WARNA EDITORIAL
FAKULTAS BARU DI KAMPUS LIDAH
Majalah Unesa
ISSN 1411 – 397X Nomor 71 Tahun XV - Juli 2014 PELINDUNG Prof. Dr. Muchlas Samani, M.Pd (Rektor) PENASIHAT Prof. Dr. Kisyani Laksono, M.Hum (PR I) Prof. Dr. Warsono, M.S. (PR III) Prof. Dr. Nurhasan, M.Kes. (PR IV) PENANGGUNG JAWAB Dr. Purwohandoko, M.M (PR II) PEMIMPIN REDAKSI Dr. Suyatno, M.Pd REDAKTUR A. Rohman PENYUNTING/EDITOR Basyir Bayu Dwi Nurwicaksono, M.Pd REPORTER: Herfiki Setiono, Aditya Gilang, Ari Budi P, Rudi Umar Susanto, M. Wahyu Utomo, Putri Retnosari, Fauziyah Arsanti, Putri Candra Kirana, Lina Rosidah FOTOGRAFER A. Gilang, M. Wahyu U. Sudiarto Dwi Basuki, S.H DESAIN/LAYOUT (Arman, Basir, Wahyu Rukmo S) ADMINISTRASI Supi’ah, S.E. Lusia Patria, S.Sos DISTRIBUSI Hartono PENERBIT Humas Universitas Negeri Surabaya ALAMAT REDAKSI Kantor Humas Unesa Gedung F4 Kampus Ketintang Surabaya 60231 Telp. (031) 8280009 Psw 124 Fax (031) 8280804
J
ika selama ini, ba ik Unesa dan mem Kampus Lidah pu nyai peran yang di W etan, Unesa, se gani di belantara se hanya dihuni ni dan industri kreatif di Indonesia. Mimpi oleh tiga fakultas, dalam wak tu yang tidak lama besar selalu dipunyai la gi, akan ada fakultas oleh orang-orang yang baru, yakni Fakultas Se ber jiwa besar dan ber ni dan Industri Kreatif gagasan besar. Mimpi (FSIK). Penambahan fa be sar adalah sumber kul tas baru itu tentu inspirasi yang mampu akan membuat kampus memberikan perjalanan tam bah semarak, hi kereta kuda agar lebih dup, dan bergairah. Se cepat lagi. Nah, punya lama ini, Kampus Lidah l DR. SUYATNO, M.PD kah punggawa FSIK itu Wetan seakan hutan sebuah mimpi besar perdu dengan se genap yang dapat dinyatakan kesepiannya akibat luas lahan. Semen segera? tara ini, tiga fakultas yang sudah ada di Fakultas baru saat ini teramat mu temani oleh PPG dengan gedung sem dah untuk segera menunjukkan ek bilan lantai. Namun, kesepian semakin sistensinya karena sudah ada fakultas menyergap karena penataan yang be yang lebih dahulu berdiri. Ada kaca cer lum selesai. min di sana. Ada jalan yang bisa diurut Masa lampau, ada film nasional kembali di sana. Lalu, betapa kasihan yang berjudul, Apa yang Kau Cari Palupi? jika pengelola FSIK itu, jika benar-be Judul itu dapat dianalogikan dengan nar berdiri, berjalan teramat lambat, pernyataan, Apa yang Kau Cari Fakultas konvensional, statis, dan banyak me Baru? Jawabnya, tidak terletak di buku nge luh. Fakultas baru harus dengan teks, buku referensi, atau proposal segera berperan di tengah belantara yang tebal. Jawab aslinya terletak pada kemajuan bangsa. kesadaran tinggi para pengelola yang Memang, jika melirik dengan se telah dipercaya untuk kerja keras dan ngaja sebuah perkembangan za man, langkah cerdas sehingga dalam wak Unesa harus terus menambah fa tu dekat dapat menyamai fakultas lain, kultas baru agar Unesa semakin ko dikenal oleh masyarakat luas, dan turut koh dalam memenuhi keperluan ma menyokong berkibarnya bendera Une sya rakat. Penambahan fakultas baru sa di tiang tertinggi. akan memberikan angin sejuk bagi Kerja keras dan langkah cerdas itu perbendaharaan pilihan akademis para tidak dapat hanya disokong oleh ala generasi muda Indonesia. Oleh karena san klasik, yakni Kami masih fakultas itu, sangat wajar, jika setelah FSIK itu baru; Dana tidak mendukung; Sarana ber diri akan disusul dengan fakultas ka mi masih minimalis; Tenaga dosen baru lainnya. masih pas-pasan; dan alasan lainnya Tentu, kemunculan fakultas baru yang teramat klasik. Alasan tersebut akan memberikan dampak kesedihan se benarnya sebuah penghalang ke dan kegembiraan bagi yang lainnya. ma juan yang berdasarkan kreativitas Dampak kesedihan akan muncul bagi dan inovasi sentuhan manajemen. fakultas induk yang ditinggalkannya Ala san seperti itu merupakan alasan ka rena sudah terlanjur memberikan yang dipunyai oleh semua pihak jika sarana dan prasarana yang lebih. Itu meng hadapi yang baru. Namun, hal kesedihan yang berasal dari pemikiran itu bukan alasan bagi pembaharu yang yang sempit. Dampak kegembiraan ber landaskan loncatan pikiran dan akan muncul dari fakultas induknya perbuatan. Keluar dari kotak akan lebih ka rena merasakan hasil jerih payah membebaskan langkah dan pikiran dengan ditandai munculnya fakultas daripada bersembunyi di dalam kotak ba ru. Kegembiraan itu ada karena yang terbatas di empat sudutnya. optimistis akan terdapat kemajuan Mimpi besarnya adalah FSIK men yang lebih baik bagi Unesa. n jadi fakultas yang mendongkrak nama Nomor: 71 Tahun XV - Juli 2014 MAJALAH UNESA
|
3
CONTENT
INFO HALAMAN
26
03. WARNA Fakultas Baru di Kampus Lidah oleh Dr. Suyatno, M.Pd
18
05. LAPORAN UTAMA
Wisuda ke-80 Unesa, ternyata menjadi moment penting bagi Rektor Unesa, Prof. Muchlas Samani. Karena, itu wisuda terakhir pada masa jabatannya memimpin Unesa pereiode 2010-2014.
• Fakultas Seni dan Desain Kreatif , sebuah Asa Baru • FSIK, Revolusi Pendidikan Seni • Ekonomi Kreatif adalah Challenge • Industri Kreatif Perlu Peran Lebih Pemerintah • Prodi di FSIK Harus Menunjang Kreativitas
09. WAWANCARA
• Prof. Dr. Setya Yuwono: Kekayaan Seni Indonesia Potensial Dijadikan Industri
13. KABAR PRESTASI • Arsiparis Unesa Langganan Prestasi Tingkat Nasional • Lulus Lebih Cepat, Alumnus Bidik Misi Unesa Raih LPDP
14. SEPUTAR UNESA 16. KOLOM REKTOR
• Kreativitas Itu Ternyata Tidak Instan
20. KABAR MANCA
• Buah Tangan Menimba Pengalaman Akademik di Negeri Kanguru
23
23. SERBA SERBI
• 8 Cara Jadikan Otak Cerdas
24 KABAR SM3T • “SM-3T, The Silent Hero”
26. INSPIRASI ALUMNI • Oki Aryono, Ketua Yayasan Bina Qalam Indonesia
34. CATATAN LIDAH • Hakikat Fakultas oleh Djuli Djatiprambudi 4 |
MAJALAH UNESA Nomor: 71 Tahun XV - Juli 2014
32
LAPORAN UTAMA
FAKULTAS SENI DAN DESAIN KREATIF
SEBUAH ASA BARU
Jika tak ada aral melintang, Unesa bakal menambah satu fakultas lagi, yakni Fakultas Seni dan Industri Kreatif (FSIK). Proses pengajuan surat izin telah diajukan ke Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, tinggal menunggu izin dan peresmian. Tentu, semua berharap kehadiran fakultas baru itu akan semakin membuat nama baik Unesa berkibar dan disegani terutama di jagat seni dan industri kreatif. Mampukah?
P
roses pembentukan fakultas baru FSIK sejatinya sudah dirancang cukup lama, yakni sekitar tujuh tahun lalu. Hanya saja, tanggapan positif terkait pembentukan fakultas yang akan menaungi bidang ilmu seni, ilmu pendidikan seni dan ilmu desain serta cakupannya pada pengembangan ekonomi kreatif itu baru mendapat sinyal kuat pada era kepemimpinan Rektor Unesa 2010 - 2014 Prof. Muchlas Samani. “Tanggapan Prof. Muchlas terkait pem bentukan fakultas baru sangat an tu sias. Beliau juga mengusulkan untuk me nambahkan beberapa jurusan yang ada di Fakultas Teknik untuk bergabung sesuai dengan relevansi ekonomi kreatif yakni Tata Busana, Tata Boga, Tata Rias, dan lain-lain,” ujar Dr. Djuli Djatiprambudi, M.Sn, Kajur Seni Rupa yang juga salah satu penggagas pembentukan fakultas baru tersebut.
Pembentukan fakultas baru tersebut, terang Djuli bukan dimaksudkan untuk memisahkan diri dari keilmuan bahasa melainkan untuk memberi ruang yang lebih ideal bagi berkembangnya ilmu seni, ilmu pendidikan seni, dan ilmu desain, serta cakupannya pada pengembangan ekonomi kreatif. “Selain itu, pembentukan fakultas baru tersebut juga didasarkan pada analisis kebutuhan masyarakat, dan paradigma ekonomi kreatif yang saat ini semakin diminati,” ungkap Djuli. Kajur Seni Rupa dua periode itu me yakinkan bahwa pembentukan Fa kultas Seni dan Industri Kreatif akan sa ngat berdampak positif bagi Unesa. Ia meng ungkapkan sejumlah fakta bahwa bi dang seni perlu memiliki wadah ke lembagaan sendiri yang sejalan dengan karakteristik bidang ilmu agar ke depan upaya pengembangan prodi dapat lebih maksimal, lebih cepat, dan lebih relevan
Dr. Djulijati P.
Prof. Kisyani
dengan kebutuhan lapangan kerja. Selain itu, Fakultas Seni dan Industri Kreatif akan membuka peluang menerima mahasiswa dalam jumlah lebih besar, karena program studi yang ada menjadi lebih banyak dan spesifik. Indikatornya bisa mengacu pada besarnya minar mahasiswa yang mendaftar di pendidikan Jurusan Seni Rupa dan Sendratasik setiap tahunnya. “Data terakhir tahun 2010, jumlah pen daftar sebanyak 2.000 orang, sedangkan daya tampung untuk Jurusan Seni Rupa hanya 120 orang dan Jurusan Sendratasik hanya 160 orang. Bila mengacu pada per kembangan pendidikan bidang kesenian saat ini, tentu sudah sangat layak untuk membuka fakultas dengan beberapa program studi yang lebih spesifik dan se suai dengan kebutuhan masyarakat saat ini,” tandasnya. Mengenai persiapan, Djuli mengata kan bahwa persiapan FSIK sudah rampung
Nomor: 71 Tahun XV - Juli 2014 MAJALAH UNESA
|
5
LAPORAN UTAMA semua, mulai tenaga pengajar dan juga infrastruktur. Tidak hanya itu, kerja sama dengan lembaga-lembaga lain kjuga telah dipersiapkan. “Kami telah bekerja sama dengan lembaga-lembaga yang nantinya akan menunjang hasil kemampuan dalam seni maupun desain,” paparnya. Industri Kreatif Perlu Digalakkan Pembantu Rektor I Unesa, Prof. Dr. Kisyani Laksono, M.Hum, sependapat jika industri kreatif perlu digalakkan yang lebih inovatif dan inspiratif. Apalagi, industri kreatif ini kebanyakan berasal dari anak-anak muda dan mampu menopang perekonomian Indonesia. Oleh karena itu, diperlukan wadah untuk mengembangkan potensi anak-anak muda dalam industri kreatif tersebut. Sebagai sebuah lembaga pendidikan, ungkap Prof. Kisyani, Universitas Negeri Surabaya (Unesa) tentu merasa penting dan perlu ikut aktif dalam membantu kebutuhan nasional. Salah satu upaya yang dilakukan adalah mendorong terbentuknya Fakultas Seni dan Industri Kreatif (FSIK) Unesa yang merupakan
wadah akademik yang berkaitan dengan seni dan industri kreatif. “Kalau itu memang penting dan dibutuhkan, kenapa tidak jika kami menyediakan wadahnya?,” lanjut Guru Besar Dialektologi itu. Lebih lanjut, Prof. Kisyani menjelaskan bahwa FSIK sebenarnya merupakan pecahan dari Fakultas Bahasa dan Seni (FBS). “Sebenarnya FBS ini kan ada dua fakultas, yaitu bahasa dan seni. Padahal keduanya memiliki coraknya masingmasing,” jelasnya saat ditemui di ruang kerjanya. Kisyani menuturkan, kurikulum prodi-prodi yang ada di FSIK haruslah mengacu pada kebutuhan dunia usaha dan kebutuhan nasional. Hal itu penting agar prodi-prodi tersebut dekat dengan kebutuhan pasar dan industri. Meski Fakultas Seni dan Industri Kretif (FSIK) merupakan wadah yang dipersiapkan untuk mendidik anak bangsa agar lebih kreatif demi kebutuhan dunia usaha dan kebutuhan nasional tetapi tidak serta merta menghilangkan ciri Unesa sebagai kampus pendidikan. “Nafas kami tetap pendidikan. Ilmu-ilmu murni hanya
Dr. Trisakti, M. Si, Dosen Sendratasik:
FSIK, Revolusi Pendidikan Seni
Dr. Trisakti, M.Si optimistis FSIK Unesa akan mampu menjadi bagian dari revolusi pendidikan seni di Indonesia.
