MAFATERNA 46

Page 1

STRUKTUR KEPENGURUSAN LPM MAFATERNA FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

EDITORIAL EDISI 46

Pimpinan Umum Faris Hamzah Sekretaris umum Raihan Bendahara UmumMEREKA YANG TERLELAP SETELAH BERGELUT DENGAN “PROSES” Tyas Sari A Divisi Penerbitan Sinta Tri N Arif Sabita Silviana Eva Divisi Litbang Tri Utami K Mubarokah M. Maftuh Faiqoh Reza Divisi Usaha M. Mahi Andre W Merry L Nur Ayu F Sasityo Raka

BERPIKIR berat membuat otak terasa linu, apalagi jika disambi dengan mengerahkan tenaga, itu dapat membuat persendian kaki terasa lemas. Itulah yang dirasakan oleh mereka yang bekerja keras dengan mengerahkan jiwa raganya untuk meraih sebuah angan. Entah sadar atau tidak, mereka yang berjuang untuk angan itu telah melahirkan sebuah “proses”, proses untuk menjadi manusia yang lebih matang, proses untuk menjadi manusia yang lebih menghargai sebuah perjuangan, proses untuk menjadi manusia yang lebih arif menyikapi sesuatu. Tapi proses itu hanya dirasa untuk mereka yang mau melewati serangkaian proses hidup yang penuh dilema. SEPERTI ucapan orang bijak” mereka yang bergerak mereka yang didepan, mereka yang menunggu sedikit saja pasti tergilas”. Ungkapan itu terasa cocok jika diimplementasikan pada masing-masing individu crew MAFATERNA. Tak salah jika pada akhir sebuah proses, kami tersungkur lemas hingga terlelap setelah mencoba untuk menjadi yang terdepan sebagai insan pers. Kami benar-benar melewati rangkaian “proses” itu dengan saling menopang satu sama lain, hingga pelopak mata kamipun harus tertutup untuk membayar semua jerih payah itu. KAMI mengemas serangkain proses itu dalam media tulisan yang disajikan secara apik menjadi sebuah pengetahuan baru seputar dunia peternakan dan berita kampus. Santai sambil menyedu secangkir kopi rasanya pas untuk menemani pembaca menyimak ulasan berita yang kami suguhkan pada majalah MAFATERNA edisi 46 ini. Dalam edisi ini, MAFATERNA mengangkat laporan utama berita mengenai kebijakan pajak import susu, rumor mengatakan bahwa susu yang akan di import ke Indonesia dibebaskan dari pajak, sehingga terjadi pro dan kontra dari keputusan pemerintah yang menghilangkan pajak susu ini. MAFATERNA juga menyajikan beberapa berita yang tentunya sayang untuk dilewatkan. Untuk menyudahi rasa penasaran pembaca mengenai isi berita yang kami sajikan, tidak ada salahnya pembaca duduk manis sambil membaca majalah MAFATERNA edisi 46.

Mafaterna

Pelindung : Dekan Fapet-UB | Penasehat : PD III Fapet-UB | Pen anggung Jawab : Pimpinan Umum | Koordinator Divisi Penerbitan Alamat : Sinta Tri N | Pimred : Sinta Tri N | Dewan Redaksi : Siget F | Re citra kreasi motivasi dan inovasi Kav III Sekretariat Bersamaporter : Nia | Mubarokah | Raka | Sinta | Ayu | Sabita | Merry | Siget | Moko | Tyas | Reza | Faris | Maftuh | Arif | Wike | M Mahi | Silviana N| Merlyn | Indah | Anas | Peternakan Kokon Fakultas | Agung | Harto | Penulis : Faris | Ayu | Sabita | Siget | Raka | Sinta |Nia | Tyas | Merry | Mubarokah | Merlyn | Moko |Brawijaya Fotografer : Faris | Siget | Moko | Sinta | Imam | Agung| Editor : Siget | Anas | Reza Universitas | Mushofa | Merlyn | Kokon | Ilustrator : M Abid Wahyudi | Faris | Layouter : Faris | Siget | Ayu | Tyas | Malang Distributor : Ayu | Merry | M Mahi | Raka | KantorTelp Redaksi : Kav.III Sekretariat Bersama Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Malang 65145 | e: 085649830400 mail : mafaterna@gmail.com | Website : mafaterna.multiply.com

e-mail : mafaterna@gmail.com

Citra Kreasi Motivasi dan Inovasi


LAPUT

BUDIDAYA

INTIPS

Tentang Kebijakan Pajak Import Susu. Hal. 4

Puyuh, Si”Kecil” Yang Berkualitas. Hal. 36

Petir Itu Menyuburkan Tanah, Betulkah? Hal. 66

LIPSUS

ILPOP

PELUANG USAHA

Fluktuatifnya Harga Pakan. Hal. 16

ILPOP

Teknik Tunggal Kelamin (MONOSEX) Pada Ikan Nila. Hal. 26

Dibalik “Besarnya” Manfaat si”Kecil”, Protein Sel Tunggal. Hal.42

PROFILE

Kisah Seorang Non Sarjana Peternakan yang sukses di Bidang Peternakan. Hal. 46

INFO FAPET

LIPSUS

LAPDA Potensi Magetan Kebanggaan Indonesia. Hal. 29

Meredupnya Minat Calon Mahasiswa Tentang Agrokompleks. Hal. 52

INTIPS

POJOK FAK

Pemanfaatan Limbah Pertanian Dan PeternakanUntuk Bokhasi. Hal. 34

Mafaterna vol.20/III/2010/46

Tidak Selamanya Bekicot Itu Menjadi Hama. Hal. 70

LAB. Sumber Pucung Yang Terlupakan Hal. 60

Sebuah hal yang menguntungkan atau merugikan bagi bangsa ini untuk mengekspor peranakan PE yang unggul tanpa menyisakan peranakan PE di negaranya sendiri. Selama ini kita mengenal nuklir adalah suatu teknologi yang berbahaya dan tidak layak untuk dikembangkan. Tapi bagaimana jika nuklir diterapkan didunia peternakan? SELENGKAPNYA DI HAL. 69


STRUKTUR KEPENGURUSAN LPM MAFATERNA FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG Pimpinan Umum Faris Hamzah Sekretaris Umum Raihan Bendahara Umum Tyas Sari A Divisi Penerbitan Sinta Tri N Arif Sabita Silviana Eva Divisi Litbang Tri Utami K Mubarokah M. Maftuh Faiqoh Reza

fotografer desain

: Imam Saytabi (Tustel) : Adobe Photoshop CS2 Adobe Indesign CS2 Corel Draw X3

Thanks to: Penghormatan terbesar kepada Tuhan YME yang telah meridhoi terbitnya majalah ini. Matur Thank you kepada semua kanca LPM Mafaterna atas partisipasinya baik dukungan tenaga, logistik, pikiran, dan doanya. Ucapan trima kasih ini juga kami tujukan kepada Bapak dan Ibu Dekanat Fapet UB yang menaungi kami sehingga kami terlindungi dari marabahaya. Terima kasih juga kepada mereka yang memberikan semangat pada kami sehingga kami giat menggarap majalah, Mama, Papa, adek, kakak, sahabat, hewan peliharaan, dan juga kekasih tercinta (bagi yang sudah punya kekasih, Loh kok...!!??)

Antara Putus Asa dan Bertahan Untuk Kebutuhan Hidup Menyambung hidup adalah alasan utama peternak perah bertahan dengan profesinya, bersaing menghasilkan susu dengan peternakan modern dan peternak luar negeri membuatnya terseok-seok menjalani profesinya.Peternakan yang terlihat ala kadarnya, diolah dengan alat yang sederhana, dan kurang terawat seperti menunjukkan rasa keputus asahannya dengan profesi yang digelutinya. belum habis dilema persaingannya dengan peternak luar neregi yang dihadapi peternak lokak, kini mereka kembali dihadapkan oleh permasalahan baru yang tentunya terasa menenggelamkan mata pencahariannya. Sebuah kebijakan pemerintah yang diamandement tahun 2009 yaitu tentang penghilangan pajak susu import menjadi nol persen. Apakah kebijakan ini sudah benar dilakukan oleh pemerintah? apakah kebijakan ini tidak memberatkan peternak lokal?lantas seperti apa kelanjutan kisah sedih peternak sapi perah yang semakin suram menjalani kodratnya?

Divisi Usaha M. Mahi Andre W Merry L Nur Ayu F Sasityo Raka Alamat Kav III Sekretariat Bersama Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Malang Telp : 085649830400 e-mail : mafaterna@gmail.com Website : mafaterna.multiply.com Citra Kreasi Motivasi dan Inovasi


L I P U T A N tTim : Sinta, Nia, Reza, Mubarokah, Raka

Mafaterna vol.20/III/2010/46


K H U S U S

Citra Kreasi Motivasi dan Inovasi


PAJAK SUSU IMPOR DAN PETERNAK INDONESIA Dampak Penurunan Pajak Susu Bagi Peternak Indonesia

penulis : Shinta Tri N

H

ari Susu Nusantara. Indonesia kini mulai mulai membiasakan masyarakatnya untuk minum susu. Namun, jumlah penduduk Indonesia yang terus meningkat dengan tanpa diimbangi peningkatan jumlah produk susu nasional tentu menimbulkan masalah tersendiri. Dalam bidang peternakan sendiri, banyak masalah yang dihadapi oleh peternak-peternak lokal, terutama bila usaha mandiri. Salah satu contoh nyata di sekitar kita adalah peternakan sapi perah. Kurangnya pasokan susu lokal memaksa pemerintah untuk mengimpor bahan baku susu dari luar. Dengan diberlakukannya pajak untuk tiap susu impor yang masuk di Indonesia tentunya akan menambah devisa negara dan tidak akan berimbas terlalu buruk terhadap peternak sapi perah lokal kita. Namun kini pemerintah telah menurunkan pajak susu impor hingga 0%. Penurunan pajak ini tentu akan berimbas pada peternak sapi perah lokal Indonesia sendiri. Berbagai produk susu

foto : Shinta Tri N

Mafaterna vol.20/III/2010/46

olahan yang banyak beredar di pasaran sebagian besar menggunakan bahan baku susu yang berasal dari luar negeri yang kebanyakan memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan susu lokal. Bahan baku ini masih tergantung impor karena produsen bahan baku domestik baru bisa memenuhi kebutuhan industri sebesar 30 persen atau sekitar 600 juta liter setara susu segar dalam setahun. Padahal kebutuhan industri susu atas bahan susu tersebut sekitar 1.800 miliar liter setara susu segar. Namun, bahan baku susu yang diimpor tersebut dalam bentuk bubuk, bukan dalam bentuk susu segar. Dengan hampir ditiadakannya pajak susu impor oleh pemerintah, dikhawatirkan akan berdampak negatif terhadap peternakan sapi perah dan produksi susu lokal di Indonesia. Hari belum terlalu siang saat kami mendatangi rumah Pak Rupa’i, salah satu peternak sapi perah yang ada di kota Malang. Sebagai peternak kecil, Pak Rupa’i adalah orang


foto : Shinta Tri N

foto : Shinta Tri N yang paling merasakan benar dengan adanya penurunan pajak pemerintah terhadap susu impor. Beliau yang juga menjabat sebagia Ketua Kelompok Tani Sri Sejati I ini menerangkan bahwa, mulai tahun 2008/2009 kenyataan harga susu bisa naik dari Rp 60,- hingga Rp 3.000,- tiap liternya. Namun kini, harga susu manjadi turun dari Rp 3.200,- menjadi Rp 2.400,- tiap liternya. Pemilik 6 ekor ternak sapi ini melanjutkan, perihal kebijakan pemerintah yang menurunkan pajak susu impor hingga sebesar 0% ini nyatanya tidak terlalu memberikan kerugian bagi peternak kecil. Peternak-peternak sapi perah masih bisa bertahan. Namun, lain ladang lain belalang, lain lubuk lain pula ikannya. Peternak sapi perah lain merasakan benar dampak dari ditiadakannya pajak susu impor oleh pemerintah. ������ Ketua Perhimpunan Peternak Sapi perah Dusun Sebaluh, Desa Pandesari, Kecamatan Pujon Kabupaten Malang Abdul Rosyid mengatakan bahwa jika dihitung-hitung rata-rata beliau mengalami penurunan pendapatan sebesar 500.000 /bulan. Jelas sekali dampak dari ditiadakannya pajak susu impor dari pemerintah merugikan peternak sapi perah lokal. Penerapan kebijakan tarif impor susu sebesar 0% akan menghasilkan perubahan kesejahteraan masyarakat berupa turunnya surplus konsumen, meningkatnya surplus produsen, penerimaan pemerintah serta efek bersih yang menurun (dead weight loss). Memang yang dirasakan berat bagi peternak Citra Kreasi Motivasi dan Inovasi

Foto : Istimewa


Foto : Istimewa sapi perah adalah semakin tingginya persyaratan yang harus dihadapi peternak untuk peningkatan kualitas susu lokal, kebersihan dan cepat serta tepatnya karena bersaing dengan susu dari luar negeri. Sampai dengan tahun 1997, harga bahan baku susu impor jauh lebih murah dibandingkan dengan harga susu segar dari koperasi, oleh karena itu dalam kondisi “pasar bebas� IPS tidak akan menyerap atau membeli susu segar hasil peternak dari koperasi. Dengan demikian susu di tingkat peternak tidak akan habis terjual. Kondisi ini akan mengancam keberadaan dan perkembangan usaha peternakan sapi perah rakyat di Indonesia . Di lain pihak, komitmen pemerintah ingin menumbuhkembangkan usaha peternakan sapi perah guna meningkatkan pendapatan peternak serta mendorong peningkatan produksi susu untuk memenuhi kebutuhan susu dalam negeri yang terus meningkat. Namun kini, dengan harga susu luar yang lebih murah dibandingkan susu lokal, peternak menghadapi harga yang murah, hal ini mengakibatkan peternak tidak tertarik untuk meningkatkan produksinya karena tidak memperoleh keuntungan insentif, yang terjadi justru petenak mengurangi produksi . Peternak, IPS dan GKSI Akibat krisis moneter yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 yang mengakibatkan nilai tukar rupiah terdepresiasi terhadap USS, harga susu dunia jauh melampaui harga susu dalam negeri, sehingga kurva harga susu domestik yang harus dibayar oleh konsumen terletak di bawah kurva harga susu dunia. Implikasi dari keadaan ini menunjukkan bahwa produk susu segar yang dihasilkan oleh peternak, akan terserap habis oleh Industri Pengolahan Susu (IPS) . Ironisnya, seharusnya peternak dapat menjual susu segarnya dengan harga setara harga dunia, namun karena telah terikat dengan mekanisme dan sistem kontrak dengan koperasi sebagai lembaga pemasaran susu, maka peternak tetap menjual susu segarnya dengan harga yang relatif murah. Berbagai faktor eksternal yang menyebabkan hal ini terjadi, diantaranya adalah posisi tawar (bargaining position) yang lemah dari peternak terhadap koperasi, kurangnya akses peternak untuk menjual langMafaterna vol.20/III/2010/46

sung ke pusat-pusat pasar, dan masih rendahnya kesadaran masyarakat luas untuk minum susu segar. Sehingga kondisi ini mengakibatkan seolah-olah peternak mensubsidi IPS yang terkait dengan koperasi (Gabungan Koperasi Susu Indonesia / GKSI). Dapat pula dikatakan bahwa peran GKSI diselamatkan oleh nilai tukar rupiah terhadap dollar AS yang relatif masih tinggi, karena GKSI dapat membuat negosiasi baru mengenai pembelian susu segar oleh IPS yang berpendapat membeli susu segar jauh lebih menguntungkan. Permasalahan utama pengembangan persusuan nasional adalah lambatnya laju perkembangan populasi sapi dan rendahnya kualitas susu produksi para peternak kita. Rendahnya susu peternak ini sering berimplikasi terhadap pengurangan nilai (harga) atau penalti bahkan penolakan dari industri pengolahan susu. Perkembangan harga susu di tingkat peternak sangat bergantung pada perkembangan harga susu dunia dan kualitas susu yang dihasilkan peternak. Kebijakan fiskal yang berkaitan dengan penerapan tarif impor akan mengurangi kegiatan perekonomian, namun di lain pihak karena pajak tersebut dikenakan pada impor maka akan mengurangi jumlah impor, dan jika impor menurun sedangkan ekspor tetap maka perdagangan menjadi surplus. Penerapan kebijakan tarif impor susu sebesar 5% menghasilkan perubahan kesejahteraan masyarakat berupa berkurangnya surplus konsumen, surplus produsen meningkat, adanya penerimaan pemerintah dari pajak impor serta efek bersih menurun (dead weight loss). Penerapan tarif impor sebesar 5% untuk bahan baku susu segar jelas akan mengurangi kesejahteraan konsumen secara umum, namun Pemerintah memperoleh tambahan pendapatan akibat penerimaan pajak tersebut. Adanya kecenderungan turunnya harga susu di tingkat peternak dewasa ini cenderung merugikan peternak, maka untuk mendorong pengembangan persusuan nasional perlu dikaji kebijakan pemerintah di bidang persusuan yang lebih bermanfaat bagi pengembangan peternakan sapi perah di Indonesia.


Dasar Kebijakan Pajak Import Susu Penulis : Utami kurnia

Foto : Istimewa

S

aat ini peternak sapi perah lokal hanya bisa memenuhi kebutuhan susu dalam negeri sekitar 20-30% dari seluruh kebutuhan masyarakat Indonesia. Angka ini terus merosot seiring dengan banyaknya peternak yang meninggalkan kebiasaan mereka untuk beternak sapi perah. harga susu segar sekarang di tingkat petani berkisar antara Rp. 2.300 – Rp. 2.700, dengan begitu Kebutuhan susu nasional semakin meningkat seiring bertambahnya jumlah penduduk Indonesia. Kebutuhan ini senantiasa diikuti dengan peningkatan impor susu dari luar negeri. Pada wawancara yang telah di lakukan pada Dinas peternakan yang terdapat di derah Sidoarjo mengatakan bahwa Para pengusaha Industri Pengolahan Susu (IPS) selama ini enggan membeli susu dari peternak karena kualitas susu yang kurang baik serta harga yang terlalu tinggi. Disisi lain, PT Nestle Indonesia sebagai industri pengolahan susu (IPS) terbesar di Jatim pada Desember 2008 menurunkan harga beli susu segar dari Rp3.200/liter menjadi Rp3.000/liter. Disusul lagi dengan penurunan harga beli susu segar yang ke dua oleh

foto : Agung. SPt

pada Mei 2009 sebesar Rp.150 dari Rp.3000/liter menjadi 2.850/ liter. Penurunan ini dikarenakan susu segar import lebih murah dari pada harga susu segar dalam negeri. Selain itu, kata Bambang “susu segar import yang masuk ke pasar Indonesia rata-rata bukan lagi berupa susu segar murni melainkan telah menjadi bahan jadi. “Tentu saja hal ini membuat IPS lebih tertarik untuk membeli susu import Ketika Dinas Peternakan di tanya tentang apa yang menjadi dasar kebijakan penurunan pajak susu tersebut sehingga banyak IPS yang lebih memilih import, Bambang mengatakan bahwa dia tidak berhak mengucapkan turunnya pajak susu tetapi dia berpendapat bahwa kemungkinan pihak pemerintahan yang menurunkan pajak susu kurang mengetahui keadaan peternak/beliau tidak berasal dari dunia peternakan sehingga kurang bisa merasakan menjadi peternak sapi

Foto : Istimewa Citra Kreasi Motivasi dan Inovasi


foto : Imam Bertahan : Peternak lokal yang masih memproduksi susu dibawah tekanan pajak nol persen bagi susu import perah. Menurut bambang dasar utama menurunkan sebelum menentukan pajak susu harus mempunyai jiwa peternakan, sehingga pajak yang di tentukan tidak merugikan pihak manapun baik pihak peternak, konsumen maupun IPS. Salah satu cara agar IPS tidak beralih ke susu import yaitu dengan cara memperbaiki kualitas susu yang ada di dalam negeri terlebih dahulu dan menjualnya dengan harga yang sesuai, memang sepertinya semua itu tidak mungkin karena tidak sesuai nya harga pakan (pakan terlalu mahal) dengan manajement pemeliharaan serta tingkat kemampuan peternak Indonesia yang kurang dalam beternak sapi perah, tetapi semua itu dapat di antisipasi dengan cara yaitu pemerintah memberikan subsidi pakan ternak, Subsidi ini akan sangat meringankan beban peternak, selain itu peternak juga harus di berikan penyuluhan - penyuluhan dalam memperbaiki system manajement yang telah mereka lakukan sekarang ini, dengan begitu kualitas susu Indonesia akan lebih baik, bukan hanya itu saja tetapi yang terpenting adalah pemerintahan juga harus menaikkan pajak kebijakan susu import yang sesuai dengan kata lain kebijakan tersebut tidak merugikan pihak manapun baik dari pihak peternak, IPS maupun pihak konsumen. Mafaterna vol.20/III/2010/46

10

foto : Imam


PAJAK SUSU IMPOR YANG IDEAL bagi peternak lokal dan pemerintah Penulis : Sinta Tri N Foto : Tyas S

P

eningkatan impor susu luar negeri untuk memenuhi kebutuhan susu dalam negeri haruslah mendapatkan tanggapan yang serius. Mengapa serius? Karena bila pemerintah salah perhitungan, bisa-bisa malah merugikan peternak sapi perah lokal Indonesia sendiri. Dengan tidak diberlakukannya pajak susu impor oleh pemerintah, banyak peternak lokal yang mulai menjual sapi-sapi perah mereka karena takut akan bangkrut dan tidak lagi memandang peternakan sapi perah lokal sebagai mata pencaharian yang berprospek cerah. Ironis bila mengaca dari maksud dan tujuan pemerintah meniadakan pajak impor susu adalah dengan alasan untuk mensejahterakan kehidupan masyarakat Indonesia. Perkembangan konsumsi susu masyarakat Indonesia tahun 2007 masih sangat rendah yaitu hanya sekitar 10,47 liter per kapita / tahun, jauh lebih rendah dibandingkan Malaysia (27 liter), Vietnam (10,7 liter), Jepang (37,8 liter), Belanda (122,9 liter), dan USA (83,9 liter). Faktor utama menjadi penyebab rendahnya tingkat konsumsi susu adalah tingginya harga susu olahan, sedangkan faktor lain yang mempengaruhi tingkat konsumsi masyarakat yaitu belum membudayanya kebiasaan minum susu di kalangan masyarakat kita terutama di pedesaan. Ditinjau dari sisi penyediaan susu segar secara nasional, Indonesia masih menghadapi berbagai kendala dan permasalahan baik kualitas maupun kuantitasnya. Indonesia masih belum mampu memenuhi kebutuhan konsumsi susu nasional. Produksi susu dalam negeri sampai tahun 2007 baru menyediakan produksi susu segar sekitar 536,9 ribu ton dari total kebutuhan konsumsi susu nasional sebesar 2.394 ribu ton, sehingga sisanya 1.819,6 ribu ton atau sekitar 74% harus dipenuhi dengan mengimpor. Demikian pula dengan produk susu yang dihasilkan peternak, seringkali memiliki mutu yang masih jauh dari harapan. Adanya kesenjangan standar kualitas yang ditetapkan dengan kualitas susu yang dihasilkan peternak, merupakan masalah utama pada sistem agribisnis sapi perah saat ini. Dari tingkat konsumsi susu masyarakat Indonesia tersebut ternyata konsumsi susu cair dalam bentuk UHT 4,6 % (118,5 ribu ton), Susu Steril 2,7 % (69 ribu ton) dan susu pasteurisasi 1,2 % (30 ribu ton) dan paling banyak dikonsumsi dalam bentuk bubuk 43,3 %. (1.104 ribu ton). Berdasarkan data tersebut tergambar bahwa jenis susu yang dikonsumsi masyarakat sebagian besar berupa susu bubuk yang harganya

foto : Tyas Tumpah : keadaan ini menggambarkan kondisi peternak lokal yang frustasi dengan kebijakan pemerintah akan pajak susu jauh lebih mahal dibandingkan harga susu segar / pasteurisasi. Sehingga akses masyarakat untuk mengkonsumi susu hanya dimiliki oleh masyarakat dari kalangan menengah ke atas. Upaya pemerintah untuk memasyarakatkan kembali budaya minum susu dengan harapan apa yang sering disebut dengan “loss generation� sebagai akibat gizi buruk ketertinggalan peradaban bangsa kita dibanding bangsa lain tidak terjadi di Indonesia. Namun perlu juga dicermati dan dikaji lebih jauh tentang kebijakan pemerintah dalam upayanya merealisasikan hal tersebut sehingga tidak akan terjadi ketimpangan besar terutama dalam peternakan sapi perah lokal dan industri susu dalam negeri. Citra Kreasi Motivasi dan Inovasi

11


Banyaknya pendapat dan anggapan tentang kebijakan pemerintah dalam menurunkan pajak susu impor sangat menarik untuk dikaji. Dihubungi via telepon, Dinas Peternakan Jawa Timur menjelaskan bahwa, oknum yang membuat kebijakan tersebut bukanlah dari ahli bidang peternakan, sehingga amat disayangkan mereka tidak mengetahui dampak secara langung ataupun tidak langsung dari kebijakan yang mereka buat. Semakin banyaknya IPS yang menurunkan harga beli terhadap susu lokal dan beralih untuk membeli susu impor dengan alasan harganya jauh lebih murah dan kualitasnya lebih tinggi jelas akan berimbas pada harga jual susu sapi dari peternak sapi perah ke koperasi. Penurunan harga beli susu ini dikarenakan lemahnya instrumen hukum yang melindungi pasar susu lokal. Sebelum dikeluarkannya aturan yang membatasi import susu, susu import dapat masuk dengan bebas ke Indonesia karena tidak dikenai bea masuk. Padahal sampai hari ini produksi susu dalam negeri hanya bisa memenuhi 30% total konsumsi susu dalam negeri dan yang 70% sisanya ditutupi dengan susu import berupa skim milk powder, butter milk powder, dan lain-lain yang dilihat dari segi kualitas, susu impor memang lebih baik dari susu lokal, khususnya menyangkut angka bakterinya. Beliau menambahkan, untuk pajak susu impor sebaiknya antara 10-20%. Menteri Keuangan sendiri telah menaikkan bea masuk impor susu sebesar 5 persen yang dituangkan melalui Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 101 Tahun 2009, tanggal 28 Mei 2009 yang sebelumnya tarif bea masuk produk-produk susu sebesar nol persen sesuai PMK Nomor 19 Tahun 2009, yang dikeluarkan pada 13 Februari 2009. Seiring dengan itu, peternak lokal sendiri haruslah bisa menaikkan grade susu mereka diantaranya adalah dengan meningkatkan kualitas pakan, menjaga kebersihan kandang, mempercepat waktu pemerahan agar tidak banyak bakteri yang berkembang sehingga susu yang dihasilkan tidak kalah dengan susu impor.

