Majalah regrow ed 1 2017

Page 1

Green Agriculture Magazine | ReGrow

TerbitApril2017 Edisi001

Komunitas Tani untuk Kawula Muda Bicel Ice Cream Yoghurt

Inovasi Es Krim Berbahan Ubi Cilembu

Solusi Mandeknya Regenerasi Petani

Mycotower

Grow Your Own Mushroom!

Serba-Serbi Nano-Biopesticide

Inovasi Mutakhir Dunia Pertanian yang Ramah Lingkungan

Edisi Perdana â—? Majalah Keprofesian Rekayasa Pertanian ITB â—? Agricultural Insights!


ReGrow | Green Agriculture Magazine

Rice Field in Japan Foto oleh: Ilmiasa Saliha


Green Agriculture Magazine | ReGrow


ReGrow | Green Agriculture Magazine

s

apa redaksi

Sebagian kawula muda zaman sekarang mengaggap bahwa pertanian merupakan kegiatan didominansi orang tua dibandingan kawula mudanya serta dikenal dengan kegiatan yang membutuhkan otot dibandingkan otak. Banyak faktor yang mengaburkan kacamata Indonesia akan arti pentingnya peran pertanian sebagai garda terdepan dalam memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Indonesia bahkan dunia. Seperti kurangnya SDM serta minimnya informasi lebih modern untuk memajukan sistem pertanian di Indonesia. Hal ini dapat menciutkan sudut pandang masyarakat Indonesia untuk berpatisipasi dan merespon penetapan kebijakan pemerintah dalam bidang pertanian.


Green Agriculture Magazine | ReGrow

Kami merasa terpanggil untuk menanggung permasalahan pertanian dan merasa perlu untuk membantu membagikan informasi seputar pertanian kepada seluruh lapisan masyarakat. Oleh karena itu, kami menghadirkan “ReGrow” yang berarti mensuasanakan lagi atmosfer pertanian di kalangan muda. Kami berharap “ReGrow” edisi pertama dapat menumbuhkan wawasan masyarakat selangkah lebih dekat untuk mengenal dan memahami Rekayasa Pertanian melalui pengaplikasiannya di dunia serta mengkritisi akan apa yang Indonesia ambil dari alam dan apa yang harus Indonesia manfaatkan dari alam. Selamat menjelajah rimba ilmu dan semoga dapat mengambil manfaatnya.


ReGrow | Green Agriculture Magazine

daftar isi 01

Laporan Utama

05

Yuk Berbisnis!

07

Agrapana Shoot

11

Clubbing

15

Agricultural Farming System Competition

Komunitas Tani Untuk Kawula Muda Bicel ice cream yoghurt

Keindahan Flora dan Fauna Kunjungan berpengetahuan

Sistem Pertanian Terpadu

17

Agrapana Innovation MYCOTOWER: Grow Your Own Mushroom

20

Tips & Tricks Berkebun Tanpa Lahan

21

Technolite

23

Ice Breaking

26

Serba-serbi Nanobioperticide yang Perlu Kamu Ketahui

29

Salam Kahim

Rekayasa SIstem Pengariran Budidaya Padi The Importance of Food and Agriculture


Green Agriculture Magazine | ReGrow

01 05

11 07

20

26

21


ReGrow | Green Agriculture Magazine

01

KOMUNITAS TANI UNTUK KAWULA MUDA Solusi Mandeknya Regenerasi Petani Oleh : Dianisa Rizkika (11412033)


Green Agriculture Magazine | ReGrow

F

enomena penurunan minat pemuda di Indonesia untuk berkecimpung di dunia pertanian tampak semakin memprihatinkan. Diakui atau tidak, saat ini sudah terdapat jurang pemisah antara pemuda dengan kesadaran pemuda untuk mengelola lahan-lahan pertanian. Hal inilah yang membuat proses regenerasi petani pun sulit dilakukan. Alhasil para petani yang aktif bekerja di lahan pertanian tetap didominasi oleh generasi tua yang tentunya mempunyai berbagai hambatan dari segi kemampuan bekerja dan produktivitas yang cenderung rendah. Padahal, jika dilihat dari segi data kependudukan, berdasarkan penggolongan usia pemuda saat ini saja yang hampir dua per tiga dari total populasi penduduk Indonesia. Di samping itu, kurangnya dukungan para orang tua bahkan orang tua yang menjadi petani sekalipun, tidak memberi dukungan secara mental maupun material terhadap anak-anak mereka

Pertanian di Indonesia lebih didominasi oleh kalangan orang tua

untuk menjadi petani. Alasan ini juga menjadi penyebab pemuda tak tertarik menjadi petani. Andaikan pemuda ini terketuk pintu hatinya dan teguh pendirian untuk turun ke ladang, tentu hal ini dapat menjadi potensi besar yang dapat dioptimalkan untuk pembangunan sektor pertanian Indonesia. Negara Indonesia sejak dahulu kala sudah dikenal sebagai bangsa agraris dengan dukungan keanekaragaman hayati yang berlimpah-ruah, iklim tropis yang cocok untuk menanam berbagai jenis tanaman dan jumlah penduduk yang sangat tinggi. Akan sangat menyedihkan apabila pertanian di Indonesia tetap mengalami stagnasi seperti ini. Umumnya dalam pandangan pemuda, bertani adalah pekerjaan kuno yang kurang bergengsi, anggapan bahwa bertani membutuhkan banyak tenaga namun hasilnya tidak setara dengan jumlah upah yang didapatnya dan

banyaknya resiko yang harus ditanggung jika gagal panen. Paradigma seperti itulah yang sangat mempengaruhi minat para pemuda untuk menjadikan bertani sebagai mata pencaharian.

Komunitas Kawula Muda

Pertanian

Membangun citra pertanian di mata pemuda dapat dilakukan salah satunya dengan mendirikan komunitas tani untuk kawula muda. Komunitas ini dapat diprakarsai dengan melakukan kerja sama dengan para pelajar atau mahasiswa khususnya bagi para pemuda yang duduk di sekolah menengah atau mahasiswa khususnya bagi para pemuda yang duduk di sekolah menengah atau mahasiswa berbagai perguruan tinggi. Akan ada komunitas pusat yang merangkul beberapa komunitas kecil di sekolah-sekolah atau perguruan tinggi dalam bentuk unit ekstrakurikuler atau unit kegiatan mahasiswa. Dalam komunitas ini, perekrutan

02


ReGrow | Green Agriculture Magazine

anggota sangat mudah, karena sifat komunitas yang non-profit, sehingga hanya diperlukan tekad dan keinginan kuat untuk memajukan pertanian bangsa. Komunitas sejenis memang sudah mulai dikembangkan oleh beberapa pemuda yang memiliki perhatian lebih terhadap permasalahan pertanian di Indonesia. Namun kebanyakan masih berjalan sendiri-sendiri dan belum ada komunitas besar se-Indonesia yang memfasilitasi dan menaungi komunitas tersebut. Tidak ada perkembangan dan tidak ada kemajuan karena kurangnya tenaga kerja profesional yang terjun langsung ke lahan produksi.

