Laporan Populer Ekspedisi Corallium XIX

Page 1

LAPORAN POPULER

EKSPEDISI CORALLIUM XIX PULAU BENGKOANG, KEPULAUAN KARIMUNJAWA

19 - 26 November 2017


LAPORAN POPULER


Daftar Isi 4 Pendahuluan 7 Lokasi Pendataan Hasil 8 Terumbu Karang 12 Ikan Karang 14 Parameter Oseanografi 14 Sosial Ekonomi

Ekspedisi Corallium adalah ekspedisi tahunan oleh Marine Diving Club (MDC) dengan tujuan untuk mendata ekosistem terumbu karang di seluruh 27 pulau Kepulauan Karimunjawa

EKSPEDISI CORALLIUM XIX


Pendahuluan Kepulauan Karimunjawa merupakan Kawasan Marine Protected Area (MPA) yang terletak di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Sejak 15 Maret 2001, Karimunjawa ditetapkan sebagai Taman Nasional oleh Pemerintah Jepara. Taman Nasional Karimunjawa terdiri dari gugusan 27 pulau yang tersebar di kawasan yang luas perairannya ± 110.000 hektare dan luas daratan ± 1.500 hektare. Kepulauan Karimunjawa memiliki daya tarik tersendiri akan keindahan bawah lautnya. Sehingga jumlah wisatawan baik lokal maupun mancanegara yang mengunjungi Kepulauan Karimunjawa semakin meningkat setiap tahunnya. Namun seiring bertambahnya jumlah wisatawan jika kawasan ini tidak dikelola dengan baik dan kesadaran masyarakat yang semakin minim untuk menjaga lingkungannya, maka dapat menimbulkan kerusakan masif pada ekosistem terumbu karang yang ada di sekitarnya.

4

Menurut Direktori Pulau Pulau Kecil Indonesia, Pulau Bengkoang secara administratif merupakan Pulau yang tidak berpenduduk dengan luas 105 Ha yang termasuk dalam wilayah Desa Kemujan Kecamatan Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Provinsi Jawa Tengah, yang secara geografis terletak pada posisi 050° 44’24’’LS dan 110° 24’28’’BT. Secara administratif Pulau Bengkoang sebelah timur, barat dan utara berbatasan dengan Laut Jawa sedangkan Pulau Bengkoang sebelah selatan berbatasan dengan Pulau Karimun Jawa. Pulau Bengkoang masuk dalam Kawasan Balai Taman Nasional Karimunjawa berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam No. SK. 79/ IV/Set.3/2005 tentang Revisi Zonasi/ Mintakat Taman Nasional Kepulauan Karimunjawa tanggal 30 Juni 2005. Kementrian Kehutanan menetapkan kawasan Pulau Bengkoang bagian selatan termasuk dalam Zona/Mintakat kawasan Pemanfaatan Wisata Bahari.

LAPORAN POPULER


Marine Diving Club (MDC) merupakan salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro yang berorientasi pada penyelaman ilmiah serta perlindungan dan konservasi lingkungan. Pada periode 2017, MDC mengadakan kegiatan Ekspedisi Corallium XIX dengan tema “Warna Warni Karangku, Ikan Herbivor Penyelamatku�. Kegiatan ini berupa pendataan terumbu karang, ikan karang, parameter oseanografi dan sosial ekonomi di Taman Nasional. Dengan pemantauan ekosistem terumbu karang di Taman Nasional Karimunjawa dan pendataan sosial ekonomi di Pulau Karimunjawa dan di Pulau Kemujan, akan didapatkan data yang nantinya dapat digunakan bagi pemerintah untuk menentukan kebijakan yang terbaik bagi lingkungan dan masyarakat Karimunjawa.

EKSPEDISI CORALLIUM XIX

Pada Ekspedisi Corallium XIX, selain diadakannya kegiatan survey ekologi terumbu karang, juga dilakukan kegiatan sosialisasi mengenai pentingnya menjaga ekosistem terumbu karang untuk kelestarian ekosistem laut. Melalui kegiatan sosialisasi ini diharapkan seluruh elemen masyarakat menyadari akan pentingnya menjaga terumbu karang serta melestarikan ikan herbivora . Sehingga ke depannya Indonesia tetap dikenal sebagai negara yang menjunjung tinggi nilai-nilai konservasi, perlindungan lingkungan, dan ekosistem lautnya dapat tetap lestari.

