembaga survei Pew Research Center (PRC) yang berkedudukan di Washington melansir hasil survei mereka dengan judul: The World's Muslims: Religion, Politics and Society, Selasa (30/4). Survei itu mengungkapkan berbagai fakta menarik. Mayoritas kaum Muslim di negerinegeri Islam menginginkan penerapan syariah Islam sebagai hukum negara. Khusus Indonesia, angkanya mencapai 72 persen. Cukup besar. Laporan berisi 226 halaman yang didasarkan pada survei opini publik yang dilakukan antara tahun 2008-1012 di 39 negara dan wilayah di Afrika, Asia dan Eropa, melibatkan 38.000 responden. Di Indonesia sendiri, pusat penelitian melakukan wawancara tatap muka dengan 1.880 Muslim di 19 provinsi antara 28 Oktober dan 19 November 2011.

Keinginan 72 persen kaum Muslim Indonesia ini tidak terlalu mengejutkan. Banyak survei serupa yang hampir bersamaan waktunya juga menunjukkan angka yang kurang lebih sama. Ada kecenderungan peningkatan persentase dukungan itu dari waktu ke waktu. Namun bagi k alangan liberal, angka ini sangat mengejutkan dan mengkhawatirkan. Mungkin juga menakutkan. Mereka khawatir akan terjadi perubahan ke arah Islam—suatu yang tidak diinginkan oleh kalangan liberal. Maka begitu survei ini muncul, kalangan liberal mencoba menepis angka tersebut dengan berbagai dalih. Ada yang menyerang metodologinya, pertanyaannya, dan sebagainya. Intinya mereka tidak ingin angka keinginan masyarakat menerapkan syariah Islam itu setinggi hasil survei PRC tersebut. Bagi kalangan liberal, angka ini bisa jadi tamparan buat mereka. Berarti mereka dianggap gagal meliberalkan Indonesia dengan gagasan-gagasan Islam moderatnya. Bisa jadi mereka khawatir mereka akan ditegur oleh tuan-tuan mereka karena fakta tersebut. Dan sangat mungkin, pasokan dana dari tuan-tuan mereka akan dialihkan ke pihak lainnya. Bagi kaum Muslim, angka 72 persen sebenarnya juga rendah. Secara akidah, seharusnya kaum Muslim yang disurvei menyetujui penerapan syariah Islam dengan angka 100 persen. Soalnya, penerapan syariah Islam tidak bisa ditawar-tawar lagi. Namun di tengah gempur-

an ide-ide kapitalisme, sekulerisme, liberalisme, demokrasi, dan HAM yang luar biasa, angka itu masih cukup membanggakan. Ini juga indikasi bahwa dakwah yang berlangsung di tengah masyarakat kaum Muslim berjalan sehingga mampu berhadaphadapan dengan ide-ide kufur tersebut. Masyarakat masih bisa memilah dan memilih mana yang benar dan mana yang batil. Secara umum, menurut PRC, sebagian besar penganut agama terbesar kedua di dunia sangat berkomitmen untuk iman mereka dan ingin ajaran-ajarannya dilaksanakan tidak hanya dalam kehidupan pribadi mereka, tetapi juga masyarakat dan politik mereka. Dalam semua negara, kecuali segelintir dari 39 negara yang disurvei, mayoritas Muslim mengatakan bahwa Islam adalah agama yang benar menuju kehidupan kekal di surga dan bahwa kepercayaan kepada Tuhan diperlukan untuk menjadi orang yang bermoral. Banyak juga berpikir bahwa para pemimpin agama mereka harus memiliki setidaknya beberapa pengaruh atas masalah politik. Dan banyak menyatakan keinginan untuk syariah - hukum Islam tradisional - untuk diakui sebagai hukum resmi negara mereka. Dalam tataran dunia, temuan survei PRC ini mengindikasikan warga Muslim dunia telah mulai berpaling kepada Islam. Dominasi sistem kapitalisme demokrasi sedikit demi sedikit mulai tergusur. Panggilan iman dan Islam telah mendorong kaum Muslim kembali kepada Islam.

Survei itu juga menguatkan hal itu. Dari banyak aspek, kaum Muslim sangat memahami perintah syariah dalam kehidupan mereka baik di rumah tangga, di masyarakat, sampai pada tataran negara. Bahkan mereka pun bisa menilai bahwa partai politik Islam yang ada sekarang ini tidak ada bedanya dengan partai-partai sekuler lainnya. Kaum Muslim, khususnya di Indonesia, berharap tokoh-tokoh umat punya peran besar dalam kancah politik.

Tantangan Adanya keinginan yang begitu besar dari kaum Muslim Indonesia untuk penerapan syariah Islam ini dari sisi dakwah perlu disikapi secara tepat. Ghirah itu cukup menggembirakan. Namun sejauh mana pemahaman umat Islam terhadap tuntutan yang mereka inginkan, ini masih tanda tanya. Bisa jadi, apa yang mereka inginkan masih sangat global dan belum mengetahui rincian dari penerapan Islam itu sendiri. Ketidakpahaman mereka ini bisa menjadi blunder karena bisa dimanfaatkan oleh orang-orang yang pandai mengemas ide kufur dengan Islam. Seolah-olah memperjuangkan Islam, padahal menjerumuskan umat Islam ke dalam keterpurukan. Misalnya saja mereka digiring untuk memilih partai tertentu yang 'berwajah' Islam, padahal sebenarnya partai itu sama sekali tidak memperjuangkan penerapan Islam secara kaffah. Kalau terjadi, ini akan menyulitkan dakwah yang benar-benar ingin menerapkan syariah Islam. Walhasil, ghirah kaum Mus-

lim itu harus diwadahi dengan benar dan diarahkan ke jalan yang lurus. Proses edukasi secara terus menerus mau tidak mau harus dilakukan. Masyarakat harus dipahamkan dengan ajaran Islam secara benar, sekaligus ditunjukkan ide-ide kufur di tengah mereka. Harapannya, kaum Muslim bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah dari sudut pandang Islam dengan sendirinya. Yang tak kalah penting, masyarakat harus diberitahu bahwa penerapan syariah Islam secara kaffah hanya bisa dilaksanakan dalam wadah/institusi yang sesuai syariah pula. Tidak mungkin syariah Islam diterapkan secara sempurna dalam sistem kufur, apakah itu kerajaan, demokrasi, kekaisaran, atau yang sejenisnya. Islam memiliki sistem pemerintahan yang khas, yang berbeda dengan sistem lainnya yang ada di dunia. Itulah khilafah. Dan khilafah adalah 'habitat' yang paling pas bagi kaum Muslim karena di dalamnya diterapkan Islam secara paripurna. Sistem ini telah berhasil mengubah dunia dan menjadi mercusuar peradaban selama hampir 13 abad lamanya. Di tengah dunia yang terus berubah, ketika komunisme sudah hancur, kapitalisme-demokrasi membawa sengsara, hanya khilafah yang bisa diharapkan. Maka, saatnya kaum Muslim menatap masa depan dan mengarahkan perubahan menuju tegaknya khilafah di muka bumi. Inilah kesempatan umat Islam mewujudkan keinginan menerapkan syariah secara kaffah. [] mujiyanto


Media Umat | Edisi 105, 7 -27 Rajab 1434 H/ 17 Mei - 6 Juni 2013

Kaum Muslim Ingin Syariah! Lembaga riset itu menyimpulkan sebagian besar penganut agama terbesar kedua di dunia—baca: Islam—sangat berkomitmen terhadap iman mereka dan ingin ajaran Islam membentuk tidak hanya kehidupan pribadi mereka, tetapi juga masyarakat dan politik mereka. Namun mereka melihat budaya Barat justru yang bisa membahayakan moral kaum Muslim. Sebanyak 55 persen kaum Muslim menyatakan budaya Barat merusak moral. Survei itu juga menyisipkan pertanyaan tentang demokrasi dibandingkan dengan pemimpin yang kuat. Jika saat ini disuruh memilih, kaum Muslim ternyata lebih memilih demokrasi (61 persen) dibandingkan pemimpin yang kuat (37 persen).

Keinginan Sama

M

ayoritas Muslim Indonesia menginginkan penerapan syariah Islam. Itulah hasil survei terbaru yang dirilis oleh Pew Research Center/PRC (Pusat Penelitian Pew) yang berbasis di Amerika Serikat pada Selasa (30/4). Survei itu mengungkapkan, 72 persen penduduk Indonesia menginginkan syariah Islam sebagai "hukum resmi negara". Di Indonesia, pusat penelitian itu melakukan wawancara tatap muka dengan 1.880 Muslim di 19 provinsi antara 28 Oktober dan 19 November 2011. Mereka yang disurvei berumur 18 tahun ke atas. Penelitian ini memiliki margin error sebesar 3,4 persen. Survei ini diarahkan untuk mengungkap banyak hal di antaranya tentang kepercayaan kaum Muslim terhadap syariah, hubungan agama dan politik, moralitas, posisi perempuan di masyarakat, interaksi di kalangan Muslim, interaksi antaragama, dan hubungan agama, ilmu pengetahuan, dan budaya populer. Laporan PRC berjudul 'The World Muslims: Religion, Politic, and Society' itu juga mengungkap, lebih dari 50 persen Muslim Indonesia menyatakan hukum syariah itu diberlakukan bagi semuanya, baik kepada Muslim dan non Muslim. Dan 87 persen kaum Muslim yakin bahwa ajaran Islam akan mengarahkan kehidupan mereka ke surga. Sebanyak 65 persen mengatakan, hukum negara yang tidak mengikuti hukum syariah adalah buruk. Makanya, sebanyak 48 persen menyatakan mendukung pelaksanaan hukum rajam bagi para pelaku perzinaan. Sementara itu 18 persen setuju orang yang murtad dihukum mati. Di mata mereka, moralitas harus disandarkan kepada ajaran Islam. Ini disetujui oleh 95 persen orang. Mereka tidak setuju ter-

hadap minum alkohol (91 persen), bunuh diri (95 persen), aborsi (93 persen), seks di luar nikah (94 persen), homoseks (95 persen). Mereka menyebut tindakan itu sebagai tidak bermoral. Terkait aturan syariah di dalam keluarga, 93 persen menyatakan istri wajib bertanggung jawab kepada suaminya. Perceraian antara suami dan istri, jadi perdebatan. Yang setuju 47 persen, sedangkan yang menganggapnya sebagai hal yang buruk 42 persen. Sedangkan 58 persen menganggap poligami adalah hal yang buruk, dan 30 persen bisa menerimanya. Ketika ditanyakan kepada mereka tentang partai politik Islam yang ada sekarang, 57 persen parpol Islam sama dengan parpol lainnya. Hanya 31 persen yang bilang parpol Islam lebih baik. Sementara 9 persen mengatakan parpol Islam lebih buruk dibanding parpol lainnya. Namun demikian, 75 persen kaum Muslim mendukung tokoh agama memiliki peran yang besar dalam menentukan arah politik. Dari sisi kerukunan umat beragama, umat Islam Indonesia sangat toleran terhadap agama lain. Sebanyak 93 persen setuju terhadap kebebasan beragama. Namun demikian kaum Muslim (93) persen tetap menjadikan sesama Muslim sebagai teman/sahabat. Sebanyak 87 persen menyatakan, Kristen dan Islam sangat berbeda. Kaum Muslim Indonesia menolak kekerasan yang diarahkan kepada warga sipil dalam rangka membela agama. Hanya 7 persen yang setuju dengan tindakan tersebut. Terkait hubungan agama dan budaya, mayoritas (70 persen) kaum Muslim menyatakan tidak ada konflik antara agama dan modernisasi. Demikian pula 63 persen menyatakan tidak ada pertentangan antara agama dan ilmu pengetahuan.

Selain di Indonesia, survei ini juga berlansung di 39 negara di tiga benua yakni Asia, Afrika, dan Eropa. Pelaksanaannya berlangsung dari 2008 hingga 2012 dengan melibatkan lebih dari 38 ribu wawancara tatap muka dalam 80 bahasa. Namun tidak semua negara disurvei karena alasan keamanan dan izin. Lembaga riset itu menyimpulkan sebagian besar penganut agama terbesar kedua di dunia —baca: Islam—sangat berkomitmen terhadap iman mereka dan ingin ajaran Islam membentuk tidak hanya kehidupan pribadi mereka, tetapi juga masyarakat dan politik mereka. Keinginan menjadikan penerapan syariah Islam, menurut PRC, muncul di sebagian besar negara yang disurvei di Timur Tengah dan Afrika Utara, subSahara Afrika, Asia Selatan dan Asia Tenggara. Tertinggi di Afghanistan (99 persen). Disusul kemudian oleh Irak (91 persen), Palestina (89 persen), Malaysia (86 persen), Pakistan (84 persen), Maroko (83 persen), Bangladesh (82 persen), Mesir (74 persen), Indonesia (72 persen), Yordania (71 persen), dan Tunisia (56 persen). Dukungan penerapan syariah Islam ini tidak terbatas pada negara-negara yang mayoritas penduduknya Muslim. Di Afrika sub-Sahara, misalnya, umat Islam kurang dari seperlima dari penduduk seperti di Kamerun, Republik Demokratik Kongo, Ghana, Kenya, Liberia, Mozambik dan Uganda, namun di masingmasing negara, setidaknya setengah dari Muslim (52 – 74 persen) mengatakan mereka ingin syariah menjadi hukum resmi negeri itu. Sedangkan kaum Muslim yang keinginannya kurang untuk penerapan syariah Islam antara lain: Lebanon (29 persen), Turki (12 persen), dan Azarbaijan (8 persen). Persentase rendah ini banyak dijumpai di negara-negara bekas jajahan Uni Sovyet.

Mendukung Survei Sebelumnya Hasil survei PRC terhadap kaum Muslim di Indonesia untuk penerapan syariah Islam ini mengonfirmasi hasil riset sebelumnya. Survei Roy Morgan Research yang melibatkan 8 ribu responden pada 2008 menyimpulkan 52 persen rakyat Indonesia menuntut penerapan syariah Islam. Juga ada survei yang khusus diarahkan bagi para mahasiswa. Sebagaimana diberitakan Kompas (4/3/08), Ketua Umum Gerakan Mahasiswa dan Pemuda Indonesia M Danial Nafis mengutip survei yang dilakukan aktivis gerakan nasionalis pada 2006, sebanyak 80 persen mahasiswa memilih syariah sebagai pandangan hidup berbangsa dan bernegara.

Di level internasional ada polling pada April 2007, yang hasilnya terkesan ditutup-tutupi. Polling yang dilakukan atas pengawasan Universitas Maryland itu dilakukan di empat negara muslim (Mesir, Maroko, Pakistan, Indonesia) dengan mayoritas penduduk kaum Muslim. Hasilnya, dukungan bagi penerapan hukum syariah di negara-negara Islam; Penyatuan dengan Negaranegara lain di bawah naungan Khilafah; Penentangan atas pendudukan dan kebijakan Barat pada umumnya; Penentangan atas pemaksaan diberlakukannya nilai-nilai Barat di tanah kaum Muslim; Penentangan atas penggunaan kekerasan terhadap penduduk sipil. Bagi beberapa isu, tingkat konsensus ide-ide itu melebihi 75 persen. [] mujiyanto

http://www.pewforum.org/


6

Media Umat | Edisi 105, 7 -27 Rajab 1434 H/ 17 Mei - 6 Juni 2013

Media Utama

Teruji Tapi Ditakuti Kalangan liberal sangat khawatir terhadap hasil survei PRC ini dan mencoba mementahkannya, meski secara keilmuan cukup teruji.

B

egitu Pew Research Center (PRC) melansir hasil surveinya, The Jakarta Post langsung mengkritisi survei tersebut. Lewat artikelnya berjudul: “Seven in 10 Indonesian Muslims want sharia law: Pew study”, surat kabar itu mencoba mementahkan hasil survei tersebut. Caranya dengan mewawancarai salah satu tokoh kalangan liberal Azyumardi Azra. Direktur Pascasarjana Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta ini mempertanyakan sejauh mana hasil survei sebenarnya tercermin kebenaran. "72 persen angka tidak masuk akal," katanya kepada The Jakarta Post. Azyumardi berargumen bahwa sebagian besar umat Islam Indonesia bergabung dengan organisasi utama seperti Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU), yang mendukung ideologi negara Pancasila dan mempromosikan moderasi dalam pene-

Menolak Syariah: Kafir, Zalim, Fasik

A

llah SWT memerintahkan kaum Muslim untuk berhukum kepada hukum Allah. Perintah itu wajib karena di dalamnya mengandung celaan dan ancaman bagi yang melanggar perintah tersebut. Dalil kewajiban berhukum kepada hukum Allah ini termaktub dalam surat al-Maidah [5]: 44. 45, dan 47. Ayat itu menjelaskan secara gamblang bahwa orang yang tidak berhukum dengan apa yang diturunkan oleh Allah disebut sebagai kafir, zalim, dan fasik. Ibnu 'Abbas menjelaskan maksud dari tiga ayat tersebut dengan mengatakan: “Barangsiapa yang mengingkari apa yang diturunkan Allah, sungguh telah kafir. Dan barangsiapa yang mengakuinya, namun tidak menerapkannya, maka terkategori sebagai orang zalim fasik.” Ketiga kategori itu semuanya buruk. Maka, bagi Muslim, tidak ada pilihan lain kecuali menerima dengan sukarela seluruh hukum yang diturunkan oleh Allah untuk mengatur kehidupan dunia. Allah SWT berfirman: “Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mu'min dan tidak (pula) bagi perempuan yang mu'min, apabila Allah dan RasulNya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka.” (TQS Al Ahzab: 36). Terhadap ayat tersebut, Ibnul Qayyim mengatakan: “Ayat ini menunjukkan bahwa jika telah ada ketetapan dari Allah dan Rasul-Nya dalam setiap masalah baik dalam permasalahan hukum atau pun berita (seperti permasalahan aqidah), maka seseorang tidak boleh memberikan pilihan selain pada ketetapan Allah dan Rasul-Nya tadi lalu dia berpendapat dengannya. Sikap berpaling kepada ketetapan selain Allah dan Rasul-Nya sama sekali bukanlah sikap seorang mukmin. Dari sini menunjukkan bahwa sikap semacam ini termasuk menafikan (meniadakan) keimanan.” [Zadul Muhajir-Ar Risalah At Tabukiyah, hal. 25]. []

rapan ajaran Islam. Azra, yang memperoleh gelar doktor tentang sejarah Islam dari Columbia University, Amerika Serikat itu mempertanyakan metodologi yang digunakan dalam survei. "Metode pengambilan sampel bisa bias untuk membenarkan kesalahpahaman media Barat bahwa mayoritas Muslim menginginkan pelaksanaan hukum pidana Islam." Selain mengangkat narasumber Azyumardi, surat kabar yang dekat dengan kalangan liberal ini mewawancarai Adjie Alfaraby, peneliti dari Lembaga Survei Indonesia (LSI). Adjie mengatakan, desain kuesioner mungkin telah memengaruhi hasil survei. "Jika mereka menghadirkan syariah sebagai satusatunya variabel dalam kuesioner mereka, Muslim pasti akan menanggapi dalam mendukung untuk itu. Tetapi jika mereka menempatkan Pancasila sebagai variabel pembanding, mungkin responden akan memilih Pancasila sebagai gantinya, karena itu adalah prinsip inti dari Indonesia," kata Adjie seperti dikutip The Jakarta Post (2/5). Seperti halnya Azyumardi, Adjie meragukan bahwa 46 persen dari umat Islam Indonesia mendukung hukuman fisik. "Saya meragukan hasilnya, karena masyarakat kita terbiasa dengan sistem hukum formal. Saya tidak percaya Muslim Indonesia menyamakan syariah dengan hukuman fisik, meskipun banyak orang di dunia memiliki kesalahpahaman," kata Adjie lagi. Namun demikian, Adjie menyatakan, jika temuan Pew itu benar maka harus dianggap serius karena 46 persen bukan

angka yang kecil. Ia menyarankan ada survei investigatif yang komprehensif untuk memastikan hal tersebut. Dedengkot liberal lainnya juga langsung angkat bicara. Ismail Hasani, peneliti di Setara Institute, tidak meyakini kebenaran survei dari PRC itu. Seperti dikutip The Jakarta Globe, ia mengaku skeptis terhadap survei itu. Ia mengatakan bahwa meskipun survei itu dilakukan oleh organisasi bergengsi, ia percaya bahwa hal itu tidak benar-benar mewakili pendapat sejati Indonesia. Bahkan Ismail berani mengklaim, jika survei domestik dilakukan, maka tidak lebih dari setengah penduduk Indonesia yang akan setuju pelaksanaan hukum syariah.

Teruji dan Sambut Baik Secara keilmuwan, menurut dosen Pascasarjana Statistika IPB Kusman Sadik, selama ini Pew cukup obyektif dan profesional dalam berbagai surveinya. “Saya sudah baca lengkap hasil analisis survei tersebut di situs Pew, www.pewforum.org, termasuk metodologi yang mereka gunakan,” katanya kepada Media Umat. Menurutnya, PRC telah menggunakan metodologi dengan benar termasuk pelaksanaannya di lapangan. “Tidak mungkin lembaga sebesar Pew berani melakukan penyelewengan metodologi survei. Belum lagi banyaknya pakar perguruan tinggi ternama yang dilibatkan dalam survei ini,” paparnya. Ia kemudian menyebut pihak yang terlibat di lembaga survei itu seperti The National Centre for Scientific Research

(Paris), University of South Carolina, Boston University, Chicago University, University of Wisconsin, dan University of Maryland. Majelis Ulama Indonesia sendiri menyambut positif hasil survei PRC itu. Ketua MUI KH Ma'ruf Amin mengatakan, beberapa aturan syariah telah diterapkan di negeri ini. "Sebagian besar penduduk adalah Muslim, jadi saya pikir itu merupakan keinginan sebagian besar orang Indonesia memiliki Hukum Syariah," katanya seperti dikutip Jakarta Globe (1/5). Menurutnya, jika syariah adalah apa yang orang inginkan, maka pemerintah harus merespon keinginan mereka. Menurut Ketua MUI ini, syariah Islam tidak bertentangan dengan Pancasila dan tidak mengganggu keberagaman Indonesia. Juru bicara Hizbut Tahrir Indonesia M Ismail Yusanto menyatakan, hasil survei itu tak perlu ditakuti. “Tidak perlu ditakuti, tetapi perlu ditindaklanjuti karena ini aspirasi anak negeri!” ujar Ismail kepada Media Umat. Pernyataan itu dilontarkannya menanggapi adanya pihak yang sangat khawatir dengan hasil survei PRC tersebut, terutama kalangan liberal. Ismail menegaskan, itu adalah hasil survei. Menurutnya, sepanjang metode survei itu valid maka hasilnya juga harus dianggap valid. Apalagi, lanjutnya, hasil survei ini juga mengonfirmasi hasil survei-hasil survei sebelumnya yang juga mendapatkan angka yang kurang lebih sama. “Intinya cukup banyak, lebih dari dua pertiga rakyat Indonesia yang memang menginginkan syariah,” terangnya. [] emje


Media Umat | Edisi 105, 7 -27 Rajab 1434 H/ 17 Mei - 6 Juni 2013

Media Utama

7

Ingin Syariah, Lumrah Aneh jika ada orang yang mengaku Muslim tapi takut terhadap penerapan syariah.