03

Oleh sebab itu, hal ini merupakan bahan renungan kita bersama, bahwa keterlibatan peran pemuda dan upaya regenerasi petani memiliki urgensi besar yang harus diperhatikan oleh pemerintah dan masyarakat demi mencapai pemenuhan kebutuhan pokok bangsa terutama menyangkut ketahanan pangan nasional. Namun yang menjadi masalah

adalah sejauh mana pertanian itu mampu menarik hati bagi pemuda? Beberapa tahun terakhir, sering kita mendengar bahwa terdapat kecenderungan para pemuda baik di kawasan perkotaan maupun di pedesaan yang kurang tertarik terhadap dunia pertanian. Setidaknya dengan adanya komunitas ini, anggotanya akan perlahan berubah paradigmanya terhadap pertanian karena seringnya mengkaji hal-hal yang berkaitan dengan pertanian di Indonesia. Sebenarnya pertanian itu bukan sekadar mencangkul di sawah dan menjadi petani tidak selalu identik dengan kemiskinan. Banyak metode yang dapat dikembangkan untuk sekedar bercocok tanam. Melalui kegiatan rutinnya, komunitas ini akan memperkenalkan sistem tanam modern dan kekinian seperti halnya hidroponik, aeroponik dan juga akuaponik kepada seluruh anggotanya. Metode-metode tersebut memudahkan kita

Apresiasi mahasiswa yang ikut serta pada kegiatan young farmers on top

untuk menanam berbagai jenis sayuran dan buah dan dapat menjadi alternatif dalam mengatasi kekeringan yang melanda di berbagai daerah di Indonesia. Kelebihan lainnya dari sistem ini adalah dengan lahan minimal, kita dapat meraup keuntungan maksimal. Kemudahan bercocok tanam secara hidroponik, aeroponik dan juga akuaponik ini menjadi nilai tambah, selain hemat, produk pertanian yang dihasilkannya dijamin sehat karena tidak perlu memakai pestisida maupun bahan kimia saat pengaplikasiannya. Komunitas ini juga dapat membangun citra pertanian di mata pemuda pedesaan. Dengan adanya sosialisasi maupun kampanye-kampanye pertanian dapat menumbuhkan kesadaran generasi muda akan pentingnya pertanian dengan segala potensi yang dimilikinya. Maka dari itu, agenda roadshow untuk mengunjungi kota-kota yang memiliki tingkat produktivitas lahan pertanian yang tinggi, guna mengajak pemuda di kota


Green Agriculture Magazine | ReGrow

tersebut dengan mengadakan talkshow akan diadakan diadakan rutin setiap bulannya. Talkshow ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan edukasi kepada para pemuda tentang masih luasnya peluang dan potensi bisnis budidaya tanaman khususnya dalam hal bertani modern salah satunya dengan memanfaatkan aplikasi smartphone.

Aplikasi Smartphone Pertanian

Saat ini di Indonesia, aplikasi smartphone yang memudahkan para petani saat bekerja di ladang sudah mulai dikembangkan. Oleh sebab itu, pada saat roadshow, perwakilan dari komunitas tani akan mendemokan pemakaian aplikasi produk lokal buatan anak bangsa tersebut sebagai wujud dari usaha membuka wawasan pemuda desa untuk melek teknologi dan membuang jauh-jauh pikiran bahwa petani itu kuno. Sebut saja aplikasi yang bernama ‘Mata Daun’. Dengan aplikasi ini para petani bisa menghitung jumlah pupuk yang dibutuhkan tanaman seperti padi dan kedelai hanya dengan memfoto daunnya. Selain itu hanya dengan kamera gadget aplikasi ini bisa mendeteksi warna-warna daun dan mengukur kadar klorofil dan nitrogen di daun tersebut. Petani muda Indonesia yang memiliki semangat bertani dan melek teknologi bukanlah angan semata. Banyak manfaat yang dapat diperoleh bangsa jika produktivitas petani meningkat. Salah satunya didukung dengan

Aplikasi pertanian pada smartphone

penggunaaan sistem pertanian modern seperti hidroponik, aeroponik dan akuaponik. Apalagi dukungan aplikasi yang dapat digunakan oleh petani hanya dengan beberapa kali menekan layar sentuh dan dengan mengaktifkan fitur aplikasi smartphone yang diperuntukkan bagi para petani. Aplikasi lainnya diberi nama “Petani” ini merupakan hasil kreasi pengembang dari Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada. Aplikasi ini menggunakan layanan via Short Message Service (SMS) yang akan berfungsi sebagai jembatan dan sarana komunikasi antara petani dan para pakar pertanian. Sehingga jika petani mengalami kebingungan dapat menanyakannya ke pihak Fakultas Pertanian UGM dan pihak kampus UGM pun sudah menyediakan mobil khusus yang akan meninjau langsung kondisi petani di lapangan. setelah mendapat informasi dari para petani (Prehan, 2014). Dapat disimpulkan bahwa, pada kenyataanya komunitas tani untuk kawula muda akan secara tidak langsung menjadi gebrakan yang datangnya dari pemuda yang mulai sadar

pentingnya sektor pertanian di Indonesia. Namun hal ini menjadi tantangan pemerintah saat ini untuk mematahkan paradigma petani tentang penggunaan smartphone yang dinilai sebagai ‘korban’ perkembangan zaman atau yang memandang smartphone sebagai budaya konsumtif orang menengah ke atas. Padahal saat ini di pasaran sudah banyak smartphone dengan fitur cukup bagus yang harganya sangat terjangkau. Tumbuhnya minat pemuda untuk ikut berkiprah dalam bidang usaha pertanian yang secara tidak langsung ikut membantu pemerintah menuju ketahanan pangan nasional yang optimal. Oleh sebab itu kelompok tani untuk kawula muda ini dinilai memiliki antusiasme tinggi dalam rangka melakukan rebranding konsep tani sehingga diharapkan ke depannya semakin banyak tumbuh dan berkembang generasi muda yang mau berkecimpung di dunia ini dengan membawa konsepkonsep tani yang lebih segar dan penuh kreativitas.

