WARNA REDAKSI
P
ada usianya yang ke-54, Unesa terus berupaya menjadi kampus ternama baik skala nasional maupun internasional. Semua program studi, diharapkan bisa mendapatkan akreditasi A dan prodi yang sudah terakreditasi A secara nasional bisa ditingkatkan lagi ke skala Asean. Adapun langkah menuju ke sana perlahan tapi pasti sudah dilakukan dengan cara menjalin kerja sama dengan banyak kampus di luar negeri baik dalam bidang pendidikan maupun research. Kerja sama itu, ke depan, akan semakin ditingkatkan. Harapan untuk terus berkemajuan bukan hanya target para pemangku jabatan struktural jurusan, fakultas atau universitas saja, tapi menjadi target dan ikhtiar bersama. Oleh karena itu, diharapkan seluruh sivitas akademik dan warga Unesa bersama-sama mengambil bagian untuk membawa kampus tercinta ke tujuan yang dicitacitakan bersama. Pada usianya yang ke-54, pada Desember 2018 ini Unesa terus
berkomitmen melaksanakan tugas utama sebagaimana yang diamanatkan Undang-Undang 1945 yakni mencerdaskan kehidupan Bangsa. Tugas tersebut merupakan buah pikir dan menjadi visi yang mengendap sejak awal. Perlu disadari bahwa
maupun non akademik. Sehingga memungkinkan semua pihak berkumpul, berpegangan tangan dan menyatukan persepsi dalam menatap masa depan Indonesia. Untuk merangkul semua pihak dalam hari besarnya itu, tidak heran jika lebih dari 30 rangkaian kegiatan digelar mulai bulan September sampai Desember ini. Apakah hanya itu, tentu tidak. Unesa juga berkomitmen memberdayakan anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) dan mendorong mereka untuk berprestasi lewat berbagai even dan kompetisi. Seperti Kejuaraan Atletik untuk anak-anak down syndrome. Kegiatan tersebut selain ingin memberdayakan ABK juga ingin mengubah persepsi publik bahwa mereka juga punya potensi yang tidak kalah dari orang yang normal. Hanya saja, butuh sedikit kesabaran untuk menggali dan mengenali potensi mereka. Mereka punya mimpi dan ingin berprestasi. Oleh karena itu, mereka perlu dilatih dan dilepas dalam kompetisi. Tidak heran jika banyak penghargaan yang sudah diraih, baik skala daerah maupun nasional.n
YUK... PELIHARA ASA DAN KOMITMEN UNESA mewujudkan bangsa yang cerdas dan sejahtera bukan perkara mudah. Namun, perlu komitmen dalam melahirkan program-program yang berkesinambungan dan keterlibatan semua pihak. Belum lagi, kemajuan teknologi informasi yang begitu pesat menyebabkan permasalahan hidup semakin kompleks. Oleh karena itu, menumbuhkan kebersamaan dan persatuan merupakan suatu keniscayaan. Kebersamaan itulah yang diupayakan dalam setiap rangkaian kegiatan Dies Natalis ke-54 baik yang akademik
Majalah Unesa
ARM
| Nomor: 124 Tahun XIX - Desember 2018 |
3
DAFTAR RUBRIK
18 EDISI DESEMBER 2 01 8
FOTO: DOK/ISTIMEWA
Daftar Ini
05
SEMARAK DIES NATALIS KE-54 UNESA
16
18
LENSA UNESA UNESA PEDULI GEMPA BUMI DAN TSUNAMI PALU, DONGGALA, SULAWESI TENGAH
BINCANG UTAMA DRS. GATOT DARMAWAN, M.PD
22
20
26
ARTIKEL: MENCIPTAKAN IKLIM KOMPETISI UNTUK MEMBANGUN PRESTASI
INSPIRASI ALUMNI
LAPORAN KHUSUS
32
KABAR PRESTASI
Majalah Unesa ISSN 1411 – 397X Nomor 124 Tahun XIX - Desember 2018 PELINDUNG: Prof. Dr. Warsono, M.S. (Rektor), Prof. Dr. Bambang Yulianto, M.Pd. (WR Bidang I), Suprapto, S.Pd, M.T. (WR Bidang II), Dr. Agus Hariyanto, M. Kes. (WR Bidang III), Drs. Sujarwanto, M.Pd. (WR Bidang IV) PENANGGUNG JAWAB: Dra. Ec. Ratih Pudjiastuti, M.Si (Kepala BAAK) PEMIMPIN REDAKSI: Dra. Titin Sumarti, M.Pd (Kabag. Kerja Sama dan Humas) REDAKTUR: A. Rohman, Basyir Aidi PENYUNTING BAHASA: Syaiful R REPORTER: Wahyu Utomo, Syaiful H, Inayah, Suryo Waskito, Emir Musa, Mira Carera, Nely Eka, Tarida, M. Rizki, Titan, Hasna, Intan, Jumad, Fibrina, Intan, Royyan. FOTOGRAFER: Sudiarto Dwi Basuki, M. Wahyu Utomo, DESAIN/LAYOUT: Abdur Rohman, Basyir Aidi ADMINISTRASI: Roni, ST. (Kasubbag. Humas), Supi’ah, S.E. DISTRIBUSI: Lusia Patria, S.Sos, Hartono PENERBIT: Humas Universitas Negeri Surabaya ALAMAT REDAKSI: Kantor Humas Unesa Gedung Rektorat Kampus Unesa Lidah Wetan Surabaya
4
| Nomor: 123 Tahun XIX - Desember 2018 |
Majalah Unesa
LAPORAN UTAMA
Semarak Dies Natalis ke-54 Unesa
MEMBANGUN KEBERSAMAAN, MENGGAPAI PRESTASI
USIA UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA (UNESA) KEMBALI BERTAMBAH. KALI INI, UNESA TELAH GENAP BERUSIA 54 TAHUN. SEBUAH USIA, YANG TENTU SAJA SUDAH TIDAK MUDA LAGI. DIHARAPKAN DENGAN BERTAMBAHNYA USIA, UNESA SEMAKIN TERAJUT KEBERSAMAANNYA DAN SEMAKIN BERPRESTASI DI TINGKAT NASIONAL BAHKAN DUNIA. SEBAGAIMANA TEMA DIES NATALIS KE-54 YAKNI MEMBANGUN KEBERSAMAAN, MENGGAPAI PRESTASI. Majalah Unesa
| Nomor: 124 Tahun XIX - Desember 2018 |
5
LAPORAN
UTAMA
D
ies Natalis merupakan sebuah peringatan hari lahir yang menandai awal perjalanan kehidupan. Karena itu, biasanya peringatan tersebut dirayakan dengan penuh syukur dan kebahagiaan. Bertambahnya usia selalu dibarengi dengan pengharapan akan makin bertambahnya kedewasaan. Tidak hanya bagi manusia, pertambahan usia bagi organisasi pun selalu dikaitkan dengan tingkat kedewasaan. Apalagi bagi sebuah perguruan tinggi yang punya fungsi utama melahirkan para ilmuwan yang berkualitas. Bagi Universitas Negeri Surabaya, dies natalis punya makna penting bukan hanya sebagai penanda bertambahnya usia, tapi juga penanda tingkat kedewasaan dalam berkarya. Keberadaan Unesa yang kini berusia setengah abad lebih satu tahun ini menjadi bukti Unesa masih memiliki daya tarik di tengah persaingan yang makin ketat di antara perguruan-perguruan tinggi negeri maupun swasta. Namun, di balik rasa syukur itu, Unesa juga menghadapi tantangan berat. Era industri 4.0 yang akan menandai perubahan zaman nanti menjadi sebuah tantangan yang harus mampu dijawab Unesa. Oleh karena itu, Unesa harus mampu melahirkan lulusan yang berdaya saing sehingga mampu berkompetensi dengan lulusan perguruan tinggi lain baik di dalam negeri maupun luar negeri, terutama menghadapi era revolusi industri 4.0. Dies natalis seharusnya menjadi momentum untuk menguatkan komitmen akan perubahan demi kemajuan. Perlu ada penegasan tentang upaya-upaya yang harus dilakukan sebagai bagian dari resolusi ulang tahun. Tidak ada salahnya merayakan dies natalis dengan kegiatan-kegiatan hiburan bila ini bagian dari upaya membangun budaya organisasi baru, menghilangkan sekat-sekat antargenerasi, membangun sportivitas, dan seterusnya. Apalagi
6
BAGI UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA, DIES NATALIS PUNYA MAKNA PENTING BUKAN HANYA SEBAGAI PENANDA BERTAMBAHNYA USIA, TAPI JUGA PENANDA TINGKAT KEDEWASAAN DALAM BERKARYA. bila kegiatan itu berkontribusi positif. Demikian pula, tidak ada larangan untuk menyelenggarakan kegiatankegiatan serius berkarakter ilmiah untuk mempromosikan hasil karya para sivitas academika yang membanggakan. Semua kegiatan itu adalah bagian dari ucapan syukur atas pencapaian yang telah diraih. Yang pasti, semua rangkaian kegiatan dies itu harus mampu membangkitkan kebanggaan sebagai warga Unesa.
| Nomor: 124 Tahun XIX - Desember 2018 |
Majalah Unesa
Tema dies Unesa ke-54 “Membangun Kebersamaan, Menggapai Prestasi menunjukkan bahwa Unesa siap memperkuat barisan untuk melakukan sinergitas di antara para pimpinan dan seluruh sivitas akademika demi mewujudkan ambisi Unesa menjadi universitas yang mampu menghasilkan lulusan dengan daya saing yang jempolan dan mampu menggapai berbagai prestasi. n (SIR)
LAPORAN UTAMA
Dies Natalis, Momen Bersama Satukan Potensi Ukir Prestasi
W
akil Rektor Bidang Akademik Unesa, Prof. Dr. Bambang Yulianto, M.Pd mengatakan bahwa Dies Natalis haruslah dijadikan sebagai momentum untuk senantiasa meningkatkan diri. Unesa, kini telah menginjak usia ke-54 dan telah banyak mengalami perkembangan serta capaian prestasi. Salah satunya, akreditasi A yang berhasil diraih Unesa. Menurut Bambang, kesuksesan tersebut merupakan bukti kordinasi yang baik antara seluruh unit. “Hal-hal positif seperti itu tentu perlu dipertahankan,” ungkap Guru Besar FBS itu. Lebih lanjut, Bambang mengatakan bahwa menyatukan segala lini dan arah merupakan tujuan perguruan tinggi, termasuk di Unesa. Sebab, dengan modal itu, Tri Dharma perguruan tinggi akan dapat dilaksanakan sehingga akan menciptakan kecerdasan berbangsa dan bernegara. “Kemajuan yang sudah dicapai harus tetap ditingkatkan dan dipertahankan. Serta beberapa hal yang dirasa kurang harus segera dibenahi dengan mencari jalan keluarnya,” papar Bambang. Dari segi kurikulum, terang Bambang, Unesa
sudah sangat baik. Tetapi, harus terus ditingkatkan dengan melihat perkembangan zaman agar lulusan Unesa dapat terserap ke berbagai lapangan kerja. Pembenahan kurikulum dapat dilakukan dengan melihat realita yang ada. “Contoh yang kini santer pemberitaan adalah banyaknya bencana alam yang melanda Indonesia. Oleh karena itu, kurikulum yang ada perlu mewadahi keilmuan seperti tanggap bencana yang diselipkan dalam mata kuliah,” terangnya. Selain itu Pascasarjana, misalnya, perlu pembentukan prodi baru yang tidak harus linier agar tidak kaku. Perlu ada prodi lintas disiplin yang dapat mengaktualisasi kebutuhan zaman. Contoh prodi yang ingin dibentuk seperti magister pendidikan anak autis atau prodi kajian Asian yang di dalam keilmuannya terkait politik, budaya, bahkan bisa tata negara. Selain itu, jelas Bambang, peran dosen juga perlu diperhatikan. Peninjauan kemampuan dosen harus dilaksanakan dengan cara melihat kemampuan bahasa Inggris dan Tes Potensi Akademik. Dengan cara tersebut, kemampuan dosen dapat dipetakan sehingga untuk melanjutkan studi ke luar negeri para dosen bisa mencari kampus sesuai dengan kemampuannya. “Saya berharap Unesa ke depan menjadi perguruan tinggi negeri yang mengedepankan pendidikan berdasarkan segala lini. Selamat untuk Unesa. Semoga semakin jaya dan terus menorehkan prestasi,” tandasnya. n (WHY)
Prof. Dr. Bambang Yulianto, M.Pd
Majalah Unesa
| Nomor: 124 Tahun XIX - Desember 2018 |
7
LAPORAN
UTAMA
Dr. Agus Hariyanto M.Kes
S
Dies Natalis, Momen Tingkatkan Skill Mahasiswa
ementara itu, Dr. Agus Hariyanto M.Kes, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni mengatakan bahwa sesuai tema Dies Natalis Ke-54 “Membangun Kebersamaan Menggapai Prestasi”, maka di bidang kemahasiswaan pun akhir-akhir ini telah menorehkan prestasi sangat luar biasa. Di antara yang terbaru adalah meraih juara Kontes Mobil Hemat Energi, Kompetisi Bangunan Gedung Indonesia, dan masih banyak yang lain. Bahkan, saat ajang Asian Games 2018 lalu, mahasiswa Unesa telah berkontribusi dengan menjadi atlet di beberapa cabang olahraga yang diperlombakan. “Hal itu terbukti bahwa kemampuan nonakademik mahasiswa Unesa sangat luar biasa,” terang Agus. Agus menambahkan, tahun ini dapat menjadi refleksi untuk menyambut tahun berikutnya. Pun demikian bidang kemahasiswaan
8
Unesa akan mengarahkan mahasiswa untuk bisa mengasah soft skillnya. Soft skill bidang nonakademik dapat diperoleh melalui berkegiatan, berorganisasi, dam bersosialisai. “Dengan mengoptimalkan kegiatan UKM dapat menjadi sarana mahasiswa untuk mengasah kemampuannya,” paparnya. Agus mengakui, tidak mudah menggiring mahasiswa untuk bisa mengenali potensi diri. Harus ada wadah yang menaunginya. Salah satunya dengan memberdayakan mahasiswa berprestasi untuk mendampingi mahasiswa lain agar ikut serta dalam kegiatan nonakademik. Sebagai contoh, prestasi dalam kejuaran mobil hemat energi. Nah, mahasiswa yang pernah mendapatkan juara itu untuk dapat membagi pengalamannya kepada adik-adik tingkatnya sehingga bisa menjadi motivasi tersendiri. Sementara itu, untuk mewujudkan kesuksesan dalam
| Nomor: 124 Tahun XIX - Desember 2018 |
Majalah Unesa
bidang nonakademik harus ada kedisipilnan yang kuat dalam diri mahasiswa. Memang berat untuk menerapkan kedisplinan, tapi itu harus dilaksanakan sebagai upaya kemajuan diri. Untuk itu, pimpinan, tendik, dan dosen yang melayani mahasiswa harus senantiasa menerapkan kedisplinan kepada para mahasiswa. “Displin itu sederhana tapi sangat sulit dilaksanakan,” tandasnya. Oleh karena itu, Agus berharap Dies Natalis Ke-54 mampu membawa mahasiswa Unesa terus menorehkan prestasi dalam segala bidang. Dengan terus memancing para mahasiswa ikut kegiatan nonakademik sehingga potensi diri mereka dapat seimbang dengan potensi akademik. “Kesuksesan mahasiswa beprestasi dapat menjadi gambaran kualitas Unesa kepada publik,” pungkasnya. n (WHY)
LAPORAN UTAMA
DIES NATALIS, MOMENTUM BANGKIT DAN BERPRESTASI DIES NATALIS KE-54 DIPERINGATI OLEH UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA (UNESA) DENGAN BERBAGAI RANGKAIAN KEGIATAN DI DALAMNYA. SEMARAK DIES NATALIS UNESA KE-54 JUGA MENGGEMA KE BERBAGAI FAKULTAS DI UNESA DENGAN ANEKA KEGIATAN. SALAH SATU FAKULTAS YANG MENYAMBUT KEMERIAHAN DIES NATALIS UNESA KE-54, YAKNI FAKULTAS ILMU OLAHRAGA.