I
ndustri Kreatif didefinisikan sebagai segala aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan penciptaan atau penggunaan pengetahuan dan informasi serta pemanfaatan kreativitas, keterampilan dan bakat. Industri kreatif tidak lepas dari
6 |
MAJALAH UNESA Nomor: 71 Tahun XV - Juli 2014
sebagai pendorong terhadap pendidikan itu sendiri,” kata Kisyani. Kisyani melanjutkan, semua nama fakultas yang ada di Unesa memang tidak ada yang pendidikan, misalnya Fakultas Ekonomi (FE) bukan Fakultas Pendidikan Ekonomi. Akan tetapi, dalam setiap fakultas itu terdapat pendidikan. Sementara itu mengenai out put FSIK, Kisyani menyampaikan bahwa itu tergantung pada kemampuan setiap individunya nanti. “Kalau memiliki kemampuan dalam musik maka tentu saja akan masuk ke dalam dunia musik. Yang jelas setiap program studi (prodi) akan memiliki luaran yang sama dengan prodi di seluruh Indonesia,” tuturnya. Sejauh ini, berbagai persiapan telah dilakukan menyambut kelahiran FSIK, di antaranya penyediaan gedung, tenaga pengajar, dan surat izin yang sudah dikirimkan ke Mendikbud. “Kami tinggal menunggu izin dan peresmian dari menteri pendidikan,” pungkasnya. (WAHYU/ SYAIFUL/SIR)
kehadiran inovasi-inovasi sebagai dampak kreativitas yang terus menerus digali. Istilah industri kreatif semakin merebak di Indonesia dengan dukungan Inpres No. 6 Tahun 2009 tentang Pengembangan Ekonomi Kreatif, disusul keluarnya Peraturan Presiden Nomor 92 Tahun 2011 pada 21 Desember 2011 yang berisi amanah pembentukan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Universitas Negeri Surabaya, sebagai lembaga akademik turut mengikuti perkembangan era Ekonomi Kreatif. Salah satu wujud terbesarnya adalah pembentukan fakultas baru bernama Fakultas Seni dan Industri Kreatif (FSIK) yang rencananya akan dibangun pada tahun 2015. Fakultas yang dibentuk dari dipisahkannya unsur “seni” dari Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) ini berkonsentrasi pada pendidikan seni dan seni murni serta peran pentingnya dalam bidang ekonomi kreatif. Dr. Trisakti, M. Si., dosen prodi seni drama, tari, dan musik (Sendratasik) FBS mengungkapkan bahwa seni itu memiliki kesempatan untuk eksis dalam berbagai kegiatan termasuk salah satunya sebagai industri kreatif. Berkaitan dengan konotasi “ekonomi” bagi jurusan sendratasik, dosen asal Surabaya tersebut mengatakan, bukan semata-mata orientasinya ke pasar, tetapi nantinya tetapi lebih ke arah pendidikan masa kini yang bisa diadopsi untuk menjembatani pendidikan di sekolah. Trisakti mengatakan, saat ini keberadaan seni di tengah pelaku pendidikan terutama siswa, cukup rapuh mengingat besarnya dampak keluar masuknya budaya asing secara bebas di Indonesia. Karena itu, seni sebagai bagian penting dari budaya haruslah diperkuat eksistensinya, salah satunya dengan cara pengemasan kreatif yang menarik. “Disinilah peran industri kreatif dibutuhkan, tidak hanya memprioritaskan pasar namun lebih dari itu, yaitu menarik perhatian generasi masa kini untuk mempelajari seni dan mempertahankannya sebagai budaya bangsa,” paparnya. Dosen yang menyelesaikan studi S-2 dan S-3 di Universitas Udayana itu mengungkapkan, keberadaan FSIK akan berdampak pada tingkat konsentrasi pihak yang saat ini berkecimpung di
LAPORAN UTAMA bidang seni di Unesa. “Untuk jurusan Sendratasik, sudah ada prodi yang mulai siap bergabung dalam FSIK, yaitu Seni Musik Murni,” terangnya. Namun demikian, karena termasuk perubahan maka dibutuhkan waktu untuk beradaptasi, tidak serta merta dapat dengan langsung melangkahkan kaki dengan mudah. “Masa transisi itu kan membutuhkan waktu. Tetapi kita berharap temuan-temuan dalam masa transisi itu mengalami perbaikanperbaikan kurikulumnya, sarana prasarananya, dan yang lainnya,” ucapnya. Mengenai harapan untuk FSIK, dosen yang dinobatkan sebagai Peneliti Berprestasi pada Dies Natalis Unesa ke-49 itu
berharap pendidikan seni lebih baik lagi, lebih maju, dan bisa memberikan kontribusi pada perkembangan pendidikan seni terutama di Indonesia. Ia juga berharap dengan dibukanya FSIK konsentrasi para dosen bisa lebih serius. “Teman-teman dosen di sini yang punya potensi cukup bagus, bisa lebih berkembang dan lebih kreatif lagi dalam memajukan pendidikan, khususnya di bidang seni,” harapnya. Tentu, semua pihak berharap dibukanya FSIK mampu menjadi jembatan revolusi seni yang mampu mempererat kebudayaan seni dan pendidikan kepada generasi muda untuk senantiasa bangga dan turut menjaga seni dan budaya bangsa hingga dapat mewujudkan nilai-nilai luhur di dalamnya. (CRH-ANNISA ILMA)
Drs. Martadi, M.Sn, Dosen Seni Rupa
Ekonomi Kreatif adalah Challenge
S
eiring berjalannya waktu, Indonesia mulai memasuki era baru, yaitu era ekonomi kreatif. Hal tersebut tidak bisa dihindarkan. Sebelum menghadapi era ekonomi kre atif, Indonesia sudah mele wati era teknologi. Era tek nologi menandakan bila informasi semakin terbuka. Hal inilah yang menjadi pintu gerbang menuju era ekonomi kreatif. Semakin mudahnya informasi di da patkan, maka semakin terbuka pula persaingan dalam ber bagai hal. Demikian dikatakan Drs. Martadi, M.Sn, dosen seni rupa ketika dimintai
tanggapan seputar ekonomi kreatif dan pembentukan fakultas baru FSIK. Martadi mengatakan, ekonomi kreatif tidak hanya berkutat pada kreativitas, namun kebudayaan dan kekayaan alam juga menjadi pokok dari ekonomi kreatif. “Masyarakat Indonesia ha rus segera berbenah a gar dapat bersaing ka re na ekonomi kreatif se rupa dengan kompetisi. Ke budayaan dan kekayaan alam seharusnya menjadi titik ung gul bangsa Indonesia untuk mengembangkan kreativitas sebagai be kal menyongsong era ekonomi kreatif,” ungkapnya.
Bilamana bangsa Indonesia tidak mam pu memanfaatkan hal tersebut, lan jut Martadi, maka banyak inspirasi dari kebudayaan dan kekayaan alam Indonesia yang diambil negara lain. Di sisi lain, banyak masyarakat Indonesia telah berbondong-bondong memacu krea ti vitas. “Era ekonomi kreatif membuat ma syarakat mengubah pola hidup dengan meningkatkan eksistensi diri. Sebaliknya, para produsen mengubah arah ber kompetisi dalam menyediakan jasa,” tan dasnya. Martadi pun bercerita bahwa salah seorang alumni Unesa telah berhasil me ngembangkan kreativitas dengan mence tuskan ide Jember Fashion Carnival yang sukses menjadi even internasional. (CRH-YUSUF)
Drs. Ec. Budiono, M.Si., Dosen Fakultas Ekonomi:
Industri Kreatif Perlu Peran Lebih Pemerintah
N
egara Indonesia sebagai anggota ASEAN dalam waktu dekat akan menghadapi tantangan yang sangat besar. Tantangan tersebut tidak lain adalah akan dilaksanakannya Asean Economic Community (AEC) 2015. Dalam rangka meng hadapi tantangan ini tentunya Indonesia membutuhkan persiapan yang matang agar tidak kalah bersaing. Sebagaimana nama pro gramnya, persiapan yang paling penting adalah dalam bidang ekonomi. Di antara sektor ekonomi yang cukup
strategis untuk dikembangkan adalah industri kreatif. “Industri kreatif sangat dibutuhkan karena tidak membutuhkan dana yang besar. Hanya butuh kreativitas yang lebih,” tutur Drs. Ec. Budiono, M.Si., dosen Fakultas Ekonomi (FE). Dosen kelahiran Kediri itu menjelaskan, untuk mengembangkan industri kreatif tentu membutuhkan peran aktif pemerintah. Misalnya, pemerintah memberikan insentif lebih terhadap para pengusaha. Adanya insentif lebih ini nantinya akan mendorong
tumbuh kembangnya pengusaha-pengusaha dan kreativitas-kreativitas baru. Insentif lebih juga perlu diberikan kepada para peneliti. Dari para peneliti inilah nantinya inovasi-inovasi untuk me ngembangkan perekonomian Indonesia diketahui. “Di negara kita rasio dana riset masih paling rendah terhadap total GNP. Penelitian belum dijadikan prioritas,” jelas sekretaris
eksekutif Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) ini. Di samping itu, pemerintah perlu memberikan kemudahan bagi para pengusaha pemula yang hendak berkarya, baik dalam bidang perizinan maupun dana. Yang juga termasuk dalam perizinan ini adalah perizinan investasi, sedangkan yang termasuk dalam dana adalah cara pengusaha mendapatkan dana.
Nomor: 71 Tahun XV - Juli 2014 MAJALAH UNESA
|
7
LAPORAN UTAMA “Misalnya jika meminjam dana pada bank untuk membangun usaha maka bunganya tidak terlalu besar. Atau bahkan kalau bisa, untuk pengusaha pemula tidak dikenakan pajak dulu selama lima tahun, baru nanti kalau usahanya sudah maju ditarik pajak,” ujarnya.
Yang juga tidak kalah pentingnya adalah adanya peraturan pembatasan importcontent. Artinya, dengan membatasi komponen impor maka nantinya perusahaan akan dituntut untuk memilih bahan baku lokal (local-content) daripada harus mengimpor. Untuk saat ini import-content
Negara Indonesia masih berkisar 70% sedangkan bahan baku yang dipasok dari lokal hanya 30%. Akibatnya, tidak terjalin kerja sama antar perusahaan-perusahaan di dalam negeri sehingga harga barang-barang menjadi mahal. “Seandainya importcontent hanya dibatasi 40%,
sedangkan yang 60% harus berasal dari lokal tentu ini akan mendorong tumbuhnya perusahaan-perusahaan baru. Berdirinya satu perusahaan akan mengundang lima perusahaan lain ikut berdiri di sekitarnya sehingga penyerapan tenaga kerja akan semakin besar,” jelasnya. (SYAIFUL)
Dr. Wahono Widodo, M.Si. Kaprodi Pendidikan Sains:
Prodi Harus Menunjang Kreativitas
B
agi Wahono Widodo, kreativitas sebuah bangsa sangat lah penting dan harus dimiliki se ti ap warga negara bila bangsa tersebut i ngin memiliki ting kat perkonomian yang tinggi. Baginya, urusan kreatif ini ber sangkutan dengan pres tasi, etos kerja, dan pemikiran tentang ide-ide baru yang akhirnya menghasilkan inovasi di semua bidang demi kemajuan bangsa.
Lebih lanjut, Kaprodi Pen di dikan Sains Unesa itu mengatakan bahwa krea ti vitas dapat dibahas da lam dua konteks, yaitu kenegaraan dan kependidikan. Di dalam hal yang berkaitan dengan kenegaraan, Wahono menjelaskan bahwa kreativitas sebuah negara apabila dike lola dengan baik oleh pemerintah, maka akan memunculkan banyak in dus tri-industri yang kreatif. Lalu, kalau
Sri Usodoningtyas, Dosen Tata Rias:
Bekali Industri Kreatif dengan Tugas Akhir
B
agi dosen Tata Rias ini, Ekonomi Kreatif akan menja di tren ekonomi dunia dalam beberapa tahun men datang. Stagnasi pertumbuhan ekonomi dan degradasi lingkungan yang semakin mengkhawatirkan, mendo rong seluruh dunia untuk lebih mengedepankan kreativitas da lam berkehidupan ekonomi yang memaksimalkan nilai tambah dari suatu produk barang dan jasa dalam rangka keberlanjutan kehidupan dan peradaban manusia. Khususnya di bidang tata rias, Sri mengakui bahwa anak-anak di diknya merupakan pelaksana ekonomi kreatif karena telah mendapatkan kontribusi yang nyata dalam hal perekonomian, terutama pemenuhan ekonominya sendiri melalui penciptaan gerakan massages, gerakan salon gratis, dan konsultan kulit. Dosen mata kuliah Rias Pengantin itu menyebutkan bahwa per paduan antara daya tarik ekonomi kreatif dan seni rias dapat mendorong tumbuhnya sentra-sentra ekonomi baru dan menciptakan lapangan kerja. “Diharapkan melalui Gelar Cipta Karya yang dilaksanakan pada tiap akhir semester akan bermunculan ide-ide kreatif dari anak-anak didiknya dan mampu bersaing di dunia Internasional,” terangnya.
8 |
MAJALAH UNESA Nomor: 71 Tahun XV - Juli 2014
dikaitkan dengan pendidikan, maka bisa dibilang bahwa industri kreatif membu tuhkan orang-orang yang mampu berpikir kreatif. “Kreatif bukan hanya yang muncul ka rena bakat sejak lahir, namun juga kreatif yang diciptakan by design melalui proses pendidikan,” ungkapnya. Jika dipersempit untuk lingkup Une sa, terang alumnus Unesa, UGM, dan UPI, lulusan yang mampu berpikir kreatif dan menghasilkan produk kreatif seharusnya menjadi hasil utama dari setiap prodi. “Prodi di Unesa seyogyanya me mi liki program perkuliahan yang dapat me nunjang hal tersebut, entah berupa tugas proyek, program integrasi, atau yang lain,” pungkasnya. (CRH-DANANG)
Ia menambahkan, kecantikan pada era sekarang sudah berge rak menjadi kebutuhan primer di masyarakat. Bersandingan de ngan seni, tata rias di Indonesia diharapkan mampu berkompetisi di kancah Internasional. “Kami dari segenap keluarga Prodi Tata Rias mengaku siap menyongsong MEA 2015”, papar beliau. (CRHKHUSNUL)
LAPORAN UTAMA Andi Kristanto, M.Pd, Sekjur Teknologi Pendidikan:
Seni dan Industri Kreatif Penunjang Kurikulum 2013
A
ndi Kristanto berpendapat bahwa seni dan industri kreatif adalah kemampuan seseorang dalam mengeksplorasi ba kat dan minat yang dimilikinya melalui karya seni. Di jurusan Teknologi Pen didikan, seni dan industri kreatif itu ber wu jud seperti fotografi, majalah digital, video dan media pembelajaran. “Adanya seni dan industri kreatif ini sangat penting sekali, apalagi de ngan adanya kurikulum 2013 yang mengharuskan ma hasiswa atau siswa untuk le bih kreatif melalui ide-idenya yang ino vatif, yang bisa ditunjukkan
melalui karya-karya kreatif. Tidak hanya mahasiswa atau siswanya, bahkan guru atau dosennya dituntut untuk membe rikan media pembelajaran yang lebih kreatif agar mahasiswa atau siswa tidak mudah bosan dalam proses pem be la jaran,” ungkapnya. Ia berharap dengan adanya seni dan industri kreatif, semoga bisa meng ha silkan mahasiswa atau siswa yang lebih kreatif dalam bidang seni, mampu menghasilkan media pembelajaran yang lebih kreatif,dan mampu mengeksplorasi bakatnya lebih luas. (CRH-MURBI)
Prof. Dr. Setya Yuwono Sudikan, Dekan FBS:
E
Kekayaan Seni Indonesia Potensial Dijadikan Industri
konomi Kreatif menjadi salah satu wujud optimisme baru pe rekonomian di Indonesia. Di tengah krisis ekonomi yang di alami berbagai negara, harapan tentang pengembangan ekonomi kreatif menjadi tak terbendung. Lembaga pendidikan da lam hal ini universitas menjadi mo dal awal membangun ekonomi kreatif me lalui penyiapan Sumber Daya Ma nusia (SDM). Unesa menjadi satu di an tara sekian banyak Perguruan Tinggi yang memiliki potensi besar dalam pe ngembangan Ekonomi Kreatif di Indone sia, khususnya di Jawa Timur. Menyongsong era Ekonomi Kreatif itulah, pembukaan Fakultas Seni dan In dustri Kreatif (FSIK) Unesa menjadi bagian penting dalam mempersiapkan lulusanlulusan kreatif yang menjadi kebutuhan pa sar. Saat ini, rencana pembukaan fa kultas baru itu telah sampai pada pe nyu sunan naskah akademik dan telah diserahkan kepada Pembantu Rektor IV Unesa . Fakultas baru itu merupakan pe misahan dari Fakultas Bahasa dan Seni
yang akan berubah menjadi Fa kultas Bahasa dan Sastra. FSIK akan menampung jurusan-jurusan seperti Seni drama tari dan mu sik, seni rupa, desain gra fis dan desain ko munikasi visual. Tak ha nya jurusan Seni, ke mungkinan jurusan dan prodi lain yang terkait akan tergabung di fakultas baru terse but. “Prodi seperti tata rias, tata boga dan tata busana itu harusnya masuk da lam industri kreatif, tetapi itu masih kita run dingkan dengan pihak terkait,” ujar Prof. Dr. Setya Yuwono Sudikan, guru besar yang juga Dekan FBS. Ketika disinggung kapan fakultas baru itu akan mulai menerima mahasiswa baru, pria kelahiran Blora itu menegaskan masih menunggu persetujuan dari Dikti. Apalagi, jika fakultas itu sudah berdiri maka harus ada jabatan-jabatan tertentu seperti dekan dan pembantu dekan yang konsekuensinya berhubungan dengan tun jangan. Prof. Yu,
berharap dengan adanya fakultas baru itu diharapkan citra Unesa akan semakin baik ke depan. Dijelaskan Prof. Yu, dem ikian sapaan ak rabnya, penyiapan seni se bagai industri krea tif ke depan menjadi satu di antara sekian banyak tantangan yang dihadapi pemerintah Indo nesia dengan kekayaan karya seni yang melimpah. Kekayaan seni ini sebenarnya bisa menjadi kunci Indonesia mengalahkan negara-negara ber kem bang lain seperti Korea yang telah men ciptakan era baru dalam pertunjukan di seluruh dunia melalui K-Pop dan industri busananya, sedangkan Indonesia yang sangat beragam ini malah jauh tertinggal dengan Korea. “Pertunjukan seni teater, musik, lukis yang ada saat ini sangat potensial untuk dijadikan Industri. Melalui pe nyiapan FSIK diharapkan SDM yang ada akan mampu mengolah seni manjadi industri,” paparnya.
Nomor: 71 Tahun XV - Juli 2014 MAJALAH UNESA
|
9
LAPORAN UTAMA Lebih lanjut, Dekan FBS dua periode itu mengatakan, melalui bantuan pem biayaan dari IDB, fakultas baru itu akan berdiri tepat di belakang gedung FBS saat ini. Sejauh ini, pembangunan fisik telah di siapkan dengan selesainya gedung perkuliahan jurusan Sendratasik yang baru. Rencananya, melalui dana dari IDB pula akan dibangun gedung empat lantai di belakang masjid FBS. Sementara untuk pro di-prodi pendidikan tetap masuk
dalam fakultas baru tersebut karena Une sa memegang teguh sebagai LPTK, se dangkan untuk prodi seperti desain ko munikasi visual, seni musik murni dan seni tari murni menjadi komponen pen dukung keilmuan. “Prodi pendidikan yang ada di Unesa itu ruhnya Unesa, jadi komponen seni murni itu untuk mendukung dan saling menguatkan,” imbuhnya.
