Mu 106

Page 1

Edisi 106, 1 - 11 Sya’ban1434 H/ 10 - 20 Juni 2013

EDISI KHUSUTASMAR

UK LIPUTAN M 2013 KHILAFAH

Harga Rp. 7500,- Luar jawa Rp. 9500,-

MUKTAMAR KHILAFAH GONCANG INDONESIA www.mediaumat.com

Sosok: Hisham Albaba

Mancanegara

Penyatu Perjuangan Mujahidin dan Rakyat Suriah

Media Utama

Wawancara: Utsman Bakhash

Ustadz Menjawab

Ketua Maktab I’lamiy Hizbut Tahrir Suria

Direktur Kantor Media Pusat (CMO) Hizbut Tahrir

Umat Sudah Siap Dinaungi Khilafah

Islam Moderat, Propaganda Barat Seruan Khilafah dari Jantung Indonesia Batasan Bertaklid dalam Satu Masalah


2

Salam

Media Umat | Edisi 106, 1 - 11 Sya’ban 1434 H/ 10 - 20 Juni 2013

Media Pembaca

Salam Redaksi Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuhu Salam Perjuangan! Alhamdulillah, kami bisa hadir kembali ke ruang baca Anda di penghujung bulan Rajab ini. Semoga kita semua mendapatkan barakah dari Allah SWT di bulan suci ini. Aamiin. Pembaca yang dirahmati Allah, bulan ini penuh makna dalam perjalanan sejarah umat Islam. Paling tidak ada tiga peristiwa besar di dalamnya. Yang paling dikenal oleh kaum Muslim adalah peristiwa Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW pada 27 Rajab. Yang kedua adalah pembebasan kembali Al Quds oleh Shalahuddin Al Ayubi pada 27 Rajab 583 H dari tangan tentara Salib tanpa pertumpahan darah sama sekali. Yang ketiga, runtuhnya negara Khilafah Utsmaniyah di Turki oleh Mustafa Kemal Attaturk, seorang Yahudi, pada 28 Rajab 1342 H (3 Maret 1924). Ketiganya bukan sekadar peristiwa, tapi ada konsekuensinya. Peristiwa Isra' Mi'raj menjadi awal diperintahkannya kewajiban shalat sekaligus ujian keimanan kepada kaum Muslimin terhadap peristiwa yang tampak aneh pada masa itu. Sayangnya, kewajiban itu kini tidak ada yang menjaga. Seolah-olah shalat itu hukumnya mubah, boleh shalat atau tidak. Fakta ini terjadi karena Khilafah tidak ada. Salah satu fungsi khilafah adalah menjaga agama. Begitu penjaganya tidak ada maka hukum itu jadi tidak tegak. Pembaca yang dirahmati Allah, secara hukum menegakkan khilafah hukumnya wajib. Secara empiris, kaum Muslimin saat ini butuh khilafah untuk mengatasi berjibun masalah yang melanda mereka. Tidak hanya di Indonesia tapi di seluruh negeri-negeri Muslim. Hanya dengan khilafah inilah, kaum Muslimin akan hidup penuh keberkahan. Nah, edisi ini kami hadir spesial, 40 halaman. Ada peristiwa besar di Indonesia yakni Muktamar Khilafah yang berlangsung di 30 kota lebih. Muktamar itu menjadi ajang untuk mengingatkan kembali kewajiban agung, bahkan paling agung, yakni menerapkan syariah dalam bingkai khilafah. Peristiwa yang begitu besar sayang kalau kita lewatkan. Kami beri porsi foto-foto cukup banyak. Ini penting sebab ternyata media massa nasional tampak buta dengan adanya peristiwa ini. Hanya sedikit yang mengangkatnya dalam pemberitaan mereka. Ini kian menguatkan sinyalemen selama ini bahwa tidak ada media massa yang netral dan mengemban agenda. Melalui media ini, semoga ini menjadi setitik cahaya di tengah kegelapan. Tanpa dukungan media massa yang ada, kita tetap bisa menerobos barikade pemberitaan yang dipasang di sana sini. Kemenangan Islam adalah janji Allah. Tegaknya khilafah adalah sebuah kepastian, seberapapun keras upaya penghadangan oleh orang-orang kafir dan munafik. Kemenangan Shalahuddin akan terulang pada masa sekarang. Walhasil, media ini harus terus berkembang, menyelusup ke tengah-tengah umat untuk menyuarakan kebenaran. Di sinilah peran serta Anda kami harapkan. Anda bisa menjadi wasilah/jalan bagi penyebaran opini melalui media yang sederhana ini. Semoga Allah memudahkan. Selamat membaca! Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuhu

JELAJAHI

www.mediaumat.com

Hizbut Tahrir Indonesia menggelar acara puncak Muktamar Khilafah 2013 di Gelora Bung Karno, Jakarta (2/6). Acara ini dihadiri lebih dari 100 ribu peserta.

Media Pembaca Saksi kita Berjuang

Luar Biasa

Cerita dari Sopir Bis Cikitu - Ciparay Bandung : "Upami umat Islam sadaya sapertos kieu, Amerika ningal acara ieu pasti sieuneun" (Kalau umat Islam seluruhnya seperti ini, Amerika lihat acara ini pasti ketakutan) Sehabis acara usai, peserta berhamburan keluar tanpa kendali, sehingga saya kesulitan mencarinya, setelah mengantarkan dulu sebagian peserta ke bis, saya kembali ke Gelora Bung Karno (GBK) dan mencari tiga peserta yang hilang, hampir 1.5 jam pencarian dengan memutar GBK dan setelah sekian lama pencarian dengan rasa cemas akhirnya menemukan juga peserta tadi sedang belanja baju kaos khilafah. Ketika dihampiri salah satu peserta bicara "Ustadz mau beli baju juga..??".. beuuhhhh kontan saya ketawa karena satu hal gembira ketemu dicampur pertanyaan polos tadi. Malah dilanjut bicaranya" Tadz ini kaos buat oleh-oleh biar jadi saksi kalau saya ikut berjuang. Tak terasa saya menitikkan air mata haru. Andrian Ciparay. Bandung. +6281224779xxx

Sungguh luar biasa pengalaman yang diceritakan perwakilan HTI Belanda Okay Pala. Dalam suatu dialog dengan orang pemerintah yang berperan dalam kebijakan, dalam dialog dia mengatakan bahwa Khilafah itu hanya mimpi, kemudian syabab HT Belanda mengatakan bahwa khilafah berdasar atas Hadits Nabi SAW, setelah perdebatan yang panjang entah apa yang terjadi orang pemerintahan itu terdiam dan kemudian justru dialah yang mengatakan ya, bahwa khilafah itu pasti tegak dan dia mengatakan justru khilafah akan tegak diperbatasan negeri Belanda. Allahu Akbar. Jaenudin. Jatisampurna. +628129884xxx

Pernikahan Menarik Muktamar Khilafah (MK) di GBK mempermudah menikah. Saya juga suami menjadi comblang untuk seorang ikhwan untuk menemukan jodohnya. Taaruf kita lakukan hari Sabtu (25/5). Alhamdulillah, karena kami comblang juga calon pengantin mau berkat Muktamar Khilafah GBK. Dengan perjuangan yang sangat ulet juga berat karena pihak akhwatnya itu orang tuanya tidak setuju anak perempuanya menikah dengan ikhwan itu. Dengan alasan kami mau berangkat MK GBK akhirnya aqad nikah segera di selenggarakan pada Jumat (31/5) jam 9 pagi. Sabtunya jam 2 siang kami berangkat ke Jakarta untuk hadir di MK GBK. Jadi pegantin baru resepsinya dirayakan oleh seluruh ribuan umat Islam. Selamat menempuh hidup baru dengan menyongsong tegaknya khilafah bagi kedua pengantin. Barakallah laka. Ummu Kembar. Metro Lampung. +6289699540xxx

Melawan Kelelahan dan Ngantuk Assalamu’alaikum, Saya ingin bercerita pengalaman tentang MK kemarin, banyak peserta dari Bandung Raya yang mengantuk ketika mulai masuk stadion GBK, ada yang tidur di kursi, ada yang tidur di tembok stadion dan ada yang berusaha menahan rasa kantuknya. Ini di karenakan peserta Bandung Raya kumpul dan berangkat sejak pukul 12 malam dan banyak yang tidak tidur. Ini membuat mereka kelelahan termasuk saya tapi saat acara di mulai peserta Bandung Raya adalah peserta yang paling antusias dan bertakbir paling keras. Mereka melawan rasa kantuk dan kelelahan mereka demi tegaknya khilafah. Luar biasa kawan-kawan Bandung Raya. Allahu Akbar. Farhan. Bandung Barat. +6285794340xxx

Tetap semangat dalam Keterbatasan Assalamu’alaikum. Merasa terharu melihat acara yang begitu spektakuler, yang dihadiri oleh berbagai kalangan bahkan tuna nerta sekalipun, ketika mau masuk mereka selalu bersama saling pegangan dengan dipimpin anak kecil yang melihat. Juga ada bayi yang dibawa ibunya padahal baru berumur beberapa hari. Subhanallah demi mensukseskan MK. Sukses HT. Allahu Akbar. Euis Fatimah. Majalengka. +6285210669xxx

SMS Media Pembaca/Komentar untuk MU: 08998206844. SMS Redaksi: 081288020261. Sertakan Nama dan Asal Sertakan Nama dan Asal daerah.

SMS Berlangganan: 0857 8013 7043

Penerbit: Pusat Kajian Islam dan Peradaban. Dewan Penasihat : KH Ma'ruf Amien, KH Nazri Adlani, KH Amrullah Ahmad, KH Syukron Makmun, KH Muhammad Arifin Ilham , KH Athian Ali M Dai, Achmad Michdan SH, H Azwir, KH dr Muhammad Utsman, H Hari Moekti, Ustadz Abu Bakar Baa'syir, AGH Sanusi Baco, Lc, KH DR Miftah Faridl, Dra Hj Nurdiati Akma M.Si, Dra Hj Nurni Akma, Prof Dr Ir Zoer’aini Djamal Irwan MS, KH Husin Naparin, Lc, MA. Penasihat Hukum: Achmad Michdan SH. Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi: Farid Wadjdi. Pemimpin Perusahaan: Anwar Iman. Sidang Redaksi: Hafidz Abdurrahman, MR Kurnia, Harist Abu Ulya, Muhammad Ismail Yusanto, Rochmat S. Labib. Redaktur Pelaksana: Mujiyanto. Redaksi: W almaroky, Zulkifli, Joko Prasetyo, Iwan Setiawan, Zulia Ilmawati, Nanik Wijayati, Febrianti Abbasuni, Kholda. Kontributor Daerah: Rifan (Jatim), Fakhruddin (Babel), Apri Siswanto (Riau), Rikhwan Hadi (Sumbar), Kurdiyono & Ahmad Sudrajat (DIY), Eko (Sultra), Nazar Ali & Handani (Jabar), Bahrul Ulum (Sulsel), Abduh (Kalsel), Budianto Haris (Sumsel), Dani Umbara Lubis (Sumut), Dadan Hudaya (Banten) Desain dan Pracetak: Kholid Mawardi. Keuangan: Budi Darmawan . Marketing: Muhammad Ihsan. Sirkulasi: W Wahyudi. Iklan: Aris Rudito, M Rosyid Aziz. Alamat Redaksi: Jl. Prof. Soepomo No. 231, Jakarta Selatan 12790. Email: pembaca.tabloidmu@gmail.com. Iklan Pemasaran: Jl. Prof. Soepomo No. 231, Jakarta Selatan 12790. Email Iklan: iklan.tabloidmu@gmail.com . Email Marketing: marketing.tabloidmu@gmail.com Hunting Pemasaran: 085711044000, sms: 089650202478. Hunting Iklan: 085780137043. Rekening: Bank Muamalat No Rek 9064150699 a.n Budi Darmawan.


Media Umat | Edisi 106, 1 - 11 Sya’ban 1434 H/ 10 - 20 Juni 2013

Editorial

3

Allah Meridhoi MK Saat aksi teatrikal berlangsung di siang hari yang panas, pandanganku tertuju pada segumpalan awan hitam menggelayut di angkasa yang bergerak dari langit sebelah barat dan perlahan melewati langit diatas stadion GBK sehingga menghadirkan udara yang sejuk, bagaikan sedang memayungi peserta Muktamar Khilafah, dalam hati berbisik semoga ini pertanda Allah SWT meridhloi acara Muktamar yang dhadiri ratusan ribu peserta. Suprayitno al-Jawi. +6281380853xxx

Berharap Besar Assalamualaikum. Saya sangat tersentuh dan prihatin yang sangat dalam pada saat Ustadz Hari Mukti melantunkan lagunya yang terkenal saat itu, betapa negeri ini sedang dalam keterpurukan yang amat sangat, akibat tidak dijalankannya aturan dari Allah SWT, saya pribadi sangat berharap besar akan terjadinya perubahan yang tidak lama lagi menuju kekhalifahan sesuai janji dan tentunya pertolongan dari Allah SWT. Djoko Purwanto. Duren Sawit. +628159371xxx

Pengibaran Bendera Yang sangat menarik dan mengharukan bagi saya, adalah waktu pengibaran ar raya-al liwa, seolah-olah khilafah sudah berdiri tegak, sehingga air mata saya jatuh tidak terasa. Umay Humaedi. +6287773382xxx

Treatirkal yang Mengharukan Pada saat acara teatrikal berjalan narator menceritakan kondisi umat yang terpuruk namun datang pengemban dakwah secara terus menerus tanpa kenal lelah berdakwah kepada umat, tokoh yang saya dampingi menangis sampai sesenggukan, maka ana pun turut menangis. Agus Dadang. Rancaekek Timur. +6285722621xxx

Tidak Membayangkan Ada beberapa masukan dari peserta salah satunya mengenai wudhu ustadz, mohon untuk ke depannya agar lebih diperhatikan masalah tersebut. Kemudian ada ust. Romli beliau bilang bahwa ini baru 100 ribu GBK sudah gak tertampung, apalagi seluruh pejuang khilafah Indonesia berkumpul saya gak bisa membayangkan. Zaenal. Cibeureum. +6285695546xxx

Perjalanan ke MK Rombogan bus akhwat dari Serang Kabupaten ada 13 bus. 1 bus di koordator oleh ibu Nining dan ibu Novi, mereka jam 3 pagi harus menjemput peserta ke pelosok di desa Sujung dan Puser kec Tirtayasa. Jalan di kampung tersebut sempit dan tidak mungkin bus untuk putar balik, maka terpaksa harus memutar dengan jarak 30 km untuk sampai jalan raya. Ternyata sampai disana ada 12 peserta (4 diantarnya bapak-bapak) yang sebelumnya tidak didaftar dan mendadak suami-suami mereka ngotot mau ikut, padahal bus sudah penuh sesak dan tiket sudah habis. Setelah terjadi negosiasi dengan berat hati penanggung jawab bus akhirnya tidak membawa mereka. Dengan alasan keselamatan bus dan khwatir di GBK tidak bisa masuk. Kiranya belum cukup disitu, kesabaran mereka diuji lagi dengan kempesnya ban bus karena kondisi jalan yang hancur berlubang. Akhirnya rombongan sampai juga di GBK jam 9.30. Sirna sudah rasa penat dan kesal mereka begitu lihat gegap gempita ratusan ribu peserta MK di GBK. Fikri. Ciruas. +6285715040xxx

Hatiku Polisiku Rasa haru, kagum selama di GBK dari jam 04.00 sampai acara selesai tak melihat satupun aparat kepolisian. Ternyata ikhwan, akhwat yang hadir telah merangkap menjadi polisi. Subhanallah, coba kalau semua penduduk Indonesia seperti itu. Pemerintah tak perlu repot ngegaji polisi tiap bulan. Semua fulus untk kemakmuran umat. Ok. Allahu Akbar. Khilafah yess. Adi Nugraha. Bandung. +6289630504xxx

Kondisi di Suriah Assalamualaikum. Saya simpatisan HT, alhamdulillah saya bisa hadir di acara MK di GBK kemarin banyak manfaat yang bisa diambil, tapi maaf ada yang kurang, tolong kedepannya pemutaran video tentang kondisi saudara-saudara kita di Suriah atau belahan bumi lainya, durasinya lebih diperbanyak. Semoga HT selalu istiqomah di jalan yang lurus, selalu dalam lindungan dan ridlo Allah SWT. Dede. Tangerang. +6281295387xxx

Muktamar Khilafah 2013:

Campakkan Demokrasi,

Tegakkan Khilafah

L

ebih dari 90 tahun umat Islam hidup tanpa khilafah. Tepatnya, sejak khilafah diruntuhkan oleh Musthafa Kemal atas bantuan Inggris pada 28 Rajab 1342 H. Padahal, khilafah merupakan satusatunya sistem pemerintahan dalam Islam. Sistem pemerintahan inilah yang wajib ditegakkan oleh seluruh umat Islam. Sebagai layaknya kewajiban, meninggalkan dan mengabaikannya merupakan kemaksiatan besar yang diancam dengan azab yang pedih. Di samping itu, hilangnya khilafah telah membuat umat Islam menderita. Umat ini terus didera aneka masalah dan tak henti ditimpa berbagai prahara. Mereka benar-benar mengalami keterpurukan yang paling parah di sepanjang sejarah. Hilangnya khilafah membuat umat ini kehilangan institusi pelaksana syariah. Sebab, khilafah adalah munaffidz al-syarî'ah (pemelihara syariah). Hanya dengan khilafah, Islam dapat ditegakkan secara sempurna dan menyeluruh. Maka sejak khilafah diruntuhkan, semua hukum Islam itu ditelantarkan. Ironisnya, yang diterapkan justru hukum dan undang-undang warisan negara kafir penjajah. Inilah konsekuensi negara demokrasi. Dalam negara demokrasi, atas nama rakyat hukum Allah disingkirkan. Atas nama rakyat pula, berbagai undang-undang yang berpihak kepada asing dan menyengsarakan rakyat, seperti UU Migas, UU Kelistrikan, UU SDA, UU Penanaman Modal, dan-lain, ditetapkan. Lenyapnya khilafah juga menyebabkan umat ini tak lagi memiliki institusi yang menyatukan mereka. Sebab, khilafah adalah muwahhid al-ummah, penyatu umat. Dengan khilafah, umat Islam dapat dipersatukan dalam satu negara dan satu kepemimpinan. Umat Islam pun menjadi umat yang kuat. Tidak ada satu pun kekuatan di dunia yang mampu melemahkan, mengontrol, apalagi menguasai umat Islam. Setelah khilafah diruntuhkan, wilayahnya yang luas dikerat-kerat menjadi negara-negara kecil atas dasar nasionalisme. Umat Islam terpecah belah dalam kungkungan negara-negara bangsa, nation states, yang dipisahkan oleh garis pembatas yang dibuat oleh negara kafir penjajah. Bahkan, negara-negara yang sudah kecil dan lemah itu dipecah belah dengan berdirinya berbagai gerakan sparatisme yang dirancang dan direkayasa kafir penjajah. Akibatnya, umat Islam menjadi umat yang lemah, tak ubahnya seperti buih di tengah lautan. Jumlahnya besar, wilayahnya luas, dan kekayaan alamnya melimpah, namun tidak memiliki kekuatan, kewibawaan, dan kemuliaan. Tiadanya khilafah juga membuat umat ini kehilangan institusi yang melindungi mereka dan agama mereka. Sebab, khilafah adalah hâris li al-muslimîn wa dînihim, wa amwâlihim wa damihim. Khilafah pula yang menjadi pelindung aqidah, darah, kehormatan dan kekayaan kaum Muslimin. Khilafah adalah perisai bagi kaum Muslim, sebagaimana ditegaskan Rasulullah SAW dalam sabdanya: Sesungguhnya seorang pemimpian itu adalah perisai, di belakangnya orang-orang berperang, dan kepadanya orang-orang mencari perlindungan (HR BukhariMuslim). Maka sejak khilafah diruntuhkan, darah umat Islam begitu mudah ditumpahkan, kehormatan mereka dilecehkan, kekayaan mereka dijarah, dan negeri mereka dijajah. Aqidah dan keyakinan mereka diracuni oleh berbagai pemikiran dan ideologi kufur tanpa pemeliharaan. Bahkan, Islam terus dihina, Alquran dinista, dan Rasulullah SAW terus dicerca. Maka, pada Muktamar Khilafah 2013 kali ini Hizbut Tahrir kembali menyampaikan seruan kepada seluruh kaum Muslimin untuk ikut berjuang untuk menegakkan khilafah. Sungguh, ini adalah perjuangan mewujudkan kewajiban yang agung, bahkan termasuk kewajiban paling agung, min a'zham al-wâjibât. Pahala yang akan diberikan kepada pelakunya juga amat besar. Hizbut Tahrir juga mengajak kepada umat agar segera mencampakkan demokrasi dan seluruh sistem kufur lainnya buatan manusia. Juga melenyapkan sekat-sekat nasionalisme yang membuat umat Islam terpecah belah dan memberantas gerakan separatisme yang memperparah perpecahan. Marilah kita menyambut panggilan Allah untuk menjadi anshâral-Lâh, para penolong agama Allah SWT: Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penolong (agama) Allah (QS al-Shaff [61]: 14). Sungguh, pertolongan Allah SWT bagi umat ini pasti akan datang. Khilafah yang dijanjikan, insya Allah akan segera berdiri.[]


4

Media Umat | Edisi 106, 1 - 11 Sya’ban 1434 H/ 10 - 20 Juni 2013

Media Utama

Seruan Khilafah dari Jantung Indonesia Perubahan yang hakiki adalah perubahan yang menuju kepada yang haq. Itulah perubahan ke menuju tegaknya kembali syariah dan khilafah.

N

ahnu nurid Khilafah Islamiyah! …Nahnu nurid Khilafah Islamiyah! (kami ingin khilafah islamiyah).” Pekikan itu bergelora di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Ahad (2/6). Pekikan itu bersahutan dengan pekik takbir: “Allahu Akbar!”. Lebih dari 100 ribu orang hanyut dalam suasana penuh semangat menyongsong perubahan dunia menuju khilafah. Stadion berkapasitas tempat duduk 88 ribu orang itu tak mampu menampung peserta Muktamar Khilafah 2013 yang diselenggarakan oleh Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Saking banyaknya, peserta meluber hingga ke track—jalan yang melingkari lapangan rumput. Sekitar 15 ribu kursi tambahan yang disediakan panitia terisi oleh peserta. Muktamar Khilafah ini merupakan puncak pelaksanaan kegiatan yang sama yang berlangsung di 31 kota di Indonesia. Wajar jika acara puncak tersebut menjadi magnet bagi kaum Muslimin di Indonesia untuk menghadirinya. Mereka tidak hanya datang dari Jabodetabek, Jawa Barat, dan Banten. Banyak di antara peserta berasal dari luar provinsi tersebut. Ada dari Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, hingga Papua. Bahkan di tengah-tengah ratusan ribu massa itu ada kaum

Muslim dari Australia, Malaysia, dan dari Eropa. Mereka bergabung dengan gempita hadirin di stadion terbesar di Asia Tenggara itu. Sejak pukul 03.00 peserta dari Jawa Barat telah sampai di Jakarta. Bus yang mengangkut mereka berjalan merayap memasuki lapangan parkir timur Senayan. Tampak wajah-wajah penuh kebahagiaan menyembul dari balik kaca kendaraan pariwisata itu. Semangat ingin hadir di perhelatan Islam terbesar di tahun 2013 di Stadion GBK telah membalut lelah dan kantuk mereka. Gelombang kedatangan itu terus berlangsung, kendati acara baru dimulai pukul 08.00 wib. Sambil menunggu acara dimulai, mereka beristirahat di bawah atap langit. Sebagian dudukduduk di bawah tenda-tenda yang disediakan untuk tempat shalat. Ada pula yang berbelanja pernak-pernik muktamar yang dijual di arena bazaar muktamar. Menjelang pintu stadion dibuka pukul 06.30 wib, antrean peserta menyemut. Sebagian hilir mudik mencari pintu masuk yang sesuai dengan tiket mereka. Di antara rombongan tersebut ada yang meneriakkan yel-yel, persis seperti saat mereka masirah (berunjuk rasa). Ada pula yang membunyikan rebana yang dibawanya, mengiringi lantunan lagu shalawatan. Asal mereka dapat diketahui dari papan nama yang menyembul di antara setiap kerumunan.

Sambutlah Khilafah! Tepat pukul 08.00, acara dimulai. Senandung ayat Alquran yang dilantunkan oleh qari' asal Banten Ridlo Abdul Wahab membuat suasana hening. “Allahu Akbar!” pekikan itu memecah keheningan. Suara hadirin bergelora, menggema menyambutnya. “Allahu Akbar!” Dua orang dari arah berlawanan meluncur dari atap stadion di sisi selatan dan utara.

