“Saya mendorong Paroki-paroki, para Imam, Dewan Paroki dan seksi-seksinya untuk menjadikan BKSY sebagai sarana mengembangkan belarasa umat.�
(Bp. Ignatius Kardinal Suharyo) Buku Saku Berkhat Santo Yusup (BKSY)
1
Sambutan
Bp. Ignatius Kardinal Suharyo
Pada saat Launching BKSY
Saya menyambut gembira diluncurkannya BerKHat Santo Yusup (BKSY) pada tanggal 30 November 2013. Gerakan ini lahir sebagai salah satu wujud jawaban untuk terus menerus mencari bentukbentuk belarasa, sebagai tanggapan terhadap harapan Yesus sendiri agar kita menjadi anak Allah, yang murah hati, “Hendaklah kamu murah hati (berbelarasa), sama seperti Bapamu adalah murah hati (berbelarasa).� (Luk 6:36). Kita berharap dengan mengembangkan belarasa, kita dapat menaburkan harapan sebagai wujud panggilan kita sebagai murid-murid Kristus. Harapan merupakan kata kunci di tengah kondisi masyarakat saat ini. Harapan akan membuat kita tersenyum. Harapan membuat kepala kita tetap tegak menatap jauh ke depan saat begitu banyak tantangan yang menghadang seperti yang kita hadapi saat ini. Harapan merupakan kekuatan yang diberikan Tuhan agar kita dapat terus berjuang, mencari pemecahan, mencari cara-cara dan jalan-jalan baru dalam peziarahan hidup ini. Kita berharap agar gerakan BKSY dapat dikembangkan sebagai bentuk belarasa kita yang menumbuhkan harapan itu. 2
Saya berharap setiap paroki di Keuskupan Agung Jakarta dapat memanfaatkan program ini, dan secara khusus saya mendukung delapan paroki yang telah menyediakan diri sebagai pioner BKSY pada tahap awal ini. Saya percaya BKSY bisa jadi virus positip yang menyebar ke wilayah yang semakin luas. Terima kasih teman-teman yang dengan satu dan lain cara dengan tulus dan rela berkorban telah terlibat dalam usaha melahirkan gerakan ini. Jakarta, 30 November 2013 Pada Hari Peringatan Santo Andreas
+I. Suharyo Uskup Keuskupan Agung Jakarta
Buku Saku Berkhat Santo Yusup (BKSY)
3
KATA PENGANTAR
Joseph Kristanto, Pr
Moderator BKSY BerKHat Santo Yusup (BKSY) adalah suatu gerakan belarasa dalam kesehatan dan kematian dalam perlindungan Santo Yusup. Ini adalah suatu gerakan iman yang diajarkan oleh Bapak Uskup kita (KAJ), Mgr. I. Suharyo. BKSY diluncurkan pada tanggal 30 November 2013, tepat pada Pesta St. Andreas, rasul.
Dipilihnya tanggal 30 November bukannya tanpa sebab. Kita tahu bahwa Andreas adalah salah satu murid Yesus yang membawa lima roti dan dua ikan dari anak kecil yang hadir dalam pengajaran Yesus (lih. Yoh 6:8). Anak kecil dalam Injil Yohanes tadi mengajarkan kepada kita sikap berbagi, belarasa, belas kasih, dan gotong royong. Kita semua dipanggil untuk menjadi AndreasAndreas zaman now, yang mampu menjadi rasul-rasul BKSY di tempatnya masing-masing. Semangat anak kecil yang mampu berbagi itu juga akan mengingatkan kita tentang kisah orang Samaria yang baik hati (lih. Luk 10:33-36). Semangat belarasa ini merupakan pengajaran sekaligus ajakan bapak uskup kita, sebagai pengajar utama di 4
Keuskupan Agung ini. Beliau mengajak umat (Gereja) KAJ untuk menjadi Gereja yang hidup. Artinya Gereja yang semakin beriman, semakin bersaudara, dan semakin berbelarasa. BKSY ini merupakan sarana latihan dan perwujudan sikap belarasa, murah hati, sikap empati, tolong-menolong, saling memperhatikan dan berbagi. Diharapkan dengan berbelarasa, umat semakin bersaudara, dan semakin beriman. Bapak uskup mendorong paroki-paroki, penanggung jawab paroki, para imam, dewan paroki dan seksiseksinya, untuk melaksanakan gerakan belarasa BKSY di parokinya. Terima kasih kami sampaikan kepada teman-teman PaLingSah dan rasul-rasul BKSY di paroki-paroki yang telah menyediakan diri, tenaga, waktu, dan ‘hati’ bagi pelayanan BKSY ini. Tidak ada kasih tanpa peduli; dan tidak ada peduli tanpa berbagi. Tuhan memberkati. Jakarta, 25 Maret 2019 HR Kabar Sukacita
Buku Saku Berkhat Santo Yusup (BKSY)
5
Daftar Isi Sambutan Uskup KAJ
2
Kata Pengantar Moderator BKSY
4
Apa Itu Berkhat Santo Yusup (BKSY)?
