“Lakukanlah segala pekerjaanmu dalam kasih” (1 Kor 16:14)
“setia, rendah hati, dan mengasihi sesama”
Daftar Isi
3
LOGO & MOTTO TAHBISAN
5
ROMO ANDI
19
ROMO BENY
30
PANDUAN MISA
Motto
dan logo ini kami rumuskan berdasar pada pengalaman iman kami selama menjalani proses pembinaan sebagai calon imam. Kami mengalami dan merasakan secara pribadi bagaimana Tuhan menyapa dan mengasihi kami lewat berbagai pengalaman perjumpaan, baik melalui sesama maupun semesta. Juga pengalaman suka dan duka dalam menjalani proses formatio sebagai calon imam, telah mengajarkan kami untuk menjadi pribadi yang berani mengandalkan dan menyerahkan diri pada penyelenggaraan Tuhan. Kami sadar bahwa sebagai manusia kami masih banyak mengalami kerapuhan dan kelemahan. Namun justru di dalam kerapuhan dan kelemahan itulah kasih dan penyertaan Allah menjadi nyata dalam hidup panggilan kami. Lewat kasih dan penyertaan Allah itulah kami diundang untuk juga membagikan kasih bagi sesama. Semoga lewat tugas perutusan yang dipercayakan kepada kami, kami pun dikuatkan dalam menghidupi imamat yang dianugerahkan Tuhan kepada kami dengan kasih, sebagaimana yang telah dikatakan oleh Rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Korintus “Lakukanlah segala pekerjaanmu dalam kasih.� Semangat membagikan kasih kepada sesama itulah yang akhirnya kami timba dari pribadi Kristus sendiri yang telah berkenan memberikan diri bagi manusia dalam korban ekaristi. Semoga Tuhan berkenan menguatkan kami dalam perjuangan menjadi pribadi yang setia, rendah hati, dan mengasihi sesama. Inilah inti dari motto tahbisan imamat kami.
Logo
tahbisan imamat kami, kami jelaskan dalam point-point berikut ini:
Api: melambangkan Roh Kudus yang menguduskan, membimbing, dan menguatkan kami dalam melaksanakan perutusan kami, serta yang selalu mengobarkan semangat untuk melayani. Salib: melambangkan pengorbanan Kristus bagi dunia. Salib juga menjadi lambang tantangan yang harus kami hadapi dalam menjalani hidup panggilan ini. Stola: melambangkan jabatan imamat yang dianugerahkan Tuhan kepada kami. Stola lipat tiga melambangkan ketiga nasihat Injili yang menjadi bagian dari imamat yang akan kami perjuangkan. Huruf PX pada Stola Imam: melambangkan Kristus, Sang Gembala sejati, teladan hidup para imam. Dialah sumber semangat pelayanan imamat kami. Hosti dan Piala: melambangkan Ekaristi, sumber dan puncak hidup Gereja, dan dalam Ekaristilah pelayanan kami mendapat kepenuhannya. Kitab Suci: melambangkan Firman Tuhan yang menjadi sumber inspirasi dalam menghidupi imamat kami. Tulisan Alfa (Α) dan omega (Ί): melambangkan keyakinan kami, bahwa Tuhanlah yang telah memanggil kami, maka Ia akan berkenan memelihara imamat kami hingga akhir, sesuai dengan kehendak-Nya. 12 Sinar: melambangkan pewartaan iman akan Yesus Kristus yang berlandaskan pada ajaran iman para Rasul. Siluet Manusia: melambangkan dua pribadi manusia yang dipanggil menjadi murid-murid Yesus untuk mewartakan kasih Allah kepada dunia. Tulisan “Lakukanlah segala pekerjaanmu dalam kasih�: merupakan motto tahbisan kami yang diambil dari 1 Kor 16:14.
Yustinus Andi Muda Purniawan Data Diri Nama Tempat/ Tgl Lahir Nama Ayah Nama Ibu Saudara Asal Paroki Pelantikan Lektor & Akolit Tahbisan Diakonat
: Yustinus Andi Muda Purniawan. : Sleman, 28 Oktober 1992. : Cyprianus Dwi Purnomo. : Fransiska Sajiati. : Anak 1 dari 2 bersaudara. : St. Maria Assumpta Pakem. : 29 Mei 2016. : 25 Januari 2020 di Kapel St. Paulus Seminari Tinggi Kentungan.
Riwayat Pendidikan/ Formatio 1997 - 1998 : TK Bina Kasih Pakem. 1998 - 2004 : SD Negeri Pakem 2. 2004 - 2007 : SMP Kanisius Pakem. 2007 - 2011 : SMA Seminari Menengah St. Petrus Canisius Mertoyudan. 2011 - 2012 : Tahun Orientasi Rohani Sanjaya Jangli. 7
2012 - 2016 2016 - 2017 Juni - 2018 Desember - 2018 2017 – 2019 Riwayat Pastoral 2011 - 2012 2013 - 2014 2014 - 2015
2015 - 2016 2016 - 2017 2017 - 2018
2019 2020
8
: Studi Filsafat - Teologi di Fakultas Teologi Wedabhakti - USD. : Tahun Orientasi Pastoral di Yayasan Bernardus – Direktorat Sekolah Sanjaya dan tinggal di Paroki St. Yoseph Medari. : Lulus Ujian Bakaloreat di Fakultas Teologi Wedabhakti. : Lulus Ujian Ad-Audiendas di Fakultas Teologi Wedabhakti. : Studi Magister Teologi (S2) di Fakultas Teologi - USD.
