Majalah Unesa 125

Page 1



WARNA REDAKSI

T

ahun 2019 ini, Unesa memberlakukan kebijakan baru sistem penerimaan mahasiswa baru secara institusional yang membuka jalur mandiri khusus, salah satu yang diberi kesempatan adalah anak-anak yang berprestasi dalam bidang Musabaqah Tilawatil Qur’an, penghafal alQur’an, dan jalur pesantren. Asrama berbasis pesantren itu juga untuk menampung para mahasiswa yang masuk lewat jalur khusus tersebut. Mereka tidak perlu khawatir kehilangan wawasan, kebiasaan, adab, dan pengetahuan keagamaan, karena bisa terus dikembangkan saat menjadi mahasiswa, yakni di dalam asrama. Tidak menutup kemungkinan mereka bisa dimanfaatkan menjadi pendamping bagi mahasiswa lain yang hendak belajar di asrama tersebut. Selain itu, mahasiswa lain yang belum merasakan pola pendidikan pesantren atau yang hendak belajar agama, budaya, dan memperbaiki akhlak bisa diakomodasi di asrama tersebut. Mereka bisa belajar dan memperbaiki diri bersama para

guru, pendamping atau mahasiswa lainnya di sana. Belajar bukan untuk pintar secara akal, namun juga cerdas secara emosional dan “pandai� secara etika. Proses belajar dan pembelajaran agama, tentang adab, dan penguasaan ilmu keagamaan diharapkan muncul di dalam

dan ideologi Pancasila. Budaya dan agama di dalamnya tidak hanya dipelajari sebagai pengetahuan, tapi sampai ke tahap penghayatan dan menjadi perilaku dalam kehidupan sehari-hari. Pembangunan asrama berbasis pesantren itu berawal dari kesadaran yang tinggi akan kondisi bangsa saat ini. Maka dari itu, pembangunan asrama dilakukan dengan keseriusan yang melibatkan banyak pihak di luar Unesa. Beberapa pesantren besar di Jawa Timur didatangi untuk meminta masukan dan arahan tentang bagaimana sistem pengelolaan asrama. Kemudian Unesa juga melakukan studi banding ke beberapa kampus berbasis agama yang sudah memiliki asrama berbasis pesantren, bertujuan agar pelaksanaan sistem pendidikan di dalam asrama bisa optimal dan benar-benar menjadi tempat berkembangnya karakter anak bangsa. Semoga itu menjadi salah satu kontribusi Unesa dalam memperbaiki karakter bangsa ke depannya.n

APA ITU ASRAMA BERBASIS PESANTREN? asrama, sehingga membentuk kultur baru di dalam kampus, yakni kultur keagamaan berwawasan kebangsaan. Maka dari itu, tujuan utama asrama tersebut yaitu sebagai tempat memperkuat spiritual mahasiswa sebagai insan akademis agar kelak menjadi insan yang bermartabat dan bermanfaat bagi sesama. Tentu asrama itu bukan tempat yang dimonopoli paham keagamaan yang monolitik, Namun wawasan agama yang moderat. Kultur yang dibangun di dalamnya bernuansa kebangsaan. Maka dari itu, di dalamnya menjadi tempat internalisasi nilai budaya

Majalah Unesa

ARM

| Nomor: 125 Tahun XX - Januari 2019 |

3


DAFTAR RUBRIK

18 EDISI JANUARI 2 01 9

FOTO: AROHMAN

Daftar Isi

05

ASRAMA UNESA BERBASIS PESANTREN

09

18

LENSA UNESA GEBYAR DIES NATALIS KE-54 UNIVERITAS NEGERI SURABAYA, REKOR MENYANYI LAGU NASIONAL BERBAHASA ISYARAT, WISATA JURNALITIK HUMAS UNESA TAHUN 2018

BINCANG UTAMA PROF. DR. HARIS SUPRATNO, M.PD

20

20

24

MENGENAL PROFIL PARA WAKIL REKTOR UNESA PERIODE 2018 - 2022

KABAR PRESTASI

INSPIRASI ALUMNI

32

RESENSI BUKU

FOTO: WAHYU

FOTO: AROHMAN

Majalah Unesa ISSN 1411 – 397X Nomor 125 Tahun XX - Januari 2019 PELINDUNG: Prof. Dr. Nurhasan, M.Kes. (Rektor), Prof. Dr. Bambang Yulianto, M.Pd. (WR Bidang I), Suprapto, S.Pd, M.T. (WR Bidang II), Dr. Agus Hariyanto, M. Kes. (WR Bidang III), Drs. Sujarwanto, M.Pd. (WR Bidang IV) PENANGGUNG JAWAB: Dra. Ec. Ratih Pudjiastuti, M.Si (Kepala BAAK) PEMIMPIN REDAKSI: Dra. Titin Sumarti, M.Pd (Kabag. Kerja Sama dan Humas) REDAKTUR: A. Rohman, Basyir Aidi PENYUNTING BAHASA: Syaiful R REPORTER: Ayunda, Wahyu Utomo, Suryo Waskito (FMIPA), Emir Musa (FT), Syaiful Rahman (FE), Inayah (FISH), Hasna, Intan Cahyani (FBS), Syaiful H (FE), Kiki (FE), Nelly Eka (FT), Fibrina Tika (FBS), Titan (FIP), Jumad (FIO), FOTOGRAFER: M. Wahyu Utomo, DESAIN/LAYOUT: Abdur Rohman, Basyir Aidi ADMINISTRASI: Roni, ST. (Kasubbag. Humas), Supi’ah, S.E. DISTRIBUSI: Lusia Patria, S.Sos, Hartono, PENERBIT: Humas Universitas Negeri Surabaya ALAMAT REDAKSI: Kantor Humas Unesa Gedung Rektorat Kampus Unesa Lidah Wetan Surabaya

4

| Nomor: 125 Tahun XX - Januari 2019 |

Majalah Unesa


LAPORAN UTAMA

ASRAMA BERBASIS PESANTREN Bentuk Karakter Mahasiswa Unggul Berwawasan Keagamaan dan Kebangsaan

SEBAGAI SALAH SATU REALISASI MEWUJUDKAN MOTTO KAMPUS GROWING WITH CHARACTER, UNESA KINI SEDANG MEWUJUDKAN PROGRAM BERNAMA ASRAMA BERBASIS PESANTREN. PROGRAM TERSEBUT, KONON AKAN MENJADI PILOT PROJECT BAGI KAMPUSKAMPUS LAIN DI INDONESIA DALAM RANGKA MEMBENTUK KARAKTER MAHASISWA UNGGUL YANG BERWAWASAN KEAGAMAAN DAN KEBANGSAAN. Majalah Unesa

| Nomor: 125 Tahun XX - Januari 2019 |

5


LAPORAN

UTAMA

U

niversitas Negeri Surabaya (Unesa) termasuk salah satu kampus yang dipandang istimewa. Motto Unesa, growing with character merupakan motto yang sangat relevan dengan perkembangan zaman. “Tidak semua kampus memiliki motto istimewa tersebut,” tegas Dr. H.M. Turhan Yani, M.A., ketua tim perintis asrama berbasis pesantren. Namun, dia sangat menyayangkan karena motto yang sudah lama dicanangkan tersebut belum terealisasi dengan optimal. Padahal, berbagai infrastruktur yang dimiliki Unesa sudah dapat dibilang cukup lengkap. Salah satunya asrama. Oleh karena itu, Turhan memiliki gagasan untuk membuat asrama bergaya pesantren. Di dalamnya akan diberi fasilitas untuk membina mahasiswa. Ilmu-ilmu keagamaan akan diperkuat. “Jika motto itu sudah diaplikasikan di dalam kurikulum akademik dan nonakademik, sekarang saatnya diperkuat dengan aplikasi di asrama berbasis pesantren. Di pesantren, kepribadian mahasiswa dapat betul-betul dibina sehingga dapat menjadi generasi berkualitas dan agamis,” imbuh dosen

Dr. H. M. Turhan Yani, M.A. Ketua Asrama Pesantren Unesa

Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum itu. Ide dan gagasan itu, sudah disampaikan ke Rektor Unesa, Prof. Dr. Nurhasan, M.Kes. Gayung bersambut. Rektor setuju dengan gagasan tersebut. Bentuk persetujuan itu, diwujudkan Rektor Unesa dengan mengeluarkan SK untuk pembentukan tim perintis pesantren mahasiswa. Adapun yang termasuk dalam tim tersebut adalah Dr. H. M. Turhan Yani, M.A.sebagai ketua dan Dr. Mutimmatul Faidah, M.Ag sebagai sekretaris.

Dr. Mutimmatul Faidah, M.Ag Sekretaris Asrama Pesantren Unesa

Sementara yang menjadi anggotanya adalah Drs. H.M. Husni Abdullah, M.Pd. (FIP), Dr. H. Moch. Khoirul Anwar, S.Ag., MEI (FE), Agung Ari Subagio, M.Fil.I (FBS), Dr. Sri Abidah Suryaningsih, S.Ag., M.Pd. (FE), Nurul Hikmah, Lc., M.H.I. (FISH), Ahmadun Najah, M.H.I. (FIO), Abdul Hafidz, S.Pd., M.Pd. (FIO), Syafi’ul Anam, Ph.D (FBS), Muhammad Sholeh, S.Pd., M.Pd. (FIP), Dr. Najlatun Naqiyah, M.Pd. (FIP), Dr. Sifak Indana, M.Pd. (FMIPA), Lutfi Saksono, S.Pd.,M.Pd. (FBS), Ahmad Bashri, S.Pd.,M.Si. (FMIPA),Agus Wiyono, S.Pd.,M.T. (FT). Meski begitu, Turhan menandaskan, kurikulum yang akan dijalankan di asrama dipastikan tidak akan memberatkan mahasiswa. “Yang penting mahasiswa melakukan pembiasaan pada sikap dan perilaku yang baik. Karena, perilaku dan sikap adalah fondasi utama dalam pembinaan kepribadian mahasiswa,” ungkapnya. Untuk memperkuat gagasan pembentukan asrama berbasis pesantren tersebut, tim perintis menyelenggarakan Forum Group Discussion (FGD) dengan para tokoh-tokoh pesantren di Jawa Timur. Kegiatan tersebut dilaksanakan di Pondok Pesantren Denanyar Jombang SIAP: Suasana asrama putri Unesa di kawasan Kampus Unesa Lidah Wetan, Surabaya.

6

| Nomor: 125 Tahun XX - Januari 2019 |

Majalah Unesa


LAPORAN UTAMA

RAPI: Asrama kontainer Unesa di Kampus Unesa Lidah Wetan, Surabaya.

pada 15 November 2018. Selain itu, tim perintis juga melakukan studi ke Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta dan Universitas Islam Negeri (UIN) Malang pada 9-10 Januari 2019. Sekertaris tim perintis asrama pesantren mahasiswa Dr. Mutimmatul Faidah, M.Ag menjelaskan, nanti asrama ini memiliki nilai keunggulan, baik di bidang keagamaan maupun kebangsaan. Tujuan dibentuknya asrama ini adalah untuk mengader mahasiswa yang unggul di bidang agamis dan nasionalis. Kemudian mereka membudayakan kebiasaan baik saat di asrama dan dapat menularkan kebaikan ke orang lain. Untuk sementara, asrama ini hanya menerima 450 mahasiswa. Mahasiswa tersebut akan dibagi ke dalam beberapa kelompok. Setiap kelompok sekitar 20 orang. Setiap kelompok memiliki tentor sebaya yang bertugas mengingatkan, mengontrol, membimbing, sharing, dan bertanggung jawab atas adik-adik bimbingannya. Tentor sebaya ini direkrut dengan syarat dan ketentuan tertentu

Untuk sementara, asrama ini hanya menerima 450 mahasiswa. Mahasiswa tersebut akan dibagi ke dalam beberapa kelompok. Setiap kelompok sekitar 20 orang. Setiap kelompok memiliki tentor sebaya yang bertugas mengingatkan, mengontrol, membimbing, sharing, dan bertanggung jawab atas adikadik bimbingannya. Tentor sebaya ini direkrut dengan syarat dan ketentuan tertentu yang diambil dari mahasiswa semester di atasnya. yang diambil dari mahasiswa semester di atasnya. Mutimmatul Faida menjelaskan, ada empat kompetensi yang diajarkan dan ditekankan untuk mencetak generasi agamis dan nasionalis. Pertama, kompetensi Alquran, yakni mencetak generasi bisa membaca Alquran dengan baik dan benar. Kedua, keagamaan yang

Majalah Unesa

meliputi kajian akidah, fiqih, akhlak, dan lain-lain. Ketiga, ibadah, yakni di asrama ini akan ada jadwal ibadah rutin baik wajib maupun sunah yang harus diikuti oleh seluruh mahasiswi santri pesantren. Keempat, kompetensi kebangsaan dan kepemimpinan. Melalui kompetensi ini harapannya dapat mencetak mahasiswa yang tidak hanya mengenal agama dengan baik, namun juga bangsa Indonesia dengan baik. “Harapan saya, nanti asrama pesantren mahasiswa ini dapat berjalan sesuai rencana dan dapat mencetak generasi yang berkarakter. Unggul dalam intelektual, manajemen emosional, keagamaan, kebangsaan, dan kepemimpinan,� ujar MutimmatulFaida. Terkait asrama berbasis pesantren, Wadek Bidang Akademik FIP Prof. Dr. Mustaji, M.Pd. berpendapat, ini adalah suatu kebijakan, diikuti saja. Bisa jadi sebagian asrama diperuntukkan untuk umum, tidak hanya mahasiswa muslim. Sebagai pendidik, Mustaji menyambut

| Nomor: 125 Tahun XX - Januari 2019 |

7


LAPORAN

8

UTAMA

Prof. Dr. Mustaji, M.Pd.

Abdul Hafidz, S.Pd., M.Pd.

Dr. H. Moch. Khoirul Anwar, S.Ag.

