MGEIZINE EDISI PERTAMA/TAHUN 2013
Mengenang (Alm) Beny Wahjoe Geopark dan Pertambangan Indonesia Geologi Ekonomi: Timah Kepedulian: MGEI Care #1 Sekilas Pandang: Field Trip Ke Grassberg Mine Kepengurusan MGEI 2012-2014
MASYARAKAT GEOLOGI EKONOMI INDONESIA (A Commission of Ind onesian Association of Geologists - IAGI) Secretariat: Rasuna Office Park, Blok JR-03; Kaw asan Epicentrum, Jl.HR . Rasuna Said, Jakarta – 1296 Telp/ Fax: 021 83786386
Pengurus MGEI Periode 2012 – 2014 Dewan Penasehat Sukmandaru Prihatmoko – AGC Rovicky Dwiputro – Ketua IAGI Prof. Adjat Sudrajat – Unpad Prof. Emmy Suparka– ITB Sumardiman DW – SumaCorp Hilmi Panigoro – MEMI Wahyu Sunyoto – Freeport Indonesia Ketua : Bronto Sutopo – Antam (Persero) Tbk Sekretaris Jenderal : Arif Zardi Dahlius – RPM Sekretaris 1 Organisasi Abdul Bari – Antam (Persero) Tbk Sekretaris 2 Keanggotaan Desi Lusianingtyas – Indika Energy Sekretaris 3 (Administrasi) Enrico – Staff Kesekretariatan Bendahara Umum : Andyono B Santosa – ATM Bendahara 1 Fund raising Asri Dyah Wijayanti – Britmindo Bendahara 2 Managing & Operating Rosalyn Wulandari – Runge I. Bidang Sertifikasi : Dr. Ade Kadarusman – Antam (Persero) Tbk (Ketua) Pengarah and External Relation Iwan Munajat – Indika Energy Dr. Chaerul Nas – Usakti Sugeng Widodo – Freeport Dr. Trenggono Sutiyoso – Antam (Persero) Tbk Implementasi Yoseph Swamidharma Anton Perdana – Freeport Indonesia Dedy Hendrawan – Gorontalo Mineral Benyamin Sembiring Administrasi Karyadi – Staff Kesekretariatan II. Bidang Hubungan Eksternal : STJ Budi Santosa – BHPBilliton (Ketua) Pemerintahan Heryadi Rahmat – BG Ernowo – PSDG-BG Antonius Agung – KESDM Organisasi dan Kemasyarakatan Adi Sjoekri – Sumatra Copper Gold Hashari Kamaruddin – Antam (Persero) Tbk Perguruan Tinggi Dr. Lucas Donny – UGM International Noel Pranoto – BMA Bosta Pratama – Quantative Group III. Bidang Pengembangan Keilmuan : Dudy Setyandaka – Newmont (Ketua) Bulletin Dr. Nurcahyo Basuki – ITB Dr. Mega Rosana – Unpad Dr. Arifudin Idrus – UGM Sutarto – UPN Nikel Robby Rafianto – Harita Gde Handoyo Tutuko – ValeInco Coal: Yoga Suryanegara – Cokal Ltd Kamsul Hidayat – Hasnur Group
MASYARAKAT GEOLOGI EKONOMI INDONESIA (A Commission of Ind onesian Association of Geologists - IAGI) Secretariat: Rasuna Office Park, Blok JR-03; Kaw asan Epicentrum, Jl.HR . Rasuna Said, Jakarta – 1296 Telp/ Fax: 021 83786386
Gold and Basemetal Iron
Jan Jan Hertrijana – G Resources Anton Muryanto – Newcrest Dr. Andri SS Subandrio – ITB Heriyadi – BRM
IV. Bidang Pengembangan Profesi dan Kepelatihan: Mary Silaban (Ketua) Workshop Alison Purba – RPM Iryanto Rompo –Buena Donny Lestiawan – Buena Field Trip and Sports Gayuh Putranto – Gorontalo Minerals Wulandari Mandradewi – G Resources Irwansyah Zaidan – Bara Hugo Energy Student Chapter : Dr. Mirzam – ITB Syahrul Kamil– Undip Siswandi Kastari– Unsoed V. Bidang Media: Wahyudi Adhiutomo – SMGC (Ketua) Majalah MGEINewsletter Arti Primadona – Black Diamond Santy Chaeni – PT Antam (Persero) Tbk Naufal Rospriandana Dini Ratna Pertiwi – JResources Social Media and Web Tatzky R Setiawan – Citra Palu Mineral Hermala – Gorontalo Minerals Mailist Administrator Karyadi – Staff Kesekretariatan
DAFTAR ISI
Kode KCMI 2011 Mengenang (alm) Benny Wahjoe Geopark Dan Aplikasinya Timah Dari Negeri Laskar Pelangi Sutedjo Sujitno Senior Eksplorasi Timah Field Trip: Grassberg Mine Profil: Ketua MGEI Pisah Sambut Pengurus MGEI Sekilas MGEI Care
SALAM DARI REDAKSI Beberapa waktu lalu di milis MGEI ada info lowongan pekerjaan untuk posisi Senior Geologist yang berpengalaman di timah, yang terpikir oleh Saya pertama kali adalah "Siapa ya yang expert di timah?" Mungkin semua orang mengenal timah karena aplikasinya yang luas dalam kehidupan sehari-hari, namun sepertinya masih jarang ahli yang berpengalaman di unsur yang dieksktrak dari mineral Kasiterit ini. MGEIzine edisi pertama mencoba menyajikan topik utama mengenai Timah yaitu Profil Pak Sutedjo "Senior Eksplorasi Timah", dan "Timah dari negeri laskar pelangi". Sebelum kita jalan-jalan lewat rubrik geowisata, mari kita berkenalan dengan "Perkembangan Geopark Indonesia". Tak lupa kami memperkenalkan diri dengan menampilkan program-progam MGEI yang telah dan akan datang, Profil ketua MGEI, Profil (Alm) Pak Benny Wahyoe, dan "Questions for contributors". MGEIzine sendiri masih dalam proses mencari bentuk yang lebih sesuai, segala saran dan kritik akan sangat berguna bagi majalah ini. Selamat membaca! Arti Primadona
KODE KCMI 2011 Informasi mengenai Kode Komite Cadangan Mineral Indonesia (Kode KCMI 2011) akan rutin muncul pada setiap edisi MGEIZINE. Untuk edisi pertama ini Kode KCMI 2011 akan memperkenalkan diri. Berikut informasi awal mengenai Kode KCMI 2011: Apakah Kode KCMI 2011 itu? Kode KCMI 2011 adalah singkatan dari Kode Komite Cadangan Mineral Indonesia Tahun 2011, yang merupakan standar pelaporan hasil eksplorasi, sumberdaya dan cadangan mineral/batubara yang dikembangkan oleh PERHAPI-IAGI (MGEI). Apa fungsi Kode KCMI 2011? Untuk memenuhi kebutuhan stakeholder pertambangan akan standarisasi, transparansi dan akuntabilitas dalam industri pertambangan. Beberapa negara seperti Kanada dan Australia telah membuat standar pelaporan hasil eksplorasi, sumberdaya dan cadangan mineral. Standar tersebut diakui dan dipergunakan oleh industri dalam menilai investasi dan pendanaan kegiatan usaha pertambangan. Hal-hal apa yang tercakup dalam Kode KCMI 2011? Standar pelaporan Kode KCMI 2011 terdiri dari: Prinsip umum standard pembuatan laporan Pelaporan untuk hasil eksplorasi Pelaporan untuk sumberdaya mineral Pelaporan untuk cadangan mineral Pelaporan untuk sumberdaya dan cadangan batubara Pelaporan untuk hasil eksplorasi, sumberdaya dan cadangan untuk intan dan batumulia Pelaporan untuk hasil eksplorasi, sumberdaya dan cadangan untuk mineral industry Pelaporan hasil eksplorasi, sumberdaya dan cadangan sesuai Kode KCMI 2011 harus memenuhi 3 prinsip dasar transparansi, kecukupan dan kompetensi. Transparansi; Pelaporan secara transparan sehingga semua pihak terkait mendapatkan informasi yang tidak menyesatkan. Kecukupan; Kecukupan yang dimaksud adalah kecukupan informasi. Dalam pembuatan laporan, penilaian, ataupun alasan yang dapat diterima harus didukung oleh informasi yang cukup. Kompentensi; Pelaporan harus dilakukan oleh seseorang yang memenuhi kualifikasi atau pengalaman yang relevan terhadap laporan yang dibuat.