5


Pulau Bengkoang

Pulau Karimunjawa

6

LAPORAN POPULER


Lokasi Pendataan Ekspedisi Corallium XIX telah dilaksanakan pada tanggal 19 - 26 November 2017 di Pulau Bengkoang, Kep. Karimunjawa. Waktu dan Lokasi Pendataan Pendataan Pertama Tempat : Pulau Bengkoang Bagian Utara Kedalaman : 5 meter dan 10 meter Tanggal : 22 November 2017 Waktu : 09.00 WIB Koordinat : 05o 43’54.6’’ LS ; 110 o24’55.9’’ BT Pendataan Kedua Tempat : Kedalaman : Tanggal : Waktu : Koordinat :

Pendataan Ketiga Tempat : Kedalaman : Tanggal : Waktu : Koordinat :

Pulau Bengkoang Bagian Selatan 5 meter dan 10 meter 25 November 2017 09.00 WIB 05o 44’57.4’’ LS ; 1o 024’34’0’’ BT

Pulau Bengkoang Bagian Timur 5 meter dan 10 meter 22 November 2017 13.00 WIB 05o44’36.1’’ LS ; 110o25;05.0’’ BT

1

2 3

EKSPEDISI CORALLIUM XIX

7


Hasil Pengambilan Data

TERUMBU KARANG

Tabel 1. Prosentase Tutupan Karang

8

Berdasarkan hasil analisis prosentase tutupan terumbu karang hidup pada tabel 3, didapatkan hasil bahwa prosentase tutupan karang tertinggi berada pada sisi Utara Pulau Bengkoang kedalaman 5 meter sebesar 81,5% - 85% dimana prosentase tersebut menurut (Keputusan Menteri Lingkungan Hidup,2001), termasuk dalam kategori baik sekali. Prosentase penutupan karang terendah berada pada sisi timur Pulau Bengkoang kedalaman 5 meter sebesar 2,8% - 8,3% dimana besar prosentase tersebut menunjukkan kondisi terumbu karang di titik pengambilan data tersebut dalam kategori rusak karena menurut (Keputusan Menteri Lingkungan Hidup, 2001), terumbu karang termasuk dalam kategori rusak apabila prosentase pen utupan karang 0-24 %.

LAPORAN POPULER


Prosentase tutupan karang pada kedalaman 5 meter dapat dilihat pada (Grafik 1). Diagram persentase pada Grafik 1 menunjukkan perbandingan antara satu genus karang dengan yang lain sehingga dapat diketahui besar nya komposisi jenis dan persen penutupan dari tiap genus karang serta perbandingan persentase genus karang di setiap sisi perairan Pulau Bengkoang. Dari Grafik 1 terlihat bahwa Pulau Bengkoang pada kedalaman 5 meter masih didominasi oleh genus Acropora. Prosentase penutupan karang tertinggi pada sisi selatan Pulau Bengkoang yaitu dari genus Acropora dengan nilai persentase penutupan karang sebesar 48,4%. Pada sisi utara Pulau Bengkoang pada kedalaman 5 meter didominasi Acropora dengan nilai persen-

tase sebesar 31,6%,sedangkan pada sisi timur Pulau Bengkoang pada kedalaman 5 meter didominasi oleh Montipora dengan nilai persentase sebesar 3,7%. Dari Grafik 2, terlihat bahwa persentase tutupan karang tertinggi di Pulau Bengkoang pada kedalaman 10 meter adalah di sisi utara. Di sisi utara Pulau Bengkoang pada kedalaman 10 meter didominasi oleh Acropora dengan persentase sebesar 20,56%. Persentase tutupan karang tertinggi di sisi selatan pada kedalaman 10 meter yaitu didominasi dari Montipora dengan nilai persentase tutupan sebesar 10,3%. Sedangkan pada sisi timur perairan Pulau Bengkoang pada kedalaman 10 meter persentase tutupan tertinggi yaitu genus Montipora dengan nilai persentase tutupan karang sebesar 4,3%.

Grafik 1. Presentase Tutup an

Terumbu Karang Kedalam

Tutupan Terumbu Karang Kedalaman 10m 2. PresentaseXIX EKSPEDISIGrafik CORALLIUM

an 5m

9


Grafik 3. Komposisi Karang

Tabel 2. Indeks Ekologi

Pada tabel 2 menunjukkan bahwa Indeks keanekaragaman (H’) tertinggi terdapat pada sisi utara Pulau Bengkoang kedalaman 10 meter yaitu sebesar 1,92 – 2,65 dimana nilai tersebut termasuk dalam kategori sedang dan indeks keanekaragaman (H’) terendah terdapat pada sisi timur Pulau Bengkoang kedalaman 10 meter yaitu sebesar 1,46 – 2,47 dimana nilai tersebut termasuk dalam kategori sedang. Pada sisi selatan Pulau Bengkoang kedalaman 10 meter merupakan lokasi dengan indeks keseragaman (E) tertinggi yaitu sebesar

10

0,91 – 1,05 yang termasuk dalam kategori komunitas stabil dan lokasi dengan indeks keseragaman (E) terendah terdapat pada sisi utara Pulau Bengkoang kedalaman 5 meter dengan nilai 0,06 – 0,68 yang termasuk dalam kategori komunitas labil. Indeks dominansi (C) tertinggi berada pada sisi timur Pulau Bengkoang kedalaman 10 meter yaitu sebesar 0,24 – 0,53 sedangkan indeks dominansi(C) terendah berada pada sisi timur Pulau Bengkoang kedalaman 5 meter yaitu sebesar 0.001 – 0,06.

