PORT FOLIO A R C H I T E C T U R E P R OJ E C T S / 2 0 1 7 - 2 0 2 1
V O L U M E
-
1
MARION HALIM
Undergraduate Student
Parahyangan Catholic University
MARION H A L I M
Undergraduate Architectural Student Dari kurang lebih 3 tahun saya menekuni bidang arsitektur ini, saya tersadar bahwa arsitektur tidak hanya sebatas mendesain wadah yang tepat secara fungsional, bukan juga sekedar desain yang indah secara estetik, tetapi adalah desain yang seharusnya memiliki makna mendalam bagi penggunanya, hubungan erat dengan kawasannya, serta manfaat bagi lingkungan sosial dan alam sekitarnya. Ketujuh proyek ini merupakan perjalanan saya dalam menyadari hal - hal penting tersebut yang akan menjadi pembelajaran untuk proyek - proyek kedepan. Address Jalan Metro Kencana Raya F no. 11 A Jakarta Utara 14340 Indonesia Apartemen Parahyangan Residence Ciumbuleuit, Bandung Indonesia Phone P H
: +6287882515222 : (021) - 65307408
Email Marionhalim96@gmail.com Website https://www.behance.net/marionhalim issuu.com/marionhalim
CURRI CULUM V I TA E
ORGANIZATION EXPERIENCE 2018
Geladeri 2018 Ospek Jurusan Arsitektur Anggota Seksi Dana dan Usaha Himpunan Mahasiswa Program Studi Arsitektur Periode 2018/2019 Anggota Divisi Akademik dan Keprofesian
Anggota Divisi Pengabdian Masyarakat
Festival Arsitektur Parahyangan 2018 Anggota Divisi Pembangunan
EDUCATION 2017
Parahyangan Catholic University Bachelor of Architecture Current GPA of 3.45 Bandung, Indonesia
2014
SMA Mahatma Gading Senior High School Jakarta, Indonesia
2011
SMP Mahatma Gading Junior High School Jakarta, Indonesia
2005
SD Mahatma Gading Elementary school Jakarta, Indonesia
2019
Re - Bamboo 2019 Anggota Divisi Mentor Bhakti Ganva 2019 Anggota Divisi Desain dan Pem Bangunan Arspek 2019 Anggota Divisi Desain dan Materi
WORKING SKILLS FLUENT IN
ACHIEVEMENTS & EXPERIENCES 2019
Nominee Struktur dan Konstruksi Bangunan Bentang Lebar (SKBBL) Awards Parahyangan Catholic University
2020
Participant ARCHFEST 2020 Petra Christian University Participant PDF 7 DAYS 2020 Podomoro University Participant ARCASIA 2020
Bahasa Indonesia English
SOFTWARE Proficient in : Sketchup Graphisoft Archicad Vray Lumion 8.5 Adobe Photoshop Basic skills in : Rhinoceros Grasshopper Autodesk Autocad Adobe Illustrator Adobe Indesign
T A B L E OF CONT E N T S 01
02
03
K A VA L A
GELANGGANG REMAJA
Studio Perancangan Arsitektur 5
Studio
Convention & Exhibition Center
Page 1 - 16
Gelanggang Remaja Penjaringan
Akhir
Page 17 - 42
Arsitektur
04
BARE (RRIER) Gallery & Event Space
A . V .
Page 43 - 50
Page 51 - 60
Sayembara
7
Days
Convention & Ex
Studio Perancang
xhibition Center
gan Arsitektur 5
05
06
07
H O T E L L O B BY Remodelling Project
LE - ASSURED
Pengantar Perancangan R. Dalam
Saye mbara
Page 61 - 70
Page 71 - 80
Educational
Leisure
Center
Arc as ia
DE JA VU Taman Budaya Jawa Barat
Studio Perancangan Arsitektur 4
Page 81 - 88
K AVA L A B U S I N E S S H O T E L P r o j e k
S t u d i o
A r s i t e k t u r
6
Business Hotel yang juga tergolong sebagai City Hotel berbintang 4 ini berlokasi di Jalan Gardujati, sebuah kawasan ramai di pusat kota Bandung, Jawa Barat. Bertipekan hotel bisnis, bangunan ini berkapasitas kurang lebih 140 kamar, yang juga dilengkapi dengan fasilitas - fasilitas penunjang seperti Restoran, Toko retail kopi dan souvenir, Spa, Function Hall, Gym, dan Pool.
1
2
Kawasan Padat Ramai.
Secara luas lokasi tapak berada di lokasi ramai padat pengunjung dan area rawan kemacetan karena banyaknya mall dan pusat kuliner. Lokasi tapak strategis karena berdekatan dengan Stasiun Bandung, sehingga terdapat pula hotel-hotel bisnis lainnya di kawasan tersebut. Di sekitar tapak ini sendiri terdapat banyak fungsi yang menyumbang keramaian pengunjung. Di sebelah selatan tapak terdapat Gereja Hok Im Tong, beberapa restoran dan pertokoan di seberang jalan yang berubah menjadi pusat kuliner kaki lima pada malam hari, tidak lupa juga ada Jalan cibadak dan sudirman tidak jauh dengan tapak, yang terkenal dengan kuliner street food nya.
3
Waterfall
Latar belakang dalam penentuan tema utama berangkat dari respon terhadap keadaan tapak, dimana suasana tergolong ramai setiap harinya bahkan terkadang chaotic, jalan yang padat dipenuhi kendaraan setiap waktu, dan keadaan gersang pada kawasan yang diakibatkan sangat minimnya vegetasi di lahan yang dipenuhi dengan perkerasan. Dari sana diambil tema Waterfall. Sebuah Air terjun pada dasarnya memiliki 2 kualitas. Pertama, kualitas menyegarkan ibarat oasis di tengah hutan lebat, kedua adalah kualitas relaxing, sebagai tempat tenang dan nyaman. Dengan begitu, Konsep desain hotel ini adalah ‘relax and recharge in tranquility�. Hotel bagaikan air terjun untuk menyegarkan pengguna di tengah tengah hutan beton, juga sebagai tempat yang tenang di tengah kawasan yang sibuk dan ramai.
