Buku Metode Analisis Kuantitatif Perencanaan M. Nur Rasuly

Page 1


KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan sehingga dapat menyelesaikan menyusun buku ini. Tanpa pertolonganNya tentunya saya tidak akan sanggup untuk menyelesaikan buku ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nantinatikan syafa’atnya di akhirat nanti. Apabila buku ini dilihat sekilas terutama dari judulnya maka dimungkinkan dalam hati pembaca akan berkata “buku tentang ini sudah banyak beredar.” Meskipun banyak ditemukan buku yang bertema sama dengan buku ini namun diharapkan buku ini bisa memberikan referensi tambahan bagi dunia Perencanaan wilayah. Salah satu kelebihan buku ini adalah ada 15 jenis analisis dalam satu buku yang jarang ditemukan dalam buku lain. Buku ini membahas analisis-analisis yang sering digunakan dalam dunia perencanaan wilayah dan kota. Oleh karena itu saran khusus dari penyusun untuk pembaca adalah sebelum membaca secara urut dari bab ke bab terlebih dahulu bacalah buku ini dengan cermat, menyebar, dan temukan dulu poin-poin yang lebih dibutuhkan. Diharapkan pembaca tidak hanya mengandalkan daftar isi saja untuk mencari poin penting, namum juga dibaca serta ditelusuri kalimat atau paragraf yang sekiranya menyentuh dan berada pada poin yang dibutuhkan. Sebab dimungkinkan ada beberapa kalimat, paragraf, maupun poin secara umum yang dibutuhkan oleh pembaca berada di BAB lain. Secara khusus, penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang tulus atas bantuan pemikiran, tenaga serta dukungan kepada :

Metode Analisis Kuantitatif Perencanaan

i


1. Kedua orangtua dan saudara saya yang tidak henti-hentinya menyemangati saya dalam proses perkuliahan dan senantiasa mendoakan kesuksesan saya. 2. Dosen Mata Kuliah Metode Analisis Kuantitatif Perencanaan, Ibu Risnawati K, S.T., M.Si dan Bapak Dr-Eng Arief Hidayat, ST., M.SP., MT yang telah membimbing dan mengajar selama proses perkuliahan dilaksanakan. 3. Teman-teman PENATA Teknik PWK 2017 dan C14 Unity yang telah membantu. Penyusun buku ini sangat menyadari bahwa buku ini sangat jauh dari harapan yang diimpikan pembaca, kritikan dan saran sangat kami harapkan demi melakukan perbaikan sebagaimana mestinya. Semoga buku ini dapat memberikan manfaat bagi banyak orang. Aamiin ya rabbal alamin.

Penulis

M. Nur Rasuly

Metode Analisis Kuantitatif Perencanaan

ii


DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ................................................................................... i DAFTAR ISI ................................................................................................. iii DAFTRA TABEL ......................................................................................... iv BAB 1 ANALISIS AHP ............................................................................... 1 BAB 2 ANALISIS SKALOGRAM .............................................................. 11 BAB 3 ANALISIS SHIFT SHARE .............................................................. 15 BAB 4 ANALISIS LQ ................................................................................... 22 BAB 5 ANALISIS BUNGA BERGANDA .................................................. 29 BAB 6 ANALISIS KURVA POLINOMIAL .............................................. 31 BAB 7 ANALISIS REGRESI LINEAR ...................................................... 32 BAB 8 ANALISIS CHISQUARE ................................................................ 39 BAB 9 ANALISIS KORELASI ................................................................... 53 BAB 10 ANALISIS VARIANT .................................................................... 58

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 65

Metode Analisis Kuantitatif Perencanaan

iii


DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Skala Penilaian Antar Kriteria ...........................................................2 Tabel 1. 2 Perbandingan Antar Kriteria ............................................................6 Tabel 1.3 Hasil Perkalian Matriks .....................................................................7 Tabel 1.4 Urutan prioritas ................................................................................7 Tabel 1.5 Penilaian Kriteria Aksesibilitas .........................................................7 Tabel 1.6 Penilaian Kriteria Keamanan.............................................................8 Tabel 1.7 Penilaian Kriteria Kenyamanan.........................................................8 Tabel 1.8 Penilaian Kriteria Kapasitas ..............................................................8 Tabel 1.9 Perkalian Matriks Aksesibilitas .........................................................8 Tabel 1.10 Perkalian Matriks Keamanan ..........................................................8 Tabel 1.11 Perkalian Matriks Kenyamanan ......................................................9 Tabel 1.12 Perkalian Matriks Kapasitas ............................................................9 Tabel 1.13 Perkalian Nilai Eigen Alternatif dan Eigen Kriteria ........................9 Tabel 1.14 Hasil Perkalian Eigen ......................................................................9 Tabel 2.1 Data Penduduk dan Sarana ................................................................12 Tabel 2.2 Analisis Skalogam .............................................................................13 Tabel 2.3 Hasil Analisis Skalogram ..................................................................14 Tabel 5.1 Data Penduduk Kecamatan Tanasitolo 2012-2016 ...........................29 Tabel 7.1 Tabulasi Data Penelitian (Data Fiktif) ...............................................33 Tabel 7.2 Hasil Analisis Regresi Linear Sederhana ..........................................35 Tabel 8.1 Patokan Interpretase Nilai Persentase ...............................................44 Tabel 8.2 Frekuensi Responden ........................................................................44 Tabel 8.3 Frekuensi Responden ........................................................................45 Tabel 8.4 Frekuensi Responden ........................................................................46 Tabel 8.5 Hubungan Mata Pencaharian.............................................................48 Tabel 8.6 Hubungan Pendapatan .......................................................................48 Tabel 8.7 Hubungan harga lahan ......................................................................49 Tabel 8.8 Rekapitulasi Hasil Analisis ...............................................................49 Tabel 8.9 Analisis Chi-Kuadrat .........................................................................51 Tabel 8.10 Analisis Chi-Kuadrat......................................................................52

Metode Analisis Kuantitatif Perencanaan

1


BAB 1 ANALISIS AHP (ANALISIS HIRARKI PROSES)

Salah satu analisis yang banyak digunakan adalah dengan menggunakan metode Proses Hirarki Analisis (Analysis Hirarchy Process / AHP ) yang dikembangkan dengan menata elemen-elemen persoalan dalam bentuk hirarki, lalu membuat perbandingan berpasangan antar elemen dari suatu tingkat sesuai dengan yang diperlukan oleh kriteria yang berada setingkat lebih tinggi. Berbagai perbandingan ini menghasilkan prioritas dan akhirnya melalui sintesis menghasilkan prioritas menyeluruh. Berbagai alternatif usulan program pengembangan tersebut kemudian akan diperkirakan urutan prioritasnya melalui proses analisis multi kriteria. Dalam analisis ini akan digunakan beberapa kriteria pengembangan untuk menilai berbagai alternatif usulan program pengembangan. Berbagai kriteria tersebut akan dinilai oleh para pakar untuk menentukan bobot setiap kriteria. Pertimbangan tersebut berdasarkan konsep pengembangan sistem transportasi yang mengacu pada sistem transportasi atau wilayah, RTRW dan kebijakan lainnya. Melalui proses analisis multi kriteria diperoleh ranking antar prioritas sesuai dengan kemampuannya dalam memenuhi tingkat kepentingan kriteria yang dikembangkan.

Metode Analisis Kuantitatif Perencanaan

2


Tabel 1.1 Skala Penilaian Antar Kriteria Penilaian Relatif (Xij) 1

Defenisi Penilaian

Penjelasan

Sama penting

Dua parameter (i dan j) memiliki tingkat kepentingan terhadap efektifitas pemenuhan tujuan yang sama Parameter i sedikit lebih penting dibandingkan parameter j dalam mencapai tujuan Parameter i memiliki tingkat kepentingan yang cukup besar dibandingkan parameter j dalam memenuhi tujuan Parameter i memiliki tingkat kepentingan yang sangat besar dibandingkan parameter j dalam memenuhi tujuan Parameter i memiliki tingkat kepentingan yang jauh lebih besar dibandingkan parameter j dalam memenuhi tujuan. Penilaian diantara nilai relatif lainnya

3

Relatif lebih penting

5

Lebih penting

7

Sangat penting

9

Jauh lebih penting

2,4,6,8

Nilai antara

Metode Analisis Kuantitatif Perencanaan

3


Kelebihan dan Kelemahan AHP Layaknya sebuah metode analisis, AHP pun memiliki kelebihan dan kelemahan dalam system analisisnya. Kelebihan-kelebihan analisis ini adalah : a. Kesatuan (Unity) AHP membuat permasalahan yang luas dan tidak terstruktur menjadi suatu model yang fleksibel dan mudah dipahami. b. Kompleksitas (Complexity) AHP memecahkan permasalahan yang kompleks melalui pendekatan sistem dan pengintegrasian secara deduktif. c. Saling ketergantungan (Inter Dependence) AHP dapat digunakan pada elemen-elemen sistem yang saling bebas dan tidak memerlukan hubungan linier. d. Struktur Hirarki (Hierarchy Structuring) AHP mewakili pemikiran alamiah yang cenderung mengelompokkan elemen sistem ke level-level yang berbeda dari masing-masing level berisi elemen yang serupa. e. Pengukuran (Measurement) AHP menyediakan skala pengukuran dan metode untuk mendapatkan prioritas. f. Konsistensi (Consistency) AHP mempertimbangkan konsistensi logis dalam penilaian yang digunakan untuk menentukan prioritas. g. Sintesis (Synthesis) AHP mengarah pada perkiraan keseluruhan mengenai seberapa diinginkannya masing-masing alternatif.