Asap berwarna menandai jejak keduanya. Bersamaan dengan itu terdengar lantunan nasyid 'Sambutlah Khilafah'. Keduanya turun dari tali ring dan kemudian memegang ar-Raya dan al-Liwa. Mereka menuju tengah lapangan sepak bola untuk membuka logo muktamar yang ditutup dengan kain warna hitam. Begitu logo terbuka, stadion kembali bergemuruh. “Khilafah, khilafah, khilafah!” Rombongan tokoh-tokoh kemudian berjalan beriringan dari VIP Timur menuju ke panggung raksasa di VIP Barat. Mereka sebelumnya direncanakan akan diangkut dengan mobil terbuka. Tapi karena track digunakan oleh peserta, rencana itu diubah. Mereka hanya dikawal oleh pasukan yang membawa bendera Islam berwarna hitam dan putih bertuliskan kalimat dalam bahasa Arab: Laa ilaha illa Allah, Muhammad ur Rasulullah. Juru bicara Hizbut Tahrir Indonesia M Ismail Yusanto dalam sambutan pembukanya menyatakan, “Bila tidak ada yang tetap di muka bumi ini kecuali perubahan, maka perubahan yang akan membawa kebaikan hakiki itu tak lain adalah perubahan menuju tegaknya al haq, perubahan menuju tegaknya al-Islam, yakni perubahan menuju tegaknya kembali syariah dan khilafah.” Dalam muktamar bertema “Perubahan Besar Dunia Menuju Khilafah” itu, ia pun memperkenalkan Amir Hizbut Tahrir Syeikh 'Atha' bin Khalil Abu Rasytah dan karya-karyanya. Syeikh Atha' adalah amir ketiga Hizbut Tahrir, setelah amir pertama sekaligus pendiri Hizb Syekh Taqiyuddin alNabahani rahimahullah, dan amir kedua Syeikh Abdul Qadim Zallum. Sementara itu, Direktur Central Media Office Hizbut Tahrir Utsman Bakhash menyeru para panglima militer negeri-negeri kaum Muslimin untuk menegakkan khilafah. “Para panglima

militer di negeri kaum Muslimin mari berjuang bersama Hizbut Tahrir menuju Khilafah Islamiyah!” ungkapnya dalam bahasa Arab. Syeikh yang menggunakan gamis putih dan bersyal hitam bertuliskan dua kalimat syahadat tersebut menyatakan demikian karena memang sudah saatnya militer bergerak mendukung perubahan yang terjadi. “Umat Islam hari ini bangkit melawan kezaliman yang terjadi di negeri mereka. Mereka sedang berjuang untuk menegakkan kembali pemerintahan Islam, mereka menginginkan tegaknya khilafah Islam!” tegasnya. Ia pun mengutip hasil penelitian peneliti dari Nixon Centre Amerika. “Beberapa tahun ke belakang, Hizbut Tahrir idenya dicemoohkan namun kali ini idenya diterima di mana-mana!” katanya mengutip kesimpulan Zayno Baran dalam penelitiannya tentang Hizbut Tahrir. Di akhir pidatonya, ia pun mengucapkan yel berbahasa Indonesia: “Saatnya dunia menuju khilafah!” Pernyataan itu langsung disahuti para hadirin dengan pekik takbir. “Allahu Akbar!” Muktamar ini tergolong istimewa karena dihadiri oleh ratusan orang dari luar negeri. Sebagian mereka diberi kesempatan untuk menyampaikan testimoninya terhadap perjuangan menegakkan syariah dan khilafah di negeri mereka masing-masing. Mereka yang menyampaikan testimoninya antara lain berasal dari Pakistan, India, Turki, Yaman, Tunisia, Mesir, Belanda, Inggris, Australia, Lebanon, Suriah, dan Malaysia. Inilah wujud persaudaraan yang hakiki dari kaum Muslim. Meski berbeda warna kulit dan bahasa, mereka diikat oleh satu akidah Islam. Dan mereka menyampaikan pesan yang sama: saatnya kaum Muslim menegakkan khilafah. Di sela orasi tampil mantan rocker yang kini menjadi pejuang khilafah Hari Moekti melantun-

kan lagu lamanya 'Gelap' yang telah diubah syairnya. Hadirin seperti terhipnotis membawakan lagu tahun 80-an itu. Ia ucapkan keras-keras: “Demokrasi, pasti akan berakhir…. kapitalisme… nanti akan berlalu……” Di bagian akhir orasi, dua pembicara utama dari Hizbut Tahrir Indonesia tampil yakni Farid Wadjdi dan M Rahmat Kurnia. Masing-masing membawakan tema 'Kufurnya Demokrasi dan Beracunnya Nasionalisme' dan 'Arah Perubahan Menuju Khilafah'. Pada bagian akhir, teatrikal kolosal muncul ke tengah lapangan. Ratusan anak sekolah menjadi pemerannya. Teatrikal itu menggambarkan kondisi dunia saat ini yang buruk. Dengan dakwah Islam yang terus menerus, akhirnya umat Islam sadar dan mau berjuang menerapkan syariah dan menegakkan khilafah. Teatrikal ditutup dengan pendirian tiang bendera ar Raya. Begitu tiang bendera itu tegak, takbir membahana. Semua hadirin dan pembicara berdiri. Ketua DPP Hizbut Tahrir Rokhmat S Labib kemudian menyampaikan pidato politiknya. Ia mengajak kaum Muslimin menegakkan khilafah karena khilafah adalah kewajiban dari Allah SWT. Tanpa khilafah umat menderita sebab mereka tidak ada yang menyatukan, melindungi, dan menjaga darah, kehormatan, harta, dan agama mereka. “Campakkan demokrasi, tegakkan khilafah!” Akhirnya, di tengah suasana GBK yang dipayungi mendung, Ketua DPP HTI Hafidz Abdurrahman menutup acara dengan doa. Air mata tak terbendung. Terima kasih ya Allah…Jadikan kami perjuang khilafah! .... Jadikan kami penolong-penolong agama-Mu! .. Dan jadikan khilafah tegak melalui tangan kami ya Allah![] mujiyanto


Media Umat | Edisi 106, 1 - 11 Sya’ban 1434 H/ 10 - 20 Juni 2013

Dunia Islam Bergerak Menuju Khilafah Perjuangan menegakkan khilafah di Indonesia beresonansi ke seluruh dunia.

D

akwah syariah dan khilafah telah mengglobal. Seruan perjuangannya menyelusup ke seluruh pelosok dunia dengan berbagai dinamikanya. Meski berbagai halangan dan rintangan

dia Hizbut Tahrir Suriah Hisham Al Baba menyatakan bahwa rezim Bashar Al Assad tak lama lagi akan jatuh. “Fakta yang terjadi di Suriah, rezim Bashar Al Assad hampir jatuh, sudah mendekati kehancuran,” ungkapnya dalam diskusi makan malam usai Muk-

umat di sisi lain dunia untuk bekerja lebih khusus bagi ditegakannya kembali Dien Allah SWT. Tamu dari Turki Abu Muhammad Sadi menegaskan, tidak ada kekuatan yang bisa mencegah umat Islam dari Khilafah,

kesehatan masyarakat terabaikan dan fasilitas kesehatan tidak memadai, pergaulan pemuda dan pemudinya serba bebas, dan lain sebagainya. Mengutip Syeikh Taqiyuddin an-Nabhani dalam kitab Nida' Har, ia menjelaskan sesungguh-

terus menghadang, seruan itu tidak bisa dipadamkan. Ibarat cahaya, dakwah syariah dan khilafah menerangi kegelapan. Tak mungkin gelap mengalahkan cahaya. Syeikh Hassan Al Janayniy dari Universitas Al-Azhar, Mesir kepa-da kaum Muslim di Stadion Gelora Bung Karno Jakarta, Ahad (2/6), berpesan bahwa menegakkan khilafah adalah jalan menuju kebaikan dan kebahagiaan. “Inilah jalan yang benar, jalan yang digariskan Rasulullah SAW,” katanya yang langsung disambut dengan pekik takbir. Guru besar Al Azhar ini mengecam penguasa zalim yang tidak mau menegakkan khilafah. “Wahai penguasa! Kalian tidak mempunyai hujah di depan Allah karena kalian tidak menyambut seruan penegakan khilafah!” ungkapnya. Kehancuran khilafah itu sendiri, menurut Kepala Kantor Media Hizbut Tahrir Libanon Ahmad Al Qashash, disebabkan oleh racun nasionalisme. Di negaranegara kaum Muslim muncul para penguasa pengkhianat yang menjadi boneka Barat dan juga kelompok liberal. Namun, lama kelamaan umat akan sadar dan melepaskan diri dari hal tersebut. Ini seperti yang terjadi di Suriah saat ini. Ketua Kantor Me-

tamar Khilafah, Ahad (2/6) malam di Jakarta. Ia menyatakan kekuasaan Assad sudah kurang dari 30 persen. Yang tersisa di Damaskus, Homs dan Qusyairiah. “Itu bukti mereka lemah,” ungkapnya. Ia pun menyatakan, sesungguhnya mayoritas rakyat Suriah mendukung revolusi. Bahkan kelompok-kelompok minoritas pun ingin Bashar turun. Negaranegara besar dunia tetap mempertahankan Bashar karena khawatir khilafah tegak. “Namun dengan bantuan seluruh kaum Muslimin, Assad akan tumbang, dukungan kaum Muslimin dunia perlu untuk membantu kaum Muslimin di Suriah,” tandasnya. Juru bicara Hizbut Tahrir Eropa Okay Pala menandaskan, perjuangan menegakkan khilafah di Indonesia beresonansi ke seluruh dunia. “Pada saat ini, kita hidup di sebuah desa global. Setiap tindakan yang Anda lakukan di sini akan beresonansi ke seluruh dunia. Jutaan orang yang menyeru bagi dibentuknya khilafah yang dijanjikan di Indonesia akan keras terdengar oleh umat Islam,” katanya penuh semangat dalam bahasa Inggris. Pria yang tinggal di Belanda menyatakan, seruan khilafah dari Indonesia akan memberikan motivasi dan kepercayaan diri bagi

karena orang-orang kafir tidak memiliki alternatif lagi bagi ideologi kapitalisme mereka yang runtuh. “Tak ada lagi yang percaya bahwa ideologi selain Islam dapat membawa kemakmuran dan perdamaian,” katanya dalam bahasa Turki. Sadi menjelaskan, orangorang kafir dan pemerintah yang ditempatkan oleh Barat di dunia Islam, ingin menjadikan umat Islam agar tetap sibuk dengan gagasan tentang Islam moderat dan Islam demokratis sebelum Islam yang sesungguhnya diterapkan dan sebelum negara Khilafah Islam didirikan. Namun kebangkitan dan gerakan revolusi yang telah dimulai oleh kaum Muslim telah menunjukkan kepada dunia bahwa: tidak ada tempat di negaranegara Muslim bagi model sistem kufur demokratis yang disajikan sebagai cara hidup Islam oleh Turki.

nya umat Islam telah mengalami tragedi karena dua musibah. Pertama, penguasa mereka menjadi antek-antek kafir penjajah. Kedua, di tengah mereka diterapkan hukum yang tidak diturunkan oleh Allah, yaitu diterapkan sistem kufur.” Sistem kufur adalah sistem yang hukum dan perundangannya tidak berasal dari syariat Allah

Arah Perubahan Ketua DPP Hizbut Tahrir Indonesia menguraikan kondisi kaum Muslim kekinian. Keadaannya sangat menyedihkan. Penduduknya miskin dan melarat, pendidikan rendah dan mahal, ekonomi negeri Muslim terbelakang,

SWT, melainkan datang dari para penjajah Barat. Diantara sistem kufur Barat yang dipaksakan di negeri-negeri Islam yang menjadi sumber malapetaka yang paling menonjol adalah sistem demokrasi dan nasionalisme. Demokrasi adalah sistem yang bukan hanya kufur tapi juga bersifat merusak. Maka, menurut Ketua DPP HTI M Rahmat Kurnia, arah perubahan harus sesuai persoalan utama kaum Muslimin saat ini yakni mengembalikan hukum dengan wahyu yang diturunkan oleh Allah SWT (i'adatul hukmi bimâ anzalallâh) melalui jalan tegaknya khilafah dan mengangkat khalifah atas dasar Alquran dan as-Sunnah. Perubahan yang dituju, menurut Ketua Lajnah Fa'aliyah DPP HTI ini, mencakup empat perubahan besar dan mendasar. Pertama, perubahan prinsip kedaulatan di tangan rakyat menjadi kedaulatan di tangan syara (assiyâdatu li asy-syar'iy). Kedua, perubahan kekuasaan di tangan pemilik modal menjadi kekuasaan di tangan umat (as-sulthânu lil ummah). Artinya, pemimpin hanyalah yang dipilih oleh umat untuk menerapk an syariat. Ketiga, jadikan hak tabanni atau adopsi hukum berada di tangan khalifah. Dan keempat, menyatukan kaum Muslimin dengan mengangkat hanya satu orang khalifah untuk seluruh dunia. Sehingga umat Islam benarbenar menjadi umat yang satu (ummah wâhidah). [] mujiyanto

Indonesia Layak Jadi Pusat Khilafah

“A

nda sangat layak untuk menegakkan khilafah!” kata Direktur Central Media Office Hizbut Tahrir Utsman Bakhash. Hal yang sama disampaikan oleh tamu-tamu dari luar negeri begitu usai mengikuti Muktamar Khilafah 2013 di Stadion Gelora Bung Karno, Ahad (2/6). Wakil juru bicara Hizbut Tahrir Pakistan Saad Jagranvi menyatakan kekagumanannya terhadap aktivitas yang dilakukan oleh para syabab HTI. Menurutnya, syabab HTI memiliki kapabilitas untuk menegakkan khilafah dan kemudian menjaga sistem tersebut. Ia melihat para syabab di Indonesia memiliki kemampuan manajemen dan administrasi yang sangat baik. “Saya pernah berkunjung ke berbagai negara. Ke Cina, Taiwan, Thailand, Arab, dan lainnya. Saya tidak menemukan karakter Anda di sana. Karakter Anda sangat khas. Gabungan antara Arab dan Jerman,” tandas Saad yang beberapa bulan yang lalu ditangkap oleh pemerintah Pakistan karena dakwahnya. Makanya, kata Saad, Indonesia tidak perlu menunggu khilafah tegak di Suriah. Indonesia harus berusaha menegakkan khilafah dan nanti membantu Suriah dan negeri-negeri Islam lainnya untuk membebaskan diri dari para penguasa zalim.[] emje


6

Media Umat | Edisi 106, 1 - 11 Sya’ban 1434 H/ 10 - 20 Juni 2013

Media Utama

Barakallahu Fikum... Suka dan duka mewarnai perhelatan Muktamar Khilafah 2013 di seluruh Indonesia. Semoga Allah memberikan keberkahan bagi kita semua …

H

ujan, biasanya menjadi cuaca yang paling dihindari dalam setiap hajatan, baik yang digelar di dalam ruang apalagi luar ruang. Maka wajar, bila panitia Muktamar Khilafah Jakarta was-was ketika H-1, hujan mengguyur sehingga panggung pun basah. Sambil berupaya mengeringkan panggung, mereka berdoa dan berharap semoga pada hari H hujan tidak turun. Ketika muktamar berlangsung, cuaca cerah mendadak teduh, namun hujan tidak kunjung turun. Alhamdulillah. Sedangkan di Riau, tiga hari sebelum Muktamar Khilafah digelar, panitia memasang tenda para-

net. Namun dini harinya, Allah menakdirkan hujan dan angin kencang sehingga tenda paranet yang telah dipasang akhirnya tumbang dan banyak tiang besi yang patah. Paginya, para panitia inti melakukan briefing apakah tenda paranet diganti dengan tenda standar saja atau tidak. Tapi biaya dikeluarkan untuk tenda standar mencapai Rp 70 juta lebih, hingga akhirnya syabab Amri Chan yang keahliannya dalam bidang pengelasan, meyakinkan bahwa tenda paranet biar kuat harus diikat dan dilas di bagian bawahnya. Hingga akhirnya diputuskan untuk tetap menggunakan tenda paranet. Pengerjaan tenda paranet dimulai kembali usai shalat

Tak Sempat Hadiri MK

S

iapa pun yang turut andil mempersiapkan kesusesan MK sangat berharap-harap cemas menanti hari perhelatan MK di kotanya masing-masing. Segala sesuatu dipersiapkan agar bisa hadir dalam muktamar yang akan menggetarkan hati musuh ini. Tidak ada yang membuat agenda apa pun di hari H kecuali untuk hadir di MK. Namun ketetapan Allah berbicara lain. Namun Diana Mardiati, penanggungjawab Muslimah HTI di daerah Gunung Putri Bogor, dipanggil Allah SWT beberapa hari setelah melahirkan putri ke tiganya, sepekan sebelum puncak MK di ibukota berlangsung. Tak ada yang menyangka, orang yang paling bersemangat mengurusi dakwah dan mempersiapkan kehadiran massa MK dari wilayahnya itu, justru tidak sempat menyaksikan muktamar yang sudah dinanti-nanti. Semoga Allah SWT mengampuni dan menempatkan dirinya dalam barisan para syahidah pejuang Allah. Sementara itu di Jember ada seorag ibu tua berusia 80 tahun, yang sudah rutin mengikuti pengajian umum Muslimah HTI, wafat sebelum berangkat ke MK di Surabaya. Padahal ia sangat antusias untuk hadir di MK Surabaya sehingga turut berinfak, dan membuatkan makanan. Semua ia siapkan untuk peserta di daerahnya yang akan berangkat MK ke Surabaya. Namun Allah lebih dulu menjemputnya sebelum sempat hadir di MK. Allahummagfirlaha warhamha…[]

Jumat hingga malam hari. Alhamdulillah atas izin Allah tenda ini tetap kuat berdiri hingga selesai acara.

Membludak Nah, bila cuaca sudah kondusif, wajar pula kalau panitia berharap peserta yang datang jumlahnya akan sesuai dengan target. Namun ternyata, dugaan panitia Muktamar Khilafah Sumatera Utara meleset. Peserta Muktamar Khilafah yang ditargetkan sebesar 20 ribu orang ternyata membludak, diperkirakan mencapai 30 ribu orang sehingga panitia terpaksa menyiapkan kursi khusus untuk peserta yang tidak tertampung di balkon tempat duduk. Di antara peserta, ada yang sudah uzur namun tetap “memaksakan” diri untuk ikut memberi andil bagi perjuangan Islam. Bahkan ada beberapa di antaranya rela bersusah payah dengan kursi rodanya untuk sekadar hadir pada acara yang digelar di Stadion Teladan Medan tersebut. Selain di Medan, fenomena serupa terjadi di Jakarta. Peserta yang ditargetkan hadir 100 ribu orang itu, ternyata didatangi sekitar 110 ribu massa. Pasalnya, meski tiket yang sudah dijual habis, peserta tetap memaksa. Kyai dari Kepuh Karawang misalnya, awalnya ia hanya membeli tiket untuk 50 santri laki-laki. Tetapi sehari sebelum muktamar dimulai ia ingin membeli tiket untuk 50 santri perempuan. Maka ia pun mengancam, tidak akan memberangkatkan santri lakilakinya bila santri perempuan tidak dibolehkan ikut karena alasan tiket habis.

“Meskipun santri perempuan saya ketika di GBK tidak kebagian tempat duduk tidak apaapa, kalau di luar juga tidak apaapa, kan di sana banyak speaker, jadi yang penting mendapat setrum yang sama,” ungkap Ustadz Pipin, Pimpinan Pesantren Kepuh, Karawang, Jawa Barat, sehari sebelum muktamar. Selain itu, peserta berkursi roda pun hadir di stadion terbesar se-Asia Tenggara ini. Bahkan tampak pula 20 peserta tuna netra dari Bogor. Para peserta muktamar umumnya berangkat rombongan menggunakan bus sewaan. Karena tiba ke lokasi yang sama hampir bersamaan maka kemacetan pun tidak dapat dihindarkan, begitu juga di Jakarta yang dihadiri sekitar 110 ribu peserta. Untuk mengurangi kemacetan, polisi hanya membolehkan kendaraan pribadi saja yang masuk ke areal GBK. Tak ayal lagi, bus pun mengular sampai beberapa kilo-

meter, hingga gerbang DPR yang selalu tertutup itu, terbuka lebar, dan puluhan bus parkir di dalamnya. Resikonya? Ribuan peserta harus berjalan kaki cukup jauh. Bahkan seorang ibu yang membawa empat anak dan salah satunya baru berumur 1,5 tahun mengaku bus yang ditumpanginya parkir jauh melewati gedung DPR. Sehingga ia berjalan kaki bersama rombongan ke GBK. “Untuk menjaga hati dari emosi, saya terus memutar muratal QS Ar Rahman dan Al Fatihah, sampai tamat tiga kali barulah sampai gerbang GBK,” ungkap Leyla, peserta dari Darmaga, Bogor. Sedangkan pada Muktamar Khilafah Palangkaraya, salah satu bus yang ditumpangi rombongan dari Ampah terkena musibah. Bus yang mengangkut sekitar 20 orang tertabrak oleh kendaraan lain yang datang dari sisi saat bus hendak menyeberang hingga bus mereka terguling. Namun, Al-


Media Umat | Edisi 106, 1 - 11 Sya’ban 1434 H/ 10 - 20 Juni 2013

hamdulillah tidak ada korban jiwa maupun luka berat sehingga mereka masih bisa melanjutkan perjalanan meski harus menunggu bus pengganti. Di antara sekitar 110 ribu peserta Muktamar Khilafah Jakarta nampak tokoh yang hadir. Salah satunya adalah Adiyaksa Dault. Di sela-sela muktamar, ia berkomentar. “Saya hadir di sini karena hadits tentang khilafah. Siapa yang bilang khilafah ini utopis, itu berarti orang gila,” ungkap Menpora Periode 20042009 tersebut. Dalam Muktamar Khilafah di Sulawesi Utara, Kepala Badan Inspektorat Kabupaten Gorontalo Abdul Manaf Dunggio menyatakan mendukung perjuangan menegakkan khilafah. Bahkan ia pun menyatakan bahwa khilafah merupakan solusi yang dibutuhkan dunia. Sedangkan salah satu faktor pendukung lancarnya muktamar yang berlangsung sejak 5 Mei – 2 Juni ini adalah keamanan. Memahami itu, jauh-jauh hari sebelum acara panitia bersilaturahmi dengan aparat terkait. Salah satunya dengan pihak kepolisian. “Salam hormat saya untuk semua pengurus dan aktivis HTI,” begitulah kata Kapolrestabes Surabaya AKBP Tri Maryanto ketika mengakhiri audiensi Panitia Muktamar Khilafah Jatim di Mapolrestabes Surabaya. Namun tidak sedikit pula tantangan yang menghadang. Salah satunya seperti pada perijinan tempat pada Muktamar Khilafah di Batam. Masalahnya adalah terkait izin pengelola stadion untuk menempatkan panggung di tengah lapangan agar

acaranya maksimal. Awalnya, pihak otorita setempat menyatakan seluruh lapangan harus steril, tidak boleh ada panggung. Panitia akhirnya memutuskan untuk berkunjung langsung ke rumah kediaman penanggung jawab lapangan, Suliyanto yang ternyata ayahanda Oki Setiana Dewi, Presenter Acara Inspirasi Iman yang tayang setiap Kamis malam di TVRI bersama Felix Siauw (Inspirator) dari HTI. Perbincangan pun menjadi cair dan santai sampai izin itu keluar, saat itu juga. Sungguh luar biasa pertolongan Allah. Tantangan lain, seperti dihadapi oleh panitia MK Babel. Stadion yang akan digunakan ternyata kotornya bukan main. Namun panitia dengan sigap membersihkan sampai kinclong! Melihat hasil yang lebih dari memuaskan, maka pengelola Stadion Dipati Amir langsung berinfak untuk kesuksesan muktamar. Sedangkan di Kendari, untuk menyediakan kursi bagi 25.000 peserta muktamar, panitia harus menyewa di tiga kabupaten. Pemasangannya pun memakan waktu hingga dua hari dua malam. Pada malam hari kursi dipasang hingga pukul 03.00 dini hari. Maklum, di sana tidak ada penyewaan kursi yang jumlahnya sebanyak itu. Karena memang tidak pernah ada acara yang menghimpun orang sebanyak itu. Kecuali pada 2011, ada konferensi yang dihadiri 15.000 orang. Siapa penyelenggaranya? Tentu saja HTI Kendari juga. Di tempat yang aktivis Hizbut Tahrirnya baru sedikit pun, seperti di Sorong, Papua, Muktamar Khilafah tetap digelar. Tentu pesertanya bukan 60 ribu seperti di Surabaya atau pun 50 ribu seperti di Makassar tetapi 'hanya' 750 orang. Jumlah itu didapat setelah, 25 aktivis HTI Sorong menyebarkan opini dan mengundang seluruh kaum Muslimin di Kota dan Kabupaten Sorong. Tantangan terberat yang dirasakan adalah opini bahwa Islam di Sorong adalah minoritas sehingga memunculkan rasa takut pada sebagian umat Islam untuk menunjukkan eksistensi Islam secara hakiki. Sedangkan respon masyarakat di sekitar tempat muktamar berlangsung cukup unik. Warga Stadion 10 Nopember Surabaya, misalnya. Sadar bahwa warga sekitar Gelora 10 Nopember bakal menyaksikan puluhan ribu orang berbondong-bondong memasuki stadion, para aktivis HTI di Surabaya berinisiatif mengedukasi mereka. Dijelaskan apa itu Muktamar Khilafah, tujuannya, isi acara, dan pesan yang ingin disampaikan melalui MK ini. Alhamdulillah, sambutan warga sekitar Gelora sungguh luar biasa. Mereka menyambut gembira perhelatan akbar ini. Ada yang sejak lama menanti. "Sejak 2 bulan lalu saya membaca informasi akan ada Muktamar Khilafah, dan saya