Transformasi bentuk bangunan ini sendiri terinspirasi dari proses terbentuknya suatu air terjun, yang secara singkat berlangsung seperti berikut : (1) bebatuan padat berdampingan dengan bebatuan kurang padat yang dialiri aliran sungai, (2) mulai terjadi pengikisan pada batuan kurang padat, yang semakin lama area kikisannya semakin besar sehingga terbentuk suatu plunge pool, (3) karena kikisan tersebut, aliran air sungai yang semulanya mengalir relatif datar mengalami perubahan ketinggian dan terbentuklah aliran air terjun, (4) batuan padat tidak lagi mempunyai dukungan karena terkikisnya batuan kurang padat di sekitarnya, dan lama kelamaan ikut terkikis dan membentuk tebing air terjun. 4
Mendekatkan alam.
diri
dengan
Salah satu cara utama dalam menciptakan suasana tenang yaitu mendekatkan pengguna dengan unsur alam, maka dari itu berbagai ruang, mulai dari entrance, area swimming pool, yoga deck, sampai dengan setiap kamar hotel diberikan elemen vegetasi.
Menjauhkan diri dari hiruk pikuk kota.
Cara kedua untuk menciptakan suasana tenang adalah dengan menjauhkan pengguna dari hiruk pikuk kawasan, yang pertama dengan zoning yang menjauhkan area kamar dari jalan utama, dan juga dengan aplikasi second skin facade yang berfungsi sebagai noise sekaligus visual barrrier untuk meningkatkan privasi pengguna kamar yang menghadap jalan raya, selain itu juga untuk memfilter sinar cahaya matahari langsung dari arah barat dan timur.
Instalasi plafon lobby sebagai analogi "gelombang air"
Mendukung konsep transformasi bentuk, lobby pada lantai dasr yang diibaratkan sebagai "plunge pool" dipasangkan plafon yang bentukannya seakan - akan seperti permukaan air yang dilihat dari dasar kolam.
5
6
Block Plan
Site 7 Plan
Sistem zoning gradasi
Zoning dibagi menjadi tiga berdasarkan tingkat privasi dan kebisingan,dimana jalan gardujati dianggap sebagai pusat keramaian dan kebisingan, dimana zonasi private seperti kamar tamu ditempatkan menjauhi jalan gardujati, zonasi public seperti toko - toko retail tepat di samping jalan gardujati, dan zonasi semi public seperti pool dan gym di antara zonasi private dan publik.
Efisiensi sistem alur servis
dan
Pengelompokan fungsi servis menjadi satu zona Back of House hotel yang berada di area paling barat bangunan untuk memudahkan dan meningkatkan kepraktisan flow servis, terhubung ke loading dock, dan yang paling penting terhubung secara efisien ke tower, dimana di area tengah tower pada setiap lantainya terdapat area dan lift servis untuk mempermudah jangkauan staff ke setiap kamar tamu.
Podium sebagai sarana komunal pengelompokan sarana komunal seperti function hall, meeting areas, spa, toko kopi, serta toko souvenir pada massa podium yang dapat diakses dengan mudah baik oleh tamu hotel maupun masyarakat umum
Konsep sirkulasi sebagai respon terhadap tapak
ide utama dibalik sirkulasi di dalam tapak merupakan tanggapan terhadap kawasan terutama jalan gardujati yang kerap padat macet, sehingga dibuat sirkulasi dalam tapak yang panjang dan leluasa, memutari taman tengah, yang bertujuan agar tidak menambah kemacetan di luar tapak.
8
9
Denah Lantai Basement 01
Denah Mezzanin Lantai Dasar
Denah Lantai Basement 02
Denah Lantai Dasar
Denah Atap
Denah Lantai 02
Denah Tipikal Lantai 5 - 11
Denah Lantai 01
Denah Tipikal Lantai 3 - 4
10
Potongan Bangunan B - B
Potongan Bangunan C - C
11
Tampak Selatan
Penggunaan material - material warna netral dengan aksen aksen earthy tones untuk menciptakan kesan tenang. Penggunaan second skin facade material alumunium pada muka timur dan barat bangunan sebagai noise, visual, dan sun buffer. Penggunaan beton bertulang sebagai material struktur, sistem struktur core dan rigid frame, dengan bantuan 4 buah shear wall pada tower untuk mencegah puntir, serta penggunaan pondasi tiang pancang. terdapat dilatasi metode balok konsol antara struktur tower dengan struktur podium, serta penggunaan sambungan sendi dan rol pada struktur pendukung atap dan second skin untuk melanjutkan konsep dilatasi.
Tampak Timur
12
13
1 2
3 4
1
Perspektif kamar hotel jenis deluxe pada hotel, dinding yang menghadap luar berupa rangkaian curtain wall.
2
Perspektif kamar hotel jenis deluxe pada hotel, teras mengelilingi curtain wall.
3 4
Perspektif kamar jenis standard pada hotel. Teras dengan elemen vegetasi pada setiap kamar hotel.
14
15
1
3
2
4
Coffee shop pada lantai dasar podium yang berbatasan langsung dengan pedestrian Jalan Gardujati
1
Restaurant sekaligus breakfast area pada lantai dasar tower
2
Foyer menuju meeting room pada lantai dasar 1 massa podium
3
Multipurpose Hall pada lantai 1 massa podium
4
16
GELAN G GAN G R EM A JA PE NJA R I N GAN P r o j e k
S t u d i o
A r s i t e k t u r
A k h i r
Bangunan 4 lantai dengan luasan total kurang lebih 8000 meter persegi ini berfungsi sebagai sebuah gelanggang remaja. Gelanggang remaja adalah sebuah fasilitas yang bertujuan untuk mewadahi kegiatan positif pengguna, diluar lingkungan sekolah maupun keluarga dan diperuntukkan bagi masyarakat berumur 12 sampai 25 tahun untuk mengasah minat dan bakat baik itu di bidang olahraga maupun seni dan juga berfungsi sebagai wadah aktivitas sosial.