Metode Analisis Kuantitatif Perencanaan

4


h. Trade Off AHP mempertimbangkan prioritas relatif faktor-faktor pada sistem sehingga orang mampu memilih altenatif terbaik berdasarkan tujuan mereka. i. Penilaian dan Konsensus (Judgement and Consensus) AHP tidak mengharuskan adanya suatu konsensus, tapi menggabungkan hasil penilaian yang berbeda. j. Pengulangan Proses (Process Repetition) AHP mampu membuat orang menyaring definisi dari suatu permasalahan dan mengembangkan penilaian serta pengertian mereka melalui proses pengulangan. Sedangkan kelemahan metode AHP adalah sebagai berikut: a. Ketergantungan model AHP pada input utamanya. Input utama ini berupa persepsi seorang ahli sehingga dalam hal ini melibatkan subyektifitas sang ahli selain itu juga model menjadi tidak berarti jika ahli tersebut memberikan penilaian yang keliru. b. Metode AHP ini hanya metode matematis tanpa ada pengujian secara statistik sehingga tidak ada batas kepercayaan dari kebenaran model yang terbentuk. Contoh kasus Bagian terpenting dari proses analisis adalah 3 (tiga) tahapan berikut: 1. Nyatakan tujuan analisis :Memilih Lokasi Rapat Kerja 2. Tentukan kriteria :Keamanan, Kenyamanan, Aksesibilitas, Kapasitas 3. Tentukan alternativ :Maros,Malino,Bantaeng,Makassar

Metode Analisis Kuantitatif Perencanaan

5


Informasi ini kemudian disusun membentuk bagan seperti di bawah ini : Pemilihan Lokasi Rapat Kerja

Tujuan Kriteria

Keamanan

Kenyaman an

Aksesibilita s

Kapasitas

Alternatif

Villa Bukit Malino

Villa Bukit Malino

Benteng Somba Opu

Pucak

Bantimuru ng

Pucak

Villa Bukit malino

Bantimurun g

Bantimuru ng

Villa Bukit Malino

Pucak

Benteng Somba Opu

Pucak Benteng Somba Opu

Bantimur ung Benteng Somba Opu

Informasi yang ada kemudian di-sintesis untuk menentukan peringkat relative dari alternative pilihan yang ada. Kriteria dari jenis qualitative dan quantitative dapat diperbandingkan menggunakan informed judgement untuk menghitung bobot dan prioritas. Hal ini dapat dilakukan dengan judgement untuk menentukan peringkat dari kriteria. Dalam sebuah sistem berbasis AHP, judgement ini diberikan oleh user pengguna sistem dan dilakukan pada saat user bermaksud melakukan proses AHP dan melihat rekomendasi. Misalnya: 1. 2.

Kapasitas 2 kali lebih penting dari keamanan Kenyamanan 3 kali lebih penting dari Keamanan

Metode Analisis Kuantitatif Perencanaan

6


3.

Aksesibilitas 4 kali lebih penting Keamanan

Selanjutnya dengan perbandingan berpasangan, tingkat kepentingan satu kriteria dibandingkan dengan yang lain dapat diekspresikan. Dari judgement di atas bisa dibuatkan tabel perbandingan berpasangan sebagai berikut: Tabel 1. 2 Perbandingan Antar Kriteria

Keamanan Kenyamanan Aksesibilitas Kapasitas

Keamanan 1/1 3 5/3 1/7

Kenyamanan 1/3 1/1 3 1/3

Aksesibilitas 3/5 1/3 1/1 3

Kapasitas 7 3 1/3 1/1

Keamanan Kenyamanan Aksesibilitas Kapasitas

Keamanan 1 3 1,6 0,14

Kenyamanan 0,3 1 3 0,3

Aksesibilitas 0,6 0,3 1 3

Kapasitas 7 3 0,3 1

Matriks 1 3 1,6 0,14

0,3 1 3 0,3

0,6 0,3 1 3

Matriks 7 3 0,3 1

1 3 1,6 0,14

0,3 1 3 0,3

Metode Analisis Kuantitatif Perencanaan

0,6 0,3 1 3

7 3 0,3 1

7


Tabel 1.3 Hasil Perkalian Matriks 3,84 6,9 12,42 5,98

4,5 3,7 6,57 9,64

22,29 11,4 3,76 6,17

15,08 27,09 20,8 3,78

Penjelasan : (1x1)+(0,3x3)+(0,6x1,6)+(7x0,14) = 3,84 dan seterusnya. Menjumlahkan Hasil Matriks 1. 3,84 + 4,5 + 22,29 + 15,08 = 45,71 0,27 Keamanan 2. 6,9 + 3,7 + 11,4 + 27,09 = 49,09 0,29 Kenyamanan 3. 12,42 + 6,57 + 3,76 + 27,09 = 49,84 0,29 Aksesibilitas 4. 5,98 + 9,64 + 6,17 + 3,78 = 25,57 0,15 Kapasitas Jumlah = 170,21 1 Tabel 1.4 Urutan prioritas Aksesibilitas 0,29 Prioritas pertama Keamanan 0,29 Prioritas kedua Kenyamanan 0,27 Prioritas ketiga Kapasitas 0,15 Prioritas keempat Tabel 1.5 Penilaian Kriteria Aksesibilitas Benteng Somba O Villa Malino Bantimurung Pucak

Benteng Somba O 1/1 1/3 1/1 1/9

Villa Malino 3 1/1 3/5 1/3

Metode Analisis Kuantitatif Perencanaan

Bantimurung 1/1 3 1/1 1/3

Pucak 3 3 5 1/1

8


Tabel 1.6 Penilaian Kriteria Keamanan Villa Malino Bantimurung Pucak Benteng Somba O

Villa Malino 1/1 1/3 1/5 1/5

Bantimurung 3 1/1 1/3 1/3

Pucak 5 3 1/1 1/1

Benteng Somba O 5 3 1/1 1/1

Villa Malino Pucak Bantimurung Benteng Somba O

Villa Malino 1/1 1/5 1/3 1/5

Pucak Bantimurung Villa Malino

Pucak 1/1 1/5 3/5

Bantimurung 3 1/1 1/1

Villa Malino 3 1/1 1/1

Benteng Somba O

1/5

1/1

1/1

Tabel 1.7 Penilaian Kriteria Kenyamanan Pucak 3 1/3 3/5 1/3

Bantimurung 3 3 1/1 1/3

Benteng Somba O 3 3 3 1/1

Tabel 1.8 Penilaian Kriteria Kapasitas Benteng Somba O 3 1/1

1/1 1/1

Tabel 1.9 Perkalian Matriks Aksesibilitas 1

3

5

5

5,9

9

24

24

0,3

1

3

3

3,6

3,7

10,5

10,5

0,5

0,3

1

1

1,59

2,4

5,4

5,4

0,5

0,3

1

1

1,59

2,4

5,4

5,4

Tabel 1.10 Perkalian Matriks Keamanan 1 0,3 1 0,9

3 1 0,6 0,3

1 3 1 0,3

3 3 5 1

5,6 6,3

7,5 4,6

11,9 7,2

20 21,9

6,68

5,7

5,3

14,8

2,19

3,48

2,4

6,1

Metode Analisis Kuantitatif Perencanaan

9


Tabel 1.11 Perkalian Matriks Kenyamanan 1 0,5 0,3 0,5

3 1 0,3 0,3

3 3 1 0,3

3 3 3 1

4,9

7,8

15,9

24

3,4 2,25

4,3 2,4

8,4 3,7

16,5 7,8

1,24

2,19

3

4,3

Tabel 1.12 Perkalian Matriks Kapasitas 1 0,5 0,6 0,5

3 1 1 1

3 1 1 1

3 1 1 1

5,8

12

12

12

2,1 2,2

4,5 4,8

4,5 4,8

4,5 4,8

2,1

4,5

4,5

4,5

Peringkat Alternatif Dapat ditentukan dengan mengalikan nilai eigenvector alternatif dengan nilai eigenvector kriteria Tabel 1.13 Perkalian Nilai Eigen Alternatif dan Eigen Kriteria AKSE

KEA

KENY

KAP

Villa Malino Pucak Benteng Somba O

0,23431 0,122454

0,341815 0,246715

0,469308 0,290864

0,185268 0,466518

0,520782

0,107634

0,095735

0,174107

Bantimurung

0,122454

0,303836

0,144094

0,174107

0,27 0,29 0,29 0,15

Tabel 1.14 Hasil Perkalian Eigen Villa Malino Pucak Benteng Somba O Bantimurung

0,32628 0,258938 0,225704 0,189078

Metode Analisis Kuantitatif Perencanaan

10


Kesimpulan: Tempat yang cocok untuk pelaksanaan Rapat Kerja berdasarkan semua kriteria yaitu di Villa Malino.

Metode Analisis Kuantitatif Perencanaan

11


BAB 2 ANALISIS SKALOGRAM

Analisis Skalogram merupakan suatu alat analisis yang digunakan untuk mengetahui kemampuan suatu daerah dalam rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat. Semakintinggi perkembangan suatu wilayah berarti wilayah tersebut semakin mampu memberikanpelayanan kepada masyarakatnya. Pelayanan yang dimaksud dalam hal ini adalah ketersediaan fasilitas-fasilitas yang ada didaerah itu seperti fasilitas yang berkaitan dengan aktivitas ekonomi, aktivitas sosial dan pemerintahan. Dengan analisis skalogram dapat ditentukan daerah ataupun kecamatan yang dapat dijadikan sebagai pusat pertumbuhan. Kecamatan yang memiliki kelengkapan fasilitas tertinggi dapat ditentukan sebagai pusat pertumbuhan. (Rodinelli dalam Ermawati, 2010:47). Asumsi yang dipakai adalah bahwa wilayah yang memiliki ranking tertinggi adalah lokasi yang dapat ditetapkan menjadi pusat pertumbuhan (Amas Yamin dkk dalam Pardede 2008). Dalam analisis skalogram ini subjek diganti dengan pusat permukiman sedangkan objek diganti dengan fungsi atau kegiatan. Contoh kasus : Berikut ini adalah data penduduk dan sarana di Kecamatan Sinoa yang akan kami gunakan untuk melakukan Analisis Skalogram

Metode Analisis Kuantitatif Perencanaan

12


Tabel 2.1 Data penduduk dan sarana di Kecamataan Sinoa

Sarana Jml

Desa

Bonto Maccini Bonto Karaeng Bonto Matene Bonto Bulaeng Bonto Manjannang Bonto Tiro Jumlah

PBD

PKT

Total

PND

KST

1

2

1

2

1

2

1

2

1

2

3

1.895

1

1

1

-

3

3

1

-

1

4

59

74

1.587

1

1

-

1

4

2

-

1

-

6

38

54

2.674

1

-

-

1

3

2

-

1

-

4

55

67

2.374

1

1

-

-

7

1

-

1

-

1

46

58

1.500

1

-

-

-

4

2

-

1

-

1

23

32

2.392

1

1

-

-

5

2

-

1

-

2

57

69

12.422

6

4

1

2

26

12

1

5

1

18

278

354

pnddk

PDG

Pada data diatas dapat kita ketahui pada Kecamatan Sinoa memiliki jumlah penduduk keseluruhan sebanyak 12.422 jiwa dan memiliki sarana pendidikan, sarana kesehatan, sarana peribadatan, sarana perkantoran, dan sarana perdagangan jasa yang tersebar di seluruh wilayah Kecamatan Sinoa.