Wadek 1 Akademik FIP

Anggota Tim Perintis

Dosen MKU Agama Islam

baik dan setuju terhadap hal-hal yang memang diperuntukkan sebagai upaya mengembangkan Unesa. “Semua hal itu esensinya usaha seluruh sivitas akademika Unesa agar warganya memiliki karakter positif yang sesuai dengan akar budaya Indonesia,” tegas Mustaji ketika ditanya keterkaitan konsep asrama dengan motto Unesa. Abdul Hafidz, S.Pd., M.Pd., anggota tim perintis dari Fakultas Ilmu Olahraga (FIO), mengatakan, asrama pesantren ini bukan secara spesifik seperti pesantren, tapi asrama yang di dalamnya terdapat muatan-muatan keagamaan lebih kental, seperti mengaji kitab Alquran, dan kegiatan religius lainnya. “Harapannya, dengan adanya asrama berbasis pesantren nanti bisa fokus membentuk karakter mahasiswa dengan pemahaman wawasan agama yang luas. Sehingga, nanti akan muncul pemimpin agama dari Unesa,” ujar dosen FIO Unesa tersebut. Dosen MKU (Mata Kuliah Umum) Pendidikan Agama Islam, Dr. H. Moch. Khoirul Anwar, S.Ag., M.EI menanggapi positif langkah perintisan pengelolaan asrama mahasiswa berbasis pesantren di Unesa. Menurutnya, ini merupakan salah satu langkah untuk mewujudkan tagline Unesa, growing with character. “Selama ini karakter yang utama ialah etika moral mahasiswa. Etika tidak hanya diajarkan lewat mata kuliah, tapi yang paling pas diajarkan melalui kebiasaan. Mengasramakan mahasiswa adalah cara untuk mendapat pembiasaan aktivitas sehari-hari dan mendapatkan materi-

“Selama ini karakter yang utama ialah etika moral mahasiswa. Etika tidak hanya diajarkan lewat mata kuliah, tapi yang paling pas diajarkan melalui kebiasaan. Mengasramakan mahasiswa adalah cara untuk mendapat pembiasaan aktivitas sehari-hari dan mendapatkan materimateri karakter etika moral.”

menyambut baik jika asrama tersebut mau dikembangkan menjadi berbasis pesantren. “Saya pribadi sebagai penghuni yang sudah lama tinggal setuju dan menyambut baik rencana ini. Tapi, yang masih menjadi pertanyaan adalah apakah seluruh asrama yang dikelola berbasis pesantren, atau dibagi mengingat penghuni asrama tidak hanya mahasiswa muslim. Anak-anak afirmasi juga diarahkan untuk tinggal di asrama,” ungkap Dahlia. Koordinator Wilayah Unit Kegiatan Kerohanian Islam (UKKI) Yuda Aswidiyanto mengatakan, pihaknya mendukung penuh rencana pembangunan asrama berbasis pesantren. Pasalnya, proyek itu akan berdampak positif pada pembangunan karakter mahasiswa “Dengan adanya asrama berbasis pesantren, nanti dapat membantu mahasiswa meningkatkan bidang keilmuan dan nilai-nilai agama Islam,” ujar mahasiswa PLS tersebut. Senada, Muchammad Bagus Widianto, Ketua Remus Al-Ikhlas FISH Unesa juga mengungkapkan, dengan adanya asrama berbasis pesantren, diharapkan dapat menumbuhkan karakter yang baik serta agamis kepada mahasiswa Unesa, sehingga motto Unesa Growing with Character dapat diwujudkan bersama dan Unesa dapat lebih dikenal secara luas sebagai perguruan tinggi negeri yang berkualitas dan menjunjung tinggi nilai karakter. n

Dr. H. Moch. Khoirul Anwar, S.Ag., M.EI

materi karakter etika moral,” paparnya. Drs. Sumarno, M.Hum, dosen sekaligus pembina Remus Al-Ikhlas FISH Unesa, setuju apabila ada asrama di Unesa yang berbasis pesantren. Harapannya, dengan asrama berbasis pesantren maka dapat mencetak masyarakat kampus yang bisa mencerminkan moralitas, etika, dan karakter yang sesuai slogan Unesa. Sumarno juga menambahkan, asrama pesantren mahasiswa dapat dijadikan salah satu cara untuk menangkal radikalisme. Yakni sebagai tempat menggodok mahasiswa sekaligus menanamkan kesadaran beragama yang rahmatan lil alamin. Sebelum dibentuk tim perintis untuk mengembangkan asrama berbasis Unesa, di dalam asrama sudah ada sistem kepengurusan yang diketuai oleh mahasiswi S-1 jurusan Teknologi Pendidikan, Dahlia Sylviana Putri. Dia

| Nomor: 125 Tahun XX - Januari 2019 |

Majalah Unesa

(INAYAH/JUM/TAN/SH/NEA/QQ)


BINCANG

UTAMA

BINCANG-BINCANG DENGAN PROF. DR. HARIS SUPRATNO, M.PD

ASRAMA BERBASIS PESANTREN GEMBLENG AKHLAK MAHASISWA UNESA AKAN SEGERA MEREALISASIKAN ASRAMA MAHASISWA BERBASIS PESANTREN UNTUK MENUNJANG KARAKTER MAHASISWA. TIM PERINTIS SUDAH TERBENTUK DENGAN MELIBATKAN 16 DOSEN DARI BERBAGAI LINTAS FAKULTAS. KONON, ASRAMA MAHASISWA BERBASIS PESANTREN INI AKAN MENJADI ROLE MODEL BAGI KAMPUS-KAMPUS LAIN DI INDONESIA. BERIKUT BINCANG-BINCANG DENGAN MANTAN REKTOR UNESA, YANG JUGA GURU BESAR BAHASA DAN SASTRA INDONESIA, PROF. DR. H. HARIS SUPRATNO, M.PD. Unesa akan merealisasikan asrama mahasiswa berbasis pesantren, bagaimana tanggapan Bapak? Saya sangat setuju bila Rektor Unesa beserta jajarannya akan merealisasikan asrama mahasiswa berbasis pesantren. Saat ini, Unesa sudah punya asrama mahasiswa. Tinggal model sistem pengelolaanya saja yang diubah menjadi seperti atau mendekati seperti pesantren. Kalau asrama berbasis pesantren, asrama bukan hanya sebagai tempat tidur semata, tetapi merupakan pusat penggemblengan para mahasiswa agar memiliki pengetahuan yang luas yang tidak ada dalam kuliah formal di kampus dan memiliki karakter atau akhlak yang lebih baik daripada mahasiswa yang tinggal di rumah kos di kampung yang hanya berfungsi sebagai tempat tidur atau beristirahat. Tekanannya pada pembinaan karakter para mahasiswa, sehingga para mahasiswa bukan hanya menguasai ipteks, tetapi juga dilandasi iptak. Jadi keimanan, ketakwaan, akhlak, kejujuran ,kedisiplinan, toleran, menghargai dan hormat kepada orang menjadi ciri utama karakter mahasiswa penghuni asrama berbasisi pesantren seperti atau minimal mendekati karakter santri.

Seberapa penting asrama berbasis pesantren untuk mahasiswa? Sangat penting asrama berbasis pesantren untuk mahasiswa. Masalahnya, apakah para mahasiswa mau tinggal di asrama yang dididik secara ketat dan menaati semua peraturan asrama yang didesain seperti model pesantren. Contoh siklus jadwal pesantren yang sangat ketat: pukul 03.30 bangun salat berjamaah tahajud; pukul 04.00 salat subuh berjamaah; 04.30-05.30 belajar ngaji Alquran/Kitab; pukul 05.30-06.00 olah rag/senam; pukul 06.00-06.30 makan pagi; pukul 06.30-07.00 berangkat kuliah; pukul 0716.00 aktivitas di kampus; pukul 16.00 salat jamaah di asrama/masjid; pukul 18.00-18.30 salat jamaah di Masjid; pukul 18.30- 19.00 mengaji Alquran/ kitab/kajian keislaman; pukul pukul 19.30 -20.00 salat isyak berjamaah; pukul 20.00- 23.00 belajar. Pulul 23.0003.30 istirahat. Tiap minggu atau minimal satu bulan sekali ada kajian Islam, mengundang pakar dari dalam atau luar Unesa. Unesa bukan pesantren, tetapi kalau asrama mau didesain berbasis pesantren dapat mengambil contoh sebagian dari sistem/model pendidikan di pesantren. Dalam kajian Islam bisa diisi kajian Alquran/Tafsir, kajian Hadist,

Majalah Unesa

Fiqih, Tauhid, akhlak, dan lain-lain, untuk memperkuat penguasaan ilmu agama para mahasiswa. Apakah program ini dapat berkontribusi dalam memajukan serta mendukung kemajuan Unesa ke depan? Program tersebut bila berjalan dengan baik sesuai dengan rencana yang betul-betul berbasis pesantren, sangat berkontribusi untuk memajukan Unesa ke depan, karena Unesa dapat melahirkan para alumni yang tidak hanya menguasai bidang keilmuan sesuai bidang keahliannya, tetapi memiliki landasan iman, takwa, dan akhlakul karimah. Seperti apa proses yang sebaiknya dilakukan Unesa untuk mewujudkan keberhasilan asrama berbasis pesantren? Cari pengasuh atau Bapak/Ibu asrama yang mau tinggal di asrama yang menguasai ilmu agama yang kuat dan dapat menjadi Bapak/Ibu asuh yang tulus iklas dan sabar, betul-betul mau berkorban. Tentu Pimpinan Unesa harus memberi kontribusi yang laik. Sistem pengelolaan didesain seperti atau mendekati sistem pengelolaan

| Nomor: 125 Tahun XX - Januari 2019 |

9


BINCANG

UTAMA

pesantren. Harus ada kegiatan-kegiatan berbasisis keagamaan, mengaji Alquran, kajian tafsir, kajian hadis, kajian fiqih, kajian Tauhid, kajian akhlaq seperti yang telah saya jelaskan di atas. Selain itu, harus ada anggaran khusus untuk menopang kegiatan di asrama, seperti kuliah tambahan masalah keagamaan. Nara sumber juga dihargai seperti layaknya mengajar, ada penghargaan. Apakah ada keterkaitan dengan pendidikan karakter di Unesa dengan pelaksanaan asrama berbasis pesantren? Seperti apa keterkaitan tersebut? Ada hubungan antara pendidikan karakter di Unesa dengan asrama berbasis pesantren. Dengan catatan sistem pengelolaan asrama betulbetul dikelola seperti atau mendekati pengelolaan di pesantren. Semua kegiatan di asrama yang berbasis keagamaan, seperti mengaji, kajian Alquran/Tafsir, kajian Hadist, kajian Tauhid, kajian akhlak, merupakan kegiatan berbasis karakter yang sangat menujang karakter mahasiswa. Siapa yang paling berperan penting dalam mewujudkan keberhasilan asrama berbasis pesantren? Yang paling berperan Rektor dan segenap pimpinan Unesa, dan pengelola serta kesadaran mahasiswa penghuni asrama. Mahasiswa yang tinggal di asrama tersebut betulbetul diseleksi sesuai minat mereka. Mahasiswa diberi tahu bahwa model pengelolaan asrama berbasis pesantren yang berbeda dengan asrama mahsiswa yang lain. Buat brosur yang memuat sruktur pengelola/pengasuh, jadwal dan jenis kegiatan yang berbasis keagamaan/pesantren. Menurut Bapak tujuan utama dari pelaksanaan asrama berbasis pesantren itu apa? Tujuan utamanya adalah untuk mendidik mahasiswa agar memiliki keimanan, ketakwaan, dan akhlakul karimah, pengetahuan agama Islam

10

Prof. Dr. Haris Supratno, M.Pd. yang kuat/luas, etika dan moral yang baik, memperkuat rasa multikultural, sepeti menghormati, menghargai, toleran, dan mau mengakui hak-hak eksistensi orang lain dan memiliki sifat sabar, ikhlas, mau mengalah, dan dapat mengendalikan diri/nafsu. Apakah Unesa sudah cukup siap dalam mewujudkan program ini? Insya Allah Unesa sudah siap. Unesa memiliki banyak pakar dalam bidang keagamaan Islam, banyak dosen agama Islam yang dapat dimanfaatkan atau diberdayakan untuk menunjang program tersebut. Asrama juga sudah ada, tidak harus membuat asrama baru, tinggal mengubah sistem pengelolaan asrama, yang dulu dikelola seperti asrama biasa. Sekarang dikelola seperti atau mendekati pengelolaan model pesantren. Atau sebagian asrama yang dijadikan model asrama berbasisis pesantren.

| Nomor: 125 Tahun XX - Januari 2019 |

Majalah Unesa

Apa harapan Bapak terkait dengan pendidikan karakter dan asrama berbasis pesantren di Unesa? Saya berdoa dan berharap program ini dapat segera berjalan, sehingga dapat memperkuat pendidikan karakter di Unesa yang sudah menjadi salah satu ciri Unesa. Program ini memerlukan komitmen semua pimpinan Unesa dan dukungan seluruh sivitas akademika Unesa karena akan banyak kendala, kritik, suara tak setuju dan sebagainya. Bila pimpinan, khususnya Rektor memiliki komitmen yang kuat dan didukung oleh seluruh pimpinan dan sivitas akademika, insya Allah, program ini akan berhasil dan akan menjadi model pengelolaan asrama di Perguruan Tinggi umum di Indonesia. n (IC/FBR)


