KIPRAH
LEMBAGA Pusat Pembinaan Ideologi (PPI) Unesa
PERKUAT IDEOLOGI PANCASILA DAN KEBANGSAAN RADIKALISME DAN GERAKAN ANTIPANCASILA BEBERAPA WAKTU LALU SANTER TERSEBAR. BAHKAN, DISINYALIR ADA GERAKAN PEREKRUTAN KELOMPOK-KELOMPOK YANG BERTOLAK BELAKANG DENGAN IDEOLOGI BANGSA DI KALANGAN MAHASISWA. BAIK SECARA TERANG-TERANGAN MAUPUN SEMBUNYI-SEMBUNYI. BELUM LAGI ADA YANG EKSTRIM SAMPAI MENGARAH PADA TINDAKAN TERORISME. UNTUK MENCEGAH MASUKNYA PAHAM RADIKALISME DAN ANTIPANCASILA, UNESA MEMBENTUK PUSAT PEMBINAAN IDEOLOGI.
Dr. Imam Marsudi, M.Si. Kepala Pusat PPI Unesa
P
embentukan tersebut berdasarkan keputusan Rektor Universitas Negeri Surabaya nomor 369/ UN38/KH/Kp/2019. Pusat Pembinaan Ideologi (PPI) berdiri pada 25 Februari 2019 berada di bawah Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM). Visi yang diusung adalah membangun ideologi kebangsaan di Unesa
8
berbasis Pendidikan dan Keilmuan. Visi tersebut selaras dan mendukung visi LPPM Unesa, yakni membangun budaya meneliti dan mengabdi secara produktif dan berkualitas, khususnya menekankan pada pengabdian internal dalam mempertegas ideologi kebangsaan bagi sivitas akademik Unesa. Saat ini, PPI diketuai oleh Dr. Imam Marsudi, M.Si dan dibantu oleh Ahmad Basri, S.PD., M.Si selaku Sekertaris Pusat Pembinaan Ideologi. Imam Marsudi menuturkan, awal mula pembentukan lembaga ini mengalami pro dan kontra. Namun, ia selaku Ketua Pusat dan dibantu oleh sekertaris tetap bekerja dengan cara mendengarkan semua aspirasi dan harapan-harapan akan eksistensi PPI. “Kami mengundang beberapa elemen sivitas akademika Unesa untuk diskusi bersama tentang arah gerak PPI ke depan. Kami merumuskan renstra dan program-program PPI,” ujar dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga ini. Lebih lanjut, Imam memaparkan beberapa program kerja di PPI. Setidaknya, ada enam program kerja. Pertama, pembentukan tim penguatan ideologi dan koordinasi internal
| Nomor: 142 Tahun XXI - Juni 2020 |
Majalah Unesa
Ahmad Basri, S.PD., M.Si. Sekretaris PPI Unesa
eksternal. Kedua, pelacakan dokumen pemahaman ideologi pada instansi terkait dan penyusunan pedoman pembinaan ideologi di Unesa. Ketiga, penyusunan panduan pembinaan ideologi dan instrumen monitoringevaluasi penyimpangan ideoloiy. Keempat identifikasi, pendataan, dan penanggulangan potensi penyimpangan ideologi kebangsaan. Kelima, sosialisasi pemahaman