Newsletter Pariwisata Indonesia - April 2013

Page 1

Vol. 4 l No. 40 l April 2013

Marathon, Induknya

Sports Tourism

K

ini, kita sedang memajukan pariwisata melalui penge­ nalan dan pengembangan sports tourism ber­ka­liber ­internasional. Negeri ini kaya sumber daya alam dan bu­ daya yang berpotensi besar melahirkan even olahraga, sekaligus sebagai faktor atraksi dalam produk pariwisata layak jual. Jakarta Marathon, salah satu yang akan mengangkat bukan hanya destinasi Jakarta, tetapi citra Indonesia secara keseluruhan. Even olahraga ­pariwisata dengan konsep seperti itu telah ditunjukkan da­ lam Tour de Singkarak, Musi ­Triboatton, setelah serial Sail ­Indonesia yang meng­asosiasikan persepsi ma­sya­rakat dunia akan luas dan ­indahnya wisata bahari di Indonesia sebelumnya.

Sumber-sumber Daya Pariwisata Olahraga halm.

18

Melongok Banten dari Dimensi Kedalaman halm.

25

Perjalanan Menuju ”Jakarta Marathon” halm.

6

Vol. 4 l No. 40 l April 2013 www.newsletter-pariwisataindonesia.com


Utama Sepanjang 854 kilometer, jalan-jalan raya di Sumatra Barat cepat berubah nyaris bebas lobang-lobang, alias licin rata, ketika Tour de ­Singarak ke-4 tahun 2012 hendak dilaksanakan. Pebalap sepeda dari 25 tim (15 tim interna­ sional dan 10 tim nasional) dari 11 negara ter­ masuk Indonesia, melintasi jalan-jalan tersebut. Kalau pun masih ada beberapa meter bagianbagian lintasan jalan yang belum selesai dikerja­ kan, haruslah jelas dikurung dengan pembatasan semacam police line, sehingga menjauhkan po­ tensi terjadinya kecelakaan. Jalan raya yang dilintasi rute itu memang harus memenuhi syarat yang berlaku dalam even klasifikasi internasional. Even semacam itu ­di­kla­sifikasi oleh pengawasan dari organisasi olahraga dunia. Karena itu pula TDS didukung dan dikelola oleh organisasi berkaliber dunia, Amaury Sport Organization (ASO). Maklumlah, lintasan balap sepeda maupun lomba lari dan marathon, adalah dua macam olah raga jalan raya—sport on road—yang di­ haruskan bebas lobang-lobang, bahkan bebas dari permukaan yang ‘keriting’. Dua macam sporting event ini telah tiga dasa­ warsa membangun popularitas dan respek ma­ syarakat sebagai even pariwisata dunia. Itu pula agaknya melahirkan kecenderungan baru dalam motivasi wisatawan bepergian. Tak hanya bagi mereka yang hendak holiday making atau rekreasi semata-mata, tetapi dalam dasawarsa terakhir, Pengarah: Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Penanggungjawab: Direktur Jenderal Pemasaran Pariwisata Wakil Penanggungjawab: Direktur Pengembangan Pasar dan Informasi Pariwisata Penerbit/Pemimpin Redaksi: Arifin Hutabarat Dewan Redaksi: Direktur Promosi Pariwisata Dalam Negeri; Direktur Promosi Pariwisata Luar Negeri; Direktur Konvensi, Insentive, Even dan Wisata Minat Khusus; Direktur Pencitraan Indonesia; T. Burhanuddin; Wisnu B. Sulaiman. Reporter: Benito Lopulalan Alamat: Direktorat Jenderal Pemasaran Pariwisata Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Jl. Medan Merdeka Barat No.17, Lantai 3 Jakarta 10110 Telp : 021 383 8220 Fax : 021 380 8612, Email : jurnal@indonesia.travel www.newsletter-pariwisataindonesia.com Jika Anda mem­ punyai informasi dan pendapat un­ tuk Newsletter ini, ­silakan kirim ke alamat di atas.

2

Jalan raya di kampung-kampung di Sumatera Barat tampak licin rata menyenangkan bagi masyarakat. Ini pemandangan saat Tour de Singkarak 2012. Sebanyak 14 kabupaten/kota melibatkan peranan masingmasing, dari tadinya pada pengenalan penggelaran di tahun pertama diikuti oleh empat kabupaten/kota.

wisatawan menginginkan involvement, melibat­ kan diri atau ikut aktif dalam sesuatu kegia­tan di destinasi wisata yang sedang dikunjungi. Di kawasan Pulau Bintan, selain telah mengge­ lar Tour de Bintan dan lomba Triatlon setiap tahun, belakangan diselenggarakan juga even bertajuk MetaMen Bintan 2012, kombinasi lomba renang di laut sejauh 3,8 kilometer (km), balap sepeda 180 km dan full marathon 42,2 km serta half marathon yang menempuh jarak 1,9 km renang, 90 km balap sepeda dan 21,1 km marathon. Di sana pun jalan-jalan raya menjadi licin rapi, lantaran memang itulah salah satu persyaratan kualitas tekhnis lomba ini. MetaMen pertama digelar 15 September 2012, sekitar 200 orang yang hampir seluruhnya wisman datang ikut ser­ ta, dari Asia, Australia, Eropa, AS hingga Swedia dan Kanada, total 36 Negara. “Zero accident”, istilah yang nomor satu ingin didengar setiap kali selesainya suatu even olahraga, dan terlebih yang bersifat pariwisata. Ketika even olahraga wisata unik dikenalkan oleh Kemenparekraf di Sungai Musi, Sumatra Se­ latan, tahun lalu,—Musi Triboatton—penang­ gungjawab lapangan merasa dadanya lapang ketika dalam laporan pertamanya menyatakan “the party is over with zero accident”. Ajang itu melintasi sekitar 500 km panjang sungai. Setiap boat dan perahu-perahu peralatan yang diguna­ kan mutlak harus memenuhi persyaratan kesela­ matan, dan, pencegahan kecelakaan.

Kebangkitan masyarakat

Merujuk peristiwa Musi Triboatton, pemda dan masyarakat yang berlokasi di empat kabupaten sepanjang rute, serasa dibangkitkan. Lokasi me­ reka jauh dari perkotaan—katakanlah moder­ nitas—tetapi menjelang dan selama berlang­ sungnya ajang yang ternyata suasananya ‘seru’

Vol. 4 l No. 40 l April 2013

itu, bersentuhanlah mata, sikap, serta kualitas hidup dengan wisatawan, dan, pariwisata. Sebelumnya boleh jadi tak terpikirkan bahwa jetti atau dermaga-dermaga di desa tepian su­ ngai, betapapun kecil ukurannya namun ‘rapi dan save’, itu perlu dibangun. Lalu dipelihara. Dalam hal sikap, dari pengalaman Musi Triboatton itu, dermaga-dermaga di pinggir sungai akan diper­ syaratkan bagi penyelenggaraan sporting event bertaraf internasional. Tetapi toh, sejatinya infrastuktur dasar ­seperti itu adalah demi kenyamanan dan kelancaran kegiatan hidup sehari-hari masyarakat setempat. Termasuk kegiatan ekonomi masyarakat. Pemda kemudian terpacu memperhatikan pem­ bangunannya. Musi Triboatton yang ke-2 akan dilaksanakan bulan Oktober 2013 ini. Pada wisata bahari, telah relatif lebih lama kegiatan mengenalkan dan mengolah potensi bahari Indonesia. Itu dilakukan melalui pelaksa­ naan even serial Sail Indonesia setiap Ketika ta­ hun lalu puncak kegiatannya dipindahkan dan Pulau Morotai, Maluku Utara, mendapat giliran, maka jalan-jalan raya, fasilitas bandara kecil, serta perumahan yang diolah menjadi home stay dari sudut pariwisata, pun terasa telah mem­ bangkitkan masyarakat setempat. Success will breed success. Kalau beberapa sporting event tourism tampak nyata berjalan baik, lancar, dan ‘menggaungkan promosi pari­ wisata’, berembuslah anginnya ke daerah lain yang kemudian mengkopi. Telah muncul Tour de Ijen di Jawa Timur, yang dilaksanakan dalam kerangka Festival Banyuwangi, jelas kental aspek pariwisatanya, dan bupati setempat menyadari itu. Dimintanya dukungan Kemenparekraf, model Tour de Singkarak disalinnya dengan mengguna­ kan juga tenaga ahli profesional yang selama ini menangani TDS.


Pelantikan

Pejabat Baru di Eselon II

“S

ebagai kementerian yang membawahi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, kami akan terus mendorong kedua sektor agar dapat berkontribusi bagi kemajuan ekonomi na­ sional,” kata Menparekraf Mari Elka Pangestu ketika melantik Pejabat Eselon II di lingkungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif di Balairung Soesilo Soedarman, Selasa 2 April 2013, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nomor: KM.16/ KP.403/MPEK/2013. Adapun Pejabat Eselon II yang dilantik, adalah sebagai berikut: 4Drs Noviendi Makalam, MA sebagai Kepala Pusat Komunikasi Publik pada Sekretariat Jen­ deral. 4Ir Azwir Malaon, MSc sebagai Direktur Pengembangan Daya Tarik Wisata pada Ditjen Pengembangan Destinasi Pariwisata. 4Drs Agus Priyono sebagai Direktur Industri Pariwisata pada Direktorat Jenderal Pengembangan Destinasi Pariwisata. 4I Gusti Ngurah Putra P, SE, CHT sebagai Sekretaris Ditjen Pemasaran Pariwisata. 4Dra Ratna Suranti, MA sebagai Direktur Pencitraan Indonesia, Ditjen Pemasaran Pariwisata. 4Ir Armien Firmansyah, MT sebagai Direktur Pengembangan Industri Perfilman pada Ditjen Ekonomi Kreatif Berbasis Seni dan Budaya.

4Dra Poppy Savitri sebagai Sekretaris Ditjen Ekonomi Kreatif Berbasis Media Desain dan ­IPTEK. 4Ir Zoraida Ibrahim, MM sebagai Direktur Desain dan Arsitektur, Ditjen Ekonomi Kreatif Berbasis Media Desain dan IPTEK. 4Dra Endang Martani, MSc sebagai Sekre­ taris Badan Pengembangan Sumber Daya Pari­ wisata dan Ekonomi Kreatif.

4Drs M Faried sebagai Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Kebijakan Kepariwisataan, Badan Pengembangan Sumber Daya Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. 4Drs Wahyono, MM sebagai Kepala Pusat Pengembangan SDM Kepariwisataan dan Eko­ nomi Kreatif, Badan Pengembangan Sumber Daya Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. n

Begitu pula terlihat di kota Sawah Lunto ini, jalan raya dan fasilitas lain telah ditingkatkan ke kualitas inter­ nasional. Tinggal memeliharanya, bukan? Atau, ciptakan lagi kegiatan on the road lain yang menggerakkan pariwisata dan kegiatan ekonomi masyarakat.

Di gunung, di sungai, danau-danau, demikian banyak potensi, belum diefektifkan, sementara di laut kita tengah memasuki babak baru. Luas dan indahnya laut serta pantai-pantai Indonesia, diyakini akan menjadi daya tarik bagi puluhan ribu Yachter dari mancanegara yang akan lelu­ asa berseliweran menikmati laut di khatulistiwa. Peraturan Presiden nomor 79 telah dilahirkan dan saat ini mendekati penyelesaian dalam pelaksa­ naan aturan di lapangan. Perpres itu mengatur para pelayar mancane­ gara (Yachter) bisa masuk ke perairan Indonesia melalui salah satu di antara 18 point di laut, yang tersebar di seantero wilayah NKRI. Lalu mereka pun bisa ke luar kembali ke luar negeri melalui satu di antara entry exit point tersebut. Tahun ini puncak even promosi wisata bahari ini digilirkan ke Labuan Bajo, perairan di mana ikon pariwisata Komodo berada. Tak pelak, unsurunsur sistemik dalam kepariwisataan pun tentu

Vol. 4 l No. 40 l April 2013

3


Pelantikan

Mengingatkan 16 KSPN

K

ini Kemenparekraf tengah me­ ngembangkan 16 destinasi baru yang akan merupakan tujuan ­wisata minat khusus, sebagai salah satu program aksi untuk tiga tahun mendatang. Strategi promosi wisata minat khusus perlu semakin ditingkatkan karena potensinya yang semakin besar seperti trekking, snorkeling, ­diving, dan golf. “Untuk wisata minat khusus kami su­ dah dan sedang menyusun program aksi untuk 3 tahun mendatang untuk meningkatkan wisata bahari terutama menyelam, wisata rekreasi olah­ raga antara lain golf, wisata kapal pesiar, dan wisata MICE,” demikianlah Menparekraf Mari Elka Pangestu mengingatkan dalam satu ke­ sempatan pada media. Fokus pengembangan 16 destinasi wisata yang dimaksud meliputi Medan–Toba dan sekitarnya untuk daya tarik geowisata, Kepulauan Seribu untuk bahari, Jakarta dan sekitarnya un­ tuk budaya-pusaka, Borobudur dan sekitarnya untuk budaya-pusaka, Bromo–Tengger–Semeru

88 National Strategic Tourism Area / Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN)

dan sekitarnya untuk ekowisata, dan KintamaniDanau Batur dan sekitarnya untuk geowisata. Selain itu Menjangan–Pemuteran dan sekitar­nya di Bali untuk bahari, Kuta–Sanur–Nusa Dua dan sekitarnya di Bali untuk bahari, Rinjani dan sekitarnya di NTB untuk ekowisata, Komodo dan sekitarnya di NTT untuk ekowisata, dan Ende– Kelimutu dan sekitarnya di NTT untuk ekowisata.

Ibarat manusia, even Musi Triboatton itu punya bakat untuk menjadi even besar berkelas dunia, terlebih lagi mengenalkan kelas baru, kombinasi lomba perahu dayung, canoing, dan dragon boat racing. Menikmati per­ jalanan sungai tak kurang 500 km. Dampaknya akan terwujud pada kebutuhan membangun dan memelihara lingkungan serta fasilitas-fasilitas pelayaran sungai.

diharapkan bekerja: jalan-jalan raya dan fasilitasfasilitas dibuat selayaknya bagi suatu destinasi pariwisata internasional, haruslah ‘dibangun’ atau ‘ditingkatkan kualitasnya’. Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian

4

Kesehatan, Kementerian Perhubungan, sampai apa­ratur keamanan dan ketertiban, instansi-ins­ tansi terkait lain hingga organisasi masyarakat dan pelaku bisnis, masing-masing mau tak mau harus mengerahkan upaya ‘pembangunan’ tersebut.

Vol. 4 l No. 40 l April 2013

Destinasi lain meliputi Tanjung Puting dan sekitarnya di Kalimantan Tengah untuk ­ekowisata, Toraja dan sekitarnya di Sulawesi Selatan untuk budaya-pusaka, Bunaken dan sekitarnya di Sulawesi Utara untuk bahari, Waka­ tobi dan sekitarnya di Sulawesi Tenggara untuk bahari, dan Raja Ampat dan sekitarnya di Papua Barat untuk bahari. n

Wisata bahari memiliki kaidah-kaidah dan per­syaratan teknis tertentu yang harus dipenuhi untuk berkelas dunia. Kalau even Sail Indonesia yang penyelenggaraannya telah berseri setiap tahun selama ini, dipusatkan pada perlintasan perairan laut di kawasan tengah dan timur Indo­ nesia, maka Kemenparekraf berupaya mencipta­ kan International Regatta di perairan Pulau Weh, kota Sabang, Wamenparekraf Sapta Nirwandar mengambil langkah inisiatif mengadakannya pertama kali tahun 2011. Pulau Weh dan kota Sabang memiliki pantai indah dengan laut dalam alami. Kapal pesiar besar pengangkut ratusan hingga ribuan pe­ numpang wisman, tertarik dan dapat relatif mu­ dah singgah berlabuh. Tapi baru satu hingga tiga kali setahun kapal pesiar internasional datang ke sini. Tentu perlu dipromosikan lagi. Dari situ mudah pula para wisman kapal pesiar didarat­ kan hingga ke daratan Banda Aceh, untuk tur di ‘serambi Indonesia’ itu. Di atas semuanya, proses peningkatan kuali­ tas sumber daya manusia pada setiap tempat di mana ajang-ajang internasional diadakan, dan, kualitas pelaksanaan sistem pengelolaan even internasional di daerah tersebut, terasa menda­ patkan dorongan akselerasi. n


MP3EI

Produk Kerajinan Kita

“P

roduk kerajinan yang berkuali­ tas dapat meningkatkan kuali­ tas kepariwisataan di Indonesia dengan meningkatkan nilai belanja wisatawan di wilayah destinasi.” kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Elka Pangestu. Menteri bersama beberapa menteri lain, men­ dampingi Wakil Presiden Boediono meresmikan pembukaan pameran Inacraft 2013. International Handicraft Trade Fair (Inacraft) 2013 diikuti oleh 1.600 peserta yang menempati 1.218 stand, bertempat di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta. Peserta pameran berasal dari 33 provinsi, baik perorangan, perusahaan, dinas pemerintahan dan BUMN. Tiga negara terwakili dalam pameran yaitu Thailand, Malaysia dan Republik Iran. Pameran diselenggarakan pada 24–28 April 2013, bertema From Smart Village to Global Market. Di dalamnya berlangsung pertemuan bisnis

F

Menparekraf Mari Elka Pangestu (kiri) di Rapat Koordinasi MP3EI, Koridor Bali-Nusa Tenggara dan Jawa, yang dipimpin oleh Menko Perekonomian Hatta Rajasa (tengah). Menteri adalah koordinator pelaksanaan MP3EI (Masterplan Percepatan Pertumbuhan dan Perluasan Ekonomi Indonesia), untuk koridor Bali-Nusa Tenggara dengan fokus Pintu Gerbang Pariwisata dan Pendukung Pangan Nasional. Rakor mengambil tem­ pat di Nusa Dua Bali, Jum’at (19/4/2013).

antara para pengrajin dengan buyer. Sejumlah pembeli dari luar negeri ­sengaja berkunjung untuk mencari produk-produk ­kera­jinan Indonesia. Ditargetkan transaksi da­ gang bisa mencapai Rp 203 miliar yang terdiri dari Rp 88 miliar kontrak bisnis dan Rp 115 miliar penjualan langsung. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

kembali mendukung penyelenggaraan pameran kerajinan terbesar di Indonesia yang ke-15 kali. Menurut data tahun 2012, sektor kerajinan berkontribusi terhadap PDB Nasional sebesar 84 triliun rupiah atau 14,7% dari total kontri­ busi Industri Kreatif. Selain memiliki kontribusi ekonomis, kerajinan juga memiliki andil dalam pariwisata Indonesia. n

Banyak yang Masih Menanti

akta dan data ini memberi arti dan harapan, betapa wisata olahraga di ­Indonesia punya potensi yang luas, bisa menjangkau minat pelbagai segmen wisatawan dunia. Bersamaan pencapaian citra destinasi Indonesia berkat eveneven yang berhasil dikelola baik, sebenarnya juga sekaligus men­ datangkan wisman dan wisnus dan membawa dampak ekono­ mis langsung bagi masyarakat setempat in real time. Sementara itu laut, sungai, danau, gunung-gunung, masih banyak yang menanti untuk di­ manfaatkan bagi sporting and cultural event activities. Tour de Singkarak ke-4: pelaksanaan 4–10 Juni 2012; rute/jarak tempuh 854 km; 7 etape; peserta 15 tim internasional dan 10 tim na­ sional; Negara terwakili 10 termasuk Indonesia. Sabang International Regatta ke-1: 13–25 September 2011; pe­

serta 25 yacht; negara terwakili: Perancis, Australia, Malaysia, New Zealand, Inggris, Thailand, Italia dan Jerman; rute: Puket Suasana Bintan MetaMan (Thailand), Langkawi (Malaysia), yang ke-1, Sabang–Indonesia. 15 September 2012. Musi Triboatton ke-1: pelaksanaan 25 November–1 De­sember 2012; peserta 250 orang; negara terwakili: Malay­ sia, Singapura, Hongkong, Brunei Darussalam, Thailand, Australia, Vietnam, Kambodia, Myanmar, New Zealand. Melintasi Sungai Musi 500 km. Bintan MetaMan ke-1: pelaksanaan 15 September 2012. Peserta full marathon 50 orang dan 2 tim, half marathon 131 orang; negara terwakili 36 termasuk Indonesia; jarak tempuh lomba dua kategori: full marathon yang menempuh 3,8 km renang di laut, 180 km balap sepeda, 42,2 km marathon, dan half marathon de­ ngan jarak tempuh 1,9 km renang di laut, 90 km bersepeda dan 21,1 km marathon. n

Vol. 4 l No. 40 l April 2013

5


Event

Wamen Parekraf Sapta Nirwandar, Menpora Roy Suryo, Gubernur DKI Joko Widodo dan Pakar Pemasaran Hermawan Kertajaya (kanan ke kiri).