17
18
Masa remaja, sebagai sebuah fase transisi perkembangan fisik dan psikologis, individu menerima banyak pengaruh dari lu diluar lingkungan keluarga, dalam upaya mencari minat, mengasah bakat, mengekspresikan kreativitas, atau sekedar m Remaja Penjaringan ini memiliki tujuan untuk mewadahi kegiatan - kegiatan tersebut, sebagai "positive growing space" b salah satu kawasan dengan jumlah remaja terbanyak namun dengan fasilitas / wadah mengasah minat dan bakat yang j Fungsi yang dirancang adalah Gelanggang remaja Tipe Utama dengan fasilitas olahraga Tipe C. Fasilitas - fasilitas utama berupa arena olahraga dengan tribun 500 penonton, auditorium serbaguna kapasitas 240 orang, ruang - ruang diklat, studio musik, studio tari, studio lukis dan kriya, kolam latihan olahraga air, serta fasilitas - fasilitas komunal sepeerti kantin, plaza, perpustakaan, dan area diskusi.
19
uar karena mulai banyak beraktifitas mencari interaksi sosial. Gelanggang bagi remaja di daerah Penjaringan, jumlahnya sangat terbatas.
Kawasan padat rumah warga dan pergudangan.
Dekat dengan sejumlah fasilitas pendidkan menengah dan menengah atas setempat.
Kelurahan dengan jumlah remaja terbesar
Minim ruang terbuka dan area hijau
Gelanggang remaja eksisting berjarah jauh dari kawasan.
Tapak seluas 5800 meter persegi berlokasi di sebuah lahan kosong di daerah penjaringan, jakarta utara. Merupakan sebuah kawasan yang dipadati rumah - rumah warga berstatus menengah ke bawah, dan juga pergudangan. BCR : 2282 meter persegi FAR : 7994 meter persegi GSB : utara dan timur 5 meter, barat dan selatan 10 meter KDH : 2740 meter persegi Tapak ini berbatasan dengan lahan kosong pada sisi utara dan barat, serta jalan utama dan laut pada area selatan dan timur.
20
Pemilihan entrance publik pada area selatan tapak, karena jalan tersebut terhubung dengan jalan utama muara baru, dan juga dekat dengan pemberhentian transportasi umum bagi pejalan kaki. Zoning berdasarkan letak entrance dan juga kedekatan dengan jalan, dimana area selatan tapak yang berpapasan dengan jalan dan terdapat entrance sifatnya paling publik, area timur yang berpapasan namun koneksi sebatas audial visual bersifat semi publik, dan area utara tapak bersifat lebih private. Pembagian ruang terutama pada lantai dasar ditetapkan berdasarkan zoning tersebut. 1. Massing awal berdasarkan analisis zoning dan entrance serta programming 2. Duplikasi secara vertikal sebanyak total 4 lantai 3. Penambahan void plaza sebagai area pennghubung utama 4. Penambahan atap plana pada setiap massa 5. Bentukan akhir
21
Block Plan
22
"Pohon" sebagai konsep programming utama
Konsep utama programming dan bentukan dari massa dilatar belakangi analisis fungsi, dimana ketika melihat hubungan ruang pada masing masing cabang fasilitas, terdapat kesamaan pada semua cabang, yaitu adanya area lobby/penerima dan perantara/transisi. dari situlah diputuskan untuk menyatukan seluruh area perantara tersebut.
Perwujudan merujuk pada analogi sebuah pohon, dengan meletakkan area perantara/plaza di tengah massa, yang menerus dari lantai dasar sampai dengan lantai paling atas (lantai 3) berupa void, layaknya batang pohon yang lalu akan disambungkan ke masing - masing cabang fungsi / kegiatan di masing - masing lantai.
23
"Green Pockets"
Cabang - cabang kegiatan dan fasilitas ibaratnya “daun - daun� yang terhubung ke batang pohon, namun ada juga beberapa area hijau yang disisipkan diantara fungsi - fungsi tersebut seperti area transisi dan courtyard pada lantai dasar, lounge, area diskusi, dan coffee shop pada lantai 1 yang dilengkapi vegetasi, serta area tunggu dan lounge bervegetasi yang tersebar di lantai 2 dan 3. Konsep ini juga sebagai suatu tanggapan terhadap kondisi kawasan yang minim vegetasi, dan juga terhadap kondisi remaja post millenial yang semakin dekat dengan dunia teknologi dan digital namun semakin jauh dengan alam.
Konsep Sirkulasi Tapak
Sirkulasi publik mobil, motor, sepeda, dan pedestrian dari entrance utama sebelah selatan sebagai akses yang paling banyak dan memungkinkan dipakai oleh pengguna (hubungannya dengan kedekatan terhadap jalan raya, halte bus, arah jalan utama, dan area rumah - rumah warga). selain itu juga diberikan pemisahan antara akses publik dan staff yang berada di area utara tapak
24
25
Denah Lantai Semi Basement
Denah Lantai Dasar
26
Denah Lantai 01
Denah Lantai 02
27
Denah Lantai 02
Denah Atap
28
Maksimalisasi Pencahayaan Alami Pada Arena Olahraga
Penerapan 3 strategi pencahayaan alami pada arena olahraga yang sudah tersimulasikan, meringankan beban pencahayaan buatan, mencukupi kebutuhan pencahayanaan untuk latihan (200 lux), bahkan pertandingan (400-600 lux) pada kondisi langit normal.
#1
Kisi - kisi pada muka timur dan barat arena yang dapat memasukan cahaya almi namun menyaring cahaya langsung agar tidak menimbulkan silau pagi pengguna di dalam.