P

erubahan adalah sebuah keniscayaan. Tak ada masyarakat yang statis. Masyarakat selalu dinamis. Ketika mereka menghadapi kondisi buruk, pasti mereka akan mencari alternatif untuk mengubah kondisi buruk tersebut menjadi kondisi yang lebih baik. Keinginan itu tumbuh di tengah masyarakat Indonesia yang mayoritas Muslim. Menurut Ketua DPP Hizbut Tahrir Indonesia Rokhmat S Labib, hasil survei Pew Research Center (PRC) itu menegaskan keinginan itu. Bahkan, lanjutnya, seharusnya hasilnya tidak 72 persen, tapi harus 100 persen. “Karena akidah Islam menuntut pelakunya untuk taat terhadap syariah dalam seluruh dimensi kehidupan, termasuk dalam bernegara,” katanya. Namun, lanjutnya, jika dilihat dari aspek masifnya gempuran kapitalisme, demokrasi, HAM, sekulerisme, liberalisme dan ide kufur lain-lain yang dipropagandakan kafir Barat kepada umat Islam di Indonesia, angka 72 persen itu sudah tergolong sangat tinggi. Inilah mengapa orang-orang liberal seperti kebakaran jenggot. Di sisi lain, menurutnya, demokrasi telah gagal menyejahterakan rakyat. Sistem buatan manusia itu telah menyebabkan keterpurukan negeri berpenduduk mayoritas Muslim pada seluruh bidang kehidupan. Maka, ia menyebut, pilihan kaum Muslim untuk kembali kepada syariah Islam adalah suatu yang wajar dan tepat. Soalnya tidak ada pilihan sistem lain saat ini. Komunisme telah hancur, sementara kapitalisme-sekulerisme-demokrasi adalah penyebab dari berbagai keterpurukan yang dialami masyarakat sekarang.

Kewajiban Ia menegaskan, menerapkan syariah Islam adalah sebuah

kewajiban. Maka, menurutnya, aneh jika ada orang yang mengaku Muslim tapi takut terhadap penerapan syariah. “Mereka layak dipertanyakan keislamannya,” tandas Rokhmat. Apalagi jik a ada yang menganggap syariah Islam adalah berbahaya dan musuh negara. Ia tak habis pikir, mengapa ada orang yang mengaku Muslim tapi memusuhi agamanya sendiri. “Sungguh aneh dan tak masuk akal,” tandasnya. Mungkin masih masuk akal jika yang memusuhi penerapan syariah Islam itu adalah orang kafir. Sebab, mereka memang tidak suka dengan Islam. Ia pun kemudian mempertanyakan di mana bahayanya syariah Islam itu. Rokmat menyatakan, tidak ada satu pun yang berbahaya dari syariah Islam. Syariah Islam datang dari Yang Maha Adil, Dzat Yang Maha Benar, Maha Bijaksana sehingga semuanya dipastikan benar dan adil. Sebagai sebuah sistem, syariah Islam memiliki aturan yang sangat rinci. Tidak hanya menyangkut masalah pribadi, tapi juga pengaturan publik, hingga urusan kenegaraan. Ada sistem ekonomi, pendidikan, kesehatan, pertahanan keamanan, hukum, tata pergaulan, politik, sampai hubungan luar negeri. Maka, menurutnya, sangat naïf jika sistem Islam direduksi hanya masalah sanksi (uqubat) saja sehingga syariah Islam mengesankan sangat menyeramkan. Seperti rajam, potong tangan, pancung, dan sejenisnya. Dan kalau toh itu diterapkan, lanjutnya, sebenarnya kaum Muslim tak perlu takut. Soalnya, sanksi itu hanya akan dijatuhkan kepada mereka yang melanggar syariah. “Apa yang ditakutkan? Justru mereka akan aman dan terlindungi dari orang-orang jahat. Harta, darah, kehormatan, dan agama mereka terlindungi karena para penjahat itu tidak

berani seenaknya melakukan kejahatan. Beratnya hukuman bagi pelaku kejahatan akan membuat mereka ngeri berbut jahat,” katanya. menambahkan.

Aspirasi Umum Hasil survey PRC ini mengindikasikan sesuatu yang umum. Belum bisa dilihat sejauh mana pemahaman kaum Muslim di Indonesia terhadap syariah itu secara lebih rinci. Itulah mengapa, ada angka survei yang saling bertolak belakang. Mereka menginginkan penerapan syariah Islam di satu sisi, tapi masih mau menerima jalan demokrasi di sisi yang lain. Padahal, Islam dan demokrasi bertentangan secara diametral dalam hal hakikatnya. Syariah Islam menyerahkan sepenuh-

nya hak membuat hukum pada Allah SWT, sedangkan dalam demokrasi, hak membuat hukum (kedaulatan) ada di tangan rakyat/manusia. Dalam kondisi ini, menurut juru bicara Hizbut Tahrir Indonesia M Ismail Yusanto, ada yang belum nyambung. Oleh karena itu, ia mengatakan, perlu ada upaya peningkatan pemahaman kaum Muslim terhadap syariah Islam ini secara komprehensif. “Syariah Islam perlu dijelaskan rinciannya, sehingga gamblang. Umat harus bisa membedakan mana yang islami, mana yang bukan,” tuturnya. Sebaliknya, umat pun harus dijelaskan kerusakan sistem kapitalisme-demokrasi beserta turunannya agar sistem tersebut tidak dianut oleh kaum Muslim.

Menurutnya, demokrasi bukan sekadar mekanisme untuk memilih pemimpin, atau sebatas alat untuk meraih kekuasaan yang sifatnya netral. Demokrasi adalah sistem kufur karena merampas otoritas Allah dalam menentukan hukum bagi manusia. Ini adalah kesyirikan. Walhasil, kata Ismail, kaum Muslim di Indonesia perlu disadarkan bahwa demokrasi bukan jalan Islam dan demokrasi tidak akan bisa menjadi jalan penerapan syariah secara kaffah. Sebaliknya, masyarakat harus tahu dan paham bahwa syariah Islam hanya bisa diterapkan secara kaffah dalam wadah yang sesuai syariah, itulah khilafah. “Di sinilah penting dan wajibnya kita memperjuangkan tegaknya khilafah,” tandas Ismail. [] mujiyanto

Syariah Islam untuk Kebaikan Indonesia

O

rang yang memahami ajaran Islam secara kaffah akan sangat rindu terhadap penerapan syariah Islam. Sebaliknya, orang yang otaknya sudah dijejali dengan pemikiran Barat akan gelisah, khawatir, dan marah. Syariah Islam telah melahirkan peradaban yang luar biasa lebih dari 13 abad lamanya. Peradaban modern ini tidak hanya dinikmati oleh kaum Muslim tapi seluruh manusia di dunia. Tidak hanya pada masanya, tapi sampai sekarang. Banyak pemikir Barat sendiri mengakui sumbangsih peradaban Islam bagi kemajuan dunia saat ini. Bagi Indonesia sendiri, syariah akan memberikan kebaikan. Menurut Rokhmat S Labib, syariah akan membawa kebaikan, kemakmuran, dan keadilan. Ia mengambil contoh dalam sistem ekonomi. Tambangtambang yang depositnya melimpah akan dikembalikan kepemilikannya kepada milik umum. Tidak boleh boleh diserahkan kepada swasta, apalagi swasta asing. Pengelolaanya diserahkan sepenuhnya kepada negara untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Demikian pula, pasar saham, pasar uang, dan riba yang selama ini menjadi sumber krisis ekonomi dilarang. Pendidikan, kesehatan, dan keamanan dijamin oleh

negara. Masyarakat tak perlu bersusah payah mengeluarkan dana untuk biaya pendidikan dan kesehatan serta keamanan. Secara umum, minimal akan ada delapan kemaslahatan yang didapatkan oleh manusia Indonesia jika syariah Islam diterapkan. Kemaslahatan itu adalah terpeliharanya akidah dari perusakan, terpeliharanya negara dari pembangkangan juga separatisme, terpeliharanya keamanan dari segala sejenis tindak kriminal, terpeliharanya kekayaan dari pencurian dan korupsi, terpeliharanya keturunan karena larangan seks bebas/zina, homoseks, dsb, terpeliharanya kemuliaan/kehormatan dari tuduhan tanpa bukti, terpeliharanya akal dari kejahatan minuman keras, narkoba, dsb, dan terakhir terpeliharanya nyawa akibat pembunuhan. Walhasil, jika Islam dilaksanakan secara utuh baik dari segi ibadah, sosial, ekonomi, politik, pemerintahan, kehakiman, pendidikan, dan lainnya termasuk akhlak untuk menyelesaikan masalah manusia, tanpa dipisahkan satu dengan yang lainnya, maka pasti kemaslahatan yang hakiki akan didapatkan oleh semua orang. Tidak hanya bagi yang melaksanakan, tapi juga orang lain. Tidakkah Anda merindukan? [] emje


Media Umat | Edisi 105, 7 -27 Rajab 1434 H/ 17 Mei - 6 Juni 2013

Kusman Sadik, Dosen Pascasarjana Statistika IPB

Secara Akademik, Pew Objektif dan Proporsional Pew Research Center yang bermarkas di Washington DC, Amerika, pada 30 April lalu merilis hasil surveinya yang menyebutkan 72 persen Muslim Indonesia menginginkan penerapan syariah di level negara. Karena menganggap angka 72 persen terlalu besar, pentolan liberal Azyumardy Azra langsung menyatakan hasil survei itu tidak masuk akal. Menurut Kusman Sadik, pernyataan mantan rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tersebut terlalu emosional dan keluar dari kontek akademik survei. Mengapa? Temukan jawabannya dalam wawancara wartawan Tabloid Media Umat Joko Prasetyo dengan ahli statistik IPB yang melakukan riset doktoralnya di Universitas Maryland, Amerika. Berikut petikannya.

Tanggapan Anda terhadap survei tersebut? Survei ini cukup menarik untuk dicermati karena dua hal. Pertama, cakupan survei ini cukup luas dengan melibatkan 38.000 responden di 39 negara di wilayah Afrika, Asia dan Eropa. Sehingga bisa memberikan potret opini kaum Muslim di berbagai negara tersebut. Kedua, aspek utama yang disurvei juga cukup menarik karena mencakup topik hangat yang banyak dibicarakan, yaitu formalisasi syariah di level negara. Apa arti dari 72 persen itu? Hasil tersebut menunjukkan bukti tumbuhnya kesadaran kaum Muslim di Indonesia terhadap syariah. Tidak mungkin mereka yang 72 persen itu tiba-tiba menginginkan syariah kecuali mereka telah menyadari bahwa sistem kapitalisme yang diterapkan di Indonesia saat ini gagal menyejahterakan rakyatnya. Mereka kemudian berharap pada sistem lain yang bisa memberikan solusi pada berbagai problem di negeri ini, yakni syariah. Keinginan seperti itu saya kira logis bagi seorang Muslim. Bisa dijelaskan kegagalan sistem yang diterapkan pemerintah saat ini? Kesejahteraan rakyat itu sangat terkait dengan kebijakan negara, sedangkan kebijakan negara sangat tergantung pada sistem yang dianutnya. Masyarakat saya kira sudah sangat faham bahwa sistem kapitalismelah yang telah

melahirkan undang-undang pro liberal seperti UU Migas, UU SDA, UU Kelistrikan, UU Penanaman Modal dan lain sebagainya. Semua UU tersebut mengarah pada liberalisasi dan privatisasi yang hanya menguntungkan para pemilik modal besar khususnya asing. Sementara rakyat makin tak berdaya dan menderita. Kenaikan BBM yang sedang direncanakan oleh pemerintah saat ini juga tidak terlepas dari liberalisasi migas di bawah payung UU Migas tersebut. Juga sebagai bentuk ketundukan pada 'nasehat' IMF untuk mengurangi berbagai subsidi bagi rakyat. Muara dari semua kebijakan tersebut hanya satu, yakni kesengsaraan rakyat. Kembali ke survei, Azyumardy Azra meragukan angka 72 persen dan bahkan menyebutnya tidak masuk akal. Tanggapan Anda? Pernyataan Azyumardi di Jakarta Post tersebut saya kira terlalu emosional dan keluar dari kontek akademik survei. Selama ini Azyumardy memang lantang menolak formalisasi syariah sehingga mungkin kaget ketika Pew merilis hasil survei seperti itu. Secara akademik, khususnya yang berkaitan dengan statistika, saya melihat selama ini Pew cukup obyektif dan profesional dalam berbagai surveinya. Saya sudah baca lengkap hasil analisis survei tersebut di situs Pew, www.pewforum.org, termasuk metodologi yang mereka gunakan. Saya amati mereka telah menggunakan metodologi

dengan benar termasuk pelaksanaannya di lapangan. Tidak mungkin lembaga sebesar Pew berani melakukan penyelewengan metodologi survei. Belum lagi banyaknya pakar perguruan tinggi ternama yang dilibatkan dalam survei ini. Di antaranya mereka berasal dari The National Centre for Scientific Research (Paris), University of South Carolina, Boston University, Chicago University, University of Wisconsin, dan University of Maryland. Apakah bisa dinyatakan mayoritas penduduk Indonesia menginginkan syariah ditegakkan, mengingat bahwa ini hanyalah hasil survei, bukan sensus? Begini, secara statistiska teknik survei memang dirancang untuk menggambarkan populasi berdasarkan sampel yang diambil. Karena itu dalam survei selalu disertakan selang kepercayaan (confidence interval) dan margin of error. Pada survei ini, misalnya untuk Indonesia sampelnya sebanyak 1.880 orang Muslim yang diwawancarai. Sampel tersebut dipilih menggunakan stratifikasi proporsional (proportional stratified random sampling) dengan margin of error 3.4 poin untuk selang kepercayaan 95 persen. Arti sederhananya, andaikata dilakukan sensus (bukan survei) pada seluruh kaum Muslim Indonesia maka bisa diprediksi bahwa persentase yang mendukung penerapan syariah oleh negara adalah (72 Âą 3.4) persen atau antara 68.6 hingga 75.4 persen.

Ada juga yang mengatakan bahwa syariah yang dimaksud pada survei Pew tersebut adalah ibadah ritual, sehingga wajar kalau persentasenya tinggi? Dalam survei ini, mereka telah mendefinisikan apa itu syariah yang ditanyakan kepada responden. Mereka menjelaskan bahwa syariah yang dimaksud adalah hukum Islam (Islamic law) yang mencakup hampir seluruh aspek kehidupan (nearly all aspects of life), seperti pernikahan dan perceraian (marriage and divorce), warisan (inheritance), hingga hukum pidana (criminal punishments). Jadi jelas yang dimaksud syariah dalam survei ini adalah syariah secara menyeluruh bukan terbatas pada ibadah ritual semata, seperti shalat, puasa, zakat, dan haji. Lengkapnya bisa dilihat pada situs www.pewforum.org. Lantas bagaimana hasil survei Pew di negeri-negeri Islam lainnya? Apakah trennya sama dengan Indonesia? Saya amati trennya sama, yaitu cukup tinggi dukungan kaum Muslim terhadap penerapan syariah oleh negara. Misalnya di Asia, Pakistan (84 persen), Bangladesh (82 persen), Afghanistan (99 persen), Thailand (72 persen), dan Malaysia (86 persen). Sementara di Timur Tengah dan Afrika, Irak (91 persen), Palestina (89 persen), Maroko (83 persen), Mesir (74 persen), Yordania (71 persen), Niger (86 persen), Djibouti (82 persen), DR Kongo (74 persen) dan Nigeria (71 persen). Menarik apa yang terjadi di

Rusia. Berdasarkan hasil survei ini, 42 persen kaum Muslim di sana mengiginkan penerapan syariah oleh negara. Kita tahu, di sana mereka tidak hanya minoritas namun juga berada dalam kungkungan rezim yang sangat represif. Namun dalam kondisi demikian mereka masih 'berani' berharap untuk tegaknya syariah Islam di level negara. Ini bisa jadi ibrah bagi kaum Muslim lain yang hidup di negeri-negeri Muslim yang kondisinya jauh lebih kondusif daripada di Rusia. Bagaimana prediksi Anda terhadap tren opini syariah ini ke depan? Hasil survei Pew ini sebenarnya telah mengonfirmasi satu hal penting, yaitu keberhasilan kampanye syariah yang telah dilakukan oleh berbagai kelompok Islam, khususnya Hizbut Tahrir, di berbagai belahan dunia. Andaikata survei ini dilakukan pada 10 tahun yang lalu tentu hasilnya akan sangat jauh berbeda. Karena itu tentu secara logis bisa diprediksi bahwa dukungan terhadap penerapan syariah akan terus meningkat sejalan dengan gencarnya dakwah yang dilakukan. Secara logis pula dapat diprediksi bahwa kelak kaum Muslim tidak hanya menginginkan syariah namun juga khilafah, karena hanya khilafah-lah yang akan mampu memenuhi harapan kaum Muslim tersebut yakni diterapkannya syariah secara kaffah.[]


Media Umat | Edisi 105, 7 -27 Rajab 1434 H/ 17 Mei - 6 Juni 2013

Rokhmat S Labib, Ketua DPP Hizbut Tahrir Indonesia

Hanya Penjahat yang Takut Syariat Seolah menganggap syariah berbahaya, Peneliti dari Lembaga Survei Indonesia (LSI) Adjie Alfaraby langsung mengomentari hasil survei Pew Research yang menunjukkan 72 persen Muslim Indonesia menginginkan syariah dijadikan landasan hukum negara, sebagai sesuatu yang ‘harus dianggap serius’. Di sisi lain, hasil survei pun menunjukkan mayoritas Muslim Indonesia setuju dengan demokrasi, sistem pemerintahan yang tidak cocok dengan syariah. Nah, di seputar itulah wartawan Tabloid Media Umat Joko Prasetyo berbincang dengan Ketua DPP Hizbut Tahrir Indonesia Rokhmat S Labib. Berikut petikannya. Bagaimana tanggapan Anda terhadap hasil survei tersebut? Data itu tidak terlalu mengejutkan. Karena penelitian sejenis sudah banyak dan hasilnya menunjukkan tren yang sama. Itu dari aspek survei. Namun dari aspek akidah, semestinya bukan 72 persen, tetapi harusnya 100 persen. Mengapa? Karena akidah Islam menuntut pelakunya untuk taat terhadap syariah dalam seluruh dimensi kehidupan, termasuk dalam bernegara. Perintah untuk menerapkan tersebar dalam banyak ayat dan Hadits. Sebaliknya orang yang tidak menerapkan syariah diberikan celaan dan ancaman, bahkan diragukan akidahnya. Dalam surat al-Maidah [5]: 44. 45, dan 47 misalnya, orang yang tidak berhukum dengan apa yang diturunkan disebut sebagai kafir, zalim, dan fasik. Menjelaskan tiga ayat tersebut, Ibnu 'Abbas berkata: “Barangsiapa yang mengingkari apa yang diturunkan Allah, sungguh telah kafir. Dan barangsiapa yang mengakuinya, namun tidak menerapkannya, maka terkategori sebagai orang zalim fasik.” Ibnu Katsir ketika menafsirkan surat al-Nisa' [4]: 59, juga menegaskan: “Barangsiapa yang tidak berhukum dan tidak mengembalikan perkara yang diperselisihkan kepada Alquran dan al-Sunnah, maka dia bukan termasuk orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir.” Namun yang mengatakan angka itu sudah besar? Jika dilihat dari aspek masifnya gempuran kapitalisme, demokrasi, HAM, sekulerisme, liberalisme dan ide kufur lain-lain yang dipropagandakan kafir Barat kepada umat Islam, angka 72 persen itu sudah sangat tinggi. Dari segi peluang perubahan, angka tersebut sudah cukup. Apalagi angka

tersebut dinamis, bisa terus meningkat.

melihat aspek-aspek lain yang lebih komprenshensip.

Ada yang mengatakan formalitas syariah merupakan sesuatu yang berbahaya dan musuh bangsa. Menurut Anda? Siapa yang menganggapnya sebagai berbahaya? Jika dia mengaku sebagai Muslim, tentu layak dipertanyakan pengakuan keislamannya. Syariah itu kan bagian dari Islam. Jika dia menganggap syariah berbahaya dan musuh bangsa, berarti dia menganggap agamanya sendiri sebagai sesuatu yang berbahaya dan musuh bagi bangsa. Sungguh aneh dan tak masuk akal! Mereka perlu diingatkan bahwa syariah itu berasal dari Allah SWT. Dzat Yang Benar, Maha Bijaksana, dan Maha Adil. Sehingga, seluruh hukum-Nya dipastikan benar dan adil. Lalu apa bahayanya? Coba sebutkan contohnya!

Maksudnya? Memang benar qishas merupakan bagian dari syariah wajib diterapkan. Namun ingatlah, hukuman itu hanya dijatuhkan kepada pelaku pembunuhan. Mereka yang bukan pembunuh tentu tak perlu takut. Kalau masih takut, berarti dia adalah pembunuh! Demikian juga dengan hukuman potong tangan, cambuk, atau rajam. Hukuman potong tangan hanya dijatuhkan kepada pencuri, hukuman rajam hanya dijatuhkan kepada pezina mukhshan. Oleh karena itu, hanya pelaku kejahatan yang takut dengan hukuman tersebut!

Mereka menganggap hukum Islam seperti qishas, potong tangan, dan rajam itu kejam dan melanggar HAM... Anggapan itu jelas salah. Pertama, syariah bukan hanya tentang qishash, potong tangan, rajam, dan semacamnya. Itu hanyalah sebagian syariah yang mengatur tentang 'uqûbât. Yakni, sistem tentang sanksi bagi pelaku pelanggaran syariah. Selain tentang uqûbât, syariah juga mengatur tentang ibadah, makanan, pakaian, akhlak, hingga muamalat. Dalam muamalat terdapat sistem pemerintahan, ekonomi, pergaulan, strategi pendidikan, dan politik luar negeri. Pendek kata, mencakup seluruh aspek kehidupan. Oleh karena itu, merupakan sebuah kesalahan jika syariah hanya direduksi menjadi sejumlah hukum dalam perkara 'uqûbât. Kedua, pemahaman terhadap hukum tersebut hanya dilihat sebatas sanksinya yang memang keras. Mereka tidak

Jadi orang-orang baik tak perlu takut? Apa yang ditakutkan? Justru mereka akan aman dan terlindungi dari orang-orang jahat. Harta, darah, kehormatan, dan agama mereka terlindungi karena para penjahat itu tidak berani seenaknya melakukan kejahatan. Beratnya hukuman bagi pelaku kejahatan akan membuat mereka ngeri berbut jahat. Bandingkan dengan hukum sekuler sekarang. Begitu mudah orang membunuh orang lain karena alasan-alasan yang amat remeh dan sepele. Mengapa? Di antara penyebabnya adalah ringannya hukuman bagi pelaku kejahatan. Ringannya hukuman itulah yang memelihara penjahat dan menumbuhsuburkan kejahatan! Jadi tidak ada yang perlu ditakutkan pada syariah? Ya ndak ada. Syariah akan membawa kebaikan, kemakmuran, dan keadilan. Dalam syariah misalnya, tambang-tambang yang depositnya melimpah merupakan milik umum. Tidak boleh diserahkan kepada swasta, apalagi swasta asing. Kekayaan alam itu harus

dikelola oleh negara untuk kesejahteraan rakyatnya. Pasar saham, pasar uang, dan riba yang selama ini menjadi sumber krisis ekonomi dilarang. Pendidikan, kesehatan, dan keamanan menjadi tanggung jawab negara yang harus dipenuhi. Dan masih banyak lagi. Semua hukum syariah itu ketika diterapkan akan menghasilkan kesejahteraan. Siapa yang tidak senang hidupnya sejahtera? Namun hasil survei ini juga menunjukkan mayoritas Muslim Indonesia setuju dengan sistem demokrasi. Tanggapan Anda? Perlu dicatat dalam survei itu yang dibandingkan antara sistem demokrasi dengan powerfull leader. Wajar kemudian kalau responden lebih memilih sistem demokrasi dibanding fowerfull leader yang cenderung otoriter. Kalau pun ada umat Islam yang memilih demokrasi. Itu bisa jadi menunjukkan pemikiran umat ini belum benar-benar steril dari ide kufur yang disebarkan Barat. Selain itu, pemahaman terhadap Islam juga masih belum utuh dan sempurna. Itulah yang menjadi penyebab mereka menerima demokrasi. Di samping itu, umat masih banyak yang salah dalam memahami hakikat demokrasi yang sebenarnya. Demokrasi hanya dipahami sebagai mekanisme untuk memilih pemimpin. Bahkan ada yang memahaminya hanya sebatas alat untuk meraih kekuasaan. Sifatnya netral. Oleh karena itu, mereka menerima demokrasi karena dianggap memberikan jalan bagi kaum Muslimin untuk dapat menerapkan syariah. Persepsi yang salah itu memang disengaja oleh Barat dan anteknya. Mereka tidak memasarkan demokrasi apa adanya. Kalau dipasarkan secara vulgar dan telanjang, sehingga tampak jelas hakikat aslinya, niscaya demokrasi akan ditolak.