Metode Analisis Kuantitatif Perencanaan

13


Tabel 2.2 Analisis Skalogram Sarana Desa

Jml KST

1

2

1

2

1

2

1

2

1

2

3

1.895

1

1

1

0

1

1

1

0

1

1

1

9

1.587

1

1

0

1

1

1

0

1

0

1

1

8

2.674

1

0

0

1

1

1

0

1

0

1

1

7

2.374

1

1

0

0

1

1

0

1

0

1

1

7

1.500

1

0

0

0

1

1

0

1

0

1

1

6

Bonto Tiro

2.392

1

1

0

0

1

1

0

1

0

1

1

7

Jumlah

12.422

6

4

1

2

6

6

1

5

1

6

6

44

Bonto Maccini Bonto Karaeng Bonto Matene Bonto Bulaeng Bonto Manjannang

PBD

PKT

Total

PND

pnddk

PDG

Jumlah Orde :

Range Order :

1 + 3,3 Log n

Range =

(𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖−𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ) 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑜𝑟𝑑𝑒

Range =

(74−32) 3

1 + 3,3 Log 6 1 + 3,3 (0,778)

Range = 14 1 + 2,56 = 3,56 Jumlah orde = 3,56

Metode Analisis Kuantitatif Perencanaan

14


Menjadi 3 orde Range Orde 1 Orde 2 Orde 3

Skala ≥ 60-74 ≥ 46-60 ≥ 32-46

Tabel 2.3 Hasil Analisis Skalogram Desa/kelurahan Bonto Maccini Bonto Karaeng Bonto Matene Bonto Bulaeng Bonto Majannang Bonto Tiro

1.895 1.587 2.674 2.374

Total fasilitas analisis skalogram 74 54 67 58

1.500

32

III

2.392

69

I

Jumlah Penduduk

Orde/Hirarki I II I II

Berdasarkan data tabel diatas, untuk desa/kelurahan Bonto Majannang berada pada orde atau hirarki III, kemudian Bonto Karaeng da Bonto Bulaeng berada orde/hirarki ll, sementara Bonto Maccini, Bonto Matene, dan Bonto Tiro berada pada orde/hirarki I.

Metode Analisis Kuantitatif Perencanaan

15


BAB 3 ANALISIS SHIFT SHARE

Industrialisasi tidak terlepas dari usaha untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia dan kemampuannya memanfaatkan secara optimal sumber daya alam dan sumber daya lainnya. Industri mempunyai peranan sebagai pemimpin (leading sector). Leading sectorini maksudnya adalah dengan adanya pembangunan industri maka akan memacu dan mengangkat pembangunan sektor-sektor lainnya, seperti sektor pertanian. Pertumbuhan industri yang pesat akan merangsang pertumbuhan sektor pertanian untuk menyediakan bahan-bahan baku bagi industri (Arsyad, 1999:354). Indonesia telah bergerak dari negara paling sentralistik menjadi negara dengan desentralisasi sejak awal tahun 2001. Otonomi daerah adalah kewenangan daerah otonom untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurutprakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan. Oleh karena itu, suatu daerah harus mampu melaksanakan pembangunan daerah berdasarkan pada potensi sumberdaya yang ada, sehingga daerah harus dapat menentukan sektor yang menjadi basis (unggulan) baik dimasa sekarang maupun dimasa yang akan datang agar pembangunan daerah dapat diarahkan kepada pengembangan sektor basis tersebut yang pada akhirnya dapat memberikan dampak bagi pengembangan sektor lain.

Metode Analisis Kuantitatif Perencanaan

16


Perhitungan indeks keunggulan komparatif di suatu wilayah menggunakan Shift Share bertujuan untuk mempermudah dalam melakukan perbandingan data antar lokasi dan antar waktu. Analisis shift share memiliki tiga komponen (Tarigan, 2005: 87-89; Putra, 2011: 165-166) yaitu a) Regional Share (RS) merupakan komponen share pertumbuhan ekonomi daerah yang disebabkan oleh faktor eksternal. RS mengindikasikan adanya peningkatan kegiatan ekonomi daerah akibat kebijakan nasional yang berlaku. b) Proporsional Shift (PS) komponen pertumbuhan ekonomi daerah yang disebabkan oleh struktur ekonomi daerah tersebut yang baik, dengan berspesialisasi pada sektor yang pertumbuhannya cepat. c) Differential Shift (DS) merupakan komponen pertumbuhan ekonomi daerah karena kondisi spesifik daerah yang kompetitif. Unsur pertumbuhan ini merupakan keunggulan kompetitif daerah yang dapat mendorong pertumbuhan ekspor daerah. Analisis Shift Share digunakan untuk mengetahui perubahan serta pergeseran baik itu kenaikan ataupun penurunan dalam perekonomian suatu wilayah . Dalam Shift share terdapat 3 komponen yaitu National share, Proportional shift dan Differential shift yang perlu diketahui untuk menentukan kenaikan atau penurunan perekonomian wilayah.

Metode Analisis Kuantitatif Perencanaan

17


Dij = ( Nij+ Mij + Cij ) Nij = Eij.rn Mij = Eij (rin – rn) Cij = Eij (rij-rin)

Keterangan: i = Sektor-sektor ekonomi yang diteliti j = Variabel wilayah yang diteliti Dij = Perubahan sektor i di daerah j Nij = Pertumbuhan sektor i di daerah j Mij = Bauran industri sektor i di daerah j Cij = Keunggulan kompetitif sektor i di daerah j Eij = PDRB sektor i di daerah j rij = laju pertumbuhan sektor i di daerah j rin = laju pertumbuhan sektor i di daerah n rn = laju pertumbuhan PDRB di daerah n Dimana Dij merupakan penjumlahan dari Regional Share dengan Proportional Share dan Differential Share. • Jika Mij > 0, artinya bahwa sektor i pada suatu wilayah analisis memiliki daya saing tinggi daripada sektor i di wilayah referensi, dan sebaliknya. • Jika Cij > 0, artinya bahwa daya saing sektor i pada suatu wilayah analisis lebih tinggi dari daya saing sektor i di wilayah referensi, dan sebaliknya.

Metode Analisis Kuantitatif Perencanaan

18


Jika Dij > 0, artinya terjadi penambahan nilai absolut atau mengalami kenaikan kinerja ekonomi daerah pada sektor i di wilayah analisis tersebut. Dari ukuran diatas, maka sektor unggulan wilayah adalah sektor– sektor yang mempunyai daya saing yang tinggi. Daya saing suatu sektor menunjukkan potensi yang tinggi untuk dikembangkan.

Contoh Kasus Analisis Shift Share Kabupaten Sidoarjo Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha (miliar rupiah), 2010─2014 NO

Lapangan Usaha/Sektor

PDRB Jawa Timur (miliar rupiah) 2010

2014

E N,i, t-n

E N, i, t

ΔE N,i, t

PDRB Kabupaten Sidoarjo (miliar rupiah) 2010

2014

E r, i, t-n

E r, i, t

ΔE r,i, t

1

Pertanian

133504.6 0

155924.1 0

22419. 50

1961.70

2375.3 0

413.60

2

Pertambangan dan Penggalian

54020.50

61204.90

7184.4 0

180.70

151.80

-28.90

3

Industri Pengolahan

292708.4 0

372267.1 0

79558. 70

41337.50

52501. 40

11163.90

4

Listrik, Gas, dan Air Bersih

5567.90

5723.70

155.80

1031.30

1264.4 0

233.10

5

Konstruksi

105999.3 0

138496.5 0

32497. 20

8401.60

10809. 40

2407.80

6

Perdagangan, Hotel, dan Restoran

221851.9 0

292111.6 0

70259. 70

14729.30

20561. 00

5831.70

Metode Analisis Kuantitatif Perencanaan

19


7

Pengangkutan dan Komunikasi

74630.60

105888.5 0

31257. 90

9618.90

13138. 20

3519.30

8

Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan

29844.50

42376.90

12532. 40

979.40

1428.6 0

449.20

9

Jasa Lainnya

72521.10

88706.80

16185. 70

3232.30

3926.6 0

694.30

990648.8 0

1262700. 20

272051 .30

81472.70

106156 .70

24684.00

Jumlah

Menghitung Nij

NO

Lapangan Usaha/Sektor

E r,I, t-n

2

Pertanian Pertambangan dan Penggalian

(c)

Regional Share (Nij)

(a) x (b)

(c) – (a)

t-n

(a) 1

E N,t/E N,

(b)

1961.70

1.275

2500.42

538.72

180.70

1.275

230.32

49.62

41337.50

1.275

52689.58

11352.08

3

Industri Pengolahan

4

Listrik, Gas, dan Air Bersih

1031.30

1.275

1314.52

283.22

5

Konstruksi

8401.60

1.275

10708.84

2307.24

6

Perdagangan, Hotel, dan Restoran

14729.30

1.275

18774.25

4044.95

7

Pengangkutan dan Komunikasi

9618.90

1.275

12260.44

2641.54

8

Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan

979.40

1.275

1248.36

268.96

Metode Analisis Kuantitatif Perencanaan

20


9

Jasa Lainnya Jumlah

3232.30

1.275

4119.95

887.65

81472.70

11.472

103846.69

22373.99

Menghitung Mij

NO

1 2 3 4

Lapangan Usaha/Sektor

Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, dan Air Bersih

5

Konstruksi

6

Perdagangan, Hotel, dan Restoran

7

Pengangkutan dan Komunikasi

8

Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan

9

Jasa Lainnya Jumlah

E r, i, t-n

E N,I,t/ E N, I, tn

E N, t / E, N, t-n

(d)