Pihak-Pihak yang Terkait Dalam Penurunan Pajak Susu di Indonesia Menurut instansi pendidikan Dalam setiap keputusan tentang berbagai kebijakan yang diterapkan di Indonesia pasti ada pihak-pihak yang menjadi dasarnya. Termasuk pula dalam hal penurunan pajak susu impor yang terjadi di Indonesia. Penurunan pajak tersebut tidak semerta-merta terjadi begitu saja, ada pihak yang mendasari dan memiliki alasan khusus mengapa sampai terjadi peristiwa tersebut. Dihubungi secara langsung oleh para kru Mafaterna, salah satu dosen Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Jurusan Produksi Ternak, Ir. Endang Setyowati, MS, menjelaskan bahwa ada pihak-pihak yang terkait dalam hal penurunan pajak susu impor yang terjadi di Indonesia. “Pihak-pihak di balik penurunan pajak susu di antaranya DISPERINDAG (Dinas Perindustrian dan Perdagangan), GKSI (Gabungan Koperasi Susu Indonesia), PPSKI (Perhimpunn Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia), PPHP (Pemasaran dan Pengolahan Hasil Pertanian)�, ujar beliau. Tidak hanya itu, lanjut beliau, ada juga pihak yang diuntungkan dari penurunan pajak susu ini. “Pihak yang diuntungkan dari penurunan pajak susu impor adalah perusahaan asing di Indonesia, peternak lokal terpuruk, akibatnya menekan biaya produksi�, imbuh beliau. Mafaterna vol.20/III/2010/46

12

Menurut dinas peternakan Sekarang peternak sapi perah resah karena adanya penurunan pajak susu luar negri, karena penurunan pajak susu tersebut, jelas sekali ada pihak yang merasa di rugikan dan ada pihak yang merasa di untungkan. Ketika kru Mafaterna datang mewawancarai Bambang selaku kepala Dinas Peternakan yang terdapat di kabupaten Sidoarjo, ia mengatakan bahwa di balik penurunan pajak susu ada pihak-pihak yang terkait, siapakah itu..?? tidak berbeda jauh dari pendapat dosen UNIBRAW yaitu Endang, Bambang mengatakan bahwa DISPERINDAG (Dinas Perindustrian dan Perdagangan) merupakan pihak yang terlibat, seharusnya DISPERINDAG harus dapat menyaring keputusan penurunan pajak susu, bukan hanya DISPERINDAG saja tetapi GKSI (Gabungan Koperasi Susu Indonesia), PPSKI (Perhimpunn Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia) seharusnya lebih bijak dalam membela para peternak serta mengembangkan peternakan sapi perah yang ada di Indonesia. Tetapi Bambang tidak dapat menyalahkan sepenuhnya pada pihak-pihak tersebut karena jika Negara kita tidak mengambil susu Import kebutuhan susu/produksi susu di Indonesia masih sangat kurang, harapan bambang sebelum mengambil susu dari luar setidaknya susu yang terdapat dalam negeri harus di perbaiki serta di tampung sehingga tidak ada susu yang terbuang, di ujung pembicaraan bambang, ia berkata bahwa masih ada pihak yang terkait dalam turunnya pajak susu yaitu pemerintahan, Pemerintah seharusnya bisa membentuk industri pengolahan susu milik Negara, agar tidak ada IPS tunggal seperti yang kini terjadi di Jawa Timur. Dengan begitu harga susu segar peternak dapat di beli dengan harga yang bersaing. Tidak adanya persaingan dalam penentuan harga beli susu segar menyebabkan koperasi dan petani tidak dapat berbuat apa-apa selain mengikuti mekanisme pasar yang ada. Dengan begitu Pemerintah harusnya lebih tegas dalam menentukan aturan main perdagangan susu. Memang, dasar dari bekerja di bidang peternakan adalah siapa saja yang menjadi pemimpin harus memiliki jiwa peternak sehingga segala sesuatu yang di kerjakan tidak merugikan pihak yang berperan penting tutur Bambang sambil menutup pembicaraan dengan pers MAFATERNA. (Sinta/Nia)


PERANG KUALITAS SUSU IMPOR vs SUSU LOKAL Penulis : Raka

foto : Istimewa

foto : Istimewa

K

ita ketahui bahwa susu merupakan salah satu komoditi strategis dari subsektor peternakan, yakni selain sebagai salah satu sumber protein hewani penting bagi pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat, komoditi susu juga mempunyai nilai ekonomis yang tinggi serta mempunyai kontribusi nyata pada peningkatan kualitas sumberdaya manusia (SDM), sebagai sumber gizi hewani yang dapat berperan mencerdaskan bangsa. Dengan keunggulan tersebut, susu merupakan kebutuhan yang mau tidak mau harus dipenuhi. Namun produksi lokal belum bisa memenuhi konsumsi di Indonesia. Beberapa aspek mengapa tidak bisa memenuhinya dapat dijawab melalui poin-poin di bawah ini. Mengapa kualitas susu impor lebih baik daripada susu lokal??? Selama ini, harga pembelian susu sangat bergantung pada niat baik industri pengolahan. Ratarata harganya bisa mencapai 3.150 per liter. Namun, bila kualitasnya belum memenuhi persyaratan yang diajukan oleh pabrik, seperti PT. Sari Husada, harga beli dari peternak bisa berkurang hingga 2.750 per liter, kata Sarijani, anggota Koperasi Usaha Peternakan dan Pemerahan (UPP) Hargobinangun, Sleman.

Citra Kreasi Motivasi dan Inovasi

13


Tentang baik atau tidaknya susu ditentukan angka kuman yang dikandungnya. Menurut Sarijani, produksi susu dari peternak lokal masih memiliki angka kuman sekitar 3 juta per cc (sentimeter kubik) dengan kapasitas produksi per hari sekitar 10 liter per ekor. Itu sebab, pabrik selalu meminta agar angka kuman dari hasil produksi susu peternak lokal lebih ditekan, atau kurang dari 3 juta per cc. Dari segi kualitas, susu impor memang lebih baik dari susu lokal, khususnya menyangkut

Mengapa produksi susu lokal tidak bisa mencukupi kebutuhan susu? Produksi susu segar dari tahun ke tahun mengalami kenaikan. Walaupun begitu, kenaikan ini masih jauh untuk memenuhi tercukupinya kebutuhan susu dalam negeri. Pada tahun 2008 produksi susu nasional sebesar 577.628 ton ternyata tidak dapat mencukupi kebutuhan konsumsi susu nasional sebesar 23,45% atau sebanyak 76,55% dicukupi melalui impor. Sudah barang tentu pihak pemerintah mau tidak mau harus

foto : Imam Kualitas lokal : Masih perlu pembenahan khususnya kebersihan ternak dan kandang kandungan kumannya, katanya. Diakui, kualitas susu hasil produk peternak lokal masih belum mampu bersaing dengan susu impor. Maklum, karena kebenyakan peternak lokal masih tradisional, sehingga kebersihan kandang, kualitas pakan sapi dan juga kesehatan sapi belum terjaga dengan baik. Selain itu, harga konsentrat sebagai pakan sapi yang mampu meningkatkan produksu susu masih dirasa cukup mahal oleh sebagian peternak. Anggota tim peningkatan mutu susu yang berasal dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Bugi Rustamadji, juga mengungkapkan kulaitas susu di Jawa Tengah dan DIY masih memprihatinkan terutama dari angka kumannya yang masih berkisar antara 1-11 juta per cc. Padahal, berdasarkan penilaian Standar Nasional Indonesia (SNI) angka kuman pada susu adalah kurang dari satu juta per cc.

Mafaterna vol.20/III/2010/46

14

Harga jual : Harga jual susu perah peternak lokal terus bersaing dengan harga jual susu luar

foto : Tyas


foto : Istimewa melakukan impor susu. Dari data di atas masih terlihat bahwa potensi pengembangan susu masih harus digali dan digalakkan, waalupun kita mengetahui bahwa marjin keuntungan peternak masih lebih rendah dari yang diperoleh para pelaku tata niaga. Harga susu di pasaran terlalu tinggi. Hal ini karena pelaku tata niaga susu mendapat marjin atau selisih tata niaga terlalu besar, karena sebenarnya pelaku susu membeli susu dari peternak sapi tidak lebih dari Rp. 2.500 per liter, sedangkan haraga di pasaran dapat mencapai Rp. 8.000 per liter. Kondisi tersebut tidak dapat dielakkan manakala harga beli susu dari peternak sebagai wujud penghargaan atas kerjanya tidak sepadan. Peningkatan kualitas susu melalui peningkatan pakan dan teknologi dapat terjadi bila upah dari menjual susu hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Tak heran bila produktivitas peternakan sapi perah di Indonesia sungguh memprihatinkan. Sementara negara lain yang telah peduli mengembangkan agribisnis ini sebagai salah satu pilar pembangunan ekonominya kini tengah menikmati dampak tingginya harga susu dunia. Maka tak ada jalan lain kecuali segera berpacu menetapkan kerangka percepatan agribisnis persusuan untuk pemenuhan kebutuhan masyarakatnya secara lebih mandiri. Mengapa di Indonesia hanya mengembangkan sapi FH? Sapi Fries Hollands atau disebut juga FH berasal dari Negara Belanda utara dengan kriteria sebagai berikut: • Bobot badan ideal sapi FH betina dewasa sekitar 682 kg dan jantan dewasa sekitar 1000 kg. • Produksi susu sapi FH di Indonesia rata-rata 10 liter / ekor per hari atau lebih kurang 30.050 kg per laktasi. • Kadar lemak susu 3,65% dengan rata-rata 7.245 kg per laktasi di Amerika Serikat. • Bulu sapi FH pada umumnya berwarna hitam dan putih, namun ada yang berwarna merah dan putih dengan batas-batas warna yang jelas. • Bobot anak sapi FH yang baru dilahirkan mencapai 43 kg. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa sapi FH unggul dengan produksinya dibanding sapi-sapi lain. Dilihat dari ukuran tubuh yang paling besar di antara sapi perah lain tentunya produksi susu akan lebih besar. Sapi Simmental yang bisa menyaingi ukuran dari sapi FH, namun tingkat produksi air susu hanya mencapai 5126 kg per laktasi. Di Indonesia, sapi ini dikawinsilangkan dengan sapi-sapi lokal, hal ini bertujuan agar penyesuaian sapi FH terhadap lingkungan lebih cepat terjadi.

foto : Istimewa Kualitas import : Penanganan dan hasil perahan yang berkualitas dan higienis menjadi nilai tambah produk susu import

Citra Kreasi Motivasi dan Inovasi

15


Liputan Khusus Masalah klasik Yang Tak Terpecahkan, Harga Pakan Fluktuatif

Tim : Seget Febrianto, Faris Hamzah, Sabita N, Tyas Sai A, Nur Ayu F, Merry Lusiana

Mafaterna vol.20/III/2010/46

16


PENYEBAB FLUKTUATIF ITU ADALAH.... Penulis : Nur Ayu F Foto : Faris Hamzah

Foto : Istimewa Citra Kreasi Motivasi dan Inovasi

17


“Tak ada asap maka tak ada api”, pepatah ini cocok untuk menggambarkan kondisi kebutuhan pakan ternak saat ini. Harga yang tidak stabil dan cenderung naik tiap tahunnya bukan terjadi begitu saja, pasti ada penyebab yang nyata sehingga harga pakan ternak mengalami fluktuatif. Lantas apa saja penyababnya?

N

asi lalapan ayam goreng merupakan salah satu menu masakan favorit mahasiswa di kota Malang. Harganya yang cukup untuk kantong mahasiswa tak heran keberadaan penjual lalapan ayam goreng banyak dapat kita temui di kota pendidikan yang berhawa sejuk ini. Dengan harga 5000 rupiah kita dapat menyantap nasi lalapan ayam goreng nan lezat. Tentunya ini merupakan usaha bisnis yang cukup menarik di bidang usaha peternakan ayam pedaging khususnya. Untuk mencukupi kebutuhan daging ayam para peternakpun berusaha memenuhi kebutuhan permintaan pasar. Kendala – kendala siap di hadapi bagi peternak ayam, mulai dari penyakit unggas, kandang ayam, sampai dengan kebutuhan pakan ayam. Kendala ini yang menarik untuk kita telisik tentunya dalam hal kebutuhan pakan ternak ayam. Kebutuhan pakan ayam merupakan kebutuhan pokok dalam keberhasilan beternak. Isu- isu naik turunnya harga bahan baku pakan pun dirasakan oleh para peternak ayam. Naik turunnya harga bahan baku pakan perlu kita telisik pada kendala-kendala yang dirasakan oleh para peternak kita. Tim Lipsus MAFATERNA mewawancarai dikediaman salah seorang peternak di Malang. Fauzi adalah seorang peternak di daerah Batu. Bapak yang sehari-hari selama 5 tahun bergelut dalam bidang peternakan ayam pedaging menuturkan bahwa “ Kendala pemenuhan daging ayam terjadi karena fluktuatif pakan ternak ayam pedaging yang sering terjadi belakangan ini. Hal ini yang membuat resah para peternak ayam seperti kita, karena pakan merupakan hal yang paling penting diperhatikan dalam beternak ayam.” Ujar pak Fauzi. Ia mengharapkan masalah ini menjadi perhatian khusus mengenai fluktuatifnya harga pakan ternak yang belakangan ini terjadi dan merupakan kendala bagi para peternak ayam. Fluktuatif harga pakan adalah naik turunnya harga pakan yang tidak stabil. Pakan merupakan salah satu komoditi penting yang subsistem agribisnis hulu. Ketersediaan pakan yang berkualitas dan murah menjadi prasyarat bagi tumbuhnya industri peternak yang mampu meningkatkan skala usaha dan keuntungan per satuan, sedangkan pakan yang berkualitas akan meningkatkan konversi pakan sehingga proses pembe-

Mafaterna vol.20/III/2010/46

18

rian pakan menjadi lebih efisien. Fluktuatif harga pakan sangatlah meresahkan peternak ayam. Terutama bagi para peternak ayam yang harus memenuhi kebutuhan permintaan pasar tiap harinya. Menurut pak fauzi kadang pabrik menurunkan harga pakan tetapi jumlah yang di produksi hanya di jual beberapa persen saja dan tidak memenuhi kuota peternak keseluruhan. sehingga ternak berbondong-bondong untuk membeli pakan tersebut. Dapat dikatakan dengan istilah siapa cepat dia dapat. Tentunya hal ini sangatlah meresahkan para peternak. “ Ya saya tidak tau kenapa pabrik seperti itu,hal itu sudah dari orang – orang atas” tutur pak Fauzi. Fluktuatif harga pakan terjadi karena saat ini bahan baku pakan ternak di Indonesia masih bergantung pada bahan pakan import, walaupun Indonesia dikenal unggul dengan sumber daya alamnya. Lebih dari 50 persen bahan baku pakan ternak masih harus diimpor dari Amerika Serikat (AS), Brasil, Argentina, dan Cina. Yang diimpor berupa jagung dan bungkil kacang kedelai Padahal, 55 persen bahan baku pakan ternak adalah jagung, dan 20 persennya adalah gandum, sedangkan sisanya terdiri dari bungkil kacang kedelai, zat-zat kimia, dan tepung ikan. Bahan baku yang paling dominan mempengaruhi kenaikan harga pakan adalah jagung. Jagung merupakan bahan baku pakan utama ternak dengan komposisi 50-60 persen dari total berat pakan. Dari sisi biaya jagung memberikan kontribusi nyata sekitar 60-70 persen dari total biaya pakan. Karena Indonesia masih mengimport jagung cukup besar, maka harga jagung didalam negeri cukup terkait dengan harga pasar dunia. Harga jagung impor dengan nilai tukar Rp.9.000 per dollar AS setara dengan harga jagung lokal seharga Rp.1.100-Rp1.200 per kg. Sedangkan pemenuhan pasokan produksi jagung lokal di Indonesia masih tergantung pada musiman dan tidak bisa memenuhi kebutuhan jagung sepanjang tahun yang bergantung pada musim. Kendala inilah yang membuat kebutuhan jagung lokal untuk para peternak kurang cukup memenuhi. Padahal, dari sisi kualitas dan harga, jagung lokal sama sekali tidak kalah dari jagung impor.


Foto : Istimewa Alih fungsi : Jagung yang dibutuhkan sebagai bahan baku pakan ternak kini harus bersaing dengan biofuel yang juga memanfaatkan jagung sebagai bahan utama biofuel Ketergantungan kita terhadap bahan baku import y Ketergantungan kita terhadap bahan baku import yang semakin tinggi membuat pengaruh pada perusahaan untuk memperoleh jagung import dengan harga yang naik turun. Dalam kondisi perekonomian Indonesia yang labil juga mempengaruhi harga bahan baku pakan. Menurut perusahan pakan ternak perekonomian makro dan isu-isu peternakan,seperti AI menjadi pengaruh yang besar karena semua lini peternakan terkena imbas (effect domino). Peran perusahaan terhadap fluktuatif harga pakan hanya melayani permintaan konsumen. Tingkat teknologi juga berperan besar pada perusahaan,seperti Metode Analisa, mesin yang digunakan, metode pengolahan bahan baku. Karena semakin cepat dan akurat analisa, jaminan kualitas bisa dipegang. penggunaan jagung dengan fungsi lain juga sangat berpengaruh terhadap ketersediaan bahan pakan untuk ternak, contohnya penggunaan jagung sebagai Biofoel, yaitu penggunaan jagung sebagai sumber energi yang memanfaatkan jagung sebagai sumber hayati. Biofeol memanfaatkan kandungan yang ada pada jagung lalu diubah menjadi sebuah energi, biasanya energi dari biofeol ini digunakan untuk bahan bakar kendaraan sebagai ganti dari bahan bakar yang berasal dari fosil. hal inilah yang menyebabkan ketersediaan jagung semakin menipis, kebutuhan jagung yang kurang ditambah penggunaan jagung sebagai biofeol membuat kebutuhan jagung sebagai bahan baku pakan ternak sulit diperoleh Masalah yang paling pelik dan dilematis penyebab harga pakan fluktuatif adalah sulitnya akan ketersediaan bahan baku. Kenaikan harga pakan di poultry shop yang fluktuatif ini karena harga bahan baku import bergantung pada

Foto : Faris Hamzah Butuh bahan baku : Dalam pembuatannya, pakan membutuhkan jagung sebagai bahan bakunya harga RM dunia, kondisi situasi kelautan (biaya angkut kapal), dan pengaruh bea. Solusi dari perusahaan mengenai fluktuatif harga pakan unggas adalah memanfaatkan fungsi pengadaan gudang yang baik. Apabila stock saat harga turun dan tidak melebihi batas waktu penyimpanan maka efeknya semua bisa mempengaruhi harga pakan. Kenaikan harga pakan ternyata tidak selalu berpengaruh terhadap harga daging dalam pasaran. Menurut Fauzi harga pakan naik belum tentu harga daging juga naik . “Contohnya saja harga daging Rp. 10.500 tetap seharusnya BEP adalah Rp.11.700. dengan harga pakan saat ini Rp.240.000/sak dengan kualitas menengah dan Rp.246.000/sak dengan kualitas pakan tinggi� ujar Fauzi. Harga pakan saat ini mengalami kenaikan beberapa minggu sebesar Rp..5000. dan mengalami penurunan selama 2 bulan sebesar Rp.10.000.

Foto : Faris Hamzah Butuh Pakan: ketergantungan ternak terhadap pakan untuk pertumbuhannya Citra Kreasi Motivasi dan Inovasi

19


“FLUKTUATIF “,Kondisi yang Lumrah atau Malah Menekan Peternak? Penulis : Tyas Sari A

S

ebenarnya untuk mendapatkan protein yang berkualitas, orang dapat mengkonsumsi sumber protein nabati, di samping sumber protein hewani, terutama dari jenis kacangkacangan,seperti kacang kedelai, kacang hijau, dan kacang tanah. Akan tetapi, umumnya protein yang berasal dari sumber protein nabati hanya mengandung beberapa jenis asam amino tertentu yang tidak lengkap. Sumber protein hewani biasanya lebih lengkap kandungan asam aminonya. Sayangnya sumber protein hewani harganya cukup mahal, sehingga tidak terjangkau oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Hal ini membuat masyarakat dilema karena melihat pentingnya peranan asam amino pada tubuh yang hanya ada pada daging tetapi harga yang ditawarkan begitu tinggi sehingga sebagian masyarakat Indonesia tidak bisa menjangkau.