29
#2
Penambahan elemen vegetasi pada area barat tapak untuk menyaring dan melembutkan cahaya yang datang dari barat untuk meratakan cahaya dalam ruang arena. Penggunaan vegetasi berupa pohon dengan foliaage yang tidak berlebihan rimbun agar tidk menghalangi cahaya sepenuhnya.
#3
Penambahan elemen skylight dilengkapi dengan kisi untuk memaksimalkaan pencahayaan alami agar memenuhi standar pertandingan (300-600 lux) namun tetap memastikan tidak terjadinya silau yang dapat mengganggu aktivitas.
Strategi Cross Ventilation Pada Arena Olahraga
Memaksimalkan potensi angin darat dan angin laut, dengan pengaplikasian kisi - kisi tetap pada muka barat arena, dan kisi - kisi yang bisa digerakan pada muka timur arena. hal ini bertujuan untuk menciptakan cross ventilation pada saat kisi timur dibuka, dan mengurangi efek cross ventilation bahkan meniadakan pada saat kisi ditutup setengah atau sebagian, hal ini akan berguna untuk olahraga badminton, dimana angin bisa mengganggu jalannya permainan.
gambar render akhir
30
"Light Wells"
Pengadaan light wells di beberapa titik bangunan, yaitu void pada area transisi, void courtyard, dan void plaza yang dapat memasukkan pencahayaan alami ke sisi dalam bangunan.
"Curtain Walls dan Kisi - Kisi"
Bukaan bukaan, jendela, dan curtain wall yang dibantu dengan kisi kisi pada muka - muka luar bangunan untuk memasukkan pencahayaan alami kedalam sekaligus mengkkondisikan cahaya yang masuk kedalam agar kualitas cahaya baik / tidak 31silau
Konsep Struktur
Struktur bangunan menggunakan sistem rigid frame kolom dan balok beton bertulang, dengan rentangan grid 4, 8, dan 10.5 meter. Ketiga massa yang terpisah disambungkan oleh struktur jembatan truss baja dengan metal deck ditambah cor beton bertulang, ujung jembatan truss baja tersebut disambungkan ke kolom dengan meletakkannya di atas konsol yang tersambung ke kolom. Sedangkan untuk atap - atap bentang lebar, menggunakan struktur truss baja dengan penutup atap zincalume. Selain itu, ada juga beberapa struktur dinding core yang bertugas untuk menopang struktur tangga kebakaran dan juga struktur tangga utama.
32
33
1 2
3
1
Tampak selatan bangunan
2
Tampak timur bangunan
3
Perspektif Bird's eye level bagian belakang bangunan
34
35
36
37
4
1 2
5 3
1
Auditorium serbaguna
2
Studio musik lantai 1
3
Studio rekaman lantai 1
4
Studio tari lantai dasar
5
Studio lukis lantai dasar
38
39
1 2
3 4
1
Lounge lantai 3
2
Area diskusi lantai 1
3
Area kantin lantai dasar
4
Coffee shop lantai 1
40
1
2
3
41
1
Perspektif void plaza
2
Isometri plaza
3
Isometri area transisi
42
B A R E GALLERY
&
S a y e m b a r a
( R R I E R ) EVENT P D F
7
S PAC E D a y s
Pandemi covid - 19 yang masih terus menyebar di Indonesia, banyak orang yang terpaksa menciptakan usaha alternatif. Proyek ini dirancang dengan fasilitas untuk membantu usaha masyarakat sekitar, sebuah Gallery & event space yang dapat digunakan untuk memperkenalkan sekaligus mempromosikan hasil karya buatan masyarakat. Dalam desainya, diaplikasikan prinsip - prinsip social distacing agar social events maupun pameran tetap bisa digelar di era new normal ini.
43
44
45
Tapak perancangan berlokasi di Jalan Bangka Raya, Jakarta Selatan, sebuah lingkungan perumahan dengan ruang publik yang masih cukup terbatas. Tentunya daerah perumahan dan perkantoran membutuhkan suatu wadah bagi penghuninya untuk berkumpul dan bersosialisasi melepas rasa penat. Keterangan Bangunan KDB : 640 m2 KLB : 1000 m2 KDH : 707 m2 Pada Era new normal ini tentunya kita perlu menjaga jarak dengan orang lain, namun hal itu bukan berarti harus memagarkan diri sepenuhnya. Maka dari itu, diambil tema "bare-rrier", pembatas yang tidak terasa secara fisik, "feels barely like a barrier". Lewat desain, pengguna menerapkan social distancing secara tidak disadari oleh dirinya sendiri.
Orientasi massa memanjang timur ke barat mengikuti orientasi tapak, sehingga dapat mengoptimalkan pencahayaan alami dari arah utara dan selatan. Terlebih, pada event space yang berpotensi menjadi tempat yang lebih padat, dinding yang mengarah utara dan selatan dibuat terbuka, untuk melancarkan sirkulasi udara sekaligus mengoptimalkan pemanfaatan sinar matahari dari pagi hingga sore.
46
Programming & Sequence Entrance bangunan dibuat masif, dari entrance tersebut jalur terbagi menjadi 2 dan ketika memasuki gallery space pengunjung langsung disambut pencahayaan alami yang cukup berlimpah dari sklight menerus ditambah dengan bukaan - bukaan dinding, berkontras dengan entrance yang masif dan cukup gelap. Fasilitas utama pertama yaitu gallery space yang terletak di lantai dasar menerus ke lantai 1 bangunan. Pada lantai dasar, Gallery area dibagi menjadi 2 jalur, yang dipisahkan dengan display area dan vegetasi. bentukan ruang dibuat menerus sampai ke area amphiteathre. Dari ampitheatre tersebut pengunjung bisa naik menuju area gallery area lantaai satu dengan tangga ataupun dengan ramp bagi para pengunjung difabel. sama halnya dengan lantai dasar, gallery area pada lantai 1 dibagi juga menjadi 2 jalur yang dipisahkan oleh void sekaligus display area gantung. Sedangkan untuk jalur keluar, dari amphiteater dibagi menjadi 2 koridor teras terbuka pada kedua sisi bangunan. Untuk area servis yaitu kantor penyewa dan ruang utilitas beraada pada basement, serta terdapat juga Gudang, ruang janitor, dan toilet umum pada lantai dasar bangunan.