LAPORAN KHUSUS

PROFIL WAREK UNESA DALAM VISI, MISI, DAN PROGRAM KERJA

JAJARAN PIMPINAN DI TATARAN WAKIL REKTOR UNESA DI BAWAH NAHKODA REKTOR PROF. DR. NURHASAN, M.KES MENGALAMI PERGANTIAN. NAMA-NAMA YANG DUDUK DI JAJARAN PARA WAKIL REKTOR TERSEBUT, TERPILIH BERDASARKAN SELEKSI YANG TELAH DILAKUKAN OLEH TIM. DI ANTARANYA, ADA YANG PERNAH MENJADI DEKAN, WAKIL DEKAN, DAN LAINNYA. BERIKUT PROFIL, VISI, MISI DAN PROGRAM KERJA PARA WAKIL REKTOR PERIODE TAHUN 2018-2022. Majalah Unesa

| Nomor: 125 Tahun XX - Januari 2019 |

11


LAPORAN

KHUSUS

WAKIL REKTOR BIDANG AKADEMIK UNESA IDENTITAS DIRI NAMA: Prof.Dr.Bambang Yulianto, M.Pd. NIP: 196007051987031003 TEMPAT TGL LAHIR: Tuban, 5 Juli 1960 FAKULTAS: Fakultas Bahasa dan Seni JURUSAN: Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia VISI Membantu rektor mewujudkan peningkatan tata kelola bidang akademik yang akuntabel, sehat, dan efektif untuk mendorong kegairahan atmosfer akademik dalam rangka menjamin mutu pembelajaran dan lulusan. MISI (1) Meningkatkan kualitas pembelajaran dan mahasiswa (2) Meningkatkan relevansi, kualitas, dan kuantitas SDM (3) Meningkatkan relevansi dan produktivitas riset dan pengembangan (4) Menguatkan kapasitas inovasi PROGRAM KERJA Misi 1. Meningkatkan kualitas pembelajaran dan mahasiswa prodi Indikator a. Meningkatnya jumlah prodi terakreditasi A Strategi Pencapaian (1) Mewujudkan program unggulan prodi (memiliki ruang display/ruang workshop hasil karya dosen/ mahasiswa). (2) Merintis penyusun roadmap program kerja prodi (renstra 10 tahun prodi) • Kegiatan perkuliahan • Kegiatan penelitan (yang melibatkan mahasiswa) • Kegiatan pengabdian kepada masyarakat (yang melibatkan mahasiswa) • Pelatihan/pelayanan khusus kepada masyarakat (3) Meningkatkan kualitas perkuliahan (penyiapan bahan ajar, perangkat perkulihaan, tugas terstruktur, tugas mandiri, penjaminan mutu, dan lain-lain) (4) Memperkuat peran PPM, GPM, dan UPM dalam pendampingan penyusun borang akreditasi prodi/institusi (5) Memperkuat dan memperluas peran PPTI yang bukan hanya sebagai pengolahan dan penyimpanan data, melainkan juga sebagai decession support system bagi pemimpin

12

| Nomor: 125 Tahun XX - Januari 2019 |

(6) Mengusulkan masa jabatan kaprodi/sekprodi 2 tahun/periode untuk selama-lamanya 3 kali masa jabatan ; menghapus jabatan kajur dan sekujur ; serta mengangkat jabatan sekprodi. Indikator b. Meningkatnya jumlah lulusan yang langsung bekerja. Strategi Pencapaian (1) Merekontruksi dan mereorientasi kurikulum agar sesuai dengan RI 4,0 dan kebutuhan pasar. (2) Memperkuat dan memperluas peran LP3M untuk menjadi laboratorium pembelajaran dan job center di bidang pendidikan. Indikator c. Meningkatnya jumlah lulusan yang bersertifikat kompetensi dan profesi. Strategi Pencapaian (1) Menambah jumlah TUK (tempat uji kompetensi) di bawah LSP Unesa, yakni setiap prodi minimal memiliki 1 TUK. (2) Mendorong LP3M meningkatkan kualitas pembelajaran PPG (penyiapan bahan ajar, perangkat perkuliahan, tugas terstruktur, tugas mandiri, penjaminan mutu, dan lain-lain), baik untuk kegiatan kampus maupun PPL di sekolah mitra.

Majalah Unesa


LAPORAN KHUSUS Indikator d. Meningkatnya jumlah lulusan. Strategi Pencapaian (1) Menerlibatkan orang tua dalam pemantauan proses perkuliahan mahasiswa, misalnya melalui kegiatan. Indikator e. Lulusan tepat waktu dan memperpendek rata-rata lama studi. Strategi Pencapaian (1) Menghadirkan orang tua/wali di awal semester, mendorong pembentukan ikatan orangtua dengan prodi melalui media sosial (WAG misalnya) (2) Mengefektifkan peran DPA (3) Mendorong fakultas untuk memfasilitasi program peningkatan kemampuan bahasa inggris Indikator f. Meningkatnya rata-rata IPK lulusan. Strategi Pencapaian (1) Menambah jumlah referensi dan langanan jurnal. (2) Meningkatkan kualitas PBM prodi melalui pengefektifan monev pembelajaran. (3) Meningkatkan jumlah MK yang diselenggarakan secara v-learn

Misi 2. Meningkatnya relevansi, kualitas, dan kuantitas SDM

Indikator a. Meningkatnya jumlah dosen berkualifikasi S3 Strategi Pencapaian (1) Mendorong dosen untuk studi S3 ke LN (usia kurang 40 Tahun) dan DN dengan membuat program penyiapan, misalnya IELTS preparation. (2) Mengefektifkan laporan studi dosen per semester. (3) Membentuk tim adhoc yang bertugas mengolah laporan studi dosen dan merekomendasikan pemecahan persoalan yang dihadapi (bagi dosen yang studinya bermasalah). Indikator b. Mengidealkan rasio mahasiswa :dosen. Strategi Pencapaian (1) Menjaga keseimbangan antara jumlah mahasiswa baru dan jumlah lulusan melalui program-program peningkatan jumlah lulusan yang tepat waktu. (2) Mengusulkan penambahan dosen atau mahasiswa kepada rektor apabila ditemukan rasio M:D yang tidak ideal. Indikator c. Meningkatnya jumlah dosen guru besar dan lektor kepala Strategi Pencapaian (1) Membuat tim pendampingan calon guru besar dan lektor kepala pada setiap prodi.

(2) Mendorong peningkatan jumlah publikasi internasional yang terindeks dan publikasi nasional terakreditasi melalui pemberian intensif dan pendampingan/pelatihan. Misi 3. Meningkatnya relevansi dan produktivitas riset dan pengembangan. Indikator a. Meningkatnya jumlah publikasi internasional (1) Membentuk tim pendampingan dan kegiatan pelatihan yang periodik penulisan jurnal (2) Menambah jumlah seminar/konferensi internasional (minimal 1 kegiatan /tahun/fakultas) yang bekerja sama dengan penerbit yang publikasinya terindeks Indikator b. Meningkatnya jumlah publikasi nasional dan sitasi Strategi Pencapaian (1) Meningkatkan kualitas dan kuantitas penelitian dosen melalui penyiapan alokasi anggaran dari PNBP, penyelenggaraan pelatihan metodologi penelitian bagi dosen muda. (2) Mendorong dosen untuk mengikuti seminar diluar kampus dengan fasilitas pembiayaan dari universitas. (3) Membentuk tim ad hoc yang bertugas meningkatkan kualitas dan kuantitas jurnal yang diterbitkan oleh Unesa. (4) Mempertahankan pemberian insentif bagi dosen pada publikasi jurnal. Indikator c. Meningkatnya jumlah HKI. Strategi Pencapaian (1) Mendorong Tim HKI LPPM untuk proaktif membantu Peningkatan jumlah HKI dosen Unesa. Indikator d. Yang didaftarkan, jumlah prototipe R&D serta prototipe industri. Strategi Pencapaian (1) Menyiapkan dana PNBP untuk skema penelitian prototipe R&D, industri, dan produk inovasi Misi 4. Menguatnya kapasitas inovasi Indikator a. Jumlah produk inovasi Strategi Pencapaian (1) Mendorong LPPM untuk mengefektifkan pusat inovasi Unesa (2) Menyiapkan dana PNBP untuk mendorong penciptaan produk inovasi.

Majalah Unesa

| Nomor: 125 Tahun XX - Januari 2019 |

13


LAPORAN

KHUSUS 4. Meningkatkan pengelolaan aset yang transparan dan akuntabel

WAKIL REKTOR BIDANG UMUM DAN KEUANGAN UNESA IDENTITAS DIRI NAMA : Suprapto, S.Pd., M.T NIP : 196904021994031002 TEMPAT TGL LAHIR: Ngawi, 02 April 1969 FAKULTAS: Fakultas Teknik JURUSAN: Teknik Sipil

PROGRAM 1. Peningkatan layanan administrasi yang terintegrasi 2. Pengembangan sistem data base yang terintregasi secara institusi 3. Perluasan sistem informasi yang terintegrasi dalam pengelolaan perguruan tinggi 4. Penggalian sumber-sumber pendanaan untuk penyelenggaraan dan pengembangan perguruan tinggi 5. Pengembangan unit-unit bisnis untuk mendukung sumber pendanaan di Unesa 6. Optimalisasi pengelolaan asset untuk mendukung sumber pendanaan Unesa 7. Penyusunan Renstra Ketenagaan, baik tenaga akademi maupun tenaga kependidikan, untuk mendukung pengelolaan kepegawaian yang transparan dan akunabel 8. Peningkatan kualitas SDM dalam rangka peningkatan layanan akademik dan non akademik, baik melalui degree training maupun non degree training 9. Peningkatan kesejahteraan tenaga akademik dan tenaga kependidikan di lingkungan Unesa 10. Peningkatan sarana dan prasarana layanan pembelajaran baik di kelas dan laboratorium , maupun pembelajaran di luar kelas 11. Mengupayakan terselesaikannya pembangunan gedung pendidikan yang belum terselesaikan sampai saat ini. 12. Melanjutkan penataan infrastruktur di kampus Lidah, Kampus Ketintang, Kampus Teratai, Kampus Darma Husada, dan Kampus Gedangan 13. Mendorong percapatan berdirinya lab School tingkat SMA dan SMK, serta meningkatkan kualitas dan kapasitas lab School tingkat SD dan SMP yang sudah ada, sebagai sarana penelitian dan pengembangan pendidik dasar dan menengah, serta mengupayakan tempat praktek mengajar mahasiswa 14. Merevitalisasi pengelolaan Lab School Ketintang menuju tata kelola Unesa 15. Mendorong percepatan legalisasi semua aset yang dimiliki Unesa 16. Mendorong percepatan pengembangan Unesa manjadi Perguruan Tinggi Negri Badan Hukum (PTN-BH)

VISI Terwujudnya layanan administrasi umum dan keuangan Unesa yang transparan dan akuntabel MISI Berdasarkan VISI tersebut, selanjutnya dijabarkan ke dalam Misi sebagai berikut: 1. Meningkatkan penyelenggaraan kegiatan administrasi umum yang transparan dan akuntabel 2. Meningkatkan sistem pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntabel 3. Meningkatkan sistem pengelolaan kepegawaian yang transparan dan akuntabel

14

| Nomor: 125 Tahun XX - Januari 2019 |

Majalah Unesa


LAPORAN KHUSUS

WAKIL REKTOR BIDANG KEMAHASISWAAN DAN ALUMNI UNESA IDENTITAS DIRI NAMA : Dr. Agus Hariyanto, M.Kes. NIP: 196708161992031002 TEMPAT TGL LAHIR: Kediri, 16 Agustus 1967 FAKULTAS: Fakultas Ilmu Olahraga JURUSAN: Pendidikan Kepelatihan Olaraga VISI Optimalisasi bakat minat dalam pengembangan penalaran mahasiswa guna mendukung peningkatan kamampuan akademik dan non akademik mahasiswa untuk mewujutkan unggul dalam pendidikan dan kokoh dalam keilmuan MISI 1. Mengembangkan budaya ilmiah dalam kemahasiswaan guna menunjang penyelenggaraan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang selaras dengan Visi Universitas Negeri Surabaya. 2. Menghasilkan tenaga kependidikan dan non kependidikan yang mampu mengimplementasikan keilmuan secara professional dan berkualitas serta memiliki integritas dan daya saing yang tinggi. 3. Mengembangkan bakat minat untuk mendukung peningkatan kemampuan akademik dan non akademik mahasiswa guna menghadapi tantangan global yang dilandasi dengan kecerdasan religius, intelektual, emosional, dan estetika. 4. Menumbuhkan semangat patriotism dan wawasan kebangsaan pada mahasiswa guna menjalin persatuan dan kesatuan antar mahasiswa baik dilingkungan Unesa sendiri maupun antar perguruan tinggi 5. Menumbuhkan gairah mahasiswa dalam berorganisasi baik di dalam maupun di luar kampus untuk meningkatkan kemampuan manajerial di berbagai bidang dan mencegah masuknya paham radikalisme dalam kehidupan kampus PROGRAM KERJA 1. Melanjutkan program kemahasiswaan terdahulu yang masih relevan dengan kondisi saat ini. 2. Melakukan kegiatan keagamaan dalam proses pembentukan kepribadian yang selaras dengan peradaban bangsa dan negara Indonesia sesuai dengan slogan Unesa (growing with character) serta mencegah masuknya paham radikalisme dalam kehidupan kampus 3. Melakukan kegiatan kemahasiswaan terkait dengan pembinaan penalaran, pembinaan dan penyaluran bakat minat yang mengarah pada kemampuan soft skillI baik di bidang IPTEK, seni, maupun olahraga dalam rangka menumbuhkan semangat patriotism dan wawasan kebangsaan. 4. Memberikan layanan terhadap mahasiswa baik dalam hal layanan beasiswa maupun layanan berupa bimbingan dan konseling.

5.

Melakukan pembinaaan terhadap semua organisasi kemahasiswaan sebagai wadah kegiatan mahasiswa mendapatkan pengalaman menuju proses pendewasaan 6. Berkerjasama dengan ikatan alumni dalam rangka melakukan kegiatan lacak lulusan atau tracer study serta memperdayakan alumni agar peduli terhadapalmamater kampusnya 7. Menyusun program pengembangan penalaran mahasiswa melalui kegiatan seminar, Latihan Keterampilan Manajamen Mahasiswa (LKMM), Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI), dan Program Kreativitas Mashasiswa (PKM). 8. Merencanakan dan melaksanakan kegiatan kewirausahaan sebagai langkah untuk membekali mahasiswa menghadapi tantangan global dan sebagai usaha untuk menambah kesejahteraan mahasiswa. 9. Menyusun rencana kerjasama dalam kegiatan studi banding maupun pertukaran mahasiswa baik dengan perguruan tinggi dalam negeri maupun luar negeri 10. Memperbaiki tata kelola UKM sesuai dengan tugas dan fungsinya sebagai bagian dari lembaga kemahasiswaan untuk membina bakat dan minat mahasiswa, sehingga mampu berprestasi di bidangnya masing-masing MOTTO KERJA/KEPEMIMPINAN Memberikan layanan terbaik merupakan kepuasan tersendiri

Majalah Unesa

| Nomor: 125 Tahun XX - Januari 2019 |

15


LAPORAN

KHUSUS 5. 6. 7. 8.

