“ Disusun dengan penuh cinta dan dedikasi � By: Rhyticeros cassidix (Maladica 2012)
Thanks to: Maladica Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Berbagai sumber yang telah kami himpun materinya
Maladica FK Undip
Page 2
Table of Contents Halaman Sampul .......................................................................................................................... 1 Daftar Isi ...................................................................................................................................... 3 Kode Etik Pencinta Alam .............................................................................................................. 4 Maladica...................................................................................................................................... 5 PTBMMKI .................................................................................................................................... 7 Divisi TBM ................................................................................................................................. 11 Divisi Gunung Hutan .................................................................................................................. 33 Divisi Tali Temali ....................................................................................................................... 63 Divisi Air ................................................................................................................................... 71
Maladica FK Undip
Page 3
Kode Etik Pecinta Alam Indonesia   
Pecinta alam Indonesia sadar bahwa alam dan isinya adalah ciptaan Tuhan Yang Maha Esa Pecinta alam Indonesia sebagai bagian dari masyarakat Indonesia sadar akan tanggung jawabnya terhadap Tuhan, bangsa dan tanah air Pecinta alam Indonesia sadar bahwa pecinta alam sebagai makhluk yang mencintai alam sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa Sesuai dengan hakekat di atas, kami dengan kesadaran menyatakan :
1. Mengabdi kepada Tuhan Yang Maha Esa 2. Memelihara alam beserta isinya serta menggunakan sumber daya alam sesuai dengan kebutuhannya 3. Mengabdi kepada bangsa dan tanah air 4. Menghormati tata kehidupan yang berlaku pada masyarakat sekitar serta menghargai manusia dan kerabatnya 5. Berusaha mempererat tali persaudaraan antara pecinta alam sesuai dengan azas pecinta alam 6. Berusaha saling membantu dan saling menghargai dalam pelaksanaan pengabdian terhadap Tuhan, bangsa dan tanah air Selesai Di susun dan di syahkan bersama dalam acara Gladia ke – IV Di Ujung Pandang, Tahun 1974
Maladica FK Undip
Page 4
Maladica Maladica merupakan akronim dari mahasiswa pecinta alam medica, merupakan suatu wadah bagi mahasiswa FK UNDIP yang memiliki minat dan bakat baik dalam hal ke-pecinta alaman ataupun pertolongan pertama. Namun secara umum, Maladica merupakan sebuah Tim Bantuan Medis (TBM) yang berafiliasi dengan Perhimpunan Tim Bantuan Medis Mahasiswa Kedokteran Indonesia (PTBMMKI) dan berstatus sebagai suatu Badan Kelengkapan pada Himpunan Mahasiswa Kedokteran Umum (HIMAKU) FK UNDIP. Saat ini Maladica memiliki 4 divisi yaitu Gunung Hutan, Tali Temali, Air dan Pertolongan Pertama. Visi dan Misi Visi Maladica memiliki visi antara lain: 1. Menampung dan mengarahkan kegiatan-kegiatan di alam bagi mahasiswa Kedokteran Umum Undip. 2. Membina rasa persahabatan dan persaudaraan, kesatuan dan kesatuan di kalangan mahasiswa Kedokteran Umum UNDIP. 3. Meningkatkan peran serta mahasiswa Kedokteran Umum UNDIP dan khususnya anggota Maladica dalam pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat sebagai pengamalan ilmu. Misi Untuk mencapai visi Maladica memiliki misi: 1. Meningkatkan keilmuan dan keterampilan yang berhubungan dengan kegiatan Maladica. 2. Membina dan mengembangkan potensi anggota Maladica untuk meningkatkan kualitas dalam pengabdian kepada masyarakat. Lambang
Maladica FK Undip
Page 5
Gunung, Laut dan Langit Ke-pecinta alam-an Bunga Edelweiss Keabadian – Kelestarian alam Ular hijau yang saling membelit Kita yang melindungi alam Merpati Putih Perdamaian Pelangi Keanekaragaman Merah Putih Indonesia
Sejarah
Maladica terbentuk atas minat yang sama yaitu ke-pecinta alam-an dan sebagai sayap senat di bidang kegiatan luar ruangan. Pada saat itu, bidang III Senat FK UNDIP sangat berpengaruh dalam mendorong terbentuknya Maladica, selain dikarenakan banyaknya mahasiswa FK UNDIP yang tidak dapat tertampung di Wapela UNDIP, walau banyak senior Maladica yang menjadi aktivis di Wapela UNDIP. Pada awal didirikan, Maladica berfokus pada kemampuan evakuasi medis di alam bebas, baik di rimba, gunung, sungai dan goa. Organisasi terstruktur mulai terbentuk pada 10 Oktober 1989 walaupun sebenarnya Maladica telah berdiri sejak tahun 1984. Nama Angkatan Maladica
Mc 90. P : Pendiri Mc 92. Lr : Leucopsar rothschildi Mc 93. Hl : Haliaetus leucocephalus Mc 94. Dd : Delphinus delphis
Maladica FK Undip
Page 6
Mc 94. Pt : Panthera tigris Mc 95. Bj : Bos Javanicus Mc 96. Eh : Elanus hypoleucus Mc 97. Eh : Elanus hypoleucus Mc 97. Ad : Anoa depresicornis Mc 98. Hm : Helarctus malayanus Mc 99. Hm : Helarctus malayanus Mc 00. Mj : Mam... javanicus Mc 01. Pp : Pongo pygmaeus Mc 02. Sb : Spizaetus bartelzi Mc 08. Cm : Celonia maides Mc 11. Pa : Palang Alexander Mc 12. Ss : Salamander salamandra Mc 13. Mm : Macrocephalon maleo
Maladica FK Undip
Page 7
PTBMMKI
Perhimpunan Tim Bantuan Medis Mahasiswa Kedokteran Indonesia atau disingkat PTBMMKI merupakan organisasi perhimpunan yang menghimpun organisasi tim bantuan medis mahasiswa kedokteran yang ada di Indonesia dan bersifat sosial kemanusiaan dengan status organisasi adalah organisasi kemahasiswaan. VISI Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat Indonesia terutama dalam bidang kegawatdaruratan medis.
MISI Menjadikan PTBMMKI sebagai wadah koordinasi diantara organisasi tim bantuan medis mahasiswa kedokteran se-Indonesia, dalam hal: a. Mewujudkan Tri Dharma Perguruan Tinggi. b. Memberikan bantuan kepada korban bencana terutama di bidang kegawatdaruratan medis. c. Penyaluran dan pengembangan minat, bakat, dan ilmu bagi mahasiswa kedokteran Indonesia terutama dalam bidang kegawatdaruratan medis Struktur Organisasi Struktur BPP Periode 2013/2014 Ketua Umum : Suherman Palele (Tbm Axis Fkik Untad) Sekertaris I : Rizal Haryanto (Tbm Axis Fkik Untad) Sekertaris II : Mutia Nur Rahmi (Tbm Axis Fkik Untad) Bendahara I : Dewi Larasari (Tbm Axis Fkik Untad) Bendahara II : Ari Rahmatullah (Tbm Axis Fkik Untad) Maladica FK Undip
Page 8
Staff Infokom : 1. Ka.Staff Infokom : Tiara Mayang Pratiwi Lio (Tbm Ischiadicus Fk Unhalu) cp :085241953796 Anggota : - Novi Lestari ( Tbm Calcaneus Fk Unhas ) - Lya Anggraeni ( Tbm Axis Fkik Untad ) - Eva Yuliani ( Tbm AEM-TEAM Fk Unbrah) - Amelia Angelin Ligianto ( Tbm Axis Fkik Untad ) - Dedy (Tbm Azygos Fk Unmul ) - Rizky Naldi (Tbm Axis Fkik Untad ) - Tria Pratiwi (Tbm Galenus Fk Maranatha ) - Nurlely Wardeni (KPLA Fk Unair ) - Desti (PMPATD Pakis Fk Unila) - Gisti (PMPA Vagus)
Staff Penanggulangan Bencana 2. Ka. Staff Penanggulangan Bencana : Iqbal ( TBMT ) cp :085296505050 Anggota : -
Vandhy P. Andilolo (Tbm Axis Fk Untad )
-
Ayu Pratiwi ( Tbm 110 Fk Umi )
-
M. Ali Adrian ( Tbm Fk Uisu )
-
Dhia Rahdi ( Tbm Calamus Sriptorius Fk Unlam )
-
Wyna ( Tbm Fk Usu )
-
Eduard ( PMPATD Pakis Fk Unila )
-
Hermas ( Tbm Nurul Qolby Fk UMM )
-
Jihan Rasyad ( ALERT Fk UMY )
-
M. Ali akbar ( Maladica Fk Undip )
-
Khoirul Rizal Ashholih ( Osipital Fk Onsoed )
Maladica FK Undip
Page 9
-
Hermas Novyran Fareza ( Tbm Nurul Qolby Fk UMM )
-
Rahmat Rezky Ramadhan ( LAKESMA Fk UB )
Staff Pendidikan dan Latihan 3. Ka. Staff Pendidikan dan Latihan : Rizal Foeng ( Tbm Calcaneus Fk Unhas) cp :085241493222 Anggota : - Adit Febriansyah (Tbm Axis Fk Untad ) - Kevin Pieter ( PMPA Vagus Fk Uns ) - Lya Eka Handayani ( Tbm Fk Uisu ) - Muhammad Ilham ( Tbm Pema Fk Usu ) - Muhammad Riyan Arizzal ( Mapadoks Fk Unisula ) - Adriann Jardine ( KPLA Fk Unair ) - Tiwi ( Tbm Janar Duta Fk Unud ) Staff Keuangan 4. Ka. Staff Keuangan : Fauziah Damayanti ( Tbm Vertex Fk Unej ) cp 0856357746 Anggota : -
Ahmad Chaer ( Tbm Ischiadicus Fk Unhalu )
-
Nur Syafa’ah (TBMS)
-
Agung Jaya (Tbm Axis Fkik Untad )
-
Bima Taruna Sakti ( Tbm Coronarius Fk Unimal )
-
Masye Juta ( Tbm Galenus Fk Maranatha )
-
Anggun ( Tbm Axis Fkik Untad )
Staff Hubungan Luar 5. Ka. Staff Hubungan Luar : Maria Patricia Gunawan ( Medisar Fk Atma Jaya ) cp : 085715970759 Anggota : Maladica FK Undip
Page 10
- Reska Perdana (Tbm Axis Fkik Untad ) - Eza Melinda (Tbm MERIDIEN Fkk UMJ ) - Indra Budi ( Tbm HET Fk Unand ) - Frisky ( Tbm Janar Duta Fk Unud ) - Iqbal (Tbm 110 Fk Umi )
Staff Administrasi Organisasi 6. Ka. Staff Administarsi Organisasi : Hasnal Laily Yarza (Tbm Het Fk Unand ) cp : 081993327825 Anggota : -
Faradilla Monita (Tbm Fk UR )
-
Ardana (Tbm Axis Fkik Untad )
-
Octari Dwi Putri ( Tbm AEM-TEAM Fk Unbrah )
-
Mitras Labiro (Tbm Axis Fkik Untad )
Dengan Persaudaraan, Demi Kemanusiaan Jayalah Tbm!!!!!
KORWIL WILAYAH 3: Azzam TBM Humerus UII
Maladica FK Undip
Page 11
Divisi TBM Basic Life Support
KRABC K = Keselamatan
Keselamatan korban Keselamatan diri sendiri Keselamatan orang sekitar Pastikan ketiga keselamatan ini saat menolong korban. Hilangkan segala jenis bahaya yang mungkin terjadi hingga tidak akan ada korban lagi saat melakukan pertolongan.
Perkenalkan diri anda kepada orang disekitar. Bila ada orang lain yang lebih ahli untuk menolong, serahkan pada orang itu. Gunakan APD (Alat Pelindung Diri) bila tersedia. Gunakan benda lain, seperti kertas ato plastik yang sekiranya dapat melindungi diri dari penularan penyakit tertentu dari korban. Bila sekiranya korban menderita penyakit menular tertentu. Yah ikutin aja hati nurani anda mau nolong atau enggak... Baringkan korban terlentang Posisi penolong ada di sebelah kanan korban.
Maladica FK Undip
Page 12
R = Respons 1. Respon Jauh/ Panggil/ Suara Cek respon dengan suara. Panggil korban. Bila tidak ada respon, lanjutkan ke cek respon selanjutnya. 2. Respon Dekat/ Sentuh Cek respon dengan sentuhan. Sentuh perlahan korban. Bila tidak ada respon, guncang korban secara perlahan. Bila masih tidak ada respon, lanjutkan ke respon nyeri. 3. Respon Nyeri Cek respon dengan memberikan rangsangan nyeri. Rangsang nyeri bisa berupa cubitan kuat, penekanan pada manubrium sterni atau penekanan pada glabella, bisa juga dengan menekan bagian putih dari kuku. Reaksi yang terlihat mungkin hanya membuka mata, erangan, melipat atau menjatuhkan alat gerak, dan gerakan ringan lainnya. Metode cepat untuk mengukur tingkat kesadaran 1. A = Alert Pasien yang sadar secara penuh. Pasien ini akan membuka mata secara spontan, menanggapi suara dan fungsi motorik yang baik. Pasien yang sadar penuh menunjukan bahwa ia tidak mengalami gangguan pernafasan. Lanjutkan ke pemeriksaan vital sign tubuh untuk mengetahui kemungkinan gangguan lain. 2. V = Verbal Pasien memberikan tanggapan hanya jika penolong berbicara. Respon pasien mungkin hanya gerakan badan ataupun gumaman 3. P = Pain Pasien memberikan respon jika diberi rangsang nyeri. Pasien yang sadar akan mengetahui lokasi nyeri dan menghindarinya, sedangkan pasien yang tidak awas dan tidak respon terhadap suara biasanya hanya menggerakkan anggota badan yang tidak menghindari sumber nyeri. 4. U = Unresponsive Seringkali dianggap sebagai tak sadar, hasil ini dimungkinkan jika pasien tidak memberikan tanggapan baik mata, suara maupun nyeri. Panggil bantuan atau mintalah orang di sekitar untuk memanggil ambulance atau paramedis. Nomor darurat untuk bantuan medis di Indonesia adalah 118 atau 119. A = Airway Apabila pasien tidak menunjukan tanda kesadaran. Segera periksa jalan nafasnya, untuk memastikan ada tidaknya sumbatan pada jalan nafas. Terdapat dua metode pemeriksaan jalan nafas. 1. Head Tilt and Chin Lift Head tild dan chin lift merupakan metode umum untuk membersihkan jalan nafas. Cara ini digunakan apabila kemungkinan pasien menderita cedera leher dapat dihilangkan. Maladica FK Undip
Page 13
2. Jaw Thrust Metode ini digunakan pada korban yang kemungkinan menderita cedera servikal. Dengan metode ini, kemungkinan pergerakan leher yang cedera dapat diperkecil. Pada korban kecelakaan, SELALU ASUMSIKAN BAHWA IA MENDERITA CEDERA SERVIKAL. Apabila anda melihat kecelakaan tersebut, perhitungkan apakah ia mendertia cedera servikal. Bila tidak, tanyalah kepada saksi mengenai kronologi kecelakaannya secara singkat. Periksa bagian belakang leher, apakah ada abnormalitas dari susunan tulang-tulang leher. Bagian yang menonjol seharusnya hanya terdapat pada vertebra cervical 7.
Pada korban yang dicurigai cedera servikal. Lakukanlah imobilisasi pada daerah leher. Anda bisa minta bantuan oranglain untuk melakukan imobilisasi ini atau gunakan collar neck.
Maladica FK Undip
Page 14
B = Breathing Lakukan teknik LOOK, LISTEN and FEEL. Dekatkan pipi anda ke mulut dan hidung korban serta arahkan pandangan ke arah dada.
LOOK = Lihat pergerakan dada. Apakah ada pergerakan nafas? LISTEN = Dengarkan suara pernafasan . Apakah ada suara pernafasan abnormal Suara Abnormal 1. Snorring / Stridor (mendengkur) : sumbatan jalan nafas karena benda padat (lidah, bakso, dll) 2. Gargling (berkumur) : sumbatan jalan nafas karena benda cair (darah, dll) 3. Wheezing (seperti orang asma) 4. ? FEEL = Rasakan hembusan nafas korban. Ada atau tidak? Saat ini, anda bisa sekaligus melakukan pengukuran terhadap denyut nadi arteri carotis. Normal atau tidak? Apabila tidak ada tanda-tanda pernafasan pada diri korban. Segera lakukan bantuan pernafasan.