: Pendampingan Sosial Garam di Delik Sari : Mengajar Agama Katolik di SD Kanisius Totogan : Mengajar Iman Katolik di TK Indriasana Juwangen. Mengajar Agama Katolik di SD Negeri Kentungan. Mengajar Religiositas di SMK Tarakanita Juwangen. : Pendampingan Rohani Narapidana di Rutan Pajangan Bantul. Mengajar Agama Katolik di STIKES Surya Global. : Tahun Orientasi Pastoral di Yayasan Bernardus – Direktorat Sekolah Sanjaya dan tinggal di Paroki St. Yoseph Medari. : Pendampingan Iman Katolik di Asrama St. Maria. Pendampingan Iman Katolik di Asrama Syantikara. Pendampingan KMK di UKDW. : Perutusan pra-Diakonat di Paroki St. Maria Assumpta Tanjung – Keuskupan Ketapang, Kalimantan Barat. : Menjalani masa Diakonat di Paroki St. Maria Assumpta Tanjung-Keuskupan Ketapang, Kalimantan Barat. Tahbisan Imam Keuskupan Agung Semarang 2020
“MISERANDO ATQUE ELIGENDO” (Mat 9:9)
9
“TUHAN BERKENAN MENGASIHI DAN MEMILIH AKU� (bdk. Matius 9:9) Yustinus Andi Muda Purniawan
M
asih ingat dalam benakku saat aku duduk di kelas dua SD. Waktu itu ibu guru yang mengajar Bahasa Indonesia menyuruhku membaca salah satu kalimat yang ditulisnya di
papan tulis dan aku hanya terdiam lama tidak melakukan apa yang diperintahkannya kepadaku. Hingga aku merasakan ada sesuatu yang jatuh dari mataku, ya‌..tiba-tiba mataku berair dan aku menangis sepanjang pelajaran Bahasa Indonesia.
Aku merasa sangat bersalah sekali kepada tetanggaku waktu itu dan pengalaman inilah yang akhirnya mengubah hatiku untuk belajar memperbaiki diri menjadi lebih baik. Jujur kuakui, sampai kelas dua SD aku masih belum bisa membaca. Saat diminta untuk membaca secara bergiliran, aku selalu bersembunyi di bawah meja, supaya aku tidak membaca. Betapa bodohnya diriku waktu itu, sampai-sampai aku hampir tidak naik kelas tiga, karena belum bisa membaca. Tetapi karena kebaikan hati wali kelasku waktu itu, aku terpaksa dinaikkan ke kelas tiga dengan catatan aku harus belajar lebih ekstra untuk membaca. Sebagai anak yang lahir dan tumbuh di lingkungan pedesaan (lebih tepatnya di lereng gunung Merapi), aku lebih suka bermain 10
Tahbisan Imam Keuskupan Agung Semarang 2020
Medan Pratama Seminari Menengah Mertoyudan
dari pada belajar. Bagiku belajar menjadi saat yang paling menyiksa, apalagi di sekolah. Maka, sesudah pulang sekolah, aku lebih senang bermain dahulu dari pada langsung pulang ke rumah. Itulah yang membuatku tidak berkembang dalam pendidikan. Bahkan saking bandelnya diriku, waktu itu sesudah pulang sekolah aku bersama teman-temanku mencuri ubi di sawah tetangga dan membakarnya di pinggir sawah yang berdekatan dengan kebun salak milik tetanggaku. Kami sangat menikmati makan siang kami hingga akhirnya kami lupa mematikan api yang kami gunakan untuk membakar ubi. Alhasil ketika kami pulang ke rumah, api tersebut ternyata membakar kebun salak milik tetanggaku. Aku merasa sangat bersalah sekali kepada tetanggaku waktu itu dan pengalaman inilah yang akhirnya mengubah hatiku untuk belajar memperbaiki diri menjadi lebih baik. 11
Kendati masa kecilku dipenuhi dengan kenakalan-kenakalan sebagai anak-anak, namun aku sungguh merasakan bahwa aku dicintai oleh ayah dan ibuku. Di dalam keluarga kecilku aku sungguh diterima dan dikasihi. Kedua orang tuaku selalu memberi dukungan kepadaku, bahkan sejak kecil aku selalu dilatih untuk bertanggung jawab atas setiap keputusan yang telah aku buat dan aku pilih. Ada banyak kenangan dan pengalaman masa kecil yang tentu tidak akan muat aku bagikan dalam refleksi ini. Kenangan dan pengalaman tersebut membawaku pada ungkapan syukur karena aku boleh mengalami kasih Tuhan lewat keluarga kecilku, teman dan guru. Kasih Tuhan yang aku alami lewat keluarga, teman dan guru inilah yang perlahan-lahan menumbuhkan benih panggilan untuk menjadi imam di dalam diriku.
Aku Ingin Jadi Romo
English Evening Seminari TOR Sanjaya-Jangli
12
Tahbisan Imam Keuskupan Agung Semarang 2020
A
wal ketertarikanku menjadi Romo adalah gara-gara waktu kecil sering diajak ayah bekerja di Gereja St. Antonius Padua Kota Baru Yogyakarta. Ya…. Ayahku bekerja di sana sebagai seorang
karyawan. Karena saking seringnya aku diajak ayahku bekerja, aku banyak kenal dengan para Romo Jesuit. Ada satu Romo Jesuit Belanda yang bagiku sangat mengesan, beliau adalah Rm. Jan Weitjens, SJ. Pribadinya sangat ramah, sederhana dan dekat dengan anak-anak. Waktu itu aku pernah dikasih coklat oleh beliau dan sapaan yang sangat sederhana ini membuatku, “aku pengin dadi Romo kaya ngana kae” (aku ingin menjadi Imam seperti beliau). Perjumpaan yang amat sederhana dengan Rm. Jan Weitjens, SJ akhirnya membuatku tertarik menjadi imam.
Pribadi kedua yang membuatku ingin menjadi imam adalah
Mgr.
Ignatius
Suharyo
(waktu itu masih Uskup Agung Semarang, sekarang beliau adalah Kardinal). Waktu itu, beliau pernah mengunjungi Aku
pun
rumahku. tak
pernah
sapaan yang sangat sederhana ini membuatku, “aku pengin dadi Romo kaya ngana kae”
menyangka seorang Uskup Agung akan berkunjung ke rumahku yang amat sederhana. Jadi pada waktu itu, Bapak Uskup berkunjung ke Parokiku dan beliau menghendaki supaya dapat berkunjung ke beberapa rumah umat dan rumahku menjadi salah satu yang dikunjungi beliau. Singkat cerita, saat semua orang berbincangbincang dengan Bapak Uskup, baik itu keluargaku maupun mereka yang menghantar Bapak Uskup, tiba-tiba Ibuku mengadu ke Bapak Uskup, “Rama Kanjeng, punika laré kawula kepingin dados Rama, namung saestu kesèt sanget anggènipun sinau” (Bapak Uskup, anak saya ini ingin menjadi Imam, tapi malas sekali kalau disuruh belajar). 13
Tingkat Iv Seminari Tinggi Kentungan
Bapak Uskup hanya tersenyum dan memanggilku. Beliau memelukku dan berbisik dengan lembut, “kamu anak baik, jadi Romo yang baik ya.� Kemudian Bapak Uskup memberi berkat di dahiku. Keramahan, kelembutan dan kesederhanaan yang memancar dari pribadi Bapak Uskup membuatku semakin ingin menjadi Romo seperti beliau.
