[ RESENSI BUKU ]
Menembus Batas Normal Oleh SYAIFUL RAHMAN
T
idak setiap orang memiliki kondisi yang normal. Ada sebagian orang yang harus menjalani hidup berbeda. Bisa jadi berbeda dalam hal kondisi fisik (tuna) maupun berbeda dalam kondisi nonfisik (psikis). Sebelumnya, orangorang dengan kondisi berbeda ini sering disebut sebagai disabilitas. Namun, dalam perkembangannya, ungkapan tersebut dianggap kurang tepat. Sebab berbeda tidak berarti tidak mampu. Oleh karena itu, untuk orang-orang yang demikian kini lebih sering disebut sebagai difabel. Mereka berbeda, tapi tetap bisa.
30
Dalam kenyataannya, sangat banyak contoh difabel yang sukses dalam berbagai bidang. Mereka berhasil bangkit dan membuktikan bahwa ketidaknormalan yang dimiliki tidak menghambat dirinya untuk tetap berprestasi. Nick Vujicic, misalnya. Pria asal Australia itu bukan saja berhasil membuka mata banyak orang, tapi juga berhasil memotivasi dan menginspirasi. Dengan kondisi fisiknya yang berbeda, dia tetap bisa mengukir banyak prestasi. Dia berhasil menjadi motivator kelas dunia dan menjadi penulis buku best seller internasional. Di dunia internasional, dikenal pula Helen Adams Keller atau lebih akrab
| Nomor: 155 Tahun XXII - Juli 2021 |
Majalah Unesa
dipanggil Helen Keller. Saat masih sangat kecil, dia pernah diserang demam tinggi yang menyebabkan dia buta dan tuli. Namun, siapa sangka, perempuan yang buta dan tuli itu berhasil mengukir banyak prestasi yang gemilang? Dalam id.wikipedia.org ditulis: “…seorang penulis, aktivis politik, dan dosen Amerika. Ia menjadi pemenang dari Honorary University Degrees Women’s Hall of Fame, The Presidential Medal of Freedom, The Lions Humanitarian Award, bahkan kisah hidupnya meraih 2 piala Oscar. Ia menulis artikel serta buku-buku terkenal, di antaranya The World I Live