Petunjuk Pelaksanaan
PERAYAAN BUDAYA NUSANTARA II
Majelis Nasional Pendidikan Katolik 2022
Petunjuk Pelaksanaan
PERAYAAN BUDAYA NUSANTARA II
Majelis Nasional Pendidikan Katolik 2022 2
PENGANTAR Salam Kasih Persaudaraan Puji Syukur kepada Tuhan yang Maha Baik, yang senantiasa memberikan rahmat dan kekuatan-Nya kepada kita semua. Pertama-tama, Majelis Nasional Pendidikan Katolik (MNPK) merasa bersyukur karena telah berhasil menggelar kegiatan Perayaan Budaya Nusantara (PBN) perdana pada tahun 2021. Kegiatan itu telah diikuti oleh peserta didik dari TK/ PAUD hingga SMA/SMK dari seluruh Indonesia. Kedua, MNPK kembali menyelenggarakan kegiatan yang sama pada tahun ini, dengan beberapa penyesuaian. Tema yang dipilih untuk PBN II ini adalah “Aktualisasi Tradisi, Membangun Kebinekaan Global,” yang sebagaimana dijelaskan dalam buku petunjuk ini berkaitan dengan Merdeka Belajar dan Pro il Pelajar Pancasila. Kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen MNPK menempatkan budaya sebagai bagian penting dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, juga dalam kerangka pembentukan karakter peserta didik yang selaras dengan berbagai nilai dan kearifan yang terkandung dalam berbagai warisan budaya kita. Dimensi budaya ini tentu tidak bisa
f
3
dikesampingkan, karena perannya yang penting dalam proses pendidikan dan pemanusiaan. Materi yang ada dalam buku ini adalah pedoman pelaksanaan untuk rangkaian kegiatan ini, di mana di dalamnya dijelaskan hal-hal yang perlu diketahui dan dilakukan peserta, sehingga kegiatan ini bisa dilaksanakan sebaik-baiknya dan targetnya pun bisa tercapai. Kami berterima kasih kepada semua pihak yang terlibat aktif mempersiapkan penyelenggaraan kegiatan ini, baik panitia yang bekerja di bawah koordinasi Ibu Pudentia MPSS, maupun Dewan Juri, yang adalah para pakar di bidangnya masing-masing, yang bersedia meluangkan waktu untuk membantu dan bekerja sama dengan MNPK. Akhirnya, kami berharap, Sekolah-sekolah Katolik di seluruh Indonesia mengambil bagian dalam kegiatan ini, dengan mengirimkan peserta untuk terlibat sesuai kategori yang ditetapkan. Ut Omnes Unum Sint! Ketua Presidium MNPK
RP Dr. Vinsensius Darmin Mbula, OFM 4
DAFTAR ISI PENGANTAR/3 DAFTAR ISI/5 BAB I: PENDAHULUAN/8 A. Latar Belakang/8 B. Tema dan Tujuan Kegiatan/13 C. Dasar Hukum/14 D. Bentuk Kegiatan/15 E. Peserta/15 E. Kategori/16 F. Ketentuan Umum/16
5
BAB II: KETENTUAN PER KATEGORI/18 A. Tari Tradisi/18 B. Dongeng /20 C. Musik Tradisi/22 D. Karya Tulis tentang Sejarah dan Tradisi Lokal/23 E. Film Dokumenter tentang Sejarah dan Tradisi Lokal/25 BAB III: DEWAN JURI/28 A. Kriteria Pemilihan Dewan Juri/28 B. Pro il Dewan Juri/28 BAB IV: PENGHARGAAN/35 A. Kategori Penghargaan/35 B. Bentuk Penghargaan/35
f
6
BAB IV: PENDAFTARAN, BIAYA DAN PENGIRIMAN MATERI /37 A. Pendaftaran/37 B. Biaya Pendaftaran/38 C. Pengiriman Materi/39 BAB V: JADWAL/40 BAB VI: PANITIA/41 A. Panitia Pengarah/41 B. Panitia Pelaksana/42 BAB VII: PENUTUP/43 LAMPIRAN/44 Lampiran: Formulir Orisinalitas Karya Tulis Tentang Tradisi dan atau Sejarah Lokal/45 7