G
atot Darmawan, M.Pd, selaku Plt. Dekan Fakultas Ilmu Olahraga Unesa, sekaligus ketua panitia Dies Natalis Unesa ke-54 angkat bicara mengenai Dies Natalis tahun ini. menurutnya, Dies Natalis yang mengusung tema Membangun Kebersamaan, Menggapai Prestasi itu dibangun dengan banyak persiapan berupa rapat dan persiapan lainnya. “Persiapanya banyak sekali mengingat kegiatan ini melibatkan berbagai pihak,” tuturnya. Menurut Gatot, untuk mempersiapkan Dies Natalis Unesa ke-54, disiapkan kepanitiaan dan rangkaian kegiatan yang dirancang sedemikian rupa. Kegiatan perayaan hari jadi Unesa ini memiliki panitia besar dan panitia kecil. Panitia besar dipimpin langsung oleh Gatot, sedangkan panitia kecil dibentuk di setiap kegiatan baik berupa perlombaan ataupun kegiatan lainnya. Rangkaian kegiatan Dies Natalis berjumlah lebih dari 30 kegiatan. Mulai dari launching sampai rapat senat yang dilaksanakan sejak bulan Oktober lalu dan akan berakhir di puncak kegiatan pada bulan Desember. Selain diikuti warga Unesa, Dies Natalis juga diikuti masyarakat luar yakni berbagai perguruan tinggi, lembaga swadaya, instansi, hingga kepolisian turut mendukung kemeriahan dan kelancaran acara Dies Natalis Unesa ke-54. Gatot
Gatot Darmawan, M.Pd
menyatakan, semua pihak yang terlibat baik panitia maupun peserta merasa antusias. “Kegiatan ini bukan hanya mencari kalah dan menang atau sekadar bersenang-senang, tapi juga menjalin persaudaraan dan mempererat tali silaturahmi. Selain itu kegiatan ini bisa menjadi wadah untuk menuangkan minat dan bakat dari para peserta,” jelasnya. Menurut Gatot, semua pihak khususnya warga Unesa tentua harus antusias dalam merayakan Dies Natalis Unesa. Sebab, Dies Natalis merupakan peringatan hari jadi sebuah institusi atau lembaga.
Majalah Unesa
Oleh karena itu, jika bukan warga Unesa, lantas siapa lagi yang akan memeriahkannya. Gatot mengungkapkan, kegiatan yang diadakan sekali dalam setahun telah memfasilitasi banyak kegiatan mulai perlombaan olahraga, seni, bakti sosial, dan banyak lagi. Tentu, sangat disayangkan jika ada fakultas di Unesa yang kurang atau tidak memeriahkan kegiatan ini. Ia juga berharap agar Dies Natalis tahun ini dan ke depan senantiasa mendapatkan support dari banyak pihak dan lebih meriah dengan inovasi kegiatan baru. n (FBR/IC)
| Nomor: 124 Tahun XIX - Desember 2018 |
9
LAPORAN
UTAMA
DIES NATALIS BERLANGSUNG MERIAH DAN BANJIR DOORPRIZE
W
akil Dekan Bidang Akademik Fakultas Bahasa dan Seni Unesa, Prof. Dr. Subandi, S.Pd, M.A, mengungkapkan bahwa Dies Natalis Unesa ke-54 berlangsung lebih meriah dibandingkan tahuntahun sebelumnya. Kali ini, yang ikut kegiatan bukan hanya warga Unesa, tapi masyarakat luar juga turut antusias. Misalnya, dalam kegiatan jalan sehat yang dilaksanakan pada Minggu (2/12) lalu, banyak orang kampung sekitar antusias mengikuti kegiatan jalan sehat itu. “Tahun ini animo masyarakat tergolong tinggi untuk melaksanakan Dies Natalis Unesa. Animo tinggi ini mungkin disebabkan oleh beberapa hal, misalnya doorprize yang lebih banyak dan mewah. Tahun ini memang dooprize yang diberikan lebih menggiurkan,” jelas Subandi.
Prof. Dr. Subandi, S.Pd, M.A
Terkait perlombaan dalam Dies Natalis, ia menyampaikan dirinya belum menangkap adanya peningkatan. Mungkin hal itu bisa menjadi catatan agar tahun depan Dies
Natalis bisa dikemas lebih meriah lagi. Ia juga menyarankan agar kegiatan Dies Natalis yang membutuhkan atau menghasilkan suara keras, harus dipikirkan secara matang. Jika kegiatan itu dilaksanakan saat hari libur, mungkin tidak mengganggu, namun jika dilaksanakan saat perkuliahan tentu saja mengganggu. Selain itu, Subandi yang juga guru besar Bahasa Jepang Unesa itu menyarankan agar Dies Natalis Unesa lebih mengikutsertakan mahasiswa dalam berbagai kegiatan. Mahasiswa tentu akan merasa antusias jika dilibatkan. Selain itu, kegiatan Dies juga akan lebih meriah. Ia berharap Dies Natalis ke depan, lebih meriah lagi dan bisa mengundang tamutamu hebat. “Dies Natalis bisa juga mengadakan kegiatan yang lebih berbau akademik, mengingat Unesa juga sebagai Lembaga akademisi,” tuturnya. n (FBR/IC)
USIA 54, SIAP HADAPI TANTANGAN DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0
P
Prof. Dr. Suyono, M.Pd
10
rof. Dr. Suyono, M.Pd selaku Dekan FMIPA Unesa mengatakan bahwa Era Revolusi Industri itu membutuhkan pelaku manusia yang cerdas. Oleh karena itu, Unesa sudah saatnya menyiapkan sumber daya manusia yang benar. Menyiapkan dalam artian adalah mengindentifikasikan yang sudah ada sambil menyiapkan generasi baru yang cerdas. Orang cerdas itu, terang Suyono muncul ketika ada kolaborasi atau cooporative learning seperti dikatakan oleh teori kognitif. Kalau orang cerdas itu individu. Tapi, orang cerdas bisa muncul karena orang tidak cerdas bisa kumpul dengan orang cerdas. Makanya itu antara orang yang cerdas, kurang, dan sedang itu harus bersama-
| Nomor: 124 Tahun XIX - Desember 2018 |
Majalah Unesa
sama,” ujarnya. Unesa semakin maju dan manajemennya diperbaiki serta target-target kualitasnya diterapkan/diimplementasikan. Dan kebersamaan itu tidak harus kumpul dilapangan tetapi kebersamaan itu lewat dari mana saja. Misalnya pak rektor telpon kesini untuk berdiskusi. “Nah itu, juga dinyatakan kebersamaan,” pungkas Guru Besar FMIPA Unesa. Jangan diartikan kebersamaan itu kumpul secara fisik. Jadi, kebersamaan itu bisa dilalui apa saja. Baik itu melalui teknologi informasi atau lainnya. “Saya kan bagian dari Unesa. Jadi, saya mengucapkan salamat kepada Unesa dan diri saya sendiri. Unesa semakin maju dan mampu menghadapi tantangan di Era Revolusi Industri 4.0.”
LAPORAN UTAMA
KE DEPAN, PERLU DITAMBAH KEGIATAN ILMIAH
B
ertambahnya umur Unesa yakni 54 tahun membuat semua warga FT khususnya ikut bergembira. Hal itu diwujudkan dengan berbagai kegiatan di fakultas Teknik dalam rangka memeringati Dies Natalis Unesa ke-54. Selain ikut serta dalam perlombaan nonakademik yang diselenggarakan oleh Unesa, FT mempunyai kegiatan yakni Sholawat dan Seminar. “Untuk ke depan, dalam rangka dies natalis Unesa, dapat diadakan kegiatan-kegiatan yang bersifat ilmiah, juga kegiatan yang nonakademik. Agar kegiatan akademik dan non akademik dapat seimbang saat perayaan ulang tahun Unesa,” ujar Prof. Dr. Eko Hariadi, Dekan FT. Selain itu, Eko berharap di Unesa ada pendidikan vokasi yang mumpuni. Menurut Eko, setiap Universitas harusnya bersifat
komprehensif kaitannya dengan akademik dan sarjana terapan. Sarjana terapan itu dihasilkan oleh program studi yang bersifat vokasi. Di Indonesia sendiri, terang Eko, masih kurang untuk universitasuniversitas yang memiliki program studi bersifat vokasi. Padahal, sudah banyak bukti bahwa negara yang maju industrinya pasti pendidikan vokasinya kuat. Contohnya, Korea, Taiwan, China, Jerman dan lain-lain. “Jadi, apabila kita ingin industri di Indonesia berkembang, lembaga pendidikan harus juga menekankan pendidikan vokasi. Apalagi untuk menyambut industri 4.0. Omong kosong apabila kita mengikuti industri 4.0 tapi mengabaikan pendidikan vokasi atau vokasional,” ucap Eko Hariadi. Mengapa pendidikan vokasi itu penting? Karena kelebihan pendidikan vokasi adalah lebih banyak praktiknya daripada teori. Selain itu, mahasiswa yang lulus dari
Majalah Unesa
vokasi yang gelarnya A.Md maupun S.ST lebih siap bekerja dibandingkan dengan sarjana biasa. Selain pendidikan vokasi, tambah Eko, ada satu hal yang diharapkan saat ini. Yakni Unesa mempunyai jurusan yang bersifat kesehatan. Dengan demikian, Unesa semakin lengkap pilihan jurusannya dan juga meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Unesa. Tak kalah pentingnya adalah LSP yakni lembaga sertifikasi profesi. Diharapkan ke depan masing-masing prodi atau jurusan dapat membuat LSP dan skema kompetensi yang nantinya akan membantu mahasiswa meningkatkan keterampilan serta mempunyai sertifikat keahlian. “Karena sertifikat keterampilan sangatlah penting, guna menambah nilai saing kita dibandingkan orang lain yang hanya mengandalkan secarik kertas yang dinamakan ijazah,” tandasnya. n (NEA)
| Nomor: 124 Tahun XIX - Desember 2018 |
11
LAPORAN
UTAMA
DIES NATALIS MOMEN REFLEKSI
M
enapaki usia ke54, Universitas Negeri Surabaya menyelenggarakan serangkaian kegiatan dies natalis yang dikemas dengan apik dan meriah. Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum (FISH), Dr. Agus Suprijono, M.Si., memaknai kegiatan dies natalis yang dilakukan oleh Unesa sebagai momen refleksi. “Artinya begini, bahwa di dalam setiap kegiatan dies natalis adalah untuk melakukan proses refleksi, maka setiap refleksi itu tidak hanya untuk mengevaluasi apa yang sudah dijalankan di masa lalu dan apa yang sudah dihasilkan di masa lalu, tetapi juga mempersiapkan apa yang bisa digapai Unesa pada masa yang akan datang”, ungkap Agus. Tema yang diangkat Unesa pada dies natalis tahun ini (Membangun Kebersamaan Menggapai Prestasi) menurut Agus bukanlah sembarang
12
tema, melaikan suatu hal nyata yang ingin digapai oleh Unesa. Pasalnya, pada masa yang akan datang, kita akan memasuki dunia kompetisi dan prestasi menjadi salah satu indikator bagaimana kita dapat bersaing dalam dunia kompetisi tersebut. Oleh karena itu, Agus menekankan supaya kedepannya lulusan-lulusan Unesa itu dituntut untuk berprestasi dalam segala hal. “Tidak hanya dibutuhkan kemampuan secara intelektual, tetapi juga kemampuan di bidang non akademik, seperti soft skill, karakter, kemudian mellek teknologi. Itu menjadi modal utama setiap lulusan untuk berkompetisi di dunia kerja”, tegasnya. Membangun kebersamaan dan saling bahu membahu sangat dibutuhkan dalam mewujudkan Unesa menjadi perguruan tinggi yang berprestasi. Oleh sebab itu sebagai keluarga besar Unesa, setiap fakultas, termasuk FISH
| Nomor: 124 Tahun XIX - Desember 2018 |
Majalah Unesa
