7 minute read

Pertemuan Ketiga: Yesus, Sahabat bagi Mereka yang Menderita

Pertemuan Ketiga YESUS, SAHABAT BAGI MEREKA YANG MENDERITA (Luk. 10:25-37)

Deskripsi Situasi Remaja dan Tema

Advertisement

Pendamping membuka pertemuan dengan membaca deskripsi singkat terkait situasi aktual dan tema pertemuan ketiga. Adik-adik yang terkasih dalam Kristus, pandemi Covid-19 itu tidak sekadar masalah kesehatan, tetapi juga masalah ekonomi. Pandemi ini telah merampas habis-habisan penghasilan banyak orang. Banyak keluarga terhimpit masalah ekonomi, sebab banyak orang kehilangan mata pencahariannya karena sejumlah usaha tidak bisa lagi beroperasi. Masalah ini mungkin juga dihadapi oleh keluarga adik-adik, sehingga bisa jadi membuat suasana rumah menjadi kurang bersahabat. Menghadapi situasi sulit yang menyebabkan banyak orang menderita ini, sebagai remaja, kita perlu merenungkan sosok Yesus yang menjadi sahabat bagi orang yang menderita, dan yang memberi tanggung jawab kepada kita untuk menolong sesama. Dengan permenungan ini, kita diajak untuk menerima orang lain, yang jatuh tergeletak karena beban dan kesulitan ekonomi, sebagai sesama yang harus ditolong tanpa memandang status sosial, ekonomi, budaya, politik, dan agama.

PEMBUKA

Setelah menyampaikan deskripsi singkat terkait situasi dan tema, pendamping mengajak peserta memulai pertemuan ketiga dengan ritus pembuka.

Lagu Pembuka

Pilih lagu yang sesuai dengan tema.

Tanda Salib

P: Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus. U: Amin. P: Tuhan beserta kita. U: Sekarang dan selama-lamanya.

141

Pengantar

Pendamping menyampaikan pengantar singkat di bawah ini sebelum pembacaan teks Kitab Suci. Adik-adik remaja yang terkasih dalam Kristus, dalam pertemuan ketiga ini, kita diajak untuk mendalami, merenungkan, dan mencari pesan dari perikop Injil Lukas tentang perumpamaan orang Samaria yang baik hati (Luk. 10:25-37). Melalui perumpamaan ini, kita diajak untuk melihat sosok Yesus sebagai sahabat bagi setiap orang yang menderita karena kesulitan ekonomi lantaran pandemi Covid-19. Kita tidak boleh mengejek, menjelekkan, dan menjatuhkan teman-teman kita yang mengalami kesusahan. Sebaliknya, kita diajak untuk meneladani Yesus yang peduli dan memperhatikan orang-orang yang mengalami kesusahan dengan penuh kasih sayang.

Doa Pembuka

Marilah kita berdoa.

Allah Bapa yang maha pengasih, puji dan syukur kami panjatkan kepada-Mu, sebab oleh karena kasih-Mu, Engkau telah mengutus

Yesus Kristus sebagai contoh sahabat dalam kehidupan kami. Kami mohon, utuslah Roh Kudus-Mu untuk membantu kami memahami sabda-Mu, dan berikanlah kami kesanggupan untuk menjadi sahabat bagi teman-teman kami, khususnya yang membutuhkan perhatian dan pertolongan karena menderita kesulitan ekonomi. Demi

Kristus, Tuhan dan Pengantara kami.

Amin.

P: U:

PENDALAMAN KITAB SUCI

Pembacaan Teks

Pendamping meminta dua anak remaja (laki-laki dan perempuan) untuk membaca Luk. 10:25-37 secara bergantian antara ayat ganjil dan genap. Ayat ganjil dibacakan oleh remaja laki-laki dan ayat genap dibacakan oleh remaja perempuan. Peserta yang lain mendengarkan dengan penuh perhatian, sambil mengikuti dari Alkitab masing-masing.