Perjalanan Menuju ”Jakarta Marathon”

K

Image: nytimes.com

Firehiwot Dado, pemenang tercepat di New York Marathon (6/11/2011), berlibur ke Bali sebagai ha­ diah sponsor dari Indonesia. Dia menyelesaikan lari 42,195 km dalam waktu 2:23:15. Ide ke arah Jakarta Marathon telah hidup sejak beberapa tahun lalu.

6

emenparekraf mengambil satu lang­kah pertama: ikut sebagai salah satu sponsor pada New York City Marathon 2011. Peristiwanya tanggal 11 November 2011. Gagasan sponsor dan mempelajari serta mengadakan kontak tentu te­ lah berlangsung beberapa waktu sebelumnya. Salah satu wujud keikutsertaan Indonesia itu ialah memberi undangan berwisata di Bali, bagi pemenang wanita. Sang pemenang, Firehiwot Dado asal Ethiopia, kemudian sungguh terbang ke Pulau Bali. Bersama tunangannya, dia menikmati eksotika dan keramahan masyarakat di pulau tersebut. Kamis, 31 Januari 2013, Wamenparekraf Sapta Nirwandar di sore hari terbang ke Bali. Sang pemenang New York Marathon itu dijamunya makan malam. Proses membuka jalan ke arah pelaksanaan suatu lomba marathon, tentu saja yang akan bergengsi layaknya seperti beberapa even mara­ thon kota-kota besar dunia, itu berlanjut terus.­ Kegigihan dan ketekunan menjadi tuntutan. Sapta Nirwandar membicarakannya dengan berbagai stakeholders. Pastilah juga ke Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo. Rabu (13/2/2013) Wamen Parekraf Sapta

Vol. 4 l No. 40 l April 2013

­ irwandar meluncur ke kantor Gubernur Jokowi N di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, “Pak Jokowi sangat setuju de­ngan acara seperti itu. Marathon merupakan salah satu sport yang populer. Jadi kalau ada yang pernah dengar New York Marathon, Paris Marathon, di Asia Tokyo Marathon,” ujar Sapta. Diantaranya kemudian, membangun ­sinergi dengan pemasar handal di bawah Herman Kertajaya, yang melahirkan lagi gagasan suatu ‘Jakarta Marketing Week’. Bagaimana merevita­ lisasi pemasaran kota Jakarta, termasuk bidang pariwisatanya? Pada Senin (29/4), dilangsungkan pembu­ kaan Marketing Week di Fashion Atrium Kota ­Kasablanka oleh The Marketeers, saat itu pula dilakukan soft launching Jakarta Marathon 2013. Even itu terbayang sebagai suatu yang sungguh besar. Akan menjadi tonggak sejarah baru dalam pariwisata DKI Jakarta khususnya, malah Indo­ nesia umumnya sebagai destinasi. Tanggalnya sudah ditentukan: Minggu 27 Oktober 2013. Meluncurkan rencana Jakarta Marathon itu, naik ke panggung Wamen Parekraf Sapta ­Nirwandar, Gubernur Jokowi, Menpora Roy Surya, dan Pemimpin The Marketeers ­Hermawan Kertajaya. Mereka menyatukan tangan dengan senyum yang mencerminkan semangat, dan, di­ luncurkanlah langkah-langkah selanjutnya demi mengkongkritkan apa saja yang diperlukan un­ tuk berhasilnya ‘Jakarta Marathon’. Jakarta Marathon 2013 sama seperti umum­ nya sporting events marathon yang sudah terke­ nal, tentu saja jangan dibayangkan sebagai suatu lomba lari profesional semata. Itu juga bagaikan ‘pesta masyarakat’. Maka lombanya terbagi atas


Event Children’s Sprint, Wheel Chair, 5K, 10K, Half Marathon dan Full Marathon. Saat soft launching itu, diberitahukan calon peserta yang mendaftar secara online telah mencapai 1.000 orang dari 40 negara. Menurut Sapta Nirwandar, ditargetkan tahap pertama itu 5–10 ribu peserta dengan jumlah undangan 1.000 orang. Kegiatan ini dapat memperke­ nalkan bright site dari kota Jakarta seperti Kota Tua, Monumen Nasional (Monas) dan museummuseum yang ada. Bersamaan itu akan diselenggarakan pula Jakarta Festival yang menampilkan para peserta karnaval dari Jember Festival dan Solo Festival pada saat penyerahan hadiah serta pertunjukan budaya dan kuliner Jakarta. Begitulah, awal 2013, dengan gagasan hendak menyelenggarakan Jakarta Marathon, Ke­ menparekraf menunjuk Amaury Sport Organi­sation (ASO) dan Persatuan Atletik Seluruh Indonesia

(PASI) sebagai konsultan resmi dan teknis dari ren­ cana penyelenggaraan Jakarta Marathon. Kemenparekraf, Disparda DKI Jakarta, PASI dan ASO menandatangani Perjanjian Dasar ten­ tang rencana penyelenggaraan Jakarta Marathon (14/02/2013). Di Paris, Prancis, pada 4 April 2013, Jakarta Marathon resmi diumumkan oleh Mr Yann Le Mounner, General Manager ASO pada penye­ lenggaraan Marathon de Paris 2013, dan meng­ umumkan peluncuran informasi online serta pembukaan pendaftaran online untuk Jakarta Marathon 2013. Paris Marathon atau sebutan aslinya Marathon de Paris, tanggal 7 April 2013 merupakan even yang ke-37 kali diadakan. “Di Paris kemarin itu 40 ribuan orang yang ikut maraton. Olahraga ini sangat populer oleh karena itu kita manfaat­ kan popularitas marathon ini,” ungkap Sapta Nirwandar.

Induk Sports Tourism

Sporting event berarti even yang beraktivitas olahraga, maka sports tourism tentu dimaksud­ kan kegiatan wisata seraya berolahraga. Menariknya, olahraga dalam wisata itu even­ nya bukan hanya bagi para profesional, tetapi justru bagi sebanyak mungkin kalangan atau segmen, yang profesional maupun amatir. A sport for everyone, itu sudah dikunyah masyarakat tentang even marathon. Lomba lari marathon seakan telah menjadi induk wisata olah raga alias Sports tourism. Dua kategorinya, full marathon sepanjang 42,195 km dan half marathon 21, 097 km. Maka kalau kurang dari itu, populer disebut sebagai lomba lari atau Race: itulah 10K Race dan 5K Race. Kita sekurang-kurangnya sudah ­mendengar: New York Marathon, Boston Marathon, Paris ­Ma­rathon, Amsterdam Mara-thon, Honolulu Mara­thon, Tokyo Marathon, Sydney Marathon,

Statistik dari Paris Marathon

P

ada hari pelaksanaan Paris Marathon ke-36, yakni pada 15 April 2012, statistiknya menunjukkan betapa hebat dampak sosial ekonomi yang positif. Ringkasnya begini. Jumlah peserta terdaftar: 40.000; negara yang diwakili 112; jumlah pelari yang berhasil sebagai finisher: 32.980; Ditaksir jumlah penonton: antara 200.000 dan 240.000; hadiah/sampel ba­ rang yang ditawarkan kepada masyarakat: lebih dari 50.000; acara sepanjang rute, pada 93 titik, ada hiburan band badut, kelompok perkusi dari Afrika dan Brasil, dan lain-lain. Sejumlah 3.000 relawan, yang kontribusinya sangat penting un­ tuk mengorganisasi acara tersebut, mendistribusikan nomor peserta, mengelola barang-barang yang dititipkan, dan lain-lain. Untuk kesiapan layanan pertolongan pertama, sejumlah 500 orang bertugas, tersebar di berbagai tempat: 7 stasiun pertolongan pertama sepanjang seluruh rute dan hingga garis finish; 1 pusat kon­

Lokasi start di Champs Elisse yang tersohor itu.

trol (layanan ambulans, Palang Merah, layanan tanggap darurat dan ­barisan pemadam kebakaran; 200 pemijat, fisioterapi, chiropodists dan osteopati dikelola oleh kelompok Kinésport Evolution 45 defibrillator semi otomatis. Nah, berapa banyak supply minuman dan buah-buahan? Itu disediakan untuk para peserta, pada setiap aid station dengan 9 petugas yang siap berdiri menyambut para pelari, berlokasi di setiap jarak 3 dan 5 km. Total pada hari itu dibagikan: pisang 17,5 ton; jeruk 18 ton; buah kering 2,2 ton; apel 7 ton; gula batu 2 ton; minuman air mineral 456.084 botol; minuman olahraga isotonik 21.500 liter, dan 250 kan­ tong plastik kuning untuk pengumpul sampah botol plastik yang bisa didaur ulang. Sepanjang rute ada 7 stasiun yang khusus membagikan spons, karet busa yang dibasahi untuk dibagikan kepada para pelari yang melintas, dan pada hari itu 40.000 kemas spons tersebut didistribusi­ kan. Jam pemberitahuan waktu tersedia di 9 titik sepanjang rute lari. Sungguh terbayang mempesona. n

Beginilah para voluntir berperan.

Vol. 4 l No. 40 l April 2013

7


Event London Marathon, Berlin Marathon, Chicago Marathon. Ciri istimewanya disebutkan begini: It has a mass participatory field completing the same course as the elite runners, takes place in a major international market, and is regarded as among the best in the industry. Sungguhkah Marathon telah berperan iba­ rat ‘induk’ di antara pelbagai sporting tourism. ­Mengapa? Jika mampu mengelola jalannya lomba lari full marathon dan half marathon, berdasarkan klasifikikasi dan kualifikasi ­standar internasional, maka dampaknya bukan saja

akan beroleh pujian, tetapi mencerminkan suatu keadaan kota yang aman, tertib, bersih, dan nis­ caya mengesankan dari kacamata pariwisata. Tak terasa menonjol, even marathon di kota besar berarti membangun suatu respek atau ‘wibawa’ sebagai destinasi bagi para peserta serta khalayak luas. Tak heran kota-kota besar itu tercatat sukses dalam kegiatan pariwisata, dan, sukses yang berkelanjutan dalam menyelengga­ rakan lomba marathon. Pada saat hari lomba itu sendiri puluhan hingga ratusan ribu pengunjung berada di kota

untuk ikut serta sebagai pelari, atau sebagai cheerer alias penggembira, atau status penonton. Aktivitas ekonomi masyarakat di akar rumput saat itu bergelora. Tetapi justru di periode lain­ nya, sebelum dan setelah Hari-H Marathon, citra kota yang terbangun tentu menarik kunjungan wisatawan untuk menyaksikan kota yang punya lomba marathon itu. Kegiatan sporting event marathon sendiri telah mencapai tahap suatu bisnis yang menggairah­ kan pariwisata dan menguntungkan masyarakat bangsa dan negara. n

Dari New York hingga Tokyo dan Honolulu

N

ew York City Marathon terakhir di­ selenggarakan tanggal 6 November, 2011 lantaran tahun 2012 dibatal­ kan ketika badai salju Sandy tengah melanda negara bagian AS itu. Tercatat 46.536 pe­ serta semua kategori yang mencapai garis finish, terdiri dari pria 29.669, wanita 16.867. Pencapai­ an waktu finish rata-rata per peserta 4:28:12. NYCMarathon telah berjalan setiap tahun sejak 1970. Selalu diadakan pada hari Minggu pertama bulan November, menarik peserta profesional dan amatir dari seluruh dunia, mendekati 50.000. Pada even 2010 dicatatnya 45.103 peserta yang sampai ke finish. Sewaktu pertama kali tahun 1970 itu diikuti oleh 127 peserta saja, yang mencapai garis finish hanya 55 pelari. Tapi rekor pemenang lumayan, waktunya 02:31:38.

Setiap even Marathon juga membuka kategori lomba on wheel chair.

8

New York Marathon.

Pisang dan jeruk dibagikan pada pelari, ini pemandangan di Tokyo Marathon.

Adapun Tokyo Marathon merupakan termuda usianya saat ini. Pertama kali dimulai pada 18 Februari 2007, toh langsung diserbu pendaftaran mencapai 95.044 kendati yang diterima efektif ikut serta ke lomba jumlahnya 30.870. Warga Jepang diakui tergolong ‘penggemar berat’ akan olahraga lari termasuk marathon. ­Untuk Tokyo Marathon 2013, sebagaimana diumumkan panitianya, pendaftaran mencapai 300.000 peminat. Tak heran di Honolulu Marathon, jumlah pelari dari Jepang selalu lebih dari 60 persen di antara jumlah keseluruhan peserta. Dalam sepuluh tahun terakhir, even itu di­

Vol. 4 l No. 40 l April 2013

ikuti antara 22.000 hingga 30.000 peserta setiap kali dilangsungkan di hari Minggu kedua setiap Desember. Maka periode awal Desember semua penerbangan Jepang–Hawaii penuh padat bah­ kan dengan penambahan penerbangan ekstra dan carter. Tapi ini pula yang dianggap paling kental nuansa pariwisatanya ketimbang teknis lomba. Ketika penggelaran yang ke-40 Desember yang lalu, seorang pelari full marathon, diikuti dan di­ layani menyelesaikan lari ke garis finish setelah dia berlari, berjalan, berlari lagi, selama 14 jam 42 menit dan 14 detik. n


Event

Derawan juga Mendunia...

K

alaupun belum pernah ke Derawan, jika Anda membaca testimony alias catatan pengalaman yang dikirim oleh wisman sepulang dari sana, tentu akan mafhum kawasan ‘Kepulauan Derawan’ itu rupanya telah beberapa tahun ini berada di tahap ‘siap jual’. Atau ‘layak jual’. Para wisman dan wisnus malah­ an serasa bersusah payah dalam perjalanan untuk menggapainya, tapi kemudian pulang dengan rasa puas lebih dari yang diharapkan sebelumnya. Komentar wisman dikirimkan begini: “We spent about a week. Everything was up to our satisfaction. Although the location was a bit far but it really worth the time & money we spent; good food, good room and esp the staff are amazing.... Yang lain menulis: “Derawan is fast being disco­ vered. A new air terminal has just been completed in Berau and direct flights from Jakarta, Singapore and KL will soon be a reality.... Satu lain lagi: “Me and my husband stayed for a

laksanakan tahun 2005–2011. Tahun 2013 acara puncaknya akan mengambil tempat di Labuan Bajo, pintu ke habitat komodo. Dalam kegiatan Sail Komodo 2013, salah satu acaranya adalah Festival Derawan. Berdasarkan SK Presiden tentang Festival Derawan ke­panitiaan nasional pelaksana Dan, satu lagi pergelaran besar Sail Komodo 2013, ditunjuk Dirjen mempromosikan potensi wisata Pemasaran Pariwisata selaku ketua bahari Indonesia berskala interna­ bidang Festival Derawan. sional yang dikelola secara nasional, Mengenai kesiapan di daerah, Sail Komodo 2013. Ini sebenarnya Dirjen Pemasaran Pariwisata, Esthy telah merupakan serial even tiap Reko Astuty mengemukakan, da­ tahun, acara puncaknya dipindah lam koordinasinya dengan pemda dari satu destinasi ke destinasi lain, Kaltim, diketahui pemda bahkan Esthy Reko Astuty event title pun disesuaikan dengan sudah membangun sendiri ban­ nama lokasi puncak acara. dara di Pulau Maratua bersamaan memperpanjang Tahun-tahun sebelumnya dilaksanakan dengan landasan pacu bandara di daratan Berau. Tinggal nama Sail Morotai, Sail Wakatobi-Belitung, Sail menunggu izin operasionalnya dari Kemenhub dan Banda. Dengan nama even Sail Indonesia telah di­ keimigrasian dari Kemenhukham. “Pihak Kemhub dan Kemenhukham sudah meninjau ke sana dan sedang dalam proses untuk realisasi operasional­ nya,” kata Dirjen. Selanjutnya: “Diharapkan, target mereka dari Malaysia,” ujar Dirjen. Bandara di Maratua itu kapasitasnya nanti bisa menerima pesawat non-jet ukuran kecil. Bandara Berau akan bisa menerima tipe pesawat jet. Dalam pariwisata yang bersifat sistemik, inti produk berdasarkan faktor Tiga A-nya hampir ter­ week. It took us about 12 hours to go there from Jakarta but it was worth it. The room was nice and clean, the food was delicious, the staff were ­xextremely friendly and helpful. Will definitely recommend this place to our friends.”

penuhi semua: Faktor atraksi berupa daya tarik kegiatan laut sudah menjadi story dan berangsur menyebar ke mancanegara. Itu tadi, oleh wisman yang berkunjung lalu terkesan baik habis-habisan. Lalu, faktor akomodasi sudah mencukupi untuk tahap sekarang, dari hotel yang mengaku punya VIP-room hingga sejumlah homestay. Jumlah ke­ seluruhan boleh jadi sebatas 100-an, namun me­ madai sesuai tahap penjualannya dewasa ini. Adapun faktor aksesibilitas memang masih da­ lam tahap pengembangan. Saat ini memerlukan sekitar tiga jam perjalanan melalui sungai dan laut untuk tiba di Derawan, apakah dari Tarakan atau dari Berau. Vol. 4 l No. 40 l April 2013

9


Event Ke Tarakan dan Berau wisatawan datang dengan penerbangan dari Balikpapan. Perjalanan di atas air itulah yang akan menjadi jauh lebih singkat sekiranya bandara di Maratua mulai diterbangi. Wisman malahan mengharapkan akan ada pener­ bangan langsung ke Berau dari Jakarta atau Sin­ gapura atau Kuala Lumpur.

Layak jual

Jadi, bukan saja siap jual, tetapi telah layak diperluas penjualannya. Kepulauan Derawan bagai­ kan harta karun yang diletakkan di atas laut. Gugus­ an ini terdiri dari Pulau Derawan, Pulau Sangalaki, ­Pulau Menumbar, Pulau Kakaban, Pulau Semana, Pulau Sambit, Pulau Bakungan, Pulau Inaka dan Pulau Maratua. Di perairan sekitarnya terhampar pulau karang laut serba indah, berbagai jenis ikan hias di situ hidup termasuk ikan duyung, kepiting kenari, penyu hijau dan mutiara alam. Pulau Derawan ternyata sudah dikelola oleh peru­ sahaan swasta sejak 1993, mengoperasikan cottages, restoran, speed boat serta perlengkapan selam. Pulau Sangalaki dikelola oleh sebuah perusahaan dari Malaysia yang bekerja sama dengan pemerin­ tah Kabupaten Berau, juga menyediakan fasilitas selam dan cottages. Penduduk pun sudah terlibat, mereka mengoperasikan losmen dan homestay.