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Salah satu unsur penting dalam pembentukan karakter dan identitas diri adalah tradisi, baik yang masih berada dalam ingatan atau memori pribadi-pribadi tertentu dan atau komunitas maupun yang sudah dituliskan di atas lontar, dluwang, atau materi lainnya yang diekspresikan atau diwujudkan dalam berbagai cara: dituturkan, diperagakan sebagai permainan tradisional atau ditarikan dan dipentaskan dalam berbagai ragam seni dan ritual. Tradisi ini diwariskan secara turun-temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya karena dianggap berisi berbagai hal yang berkaitan dengan sistem kognitif, metakognitif, hukum, adat istiadat, religi/sistem kepercayaan, teknologi dan sistem pengetahuan tradisional (indigenous knowledge), sejarah, kearifan lokal (local wisdom), pengetahuan tentang alam, dan berbagai 8
hasil seni. Tradisi yang begitu beragam ini telah diwariskan dari masa ke masa dan sudah merupakan warisan budaya bangsa. Sampai sekarang, sudah tercatat paling tidak 1.528 warisan budaya tak benda yang telah ditetapkan oleh Kemendikbudristek, yang tersebar di semua wilayah Indonesia. Di tengah kemajuan peradaban umat manusia, yang ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan komunikasi modern, tradisi sebagai kekuatan kultural merupakan sumber pembentukan peradaban dalam berbagai aspek kehidupan dengan berbagai kandungan yang bernilai tersebut. Tradisi bukanlah dilihat sebagai barang antik yang harus diawetkan, yang beku, yang berasal dari masa lalu dan tidak pernah akan dan boleh berubah yang kemudian diagungkan dan diabadikan. Sudut pandang seperti ini justru akan membuat tradisi hanya ada dalam sejarah kegemilangan masa lalunya, tanpa dapat mengaktualkannya dalam situasi masa kini. Perlu sekali untuk membangun sebuah paradigma yang melihat tradisi sebagai kekuatan yang dengan itu sebagian masyarakat kita mampu berdialog secara baik dengan kekuatankekuatan lain di luar dirinya. Paradigma ini terbangun dari suatu pandangan bahwa tradisi merupakan perwujudan kegiatan sosial budaya sebuah komunitas. Untuk itu, materi penyampaian berbagai bentuk tradisi harus dapat diletakkan dalam suatu konteks sosial budaya 9
(misalnya kesadaran identitas dan pendidikan) serta politik dan ekonomi. Selain itu, perlu pula diingat bahwa sebagai titik tolak bentuk ekspresi dalam perayaan, tradisi itu sendiri dapat dilihat sebagai suatu peristiwa budaya atau sebagai suatu bentuk kebudayaan yang diciptakan kembali (invented culture) untuk dimanfaatkan, dikembangkan, dan direvitalisasi, atau sebagai suatu bentuk kebudayaan yang karena suatu alasan tertentu perlu dijaga dari kepunahannya. Budaya dan pendidikan sama-sama memiliki kapasitas untuk memperluas lintasan dan kemungkinan pembelajaran dan memperluas perspektif dengan memberdayakan komunitas tradisi yang merupakan kelompok yang paling rentan untuk mempertahankan keberagaman ekspresi dan warisan budayanya. Namun, disadari pula bahwa proses pewarisan tradisi ini belum berjalan optimal. Hal itu terjadi karena generasi muda tidak lagi mengenal tradisinya, malah lebih mengenal tradisi-tradisi dari luar; dan terbatasnya kegiatan/pentas tradisi di lingkungan masyarakat. Untuk mengatasi hal tersebut, maka diperlukan upaya mengenali tradisi dalam berbagai ekspresi dengan melakukan kegiatan seperti wawancara dan belajar bersama maestro dan pelaku tradisi, membuat ilm dokumenter mengenai kehidupan mereka dan hal terkait lainnya.