Proportional Share (Mij)

(a)

(b)

(c)

(b)-(c)

(a) x (d)

1961.70

1.168

1.275

-0.107

-209.29

180.70

1.133

1.275

-0.142

-25.59

41337.50

1.272

1.275

-0.003

-116.47

1031.30

1.028

1.275

-0.247

-254.36

8401.60

1.307

1.275

0.032

268.51

14729.30

1.317

1.275

0.042

619.76

9618.90

1.419

1.275

0.144

1387.19

979.40

1.420

1.275

0.145

142.31

3232.30

1.223

1.275

-0.051

-166.25

81472.70

11.286

11.472

-0.186

1645.83

Menghitung Cij NO

Lapangan Usaha/Sektor

E r, I, t

E N, I, t / E N,I, t-n

Metode Analisis Kuantitatif Perencanaan

E r, I, t-n

(d)

Differential Shift

21


(a) 1 2 3 4 5 6 7 8

9

Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, dan Air Bersih Konstruksi Perdagangan, Hotel, dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan Jasa Lainnya

Jumlah

(b)

(c)

(b) x (c)

(a) - (d)

2375.30

1.168

1961.70

2291.13

84.17

151.80

1.133

180.70

204.73

-52.93

52501.40

1.272

41337.50

52573.11

-71.71

1264.40

1.028

1031.30

1060.16

204.24

10809.40

1.307

8401.60

10977.36

-167.96

20561.00

1.317

14729.30

19394.02

1166.98

13138.20

1.419

9618.90

13647.63

-509.43

1428.60

1.420

979.40

1390.67

37.93

3926.60

1.223

3232.30

3953.70

-27.10

106156.7 0

11.286

81472.70

105492.51

664.19

Metode Analisis Kuantitatif Perencanaan

22


BAB 4 ANALISIS LOCATION QUOTIENT

Analisis LQ ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana tingkat spesialisasi sektor-sektor ekonomi di suatu daerah atau sektor-sektor apa saja yang merupakan sektor basis atau leading sektor. Pada dasarnya teknik ini menyajikan perbandingan relatif antara kemampuan suatu sektor di daerah yang diselidiki dengan kemampuan sektor yang sama pada daerah yang menjadi acuan. Satuan yang digunakan sebagai ukuran untuk menghasilkan koefisien LQ tersebut nantinya dapat berupa jumlah tenaga kerja per-sektor ekonomi, jumlah produksi atau satuan lain yang dapat digunakan sebagai kriteria. Rumus analisis LQ :

Dimana : Si = Jumlah buruh sektor kegiatan ekonomi i di daerah yang diselidiki S = Jumlah buruh seluruh sektor kegiatan ekonomi di daerah yang diselidiki Ni = Jumlah sektor kegiatan ekonomi i di daerah acuan yang lebih luas, di mana daerah yang di selidiki menjadi bagiannya N = Jumlah seluruh buruh di daerah acuan yang lebih luas

Metode Analisis Kuantitatif Perencanaan

23


Dari perhitungan Location Quotient (LQ) suatu sektor, kriteria umum yang dihasilkan adalah : a) Jika LQ > 1, disebut sektor basis, yaitu sektor yang tingkat spesialisasinya lebih tinggi dari pada tingkat wilayah acuan b) Jika LQ < 1, disebut sektor non-basis, yaitu sektor yang tingkat spesialisasinya lebih rendah dari pada tingkat wilayah acuan c) Jika LQ = 1, maka tingkat spesialisasi daerah sama dengan tingkat wilayah acuan.

Contoh :

KABUPATEN

Pertanian,Keh utanan,Perikan an Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Pengadaan Listrik dan Gas Pengadaan Air,Pengolaha n Sampah ,Limbah Konstruksi perdagangan Besar dan

Kab. Empat Lawang

Kab. Musi Rawas

Kab. Musi Banyu Asin

1313915,40

4136173,3 0

5629272,20

108475,00 299014,30 2304,30

3715604,5 0 1286473,6 0

24909639,8 0

2557,60

9690,57

2867294,98

1134,00

825,40

5809,46

341818,20

583962,50

2775753,91

496910,50

732866,20

1281113,39

Metode Analisis Kuantitatif Perencanaan

Kota Lubuk Linggau

TOTAL

228454,00

11307814,90

63375,80

28797095,10

245833,30

4698616,18

3905,40

18457,87

9.078,50

16847,36

931318,30

4632852,91

644305,30

3155195,39

24


Eceran Transportasi dan pegudangan Penyediaan Akomodasi dan Makanan minuman Informasi dan komunikasi jasa keuangan dan asuransi real Estate jasa perusahaan administari pemerintah, pertahanan Jasa pendidikan / education jasa kesehatan dan kegiatan sosial/ human health and social works activies jasa lainnya / other service activities TOTAL

52992,10

41721,40

49761,00

27854,60

86963,60

88713,89

75529,60

76763,10

726617,55

161304,90

152373,50

621712,67

759,30

1720,10

12717,29

157100,30

306925,20

1310910,86

63883,90

332863,30

246777,48

68726,90

234327,89

236400,40

1115310,65

356917,50

1292308,57

44371,80

59568,49

124266,70

1899203,06

252790,00

1380836,56

84265,00 122.108,56

118321,70 32.661,10 3.213.117,90

134335,90

731299,36

81850,60 27.303,40

430778,10

42865,58

40596,90

36.290,20

241061,40

11.647.49 3,10

Metode Analisis Kuantitatif Perencanaan

216.643,24 41.439.126, 91

315527,56 203.697,2 0 3.873.103, 40

571323,24 60.172.841,31

25


Hasil perhitungan

KABUPATEN

Kab. Empat Lawang

Kab. Musi Rawas

Kab. Musi Banyu Asin

Kota Lubuk Linggau

Pertanian,Kehutanan,Perikanan

2,18

1,89

0,72

0,31

Pertambangan dan Penggalian

0,07

0,67

1,26

0,03

Industri Pengolahan

1,19

1,41

0,89

0,81

Pengadaan Listrik dan Gas Pengadaan Air,Pengolahan Sampah ,Limbah Konstruksi

2,34

0,72

0,76

3,29

1,26

0,25

0,50

1,38

0,65

0,87

3,12

perdagangan Besar dan Eceran

2,95

1,20

0,59

3,17

Transportasi dan pegudangan Penyediaan Akomodasi dan Makanan minuman Informasi dan komunikasi

2,30

0,60

0,29

8,69

3,17

0,58

0,25

2,90

0,90

0,55

4,56

jasa keuangan dan asuransi

1,27

0,36

0,95

3,29

real Estate

2,34

0,61

0,70

4,29

jasa perusahaan administari pemerintah, pertahanan Jasa pendidikan / education jasa kesehatan dan kegiatan sosial/ human health and social works activies jasa lainnya / other service activities

0,24

0,15

0,31

11,57

1,55

0,83

1,00

0,87

1,25

0,77

1,62

1,34

0,56

8,37

8,46

1,02 2,84

4,15 1,07

Metode Analisis Kuantitatif Perencanaan

1,07

0,55

5,54

26


Hasil Analisis Kab. Empat

Kab. Musi Rawas

Lawang LQ>1

Pertanian,Kehutan an,Perikanan; Industri Pengolahan; Pengadaan Listrik dan Gas; Pengadaan Air,Pengolahan Sampah ,Limbah; Konstruksi; perdagangan Besar dan Eceran; Transportasi dan pegudangan; Penyediaan Akomodasi dan Makanan minuman; Informasi dan komunikasi; jasa keuangan dan asuransi; real Estate; administari pemerintah,pertah anan; jasa kesehatan dan kegiatan sosial/

Pertanian,Kehutana n,Perikanan; Industri Pengolahan; perdagangan Besar dan Eceran; Jasa pendidikan / education; jasa kesehatan dan kegiatan sosial/ human health and social works activies; jasa lainnya / other service activities

Metode Analisis Kuantitatif Perencanaan

Kab. Musi

Kota Lubuk

Banyuasin

Linggau

Pertambangan dan

Pengadaan listrik dan gas; Pengadaan Air,Pengolahan Sampah ,Limbah; Konstruksi; perdagangan Besar dan Eceran; Transportasi dan pegudangan; Penyediaan Akomodasi dan Makanan minuman; Informasi dan komunikasi; jasa keuangan dan asuransi; real Estate; jasa perusahaan; administari pemerintah, pertahanan; Jasa pendidikan / education; jasa

Penggalian

27


human health and social works activies; jasa lainnya / other service activities

kesehatan dan kegiatan sosial/ human health and social works activies; jasa lainnya / other service activities

LQ=1

Administari -

-

pemerintah,

-

pertahanan LQ<1

Pertambangan dan Penggalian; jasa perusahaan; Jasa pendidikan / education

Pertambangan dan Penggalian; Pengadaan Listrik dan Gas; Pengadaan Air,Pengolahan Sampah ,Limbah; Konstruksi; Transportasi dan

Metode Analisis Kuantitatif Perencanaan

Pertanian,Kehutan an,Perikanan; Industri Pengolahan; Pengadaan Listrik dan Gas ; Pengadaan Air,Pengolahan

Pertanian,Kehut anan,Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan

28


pegudangan; Penyediaan Akomodasi dan Makanan minuman; Informasi dan komunikasi; jasa keuangan dan asuransi; real Estate; jasa perusahaan; administari pemerintah, pertahanan

Sampah ,Limbah; Konstruksi; perdagangan Besar dan Eceran; Transportasi dan pegudangan; Penyediaan Akomodasi dan Makanan minuman; Informasi dan komunikasi; jasa keuangan dan asuransi; real Estate; jasa perusahaan; Jasa pendidikan / education; jasa kesehatan dan kegiatan sosial/ human health and social works activies; jasa lainnya / other service activities

Sumber : Hasil Analisis Tahun 2019

Rata-rata sektor basis di wilayah analisis yaitu peprtanian dan penggalian petambangan. Sedangan untuk sektor non basis atau yang harus impor dari wilayah lain rata-rata pengadaan listrik dan gas. Sedangkan untuk hasil LQ nya =1 atau yang hanya bisa memenuhi untuk wilayahnya sendiri yaitu sektor administrasi pemerintah, peratahanan pada Kabupaten Musi Banyu Asin.