REFERENSI

Prehan, B. 2014. 2 Aplikasi Android untuk Petani. [Online]. http://klikforklik.com/aplikasi-android/aplikasi-android-untuk-petani/#ixzz3omktQUbi. Diakses pada 17 Oktober 2015 http://newsandfeaturesonindonesiablogspot.-co.id/2013_01_01archive. html(petani) http://pngimg.com/img/electronics/smartphone(hP)

04


ReGrow | Green Agriculture Magazine

bicel ice cream yoghurt : Inovasi Makanan Ringan Sehat Berbasis Ubi Cilembu

Dalam Rangka Optimalisasi Hasil Pertanian Lokal Menuju Kemandirian Pangan Indonesia 2045

Oleh : Rustinih (11413057) Amah Tadzkiroh (11413047) Dianisa Rizkika (11412033)

05

REFERENSI Karuniawan, A., Budi Waluyo., Talitha

Wibisono. 2012. Karakteristik Keragaman Varietas Lokal Madu Asal Cilembu. Workshop Inovasi untuk Pembangunan Inklusif, Jakarta 6 September 2016. Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Bandung. Mikasari, Wilda dan Lina Ivanti. 2011. “Sifat Organoleptik dan Kandungan Nutrisi Es Krim Ubi Jalar Varietas Lokal Bengkulu”. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu. Mulyadi.2001. Sistem Akuntansi. Edisi : Penerbit Salemba Onggo, Tino Mutiarawati. 2011. “Perubahan Komposisi Pati dan Gula Dua Jenis Ubi Jala Cilembu Selama Penyimpanan”. Budidaya Pertanian. Universitas Padjadjaran. Permatasari, Anggun, Purwadi, dan Imam Thohari. 2014.”Kualitas Es Krim Yoghurt dengan Penambahan Lidah Buaya (Aloe vera) Sebagai Thickening Agent Herbal Ditinjau Dari Sifat Fisik dan Total Padatan”. Fakultas Peternakan. Universitas Brwawijaya Setiadi, Nugroho J. Konsumen Konsep dan Implikasi untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran, Jakarta: Kencana. Sutrisno & Azis. 2010. Reaktualisasi Diversifikasi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal. www,majalahpangan/2010/04 Diakses 30 September 2016 pukul 10.30. Zulkifli, A. 2003. Manajemen Sistem Informasi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

Salah satu upaya untuk meningkatkan ketahanan dan kemandirian pangan adalah melalui diversifikasi pangan. Diversifikasi pangan akan mempunyai nilai manfaat yang besar apabila mampu menggali, mengembangkan dan mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya pangan lokal yang ada dan tetap menjunjung tinggi hak atas pangan sebagai hak dasar manusia dan kearifan lokal (Sutrisno & Azis, 2009).

U

bi jalar sangat potensial dikembangkan sebagai sumber bahan pangan, pakan, dan bahan industri di Indonesia. Ubi jalar lokal cilembu menjadi pelopor diversifikasi pangan nonberas karena diterima oleh masyarakat untuk dikonsumsi langsung (Karuniawan, et al., 2012). Selain dikonsumsi secara langsung, ubi cilembu dapat juga diolah menjadi berbagai produk turunan, salah satunya adalah es krim. Es krim merupakan salah satu jenis makanan yang sangat disukai

Konsumsi es krim meningkat dari waktu ke waktu ditandai dengan makin meningkatnya varian dan jumlah es krim di pasaran. Konsumsi es krim di Indonesia berkisar 0, liter/ orang/tahun dan diperkirakan makin meningkat seiring dengan memasyarakatnya es krim (Setiadi, 2002). Untuk itu, CV Bicel Mandiri Jaya memodifikasi pembuatan es krim dengan berbahan ubi cilembu yang merupakan komoditas lokal Sumedang. Tujuan dari karya tulis ini adalah menciptakan inovasi produk makanan sehat guna meningkatkan nilai jual dari ubi cilembu sebagai komoditas lokal Sumedang. Produk yang dihasilkan dari CV Bicel Mandiri Jaya adalah es krim yoghurt dengan merk dagang Bicel Ice Cream. Es krim ini dibuat dengan 3 varian rasa


Green Agriculture Magazine | ReGrow

yang berbeda, yaitu coklat, strawberry, dan original. Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan es krim ini adalah ubi cilembu. Ubi cilembu memiliki rasa manis yang lebih tinggi dibandingkan dengan jenis ubi jalar lainnya karena memiiki kandungan fruktosa yang tinggi karena memiiki kandungan fruktosa yang tinggi. Selain dari ubi cilembu, keunggulan produk lain adalah susu yang digunakan sebagai campuran es krim adalah susu hasil fermentasi (yoghurt). Kandungan yoghurt pada es krim membuat es krim Bicel ini mengandung protein, vitamin, mineral, dan rendah lemak (Susilorini dan Sawitri, 2006 dalam Permatasari et al., 2014). Selain itu yoghurt juga mudah dicerna dan termasuk pangan rendah kolesterol (Guven et al., 2005 dalam Permatasari et. al., 2014). Adanya interaksi antara ubi cilembu dan yoghurt ini merupakan interaksi yang menguntungkan. Penelitian Nuraida et. al., (2004) dalam Mikasari dan Ivanti (2011)

menyebutkan bahwa oligosakarida pada ubi jalar dapat berperan sebagai prebiotik yang berfungsi untuk mendukung pertumbuhan bakteri yaitu Lactobacillus dan Bifidobacteria yang terkandung dalam yoghurt. Penambahan pati ubi jalar dapat meningkatkan total BAL (Lactobacillus bulgaricus dan Streptococus termophilus) yang mampu menghidrolisa laktosa menjadi asam (Yuliney et al., 2006 dalam Dewi et al., 2014). Strategi pemasaran produk dilakukan dengan sistem 4P, Place, Product, Promotion, dan Price. Produksi es krim ubi ini diproduksi di Jatinangor dan akan dipasarkan di sekitar Jatinangor sebagai target awal dengan harga penjualan RP 8.000,-/cup. Sistem pembelian dapat dilakukan secara langsung atau melalui sistem delivery dengan ketentuan minimal pemesanan. Ke depannya pengembangan produk akan dilakukan dengan perbanyakan rasa, penambahan topping, dan peningkatan desain kemasan.

Analisis Kelayakan Bisnis Analisis Kelayakan Bisnis

Bicel Ice Cream

Untuk menjalankan usaha Bicel Ice Cream ini memerlukan modal awal sebanyak 135 juta rupiah. Dengan pendapatan kotor sebanyak 144 juta rupiah sebagai hasil penjualan 18.000 cup/tahun, maka pendapatan bersih yang didapat pada tahun pertama adalah sebanyak Rp 6.000.000,-. Keuntungan ini relatif kecil karena pada tahun pertama pendapatan banyak digunakan untuk biaya angsuran kredit modal, biaya variabel, biaya tetap, dan biaya pemasaran. ntuk menjalankan suatu bisnis, perlu dipertimbangkan apakah suatu rencana bisnis layak untuk dijalankan. Oleh karena itu, kami melakukan analisis kelayakan berbisnis dengan menggunakan nilai NPV (Net Present Value), IRR (Internal Rate Return), PI (Profit Index), dan PP (Payback Period) DAN diperoleh hasil bahwa rencana bisnis ini layak untuk dijalankan.