f
10
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) sendiri telah berupaya memberi perhatian terhadap hal ini, secara khusus lewat peluncuran Program Merdeka Belajar edisi ke-13 pada 3 September 2021 yang menghadirkan kanal media khusus budaya, Indonesiana. Kanal media ini bertujuan untuk mewadahi, mengintegrasikan, serta mempromosikan karya dan ekspresi budaya masyarakat. Langkah ini, menurut Mendikbudristek, Nadiem Anwar Makarim diambil karena belum ada media informasi komprehensif yang menyajikan kekayaan budaya Indonesia dalam bentuk audio, visual, teks, dan audiovisual secara terpadu. Ia juga mengatakan, kanal Indonesiana merupakan salah satu upaya mewujudkan visi pemajuan kebudayaan, yakni Indonesia bahagia berlandaskan keanekaragaman budaya yang mencerdaskan, mendamaikan, dan menyejahterakan. Perhatian pada budaya ini juga digariskan oleh Kemendikbudristek dalam rumusan tentang Pro il Pelajar Pancasila, yang salah satu cirinya adalah berkebinekaan global, yang kemudian dijabarkan sebagai pelajar Indonesia yang mampu mempertahankan budaya luhur, lokalitas dan identitasnya, dan tetap berpikiran terbuka dalam berinteraksi dengan budaya lain, sehingga menumbuhkan rasa saling menghargai dan kemungkinan terbentuknya budaya baru yang positif dan tidak
f
11
bertentangan dengan budaya luhur bangsa. Dari beberapa elemen kunci berkebinekaan global itu, salah satunya adalah mengenal dan menghargai budaya. Sejalan dengan langkah Kemendikbudristek itu, dalam upaya pewarisan dan apresiasi tradisi Nusantara, Majelis Nasional Pendidikan Katolik (MNPK) telah melakukan upaya konkret lewat penyelenggaraan kegiatan Perayaan Budaya Nusantara (PBN) yang dimulai pada tahun 2021. Kegiatan ini melibatkan peserta didik dari tingkat TK/PAUD hingga SMA/ SMK di sekolah-sekolah Katolik di seluruh Indonesia, yang didukung oleh guru/pendamping. Dalam kegiatan ini, mereka menampilkan berbagai bentuk warisan tradisi seperti tari, dongeng, musik tradisi dan menulis tentang tradisi dan sejarah lokal di lingkungan sekitar. Pada kegiatan PBN perdana itu, MNPK mengambil tema “Merajut keIndonesia-an, Melestarikan Tradisi Nusantara.” Kegiatan itu diadakan kembali pada tahun ini dan mengusung tema “Aktualisasi Tradisi, Membangun Kebinekaan Global.” Dengan mengusung tema ini diharapkan bahwa melalui aktualisasi tradisi, peserta didik akan mampu membangun kebinekaan global, sebagaimana yang menjadi salah satu ciri Pro il Pelajar Pancasila.
f
12
B. Tema dan Tujuan Kegiatan 1. Tema Kegiatan Tema kegiatan ini adalah “Aktualisasi Tradisi, Membangun Kebinekaan Global.” 2. Tujuan Kegiatan Adapun tujuannya antara lain: 1.
Memperkenalkan kekayaan dan keberagaman tradisi peserta didik.
kepada
2. Mengaktualisasi tradisi sebagai warisan budaya 3. Menanamkan kesadaran di dalam diri peserta didik untuk menjadi pelaku dan penerus budaya. 4. Membekali peserta didik dengan inovasi, kreativitas, komunikasi, solidaritas, sikap kritis dan kemampuan beradaptasi. 5. Membentuk karakter bangsa dengan mengenal lingkungan budaya dan belajar bersama maestro tradisi.
13
C. Dasar Hukum 1.
Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2.
Undang-undang RI Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah.
3.
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan.
4.
Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan.
5.
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
6.
Peraturan Presiden RI Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter.
7.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 39 Tahun 2008 tentang Pembinaan Kesiswaan.
14
8.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti.
9.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor 20 Tahun 2018 tentang Penguatan Pendidikan Karakter pada Satuan Pendidikan Formal.
D. Bentuk Kegiatan Nama Kegiatan : Perayaan Budaya Nusantara II (2022) Waktu
: Maret – Juni 2022
Semua kegiatan mengikuti standar protokol kesehatan.