Media Utama

ingin tahu apa itu khilafah, alhamdulillah akhirnya sekarang ada yang datang menjelaskan," katanya. Ada juga yang meminta tembok rumahnya ditempeli poster MK. Bahkan sehari sebelum MK digelar beberapa warga sengaja mengecat rumahnya

menjelang MK ini. Ketika ditanya untuk apa, ia pun menjawab: "Ini dalam rangka ihtiram, memberi penghormatan untuk acara Muktamar Khilafah." Sambutan media daerah dalam muktamar ini pun luar biasa. Di Radar Banjarmasin, Muktamar Khilafah jadi headline de-

7

ngan judul: Sabilal Muhtadin Penuh Sesak, Muktamar Khilafah Tak Ada Urusan dengan Tahun Politik. Sedangkan di Surabaya, TVRI menyiarkan siaran tunda MK.[] joko prasetyo dari sms dan email para peserta muktamar khilafah

Meski Jauh Tetap Didatangi

T

idak sedikit peserta yang harus menempuh perjalanan berhari-hari melewati laut dan darat. Salah satunya seperti yang dialami peserta Kabupaten Berau yang harus menempuh perjalanan bolak-balik seribu kilometer. Usai mengikuti muktamar di GOR Segiri Samarinda, lima mobil rombongan dari Berau melewati empat etape jalur darat. Tepat Pukul 02.00 wita, rombongan peserta muktamar istirahat setelah menempuh etape pertama selama 9 jam, yakni perjalanan aspal dari Samarinda. “Ya, kami sebanyak 5 mobil memang berangkat dari Samarinda menjelang pukul 17.00 wita. Perlu dketahui, perjalanan kami menempuh beberapa etape. Etape ini didasarkan tipe jalannya: pertama aspal, kedua aspal bercampur tanah liat, penyeberangan sungai, full offroad. Melalui jalur ini, lebih pendek 60-an km dibandingkan jika tidak melewati penyeberangan,” ungkap Humas HTI Berau. Selanjutnya, rombongan bersiap-siap untuk etape kedua, yakni Pk. 02.30 wita perjalanan menuju penyeberangan dimulai melalui jalan tipe asnah atau aspal setengahnya tanah. Itu karena, sebagian aspalnya terkelupas, tersisa tanah liat dan batu-batu. Tidak terlalu jauh, itu berkisar 3 jam perjalanan berbukit hingga sampai di penyeberangan. Alhamdulillah setelah diguncang-guncang diperjalanan tepat jam 05.00 kami tiba di penyeberangan. Jangan bayangkan, ini seperti penyeberangan fery miliknya ASDP /Pelni. Bukan! Ini bekas logpon atau penampungan dan pelabuhan kayu log (gelondongan), jadi tempatnya di hutan. Suasananya pun gulita, karena tidak ada listrik. Hanya senter HP / powerbank yang menerangi kami saat mencari toilet alam. Memang siapapun bebas memilih lokasi toilet alam yang terletak diantara semak belukar atau gundukan tanah. Gratis! Setelah shalat shubuh, rombongan selama 10-15 menit menyeberangi Sugai Sangkulirang dengan perahu khusus yang jauh dari ukuran kapal Feri. Perahu kayu ini hanya memuat 2 mobil. Penyeberangan dilakukan dari titik logpon ke titik logpon lainnya di seberang. Sungai

yang lebarnya kurang lebih 100-an meter ini konon masih banyak penunggunya. Buaya! Inilah alasannya kenapa rombongan dilarang ambil air wudhu turun langsung ke bibir sungai. Begitu mendarat di seberang, maka etape ketiga finish. Pada etape keempat, jalan type full offroad cocok untuk adventure. “Tapi bukan niatan kami untuk ikutan offroad adventure tapi, kami wajib melalui jalan ini kalau mau tiba di Berau,” ungkapnya. Mulai tiba di Logpon seberang, rombongan langsung mendarat di hamparan lapangan yang sudah banyak tersusun kayu bulat gelondongan diameter 40 cm siap angkut. Susunan kayu yang panjangnya 10-20 m itu rata-rata sudah setinggi 5-6 m. Lolos dari logpon rombongan harus menelurusi jalan logging sekaligus jalan kebun sawit yang juga masih tanah asli. Inilah pemandangan yang menarik dan menghibur selama menempuh perjalanan plus, maksudnya plus diguncang-guncang. Tidak terlalu lama, hanya selang 4 jam perjalanan offroad akhirnya rombongan bertemu dengan aspal lagi, yakni pk 10.30-an wita. Tiba di Lempake, rombongan beristirahat melepas penat. Setelah itu, perjalanan berikutnya menuju Kota Tanjung Redeb, Kabupaten Berau yang ditempuh kurang lebih 3 jam. Akhirnya rombongan empat mobil ikhwan satu mobil akhwat tiba di Tanjung Redeb tiba setelah sehari semalam menembus Trans-Kalimantan, Samarinda Berau. Total perjalanan rombongan peserta muktamar adalah 4 hari melewati kabupaten Kutai Timur dan kabupaten Bontang. Rombongan ini yang insya Allah akan turut menyebarkan semangat perjuangan khususnya di masyarakat Berau sebagai bagian perjuangan global umat saat ini. Meski harus menempuh panjangnya perjalanan yang berat, ini sebagai bukti bahwa Anda yang turut berjuang tidaklah sendiri. Seruan penegakan syariah tidak hanya bergema di kota-kota besar di Jawa tapi juga di pelosok daerah, termasuk Kalimantan Timur. Barakallahu fikum...[]


Media Umat | Edisi 106, 1 - 11 Sya’ban 1434 H/ 10 - 20 Juni 2013

Utsman Bakhash, Direktur Kantor Media Pusat (CMO) Hizbut Tahrir Muktamar Khilafah 2013 di Stadion Gelora Bung Karno merupakan muktamar khilafah terbesar tahun ini di seluruh dunia. Bagi HTI ini adalah rangkaian dari berbagai kegiatan besar yang diselenggarakan di berbagai kota di Indonesia. Sejauh mana dampak muktamar ini di dunia dan seperti apa perjuangan khilafah, wartawan Media Umat Joko Prasetyo mewawancarai Direktur Central Media Office Hizbut Tahrir Utsman Bakhash. Berikut petikannya.

Umat Sudah Siap Dinaungi Khilafah Tanggapan Anda tentang Muktamar Khilafah? Muktamar kemarin di Jakarta yang mengusung tema Perubahan Besar Dunia Menuju Khilafah merupakan perubahan itu sendiri. Maknanya memberikan isyarat yang sangat kuat kepada dunia bahwa inilah yang diinginkan oleh umat. Alhamdulillah, muktamar ini sukses baik dari sisi kepanitiaan, penyelenggaraan atau pun dari kehadiran masyarakat yang begitu banyak. Memang apa pengaruhnya acara semacam muktamar ini kepada dunia? Muktamar Khilafah atau pun acara besar lainnya yang diselenggarakan Hizbut Tahrir, tentu saja memberikan pengaruh kepada semangat perjuangan kaum Muslim di berbagai penjuru dunia. Dunia juga jadi tahu bahwa ini pulalah yang sebenarnya diinginkan oleh umat. Acara ini pula sebagai bantahan kepada media-media Barat yang menyatakan bahwa kaum Muslim menginginkan demokrasi, ingin negara madani. Bahkan, acara seperti ini pula yang telah 'menampar pipi' musuh Islam terutama Amerika yang pada 2005 presidennya saat itu, George W Bush menyatakan bahwa gerakan inilah yang sesungguhnya yang membahayakan karena ingin mendirikan negara yang menyatukan umat Islam dari Indonesia sampai Spanyol. Muktamar ini juga menegaskan apa yang diinginkan oleh umat yang datang dari berbagai negeri

–bukan hanya dari Indonesia saja. Ini memberikan pesan yang kuat dari umat tentang keinginan mereka untuk tegaknya kembali khilafah. Pesan apa yang Anda bawa dari muktamar lalu ke negeri Anda dan juga dunia? Sebelum subuh tadi (Senin, 3/6), saya telah mengirim pesan kepada seluruh jaringan Hizbut Tahrir terkait Muktamar Khilafah ini agar mereka menyampaikannya pula kepada umat di wilayahnya masingmasing. Apa yang Anda sampaikan dalam pesan tersebut? Saya sampaikan pesan bahwa saya telah mengisi muktamar yang diadakan di Jakarta ini. Saya katakan bahwa kami selama berdiri di Jakarta ini seperti berada dalam surga beberapa saat. Karena begitu baiknya penerimaan kaum Muslim di Indonesia kepada gagasan sistem khilafah. Bukan hanya itu, tetapi saudara-saudara kita yang ada di Indonesia ini menyerukan untuk menggabungkan seluruh negerinegeri kaum Muslim dari belahan timur, barat, utara dan selatan dalam naungan kibaran bendera khilafah Islam. Saya juga ucapkan terima kasih tentang pelayanan aktivis Hizbut Tahrir Indonesia, serta atas keberhasilan acara sekaligus semangat para aktivis. Lantas apa langkah yang harus ditempuh untuk menegakkan khilafah? Langkah-langkah yang harus ditempuh. Paling tidak

umat harus memahami akan kewajiban menegakkan kembali khilafah dan mengadopsi sistem khilafah yang ingin mereka wujudkan. Kemudian mendapat dukungan dari ahlul quwwah (pemangku kekuatan/militer) untuk menegakkan khilafah. Apa capaian Hizbut Tahrir dalam perjuangannya saat ini? Saya kutipkan pendapat Zayno Baran seorang peneliti dari Nixon Center Amerika. Dia menyatakan sepuluh tahun lalu ide penegakan khilafah ditolak masyarakat namun sekarang tuntutan menegakkan khilafah mendapatkan sambutan yang luar biasa. Zayno Baran juga yang menggagas pertemuan di Ankara, Turki pada 2005 yang membahas tentang bahaya Hizbut Tahrir bagi peradaban Barat seperti demokrasi dan nasionalisme. Joe Shea, Pimred (Editor in Cheif ) The American Reporter, memberikan nasihat kepada Presiden Amerika Barrack Obama untuk tidak mencoba menghalangi seruan penegakan khilafah. Karena pemikiran ini sudah tidak akan bisa dibendung lagi, meskipun coba dibungkam dengan kekuatan militer. Bahkan ia malah menyarankan kepada Obama, agar Amerika lebih baik menjalin hubungan dengan khilafah yang kelima, karena memang tidak bisa untuk dihentikan. Apa maksudnya khilafah yang kelima? Saya juga tidak tahu. Lantas bagaimana agar dapat

meraih dukungan ahlul quwwah? Yang kami saksikan lalu bahwa masyarakat sesungguhnya telah siap untuk segera ditegakkannya khilafah. PR-nya adalah tinggal mendapatkan dukungan dari militer. Sehingga militer setuju dengan ide Hizbut Tahrir sekaligus menolak strategi dan skenario Amerika. Bagaimana caranya agar militer ini dapat setuju karena untuk bertemu pun susah? Banyak cara yang dapat dilakukan bila tidak dapat menemui secara langsung. Nah, bagi para aktivis Hizbut Tahrir di mana pun yang memiliki saudara seorang militer sampaikanlah bahwa Anda itu seorang Muslim. Maka harus beriman kepada Allah, dan harus menjalankan kewajiban yang diperintahkan oleh Allah. Serta memberikan pertolongan kepada agama Allah dengan mendirikan khilafah. Bukan menjadi antek atau pelayan Amerika. Atau kalau tidak punya saudara militer, sampaikanlah kepada saudara saudaranya militer. Atau teman temannya militer, atau cara lainnya yang memungkinkan. Ketika tersadarkan, mereka inilah yang nanti akan menyampaikan kepada militer yang kita tuju. Bahkan, kepada orang yang bukan saudara atau pun temannya militer kewajiban ini haruslah disampaikan. Sehingga pada waktunya nanti, ketika militer ini pergi ke pasar atau ketika berinteraksi dengan masyarakat kelas mana pun, kemudian ia menemukan bahwa

ternyata orang-orang yang mereka temui itu menginginkan tegaknya khilafah, kemudian militer ini akan berpikir untuk memberikan pertolongannya. Karena jadi tahu apa sebenarnya yang diinginkan oleh umat itu. Jadi, ini penting dilakukan, karena memang bisa jadi kebanyakan dari militer tidak memahami perkara ini. Ketika mereka diberi tahu dan akhirnya sadar, pastilah akan mendukung. Tapi sudah 60 puluh tahun sejak berdirinya pada 1953 di Al Quds, Hizbut Tahrir belum mendapatkan dukungan ahlul quwwah? Saat itu, hingga sebelum Arab Spring, umat menyatakan mendukung Hizbut Tahrir, tetapi mereka sangat ketakutan dengan rezim represif. Sehingga mereka tidak berani mengungkapkan keingiinanya itu di depan publik. Tetapi sekarang sejak para diktator itu berjatuhan, umat berani menyatakan pendapatnya. Misalnya di Yaman paska tumbangnya tiran Abdurrahman Saleh, dakwah untuk menegakkan khilafah itu siang malam. Umat mulai turun ke jalan untuk menyatakan keinginannya, karena rasa takut itu berangsur hilang. Begitu juga ketika tiran di Mesir, Libya dan Tunisia tumbang. Sekarang, meski tiran Bashar Al Assad belum tumbang, hampir seluruh rakyat Suriah tegas menginginkan khilafah. Insya Allah, dalam waktu dekat ini, pertolongan Allah SWT akan segera turun.[]


Media Umat | Edisi 106, 1 - 11 Sya’ban 1434 H/ 10 - 20 Juni 2013

Muhammad Ismail Yusanto, Jubir HTI Muktamar Khilafah digelar di 31 kota di Indonesia. Puncaknya diselenggarakan di Jakarta, Ahad (2/6) di Stadion Gelora Bung Karno. Lebih dari 100 ribu orang hadir dalam acara tersebut. Mengapa acara itu dilaksanakan dan apa yang ingin diraih oleh Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) melalui acara tersebut. Berikut penjelasan juru bicara HTI M Ismail Yusanto kepada wartawan Media Umat Joko Prasetyo.

Muktamar Khilafah, Kokohkan Visi Misi Perjuangan Mengapa HTI menggelar Muktamar Khilafah? Hizbut Tahrir Indonesia menggelar Muktamar Khilafah di 31 kota di seluruh Indonesia dari Banda Aceh hingga Papua, dengan tema Perubahan Besar Dunia Menuju Khilafah, berpuncak pada 2 Juni di Gelora Bung Karno yang dihadiri oleh lebih dari 100 ribu peserta itu, sebagai medium untuk mengokohkan visi dan misi perjuangan umat untuk tegaknya kembali kehidupan Islam. Visi dan misi ini penting untuk terus ditegaskan, dikokohkan dan digelorakan, terlebih di tengah arus perubahan besar dunia. Lihatlah apa yang tengah terjadi di Timur Tengah, juga di kawasan Asia Tengah, Asia Selatan, juga Eropa dan Amerika Serikat (AS). Setelah keruntuhan sosialisme - komunisme, kini kapitalisme semakin gontai akibat terus didera krisis multidimensi yang seolah tak bertepi. Pada saat yang sama, gelombang perubahan terjadi pula di berbagai negeri Muslim. Di sana, umat Islam bangkit melawan penguasa tiran yang menindas. Hasilnya, satu per satu rezim diktator itu tumbang dari kursi kekuasaannya. Mengapa perubahannya harus kepada khilafah? Melalui muktamar ini, kita juga mengingatkan bahwa perubahan memang adalah sebuah keniscayaan. Akan tetapi, perubahan tanpa arah yang benar, tidak akan membawa kepada kebaikan hakiki, seperti yang selama ini terjadi, termasuk

di negeri ini. Kita meyakini, perubahan yang akan membawa kepada kebaikan hakiki itu tak lain adalah perubahan menuju tegaknya al haq, perubahan menuju tegaknya al-Islam, yakni perubahan menuju tegaknya kembali syariah dan khilafah. Oleh karena itu, wajib pula bagi kita semua untuk mengerahkan segenap daya dan tenaga guna mewujudkan cita-cita mulia ini. Apa yang dihasilkan dari MK? Ada beberapa hasil yang kita dapatkan dari Muktamar Khilafah itu. Yang utama tentu saja adalah peningkatan kesadaran umat, khususnya yang hadir pada acara muktamar di berbagai kota di Indonesia, tentang arti pentingnya khilafah bagi terwujudnya kembali izzul Islam wal muslimin. Semua orang yang kita temui atau kita wawancarai usai acara, serempak menyatakan hal senada. Bahwa tegaknya kembali khilafah sangatlah penting. Oleh karena itu, penting pula untuk terus berjuang hingga cita-cita mulia itu terwujud. Kedua, adalah tumbuhnya kepercayaan umat terhadap Hizbut Tahrir. Kepercayaan umat itu sangat penting karena kepercayaan akan melahirkan dukungan. Di tengah krisis kepercayaan terhadap partai politik, termasuk partai politik Islam, akibat berbagai kasus korupsi, Hizbut Tahrir ingin menunjukkan diri (dalam arti positif ) sebagai kelompok yang masih bisa diharapkan untuk membawa umat kepada terwujudnya cita-cita. Jadi, harapan itu masih ada.

Ketiga, secara internal, penyelenggaraan muktamar yang luar biasa itu juga makin meningkatkan kepercayaan diri Hizbut Tahrir secara internal akan kemampuan manajemen dan kepemimpinan, khususnya dalam mengorganisasi sebuah acara dengan massa yang sangat besar dengan sukses. Keempat, melalui muktamar ini, berbagai pihak bisa melihat, bahwa Hizbut Tahrir bisa menyelenggarakan acara besar dengan aman, megah, meriah dan terkendali. Ini akan menepis kekhawatiran atau tudingan sementara pihak yang menyatakan bahwa Hizbut Tahrir adalah kelompok radikal yang akan membuat onar negeri ini. Penyelenggaraan muktamar yang sukses menepis semua itu. Sebelum MK, kan ada Konferansi Rajab (Konjab), Muktamar Ulama Nasional (MUN), Konferensi Khilafah Internasional (KKI) dan lainnya, itu semua juga untuk mengokohkan visi dan misi perjuangan? Kita harus ingat bahwa sejak runtuhnya khilafah pada 1924, umat Islam telah sangat lama, hampir satu abad, kehilangan institusi pelaksana syariah, pelindung dan pemersatu umat. Selama waktu itu pula, wilayah dunia Islam yang semula sangat luas itu kemudian dikerat-kerat oleh negara kafir penjajah menjadi negara kecil-kecil yang berdiri atas dasar nasionalisme. Sementara harkat martabat dan kehormatan umat dilecehkan, darah umat ditumpahkan, dan pemikiran

umat disimpangkan. Pendek kata, tanpa khilafah, umat mengalami keterpurukan yang luar biasa, yang tidak pernah terjadi sebelumnya. Benarlah, ketika para ulama menyebut tiadanya khilafah itu sebagai ummul jarâim atau pangkal timbulnya aneka musibah, keburukan, dan kejahatan. Dan keterpurukan yang telah berlangsung demikian lama, pada galibnya akan diperlukan waktu yang lama pula untuk mengembalikan ke keadaan semula. Di sinilah pentingnya usaha penegasan, peneguhan dan pengokohan visi misi perjuangan itu harus dilakukan berulang-ulang. Sudah dilakukan berulang-ulang saja umat masih banyak yang belum nyadar, apalagi kalau cuma sekali-sekali? Kok mengokohkan terus, kapan berjuangnya? Pengokohan visi dan misi perjuangan umat itu merupakan bagian dari perjuangan itu sendiri yang sangat penting, karena visi dan misi akan memberi arah ke mana perjuangan ini menuju, sedemikian sehingga mereka memahami semua yang dilakukan oleh HT tak lain tujuannya adalah guna mewujudkan kehidupan Islam melalui tegaknya syariah dan khilafah. Setelah mengerti, mereka tentu akan mendukung, termasuk mendukung semua yang dilakukan oleh HT, mulai dari aktifitas pembinaan dan pengkaderan hingga semua kegiatan dalam tahapan perjuangan politik (kifahus-siyasi)

dan interaksi dengan umat (tafa'ul ma'al ummah) serta istilamul hukmi (penyerah terimaan kekuasaan). Kongkret dari perjuangannya itu apa? Intinya adalah kegiatan pembinaan dan pengkaderan melalui halqah-halqah, lalu pembentukan opini dan kesadaran umat yang dilakukan secara langsung melalui seminar, diskusi, tabligh akbar dan lainnya, ataupun secara tidak langsung melalui media cetak, elektronik maupun on-line, serta usaha diraihnya dukungan tokoh umat dari kalangan ahlul quwwah melalui kontak dan pendekatan intensif. Mengapa tidak masuk parlemen dan mengubah negara dari dalam? Tergantung perubahan seperti apa yang kita mau. Apakah sekadar perubahan yang bersifat parsial seperti dibolehkannya jilbab, bank syariah atau sejenisnya, ataukah perubahan yang bersifat sistemik – fundamental. Kalau perubahan yang dimaui adalah yang kedua, tidak ada bukti empirik langkah perjuangan dengan masuk parlemen itu akan menuai hasil. Lihatlah, semua perubahan besar yang bersifat sistemik – fundamental di berbagai negara, termasuk di negeri ini dan negara-negara Timur Tengah dengan Arab Spring nya itu, semua terjadi melalui jalan bukan parlemen. Kecuali kalau kita mencukupi perubahan yang bersifat parsial. Tapi tentu kita tidak inginkan itu, to?[]