Prof. Yu menegaskan, saat ini pihak Unesa tinggal menunggu surat perintah dari Dikti turun. Jika surat perinta Dikti turun, Unesa dengan sangat terbuka alam menyambut kabar gembira tersebut dengan mulai mempersiapkan segala komponen yang dibutuhkan, mulai dari tenaga pengajar, staf, hingga infrastruktur. (CRH-HUDA)
apa kata mereka Roma Dara, Ketua HMJ Sendratasik FBS:
Optimis FSIK Berdampak Positif bagi Industri Seni
F
akultas Seni dan Industri Kreatif (FSIK) yang akan menjadi fakultas baru, rupanya sudah diketahui mahasiswa. Salah satunya, dikemukakan Roma Dara Sidata, mahasiswa semester lima jurusan Sendratasik. Ia mengaku sudah tahu dan menurutnya, prospek fakultas tersebut sangat bagus karena segala jurusan yang berkaitan dengan seni akan ditampung lebih khusus dan lebih dikembangkan lagi. Apalagi, fakultas baru itu kabarnya juga akan memasukkan unsur “ekonomi” dalam aspek pengajaran yang juga menjadi program studinya. Mahasiswa asal Surabaya yang menjadi Ketua HMJ Sendratasik itu mengungkapkan bahwa sampai saat ini mahasiswa Sendratasik sekadar mengetahui tentang adanya FSIK, yang merupakan bentuk dari dipisahkannya unsur seni dan bahasa dari Fakultas Bahasa dan Seni (FBS). “Yang saya tahu, sih, jurusan saya akan keluar dari FBS, ada jurusan seni murni yaitu seni musik, “seni” di FBS semuanya akan masuk ke FSIK seperti desain grafis, seni rupa, sendratasik dan yang lainnya. Lokasi FSIK sudah disiapkan bersebelahan dengan FBS,” ungkapnya.
10 |
MAJALAH UNESA Nomor: 70 Tahun XV - Juni 2014
Roma mengakui bahwa pendirian fakultas yang rencananya akan dibangun pada tahun 2015 tersebut akan memberikan pengaruh baik langsung maupun tidak langsung karena dulunya merupakan bagian dari Fakultas Bahasa dan Seni. Mahasiswa yang akrab disapa dengan panggilan Roma itu berharap semoga FSIK dapat sesuai dengan visi dan misi pembentukannya dan semakin memajukan prodi-prodi di dalamnya sehingga bisa mencetak mahasiswa yang kompetitif, aktif, kritis, dan memiliki skill yang bisa diterapkan di dunia kerja. (CRH-ANNISA ILMA)
M. Mizan Abdillah, Mahasiswa FIK:
FSIK Picu Mahasiswa Lebih Kreatif dan Inovatif
B
agi Mizan, makna seni dan industri kreatif adalah inovasi yang dilakukan oleh seseorang, yang berwujud dalam bentuk karya seni. Adanya Fakultas Seni dan Industri Kreatif tentu sangat bagus dan penting agar mahasiswa lebih kreatif dalam mengembangkan bakatnya. Asalkan didukung dengan fasilitas dan prasarana yang menunjang dalam proses pembelajaran. Ia berharap fakultas baru itu mampu membawa Unesa lebih baik dan lebih berprestasi serta menghasilkan mahasiswa-mahasiswa yang lebih kreatif dan inovatif.
LAPORAN UTAMA Sugiono, Ketua BEM FIP:
FSIK Memiliki Prospek Bagus
S
ugiono, mahasiswa ju ru san Manajemen Pen didikan mendukung pe nuh wacana pem bentukan fakultas baru, Fakul tas Seni dan Industri Kreatif. Baginya, FSIK memiliki pros pek yang sangat bagus karena saat ini industri kreatif sedang naik daun. Mahasiswa yang menjabat Ketua BEM Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) itu berpendapat bahwa fakultas baru tersebut akan menjadikan Unesa sebagai salah satu kam pus yang dapat melahirkan creative preneur yang memiliki daya kreativitas tinggi serta dapat meningkatkan daya saing mahasiswa baik secara nasional maupun internasional. “Semoga nanti fakultas baru itu dapat menciptakan ma hasiswa yang siap menghadapi AFTA. Selain itu dapat bersaing baik secara nasional maupun internasional, terutama di bidang seni dan budaya, ” harap mahasiswa Manajemen Pendidikan itu.
Ekky Kurnia, Mahasiswa FMIPA:
Tak Sependapat Pendirian FSIK
T
(CRH-MIRA)
ak semua mahasiswa sependapat dengan pendirian fakultas baru, yakni Fakultas Seni dan Industri Kreatif (FSIK) yang nanti akan bertempat di kampus Lidah Wetan. Salah satu yang kurang sependapat itu dilontarkan Ekky Kurnia, ma hasiswa jurusan Matematika angkatan 2012. Ia beralasan masih banyak proyek di FMIPA maupun FIK yang belum rampung. Ia juga menyarankan lebih baik rencana pendirian fakultas baru ter sebut dievaluasi terlebih dahulu. “Kalau memenuhi syarat, beberapa prodi yang ada di FSIK bisa di masukkan ke beberapa fakultas yang ada saja,” ungkap Ekky. Ekky menyoroti sarana dan prasarana serta gedung di Une sa yang belum memadai dan masih terkesan jauh dari kata layak. Selain itu, biaya pendidikan yang semakin mahal seharusnya di ikuti dengan kualitas dan mutu dari segi pelaksanaan pendidikan, sarana menyelenggarakan pendidikan dan sebagainya. (CRH-SURYO)
Mir’atul Fuadah, Mahasiswa Teknik Elektro:
Alfan Syukron, Mahasiswa FIS:
Belum Tahu Banyak Aset Berharga di Era tentang FSIK Ekonomi Kreatif
I
Informasi mengenai rencana pen dirian FSIK (Fakultas Seni dan Industri Kreatif ), ru panya tidak semua mahasiswa mengetahui. Mir’atul Fuadah, misalnya, ma hasiswa jurusan Teknik Elek tro itu mengaku tidak tahu ka lau akan ada fakultas baru ter sebut. Ia mengaku lebih tahu informasi di selingkung fakultasnya. Salah sa tunya, pembukaan jurusan baru di Fakultas Teknik yaitu Jurusan Teknik Informatika yang memiliki 4 program studi, yakni S-1 Pendidikan Teknologi Informasi (PTI), D-3 Manajemen Informatika (MI), S-1 Sistem Informasi (SI) dan S-1 Teknik Informatika (TI). Menurut Mira, sapaan sehari-harinya, pemberian informasi di Unesa kurang menyeluruh. Informasi yang didapat lebih banyak dari sesama mahasiswa, bukan dari pihak universitas. Mira berharap pihak birokrasi mengadakan sosialisasi tentang in formasi apapun yang ada di universitas sehingga seluruh ma hasiswa Unesa maham betul tentang kampusnya. (CRHANDINIOKTAPUTRI).
A
lfan Syukron, mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial me nilai pendirian fakultas barus merupakan kemajuan bagi Unesa. Fakultas Seni Industri Kreatif (FSIK) itu diharapkan bisa men jadi aset kekayaan dan ke ilmuan bagi mahasiswa Unesa. Apa lagi, fakultas baru ini memiliki ke terkaitan dengan jurusan baru di Fa kul tas Ilmu Sosial yaitu Ilmu Komunikasi yang baru diresmikan ta hun lalu. “Saya optimis FSIK nantinya akan mampu mencetak lulusan yang memiliki kemampuan bidang seni kreatif dan komunikasi baik dalam lingkup asia maupun global, sehingga lulusan Unesa ke depan tidak hanya diwarnai lulusan pendidikan saja tetapi juga ada lulusan dengan titel tenaga ahli,” paparnya. Menurut Alfan, keberadaan FSIK sangat tepat dengan era ekonomi kreatif yang dapat berguna di Masyarakat Ekonomi Asia (MEA) 2015 nanti. (CRH- ALREZA)
Nomor: 71 Tahun XV - Juli 2014 MAJALAH UNESA
|
11
KABAR PRESTASI
Djoko Pramono, mewakili arsiparis Unesa, saat menerima penghargaan dari Kemdikbud 2014.
Arsiparis Unesa Langganan Prestasi Tingkat Nasional
Saatnya Unesa Miliki UPT Kearsipan Catatan membanggakan dibukukan Unesa dengan menyabet gelar juara II arsiparis berprestasi tingkat nasional.
12 |
M
eski belum me mi li ki unit pelaksana tek nis di bidang kearsipan namun prestasi Unesa di bidang penge lolaan arsip di tingkat nasional sudah menjadi langganan. Djo ko Pramono, arsiparis yang me wakili Unesa dalam Seleksi Pe milihan Arsiparis Berprestasi Kem dikbud 2014 untuk kali kedua terpilih sebagai arsiparis tingkat nasional. Kali ini, man tan pustakawan di Jurusan Pen didikan Bahasa dan Sastra Indo nesia ini berhasil menyabet ge
MAJALAH UNESA Nomor: 71 Tahun XV - Juli 2014
lar juara II arsiparis berprestasi ting kat nasional. Sebelumnya, tahun lalu pada lomba yang sa ma ia meraih juara III. Prestasi ini membuktikan bahwa berkat kemauan dan kerja keras, karyawan Subbag Tata Usaha BAUK Unesa pun mampu berkiprah di kancah nasional. Awalnya terdapat 30 peserta dalam seleksi administrasi yang berasal dari perguruan tinggi se-Indonesia. Unesa merupakan satu-satunya perguruan tinggi negeri (PTN) dari Jawa Timur yang lolos
dalam seleksi administrasi tersebut. Selanjutnya, memasuki tahap penilaian yang terdiri atas lima aspek yakni pengetahuan, sikap, praktik, laporan, dan wawancara. Serangkaian penilaian itu diadakan di Hotel Amaroossa, Bogor mulai18—20 Juni 2014. Hasil penilaian terhadap lima aspek tersebut membawa arsiparis Unesa berada di peringkat ke-2 setelah arsiparis Universitas Gajah Mada (UGM) yang berada di peringkat ke-1 dengan selisih total nilai yang
KABAR PRESTASI tidak terpaut jauh. Se men tara itu, peringkat ke-3 di ra ih arsiparis dari Universitas Udaya na (Unud) Bali. Atas prestasi yang di per oleh itulah akhirnya ia diundang da lam mengikuti upacara de tik-detik proklamasi di Istana Negara bersama Presiden RI, Su silo Bambang Yudhoyono. Ber beda dengan tahun lalu, tahun ini Djoko Pramono juga diberi kesempatan menghadiri acara Ramah Tamah Mendikbud de ngan Pendidik dan Tenaga Ke pendidikan Berprestasi dan Ber dedikasi Tingkat Nasional Tahun 2014 pada 16 Agustus. Pada acara itu, para arsiparis teladan nasional 2014 menerima ser tifikat penghargaan dari Men dikbud, Muhammad Nuh sedangkan untuk hadiahnya di berikan oleh Kepala Pusat Infor
S
masi dan Humas (PIH), Ibnu Ha mad pada tanggal 18 Agustus 2014 di Jakarta International Expo setelah mengikuti acara si laturahim bersama Presiden Re publik Indonesia. Keberhasilan yang diraih oleh Djoko tentu tidak instan. Bulan Juni lalu misalnya, ia be serta beberapa arsiparis Unesa belajar dari UPT Kearsipan Uni ver sitas Negeri Malang (UM) tentang kearsipan. Selain ke UM, UGM juga pernah dikunjunginya beserta arsiparis Unesa yang lain untuk mendapat model penge lolaan arsip yang mapan. Itu semua dilakukan untuk mem persiapkan terbentuknya Lem baga Kearsipan Perguruan Ting gi (LKPT). “Pembentukan UPT Ke ar sipan sudah jelas ada da sar nya dalam UU. Kini tinggal
me nunggu komitmen dari pim pinan untuk mewujudkan lem baga kearsipan perguruan tinggi sesuai dengan amanah UU No. 43 Tahun 2009 tersebut,” ujar nya. Keberadaan UPT Ke ar sipan nantinya diharapkan da pat mengubah pola pikir sivitas akademika bahwa arsip itu penting dalam tata ke lola berbagai jenis arsip di ling kungan perguruan tinggi. Lem ba ga kearsipan itu memiliki fungsi, tugas, dan tanggung jawab dalam pengelolaan arsip statis atau arsip yang memiliki nilai guna kesejarahan. Selain itu, UPT Kearsipan ju ga membina berbagai jenis arsip lainnya seperti arsip terjaga yaitu arsip yang berkaitan dengan ke be radaan dan kelangsungan hidup bangsa dan negara yang harus dijaga keutuhan, ke
amanan, dan keselamatannya. Arsip dinamis yaitu arsip yang di gunakan secara langsung dalam kegiatan pencipta arsip dan disimpan selama jangka waktu tertentu. Arsip vital yakni arsip yang keberadaannya me rupakan persyaratan dasar bagi kelangsungan operasional pen cipta arsip, tidak dapat di per barui, dan tidak tergantikan apa bila rusak atau hilang. Adapula arsip aktif yaitu arsip yang frekuensi peng gu na annya tinggi dan/atau terus menerus sedangkan arsip inaktif yakni arsip yang frekuensi peng gunaanya telah menurun. De ngan banyak jenis-jenis arsip itu, maka perlu kiranya segera di bentuk lembaga kearsipan di per guruan tinggi yang setingkat UPT untuk mewadahi tugas po ko k dan fungsinya tersebut. (LINA/ULIL/BYU)
Lulus Lebih Cepat, Alumnus Bidik Misi Unesa Raih LPDP
ebanyak 100 mahasiswa Bidik Misi dari daerah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal) dari berbagai wilayah di Indonesia mengikuti seleksi wawancara Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) atau yang lebih dikenal dengan Beasiswa LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan) pada Kamis-Jumat (10-11/07/2014) di Yogyakarta. Kegiatan tersebut berlangsung di Gedung Pusat Administrasi Universitas (PAU) lantai 1 UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Beasiswa LPDP ini merupakan beasiswa afirmasi yang dikhususkan bagi calon mahasiswa dari 3T serta calon mahasiswa yang telah berjasa membawa nama bangsa Indonesia dalam Olimpiade Sains dan Teknologi, Olahraga dan Seni/Budaya di tingkat nasional atau internasional untuk melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi. Alumni Bidik Misi angkatan 2010 yang lulus 3,5 tahun dari Unesa diundang oleh pengelola LPDP untuk mengikuti seleksi wawancara beasiswa tersebut. Mereka adalah Putri Retnosari (alumnus S-1 Sastra Indonesia), Rudi Umar Susanto (alumnus S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia), Delinda Laila Morghana (alumnus S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia) dan Slamet Widodo (alumnus S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar). Abdul Kahar, Direktur Dana Kegiatan Pendidikan menjelaskan, Program Beasiswa LPDP dirancang dalam rangka memberikan beasiswa baik secara individu maupun kolektif. Dampak dari pemberian beasiswa ini diharapkan dapat menciptakan lulusan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan saat memberikan sambutan dalam malam ramah tamah dengan mahasiswa bidik misi. yang mempunyai integritas, komitmen, serta teladan dalam berpikir, berkata, dan bertindak. Mahasiswa penerima beasiswa ini diharapkan memiliki jiwa nasionalisme dan semangat untuk memberikan yang terbaik bagi bangsa. “Profesional, memiliki keahlian atau kecakapan pada bidangnya, kompetitif, mempunyai jiwa kepemimpinan yang kuat dan dapat melakukan perubahan positif, berjiwa sosial serta memiliki rasa kepedulian sosial terhadap kondisi bangsa merupakan gambaran calon penerima beasiswa ini,” tambahnya Slamet Widodo, alumnus S-1 PGSD Unesa menuturkan, dirinya sangat bersyukur dapat mengikuti seleksi wawancara ini, tidak menyangka dapat undangan dari LPDP secara langsung. “Untuk lolos apa tidaknya, saya serahkan sepenuhnya kepada Allah Swt karena saya juga tidak tahu skenario apa yang ditentukan oleh Allah kepada saya,” ungkap pria asal Nganjuk ini. (RUDI/BYU) Nomor: 71 Tahun XIV - Juli 2014 MAJALAH UNESA
| 13
SEPUTAR UNESA
Perekrutan SM-3T Unesa Angkatan IV Tahun 2014
LULUS, LANGSUNG TERJUN “Harapan kita semua untuk peserta SM3T kali ini adalah mereka benar-benar anak muda yang terpanggil untuk mengajar, bukan mereka yang sekadar coba-coba atau mencari pengalaman saja,” Prof. Luthfiyah Nurlaela
S
etelah lolos seleksi ad ministrasi dan tes online, Jumat (11/7) peserta program Sarjana Men didik di Daerah Terdepan, Ter tinggal dan Terluar (SM-3T) angkatan IV tahun 2014 men jalani seleksi berikutnya yaitu wawancara. Sejak pukul 08.00 WIB, kurang lebih 213 peserta dari 23 Program Studi (Pro di) yang terbagi menjadi ti ga kelompok A, B, dan C hadir di lantai 9 gedung PPG Une sa untuk mengikuti seleksi ter se but. Peserta yang tidak hadir da lam seleksi tahap ketiga ini dinyatakan mengundurkan diri. Sebelum melakukan wa wan cara di ruang yang telah ditentukan, peserta terlebih da hu lu disuguhkan video SM-3T
ang katan sebelumnya. Melihat perjuangan keras selama masa pengabdian dalam video yang ditayangkan tersebut, tidak me nyurutkan minat peserta untuk tetap mengikuti tahap de mi tahap seleksinya. Format pe nilaian wawancara meliputi mi nat dan motivasi, bakat dan ke mampuan, kepribadian, riwayat kesehatan serta pengalaman berorganisasi. Prof. Dr. Hj. Luthfiyah Nur laela, M.Pd. menuturkan bahwa dari jumlah peserta yang ada sekarang diharapkan semuanya dapat lolos ke tahap selanjutnya. “Kalaupun hasil wawancara nanti terdapat rekomendasi dari pe wawancara bahwa peserta kurang memenuhi kriteria maka tidak bisa dipaksakan untuk bisa
lolos ke tahap selanjutnya,” ujar Direktur PPG Unesa itu. Peserta yang lolos dalam tahap ini akan melanjutkan ke tahap terakhir yaitu pra kon disi. Nantinya, setelah berhasil melaksanakan masa pe ngab di an dengan baik maka akan dapat reward untuk mengikuti program PPG berbeasiswa dan berasrama. “Harapan kita semua un tuk peserta SM-3T kali ini adalah mereka benar-benar anak muda yang terpanggil untuk mengajar, bukan mereka yang sekadar coba-coba atau mencari pengalaman saja,” tambah guru besar Pendidikan Kesejahteraan Keluarga tersebut. (ULIL/BYU)
Pertunjukan Teater Institut (TI) Unesa yang tetap eksis dan melahirkan prestasi membanggakan bagi lembaga.