06


ReGrow | Green Agriculture Magazine

Keindahan Flora dan Fauna

Foto oleh: Dean Kamil dan Regita Alifah

07


Green Agriculture Magazine | ReGrow

08


ReGrow | Green Agriculture Magazine

Eugena uniflora Foto oleh: Shinta Palupi

09

Eugena uniflora Foto oleh: Shinta Palupi


Green Agriculture Magazine | ReGrow

Clean river in a village in MInami-aizu Foto oleh: Ilmiasa Saliha

10


ReGrow | Green Agriculture Magazine

Kolam Pembenihan Lele

11

BUDIDAYA

LELE SANGKURIANG Oleh : Alyana Hastripringgi (11414051)


Green Agriculture Magazine | ReGrow

S

angkuriang Situ Mukti merupakan tempat budidaya lele yang terletak di Cileunyi. Kunjungan ke tempat budidaya tersebut merupakan salah satu agenda tim clubbing akuakultur dalam mendalami salah satu bidang pada pertanian yaitu akuakultur. Akuakultur merupakan salah satu bidang budidaya yang dilakukan manusia untuk meningkatkan produktivitas perairan dengan memperbanyak, menumbuhkan dan meningkatkan mutu biota akuatik sehingga mendapatkan keuntungan secara ekonomi (Effendi 2004).

Sejarah Bisnis Awal dirintisnya usaha Sangkuriang Situ Mukti yaitu pada tahun 2015. Founder usaha merupakan alumnus ITB 2016 program studi Kewirausahawan yang biasa di sapa Ka Cahyo. Usaha tersebut tercipta dari kegemaran Ka Cahyo dan teman-temannya dalam mengkonsumsi lele sebagai menu makan yang bergizi tinggi juga memiliki harga yang bersahabat dengan mahasiswa. Kegemarannya tersebut menjadi

ide awal perkembangan usaha Sangkuriang Situ Mukti. Usaha Sangkuriang Situ Mukti dimulai dengan dilakukannya survei tempat makan yang menjual lele serta beberapa pasar terdekat di Jatinangor. Dari data BPS (Badan Pusat Statistik) diketahui bahwa kebutuhan lele di Bandung adalah 8 ton/hari sedangkan pasokan dari pasar di Bandung hanya 1,5 ton/hari. Berdasarkan hasil tersebut Ka Cahyo melihat peluang besar dalam bisnis lele ini sehingga ia dengan teman-temannya merintis usaha budidaya lele varietas Sangkuriang.

Budidaya Ikan Lele Budidaya ikan lele dilakukan di kolam semen dan kolam terpal dengan diameter kolam terpal adalah 3 m dan tingginya 1 m. Kapasitas kolam yaitu 8.000 liter air dengan jumlah ikan 3.000-5.000 ekor. Biaya yang dibutuhkan untuk membuat 1 kolam terpal adalah 2,5 juta. Setiap 1,5 bulan lele disortir dan tiap 3 bulan dipanen. Lele dijual ke pasar dengan harga Rp 18.000,00/

kg. Berdasarkan perhitungan dari Kang Cahyo setelah kurang lebih 1 tahun berjalan, waktu yang dibutuhkan hingga payback period adalah 2 tahun. Tantangan yang ada pada budidaya lele adalah menentukan masa panen, karena lele dengan umur dan bobot yang sama di awal belum tentu didapat. Terlepas dari tantangannya, bisnis budidaya lele memang cukup menggiurkan. Salah satu contoh pengusaha sukses lele adalah Kang Suganda, pengusaha lele dari Cirebon. Beliau saat ini sudah mempunyai keuntungan bersih sekitar Rp 10.000.000,00/hari dengan harga jual Rp 12.000,00/ kg. Contoh lain Kang Fauzan Hangriawan, pengusaha lele dari Jakarta memperoleh omset Rp 200.000.000,00/bulan. Dari contoh kisah kesuksesan lele tersebut, budidaya lele ini cukup menarik untuk dicoba kan?

Keunggulan Lele Sangkuriang Varietas Lele Sangkuriang merupakan varietas yang paling baru dan memiliki kelebihan dibandingkan lele varietas Dumbo, yaitu pertumbuhannya lebih cepat. Namun, varietas lele sangkuriang lebih rentan terkena penyakit bintik putih (white spot)

pada kulit lele. Menurut Basahudin (2009) penyakit white spot bersumber dari parasit yang secara berkelompok membentuk koloni yang bersarang pada lapisan lender kulit, sirip, hingga lapisan insang. Untuk mengatasi masalah tersebut Ka Cahyo memiliki ramuan tersendiri. Ramuan tersebut dibuat dari bawang putih, kapur putih, kunyit, dan daun pepaya yang di haluskan.

12


ReGrow | Green Agriculture Magazine

clubbing! Kunjungan Berpengetahuan

Mari simak kunjungan club Agrapana ke tempat menarik berikut!

Komunitas Tani Kota

Pasar Sehat

Tani kota merupakan komunitas yang memberikan sebuah tempat edukasi untuk bercocok tanam, agrowisata, berkebun dan bertani di lahan perkotaan. Komunitas ini mengadakan Fresh Market setiap minggunya. Lokasi : Jln. Cisitu Indah, Bandung

Pasar sehat adalah acara tahunan yang diselenggarakan oleh komunitas 1000kebun. Acara ini diisi oleh berbagai macam komunitas dengan produk olahannya seperti sayur organik, susu, madu, ice cream sayur dan banyak lagi.