Buka jalan nafas dengan teknik head tilt dan chin lift, atau dengan teknik jaw thrust. Tutup hidung agar udara yang diberikan tidak keluar melalui hidung. Berikan dua kali tiupan nafas Maladica FK Undip
Page 15
dari mulut ke mulut. Pastikan tidak ada udara yang keluar melalui mulut. Mulut penolong harus menutupi seluruh mulut korban dengan rapat. Berikan 2 kali tiupan, perhatikan kenaikan dada dari korban. Apabila korban bernafas dengan spontan. Awasi terus pernafasannya dan lakukan pemeriksaan sirkulasi korban. Adakah denyut nadi? Adakah luka terbuka? Apabila anda enggan memberi bantuan pernafasan dari mulut ke mulut. Anda bisa langsung memberikan resusitasi jantung paru tanpa pemberian bantuan pernafasan. C = Circulation Raba denyut nadinya. Adakah denyut nadi? Periksa capillary refill dengan menekan ujung kuku hingga berwarna putih kemudian lepaslah. Warna kuku yang kembali normal dalam waktu kurang dari 2 detik menunjukan capillary refill time yang normal. Capillary refill time yang abnormal dapat menunjukan terjadinya syok, dehidrasi maupun berkurangnya aliran darah ke daerah perifer. Bila denyut nadi ada, namun pasien tetap tidak sadar dan tidak bernapas. Lanjutkan bantuan pernafasan dengan jumlah 12 kali/menit. Cek denyut nadi di setiap menit. Bila denyut nadi tidak ada, berikan resusitasi jantung paru. Resusitasi Jantung Paru Cari Processus xiphoideus dari sternum dan beri jarak 2 jari.
Letakan kedua tangan diatas dada korban di daerah tersebut, tangan yang paling kuat berada di atas. (Misal tangan kanan anda lebih kuat, maka tangan kanan yang berada diatas tangan kiri). Posisi penolong tegak lurus diatas dada pasien dengan siku lengan lurus menekan tengah-tengah tulang dada. Gerakan bahu anda untuk mulai memijat. Ingat! Yang bergerak adalah BAHU, bukan SIKU. Gerakan bahu akan memberi kekuatan lebih pada pijatan anda. Berikan kompresi sedalam minimal 5 cm, dengan kecepatan 100 kompresi/menit, sebanyak 30x. Lanjutkan pemberian 30 kompresi dan 2 bantuan pernafasan.
Maladica FK Undip
Page 16
Saat pijat jantung, hitung dengan suara keras Satu,dua,tiga,empat, SATU Satu,dua,tiga,empat, DUA Satu,dua,tiga,empat, TIGA Satu,dua,tiga.empat, EMPAT Satu,dua,tiga,empat, LIMA Satu,dua,tiga,empat, ENAM
Jangan lupa berhenti untuk mengecek denyut nadi dan pernafasan setiap menit. Pemberian RJP dapat dihentikan bila : 1. 2. 3. 4.
Korban sadar Korban meninggal Bantuan datang Anda lelah
Apabila nafas dan denyut jantung korban telah kembali, lanjutkan dengan memeriksa seluruh tubuh korban untuk mencari kemungkinan luka lain. Periksa apakah terdapat luka terbuka atau fraktur. Jangan lupa untuk memeriksa denyut nadi di daerah perifer. Apabila terdapat luka terbuka atau fraktur, segera lakukan penanganan terhadap daerah tersebut. Cek gangguan saraf dengan bertanya kepada korban apakah dia mengalami kesemutan di daerah tertentu. Maladica FK Undip
Page 17
Tetap monitor pernafasan dan sirkulasi sambil menunggu bantuan datang. Letakan pasien pada posisi seperti dibawah ini untuk mencegah terjadinya sumbatan jalan nafas (lidah jatuh).
Maladica FK Undip
Page 18
BALUT BIDAI A. PENGERTIAN Balutan adalah tindakan untuk menyangga atau menahan bagian tubuh agar tidak bergeser atau berubah dari posisi yang dikehendaki. Bidai atau spalk adalah alat dari kayu, anyaman kawat bahan lain yang kuat tetapi ringan yang digunakan untuk menahan atau menjaga agar bagian tulang/ organ yang patah tidak bergerak (imobilisasi) sehingga memberikan istirahat dan mengurangi rasa sakit.
B. TUJUAN BALUT BIDAI Pembalutan 1. Menahan sesuatu sebagai penutup luka, pita tali kulit, bidai, bagian tubuh yang cedera, danrambut. 2. Memberi tekanan. 3. Melindungi bagian tubuh yang cedera. 4. Memberikan penyongkong terhadap bagian tubuh yang cedera 5. Menghindari bagian tubuh agar tidak bergeser dari tempatnya. 6. Mencegah terjadi pembengkakan. 7. Mencegah terjadinya kontaminasi. Pembidaian 1. Imobilisasi 2. Mengurangi nyeri 3. Mencegah kerusakan jaringan lunak, pembuluh darah & syaraf di sekitarnya
C. MACAM-MACAM BALUT BIDAI Pembalutan 1. Mitela. Bahan mitela terbuat dari kain berbentuk segitiga sama kaki dengan berbagai ukuran. Panjangkaki antara 50-100 cm. Pembalutan ini dipergunakan pada bagian kaki yang berbentuk bulat atau untuk menggantung bagian tubuh yang cedera. Bisa dipakai pada cedera dikepala, bahu, dada, siku, telapak tangan dan kaki, pinggul serta untuk menggantung lengan. 2. Dasia. Pembalut ini adalah mitela yang dilipat-lipat dari satu sisi segitiga agar menjadi beberapa lapiS dan bentuk seperti pita dengan kedua ujung-ujungnya lancip dan lebarnya antara 510 cm. Bisa dipakai pada saat membalut mata, dahi rahang, ketiak, lengan, siku, paha,serta lutut betis, dan kaki yang terkilir. 3. Pita (Gulungan). Pembalut ini dapat dibuat dari kain katun, kain kasa, bahan elastis. Bahan yang paling sering adalah dari kasa karena mudah menyerap air, darah, dan tidak mudah kendur. Macam-macam pembalut yang digunakan adalah sebagai berikut; 1) Lebar 2,5 cm : untuk jari-jari 2) Lebar 5 cm : untuk leher dan pergelangan tangan. 3) Lebar 7,5 cm : untuk kepala, lengan atas dan bawah, betis dan kaki. Maladica FK Undip
Page 19
4) Lebar 10 cm : untuk paha dan sendi panggul. 5) Lebar 15 cm : untuk dada, perut, punggung. Pembidaian 1. Bidai Kaku (Rigid Splint) Dapat dibuat dari bahan apapun (kayu, logam, fiber glass) 2. Bidai Lunak (Soft Splint) Air splints (PASG), bantal 3. Bidai Traksi (Traction Splint) Untuk fraktur ekstremitas bawah. Indikasi: 1. Fraktur (Patah Tulang) a. Fraktur terbuka yaitu tulang yang patah mencuat keluar melalui luka yang terdapat pada kulit. b. Fraktur tertutup yaitu tulang yang patah tidak sampai keluar melalui luka yang terdapat dikulit. Kemungkinan patah tulang harus selalu dipikirkan setiap terjadi kecelakaan akibat benturan yang keras. Apabila ada keraguan, perlakuan korban sebagai penderita patah tulang. Pada fraktur terbuka tindakan pertolongan harus hati-hati, karena selain bahaya infeksi gerakan tulang yang patah itu dapat melukai pembuluh-pembuluh darah sekitarnya sehingga terjadi perdarahan baru. 2. Terkilir Kemungkinan yang dapat terjadi adalah: a. Terjadi peregangan dan memar pada otot atau ligamen, jenis ini digolongkan terkilir ringan. b. Robekan pada ligamen, ditandai dengan rasa nyeri, bengkak dan memar biasanya lebih beratdari pada jenis tang pertama. Jenis ini digolongkan terkilir sedang. c. Ligamen sudah putus total sehingga sendi tidak lagi stabil. Biasanya terjadi perdarahan sekitar robekan, yang tampak sebagai memaryang hebat. 3. Luka terbuka 4. Penekanan untuk menghentikan pendarahan
D. PRINSIP PEMBERIAN BALUT BIDAI 1. Prinsip pembalutan a. Rapat dan rapi b. Jangan terlalu longgar c. Ujung jari dibiarkan terbuka untuk mengetahui funsi sirkulasi d. Bila ada keluhan terlalu erat longgarkan 2. Prinsip pembidaian a. Lakukan pembidaian pada tempat dimana anggota badan mengalami cedera. b. Lakukan pembidaian pada dugaan terjadinya patah tulang. c. Melewati minimal dua sendi yang berbatasan d. Untuk pemasangan spalk pada saat pemasangan infuse pada bayi dan anak-anak yang hiperaktivitas
D. PERALATAN 1. Pembalut yang sesuai (Mitella/dasi/pita) Maladica FK Undip
Page 20
2. Spalk 3. Plaster 4. Kasa steril 5. Handscoon 6. Betadine dan cairan desinfektan 7. Bengkok 8. Korentang 9. Gunting plester
E. PROSEDUR KERJA 1. Memberi salam 2. Jelaskan prosedur kepada klien dan menanyakan keluhan yang dirasakan. 3. Mencuci tangan 4. Menjaga privasi klien dengan membuka bagian yang akan dilakukan tindakan atau menutup tirai. 5. Melihat bagian tubuh mana yang akan dibalut. 6. Atur posisi klien tanpa menutupi bagian tubuh yang akan dilakukan tindakan. 7. Lepaskan pakaian yang menutupi tempat untuk mengambil tindakan. 8. Perhatikan tempat yang akan dibalut dengan menjawab pertanyaan berikut: a. Bagian dari tubuh mana b. Apakah ada luka terbuka atau tidak c. Bagaimana luas luka tersebut d. Apakah perlu membatasi gerak tubuh tertentu atau tidak 9. Memakai sarung tangan steril 10. Pilih jenis balutan yang akan dipergunakan atau dikombinasi. 11. Sebelum dibalut, jika luka terbuka, perlu diberi desinfektan. 12. Tentukan posisi balutan dengan mempertimbangkan hal berikut: a. Dapat membatasi pergeseran atau gerak tubuh lainnya b. Sesedikit mungkin membatasi gerak tubuh yang lain c. Tidak mengganggu peredaran darah misalnya pada saat membalut berlapis-lapis 13. Cara melakukan pembalutan: a. Cara membalut dengan mitela 1) Salah satu mitela dilipat 3-4 cm sebanyak 1-3 kali. 2) Pertahankan sisi yang telah terlipat terletak diluar bagian yang akan dibalut, lalu ditarik secukupnya dan kedua ujung sisi diikat. 3) Salah satu ujung bebas lainnya ditarik dan dapat diikat pada lipatan, diikat pada tempat lain,atau dapat dibiarkan bebas. b. Cara membalut dengan dasi 1) Pembalut mitela dilipat dari salah satu sisi sehingga berbentuk pita dengan masing-masingujung lancip. 2) Bebatkan pada tempat yang akan dibalut sampai kedua ujungnya dapat diikat. 3) Diusahakan agar balutan tidak mudah kendur dengan cara sebelum diikat arahnya salingmenarik.
Maladica FK Undip
Page 21
4) Kedua ujungnya diikatkan secukupnya
Maladica FK Undip
Page 22
SPLINTING AND BANDAGE Immediate Treatment of Orthopedic Injury One primary goal Reduction of swelling
PRICE Protection Rest Ice Compression Elevation
COLD APPLICATION Decreases pain Produces vasoconstriction Controls hemorrhage and edema Decreases local cell metabolism Decreases tissues’ need for oxygen Reduces hypoxia Sensations- Cold, burning, aching, numb
SPLINTS Vacuum splints Styrofoam chips contained inside an airtight cloth, pliable sleeve Molds to shape of injury using a handheld pump to draw out the air from within the sleeve
Air splints Extremity splinting Provides clear view of injury during x-ray
Maladica FK Undip
Page 23
BANDAGING AND TAPING 1. 2. 3.
Provides compression to minimize swelling in the initial management of injury Reduces the chances of injury by applying tape prophylactically Provides additional support to an injured structure
Maladica FK Undip
Page 24
2010 AHA GUIDELINES for ADULT BASIC LIFE SUPPORT BLS (basic life support) atau dikenal dengan BHD-RJP yaitu tindakan dasar untuk menyelamatkan nyawa berikut serangan jantung. Aspek dasar dalam BLS antara lain pengenalan segera serangan jantung mendadak ( Sudden Cardiac Arrest / SCA ) dan aktivasi system tanggap darurat, resusitasi jantung paru awal ( CPR ) dan defribilasi cepat dengan menggunakan defribilator eksternal otomatis ( AED ). Pengenalan dini serta respon terhadap serangan jantung & stroke juga dianggap sebagai bagian dari BLS.
Di bawah ini perubahan pedoman dari BLS menurut AHA 2005 ke AHA 2010 untuk tenaga awam terlatih dan penyedia layanan kesehatan : 1. Penilaian segera / langsung dari SCA berdasarkan penilaian respond an pernafasan tidak normal ( korban tidak bernafas/terengah-engah). 2. Tindakan lihat, dengar, rasakan ( LLF ) dihapus dari algoritma BLS. 3. Hanya tindakan kompresi dada secara konvensional ( Hands-Only ) yang dilakukan oleh tenaga penolong belum terlatih. 4. Perubahan kompresi sebelum bantuan nafas ( CAB bukan ABC ). 5. Tindakan CPR terus dilakukan sampai kembalinya sirkulasi spontan ( ROSC ) / penghentian upaya pernafasan. 6. Peningkatan fokus pada metode untuk memastikan bahwa kualitas CPR ( kecepatan & kekuatan kompresi yang benar dan memungkinkan kembalinya pergerakan dada dan penekanan meminimalkan gangguan dalam kompresi dada & ventilasi untuk menghindari berlebihan ) dilakukan. 7. Lanjutan pemeriksaan cek nadi bagi tenaga penolong. 8. Algoritma sederahana BLS dikenalkan dengan algoritma tradisional. 9. Revisi rekomendasi dari pendekatan simultan, tindakan simultan untuk penekanan dada, manajemen jalan nafas, bantuan pernafasan, deteksi irama, guncangan ( jika diperlukan ) oleh tim penolong terlatih dalam pengaturan yang sesuai.
EARLY CPR • Laju kompresi dada minimal 100 kali per menit. • Kedalaman kompresi paling sedikit 2 inchi ( 5 cm ) • Penolong harus memungkinkan recoil thoraks setelah setiap kompresi, untuk memungkinkan jantung mengisi sepenuhnya sebelum kompresi berikutnya.
MANAGING THE AIRWAY • Head Tilt Chin Lift • Jaw Thrust Manuver jika ada indikasi cervical spine injury dan craniofacial injury
Maladica FK Undip
Page 25
RESCUE BREATHS • 1 nafas tiap 6-8 dtk ( 8-10 nafas per menit ) tanpa menyinkronkan nafas dengan kompresi serta tidak ada jeda dalam kompresi dada untuk pengiriman ventilasi. • Tujuan utama dari ventilasi selama CPR adalah menjaga oksigenasi dan tujuan sekundernya untuk menghilangkan karbondioksida. • Tehnik atau cara pemberian bantuan nafas antara lain : mouth to mouth, mouth to barrier device breathing, mouth to nose and mouth to stoma ventilation, ventilation with bag and mask, ventilation with a supraglotic airway ( LMA ), ventilation with an advance airway, passive oxygen versus positive-pressure oxygen selama CPR, cricoids pressure.