WAKIL REKTOR BIDANG PERENCANAAN DAN KERJA SAMA IDENTITAS DIRI NAMA: Drs. Sujarwanto, S.Pd., M.Pd NIP: 196207011987031003 TEMPAT TGL LAHIR: Sragen, 01 Juli 1962 FAKULTAS: Fakultas Ilmu Pendidikan JURUSAN: Pendidikan Luar Biasa

dalam rangka menuju Unesa yang mandiri dan berdaya saing tinggi. Membangun pencitraan publik dan pelayanan prima Meningkatkan income generating dalam pengelolaan Unesa Meningkatkan kerja sama dengan lembaga dalam dan luar negeri Meningkatkan akuntabilitas dan transparansi dalam pengelolaan Unesa

PROGRAM KERJA: 1. Merevitalisasi program studi berbasis kewirausahaan 2. Mendirikan prodi dan fakultas baru berbasis kewirausahaan 3. Meningkatkan kualitas dosen dan tenaga kependidikan melalui pelatihan-pelatihan dan studi lanjut baik di dalam negeri maupun ke luar negeri. 4. Merevitalisasi sarana dan prasarana kegiatan akademik dan non akademik. 5. Merevitalisasi pengelolaan lab school 6. Merevitalisasi tata kelola organisai Unesa 7. Merevitalisasi kampus Unesa di Teratai dan Gedangan 8. Merevitalisasi lingkungan Unesa berbasis eco campus 9. Mendirikan show room untuk produk unggulan Unesa 10. Mendirikan pusat tracer study dan job centre 11. Pembuatan booklet, souvenir dan web berbasis multi language 12. Meningkatkan mutu layanan pada mahasiswa dan stake holder 13. Meningkatkan volume dan kualitas kerja sama dengan pemerintah pusat, pemerintah daerah, dunia kerja, dunia industri serta organisasi baik dalam dan luar negeri. 14. Pemberdayaan aset-aset sarana usaha bisnis Unesa yang menghasilkan profit. 15. Melakukan monitoring dan evaluasi tindak lanjut pelaksanaan kerja sama secara keseluruhan. 16. Pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM).

VISI Manajemen prima dalam perencanaan dan kerja sama dalam rangka mewujudkan Unesa unggul dalam kependidikan dan kukuh dalam keilmuan MISI 1. Meningkatkan layanan pendidikan akademik, profesi dan vokasi rangka menghadapi era revolusi industri 4.0 2. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dalam rangka pelayanan akademik dan non akademik 3. Meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana prasarana layanan pendidikan 4. Merencanakan kampus berwawasan keriwirausahaan

16

| Nomor: 125 Tahun XX - Januari 2019 |

Majalah Unesa


SEPUTAR UNESA

UNESA SHOOTING CLUB ADU KEANDALAN PETEMBAK

BIDIKAN: Para peserta Unesa Simple Shooting Competition (USSC) SinLan Cup 2018 di Lapangan Hockey Unesa Lidah Wetan.

O

lahgraga menembak memang belum terlalu populer di semua kalangan dibandingkan dengan cabang olahraga lainnya. Selain dianggap mahal sehingga hanya dilakukan oleh orang-orang yang punya kemampuan ekonomi, juga dibayangbayangi peraturan izin kepemilikan senjata. Unesa Shooting Club ingin memperkenalkan olahraga menembak dan mengumpulkan penembak yang berbakat di seluruh Jawa Timur bahkan Nasional lewat Unesa Simple Shooting Competition (USSC) SinLan Cup 2018 di Lapangan Hockey Unesa Lidah Wetan. USSC tersebut berlangsung selama tiga hari yakni mulai tanggal 30 November hingga 02 Desember 2018. Pada hari pertama khusus kategori Mahasiswa. Ada sekitar 39 Universitas se- Jawa Timur yang diundang untuk berpartisipasi dalam kompetisi yang baru terselenggara di tahun kedua itu. Sejak pagi pembukaan, lapangan samping kanan gedung rektorat itu sudah mulai dipadati peserta yang

datang dari berbagai kampus, seperti Universitas Hang Tuah, Universitas Merdeka Malang, dan Universitas Kadiri. Perlombaan menggunakan sistem regu atau tim. Satu tim terdiri dari tiga peserta. Setiap peserta mendapat kesempatan menembak sebanyak 15 kali target dan 1 kali percobaan. Mereka harus membidik dengan tepat 15 monte dan satu kertas di gawang yang jaraknya 41 meter di depan mereka. Setiap satu monte yang dipecahkan semua atau separuh, peserta mendapat nilai 10. Jika 15 monte dipecahkan semua maka peserta mendapat 150 nilai. Nah, nilai tiap tim adalah akumulasi dari hasil nilai yang diperoleh dari anggota timnya masing-masing. “Nilai yang paling tinggi diperoleh tim, maka merekalah yang terbaik,” ujar Khalidhan Rahama Ketua Panitia USSC. Harry Satria, Anggota Persatuan Penembak Indonesia (Perbakin) yang memantau safety shooting dalam kegiatan itu juga mengatakan bahwa, nilai peserta juga ditentukan oleh cara peserta mematuhi peraturan dalam

Majalah Unesa

menembak. Jika panitia di belakang peserta bilang clear. Tapi peserta masih ada yang menembak. Maka akan ada pengurangan nilainya. Bahkan jika dalam posisi orang atau panitia di depan lapangan. Maka peserta bisa dikeluarkan dari perlombaan dan tidak bisa ikut pada kompetisi berikutnya. Kemudian juga cara pembawa senapan dari area tembak ke tempat istirahat. Moncong senapan harus di atas. “Apabila ada yang melanggar dan diperingati dua kali tidak dihindahkan, maka nilainya juga bisa dikurangi, itu sudah aturan nasional,” tegas Harry. Kemudian untuk di hari kedua dan ketiga, khusus kategori pelajar dan umum. Peserta datang dari berbagai daerah se-Indonesia. Untuk ukuran line atau jarak menembak, tersedia kelas 17 Meter Multi Pump Visir, 27 Meter Multi Pump Scope, dan 33 Meter PCP Scope. Selain itu juga ada30 Meter Benchrest Multi Pump, 25 Meter Benchrest WRABF dan juga ada kategori 41 meter Benchrest PCP untuk umum. “Line 17, 27 dan 33 meter ditembak dalam tiga posisi; Tiarap, duduk dan berdiri,” ujarnya. Lewat even tahunan itu Unesa Shooting Club yang didukung oleh Silver Bullet Club dan dibawah naungan Persatuan Penembak Indonesia (Perbakin) bertujuan untuk mempopulerkan olahraga tembak kepada khalayak. Bisa dibilang kompetisi dengan pendaftaran paling murah. Karena mereka ingin mengubah mindset masyarakat bahwa olahraga menembak itu tidak mahal. Maka dari itu, bagi yang tidak memiliki senjata, sudah dipersiapkan oleh panitia. Bahkan bagi yang baru mencoba menembak pun bisa ikut. Sebab, panitia sudah menyediakan satu tenda khusus yang berisi bebera line khusus untuk latihan. Langsung dibimbing oleh pelatih dan diarahkan bagaimana safety shooting dalam perlombaan berlangsung. n (VIN/WHY)

| Nomor: 125 Tahun XX- Januari 2019 |

17


LENSA

UNESA

FOTO: HUMAS UNESA

KEMERIAHAN JALAN SEHAT DIES NATALIS KE-54 UNESA

J

alan sehat dalam rangka gebyar dies natalis ke-54 Unesa yang dilaksanakan di depan Gedung Rektorat Kampus Unesa Lidah Wetan berlangsung meriah pada 2 Desember 2018. Kegiatan diawali dengan senam bersama dilanjutkan jalan sehat. Rektor Unesa, Prof. Dr. Nurhasan, M.Kes., memberangkatkan peserta jalan sehat dengan melepaskan tiga kali tembakan di atas kuda, diikuti pelepasan burung merpati oleh pimpinan universitas, fakultas, dan unit kerja selingkung Unesa. Hadiah utama gebyar dies natalis ke-54 Unesa kali ini satu unit mobil daihatsu ayla persembahan dari PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk., yang dimenangkan oleh Ibu Misilah. Selain mobil, ada pula hadiah menarik lainnya yang dipersembahkan oleh Unesa dan Bank Jatim. Gebyar dies natalis juga dimeriahkan dengan lantunan lagu dangdut yang dibawakan oleh Pemenang lomba Pekan Seni Mahasiswa Nasional (Peksiminas) ke-14 tahun 2018, Della Tiara Paramitha. Juga dihadiri Mochammad Abdul Wahid, mahasiswa Fakultas Hukum Universitas

18

| Nomor: 125 Tahun XX - Januari 2019 |

Muhammadiyah Malang (UMM) yang juara Peksiminas tangkai lomba dangdut pria. Selain itu, juga ada penampilan Azam Nur Mukjizat anak disabilitas asuhan Pusat Studi Layanan Disabilitas (PSLD) Unesa yang membawakan 2 lagu berjudul Ayah dan ibu. (AY/ INA/TNI). n

Majalah Unesa


LENSA UNESA

Rekor Menyanyi dengan Bahasa Isyarat

U

niversitas Negeri Surabaya dalam puncak upacara peringatan dies natalis ke-54 di halaman Gedung Rektorat, Rabu (19/12) berhasil memecahkan rekor untuk menyanyikan lagu menggunakan bahasa isyarat. Sebanyak 1964 peserta mengikuti kegiatan menyanyikan lagu dengan bahasa isyarat sesuai dengan tahun kelahiran Unesa. Kegiatan tersebut merupakan salah satu bentuk kontribusi di 54 tahun Unesa sebagai kampus inklusif. Selain pemecahan rekor MURI, dalam kegiatan tersebut, juga dipamerkan beberapa karya mahasiswa Unesa yang mendapatkan nomor di tingkat nasional. Di antaranya pesawat slow fly dari tim Dewanagari yang berhasil meraih juara 3 fixed wing monitoring and maping Kontes Robot Terbang Indonesia (KRTI) 2018 dan mobil Garnesa-7 yang berasil meraih juara 1 kelas urban diesel di KMHE 2018 dan juara 1 kategori best time laps kelas urban dari FDR Award. n (AY/WHY/TNI)

Wisata Jurnalistik Humas Unesa 2018 MALANG 2019

T

im Humas Unesa mengadakan kegiatan wisata jurnalistik 2018 ke Malang Jawa Timur pada Sabtu, 12 Januari 2019. Kegiatan tersebut merupakan agenda tahunan dalam rangka mengasah keterampilan menulis bagi reporter humas sembari berwisata. Selain bertujuan untuk mengasah keterampilan menulis dengan terjun

langsung di lapangan, kegiatan tersebut juga bertujuan untuk semakin mempererat jalinan kerja sama di antara tim humas, pada khususnya. Meski hanya berlangsung sehari, kegiatan tersebut berjalan sukses dan membawa kebahagiaan bagi semua tim. Semoga dengan kegiatan tersebut, Humas Unesa semakin produktif dalam berkarya. n (WHY)

Majalah Unesa

| Nomor: 125 Tahun XX - Januari 2019

|

19


Kabar

PRESTASI

UKM KARATE BANJIR PRESTASI NASIONAL

TABURAN PRESTASI TELAH MENJADI BUKTI KESUNGGUHAN TIM UKM KARATE UNESA DALAM MISI MEMBANGGAKAN NAMA LEMBAGA DI KANCAH NASIONAL. HAL ITU DIUNGKAPKAN KETUA UKM UNESA RENO RENALDI PUTRA, “KITA SUDAH MEMBERIKAN YANG TERBAIK UNTUK LEMBAGA, TUJUANNYA MEMANG UNTUK MEMBANGGAKAN LEMBAGA.”