MENGENANG (ALM.) BENNY WAHJOE Tanggal 21 Januari 2012, komunitas geologi dan pertambangan Indonesia kehilangan salah satu geologist terbaiknya, Beni Wahjoe. Memperingati satu tahun meninggalnya Beni Wahjoe, anggota MGEI Sukmandaru Prihatmoko dan Iwan Munajat menuliskan pengalaman dan kenangan tentang Beni Wahjoe
(Koleksi Riana Muliani)
MENGENANG (ALM) BENNY WAHJOE Bulan Agustus 2008, beberapa penggiat geologi ekonomi Indonesia sibuk mematangkan rencana deklarasi pendirian organisasi baru Masyarakat Geologi Ekonomi Indonesia (MGEI). Sampai menjelang digelarnya Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) – Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) 2008 di Hotel Horison, Bandung kesibukan makin menjadi. Hingga puncaknya pada 27 Agustus 2008 bersamaan dengan pembukaan PIT IAGI, MGEI diresmikan pendiriannya oleh 15 deklarator mewakili berbagai pulau/ wilayah Indonesia, perwakilan luar negeri dan universitas yang dibacakan oleh Iwan Munajat.
Pada JCM (Joint Convention Makasar) HAGI-IAGI, September 2011, dihadapan ratusan peserta JCM, IAGI menyampaikan penghargaan kepada Pak Beni atas “Kepeloporan dalam eksplorasi dan pengembangan Tambang Soroako”. Ini merupakan penghargaan yang pantas mengingat perjuangan dan upaya Beliau dalam merintis kegiatan eksplorasi dan penambangan modern di Indonesia. Di luar IAGI dan MGEI, kita juga selalu mendengar bagaimana Pak Beni berkontribusi dan terlibat aktif dalam upaya perbaikan iklim pertambangan Indonesia baik melalui IMA (Indonesian Mining Association), organisasi-organisasi lain, maupun secara individu. Setelah deklarasi MGEI ini, saya dihampiri khusus oleh Kontribusi beliau terhadap dunia geologi ekaplorasi Pak Beni yang menyampaikan selamat atas pertambangan tidak perlu diragukan lagi. Tak terhitung terbentuknya MGEI. Beliau juga menyatakan berapa banyak ahli geologi dan masyarakat Indonesia kesanggupannya untuk berperan aktif di organisasi secara umum yang telah menikmati hasil dari iklim baru milik economic geologists Indonesia ini. pertambangan yang baik. “nDaru, jangan tinggalkan saya, karena saya masih Banyak dari antara kita yang masih ingat ketika Pak produktif dan punya banyak ide yang perlu diwujudkan”, Beni membagikan pengalamannya di acara Seminar begitu kata Pak Beni. Walaupun sehari sebelumnya, MGEI Sulawesi Mineral Resources (SMR) 2011 di kami-kami menjajaki pendapat Pak Beni tentang Manado (28 Nov 2011). Di hadapan lebih dari 200 organisasi baru MGEI, namun ucapan pak Beni sesaat peserta seminar, Pak Beni menceritakan setelah acara deklarasi sangat menunjukkan keseriusan pengalamannya sebagai seorang geologist muda yang beliau untuk mendukung MGEI. sejak 1966 turut memelopori kegiatan eksplorasi nikel di Sulawesi yang akhirnya menjadi tambang Soroako Setelah melalui proses yang cukup rumit, MGEI INCO (sekarang Vale). Masih terngiang jelas di telinga akhirnya membentuk susunan kepengurusan dan saya suara lantang Pak Beni, yang saat itu kondisi Dewan Penasehat, dimana Pak Beni sebagai salah satu kesehatannya mulai menurun, di akhir presentasinya anggota Dewan Penasehat-nya. Pertemuan rutin selalu menyatakan bahwa sukses eksplorasi adalah hasil dilakukan oleh pengurus MGEI baik dengan usaha bersama team yang dengan tekun melakukan menyambangi Beliau di kantornya di bilangan Cilandak, kerja lapangan. Ya…keberhasilan eksplorasi adalah Jakarta Selatan maupun di berbagai kesempatan lain. disumbang oleh team geologi yang kompak dan solid Sesuai komitmennya, Pak Beni selalu antusias bekerja, bukan merupakan kerja individu yang sendirimemberikan masukan, arahan dan nasehat untuk sendiri (walau kita semua tahu bagaimana besar peran berjalan baiknya organisasi MGEI sesuai harapan kita Pak Beni di dalam team). Yang sangat menyentuh, di semua. Meskipun Pak Beni memiliki banyak kegiatan di akhir presentasinya, beliau menayangkan 10 pioner organisasi profesi lainnya, namun beliau menunjukkan eksplorasi dan pengembangan tambang Soroako komitmen penuh terhadap MGEI. Dalam hampir setiap (campuran Indonesia dan expat – salah satunya adalah pertemuan pengurus MGEI, beliau selalu memberikan pak Beni), dan disebutkan dengan agak bergetar pendapat dan masukan untuk perkembangan bahwa 5 di antaranya sudah meninggal. Dan setahun eksplorasi mineral di Indonesia, topik yang merupakan lalu pada 21 Januari 2012 (kurang dari dua bulan domain MGEI. Pak Beni juga sering memberikan setelah beliau presentasi di Manado tersebut), pioneer pandangan mengenai situasi politik dan kaitannya ke 6 telah juga meninggalkan kita semua. dengan maju mundurnya kegiatan eksplorasi di Inna lillahi wa inna illaihi rojiun. Indonesia. Ini menunjukkan betapa beliau ingin menjaga MGEI tetap berada dikoridornya yakni Semangat Pak Beni akan menumbuhkan banyak eksplorasi mineral dan batubara tanpa terlalu banyak geolog muda Indonesia yang akan meneruskan jejak masuk ke wilayah lain. langkah perjuangan beliau untuk kebaikan Indonesia. (Sukmandaru Prihatmoko)
BENNY WAHJOE DAN MGEI
MENGENANG (ALM) BENNY WAHJOE “Benni Wahjoe bin R Wahjoe Argawinata”, saya tersentak melihat nama itu di pusara-nya. Saya merasa mengenalnya cukup lama tetapi saya ternyata belum mengenalnya cukup dekat, bahkan nama aslinya pun baru saya lihat saat itu – saat dimana tubuhnya sudah terbujur dalam dekapan tanah pekuburan Kebon Pedes di Bogor. Maafkan saya Pak Beni, murid dan bawahanmu yang tak tahu diri ini dan air matapun meleleh dari pelupuk mata.
Saya pribadi sebenarnya merasa keberatan karena kondisi camp ekslorasi tentunya akan kurang pantas untuk tamu sekelas Pak Beni, namun karena sudah menjadi keinginan beliau maka kami mengiyakan permintaan beliau. Saat kunjungan ternyata beliau datang bersama-sama beberapa orang dari kantor pusat INCO dari Canada. Sesaat setelah mendarat di helipad Air Merah, saya langsung membawa rombongan INCO menyusuri sungai dan menceritakan tentang proses discovery Batu Hijau. Saat itu saya memakai topi bertuliskan Newmont dan di suatu tempat Pak Beni membisikkan sesuatu “Wan, apa tidak sebaiknya kamu ganti nama topi itu balik ke yang dulu.” Saya agak terkejut menerima ajakan secara tidak langsung untuk kembali ke Ingold, tetapi dengan halus saya menjawab bahwa saat itu saya sedang sangat menikmati tantangan yang ada di pekerjaan saat itu dan beliau mengangguk dengan tersenyum, “I can understand but any time you can call me, ok”, kata Pak Beni.