Maladica FK Undip
Page 26
Transportasi & Evakuasi Korban
Pengertian Evakuasi adalah kegiatan memindahkan korban dari lokasi kecelakaan ke tempat lain yang lebih aman dengan cara-cara yang sederhana di lakukan di daerah-daerah yang sulit dijangkau dimulai setelah keadaan darurat. Penolong harusmelakukan evakuasi dan perawatan darurat selama perjalanan. Syarat Evakuasi
Keadaan korban umumnya cukup baik Tidak ada gangguan pernapasan Pendarahan sudah di atasi Luka sudah dibalut Patah tulang sudah dibidai, sepanjang pelaksanaan pemindahan korban perlu dilakukan pemantauan dari korban tentang: keadaan umum korban seperti sistem persyarafan (kesadaran) - sistem peredaran darah (denyut nadi dan tekanan darah)- sistem pernapasanbagian yang mengalami cedera. Keadaannya harus stabil, jalan nafas harus dijamin terbuka/bebas, terus dimonitor secara ketat kondisi : jantung, nadi, paru-paru. Cara pengangkutan korban Pengangkutan tanpa menggunakan alat atau manual. Pada umumnya digunakan untuk memindahkan jarak pendek dan korban cedera ringan. Beberapa contoh evakuasi :
Evakuasi yang dilaksanakan oleh 1 orang terutama dapat dilakukan oleh anggota pemadan Maladica FK Undip
Page 27
kebakaran untuk menolong penderita yang tidak sadar di dalam gedung yang terbakar atau yang melewati jalan/lorong sempit.
Cara mengevakuasi korban kecelakaan yang dalam posisi terlentang dan tidak terdapat patah tulang punggung. Penolong harus menjaga keseimbangan dengan mengatur posisi kaki (kuda2) secara benar, berdiri secara bertahap, hingga posisi akhir siap untuk berjalan.
Cara mengevakuasi korban kecelakaan yang dalam posisi tengkurap dan tidak terdapat patah tulang punggung. Posisi penolong seperti dijelaskan di atas, yaitu harus menjaga keseimbangan dengan mengatur posisi kaki (kuda2) secara benar, berdiri secara bertahap, hingga posisi akhir siap untuk berjalan. Pengangkutan & pemindahan korban: Merupakan kegiatan pemindahan korban dari tempat darurat ke tempat yang fasilitas perawatannya lebih baik, seperti rumah sakit. Biasanya dilakukan bagi pasien/ korban cedera cukup parah sehingga harus dirujuk ke dokter. Tata cara pemindahan korban : dasar melakukan pemindahan korban; aman, stabil, cepat, pengawasan korban, pelihara udara agar tetap segar memenuhi syarat pemindahan sesuai prosedur. 

Alat bantu : dengan tenaga manusia - satu orang, dua orang, tiga orang atau empat orang. Dengan tandu - tandu khusus, tanda papan, tandu bambu/dahan, atau matras. Dengan kendaraan - darat, laut dan udara. Tahapan : persiapan, pengangkatan korban ke atas tandu, pemberian selimut pada korban, tata letak korban pada tandu disesuaikan dengan luka atau cedera.Prinsip pengangkatan korban dengan tandu. Maladica FK Undip
Page 28

Caranya : harus secara efektif dan efisien dengan dua langkah pokok yaitu gunakan alat tubuh (paha, bahu, panggul), dan beban serapat mungkin dengan tubuh korban. Sikap mengangkat, usahakan dalam posisi rapi dan seimbang untuk menghindari cedera. Posisi siap angkat dan jalan, umumnya posisi kaki korban berada di depan dan kepala lebih tingi dari kaki., kecuali menaik - bila tungkai tidak cedera dan menurun - bila tungkai luka atau hipotermia. Mengangkut ke samping - memasukan ke ambulan kecuali dalam keadaan tertentu-kaki lebih tinggi dalam keadaan shock. Contoh cara mengangkat dan mengevakuasi korban
Cara mengangkat dan mengevakuasi korban dengan 3 orang yang berada di satu sisi - tangan berada di bawah badan korban. Perhatikan posisi kaki dan cera berdiri hingga siap berjalan membawa pasien. Agar tiga orang penolong dapat bergerak secara serempak maka disarankan salah satu diantaranya agar dapat berperan memberi aba-aba secara pelahan.
Cara mengangkat dan mengevakuasi korban dengan 3 orang yang berada di sisi berlainan, tangan berada di bawah badan korban dan saling berpegangan.Posisi orang ke dua berada di tengah. Perhatikan posisi kaki dan cera berdiri hingga siap berjalan membawa pasien. Agar tiga orang penolong dapat bergerak secara serempak maka disarankan salah satu diantaranya agar dapat berperan memberi aba-aba secara pelahan.
Maladica FK Undip
Page 29
Cara mengangkat dan mengevakuasi korban dengan 4 orang yang berada di sisi berlainan, tangan berada di bawah badan korban dan saling berpegangan.Posisi penolong saling berhadapan di kedua sisi korban - agar lebih kuat menahan beban. Perhatikan posisi kaki dan cera berdiri hingga siap berjalan membawa pasien. Agar tiga orang penolong dapat bergerak secara serempak maka disarankan salah satu diantaranya agar dapat berperan memberi aba-aba secara pelahan.
Dapat pula mengangkat dan mengevakuasi korban dengan 6 orang yang berada di sisi berlainan, tangan berada di bawah badan korban dan saling berpegangan.Posisi penolong saling berhadapan di kedua sisi korban - agar kuat menahan beban. Perhatikan posisi kaki dan cera berdiri hingga siap berjalan membawa pasien. Agar tiga orang penolong dapat bergerak secara serempak maka disarankan salah satu diantaranya agar dapat berperan memberi aba-aba secara pelahan. Mengevakuasi dengan Tandu
Maladica FK Undip
Page 30
Gambar 1 : adalah cara mengangkat penderita dengan kain sprei, perhatikan posisi korban yang tengkurap - terutama jika ada kecurigaan patah tulang punggung. Gambar 2 : posisi penolong yang berjumlah 4 orang pada waktu berjalan membawa korban dengan tandu. Beragam cara untuk membuat tandu
Maladica FK Undip
Page 31
TRIAGE KONSEP DASAR KEPERAWATAN GAWAT DARURAT 1. Pasien Gawat Darurat Pasien yang tiba-tiba dalam keadaan gawat atau akan menjadi gawat dan terancam nyawanya dan atau anggota badannya (akan menjadi cacat) bila tidak mendapatkan pertolongan secepatnya. Bisanya di lambangkan dengan label merah. Misalnya AMI (Acut Miocart Infac). 2. Pasien Gawat Tidak Darurat Pasien berada dalam keadaan gawat tetapi tidak memerlukan tindakan darurat. Bisanya di lambangkan dengan label Biru. Misalnya pasien dengan Ca stadium akhir. 3. Pasien Darurat Tidak Gawat Pasien akibat musibah yang datang tiba-tiba, tetapi tidak mengancam nyawa dan anggota badannya. Bisanya di lambangkan dengan label kuning. Misalnya : pasien Vulnus Lateratum tanpa pendarahan. 4. Pasien Tidak Gawat Tidak Darurat Pasien yang tidak mengalami kegawatan dan kedaruratan. Bisanya di lambangkan dengan label hijau. Misalnya : pasien batuk, pilek. 5. Pasien Meninggal Label hitam ( Pasien sudah meninggal, merupakan prioritas terakhir. Adapun petugas triage di lakukan oleh dokter atau perawat senior yang berpengalaman dan petugas triage juga bertanggung jawab dalam operasi,pengawasan penerimaan pasien dan daerah ruang tunggu.. 6. Aspek Psikologis Pada Situasi Gawat Darurat • Cemas • Histeris • Mudah marah
PENDEKATAN PELAYANAN GAWAT DARURAT Prioritas penanganan kegawatan berdasarkan pada 6-B yaitu : • B -1 = Breath – system pernafasan • B -2 = Bleed – system peredaran darah ( sirkulasi ) • B -3 = Brain – system saraf pusat • B -4 = Bladder – system urogenitalis • B -5 = Bowl – system pencernaan • B -6 = Bone – system tulang dan persendian Kegawatan pada system B-1, B-2, B-3, adalah prioritas utama karena kematian dapat terjadi sangat cepat, rangkaian pertolongan ini disebut “Live Saving First Aid“ yang meliputi : Ø Membebaskan jalan napas dari sumbatan Ø Memberikan napas buatan Ø Pijat jantung jika jantung berhenti Ø Menghentikan pendarahan dengan menekan titik perdarahan dan menggunakan beban Ø Posisi koma dengan melakukan triple airway menuver, posisi shock dengan tubuh horizontal, kedua tungkai dinaikan 200 untuk auto tranfusi Ø Bersikap tenang tapi cekatan dan berfikir sebelum bertindak, jangan panic Ø Lakukan pengkajian yang cepat terhadap masalah yang mengancam jiwa Maladica FK Undip
Page 32
Ă˜ Lakukan pengkajian yang siatematik sebelum melakukan tindakan secra menyeluruh.
PENANGGULANAN PENDERITA GAWAT DARURAT (PPGD) 1. Tujuan a. Mencegah kematian dan cacat (to save life and limb) pada periderita gawat darurat, hingga dapat hidup dan berfungs kembali dalarn masyarakat sebagaimana mestinya b. Merujuk penderita gawat darurat melalui sistem rujukan untuk memperoleh penanganan yang Iebih memadai. c. Menanggulangi korban bencana. 2 Prinsip Penanggulangan Penderita Gawat Darurat Kematian dapat terjadi bila seseorang mengalami kerusakan atau kegagalan dan salah satu sistem/organ di bawah ini yaitu : 1. Susunan saraf pusat 2. Pernapasan 3. Kardiovaskuler 4. Hati 5. Ginjal 6. Pankreas Kegagalan (kerusakan) sistem/organ tersebut dapat disebabkan oleh: 1. Trauma/cedera 2. lnfeksi 3. Keracunan (poisoning) 4. Degenerasi (failure) 5. Asfiksi 6. Kehilangan cairan dan elektrolit dalam jumlah besar (excessive loss of wafer and electrolit) 7.Dan lain-lain. Kegagalan sistem susunan saraf pusat, kardiovaskuler, pernapasan dan hipoglikemia dapat menyebabkan kematian dalam waktu singkat (4-6 menit), sedangkan kegagalan sistem/organ yang lain dapat menyebabkan kematian dalam waktu yang lebih lama. Dengan demikian keberhasilan Penanggulangan Pendenta Gawat Darurat (PPGD) dalam mencegah kematian dan cacat ditentukan oleh: 1. Kecepatan menemukan penderita gawat darurat 2. Kecepatan meminta pertolongan 3. Kecepatan dan kualitas pertolongan yang diberikan ditempat kejadian, dalam perjalanan kerumah sakit, dan pertolongan selanjutnya secara mantap di Puskesmas atau rumah sakit.
Maladica FK Undip
Page 33
Divisi Gunung – Hutan PACKING 1. Memilih Ransel a. Coba sebelum membeli. Cocokkan dengan badan. Usahakan jangan membeli dengan menitipkan kepada orang lain. Karena yang nantinya mengunakan adalah kita sendiri. b. Ransel dirancang sesuai dengan style perjalanan, tinggi tubuh pengguna dan lama perjalanan. Belilah sesuai dengan kebutuhan. c. Coba back system dari ransel. Usahakan dapat diatur sesuai dengan badan. d. Coba beberapa merek. Untuk memperbandingkannya. Cari yang sesuai dengan tubuh. 2. Packing Faktor yang perlu diperhatikan dalam packing perlengkapan perjalanan adalah: a. Faktor berat Letakkan barang ringan seperti sleeping bag dan jaket penghangat di bawah dan yang berat sepert logistik dan pakaian harian diatas. Supaya berat jatuh di pundak, dan bukan di punggung atau pinggang. Keseimbangan ransel juga perlu diperhatikan.
b. Faktor penggunaan barang Item yang segera dan sering diambil diletakkan diatas dan yang jarang dipakai seperti perlegkapan tidur dibawah. Tenda di letakkan diatas dan sipisahkan dari rangkanya, karena akan digunakan pertama saat mendirikan camp. c. Faktor efisiensi. Gunakan ruang kecil dalam peralatan untuk diisi dengan item yang kecil seperti gula, kopi dll didalam nasting yang kosong. Dan juga, buanglah kemasan makanan yang memakan tempat sebelum memulai pendakian.
Maladica FK Undip
Page 34
d. Merupakan seni menempatkan sesuatu di dalam ransel demi kemudahan, kenyamanan dalam perjalanan jauh. 3. Cara Memakai Ransel Pertama angkat ransel pada kaitnya kuat2. lalu masukkan satu lengan sampai batas tali pundak di pundak. Setelah itu baru masukkan lengan satunya lagi. Jika anda tdk dapat mengangkat langsung, anda dpt angkat ransel dan menaruhnya di paha anda terlebih dahulu kemudian baru di kaitkan ke pundak sampai ke posisi yang paling baik
Selalu awali pengencangan pertama di tali pinggang kemudian baru tali pundak dan posisi tali penyetel lainnya. Kurang lebih setengah dari tali pinggang harus menutupi tulang pinggang
Kencangkan tali pundak, pastikan bahan lapisan pelindung melingkar dipundak. Tapi jangan terlalu kencang ataupun terlalu kendur sehingga tali pengikat menjadi longgar & jauh dari pinggang atau pundak Posisi tali penyetel di pundak harus berada disekitar rusuk dengan mengencangkan secara perlahan sampai di posisi yang paling baik. Posisi paling baik adalah bila sudut tali sebesar 20째 dan 30째 dari garis horizontal
Kencangkan stap pengangkat beban, untuk memberikan keseimbangan dan mengangkat beban dari strap bahu ke strap pengangkat.
Maladica FK Undip
Page 35
Kencangkan tali pengencang bawah mengurangi beban dari tali penyetel atas / pundak. ( Penting saat pendakian dan pemanjatan)
Ikatkan Sternum Strap (tali dada) untuk mengikat kedua strap pundak agar tidak meleset saat digunakan di medan yang sulit.
Semakin dekat barang berat yg kita bawa ke arah tubuh, semakin mudah memakai ransel dan menyeimbangkan saat dibawa. Barang yg berat kita tempatkan dengan dikelilingi barang ringan. Hanya barang2 yg sering di pergunakan kita taruh diluar, tapi banyak macam ransel yang menyediakan kantung praktis disampingnya untuk menaruh barang, contohnya seperti tiang tenda. Kantung tidur diletakkan paling bawah ransel.
Rain cover Hujan yang lebat memerlukan rain cover untuk melindungi isi dari ransel yang dibawa dan dapat melindungi ransel dari kotoran dengan baik. (Rain cover ini biasanya merupakan aksesoris dari ransel).
Maladica FK Undip
Page 36
MANAJEMEN PERJALANAN
If you failed to prepare, you prepare for failed. Jika kamu gagal dalam mempersiapkan, sama saja dengan mempersiapkan kegagalan. POACE adalah langkah-langkah yang harus dilakukan saat menjalankan sebuah kegiatan. Langkah tersebut terdiri dari Planning (perencanaan), Organizing (persiapan), Actualizing (Pelaksanaan), Controling (pengontrolan) dan Evaluating (evaluasi). PLANNING Langkah awal yang tidak boleh ditinggalkan sebelum mengadakan kegiatan adalah perencanaan (Planning). Perencanaan diawali dengan munculnya ide atau alasan untuk mengadakan sebuah kegiatan. Langkah berikutnya adalah mulai membuat konsep acara atau draft rencana kegiatan tersebut. Dalam tahap ini dihasilkan konsep kegiatan, personel yang dibutuhkan dan time schedule. Sehingga dalam tahap berikutnya, tinggal membagi tugas kepanitiaan dan makukan persiapan sesuai tugas masing-masing. ORGANIZING Jika langkah perencanaan telah selesai, lalu hasilnya dibawa ke kelomok yang lebih besar. Yakni mulai dengan langkah membentuk kepanitiaan (organizing committee). Besar kecilnya orang yang terlibat dalam kepanitiaan tentu saja disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan anggotanya. Kebutuhan akan biaya juga dipertimbangkan dalam tahap ini. ACTUATING Actuating adalah tahap pelaksanaan kegiatan. Jika pada dua tahap sebelumnya dilakukan dengan baik, maka pada tahap ini akan lebih mudah. Sekalipun terkadang juga ada hambatan yang tidak diduga sebelumnya. Untuk menghadapi hal seperti itu, perlu dilakukan langkah berikutnya. CONTROLING Tugas utama pemimpin jika sudah pada tahap ini adalah mengontrol jalannya kegiatan. jika ada masalah akibat hambatan yang belum terduga sebelumnya, seorang pemimpin harus mampu mengatasinya. Pada tahap ini diperlukan pemimpin yang mampu mengambil keputusan dengan tepat dan cepat. Tugas pemimpin dalam tahap ini memang cenderung lebih ringan daripada panitia pelaksana yang banyak bekerja. Tetapi tanggung jawab terbesar tetap berada di pundak pemimpin. EVALUATING Jika seuruh kegiatan telah selesai, langkah inilah yang dilakukan. Maksudnya untuk mengumpulkan dan meng-�arsip� setiap permasalahan atau kekurangan yang terjadi.Evaluasi menimal dilakukan sekali di akhir kegiatan. Namun, perlu juga dilakukan evaluasi dipertengahan pelaksanaan kegiatan, tanpa mengganggu jalannya kegiatan. Evaluasi juga merupakan salah satu sarana “controling� ketika kegiatan berlangsung. A. PERSIAPAN
Persiapan untuk merencanakan suatu perjalanan ke alam bebas harus ada persiapan dan penyusunan secara matang. ada rumusan yang umum digunakan yaitu 4W & 1 H, yang kepanjangannya adalah : Where, Who, Why, When, How. Berikut ini aplikasi dari rumusan tersebut: 1. Where (Dimana) untuk melakukan suatu kegiatan alam kita harus mengetahui di mana tempat yang akan kita digunakan. Contoh: Gunung Merapi Maladica FK Undip
Page 37
2.