akan mendukung setiap program besar Universitas. Adapun wujud nyata dukungan fakultas kepada universitas adalah mendukung setiap target kinerja yang sudah ditetapkan oleh Unesa dengan memberikan wadah-wadah guna mencapai target kinerja tersebut. Berhubungan dengan pencapaian target kinerja, Agus mengungkapkan, target kinerja di FISH yang perlu mendapatkan perhatian lebih, yakni terkait masalah masih minimnya hak kekayaan intelektyal (haki) yang didaftarkan, kemudian IPK mahasiswa, dan antara mahasiswa yang lulus tepat waktu dengan yang tidak tepat waktu prosentasenya masih cukup besar. “Tidak hanya dari segi akademik mahasiswa, tetapi dari ketenagaan kita juga masih minim profesi, ini juga harus kita perhatikan” ujarnya. n (GUF/INA)
LAPORAN UTAMA
MOMEN TINGKATKAN MUTU DAN PRESTASI
U
niversitas Negeri Surabaya (Unesa) telah menginjak usia yang ke 54 tahun. Lebih dari setengah abad Unesa hadir dan berkiprah membentuk mahasiswa menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan profesional. Banyak Harapan yang terucapkan di usia yang ke-54 ini. Salah satunya oleh Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Ekonomi Susi Handayani, S.E., Ak., M.Ak., CA. Menurut Susi, peningkatan mutu dan prestasi di Unesa sudah cukup signifikan,. Dari sisi akademik pencapaian Unesa yang sudah bagus. Akreditasi BAN-PT sudah bisa memenuhi target A. Ke depan, Unesa bisa bergerak untuk meraih asessmen tingkat ASEAN melalui AUN-QA. Melalui pencapaian itu, Unesa akan mendapat pengakuan
mutu yang lingkupnya regional dan ke depan bisa internasional. Hal lain yang bisa ditingkatkan Unesa adalah terkait peningkatan publikasi internasional. Tahun ini, publikasi internasional Unesa sudah cukup baik. Agar semakin meningkat, di momen Dies Natalis ini, pihak Unesa bisa memberikan reward ataupun fasilitas pada bapak ibu dosen agar bisa lebih meningkatkan publikasi internasional dalam hal kuantitas maupun kualitas. “Kita tidak hanya berpuas diri dari yang sudah ada tetapi publikasi internasional yang sudah ada itu bisa juga diimplementasikan pada PBM maupun bisa bermanfaat bagi masyarakat,” paparnya. “Saya yakin pimpinan yang baru bisa membawa Unesa lebih baik lagi,” pungkas Susi. Sementara itu, Prof. Dr. Mustaji mengatakan bahwa Dies Natalis Unesa merupakan peringatan
Majalah Unesa
atas lahirnya sesuatu hal sebagai peristiwa penting yang menandai awal perjalanan. Pada akhir tahun ini, Unesa merayakan ulang tahun yang ke-54, dimana pada perayaan kali ini, Unesa melibatkan seluruh sivitas akademika juga masyarakat di sekitar Unesa. Wakil Dekan bidang Akademik FIP itu menilai bahwa Dies Natalis kali sudah cukup bagus, tetapi masih kurang untuk kegiatan dari sisi akademis. Seperti lomba membuat artikel ilmiah, lomba tentang inovasi pembelajaran, lomba-lomba yang terkait dengan bidang untuk perbaikan pembelajaran. Baiknya jika untuk lomba atau kegiatan diperbanyak yang berbasis keilmuan pendidikan sesuai dengan ciri Unesa sebagai lembaga pendidikan yang mencetak tenaga kependidikan.n (QQ/TAN)
| Nomor: 124 Tahun XIX - Desember 2018 |
13
LAPORAN
UTAMA
SIVITAS AKADEMIKA DAN MAHASISWA BICARA DIES NATALIS GEBYAR PERINGATAN DIES NATALIS KE-54 UNESA TAHUN INI MENDAPAT TANGGAPAN BERAGAM DARI BERBAGAI SIVITAS AKADEMIKA UNESA. SEJAUH INI, MEREKA SENANG DAN MENGAPREASI KEGIATAN-KEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN. BERIKUT TESTIMONINYA! Dr. Lucky Rachmawati, S.E, M.Si, Dosen FE
Acara Sudah Bagus, Hanya Minim Sosisialisasi MENURUT saya, dari keseluruhan acara, Dies Natalis Unesa ke-54 tahun sudah bagus, namun dalam hal sosialisasi terutama untuk dosen perlu lebih digencarkan lagi. Sebab, kebanyakan yang mengikuti kegiatan adalah karyawan, sementara dosen masih kurang berpartisipasi. Saya juga mengapresiasi adanya perhatian terhadap kalangan disabilitas yakni melalui agenda atletik downsyndrome. Selain itu, juga ada lomba nyanyi. Dengan bertambah usia Unesa, saya berharap Unesa semakin maju, pembelajaran lebih baik, dan sarana prasarana semakin meningkat. n (QQ)
Prima Vidya Asteria, S.Pd., M.Pd, Dosen FBS
Meriah, Jalan Sehatnya Berhadiah Mobil MENURUT saya, dies natalis tahun ini bagus dan semarak dengan berbagai kegiatan bagi mahasiswa, dosen, dan karyawan. Saya berharap ke depan, kegiatankegiatan yang diadakan saat dies natalies dibagi menjadi dua, yakni ada sasaran internal dan eksternal. Dengan begitu kemeriahan dan semarak dies natalis dapat dirasakan warga Unesa, warga sekitar Unesa, dan masyarakat umum. Saya kira, dies natalis tahun ini lebih meriah. Ada banyak kegiatan baru seperti pada even-even yang mendatangkan tokoh-tokoh masyarakat dan pejabat pemerintah yang hadir ke Unesa. Gebyar yang paling
14
| Nomor: 124 Tahun XIX - Desember 2018 |
meriah adalah saat jalan sehat. Hadiahnya juga besar. Selama ini, belum ada di unesa, jalan sehat hadiahnya mobil. Karena hal itu, peserta jalan sehat sangat ramai daripada tahun-tahun sebelumnya. Bahkan, masyarakat sekitar yang biasanya tidak aktif di Unesa jadi ikut bergabung bersama memeriahkan acara tersebut. n (HAS)
Drs. Suwarno Imam Samsul, M.Pd, Dosen FBS
Perlu Diperbanyak ForumForum Akademis UNTUK dies natalis ke depan, karena Unesa merupakan lembaga akademik dan pendidikan, saya kira sebaiknya semakin diperbanyak forum-forum akademis yang membuat Unesa semakin besar. Produk-produk akademis dapat dinikmati oleh masyarakat sehingga dapat dijual di masyarakat. Bukan hanya laporan penelitian tapi juga produk-produk penelitian hasil dari kemampuan akademi para sivitas akademik yaitu mahasiswa, dosen dan tenaga kependidikan di Unesa. n (HAS)
Rizqiya Fauziyah Akhmad, Mahasiswi S1 FE
Sosialisasinya Kurang Masif SAYA kira, dies natalis Unesa ke-54 ini bagus ya, karena terdapat berbagai rangkaian acara yang menarik untuk diikuti. Ada acara seperti zikir bersama anak yatim, lomba-lomba olahraga, jalan sehat dan sebagainya. Tapi, kebanyakan diisi dengan lomba olahraga, mungkin untuk branding juga kalau Unesa memiliki jurusan olahraga. Meski demikian, saya kira rangkaian kegiatan tersebut cukup menarik karena dapat menumbuhkan dan menyalurkan minat mahasiswa di bidang nonakademik. Kebetulan, saya kemarin juga ikut mendukung temanteman dari jurusan untuk lomba futsal di GOR Bima.
Majalah Unesa
LAPORAN UTAMA Namun saya menilai sosialisasi rangkaian kegiatan tersebut masih kurang masif sehingga ada beberapa teman yang tidak tahu secara jelas agenda Dies Natalis apa saja. Saya berharap ke depan, dies natalis bisa ditambah dengan agenda seminar atau talkshow yang mengundang pembicara nasional seperti Bu Susi Pudjiastuti, Najwa Shihab dan lainnya karena hal tersebut pasti akan menarik minat dan antusias dari mahasiswa Unesa sendiri dalam merayakan dies natalis kampusnya. n (QQ)
Wildan Amirudin , Ketua DPM FBS Unesa
Anggaran Hadiahnya Besar Mending Buat Sarana yang Masih Kurang SAYA kira, untuk tahun ini, dies natalis Unesa sangat meriah. Hal itu terlihat dari pengunjung yang hadir di acara tersebut. Akan tetapi sangat disayangkan anggaran yang dikeluarkan untuk hadiah dari kupon yang disediakan cukup besar. Di sisi lain masih banyak mahasiswa yang membutuhkan uang untuk biaya perkuliahan. Alangkah baiknya dana yang digunakan untuk hadiah itu dialihkan untuk keperluan mahasiswa, bahkan mungkin bisa digunakan untuk sarana yang masih kurang layak. Harapan saya semoga Unesa menjadi lembaga yang selalu mengayomi mahasiswa dalam bidang akademik maumpun nonakademik. n (HAS)
Malinda Ayu Dewi, Mahasiswi PKK FT
Jalan Sehatnya Meriah Banget SAYA cukup senang dan antusias mengikuti acara dies natalis Unesa ke-54 ini, terutama acara funwalk atau Jalan sehat yang dilaksanakan pada 2 Desember 2018 di halaman rektorat. Acaranya meriah sekali. Terlebih, ada doorprize mobil dan sepeda motor yang diundi. Selain itu, dies natalis Unesa kali ini juga melibatkan kalangan disabilitas karena 25 November kemarin juga ada Atletik Downsyndrome di Gor Futsal Unesa, dan diakhir acara ditutup dengan rekor muri menyanyikan lagu kebangsaan dengan bahasa isyarat. Saya berharap semoga ke depan sesuai dengan tema dies natalis Unesa kali ini yakni membangun kebersamaan menggapai prestasi dapat benar-benar membawa Unesa lebih banyak meraih prestasi dimasa mendatang.n (QQ)
Rohmatulloh, Ketua BEM FBS
Undang Artis Ternama Dong, Daripada Doorprizenya Mobil PERAYAAN dies natalis sudah sangat meriah. Namun, masih belum dikatakan sukses jika Dies Natalis diperuntukkan seluruh sivitas akademika Unesa. Karena masih banyak pihak yang belum terlibat di penyelenggaraan tersebut. Harusnya melibatkan seluruh elemen terutama mahasiswa jadi mahasiswa juga ikut memiliki acara ini. Dari tahun ke tahun selalu sama. Hadiah semakin banyak. Tapi, yang dapat hadiah utama selalu saja dari pejabat Unesa. Ke depan, barangkalai tidak perlu hadiah besar seperti mobil. Tapi, cukup mengundang artis yang sudah terkenal. Sehingga, yang ditunggu tidak hanya doorprize tapi juga bintang tamu. Saya yakin jika bintang tamunya adalah artis- artis yang sudah terkenal, pasti mahasiswa banyak yang ikut. n (HAS)
Kurniawan Wahyu Pratama. PGSD
Semoga Unesa Semakin Berjaya SAYA kira, Dies Natalis ke-54 tahun ini semakin meriah dengan berbagai kegiatan di dalamnya. Semoga Unesa semakin berjaya di segala bidang. Sekadar usulan, mungkin kegiatannya bisa ditambah yang bernuansa akademik ke depannya. Kemarin, kegiatan BEM FIP kami usulkan namun belum masuk kalender Dies Natalis. Tahun ini, Dies Natalis Unesa adalah momen yang pas. Agar seluruh keluarga Unesa bangga dengan Unesa, itu saja tujuan yang harus dikedepankan. Sebagai ketua BEM FIP, saya berharap Unesa semakin peduli dengan organisasi mahasiswa. n (HAS)
Majalah Unesa
| Nomor: 124 Tahun XIX - Desember 2018 |
15
BINCANG
UTAMA
BINCANG-BINCANG SEPUTAR 54TH UNESA BERSAMA DRS. GATOT DARMAWAN, M.PD, KETUA PELAKSANA DIES NATALIS KE-54 UNESA
INI KAN PERINGATAN HARI LAHIR, JADI HARUS DIJALANKAN DENGAN SUKA CITA SERANGKAIAN KEGIATAN DALAM RANGKA DIES NATALIS UNESA KE-54, SUDAH BERLANGSUNG SEJAK OKTOBER 2018 LALU MENJELANG PUNCAK DIES NATALIS YANG AKAN DILAKSANAKAN PADA 19 DESEMBER 2018. BERBAGAI KEGIATAN TERSEBUT TENTU TIDAK AKAN BERJALAN BAIK JIKA KOORDINASI ANTARSEMUA LINI TIDAK BERJALAN. NAH, BAGAIMANA PERSIAPAN DAN KOORDINASI KEGIATANKEGIATAN TERSEBUT, BERIKUT WAWANCARA DENGAN KETUA PELAKSANA DIES NATALIS KE-54 UNESA, DRS. GATOT DARMAWAN, M.PD.