Festival

Tentang festival, rencana kegiatannya diumum­ kan seperti ini. 4Panggung Gembira. Ini program hiburan untuk masyarakat luas tanpa dipungut biaya. Pada akhir seluruh rangkaian kegiatan Festival Derawan 2013, masyarakat akan dihibur oleh penampilan seni budaya tradisional serta artis-artis dari ibu­ kota. Tempat & Waktu: Kabupaten Berau, 22 Sep­ tember 2013. 4International Seminar of Coral Triangel Initiative & Small Island: Ini suplemen utama

kegiatan Festival Derawan 2013, membahas ke­ langsungan hidup hayati dan ekosistem terumbu karang yang akan dikemas dalam bentuk seminar internasional. Di situ akan menghadirkan nara­ sumber-narasumber yang berkompeten di bidang lingkungan hidup. Tempat & Waktu: Kabupaten Berau, 16–18 September 2013. 4Yacht Rally: Satu rangkaian kegiatan pelayaran kapal-kapal layar melalui rute tertentu. Rutenya akan ditentukan kemudian berdasarkan agenda yang telah ada pada International Yacht Route dan Sail Indonesia Org. Tempat & Waktu: Rute Yacht Rally Sail Indonesia 2013. Rute Cruise to Derawan 2013 : Phuket–Singapore–Anambas–Kinabalu– Tarakan– Derawan. Dengan join rute Sail Komodo Yacht Rally 2013. Flag Off, Darwin–Australia 27 Juli 2013. Rang­ kaian kegiatannya di Kabupaten ­Berau direncanakan pada tanggal 15–20 September 2013. 4Diving Tournament: Rangkaian kegiatan se­ lam yang diikuti oleh seluruh atlet selam dan peng­ giat hobi selam dari Indonesia dan mancanegara baik profesional maupun amatir. Tempat & Waktu: Perairan Pulau Derawan, 21–30 Juni 2013. 4Game Fishing Tournament: Memancing ini akan memperebutkan Trophy Kepala Staf TNI Ang­ katan Laut RI (KASAL) dan dilombakan secara tim. Peserta lomba akan memancing jenis ikan tertentu yang khas Kepulauan Derawan dan sekitarnya. Peserta diikuti oleh seluruh tim memancing dari kategori nasional maupun internasional. Tempat & Waktu: Basis turnamen adalah di Perairan Pulau Derawan, Maratua dan Pulau Kakaban, pada 23–30 September 2013. 4Operasi Bhakti Surya Bhaskara Jaya: ­Program sosial sebagai perwujudan kepedulian jajaran TNI Angkatan Laut terhadap masyarakat yang akan dikemas dalam konsep Charity Program. Tempat & Waktu: Kabupaten Berau pada 13–15 September 2013. 4Gala Dinner: Jamuan makan malam yang

digelar secara resmi oleh pihak pemerintah daerah dalam rangka menyambut seluruh tamu dan un­ dangan. Tempat & Waktu: Kabupaten Berau, 15 September 2013. 4Acara Puncak Bersama Presiden RI: Salah satu program utama yang menjadi komponen penting dalam Festival Derawan 2013 adalah Pem­ bukaan secara resmi (Opening Ceremony–The Day) yang akan dihadiri dan dibuka oleh Presiden Re­ publik Indonesia beserta tamu dan undangan lokal maupun internasional. Tempat & Waktu: Kabupaten Berau, 15 September 2013. 4Exhibition: Pameran ini adalah salah satu su­ plemen utama untuk memeriahkan rangkaian keg­ iatan Festival Derawan 2013 yang ditujukan bagi seluruh peserta Festival dan masyarakat umum se­ bagai bentuk dukungan terhadap pengembangan industri pariwisata bahari di Indonesia khususnya di Kalimantan Timur. Tempat & Waktu: Kabupaten Berau, pada 15–22 September 2013. 4Live Aboard Festival Derawan 2013: Rang­ kaian kegiatan pelayaran kapal-kapal layar yang dikemas dalam bentuk penyelenggaran Festival Pelayaran di perairan Derawan. Ini akan ditentukan kemudian berdasarkan agenda yang telah ada pada International Yacht Route dan Sail Indonesia Org. Tempat & Waktu: Perairan Pulau Derawan, pada 21–30 Juni 2013. Rangkaian acara dan kegiatan Festival tersebut telah diumumkan di situs resmi Festival Derawan. Sementara itu Dirjen Pemasaran Pariwisata ­Esthy Reko Astuty menjelaskan, Derawan ter­ masuk salah satu destinasi di antara 16 destinasi utama, terutama wisatawan untuk diving, yang sedang dikembangkan. Tahun ini beberapa program dari destinasi yang penting, adalah antara lain persiapan kita untuk penyelenggaraan Sail Komodo dan Festival Derawan tersebut. “Mudah-mudahan itu akan meningkatkan kedatangan wisman dan wisnus,” kata Dirjen. n

Aktivitas snorkeling di Pulau Derawan.

10

Vol. 4 l No. 40 l April 2013


Wisata Syariah

Oktober 2013

Kita Buka Pintu Lebar-lebar

A

wal Oktober 2013, di Jakarta akan berlangsung Grand Launching Wisata Syariah Indonesia. Selama dua hari, bukan hanya untuk pro­ mosi, tapi juga sosialisasi nasional dan peman­ tapan program wisata syariah, serta mendorong menggerakkan kegiatan ini. Event itu akan menginformasikan best ­practice halal bidang usaha restoran, hotel, juga seminarseminar mengundang negara-negara lain yang non-muslim seperti Thailand. ­Mereka sebagai pembicara akan menceritakan bagaimana me­ reka mengembangkannya. Kita di sini tengah menjalani proses, ­karena belum semua orang bisa menerimanya. Juga akan ada eksibisi, masyarakat akan menyaksikan pameran makanan halal, restoran halal, maka­nya disatukan dengan INDEX, even yang diseleng­ garakan LPPOM-MUI (Majelis Ulama ­Indonesia), itu sebuah pameran yang berhubungan dengan makanan halal dan restoran halal. Kemenparekraf sudah membuat MoU dan dengan cara itu langsung link dengan para prak­ tisinya. Jadi, dua institusi bersinergi. Kelompok kerja dari Kemenparekraf telah melakukan konsinyering beberapa kali dengan

LPPOM-MUI, lembaga pengawasan obat dan makanan MUI dan Dewan Syariah Nasional (DSN) MUI, dalam kaitannya dengan ihwal sertifikasi halal. Sebenarnya serifikati sudah ada, tapi bagai­ mana agar mempercepat proses sertifikasi halal untuk restoran, termasuk bagi restoran di dalam unit hotel yang belum memiliki sertifikasi halal. Bagaimana membuat pedoman bagi restoran di hotel, sekalipun hotelnya bukan hendak di­ jadikan hotel syariah, sehingga bisa masuk da­ lam rangkaian fasilitas apa yang dikategorikan ­sebagai halal traveling atau moslem travel friendly atau ramah bagi traveler muslim. “Pedoman itulah yang lagi disusun. Belum sampai menyusun standar karena kita perlu menunggu sertifikasi hotel yang umum dulu,” kata Rizki Handayani, Direktur Konvensi, ­Insentif, Eksibisi dan Wisata Minat Khusus ­Kemenparekraf. Awal April 2013, Gubernur DKI telah mengeluarkan pergub (peraturan gubernur) yang me­ minta semua restoran di Jakarta yang menyebut diri restoran halal, diharuskan memiliki sertifikat halal. Jadi saat grand launching nanti, DKI ­Jakarta bisa tampil menunjukkan sudah mempunyai

Wamen Sapta Nirwandar menerima buku-buku tentang wisata syariah.

Momen soft launching wisata syariah di Surabaya oleh Kemenparekraf.

Vol. 4 l No. 40 l April 2013

11


Wisata Syariah

Dirjen Pemasaran Pariwisata Esthy Reko Astuty di hadapan seminar Soft Launching Pengembangan Wisata Syariah di Surabaya.

p­ ergub yang tentu saja diharapkan akan diikuti oleh provinsi lain. Berkaitan itu pelatihan-pelatihan akan di­ selenggarakan oleh Kemenparekraf untuk ­capacity building atau pembangunan SDM. Buku direktori untuk moslem friendly traveler akan diterbitkan. Terhadap ini antusiasme hotel dan restoran cukup baik. Memang tadinya timbul pengertian yang ber­ beda, ada anggapan itu mengandung keinginan mengislamkan hotel. Ketika kemudian dipahami bahwa realitasnya nanti sertifikasi halal justru membuka sebuah peluang pasar yang perlu dan bisa digarap lebih luas, samalah seperti kita berkehendak menangkap pasar wisatawan Cina dan Jepang. Spesifiknya, ­mereka menekankan pada aspek makanan, sedangkan untuk halal traveler ditambahi beberapa aspek ­kemudahan untuk shalat, dan seterusnya, di samping ­makanan yang dinyatakan halal. Buku direktori itu diharapkan bulan Juni ini sudah siap. Mengapa? Indonesia akan meng­ikuti World Islamic Travel Mart di Malaysia. Di sana akan diekspos. Kemenparekraf telah menginisiasi koor­ dinasi dengan pemda guna mengumpulkan dan menginventarisasi hotel dan restoran yang ber­ minat maupun yang sudah bersertifikasi ­halal. Itu akan dimasukkan di direktori. Sebelum semua ini, Desember lalu Kemenpa­ rekraf menandatangani MoU dengan DSN ­(Dewan Syariah Nasional) dan MUI. Perkem­bangan hasil dari MoU tersebut akan diekspos. Rencana peluncuran wisata syariah Indone-

12

sia ini merajut kolaborasi upaya yang serius. Bu­ kan hanya Kemenparekraf, yang sejatinya lebih mengambil peran triggering. Manakala nantinya pemda melanjutkan inisiatif, maka Kementerian pun bisa segera memasarkan dan mendorong penjualannya. Ada 3 unsur, yakni: produk dan destinasi, promosi, dan SDM-nya. Di Kementerian ditunjuk koordinator untuk bidang produk dan destinasi, koordinator untuk promosi dan sosialisasi, koordinator untuk SDM, “Saya ditunjuk mengkoordinasikan semua,“ ujar Direktur Konvensi, Insentive, Eksibisi dan Wisata Minat Khusus. “Strategi kami dengan melihat bagaimana antusiasme dari industri pariwisata kita, hotel dan restoran, sementara di dalamnya sendiri kita membuat pedoman,” kata Rizki. Ketika soft launching wisata syariah ini di Surabaya pada Desember silam, didatangkan nara sumber dari Malaysia dan Singapura. Saat itu Wamenparekraf Sapta Nirwandar meng­ anjurkan, “Maka nanti kita akan usulkan ke presi­ den agar ada bagian khusus yang mena­ngani wisata syariah.” Tentang kelompok kerja atau tim wisata sya­ riah sendiri dinyatakannya sangat solid dengan dukungan dari berbagai pihak, termasuk para kyai. SK Menteri Parekraf mengenai Tim wisata syariah mengatur pengerahan hampir semua unit di dalam kementerian ini. Jika kita bicara wisata syariah pasti terkait dengan syar’i. Ini berhubungan dengan wisata religi dan wisata ziarah mengunjungi mesjid-

Vol. 4 l No. 40 l April 2013

mesjid. Islam sudah lama ada di Indonesia, di­ terima karena merupakan rahmatan lil alamin, mengajarkan hubungan tuhan dengan manusia dan manusia dengan manusia. Wisata alam juga merupakan bagian dari wisata syariah. Dengan berwisata kita akan ­saling mengenal satu sama lain, dan itulah inti dari wisata syariah. Wisata syariah juga bukan hanya berkembang di negara-negara Islam. Di negara-negara non-Islam juga kian maju. Diperkirakan pari­ wisata syariah dunia omsetnya bisa mencapai USD 2 T. Inilah yang ingin kita arahkan. Orang muslim di dunia berjumlah sekitar 1,8 M, di Indonesia sendiri sekitar 230 juta, jadi ini adalah market yang sangat besar. Di negara-negara muslim, permintaan ­untuk berwisata itu sedemikian tinggi. Jika kita bisa mengembangkan wisata syariah, merekalah yang akan menjadi target market kita, kata ­Wamen Sapta Nirwandar.

Untuk Pelaku Bisnis

Jelaslah wisata syariah atau wisata halal pada akhirnya bermanfaat dan dapat diman­ faatkan oleh siapa saja kalangan pelaku di bisnis pariwisata. Ia menjadi istimewa, lantaran tipe moslem friendly travel menyediakan segmen konsumen yang ‘solid’, dan pasar yang bukan saja terkonsentrasi pada geografis tertentu, tapi juga tersebar di lima benua. Jika agen atau hotel atau seorang ­profesional memasarkan on line saja, boleh jadi mendapat­ kan konsumen dari negeri di Afrika atau Amerika Selatan, Asia, Timur Tengah, dan masyarakat muslim di Cina dan Eropa. Sedang dipersiapkan pedoman pelaksanaan best practice di hotel dan restoran, best practice paket perjalanan, dan best practice di spa. “Sekarang ini 4 hal itu yang sedang dibahas,” Rizki Handayani menerangkan. Nanti akan diadakan pelatihan-pelatihan untuk biro perjalanan, bisnis spa, dan lain-lain. Untuk SDM termasuk pramuwisata tidak diser­ tifikasi ­syariah, tapi perlu untuk unit usahanya. Untuk travel agent dan spa, belum siap, maka sementara ini dibuatkan pedomannya terlebih dulu. Sekarang disosialisasikan, bahwa mengurus sertifikasi restoran halal itu mudah, jadi, ­justru lebih ramah terhadap industri. Fokus pasar ­Indonesia memang tertuju ke Timteng dan ­Malaysia, dan Singapura. Thailand dan Malaysia pun sedang ‘diintip’ bagaimana mereka me­ laksanakannya. Malaysia malahan bersikap terbuka dan


Wisata Syariah untuk pejalan muslim,” ujar Rizki Handayani. PHRI (Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia) Bandung kini selalu menghimbau agar restoran, termasuk restoran di dalam hotel, maupun tokotoko kue, mencantumkan label halal karena wis­ man yang paling banyak berkunjung datang dari rumpun Melayu Malaysia yang mayoritas muslim. Sayang sekali kalau restoran bersertifikat ­halal saat ini jumlahnya kurang dari 100. Dirasakan di sini MUI perlu mensosialisasikan pengertian, Rizki Handayani

i­ngin bekerja sama. Wamen Sapta Nirwandar di­undang menjadi nara sumber di Malaysia. ­Mereka pun mengajak Indonesia untuk mem­ buat paket bersama, agar bisa menggarapnya bersama-sama pula. Wisatawan Timteng yang masuk ke Malaysia terbukti kebanyakan family. Malaysia hendak mengundang Indonesia ke satu pertemuan nanti bersama Thailand, mau bekerja sama untuk pro­ mosi. Kerja samanya dengan Brunei berupa paket Brunei-Malaysia untuk yang muslim sudah me­ reka pasarkan ke dunia. Nanti, sebenarnya, ketika Indonesia mema­ sarkan bersama mereka, Indonesia juga bisa menangkap pasarnya sendiri. Belum ­diketahui banyak betapa Jepang dan Korea Selatan, hingga Australia dan New Zealand pun sudah mengelola wisata syariah dengan operator tur mereka sendiri. Syukurnya, dewasa ini para pengelola hotel di Indonesia cenderung tertarik, se­ bagian kecil yang tidak paham, sebagian besar telah paham. Bahwa wisata sya­ riah merupakan pasar, sebuah pillihan. Kalau bergabung, bisa menangkap pasar ini bersama-sama. Jika memasarkan di Timteng, seandainya pun belum ada paket-paketnya, toh bisa mempromo­ sikan Indonesia sebagai destinasi bagi wisatawan muslim. Destinasi dimaksud kebanyakan sama saja, namun bisa ditawarkan hotel-hotel yang ramah terhadap wisatawan muslim, restoran halal, fasi­ litas dan kemudahan menjalankan ­syariah, dan lain sebagainya. Sudah ada beberapa ­operator tur yang menjualnya. Hotel ramah muslim ini bukan hanya untuk wisman tapi juga wisnus. “Karenanya mau di­ inventarisasi. Siapa tahu di Maluku sudah ada hotel yang friendly bagi moslem traveler? Di Aceh dan Jateng termasuk kota Solo kabarnya luma­ yan jumlah hotel-hotel syariah. Dikabarkan grup Horison bermaksud hendak memba­ngun 30 hotel

kriteria halal dan prosedur mendapatkan serti­ fikatnya. “PHRI menghimbau, tapi pengusahalah yang harus memintanya,” menurut Ketua PHRI Kota Bandung Momon Abdurochman. Di Jakarta sendiri belakangan datang komentar dari pengelola Mal. Setelah menyediakan tempat solat yang nyaman, ternyata bertambah banyak pengunjungnya, dan pengunjung berbuka puasa di mal. Ini adalah win-win ­situation. Di luar bulan puasa pun kecenderungan itu ­berlanjut. n

Destinasi Mesir, Inggris hingga Hongkong Indonesia Masuk Top 10 Malaysia mempertahankan posisi per­ tama, sebagai tempat paling halal/tujuan liburan yang ramah terhadap muslim, menu­ rut Crescentrating Ranking of Halal Friendly Tourism (CRaHFT) 2013, untuk kate­gori negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) selama tiga tahun berturut-turut. Wisatawan muslim yang datang ke Ma­ laysia diperkirakan 5.440.000 (setara dengan 21,75% dari total kedatangan wisatawan ke Malaysia) selama tahun 2012, dibandingkan dengan 5.220.000 pada tahun 2011.

Peringkat itu disusun oleh sebuah peru­ sahaan berbasis di Singapura, ­Crescentrating Pte Ltd, pelopor dan terkenal dalam pengem­ bangan segmen pasar wisata halal di dunia. Kriteria memeringkat destinasi top yang halal friendly di tahun 2013 berdasarkan pada tingkat ketersediaan makanan halal, restoran halal bersertifikat, fasilitas untuk solat dan ramah akomodasi halal di tempattempat tujuan wisata utama. Malaysia mencatat 8,3 dari 10 poin. ­Dalam sebuah laporan yang dirilis oleh

Vol. 4 l No. 40 l April 2013

C­ rescentrating Pte Ltd, ”Malaysia tercatat pada puncak daftar untuk tahun ketiga berjalan, menjadi tujuan utama bagi turis muslim, bebas rasa khawatir ketika datang untuk mencari makanan halal dan tempat solat tersedia hampir di mana-mana.” Peringkat Malaysia diikuti oleh Mesir, Uni Emirat Arab, Turki dan Arab Saudi. Lalu Indonesia, Maroko, Yordania, Brunei dan Qatar menempati urutan selanjutya dalam kategori Top 10 negara-negara OKI. Dalam kategori Top 10 tujuan halal ­friendly di luar OKI, Singapura berada di ­urutan teratas diikuti oleh Bosnia-­Herzegovina, Thailand, Afrika Selatan, ­India, Inggris, Sri Langka, Australia, Jerman dan Hong Kong. Malaysia menyatakan niat hendak beker­ ja sama dengan Brunei, Indonesia, Thailand dan Filipina tahun ini, dalam mengorga­nisasi seminar atau lokakarya tentang pengem­ bangan pariwisata Islam, juga mengem­ bangkan pedoman sektor pariwisata Islam untuk meningkatkan produk dan jasa. Statistik Malaysia mengumumkan jumlah wisatawan Muslim ke Malaysia menunjuk­ kan perkembangan sebagai berikut : 2000 : 1, 621, 651 2010 : 5, 817, 544 2011 : 5, 220.000 2012 : 5.440.000 (setara dengan 21,75% dari total kedatangan wisatawan ke Malaysia). Jumlah wisman Muslim ke ­Indonesia di­ estimasi pada 2010 sekitar 1.277.473 orang, atau sekitar 18% dari total keselu­ruhan jumlah wisman tahun itu, yang mencapai 7.002.944.