Setelah menyelesaikan pendidikan di Sekolah Dasar, aku
melanjutkan di SMP Kanisius Pakem. Semasa SMP, benih panggilan yang tertanam sewaktu SD tidak kurawat dengan baik. Aku memutuskan untuk melanjutkan pendidikan di SMA terlebih dahulu, dan baru setelah lulus SMA aku akan mendaftar ke Seminari. Tetapi waktu itu, Romo Parokiku, menyodorkan formulir pendaftaran masuk seminari dan akhirnya mengingatkanku akan keinginanku menjadi seorang imam. Jadilah aku mendaftar ke Seminari Mertoyudan.
14
Tahbisan Imam Keuskupan Agung Semarang 2020
Masa Formatio di Seminari
A
ku mengawali pendidikan sebagai seorang calon imam di Seminari Menengah Mertoyudan. Pendidikanku sebagai seorang calon imam boleh dikatakan tidak mulus-mulus
amat. Ada tantangan dan kesulitan yang aku hadapi selama masa formatio sebagai seorang calon imam. Tahun pertama di Mertoyudan adalah masa yang sangat berat bagiku. Tiga hari pertama aku sudah tidak krasan tinggal di Seminari. Waktu itu aku menangis di kamar mandi Medan Pratama sambil menghidupkan kran kencang-kencang supaya tidak terdengar oleh teman-temanku dan aku berkata dalam hatiku, “aku ingin pulang ke rumah.� Namun pada waktu itu, temanteman angkatanku (angkatan Batu 96) memberiku semangat supaya bertahan, karena di tempat ini aku tidak berjuang seorang diri. Oleh karena itu, aku mencoba untuk bertahan dan berjuang bersama dengan teman-teman yang lain.
aku sudah disarankan untuk pindah ke Keuskupan lain oleh Romo Sociusku waktu di Tahun Orientasi Rohani (TOR) Jangli
Tantangan kedua yang aku hadapi dalam pendidikanku sebagai
seorang calon imam adalah saat aku melamar ke Keuskupan Agung Semarang. Waktu itu aku harus susah payah mengulang empat kali tes potensi akademik, supaya aku dapat kuliah di Kentungan. Aku hampir putus asa menjalani tes tersebut, karena pada saat tes yang ketiga tidak lulus, aku sudah disarankan untuk pindah ke Keuskupan lain oleh Romo Sociusku waktu di Tahun Orientasi Rohani (TOR) Jangli. Di titik inilah, aku berontak kepada Tuhan, mengapa hal ini harus terjadi kepada diriku? Di tengah kegalauan itu, aku mencoba 15
Pengalaman jatuh bangun di tanah yang berlumpur saat musim hujan sudah menjadi teman yang akrab bagiku saat turne ke stasi-stasi.
Tahun Perutusan Pra-Diakon di Keuskupan Ketapang-Kalbar
untuk tetap percaya akan rencana Tuhan dalam hidupku. Akhirnya, karena kebaikan hati Rm. Djoko, Rektor kami sewaktu di TOR, aku diperkenankan untuk menjalani satu kali tes lagi dan akhirnya lulus.
Perjuanganku tidak cukup sampai di situ, awal aku menjalani
perutusan studi di Seminari Tinggi Kentungan, aku mengalami kesulitan untuk memahami beberapa mata kuliah, terutama Filsafat dan menemukan ritme belajar yang tepat untuk diriku. Namun karena dukungan dan bantuan dari teman-teman angkatanku, akhirnya aku mulai dapat menemukan dinamika belajar yang sesuai dengan diriku dan mulai bisa memahami beberapa mata kuliah yang aku rasa sulit. Aku bersyukur bahwa selama menjalani masa formatio di seminari, aku mendapat banyak bantuan dari Tuhan baik itu lewat para formator, pembimbing rohani, teman-teman angkatan maupun teman-teman komunitas. Di sanalah aku merasa diterima dan dikasihi sebagai keluarga.
16
Tahbisan Imam Keuskupan Agung Semarang 2020
Pengalaman Pastoral
S
alah
satu
pengalaman pastoral
yang
bagiku sangat berkesan adalah saat aku menjalani perutusan untuk bermisi di Kalimantan Barat. Aku menjalani
perutusan
pra diakonat dan juga diakonat di Paroki St. Perjalanan Turne ke Stasi
Maria Assumpta Tanjung – Keuskupan Ketapang.
Di Paroki inilah aku banyak belajar tentang pengalaman berpastoral yang akan sangat berguna bagi pelayanan pastoralku ke depan.
Paroki Tanjung memiliki 45 stasi, yang terbagi ke dalam tiga
wilayah besar, yakni wilayah hulu, wilayah tengah dan wilayah hilir. Stasi terjauh dapat dijangkau lewat perjalanan darat selama 3 jam perjalanan, dengan catatan jalan kering. Jika jalan basah karena hujan, perjalanan bisa 4-5 jam, karena jalan menjadi sangat lunyèr (licin, lengket, berlumpur). Setangguh apapun motor yang diberikan Keuskupan sebagai sarana pelayanan pastoral, jika tidak hati-hati bisa terjebak pada jalan yang licin dan lengket.
