[ GAGASAN]
INTELEKTUAL (PEMBUNUH) BERDARAH DINGIN gelar Dr. Ardhie Raditya, S.Sos, MA Dosen Sosiologi FISH Unesa KURIKULUM YANG DISERAHKAN KEPADA KELOMPOK INTELEKTUAL TRADISIONAL DAN FEODAL AKAN MEMBUKA PELUANG MASUKNYA KEKUATAN PASAR GELAP (HIDDEN MARKET). MENURUT BURCH (2009) PASAR GELAP MERUPAKAN ISOMORPHISME BARU PENDIDIKAN YANG TERKAIT TIGA HAL. YAKNI, ARENA ORGANISASIONAL, PROSES INSTITUSIONAL, DAN EFEK LANJUT ARENANYA. ARENA ORGANISASIONAL MEREDEFINISIKAN MAKNA PENDIDIKAN.
T
iga dekade silam Illich (1970) sudah mengingatkan secara lantang tentang keruntuhan martabat kampus. Kampus sebagai pusat peribatan bagi perayaan intelektualitas yang sakral, khusyuk, dan khidmat telah terpental oleh daya tarik kapitalisme yang menyusup perlahan. Renungan dan kesunyian memahami gerak sejarah masyarakat
24
| Nomor: 153 Tahun XXII - Mei 2021 |
Majalah Unesa
berubah menjadi kebisingan komoditas ilmu pengetahuan dan pendidikan. Apa pun yang bernuansa pengetahuan, saintifik, dan pencerahan rasio manusia berujung pada pertukaran nilai tukar yang sebatas menguntungkan kelas sosial menengah. Menurut Urry (1973) kelas menengah dicirikan pada tiga hal. Pertama, mereka yang menempati posisi profesional dan manajerial dalam sistem produksi. Pekerja tangan, seperti buruh, tidak termasuk kategori kelas menengah. Kedua, status sosial yang didasarkan peluang menikmati hidup modern lebih besar. Misalnya, menikmati gaya hidup, konsumerisme, dan pemegang otoritas sistem birokrasi. Ketiga, kelompok terdidik sebagai penyedia jasa layanan teknikal dan konsultatif. Secara pengetahuan dan ekonomi, kelas menengah tersebut tentu lebih baik. Itu pun jika hendak kita bandingkan dengan kelas bawah. Seperti, buruh, kuli, tukang becak, kaum miskin kota, dan lainnya. Artinya, kultur hidup kelas menengah berorientasikan pada mobilitas sosial vertikal. Sehingga, anak-anak