13


Promosi Dalam Negeri

DP Sumbar di Bandung Tahun 2013 ini Direktorat Promosi Pariwisata Dalam Negeri, Ditjen Pemasaran Pariwisata ­Kemenparekraf memulai promosi destinasi ­Sumatra Barat, dengan kegiatan Direct ­Promotion (DP) di pasar wisatawan Jawa Barat, di kota Bandung. Tempatnya di Metro Mall, selama tiga

DP Jawa Barat Dilaksanakan di Kota Tangerang

14

hari 5–7 April 2013. Sebanyak 10 stan disediakan untuk peserta yang terdiri dari pelaku bisnis bidang perhotelan, agen perjalanan, dan dinas pariwisata daerah serta unsur industri kreatif, dari Sumatra Barat. Serba tradisional dari daerah destinasi ­Sumbar, mulai dari pakaian, pertunjukan seni tari, dan makanan khas Minang yang terkenal, antara lain rendang, dipromosikan lagi untuk publik konsumen di kota pariwisata Bandung. Demi komunikasi pemasaran yang cespleng, kegiatan ini diberi tema berjudul Direct Pro­motion Padang di Bandung. Sebutan Padang bukan saja terkenal oleh kulinari masakan Padang yang tersebar di seantero Tanah Air, juga secara popu­ ler kota Padang seolah representasi dari destinasi Sumatra Barat sebagai provinsi. Bandung khususnya dan Jawa Barat umum­

nya, pun telah menjadi salah satu sumber utama pasar wisnus. Masyarakat Jabar ­bepergian ke destinasi-destinasi daerah lainnya, maka di­ harapkan jumlah mereka mengunjungi ­Sumatra Barat akan kian meningkat. Penerbangan ke kota Padang dilayani oleh hampir semua maskapai penerbangan utama, setiap hari dari Jakarta. n

Jawa Barat umumnya dan Bandung khusus­ nya sebagai destinasi pariwisata, perlu di­ pasarkan justru ke daerah-daerah dari mana potensi wisatawan yang akan berkunjung dapat ­diharapkan. Untuk destinasi Jawa Barat, salah satu daerah pasar yang potensial ialah wilayah kota Tangerang dan sekitarnya, atau wilayah Provinsi Banten. Kali ini strategi itu diterapkan melalui even Direct Promotion yang dilaksanakan di kota Tangerang, pada 12–13 April 2013.

Mengambil tempat di Tangcity Mall, kota Tangerang, even Direct Promotion di lobbi utama Mall itu, Kemenparekraf menyediakan pang­ gung untuk acara-acara seni budaya, hiburan, pokoknya stage untuk daya tarik dan untuk berkomunikasi dengan publik. Di situ pula disediakan 10 stan yang diisi oleh pelaku bisnis, dari perhotelan, agen perjalanan wisata, termasuk penerbangan Garuda Indonesia dan Kemenparekraf sendiri. Wartawan setempat meliput memberitakannya.

Vol. 4 l No. 40 l April 2013


Promosi Dalam Negeri

Setelah Konsisten 11 Tahun

S

ebagai pelaksanaan untuk ke-11 kali, konsisten dilaksanakan setiap tahun, even bertajuk Gebyar Wisata Nusantara (GWN) boleh dikatakan termasuk h­ ebat. Dua tiga tahun pertama penyelenggaraannya dibidani oleh Kemenparekraf, pertama kali tahun 2002, tahun­tahun seterusnya hingga sekarang dilanjutkan ‘­sendiri’ oleh penginisiatifnya dan bahkan sebenarnya menjadi salah satu keberhasilan dalam hal fokusnya mempromosikan dan memajukan pariwisata dalam negeri. Tentu saja Kemenparekraf tetap mendukung­ nya tiada henti. Tahun 2013 ini akan diadakan di Jakarta Conven­

Tangcity Mall merupakan satu tempat paling ramai dikunjungi masyarakat, dan dimaklumi, Provinsi Banten merupakan salah satu di antara yang tertinggi dalam jumlah yang mengirim­ kan wisatawan dalam negeri atau ‘wisnus’ bepergian ke luar daerahnya. Di sela-sela kegiatan, pengunjung mal seka­ ligus bisa menyaksikan penampilan seni tari dan hiburan, serta menyambangi stan-stan. Dalam wawancara pers, Kasubdit Wilayah II (Jawa dan Lampung) Promosi Pariwisata ­Dalam Negeri Kemenparekraf, yang memimpin kegiatan ini, Rita Sofiah, menjelaskan lagi, bagaimana program Direct Promotion yang ­memang se­ngaja dilaksanakan di berbagai daerah sebagai ‘pasar’ untuk mempromosikan daerah lain ­sebagai ‘destinasi’. Strategi ini menjadi salah satu upaya tetap mendorong pertumbuhan wisata dalam negeri. “Tahun 2013 ini ditargetkan 250 juta perjalan­ an wisnus,” kata dia. Tahun 2012 telah dicapai jumlah lebih dari 245 juta perjalanan wisnus. Untuk pelaksanaannya di daerah, Kemen­ parekraf bekerjasama dengan dinas pariwisata setempat. Peserta pada DP Jawa Barat di Tangerang ini diikuti pula oleh pihak per­hotelan dan travel agent/tour operator dari Banten, di samping usaha bidang industri kreatif berupa pakaian-pakaian. n

Kanan–kiri: Dirjen Pemasaran Pariwisata Esthy Reko Astuty dan Syukur Sakka ketika di technical meeting tiga minggu sebelum hari Pameran.

tion Center (JCC) tanggal 23–26 Mei 2013. Bagi penyelenggaranya yang dipimpin pengusaha pameran Syukur Sakka, salah satu ukuran keberhasilan penyelenggaraan even, “Ketika ternyata dua pertiga atau lebih para peserta selalu ikut serta sebagai ­repeaters,” kata Syukur. Kali ini Kemenparekraf mengekspresikan penghargaan dan dukungan kuat itu, bahkan, dengan menyediakan tempat di Balairung

Soesilo Soedarman, gedung Kemenparekraf, tempat dilaksanakannya technical meeting. Para peserta pameran datang dari daerahdaerah selain dari Ibukota, saat pertemuan tekhnis itu tiga minggu sebelum hari-H, pada 29 April 2013. Dirjen Pemasaran Pariwisata, Esthy Reko Astuty, mengikuti pertemuan, memberikan catatan-catatan dan arahannya. Dirjen menekankan lagi bagaimana pari-

Renstra 2012–2014

A

kan halnya kegiatan promosi pariwisata dalam negeri dengan format Direct ­Promotion ini, merupakan bagian kegiatan yang disebutkan dalam Renstra ­(Rencana Strategis Kemenparekraf 2012–2014). Diharapkan kegiatan ini akan meningkat. Semakin banyak pengunjung yang datang ke even promosi DP, diharapkan semakin banyak transaksi pembelian perjalanan wisata dalam negeri. Dan kecenderungan minat seperti itu akan semakin meluas, maka akan semakin populer terus perjalanan wisata di dalam negeri yang dilakukan oleh penduduk Indonesia. Konsepnya DP diselenggarakan oleh Kemenparekraf untuk mempromosikan suatu daerah ­sebagai destinasi, dengan melaksanakannya di tempat di daerah lain sebagai pasar. ­Untuk pelaksanaan tentu dijalin kerja sama dengan dinas-dinas pariwisata dan unsur industri ­se­tempat, baik dari destinasi yang hendak dipasarkan, maupun dari daerah tempat pasar yang dituju. Karenanya peserta dalam kegiatan DP diharapkan justru lebih banyak dari para pelaku bisnis pariwisata. Even itu sendiri bersifat consumers market, di mana masyarakat konsumen langsung bisa memesan dan membeli perjalanan atau tur. Para praktisi mulai dari usaha transportasi, ako­ modasi, atraksi dan lainnya, dengan ikut serta pada even DP, dapat langsung mengadakan tran­ saksi. Itulah mengapa even semacam ini dilaksanakan di lokasi-lokasi yang merupakan pusat keramaian publik seperti Mall, pusat perbelanjaan, dan seterusnya. n

Vol. 4 l No. 40 l April 2013

15


Promosi Dalam Negeri wisata dalam negeri atau wisata nusantara disingkat wisnus, begitu besar perannya bagi pariwisata Indonesia khususnya, dan terhadap perekonomian Indonesia umumnya. Tahun 2012 ditargetkan 245 juta perjalanan wisnus, hasil yang dicapai tercatat 245.088.000 perjalanan. Pengeluaran wisnus per perjalanan sekitar Rp 700 ribu. Dan itu membawa dampak panjang hasil ekonomi bagi para pelaku usaha wisata, yang langsung maupun tak langsung berkaitan, serta bagi masyarakat sendiri. Syukur Sakka menyatakan sekitar 250 peserta akan mengikuti even tahun ini, memamer­ kan sekitar 300 obyek wisata dan tempat berlibur di Indonesia. “Sejak awal hingga sekarang kami terpaksa tak dapat memenuhi sejumlah permintaan yang ingin ikut serta, tetapi mereka ingin memasarkan wisata ke luar negeri,” ucap Syukur. “Even ini perlu kami pertahankan agar konsisten dengan konsepnya itu, yakni khusus mempromosikan wisata di dalam negeri,” kata dia. Harus diakui, ajang-ajang yang memasarkan wisata ke luar negeri di Indonesia telah biasa di­ kerjakan oleh beberapa event organizer lain. Para pesertanya terutama maskapai ­penerbangan baik nasional maupun asing, dan agen-agen perjalanan serta tur dan perwakilan-perwakilan badan promosi dari luar negeri.

Selain itu cukup banyak even lain di Indo­nesia dan di luar negeri, yang berfokus pada promosi wisata inbound, yakni upaya mendatangkan ­wisman ke Indonesia. Di Indonesia termasuklah seperti TIME (Tourism Indonesia Mart & Expo— Pasar Wisata) yang digelar setahun sekali. TIME ini pernah diadakan di Jakarta, Yogyakarta, Makassar, Lampung, dan tahun 2013 ini akan diadakan di Padang, Sumatra Barat.

Konsumen dan B2B

GWN konsep dasarnya merupakan ­pameran untuk konsumen, dimana masyarakat luas yang datang berkunjung akan mendapatkan ­informasi, juga sekaligus bisa langsung membeli

16

rencana-rencana atau paket perjalanan wisata dalam negeri. Syukur Sakka menerapkan strategi yang mampu memperbanyak jumlah masyarakat berkunjung ke GWN. Yaitu dijadwalkannya dua even lain yang dikelolanya, di lokasi gedung JCC dan jadwal yang sama pula. Dua even dimaksud ialah INASPORT dan Agro & Food Expo. Masing-masing even tersebut tahun 2013 ini merupakan penggelaran yang ketiga kali. Yang satu diikuti oleh sekitar 100 merek per­ alatan olahraga, sepeda, aksesorisnya, peralat­an golf dari 51 peserta, yang ini ter­ masuk dari ­Taiwan, China, Jerman, Singapura dan Malaysia. Begitupun pameran yang satu lagi, menurut Syukur, akan diikuti oleh 300 peserta dari dalam dan luar negeri, termasuk China, Tai­ wan, Korea dan Kazakhstan. Jadi, cara mensinergikan dua even konsumen lainnya itu ­dengan even GWN, diharapkan akan dikun­ jungi oleh masyarakat yang ingin berlibur ke daerah-daerah seraya mencari per­ lengkapan olahraga, serta produk-produk agri­ bisnis. Atau sebaliknya. Tapi agaknya dimaklumi bahwa efisiensi waktu yang dinamik telah menjadi salah satu ciri bisnis pariwisata di dunia dewasa ini. Syukur Sakka melaporkan kepada Dirjen Pemasaran Pariwisata, bahwa kali ini GWN mem­ perkuat peluang tambahan dengan satu sesi Table Top alias Business to Business meeting. Di hari pertama jam pertama setelah ­upacara pembukaan, para seller diberi kesempatan mem­ beri presentasi, kepada para buyer yang terdiri dari biro perjalanan wisata (BPW), perencana perjalanan dinas pemerintah, para perencana

Vol. 4 l No. 40 l April 2013

perjalanan pejabat BUMN dan BUMD serta pe­ rencana perjalanan dinas diplomat dan staf. Siapa para seller dimaksud? Ketika technical meeting, diumumkan bahwa para seller yang sudah terdaftar terdiri dari: Arista Hotel, Carmeta T&T, Gunung Dempo ­(Sumatra Se­latan), Belitung Adventure, Bella Wisata Tour (Bangka Belitung), Bintan Lagoon Resort, ­Mahanta Karya Tour, Sukajadi Golf (Kepulauan Riau), Abadi Tour, Marlin Hotel (Pekalongan), ­Batravco Travel (Bali) dan dari Provinsi Jawa Timur. Daftar seller masih bisa bertambah. Adapun acara yang diperuntukkan masyarakat umum adalah termasuk talkshow, kontes foto, kontes lagu daerah, pertunjukan kebu­ dayaan Melayu, peragaan busana batik tingkat anak-anak. Memaklumi akan konsistensinya jadwal pe­ nyelenggaraan berskala nasional ini, dengan fokus promosi destinasi di dalam negeri, bela­ kangan timbul gagasan kemungkinan even itu pun juga baik bila dikunjungi oleh calon-calon buyer dari luar negeri yang berminat. Ide yang muncul, ialah jika dalam GWN itu telah selalu tampil destinas-destinasi wisata dalam negeri, —sekalipun motif keikutsertaan sebenarnya bertujuan untuk menjangkau dan menarik konsumen calon wisnus,— dan jadwal pamerannya diumumkan ke beberapa pasar wisman (setidaknya kawasan ASEAN dan Asia), tentu akan berpotensi memotivasi pula para biro perjalanan outbound dari luar negeri untuk da­ tang sebagai buyer. Mereka berpotensi datang berkunjung on their own, atas biaya sendiri, sehingga GWN tak perlu mengeluarkan biaya untuk itu. Dengan begitu ajang ini pun akan menghasilkan nilai tambah yakni sekaligus mendukung peningkatan jumlah kunjungan wisman. n


Event

SATTE pun Digelar di BALI

D

i India memang tersebutlah even promosi pariwisata yang sudah cu­ kup terkenal dan selalu diikuti indus­ tri pariwisata internasional. Se­suai namanya berfokus memasarkan Asia Selatan: South Asia Travel and Tourism Exhibitions (SATTE). Tahun ini diciptakannya even baru dinamai SATTE Indonesia, setelah selama 20 tahun se­ lalu diadakan di New Delhi dan Mumbai, India, di ­bulan Januari. Bali khususnya dan Indonesia ­umumnya telah diperhitungkan sebagai desti­ nasi maupun sebagai pasar internasional yang kuat, juga sebagai lokasi di mana pameran pari­ wisata internasional pun dipandang akan mem­ beri hasil yang menggairahkan. Even yang bertajuk Satte Indonesia akan ber­langsung pada Juni 12–14, 2013 di Bali In­ ternational Convention Centre (BICC). Kemente­ rian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menyatakan dukungan dan mendorong badan pariwisata, organisasi pariwisata nasional, dan industri pari­ wisata untuk berpartisipasi memanfaatkannya. Ajang SATTE memang B to B, khusus ajang pertemuan penjual dan pembeli, internasional untuk tiga macam tur inbound, outbound, dan domestik. Beberapa peserta sudah mengkonfir­ masi adalah Berlin Tourismus & Kongress, Intercontinental Bali Resort, The Westin Resort, Nusa Dua Beach Hotel, Club Bali Resort, Seminyak Villa, Bali Rani Hotel, Kuta Paradiso Discovery Travels, dan banyak lagi. Beberapa entitas pariwisata termasuk dari Abu Dhabi, Dubai, agen-agen pemasar E-Travel, agen perjalanan domestik India, dinas pariwisata Padang, Lombok, Tourism Authority of Thailand, Badan Pariwisata Mesir, Swiss-Belhotel International, The Ritz Carlton Pacific Place Jakarta Hotel, Anantara Uluwatu, Pariwisata Nepal, Pari­ wisata Arab Saudi, juga Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, dan lain-lain, dalam proses mengkonfirmasi partisipasi. Diberitakan pula, respon pun datang dari pembeli Australia, se­ hingga keseluruhan lebih dari 200 perusahaan dari 20 negara akan hadir aktif di Satte Indonesia 2013 itu. Yang menarik pula dari diadakannya even di luar negerinya, justru sekaligus hendak mempromosikan India sebagai pasar, mereka pun ingin agar out-bound travel dari India juga me­ ningkat. Jadi, mereka mencari ‘penjual’ destinasi ke luar negeri. Pihak penyelenggaranya menyatakan, Indo­

Spirit of Bali di BICC.

Jumlah wisman ke India : 2009

5.167.699

2010

5.775.692

2011

6.309.222

Jumlah warga India ke luar negeri : 2000

4.415.513

2001

4.564.477

2002

4.940.244

2003

5.350.896

2004

6.212.809

2005

7.184.501

2006

8.339.614

Statistik Pem. India

nesia adalah salah satu pasar dengan pertum­ buhan tercepat bagi perjalanan dan pariwisata di dunia, maka peluncuran Satte Indonesia merupa­ kan pengakuan pentingnya tumbuh di Indonesia sebagai tempat ajang B2B dan sebagai tujuan pariwisata yang menjanjikan sehingga menjadi acara wajib hadir untuk pembeli dan penjual dari Indonesia dan di seluruh dunia. Ajang itu diniatkan juga untuk membangun pedoman-pedoman baru untuk acara perjalanan

Vol. 4 l No. 40 l April 2013

dan wisata di Indonesia. Dengan membawa buyer dan supplier bersama-sama dalam Satte ­Indonesia tujuannya adalah untuk memajukan industri pariwisata melalui sesi bisnis dan ‘benchmarking’ mempromosikan praktik bisnis terbaik di bidang MICE dan manajemen rekreasi, ber­ sama dengan peserta pameran dan pembeli dari 33 provinsi yang mewakili Indonesia dan ber­ bagai negara dunia. Tentu saja termasuk, selain sesi-sesi di pameran selama empat hari itu akan diadakan berbagai program tur Indonesia. Sebenarnya mereka mengharapkan akan ter­ capai apa yang diharapkan, yakni “bringing together over 300 domestic and international sellers representing the top hospitality and travel brands with more than 300 domestic and international qualified buyers representing the top multinational and unique leisure brands across the globe.” Pihak Penyelenggara juga mengumumkan informasi yang bobotnya mempromosikan ­Indonesia, antara lain dengan menyatakan tempat evennya yang terletak di daerah paling mewah di Bali, BICC di atas kompleks lebih dari 1.500 m2 luas kotor, membuatnya menjadi salah satu acara wisata terbesar di Asia Tenggara. Satte Indonesia akan memperpanjang track record yang sukses Satte India sebagai even Travel dan pameran pariwisata terbesar di Asia Selatan. Direktur Promosi MICE dan Minat Khusus Ke­ menparekraf, Rizki Handayani, menulis surat dukungan dan menyatakan, Kemenparekraf mendorong industri pariwisata Indonesia, orga­ nisasi-organisasi pariwisata dan dinas-dinas pariwisata provinsi di Indonesia agar ikut serta pada ajang internasional tersebut. n

17


Event

Pelataran pantai Losari Makassar dibangun dengan biaya Rp 90 M. Indah rapi.

Sumber-sumber Daya

E

Jalan sekelilingnya lumayan lebar, adakalanya macet.

Waterfront pantai Losari.