3. 4. 5.
Who (Siapa) siapa dan berapa peserta yang mengikuti kegiatan tersebut termasuk perincian tugas masing-masing Why (Mengapa) apa tujuan dari dilakukannya kegiatan tersebut When (Kapan) kapan dan berapa lama kegiatan tersebut dilakukan How (Bagaimana) untuk How/Bagaimana merupakan suatu pembahasan yang lebih komprehensif dari jawaban pertanyaan diatas ulasannya adalah sebagai berikut : - bagaimana kondisi tempat, - bagaimana cuaca disana, - bagaimana perizinannya, - bagaimana mendapatkan air, - bagaimana pengaturan tugas panitia, dll
Persiapan matang sangat diperlukan ketika kita melakukan kegiatan di alam bebas. Alam bebas memiliki medan, cuaca, dan keadaan yang tidak terduga. Oleh karena itu penggiat alam bebas perlu dibekali pengetahuan dan keterampilan sebelum melakukan perjalanan. Menurut Collin Martlock, ada 4 kemampuan dasar yang harus dikuasai: 1. Kemampuan Teknis kemampuan yang berhubungan dengan ritme dan keseimbangan gerakan serta efisiensi penggunaan peralatan 2. Kemampuan Kebugaran mencakup kebugaran spesifik yang dibutuhkan untuk kegiatan, kesehatan tubuh, serta kemampuan pengkondisian tubuh terhadap tekanan alam 3. Kemampuan Kemanuawian pengembangan sikap positif dalam segala aspek untuk peningkatan kemampuan yang mencakup percaya diri, kesabaran, analisa, dan konsentrasi AMANI Aturan yang harus dipenuhi dalam hal “aman� adalah kewaspadaan dan penanganan yang tepat saat terjadi bahaya. Dalam sebuah perjalanan yang dipimpin seorang penganggung jawab maka ia harus dapat memutuskan dengan cepat apakah situasi perjalanan dinyatakan aman atau berbahaya. Faktor penyebab bahaya ada 2: 1. Faktor Subjektif adalah faktor bahaya yang berada dalam kendali manusia yang menlakukan kegiatan. Contoh: pemilihan alat yang salah, penggunaan yang salah, dll 2. Faktor Objektif adalah faktor di luar kendali manusia. Contoh: hujan badai, panas, dll ACUAN Faktor yang dijadikan acuan bagi penggiat alam bebas dalam merencakan sebuah perjalanan adalah faktor alam dan faktor peserta agar jenis perjalanan yang dilakukan sesuai dengan kemampuan pesertanya. B. PERLENGKAPAN DAN PERBEKALAN Keberhasilan suatu perjalanan juga ditentukan salah satunya oleh perencanaan perlengkapan dan perbekalan yang tepat. Hal-hal yang perlu diperhatikan: 1. Tujuan perjalanan 2. Mengetahui informasi dan data mengenai medan yang akan dihadapi 3. Lama perjalanan 4. Mengetahui kendala dan keterbatasan kemampuan untuk membawa Maladica FK Undip
Page 38
5. Memeperhatikan hal-hal khusus seperti obat-obatan, dll Selain memilih perlengkapan dan perbekalan yang tepat dan lengkap, keduanya juga harus disesuaikan dengan kemampuan yang dikenal dengan minimum dan maximum utility. Perhitungan beban total untuk perorangan tidak melebihi sepertiga berat badannya. Kita dapat mengelompokkan perlengkapan yang dibawa sebagai berikut: I. Perlengkapan Dasar Perlengkapan Jalan 1. Sepatu Merupakan salah satu peralatan primer. Karena kegiatan utama adalah berjalan, maka kaki harus mendapatkan perhatian penting supaya perjalanan menjadi nyaman, dengan beban berat, dan disegala medan yang dapat ditempuh. Beberapa tips yang yang perlu diperhatikan dalam memilih sepatu lapangan antara lain: a. Sepatu dengan sol yang baik. Sepatu dengan ceruk yang dalam dan motif kasar, terbuat dari karet asau bahan sintetik, menggigit substrat, tahan lama, lentur, menyeram dan mengeluarkan panas dalam sepatu dan kuat. Sepatu dahi kulit lebih baik asal senantiasa dirawat, sepatu kanvas mudah rusak bila terkena kayu atau benda tajam lainnya.
Satu nomor lebih besar. Melindungi kaki dari lecet dan jeri tertekuk saat mendaki dan menuruni gunung, dan memungkinkan penggunaan kaus kaki rangkap untuk menahan dingin. c. Sepatu dengan leher lebih tinggi. Menutupi mata kaki dan memperkuat pergelangan kaki. Sepatu lars (tentara) lebih baik jangan karena sulit terjadi sirkulasi udara. Bagian leher dilapisi dengan bahan lembut untuk mencegah lecet akibat gesekan dengan tepian leher sepatu. d. Pengeringan sepatu. Dilakukan di tempat teduh dan berangin, perlu dimasukkan koran atau tissue dalam sepatu supaya cepat kering. Pengeringan dengan sinar matahari atau api dapat merusak sepatu. b.
2. Kaos Kaki
Sangat penting digunakan karena membantu menyerap keringat, melindungi dari lecet, menahan suhu dingin. Beberapa acuan yang digunakan dalam memilih kaus kaki: a. Berbahan lembut dan menyerap keringat, seperti katun b. Cukup tebal, panjang dan tinggi, paling tidak hingga setengah betis c. Kaus kaki berjari seperti sarung tangan, memudahkan saat istirahat panjang. 3. Celana Panjang
Celana panjang atau celana lapangan sebaiknya bahan yang dapat menyerap keringat tetapi mampu menahan dingin, lebih baik lagi bila berbahan ripstok. Selain melindungi dari suhu ekstrim juga mampu melindungi dari goresan benda-benda tajam. Selain itu, celana lapangan juga memiliki persyaratan yang perlu dipenuhi: Maladica FK Undip
Page 39
a. Mudah menyerap keringat dan melepasnya kembali namun mampu menahan udara dingin. b. Jahitan yang kuat dan bagus. c. Cukup kuat terhadap goresan. d. Mudah kering dan ringan. e. Mempunyai banyak kantung tapi tidak mengganggu, memiliki tutup tetapi mudah dibuka dan mudah dujangkau. f. Tidak terlalu ketat dan longgar, memudahkan bergerak. g. Pelapis ganda pada bagian rawan gores seperti pantat, dan lutut. h. Bisa lepas sambung pada beberapa bagian dari celana. Beberapa hal diatas dapat dijadikan acuan dalam memilih celana lapangan. Hindari celana jeans, sulit dikeringkan saat basah, berat namun tidak mampu menahan dingin. 4. Baju
Pada dasarnya sama dengan dengan memilih pakaian yang lain. Ini sangat tergantung pada jenis medan yang dihadapi. Tidak ada pedoman yang baku manun yang perlu diperhatikan: a. Berlengan panjang, melindungi dari sengatan panas matahari dan cuaca dingin. b. Cukup tersedia, pakaian ganti ada yang secukupnya supaya tidak menambah beban. c. Baju tidur harus kering. d. Ringkas dan fungsional. 5. Topi Pada dasarnya fungsi topi sama dengan pakaian lain, yaitu untuk melindungi diri dari cuaca dan harus nyaman dipakai.
6. Ransel/Tas Carier a. Sleeping bag diletakkan di bagian paling bawah dan dibungkus dengan kantok kresek untuk mencegah terkena air dan basah b. Packing yang berat, item yang besar seperti makanan dekat dengan tubuh dan dekat daerah bagian tengah dari punggung atau di antara tulang rusuk dan tulang bahu. bagi orang yang pendek mungkin akan lebih merasa nyaman jika makanan diletakkan di bagian bawah ransel (tepat di atas sleeping bag) c. Benda-benda seperti sandal/sepatu yang dipakai di basecamp bisa dipakai untuk mengisi ruang-ruang kecil d. Alat-alat survival, snack, dan ponco diletakkan di bagian atas atau kantong luar yang mudah di jangkau e. Tiap stel pakaian hendaknya dijadikan satu dan dibungkus kantong kresek f. Wadah penyimpanan air hendaknya diletakkan di tempat yang mudah dijangkau untuk menjaga agar kita mudah untuk minum g. Botol bahan bakar hendaknya diletakkan di bawah makanan h. Isilah ruang kosong seperti bagian dalam misting atau gelas dengan item yang kecil untuk menghemat tempat. Selain itu pisahkan juga tenda dari tangkainya untuk menghemat tempat 7. Peralatan Navigasi Kompas, peta, penggaris, clip board, protaktor, dll 8. Lampu Senter Lampu senter hendaknya water proof dan dilapisi karet, serta tersedia bohlam lampu dan baterai cadangan. Maladica FK Undip
Page 40
9. Pisau Komando/Golok Tebas Pisau termasuk salah satu alat survival selain korek api, jarum, benang, clip kertas, terutama pisau lipat. Selain itu pisau ataupun golok dapat digunakan untuk menusuk, menebas, memotong terutama untuk membuat api. 10. Tali Digunakan terutama untuk membuat bivak Perlengkapan Tidur 1. Satu set pakaian tidur yang kering 2. Kaos kaki tidur 3. Matras 4. Sleeping bag 5. Ponco untuk membuat bivak atau dome Perlengkapan Masak
Yang digunakan adalah alat masak lapangan, ukuran ringkas, dapat dilipat, efisien dalam menggunakan bahan bakar. II. Perlengkapan Khusus (disesuaikan dengan perjalanan seperti penelitian, rock climbing, perlengkapan tebing, dll) III. Perlengkapan Tambahan (perlengkapan yang tidak harus dibawa)
Maladica FK Undip
Page 41
MEDAN, PETA, DAN KOMPAS (MPK)
I.
MEDAN Medan adalah sebagian bentuk muka bumi dengan semua benda yang tidak bergerak di atasnya, baik benda alam maupun buatan manusia. Ilmu medan adalah pengetahuan yang mempelajari aspek-aspek medan secara ilmiah melalui pengamatan dan survei di lapangan. Macam-macam bentuk medan bila ditinjau dari reliefnya ada yang datar dan tidak datar, ditinjau dari rintangannya ada medan terpotong dan tidak terpotong, serta ditinjau dari pandangan terdapat medan terbuka dan tertutup. Cara mempelajari medan dapat dibagi menjadi dua: secara langsung (ilmu geografi, geologi, dan topografi) dan tidak langsung (melalui lapangan geografi dan peta) Cuaca adalah keadaan keadaan suatu tempat yang dapat berubah-ubah secara cepat seperti suhu, arah angina, dll Untuk mengetahui cuaca, diperlukan informasi hasil pengamatan pada pagi, siang, sore, bahkan malam hari, atau informasi dari masyarakat atau BMG. Berikut sekilas tentang pengetahuan cuaca praktis. 1. Merah pada malam hari berarti cuaca baik.
2. Merah pada pagi hari berarti akan turun hujan. 3. Kuning pada waktu matahari tenggelam berarti angin. 4. Kuning pucat pada waktu matahari tenggelam berarti hujan. 5. Embun dank abut pada pagi hari berarti cuaca baik. 6. Matahari terbit dari awan rendah berarti cuaca baik. 7. Matahari terbit dari awan tinggi berarti hujan. 8. Awan halus berarti cuaca angin. 9. Awan terbatas terang berarti angin. 10. Awan bergerigi berarti angin kuat. II.
PETA Peta adalah gambaran sebagian atau seluruh permukaan bumi di atas bidang datar dengan perbandingan-perbandingan tertentu. Dalam kegiatan pecinta alam, peta yang sering digunakan adalah Peta Topografi, yaitu peta menggambarkan tempat-tempat dipermukaan bumi yang berketinggian sama dari permukaan laut menjadi bentuk garis kontur. Bagian-bagian peta yaitu: 1. Judul peta diletakkan di tengah atas peta mengenai daerah yang yang digambarkan 2. Keterangan pembuatan menegenai tahun, nama, dan keterangan lain yang diperlukan 3. Nomor helai peta diletakkan di sebelah kanan atas peta 4. Indeks peta berisi keterangan-ketarang nomor yang ada di peta dan diletakkan di kiri bawah peta 5. Koordinat peta a. Koordinat Geografis sumbu yang digunakan sejajar dengan garis khatulistiwa (lintang utara/LU dan lintang selatan/LS) dan tegak lurus garis khatulistiwa (bujur timur/BT dan bujur barat/BB) serta dinyatakan dalam satuan derajat, detik, menit. b. Koordinat Grid kedudukan suatu titik dinyatakan dalam jaraknya terhadap titik acuan. Wilayah Indonesia, titik acuan terletak pada sebelah barat barat Jakarta (6Âş LU 98Âş BT). Garis vertikal (MN) dinomor-urutkan dari bawah ke atas. Garis horizontal (ME) diurutkan dari barat ke timur. Sistem koordinat Grid dinyatakan dengan tiga macam tipe:
Maladica FK Undip
Page 42
- Sistem 4 angka, misalnya titik A=23 ME:55 MN - Sistem 6 angka, misalnya titik A=23,3 ME:55,7 MN - Sistem 8 angka, misalnya titik A=23,35 ME:55,75 MN 6. Skala peta yaitu perbandingan jarak antara dua titik di peta dengan jarak mendatar antara 2 titik serupa di medan. Terletak dibagian bawah peta atau di bawah judul peta. Secara umu Skala Peta (SP) = Jarak di Peta (JP)/Jarak di Medan Sesungguhnya(JM) 7. Arah peta a. Utara Peta/UP (Grid North/GN) arah yang ditunjukkan oleh koordinat peta tegak ke bagian atas pada peta atau arah utara yang sejajar dengan garis vertikal atau sumbu Y. Arah ini hanya ada di peta b. Utara Sebenarnya/US (True North/TN) arah yang ditunjukkan meridian menuju kutub utara dan diberi simbol bintang (*) c. Utara Magnetis/UM (Magnetic North/MN) utara yang ditunjukkan oleh kompas dan diberi simbol T (anak panah separuh). UM tidak bertepatan dengan US karena selalu mengalami pergeseran akibat rotasi bumi, disebut variasi magnetis Ketiga arah tersebut tidak berada pada satu garis, maka akan terjadi penyimpangan sudut, yaitu: a. Iktilaf Peta (IP)/Konversi Merimion sudut antara US-UP, yang menjadi patokan adalah US b. Ikhtilaf Magnetis (IM)/Deklinasi Magnetis sudut antara US-UM, yang menjadi patokan adalah US c. Ikhtilaf Utara Peta Utara Magnetis/Deviasi Magnetis sudut antara US-UM, yang menjadi patokan adalah UP Membaca Peta Topografi 1. Garis Kontur adalah gambaran bentuk permukaan bumi pada peta topografi, sifat-sifat garis kontur:
a. Tidak pernah berpotongan tetapi bisa berhimpitan b. Garis kontur dengan ketinggian rendah pasti mengelilingi kontur dengan ketinggian tinggi c. Beda ketinggian antara kedua garis kontur adalah tetap, walaupun kerapatan keduanya berubah-ubah d. Daerah datar memiliki jarak garis kontur renggang, daerah terjal/curam memiliki garis kontur rapat e. Garis yang menjorok ke puncak (dilihat dari atas) adalah dataran rendah/lembah (bentuk U) dan jurang atau celah dalam (bentuk V) f. Garis yang menjorok menjauhi puncak adalah bukit/gunung g. Garis kontur penolong menyatakan 0,5 dari interval kontur 2. Interval Kontur untuk mengetahui tinggi suatu tempat Interval Kontur = x skala peta 3. Tanda Medan a. puncak bukit atau gunung, berbentuk lingkaran kecil tereletak di tengahtengah lingkaran kontur lainnya b. punggungan, rangkaian kontur berbentuk “U� yang ujungnya melengkung menjauhi puncak Maladica FK Undip
Page 43
c. cerukan, rangkaian kontur berbentuk “V yang ujungnya menjorok ke puncak d. saddle, daerah rendah dan sempit di antara 2 ketinggian e. pass, celah memanjang yang membelah suatu ketinggian f. sungai, terlihat sebagai garis yang memotong kontur dan arahnya selalu menurun g. desa, perpotongan jalan atau ujungnya h. perpotongan sungai dengan jalan setapak, jembatan, dll 4. Titik Triangulasi adalah suatu titik atau benda yang merupakan pilar atau tonggak yang menyatakan ketinggian suatu tempat dari permukaan laut a. Orientasi Peta yaitu cara menggunakan peta yang benar dengan bantuan kompas untuk mengetahui perkiraan posisi kita, caranya: - buka peta dan kompas - letakkan kompas di atas peta lalu utarakan peta dengan berpatokan pada kompas sehingga arah peta sesuai dengan medan sebenarnya - cari tanda medan paling menonjol dan temukan di peta - untuk meningkatan keakuratan, pakailah metode resection b. Resection adalah menentukan posisi kita di peta dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan yang dikenali, catanya: - lakukan orientasi peta - cari tanda medan yang dikenali di medan dan di peta - tentukan BA* masing-masing dan tarik garis lurus (lebih akurat dengan pensil mekanik) - perpotongan tersebut adalah posisi kita c. Intersection adalah menentukan posisi titik/benda di medan dengan dua atau lebih tanda medan yang dikenali, caranya: - lakukan orientasi peta - cari tand amedan yang dikenali dan posisi kita di medan dan di peta - bidik objek yang kita amati melalui dua atau lebih tanda medan yang dikenali di peta dan di medan - perpotongan garis perpanjangan dari sudut-sudut yang didapat adalah posisi objek yang dimaksud III.