13 Lahan Tani Kota

Ruma Jamur

Merupakan tempat pembibitan jamur, pembudidayaan dan pengolahan jamur menjadi berbagai macam kuliner seperti sup krim jamur, katsu jamur, pempek jamur dan sebagainya. Lokasi : Jln. Sentral 43 Cibabat, Cimahi


Green Agriculture Magazine | ReGrow

14

Foto oleh: Dean Kamil


ReGrow | Green Agriculture Magazine

15

sistem pertanian TERPADU Pengintegrasian Budidaya Tebu, Jamur Tiram, Kelinci, dan Bakteri Gluconacetobacter diazotrophicus dalam Meningkatkan Pendapatan Petani Tebu Oleh : Amah Tadzkiroh (11413047); Izdihar Afaf (11413012); Fitri Audia (11412004)


Green Agriculture Magazine | ReGrow

S

ebagai bahan baku pembuatan gula, tebu merupakan salah satu komoditas pertanian yang banyak dibutuhkan di berbagai negara, termasuk Indonesia. Berdasarkan Data Statistik Pertanian RI (2013), luas lahan tebu di Indonesia mencapai 469.594 hektar dengan jumlah produksi gula 2.039 ton. Jumlah tersebut masih belum bisa memenuhi kebutuhan gula rakyat Indonesia yang telah mencapai sekitar 5,5 juta ton (Sekretariat Dewan Gula Indonesia, 2013). Akibatnya, Indonesia harus melakukan impor baik dalam bentuk gula kristal putih siap konsumsi maupun gula rafinasi dengan jumlah yang sangat besar. Kondisi ini semakin diperburuk dengan banyaknya petani, khususnya di Jawa Barat, yang beralih menanam komoditas bahkan profesi lain yang dianggap lebih prospektif dan menguntungkan dibanding menanam tebu. Hal ini sebabkan oleh hasil produksi, rendemen ataupun harga jual gula yang membuat pendapatan para petani tebu terus menurun (Dewan Pengurus Daerah (DPD) Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Jawa Barat, 2015). Untuk itu, diperlukan suatu solusi untuk meningkatkan pendapatan petani tebu guna menarik minat masyarakat untuk melakukan budidaya tebu yaitu rancangan sebuah sistem budidaya tebu.

Sistem Pertanian Terpadu

Sistem pertanian dirancang dengan cara mengintegrasikan beberapa organisme yang dibuat dalam bentuk siklus. Sistem ini dikenal dengan sistem pertanian terpadu (SPT). Sistem yang dirancang terdiri dari tanaman tebu, jamur tiram, kelinci, dan bakteri Gluconacetobacter diazotrophicus. Harapannya dengan adanya rancangan sistem ini nilai manfaat tebu semakin meningkat dan dapat berdampak pada peningkatan pendapatan petani tebu. Peningkatan dapat dilihat pada variasi output baik dari produktivitas tebu sebagai komoditas utama maupun jamur tiram dan kelinci sebagai produk sampingan.

Rancangan Sistem

Budidaya tebu dilakukan pada lahan dengan proses penanaman bertahap agar pemanenan tebu dapat dilakukan secara kontinyu. Dengan demikian, bahan baku untuk pakan dan baglog dapat selalu

“Sistem pertanian dirancang

dengan mengintegrasikan beberapa organisme dalam bentuk siklus. Sistem ini dikenal sebagai Sistem Pertanian Terpadu� tersedia. Ampas tebu hasil penggilingan tebu dimanfaatkan sebagai media penanaman jamur. Hal ini dilakukan karena ampas tebu memiliki kandungan nutrisi yang tinggi dan baik untuk pertumbuhan jamur. Menurut Taurachand (2004), pada pembuatan media tumbuh jamur tiram, ampas tebu dicampurkan dengan tepung jagung (crushed maize) dan limau (lime). Campuran bahan tersebut ditambah dengan air sebanyak 60% dan dikemas kedalam plastik polypropylene. Setelah jamur tiram dipanen, sisa media tanam berupa baglog dari jamur dengan kombinasi kotoran kelinci dan EM 4 dicampurkan untuk diolah menjadi kompos. Campuran bahan tersebut disimpan selama satu bulan didalam ruang pengomposan dan dilakukan pembalikan setiap dua minggu sekali. Kompos kemudian akan digunakan dalam persiapan lahan pada kegiatan budidaya tebu.Sedangkan, bagian sampah tebu yang lain berupa daun dan pucuk dimanfaatkan sebagai silase untuk pakan kelinci dengan terlebih dulu dilayukan selama 2-3 jam dan dihaluskan sampai ukuran 3 cm lalu dicampurkan dengan urea, molase, dan kalsium karbonat melalui proses fermentasi. Pemberian bakteri Gluconacetobacter diazotrophicus dilakukan dalam bentuk biofertilizer (larutan) disekitar akar. Berdasarkan hasil perhitungan, dengan luasan 0,25 ha, dihasilkan 10,4 ton produk utama (nira mentah), 700 kg daging kelinci yang diproduksi dari kelinci yang diberi pakan silase pucuk/daun Tebu dan 719 kg biomassa jamur tiram yang ditumbuhkan dalam media tumbuh ampas tebu. Selain itu, dihasilkan kurang lebih 2 ton kompos dari pengolahan limbah media tumbuh jamur tiram dan kotoran kelinci.

16


ReGrow | Green Agriculture Magazine

mycotower

Grow Your Own Mushroom!

Oleh: Layfa Meillatina Azmi (11413031), Fitriasyifa Asriningtyas (11413040), Rustinih (11413057)

K

eterbatasan lahan pertanian di Indonesia semakin meningkat kian tahunnya, sehingga mempengaruhi tingkat produktivitas hasil pertanian. Perihal itu mendorong masyarakat untuk membuat makanannya sendiri dan mulai mengembangkan inovasi mengenai permasalahan lahan. Salah satu inovasi yang dapat menjadi solusi dari kasus tersebut terbatas adalah sistem vertikultur. Vertikultur merupakan sistem pertanian yang dibuat secara vertikal yang bertujuan mengefisiensikan ruang.

17

Mycotower sebagai salah satu solusi urban farming

Salah satu produk pertanian yang dapat ditanam secara vertikal adalah jamur. Jamur memiliki kandungan protein hingga 72-83%, asam amino yang tinggi, rendah kalori, vitamin A, B, C, D dan E. Selain itu, jamur memiliki banyak manfaat bagi kesehatan yaitu sebagai anti alergi, antikolesterol, anti tumor, anti kanker dan antioksidan. Oleh karena itu, dibuatlaj rancangan inovasi tentang vertikultur budidaya jamur yang diberi nama Mycotower.


Green Agriculture Magazine | ReGrow

Mycotower

Mycotower merupakan suatu inovasi rak baglog jamur yang dibuat secara vertikal dan dilengkapi dengan modifikasi lingkungan sehingga jamur dapat tumbuh optimal tanpa perlakuan kontrol lingkungan secara intensif. Selain itu, Mycotower juga memanfaatkan gelas air kemasan bekas sebagai tempat penyimpan baglog jamur. Penggunaan Mycotower dapat dilakukan di mana saja tanpa harus berada di ruangan tertentu. Mycotower dapat diaplikasikan sebagai kitchen garden sehingga setiap dapur rumah dapat menghasilkan sendiri jamur yang segar dan sehat. Selain itu, Mycotower juga dapat diletakkan sebagai penghias ruangan misalnya pada perkantoran seperti bank, ruang tamu, dapur dan sebagainya.