18

ven olahraga bahari lomba perahu layar tradisional Sandeq Race sebenarnya telah bertahun-tahun terselenggara dan luma­ yan dipublikasikan di mancanegara. Perahu layar tradisional bernama Sandeq itu disebut tipikal Sulawesi Barat. Pernah rute lombanya start dari pantai kota Mamuju, finish di Makassar. Belakangan garis finish lengkap dengan acara dan upacaranya tak lagi dilanjutkan di Makassar, dan pindah ke wilayah provinsi Sulawesi Barat. Pantai Losari Makassar, telah hampir rampung di­ bangun kembali dengan biaya Rp 90 miliar, dan dewasa ini menampilkan suasana dan fasilitas lapang, indah, tampak masyarakat menikmatinya sebagai tempat ­rekreasi utama. Bagi pariwisata menjadi tourist spot yang mewakili wajah kota Makassar. Lalu potensinya kian kuat sebagai venue kegiatan wisata olahraga air. Bukan tak mungkin lomba Sandeq Race, perahu layar, wind surfing, berskala

Vol. 4 l No. 40 l April 2013

internasional, dan semacamnya, sooner or later, bisa digelar di sini. Para ahli sebaiknya menelaah. Manakala even se­ macam itu dengan pelaksanaan yang sukses, dua atau tiga kali setahun, terpublikasi luas, niscaya semakin keras minat wisnus dan wisman datang ke ­Makassar.

Ekowisata Danau di Negeri ini Kementerian Kehutanan pernah menyusun se­ bagian potensi Ekowisata Danau, seperti ini. Ter­ buka peluang sekaligus menciptakan Wisata Olah­ raga air. Di pegunungan, juga olahraga udara sejenis ­parasailing, gantole, dan lain-lain. Danau Sentarum di Kabupaten Kapuas Hulu, mi­ salnya, berpeluang bagi wisata perbatasan, cross border tourism, layaknya pintu masuk di Entikong atau di Batam-Bintan. Koneksi jalan lintas batas dengan Ma­ laysia di situ telah memudahkan. Memang, jalan raya di wilayah Malaysia jauh lebih baik. Toh kita tinggal meng-up grade, sehingga tercapai keseimbangan kualitas. Wisman bisa masuk dari Brunei dan Sabah– Sarawak, seraya menikmati pemandangan alam Bor­ neo yang terkenal sebagai paru-paru dunia. Ketika even olahraga internasional kelak ter­ laksana di sana, itu akan merupakan tonggak pro­ mosi pariwisata, dan masyarakat pun tergerak untuk berkunjung menjadikannya sebagai destinasi wisata. Pemda dan stakeholders setempat perlu melirik.


Event

Pemandangan sunset di Losari dan wisatawan beraktivitas.

Pariwisata Olahraga K­ emudian, kekuatan wisata Makassar terletak juga di Toraja. Destinasi Sulsel yang kuat utamanya ter­ padu dari dua spot tersebut. Adapun danau, umumnya dikelilingi oleh taman nasional di bawah konservasi. Aktivitas konser­ vasi pun semakin diminati wisatawan yang ber­

motif ­ingin terlibat dengan aktivitas masyarakat ­setempat. Setiap Wisata Olahraga atau Sporting Event ­Tourism sudah barang tentu tak terlepas dari kombi­ nasi even seni budaya, festival, pameran, merchandising, hingga industri kerajinan dan kuliner. n

Vol. 4 l No. 40 l April 2013

Pontianak dengan Sungai Kapuasnya.

19


Aksesibilitas

Memacu Jakarta, Semarang,

I

Pemusik tradisional Sulawesi Selatan sekarang selalu menyambut kedatangan penumpang yang baru saja mendarat, di terminal bandara Sultan Hasanuddin, Makassar. (atas). Ruang megah dan indah, bersama tampilan perahu khas Pinisi, menyambut pula dan menyajikan kesan yang menyejukkan (bawah). Bandara ini kini dihubungkan oleh penerbangan langsung dengan Singa­pura dan Kuala Lumpur.

20

Vol. 4 l No. 40 l April 2013

ndustri pariwisata Indonesia atau para pelaku bisnis alias ‘player’, sungguh harus­ lah bergandeng tangan dengan peme­ rintah daerah masing-masing untuk meng­ efektifkan manfaat dari terbukanya aksesibilitas berupa penerbangan langsung dari luar negeri ke kota pintu gerbang destinasi masing-masing. Bagi operator penerbangan, bottom line ­dalam pertimbangan mereka membuka rute baru, atau meningkatkan frekuensi penerbangan yang te­ lah dioperasikan, niscaya ialah tinggi rendahnya passenger load factor yang dicapai. Setidaknya mereka mengharapkan 50% kursi di pesawat perlu terisi sehingga secara komersial rute yang diterbangi dapat mereka pertahankan. Penambahan frekuensi di beberapa rute ter­ tentu dan membuka penerbangan baru di rute baru, tahun 2013 ini, akan menjadi dukungan utama dalam realisasi menggapai jumlah sembi­ lan juta wisman berkunjung ke negeri ini. Tetapi upaya mengefektifkan hasil dari strategi dan rangkaian kegiatan pemasaran yang dijalankan secara nasional, maupun daerah per daerah, akhir­nya memerlukan efektifitas kegiatan dari para pelaku bisnis pariwisata. Ya dari ‘player’ ­berbasis nasional, maupun yang berbasis di daerah-daerah. Memang, salah satu peluang peran yang boleh dikatakan sebagai ‘terobosan’ yang dimainkan oleh pemerintah daerah, terjadi tahun lalu di Nusa Tenggara Barat. Ketika operator Air Asia membuka penerbang­ an langsung Kuala Lumpur-–Mataram (Bandar udaranya bernama Bandara Internasional Lom­ bok—BIL), pemda provinsinya “mendukung de­ ngan membayar Rp 500 juta”. Dana itu digunakan untuk mendukung operator penerbangan secara langsung mempromosikan pariwisata Lombok atau destibasi NTB (Nusa Tenggara Barat). Mereka sebenarnya mengusulkan Rp 2 ­miliar, tetapi kemampuan pemda barulah sampai se­ batas anggaran tersebut. Namun, itulah yang diefektifkan oleh operator penerbangan me­ masukkan destinasi Lombok/NTB pada materimateri promosi pemasaran penerbangan AirAsia, sehingga menjangkau sekitar 200 network pe­ nerbangan AA di dunia. “Kami merasakan hasil­ nya efektif,” begitu menurut Wakil Gubernur NTB, Badrun xxxx. Yang diterobos oleh pemda itu, sejatinya tak terbatas dalam nilai dana yang ditunaikan, namun ‘perhatian dan sikap bekerja sama’, yang diperli­


Aksesibilitas

Makassar hatkan kepada operator penerbangan, merupa­ kan satu kandungan semangat yang membuka pintu-pintu saling dukung selanjutnya. Bagi operator berkepentingan menambah jumlah penumpang, yang dari luar negeri mau­ pun dalam negeri. Bagi pemda kepentingan­ nya tentulah peningkatan jumlah kunjungan wisatawan. Pada ujungnya sikap-sikap saling mendukung alias ‘sinergi’ antar pihak operator penerbangan dan stakeholders setempat, akan memperoleh peningkatan jumlah dan perluasan sumber-sumber wisatawan yang berkunjung dengan memanfaatkan rute-rute yang dilayani oleh sang operator.

Pengalaman dan Peluang

Kita rasanya perlu mengingat kembali pe­nga­ laman mutakhir, yang dialami di kota Makassar. Awal tahun lalu sempat dibuka penerbangan langsung oleh satu operator menghubungkan­ nya dengan Kuala Lumpur dan Singapura. Sayang, operator kemudian seakan berjalan sendiri saja, sehingga ketika jumlah penumpang yang diangkutnya, yang berangkat dan yang tiba, tidak memadai, sang operator menghentikan ope­rasinya hanya dalam waktu kurang dari sete­ ngah tahun semenjak hari pertama beroperasi. Menurut Wakil Gubernur provinsi Sulsel, Agus Arifin Nu’mang, tahun 2012 lalu tercatat seki­ tar 62.000 wisman yang berkunjung ke destinasi ini. Adapun jumlah wisnus dicatat sekitar 4,2 juta pengunjung. Saat ini telah muncul angin baru dan kegiatan baru dari beberapa airlines. SilkAir akan membu­ ka penerbangan langsung Singapura–Semarang (SIN-SMG) tiga kali per minggu mulai akhir Juli 2013, dan penerbangan langsung Singapura– Makassar (SIN-UPG) mulai awal Agustus 2013. Garuda Indonesia mulai 2 November 2013 akan membuka penerbangan langsung dari Perth, Australia ke Jakarta, penerbangan ini berlanjut ke London. Jadi, itu berarti London–Jakarta akan dioperasikan lima kali seminggu. Di pasar, ini su­ dah mulai dijual sejak enam bulan sebeumnya, yakni pertengahan April 2013. Rute langsung Perth–Jakarta itu sebenarnya mengembalikan operasi penerbangan langsung setiap hari antara Jakarta dan Perth yang pernah dihentikan lima tahun yang lalu. Tahun ini akan dimulai lagi pada 28 Juni 2013 menggunakan pesawat B738. Tipe pesawat ini pula yang sudah dioperasikan selama ini, bahkan

Wamen Parekraf Sapta Nirwandar dan Gubernur DKI Joko Widodo.

Ikon Baru, Majulah Jakarta Tahun 2013 ini pula Jakarta mendapatkan peluang, —mungkin terbaik dalam sejarah pariwisatanya—manakala tanggal 27 Oktober 2013 nanti digelar even ‘besar dan berwiba­ wa’ —Jakarta Marathon. Tentu saja skalanya internasional. Wamenparekraf Sapta Nirwandar, dua tahun yang lalu itu (selaku Dirjen Pemasaran Pariwisata), mengakui Ibukota ini sedang berupaya mengatasi masalah traffic jam. Tapi tak mandeg sampai di situ. Ide kreatif harus dikembangkan. Maka, menurut Sapta Nirwandar, satu saat nanti kenapa tidak diciptakan evening city tour, bahkan evening museum visit, juga kemungkinan sun rise morning tour di kawasan Monumen Nasional (Monas), kata Dirjen Pe­ masaran Pariwisata waktu itu. Seperti telah mulai banyak diberitakan kini, gagasan Kemenparekraf menggelar Jakarta Marathon, telah disambut hangat oleh Gubernur DKI Joko Widodo. Mulai terbayang betapa besar even Jakarta Marathon itu nantinya. Seperti hampir setiap kota besar di dunia yang telah mempunyai even serupa itu berusia puluhan tahun,—New York, Boston, Paris, Amster­ dam, Tokyo, Honolulu dan lain-lain—Jakarta Marathon tak akan berhenti bila sukses diikuti puluhan ribu peserta. Terlaksananya suatu even Marathon,—rute 42 kilometer yang dilintasi haruslah licin me­ menuhi persyaratan dunia, aman, tertib, bersih selama dan sesudah pergelaran, maka lin­ tasan itu akan perlu ditutup dari kendaraan sekitar 10–12 jam—semua itu akan melahirkan suatu ‘respek’ tersendiri tentang Jakarta sebagai destinasi wisata. Itu pula kaitannya dengan lintasan rute yang dijalani: akan terdiri dari spot-spot yang menarik dari sudut wisata. Telah diumumkan sedikitnya sembilan bagian di Ibukota Jakarta akan dilalui: mulai dari kawasan Pluit di pantai utara, kawasan Kota Tua, Pasar Baru dengan Gedung Kesenian, menuju kawasan Gelora Bung Karno. Jakarta Marathon bisa jadi ikon baru Jakarta, di samping Kota Tua, dan landrmark-nya Monumen Nasional. n dua kali sehari dengan rute Perth–Denpasar– Jakarta. Direktur Garuda Indonesia yang membawah­ kan Australia dan Pasifik Barat, Bagus Y Siregar, percaya layanan itu akan menjadi populer de­ngan wisatawan yang tertarik untuk mengunjungi ibukota Indonesia, atau menggunakannya untuk terbang lanjutan ke destinasi lain di dalam negeri Indonesia. Malahan yang sudah berjalan terus ada­ lah rutenya setiap hari Perth-Denpasar-Jakarta. Bersamaan itu CEO Dewan Pariwisata Australia Barat, Evan Hall, mengatakan layanan baru ini adalah hasil dari negosiasi beberapa bulan. Pada

Vol. 4 l No. 40 l April 2013

tahun 2012, menurut dia, 32.000 orang Indone­ sia mengunjungi Australia Barat via Perth. Jadi, di situ pula terletak kepentingan pihak Australia. Garuda Indonesia telah membuka pemesanan untuk penerbangan dari kota Brisbane ke Jakarta melalui Denpasar, yang baru akan kembali diter­ bangi tanggal 1 Agustus 2013 setiap hari dengan juga B737-800. Ini pun telah dijual lima bulan dimuka, sejak pertengahan Maret 2013, dengan tarif pp dimulai dari harga A$ 801 termasuk pajak. Pesawat B737-800 atau disingkat B-738 ini dioperasikan dengan kapasitas tempat duduk 162 penumpang, 12 di kelas eksekutif, dan 150

21


Aksesibilitas

Terminal 3 bandara Soekarno-Hatta sekarang mencerminkan bandara kelas dunia dalam hal bangunan, dekorasi, efisiensi dan fasilitas keberangkatan penumpang. Bandara Soekarno-Hatta saat ini tengah menjalani pembangunan kembali dengan suatu grand design, yang diharapkan nanti mengatasi situasi serba kongesti yang kini telah melanda bandara ini hampir setiap jam setiap hari.

Terminal penumpang bandara Semarang pun mulai padat kendaraan.

kelas ekonomi. Alhasil, dari Australia bar di 50 destinasi pada 13 negara di rute penerbangan lang­ wisman dapat terbang langsung ke Asia Pasifik. sung dengan Singapura. ­Jakarta lima kali seminggu, selain Dilihat dari luas jaringan pener­ Beberapa bulan setelah dari Sydney atau Perth, juga bisa em­ bangannya itu, kendati belum seluas pembukaan, rute itu di­ pat kali se­minggu dari Melbourne. jaringan AsiaAsia, mestinya, seperti tutup lagi oleh operator. Sejak 28 Oktober 2012 Garuda pemda provinsi NTB yang mau ikut Pertimbangan­nya pada mulai menjual demikian banyak sharing membiayai secara langsung dasarnya sama, yakni rute-rute di luar rutenya sendiri, untuk promosi destinasinya dengan kurangnya jumlah pe­ Bagus Y Siregar Agus Arifin Nu’mang yakni berkait kerjasamanya dengan airlines yang bersangkutan, stakenumpang yang berarti Direktur Garuda Ind. Wagub Sulsel code sharing penerbangan dengan holders di Yogyakarta khususnya passenger load factor maskapai besar Etihad. atau PLF tidak memenuhi syarat pertimbangan boleh jadi perlu merangkul sang operator Tiger Penerbangan code share ini mencakup rute komersial bagi airlines. atau Mandala. Berbeda dengan penerbangan Jakarta dan Abu Dhabi, Kuala Lumpur dan Abu Langkah operator penerbangan ­tampaknya rute ke/dari Bandung, yang telah berada di ­tahap Dhabi dan selanjutnya ke/dari Amman, Bahrain, kurang disambut oleh para pemain bisnis pari­ ‘mapan’ di pasar Singapura dan Kuala Lumpur, Beirut, Dammam, Frankfurt, Istanbul, Kuwait, wisata, maupun stakeholders umumnya di Sema­ agaknya tak memerlukan lagi langkah ‘terobosan London Heathrow, Milan Malpensa, Munich, rang/Jawa Tengah ketika dibukanya rute tersebut. atau rangkulan’ serupa itu. Muscat, Paris Charles de Gaulle dan Riyadh. Nah, kembali ke Jakarta, sejak lebih setahun Ramai pula wacana kala itu, yang mengata­ Memang, hampir bersamaan dengan itu kan, calon penumpang dari Semarang bertujuan lalu pimpinan Visit Indonesia Tourism Officer di Garuda mengurangi frekuensi penerbangannya ke Singapura, cenderung ‘enggan’ berangkat dari Sydney, Australia, percaya bahwa Ibukota Indo­ sendiri menjadi empat kali per minggu untuk bandara Ahmad Yani Semarang. nesia ini sudah waktunya dipromosikan kem­ rute Jakarta–Amsterdam melalui Dubai mulai Waktu itu sedang berlaku peraturan kewa­ bali dengan lebih banyak. Pertimbangannya, 2 Desember 2013, yang menggunakan pesawat jiban membayar fiskal/pajak saat hendak be­ bagi pasar wisatawan di negeri Kanguru itu, A330-200. Tadinya Garuda terbang setiap hari rangkat ke luar negeri. Para calon penumpang itu Jakarta cukup menarik dari kacamata Australia. Jakarta–Amsterdam melalui Abu Dhabi. lebih memilih berangkat dari bandara Soekarno- ­Malahan juga destinasi lain, yang dapat dilan­ Bagi kota Semarang khususnya dan destinasi Hatta, Jakarta. jutkan dari Jakarta. Tentu juga dipertimbangkan provinsi Jawa Tengah umumnya, kini sungguh ­kecenderungan jenuhnya warga Australia yang perlu siap-siap sejak beberapa bulan di muka dari Yang Baru untuk Yogya dan Bandung telah berulang kali berwisata ke pulau Bali. Sementara itu, Mandala yang bermitra dengan hari mulainya beroperasi penerbangan langsung Craig Gibbons, direktur VITO di Sydney, Aus­ Tiger Airways-Singapura, akan segera membuka tralia, berseru: “Do not under estimate Jakarta.” Singapura-Semarang seperti disebutkan tadi. Semarang beberapa tahun silam pun mencatat rute baru ke Yogya dan Bandung menggunakan Alison Roberts Brown, country manager pengalaman yang mirip-mirip dengan pengala­ pesawat baru tipe A320, selain juga ke Pekanbaru VITO di sana menambahi, bukan hanya Jakarta di man Makassar. Operator penerbangan membuka di Sumatra. Jaringan Tiger Airways sudah terse­ Asia ini yang menghadapi masalah heavy traffic

22

Vol. 4 l No. 40 l April 2013


Aksesibilitas

Bandara Hub, Manfaatkan!