KOMPAS 1. Kompas Silva Kurang akurat untuk membidik, tetapi membantu dalam pembacaan dan perhitungan di peta. dapat berfungsi sebagai busur derajat untuk orientasi peta 2. Kompas Bidik Lebih mudah dan akurat, tetapi dalam pembacaannya di peta perlu dilengkapi dengan bususr derajat dan penggaris Cara menggunakan kompas bidik:
a. b. c. d. e. Maladica FK Undip
Kompas dibuka hingga membentuk sudut 90Âş Dirikan kaca lensa sesuai dengan mata Kaitan ibu jari ditarik sejauh mungkin ke bawah Ibu jari dimasukka ke kaitan Tutup kompas dan lensa disejajarkan dengan mata Page 44
f. Kompas diarahkan ke tanda medan yang dituju dengan melihat melalui celah tutup dan menempatkan serat kawat “visir” tepat pada benda yang dituju g. Angka yang tertera tepat dibawah lensa menunjukkan sudut derajat yang dituju (azimuth) Azimuth dan Back Azimuth (BA) a. Azimuth adalah sudut antara arah hadap pengamat dengan utara magnet bumi. Atau disebut dengan sudut kompas b. Back Azimuth adalah besar sudut belakang dari sudut yang dituju (sudut yang ditunjukkan dengan jarum selatan) - Jika azimuth (Xº) kurang dari 180º, maka back azimuthnya adalah Xº + 180º - Jika azimuth (Xº) lebih dari 180º, maka back azimuthnya adalah Xº 180º
Maladica FK Undip
Page 45
BOTANI DAN ZOOLOGI POINT of INTEREST - dimanfaatkan sebagai makanan darurat - harus dijauhi karena beracun, berbisa, atau dapat menganmcam A. BOTANI PRAKTIS DAPAT DIMAKAN: Umbi – buah – biji – daun (urutan sesuai dari yg memberi energi terbesar) dengan ciri : 1. masih muda /tunas 2. tidak mengandung getah 3. tidak berbulu 4. tidak berbau 5. dimakan hewan mamalia Langkah-langkah apabila akan memakannya 1. makan yg sudah dikenal 2. makan satu jenis saja 3. JANGAN yg berwarna ungu takut ada racun alkaloid 4. Oleskan di bibir sebagai control alergi 5. Dimasak Contoh 1. Umbi : talas, ubi, kentang, singkong bengkuang, paku tanah 2. Batang : sagu, begonia, rebung, umbut pisang, umbut kelapa 3. Buah : kelapa, arbei, markisa, nipah 4. Biji : padi, jagung, biji saniten, biji rumput teki 5. Bunga : turi, pisang 6. Semua : jamur merang, jamur kayu OBAT Oral 1. Bratawali (merayap, batang direbus) : anti demam, anti malaria, pembersih luka, nambah nafsu makan 2. Keji Beling (semak, daun dimasak) : obat pinggang, infeksi pencernaan, keracunan makanan 3. Sembung ( rumputan, daun diseduh) : sakit panas, sakit perut Topical 1. Kamboja (getah pohon) : atasi bengkak, terkilir 2. Sambiloto dan Ploso (daun, tumbuk halus) : anti sengatan kalajengking 3. Kirinyuh 4. Bratawali BERACUN 1. Getah pohon Paku Putih : kebutaan 2. Getah pohon Rengas, Semplop : merusak jaringan 3. Getah pohon Jambu Monyet : gatal 4. Buah aren mentah : gatal 5. Kecubung : beracun 6. Rarawean : gatal dan pedih 7. Daun Pulus : gatal dan panas 8. Si Cantik Beracun (?)
Maladica FK Undip
Page 46
TUMBUHAN BERGUNA 1. Penyimpan air : bambu, rotan, kantung semar, kaktus, tumbuhan rambat 2. Pembuat atap : daun nipah, aren, sagu 3. Pengusir ular, serangga : lemo 4. Indikator air bersih : tespong, selada air PEDOMAN UMUM UNTUK MEMAKAN 1. Warna tidak mencolok 2. Hindari yg bergetah putih, kec. Sawo 3. Tidak bercahaya 4. Tidak berbau 5. Tidak memberi warna hitam pada benda warna perak 6. Olesakan pada tangan-lengan-bibi cek reaksi alergi 7. Makanan kera makanan manusia 8. Hindari makanan terlalu asam atau pahit JAMUR Hindari jamur sulit bedakan yg beracun, kalori sedikit, banyak air Ciri jamur beracun : 1. Warna mencolok 2. Bau tidak sedap 3. Ditaro ke nasi nasi menguning 4. Mudah hancur 5. Punya cawan bada pokok batang 6. Tumbuh di kotoran 7. Punya getah putih NAMUN banyak jamur yg tidak berciri diatas tapi beracun Amanita phallolder, A. Verna, A. virosa; kematian setelah 6 jam B. ZOOLOGI PRAKTIS Banyak hewan bisa dimakan TAPI susah mendapatkannya/nangkepnya. Makanya kita perlu tau hal-hal dibawah ini, 1. Habitat : a. Paling banyak di pantai/laut dangkal b. Semakin ke puncak semakin sedikit c. Hewan butuh minum cari sumber air 2. Perilaku : a. Saat paling terbaik menangkap musim kawin, hewan jadi kurang peka dgn sekelilingnya b. Burung terbang ke arah daerah hangat c. Salmon berpindah tempat ke sungai untuk bertelur d. Saat ular bertelur menjadi semakin ganas 3. Binatang Berbahaya a. Nyamuk di daerah malaria b. Lalat dayak/kerbau (borneo, celebes, papua) bengkak, gatal, infeksi c. Lebah : sengatan berlebih akan membunuh d. Kelabang, kalajengking : gigitan sakit, kurangi dengan ammonia, tembakau, sambiloto e. Pacet, lintah : hisap darah, lepaskan dengan siraman air tembakau f. Ular berbisa : - kepala segitiga, leher kecil, lekukan antara mata – hidung, aktif pada siang hari - macam taring : AGLYPHA (gigi bias), PHISTOGLYPHA (gigi bias belakang), PROTEROGLYPHA (gigi bias depan) SOLENOGLYPHA (gigi bias depan, besar) Maladica FK Undip
Page 47
-
macam bisa : NEUROTOKSIN (melumpuhkan), HEMOTOKSIN (hemolisis, koagulasi), KARDIOTOKSIN (menyerang otot jantung), MIKSOTOKSIN (menyerang cairan tubuh) penanggulangan : jangan banyak gerak, bersihkan luka, torniquet, bawa ke UGD antitoxin : Antivenin polyvalent (umum), Antivenin taipan (ular taipan), Antivenin brown snake (ular mulga), Antivenin papua black snake
4. Binatang Berguna dan dapat dimakan a. mayoritas mamalia, pisces dan aves : dagingnya b. cacing, siput, kadal, ular, kura-kura : dagingnya c. lebah : ambil madu dan larvanya d. belalang, jangkrik, tempayak, laron, katak : dagingnya 5.
Binatang yg jangan dimakan a. Berbisa : kalajengking, ular, tarantula, lipan b. Beracun : penyu laut c. Berbau : sigung
6.
Pengolahan a. Pisces : kecil boleh ga diolah, bila besar buang sisik, sirip dan isi perut. Terbaik direbus. Hindari ikan dgn kondisi : mata cekung, bau aneh, warna berubah, lengket, menyengat b. Ular : buang kepalanya, potong memanjang, kuliti, buang isi perut c. Aves : sembelih, cabuti bulu, buang isi perut kec. Cor, liver, lien. Burung pemakan bangkai ďƒ rebus dulu, bunuh parasit d. Pengawetan : diasap, dikeringkan
C. MEMBACA JEJAK 1. Jejak alami : tanda keadaan lingkungan a. Menyatakan : jenis, arah gerak, ukuran, kecepatan b. Info tambahan : kotoran tersisa, ranting patah, lumput/tanah di rumput 2. Jejak buatan : dibuat manusia
Maladica FK Undip
Page 48
SURVIVAL Survival berasal dari kata survive yang dalam arti sederhana adalah upaya untuk mempertahankan hidup. Basis survival merupakan ilmu yang harus dikuasai oleh penggemar kegiatan alam bebas dengan harapan tidak pernah digunakan. Survival adalah keadaan dimana diperlukan perjuangan untuk bertahan hidup. Dalam kondisi survival biasanya akan timbul kondisi-kondisi seperti berikut: - Perasaan terasing, kesepian, takut, cemas, bosan, tertekan, panik, dan putus asa (pengaruh psikologis) - Kelelahan, lapar, haus, sakit, luka, dan kurang tidur (pengaruh fisiologis) - Medan yang berat, hutan lebat, binatang buas, panas, dingin, hujan, angin (pengaruh lingkungan) Untuk bisa keluar dari kondisi tersebut, kunci utama yang harus dijaga adalah semangat HARUS HIDUP dan hal pertama yang harus dilakukan adala S.T.O.P 1. Stop (Istirahat) Istirahat sangatlah penting untuk menenangkan pikiran agar tidak panik dan memulihkan kondisi fisik dalam survival. 2. Thinking (Berpikir) Sambil beristirahat kita berpikir jernih dan mengingat kembali jalur perjalanan sebelumnya dan menentukan langkah apa yang akan diambil berikutnya. 3. Observation (Mengamati) Dengan mengamati keadaan serta medan sekitar kita dapat menentukan akan melanjutkan perjalanan ataukah melakukan survival statis. 4. Planning (Membuat rencana) Setelah melakukan ketiga hal di atas, maka kita bisa membuat rencana atau langkah-langkah selanjutnya agar dapat keluar dari kondisi survival. Survival dapat dibagi menjadi dua, yaitu survival statis dan dinamis. Survival statis adalah survival yang dilakukan hanya dengan berdiam diri di suatu tempat sambil menunggu bantuan datang. Keluar dari tempat berlindung dilakukan ketika mencari makan atau air. Survival dinamis adalah survival yang dilakukan denganberpindah-pindah tempat mencari jalan keluar sambil menunggu bantuan datang. Berdasarkan jumlahnya, survival dibagi menjadi survival individu dan kelompok. Meskipun dengan survival kelompok dapat dilakukan pembagian tugas sehingga memperingan pekerjaan, tetapi harus diwaspadai adanya konflik dalam mencari solusi karena pengaruh emosi tiap individu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa prinsip-prinsip yang harus ditanamkan dalam kondisi SURVIVAL adalah 1. Sadari situasi 2. Untung malang ada pada individu 3. Rasa takut atasi 4. Viva (semangat untuk hidup) 5. Ingat di mana kamu berada 6. Vacum (kekosongan diisi dengan kegiatan) 7. Adat istiadat setempatdapat ditiru 8. Latih diri selalu
Maladica FK Undip
Page 49
SURVIVAL KIT
1. Korek Api. Koreknya adalah jenis tahan air (waterproof), jika tidak ada, dapat dibuat dengan mencelupkan pentol korek api kedalam cairan lilin dan kemudian dimasukkan ke wadah tahan air. 2. Lilin. Berguna dalam pembuatan api unggun.selain itu dapat digunakan sebagai penerangan di malam hari. Ada jenis lili yang sekali pakai dan ada yang dapat dipakai berulang-ulang. 3. Flint dan Pengapian. Bermanfaat walaupun dikala basah. Lazim digunakan ketika persediaan korek api menipis. Flint dilengkapi dengan gergaji kecil untuk menggesekkannya. 4. Kaca Pembesar. Dipakai untuk memicu api dikala siang. Dengan memusatkan titik fokus (titik api) pada obyek yang mudah terbkar seperti humus kering atau kapas. 5. Jarum Jahit dan Benang. Beberapa jarum jahit dengan benang berbagai ukuran yang dililitka di jarum tersebut. 6. Mata Pancing dan Benang. Beberapa ukuran mata pancing dan pemberatnya, disertai dengan benang panjang. 7. Kompas Kecil/jarum kompas. Sebagai cadangan ketika kompas utama tidak dapat berfungsi dengan baik. 8. Gergaji Kawat. Terbuat dari kawat besi yang lentur, panjang antara 60-90 cm, berguna saat dalam kondisi survival. 9. Kawat. Memiliki fungsi sebagai perangkap, pengikat tenda ataupun berfungsi lain. 10. Kantong Plastik/kondom. Bisa digunakan sebagai kantong air dan berbagai keperluan lainnya. 11. Peniti berbagai Ukuran. 12. Tablet Pemurni Air 13. Heliograph. Merupakan kaca berlubang, digunakan sebagai sinyal ke pesawat atau obyek yang lainnya ketika tersesat. 14. Kotak Survival kit
Maladica FK Undip
Page 50
Penyakit Gunung Dan Penanganannya Penyakit gunung biasanya hadir di sela kita saat kita sedang aktif dalam kegiatan pendakian gunung. Sering juga kita tidak menyadarinya atau tidak mengetahuinya. Padahal, aneka penyakit gunung akan menjadi berbahaya apabila kita telah terkena dan lambat dalam penanganannya. Berikut ini untuk menambah pengetahuan kita tentang penyakit gunung dan cara penanganannya.