Konsep Mycotower

Konsep dari Mycotower pada dasarnya yaitu budidaya jamur secara praktis dengan rak baglog jamur yang tersusun vertikal, dalam satu Mycotower dapat ditanami sekitar 8-10 buah baglog jamur, baglog dapat diisi ulang jika baglog lama tidak ditumbuhi jamur lagi, suhu dan kelembapan dapat dikontrol dan dipertahankan dengan pemasangan plastik penutup di sekeliling tower tersebut. Keunggulan dari Mycotower adalah dapat memanfaatkan lahan yang terbatas, cara pembuatan yang mudah, bahan-bahan yang mudah didapatkan, memanfaatkan sampah, dapat menjadi

“

Konsep dari Mycotower pada dasarnya yaitu budidaya jamur secara praktis dengan rak baglog jamur yang tersusun vertikal.

�

dekorasi ruangan, dan dapat memenuhi kebutuhan protein yang lebih baik. Mycotower juga dirancang portable sehingga mudah dibawa atau dipindahkan kemana saja. Sistem pemeliharaan yang mudah juga merupakan salah satu keunggulan dari inovasi tersebut. Pemeliharaannya hanya dilakukan dengan menyemprot baglog setiap 3 hari sekali.

gergaji dan dedak sebagai media tumbuh dan bibit jamur F1. Cara pembuatannya, media baglog berupa komposit dari serbuk gergaji dan dedak dibuat terlebih dahulu. Selanjutnya, campuran tersebut dimasukkan ke plastik dan diautoclave agar media steril. Setelah disterilkan bibit F1 dimasukkan ke media tumbuh. Pipa berdiameter 8 inchi diberdirikan secara vertikal dan diberi lubang per 15 cm di setiap sisinya. Lubang tersebut dibuat dengan cara memanaskan pipa lalu dibentuk Terakhir, baglog dipasangkan ke dalam pipa tersebut. Pada perawatannya, Mycotower diletakkan di tempat lembab dan disiram setiap hari. Jamur dapat dipanen setelah badan buah tumbuh besar.

Pembuatan Mycotower

Mycotower dibuat dari bahanbahan yang sederhana yaitu pipa plastik, baglog, serbuk

Jamur Tiram

18


Bouquets of Kikyou Flower foto oleh: Ilmiasa Saliha

ReGrow | Green Agriculture Magazine

19


Green Agriculture Magazine | ReGrow

tips and tricks berkebun tanpa lahan

Oleh: Hilda Mega Pratiwi (11415012)

Menurut KBBI, kebun adalah sebidang tanah yang ditanami pohon musiman seperti buah-buahan dan sebagainya. Namun tidak adanya lahan untuk berkebun, biaya yang mahal, dan hari-hari yang penuh dengan kesibukan membuat minat kita untuk berkebun rendah. Padahal dengan berkebun, kita dapat membakar kalori, menurunkan tingkat stress, menyembuhkan penyakit dan mempercepat proses pemulihan kesehatan. Berkebun tanpa lahan adalah solusi terbaik. Fungsi lahan dapat digantikan oleh barang-barang bekas yang dibersihkan dan dibuat indah contohnya dengan dicat ulang. Berkebun seperti ini akan memberikan manfaat pada estetika ruangan/tempat yang dipakai untuk berkebun serta mengurangi sampah dari barang bekas di sekitar kita.

Mari Lakukan 6 hal ini!

Kumpulkan barang-barang bekas

Masukkan media tanam ke dalam pot dan benih

20

Pot dicuci dan dibersihkan

Siapkan benih dan media tanam

Simpan dan tata pot, sertakan kreativitasmu

Sirami tanaman setiap pagi dan sore


ReGrow | Green Agriculture Magazine

Rekayasa Sistem Pengairan budidaya Padi

Optimalisasi Alat PaSen (Paddy Sensory) Project Oleh: Lintang (11414001), Simon (1141452) dan Rahmat (11414042) dalam lomba Agrovolotion 2017

Sensor Ultra sonik HC-SR04

Media Tanam

21

Sumber Listrik

Tangki Air

Model Paddy Sensory Pompa Air

I

novasi rancangan sistem pengairan budidaya padi dilatarbelakangi oleh minimnya efisiensi penggunaan air dalam aktivitas budidaya padi di Indonesia. Sebanyak 80% dari total produksi air di Indonesia setiap tahun atau 3,9 triliun meter kubik digunakan untuk sektor pertanian. Namun para petani di Indonesia lebih boros air daripada petani di negara maju (Wij dan Hen, 2014). Pasen ‘Paddy Sensory’ Project merupakan sebuah inovasi dalam berupa rekayasa sistem pengairan pada budidaya tanaman padi dengan memberikan jumlah air secara presisi sesuai dengan kebutuhan air oleh tanaman padi pada setiap fase pertumbuhannya.


Green Agriculture Magazine | ReGrow

Jika lebih dari ketinggian fase

Tinggi tanaman

Pompa mati

Mikrokontroller mendeteksi fase padi Jika kurang dari standar fase

Sensor ultrasonik mendeteksi tinggi tanaman

Pompa menambahkan air

Water level sensor mendeteksi ketinggian air Skema kerja paddy sensory

Tanaman padi (Oryza sativa) umumnya melewati tiga fase pertumbuhan pada setiap siklus hidupnya, yaitu fase vegetatif, fase reproduktif, dan fase pematangan. Jumlah air yang dibutuhkan padi pada setiap fase pertumbuhan tersebut berbeda (Subagyono et al., 2007). Menurut Bouwer et al. (1989), kebutuhan air tanaman padi pada fase vegetatif awal atau periode pembentukan anakan adalah genangan air setinggi 10 cm dari permukaan tanah; fase vegetatif awal hingga akhir fase vegetatif = 2 cm sampai 5 cm di atas permukaan tanah; fase reproduktif hingga awal fase pematangan = 10 cm di atas permukaan tanah, serta tidak dilakukan penggenangan air sampai fase akhir pematangan. Mekanisme Kerja Alat Penggunaan air pada tanaman padi disesuaikan dengan mengacu pada fase pertumbuhan padi sehingga penggunaan air lebih efisien. Fase pertumbuhan tanaman padi dideteksi melalui tinggi tanaman padi dengan menggunakan sensor HC-SR04

yang disusun vertikal hingga mencapai tinggi maksimum tanaman padi. Sensor HCSR04 menggunakan prinsip gelombang ultrasonik yang dapat mendeteksi jarak melalui pantulan gelombang ultrasonik. Tanaman padi yang tumbuh akan menghalangi gelombang ultrasonik yang dipancarkan sehingga fase tanaman padi dapat terdeteksi. Sensor yang telah terintegrasi dengan mikrokontroller akan menerima input fase tanaman dan memprosesnya berdasarkan ketinggian genangan air yang dibaca oleh sensor ketinggian air hingga menghasilkan genangan air yang dibaca oleh sensor ketinggian air hingga menghasilkan output berupa jumlah air yang dikeluarkan melalui pompa untuk mengairi tanaman padi.