7
Mengapa Kita Berbelarasa? Karena Kita Anak Allah
8
Anak Allah adalah Anak Kebangkitan
8
Menjadi Anak Allah: Perubahan Revolusioner
9
BKSY Adalah Gerakan Iman. Bukan Asuransi
10
Bantuan apa yang bisa diberikan kepada saudara kita yang KLMTD melalui BKSY?
11
BKSY = Solidaritas Kepada Yang Menderita/KLMTD 12 Apakah Semua Umat Wajib Ikut?
13
Syarat Administratif Menjadi Peserta BKSY
14
Apakah Berkhat Santo Yusup Hanya Untuk Umat Katolik Keuskupan Agung Jakarta?
14
Siapa Penanggung Jawab Program BKSY?
15
Mengapa Bekerja Sama dengan Perusahaan Asuransi?
15
Bagaimana Cara Pendaftaran Anggota?
16
Apa tanda/ Bukti Kepesertaan BKSY?
16
Berapa Lama Periode Kepesertaan BKSY?
16
Kapan Periode Kepesertaan Berakhir?
17
Bagaimana Cara Mengajukan Bantuan?
17
Dokumen untuk Permohonan Bantuan Meninggal Dunia
17
Dokumen untuk Permohonan Bantuan Rawat Inap
18
Alamat dan Nomor Rekening BKSY
19
Foto-foto Kegiatan BKSY
20
Lagu-lagu 26
6
BERKHAT SANTO YUSUP Apa Itu BerKHat Santo Yusup (BKSY)? BERKHAT (BER-K-HAT) adalah singkatan dari BERbelarasa dalam Kematian dan keseHATan, dalam naungan Santo Yusup. Sesuai dengan namanya, BerKHat St. Yusup adalah gerakan atau program untuk berbelarasa. Kata kuncinya adalah berbelarasa, yaitu berbelas kasih kepada sesama yang menderita/klmtd (kecil, lemah, miskin, tersingkir, difabel). Kemudian BerKHat St. Yusup disingkat menjadi BKSY: Berbelas Kasih Seperti Yesus. Kita berbelarasa meneladan Allah, meneladan Yesus, meneladan orang Samaria, yang berbelarasa kepada yang menderita yang didasari oleh kemurahan hati. 1. Karena murah hati, Allah berbelas kasih kepada kita manusia yang menderita karena dosa, dengan mengutus Putra TunggalNya, ke dunia, menderita sengsara, wafat di salib dan bangkit untuk menyelamatkan kita dari dosa. 2. Karena murah hati, setiap kali Yesus bertemu dengan orang menderita (buta, lumpuh, kusta, kerasukan setan dan lain-lain), tergeraklah hatiNya oleh belas kasihan, lalu berbuat sesuatu untuk menolong mereka. Dengan ikut BKSY, kita ingin belajar berbelarasa, berbelas kasih seperti Yesus. Buku Saku Berkhat Santo Yusup (BKSY)
7
3. Karena murah hati, orang Samaria berbelarasa, berbelas kasih kepada sesamanya yang menderita, dengan meno-long dia secara ikhlas, tanpa pamrih.
Mengapa Kita Berbelarasa? Karena Kita Anak Allah. Mengapa kita berbelarasa? Karena Allah yang murah hati sudah lebih dulu berbelarasa, berbelas kasih kepada kita. Dia mengutus Putra tunggalNya, Yesus yang mengasihi kita sehabis-habisnya, dengan rela memberikan HIDUPNYA sendiri melalui sengsara, wafat dan kebangkitanNya. Semua orang yang percaya dan dibaptis diselamatkan dari dosa; manusia lama yang egois telah mati, dan menjadi manusia baru, anak Allah, yang hendaknya murah hati, sama seperti Bapamu, adalah murah hati (Lk. 6:36). Semua anak Allah dipanggil untuk menjadi murah hati, seperti Bapa, seperti Yesus, seperti orang Samaria. Maka tujuan utama kita ikut BKSY adalah untuk belajar berbelas kasih seperti Yesus, dalam usaha mengembangkan diri menjadi anak Allah yang murah hati.