Perhatikan pula strategi baru promosi pemasaran maskapai penerbangan. Salah satunya mencipta­ kan paket wisata seperti yang diiklankan di atas.­ Bukankah itu satu peluang kerja sama dengan ­airlines meng-generate konsumen berwisata dalam negeri?

jam. Mereka, di akhir tahun 2011 telah mengan­ jurkan industri pariwisata memasarkan kembali Jakarta, mengingat di sini terdapat hotel-hotel bagus untuk tinggal, untuk dining, shopping, dan, harga yang menarik. Para pelaku bisnis pariwisata di Jakarta jelas perlu menyusun bagaimana sungguh Jakarta bisa dikemas menjadi ‘layak jual’, dan wisman mau tinggal seraya tur di Ibukota ini setidaknya dua malam. Sesudah itu silahkan tur ke destinasi lain di dalam Indonesia, atau melanjutkan ke London, sebagaimana ditawarkan oleh Garuda Indonesia di pasar Australia. n

Makassar sebagai kota, boleh jadi berkara­ kter transit city atau gateway bagi Sulsel se­ bagai destinasi pariwisata nasional maupun internasional. Toh ada satu keistimewaannya. Dua tahun silam, Walikota Makassar menda­ pat dukungan kuat dari Kemenparekraf ketika diumumkannya program kota itu menjadi ‘a living room’ bagi wisatawan domestik. Wisnus dari kawasan Timur Indonesia yang dalam perjalanan hendak kawasan Barat, di­ anjurkan singgah dan tinggal menginap di kota itu. Demikian pula sebaliknya. Kenyataannya, di kota Makassar itu kini, sebutlah merek apa saja, barang konsumsi apa saja, makanan minuman dan restoran kafe merek apa saja,—yang dicari banyak orang di kota Jakarta—Anda akan mendapatkannya di kota Makassar. Gaya penampilan dan gaya pelayanannya, pun sudah ‘terlatih’ ­seperti layaknya juga ditemukan di Jakarta. Dengan kata lain, warga dari kawasan Timur Indonesia, boleh jadi cukup ‘berbelanja’alias shopping di kota itu, dan tak perlu harus ke Ibukota. Dalam hal perjalanan dari dan ke kawasan Timur Indonesia, hingga sekarang harga tiket memang relatif lebih tinggi dibandingkan perjalanan udara ke dan dari kawasan Barat Indonesia. Tetapi justru lebih dari itu, Makas­ sar telah dijadikan sebagai bandara hub,— pengumpul penumpang dari berbagai jurusan —oleh beberapa airlines. Terutama maskapai Garuda Indonesia, yang menghubungkan kota itu dengan sedikitnya 13 kota ke sekeliling Makassar, ke barat dan ke timur. Ditambah lagi AirAsia, Citilink, Lion Air. Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar, kini salah satu yang tercantik, selain besar di Indonesia. Tak heran, jumlah penumpang yang menggunakan bandara ini kini telah mulai melebihi kapasitas bandara itu sendiri. Hanya saja dari penumpang internasional, katakanlah wisman, pertumbuhan tampak masih relatif lambat. Tahun 2012 imigrasi di bandara Makassar mencatat kunjungan wisman yang langsung mendarat dari luar negeri, berjumlah 13.881 dibandingkan tahun 2011 berjumlah 14.295. Berarti menurun 2,9 persen, bukan? Inilah yang perlu diperhatikan serius oleh kalangan pemangku kepentingan pariwisata di destinasi ini, mulai dari instansi resmi dan terutama oleh para pelaku bisnis pariwisata­

Vol. 4 l No. 40 l April 2013

nya. Apa dan di mana ‘kesalahan’ sehingga penurunan itu terjadi? Ihwal penerbangan langsung dari luar neg­ eri, perbandingan tahun 2012 terhadap 2011 itu, Makassar tak sendirian mengalami penu­ runan jumlah kedatangan wisman yang men­ darat langsung dari luar negeri (dari Singapura dan Kuala Lumpur). Di bandara Sam Ratulangi, Manado, turun 4,8 persen. Di bandara Adi Sumarmo, Solo turun 9,31 %. Malahan di bandara BIL, Lombok, juga turun 5,05%. Itu di kawasan tengah Indonesia. Di kawasan barat, bandara kota Pekanbaru yang mencatat penurunan 2,71%. Nah perha­ tikan pulalah sekarang, semua kota-kota itu tahun 2013 justru mendapatkan penambahan penerbangan yang dibuka sebagai rute baru maupun rute yang ditambah frekuensinya. Kota Solo, tahun ini mulai diisi oleh pe­ nerbangan charter dari Rusia. Kota Pekanbaru, tahun 2013 ini juga akan mulai dihubungkan langsung dengan Singapura dan Kuala Lum­ pur oleh airlines nasional Indonesia. Adapun kota Medan, telah di­umumkan oleh Garuda Indonesia menjadi bandara hub maskapai penerbang­ an yang se­ dang ‘­me­nambah terus armada pesawat dan membuka rute-rute pener­bangan baru maupun menambah frekuensi’. Dari perkembangan hingga sekarang, Medan telah dihubungkan dengan frekuensi yang banyak, ke Singapura, Kuala Lumpur, Penang. Di dalam negeri, sesuatu yang baru, Medan akan dihubungkan secara intensif pula dengan bandara Silangit, di tepi Danau Toba. Sehingga dari Medan ke Danau Toba melalui udara akan membutuhkan waktu terbang cukup sekitar 40 menit saja. Kemenparekraf akan membangkitkan kem­ bali Danau Toba dengan menginisiasi penge­ nalan even besar, mengandung unsur sport tourism and cultural festival, juga di bulan ­Oktober 2013 ini. Pokoknya, setiap beroperasinya maskapai penerbangan membuka aksesibilitas udara yang baru, para pelaku bisnis bersama instansi pemda setempat mestilah cepat tanggap dan ‘merangkul’. n

23


Bisnis

Cara Baru Investasi Hotel Ada permasalahan yang sedang dihadapi

S

atu cara baru lagi diterapkan dalam pembangunan fasilitas akomodasi di Bali. Adalah satu properti yang ­dinamai Parkroyal Pecatu Bali Resort, yang dewasa ini sedang dalam tahap pelaksanaan konstruksi, sudah langsung ditawarkan kepada peminat-peminat sebagai investor untuk men­ jadi bagian pemilik bisnis ini. Poperti yang sedang dibangun itu akan terdiri dari sembilan Tower Hotel dan 35 unit villa, secara keseluruhan akan dikelola di bawah manajemen kelompok Pan Pacific Hotel Group. Tower Hotel itulah yang sebagian ditawarkan kepemilikannya kepada investor yang berminat, juga kepemilikan Dirjen Pengembangan Destinasi, Firmansyah Rahim (tengah) usai menyaksikan penandatanganan MoU villa-villa tersebut. antara Abdul Kadir Alatas (kanan), Presdir Pecatu Adi Graha dan Patrick Imbardelli (kiri), President Pan Tower Hotel masing-masing berkapasitas jum­ Pacific Hotel Group. lah kamar yang berbeda, mulai dari 45, 50 hingga 80 kamar. Villa ada yang satu kamar, dua kamar selatan Bali, sekitar 20 menit jauhnya dari ban­ (Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia), dan tiga kamar. Jadi, jumlah menyeluruh di kom­ dara Ngurah Rai. Yanti Sukamdani, bahwa merujuk laporan di pleks ini akan mencapai 450 kamar. Hotel baru ini akan dioperasikan dengan nama Kemenparekraf, di tahun 2012 investasi di pari­ “Berbeda dari sistem kepemilikan strata title The Jewel of Bali, menempati luas 3 Ha. Di kom­ wisata bertumbuh tiga kali lipat, dari USD 246 yang ditawarkan pada umumnya, Parkroyal me­ pleks itu sudah ada padang golf 18 holes, water- juta tahun sebelumnya menjadi USD 830 juta. nawarkan investasi kepemilikan Tower Hotel be­ boom, entertainment club, convention center dan “Tahun 2013 tampaknya akan naik, meskipun serta bidang tanah yang ditempatinya,” demikian commercial area serta botanical garden. naiknya tidak terlalu tinggi. Tapi tetap akan naik,” pernyataan dari Abdul Kadir Dirjen Pengembangan ujar Yanti. Alatas, Presdir Pecatu Adi Dari satu seminar tentang investasi perhotelan Destinasi Pariwisata Ke­ Graha. menparekraf, Firmansyah yang belum lama ini dihadirinya, “Di sana terlihat Abdul Kadir menanda­ Rahim, menyaksikan acara masih banyak yang mengantri ingin masuk. Ini tangani MoU dengan Patrick penandatanganan kerja sama tidak hanya pada hotel investment tapi juga ho­ Imbardelli, President & CEO tel operator. Karena negara kita besar dan jum­ dua pihak tersebut. Pan Pacific Hotel Group, di Pada kesempatan itu, lah wisnus dan wisman kita besar”, ujarnya saat Jakarta awal April lalu. Hotel Firmansyah menyatakan jumpa pers di Kemenparekraf awal April ini. di Bali ini akan menjadi unit Menurut Yanti Sukamdani, bersamaan den­ kesiapannya memfasilitasi kedua yang dikelola kelom­ investor yang berminat ber­ gan perkembangan itu, “PHRI sudah meminta pok Pan Pacific di Indonesia, investasi di daerah-daerah kepada pemda, menyuarakan keluhan tentang dengan Hotel Sari Pan Pacific wisata yang memerlukan jumlah kamar yang sudah over supply.” yang ada di Jakarta. Di Bali, kata dia, sudah terdapat tujuh ribu hotel pembangunan. Kelompok ini ialah opera­ Dirjen menekankan ka­ dengan total 40 ribu kamar. Itu digambarkannya Yanti Sukamdani tor hotel kelas bintang lima, wasan di luar Bali. “NTB me­ merupakan sepertiga dari seluruh jumlah hotel di beroperasi dengan jaringan lebih dari 30 hotel, rupakan salah satu daerah yang memiliki banyak Indonesia. Di Jakarta saja kini beroperasi hampir serviced suites and resort di tiga benua—Asia, potensi pariwisata dan mulai banyak dikunjungi 30 ribu kamar hotel. Itu termasuk homestay. Amerika dan Australia. Yanti mengingatkan perlunya menjaga kualiwisatawan, apalagi sejak pembangunan bandar Diproyeksikan properti itu akan selesai di­­ba­ udara yang baru di Lombok. Investor yang mena­ tas. Dicontohkannya, ada unit di atas bidang ngun akhir tahun 2014. Sekitar setengah dari ke­ nam modal disana pun terus bertambah jumlah­ tanah hanya seluas 400 meter persegi tetapi seluruhannya yang akan dijual kepemilikannya. nya,” katanya. jumlah kamarnya mencapai 200. Bagaimana Untuk itu ditawarkan beberapa ‘keuntungan’bagi “Banyak objek wisata menarik yang terletak mengontrol kualitasnya? investor. Yaitu, kepemilikan sertifikat hak milik; dari Sabang sampai Merauke. Sebut saja Waka­ “Kami sudah membicarakannya dengan return of investment dari pengelolaan hotel; nilai tobi, NTT, NTB, dan lain sebagainya. Untuk itu, gubernur, agar hal-hal seperti itu supaya dite­ asset yang meningkat setiap tahun; dan men­ pihak kami akan mendorong para investor untuk kan. Perhatikan juga keseimbangan supply and jadi bagian kepemilikan dari Parkroyal Pecatu Bali berinvestasi di sana,” jelas Dirjen Pengembangan demand. Yang tidak kalah pentingnya, jangan ­Resort. sampai terjadi situasi lantaran over supply hotel Destinasi Pariwisata. Resor Pecatu itu sendiri digambarkan sebagai Ihwal suasana investasi pariwisata di Indone- malah menimbulkan dampak masalah baru yaitu kawasan pariwisata terpadu, luasnya 400 Ha, di sia dewasa ini, digambarkan oleh Ketua PHRI kemacetan akibat kepadatan lalu lintas. n

24

Vol. 4 l No. 40 l April 2013


Pemasaran Destinasi

Melongok Banten

dari Dimensi Kedalaman Di dalam situs resmi Dinas Budaya dan ­Pariwisata Provinsi Banten www.bantenculturetourism.com, jumlah obyek wisata yang telah diiventarisasi dan dipublikasikan ada lebih dari 200 obyek wisata terdiri dari 84 obyek wisata alam, 34 obyek wisata sejarah dan budaya, 24 obyek wisata buatan, 9 obyek living culture/ budaya, dan 48 atraksi budaya. Reporter penulis ini berkeliling Banten awal Mei 2013.

P

ertumbuhan jumlah wisman berkun­ jung ke provinsi ini masih relatif sedikit. Wisman dari Belanda datang bertujuan wisata nostalgia dan se­ jarah. Umumnya meninjau Benteng Speelwijk di daerah Banten Lama. Jumlah wisnus yang mendominasi, rata-rata ke obyek ziarah di Ban­ ten Lama juga. Yang beberapa tahun terakhir mendapat sorotan dan ekspos media adalah pan­ tai Sawarna di sebelah selatan Banten. Ombak di situ bagus untuk surfing, kebanyakan backpacker, mengaksesnya dari Pelabuhanratu, Sukabumi, Jabar. Ada juga backpacker nusantara yang mela­ lui jalur tengah dari Serang–Pandeglang–Lebak. Kesiapan infrastruktur di destinasi Provinsi Banten dianggap sudah mencapai hampir 85%. Yang terlihat nyata adalah jalan-jalan di kawasan Anyer-Carita, menuju kawasan Banten Lama dari kota Serang, dan yang terbaik di daerah Tangerang Selatan (Tangsel), ada beberapa golf course seperti BSD, Imperial, Modern Land, dan lain-lain. Setelah ruas jalan Cilegon–Anyer diperbaiki, tingkat okupansi hotel dan resor di sepanjang pantai barat tersebut membaik. Itu diakui Ketua PHRI yang juga Ketua BPPD (Badan Promosi Pariwisata Daerah) Banten, Achmad Sari Alam. Di perkotaan seperti Cilegon tingkat okupansi hotel malah rata-rata di atas 80% dan di Tangsel di atas 75%. Umumnya, business traveler yang menginap di sana. Pertumbuhan hotel pun lebih

Sumber: http://id.wikipedia.org

Gunung Anak Krakatau, 2008 (atas). Pulau Peucang, Ujung Kulon (bawah).

banyak di daerah tersebut. Khusus di Banten, kenyataan hingga kini city hotel tingkat okupansi mencapai 70–80%. Di Kota Serang saja mencapai 60–70%. Tapi di ­resor, tempat yang tergolong special interest tourism, tingkat okupansinya rata-rata 30–35%. Itu pengakuan GS Ashok Kumar, Ketua Harian PHRI Banten. Tak kurang 300 jumlah hotel besar dan kecil beroperasi di tahun 2012, terdiri dari 39 hotel berbintang dan 261 hotel non bin­ tang. ­Sejak lama rata-rata length of stay (LoS) di provinsi Banten 2–3 malam. Di resor, didominasi tamu short stay, yakni para weekenders, atau pada saat peak season. Di long weekend, jelas LoS 2 malam. Belakangan ini ada tren, resor mulai diisi oleh long stay guest dari perusahaan-perusahaan besar dari kawasan industri di Cilegon seperti Asahimas, Chandra Asri, Tripolita, dan lain-lain. Di kawasan Tangerang, rata-rata LoS 4–5 hari, banyak hotel dikontrak oleh maskapai pener­ bangan yang biasanya dikategorikan long stay. Tambah lagi ditunjang kegiatan MICE, biasanya minimal 2 malam. Tak kurang pula 640 restoran/ rumah makan/kafe yang terdaftar di PHRI Provinsi Banten, itu dikategorikan well managed. Realitas keseluruhan lebih dari 2.000, dan yang terdaftar sebagai wajib pajak sekitar 400 usaha. PHRI Ban­ ten sangat berharap sebelum pemda memberi­ kan izin, hendaknya dikonsultasikan dulu ke PHRI,

Vol. 4 l No. 40 l April 2013

Sumber: http://www.ujungkulon.org

yang akan mengkaji kebenaran dan keabsahan usaha agar bisnisnya berkesinambungan. Berdasarkan kasat mata, wisman yang datang ke Banten tampak banyak berasal dari Perancis, Amerika, dan Jepang serta Korea mulai masuk. Wisman dari Inggris, Amerika, dan Perancis cen­ derung menyukai wisata minat khusus, terutama yang bertema ekowisata, yakni ke Ujung Kulon dan Krakatau. Sebenarnya Krakatau bukan ter­ masuk Banten secara administratif, namun lebih mudah diakses dari pantai Carita. Wisman bule pola perjalanannya langsung ke Ujung Kulon, atau ke Krakatau. Selain paket wisata Krakatau yang 1 day trip, ada paket menginap se­ malam, memandang-mandangi aktivitas gunung berapi itu dari sebuah pulau berjarak radius aman. Letusan-letusan bagaikan kembang api di puncak gunung, itulah yang menarik minat mereka. Wisman dari Amerika, Inggris, dan Perancis mengetahuinya dari promosi di internet. Para pemandu di sekitar Carita, Krakatau dan Ujung Kulon, juga sekaligus menjadi operator tur. ­Sebagian besar dari mereka anggota HPI (Him­ punan Pramuwisata Indonesia). Jaringan mereka cukup luas, bukan hanya di dalam negeri tapi juga keluar negeri. Beberapa pemandu namanya ‘tercatat’ di beberapa negara. Artinya, ketika wisman mau berwisata ke Ujung Kulon atau Krakatau, nama pemandu itu yang dihubungi. Di Banten sendiri terdaftar nama

25


Pemasaran Destinasi pemandu guna memaksimalkan keamanan turis selama berwisata. Wisman dari Belanda juga mengunjungi Banten Lama. Mereka kebanyakan lansia yang ingin menapak tilas, tampak datang dimotivasi romantisme, lazim disebut sentimental journey. Biasanya datang per rombongan besar sekitar 25–30 orang. Di kawasan Banten Lama terdapat kuburan Belanda (Kerkhoff) yang biasa dikunjung saat ke Benteng Speelwijk. Selain itu ada juga be­ berapa yang ke Lebak, ini peninjauan menapak­ tilasi riwayat Multatuli. Pola perjalanan mereka akan tergantung dari lokasi penginapannya. Menurut salah seorang penjaga situs, ­wis-man yang datang ke Banten Lama paling banyak dari Belanda dan Jepang. Dia merasakan jumlahnya menurun sejak krisis tahun 1998 dan beberapa kali peristiwa bom di Indonesia. Sekitar tahun 1994–1998, ada sebuah biro perjalanan yang mengirim wisman dari Belanda ke sini setiap minggu. Untuk mereka selalu disiap­ kan pertunjukan tari debus dan beberapa macam pertunjukan lain. Frekuensi kedatangan lumayan tinggi: yang datang sendiri, berombong­an, dan ada pula yang diorganisasikan biro perjalanan. Kini frekuensinya jauh melorot. Warga Jepang yang datang umumnya expatriate yang bekerja di Indonesia.

Kekurangan SDM berkualitas

PHRI Banten melihat rasio penyerapan tenaga kerja lokal dan pendatang khususnya di hotel dan resor perkembangannya begini: manajerial di level atas (kepala departemen, manager, dan General Manager) SDM-nya direkrut 70% berasal dari daerah di luar kawasan tempat usaha, dan 30% SDM lokal (warga di sekitar tempat usaha). Sedangkan di level operasional sampai supervisor bisa menyerap tenaga kerja lokal sampai 70%. Restoran/rumah makan/kafe umum mem­ pe­kerjakan warga lokal hingga 70%. Kecuali, restoran khusus yang menyajikan makanan ­asing, misalnya restoran Korea atau Jepang, mau tidak mau akan merekrut tenaga kerja dari luar Banten. Menurut data dari Disbudpar Provinsi Banten, tenaga kerja yang terserap di sektor pariwisata di sektor perhotelan tahun 2011, di antaranya 18% SDM berlatar belakang pendidikan ­kepariwisataan dan 81%-nya dari berbabagai macam latar bela­ kang pendidikan non kepariwisataan.