Tahun 1987 adalah saat pertama saya mengenal sosok Pak Beni Wahyu saat saya mulai bekerja sebagai geologist di PT Ingold (anak perusahaan PT INCO) dan beliau adalah President Direktur perusahaan tersebut. Sebagai fresh graduate geologist, saya jarang bertemu dengan beliau yang saat menduduki posisi tertinggi di perusahaan. Kami bisa bertemu saat beliau mengunjungi lokasi eksplorasi, misalnya saat Pak Beni melaksanakan kunjungan kerja di proyek eksplorasi di daerah Muara Komam sekitar tahun 1998 bersama dengan para petinggi Inco diantaranya Bob Osborne, Waheed Ahmad dll. Kami melanjutkan perjalanan sejarah discovery Batu Hijau mengunjungi beberapa discovery outcrop Beliau adalah sosok yang sangat kebapakan dan sampai ke puncak helipad di Batu Hijau. selalu memberikan dukungan kepada semua bawahannya untuk bekerja keras dan professional. Saat makan malam beliau mengejutkan saya lagi Dalam kesehariannya beliau jarang marah atau terlihat dengan meminta saya menjelaskan kepada marah sekalipun. Hanya satu saat saya melihat beliau rombongan, yang notabene adalah para petinggi INCO terlihat kurang senang yaitu saat saya memutuskan dari Canada, mengenai alasan saya keluar dari Ingold. untuk keluar dari perusahaan pada akhir Oktober 1992. Ternyata Pak Beni masih jelas ingat hal itu dan ingin Pak Beni terlihat bermuka sangat kusam karena saya saya menjelaskan langsung pada mereka. Saat itu memberikan alasan yang kurang bisa diterima oleh beliau bisa menerima bahwa alasan saya keluar adalah beliau. Pesan beliau sangat singkat, ”bekerjalah sebaik- benar dan bisa menjadi pelajaran. baiknya di tempat yang baru”. Singkat dan padat karena saya memaknainya cukup dalam bahwa Saya sering bertemu dengan Pak Beni di acara-acara di tempat yang baru nantinya saya harus bekerja jauh geologi dan pertambangan. Pada kesempatan lebih keras dan sungguh-sungguh untuk membuktikan pertemuan dengan Pak Beni Seminar di seminar bahwa pendapat dan alasan saya untuk keluar dari PT “Eksplorasi – Management dan Entrepreneurship” yang Ingold adalah tepat. diadakan himpunan mahasiswa geologi ITB GEA pada bulan Mei 2005, saya berdiskusi secara intensif Setelah 2 bulan mengistirahatkan diri, saya mulai mengenai teknik dan strategi eksplorasi yang terbaik bekerja di ditempat yang baru yaitu di proyek buat Indonesia. Saat itu beliau sangat menekankan Newmont di Batu Hijau. Pertemuan dengan Pak Beni perlunya para professional Indonesia meningkatkan terjadi disana beberapa tahun kemudian yaitu sekitar profesionalismenya dan memegang peran yang besar 1995. Beliau menelpon dan meminta kesempatan dalam eksplorasi di Indonesia. Diskusi ini menjadi untuk melaksanakan kunjungan ke Batu Hijau. salah satu alasan bagi saya untuk perlunya mendorong Setelah berkonsultasi dengan Proyek Manager maka disahkannya sertifikasi Competent Person di Indonesia kami menawarkan kunjungan singkat satu hari tetapi (CPI) dan meningkatkan penghargaan kepada beliau menolaknya dan berkeras untuk bisa bermalam profesionalisme seorang geolog. di camp Air Merah untuk semalam sebelum kembali ke Jakarta keesokan harinya. Selamat jalan Pak Beni. Sumbangsihmu pada dunia pertambangan di Indonesia melekat erat disanubari setiap orang yang mengenalmu. (Iwan Munajat)
BENNY WAHJOE,
PEJUANG PERTAMBANGAN INDONESIA
PERKEMBANGAN GEOPARK INDONESIA DAN APLIKASINYA DI KAWASAN TAMBANG Geopark dapat merupakan salah satu solusi pasca tambang untuk menghindari fenomena “ghost town”.
(Diambil dari salah satu halaman blog)
GEOPARK DAN APLIKASINYA Geologi memiliki pengaruh yang kuat terhadap peradaban dan keragaman budaya di planet kita ini. Sejak adanya pergeseran paradigma dalam pemanfaatan sumberdaya geologi dari eksrtaktif menuju konservatif, beberapa kelompok ahli geologi mulai berlomba menyusun suatu konsep konservasi geologi yang dapat disinergikan dengan pembangunan berkelanjutan dengan tidak mengurangi makna perlindungan terhadap singkapan batuan (geosite), bentang alam (morfosite), dan segala unsur yang terkandung di dalamnya. Prakarsa UNESCO (United Nation Educational, Scientific and Cultural Organization) untuk mendukung taman bumi (geopark) merupakan respon atas besarnya kebutuhan akan bingkai kerja internasional yang disuarakan oleh sejumlah negara untuk meningkatkan perlindungan warisan bumi (geoheritage) yang merupakan kunci sejarah kehidupan di planet ini.
Ibrahim Komoo (1993) mendefinisikan, geopark adalah sebuah konsep pengembangan kawasaan dimana beberapa geoheritage yang terletak berdekatan di wilayah yang telah dibangun dikelola dengan cara mengintegrasikan prinsip-prinsip konservasi dan rencana tata ruang eksisting pemerintah yang disusun atas masukan dan partisipasi masyarakat. Berdasarkan situs www.geopark.org, Geopark didefinisikan sebagai sebuah 'scenic spot' warisan geologi yang memiliki ciri geologi signifikan yang jarang dijumpai dengan nilai-nilai keindahan ornamen alam dalam skala dan distribusi tertentu, serta mengintegrasikan juga bentuk-bentuk pemandangan alam lainnya dan keberadaan budaya dalam keunikan wilayah. Berdasarkan definisi di atas, dapat dirumuskan: “Geopark merupakan suatu konsep manajemen pengembangan kawasan secara berkelanjutan, yang memadu-serasikan tiga keragaman alam, yaitu keragaman geologi Indonesia yang memiliki karateristik alam dan lingkungan yang (geodiversity), keragaman hayati (biodiversity), dan sangat beragam, setidaknya memerlukan tiga konsep keragaman budaya (cultural diversity), dengan tujuan untuk pemanfaatan sumber daya alam yang berlandaskan pembangunan serta pengembangan ekonomi kerakyatan perlindungan alam, yaitu ekowisata (ecotourism), geowisata yang berbasis pada asas perlindungan (konservasi) (geotourism), dan taman bumi (geopark). Ketiga konsep terhadap ketiga keragaman tersebut. tersebut merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, namun dapat dibedakan hanya dari obyek utamanya (fokus). Dari ketiga konsep tersebut, geopark merupakan konsep terbaru sejak diluncurkannya oleh UNESCO pada tahun 2001. Geopark dapat dikatakan sebagai konsep yang terbaik hingga saat ini, karena mampu mengintegrasikan seluruh sumber daya alam di sekitar lokasi yang memiliki keunikan geologi untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan, dengan melakukan perlindungan sumber daya geologi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat melalui pengembangan ekonomi kreatif berdasarkan potensi sumberdaya alam dan budaya unggulan yang tersedia. PERKEMBANGAN GEOPARK Konsep geopark di dunia pertama kali muncul di Eropa yang disampaikan pada pertemuan puncak UNCED (United Nation Conference on Environment and Development) Summit tahun 1992 di Rio de Janeiro, Brazil. UNCED menyetujui konsep geopark karena semangatnya selaras dengan Agenda 21 Konvensi Bumi, yaitu meningkatkan peran sains dalam pengambangan lingkungan untuk masyarakat. Konsep geopark diperkuat lagi pada 'World Summit on Sustainable Development tahun 2002 di Johannesburg, Afrika Selatan. Sejak saat itu konsep geopark diadopsi UNESCO dan dijadikan sebagai metoda untuk mempromosikan peningkatan fungsi geosains dalam konservasi alam sekaligus memberdayakan masyarakat di sekitar lokasi warisan geologi ke seluruh dunia. Konferensi internasional Geopark yang pertama tahun 2004 diadakan di Beijing, China; kedua tahun 2006 di Belfast, Irlandia Utara; ketiga tahun 2008 diadakan di Osnaburk, Jerman; keempat tahun 2010 di Langkawi, Malaysia; dan terakhir atau kelima tahun 2012 dilaksanakan di Unzen, Jepang.
Peristilihan geopark di Indonesia pertamakali diperkenalkan tahun 2006 melalui tulisan Dr.Fauzie Hasibuan, M.Sc. pada majalah Mineral dan Energi dengan judul “Mungkinkah Indonesia turut menjadi anggota World Geopark�. Pengembangan geopark selanjutnya di Indonesia terjadi pada tahun 2007. Ketika itu beberapa pemerhati geowisata Indonesia yang terdiri dari anggota IAGI, mengadakan pertemuan di Bandung untuk membentuk wadah para pemerhati geowisata dengan nama Masyarakat Pemerhati Geowisata (MAPEGI). Pada pertemuan tersebut disepakati Gunung Rinjani diusulkan menjadi geopark pertama yang masuk ke dalam jaringan GGN-UNESCO, dengan alasan saat itu Gunung Rinjani dinilai sudah memiliki data dan kelembagaan yang sudah dikenal di dunia. Berdasarkan kesepakatan tersebut di atas, maka diadakan Diskusi Nasional pertama tentang geopark pada tahun 2008 bertempat di Mataram yang diikuti Pengurus Pusat IAGI, Badan Geologi, Perguruan tinggi, Departemen Pariwisata, Kehutanan, Pemda, dan pemangku kepentingan lainnya.
Geopark Rinjani secara berturut-turut diseminarkan pada pertemuan GEOSEA dan CCOP tahun 2009 di Kualalumpur, Pertemuan Ilmiah Tahunan IAGI tahun 2011 di Semarang, Seminar Nasional Geopark Indonesia yang diselenggarakan Saat ini di dunia terdapat 90 Geopark yang sudah masuk ke LGPN-LIPI tahun 2011 di Bandung, dan terakhir adalah dalam GGN-UNESCO, yang tersebar di 26 negara termasuk workshop geopark Internasional tahun 2012 di Bali di dalamnya Geopark Batur. Sekarang sedang dikembangkan bersamaan dengan penyerahan sertifikat Batur Geoprak 5 geopark lainnya di Indonesia, yaitu, Rinjani, Pacitan, Danau masuk dalam GGN-UNESCO. Toba, Merangin Jambi, dan Raja Ampat.