E. Peserta: Pesertanya adalah peserta didik: 1.
TK/PAUD
2. SD Kelas Bawah (Kelas I - III) 3. SD Kelas Atas (Kelas IV-VI) 15
4. SMP 5. SMA/SMK
F. Kategori 1.
Tari Tradisi (untuk SMP dan SMA/SMK) dan Tari Kreasi/Garapan berdasarkan Tari Tradisi (TK, SD Kelas Bawah dan SD Kelas Atas)
2. Dongeng: SD 3. Musik Tradisi: SMP dan SMA/SMK 4. Karya Tulis Tentang Tradisi dan atau Sejarah Lokal: SMA/SMK 5. Film Dokumenter tentang Tadisi dan atau Sejarah Lokal: SMA/SMK
G. Ketentuan Umum 1.
Setiap sekolah dapat mendaftarkan pesertanya dan menentukan kategori yang diikuti. Tidak ada batasan jumlah kategori yang akan diikuti sekolah.
2. Setiap sekolah mengisi formulir dan membayar biaya partisipasi. 16
3. Setiap penampilan harus didampingi atau dibina oleh guru/ pendamping. 4. Setiap kegiatan yang diikuti harus disertai dengan deskripsi singkat atau sinopsis penyajian lengkap dengan keterangan mengenai sumber tradisi dan maestro/tokoh yang diambil sebagai materi penyajian; keterangan mengenai koreografer/penata musik/ pengarah penyajian; keterangan mengenai hal terkait lainnya, seperti kostum dan perlengkapan lain dalam formulir yang disediakan. 5. Tata rias dan busana disediakan oleh peserta dan disesuaikan dengan asal daerah tradisi yang dibawakan. 6. Peserta tidak boleh menggunakan peralatan/ properti berupa benda tajam atau benda lain yang dapat membahayakan. 7.
Peserta menggunakan peralatan/properti yang sederhana, kreatif, dan bersumber dari tradisi setempat.
8. Peserta yang menjadi inalis wajib hadir secara virtual saat penilaian terakhir. 9. Peserta menerima keputusan dewan juri sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.
f
17
BAB II KETENTUAN PER KATEGORI A. Tari Tradisi Materi Tradisi
: Tari Tradisi dan Tari Kreasi/Garapan berdasarkan Tari
Peserta
: Kelompok
Durasi
: 4-6 Menit
Pelaksanaan: 1. Peserta • Peserta adalah per kelompok, dengan maksimal 10 peserta per kelompok. • Peserta adalah peserta didik TK/PAUD, SD Kelas Bawah, SD Kelas Atas, SMP dan SMA/SMK.
18
• Peserta (atau melalui guru pendamping) menjelaskan konsep penyajian dalam bentuk deskripsi mengenai tari yang akan disajikan (misalnya: narasumber, asal usul, makna, koreografer, perlengkapan dan kostum). • Peserta menyerahkan rekaman tari yang dipentaskan dalam bentuk video format MP4. • Peserta diarahkan dan dibina oleh guru/pendamping/pelatih/maestro. 2. Materi • Untuk peserta SMP dan SMA/SMK, materinya adalah tari tradisi berupa tari bentuk yang berkembang di daerah setempat dan masih dikenal serta digunakan oleh masyarakat hingga kini (bukan tari kreasi/garapan). • Untuk peserta TK/PAUD, SD Kelas Bawah dan SD Kelas Atas ,materinya adalah tari garapan baru atau kreasi baru yang berakar pada tradisi setempat dan disesuaikan dengan usia. • Musik pengiring dalam bentuk rekaman (MP3 atau CD Audio) dan atau yang menggunakan alat asli, bukan rekaman.
19
3. Penilaian • Konsep, Kreativitas, Orisinalitas, Tata Rias, dan Busana • Akan dipilih 20 inalis dan lima peserta terbaik per jenjang
B. Dongeng Materi
: Dongeng Nusantara dalam Bahasa Ibu
Peserta
: Perorangan
Durasi
: 4-6 menit
Pelaksanaan: 1. Peserta • Peserta adalah perorangan dan merupakan peserta didik SD Kelas Atas. • Peserta mengirimkan Teks Dongeng dalam Bahasa Daerah dan terjemahannya dalam Bahasa Indonesia. Dongeng dibawakan dalam Bahasa Daerah.