LAPORAN POPULER


Karang Acropora

Karang Porites

Karang Montipora

Tabel 3. Kemunculan Genus Karang

EKSPEDISI CORALLIUM XIX

11


Hasil Pengambilan Data

IKAN KARANG Grafik 4 menunjukkan kelimpahan ikan terumbu yang berada pada sisi utara, timur, dan selatan perairan Pulau Bengkoang. Kelimpahan ikan terumbu yang tertinggi pada kedalaman 5 meter adalah genus Chrysiptera dari famili Pomacentridae yaitu sebanyak 170 individu di sisi timur Pulau Bengkoang. Pada sisi utara Pulau Bengkoang ikan yang paling banyak dijumpai adalah dari genus Caesio dari famili Caesionidae dengan jumlah 91 individu. Sedangkan pada sisi selatan Pulau Bengkoang ikan yang paling banyak dijumpai adalah dari genus Chlorurus dari famili Scaridae dengan jumlah 50 individu.

Grafik 5 menunjukkan hasil komposisi ikan terumbu di perairan Pulau Bengkoang pada kedalaman 10 meter. Pada kedalaman 10 meter genus yang paling banyak ditemui adalah genus Amblyglyphidodon dari famili Pomacentridae yaitu terletak pada sisi selatan sebanyak 195 individu. Pada sisi utara Pulau Bengkoang, genus ikan yang paling banyak didominasi berasal dari genus Pterocaesio dari famili Caesionidae dengan jumlah sebanyak 165 individu. Sedangkan pada sisi timur Pulau Bengkoang ikan yang paling banyak dijumpai adalah dari genus Abudefduf dari famili Pomacentridae dengan jumlah 55 individu.

Grafik 4. Komposisi Ikan Terumbu Ked

alaman 5m

12

Ikan Clorurus

Grafik 5. Komposisi Ikan Terumbu Ked

alaman 10m

LAPORAN POPULER


Ikan Caesio

sumber: Fishes of Australia

Ikan Crysiptera sumber: wikipedia.org

Ikan Abudefduf sumber: wikipedia.org

Tabel 4. Kemunculan Genus Ikan Karang

Tabel 5. Indeks Ekologi dan Kelimpahan

EKSPEDISI CORALLIUM XIX

Dari tabel 5 dapat diketahui bahwa indeks keanekaragaman (H’) ter tinggi berada pada sisi utara Pulau Bengkoang kedalaman 5 dan 10 meter yaitu sebesar 2,49 dimana nilai tersebut termasuk dalam kategori keanekaragaman jenis sedang. Pada sisi timur kedalaman 10 meter memiliki indeks dominansi (C) tertinggi yaitu 0,69 dimana apabila nilai indeks dominansi mendekati 1 maka ada kecenderungan suatu jenis mendominansi populasi. Indeks Keseragaman (E) tertinggi berada pada sisi selatan kedalaman 10 meter yaitu sebesar 0,81 dimana termasuk kategori komunitas labil. Pada sisi selatan Pulau bengkoang kedalaman 10 meter memiliki kelimpahan ikan tertinggi sebesar 15.640 individu/ha.

13


Hasil Pengambilan Data

PARAMETER OSEANOGRAFI

Tabel 6. Hasil Pengamatan Parameter Oseanografi

PENDATAAN SOSIAL - EKONOMI Pendataan Kondisi Sosial Ekonomi dilakukan di Desa Karimun dan Desa Kemujan kepada para nelayan dan wisatawan

14

LAPORAN POPULER


Grafik 6. Diagram Lokasi penangkapan ikan nelayan Karimunjawa

Grafik 7. Diagram Lokasi penangkapan ikan nelayan Kemujan

Dari hasil pendataan sosial ekonomi nelayan Karimunjawa di peroleh persentase lokasi penangkapan ikan di setiap pulau di karimunjawa dimana pada pulau Karimunjawa paling banyak persentasenya yaitu sebesar 28%. Sedangkan hasil pendataan pada nelayan Kemujan diperoleh persentase lokasi penangkapan ikan sebesar 35% pada Pulau Bengkoang. EKSPEDISI CORALLIUM XIX

Grafik 8. Diagram alat tangkap nelayan Karimunjawa.