Nasibnya akan sama dengan sekulerisme dan liberalisme yang ditolak umat. Apa hakikat asli demokrasi itu? Prinsip paling penting demokrasi adalah kedaulatan di tangan rakyat. Prinsip ini menjadikan rakyat atau wakilnya sebagai pemilik otoritas satusatunya dalam membuat hukum. Apa pun kehendak rakyat atau wakilnya, harus diikuti sekalipun jelas-jelas menabrak ketentuan Allah SWT. Suara rakyat diserupakan sebagai suara Tuhan. Prinsip ini jelas merampas otoritas Allah SWT. Dalam akidah Islam, yang memiliki otoritas untuk membuat hukum hanya Allah. In al-hukmu illâ lil-Lâh. Tidak ada hukum kecuali milik Allah. Kalau umat dijelaskan prinsip ini beserta pertentangannya dengan Islam, umat akan menolak demokrasi. Apalagi jika mereka ditunjukkan fakta yang sebenarnya berlaku, niscaya umat akan jijik terhadap demokrasi! Apa yang bisa dilakukan dari survei ini? Umat sudah menginginkan syariah. Masih dua ide lagi yang harus terus dituntaskan ke tengah umat. Pertama, kesesatan demokrasi. Ide tersebut bukan hanya gagal, namun juga kufur sehingga harus dicampakkan. Kedua, kewajiban menegakkan khilafah. Inilah satu-satunya sistem pemerintahan yang kompatibel dengan syariah. Bahkan satusatunya sistem pemerintahan yang disyariahkan. Sistem pemerintahan ini pula yang dapat menyatukan seluruh kaum Muslim di dunia, mengatasi aneka problema, dan menghadapi negara-negara kafir penjajah! Jika dua ide ini telah dterima, insya Allah tegaknya khilafah hanya masalah waktu.[]


10

Media Umat | Edisi 105, 7 -27 Rajab 1434 H/ 17 Mei - 6 Juni 2013

Aspirasi

Mereka Bicara Hasil Survey Pew Maman Abdurrahman, Ketua Umum Persatuan Islam

Harus Dibuktikan dalam Pemilu Sebenarnya ada gembira dan ada ragu. Bila benar survei itu sesuai kenyataan itu kami sangat gembira dan sangat bahagia sekali. Mengapa karena sudah selayaknya Indonesia yang penduduknya mayoritas Muslim berhak memakai agamanya sebagai ajaran khususnya dalam bidang muamalah, maksud saya bidang politik lah antara lain, karena kalau bidang ibadah sudah lancar. Kalau memang seperti itu saya menyambut baik. Tapi untuk membuktikannya apa? Apakah penelitian ini valid atau ada 'maksud tertentu' harus dibuktikan nanti di dalam partai. Karena pelaksanaan syariat Islam di bidang muamalah tidak bisa hanya lewat mimbar tetapi harus lewat parlemen. Kalau memang nanti partai Islam menang berarti survei tadi benar. Tapi survei itu jadi tidak benar kalau ternyata partai Islam kalah. Jadi lemah dan tidaknya hasil survei akan dibuktikan pada pemilu 2014. Ditulis gede-gede ya, saya belum menerima sebelum dibuktikan dalam pemilu.[] KH Ali Bayanullah, Pimpinan Majelis Taklim wal Tahfidzil Quran Darul Bayan, Sumedang

Yang Bilang NU Moderat itu Siapa? Yang bilang NU moderat itu siapa? Itu asal ngomong saja Azyumardi itu. Saya lahir di keluarga NU, nyantri di pesantren NU dan sekarang mendirikan pesantren NU. Orang NU itu justru berpegang teguh kepada Alquran dan As Sunnah. Nah, yang moderat itu hanya orang-orang NU yang sudah dirasuki pemikiran liberal. NU murni yang betul-betul ulama, tidak seperti yang dikatakan Azyumardi itu. Hanya orang yang tidak beriman saja yang tidak mau dengan syariat Islam. Dalilnya adalah Alquran Surat An Nur ayat 47 yang artinya, “Dan mereka berkata: Kami telah beriman kepada Allah dan Rasul, dan kami menaati (keduanya)”. Kemudian sebagian dari mereka berpaling sesudah itu, sekali-kali mereka bukanlah orang-orang yang beriman.” Namun kalau dilihat betapa rusaknya masyarakat karena teracuni sistem kufur demokrasi, HAM, liberalisme, sekularisme dan lainnya, ya angka 72 persen itu merupakan keberhasilan dakwah yang gencar dijalani para aktivis Islam. Makanya Azyumardi Azra saja sampai kaget. Orang-orang liberal khususnya, orang-orang kafir umumnya memang akan menggigil melihat hasil survei tersebut. Insya Allah, nasrullah akan segera turun dengan berdirinya khilafah.[] KH Nasruddin, Pimpinan Majlis Taklim Al Istiqamah, Semarang

Ayo Kunjung Sadar! Itu menunjukkan dakwah kita berhasil. Kemudian mata dunia ini terutama Amerika harus tahu, para kyai di Indonesia juga disuguhi fakta ini harus melek, bahwa kaum Muslim itu ingin syariah Islam ditegakkan. Dan ini kan kita lihat, hambatannya tinggal satu, para penguasa yang jadi bonekanya orang Barat itu, kunjung

sadar, ayo kunjung sadar! Kalau orang Islam menolak berhukum pada syariah Islam lantas mau berhukum pada apa? Saya tanya saja itu. Kan kita sudah sering ditanya Allah SWT: “Apakah hukum jahiliyah yang kalian cari?” Persoalan manusia dari zaman ke zaman itu kan sama, paling urusan perut, urusan kelamin, urusan agama. Kan tidak jauh-jauh dari itu. Persoalannya sama, berarti solusinya seharusnya sama. Kalau kemudian manusia ini hengkang dan menjauhkan diri dari hukum Tuhan, mereka itu mau mencari hukum yang mana? Di Alquran Surat Al Maidah sudah ceto sekali. Kalau orang tidak berhukum pada hukum Allah, orang bisa jadi kafir, jadi zhalim, jadi fasik. Tidak ada yang dibilang muttaqin. Itu yang nyetempel Allah. Bukan kita ngegampangke ngafirin liane. Sudah sangat jelas, surga hanya diperuntukkan orang bertakwa saja. Fasik bukan bertakwa, bertakwa bukan fasik, itu sudah jelas. Ada kata tabayyun dan tahaluk yang ceto sekali itu. dzalim, fasik dan kafir itu bukan masuk kelompok muttaqin. Dan muttaqin bukan kelompok mereka.[] Slamet Effendi Yusuf, Ketua PBNU

Syariat Sudah Dijalankan Saya belum membaca survei itu secara lengkap, kita harus membaca survei itu secara cermat. Apa yang di maksud syariat Islam dalam survey tersebut, jadi kalau orang Islam dalam menjalankan syariat itu mestinya bukan 72 persen tapi harus 100 persen. Masa orang Islam tidak ingin syariat? Yang harus digaris bawahi apakah syariat Islam itu dalam kontek negara atau bukan kalau konteknya sebagai kewajiban orang muslim ya wajib, bukan dengan UUD. Misalnya saya ingin menjalankan syariat Islam puasa, haji dan perilaku yang baik landasannya Alquran dan asSunnah, bukan dalam konstitusi. Karena negara kita yang bhineka karena saya kira dasar Pancasila seperti sekarang itu sudah tepat, jadi pengaturan tentang sistem negara itu berdasarkan pada ideologi nasional Pancasila dan UUD 1945. Kalau bicara setiap orang untuk menjalankan syariat Islam survei ini masuk akal dan seharusnya tidak hanya 72 persen tapi harus 100 persen. Menjalankan syariat Islam dalam konteks beragama itu harus.[] Syuhada Bahri, Ketua Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia

Perlu Penyadaran Apa mungkin kita belum berhasil memberikan bimbingan pada umat, cuma kalau kita lihat dan saya yakin pun banyak yang mereka inginkan syariat Islam bukan hanya menurut survei itu. Bahkan lebih dari itu. Cuma mereka tidak tahu bahwa perubahan itu harus melalui DPR, agar bisa mengubah melalui DPR kita harus memenangkan pemilu, dengan hasil itu banyak wakil kita yang inginkan syariah, baru itu akan terwujud. Dengan bentuk UU sehingga harus dilaksanakan semua kalangan. Kalau diwujudkan saat ini dengan tidak melakukan perubahan seperti itu, pasti mereka tidak setuju dengan syariat Islam. Buktinya kan, di DPR lebih 70 persen Islam walau partainya berbeda-beda. Nah, maka dari itu perlu pencerdasan umat agar umat Islam sadar bahwa Indonesia itu perlu tegak syariat Islam.

Haruslah memilih partai politik yang memperjuangkan dan mencerminkan syariat Islam, jika tidak maka keinginan kita tak akan tercapai. Makanya, harus dilihat hal itu benar-benar valid ataukah hanya sekadar mengetuk diri kita atau menyadarkan para pembenci Islam agar hati-hati terhadap survei itu. Bagi kalangan lain 72 persen itu sangat menyesakkan tidak seperti ia inginkan, boleh jadi di-launching-nya data itu bisa saja menyadarkan kita atau penyadaran yang tidak senang syariah Islam yang seolah-olah mengatakan persiapkan seluruh kemampuan untuk menghalangi keinginan itu. Upaya untuk memperlihatkan Islam tidak baik akan terus berjalan.[] Muhammad Arif Yunus, Direktur SEM Institute

Menguatkan Survei Sebelumnya H a s i l s u r ve i i n i te n t u t i d a k mengejutkan, karena SEM Institute dan lembaga penelitian lain juga telah melakukan survei pada topik yang mirip pada rentang 6 tahun dengan hasil yang tidak jauh berbeda. SEM institute misalnya telah melakukan survei syariah pada tahun 2008, 2010 dan 2012 dengan hasil selalu di atas 70 persen. Bahkan, responden yang disurvei tidak hanya Muslim namun juga non Muslim serta dilakukan di beberapa daerah dengan mayoritas masyarakat non Muslimnya. Hal ini menunjukkan bahwa hasil survei Pew dapat dikonfirmasi validitasnya. Survei sebagai sebuah kajian ilmiah tentu memiliki unsur subyektifitas peneliti. Karenanya sering menuai pro dan kontra yang juga dipengaruhi subyektifitas pihak lain. Banyak faktor yang mempengaruhi validitas hasil survei. Yang pertama adalah apakah survei yang dilakukan telah menjawab tujuan yang ditetapkan ataukah tidak. Kedua, aspek metodologi. Proses wawancara harus bisa menghindari bias dan perbedaan persepsi responden. Sampel yang digunakan juga harus tepat sebagai bentuk keterwakilan masyarakat. Juga metode analisis yang digunakan harus mampu menginterpretasi data yang diperoleh dengan tepat. Secara ilmiah, aspek metodologi ini sangat mudah diuji dan dinilai kelayakannya. Ketiga, dan ini yang paling penting adalah moral hazard. Kejujuran lembaga survei sangat mempengaruhi hasil survei. Karenanya, lembaga survei yang terpercaya harus bisa menjamin seluruh proses survei dilakukan secara jujur. Tidak ada manipulasi data termasuk manipulasi responden atau sengaja menggiring responden pada jawaban tertentu yang diinginkan. Jadi, kredibilitas lembaga peneliti adalah syarat mutlak tidak hanya dari segi keilmiahannya, namun juga keamanahannya. Tentu, hasil survei ini serta survei lainnya menunjukkan hal ini. Banyak pihak dengan berbagai kepentingannya tentu dapat memanfaatkan hasil ini untuk memandu langkah berikut yang perlu dilakukan. Bagi pihak yang menginginkan syariah diterapkan, hasil ini di samping sangat menggembirakan juga mengandung banyak tantangan karena ada gap antara persetujuan terhadap syariah dengan penerapannya itu sendiri. Dari segi keyakinan, umat memang sudah setuju syariah diterapkan. Tinggal bagaimana mengedukasi mereka untuk mengenal syariah lebih dalam dan mendorongnya untuk mau menerapkannya.[] fm/joy


Media Umat | Edisi 105, 7 -27 Rajab 1434 H/ 17 Mei - 6 Juni 2013

Telaah Wahyu

11

Azab yang Pedih bagi Pembuat Hukum Tanpa Hujjah Oleh: Rokhmat S Labib, MEI

Dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang disebut-sebut oleh lidahmu secara dusta "Ini halal dan ini haram", untuk mengadaadakan kebohongan terhadap Allah. Sesungguhnya orang-orang yang mengadaadakan kebohongan terhadap Allah tiadalah beruntung; (Itu adalah) kesenangan yang sedikit; dan bagi mereka adzab yang pedih (TQS al-Nahl [16]: 116-117).

M

enetapkan halal dan haram merupakan otoritas Allah SWT. Tidak ada seorang pun yang boleh mengambil alih otoritas dan kewenangan tersebut. Terlebih itu dilakukan dengan berbohong atas nama Allah SWT. Tidak ada

pula melampaui batas, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (TQS alNahl [16]: 115). Dari kedua ayat tersebut dapat dipahami bahwa yang memiliki otoritas dan wewenang untuk menetapkan suatu benda terkategori halal atau haram adalah Allah SWT. Ketentuan

Ilustrasi hukuman yang pantas dijatuhkan kepada orang yang melakukan itu kecuali azab yang pedih. Inilah yang di antara perkara penting yang dikandung ayat ini.

Membuat Hukum Sendiri Allah SWT berfirman: Walâ taqûlû limâ tashifu alsinatukum alkadziba (dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang disebut-sebut oleh lidahmu secara dusta). Ayat ini merupakan kelanjutan dari ayat sebelumnya yang menjelaskan ketentuan hukum tentang makanan. Dalam ayat 114 Allah SWT berfirman: Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezeki yang telah diberikan Allah kepadamu; dan syukurilah nikmat Allah jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah (TQS al-Nahl [16]: 114). Kemudian dalam ayat berikutnya diterangkan mengenai makanan yang diharamkan. Allah SWT berfirman: Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan atasmu (memakan) bangkai, darah, daging babi dan apa yang disembelih dengan menyebut nama selain Allah; tetapi barang siapa yang terpaksa memakannya dengan tidak menganiaya dan tidak

hukum itu tidak boleh dilanggar oleh manusia. Kemudian ayat ini memberikan penjelasan ketentuan penting dalam penetapan halal dan haram. Dalam ayat ini disebutkan: Walâ taqûlû limâ tashifu alsinatukum al-kadziba. Menurut Ibnu Jarir al-Thabari, ayat tersebut bermakna: Walâ taqûlû liwashfi alsinatikum alkadziba (janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang disebutsebut oleh lidahmu secara dusta). Ucapan dusta mereka itu adalah dengan mengatakan: Hadzâ halâl wa hadzâ harâm ("Ini halal dan ini haram"). Menurut alSyaukani, ayat ini berarti: Janganlah kalian mengharamkan atau menghalalkan sesuatu melalui ucapan lisan-lisan kalian tanpa hujjah. Tak jauh berbeda, alZamakhsyari juga menafsirkannya dengan pernyataan: Janganlah kamu mengharamkan dan menghalalkan hanya dengan perkataan yang ucapkan lisanlisan dan mulut-mulut kalian— bukan karena ada hujjah dan alasan yang jelas— akan tetapi hanya sekadar ucapan dan klaim yang kosong. Orang kafir memang menambah dan mengurangi sesuatu

yang diharamkan. Tindakan mereka menambah perkara yang diharamkan diberitakan dalam firman Allah SWT: Allah sekali-kali tidak pernah mensyariatkan adanya bahîrah, sâibah, washîlah dan hâm. Akan tetapi orang-orang kafir membuat-buat kedustaan terhadap Allah, dan kebanyakan mereka tidak mengerti (TQS al-Maidah [5]: 103). Istilah bahîrah mereka gunakan untuk menyebut unta betina yang telah beranak lima kali dan anak kelima itu jantan. Unta betina tersebut menurut mereka harus dibelah telinganya, dilepaskan, tidak boleh ditunggangi lagi, dan tidak boleh diambil air susunya. Sedangkan sâibah adalah unta betina yang dibiarkan pergi ke mana saja lantaran sesuatu nazar. Seperti, jika mereka akan melakukan sesuatu atau perjalanan yang berat, maka mereka biasa bernazar akan menjadikan untanya sebagai sâibah apabila maksud atau perjalanannya berhasil dengan selamat. Washîlah adalah seekor domba betina melahirkan anak kembar yang terdiri atas jantan dan betina. Anak domba yang jantan ini mereka sebut washîlah. Domba tersebut tidak disembelih dan harus diserahkan kepada berhala. Istilah Hâm disematkan kepada unta jantan yang telah dapat membuntingkan unta betina sepuluh kali. yang tidak boleh diganggu gugat lagi. Itu semua merupakan kepercayaan Arab jahiliyah. Sedangkan tindakan mereka mengurangi yang diharamkan –yakni menghalalkan yang diharamkan—adalah menghalalkan bangkai, darah, dagiung babi, dan binatang yang disembelih dengan menyebut nama selain Allah. Kemudian disebutkan: litaftatarû 'alâl-Lâh al-kadziba (untuk mengada-adakan kebohongan terhadap Allah). Menurut al-Razi, makna ayat ini adalah mereka menisbahkan perngharaman dan penghalalan kepada Allah SWT dengan mengatakan: Sesungguhnya Allah SWT memerintah kita demikian. Huruf al-lâm dalam kata litaftatarû, menurut para mufassir merupakan lâm al-'âqibah. Artinya, tindakan menghalalkan dan mengharamkan itu dilakukan untuk mengadakan kedustaan atas nama Allah SWT.

Ancaman Allah SWT berfirman: Inna al-ladzîna yaftarûna'alâl-Lâh alkadziba (sesungguhnya orangorang yang mengada-adakan ke-

bohongan terhadap Allah). Menurut al-Thabari, ayat ini memberikan pengertian bahwa orangorang yang membuat kebohongan dan kedustaan atas nama Allah, sesungguhnya mereka tidak kekal dan abadi di dunia. Yang mereka nikmati sesungguhnya amat sedikit. Dengan demikian, ayat ini memberikan penegasan apa yang telah disebutkan sebelumnya. Bahwa siapa saja yang melakukan perbuatan demikian, akan menuai akibat yang sama, yakni: Lâ yuflihûn (tiadalah beruntung). Pengertian al-falâh adalah al-fawz al-mathlûb (kemenangan atau kesuksesan yang diminta). Sehingga, kata lâyuflihûn (mereka tidak beruntung) dalam semua hal. Demikian penjelasan alSyaukani. Ini berarti, jika mereka melakukan tindakan membuat hukum sendiri tanpa hujjah itu didasarkan pada keinginan untuk mendapatkan keuntungan, maka keinginan mereka tidak akan tercapai. Bahkan, sebagaimana dinyatakan Ibnu Katsir, mereka tidak beruntung di dunia maupun di akhirat. Ancaman terhadap mereka kemudian ditegaskan dalam ayat berikutnya: Matâ'[un] qalîl[un] (itu adalah kesenangan yang sedikit). Bisa jadi di dunia mereka mendapatkan kesenangan dan keuntungan dari perbuatan mengadaadakan hukum sendiri itu. Akan tetapi, kesenangan dan keuntungan yang mereka dapatkan amat sedikit: Matâ'[un] qalîl[un]'. Dikatakan sedikit, karena kenikmatan yang mereka dapat itu pasti terputus dan sesaat. Sedangkan di akhirat, mereka harus menerima hukuman yang berat. Dalam ayat ini disebut: Walahum 'adzâb[un] 'alîm[un] (dan bagi mereka azab yang pedih). Ini merupakan ancaman yang keras. Azab yang pedih akan ditimpakan kepada mereka. Menurut Ibnu Katsir, ancaman tersebut seperti halnya dalam firman Alllah SWT: Kami biarkan mereka bersenang-senang sebentar, kemudian Kami paksa mereka (masuk) ke dalam siksa yang keras (TQS Luqman [31]: 24). Juga firman-Nya: Katakanlah, "Sesungguhnya orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah tidak beruntung". (Bagi mereka) kesenangan (sementara) di dunia, kemudian kepada Kamilah mereka kembali, kemudian Kami rasakan kepada mereka siksa yang berat, disebabkan kekafiran mereka (TQS Yunus [10]: 69-70).

Berlaku bagi Semua Imam al-Qurthubi ber-

Ikhtisar: 1. Otoritas menetapkan halal dan haram hanya pada Allah SWT. 2. Dilarang menetapkan halal dan haram yang tidak memiliki sandaran hujjah. 3. Orang yang menghalalkan yang haram dan mengharamkan halal diancam dengan azab yang pedih.

kesimpulan tentang makna ayat ini, penghalalan dan pengharaman sesungguhnya merupakan otoritas Allah SWT. Tidak ada seorang yang boleh mengatakan atau menjelaskan tentang sesuatu kecuali Alah SWT telah memberitakannya tentang hal itu. Kesimpulan senada juga dikemukakan Ibnu Katsir. Menurutnya, ayat ini melarang perilaku orang-orang musyrik yang menghalalkan dan mengharamkan sesuatu yang mereka sifati dan namanya mereka buat berdasarkan pendapat mereka sendiri. Itu seperti ketentuan tentang albahîrah, al-sâibah, al-wahîlah, alhâm, dan lain-lain yang mereka jadikan sebagai ketentuan syariah bagi mereka yang mereka adaadakan sendiri dalam jahiliyah. Masih menurut Ibnu Katsir, termasuk dalam tindakan yang dilarang ayat ini adalah semua bida'ah yang diada-adakan yang tidak memiliki sandaran syar'i, menghalalkan sesuatu yang diharamkan Allah, atau mengharamkan sesuatu yang dihalalkan hanya berdasarkan pendapat dan selera mereka semata. Demikianlah ketentuan Islam tentang pemilik otoritas pembuat hukum. Berdasarkan ayat ini–sebagaimana diterangkan Ibnu Katsir di atas--, maka demokrasi yang doktrin utamanya adalah kedaulatan rakyat harus ditolak. Sebab dalam demokrasi, rakyat dianggap memiliki kewenangan untuk membuat hukum sesuai dengan selera dan hawa nafsu mereka. Apa pun kehendak rakyat atau mayoritasnya harus dituruti sekalipun jelas-jelas menabrak ketentuan hukum Allah SWT. Kesalahan menjadi makin berlipat ketika doktrin itu membawa-bawa nama Tuhan. Bahwa suara mereka sama dengan suara Tuhan seperti jargon mereka: Fox Populi fox Dei (suara rakyat adalah suara Tuhan). Ini jelas merupakan kebohongan yang nyata. Sebagaimana ditegaskan ayat ini, tidak balasan yang setimpal bagi mereka kecuali azab yang pedih. Masihkah kita mau menerima demokrasi? Wal-Lâh a'lam bi alsahwâb.[]


12

Media Umat | Edisi 105, 7 -27 Rajab 1434 H/ 17 Mei - 6 Juni 2013

Media Nasional

HTI Desak Kaum Budha Indonesia

Kecam Pembantaian Muslim Rohingya ”Jangan sampai tidak adanya sikap tegas, akan menimbulkan tanda tanya apakah pihak perwakilan kaum Budha Indonesia merestui tindakan pembantaian tersebut.”

P

e m b a nt a i a n u m at Islam di Myanmar yang diprovokasi biksu Budha dengan dukungan rezim Myanmar, mendorong Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) mendesak perwakilan kaum Budha Indonesia (Walubi) bersikap tegas mengecam terhadap apa yang dilakukan kaum Budha Myanmar. Desakan itu disampaikan delegasi HTI kepada DPP Walubi di Jakarta, Selasa (7/5). Ketua DPP HTI Farid Wadjdi menuturkan sangat prihatin jika tidak ada sikap tegas dari kaum Budha di Indonesia. Padahal, pernyataan sikap dari perwakilan kaum Budha diharapkan bisa memiliki pengaruh politik untuk mendesak pemerintah Budha Myanmar. “Jangan sampai tidak adanya sikap tegas, akan menimbulkan tanda tanya apakah pihak perwakilan kaum Budha Indonesia merestui tindakan pembantaian tersebut,” tutur Farid di kantor DPP Walubi, Jakarta.