f
20
• Peserta melampirkan deskripsi berupa penjelasan asal-usul, makna, nilai atau pesan dongeng. • Peserta menyerahkan rekaman penyajian dongeng dalam bentuk video format MP4. • Peserta diarahkan dan dibina oleh Guru Pendamping/Pelatih/ Maestro. 2. Materi • Dongeng dari daerah asal peserta/sekolah yang bersangkutan. • Dongeng tersebut berasal dari tuturan atau cerita dari orang tua, kakek/nenek, atau dari pendongeng/penutur cerita di lingkungan tempat tinggal peserta atau sekolah peserta; bukan dari buku atau teks yang sudah dicetak. • Perlengkapan/alat peraga dan sarana untuk bercerita bila diperlukan 3. Penilaian • Bahasa, Penampilan, dan Penghayatan • Akan dipilih 20 inalis dan lima peserta terbaik.
f
21
C. Musik Tradisi Materi : Musik Tradisi (instrumental dan atau vokal) Peserta : Kelompok Durasi : 4-6 Menit Pelaksanaan: 1. Peserta • Peserta adalah kelompok (6-10 orang peserta per kelompok) dan merupakan peserta didik SMP dan SMA/SMK • Peserta mengirimkan Konsep Penyajian dalam bentuk deskripsi mengenai musik tradisi yang akan disajikan (misalnya: maestro yang menjadi narasumber, asal usul, makna, koreografernya, perlengkapan dan kostum). • Peserta menyerahkan rekaman dalam bentuk video format MP4. Tidak diizinkan untuk lip sync/dubbing. • Peserta diarahkan dan dibina oleh Guru Pendamping/Pelatih/ Maestro. 2. Materi 22
• Materi adalah musik tradisi dari daerah asal peserta/sekolah yang bersangkutan. • Perlengkapan/alat peraga dan alat musik yang diperlukan 3. Penilaian • Keahlian memainkan alat musik tradisi, harmonisasi, komposisi/ penataan dan penampilan. • Akan dipilih 20 inalis dan lima peserta terbaik per jenjang.
D. Karya Tulis tentang Tradisi dan atau Sejarah Lokal Materi : Karya tulis tentang tradisi dan atau sejarah di sekitar sekolah atau di tempat asal peserta Peserta
: Perorangan atau kelompok
Pelaksanaan : 1. Peserta • Peserta adalah perorangan atau kelompok, dengan maksimal 3 orang per kelompok dan merupakan peserta didik SMA/SMK.
f
23
• Peserta boleh mengirimkan maksimal dua naskah dengan tema berbeda. • Peserta diarahkan dan dibina oleh Guru/Pendamping. 2. Materi • Materi karya tulis adalah terkait tradisi dan atau sejarah di sekitar sekolah atau di tempat asal peseta, bisa berupa cerita, tari, musik, ritual, sejarah lokal, pengobatan atau berbagai jenis obat tradisional, adat istiadat, teknologi tradisional, dan pengetahuan tradisional lainnya. • Karya tulis harus disertai dengan penceritaan tentang asal-usul, pewarisan yang terjadi sehingga kita masih dapat menyaksikannya dan tentang kearifan lokal yang terkandung di dalamnya. • Pendapat pribadi mengenai tradisi atau sejarah yang ditemukan sangat diharapkan. • Naskah berbentuk esai terdiri atas 1000 – 2000 kata. • Naskah harus dilengkapi dengan surat lampiran pernyataan orisinalitas naskah dengan mengikuti format yang disiapkan panitia 24
(Lihat lampiran hal. 44). Naskah yang tidak disertai orisinalitas dianggap gugur. 3. Penilaian • Orisinalitas, kreativitas, diksi yang tepat • Pendalaman materi • Pengungkapan dan pemakaian ejaan (PUEBI) yang sesuai standar, aktual, dan menarik. • Akan dipilih 20 inalis dan lima peserta terbaik.