47
48
"Barriers" Konsep social distancing / barrier yang dimaksud diaplikasikan ke beberapa titik bangunan. Pertama, pemisahan jalur gallery dengan area display, dengan begitu orang orang yang masuk ke area tersebut terbagi ke dua jalur tersebut sehingga dapat mengurangi kerumunan, namun pembagiannya secara natural dengan area display dan elemen vegetasi di tengah sehingga pengguna tidak merasa dibatasi secara blak-blakan. Pengunjung akan terfokus pada area tersebut tanpa menyadari bahwa sebenarnya elemen tersebut adalah pembatas. Adanya cahaya yang masuk lewat skylight yang menerus di bagian tengah ruang memperkuat adanya kesan pembatas tanpa elemen masif, sama halnya dengan area gallery lantai 1. Konsep yang sama diterapkan pada area ampiteater. Area tempat duduk sengaja dibuat ber lekuk - lekuk membentuk suatu pola tempat duduk yang berjarak satu dengan lainnya, tanpa menaruh pembatas secara fisik.
49
Adanya bukaan yang memadai dan ruang terbuka hijau pada sisi selatan tapak berupa taman dapat mengakomodasi sirkulasi udara segar sampai ke dalam ruang gallery.
Material utama yang digunakan pada bangunan ini adalah batu bata ekspos unutk dinding inetrior dan eksterior, dan beton betulang untuk struktur utama kolom, balok, dan pelat lantai. untuk atap, menggunakan rangka baja profil dan truss untuk struktur bentang lebar.
50
A.V.
CONVENTION AND EXHIBITION CENTER Projek Studio Arsitektur 5
A.V. Convention and Exhibition centre yang berlokasi di Kawasan Teknopolis Gedebage, Bandung, Jawa Barat, dengan luas tapak kurang lebih 3 hektare diharapkan dapat memenuhi kebutuhan Warga Bandung dalam kegiatan pameran atau eksibisi, maupun konferensi. Bangunan ini dilengkapi dengan 3 lantai Exhibition Hall, meeting rooms dengan variasi kapasitas, Banquet halls, Auditorium berkapasitas hingga 1000 orang, serta fasilitas penunjang seperti plaza, cafe, restoran.
51
52
Transformasi Bentuk, Orientasi bukaan
Penyambungan massa eksibisi dengan massa penunjang 1 (yang sifatnya public) melalui penyatuan atap, yang dirancang agar mukanya berorientasi ke jalan raya (bersifat terbuka, mengundang, extrovert). Penyambungan massa konvensi dengan massa penunjang 2 (yang sifatnya lebih semi private) melalui penyatuan atap, yang dirancang agar mukanya berorientasi ke danau, membelakangi jalan raya (bersifat tertutup, malu - malu, introvert).
53
Orientasi massa eksibisi dan konvensi memanjang timur - barat, menghindari sinar matahari langsung.
penggabungan massa e massa penunjang 1, ori maian.
eksibisi dengan ientasi ke kera-
Ambivert ; dualitas sifat
Tema diambil dari kedua fungsi bangunan, yaitu sebagai bangunan eksibisi dan juga sebagai bangunan konvensi. Fungsi eksibisi dengan kegiatan pemerannya, cenderung bersifat terbuka, untuk semua orang, dan bersifat lebih santai, dapat diibaratkan seperti sifat individu “extrovert�. Sedangkan untuk fungsi konvensi, dengan kegiatan utama adalah konferensi, dimana hanya orang - orang berkepentingan saja dan atau tamu undangan yang bisa masuk, sehingga sifatnya lebih tertutup, lebih formal, lebih kaku, maka dari itu dapat diibaratkan sebagai sifat individu “introvert�. Tema rancangan “ambivert� ini merupakan gabungan dari kedua sifat yang telah disebutkan tersebut, dalam artian bangunan yang dirancang merupakan bangunan yang extrovert tetapi juga sekaligus introvert, terbuka tetapi juga sekaligus tertutup, santai tetapi juga sekaligus formal.
Massing, Zoning
Perletakkan massa eksibisi dan konvensi sesuai dengan sifatnya masing - masing, dimana massa konvensi ditempatkan di area publik, dan massa eksibisi ditempatkan di area yang sifatnya lebih private
penggabungan massa konvensi dengan massa penunjang 2, orientasi menjauhi keramaian.
plaza sebagai area penerima sekaligus transisi, bukaan di dua arah meneruskan aliran angin ke taman belakang.
54
Orientasi bangunan menanggapi arah matahari
Berusaha untuk meminimalisir beban pendinginan akibat panasnya sinar matahari, orientasi bangunan, terutama massa yang besar seperti bangunan pameran serta bangunan konvensi, memanjang ke arah timur - barat dengan bukaan ke arah utara dan selatan guna menghindari sinar matahari langsung.
Makna dibalik bentuk atap
Massa eksibisi memiliki bentuk atap layaknya ombak yang arahnya seakan - akan mendekati jalan raya (pengunjung, keramaian),menandakan sifat ekstrovertnya, sedangkan massa konvensi memiliki bentuk atap ombak dengan arah ombak kebalikannya, sehingga seakan - akan ombak tersebut menjauhi atau lari dari jalan raya (pengunjung, keramaian), hal tersebut menandakan sifat introvert massa konvensi.
55
Potongan Memanjang Convention
Site Plan
Struktur Atap bentang lebar
Dengan bentangan sejauh 34 meter, atap berbahan Zincalume ini ditopang oleh struktur utama truss baja pipa, dengan jarak antar truss satu ke truss lainnya sebesar 16 meter. Truss utama tersebut menopang monobeam IWF yang mendukung gording baja pipa, serta lapisan penutup atap.
