UNESA MENGABDI
G
una memberdayakan perempuan utamanya di desa-desa, beberapa dosen Universitas Negeri Surabaya (Unesa) punya inisiatif. Mereka melatih para ibu-ibu di Desa Sidokare Kabupaten Nganjuk untuk merintis home industri sabun. Tentu, upaya ini melalui beberapa rangkaian pelatihan, termasuk pelatihan produksi sabun dengan bahan dasar yang mudah didapatkan. Gerakan pemberdayaan yang merupakan bagian dari program pengabdian kepada masyarakat (PKM) ini diinisiasi empat dosen. Mereka adalah, Prof. Dr. Sari Edi Cahyaningrum, M.Si selaku ketua, Prof. Dr. Titik Taufikurohmah,M. Si., Dr. Nurhayati, M.T, dan Fitriari Izzatunnisa Muhaimin, B.Sc, M.Sc sebagai anggota. Tim tidak bekerja sendiri, tetapi juga menggandeng perangkat desa setempat. Prof Sari Edi mengatakan, mata pencaharian sebagian besar penduduk desa Sidokare yaitu bertani. Ada yang jadi petani padi ada juga petani bawang merah. Dua komoditas itu menjadi produk pertanian andalan di sana. “Nasib petani gak menentu. Kadang berhasil sampai panen, tapi harganya gak bagus. Kadang harganya bagus, hasil panennya yang gak bagus. Belum lagi selesai musim tanam, banyak yang gak punya penghasilan. Pemasukan gak menentu, pengeluaran jalan terus,” tukas dosen S-1 Kimia itu. Karena itulah, pelatihan hingga rintisan usaha rumahan sebagai sumber penghasilan tersebut penting dilakukan. Menurutnya, usaha rumahan bisa menjadi salah satu solusi yang tepat bagi para perempuan desa Sidokare, yang sebagian besar juga merupakan ibu rumah tangga (IRT). Produksi sabun ini dipilih karena mudah dilakukan tanpa banyak mempengaruhi tugas-tugas
22
BERDAYAKAN IRT DI NGANJUK LEWAT RINTISAN HOME INDUSTRI SABUN Perempuan memiliki peran penting dalam membantu perekonomian keluarga. Lebih-lebih di masa pandemi. Banyak dari mereka memilih bangkit di tengah jutaan kepala keluarga yang kehilangan pekerjaan. Namun, karena beberapa faktor, tidak sedikit juga perempuan yang kurang mendapat ruang pemberdayaan.
| Nomor: 165 Tahun XXIII - Mei 2022 |
Majalah Unesa