Foto : Faris Hamzah Mafaterna vol.20/III/2010/46

20

Harga sumber protein hewani yang mahal ini sebagian disebabkan oleh biaya produksi peternakan yang mahal, seperti harga pakan yang mahal dan sering terjadi fluktuatif. Pakan merupakan salah satu komuiditi penting yang termasuk pada subsistem agribisnis hulu. Ketersediaan pakan yang berkualitas dan murah menjadi prasarat bagi tumbuhnya industri peternakan yang maju. Sedangkan pakan yang berkualitas akan meningkatkan konversi harga pakan sehingga proses pemberian pakan menjadi terhambat karena tingginya harga pakan yang berkualitas sulit dijangkau para peternak. Dengan kata lain pakan merupakan faktor yang berperan penting dalam peningkatan kualitas budidaya yang bergantung pada peningkatan profitabilitas usaha peternakan.tetapi dengan adanya fluktuasi pakan yang terjadi maka sedikit banyak akan


memberi dampak pada kelangsungan usaha peternakan. Fenomena harga pakan yang mahal dan fluktuatif ini membuat tim MAFATERNA melakukan kros cek terhadap salah satu peternak di daerah malang, yaitu Fauzi yang berprofesi sebagai peternak ayam broiler yang beralamatkan di Batu. Fauzi merupakan peternak ayam kemitraan (peternak yang berdiri dibawah naungan perusahaan)yang lumayan lama sekitar 31 tahun ia bisnis di dunia peternakan, pengalamannya sebagai peternak bisa dikatakan sangat banyak karena fauzi sudah merasakan asam manisnya dunia peternakan yang sudah biasa la geluti itu, sehingga tim MAFATERNA bisa dengan mudah menanyakan bagaimana dampaknya pakan yang harganya fluktuatif pada Fauzi. Dan hasil reportase menunjukkan bahwa harga pakan yang fluktuatif juga dialami oleh peternakan Fauzi yang sudah lama digeluti itu. Jika ditelisik secara jauh fluktuasi harga pakan ternyata tidak hanya dialami oleh peternak kemitraan seperti Fauzi saja tetapi peternak non kemitraan , perusahaan pakan dan masyarakat umum (konsumen ayam) pun mengalaminya. Fluktuasi harga pakan pada awalnya diakibatkan oleh harga minyak dunia, karena minyak dunia merupakan faktor awal untuk pengangkutan dan biaya produksi sehingga jika harga minyak dunia naik maka harga akan naik dan sebaliknya jika harga minyak dunia turun maka harga juga akan turun. Selain itu jika bahan baku pakan tidak tersedia dari dalam negeri otomatis perusahaan pakan mengimport dari luar negri yang akibatnya harga bahan baku pakan (RM) import yang bergantung pada harga RM dunia sehingga ada biaya angkut kapal yang mengakibatkan harga pakan menjadi naik. Fluktuasi harga pakan terjadi ketika ketersediaan bahan pakan yang minim pada perusahaan sehingga perusahaan tidak bisa memenuhi kebutuhan pakan pada konsumen, keterlambatan pada saat pendistribusian dan adanya perusahaan atau tengkulak yang bermain nakal seperti pakan ditimbun dll

dan hal ini menyebabkan kelangkaan pakan, sehingga harga pakan akan naik saat kelangkaan pakan, tetapi fluktuasi harga pakan sangat bergantung terhadap pabrik pakan yang menjualnya. Menurut bapak Fauzi terkadang pabrik menurunkan harga pakan tetapi jumlah yang dikeluarkan hanya beberapa persen saja sehingga para peternak berbondong – bondong untuk membeli pakan yang berharga murah tersebut. Tentunnya hal ini sangatlah meresahkan para peternak. ” Ya saya tidak tahu kenapa pabrik berprilaku seperti itu, hal itu sudah dari orang – orang atas” tutur bapak Fauzi dengan tawanya yang khas. Fluktuasi harga pakan yang terjadi akan secara otomatis mengakibatkatkan dampak pada semua pihak terutama pada para peternak seperti yang dialami oleh Bapak Fauzi. Bapak fauzi mengalami dampak yang merugikan karena harga pakan yang naik ternyata tidak tentu berpengaruh terhadap harga daging di pasaran ”jadi harga pakan naik belum tentu harga daging dipasaran juga naik” ungkap bapak fauzi, contonya harga daging dipasaran adalah Rp. 10.500,- tetapi seharusnya BEP ( Brake Event Poin) adalah Rp. 11.700,- karena harga pakan saat itu adalah Rp. 240.000,- per sak dengan kualitas pakan menengah dan Rp. 246.000,- per sak dengan kualitas pakan tinggi, dan biasanya para peternak seperti bapak Fauzi ini menggunakan alternatif ransum tambahan sehingga peternakannya tidak mengalami kerugian dan jika harga pakan turun maka ada bonus pemasukan bagi peternak. Jika dilihat dari segi perusahaan dirasa sampai saat ini belum ada dampak yang menonjol karena setiap penjualan tergantung dari perusahaan dan pasar. Dan bila dilihat dari segi konsumen terutama para penjual maka jika harga ayam naik maka penjual berupaya agar tidak mengalami kerugian dan jika harga turun maka konsumen terutama penjual mendapat keuntungan lebih.

Foto : Istimewa Berimbas : Peternak kesulitan mengatur management usaha peternakannya akibat Harga pakan yang tidak stabil

Foto : Faris Hamzah

Citra Kreasi Motivasi dan Inovasi

21


A

Cacing tanah merupakan salah satu bahan pakan alternatif yang memiliki potensi dan bergizi tinggi. cacing tanah dalam bentuk segar mengandung protein yang lebih tinggi dan lebih efisien diberikan pada ternak dibanding dengan yang diolah.

Mafaterna vol.20/III/2010/46

kibat kenaikan harga pakan ternak unggas yang mencapai 100 persen dari harga biasanya, sejumlah peternak terpaksa membeli bahan pakan alternatif bagi ternaknya ’’Kalau tetap memakai pakan pabrik tidak cucuk. Harga pakan tenak memang memukul para peternak. Karena itu, untuk mempertahankan hidup, peternak harus pandai-pandai melakukan terobosan dan mempunyai mitra kerja. Hal ini juga dijelaskan Kasubdin Produksi Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Semarang Ir Ghofar Ismail bahwa kenaikan harga pakan ternak khususnya jenis konsentrat cukup mahal dari harga sebelumnya sehingga hal ini menyebabkan peternak gulung tikar dalam usahanya. Pak fauzan adalah salah satu dari beribu peternak yang mengalami fluktuatif dalam usaha yang digelutinya selama 31 tahun terakhir, menyatakan resah dengan kenaikan harga pakan yang memberikan dampak yang signifikan terhadap harga ternaknya.�������������������������������������������������������� Harga pakan yang naik ternyata tidak tentu berpengaruh terhadap harga daging dalam pasaran. Harga pakan naik belum tentu harga daging juga naik dalam pasar. Untuk menangani masalah tersebut banyak peternak yang menggunakan pakan alternatifepengganti pakan dari pabrik, dan ini jauh memberi keuntungan bagi peternak, selain menutupi harga pakan juga secara tidak langsung memberikan nilai nutrisi bagi ternak. Pakan alternatif yang dipergunakan peternak mempunyai berpotensi tinggi baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya. Selain kandungan zat makanan, kualitas zat gizi dalam bahan pakan tersebut juga harus dapat dimanfaatkan oleh tubuh ternak secara optimal untuk pertumbuhan dan produksi. Salah satu alternatif pemberian pakan tersebut adalah dengan pakan dari cacing tanah. Cacing tanah merupakan salah satu bahan pakan alternatif yang memiliki potensi dan bergizi tinggi. Zat makanan yang terkandung dalam cacing tanah meliputi protein, lemak, mineral dan air. Kandungan protein kasar cacing tanah relatif tinggi, namun dalam penggunaannya perlu dipertimbangkan beberapa hal, diantaranya jumlah protein tercerna dan bentuk pemberiannya.Penggunaan cacing tanah dalam pakan ternak dapat dilakukan dalam bentuk segar maupun dalam bentuk tepung. Cacing tanah dalam bentuk segar mengandung protein yang lebih tinggi dan lebih efisien diberikan pada ternak dibanding dengan yang diolah. Heti Resnawati salah seorang peneliti dari Balai Penelitian Ternak, Bogor beberapa saat lalu telah melakukan riset untuk mengetahui energi metabolis, retensi nitrogen dan bentuk pemberian cacing tanah pada ternak unggas. Riset ini menggunakan 25 ekor ayam ras jantan umur 18 bulan yang ditempatkan dalam 25 kandang baterai secara individu dan dibagi dalam 4 perlakuan. Sedang cacing tanah yang digunakan dalam perlakuan adalah cacing tanah segar yang sudah tidak berproduksi dan telah dihaluskan (R3), bekas cacing (kascing) yang berasal dari bekas media (100% feses sapi) yang telah diangin-angikan selama 24 jam (R4), dan tepung cacing. Tepung cacing diperoleh dari pengeringan cacing menggunakan sinar matahari (R1), maupun menggunakan oven dengan suhu 60°C sampai mencapai kadar air 14% (R2) yang kemudian dihaluskan. Hasil riset menunjukkan, cacing tanah segar (R3) memiliki kandungan protein lebih tinggi yakni 61,96% dibanding cacing tanah yang dikeringkan maupun 22


MENCARI SOLUSI ALTERNATIF PAKAN TERNAK

kascing. Sedangkan kandungan energi bruto tertinggi terdapat pada cacing tanah yang dikeringkan dengan sinar matahari (R1) yakni 4893 Kkal/kg, dibanding 4483 Kkal/kg untuk R2, 4489 Kkal/kg untuk R3 dan R4 sebesar 4238 Kkal/kg. sebabkan kurangnya daya dukung lingkungan dan meningkatnya kebutuhan protein hewani. TABEL

Pakan R1 R2 R3 R4

Protein Kasar (%) 51.50 48.48 61.96 19.37

Energi Bruto (Kkal/ kg) 4893 4483 4489 4238

Penulis : Sabita N Foto : Istimewa

Keterangan : R1 : Tepung cacing tanah dengan pengeringan sinar matahari R2 : Tepung cacing tanah dengan pengeringan oven R3 : Cacing tanah segar R4 : Kascing (bekas cacing) Dari hasil tersebut terlihat perbedaan cara penanganan dan pengolahan bahan pakan ternyata mempengaruhi kandungan protein cacing tanah. Oleh karena itu pengaruh tersebut perlu dijadikan pertimbangan tentang cara pengolahan yang digunakan dalam penyusunan pakan ternak yang optimal. Pengolahan bahan pakan akan menguntungkan selama proses tersebut mempunyai keunggulan dan nilai tambah, seperti dapat menambah palatabilitas ransum, membunuh mikroorganisme patogen dan mengurangi bau. Pengeringan dengan cara pengeringan alami menggunakan sinar matahari memang relatif murah, tapi cara ini dapat menimbulkan efek negatif dengan banyaknya nitrogen yang hilang. Citra Kreasi Motivasi dan Inovasi

23


Sedangkan menggunakan oven, kehilangan nitrogennya relatif lebih sedikit dibandingkan pengeringan lainnya. Â Berdasarkan rataan retensi nitrogen dapat diketahui bahwa cacing tanah yang diberikan dalam bentuk segar (R3) mempunyai retensi nitrogen lebih tinggi dibanding bila ca cing dikeringkan baik menggunakan oven (R2) maupun sinar matahari (R1) serta kascing (R4). Perbedaan ini disebabkan karena konsumsi nitrogen lebih tinggi pada R3 sehingga kelompok perlakuan R3 ini juga lebih banyak menahan nitrogen dalam tubuhnya dan lebih sedikit membuangnya dalam ekskreta dibandingkan perlakuan lainnya. Hal ini berarti ayam dapat mencerna dan mengabsorbsi protein, cacing tanah segar lebih efisien. Sedang dari hasil perhitungan energi metabolis pada berbagai cara pengolahan, ternyata pengeringan dengan sinar matahari (R1) mengandung energi metabolis tertinggi yaitu 3613,76 Kkal/kg. Kemudian diikuti berturut-turut pengeringan \

Riset ini menunjukkan, baik cacing tanah segar maupun dalam bentuk tepung mengandung energi metabolis yang baik sebagai sumber energi pakan. Selain itu kascing yang merupakan bekas media budidaya cacing tanah pun mempunyai potensi untuk digunakan sebagai bahan pakan alternatif. Walaupun pakan alternatif sudah banyak ditemukan, akan tetapi apabila para perusahaan pakan ternak dan pemerintah tidak berperan aktif dalam menangani masalah ini, dikawatirkan pakan ternak akan terus melonjak. Untuk itu pemerintah harus ikut andil menangani keresahan para peternak kecil. Tabel 2. Rataan retensi nitrogen pada berbagai pengolahan cacing tanah dan kascing

Ulangan 1 2 3 4 5 Jumlah Rataan

dengan oven (R2) sebesar 3528,90 Kkal/kg, cacing tanah segar (R3) sebesar 2924,51 Kkal/kg dan kascing (R4) sebesar 2518,07 Kkal/kg. Terlihat perbedaan cara pengolahan mempengaruhi energi metabolis. Hal ini disebabkan karena bentuk fisik pakan yang berubah akibat proses pengolahan. Selain itu enzim yang ada dalam sistem pencernaan ayam menghendaki bentuk fisik yang mudah dipecah dari komposisi zat kimia yang kompleks menjadi komposisi yang lebih sederhana, sehingga mudah diabsorbsi dan menghasilkan energi yang tinggi. Faktor-faktor yang mempengaruhi kandungan energi metabolis dalam ransum adalah kemampuan ternak memenfaatkan energi bruto dari protein yang tersedia. Perubahan tingkat protein ransum yang diberikan pada unggas menyebabkan perbedaan jumlah protein yang diretensi, sehingga menghasilkan nilai metabolis. Keseimbangan zat-zat makanan dalam bahan pakan juga mempengaruhi energi yang hilang dari tubuh hewan. kehilangan energi lebih sedikit bila keseimbangan zat-zat makanan proporsional. Sebaliknya, kehilangan energi lebih besar pada bahan pakan dengan zat-zat makanan yang tidak seimbang terutama bila kandungan protein pakan lebih rendah. Mafaterna vol.20/III/2010/46

24

Retensi Nitrogen R1 0,84 0,92 0,86 0,85 0,83 4,30 0,86a

R2 0,87 0,85 0,85 0,87 0,85 4,29 0,85a

R3 0,90 0,92 0,82 0,84 0,91 4,39 0,88a

R4 0,51 0,76 0,73 0,72 0,55 3,27 0,65b

Keterangan : Superskrip yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata (p<0,01)


Foto : Verawati

tersenyumlah seperti kami, tertawalah seperti kami, tataplah dunia seperti mata kami menatapnya, dan ...... kesedihan akan berlalu begitu saja Iklan layanan ini dipersembahkan oleh LPM Mafaterna yang selalu tersenyum untuk semua

Citra Kreasi Motivasi dan Inovasi

25


T

EKNIK TUNGGAL KELAMIN (MONOSEX) PADA IKAN NILA

Reporter : Merlin Hapsari S. Pt, Faris Hamzah, Siget Febrianto, Indah Puspita S. Pt Penulis : Merlin Hapsari S. Pt Foto : Faris Hamzah

Teknik Tunggal Kelamin

4 cara untuk menghasilkan benih ikan nila jantan yaitu : 1. Secara manual (sortasi/ seleksi) 2. Kawin silang antar sepesies 3. Menjantankan (masku linisasi) dengan rangsangan hormon 4. Manipulasi Kromosom

Mafaterna vol.20/III/2010/46

26

ILPOP


G

ulungan awan mendung dari timur membuat cuaca hari itu Jumat (24/07) tidak secerah biasanya, hawa dingin pun ikut mengiringi perjalanan kami. Tepat pukul 15.30 WIB rombongan kami mulai bergerak meninggalkan kampus yang sudah tampak sepi menuju Balai Benih Ikan (BBI) Punten yang terletak di Kota Batu untuk mencari informasi tentang teknologi tunggal kelamin (monosek) pada ikan nila. Suara bising kendaran yang saling bersahut-sahutan ikut mewarnai perjalanan kami. Memasuki kawasan Kota Batu kami disambut oleh bunga-bunga yang berjajar indah di sepanjang kiri kanan jalan. Indahnya pemandangan membuat kami tak ingin melewatkan panorama kota batu yang begitu menyejukkan mata. Ditambah lagi dengan sejuk khas pegunungan yang memang sudah menjadi ciri khas dari kota Batu membuat lengkapnya suasana indah hari itu. Sesampainya di sana kami pun mulai menggali sedikit demi sedikit informasi tentang ikan nila dan teknik monosex, yang ternyata sejak pertama kali di datangkan dari Taiwan pada tahun 1969 ikan nila langsung bisa menarik perhatian para pembudidaya karena ikan nila mempunyai pertumbuhan yang relatif cepat dan pemeliharaannya pun bisa dibilang tidak begitu susah. Kedekatannya secara biologis dengan ikan mujair membuat ikan nila memiliki kesamaan secara morfologi termasuk dalam hal teknologi budidaya. Pada awal kedatangannya ikan nila mampu tumbuh lebih dari 500 gram/ekor dalam waktu 3 sampai 4 bulan. Namun, beberapa tahun kemudian terjadi penurunan kualitas pada ikan nila yaitu untuk memperoleh ukuran tertentu dibutuhkan waktu yang lebih lama dari sebelumnya. Keadaan ini membuat semakin sulitnya menyediakan ikan untuk kebutuhan pasar ekspor yang memerlukan ukuran minimal 600 gram. Penurunan kualitas tersebut disebabkan karena setiap orang dengan mudahnya melakukan penangkaran dan ikan dari penangkaran tersebut dibesarkan kemudian dikawinkan. Hasil benih itu oleh penangkar lain dikawinkan lagi. Akibatnya, kesalahan kolektif tersebut menurunkan mutu gen dan berdampak pada pertumbuhan yang tidak sama dengan saat awal kedatangannya. ”Sebenarnya ikan nila merupakan salah satu komoditas budidaya yang mempunyai prospek pasar yang luas” ujar pak Budi yang kami wawancarai sore itu. Permintaan pasar ikan nila saat ini semakin meningkat, karena selain harganya murah tekstur filet ikan nila yang padat menyerupai ikan kakap sehingga dianggap sebagai makanan pengganti ikan kakap. Ikan nila jantan dan betina mempunyai perbedaan yang sangat nyata yaitu dalam hal kecepatan pertumbuhan, tingkah laku, saat mencapai dewasa, warna, bentuk dan ukuran maksimal individu yang dapat dicapai. Jika pada ikan mas

betina mampu tumbuh lebih cepat dari pada jantan namun, pada ikan nila yang mempunyai pertumbuhan lebih cepat adalah ikan jantan. Masalah umum yang dihadapi para pembudidaya ikan nila adalah kemampuan reproduksinya yang luar biasa dan sukar terkontrol sehingga sering terjadi inbreeding yang dapat menurunkan kualitas pertumbuhan secara genetik. Maka untuk mengatasi hal tersebut perlu dilakukan budidaya ikan secara tunggal kelamin yaitu dipelihara jantan saja atau betina saja tergantung jenis ikan yang akan dipelihara. ������ Untuk ikan nila lebih baik jika hanya memelihara ikan jantan saja. Ada 4 cara untuk menghasilkan benih ikan nila jantan yaitu :

Secara manual (sortasi/seleksi)

Cara manual ini merupakan cara yang paling sederhana karena hanya menuntut pengetahuan dan ketrampilan petani dalam hal membedakan jenis kelamin ikan nila. Organ sex ikan nila sudah bisa dikenali secara jelas ketika ikan nila sudah mencapai ukuran panjang 10 cm (20 g/ekor). Untuk mengetahui ikan nila itu jantan atau betina dapat dilakukan dengan cara memeriksa sexsual papilla yang berada pada sisi ventral tubuh ikan nila. Alat kelamin jantan ikan nila berupa satu lubang di papilla yang berfungsi sebagai muara urine dan sperma (urogenital pore) yang terletak setelah lubang anus. Sedangkan alat kelamin betina terdiri dari 2 lubang di papilla. Lubang yang satu untuk muara urine (ureter) dan yang satu untuk pengeluaran telur (oviduct), terletak setelah anus. Jadi pada ikan nila jantan terdapat dua lubang yaitu anus dan urogenital sedangkan betina terdapat tiga lubang yaitu anus, oviduct dan ureter. Cara ini jelas memakan banyak waktu karena petani harus memeriksa dengan teliti satu per satu mana ikan jantan dan mana ikan betina.

Kawin silang antar sepesies

Berdasarkan penelitian dari puslitbangka pada tahun 1991 hibridasi antar spesies dalam genus Oreochromis dapat menghasilkan keturunan pertama (F1) yang hampir 100% jantan (Suyanto, 1991). Namun, hibridasi dapat menghasilkan keturunan yang sifat-sifatnya kurang baik dan sangat bervariasi. Sisi negatif akan muncul bila terjadi kawin antar individu hibrida (F1) secara inbreeding. Jika kawin liar berlanjut dapat mengakibatkan langkanya ikan galur murni dan menghasilkan benih kerdil. Kendala lain adalah sukarnya memperoleh induk-induk galur murni dari spesies-spesies yang akan dikawinsilangkan.

Menjantankan (maskulinisasi) dengan rangsangan h hormon

Maskulinisasi ikan nila adalah suatu roses pembenCitra Kreasi Motivasi dan Inovasi

27


tukan jenis kelamin jantan dimana larva-larva ikan nila baru berumur 7-19 hari dirangsang dengan hormon Metil Testosteron (MT) untuk membentuk jenis kelamin jantan. Hormon yang biasa digunakan untuk maskulinisasi adalah Metil Testosteron. Ada 2 cara untuk maskulinisasi dengan rangsangan hormon : a. Dipping / Perendaman, yaitu dengan cara direndam dalam larutan MT. Larva ikan nila yang direndam yaitu sebelum berumur 21 hari. Hormon dilarutkan dalam air dengan dosis 5 ppm. Larva ikan nila direndam selama 6 jam setelah itu dikeluarkan dari bak perendaman dan sudah bisa ditebar di kolam pembesaran. Cara perendaman ini bisa merubah ikan nila menjadi jantan sebesar 80-90%. b. Metode oral atau perlakuan pakan berhormon, yaitu pakan dicampur dengan hormon dengan dosis 60 ppm diberikan selama 21 hari. Sebelum hormon ditambahkan kedalam pakan terlebih dahulu dilarutkan dalam alkohol, volume alkohol disesuaikan dengan dosis hormon. Sebagai contoh hormon MT ditakar sebanyak 15 mg (1/8 bagian sendok teh) untuk volume alkohol yaitu untuk alkohol 95% = 15 mg hormon MT : 7,5 ml alkohol. Untuk alkohol 75% = 15mg MT : 9 ml alkohol (Âą ½ strip batang korek api). Selanjutnya larutan hormon-alkohol tersebut dituang dalam pakan atau pellet yang sudah dihaluskan terlebih dahulu sedikit demi sedikit, dimana sebagai patokan dasar pellet yang dibutuhkan sebanyak 1kg/dosis hormon, sehingga dosis hormon MT dalam pakan menjadi 15mg hormon MT dalam 1 kg pellet halus. Adonan tersebut dianginanginkan sampai benar-benar kering dan bau alkohol hilang. Kemudian adonan tersebut dimasukkan dalam kantong plastik tertutup dan dapat disimpan selama 2 bulan. Maskulinisasi dengan menggunakan hormon sebenarnya sudah banyak masyarakat yang menggunakan cara ini untuk mendapatkan ikan nila jantan. Namun akhir-akhir ini terdapat larangan dari dinas kesehatan untuk maskulinisasi dengan hormon karena dikhawatiran adanya residu hormon yang tertinggal di dalam daging. â€?tapi belum tahu juga mbak benar atau tidak hormon itu meninggalkan residu di dagingâ€? ujar bapak yang memakai baju dinas dan duduk di sebelah kami. Kebenaran adanya residu juga belum bisa dipastikan karena aplikasi penggunaan hormon dilakukan pada saat ikan nila masih dalam bentuk larva, sedangkan ikan dipelihara sampai panen membutuhkan waktu 4-5 bulan. Benarkah dalam kurun waktu tersebut masih ada residu dalam daging????itu belum pasti. Besarnya permintaan pasar terhadap ikan nila sangat luar biasa. Setelah ada larangan menggunakan hormon masyarakat petani banyak yang kebingungan harus memakai metode apa lagi untuk membuat ikan nila dalam tunggal kelamin.

permintaan pasar masih belum tercukupi secara maksimal. Dari keempat cara diatas untuk memproleh ikan nila jantan paling efektif, efisien, mudah diterapkan dan relatif murah biayanya ditingkat petani adalah secara manual dan maskulinisasi dengan hormonal. Dianjurkan untuk para petani supaya memelihara ikan nila jantan karena nila jantan memiliki pertumbuhan yang cepat dibanding betina. Disamping itu ikan nila jantan ukuran tubuhnya relatif lebih besar dibanding betina dan dagingnya lebih tebal sehingga jika dipasarkan akan lebih menguntungkan bagi para petani.