Apa bedanya dies natalis tahun ini dengan tahun kemarin? Pada prinsipnya, peringatan dies natalis tahun ini tidak jauh berbeda dengan peringatan tahun-tahun sebelumnya. Dies natalis kan berarti kita memeringati hari lahir Unesa. Jadi, kalaupun ada perbedaan mungkin perbedaan itu tidak terlalu signifikan. Sebut saja dari segi kegiatan. Pada perayaan tahun ini, ada beberapa kegiatan yang sempat vakum dalam rangkaian dies tahun sebelumnya yang kemudian dihidupkan kembali. Kegiatan-kegiatan ini juga lebih mengedepankan kerja sama dengan pihak-pihak luar Unesa. Sebut saja, contohnya pertandingan tenis. Tahun ini, pertandingan tenis antar purna tugas yang sempat
16
vakum kembali digelar. Selain itu, pertandingan tenis dalam rangka dies natalis ke-54 Unesa tahun ini juga akan diselenggarakan antar instansi Jawa-Bali. Pertandingan tersebut dijadikan sebagai ajang silaturahmi karena kegiatan tersebut digadang-gadang akan melibatkan pimpinan dari perguruan tinggi tidak hanya dari Jawa Timur, melainkan juga dari seluruh pulau Jawa dan Bali. Selain itu, nantinya juga akan diundang dari Forpimda, Pemprov, Polda, Kodam, TNI AU, Kejaksaan Tinggi, dan lembaga-lembaga lain. Tujuannya adalah untuk tetap menjalin kerja sama, karena kalau kita tidak ada kerja sama dengan mereka, kadangkala kalau ada apa-apa kita juga yang akan kesulitan.
| Nomor: 124 Tahun XIX - Desember 2018 |
Majalah Unesa
Terkait dengan tema dies natalis ke-54 Unesa, “Membangun Kebersamaan Menggapai Prestasi”, menurut Bapak apa yang perlu dibenahi di usia Unesa yang ke-54 tahun ini? Untuk mewujudkan Unesa Jaya, saya rasa semua sektor perlu dibenahi. Mulai dari sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan di lingkungan Unesa, khususnya yang menunjang kegiatan pembelajaran, karena bagaimana pun, fasilitas yang mumpuni akan menghasilkan mahasiswa yang berprestasi. Nantinya, dari prestasi itu juga nama Unesa akan semakin dikenal di masyarakat. Dari segi SDM juga perlu ditingkatkan, diberikan pelatihan agar memiliki pengetahuan yang mumpuni di bidangnya. Dalam hal
BINCANG UTAMA ini, agar dosen bisa menfasilitasi mahasiswa dengan memberikan pengetahuan yang semestinya. Sementara untuk tendiknya, mereka bisa menfasilitasi kami selaku dosen dan mahasiswa dalam melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan yang ada di Unesa. Bagaimana pandangan Bapak terkait prestasi yang dicapai Unesa sampai 54 tahun ini? Yang jelas kita harus mengalami peningkatan prestasi. Saya rasa prestasi Unesa semakin meningkat. Tidak hanya di Fakultas Ilmu Olahraga saja, Fakultas lain juga mulai menunjukkan prestasinya. Termasuk kemarin, mahasiswa kita yang berhasil meraih juara pada
perlombaan robot. Tidak hanya itu, keterlibatan kita dalam even Asian Games dan Paralympic Games kemarin juga merupakan prestasi yang luar biasa. Apalagi pada ajang tersebut Unesa sudah memberikan kesempatan bagi atlet-atletnya untuk turut merasakan atmosfer dari even bergengsi itu. Dari hal-hal seperti itulah nantinya diharapkan nama Unesa semakin menggema tidak hanya di kancah nasional, tapi juga di kancah dunia, karena even tersebut levelnya bukan nasional lagi, melainkan sudah level Asia dan dunia. Sebagai ketua pelaksana, apa suka duka yang dirasakan selama perayaan dies natalis ke-54 Unesa tahun ini? Lebih banyak sukanya, karena ini
kan peringatan hari lahir Unesa, jadi kita harus seneng, harus bersuka ria, bersuka cita. Apalagi dalam beberapa kegiatan kita bisa berkumpul dan berkomunikasi dengan teman-teman yang jarang ketemu. Kapan lagi bisa ketemu kalau gak pas even seperti ini. Kalau dukanya, ya biasa, dalam even besar, pasti ada beberapa hal yang tidak sesuai dengan ekspetasi, namun sejauh ini peringatan dies natalis ke-54 Unesa saya rasa cukup baik dan berkesan. Bagaimana harapan Bapak untuk Unesa kedepan? Ke depan gimana supaya Unesa lebih jaya, lebih maju, maka kita bersama-sama membangun. Sehingga kita semakin maju di sarana maupun di SDM-nya. n (AY)
“
UNTUK MEWUJUDKAN UNESA JAYA, SAYA RASA SEMUA SEKTOR PERLU DIBENAHI. MULAI DARI SARANA DAN PRASARANA YANG MENUNJANG KEGIATAN DI LINGKUNGAN UNESA, KHUSUSNYA YANG MENUNJANG KEGIATAN PEMBELAJARAN
Majalah Unesa
| Nomor: 124 Tahun XIX - Desember 2018 |
17
LENSA
UNESA
FOTO: AROHMAN
UNESA PEDULI GEMPA BUMI & TSUNAMI DI PALU
U
niversitas Negeri Surabaya menunjukkan kepeduliannya terhadap bencana alam gempa bumi dan tsunami di Kota Palu dan sekitarnya. Kepedulian itu diwujudkan dengan memberikan bantuan fasilitas pendidikan di Universitas Tadulako yang mengalami kerusakan. Bantuan yang diberikan di antaranya berupa tenda, layar LCD, kipas angin, instalasi listrik, dan sejumlah uang hasil donasi. Tim relawan Unesa tiba di Universitas Tadulako Palu pada 29 November 2018. Mereka berkolaborasi dengan Resimen Mahasiswa Universitas Tadulako mendirikan tenda-tenda yang diberikan Unesa di setiap fakultas-fakultas yang mengalami kerusakan. Diharapkan dengan pendirian tenda sementara ini dapat mewadahi mahasiswa selama proses perkuliahan agar tetap terselenggara dengan baik hingga gedung-gedung yang mengalami kerusakan selesai dibenahi. n (WHY)
18
| Nomor: 124 Tahun XIX - Desember 2018 |
PEDULI: Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerja Sama, Drs. Sujarwanto, M.Pd (tengah atas) bersama tim relawan Unesa yang diterjunkan ke lokasi bencana di Palu. Sejumlah relawan Unesa bersama siswa SD di daerah terdampak gempa bumi dan tsunami Donggala Palu dan sekitarnya.
Majalah Unesa
LENSA UNESA
Peresmian Gedung Dekanat FISH
G
edung Dekanat FISH yang baru diresmikan pada Kamis, 22 November 2018. Peresmian tersebut dilakukan dengan penandatanganan prasasti oleh Rektor Unesa Prof. Dr. Nurhasan, M.Kes. Turut menyaksikan peresmian tersebut Inspektur Jenderal Kemenristekdikti, Prof. Dr. Jamal Wiwoho, S.H, M.Hum dan segenap pejabat Unesa dan fakultas. Rektor berharap gedung baru tersebut bisa menjadi penunjang untuk meningkatkan kompetensi dan prestasi. n (SH/WHY)
Pelatihan Jurnalistik Humas Unesa 2018
U
ntuk memberi bekal kemampuan menulis, Humas Unesa menggelar Pelatihan Jurnalistik selama dua Rabu dan Kamis, 21 s.d. 22 November 2018 di Gedung Rektorat lantai 11. Kegiatan yang diikuti 75-an peserta itu dibuka oleh Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerja Sama, Drs. Sujarwanto,
M.Pd. Beberapa narasumber yang memberikan materi adalah Dr. Endah Imawati, M.Pd, Redaktur Harian Surya mengenai Menulis Berita dan Feature, Vinda Maya S., M.A, Dosen Ilmu Komunikasi FISH Unesa mengenai Kehumasan Kampus, Gilang Aji, M.Si, Dosen Ilmu Komunikasi FISH Unesa mengenai Media Sosial Kehumasan, Tya Ezar, S.Pd dari Radio Metro Female mengenai Announcer
Majalah Unesa
Radio, Moh. Wahyu Utomo, M.Pd dari Humas Unesa mengenai Teknik Fotografi, Mubasyir Aidi, S.Pd dari Penerbit Mediantara mengenai Teknik Peliputan dan Keredaksionalan, dan materi terakhir terkait Perwajahan Media yang disampaikan Abdur Rohman, S.Pd dari Harian Duta Masyarakat. (AY)n (AY/WHY)
| Nomor: 124 Tahun XIX - Desember 2018 |
19
ARTIKEL
POPULER
MENCIPTAKAN IKLIM KOMPETISI UNTUK MEMBANGUN PRESTASI DAN KEBERSAMAAN Vinda Maya Setianingrum., M.A PERLU DISADARI BAHWA MEWUJUDKAN BANGSA YANG CERDAS DAN SEJAHTERA BUKAN PERKARA MUDAH. NAMUN, PERLU KOMITMEN DALAM MELAHIRKAN PROGRAM-PROGRAM YANG BERKESINAMBUNGAN DAN KETERLIBATAN SEMUA PIHAK. KEBERSAMAAN DAN PERSATUAN MERUPAKAN SUATU KENISCAYAAN.
S
ebagai Perguruan Tinggi Negeri, Universitas Negeri Surabaya (Unesa) memiliki tugas utama sebagaimana yang diamanatkan UndangUndang 1945 yakni mencerdaskan kehidupan Bangsa. Tugas tersebut merupakan buah pikir dan menjadi visi yang mengendap sejak awal Unesa berdiri hingga di usianya yang ke-54 pada Desember 2018 ini. Perlu disadari bahwa mewujudkan bangsa yang cerdas dan sejahtera bukan perkara mudah. Namun, perlu komitmen dalam melahirkan program-program yang berkesinambungan dan keterlibatan semua pihak. Belum lagi, kemajuan teknologi informasi yang begitu pesat menyebabkan permasalahan hidup semakin kompleks. Oleh karena itu, menumbuhkan kebersamaan dan persatuan merupakan suatu keniscayaan. Kebersamaan itulah yang diupayakan dalam setiap rangkaian kegiatan Dies Natalis ke-54 baik yang akademik maupun non akademik. Sehingga memungkinkan semua pihak berkumpul, berpegangan tangan
20
dan menyatukan persepsi dalam menatap masa depan Indonesia. Untuk merangkul semua pihak dalam hari besarnya itu, tidak heran jika lebih dari 30 rangkaian kegiatan digelar mulai bulan September sampai Desember ini. Dalam menguatkan hubungan antaruniversitas misalnya. Unesa menginisiasi pertemuan forum Dekan Keolahragaan se-Indonesia dalam merespon perubahan kebijakan SBMPTN 2019. Mulai 30 November hingga 02 Desember 2018 sekitar 58 delegasi dari 15
| Nomor: 124 Tahun XIX - Desember 2018 |
Majalah Unesa
Perguruan Tinggi berkumpul di Auditorium lantai 11 gedung Rektorat untuk menyatukan persepsi dalam merespon sistem baru tersebut. Kebersamaan dalam forum itu lantas melahirkan rekomendasi yang langsung diusulkan kepada Kemenristekdikti agar mempertimbangkan lagi tes keterampilan bagi jurusan olahraga dan seni dalam seleksi masuk perguruan tinggi tahun 2019. Kemudian, atas dasar kepedulian terhadap kondisi bangsa Indonesia yang akhir-akhir ini tergoyah akibat maraknya paham radikalisme, Unesa pun mengisi rangkaian kegiatan hari besarnya itu dengan dialog kebangsaan. Yang diundang adalah Kepala Staf Kepresidenan Republik Indonesia, Gubernur Jawa Timur, Kepala Kejaksaan Jawa Timur, Ketua DPRD Jawa Timur, dan Kapolda Jawa Timur. Meski terdapat beberapa narasumber yang diwakilkan oleh pihak lain. Namun, dialog tersebut bisa merangkul semua petinggi dalam membahas masa depan Indonesia agar tetap utuh, bersatu, dan saling menghargai satu sama lain.