Potongan Melintang Convention
56
57
Plafon dari oak dowel yang bentuknya mengikuti lekukan atap menciptakan pengalaman spasial yang menarik pada interior bangunan.
58
59
1
2 3
1
Plaza yang diposisikan di sentral, berupa void setinggi kurang lebih dua puluh meter, dengan area hijau di tengah berfungsi sebagai area penerima utama pada bangunan dan juga area transisi antar fungsi.
2
Ruang dalam pada restoran beserta banquet hall lantai dasar yang terintegrasi dengan ruang luar berupa taman dan kolam ikan menciptakan pengalaman ruang yang menyegarkan.
3
Penggunaan koridor menerus pada bangunan berfungsi sebagai jalur sirkulasi sekaligus sebagai upaya desain pasif untuk menghindari panasnya matahari masuk kedalam bangunan, dibantu dengan fasad second skin dari perforated metal. 60
H OT E L LO B BY R E M O D E L L I N G
Mata Kuliah Pengantar Perancangan Ruang Dalam
"Di antara banyaknya public spaces pada suatu hotel, lobby adalah salah satu ruang yang memiliki pengaruh terbesar terhadap pada tamu hotel. Baik intim atau ekspansif, formal atau santai, desain dari lobby menjadi ciri khas hotel, dimana desain lobby tersebut akan mempengaruhi imej dan ekspektasi tamu terhadap ruang - ruang lainnya dalam suatu hotel". Project ini merupakan sebuah desain remodelling dari sebuah lobby hotel yang terletak di daerah Jakarta Pusat.
61
62
Lobby existing yang dipilih adalah lobby Morrisey hotel, sebuah hotel bintang 4, yang berlokasi di Jalan KH. Wahid Hasyim, Menteng, Jakarta Pusat, sebuah kawasan Pusat Pemerintahan dari Kota Administrasi Jakarta.
Terkait gaya desain interior di hotel ini, ada beberapa hal yang berulang, yaitu penggunaan material - material dominan putih, baik itu dinding yang di cat, maupun dinding bata ekspos yang di cat putih. Selain itu juga ada beberapa elemen beton yang dibiarkan terekspos. Ada juga aksen aksen warna kayu cenderung berwarna tua dari perabotan.
63
Lobby existing terletak di lantai dasar, dengan luasan kurang lebih 200 meter persegi, dan tinggi plafon 2 lantai, atau setara 8 meter, terhubung dengan breakfast area dan juga restaurant Ocha Bella. Penggunaan material pada lobby eksisting meskipun juga didominasi warna putih, namun memiliki tema warna warm tone yan cukup kuat, selain itu juga mendapatkan pencahayaan alami yang berlimpah dari curtain wall floor to ceiling pada seluruh muka timur.
"Creating Our Own View"
Memiliki salah satu poin plus, yaitu akses terhadap pencahayaan alami yang cukup besar berkat curtain wall setinggi 2 lantai, Namun sayang, view yang datang bersamanya dapat dibilang kurang berpotensi, sebab mengarah ke area lalu lalang mobil drop off dan juga tembok kavling tapak yang polos dan kurang menarik, maka dari itu konsep ruang utama berusaha untuk membuat view sendiri di dalam, dengan tetap memanfaatkan pencahayaan alami dari curtain wall eksisting, sehingga dapat me-redirect perhatian tamu ke view di dalam yang berupa landscaping vegetasi sebagai salah satu elemen utama ruangan.
"Accentuating High Ceilings"
Memaksimalkan potensi tinggi plafon, dengan beberapa elemen vertikal yang secara bertahap mengajak mata para tamu untuk mengarah ke atas, dilakukan dengan cara menggunakan tanaman rambat dibantu dengan batang batang kayu artifisial yang berfungsi sebagai turus/trellis tanaman yang menjulang dari pot di lantai dasar sampai ke plafon, dibantu dengan instalasi plafon lampion lampion rotan yang dapat menangkap perhatian tamu.
64
65
Konsep Layout Seating Area sebagai pengalur alur sirkulasi mengarahkan tamu yang masuk dari entrance ke arah front desk. Letak pintu entrance tidak diubah, serta tetap disediakan sirkulasi menuju koridor transisi yang menghubungkan lobby dengan restaurant Ocha Bella. Bellman station diletakkan di dekat area lift dan menghadap pintu entrance, dengan ruangan penyimpanan cart dan bagasi tersendiri, serta mempertahankan posisi front desk, karena berkaitan dengan front office agar tetap bisa mempertahankan hubungan langsung demi efektifitas servis. Memadukan kolom struktural dengan elemen - elemen arsitektural agar kolom lebih terintegrasi dengan ruangan, meskipun letaknya di tengah ruang. Gabungan kolom dengan elemen - elemen arsitektural tersebut juga berfungsi sebagai penegas jalur sirkulasi. Seating arrangements yang lebih bersifat fleksibel, bisa digunakan sebagai group seating, maupun individual seating, tergantung arah duduk pengguna. Dibuat berdampingan dengan centerpieces tanaman serta di keleilingi sirkulasi untuk kemudahan bergerak tamu.
66
67
Konsep Warna dan Material Mempertahankan sebagian palette warna eksisting, yaitu warna putih dari dinding bata ekspos cat putih juga kesan industrial dari material baja kusen serta beton ekspos, serta material kayu, namun dengan penambahan elemen elemen yang dapat memberikan “warna” ke pada ruang, agar ruang terkesan lebih “hidup”. Penggunaan material material kayu dan rotan untuk furniture dan lampion untuk menambahkan aksen warna hangat pada lobby agar lobby tidak terlihat dingin.