20

| Nomor: 125 Tahun XX - Januari 2019 |

Majalah Unesa


KABAR PRESTASI

P

ada Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Jombang Open Piala Gubernur Jawa Timur (Jatim) XIV 2018 pada 26 Oktober 2018 lalu, perwakilan UKM Karate Unesa berhasil mencatatkan namanya pada gelar juara di beberapa kelas yang dipertandingkan. Pada kelas perorangan, Nur Muhammad Arifiyanto (mahasiswa Pendidikan Olahraga angkatan 2018) berhasil membawa gelar juara 3. Herdianan Dwikirahma (mahasiswa Pendidikan Kepelatihan Olahraga angkatan 2017) berhasil mendapat juara 3 pada kelas kumite. Miftahul Jannah (mahasiswa Ilmu Keolahragaan angkatan 2018) berhasil menduduki gelar juara 3 pada kelas perorangan U23 Putri. Raka Irham G. (mahasiswa Pendidikan Olahraga 2018) berhasil menduduki juara 2 pada Kelas Kumite +84 kg, dan Fitrianah (mahasiswa Pendidikan Olahraga angkatan 2017) berhasil menduduki juara 2 pada Kelas Kumite -6 kg1 U23 Putri. Selain di ajang Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Jombang Open Piala Gubernur Jawa Timur (Jatim) XIV 2018, UKM Karate Unesa juga berhasil meraih prestasi pada Southeast Asian Karate Championship “Yogyakarta State University (YSU) CUP VIII 2018” yang digelar di GOR Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) pada 27 s.d. 28 Oktober 2108 lalu. Mereka berhasil meraih gelar juara. Aprisiella Dwi Rahayu (mahasiswa Pendidikan Olahraga angkatan 2016) dan Nur Hanifah (mahasiswa Pendidikan Olahraga angkatan 2018) berhasil meraih juara 2 pada kelas kata beregu. Sementara itu, Sindur Lestari (mahasiswa Pendidikan Olahraga angakatan 2018) berhasil meraih dua gelar juara sekaligus, yakni juara 2 pada kelas kata beregu dan juara 3 pada kelas kumite beregu. Tak hanya itu, Satrya Kurnia Yanoyama (mahasiswa Pendidikan Kepelatihan Olahraga angkatan 2017) juga berhasil mencatatkan namanya pada dua gelar juara yakni juara 2 pada kelas kumite +84 kg dan juara 2 pada kumite beregu putra. Alfan Rizki Fahansyah (mahasiswa Pendidikan

Olahraga angkatan 2017) berhasil mendapatkan juara 3 pada kelas kumite -55 kg dan juara 2 pada kelas kumite beregu. Sementara pada kelas kata beregu, Reno Renaldi Putra (mahasiswa Pendidikan Olahraga angkatan 2016), Chaerul Alam (mahasiswa Pendidikan Olahraga angkatan 2017), dan Rendi Firmansyah (mahasiswa Pendidikan Olahraga angkatan 2018) berhasil mendapatkan gelar juara 3. Sama halnya dengan dua kejuaraan nasional sebelumnya, pada Kejuaraan Nasional Karate Marinir Open Cup V tahun 2018 yang diselenggarakan oleh Korps Marinir di Gelanggang Olahraga Internasional Futsal Unesa pada 9 November 2018, UKM Karate Unesa yang diwakili oleh Muhammad Syukri (mahasiswa angkatan 2018), Nur Muhammad Arifiyanto, Herdian Dwikirahma, Aprisiella Dwi Rahayu, Nur Hanifah, dan Sindur Lestari berhasil meraih juara 3 pada kelas kata beregu kategori putra dan putri. Sedangkan Muhammad Syukri kembali meraih juara 3 pada kelas kata perorangan. Sama halnya dengan Muhammad Syukri, Nur Hanifah juga berhasil meraih juara 3 pada kelas kumite -55 kg U23, serta Sindur Lestari yang juga meraih juara 1 pada kelas kumite -50 kg U23 kategori putri. Pada Kelas Kumite -61 kg U23 Putra, Alfan Rizki Fahansyah berhasil mencatatkan namanya sebagai juara 1, pun dengan Anugrah Erika Putri (mahasiswa Pendidikan Kepelatihan

Majalah Unesa

Olahraga angkatan 2017) yang berhasil mencatatakan namanya sebagai juara 1 pada kelas kumite +65 kg Junior dan Maria Carolina Suryantika Balun (mahasiswa Pendidikan Kepelatihan Olahraga angkatan 2017) yang mendapat juara 1 pada kelas kumite -68 kg U23. Taburan prestasi itu seolah menjadi bukti kesungguhan tim UKM Karate Unesa dalam misi membanggakan nama lembaga di kancah nasional. Hal itu juga sempat diungkapkan oleh Reno Renaldi Putra selaku ketua UKM, “Kita sudah memberikan yang terbaik untuk lembaga, tujuannya memang untuk membanggakan lembaga.” Mengingat proses untuk menjadi juara yang mereka tempuh cukup panjang, Afifan juga menjelaskan jika prestasi yang diterima anak didiknya ini merupakan bukti eksistensi yang ingin mereka tunjukkan bahwa mereka memang bersungguh-sungguh menggeluti dunia karate, dan mereka tidak mengenal kata menyerah. “Terus berkarya, terus meningkatkan prestasi, jangan sampai prestasi yang sudah didapat semakin lama semakin menurun,” ujarnya. Tim berharap agar ke depannya, UKM karate semakin diperhatikan, sehingga mereka bisa memiliki semangat yang lebih dalam mengikuti kejuaraankejuaraan yang diselenggarakan, baik di kancah nasional maupun di kancah internasional. n (AY)

| Nomor: 125 Tahun XX - Januari 2018 |

21


Kabar

PRESTASI

Di Balik Kesuksesan Tim Sunrise Unesa di Ajang KBGI X 2018

BORONG TIGA TROPI

PROSES DAN DOA KUNCI KEBERHASILAN SUNRISE ADALAH NAMA TIM DARI TEKNIK SIPIL UNESA YANG SUDAH TAK ASING LAGI DAN MENJADI TIM YANG TAK BISA DIANGGAP MAIN-MAIN DI KANCAH KOMPETISI-KOMPETISI BIDANG SIPIL DI INDONESIA. TERBUKTI, DALAM KOMPETISI BANGUNAN GEDUNG INDONESIA KE-X (KBGI X 2018), TIM SUNRISE BERHASIL MERAIH 3 TROPI PENGHARGAAN.

A

jang KBGI X 2018 merupakan kompetisi tahunan yang diselenggarakan oleh Ditjen Belmawa Kemenristekdikti bersamaan dengan Kompetisi Jembatan Indonesia ke-XIV (KJI XIV 2018). Prestasi yang diraih Tim Sunrise dalam ajang KBGI X tersebut sangat luar biasa dan di luar ekspetasi

22

para anggota tim. Mengingat, acara yang dilaksanakan Politeknik Negeri Ujung Pandang di Makassar Sulawesi Selatan itu diikuti tim dari ITS, UB, UMM dan lainnya yang juga tangguh dalam kompetisi. Kompetisi ini berlangsung mulai 30 November s.d. 2 Desember 2018 dan diikuti oleh 163 tim peserta dari seluruh Indonesia dengan 35 tim sebagai finalis yaitu Unesa, ITS, UB,

| Nomor: 125 Tahun XX - Januari 2019 |

Majalah Unesa

UMM dan lain lain. Tim Sunrise yang mengikuti kompetisi pada ajang KBGI X 2018 adalah Yogie Risdianto, S.T, M.T (dosen pembimbing), Moch. Firmansyah S., S.T., M.Sc., M.T (dosen pembimbing), Amirudin Khoirur Rohman (mahasiswa Prodi S1 PTB 2017), Naufal Fikri Firmansyah (Prodi S1 PTB 2016), dan Haidar Rafi Pambudi (Prodi S1 TS 2016).


KABAR PRESTASI Menghadapi kompetisi yang bergengsi itu, Tim Sunrise telah melakukan banyak kegiatan untuk persiapan. Menurut Amiruddin Khoirur Rohman, salah satu peserta, kegiatan yang dilakukan di antaranya melakukan tasyakuran dan santunan ke panti asuhan untuk menambah rasa syukur dan berharap diberikan kelancaran menghadapi kompetisi. Selain itu, tim juga membentuk crew perlombaan yang terdiri atas tim sponsorship, teknis, gambar, transportasi, konsumsi, dan lainnya. Agar selama persiapan hingga waktu perlombaan berjalan baik, tim juga membuat time schedule (jadwal pekerjaan). Berikutnya, yang tak kalah penting adalah memberikan semangat, motivasi, dan apresiasi kepada tim dan crew serta segala pihak yang telah membantu. “Proses dan doa adalah kunci keberhasilan,”terang Amirudin Khoirur Rohman. Lebih lanjut, Amirudin menceritakan bahwa mengikuti kompetisi tersebut tidaklah mudah. Tim Sunrise mempersiapkan diri selama satu setengah bulan. Pada pra-lomba, langkah awal yang dlakukan adalah melakukan tasyakuran karena telah diberikan kesempatan lolos final perlombaan. Kemudian, tim sunrise melakukan open recruitment sebagai crew KBGI ke teman-teman mahasiswa Teknik Sipil Unesa. Setelah crew terbentuk, Tim melakukan rapat awal untuk membahas waktu dan progres yang akan dikerjakan dalam jangka waktu kurang lebih satu bulan. Waktu progres telah berjalan satudua minggu dan progres Tim kurang lebih sudah sesuai dengan jadwal, sedikit terkendala. Pada minggu ketiga dan keempat, Tim mulai goyah. Beberapa target tak sesuai harapan. Seharusnya, minggu ketiga dan keempat, tim menargetkan uji coba pabrikasi dan perakitan, namun gagal terlaksana. “Beruntung, kami mendapatkan suntikan semangat, motivasi, dan doa dari segenap tim yang mensuport kami. Bapak ibu dosen, teman-teman, dan keluarga menjadi semangat kami untuk mengejar ekspetasi yang kami inginkan. Hingga akhirnya 3 hari menuju perlombaan di Makassar, kami

“KAMI SERAHKAN DAN PASRAHKAN SEGALA IKHTIAR KAMI KEPADA ALLAH SWT. KAMI BERDOA DAN MEMOHON AGAR APAPUN HASILNYA ADALAH PROSES TERBAIK YANG TELAH KAMI SEMUA LAKUKAN.” berhasil melakukan uji pabrikasi dan perakitan sesuai target yang kami impikan.” Ujar Amir Kerja Sama dan Saling Support Tak selalu mulus sesuai rencana, ada saja masalah kecil hingga rumit yang harus mampu Tim selesaikan. Semua berharap, tim, crew dan dosen mampu berangkat ke Makassar seluruhnya untuk mensuport perlombaan. Namun, ternyata tim, dosen, dan hanya beberapa crew saja yang berangkat menuju Makassar. “Kami mencoba berdiskusi dan negoisasi kepada crew, agar saling menerima apapun keputusan dan resiko yang diambil seluruhnya,” paparnya. Tim berangkat dengan rasa penuh percaya diri, semangat dan keyakinan atas usaha yang telah dilakukan. Proses yang tim alami, kurang lebih satu bulan yang telah dlakukan bersama. “Kami sangat yakin bahwa penantian selama 4 tahun haus gelar, tahun ini kami sungguh berharap dapat membawa piala kemenangan yang kami sumbangsihkan untuk jurusan, fakultas, dan almamater tercinta,” ucap Amir dengan semangat. Beberapa hari setelah sampai di Makassar, segala kebutuhan bahan dan peralatan sudah persiapkan sesuai dengan ketentuan dari perlombaan. Sampai akhirnya, tibalah waktu perlombaan. Alhamdulillah, tahap pabrikasi telah dilakukan dengan hasil yang cukup baik. Tiada kendala yang cukup berarti pada pabrikasi kali ini, namun tim selalu waspada atas segala kesalahan yang terjadi. Hari berikutnya, tim melaksanakan perakitan. Tim berjanji akan melakukan yang terbaik dan akan menyelesaikannya lebih dahulu daripada universitas/institut yang lain. Dukungan dari bapak dosen, ketua jurusan, dan crew tak henti-hentinya

Majalah Unesa

memotivasi kami dengan sorakan nama Sipil Unesa. “Support itu semakin memacu kami agar menyelesaikannya dengan baik dan tepat waktu,” terang Amir. Pabrikasi dan perakitan telah tim selesaikan. Penat, lelah, dan haru bercampur menjadi satu. Usaha yang dilakukan sudah lebih dari cukup. Selanjutnya, mengenai hasil, tim hanya dapat berdoa dan memohon kepadaNya agar diberikan hasil terbaik. Setelah itu, tim berkunjung ke pantai Losari dan makan malam bersama, sejenak untuk melupakan kepenatan yang telah melanda. Setelah makan malam bersama, tim menuju tempat pengumuman final. Segala kecemasan, kekhawatiran dan rasa sedih bergejolak di hati. Takut tim tak mampu sesuai target, sedih tak mampu memberikan yang terbaik untuk almamater. Namun, terlepas dari itu semua, Tim saling menguatkan satu dengan yang lain. “Kami serahkan dan pasrahkan segala ikhtiar kami kepada Allah SWT. Kami berdoa dan memohon agar apapun hasilnya adalah proses terbaik yang telah kami semua lakukan,” cerita Amir. Begitu pengumuman disampaikan oleh panitia lomba, Tim Sunrise sungguh terkejut. Mereka berhasil meraih 4 raihan juara, yakni juara kategori kesesuaian impelemtasi terhadap desain, Juara kategori kinerja struktural dan Juara 2 juara di Kompetisi Bangunan Gedung Indonesia. Rasa syukur tak henti-hentinya tim ucapkan atas raihan prestasi yang membanggakan itu. Rasa haru, bahagia, senang semuanya bercampur menjadi satu. Usaha Tim Sunrise tidak sia-sia. Penantian selama 4 tahun terbayar dengan treble trophy winner yang berhasil diraih. “Ini membuktikan bahwa kami Teknik Sipil Unesa tak kalah dengan universitas/institut lain. Proses dan doa adalah kunci keberhasilan,” ungkap Amirudin. Amir berharap ke depan, ada yang meneruskan tongkat estafet kompetisi ini maupun kompetisi lainnya. Semoga universitas lebih mendukung lagi mahasiswanya untuk berkompetisi baik dari finansial, tempat, serta perizinan dan lain-lain. n (NEA)

| Nomor: 125 Tahun XX - Januari 2018 |

23


ARTIKEL

POPULER

OPTIMISME BANGUN KARAKTER BANGSA MELALUI ASRAMA BERBASIS PESANTREN Vinda Maya Setianingrum., M.A DENGAN ASRAMA BERBASIS PESANTREN ITU, UNESA BERIKHTIAR MENJAWAB DUA TANTANGAN SEKALIGUS. TANTANGAN PERKEMBANGAN TEKNOLOGI DAN INFORMASI YANG MENUNTUT SUMBER DAYA MANUSIA YANG BERKEMAJUAN SERTA BERKUALITAS DAN TANTANGAN MORAL YANG MENUNTUT PERBAIKAN MORAL AGAMA DAN BUDAYA.