Anak Allah adalah Anak Kebangkitan. Kita menjadi anak Allah karena Allah melalui dan di dalam Yesus mengasihi kita sehabis-habisnya, dan oleh karenanya rela memberikan DIRI sehabis-habisnya untuk menyelamatkan kita. Namun kalau Yesus hanya sengsara dan wafat, dan tidak bangkit, maka kita tidak diselamatkan. Kita diselamatkan dan menjadi anak Allah karena kebangkitanNya. Manusia lama yang egois dan serakah mati bersama kematian Yesus, dan bangkit bersama Kristus menjadi manusia baru, anak Allah yang penuh kasih. Maka anak Allah adalah anak Kebangkitan. 8
Kebangkitan adalah peristiwa perubahan yang revolusioner. Bagaimana tidak revolusioner kalau perubahan itu sungguh drastis: dari mati menjadi hidup; dari gelap menjadi terang; dari benci menjadi sayang; dari jahat menjadi baik; dari takut menjadi berani; dari dosa menjadi suci; dari jauh menjadi dekat; dari egois menjadi peduli; dari permusuhan menjadi damai; dari pelit menjadi murah hati, dari pamrih menjadi kasih yang ikhlas tanpa pamrih. Dengan kebangkitanNya kita dibebaskan dari ikatan dosa yang membelenggu dan menghalangi kita untuk berkembang. Dengan kebangkitanNya kita dimampukan untuk berkembang menjadi anak Allah, yang murah hati. Ini berarti kalau kita belum berubah berarti kita belum bangkit bersama Kristus.
Menjadi Anak Allah: Perubahan Revolusioner. Perubahan drastis dari hamba dosa menjadi anak Allah adalah perubahan revolusioner. Maka untuk berbelarasa melalui gerakan BKSY, yang ingin berbelas kasih secara ikhlas seperti Yesus, membutuhkan revolusi mental. Karena kebangkitan Kristus, kita dimampukan untuk bangkit, dan mampu berubah dari cara berpikir untungrugi, hak dan kewajiban menjadi cara berpikir Yesus, cara berpikir anak Allah, yaitu kasih. Kasih adalah kerelaan membagikan/ memberikan DIRI untuk kepentingan dan kebahagiaan orang yang dikasihi, sebagaimana yang dilakukan Yesus terhadap kita. Tidak menerapkan cara berpikir hak dan kewajiban, tetapi kasih. Maka dalam mengasihi sesama yang menderita, cara berpikir hak dan kewajiban harus diubah menjadi kasih. Berpikir hak dan kewajiban berarti berpikir bahwa Buku Saku Berkhat Santo Yusup (BKSY)
9
karena saya sudah melakukan kewajiban membayar iuran, maka saya berHAK mendapatkan manfaat atau bantuan. Hal ini tidak sesuai dengan tujuan BKSY, karena masih ingin mendapatkan keuntungan dan manfaat bagi diri sendiri; masih mengutamakan hak. Ini justru kebalikan dengan berbelarasa, di mana saya sengaja menyisihkan sebagian berkat berupa iuran untuk berbelarasa, berbelas kasih seperti Yesus, demi kepentingan sesama yang jauh lebih membutuhkan. Saya berbagi dengan rela dan ikhlas, karena saya sudah lebih dulu menerima berkat yang begitu banyak dari Allah.
BKSY Adalah Gerakan Iman. Bukan Asuransi. Maka menjadi jelas bahwa BKSY bukanlah asuransi dan bukan gerakan bisnis, yang tujuannya mencari profit. BKSY adalah gerakan iman, gerakan rohani, gerakan kasih. Karena gerakan iman, BKSY harus dilihat dengan kacamata iman. Bukan dengan kacamata bisnis. Karena dipersatukan oleh iman yang sama, semua orang yang sudah dibaptis menjadi saudara. Kasih persaudaraan ini lalu diwujudkan dengan berbelarasa, solider, berbagi kepada yang lebih membutuhkan. Dana dari iuran bersama itu digunakan untuk bergotong royong membantu meringankan beban keluarga Peserta BKSY yang menderita, saat sakit dirawat inap di Rumah Sakit, dan saat meninggal dunia, sebagai upaya untuk menghargai martabat manusia, citra Allah. Dengan cara itu umat beriman belajar berbelarasa, yaitu berbelas kasih seperti Yesus, agar semakin berkembang menjadi anak Allah yang murah hati. 10
BKSY bukan program asuransi tetapi gerakan belarasa karena: 1. Tujuan utama ikut BKSY adalah untuk berbelarasa, berbagi, solider, dan bergotong-royong membantu orang lain yang menderita dengan ikhlas tanpa pamrih. BKSY pertama-tama adalah gerakan “memberi� bukan membeli. 2. Orang membeli asuransi supaya nanti mendapatkan manfaat. Sedangkan orang ikut BKSY untuk memberi bantuan kepada orang lain (bukan membeli), karena selama ini sudah menerima berkat dari Tuhan.