GEOPARK DAN APLIKASINYA
Saat ini di dunia terdapat 90 Geopark yang sudah masuk ke dalam GGN-UNESCO, yang tersebar di 26 negara termasuk di dalamnya Geopark Batur.
(Diambil dari salah satu halaman blog)
GEOPARK DAN APLIKASINYA PELUANG PENGEMBANGAN GEOPARK DI KAWASAN TAMBANG Indonesia sebagai negara yang memiliki potensi geodiversity dan geoheritage cukup berlimpah, telah memberi peluang kepada Pemerintah Daerah dan masyarakat untuk mengembangkan daerahnya menjadi kawasan geopark. Saat ini di Indonesia terdapat beberapa tambang besar yang kegiatan eksplorasi dan eksploitasinya masih akan berlangsung lama, sudah hampir tutup, maupun yang sudah tutup. Untuk menghindari terjadinya 'ghost town' di kawasan bekas tambang, maka sejak dini pihak perusahaan tambang harus sudah mempersiapkan rencana pascatambangnya dengan memperhatikan aspirasi masyarakat dan Pemerintah Daerah Nomor 78 Tahun 2010 tentang reklamasi dan pascatambang. Contoh pemanfaatan lahan bekas tambang yang telah dimanfaatkan dengan baik, misalnya bekas tambang timah di Kualalumpur dan bekas tambang batubara di Sawahlunto. Namun pemanfaatan lahan bekas tambang tersebut belum menggunakan konsep pengembangan geopark. Sehingga untuk dapat menghasilkan lahan bekas tambang dengan konsep geopark, diperlukan tahapan sesuai dengan pedoman pengembangan geopark yang dibuat oleh GGN-UNESCO. Model pengembangan geopark pada kawasan tambang yang sedang berjalan, dapat dilakukan apabila kawasan disekitarnya memiliki unsur-unsur utama berupa geodiversity, biodiversity, dan cultural diversity yang memadai. Kawasan tambang Batu Hijau di Sumbawa Barat dan PT Freeport di Papua, merupakan contoh tambang yang potensial untuk dikembangkan sebagai kawasan geopark, karena memiliki ketiga unsur utama yang dipersyaratkan. TANTANGAN GEOPARK DI INDONESIA Sampai saat ini penyusunan database potensi geodiversity, biodiversity, dan cultural diversity di Indonesia masih terbatas, sehingga diperlukan upaya untuk melanjutkan kegiatan tersebut sebagai bahan konservasi dan pengembangan geopark di kawasan tersebut. Salah satu penyebab lambatnya penyusunan database, diantaranya disebabkan kompleksitas tumpang tindih dan peraturan perundangan yang mengatur pemanfaatan sumber daya alam di tingkat pusat maupun daerah. Geopark dapat membantu meningkatkan kepedulian masyarakat tentang perlunya konservasi sumberdaya alam dan budaya serta pemanfaatannya bagi masyarakat. Konsep geopark menawarkan suatu langkah terstruktur untuk mengenal melindungi meningkatkan fungsi dan status suatu situs warisan geologi pada level internasional. Geopark telah terbukti mampu mengintegrasikan pemanfaatan informasi geologi dari berbagai situs warisan geologi setempat dalam rangka pengembangan ekonomi melalui pemberdayaan masyarakat. Namun, penerapan konsep geopark membutuhkan kerjasama antar pemangku kepentingan secara multisektor-multidisiplin. Perlu dibentuk suatu lembaga khusus dengan metoda 'bottom up' untuk mengembangkan dan mengelola geopark untuk mempercepat pemanfaatannya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. (Heryadi Rahmat)
(Diambil dari salah satu halaman blog)
TIMAH DARI NEGERI LASKAR PELANGI
(Foto Koleksi Isbandi)
Timah, bisa jadi bukan komoditas yang cukup sering diperbincangkan di kalangan ahli geologi di Indonesia. Dibandingkan dengan emas dan tembaga, topik bahasan mengenai timah terbilang jarang. Sangat sedikitnya pemain skala besar di industri timah Indonesia dan keterbatasan sebaran deposit timah yang hanya ditemui di Bangka dan Belitung merupakan alasan mengapa diskusi tentang timah sangat jarang ditemukan. Secara historis, timah, memiliki peranan penting dalam peradaban dunia dan Indonesia, khususnya Bangka dan Belitung. Timah, yang diekstrak dari mineral kasiterit (SnO2) merupakan salah satu logam yang telah dimanfaatkan oleh manusia sejak ribuan tahun lalu. Bersama tembaga, timah merupakan logam pembentuk kebudayaan Zaman Perunggu. Bahkan jalur awal perdagangan dunia merupakan merupakan jalur perdagangan timah untuk membawa timah dari wilayah Afghanistan ke Mesopotamia. Perdagangan timah di Indonesia telah tercatat sejak awal abad ke-18, dimana terdapat perjanjian antara Sultan Palembang dengan VOC untuk memonopoli perdagangan timah dari wilayah Bangka Belitung. Hingga saat ini, timah masih menjadi komoditas andalan dari wilayah tersebut. Tambang timah merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat asli Bangka Belitung. Untuk meningkatkan kegiatan tambang timah, pada abad ke 18, Sultan Palembang sebagai peguasa daerah tersebut, mendatangkan buruh dalam jumlah yang banyak dari China untuk dipekerjakan di tambang timah di Bangka Belitung. Kehadiran buruh migran dari China tersebut sangat mempengaruhi budaya Bangka Belitung sampai hari ini. Selain mengembangkan tambang timah, kelompok pendatang dari China ini juga mengembangkan komoditas lada putih, yang dikemudian hari menjadi salah satu komoditas andalan Bangka Belitung, selain timah. Selain sektor ekonomi, aktivitas penambangan timah juga turut membentuk demografi dan kebudayaan masyarakat Bangka Belitung. Hubungan erat antara penambangan timah dengan kehidupan masyarakat Bangka Belitung tergambar jelas dalam tetralogi Laskar Pelangi karya Andrea Hirata. Jika kita berkunjung ke Bangka atau Belitung aktivitas penambangan timah telah terlihat bahkan sebelum mendarat di bandara, berupa lubang-lubang menganga berwarna putih yang sangat kontras dengan warna hijau pepohonan di sekitarnya. Sebaran timah di Bangka Belitung dan sekitarnya merupakan bagian dari sabuk timah Asia Tenggara yang membentang berarah utara - selatan sepanjang 2.800 km dengan lebar sekitar 400 km dari Yunnan (Cina), Burma, Thailand, Malaysia sampai akhirnya ke Bangka dan Belitung di Indonesia. Mineralisasi timah di daerah ini berasosiasi dengan intrusi batuan plutonik berkomposisi granitis berumur Permo-Trias (Schwartz dkk, 1995). Granit pembawa
timah mempunyai konsentrasi tinggi unsur SiO2, K2O Rb, Sn, Th, dan U, sedangkan konsentrasi Fe2O3, MgO, CaO, Na2O, dan Sr relatif rendah. Selain itu, granit pembawa timah juga dicirikan dengan rasio 87Sr/86Sr dan suscepbilitas magnetik yang rendah (Schwartz dkk, 1995). Berdasarkan genesanya endapan timah dibagi menjadi endapan primer dan sekunder, endapan primer timah, biasa dijumpai dalam bentuk greisen dan urat yang berada dekat dengan magmatisme granit. Sedangkan endapan endapan sekunder (plaser) timah yang merupakan hasil redeposisi endapan primer dijumpai sebagai endapan eluvial, colluvial, aluvial, fluvial, dan transisi. Berdasarkan lokasi keterdapatannya endapan plaser timah dibagi menjadi tiga model pengendapan. Model pertama merupakan endapan eluvial dan colluvial di sepanjang jalur timah, model kedua berupa endapan aluvial, fluvial dan transisi di sepanjang jalur timah dan sungai-sungai yang berhulu di jalur timah, dan model ketiga merupakan endapan plaser timah yang berada jauh dari batuan sumber berupa endapan fluvial yang memotong endapan yang lebih tua (Rahardjo, 2002). Meskipun industri timah sudah dilakukan sejak ratusan tahun lalu, namun industri timah memasuki era modernisasi setelah Belanda masuk ke wilayah tersebut. Pertambangan timah di Indonesia pada masa kolonial Belanda dilakukan oleh tiga perusahaan, yaitu Bangka Tin Winning Bedrijft di Bangka, Gemeenschaappelijke Mijnbouw Maatschaappij Billiton di Belitung, dan Singkep Tin Exploitatie Maatschaappij di Singkep. Setelah masa kemerdekaan, ketiga perusahaan tersebut dinasionalisasi menjadi PN Timah yang akhirnya berubah menjadi PT Timah (Persero) (PT Timah, 2010). Saat ini PT Timah menguasai wilayah Izin Usaha Pertambangan seluas 512.764 Ha (328.926 Ha berada di darat dan seluas 183.838 Ha berada di laut) yang tersebar di Provinsi Bangka Belitung dan Kepulauan Riau, dengan jumlah produksi pada tahun 2011 sebesar 38.132 ton (PT Timah, 2011). Selain PT Timah, produsen utama timah di Bangka adalah PT Koba Tin yang beroperasi di wilayah Bangka Tengah dan Bangka Selatan. PT Koba Tin merupakan perusahaan patungan Malaysia Smelting Corp. dan PT Timah yang memegang Kontrak Karya generasi II dan telah berproduksi sejak tahun 1973 dengan produksi per tahun sebesar 6.000 ton. Setelah era otonomi daerah, dimana pemerintah daerah berwenang untuk menerbitkan izin usaha pertambangan dalam wilayahnya, jumlah perusahaan pertambangan timah meningkat drastis. Bahkan dalam satu wilayah kabupaten diterbitkan ratusan izin. Perkembangan pengusahaan pertambangan timah ini diikuti oleh praktik pertambangan liar yang dilakukan oleh masyarakat.