Kedatangan HTI ke kantor DPP Walubi bertujuan untuk mendesak agar Walubi bersikap atas tragedi kemanusiaan di Myanmar. Selama ini umat Budha di Indonesia terkesan diam terhadap pembantaian tersebut. “Dengan alasan apapun pembantaian itu kami tidak menerima,” tegasnya. Farid menambahkan umat Islam adalah kaum yang satu, ketika umat muslim di Myanmar disakiti, didzolimi, ini juga berarti menyakiti umat Islam di Indonesia. “Dalam Islam, ada perintah jihad fi sabilillah, untuk melawan setiap bentuk penindasan dan kezaliman,” tegasnya. Sedangkan, Ketua DPP HTI Rokhmat S Labib mengingatkan Walubi agar serius bersikap terhadap peristiwa ini. Sebab, sebagian umat Islam sudah ada yang bersikap jika persoalan ini tidak selesai dan pembantaian terus terjadi maka hal itu juga akan berakibat pada kaum Budha di Indonesia. “Kami tidak menginginkan itu terjadi, adanya kon-

Posisi tawar pemerintah Indonesia di mata pemerintah Inggris sangat lemah, hal itu setidaknya tampak pada isu energi dan separatisme.

flik antara umat Islam dan kaum Budha,” katanya. Menanggapi desakan HTI tersebut, Ketua Umum Walubi Arief Harsono menyatakan kaum Budha Indonesia sangat prihatin atas konflik yang terjadi di Myanmar. Mereka juga mengutuk kekerasan yang terjadi di sana yang telah menimbulkan korban jiwa dan perusakan rumah ibadah. Walubi pun meminta pemerintah Myanmar menghentikan kekerasan terhadap warga Muslim di Myanmar dan menghimbau pemerintah Indonesia berperan aktif menyelesaikan persoalan ini. “Kami berharap agar umat Islam dan kaum Budha untuk tetap menjaga kerukunan hidup kaum beragama,” katanya di hadapan delegasi HTI. Sedangkan, Presidium Himpunan Mahasiswa Budha Indonesia Adi Kurniawan, di tempat yang sama juga mengatakan, tragedi kemanusian ini sangat tidak bisa dibenarkan dan tidak terpuji. Ia pun menuturkan telah mendesak pemerintah Myanmar agar mem-

berikan status warga terhadap etnis Rohingya. Dia pun sangat mengecam

taan, tapi harus ada tindakan yang lebih kongkrit. “Kami minta para biksu Budha dan pemeluk

tragedi tersebut dan tidak menerima alasan apapun dari konflik yang terjadi. “Jangan sampai konflik yang sama terjadi di Indonesia,” pungkasnya. Di akhir pertemuan Rokhmat S Labib kembali menekankan agar pemuka Budha di Indonesia serius menanggapi masalah ini. Menurutnya, tidak cukup kecaman dilakukan lewat surat pernya-

agama Budha melakukan demonstrasi di depan kedubes Myanmar, agar sikap dunia tahu,” tegas Labib. Kehadiran delegasi HTI ini selain diterima oleh Ketua Umum Walubi juga disambut oleh Citra Surya (Sekretaris Jenderal Walubi), Suhadi Sanjaya (Wakil Ketua Walubi) dan Irwan Kartasasmita (DPW Walubi).[] fatih mujahid

OPM Buka Kantor di Inggris mewakili pandangan pemerintah Inggris. "Dewan Kota Oxford seperti halnya dewan-dewan lainnya di Inggris, bebas mendukung tujuan apa pun yang mereka inginkan. Mereka bukan bagian dari pemerintah," kata Canning.

Posisi Indonesia Lemah

O

rganisasi Papua M erdek a (OPM) membuka kantor di Oxford, Inggris. Pembangunan kantor perwakilan OPM itu pun direstui oleh Dewan Kota Oxford. Tentu saja, hal itu membuat berang pemerintah Indonesia karena Inggris dianggap telah membantu perjuangan separatis tersebut. Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menilai pembukaan kantor Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Oxford, Inggris, dapat mengganggu hubungan pemerintah Indonesia dan Inggris. Purnomo menyampaikan bahwa pemerintah berharap ada klarifikasi atau penjelasan dari pemerintah Inggris mengenai

pembukaan kantor OPM di Oxford, Inggris. "Memang ini akan sedikit mengganggu hubungan kita dengan Inggris. Tetapi saya kira pasti ada klarifikasi dari mereka (pemerintah Inggris)," kata Purnomo. Kementerian Pertahanan saat ini sedang memantau sejauh mana kegiatan yang dilakukan OPM di kantor tersebut. Apakah hanya sekadar menunjukkan identitas bahwa mereka itu ada atau ada tujuan lain. "Kita juga ingin tahu kegiatan mereka itu apa. Apakah hanya sekadar buka, seperti warung kopi," ungkap dia. Meski demikian, Purnomo menegaskan pembukaan kantor OPM tidak akan mengganggu kerja sama pertahanan Indonesia-

Inggris. Sementara untuk penutupan kantor OPM, itu merupakan kewenangan pemerintah Inggris. "Itu otoritas pemerintah Inggris. Yang jelas pemerintah Inggris tetap menghormati dan menghargai dalam kerangka NKRI," tegasnya. Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Mark Canning, menegaskan bahwa sikap Dewan Kota Oxford yang merestui dan memfasilitasi pendirian sebuah kantor perwakilan untuk Organisasi Papua Merdeka (OPM) bukanlah sikap pemerintah Inggris. "Kami memahami kesensifitasan isu tersebut bagi pemerintah Indonesia," kata Canning dalam siaran persnya. Dia berkilah kalau pandangan Dewan Kota Oxford tidak

Pembukaan kantor OPM itu, menurut Ketua DPP Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Arim Nasim menunjukkan bahwa posisi tawar pemerintah Indonesia di mata pemerintah Inggris sangat lemah, hal itu setidaknya tampak pada isu energi dan separatisme. “Inggris sudah menjajah ekonomi Indonesia dengan menjarah migas, sekarang mendukung separatisme, sementara reaksi SBY hanya kecewa!” tegasnya di Jakarta, Senin (6/5). Menurutnya, hal itu terjadi lantaran, bangsa yang mayoritas berpenduduk Muslim ini tidak menjadikan syariah Islam dalam bingkai khilafah sebagai aturan dalam berbangsa dan bernegara, tetapi malah menerapkan sistem demokrasi yang jelas-jelas merupakan aturan kufur jebakan penjajah. Sehingga yang sudah jelas digariskan syariah, seperti sumber daya alam (SDA) yang jum-

lahnya melimpah itu merupakan milik umat (milkiyah 'ammah) yang wajib dikelola negara untuk membiayai pendidikan, kesehatan dan keamanan masyarakat, malah diserahkan kepada asing, termasuk Inggris dengan British Petroleum-nya yang beroperasi di Papua. Begitu juga dengan keamanan, sudah jelas-jelas upaya separatisme seperti yang dilakukan Organisasi Papua Merdeka ini telah memakan korban baik di kalangan militer maupun sipil negeri ini, namun pemerintah tampak tidak tegas menindak. Bahkan dengan menerapkan sistem demokrasi, separatisme dianggap legal dengan alasan referendum, seperti separatisme Timor Timur yang menjadi negara Timor Leste. Padahal dalam syariah, jelas-jelas itu merupakan tindak bughat yang hukumnya haram, pelakunya wajib diperangi sampai tidak mampu lagi untuk melakukan upaya separatisme. “Walhasil, hanya dengan menerapkan syariah dalam bingkai khilafah-lah yang bisa menjaga sumber daya alam dan kedaulatan negeri ini,” pungkasnya.[] joy/fatih


Media Umat | Edisi 105, 7 -27 Rajab 1434 H/ 17 Mei - 6 Juni 2013

Media Daerah

13

Beri Izin Pembangunan Gereja

Walikota Bekasi Khianati Warga Warga ditipu dengan tanda tangan pemberian sembako yang ternyata dimanipulasi sebagai persetujuam pembangunan gereja.

U

mat Islam dari berbagai elemen di Kranggan, Kelurahan Jatisampurna, Kota Bekasi menolak pembangunan Gereja Katolik St Stanislaus Kostka di wilayahnya. Mereka merasa ditipu. Menurut warga, sejak semula mereka menolak adanya pembangunan gereja di wilayahnya. Warga pernah diminta tanda tangan, tapi tidak untuk pembangunan rumah ibadah. Muhammad Farid Rahmat, warga setempat, menceritakan kronologi pembangunan gereja tersebut. Ini bermula pada tahun 2004. Gereja Katolik St Stanislaus Kostka yang dipimpin Johanes Bosco Susanto melakukan permohonan pembangunan gereja Katolik di wilayah RW 04 Kelurahan Jatisampurna, Kecamatan Jatisampurna, Kota Bekasi. Namun, upaya itu gagal karena jumlah kaum Muslimin mayoritas sedangkan umat Katolik hanya berjumlah satu keluarga. Jumlah warga Katolik ini tidak sesuai dengan persyaratan yang

ditetapkan oleh pemerintah untuk membangun rumah ibadah. “Dan pembangunannya bisa digagalkan di tahun 2005 hinggal 2007,” jelas divisi hukum Forum Umat Islam Jatisampurna kepada Media Umat. Bujuk rayu terhadap warga pun terus dilakukan pihak gereja pada warga, dengan memberikan sembako gratis dan membagikan uang sebesar 50 ribu rupiah hingga 100 ribu. Saat itulah pihak gereja menyertakan tanda tangan warga. Mereka berkilah, tanda tangan itu sebagai bukti pemerimaan sembako. Ternyata belakangan diketahui, tanda tangan itu disalahgunakan sebagai bukti persetujuan warga untuk pembangunan gereja. “Setelah tanda tangan, warga pun difoto sebagai bukti, lalu mereka pun memanipulasi tanda tangan tersebut sebagai persetujuan mendirikan gereja,” kata Farid. Menurut Farid, warga merasa kecolongan dan dikelabui oleh Walikota Bekasi. Mereka melihat ada ada indikasi nuansa politik

yang sangat kuat dalam pembangunan gereja itu, sebab setelah sekian lama digagalkan akhirnya di tahun 2013 ini rekomendasi IMB itu pun keluar atas izin Walikota Bekasi, Rahmat Efendi. “Kita melihat ada usaha menipu rakyat dan menzaliminya dengan mendukung pembangunan tersebut, indikasinya setelah dalam Pilkada Walikota Bekasi, Rahmat Efendi juga diberikan dukungan dari pihak gereja tersebut, ini sebagai timbal balik akan dukungan tersebut,” imbuhnya. Farid pun membeberkan keluarnya rekomendasi IMB dari Walikota membuktikan bahwa pendirian gereja tersebut sangat kental nuansa politik. “Setiap kami investigasi, dan mendatangi Depag, kami datang cuma sepuluh orang dikepung satu trek ini kayak umat Islam dianggap teroris,” bebernya. Ketua Investigasi Forum Umat Islam, Mujahid Solahuddin pun menuturkan kalau masyarakat sangat menolak pembangunan gereja tersebut, ada pun warga yang merasa tertipu de-

ngan tanda tangan tersebut, juga telah mencabut dukungannya. “Masyarakat ingin menghentikan pembangunan gereja ini, hal itu yang terpenting,” tuturnya kepada Media Umat. Ia pun menuturkan bahwa akibat penolakan itu pun warga diintimidasi, mulai RT, RW hingga lurah. Mereka diancam akan dipenjarakan jika tetap menolak pembangunan gereja tersebut. “Warga yang ikut demo yang diancam akan ditangkap,” bebernya. Ia menambahkan, Camat bahkan pernah mengirim SMS ke

salah seorang ustadz untuk tidak melakukan aksi-aksi yang menolak pembangunan gereja. “ Ustadz itu menyampaikan hal itu dalam sebuah pertemuan dan menyatakan yang ikut demo akan ditangkapin,” terangnya. Mujahid mengaku sangat kecewa karena walikota tidak merespon sikap warga dan bahkan terkesan abai. “Walikota kabur saat ditemui, nggak berani menemui warga. Sedangkan dari Depag responnya ngambang nggak jelas,” pungkasnya.[] fatih mujahid


14

Media Umat | Edisi 105, 7 -27 Rajab 1434 H/ 17 Mei - 6 Juni 2013

Ekonomi

Bom Waktu Pengangguran Pemerintah melansir pengangguran menurun tapi di lapangan justru banyak orang kian sulit mendapat pekerjaan.

B

adan Pusat Statistik (BPS) baru saja melansir angka pengangguran di Indonesia. Hitungan lembaga survei tersebut, jumlah pengangguran pada Februari 2013 sebanyak 7,17 juta orang. Jika dibandingkan Februari tahun lalu dengan jumlah pengangguran 7,61 juta orang, maka berkurang 440.000 orang. Dari sisi jumlah angkatan kerja, BPS juga mencatat, pada Februari 2013 mencapai 121,2 juta orang atau bertambah 3,1 juta orang dibanding Agustus 2012. Tapi dibandingkan Februari tahun lalu bertambah 780.000 orang. Sedangkan penduduk yang bekerja pada Februari 2013 bertambah 3,2 juta orang dibanding Agustus 2012 dan bertambah 1,2 juta orang dibanding Februari 2012. Untuk lapangan kerja, mayoritas masih dikontribusikan sektor pertanian, perdagangan, jasa kemasyarakatan. Sektor industri yang menjadi kontributor terbesar penyerapan tenaga kerja di Indonesia. Sektor lain yang menjadi kontributor penyedia lapangan kerja ini yakni, sektor

perdagangan (naik 3,29 persen), sektor konstruksi naik 12,95 persen, dan sektor industri naik 4,01 persen. Sebelum BPS melansir jumlah pengangguran, Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) awal April lalu juga mengumumkan angka pengangguran di Indonesia mengalami penurunan. Catatan ILO, pada 2012, tingkat pengangguran di Indonesia menurun dari 6,32 persen pada Agustus 2011 menjadi 6,14 persen pada Agustus 2012. Tahun lalu, ada penambahan 1,13 juta pekerjaan baru di Indonesia. ILO mencatat, dari 244,75 juta penduduk Indonesia, jumlah tenaga kerjanya sebanyak 118,08 juta orang. Selama periode Agustus 2011 hingga Agustus 2012, penurunan pengangguran terjadi di hampir semua provinsi di Indonesia, kecuali Aceh dan Sulawesi Tenggara.

Fenomena Gunung Es Pertanyaannya benarkah penduduk Indonesia yang menganggur berkurang? Angka pengangguran di Indonesia ibarat fenomena gunung es. Terlihat

sedikit, tapi faktanya jumlahnya sangat besar. Sama halnya dengan angka kemiskinan. BPS mencatat jumlah penduduk miskin hanya sekitar 28,59 juta jiwa. Padahal kenyataanya jauh lebih besar. Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar mengakui, meski besaran pengangguran di Indonesia mengalami penurunan, tapi persentasenya tetap tergolong tinggi. "Angka pengangguran terbuka tahun ini, sebesar 6,14 persen. Itu sekitar 7 jutaan dari seluruh jumlah masyarakat Indonesia. Meski turun, tapi ini tetap masih tinggi," ujar Muhaimin. Pengangguran memang menjadi persoalan besar yang belum bisa pemerintah tuntaskan. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang dinilai semu dan pelit menciptakan lapangan kerja telah meninggalkan dua persoalan utama ketenagakerjaan. Pertama, tingginya jumlah pekerja di sektor informal yang mencapai 70 persen dari total pekerja. Fenomena tingginya pekerja sektor informal mencerminkan ketidaksesuaian lapangan kerja dengan spesifikasi dan

jumlah tenaga kerja yang tersedia. Salah satu pemasok jumlah tenaga kerja informal adalah pertanian yakni buruh tani. Diperkirakan jumlah buruh tani di Indonesia mencapai 38 juta orang. Karena itu yang patut dicermati, mengapa penghitungan jumlah pengangguran justru saat di beberapa wilayah Indonesia tengah musim tanam dan panen padi (Nopember-Februari). Padahal di luar musim tanam dan panen, banyak buruh tani yang tak lagi memiliki pekerjaan lagi alias menganggur. Perlu diketahui, salah satu penyebab pengangguran adalah perubahan permintaan tenaga kerja yang sifatnya berkala. Misalnya mengang-

gur saat selang antara musim tanam dan musim panen. Persoalan kedua, pengangguran didominasi kalangan anak muda. ILO mencatat, meski jumlah pengangguran turun, tapi pengangguran di kalangan generasi muda masih tinggi. Dari semua pengangguran yang tercatat pada Agustus 2012, sebanyak 56 persen di antaranya berusia di bawah 25 tahun. Akar utama dari pengangguran akibat pertumbuhan ekonomi yang semu. Itu semua karena ekonomi dibangun dengan landasan sistem kapitalisme. Pengangguran akan menjadi bom waktu yang siap meledak kapan saja.[] joe lian

MEDIA GAUL

MENJADI REMAJA ANTI MAKSIAT Menjadi Remaja Anti Maksiat Oleh: Ridwan Hakim, Pengurus LDS dan Guru di Sekolah Swasta

“.......Salah satu golongan yang akan mendapatkan naungan Allah di hari tidak ada naungan kecuali naungan-Nya adalah pemuda yang senantiasa beribadah kepada Allah semasa hidupnya.......� (Mutafaq 'alaih) Kutipan hadits di atas cukup jelas menggambarkan kondisi ideal remaja, yaitu mereka yang senantiasa menjalankan perintah Allah dan Rasul-Nya semasa hidupnya. Kondisi yang sangat kontras terjadi pada remaja saat ini. Mereka banyak yang menyimpang dari jalan Islam. Aktifitas maksiat seperti pacaran, bolos sekolah, berbohong kepada orang tua/guru, meninggalkan shalat wajib, tawuran, bahkan terlibat pencurian dan narkoba adalah sejumlah pelanggaran yang sudah menjadi biasa terdengar dilakukan remaja. Faktanya, menjadi pemandangan biasa bagi masyarakat melihat pasangan remaja sedang asyik masyuk di jalanan perumahan atau di manapun mereka berada. Tidak risih dengan orang-orang yang ada di sekitarnya, terlebih banyak pasangan lain juga melakukan aktifitas yang sama, dan sayangnya masyarakat cuek melihat kondisi seperti itu. Akibatnya rasa malu sudah hilang dalam diri mereka. Entah apa yang mereka lakukan apabila berada di tempat tertutup. Tidak heran kalau hasilnya banyak para remaja yang sudah melakukan hubungan

seks di luar nikah. Naudzubillah. Dalam kasus kekerasan seperti diberitakan media online beberapa waktu lalu pasca Ujian Nasional (UN), terjadi tawuran pelajar SMP yang menewaskan satu orang pelajar di Tangerang. Entah sampai kapan kasus kehilangan nyawa akibat tawuran pelajar ini selesai. Juga berita seorang pelajar SMK di Tanjung Priok bersama rekannya yang ditangkap polisi karena kedapatan mencuri sepeda motor usai mengerjakan Ujian Nasional (UN). Kalau sudah begini, akan jadi apa remaja ke depannya?

Mencontoh Orang Shalih “Sesungguhnya kehidupan pemuda itu, demi Allah hanya dengan ilmu dan takwa (memiliki ilmu dan takwa), karena apabila yang dua itu tidak ada, dianggap tidak hadir (dalam kehidupan)� (Imam As-Syafi'i). Ilmu dan ketakwaan menjadi kata kunci bagi seorang Muslim. Inilah yang ditunjukkan oleh para sahabat Rasul yang mulia. Di antara mereka masih berusia remaja, tetapi perilakunya sangat luar biasa, berbeda dengan sosok remaja saat ini. Usamah bin Zaid contohnya. Sejak remaja, sifat-sifat dan pekerti yang mulia sudah terlihat pada dirinya, yang memang pantas menjadikannya sebagai kesayangan Rasulullah. Dia cerdik dan pintar, bijaksana dan pandai, takwa dan wara. Ia senantiasa men-

jauhkan diri dari perbuatan tercela. Waktu terjadi Perang Uhud, Usamah bin Zaid datang menghadap Rasulullah SAW beserta serombongan anak-anak sebayanya, putra-putra para sahabat. Mereka ingin turut jihad fi sabilillah. Sebagian mereka diterima Rasulullah dan sebagian lagi ditolak karena usianya masih sangat muda. Usamah bin Zaid termasuk kelompok anak-anak yang tidak diterima. Karena itu, Usamah pulang sambil menangis. Dia sangat sedih karena tidak diperkenankan turut berperang di bawah bendera Rasulullah. Di kesempatan lain pada Perang Khandaq, Usamah bin Zaid datang lagi menemui Rasul. Usamah berdiri tegap di hadapan Rasulullah supaya kelihatan lebih tinggi, agar beliau memperkenankannya turut berperang. Rasulullah kasihan melihat Usamah yang keras hati ingin turut berperang. Akhirnya Rasul mengizinkan usamah untuk turut berjihad fiisabilillah. Ketika itu dia baru berusia lima belas tahun. Banyak contoh lain dari para sahabat berusia remaja yang bisa menjadi teladan saat ini. Mereka adalah Ali bin Abi Thalib, Zubair bin Al-Awwam, Thalhah bin Ubaidillah, Al-Arqam bin Abil Arqam dan para sahabat lain generasi pertama Islam. Merekalah yang menjadi para pejuang Islam sepeninggal Rasulullah.

Tips Menjadi Remaja

Antimaksiat 1. Bagi yang masih menjalani maksiat, segera bertaubat, tidak mengulanginya lagi, dan ganti dengan perbuatan yang akan mendatangkan keridhaan-Nya, mumpung masih diberikan kesempatan oleh Allah. 2. Bagi yang sudah tidak bermaksiat, jangan pernah coba mendekati maksiat karena setan amat mudah menjerumuskan. 3. Mengkaji Islam secara mendalam bersama guru/ustadz, pahami dengan baik hakikat hidup seorang Muslim. 4. Praktikkan semua ilmu agama yang sudah didapat, jangan menunda perbuatan baik dan jadilah Muslim yang taat. 5. Manfaatkan waktu luang dengan menyibukkan diri dalam aktifitas positif, terlebih dalam rangka taqarrub ilallah (mendekatkan diri kepada Allah). 6. Bergaul dengan orang-orang shalih. 7. Mintalah nasihat orang tua, karena orang tua yang baik akan membimbing kita kearah ridha Allah. 8. Pastikan lingkungan Anda tidak membuka peluang untuk terjadinya kemaksiatan, jika berada di area maksiat, segera hilangkan kemaksiatan tersebut dengan mengingatkan mereka, atau laporkan segera kepada pihak yang dirasakan mampu menghilangkan kemaksiatan tersebut. Wallahu 'alam.[]


Media Umat | Edisi 105, 7 -27 Rajab 1434 H/ 17 Mei - 6 Juni 2013

Siyasah Syar’iyyah

15

Cara Khilafah Menyelesaikan Perbudakan Modern Oleh: Hafidz Abdurrahman, Lajnah Tsaqafiyah DPP HTI

kan sebagai pelaku kriminal (mujrim). Dengan demikian, masing-masing pelaku kejahatan tersebut bisa dijatuhi sanksi sebagai pelaku kejahatan kolektif yang dilakukan bersama-sama. Kejahatan tersebut bisa diklasifikasikan menjadi: Pertama, eksploitasi tenaga, waktu dan pikiran. Kedua, pengemplangan upah. Ketiga, intimidasi dan teror fisik, serta perlakuan tidak manusiawi lainnya.

M

asalah perbudakan modern ini mencuat, ketika sejumlah buruh home industri di Tangerang dieksploitasi oleh majikan yang mendapat backing aparat korup. Karena dukungan aparat korup, oknum majikan ini merasa aman menjalankan aksinya. Bahkan, menurut pengakuan tetangga, termasuk RTnya, jika ada yang memperkarakan oknum tersebut justru mendapat teror dari aparat, hingga berujung pada penangkapan. Wajar saja, ketika masalah ini tercium media dan terbongkar ke publik, oknum tersebut marah kepada aparat. Pendek kata, eksploitasi majikan terhadap buruh ini tidak terjadi serta merta, tetapi karena adanya dukungan kekuasaan, yaitu aparat yang korup. Dengan dukungan ini, maka oknum tersebut bisa mengeksploitasi buruh yang dipekerjakannya secara tidak manusiawi, dengan jam kerja tanpa batas. Gaji mereka tidak dibayar. Mereka ditempatkan di tempat yang tidak layak untuk ukuran manusia. Mengalami teror dan intimidasi fisik.