Namun setiap peserta, apabila sakit atau meninggal memiliki hak untuk mengajukan bantuan. Tetapi atas kesadaran sebagai umat Allah yang peduli kepada orang yang lebih membutuhkan, dimungkinkan untuk tidak mengajukan bantuan, karena tujuannya ikut BKSY adalah untuk berbagi dan membantu orang lain. Bisa juga, bantuan di ambil, lalu sebagian atau semuanya dikembalikan ke BKSY sebagai dana pending coffee.
Bantuan apa yang bisa diberikan kepada saudara kita yang KLMTD melalui BKSY? 1. Apabila peserta sakit dirawat inap di Rumah Sakit, maka keluarganya akan dibantu Rp 100.000,-/ hari, maksimal 90 hari dalam 1 (Satu) tahun, agar keluarganya tetap bisa makan. 2. Apabila peserta meninggal dunia, keluarganya dibantu Rp 10.000.000,- (Sepuluh Juta Rupiah), agar bisa dimakamkan secara layak dan bermartabat. Buku Saku Berkhat Santo Yusup (BKSY)
11
Namun sesuai dengan tujuan dan semangat BKSY, yaitu berbelarasa, maka diharapkan keluarga yang mampu tidak mengajukan bantuan, sebagai wujud kasih kepada sesama yang lebih membutuhkan. Tidak lagi mengutamakan hak, tetapi mengutamakan kasih. Bisa juga, setelah menerima bantuan, ahli waris berbagi dengan menyumbangkan sebagian atau semuanya sebagai dana pending coffee.
BKSY = Solidaritas Kepada Yang Menderita/KLMTD Di dalam BKSY terungkaplah solidaritas Gereja, Umat Allah, kepada sesama umat yang menderita/ KLMTD. Umat berusaha menghayati hidup baru sebagai anak Allah, dengan solider dan bersama-sama mewujudkan kasih kepada saudaranya yang membutuhkan. Mereka menjadi peserta BKSY karena solider dan ingin membantu. Bukan untuk mengharapkan bantuan bagi dirinya sendiri. Dengan sengaja mereka menyisihkan iuran agar digunakan untuk membantu meringankan beban mereka. Iman yang kuat membuahkan persaudaraan sejati, dan persaudaraan itu diwujudkan dengan berbelarasa. Maka ikut BKSY bukannya tanpa manfaat, tetapi dengan ikut aktif menjadi peserta gerakan rohani BKSY ini, umat belajar untuk: 1. Bisa lebih menyadari dan mensyukuri semua berkat dan kebaikan Allah yang sudah diterima selama hidup ini. 2. Bisa lebih menyadari dan menyukuri rahmat keselamatan, hidup baru sebagai anak Allah berkat pengorbanan, dan kebangkitan Kristus. 12
3. Bisa belajar mewujudkan iman dalam perbuatan nyata kepada sesama, khususnya yang KLMTD. 4. Bisa belajar murah hati, dengan mengamalkan kasih secara nyata kepada sesama, meneladan Allah Bapa, Yesus, dan orang Samaria. 5. Bisa melatih diri untuk ikhlas berbagi, meneladan Yesus yang ikhlas membagi hidupNYA sendiri untuk menyelamatkan kita, manusia. 6. Latihan untuk bisa bersikap dan melakukan no. 1 - 5 di atas, akan menjadi nyata pada saat peserta BKSY dirawat di Rumah Sakit atau pada saat peserta meninggal dunia, dan tidak meminta bantuan.