Selama tahun 2011, produksi bijih timah Indonesia secara keseluruhan mencapai 94.000 ton, dimana sebanyak 52.000 ton diproduksi secara ilegal (PT Timah, 2011). Adanya tambahan pasokan timah (ilegal) ke pasar dunia menurunkan harga timah di pasaran internasional yang merugikan PT Timah sebagai produsen timah terbesar kedua setelah China.
Cadangan timah yang semakin menipis seharusnya menjadi perhatian semua pemangku kepentingan, sebab industri timah merupakan motor utama penggerak perekonomian di Bangka Belitung. Masyarakat perlu disiapkan untuk mengantisipasi penurunan produksi timah ke depan dan dapat beralih ke sektor usaha yang lain, seperti perkebunan. Selain itu aspek lingkungan pasca Menurut data dari Badan Geologi tahun 2012, tambang perlu mendapat perhatian yang serius. cadangan logam timah Indonesia sebesar 396.502 ton. Banyak lubang penambangan yang ditinggalkan tanpa Dengan tingkat produksi rata-rata per tahun sebesar dilakukan reklamasi. Seperti pepatah, 60.000 ton, maka cadangan timah Indonesia “everything comes to an end�, pada akhirnya diestimasi akan habis pada tahun 2018 jika tidak ada penambangan timah di Bangka Belitung hanya akan upaya penambahan cadangan. menjadi sejarah. (Arti Primadona, disarikan dari berbagai sumber)
Peta Jalur Mineralisasi Dan Lokasi Sumberdaya/Cadangan Mineral Logam | Badan Geologi KESDM
Sebaran Jalur Timah Asia Tenggara |Rahardjo, 2002
Model Pengendapan Place Timah | Rahardjo, 2002
(Foto Koleksi Isbandi)
SUTEDJO SUJITNO “Saya mendapatkan deposit timah bukan hanya dengan Ilmu, tetapi juga dengan ngelmu� (Foto Koleksi Arti Primadona)
SUTEDJO SUJITNO Setelah lebih dari 40 tahun (1962-1992) terlibat dalam kegiatan eksplorasi timah, Sutedjo Sujitno, seorang ahli tambang eksplorasi timah percaya bahwa seorang ahli geologi harus berilmu dan ber-”ngelmu”. Di usianya yang ke 75, Pak Tedjo, demikian panggilan dari Sutedjo Sujitno, masih terlihat segar dan bersemangat saat bertemu dengan MGEIzine. “Saya tidak tahu apa cerita saya ini layak dimuat ya,” katanya sambil tertawa, menunjukkan kerendahan hati seorang yang telah mendedikasikan lebih dari separuh hidupnya dalam kegiatan tambang timah di Indonesia. Berikut wawancara dengan Arti Primadona dari majalah MGEIzine. Mengapa memilih Eksplorasi? Keterlibatan Sutedjo di industri timah dimulai tahun 1962, setelah Sutedjo muda menyelesaikan pendidikannya di Jurusan Tambang Eksplorasi ITB. Sutedjo, anak pertama dari empat bersaudara ini, masuk ke ITB atas “saran” kakak kelasnya. “Saya lulus SMA di Madiun tahun 1958. Waktu itu saya diterima dibanyak pilihan. Saya tidak punya gambaran mau pilih yang mana. Kakak kelas saya, yang duluan masuk ITB, kasih saran: Djo, kamu kan suka naik gunung dan camping, masuk saja tambang atau geologi. Tetapi kalau tambang kan di kantoran saja, di kota. Lebih baik tambang- eksplorasi, kan banyak di hutan dan di gunung. “Maka, masuklah saya di Tambang Eksplorasi ITB, hanya karena ingin banyak camping,” kata Pak Tedjo.
kalau timah semua kan lebih bagus daripada di tempat dalam yang susah diambil, dan susah eksplorasinya”. Tetapi pertemuan itu tidak ditutup dengan keputusan. Selang berapa lama, pada suatu waktu, dikala mobilisasi penarikan Ponton Bor Laut dari Mentok ke Belinyu, ketika sedang melintasi daerah utara laut Kebiang, daerah yang diusulkan untuk dieksplorasi, terjadi badai besar. Sebuah ponton bor terbalik. Keesokan harinya dalam upaya mengangkat dan membalikkan ponton itu, terangkat gumpalan lumpur yang menghitam, yang ternyata pasir timah, juga menyebar dikerangka besi ponton. Peristiwa itu segera dilaporkan ke direksi. Akhirnya mendapat persetujuan untuk dilakukan eksplorasi. Pada waktu itu pak Tedjo meyakinkan pimpinan “..Wah nanti daerah ini akan menjadi cadangan timah laut timah terbesar dalam sejarah Timah Indonesia”. “....alhamdullilah, itulah yang terjadi. Wilayah itu menjadi cadangan timah unggulan sepanjang 40 tahun kemudian hingga sekarang”. kata Pak Tedjo. Ceritanya bakal lain kalau tidak terjadi kecelakaan ponton bor di laut Kebiang itu.