BPPD

BPPD Banten terbentuk tahun lalu, sebagai mitra pemerintah memprogramkan kerja tiga bu­ lan pertama: membenahi internal organisasi, dan

26

Gambaran Angkata Kerja, Pencari Kerja, dan Penyerapannya di Provinsi Banten Tahun 2010–2011

melakukan internal marketing. Maksudnya, meli­ disebabkan infrastruktur yang rusak selama tiga hat kembali obyek wisata mana yang harus dipri­ tahun hingga akhirnya lumayan banyak hotel oritaskan dikembangkan dan lebih dulu dijual. berhenti operasi. Bekerja sama dengan sebuah “Saya mengusulkan setiap kabupaten/kota lembaga pendidikan tinggi yang mempunyai kumenyiapkan kembali destinasinya masing- rikulum pariwisata adalah langkah awal dalam ­masing,” kata Achmad Sari Alam kepada PI. program pembinaan SDM. Dari ratusan obyek wisata yang BPPD Banten telah ­memiliki sudah di-inventarisasi itu, BPPD MoU dengan Universitas Pelita Banten sudah menerima delapan Harapan (UPH). Ketua Harian focal point dari provinsi dan ka­ PHRI Banten me­ngatakan bahwa bupaten/kota. Kabupaten Serang yang akan dibina adalah yang sudah mempunyai Anyer dan telah bekerja di sektor pariwi­ Banten Lama, Kabupaten Cilegon sata dan anak-anak yang masih sebagai kawasan industri dan sekolah terutama yang sedang bisnis, Kabupaten ­Pande­glang menempuh pendi­dikan di Seko­ memiliki Tanjung Lesung dan lah Menengah Kejuruan jurusan Ujung Kulon, di Kabupaten pariwisata. Materi­nya berupa pe­ Achmad Sari Alam Lebak ada kebudayaan Baduy, di mahaman lebih mendalam me­ Ketua BPD PHRI Banten/ Ketua BPPD Banten Tangsel sebagai tempat wisata ngenai pariwisata agar kualitas belanja, Kota Tangerang untuk SDM di sini sungguh terjaga. olahraga golf, dan di Kabupa­ten Tangerang akan Dia mengingatkan, sekarang penilaian kualidikembangkan wisata pantai dan pulau-pulau fikasi hotel 50%-nya adalah SDM, bangunan fisik yang ada di depannya, serta kawasan pecinan. dan manajemen hotel hanya mendapat porsi Banten di bagian selatan dengan ikon Sawarna masing-masing 30% dan 20%. Bagi pengusaha akan dikembangkan kemudian. Itu dinyatakan hotel sekarang, karyawan adalah ‘bos’, karena investasi emas Provinsi Banten. apapun yang mereka lakukan bisa menaikkan Maka, BPPD akan ­melakukan dialog ­dengan atau menjatuhkan hotel tempatnya bekerja. para bupati dan walikota bersama tokoh Sedangkan pembinaan di tingkat masyarakat masyarakat untuk mensosialisasikan obyek- termasuk sadar wisata, itu akan tetap dilakukan obyek wisata tersebut, supaya bisa dikritisi ke­ oleh pemerintah dan tidak akan diambil alih oleh layakan nilai jualnya. BPPD Banten, tegasnya. Nantinya diharapkan agar para bupati dan Kompetensi sudah mulai berjalan, artinya ten­ walikota bisa mem­bina masyarakat, mensosiali­ aga kerja yang sudah capable dan skillful mulai sasikan perlunya menjaga kebersihan ­lingkungan, tersedia. Sudah banyak di Banten sekolah-seko­ serta merapikan obyek-obyeknya. lah kejuruan setara SMA maupun sekolah umum Selanjutnya, akan membina SDM. Achmad yang mempunyai jurusan pariwisata. Lulusannya Sari Alam bahkan merasakan standar hotel memang masih ‘mentah’ tapi bisa dilatih. Selain bintang 4 di Banten berbeda kualitasnya dengan UPH yang lulusannya sarjana pariwisata, ren­ standar hotel bintang 4 di Jakarta. Ini disebabkan cananya akan dibangun lagi sekolah pariwisata kualitas SDM yang kurang mendukung. Banten pada level D3/D4 untuk memenuhi kebutuhan diakui agak tertinggal dalam tiga tahun terakhir SDM di tingkat supervisor ke atas.

Vol. 4 l No. 40 l April 2013


Pemasaran Destinasi pendidikan minimal setara SMA. HPI BANTEN akan mengadakan asesmen lagi tahun ini ter­ utama bagi yang belum bersertifikasi. Pemandu di Banten menguasai bahasa Inggris, Perancis, Jerman, Italia, Belanda, Jepang, Korea dan sedikit Arab. Membidik wisnus Jumlah penduduk di megapolitan Jabodetabek diperkirakan 14 juta orang. Diasumsikan 50%-nya ke-las menengah atas, berarti ada 7 juta wisatawan potensial, dan BPPD Banten menargetkan bisa mendapatkan 15% saja dulu. Dalam setahun itu bisa mendapat­ kan 3,5 juta wisatawan datang ke sini. BPPD berencana serius menggarap pasar ­Jabodetabek. Salah satu caranya, membawa seni budaya Banten seperti debus, tari-tarian, barongsai ke mal sambil menjual produk-produk pariwisata. Di destinasinya, memberi kesempat­ an kepada para investor yang telah berinvestasi di sekitar pantai barat selama 2 tahun setelah kondisi jalan bagus seperti sekarang. Pada saat yang sama memberikan kesempat­ an kepada pemda untuk membuat dan memper­ baiki akses jalan ke arah selatan Banten. Secara tidak langsung, juga memberikan kesempatan pada Sawarna memper­ Sapta Gumelar siapkan dirinya menjadi Kabid Pengembangan Destinasi Pariwisata destinasi baru di Banten Dinas Budaya dan Pariwisata yang layak jual. Provinsi Banten Disbudpar Provinsi Banten hanya mengikuti pameran MATTA di Ma­ laysia, dan mengikuti pameran wisata yang dis­ elenggarakan di Pulau Jawa saja untuk promosi di dalam negeri selama tahun 2013. Sebagai bagian dari promosi di dalam negeri, akan diadakan Festival Anyer, Gebyar Wisata Banten, Festival Carita, dan Festival Pantai Sawarna. Waktunya saat liburan sekolah di bulan Juni–Juli, atau menjelang peri­ngatan ulang tahun provinsi di bulan September–Oktober. Festival Anyer dan Gebyar Wisata Banten sudah berlangsung sejak Benteng Kaibon, Banten Lama (atas). Pantai Karangbolong, Carita (bawah). tahun 2010. Di bagian front liner pariwisata Banten, ter- orang pemandu umum. Festival Pantai Sawarna baru sekali diadakan Menurut Chotibul Umam dari HPI Banten, di di tahun 2012. Di bulan Juni juga akan digelar catat 200 orang pemandu di provinsi ini. Sertifikasi/lisensinya dibagi dua: tour guide (pemandu antara 200 orang pemandu itu paling ­banyak ber­ Festival Cisadane dan Festival Pe’chun. Festival ada di sekitar pantai Carita. Umumnya mereka ter­ Carita baru tahun 2013 ini dilaksanakan. umum) dan pemandu ekowisata. Ada juga yang mempunyai kedua lisensi terse­ bentuk secara alamiah. Berawal dari masyarakat “Sayangnya belum ada calendar event. Disbut. Pemandu ekowisata termasuk dalam wisata yang menjadi porter, meningkat menjadi asisten bud­par provinsi ingin mendorong kabupaten/ minat khusus dan pemandu umum lebih meng­ pemandu, kemudian sebagai pemandu lokal, dan kota agar mereka bisa menetapkan jadwal yang arah ke city tour. Rata-rata pramuwisata di seki­ akhirnya menjadi pemandu ekowisata. tidak berubah-ubah,” menurut Sapta Gumelar, Tapi diantara mereka ada yang belum ber­ Kabid Pengembangan Destinasi Pariwisata Dinas tar Ujung Kulon, dan Krakatau sudah berlisensi, terdiri dari 50 orang pemandu ekowisata dan 20 lisensi lantaran belum memenuhi persyaratan Budaya dan Pariwisata Provinsi Banten. n

Vol. 4 l No. 40 l April 2013

27


Pemasaran Destinasi

TO: Ekowisata Dunia wisman dan, mungkin secara tidak disengaja, dia spesialis tamu dari Perancis. “Orang Perancis pecinta gunung berapi, makanya wisman dari negara itu yang paling banyak membeli paket tur Krakatau kami. Baik wisatawan yang datang dari Perancis atau me­ reka yang telah tinggal di Indonesia. Itu yang saya lihat dua tahun terakhir. Paket yang lain, Krakatau-Ujung Kulon, disukai baik oleh wisman asal Perancis, Australia, Eropa, dan Amerika. Saya juga pernah menangani wisatawan dari Jepang dan Korea tapi tidak banyak,”kata dia. Tentu prosedur berwisata ke gunung berapi yang masih aktif sangat ketat kehatian-hatian diperlukan. Sebelum berangkat mesti melihat dan mengecek tingkat aktivitas gunung. Yang dimaksud dengan ‘sedang aktif’ adalah saat dia mengeluarkan pijar api. Artinya, tidak boleh ke sana sama sekali. Baik wisatawan maupun pe­ mandunya harus tetap menjaga jarak aman da­ lam radius minimal 2 km. Terdapat empat pulau yang berada di ­kawas­­an Krakatau: Pulau Rakata (ancient Cracatoa) yang paling besar, Pulau Anak Krakatau (lokasi gu­ Sumber: http://www.krakatau.or.id nung berapi saat ini), Pulau Panjang dan ­Pulau Sertung. Jika Anak Krakatau sedang aktif, wisatawan hanya bisa sight seeing dalam radius akses, darat dan laut. Akses ke Anak Gunung tidak kurang dari 2 km. Namun saat-saat itulah Krakatau hanya bisa melalui laut, jadi wisata ini yang justru paling dinanti wisatawan, terutama tergantung dari musim dan cuaca. TNUK, habitat para fotografer. badak jawa yang bercula satu, bisa dijangkau Ada dua cara menikmati Krakatau, 1 day tour dari laut dan darat. Akses paling singkat adalah dan menginap. Tamu yang ditangani oleh Apud melalui laut. paling suka menginap semalam Tersedia beberapa pilihan, jika di sana ­dengan mengambil paket ingin bertualang menikmati ke­ 2 hari 1 malam. seluruhan taman nasional seluas Pulau Rakata dan Sertung 122.956 hektar. Melalui pintu ger­ adalah dua pulau yang dijadikan bang di darat, berarti me­ngendarai tempat mendirikan tenda, ­paling mobil dan kapal kecil. Jika fokus bagus di Pulau Rakata yang hanya untuk melihat badak jawa menghadap ke Anak Krakatau. (Rhinoceros ­sondaicus), cukup Jaraknya dalam radius 4 km dan trekking selama 3–4 hari. Sepe­ aman untuk melihat langsung ngalamannya, para wisatawan aktivitas gunung berapi yang Apud Saepudin petualang memilih masuk ke TNUK menyala di malam hari. lewat darat di selatan lalu keluar di Untuk paket yang paling ba­ sisi utara dengan menggunakan boat. nyak penggemarnya ini perjalanan dimulai sejak Paket tur yang paling banyak diminati di pukul 9 pagi. Aktivitas pertama adalah refreshing Krakatau Ujungkulon tours adalah paket Kra- de­ngan snorkeling di sekitar Pulau Rakata. Jika katau dan Krakatau-Ujung Kulon. Apud sendiri kondisi memungkinkan, disarankan snorkeling masih membawa tamu-tamunya paling tidak 2 atau ­diving di sekitar Anak Krakatau untuk melihat kali trip dalam seminggu. Hampir 90% tamunya keunikan volcanic reef-nya. Aktivitas kedua dilaku­

Peta Krakatau sekarang

B

ermula dari menjadi anggota black rhino tourist information di bawah ke­lompok penggerak pariwisata (kompenpar) yang terbentuk tahun 1988, Apud Saepudin, salah seorang pemandu ekowisata di sekitar Carita, sejak tahun 2009 mendirikan ope­ rator tur ekowisata Krakatau Ujungkulon Tours (www.krakatauujungkulontours.com). Dia kemudian lanjut menggabungkan diri ke komunitas ekowisata internasional The International Ecotourism Society (TIES) dan me-regis­ trasikan situs operator turnya tahun 2009. Sebe­ lumnya, dia mempelajari ecotour dan komunitas tersebut. Tak ada manfaat finansial dari menjadi anggota TIES. Transformasi informasi dan penge­ tahuan serta jaringan pemasaran di dalamnya yang dia manfaatkan. Sebagai local guide dia bisa membagi infor­ masi mengenai Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) dan badak jawa (Rhinoceros sondaicus). Menjadi bagian dari komunitas ekowisata inter­ nasional sebagai salah satu alat promosi destinasi ke mancanegara. Dia menggambarkan ekowisata di Ujung Kulon dan Krakatau, memanfaatkan dua

28

Vol. 4 l No. 40 l April 2013


Pemasaran Destinasi

kan keesokan harinya, dimulai dari sun cukup aktif membantu mereka dengan rise tour hingga trekking ke atas Gunung program-program pendidikan dasar Anak Krakatau sampai ketinggian yang kepe­manduan. Memang tidak ada yang diperbolehkan, 200 mdpl. lebih mengenal wilayahnya selain war­ Sekarang Gunung Anak Krakatau ga lokal terutama dalam wisata minat sudah berbentuk strato dengan ke­ khusus seperti ini. tinggian rata-rata 350 mdpl. Setelah Rupanya, peralihan administrasi dari itu, kembali ke base camp, refreshing Jabar ke Banten belum terlalu memper­ dan check out dari pulau. hatikan keberadaaan sektor pariwisata. Dalam perjalanan pulang, biasanya Itu kesan pada sebagian masyarakat. tamu akan diajak mengelilingi kepu­ Para pelaku pariwisata masing-masing lauan di sekitar Krakatau. berinisiatif, seperti yang terlihat di Yang memilih paket 1 day tour, tempat-tempat penjual oleh-oleh dan akan dijemput dari Jakarta pukul 5 warung-warung makan di pinggir jalan pagi, sampai di Carita sekitar pukul 9 sepanjang Anye–Carita yang sudah mu­ langsung diberangkatkan dan akan lai tertata. kembali lagi sekitar pukul 2 siang, Masyarakat di pesisir barat Banten lalu kembali ke Jakarta. Kegiatannya sehari-hari tetap hidup sebagai nelayan, hanya trekking dan snorkeling. namun menurut mereka pula, banyak Perjalanan pantai Carita–Krakatau penghasislan mereka bergantung pada bisa ditempuh selama 3 jam pp. Di aktifitas pariwisata setempat. obyek cukup waktu selama 6-7 jam, Kendala utama dalam pariwisata jadi itu masih bisa mengakomodasi di Banten secara umum adalah akses kegiatan snorkeling dan trekking. jalan, pembinaan, pengemasan obyek Waktu yang dibutuhkan untuk trek­ Pemandangan sekitar Lippo Marina private jetty (atas). Lippo Marina wisata dan penataan ruang. Menurut jetty, dermaga yang sering digunakan Krakatau Ujungkulon tours king mencapai ketinggian 200 mdpl private Apud, “Kita lihat, sekitar Carita, Pande­ (bawah). rata-rata 40 menit per trip. glang ini merupakan daerah tujuan Biaya paket perjalanan 2 hari 1 malam Rp 3,5 oleh masyarakat lokal. Tidak terlalu banyak yang wisata. Pengunjung ke pantai-pantai umumnya juta/orang jika hanya terdiri dari 2 orang. Harga dimiliki oleh investor dari Jakarta. Dermaga dan memang masih didominasi lokal dan wisnus, tersebut termasuk transfer dari Jakarta, kapal, jetti pun ternyata sudah cukup banyak di sepan­ tapi daerah ini sekaligus menjadi tujuan wisata peralatan snorkeling, tenda, English speaking jang Anyer–Carita–Ujung Kulon. dunia sebagai akses ke Krakatau dan Ujung Ku­ guide, meals (3 kali), mineral water, soft drink, tea Sebutlah di Pulau Peucang, Ujung Kulon; di lon. Dalam hierarki manajemen ada SWOT. Pan­ and coffee, buah-buahan, ikan bakar/goreng, dan Pagedongan—dermaga umum milik masyarakat deglang sudah punya strength atau kekuatan, lain-lain. yang belum permanen—dan dermaga pribadi yakni pantai Carita, Tanjung Lesung, TNUK dan Wisnus yang tertarik mengunjungi Krakatau Lippo Marina di pantai Carita; dermaga/marina Krakatau. Witness atau kesaksian. Siapa sih yang dan Ujung Kulon hanya sekitar 5%, kebanyakan di Hotel Mambruk, Marina Anyer, Marina Daksa, belum pernah ke Carita. Dari witness itu akhirnya dari komunitas backpacker yang mengaksesnya Marina Bintang Laut di pantai sekitar Anyer yang menumbuhkan strength lagi dan opportunity. dari pantai Cantik, Kalianda, Lampung. Dari sana semuanya untuk umum. Indikasinya dengan bermunculannya hotel dan menggunakan kapal-kapal kayu milik nelayan. Unit usahanya sendiri sampai de­ngan saat kondominium di kawasan Pandeglang, termasuk Boat yang digunakan di sekitar pantai Carita ini merekrut orang dari sekitar daerah Carita di Tanjung Lesung. Tinggal peran pemda memba­ sudah semi modern terbuat dari fiberglass bukan 100%. Pembina­annya dengan berbagi pen- wa wajah pariwisata Pandeglang kemana lebih kapal kayu nelayan lagi. Kapal-kapal itu diadakan galaman dan pengetahuan. HPI Banten juga jauhnya. Sinkronisasi selanjutnya.” n

Vol. 4 l No. 40 l April 2013

29


Fenomena Bandung

Apa yang Baik Dicontoh?

P

ada tahun 2012, sekitar 1 juta te­ ­Alhamdulillah bertumbuh pesat, namun kini me­ naga kerja terdaftar (pemilik kartu merlukan perhatian untuk lebih jeli dari para AK1, kartu pencari kerja) di Dinas pelaku bisnis sendiri. Ketenagakerjaan Kota Bandung. Di kota Bandung tercatat 263 hotel dengan Dari jumlah tersebut sebanyak 1.872 orang telah total 12.377 kamar, bintang 5 hingga melati 1 di di­salurkan dan diserap ­lapang­an tahun 2009. Di awal tahun 2013, kerja di sektor perdagangan menurut ­catatan resmi di Dinas ­besar dan retail termasuk hotel, Pariwisata setempat, beroperasi restoran/kafe/jasa boga. 340 ­hotel dengan total kamar Di Bandung sebenarnya diper­ 16.148. Masih tengah bertambah kirakan ­500–600 hotel bintang lagi dengan pembangunan yang dan non-bintang. Yang punya ke­ sedang berjalan. lengkapan izin namun terdaftar Sementara itu karakter pasar di pemerintah pada tahun 2012 dan wisatawan berubah-ubah di baru 340 hotel, dengan jumlah tahun bela­kangan ini. Kalau tak Momon Abdurochman kamar keseluruhan 16.148. Itu jeli mengikuti, kita me­mang bisa menurut Ketua BPC PHRI Kota Bandung Momon keteteran. Maksudnya, supply me­lebihi ­demand, ­Abdurochman. jika tak berhasil memperta­hankan tingkat per­ Di tahun 2013 ini yang sudah memegang izin tumbuh­an dari sisi demand. dan sedang dalam tahap pembangunan sekitar “Kami sedang membuat kajian. Sekarang ini 6 hotel dari 20 izin baru yang diterbitkan. Yang hotel-hotel di kota Bandung bertumpuk di dae­ dibangun kebanyakan hotel bintang 2 dan 3. rah tengah kota dan sebelah utara. Di sebelah Tingkat okupansi hotel di kota ini hingga me­ timur, selatan dan barat masih kosong. Kajian itu masuki triwulan pertama tahun 2013 masih dilakukan untuk mengetahui berapa hotel dan belum menunjukkan perbaikan daripada ­tahun kamar yang dibutuhkan di sini. Termasuk berapa sebelumnya. Rata-rata tingkat okupansi di hotel yang dibutuhkan di daerah-daerah yang ­week­days sekitar 35%, di akhir pekan kini di­capai masih kosong,” kata Momon. sekitar 49%. Kajian terhadap kebutuhan akomodasi di kota Begitulah bisnis di pariwisata dewasa ini, Bandung sebenarnya pernah dilakukan oleh penuh dinamika. Perubahan banyak dan cepat Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung (STPB) dan terjadi bertempo tinggi, bukan hanya di dalam PHRI Kota Bandung tahun 2010. Namun hasil negeri, tetapi telah menjadi karakteristik bis­ kajian tersebut tidak relevan lagi dengan kondisi nis ini di dunia. Bandung lima tahun terakhir saat ini. Maka itu sedang dikaji ulang kali ini oleh

30

Vol. 4 l No. 40 l April 2013

STPB dan Dewan Ekonomi (DPE) kota Bandung. Kajian kedua ini dimulai sejak awal tahun dan diharapkan bisa selesai dalam bulan April 2013 sehingga dalam tahun ini juga akan bisa di­ terapkan. Tiga materi utama yang dikaji adalah jumlah akomodasi yang diperlukan, jumlah kamar yang dibutuhkan, dan pendistribusian lokasinya. Sedangkan jumlah restoran, rumah makan dan kafe di Bandung relatif stabil, sekitar 1.500. Yang representatif bagi wisatawan, wisman dan wisnus, sekitar 800. Ini dikarenakan penambah­ an dan pengurangan restoran/rumah makan/ kafe hampir sama banyaknya. Izin pembangunan usaha pariwisata di Bandung semakin diperketat. Ketua PHRI Kota Bandung melihat ini momentum yang meng­ untungkan terutama bagi yang belum memiliki kelengkapan perizinan. Bandung memberlaku­ kan Tanda Daftar Usaha Pariwisata (TDUP) se­ bagai pengganti SIUP yang sudah ada perda dan perwalnya.