Kriminal Kasus ini pertama harus diletakkan pada konteksnya, yaitu akad ijarah, yang dilakukan antara majikan dengan buruh. Majikan berhak mendapatkan jasa dari buruh yang dikontraknya sesuai dengan jam dan pekerjaan yang telah ditetapkan dalam klausul perjanjian kerja. Sementara pihak buruh berhak mendapatkan gaji, dan lain-lain sesuai dengan kesepakatan yang telah ditetapkan dalam klausul yang sama. Namun, apa yang terjadi adalah majikan tersebut telah mendapatkan jasa buruh, sementara upahnya tidak diberikan. Di sini jelas terjadi tindakan kriminal (jarimah), karena upah yang semestinya menjadi hak buruh tidak diberikan. Mereka juga diperlakukan dengan tidak manusiawi, mulai dari intimidasi hingga teror fisik. Ini juga merupakan tindakan kriminal (jarimah). Lalu siapa yang harus dinyatakan sebagai pelakunya? Tentu majikan. Namun, majikan tersebut tidak melakukannya sendiri. Dia juga didukung oleh oknum aparat yang korup. Karena itu, bukan hanya majikan yang harus ditetapkan sebagai pelaku kriminal (mujrim), tetapi juga oknum aparat yang korup tadi. Keduanya adalah pelaku kriminal (mujrim). Namun, mereka ternyata juga tidak sendiri, karena di lapangan ada pelaku-pelaku lain yang mengeksekusi keputusan majikan tersebut. Karena itu, orang-orang tersebut juga harus ditetap-

Tanggung Jawab Terhadap kejahatan yang pertama, yaitu eksploitasi tenaga, waktu dan pikiran, maka Khilafah melalui ahli al-khibrah (ahli) yang ditunjuk akan menghitung berapa jasa yang seharusnya diberikan buruh, dan berapa yang tidak seharusnya diberikan sesuai dengan klausul perjanjian. Dengan demikian, ahli al-khibrah ini bisa menentukan berapa kelebihan jam, tenaga atau jasa yang diberikan oleh buruh, yang harus dibayar oleh pihak majikan. Karena dalam akad ijarah tidak ada yang gratis. Sebab, ijarah ini merupakan akad terhadap jasa (manfaat) disertai dengan kompensasi ('iwadh). Keputusan ahli al-khibrah dalam hal ini mengikat, dan wajib dilaksanakan oleh majikan. Terlebih posisi ahli al-khibrah di sini diangkat oleh negara untuk menyelesaikan kasus yang melibatkan majikan nakal seperti ini. Mengapa ahli al-khibrah harus diangkat oleh negara, karena tidak mungkin lagi majikan dan buruh tersebut menentukan ahli al-khibrah sendiri. Karena tidak mungkin, maka keputusan tentang pengangkatan ahli al-khibrah ini diserahkan kepada negara. Mengenai kejahatan kedua, yaitu pengemplangan upah, maka negara bisa memaksa majikan nakal tersebut untuk membayarkan upahnya. Kejahatan seperti ini sebenarnya tidak harus dibawa ke mahkamah khushumat, karena korban berada di bawah tekanan. Tetapi bisa langsung ditangani oleh hakim hisbah. Hanya saja, jika terjadi sengketa, antara kedua belah pihak, misalkan satu pihak (majikan) mengklaim telah memberi upah, sementara pihak lain (buruh) menyatakan tidak pernah menerima upah, maka kasus seperti ini bisa diajukan ke mahkamah khushumat. Namun, jika kejahatan tersebut dilakukan sepihak, dalam hal ini oleh pihak majikan nakal saja, maka kejahatan tersebut bisa langsung dihentikan dan ditindak oleh hakim hisbah. Terlebih jika sudah ada bukti-bukti sahih dan valid. Hakim hisbah di sini posisinya sebagai institusi yang mencegah kemungkaran, serta menindak pelaku kemunkaran yang terjadi di tengah masyarakat. Dengan demikian, hak buruh yang dikemplang oleh majikan itu bisa langsung diambil oleh hakim hisbah, dan diberikan kepada yang berhak (buruh). Keputusan hakim hisbah dalam hal ini pun mengikat. Sedangkan kejahatan ketiga, yang melibatkan intimidasi dan teror fisik, harus dilihat terlebih dahulu. Jika menimbulkan luka atau cacat secara fisik, maka pelaku yang terlibat, baik majikan, oknum aparat maupun eksekutor lapangan dikenai kewajiban membayar diyat. Besar kecilnya

disesuaikan dengan tingkat kejahatannya. Rinciannya bisa dilihat dalam kitab Nidham al-'Uqubat, karya al-Muhami 'Abdurrahman al-Maliki. Namun, jika tidak sampai menimbulkan luka atau cacat fisik, maka sanksinya bisa berbentuk ta'zir. Besar dan kecilnya juga disesuaikan dengan tingkat kejahatannya. Dua jenis kejahatan yang ketiga ini baru bisa dieksekusi oleh negara, setelah ditetapkan oleh mahkamah khushumat. Karena kedua jenis kejahatan ini melibatkan jinayat, dan atau mukhalafat, yang mengharuskan adanya pembuktian (bayyinah). Sementara proses bayyinah hanya bisa diterima di mahkmah (persidangan).

Tindakan Khilafah Tinggal satu masalah, yaitu apa tindakan negara terhadap aparatnya yang korup? Dalam kasus ini, selain mereka ditetapkan sebagai pelaku kriminal (mujrim), yang dijatuhi sanksi sesuai dengan kejahatannya, mereka juga bisa diberhentikan dari jabatan dan pekerjaannya. Pemberhentian mereka dilakukan sebagai upaya untuk menghilangkan kezaliman (izalatu al-madhlamah). Karena jabatan dan kedudukan itu mereka gunakan untuk melakukan kejahatan (irtikab al-jara'im). Pemberhentian mereka bisa dilaku-

kan oleh pejabat di atasnya, yang diberi wewenang oleh khalifah untuk mengangkat dan memberhentikan bawahannya. Jika ini tidak dilakukan, maka korban bisa mengajukan kepada Mahkamah Madzalim, terkait dengan posisi pelaku sebagai aparatur negara. Setelah kejahatannya terbukti, maka Mahkamah Madzalim pun bisa mengambil tindakan tegas, memberhentikan aparat yang bersangkutan. Tindakan Mahkamah Madzalim di sini dalam rangka menghilangkan kezaliman (izalatu al-madhlamah). Dengan demikian, maka masalah “perbudakan� ini bisa diselesaikan dengan tuntas. Dengan cara yang sama, khilafah juga bisa mengakhiri kejahatan kolektif yang melibatkan majikan, aparat dan pihak lain yang terlibat. Hak-hak buruh yang disandera dan dirampas oleh sindikasi kejahatan itupun bisa dikembalikan sebagaimana mestinya. Inilah jaminan dan solusi yang diberikan oleh Islam, dalam mengatasi problem “perbudakan� modern. Namun, jaminan dan solusi ini baru benar-benar bisa diwujudkan, jika Islam diterapkan oleh Negara Khilafah. Negara yang tidak kalah, ketika berhadapan dengan aparat yang korup. Wallahu a'lam.[]


16

Muktamar Khilafah 2013

Media Umat | Edisi 105, 7 -27 Rajab 1434 H/ 17 Mei - 6 Juni 2013


Media Umat | Edisi 105, 7 -27 Rajab 1434 H/ 17 Mei - 6 Juni 2013

Muktamar Khilafah 2013

17


18

Media Umat | Edisi 105, 7 -27 Rajab 1434 H/ 17 Mei - 6 Juni 2013

Fokus

Muktamar Khilafah 1434 H

Gempita Seruan Khilafah di Nusantara Di antara kendaraan itu adalah kendaraan peserta dari luar kota yang mengangkut tidak kurang dari 5.000 peserta dari 14 kabupaten.

S

ekelompok pasukan berbaris, masuk dengan langkah tegap, pakaiannya pun khas ala pasukan keraton kesultanan. Setiap pasukan memegang panji ar-rayah bendera Rasulullah berwarna hitam berlafas syahadat lengkap dengan senapan dan tombak. Saat pasukan masuk dengan langkah tegap, seketika muncullah sosok pangeran Diponegoro dengan menunggangi kuda mengarahkan seluruh pasukan laksana siap memulai pertempuran. Kibaran bendera ar-rayah dan liwa menghentak, disambut pekikan takbir dari ribuan peserta yang hadir di Stadion Mandala Krida Yogyakarta. Hari itu, Ahad (5/5) menjadi saksi sejarah Kota Yogyakarta, saat Hizbut Tahrir Indonesia menggelar rangkaian Muktamar Khilafah 2013 perdana di Nusantara. Meskipun cuaca cukup terik namun tidak melunturkan semangat para peserta Muktamar Khilafah untuk tetap berpartisipasi dalam jalannya acara hingga usai. “Khilafah… khilafah… khilafah… kami inginkan khilafah…,” pekik sekitar sepuluh ribu peserta yang hadir dari berbagai daerah di DIY dan Solo tersebut. Mereka yang hadir berasal dari berbagai elemen masyarakat, termasuk dosen PTN maupun swasta, ulama dan kyai dari pondok pesantren, pengusaha, mahasiswa, jamaah pengajian, tokoh orpol dan ormas Islam. “Saya mendukung penuh apa yang diperjuangkan HTI,” ungkap Sukri Fadholi, tokoh PPP DIY. Mereka hadir baik secara sendiri-sendiri maupun rombongan dengan mobil maupun bus. Pagi itu stadion Mandala Krida penuh dengan lautan manusia. Selain itu spanduk, rontekrontek acara muktamar berada di sekitar stadion. Termasuk juga kibaran liwa dan rayah di sekeliling stadion menambah sema-

raknya acara yang bertema Perubahan Besar Dunia Menuju Khilafah tersebut. Dalam sambutanya Ketua DPD I HTI DIY yang disampaikan Yusuf Mustaqim mengingatkan pentingnya khilafah dan perjuangan untuk menegakkannya. Kemudian orasi diteruskan oleh HM Rasyid Supriyadi. “Kaum Muslimin saat ini dipimpin oleh rezim-rezim otoritarian (mulkan jabariyan). Dan kini atas izin Allah SWT satu persatu bertumbangan. Dan insya Allah dalam waktu yang tidak lama lagi khilafah Islam akan tegak,” pekik pengurus HTI DIY tersebut. Ketua DPP HTI Dwi Condro Triono menyampaikan orasi tentang kerusakan dan bahaya ide demokrasi dan nasionalisme bagi kaum Muslimin.“Demokrasi adalah ide yang rusak dan terbukti merusak. Dengan ide-ide pentingnya seperti kebebasan, baik kebebasan berperilaku, ataupun kepemilikan, telah mengantarkan Indonesia dengan segudang prestasi kerusakannya,” tegasnya. Selanjutnya, pengurus HTI DIY Ibnu Alwan mengatakan: “Karenanya dunia harus berubah! Tinggalkan demokrasi, tinggalkan sekat nasionalisme. Terapkan hukum Allah SWT.” Materi muktamar diakhiri dengan penyampaian pidato politik Hizbut Tahrir Indonesia oleh Pengurus DPP HTI H Muhammad Ihsan Abdul Djalil. Dalam pidato politiknya Hizbut Tahrir menyeru kepada semua hadirin untuk terlibat aktif dalam perjuangan menolong agama Allah. Menegakkan syariah dan khilafah. Seruan itu semakin digambarkan dengan aksi teatrikal menyusun puzzle 6000 botol. Bahwa manakala semua kalangan terlibat dalam perjuangan, Insya Allah akan mempercepat tegaknya hukum Allah di muka bumi. Acara ini semakin mengharu biru manakala ditutup dengan bacaan doa. Banyak hadirin

yang tak kuasa meneteskan airmata. Mengharapkan kemudahan dari Allah untuk tegaknya aturan-Nya di muka bumi. “Yaa Rabbanaa… saksikanlah kami telah berjuang. Dan kokohkan kami untuk menjadi salah satu pemolong agamaMu!” ungkap Abdurrahim saat membacakan doa penutup.

Kendari Gerimis berganti panas, kemudian terik berganti mendung. Namun tidak sedikit pun memengaruhi peserta Muktamar Khilafah yang datang membanjiri Stadion Lakidende Kendari. Diperkirakan lebih dari 25.000 peserta hadir dalam perhelatan yang diselenggarakan oleh Hizbut Tahrir Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara. Padatnya iring-iringan kendaraan membuat pihak kepolisian harus mengalihkan arus kendaraan umum yang melintas di depan Stadion. Diperkirakan sekitar 1.000 mobil dan 5.000 motor parkir di arena parkir Stadion dan halaman TVRI. Di antara kendaraan itu adalah kendaraan peserta dari luar Kota Kendari yang mengangkut tidak kurang dari 5.000 peserta dari 14 kabupaten dan kota yang ada di Sulawesi Tenggara. Acara yang diawali dengan musik tradisional gambus dan nasyid dengan narasi perjuangan khilafah berhasil menyita perhatian peserta yang terdiri dari para tokoh masyarakat, politikus, intelektual, pengusaha, mahasiswa, pelajar, birokrat, petani, tukang becak, sopir, majelis taklim dan berbagai elemen masyarakat lainnya. Demikian juga aksi teatrikal oleh para pelajar dan mahasiswa binaan HTI juga membuat para peserta harus berdiri, bahkan mereka naik di atas kursinya untuk menyaksikan pertunjukan yang sangat heroik ini. Suasana mengharukan pun

tercipta karena matahari yang semula terik di pagi hari, tiba-tiba dihalangi oleh awan hitam, sehingga suasana stadion menjadi demikian sejuk. Hampir seluruh peserta merasakan bahwa awan itu adalah awan yang dikirim untuk menutupi stadion Lakidende, tempat acara yang mengagungkan asma Allah. Pekikan takbir dikumandangkan, syariah dan khilafah diserukan. Suasana haru lalu ditambah lagi dengan hadirnya pembicara dari kursi VVIP menuju ke panggung utama. Pembicara lokal yang terdiri atas La Ode Amrul Hasan, Fitriaman, Muh. Yasin, Wildan Abdu dan pembicara nasional seperti KH Muh Shiddiq al-Jawie dan KH Rahmat S Labib menyerukan secara bersahutan tema Perubahan Besar Dunia menuju Khilafah.

Semarang Dengan menaiki mobil Jeep Wilis, dan dikawal oleh pasukan lari pembawa bendera Liwa Rayah, pembicara Muktamar Khilafah Jawa Tengah menuju panggung dari tribun utama. Aktivis Hizbut Tahrir Jawa Tengah Khoirul Anam mengawali orasinya dengan tema perubahan dunia Islam menuju khilafah. Peserta tak henti hentinya menyambut seruan takbir dan khilafah, Ahad (5/5) di Stadion Jatidiri, Semarang. Seruan untuk menegakkan syariah Islam secara kaffah dalam bingkai sistem pemerintahan Islam disambut gegap gempita peserta dengan memekikkan nama sistem pemerintahan Islam warisan Nabi Muhammad SAW. “Khilafah! Khilafah! Khilafah!” seru sekitar sepuluh ribu lebih warga Jawa Tengah dengan semangat dan serentak. Ahmad Faiz, seorang ulama, juga pejuang syariah dan khilafah dari Solo, menyampaikan kewajiban memperjuangkan tegaknya negara khilafah. Faiz menyampai-

kan dalil-dalilnya dengan penuh semangat, disambut teriakan takbir oleh peserta. Faiz pun kemudian mengajak peserta berdiri dan mengucapkan janji akan berjuang bersama-sama dengan Hizbut Tahrir dalam perjuangan penegakan syariah dan khilafah. Di tengah-tengah mereka ada telur emas yang merekah dan muncullah seorang anak yang membacakan puisi. Puisi anak yang mengungkapkan kegundahan seorang anak kepada ayah bundanya yang hidup dalam lingkungan kapitalis. Naiklah, Abdurrouf, pejuang syariah dan khilafah dari Banyumas, ke podium menyampaikan tentang bobroknya kondisi hidup dalam lingkungan kapitalisme. Aliran sesat, pornografi, korupsi para penguasa dan lain lain adalah yang disampaikan Rouf dalam pidatonya. Ia menyampaikan dengan sistem khilafah-lah kemungkaran-kemungkaran itu dapat dihancurkan. Dua pembicara berikutnya adalah dari DPP HTI, yaitu Abu Zaid dan M Ismail Yusanto. Abu Zaid menyampaikan mengenai arah perubahan yang kini ada. Perubahan yang mencakup empat pilar yaitu kedaulatan di tangan rakyar menjadi di tangan syara', kekuasaan di tangan pemilik modal menjadi di tangan umat, legalisasi hukum di tangan parlemen menjadi di tangan khalifah, dan kaum Muslim tercerai berari menjadi disatukan dengan mengangkat seorang khalifah untuk seluruh dunia. Sedangkan jubir HTI Ismail Yusanto menyampaikan pidato politik HTI, dengan tema mencampakkan demokrasi dan menegakkan khilafah.

Jambi Di Gedung Olah Seni (GOS) Kota Baru Jambi, DPD 1 Hizbut Tahrir Indonesia Daerah Jambi menggelar Muktamar Khilafah, Kamis (9/5). Acara ini dihadiri


Media Umat | Edisi 105, 7 -27 Rajab 1434 H/ 17 Mei - 6 Juni 2013

sekitar 1500 peserta. Panitia MK setempat menjelaskan, sejak sore hari, Rabu (8/5) antusias masyarakat Jambi untuk menghadiri MK terus bertambah.” Alhamdulillah persiapan sudah hampir mencapai seratus persen, terbukti pun dengan banyaknya jumlah peserta yang bertambah,” jelasnya.

“Bahkan peserta juga bukan hanya dari kota saja tetapi dari luar kota sangat banyak sekali dari delapan kabupaten dan satu kota seprovinsi Jambi tidak ada yang tidak memiliki perwakilan mulai dari, Kabupaten Muaro Jambi, Kabupaten Tebo, Kabupaten Batanghari, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Kabupaten Muara Bungo, Kabupaten Kerinci, dan Kabupaten Merangin,” pungkasnya.

Banjarmasin Muktamar Khilafah 2013 Kalimantan Selatan, Kamis (9/5), dimulai dengan sambutan pembuka oleh Baihaki al-Munawwar, Ketua DPD I HTI Kalsel. Dalam orasinya, Ia mengharapkan, semangat ini bisa menjadi pemicu persatuan umat Islam, untuk bersama memperjuangkan Khilafah Islamiyah. Khilafah Islamiyah merupakan pelindung umat Islam dari keterpurukan. Dan kegiatan ini, merupakan pengingat kepada umat Islam, bahwa mereka pernah memiliki Khilafah, sebelum diruntuhkan laknatullah Mustafa Kemal Attaturk. Ia pun berterimakasih atas kehadiran peserta, yang memadati Masjid Raya Sabilal Muhtadin, Banjarmasin. “Sejak kehilangan institusi pelindung, dan pemersatu, umat Islam terpuruk, tercabik, harta kekayaan mereka dirampas, agama dihinakan, dan terpuruk luar biasa,” teriak Baihaki di hadapan lebih 10.000 hadirin. Ia pun meminta para peserta ikut menunaikan kewajiban, untuk berjuang menegakkan Khilafah Islamiyah, menuju perubahan besar dunia yang menyejahterakan.

Lampung Di hadapan sekitar 7000 warga Lampung, Ketua Hizbut

Tahrir Indonesia (HTI) Lampung Dudy Ar fian menyata-k an menegakkan khilafah adalah kewajiban. “Yakni telah menjadi kewajiban setiap Muslim sesuai kemampuan masing-masing!” katanya, Ahad (12/5) di Stadion Sumpah Pemuda, Bandar Lampung. Menurutnya, kewajiban me-

negakkan khilafah ini asalnya adalah fardhu kifayah, bukan fardhu 'ain. Namun berhubung fardhu kifayah ini kenyataannya sudah 91 tahun —sejak Khilafah Utsmaniyah runtuh di Turki pada Rajab 1343 H (1924 M)— kaum Muslim belum dapat mewujudkan tegaknya kembali khilafah, maka hukum menegakkan khilafah saat ini, telah menjadi fardhu 'ain. Karena berdasarkan Ijma sahabat, kaum Muslim hanya boleh kosong tanpa kepemimpinan khilafah selama tiga hari tiga malam saja. “Maka dari itu, kami Hizbut Tahrir menyeru kepada hadirin sekalian, untuk turut berjuang bersama-sama kami menegakkan kewajiban yang suci dan agung ini, yaitu kewajiban menegakkan khilafah!” pekiknya yang kemudian disambut takbir ribuan peserta. Dalam perhelatan itu tampak hadir pula tokoh-tokoh Lampung, di antaranya adalah Iqbal Rasyid (Ketua KPID Lampung); Alfian (LBH Lampung); KH Komarudin (Ulama Lampung Timur); Mawardi (Mantan Dirut PT KAI) dan Dirwan (Muhammadiyah Lampung).

Palangkaraya Di hadapan sekitar 3.000 peserta Muktamar Khilafah Kalimantan Tengah, Representasi Kantor Media Pusat (CMO) Hizbut Tahrir Asia Tenggara Tun Kelana Jaya menyatakan empat arah perubahan hakiki yang harus dicapai kaum Muslim dalam kehidupan bernegara. “Perubahan yang kita tuju harus mencakup empat perubahan besar dan mendasar,” ungkapnya, Ahad (12/5) di Stadion Tuah Pahoe, Palangkaraya. Pertama, perubahan prinsip kedaulatan di tangan rakyat menjadi kedaulatan di tangan syara (as-siyâdatu li asy-syar'iy). Kedua, perubahan kekuasaan di tangan pemilik modal menjadi

Fokus

kekuasaan di tangan umat (assulthânu lil ummah). “Artinya, pemimpin hanyalah yang dipilih oleh umat untuk menerapkan syariat,” beber Tun. Ketiga, jadikan hak tabanni atau adopsi hukum berada di tangan khalifah (kepala negara Islam/khilafah). Dalam perkaraperkara individual, hukum dise-

rahkan kepada hasil ijtihad para mujtahid. Perbedaan pendapat dijamin. Sementara, lanjutnya, dalam masalah sistem (sosial, politik, ekonomi) khalifah mengambil salah satu pendapat terkuat diantara pendapat para mujtahid yang telah digali dari sumbersumber hukum Islam.

Batam Hizbut Tahrir Indonesia mengungkap fakta sejarah yang menunjukkan nasionalisme ternyata melemahkan umat Islam. “Nasionalisme dalam sejarah umat Islam hingga kini terbukti telah menjadi racun yang berbahaya dan melumpuhkan,” ungkap aktivis HTI Batam Abdillah, pada Muktamar Khilafah Kepulauan Riau, Ahad (12/5) di Lapangan Tumenggung Abdul Jamal, Batam. Dalam sejarah umat Islam, paham nasionalisme ini memiliki peran penting untuk meruntuhkan Khilafah. “Akibat paham nasionalisme, Negara Islam yang sebelumnya bernaung di bawah panji tauhid, di bawah satu negara Khilafah Islamiyah akhirnya dipecah-pecah menjadi sekitar 70 negeri-negeri kecil yang satu sama lain saling bersengketa,” ungkapnya. Menurutnya, nasionalisme terbukti menghilangkan kepedulian umat sehingga kaum Muslim menjadi lemah. Negeri-negeri Islam menjadi santapan empuk bangsa-bangsa imperialis. “Namun, mereka menghadapi persoalan itu hanya dengan sendirisendiri. Dengan alasan bukan masalah negara kita, bukan masalah kepentingan nasional kita, umat Islam tidak peduli terhadap nasib saudaranya yang lain,” bebernya. Dalam perhelatan yang dihadiri sekitar 3000 warga Kepulauan Riau tersebut tampak juga para pimpinan pondok pesantren beserta santrinya, di antaranya adalah dari Ponpes An-

Ni'mah, Ponpes Al-Ukhuwah dan Ponpes Bina Ummah.