F. Film Dokumenter Tentang Tradisi dan atau Sejarah Lokal Materi : Film dokumenter tentang tradisi dan atau sejarah di sekitar sekolah atau di tempat asal peserta Peserta
: Perorangan atau kelompok
Pelaksanaan
:
1. Peserta
f
25
• Peserta adalah perorangan atau kelompok, dengan maksimal 5 orang per kelompok dan merupakan peserta didik SMA/SMK. • Peserta diarahkan dan dibina oleh Guru/Pendamping 2. Materi • Materi ilm berisi deskripsi tentang tradisi dan atau sejarah di sekitar sekolah atau di tempat asal peserta, bisa berupa cerita, tari, musik, ritual, sejarah lokal, pengobatan atau berbagai jenis obat tradisional, adat-istiadat, teknologi tradisional, dan pengetahuan tradisional lainnya. • Materi ilm harus disertai dengan penceritaan tentang asal usul, pewarisan yang terjadi sehingga kita masih dapat menyaksikannya dan tentang kearifan lokal yang terkandung di dalamnya. • Pendapat pribadi mengenai tradisi atau sejarah yang ditemukan sangat diharapkan. • Film berdurasi 4-7 menit 3. Penilaian • Orisinalitas dan kreativitas, ide inovatif mengaktualisasi materi
f
f
26
• Kedalaman pengamatan dan pemahaman atas materi • Kekhasan/keunikan setempat, termasuk penggunaan bahasa lokal • Pesan dan makna bagi kemanusiaan dan lingkungan • Editing gambar dan suara • Akan dipilih 20 inalis dan lima peserta terbaik
f
27
BAB III DEWAN JURI A. Kriteria Pemilihan Dewan Juri: 1.
Kompeten dalam melakukan proses penilaian sesuai dengan bidang keahliannya
2. Ahli sebagai pelaku dan atau pakar dalam bidang yang dinilainya 3. Adil dalam melakukan penilaian sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan 4. Profesional dalam melaksanakan tugas penilaian 5. Jujur dan bertanggung jawab dari awal sampai akhir penilaian
B. Pro l Dewan Juri: Berikut adalah para juri beserta biodata ringkas mereka (disusun menurut abjad nama):
fi
28
1.
Elly D. Luthan: Lahir di Makassar pada 27 Juli 1952. Sebagian besar masa hidupnya diabdikan untuk dunia tari. Pada tahun 2014, ia menerima “Anugerah Kebudayaan dan Maestro Seni Tradisi” dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Elly juga berkiprah di bidang seni peran, baik teater maupun ilm. Karya-karya tari Elly telah mendapat apresiasi yang sangat baik, diantaranya Karya Ramayana dalam Festival Ramayana Internasional di Bangkok, Thailand pada tahun 1998, Kunti Pinilih yang dipentaskan di Het Muziek Theatre, Amsterdam, Belanda tahun 2002 dan Tjut Nyak yang dipentaskan dalam Art Summit Festival tahun 2004.
2. Gilang Ramadhan: Lahir di Bandung pada 30 Mei 1963. Ia menamatkan pendidikan di Los Angeles City College Music Department dan Hollywood Professional School. Ia dikenal sebagai salah satu drummer papan atas Indonesia dengan minat yang tinggi pada musik tradisi. Gilang mengoleksi berbagai alat musik tradisional seperti Gendang Bali,
f
29
3. Jabatin Bangun: Lahir di Kabanjahe, Sumatera Utara pada 18 Oktober 1967. Ia belajar etnomusikologi di Universitas S u m a t e r a U t a r a , a n t ro p o l o g i d i Pascasarjana Universitas Indonesia, ilsafat di Pascasarjana Sekolah Tinggi Filsafat Dryarkara Jakarta, dan kesenian di Pascasarjana Institut Kesenian Jakarta (IKJ). Ia aktif melakukan penelitian dan pengembangan program kesenian Nusantara, seperti membuat rekaman audio, program siaran radio, serta penerbitan media cetak dan ilm dokumenter mengenai kesenian Nusantara. Ia mengajar di IKJ, pernah sebagai wakil dekan, pejabat dekan dan wakil rektor bidang akademik. Selama dua periode, ia menjadi anggota Dewan Kesenian Jakarta (2006-2012) dan anggota Klasi ikasi AMI selama tiga tahun. Ia juga menjadi Sekjen Asosiasi Tradisi Lisan Indonesia (2009-sekarang) dan banyak terlibat dalam Program Badan Ekonomi Kreatif dan Kemendikbudristek.
f
30
f
f
Gendang Sunda, Rebana, Tifa, serta jenis alat tetabuhan tradisional Indonesia lainnya.