10

Media Umat | Edisi 106, 1 - 11 Sya’ban 1434 H/ 10 - 20 Juni 2013

Aspirasi

Mereka Bicara Muktamar Khilafah 2013 Farraz Amin, Peserta Australia Alhamdulillah, kami sangat bahagia bisa berada di sini bersama para syabab di konferensi ini. Ada sekitar 15 orang yang datang dari Australia. Para syabab Indonesia selalu menjadi orang-orang yang paling mengagumkan dalam hal persiapan, dengan memakai stadion yang merupakan stadion kesepuluh terbesar di dunia. Ada banyak konferensi serupa yang diadakan di kota-kota di Indonesia, seperti Surabaya, para syabab sangat menganggumkan. Ada banyak bendera Islam di sekitar stadion, kerja yang sangat baik. Kami berdoa kepada Allah agar menerima amal baik mereka di Hari Akhir, Insya Allah. Hamzah, Peserta Australia Masya Allah, ini adalah even terbesar dengan 120.000 orang yang datang ke konferensi untuk memberikan dukungan bagi penegakan khilafah. Hal ini akan memberikan kesan mendalam bagi kaum Muslim di Australia, untuk hidup hanya untuk Islam dan berjuang menegakkan Khilafah. Berpegang teguhlah kepada Islam, dan jadilah model bagi Muslim di Barat. Kami mengharapkan tentara untuk membebaskan Australia, Insya Allah.[] Fadlan Khaerul Anam, Siswa Kelas XII-IPS SMAN 1 Cibadak, Kab Sukabumi Saya juga terkesan bagaimana para pejuang syariah dan khilafah baik dari dalam negeri maupun luar negeri begitu yakin dengan sepenuh hati ketika mereka mengatakan “We Need Khilafah Islamiyyah!”, ini yang saya sebut sebagai “Islam itu melebihi agama, Iman itu melebihi percaya”. Sejak dari gerbang masuk pelaksanaan MK, saya merasakan suatu perasaan yang khas, setiap langkah saya menengadahkan kepala saya ke langit dan berdoa. “Ya Allah, Engkaulah saksi-Nya, malaikat-Mu, Roh Nabi dan Para Rasul-Mu, hari ini menjadi saksi kami untuk menegakkan ajaran Allah di bumi-Nya”! [] Iing Solihin, Ketua Persatuan Umat Islam Muktamar Khilafah luar biasa! Sistem khilafah adalah suatu keniscayaan. Pilihan sistem demokrasi oleh bangsa-bangsa, khususnya Indonesia, adalah kekeliruan besar karena terbukti tidak dapat menyejahterakan umat manusia. Negara menjadi kacau dan gagal. Perjuangan penerapan syariat Islam para pendahulu kita dalam berbagai caranya yang cenderung persuasif dengan sistem Barat telah gagal. Kini saatnya kembali ke sistem khilafah secara kaffah yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW dan diteruskan oleh para sahabatnya. Muktamar Khilafah 2 Juni 2013 yang dihadiri lebih dari 110 ribu orang dan disambut oleh jutaan orang lainnya di seluruh penjuru negeri merupakan modal kuat untuk menerapkan sistem khilafah. Rakyat

telah lelah dan tidak percaya pada sistem yang sekarang diterapkan. Partisipasi rakyat dalam proses demokrasi rendah dan terus merosot. Politik hanya dijadikan alat mencapai kekuasaan semata. Padahal, politik menurut Islam adalah pelayanan pada umat manusia.[] Ahmad Michdan, Pengacara Senior, Pembina Tim Pengacara Muslim/TPM Muktamar Khilafah ini sangat luar biasa! Semoga doa yang dipanjatkan muktamirin di penghujung acara Muktamar Khilafah diijabah (dikabulkan) oleh Allah SWT di tahun 2014 M, khilafah di dunia mulai ditegakkan. Indonesia merupakan negara yang umat Islamnya terbanyak, telah ditandai mulai dari Aceh Darussalam. Ini jangan diabaikan. Perlu dipikirkan, diisi, dan diperankan secara kaffah hingga menular ke provinsi-provinsi lain. Mari bersama-sama kita tegakkan. Teruskan perjuangan kalian, ikhwan-ikhwan HTI.[] Yosmardin, Pengamat Politik dan Pemerintahan Secara umum kegiatan Muktamar Khilafah kali ini jauh lebih baik dari pada sebelumnya. HTI tampak lebih percaya diri dan kemasannya pun jauh lebih bermutu. Hanya saja ada beberapa catatan. Di antaranya adalah pada acara malam hari tamu dari luar tampak kelelahan karena seharian terkena sengatan matahari, partisipasi tokoh nasional belum optimal, dan liputan media pun minim.[] Hasjbi, Ketua Umum International Muslim Brotherhood Muktamar Khilafah ini sangat luar biasa! Gelora Bung Karno penuh sesak. Melihat kenyataan seperti ini, masa khilafah tidak bisa ditegakkan? Pasti bisa. Apalagi ini merupakan janji Allah.[] Alfian Tanjung, Ketua Umum Taruna Muslim Muktamar Khilafah 2013 sangat luar biasa untuk mengawal tegaknya khilafah. Acara tersebut harus ditindaklanjuti secara terencana, sistematis dan tuntas sampai acara Muktamar Khilafah 2018 yang dipuncaki dengan Proklamasi Khilafah Islamiyah tahun 2020. Usulan kongkrit untuk DPP HTI dan strukturnya agar menggandeng dua kekuatan utama umat Islam di Indonesia, yaitu NU dan Muhammadiyah. [] Muhammad Hasbi Ibrohim, Ketua Laskar Anti Korupsi Pejuang 45 Muktamar Khilafah kemarin sangat mengharukan. Belum pernah ada organisasi mana pun kecuali sepak bola yang dapat menghadirkan peserta memadati Gelora Bung Karno bahkan meluber. Di luar banyak

peserta yang tidak dapat masuk. Hanya sayang, seharusnya massa digiring ke DPR/MPR RI untuk mewujudkan Khilafah. Tidak perlu menunda waktu lagi.[] Adhyaksa Dault, Mantan Menteri Pemuda dan Olah Raga Saya hadir di sini karena hadits Rasulullah yang mengatakan akan tegak kembali khilafah ala minhajin nubuwwah, solusinya nggak ada yang lain. Jadi jika ada orang yang mengatakan khilafah itu utopis, itu orang gila menurut saya. Padahal khilafah itu janji Allah dan merupakan tanda-tanda kenabian Rasul dan insya Allah, tanpa peran kita khilafah pasti berdiri. Cuma bagaimana kita mengikuti proses itu.[] Sabili Raun, Ketua al-Ittihadiyah Muktamar Khilafah ini ajang perjuangan. Perjuangan menegakkan khilafah adalah sikap hidup setiap ibadurrahman yang merindukan khilafah di muka bumi ini Insya Allah kita menjadi bagian dari perjuangan ini. Aamiin.[] KH Tubagus Fathul Adzim, Ulama Banten U m at Is l a m m e m i l i ki s i s te m pemerintahan sendiri. Bukan demokrasi yang berasal dari Barat. Kekuatan umat Islam bisa dibangun dengan persatuan yang menyeluruh yang diikat oleh akidah Islam. Akidah Islam itu akan menjadi pengikat di saat umat Islam memiliki daulah Islam. Hanya dengan Daulah Islam persatuan umat akan terbangun. Saya berpesan kepada syabab yang selalu rajin mengontak untuk sabar menjalankan dakwah Islam. Kesabaran insya Allah akan menghasilkan buah yang manis. Pelan-pelan saja. InsyaAllah dukungan dari berbagai pihak akan mengalir dengan sendirinya. [] KH Manshur Muhyiddin, Ketua Majelis Tinggi Perguruan Silat Bandrong, Ulama Banten. Muktamar sangat menggembirakan, mampu membangkitkan semangat para peserta khususnya dari Banten. Semoga kemenangan Islam dengan penegakan khilafah akan segera tiba. Acara kemarin (MK) memberi warna lain bagi kaum Muslimin di Indonesia dalam memperjuangakan Islam. Sudah seharusnya umat Islam khususnya di Banten memperjuangkan syariah dan khilafah.[] Rizqy Awal, Mahasiswa Universitas Padjajaran Bandung Alhamdulillah banyak pula respon positif dari rekan-rekan mahasiswa dan dosen Unpad. Islam melalui penerapan syariah dan khilafah yang diperjuangkan


Media Umat | Edisi 106, 1 - 11 Sya’ban 1434 H/ 10 - 20 Juni 2013

merupakan jalan baru perubahan setelah kapitalisme dan sosialisme gagal memberikan jawaban kegundahan umat. Mahasiswa dan intelektual pada umumnya sudah gusar dengan problematika umat hari ini. Opini khilafah tak bisa dibendung lagi, dan siapa pun harus dan serius untuk memperjuangkannya. [] Fikri Bareno, Ketua al-Ittihadiyah Khilafah pasti datang pada saatnya. Yang terpenting sudahkah kita memenuhi syarat untuk menjadi pelaksana aparatnya? Sudahkah bangsa ini mempunyai kekuatan inti yang mensyukuri petunjuk-petunjuk Alquran, sabar menerima hukum Allah dan tidak mengikuti orang-orang yang berdosa dan kafir, kuat berdzikir pagi dan petang. Sujud dan bertasbih diwaktu malam yang panjang. Dan mohonlah rahmat Allah, jangan lupa orang-orang yang menderita yang memerlukan pembelaan inti kekuatan bangsa ini. Maukah kita menjadi penolong agama Allah, penegak syariah dan khilafah yang memenuhi syarat serta mendapat ridha Allah.[] Irawan Setiawan, Mahasiswa Pasca Sarjana Universitas Indonesia Salah satu hal yang menyita perhatian saya dalam acara Muktamar Khilafah adalah spanduk bertuliskan “Urang Ciamis 100% Ngarojong (mendukung) Khilafah”. Ciamis, daerah paling timur Jawa Barat dan berbatasan dengan Jawa Tengah. Saya sebagai orang Ciamis yang studi di Universitas Indonesia tidak menyangka begitu banyak masyarakat Ciamis yang ikut serta dalam Muktamar Khilafah. Pasalnya, dua tahun sebelumnya, saya begitu kesulitan mencari para pejuang khilafah di Ciamis ketika pulang kampung. Namun sekarang, subhanallah, dukungan itu begitu luar biasa. Hal ini menambah keyakinan, insya Allah tegaknya Khilafah sebentar lagi. Pertolongan Allah SWT semakin dekat. Opini sinis akan utopisnya berdiri khilafah, justru ditanggapi sebaliknya. Maraknya peserta Muktamar Khilafah yang diselenggarakan oleh Hizbut Tahrir menunjukkan bahwa umat Islam di Indonesia sudah sangat rindu dengan khilafah.[] Buya H Hasan Nasruddin, Ulama Sumbar Agenda Muktamar Khilafah sebagai medium untuk menyemarakkan pentingnya memperjuangkan tegaknya syariah dan khilafah yang telah diwajibkan oleh Allah sebagaimana juga telah dijelaskan oleh para ulama di dalam kitab-kitab fiqih. Muktamar menjadi dorongan bagi umat Islam terutama para ulama untuk menyampaikan kepada umat baik di sekolah, masjid, disurau-surau tentang pentingnya syariah dan khilafah. Muktamar itu menyadarkan umat bahwa kita umat yang satu tanpa sekat-sekat. Buktinya ucapan salam kita sama yaitu “Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh” walaupun beda negara. Nasionalisme telah memecah belah umat Islam dan tidak peduli dengan saudaranya yang berbeda negara. Padahal kita bersaudra kita umat Islam.[] Saad Jaagranvi, Wakil Jubir HT Pakistan Masya Allah, tidak hanya yang hadir di konferensi ini, ada sekitar 120.000 peserta yang menjadi kuncinya yang menjadi inspirasi bagi saya. Namun juga manajemen yang dilakukan oleh syabab Hizbut Tahrir. Kerja mereka yang menjadikan konferensi yang hebat seperti ini. Hal ini juga menunjukkan bahwa

Aspirasi

syabab Hizbut Tahrir siap untuk memerintah negeri ini. Tidak hanya memerintah negeri ini, juga siap memerintah Asia Tenggara. Insya Allah, membawa cahaya ke seluruh penjuru dunia. Tidak ada hal yang negatif yang saya lihat di konferensi ini mengenai masalah yang kecil. Seperti bola dunia besar yang ditaruh di atas meja dan diletakkan di tengah-tengah stadion dan ada anak-anak yang berdiri berbaris di dekatnya. Subhanallah, hal itu sangat mengagumkan. Insya Allah, semoga Allah membalas apa yang dilakukan oleh para syabab dengan balasan yang baik di Hari Akhirat. Semoga Allah memperkuat para syabab Indonesia untuk membuat event-event serupa di masa datang. Semoga segera Allah mengizinkan berdirinya Khilafah, Insya Allah.[] Abu Syahid al-Maliki, Aktivis HT Malaysia Alhamdulilah, setelah datang ke Muktamar Khilafah 2013 ini, kami juga sangat mengharapkan dukungan dari umat Islam pada khususnya dan umat Islam di dunia untuk persatuan karena hal ini sangat penting untuk umat. Jadi, akan seterusnya mendoakan Hizbut Tahrir Indonesia untuk senantiasa menguggah dalam perjuangan Daulah Khilafah. Insya Allah, kita melihat kesungguhan kerja dan pelaksanaan para syabab Hizbut Tahrir dalam melaksanakan muktamar ini memberikan inspirasi bagi kami para syabab Hizbut Tahrir Malaysia.[] Yusuf, Kantor Media Pusat Hizbut Tahrir Turki Konferensi ini sangat bagus. Saya hanya bisa katakan dengan satu kata: “sangat bagus.” Saya belum pernah menyaksikan event hebat seperti ini di dunia. Selamat dan sukses. Saya ingin berterima kasih pada Anda semua. Saya berdoa untuk Anda semua kepada Allah dan sungguh acara ini diorganisir dengan luar biasa, penerimaan tamu, perencanaanya sangat bagus. Umat Muslim Indonesia sungguh merupakan kaum Muslim yang tulus. Orang-orangnya luar biasa, sangat sopan, dan menjalankan Islam. Hal ini bisa terlihat jelas. Sementara di Turki atau di negaranegara lain, orang-orangnya adalah Muslim tapi tidak begitu menjaga kesucian Islam, mereka tidak begitu menjalankan kewajiban-kewajiban Islam namun di Indonesia, rakyatnya menjalankan Islam. Kita bisa melihat dari wajah mereka, pakaian mereka, tindakan mereka, konferensi yang mereka adakan, gaya hidup mereka. Karena itu saya merasa sangat bahagia melihat saudara-saudara Muslim di Indonesia. Ini adalah kunjungan pertama bagi saya. Negeri ini adalah satu-satunya negeri yang dibuka tanpa peperangan. Mereka membuka diri mereka bagi Islam.[] Yudi Yusfar, Peserta asal Cisendo, Bandung Perasaan saya menghadiri MK ini haru bangga. Inilah kebesaran Islam. Dengan berbagai suku bangsa dan adat istiadat yang ada kita bisa disatukan, apalagi kalau khilafah berdiri, kan semakin kokoh pasti yah. Ini belum ada khilafah tapi sudah bisa bersatu seperti ini. Kenal Hizbut Tahrir baru-baru ini, belum sebulan, insya Allah ada keinginan untuk ngaji ke Hizbut Tahrir. Keinginan saya setelah MK ini, bahwa bentuk dulu opini bahwa khilafah itu penting, sebagai solusi yang efektif dan tepat untuk membangun masyarakat, yang kedua, ya demokrasi segera diganti dengan khilafah![] Habib Khalilullah Abu Bakar Al Habsy, Pimpinan Majelis Zikir Imdadul Hadadi Jakarta Muktamar Khilafah 2 Juni sangat menggetarkan hati. Suara takbir dan teriakan Khilafah Islamiyah laksana gemuruh badai seakan-akan hari ini tabir kemenangan

11

khilafah terjadi di mata kita. Tidak ada kata yang patut diucapkan kecuali Inna nashrullahi qarib, sesungguhnya pertolongan Allah untuk tegaknya daulah Islamiyah sangat dekat. Bagi kaum Muslimin dari penjuru kota hanya satu keinginan tegakkan khilafah. Diiringi kekaguman para orasi berbagai belahan dunia yang turut andil dalam acara tersebut. Inilah bukti nyata bisyaroh Rasul akan terjadi khilafa ala minhajin nubuwwah. Semoga Allah dalam waktu singkat baiat Khalifah akan terjadi.[] Bilal Abdelwahed, Mahasiswa Komunikasi University of Western Sydney Saya berangkat ke Indonesia dari uang saku yang sudah saya kumpulkan untuk berangkat ke Muktamar Khilafah ini. Alhamdulillah, saya pun di bantu oleh syabab Australia dan akhirnya bisa juga berangkat ke sini. Yang saya dapatkan setelah mengikuti Muktamar Khilafah, sangat inspiratif dan sangat memotivasi saya. Umat menyerukan khilafah, umat menginginkan khilafah. Saya sangat inspiratif dengan syabab Indonesia, saya ingin melihat aktifitas syabab di Indonesia. Kita harus memperkuat dakwah kita dan berada di kapal yang sama. Sebab pahalanya akan berbeda ketika khilafah belum ada dan berjuang setelah khilafah tegak. Maksud saya bekerja dalam artian berdakwah membantu dan mendukung serta membuat seruan khilafah semakin meluas.[] Irena Handono, Pakar Kristologi Peserta yang penuh memadati Stadion Gelora Bung Karno merupakan suatu keberhasilan dalam mensosialisasikan opini syariah dan khilafah. Hal tersebut menjadi suatu perwujudan kesadaran yang telah muncul di masyarakat akan pentingnya syariah dan khilafah. Hal ini juga menjadi bukti bahwa semua ‘ismeisme’ dari sistem buatan manusia tidak akan mampu mengangkat harkat dan martabat manusia itu sendiri. Perkuat sosialisasi dari sisi sejarah umat Islam. Saya sedih melihat fakta umat Islam kini sangat lemah dalam hal sejarah. Dengan mengenal sejarah, kewajiban syariah dan khilafah dapat tersosialisasikan dengan cepat. Kemudian, langkah selanjutnya yang dapat ditempuh adalah dengan kesadaran Iqra’. Iqra’ adalah ayat yang pertama kali turun dan memiliki peranan penting untuk mengembalikan pemikiran umat Islam yang telah terbelokkan oleh pemikiran kaum kuffar. Opini publik harus segera diluruskan. Kebohongan yang dilakukan kaum kuffar harus segera kita lawan dengan lebih gencar dengan berbagai media. Jika suatu kebohongan yang terus-menerus, suatu saat akan dianggap suatu kebenaran.[] Hj Eni Gustina, Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Anak, Kemenkes RI Saya merasa sangat beruntung dan bersyukur dapat mengikuti acara ini. saya sempat terharu dan menitikkan air mata ketika melihat ratusan ribu umat Islam berkumpul dan menyuarakan hal yang sama, yaitu diterapkannya nilai-nilai Islam di kehidupan sehari-hari. Sebagai praktisi di bidang kesehatan, saya merasa perlu untuk memperbaiki sistem yang saat ini telah mencengkram kuat bangsa ini. Butuh kesatuan yang kuat untuk memperbaikinya, akan sangat sulit jika kita memperjuangkannya secara individu saja. Wanita punya peran dalam perjuangan ini. Wanita memiliki tanggung jawab sebagai ibu dan pendidik generasi. Tugas perjuangan ini adalah tanggung jawab semua pihak. Umat Islam sudah seharusnya sadar untuk meperjuangkannya. Khilafah adalah apa yang kita butuhkan. Setelah acara ini saya akan menyampaikan informasi dan ilmu yang diperoleh, dimulai dari keluarga dan masyarakat sekitar. Semoga kedepan saya bisa ikut membantu perjuangan syariah dan khilafah.[]


12

Media Umat | Edisi 106, 1 - 11 Sya’ban 1434 H/ 10 - 20 Juni 2013

Telaah Wahyu

Cara Mendakwahkan Islam Oleh: Rokhmat S Labib, MEI

Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk (TQS alNahl [16]: 125).

D

akwah merupakan kewajiban yang disebutkan dalam banyak nash. Sebagai sebuah kewajiban, setiap Muslim wajib mengerjakannya. Namun perlu diingat, dalam berdakwah seorang Muslim tidak boleh melakukan dengan semaunya. Terdapat koridor yang tidak boleh ditabrak. Bahkan, syara' memberikan penjelasan tentang cara yang harus ditempuh dalam berdakwah.

ud'u merupakan fil al-amr (bentuk kata perintah) dari kata al-du'â` atau al-da'wah. Dijelaskan Ahmad Mukhtar dalam Mu'jam al-Lughah al-'Arabiyyah al-Mu'âshirah, kata da'â ilâ berarti hatstsa 'alâ i'tiqâdihi nâdâ bihi (mendorong dan menganjurkan untuk meyakininya, serta mengajak dan memanggilnya). Dalam ayat tersebut tidak disebutkan maf'ûl bih (obyeknya). Dijelaskan al-Syaukani dan alAlusi, itu menunjukkan al-ta'mîm

Ayat ini adalah di antara nash yang menjelaskan tentang cara yang wajib ditempuh oleh pendakwah dalam mendakwahkan Islam di tengah masyarakat.

(menjadikannya bersifat umum). Dengan demikian, obyek yang diperintahkan untuk diajak adalah seluruh manusia. Sebab, beliau diutus seluruh manusia sebagaimana ditegaskan dalam banyak dalil. Mereka semua diperintahkan untuk diajak kepada sabîli Rabbika (jalan Tuhanmu). Pengertian sabîli Rabbika adalah syariah Tuhanmu yang disyariahkan untuk makhluk-Nya, yakni Islam. Demikian penafsiran Ibnu Jarir alThabari. Penafsiran serupa juga dinyatakan al-Syaukani, al-Nafasi, al-Khazin, al-Jazairi, dan lain-lain. Cara yang ditempuh dalam mengajak mereka adalah dengan al-hikmah. Menurut al-Alusi, pengertian bi al-hikmah adalah bi almaqâlah al-muhkamah (dengan perkataan yang tepat, teliti, dan sempurna). Yakni, al-hujjah alqath'iyyah al-muzîhah li al-syibh (argumentasi pasti yang menghi-

Berdakwah dengan Hikmah dan Nasihat Allah SWT berfirman: Ud'u ilâ sabîli Rabbika bi al-hikmah (serulah [manusia] kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah). Khithâb (seruan) ayat ini ditujukan kepada Rasulullah SAW. Demikian dikatakan al-Thabari. Karena tidak ada nash yang menunjukkan bahwa seruan tersebut hanya berlaku untuk Rasulullah SAW, maka berlaku juga bagi umatnya, sebagaimana kaidah: Khithâb al-Rasûl khithâb li ummatihi (seruan kepada Rasul SAW juga seruan kepada umatnya). Perkara yang diserukan ayat ini adalah perintah melakukan dakwah di jalan Allah SWT. Kata

langkan kesamaran). Tak jauh berbeda, al-Syaukani juga memaknainya dengan al-maqâlah al-muhkimah al-shahîhah (perkataan yang tepat, teliti, dan benar). Penjelasan senada juga dikemukakan al-Nasafi. Inilah cara yang pertama dalam mendakwahkan Islam di tengah masyarakat. Dalam kitab Hadîts alShiyâm, al-Syaikh Taqiyuddin aNabhani memaknai al-hikmah sebagai al-burhân al-'aqliyy (argumentasi logis). Maksudnya, argumentasi yang masuk akal, tidak dapat dibantah, dan yang memuaskan. Inilah yang bisa mempengaruhi jiwa (pikiran dan perasaan) siapa saja. Karena, manusia tidak akan dapat menutupi akalnya di hadapan argumentasi-argumentasi yang pasti serta pemikiran yang kuat. Cara kedua disebutkan dalam firman Allah SWT berikutnya: Wa al-maw'izhah al-hasanah (dan pelajaran yang baik). Kata almaw'izhah (merupakan bentuk mashdar mîmî dari kata al-wa'zh (nasihat). Menurut al-Raghib, Secara bahasa kata al-wa'zh berarti zajr muqtarin bi takhwîf (melarang atau mencegah disertai dengan menakut-nakuti). Demikian diterangkan al-Raghib al-Asfahani. AlKhalil, sebagaimana dikutip alRaghib, mengartikan al-wa'zh sebagai memberikan peringatan dengan baik yang melembutkan hati. Menurut al-Syaukani, kata tersebut mencakup semua nasihat yang dinilai bagus oleh pendengarnya, dan faktanya memang bagus karena bermanfaat bagi pendengar. Al-Nasafi menafsirkan al-maw'izhah al-hasanah sebagai serulah mereka kepada Allah dengan targhîb (dorongan) dan tarhîb (ancaman)-nya, sehingga tidak tersembunyi dari mereka bahwa engkau memberikan menasihati mereka dan bermaksud baik terhadap mereka. Menurut al-Syaikh Taqiyuddin, al-maw'izhah al-hasanah berarti mempengaruhi perasaan manusia ketika menyeru akal mereka dan mempengaruhi pemikiran mereka ketika menyeru perasaannya. Sehingga, pemahaman mereka terhadap apa yang mereka dakwahkan senantiasa diliputi oleh semangat melaksanakannya serta beramal untuk meraihnya. Di antara ayat yang mengandung ini adalah QS alAn'am [6]: 179 dan al-Naba' [78]: 21.