Mafaterna Community Circle Menerima Karya tulis dari mahasiswa peternakan di luar ke anggotaan LPM Mafaterna, tulisan berkaitan dengan agrokomplek, disertai data-data literatur dan lapang (wawancara). Mafaterna akan mengganti biaya dalam proses reportase. Mafaterna juga menerima pemasangan iklan dengan ketentuan yang telah ditentukan oleh redaksi

Manipulasi Kromosom

Melakukan manipulasi kromosom harus didasari pada ilmu genetika yang mendalam. Hal ini baru dapat dilakukan oleh para ahli genetika dan memakan waktu yang lama, tingkat ketelitian yang tinggi dan biaya yang mahal. Hasil kerja sama ahli pembiakan ikan pada Balai Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar dan IPB menemukan ikan nila supermale atau ikan nila jantan super melalui teknologi rekayasa kromosom. Ikan nila ini memiliki kromosom sex yang bersifat homogamet (YY) tidak seperti ikan nila jantan pada umumnya yang mempunyai kromosom sex heterogamet (XY). Ikan nila supermale tersebut jika dikawinkan dengan ikan nila betina biasa akan menghasilkan keturunan jantan semua. Dengan demikian, Nila jantan super mampu mengganti peran hormonal. Namun, saat ini distribusi ikan nila supermale masih belum merata sehingga Mafaterna vol.20/III/2010/46

28

LPM Mafaterna Sekber Kav.III Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 085649830400


POTENSI MAGETAN KEBANGGAN INDONESIA

Reporter : Wiratmoko Penulis : Wiratmoko Foto : Wiratmoko Keindahan alam dan keunikan kerajinan tangan menjadi modal utama kota Magetan untuk dikenal, berharap dapat meningkatkan mutunya dan menciptakan peluang usaha di kalangan masyarakat, Magetan terus berkembang. seperti apa Magetan sekarang dan kemajuan dibidang apa saja yang terus digali?

K

etika mendengar kata “Gunung Lawu� mungkin yang ada dibenak kita akan membayangkan keindahan yang terdapat di Gunung Lawu itu sendiri mungkin juga pikiran kita akan terarah kekota yang ada disekitar kaki Gunung Lawu, diantaranya: Magetan,Ngawi dan kota-kota yang ada di Jawa Tengah. Pada kesempatan kali ini kita akan membahas tentang obyek wisata dan wisata alternative yang ada di kota Magetan. Dari kota Madiun kita akan menempuh jarak kurang lebih 10 Km untuk sampai kota Magetan. Ketika kita sampai gapura yang bertahtakan kata-kata “selamat datang di kota magetan� hawa sejuk akan menyapa kulit kita. Kalau baru pertama kali mengunjungi kota Magetan dan dirasa belum mengetahui jalurnya, tidak perlu risau karena sudah ada penunjuk arah yang cukup jelas. Berdasarkan Magetan Regency Tourism Map ada beberapa obyek wisata diantaranya: Air Terjun Jarakan, Air Terjun Watuondo, Air Terjun Pundakkiwo, Telaga Sarangan dan Telaga Wahyu. Obyek-obyek wisata tersebut terdapat di kaki Gunung Lawu sehingga tidak heran jika menemui tanjakan, turunan dan tikungan yang tajam. Itu bukanlah suatu hal yang perlu dikhawatirkan, karena Pemerintah daerah setempat sudah melakukan pembenahan dan perbaikan infrastruktur menuju obyek wisata tersebut. Jadi medan seperti itu akan terasa menjadi suatu kenikmatan tersendiri sebelum mencapai obyek wisata tujuan. Di magetan, khususnya

di daerah obyek wisata temperatur udaranya tergolong dingindingin sejuk. Sehingga banyak wisatawan dari kota lain yang berkunjung ke Magetan untuk melepas penat dan mencari kepuasan batin dengan menikmati obyek wisata. Setelah puas mengelilingi dan menikmati obyek wisata yang ada, mungkin tubuh anda terasa capek dan lemas. Jangan khawatir disekitar sarangan banyak terdapat rumah penginapan yang harganya cukup terjangkau. Jika kita tidak ingin singgah dulu untuk istirahat, perjalanan bisa dilanjutkan ke Jln. Sawo kota Magetan. Jln. Sawo merupakan salah satu jalan/lokasi di kota Magetan yang memiliki karakter tersendiri. Karakter tersebut terbentuk karena salah satu produknya menjadi ikon kota Magetan. Sejak tahun 2002 di jln. Sawo berdiri Perkampungan Kerajinan Kulit yang terdiri dari 12 klaster atau toko yang memiliki hasil kerajinan. Satu tahun setelahnya mereka (pengerajin kulit di jln. Sawo) berupaya untuk booming. Sesuai dengan ketentuan pemerintah setempat, harus ada system kelembagaan yaitu: koperasi,BDS (bussines development service) dan sentra. DiCitra Kreasi Motivasi dan Inovasi

29


mana sentra disini adalah obyeknya,sebagai subyeknya adalah koperasi dan BDS sebagai lembaga pendamping/lembaga yang menangani. pada tahun 2003 nama Perkampungan Kerajinan Kulit diubah menjadi Sentra Kerajinan Kulit. Kulit sendiri menjadi ikon kota Magetan sejak tahun 1887, pada tahun itu ikon Magetan bukan kerajinan kulitnya tetapi penyamakan kulit. Dimana kegiatan penyamakan kulit dibina oleh APKI (Asosiasi Penyamak Kulit) dan kegiatan kerjinaan kulit dibina oleh ASPEK (Asosiasi Perajin Kulit). Setelah berkembang, perajin kulit meningkatkan jenis usahanya dahulu hanya alas kaki (sandal dan sepatu) setelah mendapat pasar mereka berusaha berkembang dengan mengerahkan skill menjadi bermacammacam produk diantaranya: sandal,sepatu,tas,jaket,ikat Mafaterna vol.20/III/2010/46

30

Produk Lokal : hasil kerajinan yang menjadi kebanggaan kota Magetan. kualitasnya pun dijamin tak kalah dengan produk luar pinggang,dompet,topi,asesoris dan lain-lain. Dahulu Sentra Kerajinan Kulit menggunakan 2 metode dalam memasarkan produknya yaitu market aktif dan market pasif. Yang dimaksud market aktif adalah setiap home industri mempunyai jaringan pasar sendiri-sendiri, sedangkan market pasif adalah menanti kunjungan dari wisatawan. Setelah booming tepatnya tahun 2003 dan setelahnya,mau tidak mau karena keterbatasan tenaga kerja merubah metode pemasaran dari aktif dan pasif menjadi pasif saja dengan catatan tidak berhenti promosi bagaimana cara mendatangkan konsumen ke Sentra. Untuk menarik konsumen Sentra Kerajinan Kulit kerjasama dengan PHRI,kawasan wisata,arena pameran dan sebagainya. Agar mungunjungi jln. Sawo sebagai wisata alternative setelah mengunjungi Telaga Sarangan sebagai wisata utama. Meski wisata alternatife,jln. Sawo tetap ramai dikunjungi wisatawan karena kerajinan kulitnya yang memiliki karakter dan sampai sekarang tetap mendapat apresiasi dari konsumen. Dahulu sentra yang ada di jln. Sawo mengalami kesulitan dalam mencari pasar, tetapi sekarang malah kebanjiran pengunjung. “Untuk memenuhi keinginan konsumen kami dituntut prinsip pemasaran yang baik diantaranya ready stock/setiap saat konsumen datang barang harus selalu tersedia dan ciri produk�, ujar salah satu pemilik toko sekaligus perajin yang ada di jln. Sawo. Setiap home industri di jln. Sawo memiliki ciri khas/karakter sendiri-sendiri artinya model terus berkembang. Mekanisme pemasaran juga mulai dilayani eceran, artinya pesan atau beli langsung harganya sama. Bedanya jika pesan kita bisa memilih model,warna,ukuran,sol (tali) dengan harga yang sama. Pertama kalinya barang yang diproduksi adalah terompah dan ikat


pinggang, para perajin kulit mencoba mengembangkan diri menjadi kawasan yang ramai. Pada 8 juli 1997 ketika Indonesia dilanda krisis, kerajinan kulit di jln. Sawo mengalami booming. Tahun 1997 hanya terdapat 6 klaster sekaligus home industri tetapi sekarang sudah terdapat 30 klaster dengan rincian 14 klaster dengan kerajinan asli (memproduksi sekaligus memasarkan) selebihnya hanya memasarkan produk. Industri kulit memiliki kendala yaitu minat masyarakat sekitar untuk terjun dibasic industry seperti ini masih minim. Tahun 2002 prose produksi masih sangat tradisional, 100% hand made, antara tahun 2002-2010 perajin kulit yang ada di jln. Sawo telah berkomunikasi dengan DISPERINDAG dan Pemerintah Kabupaten/propinsi untuk pengadaan peralatan produksi. Sampai sekarang sudah mendapat tanggapan dan telah turun sebagian peralatan pokok, yaitu berupa peralatan pokok dan peralatan penunjang. Yang dimaksud peralatan pokok untuk kulit diantaranya mesin jahit kulit,oven guna merekatkan lem dan mesin pres. Jadi kalau mau dinilai seberapa hasil kerajinan kulit di Magetan bisa dikatakan 60% semi mekanis, sisanya karena terbentur harga peralatan yang mahal. Untuk memenuhinya akan melalui UPTD (Unit Pelaksanaan Teknis Daerah). Pada hari-hari tertentu Sentra Kerajinan Kulit di Magetan mengalami kebanjiran pengunjung dibagi menjadi 3 kategori diantaranya ramai minimal yaitu tanggal merah berurutan missal (hari sabtu,minggu dan senin) dan lainnya, ramai sedang yaitu libur sekolah dan hari raya missal (nataltahun baru). Waktu yang paling ramai yaitu lebaran mulai hari pertama sampai H+10. Khusus lebaran buka mulai pukul 06.30-23.30 atau sampai konsumen habis, saat lebaran sendiri tidak ada istilah senggang mulai toko dibuka sampai ditutup antrian pengunjung akan terus terlihat. Untuk hari biasa buka

mulai pukul 07.30-20.00. Pemerintah dearah menjembatani masalah pameran, diklat/pelatihan dan sumber informasi. Peran lain dari Pemerintah adalah sebagai fasilitator dan regulator, yang dimaksud regulator adalah Pemerintah berperan dalam mengatur agar tidak terjadi pencemaran lingkungan karena banyaknya produsen kerajinan kulit. Untuk menarik minat pengunjung ada 2 langkah yaitu: 1. Metode catalog, setiap pengunjung yang datang dan berpotensi mereka memberikan perlakuan yang lebih. Berpotensi yang dimaksud adalah konsumen yang tidak sekedar melakukan kunjungan biasa (hanya membeli) tetapi berminat menjadi agen mereka tidak akan menyia-nyiakan, mereka akan memberikan tawaran yang menarik. Contoh mereka akan memberikan catalog model kelak bisa jadi referensi. Hal seperti itu sangat sering terjadi karena harga produk kerajinan kulit di Magetan paling murah jika dibandingkan dengan daerah lain di Indonesia. 2. Tampil aktif dalam pameran, terutama pameran diluar kota secara all out untuk menarik minat konsumen datang ke Magetan umumnya dan sentra industry khususnya atau inilah sedikit contoh hasil kreasi dari Magetan. Menurut Drs. Winarti yang menjabat sebagai Kasi Industri Kerajinan dan Sandang menjelaskan bahwa di Magetan terdapat lebih dari 100 unit kerajinan industry kulit. Dalam produksi maupun pemasaran mereka mendirikan kelompok/sentra dan ada yang individu. Contohnya di Jln. Sawo merupakan sentra dari kerajinan kulit yang ada di Magetan, kalau yang bersifat individu tersebar di beberapa daerah di Magetan salah satunya Ds. Cepoko. Untuk barang yang paling laris atau paling dicari oleh konsumen tergantung musimnya, Citra Kreasi Motivasi dan Inovasi

31


kalau musim liburan sekolah yang laris sepatu sekolah, untuk libur lebaran yang paling dicari sandal, dan untuk libur tahun baru sepatu kasual/sepatu santai. Jadi pengerajinpun harus tanggap sesuai dengan musim liburannya. Sentra Kerajinan Kulit di Magetan yang diutamakan adalah pesanan, misalnya setiap hari memproduksi 100 pasang sepatu maka 50 pasang untuk pesanan dan 50 pasang lagi untuk ready stock, artinya pesanan partai yang mempunyai agen diluar kota maupun pemesanan eceran itu yang harus diutamakan. Bagaimanapun telah menjadi komitmen bersama bahwa pesanan baik partai maupun eceran itu yang harus didahulukan. Selama ini kendala yang dialami adalah dalam hal pemenuhan kapasitas produksi. Sebagai contoh liburan kemarin, konsumen tidak memperdulikan model seperti apa asalkan ukuran cocok langsung ambil, untuk masalah harga kebanyakan konsumen tidak terlalu memikirkan karena harganya sangat murah. Sebelumnya di Magetan yang terkenal bukan kerajinan kulitnya tetapi industry penyamakan kulit. Di Indonesia hanya terdapat 2 tempat penyamakan kulit yaitu Magetan (Jawa Timur) dan Garut (Jawa Barat). Kedua kota tersebut mempunyai segmen pasar sendiri-sendiri, untuk Magetan melakukan penyamakan kulit hewan besar (sapi,kerbau,kuda dan lainnya), untuk Garut sendiri melakukan penyamakan kulit hewan kecil seperti ular,biawak,katak,ikan pari dan lainnya. Untuk pasar sendiri, untuk Magetan mulai Jogja ketimur sampai papua dan untuk Garut pasarnya meliputi Jogja kebarat sampai Aceh. Kalau kita mau bergerak dibidang industry kerajinan kulit perlu skill/ kemampuan dari nol membutuhkan waktu minimal 4 tahun. Bahan baku untuk kerajinan kulit di Magetan keseluruhannya berasal dari Magetan itu sendiri, minta motif,warna,corak seperti apa dan ketebalan berapa semua tersedia di Magetan. Bahan penunjangpun tersedia di Magetan, di Magetan terdapat 2 grosir basar yang suatu dibutuhkan selalu ada. Prestasi yang pernah dicapai oleh Sentra Kerajinan Kulit Magetan adalah Peringkat Pertama dalam Basic Kunjungan Alternatif tingkat nasional, peringkat 2 lomba Cukai nasional 4 ali berurutan, peringkat Pertama lomba Animo Masyarakat tingkat propinsi, lomba desain, lomba young enteprenour dan masih banyak lainnya. Untuk model pesanan katakanlah barangnya sangat bagus,mereka tidak mungkin membuat lebih dari pesanan dan waktu yang dibutuhkan kurang lebih 1 minggu selesai sebenarnya dalam waktu 2 hari saja sudah jadi tetapi waktu yang lama tersebut tersita oleh antrian. Kunjungan wisatapun tidak bisa diplot dari salah satu instansi ataupun daerah, karena wisatawan datang dari berbagai daerah dan untuk masyarakat lokal sendiri jarang ditemui. Yang diutamakan dari produk Magetan yaitu kuatnya, untuk model produk Magetan bisa dikatakan masih ketinggalan. Jadi bisa dikatakan produk magetan itu “lowet� (olo-olo tapi awet). Pengunjung paling dekat kebanyakan datang dari kota Madiun kota tetangga yang letaknya disebelah timur kota Magetan. Segmen pasar produk kerajinan kulit Magetan kebanyakan adalah wanita. Dan umumnya adalah sandal dan tas. Di Magetan sendiri banyak kerajinan dan industry yang berkembang diantaranya: industry penyamakan kulit,kerajinan kulit,kerajinan anyaman bambu,komoditi genteng,batu merah dan gerabah,industry makanan olahan,kerajinan logam,industry sandang dan komoditas lainnya meliputi meuble,cendera mata,grafik kaca dan songkok rajut. Jadi jika anda berkunjung ke obyek wisata di Magetan jangan lupa singgah di Sentra Kerajinan Kulit yang ada di jln. Sawo Kabupaten Magetan. Akhirnya kami mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang membantu penyelesaian majalah fakultas peternakan mengenai industry Mafaterna vol.20/III/2010/46

32

kerajinan kulit di Kabupaten Magetan.

Telaga Sarangan : Salah satu tempat wisata andalan yang dimiliki Magetan. Masih banyak lagi obyek wisata yang dimiliki seperti air terjun Jarakan, air terjun Watuondo, air terjun Pundakkiwo, dan, telaga Wahyu.


Citra Kreasi Motivasi dan Inovasi

33


INTIPS

pas kelapa, tepung ikan, dsb) dengan EM (Efektive Microorganism). Biasanya bokashi ditemukan dalam bentuk serbuk atau butiran. Bokashi sudah digunakan para petani Jepang dalam perbaikan tanah secara tradisional untuk meningkatkan keragaman mikroba dalam tanah dan meningkatkan persediaan unsur hara bagi tanaman. Secara tradisional bokashi dibuat dengan cara menfermentasikan bahan organic seperti dedak dengan tanah dari hutan atau gunung yang mengandung berbagai jenis mikroorganisme. Bahan dasar pupuk organik, baik dalam bentuk kompos maupun pupuk Foto : Istimewa kandang dapat berasal dari limbah pertanian, seperti jerami, dan sekam padi, kulit kacang tanah, ampas tebu, batang jagung, dan bahan hijauan lainnya. Sedangkan kotoran ternak yang banyak dimanfaatkan adalah kotoran sapi, kerbau, kambing, ayam, itik dan babi. Disamping itu, dengan berkembangnya pemukiman, perkotaan dan industri makan bahan dasar kompos makin beranekaragam seperti dari tinja, limbah cair, sampah kota dan pemukiman.

PEMANFAATAN LIMBAH PERTANIAN DAN PETERNAKAN SEBAGAI PUPUK BOKHASI Reporter : Wiratmoko Penulis : Wiratmoko

P

erhatian masyarakat terhadap soal pertanian dan lingkungan beberapa tahun terakhir ini menjadi meningkat. Keadaan ini disebabkan karena semakin dirasakannya dampak negatif yang besar bagi lingkungan, dan jika dibandingkan dengan dampak positifnya bagi peningkatan produktivitas tanaman pertanian pengaruh bahan kimia tersebut tidak sebanding. Bahan-bahan kimia yang selalu digunakan untuk alasan produktivitas dan ekonomi ternyata saat ini lebih banyak menimbulkan dampak negatif baik bagi kehidupan manusia dan lingkungan sekitarnya. Penggunaan pupuk, pestisida, dan bahan kimia lainnya yang terus menerus dapat merusak biota tanah, keresistenan hama dan penyakit, serta dapat merubah kandungan vitamin dan mineral beberapa komoditi sayuran dan buah. Hal ini tentunya jika dibiarkan lebih lanjut akan berpengaruh fatal bagi siklus kelangsungan kehidupan, bahkan jika sayuran atau buah yang telah tercemar tersebut dimakan oleh manusia secara terus menerus, tentunya akan menyebabkan kerusakan jaringan bahkan kematian. Bertitik tolak dari hal tersebut, saat ini banyak masyarakat yang mengkonsumsi sayuran dan buah terutama komoditi segar yang bebas bahan kimia. Mereka lebih suka membeli sayuran dan buah yang bolong-bolong (berlubang) akibat diserang hama penyakit daripada sayuran dan buah segar yang mulus tetapi banyak disemprot bahan kimia. Melihat kecenderungan masyarakat tersebut, salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam bidang pertanian adalah mengembangkan pertanian dengan sistem pertanian organic yang prinsip pengelolahannya “kembali ke alam”. Salah satu caranya dengan menggunakan pupuk alami yang memanfaatkan limbah pertanian dan peternakan sebagai bahan dasar pembuatan pupuk tersebut dan sering disebut ”pupuk bokhasi”. Salah satu bentuk pupuk organik yang sekarang sedang banyak digunakan adalah pupuk bokashi. Bokashi adalah suatu kata dalam bahasa Jepang yang berarti “bahan organik yang telah difermentasikan”. Pupuk bokashi dibuat dengan memfermentasikan bahan-bahan organik (dedak, am-

Mafaterna vol.20/III/2010/46

34

Bahan-bahan dan cara pembuatannya sebagai berikut: Bahan Pembuatan Pupuk Bokasi : 1. 2 karung pupuk kandang (kotoran ternak, sudah kering) 2. 2 karung merang (kulit padi) 3. 10 kg. dedeg (bekatul) 4. 2 tutup botol EM 4 (Efektive Microorganisme 4) 5. 4 tutup botol tetes molase (tetes tebu / gula cair) 6. 5 liter air Proses Pembuatan : A. Bahan No. 1, 2, dan 3 dicampur / diaduk-aduk hingga merata B. Bahan No. 4, 5, dan 6 dicampur / diaduk-aduk dan diratakan Setelah itu bahan A diberi air bahan B dengan cara dicimpratkan, setelah merata tutup dengan karung, usahakan jangan sampai kena matahari langsung (agar tidak terlalu panas). Diamkan ± 4 hari dan setiap ± 4 jam dicek suhu, usahakan suhu jangan sampai melebihi 100 derajat. Hasil Pupuk Setelah jadi pupuk siap untuk digunakan sebagai media tanam atau dicampurkan pada tanah agar lebih menyuburkan tanaman. Kalau bisa dibungkus dengan plastik ± 5 kg dan siap untuk dipasarkan maupun digunakan sendiri. Pada prinsipnya, peranan pupuk bokashi hampir sama dengan pupuk organik lainnya seperti kompos, namun pada bokashi EM pengaruhnya dipercepat dengan adanya penambahan mikroorganisme efektif. Bokashi dapat digunakan 3-14


Foto : Faris Hamzah hari setelah perlakuan (fermentasi). Bokashi dapat digunakan untuk meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman meskipun bahan organiknya belum terurai seperti pada kompos. Bila bokashi dimasukan kedalam tanah, bahan organiknya dapat digunakan sebagai pakan oleh mikroorganisme efektif untuk berkembangbiak dalam tanah, sekaligus sebagai tambahan persediaan unsur hara bagi tanaman. EM yang digunakan dalam pembuatan bokashi sangat berguna sekali dalam perbaikan sifat fisik, kimia dan biologi tanah, juga dapat menekan pertumbuhan hama dan penyakit yang merugikan tanaman. Dengan demikian penggunaan bokhasi EM baik secara langsung maupun tidak, sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman pertanian termasuk padi , palawija dan sayuran.