Jayapura Hizbut Tahrir Indonesia menegaskan demokrasi adalah sistem kufur. “Dikatakan kufur karena demokrasi dengan pilar utamanya kedaulatan rakyat (assiyadah lil sya'bi), telah menjadikan sumber hukum adalah akal dan hawa nafsu manusia atas nama rakyat!” ungkap aktivis HTI Papua Giri Pujo Sumadyo, Ahad (12/5) di Gedung LPTQ, Jayapura. Tentu, lanjut Giri, hal ini sangat-sangat bertentangan dengan prinsip utama aqidah Islam berupa kedaulatan di tangan Allah SWT (as siyadah lil syar'i). “Alquran dengan tegas menyatakan siapapun yang berdasarkan keimanannya tidak mau berhukum pada hukum Allah SWT, dengan tegas dinyatakan sebagai kafir!” tegasnya. Dalam muktamar yang dihadiri sekitar 900 peserta tersebut, tampak hadir pula beberapa tokoh Papua. Di antaranya adalah: Partino (Gurubesar Universitas Cendrawasih); KH Muhammad Sholeh (Pimpinanan Ponpes Yaa Bunayya Jayapura); Edi Mirza Nadzari (Pimpinan Muhammadiyah Kota Jayapura); Moedhar A Yasir (MUI Kota Jayapura) dan Hj Sutina Sutardi (Aisyah Jayapura).

Palembang Di Palembang peserta Muktamar Khilafah Sumsel memadati Stadion Bumi Sriwijaya, Ahad (12/5). Selain orasi, acara diselingin serangkaian acara seperti aksi teatrikal, parade Al Liwa Ar Rayah, Nasyid N H Brothers, tambur, dan seni silat dari Sumatera Barat. Selain itu, juga diisi dengan bazar. “Tujuan dilaksanakannya muktamar ini karena umat butuh perubahan. Dan perubahan itu

tidak lain adalah mengembalikan khilafah ke tengah umat,” ujar DPD I HTI Sumsel, Mahmud Jamhur. Menurutnya, pesan utama yang disampaikan adalah bahwa umat harus turut serta dan menjadi motor penggerak utama perubahan politik di mana pun berada. Ia mengatakan, visi dan misi itu penting untuk terus ditegas-

19

kan dan dikokohkan, terlebih di tengah arus perubahan besar yang tengah terjadi di berbagai belahan dunia. Seperti yang terjadi di Timur Tengah, juga di kawasan di Asia Tengah dan Asia selatan, Eropa, serta Amerika Serikat.

Samarinda Di hadapan sekitar 7.000 peserta Muktamar Khilafah Kalimantan Timur, Hizbut Tahrir Indonesia menyatakan menegakkan khilafah suatu kewajiban yang sesungguhnya sudah jelas dalam ajaran Islam (ma'luumun minad diini bidh dharuurah). “Namun terus disembunyikan, dimanipulasi, dan diperangi oleh kaum kafir penjajah dan penguasa umat Islam yang menjadi antek-antek kafir penjajah,” ungkap Mukhlas, Pengurus HTI Kota Balikpapan, Ahad (12/5) di Stadion Giri, Samarinda. Mukhlas pun menyatakan kewajiban tegaknya Khilafah atau imamah itu, sesungguhnya telah disepakati oleh imam mazhab yang empat, yaitu Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi'i, dan Imam Ahmad, radhiyallahu 'anhum. Dalam kesempatan tersebut, tampak pula tokoh-tokoh Kalimantan Timur yang hadir. Di antaranya: Husni (Yayasan Pendidikan MADINA/Nurul Haq); H Djamani (Muhammadiyah); H Muslim Arsyad (Ulama Bontang); Syrojudin (Mubaligh dari Kota Bontang); Zainal Abidin (Ulama NU dari Bontang) dan H Arafah (alumni Pesantren Mangkoso Sulawesi). Gelora seruan khilafah dalam Muktamar Khilafah pun digelar di tiga kota berbeda lainnya, di hari yang sama Ahad 12 Mei 2013. Sorong MK digelar di Aula Akbar Conventin Center dihadiri ratusan peserta, di Ambon digelar

di Gedung Azhari Ambon dihadiri ratusan peserta, sedangkan di Bengkulu MK digelar di Balai Buntar Kota Bengkulu dan juga dihadiri ratusan peserta. Melalui muktamar ini, HTI ingin menunjukkan arah perubahan yang semestinya adalah menuju tegaknya khilafah.[] kontributor daerah/fatih mujahid/joko prasetyo


20

Media Umat | Edisi 105, 7 -27 Rajab 1434 H/ 17 Mei - 6 Juni 2013

Cermin

Terhormat Menjadi Pekerja

M

enjadi seorang pekerja, baik itu buruh pabrik, tukang kuli bangunan, pembantu rumah tangga, dan pekerjaan-pekerjaan semisalnya bukanlah perkara yang terhina dalam pandangan Allah SWT. Islam justru menganggap bahwa pekerjaan-perkerjaan tersebut merupakan di antara usaha (kasb) yang baik. Rasulullah SAW menyatakan dalam sebuah haditsnya: “Sebaik-baik pekerjaan adalah pekerjaan seorang pria dengan tangannya ” (HR. Ahmad). Bahkan dalam riwayat yang lain Rasululullah SAW menyatakan: “Tidaklah seseorang mengonsumsi makanan yang lebih baik dari makanan yang dihasilkan dari jerih payah tangannya sendiri" (HR.Bukhori). Lebih dari itu, bekerja merupakan di antara jenis akad yang telah diatur secara terperinci dalam Islam. Baik dari sisi hukum-hukumnya (ahkâmul ijâroh), ataupun dari sisi adab bagaimana memperlakukan para pekerja dengan baik (al-ihsan ilal ajîr). Rasulullah SAW dan para sahabat adalah sebaikbaiknya contoh bagaimana mereka memperlakukan para pekerja termasuk para pembantunya. Anas Ibnu Malik salah seorang pembantu Rasulullah SAW menceritakan: "Aku menjadi pembantu (khadim) Rasulullah SAW selama sepuluh tahun, demi Allah Rasulullah SAW tak pernah sekalipun mengatakan kepadaku kata "ah" (uff), dan tak pernah beliau

mengatakan: "kenapa kamu lakukan ini, dan kenapa tidak lakukan itu" (HR. Muslim). Rasulullah SAW sendiri sangat memuliakan tangantangan kasar para pekerja. Dalam sebuah riwayat diceritakan bahwa Rasulullah SAW bertemu dengan salah seorang sahabatnya. Ketika beliau menyalaminya, beliau mendapati tangannya sangat kasar, lalu beliau bertanya: "apa yang membuat tanganmu bengkak-bengkak dan kasar seperti ini..?" Sahabat itu menjawab: "karena aku bekerja wahai rasulullah". Kemudian beliau mengangkat kedua telapak tangan orang tersebut di hadapan para sahabat lainnya, lalu beliau mencium keduanya, serta mengibarkannya seperti bendera, kemudian dengan bangga Rasulullah memujinya: "kedua telapak tangan ini sangat dicintai Allah dan Rasulnya." Kisah senada dimuat oleh al-Imam as-Sarkhosiy dalam al-Mabsut, yang menceritakan bahwa Rasulullah SAW suatu saat menyalami Sa'ad Ibnu Mu'adz. Beliau mendapati kedua telapak tangannya pecah-pecah, lalu beliau bertanya akan penyebabnya. Sa'ad menjawab: "Itu karena aku sering pegang tali dan skop, agar aku dapat memberi nafkah bagi keluargaku". Mendengar itu Rasulullah pun lekas menciumnya lalu berkata: " Kedua telapak tangan ini amat dicintai Allah SWT". (al-Imam as-Sarkhosiy, alMabsut, Juz 7, hal. 632). Takzim seperti ini dapat kita lihat pula dalam kisah

para nabi bagaimana mereka memperlakukan para pembantunya. Di antaranya kisah Nabi Musa bersama pembantunya (fatâhu) dalam surat al-Kahfi. Allah SWT berfirman: "Maka ketika mereka telah melewati (tempat itu), Musa berkata kepada pembantunya: "Bawalah ke mari makanan kita, sungguh kita telah merasa letih karena perjalanan kita ini" (QS. al-Kahfi: 62). Dalam percakapan tersebut, tampak bahwa Nabi Musa AS tidaklah memosisikan dirinya lebih tinggi dibanding pembantunya, meski beliau adalah seorang nabi yang berbicara dengan seorang pembantu. Hal ini dapat kita lihat dalam penggunaan kata ganti jamak dalam lafadz ghodâanâ (makanan kita) dan lafadz safarinâ (perjalanan kita). Uslub yang sama juga digunakan oleh pembantu beliau sebagaimana kita lihat dalam ayat-ayat berikutnya. Inilah salah satu sisi gambaran hubungan antara ajîr (pekerja) dan mustajîr (majikan) yang seharusnya diwujudkan. Namun sayang, cermin seperti ini tidak lagi dijadikan sebagai panduan dalam kehidupan kapitalis meski mereka mengusung kebebasan dan HAM. Justru kebebasan itulah yang mendorong orang berlaku tidak adil, zalim, bertindak sewenang-wenang terhadap para pekerjanya, bahkan memperbudak mereka sebagaimana kita saksikan saat ini. Wallahu a'alam. [] abu muhtadi

Kristologi

Transformasi = Pemurtadan Hj Irena Handono, Pakar Kristologi, Pendiri Irena Center

A

pakah setiap orang Kristen mempunyai misi mengkristenkan umat Islam? Pertanyaan ini seringkali dikemukakan jamaah pengajian saat membahas tentang modus-modus kristenisasi. Sebagaimana yang telah saya bahas di edisi lalu, jika ada ada seorang kristiani tidak mengkristenkan orang yang belum Kristen maka status keimanannya hanya bisa disebut Kristen KTP.

Apakah ada pemurtadan di Indonesia? Hanya kaum sekuler dan pihak Kristen yang akan menjawab: Tidak. Kaum sekuler tidak menganggap agama sebagai hal yang penting, maka perpindahan agama, pemurtadan, bukanlah masalah besar. Agama bagi kaum sekuler hanya dianggap sebagai baju. Kapan suka bisa dipakai, kapan tak suka bisa dilepas. Selain kaum sekuler menyangkal adanya pemurtadan di Indonesia, maka yang paling sengit menyangkal adalah umat Kristen. Mereka tidak mengakui bahwa mereka melakukan pemurtadan atas umat Islam. Ini hanya silat lidah. Memang istilah pemurtadan hanya ada dalam dunia Islam. Murtad artinya keluar dari akidah Islam dan berpindah ke akidah agama lain. Dan istilah murtad memiliki konotasi yang negatif. Apakah umat Kristen atau Gereja memiliki program pemurtadan? Mereka pasti jawab tidak. Tapi mereka menggunakan istilah-istilah lain, yang bagi kita istilah ini sebenarnya sangat umum, tidak berkesan bahaya, namun maknanya sama, PEMURTADAN. Seringkali kita melihat istilahistilah ini dipasang di spanduk-spanduk

kegiatan gereja atau perkumpulan mereka di pinggir-pinggir jalan, lampu merah, atau di depan gereja mereka namun didesain sedemikian rupa sehingga tidak berkesan sebuah kegiatan agama. Bahayanya, jika umat Islam tidak waspada, maka anak-anak remaja Muslim bisa tergiring mengikuti kegiatan-kegiatan semacam ini. Evangelisasi, artinya Penginjilan. Yang artinya pengkabaran tentang Yesus yang akan menyelamatkan dosa manusia, sehingga jika ingin selamat di akhirat maka harus menjadi pengikut Kristen. Istilah lainnya adalah Zending. Zending atau Zendeling adalah istilah untuk menyebut misionaris dari Kristen Protestan. Para penyebar agama Kristen. Mission atau misi. Artinya program. Dalam dunia Kristen, istilah mission berarti mempunyai makna spesifik sebuah program merekrut orang-orang non Kristen untuk menjadi Kristen. Gospel berasal dari kata Good Spell atau yang maknanya berita baik. Berita baik yg dimaksud adalah bahwa Yesus sebagai tuhan akan menebus, menyelamatkan manusia dari dosa-dosanya sehingga jika ingin selamat di akhirat dan mendapatkan hidup kekal abadi di surga, harus mengakui Yesus sebagai tuhan dan menjadi Kristen. Transformasi, adalah mengubah atau mengembalikan manusia kepada harkat dan martabatnya sesuai dengan maksud Tuhan ketika manusia itu diciptakan. Mereka menterjemahkan sebagai perubahan dari dalam diri seseorang, sekelompok, atau masyarakat yang diperlihatkan ke dalam perilaku. Memang terkesan kalimat ini baik, tapi 'Maksud Tuhan', tuhan yang mana? Tentu tuhan yang dimaksud adalah Yesus. Perubahan yang dimaksud

adalah untuk menjadi penganut Kristiani. Atau istilah yang lebih kita pahami adalah PEMURTADAN. Vinay Samuel dan Chris Sugden, Ery Prasadja menulis “Transformasi adalah misi gereja (Mission 'of the Church' as transformation)”. Ministry atau yang berarti Pelayanan. Istilah lain adalah Doulos. Kata Doulos berasal dari bahasa Yunani yang berarti hamba. Yang dimaksudkan adalah menghamba kepada Yesus dan melakukan pelayanan dalam arti penyebaran agama Kristen dengan merekrut sebanyak-banyaknya orang non-Kristen untuk menjadi Kristen. Fellowship atau Persekutuan. Istilah lain dalam bahasa Yunani adalah Koinonia. Adalah perkumpulan atau komunitas untuk tujuan agama Kristen atau kegiatankegiatan rohani Kristen. Worship atau Penyembahan. Istilah lain Proskyneo. Prayer atau Doa. Istilah lain adalah Hosana yang mempunyai arti “tolonglah Tuhan”. Metanoia atau Pertobatan. Metanoia berasal dari bahasa Yunani yang artinya berubah cara berpikir dan bertindak dalam konsep teologis (akidah) Kristen. Kerigma atau Kabar Baik. Istilah lain adalah Marturia yang mempunyai arti Kesaksian yakni testimoni tentang Yesus dengan tujuan menarik minat orang non Kristen menjadi Kristen. Agape / Compassion / Kharis yang artinya Kasih, Berbelas kasih. Diakonia atau Pelayanan Sosial. Atau istilah lain yang sering dipakai sebagai nama lembaga sosial adalah Samaria atau samaritan. Healing atau Penyembuhan. Istilah

lain adalah Therapeuo. Syalom atau Damai sejahtera atau Eirene. Imanuel artinya Tuhan Bersama Kita. KKR singkatan dari Kebaktian Kebangunan Rohani.

Apakah program Kristenisasi ada? Berikut beberapa kutipan pernyataan tokoh-tokoh Kristen Indonesia: Pernyataan Pdt A A Yewangoe, Ketua Umum PGI, di Majalah Kristen Narwastu, No 2, Agustus 2003, hal 15. “Memang tidak perlu dibantah, gereja senantiasa melakukan kristenisasi sebagai mandat skriptural.” Pdt Erastus Sabdono, Seorang Gembala Sidang Rehobot Ministry. Dalam majalah Kristen SPIRIT no.10 Thn.II, 2003, hal.13, menyatakan:“Kita berubah dari manusia dunia menjadi manusia rohani. Istilah Gereja memasehikan (mengkristenkan) dunia. Inilah yang dimaksud dengan Transformasi.” Pdt Yonathan Pattiasina, Youth Minister Fellowship, Dalam bukunya TRANSFORMASI INDONESIA, menulis : “…Transformasi berkaitan dengan bagaimana nilai-nilai kerajaan Tuhan (ajaran Kekristenan) mempengaruhi seluruh dimensi masyarakat”. Pdt Jimmy Oentoro, lemb Misionaris World Harvest Ind : “Untuk merebut kerajaan Allah, tidak harus dengan pasukan & tangan besi, melainkan dengan MENGUASAI & MENGELOLA sistem dunia atas namaNya. Gambaran orang Kristen yang benar adalah orang-orang yang MEMPENGARUHI & MENGUASAI dunia dibawah otoritas Allah”. (Tabloid REAL,edisi 29).[]


Media Umat | Edisi 105, 7 -27 Rajab 1434 H/ 17 Mei - 6 Juni 2013

Mercusuar

21

Mencari Arsitektur Syariah Oleh: Prof Dr Ing Fahmi Amhar

Masjid Selimiye (untuk menghormati Sultan Salim)

A

pakah bedanya antara “arsitektur Islam” dan “arsitektur syariah”? Adakah sebenarnya istilah “arsitektur syariah”? Arsitektur Islam jauh lebih mudah dipahami, karena sering disamakan dengan bentuk dan ornamen Timur Tengah, penggunaan bentuk kubah, kaligrafi dan penanaman pohon palem di tamannya. Sementara aristektur syariah agak lebih abstrak. Tetapi sebenarnya orang sudah sering mengeluhkan ketika di suatu ruang publik seperti hotel, mal, terminal atau stadion, mushalanya amat sempit, pengab, atau di lokasi yang paling sulit dijangkau. Sering juga mushola itu sebenarnya tidak dari awal didesain sebagai mushala, tetapi hanya diimprovisasi karena ada kebutuhan. Ini adalah indikasi bahwa diperlukan adalah suatu arsitektur yang mendukung penerapan syariah, meskipun baru sebatas kewajiban fardhiyah (ibadah, menjaga aurat). Tetapi minat (ghirah) yang meningkat pada Islam, baik dari sisi bentuk (arsitektur Islam ala Timur Tengah) maupun substansi (arsitektur ramah syariah) ini harus diapresiasi dan dipupuk. Persoalannya memang banyak bangunan modern yang tidak dibangun oleh arsitek Muslim

atau arsitek yang sadar syariah. Lebih parah lagi jika pemilik gedung juga tidak memiliki kesadaran syariah, sehingga ketika membuat spesifikasi gedung yang akan dibangun, dia melupakan detil yang terkait syariah. Saat ini, teknologi arsitektur modern memang sudah tidak lagi berada di tangan umat Islam. Padahal kalau berkaca pada sejarah, akan kita temukan bahwa inovasi arsitektur terbesar justru dilakukan para arsitek Muslim. Yang paling terkenal tentu saja Sinan! Koca Mimar Sinan Ağa (15 April 1489 - 17 Juli 1588) adalah arsitek ketua dan insinyur untuk Sultan Sulaiman I, Salim II dan Murad III. Selama periode 50 tahun, dia bertanggung jawab pada konstruksi dan supervisi 476 bangunan. Puncak hasil karyanya adalah Masjid Selimiye di Edirne, meski karyanya yang paling top adalah Masjid Sulaiman di Istanbul. Ada sejumlah departemen di bawah perintahnya, dan dia melatih banyak asisten, termasuk Sedefhar Mehmet Ağa, arsitek sebenarnya Masjid Sultan Ahmet. Sinan dianggap arsitek terbesar dari periode klasik arsitektur, setara dengan Michelangelo di Eropa. Sinan terlahir dengan nama Joseph sebagai anak Armenia pada 1489 di Anatolia. Hanya sedikit masa kecilnya yang

diketahui. Suatu dokumen memvariasi kubahnya, adalah yang terbesar di dunia, menyebut bahwa dirinya adalah mengelilingnya dengan berbagai meninggalkan Aya Sofia yang anak dari "Abdülmenan" (istilah variasi semi-kubah, pilar serta telah berusia hampir seribu untuk ayah Nasrani tak dikenal galeri yang beraneka. Kubahnya tahun. Sinan telah berusia 80 yang anaknya menjadi Muslim). berkurva, tapi dia menghindari tahun ketika bangunan itu Pada 1512 dia direkrut pada elemen-elemen kurva pada sisa selesai. korps Janissari, yaitu pasukan desainnya, mengubah lingkaran Di “luar negeri” dia khusus Utsmaniyah, setelah kubah menjadi segiempat, membangun masjid di masuk Islam. Karena usianya segienam atau segidelapan. Dia Damaskus yang hingga sekarang sudah 23 tahun, dia tidak mencoba harmoni berbagai tetap menjadi salah satu diizinkan masuk sekolah tinggi geometri. Kejeniusannya monumen terpenting kota, juga kesultanan di Istana Topkapi, tapi terletak pada penataan ruang masjid Banya Basyi di Sofia, dikirim ke sebuah kursus dan pemecahan ketegangan Bulgaria, yang saat ini keterampilan. Semula dia belajar desainnya. Dia menggabungkan merupakan satu-satunya masjid menukang kayu dan masjidnya dalam suatu cara yang yang masih berfungsi. Dia juga matematika, tapi kecerdasannya efisien dalam suatu komplek membangun jembatan Mehmed membuatnya segera menjadi yang melayani masyarakat Paša Sokolović di atas Sungai asisten arsitek dan dilatih sebagai pusat intelektual, Višegrad di Bosnia Herzegovina sebagai arsitek. Tiga tahun komunitas dan kebutuhan sosial yang sekarang masuk daftar kemudian dia menjadi arsitek serta kesehatan. Warisan Dunia UNESCO. ahli dan insinyur. Dia juga Pada 1550 Sultan Sulaiman Saat wafat pada usia beberapa kali terjun ke medan al Qanuni sedang di puncak hampir 100 tahun, Sinan telah jihad sebagai anggota Janissari. kekuasaannya. Maka dia membangun 94 masjid besar, 52 Sebagai arsitek dia mempelajari menugaskan ke arsitek khilafah masjid kecil, 57 sekolah tinggi, 48 titik-titik kelemahan suatu Sinan, untuk membangun masjid pemandian umum (hamam), 35 struktur bangunan bila khilafah, sebuah monumen istana, 20 rest area (caravanserai), ditembak. Dia mendapat abadi yang lebih besar dari 17 dapur umum (imaret), 8 kewenangan untuk merobohkan lainnya, dan mendominasi jembatan besar, 8 gudang bangunan-bangunan di tiap kota kawasan Tanduk Emas (Istanbul). logistik (granisaries), 7 sekolah yang ditaklukkan yang tidak Masjid itu akan dikelilingi empat Qur'an, 6 saluran air (aquaduct), sesuai perencanaan kota. Dia sekolah tinggi, dapur umum, dan 3 rumahsakit. juga membantu membangun rumah sakit, rumah singgah, Nama Sinan diabadikan benteng dan jembatanpemandian, dan rest area untuk sebagai nama universitas negeri jembatan, antara lain di atas para musafir. Sinan yang telah di Turki Mimar Sinan University Sungai Donau. Dia banyak memimpin suatu departemen of Fine Arts in Istanbul, dan nama mengonversi gereja menjadi menyelesaikan tugas ini dalam kawah di planet Merkurius. masjid di kota-kota Eropa yang tujuh tahun. Sayang, setelahnya ikut ditaklukannya. Menjelang akhir hayatnya, wafatnya, tak ada lagi muridnya Pengalamannya sebagai insinyur militer memberikan Sinan pengalaman praktis daripada sekadar teori. Pada awal karirnya, arsitektur Utsmaniyah sangat pragmatis. Bangunan hanya pengulangan dari bentuk yang telah ada sebelumnya. Mereka hanya menggabung elemen-elemen yang ada dan tidak memiliki Masjid Sultan Ahmet (alias masjid biru) – sejatinya dibangun murid konsep utuh. Tak ada dan asisten Sinan Sedefhar Mehmet Ağa ide baru. Lebih dari itu arsitek sering agak boros dalam Sinan masih bereksperimen yang seberbakat dan seberani menggunakan material dan dengan menciptakan interiorSinan dalam “ijtihad arsitektur”. tenaga. Sinan mengubah secara interior yang elegan. Dia Dunia Islam tidak lagi perlahan ini semua. Dia menghilangkan beberapa ruang menelurkan ide-ide baru mentransformasi praktek yang dianggap tak perlu di atas arsitektur. Setelah jihad redup, arsitektur yang telah mapan, tiang-tiang di bawah kubah arsitektur Islam kembali ke memperkuatnya, dan utama. Ini dapat dilihat di Masjid kubangan teori. Apalagi setelah menambahnya dengan inovasi Selimiye di Edirne. Pada saat negara khilafah tidak tegak lagi. demi kesempurnaan. membangunnya, dia tertantang Tak ada lagi “vitamin” yang Dia mulai bereksperimen oleh celoteh arsitek lain, bahwa mendorong agar muncul arsitekdengan desain dan rekayasa “kamu tak akan dapat arsitek yang inovatif dalam struktur kubah tunggal dan membangun kubah lebih besar membantu melayani masyarakat kubah banyak. Lalu mencoba dari Aya Sofia, apalagi sebagai untuk mewujudkan tujuansuatu struktur geometri yang Muslim”. Ketika kubah Masjid tujuan syariah dalam benar-benar baru, yang rasional Selimiye selesai, Sinan kehidupan.[] dan menyatu secara spasial. Dia menunjukkan bahwa kubahnya


Media Umat | Edisi 105, 7 -27 Rajab 1434 H/ 17 Mei - 6 Juni 2013

Sosok

dr Muhammad Amanullah, Sp BS Dokter Ahli Bedah Syaraf

Ghirah dan Kepedulian Islam

jadi Konsentrasi Saya

S

eruan untuk menegakkan syariah Islam secara kaaffah dalam bingkai sistem pemerintahan Islam disambut gegap gempita peserta dengan memekikkan nama sistem pemerintahan Islam warisan Nabi Muhammad SAW. “Khilafah! Khilafah! Khilafah!” seru sekitar sepuluh ribu lebih warga Jawa Tengah dengan semangat dan serentak, Ahad (5/5) di Stadion Jatidiri, Semarang. Seperti halnya warga Jawa Tengah, peserta yang hadir dalam Muktamar Khilafah pun berasal dari berbagai kalangan, salah satunya adalah praktisi dan akademisi kesehatan, yakni Muhammad Amanullah. Usai muktamar ia pun berkomentar. “Acara muktamar ini sangat bagus dan memberi kesan yang luar biasa. Mudahmudahan perjuangan ini betulbetul konsisten dan betul-betul akan terus menerus dan berkelanjutan, makin lama makin meningkat sampai terbentuknya khilafah yang kita cita-citakan itu,” ungkap dokter ahli bedah syaraf pertama di Jawa Tengah tersebut.