" Splash Of Greens " Penggunaan vegetasi sebagai “warna” yang dimaksud, dimana warna hijau dari vegetasi dapat menimbulkan efek menenangkan / calming, sekaligus memberikan kesegaran pada ruang. Hal ini penting karena sebagian palette warna yang cenderung warm toned, warna hijau bisa lebih menetralkan, memberi aksen aksen warna / “pop of color” dan memberikan kesan segar pada area lobby hotel.
68
69
Penggunaan aksen - aksen warna yang lebih gelap/kontras/mencolok terhadap nuansa putih ruangan untuk area front desk dan jga area elevator untuk dapat lebih menarik perhatian tamu Penggunaan konsep “directional lighting� untuk mengarahkan perhatian tamu ke : 1. front desk, dengan penggunaan cahaya yang lebih terang, menggunakan lampu led memanjang yang disisipkan diantara kisi - kisi plafon serta lampu di sisi bawah compartment meja front desk agar tamu terutama dari entrance dapat langsung melihat keberadaan front desk. 2. Instalasi langit langit berupa lampion rotan dengan cahaya yang lebih lembut dari bohlam led di dalamnya, untuk menangkap perhatian tamu tanpa terkesan terlalu overwhelming.
70
L E
-
A S S U R E D
Healthy Living, Learning In Leisure S
a
y
e
m
b
a
r
a
A
r
c
a
s
i
a
The Pandemic has forced us to give more attention to our health. Staps were taken to avoid the spread of covid-19, People are starting to adapt by reducing travels, keeping physical distance, using face masks and shields as a form of body protection. People are also rediscovering new hobbies and activities amid this stressful times. The recently popular activities such as jogginng around the neighbourhood, and cycling in public areas has inspired us to design a suppporting space to do such activities.
71
Site Located at JIExpo Kemayoran, Jakarta, the site was a suitable choice for it is a very well known public space, especially with yearly event ‘Pekan Raya Jakarta’ often crowded with visitors for the purpose of leisure. Providing a large public space with main functions consisting of night market, local products expo, music concert, etc, the original site is then redesigned into a healthier public leisure area with resilient concept focusing on space flexibility, sustainability, and continuous functions. Although the current site is mainly popular as weekend getaways, it is also surrounded by neighbouring housings, making the designed space useful both on the weekends and also weekdays.
72
Resilience By Design The principles of resiliency includes: Creating a redundancy in the system so that the potential collapse of one specific system or function would not affect the rest of the system significantly. This particular principle is taken into account when determining Urban farming as one of the main elements of this design. By educating the community about urban farming, it will encourage them to apply it to their home and thus improving the resiliency of their lifestyle (by producing their own foods, they will be less affected if a sudden pandemic reduces the ability to buy food or groceries). Another principle is to encourage learning whilst broadening people’s participation. In this design, these principles are achieved by combining biking and jogging activities as the current activity trends with learning and educational aspects, so as to garner peoples’ interest and even lure them into this educational learning lifestyle.
73
Design Goal & Concept The design goal is to provide a healthy and educational space to improve people's lifestyle. Main transportation used in this area is regular and electric bike that emits low ollution levels while improving user's health. The biking track starts from the south west of to all throught out the site, elevating it to put distance between bike users and pedestrians. this elevated lane also providess teh users better views of the area while also being a form of shelter for the pedestrian lane below.
74
There are 6 main educational features available to be visited : the vertical farm, Museum, library, Workshop Center, marketplace, and Coworking Space. The vertical farm is also connected to research laboratory that could be toured around so the visitors could learn about the essentials of urban agriculture, hoping it would spark an interest in them to start their own simple urban gardening at home, that would be beneficial to both the users and environment. In addition, by starting a homefarm, one one would be able to get their hands on fresher, healthier produce without having to travel, hence reducing physical contacts especially during pandemic. Doing farm works would also let them be more exposed to the sun on a daily basis that could benefits their health.
Urban Farming Vertical Garden
75
Urban Farming Laboratory
Museum
Library The museum on the other hand acts as an information center that educates the users about sustainable lifestyle, from garbage composting process, recycling methods, and other form of sustainable practices and or devices. Therefore, we designed multiple of glassed display areas to support stated functions, with both walking and biking lane inside the museum areas.
76
Workshop Area The Workshop space adjacent to the museum area let the users experience and learns about sustainability practices by directly participating in the events. Flexible modules area incorporated to the workshop space to accomodate flexible seating arrangements (individual/groups) that can be modified as needed, be it pandemic measures or post pandemic.
77
Another part of the designed complex is the food Court and leisure areas. "Lesehan", a traditional way of eating while sitting on the floor that's really common locally can be spotted inside, menwhile traditional food stalls can be found outdoor.
Co - working space
Co - working space
Market
Foodcourt Seating Area
Market
Market
78
Other strategies are also implemented to create resilient design, by incorporating flexible modules that can adapt to specific situations, be it pandemic or post pandemic. These modules include ; moveable concrete planters on rails in library, workshop, and foodcourt that acts as a distancing barrier, flexible stalls in the market area, and also flexible biking track that can divide the trail into two lanes to enforce social distancing.
Library And Workshop Area
Flexible modules of movable planters that serves as a divider between seats, can be modified to accomodate various seating arrangements in any situations.
Museum
Different from conventional museums that only accomodates walk in visitors, the designed museum incorporates bikin lane indoor to create a unique "drive-in" tour experience.
Co-Working Space
An open plan co-working space that blends into nature. Groups of modular arrangement to promote safe physical distancing, and folding glass facade thaat can be opened to unify the space especially in post pandemic / normal situations.
79
Food Stalls Areas
Inspired from the layout of traditional indonesian markets. Before the pandemic, markets often use linear layouts that can cause overcrowding. The designed food stalls are made to be flexible / moveable to put distance between each stalls that can enable users to keep appropriates physical distance as needed.
Biking Trails
During the pandemic, wooden modules can act as a seperator between lanes to mantain safe distance between bikers. On normal / post pandemic situations, the wooden modules can be folded to unify the divided lanes. Dynamic raillings area also intalled to enhance the experience and safety of bike riders.