Citra Kreasi Motivasi dan Inovasi

35


SI “KECIL”

k

etika para akademisi peternakan dihadapkan oleh pilihan usaha peternakan, sebagian besar yang terlintas dibenak mereka adalah beternak sapi, domba, kambing, ayam dan itik, hal tersebut bisa dipastikan mengingat mata kuliah yang diberikan ketika duduk di bangku kuliah ataupun dilapang, hal yang dipelajari mengenai ternak ruminansia dan ternak unggas. Sedangkan untuk aneka ternak seperti lebah, kelinci, dan jenis aneka ternak lainnya hanya dipelajari sebatas pengetahuan dasar saja. Padahal jika ditelisik lebih dalam Mafaterna vol.20/III/2010/46

36

hewan-hewan yang tergolong aneka ternak ini jika dikembangkan bisa menghasilkan sebuah keuntungan yang lebih besar dengan modal yang masih bisa dijangkau. Bahkan jika dibandingkan modal beternak hewan ruminansia dan aneka ternak, modal yang besar terletak pada peternakan ruminansia. Oleh karena itu tidak ada salahnya sebagai akademisi peternakan kelak mencari prospek peluang usaha paling tidak memperhatikan segi kemudahan penanganan ternak dan kebutuhan modal awal yang tidak terlalu besar.


PUYUH, ” YANG BERKUALITAS

BUDIDAYA

Reporter : Merlin Hapsari S. pt, Indah Puspita S. pt, A Mushofa S. pt, Faris Hamzah Penulis : Faris Hamzah Foto : A Mushofa S. pt

Memiliki bentuk tubuh yang kecil membuat burung puyuh kalah pamor dengan unggas bertubuh besar lainnya seperti ayam, kalkun dan itik. Padahal jika ditelisik lebih jelas, beternak hewan berdarah panas ini memilki keuntungan yang tidak kalah dengan ternak-ternak lainnya, bahkan terlihat lebih simpel dalam pembudidayaannya. Hal ini dibuktikan oleh Agung yang sukses beternak burung puyuh

Salah satu peluang usaha yang masih belum tergali potensinya adalah budidaya burung puyuh. Mengapa ternak ini masih belum menjadi sebuah pilihan peluang usaha? Padahal tersimpan berbagai potensi yang dapat dikembangan dan dikelolah dalam usaha peternakan ini. Salah satu yang menyebabkan hewan ini kalah pamor adalah masih banyaknya calon peternak yang kurang antusias akan manfaat dan keuntungan beternak puyuh. Selain itu kurang familiarnya budidaya puyuh dikalangan masyarakat juga menyebabkan usaha budidaya puyuh

menjadi lesu. Padahal �������������������������������������������� hewan unggas yang masih digolongkan dalam aneka ternak ini menyimpan banyak potensi. Hal tersebut dibuktikan oleh Mochamad Agung salah satu peternak puyuh di kota Lumajang, di kota inilah budidaya puyuh menjadi sebuah komoditi yang berkembang dan menjadi prospek peluang usaha yang menjanjikan. Pria paruh baya ini tinggal di desa Sumberrejo kecamatan Candipuro kota Lumajang. Ia mulai mengenal dan membudidayakan puyuh sejak 7 tahun yang lalu. Awal ketertarikan Agung Citra Kreasi Motivasi dan Inovasi

37


Mafaterna vol.20/III/2010/46

38


beternak burung puyuh ketika ia membaca sebuah buku yang isinya mengenai tata laksana budidaya puyuh. Pada buku tersebut tertulis sebuah judul yang sempat membuatnya penesaran “Sikecil yang penuh potensi� judul itulah yang membuat Agung bergairah dan mengasah otaknya untuk mencari dan mengekspos potensi dari ternak kecil tersebut yang terlihat meragukan jika hewan itu memiliki banyak potensi. Berbekal dengan membaca buku mengenai dunia beternak puyuh dan mempelajari serta membandingkan antara beternak puyuh, beternak itik, sapi dan ayam. Akhirnya ia lebih tertarik beternak puyuh. Dengan menghitung efisiensi produksi antara ayam dan puyuh yang didapat yaitu ayam 25% sedangkan puyuh 50% jelas menurutnya puyuh lebih menjanjikan dibanding beternak ayam. Agung sendiri kurang begitu tertarik beternak sapi melihat dari modal yang dibutuhkan dengan estimasi pemeliharaan besar dan beresiko. “Unik� itulah yang dikatakan oleh pria yang memiliki hobi mengoleksi barang-barang antik. Salah satu keunikan puyuh sendiri adalah dari kemampuan produksi telurnya, jika dibandingkan dengan burung-burung sebangsanya, puyuh menempati urutan pertama dalam hal produksi telurnya. Dalam satu tahun puyuh mampu menghasilkan 250-300 butir telur dengan masa produksi 9 bulan. Selain itu ukuran tubuhnya yang kecil yang dianggap kurang proporsional sebenarnya malah menguntungkan, karena dengan bentuk tubuh yang seperti itu tidak membutuhkan lahan yang luas untuk proses pemeliharaannya. Untuk nilai gizi dari telur puyuh sendiri juga tidak kalah dengan telur-telur unggas lainya serta masih banyak lagi keunikan-keunikan lainnya yang masih tersembunyi. Agung sengaja tidak banyak menceritakan keunikankeunikan yang masih terpendam pada burung puyuh dengan harapan agar peternak mau mencarinya sendiri, sehingga jika peternak sudah menemukan keunikan tersebut maka peternak akan lebih sungguh-sungguh dalam beternak. Setelah mempertimbangkan beberapa analisisnya akhirnya Agung memutuskan untuk menjadi peternak burung puyuh. Ia mengawali usahanya dengan membeli 100 ekor puyuh siap telur. Sebelumnya ia mempersiapkan peralatan seperti kandang, sangkar, wadah air minum dan peralatan-peralatan pendukung lainya. Barulah puyuh didatangkan setelah sarana sudah terpenuhi semua Untuk populasi tiap sangkar burung puyuh kapasitasnya berjumlah 20 ekor dengan ukuran sangkar 90x50x25 cm dengan bentuk persegi panjang dan bingkainya terbuat dari Citra Kreasi Motivasi dan Inovasi

39


Dalam Sangkar : Puyuh yang sudah siap untuk produksi kayu dan sisi-sisinya terbuat dari kawat jaring. Selain sangkar juga terdapat penadah kotoran yang terletak di bawah sangkar yang terbuat dari karung beras. Kebutuhan lain yang tidak kalah penting adalah tempat minum puyuh. Khusus untuk tempat minumnya Agung menggunakan sistem full otomatis yang ia modifikasi sendiri, sehingga sistem penggunaannya bekerja secara otomatis tanpa mengisi wadah air minum satu persatu. Hal tersebut ia lakukan untuk mengefisiensi pekerjaannya agar tidak direpotkan oleh pemberian air minum yang bila menggunakan sistem manual (memberi air minum satu per satu) terlalu memakan waktu dan tenaga. Setelah peralatan kandang siap proses selanjutnya adalah mendatangkan bibit puyuh. Pendatangan bibit puyuh sendiri sebenarnya bervariatif. Peternak bisa membeli mulai dari awal menetaskan, grower dan puyuh siap telur. Agung sendiri awalnya membeli bibit dipeternak yang sudah berpengalaman. Menurut literatur yang ia baca membeli bibit telur sebaiknya didatangkan pada peternak yang bersertifikasi untuk menjamin kualitasnya tetapi setelah mempelajari sistem penetasan dan sistem pembibitan Agung sudah dapat menetaskan telur bibit sendiri, bahkan ia juga bisa memasarkan telur tetasnya ke pemesan atau calon peternak puyuh. Meskipun ia tidak memiliki sertifikat untuk menjamin kualitas telurnya tetapi ia sudah bisa memberikan garansi apabila pembeli tidak puas dengan telur bibitnya. Sedangkan untuk perawatan dari ternak puyuh Agung tidak begitu kerepotan, dengan jumlah populasi puyuh yang ia miliki sekarang sekitar 7500 ekor. ����������������������������� Ia melakukan semua rutinitas tanpa di bantu pekerja dengan hanya dibantu oleh anaknya saja. Karena menurutnya perawatan terbaik sendiri tergantung pada peternak itu sendiri, bagaimana peternak dapat mengefisiensikan perawatan sehingga tidak mempersulit dalam rutinitas beternak termasuk perawatannya. Untuk penetasan puyuh Agung memulainya dengan menggunakan mesin tetas yang ia buat sendiri. Yang pasti prinsip dari pembuatan mesin tetas adalah bahan yang digunakan serta teknik penggunan mesin tetas harus bisa menjaga kestabilan suhu dan kelembaban yang sesuai dengan kebutuhan telur. Umumnya suhu yang dibutuhkan untuk proses penetasan sekitar 39,50C dengan kelembapan sekitar 50-60%. Mesin tetas bisa dibuat dari papan atau triplek dengan ukuran yang variatif. Sebagai sumber pemanas mesin tetas dapat menggunakan lampu listrik, minyak tanah atau gas. Selain itu, Mafaterna vol.20/III/2010/46

40

dalam mesin tetas dibutuhkan termometer dan hidrometer untuk menjaga suhu dan kelembabannya. Dalam mesin tetas juga ditambahkan baskom, mangkok dengan menambahkan air didalamnya. Adapun rutinas yang dilakukan Agung dalam kesehariannya beternak puyuh, tiap hari ia memberi pakan pada ternak per ekor 22 gram per hari. Pakan itu diberikan pada pagi dan sore hari. 40% pakan ia berikan pada pagi hari dan 60 % diberikan pada sore hari dengan pertimbangan pada sore hari frekuensi waktu makan ternak lebih lama. Untuk pakan yang diberikan ke ternak ia mendatangkan di poultry shop yang ada yaitu berupa butiran lengkap khusus untuk burung puyuh. Pada dasarnya kebutuhan yang dibutuhkan puyuh meliputi protein, karbohidrat, lemak, vitamin, mineral, dan air. Begitu juga kadar kebutuhan pakan berbeda tiap umurnya. Khusus untuk puyuh kecil atau starter (0-3 minggu) ia memberikan pakan dengan kadar 25 % dan energi metabolisme 2900 kkal/kg. Setelah umur ternak mencapai fase grower kebutuhan protein yang dibutuhkan adalah 25% dan energi metabolisme 2600 kkal/kg. Sedang untuk puyuh petelur proteinnya 18% dengan energi metebolisme 2300 kkal/kg. Tidak perlu khawatir untuk memenuhi kebutuhan pakan tiap umurnya karena kandungan – kandungan tersebut telah tersedia pada pakan khusus puyuh yang dijual di poultry shop. Selain pemberian pakan, rutinitas lainnya seperti membuang kotoran puyuh, membersihkan kandang, dan membersihkan tempat minum ia lakukan sendiri, dan untuk membersihkan kotorannya biasanya dilakukan 3 hari sekali, sedangkan membersihkan wadah minumnya dilakukan 3-4 hari sekali. Hal yang tidak kalah penting dalam beternak adalah menjaga kesehatan ternak. Untuk menjaga kesehatan ternak pria penghobi off road ini melakukan vaksinasi pada umur 7-10 hari. Sebelum memberikan vaksinasi pada ternak, Agung memuasakan puyuhnya selama 2 jam. Setelah itu vaksin bisa diberikan lewat peroral ( air minum) dengan dosis separuh dari yang biasa digunakan untuk ayam. Ia sendiri memberikan vaksin untuk ternaknya per 3 bulan tepatnya pada umur 7 hari. Jika perkembangan puyuh bagus Agus melakukan vaksinasi lagi pada umur 40 hari. Untuk jenis vaksin yang digunakan adalah ND Lasota.

Brooder : puyuh yang belum produksi


Satu hal yang paling ditunggu oleh semua peternak adalah hasil panen. Hasil panen oleh puyuh sendiri melimpah diantaranya : telur konsumsi , telur bibit, bibit puyuh , daging, limbah baik limbah kerabang atau kotoran. Tetapi dalam usaha budidayanya Agung lebih mengkhususkan menjual hasil produksinya berupa telur konsumsi, telur bibit, dan bibit puyuh siap tetas. Meskipun begitu terkadang ia juga menjual puyuh pedaging hanya pada saat – saat tertentu seperti hari – hari besar. Dalam proses pemasarannya Agung tidak perlu ambil pusing. Ia sudah memiliki mitra sendiri untuk mengambil telur produksinya. Biasanya tiap satu minggu sekali pengepul datang mengambil hasil produksinya. Sedangkan untuk pemasaran telur tetas dan bibit puyuh ia pasarkan ketika ada peternak puyuh yang memesan telurnya dan ia juga memasarkan telur bibit dan puyuh bibit ke peternak hasil didikannya. Caranya ia mensosialisasikan terlebih dahulu tentang manfaat beternak puyuh, setelah banyak yang tertarik ia pun menjual bibit dan telur bibit kepada peternak dengan pengawasan kegiatan beternak tetap berada dibawah komandonya. Sekarang didesanya sudah banyak beternak puyuh yang dibimbing oleh Agung yaitu sekitar 20 peternak.� Begitu melimpahnya hasil dari budidaya puyuh ini, selain itu penganannya juga tidak begitu sulit tetapi didunia peternakan budidaya puyuh masih di anak tirikan “ sebagai peternak puyuh saya merasa iri karena untuk ayam saja penanganan mulai dari penetasan sampai pembesaran hingga ke pasar itu ditangani oleh pabrik dan PS. Berbeda dengan puyuh”

Nyumii : hasil dari produksi puyuh berupa telur. telur bisa direbus, digoreng atau bahkan digunakan sebagai bahan pelengkap masakan-masakan lain. telur puyuh bisa dinikmati saat santai di rumah. tutur Agung dengan santainya sambil menghisap rokok. Pria bergelar Drs akuntasi itu berharap ada yang memanajemen secara profesional agar puyuh ini lebih dikenal sehingga pamornya tidaka kalah dengan unggas lainnya. Selama ini menurutnya puyuh masih banyak yang meremehkan jangankan orang yang bukan peternak, peternak puyuhpun masih banyak yang meremehkan ternak kecil yang berprotensi ini sehingga mereka tidak mau sungguh – sungguh menjalankan usahanya. Akibatnya peternak harus jatuh bangun akibat dari ketidak konsistenannya dalam beternak. Memang benar, dikala harga telur melambung tinggi sekitar bulan Maret sampai lebaran peternak – peternak puyuh mulai bermunculan seperti jamur dimusim penghujan. Tetapi setelah habis lebaran peternakpun mulai berguguran akibat salah tafsir tentang

sharing : Sambil duduk santai Agung menjelaskan beberapa keuntungan beternak puyuh. peternak puyuh. Memang kebanyakan siklus beternak seperti itu, jadi Agung berharap bagi peternak – peternak yang ada dan peternak – peternak yang mulai usahanya hendaklah mulai komitmen dan tetap optimis dalam pekerjaan apapun tidak kecuali peternakan konsisitensi juga dibutuhkan. Fungsinya agar pasar percaya dengan produksi kita sehingga kita tidak kehilangan pasar. Tidak semuanya segala hal berjalan dengan mulus banyak juga kendala – kendala yang dihadapinya selama 7 tahun beternak puyuh. Kendala – kendala tersebut melengkapi perjuangannya menuju peternak puyuh yang sukses. Saat awal mula ia mulai beternak banyak tetangga – tetangganya yang merasa dirugikan akibat polusi udara yang disebabkan oleh bau dan kotoran puyuh. Tetapi berkat ketelatenan dan kesabaranya warga yang tadinya kontra dengan peternakannya akhirnya tidak lagi mempermasalahkan hal tersebut. Bahkan sekarang tidak sedikit warga yang mulai menapaki jejak Agung sebagi peternak. Tidak hanya itu masalah lainpun muncul bergantian. Ia pernah mengalami gagal tetas padahal ia harus memenuhi pesanan puyuh yang begitu banyak. Bahkan usaha ternaknyapun menjadi sasaran pencurian ” Mungkin pencurinya itu ingin beternak puyuh tetapi tidak punya modal untuk beternk” selentingnya sambil tersenyum kecut ditengah – tengah perbincangan. Setiap masalah pasti ada jalan keluarnya, tetapi masalah tersebut dapat selesai tergantung bagaimana kita berikhtiar, jika kita hanya pasrah mustahil masalah itu terselesaikan. Prinsip itulah yang membuat Agung menjadi pembudidaya puyuh yang sukses di desanya. Ia pun bersyukur dengan usahanya untuk mencukupi kebutuhan pokok keluarganya hingga menyekolahkan anak – anaknya sampai ke perguruan tinggi. Citra Kreasi Motivasi dan Inovasi

41


Dibalik “Besarnya� Manfaat Si “Kecil� PROTEIN SEL TUNGGAL Reporter : Shinta Tri N Penulis :Shinta Tri N

Dengan pemilihan mikroba yang tepat, melalui proses mikrobiologis dapat dihasilkan protein yang bermutu tinggi dan hasil serta kecepatan produksi yang tinggi.

D

unia memang tak selebar daun kelor, mungkin pepatah ini ada benarnya bila kita melihat semakin sempit dan kecilnya bumi yang kita tinggali. Pertambahan populasi manusia yang signifikan dengan tidak diimbangi dengan luasnya lahan semakin menjadikan bumi ini kian mungil. Hal tersebut juga nyata sekali dirasakan oleh para petani dan peternak di Indonesia. Semakin sempitnya lahan, populasi manusia yang membludak, kebutuhan hidup yang kian tinggi dan banyak lagi masalah hidup lainnya. Bidang peternakan khususnya, pakan ternak tetap menjadi permasalahan utama dalam beternak baik hewan ruminansia maupun nonruminansia. Dewasa ini, dengan perkembangan teknologi dan kualitas sumber daya manusia yang makin baik, banyak orang

yang mulai mengembangkan alternatif-alternatif baru dalam bidang pakan ternak untuk menutupi kebutuhan pakan ternak yang makin melambung, baik kuantitas maupun harga. Pakan ternak yang mudah diproduksi, kualitas yang baik dan harga yang mudah dijangkau peternak kecil tentu merupakan pekerjaan rumah bagi kita para insan peternakan. Kini teknologi bidang peternakan telah menemukan pakan ternak dengan kualitas baik, harga terjangkau dan mudah pengembangannya yang didapat dari pemanfaatan mikroorganisme yaitu protein sel tunggal. Protein sel tunggal adalah bahan makanan berkadar protein tinggi yang berasal dari mikroba. Istilah protein sel tunggal (PST) digunakan untuk membedakan bahwa PST berasal dari organisme bersel tunggal atau banyak. Pemanfaatan mikroorganisme sehingga mengahasilkan makanan berprotein tinggi secara komersial dimulai sejak Perang Dunia I di Jerman dengan memproduksi khamir torula. Operasi utama dalam produksi protein sel tunggal adalah fermentasi yang bertujuan mengoptimalkan konversi substrat menjadi massa microbial. Fermentasi merupakan proses yang relatif murah yang pada hakekatnya telah lama dilakukan oleh nenek moyang kita secara tradisional dengan produk-produknya yang sudah biasa dimakan orang sampai sekarang, seperti tempe, oncom, tape,

Mafaterna vol.20/III/2010/46

42


Biasanya diberikan sebagai Feed Additive atau bahan pakan tambahan, namun terkadang diberikan sebagai bahan pakan utama sumber protein. Manfaat PST bagi ayam padaging dan ayam petelur selain sebagai bahan pakan sumber protein yang murah diantaranya adalah meningkatkan produksi telur, meningkatkan kualitas kerabang dan meningkatkan berat telur. Sedangkan bagi ternak ruminansia terutama sapi perah, PST bermanfaat untuk meningkatkan produksi susu dan kualitas susu ( berat jenis dan kadar lemak susu). Mikroorganisme yang dibiakkan untuk protein sel tunggal dan digunakan sebagai sumber protein untuk hewan atau pangan harus mendapat perhatian secara khusus. Mikroorganisme yang cocok antara lain memiliki sifat tidak menyebabkan penyakit terhadap tanaman, hewan, dan manusia. Selain itu, nilai gizinya baik, dapat digunakan sebagai bahan pangan atau pakan, tidak mengandung bahan beracun serta biaya produk yang dibutuhkan rendah. Mikroorganisme yang umum digunakan sebagai protein sel tunggal, antara lain alga Chlorella, Spirulina, dan Scenedesmus; dari khamir Candida utylis; dari kapang berfilamen Fusarium gramineaum; maupun dari bakteri. Protein sel tunggal yang berasal dari kapang berfilamen disebut mikroprotein. Di Amerika Serikat, mikroprotein telah diproduksi secara komersial bernama quorn. Quorn dibuat dengan cara menanam kapang ditempat peragian yang berukuran besar. Setelah membuang air dari tempat peragian, makanan berharga yang tertinggal dicetak menjadi balok-balok yang mudah dibawa. Produk protein sel tunggal sangat bergantung pada perkembangbiakan skala besar dari mikroorganisme tertentu yang diikuti dengan proses pendewasaan dan pengolahan menjadi bahan pangan. ������������������������������� Ada dua faktor pendukug pengembangbiakan mikroorganisme untuk protein sel tunggal, yaitu: a.laju pertumbuhan sangat cepat jika dibandingkan dengan sel tanaman atau sel hewan dan waktu yang diperlukan untuk penggandaan relatif singkat; b. berbagai macam substrat yang digunakan bergantung pada jenis mikroorganisme yang digunakan. dan lain-lain. Proses fermentasi dengan teknologi yang sesuai dapat menghasilkan produk protein. Protein mikroba sebagai sumber pangan untuk manusia mulai dikembangkan pada awal tahun 1900. ����������������������������������������� Protein mikroba ini kemudian dikenal dengan sebutan Single Cell Protein (SCP) atau Protein Sel Tunggal. Protein Sel Tunggal adalah istilah yang digunakan untuk protein kasar atau murni yang berasal dari mikroorganisme, seperti bakteri, khamir, kapang, ganggang dan protozoa. Sebenarnya ada dua istilah yang digunakan untuk produk mikroba ini, yaitu PST (Protein Sel Tunggal) dan Microbial Biomass Product (MBP) atau Produk Biomassa Mikrobial (PBM). Bila mikroba yang digunakan tetap berada dan bercampur dengan masa substratnya maka seluruhnya dinamakan PBM. ����� Bila mikrobanya dipisahkan dari substratnya maka hasil panennya merupakan PST Menurut Dr. Ir. Osfar Sjofjan. M. Sc������������������� , salah satu dosen Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya menyatakan bahwa, manfaat dari Protein Sel Tunggal sendiri adalah sebagai bahan pakan untuk ternak, selain dimanfaatkan sebagai bahan pangan untuk manusia. ”Kandungan asam nukleat dari PST ini tinggi, sulit dicerna manusia dan bisa menyebabkan diare. Maka selama ini pemnafaatan dari PST lebih banyak sebagai bahan pakan untuk ternak”, ujar beliau. PST yang diberikan pada ternak, khususnya ternak unggas berbentuk tepung.