ARTIKEL POPULER Selain itu juga, untuk mempertemukan pelajar khususnya pencinta olahraga tembak. Melalui Unesa Shooting Club menggelar kompetisi tembak yang diikuti oleh pelajar dan mahasiswa se Jawa Timur. Dengan kegiatan tersebut, seluruh pencinta tembak bisa berkumpul, berbagi pengalaman, dan bertukar pikiran mengenai masa depan olahraga tembak di Indonesia. Dari aspek internal, guna menumbuhkan sinergitas antar jurusan, fakultas, karyawan dan mahasiswa, Unesa mengadakan kompetisi bola volly, tenis meja dan futsal. Kegiatan tersebut selain membangun sportivitas, juga menyehatkan jiwa dan raga, namun yang paling penting adalah mendekatkan dan menghangatkan hubungan antar peserta, sehingga semakin solid. Apakah hanya itu saja, tentu tidak. Karena Unesa juga berkomitmen memberdayakan anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) dan mendorong mereka untuk berprestasi lewat berbagai even dan kompetisi. Seperti Kejuaraan Atletik untuk anak-anak down syndrome. Kegiatan tersebut selain ingin memberdayakan ABK juga ingin mengubah persepsi publik bahwa mereka juga punya potensi yang tidak kalah dari orang yang normal. Hanya saja, butuh sedikit kesabaran untuk menggali dan mengenali potensi mereka. Mereka punya mimpi dan ingin berprestasi. Oleh karena itu, mereka perlu dilatih dan dilepas dalam kompetisi. Tidak heran jika banyak penghargaan yang sudah diraih, baik skala daerah maupun nasional. Selain itu, para pecinta burung dikumpulkan bersama dalam even lomba kicau burung pada 20 Oktober 2018 lalu. Para pencinta dan pemelihara burung se Surabaya hadir sebagai peserta. Untuk anakanak yatim pun tidak ketinggalan juga dihadirkan dalam cara Unesa berzikir bersama anak yatim di gedung Rektorat pada 26 November 2018. Sampai pencinta musik dangdut dan pop juga menjadi
TIM sepak takraw Unesa berhasil meraih medali perak dalam Asean University Games 2018, 11-15 Desember 2018 di Nay Pyi Taw Myanmar.
perhatian. Sehingga pada 29-30 November digelar lomba dangdut dan pop. Lomba musik tersebut selain merangkul para pencinta dangdut juga ingin melestarikan musik tradisional Jawa agar tidak tergerus zaman. Selain itu, masih banyak kegiatan lain hingga hari puncaknya pada 19 Desember 2018 dengan upacara dan menyanyikan lagu nasional menggunakan bahasa isyarat untuk mendapatkan Rekor MURI. Keseluruhan agenda Dies Natalis ini, tujuannya adalah untuk merangkul seluruh kalangan agar bersamasama membangun Indonesia. Semua kegiatan yang dirancang tersebut merupakan upaya mempersatukan semua pihak dalam satu wadah kebersamaan. Bagi Unesa, selain menggalang persatuan dan kesatuan, Dies Natalis juga merupakan momentum untuk mengevaluasi jejak program tahuntahun sebelumnya dan sekaligus sebagai fase menyempurnakan program-program ke depan. Selain itu, juga untuk menyatukan visi sektoral ke dalam visi bersama atas
Majalah Unesa
nama universitas menuju targettarget masa depan yang mengarah pada kemajuan bangsa dan negara. Di usianya yang ke-54, ke depan, Unesa terus berupaya menjadi kampus ternama baik skala nasional maupun internasional. Semua program studi, diharapkan bisa mendapatkan akreditasi A dan prodi yang sudah terakreditasi A secara nasional bisa ditingkatkan lagi ke skala Asean. Adapun langkah menuju ke sana perlahan tapi pasti sudah dilakukan dengan cara menjalin kerja sama dengan banyak kampus di luar negeri baik dalam bidang pendidikan maupun research. Kerja sama itu, ke depan, akan semakin ditingkatkan. Harapan untuk terus berkemajuan bukan hanya target para pemangku jabatan struktural jurusan, fakultas atau universitas saja, tapi menjadi target dan ikhtiar bersama. Oleh karena itu, diharapkan seluruh sivitas akademik dan warga Unesa bersama-sama mengambil bagian untuk membawa kampus tercinta ke tujuan yang dicita-citakan bersama. n
| Nomor: 124 Tahun XIX - Desember 2018 |
21
INSPIRASI
ALUMNI Lebih Dekat dengan Nuril Iksaniyah, Alumni FE Unesa yang Geluti Bisnis Nitrogen
BANGUN PERUSAHAAN DARI HASIL ARISAN
MESKI SUDAH DAPAT DIKATAKAN SUKSES DI DUNIA BISNIS, NURIL IKSYANIYAH TETAP INGIN MENGGAPAI IMPIANNYA UNTUK BERGERAK DI DUNIA PENDIDIKAN. IMPIAN ITU TELAH MUNCUL SEJAK MASIH DUDUK DI BANGKU SARJANA. IMPIAN ITU SEMAKIN KUAT TATKALA PEREMPUAN KELAHIRAN SIDOARJO ITU AKTIF MENJALANKAN LES PRIVAT.
N
uril sempat punya keinginan kuliah di salah satu kampus di Malang. Namun, takdir berkata lain. Dia dituntun oleh Yang Mahakuasa untuk kuliah di jurusan pendidikan ekonomi Universitas Negeri Surabaya (Unesa). Ia mulai masuk kampus pendidikan itu tahun 2011. Berbagai tantangan pun dimulai, khususnya di bidang finansial. Di awal perjalanannya menempuh pendidikan sarjana, keluarga Nuril mendapatkan ujian. Ayah Nuril menderita penyakit stroke. Ujian itu berpengaruh besar terhadap perjalanan hidup Nuril. Tatkala ayahnya, sang tulang punggung keluarga, terkena penyakit, berarti Nuril harus bisa berusaha untuk tetap bertahan hidup dan melanjutkan pendidikannya. Termasuk menyelamatkan pendidikan adiknya yang saat itu masih menempuh pendidikan di pondok pesantren di Jombang. Nuril mulai ikut lembaga kursus privat. Ia menjadi pengajar di lembaga tersebut. Ia harus pandai membagi waktu antara kuliah dan mengajar les. Ia juga harus sabar merasakan terik matahari dan macetnya Kota Surabaya. Tanpa diduga, kinerja Nuril disukai banyak orang tua siswa. Alhasil, ketika ada permintaan guru les privat dari sebuah keluarga angkatan darat, Nuril yang mendapatkan rekomendasi. Bak
22
gayung bersambut, di perumahan angkatan darat itu ia tidak hanya mengajar satu siswa, tapi beberapa siswa. Hasil mengajar les privat itu cukup mampu menopang hidup keluarga Nuril. Namun, ayahnya mengatakan, “Sebenarnya aku tidak senang kamu ikut orang lain. “ Kalimat singkat itu membuat Nuril berpikir keras. Ia belum menemukan inspirasi hendak mengambil langkah apa yang tepat. Akhirnya, ia memutuskan untuk mendirikan lembaga kursus privat sendiri di rumahnya. Nuril mulai melengkapi berbagai kebutuhannya, seperti papan, meja, dan sebagainya.Ia mulai mempromosikan dan membuka pendaftaran. Lembaga itu pun sempat hidup dan memiliki siswa cukup banyak. Namun, di kemudian hari lembaga tersebut terpaksa ditutup. Selain itu,Nuril juga pernah berjualan makanan ringan untuk lebaran. Meskipun banyak orang memandang miring terhadap usahanya, tapi Nuril tak kecil hati. Ia tetap menjualnya. Beruntung dagangan itu laku keras apalagi di kala hari lebaran. Semua itu merupakan tahapantahapan yang harus dilalui Nuril untuk mencapai keberhasilan seperti saat ini. Sebab impiannya untuk bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang magister, ia menyisakan sebagian penghasilannya untuk ikut
| Nomor: 124 Tahun XIX - Desember 2018 |
Majalah Unesa
arisan. Sebuah kebahagiaan besar bagi Nuril ketika mendapatkan arisan yang besarnya mencapai 40 juta rupiah. Dengan uang itu, ia optimis bisa menggapai impiannya, kuliah S-2. BUKA USAHA NITROGEN Tapi, lagi-lagi ada jalan lain yang harus ditempuh Nuril. Ia mendapat tawaran dari saudara sepupunya untuk mendirikan usaha bersama. Yakni mendirikan perusahaan yang bergerak di bidang penyediaan nitrogen. Adapun dana yang dibutuhkan untuk mendirikan usaha tersebut sekitar 70 juta rupiah. Karena hanya berdua berarti masing-masing perlu menyumbang 35 juta rupiah. Tentu saja itu bukan uang kecil bagi Nuril saat itu. Ia berpikir, apakah akan menerima tawaran tersebut atau tidak. Ia bingung. Namun, dukungan ayahnya yang berhasil meyakinkan Nuril untuk menerima tawaran tersebut. “Kalau itu memang rezekimu insyaallah kamu akan berhasil,” kata ayahnya meyakinkan Nuril. Nuril mengikuti saran dari ayahnya tersebut. Ia menginvestasikan uangnya untuk mendirikan usaha di bidang nitrogen. Bulan pertama, ia mengalami kerugian sebesar 500 ribu rupiah. Pengalaman itu membuat Nuril pusing. Apalagi pada 2012 nitrogen belum terkenal
INSPIRASI ALUMNI
ALUMNI: Nuril Iksaniyah, Alumni FE Unesa yang Geluti Bisnis Nitrogen.
seperti saat ini. Nitrogen juga belum diakui oleh Pertamina. Namun, keresahan itu segera terbayar ketika memasuki bulan kedua. Usaha Nuril dan sepupunya mulia tampak bergeliat. Rasa optimis terus muncul dalam hati Nuril. Pada 2013 Nuril mendapat kabar baik dari pemerintah, yakni nitrogen telah diakui oleh Pertamina. Ia
pun semakin bergairah untuk memajukan usahanya. Meski sudah tidak bersama sepupunya lagi, saat ini perusahaan Nuril telah tumbuh besar. Ia meresmikan usahanya dengan nama PT Cahaya Wira Sejahtera. Ia sudah memiliki 40 outlet dengan total 100 pegawai yang tersebar di seluruh Jawa Timur dan Bali. Kini, ibu dua anak itu sedang
Majalah Unesa
menempuh pendidikan magister di kampus yang sama,Unesa. Keinginannya untuk bergerak di dunia pendidikan masih kental dalam jiwanya. “Mata kuliah prakarya atau wirausaha saja,� jawabnya ketika ditanya mau mengajar apa seandainya kesempatan mengajar itu datang kepada dirinya. n (SYAIFUL RAHMAN)
| Nomor: 124 Tahun XIX - Desember 2018 |
23
GURU BESAR
PROF. DR. SITI MASITOH, M.PD. GURU BESAR KE-63 UNESA
MENJADI GURU BESAR, BUKAN BERARTI BERHENTI BELAJAR PROF. DR. SITI MASITOH, M.PD. ADALAH GURU BESAR KE-63 UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA. IBU DARI DUA ANAK INI MENEMPUH PENDIDIKAN S-3 DI UM DAN LULUS PADA 2006 SERTA DIKUKUHKAN MENJADI GURU BESAR PADA 2008.
P
erjuangan Prof. Dr. Sari Edi Cahyaningrum, M.Si dalam menekuni karier patut dicontoh. Guru Besar Unesa ke-63 ini mengawali karier sebagai Dosen Unesa (IKIP Surabaya) pada tahun 1997. Saat itu, ia masih berstatus CPNS. Tahun 1998, beliau diterima menjadi PNS. Beliau waktu itu masih S1. Tahun 1999, Prof. Sari melanjutkan S2 ke UGM dan lulus tahun 2001. Kemudian, tahun 2005 melanjutkan S3 di UGM dan lulus pada tahun 2009. Sebagai seorang ibu, selama proses menjadi guru besar Masitoh harus membagi waktu dengan keluarga. Keluarga adalah support system Masitoh sehingga bisa sampai pada titik ini. Tatkala hendak ujian disertasi, Masitoh harus berangkat dari rumah sakit. Pasalnya, pada saat itu, suami Masitoh sedang opname. Sebuah kebahagiaan tersendiri bagi Masitoh sebab saat wisuda S-3, sang suami masih sempat hadir mendampinginya. Namun, sang suami tidak sempat menyaksikan pengukuhan Masitoh sebagai guru besar, sang suami sudah dipanggil oleh Yang Mahakuasa. Meski begitu, Masitoh bukan seorang perempuan yang mudah menyerah. Ia tetap bertahan dan melanjutkan perjuangan hidupnya.
24
“Apa pun itu tidak boleh disesali, harus tetap disyukuri dan diterima dengan ikhlas,” tutur Masitoh sembari berkaca-kaca menceritakan suka dukanya menjadi guru besar. Masitoh menegaskan, menjadi guru besar tidak berarti berhenti menuntut ilmu. “Tuntutlah ilmu sampai ke liang lahat,” tandasnya mengutip sabda Nabi Muhammad SAW. Artinya, tambah Masitoh, menuntut ilmu itu proses belajar seumur hidup. Baginya, guru besar bukan muara akhir, tapi hanya capaian dari sisi akademis, sementara dari sisi tumpuan keilmuan tidak berhenti sampai di situ. “Saat ini pun masih ada yang belum saya ketahui,” imbuh dosen berkaca mata tersebut.
| Nomor: 124 Tahun XIX - Desember 2018 |
Majalah Unesa
Motto hidup Masitoh adalah tangguh, tanggon, trengginas. Tangguh dalam menghadapi kesulitan apa pun, selalu bangun energi positif dalam diri sendiri. Tanggon atau tahan banting terhadap segala macam persoalan. Trengginas yang berarti gesit atau cekatan, apa yang bisa diselesaikan saat ini jangan ditunda-tunda. “Guru besar bukan sesuatu yang menjadi kebanggaan personal, tetapi kebanggaan yang harus disertai aplikasi,” ucap Masitoh. n (TAN)
KIPRAH LEMBAGA KIPRAH LEMBAGA KKN-PM UNESA
TARGETKAN 2019 SELENGGARAKAN KKN PRIORITAS NASIONAL
KKN: Prof. Dr. Darni, M.Hum mengungkapkan Unesa memiliki tema KKN literasi dan difabel.