4. Mukhlis PaEni: Lahir di Rappang, Sulawesi Selatan, 7 Mei 1948. Menyelesaikan Sarjana Sejarah Fakultas Sastra dan Kebudayaan Universitas Gadjah Mada pada tahun 1975 dan belajar S2 serta S3 di bidang Antropologi Sosial di Universitas Oslo, Norwegia. Ia pernah menjabat sebagai Direktur Jenderal Nilai Budaya Seni dan Film Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (2007-2008), dan Ketua Lembaga Sensor Film (2009 – 2014). Sejak 1999 sampai sekarang dosen di Fakultas Pasca Sarjana Program Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia. 5. M u r t i B u n a n t a : L a h i r d i Semarang pada t ahun 1946. Ia menyelesaikan S3 Program Budaya di Universitas Indonesia. Murti merupakan penulis 60 Buku Anak, Children’s Literature Specialist, C hildren’s Folklorist, Peneliti Sastra Anak, Ketua dan Pendiri Kelompok Pencinta Bacaan Anak dan President Indonesian Board on 31
Books for Young People (INABBY). Ia menerima 6 penghargaan international untuk karya-karyanya dan 7 penghargaan international untuk jasa dan dedikasinya bagi kemajuan sastra anak nasional dan internasional. Ia pernah berbicara di 20 negara tentang Sastra Anak dan sudah menulis lebih dari 200 artikel dan esai untuk berbagai jurnal internasional dan publikasi lainnya. 6. Pudentia MPSS: Lahir di Muntilan, 8 Mei 1956. Ia meraih Doktoral dari Program Sandwich UI dengan Universitas Leiden dan Universitas California, Berkeley pada tahun 2000, dengan spesialisasi tradisi lisan Melayu. Selain bekerja sebagai Dosen dan Peneliti di FIB UI (1982-2021); Dosen di Universitas Udayana (2009sekarang), ia juga menjadi Ketua Lembaga Lemstradi Amdal Budaya FIB UI (2010-sekarang); Ketua Asosiasi Tradisi Lisan (ATL); Tim Ahli Warisan Budaya Tak Benda dan Tim Penilai Anugerah Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek; dan Anggota Komite Indonesia Memory of the World (MOW) UNESCO. Pudentia juga merupakan anggota Pengurus Harian MNPK. 32
7.
Sulistyo S. Tirtokusumo: Lahir di Surakarta, Jawa Tengah, 6 Juli 1953. Namanya dikenal melalui karya-karyanya berupa koreogra i tari yang dipentaskan di berbagai panggung pertunjukan, baik di dalam negeri maupun mancanegara. Ia menjabat sebagai Direktur Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Ditjen Kebudayaan, Kemendikbud (2006-2009); Direktur Kesenian, Ditjen Kebudayaan, Kemendikbud (2009-2013); Direktur Budaya, Taman Mini Indonesia Indah (2015-2018) dan Badan Penasehat Yayasan Harapan Kita (2018-sekarang).
8. Zaini Alif: Lahir di Subang, Jawa Barat, Mei 1975. Ia menempuh studi doktoral di Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung (ITB) dan kini mengajar di Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung. Pada 2005, ia mendirikan Komunitas Hong yang merupakan pusat kajian serta
f
33
dokumentasi permainan rakyat. Sampai saat ini, ia telah mengumpulkan 2.500 jenis permainan tradisional di Indonesia serta 400 jenis permainan tradisional internasional dari 10 negara.
34
BAB IV PENGHARGAAN A. Peraih Penghargaan Dewan Juri menetapkan 20 inalis dan lima peraih penghargaan per jenjang untuk setiap kategori.
B. Bentuk Penghargaan: Bentuk penghargaannya adalah sebagai berikut: 1. Untuk Peserta: • Semua peserta akan mendapatkan serti ikat tanda keiikutsertaan • Para inalis akan mendapat serti ikat sebagai inalis dan mengikuti klinik bersama Dewan Juri yang akan difasilitasi oleh MNPK. • Lima peserta terbaik akan mendapatkan serti ikat, piala dan dana pembinaan.
f
f
f
f
f
f
35
2. Untuk Guru/Pendamping: • Semua guru/pendamping akan mendapatkan serti ikat • Khusus untuk guru/pendamping peserta lima terbaik kategori Tari Tradisi (untuk TK, SD Kelas Bawah dan SD Kelas Atas), kategori Dongeng dan kategori Musik (untuk SMP) akan mendapat penghargaan/apresiasi.
f
36
BAB V PENDAFTARAN, BIAYA DAN PENGIRIMAN MATERI A. Pendaftaran Pendaftaran dilakukan secara online melalui tautan berikut: https://bit.ly/PENDAFTARANPBN-MNPK Atau bisa juga dengan men-scan kode QR berikut:
37
B. Biaya Pendaftaran Peserta membayar biaya partisipasi yang buktinya dilampirkan saat mendaftar. Biaya ditransfer ke rekening berikut: Bank BRI Cut Mutiah, Nomor Rekening 0230 01 002410 56 1, atas nama Mbula Darmin Vinsensius atau Sr. Theresita Tania J Berikut adalah rinciannya untuk masing-masing kategori: No 1
Kategori Tari Tradisi
2 3
Dongeng Musik Tradisi
4.