Metode Analisis Kuantitatif Perencanaan

29


BAB 5 ANALISIS BUNGA BERGANDA

Analisis Bunga Berganda atau Analisis Geometrik merupakan analisis dengan perkiraan penduduk yang mengasumsikan bahwa jumlah penduduk akan bertumbuh secara geometric menggunakan dasar perhitungan bunga-berbunga (Bunga Majemuk). Dalam hal ini angka pertumbuhan penduduk (rate of grow) dianggap sama untuk setiap tahunnya. Berikut rumus metode analisis Bunga Berganda : Pn = P0 (1+r)n Dimana: Pn : Jumlah penduduk pada tahun n P0 : Jumlah penduduk pada tahun awal (dasar) r : Angka Pertumbuhan Penduduk n : Periode waktu antara tahun dasar dengan tahun n Contoh : Tabel 5.1 Data Penduduk Kecamatan Tanasitolo 2012-2016 No 1 2 3 4 5

Tahun 2013 2014 2015 2016 2017 Jumlah

Jumlah Penduduk 2.859 2.055 3.183 3.265 3.354 14.716

Pertambahan 0 - 804 +1.128 +82 + 89 + 495

(%) 0% -39% 35% 2,5% 2,6% 1,02%

Sumber data : BPS Kecamatan Budong-Budong Dalam Angka 2014-2018

Metode Analisis Kuantitatif Perencanaan

30


Hasil Analisis :

 Pt  r =   Po 

(1 / t )

−1

𝑟 = (3.354/2.859)^(1/4) − 1 𝑟 = 3.354/2.859 4 r= 0,43

P2022 = P2017 (1+r)n2022-2017 = 3.354 (1+0,043)5 = 3.354 (1+0,043)5 = 3.354 (1,043)5 = 3.354 (1,23) =4.125,42 = 4.125 Jiwa P2027 = P2022 (1+r)n2027-2022 = 4.125 (1+0,043)5 = 4.125 (1+0,043)5 = 4.125 (1, 0,043)5 = 4.125 (1,23) = 5.073,75 = 5.074 Jiwa P2032 = P2027 (1+r)n2032-2027 = 5.074 (1+0,043)5 = 5.074 (1+0,043)5 = 5.074 (1, 0,043)5 = 5.074 (1,23) = 6.241 Jiwa

Metode Analisis Kuantitatif Perencanaan

31


BAB 6 ANALISIS KURVA POLINOMIAL

Analisis kuva polinomial adalah analisis yang digunakan untuk memperkirakan perkembangan penduduk di masa yang akan datang. Asumsi dalam metode ini adalah kecenderungan dalam laju pertumbuhan penduduk dianggap tetap atau dengan kata lain hubungan masa lampau digunakan untuk memperkirakan perkembangan yang akan datang. Rumus Kurva Polinomial adalah sebagai berikut : 𝑃𝑡 − 𝑄 = 𝑃𝑡 − 𝑏(𝑄) Dimana : 𝑃𝑡 ∶ jumlah penduduk pada tahun dasar 𝑃𝑡 − 𝑄: jumlah penduduk pada tahun (t-Q) 𝑄 ∶ Selang waktu pada tahun dasar ke tahuan (t-Q) 𝑏 ∶ Rata-rata pertumbuhan jumlah penduduk tiap tahun

Metode Analisis Kuantitatif Perencanaan

32


BAB 7 ANALISIS REGRESI LINEAR

Analisis regresi linear sederhana merupakan salah satu metode regresi yang dapat dipakai sebagai alat inferensi statistik untuk menentukan pengaruh sebuah variabel bebas (independen) terhadap variabel terikat (dependen). Uji Regresi linear sederhana ataupun regresi linier berganda pada intinya memiliki beberapa tujuan, yaitu 1) Menghitung nilai estimasi rata-rata dan nilai variabel terikat berdasarkan pada nilai variabel bebas 2) Menguji hipotesis karakteristik dependensi 3) Meramalkan nilai rata-rata variabel bebas dengan didasarkan pada nilai variabel bebas diluar jangkaun sample. Rumus regresi linear sederhana sebagi berikut: Y’ = a + bX Keterangan: Y’ = Variabel dependen (nilai yang diprediksikan) X = Variabel independen a = Konstanta (nilai Y’ apabila X = 0) b = Koefisien regresi (nilai peningkatan ataupun penurunan)

Metode Analisis Kuantitatif Perencanaan

33


Contoh kasus: Seorang mahasiswa bernama Anas ingin meneliti tentang pengaruh biaya promosi terhadap volume penjualan pada perusahaan real estate. Dengan ini di dapat variabel dependen (Y) adalah volume penjualan dan variabel independen (X) adalah biaya promosi. Dengan ini Anas menganalisis dengan bantuan program SPSS dengan alat analisis regresi linear sederhana. Data-data yang di dapat ditabulasikan sebagai berikut: Tabel 7.1 Tabulasi Data Penelitian (Data Fiktif) No 1 2 3 4

Biaya Promosi 12,000 13,500 12,750 12,600

Volume Penjualan 56,000 62,430 60,850 61,300

5

14,850

65,825

6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

15,200 15,750 16,800 18,450 17,900 18,250 16,480 17,500 19,560 19,000

66,354 65,260 68,798 70,470 65,200 68,000 64,200 65,300 69,562 68,750

Metode Analisis Kuantitatif Perencanaan

34


16 17 18 19 20

20,450 22,650 21,400 22,900 23,500

70,256 72,351 70,287 73,564 75,642

Langkah-langkah pada program SPSS a. Masuk program SPSS b. Klik variable view pada SPSS data editor c. Pada kolom Name ketik y, kolom Name pada baris kedua ketik x. d. Pada kolom Label, untuk kolom pada baris pertama ketik Volume Penjualan, untuk kolom pada baris kedua ketik Biaya Promosi. e. Untuk kolom-kolom lainnya boleh dihiraukan (isian default) f. Buka data view pada SPSS data editor, maka didapat kolom variabel y dan x. g. Ketikkan data sesuai dengan variabelnya h. Klik Analyze - Regression – Linear i. Klik variabel Volume Penjualan dan masukkan ke kotak Dependent, kemudian klik variabel Biaya Promosi dan masukkan ke kotak Independent. j. Klik Statistics, klik Casewise diagnostics, klik All cases. Klik Continue k. Klik OK, maka hasil output yang didapat pada kolom Coefficients dan Casewise Diagnostics adalah sebagai berikut:

Metode Analisis Kuantitatif Perencanaan

35


Tabel 7.2 Hasil Analisis Regresi Linear Sederhana

Metode Analisis Kuantitatif Perencanaan

36


Persamaan regresinya sebagai berikut: Y’ = a + bX Y’ = -28764,7 + 0,691X Angka-angka ini dapat diartikan sebagai berikut: - Konstanta sebesar -28764,7; artinya jika biaya promosi (X) nilainya adalah 0, maka volume penjulan (Y’) nilainya negatif yaitu sebesar 28764,7. - Koefisien regresi variabel harga (X) sebesar 0,691; artinya jika harga mengalami kenaikan Rp.1, maka volume penjualan (Y’) akan mengalami peningkatan sebesar Rp.0,691. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara harga dengan volume penjualan, semakin naik harga maka semakin meningkatkan volume penjualan. Nilai volume penjualan yang diprediksi (Y’) dapat dilihat pada tabel Casewise Diagnostics (kolom Predicted Value). Sedangkan Residual (unstandardized residual) adalah selisih antara Volume Penjualan dengan Predicted Value, dan Std. Residual (standardized residual) adalah nilai residual yang telah terstandarisasi (nilai semakin mendekati 0 maka model regresi semakin baik dalam melakukan prediksi, sebaliknya semakin menjauhi 0 atau lebih dari 1 atau -1 maka semakin tidak baik model regresi dalam melakukan prediksi). - Uji Koefisien Regresi Sederhana (Uji t) Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen (X) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (Y).

Metode Analisis Kuantitatif Perencanaan

37


Signifikan berarti pengaruh yang terjadi dapat berlaku untuk populasi (dapat digeneralisasikan). Dari hasil analisis regresi di atas dapat diketahui nilai t hitung seperti pada tabel 7.2. Langkah-langkah pengujian sebagai berikut: 1. Menentukan Hipotesis Ho : Ada pengaruh secara signifikan antara biaya promosi dengan volume penjualan Ha : Tidak ada pengaruh secara signifikan antara biaya promosi dengan volume penjualan 2. Menentukan tingkat signifikansi Tingkat signifikansi menggunakan  = 5% (signifikansi 5% atau 0,05 adalah ukuran standar yang sering digunakan dalam penelitian) 3. Menentukan t hitung Berdasarkan tabel diperoleh t hitung sebesar 10,983 4. Menentukan t tabel Tabel distribusi t dicari pada  = 5% : 2 = 2,5% (uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan (df) n-k-1 atau 20-2-1 = 17 (n adalah jumlah kasus dan k adalah jumlah variabel independen). Dengan pengujian 2 sisi (signifikansi = 0,025) hasil diperoleh untuk t tabel sebesar 2,110 (Lihat pada lampiran) atau dapat dicari di Ms Excel dengan cara pada cell kosong ketik =tinv(0.05,17) lalu enter. 5. Kriteria Pengujian Ho diterima jika –t tabel < t hitung < t tabel Ho ditolak jika -thitung < -t tabel atau t hitung > t tabel 6. Membandingkan t hitung dengan t tabel Nilai t hitung > t tabel (10,983 > 2,110) maka Ho ditolak.