Keluar dari DPR Meski kesehariannya disibukkan sebagai dokter ahli bedah syaraf, tetapi ia tetap mempunyai ghirah yang besar dalam perjuangan memajukan kaum Muslim. Menurutnya, itu terjadi

lantaran dirinya lahir dari kalangan santri. Kakeknya dari ibu adalah Kyai Abu Amar Solo. Sedangkan ayahnya adalah aktivis Masyumi tahun 50-an. “Karena kondisi itulah ghirah dan juga kepedulian tentang problematika umat Islam selalu menjadi konsentrasi saya, dan mendorong untuk banyak berada pada harakah Islam, walaupun saya selalu bersekolah di sekolah negeri yang umum,” aku ahli bedah syaraf RS Dr Karyadi Semarang (1979-2004). Pada saat di SMP dan SMA, ia aktif di Pelajar Islam Indonesia. Sedangkan ketika kuliah, ia aktif di Himpunan Mahasiswa Islam. Ia pernah menjadi Sekjen HMI di Fakultas Kedokteran UI. Saat itu Ketua HMI-nya Ismed Abdullah dan wakil ketuanya Akbar Tandjung. “Saat itu karena berhadapan dengan ancaman komunis me yang nyata di depan mata, maka

HMI terlihat solid,” ungkap alumnus Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia,1970. Rumahnya di Jalan Dr Sutomo No 53 Semarang pada tahun 1990-an, menjadi saksi lahirnya ICMI. Rumah ini menjadi tempat rapat para aktivis ICMI seperti Pak Adi Sasono, Pak Amien Rais, Pak Nuh, dan Pak Jimly Assidiqi,” ungkap lulusan Spesialisasi Bedah Syaraf, Universitas Indonesia, 1974. Lalu bergulirlah reformasi 1998. Dan pada 1999 ia diminta Hartono Mardjono untuk jadi pengurus Partai Bulan Bintang. Cita cita dan doanya adalah bahwa PBB dapat istiqamah dan konsisten dalam perjuangan syariat Islam seperti Masyumi dulu. “Kemudian pada Pemilu 1999, saya terpilih sebagai anggota legislatif, DPR Pusat, dan menjadi salah satu saksi pada pemilihan presiden waktu itu,” kenangnya. Namun baru saja setahun duduk di kursi parlemen, ia mengundurkan diri. “Karena kondisi partai yang ternyata tidak bisa seperti yang saya cita-citakan tadi, maka saya mengundurkan diri tahun 2000, resign dari anggota DPR RI secara resmi dan juga dari anggota PBB,” beber dokt er sya

raf yang meneruskan Spesialisasi Bedah Syaraf di Belanda pada 1974-1979.

Mengenal Hizbut Tahrir Pertama kali mengenal ide Hizbut Tahrir dari anaknya yang bernama Ahmad Rusydan Utomo. Ia tinggal di Amerika selama 17 tahun karena selalu mendapatkan beasiswa. Pada tahun 1990, meneruskan kelas tiga SMA, sarjana, magister, doktor hingga postdoctoral dan peneliti utama kanker di Amerika. Pada usia 34 barulah pulang ke Tanah Air dan tinggal di Jakarta. Pak Am, demikian ia dipanggil, komunikasi terus dengan Rusydan menggunakan internet. “Anak saya itulah yang pertama mengenalkan saya dengan Hizbut Tahrir dan ideidenya, yang tak lain adalah ideide Islam. Ini terjadi setelah tahun 2000-an (ketika Rusydan mengenal Hizbut Tahrir di sana, red),” bebernya. (Kisah Rusydan yang mengenal Hizbut Tahrir di Amerika dapat dibaca pada MU Edisi 29 Rubrik Sosok Tidak Hilang Kritis Karena Beasiswa). Sejak saat itu, ia banyak berinteraksi dengan HTI Semarang dan mengikuti forumforumnya. “Terbaru, saya mengikuti Muktamar Khilafah. Subhanallah acara yang betulbetul memberi kesan buat saya, dan sekaligus berbangga karena yang terlibat kebanyakan adalah angkatan muda. Kami para angkatan yang sudah tua, harus mendorong dan mendukung untuk perjuangan ini,” ungkapnya. Ia pun menyatakan selalu membaca Media Umat. “Saya selalu membaca tabloid Media Umat dan website HTI, hizbuttahrir.or.id. Di sana banyak sekali yang saya dapatkan perihal Hizbut Tahrir, umat, dan Islam,” ujarnya.

Berkesan Baginya Hizbut Tahrir sangat berkesan, lantaran keistiqamahannya dalam berjuang. Ia pun

meminta umat Islam melihat kenyataan. Lihat sejarah, peradaban dunia selalui silih berganti pasang surut. Sistem teokrasi dulu pernah naik, kemudian surut di abad pertengahan. Komunisme pernah jaya tetapi juga sekarang sirna. Sedangkan, lanjutnya, kapitalisme yang dimotori Amerika juga pernah kuat tetapi ini juga sudah goyah padahal baru beberapa tahun saja, belum ada seabad. Kemudian Islam pernah berdiri kokoh 13 abad lamanya, dengan sistemnya yang unik, sistem yang menyejahterakan yang datang dari pencipta alam. Ia juga menyatakan, di tengah tengah nasionalisme, HAM, kebangsaan, yang digembar-gemborkan masyarakat umum terutama para pendukungnya, saat ini, hanya Hizbut Tahrir sajalah yang berani menyuarakan bahwa perjuangan Islam harus global, karena ide kufur yang harus dilawan itu juga bersifat global. Dengan Islamlah kekuatan itu ada. “Dan perjuangan yang seperti ini saya temui di Hizbut Tahrir dengan segala konsep dan metode mewujudkan yang telah dia punyai,” ungkapnya. Selain itu, ada satu lagi yang menurutnya menonjol di Hizbut Tahrir adalah perjuangan mereka bersifat mandiri dan tidak terpengaruh kepentingan di luar yang mereka perjuangkan. Menurutnya, prinsip tersebut menunjukkan kejernihan hati dan pikirian. Tetapi pria sepuh yang banyak makan asam garamnya dunia ini mengingatkan, menjaga prinsip itu sangat berat. Karena godaan harta, tahta dan wanita sangat menggiurkan. “Untuk itulah kita semua harus istiqamah, teguh pegang komitmen, jangan sampai terpengaruh dunia yang penuh gemerlap godaan ini,” katanya menasihati.[] brojo p laksono/joy


Media Umat | Edisi 105, 7 -27 Rajab 1434 H/ 17 Mei - 6 Juni 2013

23


24

Media Umat | Edisi 105, 7 -27 Rajab 1434 H/ 17 Mei - 6 Juni 2013

Muslimah

Pos Belanja Muslimah

U

ang memang bukan segalanya, tapi segalanya butuh uang. Mungkin kita sering mendengar ungkapan tersebut. Memang benar, uang adalah salah satu faktor terpenuhinya kebutuhan hidup. Wajar jika semua orang mengejar uang. Sayangnya, uang itu sulit didapat, tapi begitu mudah dibelanjakan. Apalagi di tangan perempuan. Ya, bagi perempuan, belanja adalah kegiatan yang paling ditunggu-tunggu. Rasanya senang dan puas bisa mendapatkan barang-barang yang diinginkan, meski sejumlah uang melayang. Tak terkecuali Muslimah, tentu juga memiliki waktu khusus untuk belanja. Apalagi yang sudah berstatus sebagai istri, tak lepas dari belanja kebutuhan hidup. Namun, tentu saja, pos-pos belanja Muslimah berbeda dengan belanja perempuan sekuler pada umumnya. Ambil contoh belanja fashion. Bagi perempuan sekuler, wajib hukumnya menyisihkan uang belanja untuk kebutuhan

kosmetik, ke salon atau spa, perawatan wajah dan rambut, menicure dan pedicure, serta jenis perawatan tubuh lainnya. Bagi Muslimah, pos belanja ini bukanlah prioritas. Bukan berarti Muslimah anti perawatan tubuh, tapi semua bisa dilakukan di rumah dengan biaya murah meriah. Apalagi, lebih terjamin keamanannya mengingat saat ini banyak beredar produk kosmetik atau perlakuan kecantikan yang berbahaya. Lalu belanja fashion, perempuan sekuler akan sangat mengedepankan pakaian teranyar, paling up date dan bermerek. Harga tak menjadi pertimbangan, karena yang terpenting gengsi. Makin minim bahan, biasanya harga makin mahal. Bagi Muslimah, tentu fashion jilbab dan kerudung syarĂ­ saja yang dibeli. Itupun tak perlu setiap bulan, karena jilbab akan tetap up to date hingga hari kiamat. Namun, jika sudah usang, sebaiknya diganti sebagai wujud rasa syukur sekaligus menghargai diri sendiri. Bukankah Allah SWT menyukai keindahan dan keserasian? Muslimah perlu juga tampil

apik dan serasi, yang penting syar'Ă­. Selanjutnya uang refreshing, bagi perempuan sekuler juga sebuah kebutuhan. Mereka biasa menyegarkan pikiran dengan pergi ke tempat wisata, karaoke, bioskop, diskotek atau klub malam. Jalanjalan, makan enak dan bersenang-senang butuh anggaran yang tak murah. Bagi Muslimah, pos ini sungguh tidak penting. Jalanjalan bersama keluarga memang perlu sesekali, tapi tak harus ke tempat wisata mewah yang menghabiskan rupiah. Bisa dipilih ke tempat wisata alam yang tidak menghabiskan uang dan jauh dari kemaksiatan. Sebaliknya, pos belanja Muslimah yang menjadi prioritas misalnya sedekah. Atas izin suami, semestinya istri pun menjadikan sedekah sebagai bagian dari pos pengeluaran yang wajib dianggarkan rutin. Termasuk anggaran biaya untuk mendukung aktivitas dakwah. Muslimah juga memiliki pos pengeluaran khusus untuk mendukung proses penyadaran umat menuju kehidupan islami ini. Selanjutnya belanja rutin,

seperti membayar tagihan listrik, air atau pulsa telepon, pastinya tidak bisa dilewatkan. Demikian pula yang paling banyak menyedot anggaran, yakni kebutuhan pokok seperti sembako, bumbu dan makanan untuk kebutuhan keluarga. Muslimah paham betul wajibnya memenuhi hajatun udhawiyah berupa kebutuhan makan dan minum yang halal dan bergizi, sehingga tidak kikir menyediakannya demi kesehatan dan kesejahteraan

keluarga. Tak lupa kebutuhan anak, meliputi biaya sekolah, piranti sekolah, cemilan atau bahkan mainan untuk mengasah imajinasi dan kecerdasannya. Ini juga harus dikeluarkan dengan cermat tanpa buang-buang uang. Nah, kunci dari keseimbangan dalam berbelanja adalah rasa syukur. Insya Allah, seberapapun uang belanja asal syukur akan merasa cukup dan dicukupkan oleh Allah SWT. WallahuĂĄlam.[] kholda

Konsultasi

Diasuh oleh: Dra (Psi) Zulia Ilmawati Assalamu'alaikum Wr.Wb Ibu Pengasuh Rubrik Konsultasi Keluarga yang dirahmati Allah, bagaimana sikap terbaik saya menghadapi mertua yang tidak suka saya tinggal menumpang di rumahnya, sementara suami saya minta saya untuk tetap tinggal di rumah orang tuanya ketika dia mencoba mencari peruntungan di kota. Dia tidak mengizinkan saya untuk tinggal dengan orang tua saya sendiri. Diapun juga tidak berkenan jika saya ikut dia hidup di kota dengan alasan supaya saya tidak ikut merasakan hidup susah bersamanya. Terima kasih saran dan masukannya. Wassalamu'alaikum Wr.Wb Yuyun-Pantura Jawa Wa'alaikumsalam Wr.Wb. Ibu Yuyun yang baik, Setelah menikah, suami mempunyai kewajiban untuk menyediakan tempat tinggal bagi istri di tempat tinggal yang layak, sehingga istri terjaga kehormatannya dan merasakan kedamaian dalam kehidupan berumah tangga bersama suami. Jika suami mempunyai kewajiban untuk menyediakan tempat tinggal yang memberikan kedamaian, rasa aman dan privacy bagi istri, maka secara seimbang istri mempunyai kewajiban untuk tinggal di tempat yang sudah disediakan suaminya. Maka, ketika Anda diminta suami untuk tinggal bersama orang tuanya (mertua) saat suami mencari peruntungan di kota, sudah semestinya Anda menerimanya. Apa yang

Menantu dan Mertua suami lakukan pada Anda, insya Allah sudah dengan banyak pertimbangan. Ibu Yuyun yang baik, Tentang mertua yang tidak suka Anda tinggal di rumahnya, cobalah untuk mencari tahu sebabnya. Bisa jadi karena persoalan-persoalan kecil, terkait dengan adaptasi atau komunikasi. Karena, pernikahan sejatinya tidak hanya mempertemukan sepasang manusia, tapi juga dua keluarga. Maka, di antara persiapan penting yang dibutuhkan untuk menjalani pernikahan adalah kesiapan diri untuk menerima dengan ikhlas keadaan calon pasangannya, dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Dan yang juga tidak kalah penting adalah kesiapan untuk menerima keadaan keluarganya terutama kedua orang tuanya dengan apa adanya. Suka atau pun tidak, ketika kita menikahi pasangan kita, itu artinya kita membawa serta semua keluarganya untuk masuk dalam kehidupan kita. Di sinilah pentingnya memahami bahwa ketika menikah ternyata proses adaptasi bukan hanya kita lakukan terhadap suami tapi juga kepada ibu, ayah dan saudara-saudaranya. Ibu Yuyun yang baik, Setiap keluarga memang memiliki sifat dan kebiasaan yang berbeda-beda, perbedaan inilah yang harus dipahami dan disesuaikan jika harus tinggal

bersama sang mertua. Perasaan takut dan tertekan sering kali muncul sehingga terkadang menimbulkan konflik antara mertua dan menantu. Konflik antara menantu dan mertua juga seringkali terjadi karena kurangnya komunikasi yang terjalin antara kedua belah pihak. Persepsi tentang mertua yang terkesan suka mengkritik, menggurui, merasa lebih baik dan sebagainya biasanya muncul bagi mereka yang kurang mengenal sang mertua sehingga perasaan tertekan bisa timbul sejak dari awal. Ibu Yuyun yang baik, Jika Anda sudah menemukan sebabnya, bicarakan dengan suami. Hal yang wajar jika terdapat gesekan demi gesekan antara menantu dan mertua. Jangankan dengan mertua, dengan orang tua sendiri yang melahirkan kita pun kadang konflik itu terjadi.

Setelah dibicarakan dengan suami, dan tinggal bersama mertua tetap menjadi pilihan dan kehendak suami, maka berusahalah untuk selalu menampakkan rasa hormat kepada mertua dalam kondisi dan situasi apapun. Bersabarlah, berbaik sangka, berhenti mengeluh tentang sikap dan perbuatan mertua. Sampaikan kapan pun mertua mempunyai hak penuh atas putranya. Menyayangi dan mencintai mertua adalah kewajiban Anda sebagai menantunya. Jika Anda mencintai suami, maka harus bisa mencintai mertua serta keluarganya. Anggaplah mertua sebagai orang tua sendiri, sekaligus sebagai teman. Dengan begitu akan lebih mudah bagi Anda untuk mendekatinya. Insya Allah dalam setiap kebaikan akan diikuti dengan kebaikan yang lain, begitu juga sebaliknya.[]


Media Umat | Edisi 105, 7 -27 Rajab 1434 H/ 17 Mei - 6 Juni 2013

25


26

Media Umat | Edisi 105, 7 -27 Rajab 1434 H/ 17 Mei - 6 Juni 2013

Ustadz Menjawab

Talak Kinayah Diasuh Oleh: Ust M Shiddiq Al Jawi Tanya : Ustadz, apakah sudah jatuh talak, ketika suami berkata kepada istrinya,”Pulang saja kamu ke rumah orang tuamu” ? (Yeye, Bantul) Jawab : Syaikh Wahbah Az Zuhaili dalam kitabnya Al Fiqh Al Islami wa Adillatuhu menjelaskan bahwa ucapan (lafazh) yang digunakan untuk menjatuhkan talak ada dua macam, yaitu ucapan yang sharih (jelas) dan ucapan yang kinayah (sindiran). Ucapan itu bisa jadi berupa ucapan berbahasa Arab ataupun selain bahasa Arab yang menurut bahasa (lughah) dan kebiasaan ('urf) digunakan untuk menjatuhkan talak, baik itu diucapkan langsung (bil lafzhi), atau dengan tulisan (bil kitabah), atau dengan isyarat (bil isyarah). (Wahbah Az Zuhaili, Al Fiqh Al Islami wa Adillatuhu, 9/356; Al Mausu'ah Al Fiqhiyyah, 29/17). Dua macam ucapan (lafazh) talak tersebut adalah; Pertama, ucapan talak yang sharih (jelas), yaitu ucapan yang jelas maksudnya dan menurut kebiasaan digunakan untuk menjatuhkan talak, seperti kata “thalaaq” (bahasa Arab), “talak” atau “cerai” (bahasa Indonesia), atau “pegat” (bahasa Jawa), dan sebagainya. Misalnya suami mengucapkan kepada istrinya dalam bahasa Arab, “Thallaqtuki” (kamu saya talak), atau dalam bahwa Indonesia, ”Kamu saya talak.” Atau dalam bahasa Jawa, ”Kowe tak pegat.” (Kamu saya ceraikan). Hukum ucapan talak yang sharih seperti ini adalah bahwa talak dihukumi telah jatuh menurut kesepakatan seluruh fuqaha, tanpa

melihat lagi niat dari suami ketika mengucapkannya. Artinya, baik suami berniat menceraikan atau tidak, talak tetap jatuh. Maka pada saat suami mengatakan kepada istrinya, ”Kamu saya talak,”, talak dihukumi telah jatuh walaupun suami mengklaim bahwa dia sebenarnya tidak berniat menjatuhkan talak. (Wahbah Az Zuhaili, Al Fiqh Al Islami wa Adillatuhu, 9/358; Al Mausu'ah Al Fiqhiyyah, 29/18, Musthofa bin Al 'Adawi, Ahkam Al Thalaq fi Al Syari'ah Al Islamiyyah, hlm. 34). Kedua, ucapan talak kinayah (sindiran), yaitu ucapan yang bisa berarti talak namun juga bisa berarti bukan talak dan masyarakat tidak biasa menggunakan ucapan itu untuk menjatuhkan talak. Misalkan ucapan suami kepada istrinya, ”Pulanglah kamu ke keluargamu!” (Arab : ilhaqiy biahliki), atau ucapan suami kepada istrinya, ”Keluar kamu dari rumah ini!” atau, ”Pergi kamu!” dan sebagainya. (Wahbah Az Zuhaili, Al Fiqh Al Islami wa Adillatuhu, 9/358; Musthofa bin Al 'Adawi, Ahkam Al Thalaq fi Al Syari'ah Al Islamiyyah, hlm. 35). Hukum ucapan talak kinayah ini adalah bahwa talak tidak jatuh, kecuali jika disertai niat untuk menceraikan. Alasannya, karena ucapan talak secara kinayah ini memang mengandung dua kemungkinan makna, yaitu bisa berarti menjatuhkan talak atau bisa juga tidak menjatuhkan talak. Misalnya ucapan suami kepada isterinya,”Pulanglah kamu ke rumah orang tuamu,” bisa jadi suami bermaksud menceraikan namun bisa jadi suami tak bermaksud menceraikan namun hanya menyuruh isterinya pulang ke rumah orang tuanya karena kesal. Maka dari itu, ucapan

talak kinayah ini tidak berarti menjatuhkan talak, kecuali disertai niat dari suami untuk menceraikan. Ini juga disepakati seluruh fuqoha. (Wahbah Az Zuhaili, Al Fiqh Al Islami wa Adillatuhu, 9/359; Al Mausu'ah Al Fiqhiyyah, 29/18). Jika seorang suami mengklaim di hadapan hakim (qadhi), bahwa dia sebenarnya tidak meniatkan cerai ketika mengucapkan talak secara kinayah, klaimnya diterima, yakni hakim memutuskan tidak jatuh talak, asalkan suami mengucapkan sumpah di hadapan hakim. Jika suami mengklaim tak berniat menceraikan tapi tak berani bersumpah, maka klaimnya tak diterima dan hakim memutuskan bahwa talaknya telah jatuh. (Wahbah Az Zuhaili, Al Fiqh Al Islami wa Adillatuhu, 9/359). Kesimpulannya, ucapan suami kepada istrinya, ”Pulang saja kamu ke rumah orang tuamu!” termasuk ucapan talak secara kinayah (sindiran) dan talaknya dihukumi jatuh jika suami memang berniat menceraikan. Jika tak berniat menceraikan, talaknya tidak jatuh. Wallahu a'lam.[]

Opini

Muktamar Khilafah 2013 Momentum Perubahan Dunia Menuju Peradaban Gemilang Oleh: Bey Laspriana, Ketua IDC Infokom HTI

D

ua Juni 2013 kembali akan ditoreh sebuah momentum penting perjuangan Islam di Indonesia dengan akan digelarnya “Muktamar Khilafah 2013”. Pertemuan akbar yang akan dihadiri oleh lebih dari 100.000 peserta kaum Muslimin dari berbagai kalangan, menyatu dalam satu semangat menggaungkan tegaknya kembali Khilafah Islamiyyah ala minhaji nubuwwah di bumi Allah. Bukan saja kalangan ulama yang memberikan dukungannya untuk hadir, tapi juga dari kalangan pengusaha; intelektual; mubaligh-mubalighah; aktivis mahasiswa dan pelajar, demikian pula dari para tokoh masyarakat. Sebagai sebuah entitas masyarakat Muslim terbesar di dunia, Indonesia sudah seharusnya menjadi motor penggerak terjadinya perubahan besar dunia menuju peradaban yang lebih baik, yaitu khilafah. Tanpa khilafah, peradaban yang didambakan oleh banyak kaum Muslimin dunia tidak akan pernah terjadi.