HEAT CRAMPS Heat Cramps atau kram karena panas adalah kejang otot hebat akibat keringat berlebihan, yang terjadi selama melakukan aktivitas pada cuaca yang sangat panas. Heat Cramps disebabkan oleh hilangnya banyak cairan dan garam ( termasuk natrium, kalium dan magnesium ) akibat keringat yang berlebihan, yang sering terjadi ketika melakukan aktivitas fisik yang berat. Jika tidak segera diatasi, Heat Cramps bisa menyebabkan Heat Exhaustion. Gejalanya: -Kram yang tiba - tiba mulai timbul di tangan, betis atau kaki. -Otot menjadi keras, tegang dan sulit untuk dikendurkan, terasa sangat nyeri. Penanganannya: Dengan meminum atau memakan minuman / makanan yang mengandung garam. HEAT EXHAUSTION Heat Exhaustion atau kelelahan karena panas adalah suatu keadaan yang terjadi akibat terkena / terpapar panas selama berjam - jam, dimana hilangnya banyak cairan karena berkeringat menyebabkan kelelahan, tekanan darah rendah dan kadang pingsan. Jika tidak segera diatasi,Heat Exhaustion bisa menyebabkan Heat Stroke. Gejalanya: -Kelelahan. -Kecemasan yang meningkat, serta badan basah kuyup karena berkeringat. -Jika berdiri, penderita akan merasa pusing karena darah terkumpul di dalam pembuluh darah tungkai, yang melebar akibat panas. -Denyut jantung menjadi lambat dan lemah. -Kulit menjadi dingin, pucat dan lembab. -Penderita menjadi linglung / bingung terkadang pingsan. Penanganannya: -Istirahat didaerah yang teduh. -Berikan minuman yang mengandung elektrolit.
Maladica FK Undip
Page 51
HEAT STROKE Heat Stroke adalah suatu keadaan yang bisa berakibat fatal, yang terjadi akibat terpapar panas dalam waktu yang sangat lama, dimana penderita tidak dapat mengeluarkan keringat yang cukup untuk menurunkan suhu tubuhnya. Jika tidak segera diobati, Heat Stroke bisa menyebabkan kerusakan yang permanen atau kematian. Suhu 41° Celsius adalah sangat serius, 1 derajat diatasnya seringkali berakibat fatal. Kerusakan permanen pada organ dalam, misalnya otak bisa segera terjadi dan sering berakhir dengan kematian. Gejalanya: -Sakit kepala. -Perasaan berputar ( vertigo ). -Kulit teraba panas, tampak merah dan biasanya kering. -Denyut jantung meningkat dan bisa mencapai 160-180 kali/menit ( normal 60-100 kali / menit ). -Laju pernafasan juga biasanya meningkat, tetapi tekanan darah jarang berubah. -Suhu tubuh meningkat sampai 40° - 41° Celsius, menyebabkan perasaan seperti terbakar. -Penderita bisa mengalami disorientasi ( bingung ) dan bisa mengalami penurunan kesadaran atau kejang. Penanganannya: -Pindahkan korban dengan segera ketempat yang sejuk, buka seluruh baju luarnya. -Bungkus korban dengan selimut yang sejuk dan basah. Usahakan agar selimut tetap basah. Dinginkan korban hingga suhunya mencapai 38° Celcius. -Saat temperatur mencapai 38° celcius, ganti selimut basah dengan yang kering, lanjutkan perawatan pada korban secara hati - hati. MOUNTAIN SICKNESS Penyebab utamanya adalah penurunan kadar oksigen didalam darah karena berada diketinggian tertentu. Faktor yang bisa menjadi penyebabnya adalah : -Kurangnya aklimatisasi ( proses penyesuaian dua kondisi lingkungan yang berbeda ). -Pergerakan mencapai ketinggian tertentu yang terlalu cepat. Gejalanya: -Pusing. -Nafas sesak. -Tidak nafsu makan. -Mual terkadang muntah. -Badan terasa lemas, lesu, malas. -Jantung berdenyut lebih cepat. -Penderita sukar tidur. -Muka pucat, kuku dan bibir terlihat kebiru - biruan.
Maladica FK Undip
Page 52
Penanganannya: -Beristirahat yang cukup, pada umumnya gejala ini akan hilang dengan sendirinya setelah beristirahat selama 24 s/d 48 jam. -Jika kondisi tidak membaik turunkan si - penderita dari ketinggian tersebut, sekitar 500 s/d 600 meter. HYPOTERMIA Hypotermia adalah suatu keadaan dimana kondisi tubuh tidak dapat menghasilkan panas disertai menurunnya suhu inti tubuh dibawah 35oC. Hal tersebut disebabkan beberapa faktor, diantaranya : Suhu yang ekstrim. -Pakaian yang tidak cukup sehingga mengenakan pakaian basah. -Kurangnya makanan yang mengandung kalori tinggi. Gejalanya: -Menggigil. -Dingin, pucat, kulit kering. -Bingung, sikap - sikap tidak masuk akal, lesu, ada kalanya ingin berkelahi. -Jatuh kesadaran. -Bernapas pelan dan pendek. -Denyut nadi yang pelan dan melemah. Gejalanya Dilihat dari Suhunya: -37°: Adalah suhu normal -36° - 35°: Menggigil dengan disertai bulu roma berdiri, namun masih bisa terkendali. Mempengaruhi gerak langkah menjadi lamban dan koordinasi tubuh mulai terganggu. -35°: Menggigil hingga tidak terkendali -35° - 33°: Pengambilan keputusan dan koordinasi tubuh mulai kabur, langkah kaki sering tersandung, berbicara kasar (dipaksakan untuk keras) -33°: Tubuh semakin menggigil. Denyut nadi dan tekanan darah mulai menurun -32° - 29°: Menggigil berhenti. Kebingungan meningkat, meracau, ingatan hilang, gerakan tersentak sentak, biji mata mulai membesar. -29° - 28°: Otot menjadi kaku, biji mata membesar, denyut nadi melemah dan tidak teratur, tarikan nafas melemah, warna kulit tubuh kebiru biruan, tingkah laku kacau, menuju ke arah tidak sadar -27°: Pingsan dan biji mata tidak lagi menjawab gerakan cahaya, kehilangan gerakan spontan tampak seperti telah meningal -26°: Koma yang sangat darurat, suhu tubuh mulai menurun dengan cepat sekali -20°: Denyut jantung berhenti Penanganannya: -Jangan biarkan orang yang terkena Hypotermia tidur, karena hal ini dapat membuatnya Maladica FK Undip
Page 53
kehilangan kesadaran sehingga tidak mampu lagi menggangatkan badannnya sendiri. Menggigil adalah usaha secara biologis dari badan untuk tetap hangat, karena itu usahakan untuk tidak tidur. -Berilah minuman hangat dan manis kepada si penderita Hipotermia. -Bila baju yang di pakai basah segera mungkin gantilah dengan baju yang kering. -Usahakan untuk mencari tempat yang aman dari hembusan angin, misalnya dengan mendirikan tenda atau pelindung lainnya. -Jangan baringkan si penderita di tanah dan usahakan agar memakai alas kering dan hangat. -Masukkanlah si penderita ke dalam kantong tidur. Usahakan agar kantong tidur tersebut di hangatkan terlebih dahulu ke dalam kantong tidur tersebut. Ingat, memasukkan penderita Hipotermia ke dalam kantong tidur yang dingin tidak akan memadai karena badan si penderita tidak akan dapat lagi menghasilkan panas yang mampu menghangatkan kantong tidur tersebut. -Letakkan yang di isi dengan air hangat (bukan panas) ke dalam kantong tidur untuk membantu memanaskan kantong tidur. -Bila kantong tidur cukup lebar, maka panas badan orang yang masih sehat dapat membantu si penderita secara langsung, yaitu dengan tidur berdampingan di dalam satu kantong tidur. Kalau mungkin, dua orang masih sehat masuk ke dalam kantong tidur rangkap dua, kemudian si penderita di selipkan di tengah tengahnya. -Kalau dapat buatlah perapian di kedua sisi si penderita. -Segera setelah si penderita sadar berikanlah makanan dan minuman manis, karena hidrat arang merupakan bahan baker yang cepat sekali menghasilan panas dan energi. KRAM OTOT Penyakit ini timbul akibat kekurangan kadar garam dalam tubuh. Gejalanya: -Kejang - kejang pada otot yang datangnya secara mendadak. -Nyeri pada otot yang tegang yang datangnya berulang - ulang. -Pada perabaan otot - otot yang keram terasa tegang serta terasa benjolan - benjolan otot. Penanganannya: -Baringkan penderita. -Renggangkan otot - otot yang kram dengan menarik atau mendorongnya. -Berikan tablet garam
FROSTBITE Timbul dalam pendakian gunung es sebagai akibat membekunya sel - sel air dalam sel - sel antara kulit dan kapiler ( pembuluh darah kecil ). Karena temperature kulit dibawah 10 C Gejalanya : Maladica FK Undip
Page 54
-Kulit padat, putih keabu - abuan. -Jaringan kulit akan mengeras dan dapat meluas ke otot da selanjutnya ketulang. -Bagian yang terkena terasa dingin bahkan mati rasa. Penanganannya: -Bungkus bagian yang terkena dengan bahan yang kering dan tahan air ( Water Crous ). -Masukkan penderita kedalam tenda, lalu masukkan bagian yang membeku ke dalam air hangat bersuhu 30 C. -Bila telah meluas, jalan satu - satunya adalah dipotong( Amputasi ) HIPOKSIA Hipoksia yaitu kondisi simtoma kekurangan oksigen pada jaringan tubuh yang terjadi akibat pengaruh perbedaan ketinggian. Pada kasus yang fatal dapat berakibat koma, bahkan sampai dengan kematian. Namun, bila sudah beberapa waktu, tubuh akan segera dan berangsur angsur kondisi tubuh normal kembali. Efek Hipoksia yang paling dini terhadap fisiologi tubuh adalah menurunnya ketajaman penglihatan di malam hari. Kecepatan paru - paru meningkat. Bila keadaan lebih tinggi lagi, ditemukan gejala seperti: rasa mengantuk, kelesuan, kelelahan mental, sakit kepala, mual dan kadang - kadang euforia atau rasa yaman yang semu. Gejala sakit kepala memang tampak dominan. Jika berlebihan, membuat kejang clan mengakibatkan koma clan mati rasa. Pertimbangan daya ingat terhadap lingkungan menjadi berkurang, sehingga menvebabkan kurangnya kontrol terhadap gerakan motorik terganggu. Akibatnya, kemungkinan kecelakaan jauh lebih besar. Tingkat Hipoksia -Hipoksia Fulminan. Dimana terjadi pernapasan yang sangat cepat. Paru - paru menghirup udara tanpa adanya udara bersih ( oksigen ). Sering dalam waktu satu menit akan jatuh pingsan. -Hipoksia Akut. Terjadi pada udara yang tertutup akibat keracunan karbon monoksida. Misalnya, seorang pendaki gunung tiba - tiba panik tatkala udara belerang datang menyergap. Udara bersih tergantikan gas racun, akhirnya paru - paru tak kuasa menyedot udara bersih. Mendadak ia pingsan. Dampak dari Hipoksia adalah : -Kesulitan dalam koordinasi, berbicara, dan konsentrasi -Kesulitan bernapas, mengantuk, kelelahan dan sianosis -Penurunan penglihatan, pendengaran dan fungsi sensorik lainnya -Keringat dingin Bila berlanjut dapat mengakibatkan ketidaksadaran dan akhirnya meninggal. Hal ini Maladica FK Undip
Page 55
tergantung pada ketinggian dan kondisi pendaki. Proses Hipoksia timbul secara perlahan. Biasanya pendaki gunung yang terlalu lama dalam perjalanan pendakian, sesampainya di rumah tubuhnya tidak bisa menerima perubahan suhu. Hipoksia yang terjadi berjalan agak lama. Tentu saja hal ini akan mengganggu proses pernapasan yang dilakukan paru - paru. Untuk mencegah dampak buruk dari Hipoksia, para pendaki gunung yang sebelumnya mengidap penyakit jantung, pernapasan clan sirkulasi darah dianjurkan untuk tidak mencapai ketinggian yang melebihi daya tahan tubuh, Dengan demikian, sebelum mendaki gunung periksa keadaan diri.
Maladica FK Undip
Page 56
KOMUNIKASI MARABAHAYA Hal-hal yang perlu diperhatikan pada komunikasi dalam keadaan marabahaya ini antara lain: 1. Persiapkanlah berita yang akan disampaikan (bila perlu secara tertulis) agar penyampaian berita efisien dan efektif 2. Usahakan selalu berbicara tepat dimuka mike agar suara/berita dapat diterima dengan jelas, usahakan berbicara dengan nada yang baik, jelas dan perlahan 3. Usahakan untuk menekan tombol PTT selama satu detik, sebelum anda mulai mengirimkan berita, hal ini untuk menjaga awal berita tidak terputus, karena umumnya berbicara lebih cepat dari pada mekanisme tombol PTT 4. Dalam keadaan darurat seorang operator condong untuk berbicara cepat, harus dijaga supaya berita dapat sampai ke tujuan dengan lengkap dan tepat, jadi usahakan untuk berbicara perlahan dan jelas, KETEPATAN BERITA ADALAH UTAMA, KECEPATAN ADALAH KEDUA 5. Hindarkan perasaan emosi di udara karena dapat mengeruhkan situasi/keadaan dan membawa kesan negative terhadap Amatir Radio 6. Gunakanlah kata-kata yang jelas, penggunaan kode Q seyogyanya dihindarkan karena dapat disalah artikan 7. Apabila harus menyebutkan nomor supaya dieja perkata, misalnya nomor “satu kosong tiga lima� dan tidak “seribu tiga puluh lima� yang mungkin sulit dicatat 8. Selalu menyebutkan identifikasi yang jelas pada setiap permulaan transmisi karena NCS (net control station) atau stasiun lainnya, harus segera mengetahui siapa yang memanggil 9. Jangan mencoba untuk menjadi relay station, apabila tidak diminta oleh NCS 10. Jangan anda menerima begitu saja berita tanpa dimengerti, artinya tanyakan sekali lagi sehingga anda benar-benar mengerti maksudnya 11. Kirimkanlah berita berdasarkan fakta yang sebenarnya tidak berdasarkan desas desus 12. Harus selalu mengetahui secara tepat lokasinya anda, sehingga memudahkan stasiun untuk memberikan petunjuk langsung 13. Didalam mengirimkan berita dengan Handy Transceiver (HT) usahakan supaya anda tetap berada di posisi pada waktu transit dann tidak berjalan-jalan, karena dapat mengakibatkan berita tidak diterima secara sempurna 14. Stasiun yang tidak mempunyai berita atau tidak dipanggil, tidak perlu mengudara, anda hanya berbicara kalai ada berita atau dipanggil, usahakan supaya frekuensi selalu clear
Maladica FK Undip
Page 57
SEARCH AND RESCUE A. ORGANISASI SAR 1. BASARI – Badan SAR Indonesia : Koordinasi Kementerian – Keungan, Dagri, Hankam, Perhubungan, Sosial, Luar Negeri 2. BASARNAS - Badan SAR Nasional : Koordinasi Kemenhub 3. KKR – Kantor Koordinator Rescue : tertentu; Jakarta, Surabaya, Ujung Pandang, Biak 4. SKR – Sub Koordinasi Rescue : tertentu ; Medan, Padang, Tj. Pinang, Denpasar, Pontianak, Menado Banjarmasin, Kupang, Ambon, Balikpapan, Sorong Merauke, Jayapura B. MANAJEMEN OPERASI SAR 1. SC – SAR Coordinator : Pejabat pemerintah, penyedia fasilitas 2. SMC – SAR Mission Coordinator : memiliki kemampuan tinggi MPP (most probable position), strategi dan area pencarian 3. OSC – On Scene Commander : tidak mutlak, bisa >1, tergantung situasi dan kondisi 4. SRU – Search and Rescue Unit C. TUGAS SMC 1. Menganalisa data yg masuk 2. Melakukan koordinasi dgn semua unsur 3. Menyediakan logistik yg diperlukan SRU D. TAHAP PELAKSANAAN 1. Awarness Stage, saat disadari terjadi keadaan darurat 2. Initial Action Stage, info diterima, dianalisis dan ditetapkan suatu keadaan dgn klasifikasi : a. INCERFA - Uncertainity Phase : fase meragukan, akan keselamatan seseorang karena diketahui kemungkinan mereka mengalami kesulitan b. ALERFA - Alert Phase : fase mengkhawatirkan, akan keselamatan seseorang karena diketahui secara jelas mereka mengalami kesulitan serius, mengarah kesengsaraan c. DITRESFA - Ditress Phase : fase darurat bahaya yg menunjukan bantuan dibutuhkan secara cepat karena telah terjadi ancaman serius 3. Planning Stage, meliputi : a. Search Planning Event b. Search Planning Sequence c. Degree of Search Planning d. Search Planning Computating 4. Operation Stage, meliputi : a. Fasilitas SAR bergerak ke lokasi kejadian b. Detection Mode – mencari dan mendeteksi jejak atau tanda yg ditinggal survivor c. Tracking Mode – mengikuti jejak atau tanda tsb d. Evacuation Mode – menyelamatkan dan mengevakuasi korban, berikan perawatan gawat darurat e. Briefing SRU f. Memberangkatkan fasilitas SAR Maladica FK Undip
Page 58
g. Melaksanakan operasi SAR h. Menjadwal SRU di TKP 5. Mission Conclusion Stage, meliputi: a. Penarikan tim b. Press Release c. Mengembalikan survivor atau jenazah kepada yg berhak d. Mengembalikan SRU e. Evaluasi f. Penyiagaan tim E. POLA PENCARIAN 1. Track Line, dipakai jika jalur pendakian merupakan satu-satunya info 2. Paralel, dipakai pada medan persegi dan hanya memiliki posisi duga 3. Creeping Line, dipakai pada medan sempit, panjang, rata dan datar. Bila di pegunungan, tim akan turun ke jurang 4. Square, digunakan pada medan datar. Memerlukan perhitungan posisi yg tepat 5. Sector, daerah pencarian berupa lingkaran dgn rute berbentuk segitiga 6. Contour, dipakai pada medan bukit/gunung. Dilakukan melingkar dari titik tertinggi 7. Barrier, jika survivor tidak dapat didekati karena masalah geografis sehingga harus menunggu survivor di lokasi lain 8. Flare 9. Homing Pola pencarian yg paling sering dipakai di Indonesia adalah nomor 1, 2, 6. Untuk menakan sesuatu yg ditemukan tim, dipakai 3 huruf: Huruf 1 : pola pencarian Huruf 2 : Unit yg terlibat (single atau multi) Huruf 3 : keterangan pelengkap
Maladica FK Undip
Page 59
API UNGGUN 1. Dapatkan sumber pengapian.