Bagiku pengalaman menjadi seorang misionaris domestik
di tengah masyarakat suku Dayak menjadi kesempatan yang sangat mahal harganya. Pengalaman untuk menjangkau umat di tapaltapal batas pedalaman Kalimantan menjadi tantangan bagiku untuk mewartakan Yesus. Karena pengalaman semacam ini, mungkin tidak akan aku jumpai di Jawa. Pengalaman bagaimana harus melayani 17
Suasana Setelah Ibadat di Stasi Setipayan, Paroki Tanjung-Kalbar
Rasa lelah karena perjalanan turne, segera akan berubah menjadi kegembiraan saat berjumpa dengan umat di stasi yang belum tentu sebulan sekali mendapatkan pelayanan rohani. umat di pedalaman dengan medan yang sangat tidak mudah menjadi pengalaman yang sangat menantang. Pengalaman jatuh bangun di tanah yang berlumpur saat musim hujan sudah menjadi teman yang akrab bagiku saat turne ke stasi-stasi. Turne adalah kunjungan ke stasi-stasi untuk memberi pelayanan rohani kepada umat. Lelah? Pasti. Namun demikian, rasa lelah karena perjalanan turne, segera akan berubah menjadi kegembiraan saat berjumpa dengan umat di stasi yang belum tentu sebulan sekali mendapatkan pelayanan rohani.
Jujur kuakui bahwa melayani umat di pedalaman itu sangat tidak
mudah. Aku berefleksi bahwa “melayani umat di tempat yang tidak 18
Tahbisan Imam Keuskupan Agung Semarang 2020
mudah dan kita kemudian mengeluh itu sudah hal biasa. Tetapi kalau kita melayani umat di tempat yang tidak mudah dan kita masih bisa menemukan sukacita di dalamnya, bagiku itu sungguh pengalaman luar biasa.” Karena lewat perjumpaan dengan umat itulah, aku semakin merasakan bahwa kasih Tuhan menjadi begitu nyata dalam hidup dan panggilanku. Maka aku sangat bersyukur atas pengalaman tersebut, karena sebagai seorang calon imam aku dibekali dengan pengalaman bermisi yang semakin memperkaya pengalamanku dalam berpastoral. Refleksi Panggilan
P
eerjalanan panggilan menjadi seorang imam bagiku merupakan perjalanan yang penuh dengan rasa syukur. Syukur bahwa di tengah tantangan dan perjuanganku menghidupi panggilan
Tuhan, aku selalu mendapatkan dukungan dan pertolongan dari pribadi-pribadi yang Tuhan utus untuk menemani aku. Lewat keluarga, para guru, para formator di seminari, teman-teman sepanggilan dan juga umat, aku semakin mengalami kasih Tuhan yang begitu nyata dalam hidup dan panggilanku. Tuhan tidak membiarkan aku berjuang seorang diri dalam menapaki jalan panggilan-Nya. Tetapi Dia bekenan mengasihi dan akhirnya memilih aku menjadi sahabat-Nya.
Tuhan tidak membiarkan aku berjuang seorang diri dalam menapaki jalan panggilan-Nya.
Aku sangat tertarik akan motto penggembalaan Paus Fransiskus,
“Miserando atque Eligendo” (Tuhan berkenan mengasihi dan memilih aku) yang terinspirasi dari kisah Matius si penagih pajak yang akhirnya dipanggil menjadi murid Yesus (bdk. Mat. 9:9). Saat Yesus melihat seorang penagih pajak, Dia menatap-Nya dengan perasaan kasih dan akhirnya memilih dia menjadi sahabat-Nya dengan berkata, “Ikutilah Aku”. 19
Masa Diakonat di Paroki TanjungKalbar
Panggilan menjadi sahabat Yesus seperti yang dialami oleh
St. Matius, kiranya juga aku alami di dalam perjalanan panggilanku menjadi seorang imam. Tentu aku menyadari akan ketidakpantasanku menjadi seorang imam, karena sebagai manusia aku masih banyak dosa dan kelemahan. Namun karena Tuhan berkenan memandangku dengan perasaan kasih dan akhirnya memilih aku menjadi sahabatNya, maka aku pun terpanggil untuk membagikan kasih Tuhan itu lewat tugas pelayanan sebagai seorang imam.
Akhir kata, doakanlah saya agar tetap setia kepada Yesus
Kristus dengan menjadi imam-Nya yang baik dan rendah hati hingga akhir hayat saya. Amin!
20
Tahbisan Imam Keuskupan Agung Semarang 2020
Benedektus Nugroho Susanto Data Diri Nama Tempat/ Tgl Lahir Nama Ayah Nama Ibu Saudara Asal Paroki Pelantikan Lektor & Akolit Tahbisan Diakonat
: Benedektus Nugroho Susanto : Kulon Progo, 10 Juli 1992 : Bonifasius Sumidi : Fransiska Suratinah : Elisabeth Puji Astuti : Santa Theresia Lisieux Boro. : 29 Mei 2016 : 25 Januari 2020 di Kapel St. Paulus Seminari Tinggi Kentungan
Riwayat Pendidikan/Formatio 1998 - 2004 : SD Negeri Sidoharjo. 2004 - 2007 : SMP Pangudi Luhur Boro. 2007 - 2011 : SMA Seminari Menengah St. Petrus Canisius Mertoyudan. 21
2011 - 2012 2012 - 2016 2016 - 2017 Juni - 2018 Desember - 2018 2018 - skrg
: Tahun Orientasi Rohani “Sanjaya” Semarang. : Studi Filsafat - Teologi di Fakultas Teologi Wedabhakti - USD. : Tahun Orientasi Pastoral di Yayasan Bernardus – Sekolah Theresiana, Semarang. : Lulus Ujian Bakaloreat di Fakultas Teologi Wedabhakti. : Lulus Ujian Ad-Audiendas di Fakultas Teologi Wedabhakti. : Program Magister Fakultas Teologi Wedabhakti.
Riwayat Pastoral 2011-2012 : Pendampingan Sosial Garam di Delik Sari 2013 - 2014 : Mengajar di SD Johannes Bosco Baciro. 2014 - 2015 : Mengajar di SD Kanisius Totogan. Pendampingan Legio Maria Paroki Kidul Loji. 2015 - 2016 : Pendampingan KMK Fakultas Kedokteran Umum UGM, Yogyakarta. 2016 - 2017 : Tahun Orientasi Pastoral di Yayasan Bernardus – Sekolah Theresiana dan tinggal di Paroki Santa Perawan Maria Ratu Rosario Suci, Katedral-Semarang. 2017 - 2018 : Pastoral Pendampingan Narapidana di Rutan Wirogunan, Yogyakarta. 2020 (25 Jan - 15 Juli) : Masa Diakonat di paroki Kristus Raja Baciro Yogyakarta.