14 |
MAJALAH UNESA Nomor: 71 Tahun XV - Juli 2014
SEPUTAR UNESA
Suasana jalannnya seminar dan lokakarya Kajian Penyelenggaraan UN Tahun 2013-2014 di Hotel Utami Surabaya.
Rekomendasikan UN 2015 Lebih Baik
S
eminar dan Lokakarya Kajian Penyelenggaraan UN Tahun Ajaran 2013—2014 telah u sai digelar di Hotel Utami Si doa rjo. Acara tersebut dibuka Pem bantu Rektor 4 Unesa, Prof. Dr. Nur Hasan, M.Kes. Da lam pembukaannya, ia me min ta peserta lokakarya agar re komendasi yang dihasilkan
nanti tidak terlalu formal. “Saya berpesan, tolong kalau mem berikan rekomendasi yang agak nakal sedikit, jangan takut, kare na ini untuk masa depan anakanak Indonesia,” ujar pria kela hiran Surabaya tersebut. Acara yang diselenggarakan pa da Kamis-Jumat (19— 20/6/2014) ini dihadiri pula perwakilan dari Puspendik Ke
mendikbud, Prof. Ir. Nizam M.Sc., Ph.D. Ia mewakili beberapa jajaran di Kemendikbud yang tidak dapat hadir. Diikuti se kitar 70 peserta dari seluruh Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Jawa Timur dan juga jajaran dari Dinas Pendidikan Kota/Ka bupaten se-Jawa Timur, acara ini bertujuan menghasilkan re ko mendasi hasil pelaksanaan UN pada tahun 2013—2014 di Jawa Timur untuk dikaji oleh Kemen dikbud. Lokakarya ini adalah yang ka li pertama diadakan di Jawa Timur oleh Unesa sebagai koordi nator pengawasan wilayah Jawa Timur. Sesi pertama diisi seminar yang dibawakan Prof. Nizam yakni tentang ha sil evaluasi pelaksanaan UN mulai tingkat kelulusan sis wa, distribusi nilai hingga per ban dingan hasil UN pada tahun se belumnya. Pada saat itu pula, ia menyampaikan wacana UN secara daring (online) sehingga me nurutnya rasio kecurangan akan bisa berkurang. “Kita harus berpikir tentang UN yang le bih baik. Menurut saya UN yang baik itu tak perlu ada lagi polisi dalam distibusi soal se bab pelaksanaanya sudah meng gunakan sistem jaringan kom
puter,” ujar pejabat Kemendikbud ini. Ada tiga kelompok yang di bentuk untuk merumuskan tiga rekomendasi yang ber be da. Kelompok pertama me rekomendasikan tentang peng awasan yang intinya pada tahun depan pengawasan harus lebih ditingkatkan mulai dari syaratsyarat menjadi pengawas ruang hingga posisi duduk pengawas. Ke lompok kedua membahas tentang pencetakan dan distri busi soal UN dan LJUN-nya. Rekomendasinya pemindai an (scanning) LJUN tidak harus dilakukan di Surabaya tetapi bisa dibagi di beberapa PTN yang ada di Jawa Timur seperti Unej dan UB. Sementara itu, ha sil rekomendasi kelompok ke tiga membahas tentang UN dan kurikulum 2013. Kelompok ini merekomendasikan agar UN da lam kurikulum 2013 bukan 100% sebagai ujian penentu kelulusan. Semua rekomendasi itu akan diringkas kembali oleh panitia dan dibahas lebih lanjut. Setelah itu, dikirim ke Puspendik Kemendikbud di Jakarta untuk di kaji sebagai masukan pada pelaksanaan UN tahun 2015. (HUDA/BYU)
JUARA PENULISAN LAKON
Aktivis TI Unesa Melaju ke Peksiminas
P
eksiminas (Pekan Seni Mahasiswa Ting kat Nasional) adalah pesta mahasiswa di tingkat nasional da lam bidang seni yang diadakan oleh Ditjen Dikti setiap dua tahun sekali. Badan Pembina Seni Mahasiswa Indonesia (BPSMI) Kalimantan Tengah mendapat mandat untuk menjadi tuan rumah seba gai penyelengara Peksiminas XII Tahun 2014, September mendatang. Dwi Endah Lestari, mahasiswa pro gram studi Psikologi Unesa angkatan 2013 yang memenangkan juara I pada tangkai lomba penulisan lakon Pekan Seni Maha siswa Tingkat Regional (Peksiminal) berhak
berangkat ke Palangkaraya di ajang Pek siminas tahun ini. Melalui proses seleksi yang cukup ketat di tingkat regional Ja wa Timur, ia menjadi yang terbaik pada sesi final (25/6/2014) mengalahkan ma hasiswa wakil dari Universitas Negeri Ma lang (UM) yang menjadi juara II dan wakil dari Universitas Airlangga (Unair) yang menjadi juara III. Mahasiswa yang ju ga aktif di UKM Teater Institut Unesa itu sa at seleksi tingkat regional lalu menulis lakon yang berjudul “Belam Dalam Sem pe lah Semalam Derana Kian Bayan”. Me nurutnya, arti dari judulnya adalah
sa mar dalam peristiwa semalam dan ketabahannya semakin nyata. Berbeda dengan Uul Rohmatul Ha sa nah yang sehari-hari aktif menjadi mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia angkatan 2012. Uul panggilan akrabnya, meski belum bisa mewakili Unesa dalam ajang Peksiminas di Palangkaraya, ia cukup senang karena menjadi juara 3 dalam Peksiminal pada tangkai lomba penulisan puisi. Ia meng aku makin terpacu untuk bisa mengikuti Peksiminas berikutnya, dua tahun men datang. (YUSUF/BYU)
Nomor: 71 Tahun XIV - Juli 2014 MAJALAH UNESA
| 15
KOLOM REKTOR
KREATIVITAS ITU TERNYATA TIDAK INSTAN “Kreativitas akan optimal, jika yang bersangkutan memiliki potensi cukup dan belajar keras. Untuk itu diperlukan suasana belajar yang memungkinkan orang berpikir kreatif.“
K Oleh Prof. Muchlas Samani
16 |
etika di SD dahulu, saya mendapat cerita bagaimana hukum Archimedes dan gra vitasi ditemukan. Katanya suatu saat Archimedes (si penemu) mandi di bath-up yang diisi air penuh. Ketika dia masuk, airnya tumpah. Lantas dia ber pikir, kalau begitu tubuhnya men desak air dalam bak itu, sehingga tumpah. Kalau begitu
MAJALAH UNESA Nomor: 71 Tahun XV - Juli 2014
tentu ada gaya angkat sebesar air yang terdesak. Saking se nangnya mendapat ide itu, ko non Archimides lari keluar ka mar mandi tanpa berpakaian. Untuk Newton, cerita yang saya dapat, dia duduk-duduk di bawah pohon apel dan tiba-tiba ada buah apel jatuh. Mengapa tidak jatuh “ke bawah?” Kalau begitu pasti ada gaya yang me nariknya, sehingga apel tidak
jatuh ke samping atau ke atas. Itulah awal ditemukannya gaya gravitasi. Dari cerita itu saya menyim pul kan kalau temuan-temuan besar bersifat tiba-tiba. Artinya mendadak si penemu punya ide yang kemudian menjadi temuan besar. Apalagi iklan Pepsodent menayangkan bagaimana sikat gigi melengkung ditemukan. Tayangan itu menggambarkan
KOLOM REKTOR si penemu sedang melihat apa atau membayangkan sesuatu yang melengkung untuk men cukil sesuatu. Dan dari situ mun cul ide kalau sikat gigi mestinya juga melengkung agar dapat mencukil kotoran di gigi bagian belakang. Namun simpulan itu, be berapa hari ini berubah. Jane Piirto dalam bukunya Creativity for 21st Century Skills (2011) me nyebutkan bahwa Van Gogh membuat sketsa atau lu kisan lebih dari 100 kali se be lum menghasilkan lukisan yang hebat. Thomas Edison be kerja bertahun-tahun untuk me nemukan lampu listrik dan te muan lainnya. Demikian pula composer William Bolcom men coba ratusan kali sebelum me nemukan sebuah komposisi musik. Dari data-data itu, Piirto menyimpulkan bahwa krea ti vitas itu hasil kerja keras, disiplin diri dan sebagainya. Mungkin saja ide dasar se bu ah temuan muncul secara tiba-tiba, tetapi untuk sampai kepada inovasi diperlukan kerja panjang, kerja keras ber mo ti vasi tinggi, berpkiran terbuka terhadap “ide-ide gila” dan be rani mengambil risiko gagal da lam mencoba-coba. Menurut saya, simpulan atau sebutkanlah “revisi simpulan” ini, penting un tuk meluruskan pola pikir bahwa orang kreatif itu memang “dari sononya” dan tidak dapat di pelajari. Oleh karena itu tidak perlu kerja keras untuk menjadi kreatif. Uraian yang diberikan Piir to sekaligus mengajarkan bah wa inovasi itu tidak dapat di peroleh dengan mudah, tetapi harus melalui kerja keras dalam waktu lama. Tidak ada inovasi yang diperoleh secara ins tan atau secara cepat. Para inven tor (penemu) memerlukan kerja keras dan kerja panjang sebe lum menemukan sesuatu. Di samping itu, inovasi memerlu kan fokus dan tidak “melebar ke mana-mana”. Itulah sebab nya para inventor bekerja fo
kus selama bertahun-tahun se be lum menghasilkan temuan spektakulernya. Seperti diketahui pola pikir ins tan kini telah menjangkiti ma syarakat. Semuanya ingin serba cepat untuk mendapatkan hasil. Segera ingin lulus, segera ingin bekerja, segera ingin ka ya, segera ingin sukses dan se bagainya. Tidak ada yang salah untuk segera berhasil, te tapi upaya sungguh-sungguh untuk mencapai itu juga harus men dapat perhatian. Memang pe pa tah Jawa “alon-alon waton kelakon” harus diberi makna baru. Bukan harus pelan-pelan, tetapi harus sabar dan tekun menjalani proses kerja keras un tuk mencapai hasil yang besar. Jadi kata “alon-alon” harus di maknai bukan “pelan-pelan” te tapi “kerja tekun”. Apakah dengan begitu krea tivitas dapat dipelajari? Pa da tulisan lalu saya sudah meng ajukan teori konvergensi, yang artinya dapat dipelajari tetapi juga memerlukan potensi yang memadai. Kreativitas akan op ti mal, jika yang bersangkutan me miliki potensi cukup dan belajar keras. Untuk itu diper lu kan suasana belajar yang me mungkinkan orang berpikir kreatif. Untuk itu ada anekdot. Pe nulis novel seringkali tidak ber latar belakang pendidikan sastra. Pengusaha yang hebat banyak yang bukan berlatar be lakang pendidikan bisnis. Guru yang baik banyak yang berlatar belakang pendidikan non-LPTK. Pelukis yang baik banyak ber latar belakang non-senirupa. Mengapa begitu? Saya duga ka rena di dalam pendidikan, mereka terlaku “dipatok harus ini dan itu”, “tidak boleh begini dan begitu”, akibatnya kebebasan berpikirnya tidak berkembang. Akhirnya tidak berani berpikir bebas dan ujungnya kreativitas tidak tumbuh. Semoga menjadi pemikiran kita yang menekuni dunia pendidikan.n
“
Jane Piirto dalam bukunya Creativity for 21st Century Skills (2011) menyebutkan bahwa Van Gogh membuat sketsa atau lukisan lebih dari 100 kali sebelum menghasilkan lukisan yang hebat. Thomas Edison bekerja bertahuntahun untuk menemukan lampu listrik dan temuan lainnya. Demikian pula composer William Bolcom mencoba ratus kali sebelum menemukan sebuah komposisi musik.”
Nomor: 71 Tahun XV - Juli 2014 MAJALAH UNESA
| 17
LENSA UNESA
WISUDA LXXX 1. Dari kanan Prof Nurhasan (PR 4), Prof Warsono (PR 3), Prof Muchlas Samani (Rektor), Prof Kisyani (PR 1), dan Dr. Purwohandoko (PR 2) usai mengikuti Wisuda ke-80. 2. Rektor Unesa Prof. Muchlas Samani saat wawancara dengan televisi. 3. Wisudawan terbaik Unesa berksempatan menyampaikan kesannya kepada wartawan media. 4. Suasana meriah di pintu masuk GOR FIK Unesa Lidah Wetan. 5. Baliho yang mamampang para wisudawan terbaik dari semua fakultas se-Unesa.
18 |
MAJALAH UNESA Nomor: 71 Tahun XV - Juli 2014
LENSA UNESA
1. Kegembiraan Tim Humas bersama rekan mahasiswa yang turut diwisuda. 2. Menuju masa depan lebih baik yang penuh harapan setelah menamatkan pendidikan formal di kampus Unesa. 3. Percaya diri ditunjukkan para wisudawan saat menuju tempat yang telah disiapkan untuk prosesi penyematan toga. 4. Prof. Setya Yuwono, Dekan Fakultas Bahasa dan Seni saat mendapat giliran menyerahkan tanda lulus kepada wisudawan FBS.