Debat dengan Cara yang Baik Selain dua cara di atas, diperintahkan pula untuk melakukan:

wa jâdilhum bi al-latî hiya ahsan (dan bantahlah mereka dengan cara yang baik). Kata jâdil merupakan fi'l al-amr (bentuk kata perintah) dari kata al-jidâl atau almujâdalah (perdebatan). Menurut al-Syaukani, pengertian bi allatî hiya ahsan adalah bi al-tharîq al-latî hiya ahsana thuruq almujâdalah (dengan cara yang merupakan cara debat yang paling baik). Ditegaskan juga, sesungguhnya Allah SWT memerintahkan untuk berdebat dengan baik karena pendakwah menghapuskan sesuatu dengan tujuan yang benar. Sedangkan lawannya membatalkan sesuatu dengan tujuan yang rusak. Menurut al-Jazairi, pengertian wa jâdilhum bi al-latî hiya ahsan adalah bantahlah mereka dengan bantahan yang ahsan. Yakni, tidak dengan cacian, celaan, makian, dan mengungkapkan keburukan. Sebab, perdebatan yang baik itu lebih memudahkan lawannya untuk menerima kebenaran dan perkara yang diseru. Dijelaskan juga al-Syaikh Taqiyuddin, al-jidâl bi al-latî hiya ahsan berarti berdiskusi yang terbatas dengan ide. Kemudian menyerang dan menjatuhkan argumentasi-argumentasi batil, lalu memberikan argumentasiargumentasi tepat dan benar dengan meneliti hingga sampai pada suatu kebenaran. Karena itu, ia mengandung dua sifat yaitu merobohkan dan membangun (baru sama sekali), menjatuhkan dan menegakkan argumentasiargumentasi. Al-Samarqandi mengatakan bahwa ayat ini menjadi dalil bahwa al-munâzharah wa almujâdalah (perdebatan dan perbantahan) dalam ilmu diperbolehkan. Sebab, yang dituju dari perbuatan tersebut adalah menampakkan kebenaran. Ini seperti firman Allah SWT: Dan janganlah kamu berdebat dengan Ahli Kitab, melainkan dengan cara yang paling baik, kecuali dengan orangorang zalim di antara mereka (TQS al-Ankabut [29]: 46). Juga firman Allah SWT: Karena itu janganlah kamu (Muhammad) bertengkar tentang hal mereka, kecuali pertengkaran lahir saja (TQS al-Kahfi [18]: 22). Allah SWT berfirman: Inna Rabbaka Huwa a'lamu biman dhalla 'an sabîlihi (sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya). Pengertian sabîlihi tidak berbeda dengan sebelumnya, yakni Islam. Sehingga, makna dhalla 'an dînih berarti Allah SWT berfirman: Wahuwa a'lamu bi al-muhtadîn (dan

Ikhtisar: 1. Cara mendakwahkan Islam di tengah masyarakat dengan: hikmah, nasihat yang baik, dan berdebat dengan cara yang lebih baik 2. Pengertian al-hikmah adalah alburhân al-‘aqliy (alasan yang logis) 3. Pengertian al-maw’izhah al-hasanah adalah mempengaruhi perasaan manusia ketika menyeru akal mereka dan mempengaruhi pemikiran mereka ketika menyeru perasaannya. 4. Pengerttian al-jidâl bi al-latî hiya ahsan adalah berdiskusi yang terbatas dengan ide, dengan mengandung dua sifat yaitu: merobohkan dan membangun, menjatuhkan dan menegakkan argumentasi-argumentasi. Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk). Menurut Fakhruddin al-Razi, pengertian firman Allah SWT tersebut adalah: Engkau diberi taklif untuk berdakwah kepada Allah SWT dengan ketiga cara tersebut. Adapun terjadinya hidayah, tidak bergantung kepadamu. Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang tersesat dan orang-orang yang mendapatkan petunjuk. Tak jauh berbeda, Ibnu Katsir juga menjelaskannya dalam tafsirnya: “Bahwa Allah SWT mengetahui orang yang celaka di antara mereka dan yang bahagia. Dia telah mencatat semua itu di sisi-Nya dan telah selesai. Maka, ajaklah mereka kepada Allah. Janganlah jiwa merasa sedih terhadap orang yang tersesat di antara mereka. Sebab, kamu bukan pemberi petunjuk mereka. Sesungguhnya engkau adalah pemberi peringatan. Kewajibanmu adalah menyampaikan, dan Kami-lah yang menghisabnya. Allah SWT berfirman: Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi (TQS alQashsash [28]: 56). Juga firmanNya: Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk, akan tetapi Allah-lah yang memberi petunjuk (memberi taufik) siapa yang dikehendakiNya (TQS al-Baqarah [2]: 272). Demikianlah cara mendakwah Islam di tengah masyarakat yang ditempuh oleh umat Islam. Jika cara ini telah ditempuh, maka pelakunya bisa berharap mendapat pahala dari-Nya, terlepas dakwahnya diterima atau ditolak oleh objeknya. Semoga kita termasuk orang yang mengamalkannya. Wal-Lâh a'lam bi alshawâb.[]


Media Umat | Edisi 106, 1 - 11 Sya’ban 1434 H/ 10 - 20 Juni 2013

Ekonomi

13

Menkeu Baru, Liberalisme Tetap Kokoh Chatib Basri menyetujui argumen Bank Dunia bahwa subsidi BBM adalah salah sasaran, tanpa lebih dulu memasalahkan status komoditas sektor energi dan pengertian subsidi untuk hajat hidup orang banyak.

T

eka teki siapa Menteri Keuangan akhirnya terjawab. Muhammad Chatib Basri yang lahir di Jakarta, 22 Agustus 1965, akhirnya menggantikan Agus Martowardojo yang mendapat tugas baru sebagai Gubernur Bank Indonesia. Sebelumnya menjabat sebagai Menteri Keuangan, Chatib Basri memegang kendali di Badan Koordinasi Penanaman Modal sejak 14 Juni 2012. Doktor dari Australia National University, menggantikan Gita Wirjawan yang merangkap jabatan sebagai Menteri Perdagangan. Banyak kalangan yang berharap, jebolan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia membawa perubahan lebih baik terhadap ekonomi di Indonesia. Pertanyaannya bukan mampu atau tidak, tapi maukah seorang Chatib mengubah kondisi ekonomi di Indonesia yang sudah terjerat dalam kapitalisme. Jika melihat track record, justru banyak yang meragukan Chatib bisa memperbaiki kondisi perekonomian di Indonesia yang

karut marut ini. Bahkan banyak pendapat-pendapat Chatib yang terungkap di media massa condong membela kapitalisme. Contohnya soal neoliberalisme. Dosen ekonomi Universitas Indonesia ini mengatakan, neoliberalisme adalah paham atau aliran yang memberikan peran sangat besar pada pasar dengan cara liberalisasi dan privatisasi. Bahkan dia menilai, privatisasi yang pemerintah lakukan terhadap BUMN adalah sesuatu yang wajar. “Negara yang sama sekali menolak campur tangan swasta adalah negara komunis,” ujarnya. Cermati juga pernyataannya mengenai investasi asing. Chatib mengatakan, adanya keluhan investor asing terhadap susahnya berinvestasi akibat ribetnya birokrasi di Indonesia. Hal itu menurutnya, menunjukkan bahwa Indonesia tidak begitu welcome dengan asing. Chatib juga menjadi pembela setia Wakil Presiden yang sebelumnya juga menjabat sebagai Menteri Keuangan. Seperti

dikutip Kompas.com, Chatib mengatakan, Boediono dan Pemerintahan SBY menganut paham neoliberalisme adalah sesuatu yang tidak relevan. Visi dan misi Boediono jelas, yaitu kesejahteraan, demokrasi, dan keadilan. Dari pernyataan tersebut, terlihat neoliberalisme sudah menjadi bagian dalam hidup Chatib. Padahal dengan kebijakan privatisasi, berarti negara telah berlepas tangan terhadap urusan rakyatnya. Kekayaan alam yang seharusnya dikuasai dan dikelola negara untuk mengurusi hajat hidup rakyat malah diserahkan ke swasta, bahkan pihak asing.

Pengusung Liberalisme Bahkan Chatib yang menamatkan SMA di Kolese Kanisius merupakan pengusung berat liberalisme. “Kesejahteraan bisa dicapai dengan adanya kebebasan. Kebebasan itu ada kalau ada demokrasi. Dalam demokrasi itu harus ada keadilan,” kata Chatib. Pengamat Ekonomi, Ichsanuddin Noorsy menilai Chatib merupakan pendukung liberal-

Chatib Basri isme. Contohnya, setelah UU No. 20/2002 tentang Ketenagalistrikan dibatalkan Mahkamah Konstitusi (MK) pada 15 Desember 2004. Saat itu pemerintah juga cemas karena UU No. 22/2001 tentang Migas juga sedang dimohonkan pembatalannya di MK. Setelah pembatalan UU Ketenagalistrikan itu, Rizal Malarangeng, Moh Iksan dan Chatib Basri melobi Ketua MK saat itu, Jilmy Asshidiqie agar UU Migas tidak bernasib seperti UU Ketenagalistrikan. Noorsy juga bercerita, bagaimana Chatib Basri menyetujui argumen Bank Dunia bahwa subsidi BBM adalah salah sasaran, tanpa lebih dulu memasalahkan status komoditas sektor energi dan pengertian subsidi untuk hajat hidup orang banyak.

Wajah asli liberalisme Menteri Keuangan Chatib Basri pun makin tampak saat menanggapi persoalan kenaikan bahan bakar minyak (BBM). Saat rapat kerja membahas asumsi makro dengan Komisi Keuangan dan Perbankan Dewan Perwakilan Rakyat, Senin (27/5), ia menegaskan bahwa pemerintah akan menaikkan harga BBM bersubsidi. "Kami tegaskan sekali lagi jika pemerintah akan menaikkan harga BBM. Untuk itu diperlukan mitigasi terhadap dampaknya seperti BSM, raskin, dan BLSM," kata Dede panggilan kecil Chatib. Sudah jelas, Menteri Keuangan baru tak akan mengubah wajah Indonesia dari liberlalisme. Justru mengokohkan cengkeraman liberalisme.[] joe lian

Bisnis Syariah

Muhammad Rosyidi Aziz Praktisi bisnis syariah bidang keuangan, kemitraan bisnis syariah dan media penerbitan. Pengurus Lajnah Khusus Pengusaha DPP HTI

D

alam satu-dua bulan terakhir, banyak orang terkonsentrasi MK. Banyak hal ditunda karena Muktamar Khilafah. Habis MK, pasca MK, ba'da MK, usai MK, selesai MK, sesudah MK, setelah MK, menjadi ujung perbincangan. Saya yakin hal ini tidak dimaksudkan untuk menundanunda, namun lebih dikarenakan segala potensi berupa pikiran, perhatian, energi, waktu, daya upaya, dan bahkan dana dalam beberapa bulan terakhir ini tercurah ke satu agenda besar umat Islam, MK atau EMKAH alias Muktamar Khilafah, persis sebagaimana kaidah bisnis, “What you focus on Expand..!” Di mana-mana, perbincangan seputar MK hampir selalu mengiringi, terlebih lebih di dunia maya seperti social media bersaing dengan tema lain seputar sepak terjang KPK. Bagi pengusaha pejuang syariah, Muktamar Khilafah bagaikan anomali. Kalau biasanya, setiap ada peluang bisnis, tawaran proyek ataupun adanya prospek yang mendatangkan profit tidak akan dilewatkan begitu saja oleh pengusaha (itulah kenapa terkadang pengusaha dan politikus dikatakan sebagai makhluk yang paling pragmatis sedunia). Namun tidak demikian dengan EMKAH. Terhadap tawaran bisnis yang masuk menjelang pelaksanaan Muktamar Khilafah, mereka dengan sangat berani mengatakan, “Kalau mau, nanti saja setelah EMKAH..” Luar biasa.

Belajar dari MK Kini, gegap gempita Muktamar Khilafah berakhir sudah. Menyisakan kenangan indah dan harapan membuncah akan kembalinya institusi pelaksana syariah, Daulah Khilafah Islamiyah. Kenangan indah? Ya, saya

Emkah, yang Ditunggu yang Dirindu, Lalu..?

menyaksikan sendiri bagaimana tingkah polah dan gerak langkah para pejuang syariah dalam upaya menyukseskan agenda besar tersebut; mulai dari mematangkan rencana, merekrut peserta, menyiapkan acara hingga mengumpulkan dana dengan segala pengorbanannya. Semua berlomba-lomba dalam kebaikan. Subhanallah.. 'Utsman bin Affan ra adalah teladan terbaik dalam berinfaq. Imam Ahmad mengeluarkan hadits, saat Nabi berkhutbah dan menyemangati Jaisy 'Usyrah (pasukan sulit) saat perang Tabuk, Utsman bin Affan ra berkata, 'Aku menyedekahkan seratus ekor unta beserta perlengkapannya.' Rasulullah SAW turun dari mimbar dan menyemangati lagi, lalu Utsman berkata lagi, 'Aku menyedekahkan seratus ekor unta beserta perlengkapannya'. Imam Baihaki menyebutkan bahwa 'Utsman memberikan sedekahnya hingga tiga kali sehingga berjumlah tiga ratus unta beserta perlengkapannya. Cukupkah sampai segitu? Ternyata belum. Utsman lalu mendatangi Nabi SAW dengan membawa 1.000 dinar (1 Dinar = Rp 2.000.000) atau sekitar Rp 2 milyar untuk membiayai keberangkatan pasukan 'Usyrah. Allah pun mengabadikannya dalam QS al Baqarah: 262. Tidak hanya itu, Rasulullah pun mendoakan Utsman, “Setelah hari ini, Utsman tidak akan tertimpa kesulitan lagi”. Diriwayat lain, Utsman menyerahkan uang 10.000 dinar atau sekitar Rp. 20 milyar. Nabi SAW menerimanya dengan gembira seraya mendoakannya. Membaca kisah para sahabat berinfak memang membuat kita terdorong meneladaninya, termotivasi agar jadi pengusaha, bisa lebih kaya dan banyak harta sehingga bisa lebih banyak lagi berkontribusi nyata. Namun, tak bisa dipungkiri terkadang 'nasib' berkata lain. Ganjaran pahala berlipat ganda tentu saja tidak hanya dijanjikan bagi

pengusaha. Semuanya memiliki peluang yang sama. Alkisah, suatu ketika Nabi mengumpulkan dan membakar semangat para sahabat agar berinfak untuk keperluan persiapan jihad. Maka berbondong-bondonglah para sahabat menyerahkan hartanya. Saat itu, Abdurrahman bin Auf menyerahkan separuh uang yang dimilikinya. Setelahnya, datanglah seorang Anshar membawa dua gantang kurma sembari berkata, “Wahai Rasulullah, aku baru saja mendapat upah dua gantang kurma, yang satu gantang aku infakkan dan sisanya aku berikan untuk keluargaku”. Menyaksikan kesederhanaan pemberian orang Anshar tersebut yang biasa-biasa saja, orang-orang munafik menertawakannya sehingga murkalah Nabi. Bersamaan dengan itu, turunlah ayat 79 surat at-Taubah yang mencela kelakuan orang munafiq dan memuji pengorbanan sahabat nabi betapapun sedikit dan sederhana sumbangan itu.

Setelah MK, lalu apa ? Pasca suksesnya rangkaian agenda kegiatan MK yang sukses terselenggara di 31 kota, tidaklah cukup bagi kita terutama bagi pengusaha pejuang syariah hanya kembali menjalani rutinitas aktivitas seperti sedia kala. Tak bisa tidak, sinergi gerak dengan bergabung dalam suatu pergerakan dakwah berjamaah yang memperjuangkan syariah dalam bingkai khilafah merupakan tuntutan logis jika ingin selamat. Oleh karena itu, kesuksesan Muktamar Khilafah hendaklah dijadikan momentum bagi pengusaha mengokohkan komitmen perjuangan penegakan syariah dan khilafah, karena hanya dengan khilafahlah, pengusaha bisa hidup berkah dan berlimpah. []


14

Media Umat | Edisi 106, 1 - 11 Sya’ban 1434 H/ 10 - 20 Juni 2013

Siyasah Syar’iyyah

Bantuan Tunai Langsung dalam Sistem Kapitalis dan Khilafah Oleh: Hafidz Abdurrahman, Lajnah Tsaqafiyah DPP HTI

B

antuan Langsung Masyarakat Sementara (BLSM)—dulu disebut Bantuan Langsung Tunai (BLT)—sebagai suatu bentuk pemberian dari pemerintah kepada rakyat, dalam pandangan Islam, tidak serta merta bisa dinilai baik dan buruk, semata dengan melihat bantuannya. Begitulah, cara Islam memandang setiap persoalan. Namun, harus dilihat berdasarkan konteks (mulâbisât)-nya. Dari konteks (mulâbisât) inilah penilaian baik dan buruk bisa diberikan, dan tentu semuanya dengan menggunakan standar Islam.

Konteks BLSM Sejak beberapa tahun yang lalu, kebijakan BLSM ini diambil oleh pemerintah, ketika pemerintah hendak menaikkan harga BBM (bahan bakar minyak). Dengan dalih untuk mengurangi dampak (beban) yang harus ditanggung oleh masyarakat, maka pemerintah pun memberikan “uang jajan” yang jumlahnya tidak seberapa. Itupun diberikan hanya dalam beberapa bulan, tidak sampai dalam hitungan jari. Dibanding dengan dampak dari kenaikan BBM, maka BLSM itu jelas tidak ada efeknya. Apalagi, jika tujuannya untuk menekan dampak (beban) yang harus ditanggung oleh masyarakat. Karena dampak dari kenaikan BBM itu akan ditanggung seumur hidup oleh masyarakat, sementara BLSM hanya dirasakan oleh masyarakat beberapa saat. Dengan demikian, antara maksud dan kebijakan yang dibuat, jelas tidak relevan. BLSM juga biasanya digunakan sebagai alat politik, terutama menjelang pemilu. BLSM menjadi alat untuk mendongkrak suara partai tertentu dalam pemilu. Dengan kata lain, BLSM ini bukan bantuan yang diberikan oleh pemerintah tanpa kepentingan apapun. Sebaliknya, justru BLSM ini diberikan dengan kepentingan terselubung. Selain itu, BLSM sebagai bagian dari kebijakan “social justice” juga diberikan kepada kelompok masyarakat tertentu, meski dalam praktiknya sering kali terjadi penyimpangan. Kebijakan seperti ini merupakan ciri khas kebijakan kapitalistik, sebagai bentuk tambal sulam. Khususnya kepada masyarakat yang terkena dampak, atau menjadi korban kejahatan kapitalisme. Dengan demikian, jelas bahwa konteks BLSM ini bukanlah sesuatu yang baik, apalagi mulia. Sebaliknya, BLSM ini hanyalah alat untuk menenangkan amarah masyarakat dari kebijakan zalim yang terus-menerus menjerat mereka. Karena itu, kebijakan BLSM ini jelas bertentangan dengan Islam, baik dari aspek asas maupun rinciannya.

Dalam Islam Dalam pandangan Islam, bantuan langsung tunai diberikan oleh negara kepada rakyat melalui tiga opsi. Pertama, layanan kebutuhan masyarakat, seperti pendidikan, kesehatan dan keamanan, yang diambilkan dari selisih harga harta milik umum, seperti BBM. Kedua, harga

yang murah, dan terjangkau, negara tidak mengambil untung dari pengelolaan harta milik umum. Ketiga, diberikan dengan ketentuan yang telah diatur oleh syariah. Bantuan diberikan oleh negara, juga bukan sebagai alat pemilu, apalagi hanya menjadi “obat penenang”. Namun, bantuan diberikan sebagai bentuk tanggung jawab negara kepada rakyat, tanpa kepentingan apapun. Karena itu, bantuan ini diberikan oleh negara secara terus-menerus, sesuai dengan kondisi yang telah ditetapkan oleh syariah.

Sumber dan Bentuk Islam menetapkan, bahwa seluruh kebutuhan rakyat, baik kebutuhan pokok bagi individu, seperti sandang, papan dan pangan, maupun kebutuhan asas bagi masyarakat, seperti pendidikan, kesehatan dan keamanan, semuanya dijamin oleh Islam. Jaminan tersebut diberikan melalui

Ini merupakan bantuan langsung tunai, bahkan dalam jumlah yang tidak terbatas. Selain mereka, orang yang terkategori fakir, miskin, ibn sabil dan orang yang mempunyai hutang (gharim) juga dijamin oleh negara, melalui skema zakat. Jika dana dari pos zakat tidak cukup, atau habis, maka kebutuhan mereka bisa dipenuhi oleh negara melalui sumber pemasukan tetap yang lain. Bahkan, jika tidak ada, negara bisa melakukan pinjaman untuk memenuhi kebutuhan mereka. Semuanya ini diberikan sebagai bentuk bantuan langsung kepada mereka. Demikian juga ketika terjadi bencana, baik gempa bumi, banjir, puting beliung dan sejenisnya, maka korban mendapatkan bantuan langsung dari negara. Kebutuhan sandang, papan, pangan, kesehatan, keamanan dan pendidikan mereka benarbenar diurus dan ditanggung oleh negara. Ini juga merupakan bantuan langsung

kelompok fakir, miskin dan orang tidak mampu, tetapi berlaku untuk seluruh warga negara. Sama halnya dengan layanan pemanfaatan fasilitas umum, seperti jalan raya, jalan tol, masjid, stadion dan sebagainya, semuanya diberikan dengan cuma-cuma, tanpa dipungut biaya, retribusi atau tarif tertentu.

Bukan Solusi Tunggal Dengan demikian, bantuan negara bukan solusi tunggal dalam menyelesaikan problem masyarakat yang terkategori fakir, miskin, dan tidak mampu, bahkan bagi ibn sabil dan gharim. Karena ada skema yang bersifat sistemik dalam menyelesaikan seluruh problem yang dihadapi oleh masyarakat. Antara lain dengan menyediakan lapangan pekerjaan, bagi kelompok usia produktif maupun non-produktif yang masih mampu mencari nafkah. Tidak hanya menyediakan lapangan

Bantuan Langsung sementara Masyarakat

masing-masing individu, keluarga dan orang terdekatnya, sampai negara. Semuanya ini untuk memastikan, bahwa seluruh kebutuhan tersebut benar-benar bisa dipenuhi. Karena itu, bantuan hanya salah satu bentuk jaminan yang diberikan oleh Islam. Bukan satu-satunya. Bagi orang-orang yang tidak mempunyai harta, pekerjaan dan tidak ada keluarga atau orang lain yang bisa memenuhi kebutuhannya, maka kebutuhan orang tersebut dijamin oleh Negara Khilafah. Semua kebutuhan orang seperti ini, termasuk orang-orang yang lemah dan cacat, diurus dan ditanggung oleh negara.

kepada rakyat. Jika dana di Baitul Mal tidak cukup, atau habis, maka negara bisa melakukan pinjaman, sehingga semuanya bisa diselesaikan dalam waktu yang cepat. Setelah itu, baru negara akan menyelesaikan tanggungan tersebut dengan pajak yang diambil dari rakyat, khusus untuk kaum Muslim, pria, baligh, berakal dan mampu. Selebihnya tidak dikenakan. Ini belum lagi yang termasuk dalam ketegori layanan langsung, seperti jaminan pendidikan, kesehatan dan keamanan gratis dari negara, yang diberikan kepada semua kalangan. Bukan hanya untuk

kerja yang memadai, tetapi juga motivasi dan punishment bagi kelompok usia produktif maupun non-produktif yang masih wajib mencari nafkah. Dengan begitu, maka ketergantungan rakyat kepada negara bisa dipupus. Inilah mekanisme yang telah ditetapkan oleh Islam dalam memberikan jaminan kepada seluruh rakyat Negara Khilafah. Mekanisme yang bisa memastikan, bahwa seluruh kebutuhan rakyat, baik secara pribadi maupun kolektif, bisa dipenuhi dengan baik.[]


Media Umat | Edisi 106, 1 - 11 Sya’ban 1434 H/ 10 - 20 Juni 2013

Muktamar Khilafah 2013

Galeri

Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta Ahad, 2 Juni 2013

15


16

Muktamar Khilafah 2013

Media Umat | Edisi 106, 1 - 11 Sya’ban 1434 H/ 10 - 20 Juni 2013

Lebih dari 100 ribu kaum Muslim menghadiri Muktamar Khilafah 2013 Jakarta


Media Umat | Edisi 106, 1 - 11 Sya’ban 1434 H/ 10 - 20 Juni 2013

Muktamar Khilafah 2013

17


18

Media Umat | Edisi 106, 1 - 11 Sya’ban 1434 H/ 10 - 20 Juni 2013

Muktamar Khilafah 2013

Tamu Pejuang Khilafah Internasional - Muktamar Khilafah 2013 Jakarta

Utsman Bakhash (Libanon)

Al Araby Karabaka (Tunisia)

Syekh Hasan Al Janayniy (Mesir)

Abdul Hakim (Malaysia)


Media Umat | Edisi 106, 1 - 11 Sya’ban 1434 H/ 10 - 20 Juni 2013

Muktamar Khilafah 2013

Hisham Albaba (Suria)

Ahmad Al Qashash (Libanon)

Taji Mustafa (Inggris)

Saad Jagranvi (Pakistan)

19


20

Muktamar Khilafah 2013

Media Umat | Edisi 106, 1 - 11 Sya’ban 1434 H/ 10 - 20 Juni 2013

Pembicara dan Tamu Tokoh - Muktamar Khilafah 2013 Jakarta


Media Umat | Edisi 106, 1 - 11 Sya’ban 1434 H/ 10 - 20 Juni 2013

Teatrikal Muktamar Khilafah 2013 Jakarta

Muktamar Khilafah 2013

21


22

Muktamar Khilafah 2013

Media Umat | Edisi 106, 1 - 11 Sya’ban 1434 H/ 10 - 20 Juni 2013

Ramah Tamah bersama Pembicara dan Tamu Luar Negeri - Muktamar Khilafah 2013


Media Umat | Edisi 106, 1 - 11 Sya’ban 1434 H/ 10 - 20 Juni 2013

Muktamar Khilafah 2013

Muktamar Khilafah 2013 di Berbagai Daerah

Kendari, Sulawesi Tenggara (± 25.000 peserta)

Yogyakarta (± 10.000 peserta)

Ambon (± 300 peserta)

Jambi (± 1500 peserta)

Jayapura, Papua (± 900 peserta)

23


24

Media Umat | Edisi 106, 1 - 11 Sya’ban 1434 H/ 10 - 20 Juni 2013

Muktamar Khilafah 2013

Banjarmasin, Kalimantan Selatan (± 30.000 peserta)

Palembang, Sumatera Selatan (± 5.000 peserta)

Sorong, Papua Barat (± 750 peserta)

Lampung (± 7.000 peserta)

Batam (± 3.000 peserta)


Media Umat | Edisi 106, 1 - 11 Sya’ban 1434 H/ 10 - 20 Juni 2013

Muktamar Khilafah 2013

Makassar, Sulselbar (± 50.000 peserta)

Samarinda, Kalimantan Timur (± 7000 peserta)

Manado (± 300 peserta)

Palangkaraya, Kalimantan Tengah (± 3.000 peserta)

Bengkulu (± 700 peserta)

25


26

Muktamar Khilafah 2013

Media Umat | Edisi 106, 1 - 11 Sya’ban 1434 H/ 10 - 20 Juni 2013

Medan, Sumatera Utara (± 30.000 peserta)

Luwuk, Sulawesi Tengah (± 1000 peserta)

Padang, Sumatera Barat (± 4.500 peserta)

Tanjungpinang (± 775 peserta)

Mataram, Nusa Tenggara Barat (± 550 peserta)


Media Umat | Edisi 106, 1 - 11 Sya’ban 1434 H/ 10 - 20 Juni 2013

Muktamar Khilafah 2013

Surabaya, Jawa Timur (± 60.000 peserta)

Pekanbaru, Riau (± 10.000 peserta)

Ternate (± 1700 peserta)

Palu, Sulawesi Tengah (± 1.000 peserta)

Bangka Belitung (± 5.000 peserta)

27


28

Muktamar Khilafah 2013

Media Umat | Edisi 106, 1 - 11 Sya’ban 1434 H/ 10 - 20 Juni 2013

Semarang, Jawa Tengah (± 10.000 peserta)

Aceh (± 5.000 peserta)

Gorontalo (± 1200 peserta)

Pontianak, Kalimantan Barat (± 737 peserta)

Kupang, Nusa Tenggara Timur (± 374 peserta)


Media Umat | Edisi 106, 1 - 11 Sya’ban 1434 H/ 10 - 20 Juni 2013

Sosok

29

Hisham Albaba Ketua Maktab I’lamiy Hizbut Tahrir Suriah

Penyatu Perjuangan Mujahidin dan Rakyat Suriah

B

eberapa bulan setelah revolusi Suriah meletus, Hisham Albaba akhirnya dapat kembali ke Suriah, setelah 25 tahun dicekal pulang ke dalam negeri lantaran terindikasi bergabung dengan Hizbut Tahrir di Austria. Ia benar-benar mengambil pelajaran berharga dari berhembusnya Arab Spring di Tunisia, rakyat Mesir, Libya dan Yaman, yang hanya menyatukan langkah untuk menumbangkan diktator tetapi terpecah dalam menentukan sistem apa yang akan digunakan. Sehingga terjebaklah mereka ke jebakan penjajah, lepas dari sistem kufur diktator masuk ke sistem kufur demokrasi. Untuk mencegah hal itu terulang di bumi Syam, ia pun kembali ke Suriah untuk mengingatkan rakyat Suriah agar tidak saja mengganti rezim tetapi juga harus mengganti sistem kufur menjadi sistem Islam yakni khilafah. Alhamdulillah, berkat dakwah yang serius dan terencana matang, yang dijalankan siang dan malam, akhirnya, tidak ada satu aksi pun baik di jalanan atau pun di berbagai lapang di Suriah tanpa ada kibaran ar-Raya atau pun alLiwa bahkan tidak ada satu brigade mujahidin pun yang berjuang di Suriah yang tidak bercita-cita menegakkan khilafah. Padahal sebelumnya mereka enggan mengibarkan bendera nabi tersebut. “Karena media massa enggan meliputnya bila ada bendera Islam,” ujarnya.