K
epala KKN-PM Prof. Dr. Darni, M.Hum menjelaskan, sejak tahun 2016, Rektor telah menggagas KKN dengan menitikberatkan pada pemberdayaan masyarakat secara berkelanjutan. Selain itu, pelaksanaan KKN Unesa tidak hanya dua minggu, tetapi ditingkatkan menjadi tiga minggu. “Semula hanya dua minggu, karena sulit mencari waktu. Kemudian kita tingkatkan menjadi tiga minggu. Agar mahasiswa tidak hanya meninggalkan desa dan memberikan peninggalan, KKN kita fokuskan pada pemberdayaan berkelanjutan bukan hanya satu gelombang, tapi empat gelombang di desa yang sama,” jelasnya saat ditemui reporter humas Unesa. Dengan demikian, pemberdayaan yang dilakukan Unesa diharapkan
LEMBAGA PUSAT KULIAH KERJA NYATA DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (KKN-PM) BERTANGGUNG JAWAB TERHADAP PELAKSANAAN KKN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT. MULAI DARI PERENCANAAN LOKASI KKN, SURVEI LAPANGAN, MOU AGAR KEGIATAN LEGAL, SAMPAI TAHAP EVALUASI BERDASARKAN LAPORAN DAN MASUKAN DARI PIHAK-PIHAK TERKAIT SEBAGAI REKOMENDASI PERBAIKAN PADA TAHUN BERIKUTNYA.
bisa menciptakan keterampilanketerampilan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat. Misalnya, mahasiswa yang KKN di Gresik bisa menciptakan pakan ternak lele dan menciptakan taman terbuka yang bisa dinikmati masyarakat umum. Menurut Darni, yang membedakan KKN Unesa dengan KKN di perguruan tinggi lain terletak pada tema KKN. Unesa memiliki tema KKN literasi dan difabel. Tema ini menjadi ikonik bagi Unesa. KKN literasi Unesa bekerja sama dengan Pusat Literasi Unesa dan Perpustakaan Kota Surabaya. Tujuan KKN literasi adalah membantu kegiatan literasi di sekolah-sekolah, yakni gerakan literasi sekolah, seperti gerakan membaca 15 menit sebelum pelajaran dimulai. KKN literasi juga bertujuan untuk menggalakkan dan mewujudkan taman baca masyarakat serta
Majalah Unesa
menjaga keberlangsungannya. Unesa juga sudah melaksanakan KKN dengan tema difabel jauh sebelum Kemenristekdikti menggagasnya. Pacitan menjadi daerah yang dipilih untuk melaksanakan KKN difabel. Di Pacitan ada satu desa yang memiliki lebih dari 300 anak difabel. Guru besar Sastra Jawa itu menambahkan, pada 2019 akan diadakan KKN prioritas nasional, yaitu KKNyang diperuntukkan khusus daerah-daerah tertinggal di Jawa Timur, seperti di daerah Nganjuk dan Banyuwangi. “Kami berharap KKN-PM dapat menjadi wadah baik bagi mahasiswa, dosen, maupun segenap sivitas akademika Unesa untuk melaksanakan tri darma perguruan tinggi, yaitu pengabdian kepada masyarakat,” pungkasnya.n (INA)
| Nomor: 124 Tahun XIX - Desember 2018 |
25
LAPORAN
KHUSUS
Dari Wisuda ke-93 Unesa Jenjang S3, S2, S1 dan D3
INILAH SANG INSPIRATOR UNESA KEMBALI MENYELENGGARAKAN WISUDA PADA SABTU 17 NOVEMBER 2018. DI WISUDA YANG KE-93 TERSEBUT UNESA MELULUSKAN SEBANYAK 1.445 MAHASISWA DARI JENJANG D3, S1, S2 DAN S3. RINCIANNYA D3 SEBANYAK 83 MAHASIWA, S1 SEBANYAK 1226 MAHASIWA, S2 SEBANYAK 114 MAHASISWA, DAN S3 SEBANYAK 22 MAHASISWA. DI ANTARA, PARA WISUDAWAN TERSEBUT, TERPILIH WISUDAWAN-WISUDAWAN TERBAIK DARI JENJANG MASING-MASING. SIAPA SAJA MEREKA? BERIKUT PROFIL DAN KIPRAHNYA! 26
| Nomor: 124 Tahun XIX - Desember 2018 |
Majalah Unesa
LAPORAN KHUSUS Dr. Fitri Amalia, Wisudawan S3
Disiplin, Rajin, Konsisten, dan Tawakal FITRI Amalia. Demikian nama lengkapnya. Ia lahir di Jember pada 25 Juni 1985. Anak pasangan Sugiarto dan Andiani itu berhasil menjadi wisudawan terbaik dari Program Pascasarjana S3 Bahasa dan Sastra dengan IPK 3.89. Fitri tidak menyangka bisa menjadi wisudawan terbaik. Oleh karena itu, ia sangat bersyukur dan berupaya menjadikan predikat tersebut sebagai motivasi untuk terus meningkatkan kualitas. Disertasinya berjudul Kajian Pragmasemantik Definisi dalam Kamus Istilah. Definisi kamus istilah seharusnya menampilkan rangkaian komponen makna yang berbeda dengan kamus umum (KBBI). Berdasarkan observasi, ada perbedaan dan sekaligus persamaan di antara keduanya. Untuk menemukan pola pendefinisian yang khas pada kamus istilah, digunakan kajian yang memadukan pragmatik dan semantik. Paduan kedua ilmu tersebut dinamakan Pragmasemantik. Melalui kajian pragmasemantik ditemukan formula pendefinisian yang khas dalam kamus istilah. Visi misi Fitri dalam meraih kesuksesan adalah Disiplin, rajin, konsisten, dan tawakkal. Disiplin dalam setiap program. Rajin mengerjakan sesuai target. Konsisten dalam menjaga sikap disiplin dan rajin. Tawakkal menyerahkan semua pada Allah, berdoa untuk harapan, berusaha meraih harapan. n (WHY)
Putri Ulfa Kamalia M.Pd, Wisudawan S2
Prinsip Sukses dengan Konsep DUIT DENGAN raihan IPK 3,99, Putri Ulfa Kamalia berhasil menjadi wisudawan terbaik program pascasarjana S2 Pendidikan Ekonomi. Perempuan kelahiran Bangkalan 24 tahun silam itu mengatakan bahwa kunci keberhasilannya adalah dengan DUIT. Apa itu? Yakni Doa, Usaha, Ikhtiar, dan Tawakal.
Anak pasangan Qusda Matnusur dan Dwi Retno Rahayu ini tidak menyangka dapat meraih penghargaan wisudawan terbaik program S2. Baginya, semua itu merupakan kerja kerasnya selama menimba ilmu di Unesa. Motivasi dan doa dari kedua orang tua dijadikan penambah kekuatan perjuangannya. Tesis yang dibuat menganalisis mengenai pengaruh pendidikan, gender, konsumsi dan produktivitas terhadap kemiskinan di Madura. Tidak tanggungtanggung, empat kabupaten di Madura menjadi objek penelitiannya. Sesuai hasil penelitiannya terdapat faktor pendidikan rendah yang banyak mempengaruhi kemiskinan di Madura dibandingkan dengan faktor lainnya (konsumsi dan produktivitas). Tetapi, gender tidak berpengaruh terhadap kemiskinan di Madura. Putri berharap ilmunya dapat bermanfaat bagi masyarakat. n (WHY)
Lailatul Maghfiroh, S.Pd, S1 FIP
Damar Kurung, Inspirasi Skripsinya LAILATUL Maghfiroh atau akrab disapa Tutus, berhasil menjadi wisudawan terbaik mewakili Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Unesa dengan IPK 3,79. Mahasiswi kelahiran Sidoarjo 17 September 1995 ini menulis skripsi berjudul Efektivitas Penggunaan Media Damar Kurung dalam Pembelajaran Keterampilan Menulis Narasi di Kelas III SDN Banjaran Driyorejo Gresik. Dalam skripsinya Tutus menjelaskan bahwa skripsinya terinspirasi dari budaya daerahnya yakni kesenian Damar Kurung dari Gresik. Damar kurung adalah sebuah lampion yang dikurung dengan kerangka kayu yang berbentuk kubus dengan 4 kaki penyangga di bawahnya. Setiap sisi damar kurung mempunyai cerita sendiri. Hal itulah yang menjadi inspirasi skripsinya dalam keterampilan menulis narasi. Khusaini, orang tua Tutus merupakan seorang pensiunan PLN. Bagi Tutus, kedua orang tua memiliki peran penting dalam karir hidupnya. Pengalaman dan pengetahuannya tentang segala hal bisa yang diberikan kepada anaknya sebagai modal kesuksesan masa depan. Tutus menuturkan bahwa dirinya bukanlah wisudawan terbaik melainkan seorang mahasiswa beruntung yang bisa merasakan menjadi mahasiswa yang mempunyai kategori baik. Tutus berharap ke depan dapat mengoptimalkan dan mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh, menyebarkan maupun mengimplementasikan sesuai dengan bidang yang diambil dan menjadi pribadi yang. n (FBR)
Majalah Unesa
| Nomor: 124 Tahun XIX - Desember 2018 |
27
LAPORAN
KHUSUS
Herzi Hudayana, S.Or, Wisudawan S1 FIO
Ide Skripsi dari Nonton Futsal di Daerahnya HERZI Hudayana, putra pasangan Bapak Abdul Gani dan Ibu Siti Nihaya terpilih sebagai wisudawan terbaik pada wisuda ke-93 dari FIO. Ia berhasil meraih IPK 3.81. Skripsi yang ditulis berjudul “Analisis Tingkat Pemahaman Pemain dan Ofisial Tim terhadap Peraturan Permainan Futsal Laws of the Game 2014/2015.” Hersi, yang lahir di Sumenep 5 Juni 1996 mengaku mendapatkan ide menulis skripsi ketika menyaksikan pertandingan futsal antarpelajar di Sumenep. Dia menemukan banyak kejadian yang seharusnya tidak terjadi dalam pertandingan lantaran kurangnya pemahaman mengenai peraturan permainan futsal. Poin penting dari skripinya adalah seorang pemain tidak cukup jika hanya menguasai teknik dan taktik bermain futsal yang baik, tetapi ada peraturan yang juga harus ditaati oleh pemain. Dia juga menjelaskan bahwa peraturan tersebut dibuat semata-mata untuk keselamatan pemain, serta untuk menciptakan pertandingan yang seru, menarik, dan tertib. Herzi mengaku bangga menjadi bagian dari Unesa. Ia berharap, ke depan, Unesa lebih meningkatkan kualitas pendidikan, infrastruktur, dan memperbaiki fasilitas penunjang perkuliahan yang tidak layak. (AY)
Jumarti, S.Pd, Wisudawan Terbaik S1 FBS
Pengin Lanjutkan S2 ke Tiongkok JUMARTI, mahasiswa S1 Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Jurusan S1 Pendidikan Bahasa Mandarin berhasil terpilih menjadi wisudawan terbaik pada wisuda ke-93 tahun ini dengan raihan IPK 3.84. Perempuan kelahiran Bojonegoro, 15 Oktober 1995 ini menulis skripsi berjudul, “Kesalahan Penggunaan Kata Kerja chuan dan dai pada Mahasiswa Angkatan 2016 Prodi Pendidikan Bahasa Mandarin Fakultas Bahasa dan Seni Unesa. Ia berfokus pada
28
| Nomor: 124 Tahun XIX - Desember 2018 |
kesalahan penggunaan dua kosa kata, yakni chuan dan dai yang sama-sama memiliki makna “memakai”, namun berbeda penggunaan dalam kalimat. Mahasiswa penerima beasiswa Bidik Misi ini selain kuliah juga aktif mengikuti organisasi. Selain bercitacita menjadi penerjemah Bahasa Mandarin, Jumarti juga ingin mengamalkan ilmu yang diterimanya selama kuliah kepada masyarakat. Kebetulan di desa tempat ia tinggal ada satu komunitas yang diberi nama “lumbung ilmu.” Melalui komunitas itulah dia kemudian menularkan kebisaannya pada masyarakat sekitar. Setelah lulus dari Unesa, Jumarti ingin mendalami ilmunya mengenai Bahasa Mandarin. Jika memang ada kesempatan, dia juga ingin meneruskan S2 di China. n (IC/AY)
Mauli Agusti Ratih Astari, S.T, S1 FT
Fokus Kembangkan Skill yang Dimiliki MAULI Agusti Ratih Astari, atau yang akrab dipanggil Ratih berhasil menjadi wisudawan terbaik pada wisuda ke-93. Gadis kelahiran Lamongan berusia 23 tahun meraih IPK 3.72. Awalnya, putri pasangan Choliq dan Suwarti ini mengaku tidak punya mimpi bisa kuliah. Namun, karena tekadnya yang kuat ia bisa melanjutkan studi ke Unesa. Mauli menulis skripsi berjudul “Rancang Bangun Sistem Pengendalian Posisi Azimut Antenna Tracker Berbasis Global Positioning System dengan Kendali PID.” Skripsi tersebut membahas tentang pergerakan antenna tracker secara Horizontal. Namun, fokus penelitiannya lebih pada pengendalian pergerakannya. Perempuan yang akrab dipanggil Ratih itu mengaku tidak memiliki visi dan misi khusus. Dia lebih fokus untuk mengembangkan softskill yang dimiliki. Baginya, cerdas dan pintar saja tidak cukup kalau tidak diimbangi softskill dan attitude yang baik. Setelah lulus kuliah, Ratih memilih mengikuti alur saja. Ia berharap ilmu yang didapat bisa mengantarkan ke masa depan yang lebih baik. Kepada almamaternya, Unesa, Ratih berharap agar tetap mempertahankan motto “Growing with Character”. n (NEA/AY)