Karya Tulis tentang Sejarah dan atau Tradisi Lokal F i l m D o k u m e n t e r SMA/SMK tentang Tradisi dan atau Sejarah Lokal
5.
Peserta • TK/PAUD • SD • SMP • SMA/SMK SD Kelas IV – Kelas VI SMP SMA/SMK SMA/SMK
38
Biaya Rp. 500.000
Rp. 200.000 Rp. 500.000 Rp. 200.0000
Rp. 500.000
C. Pengiriman Materi Materi dikirimkan lewat formulir yang akan diinformasikan oleh panitia via email dan nomor HP/WA setelah sekolah melakukan pendaftaran.
39
BAB VI JADWAL Berikut adalah jadwal kegiatan Perayaan Budaya Nusantara: 14 - 21 Maret 2021
: Sosialisasi
22 - Maret – 22 Mei
: Pendaftaran dan Pengiriman Materi
23 Mei– 8 Juni 2021
: Penjurian
10-11 Juni
: Pengumuman
40
BAB VI PANITIA A. Panitia Pengarah Ketua: Romo Dr. Vinsensius Darmin Mbula, OFM Anggota: 1.
Romo Chrispinus Silalahi, OFM.Cap
2. Romo Edigius Menori, S.Fil, M.A 3. Elly. D. Luthan 4. Jabatin Bangun, M. Sn. 5. Gilang Ramadhan 6. Dr. Mukhlis PaEni 7.
Dr. Murti Bunanta
8. Frater Dr. Monfort Mere, SE, MM, M.Pd, MH, M.A.P, BHK 9. Dr. Pudentia MPSS, M.Hum 41
10. Romo Y.A.M Fridho Mulya, SCJ 11. Romo Rafael H.M Tanod, Ph.D 12. Veronica Tri Hartini, SE. MM 13. Sulistyo Tirtokusumo, M.M 14. Dr. M. Zaini Alif
B. Panitia Pelaksana Ketua
: Pudentia MPSS
Wakil Ketua
: Roy AS Yusuf
Sekretaris
: Marianus Dagur
Bendahara
: Etri Sulastri
Humas dan Publikasi
: Theo Wargito
42
BAB VII PENUTUP Demikian Petunjuk Pelaksanaan kegiatan Perayaan Budaya Nusantara II (2022) ini dibuat untuk dilaksanakan sebagaimana mestinya. Apabila ada hal-hal lain yang belum jelas, silahkan menghubungi panitia, melalui email: pbn.mnpk@gmail.com dan WA: 085211838068 (Sdri. Etri). Atas perhatian dan kerja samanya, kami sampaikan limpah terima kasih. Ketua Panitia PBN II (2022)
Pudentia MPSS 43
LAMPIRAN Formulir Orisinalitas Karya Tulis tentang Tradisi dan atau Sejarah Lokal LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA TULIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya: Nama
:
Tempat, tanggal lahir
: …………………………….
Alamat sekolah
:
:
Nomor HP
: ……………………………..
Dengan ini saya menyatakan bahwa tulisan/naskah yang saya sertakan dalam Perayaan Budaya Nusantara II (2022) - yang diadakan oleh Majelis Nasional Pendidikan Katolik - adalah benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan karya orang lain dan belum pernah diikutkan 44
dalam segala bentuk kegiatan serupa serta belum pernah dimuat di manapun. Apabila di kemudian hari ternyata tulisan/naskah saya tidak sesuai dengan pernyataan ini, maka secara otomatis tulisan/naskah saya dianggap gugur. Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya. …….., …… …… 2022 Yang Menyatakan Meterai Rp. 10.000 (Nama)
45
46 Majelis Nasional Pendidikan Katolik