Ditolong oleh “ngelmu” Pak Tedjo sambil tertawa geli menceritakan kenangan penemuan cadangan lain yang didapat bukan karena ilmu, tapi katanya , dari “ngelmu” “Satu waktu istri saya menerima pembantu baru untuk mengurus halaman rumah. Namanya Mangil, seorang pemuda asal kampung Biat, kampung yang (waktu itu) Lalu masuk TIMAH ? terpencil, belum bisa dijangkau dengan jalan darat. Dari Menurut Pak Tedjo pada waktu itu menjelang lulus ITB, ceritanya saya tahu kalau dia meninggalkan kampungnya awal tahun 1960-an, PT Timah (yang baru pengambilalihan karena nyaris tertangkap tentara Zeni Angkatan Darat yang dari Belanda) kekurangan tenaga ahli teknik. Ahli ahli teknik waktu itu bertindak sebagai POLTAM (Polisi Tambang); Belanda pulang ke negerinya. Saat itu dunia pertambangan memberantas penyelundupan timah. Mangil bercerita dia merupakan sektor penting penunjang pembangunan. Timah kepergok sewaktu sedang “meladang” (istilah setempat adalah sumber dana pembangunan kedua sesudah minyak. yang artinya mencari timah diladang, timah dipermukaan Bagi mahasiswa yang hampir lulus datang banyak tawaran tanah). Waktu itu di peta tidak tertera daerah itu sebagai beasiswa dari berbagai perusahaan tambang. “Waktu itu daerah bertimah. Karena penasaran saja ajak Mangil suasana kehidupan ekonomi sangat menekan. Kami melihat lokasi itu dengan alasan berkunjung ke menyebutnya “jaman keemasan”, karena hanya mampu kampungnya. Ternyata memang terdapat timah. makan nasi jagung, yang kekuning-2an itu. Waktu itu, “Maka, saya mengklaim diri sebagai menemukan tawaran beasiswa dari TIMAH bukan saja berupa dana cash, cadangan baru...”, katanya terkekeh kekeh. tetapi juga beberapa bahan pokok: beras, gula, minyak Pengalaman lain, ketika Pak Tedjo membawa satu tim goreng dan kacang hijau. Tentu saja untuk orang yang regu bor kesatu daerah di Bangka Tengah. Daerah yang kelaparan tawaran ini menggiurkan. Maka masuklah saya selama itu belum pernah di survei. Setelah 3 hari melakukan kedunia pertambangan timah” operasi “pagar betis” tidaklah didapat indikasi terdapatnya timah. Penemuan cadangan timah. Malam ke-3 ketika acara rame rame makan malam, saya Setelah diambil alih oleh pemerintah Indonesia, PT Timah dengar tukang masak, sambil menyorongkan makan dikelola oleh orang Indonesia yang baru belajar dan belum malam , nyeletuk, “raseku memang ndak de wo timah berpengalaman, termasuk Sutedjo. Yang dikuasai cuma di daerah nih” (Rasanya memang tidak ada timah di ilmu geologi text book, sedangkan ilmu geologi pertimahan daerah ini). tertulis dalam dokumen-dokumen bahasa Belanda, bahasa Saya tanya mengapa dia berkata begitu. yang nyaris tidak dikuasainya. Namun, dalam kenangannya “..Soal-e di sini ndak de orang Cin pak...” selama 40 tahun aktif dalam eksplorasi timah, banyak hal (Soalnya di daerah ini tidak ada orang Cina pak) diluar ilmu geologi , yang disebutnya ngelmu, yang Orang Cin, orang Cina di Bangka adalah orang yang di membantu Sutedjo dalam menemukan deposit timah. abad ke 18 hingga awal abad ke 20 didatangkan untuk “Suatu hari saya mengusulkan pada pimpinan untuk fokus dipekerjakan di tambang-tambang timah. Pada hakekatnya eksplorasi ke laut Bangka Utara, yang menurut pertimbangan mereka adalah pioneer2 yang blusukan ke pelosok-pelosok pada masa itu tidak terdapat prospek timah; yang bertimah di Bangka. Dengan demikian (benarlah) diindikasikan bertebaran pulau pulau kecil, yang keberadaan orang Cina adalah indikasi keberadaan timah. menandakan lapisan alluviumnya tipis. Waktu itu penasehat Orang Melayu di Bangka umumnya berkebun (jadi kalau Eksplorasi-Geologi Direksi Timah, Dr. Rudy Osberger tidak disatu kampung tidak ada penduduk Cina, artinya daerah mendukung rencana itu, karena lapisannya tipis, dan tentu itu bukan daerah bertimah) timahnya juga miskin. Mendengar argumentasi penasehat ahli ini Direktur-utama BPU Timah ragu-ragu, beliau bertanya pada Pak Tedjo : ”Sebenarnya apa yang ada di hati you dik Pak Tedjo jawab: “...walaupun lapisannya tipis pak, tapi
SUTEDJO SUJITNO Antara Ilmu dan Ngelmu Setelah lebih dari 40 tahun berkecimpung dalam tambang timah, Pak Tedjo percaya bahwa seorang ahli eksplorasi, selain memiliki pengetahuan geologi yang baik, juga harus memiliki ngelmu. Yang dimaksud ngelmu disini, adalah segala sesuatu yang “bukan akademis” maupun nyaris tidak bisa di-akademiskan, termasuk “selalu mendekatkan diri pada Tuhan”. Bukannya mau sok berkhotbah, katanya. Dianjurkan sebelum memulai eksplorasi hendaknya pimpinan tim mengajak semua anggota tim survei berdoa bersama sama. “Kegiatan Eksplorasi adalah kegiatan yang sangat dekat ketergantungannya pada kemurahan Tuhan. Ridha Allah”. Seorang dokter ahli kandungan tugasnya membantu melahirkan bayi Untuk itu tidak cukup hanya menguasai ilmu anatomi tubuh manusia Seorang ahli eksplorasi Tugasnya melahirkan cadangan Untuk itu tidak cukup hanya menguasai ilmu geologi Sesudah pensiun Hingga hari ini, setelah 20 tahun pensiun, kakek berusia 75 tahun ini, disamping sibuk dengan enam orang cucu, masih aktif sebagai advisor di PT.Timah. Akrab dengan generasi yang jauh lebih muda yang sekarang mengendalikan PT.Timah. Teman-teman di PT Timah pun mengenal Pak Tedjo sebagai sosok yang enerjik dan berdedikasi tinggi. Keinginannya yang masih terpendam hingga hari ini, ingin membantu PT.Timah membangun Museum Timah dan Perpustakaan. Hobi menulisnya telah melahirkan dua buah buku pertimahan: “Sejarah Penambangan Timah Indonesia. Abad 18- 20” dan “Dampak kehadiran TIMAH INDONESIA Sepanjang Sejarah”. ditulis dengan alur yang mengalir dan detail. Sedangkan untuk persembahan pada masyarakat pulau Bangka, di mana telah diakrabinya selama 50 tahun, diterbitkannya buku “Legenda dalam Sejarah Bangka”. (Arti Primadona)
FIELD TRIP KE TAMBANG EMAS GRASSBERG Field trip ke Grasberg Mine, PT Freeport Indonesia (PTFI) dilaksanakan sebagai rangkaian The 4th MGEI Annual Convention dengan tema Banda Eastern & Sunda Arc. Field trip ini berlangsung dari tanggal 27-31 November 2012.
(Foto Koleksi Hasan Ashari)
FIELD TRIP Field trip ke Grasberg Mine, PT Freeport Indonesia (PTFI) dilaksanakan sebagai rangkaian The 4th MGEI Annual Convention dengan tema Banda Eastern & Sunda Arc. Field trip ini berlangsung dari tanggal 27-31 November 2012. PTFI sebagai tuan rumah acara ini memberikan informasi yang cukup lengkap kepada peserta field trip, mulai dari gambaran geologi area penambangan PTFI, aktifitas penambangaN PTFI di Grasberg Mine hingga ke rencana penambangan PTFI beberapa tahun ke depan. Peserta field trip juga berkesempatan untuk mengunjungi core sheed PTFI dan Institut Pertambangan Nemangkawi. Field trip ini diikuti oleh 10 pesertayang terdiri dari oleh 9 peserta dan 1 pendamping. Peserta berasal dari PT Alam Papua Nusantara, PT Aneka Tambang Tbk, PT J Ressources, PT Nurruh Bumi Lestari, PT Sumbawa Juta Raya dan konsultan serta pendamping dari MGEI adalah Dr. Mega F. Rosana. Keberangkatan dimulai dari tempat penyelenggaraan MGEI Convention di Hotel Santika, Malang, Jawa Timur pada tanggal 27 November 2012. Dari Malang, peserta field trip menuju Surabaya pada sore hari lalu dilanjutkan dengan penerbangan menuju Timika menggunakan pesawat Airfast Airlines yang disediakan oleh PTFI. Rombongan tiba di Timika pada tanggal 28 November 2012 pagi hari. Cuaca di Timika sangat cerah pagi itu sehingga memungkinkan untuk melanjutkan perjalanan dengan helikopter MI-8 menuju Tembagapura. Sebelum melanjutkan penerbangan ke Tembagapura, peserta filed trip mendapatkan safety induction dari tim PTFI. Di Tembagapura rombongan telah ditunggu oleh Tim Geoservices PTFI yang memandu rombongan mengenal secara langsung Grasberg. Selama 2 hari, 28-29 November, rombongan diberikan overview geology serta pengamatan langsung singkapan ke underground mine. Hari pertama kunjungan dimulai dengan overview stratigrafi melalui singkapan yang teramati dalam perjalanan menuju underground mine kemudian mengamati zona mineralisasi porphyry dan transisinya menuju mineralisasi skarn yang tersingkap di underground mine. Keesokan harinya dilanjutkan kunjungan ke Grasberg Mine diawali dari puncak Bunaken dimana peserta dapat menyaksikan sejarah eksplorasi dan penambangan di Grasberg kemudian dilanjutkan dengan pengamatan langsung mineralisasi porpiri di bottom open pit Grasberg dan transisinya ke zona luar mineralisasi ke arah permukaan. Tanggal 30 November rombongan kembali ke Timika. Di Timika rombongan menuju ke core sheed untuk mengamati beberapa titik bor yang menunjukkan kemenerusan zonasi litologi, alterasi dan mineralisasi di Grasberg Mine. Keesokan harinya, sebelum meninggalkan Timika pada sore hari, rombongan berkesempatan melihat Institut Nemangkawi persembahan PTFI yang didedikasikan untuk menyediakan tenaga siap pakai (full skill) industri pertambangan dari Papua. Diharapkan lulusan dari institut tersebut mampu mengimplementasikan keahliannya untuk pertambangan di Papua pada khusus dan di Indonesia pada umumnya. Sedikit informasi menarik yang bisa disampaikan dari field trip ini adalah; emas dan tembaga yg berasal dari distrik pertambangan gunung bijih sangat dikenal dengan endapan supergiant Grasberg Porphyry berasal dariGrasberg Igneous
Complex (GIC) yang terbentuk pada ~3 Ma. GIC merupakan host dari supergiant porphyry Cu-Au. Sebagian besar volume batuan GIC telah mengalami alterasi pervasif oleh masuknya larutan magmatik dan mengandung bijih hipogen baik berbentuk diseminasi maupun vein. Saat ini supergiant Grasberg Porphyry menyediakan sekitar 6% kebutuhan tembaga dunia serta merupakan endapan porpiri penyedia emas nomor 1 di dunia, endapan ini mengandung lebih dari dua miliar ton bijih dengan kadar rata-rata 1% Cu dan 1 gpt Au. Berproduksi sejak 1989 dengan penambangan terbuka, penambangan bijih di Grasberg akan dilanjutkan dengan Block Cave Mining yang direncanakan dimulai pada tahun 2016. Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada PT Freeport Indonesia terutama kepada bapak Wahyu Sunyoto, Lasito Soebari dan Benny Bensaman beserta tim atas sambutan hangat dan fasilitas pendukung serta sharing expertise yang sangat berharga selama field trip. (Hasan Ashari)
Bronto Sutopo sangat berharap bisa menemukan Worldclass High Sulphidation Deposit di Indonesia bersama ANTAM.