Tenaga Kerja

Usaha baru akomodasi bermunculan terus di Bandung. Namun ada kecenderungan, hotelhotel besar dengan jumlah kamar lebih banyak misalnya, cenderung tidak banyak mempekerjakan pegawai tetap. Mereka mencari tenaga kerja lepas untuk house keeping, F & B dan lainlain menjelang akhir pekan atau liburan akhir pekan panjang. Yang paling banyak menyerap tenaga kerja


Fenomena Bandung

Tiga orang wisman Malaysia dengan bagasi bersiap masuk ke dalam ruang keberangkatan (kiri), dan suasana di dalam ruang tunggu keberangkatan domestik (kanan). Lokasi : Husein Sastranegara International Airport Bandung.

Rata-rata Penyerapan Tenaga Kerja per Hotel di Bandung tahun 2011–2012 *)

Deskripsi

2011

2012

Jumlah hotel pelapor

45

79

Total karyawan yang dilaporkan

3.477

4.989

77,27

63,15

Rata-rata pekerja per hotel

Sumber : Dinas Ketenagakerjaan Kota Bandung

*) Berdasarkan wajib lapor perusahaan mengenai karyawan setiap tahun.

adalah perusahaan jasa boga (catering). Sayang­ nya, pekerja di sektor ini sifatnya masih insi­ dental dan termasuk kategori sektor informal. Kualifikasi SDM yang dibutuhkan oleh anggota PHRI sekarang adalah yang memiliki pendi­dikan pariwisata minimal setara SMK ­Pariwisata. ­Untuk mendirikan sekolah pariwisata bukan hanya ge­ dungnya tapi juga harus mempunyai kitchen, lab dan lain sebagainya. Kualifikasi SDM pada ting­ kat sarjana (S1) sekarang juga dibutuhkan untuk back office atau manajerial. Namun kebutuhannya masih terbatas. ­Posisi manajer di sebuah hotel paling banyak 15 orang. Jadi lebih besar jumlah yang dibutuhkan untuk operasional dengan tingkat pendidikan minimal SMKP atau D1–D3.

PHRI Kota Bandung telah meminta kepada se­ mua hotel, restoran, rumah makan, kafe di Ban­ dung untuk mempekerjakan 60% warga lokal. Diutamakan warga di sekitar lingkungan tempat usaha. Jika pun di sana tidak ada warga dengan latar belakang pariwisata, perusahaan itu harus mau menerima mereka dan memberi pelatihan. PHRI Kota Bandung tidak melihat siapa yang memiliki perusahaan selama dia mempekerjakan 60% warga lokal. Begitupun dengan penggu­ naan bahan pangan, 60% bahan yang diguna­ kan di restoran/rumah makan/kafe di Bandung harus dari produk pertanian lokal. Ini mengingat produksi holtikultura di sekitar Bandung seperti di Lembang, Pangalengan, Ciwidey dan Garut tetap tinggi dan jaraknya relatif dekat.

Hotel-hotel besar dan restoran besar atau restoran di dalam hotel semakin menginginkan produk pertanian/pangan organik. Sekarang petani di Bandung dan sekitarnya cenderung be­ ralih ke pertanian organik. Pihak PHRI meminta konsistensi petani untuk memproduksi bahan pangan organik. Petani yang tidak terbiasa dengan sistem ­administrasi perhotelan bisa menjual pro­duk­nya melalui agen. Menurut Momon ­Abdurochman, ada tren jika bapak petani maka anaknya ber­ peran sebagai pengusaha yang memasukkan produknya ke hotel dan restoran. Jadi sekarang produk organik lebih diutamakan.

Pertumbuhan Penerbangan dan Diversifikasi

Wisatawan Jumlah penumpang melalui salah satu pintu gerbang ke dan dari Bandung, ban­ dara Husein Sastranegara, menunjukkan kota ini tetap menarik sebagai tujuan wisata dan/atau bisnis domestik dan internasional. Dari tahun ­2008–2012 jumlah penumpang melalui ban­ dara Husein Sastranegara meningkat rata-rata 20% per tahun baik kedatangan internasional

Jasa Akomodasi di Kota Bandung tahun 2009-2012 No.

Akomodasi

1 2 3 4 5 6 7 8

Bintang 5 Bintang 4 Bintang 3 Bintang 2 Bintang 1 Melati 3 Melati 2 Melati 1 Total

2009 Jml Hotel Jml kamar 6 1,302 18 1,442 29 2,442 16 1,964 8 1,011 52 842 56 1,142 78 2,232 263 12,377

Jml Hotel 6 22 29 18 9 53 57 78 272

2010 Jml kamar 1,302 2,929 2,036 1,192 249 850 1,162 2,319 12,039

2011 Jml Hotel Jml kamar 9 1,958 24 3,105 28 2,522 22 1,479 10 306 57 890 67 1,299 84 2,529 301 14,088

Jml Hotel 9 25 30 25 10 59 75 107 340

2012 Jml kamar 1,958 3,323 2,974 1,671 306 944 1,416 3,556 6,148

Sumber: Disbudpar Kota Bandung

Vol. 4 l No. 40 l April 2013

31


Fenomena Bandung ­maupun kedatangan domestik. Penerbangan Bandung–Singapura oleh Silkair dua kali dalam sehari, pagi dan sore. Penerbangan itu tampaknya lebih banyak diisi business travelers. Jadwal penerbangannya memungkinkan mereka melakukan one day trip tanpa harus menginap. Salah satu di antara delapan biro perjalanan in-bound di Bandung akhir-akhir ini mulai ­me­nerima grup turis dari Thailand minimal sekali dalam satu bulan. Tiap grup rata-rata diisi 20–25 orang dengan rata-rata lama perjalanan 4 hari 3 malam. Paketnya kombinasi Jakarta dan Ban­ dung dengan pengaturan 2 malam di ­Bandung

dan 1 malam di Jakar ta. Permintaannya pun cukup bagus. Dari ­Filipina sudah mulai masuk namun jumlahnya masih relatif kecil. Sama dengan wisnus dan wisman dari Malaysia, mereka juga lebih menyukai ­wisata belanja. Pemkot Bandung dan badan promosi pari­ wisata Jabar sedang menjajaki pasar Cina. Di bulan Mei 2013 akan ditandatangani MoU antara badan promosi pariwisata Jabar dengan Tourism Board China (Beijing, Shanghai, dan Ling Zhou). Saat penandatanganan juga akan diadakan business meeting dan table top yang direncana­

Maskapai Penerbangan, Tipe Pesawat, dan Kapasitas Tempat Duduk di Bandara Husein Sastranegara Bandung per Maret 2013 Maskapai Penerbangan / Kode

No.

Internasional 1 Silkair / MI 2 Indonesia Airasia / QZ Domestik 1 Merpati / MZ 2 Wings air 3 Sriwijaya / SJ 4 Garuda / GA 5 Citilink / QG 6 Indonesia Airasia / QZ 7 Indonesia Airtransport / I8 8 Lionair / JT

Tipe Pesawat

Kapasitas Tempat Duduk

Keterangan

A319 A320

150 180

2 kali sehari 4 kali sehari

B73 MA60 ATR72 B725 B735 B738 A320 A320 B738

134 56 70 120 150 180 180 180 189

Rute domestik dari/ke Bandung Semarang, Surabaya, Medan, Denpasar, Yogya, Jakarta/Halim Perdanakusuma, Batam, Banjarmasin, Balikpapan, Palembang, Tanjung Karang

Diolah dari data PT Angkasa Pura II Bandara Husein Sastranegara Bandung

Jasa Akomodasi di Kota Bandung tahun 2009–2012

1

jumlah Terdaftar Anggota di Disbudpar PHRI Restoran, rumah makan, kafe 629 58

2

Jasa boga

125

Total

754

No.

Deskripsi

Keterangan tmsk waralaba

5

Sumber: Disbudpar Kota Bandung, BPC PHRI Kota Bandung

Total Jumlah Penumpang tahun 2008—Triwulan I 2013 Bandara Husein Sastranegara Bandung

2008

Jumlah Penumpang (orang) Internasional Domestik DATANG berangkat DATANG berangkat 86,245 79,128 93,518 100,212

2009

141,903

131,883

125,744

128,061

2010

168,199

164,000

226,562

228,701

2011

223,565

217,073

252,774

255,085

2012

301,444

293,885

636,717

624,322

78,625

76,133

262,292

246,013

Tahun

s.d. Mar 2013

Sumber: PT Angkasa Pura II Bandara Husein Sastranegara Bandung

32

Vol. 4 l No. 40 l April 2013

Kondotel di pusat kota Bandung.

kan akan diikuti oleh 15 hotel dan 15 travel agent/tour operator dari kota Bandung. Disadari, untuk menggarap wisman dari Asia Timur seperti Jepang dan Cina, dibutuhkan pengusaha atau staf native speaker dari negaranegara tersebut di sini. Pengalaman ketika menggarap wisman Jepang pertama kali kan­ tor perwakilan perusahaan Indonesia di Jepang mempekerjakan 1–2 warga Jepang di sana. Itu memang kenyataan, pengalaman itulah yang berlaku di Bali selama ini. Di sana warga Jepang membuka perusahaan perjalanan, dia menda­ tangkan wisman Jepang dan bersama­nya me­ nangani turis itu adalah orang lokal yang fasih berbahasa Jepang. Dalam batas tertentu ada kemiripan ‘requirement’ ketika hendak menggarap pasar wisman Perancis. Beberapa TA/TO di Bali, sedari awal menarik warga Perancis untuk mau bekerja di perusahaannya (melalui suatu pengaturan kerja sama bisnis tertentu, pastinya) demi menarik ‘kepercayaan’ agen dan turis dari Perancis untuk mau mengirimkan grup-grup berseri. Warga native speaker itu, di samping meng­ atasi barrier bahasa, sesungguhnya mencakup quality control, agar sesuai dengan ‘selera’ native tourist-nya. Memang, generasi muda dari negara-negara Asia Timur tentu kian banyak bisa berbahasa Ing­ gris tapi pemilik perusahaan perjalanan adalah generasi lebih tua yang tidak ber­bahasa Inggris. “Jadi kelemahan kita bukan pada pramuwisa­ tanya tapi pada language barrier pengusaha­nya,” begitu komentar pelaku bisnis di Bandung. Tapi ya, fakta kekurangan guide yang fasih berbahasa Cina, Korea, kalau perlu juga Thai, misalnya, tetaplah perlu diatasi dalam rangka mengakselerasi peningkatan kunjungan wisman dengan diversifikasi wisatawan itu sendiri.


Fenomena Bandung Peran TA/TO

Tiga unsur utama pembentuk produk pariwisata, yakni Aksesibilitas, Akomodasi dan ­Atraksi (3A). Namun penggeraknya adalah para Travel Agent/Tour Operator (TA/TO). Tetapi di Bandung, unsur TA/TO yang tampaknya lemah, sehingga setidaknya menurut pencatatan resmi, hanya 8 di antara 155 Biro Perjalanan Wisata (BPW=TO) yang beraktifitas di inbound tourism alias memasukkan atau menangani kunjungan wisman. Semakin banyak wisatawan datang berarti semakin banyak yang menginap, yang makan di restoran, semakin banyak yang menyewa bis, semakin banyak dibutuhkan pramuwisata, se­ makin banyak pelayan di toko dan lain-lain. Itu berarti semakin banyak dibutuhkan pegawai di bagian dapur, semakin banyak dibutuhkan pelayan di hotel, restoran/kafe dan toko, semakin diperlukan sopir dan kondektur dan seterusnya, hingga ke produk hasil pertanian, peternakan. Itu sudah otomatis. Jumlah tenaga kerja akan lebih banyak terserap di hotel, restoran, toko/ warung, dan lain-lain. Di dalam kantor biro perjalanan/operator tur sendiri, memang, meningkatnya jumlah wisatawan tidak akan terlalu berpengaruh pada jumlah pekerja yang dibutuhkan karena sudah menggunakan teknologi dalam manajemen re­ servasi. Itu penjelasan Herman Rukmanadi. Misalnya, sebuah perusahaan perjalanan men­ erima reservasi hingga menangani tamu sampai 1.000–2.000 orang per hari. Jumlah pekerja di dalam kantor perusahaan tersebut tidak akan bertambah. Karena penambahan tenaga kerja bukan di dalam perusahaan perjalanan tapi di lapangan. Rata-rata perusahaan perjalanan di kota Bandung mempekerjakan 6–15 orang di dalam kantor. Itu tidak termasuk pramuwisata, sopir dan lain-lain. Kualifikasi SDM yang dibutuhkan dalam indus­ tri biro perjalanan atau operator tur di­sesuaikan dengan kebutuhan dan fokus bisnisnya. Yang fokus di haji dan umroh karyawannya minimal harus bisa berbahasa Arab. Ada operator yang banyak menangani wisman dari ­Jerman dan Belanda, mensyaratkan kemampuan berbahasa Jerman atau Belanda selain bisa menggunakan komputer dan bahasa Inggris. Yang fokus bisnisnya di penjualan tiket akan merekrut SDM dengan latar belakang ticketing. Ada juga biro perjalanan dengan kekhususan menangani pasar domestik dan pemerintahan. Kualifikasi SDM yang dibutuhkan di perusahaan perjalanan hampir sama dengan di tempat lain, tapi memang ada beda karakternya, ini bidang pelayanan jasa. n

Monitor Peluang Kerja Pencari kerja yang terdaftar di Disnaker Kota Bandung ratarata 12 ribu orang per tahun. Realitasnya bisa lebih dari itu. Dari sektor hotel misalnya, jika diasumsikan setiap hotel Kota Bandung dan macetnya lalu lintas. mempekerjakan 63 orang, dan 60% karyawan di 340 hotel itu warga lokal, minimal bisa menyerap 12.852 orang warga Bandung. Ini belum ditambah dengan lapangan kerja yang diciptakan oleh 1.500 tempat makan-minum, toko-toko di pusat-pusat perbelanjaan, pegawai di perusahaan transportasi dan lain-lain. Untuk memonitor data, diakui oleh Azis, Sekretaris di Disnaker Bandung, angka Disbud­ par dan BPS tidak akan matching karena pendekatannya berbeda. BPS modelnya sampling, sedangkan disbudpar, disnaker dan kependudukan punya pendekatan masing-masing. Data yang dilindungi undang-undang tentulah yang ada di BPS. Tapi di lain sisi diungkapkan, UMK (Upah Minimum Kota) dalam pariwisata itu ikut UMK yang ditetapkan kota. Saat ini UMK tahun 2013 di Bandung Rp 1.538.703,00. Itu upah ber­ laku bagi semua pekerja formal di kota. Meskipun realitasnya tidak semua mengikutinya. Di dalam industri kepariwisataan, ­misalnya PL (pemandu lagu) realitasnya hanya digaji Rp 700 ribu, tapi dia mendapatkan tips dari pengunjung yang katakanlah rata-rata bisa mendapat Rp 100 ribu jika bekerja 26 hari saja bisa mendapatkan Rp 2,6 juta. Tapi kalau perusahaan hiburan besar, resmi, pembayar pajak, pasti terdaftar di sini dan akan mengikuti UMK yang ditetapkan. Perusahaan-perusahaan dalam industri pariwisata juga ada yang terdaftar dan tidak terdaftar. Restoran juga begitu, ada yang baru berumur 6 bulan lalu berhenti beroprasi. Bagaimana pun, merupakan satu keniscayaan bahwa pariwisata yang tumbuh di Ban­ dung lima tahun terakhir pada sisi peluang membuka lapangan usaha dan peluang kerja, tentunya telah mengurangi jumlah orang miskin dan pengangguran. Bukankah setiap des­ tinasi wisata menginginkan dampak ganda langsung ke masyarakat, seperti itu? Kini Bandung perlu waspada memasuki babak baru, mengingat bisnis pariwisata pun bergerak amat dinamis dan dialektis. n

Biro Perjalanan & Operator Tur di Kota Bandung per Tahun 2012 No.

Deskripsi

jumlah

1

BPW

245

2

Cabang BPW

27

3

APW

56

Total

328

Keterangan Anggota ASITA Jabar 155 BPW. Hanya 8 BPW inbound (5,16%) Sumber: Disbudpar Kota Bandung, ASITA Jabar

Jumlah tenaga kerja terserap 1.037 orang.

Vol. 4 l No. 40 l April 2013

33


Indikator International Arrivals to Indonesia

Source: BPS, 2013

Tourism Effect Indonesia Tourism 2012 for Job Creation:

Tourism GDP 2012 :

8,37% or Âą 9,28 million man power

IDR. 321,57 trillion or 3,9% share

Tourism Did Realize President triple tracks Pro Job, Pro Poor, Pro Growth

The role of tourism is still quite large and is a blessing in the midst of the pressure of the global economic crisis

Sumber : Hasil Quick Count Tim Dampak Ekonomi Kemenparekraf

Sumber : Hasil Quick Count Tim Dampak Ekonomi Kemenparekraf

Tourism 2012 on Earning :

Tourism 2012 indirect tax :

IDR. 104,5 trillion or 4,03% of total national

IDR. 11,57 trillion (3,77%)

Tourism Effect Toward Earning/ Salary Keep on Growing Annually

The role of the Indirect Taxation in absolute numbers continue to increase every year

Sumber : Hasil Quick Count Tim Dampak Ekonomi Kemenparekraf

Sumber : Hasil Quick Count Tim Dampak Ekonomi Kemenparekraf

On Investment :

IDR 120 trillion (1,47%) Capital Goods which support tourism activities: building accommodation; restaurant; buildings not used for living; sports, recreation, entertainment, art and culture; infrastructure, other buildings; machinery, equipment, vehicles, the other (source: UNWTO) Sumber : Hasil Quick Count Tim Dampak Ekonomi Kemenparekraf

34

Vol. 4 l No. 40 l April 2013


Indikator Regional Economic Growth

Regional Economic Growth

International Tourist

Vol. 4 l No. 40 l April 2013

35


2013

Even tahun ini membuka peluang para pelaku bisnis pariwisata sebagai peserta, bahkan sebagai sponsor atau pendukung.

Promosi Fasilitasi Penjualan : 1. Direct Promotion di Medan, Bandung, Jakarta,Bali, Surabaya, Batam, Makassar 2. Pesona Borneo ke-2 Banjarmasin 3. Kemilau Sumatera ke-8 Bengkulu 4. Kemilau Sulawesi ke-8 Manado 5. Toraja Expo Jakarta 6. Mutumanikam Nusantara Indonesia Jakarta 7. Pasar Wisata Indonesia (TIME) ke-19 Padang

Even Pariwisata dan Olahraga :

1. Tour de Singkarak ke-5 2. Musi Triboatton ke-2 3. Lomba Sumpit International ke-3

Sumatera Barat Sungai Musi-Sumatera Selatan Kalimantan Timur

FESTIVAL DANAU SENTANI

Festival Budaya Lembah Baliem

Informasi : Telp. 021-3838220 u Fax. 021-3208612 u Website: www.indonesia.travel u Email: kncn@indonesia.travel Direktorat Promosi Pariwisata Dalam Negeri u Direktorat Jenderal Pemasaran Pariwisata Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI u Jalan Medan Merdeka Barat No. 17, Jakarta

36

Vol. 4 l No. 40 l April 2013


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.