22
Tahbisan Imam Keuskupan Agung Semarang 2020
“IA YANG MEMANGGIL KAMU ADALAH SETIA, IA JUGA AKAN MENGGENAPINYA” (1 Tes 5:24)
23
SEMUA KARENA KASIH SAYANG ALLAH
Benedektus Nugroho Susanto
“Ia yang memanggil kamu adalah setia, Ia juga akan menggenapinya.” (1 Tes. 5:24)
M
engingat
kembali
pengalaman
perjalanan
panggilan,
perasaan yang muncul adalah syukur. Saya bersyukur karena boleh merasakan kasih penyertaan Tuhan yang luar
biasa dalam perjalanan hidup dan panggilan ini. Allah memiliki cara yang unik dalam menanamkan benih panggilan-Nya. Dalam pengalaman saya, panggilan Allah tidak nampak dalam peristiwaperistiwa besar sebagaimana panggilan Paulus, tetapi justru nampak dalam pengalaman-pengalaman sederhana yang menakjubkan. Dia yang memanggil, setia menemani dan membimbing saya dalam pengalaman-pengalaman rohani dan juga perjumpaan-perjumpaan dengan banyak pribadi.
Bapak dan ibu berjalan kaki kurang lebih 9 km (pergi-pulang) dengan menggendong saya untuk mengantarkan kontrol kepada dokter. Allah yang Menanam
S
aya dilahirkan sebagai anak kedua dari dua bersaudara. Dalam keluarga sederhana, saya dibesarkan dengan penuh perhatian dan cinta. Saya biasa hidup dekat dengan orangtua. Hal ini,
menjadikan saya enggan untuk terpisah dengan orangtua, kemanapun mereka beraktivitas, saya selalu mengikutinya. Ada banyak waktu 24
Tahbisan Imam Keuskupan Agung Semarang 2020
Medan Madya Seminari Menengah Mertoyudan
dan kegiatan yang saya lalui dalam kebersamaan dengan keluarga. Keberadaan teman laki-laki sebaya yang ada di lingkunganku jarang, maka saya lebih sering bermain di rumah atau ikut orangtua berladang. Salah satu hal, yang selalu diingat oleh saudara-saudara sekitar tentang masa kecil saya adalah anak yang sering sakit-sakitan. Banyak makan ini dan itu, tetapi pertumbuhan tidak menggembirakan, sampai kelas tiga SD, berat badannya masih 18 kg. Sebelum masuk bangku sekolah dasar, saya begitu sering berkunjung ke rumah sakit. Flek paru-paru menuntut saya untuk menjalani kontrol dokter secara rutin, setiap hari Jumat di rumah sakit Boro, dalam beberapa bulan. Bapak dan ibu berjalan kaki kurang lebih 9 km (pergi-pulang) dengan menggendong saya untuk mengantarkan kontrol kepada dokter. Dengan kasih yang luar biasa, mereka setia untuk merawat dan mengusahakan pengobatan bagi saya.
25
Perasaan terpanggil untuk menjadi seorang imam, pertama-tama muncul dari pengalaman perjumpaan dengan seorang imam yang selalu menyapa umat setelah usai misa. Pada saat itu saya masih mengikuti kegiatan misdinar di Gereja Santa Maria Assumpta Gorolangu. Jarak yang cukup jauh dari gereja paroki dan luasnya wilayah paroki pada saat itu menyebabkan pelayanan misa di tempat saya hanya dilayani pada hari Sabtu Kliwon dan Minggu Pahing (sebulan dua kali). Waktu itu, perjumpaan dengan imam adalah kesempatan langka. Suatu hal yang tidak mungkin terjadi, apabila tidak sedang ada misa di wilayah atau lingkungan. Sapaan dan perjumpaan dengan seorang imam itu menjadi titik tolak tumbuhnya keinginan dalam diri saya untuk menjadi imam. Melihat seorang pribadi yang selalu menyapa orang lain dengan wajah gembira, demikian pula orang-orang yang datang kepadanya merasakan kegembiraan pula. Hingga akhirnya, keinginan itu terucap saat saya mengalami sakit Malaria yang agak lama (kelas
Bersama rekan-rekan Frater di TOR Sanjaya-Jangli
26
Tahbisan Imam Keuskupan Agung Semarang 2020
4 SD - kurang lebih 6 bulan). Saya mengatakan demikian sesuk nek sido mari, aku arep dadi Romo (besok kalau jadi sembuh, saya akan menjadi imam). Dan terjadilah, saya sembuh dari sakit. Pada waktu Sekolah Dasar, saya cukup rajin mengikuti kegiatan misdinar, kegiatan PIA, doa lingkungan, bahkan karena bapak saya adalah seorang prodiakon, saya sering mengikuti beliau untuk mengirim komuni untuk umat lingkungan yang sakit. Panggilan Allah saya rasakan terus berkembang, keterlibatan dalam kegiatan-kegiatan tadi merupakan pintu bagi keterlibatanku selanjutnya dalam hidup menggereja. Memasuki sekolah menengah pertama, benih panggilan ini tidak
ada sekian air mata mengalir bersama dengan gelontoran air dari gayung di kamar mandi
lagi diperhatikan. Kegiatan-kegiatan Gereja sudah tidak seaktif dulu, hal ini terjadi karena rasa malu dan gengsi, karena kebanyakan yang terlibat dalam kegiatan menggereja adalah perempuan. Setelah tamat SMP, saya melanjutkan pendidikan di Seminari Mertoyudan. Keputusan ini terjadi bukan karena aku niat dan paham
jalan untuk jadi imam, tetapi karena ikut-ikutan seorang teman yang mendaftar ke Seminari. Segala persyaratan aku persiapkan secara pribadi, orangtua tahunya beres. Saat membutuhkan biaya atau tanda tangan, barulah saya berbicara dengan mereka. Terkadang saya merasa heran, kenapa saat itu saya begitu bersemangat, padahal saya tidak pernah mengerti tentang pendidikan Seminari itu macam apa. Allah yang Memelihara
M
ertoyudan 2007. Sebagai anak yang selalu nempel dengan orangtua, hidup di Mertoyudan adalah pengalaman yang tidak mudah. Beberapa minggu awal hidup di Seminari, ada 27
sekian air mata mengalir bersama dengan gelontoran air dari gayung di kamar mandi. Untuk pertama kalinya hidup mandiri jauh dari orangtua, memulai kebiasaan baru bersama dengan keluarga baru. Seminari Mertoyudan menjadi tempat berjuang untuk merawat dan menumbuh-kembangkan panggilan Tuhan. Melalui para formator dan juga rekan-rekan seperjalanan, saya dididik dan didampingi untuk menjadi pribadi yang bertumbuh kembang secara integral dalam bidang sancitas (kesucian), sanitas (kesehatan), dan scientia (pengetahuan).