Mengenal HT Lelaki paruh baya kelahiran Damaskus tersebut, sejak kecil berada dalam halqah-halqah di masjid-masjid, Hisham seperti juga lazimnya kaum Muslim lainnya di Suriah mempelajari Islam yang membahas semua aspek, kecuali politik. “Sampailah pada suatu periode, sampai aku bertanya

apakah di dalam Islam tidak ada politik?” ujarnya kepada Media Umat. Dan para pengajar atau masyaikh-nya hanya menyilang telunjuk di atas mulut sambil berdesis: “Ssst, ssst, ssst.” Meskipun dilarang untuk mempertanyakan masalah itu, dari setiap syeikh yang ditanya, ia tetap penasaran dan ingin jawaban yang gamblang. Hingga pada 1981, Hisham meneruskan kuliah ke Eropa tepatnya di salah satu universitas di Viena, Austria. “Karena ada kakak saya di sana yang lebih dahulu tinggal,” ujarnya. Ketika Hisham sendirian di rumah kakaknya, ia ingin bacabaca. Maka buku yang pertama kali ditemukannya adalah buku Nizhamul Islam (Peraturan Hidup dalam Islam). Ia buka halaman demi halaman secara acak. Dan ketika Bab Rancangan UndangUndang Dasar. Ia baca pasal demi pasal bab tersebut tak terasa air matanya berderai. Lantaran akhirnya ia menemukan jawaban secara tuntas. Ajaran Islam memang benar-benar kaffah karena mengatur masalah politik juga. “Aku menangis karena gembira,” ungkapnya. Hisham kemudian mengkaji kitab tersebut sendirian. Ketika kakaknya pulang, ia langsung bertanya perihal kitab tersebut. Ternyata, kitab tersebut merupakan kitab yang diadopsi Hizbut Tahrir untuk diperjuangkan agar tegak di muka bumi ini. Dan kakaknya itu menjadi satu aktivisnya. “Maka saya langsung menggabungkan diri dengan Hizbut Tahrir,” kenangnya. Sebagaimana tabiat aktivis Hizbut Tahrir, di samping kuliah Hisham pun berdakwah secara aktif. Tak jarang ia pun ditangkap aparat. “Memang saya sering ditangkap tetapi hanya diinterogasi,” akunya. Dalam satu kesempatan interogasi, aparat Viena menanyakan kepastian status dirinya di Hizbut Tahrir. Dengan lantang Hisham pun menjawab: “Kalian senantiasa menyerukan

kebebasan, mengapa kalian menannyakan saya beraktivitas apa dengan siapa?” Aparat: “Iya, kami tahu kamu bebas untuk melakukan apa saja, tetapi kan kami hanya ingin tahu kamu beraktivitas apa saja di Hizbut Tahrir?” Hisham: “Apakah kalian tidak merasa cukup puas, kalau Hizbut Tahrir tidak melakukan aktivitas fisik?” Aparat: “Iya, tetapi kalian itu melakukan aktivitas yang lebih membahayakan daripada fisik!” Alhamdulillah setelah itu dibebaskan. Namun, ia tidak menyangka ternyata ketika dirinya hendak mudik ke Damaskus, Hisham dicekal oleh pemerintah Suriah. Alasannya? Apalagi kalau bukan karena bergabung dengan Hizbut Tahrir.

Pulang ke Suriah Hisham baru dapat pulang setelah revolusi dimulai. Ia pun langsung berdakwah kepada sahabat-sahabat yang menyambutnya sejak hari pertama menginjakkan kaki di Suriah. “Saya berdiskusi dengan sahabat-sahabat saya seputar politik dalam Islam dan seputar metode menegakkan khilafah. Setiap diskusi saya yang menang!” ungkapnya karena dirinya senantiasa memberikan dalil dan mereka diam. Banyak dari mereka akhirnya bergabung dengan Hizbut Tahrir, dan hal ini terus bergulir. Mereka pun aktif mendakwahkan kewajiban menegakkan kembali khilafah, tidak cukup sekadar mengganti rezim saja. Di samping berdakwah kepada para ulama dan rakyat biasa, Hisham pun dibawa warga di berbagai daerah untuk menemui mujahidin dari berbagai kelompok. “Revolusi ini akan mengembalikan negeri Al Syam sebagai sebuah negara, dan

sebagai bagian dari Daulah Khilafah mendatang, insya Allah, yang akan menjadi negara terkemuka di dunia dalam satu dekade,” tegasnya ketika pidato di hadapan para mujahidin yang memadati Masjid Ansharu Rasul di I'zaaz. Di samping meminta agar tetap teguh dan tabah dalam berjuang menumbangkan rezim diktator Al Assad, Hisham pun meminta para mujahidin mengambil pelajaran berharga dari kegagalan revolusi di Tunisia, Mesir dan Libya. “Kami mendorong Anda dan mengundang Anda untuk mengambil pelajaran dari revolusi-revolusi sebelumnya, sehingga Anda tidak jatuh ke dalam perangkap sebuah negara sekuler sipil seperti yang telah mereka lakukan!” pekiknya saat itu. Maka, Hisham pun mewanti-wanti agar mujahidin waspada terhadap tipu daya Barat dan para kaki tangannya di dalam negeri serta harus tetap menyatukan visi misi perjuangan hingga tumbangnya Assad sehingga muncul situasi kondusifnya untuk mengangkat seorang lelaki mulia menjadi khalifah. Dalam kesempatan itu, Hisham pun tak lupa menunjukkan dan menjelaskan peta jalan yang dikeluarkan Hizbut Tahrir Suriah yang bertanggal 28 Ramadhan 1433 H untuk membawa perubahan di Suriah yang mengarah kepada Daulah Khilafah, yang berjudul: Manifesto Hizbut Tahrir tentang Revolusi Al Syam: Menjelang Kelahiran Khilafah Rasyidah yang Kedua. Selain ke I'zaaz, Hisham pun berkeliling ke kantongkantong mujahidin lainnya termasuk ke Soran di pedesaan Aleppo. Di berbagai tempat, ceramahnya mendapat

sambutan yang sangat baik dan positif, dan terdapat interaksi yang baik dari para hadirin. Ceramah itu diselingi dengan pertanyaan-pertanyaan dari kaum muda yang rindu akan kekuasaan Islam. Ceramah kemudian dilanjutkan dengan dibagi-bagikannya draft Konstitusi Daulah Khilafah kepada para hadirin, Manifesto HT dan pernyataan tentang konspirasi Lakhdar Brahimi. Terlihat suka cita yang sangat besar dari wajah Hisham maupun mujahidin selama kunjungan dan pertemuanpertemuan tersebut. Janji para mujahidin untuk menegakkan khilafah lalu di-upload ke Youtube untuk membuka mata dunia yang ditutup-tutupi oleh Barat dan media massanya. Maka, meski pun di negerinya sedang berkecamuk perang, Hisham Albaba datang ke Indonesia. Di hadapan sekitar seratus ribu peserta Muktamar Khilafah, ia meneriakkan yel. “Suriah turid Khilafah Islamiyyah!” pekiknya, Ahad (2/6) di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta. Serentak peserta pun memekikkan kata yang sama: “Suriah turid Khilafah Islamiyyah!” “Jakarta turid Khilafah Islamiyyah!” pekiknya lagi. Peserta kembali memekikkan kata yang sama: “Jakarta turid khilafah Islamiyyah!” Jadi, ungkapnya kepada Media Umat, insya Allah keberadaan dirinya di Muktamar Khilafah ini akan mewujudkan ikatan yang kuat antara revolusi Syam dengan aktivis Hizbut Tahrir dan kaum Muslim yang ada di Indonesia.[] joko prasetyo


30

Media Umat | Edisi 106, 1 - 11 Sya’ban 1434 H/ 10 - 20 Juni 2013

Fokus

Muktamar Khilafah di Daerah

Kemenangan Segera Datang Antusiasme masyarakat di berbagai daerah menunjukkan keinginan besar mereka untuk tegaknya syariah dan khilafah.

F

ajar kemenangan akan segera hadir, gayung bersambut gegap gempita penegakan syariah dan khilafah telah diterima dari berbagai kalangan baik kalangan santri, pengusaha, intelektual, mahasiswa, pelajar, ibu rumah tangga semuanya menginginkan syariah dan khilafah. Itulah yang terbukti dalam rangkaian Muktamar Khilafah 2013 di 31 kota di Indonesia. Semangat perjuang terus bergelora, Media Umat edisi sebelumnya telah melaporkan rangkaian Muktamar Khilafah di 14 Kota di bulan Mei. Lalu, rangkaian Muktamar Khilafah lagi berlanjut di 17 Kota berbeda. Makassar menjadi kota berikutnya menggelar Muktamar Khilafah, sebanyak 50.000 peserta menghadiri acara tersebut. Dalam opening speech-nya Kemal Idris, DPD HTI Sulawesi Selatan dan Barat mengatakan bahwa khilafah merupakan agenda perjuangan yang utama, perkara penting yang mempengaruhi hidup dan matinya umat Islam. Di Kepulauan Riau turut perjuangkan tegaknya Khilafah. “Kami kembali menyampaikan seruan kepada seluruh kaum Muslimin agar ikut berjuang untuk menegakkan Khilafah!” ajak Irwan Saefullah, DPP HTI, dalam pidato politiknya pada Muktamar Khilafah, Ahad (19/5) di Lapangan Monumen dan Relief Sejarah Pertambangan Bauksit Kijang Bintan, Tanjungpinang. Dalam perhelatan yang dihadiri sekitar 775 peserta tersebut tampak hadir tokoh-tokoh setempat. Di antaranya adalah: Syamsir S (Ketua MUI Bintan Timur); Syafrizal (Kepala Sub bagian TU Kemenag Kab Bintan); Fadhil Muslimin (Kapala KUA Kecamatan Bintan Timur) dan Hj Masyithah (Ketua BKMT Provinsi Kepri). Di hadapan sekitar seribu peserta Muktamar Khilafah Lu-

wuk Banggai, Abu Miqdad menyatakan menerapkan syariah Islam secara kaaffah dalam bingkai Khilafah bukan hanya kewajiban Hizbut Tahrir. “Kewajiban menerapkan syariah Islam bukan hanya merupakan kewajiban Hizbut Tahrir, Namun merupakan kewajiban seluruh umat Islam,” ungkap pembicara dari DPP HTI dalam pidato politiknya, Ahad (19/5) di pelataran Masjid Agung An Nur, Luwuk. Ia menyatakan perjuangan Hizbut Tahrir tidak lain hanya mengharapkan ridha dari Allah semata. “Apa yang diperjuangkan HT tidak lain karena dorongan aqidah dan tidak mengharap sesuatu yang lain kecuali ridha Allah,” tambahnya. Gema takbir menggema di setiap sudut Aula Wisma Donggala. Tampak antusias peserta semakin tak terbendung, setiap pekikan takbir yang diserukan MC disambut dengan lambaian arRaya dan al-Liwa. Peserta dari kabupaten pun turut hadir dalam kegiatan muktamar tersebut, dari Poso, Donggala, Parimo, Toli-toli, Buol serta dari Sulbar. Meskipun matahari semakin naik dan cuaca panas mulai terasa, Ballroom Wisma Donggala tetap ramai dan dipadati oleh peserta Muktamar Khilafah, Ahad (26/5) di Palu. Peserta yang mengantri untuk registrasi pun tak peduli dengan cuaca yang mulai agak panas ini demi turut menyukseskan salah satu acara yang diadakan oleh Hizbut Tahrir Indonesia. Pengurus Pondok Pesantren Muhammadiyah, KH Husain Gizi yang menjadi peserta Muktamar Khilafah Sulawasi tengah mengatakan bahwa perjuang penegakan syariah sebuah kewajiban. “Kalau kita merujuk kepada ajaran agama maka penegakan syariah merupakan sebuah kewajiban bukan hanya fardhu kifayah tetapi ini adalah kewajiban yang bersifat fardhu 'ain,” ujarnya. Di Banda Aceh berbeda

seperti biasanya. Perbedaan ini terjadi karena di stadion diselenggarakan Muktamar Khilafah. Sekitar 5000 warga Aceh padati Stadion Dimurthala, dengan kompak mereka menyerukan yelyel penegakan syariah Islam kaaffah dalam bingkai Khilafah Islam. Menurut Ketua DPD I Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Ferdiansyah Sofyan dipilihnya bulan Mei sebagai bulan diadakannya muktamar ini adalah dikarenakan bulan Mei bertepatan dengan tanggal 28 Rajab 1342 H yakni, tanggal runtuhnya Daulah Khilafah Utsmaniyah di Turki, yang diruntuhkan oleh Mustafa Kemal atas dukungan Inggris. “Sejak itulah, umat Islam terpecah belah, tercabik-cabik, terhinakan dan kehilangan institusi yang menjadi pelaksana syariah, pelindung dan pemersatu umat Islam,” ungkapnya. Di Muktamar Khilafah Pekanbaru Riau, H Abdus Somad, ulama ahli hadits alumni Maroko, mengatakan, solusi segala persoalan umat Islam ini adalah khilafah. Ribuan peserta MK yang memadati halaman Masjid an-nur Pekanbaru, Ahad (26/5). Pekikan takbir dan seruan penegakan syariah Islam menggema di dalam stadion Stadion Teladan Medan, Ahad (26/5). Panji-panji kebesaran Islam (bendera liwa dan roya) berkibar menyemarakkan kerinduan atas syariat Islam. Sejumlah orang dengan latar belakang suku yang berbeda, ragam profesi mulai dari pelajar, mahasiswa, dosen, pegawai swasta, pegawai negeri, buruh, karyawan swasta, pengusaha hingga pensiunan, santri, tokoh masyarakat dan ulama, larut dalam kegiatan tersebut. Di antara peserta, ada yang sudah uzur namun tetap “memaksakan” diri untuk ikut memberi andil bagi perjuangan Islam. Bahkan ada beberapa di antaranya rela bersusah payah dengan kursi rodanya untuk sekadar hadir

pada acara itu. Dalam Muktamar Khilafah Jawa Timur, Ketua DPD I HTI Harun Musa mengajak sekitar 60 ribu warga yang hadir untuk meninggalkan sistem demokrasi. “Seluruh umat Islam sadarlah dan bangkitlah dari keterpurukan selama ini akibat dijajah dengan sistem demokrasi!” pekiknya, saat memberikan pidato pembuka dalam muktamar tersebut, Ahad (26/5) di Stadion 10 Nopember, Surabaya. Harun pun mengungkapkan berbagai kebobrokan demokrasi. “Telah nyata, demokrasi menjadi biang kesengsaraan rakyat. Demokrasi merupakan biang neokolonialisme, yang menyebabkan umat Islam dijajah oleh asing. Demokrasi merupakan biang korupsi yang menyebabkan anggaran negara dikuras oleh para koruptor,” tegasnya disambut pekik takbir ribuan hadirin. Di Pontianak, Hizbut Tahrir Indonesia mengajak warga Kalimantan Barat dakwah berjamaah untuk menegakkan Khilafah. “Tanpa mengenal lelah, kita haruslah berdakwah secara berjamaah, membina umat, berjuang bersama umat untuk menegakkan Khilafah. Itulah jalan yang harus ditempuh!” tegas Kurniawan, Ketua Maktab I'lamiy HTI Kalimantan Barat, saat berorasi dalam Muktamar Khilafah, Ahad (26/5) di Auditorium Politeknik Pontianak, Pontianak. Dalam Muktamar Khilafah di Ternate, DPP Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Dwi Condro Triono membacakan hadits Nabi Muhammad SAW yang mengecam penyeru nasionalisme. “Bukan termasuk umatku orang yang mengajak pada nasionalisme ('ashabiyah)!” tegasnya mengutip hadits yang diriwayatkan Abu Dawud, Ahad (26/5) di Ballroom Bela International, Ternate, Maluku Utara. Selain penyeru, ungkap Dwi Condro, orang yang berperang dan orang yang mati ketika membela 'ashabiyah juga bukan

termasuk umat Nabi Muhammad SAW. Di Padang, Sekitar 4000 peserta Muktamar Khilafah Sumbar memenuhi Masjid Raya Sumbar, Ahad (26/5) pagi di Padang. Sebagai salah satu bukti bahwa masyarakat minang memang menginginkan perubahan seperti yang diserukan para aktivis Hizbut Tahrir. Mujiyanto (DPP HTI) menegaskan bahwa secara global, umat Islam menginginkan khilafah. “Perubahan Besar Dunia Menuju Khilafah” ini terlihat di berbagai negeri-negeri Muslim yang bergejolak dengan Arab spring yang masih saat ini berlangsung di Suriah. Sekitar 5000 warga Bangka Belitung memadati Stadion Depati Amir Pangkalpinang untuk mengikuti acara Muktamar Khilafah (MK) yang dilaksanakan oleh HTI Bangka Belitung, Ahad (26/5). Acara ini diikuti dengan antusias oleh warga yang berdatangan dari berbagai pelosok Babel. Pekikan takbir dan yel-yel terapkan syariah dan khilafah dari peserta selalu bergemuruh serta diwarnai dengan kibaran bendera Al Raya dan Al Liwa'. Habib Khalilullah Abu Bakar Al Habsy, Pimpinan Majelis Zikir Imdadul Hadadi Jakarta, menyebutkan dengan hadirnya kaum Muslim dalam Muktamar Khilafah di berbagai daerah menunjukkan keinginan dan kerinduan kaum Mulsimin untuk kebangkitan Islam dan penerapan syariah dan khilafah. Senada, Farid Wadjdi, DPP Hizbut Tahrir Indonesia, mengatakan umat Islam saat ini telah terpuruk dengan tidak ada lagi institusi yang menerapkan sistem Islam. “Sistem yang ada saat ini merupakan buatan manusia dengan mengatasnamakan rakyat dan tanpa Khilafah negeri umat Islam telah terbagi menjadi negara kecil yang sangat mudah diintervensi oleh negara imperialis,” pungkas Farid.[] joy/fatih


Media Umat | Edisi 106, 1 - 11 Sya’ban 1434 H/ 10 - 20 Juni 2013

Fokus

31

Ketika Media Massa Tampilkan MK Secara umum, berita-berita yang mereka tampilkan membawa pesan seperti yang disampaikan dalam muktamar.

M

uktamar Khilafah 2013 berlangsung di seluruh Indonesia. Muktamar bergulir sejak 5 Mei hingga 2 Juni di 31 kota dengan mengusung tema besar: 'Perubahan Besar Dunia Menuju Khilafah'. Ribuan orang di setiap kota berkumpul untuk menyuarakan hal yang sama yakni penerapan syariah Islam secara kaffah dalam naungan khilafah. Kegiatan ini bagi kota-kota tersebut sangat berpengaruh. Betapa tidak, untuk banyak kota, perhelatan itu merupakan perhelatan ormas Islam yang tergolong paling besar. Kalaupun ada kegiatan besar, paling-paling kegiatan kampanye partai politik. Tak mengherankan jika kegiatan muktamar itu menjadi santapan media massa di daerah. Sehari setelah acara berlangsung, umumnya media-media cetak di daerah memuat acara itu dengan berbagai sudut pandang. Di Kendari, Sulawesi Tenggara, Koran Rakyat Sultra mengangkat acara muktamar di halaman utama. Koran tersebut memasang judul: 'Peserta Padati Muktamar Khilafah'. Di atas berita tersebut terpampang foto peserta dalam jumlah yang banyak dan aksi teatrikal.

Selain Koran Rakyat Sultra, acara ini juga dimuat di Metro Kendari. Judul yang diangkat adalah: 'HTI Gelorakan Perubahan Dunia', dengan foto di halaman utama peserta yang membludak yang dipotret dari atas. Muktamar di Kalimantan Selatan dimuat oleh Radar Banjarmasin. Di halaman utama, koran itu memasang foto aksi teatrikal. Judul beritanya cukup menggemparkan: 'Sabilal Muhtadin Penuh Sesak'. Di Medan Sumatera Utara, koran yang cukup besar di provinsi tersebut, Waspada, mengangkat judul pendek tapi sarat makna: 'Tegakkan Khilafah'. Di atasnya dipasang foto pembicara yang sedang orasi dan foto massa ibu-ibu yang memenuhi stadion Teladan Medan. Koran Sinar Indonesia Baru yang terbit di Medan mengambil pernyataan Ketua DPP HTI Rokhmat S Labib yang berbicara di Muktamar Khilafah Surabaya. Koran itu mengangkat judul: 'HTI: Parpol Islam atau Tidak, Sama Saja'. Harian Waspada juga mengangkat judul yang sama pada halaman dalam. Masih di Medan, Harian Sumut Pos mengangkat acara muktamar pada berita nasional dengan judul: '20 Ribu Umat Muslim Hadiri Muktamar Khilafah'

dengan menampilkan foto para pembicara yang ada di panggung acara. Di Batam, Kepulauan Riau, Batam Pos memberitakan kegiatan Muktamar Khilafah Batam dengan judul: 'Luruskan Niat Menegakkan Khilafah'. Meski hanya di berita nasional, foto yang ditampilkan yakni peserta yang sedang melambaikan bendera ar Raya cukup menjadi perhatian. Di Tanjungpinang, acara muktamar menjadi santapan Harian Tanjungpinang Pos dan Batam Pos. Di Tanjungpinang Pos, judul yang diambil: 'Serentak di Empat Daerah'. Sebelumnya, ada berita: 'Besok Digelar Muktamar Khilafah'. Sementara Batam Pos mengambil judul: 'HTI Gelar Muktamar Khilafah'. Di Bangka Belitung, hampir semua media massa memberitakan acara muktamar khilafah yang diadakan di stadion Dipati Amir. Babel Pos menjadikan Muktamar Khilafah Babel menjadi headline. Sedangkan, di Bangka Pos satu halaman penuh memberitakan dengan judul “Khilafah Ditegakkan Hantarkan Perubahan Besar Dunia.� Muktamar Khilafah di Surabaya Jawa Timur disemarakkan dengan pemberitaan di berbagai media lokal. Mulai Harian Radar Kediri, Radar Banyuwangi, Radar

Jember, Radar Malang, Radar Madura, Radar Bromo, dan Harian Surya. Dalam muktamar yang diikuti sekitar 60 ribu warga Jawa Timur di Stadion 10 Nopember Tambaksari Surabaya itu, TVRI Jatim meliputnya secara khusus dan kemudian menayangkan ulang selama 1 jam dua hari berikutnya. Di Jakarta, puncak muktamar diliput oleh beberapa media nasional seperti Harian Kompas dan Republika. Kompas hanya memasang foto peserta muktamar dan disandingkan dengan pemberitaan tentang Pancasila. Sementara Harian Republika memberi tempat secara khusus pada suplemen Khazanah dengan judul: HTI Inginkan Islam Kaffah. Selain diliput oleh media cetak, Muktamar Khilafah Jakarta disiarkan secara live oleh Radio Dakta 107FM. Dakta menyiarkannya secara langsung selama tiga jam. Tak ketinggalan beberapa televisi juga memuat acara ini seperti MetroTV yang siaran live selama beberapa menit dari Gelora Bung Karno juga ANTV dan Trans7. Liputan secara khusus dilakukan oleh TVRI. Stasiun milik pemerintah itu menyiapkan siaran tunda yang rencana akan

ditayangkan pada Kamis (6/6). Untuk kepentingan itu, TVRI menurunkan 60 kru untuk merekam acara muktamar. Tak bisa dikesampingkan adalah pemuatan oleh media online. Baik itu yang bermarkas di Jakarta maupun di daerah. Juga para facebookers dan Tweeps yang meramaikan acara muktamar dari BBM atau gadgetnya yang lain.