Apakah Semua Umat Harus Ikut? Semua orang yang sudah dibaptis, baik bayi, kanakkanak, remaja, orang muda, dewasa dan lansia, semuanya diselamatkan. Manusia lama yang egois ditinggalkan, dan bangkit menjadi manusia baru, anak Allah, dan semua dipanggil menjadi murah hati, sama seperti Bapamu, adalah murah hati. (Lk. 6:36). Setelah diselamatkan, orang beriman diutus untuk mewartakan kabar sukacita yang menyelamatkan itu, karena tidak ada baptisan tanpa perutusan. Salah satu sarana untuk berlatih murah hati bagi semua anak Alllah adalah gerakan belarasa BerKHat St. Yusup atau BKSY ini. Dengan berbelas kasih kepada sesamanya yang menderita, dan dengan ikhlas berbagi melalui BKSY untuk menolong mereka, kita belajar berbelas kasih seperti Tuhan Yesus.
Buku Saku Berkhat Santo Yusup (BKSY)
13
Syarat Administratif Menjadi Peserta BKSY. Pendaftaran menjadi peserta BKSY bisa melalui Paroki atau Komunitas, yang sudah dibuatkan User Name dan Password. Syarat-syaratnya adalah 1. Usia 15 hari sampai dengan menjelang 80 tahun, sehat dan paham bahwa ikut BKSY adalah untuk berbelarasa, bebelas kasih kepada sesama yang menderita/KLMTD. Sehat , artinya tidak sedang sakit dirawat inap, tidak sedang sakit-sakitan, dan tidak sedang dalam perawatan. Tidak perlu membutuhkan keterangan dokter 2. Berbagi iuran sebesar Rp. 80.000 per orang per tahun. 3. Data sesuai KTP dan KK Pemerintah. 4. Nomor telpon/ HP.
Apakah BerKHat Santo Yusup Hanya Untuk Umat Katolik Keuskupan Agung Jakarta? Tidak. Memang BKSY dimulai di Keuskupan Agung Jakarta namun terbuka dan diharapkan bisa diikuti oleh sebanyak mungkin orang di keuskupan-keuskupan lain di seluruh Nusantara, sehingga semakin banyak orang yang peduli lalu berbelarasa kepada sesamanya yang membutuhkan, di mana pun mereka berada. Selain peserta dapat mendaftar melalui Paroki, bisa juga mendaftar melalui komunitas-komunitas. Misalnya Komunitas Koster Jakarta-Pantera, Komunitas Karyawan KAJ, Yayasan-yayasan Sosial di KAJ, dan lain-lain.
14
Siapa Penanggung Jawab Program BKSY? Paguyuban Lingkaran Sahabat Monseigneur Ignatius Suharyo (PaLingSah) didukung oleh Asuransi Central Asia (ACA) dan Asuransi Jiwa Central Asia Raya (CAR).
Mengapa Bekerja Sama dengan Perusahaan Asuransi? 1. Agar dana iuran anggota dapat dikelola oleh lembaga yang sudah sangat berpengalaman dalam pengelolaan dana secara profesional, transparan, dan aman. Lembaga ini tersebut mengikuti undangundang dan peraturan yang berlaku, di bawah pengawasan OJK (Otoritas Jasa Keuangan) Republik Indonesia. 2. Agar administrasi data peserta dapat dikelola secara profesional dengan sistem komputer/internet, dan solidaritas tidak dibatasi oleh Paroki tetapi diperluas hingga lintas Paroki dan lintas Keuskupan.
Buku Saku Berkhat Santo Yusup (BKSY)
15
“Cukup sisihkan Rp. 6.700 sebulan atau Rp. 80.000 setahun kita sudah bisa bergotong-royong membantu sesama yang menderita, berupa biaya pemakaman sebesar Rp. 10 juta dan rawat inap Rp. 100.000 per hari, maksimal 90 hari dalam satu tahun�.
Bagaimana Cara Pendaftaran Anggota? Dengan semangat berbagi dan berbelarasa, daftarkanlah seluruh anggota keluarga (sesuai yang tertera dalam Kartu Keluarga) melalui Petugas / Rasul BKSY di Lingkungan / Paroki / Komunitas yang sudah dibuatkan User Name dan Password untuk login di www.acakomunitas.com
Apa tanda/ Bukti Kepesertaan BKSY? Kartu peserta dari BKSY yang bisa dicetak sendiri.
Berapa Lama Periode Kepesertaan BKSY? BKSY berlaku untuk 12 bulan dan dapat diperpanjang.
16
Kapan Periode Kepesertaan Berakhir? 1. Pada saat peserta meninggal dunia dalam periode kepesertaan. 2. Pada tanggal yang sama dengan mulai berlakunya program BKSY pada tahun berikutnya.