2. Kumpulkan tinder. Tinder menangkap percikan awal dari sumber pengapian dan transfer ke kayu bakarnya. Jika kayu bakar lembab atau basah, sumbu harus dibakar cukup lama untuk mengeringkan kayu bakarnya. Sumber-sumber lain dari sumbu meliputi: - tanaman kering mati dan rumput - lilin - lumut - serutan kayu - kertas - lapangan pinus - tongkat api
3. Mengumpulkan kayu bakar. Membutuhkan permukaan yang besar terhadap volume dan lebih massal daripada rabuk sehingga dapat memicu mudah, menghasilkan berkelanjutan panas terkonsentrasi dan api, dan menyalakan sumber bahan bakar utama. Sumber yang baik: ranting kering dan potongan-potongan kayu, kardus, potongan-potongan besar kayu dipotong kecil-kecil, dan bulu tongkat (tongkat dengan serutan potong mereka, namun masih menempel). Maladica FK Undip
Page 60
4. Mengumpulkan kayu atau sumber bahan bakar besar lainnya. Bahan bakar yang baik untuk pembakaran berkelanjutan termasuk kayu kering, rumput kering bengkok, gambut, kering kotoran hewan dan batu bara. Mengumpulkan lebih banyak bahan bakar daripada yang diperlukan, terutama jika akan gunakan api untuk tidur. Bahan bakar basah dapat digunakan, tetapi hanya setelah api didirikan karena akan terbakar lebih lambat daripada bahan bakar kering. Kayu lunak / cemara / evergreen memiliki daun berbentuk jarum. Mereka membakar dengan cepat dan sangat panas, dan mereka juga mengandung resin yang mudah terbakar yang membakar lebih panas dan membantu dengan memulai api. Karena itu, mereka sering digunakan untuk membakar juga, karena mereka lebih mudah untuk menyalakan dari kayu keras. Kayu keras memiliki daun lebar datar dan mereka tidak terbakar semudah kayu lunak. Setelah mereka melakukannya, namun, mereka membakar untuk jangka waktu yang lebih lama dan melepaskan lebih banyak panas.
5. Bersihkan area melingkar. Membangun cincin batu atau menggali lubang api beberapa inci menggunakan sekop. Membangun sebuah cincin batu akan melindungi api. Membangun dinding api dengan kayu atau batu akan memantulkan panas api, terutama jika hanya akan berada di satu sisi api (karena jika panas dikirim ke arah lain yang terbuang). Jika tanah basah, bangun platform dari kayu hijau dan tutupi mereka dengan batu.
Maladica FK Undip
Page 61
6. Tempatkan rabuk pada tumpukan kayu bakar. Nyalakan api dengan sumber pengapian dan secara bertahap menambahkan lebih banyak kayu bakar. Perlahan meniup udara di atas api penyalaan untuk membangun panas.
7. Tambahkan kayu bakar dimulai dengan ukuran potongan terkecil dan kemudian besar. Membangun tepee. Mengatur sumbu dan beberapa batang kayu bakar dalam bentuk kerucut, dan cahaya mereka di pusat.
Maladica FK Undip
Page 62
Karena api adalah terpanas di ujung api (di mana oksigen membakar api untuk membuat karbon dioksida) bagian atas teepee adalah di mana panas yang paling intens, jadi jika tongkat lebih tebal di salah satu ujung, pastikan untuk menempatkan tebal akhir di bagian atas tepee. Karena susunan tepee, kayu basah dan kayu hijau akan terbakar dengan baik. Namun, karena panas yang sangat intens yang dihasilkan oleh pengaturan, api membakar melalui kayu agak cepat.
8. Membangun sebuah pondok kayu. Pasang lapisan bolak-balik arah untuk membentuk 4 dinding dalam bentuk persegi. Meninggalkan ruang yang cukup untuk struktur tepee di tengah, dan pastikan bahwa udara dapat bersirkulasi. Efek cerobong asap akan menyedot udara melalui bagian bawah dan biarkan keluar melalui atas sebagai api yang kuat. Jika api sepertinya tidak mendapatkan oksigen yang cukup yang, menggali lubang kecil di bawah dinding untuk memungkinkan aliran udara yang lebih baik, atau meniup api untuk mencapai suhu pembakaran optimal. Pengaturan ini adalah yang terbaik untuk memasak makanan, karena bentuk persegi menciptakan panas seragam. Anda dapat menempatkan makanan di atas tumpukan untuk sementara waktu jika Anda menggunakan lebih besar, potongan kayu hijau di bagian atas. Mendirikan sebuah piramida. Tempatkan cabang di tanah sehingga mereka sejajar satu sama lain. Kemudian, menempatkan lapisan padat kayu kecil atau cabang di atas mereka dalam arah tegak lurus. Tambahkan 3 atau 4 lapisan lebih, setiap kali bolak-balik arah, dan setiap lapisan yang lebih kecil daripada yang sebelumnya. Cahaya puncak piramida terbakar, dan api secara alami akan melakukan perjalanan ke arah dasar.
9. Buatlah parit mendalam, dan menempatkan segumpal besar sumbu di tengah. Membangun piramida dari kayu bakar di atas sumbu tersebut. Parit ini akan memungkinkan udara mengalir melalui dan memberi makan api.
Maladica FK Undip
Page 63
Divisi Tali Berbagai Simpul 1. Simpul Pangkal (Clove Hitch) Termasuk ke dalam salah satu simpul dasar yang penting. Dapat digunakan untuk segala macam hal karena mudah diikat maupun dilepaskan.
2. Simpul Jangkar (Cow Hitch) Simpul ini digunakan untuk menambatkan tali kepada suatu objek.
Maladica FK Undip
Page 64
3. Simpul Lepas (Highwayman’s Hitch) Simpul ini merupakan jenis simpul yang dapat dilepaskan hanya dengan satu tarikan saja. Akan tetapi, simpul ini termasuk saimpul kuat dan aman. Disarankan untuk tidak memakainya di olahraga panjat akan tetapi digunakan sebagai temporary anchor (tambatan sementara) seperti tali tenda ke pohon
4. Simpul Delapan (Figure of Eight) Simpul ini lumrah digunakan oleh penggiat olahraga luar ruangan. Simpul ini banyak digunakan oleh pemanjat tebing pada pengamannya dan juga dapat digunakan sebagai simpul tambat.
5. Simpul Luncur (Bowline) Simpul luncur merupakan salah satu simpul yang kuat untuk digunakan di ujung tali. Simpul ini berguna untuk menambatkan tali pada tiang. Tanpa beban, simpul ini dapat diikat maupun dilepas dengan mudah. Dengan adanya beban hal ini akan menjadi lebih sulit. Itulah salah satu kelemahan simpul ini yang harus dihindari saat menggunakan simpul ini. Dua buah simpul luncur dapat digabung untuk menyatukan dua buah tali.
Maladica FK Undip
Page 65
Maladica FK Undip
Page 66
Membuat Bivak Tempat berlindung dapat dibuat dari alat-alat dan bahan yang diperoleh di sekeliling tempat kita berada. Tempat perlindungan yang baik adalah tempat yang mampu menjaga dari kepanasan, kedinginan, kehujanan dan aman dari gangguan binatang buas. Tempat perlindungan di alam bebas semacam itu disebut bivak atau shelter.
Jenis-jenis bivak atau shelter Bivak alam, tempat berlindung yang dibuat dengan menggunakan bahan - bahan yang
terdapat di alam seperti ; pohon tumbang, lubang pada pohon besar, gua, bivak dari bambu, bivak dari daun tumbuh - tumbuhan Bivak buatan, menggunakan plastik, menggunakan fly sheet, menggunakan jas hujan, menggunakan ponco, dsb.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan Bivak
Untuk berapa lama, dengan merencanakan akan berapa lama berlindung di suatu tempat, penghematan tenaga dan kesadaran emosi akan terjaga. Untuk Sendiri atau kelompok, buatlah tempat berlindung yang sesuai dengan kebutuhan, tidak terlalu luas dan tidak terlau sempit sehingga kehangatan tempat berlindung tetap terjaga.
Memilih tempat untuk bivak Untuk menjaga kenyamanan, keamanan, tetap hangatnya tempat berlindung serta menghindari cepatnya penurunan daya tahan tubuh, perhatikan hal berikut ;
Dirikan bivak yang terlindung dari terpaan angin, jangan dirikan bivak ditempat yang terbuka dari terpaan angin Dirikan bivak pada tempat yang kering dan rata, untuk daerah yang lembab, buatlah para - para yang kokoh. Jangan dirikan bivak dilereng gunung atau lembah Dirikan bivak dibawah kerindangan pohon yang tembus sinar matahari. Jangan dirikan dibawah pohon yang rapuh dan lapuk Pada situasi bivak yang permanen, usahakan dirikan pada daerah yang dekat dengan sumber air. Jangan dirikan bivak dialiran sungai dan jalur lintas binatang. Di daerah tempat akan mendirikan bivak hendaknya bukan merupakan sarang nyamuk atau serangga lainnya. Jangan dirikan bivak di daerah yang rawan terjadi banjir saat hujan. Walaupun tempat tersebut kering dan bersih, namun akan sangat berbahaya saat terjadi hujan.
Maladica FK Undip
Page 67
Bivak yang aman   


Usahakan bivak terbuat dari bahan yang kuat dan pembuatannya baik sebab semuanya akan menentukan kenyamanan dan keamanan Bentuk lain dari alam yang bisa dimanfaatkan sebagai bivak yaitu gua, lekukan tebing atau batu yang cukup dalam, lubang - lubang dalam tanah dan sebagainya. Apabila memilih gua, harus dipastikan bukan goa tempat persembunyian satwa. Goa yang akan dijadikan bivak tidak boleh mengandung gas beracun. Cara klasik untuk mengetahui ada tidaknya gas beracun adalah dengan memakai obor. Kalau obor tetap menyala dalam gua tadi artinya tak ada racun atau gas berbahaya di sekitarnya. Tanah berlubang atau tanah yang rendah juga bisa dijadikan sebagai tempat bivak/berlindung yang aman. Tanah seperti ini biasanya bekas lubang perlindungan untuk pertahanan, bekas penggalian tanah liat dan lainnya. Pastikan goa, tanah berlubang atau tempat - tempat lain yang akan digunakan untuk berlindung tidak langsung menghadap arah angin. Kalau terpaksa menghadap angin bertiup maka buatlah dinding pembatas dari bahan - bahan alami.
Cara membuat bivak Model 1 : Canangkan dua tongkat kuat-kuat ke dalam tanah kemudian pasang tongkat ke tiga di atas kedua tongkat tadi. Sandarkan beberapa potong kayu untuk menyangga, bivak yang dipasang harus membelakangi arah datangnya angin dan dapat diperkuat lagi dengan potonganpotongan kayu melintang untuk tempat menyangkutkan rumput, alang-alang, rumbia, ranting berdaun rimbun, atau bahan apa saja yang dapat digunakan sebagai atap.
Bivak yang digunakan untuk satu orang berukuran kurag lebih : tinggi 1 m, lebar 1 m, dan panjang 2 m. Jika akan membuat api pendiangan buatlah sekitar 1 - 2 m dimuka bivak. Bila bivak akan digunakan untuk beberapa orang dapat dibuat dengan ukuran tinggi 1 ,5 - 1,8 m dan dalamnya sekitar 1,8 - 2,1 m. Dengan ukuran ini beberapa orang dapat tidur berjajarjajar dengan kaki mengarah ke api supaya tetap hangat. Cara memasang atap pada rangka bivak harus dimulai dari atas seperti halnya memasang genting di bangunan rumah. Dengan cara ini atap bivak tidak akan ditembusi air hujan. Kalau perlu supaya lebih rapat dan kuat di atas atap rumput, alang-alang, dan dedaunan yang dijadikan atas dijepit lagi dengan tongkat untuk menjaga dari tiupan angin kencang yang mungkin dapat merontokkannya.
Maladica FK Undip
Page 68
Model 2 : Cara ke dua untuk mendirikan bivak gubuk yang lebih lengkap dapat dilakukan dengan cara menyandarkan tongkat pada sebuah pohon bercabang setinggi 1,5 m dari tanah dengan ujung tongkat
berjarak 2,5 dari pohon. Kemudian sandarkan kayu-kayu pada tongkat dan tutplah dengan atap dari bahan apa saja, kemudian dilapis dengan lembaran plastik supaya tidak bocor.
Model 3 : Cara ketiga adalah mendirikan bivak dengan menggunakan ponco (jas hujan) lembar plastik atau flysheet yang biasanya dibawa sebagai perlengkapan utama ketika dalam kegiatan penjelajahan di alam bebas atau ketika mendaki gunung. Mudah sekali membuat bivak bermaterial non alami ini. Pembuatan bivak dengan material non alami bisa kita improvisasikan dengan menambahkan Maladica FK Undip
Page 69
bahan-bahan alami sebagai pelengkap dan dengan tujuan agar bivak tersebut bisa sedikit lebih nyaman. Lihat gambar di bawah ini.
Model 4 : Model bivak yang dibangun dari bahan/material alami. Sebagaimana di jelaskan di atas ada banyak sekali bentukan-bentukan alami yang bisa dijadikan sebagai bivak atau tempat perlindungan, seperti pohon besar yang tumbang, gua, celah batu. Disamping itu dari material alami kita juga bisa membuat bivak yang cukup nyaman.