Lukas 10:25-37

25 Pada suatu kali berdirilah seorang ahli Taurat untuk mencobai Yesus, katanya: “Guru, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh

142 Pendalaman Kitab Suci untuk Remaja

hidup yang kekal?” 26 Jawab Yesus kepadanya: “Apa yang tertulis dalam hukum Taurat? Apa yang kaubaca di sana?” 27 Jawab orang itu: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” 28 Kata Yesus kepadanya: “Jawabmu itu benar; perbuatlah demikian, maka engkau akan hidup.” 29 Tetapi untuk membenarkan dirinya orang itu berkata kepada Yesus: “Dan siapakah sesamaku manusia?” 30 Jawab Yesus: “Adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho; ia jatuh ke tangan penyamun-penyamun yang bukan saja merampoknya habis-habisan, tetapi yang juga memukulnya dan yang sesudah itu pergi meninggalkannya setengah mati. 31 Kebetulan ada seorang imam turun melalui jalan itu; ia melihat orang itu, tetapi ia melewatinya dari seberang jalan. 32 Demikian juga seorang Lewi datang ke tempat itu; ketika ia melihat orang itu, ia melewatinya dari seberang jalan. 33 Lalu datang seorang Samaria, yang sedang dalam perjalanan, ke tempat itu; dan ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. 34 Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah ia menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya. 35 Keesokan harinya ia menyerahkan dua dinar kepada pemilik penginapan itu, katanya: Rawatlah dia dan jika kaubelanjakan lebih dari ini, aku akan menggantinya, waktu aku kembali. 36 Siapakah di antara ketiga orang ini, menurut pendapatmu, adalah sesama manusia dari orang yang jatuh ke tangan penyamun itu?” 37 Jawab orang itu: “Orang yang telah menunjukkan belas kasihan kepadanya.” Kata Yesus kepadanya: “Pergilah, dan perbuatlah demikian!” P: Demikianlah sabda Tuhan. U: Terpujilah Kristus.

Pendalaman Teks

Pendamping mengajak peserta untuk melihat kembali bacaan Injil secara perlahan-lahan untuk menemukan jawaban atas sejumlah pertanyaan penuntun di bawah ini. 1. Apa yang harus diperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?

Lihat ay. 27. 2. Siapakah sesamaku? Lihat ay. 30.

Pertemuan Ketiga 143

3. Siapa saja yang melewati orang yang jatuh ke tangan para penyamun itu? Apa tindakan mereka ketika melihat seorang yang terluka tersebut? Lihat ay. 31-36. 4. Siapakah orang yang telah menunjukkan belas kasihan kepada sesama dan yang perbuatannya layak diteladani? Lihat ay. 37.

Penjelasan Teks

Setelah mendengarkan diskusi dan jawaban peserta, pendamping memberikan penegasan dengan menyampaikan beberapa poin di bawah ini. 1. Kisah tentang orang Samaria yang baik hati ini sangat terkenal, mungkin banyak dari kita yang sudah mendengarnya sampai berulang-ulang, mungkin juga kita sudah hafal siapa saja tokoh yang muncul. Tokoh utama dalam kisah ini adalah orang Samaria yang melakukan tindakan yang baik secara spontan kepada orang lain yang tidak ia kenal sebelumnya. 2. Di zaman itu, orang Yahudi tidak berteman dengan orang Samaria.

Orang Samaria dianggap lebih rendah, sehingga selalu dicibir dan dicemooh oleh orang Yahudi. Salah satu penyebabnya karena orang

Samaria dianggap punya keyakinan yang berbeda. Namun, dalam perumpamaan ini, orang Samaria justru dijadikan contoh seorang sahabat sejati. Hatinya tergerak untuk menolong orang yang dirampok dan terluka, padahal orang itu tidak dikenalnya sama sekali. Ia menyirami luka orang itu dengan minyak dan anggur, membalutnya, lalu membawa orang itu ke tempat penginapan untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut. 3. Tiga orang, yakni seorang imam, seorang Lewi, dan seorang Samaria, sama-sama melihat orang yang tergeletak sekarat di pinggir jalan.

Ternyata, hanya orang Samaria yang memiliki belas kasihan. Belas kasihan membuatnya mengutamakan keselamatan dan kesembuhan si korban, sehingga untuk sementara mengesampingkan urusanurusannya sendiri. Kasih perlu dibuktikan dengan tindakan atau perbuatan. Sering sekali berbagai alasan seperti kesibukan pribadi kita jadikan pembenaran untuk tidak melakukan tindakan atau perbuatan kasih. Sesungguhnya kasih tidak ditentukan oleh keadaan di luar kita, tetapi oleh keputusan dalam diri kita sendiri.