Bagaimana Cara Mengajukan Bantuan? - Berkoordinasi dengan Petugas/ Rasul BKSY Paroki, segera memberitahukan ke Sekretariat BKSY agar bantuan dapat segera diberikan - Atas pernyataan sanggup bertanggung jawab menyerahkan kelengkapan dokumen, Sekretariat akan menyerahkan bantuan langsung kepada keluarga peserta BKSY. - Wakil keluarga/ Rasul BKSY wajib melengkapi dan menyerahkan dokumen-dokumen yang dipersyaratkan sesuai dengan jadwal yang ditetapkan. - Syarat administratif yang harus ada.
Dokumen untuk Permohonan Bantuan Meninggal Dunia*) 1. Fotokopi identitas peserta: KTP, KK Kelurahan, dan Kartu BKSY. 2. l Apabila meninggal di rumah sakit: Surat keterangan kematian dari dokter/rumah sakit, dan diagnosa medis penyebab kematian. l Apabila meninggal di rumah: Surat kronologis dari ahli waris. l Apabila meninggal karena kecelakaan lalu lintas: Surat keterangan dari kepolisian. Buku Saku Berkhat Santo Yusup (BKSY)
17
3. Surat keterangan kematian dari kelurahan. 4. Surat keterangan kematian dari pastor paroki. 5. Apabila kesulitan mendapatkan surat keterangan ahli waris dari kelurahan, dapat diganti dengan surat keterangan ahli waris dari pastor paroki dan PSE/BKSY, dilampiri fotokopi KK dan KK ahli waris.
Dokumen untuk Permohonan Bantuan Rawat Inap*) 1. Identitas peserta: KTP, KK Kelurahan, dan Kartu BKSY. 2. Surat keterangan rawat inap yang mencantumkan diagnosa medis, tanggal masuk, dan tanggal keluar rumah sakit. 3. Apabila peserta adalah pengguna BPJS/Askes/JKS, lampirkan surat pengantar dari pastor paroki dan fotokopi kartu terkait.
Ambulance BKSY, siap melayani. 18
Alamat dan Nomor Rekening BKSY 1. Komisi PSE KAJ: (Hanya untuk Surat menyurat)
Gedung Karya Sosial (GKS)
Jalan Katedral 5, Jakarta 10710
2. Sekretariat BKSY: Jalan Mesjid V/18, Pejompongan Tanah Abang, Jakarta 10210 021-2527371
08953 5868 2209 (WA Only)
@berkhatsantoyusup1
BerKHat Santo Yusup
www.bksykaj.com
3. Rekening:
Donatur/ Pending Coffee:
Bank BCA 162-301-4448
a.n. Keuskupan Agung Jakarta
Iuran Peserta:
Bank Mandiri 126-001-309-1177
a.n. Paguyuban Lingkaran Sahabat
Buku Saku Berkhat Santo Yusup (BKSY)
19
Penandatanganan kerjasama BKSY - Oasis Lestari untuk pelayanan kematian bagi peserta BKSY.
Penyerahan bantuan iuran BKSY untuk Katekis KAJ dan umat yang KLMTD. 20
Penyerahan piagam kepada dr Raymond Suwita dalam Lustrum I BKSY.
Perjanjian Kerjasama BKSY - Oasis Lestari untuk pelayanan kematian bagi peserta BKSY. Buku Saku Berkhat Santo Yusup (BKSY)
21
Seremoni bantuan Penyerahan ambulance ke BKSY.
Seremoni Penyerahan bantuan ambulance Bank Mandiri kepada BKSY. 22
Sosialisasi bagi Katekis KAJ di PusPas Samadi, Klender.
Sosialisasi BKSY DI Paroki Arnoldus, Bekasi oleh Rm. J. Kristanto Pr - Moderator BKSY.
Buku Saku Berkhat Santo Yusup (BKSY)
23
Sosialisasi BKSY di Stasi Kranggan, Paroki Kampung Sawah.
Sosialisasi dan pemyerahan Kartu Peserta BKSY untuk Anggota Pantera (Paguyuban Koster KAJ) di Paroki Cempaka Putih. 24
Pemotongan tumpeng ulang tahun Moderator BKSY, Rm. J. Kristanto Pr, sekaligus buka Celengan Tabungan Kasih.
Pertemuan rutin (Reboan) keluarga Pendukung BKSY.
Buku Saku Berkhat Santo Yusup (BKSY)
25
26
Buku Saku Berkhat Santo Yusup (BKSY)
27
28