Nomor: 71 Tahun XV - Juli 2014 MAJALAH UNESA
| 19
KABAR MANCA
SPEKTRUM PEMIKIRAN DALAM MEMAJUKAN UNESA
A
(Buah Tangan Menimba Pengalaman Akademik di Negeri Kanguru)
da satu hal yang mungkin kecil namun bermakna besar bagi sa ya tentang Unesa. Satu hal yang segera terlintas ketika mengin gat Unesa, khususnya di lingkungan pascasar jana adalah suasana hangat di tengah ru ang-ruang akademik. Untuk hal yang satu ini, saya kerap mendengarkan komentar yang menyuarakan kekaguman dari bebe rapa kolega yang sempat berkunjung ke kampus Unesa di Surabaya. Mereka heran bercampur kagum ketika menyaksikan do sen dan mahasiswa duduk semeja di kantin sambil menikmati hidangan dan mengobrol. Sebuah manifestasi penting bagi kampus yang sedang tumbuh menjadi salah satu perguruan tinggi berpengaruh di Indonesia ti mur. Apakah tidak demikian di kampus lain? Bayangan dan angan-angan tentang Unesa pada masa yang akan datang semakin jelas muncul setelah saya mendapatkan ke sempatan berharga untuk menimba pe ngalaman akademik di The University of Newcastle (UoN), Australia. Melalui pro gram Peningkatan Kualitas Publikasi In ternasional (PKPI) atau sandwich-like yang didanai Ditjen Dikti Kemdikbud, saya berke sempatan terlibat di dunia akademik berta raf internasional selama 3 bulan. Sebuah pe ngalaman sangat bernilai yang begitu lekat dalam ingatan. Selain melaksanakan tugas penulisan, saya juga mengamati segala hal yang terjadi
20 |
di lingkungan kampus dan lingkungan sosial di sekitarnya. Garis besar hasil pengamatan saya inilah yang kemudian menjadi ide dasar tulisan ini. Selain melihat nilai-nilai yang baik dapat diambil, saya juga menghubungkan dengan kekuatan yang dimiliki Unesa un tuk dapat dikembangkan sehingga ide-ide tersebut tidak membawa pembaca hanya untuk sekadar menerawang di awan, melai nkan juga tetap membumi. Berikut adalah beberapa hal yang saya ang gap sebagai hal yang penting dan mungkin dapat diadopsi atau diadaptasi di Unesa. Budaya penelitian yang maju, unggul, dan aplikatif Di UoN, pihak universitas melakukan berbagai cara untuk mendorong penelitian. Salah satunya adalah dengan melibatkan ma hasiswa dengan berbagai proyek penelitian. Karena selain bisa mendapatkan pengalaman, mahasiswa juga bisa menda patkan penghasilan. Selain itu, pihak UoN menyediakan hibah penelitian internal yang begitu besar untuk mendorong penelitian staf pengajar dan mahasiswa dari tingkat sarjana hingga doktoral. Untuk mahasiswa program Ph.D., berba gai fasilitas disediakan dengan berbagai hak istimewa yang melekat padanya, seperti pe nyediaan laptop pribadi, percetakan, ruang kerja, akses penuh ke laboratorium dan pe ralatan, sumber pustaka yang tak terbatas,
MAJALAH UNESA Nomor: 71 Tahun XV - Juli 2014
dukungan untuk mengikuti konferensi dan seminar, insentif bagi yang mengumpulkan disertasinya tepat waktu, dan sebagainya. Hal itu dilakukan sebagai upaya UoN untuk meningkatkan kualitas lulusan Ph.D-nya yang berasal dari berbagai negara. Penga kuan salah seorang kandidat Ph.D asal In do nesia, betapa mahasiswa internasional di UoN mendapatkan pelayanan istimewa dan diperlakukan dengan baik oleh seluruh staf. Mereka senantiasa siap membantu dan memberikan layanan terbaik yang dimiliki. Hal ini tentu diyakini akan membawa manfaat jangka panjang bagi UoN dalam memperluas jaringannya ke seluruh dunia. Bahkan, seperti informasi yang diberikan salah satu lulusan Ph.D asal Indonesia tahun ini, Darmawati Darwis, salah satu pusat penelitian bidang fisika terapan di UoN medorong dibukanya mitra lembaga pe nelitian di salah satu universitas negeri di Sulawesi, mengingat banyaknya mahasiswa Ph.D yang diutus oleh kampus tersebut ke UoN. Bila mengingat Unesa memiliki mahasis wa dari berbagai wilayah di Indonesia, mulai Sumatera hingga ke Papua, tentunya hal ter sebut memungkinkan untuk dilakukan di Unesa. Kemajemukan merupakan potensi yang patut dikembangkan Unesa sehingga bisa menempatkan diri sebagai sentra pe nelitian dan pengembangan keilmuan bagi kampus-kampus mitranya di daerah lain. Sebut saja dalam bidang penelitian ke
KABAR MANCA bahasaan, para alumni asal Lombok yang telah lulus dari program master di pasca sarjana Unesa akan menjadi mitra peneliti yang potensial untuk dilibatkan dalam pe ne litian di sekitar wilayah Bali dan Nusa Tenggara. Sebuah potensi tidur yang belum banyak dibangunkan. Lebih jauh lagi melihat UoN, kita juga bisa melihat bagaimana pihak universitas bisa bersinergi dengan industri. UoN telah men jalin kerjasama dengan pihak industri atau pihak luar. Misalnya, Newcastle Institute for Energy and Resources (NIER) dan the Hunter Medical Research Institute (HMRI) adalah dua contoh lembaga penelitian milik UoN yang telah terhubung dengan dunia industri. Se gala hasil penelitian UoN dipasarkan oleh Newcastle Innovation sebagai lembaga transfer hasil penelitian milik UoN. Cara kerjanya adalah dengan menghubungkan layanan jasa penelitian dan konsultan milik UoN dengan industri dan memastikan inves tasi untuk mengomersialisasikan teknologi ino vatif. Lembaga inilah yang menjadi andalan UoN untuk mencari dana riset se kaligus memasarkan hasil riset. Tentu saja kinerja lembaga penelitian dan lembaga pe masar ini di bawah pengelolaan pihak UoN sebagai induknya. Dalam konteks Indonesia, inilah salah satu wujud visi kewirausahaan dari suatu perguruan tinggi. Unesa sebagai kam pus di wilayah Indonesia timur harus mem bangun kerjasama yang kuat dengan pihak pengguna sumber daya penelitian dan hasil-hasilnya sehingga kampus tidak hanya menjadi menara gading namun dapat be nar-benar mengambil peran dalam sektor riil pembangunan nasional. Sumber daya pe nelitian yang dimiliki universitas juga akan sangat berguna bagi pemerintah yang ingin membangun dan mencari sumber-sumber pendapatan daerah atau nasional. Setiap negara maju dikenal memiliki sumber daya penelitian yang kuat dengan daya dukung yang kuat dari universitas mereka. Sistem Perpustakaan yang Modern Setiap lembaga pendidikan tinggi tentu memahami begitu pentingnya jurnal ilmiah yang akan menjadi catatan termutakhir per kembangan ilmu pengetahuan di berbagai bidang. Menyadari hal tersebut, UoN telah menyediakan akses ke ratusan jurnal ilmiah online yang memungkinkan mahasiswa un tuk menemukan ratusan jurnal yang me muat ratusan ribu hingga jutaan judul ar tikel. Selain itu, sistem perpustakaan yang di miliki UoN memungkinkan mahasiswa
untuk meminta buku yang tidak ada dalam koleksi UoN namun berada dalam jaringan perpustakaan di seluruh Australia. Bahkan, mahasiswa dapat memesan ke pihak pe nge lola perpustakaan untuk membeli se buah judul tertentu yang diperlukan untuk penulisan. Sistem perpustakaan online di UoN juga diakses menggunakan no mor mahasiswa dan kata kunci tertentu sehing ga mahasiswa dapat mengelola akun per pustakaannya secara online pula dari mana saja. Sering kita dengar keluhan atas kam
sasi dunia, Unesa sudah tentu akan men dorong tercipatnya suasana kampus yang mul tikultural sehingga mendukung pem ba ngunan bervisi masa depan. Dengan kam pus berkarakter multikultural, Unesa akan menyiapkan generasi intelektual yang ber wawasan luas dan siap memahami perbedaan sebagai sebuah energi untuk bergerak maju. Terkait dengan hal tersebut, Unesa se yogyanya sering menampilkan ciri multikulturalnya. Selama di UoN, saya dalam beberapa kesempatan telah mengikuti
Perpustakaan UoN modern pus-kampus di Indonesia mengenai sarana perpustakaan yang tidak lengkap dan tidak mutakhir. Dengan berlangganan jur nal melalui sistem digital serta meng gu na kannya secara integral dalam perkuliahan, pandangan ini akan berubah secara dras tis. Meski bukanlah hal yang mudah dan murah, tapi hal ini sangat mungkin dilaku kan dalam waktu yang relatif singkat. Se pengetahuan saya, pascasarjana Unesa telah merintis sistem akun online bagi tiap maha siswanya yang akan menjadi modal dasar pengembangan sistem perpustakaan online. Tentunya harus diintegrasikan dengan sis tem database kemahasiswaan online yang akan juga bisa dimanfaatkan untuk semua kebutuhan dunia akademik. Kampus yang multikultural Sebagai dunia yang mencetak pa ra pemikir yang akan menyongsong globali
beberapa festival bertemakan budaya, antara lain Cultural Awakening Week dan Chinese Festival. Dalam Cultural Awakening Week, berbagai even diselenggarakan, antara lain festival makanan internasional, parade internasional, dan panggung seni budaya internasional yang diikuti oleh perwakilan seluruh negara yang berkuliah di UoN. Untuk Unesa dalam konteks Indonesia yang begitu beragam, maka festival semacam ini sangat mungkin dilakukan untuk menampilkan keragaman budaya Indonesia yang merepresentasikan asal mahasiswa yang berkuliah di Unesa. Festival ini tentu akan menunjukkan makna nyata dari slogan yang termuat dalam lambang negara kita, Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, berbeda-beda tapi tetap satu jua. Sistem blackboard untuk pembelajaran terintegrasi
Nomor: 71 Tahun XV - Juli 2014 MAJALAH UNESA
| 21
KABAR MANCA UoN menggunakan sebuah sistem on line yang mengintegrasikan pembelajaran yang diberi nama ‘Blackboard’. Sistem ini bisa diakses oleh dosen dan mahasiswa yang telah terdaftar pada suatu mata kuliah. Ketika registrasi untuk kali pertama, setiap ma hasiswa UoN mendapatkan nomor mahasiswa dan kode pin awal akses ke da tabase online UoN atau disebut MyUoN. Akses tersebut akan membawa mahasiswa ke sistem Blackboard, email mahasiswa, per pustakaan, dan lain-lain. Sistem blackboard memuat berbagai hal terkait perkuliahan dan juga menjadi sarana interaksi dosen dan mahasiswa pada mata kuliah tertentu di dunia maya. Diskusi tidak hanya dapat dilakukan di dalam kelas, namun juga di luar kelas melalui fasilitas blackboard ter sebut. Untuk materi perkuliahan yang akan datang, dosen telah mengunggah file power point (ppt) dan artikel atau bab suatu
Cultural Awakening Week buku secara digital. Dosen juga memberikan tugas melalui sarana ini yang kemudian akan dikumpulkan oleh mahasiswa melalui sarana yang sama. Blackboard adalah sebuah sistem yang begitu terintegrasi dan melampaui batas ru ang kampus hingga ke rumah, karena baik dosen maupun mahasiswa dapat meng akses akun MyUoN mereka dari tempat ting galnya. Melihat potensi mahasiswa Unesa saat ini yang telah melek teknologi dan telah memahami penggunaan internet, maka sangat mungkin Unesa menggunakan sistem semacam ini untuk mendukung ke giatan pembelajaran. Modal utamanya ada lah tersedianya jaringan internet kampus yang kuat dan tersedianya fasilitas komputer serta peminjaman laptop di perpustakaan kampus bagi mahasiswa yang tidak memiliki laptop pribadi.
22 |
Sistem peningkatan kualifikasi tenaga pengajar Unesa telah membangun sistem ma ta kuliah yang potensial untuk di kem bangkan, di mana setiap pengajar mata kuliah tertentu dikoordinasikan da lam sebuah forum diskusi mata kuliah. Sistem semacam ini memudahkan proses pe nerapan sistem blackboard di atas, selain juga untuk memudahkan kaderisasi do sen. Standardisasi bahan dan materi ajar sangat mungkin dilakukan di bawah sis tem semacam ini. Selain itu, seperti yang dilakukan di UoN, setiap dosen berhak dan wajib mengikuti beberapa sks pe ngem bangan profesionalisme yang dikelola oleh lembaga tertentu milik universitas. Unesa yang memiliki dasar pendidikan yang kuat karena memang sebelumnya adalah sebuah LPTK tentu dapat mengembangkan program pengembangan pro fesionalisme dosen yang akan mengikuti kemajuan sumber daya yang dimiliki universitas. Sebagai contoh sederhana, bila Unesa di masa mendatang akan meng gu nakan sistem semacam blackboard seperti yang dimiliki UoN, maka melalui program ini dosen dan karyawan dapat melatih pengoperasiannya. Layanan Keamanan Letak UoN yang berada di area begitu luas dan cukup jauh dari kota tidak mengu rangi minat mahasiswa dari berbagai negara untuk menimba ilmu di kampus ini. Awal tiba di kampus UoN, saya sempat membayangkan betapa sulitnya kalau mahasiswa atau dosen harus kerja sampai larut malam karena jarak antara rumah dan kampus cukup jauh. Apalagi, saya kemudian mengetahui bahwa perpustakaan dan banyak spot di kampus tetap memberikan pelayanan hingga tengah malam. International Office yang melayani seluruh mahasiswa mancanegara meng informasikan bahwa pihak keamanan kam pus tidak hanya menjaga keamanan kampus melainkan juga memberikan layanan shuttle bus (bus antar). Layanan bus yang mengantar ma ha siswa ke tempat tinggal masing-masing ini mu lai beroperasi pukul 6.30 sore hingga tengah malam. Bila tersesat di areal kampus, jasa ini juga bisa digunakan dengan me nelpon nomor darurat di telepon umum di areal kampus. Selain itu, kampus juga menyediakan bus sekali seminggu pada malam hari untuk mengantarkan mahasiswa yang tinggal di asrama di area kampus untuk berbelanja di pusat perbelanjaan terdekat. Mengingat luasnya Kampus Unesa di Lidah,
MAJALAH UNESA Nomor: 71 Tahun XIV - Juli 2014
layanan semacam ini juga penting untuk dimiliki Unesa pada masa yang akan datang. Dengan fitur-fitur semacam ini, Unesa akan semakin cepat mengundang perhatian para calon mahasiswa dari seluruh Indonesia. Peluang berkarir selama studi Di samping mendorong peningkatan kualifikasi akademik, UoN juga sangat mem per hatikan pertumbuhan kematangan ma ha siswa secara finansial dan profesional. Hal ini menjadi sangat penting karena tiap mahasiswa bisa mendapatkan pengalaman be kerja selama menjalankan studinya. Pekerjaan itu meliputi kerja berpenghasilan dan kerja relawan. Untuk jenis pekerjaan yang pertama, pihak UoN banyak sekali meng gunakan tenaga mahasiswanya sen diri dalam pelayanan, misalnya sebagai staf pelayanan nasabah di kantor Student Services, toko buku Co-op, laboratorium, dan di berbagai gerai makanan di areal kampus. Di samping itu, banyak mahasiswa juga men cari pekerjaan sendiri di luar kampus, mi salnya di restauran, toko, café, dan sebagainya yang dapat menambah uang sakunya. Hal ini adalah semacam simbiosis mutualisme antara industri dan perguruan tinggi. Saya kemudian teringat tentang seorang kawan yang berkenalan dengan seorang pramuniaga di Matahari Department Store yang berada di Royal Plaza Surabaya, sebut saja namanya Gloria. Di tengah perkenalan terungkap bahwa Gloria ternyata seorang mahasiswa S-1 program studi Akuntansi di Unesa. Tidak banyak mahasiswa di Indonesia yang mau seperti Gloria. Menjadi pramuniaga di pusat perbelanjaan dekat kampusnya tentu menjadi tantangan tersendiri baginya. n LALU ARI IRAWAN (Mahasiswa S-3 Unesa, Sandwich-Like di Newcastle University)
Bersama supervisor menghadiri seminar mingguan di Hendry-TATE Museum
8OTAK CERDAS
SERBA SERBI
Cara Jadikan
4. Mempelajari bahasa baru Mempelajari bahasa baru dapat sindrom dementia (kemunduran otak) sampai dengan empat tahun menurut artikel yang dimuat pada New Scientist. Alasan pasti untuk hal ini belum diketahui, namun dipercaya bahwa ia memiliki hubungan erat dengan peningkatan perdaran darah dan koneksi saraf yang baik. 5. Tertawa Tawa bukan saja merupakan obat terbaik, ia juga dapat meningkatkan fungsi otak dan menstimulasi kedua sisi otak pada saat yang bersamaan. Pastikan Anda tertawa setiap harinya.