Food Court Area
Costumized wheeled concrete planters on rails as divider between seating areas, can be arranged accoding to suitable seating arrangements at speciecified siituations.
Energy Saving Strategies Passive design strategis are applied all throughout the buildings to save electicity costs. • Museum with open facade and courtyards full of trees and plants to create a pleasant breese throughout the building, • Skylights from courtyards/voids inside the building to allow natural lighting, • Solar panels in outdooor areas used to power lights at nights and charges e-bikes in the parking areas.
80
81
DE JA VU Ta m a n B u d a y a J a w a B a r a t P r o
j
e
k
S t
u
d
i
o
A r s
i
t e
k
t
u
r
4
Berlokasi di Jalan. Bukit Dago Utara, Bandung Utara, Jawa Barat, Bangunan yang berfungsi sebagai Taman Budaya ini bertujuan untuk menyediakan area rekreasi edukatif untuk Bandung Raya. Dilengkapi dengan fasilitas - fasilitas seperti Gedung Teater, Perpustakaan, Restaurant, serta Toko oleh - oleh, Taman budaya ini diharapkan bisa menghibur dan mengedukasi penggunanya. Menganut nilai sejarah tapak yang dahulunya adalah tempat bersantai sambil menikmati pemandangan, serta nilai filosofis Sunda yang mementingkan nilai persaudaraan, desain ini berusaha untuk mengingatkan kembali, menekankan pentingnya area komunal sebagai tempat utama pengunjung berinteraksi.
82
1. Toko Souvenir 2. Restauran 3. Perpustakaan 4. Plaza 5. Auditorium
2
3
4
1
5
Massing
Sebagai bentuk perwujudan dari tema, plaza atau ruang komunal di diposisikan di tengah tapak, dan semua massa bangunan dibuat berorientasi ke arah plaza tersebut. Toko Souvenir, Restaurant, dan Perpustakaan dibuat di sisi utara tapak untuk mempermudah sirkulasi servis, sedangkan bangunan auditorium di sisi selatan menjauhi perpustakaan untuk menghindari bising dan agar bisa memanfaatkan kontur untuk undakan auditorium. Bangunan toko souvenir, restaurant, serta perpustakaan dibuat memanjang ke arah timur barat sebagai upaya meminimalisir muka bangunan yang terkena panas matahari langsung, ketiga bangunan tersebut bersama dengan bangunan auditorium mengapit ruang komunal sehingga membentuk sejenis wind tunnel untuk meningkatkan aliran angin yang melewati plaza, membuat plaza menjadi senyaman mungkin. Plaza yang berkanopi tersebut dibuat terbuka ke arah timur agar pengguna plaza dapat menikmati pemandangan pegunungan.
Transformasi bentuk
Bentuk bangunan dan plaza terinspirasi dari burung kutilang, salah satu maskot fauna kota bandung, bentukan atap terinspirasi dari sayapnya, sedangkan bentukan kanopi - kanopi pada plaza yang menyerupai bibit - bibit tumbuhan terinspiraVsi dari kebiasaan burung kutilang yang suka menebar benih tumbuhan ketika ia terbang. Bentukan ini juga melambangkan awal tumbuhnya persaudaraan yang timbul dari interaksi antar pengguna plaza.
83
84
Site Plan
85
Denah Semi Basement
Potongan Tapak
k
Pemusatan Area Servis
Zonasi area servis ketiga massa bangunan (toko, Restoran, dan Perpustakaan) dibuat di area belakang/selatan, dengan sirkulasi pejalan kaki untuk para pegawai yang tersambungkan dengan tangga menuju B1 yang merupakan parkiran karyawan, juga dengan jalur sirkulasi mobil khusus servis untuk memudahkan proses loading dan unloading.Sedangkan bangunan Auditorium memiliki jalur sirkulasi servis, loading, serta parkiran terbatas sendiri yang tersambungkan dengan zona servis bangunan.
Konektivitas Area Indoor Dan Outdoor
Ruang - ruang dalam setiap bangunan dibuat terkoneksi dengan plaza dibantu dengan sirkulasi - sirkulasi yang ada. Fasad toko souvenir, restaurant lantai dasar, serta perpustakaan yang menghadap plaza berbahan kaca. Tidak hanya itu, fasad auditorium yang menghadap ke plaza juga dibuat terbuka agar pengguna plaza masih bisa menonton pertunjukkan dari luar.
86
87
Auditorium
Auditorium semi terbuka untuk memfasilitasi kegiatan pengguna, mulai dari pertunjukkan tari, pertunjukkan musik, dan sebagainya. Dengan skylight yang memancarkan sinar alami ke tengah panggung sebagai upaya penghematan energi sekaligus sebagai spotlight. Menggunakan struktur beton bertulang untuk kolom dan balok, dan menggunakan struktur truss baja untuk atap membran.
Perpustakaan
Dilengkapi dengan perpustakaan satu lantai, pengunjung bisa membaca buku sekaligus menikmati pemandangan pegunungan pada fasad timur yang berupa rangkaian panel kaca dengan kisi - kisi bambu.
Toko Souvenir
Toko diletakkan bersamaan dengan toilet dan mushola umum, di zona dekat entrance, penggunaan material pada fasad juga berupa rangkaian panel kaca dengan kisi - bambu, bertujuan untuk memperlihatkan ruang dalam toko agar pengunjung tertarik untuk masuk.
Restoran
Terletak diantara Toko souvenir dan Perpustakaan, restoran ini memiliki satu lantai ditambah dengan 1 lantai mezanin. Fasad yang menghadap plaza pada lantai dasar menggunakan rangaian kaca panel dan kisi bambu, juga menggunakan rangkaian panel kaca dikombinasikan dengan jalusi. Struktur dari bangunan ini menggunakan profil baja dan truss baja untuk atapnya.
88
89