Positif Secara umum, pemberitaan media massa cukup positif. Beritaberita yang mereka tampilkan membawa pesan seperti yang disampaikan dalam muktamar. Tema tentang perubahan dunia dengan khilafah bisa ditangkap oleh insan media massa. Kendati demikian, media massa hanya menyampaikan pesan secara global. Rincian pesan yang disampaikan oleh para pembicara belum termuat secara utuh. Tapi ini wajar mengingat keterbatasan ruang di media dan juga perlu komunikasi yang lebih intensif lagi dengan insan media agar mereka memahami rincianrincian tersebut.. [] emje


32

Media Umat | Edisi 106, 1 - 11 Sya’ban 1434 H/ 10 - 20 Juni 2013

Muslimah

Si Seksi dalam Pusaran Korupsi Semestinya kaum perempuan turut mengambil peran dalam menghapus tindak pidana korupsi yang semakin menjadi.

K

orupsi dan perempuan adalah isu seksi. Keberadaan perempuan –apalagi yang benar-benar seksi—dalam pusaran korupsi sukses mengguncang negeri ini. Menyedot perhatian dan energi, mengalahkan isuisu besar yang tak kalah genting. Begitulah, syahwat korupsi agaknya tak jauh-jauh dari pemenuhan syahwat (maaf ) farji. Bayangkan, dengan limpahan milyaran rupiah yang begitu mudah didapat, tentu tanpa kendala menjerat perempuan jelita. Para koruptor pasti sudah mafhum bahwa saat ini, banyak perempuan yang memberhalakan materi. Kebanyakan perempuan masa kini telah tercuci otaknya oleh gaya hidup sekuler yang serba materialistis, hedonis, konsumtif dan permisif. Ini semakin menguatkan opini bahwa seks memang menjadi salah satu motif korupsi. Gratifikasi seks dianggap kelaziman, padahal sebuah kezaliman. Sungguh mengerikan jika kondisi ini terus dibiarkan.

Obyek Korupsi Pejabat korupsi rupanya semakin menjadi tradisi. Dan, ada peran perempuan di sana, itu tak bisa dipungkiri.

Bahkan, perempuan kerap ditempatkan sebagai biang kerok atau motivator perilaku korupsi itu sendiri. Misalnya, tak sedikit pejabat korupsi karena rongrongan pihak istri yang tak pernah merasa cukup dengan pemberian nafkah bendawi. Istilahnya istri matre. Merasa serba kurang karena melihat ¨rumput tetangga lebih hijau.¨ Apalagi di alam sekuler saat ini, biaya hidup perempuan memang tinggi. Di samping belanja kebutuhan rumah tangga, penunjang life style-nya juga harus tercukupi. Seperti ongkos perawatan kecantikan, koleksi barangbarang branded, shopping dan clubbing. Di sisi lain, kesempatan selingkuh juga menjadi motif koruptor itu sendiri yang meniatkan ¨mencuri¨ untuk main perempuan. Mereka paham, perempuan itu makhluk yang mudah ¨dibeli¨. Buktinya, tak sedikit perempuan yang dari profesinya seolah mulia, nyatanya nyambi menerima imbalan dengan menjual diri. Pandangan ini jelas merendahkan perempuan, khas pandangan sekulerkapitalis yang menganggap perempuan bak komoditi. Perempuan hanya menjadi objek pemuas syahwat laki-laki. Mereka terjebak pada kekuasaan dan perilaku menyimpang pada dunia patriarkis. Pendek kata, perempuan tersebut

menjadi obyek kepentingan laki-laki dalam praktik korupsi. Tapi, tentu tidak semua perempuan seperti itu. Masih banyak kaum perempuan/istri yang qanaah dan memiliki harga diri. Perempuan yang tidak materialistis karena memandang kehidupan dunia fana belaka. Perempuan yang tak tergoda gaya hidup hedonis ala Barat. Model istri seperti ini hanya ada dalam diri perempuan yang benar-benar bertakwa. Istri shalihah yang senantiasa bersyukur dengan keringat suami, yang penting halal. Istri yang mengingatkan suami agar tetap berbuat lurus.

Peran Antikorupsi Pada dasarnya fitrah perempuan adalah makhluk feminin dengan segala kelembutannya. Kalau selama ini dituduh sebagai biang kerok korupsi, itu bukanlah karakter dasar perempuan. Jauh di lubuh hatinya, mereka tak mau terseret tindak pidana. Karena itu, semestinya kaum perempuan turut mengambil peran dalam menghapus tindak pidana korupsi yang semakin menjadi. Mereka harus menunjukkan sisi positif yang diyakini selaras dengan semangat antikorupsi. Para perempuan di balik laki-laki, wajib menjalankan peran pengawasan sosial agar tidak terjadi penyalahgunaan wewenang. Ingat, korupsi ada karena kesempatan. Nah, kesempatan itu bisa ditutup oleh perempuan. Perempuan wajib mawas diri, tidak mudah tergiur dengan iming-iming harta berlimpah tanpa memahami asal muasalnya dengan pasti. Jangan sampai menyesal di kemudian hari. Gara-gara materi yang tak ada bandingannya dengan rasa malu yang harus ditanggung seumur hidup. Kita tidak ingin ada perempuanperempuan lagi yang terjebak pada pusaran korupsi. Rasanya jengah menyaksikan mereka menjadi bulanbulanan media massa atas tindak korupsi yang dilakukan laki-laki. Sebab, sudah bisa dipastikan, media massa akan terus menguliknya tanpa henti, termasuk

mendetaili wilayah privacy. Apalagi masyarakat memang senang dengan isuisu seksi seperti ini. Ditambah media massa memanas-manasi, seolah isu basi ini begitu bergizi.

Korban Sistem Terkuaknya kasus seperti Ahmad Fathanah membuat masyarakat makin pesimis, akankah korupsi bisa dibasmi? Dalam sistem demokrasi berbiaya tinggi saat ini, sangat lazim terjadi kolusi dan korupsi. Biaya politik untuk menjadi pejabat publik tentu tak didapat dari kantong pribadi. Ada sponsor yang membiayai. Terjadilah kongsi antara pengusaha dan politisi. Jika politisi kelak menduduki kursi, pengusaha berhak mendapatkan ¨komisi¨. Baik berupa kemudahan dalam bisnis, penanganan proyek, dll. Lingkaran setan ini tak akan putus selama sistem demokrasi ini eksis. Karena itu, jika ingin membasmi korupsi, sistem demokrasi harus diganti. Mengapa tidak menengok pada sistem Islam? Jangan memandang Islam sebelah mata. Wahyu ilahi ini memiliki perangkat komplit untuk mengakhiri budaya korupsi. Bukan hanya itu, sistem ini juga akan menjauhkan perempuan dari keterlibatannya dalam tindak pidana korupsi. Sebab, Islam menutup peluang terjadinya kongsi pejabat dan penguasa. Juga, menutup rapat pintu perselingkuhan atau perzinaan dengan hukumannya yang keras. Dalam sistem demokrasi, orang yang secara personal dikenal shalih pun, terjebak sistem sekuler yang rusak. Akibatnya, ikut terjerumus dalam perbuatan rusak. Ibarat mangkok, sistem demokrasi ini begitu kotor. Makanan selezat dan sebersih apapun jika dimasukkan dalam mangkok ini, akhirnya ikut kotor juga. Dengan demikian, jika ingin menyelamatkan negeri ini dari korupsi, mari sudahi penerapan sistem demokrasi. Ganti dengan Khilafah Islamiyah, sistem yang sungguh juga dirindukan kaum Muslimah.[] kholda


Media Umat | Edisi 106, 1 - 11 Sya’ban 1434 H/ 10 - 20 Juni 2013

Muslimah

33

Peran Muslimah Tegakkan Khilafah dahulu tercerahkan oleh mabda Islam. Inilah peran yang bisa dimainkan, wahai kaum muslimah:

M

uktamar Khilafah bergema di penjuru nusantara, menuntut tegaknya syariah dan khilafah. Di antara peserta di ibukota dan berbagai daerah, mayoritas juga Muslimah. Mereka begitu rindu penerapan sistem Islam kaaffah, menggantikan sistem demokrasi yang makin payah. Sungguh, tegaknya khilafah juga menuntut peran

Muslimah. Keberhasilan Muktamar Khilafah juga berkat kerja keras para Muslimah. Tentu, masih banyak yang harus dilakukan untuk menggugah kesadaran kaum muslimah untuk lebih banyak berkiprah. Kelak, ketika khilafah tegak, agar muslimah bersiap taat dan tak ada yang menolak. Momen ini menjadi saat yang tepat untuk menyeru kepada para Muslimah, agar tak berhenti berkiprah pasca Muktamar Khilafah. Mari bersinergi bersama ribuan Muslimah aktivis dakwah di nusantara yang telah lebih

1. Menyiapkan masyarakat muslimah agar melek syariah dan khilafah Butuh kerja lebih keras untuk terus menyadarkan kaum muslimah dengan pemahaman yang lurus tentang syariah dan khilafah. Caranya, dengan terus gencar berdakwah baik lisan maupun tulisan. Aktivis pejuang syariah dan khilafah menghiasi hari-harinya dengan mengikuti kajian, mengisi pengajian berupa pembinaan (halqah murakazah), pengajian umum atau majelis taklim, kontak dan mutabaah. 2. Melahirkan generasi penerus pejuang syariah dan khilafah Sudah puluhan tahun gerakan yang merancang visi tegaknya khilafah ini hadir di Indonesia. Saat ini bisa dibilang telah lahir generasi kedua dari para pendahulu yang wajib disiapkan untuk menjadi penerus perjuangan. Melahirkan anak-anak adalah fitrah muslimah. Lalu mematangkan mereka menjadi para pejuang syariah dan khilafah, itulah

pekerjaan besar muslimah saat ini, khususnya kaum ibu. Kelak jika toh bukan ibunya yang merasakan hidup dalam naungan khilafah, merekalah yang akan menikmatinya. 3. Turut mendukung peran para kaum pria untuk menyegerakan tegaknya Khilafah. Para Muslimah yang menikah dengan suami yang notabene juga pejuang syariah dan khilafah, harus semakin memberi support atas perjuangannya. Bukan malah merasa tenang karena toh suami sudah paham, sehingga jalan masing-masing. Istri lebih ikhlas bila waktunya ¨tercuri¨ untuk urusan dakwah. Tidak cemburu bila perhatian suami lebih fokus pada urusan umat. Terlebih jika suami belum paham syariah dan khilafah, inilah saatnya menggedor pintu kesadarannya agar segera menjemput hidayah khilafah. 4. Menikah dengan niat ibadah plus misi dakwah Muslimah yang sudah cukup usia tapi belum juga menikah, cobalah berbesar hati untuk tidak menunggu pasangan ideal, yakni sesama

aktivis dahwah. Jika memang ada pinangan pria hanif yang belum mengenal syariah dan khilafah, lalu Allah SWT meneguhkan hati untuk menerimanya, insya Allah di sinilah misi dakwah dimulai. Dengan target suami akhirnya mendukung dan bahkan menjadi pejuang syariah dan khilafah, ini tentu akan menjadi ladang pahala sepanjang hayat. 5. Mengaplikasikan ilmu demi mendukung tegaknya syariah dan khilafah Muslimah adalah makhluk multitalenta. Bisa jadi koki yang ahli memasak di dapur, bisa jadi dokter yang lihai mengobati luka, bisa jadi psikolog untuk menyembuhkan jiwa, dll. Pendeknya Muslimah harus siap menjadi apa saja yang diharapkan suami, anak, kerabat, teman dan bahkan tetangga. Umat butuh advice atas berbagai problematika yang membutuhkan solusi. Muslimah juga harus bisa. Menjadi individu yang banyak memberi manfaat untuk umat adalah muslimah jempolan. Semoga kita bisa menjalankan tugas mulia nan ideal ini bersama-sama. Aamiin.[] kholda

Konsultasi

Diasuh oleh: Dra (Psi) Zulia Ilmawati Assalamu'alaikum Wr.Wb Ibu Pengasuh Rubrik Konsultasi Keluarga yang saya hormati, saya memiliki teman yang kesulitan dalam mengatur waktu. Sudah beberapa tahun berkeluarga, dikaruniai dua anak usia 9 tahun dan 8 bulan. Pekerjaan rumah tidak tertangani dengan baik, anak-anak juga kurang terperhatikan. Apalagi tugas dan amanahnya sebagai pengemban dakwah, banyak yang tidak dijalankan. Saya ingin membantu agar dia bisa mengatur waktu dengan baik. Semua kewajiban dapat dilaksanakan tanpa mengabaikan kewajiban yang lainnya, tetap semangat dan istiqamah. Apa yang semestinya saya sampaikan kepadanya. Jazakillah untuk sarannya. Wassalamu'alaikum Wr.Wb. Dewi-Bogor Wa'alaikumsalam Wr.Wb Ibu Dewi yang baik, Perubahan besar akan terjadi setelah seorang perempuan menikah dan punya anak. Maka, semestinya perubahan keadaan ini sudah tergambar sebelum seorang perempuan memutuskan untuk menikah. Setiap peran yang kita miliki adalah sebuah anugerah dari Allah. Begitu pula menjadi ibu rumah tangga sekaligus pengemban dakwah. Semua ini membutuhkan keahlian, pengetahuan dan ketrampilan dalam menjalankannya agar berjalan dengan baik.

Mengatur Waktu Ibu Dewi yang baik, Mengatur waktu dengan baik bisa dimulai dengan membuat perencanaan. Cara ini akan membuat hidup lebih teratur. Mintalah teman Anda untuk menyusun agenda harian, mingguan, bulanan, dan seterusnya. Juga target yang ingin dicapai, meski hanya pekerjaan rumah tangga. Tuliskan daftar pekerjaan rumah tangga yang harus dilakukan, tempelkan di tempat yang terlihat. Misalnya kapan harus mencuci piring, berbelanja, menyuapi si kecil, menjalankan amanah-amanah dakwah dan lain-lain. Sejatinya, anak-anak pun lebih menyukai keteraturan dan rutinitas dalam kegiatan mereka. Jadi, jika seorang ibu pandai mengatur waktunya, anak-anak juga akan senang dan terbiasa. Ibu Dewi yang baik, Selain membiasakan untuk mengatur waktu, maka setiap kita semestinya memiliki prioritas dalam beraktivitas. Salah satu hal yang membantu dalam penentuan prioritas adalah status hukum aktivitas tersebut. Status hukum yang dimaksud adalah, wajib, sunah, mubah, makruh, dan haram. Yang wajib tentu saja harus diprioritaskan. Maka, seorang Muslim semestinya tidak menghabiskan waktu untuk hal-hal yang tidak penting. Rasulullah SAW telah mengingatkan kita dalam sabdanya, untuk memanfaatkan lima kesempatan yang diberikan Allah SWT sebelum datang kesempatan yang lain. Sehat sebelum sakit, lapang sebelum sempit, muda sebelum

tua, kaya sebelum miskin, hidup sebelum mati. Biasakan untuk tidak menunda pekerjaan. Islam mengajarkan kepada kita bersungguh sungguh dalam suatu pekerjaan, kemudian segera beralih kepada pekerjaan yang lain bila pekerjaan yang pertama selesai. “Maka apabila engkau telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain.” (TQS.Al-Insyirah: 7). Ibu Dewi yang baik, Pekerjaan berat akan terasa lebih ringan jika dilakukan secara bersama-sama. Sampaikan pada teman Anda untuk membuat tim yang solid dalam keluarga. Lakukan kerja sama dengan suami dan anak-anak. Bangunlah komunikasi yang baik dengan suami. Anak yang sudah besar biasanya sudah bisa diandalkan untuk menyelesaikan beberapa tugas tertentu. Misal dengan mengajari mereka untuk mengembalikan mainan pada kotak mainannya, membersihkan sendiri tempat tidur mereka, meletakkan pakaian kotor pada tempatnya hingga membereskan barang-barang pribadi mereka sendiri. Tanamkanlah kebiasaan ini sedini mungkin agar mereka pun terbiasa melakukannya. Jika memungkinkan, ajarkanlah pekerjaan-pekerjaan sederhana pada anak sesuai usianya. Ibu Dewi yang baik, Semangat atau ghirah dakwah dan sikap istiqamah memang harus selalu terjaga dalam kondisi

apapun, sebelum atau sesudah menikah. Ghirah dakwah akan menurun biasanya jika mulai muncul persoalan. Langkah awal yang mesti dilakukan adalah sama-sama berkomintmen bahwa keluarga yang dibentuk merupakan sebuah keluarga dakwah. Untuk menjaga agar semangat dakwah terus menyala, ingatkan selalu padanya tentang pahala yang dijanjikan Allah SWT untuk para pengemban dakwah. Perhatikan dan pelajari perjuangan para pengemban dakwah di masa lalu, Rasulullah SAW dan para sahabat. Bagaimana mereka dapat selalu istiqamah dalam menegakkan kebenaran, walaupun rintangan terus menghadang. Jadikan mereka sebagai teladan sekaligus motivator agar semangat dakwah terus menyala. Perkuat perasaan Islam (nafsiyah Islamiyah), dengan melaksanakan shalat berjama'ah, shaum sunnah, qiyamul lail dan tadarus qur'an bersamasama. Suasana ruhiyah yang terus terjaga akan membantu meringankan dalam menjalankan aktivitas dakwah dan pekerjaan rumah tangga. Pertolongan Allah kadang tidak terduga datangnya. Sampaikan juga pada teman Anda untuk melakukan shillah ukhuwah terhadap teman-teman seperjuangan yang memiliki komitmen tinggi terhadap dakwah untuk mendapatkan energi baru dalam berdakwah melalui contoh dari orang lain. Semoga Allah SWT memudahkan semua urusannya.[]


34

Media Umat | Edisi 106, 1 - 11 Sya’ban 1434 H/ 10 - 20 Juni 2013

Mercusuar

Teknologi Militer Tak Hanya Senjata Oleh: Prof Dr Ing Fahmi Amhar

D

i dunia militer, dikenal istilah Operasi Militer Selain Perang (OMSP). Misalnya ketika tentara digerakkan untuk membangun desa – seperti dulu di zaman Orba “ABRI Masuk Desa” (AMD). Atau ketika tentara yang memiliki peralatan memadai dan personel terlatih digerakkan untuk menolong korban bencana. Maka di dunia militer pun dikenal istilah Teknologi Militer Selain Senjata (alutsista). Karena itulah, di dunia akademisi pertahanan, tidak hanya ada pakar-pakar ilmu strategi dan ilmu senjata, tetapi juga ilmuilmu sipil. Demikian juga dalam sejarah militer Islam. Rahasia kekuatan militer umat Islam generasi awal ada pada kemampuannya menyinergikan berbagai infrastruktur, yaitu (1) Infrastruktur ruhiyah (akidah, ibadah) sehingga setiap Muslim baik yang menjadi anggota militer atau tidak, akan menempatkan dirinya sebagai hamba Allah dan hidup untuk mencari ridha Allah semata. Mereka memiliki kejelasan tujuan hidup dan pegangan hidup, yang lebih kuat dari segala ideologi. Islam adalah

beladiri yang dikenal saat itu. Rasulullah juga sangat menganjurkan setiap Muslim untuk belajar berkuda, berenang, memanah. Ini adalah tamsil untuk keterampilan hidup yang selayaknya dimiliki seorang Muslim. (3) infrastruktur jama'ah, sehingga setiap Muslim akan merasa menjadi bagian dari masyarakat Islam yang saling menjaga. Untuk itulah mereka terus melakukan tarbiyah, mu'amalah syar'iyyah, dakwah, amar ma'ruf nahyi munkar dan jihad. Di sinilah sistem pendidikan, ekonomi, politik, peradilan dan hubungan luar negeri terbangun. Di sini pula peran kelompok-kelompok masyarakat sangat penting. Selain mereka saling meningkatkan kepedulian rakyat dan para pejabat, mereka juga gemar melakukan wakaf untuk mendukung infrastruktur jama'ah yang terkait jihad, apakah itu sekolah, perpustakaan, laboratorium, hingga observatorium bintang. Biasanya semua wakaf jariyah ini diserahkan beserta suatu asset produktif (seperti kebun atau industri) untuk membiayai biaya operasionalnya. Dan agar mereka mendapatkan apa yang akan diinfaqkan itu, maka sistem

Ilustrasi Thariq Bin Ziyad, Sang Penakluk Spanyol “beyond ideology”. (2) Infrastruktur syakhsiyah, sehingga setiap Muslim akan menempa dirinya menjadi pribadi yang taqwa, kuat, berahlaq mulia dan sekaligus memiliki profesionalisme terbaik, karena dengan itu dia dapat memberikan manfaat yang terbesar di tengah umat manusia. Untuk itu mereka selalu siap belajar dari manapun, baik yang sifatnya kauni yang dapat diperoleh dari pengalaman/percobaan, juga inspirasi dari ayat-ayat suci. Dalam hal jasadiyah, mereka mempelajari berbagai jenis

ekonomi syari'ah dengan berbagai jenis syirkah telah berkembang luas. Sementara itu teknologi adalah merupakan pendukung dalam membuat seluruh infrastruktur semakin efektif. Kalau kita telaah sejarah, ternyata sejak awal kaum Muslim sangat terbuka dalam mempelajari teknologi militer. Pada perang Ahzab, Rasulullah SAW menerima usulan untuk membuat parit dari Salman yang berasal dari Persia. Sampai saat itu, bangsa Arab tidak pernah mengenal teknik perang parit. Teknologi militer di masa

khilafah Islam juga mencakup hal-hal yang paling “sederhana” seperti ilmu metalurgi untuk menghasilkan pedang dan tombak yang lebih kuat, metode komunikasi militer untuk menyampaikan pesan-pesan rahasia secara cepat, hingga astronomi navigasi untuk memandu kapal-kapal perang ke tujuan dengan akurat secara cepat. Di berbagai era kekhilafahan, peran para perekayasa militer terus meningkat. Korps perekayasa yang terdiri dari pandai besi (metalurgist), tukang kayu, ahli keramik, ahli kimia dan sebagainya dibentuk, dan mereka bekerja di bawah komando yang langsung bertanggung jawab kepada Amirul Jihad. Selain teknologi militer berupa persenjataan, terdapat juga berbagai teknologi non senjata. Teknologi itu meliputi ilmu geografi untuk menyiapkan informasi geospasial militer, logistik militer, kedokteran, hingga peran olahraga dan musik militer. Geografi dianggap ilmu yang menghubungkan langit (yakni pengamatan astronomi dan meteorologi) dan bumi (geodesi dan geologi). Juga ilmu yang menghubungkan dunia hidup (biotik) dan mati (abiotik). Yang hidup pun mencakup flora, fauna dan manusia beserta interaksinya. Dan yang lebih penting: geografi tidak cuma ilmu untuk memetakan dan memahami alam semesta di sekitar kita, namun juga untuk merubahnya sesuai kebutuhan kita. Berbeda dengan filsafat, geografi memiliki kegunaan praktis, baik di masa damai maupun di masa perang. Sampai hari ini, geografi mutlak diperlukan baik oleh wisatawan, perencana kota hingga panglima militer. Para geografer Muslim ternama dari Abu Zaid Ahmed ibn Sahl al-Balkhi (850-934), Abu Rayhan al-Biruni (973-1048), Ibnu Sina (980-1037), Muhammad alIdrisi (1100–1165), Yaqut alHamawi (1179-1229), Muhammad Ibn Abdullah Al Lawati Al Tanji Ibn Battutah (1305-1368) dan Abū Zayd 'Abdur-Rahman bin Muhammad bin Khaldūn Al-Hadrami, (13321406), menyediakan laporanlaporan detail dari penjelajahan mereka. Posisi logistik dalam setiap expedisi jihad adalah vital.