O
tak manusia pada dasarnya meÂrupakan komputer biologis. Ia membutuhkan makanan, oksigen, dan ia juga butuh latihan. Anda dapat melakukan beberapa hal untuk meningkatkan kekuatan otak dengan melatihnya, memodifikasi, atau bahkan memanipulasinya. Anda mungkin tidak akan menjadi seperti Einstein, namun hal ini juga bukan alasan untuk tidak membuatnya menjadi lebih baik. Hal-hal di bawah ini akan membuat otak Anda bekerja lebih baik. 1. Ambillah dosis EPA secukupnya EPA adalah bahan kimia dalam minyak ikan yang merupakan makanan bagi otak, setiap orang pasti sudah mengetahuinya, jadi mengapa tidak memberikannya kapsul minyak ikan setiap hari untuk meningkatkan kekuatannya. Riset menunjukan bahwa minyak ikan dapat
memfasilitasi peningkatan aktivitas pada otak, memperlancar peredaran darah, meningkatkan memori dan konsentrasi. 2. Kerjakan sebuah teka teki Teka-teki silang, Sudoku atau yang lainnya dapat membuat otak Anda tetap pada kondisi terbaik. Sama seperti otot, jika Anda tidak berlatih secara reguler, ia akan kehilangan kemampuannya untuk bekerja secara maksimal. 3. Pergi berjalan kaki Tidak ada yang dapat mengalahkan udara segar yang dapat menyegarkan pikiran yang dapat mengurangi percakapan mental yang mengganggu logika dan pikiran konstruktif. Sebuah perjalanan di pinggiran kota, dekat sungai atau sekedar di taman akan membantu Anda menyingkirkan awan kelabu dan membantu pikiran Anda tetap jernih.
6. Menjadi kreatifif Melukislah atau pelajari alat musik yang baru, bergabunglah dengan kelas kesenian walaupun Anda yakin Anda payah dalam hal tersebut. Menjadi kreatif memungkinkan Anda untuk menemukan solusi baru untuk permasalahan yang sudah lama dan meningkatkan kesadaran pada saat yang bersamaan. 7. Belajar melempar barang Riset dari Universitas Regensburg di Jerman memindai otak dari seorang juggler (pemain sulap yang melemparkan barang) dan menemukan bahwa kegiatan ini dapat meningkatkan struktur otak. Setelah berlatih selama tiga bulan, otak akan menunjukan peningkatan signifikan pada dua bagian, yaitu bagian mid-portal dan posterior intraprietal sulcus kiri. 8. Berhubungan dengan sifat keanakanakan Anda Einstein pernah berkata bahwa imajinasi lebih penting daripada pengetahuan dan ia menggunakannya pada beberapa eksperimen yang akhirnya membuatnya menemukan perhitungan paling terkenal sepanjang masa (E=MC2).n
Nomor: 71 Tahun XV - Juli 2014 MAJALAH UNESA
| 23
KABAR SM-3T
Para peserta yang mengikuti pemecahan Rekor MURI penulisan 1.500 kesan dan kemanfaatan Program SM-3T, di Sorong, Papua.
CATATAN SM-3T DI BUMI CENDERAWASIH
“SM-3T, The Silent Hero” n oleh Prof. Luthfiyah Nurlaela
Pada peringatan Hari Pendidikan Nasional yang dipusatkan di Sorong, Papua, saya berksempatan hadir dan mengikuti rangkaian acara. Sebagai koordinator SM-3T Unesa, saya pun larut dan membaur dengan aneka kegiatan tersebut. Berikut salah satu ciplikan pengalaman saya.
P
agi yang basah di So rong. Mendung meng gantung di langit. Mes ki begitu, cuaca tak menyurutkan masyarakat So rong dan sekitarnya untuk me menuhi alun-alun. Pagi ini, Men dik bud akan melakukan jalan sehat, jalan keakraban bersama anak sekolah, guru, orang tua, dan masyarakat Sorong. Saya bersama tim sendiri sudah sejak sekitar pukul 06.00 mem baur di kerumunan itu. Da sar saya, setelah sebentar
24 |
MAJALAH UNESA Nomor: 71 Tahun XV - Juli 2014
be ramah-tamah dengan para pejabat kemdikbud, UNM, dan Pemda Sorong, saya menyelinap di antara kelompok-kelompok dengan kostum warna-warni itu. Memotret tulisan di punggungpunggung mereka. STKIP Muhammadiyah So rong, SM-3T Universitas Negeri Gorontalo Angkatan III, SD In pres 44 Klamalu, SD Inpres 41 Malawele Aimas Sorong, MI AlIkhtiar Al Ma’arif Kabupaten So rong, MIN Malawele Kabupaten Sorong, SD Inpres 39, MB. Gema
Harmoni SMP 3 Sorong, SMA Be thel Aimas Kabupaten Sorong, IGTKI PGRI Kabupaten Sorong, SD Negeri 27 Mariyai Kabupaten So rong, dan seterusnya. Asyik juga mengumpulkan tulisan-tu lisan di punggung-punggug itu. Jalan sehat berjalan lancar. Entah di mana teman-teman tim, saya melesat jauh meninggalkan mereka. Bak wartawan yang ti dak jelas dari surat kabar apa, saya sibuk memotret ke sana ke mari. Berlomba dengan belasan wartawan dari berbagai media.
KABAR SM-3T Masa bodoh. Memang hanya wartawan saja yang boleh me nyusup ke mana pun dan potret sana-sini. Hehe. Jalan sehat diramaikan oleh ke lompok drumband SMP 3 Sorong. Suaranya berdentumdentum mengiringi lagu-lagu daerah dan lagu-lagu nasional. Ma yoretnya, laki-laki dan pe rem puan, lincah bergerak-ge rak memberi komando. Ribuah peserta jalan keakraban me ngikuti gerak langkahnya. Men dikbud dan para pejabat berada di barisan terdepan, persis di be lakang barisan drumband. Usai jalan sehat yang hanya me makan waktu sekitar satu jam, rombongan kembali ke alun-alun. Pameran foto SM3T serta penulisan kesan dan ke manfaatan SM-3T berpadu de ngan hiburan di panggung besar dan pengambilan undian berhadiah. Luar biasa ramainya. Seperti Bukan di Papua Saya seperti tidak se dang berada di Papua. Ini bu kan daerah tertinggal. Bu kan daerah yang minim pen du duk nya, bukan daerah yang masyarakatnya sulit diajak ber ubah. Lihatlah. Yang duduk di kursi-kursi itu saja, jumlahnya ada 1500 orang lebih. Ya, pasti. Karena kursi itu sudah disiapkan untuk 1500 orang lebih, yang
terdiri dari anak sekolah, guru, orang tua dan masyarakat, un tuk menuliskan kesan dan ke manfaatan program SM-3T. Be lum yang di luar kursi-kursi itu, yang jumlahnya bisa dua tiga kali lipat. Gila. Sepanjang pe ngalaman saya menginjak da e rah tertinggal, tidak pernah saya melihat kerumunan orang sebanyak ini. Semua acara berjalan lancar. Tim sebelas, panitia inti yang menjadi event organizer acara, benar-benar menunjukkan ke tang guhannya. Tim sebelas itu terdiri dari Akhiruddin dan sepuluh temannya yang lain, alumni SM-3T angkatan perta ma. Mereka adalah alumni UNM, LPTK yang menjadi tumpuan ba gi suksesnya seluruh rangkaian aca ra, mulai dari awal sampai akhir. Tim pusat, tanpa fasilitasi UNM, Pemda Sorong, dan se luruh masyarakat Sorong, tak akan bisa berbuat banyak. Pagi ini, penganugerahan Rekor MURI untuk Kemdikbud, dengan penulisan 1500 kesan dan kemanfaatan Program SM-3T, diberikan oleh Bapak Pau lus, perwakilan dari MURI, kepada Mendikbud, Prof. Dr. Mu hammad Nuh. Sebanyak 1500 kesan yang ditulis di se lembar kaus, terkumpul se ba gai bukti kecintaan anak se kolah, guru, orang tua, dan
masyarakat Papua, pada SM-3T. Hampir semua kesan yang di tulis begitu mengharukan se kaligus membanggakan. Sa lah satu tulisan yang begitu me ngesankan Mendikbud dan ba nyak orang adalah: “SM-3T, The Silent Hero.” The Silent Hero The Silent Hero. Ya, gurugu ru itu tidak banyak cakap, tidak banyak bicara, tidak ba nyak publikasi, dalam segala ke terbatasan dan kesulitan, me reka bergerak, mengetuk pin tu hati setiap siswa, setiap pen didik, setiap orang tua, meng ajak mereka semua un tuk bangun, bangkit, pelan na mun pasti, meninggalkan lo rong-lorong gelap, menuju se buah tempat yang terangben derang. Guru-guru itu mengisi hati dan jiwa-jiwa yang kosong, memenuhinya de ngan sentuhan penuh kasih sa yang, dengan pengetahuan, ke terampilan, dan kecintaan pada Tanah Air. Mereka datang di ujung-ujung negeri, me rangsek menembus hutan be
lan tara, melanggar derasnya su ngai-sungai, menerjang ter jal nya bukit dan batu karang, me nyalakan pelita-pelita, dan memancarkan cahaya di manamana. Bagi mereka, men ja di guru di daerah-daerah ter tinggal, bukan masalah pe ngor banan, tapi masalah ke hormatan. Kehormatan sebagai bangsa dan negara yang harus te rus diperjuangkan. Mereka berjuang melalui jalan lain. Ti dak mengangkat senjata, tidak membawa tombak dan anak pa nah, kecuali hanya sebuah pena, se buah pelita, dan se gunung ketulusan. Guru-guru itu, mere kalah ‘the silent hero’ itu.... Sorong, 9 Mei 2014 Penulis adalah Direktur PPPG dan Koordinator SM-3T Unesa.
Bersama para peserta SM-3T yang dengan penuh semangat menyukseskan kegiatan Hari Pendidikan Nasional Kemendikbud di Sorong, Papua. Nomor: 71 Tahun XV - Juli 2014 MAJALAH UNESA
| 25
INSPIRASI ALUMNI
Oki Aryono, Ketua Yayasan Bina Qalam Indonesia
AWALI K ARIER sebagai
RELAWAN MEDIA Masih muda, tapi sudah mendapat kepercayaan sebagai kepala lembaga pengkaderan penulis muslim. Dialah Oki Aryono, alumni jurusan Bahasa dan Sastra Inggris Unesa yang mengaku merintis karier dari bawah sebagai relawan media di Yayasan Dana Sosial Al-Falah (YDSF) Surabaya.
K
eteguhan hati, keuletan dan pantang menyerah. Itulah salah satu kelebihan yang dimiliki Oki Aryono sehingga membuat Ke tua Pengurus YDSF, Abdul Kadir Baraja merasa tertarik untuk memberikan tantangan baru di Yayasan Bina Qalam In donesia. “Waktu itu saya sempat bertanya ke pak Kadir (ketua YDSF), mengapa saya ditunjuk menjadi ketua yayasan padahal saya masih
26 |
umur segini serta masih banyak orangorang tua yang mampu dalam mengelola yayasan ini. Pak Kadir hanya bilang, saatnya yang muda yang berkarya. Kamu orangnya ulet dan pantang menyerah,” ungkap Oki menuturkan perjalanan kariernya. Mendapat tantangan sekaligus kesem patan, pria kelahiran Surabaya, 22 Oktober 1978 itupun tak menyia-nyiakannya. Ia ber prinsip bahwa dalam menjalankan ke hi dupan kesempatan hanya datang satu kali.
MAJALAH UNESA Nomor: 71 Tahun XV - Juli 2014
Karena itu, ia berusaha menggunakan ke sempatan yang diberikan itu dengan sung guh-sungguh dan bekerja sebaik-baiknya. Jadi Relawan Kiprah alumni Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris Unesa di YDSF terbilang cukup lama. Ia mengawali berkiprah di YDSF tahun 2002 ketika masih menjadi mahasiswa. Ia memulai dari bawah dengan menjadi relawan di Ma jalah Al Falah terbitan Yayasan Dana Sosial Al
INSPIRASI ALUMNI Falah (YDSF) Surabaya. “Karena masih kuliah, sa ya pun harus pandai-pandai mengatur jadwal antara kuliah dan liputan. Beruntung waktu itu saya sudah semester tujuh dan ha nya fokus pada skripsi,” jelasnya. Mulanya, Oki masuk YDSF Surabaya se telah mendapat tawaran dari kakak kelasnya, Guritno. Setelah mendalami dan menyelami, ia memutuskan mau bertugas se bagai relawan yang bertugas menulis dan me motret kegiatan YDSF untuk dimuat di Ma jalah Al Falah. “Awalnya, saya ngantor dua hari sekali, namun lambat laun setiap hari ternyata ada tugas. Agar tidak mengganggu tugas kuliah, saya antisipasi dengan masuk kantor pada siang hari,” ujarnya. Meski dipenuhi aktivitas dan perjuangan yang sangat melelahkan, Oki berhasil lulus kuliah pada tahun 2005. Walaupun agak telat lulus, namun ia merasa bangga dengan perjuangan yang telah dilakukan. Apalagi kondisi saat itu yang serba kurang terkait fasilitas komputer dalam menunjang me nyelesaikan tugas akhir. “Kehidupan baru pun saya mulai dengan berkiprah di YDSF,” paparnya. Proses Berliku Keberhasilan Oki menduduki jabatan ke tua yayasan saat ini memang dilalui dengan proses yang cukup panjang. Ia berkiprah di majalah Al-Falah tahun 2003. Lalu, pada tahun 2005, ia mendapatkan kesempatan menjadi redaktur pelaksana karena redaktur pelaksananya waktu itu diangkat menjadi Direktur Pusat Dakwah (PUSDA) Surabaya. Dari redaktur pelaksana, tahun 2007, ia ke mudian diangkat menjadi Pimpinan Redaksi karena saat itu Pimpinan Redaksinya diang kat menjadi Manajer YDSF Jakarta. Tahun 2011, karena sudah memiliki se orang anak dan sudah tidak sanggup lagi kerja lembur, Oki mengajukan diri pindah posisi ke media online namun tetap mem bantu tugas keredaksian Majalah Al Falah. “Pada tahun 2011, saya secara resmi me megang media online www.ydsf.org,” tam bahnya Saat memegang media online itu, ia me rasa kurang berkembang karena tidak memiliki personel. Sejak tahun 2011-2013, Oki mengelola media online itu sendirian. Ia menulis sendiri, mengedit sendiri dan me nerbitkan sendiri. Pekerjaan itu membuat ia tidak memiliki tantangan karena tidak ada yang membantu mengembangankan media online tersebut. Beruntung, keresahan pria murah se nyum itu mendapat jawaban. Bermula dari
tulisan pimpinan YDSF, Abdul Kadir Baraja berjudul Kemana Karya Ulama Kita? Tulisan tersebut lalu ditunjukkan kepada penulispenulis senior seperti M. Anwar Djaelani dan beberapa wartawan senior yang ada di ma jalah Hidayatullah. Mereka pun senang ka rena pak Kadir mulai peduli terhadap dunia tulis-menulis di media. Kumpulkan Para Penulis Berangkat dari respon para penulis itu, Oki dan pak Kadir lantas berinisiatif me ngum pulkan para penulis tersebut. Saat pertemuan perdana, ada 30 penulis muslim yang ada di Indonesia ikut hadir. Mulai da ri Syirikit Syah, Misbahul Huda, Taufiq AB, Cholili Ilyas (mantan Redaktur Senior Jawa na), Pos), Sinta Yudisia (Forum Lingkar Pe Sugeng Purwanto (mantan Redaktur Sura baya Post), Redaktur dari Hidayatullah serta penulis dari Jakarta, Asep Sobari. Dari pertemuan itu, mereka sepakat harus ada wadah khusus agar para penulis le bih terdorong dan termotivasi untuk me nulis. Abdul Kadir Baraja selaku ketua Yayasan Dana Sosial Al Falah Surabaya ke mudian melontarkan usulan untuk me manajeri wadah tersebut dan seluruh pe serta pun setuju. “Waktu itu, pak Ka dir menganalogikan seorang petinju profesio nal yang harus memiliki promotor untuk mengurusi segala hal, mulai dari sponsor, bayaran, kapan mainnya dan seterusnya,” terangnya. Pada pertemuan kedua, lahirnya nama wadah organisasi penulis tersebut dengan nama Bina Qalam Indonesia. Awalnya, or ganisasi penulis muslim tersebut dipimpin
sementara oleh Abdul Kadir Baraja. Hingga akhirnya setelah dilakukan proses seleksi untuk ketua yayasan Bina Qalam Indonesia, Oki Aryono terpilih menjadi Ketua Yayasan Bina Qalam Indonesia. “Ini adalah tugas berat yang saya emban dan harus saya jalan kan secara maksimal,” ujarnya. Ia sempat bertanya kepada pak Kadir alasan menunjuk dirinya menjadi ketua ya yasan padahal masih berusia muda semen tara masih banyak orang-orang tua yang mampu dalam mengelola yayasan. “Waktu itu, pak Kadir hanya bilang saatnya yang mu da yang berkarya,” jelasnya. Oki mengakui bahwa pada dasarnya pe nulis itu harus dikelola dan dikoordinasi ge rakannya supaya menjadi lebih terstruktur dan lebih masif sehingga memiliki misi yang jelas. “Tujuan dari yayasan ini adalah mence tak pendakwah yang menulis dan atau pe nulis yang berdakwah,” pungkasnya. (RUDI)
Oki Aryono, Ketua Yayasan Bina Qalam Indonesia, saat ditemui reporter majalah Unesa di ruang kerjanya.