Citra Kreasi Motivasi dan Inovasi

43


Siklus PST

Langkah-langkah produk protein sel tunggal sebagai berikut. a. Pemilihan dan penyiapan sumber karbon, beberapa perlakuan fisik dan kimiawi terhadap bahan dasar yang diperlukan b. Penyiapan media yang cocok dan mengandung sumber karbon, sumber nitrogen, fosfor, dan unsur-unsur lain yang penting c. Pencegahan kontaminasi media d. Pembiakan mikroorganisme yang diperlukan e. Pemisahan biomassa microbial dari cairan fermentasi f. Penanganan lanjut biomass Kelebihan dan kekurangan PST Kelebihan PST adalah sebagai berikut: a. laju pertumbuhan sangat cepat yaitu dalam ukuran jam dan masih bisa ditingkatkan lagi b. dapat menggunakan bermacam-macam media atau substrat c. produksi PST tidak bergantung iklim dan musim d. memiliki kandungan protein lebih tinggi daripada hewan dan tumbuhan. Kekurangan PST adalah sebagai berikut : Selama ini, walaupun kandungan protein PST sangat tinggi, tetapi lebih banyak digunakan sebagai makanan tambahan pada hewan. Hal ini karena sistem pencernaan manusia tidak mampu mencerna asam nukleat yang sangat tinggi pada PST. Kandungan asam nukleat yang terlalu tinggi berbahaya bagi kesehatan. Selain itu, dalam PST kadang mengandung senyawa toksik Namun, toksisitas PST dapat diturunkan, diantaranya dengan penurunan asam nukleat, heat shock, bovine pancreatic ribonuklease, hidrolisa aam atau basa serta pengendapan dengan asam. Dari penelitian Dr. Ir. Osfar Sjofjan. M. Sc dan beberapa mahasiswa fakultas Peternakan, telah ditemukan mikroba yang menghasilkan enzim nukleatidase yang bisa memecah asam nukleat dari PST sehingga dampak negatif dari PST bisa diminimalkan. Namun saat ditanya nama dari mikroba tersebut, beliau hanya menjawab, � Itu rahasia...�, ujar beliau sambil terkekeh Produksi Protein Sel Tunggal atau Protein mikroba merupakan salah satu cara untuk memperoleh protein yang tidak konvensional dan sedang dikembangkan untuk mengatasi masalah kekurangan protein. Dengan pemilihan mikroba yang tepat, melalui proses mikrobiologis dapat dihasilkan protein yang bermutu tinggi dan hasil serta kecepatan produksi yang tinggi. Bermacam-macam substrat seperti metanol, hidrokarbon, gula dan limbah hasil-hasil pertanian dan industri dapat digunakan sebagai sumber karbon dan energi. Namun, keterbatasan produksi akibat kurangnya sosialisasi di masyarakat menyebabkan PST belum diproduksi besar-besaran.

Mafaterna vol.20/III/2010/46

44

M M A E F N A G T I E N R T N A A I


Selamat jalan Shela Setia Pratiwi, Senyum riangmu tak akan mudah sirna dari benak kami. Semoga amal ibadahmu diterima disisiNya.... Citra Kreasi Motivasi dan Inovasi

45


PROFILE

“Di jalan ini tiada tempat untuk berhenti, sikap lamban berarti mati. Mereka yang bergerak adalah mereka yang di depan, yang menunggu sedikit saja pasti tergilas. Aku tidak pernah mengemis mata orang untuk dunia ini dan aku tak pernah melihat dunia ini melainkan dengan mata kepalaku sendiri�.

Mafaterna vol.20/III/2010/46

46


BUAH KEGIGIHANKU YANG BERUJUNG MANIS Kisah hidup seorang peternak yang tak pernah menyerah melawan terpaan dan cobaan hidup

Reporter : Faris Hamzah, Wiratmoko Penulis : Faris Hamzah Foto : Faris Hamzah

H

ari itu tanggal 18 juli 2009, nampak dunia begitu cerahnya. Matahari seolah tak malu-malu memancarkan cahayanya. awanpun seakan mengalah dan tak berani menutupi buratan sinar sang matahari. Mataharipun menyengat bumi dengan begitu panasnya, terasa menghujam kulit seakan menembus tulang. Sekejab terlihat pelataran kampus peternakan brawijaya begitu gersang, tanahnya kering, daun-daun mulai berguguran, rantingnya begitu rapuh, anginpun berhembus menerbangkan daun-daun kering ditanah. Hanya gedung-gedung kampus yang terlihat sombong dan megah mengalahkan keindahan alami bumi. Melihat keadaan yang demikian membuat tubuh dan kaki ini berat sekali melangkah, ingin rasanya merebahkan diri dan bermalas-malasan seharian ditempat tidur sambil mendengarkan lagu-lagu sendu memejamkan mata hingga terlelap dan terbangun ketika sang fajar tenggelam di ufuk barat. Sekejap pikiran itu hilang setelah teringat sebuah tugas yang harus dilaksanakan hari itu. Tugas yang terlihat sepele tetapi belum tentu mudah menjalaninya. Kami adalah wartawan kampus, jadi sudah pasti salah satu tugas dari wartawan adalah meliput berita. Hari itu kami berencana meliput berita mengenai sosok seorang peternak burung puyuh yang dirintisnya mulai dari nol hingga sukses sebagai peternak. Dengan latar belakang yang bukan dari akademisi peternakan namun gemilang di dunia peternakan, membuat kami tertarik untuk menguak kisah perjalanan hidupnya dan berharap kisahnya dapat menjadi motivasi bagi kaum akademisi terutama mahasiswa fakultas peternakan. Dengan langkah yang berat dan hati yang letih setelah seharian bergelut dengan kegiatan yang tidak begitu penting. Akhirnya kami bersiap berangkat menuju kediaman Bapak Aji, pria asal Wajak yang akan kami ganggu waktunya untuk meliput profilnya. Berbekal alat tulis, alat perekam, selem bar kertas berisi list pertanyaan, dan sebuah kamera SLR yang sudah usang kami berangkat dari kantor Mafaterna dengan mengendarai sepeda motor. Perjalanan kamipun dimulai setelah mesin motor dihidupkan hingga roda berputar seirama dengan tarikan gas. Perjalanan terasa begitu lama, terasa berat dan begitu meletihkan, ditambah kepulan asap kendaraan yang menyesakan dada, hiruk pikuk aktivitas manusia mengais rejeki yang terlihat membosankan. Pelan tapi pasti, kendaraan melaju menyusuri jalan. Perlahan perasaan gunda kami lenyap, terasa hilang setelah terobati oleh indahnya hamparan sawah di tepi kanan dan kiri jalan. Terlihat betapa hijaunya, membuat mata ini tak jenuh memandangnya, warna hijau yang menyegarkan mata. Angin-

pun ramah menyambut kedatangan kami, hembusannya yang sepoi-sepoi seolah mengusir rasa gunda, gelisa, malas, sedih, yang ada di hati. Akhirnya perjalanan berakhir setelah sampai di kediaman pak Aji. Kamipun dipersilahkan masuk dan duduk di meja tamu. Sembari menunggu beliau yang masih berbincang-bincang dengan tamunya, kamipun mempersiapkan peralatan liputan kami. Tak lama kemudian tamu beliau berpamitan pulang. Setelah mengantarkan tamunya sampai didepan pintu, pak Aji melangkah ke arah kami sambil berjabat tangan dan menanyakan perihal kedatangan kami. Setelah mengerti maksud kedatangan kami, tanpa pikir panjang Pak Aji bersedia kami liput dan siap untuk menceritakan pejuangan hidupnya di masa lalu hingga sekarang. Kamipun mulai mengaktifkan perekam suara dan menunggu pak Aji memulai untuk bercerita.

Beliau mengawalinya dengan memperkenalkan diri, pak Aji adalah seorang peternak burung puyuh. Pria yang bernama lengkap Rahwono Aji Abdul Ghoni ini lahir di Malang pada tanggal 25 bulan September tahun 1949. Suami dari Rosida Ngudi Astuti itu dikaruniai 2 orang putri dan 1 orang putra. Keluarga ini tinggal di desa Codo kecamatan Wajak, jalan jd. Basuki Rahmat RT 34, RW 11.pak Aji adalah seorang tamatan D3 akademi Arjun akuntansi Malang. Tidak puas dengan itu, beliau melanjutkan kuliah S1 di fakultas sastra. Berbekal dari gelar sarjana yang di sandangnya, akhirnya pak Aji memilih menjadi seorang Guru honorer di SMP dan SMA Hasannudin Wajak. Selama 13 tahun Ia mengabdikan diri sebagai pahlawan tanpa tanda jasa, selama 13 tahun pula Citra Kreasi Motivasi dan Inovasi

47


Beternak : usaha yang sampai sekarang digeluti Aji setelah sekian macam bentuk pekerjaan yang sudah pernah dia coba Ia merasa bahwa kehidupan yang diidam-idamkannya belum tercapai. Impiannya selama ini untuk datang ke rumah Allah swt harus Ia pendam rapat-rapat.. Pak Aji merasa menjadi Guru honorer selama 13 tahun tidak membuatnya bernafas lega dengan gaji yang hanya cukup untuk kebutuhan pokok. Ia berpikir jika terus saja seperti ini, Ia tidak akan bisa menyekolahkan anak-anaknya dan melihat anak-anaknya mengenakan baju toga saat wisuda. Impiannya untuk pergi ketanah sucipun mustahil untuk Ia wujudkan. Meskipun pak Aji bangga menjadi seorang Guru, meskipun Ia mengagung-agungkan tugas dan dedikasih seorang Guru, tetap saja nyalinya ciut setelah dihadapkan oleh masa depan keluarga, masa depan anaknya yang semuanya ada pada genggaman tangannya. Meskipun selama 13 tahun itu Ia masih tegar diterpa perekonomian yang membuat kehidupannya pontang-panting, Iapun rapuh jika melihat seandainya anak-anaknya kelak tidak dapat melanjutkan sekolahnya. Aji tak mungkin diam ditempat untuk membawa sebuah perubahan hidup, pria yang kesehariannya mengenakan peci putih ini berjuang mati-matian untuk memperbaiki perekonomian keluarganya. Berbekal semangat pantang menyerah dan keyakinan bahwa kesuksesan tidak pernah mampir jika kita tidak mencarinya sendiri, bapak dari tiga anak ini mencoba pekerjaan lain sembari menjadi guru honorer. Berharap nasibnya berubah, pria pencinta keindahan alam ini mencoba bisnis keci-kecilan, ia memulai berdagang palawija, tidak puas dengan hasil usaha ini, iapun beralih menjadi pedagang telur, pedagang kayu, pedagang kelapa, sampi berdagang tikar, semuanya Ia lakukan tetapi tak ada yang berubah dari kehidupannya, nasib seakan tak melangkah sejengkalpun kedepan.tapi, hidupnya tak akan berakhir dengan begitu saja, Aji bangkit berjuang tanpa henti, karena prinsip hidupnya adalah terus berjuang,”berani hidup harus berani menghadapi kesulitan. Dijalan ini tiada tempat untuk berhenti, sikap lamban berarti mati. Mereka yang bergerak adalah mereka yang didepan, yang menunggu sedikit saja pasti tergilas. Aku tidak pernah mengemis mata orang untuk dunia ini dan aku tak pernah melihat dunia ini melainkan dengan mata kepalaku sendiri”. Itulah kata-kata yang selalu terenyah di hatinya. Ajipun melanjutkan perjuangan hidupnya, langkah yang dipilih berikutnya adalah bangkit, bangkit dan berusaha mencari jalan keluar. Mencalonkan diri sebagai calon Kepala Desapun kini Ia lakukan. Dengan berbekal banyak tentang pengalaman organisai dan menjadi aktivis saat Ia duduk dibangku sekolah Mafaterna vol.20/III/2010/46

48

dan kuliah serta harapan cita-citanya yang ingin mejadi wakil rakyat untuk menyerukan suara rakyat. Tetapi yang di Atas berkehendak lain, Ia merasa ini bukan jalannya. Beberapa kali Ia mencalonkan diri sebagai Kepala Desa tetapi tetap saja kegagalan masih menyelimuti kehidupannya. Lantas apa ini membuatnya berhenti berharap? Tidak!, Ia hanya mengenal 3 hari penting dalam hidupnya yaitu kemarin, sekarang, dan esok. Kemarin adalah kenangan, hari ini adalah kenyatan, dan esok adalah harapan. Berharap dan terus berharap, berusaha terus-menerus. Berdalih bahwa kesempatan tidak pernah datang 2 kali dan sukses tidak pernah mampir, pria berkumis ini terus berjuang bagaimana bisa datang 1000 rupiah, sepeserpun jika ada tidak akan mampir jika tak diperjuangkan. Kini Aji tak ingin terpuruk terlalu lama, Ia tak ingin tenggelam terlalu dalam oleh kesedihan. Menjadi developer adalah pilihan yang berikutnya. Tanpa bekal dan pengalaman dibidangnya, Aji memberanikan diri untuk menjadi pemborong atau developer. Dengan iming-iming keuntungan yang banyak, Iapun terbayang keuntungan yang besar di benaknya jika ia menekuni usaha ini. Akhirnya Aji mengusung proyek PERUMNAS, apabila proyek ini tembus keuntungan milliaran akan mengalir di kantongnya. Singkat cerita, setelah proyek tersebut diresmikan oleh Akbar Tanjung pada tahun 1991 karena ada satu dan lain hal yang tidak bisa Ia penuhi atas kesepakatan dengan mitra bisnis, akhirnya proyek tersebut disita. Teringat dibenaknya saat itu begitu banyak dana yang Ia kucurkan, bahkan tenaga dan pikiran terkuras habis untuk proyek tersebut yang ternyata berakhir dengan kata gagal. Pada saat itulah perekonomian Aji hancur lebur. Harapanpun tinggal harapan, Ia hidup dengan perekonomian keluarga yang serba semerawut setelah semuanya diluluh lantahkan oleh proyek PERUMNAS. Kisah inilah yang menjadi titik balik bagi kehidupan Aji. Ia tidak akan mengakhiri semuanya dengan penyesalan. Teringat dan terinspirasi dari buku “ how to become milliyader “, disitu disebutkan “berapa kali kamu gagal, 1, 2, 3, kali gagal itu bukan gagal, kalau ke 1000 kali kamu gagal dan menyerah itu baru namanya gagal”. Motivasi dan pesan yang dipatkannya dari buku itu adalah “apa yang kamu punya? Kalau kamu hanya punya jeruk sintrun yang asam jangan menangis menjerit-njerit, tapi ubahlah jeruk itu menjadi jeruk lemon kanvas yang manis. Kata-kata itulah yang menjauhkan Ia dari penyesalan atas semua kegagalan yang dialaminya. Itu semua tidak membuatnya patah arang, bahkan ia lebih mendekatkan diri kepada Sang pencipta. Meminta petunjuk, kasabaran, dan berharap lebih ikhtiar dalam menjalani hidup. Dari titik balik itulah pria berambut ikal itu memanjatkan doa kepada Allah. Lewat salat tahajud, salat istikharah Ia bertanya kepada Sang maha mendengar, Ia bertanya pekerjaan apa yang cocok


dan bisa membawanya keluar dari himpitan ekonomi. Dan akhirnya Aji teringat bahwa kehidupan manusia sudah diatur oleh Sang pencipta dan kita harus merancang tidak harus berpasrah diri karena Allah mengatur segala-galanya, Allah yang mengubah nasibmu, tetapi nasibmu berubah jika kamu berikhtiar. Hal itu yang membuat pak Aji semakin berikhtiar dalam melanjutkan perjuangannya. BETERNAK PUYUH SEBAGAI JALAN KELUAR “Entah apa yang membuat saya berpikir untuk menjadi seorang peternak puyuh. Keinginan itu terus mengalir dalam diri saya. Apakah ini jawaban dari sang Maha kuasa atas doa-doa yang saya panjatkan?�. Itulah yang dikatakan Aji disela-sela ceritanya. Akhirnya, Iapun mencari informasi tentang cara-cara beternak puyuh. Keinginannya menjadi peternak puyuh semakin mantap setelah Ia memprediksi bahwa keuntungannya cukup lumayan, dengan modal yang tidak terlalu banyak. Selama 45 hari puyuh sudah bertelur 80 hari sudah produksi puncak. Setelah dihitung-hitung per 1000 ekornya sudah mengantongi Rp 50.000 dalam sehari. Dari situ Aji bertanya-tanya kenapa banyak peternak puyuh yang bangkrut, padahal jika dilihat dari kalkulasi seharusnya peternakan ini menguntungkan. Hal inilah yang ingin Aji pelajari Pada tahun 1992 tepatnya pada bulan Februari pak Aji mengawali beternak dengan menetaskan telur puyuh sendiri dengan mesin tetas buatannya. Tapi usaha menetaskan telurpun tidak begitu saja berjalan dengan mulus, berkali-kali Ia menetaskan tapi tidak pernah menetas. Ternyata belakangan Aji tahu telur yang di belinya itu bukan telur bibit melainkan telur konsumsi yang infertile. Merasa ditipu tidak membuatnya geram dan berhenti untuk menetaskan telur. Selanjutnya setelah memperoleh telur yang benar-benar telur

bibit penetasanpun Ia mulai kembali. Sayangnya kegagalan harus diterima kembali karena Aji masih belum bisa benar memperkirakan suhu dan kelembapan mesin tetas yang ideal.� Maklum, saya bukan jebolan akademisi peternakan�, sela pak Aji kepada kami sambil tersenyum. Akhirnya Ia mencari buku-buku mengenai puyuh, literatur-literatur tentang cara penetasan dicarinya mulai dari Universitas Muhamadyah, UNISMA, Brawijaya, dan toko buku Gramedia. Singkat cerita, setelah terus mempelajari buku dan literatur yang dapatkan akhirnya Ia mulai bisa beternak puyuh dengan cara yang benar. Sedikit demi sedikit, melalui proses yang cukup panjang, akhirny Aji mampu menaklukan kesulitan beternak puyuh. Pria yang memiliki lesum pipi itu sudah berhasil menutupi kekurangan peternak lain yang jatuh bangkrut dengan selalu menganalisis usahanya secaa kontinyu. Aji sadar bahwa banyak peternak yang gulung tikar karena permasalahan menejemen. Menejemen yang salah membuat ketidak imbangan antara berapa dana yang dikeluarkan dan berapa pendapatan yang diterima. Menurutnya menejemen sendiri ada 2, yaitu bagaimana kita mengatur keuangan dan bagaimana kita mengatur produksi ternak. Hal itulah yang tidak boleh disepelekan oleh peternak. Dari analisisnya itu Ia membuat patokan tersendiri untuk menjadi peternak yang sukses. Aji mengistilahkan patokan itu dengan sebutan 6P,yaitu: - Pembibitan : dimana peternak harus bisa menetaskan sendiri - Produksi : dimana peternak harus bisa atau bagaimana caranya menghasilkan telur yang optimal - Penanggulangan penyakit : dimana peternak harus

Citra Kreasi Motivasi dan Inovasi

49


bisa menjaga kesehatan ternak dan bisa menangani ternak yang terserang penyakit - Pemasaran : peternak harus tahu perkembangan pasar dan tahu kemana pemasaran telur puyuh - Permodalan :Paling tidak peternak harus punya jaringan untuk menggali modal - Permohonan kepada Allah swt : “kun fayakun�, sekeras apapun usaha kita jika tidak diridohi Allah maka sia-sia usaha kita. Dari patokan itu kini pak Aji bersyukur meskipun peternakannya tak sebesar pabrik rokok tetapi usahanya sudah bisa dijadikan CV. Dengan dijadikan CV mau tidak mau Ia harus lebih disiplin dalam proses pengelolahannya baik dari recording data seperti data produksi, data kandang, dan data keuangan sehingga mempermudah untuk mengevaluasinya tiap bulan. BANGKIT DARI KETERPURUKAN Perjuangan yang tidak sia-sia sudah dilalui dengan jalan yang tidak mudah, butuh perjuangan, pengorbanan, keiklasan, ikhtiar, dan doa. Akhirnya dari segala hal yanag Aji perjuangkan, kini roda kehidupan berangsur-angsur membaik. Cita-citanya menjadi pemimpin kini sudah tercapai meski bukan memimpin rakyat melainkan memimpin ribuan puyuh

itu saja sudah membuatnya legah, paling tidak dari hewan inilah Ia dan istrinya terbang ketanah suci Mekkah impiannya. Yang pasti Aji bisa menyekolahkan anak-anaknya. Usahanya terus berkembang dan dikenal olek khalayak ramai. Banyak sekali peternak baru hasil didikannya yang juga mendulang sukses. Banyak juga peernak yang membeli telur bibit Aji mula dari Jember, Lumajang, Situbondo, bahkan sampai dari luar pulau Jawa. Pengalaman manispun datang bergantian seolah menghapus pengalaman pahit dimasa lalu. Pengalaman yang tak pernah Aji lupakan ketika Ia pernah di percaya oleh Gubernur Jawa timur menjadi narasumber pengembangan puyuh se-Jawa tahun 1996/1997. Itu merupakan pengalaman berharga sekaligus kebanggaan tersendiri mengingat bahwa Aji bukanlah seorang akademisi peternakan tetapi bisa menjadi narasumber kepada orang-orang yang berbasis peternakan. Saat ini jumlah puyuh yang Ia miliki sekitar 14.000 yang produktif 8000 ekor yang sisanya masih proses. Dimana ada kehidupan disitu sudah disiapkan rezekinya, Aji kini bisa mengambil hikmah dari segala perjuangannya. Biji yang Ia tanam kini berbuah dan tinggal memetiknya. Hanya harapan dan terus berharap tidak ada kata berhenti, Ia berharap bisa menciptakan lapangan pekerjaan di desanya. Aji juga ingin membuat balai latihan budidaya puyuh pemuda desa untuk menampung pemuda desa agar memiliki keterampilan. Sungguh tidak berlebihan jika kami mengacungkan 2 jempol kepada pak Aji. Perjuangan hidupnya, ketabahannya, semangat pantang menyerahnya, kegigihan serta impiannya patut kita teladani. Jadikan perjalanan hidupnya sebagai motivsi untuk kita semua. Seorang bukan ahli peternakan tetapi sukses dipeternakan, seorang yang memulai dari nol hingga kini berhasil menjadi peternak.seorang yang tak pernah mengeluh dari keterseok-seokan perjalanan hidupnya tanpa mengenal kata menyerah. Sebagai kaum akademisi peternakan paling tidak kita berkaca kepada perjalanan hidup beliau. Yang pasti, peluang usaha peternakan sudah menjadi komiditi yang sangat dibutuhkan. Ingat, jadi jutawan tidaklah sulit, asal berani hidup berani menanggung kesulitan. Dijalan ini tiada tempat untuk berhenti, sikap lambat berarti mati. Itulah katakata yang membuat kami bersemangat. Akhirnaya kamipun mengakhiri perjumpaan dengan Aji. Kami pulang dengan jiwa yang tenang dan tegar, berbeda dengan awal keberangkatan kami yang diliputi rasa malas, karena sudah sepantasnya kami membuang rasa malas yang tak ada manfaatnya itu. kini seyumpun mengembang saat perjalanan pulang ke kantor Mafaterna.