Majalah Unesa
LAPORAN KHUSUS Jilhanum Muftianah, S.Pd, S1 FMIPA
Skripsinya Terinpirasi Kakak Angkatan BISA menjadi wisudawan terbaik di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) bukanlah impian Jilhanum Muftianah. Menurutnya, selama ini ia termasuk ke dalam kategori mahasiswa yang biasa saja cenderung pendiam dan tidak terlalu aktif dalamm engikuti organisasi. Namun, wisudawan yang kerap disapa Hanum ini mempunyai prinsip ketika menginginkan hasil akhir yang baik, maka keinginan tersebut juga harus dilakukan dengancara yang baik. Seperti jujur dalam mengerjakan sesuatu serta tidak mudah menyerah ketika menemui hambatan dalam perjalanan yang dilalui. Wisudawan kelahiran Sidoarjo 23 tahun menulis skripsi berjudul “Pengembangan Instrumen Penilaian Literasi Sains Mata Pelajaran IPA untuk Peserta Didik Kelas VII”. Skripsi itu membahas tentang pengembangan soal literasi sains yang merujuk pada PISA (Program for International Student Assesment). Hanum mengatakan inspirasi dalam menyelesaikan skripsi datang dari kakak angkatan yang mengusung tema sama dalam bidang Fisika. n (SUR)
Niar Wulandari Akbari, S.Sos, S1 FISH
Pengabdian Menginspirasi Skripsi BANGGA. Begitulah yang diungkapkan Niar Wulandari Akbari setelah mengetahui dirinya menjadi wisudawan terbaik mewakili FISH pada wisuda ke-93. Mahasiswi kelahiran Trenggalek 5 Mei 1996 itu berhasil meraih IPK 3,79. Anak pasangan Sukarwanto dan Niken Fatrutin ini menulis skripsi berjudul “Modal Sosial sebagai Strategi Bertahan Hidup Masyarakat Penghuni Pemukiman Kumuh : Studi di Kampung 1001 Malam Surabaya”. Ide tersebut muncul saat aktif berorganisasi di BEM Unesa. Terdapat kegiatan pengabdian yang merupakan program dari BEM-U dengan nama SINERGI (Aksi Unesa
untuk Negeri). Kegiatan SINERGI tersebut aktif dalam melakukan pengabdian di beberapa tempat seperti mengajar anak-anak, membuat kegiatan untuk anakanak, dan masih banyak lagi. Inti dari skripsi tersebut yakni membahas tentang kemiskinan di perkotaan akibat migrasi penduduk dari desa ke kota dengan tujuan mendapatkan kelangsungan hidup yang layak. Namun adanya persaingan dan menuntut ketrampilan yang memadai membuat banyak masyarakat tergeser, sehingga muncullah pemukiman-pemukiman kumuh ilegal sebagai konsekuensi dari ketidak, sanggupannya untuk hidup di perkotaan. Salah satu pemukiman kumuh ilegal di perkotaan adalah Kampung 1001 Malam Surabaya. n (TON)
Nur Lita Faridah, S.Pd, S1 FE
Manajemen Waktu dengan Kegiatan NUR Lita Faridah, mahasiswi kelahiran Jombang berhasil meraih gelar wisudawan terbaik dari Fakultas Ekonomi dengan raihan IPK 3,82. Ia mengaku banyak rintangan yang harus dihadapai selama menjalani perkuliahan. Yang paling sulit adalah manajemen waktu. Maklum, selain kuliah, Lita aktif berorganisasi. Di antara kegiatan organisasi yang diikuti adalah Unit Kegiatan Ilmiah Mahasiswa (UKIM), Ikatan Mahasiswa Jombang (IMJ), Staf Advokasi HIMA JPE tahun 2014, ICE FE, Kepala Bidang Sosial Budaya HIMA JPE 2015, MPM, Komunitas Generasi Baru Indonesia bagi penerima beasiswa Bank Indonesia, Komunitas Insan Pengabdi sebagai Ketua Umum Periode 2017-2018, dan Arcana (Aksi Relawan Bencana) 2018. Lita menulis skripsi berjudul “Komparasi Metode Pembelajaran Scramble dan Metode Pembelajaran Role Playing terhadap Hasil Belajar pada Materi Manajemen Kelas X IIS SMA Negeri 3 Surabaya Ajaran 20172018.” Menurut Lita metode yang diterapkan sangat cocok bagi siswa kelas X. Dari hasil penelitiannya, menunjukkan peningkatan hasil belajar. Lita yang kini menjadi pengajar di SMA Ulul Albab Sepanjang dan SMA Kawung 2 Surabaya berharap dapat terus berkiprah di dunia pendidikan dan mengimplementasikan keilmuannya.n(SH/WHY)
Majalah Unesa
| Nomor: 124 Tahun XIX - Desember 2018 |
29
Kabar
PPG
PENDIDIKAN PROFESI GURU: PR BERAT OLEH Prof. Dr. Luthfiyah Nurlaila, M.Pd
PPG MERUPAKAN PENDIDIKAN PROFESI YANG MEMBERIKAN LAYANAN PADA LULUSAN (FRESH GRADUATE) YANG INGIN MENJADI GURU PROFESIONAL (DISEBUT PPG PRAJABATAN) DAN BAGI GURU YANG INGIN MEMPEROLEH SERTIFIKAT GURU PROFESIONAL (PPG DALAM JABATAN). PPG MERUPAKAN AMANAH DARI UNDANG-UNDANG NOMER 14 TAHUN 2005 TENTANG GURU DAN DOSEN.
S
aat ini, tahun 2018 ini, merupakan tahun tersibuk bagi Pusat PPG Unesa. Sejak awal tahun, pusat yang berada di bawah LP3M ini telah kedatangan tamu kehormatan bernama mahasiswa PPG Pasca SM3T dan mahasiswa PPG Prajabatan Bersubsidi Tahap 2. Tak berapa lama disusul oleh mahasiswa PPG Prajabatan 2018. Setelah itu berturut-turut kehadiran mahasiswa PPG Dalam Jabatan Gelombang 1 dan Gelombang 2. Hampir bersamaan waktunya dengan kedatangan mahasiswa PPG Guru Daerah Khusus (Gurdasus). Jumlah mahasiswa seluruhnya dari berbagai program ini adalah 1788. Rinciannya: PPG Pasca SM-3T 193, PPG Prajabatan Bersubsidi Tahap 2 sebanyak 146, PPG Prajabatan Bersubsidi 2018 sebanyak 62, PPG Dalam Jabatan Gelombang 1 sebanyak 579, PPG Dalam Jabatan Gelombang 2 sebanyak 638, dan PPG Gurdasus 170. Praktis sejak kehadiran mahasiswa PPG dalam berbagai bentuk program yang susul-menyusul itu, Gedung LP3M yang menjadi pusat kegiatan PPG setiap hari tak pernah sepi. Bahkan pada hari Sabtu dan Minggu. PPG Dalam Jabatan melaksanakan kegiatan workshop dari hari Senin-Sabtu, dari pagi sampai sore. Sementara untuk mahasiswa PPG Pasca SM3T yang berasrama, dan asramanya berdekatan dengan gedung LP3M, mengisi hari Sabtu dan Minggu dengan berbagai kegiatan, meliputi olah raga, seni, kerohanian, dan sebagainya. Jadilah
30
LP3M yang berada di Kampus Unesa Lidah Wetan itu, menjadi wahana yang lebih “hidup dan berwarna� daripada tahun-tahun sebelumnya. PPG merupakan pendidikan profesi yang memberikan layanan pada lulusan (fresh graduate) yang ingin menjadi guru profesional (disebut PPG Prajabatan) dan bagi guru yang ingin memperoleh sertifikat guru profesional (PPG Dalam Jabatan). PPG Prajabatan ditempuh dalam waktu 2 semester, dengan beban 36-40 SKS. PPG Dalam Jabatan ditempuh dalam waktu 1 semester, atau setara dengan 1 semester, dengan beban 24 SKS. Kegiatan PPG di kampus dimulai dengan lapor diri dan orientasi akademik. Selanjutnya adalah kegiatan workshop atau lokakarya dan PPL. Lokakarya berisi kegiatan pengembangan perangkat pembelajaran dan pendalaman materi bidang studi, presentasi perangkat, dan peerteaching/microteacing. Dalam pelaksanaannya, di antara waktu-waktu lokakarya, mahasiswa melakukan orientasi sekolah, menyusun proposal penelitian tindakan kelas (PTK), dan menyiapkan portofolio. Selanjutnya, saat mahasiswa melaksanakan PPL, mereka juga harus melakukan PTK dan membuat laporan PTK. Mahasiswa PPL juga tidak hanya bertugas dalam bidang akademik (mengajar), namun juga dalam bidang nonakademik, seperti terlibat dalam kegiatan ekstrakurikuler serta membantu melaksanakan administrasi dan manajemen sekolah. Menjelang akhir
| Nomor: 124 Tahun XIX - Desember 2018 |
Majalah Unesa
program, mahasiswa melaksanakan Ujian Tulis Lokal (UTL), dan Ujian Kompetensi Mahasiswa PPG (UKMPPG). Untuk yang terakhir ini, tes terdiri dari dua jenis, yaitu uji pengetahuan (UP) dan uji kinerja (Ukin). UP diselenggarakan berbasis komputer. Sedangkan Ukin dilaksanakan di sekolah dalam bentuk real teaching. Melihat rangkaian kegiatan yang sedemikian kompleks, bisa dibayangkan, betapa tidak sederhana untuk menjadi guru. Kalau dulu lulusan S1 kependidikan sudah bisa langsung menjadi guru. Sedangkan yang bukan lulusan S1 kependidikan, syarat untuk menjadi guru cukup dengan menempuh program Akta IV. Sekarang semuanya itu tidak lagi cukup. PPG merupakan amanah dari Undang-undang Nomer 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional (Pasal 8). Kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi (Pasal 10). Berdasarkan pasal ini, jelaslah bahwa untuk menjadi guru, setiap orang harus memiliki sertifikat pendidik. Dan sertifikat pendidik ini, bisa diperoleh melalui PPG, baik PPG Dalam Jabatan (inservice training) atau PPG Prajabatan (preservice training).
KABAR PPG Menurut UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan Profesi merupakan pendidikan tinggi setelah program sarjana yang mempersiapkan peserta memiliki pekerjaan dengan persyaratan keahlian khusus. Program PPG adalah program pendidikan yang diselenggarakan bagi lulusan S-1 Kependidikan dan S-1/D-IV Nonkependidikan yang memiliki bakat dan minat menjadi guru agar mereka dapat menjadi guru profesional setelah mereka memenuhi syaratsyarat tertentu sesuai dengan standar nasional pendidikan dan memperoleh sertifikat pendidik. Permenristekdikti Nomor 55 Tahun 2017 Pasal 1 butir 5 menyebutkan, Program PPG adalah program pendidikan yang diselenggarakan setelah program sarjana atau sarjana terapan untuk mendapatkan sertifikat pendidik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan/atau pendidikan menengah. Berdasarkan uraian tersebut, lulusan S1 dan D4 bidang apa pun bisa menjadi guru asal lulus program PPG. Tentu hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi LPTK, yang notabene adalah perguruan tinggi yang menyiapkan guru. Termasuk kekhawatiran akan persaingan antara lulusan LPTK dan non-LPTK. Juga kekhawatiran tentang bekal kemampuan pedagogik yang minim dari lulusan no-LPTK. Namun semua polemik tentang hal tersebut telah lama berlalu. Faktanya memang LPTK belum bisa memenuhi semua kebutuhan guru di lapangan. Belum ada LPTK yang menghasilkan guru bidang agribisnis misalnya, atau bidang pariwisata, dan sebagainya. Ditambah lagi dengan berbagai hasil penelitian dan kajian yang menemukan bahwa kemampuan guru lulusan program studi non-LPTK tidak lebih buruk dibanding dengan guru lulusan LPTK. Dan juga dengan berbagai rasional yang didasarkan pada asumsi dan fakta, bahwa memang rekrutmen calon guru dari program studi nonpendidikan tidak bisa dihindari. Justeru yang saat ini menjadi kegalauan banyak pihak adalah pola penyelenggaraan PPG itu sendiri.