Nomor: 71 Tahun XIV - Juli 2014 MAJALAH UNESA
| 27
ARTIKEL WAWASAN
MENGHITUNG & Menghargai WAKTU Waktu janganlah dibuang percuma, atau dihabiskan untuk berbagai kegiatan yang mubasir.
oleh Much Khoiri
T
ahu-tahu hari ini Rabu kembali, sama dengan Rabu sepekan lalu, juga sama dengan Rabu dua pekan lalu, tiga pekan lalu, setahun lalu, lima tahun lalu, sepuluh tahun lalu, dua-pu luh tahun lalu, tiga-puluh tahun lalu, empatpuluh tahun lalu, lima-puluh tahun lalu…Ta hu-tahu lima-puluh lima tahun telah berlalu. Bayangkan! Tahu-tahu aku, juga teman-teman seba yaku, telah menikahkan anak-anak. Waktu terasa berputar begitu cepat, lima-puluh li ma tahun hampir tak terasa apa-apa. Hidup lak sana mimpi, seakan hanya sepanjang waktu tidur belaka. Tahu-tahu aku akan se gera menimang cucu. Tahu-tahu aku akan di kerubuti cucu-cucu yang memanggilku ‘akung’. Ya, anggaplah aku sekarang berusia li ma-puluh-lima tahun. Pada suatu hari Rabu aku merenung. Ke mana lagi aku akan pergi setelah ini? Ibarat hari, aku telah melewati waktu ashar, dan terus merambat menjelang senja. Tinggal menghitung jam, menit, dan detik saja, senja itu akan segera berakhir. Dan jika saat itu tiba, buku hidup jilid 1 harus
28 |
MAJALAH UNESA Nomor: 71 Tahun XV - Juli 2014
ARTIKEL WAWASAN aku tutup untuk siap-siap membuka buku ji lid 2 dan seterusnya. Andaikata jatah usiaku 62 tahun (usia Muhammad SAW saat wafat), artinya tinggal tujuh tahun lagi aku hidup dan tinggal di dunia ini. Sekarang hari Rabu, berarti Selasa tengah malam pada tujuh tahun ke depan atau 2556,75 hari (asumsinya 1 tahun = 365,25 hari) atau 61.362 jam atau 3.681.720 menit atau 220.903.200 detik. Ya, tinggal 220.903.200 detik lagi aku menghirup dan melepaskan nafas. Mengapa hitungan detik yang aku pa kai? Tentu untuk menyelaraskan dengan ukuran detak jantung—sekepal daging yang secara fisiologis mengatur sirkulasi darah ke seluruh tubuh (dan secara spiritual disebut qalbu, yang di dalamnya bersemayam akal dan nafs/jiwa, yang menentukan baik-bu ruknya manusia). Jika pada detik tertentu jantung tidak lagi berdetak, tuntaslah sudah kisah hidupku—jangan lupa, ini berlaku bagi siapa pun jua. Andaikata aku hanya punya sisa waktu hi dup 220.903.200 detik, pada ukuran normal dan baik (sekitar 70 kali/menit), aku ha nya punya sisa 257.720.400 kali detak jantung. Sisa sekian detik ini, aku yakin, ti dak akan lama, karena hampir tak terasa apa-apa. Amat mungkin, semua itu hanya wes wes begitu saja, dan…. tahu-tahu detik terakhir pun tiba. Kontrak telah mencapai expire date. Itu seandainya sisa usiaku 7 tahun. Ten tu, jatah usia manusia, siapa tahu? Itu salah satu rahasia yang tak tersingkap dalam pe mahaman manusia. Jika jatah usiaku kurang dari 7 tahun—sebutlah 5 tahun, 3 tahun, 1 tahun, atau 1 bulan lagi—terus mau apa? Bukankah suatu kemustahilan untuk meng gelar protes ukhrawiyah tentang hal ini? Na mun sebaliknya, jika jatah usiaku lebih dari 7 tahun—semisal sampai berusia 65, 75, 85 tahun atau lebih, kelebihannya itu aku ang gap bonus (hadiah) tak bersyarat yang harus kuterima dari Yang Maha Kuasa. Aku sendiri lah yang seharusnya memaknainya. Ya Allah, apa saja yang telah kulakukan selama 55 tahun ini? Kejahatan apa sajakah yang pernah aku lakukan—mulai kejahatan ha ti hingga kejahatan tindakan—kepada makhluk lain: sesama manusia, dengan jin, flora, dan fauna? Lebih penting, kejahatan apa sajakah yang pernah aku lakukan ter hadap diri sendiri, selama ini? Sungguh, aku tak berani mengklaim te lah melakukan kebaikan. (Ini rahasiaku de ngan Allah dan malaikat pencatat amalku.) Aku menunaikan setiap ibadah yang di
perintahkan dan dianjurkan; namun, alangkah sombongnya aku jika aku berani mengklaim bahwa semua itu ada pahala kebaikannya. Namun, sungguh, aku sangat galau dengan hal ini: apakah aku pernah membekali diri dengan kebaikan-ke baikan dalam menuju gerbang detik terakhirku, ya saat detak jantung ter akhir tiba! Maka, inilah momentumnya ba giku untuk lebih menghargai waktu. Waktu janganlah dibuang percuma, atau di habiskan untuk berbagai kegiatan yang mubasir. Banyak acara TV yang sampah, demikian pula korankoran sensasional, dan itulah yang wajib kutinggalkan. Sebaliknya, aku wajib “membaca” kitab hidup yang mencerahkan dan menggerakkan gairah. Jika aku tid ur 5 jam sehari-semalam, dalam 7 tahun aku menghabiskan 12.775 jam hanya untuk ti dur, bayangkan! Jika aku tidur 8 jam seharisemalam, sepertiga sisa hidup (2,33 tahun) akan lenyap. Dan hal begini tidak boleh ter jadi. Maka, tidak ada strategi lain yang lebih bagus daripada mengiringi setiap gerak ba thiniah dan gerak badaniah dengan energi basmalah (atas nama Tuhan). Berpikir atas nama Tuhan, Membaca atas nama Tuhan, menulis atas nama Tuhan—berangkat kerja, berteman, dan sebagainya, termasuk tidur. Penyertaan ‘atas nama Tuhan’ inilah, aku ya kin, yang akan memberikan makna yang tak terhingga. Jika kondisi demikian bisa aku penuhi, sisa usiaku tidak akan pernah aku sesali. Aku akan siap lahir-bathin untuk menerima ke nyataan itu… Tahu-tahu hari itu Rabu kembali, sama dengan Rabu sepekan se belumnya, juga sama dengan Rabu sebulan sebelumnya, setahun sebelumnya, lima ta hun sebelumnya, tujuh tahun sebelumnya. Aku ingin mendapati suatu saat kelak, tiada bedanya antara hidup dan berpulang. n
"
Maka, tidak ada strategi lain yang lebih bagus daripada mengiringi setiap gerak bathiniah dan gerak badaniah dengan energi basmalah (atas nama Tuhan)."
*Penulis adalah Dosen pada Jurusan Bahasa Inggris, FBS, Unesa.
Nomor: 71 Tahun XV - Juli 2014 MAJALAH UNESA
| 29
ULAS BUKU
Mengajar Lebih Sedikit, Belajar Lebih Banyak Guru merupakan profesi yang terkait dengan pemeliharaan kultur nasional. Salah satu tujuan persekolahan formal adalah mewariskan pustaka, nilai-nilai, dan aspirasi kultural dari satu generasi ke generasi berikutnya. Guru merupakan pemain kunci dalam membangun masyarakat sejahtera.
P
pendidikan guru dalam kurun waktu sekitar endidikan di Finlandia dinilai terbaik 30 tahun. Buku ini menunjukkan, mengapa di dunia, banyak kalangan mengakui pendidikan di Finlandia bisa berada pada hal ini. Selain keunggulannya dalam bi dang pendidikan, Finlandia ju posisi nomor satu di dunia, dan bagaimana ga dikenal sebagai negara yang indeks ke negara ini mencapainya. bahagiaannya tertinggi. Warga Finlandia Informasi tentang apa yang dimaksud dinilai memberikan pengaruh penting pada dengan program pe nyiapan guru berbasis ter ciptanya faktor-faktor yang menentukan riset, dan apa peng aruhnya terhadap ke bahagiaan, antara lain kesehatan, pen di pembelajaran siswa, juga ditunjukkan dikan, kualitas hidup, dan pemerataan eko dengan cukup detil. Fokus utama reformasi nomi. pendidikan di Finlandia memang pada program pendidikan guru. Program ini Diyakini, model pendidikan yang diterap kan berhubungan dengan kemakmuran dan memberikan kerangka kerja menyeluruh ba ke bahagiaan masyarakat Finlandia. Negara gi semua yang mengajar--guru-guru mulai ini disebut sebagai negara yang memiliki dari sekolah dasar sampai sekolah menengah. skala prioritas yang lurus dalam kaitannya Guru harus bergelar master, sehingga mereka JUDUL dengan paradigma pendidikan yang dianut memiliki cukup waktu untuk mempelajari pe Finnish Lessons: Mengajar Lebih nya. Mereka menyadari sepenuhnya bahwa dagogi serta melakukan praktik dan belajar Sedikit, Belajar Lebih Banyak segala macam keterampilan dan ke mam melakukan riset (hal 19). puan akademik lebih sebagai sarana untuk Guru adalah profesi yang tinggi statusnya, ala Finlandia mencapai tujuan yang lebih tinggi, yaitu ke seperti dokter. Mereka yang masuk ke profesi PENERJEMAH bahagiaan lahir dan batin. Berbeda dengan ini terus belajar, melanjutkan studi, agar bisa Ahmad Muchlis negara-negara yang paling maju dan paling berkontribusi lebih banyak pada profesi. PENERBIT makmur sekali pun, yang menganggap pen Guru menjadi jabatan yang dikejar dan ha Kaifa didikan sekadar untuk mencapai kemakmur nya didapatkan oleh mereka yang cukup an yang setinggi-tingginya. Kemakmuran beruntung untuk terpilih sebagai calon guru CETAKAN ti dak selalu berarti kebahagiaan lahir dan (hal 20). I, Mei 2014 batin. Banyak negara yang memiliki tingkat Sebagai sebuah contoh sistem pen di TEBAL penguasaan sains dan teknologi serta ke dikan yang unggul, Finlandia memiliki cara 318 makmuran yang tinggi, namun indeks keba lain untuk memperbaiki sistem pendidikan. PERESENSI hagiaan masyarakatnya terpuruk. Cara yang berbeda dengan yang dilakukan Luthfiyah Nurlaela Buku ‘Finnish Lessons: Mengajar Lebih oleh berbagai negara seperti Amerika Se Sedikit, Belajar Lebih Ba nyak ala Finlandia’, rikat, Inggris, Swedia, Norwegia, dan Perancis. yang ditulis oleh Pasi Sahlberg, sebenarnya Finlandia tidak memperketat kontrol terha bu kanlah buku yang terlalu baru. Buku yang diterjemahkan dap sekolah, memperberat akuntabiitas kinerja siswa, memecat dari ‘Finnish Lessons: What Can The World Learn from Educational guru-guru yang dinilai jelek, dan menutup sekolah-sekolah yang Change in Finland?’, diterbitkan pertama kali pada 2011 di New bermasalah, namun sebaliknya melakukan cara-cara berikut: 1) York, USA. Kemudian pada 2014, buku tersebut diterbitkan dalam memperbaiki sumber daya guru, 2) membatasi tes pada siswa Bahasa Indonesia oleh Penerbit Kaifa. sampai batas minimum yang di per lu kan, 3) menempatkan Ada banyak hal yang menarik dari buku setebal 318 halaman tanggung jawab dan kepercayaan di atas akuntabiitas, dan 4) ini. Dalam bab per bab, pembaca disuguhi informasi tentang menyerahkan kepemimpinan pada level se kolah dan distrik bagaimana Finlandia melakukan transformasi pengajaran dan kepada tenaga profesional pendidikan (hal 42).
30 |
MAJALAH UNESA Nomor: 71 Tahun XV - Juli 2014
ULAS BUKU Terkait dengan pendidikan guru, bagi Finlandia, tidaklah cu kup memperbaiki pendidikan guru dan menaikkan persyaratan penerimaan mahasiswa semata. Yang lebih penting adalah men jamin agar kerja guru di sekolah berlandaskan martabat pro fesional dan kehormatan sosial sehingga mereka dapat memenuhi tujuan mereka dalam memilih profesi menjadi guru se bagai karier seumur hidup. Kerja guru seharusnya seimbang antara mengajar di kelas dan berkolaborasi dengan tenaga profesional lain di sekolah. Itulah cara terbaik untuk menarik para pemuda berbakat kepada profesi guru (hal 159). Perbedaan khas terkait dengan sistem pendidikan publik di Finlandia dan di Amerika Serikat, Kanada, dan Inggris, dan tentu saja juga di Indonesia, salah satunya adalah pada kerja guru. Pendidikan di Finlandia tidak mengenal pengawasan sekolah yang ketat. Tidak ada ujian terstandar eksternal bagi siswa untuk memberi tahu publik tentang kinerja sekolah atau efektivitas guru. Guru juga memiliki otonomi profesional untuk membuat kurikulum dan rencana kerja sendiri berbasis sekolah. Semua pendidikan dibiayai publik dan tidak ada penarikan biaya di sekolah dan universitas (hal 162). Guru merupakan profesi yang terkait dengan pemeliharaan kul tur nasional. Salah satu tujuan persekolahan formal adalah me wariskan pustaka, nilai-nilai, dan aspirasi kultural dari satu ge nerasi ke generasi berikutnya. Guru merupakan pemain kun ci dalam membangun masyarakat sejahtera. Sejarah panjang Fin landia yang telah menyebabkan negara ini bergulat dengan iden titas nasional, bahasa ibu, dan nilai-nilai sendiri, telah me ninggalkan jejak yang dalam pada masyarakatnya dan mendorong keinginan mereka untuk mengembangkan pribadi melalui pendidikan, membaca (reading), dan perbaikan diri. Literasi adalah tulang punggung kultur Finlandia dan telah menjadi bagian tak terpisahkan. Bagaimana di Indonesia? Membaca buku ini, serasa pembaca diseret dalam berbagai kondisi yang sangat kontradiktif. Oleh sebab itu, buku ini sangat penting dibaca bagi para pemerhati pendidikan, guru, praktisi, pengambil kebijakan, dan juga para orang tua dan masayarakat pada umumnya, sebagai bahan refleksi dalam rangka meningkatkan mutu proses pem
Dari segi pemahaman teoretis, sebenarnya apa yang menjadi keunggulan sistem pendidikan di Finlandia telah men jadi perhatian para pemangku kepentingan (stakeholders) pendidikan, termasuk di Indonesia. Bedanya, di Finlandia, pemahaman tersebut telah diwujudkan dalam praktik yang konkret. Di negara kita, hal itu lebih banyak masih di tingkat pemahaman, sekadar wacana, dan dinilai belum ada keseriusan untuk mewujudkannya dalam praktik.