Menjalani Masa TOP di Direktorat Sekolah Theresiana-Semarang
Situasi berat juga saya alami dalam mengikuti pelajaran yang ada di Seminari. Di seminari Mertoyudan saya berjumpa dengan orang-orang berkemampuan luar biasa dengan segala talenta yang beragam. Pada awalnya, saya memandang kehidupan di seminari sebagai sebuah arena persaingan yang begitu ketat. Kemampuan yang dibawa seorang anak dusun terlalu jauh untuk mengimbangi pelajaran di Seminari. Situasi yang demikian, terkadang menuntut saya untuk akrab dengan nilai pas-pasan atau bahkan kurang. Tahun pertama, dalam penilaian tengah semester genap, saya mendapatkan nilai empat puluh untuk mata pelajaran Bahasa Latin, dan itu adalah 28
Tahbisan Imam Keuskupan Agung Semarang 2020
nilai terendah dari tiga kelas, semakin minderlah hidup ini. Sebagian besar teman-teman mendapatkan nilai baik atau bahkan sempurna, hanya beberapa saja yang harus remedi, itupun nilainya tidak separah milik saya. Susahnya pelajaran di Seminari terkadang membuat saya kehilangan harapan untuk bertahan di jalan ini. Namun, kebersamaan dalam susah dan senang, serta dukungan dari teman-teman angkatan membuat saya terus bertekun, berjuang dan bertahan. Saya merasa lega, Tuhan menghadirkan orang-orang yang mau menjadi sahabat dalam kesulitan yang saya hadapi. Saya bersyukur atas keluarga baru dan pengalaman formatio di Seminari Mertoyudan. Di seminari inilah saya dibentuk untuk menjadi pribadi yang tangguh, tekun, dan tidak mudah menyerah. Saya menyadari bahwa dalam situasi yang sulit dan menekan, kesungguhan untuk hidup dalam panggilan sebagai calon iman justru semakin ditantang dan dimurnikan.
Saya menyadari bahwa dalam situasi yang sulit dan menekan, kesungguhan untuk hidup dalam panggilan sebagai calon iman justru semakin ditantang dan dimurnikan. Semua karena Kasih Sayang Allah
B
erbagai tahapan yang telah dilalui dari tahun demi tahun dalam menjalani hidup panggilan, menyadarkan saya bahwa, segala yang saya alami, pengalaman perjumpaan dengan
banyak pribadi, pengalaman sedih dan senang, pengalaman gagal dan berhasil, berhadapan dengan beragam kesulitan, adalah 29
Penerimaan Dalmatik Saat Tahbisan Diakon
pengalaman bersama dengan Allah yang senantiasa mengasihi dan membentuk diriku. Segala pengalaman membentuk saya untuk menjadi pribadi yang semakin baik dalam aspek kepribadian, rohani, intelektual, pastoral, dan komunitas. Saya meyakini bahwa inilah buah rahmat yang diberikan Allah. Hingga akhirnya, berbagai macam peristiwa dan pengalaman yang terjadi sampai saat ini adalah karena rahmat kasih dan penyertaan Tuhan. Allah yang setia terus menerus menjaga dan merawat pribadi yang rapuh ini untuk terus berjuang mempersembahkan diri bagi Tuhan dan sesama. Saya menyadari bahwa sungguh besar kasih setia dan kerahiman Bapa kepada pribadi yang rapuh ini. Ia berkenan untuk memilih manusia yang penuh dengan keterbatasan, kerapuhan dan dosa ini untuk ambil bagian dalam karya keselamatan-Nya di dunia. Didasari dengan sebuah keyakinan sebagai pribadi yang dicintai dan beroleh kasih karunia di hadapan Allah, dengan hati yang gembira serta lepas bebas, saya ingin melayani Tuhan dengan menjadi seorang imam. 30
Tahbisan Imam Keuskupan Agung Semarang 2020
Bersama Rekan-rekan Angkatan Tahbisan Diakon 2020
Semoga rahmat Tuhan menguatkan saya untuk menjadi pribadi yang setia, rendah hati, serta mau mengasihi siapapun, Lakukanlah segala pekerjaanmu dalam kasih (1Kor. 16:14). Akhir kata, saya mohon doa Anda sekalian, semoga saya setia menjadi imam-Nya sampai ajal menjemput jiwa dan raga. Semoga Allah yang telah memulai karya baik dalam diri saya, berkenan menyelesaikannya pula. Amin.