Simpul pada Bivak 
Simpul tali ke ponco : Simpul pangkal
Maladica FK Undip
Page 70

Simpul tali ke pasak : Simpul luncur
Maladica FK Undip
Page 71
Divisi Air Water Rescue Kegawatdaruratan air merupakan salah satu penyebab kamatian dalam konteks kecelakaan atau bencana alam. Sebagai contoh tenggelamnya kapal, banyak korban akibat kecelakaan tersebut. Bencana:�peristiwa yang disebabkan oleh alam atau ulah manusia secara tiba-tiba atau perlahan-lahan sehingga menyebabkan hilangnya jiwa manusia, harta benda, dan kerusakan lingkungan kejadian ini diluar kemampuan manusia dan sumberdayanya� Banjir, bencana alam yang diakibatkan meluapnya air sungai diakibatkan curah hujan yang tinggi sehingga volume air yang masuk ke sungai meluap dan merendam lingkungan sekitarnya dan diperparah oleh rusaknya lingkungan, Banjir bandang, bencana alam yang diakibatkan meluapna air sungai diakibatkan curah hujan yang tinggi sehingga volume air yang masuk ke sungai meluap dan merendam lingkungan dengan disertai ikutnya material-material seperti kaya besar dan bongkahan batu. Water rescue merupakan suatu teknik pertolongan/evakuasi yang dilakukan di air. Atau suatu tindakan penyelamatan secara efektif dan efisien, jiwa manusia dan segala sesuatu yang berharga yang berada dalam keadaan mengkhawatirkan di air. Kemampuan Seorang Water Rescue 1. Perhitungan/pertimbangan; kemampuan penolong untuk memilih dan menentukan kemampuan dan keterampilan yang dimiliki, serta metode yang harus dilakukan. Penolong akan mudah memilih prosedur pertolongan yang paling cepat dengan resiko yang kecil 2. Pengetahuan; banyak bahaya di air, pengetahuan ini sangat perlu karena dapat diterapkansetiap langkah usaha pertolongan 3. Keahlian; harus mempunyai keahlian pada semua aspek pertolongan 4. Kesiapan fisik; kesiapan fisik juga harus benar-benar siap karena si penolong juga bisa kena bahaya Perlengkapan dalam water rescue Perahu; harus tahan dari benturan dan abrasi serta mudah dikendalikan Pompa; berfungsi untuk memasukan udara kedalam perahu Repair kit; terdiri dari lem, benag, nylon, jarum jahit, dan bahan penambal Tali penyelamat; berfungsi untuk menolong anggota tim yang terjatuh ke sungai dan dapat berguna juga dalam linning saat scouting. Tali terbuat dari bahan nylon dengan warna mencolok agar mudah terlihar, dam mempunyai daya apung tinggi Maladica FK Undip
Page 72
Kamtung kedp air; kantong ini berfungsi untuk menyimpan kamera, obat-obatan, makanan, dan benda-benda lain agar tidak basah, Carabiner; berguna untuk menghubungkan satu alat dengan alat lainya Dayung;berguna dalam manuver, mengatur gerakan perahu dan menambah serta mengurangi keceparan perahu Helm Jaket/pelampung; untuk mengapungkan tubuh dan melindungi bagian tubuh penting dari benturan keras P3K; obat-obatan dan perlengkapan perawatan harus disesuaikan dengan medan Peluit; sebagai alat komunikasi, dengan menggunakan kode Rescue sled inflatable rescue litter; untuk mengevakuasi korban Flotation collar; alat tambahan yang digunakan untuk evakuasi korban dengan basket stretcher agar dapat mengapung Ring buoy; alat yang digunakan untuk penyelamatan korban tenggelam yang penggunaannya dengan cara dilemparkan kearah korban Peralatan selam Sea view underwater viewer; alat untuk melihat keadaan bawah air Personal Flotation Device (PFD) Adalah jaket pelampung yang merupakan perlengkapan utama yang harus digunakan oleh penolong di air. Ada dua tipe PFD, yaitu: Pelampung udara; memiliki daya apung tinggi namun tidak tahan benturan Pelampung padat; tahan benturan namun bila lama terendam air daya apungnya berkurang. Jenis-jenis perahu Perahu karet; perahu yang terbentuk dari tabung udara terbuat dari karet. Dalm tabung terdapat sekat-sekatyang berbentuk sel, sehingga bila ada bagian yang bocor bagian yang lain tidak ikut bocor. Jenis ini dibagi menjadi dua tipe: LCR yang mempunyai bentuk seperti tapak kuda dan river boat yang dapat digunkan pada arus deras, Perahu lesung; contohnya kayak dan kano Dorry (sampan); perahu berbentuk lancip, terbuka dan lebih besar dari kano
Maladica FK Undip
Page 73
Cataraft; perahu yang terbuat dari lebih dari satu tabung karet berisi udara, disatukan dengan frame kayu dan aluminium Inflatable; perahu rakit yang dapat di pompa, dapat digunakan dengan tenaga manusia atau dengan tenaga mesin, digunakan untuk perairan laut atau danau. Kegawatdaruratan di Air Kondisi-kondisi Hipotermia 1
Cedera dingin dapat terlokalisasi di daerah perifer atau lebih dikenal dengan frostbite
2
Sengatan dingin
a Gejalanya meliputi kebas, kesemutan, nyeri, dan rasa terbakar yang sangat nyata ketika dihangatkan kembali b Pada pemeriksaan fisik ditemukan perubahan warna yang akhirnya timbul lepuh pada kasus yang berat c
Terapinya berupa penghangatan secara cepat dalam bak air hangat pada suhu 40-42 oC
d
Kejadian pembekuan kembali harus dihindari
e Luka harus ditangani secara terbuka, dengan debridement awal hanya pada lepuh-lepuh yang sudah pecah. Masase merupakan kontradiksi. Jari kaki dan tangan yang mengalami sengatan dingin harus saling dipisahkan dengan kapas steril secara hati-hati f
Profilaksis tetanus harus diberika jika ada indikasi
3
Hipotermia
a
Menggigil progresif, kehilangan control motorik halus, pikiran kacau dan koma
b Perdisposisi: hipotiroidisme, hipoglikemia, sepsis, cedera kepala dan medulla spinalis, serta intoksikasi alcohol akut c Komplikasi dapatberupa disritma, gangguan elektrolit, edema paru, serta vasodilatasi paradoksal dan ssyok pada saat penghangatan d
Terapinya terdiri dari penghangatan kembali suhu inti tubuh secara terkendali
Penyakit Dekompresi 1 Penurunaan cepet tekanan atmosfer atau tekanan air dapat menimbulkan gas-gas inert (nitrogen) menguap keluar dari larutan tubuh 2
Penurunan tekanan ambang dapat menyebabkan penyakit dekompresi
3
Kerusakan dapat terjadi pada berbagai organ
Maladica FK Undip
Page 74
a Gelembung-gelembung nitrogen dapat terbentuk di dalam darah dan menyebabkan penyumbatan terhadap pembuluh darah b Nitrogen yang mengembang dari bentuk larutan menjadi gas dapat menegangkan sel cukup besar hingga terjadi pecah sel c Sel lemak sangat rentan terhadap kerusakan sehinga peredaran lemak berjalan tidak teratur 4
Terapinya adalah peningkatan tekanan kembali di dalam ruang hiperbarik
Cedera tenggelam atau hamper tenggelam 1
Hipoksia adalah resiko dini, dan paling besar akibat aspirasi air
a Respon terhadap aspirasi adalah laringospsme yang diikuti menelan air ke dalam lambung b Bila air yang tertelan banyak maka akan terjadi hipoksia dan hiperkapnia yang berujung kematian 2 Air garam bersifat hipertonik (konsentrasinya lebih tinggi)disbanding darah sehingga terjadi pergeseran cairan yang mengganggu pertukaran gas 3 Air tawar bersifat hipotonik (konsentrasinya lebih kecil) dan cepat diserap oleh alveoli sehingga terjadi kolaps alveolus 4
Akibat dari aspirasi air garam atau air tawar adalah gangguan oksigenasi
5
Terapi dengan memberikabn oksigen
Resiko-resiko lain Mati lemas; akibat keapungan negative atau penyakit seperti serangan jantung, sinkope sinus carotid Dampak negative dalam air; perbedaan suhu yang mengejutkan (menyebabkan denyut jantung berhenti), eksostosis pada saluran telinga (jangka panjang) Bahaya kimia yang terlarut dalam air Infeksi Human eror; kecederaan dan hiperventilasi yang mengakibatkan kehilangan kesadaran Cuaca, arus, angin kencang, dan sinar matahari Benda-benda dalam air yang dapat berakibat tumbukan dan benturan Ancaman dari hewan dan tumbuhan air Maladica FK Undip
Page 75
Teknik pembacaan riam atau arus Main flow; aliran utama dimana arus paling cepat yang berada dipermukaan air. Arus ini aman untuk dilalui tapi perlu diingat main flow dapat kuat akibat dari jumlah air Gelombang tegak (standing wave), karena adanya penurunan permukaan dasar tanpa adanya rintangan/tonjolan batu yang menyembul di permukaan Lidah air terjadi karena dua buah rintangan berupa batu atau lubang, aman untuk dilalui Gelombang balik (reseval); ini terjadi karena adanya penurunan di dasar air secara ekstrim. Arus yang harus dihindari Banjir merupakan bencana yang memiliki tingkat bahaya yang tinggi karena besarnya volume air yan mengalir dan rintangan yang ada di dalamnya, arus air akan terjadi bila:   
Turunan jalan Air yang mengalir dari lorong-lorong dapat merubah arus air Sampah-sampah yang hanyut
Cara masuk ke air 1
Slide in entry; digunakan jika kedalaman dan kondisi perairan tidak diketahui,
a
Buat posisi seaman mungkin di tepi air dan masukan salah satu kaki
b
Rasakan pijakan kaki apakah berbahaya atu tidak
c
Jatuhkan badan dan tahan berat badan dengan tangan
2 Step in; dapat digunakan jika air jernih, kedalaman diketahui, dan tidak ada yang membahayakan dalam air, a
Lihat atah tujuan air
b
Melangkah hati-hati pada tepian air
c
Ketika telah masuk di air, pastikan lutu dan kaki menekuk/fleksi atau menyentuh bokong
3
Compact jump; digunakan untuk mencapai kedalaman lebih dari satu meter
a
Letakan kedua tangan menyilang pada dada
b Melangkah pada tepian air dengan satu kaki, dan kaki yang lain mengikuti dengan bentuk lurus c
Tubuh vertical dan memakai pelindung
d
Setelah di dalam air, pengereman dapat dilakukan dengan tangan atau kaki
Maladica FK Undip
Page 76
4 Straddle entry; untuk masuk ke air yang dalam dari ketinggian yang rendah dan dapat melihat korban, tidak digunakan pada ketinggian diatas satu meter atau perairan dangkal a
Ambil jarak yang cukup dari tepian
b
Lakukan loncatan dengan satu kaki lurus dan lainya sedikit menekuk
c
Angan lurus kesamping dan kedepan
d
Pandangan lurus ke depan
e Setelah di air, tekan tangan kebawah dan kaki seperti gunting, jaga agar kepala tetap diatas 5 Shallow dive; diguakan pada air jernih, keadaan dibawah air dapat dilihat dan kedalamannya diketahui a
Berdiri di tepian lihat kebawah dan ke depan untuk menentukan lompatan
b
Tekukan lutut dan gunakan tangan untuk membantu mrnambah momentum ke depan
c
Lakukan lompatan sejauh mungkin ke air
d
Masuk dengan hamper horizontal dengan permuaan air
e
Kaki dan tangan di luruskan
f
Jaga kepala diantara kedua tangan dan mata melihat ke air
g
Mulailah berenang dengan menaikan kepala ke permukaan
Penanganan/tindakan trehadap korban 1
Korban panik
2
Korban tidak bisa berenang
Keadaan korban: a
Gerakan tidak teratur, vertical dengan permukaan air
b
Pandangan tidak tertuju pada daratan
c
Konsentrasi tertuju agar bisa nafas
d
Ekspresi wajah panic, mata terbuka lebar
e
Tidak mengikuti perintah
Penyelamatan: Maladica FK Undip
Page 77
a
Kemungkinan membahayakan penolong
b
Tidak kooperatif
c
Penolong harus berpengalaman
d
Tetap beri semangat
3
Korban kelelahan (perenang kelelahan)
Keadaan korban: a
Posisi membentuk sudut dengan permukaan air
b
Pandangan melihat kearah daratan
c
Kepala timbul tenggelam
d
Gerakan tangan dan tungkai masih bisa berenang
e
Ekspresi wajah cemas
Penyelamatan: a
Masih kooperatif
b
Didampingi tanpa terjadi kontak dengan korban, beri semangat
4
Korban terluka
Keadaan korban: a
Posisi memegang bagian yang cidera
b
ekspresi wajah cemas, panic, mengeluh sakit
Penyelamatan: a
Bawa ke tepi sambil memperhatikan cidera korban
b
Beri perawatan dan penanganan segera
5
Korban pasif
Keadaan korban: a
Posisi tengkurap,
b
Posisi korban bisa dimanapun,
Maladica FK Undip
Page 78
c
tidak kooperatif,
d
korban bisa jadi aktif bila diberi rangsangan
Penyelamatan: a
Beri rangsangan baik suara ataupun sentuhan.
b
Bawa korban ke tepi sambil memperhatikan ABC-nya
Prioritas:
Keselamatan penolong adalah yang utama Hindari kontak dengan korban, gunakan alat bantu untuk menambah jangkauan, selalu jaga jarak dengan korban Kontak dengan korban merupakan pilihan terakhir jika tidak ada alternative lain Penolong wajib memakai pelampung Prioritas penyelamatan berdasarkan resiko terhadap keselamatan penolong
Hal yang perlu diperhatikan, bila memutuskan untuk melakukan penyebrangan:
Perhatikan keadaan tempat penyebrangan sebanyak meungkin sebelum melakukan penyebrangan Jangan mencoba kuatnya arus anpa pengalaman dari tepi sungai Jangan membelakangi arus Pastikan kaki yang melangkah lebih dulu mendapati pijakan yang baik sebelum kaki yang satunya menginjak Pada sungai berarus deras dan dalam, sangat menolong jika pinggang membentuk sudut 45o dengan arah arus Jangan menyebrang dengan cara melompat dari satu batu ke batu yang lain karena resiko tergelincir sangat besar Ransel ditempatkan setinggi-tingginya di punggung Jangan melepas sepatu, sekalipun menyebrang sungai kecil Hati-hati dalam penyebrangan
Cara masuk ke air : Slide in entry Digunakan jika kedalaman sungai atau perairan tidak diketahui. Cara yang paling aman: Buat posisi seaman mungkin di tepi air dan masukkan salah satu kaki Rasakan pijakan kaki apakah berbahaya atau tidak Jatuhkan badan dan tahan berat badan dengan tangan Maladica FK Undip
Page 79
Step In Dapat digunakan jika air jernih, kedalaman dapat dikeyahui dan tidak ada benda berbahaya di dalam air. Lihat arah tujuan air Melangkah dengan hati-hati Ketika masuk air pastikan lutut menekuk atau kaki menyentuh bokong Compact Jump Digunakan untuk mencapai kedalaman yang lebih dari 1 meter. Letakkan kedua tangan menyikap dada Melangkah pada tepian air dengan satu kaki, kaki yang lain dan pastikan kedua kaki menyentuh dasar Tubuh vertikal dan memakai pelindung’ Setelah di dalam air pengereman dapat dilakukan oleh kaki atau tangan Staddle Entry Digunakan jika masuk ke air yang dalam dari krtinggian yang rendah dan dapat melihat korban. Teknik ini tidak digunakan pada ketinggian diatas satu meter atau perairan dangkal. Ambil jarak yang cukup dari tepian Lakukan loncatan dengan satu kaki lurus dan kaki lainnya sedikit ditekuk Tangan lurus ke samping Pandangan lurus ke depan Swallow Dive Digunakan pada yang jernih, keadaan di bawah air dapat dilihat dan kedalaman diketahui. Berdiri di tepian lihat ke bawah dan ke depan untuk menentukan arah lompatan Tekuk lutut dan gunakan tyangan untuk membantu meneambah momentum ke depan. Lakukan lompatan sejauh mungkin ke air Masuk dengan hamper horizontal dengan permukaan air Kaki dan tangan diluruskan Jaga kepala di antara dua tangan dan mata melihat ke air Mulailah berenang dengan menunaikan kepala ke permukaan
Penyelamatan dengan berenang mendekati korban : Kalau sudah dekat dengan korban, usahakan jangan sampai dipegang oleh korban. Berhenti beberapa meter dari korban dan peringatkan dia bahwa anda akan menolongnya. Kalau korban pingsan, setelah pingsan, histeris gunakan pendekatan terhadap korban.
Menolong korban yang terjebak di tengah kepungan air: Melakukan penyelamatan secara langsung selama kondisi air dapat dilewati dengan banyak. Menggunakan sistem tali dengan teknik drag untuk menyelamatkan korban.
Maladica FK Undip
Page 80