Dan tanpa khilafah pembuktian bahwa Islam akan menjadi rahmat bagi seluruh umat manusia dan alam tidak pernah terbukti. Setidaknya ada tiga alasan penting mengapa Muktamar Khilafah 2013 ini menjadi amat penting dan strategis. Pertama, dunia telah menyaksikan dan merasakan betapa rusaknya kehidupan saat ini lantaran diterapkannya demokrasi sebagai sistem sekuler yang mengatur seluruh aspek kehidupan manusia. Kemakmuran semu dari sistem ekonomi ribawi, telah menciptakan negara-negara tak berdaya akibat jerat utang atas nama 'bantuan'. Begitu pula praktek politik yang makin miris

karena tak pernah lepas dari kepentingan partai ketimbang kepentingan rakyat dan makin maraknya korupsi berjamaah yang dilakukan oleh pelaku politik di partai; lembaga legislatif; lembaga yudikatif; bahkan kementerian dan instrumen pemerintah lainnya. Kita juga melihat betapa sulitnya masyarakat saat ini untuk mendapatkan fasilitas pendidikan dan kesehatan yang murah dan memadai. Dan disaat yang sama, kini generasi muda kita terancam dengan budaya hedonis dan kebebasan yang makin parah. Pergaulan dan seks bebas, aborsi, ketagihan narkoba, perkelahian adalah cermin anak muda kita saat ini. Masihkah harus me-

nunggu sebuah azab yang lebih berat lagi dari apa yang kita rasakan saat ini? Kedua, umat manusia di mana pun kini mencari sebuah alternatif sistem yang mampu memberikan layanan kehidupan yang lebih baik, adil dan menyejahterakan tanpa pandang bulu. Sebuah sistem multidimensi yang memberikan garansi dunia dan akhirat. Sebuah pengaturan hidup yang memberikan ruang bagi mereka yang mendambakan kebahagiaan hakiki dalam bingkai ibadah. Yang kesemuanya itu tidak didapatkan dalam alam demokrasi saat ini. Maraknya pergolakan yang terjadi di berbagai belahan dunia membuktikan semangat pencarian itu. Jika demikian, sistem hidup manalagi yang bisa diharapkan selain Islam dengan syariah dan khilafahnya? Ketiga, khilafah adalah riil. Ia bukan khayalan, dan ia juga bukanlah ilusi orang-orang yang putus asa. Orang-orang yang beriman dan percaya akan RasulNya, pasti selalu yakin dengan nubuwwah yang disampaikan

oleh Baginda Muhammad SAW. “Di tengah-tengah kalian terdapat masa kenabian yang berlangsung selama Allah menghendakinya. Lalu dia mengangkatnya ketika Dia berkehendak. Kemudian akan ada masa kekhilafahan yang mengikuti manhaj kenabian yang berlangsung selama Allah menghendakinya. Lalu Dia mengangkatnya saat Dia berkehendak. Kemudian akan ada masa kekuasaan yang zalim yang berlangsung selama Allah menghendakinya. Lalu Dia mengangkatnya, ketika Dia berkehendak. Kemudian akan ada masa kekuasaan diktator yang menyengsarakan, yang berlangsung selama Allah menghendakinya. Lalu Dia mengangkatnya. Selanjutnya akan muncul kembali masa kekhilafahan yang mengikuti manhaj kenabian.” Setelah itu beliau diam. (HR. Ahmad). Wallahu a'lam.[]


Media Umat | Edisi 105, 7 -27 Rajab 1434 H/ 17 Mei - 6 Juni 2013

27


28

Media Umat | Edisi 105, 7 -27 Rajab 1434 H/ 17 Mei - 6 Juni 2013

Mancanegara

Mengapa Israel Membom Damaskus? Pengeboman ini yang diarahkan Israel pada struktur militer Assad menjadi sinyal ketidaksenangan Israel atas kebijakan Amerika

A

had (5/5) lalu, Israel menyerang beberapa kompleks elite militer Suriah yang memiliki keamanan yang tinggi di ibukota Damaskus, dekat istana presiden. Serangan yang menghancurkan itu menargetkan basis-basis pasukan elite Pengawal Republik dan pusat peneliteian terkemuka. Setelah serangan itu, Israel mengerahkan dua dari sederetan rudal anti rudal Iron Dome di perbatasannya di wilayah utaranya, yang dekat dengan Suriah dan Lebanon Selatan. Serangan ini menyusul terjadinya dua serangan kecil lainnya pada konvoi militer, yang diklaim akan mengarah kepada Hizbullah di Lebanon. Pertanyaan yang timbul adalah tentang kekuatan bom yang mengguncang ibukota dan yang apa yang menjadi target-target serangan. Israel yakin bahwa serangan-serangan tersebut, yang dianggap oleh rezim Suriah sebagai "tindakan perang", tidak

Pukul 07.30-08.00 WIB

akan memicu tindakan balasan yang berarti karena lemahnya kekuatan militer Assad. Tidak mengherankan, Menteri Informasi Suriah dilaporkan mengatakan bahwa pemerintahnya, "berhak untuk merespon serangan itu dengan caranya sendiri," . Sebuah pernyataan yang selalu dikatakan oleh rezim Assad selama bertahun-tahun setiap kali terjadinya serangan oleh Israel, namun tidak diikuti dengan tindakan balasan. Rezim Assad saat ini berada dalam posisi yang sangat lemah sehingga milisi Hizbullah, telah menjadi bagian inti dari strategi kelangsungan hidup dan sarananya untuk melakukan tindakan keras terhadap para pejuang perlawanan. Diperkirakan 2.000 2.500 anggota pejuang Hizbullah yang terlatih telah dilaporkan berada di Suriah. Strategi AS di Suriah telah berubah terus sejak awal revolusi. Pada awalnya, AS berpik ir pemberontakan bisa dihancurkan aparat keamanan Assad,

sehingga kebijakannya adalah menunggu dan melihat apa yang terjadi. Namun yang mengejutkan, pemberontakan itu berubah menjadi revolusi sehingga AS mensponsori terbentuknya Dewan Nasional Suriah (SNC) yang bertujuan membentuk pemerintahan transisi. Kedua langkah ini berujung pada kegagalan, sehingga AS melanjutkan dengan persiapan skenario terburuk sehingga mereka mungkin akan terlibat langsung jika rezim Assad jatuh. AS telah gagal mempersiapkan sebuah pemerintahan alternatif yang akan memenuhi opini publik penduduk Suriah. Tentu saja hal ini menimbulkan dilema tentang bagaimana agar Amerika bisa terus menjaga kepentingannya di negara yang strategis ini. AS enggan mempersenjatai pihak oposisi sampai saat ini karena adanya sentimen Islam yang dominan di antara mayoritas pejuang. Selama beberapa bulan terakhir, dikarenakan kurangnya pilihan yang penting bagi AS di Suriah, pemerintahan Obama telah melakukan strategi 'counter-balancing' baik terhadap rezim maupun terhadap pejuang di kedua belah pihak dan tidak memberikan dukungan yang lebih bagi salah satu pihak, sehingga keadaan 'deadlock (buntu)' atas konflik itu tetap bertahan. Negara ini berharap hal ini bisa melemahkan kedua belah pihak hingga mereka setuju bernegosiasi dan membentuk pemerintah transisi melalui proses politik yang mendukung kepentingan-kepentingan AS dengan mempertahankan sebagian dominasi Alawit dalam pemerintah Suriah di masa depan. Ancaman terbesar dari strategi 'deadlock' ini adalah negara itu akan tergelincir ke dalam perang saudara yang akan meluas ke negara-negara tetangga Suriah sehingga wilayah itu dilanda kekacauan. AS, selain berencana mengendalikan aliran senjata bagi para pejuang, menyarankan Turki untuk menutup perbatasannya dengan Suriah. AS

juga mendukung Yordania dengan mengirimkan pasukannya untuk menjaga perbatasan selatan Suriah. Apa yang luput dari pengawasan adalah perbatasan dengan Lebanon dan Irak. Di sana terdapat jalur pasokan rezim Suriah yang luas dan pintu masuk kelompok Hizbullah . Memang di Dataran Tinggi Golan (yang berhadapan dengan Israel), terjadi pertempuran-pertempuran kecil. Namun tidak ada partai, rezim maupun para pejuang yang menganggapnya sebagai ancamaan yang serius. Ancaman nyata dari wilayah utara Israel sebenarnya adalah Hizbullah dan bukan rezim Suriah. Pada tahun 2006, Israel dikalahkan dalam perang 33 hari di Lebanon saat Hizbullah mampu secara strategis mengancam kantung-kantung penduduk Israel yang utama dengan kemampuan rudalnya. Pekan lalu, pemimpin tertinggi Hizbullah, Hassan Nasrullah, mengumumkan bahwa kelompoknya akan terus membela Suriah dan akan terus mengirimkan para pejuangnya untuk bisa memastikan terus bertahan dan hidupnya rezim Assad dari konflik itu. Dengan bantuan kepada rezim Assad yang semakin melemah, Hizbullah mengharapkan imbalan yang mahal atas dukungannya itu, berupa persenjataan canggih. Israel khawatir, Hizbullah akan menjadi kuat dengan memiliki persenjataan canggih. Hal ini merupakan 'garis

merah' bagi Israel. Sementara AS menutup mata atas dukungan Hizbullah terhadap rezim Assad, demi menjaga terus berlangsungnya strategi deadlock, yang akan menyebabkan Hizbullah meningkatkan kemampuan militernya yang akhirnya akan berbenturan dengan kepentingan Israel. Oleh karena itu, pengeboman ini yang diarahkan Israel pada struktur militer Assad menjadi sinyal ketidaksenangan Israel atas kebijakan Amerika, dan ancaman bagi rezim Suriah untuk menghentikan transfer senjata tersebut. Obama menanggapi serangan ini dengan mengatakan, "Israel dibenarkan untuk mencegah penyediaan senjata bagi Hizbullah.� Sehari setelah pengeboman itu, Ketua Komite Hubungan Luar Negeri pada Senat AS, Bob Menendez, dari Partai Demokrat, memperkenalkan RUU untuk mempersenjatai para pejuang Suriah, yang memberi "sinyal" perubahan dalam kebijakan AS di Suriah. RUU yang diajukan ke senat itu menyangkal terjadinya transfer teknologi rudal anti-pesawat, yang dibutuhkan oleh para pejuang. Seperti biasa, AS berusaha menenangkan Israel namun pada saat yang sama terus melanjutkan strategi "contrabalancing" terhadap rezim dan para pejuang untuk mengamankan kepentingannya sendiri.[] abu anas/rz

Israel Tidak Menginginkan Rezim Assad Jatuh

C

ampur tangan Israel dalam perang di Suriah masih sangat terbatas. Sebagian, campur tangan itu adalah karena sejarah panjang hubungan Israel dengan rezim Assad, yang secara konsisten mempertahankan perdamaian di sepanjang perbatasan kedua negara. Pada akhirnya, Israel lebih percaya kepada Presiden Bashar al-Assad dibandingkan dengan penggantinya di masa mendatang. Pada bulan Oktober tahun 1995, Perdana Menteri Israel Yitzhak Rabin menelepon Presiden Mesir Husni Mubarak untuk memberitahukan kepadanya bahwa perdamaian telah dilakukan antara Israel dan Suriah. Dua minggu kemudian, Rabin ditemukan sudah mati, dibunuh oleh seorang fanatik Yahudi Israel reaksioner; perjanjian damai yang digagas Rabin pun mati setelah kematiannya. Tapi Israel berharap agar kesepakatan damai dengan rezim Assad tetap bertahan. Upaya menjaga perjanjian damai dengan rezim Assad ini dilakukan oleh perdana menteri Israel baik Ehud Barak, Ehud Olmert, maupun Benjamin Netanyahu . Tujuan strategis Israel yang paling signifikan berkaitan dengan Suriah adalah suatu perdamaian yang stabil, dan itu bukan perang sipil yang berlangsung saat ini. Israel tahu satu hal penting tentang Assad: selama 40 tahun terakhir, mereka telah berhasil mempertahankan keadaan yang tenang di sepanjang perbatasan. Secara teknis, kedua negara selalu berperang Suriah belum secara resmi mengakui Israel - namun Israel telah mampu mengandalkan pemerintah Hafez dan Bashar Assad untuk memaksakan Perjanjian Pemisahan Kekuatan Militer sejak tahun 1974. Kedua belah pihak setuju untuk melakukan gencatan senjata di Dataran Tinggi Golan, yang menjadi titik sengketa di sepanjang perbatasan kedua negara. Memang, bahkan saat pasukan Israel dan Suriah terkunci dalam pertempuran sengit pada tahun 1982 selama perang saudara di Lebanon, perbatasan tetap tenang. []


Media Umat | Edisi 105, 7 -27 Rajab 1434 H/ 17 Mei - 6 Juni 2013

Rezim Bangladesh Bantai Kaum Muslim Protes umat Islam terhadap blogger Atheis yang menghina Rasulullah SAW dijawab dengan peluru tajam oleh rezim sekuler Bangladesh.

R

ezim sekuler Bangladesh kembali menunjukkan kebenciannya terhadap umat Islam. Diperkirakan lebih 2.500 demontran yang menuntut hukuman terhadap blogger atheis di negeri itu dibantai oleh rezim penguasa. Situs www.humanrights.asia, Senin (6/5) menyatakan bahwa telah terjadi serangkaian serangan terhadap para demonstran sekitar pukul 03:00, 6 Mei 2013. Banyaknya orang yang terluka dan orang yang tewas sulit untuk dipastikan pada saat itu. The Daily Star, surat kabar Bangladesh, menyatakan lima orang telah tewas. Namun, beberapa laporan internet menyebutkan bahwa jumlah yang tewas bisa sebanyak 2.500 atau lebih. Gambar-gambar mayat korban pembantaian juga telah tersebar melalui internet. Saluran berita utama di Bangladesh dibungkam. Dua saluran televisi swasta yang menampilkan film dari serangan terhadap para demonstran itu ditutup. Pihak berwenang pada pagi harinya, mengenakan Pasal 144 KUHP Bangladeshtahun 1898, (ketentuan yang serupa dengan UU darurat dalam negeri) di Kota Dhaka.

Mancanegara

29

Berdasarkan UU ini lebih dari empat orang tidak diizinkan berkumpul di tempat umum dan pernyataan yang benar-benar melarang protes umum. Lebih buruk lagi, otoritas pemerintah bisa menggunakan kekuatan militer yang mematikan terhadap warga sipil di bawah ketentuan ini. Semua bentuk pertemuan umum, demonstrasi dan protes telah dilarang hingga tengah malam. Komisi HAM ASIA (AHRC) menyatakan pasukan keamanan, termasuk para penjaga perbatasan Bangladesh, Batalyon Gerak Cepat dan Polisi, mulai menindak keras terhadap para demonstran Hefazat-E-Islam pada hari Senin pagi. Menurut informasi yang belum diverifikasi yang diterima oleh AHRC, sejumlah besar orang telah tewas. Banyak korban yang ditembak dari jarak dekat aparat negara. Tampaknya masyarakat internasional yang berada di Dhaka sepenuhnya menyadari penumpasan brutal dan eksekusi di luar hukum telah terjadi di Dhaka dan di pinggiran kota. Dilaporkan bahwa pasukan keamanan menggunakan artileri berat, yang biasanya digunakan dalam perang. Bangladesh menjadi negara yang sangat kejam. Aksi demonstrasi besar-besaran itu dipicu oleh penolakan terhadap postingan blog mengenai Nabi Muhammad SAW yang sangat menghina. Dilaporkan sejumlah besar pengunjuk rasa berkumpul di Dhaka sejak pagi (5/5) di bawah payung kelompok bernama Hefazat-E-Islam. Demonstran menuntut hukuman terhadap orang yang disebut 'blogger atheis'. Blogger ini diduga berada di bawah perlindungan aparat negara, karena menulis materi yang menghujat. Hefazat-EIslam telah menuntut 13 poin termasuk undang-undang tentang penghujatan, reformasi negara terrhadap 'kebijakan atas kaum wanita' pemakaian nama Allah dalam konstitusi. Bentrokan itu meningkatkan ketegangan antara pemerintah dan kelompokkelompok Islam, dan terjadi di tengah bencana runtuhnya bangunan, yang telah menewaskan lebih dari 1.000 pekerja. Pemerintah Sheikh Hasina mendapat tekanan yang meningkat karena kegagalannya memperbaiki kondisi kerja bagi para pekerja. Sebelumnya, pada 24/11/2012 kebakaran terjadi di Dhaka pada sebuah pabrik garmen dan menewaskan 117 orang dan sedikitnya 200 orang terluka. Pada waktu itu, ribuan pekerja garmen memprotes di lokasi kebakaran dan menuntut kondisi kerja yang lebih baik. Namun, pemerintah hanya melakukan sedikit untuk meyakinkan para pekerja dan hampir tidak melakukan apapun untuk mengurangi kerugian bisnis internasional. Kondisi kerja yang mengerikan bukanlah satu-satunya masalah yang membuat rakyat marah. Selama beberapa waktu, pemerintah terlibat dalam upaya jahat untuk mengekang peran politik Islam dalam masyarakat Bangladesh. Penangkapan yang sewenang-wenang dan penyiksaan terhadap para aktivis Islam, penculikan dan pembunuhan rahasia terhadap orang-orang, dan dorongan yang terang-terangan untuk melakukan sekulerisasi terhadap masyarakat Bengali. Kondisi itu memicu bangkitnya perasaan Islam, dan mendorong rakyat untuk turun ke jalan dan memprotes terjadinya erosi nilai-nilai Islam. Peristiwa yang terbaru yang memberikan dukungan kepada kaum liberal untuk menyerang Islam telah memperparah polarisasi dalam masyarakat.[] rz/af, dari berbagai sumber


30

Media Umat | Edisi 105, 7 -27 Rajab 1434 H/ 17 Mei - 6 Juni 2013

Hikmah

Orang-orang Terlaknat

D

i dalam banyak nash Alquran maupun asSunnah, Allah SWT bukan hanya melaknat orang-orang musyrik dan kafir karena kesyirikan dan kekufuran mereka, tetapi juga melaknat para pelaku maksiat dari kalangan kaum Muslim. Sebagai Muslim, tentu kita sepatutnya sangat khawatir dan amat takut terhadap laknat Allah SWT. Sebab, saat Allah SWT melaknat hambaNya, tentu hal itu menunjukkan bahwa Dia murka kepada hamba-Nya itu. Saat Allah murka kepada hamba-Nya dengan melaknat dirinya, maka tidak ada seorang pun yang bisa menolong hamba tersebut. Allah SWT berfirman (yang artinya): Siapa saja yang Allah laknat tidak akan memiliki seorang pun yang bisa menolong dirinya (TQS anNisa' [4]: 52). Siapa pelaku maksiat yang dilaknat Allah SWT? Pertama: pemakan riba dan orang-orang yang terlibat di dalamnya. Rasulullah SAW bersabda, “Allah melaknat pemakan riba (pemberi pinjaman dengan riba), peminjam-

nya, saksinya dan penulisnya.” (HR Ahmad). Kedua: pria yang menyerupai wanita atau sebaliknya, sebagaimana sabda Rasulullah SAW, “Allah melaknat kaum pria yang menyerupai wanita dan kaum wanita yang menyerupai pria.” (HR Ahmad). Ketiga: seseorang yang mencela/melaknat kedua orang tuanya. Rasulullah SAW bersabda, “Allah melaknat orang yang mencela/melaknat kedua orang tuanya.” (HR Muslim) Keempat: orang yang menyembelih hewan bukan atas nama Allah, sebagaimana dalam lanjutan hadits di atas, “Allah SWT melaknat orang yang menyembelih hewan atas nama selain Allah SWT” (HR Muslim). Kelima: orang yang mengubah batas-batas (kepemilikan) tanah, sebagaimana dalam lanjutan hadits yang sama di atas, “Allah melaknat orang yang mengubahubah batas-batas tanah.” (HR Muslim). Keenam: perempuan yang menyambung rambutnya (termasuk mengenakan wig/rambut palsu, pen.). Rasulullah SAW bersabda, “Allah melaknat wanita yang menyambung rambutnya dan wanita yang meminta agar rambutnya disambung (dengan rambut palsu)” (HR alBukhari dan Muslim). Ketujuh: khamer dan orang-orang yang berhubungan langsung dengan khamer. Mereka adalah peminumnya, orang yang menuangkannya, pembelinya, penjualnya, pengantarnya, yang meminta khamer itu diantarkan, orang yang membawanya dan yang meminta khamer itu dibawakan (HR Abu Dawud). Kedelapan: orang-orang yang menjadikan kuburan para nabi sebagai masjid. Rasul SAW bersabda, “Allah melaknat suatu kaum yang menjadikan kuburan para nabi sebagai masjid.” (HR an-Nasa'i). Kesembilan: orang yang menyerupai binatang, sebagaimana sabda Nabi SAW, “Allah melaknat orang yang

Pelayan Tamu Allah Napak Tilas Perjuangan Rasulullah SAW

menyerupai hewan.” (HR an-Nasa'i). Kesepuluh: orang yang mengubah-ubah ciptaan Allah SWT, seperti: operasi mengubah kelamin atau operasi plastik semata-mata demi alasan penampilan atau kecantikan. Rasul SAW bersabda, “Allah melaknat orangorang yang mengubah-ubah ciptaan Allah.” (HR an-Nasa'i). Kesebelas: orang yang melakukan praktik kaum Nabi Luth (kaum homo/gay atau lesbian), sebagaimana sabda Nabi SAW, “Allah melaknat orang yang mempraktikkan perbuatan kaum Nabi Luth (kaum homo/gay, lesbian)— sampai tiga kali.” (HR Ahmad). Kedua belas: penyuap dan yang disuap, sebagaimana sabda Nabi SAW, “Allah melaknat penyuap dan yang disuap dalam urusan hukum/pemerintahan.” (HR Ahmad). Ketiga belas: orang yang melaknat orang lain yang tidak layak untuk dilaknat. Rasulullah SAW bersabda, “Jika seorang hamba melaknat sesuatu, maka laknat itu akan naik ke langit. Lalu pintu-pintu langit ditutup. Kemudian laknat itu turun ke bumi. Namun, pintu-pintu bumi pun ditutup. Lalu ia terbang ke kanan dan ke kiri. Jika laknat itu tidak menemukan tempat yang menjadi sasarannya, maka ia akan menimpa orang yang dilaknat jika ia pantas mendapatkan laknat itu. Namun, jika orang tersebut tidak pantas mendapatkan laknat itu, maka laknat tersebut akan kembali kepada orang yang melontarkannya. (HR Abu Dawud dan al-Baihaqi). Allah SWT pun melaknat pelaku kesyirikan, mereka yang mengklaim dirinya bersih/suci, mereka yang mendustakan (ayat-ayat) Allah serta mereka yang mengimani dan tunduk kepada thaghut (segala sesuatu selain Allah SWT) (Lihat: QS an-Nisa' [4]: 47-52). Semoga kita terjauhkan dari segala laknat Allah SWT tersebut. Wa ma tawfiqi illa bilLah. [] abi


Media Umat | Edisi 105, 7 -27 Rajab 1434 H/ 17 Mei - 6 Juni 2013

31


MUKTAMAR KHILAFAH 2013

Kendari, Sulawesi Tenggara

Yogyakarta

Samarinda, Kalimantan Timur

Banjarmasin, Kalimantan Selatan

Lampung

Semarang, Jawa Tengah

Palembang, Sumatera Selatan

Bengkulu

Ambon

Jambi

Songsong kelahiran dunia baru yang menyejahterakan umat di bawah naungan Syariah dan Khilafah

Batam

Palangkaraya, Kalimantan Tengah

19 Mei 2013 Makassar | Luwuk Banggai | Manado | Tanjung Pinang

26 Mei 2013 Bangka Belitung | Banda Aceh | Gorontalo | Kupang | Mataram | Medan Padang | Palu | Pekanbaru | Pontianak | Surabaya | Ternate

2 Juni 2013 Stadion Gelora Bung Karno Jakarta www.hizbut-tahrir.or.id


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.