(Foto Koleksi Bronto Sutopo)
BRONTO SUTOPO KETUA MGEI 2012 - 2014
Edisi ini akan membahas sedikit sosok Bronto Sutopo. Sosok ini dikenal sebagai orang yang cerdas, sederhana dan berjiwa muda. Baru bulan November 2012, beliau terpilih sebagai Ketua Umum MGEI 2012-2014 lewat Pemilu MGEI. Suami dari Dewi Nursanti dan Ayah dari tiga anak yang bernama Balqis Anissa Lathifah, Rahil Raidah Rahmah, Omar Baihaqi Abdul Hakim ini memiliki hobi membaca, travelling, badminton dan rafting. Beliau juga merupakan penggemar lagu-lagu dari Enya dan Peter Pan (Noah Band-red). Berawal dari sebuah agenda berisikan daftar universitas negeri di Indonesia yang diberikan sang ayah ketika kecil, serta dukungan guru olahraga di masa SMU, membawa beliau memilih jurusan geologi. Hingga saat ini pilihan itu tersebut telah membawa beliau menjadi salah satu geolog terbaik yang cukup terkenal di Indonesia. Pengalaman beliau sebagai Profesional Geologist di dalam negeri dan luar negeri sungguh tak perlu diragukan lagi, sudah banyak perusahaan yang bekerjasama dengan sosok humoris ini. Dan Martabe merupakan “bayi� beliau yang kini telah memasuki tahap penambangan. Mas Bronto (panggilan akrab beliau-red) juga merupakan salah satu pencetus berdirinya MGEI ini. Beliau adalah penggiat di awal mula pembentukan organisasi ini. Berawal dari sebuah milist dan konferensi maya setiap Jumat melalui Yahoomessenger! akhirnya terbentuklah MGEI. Hal yang melatarbelakangi berdirinya organisasi ini adalah keinginan sekelompok geolog mineral dan batubara yang ingin mempunyai tempat saling berbagi ilmu. Beliau tidak menyangka bahwa MGEI akan menjadi besar seperti sekarang ini. Karena diawal pembentukannya, hanya bentuk paguyuban yang terbayangkan. Tapi berkat usaha dan kerja keras berbagai pihak, akhirnya MGEI bisa tumbuh sebagai salah satu organisasi yang bergengsi di Indonesia, tuturnya. Kecintaannya terhadap dunia mineral di Indonesia membawa beliau kembali lagi ke Indonesia, setelah hampir 7 tahun berada di Australia. Salah satu alasan yang membawa beliau kembali ke Indonesia adalah keinginannya untuk berkontribusi langsung dalam kemajuan dunia mineral di Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan seringnya beliau terlibat dalam kegiatan MGEI yang berhubungan dengan kemahasiswaan. Hampir semua universitas yang memiliki jurusan Geologi telah beliau sambangi untuk sekedar berbagi ilmu sederhana dan memotivasi para mahasiswa untuk menjadi geologis yang tak kalah bersaing dengan geologis negara lain. Saat ini beliau menjabat sebagai Chief Geologist di PT Antam Tbk. Cukup unik melihat latar belakang beliau yang telah bekerja di salah satu perusahaan pertambangan besar di dunia, tapi tiba-tiba memutuskan bergabung dengan perusahaan BUMN ini. Saya menanyakan apakah motivasi beliau saat memilih bergabung dengan ANTAM. Beliau menjawab bahwa beliau ingin mengangkat paradigma eksplorasi ANTAM ke dalam bentuk deposit yang lebih beragam, dimana selama ini ANTAM lebih banyak berkecimpung dalam eksplorasi Low Sulphidation deposit. Sebagai seorang yang sangat paham mengenai High Sulphidation deposit, beliau juga sangat berharap bisa
menemukan Worldclass High Sulphidation Deposit di Indonesia bersama ANTAM. Mas Bronto melontarkan sebuah harapan sederhana untuk dunia mineral Indonesia dengan kehadiran MGEI, beliau berharap setiap geologis bisa fasih berbicara mengenai sisi positif pertambangan di Indonesia, seperti halnya ketika seseorang membicarakan pertanian dan peternakan yang ada di Indonesia. Melihat kondisi pertambangan yang tengah melemah di Indonesia, terutama untuk eksplorasi, beliau tetap optimis bahwa hal ini akan terlewati dan kegiatan ekplorasi akan ramai kembali mulai tahun 2013 ini. Beliau berkata untuk menghadapi siklus krisis pertambangan yang terjadi hampir setiap kurang lebih 10 tahun sekali, diharapkan setiap perusahaan selalu memiliki langkah-langkah antisipasi kedepannya. Karena sebuah inovasi tidak akan efektif jika langkah antisipasi itu tidak dipersiapkan sejak dini, good is not good enough, ujarnya. Sebagai Ketua MGEI, visi yang beliau usung saat ini adalah menjadikan MGEI salah satu organisasi profesi yang strategis di tingkat nasional dan internasional, sedangkan misi yang diemban oleh beliau adalah menjadikan MGEI sebagai tempat keunggulan bersaing, jejaring kerja dan pengembangan potensi geologi ekonomi. Dengan membentuk sebuah kepengurusan yang didominasi oleh geologis-geologis muda, beliau berharap bahwa MGEI bisa berkembang pesat kedepannya. (Wulandari Mandradewi)
Profil Singkat Bronto Sutopo: Nama : Bronto Sutopo Tempat/tanggal lahir : Banjarnegara, 01 Oktober 1972 Pendidikan : MSc in Mineral Exploration dan PhD in Economic Mineral, ARC-CODES, School of Earth Science , University of Tasmania, Australia (2005-2013) Postgraduate Diploma Geothermal Energy, University of Auckland, New Zealand (1997-1998) Teknik Geologi Institut Teknologi Bandung (1990-1995) Pengalaman professional : Chief Geologist - PT ANTAM Tbk (2011-sekarant) Geologist - Newmont Asia Pacific Ltd/Newmont Turkey/ Newmont Solomon (2005-2011) Project Geologist - PT Newmont Horas Nauli (1999-2005) Project Geologist - Cal Energy International Ltd (1996-1997) Geologist - BHP Minerals (1995-1996)
PISAH SAMBUT PP-MGEI Mengawali tahun baru 2013, MGEI mengadakan pisah sambut pengurus MGEI pada Minggu 6 Januari 2013. Acara ramah tamah yang diadakan di Kinara Restaurant, Kemang tersebut dihadiri lebih dari 30 orang anggota MGEI. Ketua IAGI Rovicky Dwi Putrohari juga hadir dalam acara pisah sambut tersebut. Acara pisah sambut tersebut diawali dengan pemberian cindera mata sebagai ungkapan terimakasih MGEI terhadap kontribusi dan dedikasi Sukmandaru Prihatmoko, ketua MGEI periode 2010 – 2012 dan seluruh pengurus. Prof. Emmy Suparka sebagai dewan penasihat MGEI memberikan cinderamata kepada Sukmandaru Prihatmoko sebagai bentuk penghargaan MGEI. Acara dilanjutkan dengan penyampaian kesan pesan dan harapan oleh Prof. Emmy Suparka, Wahyu Sunyoto, dan Sukmandaru. Rovicky Dwi Putrohari selaku ketua IAGI menyampaikan apresiasinya kepada MGEI sebagai organisasi profesi yang dinilai sangat progresif.