I

ndonesia adalah negara besar yang harus diisi dan dinahkodai oleh generasi yang berjiwa besar, berpikiran cemerlang, dan berkarakter bagus. Oleh karena itu, pendidikan diarahkan untuk melahirkan generasi yang mampu menerima warisan bangsa dan membawanya menjadi bangsa yang maju dan besar. Semua jenjang lembaga pendidikan harus mengambil peran penting untuk mewujudkan itu. Meski sudah menjadi tugas semua lembaga pendidikan, dalam beberapa hal pelaksanaannya selama ini dianggap kurang optimal. Produk pendidikan agama hanya dominan menghasilkan lulusan yang agamis, tapi terkadang kaku dalam menghadapi tuntutan kemajuan. Sementara, lulusan lembaga pendidikan umum, pandai secara teknologi dan up to date dengan kemajuan, tapi masih ditemui kekurangan dalam hal sikap dan nilai agama. Tren pendidikan kita bisa diteropong lebih dekat lagi. Fakta, selama ini, setiap hari, konten pemberitaan di media baik cetak maupun elektronik dipenuhi dengan

24

perbuatan asusila dan penyimpangan yang dilakukan anak-anak bangsa. Banyak yang terjebak dalam pergaulan yang salah, minuman keras, hingga narkoba. Oleh karena itu, Universitas Negeri Surabaya (Unesa) menyadari bahwa memperbaiki akhlak atau moral agama anak bangsa bukan hanya tugas lembaga pendidikan agama saja, tetapi menjadi tugas semua lembaga pendidikan. Sebagai perguruan tinggi negeri yang bukan berbasis agama, Unesa memberanikan diri melahirkan terobosan baru sebagai upaya optimalisasi pelaksanaan Tri Dharma

| Nomor: 125 Tahun XX - Januari 2019 |

Majalah Unesa

Perguruan Tinggi. Terobosan baru itu diwujudkan dalam bentuk realisasi pembangunan asrama berbasis pesantren bagi mahasiswa Unesa. Langkah strategis itu diambil sebagai salah satu upaya mewujudkan motto Unesa Growing with Character. Motto, tentu bukan hanya sekadar slogan, yang disuarakan pada acara seremonial kampus. Tapi harus menjadi arah dari segenap upaya Unesa dalam penyelenggaraan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Selain itu, motto itu juga harus menjadi “darah� yang mengalir di setiap Fakultas, Jurusan, Program Studi, dan tertanam dalam kepribadian pendidik, tenaga kependidikan, serta mahasiswanya. Dengan asrama berbasis pesantren itu, Unesa berikhtiar menjawab dua tantangan sekaligus. Tantangan perkembangan teknologi dan informasi yang menuntut sumber daya manusia yang berkemajuan serta berkualitas dan tantangan moral yang menuntut perbaikan moral agama dan budaya. Unesa optimis, bisa berkontribusi lebih, memperbaiki tata krama dan karakter anak bangsa yang


ARTIKEL POPULER semakin terkikis dengan membangun kultur agamis dan demokratis lewat asrama itu. Pusat Pembentukan Karakter Asrama tersebut menjadi pusat pembentukan karakter mahasiswa yang senafas dengan nilai keagamaan dan kemasyarakatan. Agar mereka memiliki karakter unggul dan berkualitas sebagaimana yang dicitacitakan Unesa. Mahasiswa yang masuk asrama bakal dididik, diberi pendampingan dengan programprogram penguatan karakter. Tahun 2019 ini, Unesa memberlakukan kebijakan baru sistem penerimaan mahasiswa baru secara institusional yang membuka jalur mandiri khusus, salah satu yang diberi kesempatan adalah anak-anak yang berprestasi dalam bidang Musabaqah Tilawatil Qur’an, penghafal alQur’an, dan jalur pesantren. Asrama berbasis pesantren itu juga untuk menampung para mahasiswa yang masuk lewat jalur khusus tersebut. Mereka tidak perlu khawatir kehilangan wawasan, kebiasaan, adab, dan pengetahuan keagamaan, karena bisa terus dikembangkan saat menjadi mahasiswa, yakni di dalam asrama. Tidak menutup kemungkinan mereka bisa dimanfaatkan menjadi pendamping bagi mahasiswa lain yang hendak belajar di asrama tersebut. Selain itu, mahasiswa lain yang belum merasakan pola pendidikan pesantren atau yang hendak belajar agama, budaya, dan memperbaiki akhlak bisa diakomodasi di asrama tersebut. Mereka bisa belajar dan memperbaiki diri bersama para guru, pendamping atau mahasiswa lainnya di sana. Belajar bukan untuk pintar secara akal, namun juga cerdas secara emosional dan “pandai� secara etika. Proses belajar dan pembelajaran agama, tentang adab, dan penguasaan ilmu keagamaan diharapkan muncul di dalam asrama, sehingga membentuk kultur baru di dalam kampus, yakni kultur keagamaan berwawasan kebangsaan. Maka dari itu, tujuan utama asrama tersebut yaitu sebagai tempat

MASJID menjadi pusat kegiatan keislaman di kampus Universitas Negeri Surabaya (Unesa). memperkuat spiritual mahasiswa sebagai insan akademis agar kelak menjadi insan yang bermartabat dan bermanfaat bagi sesama. Tentu asrama itu bukan tempat yang dimonopoli paham keagamaan yang monolitik, Namun wawasan agama yang moderat. Kultur yang dibangun di dalamnya bernuansa kebangsaan. Maka dari itu, di dalamnya menjadi tempat internalisasi nilai budaya dan ideologi Pancasila. Budaya dan agama di dalamnya tidak hanya dipelajari sebagai pengetahuan, tapi sampai ke tahap penghayatan dan menjadi perilaku dalam kehidupan sehari-hari. Pembangunan asrama berbasis pesantren itu berawal dari kesadaran yang tinggi akan kondisi bangsa saat ini. Maka dari itu, pembangunan asrama dilakukan dengan keseriusan yang melibatkan banyak pihak di luar Unesa. Beberapa pesantren besar di Jawa Timur didatangi untuk meminta masukan dan arahan tentang bagaimana sistem pengelolaan asrama. Kemudian Unesa juga melakukan studi banding ke beberapa kampus berbasis agama yang sudah

Majalah Unesa

memiliki asrama berbasis pesantren, bertujuan agar pelaksanaan sistem pendidikan di dalam asrama bisa optimal dan benar-benar menjadi tempat berkembangnya karakter anak bangsa. Semoga itu menjadi salah satu kontribusi Unesa dalam memperbaiki karakter bangsa ke depannya. Sehingga fungsi pendidikan sebagaimana yang tertuang dalam Undang-Undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 3 yakni mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa bisa optimal. Kemudian tujuan pendidikan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab sebagaimana dalam undangundang tersebut bisa tercapai secara maksimal. (*). n

| Nomor: 125 Tahun XX - Januari 2019 |

25


INSPIRASI

ALUMNI Eko Presetyo Sukses dengan Menjadi Penulis

BISA KULIAH S-3 DAN BELI RUMAH KEDUA LITERASI SUDAH MENJADI JALAN HIDUP EKO PRASETYO. ALUMNUS S-1 BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA INI SUDAH MENGHASILKAN 73 BUKU. PRODUKTIVITASN DI USIANYA YANG MASIH MUDA BENAR-BENAR PATUT DIACUNGI JEMPOL.

M

inatnya dalam menekuni dunia literasi, khususnya bidang tulis menulis, ditunjukkan sejak masih duduk di bangku sekolah dasar. Sejak SD sampai SMP, dia sudah suka membaca petualangan Jupiter Jones, Pete Crensaw, dan Bob Andrews dalam buku-buku seri Trio Detektif karya Alfred Hitchcock. Juga, buku-buku Lima Sekawan karya Enyd Blyton. “Kesukaan membaca itu membuat saya ingin menjadi penulis,� tutur pria kelahiran Malang, 11 Desember 1981 itu. Kegemaran membaca dan keinginan untuk bisa menulis itulah yang memantapkan Eko Prasetyo kuliah di jurusan Sastra Indonesia. Dia berharap, dengan menekuni secara akademik dapat menempuh jalan literasi dengan lempeng. Seperti menemukan rumah yang tepat, di jurusan yang dipilih itulah produktivitas Eko Prasetyo semakin subur. Dia aktif menulis di surat kabar dan aktif ikut unit kegiatan mahasiswa yang bergerak di bidang jurnalistik. Lulus kuliah, Eko Prasetyo bekerja di surat kabar nasional Jawa Pos. Ia mengaku barangkali karena aktif menulis sejak mahasiswa S-1ditambah ikut ekskul jurnalistik, dia bisa diterima di Koran JawaPos. Di surat kabar itulah, Eko Prasetyo ditempa selama Sembilan tahun. Dia mendapatkan

26

| Nomor: 125 Tahun XX - Januari 2019 |

Majalah Unesa


INSPIRASI ALUMNI

LITERASI: Eko Prasetyo (kanan) bersama aktivisi literasi dalam sebuah acara di Kemendikbud Jakarta.

posisi sebagai editor. Tidak mau menghilangkan berbagai kesempatan dan fasilitas yang disediakan Jawa Pos, melalui media massa ini, Eko Prasetyo mendapatkan kesempatan belajar kepada orangorang hebat. Sebut saja Dahlan Iskan, Dhimam Abror, Ishak Bahri, dan lainlain. Setelah selama sembilan tahun bekerja di Jawa Pos, Eko Prasetyo memutuskan resign dari Jawa Pos. Namun, bukan berarti dia berubah haluan. Dia tetap istiqamah di jalur literasi. “Dunia literasi dan pendidikan memang panggilan jiwa saya,” tandasnya. Eko Prasetyo melanjutkan pendidikannya di S-2 Ilmu Komunikasi Universitas dr. Soetomo Surabaya. Menurut dia, jurusan itu dipilih dengan alasan sangat berkaitan erat dengan profesi yang sedang ditekuni, yaitu sebagai penulis dan jurnalis. Profesi tersebut sangat membutuhkan kemampuan berbahasa dan berkomunikasi dengan baik. Buku Pertama dan Buku Berkesan Hingga akhir Januari 2019, Eko Prasetyo sudah menulis 73 buku.

Beberapa bukunya diterbitkan di penerbit mayor dan sebagian yang lain diterbitkan sendiri (self publishing). Buku pertama yang diterbitkan Eko Prasetyo berjudul Cinta tanpa Tapi diterbitkan pada 2001. Tak lama kemudian, buku-buku lain hasil karyanya menyusul terbit. Misalnya, Mahabah (2007), Menembus Batas Logika (2009), Apa yang Berbeda dari Guru Hebat (2011), Kekuatan Pena (2011), Tepat Memilih Kata (2012), Menjadi Manusia Otentik (2015), dan lain-lain. Selain itu, tulisan Eko Prasetyo juga tersebar luas di berbagai media massa cetak dan online. Misalnya, Jawa Pos, Republika, Sindo, Media Indonesia, Suara Karya, Sinar Harapan, Suara Merdeka, Lampung Post, Radar Surabaya, Duta Masyarakat, Sriwijaya Post, Pasundan Ekspres, Padang Ekspres, Rakyat Sumbar, Singgalang, Tribun Jogja, Koran Madura, Kabar Probolinggo, Malang Post, dan lain-lain. Menurut Eko Prasetyo, buku karyanya yang paling berkesan bagi dia adalah buku berjudul Jangan Cuma Pintar Menulis yang diterbitkan pada 2015. “Naskah ini pernah ditolak tujuh kali oleh beberapa penerbit.

Majalah Unesa

Eko Prasetyo tidak sekadar menulis, ia juga menjadi instruktur menulis di berbagai daerah sampai luar negeri. Tapi,setelah saya terbitkan sendiri, buku itu malah memberikan profit yang dahsyat. Sambutan pembaca juga sangat baik. Saya bisa kuliah S-3 dan beli rumah kedua berkat buku tersebut,” jelasnya. Kini, Eko Prasetyo tidak sekadar menulis, ia juga menjadi instruktur menulis di berbagai daerah, baik di dalam negeri maupun luar negeri. Posisinya sebagai pemimpin redaksi sekaligus editor dan instruktur nasional Media Guru Indonesia membuat dia semakin mantap membumikan literasi untuk mencerdaskan generasi bangsa. “Yang paling mendorong saya sangat menyukai menulis ialah seksi. Hanya orang cerdik pandai yang bisa menulis baik. Dan menulis itu akan membuat seseorang terlihat lebih keren ketimbang orang yang hanya bermodal tampang,” pungkasnya sambil berseloroh. n (SYAIFULRAHMAN)

| Nomor: 125 Tahun XX - Januari 2019 |

27


SEPUTAR

UNESA

FORUM DEKAN FIO: SELEKSI MASUK PTN HARUS TETAP TES KETERAMPILAN

FORUM: Rektor Unesa, Prof. Nurhasan bicara dalam pembukaan Forum Dekan Keolahragan/FIK/FPOK se-Indonesia.