Sebagaimana disebutkan, pada tahun ini, beberapa LPTK, termasuk Unesa, menyelenggarakan PPG Prajabatan Pasca SM-3T (berakhir pada tahun ini), PPG Prajabatan Bersubsidi, PPG Dalam Jabatan-Daring, dan PPG Dalam Jabatan-Gurdasus. Di LPTK yang lain tidak hanya itu, namun ada tambahan PPG 3T dan PPG dalam jabatan gelombang 2 lanjutan. PPG dengan berbagai pola itu susul-menyusul dan membuat LPTK kewalahan karena harus mengatur sumber daya yang ada sedemikian rupa. Dosen, tenaga kependidikan, sarana prasarana, dana, dan sebagainya, benar-benar harus dikelola sebaik-baiknya dengan segala kendala dan persoalannya. Kelas di mana-mana penuh bahkan kekurangan. Dosen kelebihan beban. Pengelolaan dana terpaksa ibarat ‘gali lubang tutup lubang’. Pendek kata, luar biasa tuntutan energi dan pengorbanan lahir dan batinnya. Tidak usah bicara tentang asrama. Meskipun dalam UU Guru dan Dosen dinyatakan bahwa PPG dilaksanakan berasrama, namun kenyataannya, asrama yang tersedia di LPTK tidak cukup untuk menampung semua mahasiswa PPG. Pada saat ini, yang wajib diasramakan adalah PPG Prajabatan Pasca SM-3T dan PPG 3T. Untuk program PPG yang lain, mahasiswa tidak diwajibkan tinggal di asrama dan memang tidak mungkin tinggal di asrama karena keterbatasan asrama. Jadi tidak perlu dipertanyakan bagaimana pembentukan kompetensi sosial dan kepribadian yang sebenarnya diharapkan bisa ditumbuhkankembangkan melalui kehidupan berasrama. Saat ini ada sekitar 421 LPTK di Indonesia. Terdiri dari LPTK eks-IKIP 12, FKIP Negeri 30, dan LPTK swasta 378. Salah satu permasalahn LPTK adalah belum semua LPTK memenuhi Permenristekdikti Nomor 55 Tahun 2017 tentang Standar Pendidikan Guru. LPTK juga mengalami keterbatasan anggaran serta disparitas kualitas yang cukup tajam. Namun dengan tuntutan pemenuhan kuota PPG Prajabatan, dan terutama PPG Dalam Jabatan, ada lebih dari 50 LPTK yang ditunjuk untuk menyelenggarakan PPG prajabatan
Majalah Unesa
dan/atau dalam jabatan. Kuota PPG Dalam Jabatan untuk tahun 2018 saja sebesar 70 ribu lebih. Untuk memenuhi kebutuhan guru, prediksi untuk dua tahun yang akan datang adalah tidak kurang dari 100 ribu per tahun. Bayangkan dengan kemampuan LPTK yang ada. Dengan kondisi seperti ini, salahkah kalau orang mempertanyakan mutu proses PPG itu sendiri? Sementara PPG adalah garda terakhir untuk bisa menghasilkan guru yang profesional. Namun dengan kenyataan yang sebegitu pelik dan rumitnya, salahkah kalau orang mempertanyakan, bagaimana pula mutu calon guru yang dihasilkan? Tidak sederhana mengurai persoalan demi persoalan yang terkait dengan penyelenggaraan PPG. Namun pemikiran yang benar-benar matang dan bijaksana, kritis dan solutif, sepertinya sangat mendesak. LPTK, terutama LPTK besar, tak berdaya untuk tidak menyelenggarakan program PPG yang berjubel itu. Tak ada waktu untuk memikirkan kreativitas dan inovasi, yang ada adalah rutinitas dan rutinitas. Program yang susul-menyusul membuat LPTK harus memutar otak dengan cepat untuk mempersiapkan dosen, guru pamong, sekolah, kelas, dana, tryout, UP, UKIN, dan sebagainya, dan sebagainya. Begitu pelik, begitu rumit. Apa lagi penyelenggaraan PPG yang juga masih terus mencari dan mencari pola terbaik. Tidak sekadar karena alasan rasional-akademis, namun justeru kadangkala yang lebih dominan adalah alasan non-akademis (misalnya menyesuaiakan dengan aturan penganggaran). Pekerjaan rumah untuk menghasilkan guru yang profesional benar-benar masih berat. n Penulis adalah ketua Pendidikan Profesi Guru (PPG) Unesa www.luthfiyah.com
| Nomor: 124 Tahun XIX - Desember 2018 |
31
Kabar
PRESTASI
Kiprah Sanggar Bharada Jurusan Bahasa dan Sastra Daerah Unesa
AWALNYA HANYA KETOPRAK, KINI WAYANG, CAMPURSARI, LUDRUK DAN KARAWITAN BHARADA MERUPAKAN SANGGAR KESENIAN YANG BERADA DI BAWAH NAUNGAN JURUSAN BAHASA DAN SASTRA DAERAH UNESA. SANGGAR YANG BERDIRI PADA 1993 INI DIDIRIKAN OLEH MAHASISWA JURUSAN BAHASA DAN SASTRA DAERAH ATAS KEINGINAN DAN KEMAUAN SENDIRI. NAMA BHARADA MERUPAKAN SINGKATAN DARI BAHASA DAN SASTRA DAERAH.
M
ulanya, sanggar Bharada hanya memiliki 5 orang anggota yang biasa melaksanakan pementasan ketoprak karena mahasiswa bahasa daerah dulunya minim sekali. Hingga suatu saat, atas usulan dosen, sanggar tersebut berdiri dan diberi nama Bharada (Bahasa dan Sastra Daerah). Awalnya, kegiatan pementasan hanya ketoprak, terus merambah wayang, campur sari, ludruk, dan
32
karawitan. Sama seperti ormawa pada umumnya, masa kepungurusan setiap tahun diadakan seperti pemira untuk memilih kepengurusan Bharada. Bharada berada di bawah HMJ bidang 2. Anggota Bharada lazimnya dari dulu sampai sekarang berasal dari jurusan Bahasa dan Sastra Daerah sendiri, namun Bharada terbuka untuk menerima anggota dari luar jurusan. Sehingga dapat dikatakan bahwa Sanggar Bharada bisa membuka kesempatan untuk
| Nomor: 124 Tahun XIX - Desember 2018 |
Majalah Unesa
mahasiswa lain di luar jurusan yang ingin belajar bersama di sanggar. PRESTASI Berbicara tentang prestasi, sanggar Bharada sudah berhasil meraih banyak prestasi, namun sayangnya tidak terdokumentasi dengan rapi. Yusuf, selaku ketua sanggar Bharada menerangkan bahwa pada tahun 90-an Bharada sudah sering menampilkan berbagai pementasan, dan membuat Gedung E6 yang bertempat di Ketintang selalu
KABAR PRESTASI penuh. Hal ini membuktikan bahwa pertunjukan ludruk dan ketoprak sangat diminati oleh masyarakat. Pada tahun 2013, Bharada ditunjuk sebagai perwakilan Surabaya untuk mementaskan ludruk di Taman Krida Budaya, Malang. Pementasan tersebut termasuk pentas periodik karena Bharada sudah dianggap sebagai sanggar yang berhasil mengembangkan ludruk. Bharada juga pernah memenangi festival ludruk di Taman Budaya Jawa Timur dan meraih 3 nominasi. Bharada juga pernah masuk di juara 2 lomba tingkat nasional yang diselenggarakan di Jombang. Kegiatan yang paling besar yang pernah dilakukan Bharada adalah pementasan yang diundang oleh instansi-instansi besar seperti yang dilakukan di Taman Krida dan Taman Budaya. LATIHAN RUTIN DAN UJI PENTAS Menurut keterangan Yusuf, seperti sanggar-sanggar yang lain, sanggar Bharada memiliki proses latihan yang sedemikian rupa. Semua anggota sanggar Bharada selalu dimulai dari titik 0, karena pada umumnya mereka
dianggap sebagai orang awam yang belum mengerti tentang karawitan, ludruk, dan pementasan lainnya. Oleh karena itu, semua anggota sangar harus belajar giat setiap malam untuk latihan. Mungkin beberapa mahasiswa sudah mempunyai dasar sebelum masuk sanggar Bharada, namun hal tersebut tidak sebanding dengan jumlah mahasiswa lain yang belum pernah mengenal seni-seni tersebut. Proses latihan sanggar Bharada untuk pementasan maupun kompetisi lainnya kurang lebih membutuhkan waktu selama 1 bulan. Setiap semester genap sanggar juga melakukan uji pentas untuk menguji tingkat kemampuan pementasan bagi setiap mahasiswa di jurusan Bahasa dan Sastra Daerah. Sebagai ketua sanggar, Yusuf mengucapkan terima kasih kepada Unesa karena Bharada sudah dianggap ada. Hal ini terbukti dari Unesa yang mau mengundang sanggar Bharada di setiap even atau kegiatannya. Ia berharap Unesa terus mengapresiasi pementasan sanggar Bharada di setiap evennya, karena banyak pementasan yang
bisa dilakukan oleh sanggar, seperti ludruk, campur sari, karawitan, dan lain sebagainya. Yusuf juga berharap agar seni tradisional bisa terus diapresiasi dan dijadikan minat di kalangan generasi muda Indonesia. Hal ini dilakukan agar seni dan budaya Indonesia tidak jatuh dan malah dihargai oleh orang asing yang bukan warga Indonesia. Kalangan muda Indonesia seharusnya menjadikan seni dan budaya Indonesia menjadi minat utamanya, bukan malah seni dan budaya asing. Berbicara tentang kelebihan dan keunggulan sanggar Bharada, menurut Yusuf tidak ada kelebihan khusus yang bisa diungkapkan. Hanya saja seluruh kawan-kawan sanggar memiliki tekad dan semangat yang kuat untuk latihan dengan maksimal. “Semua yang ada di dunia ini sudah memiliki bagiannya sendiri, jika teman-teman memilih berkecimpung di sanggar Bharada, maka itu passion dari kami, karena semua hal yang dilakukan bergantung pada minat dan rasa suka yang dimiliki pada hal tersebut,” pungas Yusuf. n (TIKA/INTAN)
JUARA DUA KOMPETISI KARAWITAN INTERNASIONAL 2018
S
anggar Bharada meraih prestasi sebagai tim terbaik kedua pada kompetisi karawitan tingkat internasional bernama Panen International Karawitan Competition 2018. Kompetisi itu berlangsung pada 29 Juli – 1 Agustus 2018 lalu di Dusun Brajan, Desa Senden, Kabupaten Boyolali. Diwakili oleh 15 mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Daerah dengan waktu latihan intensif tidak sampai 10 hari, Sanggar Bharada sukses mengalahkan beberapa tim karawitan dari universitas lain. Di antaranya UGM, UNY, UB, dan sebagainya. Latif Nur Hasan, S.Pd. M. Pd, pembimbing atau pelatih Sanggar Bharada mengatakan, yang ditampilkan dalam kompetesi tersebut adalah gending klasik asmaradana dan gending kontemporer. “Gending kontemporer ini dikreasikan sendiri oleh mahasiswa. Pesan yang ingin disampaikan adalah saat ini, telah banyak muncul keburukan yang membuat terkikisnya iman. Kursi pimpinan menjadi rebutan, sumpah janji diobral. Namun pada akhirnya, yang menjadi korban adalah rakyat kecil. Kita harus menekankan
kembali persatuan,” terang Latif. Yang menarik, kompetisi ini digelar di lereng gunung merbabu. Sehingga, terlihat pula pemandangan gunung merapi yang indah. Udara yang dingin dan pemandangan yang indah, menciptakan kesan tersendiri bagi peserta. Terlebih lagi, mereka menginap di rumah warga yang membuat peserta semakin akrab dan berinteraksi dengan warga sekitar. Sanggar Bharada menginginkan karawitan sebagai salah satu budaya bangsa dapat dan harus tetap eksis. Mereka berusaha melestarikan karawitan dengan mengikuti semua even atau acara karawitan. n (DEWI S)
Majalah Unesa
| Nomor: 124 Tahun XIX - Desember 2018 |
33
POJOK KETINTANG
B
TANGGUH
ulan November lalu saya mendapat kesempatan mengikuti diskusi dengan teman-teman di Singapore, khususnya di The Head Foundation (THF) dan juga sempat berkunjung ke Nanyang Institute of Education (NIE). Saya sempat membeli buku berjudul Can Singapore Fall?. Inti buku itu mempertanyakan mungkin Singapore pada saatnya akan “runtuh”. Buku itu dimulai dengan uraian periode “kejayaan dan keruntuhan” suatu negara atau kerajaan. Romawi pernah jaya dan kemudian runtuh. Otoman di Turki pernah jaya dan kemudian runtuh. Inggris pernah menguasai dunia dan sekarang digeser oleh Amerika. Amerika sekarang jaya dan sangat mungkin akan digeser oleh negara lain. Nah, bagaimana dengan Singapore yang sekarang dianggap sebagai negara kecil tetapi jaya akan mengalami keruntuhan atau paling tidak kemunduran? Itulah pertanyaan yang diajukan di awal buku dan kemudian disusul dengan analisis disertasi usulan agar Singapore tidak runtuh. Salah satu analisis yang menarik, khususnya dari sisi pendidikan adalah siklus karateristik manusia. Buku itu mengajukan tesis “hard time makes strong men, strong men make good time, good time make weak men, dan weak men make hard time”. Jadi kehidupan yang sulit akan menumbuhkan generasi yang
34
tangguh, generasi yang tangguh akan menghasilkan kehidupan yang baik, kehidupan yang baik akan membuat generasi muda lembek dan mudah menyerah, dan akhirnya generasi yang lemah itu akan menghasilkan kehidupan yang sulit. Menurut buku itu, kehidupan di Singapore saat ini merupakan kehidupan yang baik dan ditengarai mulai menunjukkan dampak pada generasi mudah yang lemah. Nah, pertanyaan yang muncul bagaimana caranya membuat generasi muda tidak lemah (bahkan tetap tangguh) walaupun mereka hidup di situasi yang serba baik. Membaca buku itu,saya jadi teringat buku “Mision in Posible” yang ditulis oleh Misbahul Huda beberapa tahun lalu. Buku ini menceritakan pengalaman pribadinya bagaimana memulai kehidupan yang keras penuh tantangan sampai menggapai kesuksesan. Misbahul Huda mengajukan tesis, “kesuksesan itu ditopang oleh ketangguhan usaha yang dilandasi keinginan 24 karat”. Jadi kunci suskes itu terletak pada ketangguhan untuk mencapai keinginan yang sangat kuat. Ketangguhan sebagai kunci suskes juga ditemukan oleh penelitian Angela Duckworth yang videonya banyak beredar. Duckworth menggunakan istilah “grit” yang artinya tidak ketekunan melakukan usaha dalam jangka panjang dengan pantang menyerah. Diibaratkan
| Nomor: 124 Tahun XIX - Desember 2018 |
Majalah Unesa
OLEH MUCHLAS SAMANI
grit itu seperti lari marathon yang memerlukan daya tahan dalam waktu yang lama. Bukan lari sprint yang dapat selesai dalam waktu pendek. Saat menyusun Buku Induk Pendidikan Karakter tahun 2010-an, diajukan empat karakter penting untuk ditumbuhkan pada anak-anak kita, yaitu jujur, cerdas, tangguh dan peduli. Dengan bekal empat karekter itu diyakini anak-anak kita dapat menggapai kesuksesan. Tidak kesuksesan sebagai pribadi tetapi sebagai warga masyarakat dan warga bangsa. Jika cerdas (banyak akal) dan tangguh merupakan bekal sukses secara pribadi, maka jujur dan peduli merupakan bekal untuk sukses sebagai warga masyarakat dan warga bangsa. Jadi tangguh juga sudah menjadi salah satu karakter yang secara eksplisit disebutkan dalam pendidikan karakter kita. Pertanyaannya adalah bagaimana karakter tangguh itu dapat ditumbuhkembangkan. Itulah tugas semua orang yang menyebut dirinya pendidik, ahli pendidikan dan orang yang peduli kepada pendidikan. Semoga. n *http://muchlassamani.blogspot.co.id