Kemenangan perang di manapun sering ditentukan bukan oleh senjata atau kehebatan tempur pasukan, tetapi oleh logistik yang sudah direncanakan ditaruh di tempat yang tepat pada saat yang tepat. Dalam perang modern, sebuah pesawat tempur yang canggih tidak ada artinya tanpa bahan bakar. Demikian juga, sebuah kapal induk bertenaga nuklir, tak

alfalfa. Karena penguasaan Islam yang lama khususnya di Spanyol, teknologi menanam alfalfa ini juga lalu menular ke bangsa Spanyol. Ketika 800 tahun kemudian panglima perang Spanyol Hernando Cortez menaklukkan bangsa Aztecs di Mexico, bukan hanya strategi membakar kapalnya yang ia jiplak dari Thariq bin Ziyad – tetapi juga membangun logistik

Ilustrasi percobaan roket dari abad 14. Dari museum Suleymaniye, Istanbul. ada artinya bila awaknya kelaparan. Pada masa Thariq bin Ziyad, logistik yang menentukan adalah makanan prajurit dan pakan kuda! Jadi pada setiap pergerakan pasukan, harus ada rumput bergizi tinggi yang bisa ditanam atau disediakan dengan cepat. Karena jihad menjangkau daerah yang luas dengan waktu yang lama maka logistik berupa rumput ini juga harus bisa dihasilkan di daerah-daerah yang strategis yang sudah dikuasai oleh pasukan Islam. Rumput yang ditanam-pun juga bukan sembarang rumput, bila yang ditanam rumput yang biasa-biasa – maka akan dibutuhkan areal yang sangat luas atau waktu yang sangat lama untuk menanamnya dan kuda perang-pun tidak bisa tumbuh perkasa. Maka bagian logistik dari pasukan Islam saat itu sudah mengenal rerumputan bergizi tinggi yang sangat efektif untuk menumbuhkan kuda, tanaman bergizi tinggi inilah yang disebut

pasukan berkudanya dengan tanaman yang sama dengan yang diperkenalkan peradaban Islam di Spanyol selama 781 tahun! Selain produksi, logistik juga sangat terkait dengan kecepatan distribusi, dan itu berarti transportasi. Tahun 1900 M Sultan Abdul Hamid II mencanangkan proyek “Hejaz Railway”. Jalur kereta ini terbentang dari Istanbul ibu kota Khilafah hingga Mekkah, melewati Damaskus, Jerusalem dan Madinah. Di Damaskus jalur ini terhubung dengan “Baghdad Railway”, yang rencananya akan terus ke timur menghubungkan seluruh negeri Islam lainnya. Proyek ini diumumkan ke seluruh dunia Islam, dan umat berduyunduyun berwakaf. Kalau ini selesai, pergerakan pasukan khilafah untuk mempertahankan berbagai negeri Islam yang terancam penjajah juga sangat menghemat waktu. Dari Istanbul ke Makkah yang semula 40 hari perjalanan tinggal menjadi 5 hari![]


Media Umat | Edisi 106, 1 - 11 Sya’ban 1434 H/ 10 - 20 Juni 2013

Ustadz Menjawab

35

Batasan Bertaklid dalam Satu Masalah Tanya : Ustadz, mohon penjelasan mengenai hukum bertaklid, bahwa tidak boleh seorang muqallid bertaklid kepada lebih dari satu orang mujtahid jika masih dalam satu masalah? Fatih, Jakarta Jawab : Taqlid menurut pengertian syariah adalah mengamalkan pendapat orang lain tanpa dalil yang bersifat mengikat (bighairi hujjah mulzimah), misalnya seorang muqallid yang mengambil pendapat seorang mujtahid, atau seorang mujtahid yang mengambil pendapat mujtahid lainnya. ('Atha Abu Rasytah, Taisir Al Wushul Ila Al Ushul, hlm. 272; Taqiyuddin An Nabhani, Al Syakhshiyyah Al Islamiyyah, 1/230). Jika seorang muqallid bertaqlid kepada seorang mujtahid (misal Imam Syafi'i) dalam satu masalah (misal shalat), bolehkah muqallid itu bertaklid kepada mujtahid lainnya (misal Imam Abu Hanifah)? Jawabannya ada rincian (tafshiil) sebagai berikut: Pertama, jika muqallid itu sudah mengamalkan pendapat mujtahid yang ditaklidinya dalam satu masalah, tidak boleh muqallid itu mengikuti pendapat mujtahid lainnya. Sebab dengan pengamalannya itu maka hukum Allah yang berlaku baginya adalah hukum syara' yang digali oleh mujtahid yang ditaklidinya. Jadi, kalau seseorang sudah mengamalkan masalah shalat menurut madzhab Imam

Ustadz Menjawab

Syafi'i, tidak boleh dia bertaklid dalam masalah shalat menurut madzhab Imam Abu Hanifah. Kedua, jika muqallid itu belum mengamalkan pendapat mujtahid yang ditaklidinya dalam satu masalah, maka dia boleh mengikuti pendapat mujtahid lainnya dalam masalah itu. Misalkan orang yang mengikuti madzhab Syafi'i belum naik haji, maka boleh baginya pada saat dia naik haji mengikuti madzhab lain dalam masalah haji, seperti madzhab Abu Hanifah atau Ahmad bin Hanbal. (Taqiyuddin An Nabhani, Nizhamul Islam, hlm. 77; Al Syakhshiyyah Al Islamiyyah, 1/234-235; 'Atha Abu Rasytah, Taisir Al Wushul Ila Al Ushul, hlm. 272; Imam Al Amidi, Al Ihkam fi Usul Al Ahkam, 4/357; Imam Syaukani, Irsyadul Fuhul, hlm. 272; Wahbah Zuhaili, Ushul Al Fiqh Al Islami, 2/1166). Hanya saja untuk ketentuan kedua di atas, perlu diperhatikan batasan “masalah”. Menurut Syaikh 'Atha Abu Rasytah, yang dimaksud “masalah” di sini, adalah satu perbuatan atau beberapa perbuatan yang berdiri sendiri (munqathi'ah), artinya perbuatan-perbuatan lain tidak bergantung pada perbuatan itu dalam keabsahannya. Misalnya shalat, disebut satu masalah, karena perbuatan lain misalnya haji, sah dan tidaknya haji itu tidak bergantung pada shalat. Istilah “masalah” ini berbeda dengan istilah “bagian masalah” (juz'un min al mas`alah) yaitu satu perbuatan yang wajib diwujudkan demi keabsahan perbuatan lainnya, seperti perbuatan yang menjadi syarat atau rukun

bagi perbuatan lainnya. Misalnya wudhu, tak disebut masalah, tapi bagian masalah, karena wudhu menjadi salah satu syarat shalat. Contoh lain, membaca al Fatihah, yang menjadi salah satu rukun shalat. Perbuatan yang seperti ini disebut perbuatan yang muttashilah (terkait dengan perbuatan lainnya). ('Atha Abu Rasytah, Taisir Al Wushul Ila Al Ushul, hlm. 275; Taqiyuddin An Nabhani, Al Syakhshiyyah Al Islamiyyah, 1/235). Jika seseorang bertaklid kepada seorang mujtahid dalam satu “masalah”, dia wajib bertaklid kepada mujtahid yang sama dalam seluruh “bagian masalah”. Tapi dia boleh bertaklid kepada mujtahid lain dalam “masalah” yang lain. Maka muqallid yang bertaklid kepada seorang mujtahid dalam masalah shalat, wajib baginya bertaklid kepada mujtahid yang sama dalam seluruh bagian-bagian masalah shalat, seperti wudhu, mandi janabah, tayammum, menghadap kiblat, dan rukun-rukun shalat. Jadi tidak boleh misalnya seorang laki-laki yang mengikuti madzhab Syafi'i dalam shalat, tapi mengikuti madzhab Abu Hanifah yang mengatakan menyentuh perempuan tak membatalkan wudhu, atau bahwa membaca Al Fatihah bukan rukun shalat. Namun demikian, dia boleh bertaklid kepada mujtahid lain dalam masalah lain, seperti haji. ('Atha Abu Rasytah, Taisir Al Wushul Ila Al Ushul, hlm. 275; Taqiyuddin An Nabhani, Al Syakhshiyyah Al Islamiyyah, 1/235). Wallahu a'lam.[]


36

Media Umat | Edisi 106, 1 - 11 Sya’ban 1434 H/ 10 - 20 Juni 2013

Mancanegara

Temu Tokoh dan Pejuang Khilafah Internasional Pasca Muktamar Khilafah

Islam Moderat, Propaganda Barat Barat menjadikan Turki sebagai contoh Negara Islam Moderat karena di tempat itulah terakhir Daulah Islamiyah berdiri.

P

erlawanan Barat terhadap Islam bukan hanya dengan cara fisik dengan menjajah negeri-negeri Islam. Mereka juga berupaya mengembangkan isu-isu yang menekan Umat Islam. Bahkan membuat masyarakat dunia phobia terhadap Islam. Sebut saja, isu terorisme. Tidak hanya itu. Ketika masyarakat dunia mulai sadar siapa sebenarnya yang teroris, kini Barat memunculkan propaganda

baru. Isu yang terus didorong lebih halus yakni Islam moderat. Propaganda tersebut terus dikembangkan, khususnya di negeri-negeri kaum Muslimin. Salah satunya adalah negara Turki. “Islam moderat kini dikembangkan Barat. Salah satunya adalah menjadikan negara Turki sebagai contoh Islam moderat,” kata perwakilan Hizbut Tahrir Turki Abu Muhammad Sadi saat diskusi Pasca Muktamar Khilafah di Jakarta, Ahad (2/6) malam. Salah satu alasan Barat

menjadi Turki sebagai contoh Negara Islam Moderat karena di tempat itulah terakhir Daulah Islamiyah berdiri. Barat berharap umat Islam di dunia bisa menerima. Untuk tujuan tersebut, Barat berupaya meleburkan sistem demokrasi dan sekulerisme di dalam sistem pemerintahan Turki. Apa yang dilakukan Barat ternyata mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Turki. Sebagai antek-antek Barat, sejak tahun 1980, Pemerintah Turki kemudian mendorong berdirinya

partai-partai yang tampak “Islami”. “Tujuannya adalah agar umat Islam terserap dalam parlemen Turki,” katanya. Namun Hizbut Tahrir Turki melihat hal tersebut sebagai salah satu upaya Barat meredam aktifitas umat Islam yang ingin menerapkan kembali syariah Islam. Setidaknya ada dua fakta yang terjadi dan perlu dikritisi ketika Turki menjadi sebuah Negara Islam Moderat. Pertama, kasus pelecehan Nabi Muhammad SAW melalui kartun. Sebagai negara yang mengaku Negara Islam, ternyata Pemerintah Turki tidak melakukan sesuatu yang siginifikan. Kedua, saat ini Pemerintah Turki tengah mengincar sekitar 400 aktifis Hizbut Tahrir untuk ditangkap dan dipenjarakan. Bahkan Pemerintah Turki sudah memastikan akan memenjarakan syabab Hizbut Tahrir dalam waktu yang lama. Upaya Barat mengganjal perjuangan menegakkan syariah Islam juga dilakukan dengan melontarkan propaganda Islamophobia. Masyarakat di dunia dibuat ketakutan terhadap bahaya Islam dengan isu terorisme. Pada akhirnya menimbulkan Islamophobia. Media Representatif Hizbut Tahrir Inggris Taji Mustafa mengatakan, kehidupan Umat Islam,

terutama di negara-negara Barat, sejak peristiwa 911 sangat berbeda dengan sebelum peristiwa hancurnya gedung WTC di Amerikan Serikat. Jika sebelum 911 umat Islam, khususnya di Inggris masih bisa berakitiftas dengan bebas, tapi setelah 911 kebijakan Barat mulai menghambat gerakan dakwah Islam. “Islamophobia kini menjadi persoalan bagi umat Islam di Barat,” tegasnya. Namun di balik isu Islamophobia ada hikmahnya. Sebab, banyak masyarakat Barat yang bertanya-tanya mengenai sistem Islam. Apalagi seperti diketahui, masyarakat Barat banyak menghadapi masalah, terutama persoalan keluarga. “Karena itu, ada kesempatan menjelaskan bahwa solusi menyelesaikan persoalan yang dialami masyarakat Barat adalah dengan Islam,” katanya. Islamophobia juga diakui Perwakilan HT Australia, Abdullah. “Islamophobia juga terjadi di Austarlia,” katanya. Seperti di negara-negara lain di Barat, Pemerintah Australia juga melakukan penekanan terhadap umat Islam. Tapi di sisi lain banyak yang justru bertanya tentang Islam. “Setelah dijelaskan, akhirnya mereka memahami. Inilah dahsyatnya ide Islam. Bahkan kini Islam telah berkembang di Tasmania, Pert, Melbourne dan Selandia Baru,” katanya.


Media Umat | Edisi 106, 1 - 11 Sya’ban 1434 H/ 10 - 20 Juni 2013

Tumbuhnya Nasionalisme Upaya mengubah pemikiran umat Islam juga terjadi di semua negeri-negeri Islam. Menurut Perwakilan HT dari Lebanon Ahmad Al Qhashash, salah satu perubahan pemikiran di tubuh umat Islam sejak runtuhnya Khilafah Islamiyah adalah tumbuhnya nasionalisme. Jika sebelumnya umat Islam loyalitasnya hanya kepada Rasulullah, Muhammad SAW, tapi kini loyalitas mereka kepada pemimpin negara. “Inilah paham nasionalisme yang telah memecah umat Islam menjadi negara-negara kecil,” tegasnya. Tapi dengan dakwah Islam yang dilakukan Hizbut Tahrir, nasionalisme di negeri-negeri Islam mulai terkikis. Bahkan kini yang tersisa adalah kelompok non Muslimin yang liberal. “Sebagian besar kaum Muslimin sudah kembali ke pemikiran Islam,” katanya. Al Qashash mengatakan, hambatan lainnya dalam dakwah Islam adalah pemikiran politik penguasa negeri-negeri Islam. Untuk menghambat dakwah Islam, para penguasa kini menggunakan media massa guna memengaruhi otak kaum Muslimin dan memunculkan tokohtokoh intelektual yang menentang pemikiran Islam. Para penguasa tersebut melakukan tindakan massif ter-

hadap gerakan dakwah dari sisi pemikiran. Misalnya, liputan media massa tidak boleh menyebutkan nama Hizbut Tahrir. “Ini menjadi salah satu sarana dan corong menghambat kesadaran kaum Muslim terhadap syariah Islam. Ini terjadi pada Suriah,” tuturnya. Direktur Kantor Media Pusat

Mancanegara

(CMO) Hizbut Tahrir Utsman Bakhash juga mengakui, sistem politik yang ada sekarang telah menghambat tegaknya hukum Islam. Barat memiliki sarana untuk mendominasi negeri-negeri Islam. Misalnya, melalui bantuan luar negeri yang diberikan kepada penguasa umat Islam. Barat juga menyiapkan politisi sekuler agar

kepentingan mereka tetap dapat dipertahankan di dunia Islam. “Dengan cara ini membuat hegemoni Barat makin kuat di negerinegeri Islam,” katanya. Karena itu sesuai makna Partai Pembebasan, HT berjuang untuk membebaskan kaum Muslim dari dominasi politik, ekonomi maupun dominasi lain, baik

pemikiran dan budaya Barat. “Ini yang dilakukan HT untuk membebaskan kaum Muslimin dari hegemoni Barat. Seharusnya umat memilih sistem Islam untuk tegaknya Khilafah Islamiyah,” tegas Utsman.[] joe lian

Inilah Perjuangan Hizbut Tahrir B

anyak yang bertanya-tanya sejauh mana perjuangan Hizbut Tahrir untuk tegaknya Khilafah Islamiyah? Direktur Kantor Media Pusat (CMO) Hizbut Tahrir Utsman Bakhash mengatakan, bahwa kewajiban menegakkan syariah bukan hanya bagi Hizbut Tahrir, tapi seluruh kaum Muslimin. “Perjuangan HT pada masa Syekh Taqyuddin pada awal memang ada hambatan. Tapi kini mulai berkembang,” katanya. Sejak berdiri HT sudah memperjuangkan Khalifah Islamiyah. Namun saat itu, banyak yang mengatakan Khilafah adalah mimpi. Dengan usaha keras syabab HT, kini anggapan tersebut sudah berubah. Bahkan ada peneliti Barat yang sebelumnya menganggap Khilafah itu mimpi, sekarang menyatakan bahwa Khilafah itu sebuah kenyataan. “Pernah ada seminar khusus untuk membahas pemikiran Hizbut Tahrir, sejarahnya, strategi dan bagaimana menghadapi Hizbut

Tahrir. Ini membuktikan bahwa Barat memang mengkhawatirkan dan Khilafah sudah di depan mata,” tegasnya. Sementara itu Perwakilan HT dari Tunisia mengatakan, aktivitas HT di tengah umat adalah membongkar aktivitas intelijen dan rencana jahat penguasa yang membahayakan umat Islam. Di Tunisia, HT membongkar rencana Barat melalui IMF yang akan memberikan bantuan kepada Pemerintah Tunisia. “Perubahan memang bisa terjadi dengan senjata. Tapi dengan dana dampaknya lebih besar dari senjata. Jadi salah satunya yang dilakukan HT adalah membongkar bantuan IMF,” tuturnya. Menurutnya, bantuan IMF tersebut justru akan menyimpangkan arah revolusi di Tunisa. Untuk itu HT Tunisia berjuang untuk mengembalikan revolusi di Tunisia sesuai koridor Islam. “Sekarang ini kita bisa melihat Barat banyak mengalami kekalahan di seluruh dunia. Ber-

37

kibarnya Ar-Raya dan Liwa jadi bentuk kekalahan Barat dan tegaknya Islam,” tegasnya. Sementara itu perwakilan HT Mesir Syarif Zaid mengatakan, HT memang sudah berdiri sejak 60 tahun lalu, namun saat itu kondisi dunia Islam dalam keadaan sulit. Namun dengan perjuangan HT, sedikit demi sedikit dengan dakwah Islam, kesadaran umat Islam menjadi lebih baik. “Kita bisa melihat umat Islam pada tahun 1950-1960-an, salah satu yang terjadi pada umat adalah mengagungkan dan tidak kritis pada penguasa,” katanya. Tapi dengan aktifitas HT membongkar rencana Barat, kini umat Islam mulai sadar bahwa penguasa di negeri Islam mewakili Barat, bukan kaum Muslimin. Kini umat Islam juga mulai sadar bahwa paham nasionalisme dan patriotisme adalah pemikiran Barat. “Insya Allah Khilafah segera tegak dengan kesadaran umat,” tegasnya. Allahu Akbar.[] joe lian


38

S

Media Umat | Edisi 106, 1 - 11 Sya’ban 1434 H/ 10 - 20 Juni 2013

Hikmah

ebagaimana dimaklumi, tidak ada ucapan yang lebih baik daripada ucapan yang mengandung unsur dakwah atau seruan Islam. Hal ini ditegaskan oleh Allah SWT sendiri melalui firman-Nya: Siapakah yang lebih baik ucapannya dibandingkan dengan orang yang menyeru kepada Allah mengerjakan amal yang shalih dan berkata, "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri?" (TQS Fushilat [41]: 33). Artinya, sebaik dan seindah apapun ucapan dalam pandangan manusia, jika tidak mengandung unsur dakwah atau seruan Islam, bukanlah ucapan terbaik. Dakwah bahkan menjadi salah satu amalan yang bisa menyelamatkan manusia dari kerugian di dunia di akhirat, selain iman dan amal shalih. Hal ini pun ditegaskan oleh Allah SWT dalam firman-Nya: Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar adalah dalam kerugian; kecuali orang-orang yang beriman, bermal shalih serta saling berwasiat dalam kebenaran dan kesabaran (TQS al-'Ashr [103]: 1-3). Karena itulah, dakwah atau kebenaran Islam wajib disampaikan, tidak boleh disembunyikan. Sepahit apapun ucapan dirasakan oleh manusia, jika mengandung unsur dakwah dan kebenaran Islam, ia wajib dinyatakan dan disampaikan. Demikianlah sebagaimana sabda Baginda Rasulullah SAW bersabda, “Katakanlah kebenaran itu walaupun pahit.” (HR al-Baihaqi dan Ibn Hibban). Sebaliknya, menyembunyikan dakwah atau kebenaran (Islam) adalah sebuah tindakan tercela dan terlaknat. Ini sebagaimana firman Allah SWT: Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya kepada manusia

dalam Al-Kitab, mereka itu dilaknati Allah dan dilaknati (pula) oleh semua (makhluk) yang dapat melaknati (TQS alBaqarah [2]: 159). Bahkan jika tindakan menyembunyikan kebenaran itu ditujukan demi meraih keuntungan-keuntungan duniawi, hal demikian akan mendatangkan azab yang pedih bagi pelakunya. Demikianlah sebagaimana firman Allah SWT: Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Allah turunkan, yaitu Al-Kitab, dan menjualnya dengan harga yang murah, mereka itu sebenarnya tidak memakan (tidak menelan) ke dalam perutnya melainkan api, dan Allah tidak akan berbicara kepada mereka pada Hari Kiamat serta tidak menyucikan mereka dan bagi mereka siksaan yang amat pedih (TQS al-Baqarah [2]: 174). Sebaliknya, sebaik dan seindah apapun ucapan dalam pandangan manusia, jika mengandung unsur kebatilan dan kesesatan, ia haram dinyatakan atau disampaikan, apalagi disebarluaskan dan dipropagandakan. Karena itulah, sejatinya amat mudah dipahami jika seorang Muslim diharamkan menyerukan demokrasi yang nyata-nyata menempatkan kedaulatan manusia di atas kedaulatan Allah SWT; menyebarluaskan paham nasionalisme yang nyata-nyata menghalangi ukhuwah islamiyah yang bersifat global; memasarkan gagasan pulralisme yang berusaha menyejajarkan Islam dengan agama dan ideologi lain; mempropagandakan sekulerisme- kapitalisme atau sosialisme-komunisme—pemisahan agama (Islam) dari kehidupan—yang sejatinya merupakan biang kehancuran umat manusia. Semua itu haram disampaikan, disebarluaskan dan dipropagandakan karena nyata-nyata bertentangan dengan Islam. Sebaliknya, seorang Muslim wajib menyerukan

akidah dan syariah Islam, menyebarluaskan gagasan tentang kewajiban mendirikan Negara Islam atau Khilafah Islam, sekaligus mempropagandakan kewajiban umat Islam agar hanya berhukum pada hukum Allah SWT seraya mencampakkan hukum-hukum buatan manusia. Karena itu, sangat aneh jika ada seorang Muslim justru mencela Muslim lainnya yang senantiasa konsisten menyerukan akidah dan syariah Islam sekaligus mempropagandakan kewajiban menegakkan Khilafah Islam sebagai institusi pelaksananya. Sebaliknya, amat aneh pula jika ada seorang Muslim yang memuji-muji Muslim lainnya yang terus-menerus menyerukan demokrasi, nasionalisme, pluralisme, sekulerisme dll yang nyata-nya merupakan gagasan/ide sekaligus sistem yang batil. Semoga kita termasuk orang-orang yang tetap konsisten menyampaikan dakwah dan kebenaran Islam, tak perlu hirau apalagi takut terhadap celaan orangorang yang memang kerjaannya hanyalah mencela. Demikianlah sebagaimana firman Allah SWT: Hai orangorang yang beriman, siapa saja di antara kalian yang murtad dari agamanya, kelak Allah pasti akan mendatangkan suatu kaum yang Allah cintai dan mereka pun mencintai Dia, yang bersikap lemah lembut terhadap orang Mukmin, bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, yang Dia berikan kepada siapa yang Dia keehendaki. Allah Mahaluas (pemberian-Nya) lagi Mahatahu (TQS al-Maidah [5]: 54). Wa ma tawfiqi illa bilLah.[] abi


Media Umat | Edisi 106, 1 - 11 Sya’ban 1434 H/ 10 - 20 Juni 2013

39


Alhamdulillah, atas barokah dan rahmat Allah SWT, Muktamar Khilafah yang diselenggarakan oleh Hizbut Tahrir Indonesia di 31 kota besar di seluruh Indonesia sejak tanggal 5 Mei - 2 Juni 2013 telah berlangsung dengan sukses, dan telah mencapai hasil yang dimaksud. Yakni sebagai medium untuk mengokohkan visi dan misi perjuangan umat untuk tegaknya kehidupan melalui penerapan syariah dan khilafah. Dan secara khusus, atas nama Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Hizbut Tahrir Indonesia, kami mengucapkan terimakasih kepada pimpinan dan tokoh Ormas/Orpol/Lembaga Islam, Ulama, Pejabat Militer dan Sipil, serta seluruh peserta yang telah hadir dalam Muktamar Khilafah yang diselenggarakan pada 2 Juni 2013 di Gelora Bung Karno, Jakarta. Serta kepada aparat keamanan, insan media, segenap panitia dan semua pihak yang telah membantu suksesnya acara tersebut. Semoga semua itu dinilai sebagai amal shaleh dan mendapat pahala yang setimpal di sisi Allah SWT, Serta kedepan benar-benar dapat menggerakan umat untuk perubahan yang akan membawa kebaikan yang hakiki. Jazakumullah Khairan Jaza.[]


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.