Metode Analisis Kuantitatif Perencanaan

38


7.Kesimpulan Oleh karena nilai t hitung > t tabel (10,983 > 2,110) maka Ho ditolak, artinya bahwa ada pengaruh secara signifikan antara biaya promosi dengan volume penjualan. Jadi dalam kasus ini dapat disimpulkan bahwa biaya promosi berpengaruh terhadap volume penjualan pada perusahaan jual beli motor.

Metode Analisis Kuantitatif Perencanaan

39


BAB 8 ANALISIS CHISQUARE

Chisquare atau uji chi kuadrat merupakan pengujian hipotesis tentang perbandingan antara frekuensi sampel yang benar-benar terjadi (selanjutnya disebut dengan frekuensi observasi, dilambangkan dengan fₒ) dengan frekuensi harapan yang didasarkan atas hipotesis tertentu pada setiap kasus atau data (selanjutnya disebut dengan frekuensi harapan, dilambangkan dengan fₑ).Hal yang perlu di ingat bahwa teknik chi kwadrat, skala yang digunakan adalah skala yang bersifat nominal. Hal ini berarti jika data berskala interval, maka tidak dapat diolah dengan chi kwadrat (tetapi menggunakan teknik uji t / uji F). Fungsi Teknik Chi Kuadrat Adalah Sebagai Berikut : 1. Untuk menguji pebedaan frekuensi 1 variabel. 2. Untuk menguji perbedaan frekuensi 2 variabel yang sel-selnya memiliki ≥ 10 atau sel yang

memiliki frekuensi kurang dari 10

(menggunakan rumus koreksi Yates). 3. Untuk menguji perbedaan persentase. 4. Untuk menguji perbedaan normalitas distribusi.

Metode Analisis Kuantitatif Perencanaan

40


Cara Memberikan Interpretase Terhadap Chi Square : 1. Menentukan Df atau Db 2. Melihat nilai Chi Square pada tabel 3. Membandingkan atantara nilai Chi Square dari hasil perhitungan dengan nilai Chi Square dari tabel Pengambilan Keputusan Ketentuan yang menyatakan ada tidaknya dalam pengambilan keputusan, adalah: 1. Bila harga Chi Square (X2) ≥ Tabel Chi Square è Hipotesis Nol (H0) ditolak & Hipotesis Alternatif (Ha) diterima 2. Bila harga Chi Square (X2) < Tabel Chi Square è Hipotesis Nol (H0) diterima & Hipotesis Alternatif (Ha) ditolak Studi Kasus Lokasi pada penelitian ini di Kecamatan Somba Opu. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penduduk yang terdapat di Kecamatan Somba Opu yakni 151.916 jiwa. Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah simple random sampling, dimana anggota populasi diambil secara acak dan homogen. Sejalan dengan pendapat pendapat riduwan (2010,58) simple random sampling adalah cara penggambulan sampel dari anggota populasi dengan menggunakan acak tanpa memperhatkan strata (tingkatan)

Metode Analisis Kuantitatif Perencanaan

41


dalam anggota populasi tersebut. Hal ini dilakukan apabila anggota populasi dianggap homogeny (sejenis). Peneliti menggunakan rumus Taro Yamane dalam menentukan ukuran sampel, dikarenakan populasi dalam penenlitian ini sudah diketahui. Seperti yang diungkapkan oleh rahmat (1998:2) dalam riduwan “pengambilan sampel menggunakan rumus dari Taro Yamane dapat digunakan apabula populasi sudah diketahui. Berikut rumus dari taro Yamane. 𝑛=

𝑁 𝑁. 𝑑2 + 1

Keterangan : n = Jumlah Sampel N= Jumlah Populasi d = Nilai signifikansi yang diinginkan (umumnya 0,05 untuk bidang non-eksak dan 0,01 untuk bidang eksakta) Cara mencari sampel : 𝑁 𝑁. 𝑑2 + 1 151916 = 151916 𝑥 0.12 + 1 151916 = 1520.16

𝑛=

Metode Analisis Kuantitatif Perencanaan

42


= 100 sampel Adapun variabel yang digunakan yakni mata pencaharian, pendapatan dan harga lahan. Dan menggunakan metode analisis data chisquare dengan penjabaran rumus sebagai berikut : a. Untuk menghitung frekuensi yang diharapkan, digunakan rumus 𝑓ℎ =

𝑁𝑖0 𝑥 𝑁0𝑗 𝑁

Keterangan : Fh = frekuensi yang diharapkan Nio = jumlah nilai baris Noj = jumlah nilai kolom N = jumlah sampel Penarikan kesimpulan dapat dilakukan apabila keadaan berikut tercapai yakni : x2 hitung < x2 tabel yang berarti Ho diterima, sebaliknya apabila x2 hitung > x2 tabel berarti ditolah atau diterima H1 b. Analisis Chi-Kuadrat (X2) sebagai berikut : 𝑥2 =

(𝑓𝑜 − 𝑓ℎ)2 (𝑓ℎ)

Keterangan : X2 = Chi-Kuadrat F0 = frekuensi observasi

Metode Analisis Kuantitatif Perencanaan

43


Fh = frekuensi harapan c. Selanjutnya, untuk mengetahui derajat hubungan antara variabel x dan variabel y digunakan koefisien kontigensi dengan rumus 𝑥2 𝑐=√ 𝑛 + 𝑥2 Keterangan : C = Hasil Koefisien Kontigensi X2 = Hasil Chi-Kuadrat yang dihitung N = jumlah responden Dengan konversi kualitatif nilai Indeks Kuatnya Hubungan (IKH) sebagai berikut (Sugiyono:2010),

Metode Analisis Kuantitatif Perencanaan

44


Tabel 8.1 Patokan Interpretase Nilai Persentase No

Sebutan

Nilai IKH

1

0,80 – 1,00

Hubungan sangat kuat

2

0,60 – 0,79

Hubungan kuat

3

0,40 – 0,59

Hubungan sedang

4

0,20 – 0,39

Hubungan lemah

5

0,00 – 0,19

Hubungan sangat lemah

Sumber : Sugiyono, 2010 1. Mata Pencaharian Sebagian masyarakat di Kecamatan Somba Opu bermata pencaharian

pedagang/wiraswasta,

petani,

buruh/tukang,

TNI/Polri, PNS dan lain-lain. Adapun mata pencaharian yang dominan yaitu pedagang/wiraswasta. Adapun data mengenai karakteristik responden menurut mata pencaharian : Tabel 8.2 Frekuensi Responden Menurut Mata Pencaharian Tahun 2016 No Jenis Pekerjaan

Frekuensi

Persentase

1

Tetap

31

31

2

Musiman

58

58

Metode Analisis Kuantitatif Perencanaan

45


3

Pengangguran

11

11

Jumlah

100

100

2. Pendapatan Tingkat pendapatan juga mempengaruhi perubahan pemanfaatan lahan. Tingkat pendapatan di Kecamatan Somba Opu dibagia atas 3 yakni <1.500.000,00, 1.500.000,00 dan > 1.500.000,00. Untuk lebih jelasnya dapat diketahui melalui tabel berikut : Tabel 8.3 Frekuensi Responden Menurut Pendapatan Tahun 2016 No

Tingkt Pendapatan

Frekuensi

Persentase

1

<1.500.000

10

10

2

1.500.000

29

29

3

>1.500.000

61

61

Jumlah

100

100

Metode Analisis Kuantitatif Perencanaan

46


3. Harga Lahan Harga lahan yang terdapat di Kecamatan Somba Opu mengalami peningkatan

setiap

tahunnya.

Hal

ini

dibuktikan

dengan

banyaknya perubahan fungsi lahan pertanian menjadi lahan terbangun.harga lahan di Kecamatan Somba Opu bervariasi yakni 750.000,00-1.500.000,00

,

1.500.000,00-3.000.000,00

dan

>3.000.000,00. Untuk lebih jelasnya dapat diketahui melalui tabel berikut :

Metode Analisis Kuantitatif Perencanaan

47


Tabel 8.4 Frekuensi Responden Menurut Harga Lahan Tahun 2016 No

Harga Lahan

Frekuensi

Persentase

1

750.000-1.500.000

16

16

2

1.500.000-3.000.000

31

31

3

>3.000.000

53

53

100

100

Jumlah

Analisis Pengaruh Perubahan Pemanfaatan Lahan di Kecamatan Somba Opu Setelah mengetahui frekuensi pada masing-masing variabel yang dianggap mempengaruhi perubahan pemanfaatan lahan maka selanjutnya dilakukan analisa penerapan metode uji chi-kuadrat. Variabel ini dikelopokka menjadi dua yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas yakni terdiri dari mata pencaharian (x1), pendapatan (x2) dan harga lahan (x3). Sedangkan variabel terikatnya adalah perubahan pemanfaatan lahan. 1. Analisis Hubungan Mata Pencaharian (x1) dengan Perubahan Pemanfaatan Lahan (y)

Metode Analisis Kuantitatif Perencanaan

48


Tabel 8.5 Hubungan Mata Pencaharian Terhadap Perubahan Pemanfaatan Lahan Perubahan Pemanfaatan Lahan

Mata Pencaharian

Jumlah

Tetap Musiman Penggangguran F

%

Sangat Berpengaruh 9

31

1

41

41

Berpengaruh

20

23

4

47

47

Tidak Berpengaruh

2

4

6

12

12

Jumlah

31

58

11

100 100

2. Analisis Hubungan Pendapatan (x2) dengan Perubahan Pemanfaatan Lahan (y) Tabel 8.6 Hubungan pendapatan terhadap perubahan pemanfaatan lahan Perubahan Pemanfaatan Lahan Sangat Berpengaruh Berpengaruh Tidak Berpengaruh Jumlah

Pendapatan

Jumlah

<1.500.000 1.500.000 >1.500.000 F 0 3 7 10

2 15 12 29

41 17 3 61

%

43 43 35 35 22 22 100 100

3. Analisis Hubungan Harga Lahan (x3) dengan Perubahan Pemanfaatan Lahan (y)

Metode Analisis Kuantitatif Perencanaan

49


Tabel 8.7 Hubungan harga lahan terhadap perubahan pemanfaatan lahan Perubahan Pemanfaatan Lahan Sangat Berpengaruh Berpengaruh Tidak Berpengaruh Jumlah