Mafaterna vol.20/III/2010/46

50

Aset : Salah satu rumah Aji yang kelak akan dijadikan markas bagi pemuda desa yang berminat belajar membudidayakan ternak puyuh


NEXT..... Citra Kreasi Motivasi dan Inovasi

51


Mafaterna vol.20/III/2010/46

52


MEREDUPNYA MINAT CALON MAHASISWA TENTANG AGROKOMPLEKS “Sebuah ‘berita heboh’ dan terkesan aneh, muncul beberapa waktu lalu, bersamaan dengan pengumuman (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Menjadi ‘heboh’ bin aneh, karena dipaparkan bila ribuan bangku salah satu fakukltas eksak ternyata kosong. Artinya, animo Anak Baru Gede (ABG) terhadap ilmu-ilmu eksak di negeri yang selalu membanggakan diri sebagai negara agraris ini ternyata merosot, sangat merosot”. Reporter : Sabita Penulis : Sabita

K

arena pertanian, kita saling mengenal, saling bersahabat, dan karena pertanian kita bersatu. - Abraham Lincoln (1859), KALIMAT itu ditegaskan mantan Presiden Amerika Serikat Abraham Lincoln lebih dari satu seperempat abad lalu. Penegasan itu amat aktual dihadirkan kembali ketika masalah revitalisasi pertanian menjadi pembicaraan di negeri agraris terbesar di dunia, bernama Indonesia . Penegasan mantan Presiden AS itu sekaligus mencerahkan kita betapa sektor pertanian di sebuah negara paling maju perekonomiannya dan paling berkuasa di dunia saat ini ditempatkan pada posisi amat terhormat dan vital. Pertanian dijadikan alat pemersatu bangsa AS. Pada kenyataannya, dalam sejarah peradaban dunia, tak ada satu pun negara besar dan maju yang mengesampingkan sektor pertanian mereka. Tak ada satu pun negara maju di dunia saat ini yang pertaniannya lemah, bahkan kekurangan pangan. Dalam perspektif dan kacamata negara maju, pertanian lebih diposisikan sebagai food security yang langsung berhubungan dengan keamanan negara. Ancaman perwujudan kedaulatan pangan hanya karena degradasi sumber daya alam, perubahan iklim, dan rendahnya kepedulian negara untuk membendung produk impor, tetapi juga menurunnya pamor program studi ilmu dan teknologi pertanian atau agrokompleks. Gejala yang terasa sejak lima tahun terakhir itu mengkhawatirkan karena hingga beberapa tahun mendatang Indonesia masih akan mempertahankan status negara agraris. Menurunnya animo lulusan SMA memasuki fakultas pertanian dan program studi lain dalam lingkup agrokompleks (peternakan, perikanan, kehutanan) bisa menjadi bumerang bila tidak segera dilakukan resques. Secara internal, memang dilakukan pembenahan sehingga tahun 2008/2009 animo lulusan SMA terdongkrak. Sebutlah yang dilakukan Universitas Brawijaya melalui peleburan tujuh program studi di lingkungan Fakultas Pertanian dari tujuh menjadi dua, yakni Agroekoteknologi dan Agribisnis (Kompas, 11/2). Berbagai kiat pengenalan program studi juga gencar dilakukan, misalnya olimpiade dan lomba karya tulis inovatif bidang pertanian dengan hadiah menarik atau tawaran menjadi mahasiswa baru tanpa seleksi masuk.

Sebuah ‘berita heboh’ dan terkesan aneh, muncul beberapa waktu lalu, bersamaan dengan pengumuman (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Menjadi ‘heboh’ bin aneh, karena dipaparkan bila ribuan bangku fakultas pertanian ternyata kosong. Artinya, animo Anak Baru Gede (ABG) terhadap ilmu-ilmu pertanian di negeri yang selalu membanggakan diri sebagai negara agraris ini ternyata merosot, sangat merosot. Fakta banyaknya bangku fakultas pertanian yang kosong ini seakan menunjukkan bila ABG ‘merasa jijik’ dengan terhadap yang namanya fakultas pertanian. Rasanya sedih, tragis melihat kenyataan dan fakta dalam penerimaan mahasiswa baru beberapa hari lalu di Republik Indonesia yang konon masih suka menyebut dirinya negara agararis ini. Karena fakta ini dengan mudah ditafsirkan. Yang paling menonjol adalah pertama mencaci-maki pendidikan pertanian yang tidak menarik dan yang kedua menyarankan agribisnis menjadi sentral perguruan tinggi pertanian. Kedua fenomena ini perlu dilihat sebagai sebuah kritik internal penting yang perlu memperoleh perhatian seksama pihak perguruan tinggi. Meski tidak boleh terjebak pada 2 hal ini belaka. Karena soal ini, sesungguhnya berkait erat dengan kemerdekaan rakyat tani. Pasti akan muncul pertanyaan, ”bagaimana bisa?” Untuk menjawab pertanyaan ini mungkin bisa kita renungkan sejenak, beberapa hal berikut ini. Bukankah kemerdekaan kita sebagai warga bangsa terusik ketika melihat eksportasi CPO yang semakin menggunung? Ekspoertasi ini hanyalah berwujud peresan sawit yang kemudian oleh negara importer diolah menjadi bahan jadi: minyak goreng, biodiesel dan lainnya. Nilai tambah dari semua ini, bukan main. Rasa kemerdekaan Bangsa Indonesia ini kian terusik lagi ketika menyaksikan eksportasi getah karet yang makin membengkak dan menyelamatkan ekonomi bangsa. Sementara di sisi lain, importasi ban mobil Brigestone, Dunlop bahkan GT Radial makin tinggi angkanya dan memacetkan jalan raya. Indah bukan lagunya?….. Karena ekspor getah dan impor ban mobil. Bukan pengembangan pabrik ban dengan segala nilai hulu-hilirnya. Lebih ironis lagi adalah eksportasi biji kakao yang semakin besar juga diimbangi dengan importasi pelbagai macam permen coklat yang terasa mengusik. Mengapa? Karena salah satu di antaranya, KitKat yang sangat disukai anak-anak itu adalah pesanan PT Nestle dari pabrik yang ada di Malaysia. Sementara bahan bakunya dari Kalimantan. Nilai tambah pengolahan hasil pertanian dinikmati negara tetangga, yang Citra Kreasi Motivasi dan Inovasi

53


Kode Prodi 561016 561024 561032 561046 561054 561062 561076 561084 561092 561105 561113 561121 561135 561143 561151 561165 561173 561181 561195 561202 561216 561224 561232 561246 561254 561262 561276 561284 561292 561305 561313

Prodi Manajemen Sumberdaya Perairan Budidaya Perairan Teknik Sipil Teknik Mesin Teknik Elektro * Arsitektur * Teknik Pengairan Pend. Dokter * Teknologi Hasil Pertanian Biologi * Fisika * Kimia * Matematika Pemanfaatan Sumberdaya Perikan Teknologi Hasil Perikanan Sosial Ekonomi Perikanan Teknik Pertanian Statistika Perencanaan Wilayah dan Kota Teknologi Industri Pertanian Ilmu Keperawatan * Ilmu Komputer * Gizi Kesehatan/Ilmu Gizi * Teknik Industri Teknik Perangkat Lunak/Teknik In Agroekoteknologi * Agribisnis Peternakan Pend. Dokter Hewan * Pend. Dokter Gigi * Ilmu Kelautan

Sumber: Jakarta, Kompas , Sabtu, 2 Agustus 2008

Mafaterna vol.20/III/2010/46

54


i

nan

nformatika *

DT 40 40 75 80 80 70 62 90 60 50 50 50 50 40 40 40 60 50 55 60 73 40 60 35 40 125 103 200 40 45 40

Peminat 48 57 593 619 571 452 158 2532 284 210 62 252 194 46 74 42 239 277 415 181 1135 849 1242 375 1595 238 436 267 94 477 44

Citra Kreasi Motivasi dan Inovasi

55


Megah : Gedung-gedung ilmu sosial yang nampak besar dan meah acapkali merendahkan - bahkan ‘tidak menganggap’ kita sebagai saudara serumpun. Sementara Indonesia? Cukup ‘menikmati’ klathak kakao yang tidak seberapa nilai tambahnya karena tak ada jasa pengolahan hasil. Bagaimana dengan yang lain? Selama ini kita telah gagal melakukan substitusi impor. Bahkan swasembada dan ketahanan pangann kita pun berbasis impor. 30% pemanis adalah produk rafinasi dengan gula mentah impor. Swasembada tekstil nyaris 100% kapas impor, kedelai 70% impor dan sebagainya. Bahkan 50% garam juga haris diimpor oleh negeri yang memiliki pesisir terpanjang. Jika demikian, apa makna kemerdekaan bagi petani? Maknanya adalah sistem tataniaga dan industri pertanian telah lama tidak dibangun sebagai kepentingan nilai tambah dan rakyat tani. Sektor ini telah lama diabaikan dalam sistem pembangunan nasional. Akibatnya? Nilai tambahnya menjadi terbatas dan pada gilirannya sektor ini menjadi sektor anak tiri yang tidak menjanjikan masa depan. Tentu janji ini menjadi penting sekali bagi ABG. Ketika sektor ini tidak menjanjikan perekonomian dan masa depan yang menarik, maka menjadi wajar sekali ketika anak-anak bangsa ini menjauhi sektor pertanian. Apalagi di benak anak-anak muda apalagi para ABG ini tanpa masa depan dan kemerdekaan. Ini tentu menjadi tantangan serius bagi perguruan tinggi pertanian, untuk berbenah. Kezaliman sektoral terhadap sektor agro yang akhirnya tidak menarik, tentu bukan apologi. Sistem pendidikan pertanian dan agrokompleks harus berbenah diri mulai dari benah akademik Mafaterna vol.20/III/2010/46

56


dengan merobak kurikulum sehingga lebih menarik ABG dan juga berbenah kebijakan. Sehingga sektort agro tidak menjadi tumbah bangsa. Persoalan ini memang dihalangi 2 hal tersebut. Benah kurikuler tentu tkdak akan efektif dalam mendongkrak minat ABG tanpa dukungan benah politik ekonomi dan kebijakan. Sebaliknya, benah politik juga mustahul mendongkrak minat ABG ketika perguruan tinggi pertanian tanah air ini semakin konvensional, kumuh dan tanpa inovasi berarti. Untuk dua hal ini, agaknya UGM nyaris sempurna sebagai imam, untuk berbenah lebih lanjut dalam 2 sayap: akademik dan politik. Pada sisi akademik, fakultas-fakultas dalam lingkungan agro-kompleks sungguh sudah sangat meyakinkan. Tiba gilirannya, bagaimana UGM bersuara untuk benah politik dengan melakukan kerja-kerja politik untuk menjewer kabinet. Sehingga, kiblat perjalanan bangsa ini segera diluruskan menuju kiblat yang benar: pro-kesejahteraan dan pro-kemerdekaan rakyat tani. Rakyat tani sejahtera, jayalah Indonesia tercinta. (sebagaimana dikemukakan Guru Besar FTP UGM kepada Fadmi S dari Kedaulatan Rakyat. Mengatasi turunnya minat calon mahasiswa mengambil jurusan pertanian, pendidikan pertanian ke depan

akan difokuskan pada dua bidang, yakni agroteknologi/ agro- ekoteknologi dan agribisnis. Selain itu, praktik-praktik teknologi modern, teknologi informasi, dan komunikasi juga akan diperkuat. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Fasli Jalal di Jakarta, Jumat (1/8), mengatakan, menurunnya minat lulusan SMA memilih bidang pertanian akan berpengaruh pada masa depan bangsa sehingga harus segera dicarikan solusinya. Seperti diberitakan, hasil seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN) tahun 2008 menyisakan 2.894 kursi kosong pada program studi pertanian dan peternakan di 47 perguruan tinggi negeri (Kompas 1/8). Turunnya minat calon mahasiswa ke pertanian bukan hanya tahun ini. Tahun 2007, dari 470 program studi yang daya tampungnya tak tepenuhi, sebanyak 213 bidang studi (45,32 persen) merupakan program studi yang terkait dengan bidangpertanian. Menurut Fasli, dari hasil evaluasi sementara, pengua saan ilmu mahasiswa S-1 pertanian dirasakan terlalu spesifik, bersifat monodisiplin, dan lebih berorientasi pada aspek pendalaman ilmu. Karena itu, bidang kajian akan diperluas dengan fokus utama pada teknologi pertanian dan agrobisnis.

Citra Kreasi Motivasi dan Inovasi

57


Sederhana : Salah satu gedung ilmu eksak yang ada di Universitas Brawijaya

”Kurikulum pendidikan pertanian juga ditata kembali sehingga 3-5 tahun ke depan, pendidikan tinggi pertanian bisa diminati kembali,” kata Fasli. Diminati Malaysia Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Institut Pertanian Bogor (IPB) Yonny Koesmaryono mengatakan, kondisi menyedihkan perguruan tinggi pertanian karena pemerintah tidak serius menempatkan pertanian sebagai motor penggerak pembangunan. ”Lebih mirisnya, pada saat generasi muda kita menjauhi pertanian, justru banyak mahasiswa dari Malaysia yang kuliah di bidang pertanian di negara kita,” kata Yonny. Guru besar sosial ekonomi dan industri pertanian Universitas Gadjah Mada, M Maksum, berpandangan, apabila nilai tambah sektor pertanian tak ”dihadang”, pendidikan pertanian tidak akan stagnan seperti sekarang. Generasi muda mau terjun ke pertanian jika melihat potensi usaha yang menjanjikan. ”Wirausaha muncul ketika ada peluang dan peluang usaha itu ada ketika nilai tambah industri berbasis pertanian diciptakan,” ujarnya. Petani tebu yang tergolong sukses, Anwar Asmali, mengungkapkan, kebijakan pertanian yang ada sekarang kurang fokus dan belum ada perencanaan jangka panjang. Akibatnya, pertanian ditinggalkan generasi muda. (ELN/MAS/IRE/WKM) Meredupnya pamor program studi agrokompleks merefleksikan pandangan kaum muda akan masa depan. Tidak terelakkan di tengah dahsyatnya arus konsumerisme, persepsi salah tentang pertanian identik mencangkul dan kerja berlepotan lumpur di sawah belum berubah. Akibat kurangnya informasi, lulusan SMA tidak paham bahwa dewasa ini banyak lulusan agrokompleks bekerja pada hampir semua sektor kehidupan yang bahkan di luar kompetensi inti, mulai dari birokrat dan peneliti karier di luar Departemen Pertanian, pengusaha non-agribisnis, perencana, konsultan, marketer, jurnalis, aktivis LSM, bankir, hingga diplomat. Gejala penurunan animo menekuni agrokompleks bukan hanya terjadi di Indonesia, tetapi sudah mengglobal. Sejumlah universitas melakukan restrukturisasi program studi dari pertanian ke sains terapan (applied science), ilmu dan teknologi hayati (life science and technology), serta sumber daya alam (natural resource). Universitas Wageningen di Belanda dan Universitas Cranfield di Inggris termasuk universitas kelas dunia yang telah mengubah keberadaan program agrokompleks dengan memasukkan sejumlah mata kuliah yang memungkinkan lulusan mendapatkan bekal lebih Mafaterna vol.20/III/2010/46

58

banyak untuk terjun ke dunia nyata. Masuknya mata kuliah lain, seperti teknologi informasi, teknologi lingkungan, entrepreneurship, dan marketing communication tidak bisa lagi dihindari. Lulusan S-1 terlalu spesialis yang hanya terkonsentrasi pada budidaya, ilmu tanah, proteksi, ekonomi pertanian, komunikasi/penyuluhan pertanian, hortikultura, dan pemuliaan tanaman secara generik kurang kompetitif saat masuk dunia kerja, apalagi spesialisasi itu sendiri kurang familier bagi siswa SMA. Restrukturisasi program studi dan kurikulum yang memungkinkan lulusan mendapat bekal lebih amat diharapkan. Namun, basis inti sebagai sarjana agrokompleks yang harus memahami konsep dasar pertanian tetap harus menjadi rujukan. Pertanian berperan penting dalam menjaga gawang kedaulatan pangan bangsa. Sayang sering tak mendapat respons memadai. Tugas luhur pertanian amat kompleks, antara lain memasok bahan pangan berharga terjangkau, penyedia bahan baku industri, penyerap tenaga kerja, penghasil devisa, sarana meningkatkan pendapatan dan aktualisasi diri petani, serta menjaga pelestarian lingkungan. Ketidakberdayaan pertanian kita bersumber pada konsentrasi berlebihan produk primer. Peningkatan nilai tambah hasil panen melalui value creation dengan memprosesnya menjadi produk olahan diikuti desain dan manajemen produk dalam pemasaran modern berpotensi menyerap tenaga kerja lebih besar. Peran dan tugas itu seharusnya menjadi tema sentral kampanye menjaring siswa SMA berprestasi untuk memercayakan perolehan bekal hidup mendatang kepada program studi agrokompleks. Ketidakjelasan arah politik pertanian ini ikut meredupkan pamor belajar agrokompleks. Seharusnya, negara mengatur dalam kerangka perlindungan terhadap kepentingan nasional dan kedaulatan bangsa yang sering dilupakan. Salah satu bentuk absennya negara adalah maraknya produk agroindustri impor yang kalau ada kemauan politik, tidak terlalu sulit membuatnya berswasembada, bahkan ekspor. Indonesia memerlukan generasi muda yang paham bagaimana pertanian harus diperlakukan secara benar. Pertanyaannya, apakah perubahan dan tuntutan seperti itu tervisualisasi melalui desain kurikulum dan kapabilitas menyiapkan mahasiswa sebagai sumber daya profesional berkarakter dan dapat diandalkan?


CAuTION ! FAKULTAS PETERNAKAN GAK BOLEH LESU

Citra Kreasi Motivasi dan Inovasi

59


“KARENA JAUH MAKA TAK SAYAN LAB SUMBER PUCUNG YANG TERL Seperti di anak tirikan, laboratorium Sumber Pucung tak pernah terdengar di telinga mahasiswa fakultas Peternakan. Padahal laboratorium ini adalah aset berharaga yang bisa dikembangkan dan didaya gunakan Reporter : Faris Hamzah Penulis : Faris Hamzah Foto : Faris Hamzah

L

ahan yang sempit, nampak kurang terawat dan bangungan kandang yang terlihat ala kadarnya, itulah yang bisa sedikit kami diskripsikan ketika berkunjung pada salah satu laboratorium yang dimiliki oleh fakultas Peternakan. Ini adalah kali pertama tim redaksi menjajakan kaki di salah satu fasilitas yang ternyata milik fakultas Peternakan, padahal bangunan ini sudah ada sejak jaman Orde Baru belum bergulir, namun warga FAPET(fakultas Peternakan) khususnya mahasiswa tak banyak yag tahu akan keberadaan lab yang bermarkas di desa Jatikerto ini. Sepuluh mahasiswa dari perwakilan angkatan tahun 2002 sampai 2007 yang kami tanyakan perihal keberadaan lab yang bernama lab Sumber Pucung ini tak banyak yang tahu, bahkan semua responden yang kami survei menyatakan tidak tahu perihal keberadaan lab Sumber Pucung. Muncul sebuah pertanyaan mengapa lab ini tidak dikenalkan kepada mahasiswa FAPET? hanya lab Sumber Sekarlah yang lebih dikenal mereka ketimbang lab Sumber Pucung. Ironisnya, lab Sumber Pucung seolah-olah sengaja tidak dikenalkan kepada mahasiswa FAPET, padahal lab tersebut merupakan aset yang dimiliki fakultas dan kemungkinan besar bisa digunakan mahasisiwanya untuk melakukan kegiatan akademik lapang maupun non lapang. Tapi kami tak mau menduga-duga mengenai keputusan fakultas untuk tidak mengenalkan lab Sumber Pucung. Untuk itu kami sengaja mendatangi aset fapet yang di asingkan itu, setidaknya mencari informasi mengenai lab tersebut untuk lebih dikenal mahasiswa. Seperti yang kami diskripsikan di atas, lab Sumber Pucung adalah salah satu laboratorium yang dimiliki oleh fakultas Peternakan. Fasilitas berharga ini tidak banyak yang tahu keberadaannya. Terletak di desa Jatikerto kecamatan Keromengan kabupaten Kepanjen, membuat lab ini nampak jauh dari keramaian dan lalu-lalang kendaraan. Untuk bisa datang kesana kita harus menempuh perjalan selama satu jam lebih dengan kecepatan kendaraan 60 km/jam. Ketika

Mafaterna vol.20/III/2010/46

60


NG� LUPAKAN

Citra Kreasi Motivasi dan Inovasi

61


Awas Terkecoh : tidak ada tulisan yang menunjukan letak Lab Peternakan, tetapi letaknya memang berdekatan dengan lab Pertanian Mafaterna vol.20/III/2010/46

62


kandang: kondisi kandang yang dihuni oleh ternak domba saja. semuanya dikelolah hanya oleh satu orang yaitu Siono.

hendak sampai di lokasi akan terlihat papan besar di perempatan jalan yang bertuliskan “Kebun Percobaan Fakultas Pertanian�,setelah melihat papan itu kita tinggal mengikuti haluan dan petunjuk yang juga tertera pada papan. Mungkin agak sedikit canggung ketika membaca papan tersebut karena pada papan tertulis bahwa lab adalah milik fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Awalnya kamipun sempat terkecoh membaca papan tersebut, tapi ternyata letak lab sumber Pucung berada pada satu lahan dengan lab milik fakultas Pertanian, hanya terpisah beberapa jarak saja.Pada jarak 2km dari lokasi lab Kita akan menemui jalan yang penuh lubang dan berlumpur, untuk itu harus hati-hati ketika menempuh medan yang cukup sulit ini. Angin yang sepoi-sepoi, hamparan sawah dan beberapa lahan tebu juga akan menyambut kita ketika berkunjung disana. Sebelum memasuki lokasi lab, kita akan melewati lab milik fakultas Pertanian terlebih dahulu karena letak lab milik fakultas Peternakan terletak agak ke dalam dari lab Pertanian. Kita akan menjumpai hamparan tanaman jagung milik fakultas Pertanian, akan ada perempatan jalan yang akan membuat kita bertanya-tanya kemana arah lab Sumber Pucung. Dari perempatan itu kita langsung saja belok kanan dan tak jauh dari perempatan tersebut akan terlihat lab sumber sekar, disana tertulis nama dan alamat lab pada sebuah papan yang terpampang di sebelah kiri jalan.

Lab ini sudah lama tidak difungsikan lagi untuk mahasiswa. Terakhir dia menjumpai mahasiswa FAPET melakukan kegiatan di lab Sumber Pucung sekitar tahun 1999, setelah itu tak satupun mahasiswa yang melakukan praktikum dan penelitian di lab Sumber Pucung. Setibanya disana, kami bertemu dengan laki-laki paruh baya yang sedang sibuk memotongi bambu, dia adalah seorang penjaga laboratorium Sumber Pucung. Namanya adalah Siono, warga Jatikerto ini sudah menetap dengan istrinya sejak tahun 1993 di lab Sumber Pucung. Lab ini ternyata terdapat puluhan domba yang dipelihara oleh Siono, kami pun menanyakan apa sejatinya fungsi dari lab Sumber Pucung ini. Siono mengakui bahwa lab ini sudah lama tidak difungsikan lagi untuk mahasiswa. Terakhir dia menjumpai mahasiswa FAPET melakukan kegiatan di lab Sumber Pucung sekitar tahun 1999, setelah itu tak satupun mahasiswa yang melakukan praktikum dan penelitian di lab Sumber Pucung. Disinggung mengenai pengelolahan lab ini, Siono mengaku masih ada dosen yang memperhatikan lab yang di anak tirikan ini. Coordinator lapangan lab Sumber Pucung saat ini di pegang oleh Hermanto, salah satu dosen Nutrisi Makanan Ternak fakultas Peternakan Universitas Brawijaya. Domba yang dipelihara di lab inipun didatangkan oleh Hermanto. Sebelumnya, lab ini sudah lama tidak dihuni ternak, terlihat bangunan kandang yang rusak termakan usia karena tak pernah dihuni ternak dan tidak difungsikan untuk pemeliharaan. Tapi setahun yang lalu lab yang terletak dikawasan perkebunan ini mulai difungsikan kembali yaitu dimuali dengan pemeliharaan kambing, setelah itu diganti dengan pemeliharaan domba. Ditanya mengenai perkembangan lab baik dari segi sarana dan prasarana, Sionio Citra Kreasi Motivasi dan Inovasi

63


Jalan maut : penuh lubang, berlumpur, dan berbatu membuat lokasi laboratorium Sumber Pucung sulit dijangkau oleh kendaran, terutama kendaraan- kendaraan besar.