D

ies Natalis Universitas Negeri Surabaya (Unesa) ke-54 yang digelar pada Minggu 2 Desember 2018 disemarakkan dengan berbagai macam kegiatan akademik maupun non akademik. Selain jalan sehat, rangkaian acara juga meliputi kegiatan akademik berupa pertemuan Dekan dan delegasi Fakultas Ilmu Olahraga seluruh Indonesia yang berasal dari 16 Perguruan Tinggi. Sebanyak 58 delegasi hadir dalam pertemuan yang berlangsung selama tiga hari mulai 30 November sampai 02

28

Desember 2018 di Auditorium lantai 11 gedung rektorat Unesa Lidah Wetan. Rektor Unesa Prof. Dr. Nurhasan, M.Kes menyampaikan bahwa tahun ini Unesa menjadi tuan rumah pertemuan Forum Dekan FIO dan diharapkan pertemuan tersebut menghasilkan masukan positif bagi perkembangan Fakultas Olahraga ke depannya. Seperti diketahui, forum tersebut merumuskan berbagai isu pendidikan yang muncul di tahun 2018 ini, yang menjadi sorotan utama adalah sistem baru seleksi penerimaan mahasiswa baru di jalur SBMPTN, di antaranya

| Nomor: 125 Tahun XX - Januari 2019 |

Majalah Unesa

dengan mengganti sistem tes keterampilan di bidang olahraga dan seni. Pada tahun-tahun sebelumnya, dilakukan tes keterampilan awal saat pendaftaran, maka tahun 2019 sistem seleksi olahraga menggunakan portofolio. Prof. Dr. Soegiyanto Kaprodi S2 dan S3 Pendidikan Olahraga, delegasi dari Universitas Negeri Semarang (Unnes) mengatakan bahwa pertemuan menghasilkan rumusan berupa rekomendasi yang akan disampaikan ke Kemristekdikti bahwa seleksi keterampilan tetap


SEPUTAR UNESA penting dilaksanakan untuk mencari potensi dan kualifikasi para calon pendaftar. Pasalnya, sistem portofolio yang mempercayakan sekolah dan pengalaman kejuaraan untuk melihat prestasi di bidang olahraga belum bisa menunjukkan potensi maksimal setiap calon mahasiswa baru (Maba). Hal yang sama juga diungkapkan Dr. Budi Valianto, Dekan FIK Universitas Negeri Medan (Unimed). Kebijakan baru SBMPTN itu mungkin bisa diterima dan sangat bagus bagi jurusan lain. Namun sangat tidak adil jika itu juga diterapkan di fakultas atau jurusan berbasis keterampilan seperti Fakultas Olahraga dan Seni. Maka dari itulah, Forum Dekan FIO (FDF) seIndonesia itu hadir untuk melakukan kajian bersama. Dr. Budi Valianto menegaskan bahwa tes keterampilan sebaiknya tetap diadakan. Sebab itu merupakan modal awal bagi bagi calon mahasiswa

yang masuk ke fakultas atau jurusan seperti Olahraga dan Seni. Karena jika tidak memiliki modal awal, maka dikhawatirkan kualifikasi studinya tidak maksimal. Sementara Ketua Tim Rekomendasi Forum Dekan se-Indonesia, Dr. Wahyudi mengatakan bahwa tim rekomendasi tersebut juga akan melakukan penilaian sejauh mana efektivitas jalur portofolio yang akan digunakan dalam SBMPTN 2019 itu. Kualifikasi mahasiswa hasil dari tes portofolio itu akan dibandingkan dengan kualifikasi mahasiswa yang mengikuti tes keterampilan. Tapi biasanya, berdasarkan pengalaman tim di fakultas masing-masing, dari segi skill jauh lebih baik menggunakan tes keterampilan dibanding tes portofolio. Pria yang juga sebagai Ketua Prodi S2 Pendidikan Olahraga Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Bali itu menegaskan dalam forum

tersebut sudah disepakati bahwa untuk seleksi masuk perguruan tinggi tidak bisa mengandalkan portofolio saja, namun perlu dilakukan tes keterampilan yang memadai. Dalam siaran pers Kemristekdikti Oktober lalu secara redaksi tidak meniadakan tes keterampilan. Maka pihaknya akan menyampaikan rekomendasi itu sesegera mungkin. Dr. Wahyudi menambahkan bahwa rekomendasi itu harus dipertimbangkan oleh Pusat. Sebab, itu sangat penting dan menentukan masa depan generasi dan mempengaruhi kualifikasi lulusan Universitas itu sendiri. Terlebih fakultas atau jurusan Olahraga yang menuntut perkembangan skill yang cepat. Sehingga memerlukan calon mahasiswa yang berkualifikasi terbaik untuk memajukan SDM Olahraga serta memajukan bangsa Indonesia lewat prestasi para atletnya. n (VIN/WHY).

PSLD UNESA SELENGGARAKAN HARI DISABILITAS INTERNASIONAL

D

alam rangka memperingati Hari Disabilitas Internasional (HDI), PSLD Unesa mengadakan perlombaan untuk kaum difabel sekaligus sebagai serangkaian kegiatan Dies Natalis ke54 Unesa. Acara diselenggarakan di LG. Mall Ciputra World Surabaya, pada Sabtu 1 Desember 2019. Kegiatan tersebut menarik banyak perhatian pengunjung mall. Pusat studi layanan

Disabilitas Unesa memboyong temanteman difabel untuk memeriahkan Grand Final Lomba HDI 2018 yang bertemakan Berkarya untuk Bangsa Berkarya Bersama Disabilitas. Sebelumnya, babak penyisian dilaksanakan pada 27 November 2018 di Fakultas Ilmu Pendidikan. Setelah seleksi ketat masuklah 16 peserta melaju ke babak Grand Final. Cabang yang dilombakan meliputi lomba mewarnai, pidato, dan menyanyi.

Majalah Unesa

Peserta lomba terdiri dari jenjang Taman Kanak-kanak, SMP, SMA, dan Umum. Dr. Budiyanto, M.Pd selaku Ketua PSLD Unesa mengatakan bahwa kegiatan tersebut bertujuan memberikan ruang kepada anakanak difabel agar bisa menunjukkan kemampuan yang dimiliki. Diharapkan semua masyarakat menerima dan memberikan kesempatan kepada para penyandang disabilitas. n (DAYAT)

| Nomor: 125 Tahun XX - Januari 2019 |

29


KABAR

PENGABDIAN

TEKNOLOGI ROTARY, BANTU UKM TINGKATKAN MANFAAT AMPAS TAHU DESA TAWANG SARI KECAMATAN TAMAN DAPAT DISEBUT SEBAGAI KOMPLEKS UKM PRODUSEN TAHU. MELALUI LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT (LPPM), UNESA BEKERJA SAMA DENGAN DIREKTORAT JENDERAL RISET DAN PENGABDIAN MASYARAKAT (DJRPM) KEMENRISTEK DIKTI MENCIPTAKAN TEKNOLOGI ROTARY ATAU PENGERING AMPAS TAHU.

S

ampai saat ini ampas tahu belum bisa dimanfaatkan secara maksimal. Ampas tahu hanya dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan tempe gembus (menjes) atau pakan ternak. Padahal, ampas tahu tidak awet, sehingga sangat berpotensi mencemari lingkungan. Ampas tahu yang masih basah hanya memiliki daya simpan satu hari di udara terbuka.Untuk penyimpanan di pendingin, ampas tahu hanya mampu bertahan dua sampai tiga hari .Oleh karena itu, ampas tahu perlu segera diberikan ke ternak atau pembuat tempe menjes. Jika tidak, ampas tahu akan mengandung ammonia atau gas beracun dan menimbulkan bau busuk. Dengan teknologi rotary, ampas tahu bisa dikeringkan sehingga daya simpannya lebih awet. Warnanya pun tidak awet, menyerupai warna asli. Teknologi ini akan mengubah ampas tahu menjadi tepung sehingga manfaatnya dapat dimaksimalkan. Apabila sebelumnya hanya digunakan sebagai pakan ternak dan pembuatan tempe menjes, setelah ini ampas tahu juga dapat diubah menjadi bahan pembuatan kerupuk, roti, selai, ataupun perkedel. “Kalau sebelumnya ampas tahu basah dijual dengan harga murah, sekarang setelah dikeringkan, harga ampas tahu akan lebih berdaya jual tinggi,” jelas Bellina Yunitasari, S.Si.,M.Si., ketua tim program diseminasi produk teknologi kemasyarakatan ini. Mesin pengering teknologi rotary hasil karya mahasiswa

30

| Nomor: 125 Tahun XX - Januari 2019 |

jurusan Teknik Mesin Unesa ini dirancang dengan konsep sederhana, sehingga proses pengerjaannya sangat mudah dan hasilnya sesuai dengan yang diharapkan. Ampas tahu basah dikeringkan dengan cepat dan warna yang dihasilkan tetap putih seperti pada awalnya. “Mesin ini juga mudah dijangkau, mudah dipindahpindahkan, mudah dikuasai,dan dikembangkan oleh UKM tahu skala rumah tangga maupun skala kecil di wilayah pedesaan,” imbuhnya. Kepala Desa Tawang Sari Adi Sucipto, S.H. menyambut baik bantuan teknologi dari Unesa ini. “Alat ini sangat membantu dan memberdayakan masyarakat untuk mengembangkan potensi di bidang peternakan dan usaha kue dengan bahan baku ampas tahu kering,” tandasnya. Selain penyerahan teknologi yang dilakukan langsung oleh Bellina Yunitasari, S.Si.,M.Si., dan didampingi anggota tim Tri Hartutuk Ningsih S.T., M.T., dan Nur Aini Susanti S.Pd., M.Pd. kepada masyarakat, tim pelaksana juga melakukan sosialisasi dan penyuluhan. Sosialisasi penggunaan alat dan penyuluhan dalam meningkatkan nilai ekonomi ampas tahu itu didampingi oleh Kepala Desa, Perangkat Desa, Perwakilan Badan Permusyawaratan Desa (BPD), Kelompok Swadaya Masyaraka (KSM) Desa Tawangsari Kecamatan Taman, Sidoarjo. Sosialisasi ini diikuti oleh masyarakat desa yang rata-rata pemilik UKM tahu, peternak, dan perwakilan pengurus PKK yang mengembangkan potensi usaha di bidang kue. n (SH)

Majalah Unesa


KABAR PENGABDIAN

TIM DOSEN LINTAS PRODI BERI PELATIHAN MANAJERIAL DAN TATA UPACARA PADA KELOMPOK WIRAUSAHA JASA TATARIAS PENGANTIN BERSAMA LPPM UNESA, DILAKUKAN PELATIHAN MANAJERIAL DAN TATA UPACARA PADA KELOMPOK WIRAUSAHA JASA TATA RIAS PENGANTIN ADAT JAWA DI KOTA SURABAYA YANG DILAKSANAKAN PADA 14 AGUSTUS DAN 30 SEPTEMBER 2018. PELATIJAN DIKUTI OLEH MITRA KERJA SANGGAR RIAS RIKMA AYU DAN SEJUMLAH PERIAS MUDA YANG RATA-RATA BERUSIAN DI BAWAH 40 TAHUN.

T

im Dosen Lintas Program Studi (Prodi) Unesa yang terdiri atas Drs. Joni Susilowibowo, M.Pd (Prodi Pendidikan Akutansi), Dr. Susanti, M.Si (Prodi Pendidikan Akutansi) dan Dr. Maspiyah, M.Kes (prodi Pendidikan Tata Rias) memberikan pelatihan manajerial dan tata upacara pengantin pada sebuah kelompok wirausaha jasa tata rias pengantin di kota Surabaya. Hal itu dilakukan untuk merespon permintaan sebuah komunitas Berkat dukungan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unesa, tim telah berhasil melaksanakan kegiatan Pelatihan Manajerial dan Tata Upacara pada Kelompok Wirausaha Jasa Tata Rias Pengantin Adat Jawa di Kota Surabaya yang dilaksanakan pada 14 Agustus dan 30 September 2018. Pelatihan dikuti oleh mitra kerja Sanggar Rias Rikma Ayu dan sejumlah perias muda yang rata-rata berusia di bawah 40 tahun. Mereka biasanya disebut sebagai MUA (Make up Artis). Ada tiga hal yang menjadi tujuan pelatihan tersebut. Pertama, untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan peserta dalam memahami

tata rias pengantin adat Jawa. Kedua, untuk meningkatkan keterampilan peserta dalam aspek produksi jasa berupa kemampuan menjadi penuntun prosesi tata upacara pengantin adat Jawa baik gaya Surakarta maupun gaya Jogyakarta. Ketiga, untuk memberikan pengetahuan pada aspek manajerial usaha berupa penyusunan laporan keuangan unit usahanya sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku. Metode yang digunakan dalam pelatihan tersebut berupa pertemuan tatap muka, pemodelan dan penugasan kepada peserta untuk memahami semua materi pelatihan. Materi pengetahuan dan wawasan peserta dalam memahami tatarias pengantin adat Jawa disampaikan Dr. Maspiyah, M.Kes. Materi tentang prosesi tataupacara pengantin adat Jawa baik gaya Surakarta maupun gaya Jogyakarta disampaikan oleh Drs. Joni Susilowibowo, M.Pd. Sementara itu, materi tentang pengetahuan manajerial usaha berupa penyusunan laporan keuangan (akuntansi untuk usaha jasa tatarias pengantin) disampaikan secara bergantian oleh Dr. Susanti, M.Si dan Drs. Joni Susilowibowo, M.Pd.