Harga Lahan 1.500.000 750.0001.500.000 3.000.000

Jumlah >3.000.000

F

%

33 16

18 9

2 6

53 31

53 31

4 53

4 31

8 16

16 100

16 100

Tabel 8.8 Rekapitulasi Hasil Analisis Penerapan Uji Chi Kuadrat Terhadap Variabel

No

Variabel

1

Mata Pencaharian

27,61

Nilai X Tabel (5%) 9,49

2

Pendapatan

48,20

9,49

Nilai X2

Metode Analisis Kuantitatif Perencanaan

Nilai Hubungan Kontingensi 0,47 sedang

0,57 sedang

Kesimpulan Pengaruh sangat signifikan Ho ditolak, Hi diterima Pengaruh sangat

50


3

Harga Lahan

20,34

9,49

0,41 sedang

signifikan Ho ditolak, Hi diterima Pengaruh sangat signifikan Ho ditolak, Hi diterima

Berdasarkan hasil analisis pada tabel 8 dapat diketahui bahwa pengaruh perubahan pemanfaatan lahan adalah pendapatan dengan kesimpulan analisis pengaruh sangat signifikikan H0 ditolak, H1 diterima

Metode Analisis Kuantitatif Perencanaan

51


Tabel 8.9 Analisis Chi-Kuadrat berdasarkan Mata Pencaharian

Derajat bebas (db) = (baris-1) x (kolom – 1) =

(3-1) x ( 3-1 ) = 4

X2 = db @ = 5% Tabel 8.10 Analisis Chi-Kuadrat berdasarkan Pendapatan

Metode Analisis Kuantitatif Perencanaan

52


Tabel 8.11 Analisis Chi-Kuadrat berdasarkan Harga Lahan

Metode Analisis Kuantitatif Perencanaan

53


BAB 9 ANALISIS KORELASI

Persoalan pengukuran, atau pengamatan hubungan antara dua peubah X dan Y, berikut ini akan kita bicarakan sesuai dengan referensi yang kami peroleh dalam beberapa literatur. Tulisan ini tentu saja tidak selengkap seperti halnya tulisan tentang Pengertian Korelasi dalam buku Statistika yang ditulis oleh, Ronald E. Walpole, Sugiono, Murray R. Spiegel, atau beberapa Statistikawan yang memang saya kagumi kepakar-annya. Akan tetapi setidaknya bisa dijadikan bacaan tambahan bagi mahasiswa yang ingin mengetahui lebih jauh tentang persoalan korelasi atau persoalan-persoalan lain yang berkaitan dengan hubungan antar dua peubah. Kita tidak akan dan bukan meramalkan nilai Y dari pengetahuan mengenai peubah bebas X seperti dalam regresi linier. Sebagai misal, bila peubah X menyatakan besarnya biaya yang dikeluarkan untuk membeli Pupuk dan Y adalah besarnya hasil Produksi Padi dalam satu kali musim tanam, barangkali akan muncul pertanyaan dalam hati kita apakah penurunan biaya yang dikeluarkan untuk membeli Pupuk juga berpeluang besar untuk diikuti dengan penurunan hasil Produksi Padi dalam satu musim tanam. Dalam studi empiris lain, bila X adalah harga suatu barang yang ditawarkan dan Y adalah jumlah permintaan terhadap barang tersebut yang dibeli oleh konsumen, maka kita membayangkan jika nilai-nilai X yang besar tentu akan berpasangan dengan nilai-nilai Y yang kecil.

Metode Analisis Kuantitatif Perencanaan

54


Dalam hal ini kita tentu saja mempunyai bilangan yang menyatakan proporsi keragaman total nilai-nilai peubah Y yang dapat dijelaskan oleh nilai-nilai peubah X melalui hubungan linear tersebut. Jadi misalkan suatu korelasi memiliki besaran r = 0,36 bermakna bahwa 0,36 atau 36% di antara keragaman total nilai-nilai Y dalam contoh kita, dapat dijelaskan oleh hubungan linearnya dengan nilai-nilai X. Nilai korelasi (r) berkisar antara 1 sampai -1, nilai semakin mendekati 1 atau -1 berarti hubungan antara dua variabel semakin kuat, sebaliknya nilai mendekati 0 berarti hubungan antara dua variabel semakin lemah. Nilai positif menunjukkan hubungan searah (X naik maka Y naik) dan nilai negatif menunjukkan hubungan terbalik (X naik maka Y turun). Menurut Sugiyono (2007) pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi sebagai berikut: 0,00 - 0,199 = sangat rendah 0,20 - 0,399 = rendah 0,40 - 0,599 = sedang 0,60 - 0,799 = kuat 0,80 - 1,000 = sangat kuat Contoh Kasus Seorang mahasiswi bernama Atun melakukan penelitian dengan menggunakan alat ukur skala. Atun ingin mengetahui apakah ada hubungan antara kecerdasan dengan prestasi belajar pada Mahasiswa(i) UIN Alauddin Makassar. Dengan ini Atun membuat 2 variabel yaitu kecerdasan dan prestasi belajar. Tiap-tiap variabel dibuat beberapa butir pertanyaan dengan menggunakan skala Likert, yaitu angka 1 = Sangat tidak setuju, 2 = Tidak setuju, 3 = Setuju dan 4 = Sangat Setuju. Setelah

Metode Analisis Kuantitatif Perencanaan

55


membagikan skala kepada 12 responden didapatlah skor total item-item yaitu sebagai berikut: Tabel 9.1 Tabulasi Data (Data Fiktif) Subjek

Kecerdasan

Prestasi Belajar

1

33

58

2

32

52

3

21

48

4

34

49

5

34

52

6

35

57

7

32

55

8

21

50

9

21

48

10

35

54

11

36

56

12

21

47

Dari hasil analisis korelasi sederhana (r) didapat korelasi antara kecerdasan dengan prestasi belajar (r) adalah 0,766. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang kuat antara kecerdasan dengan prestasi belajar. Sedangkan arah hubungan adalah positif karena nilai r positif, berarti semakin tinggi kecerdasan maka semakin meningkatkan prestasi belajar.

Metode Analisis Kuantitatif Perencanaan

56


Uji Signifikansi Koefisien Korelasi Sederhana (Uji t) Uji signifikansi koefisien korelasi digunakan untuk menguji apakah hubungan yang terjadi itu berlaku untuk populasi (dapat digeneralisasi). Misalnya dari kasus di atas populasinya adalah Mahasiswa(i) UIN Alauddin Makassar dan sampel yang diambil dari kasus di atas adalah 12 Mahasiswa(i) UIN Alauddin Makassar, jadi apakah hubungan yang terjadi atau kesimpulan yang diambil dapat berlaku untuk populasi yaitu seluruh siswa Mahasiswa(i) UIN Alauddin Makassar. Langkah-langkah pengujian sebagai berikut: 1. Menentukan Hipotesis Ho : Tidak ada hubungan secara signifikan antara kecerdasan dengan prestasi belajar Ha : Ada hubungan secara signifikan antara kecerdasan dengan prestasi belajar 2. Menentukan tingkat signifikansi Pengujian menggunakan uji dua sisi dengan tingkat signifikansi a = 5%. (uji dilakukan 2 sisi karena untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan yang signifikan, jika 1 sisi digunakan untuk mengetahui hubungan lebih kecil atau lebih besar). Tingkat signifikansi dalam hal ini berarti kita mengambil risiko salah dalam mengambil keputusan untuk menolak hipotesa yang benar sebanyak-banyaknya 5% (signifikansi 5% atau 0,05 adalah ukuran standar yang sering digunakan dalam penelitian) 3. Kriteria Pengujian Ho diterima jika Signifikansi > 0,05 Ho ditolak jika Signifikansi < 0,05 4. Membandingkan signifikansi

Metode Analisis Kuantitatif Perencanaan

57


5.

Nilai signifikansi 0,004 < 0,05, maka Ho ditolak. Kesimpulan Oleh karena nilai Signifikansi (0,004 < 0,05) maka Ho ditolak, artinya bahwa ada hubungan secara signifikan antara kecerdasan dengan prestasi belajar. Karena koefisien korelasi nilainya positif, maka berarti kecerdasan berhubungan positif dan signifikan terhadap pretasi belajar. Jadi dalam kasus ini dapat disimpulkan bahwa kecerdasan berhubungan positif terhadap prestasi belajar pada siswa Mahasiswa(i) UIN Alauddin Makassar.

Metode Analisis Kuantitatif Perencanaan

58


BAB 10 ANALISIS VARIANT Dalam statistik , analisis varians (ANAVA) adalah kumpulan model statistik , dan prosedur yang terkait, di mana diamati varian dalam suatu variabel tertentu dipartisi ke dalam komponen yang timbul dari berbagai sumber variasi. Dalam bentuknya yang paling sederhana ANAVA memberikan uji statistik apakah atau tidak berarti dari beberapa kelompok semua sama, dan karenanya generalizes t-test untuk lebih dari dua kelompok. ANAVA sangat membantu karena mereka memiliki keuntungan lebih dari uji t dua-sample-. Melakukan dua-sample t-tes beberapa akan mengakibatkan peningkatan kesempatan melakukan sebuah tipe I kesalahan . Untuk alasan ini, ANAVA berguna dalam membandingkan dua, tiga atau lebih berarti. Menurut riduwan Anava atau Anova adalah anonim dari analisis varian terjemahan dari analysis of variance, sehingga banyak orang menyebutnya dengan anova. Anova merupakan bagian dari metoda analisis statistika yang tergolong analisis komparatif lebih dari dua rata-rata (Riduwan,2008). Tujuan dari uji anova satu jalur menurut Ridwan,2008 adalah untuk membandingkan lebih dari dua rata-rata. Sedangkan gunanya untuk menguji kemampuan generalisasi. Maksudnya dari signifikansi hasil penelitian. Jika terbukti berbeda berarti kedua sampel tersebut dapat digeneralisasikan (data sampel dianggap dapat mewakili populasi).