Manfaat Alat

Berdasarkan alat tersebut, manfaat yang dapat diperoleh berdasarkan perhitungan adalah efisiensi penggunaan air sebesar 23 % dibandingkan irigasi konvensional. Selain itu,

penggunaan air secara presisi sesuai kebutuhan tanaman padi sesuai fase pertumbuhannnya diharapkan dapat meningkatkan produktivitas padi. Penerapan PaSen tentunya dapat mempermudah aktivitas irigasi melalui otomatisasi. Menarik bukan? :)

REFERENSI

Buckman O.H., Brady N.C .1982. Ilmu Tanah. Terjemahan Soegiman. Bhratara KaryaAksara. Jakarta.Hal. 561-572 Erman Mawardi, DRS, Dipl, AIT, Prof. 2007. Desain Hidraulik Bangunan Irigasi. Alfabeta, Bandung Gardner, F.P., Perace, R.B., Mitchell, R.L. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. Penerjemah: Susilo, H. Jakarta: UI Press Hehanussa, P. E. , Haryani, G. S. , and Pawitan, H. 2003. “Integrating ecohydrology and phytotechnology into workplans of government, private, and multinational companies.� Proc., Asia Pacific Training Workshop on Ecohydrology, Int. Hydrological Program, UNESCO, Pari

22


ReGrow | Green Agriculture Magazine

H

ave you wondered what makes us keep alive, always move, and be able to catch our dreams until today? Despite the inside and outside human nature factors, there must be something crucial and be the core of our life to run our physical body so it can works as it should. As a human being, we are a very unique creature consists of two things: (1) the “cover” which is the physical and biological body we can see, and (2) the “content” which is the soul and invisible things that move the human “cover” to look alive.

23

Kinds of food

the importance of food and agriculture In Our Life Ilmiasa Saliha 11413037

Every creature must have a perfect maintenance tool for its every single part. If there is no maintenance tool for the creature, what’s the point of its creation? The human “content”—which term is mentioned above—must have a self-determination and other inside human nature factors as its maintenance tools to make it always healthy in living life. While the human “cover”— which term is also mentioned above—absolutely must have a fuel to make its “machine” running well so the human content inside can work well. That fuel is food. Since food is strongly related to agriculture, it is a duty for us as the agri-youths to have more concern with this. So let’s talk about food and agriculture!


Green Agriculture Magazine | ReGrow

Origin of food

Can we survive without food? First of all, who can live without food? More specifically, how long can someone survive without food? There are news reported in BBC website that a Swedish man found in a car buried under snow can survived for two months without food by eating handfuls of snow. Another news is reported that in 2011 a 56-year-old woman from British Columbia survived nearly 50 days in the Nevada wilderness on trail mix, sweets and stream water after being stranded in the mountains. Different news come from an American illusionist which spent 44 days in 2003 suspended in a glass box by the River Thames in London without food. While in 1940s Mahatma Gandhi survived 21 days on sips of water during a display of civil disobedience. So, actually, how long can someone survive without food? Still on the same article in BBC website, Catherine Collins, spokeswoman for the British Dietetics Association explains that, “the body needs more than just calories—it will start

to shut down its organs one by one. But it could still take up to 60 days for that to happen. When the body stops getting food, it has to live on the stored sugars. The liver and muscles store glucose—the primary fuel source—as glycogen. This glycogen can then be converted into glucose. When this runs out, fat is then converted into a secondary energy supply called ketone bodies. After the fat runs out, the body must take recycled protein from the system and eventually from the muscles to convert to energy. But this is very expensive fuel for the body because it’s wasting important tissue reserves.

Where does our food come from?

Since food is that important to make us alive in a good condition, it is inevitable to take this issue seriously. Imagine a portion of lunch you will eat in front of you. What are they in your plate? Rice, fried chicken, spinach, and maybe some spicy sauce and flour chip. Have you ever thought where all these foods come from?The raw ingredients such rice, chicken, meat, frying oil, spinach, chili,

and wheat, Where do they come from? It’s time for us to be more conscious about what we eat every time—how do they do their “journey” until arriving in our table. All food we eat may come from anywhere. Or we can say it “food from nowhere.” In fact, we don’t know where exactly they come from or how they were made, all we know is they are just there— in our plate. For foods residing in Indonesia, the rice comes from Thailand, the oil palm for frying oil comes from Malaysia, and the wheat comes from the United States. This is not a shocking fact since almost all food in this world is from “nowhere.” An example of a pizza and a table which foods come from which country in Ireland has proven by safefood above.

All food we eat may come from anywhere. Or we can say it “food from nowhere.”

24


ReGrow | Green Agriculture Magazine

Agriculture as the home of food

The ingredients of food we found in a plate come from nowhere but agriculture. Agriculture is the cultivation of land for effective crop growth and raising of livestock. Farmers engage directly in agriculture by preparing soil, planting crops, harvesting those crops, and preparing them for transportation (reference.com). Agriculture provides food, clothing, and shelter to help us to enjoy a higher quality of life (willowsunified.org). According to willowsunified.com, in the United States one American farmer feeds over 130 people. Consumers have a year-round wide selection of agricultural products at the local grocery store. Even with all of the nutritious food available, most consumers do not make the right choices. Americans consume foods that are high in fat, salt, and sugar. That is why the United States

Department of Agriculture developed the “Food Guide Pyramid”—a tool to help people make healthy eating choices which then become also the main guide in some other countries. Last but not least, food is more than just a need, it is about tradition which has a lot of essential values. Louise Fresco, one of the CEOs in Unilever Global said, “Food, in the end, in our own tradition, is something holy. It is not about nutrients and calories. It is about sharing. It is about honesty. It is about identity.” So, if you want to look the advances of a nation, look at the ability of the country in providing food for their people. Because once people cannot eat, they will not able to keep alive properly. And once they do not live properly, they will not able to pursue their dreams which hold the future of a nation.

25

REFERENSI

Everitt, Lauren., and Chi Chi Izundu. 2012. “Who, What, Why: How long can someone survive without food?” [Online Article]. http://www.bbc.com/news/magazine-17095605. Accessed February 25th, 2017. www.reference.com/business-finance/agriculture-b32a1868a26b44#. Accessed March 3rd, 2017. www.safefood.eu/SafeFood/media/SafeFoodLibrary/Documents/Publications/Research%20Reports/Where-does-our-food-come-from-Booklet.pdf. Accessed March 3rd, 2017. www.willowsunified.org/. Accessed March 3rd, 2017.