Majalah Unesa

Berdasarkan hasil pantauan Tim PKM, dapat dinyatakan bahwa: (1) pelatihan dalam rangka pengabdian kepada masyarakat ini dapat memberikan manfaat bagi para wirausaha jasa tatarias pengantin dalam memahami pengetahuan tata rias, dan tata upacara pengantin adat Jawa. Pengetahuan dan keterampilan tentang tata rias pengantin, tata upacara pengantin meningkat, (2) peserta pelatihan telah mampu melakukan pencatatan dan membuat laporan keuangan atas kegiatan usahanya. Respons para wirausaha jasa tata rias pengantin sangat positif dengan pelatihan manajerial dan tata upacara pengantin itu. Mereka berharap ada pelatihan tindak lanjut. Peserta sangat berterima kasih kepada LPPM Unesa yang telah memberi kesempatan untuk meningkatkan kompetensinya sebagai pelaku usaha jasa tata rias pengantin dan bersiap untuk melaksanakan manajemen usaha, khususnya di bidang keuangan secara baik dan benar sesuai standar akuntansi yang ditetapkan.n (SIR/DIOLAH DARI TIM PKM – LPPM UNESA)

| Nomor: 125 Tahun XX - Januari 2019 |

31


RESENSI

BUKU

MEMBEDAH KONSEP JIHAD DAN SYAHID OLEH M Zaid Su’di

J

ihad barangkali merupakan salah satu kata paling sering dibicarakan saat ini, entah oleh kaum jihadis atau para pengecamnya. Dalam penggunaannya yang lebih modern kata ini ditempatkan dalam kegiatan yang luas. Perjuangan untuk persamaan hak perempuan, perjuangan untuk menciptakan tatanan moral dan sosial yang adil, operasi militer terhadap Barat, hingga perang melawan musuh-musuh dalam negeri sendiri menggunakan istilah jihad. Belakangan, bersama dengan konsep syahid dalam arti martir, keduanya menjadi doktin yang digunakan untuk menggerakkan orang melakukan aktivisme fisik dan angkat senjata, bahkan teror. Konseptualisasi jihad dengan sifat kombatif ini sendiri memang banyak dijumpai dalam literatur-literatur fikih pra modern dan terus direpetisi oleh para sarjana selanjutnya hingga kini. Tema jihad diletakkan dalam konteks keamanan negara dan hubungan internasional dan pembahasannya dicampuradukan dengan qital (perang). Tapi apakah konstruksi ini merupakan desain al-Quran sejak awal kelahirannya? Pertanyaan inilah yang mengusik Asma Asfaruddin. Melalui pelacakan secara diakronis (historis), Asma menelusuri pergeseran-pergeseran makna jihad mulai awal hingga kemudian mengkristal dalam bentuknya yang banyak dipahami saat ini. Dengan menelaah 13 kitab tafsir dari generasi awal seperti karya Mujahid bin Jabr (21 H/642 M), Muqatil bin Sulaiman (w. 150 H/767 M), hingga tafsir alQurthubi (w. 671 H/1273 M), Asma yang merupakan guru besar di bidang studi Bahasa Arab di Universitas Notre Dame, Amerika Serikat ini menemukan datadata sebaliknya. Jihad memang punya makna kombatif, tapi ia juga memiliki

32

Judul Buku : Tafsir Dekonstruksi Jihad dan Syahid Penulis : Asma Afsaruddin Penerib : Mizan Cet I : Oktober 2018 Tebal buku : 488 halaman ISBN : 978-602-441-079-7

makna non-kombatif, yakni komitmen seseorang terhadap upaya perbaikan diri dan mempertahakan nilai-nilai agama dalam kehidupan. Makna kedua ini banyak berkembang terutama di kalangan muslim awal. Pergeseran-pergeseran makna kemudian terjadi seiring dengan perkembangan situasi sosial dan politik di dunia Islam. Ada banyak faktor pemicunya, beberapa di antaranya, Asma menengarahi, adalah bangkitnya Kerajaan Umayyah dan Abbasiyah beserta misi-misi imperialnya, konsolidasi kelas ulama yang berkuasa serta narasi klasik tentang jihad sebagai peperangan militer yang turut mempengaruhi lahirnya rumusan jihad sebagai sesuatu yang monolitik. Meski begitu, Asma juga masih menemukan wacana lain yang berkembang sebagai tandingan, yang

| Nomor: 125 Tahun XX - Januari 2019 |

Majalah Unesa

sekaligus menjadi bukti bahwa wacana jihad tidak menjadi tunggal. Wacana tandingan tersebut dimaksudkan untuk mengembalikan luasnya spektrum makna semantik dari konsep jihad yang banyak direduksi oleh kekuasaan. Wacana tandingan itu tersimpan dalam genre kitab-kitab fadhail. Temuan Asma tentang kitab fadhail sebagai literatur tandingan ini menarik. Analisis tersebut memberi konteks baru bagi sesuatu yang selama ini banyak dipinggirkan dan dianggap tidak ilmiah. Kitab-kitab fadhail kerap disebut sebagai produk dari situasi intelektual yang jumud yang lebih menekankan aspek ritual semata. Pembacaan Asma memberikan perspektif lain. Pembahasan panjang lebar tentang sabar dalam kitab Fadhail al-Sabr karya Ibn Abi ad-Dunya, misalnya, ternyata juga dimaksudkan untuk meredam jihad yang didominasi oleh semangat kombatif. Sabar adalah juga konsep kunci dalam al-Qur’an yang dikaitkan jihad seperti dalam QS. 16: 110 dan QS. 47:31. Sayangnya, konsep sabar sering tidak masukkan dalam medan semantik jihad. Tersingkirnya konsep sabar dalam diskursus jihad inilah yang membuat konsep jihad yang militeristik, reduktif, dan sangar. Kehadiran buku ini memberikan perspektif yang lebih komprehensif mengenai tema jihad dan syahid. Dekonstruksi yang dilakukan Asma memberikan arti penting, mengingat begitu banyak penyalahgunaan kedua kata tersebut dalam kehidupan beragama. n

Peresensi adalah Alumni Pondok Pesantren Qomaruddin, Sampurnan Bungah Gresik. Tinggal di Yogyakarta.


RESENSI BUKU

BERLATIH IKHLAS MENGHADAPI SEMUA PERSOALAN

H

idup seorang muslim semestinya peduli pada dua macam hubungan. Yakni, hubungan dirinya dengan Tuhan, dan hubungan dirinya dengan manusia lain. Selain itu, ada hubungan lain yang tak kalah penting, namun sejatinya merupakan buah dari dua hubungan baik yang disebutkan di awal. Yaitu, hubungan manusia dengan lingkungannya. Kalau ditarik garis lurus, semua hubungan tadi akan berjalan secara lancar dan bagus, apabila sang muslim sudah menyadari hakikat tentang keikhlasan. Termasuk, ketulusan saat berbuat baik terhadap siapa saja. Perasaan berbuat tanpa pamrih itu, berangkat dari kesadaran bahwa apa yang ada di dunia ini, tak lain adalah pemberian Tuhan. Sedangkan segala kebaikan manusia yang dilakukan di dunia, akan dibalas di akhirat kelak dengan berlipat-lipat. Terdapat banyak dalil agama yang mengarahkan pada manusia agar berbuat baik tanpa pamrih. Atau paling tidak, berbuat baik hanya mengharap balasan dari Sang Pencipta. Bertolak dari persepsi ini, orientasi yang paling baik dalam menjalani kehidupan di dunia, adalah meraih kegemilangan di akhirat (halaman 125). Di sana, balasan setimpal atas kebaikan-kebaikan bakal diperoleh. Dengan berpatokan pada nilai di akhirat, manusia akan tidak pelit pada sesama. Kalau sudah tidak kikir, rejekinya pun akan bertambah dari jalan yang tak disangka-sangka. Rejeki yang baik itu, lagi-lagi, bisa menjadi bekal dalam kehidupan akhirat. Caranya, dengan mendermakan semua itu di jalan kebaikan. Hidup di dunia ini singkat. Oleh sebab itu, ingatlah selalu kehidupan hakiki setelah kematian (halaman 151). Akhirat adalah tempat menuai

OLEH Rio F. Rachman

JUDUL : Revive Your Heart PENULIS : Nouman Ali Khan PENERJEMAH : Rini Nurul Badariah PENERBIT : Mizania CETAKAN I : September 2018 ISBN : 978-602-418-175-8

panen yang sebenarnya atas “tanaman-tanaman� yang sudah ditumbuhkan di alam fana sekarang ini. Intinya, berlatihlah untuk tulus dan berprasangka baik pada Tuhan. Buku Revive Your Heart karangan Nouman Ali Khan ini membahas tentang poin-poin yang ada di Al Quran, yang bila diresapi dan diamalkan, bakal memberikan manusia kebahagiaan. Salah satu topik yang banyak dibahas adalah tentang keikhlasan. Di samping itu, Ali Khan juga menjelaskan tentang kehebatan doa. Sebagai senjata umat Islam (halaman 3). Apapun kejadian yang menimpa seseorang, dia mesti selalu menyampaikan doa-doa tentang kebaikan, tanpa berputus asa. Jangan pernah terbersit kalau Tuhan tidak mengabulkan doa yang diutarakan manusia. Sebab, Tuhan selalu punya

Majalah Unesa

cara untuk memberikan solusi pada makhluknya. Seorang muslim sudah sepantasnya patuh dan sadar bahwa hukum-hukum Tuhan atau sunatullah bersifat mutlak (Jasser Auda, 2014). Dialah Tuhan Yang Maha Berkehendak dan Maha Berbuat. Dengan mengikuti sunatullah itu, manusia akan lebih mudah dalam menjalani hidup. Sunatullah yang dimaksud, berhubungan pula dengan ketetapan. Termasuk, tentang bagaimana Tuhan memutuskan cara untuk membalas atau menjawab doadoa. Yang jelas, manusia mesti selalu berikhtiar. Juga, bertawakal pada Tuhan. Tawakal adalah strategi untuk dapat membawa aura positif dalam kehidupan. Sehingga, apapun yang terjadi, seseorang tetap akan percaya diri dan berprasangka baik. Apapun kesulitan yang dialami manusia, pasti ada jalan keluarnya. Jangan pernah berputus asa. Karena, ada banyak orang di luar sana, yang lahir dan besar dalam keadaan yang lebih pelik atau penuh nestapa. Di antara mereka, banyak pula yang pada akhirnya sukses menggapai mimpi serta menginspirasi orang lain. Modal utama yang mereka gunakan adalah optimistis dan percaya pada kebaikan Tuhan. Buku ini disajikan dengan bahasa yang ringan. Sehingga, dapat dijadikan teman di mana pun jua, dan dalam keadaan apapun jua, khususnya bila ada kelonggaran waktu di sela-sela kesibukan. Desain tata letak konten halaman dalamnya menarik dan enak dipandang. Kombinasi teks warna hitam dan hijau-kebiruan, membuat halaman demi halaman tidak monoton. n Peresensi adalah Alumni Jurusan Bahasa Inggris, FBS Unesa, Dosen di IAIS Lumajang.

| Nomor: 125 Tahun XX - Januari 2019 |

33


POJOK KETINTANG

KEJEPIT-BELAJAR DARI PROF GOPINATAN

P

rof Gopinatan adalah penasihat akademik di The Head Foundation Singapore dan adjunct professor pada Lee Kuan Yew of Public Policy NUS. Dia mantan Dean School of Education Nanyang Institute of Education NTU. Dari tampilan fisik, maupun nama, saya menduga beliau keturunan India. Saya mengenal beliau belum lama. Pertama ketemu sambil sarapan pagi di hotel Century sekitar 3 bulan lalu. Kesan pertama saya, Prof Gopinatan banyak pengalaman dalam bidang pendidikan guru. Tanggal 15-18 Oktober 2018, saya mendapat kesempatan berpartisipasi dalam workshop di The Head Foundation, bahkan saya diberi kesempatan mengisi acara itu bersama dengan Prof Gopinatan. Berinteraksi seharian pada tanggal 15 Oktober, termasuk makan malam di restoran vegetarian, saya mendapat kesan mendalam. Bicaranya pelan tetapi menunjukkan kesungguhan serta bijak, yang menggambarkan pengalamannya yang panjang, mulai sebagai guru sampai menjadi dekan di NIE, pensiun dan sekarang aktif sebagai adviser The Head Foundation, sebuah NGO yang bergeran dalam bidang pendidikan dan peningkatan SDM. Salah satu yang sangat berkesan, ketika beliau bercerita tentang keluarganya. Beliau bercerita memulai karier sebagai guru Kimia dengan kehidupan pas-pasan, dan setahap demi setahap membaik. Anak-anaknya tidak mengalami itu, sehingga pandangannya berbeda dengan beliau. Tampaknya beliau ingin mengatakan, daya juang anak sekarang berbeda dengan generasi beliau karena tidak mengalami

34

susahnya kehidupan. Pola itu tampaknya disadari oleh pemerintah Singapore, sehingga secara terprogram menumbuhkan keyakinan kepada anak-anak Singapore bahwa Singapore itu “tidak punya apa-apa”, sehingga hanya dapat mengandalkan “kepandaian”. Orang Singapore harus pandai agar bisa “bersaing” dengan negara lain yang memiliki sumberdaya alam lebih baik. Kesadaran itu tampaknya telah menjadi program nasional, sebagaimana diuraikan oleh LIM Siong Guan, dalam bukunya berjudul “Can Singapore Fall: Making the Future for Singapore”. Mendengar cerita itu, saya jadi ingat “filosofi kejepit”. Orang rantau pada umumnya lebih sukses dibanding orang lokal. Orang Jawa yang dikenal “malas” ternyata menjadi rajin dan pekerja keras ketika merantau keluar Jawa. Sebaliknya orang Banjar yang konon juga malas ketika tinggal di Kalimantan ternyata menjadi pekerja keras ketika hidup di Jawa. Mengapa demikian? Tampaknya “rasa tidak aman”, takut kelaparan, takut tidak punya apa-apa menyebabkan mereka kerja keras, memutar otak untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Sementara ketika tinggal di kampung halaman, mereka merasa aman, toh sudah punya ini dan itu, banyak keluarga di sekitarnya. Nah, karena merasa aman tidak tumbuh daya juang dalam kehidupan seharihari. Saya juga ingat sebuah lagu yang dibawakan oleh Koes Plus, yang menyebutkan “bukan lautan hanya kolam susu..........”, yang seakan mengatakan kalau Indonesia sangat

| Nomor: 125 Tahun XX - Januari 2019 |

Majalah Unesa

makmur. Semuanya ada, OLEH MUCHLAS SAMANI sehingga kita tidak perlu risau dan secara tidak sadar terselip pesan kita tidak perlu kerja keras, toh tongkat dan kayu bisa jadi tanaman yang bisa dimakan. Toh, dengan kail saja orang sudah bisa hidup dengan cukup. Saya juga ingat konon, sekali lagi konon, dalam keluarga pengusaha, generasi pertama dan kedua memiliki daya juang sangat kuat. Generasi pertama yang memulai, generasi kedua yang membantu generasi pertama sehingga tahu susah payahnya mengelola usaha. Tiba pada generasi ketiga, mereka lahir ketika usaha sudah besar, sehingga tidak mengalami sulitnya kehidupan bahkan tinggal menikmatinya. Nah, konon mulai generasi ketiga inilah daya juang menurun. Jadi, rasa aman, tidak pernah mengalami kesulitan hidup dan kondisi seperti itu dapat membuat daya juang orang tidak kuat. Pertanyaannya, lha kalau memang kondisi nyatanya seperti itu bagaimana? Misalnya, memang terlahir sebagai anaknya orang kaya. Memang, terlahir di negara makmur seperti di Indonesia. Nah, mereka yang menamakan diri sebagai ahli pendidikan, praktisi pendidikan dan pemerhati pendidikan, yang harus memikirkan. Bagaimana menciptakan situasi belajar yang dapat menumbuhkan daya juang. Semoga. n *http://muchlassamani.blogspot.co.id




Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.