Mafaterna vol.20/III/2010/46

64

berpendapat bahwa masih belum ada perkembangan yang signifikan yang dirasa. Lab ini sementara hanya digunakan untuk pembesaran saja dan dijual ketika ternak sudah mencapai produksi klimaks, tutur pria berkumis itu. Mungkin inilah salah satu faktor yang menyebabkan lab ini diasingkan olah pihak fakultas, meski sempat vakum beberapa tahun lab ini pelan-pelan dihidupkan kembali oleh pihak fakultas. Sionopun mengungkapkan sebuah alasan yang mendasar perihal kurang terkoordinirnya lab Sumber Pucung, tempat yang kurang strategis, kondisi jalan yang sulit dilalui dan jarak


yang jauh dari Fakultas Peternakan membuat lab ini kurang mendapat perhatian. Terbukti dosen dan mahasiswa lebih mengidolakan Lab Sumber Pucung untuk melakukan aktivitas praktikum dan perkuliahan dibanding di lab Sumber Pucung, alasan lokasi yang strategis dan mudah dijangkau membuat lab Sumber Sekar menjadi primadona warga FAPET. Saat ini, lab yang berada di kabupaten Kepanjen itu hanya dipelihara dan dijaga oleh Siono dan istrinya saja, koordinator lapangan Hermanto sempat ingin menambah jumlah ternak yang berada di sana, namun Siono meminta Hermanto

untuk mempertimbangkan kembali keinginannya itu mengingat tenaga yang dimiliki di lab Sumber Pucung hanya Siono saja. Terlepas dari semua itu harapan Siono sebenarnya ingin lab Sumber Pucung ini lebih berkembang lagi, jika memungkinkan Ia ingin lab ini bisa digunakan kembali oleh dosen dan mahasiswa untuk melakukan praktikum dan penelitian. Besar harapannya agar sarana dan prasarana di lab yang bisa dibilang dianak tirikan ini lebih diperhatikan,khususnya sarana transportasi yang menjadi kendala utama yang membuat lab ini sulit untuk dijangkau. Citra Kreasi Motivasi dan Inovasi

65


INTIPS

PETIR ITU MENYUBURKAN TANAH, BENARKAH?

T

Reporter : Sasetyo Raka Penulis : Sasetyo Raka Foto : Istimewa

iap ada petir masyarakat desa umumnya langsung mematikan alat-alat elektronik, hal ini dilakukan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Tapi seorang dosen dari UNDIP malah membuat petir buatan!!!Apa tujuan dosen tersebut??Dan apakah ada kontribusi bagi dunia peternakan?? Mau tahu manfaat kilat/petir ? petir bermanfaat ? sejak kapan ? Mungkin anda akan tercengang, ketika membaca bahwa petir ini ternyata membawa manfaat yang sangat besar. Ketika kata kunci diganti dengan “bahaya petir” waaahh banyak artikel, makalah dan web yang memuat tentang bahaya dan pengaruh buruk yang ditimbulkan oleh petir. Setelah saya rangkum dari berbagai sumber, bahaya petir ini antara lain, menyebabkan kerusakan pada peralatan elektronik perkantoran, menyebabkan kebakaran pada kilang minyak, menyebabkan kematian bagi siapa saja yang terkena sambaran petir, menyebabkan terganggunya sistem komunikasi, menyebabkan padamnya sistem kelistrikan pada jaringan, mengganggu nelayan dalam pelayaran, dan mungkin masih banyak lagi kerusakan lainnya yang diakibatkan oleh sambaran petir. Mau tahu manfaat kilat/petir ? Yos Sutiyoso, ahli budidaya pertanian, menjelaskan duduk perkara petir dan kesuburan tanah. Di udara terdapat N2 alias nitrogen berkadar 79% dan O2 atau oksigen berkadar 20,9%, Keduanya tak bisa berikatan karena masing-masing bermuatan atom negatif. Petir yang berkekuatan ribuan volt mampu mengubah muatan atom nitrogen menjadi positif. Dengan perubahan itu oksigen dan nitrogen pun bergandengan menghasilkan senyawa asam nitrat. Asam nitrat itu dibutuhkan tumbuhan, terutama untuk fase vegetatif. ‘Nitrogen dari asam nitrat jauh lebih baik daripada nitrogen yang berasal dari amonia,’ kata Sutiyoso. Sebab, nitrogen dari amonia menyebabkan sel tumbuh meraksasa, seperti balon yang ditiup: membesar, tetapi jaringan antarsel renggang. Intensitas petir terbesar di dunia ada di Kotamadya Depok, Provinsi Jawa Barat. Nitrogen dari Depok juga mengalir ke Pasarminggu, Jakarta Selatan, yang dulu sohor sebagai Mafaterna vol.20/III/2010/46

66

sentra buah-buahan nasional. Cara kerja petir itulah yang mengilhami Yos Sutiyoso menerapkan teknologi plasma untuk mempercepat pertumbuhan bakau Rhizophora apiculata. Manfaat Bagi Dunia Peternakan Di berbagai tempat di Indonesia pemenuhan pakan ternak terutama produksi hijuan pakan ternak sangat kurang dari kata cukup. Terutama di daerah dataran rendah yang varietas hijauan pakan ternak yang sedikit. Sehingga banyak peternak di Indonesia mengandalkan musim penghujan karena pada musim tersebut hijauan pakan ternak tumbuh subur. Bagaimana jika teknologi plasma tadi diterapkan pada pembenihan hijauan pakan ternak??hijauan tersebut pastinya bisa tumbuh dan berkembang ¼ kali lebih cepat dari pertumbuhan normal. Hal ini tentunya sangat membentuk peternak khususnya yang bergantung pada musim. Dengan mempercepat pertumbuhan, kuantitas produksi hijauan ternak tentunya akan meningkat. Teknologi plasma Memperkuat pernyataan Yos Sutiyoso, Muham-


mad Nur seorang dosen fisika di Universitas Diponegoro menyatakan bahwa teknologi plasma terdiri dari penyedia tegangan tinggi DC, pembangkit plasma, dan reaktor plasma. Sumber energi untuk pembangkit voltase tinggi berasal dari sumber PLN 220 volt atau baterai 12 volt. Dengan alat itu Nur membuat ‘petir mini’ agar terjadi ionisasi nitrogen. Inti teknologi plasma yang dikembangkan Nur persis teknik plasma cluster yang diadopsi industri televisi, kulkas, dan mesin pendingin ruang. Mereka memanfaatkan gas terionisasi dalam lucutan listrik. Teknologi plasma menyaring udara dan melumpuhkan mikroorganisme di udara dengan sebaran ion positif dan negatif yang diproduksi genarator ion. Plasma menebar ion hidrogen positif dan ion oksigen negatif ke udara yang berfungsi ‘menangkap’ dan memecah partikel alergen, bakteri, dan cendawan. Muhammad Nur mengatakan harga sebuah unit alat pengionan nitrogen Rp15-juta. ‘Untuk kelompok tani masih terjangkau,’ ujar seorang dosen Jurusan Fisika Universitas Diponegoro itu. Lagi pula alat itu dapat digunakan untuk ionisasi benih komoditas lain seperti tomat, cabai, sawi, dan jagung untuk meningkatkan produksi.

Citra Kreasi Motivasi dan Inovasi

67


Pada pembenihan bakau, teknologi plasma mengurai udara demi membebaskan unsur nitrogen sehingga terjadi ionisasi nitrogen. Nur menembakkan ion nitrogen ke benih bakau selama 10 menit. Ion nitrogen menyusup ke dalam benih. Sutiyoso mengatakan tanaman memerlukan unsur nitrogen

Mafaterna vol.20/III/2010/46

68

antara lain untuk perkecambahan dan perkembangan daun. Nur, kelahiran Labuhanruku, Asahan, Provinsi Sumatera Utara, 26 November 1957, mengatakan semakin lama pengionan, kian cepat pertumbuhan tanaman. Benih-benih bakau hasil radiasi ionisasi nitrogen itu ditanam di Teluk Awur, Jepara, Provinsi Jawa Tengah. Pengionan nitrogen pada benih bakau selama 60 menit, misalnya, mempercepat pertumbuhan 24,13%. Pada fase perkecambahan benih yang dionisasi nitrogen juga lebih cepat. Biasanya benih bakau baru tumbuh setelah 60 hari. Dengan ionisasi nitrogen anggota famili Rhizoporaceae itu tumbuh 28 hari kemudian.


INPET

Ekspor Kambing PE, Perlukah? Penulis : Mubarokatun Nasuha

Foto : Istimewa

T

ernak kambing merupakan ruminansia kecil yang mempunyai arti besar bagi rakyat kecil yang jumlahnya sangat banyak. Ditinjau dari aspek pengembangannya ternak kambing memang sangat potensial bila diusahakan secara komersial, hal ini disebabkan ternak kambing memiliki beberapa kelebihan dan potensi ekonomi antara lain : a. Pemeliharaannya relatif mudah, b. Tidak membutuhkan lahan yang luas, c. Investasi modal usaha relatif kecil, d. Mudah dipasarkan sehingga modal usaha cepat ber putar, e. reproduksinya efisien dan dapat beranak 3 kali dalam 2 tahun,

MANFAAT NUKLIR di DUNIA PETERNAKAN Penulis : Mubarokatun Nasuha

J

ika kita mendengarkan kata “Nuklir” pada orang awam, mungkin yang terfikir adalah kita sedang membicarakan kata yang sama maknanya yaitu “Kematian”. Seperti tragedi Hiroshima dan Nagasaki 65 tahun lalu telah cukup meninggalkan “cacat bawaan” terhadap nuklir sebagai teknologi yang harus ditolak. Eitssss… tunggu dulu sekarang ini, teknologi nuklir telah banyak digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Seperti yang diungkapkan oleh pak Hendrawan melalui wawancara kami bahwa masyarakat sendiri kurang mengetahui definisi dan manfaat nuklir. Nuklir sangat memberikan manfaat di bidang peternakan. Menurut beliau nuklir

f. memiliki daya adaptasi tinggi terhadap lingkungan Sejatinya, kambing PE merupakan kambing terunggul di Indonesia. Tidak hanya dagingnya yang dapat memberi nilai ekonomis tinggi, melainkan juga anakan (cempe), induk, dan pejantannya. Bahkan susunya memiliki nilai ekonomis tinggi. Susu kambing PE secara empirik terbukti mampu menyembuhkan berbagai penyakit akut yang berhubungan dengan gangguan pernapasan, seperti TBC dan asma. Sampai akhir dekade 1990-an terdapat tempat di Jawa tengah yakni Kabupaten Purworejo yang merupakan sentra peternakan kambing Peranakan Ettawa (PE), Bahkan satusatunya di Indonesia. Di Malang sendiri juga terdapat sentra peternakan kambing PE yakni di Kecamatan Ampel Gading. Seperti yang diutarakan oleh Mashudi salah satu dosen fakultas Peternakan, bahwa di kecamatan Ampel Gading sebanyak 75% penduduknya memelihara kamping peranakan ettawah (PE). Akan tetapi sangat disayangkan bahwa sekarang ini banyak dari kambing-kambing tersebut yang di ekspor ke luar negeri terutama Malaysia. Hal ini karena peternak- peternak tersebut dibiarkan berkembang sendiri dalam mengembangkan usahanya dan tergiur tawaran harga yang lebih tinggi jika kambing-kambing tersebut dijual ke luar negeri. Dengan semakin banyaknya ekspor kambing ke luar negeri maka bibit unggul juga akan semakin berkurang serta kualitasnya juga semakin menurun. Menurut Mashudi, belum adanya peraturan dari pemerintah mengenai ekspor kambing semakin memudahkan kambing-kambing ini ke luar negeri. Oleh karena itu perlu dibuat undang-undang yang lebih tegas. Selain itu pemerintah juga harus lebih memperhatikan dan mengembangklan kambing lokal Indonesia seperti kambing kacang, karena lebih tahan terhadap cuaca. Menurut dosen dari jurusan nutrisi dan makanan ternak ini, solusi yang dapat dilakukan dalam mencegah menurunnya kualitas kambing adalah dengan mengembangbiakkan dahulu kambing PE tersebut di Indonesia, yakni dengan swasembada atau negeri kita ini sudah mampu untuk memenuhi permintaan lokal baru kemudian mengekspor kambing PE. Karena itulah sebagai tugas kita para sarjana peternakan untuk terus mengembangkan dunia peternakan terutama kambing PE ini, demi terwujudnya masyarakat yang sejahtera lahir batin, mengentaskan kemiskinanan dan meningkatkan pendidikan di desa-desa. merupakan atom yang mempunyai struktur dan energi yang bereaksi. Atom yang digunakan disini adalah isotop yang merupakan senyawa yang mengeluarkan radioaktif. Menurut pak Hendrawan penggunaan atom dalam pakan ternak ruminansia (kambing, sapi, kerbau) adalah dalam riset metabolisme untuk penelitian dilaboratorium guna menyelidiki manfaat pakan. Dengan memanfaatkan teknik Citra Kreasi Motivasi dan Inovasi

69


perunut radioisotop yang berkaitan dengan proses fermentasi yang terjadi di dalam perut ternak ruminansia maka dapat diketahui dimanakah pakan konsentrat yang biasa diberikan akan pecah dalam alat pencernaan. Selanjutnya dapat diformulasikan pakan yang efisien untuk ternak. Percobaan-percobaan di laboratorium dilakukan untuk melakukan penilaian biologis berbagai suplemen dengan komposisi bahan tertentu, baik secara in-vitro maupun in-vivo, ditinjau dari pengaruhnya terhadap fungsi rumen. Dalam aspek inilah (dengan menggunakan P-32, S-35, C-14 sebagai perunut radioisotop) teknik nuklir memberikan kontribusi yang penting. Untuk ini sejumlah parameter harus diukur. P32 dan S-35 dapat digunakan untuk mengukur sintesa protein

mikrobial di dalam rumen, sedangkan C-14 untuk mengukur efisiensi pemanfaatan energi oleh mikroba rumen. Dari hasil pengukuran parameter tersebut baik secara konvensional maupun dengan teknik nuklir, dapat dirumuskan komposisi suplemen yang secara optimal dapat menjamin berlangsungnya fungsi rumen dengan baik. Selanjutnya hasil rumusan tersebut dilakukan uji lapangan dengan mempelajari pengaruh komposisi suplemen terhadap pertumbuhan dan produksi hewan. Dari pengembangan teknologi suplemen pakan ternak bergizi tinggi tersebut antara lain adalah Molase Block atau Urea Molasses Multinutrient Block (UMMB). Jadi sekarang kita sudah mengetahui manfaat nuklir di dunia peternakan Kaan!!!

PELUANG USAHA

TIDAK SELAMANYA BEKICOT SEBAGAI HAMA Reporter : Utami Kurnia Penulis : Utami Kurnia Foto : Utami Kurnia

B

ekicot (Achanita spp.) merupakan hewan yang berasal dari Afrika Timur, tersebar keseluruh dunia dalam waktu relatif singkat, karena berkembang biak dengan cepat. Bekicot tersebar ke arah Timur sampai di kepulauan Mauritius, India, Malaysia, akhirnya ke Indonesia.Bekicot jenis Achatina fulica ini masuk ke Indonesia sejak tahun 1942 (masa pendudukan Jepang). Ada 2 jenis bekicot yang sering dibudidayakan di indonesi yaitu spesies Achatina fulica dan Achatina variegata. Ciri bekicot jenis Achanita fulica biasanya warna garis-garis pada tempurung/cangkangnya tidak begitu mencolok. Sedangkan jenis Achatina variegata warna garisgaris pada cangkangnya tebal dan berbuku-buku. Banyak orang yang berfikir bekicot merupakan hewan perusak tanaman atau sering sekali di sebut hama, apalagi jika musim hujan, banyak bekicot yang menempel di pohon pisang, kelapa maupun tanaman lain sehingga menyebabkan Mafaterna vol.20/III/2010/46

70

daun tanaman tersebut berlubang dan menjadikan pemilik tanaman merasa jengkel serta keinginan untuk membasminya semakin tinggi. Jika kita bisa memanfaatkan bekicot yang melimpah pada musim hujan maka anggapan bahwa bekicot merupakan hama akan berubah menjadi bekicot merupakan sumber tambahan pemasukan ekonomi. Seperti yang di laku-


kan oleh Lina Purwanidya yang akrab di panggil Iin seorang ibu rumah tangga, wanita sarjana Teknik Lingkungan dan juga merupakan salah seorang kader lingkungan di wilayah kelurahan Sambikerep. Sejak empat tahun belakangan ini Iin memanfaatkan bekicot untuk menguraikan sampah basah yang ada di rumahnya, awalnya , Januari tahun 2006 musim penghujan tanaman di sekitar rumah ibu satu anak ini banyak yang rusak, daun-daun banyak yang berlubang karena bekicot.�Saya kesal sekali, rasanya ingin membasmi bekicot, tapi saya tidak tega�. Ucap Iin serasa berbisik. Hingga suatu saat ada buah papaya yang jatuh di halaman rumahnya, karena dia tidak suka dengan buah papaya,maka ia biarkan membusuk lalu di makan bekicot. Dengan adanya peristiwa itu akhirnya wanita kelahiran Bojonegoro ini berfikir bagaimana cara memanfaatkan bekicot untuk menghabiskan sampah basah dari dapur. Iin juga sering membaca berbagai literature bekicot, ternyata bekicot merupakan hewan hermafrodit (berkelamin ganda) yang tentunya sangat cepat dalam perkembang biakannya, dan kemudian ia meminta suaminya untuk membelikan timba dengan ukuran 70 liter dan tinggi 40 cm karena kalo terlalu rendah maka suhu yang ada dalam timba akan panas dan bekicot akan mati, sejak saat itu ia memanfaatkan bekicot untuk memakan sampah dapurnya. Cara membuat timba dan jenis sayuran yang dapat masuk Timba yang berukuran 70 liter dan tinggi 40 cm tersebut di beri lubang kecil-kecil pada sekeliling timba dan tutup timba yang berguna untuk sirkulasi udara, sehingga lalat tidak bisa masuk dan anak-anak bekicot tidak bisa keluar, kemudian di beri satu lubang besar pada bagian bawah timba yang berguna untuk keluarnya air lindih, setelah itu bagian dalam

“ Saya kesal sekali, rasanya ingin membasmi bekicot, tapi saya tidak tega�. diisi dengan susunan sebagai berikut: kerikil untuk filter atau penyaringan agar lubang tidak buntu, kemudian di atasnya di beri pasir/tanah untuk mengatur kelembaban udara, dan diatasnya lagi sayuran sisa dan penambahan sedikit kapur untuk memperkuat cangkang, serta pemberian bekicot-bekicot. Timba di letakan posisi agak miring agar air lindih mudah keluar dan tidak menyumbat, timba bekicot ini di tempatkan di bawah pohon yang teduh dan semua sampah organik atau sampah basah boleh di masukkan kedalamnya akan tetapi untuk sayur yang bersantan atau berlemak tidak diperkenankan untuk masuk karena akan mengganggu udara yang ada dalam timba. Cara budidaya Untuk menghasilkan anak dan telur yang baik, bekicot perlu juga diadakan seleksi. Seleksi ini dapat diperkirakan potensi genetik yang diharapkan muncul pada keturunan selanjutnya setelah syarat hidupnya terpenuhi. Adapun ciriciri induk yang baik adalah:- Telah dewasa, ditandai dengan tumbuhnya bibir pada mulut kerabang. - Mempunyai kerabang yang tumbuh sempuma (tidak cacat atau pecah) baik di puncak atau di bibir kerabang. Tinggi kerabang sekitar 7 cm, panjang antara 6-7 cm, dan mempunyai berat kurang lebih 70 gr. Untuk timba berukuran 70 liter dan tinggi 40 cm idealnya di masuki 10-12 ekor bekicot agar melakukan perkawinan yang efisien, Perkawinan Bekicot merupakan binatang hermaprodit tapi masih memerlukan bekicot lain untuk melakukan perkawinan. Perkawinan umumnya dimulai jam 21.00 atau

jam 22.00 hingga jam 5.00 atau 6.00. Telur yang dikeluarkan bekicot mempunyai bentuk bulat hingga bulat telur. Panjangnya 4-6 mm dan tebalnya sekitar 3-4 mm dengan berat sekitar 30-40 mg, berwarna kuning muda hingga kehijauan. Kulit telur dibungkus dengan kulit berkapur tipis dengan lendir di luarnya. Jika telur tersebut kepanasan tidak akan menetas, dan bila kulitnya dihilangkan telur ini akan mengering dan mengeras. Telur menjadi tidak berdinding bila zat kapur makanannya kurang mencukupi.Biasanya bekicot bertelur 14 hari setelah perkawinan. Secara normal bekicot mulai bertelur pertama kali pada umur 7-8 bulan saat beratnya lebih kurang 35 gram. Pada bekicot yang berumur 9 bulan dengan berat 50 gram dapat bertelur sebanyak 300 butir dan bekicot yang berumur 1 tahun dengan berat 100 gram dapat bertelur sampai 400 butir. Tetapi sebagai pedoman untuk bekicot yang mempunyai berat 70 gram dalam satu periode masa hidupnya mengalami 3 periode bertelur yang masing-masing berselang selama 6 bulan dengan: Periode produksi telur pertama = 80 butir, Periode produksi telur kedua = 150 butir, Periode produksi telur ketiga = 150 butir Produksi telur bekicot sebenarnya banyak dipengaruhi oleh ketersediaan makanan dan adanya kapur. Biasanya telur bekicot menetas antara 5-15 hari, dan baru bisa di pindahkan ke ember lain, jika bekicot itu sudah berumur 3-4 bulan maka bekicot siap untuk di panen, sebelum di panen, biasanya Iin menyisakan beberapa bekicot untuk di jadikan indukan lagi. Manfaat dari bekicot Hewan yang dulunya ingin Iin basmi kini ibu satu orang anak ini senang sekali memeliharanya karena degan bermodal sedikit dapat menghasilkan manfaat yang banyak, seperti, lendirnya dapat di manfaatkan sebagai obat tradisional (gatal-gatal, sesak, dll), dapat di olah menjadi makanan yang lezat sehingga dapat di konsumsi sendiri maupun di jual, hasil kotorannya dapat di gunakan untuk pupuk kompos tanaman, cangkang bekicot dapat di tumbuk untuk campuran pupuk sangat baik untuk tanaman, dan yang paling utama dapat mengurangi sampah dapur ibu rumah tangga. Ekonomi Awalnya Iin hanya bermodalkan ember seharga 30 ribu dan sampah dapur maupun sampah daun-daun yang ada pada depan halaman rumahnya, ternyata hasil yang di dapatkan banyak sekali, dari penjualan bekicot hidup dengan harga 2000/kg sampai penjualan makanan jadi yang berasal dari bekicot. Wanita berkaca mata ini tidak menyebutkan secara details berapa keuntungan dari penjualan tersebut, karena tujuan Iin membudidayakan bekicot bukan untuk mendapatkan keuntungan penghasilan rumah tangganya, tetapi untuk melestarikan lingkungan dan menjadikan daerah sambiroto RT 09 RW 07 sebagai kompleks usaha penjualan bekicot. Dan sekarang usaha tersebut berjalan dengan lancar karena daerah tersebut terkenal akan budidaya bekicot. Jika ada moment yang berarti misalnya 17 Agustusan, atau acara lain, maka Iin memanfaatkan untuk menjual produk makanan yang berasal dari bekicot dan keuntungannya akan di bagi dan sebagian akan menjadi uang kas RT. Di daerah sambiroto tepatnya RT 09 RW 07 sekarang tiap rumah mempunyai ember yang di gunakan berbudidaya bekicot dan jika sudah panen bekicot tersebut dapat di gunakan untuk tambahan ekonomi ibu rumah tangga yang ada pada kompleks tersebut.

Contact person Lina Purwanidya (Bu Iin) Telp: (031)-7409157 Citra Kreasi Motivasi dan Inovasi

71


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.