Green Agriculture Magazine | ReGrow

serba-serbi nanobiopesticide Yang Perlu Kamu Ketahui

Oleh: Dianisa Rizkika (11412033)

26

Struktur nano-biopestiscide

P

estisida non-organik yang kita kenal dapat menimbulkan dampak negatif seperti dapat menyebabkan degradasi lingkungan dan juga berbahaya bagi kesehatan. Hal ini disebabkan pestisida tersebut mengandung toksik yang cukup besar, non-biodegradable, kadar formulasi yang seringkali tidak akurat, mudah mengalami pencucian oleh hujan dan kerugian lainnya selama pengaplikasiannya di lahan. Efek samping yang ditimbulkan serta efisiensi yang rendah menjadi pertimbangan untuk mengurangi pemakaian pestisida yang bukan organik. Perkembangan nanoteknologi yang semakin pesat, khususnya dalam bidang pertanian seperti

nano-biopesticide bertujuan untuk mengurangi kerugian yang ditimbulkan dari pestisida yang banyak beredar saat ini. Nanoteknologi yang diterapkan pada pestisida ini sejenis dengan teknologi yang meliputi sintesa dan aplikasi material berskala nanometer. Jika dianalogikan setara dengan perbandingan diameter kelereng dan diameter bumi (1:10-9). Kecil sekali, bukan? Nanoteknologi memberikan solusi menjanjikan untuk menjawab beberapa tantangan. Berdasarkan penelitian yang ada, keberhasilan yang lebih tinggi dicapai oleh bahan nanoaktif yang memungkinkan pengurangan volume pestisida, sehingga menurunkan biaya produksi sekaligus meningkatkan hasil yang sesuai


ReGrow | Green Agriculture Magazine

harapan. Penelitian pestisida berbasis nano ini sangat menjanjikan. Oleh karena itu, banyak perusahaan agrokimia terkemuka di dunia tertarik mengembangkan pestisida berbasis nano seperti yang dilakukan oleh BASF, Bayer Crop Science, Monsanto dan Syngenta. Dalam rangka mendukung terciptanya biopestisida, sejumlah tanaman sedang diteliti sampai saat ini untuk peran mereka dalam nanopartikel. Keuntungan menggunakan tanaman untuk sintesis nanopartikel adalah ketersediaan yang melimpah, aman untuk digunakan dan memiliki banyak kandungan metabolit sekunder yang efektif memberantas hama tanaman. Contoh penerapan sintesis ini diantaranya adalah nanopartikel emas dengan berbagai ukuran antara 2 - 20 nm telah disintesis menggunakan tanaman alfa. Lalu ada nanopartikel perak, nikel, kobalt, seng dan tembaga yang juga telah disintesis dari Brassica juncea (sawi), Medicago sativa (Alfa) dan Heliantus annus (bunga matahari).

27

Karakteristik nano-biopesticide memiliki beberapa keunggulan. Yang pertama, nano-biopesticide memiliki kemampuan untuk meningkatkan toksisitas dengan kebutuhan air rendah, namun tetap menjaga stabilitas kandungannya. Kedua, nano-biopesticide mampu melepaskan molekul yang terkandung di dalam pestisida secara terkontrol karena mengalami proses nanoencapsulation. Dan terakhir, nano-biopesticide dikatakan ‘pintar’ karena hanya melepaskan molekul pestisida ketika dihirup oleh serangga. Namun, hal ini juga penting untuk dicatat bahwa dampak dari nanopartikel terhadap ekosistem dan kesehatan manusia masih belum diketahui lebih lanjut.

Nanoenkapsulasi pada Pestisida Nanoenkapsulasi merupakan metode yang digunakan untuk melindungi droplet atau partikel kecil dengan cara membentuk kapsul. Proses nanoenkapsulasi dilakukan untuk mengurangi dampak penggunaan nano biopestisida di lingkungan dalam jangka panjang. Formulasi pestisida yang melalui proses nanoenkapsulasi akan lambat melepaskan molekul dan disertai dengan peningkatan kelarutan, permeabilitas, dan stabilitas. Proses ini melindungi bahan aktif pestisida di dalamnya dari degradasi dan juga untuk meningkatkan kontrol terhadap hama dalam jangka waktu lama. Formulasi pestisida dengan nanoenkapsulasi mampu mengurangi dosis pestisida sehingga berperan dalam perlindungan tanaman agar tidak banyak terpapar.


Green Agriculture Magazine | ReGrow

28

Foto oleh: Dean Kamil


ReGrow | Green Agriculture Magazine

SALAM KAHIM

I 29

Himarekta merupakan ndonesia di bidang agraris himpunan yang mewadahi mampu mencukupi kreativitas mahasiswa kebutuhan pangannya sendiri Rekayasa Pertanian ITB. tanpa bergantung pada Himarekta sendiri pihak luar atau dikenal dapat di golongkan dengan swasembada sebagai himpunan pangan, sehingga muda yang bergerak Indonesia memperoleh pada bidang pertanian penghargaan dari Food dengan landasan and Agriculture k e p r o f esian. Organization Pada saat ini (FAO). Namun himarekta prestasi ini s e d a n g t i d a k l a h menginisiasi bertahan banyak hal, lama, sejak mulai dari tahun 2010 me ng i n is i as i tercatat sekitar budaya apresiasi 100.000 hektar bagi anggotanya Alby Arief Dardari lahan pertanian Ketua dan pembuatan hilang per tahunnya. Himpunan Mahasiswa Dengan menimbang Rekayasa Pertanian majalah bagi anggota khususnya dan “Agrapana� ITB permasalahan masyarakat sekitar tersebut, Institut pada umumnya. Semoga Teknologi Bandung dengan majalah ini dapat mengeluarkan prodi baru membantu memberikan untuk menjawab permasalahan khazanah ilmu pertanian pertanian di Indonesia yaitu terbaru bagi masyarakat serta program studi Rekayasa dapat memberikan peluang Pertanian. Rekayasa Pertanian bagi petani untuk bangkit hidup dan dapat mendunia dan terus bekontribusi lewat kegiatan mahasiswa dalam pemasokan sumber didalamnya. Salah satunya pangan bagi dunia. adalah kegiatan himpunan.


Green Agriculture Magazine | ReGrow

“The ultimate goal of farming is not the growing of crops, but the cultivation and perfection of human being.� Masanobu Fukuoka

30


ReGrow | Green Agriculture Magazine

Foto oleh M. Maulana Sidik


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.