Metode Analisis Kuantitatif Perencanaan

59


Anova satu arah dapat pula digunakan untuk menganalisis variable terikat berskala ordinal yaitu dengan kruskal-walles. Kruskal-walles menggunakan asumsi bahwa masing-masing sampel diambil dari populasi yang sama dan distribusinya ditaksir melalui distribusi chisquare dengan dk = k – 1. Anova dapat pula diterapkan untuk sampel yang sama dengan pengukuran ulang.(Agus irianto,2004:246). Beberapa kemungkinan yang mempengaruhi terjadinya perbedaan dan perlu diperhatikan oleh pemakai atau oleh peneliti yang menggunakan anova : 1. Pengaruh waktu 2. Pengaruh perbedaan individual 3. Pengaruh pengukuran Pengeujian signifikan perbedaan dalam anova dengan F tes. Anova satu arah dengan jumlah sampel per sel tidak sama, analisisnya tidak berbeda dengan jumlah sampel yang sama tiap sel, asal jumlah sampel cukup besar dan perbedaan jumlah sampel antar sel tidak mencolok. Asumsi dalam anova : 1. Sampel diambil dari distribusi normal, sehingga sampel juga berdistribusi normal. Kenornalam ini dapat diatas dengan memperbesar jumlah sampel. 2. Masing-masing kelompok mempunyai variable yang sama. 3. Sampel diambil secara acak. Anova pengembangan atau penjabaran lebih lanjut dari uji-t ( 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ) .Uji-t atau uji-z hanya dapat melihat perbandingan

Metode Analisis Kuantitatif Perencanaan

60


dua kelompok data saja. Sedangkan anova satu jalur lebih dari dua kelompok data. Contoh: Perbedaan prestasi belajar statistika antara mahasiswa tugas belajar (𝑋1 ), izin belajar (𝑋2 ) dan umum (𝑋3 ). Anova lebih dikenal dengan uji-F (Fisher Test), sedangkan arti variasi atau varian itu asalnya dari pengertian konsep “Mean Square” atau kuadrat rerata (KR). Rumusnya : 𝐽𝐾

𝐾𝑅 = 𝑑𝑏 Dimana: 𝐽𝐾 = jumlah kuadrat (some of square) 𝑑𝑏 = derajat bebas (degree of freedom) enghitung nilai Anova atau F ( 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ) dengan rumus : 𝑉

𝐾𝑅

𝐽𝐾 : 𝑑𝑏

𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛 𝑎𝑛𝑡𝑎𝑟 𝑔𝑟𝑜𝑢𝑝

𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 𝑉𝐴 = 𝐾𝑅𝐴 = 𝐽𝐾𝐴 : 𝑑𝑏𝐴 = 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛 𝑎𝑛𝑡𝑎𝑟 𝑔𝑟𝑜𝑢𝑝 𝐷

𝐷

𝐷

𝐷

Varian dalam group dapat juga disebut Varian Kesalahan (Varian Galat). Dapat dirumuskan : 𝐽𝐾𝐴 = ∑

(∑𝑋𝐴𝑖 )2 𝑛𝐴𝑖

𝐽𝐾𝐷 = (∑𝑋𝜏 )2 − ∑ Dimana:

(∑𝑋𝜏 )2 𝑁

(∑𝑋𝜏 )2 𝑁

(∑𝑋𝐴𝑖 )2 𝑛𝐴𝑖

untuk 𝑑𝑏𝐴 = 𝐴 − 1 untuk 𝑑𝑏𝐷 = 𝑁 − 𝐴

= sebagai faktor koreksi

Metode Analisis Kuantitatif Perencanaan

61


N = Jumlah keseluruhan sampel (jumlah kasus dalam penelitian). A

= Jumlah keseluruhan group sampel.

Seorang ingin mengetahui perbedaan prestasi belajar untuk mata kuliah dasar-dasar statistika antara mahasiswa tugas belajar, izin belajar dan umum. Data diambil dari nilai UT sebagai berikut: Tugas belajar(A1) = 6, 8, 5, 7, 7, 6, 6. 8, 7, 6, 7 = 11 orang Izin belajar (A2)

= 5, 6, 6, 7, 5, 5, 5, 6, 5, 6, 8, 7 = 12

Umum (A3)

= 6, 9, 8, 7, 8, 9, 6, 6, 9, 8, 6, 8 = 12

orang

orang Buktikan apakah ada perbedaan atau tidak? Langkah-langka menjawab = 1. Diasumsikan bahwa data dipilih secara random, berdistribusi normal, dan variannya homogen. 2. Hipotesis ( Ha dan Ho) dalam bentuk kalimat: a. Ha: terdapat perbedaan yang signifikan antara mahasiswa tugas belajar, izin belajar, dan umum b. Ho: tidak ada perbedaan yang signifikan antara mahasiswa tugas belajar, izin belajar, dan umum 3. Hipotesis Ha dan Ho dalam bentuk statistika : Ha : A1 ≠ A2 = A3 Ho : A1 = A2 = A3 4. Daftar statistika induk

Metode Analisis Kuantitatif Perencanaan

62


No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. Statistika N Σx Σx2

A1 6 8 5 7 7 6 6 8 7 6 7

A2 5 6 6 7 5 5 5 6 5 6 8 7

11 73 493

A3 6 9 8 7 8 9 6 6 9 8 6 8

12 71 431

12 90 692

Total = T N=35 234 1616

5. Menghitung Jumlah Kuadat Antar Group (JKA) JKA =

JKA

(∑𝑋𝐴𝑖 )2 𝑛𝐴𝑖

=(

732 11

(∑𝑋𝜏 )2 𝑁

+

712 12

+

902 12

)-

2342 35

= 1579-1564 = 15 6. Menghitung derajat bebas antar group dengan rumus= DbA = A-1 A= jumlah group = 3-1

Metode Analisis Kuantitatif Perencanaan

63


=2 7. Menghitung kuadrat Rerata Antar group( KRA) KRA

JKA

= 𝑑𝑏𝐴 =

15 2

= 7,5 8. Menghitung Jumlah Kuadrat Dalam group ( JKD ) JKD

(𝛴𝐴𝑖)2 𝑛𝐴𝑖 732 712 + 12 11

= Σ X2T - Σ = 1616 - (

+

902 12

)

= 1616 – 1579 = 37 9. Menghitung derajat bebas dalam group dengan rumus= DbD = N-A = 35- 3 = 32 10. Menghitung kuadrat Rerata Dalam group( KRD) KRD

JKD

= 𝑑𝑏𝐴 =

37 32

= 1,16 11. F.hitung

𝐾𝑅𝐴

= 𝐾𝑅𝐷 7,5

= 1,16 = 6,47 12. Taraf signifikan sebesar α = 5 % 13. F.tabel =F (1-α) (dbA.dbD)

Metode Analisis Kuantitatif Perencanaan

64


F.tabel

=F (1-0,05) (2.32)

F.tabel

= F (0,95) (2.32)

F.tabel

= 3,30

14. tabel ringkasan anova ANOVA NILAI Sumber varian (SV)

Jumlah Kuadra(JK)

db

Mean Square

Antar Group(A)

15

2

7.540

Dalam Group(D)

37

32

1.139

Total

52

34

F

Sig.

6.47

.004

15. Kriteria pengujian: jika F hitung > F tabel, maka tolak Ho berarti signifikan. Setelah dikonsultasikan dengan tabel F kemudian dibandingkan antara F hitung dengan F tabel, ternyata F hitung > F tabel, atau 6,47 > 3,30 maka tolak Ho berarti signifikan. 16. Kesimpulan: Ho ditolak dan Ha diterima, jadi terdapat perbedaan yang signifikan antara mahasiswa tugas belajar, izin belajar dan umum

Metode Analisis Kuantitatif Perencanaan

65


DAFTAR PUSTAKA Muta’ali, Lutfi.2015. Teknik Analisis Regional.Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Aksa,Nursyam.2013. Struktur Tata Ruang Wilayah dan Kota.Makassar:Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar Laporan Akhir. Proyek Penataan Ruang Wilayah Nasional Bagian Proyek Penyiapan Materi Teknis Penataan Ruang. Makassar : Departemen Pekerjaan Umum Susinggih,Wijana.2012.Penentuan Lokasi Pabrik. Malang : Brawijaya University Hasanah, Uswatun. 2019 Metode Analisis Kuantitatif Perencanaan : UIN Alauddin Makassar Maffy. Kukuh, 2010, Proyeksi Penduduk Eksponensial, Purwokerto. http://pomporompom.blogspot.co.id/2010/08/proyeksipenduduk-eksponensial.html (diakses 27 Juni 2021)

Metode Analisis Kuantitatif Perencanaan

66


Tentang Penulis M. Nur Rasuly dilahirkan di Kecamatan Polewali, Kabupaten Polewali Mandar pada bulan April 1999. Menyelesaikan Pendidikan di SDN 060 Pekkabata pada tahun 2011, SMP Negeri 3 Polewali pada tahun 2014, SMA Negeri 1 Polewali pada tahun 2017 dan melanjutkan Pendidikan di Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar Jurusan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota pada tahun 2017 sampai sekarang. Adapun dalam penulisan buku ini tidak terlepas dari berbagai kendala yang dihadapi penulis sampai penyelesaian buku ini. Buku ini merupakan kumpulan tugas-tugas harian pada mata kuliah Metode Analisis Kuantitatif Perencanaan. Buku ini ditulis untuk memenuhi tugas akhir pada mata kuliah tersebut. Adapun kendala-kendala yang dihadapi selama proses penyusunan buku yaitu menjelaskan contoh-contoh penerapan dari alat analisis yang belum sempat diberikan oleh dosen pengampu sehingga penulis merasa sedikit kesulitan untuk memahami dengan cepat metode analisis tersebut selain itu waktu penulisan buku ini yang bertepatan dengan proses penyelesaian tugas besar dari mata kuliah lain dengan waktu pengumpulan yang berdekatan.

Metode Analisis Kuantitatif Perencanaan

67


Metode Analisis Kuantitatif Perencanaan

68



Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.