Kentungan, 25 Juli 2020 Pesta St. Yakobus Rasul
31
PANDUAN EKARISTI di Luar Buku Tata Perayaan Ekaristi Tahbisan Imam Nyanyian Pembuka
Aku Abdi Tuhan
Umat berdiri
Lagu, Syair : John Hayon Arr : A.S. SJ. 1. Ke depan altar aku berlangkah seraya bermadah gembira ria. Saat yang bah’gia hari yang mulia, hari yang penuh kenangan. reff 2. Aku terkenang masa yang lalu Tuhan berbisik merdu dalam kalbu. Kuingat sabda lembut dan merayu “Marilah ikuti Aku.” reff 3. Kini ya Tuhan aku ucapkan janji setia di jalan panggilan. Kuatkan Tuhan hamba-Mu tabahkan, di dalam setiap rintangan. reff Reff : Tuhan berkenan pada yang hina, seumur hidup aku abdi-Nya. Tuhan berkenan pada yang hina, seumur hidup aku tetap jadi abdi-Nya. Tuhan Kasihanilah Kami (Misa Raya II – PS 349b) Lagu : Misa Raya II, Karl Edmund Prier, SJ, 1968 Syair : TPE 1979, rev. 1992 T : F. Martana, 1993 Kor : Tuhan, kasihanilah kami Umat : Tuhan, kasihanilah kami Kor : Kristus, kasihanilah kami Umat : Kristus, kasihanilah kami Kor : Tuhan, kasihanilah kami Umat : Tuhan, kasihanilah kami
32
Tahbisan Imam Keuskupan Agung Semarang 2020
Madah Kemuliaan (Misa Raya II – PS 350b)
Umat berdiri
Lagu : Misa Raya II, Karl Edmund Prier, SJ, 1968 Syair : TPE 1979, rev. 1992 T : F. Martana, 1993 Uskup : Ke-mu-li-a-an ke-pa-da Al- lah di sur- ga. Umat : Dan damai di bumi, kepada orang yang berkenan pada-Nya. Kor : Kami memuji Dikau. Umat : Kami meluhurkan Dikau. Kor : Kami menyembah Dikau. Umat : Kami memuliakan Dikau. Kor : Kami bersyukur kepada-Mu, karena kemuliaan-Mu yang besar. Umat : Ya Tuhan Allah, Raja surgawi, Allah Bapa yang mahakuasa. Kor : Ya Tuhan Yesus Kristus, Putra yang tunggal. Umat : Ya Tuhan Allah, Anak Domba Allah, Putra Bapa. Kor : Engkau yang menghapus dosa-dosa dunia. Umat : Kasihanilah kami. Kor : Engkau yang menghapus dosa-dosa dunia Umat : Kabulkanlah doa kami. Kor : Engkau yang duduk di sisi Bapa. Umat : Kasihanilah kami. Kor : Karena hanya Engkaulah Kudus, Umat : Hanya Engkaulah Tuhan. Kor : Hanya Engkaulah Mahatinggi, ya Yesus Kristus. Umat : Bersama Roh Kudus dalam kemuliaan Allah Bapa. Amin. LITURGI SABDA
BACAAN PERTAMA (1Kor 16:10-18) Umat duduk Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada jemaat di Korintus. “Lakukanlah segala pekerjaanmu dalam kasih!” Saudara-saudara, jika Timotius datang kepadamu, usahakanlah supaya ia berada di tengah-tengah kamu tanpa takut, sebab ia mengerjakan pekerjaan Tuhan, sama seperti aku. Jadi, janganlah ada orang yang menganggapnya rendah! Tetapi tolonglah dia, supaya ia melanjutkan perjalanannya dengan selamat, agar ia datang kembali kepadaku, sebab aku di sini menunggu kedatangannya bersama33
sama dengan saudara-saudara yang lain. Tentang saudara Apolos: telah berulang-ulang aku mendesaknya untuk bersama-sama dengan saudara-saudara lain mengunjungi kamu, tetapi ia sama sekali tidak mau datang sekarang. Kalau ada kesempatan baik nanti, ia akan datang. Berjaga-jagalah! Berdirilah dengan teguh dalam iman! Bersikaplah sebagai laki-laki! Dan tetap kuat! Lakukanlah segala pekerjaanmu dalam kasih! Ada suatu permintaan lagi kepadamu, saudara-saudara. Kamu tahu, bahwa Stefanus dan keluarganya adalah orang-orang yang pertama-tama bertobat di Akhaya, dan bahwa mereka telah mengabdikan diri kepada pelayanan orang- orang kudus. Karena itu taatilah orang-orang yang demikian dan setiap orang yang turut bekerja dan berjerih payah. Aku bergembira atas kedatangan Stefanus, Fortunatus dan Akhaikus, karena mereka melengkapi apa yang masih kurang padamu; karena mereka menyegarkan rohku dan roh kamu. Hargailah orang-orang yang demikian! Lktr : Demikianlah Sabda Tuhan. Umat : Syukur kepada Allah. MAZMUR TANGGAPAN (Mzm 40:2+4ab. 7-8a. 8b-9. 10; Ul:8a.9a) do = f, 4/4 Gaya Slendro Ulangan 850 Ya Tu- han a- ku da- tang me- la- ku- kan ke- hendak- Mu. Ayat : 1. Aku sangat menanti-nantikan Tuhan; lalu Ia menjengukku dan mendengar teriakku minta tolong. Ia memberi nyanyian baru dalam mulutku untuk memuji Allah kita. 2. Kurban persembahan tidak Kauinginkan, tetapi Engkau telah membuka telingaku; kurban bakar dan kurban silih tidak Engkau tuntut. Lalu aku berkata “Lihatlah, Tuhan aku datang!� 3. Dalam gulungan kitab ada tertulis tentang aku, aku senang melakukan kehendak-Mu ya Allahku. Taurat-Mu ada di dalam dadaku. 4. Aku mengabarkan keadilan di tengah jemaat yang besar. Bibirku tidak kutahan terkatup Engkau tahu itu, ya Tuhan.