Grafik 9. Diagram alat tangkap nelayan Kemujan

Berdasarkan hasil sosek di Pulau Karimunjawa dan Pulau Bengkoang, diketahui bahwa alat tangkap yang paling banyak digunakan oleh nelayan di Pulau Karimunjawa yaitu speargun, dengan persentase sebesar 42%. Sedangkan jenis alat tangkap yang lebih dominan digunakan oleh nelayan di Pulau kemujan adalah pancing dengan persentase sebesar 76%

15


Grafik 12. Diagram perlakuan bycatch nelayan Karimunjawa

Grafik 10. Diagram hasil tangkapan

ikan target nelayan Karimunjawa

Grafik 11. Diagram hasil tangkapan

ikan target nelayan Kemujan

Berdasarkan hasil sosek di Pulau Karimunjawa dan Pulau Bengkoang, diketahui bahwa ikan yang paling banyak dijadikan target tangkapan oleh nelayan di Pulau Karimunjawa yaitu ikan ekor kuning, dengan persentase sebesar 30%. Sedangkan target tangkapan ikan yang lebih dominan digunakan oleh nelayan di Pulau Kemujan adalah ikan tongkol dengan persentase sebesar 64,70%. 85,52% nelayan di Karimunjawa tetap mengambil ikan bukan target yang tidak sengaja tertangkap (bycatch) dan sebanyak 14,47% nya melepas ikan bukan target yang tertangkap. Sedangkan nelayan di Pulau Kemujan sebanyak 76,47% melakukan mengambil bycatch, dan 23,52% nya merilis kembali ikan bukan target yang tidak sengaja tertangkap.

16

Grafik 13. Diagram perlakuan bycatch nelayan Kemujan

Grafik 13. Diagram Pengetahuan Nelayan Karimunjawa tentang peran ikan herbivor terhadap ekosistem terumbu karang

Grafik 14. Diagram Pengetahuan Nelayan Kemujan tentang peran ikan herbivor terhadap ekosistem terumbu karang

Diagram diatas menunjukkan bahwa 67% nelayan di Karimunjawa dan 79,62% nelayan di Pulau Kemujan belum tahu tentang peran ikan herbivor bagi ekosistem terumbu karang. LAPORAN POPULER


Grafik 16. Diagram Aktifitas yang dilakukan wisatawan di Karimunjawa

Grafik 15. Diagram Domisili wisatawan Karimunjawa Grafik 17. Diagram pengetahuan wisatawan Karimunjawa tentang peran ikan herbivor terhadap ekosistem terumbu karang

Grafik 18. Diagram ikan yang di konsumsi Wisatawan selama di Karimunjawa

Wisatawan yang didata merupakan wisatawanlokal Karimunjawa sebanyak 87% dan wisatawan mancanegara sebanyak 13%. Dimana wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Karimunjawa berdasarkan data sosial ekonomi yang diperoleh, berasal dari Perancis, Jerman, Australia, Singapura, Belanda. Aktifitas wisata yang dilakukan wisatawan saat berkunjung di Karimunjawa dimana angka tertinggi terdapat pada aktivitas snorkeling yaitu sebesar 22,36%. Persentase masing masing ikan yang di konsumsi wisatawan selama di Karimunjawa, dimana ikan Kakap merah menjadi ikan yang paling banyak di konsusmsi selama di Karimunjawa dengan persentase sebesar 32,89% diikuti dengan ikan kakak tua, yaitu ikan herbivor, dengan persentase sebesar 17%. EKSPEDISI CORALLIUM XIX

Didapatkan bahwa 52% wisatawan yang disurvey belum tahu mengenai peran ikan herbivor terhadap ekosistem terumbu karang.

17


18

LAPORAN POPULER


Tim Ekspedisi XXIV Gilang Rizki Alqadri Nurhidayah Anisa Nabila Dayinta Andayani Brilian Abdillah Destin Abdan Faruq Amajid Muhammad Chiesa F Bima Fatah Alam Maula Nadia XXIII Anggi Tsamara Amirah Aldion Adin Nugroho M. Anas Khairy M. Naufal Prinanda Arrico Fathur Y.B XXII Andre Rivaldo Arya Muhammad Muggi Bachtiar Hadi Alkharis Ken Dyah Hanggita Faith Dibri Kimberly Fauzia Hanum Fabian Panji Ayodya XXI M. Eka Darmawan Corina Dewi K XX Thomas Sasmodjo Haries Sukandar XIX Frans Michael Kootaro

EKSPEDISI CORALLIUM XIX

19


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.