Dalam acara tersebut, Sukmandaru Prihatmoko memberikan laporan singkat pertanggungjawaban pengurus MGEI 2010-2012. Acara dilanjutkan dengan Rapat Pleno Pengurus MGEI 2012 – 2014. Bronto Sutopo dan Arif Zardi Dahlius menyampaikan tujuh pilar kegiatan MGEI periode 2012 – 2014. Tujuh pilar kegiatan tersebut adalah MGEI Goes to Campus, penerbitan majalah MGEIzine, KCMI dan CPI MGEI-IAGI, pelaksanaan Annual Convention MGEI di Bali, pelaksanan workshop (nikel, emas, batubara, Rare Earth Element, dan mineral industri lainnya), kerjasama dengan lembaga pemerintah, pembentukan Student Chapter dan pembenahan organisasi (membership dan administrasi lainnya). Udara dingin dan hujan yang mengguyur Jakarta tidak menyurutkan semangat keluarga besar MGEI untuk menghadiri acara pisah sambut pengurus MGEI. Beberapa anggota MGEI yang tinggal di luar Jakarta hadir dalam acara tersebut, diantaranya Emmy Suparka dan Nurcahyo I.B (Bandung), Wahyu Sunyoto (Papua), Arifuddin dan Sutarto (Yogyakarta), Siswandi Kastari (Purwokerto), Adi Maryono (Bali), Ida Litaay (Zambia), Noel Pranoto dan Yoga Suryanegara (Australia). (Tatzky Setiawan)
MGEI-Care Meliat hcurah hujan yang begitu lebat pada minggu ketiga Januari, dan menyebabkan bencana banjir di beberapa tempat, pada kesempatan kali ini MGEI Care berinisiatif untuk mengadakan pengobatan gratis bagi para korban banjir di kawasan tersebut, dikarenakan penyakit mulai bermunculan pada kondisi pasca banjir. MGEI Care yang dilaksanakan pada 2 posko yang berbeda, yakni pada posko 1 di RW 3, Penjaringan Pluit dan posko 2 di daerah Teluk Gong Pasar Baru. Hari pertama pada posko 1 genangan air telah surut, sedangkan pada hari pertama genangan air masih ada di beberapa lokasi setinggi dada orang dewasa. Tetapi hal tersebut tidak menghalangi warga yang ingin berobat. Terlihat dari jumlah pasien yang berobat pada posko 2 berjumlah 105 orang, dan ditangani oleh 2 orang dokter dan 5 paramedik. Sedangkan pada posko 1 jumlah pasien mencapai 151 orang. Hari kedua MGEI care, lokasi untuk posko 2 dipindah menjadi lebih ke arah pemukiman warga, tepatnya pada musholla Alhikmah di Rt 1 Rw 12. Pada posko 2, sekilas terlihat garis – garis berwarna coklat kehitaman pada dinding rumah warga sekitar setinggi ± 2m, yang menandakan bahwa itulah batas genangan air pada saat terjadi banjir. .
Antusiasme warga sangat besar terlihat dari banyaknya warga sekitar yang datang pada kedua posko. Posko 1 memiliki jumlah 150 orang, sedangkan posko 2 adalah 96 orang. Pada hari pertama di posko 2 sempat tim paramedis mengunjungi seorang warga menggunakan sekoci, karena warga tersebut tidak dapat datang ke posko 2 MGEI CareSelain relawan tim MGEI Care, kami juga dibantu oleh BNPB, dan tim paramedis yang berasal dari Jasamarga, UI, RSCM dan karang taruna setempat. Selain itu kami juga dibantu oleh seorang bidan dari RSCM, untuk membantu pasien – pasien dengan keluhan seputar kehamilan. Kami sempat berdiskusi dengan beberapa tokoh warga pada posko 2 teluk gong pasar baru, mengenai banjir tersebut. Menurut warga banjir disebabkan oleh 3 hal, yaitu pertama adalah kondisi jalan dan pemukiman pada daerah tersebut lebih rendah dari sungai, yang kedua adalah penumpukan sampah yang terlalu banyak pada saluran pembuangan air, yang ketiga adalah kurang maksimalnya penggalian lumpur dan sampah oleh Dinas Pekerjaan Umum, dan yang terakhir adalah kurangnya kesadaran masyarakat mengenai membuang sampah pada tempatnya. “Program pemerintah ada setiap tahunnya untuk penggalian lumpur di masing – masing got di wilayah masing – masing RW di Teluk Gong ini, yang ditargetkan hanya beberapa karung yang diangkat, jadi kurang maksimal”, tukas Hengky selaku ketua RT 01/ RW 12. (Tatzky Setiawan)
Keanggotaan MGEI Kepada rekan-rekan geologi ahli se - Indonesia, jika ingin bergabung dalam MGEI, Bisa langsung mendaftarkan diri ke sekretariatmgei@gmail.com. Biaya pendaftaran keanggotaan MGEI yang besarnya Rp. 125.000,- per tahun. Pembayarannya melalui transfer ke rekening MGEI di Bank Mandiri cabang Wisma Alia Jakarta, dengan nomor rekening dalam IDR : 103-000-531-3024 dalam US$ : 103-000-531-3040a/n Masyarakat Geologi Ekonomi Indonesia. Kami merasa perlu menyampaikan juga bahwa menurut ketentuan yang berlaku, menjadi anggota MGEI juga harus sekaligus menjadi anggota IAGI, karena MGEI adalah bagian dari IAGI. Pendaftaran menjadi anggota IAGI bisa melalui e-mail ke Sekretariat IAGI, iagisek@cbn.net.id. Keuntungan menjadi anggota MGEI dalah sebagai berikut: Berkesempatan untuk memperluas jaringan atau relasi secara nasional dan global melalui konferensi, progam sosial dan kegiatan lainnya Dapat mengetahui informasi terkini masalah teknik dan industry eksplorasi geologi dan pertambangan, melalui website dan MGEI juga memiliki forum diskusi melalui “mailing list group� yang beralamat economicgeology@yahoogroups.com yang aktif mendiskusikan permasalahan dan isu-isu eksplorasi pertambangan mineral dan batubara Berkesempatan mengembangkan kareer dan pelatihan melalui progam pendidikan dan pengembangan sumberdaya profesionalisme dan kesiswaaan Berkesempatan untuk terdaftar menjadi Competent Person Indonesia dalam bidang mineral dan batubara melalui jalur IAGI-MGEI setelah melalui proses verifikasi. Alamat Sekretariat MGEI:
Rasuna Office Park, Block JR-03 Jl. H.R. Rasuna Said Jakarta – 12940 Indonesia (+62) 21 83786386 (+62) 21 83786386
CONTRIBUTOR Kontributor edisi kali ini kami persilahkan bermimpi mengenai hal-hal berikut: Jika punya uang US$100 juta, mau tidak investasi di tambang Indonesia atau mau berinvestasi di sektor lain saja? What is your second job after geologist? Ketika sedang di lapangan suka ngidam makanan apa?
Kalau punya US$100juta (kayaknya ga mungkin lah yaw.... – kecuali ada investor yg ngasih), dengan melihat kondisi pertambangan saat ini, yg kuinvest di tambang max 10% nya saja. Karena sejumlah itulah yang kuanggap uang hilang….hehehe… (maksudnya kalau sisanya disimpan di bank selama 2 tahun, akan beranak segitu juga ….). Dengan 10% tsb (10juta) kita sudah bisa bikin macem-macem, misalnya ambil alih proyek orang dengan murah (selagi banyak perusahaan kabur dari Indonesia), sambil berangan-angan setelah 2014 presiden dan pemerintah lebih firm lagi kebijakan2nya…. (pijak sana pijak sini…hihi) Karena aku sudah punya 100jt, mimpi berikutnya.... tetep jadi geologist lah, tapi yg lebih nyantai (soalnya mau jadi artis atau wakil rakyat ga akan mampu dan mau….hahaha) Kalau kelamaan di lapangan…..ngidamnya ya pulang ke rumah-lah…… Kalau saya mau invest di sektor geowisata atau geopark di kawasan tambang aja baik yang masih aktif maupun yang sudah mantan, asal masyarakat dan pemdanya kondusif untuk diajak membangun. Pengennya jadi motivator di bidang pengembangan geowisata dan geopark. Konsisten ceritanya? Kelamaan di lapangan selalu kangen soto bandung sama lotek......eh...saya kan cowo masa ngidam ?
Andaikan beneran, US$100 juta cukup buat invest di tambang emas asal cari yang selain urat-uratnya bagus tapi surat-suratnya beres. Setelah lama jadi geologist pengen juga jadi medical doctor :) Baso Akung, Mie Kocok Mang Dadeng. Selalu ngangenin saat lama di lapangan. Hhhmmmm jadi laper euy.....
Kalo dikasih duit US$ 100 juta, saya ingin menginvestasikan dalam bidang lain, properti dan otomotif, properti maksudnya sih bangun kos-kostan gitu.. Kalo otomotif kepengen punya bengkel, dan dealer motor.. Hehehe.. Setelah pensiun masih pengen kerja jadi montir mba, bisa bongkar-bongkar mesin.. Hehehe.. Lama di lapangan?? Ngidam makanan rumah mba, terutama ibu saya yg masak.. Walaupun cuma sayur buncis wortel, tempe goreng, tahu goreng, asal makanan ibu... Hehehe..