34
Tahbisan Imam Keuskupan Agung Semarang 2020
BAIT PENGANTAR INJIL 961 Umat berdiri Al- le- lu- ya, al- le- lu- ya, al- le- lu-ya. Ayat: (Ibrani 4:12) Sabda Allah itu hidup dan penuh daya, menguji pikiran dan segala maksud hati. BACAAN INJIL (Matius 20:1-16a) Umat berdiri Dn : Tuhan bersamamu. Umat : Dan bersama rohmu. Dn : Inilah Injil Yesus Kristus menurut Santo Matius. Umat : Dimuliakanlah Tuhan “Demikianlah yang terakhir menjadi terdahulu dan yang terdahulu menjadi yang terakhir.” Sekali peristiwa, Yesus mengemukakan perumpamaan berikut kepada murid-murid-Nya, “Hal Kerajaan Surga itu seperti seorang tuan rumah yang pagi-pagi benar keluar mencari pekerja untuk kebun anggurnya. Setelah sepakat dengan para pekerja mengenai upah sedinar sehari, ia menyuruh mereka ke kebun anggurnya. Kirakira pukul sembilan pagi, ia keluar pula, dan dilihatnya ada orangorang lain menganggur di pasar. Katanya kepada mereka, “Pergi jugalah kalian ke kebun anggurku, dan aku akan memberimu apa yang pantas,” dan mereka pun pergi. Kira-kira pukul dua belas dan pukul tiga sore, ia keluar pula dan berbuat seperti tadi. Kira-kira pukul lima sore, ia keluar lagi dan mendapati orang-orang lain pula; lalu katanya kepada mereka,”Mengapa kalian menganggur saja di sini sepanjang hari?” Jawab mereka,”Tidak ada orang yang mengupah kami.” Kata orang itu,”Pergilah kalian juga ke kebun anggurku.” Ketika hari sudah malam, berkatalah tuan itu kepada mandornya,’Panggillah sekalian pekerja dan bayarlah upahnya, mulai dari yang masuk terakhir sampai kepada yang masuk terdahulu. Maka, datanglah mereka yang mulai bekerja kira-kira pukul lima sore dan mereka masing-masing menerima satu dinar. Kemudian, datanglah mereka yang masuk terdahulu. Mereka mengira akan mendapat upah yang lebih besar. Tetapi, mereka pun menerima masing-masing satu dinar juga. Ketika menerimanya, mereka bersungut-sungut kepada tuan itu, katanya,”Mereka yang masuk paling akhir ini hanya bekerja satu jam, dan engkau menyamakan mereka dengan kami yang sehari suntuk 35
bekerja berat dan menanggung panas terik matahari.� Tetapi, tuan itu menjawab salah seorang dari mereka, “Saudara, aku tidak berlaku tidak adil terhadapmu. Bukankah kita telah sepakat sedinar sehari? Ambillah bagianmu dan pergilah. Aku mau memberikan kepada orang yang masuk terakhir ini sama seperti kepadamu. Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku? Atau iri hatikah engkau karena aku murah hati? Demikianlah yang terakhir menjadi terdahulu dan yang terdahulu menjadi yang terakhir.� Dn
: Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya. Umat : Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami. Nyanyian Penumpangan Tangan
Datanglah Roh Mahakudus (MB 448)
Lagu : Kempten 1000 Syair : Robanus Maurus/ Frans Harjowiyoto OCSO Arr : A. Soetanto SJ 1. Datanglah Roh Maha kudus, masuki hati umat-Mu, sirami jiwa yang layu, dengan embun kurnia-Mu. 2. Roh Cinta Bapa dan Putra, taburkanlah cinta mesra dalam hati manusia, cinta anak pada Bapa. 3. Datanglah Roh Maha Kudus, bentara cinta Sang Kristus, tolong kami jadi saksi, membawa cinta ilahi. 4. Lidah Api, angin taufan, lambang Roh Kudus yang datang, muka bumi dibarui, oleh Pembaharu yang suci. 5. Roh Kristus ajari kami bahasa cinta ilahi, satulah bangsa semua, karena bahasa cinta. 6. Cinta yang laksana api, kobarkan semangat kami, agar musnalah terbasmi, jiwa angkuh hati dengki. 7. Sang Penghibur umat Allah, kuatkan iman yang lemah, agar hati bergembira, walau dilanda derita. 8. Penggerak para rasul-Mu, lepaskan lidah yang kelu, supaya kami wartakan, karya keslamatan Tuhan. Amin. 36
Tahbisan Imam Keuskupan Agung Semarang 2020
Nyanyian Persiapan Persembahan
Terimalah di Hati-Mu
Lagu : L. Putut Pudyantoro Tata Suara : L. Putut Pudyantoro 1. Bersujud kami di altar-Mu, bersujud kami kepada-Mu. Atas kasih kemurahan-Mu, yang hadir setia selalu. 2. Inilah yang kami miliki, harapan dan niat yang murni. Jadi abdi cinta sejati, berkarya setulus hati. Reff :
Trimalah, ya Tuhan di hati-Mu, persembahan kami umat-Mu. Ubahlah roti dan anggur ini, jadi Tubuh dan Darah nan suci. Sumber nadi iman insani. Nyanyian Kudus (Misa Raya II – PS 391b)
Lagu : Misa Raya II, Karl Edmund Prier, SJ, 1968 Syair : TPE 1979, rev. 1992 T : F. Martana, 1993 Kudus, kudus, kuduslah Tuhan, Allah segala kuasa. Surga dan bumi penuh kemuliaan-Mu. Terpujilah Engkau di surga. Diberkatilah yang datang dalam nama Tuhan. Terpujilah Engkau di surga. Nyanyian Komuni
Bekerja dalam Kasih
Umat duduk
Syair dan Lagu: Fr. Petrik Yoga Sasongko 1. Perjalanan hidup ini penuh liku penuh asa. Meski jauh sering jatuh, namun hati tetap teguh. 2. Saat malam telah datang, kunyalakan terang bintang. Berpeluh merasa rapuh, tangan Tuhan yang merengkuh. 3. Ku berjalan tanpa lelah, ku berdoa ku meminta. Oh Tuhan layakkan aku, mencinta-Mu, mengabdi-Mu. 37
Bridge: Takkan gentar aku karena kasih Tuhan sempurna. Reff: Kuatkan hati mengabdi Tuhan, Roh Kudus yang menuntunmu selalu. Melayani sesama dengan cinta, bekerja dalam kasih demi kemuliaan- Mu. Nyanyian Penutup
Mari Kita Pergi
Lagu dan Syair: Tonie Widyarto Mari kita pergi, kita diutus Tuhan. Wartakan karya kes’lamatan-Nya. Mari kita pergi, semaikan kasih Tuhan. Kepada semua umat manusia. Jadilah terang dunia, terangilah semua manusia. Jadilah garam dunia, garamilah semua manusia.
38
Tahbisan Imam Keuskupan Agung Semarang 2020