belajaran dan pendidikan di segala jalur dan jenjang. Terkait dengan ‘kehebatan’ profesi guru di Finlandia, kondisi ini tentu saja agak berbeda dengan di Indonesia. Meski dengan di berlakukannya UUSPN dan UUGD yang mengharuskan adanya sertifikat pendidik sebagai syarat untuk menjadi guru, profesi guru belum menjadi profesi favorit bagi putra-putri terbaik. Memang ada kenaikan sangat tajam animo masyarakat untuk mengambil pendidikan di lembaga pendidikan tenaga kependidikan (LPTK)--juga kenaikan tajam jumlah LPTK yang saat ini sudah menembus angka lebih dari 500--namun tetap saja, para peminat itu sebagian be sar belum merupakan lulusan SMA/SMK terbaik. Dari segi pemahaman teoretis, sebenarnya apa yang menjadi keunggulan sistem pendidikan di Finlandia telah men ja di perhatian para pemangku kepentingan (stakeholders) pen di dikan, termasuk di Indonesia. Bedanya, di Finlandia, pemahaman tersebut telah diwujudkan dalam praktik yang konkret. Di negara kita, hal itu lebih banyak
masih di tingkat pemahaman, sekadar wacana, dan dinilai belum ada keseriusan untuk mewujudkannya dalam praktik. Pandangan yang skeptis terhadap upayaupaya pembaharuan pendidikan juga masih bermunculan dari banyak pihak. Contoh kondisi di atas yang saat ini begitu nyata adalah ten tang diberlakukannya Kurikulum 2013. Kurikulum yang dimaksudkan untuk mempersiapkan generasi unggul masa de pan bangsa ini masih dilihat sebelah mata saja oleh berbagai pi hak. Meski sebenarnya, bila dirunut, rasional Kurikulum 2013 memiliki banyak pararelisme dengan model Finlandia. Pe nekanan pada tujuan pembelajaran yang terintegrasi antara sikap, pe ngetahuan dan keterampilan, serta kemampuan pemecahan masalah dan pengembangan kreativitas siswa dengan penerapan mo del-model pembelajaran dan penilaian yang mendorong terjadinya berpikir tingkat lebih tinggi (higher order thinking), sejalan dengan pola pikir yang dikembangkan dalam kurikulum pendidikan di Finlandia. Namun begitu, tidak mudah menerapkan Kurikulum 2013, ti dak saja karena keterbatasan kemampuan guru (yang saat ini terus-menerus dilakukan penguatan dan peningkatan), na mun juga kondisi pendidikan di Tanah Air, yang disparitasnya sangat tinggi antara satu wilayah dengan wilayah yang lain. Beberapa permasalahan terkait SDM pendidiknya saja, antara lain meliputi: kekurangan jumlah (shortage), distribusi tidak seimbang (unbalanced distribution), kualifikasi di bawah standar (under qualification), kurang kompeten (low competencies), serta ketidaksesuaian antara kualifikasi pendidikan dengan bidang yang diampu (mismatched), masih menjadi persoalan serius. Belum lagi menyangkut kendala kultur/budaya pendidik dan semua stakeholder pendidikan; karena sesungguhnya, tanpa perubahan pola pikir, sangat mustahil Kurikulum 2013 bisa diimplementasikan dan mencapai hasil seperti yang diharapkan. n
Nomor: 71 Tahun XV - Juli 2014 MAJALAH UNESA
| 31
INFO SEHAT
BUAH NAGA, MAKANAN ANTI-KANKER
B
uah Naga sebenarnya berasal dari daerah Amerika Tengah dan Selatan. Bangsa Cina ke mudian menjadikan buah ini terkenal lewat legenda yang me ng i sahkan bahwa buah naga ini diciptakan oleh naga api. Dilihat dari bentuk fisik buahnya, tentu sangat wajar jika ada ba nyak orang mempercayai legenda ter sebut. Namun terlepas dari itu semua, buah ini memang memiliki kandungan nutrisi yang sangat baik. Buah naga sebagai makanan anti kanker bukanlah mitos. Kandungan vitamin buah naga dan nutrisi lain di dalamnya memang berkhasiat mencegah kanker. Diet Antikanker Menurut sebuah lembaga pe ne litian kanker di Amerika Serikat, lebih dari sepertiga kasus kanker yang ter jadi di dunia sebenarnya dapat di ce gah dengan melakukan diet sehat dan menjaga berat badan ideal. Diet anti kanker dilakukan dengan cara me nambah asupan buah dan sayur, daging tanpa lemak, ikan, kacang-ka cangan, dan biji-bijian. Diet sehat ini juga mengharuskan kita mengurangi
32 |
asupan makanan olahan, sodium, le mak jenuh, dan makanan dengan tam bahan gula. Direkomendasikan untuk mengonsumsi setidaknya 5 porsi buah dan sayuran setiap hari untuk semakin memperkecil resiko kanker. Di antara beberapa jenis buah yang di re ko mendasikan, buah naga ter ma suk di dalamnya. Serat dan Antioksidan Selain kandungan nutrisinya yang mem buat buah naga layak sebagai makanan anti kanker, buah ini juga me nyimpan kandungan serat seperti buahbuahan lainnya. Walaupun tidak dapat dikatakan sangat luar biasa, namun serat yang tersimpan dalam buah naga cu kup baik. Serat membantu proses pen cernaan sekaligus membersihkan sa luran pencernaan dari racun-racun yang berpotensi memicu kemunculan sel kanker. Setidaknya anda harus me ngonsumsi 20 gr - 37 gr serat setiap harinya untuk menjaga proses dan sa luran pencernaan tetap sehat. Antioksidan yang terdapat di dalam bu ah naga adalah betakaroten dan vitamin C. Kedua senyawa ini sangat
MAJALAH UNESA Nomor: 71 Tahun XV - Juli 2014
ampuh untuk melawan radikal bebas yang menyebabkan kerusakan pada jaringan sel. Kerusakan sel inilah yang biasanya memicu munculnya kanker dalam tubuh. Menambah asupan maka nan yang kaya antioksidan seperti buah naga dapat memperkecil kemungkinan terserang penyakit kanker. Makanan Rendah Kalori Menurut University of Texas MD Anderson Cancer Center, salah satu fak tor risiko terkena kanker adalah obe sitas (kegemukan). Karena itu, menjaga berat badan yang ideal de ngan membatasi asupan kalori dapat me ngurangi risiko terkena kanker. Buah naga diketahui sangat rendah akan kandungan kalori. Dalam 1 buah naga hanya terdapat se ki tar 60 kalori. Karena itu, Anda tidak per lu merasa takut kegemukan dengan mengonsumsi buah naga. Rendah ka lori dan kaya antioksidan, tentu buah naga layak dimasukkan dalam daftar pilihan makanan antikanker Anda, bu kan?! (MAN)
INFO SEHAT
OLAHRAGA Ringan tapi MENYEHATKAN
S
eberapa sering Anda melihat atau mendengar rumah sakitdi penuhi pasien sampai melebihi kapasitas. Jelas penyebabnya karena banyak orang sakit. Lalu apa penyebab banyak orang sakit? Sebabnya banyak. Mulai da ri virus, keturunan,
cuaca, makanan atau gaya hidup dan lainnya. Gaya hidup yang buruk bisa menyebabkan penyakit. Misalnya, karena terlalu sibuk bekerja dan hal lainnya, jadi jarang olahraga dan membuat tubuh sakit. Nah, gaya hidup ini yang harus diubah. Olahraga tetap harus di lakukan walau bagaimana sibuknya. Khusus bagi umat muslim, salat merupakan cara olahraga yang baik di samping sebagai ibadah wajib dan sunah. Sejumlah olahraga ringan yang menyehatkan tubuh dapat dilakukan di sela-sela aktivitas sehari-hari. Hanya butuh waktu yang tidak lama, namun rutin. Ke bugaran dan kesehatan tubuh tetap terjaga. Berikut ini olahraga ringan yang menyehatkan tubuh: Berjalan Kaki Ini merupakan salah satu jenis olahraga sederhana yang dapat dilakukan setiap hari. Luangkan waktu sejenak setiap pagi untuk berjalan kaki. Atau jika jarak sekolah atau tempat bekerja cukup dekat, Anda dapat berjalan kaki untuk mencapai sekolah atau tempat bekerja tersebut. Berlari Berlari mungkin salah satu olahraga yang tidak sulit dilakukan. Anda bisa meluangkan waktu pada pagi hari untuk melakukan jenis olahraga yang satu ini. Olahraga ini sangat baik untuk masa otot dan membakar kalori dalam tubuh.
Push up dan sit up Olahraga ini tidak terlalu banyak menyita waktu dan dapat dilakukan di sela-sela aktivitas setiap hari. Manfaat olahraga ini yaitu untuk membakar kalori tubuh dan membuat tubuh bugar serta mampu membentuk otot tubuh. Senam Olahraga ini juga sangat mudah dilakukan. Jika diiringi music, olahraga ini juga makin menyenangkan untuk dilakukan setiap harinya. Olahraga ini juga dapat dilakukan oleh semua orang di berbagai jenjang umur, dari anak-anak hingga lansia. Manfaatnya sangat baik untuk kesehatan tubuh dan menjaga kebugaran sehari-hari. Bersepeda Olahraga ini juga sangat mudah dilakukan oleh semua orang di berbagai jenjang umur. Anda dapat melakukannya setiap pagi menjelang aktivitas padat segala rutinitas. Manfaatnya juga sangat baik untuk menjaga kondisi dan kesehatan serta kebugaran tubuh. Pull Up Pull up adalah olahraga mengangkat beban tubuh. Olahraga ini seperti push up karena memperkuat tangan. Bahkan dengan cepat bisa memperkuat otot lengan. Tapi pull up adalah salah satu olahraga sederhana yang cukup menguras keringat dan cukup melelahkan. Scoot Jump Scoot jump adalah olahraga untuk memperkuat kaki dan paha. Seperti lari, scoot jump mampu memperkuat kaki dan paha. Tapi, aktivitas ini lebih melelahkan dibandingkan lari. Karena olahraga ini merupakan kegiatan menahan tubuh kita dan melemperkan tubuh kita (loncat) dengan tenaga yang kita miliki. Jadi, scoot jump juga bisa menambah atau memperkuat energi yang Anda miliki. (MAN)
Nomor: 71 Tahun XIV - Juli 2014 MAJALAH UNESA
| 33
CATATAN LIDAH
Hakikat Fakultas l Djuli Djatiprambudi
T
radisi keilmuan suatu universitas ditentukan oleh tradisi keil muan fakultas-fakultas di dalamnya. Ini artinya, esensi dan eksistensi suatu universitas amat ditentukan oleh kinerja fa kultas-fakultas di dalamnya. Universitas menentukan “bran ding” fakultas atau fakultas menentukan “branding” universitas, itu soal hubungan timbal balik yang seharusnya terjadi. Dalam konteks ini, maka universitas tidak bisa mengebiri eksistensi fakultas, apalagi mengesampingkan esensi pengembangan bidang il mu sebuah fakultas. Sebaliknya, fakultas juga tidak mungkin ber kem bang dengan arah yang benar bila menafikkan visi dan misi universitas. Pendek kata, universitas dan fakultas secara esensial dan eksistensial berada dalam satu kesatuan tradisi keilmuan yang saling menum buhkembangkan. Suatu universitas yang baik, bila ditelusuri di dalamnya terdapat fakultas-fakultas yang baik pula. Fakultas secara pokok memperlihat kan area yang dihuni oleh sekelompok bidang ilmu yang memiliki kedekatan objek material dan objek formal. Fakultas mencerminkan sebuah struktur disiplin (ilmu) yang berangkat dari dasar paradigma yang sama. Paling tidak platform dan paradigmanya memiliki ruang lingkup yang berdekatan. Dengan ini, maka suatu fakultas didirikan tidak lain dan tidak bukan demi pengembangan ilmu itu sendiri. Fakultas dalam arti konseptual-filosofis, lebih mencerminkan se buah arsitektur disiplin (ilmu) tertentu, yang di dalamnya terdapat satuan-satuan disiplin yang digerakkan oleh platform, konsep, dan paradigma yang sama. Bila tidak demikian, sebuah fakultas akan mengalami disorientasi visi dan misinya ke depan. Dalam arti luas, fakultas tersebut akan mengalami deviasi serius atas tradisi keil muan yang dibangunnya. Karena itu, sebuah fakultas didirikan se mata-mata demi menghindari disorientasi atau deviasi seriuas dari paradigma yang mendasarinya. Karakteristik arsitektur keilmuan yang berkembang di suatu fakul tas dalam banyak hal, bila merujuk pada tradisi universitas di Barat, amat ditentukan oleh wibawa sekelompok atau persona guru besar yang ada di fakultas tersebut. Sebab biasanya, sejarah berdirinya fa kultas bukan semata-mata soal pragmatis, tetapi lebih didorong oleh kanalisasi yang tepat dari perkembangan dan pengembangan disip lin (ilmu). Sementara, para pendorong kanalisasi bidang ilmu yang makin kompleks dan spesialistik tersebut tidak lain adalah para guru besarnya. Kita harus menyadari, bahwa dalam tradisi universitas di Barat, peran para guru besar amat menentukan ke mana arah pengem bangan tradisi keilmuan suatu fakultas. Para guru besar memiliki otonomi keilmuan yang kokoh, karena itu mereka mampu menum buhkembangkan tradisi keilmuan (khususnya penelitian dan pub likasi) secara ideal dan memiliki dampak yang luas. Pendek kata, para guru besar lebih berperan sebagai energi penggerak laju pe ngembangan tradisi keilmuan suatu fakultas. Di pundak para guru besar itu, universitas di Barat memiliki legetimasi sosial yang kuat sebagai agen perubahan, baik dalam konteks ilmu itu sendiri mau pun masyarakat luas.
34 |
MAJALAH UNESA Nomor: 71 Tahun XV - Juli 2014
Bahkan, lebih jauh dari itu. Para guru besar di suatu fakultas akan sa ngat menentukan “branding” suatu fakultas. Bila suatu fakultas di huni sekian banyak guru besar yang stagnasi, maka fakultas tersebut juga ikut-ikutan stagnasi dengan sendirinya. Sebaliknya, bila guru be sarnya memiliki otonomi keilmuan yang handal, baik langsung maupun tidak, fakultas yang bersangkutan akan mendapatkan legitimasi yang baik pula di tengah masyarakat. Dalam hal ini, kadang-kadang nama fakultas ada di dalam bayang-bayang nama besar para guru besarnya. Memang, ada kritik yang tajam atas otonomi keilmuan para guru besar di dalam tradisi keilmuan di Barat yang dianggap kelewat kuat. Pemikir semacam Pierre Bourdieu mengkritik ke ras, bahwa para guru besar dianggap melemahkan tradisi keilmuan, karena justru otonomi keilmuan guru besar yang disandangnya kelewat dominan itu. Bagi Bourdieu tradisi keilmuan haruslah dibangun dengan cara membongkar otonomi keilmuan yang hanya dimiliki oleh sejumlah orang (guru besar). Peran guru besar, menurut kritik Bourdieu justru menghambat terjadinya pembongkaran paradigma, yang menurut Thomas Kuhn, bahwa paradigma sesungguhnya hanyalah sebuah konstruksi “kesepakatan” suatu disiplin (ilmu) yang dipakai sebagai pendekatan untuk mengekplanasi suatu gejala. Pemikir Barat lainnya, semisal Adorno dan Derrida secara menda sar juga mempertanyakan soal otonomi keilmuan yang dimiliki para guru besar. Bagi Adorno, otonomi keilmuan yang dimiliki guru besar dianggapnya sebagai sebuah suprastruktur dan infrastruktur keku asaan atas cara pandang tertentu (the power of science). Dengan ini maka, cara pandang yang dibangun dari suatu cara pandang ter tentu, maka akan berakibat pada pemandulan dunia ilmu itu sendiri, yang dalam banyak hal memerlukan kemerdekaan berpikir. Sementara, bagi pemikir Jerman semacam Derrida, ilmu akan ber kembang luas bila aspek ontologi, epistimologi, dan aksiologinya dibongkar ulang dalam rangka untuk menumbuhkan kemungkinankemungkinan baru yang lebih luas dan tak terduga dalam dunia ilmu. Dengan menggunakan cara dekonstruksi, Derrida sesungguhnya te ngah menyodorkan tradisi baru untuk mematahkan mitos-mitos da lam dunia keilmuan, yang dianggapnya mematikan “daya temu” dan membatasi eksplanasi kritis suatu ilmu. Hal demikian juga senada dengan pemikiran Barthes, yang memperkarakan bahwa institusi semisal universitas atau fakultas, karena otonominya begitu besar dan signifikan bagi dunia keilmuan, maka pada sisi lain, ia berpotensi menjadi mitos-mitos baru yang “didewakan”, bahkan dijadikan sema cam “fakultas kebenaran” yang tak terbantahkan. Dengan merujuk pada sejumlah tradisi keilmuan di Barat ataupun di dalam tradisi keilmuan di lingkungan kita sendiri, maka jelaslah bahwa alasan-alasan pendirian fakultas baru, bukan semata-ma ta berdasarkan pertimbangan pragmatis, tetapi jauh dari itu, yaitu didasarkan pada platform dan paradigma yang mendasari perkem bangan dan pengembangan rumpun ilmu tertentu. Dengan ini, maka fakultas baru yang sedang ditunggu kehadiran kiprahnya, seperti Fa kultas Seni dan Industri Kreatif, akan menjadi fakultas yang sanggup mewarnai esensi dan eksistensi dirinya dan universitas di mana ia men jadi bagian yang tidak terpisahkan. Pendek kata, kahadiran fakultas baru, secara nyata memperlihatkan orientasi baru yang akan menumbuhkan dinamika baru dalam konteks pengembangan keil muan ke depan. n (Email: djulip@yahoo.com)