144 Pendalaman Kitab Suci untuk Remaja

4. Semakin kita dekat dengan sumber kasih sejati, yaitu Yesus, semakin besar kasih yang ada di dalam diri kita. Semakin kita bersahabat erat dengan Yesus, semakin kita mengenal sifat dan kebiasaan Yesus sebagai sang Sumber Kasih.

Sharing dan Aksi Nyata

Setelah penjelasan teks, pendamping mengajak peserta men-sharing-kan pengalaman pribadi dan mengungkapkan niat untuk melakukan aksi nyata dengan bimbingan pertanyaan-pertanyaan di bawah ini. Pendamping juga perlu mengingatkan peserta agar menggunakan kata “saya” dan bukan “kita” atau “kami” dalam sharing demi menghindari kesan menggurui orang lain. 1. Apakah aku sudah menjadikan Yesus sebagai sahabat sejatiku dengan mendekatkan diri kepada-Nya? 2. Apakah aku sudah menjadi sosok sahabat yang mendukung temantemanku pada saat mereka berada dalam situasi sulit, dan yang ikut bergembira pada saat mereka bahagia? 3. Apakah aku sudah meneladani orang Samaria itu, yang secara spontan dan tanpa memperhitungkan untung rugi membantu orang yang menderita dan sedang membutuhkan? 4. Apakah aku juga pernah menemukan orang Samaria yang baik hati ketika aku sedang membutuhkan pertolongan? 5. Apa aksi nyata yang akan aku lakukan selama seminggu ke depan untuk meneladani sikap dan tindakan orang Samaria yang baik hati itu bagi teman-temanku yang tidak kukenal dekat tetapi membutuhkan pertolongan?

Uji Imajinasi

Setelah sharing dan aksi nyata, pendamping mengajak peserta untuk berimajinasi. Kepada peserta disodorkan suatu keadaan. Peserta diajak untuk berimajinasi hal terbaik apa yang akan mereka lakukan dalam keadaan tersebut, yang menunjukkan bahwa mereka ini adalah murid-murid Yesus yang berbelas kasihan. 1. Situasi yang berlangsung (kisah dapat disesuaikan dengan kondisi setempat): Kalian sedang melakukan perjalanan ke luar kota bersama keluarga mengendarai mobil pribadi. Pastinya kalian membawa barang dan perlengkapan yang sudah disesuaikan dengan tujuan kepergian kalian dan berapa lama kalian akan pergi, yaitu makanan

Pertemuan Ketiga 145

selama dalam perjalanan, uang, dan pakaian secukupnya. Di tengah perjalanan, dengan satu dan lain cara, kalian bertemu dengan orang yang mengalami kecelakaan di pinggir jalan, di mana orang itu sendi-rian dan tidak/belum diurus oleh masyarakat sekitar. 2. Pertanyaan: Apa yang akan kalian lakukan?

PENUTUP

Pendamping mengajak peserta berdoa memohon bantuan Allah agar mereka sanggup melaksanakan kehendak-Nya, serta mampu mewujudkan niat pribadi untuk melakukan aksi nyata.

Doa Penutup

P: Marilah kita berdoa.

Allah Bapa yang maha pengasih, kami bersyukur atas sabda-Mu yang telah kami dengarkan dalam pertemuan ini. Kami mohon, bantulah kami dengan Roh Kudus-Mu, agar kami dapat mengasihi sesama sebagai wujud kasih kami kepada-Mu, dan menjadi sahabat bagi teman-teman kami yang menderita karena beban dan kesulitan ekonomi akibat pandemi Covid-19. Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami. U: Amin.

Berkat dan Pengutusan

Marilah kita memohon berkat Tuhan. Semoga Tuhan berserta kita.

Sekarang dan selama-lamanya.

Semoga kita sekalian dilimpahi berkat Allah yang mahakuasa.

Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus.

Amin.

P: U: P: U:

Lagu Penutup

Pilih lagu yang sesuai dengan tema.

146 Pendalaman Kitab Suci untuk Remaja

This article is from: